paronikia

33
BAB I PENDAHULUAN Kuku merupakan salah satu dermal appendages yang mengandung lapisan tanduk yang terdapat pada ujung-ujung jari tangan dan kaki, gunanya selain membantu jari-jari untuk memegang juga digunakan sebagai cermin kecantikan. Lempeng kuku terbentuk dari sel-sel keratin yang mempunyai dua sisi, satu sisi berhubungan dengan udara luar dan sisi lainnya tidak. Paronikia adalah suatu inflamasi yang mengenai lipatan kulit di sekitar kuku. Paronikia ditandai dengan pembengkakan jaringan yang nyeri dan dapat mengeluarkan pus. Sering terjadi pada wanita, pekerja bar, pencuci, juga acapkali dijumpai pada penderita diabetes mellitus dan malnutrisi. Pada anak biasanya disebabkan karena menghisap jari. Paronikia biasanya bersifat akut, tetapi kasus kronis bisa terjadi. Pada paronikia akut, bakteri (biasanya S. aureus) masuk melalui robekan pada kulit diakibatkan dari bintil kuku, trauma pada lapisan kuku, hilangnya kutikula, atau iritasi kronis. 1

Upload: anindarebecca

Post on 15-Jan-2016

95 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Paronikia

TRANSCRIPT

Page 1: Paronikia

BAB I

PENDAHULUAN

Kuku merupakan salah satu dermal appendages yang mengandung lapisan tanduk yang

terdapat pada ujung-ujung jari tangan dan kaki, gunanya selain membantu jari-jari untuk

memegang juga digunakan sebagai cermin kecantikan. Lempeng kuku terbentuk dari sel-sel

keratin yang mempunyai dua sisi, satu sisi berhubungan dengan udara luar dan sisi lainnya tidak.

Paronikia adalah suatu inflamasi yang mengenai lipatan kulit di sekitar kuku. Paronikia

ditandai dengan pembengkakan jaringan yang nyeri dan dapat mengeluarkan pus. Sering terjadi

pada wanita, pekerja bar, pencuci, juga acapkali dijumpai pada penderita diabetes mellitus dan

malnutrisi. Pada anak biasanya disebabkan karena menghisap jari.

Paronikia biasanya bersifat akut, tetapi kasus kronis bisa terjadi. Pada paronikia akut,

bakteri (biasanya S. aureus) masuk melalui robekan pada kulit diakibatkan dari bintil kuku,

trauma pada lapisan kuku, hilangnya kutikula, atau iritasi kronis.

1

Page 2: Paronikia

BAB II

LAPORAN KASUS

Seorang ibu usia 30 tahun datang ke poli PMT dengan keluhan ujung ibu jari kiri bengkak dan

bernanah, sangat nyeri, dan berdenyut. 4 hari sebelumnya penderita memotong pendek kuku ibu

jarinya. Kemaren mulai bengkak, merah, da nada tampak nanah pada puncak bengkaknya.

Penderita mengaku biasanya sehat, tidak menderita kencing gula maupun darah tinggi, dan

belum makan obat apa-apa.

Pada Pemeriksaan fisik ibu jari

2

Page 3: Paronikia

BAB III

PEMBAHASAN

A. Analisa Masalah

Ibu jari kiri bengkak, bernanah, sangat nyeri, dan berdenyut, serta merah gejala yang

terdapat pada pasien menandakan bahwa terdapat reaksi inflamasi pada ibu jari kiri

pasien. Selain itu, terdapatnya nanah juga menandakan kemungkinan terjadinya infeksi

bakteri pada daerah ibu jari kiri tersebut.

4 hari sebelumnya penderita memotong pendek kukunya adanya riwayat trauma pada

pasien yang meningkatkan risiko terjadinya proses infeksi pada pasien.

Penderita mengaku biasanya sehat, tidak menderita kencing manis, hipertensi, dan belum

makan obat apa-apa pengakuan dari pasien menandakan bahwa keadaan yang terjadi

pada pasien tidak disebabkan oleh adanya suatu penyakit yang mendasarinya, seperti

diabetes mellitus dan hipertensi.

B. Anamnesis

Apakah paronikia ibu mengganggu aktivitas ibu sehari-hari?

Apakah mengganggu pola tidur ibu karena rasa nyeri yang dirasakan ?

Apa pekerjaan ibu sehari-hari? (hal ini ditanyakan karena paronikia lebih sering terjadi

pada pekerjaan yang membuat tangan dan kaki lembap atau basah)

Apakah kebiasaan ibu mencuci baju dengan tangan ibu sendiri dan deterjen tanpa

menggunakan mesin cuci?

Apa ada gejala lain yang menyertai seperti ibu merasakan agak demam?

Bagaimana lingkungan sekitar tempat tinggal ibu?

Apakah ada kebiasaan menggigit-gigit kuku?

C. Hipotesis

Berdasarkan keluhan pasien yaitu ujung ibu jari kiri bengkak, bernanah, sangat nyeri

berdenyut dan 4 hari yang lalu memotong pendek kuku nya maka kelompok kami

menetapkan hipotesis yaitu :

Paronikia akut

Paronikia kronis

3

Page 4: Paronikia

D. Pemeriksaan Fisik

Tes tekan jari dapat membantu pada infeksi stadium awal keberadaan atau luas abses.

