partisipasi kerja dan penghasilan keluarga pemulung botol ... · sampel penelitian yang terdiri...
TRANSCRIPT
Partisipasi Kerja dan Penghasilan Keluarga
Pemulung Botol Bekas Studi Kasus di Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
oleh :
Andriyani
NIM : 991324014
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
• Serahkanlah kuatirmu kepada TUHAN. Maka Ia akan memelihara engkau!
Tidak untuk selama-lamanya dibiarkanNya orang benar itu goyah.
(Mzm 55:23)
• Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah
dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan
kepada kita. (Rm 5:5)
• Tuhan tidak pernah berjanji langit akan selalu biru,
Bunga bertebaran di seluruh jalan kehidupan kita.
Tuhan tidak pernah berjanji ada matahari dan tidak ada hujan
Ada kesukaan dan tidak ada kecemasan
Ada kedamaian dan tidak ada kesakitan.
Tetapi Tuhan menjanjikan kekuatan untuk tiap hari,
Kelegaan bagi yang letih dan berbeban berat,
Terang bagi yang berjalan di dalam kegelapan,
Anugerah bagi yang mendapat pencobaan,
Pertolongan dari atas,
Perhatian yang tidak mengecewakan dan kasih yang tidak pernah padam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
PARTISIPASI KERJA DAN PENGHASILAN KELUARGA PEMULUNG BOTOL BEKAS
Studi Kasus di Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan
Andriyani 991324014
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2007
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat partisipasi kerja pemulung botol bekas, mengetahui penghasilan keluarga pemulung botol bekas, mengetahui perbedaan tingkat partisipasi kerja sebelum dan sesudah adanya dana kompensasi BBM, dan mengetahui hubungan tingkat partisipasi kerja dengan penghasilan kerja keluarga pemulung botol bekas di Kecamatan Kebayoran Lama, Kodya Jakarta Selatan, Propinsi DKI Jakarta.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan accidental sampling terhadap sampel penelitian yang terdiri dari 75 pemulung yang tinggal di wilayah Kecamatan Kebayoran Lama, Kodya Jakarta Selatan. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji beda dan analisis korelasi.
Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa; 1) hasil perhitungan rata-rata tingkat partisipasi anggota keluarga (TPAK) sesudah penyaluran BLT (sekarang) sebesar 69,50 dengan TPAK terendah 20 dan tertinggi 100 atau seluruh anggota keluarga bekerja memulung; 2) hasil analisis deskriptif terhadap seluruh 75 sampel pemulung di Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan, tingkat penghasilan per hari tenaga kerja pemulung rata-rata sesudah penyaluran BLT (sekarang) sebesar Rp. 23.533,33 dengan penghasilan per hari terendah Rp. 15.000 per pemulung dan tertinggi Rp. 40.000 per pemulung.; 3) dari hasil uji beda, diperoleh nilai t hitung sebesar 2,803 dan signifikansi t = 0,000 lebih kecil dari nilai signifikansi statistik 0,05 (t tabel sebesar 1,665 dengan df=74), berarti ada perbedaan signifikan antara tingkat penghasilan per hari sebelum penyaluran BLT dan sesudah penyaluran BLT; 4) dari hasil analisis korelasi, untuk sesudah penyaluran BLT (sekarang), nilai r hitung sebesar 0,099 dan signifikansi r = 0,399 lebih besar dari nilai signifikansi statistik 0,05 (r tabel sebesar 0,227 dengan N=75). Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara TPAK dan tingkat penghasilan setelah penyaluran BLT (sekarang) Kata kunci: tingkat partisipasi kerja, penghasilan keluarga, keluarga pemulung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT JOB PARTICIPATION AND INCOME IN FAMILY WHO COLLECTING
WASTE OF BOTTLE Case Study at District of Kebayoran Lama, Southern Jakarta
Andriyani 991324014
Sanata Dharma University
Yogyakarta 2007
The aims of this research was to know (1) job participation level of waste bottle picker’s; (2) the income of waste bottle picker’s family; (3) the difference of job participation level before and after Cash Direct Aid of Oil Fuel Compensation Program given and (4) the relationship between job participation level and income of waste bottle picker’s family in Kebayoran Lama District, South Jakarta, Special Capital City of Jakarta. Province.
The technique of collecting samples was accidental sampling. The samples were 75 waste bottle picker’s who live in Kebayoran Lama District, South Jakarta, Special Capital City of Jakarta Province. The techniques of data analysis were T-test and Correlation Analysis.
The results of this research showed that (1) the average calculation of job participation level of waste bottle picker’s family after Oil Fuel Compensation Program given was 69.50 with 20, the lowes family’s job participation level and 100, the highest fami;y’s job participation. This level means that all members of family belong to waste bottle picker’s; (2) the daily average income of bottle picker’s family after the distribution of Cash Direct Aid was Rp. 23,533.33, while the daily lowest income was Rp. 15,000.00 and the highest was Rp. 40,000.00; (3) there was significant difference between the daily average income of bottle picker’s family after the distribution of Cash Direct Aid; t-test was 2,803 and significant level of t-test was 0,000; it means that it was smaller than statistic significant level. It was only 0.05 ((t statistic level was 1.665 with degree of freedom = 74).; (4) there wasn’t any significant relationship between family’s job participation level and the income level after the distribution of Cast Direct Aid. It can be seen that r-test result waas 0.099 and significant level of r = 0,399 higher than 0.05 statistic significance (r statistic was 0,227 with N=75). Keyword : job participation level, income of family, waste bottle picker’s family
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus karena atas segala
berkat dan kemurahan kasihNya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan sesuai
dengan program studi yang ditempuh.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis tidak bekerja sendirian tetapi
mendapat banyak bantuan, bimbingan, dukungan dan doa. Segala sesuatu yang
penulis terima sangat mendukung kelancaran penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini. Oleh sebab itu perkenankanlah penulis menghaturkan banyak terimakasih
kepada :
1. Drs.T.Sarkim,M.Ed.,Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma
2. Drs. Sutarjo Adisusilo, J.R., selaku Ketua Jurusan P. IPS, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan
3. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi dan
sebagai dosen pembimbing I yang dengan sangat sabar membimbing
dan mengoreksi kesalahan pada penulis
4. P.A. Rubiyanto, selaku dosen pembimbing II yang juga dengan sabar
membantu penulis dalam meyelesaikan skripsi
5. Indra Darmawan, S.E., M.Si., yang telah membantu penulis
menyelesaikan skripsi
6. Alm Papaku, Mamaku, Cie Niel yen, Cie Lien, Cie Chenchen yang
selalu mendoakan dan selalu menyemangati Ly dalam menyelesaikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
skripsi ( Mama akhirnya Ly lulus, dan udah selangkah lebih
maju...makasih buat segalanya yang nggak mungkin Ly bisa balas
sampai kapanpun )
7. Teman-teman PEK 99 yang turut membantuku menyelesaikan
skripsiku, teman tersayangku khususnya Vita, Tatang (tanpa kalian Ly
pasti kesepian, dan ga da apa-apanya, thx friends... u’r my best friend
for ever, don’t forget our friendship yaaa...).
8. Teman-teman kosku di Anastasia, teman-teman komselku dan
temanku yang kusayang Liana, Bram, Agus PAK 2001, Iyec, Mas
Dwi, Thomas
9. Seluruha para pemulung di Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta
Selatan, yang telah membantuku menyelesaikan skripsiku ini.
Penulis menyadari skripsi ini jauh dari sempurna, oleh sebab itu penulis
dengan senang hati menerima berbagai kritikan dan saran bagi pembaca skripsi
ini. Terima kasih.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN.............................................. v
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
ABSTRACT..................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix
DAFTAR ISI.................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL............................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 8
C. Batasan Masalah................................................................................. 9
D. Tujuan Penelitian ............................................................................... 9
E. Manfaat Penelitian .............................................................................. 10
F. Sistematika Penulisan ......................................................................... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 13
A. Konsep Pembangunan Dengan Kondisi Kelebihan Tenaga Kerja..... 13
1. Ekomomi Dualistik dari Boeke.................................................. 14
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Model ekonomi dua sektor dari Sir W . Artur Lewis................. 15
3. Teori Migrasi dari Todaro ......................................................... 17
B. Masalah Ketenagakerjaan Indonesia .................................................. 18
C. Sektor Informal Ketenagakerjaan Indonesia ...................................... 23
a. Pengertian Sektor Informal .......................................................... 23
b. Ciri-Ciri Sektor Informal ............................................................. 27
D. Konsep Tenaga Kerja dan Angkatan Kerja….................................... 30
E. Konsep Partisipasi Angkatan Kerja…. ............................................... 33
a. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Indonesia berdasarkan Sekernas tahun 1999 s/d 2002 ............................... 33 b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) ................................ 34 c. Keadaan TPAK di Indonesia........................................................ 36
F. Dana Kompensasi BBM ..................................................................... 38
G. Kerangka Pemikiran............................................................................. 41
I. Hipotesis .............................................................................................. 42
BAB III TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 43
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 43
B. Pendekatan Penelitian .......................................................................... 43
a. Penelitian Deskriptif........................................................................ 43
b. Studi kasus ...................................................................................... 43
c. Lokasi Penelitian ............................................................................. 44
C. Obyek dan Subyek Penelitian .............................................................. 45
1. Subyek Penelitian ........................................................................... 45
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.Obyek Penelitian ............................................................................. 45
D. Instumen Penelitian ............................................................................. 45
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 46
1. Wawancara...................................................................................... 46
2. Dokumentasi ................................................................................... 47
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data................................................... 47
G. Populasi dan Sampel ........................................................................... 48
H. Teknik Pengumpulan Sampel .............................................................. 49
I. Teknik Analisis Data ............................................................................ 50
a. Untuk menjawab rumusan masalah yang pertama menggunakan partisipasi kerja........................................................ 50 b. Untuk menjawab rumusan masalah yang kedua menggunakan Uji Deskriptif........................................ 51 c. Untuk menjawab rumusan masalah yang ketiga menggunakan Uji 2 Sisi .............................................. 51
Lankah-langkah Uji Beda 2 Beda .................................................... 52
1. Perumusan hipotesa penelitian..................................................... 52
2. Menentukan level of significance ............................................... 52
3. Menentukan thitung......................................................................... 52
4. Kriteria Penyajian 2 Sisi .............................................................. 53
5. Mengambil Keputusan ................................................................. 53
6. Pengambilan Kesimpulan............................................................. 53
d. Untuk menjawab rumusan masalah yang keempat menggunakan rumus korelasi TPK dan
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penghasilan Keluarga...................................................................... 53
1. Menghitung koefisien korelasi antara TKP dengan penghasilan keluarga ................................................................... 53
2. Menentukan tingkat koefisien korelasi ........................................ 54
BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN............................ 55
A. Visi-Misi serta tujuan Kota Madya Jakarta Selatan ............................. 55
1. Visi Kota Madya Jakarta Selatan ................................................. 55
2. Misi Kota Madya Jakarta Selatan ............................................... 55
3. Tujuan Kota Madya Jakarta Selatan ............................................ 55
B. Keadan Geografis ................................................................................. 56
C. Keadaan Perekonomian Kecamatan Kebayoran Lama ........................ 57
D. Bidang Pendidikan, Kesehatan dan Kebersihan................................... 58
E. Bidang Sosial, Agama dan Budaya ...................................................... 59
F. Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup di Kecamatan Kebayoran Lama ........................................................... 60
G. Keadaan Pemulung di Kecamatan Kebayoran Lama........................... 60
H. Deskripsi Responden Penelitian........................................................... 62
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ..................................................... 63
A. Hasil Analisis ....................................................................................... 63
1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Pemulung ............................ 65
2. Analisis Deskriptif Penghasilan ................................................... 67
3. Uji Perbedaan Sebelum dan Sesudah Penyaluran BLT ............... 69
4. Hubungan Antara TPAK dan Penghasilan................................... 71
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Pembahasan .......................................................................................... 73
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 76
A. KESIMPULAN .................................................................................... 76
B. SARAN ................................................................................................ 77
DAFTAR PUSTAKA
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Angkatan Kerja Menurut Golongan Umur dan
Jenis Kelamin, 2002...................................................................... 37
Tabel 3.1. Kisi-kisi Wawancara ....................................................................... 46
Tabel 41. Deskripsi Umur Responden ............................................................. 63
Tabel 4.2. Deskripsi Tingkat Pendidikan......................................................... 63
Tabel 4.3. Deskripsi Status Perkawinan........................................................... 64
Tabel 5.1 Deskripsi TPAK dari total 75 sampel .............................................. 66
Tabel 5.2. Deskripsi Penghasilan per Hari Seluruh Sampel (dalam umur) ..... 69
Tabel 5.3. Hasil Uji t ........................................................................................ 69
Tabel 5.4. Hasil Analisis Korelasi Sesudah BLT............................................. 71
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
1. Pedoman Wawancara ................................................................................... 82
2. Data Rekap Eksplorasi Penelitian Pemulung............................................... 86
3. Deskriptif Responden................................................................................... 90
4. Deskriptif TPAK .......................................................................................... 91
5. Deskriptif Penghasilan ................................................................................. 93
6. Korelasi ........................................................................................................ 94
7. Surat Keterangan Penelitian di Kecamatan Kebayoran Lama ..................... 95
8. Gambar Banyaknya Penduduk Menurut Kecamatan 2001 .......................... 96
9. Peta Kecamatan Kebayoran Lama ............................................................... 97
10. Struktur Organisasi Kecamtan Kebayoran Lama....................................... 98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak terjadinya krisis ekonomi pertengahan tahun 1998, pertumbuhan
ekonomi nyaris terhenti dan laju inflasi meningkat pesat. Akibatnya
pendapatan dan taraf hidup masyarakat merosot tajam dimana jumlah
penduduk miskin dan tingkat pengangguran semakin tinggi dalam waktu yang
sangat singkat. Langkah-langkah pemulihan dan reformasi ekonomi untuk
menggerakkan perekonomian dan memulihkan kesejahteraan rakyat selama
periode 1998-2000 dirasakan berjalan lambat karena persoalan yang dihadapi
menjadi sangat multidimensional.
Krisis ekonomi yang terjadi membawa dampak terhadap pembangunan
di berbagai sektor perekonomian di Indonesia. Dampak dari krisis moneter
yang diawali dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang dollar
semakin menyeret bangsa Indonesia kepada krisis kepercayaan terhadap
pemerintah, krisis moral, krisis politik, dan krisis ekonomi.
Indonesia menjadi korban arus besar “globalisasi” yang telah
menghancurkan sendi-sendi kehidupan termasuk ketahanan moral bangsa.
Dampak krisis moneter yang telah merembet pada krisis ekonomi patut
dijadikan pelajaran yang sangat berharga dalam membangun masa depan,
pembangunan harus diarahkan pada partisipasi dan peran serta masyarakat.
Krisis ekonomi telah mengangkat kepermukaan beberapa kelemahan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
penyelenggaraan perekonomian baik pada tingkat nasional maupun regional.
Berbagai distorsi yang terjadi pada mata rantai perekonomian masa lalu telah
menyebabkan lemahnya ketahanan ekonomi dalam menghadapi krisis,
memicu berbagai bentuk kesenjangan sosial, dan menghambat kemampuan
untuk mengatasi krisis dengan cepat. Kurang meratanya penyebaran
pelaksanaan pembangunan antar wilayah kota, kecamatan, kelurahan dan antar
kawasan telah menimbulkan kesenjangan penyediaan prasarana dan sarana
ekonomi yang pada gilirannya juga memperlemah basis kegiatan ekonomi
masyarakat.
Negara-negara yang sedang berkembang terdapat banyak kegiatan
ekonomi yang berlangsung diluar sektor yang terorganisasi dengan baik,
sektor tersebut disebut dengan sektor informal. Sektor informal banyak sekali
diisi oleh golongan yang kurang mampu dan ini juga semakin besar di
Indonesia, yang keseimbangan sosial ekonominya terganggu bersamaan
dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, pembangunan yang tidak merata,
meluasnya pengangguran serta meningkatnya kemiskinan bagi sekelompok
orang-orang tertentu. Dengan terbatasnya modal yang dimiliki menyebabkan
usaha mereka harus tersingkir dari persaingan di dunia usaha yang
sesungguhnya. Sebagian besar masyarakat Indonesia harus berjuang untuk
memperoleh penghasilan dengan jalan memungut botol bekas yang sudah
dibuang di jalan, tong sampah atau tempat pembuangan sampah (TPS),
sehingga dengan begitu mereka dapat memperoleh penghasilan yang cukup
untuk sehari mereka makan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Partisipasi kerja mencerminkan penyediaan tenaga kerja atau jumlah
angkatan kerja yang dipengaruhi oleh kegiatan ekonomi. Tingkat partisipasi
kerja mencerminkan penyediaan tenaga kerja atau jumlah angkatan kerja, di
mana seseorang menetapkan pilihan antara berapa jumlah waktu yang
diberikan untuk bekerja dan berapa untuk waktu senggang. Namun
kenyataannya bahwa keputusan seseorang harus bekerja dan berapa lama
dalam seminggu orang tersebut bekerja bukanlah semata-mata ditetapkan oleh
pribadi seseorang tersebut akan tetapi secara bersama oleh semua anggota
keluarga.
Dalam mengambil keputusan seseorang mempertimbangkan keputusan
atau kemungkinan keputusan yang akan diambil oleh anggota lain dalam
keluarga, keputusan keluarga yang menetapkan bahwa suami perlu mencari
pekerjaan tambahan disamping pekerjaan penuh yang sudah ada supaya ibu
dapat mengurus anak-anak dan rumah tangga, bahwa di samping bapak, maka
seorang ibu perlu bekerja (walaupun sebagai pekerja paruh waktu) supaya
keluarga tersebut mampu menyekolahkan anak ke tingkat yang lebih tinggi,
begitu pula peran serta anak dalam rumah tangga perlu mencari pekerjaan atau
tambahan penghasilan. Harapan untuk dapat ikut menikmati hasil
pembangunan tersebut dinyatakan dalam peningkatan partisipasi kerja. Jadi
semakin bertambah kegiatan ekonomi semakin besar tingkat partisipasi kerja.
Berkembangnya sektor informal di Indonesia dan juga negara
berkembang lainnya diakibatkan oleh banyak faktor, tetapi sebagian besar
dapat di pandang sebagai dampak negatif maupun positif dari strategi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
industrialisasi yang diterapkan. Pada sisi negatif, akibat tidak meratanya pola
perkembangan industrialisasi, banyak penggangur di sektor formal mencari
pekerjaan di sektor informal. Pada sisi positif adanya kenaikan pendapatan
terutama golongan berpenghasilan rendah akan mengakibatkan naiknya
tingkat permintaan barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor informal.
Sektor informal yang merupakan penyerap kesempatan kerja di kota besar
maupun di pedesaan, merupakan sumber potensial untuk mengurangi dampak
negatif dari kurang mampunya sektor formal menyerap tenaga kerja. Tanpa
daya sektor informal yang mampu menyerap kesempatan kerja, maka jumlah
penganggur potensial di Indonesia akan lebih besar.
