pasar modal

13
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini banyak sekali bermunculan pasar modal, yang mana lembaga ini digunakan sebagai penyambung investasi dari individu atau badan. Pasar modal dianggap memiliki banyak keuntunagan yang menjanajikan, hal inilah yang menyebabkan pasar modal banyak diminati. Namun bukan berarti investasi di pasar modal tidak memiliki resiko, kebanyakan dari investor melakukan unsur spekulasi. Hal inilah yang dirasa oleh masyarakat tidak sesuai dengan nilai-nilai ajaran islam, sehingga timbulah permintaan dari umat muslim adanya pasar modal syariah, yang dinilai sesuai dengan syariat hukum islam. Pasar modal syariah adalah sistim pasar modal yang berdasarkan syariat islam, yang mana sistem ini memiliki ketentuan-ketentuan yang disesuaikan dengan hukum islam, sehingga keinginan masyarakat tentang kesesuaian nilai islam dapat dirasakan.hal inilah yang mendasari penulis untuk mengambil judul “Gambaran Pasar modal syariah di Indonesia”. Denagan ini dalam makalah ini hanya membahas tentang pengertain dan sistim pasar modal syariah serta gambarannya di negara Indonesia. B. Rumusan Masalah

Upload: irvan-haq-dzul-karoma

Post on 24-Nov-2015

18 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

pengertian pasar modal

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sekarang ini banyak sekali bermunculan pasar modal, yang mana lembaga ini digunakan sebagai penyambung investasi dari individu atau badan. Pasar modal dianggap memiliki banyak keuntunagan yang menjanajikan, hal inilah yang menyebabkan pasar modal banyak diminati.

Namun bukan berarti investasi di pasar modal tidak memiliki resiko, kebanyakan dari investor melakukan unsur spekulasi. Hal inilah yang dirasa oleh masyarakat tidak sesuai dengan nilai-nilai ajaran islam, sehingga timbulah permintaan dari umat muslim adanya pasar modal syariah, yang dinilai sesuai dengan syariat hukum islam.Pasar modal syariah adalah sistim pasar modal yang berdasarkan syariat islam, yang mana sistem ini memiliki ketentuan-ketentuan yang disesuaikan dengan hukum islam, sehingga keinginan masyarakat tentang kesesuaian nilai islam dapat dirasakan.hal inilah yang mendasari penulis untuk mengambil judul Gambaran Pasar modal syariah di Indonesia.Denagan ini dalam makalah ini hanya membahas tentang pengertain dan sistim pasar modal syariah serta gambarannya di negara Indonesia.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang ada, maka perumusan masalahnya:

1. Bagaimana sistem pasar modal syariah?

2. Bagaimana perkembangan pasar modal syariah di negara Indonesia?C. Tujuan Masalah

Dari rumusan yang ada, maka tujuan pembuatan makalah ini:

1. Untuk mengetahui sistem pasar modal syraiah

2. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan pasar modal syariah di Negara Indonesia?

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Sistim pasar Modal SyariahPasar modal syariah adalah sistim pasar modal yang berdasarkan syariat islam. Pada pasar modal ini, kegiatan jual beli modal, dalam hal ini saham, yang bersifat spekulasi tidak diijinkan. Karena jual beli saham yang bersifat spekulasi merupakan salah satu entuk dari kegiatan perjudian.Pada awalnya prinsip syariah islam diterapkan pada industri perbankan dan Cairo adalah merupakan negara yang pertamakali mendirikan bank Islam sekitar tahun 1971 dengan nama Nasser Social Bank yang operasionalnya berdasarkan sistem bagi hasil (tanpa riba). Berdirinya Nasser Social Bank tersebut, kemudian diikuti dengan berdirinya beberapa bank Islam lainnya seperti Islamic Development Bank (IDB) dan the Dubai Islamic pada tahun 1975, Faisal Islamic Bank of Egypt, Faisal Islamic Bank of Sudan dan Kuwait Finance House tahun 1977.Secara umum, penerapan prinsip syariah dalam industri pasar modal khususnya pada instrumen saham yang dilakukan berdasarkan penilaian atas saham yang diterbitkan oleh masing-masing perusahaan, karena instrumen saham secara natural dapat disesuaikan dengan prinsip syariah. Para ahli fiqih berpendapat bahwa suatu saham dapat dikatergorikan memenuhi prinsip syariah apabila kegiatan perusahaan yang menerbitkan saham tersebut tidak tercakup pada hal-hal yang dilarang dalam syariah islam, seperti :1. alkohol;

2. perjudian;

3. produksi yang bahan bakunya berasal dari babi;

4. pornografi;

5. jasa keuangan yang bersifat konvensional;

6. asuransi yang bersifat konvensional.Larangan yang sangat jelas oleh syariah adalah transaksi yang mengandung bunga dan riba. Oleh karena itu transaksi dipasar modal yang didalamnya terdapat bunga (riba) tidak diperkenankan oleh Syariah.

