paradigma pemberdayaan (2013)

48
Paradigma Pemberdayaan Masyarakat

Upload: rully-indrawan

Post on 29-Jan-2018

2.267 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Paradigma pemberdayaan (2013)

Paradigma

Pemberdayaan Masyarakat

Page 2: Paradigma pemberdayaan (2013)

RULLY INDRAWAN, lahir di Bogor 26 Maret 1961. Dosen PNS (IVE) Kopertis IV dpk Unpas, menjadi Guru Besar sejak 2001. Saat ini menjabat

Asdir I Pasca Sarjana Unpas, Staf Ahli Dewan Pertimbangan Presiden RI Bidang Pembangunan dan Otda. Anggota Komite Perencana Propinsi Jabar, Reviewer Penelitian Dikti Kemendikbud, Ketua

Litbang Paguyuban Pasundan, Ketua I Dekopinwil Jabar, Tim Koperasi Award Nasional dlsb.

Rektor IKOPIN (2007-2011).

Unpas, Pembantu Rektor II (2004-

2008); Pembantu Rektor I (2003-

2004); Ketua Lemlit (1994-2004);

Sekretaris Lemlit (1991-1994); dan Sek.Jur. Ekonomi Koperasi FKIP

(1985-1991).

Penghargaaan: Dosen Teladan I Kopertis Wilayah IV dan Finalis Dosen Teladan Nasional (1991).

Bakti Koperasi dari Presiden RI sebagai Rektor IKOPIN (2011). Satya Lencana Pembangunan bidang Perkoperasian dari Presiden RI (2012)

rullyindrawan.wordpress.com

Profesor Assistent di Waseda University Tokyo Jepang (2008-2010).

Wakil Ketua Forum Penelitian Kantor Menpera RI (2008-2010). Staf Ahli

Ketua DPD RI (2007-2010).

Ketua Korpri Kopertis Wilayah IV (2007-2010). Tim Revitalisasi

Koperasi Nasional (2011-2012).

Page 3: Paradigma pemberdayaan (2013)

Sistimatika

1Kemiskinan, Pengangguran,

Ketimpangan, dan Ketergantungan 2Dari Paradigma

Pembangunan ke Paradigma

Pemberdayaan 3Pengenalan Paradigma

Pemberdayaan Masyarakat 4Koperasi dalam

Program Pemberdayaan

Masyarakat

Page 4: Paradigma pemberdayaan (2013)

Kemiskinan, Pengangguran, Ketimpangan, dan Ketergantungan

Page 5: Paradigma pemberdayaan (2013)

Pendapatan

per Capita (US$)772 922 1098 1186 1318 1663 1938 2270 2350 3005 3543

• Namun pertumbuhan ekonomi belum cukup cepat: (a) Dibandingkan periode 1985-1995; (b) Dibandingkan negara lain seperti India dan Cina

• Meskipun terjadi penurunan tingkat kemiskinan dan pengangguran, namun kesenjanganmeningkat.

3.64.5 4.8 5 5.7 5.5 6.3 6

4.66.2 6.5

8.19.1 9.6 9.9 10.26 10.45 9.75

8.46 8.14 7.41 6.8

18.4 18.2 17.4 16.7 16.017.8

16.615.4

14.2 13.3 12.5

3332 32

33 33

3635

3738

41

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Gini

Indeks (%)

Tingkat

Kemiskinan (%)

Pertumbuhan

Ekonomi (% p.a)

Tingkat

Pengangguran (%)

5

Sumber: Suahasil Nazara, FEUI & TNP2K, 2012, Managing Opportunity, Bahan Pertemuan Terbatas tentang Penanggulangan Kemiskinan di Kantor Wantimpres, Jakarta

Page 6: Paradigma pemberdayaan (2013)

Pengeluaran/kapita(Rp/bulan)

ProporsiPenduduk (%)

JumlahPenduduk (Juta)

2003 2010 2003 2010

< 225 ribu 21.9 14 47.1 33.0

225 ribu - 360 ribu 40.4 29.3 86.9 69.1

360 ribu - 720 ribu 32.1 38.5 69.0 90.9

720 ribu - 1,1 juta 3.9 11.7 8.4 27.6

1,1 juta - 1,8 juta 1.3 5 2.8 11.8

1,8 juta - 3,6 juta 0.3 1.3 0.6 3.1

> 3,6 juta 0.1 0.2 0.2 0.5

Miskin & Rentan

KelasMenengah

Kaya

6Sumber: Suahasil Nazara, FEUI & TNP2K, 2012, Managing Opportunity, Bahan Pertemuan Terbatas tentang Penanggulangan Kemiskinan di Kantor Wantimpres, Jakarta