Pengujian ini dilakukan meminta pasien menjauhkan ibu jari dan jari yang terkena, kemudian

memberi tekanan ringan pada aspek volar distal digit yang terkena. Peningkatan tekanan di

dalam lipatan kuku ( khususnya cavum abses) menyebabkan perubahan warna menjadi putih

dari kulit di atasnya dan demarkasi yang jelas dari abses.1

E. Diagnosis

Berdasarkan hasil anmnesis dan pemeriksaan fisik yang didapatkan pada pasien, maka

kelompok kami menetapkan diagnosis Paranokia Akut, atas dasar :

Anamnesis : pasien mengalami trauma kuku yaitu memotong pendek kuku ibu jarinya 4

hari yang lalu dan pasien tidak memiliki riwayat penyekit diabetes dan hipertensi

sehingga dapat menghapuskan hipotesis paronikia kronis.

Pemeriksaan fisik : ditemukan ujung ibu jari kiri bengkak, sangat nyeri berdenyut dan

bernanah

F. Klasifikasi Paronikia

a. Paronikia Akut

Paronychia akut kerupakan keluhan yang sering terjadi dan biasanya disebabkan

oleh Stafilokokus. Keadaan ini dapat disebabkan oleh trauma langsung ataupun tidak

langsung, misalnya kuku pecah, menggigit kuku, menghisap kuku, kuku yang tumbuh ke

dalam, akibat manikur, pemakaian kuku palsu atau dapat pula terjadi tanpa trauma

terlebih dahulu. Juga sering terjadi sebagai komplikasi paronychia kronik. Bakteri

patogen yang sering menyebabkan paronikia akut antara lain, Streptococcus

pyogenes, Pseudomonas pyocyaneaceae, Organisme koliform dan Proteus Vulgaris, flora

normal yang berasal dari mulut, bakteri anaerob gram negatif.

Pada paronikia biasanya hanya satu jari kuku yang terkena, kondisi ini ditandai

oleh eritema, edema, rasa nyeri pada lipat kuku lateral dan proximal. Biasanya terjadi dua

sampai lima hari serelah trauma. Tanda awal berupa infeksi superfisial dan akumulasi pus

dibawah lipatan kuku yang diindikasikan mengalirnya pus ketika lipatan kuku ditekan.

4

Page 5: Paronikia

Infeksi yang tidak diobati dapat berubah menjadi abses subungual dengan adanya

peradangan dan nyeri pada matriks kuku. Manifestasi lanjut, dapat terjadi distrofi

sementara atau permanen pada lempeng kuku. Paronikia akut rekuren dapat berkembang

menjadi paronikia kronis.1

b. Paronikia Kronis

Paronychia kronik adalah penyakit inflamasi multifaktorial pada lipatan kuku

proximal terhadap iritan dan alergen. Penyakit ini sebagai hasil berbagai kondisi seperti

mencuci piring, menghisap jari, pengangkatan kutikula pada manikur, kontak dengan

bahan kimia. Penyakit ini sering terjadi pada orang yang tangannya banyak terkena air,

pada orang yang diabetik. Lebih sering pada wanita daripada pria. Dapat timbul pada

umur berapa saja,tetapi kasus tersering adalah antara 30 sampai 60 tahun. Kadang-

kadang terlihat pada anak-anak, terutama akibat pengisapan jari atau jempol. Merupakan

penyakit yang dominan pada ibu-ibu rumah tangga dan orang yang mempunyai pekerjaan

tertentuseperti juru masak, pelayan bar, pedagang ikan. Gejala dimulai sebagai

pembengkakan ringan, jauh lebih ringan daripada paronychia akut. 2

Penggunaan obat sistemik, seperti retinoid dan proteasem inhibitor, seperti

indinavir, lamivudin dapat menyebabka paronychia kronis. Indinavir paling sering

menyebabkan paronychia kronis atau rekuren pada jari kaki atau tangan pada orang yang

terinfeksi HIV. Mekanisme indinavir dan retinoid menyebabkana paronychia kronis

belum jelas. Paronychia dilaporkan juga terjadi pada pasien yang mengonsumsi

cetuximab, antibodi reseptor faktor pertumbuhan anti epidermal yang digunakan untuk

mengobati tumor. Diagnosis paronychia kronis didasarkan pada pemeriksaan fisik lipatan

kuku dan riwayat kontak terus-menerus dengan air, kontak dengan sabun, deterjen, atau

bahan kimia lainnya; atau penggunaan obat sistemik (retinoid, ARV, anti-EGFR

antibodi). 3

G. Penatalaksanaan Paronikia

Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada pasien ini:

Kompres hangat atau merendam kuku dalam air hangat

Kompres hangat atau merendamkuku didalam air hangat dapat membantu meringankan

nyeri dan pengeluaran nanah. Perendaman dalam air hangat juga meningkatkan peredaran

5

Page 6: Paronikia

darah sehingga membantu melawan infeksi. Larutan Burow (yaitu, aluminum asetat) atau

cuka mungkin efektif.

Pemberian antibiotik

Pemberian antibiotik bertujuan untukmembunuh bakteri yang menyebabkan paronikia

tersebut, pemberian antibiotiknya adalah amoxicilin secara oral diminum 3x kali sehari.

Acetaminophen atau obat anti-inflammasi untuk mengurangi gejala. Kombinasi antibiotik

topikal dan kortikosteroid seperti betametason (Diprolene) adalah aman dan efektif untuk

pengobatan paronychia bakteri akut dan tampaknya mempunyai keuntungan

dibandingkan dengan antibiotik topikal saja. 1

Insisi dan drainase

Insisi dilakukan jika dalam beberapa hari pemberian antibiotik tidak dapat

menyembuhkan paronikia pada pasien. Insisi dilakukan dengan cara menyayat sejajar

pada lempeng kuku yang bertujuan untuk mengeluarkan pus. Setelah dilakukan insisi

maka tutup luka dan beri antiseptik pada kasa. Balut dilepas selepas 48 jam, diikuti oleh

meredam dalam air hangat empat kali sehari selama 15 menit.4

Roser Plasty

Roser plasty adalah tindakan mengangkat sebagian kuku kira-kira 1/3 bagian dengan

tujuan tertentu. Indikasi tindakan ini sering dilakukan pada kasus infeksi kuku seperti

unguis inkarnatus. Indikasi lain ialah inflamasi berulang pada kuku ibu jari yang tumbuh

ke dalam dan disertai eritema dan pembengkakan di sepanjang tepi kuku. Seiring

berkembangnya inflamasi, terbentuk jaringan granulamatosa sepanjang tepi kuku.