Syariah juga melarang transaksi yang didalamnya terdapat spekulasi dan mengandung gharar atau ketidakjelasan yaitu transaksi yang didalamnya dimungkinkan terjadinya penipuan (khida).

Termasuk dalam pengertian ini: melakukan penawaran palsu (najsy); transaksi atas barang yang belum dimiliki (short selling/baiu maalaisa bimamluk); menjual sesuatu yang belum jelas (baiul madum); pembelian untuk penimbunan efek (ihtikar) dan menyebarluaskan informasi yang menyesatkan atau memakai informasi orang dalam untuk memperoleh keuntungan transaksi yang dilarang (insider trading).

Dengan adanya berbagai ketentuan dan pandangan syariah seperti diatas, maka investasi tidak dapat dilakukan terhadap semua produk pasar modal karena diantara produk pasar modal itu banyak yang bertentangan dengan syariah. Oleh karena itu investasi di pasar modal harus dilakukan dengan selektif dan dengan hati-hati (ihtiyat) supaya tidak masuk kepada produk non halal, hal inilah yang mendorong islamisasi pasar modal.Bentuk ideal dari pasar modal syariah dapat dicapai dengan islamisasi empat pilar pasar modal, yaitu; 1. Emiten (perusahaan) dan efek yang diterbitkannya didorong untuk memenuhi kaidah syariah, keadilan, kehati-hatian dan transparansi

2. Pelaku pasar (investor) harus memiliki pemahaman yang baik tentang ketentuan muamalah, manfaat dan risiko transaksi di pasar modal;3. (Infrastruktur informasi bursa efek yang jujur, transparan dan tepat waktu yang merata di publik yang ditunjang oleh mekanisme pasar yang wajar;4. (Pengawasan dan penegakan hukum oleh otoritas pasar modal dapat diselenggarakan secara adil, efisien, efektif dan ekonomis. Selain itu prinsip-prinsip Syariah juga akan memberikan penekanan (emphasis) pada:

a. Kehalalan produk/jasa dari kegiatan usaha, karena menurut prinsip Syariah manusia hanya boleh memperoleh keuntungan atau penambahan harta dari hal-hal yang halal dan baik.

b. Adanya kegiatan usaha yang spesifik dengan manfaat yang jelas, sehingga tidak ada keraguan akan hasilusaha yang akan menjadi obyek dalam perhitungan keuntungan yang diperoleh.

c. Adanya mekanisme bagi hasil yang adil baik dalam untung maupun rugi- menurut penyertaan masing-masing pihak;

d. Penekanan pada mekanisme pasar yang wajar dan prinsip kehati-hatian baik pada emiten maupun investor.

