partisipasi publik deliberatif berbasis website dalam …thesis.umy.ac.id/datapublik/t76370.pdf ·...

40
PARTISIPASI PUBLIK DELIBERATIF BERBASIS WEBSITE DALAM PERUMUSAN KEBIJAKAN DAERAH (Studi Kasus di Dinas Perizinan Pemerintah Kabupaten Sleman Tahun 2014) NASKAH PUBLIKASI Oleh , MUHAMMAD FATCHURIZA NIM. 20131040041 PROGAM STUDI MAGISTER ILMU PEMERINTAHAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2015

Upload: others

Post on 25-May-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PARTISIPASI PUBLIK DELIBERATIF BERBASIS WEBSITE DALAM …thesis.umy.ac.id/datapublik/t76370.pdf · 2016-01-27 · teknologi, informasi, dan komunikasi atau biasa disebut e-government

PARTISIPASI PUBLIK DELIBERATIF BERBASIS WEBSITE DALAM

PERUMUSAN KEBIJAKAN DAERAH

(Studi Kasus di Dinas Perizinan Pemerintah Kabupaten Sleman Tahun 2014)

NASKAH PUBLIKASI

Oleh ,

MUHAMMAD FATCHURIZA

NIM. 20131040041

PROGAM STUDI

MAGISTER ILMU PEMERINTAHAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2015

Page 2: PARTISIPASI PUBLIK DELIBERATIF BERBASIS WEBSITE DALAM …thesis.umy.ac.id/datapublik/t76370.pdf · 2016-01-27 · teknologi, informasi, dan komunikasi atau biasa disebut e-government

SINOPSIS

Partisipasi merupakan salah satu unsur penting yang harus diperhatikan

dalam kebijakan. Oleh karena itu pelaksanaan partisipasi publik dalam

pembentukan kebijakan haruslah diatur secara lebih jelas. Pemerintah Kabupaten

Sleman konsisten mengelola aspirasi masyarakat dengan memanfaatkan

teknologi, informasi, dan komunikasi atau biasa disebut e-government. Tujuannya

agar pengelolaan partisipasi masyarakat dapat lebih efektif dibandingkan dengan

penggunaan sarana dan prasarana manual. Tujuan penelitian ini adalah (1)

Menganalisis berbagai hal terkait dengan pelaksanan partisipasi publik deliberatif

berbasis website (2) Menganalisis faktor-faktor pendukung dan penghambat

dalam pelaksanaan partisipasi publik deliberatif berbasis website di Dinas

Perizinan Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman tahun 2014.

Penelitian ini menitikberatkan pada penelitian lapangan dan metode yang

digunakan dalam studi ini adalah deskriptif analisis kualitatif dan kuantitatif. Data

terutama diperoleh dari responden dengan teknik purposive sampling, didasarkan

dari kuesioner dan hasil wawancara sebagai data primer, disamping itu juga

dilengkapi dengan data sekunder. Hasil penelitian, penelitian yang didapat

menunjukkan bahwa pelaksanaan partisipasi masyarakat Kabupaten Sleman

dalam perumusan kebijakan sudah berjalan dengan baik, hal ini dapat dilihat dari

tingginya respon atas aspirasi yang dikirim masyarakat melalui website resmi

Pemda Sleman. Diketahui bahwa selama tahun 2014 terdapat 731 pesan aduan

yang masuk dan sudah direspon oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman.

Bentuk partisipasi masyarakat didominasi bentuk sumbangan masukan, saran,

usul, aduan dan sumbangan informasi data.

Tingkat partisipasi masyarakat menurut tipologi Arnstein masuk dalam

kategori Consultation (konsultasi), yang merupakan tangga keempatdari delapan

tangga partisipasi masyarakat dari Arnstein atau termasuk dalam derajad

tokenisme/ penghargaan, sedangkan tahapan partisipasi masyarakat menurut

tipologi Carson dan Karp dalam tahapan kedua yaitu Inclusion atau penyertaan.

Faktor pendorong : adanya kelembagaan, kontinyunitas, sarana dan prasarana

yang memadahi. Faktor penghambat : data aduan tidak akurat, keterbatasan SDM

dan human error.

Dapat disimpulkan bahwa metode partisipasi masyarakat dalam

perumusan kebijakan daerah, baru merupakan sebuah kewajiban yang harus

dilaksanakan oleh pemerintah, karena tuntutan desentralisasi dalam otonomi

daerah yang menghendaki pemerintah berperan bersama stakeholder lain dalam

perumusan kebijakan daerah. Saat ini tingkat partisipasi masyarakat Sleman

berada pada tingkatan konsultasi dan tahapan inclusion, saran yang disampaikan

supaya di masa mendatang pemerintah berkewajiban meningkatkan fasilitas agar

dapat mencapai derajad kekuatan masyarakat (Degree of Citizen Power).

Kata Kunci : Partisipasi masyarakat, e-government, kebijakan

deliberative

Page 3: PARTISIPASI PUBLIK DELIBERATIF BERBASIS WEBSITE DALAM …thesis.umy.ac.id/datapublik/t76370.pdf · 2016-01-27 · teknologi, informasi, dan komunikasi atau biasa disebut e-government

ABSTRAC

Participation is one of the important elements that must be considered in

the policy, this participation is a form of political participation of the people is

very important in order to create good governance. Therefore, the implementation

of public participation in policy formation should be regulated more clearly.

Sleman District Government consistently manage the aspirations of the people

with technology, information, and communication or so-called e-government. The

goal for the management of public participation can be more effective than the

manual use of facilities and infrastructure. The purpose of this study was (1)

Analyze matters relating to the implementation of deliberative public

participation based websites (2) Analyzing the supporting factors and obstacles in

the implementation of web-based deliberative public participation in Local

Government Licensing Office Sleman 2014.

This research pressure was on the field research and the method used in

this study was descriptive analysis both qualitative and quantitative. The data

particularly obtained from respondent by purposive sampling technique, based on

the questionnaire and interview as primary data, and completed with secondary

data. Results of the study, the research obtained showed that the implementation

of public participation in policy formulation Sleman already well underway, this

can be seen from the high response to the aspirations of the community sent via

the official website of Government of Sleman. It is known that during 2014 there

were 731 complaints that incoming messages and has been responded to by the

district government of Sleman. The community participation form was dominated

by input/ suggestion/ ideas and information/ data contribution.

The community participation level according to Arnstein is in the

Consultation level, which is the fourth level from the eight participation ladder

from Arnstein, or used to called tokenism/ appreciation degree. whereas the

stages of public participation according to the typology of Carson and Karp in the

second phase, namely Inclusion or participation. The driving factors: the

institutional, kontinyunitas, facilities and infrastructure memadahi. Inhibiting

factors: the complaint of data is not accurate, human limitations and human

error.

It can be concluded that the method of public participation in the

formulation of regional policies, new is an obligation that must be implemented

by the government, because of the demands of decentralization in local autonomy

government wants a role alongside other stakeholders in the formulation of

regional policies. Currently Sleman level of public participation at the level of

consultation and inclusion stages, suggestions submitted so that in the future the

government is obliged to improve the facilities in order to achieve the degree of

public power (Degree of Citizen Power).

Keywords: community participation, e-government, deliberative policy

Page 4: PARTISIPASI PUBLIK DELIBERATIF BERBASIS WEBSITE DALAM …thesis.umy.ac.id/datapublik/t76370.pdf · 2016-01-27 · teknologi, informasi, dan komunikasi atau biasa disebut e-government

A. Latar Belakang

Era reformasi di Indonesia membawa perubahan politik dari sentralistik ke

desentralistik, tercermin dengan diundangkannya UU No. 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah, dengan segala pasang surutnya. Dari serangkaian peraturan

ini berkaitan dengan pelaksanaan otonomi yang berbasis daerah kota/kabupaten

dan desa yang memberi peluang partisipasi masyarakat dalam setiap kebijakan

publik.

Arti pentingnya partisipasi warga bagi pemerintah sudah banyak diungkap

oleh para ahli sebelumnya seperti : Gabriel Almond (1984) partisipasi pada

pemerintahan pusat dan daerah. Selanjutnya Sherry R. Arnstein (1971)

mengaitkan partisipasi dengan derajad dan kadar partisipasi, Affan Gaffar (1992)

partisipasi dikaitkan dengan faktor literasi, kesejahteraan warga. Partisipasi itu

bukan hanya dalam konteks pemilihan pemimpin, namun juga dalam proses

perumusan kebijakan publik. Untuk itu partisipasi warga menjadi mesin utama

yang menggerakkan roda pemerintahan daerah, partisipasi warga dalam

perumusan kebijakan publik mempunyai peran yang signifikan dalam

penyelenggaraan pemerintahan daerah, karena kebijakan publik merupakan

jantungnya pemerintahan daerah yang akan menentukan arah dan kemajuan

daerah. Untuk itu dibutuhkan peran pemerintah pada : a). Perlu mendengarkan

aspirasi yang disampaikan oleh masyarakatnya, dan perlu sensitif terhadap

kebutuhan rakyatnya. Pemerintah perlu mengetahui apa yang dibutuhkan oleh

rakyatnya serta mau mendengarkan apa kemauannya. b). Pemerintah perlu

melibatkan segenap kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat dalam

Page 5: PARTISIPASI PUBLIK DELIBERATIF BERBASIS WEBSITE DALAM …thesis.umy.ac.id/datapublik/t76370.pdf · 2016-01-27 · teknologi, informasi, dan komunikasi atau biasa disebut e-government

melaksanakan kebijakan. Dengan demikian pemerintah daerah perlu

menempatkan rakyat sebagai subjek kebijakan, bukan hanya sebagai objek

kebijakan, termasuk dalam memformulasikan kebijakan daerah.

