pasar modal
DESCRIPTION
mpsTRANSCRIPT
BAB II
URAIAN TEORITIS
2.1 Pasar Modal
2.1.1 Pengertian Pasar Modal
A. Defenisi Pasar Modal
Pasar modal dapat disebut sebagai pasar abstrak, karena yang diperjual
belikan adalah dana-dana jangka panjang, yang diinvestasikan lebih dari satu
tahun. Pasar modal hampir sama dengan pasar-pasar lainnya. Yang membedakan
hanyalah komoditi yang diperjualbelikan dan aturan main transaksinya. Di pasar
konvensional, transaksi yang dilakukan adalah transaksi seketika, sedangkan di
pasar modal, transaksi yang dilakukan adalah menyangkut pembayaran di
kemudian hari. Di pasar modal, pialang (broker) yang menjadi perantara pembeli
efek (investor) dan perusahaan penerbit efek (emiten). Dapat didefenisikan bahwa
pasar modal adalah tempat untuk mentransaksikan modal jangka panjang, dimana
permintaan diwakili oleh perusahaan penerbit surat berharga dan penawaran
diwakili oleh para investor (Widoatmodjo, 2009 : 12). Meskipun dalam defenisi
disebutkan kata tempat, namun tidak mewakili suatu lokasi sebab transaksi tidak
selalu dilakukan di lokasi tertentu yang permanen. Transaksi dapat dilakukan di
dunia maya, seperti internet trading.
B. Bursa Utama
Bursa (exchange) adalah sebuah tempat yang ditetapkan sebagai tempat
bertemunya para pialang yang mewakili para investor dalam operasi di pasar
modal (Widoatmodjo, 2009 : 13). Sesuai dengan perkembangan teknologi
Universitas Sumatera Utara
informasi dan komunikasi, proses perdagangan surat berharga di pasar modal
mengarah ke sistem scripless trading atau perdagangan tanpa warkat dan remote
trading atau perdagangan jarak jauh. Bursa yang melakukan sistem inilah yang
disebut bursa utama(main board). Yang dikategorikan bursa utama, antara lain :
Bursa Efek Indonesia, New York Stock Exchange, American Stock Exchange,
Singapore Stock Exchange, dan lainnya.
C. Over The Counter Market
Over the counter market (OTC) memiliki peran yang sangat penting dalam
transaksi perdagangan surat berharga, sebagian besar transaksi justru terjadi di
sini. Transaksi yang terjadi, tidak menempati suatu tempat tertentu. Untuk
melakukan transaksi, setelah mendapat order dari investor, pialang dapat
menggunakan OTC, yaitu dengan cara melakukan hubungan telepon guna
menginformasikan posisinya, jual atau beli (Pike, 1983 : 62). Di Indonesia, OTC
disebut Bursa Paralel (BP).
2.1.2 Manfaat Pasar Modal
Menurut Sawidji Widoatmodjo dalam “Pasar Modal Indonesia”, pada
dasarnya pasar modal bermanfaat :
1. Menjadikan manajemen profesional
Bagi perusahaan yang telah memasuki dunia pasar modal berarti akan
mendorong pemanfaatan manajemen yang profesional. Karena apabila perusahaan
sudah go public akan menjadi sorotan masyarakat. Dan untuk mendapat sorotan
Universitas Sumatera Utara
positif dari masyarakat tentu saja perusahaan harus berprestasi baik, oleh sebab itu
perusahaan dikelola oleh tenaga-tenaga profesional.
2. Solusi suksesi
Go public adalah salah satu cara yang dapat menjadi solusi suksesi suatu
perusahaan. Dapat dilihat dari realita, perusahaan yang go public lebih mampu
bertahan dan bersaing di pasar global.
3. Alternatif investasi
Dengan adanya pasar modal, masyarakat diberi pilihan untuk berinvestasi
di luar investasi tabungan di perbankan, seperti dengan membeli saham atau
obligasi.
4. Alternatif sumber dana
Bagi perusahaan-perusahaan yang membutuhkan sumber pendanaan
instan, pasar modal dapat menjadi solusinya, selain bertumpu pada kredit
perbankan.
5. Indikator ekonomi makro
Naik turunnya indeks suatu bursa dapat dijadikan gambaran dinamika
perekonomian suatu negara. Misalkan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
yang merangkum perkembangan harga-harga saham di Bursa Efek Indonesia
(BEI) dapat dijadikan cerminan perekonomian nasional. Jika IHSG menunjukkan
peningkatan maka dapat dikatakan bahwa ekonomi Indonesia menunjukkan
progres yang baik, demikian pula sebaliknya.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3 Jenis dan Mekanisme Transaksi Pasar Modal
Berdasarkan rujukan dari buku “Pasar Modal Indonesia” oleh Sawidji
Widoatmodjo, jenis dan mekanisme transaksi pasar modal dapat dibedakan
menjadi:
a) Berdasarkan waktu transaksi, pasar dapat dibedakan menjadi :
- Pasar Perdana : pasar yang transaksinya dilakukan ketika pertama kali
surat berharga diterbitkan.
- Pasar Sekunder : pasar yang transaksinya dilakukan setelah surat
berharga masuk ke bursa, dengan kata lain efek yang diperjualbelikan
sudah tercatat dibursa efek.
b) Berdasarkan jumlah saham yang ditransaksikan dan cara pembentukan
harganya, pasar dibedakan menjadi:
- Pasar Reguler : pasar yang jumlah saham yang boleh ditransaksikan
dalam sekali transaksi sebanyak antara satu lot hingga empat ratus lot.
Satu lot berisi 500 lembar saham.
- Pasar Negosiasi : pasar yang dapat melakukan transaksi yang jumlah
saham yang diperdagangkan kurang dari satu lot ataupun yang lebih
dari 400 lot.