Gejalanya adalah nyeri pada kuku yang terkena, tepi kuku terlihat bengkak dan terdapat

tanda radang. Pada pemeriksaan fisik terlihat kuku yang tumbuh masuk ke dalam daging.

Persiapan alat:

1 buah gunting diseksi mayo (lurus)

1 buah sonde beralur

2 buah klem arteri pean (lurus)

1 buah pinset anatomi dan chirurgis

1 buah wound curret

6

Page 7: Paronikia

1 buah gagang pisau no.3 dan mata pisau

prokain atau lidokain untuk anestesi lokal

spouit 3 cc

doek berlubang

hand scoen steril

cairan antiseptik

Teknik:

Lakukan tindakan asepsis dan antisepsis pada jari yang terkena

Pasang doek berlubang

Lakukan tindakan block anestesi di pangkal jari bagian dorsolateral kiri dan kanan.

Masukkan sonde pada 1/3 lateral kuku yang akan dibuang sampai matriks kuku.

Gunting kuku di atas sonde

masukkan klem, jepit bagian kukku yang akan dibuang, putar ke pinggir hingga

kuku terlepas dari dasarnya lalu kuku ditarik hingga terlepas.

Kerok dasar kuku yang telah dibuang dengan kuret

Gunting matriks kuku pada sisi kuku, bila perlu jahit penutup matriks kuku

Luka ditutup dengan salep atau betadin, lalu tutup dengan kasa steril.

Setelah selesai penderita diberi antibiotik profilaksis,analgetik dan roboransia.

Pada kasus trauma pada kuku atau kuku tidak bisa dipertahankan lagi sehingga perlu

diangkat keseluruhan, dilakukan teknik naegel.5

Ekstraksi Kuku

Ekstraksi kuku merupakan tindakan menarik dan mengangkat kuku, dilanjutkan dengan

reseksi ringan jaringan granulasi disekitarnya.

Indikasi ekstraksi kuku :

Unguis inkarnatus : bagian kuku masuk kedalam kulit pinggir kuku

Paronikia : infeksi disekeliling kuku

Abses sub ungula

7

Page 8: Paronikia

Korpus alienum dibawah kulit

Trauma pada kuku

Radang atau infeksi lain di dorsal dan proksimal kuku

Alat dan bahan :

Minor set

Kassa steril

Sarung tangan

Larutan disinfektan

Spuit 3 cc

Lidokain / chlor etyl

Cara kerja :

1. Cuci tangan

2. Beritahu pasien tindakan yang akan dilakukan

3. Siapkan alat, lakukan anestesi block pada basis dari haluks

4. Pakai sarung tangan

5. Pegang haluks dengan tangan kiri, tangan kanan memegang klem lengkung

6. Masukan klem dipinggir kuku yang sehat, cekam pinggir kuku dengan klem, kunci

klem

7. Putar/gulung klem dengan cepat dan pasti kearah ujung kuku yang lain

8. Potong dan buang jaringan granulasi yang ada sampai bersih

9. Perdarahan yang biasanya difus tidak perlu dijahit

10. Kompres luka dengan rivanol dan betadine lalu dibungkus

11. Cuci tangan

H. Komplikasi

Komplikasi pada kasus ini memang jarang terjadi , namun komplikasi dapat timbul pada

pasien ini apabila ia tidak mendapat penatalaksaan yang adekuat antara lain :

1. Abses

2. Perubahan yang menetap pada kuku

8

Page 9: Paronikia

3. Infeksi yang menyebar sampai ke otot, tulang, atau peredaran darah

I. Prognosis

Ad Vitam : Ad Bonam

Ad Fungsionam : Ad Bonam

Ad Sanationam : Dubia Ad Bonam

Keadaan pada pasien ini tidak mengancam jiwanya dan tidak mengurangi fungsi dari jari

yang terluka sehingga prognosisnya adalah bonam, akan tetapi apabila pasien tidak menjaga

kebersihan dari kukunya serta tidak mengubah kebiasaannya untuk menggunting kuku terlalu

pendek maka besar kemungkinan pasien ini akan mengalami penyakit yang sama.

9

Page 10: Paronikia

BAB IV

TINJAUAN PUSTAKA

EPIDEMIOLOGI

Paronychia lebih sering ditemukan pada wanita dibanding pria, dengan perbandingan 3:1. Dapat

dialami oleh semua golongan umur dan semua ras. Menurut Steve Lee, MD, paronychia (di AS)

sering terjadi pada infeksi tangan, kejadiannya mencapai 35%. Pada umumnya terjadi karena

kontak dengan air yang lama dan terus menerus, terutama dialami oleh pencuci, pekerja bar,

penanam bunga, pembuat roti, dan sejenisnya.