Masalahnya sekarang adalah bagaimana upaya bagi mereka yang
bekerja di sektor informal ini dapat meningkatkan produktivitasnya, sehingga
mampu menambah penghasilan keluarga. Seperti diketahui bahwa sektor
informal menjadi tumpuan harapan bagi kaum lemah atau rakyat kecil dalam
mencari pekerjaan dan sektor informal juga merupakan salah satu kegiatan
ekonomi yang mempunyai peranan penting untuk menyediakan kesempatan
kerja secara maksimal bagi banyak tenaga kerja dan yang memberikan
penghasilan dan penghidupan bagi banyak penduduk.
Sektor informal umumnya pedagang kaki lima dan pemulung pada
khususnya dapat mengganggu ketertiban umum, mengganggu keindahan kota
ataupun mengganggu lingkungan. Namun walaupun demikian usaha ini
mempunyai manfaat yang besar sekali terhadap pemeliharaan lingkungan,
diantaranya mengurangi sampah. Sedangkan bagi indusrti daur ulang manfaat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
yang dapat diambil adalah memanfaatkan barang bekas sehingga input untuk
usahanya dengan menambah nilai guna pada barang bekas tersebut. Demikian
juga kondisi perusahaan, mereka yang bekerja di sektor informal sering
kurang mendapatkan perlindungan dan berbagai fasilitas umum yang justru
tersedia untuk perusahaan-perusahaan formal, sebab itu mereka sulit
berkembang. Sektor informal dalam perekonomian Indonesia sangat
dibutuhkan karena mempunyai daya serap tenaga kerja relatif besar, sehingga
mampu menampung kelebihan tenaga kerja yang tidak tertampung pada sektor
formal. Melalui sektor informal dapat terjadi pemerataan pendapatan, terutama
bagi golongan ekonomi lemah.
Tingkat partisipasi kerja sebagai perbandingan antara angkatan kerja
dengan penduduk dalam usia kerja sekaligus menggambarkan penyediaan
tenaga kerja. Partisipasi kerja dan penyediaan tenagakerja bergerak searah.
Dengan kata lain, semakin tinggi tingkat partisipasi kerja, semakin besar
penyediaan tenagakerja. Tingkat partisipasi kerja dipengaruhi secara langsung
atau tidak langsung oleh banyak faktor seperti jumlah penduduk dalam usia
kerja, struktur umur, jumlah penduduk yang bersekolah dan mengurus rumah
tangga, tingkat penghasilan keluarga relatif terhadap kebutuhannya, tingkat
upah, tingkat pendidikan, dan kegiatan ekonomi. Tingkat partisipasi kerja
dalam keluarga mempunyai pengaruh yang sangat penting terhadap
penghasilan dalam keluarga tersebut, karena apabila jumlah partisipasi kerja
meningkat maka penghasilan dalam keluarga tersebut akan meningkat sebesar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
partisipasi keluarga dalam bekerja. Pandangan ini biasanya digunakan sebagai
dasar analisis tingkat partisipasi kerja dan penghasilan keluarga.
Masalah pokok yang perlu mendapat perhatian adalah tingkat
partisipasi kerja para pemulung terhadap penghasilan keluarga pemulung botol
bekas didalam mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari, dengan
mengandalkan pekerjaannya dari memungut botol bekas di tong sampah, di
jalanan atau di tempat pembuangan sampah (TPS). Dengan keadaan
perekonomian yang sangat sulit dan tidak stabil untuk dijalani bagi sebagian
orang yang hidupnya berada di bawah garis kemiskinan.
Dengan keadaan perekonomian yang sulit ditambah dengan beban
kenaikan harga bahan bakar minyak yang baru diberlakukan awal bulan
Oktober, tepatnya pukul 00.00 WIB tanggal 1 Oktober 2005 pemerintah
mengumumkan diberlakukannya Peraturan Presiden Nomor 55/2005.
berdasarkan Perpres tersebut, harga premium menjadi Rp4.500 per liter atau
naik sebesar 87,5 persen. Minyak solar menjadi Rp4.300 per liter atau naik
sebesar 104,8 persen. Minyak tanah menjadi Rp2000 per liter atau naik
sebesar 185,7 persen. (Forum Keadilan, hal 9 No.25, 16 Oktober 2005).
Kenaikan harga BBM yang tidak bisa ditawar-tawar lagi karena
pengeluaran lebih besar dari penerimaan yang mengakibatkan kerugian
didalam perdagangan dan sulit melakukan pembangunan bila subsidi tidak
dilepas, dengan demikian pemerintah pusat ataupun daerah harus melakukan
berbagai upaya agar penyaluran dana program kompensasi pengurangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
subsidi (PKPS) BBM sampai kemasyarakat yang harus menerimanya (Tempo,
hal 8 Edisi 9 Oktober 2005).
Dana tunai untuk masyarakat miskin, adalah pembebasan biaya pendidikan
untuk sekolah dasar dan biaya kesehatan gratis di puskesmas ataupun rumah
sakit kelas III. Selain melakukan penyaluran PKPS BBM, pemerintah perlu
membuat proyek padat karya yang dibiayai anggaran pemerintah, sehingga
masyarakat bisa meningkatkan penghasilannya.
Kenaikan bahan bakar minyak (BBM) yang telah diputuskan oleh
pemerintah berdampak pada meningkatnya seluruh biaya hidup masyarakat
yang diperkirakan akan tetap menambah jumlah penduduk miskin, kendati
dana kompensasi pencabutan subsidi BBM dikucurkan pemerintah. Dampak
yang ditimbulkan dari kenaikan harga BBM ini senantiasa meluas dan
kompleks, karena diikuti dengan kenaikan berbagai komoditas penting yang
banyak dikonsumsi oleh masyarakat kecil.
Berbagai sektor produksi dan jasa yang berhubungan langsung dengan
BBM hampir dipastikan akan meroket biayanya. Sektor transportasi misalnya,
jelas akan menaikkan tarif angkutan, biaya untuk membeli sandang sebagai
output industri yang memakai BBM juga akan semakin meningkat. Impian
masyarakat kecil akan harga sandang yang murah mungkin tinggal kenangan
belaka, berbagai komodititas yang terkait baik langsung maupun tidak
langsung dengan bahan bangunan, hampir dipastikan akan meningkat. Apabila
bahan bangunan rumah meningkat, bisa dipastikan harga rumah atau tempat
tinggal akan semakin meningkat, hal ini dikarenakan akibat langsung dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
kenaikan harga BBM. Pendek kata, kenaikan harga BBM akan membuat
masyarakat kecil mengalami kesulitan.
Melihat betapa pentingnya tingkat partisipasi kerja terhadap
penghasilan keluarga pemulung botol bekas maka penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian tentang “Partisipasi Kerja dan Penghasilan Keluarga
Pemulung Botol Bekas” di Kecamatan Kebayoran Lama Kodya Jakarta
Selatan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tingkat partisipasi kerja keluarga pemulung Botol bekas di
Kecamatan Kebayoran lama Kodya Jakarta Selatan?
2. Bagaimana penghasilan keluarga pemulung botol bekas di Kecamatan
Kebayoran lama Kodya Jakarta Selatan?
3. Apakah ada perbedaan tingkat partisipasi kerja sebelum dan sesudah
adanya dana kompensasi BBM?
4. Apakah ada hubungan antara partisipasi kerja dengan penghasilan
keluarga pemulung botol bekas di Kecamatan Kebayoran lama Kodya
Jakarta Selatan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
C. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah dari tingkat
partisipasi kerja dan penghasilan keluarga pemulung botol bekas, yang
berlokasi di Kecamatan Kebayoran Lama Kodya Jakarta Selatan.
D. Tujuan Penelitian
Mengacu pada permasalahan yang telah dikemukakan diatas, maka
penelitian ini bertujuan untuk menganalisis partisipasi kerja dan penghasilan
keluarga pemulung botol bekas di Ibu Kota Jakarta. Secara spesifik tujuan
penelitian adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui tingkat partisipasi kerja pemulung botol bekas di
Kecamatan Kebayoran Lama, Kodya Jakarta Selatan, Propinsi DKI
Jakarta.
2. Untuk mengetahui penghasilan keluarga pemulung botol bekas di
Kecamatan Kebayoran Lama, Kodya Jakarta Selatan, Propinsi DKI
Jakarta.
3. Untuk mengetahui perbedaan tingkat partisipasi kerja sebelum dan
sesudah adanya dana kompensasi BBM.
4. Untuk mengetahui analisis tingkat partisipasi kerja terhadap
penghasilan keluarga pemulung botol bekas di Kecamatan Kebayoran
Lama, Kodya Jakarta Selatan, Propinsi DKI Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi pemulung botol bekas, sebagai bahan pertimbangan tingkat
partisipasi dalam bekerja untuk dapat mencukupi kebutuhan keluarga.
2. Bagi Pemerintah Daerah, sebagai bahan masukan untuk perencanaan
penataan wilayah dan bimbingan bagi pemulung botol bekas.
3. Bagi Universitas Sanata Dharma, hasil penelitian ini dapat menambah
kepustakaan yang berguna bagi mahasiswa yang membutuhkan.
4. Bagi penulis, aplikasi teoritis dalam perkuliahan yang diterapkan
dalam praktek yang penulis peroleh dari bangku kuliah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
F. Sistematika Penulisan
BAB I. PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika
penulisan.
BAB II. TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Dalam bab ini akan berisi beberapa uraian tentang teori-teori : konsep
pembangunan dengan kelebihan tenaga kerja, masalah ketenagakerjaan
Indonesia, sektor informal, konsep tenaga kerja dan angkatan kerja,
konsep partisipasi angkatan kerja, dana kompensasi BBM, kerangka
pemikiran dan hipotesis.
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini akan menjelaskan tentang tempat dan waktu penelitian,
pendekatan penelitian, objek dan subjek penelitian, instrumen penelitian,
teknik pengumpulan data, teknik pemeriksaan dan keabsahan data,
populasi dan sampel, teknik pengambilan sampel dan teknik analisis data.
BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
Dalam bab ini berisi gambaran umum mengenai visi-misi serta tujuan
Kota Madya Jakarta Selatan, keadaan geografis, keadaan perekonomian
Kecamatan Kebayoran Lama, bidang pendidikan, kesehatan dan
kebersihan, bidang sosial agama dan budaya, sumber daya alam dan
lingkungan hidup di Kecamatan Kebayoran Lama dan keadaan pemulung
di Kecamatan Kebayoran Lama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
BAB V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini berisi tentang hasil analisis dan pembahasan.
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Konsep Pembangunan Dengan Kondisi Kelebihan Tenaga Kerja
Jumlah penduduk umumnya dikaitkan dengan pertumbuhan income per
kapita suatu negara, yang mencerminkan kemajuan perekonomian negara
tersebut. Iskandar (1976:53) mengatakan bahwa jumlah penduduk yang besar
adalah sangat menguntungkan bagi pembangunan ekonomi, Jumlah penduduk
yang semakin besar telah mengakibatkan jumlah angkatan kerja yang semakin
besar. Agar dapat dicapai keadaan yang seimbang maka sebaiknya mereka dapat
tertampung dalam suatu pekerjaan yang cocok dan sesuai dengan keinginan serta
keterampilan mereka. Ini akan membawa konsekuensi bahwa perekonomian harus
selalu menyediakan lapangan-lapangan pekerjaan bagi angkatan kerja baru.
Pembangunan ekonomi sangat diperlukan untuk memperkecil tingkat
pengangguran, dengan adanya pembangunan ekonomi diharapkan laju
pertumbuhan ekonomi dapat selalu dipertahankan pada tingkat yang lebih tinggi
dari tingkat pertumbuhan penduduk, sehingga kegiatan perekonomian akan
menjadi lebih luas dan selanjutnya dapat memperkecil jumlah pengangguran.
Menurut J.H. Boeke dan D.H. Burger (1973:50). Faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya sektor informal, ada 3 (tiga) teori yang dapat
menjelaskan hal tersebut yaitu: pertama, teori ekonomi dualistik dari Boeke :
kedua, teori ekonomi dua sektor dari Sir W. Arthur Lewis ; ketiga, teori migrasi
dari Todaro.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
1. Ekonomi Dualistik dari Boeke
Ekonomi dualistik adalah merupakan kecenderungan
perkembangan ekonomi yang tidak menimbulkan kesatuan antara tingkat
kemakmuran dengan tingkat perkembangan pada masyarakat.
Perkembangan tingkat kemakmuran cenderung menimbulkan persaingan
yang semakin tajam antara kelompok yang kuat dengan yang lemah.
Konsep ekonomi dualistik tersebut diajukan pertama kali oleh Boeke pada
awal tahun 1930. Konsep tersebut merupakan hasil pengolahan teoritik
dari pengamatan Boeke terhadap keadaan pedesaan di Jawa sebelum
perang dunia pertama sampai saat terjadinya depresi tahun 1930. Dalam
konsep tersebut Boeke beranggapan bahwa di Indonesia terdapat dua
sistem ekonomi sosial yang disebut pra kapitalisme dan kapitalisme tinggi.
Pra kapitalisme sama dengan rumah tangga desa yang memenuhi
kebutuhan sendiri dan tidak mengenal lalu lintas ekonomi. Kapitalisme
tinggi terdiri atas perusahaan-perusahaan barat yang besar dan modern.
Adanya sistem dua sektor tersebut lambat laun menimbulkan proses
disintegrasi kehidupan masyarakat pedesaan.
Proses itu antara lain:
1) Terdesaknya unit usaha keluarga oleh unit-unit usaha kota yang
mendapat perlindungan dari pemerintah.
2) Hilangnya modal utama dari unit usaha keluarga yaitu tanah.
3) Rendahnya rasa kepercayaan diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
4) Retaknya keseimbangan antara kesatuan sosial desa yang terpadu
dengan lingkungan.
Untuk mewujudkan cita-cita tersebut dibutuhkan modal yang
relatif besar, maka kita minta bantuan luar negeri. Bantuan luar negeri
biasanya dikaitkan dengan tenaga ahli, sehingga pola pembangunan negara
kita cenderung mengikuti pola barat. Program-program pembangunan pola
barat pada waktu itu diantaranya mendirikan industri pengganti impor,
khususnya barang konsumsi. Lokasi industri berada dikota, karena telah
tersedia fasilitas dan sarana. Sistem pembangunan pola barat itu kurang
memperhatikan bidang pertanian, sehingga perkembangan desa lebih
lambat dari perkembangan kota. Perkembangan kota yang lebih cepat ini
mengakibatkan terjadinya urbanisasi, artinya urbanisasi terjadi sebelum
industri di kota mampu berdiri sendiri. mengakibatkan banyak pendatang
baru yang mencoba mengadu nasib dengan berpartisipasi dalam kegiatan
usaha kota sebagai self employed atau pekerja yang saat ini disebut dengan
sektor informal.
2. Model ekonomi dua sektor dari Sir W. Arthur Lewis
Model pembangunan pertama dan paling terkenal, sekurang-
kurangnya secara implisit, telah mempertimbangkan proses pemindahan
tenaga kerja dari desa ke kota yang telah dikembangkan oleh Sir W.
Arthur Lewis. Teori atau model dua sektor Lewis ini muncul sebagai
kritikan terhadap ekonomi dualistik yang timbul karena strategi
pembangunan pada jaman kolonial, yang mana kebijaksanaan ekonomi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
telah menyebabkan kelebihan tenaga kerja pada sektor subsisten dari teori
ini diterima menjadi teori umum. Menurut model Lewis, ekonomi terdiri
dari dua sektor:
1) Sektor subsisten pedesaan tradisional yang ditandai dengan
produktivitas yang sangat rendah “surplus” atau nilai yang
diperlukan atau yang dimiliki tenaga kerja.
2) Sektor industri perkotaan modern yang tinggi produktivitasnya,
kesinilah tenaga kerja dari pedesaan/sektor subtitusi dipindahkan
secara bertahap.
Fokus yang terpenting dari kedua teori ini adalah, proses
pemindahan tenaga kerja maupun pertumbuhan pekerjaan di daerah
perkotaan menimbulkan perluasan output dalam sektor modern. Hal ini
mengakibatkan keuntungan disektor modern terhadap pengupahan dengan
asumsi “pemilik modal” menginvestasikan kembali semua keuntungan
mereka.
Lewis merumuskan ekonomi dua sektor ini berangsur-angsur akan
hilang melalui proses industrialisasi, sehingga kelebihan tenaga kerja yang
pada sektor subsisten dapat pindah ke sektor kapitalisme modern. Tinggi
upah pada sektor kapitalis menyebabkan tenaga kerja di sektor subsisten
atau barang-barang yang tersedia hanya cukup untuk menutupi kehidupan
sehari-hari (kamus ekonomi perdagangan, 1992:362) mencari sektor
kapitalis untuk mendapatkan pekerjaan yang upahnya lebih tinggi.
Menurut Lewis keadaan ini akan menimbulkan dualisme baru yaitu sektor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
yang mendapat perlindungan dan sektor yang tidak mendapat
perlindungan, dualisme baru ini disebut sebagai sektor formal dan sektor
informal.
3. Teori Migrasi dari Todaro
Menurut Todaro, alasan utama orang melakukan migrasi dari desa
ke kota adalah untuk memperoleh penghasilan yang lebih baik. Mereka
menganggap bahwa pekerjaan di kota akan memberikan upah yang lebih
besar daripada di desa, Kota memiliki berbagai fasilitas yang menarik.
Kenyataan kota yang mempunyai daya penarik tersebut, tidak mampu
menampung seluruh imigran dari desa karena lambatnya pertambahan
lapangan kerja bila dibandingkan dengan arus migrasi. Selain itu lapangan
kerja di kota menuntut keterampilan tertentu akibatnya sebagian besar
imigran dari desa menganggur di kota, sehingga para penganggur di kota
berpartisipasi pada pembangunan sektor miskin, yang kemudian disebut
dengan sektor informal.
Kesimpulan dari teori di atas bahwa faktor-faktor yang menimbulkan
adanya sektor informal adalah:
1) Struktur ekonomi pada jaman kolonial yang dualistik.
2) Penerapan proses industrialisasi dalam mengatasi surplus tenaga kerja.
3) Adanya daya tarik yang menimbulkan migrasi.
Ketiga faktor tersebut menyebabkan banyak tenaga kerja yang tidak dapat
tertampung pada sektor formal. Mereka berinisiatif membuka usaha atau
menciptakan lapangan kerja bagi dirinya sendiri dengan keberanian dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
modal yang relatif kecil, seperti membuat barang dan jasa yang dibutuhkan
oleh masyarakat yang berpenghasilan rendah, menjadi pemulung, buruh
pabrik, tukang becak, pedagang kaki lima pemungut puntung rokok yang
semuanya itu disebut dengan sektor informal.
