pasal 5 kekuasaan pemerintahan negara

37
1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (1), dan Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 Pasal 5 KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA (1) Presiden memegang kekuasaan membentuk Undang-undang dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Pasal 20 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT (1) Tiap-tiap Undang-undang menghendaki persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Pasal 30 KESEJAHTERAAN SOSIAL (3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat 2. Hama dan penyakit Hewan Karantina Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 1959 Tanggal 29 Oktober 1959 tentang PENYAKIT KARANTINA Pes (Sampar) = Plague. Kolera = Cholera. Demam Kuning = Yellow Fever. Cacar = Smallpox. Typhus Bercak Wabahi = Typhus Fever Louse borne. Typhus Exanthematicus. Epidemictis. Demam Balik-Balik = Relapsing Fever.

Upload: muhammad-iqbal

Post on 05-Dec-2014

151 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pasal 5 Kekuasaan Pemerintahan Negara

1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (1), dan Pasal 33 ayat (3) UUD 1945

Pasal 5 KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA

(1) Presiden memegang kekuasaan membentuk Undang-undang dengan persetujuan

Dewan Perwakilan Rakyat

Pasal 20 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

(1) Tiap-tiap Undang-undang menghendaki persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat

Pasal 30 KESEJAHTERAAN SOSIAL

(3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara

dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat

2. Hama dan penyakit Hewan Karantina

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 1959 Tanggal 29 Oktober 1959 tentang

PENYAKIT KARANTINA

Pes (Sampar) = Plague.

Kolera = Cholera.

Demam Kuning = Yellow Fever.

Cacar = Smallpox.

Typhus Bercak Wabahi = Typhus Fever Louse borne. Typhus

Exanthematicus. Epidemictis.

Demam Balik-Balik = Relapsing Fever.

Penyakit infeksi yang angka kejadiannya meningkat secara bermakna dalam 20 tahun

terakhir dan atau mengancam kesehatan masyarakat di masa depan dikenal dengan istilah

emerging infectious disease / eid. EID dibedakan antara :

a) Reemerging diseases

Adanya Polio di Sukabumi pada pertengahan tahun 2005 menandai munculnya kembali

penyakit-penyakit (reemerging diseases) yang sudah hilang dari bumi Indonesia.

perkembangan berbagai penyakit reemerging diseases dan new emerging diseases KEMBALI

Page 2: Pasal 5 Kekuasaan Pemerintahan Negara

mergancam derajat kesehatan masyarakat. Penyakit menular tergolong reemerging diseases

yang menjadi perhatian saat ini :

Poliomyelitis, Tuberkulosis, Dengue Demam Berdarah, HIV-AIDS, Demam Typhoid &

Salmonellosis, Leptospirosis, Anthrax, Rabies, Pes, Filariasis, Kolera & penyakit diare

lainnya, Pneumococcal pneumonia & penyakit ISPA lainnya, Diptheria, Lepra, Infeksi

Helicobacter, Ricketsiosis, Pertussis, Gonorrhea & penyakit infeksi menular seksual lainnya,

Viral hepatitis, Campak, Varicella/Cacar Air, Chikungunya, Herpes, Japanese encephalitis,

Infectious Mononucleosis, infeksi HPV, Influenza, Malaria dll.

b) New emerging diseases.

Sedangkan kemunculan penyakit new emerging disease diantaranya ditandai dengan

merebaknya Avian flu mulai bulan Juni 2005 yang lalu, hingga tanggal 18 Maret 2007 telah

mendekati ribuan Kasus dan sebanyak 86 orang diantaranya Positif Avian flu serta meninggal

65 orang. Case Fatality Rate (CFR) atau angka kematian kasus Avian flu pada manusia di

Indonesia kini adalah 75,6 persen.

Penyakit infeksi yang baru muncul (New Emerging Diseases) dan mengancam saat ini

sebagian besar adalah penyakit bersumber binatang. Misalnya : SARS, Avian flu, Hanta-virus

Pulmonary Syndrome, Hanta-virus infection with renal involvement, Japanese Encephalitis,

Nipah diseases, West Nile Fever, E. coli O157:H7, BSE/vCJD dll

Sebagian besar  hama penyakit tumbuhan berbahaya bagi kelangsungan pertanin

Indonesia terutama untuk ancaman tanaman pangan dan hortikultura: 

Lalat Buah , kumbang kapra dan lain lain

  Sebagian besar  Penyakit Hewan  bisa berbahaya bagi manusia (zoonosis) 

Diantaranya adalah : 

Rabies yang disebabkan oleh virus rabies yang ditularkan melalu gigitan hewan

sebangsa anjing dan hewan pengerat, Sapi Gila (Mad Cow),  Penyakit Mulut dan

Kuku, Anthrax , Flu Burung (Avian Influenza) dan yang sekarang sedang merebak

yaitu Flu Babi (Swine Influenza). 

Page 3: Pasal 5 Kekuasaan Pemerintahan Negara

http://wrks.itb.ac.id/app/images/files_produk_hukum/uud_45.pdf

http://hukum.unsrat.ac.id/pp/pp_53_1959.pdf

http://sejarahkkp.blogspot.com/

. Daftar Nama – nama Instalasi Karantina Hewan (IKH), Instalasi Karantina Hewan

Sementara (IKHS) dan Tempat Pemeriksaan Karantina Hewan (TPKH) Di Wilayah Kerja

Balai

Karantina Pertanian Kelas I Semarang

Dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsi karantina yaitu mencegah masuk, keluar

dan tersebarnya hama penyakit hewan karantina (HPHK), maka petugas karantina harus

melakukan tindakan karantina terhadap media pembawa di Instalasi Karantina Hewan (IKH).