2.1.4 Struktur Organisasi dan Pelaku Pasar Modal
Adapun struktur organisasi dan pelaku pasar modal menurut Sawidji
Widoatmodjo terlihat pada gambar 1.1 berikut :
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1
Struktur Organisasi Pasar Modal
1) Pengawas
Bapepam-LK (Badan Pengawas Pasar Modal Lembaga Keuangan) adalah
lembaga resmi yang melakukan tugas pengawasan dan menetapkan peraturan-
PENGAWAS (BAPEPAM)
Penyelengara Bursa Pelaku Utama Lembaga & Profesi Penunjang Pasar Modal
Emiten
Investor
Penjamin Emisi
Penasihat Investasi
Pialang
Manajer Investasi
Custodian
Wali Amanat
Biro Administrasi Efek
Lembaga Kliring & Penyimpanan
Lembaga Penyelesaian & Penyimpanan
Profesi Penunjang : Akuntan Publik,
Konsultan Hukum, Notaris, Penilai
Bursa Efek
Universitas Sumatera Utara
peraturan bagi seluruh pelaku pasar modal. Bapepam-LK mempunyai tugas
antatra lain :
mengawasi kegiatan perdangangan efek agar tidak menyimpang, sesuai
dengan UU No.8/1995 tentang pasar modal,
melakukan pengujian terhadap seluruh pelaku pasar modal,
Memberi ijin kepada perusahaan yang ingin bergabung di pasar modal
Indonesia.
2) Penyelenggara Bursa
Yang bertugas menyelenggarakan bursa atau perdagangan surat berharga
adalah Bursa Efek Indonesia. Peran utama bursa efek adalah :
• Mengorganisasi dan menyediakan fasilitas bagi anggotanya agar dapat
dilakukan perdagangan secara adil, efisien, dan transparan,
• Melakukan pencatatan, pembekuan perdagangan, dan delisting atau
pencabutan atas efek yang listing di bursa.
3) Pelaku Utama
Pelaku utama adalah pihak-pihak yang paling berperan dalam pasar modal.
Pelaku utama, antara lain :
a. Emiten, adalah perusahaan swasta ataupun Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) yang menerbitkan efek guna mencari modal dari bursa efek.
b. Investor, adalah individu ataupun organisasi yang menginvestasikan
dananya di pasar modal dengan cara membeli efek seperti saham atau
obligasi.
Universitas Sumatera Utara
c. Penjamin emisi (underwriter), adalah perusahaan swasta atauBUMN
yang menjamin dan bertanggung jawab atas terjualnya efek emiten
kepada investor.
d. Pialang (broker), adalah perusahaan swasta atau BUMN melakukan
penjualan dan pembelian efek di bursa.
e. Manajer Investasi, adalah perusahaan yang kegiatannya
menyelenggarakan pengelolaan portofolio efek dan menerbitkan
sertifikat reksadana.
f. Penasihat investasi, adalah individu atau perusahaan yang kegiatannya
memberi nasihat, membuat analisis, membuat laporan mengenai efek
kepada pelaku utama lainnya.
4) Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal
Lembaga dan profesi penunjang pasar modal bertugas membantu dalam
penyelenggaraan penerbitan efek. Lembaga penunjang pasar modal, antara
lain: Biro Administrasi Efek (BAE), Tempat Penitipan Harta(THP) atau
custodian, wali amanat, penanggung, lembaga kliring dan penjaminan (LKP),
dan lembaga penyelesaian dan penyimpanan (LPP). Dan, profesi penunjang
pasar modal, antara lain: akuntan publik, konsultan hukum, notaris, penilai.
2.1.5 Komoditi yang Diperdagangkan di Pasar Modal
Komoditi yang diperdagangkan di pasar modal dapat dilihat dari tabel 1.1 berikut
ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1
Komoditi Yang Diperdagangkan Di Pasar Modal
Jenis Instrumen Induk Instrumen Derivatif
Ekuitas
Saham Biasa
Right Issue
Waran
Reksadana
Saham Preferen
Opsi Saham
Stock Index Future
Opsi Stock Index Future
Utang
Obligasi Pemerintah Obligasi Konversi
Obligasi Korporasi
Opsi Obligasi
Reksadana
Sumber : Cara Benar Mencapai Puncak Kemakmuran Finansial, 2007
Saham biasa adalah tanda penyertaan atau kepemilikan atas suatu
perusahaan.
Saham preferen adalah gabungan antara saham biasa dan obligasi. Artinya
selain memiliki karakteristik saham biasa, saham preferen juga memiliki
karakteristik seperti obligasi.
Obligasi adalah surat berharga yang menyatakan pengakuan utang penerbit
kepada pemegang obligasi.
Obligasi konversi adalah jenis obligasi yang dapat ditukarkan dengan
saham biasa.
Universitas Sumatera Utara
Right Issue atau emisi klaim merupakan produk turunan dari saham. Right
issue merupakan hak bagi investor untuk membeli saham baru yang
dikeluarkan oleh emiten.
Opsi adalah pemberian hak kepada pemegangnya untuk melakukan
sesuatu seperti membeli, menjual, didahulukan pembelian atau
penjualannya, pada waktu tertentu sesuai dengan perjanjian.
Waran adalah hak untuk membeli saham biasa pada waktu dan harga yang
telah ditentukan.
2.2 Obligasi
2.2.1 Pengertian Obligasi
Kata obligasi berasal dari bahasa Belanda, “obligatie” atau “obligaat”
(Widjaja, 2006 : 47) yang secara harfiah artinya adalah suatu kewajiban yang
tidak dapat ditinggalkan, atau diartikan sebagai surat utang dari pinjaman negara
atau perusahaan dengan penyertaan bunga tertentu untuk pemegangnya. Menurut
Sudarsono, obligasi memiliki dua pengertian, yaitu: surat pinjaman dengan bunga
tertentu dari pemerintah yang dapat diperdagangkan atau diperjualbelikan; atau
surat utang berjangka (waktu) lebih dari satu tahun dan memiliki suku bunga
tertentu, di mana surat tersebut dikeluarkan oleh perusahaan untuk menarik dana
dari masyarakat guna menutup pembiayaan perusahaan. Pasal 1 butir 34
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1548/KMK.013/1990 sebagaimana telah
diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1199/KMK.010/1991
mendefenisikan obligasi adalah bukti utang dari emiten yang mengandung janji
pembayaran bunga atau janji lainnya serta pelunasan pokok pinjaman yang
Universitas Sumatera Utara
dilakukan pada tanggal jatuh tempo, sekurang-kurangnya tiga tahun sejak tanggal
emisi.