B. Masalah Ketenagakerjaan Indonesia
Menurut Menko Perekonomian Dorodjatun Koentjoro Jakti dalam
sambutannya pada acara Sosialisasi dan Penyerahan Buku Rencana Tenaga Kerja
Nasional 2004-2009 di Jakarta 23 Juni 2004, mengatakan bahwa Indonesia harus
memposisikan tenaga kerjanya dalam konteks global untuk memperbaiki
pertumbuhan ekonomi menjadi 6% sampai 7%. Berbagai faktor baik ekonomi
maupun non ekonomi mempengaruhi masalah ketenagakerjaan di Indonesia,
sehingga membutuhkan penyelesaian yang bersifat multidimensi. Sedangkan
menurut Presiden Megawati Soekarnoputri dalam sambutan tertulis
menyampaikan amanatnya bahwa penanganan masalah ketenagakerjaan, terutama
masalah kesempatan kerja dan pengangguran perlu dirancang berdasarkan kondisi
dan potensi yang ada. (Majalah Nakernas, 2004)
Masalah tenaga kerja di Indonesia sangat besar dan komplek : besar,
karena menyangkut jutaan jiwa, dan komplek, karena masalahnya mempengaruhi
sekaligus dipengaruhi oleh banyak faktor yang berinteraksi mengikuti pola yang
tidak selalu mudah untuk difahami. Faktor demografis mempengaruhi jumlah dan
komposisi angkatan kerja. Indonesia cukup berhasil dalam menurunkan angka
kelahiran dan kematian secara berkesinambungan. Hal ini justru berdampak pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
pertumbuhan penduduk usia kerja yang jauh lebih cepat dari pada pertumbuhan
penduduk secara keseluruhan. Fakta ini menunjukkan tekanan kuat dalam sisi
penyediaan tenaga kerja. Masalah tenaga kerja yaitu pengangguran ternyata
menjadi masalah yang sangat rumit dan komplek untuk dipecahkan. Ditambah
lagi dengan masalah laju penduduk yang sulit dikendalikan. (Rencana Tenaga
Kerja Nasional, 2004-2009)
Ada dua sebab mendasar terjadinya pengangguran di Indonesia yaitu
tingkat pertumbuhan permintaan tenaga kerja yang sangat lambat tidak sebanding
dengan tingkat pertumbuhan penawaran tenaga kerja yang sangat cepat, dan
lonjakan jumlah penawaran tenaga kerja yang disebabkan terutama oleh laju
pertumbuhan penduduk yang sangat pesat dan pola migrasi yang cukup tinggi dari
desa ke kota dengan alasan-alasan tertentu. (Squire, Lyn, 1982). Di sisi lain,
pertumbuhan ekonomi secara nasional masih terlalu rendah, yaitu hanya 3,7%
pada tahun 2002, suatu angka yang terlalu rendah untuk dapat menyediakan
lapangan kerja baru secara memadai. Akibatnya angka pengangguran terus
meningkat mencapai 9,13 juta jiwa pada tahun yang sama. (Berita Tenaga Kerja,
2004)
Tekanan demografis terhadap sisi penawaran supply side atau segi
penyediaan tenaga kerja dapat digambarkan sebagai berikut : Pertumbuhan
penduduk usia kerja selama kurun 2000-2005 diperkirakan akan mencapai 1,7%
per tahun. Angka tersebut jauh lebih tinggi dari pada pertumbuhan penduduk
secara keseluruhan yang dalam kurun waktu 2000-2005 dan 2005-2009
diperkirakan masing-masing hanya 1,3% dan 1,1% per tahun. Kecenderungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
tersebut adalah sebagai akibat penurunan angka kelahiran dan kematian secara
berkesinambungan. Hal tersebut mempunyai konsekuensi kebijakan yang jelas.
Strategi pengurangan penawaran tenaga kerja melalui penurunan laju
pertumbuhan penduduk tidak akan efektif lagi. (Rencana Tenaga Kerja Nasional,
2004-2009)
Masalah ketenagakerjaan di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya yang penting adalah masih sulitnya arus masuk modal asing,
pengendalian impor dan ekspor dalam rangka usaha untuk mencapai suatu tujuan
tertentu (kamus ekonomi perdagangan 1992:317) bagi sejumlah negara-negara
maju dalam menerima ekspor negara-negara berkembang, iklim investasi, pasar
global, berbagai regulasi dan perilaku birokrasi yang kurang kondusif bagi
pengembangan usaha, serta tekanan kenaikan upah di tengah dunia usaha yang
masih lesu. Masalah lain, yang tak kalah pentingnya adalah pelaksanaan otonomi
daerah yang dalam banyak hal seringkali tidak mendukung penciptaan lapangan
kerja atau “tidak ramah” terhadap tenaga kerja. Masalah ketenagakerjaan secara
langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan masalah-masalah lainnya
termasuk kemiskinan, ketidakmerataan pendapatan, pertumbuhan ekonomi,
urbanisasi, dan stabilitas politik. Semua ini secara intuitif tampaknya telah
dipahami oleh kebanyakan pengambil kebijakan. Yang tampaknya kurangnya
dipahami adalah bahwa masalah ketenagakerjaan di Indonesia bersifat multi-
dimensi pula. Tidak ada jalan pintas dan sederhana untuk mengatasinya. (Rencana
Tenaga Kerja Nasional, 2004-2009)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Menurut Todaro, paling tidak ada 6 elemen utama dalam mengatasi
ketenagakerjaan ini yaitu:
a. Penciptaan keseimbangan ekonomi yang memadai antara desa dan kota.
Usaha ini harus dititikberatkan dalam pembangunan sektor pedesaan
dengan memperluas industri kecil ke seluruh pelosok, penyediaan sarana
prasarana yang cukup di pedesaan dan peninjauan kembali orientasi
kegiatan ekonomi yang harus dilaksanakan secara integratif dan terpadu.
Hal ini ditujukan untuk mengatasi masalah pengangguran di desa maupun
kota dan mengurangi migrasi desa ke kota.
b. Perluasan industri-industri kecil yang padat karya.
Hal ini dapat dilakukan pemerintah dengan cara langsung, yaitu dengan
investasi maupun penyediaan insentif terutama bagi sektor informal. Dan
cara tidak langsung adalah dengan redistribusi pendapatan kepada orang-
orang miskin di desa-desa dengan penyediaan konsumsi dengan produk
lokal (yang lebih mudah dan padat karya). Hal ini jelas akan memberikan
kesempatan kerja yang lebih tinggi di desa dan di kota.
c. Penghapusan distorsi harga faktor-faktor produksi.
Upaya-upaya penghilangan distorsi harga faktor produksi terutama melalui
penghapusan berbagai subsidi modal akan mampu meningkatkan
kesempatan kerja.
d. Pemilihan teknologi produksi padat karya yang tepat.
Salah satu faktor yang menghambat penciptaan kesempatan kerja dalam
jangka panjang baik di sektor industri dan sektor pertanian adalah terlalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
besarnya kekaguman dan kepercayaan. Pada peralatan canggih (yang
hemat tenaga kerja) yang diimpor dari negara maju. Hal ini harus
dilepaskan agar tidak terjadi ketergantungan dan mengalihkan perhatian
untuk mencari teknologi tepat guna sesuai dengan kondisi dasar
perekonomiannya sendiri. Mereka (pemerintah dan pengusaha, tenaga
kerja) diharapkan bisa memusatkan perhatian pada metode-metode yang
murah dan padat karya.
e. Pengubahan keterkaitan langsung antara pendidikan dan kesempatan
kerja. Munculnya fenomena “pengangguran berpendidikan” di banyak
negara berkembang menimbulkan pertanyaan tentang kelayakan
pengembangan pendidikan secara besar-besaran. Pendidikan formal telah
dijadikan alat seleksi calon pekerja, padahal pekerjaan dari sektor modern
berkembang lebih lambat daripada jumlah orang yang menyelesaikan
studinya. Dan acap kali untuk mengurangi permintaan yang berlebihan
terhadap pendidikan tingkat lanjutan, pemerintah yang sering kali menjadi
penyerap tenaga kerja yang paling besar, harus mendasarkan pada
keseluruhan proses seleksi dan penentuan struktur gaji pada kriteria-
kriteria lainnya.
f. Pengurangan laju pertumbuhan penduduk.
Melalui pengentasan kemiskinan absolut dan perbaikan distribusi
pendapatan, yang disertai dengan penggalakan program Berencana dan
penyediaan pelayanan kesehatan terutama di pedesaan. Hal ini harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
disadari oleh seluruh rakyat agar secara terpadu dan bersama-sama
melaksanakan program ini.
Demikian beberapa elemen yang penting dalam membuat kebijakan-kebijakan
untuk meningkatkan permintaan tenaga kerja dan mengurangi penawaran akan
tenaga kerja. (Todaro, Michael P, 2000)
C. Sektor Informal
a. Pengertian Sektor Informal
Pengertian sektor informal sampai saat ini masih dirasa kurang cukup
memadai untuk menyebut mereka yang berada di sektor informal maupun
disektor formal. Istilah sektor informal muncul di Inggris pada tahun 1971-an
yang merupakan hasil penelitian Keith Hart. Hart ini telah mempelopori studi
yang lebih intens mengenai sektor ini, sejak itu istilah sektor informal
digunakan dalam studi-studi yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan
yang sifatnya berisiko dikutip dari (Herry Maridjo, 1990:10).
Di Indonesia studi tentang sektor ini awalnya relatif intensif dilakukan
oleh PPES–UNPAD (Pusat Penelitian Ekonomi dan Sumber Daya Manusia
Universitas Padjajaran). Menjelang akhir tahun 1970-an. Melibatkan
departemen tenaga kerja terutama oleh lembaga-lembaga swadaya masyarakat
(LSM) atau Non Govermental Organisation (NGO).
Walaupun secara akademis belum terjadi kesepakatan bulat tentang
definisi sektor informal dalam kenyataan sektor informal telah lama ada dan
kini berkembang pesat terutama di perkotaan. Penting diketahui bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
perkembangan sektor informal ini terkait dengan laju pertumbuhan ekonomi
masyarakat pedesaan. Selain itu tidak kalah pentingnya, terkait juga
kesejahteraan (antara lain: lapangan kerja, pendapatan, pendidikan, kesehatan,
dan gizi) dan budaya (antara lain: tata nilai, sikap dan perilaku) masyarakat.
Sehingga, sebagai sektor yang menampung tenaga kerja dalam jumlah yang
besar, yang menurut Raharjo (1986) secara nasional mencapai sekitar 70%,
maka sektor informal perlu didudukan lebih wajar dalam pembangunan,
dikutip dari skripsi Kristiana (1997:11)
Sektor informal sedikit banyak ikut membantu didalam menanggulangi
pengangguran dan kemiskinan, namun belum ada pembinaan atau bimbingan
yang serius untuk dapat memajukan sektor tersebut. Pengertian sektor
informal juga berhubungan dengan aktifitas ekonomi, oleh karena unit
observasi yang dipakai secara teoritis dapat berupa individu yang berkaitan
dengan lapangan usaha atau unit usaha tempat individu bekerja. Disini penulis
akan mengemukakan berbagai sektor informal sebagai berikut:
Menurut Soetjipto Wirosardjono (Prisma:1985:5), pengertian sektor
informal adalah “sektor kegiatan ekonomi yang marginal (kecil) dimana untuk
menentukan kegiatan ekonomi marginan (kecil-kecilan), dipakai ciri khusus
atau tertentu.”
Pengertian yang dikemukakan Soecipto tersebut mengandung dimensi-
dimensi ekonomi, sosial dan perencanaan antara ruang yang semuanya
mencerminkan keterbelakangan. Dimensi ekonomi yang hampir mengabaikan
faktor-faktor modal investasi, keterampilan dan sebagainya tentu tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
menarik para perancana ekonomi untuk menanganinya. Dimensi sosial yang
mengandalkan pekerja keluarga, jam kerja yang tidak teratur dan lain-lain
merupakan hasil dari keterbelakangannya. Sedangkan dimensi perencanaan
tata ruangan umumnya bercirikan melanggar norma, karena dalam melakukan
kegiatan, sering menggunakan trotoar, jalan umum, halte bis dan sebagainya
yang bisa menyebabkan kemacetan lalu lintas maupun pencemaran
lingkungan.
Pengertian sektor informal adalah pengertian yang dihubungkan
dengan adanya bantuan pemerintah tersebut telah dimanfaatkan oleh unit-unit
usaha yang termasuk sektor informal.
Tentang Devinisi dan Evolusi Sektor Informal, Hidayat (1983:10-13)
menyatakan sebagai berikut:
Sektor informal adalah bagian dari sistem ekonomi kota dan desa yang
belum mendapat bantuan ekonomi dari pemerintah atau belum mempu
menggunakan bantuan yang telah disediakan atau sudah menerima
bantuan tetapi belum berdikari.
Hidayat merasa perlu memasukkan bantuan pemerintah sebagai faktor
penting dalam memberikan pengertian sektor informal, karena pemerintah
merupakan penentu arah kegiatan pembangunan nasional. Jadi jelaslah bahwa
Hidayat berpendapat:
1) Sektor informal ialah sektor yang tidak menerima bantuan atau
perlindunga ekonomi dari pemerintah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
2) Sektor yang belum dapat menggunakan bantuan karena tidak punya access
meskipun pemerintah telah menyediakannya.
3) Sektor telah menerima bantuan tetapi bantuan belum sanggup membuat
sektor ini berdikari (tetap “gurem”).
Dari pendapat diatas dapat diketahui bahwa sektor informal sudah
memperoleh bantuan, tetapi bantuan yang ada belum dimanfaatkan dan belum
dapat membuat mereka berdikari.
Sedangkan pengertian sektor informal yang dirumuskan oleh ILO
(International Labour Organization) adalah: Sektor informal adalah sektor
yang mudah dimasuki oleh pengusaha pendatang baru, memanfaatkan sumber-
sumber ekonomi dalam negeri, dimiliki oleh keluarga berskala, memakai
teknologi padat karya yang telah disesuaikan, tidak diatur oleh pemerintah,
bergerak dalam pasar penuh kompetisi dan yang diperlukan didapat di luar
pendidikan formal.
Usaha yang berskala kecil ini memungkinkan untuk di kelola sendiri
berdasarkan hitungan harian. Dari kenyataan tersebut maka dapat dikatakan
bahwa sektor informal merupakan sektor yang diusahakan oleh dan untuk
melayani kebutuhan hidup anggota masyarakat yang berpenghasilan rendah.
Dari pengertian mengenai sektor informal yang telah dikemukakan
oleh beberapa ahli maka penulis mencoba untuk memberikan pengertian
sektor informal sebagai berikut:
Sektor informal adalah sektor kegiatan ekonomi yang unit usahanya berskala
kecil yang belum mendapat bantuan pemerintah, ataupun belum mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
menggunakan bantuan yang telah disediakan dan tidak dibebani syarat-syarat
resmi sebagaimana sektor informal.
b. Ciri-Ciri Sektor Informal
Seperti halnya pengertian-pengertian sektor informal, ciri-ciri sektor
informal pun akan berbeda-beda sesuai dengan sudut pandang penelitian.
Masalah sektor informal sudah menjadi permasalahan nasional karena
menyangkut masalah jumlah tenaga kerja, dan yang paling jelas adalah
permasalahan cara mengangkat sektor informal ke taraf perekonomian yang
lebih baik, untuk memperoleh gambaran yang lebih lengkap mengenai sektor
informal maka berikut ini dikemukakan ciri-ciri umum sektor informal
tersebut dari pemikiran beberapa ahli.
1) Menurut Soetjipto Wirosardjono, bagi kondisi Indonesia sektor informal
adalah kegiatan sektor marginal yang mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut (Prisma, XIV, No. 3, 1985:5):
a) Pola kegiatannya tidak teratur baik dalam arti waktu, permodalan
maupun penerimaannya.
b) Ia tidak tersentuh oleh peraturan-peraturan atau ketentuan-ketentuan
yang ditetapkan oleh pemerintah (sehingga kegiatannya sering
dikategorikan “liar”).
c) modal, peralatan dan perlengkapan maupun omzetnya biasanya kecil
dan diusahakan atas dasar hitungan harian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
d) Tidak mempunyai tempat yang tetap dan atau keterikatan dengan usaha
lain.
e) Umumnya dilakukan oleh dan melayani golongan masyarakat
berpenghasilan rendah.
f) Tidak membutuhkan keahlian dan ketrampilan khusus sehingga secara
luas dapat menyerap bermacam-macam tingkat tenaga kerja.
g) Umumnya tiap-tiap satuan usaha mempekerjakan tenaga yang sedikit
dan dari lingkungan hubungan keluarga, kenalan atau berasal dari
daerah yang sama.
h) Tidak mengenal sistem perbankan, pembukuan, perkreditan dan
sebagainya.
2) Menurut Payaman J. Simanjuntak (1985:99)
Berkembangnya perbedaan sektor informal dan sektor formal mencakup
perusahaan-perusahaan yang mempunyai status hukum, pengakuan dan
ijin resmi, umumnya berskala besar.
Sebaliknya usaha-usaha yang tergolong sektor informal antara lain
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a) Kegiatan usaha umumnya sederhana, tidak tergantung pada kerja sama
banyak orang dan sistem pembagian kerja ketat. Dilakukan oleh
perorangan atau keluarga, usaha bersama antara beberapa orang atas
kepercayaan tanpa perjanjian tertulis.
b) Skala usaha relatif kecil, modal usaha, modal kerja dan omzet
penjualan umumnya kecil, serta dapat dilakukan secara bertahap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
c) Usaha sektor informal umumnya tidak mempunyai ijin usaha seperti
halnya dalam bentuk Firma atau Perusahaan Terbatas (PT).
d) Bekerja di sektor informal lebih mudah dari pada bekerja di sektor
formal.
e) Tingkat penghasilan di sektor informal umumnya rendah walaupun
tingkat keuntungan kadang-kadang cukup tinggi, akan tetapi karena
omzet penjualan relatif kecil, keuntungan absolut umumnya menjadi
kecil.
f) Keterikatan sektor informal dengan usaha-usaha lain sangat kecil,
kebanyakan sektor informal berfungsi sebagai produsen atau penyalur
kecil yang langsung melayani konsumen.
g) Usaha sektor informal sangat beraneka ragam seperti pedagang kaki
lima, Pedagang keliling, tukang becak, tukang sepatu, tukang loak,
tukang cukur serta usaha lainnya. Lebih 50% angkatan kerja Indonesia
dewasa ini terserap di sektor informal.
3) Menurut Tadjuddin Noer Effendi (1985:94)
a) Kegiatan usaha tidak terorganisir dengan baik, karena timbulnya unit
usaha tidak mempergunakan fasilitas yang tersedia di sektor informal.
b) Pada umumnya unit usaha tidak mempunyai izin usaha.
c) Pola kegiatan usahanya tidak teratur (lokasi dan jam kerja).
d) Unit usaha mudah keluar masuk dari sub sektor ke sub sektor yang
lain.
e) Teknologi yang dipergunakan masih bersifat tradisional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
f) Modal dan perputaran usaha relatif kecil, sehingga skala operasi juga
kecil.
g) Untuk menjalankan usaha tidak di perlukan pendidikan formal, karena
pendidikan yang diperlukan dapat diperoleh dari pengalaman sambil
bekerja.
h) Pada umumnya unit usaha termasuk golongan yang mengerjakan
sendiri usahanya dan kalau di bantu buruh berasal dari satu famili.
i) Sumber dana modal usaha pada umumnya berasal dari tabungan
sendiri atau dari lembaga keuangan yang tidak resmi.
Hasil produksi atau jasa terutama dikonsumsikan oleh golongan kota atau
desa yang berpenghasilan rendah tetapi kadang-kadang juga
D. Konsep Tenaga Kerja dan Angkatan Kerja
Tenaga kerja merupakan faktor yang terpenting dalam proses produksi,
sebagai sarana produksi tenaga kerja lebih penting daripada sarana produksi yang
lain seperti bahan mentah, tanah, air dan sebagainya. Karena manusialah yang
menggerakkan sumber-sumber tersebut untuk menghasilkan barang. Penyediaan
tenaga kerja sifatnya terbatas, karena tidak semua penduduk merupakan tenaga
kerja, hanya penduduk yang telah mencapai umur minimum tertentu baru bisa
dianggap sebagai tenaga kerja potensial atau angkatan kerja. Didalam Undang-
undang No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan menyatakan penduduk yang
telah mencapai umur 15 tahun keatas baru bisa dianggap sebagai tenaga kerja.