Penyediaan instalasi pada prinsipnya merupakan tanggungjawab pemerintah, namun dalam

kondisi keuangan kondisi Negara yang kurang memungkinkan, maka pihak lain dapat

menyediakan fasilitas yang kurang tersebut.

A. Daftar Nama – nama Instalasi Karantina Hewan (IKH):

NO NAMA PEMILIK LOKASI KOMODITI KEPERLUAN

NOMOR

REGISTRASI

KAPASITAS

1 Balai Karantina Pertanian

Kelas I Semarang

Jl. Karangroto – Genuk

Page 4: Pasal 5 Kekuasaan Pemerintahan Negara

Semarang

Ruminansia Besar Ekspor, Impor

dan Antar Area

- 100 Ekor

B. Daftar Nama – nama Instalasi Karantina Hewan Sementara (IKHS) :

NO NAMA PEMILIK LOKASI KOMODITI KEPERLUAN

NOMOR REGISTRASI &

TANGGAL PENETAPAN

KAPASITAS

BATAS AKHIR

MASA BERLAKU

1 PT. KAPO Jl. Industri Raya Timur II

A 40, LIK Kaligawe

Semarang 50111,

Provinsi Jawa Tengah

Poultry By Product Meal

dan Meat And Bone

Meal

Impor 273/Kpts/KH.040/L/09/2009,

tanggal 14 September 2009

1.925 Ton 14 September 2010

2 PT. Multipala Agrinusa

(Japfa)

Page 5: Pasal 5 Kekuasaan Pemerintahan Negara

Jl. Raya Duyungan Km.

4,5 Duyungan –

Sidoharjo, Sragen Jawa

Tengah

MBM, Hydrolized

Feather Meah, Poultry

By Product Meal

Impor 122/Kpts/KH/040/L/11/2009,

tanggal 2 Maret 2008

10.000 Ton 2 Maret 2009

3 PT. Charoen Pokphand

Indonesia

Jl. Raya Semarang

Demak Km. 8, Demak –

Jateng

Meat Bone Meal,

Poultry By Product

Meal, Blood Meal,

Feather Meal, Chicken

Feather Meal

Impor 591/Kpts/KH.040/L/12/2009,

Tanggal 30 Desember 2009

1.200 Ton 30 Desember 2010

Page 6: Pasal 5 Kekuasaan Pemerintahan Negara

4 PT. Cargill Indonesia Jl. Raya Walisongo No.

395 Km. 9.6 Kel.

Tugurejo, Kec. Tugu

Semarang – Jateng

Meat Bone Meal,

Poultry By Product

Meal, Feather Meal

Impor 581/Kpts/KH.040/L/12/2009,

tanggal 28 Desember 2009

1.000 Ton 28 Desember 2010

5 CV. Bakti Nusantara Jl. Desa Kaligading

RT.06/RW.01, Desa

Kaligading Kec. Boja Kab.

Kendal, Prov. Jawa

Tengah

Kelinci Ekspor 111/Kpts/KH.040/L/02/2009,

Tanggal 16 Februari 2010

500 Ekor 16 Februari 2011

6 PT. Jaklin Komoditindo Jl. Raya Semarang

Purwodadi Km. 37, Desa

Manggarmas, Kec.

Poultry By Product

Meal, Meat Bone Meal,

Page 7: Pasal 5 Kekuasaan Pemerintahan Negara

Feather Meal, Blood

Impor 99/Kpts/KH.040/L/02/2010,

Tanggal 8 Februari 2010

500 Ton 8 Februari 2011Godong, Kab. Grobogan,

Purwodadi Prov. Jawa

Tengah

Meal

7 PT. BIOADI SASANA Jl. Industri XX No. BS 55

LIK Bugangan Baru

Semarang Provinsi Jawa

Tengah

Poultry By Product

Meal, Meat Bone Meal

Impor 424/Kpts/KH.040/L/05/2010,

24 Mei 2010

1000 Ton 24 Mei 2011

8 PT. Christy Sejahtera Jl. Raya Semarang

Purwodadi Km. 37, Desa

Manggarmas, Kec.

Godong, Kab. Grobogan,

Prov. Jawa Tengah

Meat Bone Meal,

Poultry By Product

Page 8: Pasal 5 Kekuasaan Pemerintahan Negara

Meal, Feather Meal,

Blood Meal

Impor 414/Kpts/KH.040/L/05/2010,

Tanggal 20 Mei 2010

400 Ton 20 Mei 2011

9 PT. Agung Jaya Jl. Bali No. 9

RT.003/RW.002,

Kelurahan Setabelan

Kecamatan Banjarsari

Kota Surakarta Provinsi

Jawa Tengah

Meat Bone Meal Impor Dalam Proses 70 Ton

10 CV. Sinar Mandiri Jl. Dorowati Timur No. 42

Watugel, Mulyorejo,

Lawang Kab. Malang

Provinsi Jawa Timur

Kulit Mentah Garaman,

Pickled dan Crusting

Impor Dalam Proses 750 Ton

11 PT. SAYUNG ADHIMUKTI Jl. Raya Semarang –

Demak Km. 9, No. 2,

Purwosari, Sayung,

Demak 59563 Prov. Jawa

Page 9: Pasal 5 Kekuasaan Pemerintahan Negara

Tengah

Wet Blue dan Pickle Impor 213/Kpts/KH.040/L/7/2009,

tanggal 24 Juli 2009

4.800.000 sf 24 Juli 2010

12 PT. CENTRAL PROTEINA

PRIMA, Tbk

Jl. Raya Semarang

Demak Km. 8, Genuk,

Semarang – Jawa

Tengah

Bahan Baku Pakan

Ternak

Impor 29/Kpts/PD.670.210/L/01/2007,

tanggal 24 Januari 2007

- 24 Januari 2008

C. Daftar Nama – nama Tempat Pemeriksaan Karantina Hewan (TPKH) :

NO NAMA PEMILIK LOKASI KOMODITI KEPERLUAN NOMOR REGISTRASI

KAPASITAS

BATAS AKHIR

MASA LAKU

1 PT. KIEVIT INDONESIA Jl. Merpati No. 1

Mangunsari Sidomukti

Salatiga Prov. Jawa

Page 10: Pasal 5 Kekuasaan Pemerintahan Negara

Tengah

Bahan baku Susu Impor 1545/KH.350/L.12.B/08.09,

Tanggal 19 Agustus 2009

2.700 Ton 19 Agustus 2010

2 PT. Life Utama Industries

and Trading

Desa Ngimbun

RT.04/RW.03 Kel.