Page 7: Paradigma pemberdayaan (2013)

7

Tren penduduk miskin nasional turun 1996-2011

Page 8: Paradigma pemberdayaan (2013)

Persentase Penduduk Miskin Menurut Provinsi (2011)

3.7 4.25.3 5.8 6.3 6.6 6.8 7.4

8.5 8.5 8.6 8.7 9.0 9.210.310.711.3

13.914.214.214.615.815.816.1

16.917.518.8

19.619.721.2

23.0

31.9 32.0

0

5

10

15

20

25

30

35

Jaka

rta

Bal

i

Kal

sel

Bab

el

Ban

ten

Kal

ten

g

Kal

tim

Kep

pri

Ria

u

Sulu

t

Kal

bar

Jam

bi

Sum

bar

Mal

ut

Suls

el

Jab

ar

Sum

ut

Sulb

ar

Jati

m

Sum

sel

Sult

ra

Jate

ng

Sult

eng

Yogy

a

Lam

pu

ng

Ben

gku

lu

Go

ron

talo

Ace

h

NTB

NTT

Mal

uku

P.B

arat

Pap

ua

Disparitas Tingkat Kemiskinan Antar ProvinsiSangat Tinggi

(Jakarta = 3,75%, Papua = 31,98%, Indonesia = 12.49%)

Contoh: Maluku investasi 6,3% terhadapPDRB, sedangkannasional 32% (2010)

12.5

Disparitas tingkat kemiskinan antar provinsi tinggi

8

Page 9: Paradigma pemberdayaan (2013)

1. Tren penduduk miskin nasional turun 1996-2011;

2. Angka kedalaman kemiskinan mengalami kenaikan;

3. Tren ketimpangan pendapatan memburuk;

4. Disparitas tingkat kemiskinan antar provinsitinggi (2010).

9

Page 10: Paradigma pemberdayaan (2013)
Page 11: Paradigma pemberdayaan (2013)

11

Tahun Gini Ratio Rasio Q5/Q1

2006 0,36 4,81

2007 0,38 5,93

2008 0,37 5,96

2009 0,37 5,85

2010 0,38 6,28

Sejak 2006, rasio 20% penduduk terkaya terhadap 20% penduduk termiskinnaik dari 4,8 menjadi 6,3 kali;

Page 12: Paradigma pemberdayaan (2013)

Majalah bisnis Forbes Asia pada Desember 2011 mempublikasikan 40 orang terkaya di Indonesia dengan minimum kekayaan sebesar US$ 630 juta.

Bila dijumlahkan kekayaan mereka sebesar US$ 85 milyar itu setara dengan 10% dari GDP, naik 18% dari tahun sebelumnya, sementara pertumbuhan GDP “hanya” 6,5%.

12

Page 13: Paradigma pemberdayaan (2013)

Jepang, negara dengan ekonomi terbesar ketiga di dunia, banyak perusahaan berkelas dunia yang menempati urutan teratas perusahaan besar di dunia.

Akan tetapi, berapa banyak orang Jepang yang masuk dalam 500 orang terkaya di dunia berdasarkan majalah Fortune?

Hampir tidak ada, sekalipun ada, berapa banyak bila dibandingkan dengan GDP dan pendapatan per kapita negara tersebut?

13

Page 14: Paradigma pemberdayaan (2013)

1. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) turun, namun Tingkat SetengahPengangguran (TSP) naik;

2. Periode 2007-2011, 60% TPT berusia 15-24 tahun;

3. Struktur Lapangan Kerja tak seimbangdengan Struktur Ekonomi;

4. Di pedesaan 72% rumah tangga miskinbekerja di pertanian dengan tanah sebagaisatu-satunya aset yang dimilikinya.

14

Page 15: Paradigma pemberdayaan (2013)