Seiring dengan perkembangan teknologi dalam segala kehidupan, maka

penggunaan alat teknologi dalam partisipasi warga cukup efektif dengan

penggunaan media elektronik sebagai media social. Informasi dalam media sosial

tidak dibatasi oleh ruang, waktu, status pendidikan dan strata sosial. Karakteristik

media sosial bukan mencari informasi melainkan bergaul atau bersosialisasi,

sehingga yang berlaku disini hubungan sosial yang penuh unsur simbolik yang

tujuannya mendapat perhatian dan reputasi yang tinggi. Dengan demikian

deliberasi warga dengan pemerintah daerah bisa berlangsung secara online, tanpa

harus bertatap wajah (face to face), warga bisa menyampaikan aspirasinya kepada

pemerintah.

Di Daerah Istimewa Yogyakarta, kabupaten yang dinilai sudah

memanfaatkan teknologi informasi dengan baik adalah Kabupaten Sleman. Hal ini

ditandai dengan prestasi tingkat nasional yang diperoleh Kabupaten Sleman yaitu

Sertifikat The 4th e-Goverment Award 2005 Terbaik Ketiga Kategori Pemerintah

kabupaten sebagai Lembaga Pemerintah Pengaplikasi E-Goverment 2005 dan

Penghargaan Website Terbaik katagori Kabupaten pada majalah Warta Ekonomi

E-Government Award 2008. (http://www.slemankab.go.id/category/prestasi).

Pada tahun 2010 Kabupaten Sleman juga mendapat penghargaan IPTEK untuk

aspek kemampuan sumber daya manusia tentang IPTEK dan pada tahun 2011

Kabupaten Sleman mendapatkan penghargaan Budipura dari Menristek sebagai

Page 6: PARTISIPASI PUBLIK DELIBERATIF BERBASIS WEBSITE DALAM …thesis.umy.ac.id/datapublik/t76370.pdf · 2016-01-27 · teknologi, informasi, dan komunikasi atau biasa disebut e-government

kabupaten yang menaruh kepedulian tinggi terhadap penerapan IPTEK (Ilmu

Penetahuan dan Teknologi). (http://v3.slemankab.go.id/2595/sleman-menerima

penghargaan-budipura.slm).

Pemerintah Kabupaten Sleman mampu memberikan pelayanan yang prima

bagi masyarakat melalui media Internet. Internet merupakan salah satu media

yang dipercaya mampu merangkul masyarakat luas dalam satu waktu secara

bersamaan. Internet, sebagai representasi dari teknologi informasi masa kini, telah

menunjang efektifitas dan efisiensi operasional perusahaan, terutama peranannya

sebagai sarana komunikasi serta sarana untuk mendapatkan berbagai informasi

yang dibutuhkan oleh sebuah usaha dan bentuk badan usaha atau lembaga ainnya

(Andi, 2003:17-18).

Situs web (website), surat warga online, sms center dan portal keluhan-

saran merupakan beberapa media online melalui internet yang dikembangkan

Pemkab Sleman sebagai kanal bagi masyarakat untuk menyampaikan tanggapan,

keluhan atau bahkan aspirasi tentang kinerja pelaksanaan pemerintahan daerah.

Melalui website www.slemankab.go.id, masyarakat dapat mengakses berbagai

data dan informasi yang ada, menggunakan fasilitas layanan lainnya, maupun

berinteraksi langsung dalam meminta data/informasi yang diperlukan. Di dalam

struktur organisasi Pemerintah Kabupaten Sleman, Bagian Hubungan Masyarakat

Sekretariat Daerah ditunjuk sebagai leading sector dalam penerapan UU KIP di

lingkungan Pemerintah Kabuapaten Sleman.

Dalam menjalankan tupoksinya, Bagian Humas banyak melakukan

pembenahan pembenahan guna memberikan akses bagi masyarakat untuk

Page 7: PARTISIPASI PUBLIK DELIBERATIF BERBASIS WEBSITE DALAM …thesis.umy.ac.id/datapublik/t76370.pdf · 2016-01-27 · teknologi, informasi, dan komunikasi atau biasa disebut e-government

mendapatkan informasi yang dibutuhkan tentang birokrasi pemerintahan. Dengan

banyaknya layanan yang dapat dipergunakan masyarakat untuk mengakses

informasi publik di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sleman, mendorong

peneliti untuk mempelajari lebih lanjut bagaimana tingkat partisipasi masyarakat

dengan media website di Kabupaten Sleman. Disamping itu, website

www.slemankab.go.id sebagai portal utama yang menjembatani permintaan dan

pelayanan informasi antara masyarakat dengan pemerintah Kabupaten Sleman

telah memiliki SOP mengenai permintaan informasi dan penanganan yang murah,

cepat dan mudah.

Bagian Humas Setda Sleman juga memfasilitasi keluhan dan tanggapan

masyarakat yang disampaikan melalui media massa baik cetak maupun elektronik

seperti misalnya surat warga, interview langsung dengan pimpinan daerah melalui

siaran Bupati menyapa di RRI yang disiarkan setiap Rabu, serta Dialog Sembada

di TVRI Jogja setiap bulannya. Setiap tanggapan dan keluhan yang masuk melalui

berbagai media di atas baik yang berupa keluhan, tanggapan maupun pertanyaan

dari warga akan difasilitasi Bagian Humas untuk dikoordinasikan dengan SKPD

terkait yang berwenang menjawab tanggapan atau pertanyaan warga tersebut.

Hal ini dilakukan melalui kegiatan monitoring media yang dilakukan

setiap harinya. Hingga bulan Juni 2015 tercatat sejumlah 32.128 tanggapan dan

keluhan yang masuk dan ditangani oleh Bagian Humas Setda Sleman

(www.slemankab.go.id/surat-warga). Dari data tersebut dapat dilihat bahwa

intensitas penggunaan fasilitas surat warga online di www.slemankab.go.id

merupakan media yang paling sering dipergunakan warga untuk menyampaikan

Page 8: PARTISIPASI PUBLIK DELIBERATIF BERBASIS WEBSITE DALAM …thesis.umy.ac.id/datapublik/t76370.pdf · 2016-01-27 · teknologi, informasi, dan komunikasi atau biasa disebut e-government

tanggapan atau keluhan kepada pemerintah daerah. Hal ini menunjukkan bahwa

penggunaan internet sebagai media customer relations ternyata digemari oleh

masyarakat.

Pengelolaan monitoring ini diawasi langsung oleh sekretaris daerah

sebagai penanggung jawab dan tim pengelola aduan keluhan masyarakat yang

beranggotakan staf dari satuan kerja perangkat daerah yang bersentuhan langsung

dengan pelayanan masyarakat seperti misalnya Kantor Pelayanan Perizinan dan

berbagai instansi terkait lainnya. Dilihat dari segi informasi e-government, website

www.slemankab.go.id mempunyai konten yang cukup lengkap dan beragam.

Mulai dari struktur organisasi, pariwisata, geografis, pelayanan publik hingga e-

learning.

Dengan berbagai pelaksanaan e-government dalam penyelenggaraan

pemerintahan daerah di Kabupaten Sleman, dan berbagai penghargaannya tersebut,

apakah telah benar-benar diikuti pelembagaan dan struktur pemerintah daerahnya

berbasis virtual, sehingga birokrat mampu merespon berbagai aspirasi, tuntutan dan

keluhan warga terhadap pemerintah daerah, khususnya dalam perumusan kebijakan

pemerintah daerah di Kabupaten Sleman.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) Bagaimana partisipasi publik

deliberatif berbasis website dalam perumusan kebijakan di Dinas Perizinan Pemda

Kabupaten Sleman ? (2) Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam

Page 9: PARTISIPASI PUBLIK DELIBERATIF BERBASIS WEBSITE DALAM …thesis.umy.ac.id/datapublik/t76370.pdf · 2016-01-27 · teknologi, informasi, dan komunikasi atau biasa disebut e-government

penyelenggaraan pelaksanaan partisipasi publik deliberatif berbasis website di

Dinas Perizinan Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1) Tujuan Penelitian

a. Menganalisis berbagai hal terkait dengan pelaksanan partisipasi publik

deliberatif berbasis website yang disediakan pemerintah daerah dalam

perumusan kebijakan pemerintah daerah di dinas perizinan Pemerintah

Daerah Kabupaten Sleman.

b. Menganalisis faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam

pelaksanaan partisipasi publik deliberatif berbasis website di dinas

perizinan Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman.

2) Kegunaan Penelitian

a. Bagi pemerintah daerah bisa menyiapkan kapasitas dalam menggunakan

alat elektronik yang bisa mendukung dalam penyelenggaraan

pemerintahan, dan mampu merespon masukan warga.

b. Bagi masyarakat bisa lebih mengoptimalkan dalam memanfaatkan proses

partisipasi berbasis website, sehingga bisa lebih efektif dan efisien

manfaat penelitian.

c. Bagi akademik, diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi

perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya Strata dua Ilmu

Pemerintahan terutama dalam kajian partisipasi publik deliberatif

berbasis website dalam perumusuan kebijakan daerah.

Page 10: PARTISIPASI PUBLIK DELIBERATIF BERBASIS WEBSITE DALAM …thesis.umy.ac.id/datapublik/t76370.pdf · 2016-01-27 · teknologi, informasi, dan komunikasi atau biasa disebut e-government

d. Bagi Penulis, sebagai media untuk mendalami kajian teoritis dan

menambah wawasan dalam memahami partisipasi publik deliberatif

berbasis website dalam perumusuan kebijakan daerah.

D. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah lapangan (field

research) penulis menggunakan jenis penelitian campuran (mixed methodology).