Karangjati, Kec. Bergas,

Kab. Semarang

Industri Sarung Tangan

Golf

Ekspor 1052/KH.210/L.12.B/06.09,

tanggal 17 Juni 2009

- 17 Juni 20103 PT. Sari Husada Jl. Raya Yogya – Solo

Km. 19 Kemudo

Prambanan Klaten Prov.

Jawa Tengah

Bahan Baku Susu Impor 1051/KH.350/L.12.B/06.09,

tanggal 17 Juni 2009

500 Ton 17 Juni 2010

(Dalam Proses)

4 PT. Sinar Utama Sejahtera Tlogo Lor, Tlogo,

Page 11: Pasal 5 Kekuasaan Pemerintahan Negara

Prambanan Klaten Prov.

Jawa Tengah

Finish Leather/Kulit Jadi

(Industri Sarung Tangah

Golf)

Ekspor 1459/KH.350/L.12.B/07.09,

tanggal 6 Agustus 2009

100.000 Sf 6 Agustus 2010

5 PT. KAPO Jl. Industri Raya Timur II

A 40, LIK Kaligawe

Semarang 50111 Provinsi

Jawa Tengah

Premix (Feed

Suplement)

Impor 1419/KH.350/L.12.B/08.09,

Tanggal 3 Agustus 2009

2000 MT 3 Agustus 2010

6 PT. Chia Jiann Indonesia

Furniture

Jl. Raya Bangsri Kelet,

RT.002/RW.009, Wedelan

Bangsri Jepara Prov.

Jateng

Page 12: Pasal 5 Kekuasaan Pemerintahan Negara

Kulit Jadi Impor 2026/KH.350/L.12.B/10.09,

tanggal 29 Oktober 2009

90.000 Sgf 29 Oktober 2010

7 PT. DKSH INDONESIA Jl. Industri IV No. 4

Kawasan LIK, Bugangan

Semarang Prov. Jateng

Barang Kimia dan

Farmasi/Bahan Baku

Pakan Ternak

Impor 2216.a/KH.350/L.12.B/10.09,

tanggal 15 Oktober 2009

360 Ton 15 Oktober 2010

8 PT. Charoen Pokphand

Indonesia

Jl. Raya Semarang

Demak Km. 8, Demak –

Jateng

Premix Feed Suplement Impor 2889/KH.350/L.12.B/11.09,

tanggal 30 Nopember 2009

50 Ton 30 Nopember 2010

9 PT. Monang Sianipar

Abadi

Jl. L.U. Adisucipto No. 85

Page 13: Pasal 5 Kekuasaan Pemerintahan Negara

Colomadu, Solo Prov.

Jawa Tengah

Kulit Jadi Ekspor 2891/KH.350/L.12.B/11.09,

tanggal 30 Nopember 2009

500 Kg 30 Nopember 2010

10 PT. Rawa Bening Amba Jl. Darmawangsa No. 10,

RT.07/RW.04, Desa

Ngempon Kec. Bergas,

Kab. Semarang, Prov.

Jateng

Bulu Itik Ekspor 92/KH.350/L.12.B/01.10,

tanggal 12 Januari 2010

11.000 Kg 12 Januari 2011

11 PT. Tigaraksa Satria, Tbk Jl. Raya Cangkringan Km.

1,5 Dhuri, Tirtomartini,

Kalasan, Sleman,

Yogyakarta

Bahan Baku Susu Impor 705/KH.350/L.12.B/04.10,

tanggal 6 April 2010

75,6 Ton 6 April 2011

12 CV. Hutama Jaya Lestari Jl. Kapt. Laut Wiratno No.

8 Semarang

Bone Glue Impor 758/KH.350/L.12.B/04.10,

Page 14: Pasal 5 Kekuasaan Pemerintahan Negara

tanggal 12 April 2010

50 Ton 31 Desember 2010

13 PT. Sayung Adhimukti Jl. Raya Semarang –

Demak Km. 9, No. 2

Purwosari, Sayung,

Demak Prov. Jawa

Tengah

Kulit Jadi Impor 872/KH.350/L.12.B/04.10,

tanggal 27 April 2010

30.570

Lembar

27 April 2011

14 PT. Sinar Bahari Agung Jl. Raya Kendal – Batang

Km. 12, Desa Truko, Kec.

Kangkung, Kab. Kendal

Prov. Jawa Tengah

Dried Egg Whites

(Tepung dari putih telur)

Impor 998/KH.350/L.12.B/05.10,

tanggal 12 Mei 2010

10 Ton 12 Mei 201115 CV. Surya Putra Anugrah Dk. Ngarak-arak, Desa

Telukan Kec. Grogol,

Kab. Sukoharjo Prov.

Page 15: Pasal 5 Kekuasaan Pemerintahan Negara

Jawa Tengah

Process Oil For Textile

Use (Tallow)

Impor 999/KH.350/L.12.B/05.10,

tanggal 12 Mei 2010

40 Ton 12 Mei 2011

16 PT. Lembah Tidar Jaya

Leather Industry

Dusun Kedungingas Desa

Bulurejo Kec.