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 68 dapat dikecualikan bagi anak-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
anak yang berumur diantara 13 tahun sampai 15 tahun untuk melakukan pekerjaan
ringan sepanjang tidak mengganggu perkembangan dan kesehatan fisik, mental
dan sosial (pasal 69 ayat 1).
Studi-studi yang pernah dilakukan oleh sarjana-sarjana asing (Durrand,
1975 Wilson, 1975 : United Nations, 1962) menunjukkan bahwa perubahan dan
perbedaan dalam partisipasi laki-laki terutama hanya terdapat pada kelompok
umur muda dan umur tua, dikutip dari skripsi Kristiana (1997:7). Karena pada
umumnya dimana-mana laki-laki merupakan pencari nafkah utama didalam
keluarga oleh sebab itu hampir semua laki-laki dewasa terlibat dalam kegiatan
ekonomi. Berlainan dengan laki-laki peranan utama perempuan didalam
masyarakat sebagai istri dan ibu. Jadi perempuan disertai tugas mengurus rumah
tangga, melahirkan dan membesarkan anak, karena itu TPAK (Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja) perempuan lebih rendah dari pada laki-laki. Karena TPAK
dipengaruhi oleh berbagai faktor yakni: jumlah penduduk, usia penduduk,
pendapatan rumah tangga, dan tingkat pendidikan. Maka peluang untuk
memperoleh kerja sedikit sehingga menimbulkan dampak negatif dalam
kehidupan perekonomian yakni adanya pengangguran.
Sedangkan konsep mengenai angkatan kerja adalah dengan pendekatan
Gainful Worker. Menurut Gainful Worker beranggapan bahwa dalam
perokonomian suatu negara tingkat keberhasilan yang dicapai dapat diukur
melalui luasnya kesempatan kerja yang dapat diciptakan atau dihitung dari jumlah
orang yang berhasil mendapatkan pekerjaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Pendekatan ini didasarkan pada kegiatan yang biasa dilakukan dalam
kurun waktu yang relatif panjang (misal 6 bulan atau 12 bulan) oleh seseorang dan
yang memberikan pendapatan kepadanya. Angkatan kerja pendekatan ini ialah
mereka yang pernah atau sedang berkerja dengan menduduki suatu jenis
pekerjaan tertentu. Pencari kerja untuk pertama kali tidak termasuk dalam
angkatan kerja sehingga memberikan angka pengukuran yang kurang, Selain itu
orang-orang yang telah pensiun masih termasuk dalam angkatan kerja. Konsep
selanjutnya disebut dengan pendekatan labor force yang dilaksanakan dengan
jalan mengamati penduduk yang tergolong aktif
Secara ekonomis, menurut pengertian ini penduduk yang aktif adalah
mereka yang sudah memperoleh pekerjaan dan yang sedang mencari pekerjaan.
Dengan demikian pendekatan Labor Force membedakan antara mereka yang
termasuk angkatan kerja dan yang bukan angkatan kerja, yang dimaksud dengan
angkatan kerja dalam konsep ini adalah orang yang bekerja dan yang mencari
pekerjaan. Dengan demikian Tingkat Partisipasi Angkatan Kerjanya (TPAK)
dihitung dengan membagi jumlah penduduk yang bekerja dan mencari pekerjaan
dengan jumlah penduduk pada usia kerja.
Penggunaan tenaga kerja tidak penuh dan pendekatan Normative
merupakan salah satu konsep angkatan kerja juga. Seperti pendekatan labor force,
maka metode untuk perhitungan persediaan tenaga kerja dan penggunaan tenaga
kerja tidak penuh, juga didekati dengan berbagai macam cara. Penekanan
pendekatan normative adalah pada pengukuran tingkat penggunaan tenaga kerja
tidak penuh pada proses produksi/kerja. Pada pendekatan ini seluruh penduduk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
dibagi atas yang telah bekerja, mencari pekerjaan dan yang secara ekonomi tidak
aktif sama sekali. (Swasono/Endang Sulistyaningsih, 1983)
E. Konsep Partisipasi Angkatan Kerja
Dalam melakukan pengukuran besarnya angkatan kerja, angka
pengangguran, kesempatan kerja maupun aspek lain yang berhubungan dengan
itu, masalah konsep dan definisi yang dipakai akan berbeda pula hasil-hasil yang
diperoleh. Konsep dan definisi tidak saja bervariasi antar negara melainkan juga
antar waktu dalam suatu negara. Pengukuran Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
(TPAK) diperlukan untuk mengetahui tingkat kegiatan masyarakat, yang akan
mempengaruhi besarnya angka persediaan tenagakerja. Selain itu tingkat kegiatan
masyarakat tidak lepas dari pertumbuhan ekonomi wilayah/negara yang
bersangkutan. Tingkat Partisipasi Angkatan kerja (TPAK) adalah angkatan kerja
dibagi dalam usia kerja. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) ini
dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain golongan umur, tingkat pendidikan,
status perkawinan, perkembangan ekonomi dan lain-lain. (Swasono/Endang
Sulistyaningsih, 1983)
a. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Indonesia
berdasarkan Sakernas Tahun 1999 s/d Tahun 2002
Seperti negara-negara berkembang lainnya, Indonesia juga
mengalami tingkat pertumbuhan-pertumbuhan yang pesat, pada tahun
2000 penduduk Indonesia berjumlah 205,843 juta jiwa, jumlah ini
meningkat menjadi 212,003 juta jiwa pada tahun 2002. perkembangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
penduduk ini membawa akibat pada tingkat pertumbuhan angkatan kerja
yang berubah, tetapi perubahan juga terjadi pada TPAK. Untuk angkatan
kerja laki-laki diperkirakan perubahan terjadi pada kelompok umur 15
tahun, sedangkan untuk wanita diperkirakan bahwa perubahan terjadi pada
hampir semua kelompok umur. (Squire, Lyn, 1982)
Selama periode 1999 s/d 2002 terdapat peningkatan dari 67,22 juta
jiwa menjadi 67,76 juta jiwa, pendidikan menurunkan Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja (TPAK) laki-laki baik secara total maupun menurut
kelompok umur kecuali untuk kelompok umur 50 tahun keatas. Untuk
wanita, pendidikan menurunkan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
(TPAK) hanya sampai dengan pendidikan sekolah lanjutan tingkat
pertama, sedangkan untuk sekolah lanjutan tingkat atas pendidikan wanita
meningkatkan partisipasi dalam angkatan kerja. Secara keseluruhan dapat
dikatakan bahwa pola Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) laki-
laki menurut umur tidak begitu berbeda antara daerah tempat tinggal
maupun antara tempat pendidikan, perbedaan yang terbesar hanya terjadi
pada kelompok umur muda dan umur tua. (Simanjuntak. Payaman J,
2001)
b. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Tingkat Partisipasi Angkatan
Kerja (TPAK)
Biasanya besar kecilnya tingkat patisipasi angkatan kerja
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
1) Jumlah Penduduk yang bersekolah dan ibu-ibu mengurus rumah
tangga, semakin besar, penduduk yang bersekolah dan mengurus
rumah tangga akan semakin kecil jumlah angkatan kerja yang berarti
semakin kecil pula tingkatan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
(TPAK).
2) Usia Penduduk, semakin tinggi usia, Tingkat Partisipasi Angkatan
Kerja (TPAK) semakin tinggi pula, namun pada usia tua (memasuki
pensiun) Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) semakin rendah.
3) Pendapatan Rumah Tangga/keluarga
Semakin rendah pendapatan yang diterima rumah tangga atau keluarga
cenderung memperbesar Tingkat Partisipsi Angkatan Kerja (TPAK),
karena semua angkatan rumah tangga/keluarga dikerahkan untuk
bekerja agar pendapatan keluarga meningkat.
4) Tingkat Pendidikan
Semakin tinggi tuntutan terhadap pendidikan maka cenderung
mengurangi Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), tuntutan
pendidikan kearah yang lebih tinggi seiring dengan kemajuan zaman,
persepsi masyarakat tentang pentingnya perolehan pendidikan
setinggi-tingginya dan meningkatkan pendapatan per kapita
masyarakat akan cenderung menurunkan Tingkat Partisipasi Angkatan
Kerja (TPAK) yang berarti mencegah kemungkinan membengkaknya
tingkat pengangguran. (Triyanto, Hg Suseno, 1990)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Menurut Zainab Bakir dan Chris Manning, (1984;102). Secara umum
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dapat dinyatakan sebagai
jumlah Penduduk yang tergolong angkatan kerja per 100 penduduk usia
kerja. Jika penduduk usia kerja didefinisikan sebagai penduduk 10-64
tahun, maka:
Tingkat Partisipasi Jumlah Angkatan Kerja Angkatan Kerja (TPAK) Penduduk 15-64 tahun
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja dapat dihitung untuk tiap
golongan umur dan jenis kelamin. Misalnya untuk penduduk laki-laki
golongan umur 15-64 tahun.
Angkatan kerja laki-laki 15-64 tahun TPAK Laki-laki 15-64
Penduduk Laki-laki 15-64 tahun
Dalam sensus Penduduk 2002 seperti telah dikemukakan, batas
usia 10 tahun keatas digunakan untuk menilai apakah seseorang termasuk
angkatan kerja atau bukan.
Angkatan kerja 2002 TPAK 2002
Penduduk usia 10+,2002
c. Keadaan TPAK di Indonesia
Tinggi rendahnya Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
yang memuat TPAK menurut golongan umur dan jenis kelamin, sesuai
dengan hasil Sensus Penduduk Tahun 2002.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Tabel 2.1 Angkatan Kerja Menurut Golongan Umur Dan Jenis Kelamin,
Tahun 2002
Golongan Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah 15 - 24 12.119 8.578 20.697 25 - 34 16.913 9.589 26.501 35 - 44 15.765 8.963 24.728 45 - 54 10.639 6.025 16.665
55 + 7.875 4.313 12.188 Jumlah 63.311 37.468 100.779
Sumber : BPS, Sakernas Tahun 2002 (data diolah dalam ratus Orang) Angka pada tabel menunjukkan bahwa TPAK laki-laki lebih besar
dibandingkan dengan TPAK wanita. Dari seluruh penduduk wanita usia
kerja tidak semuanya termasuk dalam kategori angkatan kerja (hanya
37,468% saja), dan sebagian lagi mempunyai kegiatan diluar angkatan
kerja. TPAK tersebut berarti jauh lebih rendah daripada TPAK laki-laki
yang mencapai 63,311%.
Melihat golongan umurnya, terlihat bahwa TPAK wanita usia
muda (15 – 24) tahun sangat rendah. Hal yang sama juga terlihat pada
TPAK laki-laki. TPAK tersebut meningkat sesuai dengan peningkatan
golongan umur dan setelah melalui suatu batas umur tertentu TPAK
berbalik turun secara perlahan-lahan. Untuk wanita, TPAK tertinggi
dicapai pada usia (45 – 54) tahun, sedangkan TPAK laki-laki tertinggi
dicapai pada usia (35 – 44) tahun dimana hampir semua laki-laki pada usia
tersebut termasuk dalam kategori angkatan kerja. (Simanjuntak. Payaman
J, 2001)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Tingkat pertumbuhan di negara berkembang seperti Indonesia
sangat pesat, pada tahun 2002, 843 juta jiwa, meningkat menjadi 212,003
juta jiwa pada tahun 2002. peningkatan ini mempengaruhi TPAK di
negara tersebut. Pendidikan sangat mempengaruhi TPAK terutama untuk
laki-laki, untuk wanita pendidikan menurunkan TPAK hanya sampai pada
SLTA, sedangkan SLTA keatas pendidikan wanita meningkat dalam
partisipasi angkatan kerja. (BPS, 2002)
F. Dana Kompensasi BBM
Dana kompensasi merupakan kebijakan subsidi langsung berupa cash
transfer yang akan diberikan mulai awal Oktober. Dana kompensasi
Rp100.000/bulan/kepala keluarga (KK) itu diberikan kepada sekitar 15,5 juta KK
dengan total dana mencapai Rp4,6 triliun. (Koran Tempo, 2 Oktober 2005)
Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional 2004, jumlah orang miskin
di Indonesia saat ini mencapai 16,7 persen dari total penduduk atau sekitar 36 juta
jiwa. Sedangkan jumlah penduduk yang sedikit diatas garis kemiskinan (hampir
miskin) mencapai 10,5 persen atau 22,6 juta orang. (Forum Keadilan, 16 Oktober
2005)
Kepala Subdirektorat pada Direktorat Analisis Statistik Badan Pusat
Statistik Hamonangan Ritonga memperkirakan, besar tambahan orang miskin
yang bakal terjadi, yaitu sebanyak 2 persen dari total penduduk atau sekitar 4 juta
orang. Dalam konferensi pers tim Indonesia Bangkit di Jakarta ( Koran Tempo, 14
Maret 2005)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Mengucurkan subsidi langsung tunai kepada rumah tangga miskin harus
dengan kriteria yang jelas dan dengan data-data yang akurat. Konsep miskin
terkait dengan kemampuan seseorang/rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan
dasar, baik untuk makanan maupun non-makanan. Seseorang/rumah tangga
dikatakan miskin bila kehidupannya dalam kondisi serba kekurangan, sehingga
tidak mampu memenuhi kebutuhan dasarnya. Dan batas kebutuhan dasar, minimal
dinyatakan melalui ukuran garis kemiskinan yang disetarakan dengan jumlah
rupiah yang dibutuhkan.
Dalam pendataan, BPS menggunakan 14 variabel untuk menentukan suatu
rumah tangga layak atau tidak layak dikategorikan miskin sekaligus menunjukkan
skoring tingkat keparahan tingkat kemiskinannya. Variabel tersebut mancangkup:
luas laantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m2 perorang. Jenis lantai
bangunan tempat tinggal dari tanah/bambu/kayu murah. Jenis dinding tempat
tinggal dari bambu/rumbiah/kayu berkualitas rendah/tembok tanpa diplester.
Fasilitas buang air besar tidak dipunyai atau bersama-sama dengan rumah tangga
lain. Sumber penerangan rumah tangga bukan listrik. Sumber air minum dari
sumur atau mata air tidak terlindungi atau dari air hujan/sungai. Bahan bakar
untuk masak memasak sehari-hari dari kayu bakar/arang/minyak tanah. Bahan
daging/susu/ayam per minggu tidak pernah dikonsumsi atau hanya satu kali dalam
seminggu. Pembelian pakaian baru dalam setahun tidak pernah terjadi/hanya
dilakukan satu stel dalam setahun. Frekuensi makan dalam sehari hanya satu kali
makan/dua kali makan dalam sehari. Kemampuan untuk berobat ke
puskesmas/poliklinik tidak ada (tak mampu membayar). Lapangan pekerjaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
utama kepala rumah tangga petani dengan luas lahan 0,5 ha/buruh tani, nelayan,
buruh bangunan, buruh perkebunan, atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan
dibawah Rp 600 ribu per bulan. Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga tidak
sekolah/ tidak tamat SD/ hanya SD. Pemilikkan aset/tabungan dikategorikan tidak
punya tabungan/barang yang mudah dijual dengan nilai nominal Rp 500 ribu
seperti sepeda motor (kredit/non kredit), emas, ternak, kapal motor, atau barang
modal lainnya. (Majalah Tempo, 24 Oktober 2005)
Dari survei terakhir BPS, ternyata rakyat miskin yang mendapatkan
beasiswa hanya 33,4%, kartu sehat 26,5%, beras miskin 25,9%, dan kredit
UMKM (usaha mikro, kecil dan menengah) 9,5%. Artinya, ada kebocoran dari
penyaluran dana kompensasi BBM (Media Indonesia, 4 Maret 2005).
Kompensasi adalah imbalan jasa atau balas jasa yang diberikan oleh
perusahaan kepada para tenaga kerja, karenatenaga kerja tersebut telah
memberikan sumbangan tenaga dan pemikiran dengan kemajuan perusahaan
dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan, baik dalam jangka pendek
maupun jangka panjang (Siswanto-Bedjo, 1983 : 116). Kopensasi adalah
pengaturan keseluruhan pemberian balas jasa bagi “employer” maupun
“employees” baik yang langsung berupa uang (finacial) maupun yang tidak
langsung berupa uang (non finacial) (Susilo Martoyo, 1998 : 114)
Dari definisi tersebut memberikan pengertian kepada kita bahwa
kompensasi merupakan uang jaminan yang diberikan kepada karyawan sebagai
penukar kerja mereka, yang umumnya dikenal sebagai upah atau gaji. Upah atau
gaji yang diberikan oleh perusahaan mempunyai arti penting bagi karyawan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
karena upah atau gaji tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan ekonomi
mereka. Dengan demikian perusahaan harus melakukan pengaturan kompensasi
yang dapat mengikat karyawan untuk tetap bekerja pada perusahaan karena upah
atau gaji merupakan alat yang dapat digunakan untuk menarik tenaga kerja,
memelihara tenaga kerja dan mempertahan kan tenaga kerja.
Disamping itu peraturan kompensasi diharapkan mampu memotivasi
karyawan untuk mencapai kinerja yang baik. Untuk memotivasi karyawan
biasanya biasanya perusahaan memberikan upah berdasarkan kinerja yang
diberikan karyawan kepada perusahaan. Karyawan yang memiliki kinerja tinggi
akan mendapat upah yang lebih baik dibanding dengan karyawan yangkinerjanya
rendah. Maka untuk memperoleh imbalan upah yang baik karyawan harus dapat
mencapai kerja yang optimal.
G. Kerangka Pemikiran
Negara-negara yang sedang berkembang terdapat banyak kegiatan
ekonomi yang berlangsung diluar sektor yang terorganisasi dengan baik, sektor
tersebut disebut dengan sektor informal. Sektor informal banyak sekali diisi oleh
golongan yang kurang mampu dan ini juga semakin besar, yang keseimbangan
sosial ekonominya terganggu bersamaan dengan pertumbuhan ekonomi yang
tinggi, pembangunan yang tidak merata, meluasnya pengangguran serta
meningkatnya kemiskinan bagi sekelompok orang-orang tertentu. Dengan
terbatasnya modal yang dimiliki menyebabkan usaha mereka harus tersingkir dari
persaingan di dunia usaha yang sesungguhnya. Sebagian besar masyarakat harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
berjuang untuk memperoleh penghasilan, yang terdiri dari beberapa variabel.
Variabel-variabel tersebut meliputi: (a) tingkat partisipasi, (b) penghasilan
keluarga, (c) Perbedan tingkat partisipasi kerja sesudah dan sebelum adanya dana
kompensasi BBM, (d) Hubungan antara partisipasi kerja dengan penghasilan
keluarga pemulung, adanya perbedan Jumlah jam kerja, jumlah yang bekerja.