PENGERTIAN

Paronychia (Paronikia) adalah infeksi pada lipatan kuku yang disebabkan oleh kuman (bakteri)

Streptokokus, ditandai dengan pembengkakan lipatan kuku. Paronikia adalah infeksi pada kulit

di sekitar kuku jari tangan atau kuku jari kaki. Paronychia biasanya akut, tetapi kasus kronis bisa

terjadi. Pada paronychia akut, bakteri (biasanya staphylococcus aureus atau streptococci) masuk

melalui robekan pada kulit diakibatkan dari bintil kuku, trauma pada lapisan kuku (lapisan pada

kulit keras yang tumpang tindih disisi kuku), hilangnya kutikula, atau iritasi kronis (seperti dari

air dan detergent). Paronychia lebih umum pada orang yang menggigit atau menghisap jari-jari

mereka. Pada kaki, infeksi seringkali mulai pada jari kaki yang tumbuh ke dalam. Paronychia

terjadi sepanjang garis tepi kuku (samping dan dasar lapisan kuku) kebanyakan

penderita paronychia mengalami rasa sakit terlebih pada saat berjalan, kehangatan, kemerahan,

dan pembengkakan. Nanah biasanya terkumpul dibawah kulit sepanjang garis tepi kuku dan

kadangkala di bawah kuku.

ANATOMI KUKU

a. Dasar kuku

Dasar kuku merupakan bagian kulit yang ditutupi kuku, yaitu dari batas lunula sampai ke

hiponichium. Sebagian sel epidermis dasar kuku menyatu dengan lempeng kuku,

yaitu bagian ventral lempeng kuku. Pada dasar kuku yang matur tidak terdapat granula

keratohialin, tetapi pada beberapa keadaan patologis dasar kuku menunjukkan lapisan

granular, dan terdapat produksi stratum korneum yang sama dengan epidermis normal.

10

Page 11: Paronikia

Produksi sel-sel tanduk dalam keadaan seperti ini dapat mendorong lempeng kuku ke

atas.

b. Lipat kuku

Lipat kuku proksimal dan lateral merupakan batas dan pelindung struktur dan menolong

arah pertumbuhan kuku. Lipat kuku proksimal merupakan perluasan dari epidermis

pada dorsum kuku yang melindungi matriks dan kutikula adalah produk keratinnya.

Struktur ini sangat panting, karena penyakit kuku yang terbanyak, paronikia kronik,

terutama mengenai daerahini. Lipat kuku terdiri dari dua lapis epidermis yaitu

bagian dorsal, yang membentuk dorsal epidermis jari dan bagian ventral yang menutupi

lempeng kuku yang baru dibentuk. Proses keratinisasi tidak berbeda dengan epidermis di

tempat lain. Lapisan tanduk bagian ventral menjadi melekat dengan permukaan lempeng

kuku yang baru dibentuk dan bergerak ke distal untuk jarak pendek. Lapisan tanduk ini

disebut kutikula. Penyakit yang mengenai lipat kuku proksimal mempengaruhi lempeng

kuku yang baru dibentuk.

c. Struktur subkutan

Dermis pada apendiks kuku dibatasi oleh falang di bawahnya,dan tidak terdapat jaringan

subkutis. Dermis dan epidermis dasar kuku bersatu dengan gambaran tongue in

groove.Daerah dermis ini mengandung banyak kapiler yang memberi warna pink, serta

badan glomus. Darah dialirkan dari arteri digitalis yang mempunyai banyak cabang

dorsal, ventral dan cabanguntuk lipat kuku proksimal. Bagian distal membentuk

rantingranting  proksimal dan distal yang memberi makan pulpa, dasar kuku dan

hiponikium. Jalannya saraf sesuai dengan pembuluh darah

PENYEBAB PARONIKIA

Paronikia Akut :

Paronychia akut biasanya terjadi akibat peristiwa traumatis, namun kecil, yang memecah

penghalang fisik antara kuku dan kuku, gangguan ini memungkinkan infiltrasi organisme

menular.

11

Page 12: Paronikia

Paronychia akut dapat disebabkan oleh kondisi yang tampaknya tidak berbahaya, seperti

hangnails, atau dari kegiatan, seperti menggigit kuku, mengisap jari, manicuring, atau

penempatan kuku buatan.

Staphylococcus aureus merupakan organisme penyebab infeksi yang paling umum.

Organisme, seperti Streptococcus dan spesies Pseudomonas, bakteri gram negatif, dan

bakteri anaerob adalah organisme penyebab lainnya.

Akut (kronis dan) paronychia juga dapat terjadi sebagai manifestasi dari penyakit lainnya,

seperti pemphigus vulgaris. Meskipun kasus keterlibatan kuku di pemphigus vulgaris jarang

terjadi, mereka bisa menjadi berat, yang melibatkan beberapa digit dan perdarahan.

Paronikia Kronis :

Penderita alergi

Penderita diabetes

Terutama disebabkan oleh ragi jamur Candida albicans.

Penyebab jarang lainnya dari paronychia kronis termasuk bakteri, infeksi mikobakteri, atau

virus, kanker metastatik, melanoma subungual, karsinoma sel skuamosa, dan penyakit

Raynaud. Oleh karena itu, neoplasma jinak dan ganas harus selalu dikecualikan ketika

paronychia kronis tidak menanggapi pengobatan konvensional.

Paronychia kronis yang paling sering terjadi pada orang-orang yang tangannya berulang kali

terkena lingkungan lembab atau pada mereka yang telah diperpanjang dan diulang kontak

dengan iritasi seperti asam ringan, alkali ringan, atau bahan kimia lainnya. Orang yang paling

rentan termasuk pembantu rumah tangga, mesin pencuci piring, bartender, dan perenang.