Mixed method menghasilkan fakta yang lebih komprehensif dalam meneliti

masalah penelitian, karena peneliti ini memiliki kebebasan untuk menggunakan

semua alat pengumpul data sesuai dengan jenis data yang dibutuhkan. Sedangkan

kuantitatif atau kualitatif hanya terbatas pada jenis alat pengumpul data tertentu

saja.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian merupakan objek yang sangat penting, oleh karena itu

dalam penelitian ini lokasi yang diambil oleh peneliti adalah HUMAS Setda

Kabupaten Sleman, Kantor Pelayanan Perizinan Kabupaten Sleman dan

Masyarakat Kabupaten Sleman Pengguna Website Pemkab Sleman. Hal ini ditulis

karena peneliti tertarik untuk melihat sejauh mana Partisipasi Publik Deliberatif

berbasis Website dalam perumusan kebijakan daerah.

Waktu penelitian dilakukan di Bagian Humas Sekretariat daerah

Kabupaten Sleman serta satuan kerja terkait yaitu Kantor Pelayanan Perizinan

Kabupaten Sleman pada tanggal 29 Juni 2015 sampai 29 September 2015.

Page 11: PARTISIPASI PUBLIK DELIBERATIF BERBASIS WEBSITE DALAM …thesis.umy.ac.id/datapublik/t76370.pdf · 2016-01-27 · teknologi, informasi, dan komunikasi atau biasa disebut e-government

3. Pengambilan Sampel.

Salah satu cara untuk mengumpulkan data adalah dengan metode

sampling. Sampling hanya mencatat atau menyelidiki sebagian dari objek, gejala

atau peristiwa, tidak seluruhnya. Sebagian individu yang diselidiki itu disebut

sampel dan metodenya disebut sampling, sedang hasil yang diperoleh ialah nilai

karakteristik perkiraan yaitu taksiran tentang keadaan populasi, maka yang

dimaksud populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Sleman.

Teknik pengambilan sampel atau teknik sampling yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah pengambilan sampel non acak (non probability sampling) yaitu

Purposive Sampling atau sampling pertimbangan/sampling dengan maksud tertentu.

4. JENIS DATA

a. Data primer diperoleh dari wawancara kepada responden yang telah

ditentukan yaitu Kepala Humas Setda Sleman, Kepala KPP Sleman,

Masyarakat Kabupaten Sleman yang berpartisipasi melalui website.

b. Data Sekunder, diperoleh tidak secara langsung, melalui dokumen-

dokumen yang mencatat keadaan konsep penelitian (ataupun yang terkait

dengannya) di dalam unit analisa yang di jadikan sebagai objek penelitian.

5. Pengumpulan dan Analisis Data

Teknik pengumpulan data yaitu dengan angket questioner, wawancara dan

dokumentasi. Sedangkan analis data yang dapat digunakan, yaitu; (a) reduksi data;

(b) penyajian data; (c) menarik kesimpulan.

Page 12: PARTISIPASI PUBLIK DELIBERATIF BERBASIS WEBSITE DALAM …thesis.umy.ac.id/datapublik/t76370.pdf · 2016-01-27 · teknologi, informasi, dan komunikasi atau biasa disebut e-government

E. Hasil dan Pembahasan

Hasil penelitian yang didapat menunjukkan bahwa pelaksanaan partisipasi

publik dalam perumusan kebijakan daerah di Kabupaten Sleman berjalan efektif

dimana adanya komunikasi dua arah yaitu antara masyarakat dan Pemda

Kabupaten Sleman. Hal ini dapat dilihat dari tingginya masukan, aduhan dan

respon yang dikirim oleh masyarakat melalui media surat warga pada portal

website Sleman. Diketahui bahwa selama tahun 2013 terdapat 650 pesan aduan

yang masuk dan dapat direspon / ditindaklanjuti sebanyak 624 pesan (96%),

sedangkan tahun 2014 terdapat 731 pesan aduan yang masuk, mengalami

peningkatan sebesar 12% dari tahun sebelumnya.

Keputusan yang diambil oleh pemerintah Kabupaten Sleman menjadi

efektif dengan melibatkan masyarakat selaku pihak yang mengetahui persoalan

yang sebenarnya. Penerapan e-government, memberikan peluang kepada

pemerintah untuk membuka akses kepada masyarakat dalam kebijakan publik,

dengan menghapus sekat-sekat birokrasi yang kaku. Dalam kasus Surat warga

pada portal website Kabupaten Sleman, tampak bahwa masyarakat semakin

mudah berinteraksi dengan Pemerintah Kabupaten Sleman dan menjadikan

pemerintah Kabupaten Sleman selalu responsive terhadap keluhan dan permintaan

warga. Melalui surat warga di Website resmi Pemkab Sleman mekanisme

kebijakan dan pelayanan publik yang terbuka dan demokratis dapat terwujud.

Selain itu adanya partisipasi masyarakat dalam proses perumusan

kebijakan daerah akan menghasilkan beberapa keuntungan sebagai berikut 1)

adanya peningkatan kualitas kebijakan publik yang dihasilkan oleh pemerintah

Page 13: PARTISIPASI PUBLIK DELIBERATIF BERBASIS WEBSITE DALAM …thesis.umy.ac.id/datapublik/t76370.pdf · 2016-01-27 · teknologi, informasi, dan komunikasi atau biasa disebut e-government

yang pada gilirannya akan menguntungkan masyarakat, 2) adanya peningkatan

kapasitas kelembagaan pemerintah dalam pembuatan kebijakan

1. Sarana Partisipasi yang Dapat Dimanfaatkan Masyarakat

Pemkab Sleman berusaha meningkatkan pelayanan masyarakat dengan

menyediakan sarana partisipasi bagi masyarakat berupa informasi, aduan,

keluhan, pertanyaan usul, saran dari masyarakat dengan menggunakan teknologi

informasi yang bersifat website Konsep yang dikembangkan yaitu citizen

interaction centre yang memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk dapat

memilih media yang cocok (website, email, call center, SMS dsb) sebagai sarana

penyalur aspirasi dan berpartisipasi dalam akses serta kontrol kebijakan.

Sarana pengaduan yang bisa dimanfaatkan masyarakat dalam

menyampaikan partisipasi antara lain : Surat, Telepon, di Nomor 868405 Pesawat

1150, Faxmile, ditujukan kepada Petugas Pengelola Aduan Bagian Humas di

Nomor Fax 868945, Website (www.Sleman.go.id), dengan mengklik: Menu surat

warga, Interaktif di radio, Interaktif di Televisi, SMS, ke : No : 08112595000,

Media Sosial, facebook.Com / Humas Sleman dan di Twitter: @kabarsleman.

2. Isi Partisipasi Publik

Partisipasi masyarakat berbasis website di pemerintah kabupaten Sleman

digolongkan menjadi 4 (empat), yaitu : 1) saran/usul, 2) keluhan, 3) informasi dan

4) pertanyaan. Dalam menampung saran/usul, keluhan, informasi dan pertanyaan

dari masyarakat, Pemkab Sleman menyediakan hotline service dengan fasilitas

telepon nomor 868405 Pesawat 1150, SMS 08112595000, website dengan alamat

Page 14: PARTISIPASI PUBLIK DELIBERATIF BERBASIS WEBSITE DALAM …thesis.umy.ac.id/datapublik/t76370.pdf · 2016-01-27 · teknologi, informasi, dan komunikasi atau biasa disebut e-government

www.sleman.go.id, dengan mengklik Surat Warga. Selain melalui media tersebut,

masyarakat juga dimungkinkan untuk secara langsung menyampaikan saran/usul,

keluhan, informasi dan pertanyaan dengan datang ke Kantor Humas Setda

Pemkab Sleman atau langsung ke dinas terkait yang ada di Pemkab Sleman.

Tabel. 1

Jumlah saran dan keluhan dari masyarakat kepada KPP

Kabupaten Sleman Melalui Media Website

No Tahun Website

1 2009 90

2 2010 72

3 2011 89

4 2012 67

5 2013 15

6 2014 70

Jumlah 403

Sumber : KPP Sleman

3. Unit Pengelola Partisipasi Publik

Pengelolaan pengaduan pelayanan publik berbasis Web Di Pemkab

Sleman yaitu cara kelola pengaduan pelayanan publik berbasis Web yang dipakai

pemerintah atau non pemerintah di Kabupaten Sleman dalam pengaduan

pelayanan publik berbasis Web sehingga dapat berjalan dengan baik dan

masyarakat mendapat kemudahan dalam melakukan pengaduan pelayanan publik

di Kabupaten Sleman.

Page 15: PARTISIPASI PUBLIK DELIBERATIF BERBASIS WEBSITE DALAM …thesis.umy.ac.id/datapublik/t76370.pdf · 2016-01-27 · teknologi, informasi, dan komunikasi atau biasa disebut e-government

Mekanisme Pengelolaan Aduan

Sumber : Humas Setda Pemda Sleman

Setiap saran/usul, keluhan, informasi dan pertanyaan yang disampaikan

oleh masyarakat, akan diverifikasi oleh petugas. Apabila saran/usul, keluhan,

informasi dan pertanyaan bukan merupakan kewenangan pemerintah kabupaten

Sleman, maka saran/usul, keluhan, informasi dan pertanyaan akan dihapus.

Sedangkan apabila saran/usul, keluhan, informasi dan pertanyaan merupakan

kewenangan Pemerintah Kabupaten Sleman dan memerlukan tindak lanjut maka,

materinya akan segera didistribusikan ke instansi atau dinas teknis yang

bersangkutan.

4. Analisis Tahapan atau Tingkatan Partisipasi Publik Deliberatif

4.1 Influence ( Pengaruh )

1. Partisipasi Masyarakat Kabupaten Sleman dalam Menyampaikan

Kebutuhan dan Masalah yang Dihadapinya.