H. Hipotesis
Dari tinjauan teori yang mengatakan bahwa TPK dipengaruhi oleh banyak
faktor, salah satunya perkembangan ekonomi dan penghasilan. (Swasono/Endang
Sulistyaningsih, 1983). Maka dapat di buat hipotesis sebagai berikut:
H = Terdapat perbedaan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) antara
periode sebelum adanya dana kompensasi BBM dan sesudah adanya dana
kompensasi BBM.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini di lakukan di 6 Kelurahan, Kecamatan Kebayoran Lama
Kodya Jakarta Selatan, penelitian ini mensyaratkan adanya partisipasi kerja
dan penghasilan keluarga. Oleh karena itu penelitian ini harus dilakukan
pada daerah yang masyarakatnya para pemulung yang menerapkan
partisipasi kerja dan penghasilan keluarganya. Dalam penelitian ini
dilakukan selama 2 minggu di bulan Juni.
B. Pendekatan Penelitian
a. Penelitian deskriptif
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif, penelitian ini bertujuan
menggambarkan secara tepat sifat-sifat individu, keadaan, gejala, atau
kelompok tertentu untuk melakukan frekuensi atau penyebaran suatu gejala
dengan gejala lain dalam masyarakat. Penelitian yang terbatas pada usaha
mengungkapkan maksud dan keadan sebagai mana adanya, sehingga hanya
bersifat sekedar mengungkapkan suatu fakta.
b. Studi Kasus
Studi kasus yaitu Penelitian tentang subyek tertentu yang jelas
populasinya, maka kesimpulan yang diperoleh hanya berlaku pada subyek
yang diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti meneliti pada Kecamatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Kebayoran Lama, peneliti meneliti di tempat ini merupakan daerah yang
sekaligus mempunyai beberapa lapak atau orang yang menghimpun barang-
barang dari para pemulung, dan daerah yang banyak di huni oleh para
pemulung. Karena daerah itu cukup sesuai dengan kebiasaan para pemulung
yang suka bertempat tinggal dipinggir rel kereta api. Dipinggir rel kereta api
itulah mereka mendirikan rumah-rumah seadanya dan hidup menetap di
daerah itu serta ada yang beranak pinak didaerah itu juga.
c. Lokasi Penelitian
penelitian ini dilakukan di 6 kelurahan Kecamatan Kebayoran Lama
yang meliputi 6 kelurahan: 1) Kelurahan Pondok Pinang, 2) Kelurahan
Kebyoran Lama Utara, 3) Kelurahan Kebayoran Lama Selatan, 4) Kelurahan
Grogol Selatan, 5) Kelurahan Grogol Utara, 6) Kelurahan Cipulir.
Tempat penelitian ini dipilih dengan karakteristik sebagai berikut:
1. Merupakan daerah yang sekaligus mempunyai beberapa lapak atau orang
yang menghimpun barang-barang dari para pemulung. Ditempat itulah
pemulung menyetor hasil kerjanya sehari.
2. Merupakan daerah yang banyak dihuni oleh para pemulung. Karena
daerah itu cukup sesuai dengan kebiasaan para pemulung yang suka
bertempat tinggal dipinggir rel kereta api. Dipinggir rel kereta api itulah
mereka mendirikan rumah-rumah seadanya dan hidup menetap didaerah
itu serta ada yang beranak pinak didaerah itu juga.
3. Merupakan daerah yang banyak dihuni oleh para pemulung. Karena
daerah itu cukup sesuai dengan kebiasaan para pemulung yang suka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
bertempat tinggal dipinggir sungai itulah mereka mendirikan rumah-
rumah seadanya dan hidup menetap didaerah itu serta ada yang beranak
pinak didaerah itu juga.
C. Obyek dan Subyek Penelitian
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian merupakan individu yang akan penulis mintai
informasi atau yang akan menjadi sumber informasi. Dalam penelitian
ini subyek penelitiannya adalah para pemulung di Kecamatan Kebayoran
Lama, Kodya Jakarta Selatan, DKI Jakarta.
2. Obyek Penelitian
Obyek penelitiannya merupakan variabel atau apa yang menjadi
titik perhatian. Dalam penelitian ini obyek penelitiannya adalah
partisipasi kerja dan penghasilan keluarga pemulung.
D. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian deskriptif ini, peneliti merupakan pengumpul data
utama yang bertindak sebagai perencana, penganalisa data, dan pelapor hasil
penelitian. Oleh karena itu, pada waktu mengumpulkan data di lapangan,
peneliti bertanya langsung kepada responden di lapangan. Peneliti di
harapkan mampu memahami fenomena-fenomena perilaku yang ada di
lapangan melalui pengamatan, wawancara, dan dokumentasi yang ada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Adapun kisi-kisi wawancara yang akan digunakan oleh peneliti adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.1
Kisi-kisi Wawancara
Aspek Keterangan Partisipasi Kerja Penghasilan Keluarga
• Jumlah keluarga yang bekerja
• Jam kerja
• Pendapatan Per hari • Sebelum adanya dana
konpensasi BBM, jumlah keluarga yang bekerja
• Sebelum adanya dana konpensasi BBM, jumlah jam kerja
• Sesudah adanya dana konpensasi BBM, jumlah keluarga yang bekerja
• Sesudah adanya dana konpensasi BBM, jumlah jam kerja
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini metode yang digunakan dalam pengumpulan data
adalah metode wawancara dan dokumentasi.
1. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Wawancara ditunjukan pada informan yang terpilih dengan
pertimbangan bahwa data yang diperoleh akan relevan dengan tujuan
penelitian. Wawancara dilakukan untuk melengkapi data observasi dan
sebagai bentuk triagulasi data. Jenis wawancara yang digunakan adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
wawancara terbuka, yang mana para subyeknya tahu bahwa mereka
sedang di wawancarai dan mengetahui pula maksud dan tujuan dari
wawancara tersebut. Pertanyaan wawancara terstruktur dan bebas.
Pertanyaan wawancara ditujukan kepada para pemulung beserta keluarga
yang bekerja.
Dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi untuk mengetahui
tingkat partisipasi kerja keluarga, penghasilan keluarga, di Kecamatan
Kebayoran Lama, DKI Jakarta. Selain itu peneliti melakukan observasi
pada pemulung dan keluarganya yang sedang melakukan aktivitas.
2. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data melalui bahan
tertulis. Peneliti memanfaatkan metode dokumentasi untuk mengetahui
sejarah kecamatan kebayoran lama, keadaan para pemulung dan
keluarganya di Kecamatan Kebayoran Lama. Denah Kecamatan
Kebayoran Lama, keadaan ekonomi dan sosial masyarakat di Kecamatan
Kebayoran Lama.
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Teknik periksaan keabsahan data ditujukan agar penelitian kuantitatif
tidak bias dan untuk menentukan kriteria ke ilmiahan. Teknik di uji
keabsahan data dalam penelitian ini disesuaikan dengan kriteria dan teknik
pemeriksaan yaitu ketekunan pengamatan dan triagulasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Ketekunan pengamatan dilakukan untuk menemukan ciri-ciri dan
unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu
yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut
secara rinci (Moleong, 2004: 329). Dalam hal ini peneliti diharapkan
mampu memahami secara mendalam terhadap hal-hal yang berkaitan
dengan penelitian sehingga mampu diuraikan secara lebih rinci.
Triagulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain (Moleong, 2004: 330). Teknik triagulasi
digunakan dalam pemeriksaan data melalui sumber lain. Teknik ini dapat
dicapai dengan jalan: (1) membandingkan data hasil pengamatan dengan
data hasil wawancara; dalam hal ini peneliti membandingkan data partisipasi
kerja pemulung beserta keluarga dengan data yang diperoleh berdasarkan
wawancara dengan para pemulung dan keluarganya yang sedang bekerja. (2)
membandingkan apa yang dikatakan pemulung di depan umum dengan apa
yang dikatakannya secara pribadi; peneliti membandingkan data hasil
wawancara dengan pemulung yang menerapkan partisipasi kerja dan
penghasilan keluarga dengan hasil data yang diperoleh dengan wawancara
dengan para pemulung.
G. Populasi Dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek dan
subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
2005: 55). Sampel dalam penelitian ini adalah para pemulung yang ada di
Kecamatan Kebayoran Lama, Kodya Jakarta Selatan.
H. Teknik Pengambilan Sampel
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tiga teknik dalam
pengambilan sampel, yaitu cluster sampling (area sampling), accidental
sampling dan purposive sampling (sampel bertujuan). Pertama peneliti akan
menggunakan teknik cluster sampling. Menurut Sugiyono, 2005: 59 yang
dimaksud dengan
cluster sampling (sampling daerah) digunakan untuk menentukan
sampel apabila objek yang akan diteliti atau sumber data terlalu luas. Oleh
karena Kecamatan Kebayoran Lama yang terdiri dari 6 Kelurahan, maka
kemudian peneliti menggunakan teknik yang kedua yaitu accidental
sampling (teknik pengambilan sampel dengan cara kebetulan bertemu, dan
tentunya yang dirasa peneliti memenuhi kriteria peneliti. Kemudian peneliti
akan menggunakan teknik pengambilan sampel yang ketiga yaitu, teknik
purposive sampling (sampel bertujuan). Adapun yang dimaksud dengan
teknik purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu atau dengan tujuan tertentu.
Adapun tahap-tahap pelaksanaannya adalah sebagai berikut. Peneliti
melakukan penelitian pada 6 Kelurahan Grogol Utara, yang meliputi:
1) Kelurahan Pondok Pinang, 2) Kelurahan Kebayoran Lama Utara,
3) Kelurahan Kebayoran Lama Selatan, 4) Kelurahan Grogol Selatan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
5) Kelurahan Grogol Utara, 6) Kelurahan Cipulir. Adapun jumlah populasi
dalam penelitian ini adalah sebanyak 300 keluarga pemulung, dikarenakan
banyaknya populasi maka diambil sampel dengan metode purposive
sampling 25% dari populasi atau sekitar 75 keluarga, yang meliputi 6
Kelurahan yang berada di Kecamatan Kebayoran Lama.
I. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan:
a. Untuk menjawab rumusan masalah yang pertama menggunakan partisipasi kerja
Secara umum, partisipasi angkatan kerja dapat dinyatakan sebagai
jumlah penduduk yang tergolong angkatan kerja per 100 penduduk usia
kerja. Jika usia penduduk usia kerja didefinisikan sebagai penduduk 15-
64 tahun, maka rumusnya adalah:
Tingkat Partisipasi Jumlah orang yang bekerja (jumlah pemulung) Angkatan Kerja (TPAK) Penduduk 15-64 tahun
Sebelum dana kompensasi BBM
No. Nama
Kepala Keluarga
Jumlah anggota keluarga
Jumlah pemulungJumlah bukan
pemulung 1 Bpk X 2 3 4 5 n Bpk Y
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Dalam analisis rumusan masalah ke satu ini digunakan data jumlah
pemulung yaitu jumlah orang yang bekerja (sebagai pemulung) dan jumlah
anggota keluarga pemulung 15-64 tahun yaitu jumlah anggota keluarga
pemulung yang berusia 15-64 tahun. Sehingga analisis dalam keluarga
dihitung secara menyeluruh.
b. Untuk menjawab rumusan masalah yang kedua menggunakan uji deskriptif
No. Nama kepala keluarga Jumlah penghasilan keluarga
Rumusan masalah ke dua ini menggunakan analisis statistik deskriptif
yaitu dengan menghitung rata-rata mean, median, modus, range nilai
maksimum, nilai minimum pendapatan keluarga pemulung.
c. Untuk menjawab rumusan masalah yang ketiga menggunakan Uji Beda 2 Sisi:
TPKsebelum= %100)(6415
)(/ xBBMkompensasidanasebelumtahunusiapenduduk
BBMkompensasidanasebelumpemulungorangJumlah−
TPK sesudah= %100)(6415
)(/ xBBMkompensasidanasesudahtahunusiapenduduk
BBMkompensasidanasesudahpemulungorangJumlah−
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Sebelum dana kompensasi BBM
Sesudah dana kompensasi BBM
No. Keluarga Pemulung
Bukan pemulung 15-67
tahun Pemulung
Bukan pemulung
15-67 tahun 1 Bpk X 2 3 4 5 n Bpk Y
Langkah-langkah Uji Beda 2 Beda:
1. Perumusan hipotesis penelitian
Ho = TPKsebelum = TPK sesudah
Ha = TPKsebelum # TPK sesudah
2. Menentukan level of significance (α), dimana α= 5% dan derajat kebebasan
(df) = (n1 + n2 – 2), n1 = jumlah sampel TPK sebelum dana kompensasi
BBM, n2 = jumlah sampel TPK sesudah dana kompensasi BBM
3. Menentukan thitung
thitung dihitung dengan rumus:
nn
TPKsesudahTPKsebelumtsesudahsebelum
hitung 22 σσ+
−=
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
4. Menentukan kriteria pengujian 2 sisi:
daerah penolakan daerah penolakan
daerah penerimaan
-t(α/2;(n1 + n2 – 2) + t(α/2;(n1 + n2 –2)
5. Mengambil keputusan
Ho diterima bila -t(α/2;(n1 + n2 – 2) ≤ thitung ≤ + t(α/2;(n1 + n2 –2)
Ho ditolak bila thitung < -t(α/2;(n1 + n2 – 2) atau thitung > + t(α/2;(n1 + n2 –2)
6. Pengambilan Kesimpulan
a. Ho diterima maka dana kompensasi BBM tidak mempunyai pengaruh
terhadap
TPK atau TPKsebelum = TPKsesudah
b. Ho ditolak maka dana kompensasi BBM mempunyai pengaruh
terhadap TPK atau TPKsebelum # TPKsesudah
d. Untuk menjawab rumusan masalah yang keempat menggunakan rumus korelasi TPK dan Penghasilan keluarga
1. Menghitung koefisien korelasi TPK dan penghasilan keluarga:
2222 )(.)())((
YYNXXNYXXYNr
∑−∑∑−∑
∑∑−∑=
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Keterangan:
X = Tingkat Partisipasi Kerja (TPK)
Y = Penghasilan
N = Jumlah Sampel
2. Menentukan tingkat korelasi:
r =1 maka hubungan X (TPK) dan Y (Penghasilan) sempurna positif
0 < r < 1 maka hubungan X(TPK) dan Y (Penghasilan) kuat dan
positif
r = -1 maka hubungan X (TPK) dan Y (Penghasilan) sempurna
negatif
- 1 < r < 0 maka hubungan X (TPK) dan Y(Penghasilan) kuat negatif
r = 0 maka tidak ada hubungan antara X (TPK) dan Y(Penghasilan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
BAB IV
GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
A. Visi-Misi Serta Tujuan Kota Madya Jakarta Selatan
1. Visi Kota Madya Jakarta Selatan
Mewujudkan Jakarta sebagai Ibukota Negara Republik Indonesia yang
sejajar dengan kota besar negara maju didunia, dihuni oleh masyarakat
yang sejahtera dan berbudaya dalam lingkungan kehidupan yang
berkualitas.
2. Misi Kota Madya Jakarta Selatan
a) Mempertahankan Wilayah Bagian Selatan. Jakarta Selatan sebagai
daerah resapan air.
b) Mewujudkan Wilayah Bagian Utara Jakarta Selatan sebagai Pusat
Niaga terpadu.
3. Tujuan Kota Madya Jakarta Selatan
a) Mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur yang merata
material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945 didalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang pada hakikatnya adalah pembangunan manusia Indonesia
seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya.
b) Tercapainya tujuan nasional di tuntut keterlibatan peranan dan
tanggung jawab seluruh lapisan masyarakat, sehingga seluruh
masyarakat di daya gunakan secara maksimal sebagai modal dasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
pembangunan, karena pembangunan yang telah, sedang dan yang
akan di upayakan dari rakyat untuk rakyat.
c) Terwujudnya ketahanan sosial budaya yang diwujudkan dengan
pelaksanaan pembangunan kesehatan, peningkatan kesejahteraan
sosial, kualitas beragama, pengembangan seni budaya dan
pariwisata, meningkatkan peranan perempuan, pemuda dan olah
raga.
B. Keadaan Geografis
Wilayah Kecamatan Kebayoran Lama adalah salah satu Kecamatan
dari 10 (sepuluh ) Kecamatan di Kodya Jakarta Selatan dan merupakan
pintu gerbang penghubung antara Propinsi Jawa Barat (Kabupaten
Tangerang) dengan DKI Jakarta, hal ini berdasarkan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia nomor 60 tahun 1990 tentang pembentukan
Kecamatan Kelapa Gading dan Pademangan di wilayah Jakarta Utara,
Kecamatan Palmerah, Kalideres, dan Kembangan di wilayah Jakarta Barat,
Kecamatan Duren Sawit, Makasar, Cipayung, dan Ciracas di wilayah
Kodya Jakarta Timur, Kecamatan Johar Baru, di Wilayah Jakarta Pusat,
Kecamatan Pancoran, Jagakarsa dan Pasanggrahan di wilayah Kotamadya
Jakarta Selatan tumbuh dan terbentuknya badan-badan usaha: KSU,
Swalayan, Mini Market, Waserda yang ada di sepanjang jalan-jalan utama
sesuai dengan perkembangan dan perencanaan kota. Hal tersebut bisa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
dilihat di sepanjang Jalan Sultan Iskandar Muda, Arteri Pondok Indah,
Ciputat Raya, Ciledug Raya dan Jalan Raya Kebayoran Lama.
Kecamatan Kebayoran Lama termasuk ke dalam Kota Madya
Jakarta Selatan. Aktivitas ekonomi yang sangat menonjol di wilayah ini
adalah jasa dan perdagangan. Sektor yang cukup potensial untuk
dikembangkan di wilayah Kecamatan Kebayoran Lama diantaranya adalah
pelayanan jasa dan perdagangan.
Batas-batas wilayah sebagai berikut:
a. Utara : Berbatasan dengan Kecamatan Grogol
Pertamburan dan Kecamatan Tanah Abang
b. Timur : Berbatasan dengan Kecamatan Tanah Abang
c. Selatan : Berbatasan dengan Kecamatan Cilandak
d. Barat : Berbatasan dengan Kecamatan Cilandak
Luas wilayah Kecamatan Kebayoran Lama adalah 19.32 hektar
yang meliputi 6 Kelurahan, 849 RT, 80 RW, dan 58.580 Kepala Keluarga.
Total jumlah penduduk Kecamatan Kebayoran Lama sebesar 225.147 jiwa
yang meliputi Laki-laki 118.612 Jiwa dan Perempuan 106.537 Jiwa.
C. Keadaan Perekonomian Kecamatan Kebayoran Lama
Perekonomian di Kecamatan Kebayoran Lama selain bergerak di
bidang jasa, perindustrian dan perdagangan serta pengolahan lahan,
memulung merupakan salah satu pengolahan lahan, selain bertani dan
berladang. Pekerjaan ini didukung oleh jumlah produksi sampah rumah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
tangga maupun industri di wilayah Kebayoran Lama. Volume sampah
rata-rata per hari sebesar 758 m3 dengan volume sampah di lokasi
penampungan sampah sementara (LPS) adalah sebesar 569 m3 dan sisanya
diangkut ke tempat pembuangan sampah akhir (TPA). Volume sampah
yang cukup besar dimanfaatkan oleh pemulung sebagai lahan pekerjaan
mereka yang kemudian mereka kumpulkan sebagai lahan pekerjaan yang
kemudian mereka kumpulkan dan mereka jual sehingga menjadi
pendapatan mereka.