I. Youth unemployment tinggi (21,4%)II. Partisipasi wanita dalam tenaga kerja rendah;III. Under-employment tinggi, kerja kurang 35 jam/mg;IV. Informal Employment tinggi (59,0% 2010);V. Produktivitas tenaga kerja tumbuh rendah.VI. Employment to population ratio tinggi, produktivitas

tenaga kerja rendah. Tertinggi: DKI Jakarta, Kaltim.VII. Annual sektoral growth rate dgn annual sectoral

employment growth rate timpang;VIII.Bila pengusaha punya 1 assosiasi, buruh punya banyak

serikat yg diusulkan untuk diverifikasi dan dibatasi di Pusat dan Daerah untuk mengefektifkan Tripartite Sistem;

Page 16: Paradigma pemberdayaan (2013)

Rincian 2005 2010

Pengangguran Terbuka (tidak sedang bekerja) 11,9 juta (11,2%) 8,3 juta (7.1%)

Jumlah ½ pengangguran (bekerja <35 jam seminggu) 28,9 juta (30,8%) 33,3 juta (30.7%)

27

28,3

29,6

30,9

32,2

33,5

1/

2 P

en

ga

ng

gu

r (j

uta

org

)

7

8

9

10

11

12

Pe

ng

an

gg

ur

Te

rbu

ka

(ju

ta o

rg)

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

27,7

28,929,2

27,9

28,9 29,1

30,4

31,131,6

33,3

8,0

9,1

9,910,3

11,9

10,9

10,0

9,49,0

8,3

Setenga h Penga nggur Penga nggur Terbuka

1/2 PENGANGGUR DAN PENGANGGUR TERBUKATahun 2001 - 2010

16

Pertumbuhan ekonomi meningkat, pengangguran terbuka turuntapi ½ Pengangguran meningkat

Page 17: Paradigma pemberdayaan (2013)

-

500,000

1,000,000

1,500,000

2,000,000

2,500,000

3,000,000

3,500,000

2007 2008 2009 2010 2011 *)

Jum

lah

pen

gan

ggu

r

Penganggur menurut kelompok umur (total 8 juta)

15 - 19

20 - 24

25 - 29

30 - 34

35 - 39

40 - 44

45 - 49

50 - 54

55 +

31%

29%

17

Putus Asa(TPT 15-24 th)

%

2007 (Ø) 35

2008 (Ø) 29

2009 (Ø) 28

2010 (Ø) 29

Ø = rata-rata nilai Februari dan Agustus

Page 18: Paradigma pemberdayaan (2013)

18

Subsidi Energi

Page 19: Paradigma pemberdayaan (2013)

Kemiskinan

Pengangguran

KetimpanganKETERGANTUNGAN

Struktural

Kultural

Page 20: Paradigma pemberdayaan (2013)

Pengangguran Kemiskinan Ketimpangan

SISTEM SOSIAL

REKONTRUKSI SOSIAL

KELEMBAGAAN EKONOMI

Page 21: Paradigma pemberdayaan (2013)

Perubahan Paradigma dari Pembangunan ke Pemberdayaan

Page 22: Paradigma pemberdayaan (2013)

Otokratis

Demokratis

Reformasi Birokrasi

Supremasi hukum

Pengakuan budaya kelompok

Ekonomi Pasar

Mobilitas vertikal tebuka

Sistem politik terbuka

Desentralisasi

Kekebasan Press

Kekebasan Berbicara dan berserikat

Neo KKN

Extra Ordinary of Law

Konflik Budaya

Homo homini lupus (traficking)

Kejutan budaya

political disaffection

Korupsi berjamaah

Anarkhis/Radikalisme

Laisez faire

Pusat

Daerah

Page 23: Paradigma pemberdayaan (2013)

Krisis Ekonomi1998

Krisis Ekonomi2008

Krisis EkonomiAsia

Krisis EkonomiGlobal

•Utang Luar Negeri

•Privatisasi

•Eksport

•Ekonomi Rakyat

KEMANDIRIAN EKONOMI NASIONAL

Mindset Produksi Lokal

PemberdayaanMasyarakat KelembagaanPemihakan

PembiayaanPendidikan

KemiskinanPengangguran

Ketergantungan

ACFTA

UMKM

Page 24: Paradigma pemberdayaan (2013)

Aspek Konsep pembangunan Konsep pemberdayaan

Bentuk program Crashed program yang bersifat jangka pendek, temporal, dan parsial.

Empowerment jangka menengah dan panjang, berkesinambungan, dan utuh.

Arus ide Topdown, terutama dari pemerintah mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan indikator evaluasi.

Bottom up. Masy sebagai pelaku aktif, pihak luar = fasilitator.

