paradigma pilihan rasional.rtf

Download Paradigma pilihan rasional.rtf

If you can't read please download the document

Upload: graceay

Post on 27-Jan-2016

16 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Judul : Ekonomi Politik

Pengarang: Drs. Deliarnov, M.Sc.

Penerbit: Erlangga

Tahun terbit: 2006

Jumlah halaman: 221

Teori Pilihan Rasional

Paradigma pilihan rasional (Rational Choice Theory) berasumsi bahwa manusia rasional berusaha memilih alternatif terbaik dari berbagai pilihan yang tersedia, dimana sebenarnya sudah dikembangkan sejak lama oleh pakar-pakar Klasik. Kemudian pakar-pakar Neoklasik mengembangkan lebih jauh konsep rasionalitas tersebut ke proses-proses dan institusi-institusi politik. Dalam perspektif mereka, para penyelenggara negara diasumsikan sebagai makhluk ekonomi yang didorong oleh kepentingan masing-masing, baik individu, kelompok atau partai politik. Disinilah peran ekonomi politik berusaha menjembatani ilmu ekonomi dengan metodologi yang canggih untuk menelaah fenomena-fenomena dan kelembagaan nonpasar di bidang politik.

Teori pillihan rasionalitas yang dikembangkan oleh pakar-pakar ekonomi politik baru sangat terkait dengan konsep-konsep kesukaan/preferensi, kepercayaan (beliefs), peluang (opportunities), dan tindakan (action).

Menurut Wiliam H. Riker (1994), model pilihan rasional terdiri atas elemen-elemen : (a) perangkingan atau merangking tujuan-tujuan, nilai-nilai, selera dan strategi-strategi, (b) memilih alternatif terbaik yang bisa memaksimalkan kepuasan.

Elster (1986), mengemukakan bahwa tindakan dikatakan rasional jika (a) dapat dibuktikan, (b)kepercayaan-kepercayaan tersebut rasional sesuai bukti-bukti yang ada, (c) proses dan kualitas dari bukti-bukti sesuai rasio biaya dan keuntungan.

Menurut Jurgen Habermas (1984), tindakan rasional adalah tindakan yang disengaja untuk mencapai hasil maksimal dengan menciptakan kondisi yang kondusif dan institusi-institusi yang mendukung sehingga dapat dilakukan tindakan dengan tingkat kesalahan minimal.

Bagi pakar ekonomi politik baru, yang terpenting bahwa pilihan rasional dapat dilakukan baik oleh pribadi maupun pemerintah, asumsinya yaitu perilaku dan institusi politik dapat dianalisis seperti halnya perilaku ekonomi dan institusi pasar. Rasionalitas politik berkaitan dengan pilihan tindakan dan keputusan yang diambil guna mencapai tujuan tertentu atau tujuan politik.

Teori Pilihan Sosial Arrow

Teori-toeri diatas mencoba mengaplikasikan metode-metode ekonomi terhadap politik. Akantetapi permasalahannya terletak pada penerapan metode-metode tersebut melibatkan berbagai komplikasi.

Kenneth Arrow (1951) dengan impossible theoram-nya menyatakan mustahil jika orang dengan tujuan yang berbeda-beda dapat membuat tindakan secara kolektif yang dapat membahagiakan semua orang. Lebih lanjut maksudnya secara demokrasi yaitu dimana preferensi/kesukaan individu tidak konsisten dengan preferensi/kesukaan publik, hal ini karena tiap individu memiliki perspektif dan pilihan-pilihan yang berbbeda-beda. Penjelasan pilihan rasional bisa gagal pada level politik, baik karena sekumpulan orang (dengan preferensi yang berbeda-beda) tidak bertindak rasional, atau juga karena ide tentang rasional itu sendiri tidak utuh.

Tanggapan terhadap Model Pilihan Rasional

Pendekatan pilihan rasional yang diaplikasikan di Amerika Serikat dan negara-negara Eropa Barat terbilang sangatlah sukses, penerapannya dilakukan pada voting, formasi koalisi, aspek-aspek konflik tertentu, dll. Walaupun pendekatan ini tergolong sukses, tetapi keberhasilannya masih diragukan jika diterapkan di luar batas demokrasi liberal.

Yang menjadi kelemahan utama dari teori pilihan rasional adalah pada asumsi yang digunakan. Aktor (individu dan institusi, agen dan institusi politik) berasumsi selalu bertindak rasional sehingga beranggapan telah memilih alternatif terbaik dari berbagai pilihan yang ada. Padahal kenyataannya, tidak semua dari mereka bertindak rasional bahkan melakukan kesalahan berulang-ulang.

