parlementaria - depok.go.id · ada guru berstatus honorer, maka status guru tersebut ditingkatkan...

2
G una mewujudkan Depok peduli pendidikan, DPRD Kota Depok melakukan pengawasan kepada Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Depok. Hal itu dilakukan agar program pendidikan yang dijalankan sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Wakil Ketua DPRD Kota Depok, Ye Wulandari menjelaskan, pengawasan yang dilakukan terhadap pembangunan infrastruktur pendidikan, misalnya, program seap kecamatan ada SMP dan SMA negeri belum dijalankan, maka pihaknya meminta Disdik segera melaksanakannya. Selanjutnya, pengawasan sistem pengajar. Jika dalam pengawasan itu ditemukan ada guru berstatus honorer, maka status guru tersebut dingkatkan menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN). Selain permasalahan tersebut, lanjutnya, dewan meminta Disdik untuk mempersiapkan sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2016. Persiapan itu harus segera dilakukan karena terbatasnya daya tampung sekolah negeri. Misalnya, mempersiapkan sekolah swasta untuk menampung siswa tak mampu yang tak tertampung di sekolah negeri. Biaya pendidikannya ditanggung Pemerintah Kota Depok. “Anggarannya sudah disediakan sejak 2015. Ini hanya masalah sosialisasi saja yang kurang. Sekarang ini untuk sekolah itu tak harus masuk negeri, karena Pemkot Depok sudah menyediakan anggarannya. Saat ini, bila sudah menumpuk di sekolah negeri, mereka ditampung di sekolah filial,” katanya. Menurut Ye, Disdik juga harus Dorong Pembenahan Sistem Pendidikan MEI 2016 - WARTADEPOK | Foto Illustrasi 19 PARLEMENTARIA

Upload: hakiet

Post on 18-Aug-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Guna mewujudkan Depok peduli pendidikan, DPRD Kota Depok melakukan pengawasan kepada Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Depok. Hal

itu dilakukan agar program pendidikan yang dijalankan sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

Wakil Ketua DPRD Kota Depok, Yeti Wulandari menjelaskan, pengawasan yang dilakukan terhadap pembangunan infrastruktur pendidikan, misalnya, program setiap kecamatan ada SMP dan SMA negeri belum dijalankan, maka pihaknya meminta Disdik segera melaksanakannya.

Selanjutnya, pengawasan sistem pengajar. Jika dalam pengawasan itu ditemukan ada guru berstatus honorer, maka status guru tersebut

ditingkatkan menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).

Selain permasalahan tersebut, lanjutnya, dewan meminta Disdik untuk mempersiapkan sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2016. Persiapan itu harus segera dilakukan karena terbatasnya daya tampung sekolah negeri. Misalnya, mempersiapkan sekolah swasta untuk menampung siswa tak mampu yang tak tertampung di sekolah negeri. Biaya pendidikannya ditanggung Pemerintah

Kota Depok.

“Anggarannya sudah disediakan sejak 2015. Ini hanya masalah sosialisasi saja yang kurang. Sekarang ini untuk sekolah itu tak harus masuk negeri, karena Pemkot Depok sudah menyediakan anggarannya. Saat ini, bila sudah menumpuk di sekolah negeri, mereka ditampung di sekolah filial,” katanya.

Menurut Yetti, Disdik juga harus

Dorong Pembenahan Sistem Pendidikan

MEI 2016 - WARTADEPOK |

Foto Illustrasi

19

PARLEMENTARIA

membuat data base siswa berprestasi. Data itu dibutuhkan untuk membantu siswa tersebut melanjutkan ke perguruan tinggi negeri (PTN) dengan bantuan Pemkot Depok. Termasuk juga siswa dari program kejar paket C.

“Untuk memenuhi kuota bantuan pendidikan ke PTN dapat menggunakan data base itu,” ujarnya.

Revitalisasi PasarYetti menyatakan bahwa dewan juga mendorong Dinas Koperasi UMKM dan Pasar (DKUP) Kota Depok melakukan revitalisasi pasar tradisional. Dorongan itu diberikan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Langkah awal yang dilakukan dengan meminta kembali revitalisasi Pasar Cisalak kembali yang terhenti pada tahun 2015.

Pasar Cisalak dapat menjadi ikon pasar tradisional yang berkonsep semi modern. Disebut semi modern, karena pasar itu dibuat bertingkat. Setiap lantai ditata sehingga membuat pedagang dan pembeli nyaman. Setiap lantai pun disesuaikan dengan jenis dagangnya. Misalnya daging ayam, sapi, dan ikan yang masuk jenis dagangan basah berada di lantai bawah. Di pasar tersebut juga disediakan tempat untuk produk unggulan Kota Depok yang menjadi komoditi khas pasar tersebut. Seperti halnya Pasar Jatinegara yang terkenal sebagai sentra kain. Selain itu, disediakan juga tempat untuk para pelaku UMKM Kota Depok.

“Lokasinya strategis, karena berada dekat

pintu keluar dan masuk Tol Cijago. Ini membuat pasar itu dapat dituju dari berbagai daerah. Ke depan pasar tradisional lainnya juga begitu. Selanjutnya disosialisasikan, dan ujung akan ada peningkatan PAD,” tuturnya.

1000 KiosYetti menjelaskan, untuk penyediaan 1000 kios bagi pelaku UMKM Kota Depok, maka dewan telah meminta DKUP Kota Depok menyebarkan kios-kios tersebut di titik-titik pariwisata dan ekonomi. Misalnya, di situ-situ yang ada di Kota Depok. Sedangkan di titik ekonomi maka dewan meminta Walikota Depok melakukan pembicaraan dengan pengelola pusat perbelanjaan. Tujuannya agar mereka dapat menyediakan tempat untuk pelaku UMKM.

“Walikota Depok dapat meminta pusat perbelanjaan menyediakan tempat untuk pelaku UMKM Kota Depok. Memang saat ini yang dibutuhkan mereka ada tempat,” katanya.

|MEI 2016 - WARTADEPOK 20

PARLEMENTARIA