Page 16: PARTISIPASI PUBLIK DELIBERATIF BERBASIS WEBSITE DALAM …thesis.umy.ac.id/datapublik/t76370.pdf · 2016-01-27 · teknologi, informasi, dan komunikasi atau biasa disebut e-government

Pada tahap ini masyarakat Kabupaten Sleman yang terdiri dari,

mahasiswa, guru, dan warga masyarakat sipil Sleman dapat berpartisipasi

menyampaikan keluhan dan masalah yang sedang dihadapinya kepada pemerintah

Kabupaten Sleman. Mereka juga bisa menyampaikan opini atau masukan tentang

masalah tersebut. Penyampaian masalah maupun cara pemecahannya bisa

disampaikan langsung melalui website resmi Pemkab Sleman, media massa, atau

pada saat kunjungan pejabat pemerintah ataupun anggota.

Setiap instansi pemerintahan Kabupaten Sleman kini telah memiliki

website resmi dalam upaya keterbukaan informasi kepada publik. Informasi-

informasi yang disampaikan dalam website resmi akan selalu diupdate oleh setiap

instansi yang bersangkutan. Sehingga hal ini mempermudahkan masyarakat dalam

pencarian informasi publik yang dibutuhkan tanpa harus datang ke kantor instansi

tersebut.

Kehadiran Portal Web di Pemkab Sleman mampu memberikan

keterbukaan informasi publik. Di situs ini terdapat forum komunikasi interaktif

dengan warga yang berupa forum surat warga. Di forum surat warga tersebut,

masyarakat bisa mengirim segala informasi, pendapat, usulan, pertanyaan,

keluhan dan lain-lain ke situs www.slemankab.go.id, dan akan langsung

ditanggapi oleh petugas yang berwenang. Dengan adanya pengaduan, saran atau

masukan dari masyarakat dapat membuat pemerintah berpikir dalam pengambilan

kebijakan yang lebih baik atas keluhan yang disampaikan. Berikut adalah

rekapitulasi pengaduan di Humas Setda Pemkab Sleman tahun 2012-2014 :

Page 17: PARTISIPASI PUBLIK DELIBERATIF BERBASIS WEBSITE DALAM …thesis.umy.ac.id/datapublik/t76370.pdf · 2016-01-27 · teknologi, informasi, dan komunikasi atau biasa disebut e-government

Tabel. 2

Rekapitulasi Pengaduan di Humas Setda Pemkab Sleman

Tahun 2012-2014

NO ADUAN YANG MASUK

TAHUN

2012 2013 2014

1 Infrastruktur

( Jalan, Jembatan, irigasi, dan

sarana publik)

152 182 201

2 Pelayanan perizinan

(IMB,HO,IPPT)

117 221 230

3 Pendidikan 36 41 35

4 Kesehatan 45 66 80

5 Pertanahan 21 9 0

6 Lain-lain (Bantuan modal,

pertanian, perilaku aparat )

98 132 185

JUMLAH 469 650 731

Sumber : Humas Setda Sleman

Dari data pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa intensitas penggunaan

fasilitas surat warga online di www.slemankab.go.id merupakan media yang

paling sering dipergunakan warga untuk menyampaikan tanggapan atau keluhan

kepada pemerintah daerah. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan internet

sebagai media customer relations ternyata digemari oleh masyarakat.

Menurut wawancara peneliti kepada salah satu pelaksana teknis tim

penanggulangan tanggapan dan keluhan surat warga di www.slemankab.go.id

menyatakan bahwa:

Page 18: PARTISIPASI PUBLIK DELIBERATIF BERBASIS WEBSITE DALAM …thesis.umy.ac.id/datapublik/t76370.pdf · 2016-01-27 · teknologi, informasi, dan komunikasi atau biasa disebut e-government

“….Penggunaan website untuk menyampaikan keluhan cukup digemari

masyarakat karena prosedurnya yang lebih mudah dan lebih mudah

diakses masyarakat. Melalui media ini masyarakat dapat segera

mendapatkan jawaban atas pertanyaan relatif lebih cepat dibanding

melalui surat kabar dengan prosedur yang lebih rumit.” (wawancara

bapak Helmi, 1 September 2015)

Pada tahapan ini juga penggunaan media berbasis website atau TIK dalam

mendukung upaya mewujudkan pemerintahan yang terbuka dan partisipatif sudah

banyak dilakukan oleh Pemerintah Daerah Sleman. Dalam melakukan pelayanan

yang baik kepada masyarakat baik Humas atau KPP Sleman melakukan sosialisasi

atau penyampaian informasi dan kebijakan secara tidak langsung melalui media

dan tidak dilakukan secara langsung dengan mengumpulkan masyarakat karena

kurang efisien dan keterbatasan waktu .

Media merupakan sarana atau alat untuk menyampaikan informasi kepada

publik, berbagai masalah yang berhubungan dengan masyarakat luas diberitakan

oleh media. Segala pilihan media yang ada, akan memudahkan masyarakat untuk

menikmati dan mengakses sesuai dengan kebutuhan masing-masing, termasuk

mencari informasi yang berkembang secara cepat dan aktual.

Melalui berbagai altematif media tersebut, pemerintah daerah dapat

menyediakan dan menyampaikan informasi lengkap, akurat, dan up to date

mengenai institusi dan berbagai kegiatan penyelenggaraan pemerintahan. Akses

informasi dan kebijakan dalam pemerintahan adalah penting bagi warga karena

milik rakyat bukan pemerintah, jadi untuk mendorong pemerintah yang terbuka

perlu adanya hubungan yang baik dengan publik atau masyarakat. Informasi yang

disampaikan selama ini oleh pihak Pemkab Sleman diklaim sudah cukup efektif,

karena masyarakat bisa memperoleh informasi yang penting seperti pelayanan ijin

Page 19: PARTISIPASI PUBLIK DELIBERATIF BERBASIS WEBSITE DALAM …thesis.umy.ac.id/datapublik/t76370.pdf · 2016-01-27 · teknologi, informasi, dan komunikasi atau biasa disebut e-government

dalam berbagai bidang sehingga masyarakat bisa membekali diri sebelum

mengurusi perijinan.

Berdasarkan pembahasan di atas, maka partisipasi masyarakat Kabupaten

Sleman sudah berada pada tahapan Influence (Pengaruh) yaitu tahapan pertama

menurut teori partisipasi Carson dan Karp, ini ditandai dengan adanya partisipasi

masyarakat untuk menyampaikan aspirasi, saran, keluhan dan pertanyaan kepada

Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman khususnya di Kantor Pelayanan Perizinan

Sleman dan juga adanya sosialisasi Pemerintah Daerah kepada masyarakat

Kabupaten Sleman. Dengan mengakomodasi masukan yang disampaikan

masyarakat tersebut, kebijakan yang dihasilkan segala dampaknya dapat

dipertanggungjawabkan.

4.2 Inclusion (Penyertaan )

1. Adanya Ruang Untuk Menyampaikan Partisipasi Masrayakat

Pada tahap ini masyarakat diberikan ruang oleh pemerintah daerah untuk

menyampaikan pertanyaan, keluhan, saran atau masukan dan kritikan terkait

dengan kebijakan daerah di Kabupaten Sleman. Untuk mewadahi dan

memfasilitasi berbagai masukan dari masyarakat, pemerintah daerah Sleman

menyediakan sarana yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat seperti adanya

portal web kabupaten Sleman forum “surat warga” disini masyarakat bisa

mengirim pertanyaan, keluhan, saran kepada instansi yang ada di pemerintah

daerah Sleman.

Page 20: PARTISIPASI PUBLIK DELIBERATIF BERBASIS WEBSITE DALAM …thesis.umy.ac.id/datapublik/t76370.pdf · 2016-01-27 · teknologi, informasi, dan komunikasi atau biasa disebut e-government

Begitu juga di KPP Kabupaten Sleman dalam menerima saran, masukan

ataupun pertanyaan dari masyarakat menggunakan banyak media. Media yang

digunakan antara lain kotak saran, telepon (0274-868405), SMS(08112500666),

e-mail([email protected]) dan juga kotak keluhan maupun saran yang

ada di SIMPPT dengan mengakses perijinan.slemankab.go.id atau

kpp.slemankab.go.id. berikut hasil wawancara dengan kepala bagian pengaduan

KPP Kabupaten Sleman :

“ Untuk pertanyaan mengenai perizinan, masyarakat paling banyak

menghubungi KPP dengan menggunakan telepon. Saran dan keluhan saat

ini telah banyak disampaikan masyarakat melalui e-mail dan juga melalui

SIMPPT”. (Wawancara, 21 September 2015, jam 10.15 WIB )

Dari tahun 2009 dimana SIMPPT dimulai, banyak masyarakat yang sudah

memberikan saran dan keluhan melalui SIMPPT. Namun tidak bisa dipungkiri

bahwa keluhan dan saran banyak disampaikan masyarakat secara langsung kepada

KPP Kabupaten Sleman. Pelayanan partisipatif ini dapat mendorong peran serta

masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan

aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat. Kaitannya dengan pelayanan

berbasis website atau teknologi informasi, maka partsipasi dilihat dari peran

masyarakat dalam memanfaatkan teknologi informasi yang disediakan oleh

pemerintah daerah dan juga KPP Kabupaten Sleman.

Teknologi informasi yang disediakan oleh KPP untuk masyarakat yaitu

SIMPPT Perizinan online bisa dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat.

Masyarakat saat ini dapat memanfaatkan SIMPPT unutk melihat syarat perizinan

dan memberikan saran atau pengaduan kepada KPP Kabupaten Sleman. dalam

Page 21: PARTISIPASI PUBLIK DELIBERATIF BERBASIS WEBSITE DALAM …thesis.umy.ac.id/datapublik/t76370.pdf · 2016-01-27 · teknologi, informasi, dan komunikasi atau biasa disebut e-government

sistem tersebut juga sudah disediakan formulir yang bisa diisi dan juga dapat

digunakan untuk mengumpulkan berkas pemohon melalui website.