Kondisi-kondisi lain yang berhubungan dengan kelainan lipatan kuku yang mempengaruhi

individu untuk kronis paronychia termasuk psoriasis, kandidiasis mukokutan, dan toksisitas

obat dari obat-obatan seperti retinoid, epidermal pertumbuhan inhibitor reseptor faktor

(cetuximab), dan inhibitor protease. [1, 2] Dari khususnya bunga adalah obat antiretroviral

indinavir, yang menginduksi efek retinoidlike dan tetap penyebab paling sering paronychia

kronis pada pasien dengan penyakit HIV

FAKTOR RESIKO

12

Page 13: Paronikia

Alergi: Alergi Kulit untuk nail polish atau lateks dapat meningkatkan kesempatan Anda

memiliki paronychia. Memiliki alergi terhadap makanan tertentu dapat menyebabkan

peradangan di kulit Anda yang menyebabkan infeksi. Hal ini dapat terjadi pada orang-orang

yang menangani makanan sering.

Obat-obatan tertentu: obat-obatan tertentu yang digunakan untuk mengobati HIV dan kanker

dapat meningkatkan risiko Anda. Tanyakan penyedia layanan kesehatan Anda untuk

informasi lebih lanjut tentang kondisi dan obat-obatan.

Bahan kimia: Menggunakan sabun tertentu, deterjen dan bahan kimia lainnya sering dapat

menyebabkan kulit Anda menjadi meradang. Hal ini dapat menyebabkan paronychia kronis.

Penyakit: Beberapa penyakit autoimun dapat menyebabkan sistem kekebalan tubuh untuk

menyerang sel sendiri dan menyebabkan peradangan. Penyakit kulit autoimun termasuk

psoriasis, pemphigus vulgaris atau lupus eritematosus. Kanker kulit dan diabetes juga dapat

meningkatkan kesempatan Anda memiliki paronychia. Tanyakan penyedia layanan kesehatan

Anda untuk informasi lebih lanjut tentang penyakit ini

Tumbuh ke dalam kuku: Ini adalah ketika ujung kuku Anda tumbuh ke dalam kulit Anda.

Sebuah kuku tumbuh ke dalam dapat menyebabkan robekan pada lipatan kuku Anda dan

menyebabkan infeksi. Tanyakan penyedia layanan kesehatan Anda untuk informasi lebih

lanjut tentang kuku tumbuh ke dalam.

Cedera: Sebuah cedera pada lipatan kuku Anda dapat menyebabkan istirahat (air mata) di

kulit Anda. Cedera dapat terjadi jika Anda mendapatkan serpihan di jari atau kaki, atau

ketika Anda memilih di sebuah bintil kuku. Bintil kuku adalah sepotong kulit longgar di

daerah lipatan kuku Anda. Cedera juga dapat terjadi jika Anda mengisap jari atau menggigit

kuku Anda. Memiliki manikur dan memakai kuku palsu juga dapat menyebabkan cedera

pada lipatan kuku Anda.

Rendaman air : Pekerjaan yang mengharuskan Anda untuk merendam tangan Anda dalam air

sering dapat meningkatkan risiko Anda untuk paronychia. Kolam sering juga dapat

meningkatkan risiko Anda.

TANDA DAN GEJALA

Kulit tampak merah dan membengkak, bisa disertai lepuhan-lepuhan yang berisi nanah (terutama

jika penyebabnya adalah bakteri). Kuku memiliki ruang yang terbatas, karena itu infeksi

13

Page 14: Paronikia

cenderung menimbulkan nyeri. Kuku bisa mengalami perubahan warna, bentuk atau terlepas dari

bantalannya.

Tanda-tanda (gejala klinis) Paronychia, antara lain:

-  Pembengkakan pada lipatan kuku. Tak jarang infeksi tersebut mengeluarkan nanah.

-  Kemerahan dan nyeri di daerah lipatan kuku dan sekitarnya.

-  Pada kasus yang kronis, dapat berlangsung 6 minggu atau lebih.

KLASIFIKASI

Paronikia dapat dibagi menjadi:

Paronikia akut

Pasien dengan paronychia akut sering hadir dengan riwayat trauma kecil untuk jari kuku

atau manipulasi, disengaja atau tidak. Keluhan menyajikan adalah nyeri, nyeri, dan

bengkak di salah satu lipatan lateral kuku. Paronikia akut merupakan keluhan yang sering

terjadi dan biasanya disebabkan oleh stafilokokus. Keadaan ini dapat didahului oleh

trauma lokal, misalnya kuku pecah, atau menggigit kuku, atau dapat pula terjadi tanpa

trauma pendahuluan. Juga sering terjadi sebagai komplikasi paronikia kronik, bila

terkena organisme lain, termasuk streptokokus, Pseudomonas pyocyaneaceae, organisme

koliform dan  Proteus vulgaris. Gejalanya adalah bengkak yang nyeri pada lipat kuku dan

dapat mengeluarkan pus. Bila letaknya cukup superfisial, dapat dengan mudah didrainase

melalui insisi dengan menggunakan skalpel yang tajam, tanpa anestesi. Lesi yang lebih

dalam paling baik diobati dengan antibiotika dulu, tetapi bila tidak cepat membaik,

diperlukan insisi dengan anestesi.