Pembagian dana Semua dikuasai pelaksanadari luar.

Ada blok dana sendiri untuk masyarakat

Struktur kekuasaan Didominasi oleh pemerintah dan elite lokal.

Kekuasaan terdistribusi di seluruh lapisan, termasuk perempuan dan lapisan termiskin.

Asumsi terhadap program

Merupakan aktivitas pokok. Hanya sebagai strategi antara untuk tujuan yang lebih luas dan panjang

Bentuk evaluasi Sentralitas. Hanya mempelajari hambatan-hambatan yang dijumpai dalam pelaksanaan.

Perlu evaluasi normatif dan hasil untuk memahami kedalaman permasalahan.

Penggunahasil evaluasi Hanya untuk pelaksana (pemerintah). Untuk seluruh pihak yang terlibat, terutama untuk masyarakat yang diberdayakan.

Objek evaluasi Terutama hasil yang dicapai pada pemanfaat.

Seluruh pihak: donor, lembaga pemerintah, pembina, pelaksana, dan pemanfaat

Page 25: Paradigma pemberdayaan (2013)

Pengenalan Konsep Pemberdayaan Masyarakat

Page 26: Paradigma pemberdayaan (2013)

Pemberdayaan adalahproses, Cara, Perbuatan sesuatuagar berdaya (berkemampuan; berkekuatan) (Depdiknas. Kamus besar bahasa Indonesia. BP 2002)

Proses Capacity Building dalam Peningkatan fungsidan peran

Page 27: Paradigma pemberdayaan (2013)

Membangun kapasitas masyarakat sebagai modal

sosial

Menyediakan dana untuk pembiayaan usaha masyarakat melalui Block

grand/ BLM

Meningkatkan kelompok wirausahawan di tingkat

masyarakat

Page 28: Paradigma pemberdayaan (2013)

MembuatMampu

(enabling)

Memperlancar(fasilitating)

Berkonsultasi(concultation

Bekerja sama(collaborating)

Membimbing(mentoring)

Mendukung(supporting)

Page 29: Paradigma pemberdayaan (2013)
Page 30: Paradigma pemberdayaan (2013)

Source: Rissel’s model of the critical components of community empowerment and the process by which it can be achieved (from Rissel, 1994: 43).

Page 31: Paradigma pemberdayaan (2013)

Menciptakansuasana yang

memungkinkanpotensi masyarakat

berkembang

Memperkuat potensiatau daya yang

dimiliki olehmasyarakat

Pembangunanprasarana dan

sarana yang dapatdiakses oleh

masyarakat padalapisan paling bawah

Perlindungan danpemihakan kepada

usaha rakyat

Page 32: Paradigma pemberdayaan (2013)

PemetaanPotensi

Analisis Potensi

PenyusunanDesain Model

Sosialisasi danDiseminasi

PembentukanKelompok Usaha

Produktif danKreatif

PenguatanKelembagaan

Keuangan Mikro

Konsultasi danPendampingan

Monitoring danEvaluasi

Tindak Lanjutdan

Pengembangan

Page 33: Paradigma pemberdayaan (2013)

Planning for the community

Planning with the community

Planning by the community

Page 34: Paradigma pemberdayaan (2013)

Keterbatasan Wawasan

Lemahnya etos kerja

pendamping

Mental Ketergantungan

Mementingkan kepentingan

sendiri

Takut Berubah

Page 35: Paradigma pemberdayaan (2013)

Lembagaekonomi

Masyarakat

Tata Kelola

KebutuhanNyata

Masyarakat

PartisipasiMasyarakat

DukunganKebijakan

Pemerintah

Page 36: Paradigma pemberdayaan (2013)

1. Perkuat komitmen konstitusional dalam pembelajaran ekonomi,

2. Perbanyak dan tingkatkan penelitian ekonomi berkarakter kerakyatan,

3. Beri kesempatan seluas-luasnya generasi muda untuk memperdalam ekonomiKerakyatan secara benar

1. Mengkaji ulang berbagai regulasi yang merengut kedaulatan rakyat2. Menasionalisasi aset strategis utk kepentingan bangsa, 3. Revitalisasi koperasi4. Lindungi produksi dalam negeri