2.2.2 Jenis Obligasi
Jenis obligasi dibedakan atas beberapa pendasaran oleh Gunawan Widjaja
dalam Penerbitan Obligasi dan Peran Serta Tanggung Jawab Wali Amanat dalam
Pasar Modal, yaitu sebagai berikut :
A) Berdasarkan Proses Peralihan Kepemilikan
Berdasarkan proses peralihan kepemilikannya, obligasi dapat dibedakan atas :
1. Registered Bond atau Obligasi Atas Nama
Obligasi atas nama adalah obligasi yang mencantumkan nama pihak yang
mempunyai hak yang sah atas kepemilikannya, oleh sebab itu jika akan
dilakukan peralihan kepemilikan harus dibuat suatu akta perjanjian yang
menyatakan bahwa pihak yang satu mengalihkan obligasinya kepada pihak
yang lain. Peralihan obligasi ini harus dilaporkan dan disetujui oleh pihak
penerbit obligasi, sebagaimana diatur dalam Pasal 613 Ayat (2) KUH
Perdata. Umumnya, obligasi jenis ini tidak diperjualbelikan di Bursa Efek
karena rumitnya proses peralihan kepemilikannya. Obligasi atas nama
dapat dibedakan atas beberapa jenis, yaitu :
- Obligasi atas nama untuk pokok pinjaman dan bunga, yaitu nama
pemilik tercantum pada sertifikat obligasi dan kupon bunga.
Universitas Sumatera Utara
- Obligasi atas nama untuk bunga, yaitu nama pemilik tidak tercantum
pada sertifikat obligasi, namun nama dan alamat pemilik dicatat oleh
pihak penerbit untuk memudahkan pengiriman bunga.
- Obligasi atas nama untuk pokok pinjaman, yaitu nama pemilik
tercantum pada sertifikat obligasi, namun tidak tercantum pada kupon
bunga.
2. Bearer Bond atau Obligasi Atas Unjuk
Obligasi atas unjuk tidak mencantumkan nama pemegangnya pada
sertifikat obligasi. Proses peralihannya sangat mudah, karena hanya
menunjukkan dan menyerahkan sertifikat obligasi secara langsung,
pemegang mendapatkan hak atas pelunasan pokok pinjaman beserta
bunganya. Dengan kata lain, siapa pun yang memegang obligasi tersebut
maka dia dianggap sebagai pemiliknya. Di bursa Efek, obligasi jenis inilah
yang umumnya diperjualbelikan. Obligasi atas unjuk memiliki ciri-ciri
penting, seperti :
- Nama pemilik tidak tercantum pada sertifikat obligasi
- Setiap sertifikat disertai dengan kupon bunga yang akan diserahkan
kepada pihak penerbit setiap jatuh tempo pembayaran bunga
- Bunga dan pokok pinjaman hanya dibayarkan kepada orang yang
menunjukkan sertifikat beserta kupon bunga obligasi
- Sertifikat obligasi dank upon bunga yang hilang menjadi tanggung
jawab pemilik sendiri, tidak dapat diminta penggantinya. Namun
apabila sertifikat dan kupon bunga rusak, dapat diminta penggantinya.
Universitas Sumatera Utara
- Kertas sertifikat obligasi berkualitas tinggi seperti bahan pembuat uang
kertas
B) Berdasarkan Penerbit (Issuer)
Berdasarkan pihak penerbitnya, obligasi dapat dibedakan menjadi :
1. Government Bonds atau Obligasi Pemerintah Pusat
Obligasi pemerintah pusat adalah obligasi yang diterbitkan oleh
pemerintah pusat dari suatu negara dengan tujuan untuk membiayai dan
membangun Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
2. Municipal Bonds atau Obligasi Pemerintah Daerah
Obligasi pemerintah daerah adalah obligasi yang diterbitkan oleh
pemerintah daerah dengan tujuan untuk membiayai dan membangun
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
3. Corporate Bonds atau Obligasi Perusahaan Swasta
Obligasi perusahaan swasta adalah obligasi yang diterbitkan oleh suatu
perusahaan swasta yang membutuhkan dana secara cepat untuk memenuhi
kebutuhan pembiayaan perusahaan. Di Indonesia, Bapepam yang
menentukan perusahaan swasta mana yang telah memenuhi syarat dan
yang pernyataan pendaftarannya telah dinyatakan efektif, yang boleh
menerbitkan obligasi jenis ini.
C) Berdasarkan Cara Penetapan Bunga
Berdasarkan cara penetapan bunga, obligasi dapat dibedakan atas 5 jenis,
yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Obligasi Dengan Bunga Tetap (Fixed-rate Bond)
Obligasi dengan bunga tetap adalah obligasi yang bunganya tidak berubah-
ubah sampai pinjaman pokok jatuh tempo.
2. Obligasi Dengan Bunga Tidak Tetap
Obligasi jenis ini memiliki bunga yang berubah-ubah. Cara penetapannya
bermacam-macam, seperti bunga dikaitkan dengan indeks atau dengan
tingkat bunga deposito yang berlaku.
3. Obligasi Yang Tidak Terbatas Jatuh Temponya (Perpectual Bond)
Adalah obligasi yang tidak mempunyai batas jatuh temponya. Perusahaan
yang menerbitkan tidak mempunyai kewajiban untuk melunasi utangnya
tersebut, kecuali perusahaan tersebut dilikuidasi.