Paronikia kronis

Umumnya, pasien melaporkan gejala berlangsung 6 minggu atau lebih. Peradangan,

nyeri, dan bengkak dapat terjadi secara episodik, seringkali setelah terkena air atau

lingkungan yang lembab. Paronikia kronik sering terjadi pada orang yang

tangannya banyak terkena air, terutama orang-orang dengan tangan yang dingin. Sering

terjadi pada orang yang diabetik. Lebih sering pada wanita daripada pria. Dapat timbul

pada umur berapa saja,tetapi kasus tersering adalah antara 30 sampai 60 tahun. Kadang-

kadang terlihat pada anak-anak, terutama akibat pengisapan jari atau jempol. Merupakan

14

Page 15: Paronikia

penyakit yang dominan pada ibu-ibu rumah tangga dan orang yang mempunyai pekerjaan

tertentu seperti juru masak, pelayan bar, pedagang ikan. Gejala dimulai sebagai

pembengkakan ringan, jauh lebih ringan daripada paronikia akut. Kutikula dapat hilang

dan pus dapat terbentuk di bawah lipat kuku. Keadaan ini biasanya disebabkan oleh

infeksi Candida albicans. Eksaserbasi akut dapat terjadi dan biasanya disebabkan oleh

infeksi bakteri sekunder. Berbagai organisme dapat ditemukan, termasuk Stafilokokus

aureus atau albus, Proteus vulgaris, Escherichia coli dan Pseudomonas pyocyanea. Pada

kasus yang lama ukuran kuku dapat berkurang dan kesan ini diperbesar oleh pembesaran

lipat kuku.

PATOFISIOLOGI

Paronikia adalah suatu infeksi yang terjadi pada lipatan kuku baik kuku jari-jari kaki maupun

tangan disebabkan oleh bakteri Stafilokokus (Staphylococcus aureus) dan Streptokokus

(Streptococcus). Bakteri lain, seperti Pseudomonas, bakteri gram negatif dan bakteri anaerob.

Infeksi dapat terjadi karena trauma, memotong kuku terlalu pendek dan juga dapat berakibat

menggigit kuku  bakteri masuk melalui robekan pada kulit, trauma pada lapisan kuku (lapisan

pada kulit keras yang tumpang tindih disisi kuku), hilangnya kutikula, atau iritasi kronis (seperti

dari air dan detergent). Paronychia lebih umum pada orang yang menggigit atau menghisap jari-

jari mereka. Pada kaki, infeksi seringkali mulai pada jari kaki yang tumbuh ke dalam., seperti

kuku jari jempol kaki

DIAGNOSIS BANDING

Psoriasis dan sindrom Reiter mungkin juga melibatkan lipatan kuku proksimal dan dapat meniru

paronychia akut. Paronychia akut rekuren harus meningkatkan kecurigaan adanya herpes

whitlow, yang biasanya terjadi pada petugas kesehatan sebagai akibat inokulasi topikal. Kondisi

ini juga dapat mempengaruhi anak-anak sehat setelah terinfeksi herpes primer oral. Herpetic

whitlow muncul satu atau sekelompok bula dengan penampilan seperti sarang lebah dekat

dengan kuku. Diagnosis dapat dikonfirmasi oleh pengujian Tzanck atau biakan virus. Insisi dan

drainase kontraindikasi pada pasien herpetic wihlow. Terapi dengan tujuh sampai sepuluh hari

salep acycliver 5% atau krim asiklovir (Zovirax) atau agen antivirus oral seperti asiklovir,

famsiklovir (Famvir), atau valacyclovir (Valtrex), tetapi bukti dari uji klinis yang kurang.

15

Page 16: Paronikia

PENATALAKSANAAN

Paronikia akut

Bila letaknya cukup superfisial, dapat dengan mudah didrainase melalui insisi dengan

menggunakan skalpel yang tajam, tanpa anestesi. Lesi yang lebih dalam paling baik diobati

dengan antibiotika dulu, tetapi bila tidak cepat membaik, diperlukan insisi dengan anestesi.

Beberapa pengarang menganjurkan pengangkatan sepertiga lempeng kuku untuk

menambah drainase dan mempercepat penyembuhan. Penatalaksanaan paronikia akut :

Membasahi air hangat kali terkena 3-4 jari per hari sampai gejala menyelesaikan membantu.

Antibiotik oral dengan gram positif cakupan terhadap Staphylococcus S, seperti amoksisilin

dan asam klavulanat (Augmentin) atau klindamisin (Cleocin), biasanya diberikan bersamaan

dengan membasahi air hangat. Cleocin dan Augmentin juga memiliki aktivitas anaerobik,

sehingga mereka berguna dalam mengobati pasien dengan paronychia karena anaerob lisan

dikontrak melalui kuku mengisap menggigit atau jari. Cleocin harus digunakan sebagai

pengganti Augmentin pada pasien yang alergi terhadap penisilin.

Jika paronychia tidak menyelesaikan atau jika berkembang menjadi abses, harus dikeringkan

segera.

Pengobatan medis awal terdiri dari penerapan agen antijamur topikal. Miconazole topikal

dapat digunakan sebagai agen awal. Ketoconazole oral atau flukonazol dapat ditambahkan

dalam kasus yang lebih parah.

Pasien dengan diabetes dan penderita immunocompromised membutuhkan pengobatan lebih

agresif karena respon terhadap terapi yang lebih lambat pada pasien ini dibandingkan dengan

orang lain.

Dalam kasus yang disebabkan oleh retinoid atau inhibitor protease, yang paronychia biasanya

sembuh jika obat dihentikan.

Paronikia kronik

Bagian yang sangat penting pada pengobatan paronikia kronik adalah menjaga agar tangan tetap

kering. Untuk pekerjaan yang banyak berhubungan dengan air, pasien dianjurkanuntuk memakai

sarung tangan karet. Dapat digunakan timol 2-4%, atau alkohol 95% untuk meningkatkan

kekeringan. Anti jamur topikal seperti him mikonasol, klotrimasol, nistatin atau amfoterisin B

16

Page 17: Paronikia

sebaiknya diberikan. Barlow dkk menganjurkan penggunaan antibiotika topikal pada siang hari

dan anti jamur topikal pada malam hari.Bila lebih parah dianjurkan memberikaneritromisin per

oral, karena mereka selalu menemukan stafilokok patologik yang sensitif terhadap antibiotik ini

pada keadaan ini. Norton menganjurkan untuk mencoba memberikan ketokonasol oral bila terapi

antijamur topikal tidak memberikan hasil yang baik. Pada pasien dengan tangan dingin,

dianjurkanuntuk memberikan vasodilator. Penatalaksanaan paronikia kronis :

Pengobatan awal paronychia kronis terdiri dari penghindaran faktor penyebab dan faktor

resiko seperti paparan lingkungan lembab atau iritasi kulit. Menjaga kering lesi yang terkena

sangat penting untuk pemulihan. Pilihan alas kaki juga dapat dipertimbangkan.