1. Penciptaan desa sebagai place prosperity

2. Membangun lembaga penjamin kredit usaha desa,

3. Perkuat lembaga ekonomi pedesaan guna meningkatkan aksesibilitaspembiayaan sektor riil di akar rumput

1. Kembangkan kearifan lokal melalui pemeliharaan infrastrukturekonomi asli masyarakat,

2. Sinergikan natural capital, human capital, sosial capital untukkepentingan masyarakat banyak,

3. Bangun koperasi sejati yang didasari oleh partisipasi anggota

Pendidikan

Pemihakan

Pembiayaan

Kelembagaan

Page 37: Paradigma pemberdayaan (2013)

Lembaga Keuangan Mikro dalam Program Pemberdayaan

Page 38: Paradigma pemberdayaan (2013)

Perpres 15/2010 & Kepres 10/2011

KLASTER IRaskin

(Kesra/Bulog), Jamkesmas (Depkes), Beasiswa

(Diknas), PKH cash transfer conditional

(Depsos)

KLASTER IISosial, community based: PNPM (Kesra)

KLASTER IIIPemberdayaanUsaha EkonomiMikro dan Kecil

KLASTER IVPro Rakyat: Rumah Sangat Murah, Kendaraan

Angkutan Umum, Air Bersih, Listrik, KehidupanNelayan, Kehidupan Masyarakat Miskin

38

Page 39: Paradigma pemberdayaan (2013)

1994/95(milyar)

1995/96(milyar)

1996/97(milyar)

1997/98(milyar)

Total

Anggaran 412,66 441,88 441,08 132,02 1,427,64

39

PNPM MANDIRI*)TAHUN ANGGARAN

(Triliun Rupiah)

2010 12,18

2011 13,14

2012 13,60

2013 13,40

*) Terdiri atas PNPM Perkotaan, PNPM Perdesaan, PPIP/RIS, PISEW

IDT

Page 40: Paradigma pemberdayaan (2013)

40

Pengentasan kemiskinan yang berkelanjutan

Terlibat dalamKegiatan Produksi

Terlibat dalam

Lapangan kerja

Penghidupan(livelihood)

Yang diperlukan:- Modal - Pengetahuan- Infrastruktur- Pemberdayaan- Regulasi yang- Pro poor

Koordinasi antar sektor dan tktPemerintahMensinergikan perencaan danPenganggaran program-program terkait agar pro poor

Penyempurnaan Desain Program-Program Penanggulangan kemiskinan: Harmonisasi program-program

Pemberdayaan masyarakat Pengembangan sistem

jaminan sosial masyarakatmiskin

Pengembangan aksespelayanan dasar

Keterlibatan dlm Duniakerja sebagian besarinformal

Yang dibutuhkan: peningkatanketerampilan & regulasi pasar kerja yang mendukung

Dukungan yang diperlukan- Bantuan pendapatan biladibawah garis kemiskinan

-Memutuskan rantaikemiskinan mil perbaikanantar generasi (PKH)

Page 41: Paradigma pemberdayaan (2013)

• Dana Pemberdayaan Masyarakat yang bersumber dari APBN/APBD tidak cukup kuat untuk menjadi satu-satunya sumber pembiayaan usaha produktif;

• Dana masuk ke pedesaan sangat rendah dan bersifat situasional, dan malahan cenderung timbul gejala “back wash effect”;

• Memanfaatkan bank-bank yang sudah ada sebagai sumber pembiayaan dan pelaksana kredit program pemberdayaan membutuhkan persyaratan yang masih sulit dijangkau oleh kelompok sasaran;

• Belum terelasikannya Lembaga Penjamin Kredit yang mendukung usaha mikro, kecil, dan menengah;

• Terjadi upaya sistimatis untuk melemahkan koperasi sebagai sumber pembiayaan masyarakat.

Page 42: Paradigma pemberdayaan (2013)

Pendukung Permasalahan

1. Lahir dari kebutuhan nyata anggota2. Didanai melalui setoran anggota3. Dikelola oleh anggota4. Mendukung usaha anggota5. Melakukan pendidikan anggota6. Berpotensi untuk membangun

jaringan bisnis antar anggota7. Balas jasa atas partisipasi8. UU baru yang lebih terbuka9. Pengalaman masa krisis10. Pengalaman di negara lain

1. Bantuan pemerintah bersifat artifical dan bermuatan kepentingan;

2. Citra buruk3. Stigmatisasi poilitik masa lalu4. Dasar hukum yang dimiliki lemah dan

mudahnya dimasuki oleh pelaku yang berniat mencari keuntungan dan tidak bertanggung jawab,