4. Obligasi Tanpa Bunga (Zero Coupon Bond)
Obligasi ini tidak mempunyai kupon bunga, sehingga pemilik tidak
memperoleh pembayaran bunga. Namun, pemilik tetap memperoleh
keuntungan. Keuntungan yang diperoleh dari kepemilikan atas obligasi
jenis ini adalah dari selisih antara nilai pada waktu jatuh tempo dengan
harga pembelian.
5. Obligasi Dengan Bunga Mengambang (Floating-rate Bond)
Obligasi dengan bunga mengambang sering disebut juga dengan revenue
index bond. Obligasi ini memberikan suku bunga secara mengambang;
bunga akan berubah-ubah secara periodik.
D) Berdasarkan Jangka Waktu
Berdasarkan jangka waktu jatuh temponya, obligasi dibedakan atas:
Universitas Sumatera Utara
1. Long Term Bond atau Obligasi Jangka Panjang
Obligasi jangka panjang mempunyai jangka waktu jatuh tempo yang lama
yaitu lebih dari satu tahun.
2. Short Term Bond atau Obligasi Jangka Pendek
Obligasi jangka pendek mempunyai jangka waktu jatuh tempo maksimal
satu tahun.
E) Berdasarkan Jaminan / Kolateral
Berdasarkan jenis jaminan yang diberikan, obligasi dapat dibedakan menjadi :
1. Obligasi Dengan Jaminan (Secured Bond)
Obligasi jenis ini adalah obligasi yang dijamin dengan kekayaan tertentu
dari penerbit untuk pelunasan pokok pinjaman beserta bunganya. Jenis
obligasi yang termasuk dalam kategori obligasi dengan jaminan antara lain
:
- Guaranteed Bond, yaitu obligasi yang pembayaran pokok pinjaman
dan bunga dijamin dengan penanggungan oleh pihak ketiga. Di
Indonesia, penanggungan obligasi jenis ini biasanya dilakukan oleh
bank.
- Mortgage Bond, yaitu obligasi yang pelunasan pokok pinjaman dan
bunga dijamin dengan agunan asset perusahaan.
- Collateral Trust Bond, yaitu obligasi yang dijamin dengan efek yang
dimiliki perusahaan penerbit dalam portofolionya.
Universitas Sumatera Utara
- Equipment Trust Bond, yaitu obligasi yang dijamin dengan agunan
berupa peralatan yang dimiliki oleh perusahaan penerbit yang
digunakan untuk usahanya sehari-hari.
2. Obligasi Tanpa Jaminan (Unsecured Bond)
Obligasi tanpa jaminan adalah jenis obligasi yang diterbitkan tanpa
dijamin oleh suatu agunan.
F) Berdasarkan Tujuan Penerbitan
Berdasarkan tujuan penerbitannya, obligasi dapat dibedakan menjadi:
1. Improvement Bonds
Obligasi ini merupakan suatu obligasi yang diterbitkan oleh suatu pihak
dengan tujuan untuk memperbaiki saran infrastuktur yang rusak dan
pengembalian pinjamannya tergantung pada hasil yang diperoleh dari
proyek perbaikan tersebut.
2. Industrial Development Bonds
Obligasi jenis ini merupakan suatu obligasi yang dipasarkan oleh Pemda
yang hasil penjualan obligasi tersebut digunakan untuk pembangunan
fasilitas bisnis usaha swasta.
Selain jenis-jenis obligasi yang disebutkan di atas, terdapat jenis obligasi
lainnya, antara lain :
1) Participating Bond, yaitu obligasi yang disamping pembayaran bunga tetap,
pemegang obligasi juga memperoleh pembagian hasil keuntungan perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
2) Subscriber’s Bond, yaitu obligasi yang pemasarannya terutama ditujukan
kepada pihak tertentu yang memanfaatkan jasa yang diberikan penerbit
obligasi, misalnya obligasi PLN.
3) Callable Bond, yaitu obligasi yang setelah lewatnya waktu tertentu dapat
ditebus kembali sebelum saat jatuh tempo berdasarkan ketentuan dalam
perjanjian.
4) Income Bond, yaitu obligasi yang memberikan bunga hanya dalam hal
perusahaan memperoleh pendapatan atau penghasilan saja.
5) Convertible Bond, yaitu obligasi yang dalam jangka waktu tertentu dapat
ditukarkan dengn saham dari penerbit obligasi.
2.2.3 Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Penerbitan Obligasi
Keterlibatan berbagai pihak dalam penerbitan obligasi didasarkan pada
suatu hal, yaitu agar dalam proses penerbitan ada suatu kepastian penilaian
objektif terhadap setiap aspek penerbitan obligasi tersebut. Dengan adanya
penilaian dan penyajian informasi dari pihak-pihak tersebut diharapkan akan
memberikan perlindungan kepada masyarakat pemodal yang akan membeli
obligasi. Maka pihak-pihak yang terlibat dalam penerbitan obligasi antara lain ():
A. Emiten (Issuer)
Emiten adalah suatu perusahaan yang menerbitkan obligasi. Berdasarkan
Pasal 1 Angka 6 UUPM, defenisi emiten adalah “pihak yang melakukan
penawaran umum”. Yang dapat berperan sebagai emiten adalah
perusahaan, BUMN, BUMD, Pemerintah Daerah, negara, badan-badan
Universitas Sumatera Utara
internasional, dan badan otonomi khusus. Emiten memiliki kewajiban
yang harus dipenuhi untuk dapat beraktivitas di pasar modal, yaitu :
i. Keterbukaan Informasi
Bagi setiap emiten yang pernyataan pendaftarannya telah
efektif wajib menyampaikan kepada Bapepam dan mengumumkan
kepada masyarakat sesegera mungkin apabila terjadi hal yang
mungkin dapat mempengaruhi nilai Efek perusahaan atau
keputusan investasi pemodal.
ii. Peningkatan Likuiditas
Emiten dapat meningkatkan likuiditas Efek dengan cara
menambah jumlah Efek yang beredar, yang dapat dilakukan
melalui penawaran dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu
(HMETD).
iii. Pemantauan Harga Efek
Emiten harus selalu melakukan pemantauan terhadap harga
Efeknya di pasar modal. Harga efek merupakan cerminan dari
kinerja dan kondisi perusahaan, jika harga efek tinggi
menggambarkan kinerja perusahaan baik, sebaliknya jika harga
efek rendah berarti kinerja perusahaan tidak baik.
iv. Menjaga Hubungan Baik Dengan Investor
Emiten perlu membina hubungan komunikasi yang baik
dengan para calon investor atau pemegang saham agar tercipta rasa
saling percaya. Sehingga apabila suatu saat emiten membutuhkan
Universitas Sumatera Utara
dana tambahan tidak terkendala oleh komunikasi dengan para
pemegang saham ataupun calon investor.