Kasus-kasus ringan paronychia kronis dapat diobati dengan beredam di air panas. Merendam

ke dalam campuran air hangat 50% dan 50% sabun antibakteri cair tiga sampai empat kali

sehari selama sekitar 15 menit. Perendaman ini harus dilakukan pada gejala awal berupa

kemerahan di sekitar kuku.

Kapan menghubungi Dokter

jika kemerahan melampaui kulit di sekitar kuku. Kemerahan ini menunjukkan bahwa

infeksi mungkin membentuk infeksi jari yang lebih serius dengan pembentukan nanah

dari jaringan dalam ujung jari Anda.

jika terdapat tumpukan nanah yang banyak. Dimana nanah tersebut harus dikeluarkan

dengan cara steril

Pada kasus yang berat, infeksi dapat bergerak di bawah kuku dan perlu pembuangan kuku

sebagian atau lengkap (cabut kuku).

Tidak perlu pemberian antibiotika Kecuali pada selulitis yang luas

Bila diperlukan Dokter akan mengambil sedikit nanah untuk diperksa di laboratorium untuk

mengetahui jenis bakteri yang terlibat dalam infeksi.

Jangan menyayat kulit yang bernanah sendiri di rumah, jika caranya tidak tepat malah

membuat infeksi menjadi meluas.

Jika ditangani dengan tepat, dapat sembuh dengan baik, kuku yang telah di cabut pun dapat

tumbuh kembali dengan sempurna.

Intervensi bedah

17

Page 18: Paronikia

Jika paronychia tidak menyelesaikan meskipun upaya medis terbaik, intervensi bedah dapat

diindikasikan. Juga, jika abses telah dikembangkan, insisi dan drainase harus dilakukan.

Debridement mungkin diperlukan jika infeksi fulminan hadir.

Akut paronychia

Typical appearance of paronychia. 

Teknik no-incision adalah sebagai berikut:

- Abses paronychial kurang maju dapat dikeringkan hanya dengan lembut mengangkat

lipatan eponychial dari kuku dengan menggunakan instrumen tumpul kecil seperti

probe logam atau Lift (lihat gambar di bawah). Pemisahan ini dilakukan di

persimpangan perionychium dan eponychium dan meluas proksimal cukup untuk

memungkinkan visualisasi dari tepi kuku proksimal. Kemudian, ketiga proksimal

kuku dapat dipotong dengan gunting dan nanah dievakuasi. Khas penampilan

paronychia. Paronychia akut sederhana dapat dikeringkan dengan meninggikan

lipatan eponychial dari kuku dengan benda tumpul kecil seperti probe logam atau

elevator.

- Teknik ini tidak memerlukan sayatan ke dalam matriks. Seringkali, tidak ada eksisi

dari setiap jaringan dibuat karena hanya diseksi tumpul dan pemisahan yang

dibutuhkan untuk mengevakuasi nanah dari paronychia tersebut.

- Luka harus baik irigasi dengan larutan natrium klorida isotonik, dan kemasan kasa

polos harus dimasukkan di bawah flip untuk menjaga rongga terbuka dan

memungkinkan drainase.

- Pasien harus menerima antibiotik oral selama 5-7 hari.

- Packing akan dihapus setelah 2 hari, dan membasahi larutan natrium klorida yang

hangat dimulai

Teknik single- and double-incision

- Jika paronychia ini lebih maju, mungkin perlu menorehkan dan dikeringkan.

- Blok anestesi digital biasanya diperlukan. Jika agen anestesi yang digunakan, harus

terdiri dari 1% lidokain (Xylocaine) tanpa epinefrin untuk blok cincin. Injeksi lokal

dari agen anestesi ke paronychia atau luka sering tidak memadai dan lebih

menyakitkan daripada pemberian obat dari blok cincin digital.

18

Page 19: Paronikia

- Jika paronychia hanya melibatkan 1 kali lipat lateral jari, sayatan membujur tunggal

harus ditempatkan dengan baik nomor-11 atau pisau nomor 15 diarahkan menjauh

dari kuku lipat untuk mencegah cedera proksimal dengan pertumbuhan kuku kelainan

berikutnya. Jika kedua lipatan lateral jari terlibat, sayatan dapat dilakukan di kedua

sisi kuku, memperluas proksimal ke dasar kuku.

- Setelah sayatan tunggal atau ganda dibuat, lipatan eponychial seluruh diangkat untuk

mengekspos dasar kuku dan mengeringkan nanah.

- Yang ketiga proksimal kuku dihapus dengan menggunakan teknik yang dijelaskan

untuk teknik no-sayatan.

- Setelah abses dikeringkan, saku harus baik irigasi dengan larutan natrium klorida

isotonik, dikemas dengan kemasan polos, dan berpakaian.

- Pasien harus menerima antibiotik oral selama 5-7 hari.

- Dressing dan kemasan yang dibuang di sekitar 2 hari, dan jari yang terkena diobati

dengan peredam panas selama 10-15 menit 3-4 kali per hari.