Kelebihan dari SIMPPT ini adalah masyarakat memiliki ruang yang

banyak untuk menyampaikan saran, masukan ataupun pengaduan kepada

Pemerintah Kabupaten Sleman dan juga instansi yang lainnya tanpa batas waktu.

Selama 24 jam SIMPPT bisa diakses oleh masyarakat, sedangkan media lain

seperti telepon dan SMS untuk memberikan saran, masukan dan pengaduan hanya

bisa dilakukan selama jam kerja.

Keterbukaan di sini dalam arti pihak pemerintah daerah mau

mendengarkan, menampung dan merumuskan pendapat atau masukan masyarakat

tersebut dalam kebijakan‐kebijakan yang diambilnya. Jadi bukan hanya sekedar

ditampung, tanpa ditindaklanjuti lebih jauh. Manakala ada keterbukaan dari pihak

pemerintah daerah, maka akan menimbulkan motivasi atau dorongan atau

semangat dari masyarakat untuk terus membangun daerahnya dengan cara

melaksanakan berbagai aturan yang telah menjadi kebijakan publik.

2. Adanya Tanggapan atau Respon dari Pemerintah Daerah

Pada tahap ini Pemerintah Daerah kabupaten Sleman diminta untuk

menindak lanjuti setiap pertanyaan, keluhan, saran atau masukan yang

disampaikan masyarakat melalui web portal Sleman yang berupa forum Surat

Warga. Untuk e-mail dari masyarakat yang masuk akan langsung ditanggapi oleh

bidang yang terkait kecuali yang bersifat umum maka akan dijawab oleh Bagian

Page 22: PARTISIPASI PUBLIK DELIBERATIF BERBASIS WEBSITE DALAM …thesis.umy.ac.id/datapublik/t76370.pdf · 2016-01-27 · teknologi, informasi, dan komunikasi atau biasa disebut e-government

Humas, sehingga terjadi proses diskusi yang interaktif. Hasil wawancara dengan

kepala Bagian Dokumentasi dan Informasi Humas Setda Sleman :

“ ….. Pengaduan atau keluhan masyarakat yang masuk melalui website

atau lainnya selama ini disampaikan kepada bidang/dinas yang terkait

untuk ditindak lanjuti. Selama ini aktifitas demikian sudah berjalan lancar

sehingga terjadi dialog yang efektif antara Pemkab Sleman dengan

masyarakat umum”. (1 September 2015, jam 13.00 WIB)

Proses pengumpulan pengaduan atau keluhan masyarakat menggunakan

system multi kanal terintegrasi. Pengaduan masuk bisa melalui SMS, Loket,

Surat, website, e-mail dan Telephone. Setiap jam 10 pagi, info aduan diterima

pimpinan & SKPD terkait, maksimal 14 hari aduan sudah ada jawaban/tindak

lanjut, apabila aduan tersebut belum terselesaikan juga maka akan

dikoordinasikan dan dibahas bersama dengan Bupati Kabupaten Sleman.

Dalam penyelesaian aduan masyarakat ada berbagai hambatan yang terjadi

diantaranya yaitu data aduan yang tidak akurat, subyek aduan diluar kewenangan

kabupaten dan adanya muatan politik atau kepentingan pada materi atau obyek

aduan. Contoh aduan diluar kewenangan Kabupaten Sleman yaitu Kuota raskin,

Tahun 2012 terdapat 72.148 RTS ( data dari TNP2K / tim percepatan pengentasan

kemiskinan), KK miskin berjumlah 50.603 KK.

Contoh pertanyaan, keluhan, dari masyarakat yang langsung ditindak

lanjuti oleh SKPD terkait, “ Saya mau bertanya, kalau untuk mengurus perizinan,

peraturan, dan perpajakan untuk billboard, saya harus menghubungi ke mana?

Admin menjawab “ Untuk mengurus perizinan dan perpajakan pemasangan

billboard saudara dapat menghubungi Dinas Pendapatan Daerah di Jalan Candi

Page 23: PARTISIPASI PUBLIK DELIBERATIF BERBASIS WEBSITE DALAM …thesis.umy.ac.id/datapublik/t76370.pdf · 2016-01-27 · teknologi, informasi, dan komunikasi atau biasa disebut e-government

Gebang Beran, Tridadi Sleman Telp. 0274-868405 ext 1444”. Contoh pertanyaan,

keluhan yang menyangkut dengan banyak pihak sehingga membutuhkan waktu

yang lama untuk ditindak lanjuti, “ Kesemrawutan jalan / lalulintas di depan

RSUP Dr. Sardjito. Melibatkan 2 instansi ( RSUP Dr. Sardjito, dan UGM )

keterlibatan Pemkab.

Setiap tanggapan dan keluhan yang masuk melalui website atau media

lainya baik yang berupa keluhan, tanggapan maupun pertanyaan dari warga akan

difasilitasi Bagian Humas untuk dikoordinasikan dengan SKPD terkait yang

berwenang menjawab tanggapan atau pertanyaan warga tersebut. Hal ini

dilakukan melalui kegiatan monitoring media yang dilakukan setiap harinya.

Pendistribusian informasi ke setiap SKPD dan unit kerja oleh Humas Pemkab

Sleman dilakukan secara paperless dimana sedapat mungkin penggunaan kertas

dikurangi, penyampaian pesan langsung melalui SMS, email dan

aplikasi chatting internal yang mana membuat biaya komunikasi menjadi sangat

murah dan cepat. Berikut ini rekapitulasi berdasarkan SKPD terkait yang

sudah/belum ditanggapi.

Tabel. 3

Rekapitulasi Aduan Berdasarkan Tujuan SKPD

No SKPD Jumlah

Aduan Masuk

Sudah

Ditanggapi

Belum

Ditanggapi

1 Sekretaris daerah 41 41 -

2 Dinas Kesehatan 61 59 2

3 Dinas Pendidikan, Pemuda

dan Olahraga

41 40 1

Page 24: PARTISIPASI PUBLIK DELIBERATIF BERBASIS WEBSITE DALAM …thesis.umy.ac.id/datapublik/t76370.pdf · 2016-01-27 · teknologi, informasi, dan komunikasi atau biasa disebut e-government

4 Dinas Pertanian, Perikanan

dan Kehutanan

31 26 5

5 Dinas Tenaga Kerja dan

Sosial

20` 19 1

6 Dinas Kependudukan dan

Catatan Sipil

49 49 -

7 Dinas Pekerjaan Umum dan

Perumahan

140 134 6

8 Dinas Perhubungan

Komunikasi dan Informatika

80 80 -

9 Dinas Sumber Daya Air,

Energi dan Mineral

31 31 -

10 Dinas Perindustrian,

Pedagangan dan Koperasi

7 5 2

11 Dinas Pasar 0 - 0

12 Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata

0 - 0

13 Dinas Pengelolaan Keuangan

dan Aset Daerah

9 8 1

14 Dinas Pendapatan Daerah 12 11 1

15 Dinas Pengendalian

Pertanahan Daerah

9 9 0

16 Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah

9 9 0

17 Badan Kepegawaian Daerah 22 21 1

18 Badan Keluarga Berencana,

Pemberdayaan Masyarakat

dan Pemberdayaan

Perempuan

6 5 1

19 Badan Penanggulangan

Bencana Daerah

20 17 3

20 Satuan Polisi Pamong Praja 29 27 2

21 Inspektorat Kabupaten 0 0 0

22 Kantor Lingkungan Hiup 5 5 0

23 Kantor Penanaman,

Penguatan dan Penyertaan

Modal

0 - 0

24 Kantor Pelayanan Perijinan 17 17 0

25 Kantor Perpustakaan Daerah 5 5 0

Page 25: PARTISIPASI PUBLIK DELIBERATIF BERBASIS WEBSITE DALAM …thesis.umy.ac.id/datapublik/t76370.pdf · 2016-01-27 · teknologi, informasi, dan komunikasi atau biasa disebut e-government

26 Kantor Arsip Daerah 0 - 0

27 Kantor Kesatuan Bangsa 1 1 0

28 Sekretariat Korpri 0 - 0

29 RSUD Sleman 5 5 0

Jumlah 650 624 26

96% 4%

Sumber : Humas Pemkab Sleman

Berdasarkan tabel rekapitulasi aduan di atas jumlah aduan yang masuk

berdasarkan tujuan SKPD yaitu berjumlah 650 aduan, sedangkan yang sudah

ditanggapi berjumlah 624 (96%) aduan, sisanya sebanyak 26 (4%) aduhan belum

ditanggapi oleh SKPD terkait. Dengan banyaknya aduan yang masuk dari

masyarakat setiap SKPD terkait berusaha untuk merespon semua aduan,

masukan/saran dengan cepat, baik, dan memuaskan. Bagian Humas dan Informasi

secara proaktif berkomunikasi dengan setiap SKPD untuk segera merespons

aduan, masukan /saran masyarakat. Respons cepat terhadap pesan dari masyarakat

yang memerlukan koordinasi tindak lanjut (dan melibatkan beberapa SKPD) tetap

diperlukan.

Dari semua masukan, saran dan keluhan yang disampaikan masyarakat

Kabupaten Sleman baik disampaikan langsung atau tidak langsung merupakan

wujud dari partisipasi masyarakat Kabupaten Sleman yang urgensinya sangat

penting dalam proses perumusan kebijakan daerah. Dengan upaya ini maka

perumusan kegiatan tidak hanya akan melihat dari sisi pemerintah saja namun

akan mempertimbangkan sisi masyarakat dari pihak yang akan menerima atau

menikmati outcome dari kegiatan tersebut. Adanya perlibatan berbagai pemangku

kebijakan termasuk partisipasi kelompok kepentingan seperti birokrat, mahasiswa,

Page 26: PARTISIPASI PUBLIK DELIBERATIF BERBASIS WEBSITE DALAM …thesis.umy.ac.id/datapublik/t76370.pdf · 2016-01-27 · teknologi, informasi, dan komunikasi atau biasa disebut e-government

guru, LSM dan masyarakat atau dengan kata lain kebijakan bersifat bottom up dan

deliberatif, akhirnya kebijakan akan menjadi pro poor dan pro publik.