Mertoyudan, Kab.

Magelang Prov. Jawa

Tengah

Kulit Jadi Impor 996/KH.350/L.12.B/05.10,

tanggal 12 Mei 2010

50 Ton 12 Mei 2011

17 PT. Bioadi Sasana Jl. Industri XX BS 55, LIK

Kaligawe Bugangan Baru

Semarang – Jawa

Tengah

Bahan Lain Biologik

untuk campuran pakan

ternak

Page 16: Pasal 5 Kekuasaan Pemerintahan Negara

Impor 931/KH.350/L.12.B/05.10,

tanggal 4 Mei 2010

200 Ton 4 Mei 2011

18 PT. Pimaimas Citra Jl. Industri Raya Timur II

A 40, LIK Kaligawe

Semarang 50111 Provinsi

Vitamin, Premix, Mineral Impor 932/KH.210/L.12.B/05/10 2000 MT

19 PT. Dian Adi Furniture

20 PT. Cargill Indonesia Jl. Raya Walisongo No.

395 Km. 9.6 Kel.

Tugurejo, Kec. Tugu

Semarang – Jateng

Bahan Lain Biologik

untuk campuran pakan

ternak

Impor 1000/KH.350/L.12.B/05.10,

tanggal 12 Mei 2010

40 Ton 12 Nopember 2010

21 PT. Multi Prima Mandiri

Perkasa

Jl. Lembah II RT.2/RW.1,

Desa Sukodono Kec.