Paronikia Kronis

Bedah minor dilakukan pembedahan ringan Teknik bedah yang paling umum digunakan untuk

mengobati paronychia kronis disebut marsupialization eponychial.

Tehnik Bedah marsupialization eponychial

- Pertama dibius dengan 1% lidokain (Xylocaine) dengan epinefrin tidak dengan

menggunakan metode cincin blok digital.

- Tourniquet kontrol digit proksimal dilakukan dengan menggunakan jari sarung tangan

lateks dengan ujung distal dipotong.

- Dengan pisau 15 No, sayatan berbentuk bulan sabit dibuat proksimal ke tepi distal dari

lipatan eponychial.

- Sayatan distal dibuat sekitar 1 mm proksimal ke tepi distal eponychium dan sepanjang

kurva nya.

- Pada ujungnya terluas, sayatan proksimal adalah sekitar 5 mm dari sayatan distal.

- Sayatan akan muncul simetris dan meluas ke tepi lipatan kuku di setiap sisi.

19

Page 20: Paronikia

- Semua jaringan yang terkena dalam batas-batas bulan sabit dan diperpanjang bagian

bawah, tapi tidak termasuk, matriks germinal yang dipotong. Akibatnya, prosedur ini

exteriorizes matriks kuku terinfeksi dan terhambat dan memungkinkan drainase nya.

- Jika lempeng kuku yang terlalu cacat pada saat operasi, mungkin akan dihapus.

- Dipotong dikemas dengan sumbu kasa polos, yang diganti setiap 2-3 hari.

- Epitelisasi dari cacat dieksisi terjadi selama 2-3 minggu ke depan.

- Peningkatan Nail terjadi selama 6-9 bulan ke depan tapi mungkin membutuhkan selama

12 bulan menjadi jelas

PENCEGAHAN

Hindari menggigit kuku

Pakailah sarung tangan karet jika hindak memgang benda atau melakukan pekerjaan yang

berpotensi menimbulkan trauma.

Kontrol penyakit kronis, seperti penyakit alergi, diabetes.

Sering Cuci tangan, terutama setelah bekerja di tanah, pertukangan, atau pekerjaan di mana

tangan Anda menjadi kotor dan memiliki potensi untuk luka dan goresan.

Setiap manipulasi kuku, seperti manicuring, mengisap jari, atau mencoba untuk menoreh dan

mengeringkan lesi, harus dihindari, ini manipulasi dapat menyebabkan infeksi bakteri

sekunder.

KOMPLIKASI 

Komplikasi jarang terjadi, namun dapat berupa:

• Abses

• Perubahan menetap pada kuku

• Penyebaran infeksi ke otot, tulang, atau peredaran darah 6,7

20

Page 21: Paronikia

BAB V

KESIMPULAN

Paronikia adalah suatu inflamasi yang mengenai lipatan kulit di sekitar kuku. Paronikia

biasanya bersifat akut, tetapi kasus kronis bisa terjadi. Paronikia akut kerupakan keluhan yang

sering terjadi dan biasanya disebabkan olehstafilokokus. Keadaan ini dapat didahului oleh

trauma lokal, misalnya kuku pecah, atau menggigit kuku, atau dapat pula terjadi tanpa trauma

pendahuluan. Paronikia kronik sering terjadi pada orang yang tangannya banyak terkena air,

terutama orang-orang dengan tangan yang dingin. Sering terjadi pada orang yang diabetik. Lebih

sering pada wanita daripada pria. Dapat timbul pada umur berapa saja,tetapi kasus tersering

adalah antara 30 sampai 60 tahun. Kadangkadang terlihat pada anak-anak, terutama akibat

pengisapan jari atau jempol. Merupakan penyakit yang dominan pada ibu-ibu rumah tangga dan

orang yang mempunyai pekerjaan tertentu seperti juru masak, pelayan bar, pedagang ikan.

Pengobatan paronikia akut terdiri dari merendam dalam air hangat, terapi antimikroba,

dan drainase. Paronikia kronis hindari kontak iritan, terapi anti jamur, dan steroid. Jika tidak

berespon dengan pengobatan lakukan pemeriksaan lebih lanjut, untuk mengetahui ada tidak nya

penyebab lain seperti keganasan.

21

Page 22: Paronikia

DAFTAR PUSTAKA

1. Rigopoulos D, Larios G, Gregorious S. Acute amd chronic paronychia. Am Fam

Physician.2008;77(3)339-346,347-348.http://www.aafp.org/afp/2008/0201/p339.html.

Accessed on May 20, 2013

2. Paronychia [internet] 2011 [ cited 2011 May 5]. Available from:

http://www.ncbi.nlm.gov/pubmedhealth/PMH0002416/. Accessed on May 20, 2013

3. Paronychia. Available at: http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001444.htm.

Accessed May 20th, 2013. Rockwell P. Acute and chronic paronychia. Am Fam

Physician.2001;63:1113-6.http://www.aafp.org/afp/2001/0315/p1113.html. Accesed on

May 20,2013

4. (Murphy-lavoie H. Paronychia in emergency.[internet] 2012 [updated 2012 May 31].

Available from: http://www.emedicine.medscape.com/article/785158.overview.

Accessed on May 20, 2013

5. Vira. Teknik Roser Plasty. [internet]. 2009 [updated 2009 April 25]. Available from :

http://viramedika.blogspot.com/2009/04/teknik-roser-plasty.html. Accessed on may 20,

2013

6. Ferguson A. Treatment decision following a fingertip injury. Br J Nurs. Oct 12-25

2006;15(18):1006.

7. Tosti A, Piraccini BM. Treatment of common nail disorders. Dermatol Clin. Apr

2000;18(2):339-48.

22