Dengan demikian partisipasi masyarakat Kabupaten Sleman sudah ada

pada tahapan Inclusion (Penyertaan) yaitu pada tahapan kedua menurut teori

Carson dan Karp, ini ditandai dengan adanya ruang bagi masyarakat untuk

menyampaikan aspirasinya, ruang untuk curhat, usul, atau kritik bagi seluruh

elemen masyarakat, tanpa pandang bulu, agar segala sisi kemanusiaan dapat

diserap sistem politik-ekonomi atau ekonomi-politik, dan juga ditandai dengan

adanya Keterbukaan dan respon dari Pemerintah Daerah terkait saran, keluhan dan

juga pertanyaan yang disampaikan masyarakat Kabupaten Sleman, sehingga apa

yang menjai hajat atau keinginan masyarakat tercipta.

4.3 Deliberation ( Musyawarah )

1. Keterlibatan Masyarakat dalam Proses Pengawasan dan Kontrol

Terhadap Kebijakan Daerah Kabupaten Sleman

Pada tahapan ini masyarakat dilibatkan dalam proses pengawasan dan

kontrol terhadap kebijakan daerah kabupaten Sleman. Maksud peran serta

masyarakat tersebut untuk mewujudkan hak dan tanggung jawab masyarakat

dalam penyelenggaraan pemerintah yang bersih di kabupaten Sleman. Di samping

itu, diharapkan pula peran serta tersebut lebih menggairahkan masyarakat untuk

melaksanakan kontrol sosial terhadap Penyelenggara pemerintah.

Untuk mengoptimalkan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan

pemerintahan daerah di kabupaten Sleman, pemda Sleman menyediakan ruang

Page 27: PARTISIPASI PUBLIK DELIBERATIF BERBASIS WEBSITE DALAM …thesis.umy.ac.id/datapublik/t76370.pdf · 2016-01-27 · teknologi, informasi, dan komunikasi atau biasa disebut e-government

komunikasi publik yaitu dengan adanya portal web Sleman di forum surat warga.

Melalui media website ini pemda Sleman mensosialisasikan informasi dan

kebijakan daerah kepada masyarakat, melalui media ini juga masyarakat dapat

berpartisipasi menyampaikan pertanyaan, keluhan, masukan atau saran kepada

pemerintah daerah kabupaten Sleman.

Hasil wawancara dengan staff humas pemerintah daerah kabupaten

Sleman senin 7 september 2015, jam 13.30 WIB :

“…Masyarakat dapat mengawasi dan mengontrol petanyaan, aduhan,

saran atau masukan yang ditujukan kepada instansi yang ada di Pemkab

Sleman lewat media yang telah disediakan atau bisa langsung mendatangi

ke instansi terkait”

Dengan adanya pengawasan dan kontrol Masyarakat tentunya dapat

mengetahu sampai sejauh mana aduhan, saran atau masukan masyarakat ditindak

lanjuti oleh pemkab Sleman. Mekanisme dua arah ini baik dari jalur publik untuk

ikutserta secara proaktif dalam perumusan maupun kontrol publik terhadap

kegiatan pemerintah daerah diharapkan dapat memperkuat mekanisme partisipatif

untuk menyerap dan memberikan informasi kepada publik agar terjadi

pemberdayaan publik yang lebih kuat dan luas lagi.

Tabel. 4

Pengawasan dan Kontrol Masayarakat Terhadap Kebijakan Daerah

No Isu Kalrifkasi SKPD Followup

1 Kontrol warga

mengenai keberadaan

toko modern di Sleman

Perizinan SIUP,

IMB, TDP dan

lainya

Kantor

Pelayanan

Perizinan

Page 28: PARTISIPASI PUBLIK DELIBERATIF BERBASIS WEBSITE DALAM …thesis.umy.ac.id/datapublik/t76370.pdf · 2016-01-27 · teknologi, informasi, dan komunikasi atau biasa disebut e-government

yang tidak sesuai tata

ruang maupun tanpa

adanya perizinan yang

lengkap

Kabupaten

Sleman

2 Aduan warga mengenai

keberadaan tanah irigasi

yang dibuat bangunan

kios dan posisi tanah

tersebut dipojokan

perempatan, apakah

boleh boleh dibangun

kios permanen? Karena

proses bangunan dapat

menghalangi jarak

pandang pengguna jalan

sehingga sangat

berbahaya

Perizinan IPPT

dan IPT

Dinas

Pengendalian

Pertanahan

Daerah

Kabupaten

Sleman

3 Adanya aduan warga

terkait pembuangan

sampah liar di Kalasan

dan adanya TPA liar

Permasalahan

sampah dan

TPA liar

Kantor

Lingkungan

Hidup

Sleman

Sumber : Hasil Analisis 2015

Pengawasan dan kontrol masyarakat terhadap penyelenggaraan

pemerintahan daerah sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan

profesionalisme, kinerja, serta tanggungjawab pemerintah daerah. Ketentuan

perundang-undangan juga secara tegas mengatur peran serta masyarakat sebagai

social control dengan optimal. Pemerintah daerah, guna mendorong hal tersebut

perlu menerapkan manajemen publisitas, dimana setiap informasi, kebijakan,

program dan kegiatan, serta tingkat pencapaian yang diraih perlu disampaikan

kepada publik.

Page 29: PARTISIPASI PUBLIK DELIBERATIF BERBASIS WEBSITE DALAM …thesis.umy.ac.id/datapublik/t76370.pdf · 2016-01-27 · teknologi, informasi, dan komunikasi atau biasa disebut e-government

2. Masyarakat Terlibat Secara Aktif dalam Formulasi, Implementasi

dan Evaluasi Kebijakan Daerah

Pada tahapan ini Partisipasi masyarakat dalam memberikan penilaian

terhadap kebijakan publik merupakan sikap dukungan yang positif terhadap

pemerintah. Partisipasi masyarakat dalam evaluasi dapat dilakukan dengan

memantau hasil kebijakan publik dan pelaksanaannya, masyarakat menjalankan

fungsi pengawasan internal terhadap kinerja SKPD atau unit kerja dalam

merespons dan menindak lanjuti informasi dan keluhan masyarakat. Pada tahap

ini masyarakat harus bersikap kritis terhadap apa-apa yang sudah ditetapkan atau

dilaksanakan oleh pemerintah. Tanpa adanya evaluasi dari masyarakat bisa terjadi

penyimpangan pada pelaksanaan kebijakan publik, dalam memberikan evaluasi

terhadap kebijakan publik harus bersifat konstruktif (membangun) bukan bersifat

destruktif (menghancurkan), dan juga dengan cara yang santun.

Masyarakat harus aktif dalam Kebijakan Publik karena masyarakatlah

yang lebih tahu apa yang menjadi kebijakan kebutuhan dan keinginan mereka

dalam kebutuhan sehari - hari. Dengan adanya partisipasi masyarakat secara

langsung dalam berbagai bentuk perumusan kebijakan publik akan berdampak

positif pada masyarakat yang bersangkutan. Hal ini dikarenakan masyarakat akan

turut bertanggung jawab terhadap berbagai kebijakan publik yang dikeluarkan

oleh pemerintah daerah setempat, karena mereka dilibatkan secara langsung

dalam perumusannya. Jadi tidak ada lagi perasaan atau kesan, bahwa masyarakat

tidak setuju atau tidak tahu terhadap kebijakan‐kebijakan yang dikeluarkan

Page 30: PARTISIPASI PUBLIK DELIBERATIF BERBASIS WEBSITE DALAM …thesis.umy.ac.id/datapublik/t76370.pdf · 2016-01-27 · teknologi, informasi, dan komunikasi atau biasa disebut e-government

tersebut. Hasil wawancara dengan masyarakat pengguna website Pemda

Kabupaten Sleman :

“ … Keterlibatan masyarakat dalam proses evaluasi terkait kebijakan

daerah sangatlah penting yaitu untuk mengetahui kegiatan/ rencana/

kebijaksanaan tersebut memberikan hasil/ keuntungan dan manfaat kepada

masyarakat.”(wawncara Qolbi, 5 September 2015, jam 09.15 WIB)

Kebijakan publik deliberatif mendasarkan pada demokrasi, rujukan

demokrasi adalah demokrasi Pancasila yang mengutamakan konsensus atau

musyawarah untuk mencapai mufakat dan memiliki kesamaan dengan gagasan

demokrasi deliberatif Habermas. Dalam perspektif demokrasi deliberatif dan

demokrasi Pancasila sama-sama mengarusutamakan konsolidasi pengambilan

keputusan pada musyawarah dalam proses eksplorasi, pemecahan masalah, dan

pengambilan keputusan. Instrumennya yaitu melalui dialog di antara semua

elemen. Penguatan pengambilan keputusan ini dilakukan berdasarkan partisipasi

semua elemen tanpa dominasi elemen tertentu.

Partisipasi masyarakat dalam formulasi dan implementasi kebijakan publik

merupakan inti perspektif deliberatif bukan sebatas prosedural semata. Hal utama

(dan pertama) dibutuhkan adanya ruang bagi masyarakat (publik) berpartisipasi.

Ruang publik ini dibutuhkan untuk mengekspresikan aspirasi/pendapat publik

yang otonom dan bebas sehingga tercipta wahana diskursus (menyatakan) opini-

opini, aspirasi (kepentingan-kepentingan) masyarakat berfungsi secara diskursif.

Fungsi ruang publik sangat signifikan dalam formulasi dan implementasi

suatu kebijakan, yakni sebagai wahana tersampaikan secara otentik opini, umpan

balik (feedback) publik terhadap kebijakan pemerintah demi mencapai/menjaga

Page 31: PARTISIPASI PUBLIK DELIBERATIF BERBASIS WEBSITE DALAM …thesis.umy.ac.id/datapublik/t76370.pdf · 2016-01-27 · teknologi, informasi, dan komunikasi atau biasa disebut e-government

sinergitas dan keadilan sosial, terbentuk dan tersosialisasinya informasi ke

khalayak umum, dan sebagai kekuatan penekan publik terhadap berbagai bentuk

dominasi dan manipulasi wahana publik oleh elemen tertentu.

Diantara wahana utama yang sering dipergunakan sebagai media

partisipasi adalah penyampaian aduan, masukan/saran melalui website Sleman,

dengar pendapat publik (public hearing) di DPRD, pengaduan di kotak-kotak

saran, dan melalui lembaga-lembaga resmi lainnya di desa seperti Badan

Permusyawaratan Desa. Meskipun demikian keterlibatan masyarakat tidak sampai

pada tingkatan pengambilan keputusan bersama dan kontrol oleh warga,

melainkan hanya sampai pada tingkat informasi dan konsultasi.

Telah adanya kontrol dan evaluasi dari masyarakat terhadap

penyelenggaraan pemerintahan daerah di Kabupaten Sleman ini menunjukkan

bahwa masyarakat terlibat secara aktif tetapi perlibatan masyarakat disini hanya

sebatas pada tahapan memberi masukan saran dan kritikan saja belum pada tahap

kekuatan masyarakat atau degree of citizen power, oleh karena itu partisipasi

masyarakat Kabupaten Sleman belum berada pada tahapan deliberation yaitu

tahapan ketiga dari teori partisipasi Carson dan Karp

5. Analisis Tingkat Partisipasi Publik Deliberatif

Analisa tingkat partisipasi masyarakat berbasis website dalam perumusan

kebijakan daerah, dengan tujuan untuk mengetahui derajat keterlibatan

masyarakat dalam proses perumusan kebijakan daerah. Derajat keterlibatan

masyarakat tersebut diukur dengan menggunakan derajat partisipasi dari Sherry R.

Page 32: PARTISIPASI PUBLIK DELIBERATIF BERBASIS WEBSITE DALAM …thesis.umy.ac.id/datapublik/t76370.pdf · 2016-01-27 · teknologi, informasi, dan komunikasi atau biasa disebut e-government

Arnstein yang membagi tingkatan partisipasi masyarakat ke dalam 8 tangga atau

tingkatan dengan karakteristik partisipasi di setiap tangga yang berbeda.

Tingkat partisipasi publik deliberatif berbasis website dalam perumusan

kebijakan daerah dapat diketahui dengan menjumlahkan skor dari tiap variabel

sebagaimana diuraikan di atas, yaitu variabel tingkat kehadiran dalam

rapat/pertemuan, keaktifan mengemukakan masukan/saran/usul, keterlibatan

dalam menetapkan konsep rencana, dan keterlibatan memberikan persetujuan

terhadap rancangan rencana. Hasil selengkapnya sebagaimana tabel 5 berikut ini.

TABEL. 5

TINGKAT PARTISIPASI PUBLIK DELIBERATIF DALAM

PERUMUSAN KEBIJKAN DAERAH

NO VARIABEL

JUMLAH

SKOR

VARIABEL

KETERANGAN

TINGKAT

1 Keaktifan mengemukakan

masukan/saran/usul 374 Consultation

2 Keterlibatan dalam menetapakan

kebijakan 364 Consultation

3 Keterlibatan dalam memberikan

persetujuan teradap rumusan

kebijakan

402 Consultation

Jumlah 1140 Consultation

Sumber : Analisis 2015

Berdasarkan tabel di atas, tingkat partisipasi publik deliberative berbasis

website dalam perumusan kebijakan daerah di kabupaten Sleman berada pada

tingkat keempat dari delapan tangga partisipasi Arnstein yaitu berada pada tingkat

Page 33: PARTISIPASI PUBLIK DELIBERATIF BERBASIS WEBSITE DALAM …thesis.umy.ac.id/datapublik/t76370.pdf · 2016-01-27 · teknologi, informasi, dan komunikasi atau biasa disebut e-government

Consultation (konsultasi). Pada tingkat Consultation ini termasuk dalam derajad

tokenisme/penghargaan atau Degree of Tokenism.

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Publik Deliberatif

Berbasis Website

Faktor pendukung dan penghambat partisipasi publik berbasis website

dalam perumusan kebijakan daerah di dinas Perizinan Kabupaten Sleman. Untuk

mewujudkan pelayanan publik yang baik kepada masyarakat, tentunya terdapat

faktor pendorong dan penghambat partisipasi publik berbasis website. Berikut

merupakan faktor pendorong dan penghambat partisipasi publik berbasis website

dalam perumusan kebijakan daerah di dinas Perizinan Kabupaten Sleman.

1. Faktor pendorong partisipasi publik deliberatif berbasis website dalam

perumusan kebijakan daerah di dinas perizinan Kabupaten Sleman :

a. Kelembagaan. Berkaitan dengan keberadaan organisasi yang berwenang

dan bertanggungjawab terhadap pengelolaan partisipasi publik deliberatif

berbasis website dalam perumusan kebijakan di KPP Pemda Sleman.

b. Kontinyunitas. Adanya keberlanjutan penerapan pengelolaan aduhan,

masukan/saran berbasis website di KPP Sleman dibuktikan dengan

adanya perencanaan kedepan mengenai aplikasi berbasis android yang

dapat dimanfaatkan masyarakat dalam berpartisipasi menyampaikan

pertanyaan, aduhan, masukan/saran.

c. Sarana dan prasarana yang memadahi.

2. Terdapatnya beberapa pegawai yang berkompeten dalam menjalankan

teknologi dan berkomitmen tinggi untuk memperbaiki sistem yang ada.

Page 34: PARTISIPASI PUBLIK DELIBERATIF BERBASIS WEBSITE DALAM …thesis.umy.ac.id/datapublik/t76370.pdf · 2016-01-27 · teknologi, informasi, dan komunikasi atau biasa disebut e-government

2. Partisipasi publik deliberatif berbasis website dalam perumusan kebijakan

daerah di KPP Kabupaten Sleman juga mengahadapi berbagai kendala yang

menjadi faktor penghambat di dalam terselenggaranya pemerintahan berbasis

website di Kabupaten Sleman. Faktor-faktor penghambat tersebut antara lain :

a. Hambatan Penyelesaian aduhan masyarakat karena data aduan tidak

akurat, subyek aduan diluar kewenangan Kabupaten Sleman dan adanya

muatan politik / kepentingan pada materi (obyek aduan )

b. Keterbatasan sumber daya manusia dalam mengelola pertanyaan, aduhan,

dan masukan/saran di KPP kabupaten Sleman, Jumlah pegawai yang ada

di BPMPPT kabupaten Sleman berjumlah 21 orang, sedangkan yang

bertugas untuk mengurusi pelayanan informasi dan aduhan di KPP

Sleman hanya berjumlah 5 orang.

c. Terjadinya masalah teknis seperti mati listrik dan juga jaringan internet

yang kadang tidak tersambung atau tidak stabil.

d. Human error yang terjadi, baik pada saat menginput pertanyaan, aduan,

saran atau masukan sehingga data kadang salah dan juga kadang salah

dalam pendistribusian ke setiap SKPD yang ada di Pemkab Sleman.

F. Kesimpulan dan Saran

Keterbatasan Penelitian, keterbatasan peniliti dalam menentukan dan

memilih responden beserta besar jumlahnya responden untuk mengukur tingkat

partisipasi masyarakat dengan menggunakan teori partisipasi Arnstein

Page 35: PARTISIPASI PUBLIK DELIBERATIF BERBASIS WEBSITE DALAM …thesis.umy.ac.id/datapublik/t76370.pdf · 2016-01-27 · teknologi, informasi, dan komunikasi atau biasa disebut e-government

1. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan ini dapat disimpulkan bahwa partisipasi publik di

Kabupaten Sleman berjalan dengan baik dan Tahapan tingkat partisipasi publik

deliberatif berbasis website menurut tipologi Carson dan Karp berada dalam

tahapan Inclusion atau penyertaan sedangkan tingkat partisipasi masyarakat

menurut tipologi Arnstein masuk dalam kategori Consultation (konsultasi), yang

termasuk dalam derajad tokenisme/penghargaan atau Degree of Tokenism. yaitu

suatu tingkat partisipasi dimana masyarakat didengar dan diperkenankan

berpendapat, tetapi mereka tidak memiliki kemampuan untuk mendapatkan

jaminan bahwa pandangan mereka akan dipertimbangkan oleh pemegang

keputusan.

Faktor pendorong dan penghambat partisipasi publik berbasis website

dalam perumusan kebijakan daerah di dinas Perizinan Kabupaten Sleman. Yaitu

adanya kelembagaan, kontinyunitas, sarana dan prasarana yang memadahi,

Jaringan internet yang baik dan jarang sekali mengalami gangguan, pegawai yang

berkompeten dalam menjalankan teknologi dan berkomitmen tinggi untuk

memperbaiki sistem yang ada. Faktor penghambat yaitu hambatan penyelesaian

aduan masyarakat karena data aduan tidak akurat, subyek aduan diluar

kewenangan Kabupaten Sleman dan adanya muatan politik atau kepentingan pada

materi (obyek aduan ). Keterbatasan sumber daya manusia di KPP Sleman.

Terjadinya masalah teknis seperti mati listrik dan juga jaringan internet yang

kadang tidak tersambung atau tidak stabil. Human error yang terjadi, baik pada

saat menginput pertanyaan, aduhan, saran atau masukan.