Tahunan, Kab. Jepara,

Page 17: Pasal 5 Kekuasaan Pemerintahan Negara

Prov. Jawa Tengah

Kulit Jadi Impor 1306/KH.350/L.12.B/06.10,

tanggal 18 Juni 2010

30 Ton 18 Juni 2011

22 CV. Tunas Bina Hutan Jl. Ledok Gondomanan 4

– 6 Yogyakarta

Madu Alam Impor 1345/KH.350/L.12.B/6.10,

tanggal 24 Juni 2010

18.600 Kg 24 Juni 2011

23 PT. Budi Makmur

Jayamurni

Jl. Peleman No. 9

Rejowinangun Prov. DI

Yogyakarta

Wet Blue Impor 1319/KH.350/L.12.B/06.10,

tanggal 21 Juni 2010

100.000

Lembar

21 Nopember 2010

24 PT. MIROTA KSM Jl. Raya Yogya – Solo

Km. 9, Sambilego

Maguwoharjo Depok

Sleman Yogyakarta

Page 18: Pasal 5 Kekuasaan Pemerintahan Negara

Bahan Baku Susu Impor 704/KH.350/L.12.B/04.10,

tanggal 30 April 2010

200 Ton 30 April 2011

25 PT. Karya Aroma

Sejahtera

Jl. Raya Kaligawe Km. 3,

No.46 Semarang

Banah Baku Susu Impor 612/KH.350/L.12.B/03.10,

tanggal 25 Maret 2010

- 25 Maret 2011

http://karantinasemarang.org/file/30383672nama-nama_ikhs_&tpkh.pdf

DAFTAR ALAMAT UPT PUSAT KARANTINA IKAN DI INDONESIA

NO UPT ALAMAT NO. TELP/FAX

1 Balai Besar Karantina Ikan Soekarno Hatta Gd. Karantina pertanian Bandara Sukarno Hatta Cengkareng

Telp. 021-5507932

Fax. 021-5506738

2 Balai Besar Karantina Ikan Hassanudin Makassar

Jl. Landak Baru No.7 Makassar 90135

Telp. 0411-874793

Fax. 0411-855766

3 Balai Karantina Ikan Polonia Medan Jl. Padang Golf Bandara Polania Medan 20157

Telp. 061-4572181

4 Pos Karantina Ikan sam Ratulangi Manado Komp. Bandara Sam Ratulangi Manado 95258

Fax. 0431-811688

Page 19: Pasal 5 Kekuasaan Pemerintahan Negara

5 Stasiun Karantina Ikan Juanda Surabaya Jl. Pagesongan II no 58A Surabaya 60233

Telp. 031-8286357

Fax. 031-8678471

6 Stasiun Karantina Ikan Ngurah Rai Denpasar I Gusti Ngurah Rai , Tuban Kuta Bali

0361-756951

7 Stasiun Karantina Ikan Kelas I Sepinggan Balikpapan

Jl./ colonel Syariffudin Yoes Balikpapan 76115

0542-876348

8 Stasiun Karantina Ikan Kelas I Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang

Jl. Adi Sucipto Bandara SMB II Palembang 30155

0711-414184

9 Stasiun Karantina Ikan Kelas II Tabing Padang

Komp. Bandara Tebing Padang 25171

0751-57561

10 Stasiun Karantina Ikan Sentani Jayapura Jl. Bandara Sentani No.33 Komp. Sentani Jayapura

0967-592539

11 Stasiun Karantina Ikan Kelas I Selaparang Jl. Raya Adi Sucipto Bandar Udara Selaparang Mataram

0370-635425

12 Pos Karantina Ikan Kelas II Wolter Mongisidi Kendari

Jl. Balai Kota No 4 Kendari 93111

0401-324848

13 Pusat Karantina Ikan Kelas II Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru

Jl. Bandara Sultan Syarif Kasim II Simpang Tiga Pekanbaru 28284

0761-67426

14 Pos Karantina Ikan Sultan Iskandar Muda NAD

Jl. Cendana Utama No.7 Jeulengke Banda Aceh 23114

0651-53705

15 Stasiun Karantina Ikan Supadio Pontianak Bandara Supadio Pontianak

0561-723266

16 Pos Karantina Ikan Syamsyudin Noor Jl. Angkasa Landasan 0511-705720

Page 20: Pasal 5 Kekuasaan Pemerintahan Negara

Banjarmasin Ulir Timur

17 Pos Karantina Ikan Mutiara Palu Jl. A. R. Rahman Saleh No. 15 Komplek Bandara Mutiara Birobuli, Palu 94114

0451-482131

18 Pos Karantina Ikan Tanjung Mas Semarang Jl. Ampera No. 4 Semarang 50129

024-3541769

19 Pos Karantina Ikan Teluk Nibung Tanjung Balai Asahan

Pel. Teluk Nibung, Tanjung Balai Asahan 21332, Sumatra Utara

0623-95005

20 Pos Karantina Ikan Sultan Taha Jambi Jl. Sersan UD Syawal, Palmerah Baru, Jambi

0741-572474

21 Pos Karantina Ikan Bau-Bau Buton Jl. Yos Sudarso No. 7 Komp. Murhun Bau-bau

0402-21005

22 Pos Karantina ikan Nunukan Jl. Pelabuhan Batu Nunukan, Kalimantan Timur

0551-35803

23 Pos Karantina Ikan Tahuna Jl. Komp. Pelabuhan Laut Tahuna, Tahuna 95816

0432-21860

24 Pos Karantina Ikan Pangkal Pinang Jl. Koba Bandara Depati Amir, Pangkal Pinang 33171

0717-434756

25 Pos Karantina Ikan Gorontalo Komp. Pel. Laut Gorontalo, Jl. Mayor Dullah No. 98

-

26 Pos Karantina Ikan Tanjung Pinang Jl. Sumatera No. 163, Tanjung Pinang 29113

0771-313316

Page 21: Pasal 5 Kekuasaan Pemerintahan Negara

27 Pos karantina Ikan Adi Sucipto Yogyakarta Bandara Adi Sucipto, Yogyakarta 55282

0274-583632

28 Pos Karantina Ikan Li Tari Kupang Terminal B Bandar Udara El Tari, Kupang

0380-832600

29 Pos Karantina Ikan Tanjung Perak Jl. Kalimas Varu No 86 Tanjung Perak Surabaya 60000

031-3283886

30 Pos Karantina Ikan Jefman Sorong Jl. Ahmad Yani No.2 Sorong

0951-332522

31 Pos Karantina Ikan Mopah Merauke Jl. Peternakan Mopah Lama PO BOX 263, Merauke 99601

0971-323749

32 Pos Karantina Ikan Tanjung Priok Jl. Nusantara No.1 Jakarta

021-4391549

33 Pos Karantina Ikan Panjang Lampung Jl. Jawa No.5 Pel. Laut Panjang Bandar Lampung

0721-32847

34 Pos Karantina Ikan Cirebon Jl. Maluku No. 3 Cirebon

0231-202947

35 Pos Karantina Ikan Banggal Luwuk Banggal Jl.Gunung Tompo Tika No.20 Kampung Baru Luwuk Banggai

0461-324671

36 Pos Karantina Ikan Patimura Ambon Jl. Leo Watimena Ambon

0911-311433

37 Pos Karantina Ikan M. Salahudin Bima Jl. Sultan Salahudin Palibelo Bima NTB 48173

0374-647256

38 Pos Karantina Ikan Babullah Ternate Jl. Komp. Bandara 0921-328728

Page 22: Pasal 5 Kekuasaan Pemerintahan Negara

Babuliah Ternate

39 Pos Karantina Ikan Fatmawati Bengkulu Jl. Ir Rustandi Sugianto Km.13,8 Kandang Bengkulu

0736-53027

40 Pos Karantina Ikan Tjilik Riwut Palangkaraya Adonis Samat Palangkaraya 73111

0536-35641

41 Pos Karantina Ikan Etikong Jl. PPLB Entikong Kalimantan Barat

0564-31742

42 Seksi Karantina Otorita Batam Jl. Lumba-Lumba No.3 Battu Ampar Batam

0778-462240

43 Stasiun Karantina Ikan Kelas II Juwata Tarakan

Jl. Aki Salak Tarakan Kalimantan Timur

-

44 Hatchery Nila Kersikan CV Prima Pasuruhan Ds Kersikan Kec. Gondang Wetan Kab Pasuruhan Jawa Timur

081330770560

(Bp. Kartoyo)

Diposkan oleh admin blog-wongalus     di 06:50 

Kirimkan Ini lewat Email

http://informasikoe.blogspot.com/2012/03/daftar-alamat-upt-pusat-karantina-ikan.html

. Persyaratan Teknis impor dan ekspor hewan dan produk hewan

Selain persyaratan karantina yang telah diatur dalam Peraturan Pemerintah No.82/2000 sebagaimana tersebut diatas, diperlukan kewajiban tambahan berupa persyaratan teknis impor/ekspor hewan dan produk hewan ke dalam wilayah negara Republik Indonesia, sebagai berikut :

Negara yang belum melakukan kerjasama bilateral perdagangan.