B. Penjamin Emisi Efek (Underwriter)
Sesuai Pasal 1 Angka 17 UUPM, “Penjamin emisi efek adalah
pihak yang membuat kontrak dengan emiten untuk melakukan penawaran
umum bagi kepentingan emiten dengan atau tanpa kewajiban untuk
membeli sisa efek yang tidak terjual”. Penjamin emisi adalah perusahaan
yang menjamin penjualan obligasi. Ada beberapa jenis kegiatan
underwriting, sebagai berikut:
- Kesanggupan Penuh (Full Commitment Underwriting)
Adalah suatu perjanjian penjamin emisi efek dimana penjamin
emisi mengikat diri untuk menawarkan efek kepada masyarakat dan
pembeli sisa efek yang tidak terjual.
- Kesanggupan Terbaik (Best Effort Commitment)
Adalah suatu perjanjian yang menyatakan apabila penjamin emisi
tidak berhasil menjual semua efek, setelah berusaha semaksimal
mungkin, tidak wajib membeli efek yang tidak laku terjual, melainkan
hanya perlu mengembalikannya kepada emiten.
- Kesanggupan Siaga (Standby Commitment)
Adalah suatu perjanjian yang menyatakan apabila setelah penjamin
emisi berusaha semaksimal mungkin menawarkan efek kepada
investor namun masih ada sisa yang belum terjual sampai batas waktu
tertentu yang telah ditetapkan, maka penjamin emisi menyanggupi
Universitas Sumatera Utara
membeli sisa efek dengan harga tertentu sesuai dengan kesepakatan
yang besarnya di bawah harga penawaran di pasar perdana.
- Kesanggupan Semua atau Tidak Sama Sekali (All or None
Commitment)
Adalah suatu perjanjian yang menyatakan apabila efek yang
ditawarkan tidak juga terjual habis, maka penjualan efek tersebut
dibatalkan sama sekali. Semua efek yang telah terjual kepada investor
akan dibatalkan dan dikembalikan kepada emiten beserta sisa efek
yang tidak terjual tersebut.
Dalam menjalankan perannya, penjamin emisi efek menerima biaya atas
jasa-jasa yang teah dilakukan. Biaya-biaya tersebut, antara lain:
a. Management Fee, biaya yang dibayarkan kepada penjamin pelaksana
emisi (managing underwriting).
b. Underwriting Fee, biaya yang dibayarkan kepada semua penjamin emisi
secara proposional, artinya besar kecilnya fee yang dibayarkan tergantung
pada besarnya bagian efek yang dijamin oleh masing-masing underwriter.
c. Selling Fee, biaya yang dibayarkan kepada agen penjual yang ditunjuk
(broker atau perusahaan Efek) berdasarkan perjanjian agen penjual yang
besarnya sesuai dengan jumlah Efek yang terjual.
C. Wali Amanat (Trustee)
Wali amanat adalah pihak atau lembaga yang ditunjuk oleh emiten
untuk mewakili kepentingan investor (pemegang obligasi) dalam
hubungannya dengan penerbitan obligasi yang bersangkutan. Dalam
Universitas Sumatera Utara
Undang-Undang Pasar Modal disebutkan bahwa peran sebagai wali
amanat dapat dilakukan oleh bank umum atau pihak lain yang ditetapkan
oleh peraturan pemerintah. Dan untuk menjadi wali amanat, bank umum
atau pihak lain yang bersangkutan wajib mendaftar kepada Bapepam. Hal
ini diatur dalam Pasal 50 Ayat (2) Undang-Undang Pasar Modal, yaitu :
“Untuk dapat menyelenggarakan kegiatan usaha Wali Amanat, Bank
Umum atau Pihak lain sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib
terlebih dahulu terdaftar di Bapepam”. Sebagai wali amanat, ada
kewajiban yang harus dipenuhi dalam kegiatan penerbitan obligasi, antara
lain:
- Wajib bersifat netral dan independen
- Wajib membuat kontrak perwaliamanatan dengan emiten sesuai
ketetapan
- Wajib memberi ganti rugi kepada pemegang efek atas kelalaiannya
dalam melaksanakan tugasnya
- Wajib menyampaikan laporan kegiatan kepada Bapepam
- Wajib mengadministrasikan dan menyimpan pembukuan, data ataupun
catatan tentang emiten
D. Penanggung (Guarantor)
Jasa penanggung diperlukan dengan tujuan untuk menjamin
pelunasan seluruh pinjaman pokok \beserta bunga, apabila ternyata
dikemudian hari emiten ternyata wanprestasi. Penanggung tidak diatur
secara khusus seperti pihak penunjang yang lain pada Undang-Undang
Universitas Sumatera Utara
Pasar Modal. Hal ini karena jasa penanggung bersifat fakultatif. Pada
dasarnya, peran penanggung dapat dilakukan oleh setiap orang atau
lembaga. Namun pada prakteknya, penanggung biasanya dilakukan oleh
bank umum.
E. Investor
Investor adalah pihak yang menginvestasikan dananya di pasar
modal, dengan membeli Efek yang diperjualbelikan di bursa efek. Investor
yang terlibat di pasar modal Indonesia adalah investor domestik dan asing.