Ketersedian semua informasi merupakan hal krusial yang sangat dibutuhkan tiap orang sebelum mengambil tindakan agar dapat memilih alternatif terbaik. Hanya saja asumsi ini menjadi persoalan ketika informasi itu dikuasai suatu pihak, karena belum tentu semua orang memperoleh informasi yang sama. Hal inilah menjadi salah satu kelemahan karena sulit ditemui dalam realitas politik.

Kelemahan lain ialah terkait penggunaan analisis level individu atau kolektif. Persoalan preferensi pada level individu terlihat mudah, tetapi jika diterapkan pada level publik yang sifatnya kolektif dan luas maka masalahnya akan lebih rumit. Kompleksitasnya terjadi karena akan dihadapkan dengan masalah-masalah penyatuan preferensi. Secara demokratis, apa yang dianggap terbaik menurut individu belum tentu yang terbaik bagi publik.

Orientasi terhadap efisiensi merupakan komponen utama pendekatan pilihan rasional. Konsep efisiensi kolektif yang dipakai ekonom adalah pareto optimum, yaitu kondisi dimana distribusi tidak bisa dibuat lebih baik tanpa kesejahteraan pihak lain lebih buruk. Konsep ini memiliki kelemahan, terutama tidak peduli dengan keadilan.

Dan yang terakhir, teori ini menganggap masyarakat dan budaya sebagai sesuatu yang sudah tertentu adanya. Menurut McIntyre (1996), rasionalitas bersifat majemuk, artinya berbagai macam rasionalitas berdasar pluralitas budaya, tempat dan waktu, terkadang menjadi tidak bisa rasional dalam budaya, tempat dan waktu yang lain.

McIntyre juga mengungkapkan bahwa dalam kelompok masyarakat terdapat rasionalitas yang berbeda-beda. Kelompok pendidikan rendah seperti di pedesaan biasanya mengambil tindakan dengan pertimbangan praktis-pragmatis, yaitu pemenuhan hasrat yang bersifat jangka pendek. Sedangkan untuk perkotaan cenderung memilih pertimbangan yang bersifat abstrak-substantif yaitu untuk pemenuhan nilai-nilai yang lebih tinggi.

Wiliam H. Riker (1994) mengakui model pilihan rasional mengandung unsur ketidakpastian. Riker memberikan solusi dengan cara mengasumsikan semua pilihan yang ada sudah berisikan alternatif yang mungkin dan relevan, sehingga pelaku dapat memilih alternatif yang dianggapnya terbaik. Akantetapi bisa saja alternatif itu ditafsirkan keliru atau salah dalam memilih alternatif yang tidak sesuai dengan tujuan utamanya. Dari permasalahan inilah Riker kemudian membedakan procedural rationality atau revealed preference (dimana tidak ada tujuan ataupun hasil yang dispesifikasikan sebelumnya) dengan substantive rationality atau posited rationality (dimana tujuan-tujuan tertentu sudah ditentukan sebelumnya)

Kesimpulan

Setelah membaca dan memahami teori pilihan rasional dari buku Deliarnov diatas, dapat terlihat bahwa teori tersebut sebenarnya sudah sejak lama dianalisis oleh pakar-pakar ekonomi politik. Perkembangan dari model teori ini juga mengalami kemajuan dengan luasnya bidang yang mempengaruhinya, seperti budaya, geo politik, sosial dan sebagainya. Sekumpulan individu dengan preferensi yang berbeda tidak dapat menghasilkan preferensi yang konsisten.

Kelebihan dan Kelemahan

Penjabaran yang dilakukan Deliarnov mengenai arti dari Teori Pilihan Rasional penulis menilai kurang lengkap dan detil terpaparkan. Penggunaan tatabahasa juga kurang gamblang sehingga mudah dipahami. Akantetapi dengan banyaknya teori-teori pendukung dari pakar ekonomi politik membuat isi bacaan lebih padat dan luas.

REVIEW BUKU

EKONOMI POLITIK

TEORI PILIHAN RASIONAL

(Drs. Deliarnov, M.Sc)

TUGAS MATA KULIAH

EKONOMI POLITIK PEMBANGUNAN

DOSEN PENGAMPU : Dr. Hardi Warsono, MTP

Dr. Ari Pradhanawati, MS

Yuwanto, Ph. D

DISUSUN OLEH :

NAMA: AYU JAYANTI

NIM: 14020115410016

ANGKATAN: XLIII

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU ADMINISTRASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2015