Page 23: Pasal 5 Kekuasaan Pemerintahan Negara

a. Negara pengekspor harus bebas dari penyakit hewan menular atau berbahaya tertentu yang tidak terdapat di negara pengimpor

b. Mendapatkan persetujuan impor/ekspor dari pejabat yang ditunjuk atas nama Menteri dengan mempersyaratkan ketentuan-ketentuan teknis yang harus dilakukan terhadap komoditi impor di negara pengekspor sebelum dikapalkan/diangkut menuju negara pengimpor.

c. Perlakuan tindakan karantina di negara pengimpor bertujuan untuk memastikan bahwa ketentuan-ketentuan teknis yang dipersyaratkan tersebut benar telah dilakukan sesuai ketentuan internasional.

d. Melengkapi komoditi tersebut dengan Surat Keterangan Kesehatan atau Sanitasi dan surat keterangan lainnya yang menerangkan bahwa komoditi tersebut bebas dari hama penyakit yang dapat mengganggu kesehatan manusia, hewan dan lingkungan hidup, disamping menerangkan pemenuhan persyaratan ketentuan teknis seperti tersebut di atas.

e. Negara pengimpor berhak melakukan penelitian dan pengamatan secara epidimilogy terhadap situasi dan kondisi penyakit hewan menular dan berbahaya yang ada di negara pengekspor secara tidak langsung melalui data-data yang ada dan tersedia.

f. Pengangkutan komoditi impor tersebut harus langsung ke negara tujuan pengimpor tanpa melakukan transit di negara lain.

g. Negara pengimpor berhak melakukan tindakan-tindakan penolakan dan pencegahan masuknya penyakit hewan menular dan berbahaya, jika dijumpai hal yang mencurigakan, dilaporkan tidak benar atau ada kemungkinan bahwa komoditi tersebut dapat bertindak sebagai media pembawa hama penyakit hewan menular dan berbahaya.

Negara yang telah melakukan kerjasama bilateral perdagangan.

a. Negara pengekspor harus bebas dari penyakit hewan menular dan berbahaya tertentu yang dipersyaratkan negara pengimpor.

b. Melakukan perjanjian kerjasama perdagangan dengan mempersyaratkan ketentuan-ketentuan teknis yang harus dilakukan terhadap komoditi impor tersebut di negara pengekspor sebelum dikapalkan/diangkut menuju negara pengimpor.

c. Mendapatkan persetujuan impor/ekspor dari pejabat yang ditunjuk atas nama Menteri (Direktur Jenderal Bina Produksi Peternakan/ Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam) dengan mempersyaratkan ketentuan-ketentuan teknis yang harus dilakukan terhadap komoditi impor di negara pengekspor sebelum dikapalkan /diangkut menuju negara pengimpor.

d. Perlakuan tindakan karantina di negara pengekspor dengan tujuan untuk memenuhi ketentuan-ketentuan teknis yang dipersyaratkan dalam perjanjian bilateral tersebut telah dilakukan sesuai ketentuan internasional.

Page 24: Pasal 5 Kekuasaan Pemerintahan Negara

e. Negara pengimpor berhak melakukan penelitian dan pengamatan secara langsung terhadap situasi dan kondisi penyakit hewan menular dan berbahaya yang ada di negara pengekspor (approval and accreditation).

f. Melengkapi komoditi tersebut dengan Surat Keterangan Kesehatan atau Sanitasi dan surat keterangan lainnya yang menerangkan bahwa komoditi tersebut bebas dari hama dan penyakit yang dapat mengganggu kesehatan manusia, hewan dan lingkungan hidup, disamping menerangkan pemenuhan persyaratan ketentuan teknis seperti tersebut di atas.

g. Pengangkutan komoditi impor tersebut harus langsung ke negara tujuan pengimpor tanpa transit di negara lain, kecuali telah disetujui oleh ke dua negara dalam perjanjian bilateral atau trilateral dengan ketentuan negara transit minimal mempunyai situasi dan kondisi penyakit hewan yang sama dengan negara pengimpor.

h. Negara pengimpor berhak melakukan tindakan-tindakan penolakan dan pencegahan masuknya penyakit hewan menular dan berbahaya, jika dijumpai hal yang mencurigakan, dilaporkan tidak benar atau ada kemungkinan bahwa komoditi tersebut dapat bertindak sebagai media pembawa hama penyakit hewan menular dan berbahaya.

i. Tindakan karantina diutamakan terhadap hewan yang tidak atau belum sempat dilaksanakan di negara pengekspor sesuai dengan persyaratan teknis yang telah disepakati.

C. Persyaratan Pengurusan Hewan Kesayangan Anjing, Kucing, Kera Dan Sebangsanya Untuk Ekspor/Impor.

1. Mengajukan permohonan kepada Dinas Peternakan untuk mendapatkan rekomendasi izin pengeluaran / pemasukan dengan melampirkan sertifikat kesehatan dan vaksinasi rabies dari Dokter hewan yang berwenang, untuk impor daerah tujuan Dki Jakarta harus melampirkan fotocopy paspor pemilik.

2. mengajukan permohonan ekspor / impor ke Direktorat Jenderal Bina Produksi peternakan cq. Direktorat kesehatan Hewan Departemen pertanian dengan melampirkan rekomendasi yang dikeluarkan oleh Dinas Peternakan / pertanian propinsi daerah asal.

D. PERSYARATAN & PROSEDUR UNTUK MEMBAWA SATWA LIAR BURUNG , AMPHIBIA & REPTIL KELUAR NEGERI SELAIN KERA

1. Telah memiliki surat izin Ekspor / CITES dari Direktorat Jenderal Perlindungan hutan dan konservasi Alam ( PHKA ) Departemen kehutanan.

2. memeriksakan hewannya ketempat dokter hewan berizion praktek guna memperoleh Surat Keterangan Kesehatan Hewan atau melaporkan langsung kepada karantina di bandara/Pelabuhan sebelum keberangkatan untuk dilakukan tindak karantina sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

3. Pada waktu keberangkatan membawea hewannya ke Karantina Hewan di bandara / Pelabuhan untuk dilakukan pemeriksaan akhir dan penerbitan Surat keterangan kesehatan hewan.