D. Bidang Pendidikan, Kesehatan dan Kebersihan
Pembangunan dan perkembangan di suatu wilayah tergantung
sumber daya manusia yang tersedia di wilayah tersebut, sumber daya alam
yang melimpah dan potensial tidak akan dapat dikembangkan tanpa
adanya sumber daya manusia yang memadai.
Sarana dan prasarana kesehatan yang memadai, sarana dan
prasarana kebersihan yang memadai akan menghasilkan sumber daya
manusia yang baik, kesehatan dan kebersihan yang baik, adapun sarana
dan prasarana di bidang pendidikank, kesehatan, dan kebersihan di
Kecamatan Kebayoran Lama meliputi:
a) Pendidikan
Salah satu faktor yang menentukan kualitas manusia adalah
pendidikan, sarana dan prasarana bidang pendidikan yang memadai
akan menghasilkan sumber daya manusia yang baik. Sarana dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
prasarana pendidikan meliputi: TK Swasta, SD Negeri yang sederajat,
SD Swasta yang sederajat, SLTP Negeri yang sederajat, SLTP yang
sederajat, SLTA Negeri yang sederajat, SLTA Swasta yang sederajat,
Akademi/PT Negeri yang sederajat.
b) Kesehatan
Kebersihan selain sangat menentukan kualitas kesehatan suatu
wilayah juga berkaitan dengan keindahan suatu wilayah. Sarana dan
prasarana kesehatan tersebut meliuputi: RS, RS Bersalin, Poliklinik,
Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Tempat Praktek Dokter, Tempat
Praktek Bidan, Posyandu, Apotik, Toko Obat.
c) Kebersihan
Masalah kebersihan yang sangat sering ditemui di Daerah
Perkotaan adalah penanganan dan pengelolahan sampah organik dan
anorganik diangkut oleh Dinas Kebersihan yang meliputi: Truk
Sampah, Gerobak Sampah, Kontra, Lokasi Pembuangan Sampah
Sementara (LPS).
E. Bidang Sosial, Agama dan Budaya
Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak lepas dari manusia
yang lainnya. Oleh hubungan yang terjadi akan menghasilkan organisasi
berdasarkan kepentingan dan karakter manusia yang ada di dalamnya,
sarana dan prasarana organisasi yang ada di Kecamatan Kebayoran Lama
di Bidang Sosial meliputi: PKK, LSM, DEKEL, Karang Taruna, Panti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Sosial, Panti Asuhan. Sedangkan dalam bidang Agama dan Budaya
meliputi: Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, Buddha.
F. Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup di Kecamatan Kebayoran
Lama
Kelangsungan hidup masyarakat di Kecamatan Kebayoran Lama
sangat tergantung pada sumber-sumber kehidupan yang disediakan oleh
alam dan kualitas lingkungan tempat hidup. Agar sumber daya alam dan
lingkungan selalu mendukung kelangsungan hidup manusia, maka
pengolahan dan pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan harus
mengacu pada pelestarian alam dan lingkungan, jangan sampai
menyebabkan perusakan lingkungan apalagi sampai menimbulkan bercana
alam dikarenakan di Kecamatan Kebayoran Lama terdapat beberapa lokasi
rawan banjir, diantaranya: Kelurahan Cipulir I, Kelurahan Grogol Selatan,
Kelurahan Kebayoran Lama Utara, dan Kelurahan Pondok Pinang.
G. Keberadaan Pemulung di Kecamatan Kebayoran Lama
Sebagian besar masyarakat menganggap sampah merupakan
barang tak berguna yang tidak ada harganya. Tetapi, bagi para pemulung
tumpukan sampah berarti harapan hidup. Berkat sampah yang oleh
sebagian besar masyarakat dianggap tak ada harganya itu, para pemulung
bisa “menghidupi”, bahkan menyekolahkan anaknya. Tentu saja, tidak
semua sampah dapat dijadikan uang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Dengan menggunakan gancu (sejenis besi), para pemulung sejak
pagi hingga sore hari, mengais tumpukan sampah untuk mencari sesuatu
“benda” yang bisa dijual kembali. Mereka harus bekerja keras tanpa
menghiraukan hujan dan terik matahari hanya untuk menyisihkan barang-
barang bekas yang dapat dijual untuk memperoleh uang. Barang bekas itu
lalu dikumpulkan ke dalam keranjang yang sengaja digendong pada bagian
belakang.
Tidak perlu menyediakan ongkos dan mencari pasar untuk menjual
barang-barang dari tempat sampah ini. Setiap pemulung tinggal di tempat
saja, pasti dicari pembeli. Ratusan pembeli barang-barang bekas ini sudah
menanti. Maka, untuk memperoleh uang tidak harus melalui proses
panjang. Seberapapun barang bekas yang dikumpulkan pemulung, saat itu
juga dapat menjadi uang.
Di lokasi yang berada di tengah perkampungan itu, tidak
membatasi usia mencari nafkah. Siapa saja dan usia berapapun bebas
mencari makan atas tumpukan sampah ini. Di antara pemulung, mereka
ada yang sudah berusia tua di atas 65 tahun. Tetapi, ada pula yang masih
usia anak-anak sekolah. Banyak di antara keluarga pemulung, sehari-hari
bergelut dengan sampah. Maka, kalau sekeluarga beranggotakan lima
orang saja, per orang dapat menghasilkan uang Rp. 20.000,- satu keluarga
berpenghasilan Rp. 100.00,- per hari. Maka, transaksi atau perputaran
uang di lokasi sampah ini dapat mencapai Rp. 100 juta setiap harinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Perlu pemilah-milahan untuk memilih di antara tumpukan sampah:
mana yang dapat dimanfaatkan untuk dijadikan uang dan mana yang
dibuang. Tumpukan sampah yang sudah menggunung itulah, setiap hari
menjadi ladang bagi sedikitnya 1.000 pemulung di Tempat Pembuangan
Akhir (TPA) sampah di Kecamatan Kebayoran Lama. TPA yang terletak
di atas tanah 569 m2, meliputi enam Kelurahan: Kelurahan Pondok Pinang.
Kelurahan Kebayoran Lama Utara, Kelurahan Cipulir, Kelurahan Grogol
Selatan, Kelurahan Grogol Utara, Kelurahan Kebayoran Lama Selatan.
Adapun sumber daya alam dan lingkungan yang mendukung kehidupan
masyarakat di Kecamatan Kebayoran Lama di manfaatkan dan dikelola
menjadi: Rumah permanen berjumlah 33.466 unit, rumah bukan permanen
berjumlah 5.283 unit, bangunan rumah di bantaran kali berjumlah 1.522
unit, rumah kumuh berjumlah 4.506 unit, BTN berjumlah 1 unit,
Rusun/apartemen berjumlah 15 unit, Kondominium berjumlah 5 unit, dan
Lokasi Penampungan Sampah Sementara (LPS) berjumlah 1 unit.
H. Deskripsi Responden
Penelitian terhadap para pemulung di Kecamatan Kebayoran Lama
Jakarta Selatan ini menunjukkan rata-rata responden berusia 33,45 tahun
dengan kisaran pemulung berusia 9 sampai 65 tahun. Hal ini
menunjukkan bahwa pekerjaan pemulung dilakukan oleh anggota keluarga
di semua tingkatan usia, baik tua maupun muda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Tabel 4.1 Deskripsi umur Responden
N Minimum(tahun)
Maksimum(tahun)
Rata-rata (tahun)
Std.Dev
Umur 75 9 65 33,4533 16,5295Total Anggota Keluarga
75 3 8 5,6533 1,3997
Jumlah 75
Total anggota keluarga berkisar dari 3 sampai 8 anggota, dengan
rata-rata anggota keluarga yang dimiliki 5,65. Dapat dikatakan responden
memiliki struktur keluarga yang banyak terdiri ayah, ibu dan anak.
Tingkat pendidikan sebagian besar pemulung di daerah Kecamatan
Kebayoran Lama ini sangat rendah, hal ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Dimana terdapat responden memiliki tingkat pendidikan SD berjumlah 51
orang dan SMP 40 orang sedangkan SMA hanya 4 orang.
Tabel 4.2. Tabel Deskripsi Tingkat Pendidikan.
Jumlah (orang)
Persentase Kumulatif persen
SD 51 68% 68% SMA 4 5,3% 76,3% SMP 20 26,7% 100% Total 75
Sebagian besar pemulung berstatus sudah menikah, sedangkan
sisanya yang belum menikah ada diantaranya adalah anak-anak atau
warga yang belum cukup dewasa. Responden yang berstatus kawin
sebanyak 56 orang sedangkan responden belum kawin 19 orang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Tabel 4.3. Tabel Deskripsi Status Perkawinan
Jumlah (orang)
Persentase Kumulatif Persen
Belum 19 25,3% 25,3% Kawin 56 74,7% 100%
Total 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Analisis
1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Pemulung
Untuk menjawab rumusan masalah 1 tentang Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja (TPAK) Pemulung diperoleh melalui rumus sebagaimana
yang disebutkan di bab sebelumnya, yaitu TPAK adalah jumlah orang dalam
keluarga yang bekerja sebagai pemulung dibagi dengan jumlah anggota
keluarga yang berusia antara 15 sampai 64 tahun. Dengan demikian, Tingkat
partisipasi angkatan kerja merupakan rasio antara jumlah anggota keluarga
produktif dan jumlah keluarga yang menjadi tanggungan, biasanya anggota
keluarga berusia 15 sampai 64 tahun. Sebagai contoh, misalnya responden
bernama Pak Untung (nomor 3) memiliki jumlah anggota keluarga bekerja
sebelum penyaluran BLT sebanyak 3 orang dengan total seluruh anggota
keluarga sebanyak 5 orang. Berarti dapat dihitung tingkat partisipasi angkatan
kerja dalam keluarga tersebut. Perhitungan kali ini akan menggunakan
kondisi sesudah penyaluran BLT untuk perhitungan TPAK sekarang.
Untuk sesudah penyaluran BLT, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
Pemulung (TPAK) keluarga Pak Untung dapat dihitung;
Jumlah Orang yang Bekerja (jumlah pemulung) 2 Jumlah Anggota Keluarga Pemulung berusia 15-64 tahun = 5
0,40 =
Atau 40%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Untuk nilai TPAK sesudah penyaluran BLT dari seluruh sampel (75
orang), maka diperoleh nilai rata-rata dari TPAK tiap keluarga;
Jumlah TPAK sesudah BLT seluruh keluarga 5212,86 Total seluruh sampel = 75
= 69,50
Untuk nilai TPAK sesudah penyaluran BLT dari seluruh sampel (75
orang) maka diperoleh nilai rata-rata dengan perhitungan seperti di atas adalah
69,50. (lihat lampiran hal 91)
Maka untuk penelitian kali ini, diperoleh rata-rata hasil perhitungan
TPAK seluruh 75 responden sesudah penyaluran BLT sebesar 69,50. Hal ini
menunjukkan bahwa terjadi penurunan partisipasi anggota keluarga bekerja
setelah adanya penyaluran bantuan langsung tunai kepada para pemulung.
Pengertian angka TPAK 69,50 adalah bahwa setiap 69,50 orang anggota
keluarga memiliki tanggungan kepada 100 orang anggota keluarga termasuk
dirinya. (lihat lampiran hal 91)
Tabel 5.1. Deskriptif TPAK dari Total 75 Sampel
Jumlah (orang) Min Maks Median Modus Std.Dev.
Rata2 (orang)
Anggota Keluarga Laki-laki
1 5 3 3 0,8506 2,71
Anggota Keluarga Perempuan
1 5 3 3 1,1612 2,95
Total Anggota Keluarga
3 8 6 5 1,3998 5,65
Anggota Keluarga Bekerja (Sekarang)
1 7 4 4 1,2667 3,82
TPAK Ssd BLT (Sekarang)
20 100 71,43 100 21,8856 69,50
Dari hasil tabel analisis deskriptif dapat diperoleh pula bahwa jumlah
anggota keluarga yang melakukan pekerjaan mengutip (memulung) setelah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
penyaluran BLT juga terjadi penurunan. Rata-rata jumlah tenaga anggota
keluarga pemulung setelah BLT (sekarang) rata-rata sebesar 3,82 orang,
sedangkan jumlah anggota keluarga untuk tiap kepala keluarga yang berusia
antara 15 sampai 64 tahun sebanyak 5,65. Jumlah anggota keluarga menjadi
pemulung ini menjadi tenaga kerja aktif produktif yang tentu saja
mememberikan tingkat partisipasi anggota keluarga (TPAK). (lihat lampiran
hal 91).
Di Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan ini tidak semua
keluarga miskin pemulung mendapatkan dana BLT, tetapi proses penyaluran
dan dampak penyaluran memberikan pengaruh terhadap sebagian anggota
keluarga yang sebelumnya melakukan pengutipan barang bekas. Dari 75
responden subyek penelitian ini, menunjukkan bahwa antar keluarga
pemulung tidak terjadi perbedaan yang besar untuk perkiraan tingkat
partisipasi anggota keluarga (TPAK). Hal ini dapat ditunjukkan dari nilai
standar deviasi (simpangan baku) TPAK antar keluarga, dimana nilai standar
deviasi sangat kecil dibandingkan dengan nilai rata-ratanya. Yaitu nilai
standar deviasi TPAK setelah penyaluran BLT (sekarang) sebesar 21,88 (lihat
lampiran hal 91).
Jadi rumusan permasalahan 1 dapat dijawab bahwa Tingkat Partisipasi
Anggota Keluarga Pemulung saat ini untuk seluruh 75 sampel di Kecamatan
Kebayoran Lama, Jakarta Selatan rata-rata TPAK sebesar 69,50. (lihat
lampiran hal 91).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
2. Analisis Deskriptif Penghasilan
Untuk menjawab rumusan masalah 2, maka dihitung rata-rata
pendapatan pemulung 75 keluarga sampel di Kecamatan Kebayoran Lama
Jakarta Selatan. Dengan menggunakan analisis deskriptif dapat diperoleh
nilai rata-rata penghasilan dari seluruh 75 sampel. Dari data dapat ditunjukkan
bahwa perhitungan penghasilan berdasarkan pada tenaga kerja aktif produktif
yang mewakili seluruh orang dalam keluarga tersebut, sebagaimana
ditunjukkan dalam sub bahasan sebelumnya.
Untuk perhitungan penghasilan pemulung per hari sesudah penyaluran
BLT (sekarang) dari seluruh sampel (75 orang), maka diperoleh nilai rata-rata
penghasilan saat ini per hari (lihat lampiran hal 91);
Jumlah Total Penghasilan per hari 75 sampel 1.765.000 Total seluruh sampel = 75
= 23533,33
Tingkat penghasilan per hari tenaga pemulung rata-rata sekarang atau
sesudah penyaluran BLT sebesar Rp. 23.533,33 memberikan pengertian
bahwa dari seluruh 75 sampel rata-rata penghasilan per hari keluarga adalah
Rp. 23.533,33. Hal ini menunjukkan bahwa uang sejumlah tersebut
dikonsumsi per hari oleh seluruh anggota keluarga lainnya untuk tiap tenaga
kerja aktif produktif sampel pemulung. (lihat lampiran hal 91)
Jadi rumusan masalah 2, dapat dijawab bahwa tingkat penghasilan per
hari tenaga pemulung rata-rata sekarang atau sesudah penyaluran BLT sebesar
Rp. 23.533,33. (lihat lampiran hal 91)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
3. Uji Perbedaan TPAK Sebelum dan Sesudah Penyaluran BLT
Untuk menjawab rumusan masalah 3, yaitu menguji perbedaan rata-
rata TPAK antara sebelum dan sesudah penyaluran BLT menggunakan uji t
sampel berpasangan (paired sample t-test). Secara deskriptif dapat dilihat
pada tabel bahwa terdapat perbedaan rata-rata penghasilan per hari sebelum
penyaluran BLT dan sesudah penyaluran BLT. Rata-rata penghasilan per hari
sebelum penyaluran BLT sebesar Rp. 25933,33 dan sesudah penyaluran BLT
sebesar Rp. 23533,33 (lihat lampiran hal 93).
Tabel.5.2. Deskriptif Penghasilan per Hari Seluruh Sampel (dalam rupiah)
Jumlah (orang)
Rata-rata (orang)
Std.Dev
Penghasilan per hari (Seb BLT) 75 25933,33 7653,53 Penghasilan per hari (Ssd BLT) 75 23533,33 5561,28
Dari hasil uji t (lihat lampiran hal 93) untuk menjawab permasalahan
ketiga tentang perbedaan tingkat penghasilan sebelum dan sesudah penyaluran
BLT dapat dilihat pada tabel 5.6.
Tabel 5.3. Hasil Uji t
Sebelum vs Sesudah BLT
Hasil Uji t(sig.)
Kriteria Kesimpulan
TPAK
4,533(0%)
t hitung > t tabel 1,665 (df=74 dan
sig 5%)
Ada beda signifikan
Hasil uji t menunjukkan bahwa nilai t penghasilan per hari sebelum
dan sesudah penyaluran BLT lebih besar dari nilai t tabel 1,665, dimana dari
penelitian ini diajukan hipotesis sebagai berikut;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Ho = Tidak terdapat perbedaan antara rata-rata tingkat penghasilan per
hari sebelum penyaluran BLT dan sesudah penyaluran BLT
(sekarang).
Ha = Terdapat perbedaan antara rata-rata tingkat penghasilan per hari
sebelum penyaluran BLT dan sesudah penyaluran BLT
(sekarang).
Bagan 3 Uji 2 sisi
1,665 4,533 -1,665
Ho ditolak
Ho diterima
Ho ditolak
Kriteria bahwa Ho diterima adalah nilai t hitung < t tabel dan
signifikansi t > 0,05. Dari hasil analisis paired-sample t test antara variabel
tingkat penghasilan sebelum dan sesudah penyaluran BLT, menunjukkan
bahwa nilai t hitung sebesar 2,803 dan signifikansi t = 0,000 lebih kecil dari
nilai signifikansi statistik 0,05 (t tabel sebesar 1,665 dengan df=74). Hal ini
dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan signifikan antara tingkat penghasilan
per hari sebelum penyaluran BLT dan sesudah penyaluran BLT. Dengan
demikian, baik secara deskriptif maupun inferensial dapat disimpulkan adanya
perbedaan rata-rata penghasilan per hari secara signifikan sebelum dan
sesudah penyaluran BLT. Rata-rata penghasilan per hari sebelum penyaluran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
BLT sebesar Rp. 25933,33 dan sesudah penyaluran BLT sebesar Rp.
23533,33. Selisih penghasilan per hari sebesar Rp. 2400 dapat dikatakan
menunjukkan adanya perbedaan signifikan dengan melihat t hitung lebih besar
dari t tabel. Dapat dijawab Rumusan 3 bahwa ada perbedaan signifikan antara
tingkat penghasilan per hari sebelum dan sesudah penyaluran BLT.
4. Hubungan Antara TPAK dan Penghasilan per hari Sekarang
Dalam menjawab rumusan masalah 4, maka dapat digunakan analisis
korelasi, yaitu mencari ada tidaknya hubungan antara TPAK dan penghasilan
per hari. Untuk mencari hubungan antara tingkat partisipasi anggota keluarga
dan tingkat penghasilan per hari yang diterima pemulung dapat dilakukan
analisis korelasi. Hasil analisis korelasi pada permasalahan sesudah
penyaluran BLT atau kondisi sekarang dapat dilihat pada tabel berikut.