B. Perkembangan Pasar Modal syariah di Indonesia

Secara resmi Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) meluncurkan prinsip pasar modal syariah pada tanggal 14 dan 15 Maret 2003 dengan ditandatanganinya nota kesepahaman antara Bapepam dengan Dewan Syariah Nasional- Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI), maka dalam perjalanannya perkembangan dan pertumbuhan transaksi efek syariah di pasar modal Indonesia terus meningkat. Harus dipahami bahwa ditengah maraknya pertumbuhan kegiatan ekonomi syariah secara umum di Indonesia, perkembangan kegiatan investasi syariah di pasar modal Indonesia masih dianggap belum mengalami kemajuan yang cukup signifikan, meskipun kegiatan investasi syariah tersebut telah dimulai dan diperkenalkan sejak pertengahan tahun 1997 melalui instrumen reksa dana syariah serta sejumlah fatwa DSN-MUI berkaitan dengan kegiatan investasi syariah di pasar modal Indonesia.Pada kenyataannya, walaupun sebagian besar penduduk Indonesia mayoritas beragama Islam namun perkembangan pasar modal yang berbasis syariah dapat dikatakan sangat tertinggal jauh terutama jika dibandingkan dengan Malaysia yang sudah bisa dikatakan telah menjadi pusat investasi berbasis syariah di dunia, karena telah menerapkan beberapa instrumen keuangan syariah untuk industri pasar modalnya. Kenyataan lain yang dihadapi oleh pasar modal syariah kita hingga saat ini adalah minimnya jumlah pemodal yang melakukan investasi, terutama jika dibandingkan dengan jumlah pemodal yang ada pada sektor perbankan.Dibandingkan dengan negara tetangga Malaysia misalnya, Indonesia terlihat begitu tertinggal jauh dalam mengembangkan kegiatan investasi syariah di pasar modal. Malaysia pertama kali mengembangkan kegiatan pasar modal syariah sejak awal tahun 1990 dan saat ini terus mengalami kemajuan yang cukup pesat. Sebagai contoh, data menunjukkan hingga akhir tahun 2004 total Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksa Dana Syariah mencapai 7,7% (tujuh koma tujuh perseratus) dari total NAB industri Reksa Dana di Malaysia, sedangkan Indonesia baru mencapai 0,51% (nol koma lima puluh satu per seratus) dari total NAB industri reksa dana. Keberadaan pasar modal di Indonesia merupakan salah satu faktor terpenting dalam ikut membangung perekonomian nasional, terbukti telah banyak industri dan perusahaan yang menggunakan institusi pasar modal ini sebagai media untuk menyerap investasi dan media untuk memperkuat posisi keuangannya. Secara faktual, pasar modal telah menjadi financial nerve centre (saraf finansial dunia) pada dunia ekonomi modern dewasa ini, bahkan perekonomian modern tidak akan mungkin bisa eksis tanpa adanya pasar modal yang tangguh dan berdaya saing global serta terorganisir dengan baik. Bangkitnya ekonomi Islam di Indonesia dewasa ini menjadi fenomena yang menarik dan menggembirakan terutama bagi penduduk Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Praktek kegiatan ekonomi konvensional, khususnya dalam kegiatan pasar modal yang mengandung unsur spekulasi sebagai salah satu komponennya nampaknya masih menjadi hambatan psikologis bagi umat Islam untuk turut aktif dalam kegiatan investasi terutama di bidang pasar modal, sekalipun berlabel syariah. Perbedaan mendasar antara pasar modal konvensional dengan pasar modal dapat dilihat pada instrumen dan mekanisme transaksinya, sedangkan perbedaan nilai indeks saham syariah dengan nilai indeks saham konvensional terletak pada kriteria saham emiten yang harus memenuhi prinsip-prinsip dasar syariah. Secara umum konsep pasar modal syariah dengan pasar modal konvensional tidak jauh berbeda meskipun dalam konsep pasar modal syariah disebutkan bahwa saham yang diperdagangkan harus berasal dari perusahaan yang bergerak dalam sektor yang memenuhi kriteria syariah dan terbebas dari unsur ribawi, serta transaksi saham dilakukan dengan menghindarkan berbagai praktik spekulasi. Sebagaimana diketahui bahwa Indonesia adalah merupakan sebuah negara dengan penduduk yang mayoritas beragama Islam, oleh karena itu sektor industri pasar modal diharapkan bisa mengakomodir sekaligus melibatkan peranserta warga muslim secara langsung untuk ikut serta menjadi pelaku utama pasar, tentunya adalah sebagai investor lokal di pasar modal Indonesia. Sebagai upaya dalam merealisasikan hal tersebut, maka sudah sewajarnya disediakan dan dikembangkan produk-produk investasi di pasar modal Indonesia yang sesuai dengan prinsip dasar ajaran agama Islam. Hal tersebut di atas menjadi penting mengingat masih adanya anggapan di kalangan umat Islam sendiri bahwa berinvestasi di sektor pasar modal di satu sisi adalah merupakan sesuatu yang tidak diperbolehkan (diharamkan) berdasarkan ajaran Islam, sementara pada sisi yang lain bahwa Indonesia juga perlu memperhatikan serta menarik minat investor mancanegara untuk berinvestsi di pasar modal Indonesia. terutama investor dari negara-negara Timur Tengah yang diyakini merupakan investor yang potensial.Perkembangan pasar modal syariah di Indonesia secara umum ditandai oleh berbagai indikator diantaranya adalah semakin maraknya para pelaku pasar modal syariah yang mengeluarkan efek-efek syariah selain saham-saham dalam Jakarta Islamic Index (JII). Dalam perjalanannya perkembangan pasar modal syariah di Indonesia telah mengalami kemajuan, sebagai gambaran bahwa setidaknya terdapat beberapa perkembangan dan kemajuan pasar modal syariah yang patut dicatat hingga tahun 2004, diantaranya adalah telah diterbitkan 6 (enam) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) yang berkaitan dengan industri pasar modal. Adapun ke enam fatwa dimaksud adalah :