Page 25: Pasal 5 Kekuasaan Pemerintahan Negara

http://bbkpbelawan.deptan.go.id/index.php/2011-08-15-20-50-07/persyaratan-karantina-

hewan

http://mathedu-unila.blogspot.com/2010/06/persyaratan-teknis-impor-dan-ekspor.html

Thursday, 12 February 2009

Petunjuk Teknis Persyaratan dan Tindakan Karantina Hewan terhadap Lalulintas Pemasukan Hewan Penular Rabies (anjing, kucing, kera & hewan sebangsanya)

Persyaratan Karantina terhadap Lalulintas Pemasukan Hewan Penular Rabies (HPR) dari Luar Negeri yang Bebas Rabies

A. Dari Luar Negeri

Dari negara bebas Rabies sesuai dengan Lampiran Keputusan Menteri Pertanian Nomor 1096 Tahun 1999 yang dapat diperbaharui sesuai perkembangan status bebas rabies dunia;

B. Kelengkapan Dokumen: Harus memiliki

i. Sertifikat Kesehatan Hewan yang diterbitkan oleh pejabat berwenang di negara asal dan negara transit;

ii. Surat Persetujuan Pemasukan

iii. Pasport Hewan atau surat keterangan identitas hewan dalam bahasa Inggris yang dikeluarkan oleh dokter hewan berwenang di negara asal yang memuat antara lain telah berada atau dipelihara sekurang-kurangnya 6 (enam bulan) di negara asal sebelum diberangkatkan dan hewan sekurang-

Page 26: Pasal 5 Kekuasaan Pemerintahan Negara

kurangnya telah berumur 6 (enam) bulan serta tidak dalam keadaan bunting umur 6 (enam) minggu atau lebih, dan atau hewan tersebut tidak sedang menyusui pada saat diberangkatkan. Pasport mencantumkan informasi sekurang-kurangnya jenis hewan, bangsa, jenis kelamin, warna bulu, umur/tanggal lahir dan penanda identitas; atau memiliki

iv. Penanda identitas permanen dengan identifikasi elektronik (microchip), bila microchip yang digunakan tidak sesuai dengan alat baca pada pelabuhan/bandara pemasukan, maka pemilik atau kuasa pemilik harus menyediakan sendiri perangkat alat baca untuk microchip tersebut.

v. Hewan yang akan masuk ke wilayah/daaerah bebas rabies di Indonesia diberangkatkan langsung dari negara bebas rabies. Apabila harus transit maka harus ada persetujuan dari Menteri Pertanian Cq. Dirjen Peternakan dan otoritas veteriner di negara transit memberikan keterangan transit;

vi. Surat Keterangan vaksinasi bagi negara yang melaksanakan vaksinasi menggunakan vaksin inaktif, yang diberikan:- untuk hewan yang divaksinasi pertama kali(primer), sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan dan tidak lebih dari 1 (satu) tahun sebelum diberangkatkan yang diberikan saat hewan berumur minimal 3 (tiga) bulan;- untuk vaksinasi booster, sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan atau tidak lebih dari 1 (satu) tahun sebelum diberangkatkan.

vii. Surat Keterangan hasil pemeriksaan titer antibodi dari negara asal. Pengujian titer antibodi tidak boleh dilakukan lebih lama dari 6 (enam) bulan setelah vaksinasi dari Laboratrium yang telah diakreditasi.

C. Ketentuan Vaksinasi

(1) Bila di negara asal bebas rabies dan wilayah/daerah tujuan tidak ada kegiatan vaksinasi, makahewan yang dilalulintaskan tidak dilakukan vaksinasi;

(2) Bila di negara asal bebas rabies tidak ada kegiatan vaksinasi sedangkan di wilayah/daerah tujuan ada kegiatan vaksinasi, maka hewan yang dilaulintaskan dilakukan vaksinasi di wilayah/daerah tujuan;

(3) Bila di negara asal bebas rabies dan wilayah/daerah tujuan ada kegiatan vaksinasi, maka hewan yang dilalulintaskan dilakukan vaksinasi di negara asal;

(4) Bila di negara asal bebas rabies ada kegiatan vaksinasi sedangkan di wilayah/daerah tujuan tidak ada kegiatan vaksinasi , maka hewan yang dilaulintaskan dilakukan di negara asal;

(5) Vaksinasindi negara asal bebas rabies sekurang-kurangnya dilakukan 30 hari dan selambat-lambatnya 1 (satu) tahun sebelum diberangkatkan;

(6) Dengan uji serum netralisasi (SN test) memiliki titer antibodi rabies kurang dari 0,1 IU/ml (< 0,1 IU/ml) dari negara asal bebas rabies tidak ada kegiatan vaksinasi; dan lebih besar atau sama dengan

Page 27: Pasal 5 Kekuasaan Pemerintahan Negara

0,5 IU/ml dari negara asal bebas rabies ada kegiatan vaksinasi, oleh laboratorium yang ditunjuk oleh Kepala Badan Karantina Pertanian.

Sumber : Lampiran Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian, no. 344.b/kpts/PD 670.370/L/12/06 tanggal 13 Desember 2006. Petunjuk Teknis Persyaratan dan Tindakan Karantina Hewan terhadap Lalulintas Pemasukan Hewan Penular Rabies (anjing, kucing, kera dan hewan sebangsanya), Badan Karantina Pertanian, Departemen Pertanian.

http://atanitokyo.blogspot.com/2009/02/petunjuk-teknis-persyaratan-dan.html

Prosedur Tindakan Karantina Hewan

1. Pemohon mengajukan permohonan pemeriksaan dan tindakan karantina kepada pimpinan UPT

Karantina Hewan tempat pemasukan atau pengeluaran.

2. UPT Karantina Hewan memproses secara administrasi permohonan tersebut, untuk selanjutnya

menugaskan pejabat fungsional karantina hewan untuk melakukan tindakan karantina tahap I yaitu

pemeriksaan (P1). Dari hasil pemeriksaan selanjutnya dapat dilakukan beberapa tindakan karantina

lainnya.