5. Lemahnya posisi dalam melakukan transaksi dan perjanjian perbankan;

6. Lambatnya kaderisasi7. Lemahnya dukungan kebijakan

pendidikan di persekolahan formal8. Lemahnya koordinasi antar institusi

pelaksana kegiatan pemberdayaan

Page 43: Paradigma pemberdayaan (2013)

• Sekitar 50 persen hasil pertanian global dipasarkan melalui koperasi.• ICA dalam Laporan Global 300 tahun 2011, yang mengumumkan bahwa 300

terbesar koperasi di dunia mampu menciptakan pendapatan kolektif sebesar$ 1,6 triliun, yang berarti sebanding dengan PDB ekonomi kesembilan terbesardi dunia.

• Perancis adalah negara dengan kontribusi koperasi terbesar yakni 28%, disusulUSA sebesar 16%. Perusahaan koperasi pun menggeliat menjadi raksasaeknomi dunia, sebut saja Credit Agricole Group (koperasi di Perancis yang bergerak di simpan pinjam) penghasilan satu tahun sekitar 103,5 triliunrupiah. Masih di Perancis Groupe Caisse D'Epargne yang mencapai 58,50 triliun rupiah. Atau Zen-Noh (National Federation of Agricultural Co-operatives) Jepang sebesar 56,99 triliun rupiah.

• Sekjen PBB, Ban Ki-moon, menyatakan bahwa "Cooperatives are a reminder to the international community that it is possible to pursue both economic viability and social responsibility”.

Page 44: Paradigma pemberdayaan (2013)

Sumber data: BPR (Bank Indonesia, Des. 2010), BPRS (Bank Indonesia, Des. 2010), BMT (Pinbuk, 2010; Dekopinda Jabar, 2010; Inkopsyah, 2010, Bank

Indonesia, 2010, Dinas Kop dan UKM Jabar, 2010; Smecda, 2009; Jalins, 2010 & Dinas Kop dan Pasar Kab Garut, 2010), KSP (Dinas Kop dan UKM Jabar, 2010; Kemenkop

UKM, 2010; Induk KSP, 2009, Smecda, 2005-2009; Deptan, 2010: Dinas Kop dan UKM Kab Bandung, 2010; Dekopinda, 2010). Kopdit (Dinas Kop UKM Kab Bandung,2010;

Dekopinda, 2010; Puskopdit Jabar, 2010; Puskopdit Bogor-Banten, 2010). PDPK (Biro Perekonomian Pemprov Jabar, 2010). LKM-A (Dinas Kop dan UKM Jabar, 2010).

LKM-S (Dinas Kop dan UKM Jabar, 2010). BKD (Bank Indonesia, 2010). LKM Program (Dinas Kop UKMJabar, 2010), Bumdes (Dinas Kop UKM, 2010)

LKM Program : UPK-BKM, BKM PWK, LPM, BPE B2KK

NO Jenis LKM Populasi LKMSampel

Responden

1 Bank Perkreditan Rakyat 376 37

2 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah 28 12

3 Baitul Maal wa Tamwil (KJKS) 560 30

4 Koperasi Simpan Pinjam 499 27

5 Koperasi Kredit (CU) 106 15

6 PDPK 42 10

7 LKM-Agribisnis 30 5

8 LKM-Sosial 30 5

9 BKD 521 22

10 LKM-Program 61 7

11 Bumdes 16 5

2269 175Total

Page 45: Paradigma pemberdayaan (2013)

BPR BMT KSP KOPDIT PDPK LKMA LKMS BKDLKM

ProgramBUMDes

Rata-rata

Pinjaman

(Ribuan Rp.)

13,005.06 2,886.71 40,399.13 7,504.42 3,486.16 928.20 1,269.89 668.98 665.36 599.23

Rata-rata

Peminjam 1,916 539 831 964 592 117 40 210 253 70

- Peminjam laki-

laki 66% 54% 57% 52% 68% 59% 53% 37% 27% 60%

- Peminjam

perempuan 34% 46% 43% 48% 32% 41% 47% 63% 73% 40%

Rata-rata

Simpanan

(ribuan Rp.)