F. Lembaga Kliring
Lembaga kliring adalah lembaga yang berfungsi menyelesaikan
hak dan kewajiban yang muncul dari transaksi yang terjadi di bursa efek.
Umumnya, pihak yang ditunjuk sebagai lembaga kliring adalah bank.
Bank bertugas membayar bunga dan pinjaman pokok atas obligsai, namun
keterlibatannya hanya setelah obligasi masuk di bursa efek.
G. Bursa Efek
Pasal 1 butir 4 Undang-Undang Pasar Modal mendefenisikan bursa
efek sebagai pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem
dan/atau sarana untuk mempertemukan pihak-pihak yang melakukan
penawaran jual beli efek dengan tujuan memperdagangkan efek di antara
mereka.
Universitas Sumatera Utara
H. Profesi Penunjang Pasar Modal
Berdasarkan Undang-Undang Pasar Modal Bab VIII dan PP No.45
Tahun 1995 Bab X, profesi penunjang pasar modal memiliki beberapa
ketentuan, antara lain:
a. Profesi penunjang pasar modal wajib terdaftar di Bapepam
b. Setiap profesi pasar modal wajib menaati kode etik dan standar profesi
yang ditetapkan
c. Profesi penunjang pasar modal wajib memberikan pendapat atau
penilaian independen dalam melaksanakan kegiatan usaha di pasar
modal
Profesi penunjang pasar modal terdiri dari :
1) Akuntan Publik, yang berfungsi memeriksa kondisi keuangan dan
kelayakan emiten menerbitkan obligasi.
2) Konsultan Hukum, yang berfungsi melakukan legal audit,
memberikan pendapat hukum atas emisi obligasi, dan dapat juga
mewakili emiten dalam melakukan negosiasi dengan pihak-pihak
tertentu.
3) Penilai, yang menerbitkan dan menandatangani laporan penilai.
Laporan penilai adalah pendapat atas nilai wajar aktiva yang
disusun berdasarkan pemeriksaan menurut keahlian penilai.
4) Notaris, yang bertugas membuat berita acara Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS), membuat konsep akta perubahan
Universitas Sumatera Utara
anggaran dasar, dan menyiapkan perjanjian dalam rangka emisi
efek.
5) Agen Pembayaran, yang bertugas membayar bunga obligasi yang
dilakukan setiap dua kali setahun dan pelunasan pada saat jatuh
tempo.
6) Agen Penjual, yang bertugas melayani investor, melaksanakan
pengembalian uang pesanan (refund) kepada investor, dan
menyerahkan sertifikat efek kepada investor.
2.2.4 Prosedur Penawaran Obligasi
Pada dasarnya proses penawaran umum obligasi tidak jauh berbeda
dengan penawaran umum saham. proses penawaran umum obligasi dapat dibagi
dalam tiga tahap (Nasarudin, 2004 : 219), yaitu :
a. Tahap Sebelum Penawaran Umum
1. Membuat rencana penawaran yang disetujui oleh dewan komisaris.
2. Menunjuk underwriter, notaris dan konsultan hokum
3. Melakukan public expose
4. Melakukan penandatanganan perjanjian-perjanjian penting, seperti :
surat pengakuan utang, perjanjian perwaliamanatan, perjanjian
penjaminan.
5. Mendapatkan pernyataan pendaftaran efektif dari Bapepam.
Universitas Sumatera Utara
b. Tahap Penawaran Umum
Setelah mendapatkan pernyataan pendaftaran efektif dari Bapepam,
perusahaan dapat melakukan penwaran obligasi kepada masyarakat.
c. Tahap Setelah Penawaran Umum
Setelah tahap penawaran umum telah dilakukan, maka perusahaan
wajib melaporkan laporan keuangan secara berkala dan laporan mengenai
hal penting yang berkaitan.
2.3 GDP (Gross Domestic Product)
2.3.1 Pengertian GDP
GDP atau PDB (Produk Domestik Bruto) adalah total keseluruhan barang
dan jasa yang diproduksi oleh penduduk domestik maupun penduduk asing yang
bermukim di negara bersangkutan selama satu tahun (Triandaru, 2000 : 163). PDB
menunjukkan nilai uang yang dihasilkan dari output tahunan. PDB terbagi atas :
PDB atas harga berlaku atau nominal dan PDB atas harga konstan atau riil. PDB
atas harga berlaku adalah seluruh nilai barang dan jasa yang dihasilkan suatu
negara dalam satu tahun menurut harga yang berlaku pada tahun tersebut.
Sedangkan PDB riil adalah seluruh nilai barang dan jasa yang dihasilkan suatu
negara dalam satu tahun yang dinilai berdasarkan harga yang berlaku pada tahun
tertentu disaat perekonomian negara dianggap baik atau stabil. Nilai PDB riil
mampu mencerminkan pertumbuhan output yang sesungguhnya. Sedangkan nilai
PDB nominal tidak menggambarkan pertumbuhan output yang sesungguhnya jika
terjadi perubahan tingkat harga secara umum. Apabila terjadi kenaikan inflasi
Universitas Sumatera Utara
maka efeknya akan menaikkan besarnya PDB nominal meskipun pada
kenyataannya tidak terjadi kenaikan produksi atau output.
2.3.2 Pengukuran GDP
Pengukuran GDP dapat dibedakan berdasarkan 2 pendekatan, dalam
Ekonomi Makro edisi terjemahan oleh Sigit Triandaru, sebagai berikut :
a. GDP berdasarkan pendekatan pengeluaran agregat
Berdasarkan pendekatan pengeluaran, GDP diukur dengan
menjumlahkan seluruh belanja pada barang dan jasa akhir yang diproduksi
perekonomian dalam satu tahun. Dapat digambarkan dengan formula
sebagai berikut :
GDP = C + I + G + (X - M)
Dimana,
C = konsumsi
I = investasi
G = pengeluaran pemerintah
X – M = ekspor neto, yaitu nilai ekspor (X) dikurang impor (M)
b. GDP berdasarkan pendekatan pendapatan agregat
GDP diukur dengan menjumlahkan seluruh pendapatan agregat
yang diterima selama satu tahun oleh orang-orang yang memproduksi
output tersebut. Dapat digambarkan dengan formula sebagai berikut :
GDP = R + W + i + π
Universitas Sumatera Utara
Dimana :
R = Rent (sewa)
W = Wage (upah)
i = interest (bunga)
π = profit (laba)
Sewa adalah untuk pemilik faktor produksi, upah untuk tenaga kerja,
bunga adalah untuk pemilik modal, dan laba adalah untuk perusahaan.
Sedangkan, berdasarkan Samuelson dan Nordhaus dalam Ilmu
Makroekonomi (2001), pengukuran GDP ada 3 pendekatan, yaitu :
1. Pendekatan Pendapatan (Income Approach)
GDP adalah jumlah dari seluruh barang dan jasa yang diterima oleh faktor-
faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu wilayah dalam
periode tertentu. Nilai tambah bruto adalah jumlah dari sewa tanah, upah/gaji,
bunga modal, dan keuntungan/laba.
Y = R + W + i + π
Dimana : R = sewa tanah
W = upah/gaji
i = bunga modal
π = laba
2. Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach)
GDP adalah jumlah dari seluruh pengeluaran yang dilakukan untuk
pengeluaran konsumsi pemerintah, rumah tangga, dan lembaga swasta nirlaba,
Universitas Sumatera Utara
perubahan inventori, dan ekspor bersih dalam suatu wilayah pada periode
tertentu. Dengan metode ini, penghitungan nilai tambah bruto bertitik tolak
pada penggunaan akhir dari barang dan jasa yang diproduksi.
Y = C + I + G + (X - M)
Dimana : C = pengeluaran konsumsi untuk rumah tangga
I = pengeluaran konsumsi untuk investasi
G = pengeluaran konsumsi untuk pemerintah
(X-M) = ekspor netto
3. Pendekatan Produksi (Production Approach)
GDP adalah hasil dari nilai tambah bruto atau nilai barang dan jasa akhir
yang dihasilkan oleh unit produksi di suatu wilayah dalam suatu periode. Nilai
tambah bruto adalah nilai produksi bruto dari barang dan jasa tertentu
dikurangi dengan seluruh biayaa yang digunakan dalam proses produksi.
Y = P1Q1 + P2Q2 + … + PnQn
Dimana :
Y = GDP
P1, P2, …, Pn = harga satuan produk pada satuan masing-masing sektor ekonomi
Q1, Q2,…, Qn = jumlah produk pada satuan masing-masing sektor ekonomi
Universitas Sumatera Utara
2.4 Kurs
2.4.1 Pengertian Kurs
Menurut Frank J. Fabozzi dan Franco Modigliani, kurs atau nilai tukar
mata uang adalah sejumlah uang dari suatu mata uang tertentu yang dapat
dipertukarkan dengan satu unit mata uang negara lain. Kurs (exchange rate) juga
dapat didefenisikan sebagai tingkat harga mata uang antara dua negara yang
disepakati bersama untuk saling melakukan perdagangan.
Kurs dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : kurs nominal dan kurs riil. Kurs
nominal (nominal exchange rate) adalah harga relatif dari mata uang dua negara.
Sedangkan kurs riil (real exchange rate) adalah harga relatif dari barang-barang di
antara dua negara.
2.4.2 Sistem Nilai Tukar Mata Uang
Menurut The Fei Ming dalam Day Trading Valuta Asing, sistem nilai
tukar mata uang yang diterapkan di berbagai negara di dunia, yaitu:
1) Floating Exchange Rate System
Adalah sistem yang membiarkan nilai mata uang mengambang bebas dan
nilai tukar nya ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran di
pasar.
2) Fixed Exchange Rate System
Adalah sistem dimana pemerintah melakukan intervensi dalam pasar
valuta asing untuk mempertahankan pergerakan nilai tukar mata uang agar
tetap berada pada acuan tertentu.
Universitas Sumatera Utara
3) Managed/Controlled Exchange Rate System
Adalah sistem dimana Bank Indonesia akan melakukan intervensi untuk
mengembalikan nilai tukar mata uang tersebut ke dalam acuannya semula
hanya apabila terjadi fluktuasi yang melebihi batas.
2.4.3 Teori Penentuan Nilai Tukar Mata Uang
Setelah era Bretton Woods Accord, akhirnya sebagian besar mata uang
negara-negara di dunia dibiarkan mengambang bebas satu sama lain, artinya
tingkat ekuilibrium ditentukan oleh kekuatan pasar yaitu demand dan supply
(Ming, 2001 : 9). Adapun model penentuan nilai tukar menurut Ming adalah :
A. Traditional Theories
1. Teori Purchasing Power Parity
Teori ini disebut juga The Law of One Price, yang menyatakan
bahwa harga suatu barang tertentu di suatu negara harus sama dengan
harga barang yang sama di negara lain sesuai dengan nilai tukar yang
berlaku antar kedua negara yang bersangkutan.
2. Teori Elastisitas
Teori ini menyatakan bahwa nilai tukar adalah harga mata uang
terhadap mata uang negara lain guna mempertahankan neraca
perdagangan agar tetap ekuilibrium.
B. Modern Monetary Theories
Teori modern monetary menyatakan bahwa adanya peran dari
pasar modal dalam jangka pendek dan peran pasar bursa komoditi dalam
Universitas Sumatera Utara
jangka panjang terhadap fluktuasi nilai tukar. Perubahan-perubahan
permintaan dan penawaran terhadap aset-aset keuangan mempengaruhi
nilai tukar.
C. Synthesis of Traditional and Modern Monetary Views
Teori ini memperjelas bahwa nilai tukar lebih cepat mengalami
fluktuasi jika dipengaruhi oleh dinamika yang terjadi di pasar keuangan.