3. Untuk media pembawa yang menurut hasil pemeriksaan memerlukan tindakan pengasingan (P2)

dan pengamatan (P3), segera dimasukkan ke dalam instalasi karantina untuk selama masa karantina

yang dapat diperpanjang menurut pertimbangan dokter hewan karantina.

4. Untuk media pembawa yang sehat dan tidak menunjukkan gejala penyakit hewan karantina, tidak

menunjukkan perubahan fisik dan tidak memerlukan masa pengasingan untuk pengamatan, dapat

langsung dilakukan tindakan pembebasan (P8).

5. Sebaliknya, untuk media pembawa yang menunjukkan gejala penyakit hewan karantina atau

perubahan fisik yang mengarah kepada penyakit hewan golongan I, dapat langsung dilakukan

tindakan penolakan (P6).

6. Media pembawa yang mempunyai dokumen tidak benar dan tidak lengkap atau menurut hasil

pemeriksaan menunjukkan gejala penyakit hewan golongan II, dilakukan tindakan penahanan (P5)

untuk selanjutnya dapat dikembalikan ke proses tahap II yaitu pengasingan dan pengamatan.

Page 28: Pasal 5 Kekuasaan Pemerintahan Negara

7. Hasil tindakan pengasingan dan pengamatan, dapat dilanjutkan ke proses tahap III yaitu tindakan

perlakuan (P4) untuk meyakinkan kembali bahwa media pembawa bebas dari hama penyakit hewan

karantina dan tidak dapat lagi menularkan atau menyebarkan hama penyakit hewan ke media

pembawa lainnya.

8. Jika dari hasil tindakan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan dan perlakuan, media pembawa

tidak dapat dibebaskan dari penyakit hewan karantina atau telah mengalami perubahan fisik, maka

terhadap media pembawa tersebut lansung dilakukan tindakan pemusnahan (P7).

9. Setelah dilakukan tindakan pengasingan dan pengamatan serta perlakuan media pembawa

diyakini tidak mengandung penyakit hewan karantina dan tidak dapat lagi bertindak sebagai media

penular atau penyebar, maka dapat dilakukan tindakan pembebasan (P8).

10. Hasil tindakan pembebasan, penahanan, penolakan, dan pemusnahan kemudian diserahkan

kembali kepada UPT Karantina Hewan yang memberi tugas untuk diproses secara administrasi

termasuk memenuhi kewajiban tambahan, yang selanjutnya disampaikan kepada pemohon dan

instansi terkait lainnya untuk dilaksanakan.

Prosedur Tindakan Karantina Hewan

1. Pemohon mengajukan permohonan pemeriksaan dan tindakan karantina kepada pimpinan UPT

Karantina Hewan tempat pemasukan atau pengeluaran.

2. UPT Karantina Hewan memproses secara administrasi permohonan tersebut, untuk selanjutnya

menugaskan pejabat fungsional karantina hewan untuk melakukan tindakan karantina tahap I yaitu

pemeriksaan (P1). Dari hasil pemeriksaan selanjutnya dapat dilakukan beberapa tindakan karantina

lainnya.

3. Untuk media pembawa yang menurut hasil pemeriksaan memerlukan tindakan pengasingan (P2)

dan pengamatan (P3), segera dimasukkan ke dalam instalasi karantina untuk selama masa karantina

yang dapat diperpanjang menurut pertimbangan dokter hewan karantina.

4. Untuk media pembawa yang sehat dan tidak menunjukkan gejala penyakit hewan karantina, tidak

menunjukkan perubahan fisik dan tidak memerlukan masa pengasingan untuk pengamatan, dapat

Page 29: Pasal 5 Kekuasaan Pemerintahan Negara

langsung dilakukan tindakan pembebasan (P8).

5. Sebaliknya, untuk media pembawa yang menunjukkan gejala penyakit hewan karantina atau

perubahan fisik yang mengarah kepada penyakit hewan golongan I, dapat langsung dilakukan

tindakan penolakan (P6).

6. Media pembawa yang mempunyai dokumen tidak benar dan tidak lengkap atau menurut hasil

pemeriksaan menunjukkan gejala penyakit hewan golongan II, dilakukan tindakan penahanan (P5)

untuk selanjutnya dapat dikembalikan ke proses tahap II yaitu pengasingan dan pengamatan.

7. Hasil tindakan pengasingan dan pengamatan, dapat dilanjutkan ke proses tahap III yaitu tindakan

perlakuan (P4) untuk meyakinkan kembali bahwa media pembawa bebas dari hama penyakit hewan

karantina dan tidak dapat lagi menularkan atau menyebarkan hama penyakit hewan ke media

pembawa lainnya.

8. Jika dari hasil tindakan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan dan perlakuan, media pembawa

tidak dapat dibebaskan dari penyakit hewan karantina atau telah mengalami perubahan fisik, maka

terhadap media pembawa tersebut lansung dilakukan tindakan pemusnahan (P7).

9. Setelah dilakukan tindakan pengasingan dan pengamatan serta perlakuan media pembawa

diyakini tidak mengandung penyakit hewan karantina dan tidak dapat lagi bertindak sebagai media

penular atau penyebar, maka dapat dilakukan tindakan pembebasan (P8).

10. Hasil tindakan pembebasan, penahanan, penolakan, dan pemusnahan kemudian diserahkan

kembali kepada UPT Karantina Hewan yang memberi tugas untuk diproses secara administrasi

termasuk memenuhi kewajiban tambahan, yang selanjutnya disampaikan kepada pemohon dan

instansi terkait lainnya untuk dilaksanakan.

Sumber: Badan Karantina Pertanian, Departemen Pertanian RI