1,347.25 823.95 976.72 3,496.28 618.05 336.69 128.58 221.83 40.48 11.90

Rata-rata

penyimpan 4,914 1,079 999 1,091 1,035 114 93 125 224 13

- Penyimpan

laki-laki 55% 44% 42% 52% 64% 61% 47% 40% 23% 67%

- Penyimpan

perempuan 45% 56% 58% 48% 36% 39% 53% 60% 77% 33%

(Sumber: Bank Indonesia “Penelitian Pemetaan Dan Identifikasi Kebutuhan Peningkatan Kapasitas LKM Jabar 2011”)

(orang)

(orang)

(org)

(org)

(orang)

(org)

Koperasi (KSP dan Kopdit) berperan besar dalam menghimpun dana masyarakat dan menyalurkan pinjaman

Page 46: Paradigma pemberdayaan (2013)

46

LKM

BANK

BPRLandasan Hukum : UU 10/1998 ttg PerbankanPerijinan : Bank IndonesiaPengawasan : Bank Indonesia sesuai UU 23/1999

BRI Unit DesaLandasan Hukum : UU 10/1998 ttg PerbankanPerijinan : Bank IndonesiaPengawasan : BRI atas nama Bank Indonesia

LDKP (Lembaga Dana dan Kredit Pedesaan)Landasan Hukum : Peraturan Daerah Tk IPerijinan : Pemerintah Daerah Tk IPengawasan : BPD

KSP (Koperasi Simpan Pinjam) dan USP (Unit Simpan Pinjam)Landasan Hukum : UU 25/1992 ttg PerkoperasianPerijinan : Meneg Koperasi dan UKMPengawasan : Meneg Koperasi dan UKM

BKD (Badan Kredit Desa)Lembaga berbasis keswadayaan binaan BRI

LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) dan ARISAN

FORMAL

NON FORMAL

Page 47: Paradigma pemberdayaan (2013)

LPBK beroperasi menyalurkan kredit kepada kelompok sasaran/anggota KSM yang adalah juga pemilik LPBK

Lembaga pembiayaan (Bank) beroperasi sebagai penggerak dan pengambil inisiatif awal dalam pem-berian kredit

Dalam melayani UPM LPBK atau KSM bergerak mendekati Bank dan sebaliknya

Bank mencoba menjangkau UPM

UPM mengorganisasikan dirinya agar memiliki akses ke sumber pembiayaan

Usaha Produktif Masyarakat (UPM) mendapatkan fasilitasi akses ke sumber pembiayaan

Fungsi fasilitasi pembiayaan didorong oleh inisiatif LPBK atau KSM

Fungsi fasilitasi pembiayaan merupakan inisiatif Bank

Fungsi fasilitasi pembiayaan hanya merupakan salah satu aktivitas kelompok

Fungsi fasilitasi pembiayaan merupakan penugasan dan tugas satu-satunya (paling tidak pada tahap awal)

Masing-masing pelaku tetap sebagai pemilik masing-masing asset

Bank tetap sebagai pemilik sistem dan subsistem intermediary

Pemakai jasa adalah juga pemilik LPBK berikut assetnya

Pemakai jasa semata-mata merupakan kelompok sasaran, bukan pemilik LPKP

Bank dan LSM merupakan co-actor LPBK yang diorganisasikan oleh MBR dalam rangka pemberian kredit

LPKP beroperasi menyalurkan kredit kepada kelompok sasaran / anggota KSM yang akan difasilitasi

Karakteristik

Pengembangan linkage antara LPBK dengan Perbankan

Pengoperasian Lembaga Pembiayaan Formal (Bank) sbg. Intermediary

Pembentukan Lembaga Pembiayaan Berbasis Komunitas (LPBK)

Pembentukan Lembaga Penyalur Kredit Produktif

Fokus

SKENARIO

Catatan: Masing-masing skenario memiliki problem dan hambatanLSM = Lembaga Swadaya Masyarakat; KSM = Kelompok Swadaya Masyarakat; UPM = Usaha Produktif MasyarakatSEWA = Self Employed Women’s Association; CESA=Centre for Agriculture Services

Badan Pengelola CoBILD(Indonesia)

Grameen Bank, (Bangla-Desh); SEWA Bank (India); Self-Managed Village Banks(Gambia and Mali)

Syndicate Bank of India (India); CESA (Ecuador); Agricul-ture Development Bank (Nepal); BRI (nd.)

Diviseema (India); the Bank Bukopin through its Swamitra program (Indonesia)

Contoh

1 2 3 4

Page 48: Paradigma pemberdayaan (2013)

What’s Your Message?HATUR NUHUN