a. No.05/DSN-MUI/IV/2000 tentang Jual Beli Saham;

b. No.20/DSN-MUI/IX/2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah;c. No.32/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah;

d. No.33/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah Mudharabah;

e. No.40/DSN-MUI/IX/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip syariah di Bidang Pasar Modal;

f. 6. No.41/DSN-MUI/III/2004 tentang Obligasi Syariah Ijarah.

Fatwa-fatwa tersebut di atas mengatur prinsip-prinsip syariah di bidang pasar modal yang meliputi bahwa suatu efek dipandang telah memenuhi prinsip-prinsip syariah apabila telah memperoleh pernyataan kesesuaian syariah secara tertulis dari DSN-MUI. Adapun tahapan-tahapan yang harus dilalui untuk memperoleh sertifikat/ predikat syariah dari DSN-MUI yaitu bahwa calon emiten terlebih dahulu harus mempresentasikan terutama struktur bagi hasilnya dengan nasabah/ investor, struktur transaksinya, bentuk perjanjiannya seperti perjanjian perwali amanatan dll.

BAB IIIPENUTUP

A. KesimpulanDari ulasan yang ada, mengenai pasar modal syariah baik sistem dan perkemabangannya di Negara Indonesia dapat disimpulkan:

Pasar modal syariah timbul karena adanya asumsi dari masyarakat muslim mengenai nilai islam atau islamisasi dalam dunia pasar modal, sealin itu umat muslim tidak menginginkan adanya sistem spekulasi.Saham adalah produk yang mampu menyesuaikan dengan prinsip syariah, Para ahli fiqih berpendapat bahwa suatu saham dapat dikatergorikan memenuhi prinsip syariah apabila kegiatan perusahaan yang menerbitkan saham tersebut tidak tercakup pada hal-hal yang dilarang dalam syariah islam, seperti :1. alkohol;

2. perjudian;

3. produksi yang bahan bakunya berasal dari babi;

4. pornografi;

5. jasa keuangan yang bersifat konvensional;

6. asuransi yang bersifat konvensional.

Perkemabngan pasar modal syariah di awali dengan adanya pernyataan Bapepam mengeanai prinsip syariah. Kemudian berkemabanglah perusahan-perusahaan syariah seperti perusahaan yang listing di Jakarta Islamic Index (JII), penawaran umum Obligasi Syariah dan juga Reksadana Syariah. Salah satu kendala di Indonesia adalah sedikitnya Investor yang tertarik dengan pasar modal syariah, padahal mayoritas penduduk Indonesia beragama islam. Hal ini menyebabkan Indonesia sangat sangat tertinggal jauh terutama jika dibandingkan dengan Malaysia yang sudah bisa dikatakan telah menjadi pusat investasi berbasis syariah di dunia, karena telah menerapkan beberapa instrumen keuangan syariah untuk industri pasar modalnya. Daftar pustaka

http/:www. perkembangan pasar modal syariah.co.org/.diakses tanggal 2o juni 2009.

http;//www. Semarak pasar modal syariah.co.org. diakses tanggal 21 Juni 2009.

http:// Perbankan Syariah; Challenges dan Opportunity *)Untuk Pengembangan di Indonesia.co.id. diakses tanggal 21 Juni 2009.

http/:www. perkembangan pasar modal syariah.co.org/.diakses tanggal 2o juni 2009.

http;//www. Semarak pasar modal syariah.co.org. diakses tanggal 21 Juni 2009.

http:// Perbankan Syariah; Challenges dan Opportunity *)Untuk Pengembangan di Indonesia.co.id. diakses tanggal 21 Juni 2009.