2.5 Suku Bunga Deposito
2.5.1 Pengertian Suku Bunga
Suku bunga merupakan suatu nilai atau harga atas penggunaan sejumlah
uang dalam jangka waktu tertentu, yang umumnya dinyatakan dalam persen (%).
Dalam perbankan, bunga dianggap sebagai balas jasa yang ditentukan oleh bank
kepada nasabah, baik yang menabung maupun menerima kredit dari bank yang
bersangkutan. Oleh sebab itu, dalam bank, ada 2 jenis suku bunga, yaitu suku
bunga simpanan dan suku bunga pinjaman. Suku bunga simpanan adalah suku
bunga yang ditetapkan oleh pihak yang harus dibayarkan kepada nasabah atas
simpanan yang dilakukan nasabah di bank tersebut. Sedangkan, suku bunga
pinjaman adalah suku bunga yang ditetapkan oleh pihak bank yang harus
dibayarkan nasabah kepada bank atas pinjaman sejumlah dana yang diterima dari
bank tersebut.
2.5.2 Teori Tingkat Suku Bunga
Dalam Uang, Perbankan, dan Ekonomi Moneter oleh Mandala Manurung
dan Prathama Rahardja, teori tingkat suku bunga adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
A. Teori Klasik
Menurut teori klasik, tingkat suku bunga dapat diartikan sebagai balas jasa
yang diterima karena menabung atau harga yang didapat karena menunda
konsumsinya. Teori klasik menyatakan bahwa keinginan masyarakat untuk
menabung sangat tergantung pada tingkat suku bunga. Semakin tinggi tingkat
suku bunga akan semakin mendorong keinginan masyarakat untuk menabung,
demikian sebaliknya.
Selain mempengaruhi keinginan masyarakat untuk menabung, tingkat
suku bunga juga mempengaruhi investasi. Semakin tinggi tingkat suku bunga
akan menyebabkan penurunan terhadap tingkat investasi. Hal ini disebabkan
karena masyarakat akan lebih memilih mengorbankan pengeluarannya untuk
menabung daripada berinvestasi, karena tingkat bunga yang diperoleh dari
menabung lebih tinggi. Dengan kata lain, masyarakat akan merasa lebih
menguntungkan jika menabung daripada menginvestasikan uangnya.
B. Teori Keynesian
Keynes mengemukakan, tingkat suku bunga adalah balas jasa yang
diterima seseorang karena telah mengorbankan liquidity preference nya. Liquidity
preference merupakan permintaan (keinginan memegang atau menahan) uang
untuk 3 motif, yaitu : untuk motif transaksi, berjaga-jaga dan spekulasi.
Menurut Keynes, permintaan uang dengan motif spekulasi merupakan
yang paling berpengaruh pada kegiatan ekonomi. Permintaan uang untuk
spekulasi dipengaruhi oleh tingkat suku bunga, dimana keduanya memiliki
korelasi negatif. Semakin tinggi tingkat suku bunga maka semakin rendah
Universitas Sumatera Utara
keinginan masyarakat akan uang tunai (cash) untuk tujuan spekulasi. Sebab
apabila tingkat suku bunga naik berarti biaya memegang cash (opportunity cost of
holding money) semakin besar sehingga keinginan masyarakat memegang cash
semakin kecil. Keynes berpendapat bahwa masyarakat menganggap adanya
tingkat suku bunga nominal, yaitu tingkat suku bunga yang diharapkan akan
kembali ke tingkat normal setelah terjadi perubahan. Jika pada kenyataannya,
tingkat suku bunga naik di atas tingkat suku bunga nominal, maka masyarakat
akan mengharapkan suku bunga akan turun kembali ke tingkat normal. Sehingga
harga surat berharga diperkirakan akan naik, dengan demikian kemungkinan
adanya kerugian (capital loss) akan semakin kecil. Dalam keadaan seperti ini,
masyarakat akan cenderung membeli surat berharga, sehingga menyebabkan
permintaan cash menurun. Demikian sebaliknya, apabila tingkat suku bunga
berada di bawah tingkat suku bunga nominal, masyarakat akan memperkirakan
suku bunga akan naik kembali ke posisi normal. Masyarakat akan menjual surat
berharga karena harga surat berharga akan turun, sehingga menyebabkan
permintaan untuk menyimpan cash meningkat.
2.5.3 Deposito
2.5.3.1 Pengertian Deposito
Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan Indonesia
mendefenisikan deposito, sebagai berikut : “Deposito adalah simpanan yang
penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian
nasabah penyimpan dengan bank.”
Universitas Sumatera Utara
2.5.3.2 Jenis Deposito
Adapun pembagian jenis deposito menurut Mandala Manurung antara lain:
4. Deposito Berjangka (Time Deposit)
Adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada
waktu tertentu sesuai dengan tanggal yang disepakati antara pihak deposan
(pemilik deposito berjangka) dengan pihak bank. Deposito berjangka
disebut sebagai simpanan atas nama, karena hanya dapat ditarik atau
diuangkan oleh pemilik yang tercantum namanya di bilyet deposito
tersebut. Penarikan bunga atas deposito berjangka dapat ditarik tunai
ataupun dipindahbukukan ke rekening deposan dalam bentuk tabungan
atau rekening giro.
5. Sertifikat Deposito
Adalah produk turunan dari deposito berjangka yang dapat
diperjualbelikan bukti simpanannya kepada pihak ketiga. Beda halnya
dengan deposito berjangka, sertifikat deposito dapat diuangkan secara atas
unjuk, artinya siapa pun yang memegang bukti simpanan tersebut dapat
menguangkannya pada saat jatuh tempo. Pembayaran bunga dibayar
dimuka pada saat nasabah menempatkan dananya ke dalam bentuk
sertifikat deposito.
6. Deposit on Call
Adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan setelah
adanya pemberitahuan terlebih dahulu dari nasabah dalam jangka waktu
Universitas Sumatera Utara
tertentu sesuai dengan kesepakatan antara pihak nasabah dengan pihak
bank.
Universitas Sumatera Utara