Analisis korelasi ini untuk menjawab apakah ada hubungan antara TPAK dan
tingkat penghasilannya.
Tabel 5.4. Tabel Hasil Analisis Korelasi Sesudah BLT
Korelasi Nilai Korelasi Pearson
Sig
TPAK Ssd BLT vs Penghasilan per hari (Ssd BLT)
0,099 39,9%
Dari hasil analisis korelasi (lihat lampiran hal 94) menunjukkan bahwa
nilai korelasi sangat kecil yaitu 0,099 dan signifikansi 0,399 untuk
permasalahn setelah BLT.
Dari penelitian ini diajukan hipotesis sebagai berikut;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Ho = Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara TPAK dan
tingkat penghasilan sesudah penyaluran BLT (sekarang).
Ha3 = Terdapat hubungan yang signifikan antara TPAK dan tingkat
penghasilan sesudah penyaluran BLT (sekarang).
Bagan 3 Uji 2 sisi
0,227 0,099 -0,227
Ho ditolak
Ho diterima
Ho ditolak
Kriteria bahwa Ho diterima adalah nilai rxy hitung < r tabel dan
signifikansi r > 0,05. Dari hasil analisis korelasi product moment antara
variabel TPAK dan tingkat penghasilan per hari sesudah penyaluran BLT
menunjukkan bahwa nilai r hitung sebesar 0,099 dan signifikansi r = 0,399
lebih besar dari nilai signifikansi statistik 0,05 (r tabel sebesar 0,227 dengan
N=75). Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan
antara TPAK dan tingkat penghasilan setelah penyaluran BLT (sekarang).
Jadi untuk rumusan masalah 4, dapat dijawab bahwa tidak ada
hubungan yang signifikan antara TPAK dan tingkat penghasilan per hari
sesudah penyaluran BLT (sekarang) pada sampel pemulung di Kecamatan
Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
B. Pembahasan
Menurut model Lewis ekonomi terdiri dari dua sektor yaitu sektor sub
sisten pedesaan tradisional dan sektor industri perkotaan yang modern. Fokus
terpenting adalah perpindahan tenaga kerja maupun pertumbuhan pekerjaan di
daerah perkotaan menimbulkan perluasan output. Penduduk desa melakukan
migrasi ke kota demi mendapatkan tingkat kesejahteraan yang diinginkan dan
tingkat penghasilan yang menjanjikan. Sampel penelitian pemulung di daerah
Grogol Utara Jakarta Selatan memberikan gambaran kaum migran dari desa yang
berprofesi sebagai pemulung.
Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa sebagian besar anggota
keluarga yang dibawa oleh keluarga mereka ke kota adalah untuk bekerja. Nilai
TPAK di atas 70% menunjukkan bahwa sebagian besar anggota keluarga bekerja
untuk memenuhi anggota keluarga lainnya. Angka TPAK ini menunjukkan angka
partisipasi angkatan kerja yang lebih tinggi dari tingkat partisipasi angkatan kerja
nasional sebesar 47,54% (untuk hasil sensus BPS tahun 2002, dimana julmah
angkatan kerja 100,779 juta jiwa dan jumlah seluruh penduduk 212,003 juta jiwa).
Sebagaimana dikatakan oleh Teori Todaro, alasan utama orang melakukan
migrasi dari desa ke kota adalah untuk memperoleh penghasilan yang lebih baik.
Kota dianggap sebagai lahan subur yang memberikan penghasilan yang
menjanjikan dibandingkan desa, sekaligus juga memiliki fasilitas yang menarik.
Tetapi pada sisi lain, mereka membawa tingkat kapabilitas dan kualitas sumber
daya yang rendah dapat dilihat pada tingkat pendidikan yang mereka miliki,
sebagian besar berpendidikan SD atau SMP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Rendahnya tingkat pendidikan ini membawa pada jenis pekerjaan yang
mampu mereka kerjakan, yaitu sektor pekerjaan informal. Salah satu karakteristik
utama pekerjaan informal adalah tidak membutuhkan ketrampilan yang tinggi
untuk mengerjakannya. Menurut Hidayat, ciri-ciri sektor informal adalah ;
kegiatan usaha tidak terorganisir, unit usaha tanpa ijin, pola usaha tidak teratur,
mudah pindah ke usaha lain, teknologi yang dipakai tradisional, jumlah modal
terbatas dan lain-lain. Sebagaimana disebutkan dari hasil wawancara penelitian
ini menunjukkan bahwa alasan pemulung melakukan pekerjaan ini diantaranya
karena keterbatasan modal dan keterbatasan ketrampilan. Pekerjaan pemulung
memang tidak terlalu menerapkan tingkat ketrampilan yang tinggi. Jenis
pekerjaan informal memberikan konsekuensi pada tingkat imbalan yang
diperoleh. Fluktuasi nilai imbalan yang diterima yang sangat tergantung dari
usaha keras yang dilakukan.
Hal ini berbeda dengan jenis pekerjaan yang menjadi bagian dari tenaga
kerja sebuah perusahaan. Kompensasi yang diterima akan memberikan pengertian
yang berbeda. Menurut Siswanto (1998) kompensasi adalah imbalan jasa atau
balas jasa yang diberikan oleh pemilik usaha kepada tenaga kerja, sedangkan
menurut menurut Martoyo (1998) kompensasi juga merupakan jaminan yang
diberikan bagi anggota keluarga lainnya demi peningkatan produktivitas. Tetapi
pada dasarnya, kompensasi juga merupakan motivasi tenaga kerja untuk mencapai
hasil kinerja yang lebih baik.
Menurut Raharjo (1986) sekitar 70% sektor informal secara nasional di
Indonesia harus didudukan lebih wajar dalam pembangunan, karena jumlahnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
yang sangat besar. Dikutip dari skripsi Kristiana (1997:11). Untuk itu pemerintah
mengeluarkan suatu program yang disebut Bantuan Tunai Langsung, yang
memberikan dana tunai kepada anggota masyarkat dari golongan tidak mampu.
Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagai pemulung, adanya
penyaluran BLT tidak memberikan perubahan berarti tingkat penghasilan yang
diperoleh para pemulung. Terjadi penurunan tingkat penghasilan per hari sebagai
pemulung, yaitu Rp. 25933,33 per hari menjadi Rp.23533,33 per hari setelah
penyerahan BLT. Penurunan tingkat penghasilan sebagai pemulung ini
dimungkinkan karena masyarakat pemulung telah mempertimbangkan bahwa
sebagian dari mereka per bulan sudah mendapatkan jaminan dari hasil penyaluran
dana BLT, sehingga hanya bekerja memulung sesuai dengan kebutuhan saja
setelah adanya penyaluran dana ini. Akan tetapi nilai penghasilan per hari yang
diperoleh para pemulung tersebut masih lebih rendah dari nilai Upah Minimum
Regional untuk wilayah DKI sebesar Rp. 819100 per bulan (jika penghasilan
pemulung dihitung per bulan menjadi Rp. 23533,33 x 30 = Rp. 705999,9 per
bulan dan Rp.25933,33 x 30 = Rp. 777999,9 per bulan). Hal ini masih
menunjukkan bahwa sebagian besar pemulung masih jauh dari kecukupan untuk
menghidupi kebutuhan minimum untuk wilayah Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dari hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa;
1. Dari hasil perbandingan angka pemulung yang bekerja dan anggota
keluarga seluruhnya (yang berusia 15-64 tahun), dimana terdapat jumlah
anggota keluarga pemulung terendah dalam keluarga adalah 1 orang,
tertinggi 7 orang dengan rata-rata 3,82 sedangkan jumlah seluruh anggota
keluarga terendah dalam keluarga adalah 3 orang, tertinggi 8 orang
dengan rata-rata 5,65. Sehingga rumusan masalah 1 dapat dijawab bahwa
hasil perhitungan rata-rata tingkat partisipasi anggota keluarga (TPAK)
sesudah penyaluran BLT (sekarang) sebesar 69,50 dengan TPAK terendah
20 dan tertinggi 100 atau seluruh anggota keluarga bekerja memulung.
2. Dari hasil analisis deskriptif terhadap seluruh 75 sampel pemulung di
Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan, Tingkat penghasilan per
hari tenaga pemulung rata-rata sesudah penyaluran BLT (sekarang)
sebesar Rp. 23.533,33 rupiah dengan penghasilan per hari terendah Rp.
15.000 per pemulung dan tertinggi Rp. 40.000 per pemulung.
3. Perbedaan TPAK antara sebelum dan sesudah penyaluran BLT dapat
menggunakan uji t. Dari hasil uji t, diperoleh nilai t hitung sebesar 2,803
dan signifikansi t = 0,000 lebih kecil dari nilai signifikansi statistik 0,05 (t
tabel sebesar 1,665 dengan df=74), berarti ada perbedaan signifikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
antara tingkat penghasilan per hari sebelum penyaluran BLT dan sesudah
penyaluran BLT.
4. Dari hasil analisis korelasi, untuk sesudah penyaluran BLT (sekarang),
nilai r hitung sebesar 0,099 dan signifikansi r = 0,399 lebih besar dari nilai
signifikansi statistik 0,05 (r tabel sebesar 0,227 dengan N=75). Hal ini
dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara
TPAK dan tingkat penghasilan setelah penyaluran BLT (sekarang).
B. SARAN
Dari hasil kesimpulan dapat disarankan bahwa;
1. Bagi pemerintah, hasil penelitian ini dapat menjadi masukkan terkait
dengan program penyaluran BLT kepada kelompok masyarakat tidak
mampu. Program penyaluran BLT kepada kelompok keluarga tidak
mampu dianggap tidak berhasil karena tidak meningkatkan produktivitas
masyarakat, karena dari hasil penelitian menunjukkan tidak adanya
perbedaan signifikan tingkat penghasilan sebelum dan sesudah penyaluran
BLT. Pemerintah perlu meninjau kembali program BLT. Diharapkan
bahwa pemerintah di masa datang dapat menekankan pada bantuan yang
berbentuk pelatihan ketrampilan, pemberian fasilitas usaha produktif,
bantuan pemasaran hasil produksi usaha kecil, dan pemberian modal
usaha kecil yang lebih bersifat produktif.
2. Bagi pemulung, untuk lebih meningkatkan produktivitas melalui unit kerja
yang lebih terorganisir dan mapan. Karena hasil penelitian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
menunjukkan bahwa tidak ada korelasi yang signifikan antara tingkat
partisipasi anggota keluarga dan tingkat penghasilan, mengindikasikan
bahwa jumlah anggota keluarga bekerja semakin besar tidak akan
meningkatkan produktivitas di daerah pemulung ini, Grogol Utara Jakarta
Selatan.
3. Untuk penelitian berikutnya, lebih memperbanyak variabel-variabel yang
terkait dengan permasalahan produktivitas keluarga dan partisipasi
angkatan kerja dalam mengeksplorasi variabel tingkat penghasilan
keluarga terhadap kelompok masyarakat pemulung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Andono, Sis ( 2005). “ Harga BBM Atasi Masalah Perekonomian”. Forum
Keadilan no.25, hal 9. Ardini, Voni . “BBM Naik Penduduk Miskin Bertambah”. Koran Tempo 14 Maret
2005. Bakir, Zainab dan Chris Manning ( 1984). Angkatan Kerja DI Indonesia
Partisipasi, Kesempatan, dan Pengangguran. Jakarta Bejo Siswanto. (1983). Manajemen Tenaga Kerja. Jakarta: Sinar Baru
Boeke, J, H dan D H Burger (1973). Ekonomi Dualisme: Dialog antara Boeke dan Burger. Jakarta : Bharata.
Effendi, Tadjuddin Noer (1985) Urbanisasi, Pengangguran, dan Sektor Informal
di Kota. Jakarta : Gramedia Hamzah, Andi (1990). Pokok-Pokok Hukum Ketenagakerjaan Indonesia. Jakarta :
Rineka Cipta Indonesia Hidayat (1983). Devinisi dan Evolusi Sektor Informal. Jakarta : Galang Iskandar, N (1976). Pembangunan Ekonomi dan Perkembangan Pendudukan.
Jakarta : LD FE-UI Khairuddin (1992). Pembangunan Masyarakat. Yogyakarta : Liberty
Kristiana N Kusuma Rini ( 1997) : “ Peranan Sosial Ekonomi Sektor Informal
Bagi Masyarakat”. Studi Kasus Pemulung di Kelurahan Sangkrah, Kecamatan Pasar Kliwon, Kodya Surakarta, Propinsi Jawa Tengah”. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Maridjo, Herry dan P Sumaryoto (1990). Penelitian : “ Profil Sektor Informal
studi Kasus Pedagang Kaki Lima Jl Malioboro “. Yogyakarta : IKIP Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Martoyo Susilo (1998) Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Gramedia
Moleong Lexy J. 1989. “ Metodologi Penelitian Kualitatif, CV Cahaya Remadja. Bandung
Payaman, J, Simanjuntak (2001). Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
“Pengangguran Masih Suram Hingga Tahun 2008” (2003. Jakarta : Kompas 10
September Purwaningsih (1994): “ Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan Studi
Kasus di Perusahaan Percetakan dan Penerbitan Andi Offset Yogyakarta”. Skripsi . Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.
Rusli, Said (1995). Pengantar Kependudukan. Jakarta : LP3ES. Sawitri, Retno (2005). “ Kenaikan Harga BBM”. Tempo Edisi. 9 Hal.8. “Sepotong Harapan Bagi Si Miskin” (2005). Tempo edisi 24. Silalahi, Levi (2004). “Depnakertans”. Tempo 13 Juni 2004 Statistik Indonesia 2001 ( Juli 2002). Jakarta : Badan Pusat Statistik Sudjana (1996). Metode Statistika Edisi .6. Bandung : Tarsito. “ Subsidi Langsung Tunai Untuk Keluarga Miskin” Jakarta : Media Indonesia 4
Maret 2005 Sugiyono 2004. Metodologi Penelitian Bisnis. Bandung: Alpabet. Cetakan ke IV. Sungguh, As’ad (1992). Kamus Ekonomi dan Perdagangan. Jakarta : Gaya Media
Pratama. Squire, Lyn (1982). Kebijaksanaan Kesempatan Kerja di Negri-Negri Sedang
Berkembang. Jakarta : UI Press. Swasono, Yudo dan Endang Sulistyaningsih (1983). Metode Perencanaan Tenaga
Kerja Tingkat Nasional, Regional dan Perusahaan. Yogyakarta : BPFE.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Triyanto, Hg Suseno (1990). Indikator Ekonomi. Yogyakarta : Kanisius Todaro, Michael P (2000). Pembangunan Ekonomi Dunia Ketiga. Ed : Yati
Sumiharti. Jakarta : Erlangga. Undang-Undang RI No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Penjelasannya.
Bandung : Citra Citra Umbara Wirosardjono, Soetjipto (1983). “ Pengertian Batasan dan Masalah Sektor
Informal “. Prisma XIV, No.3 Tahun 1985. Zainab, dkk (1984). Angkatan Kerja di Indonesia. Jakarta : CV.Rajawali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
PEDOMAN WAWANCARA
Partisipasi kerja dan penghasilan keluarga pemulung botol bekas
Pertanyaan Untuk Pemulung
1. Berapa jumlah anggota keluarga anda?
2. Berapa jumlah keluarga anda yang ikut bekerja?
3. Apakah dengan adanya keluarga anda yang ikut bekerja dapat memenuhi
kebutuhan hidup keluarga anda sehari-hari?