Page 36: PARTISIPASI PUBLIK DELIBERATIF BERBASIS WEBSITE DALAM …thesis.umy.ac.id/datapublik/t76370.pdf · 2016-01-27 · teknologi, informasi, dan komunikasi atau biasa disebut e-government

2 Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan tersebut di atas, maka peneliti menyarankan

beberapa hal sebagai berikut:

a. Diperlukan pengelolaan pertanyaan, aduhan, saran/masukan secara

maksimal agar tujuan yang ditetapkan sebelumnya menjadi tolak ukur

keberhasilan dalam partisipasi publik deliberatif berbasis website dalam

perumusan kebijakan daerah di Pemkab Sleman.

b. Diperlukan peningkatan SDM, kelengkapan imfrastruktur dan pelatihan

pegawai yang kompeten dalam pengelolaan pertanyaan, aduhan,

saran/masukan masyrakat berbasis website.

c. Untuk itu di masa mendatang pemerintah berkewajiban meningkatkan

fasilitas agar dapat mencapai derajad kekuatan masyarakat (Degree of

Citizen Power).

Page 37: PARTISIPASI PUBLIK DELIBERATIF BERBASIS WEBSITE DALAM …thesis.umy.ac.id/datapublik/t76370.pdf · 2016-01-27 · teknologi, informasi, dan komunikasi atau biasa disebut e-government

DAFTAR PUSTAKA

Buku-Buku

Arikunto, Suharsini, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Pt.

Rineka Cipta, 2006.

Arnstein, Sherry, R., Eight rungson the ladder of citizen participation” in Edgar

S. Cahn and Barry A. Passet, Citizen participation : Effecting Community

change. New York : Praeger Publishers, 1971.

Anwar, M. Khoirul. Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Bagi Pemerintahan Di

Era Otonomi Daerah, SIMDA. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Demokrasi

Lokal Yayasan Harkat Bangsa, 2004.

Andi, Promosi Efektif dengan Web. Yogyakarta: Wahana Komputer, 2003.

Bovaird, T & Loffler, E (ed.). Public Management and Governance.

London: Routledge, 2003.

Carson, L & Hartz-Karp, J (2005) Adapting and Combining Deliberative Designs.

Dalam: Gastil,J & Levine, P (eds) (2005) The Deliberative Democracy

Handbook: Strategies for Effective Civic Engagement in the 21st Century.

San Francisco: Jossey-Bass. 120-138.

Habermas, J. The Theory of Communicative Action. London, Beacon Press, 1981.

Habermas, J. Ruang Publik: Sebuah Kajian tentang Kategori Masyarakat

Borjuis(terjemahan: Yudi Santosa). Yogyakarta: Kreasi Wacana, cetakan

ke dua, 2008.

Hetifah Sj Sumarto, Inovasi, Partisipasi dan Good Governance, Jakarta : Yayasan

Obor Indonesia. 2003.

Indrajit, Rhicardus Eko, Electronic Government; Strategi Pembangunandan

Pengembangan Sistem Pelayanan Publik Berbasis Teknologi

Digital,Yogyakarta: Penerbit Andi, 2002.

Indrajit, RichardusEko, Electronic Government Strategi Pembangunan dan

Pengembangan SistemPelayanan Publik Berbasis Teknologi Digital.

Yogyakarta: Andi. 2004.

Marzuki. Metodologi Riset. Yogyakarta: BPFE-UII, 2002.

Narbuko, C dan Abu Achmadi. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara,

2003.

Nazir, Mohammad, Metode Penelitian, Jakarta : Ghalia Indonesia, 2005.

Page 38: PARTISIPASI PUBLIK DELIBERATIF BERBASIS WEBSITE DALAM …thesis.umy.ac.id/datapublik/t76370.pdf · 2016-01-27 · teknologi, informasi, dan komunikasi atau biasa disebut e-government

Raharjo, Budi, Memahami teknologi Informasi, Jakarta: Universitas Terbuka,

2001Saleh, A. Muwafik . Public Service : Communication. Malang :

UMM press, 2010.

Rahmawati, Dian Eka, Diktat Metode Penelitian Sosial, Ilmu Pemerintahan

FISIPOL UMY, Yogyakarta, 2010.

Sulistyo–Basuki. Dasar-dasar Teknologi Informasi, Jakarta: Universitas

Terbuka, 2013.

Sad Dian Utomo, “Partisipasi Masyarakat dalam Pembuatan Kebijakan”, dalam

Indra J. Piliang, Dendi Ramdani, dan Agung Pribadi, Otonomi Daerah:

Evaluasi dan Proyeksi, Jakarta : Penerbit Divisi Kajian, 2003.

Sutoro Eko, Reformasi politik dan Pemberdayaan Masyarakat, Yogyakarta,

APMD Press, 2004.

Sutoro Eko,“Opini Publik, Partisipasi dan Demokrasi Deliberatif”.

Dalam Komunikasi Pemberdayaan, Yuli Setyowati (editor). Jogyakarta:

APMD Press, 2005.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2008.

Soehartono, Irawan, Metode Penelitian Sosial, Jakarta : PT Remaja Rosda Karya,

2002.

Sutanta, E. Sistem Basis Data: Yogyakarta : GrahaIlmu, 2004.

Tjiptono, Fandy. Service Management: Mawujudkan Layanan Prima.

Yogyakarta: Andi Offset. 2008.

Jurnal dan Artikel

Chadwick, A. and C. May, „Interaction Between States and Citizens in the Age of

the Internet: “E-government‟‟in the United States, Britain and the

European Union‟,Governance: International Journal of Policy,

Administration and Institutions, Vol. 16, No. 2, pp. 271–300. 2003.

Dalibor Stanimirovic and Mirko Vintar, A Critical Insight into the Evaluation of

e- government Policies: Reflections on the Concept of Public Interest,

International Journal on Advances in Life Sciences, vol 5 no 1 & 2,year

2013.

De Cindio, Fiorella, Ann Machintosh, Cristian Peraboni (Eds.), Online

Deliberation, Fourth International Conference, OD2010 Leeds, UK, 30

June – 2 July, 2010 Proceedings.

Page 39: PARTISIPASI PUBLIK DELIBERATIF BERBASIS WEBSITE DALAM …thesis.umy.ac.id/datapublik/t76370.pdf · 2016-01-27 · teknologi, informasi, dan komunikasi atau biasa disebut e-government

Erick S. Holle, Pelayanan Publik Melalui Electronic Government: Upaya

Meminimalisir Praktek Maladministrasi Dalam Meningkatan Public

Service, Jurnal Sasi Vol.17 No.3 Bulan Juli-September 2011.

Forester, J. Designing: Making Sense Together in Practical Conversations. Journal

of Architectural Education (1984-), 38, (3), pp. 14-20, 1984.

Hardiman, FB (2004) Demokrasi deliberatif: model untuk Indonesia pasca-

Soeharto? Majalah Basis Nomor 11-12, Tahun ke 53, November-

Desember 2004: 14 – 31.

Hikmawati, Partisipasi Masyarakat Dalam Perumusan Kebijakan Daerah, Jurnal

Politik Profetik Volume 1 Nomor 1 Tahun 2013.

Hasibuan, Zainal A. dan Santoso, HarryB. Standardisasi Aplikasi E-government

untuk Instansi Pemerintah, Prosiding Konferensi Nasional Teknologi

Informasi dan Komunikasi Indonesia ITB, 3-4 Mei 2005

Haryono, T., dan Widiwardono, Y. K, Current status and issues of e-Government

in Indonesia. 2004.

Janja Nograsek dan Mirko Vintar, Technology as the Key Driver of

Organizational Transformation in the E-government Period: Towards a

New Formal Framework, Electronic Journal of e-Government Volume

11, 2004.

Kumorotomo, Wahyudi. Pengembangan E-Government Untuk Peningkatan

Transparansi Pelayanan Publik (Studi Kasus Upik Di Pemkot Jogjakarta

Dan E-Procurement Di Pemkot Surabaya). Universitas Gadjah Mada.

2008.

Munadi Muhammad, Community Participation In The Public Policy Making In

Education Sector In Surakarta Municipality, Jurnal Penelitian dan

Evaluasi Pendidikan, Nomor 2, Tahun XII, 2008.

Misra, Dinesh Chandra, Defining e-government: a citizen-centric criteriabased

approach 2011. 2006.

Rustan, Partisipasi Masyarakat Dalam Melakukan Kontrol Terhadap

Penyelenggaraan Pemerintah Daerah, vol. 1, April 2012.

Verania Andria dan Yulia Indrawati Sari, Lampu kuning desentralisasi. Jurnal

Analisis Sosial Vol. 5 No. 1 Januari 2000

Page 40: PARTISIPASI PUBLIK DELIBERATIF BERBASIS WEBSITE DALAM …thesis.umy.ac.id/datapublik/t76370.pdf · 2016-01-27 · teknologi, informasi, dan komunikasi atau biasa disebut e-government

Dokumen

Instruksi PresidenNomor 3 Tahun 2003 Tentang Kebijakan Dan Strategi Nasional

Pengembangan Electronic Government.

Undang-undang No. 10 tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-

Undangan

Undang-undang No. 22 tahun 1999 Tentang Pemerintah Daerah

Undang-undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah

Undang-undang No. 23 Tahun 2104 Tentang Pemerintah Daerah

WEB

(http://www.slemankab.go.id/category/prestasi). Diakses 17 April 2015.

Pemkab Sleman.2011.” Sleman Menerima Penghargaan BUDIPURA”.

http://v3.slemankab.go.id/2595/sleman menerima penghargaan-

budipura.slm. Diunduh pada 15 April 2015.

Kantor Pelayanan Perizinan Kabupaten Sleman, Profil Kantor Pelayanan

Perizinan Kabupaten Sleman, www.perijinansleman.com, diunduh pada

tanggal 3 Mei 2015 pukul 11.27 WIB.