4. Sebelum adanya kenaikan BBM berapakah jam anda bekerja?
5. Sesudah adanya kenaikan BBM berapakah jam anda bekerja?
6. Sebelum adanya kenaikan BBM berapa pendapatan keluarga anda perhari?
7. Sesudah adanya kenaikan BBM berapa pendapatan keluarga anda perhari?
8. Sebelum adanya kenaikan BBM berapakah jam kerja anda?
9. Sesudah adanya kenaikan BBM berapakah jam kerja anda?
10. Sebelum adanya kenaikan BBM apakah mengurangi jam kerja anda?
11. Sesudah adanya kenaikan BBM apakah mengurangi jam kerja anda?
12. Berapa pendapatan anda sebelum adanya kenaikan BBM?
13. Berapa pendapatan anda sesudah adanya kenaikan BBM?
14. Sebelum adanya kenaikan BBM apakah mengurangi pendapatan anda?
15. Sesudah adanya kenaikan BBM apakah mengurangi pendapatan anda?
16. Apakah keluarga anda mendapatkan dana bantuan Kompensasi?
17. Apakah pekerjaan memulung dilakukan secara bersama-sama oleh semua anggota
keluarga:
a. Ya b. Tidak
18. Pekerjaan memulung hanya dilakukan oleh bapak saja:
a. Ya b. Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
19. Ibu berperan serta dalam melakukan pekerjaan memulung:
a. Ya b. Tidak
20. Anak berperan serta dalam melakukan pekerjaan memulung:
a. Ya b. Tidak
21. Dalam upaya mencukupi kebutuhan keluarga ibu dan anak harus ikut bekerja
memulung:
a. Ya b. Tidak
22. Sebelum adanya dana kompensasi BBM pekerjaan memulung dilakukan secara
bersama-sama oleh semua anggota keluarga:
a. Ya b. Tidak
16. Sebelum adanya dana kompensasi BBM pekerjaan memulung hanya dilakukan
oleh bapak saja:
a. Ya b. Tidak
17. Sebelum adanya dana kompensasi BBM Ibu berperan serta dalam melakukan
pekerjaan memulung:
a. Ya b. Tidak
18. Sebelum adanya dana kompensas BBM anak berperan serta dalam melakukan
pekerjaan memulung
a. Ya b. Tidak
19. Dengan adanya pemberian dana kompensasi BBM, jumlah anggota keluarga yang
bekerja berkurang:
a. Ya b. Tidak
20. Penerimaan dana kompensasi BBM menjadikan suami anda tidak/ jarang bekerja
lagi:
a. Ya b. Tidak
Mengapa, berikan alasannya:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
21. Dalam upaya mencukupi kebutuhan keluarga ibu dan anak harus ikut bekerja
memulung:
a. Ya b. Tidak
22. Sebelum adanya dana kompensi BBM pekerjaan memulung dilakukan secara
bersama-sama oleh semua anggota keluarga:
a. Ya b. Tidak
23. Sebelum adanya dana kompensi BBM pekerjaan memulung hanya dilakukan oleh
bapak saja:
a. Ya b. Tidak
24. Sebelum adanya dana kompensi BBM ibu berperan serta dalam melakukan
pekerjaan memulung:
a. Ya b. Tidak
25. Sebelum adanya dana kompensi BBM anak berperan serta dalam melakukan
pekerjaan memulung:
a. Ya b. Tidak
26. Dengan adanya pemberian dana kompensasi BBM, jumlah anggota keluarga yang
bekerja berkurang:
a. Ya b. Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
27. Penerimaan dana kompensasi BBM menjadikan suami anda tidak/jarang bekerja
lagi:
a. Ya b. Tidak
Berikan alasannya:
28. Jumlah dana kompensasi BBM yang anda terima menjadikan angota keluarga
malas untuk bekerja:
a. Ya b. Tidak
Mengapa berikan alasannya:
29. Penerimaan dana kompensasi BBM merubah pola bekerja keluarga anda:
a. Ya b. Tidak
30. Dengan adanya penerimaan dana kompensasi BBM, apakah jumlah jam kerja
anda berkurang:
a. Ya b. Tidak
31. Apakah penerimaan dana kompensasi BBM merubah pola jam kerja keluarga
anda:
a. Ya b. Tidak
32. Apakah jumlah dana kompensasi BBM, yang anda terima selama ini dapat
membantu keluarga anda untuk mengurangi jam kerja:
a. Ya b. Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Data Rekap Eksplorasi Penelitian Pemulung Kec. Kebayoran Lama Jakarta Selatan:Jumlah Keluarga Seb. BLT(15-64th) Jumlah PAK sbl Jumlah Bekerja PAK ssd
No. Nama Usia Status Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah Bekerja Sesudah BLT1 Pak Udin 61 Kawin SD 4 2 6 6 100.00 4 66.672 Pak Lali 55 Kawin SMP 3 2 5 2 40.00 2 40.003 Pak Untung 24 Kawin SD 4 1 5 3 60.00 2 40.004 IbuMardiyah 41 Kawin SD 3 4 7 6 85.71 5 71.435 Pak Sulun 30 Kawin SD 3 1 4 2 50.00 2 50.006 Mas Madun 28 Kawin SD 2 3 5 1 20.00 1 20.007 Pak Kosim 43 Kawin SD 2 4 6 2 33.33 2 33.338 Pak Kono 39 Kawin SD 1 2 3 2 66.67 2 66.679 Adi Putra 15 Belum SD 3 2 5 2 40.00 2 40.00
10 Endar 10 Belum SD 2 2 4 4 100.00 4 100.0011 Tarmin 20 Belum SMP 3 1 4 4 100.00 3 75.0012 Pak Uus 64 Kawin SD 4 4 8 4 50.00 4 50.0013 Yanto 15 Belum SD 5 1 6 4 66.67 5 83.3314 Ibu Sutinah 55 Kawin SD 3 4 7 5 71.43 5 71.4315 Soni 23 Kawin SD 4 1 5 5 100.00 5 100.0016 Aris 11 Belum SD 3 2 5 5 100.00 5 100.0017 Ibu Uun 45 Kawin SMP 3 3 6 6 100.00 6 100.0018 Pak Udin 51 Kawin SD 3 3 6 5 83.33 4 66.6719 Eko 12 Belum SD 5 1 6 6 100.00 4 66.6720 Iin 14 Belum SD 3 3 6 6 100.00 6 100.0021 Ipul 9 Belum SD 3 3 6 6 100.00 5 83.3322 Eno 24 Kawin SMP 2 2 4 4 100.00 4 100.0023 Ibu Ani 55 Kawin SMP 3 5 8 5 62.50 5 62.5024 Pak Yono 60 Kawin SD 3 5 8 6 75.00 4 50.0025 Yadi 23 Kawin SMP 2 3 5 5 100.00 5 100.0026 Pak Usin 65 Kawin SMP 3 4 7 7 100.00 6 85.7127 Tasman 22 Kawin SD 3 4 7 7 100.00 7 100.0028 Kijo 50 Kawin SD 2 3 5 2 40.00 2 40.0029 Mulyani 35 Kawin SMA 2 3 5 5 100.00 5 100.0030 Karmilan 27 Kawin SMA 1 2 3 3 100.00 3 100.0031 Peno 20 Kawin SMP 2 2 4 4 100.00 4 100.0032 Emis 61 Kawin SD 2 1 3 2 66.67 2 66.6733 Dirun 54 Kawin SD 2 2 4 3 75.00 3 75.0034 Daryo 18 Belum SD 3 5 8 2 25.00 2 25.0035 Ngatiman 21 Kawin SMP 3 5 8 7 87.50 5 62.5036 Wardji 28 Kawin SMP 2 3 5 5 100.00 3 60.0037 Endan 12 Belum SD 2 2 4 4 100.00 3 75.0038 Otong 13 Belum SD 3 5 8 7 87.50 4 50.0039 Sarkiyah 26 Belum SMP 3 5 8 8 100.00 4 50.0040 Ujang 11 Belum SD 2 3 5 5 100.00 5 100.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Data Rekap Eksplorasi Penelitian Pemulung Kec. Kebayoran Lama Jakarta Selatan:Jumlah Keluarga Seb. BLT(15-64th) Jumlah PAK sbl Jumlah Bekerja PAK ssd
No. Nama Usia Status Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah Bekerja Sesudah BLT41 Leman 16 Belum SMP 3 4 7 6 85.71 4 57.1442 Nardi 25 Kawin SMA 3 4 7 6 85.71 4 57.1443 Untung 26 Kawin SD 2 3 5 2 40.00 4 80.0044 Misrum 32 Kawin SD 2 3 5 4 80.00 4 80.0045 Saiful 39 Kawin SD 2 2 4 4 100.00 3 75.0046 Mas Lan 41 Kawin SD 3 3 6 4 66.67 3 50.0047 Mas Dedi 42 Kawin SD 5 1 6 4 66.67 4 66.6748 Hendra 36 Kawin SMP 3 3 6 4 66.67 4 66.6749 Ibu Ida 54 Kawin SD 3 3 6 4 66.67 4 66.6750 Mas Nardi 46 Kawin SD 2 2 4 4 100.00 4 100.0051 Pak Supono 64 Kawin SD 3 3 6 4 66.67 2 33.3352 Mas Priyotno 43 Kawin SD 5 1 6 4 66.67 5 83.3353 Pak Yanoto 52 Kawin SD 3 3 6 4 66.67 3 50.0054 Ibu Inem 54 Kawin SD 3 3 6 5 83.33 5 83.3355 Yatno 23 Kawin SMP 2 2 4 4 100.00 4 100.0056 Supri 24 Kawin SMP 3 5 8 6 75.00 5 62.5057 Masri 15 Belum SD 3 5 8 6 75.00 5 62.5058 Ika 16 Belum SD 2 3 5 5 100.00 4 80.0059 Pak Sapri 45 Kawin SD 3 4 7 5 71.43 4 57.1460 Ibu Mariyem 48 Kawin SD 2 3 5 5 100.00 4 80.0061 Pak Sobri 55 Kawin SD 3 4 7 5 71.43 5 71.4362 Aan 12 Belum SD 3 4 7 5 71.43 5 71.4363 Agusno 20 Belum SMP 2 3 5 5 100.00 5 100.0064 Danang 18 Belum SMP 2 3 5 4 80.00 4 80.0065 Pak Riasin 46 Kawin SD 2 3 5 2 40.00 2 40.0066 Pak Rewo 47 Kawin SD 3 4 7 2 28.57 2 28.5767 Mas Tumil 35 Kawin SD 3 4 7 2 28.57 2 28.5768 Pak Sodiq 52 Kawin SD 2 3 5 4 80.00 3 60.0069 Reno 20 Kawin SMA 3 4 7 6 85.71 5 71.4370 Mas Wasi 29 Kawin SMP 3 4 7 5 71.43 5 71.4371 Rina 21 Kawin SD 2 3 5 5 100.00 5 100.0072 Pak Mardi 53 Kawin SD 2 3 5 4 80.00 4 80.0073 Supomo 32 Kawin SD 2 2 4 3 75.00 3 75.0074 Yati 19 Kawin SMP 1 2 3 2 66.67 2 66.6775 Aryo 19 Kawin SMP 2 2 4 2 50.00 2 50.00
Rata-rata 77.04 Rata-rata 69.50Jumlah 5777.98 Jumlah 5212.86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Data
No.123456789
10111213141516171819202122232425262728293031323334353637383940
Penghasilan/hari Jam Kerja Alasan Sifat Sebelum BLT Sesudah BLT Seb. BLT Ssd. BLT Menabung Memulung Pekerjaan
30000 30000 10 10 Tidak tidak ada modal Sendiri50000 40000 12 10 Ya tidak memerlukan modal Bersama20000 15000 10 10 Tidak membantu suami/istri Bersama30000 40000 8 8 Tidak tidak bisa kerja lain Bersama25000 15000 10 8 Ya tidak ada keahlian Bersama20000 15000 10 8 Ya karena tidak susah berpikir Bersama15000 15000 10 8 Ya tidak ada yang memerintah Sendiri15000 15000 10 8 Ya enak, langsung terima uang Bersama15000 15000 10 10 Tidak tidak menggunakan otak Bersama20000 20000 8 10 Tidak tidak perlu modal Bersama15000 15000 11 10 Tidak udah nasib, Bersama30000 15000 12 10 Tidak ikut keluarga Bersama25000 20000 10 8 Tidak tidak perlu biaya Bersama15000 20000 10 8 Tidak tidak ada biaya lagi Sendiri15000 30000 8 10 Tidak ikut keluarga Sendiri45000 25000 8 8 Ya ikut keluarga Bersama25000 25000 8 8 Ya ikut teman Bersama30000 25000 10 8 Ya ikut teman Bersama30000 25000 10 8 Ya ikut bapak Bersama25000 25000 10 8 Ya ikut keluarga Bersama25000 25000 8 8 Ya tidak perlu otak Bersama25000 25000 8 8 Tidak udah nasib, Sendiri25000 30000 8 8 Tidak ikut teman Bersama30000 25000 8 8 Ya ikut teman Bersama30000 30000 8 8 Ya karena ekonomi Bersama20000 25000 8 8 Ya ikut keluarga Bersama40000 25000 10 10 Ya membantu keluarga Bersama25000 25000 10 10 Ya ikut teman Bersama25000 15000 8 8 Ya jalan buntu Bersama30000 25000 8 8 Ya sebagai batu loncatan Sendiri30000 25000 8 8 Tidak ikut teman Bersama25000 25000 8 8 Ya lanjut usia Bersama25000 25000 8 8 Ya perlu hidup Sendiri25000 30000 10 10 Ya perlu hidup Bersama25000 25000 10 8 Tidak ikut teman Bersama30000 30000 10 8 Tidak udah nasib, Bersama30000 25000 10 10 Tidak menjalani hidup Bersama20000 25000 12 10 Tidak ikut keluarga Bersama40000 25000 10 10 Ya tidak perlu biaya Bersama25000 15000 8 8 Ya tidak ada biaya lagi Bersama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Data
No.4142434445464748495051525354555657585960616263646566676869707172737475
Penghasilan/hari Jam Kerja Alasan Sifat Sebelum BLT Sesudah BLT Seb. BLT Ssd. BLT Menabung Memulung Pekerjaan
20000 20000 8 10 Ya ikut keluarga Sendiri15000 15000 10 8 Ya ikut keluarga Bersama30000 15000 8 8 Ya ikut teman Bersama25000 20000 9 8 Ya ikut teman Bersama15000 20000 8 8 Tidak ikut bapak Bersama15000 30000 9 10 Tidak ikut keluarga Bersama45000 25000 9 8 Ya tidak perlu otak Bersama25000 25000 10 8 Ya udah nasib, Sendiri30000 25000 10 9 Ya ikut teman Bersama30000 25000 12 10 Tidak tidak perlu biaya Bersama25000 25000 10 9 Ya tidak ada biaya lagi Bersama25000 25000 8 8 Ya ikut keluarga Bersama25000 25000 8 10 Ya ikut keluarga Bersama25000 30000 10 8 Tidak ikut teman Bersama30000 25000 10 9 Tidak ikut teman Bersama20000 20000 10 8 Tidak ikut bapak Bersama15000 15000 10 10 Tidak ikut keluarga Sendiri30000 15000 10 10 Tidak tidak perlu otak Bersama25000 20000 8 8 Tidak udah nasib, Bersama15000 20000 8 10 Tidak tidak perlu biaya Bersama15000 30000 10 8 Tidak tidak ada biaya lagi Bersama45000 25000 11 8 Ya ikut keluarga Bersama25000 25000 10 8 Tidak ikut keluarga Bersama30000 25000 9 10 Tidak ikut teman Bersama30000 25000 10 10 Tidak ikut teman Sendiri25000 25000 10 9 Tidak ikut bapak Bersama25000 25000 8 8 Tidak ikut keluarga Bersama25000 25000 10 10 Tidak tidak perlu otak Bersama25000 30000 8 8 Tidak udah nasib, Bersama30000 25000 8 10 Ya ikut teman Bersama30000 30000 10 8 Ya ikut teman Sendiri20000 25000 10 8 Tidak keadaan Bersama40000 25000 10 8 Tidak penyambung hidup Sendiri25000 25000 8 8 Tidak ikut teman Bersama25000 15000 10 9 Tidak ikut keluarga Bersama
25933.33 23533.33 Rata-rata1945000 1765000 Jumlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Descriptives
75 1.00 5.00 203.00 2.7067 .850675 1.00 5.00 221.00 2.9467 1.1612
75 3.00 8.00 424.00 5.6533 1.399775 1.00 8.00 323.00 4.3067 1.5594
75 20.00 100.00 5777.99 77.0399 22.766275 1.00 7.00 287.00 3.8267 1.2668
75 20.00 100.00 5212.86 69.5048 21.885675
Anggota Keluarga Laki-lakiAnggota Keluarga Perempuan
Total Anggota KeluargaAnggota Keluarga Bekerja (Seb BLT)
PAK Seb BLTAnggota Keluarga Bekerja Ssd BLT
PAK Ssd BLTValid N (listwise)
N Minimum Maximum Sum MeanStd.
Deviation
Descriptive Statistics
Graph
PAK Ssd BLTPAK Seb BLT
Anggota Keluarga BekAnggota Keluarga Bek
Mea
n 80
60
40
20
10
8
6
4
7077
44
Graph
Penghasilan Ssd BLTPenghasilan Seb BLT
Mea
n 27000
26000
25000
24000
23000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Frequencies
75 0 23533.3333 25000.0000 25000.00 5561.2883 30927928 15000.00 40000.00Penghasilanper hari(Ssd BLT)
Valid MissingN
Mean Median ModeStd.
Deviation Variance Minimum Maximum
Statistics
Frequencies
75 0 2.7067 3.0000 3.00 .8506 .7236 1.00 5.00
75 0 2.9467 3.0000 3.00 1.1612 1.3485 1.00 5.00
75 0 5.6533 6.0000 5.00 1.3997 1.9593 3.00 8.00
75 0 3.8267 4.0000 4.00 1.2668 1.6047 1.00 7.00
75 0 69.5048 71.4300 100.00 21.8856 478.9817 20.00 100.00
Anggota KeluargaLaki-lakiAnggota KeluargaPerempuanTotal Anggota KeluargaAnggota Keluarga BekerjaSsd BLTPAK Ssd BLT
Valid MissingN
Mean Median ModeStd.
Deviation Variance Minimum Maximum
Statistics
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
T-Test
25933.3333 75 7653.5336 883.7539
23533.3333 75 5561.2883 642.1623
4.3067 75 1.5594 .1801
3.8267 75 1.2668 .1463
77.0399 75 22.7662 2.628869.5048 75 21.8856 2.5271
Penghasilan per hari (SebBLT)Penghasilan per hari (Ssd BLT)
Pair 1
Anggota Keluarga Bekerja(Seb BLT)Anggota Keluarga BekerjaSsd BLT
Pair 2
PAK Seb BLTPAK Ssd BLT
Pair 3
Mean NStd.
DeviationStd. Error
Mean
Paired Samples Statistics
75 .406 .000
75 .807 .000
75 .793 .000
Penghasilan per hari (SebBLT) & Penghasilan per hari(Ssd BLT)
Pair 1
Anggota Keluarga Bekerja(Seb BLT) & AnggotaKeluarga Bekerja Ssd BLT
Pair 2
PAK Seb BLT & PAK Ssd BLTPair 3
N Correlation Sig.
Paired Samples Correlations
2400.0000 7414.3761 856.1384 694.1070 4105.8930 2.803 74 .006
.4800 .9206 .1063 .2682 .6918 4.515 74 .000
7.5351 14.3949 1.6622 4.2231 10.8470 4.533 74 .000
Penghasilan per hari (SebBLT) - Penghasilan per hari(Ssd BLT)
Pair 1
Anggota Keluarga Bekerja(Seb BLT) - AnggotaKeluarga Bekerja Ssd BLT
Pair 2
PAK Seb BLT - PAK SsdBLT
Pair 3
MeanStd.
DeviationStd. Error
Mean Lower Upper
95% Confidence Intervalof the Difference
Paired Differences
t dfSig.
(2-tailed)
Paired Samples Test
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Correlations
1.000 .063
.063 1.000
. .592
.592 .
75 75
75 75
PAK SebBLTPenghasilanper hari (SebBLT)PAK SebBLTPenghasilanper hari (SebBLT)
PAK SebBLT
Penghasilanper hari (SebBLT)
PearsonCorrelation
Sig.(2-tailed)
N
PAK SebBLT
Penghasilanper hari (Seb
BLT)
Correlations
Correlations
1.000 .099
.099 1.000
. .399
.399 .
75 75
75 75
PAK Ssd BLT
Penghasilanper hari(Ssd BLT)PAK Ssd BLT
Penghasilanper hari(Ssd BLT)PAK Ssd BLT
Penghasilanper hari(Ssd BLT)
PearsonCorrelation
Sig.(2-tailed)
N
PAK SsdBLT
Penghasilanper hari
(Ssd BLT)
Correlations
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Frequencies
75 0
75 0
TingkatPendidikanSTATUS
Valid Missing
N
Statistics
51 68.0 68.0 68.04 5.3 5.3 73.3
20 26.7 26.7 100.075 100.0 100.075 100.0
SDSMA
SMPTotal
Valid
Total
Frequency PercentValid
PercentCumulative
Percent
Tingkat Pendidikan
19 25.3 25.3 25.356 74.7 74.7 100.0
75 100.0 100.0
75 100.0
BelumKawin
Total
Valid
Total
Frequency PercentValid
PercentCumulative
Percent
STATUS
Descriptives
75 9.00 65.00 33.4533 16.5295
75 3.00 8.00 5.6533 1.3997
75
UMUR
TotalAnggotaKeluarga
Valid N(listwise)
N Minimum Maximum MeanStd.
Deviation
Descriptive Statistics
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PEMERINTAH KOTAMADYA JAKARTA SELATAN SUKU DINAS BINA MENTAL SPIRITUAL DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
Jl. Prapanca Raya No. 9 Blok I Lt. 12, Kebayoran Baru Jakarta Selatan Telp. (021) 7394238 JAKARTA
Nomor :319 / 078.6 Sifat : - Lampiran Hal : Rekomendasi
Yth. Camat Kebayoran Lama ; /
di
Jakarta, 26 Juni
Jakarta
Menindak lanjuti Surat Universitas Sanata Dharma Nomor
137/Pn1t/Kajur/PIPS/VI/2006 tanggal, 20 Juni 2006 hal Permohonan Ijin
Penelitian atas Nama Andriyani No.Mhs.991324014 jurusan PIPS/FKIP
Dengan ini Kepala Sudin Bintal dan Kesos Kotamadya Jakarta
Selatan memberikan Rekomendasi untuk melaksanakan Penelitian dalam
rangka persiapan penyusunan Skripsi di Keeatnatan Kebayoran Lama
Atas perhatiannya says ucapkan terima kasih
An.KEPALA SUKU DINAS BINA MENTAL SPRITUAL DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL KOTAMADYA
TA SELATAN AN TATA UASAHA
11
Tembusan l . Waliko€mnadya Jakarta Selatan 2. Kepala IJinas gintal da K as Provinsi DKI Jakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI