paradigm a 1

29
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Definisi Paradigma Paradigma berasal dari bahasa Latin atau Yunani, paradigma yang berarti model atau pola. Paradigma juga berarti pandangan hidup, pandangan suatu disiplin ilmu atau profesi paradigma. Menurut kamus besar bahasa Indonesia edisi ke-3, paradigma adalah kerangka berfikir. Paradigma kebidanan adalah suatu cara pandang bidan dalam memberi pelayanan. Pengertian paradigma menurut Patton (1975) : “A world view, a general perspective, a way of breaking down of the complexity of the real world” (suatu pandangan dunia, suatu cara pandang umum, atau suatu cara untuk menguraikan kompleksitas dunia nyata). Pengertian paradigma menurut Robert Friedrichs (1970) : Suatu pandangan yang mendasar dari suatu disiplin ilmu tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari. Pengertian paradigma menurut George Ritzer (1980) : Pandangan yang mendasar dari para ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari oleh salah satu cabang atau disiplin ilmu pengetahuan. Lebih lanjut Ritzer mengungkapkan bahwa paradigma membantu merumuskan tentang apa yang harus dipelajari,

Upload: nafi-ruhmita

Post on 25-Nov-2015

44 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

1. Definisi ParadigmaParadigma berasal dari bahasa Latin atau Yunani, paradigma yang berarti model atau pola. Paradigma juga berarti pandangan hidup, pandangan suatu disiplin ilmu atau profesi paradigma.Menurut kamus besar bahasa Indonesia edisi ke-3, paradigma adalah kerangkaberfikir. Paradigma kebidanan adalah suatu cara pandang bidan dalam memberipelayanan.Pengertian paradigma menurut Patton (1975) : A world view, a general perspective, a way of breaking down of the complexity of the real world (suatu pandangan dunia, suatu cara pandang umum, atau suatu cara untuk menguraikan kompleksitas dunia nyata).Pengertian paradigma menurut Robert Friedrichs (1970) : Suatu pandangan yang mendasar dari suatu disiplin ilmu tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari.Pengertian paradigma menurut George Ritzer (1980) : Pandangan yang mendasar dari para ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari oleh salah satu cabang atau disiplin ilmu pengetahuan. Lebih lanjut Ritzer mengungkapkan bahwa paradigma membantu merumuskan tentang apa yang harus dipelajari, persoalan-persoalan yang harus dijawab, bagaimana harus menjawabnya, serta aturan-aturan apa yang harus diikuti dalam menginterpretasikan informasi yang harus dikumpulkan informasi yang dikumpulkan dalam menjawab persoalan-persoalan tersebut.Dari pengertian ini dapat disimpulkan, dalam suatu cabang ilmu pengetahuan dimungkinkan terdapat beberapa paradigma. Artinya dimungkinkan terdapatnya beberapa komunitas ilmuwan yang masing-masing berbeda titik pandangnya tentang apa yang menurutnya menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari dan diteliti oleh cabang ilmu pengetahuan tersebut.

Pengertian paradigma menurut Masterman diklasifikasikan dalam 3 pengertian paradigma :1. Paradigma metafisik yang mengacu pada sesuatu yang menjadi pusat kajian ilmuwan.2.Paradigma sosiologi yang mengacu pada suatu kebiasaan sosial masyarakat atau penemuan teori yang diterima secara umum.3. Paradigma konstrak sebagai sesuatu yang mendasari bangunan konsep dalam lingkup tertentu, misalnya paradigma pembangunan, paradigma pergerakan dll..Masterman sendiri merumuskan paradigma sebagai pandangan mendasar dari suatu ilmu yang menjadi pokok persoalan yang dipelajari (a fundamental image a dicipline has of its subject matter).

2. Perubahan Paradigma KesehatanParadigma berkembang sebagai hasil sintesa dalam kesadaran manusia terhadap informasi-informasi yang diperoleh baik dari pengalaman ataupun dari penelitian. Dalam perkembangan kebijaksanaan pembangunan kesehatan maka memasuki erar eformasi untuk Indonesia baru telah terjadi perubahan pola pikir dan konsep dasar strategis pembangunan kesehatan dalam bentuk paradigma sehat.a. Kebijakan Pembangunan KesehatanPerhatian terhadap permasalahan kesehatan dengan perubahan paradigma sakit yang dianut oleh masyarakat ke paradigma sehat guna meningkatkan derajat kesehatanMeningkatkan daya tangkal dan daya juang pembangunan kesehatan, maka tinjauan kembali merupakan suatu keharusan. Dengan adanya perubahan pemahaman akan konsep sehat sakit, dan semakin kayanya kasanah keilmuan tentang determinan penyakit yang multifaktorial mengharuskan kita untuk meninjau kembali dan merubah paradigma pembangunan kesehatan yang hanya mengutamakan pelayanan kesehatan yang bersifat kuratifdan rehabilitatif dengan paradigma pembangunan kesehatan baru yaitu paradigma sehat.

b. Perubahan ParadigmaParadigma tentang Makna Sehat Paradigma LamaParadigma tentang Makna Sehat Paradigma Baru

Sehat apabila tidak mengalami disfungsi organ atau alat tubuhSehat suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental, sosial, dan spiritual tidak hanya bebas dari penyakit atau kelainan

Penyembuhan penyakit dalam jangka panjangProgram kesehatan yang lebih efektif dengan model-model pembinaan kesehatan (Health Development Model)

Kebijakan kesehatan lama dengan upaya kuratif dan rehabilitatifKebijakan Kes.Baru meningkatkan upaya promotif-preventif-protektifdengan pendekatan pro-aktif

Pendekatan masalah kesehatan sulit cenderung individualPendekatan mas.kes pendekatan holistic yang lebih luas menyeluruhterhadap masyarakat secara kolektif

Sektor kesehatan merupakan sektor konsumtifSektor kesehatan merupakan sektor produktif

Paradigma kebidanan pada persalinan paradigma lamaParadigma Kebidanan pada persalinanParadigma Baru

Pertolongan persalinan dialukukan oleh dukun bayiPertolongan persalinan tidak boleh dilakukan oleh dukun bayi,namunbidan merangkul para dukun bayi untuk bermitra

Pertolongan persalinan normal 60 langkahPertolongan persalinan normal dengan 58 langkah melalui pelatihan APN

Bayi lahir langsung dimandikan. Bayi lahir setelah dimandikan langsung dibedongMenilai kondisi bayi, antara lain:Mengkondisikan suasana nan hangatMemberikan ASI langsung setelah bayi lahir

Bayi tidak diberikan injeksi vitamin K1, salep mata antibiotik danimunisasi Hb 0.Memastikan bayi diberikan injeksi vitamin K1, salep mata antibiotik danimunisasi Hb0

Pemasangan gurita karena dianggap mencegah perut buncit danterjadinya pusar bodongTidak boleh penggunaan gurita karena akan membahyakan kesehatanbayi terutama organ dada dan perut bayi

Dengan dibedong, dengan kuat tidak longgar agar tidak masuk angindan tidur nyenyakBoleh dibedong asalkan longgar bedong tak akan jadi masalah. Jikamembedongnya terlalu kuat, hal itu akan menghambat gerakan bayi danmembuatnya susah bernapas karena tertekan

menjemur bayi dipagi hari untuk menghilangkan kuningcukup punggungnya saja yang sudah ditelanjangi untuk dijemur.Waktunya pun sebaiknya sebelum jam 9 pagi, di mana sinar biru yangterdapat pada sinar matahari masih ada. Sinar biru ini bisa membantulever menurunkan kadar bilirubin. Namun, jangan sampai sinar mataharimenerpa langsung mata anak, karena bisa merusak retinanya.jika bayitidak kuning tidak perlu dijemur

perawatan tali pusat bayi harus diberikan antiseptik (Bethadine) ataualkhoholdan dibungkus dengan kain kasa dan dilakukan terusmenerus sampai tali pusat puputPerawatan tali pusat dilakukan sebagai berikut :1.Mandikan bayi, gosok tali pusat dengan sabun2.Keringkan dan bersihkan dengan alkohol 70%.3.Biarkan dalam keadaan terbuka, tidak usah dibungkus-bungkus,kecuali infeksi.4.Jangan pakaikan bedak, abu gosok, atau dikunyahkan sirih dansebagainya, nanti malah jadi tetanus dan sarang kuman

paradigma memisahkan ibu setelah bayi lahir sekarang sudahditinggalkan dan dialihkan ke Rooming In untuk menjalin keakrabranbatiniah antara ibu dan bayiPemberian ASI harus dimulai di meja persalinan. Ibu dari bayiharus diselimuti agar tetap hangat. Biarkan ibu mendekap bayinya danbayi mengisap payudara.Tindakan Rooming In untuk menjalin keakrabran batiniah antara ibu danbayi melalui Iisiasi menyusui dini (IMD) pada BBL

Langsung dipotong setelah dimandikan dengan benang atau guntingDalam 58 langkah pesalinan normal dipaparkan sebagai berikut :Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepitkembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.Dengan satu tangan. Pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perutbayi), dan lakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut.Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisikemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnyadengan simpul kunci pada sisi lainnya

Bayi kedinginan dibedong dan dibawah pulangBayi yang dilahirkan prematur memang membutuhkan perawatan intensifmaupun semi intensif di rumah sakit. Namun jika keadaanmemungkinkan, bayi prematur juga bisa dirawat di rumah

Bayi baru lahir dipisahkan dari ibu untuk dimandika dan dibedonguntuk meminimalisir kedinginanInkubator bukan satu-satunya solusi bagi perawatan bayi prematur ataubayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Menempelkan bayi padadada telanjang ibu dan ayahnya juga bisa menjadi inkubator alami.Perawatan semacam ini disebut skin to skin care, atau Metode Kanguru.Memang perlu adaptasi, namun bisa dilatih dan berdampak positif bagibayi

Norma keluarga kecil bahagia sejahtera (NKKBS)Keluarga berkualitas tahun 2010Keluarga berkualitas sesuai dengan MDGs 2015

Pemaksaan pilihan wanita dalam memakai kb dan alat kb yang dipilihPendekatan secara kemitraan antara bidan dan ibu dalam pengambilankeputusan memakai dan aseptor KB yang digunakan

Memberikan tindakan yang dipilih ibu tanpa informasi lebih lanjutKonseling yang bermutu dan terpadu dalam pemberian informasi sertaadvokasi pada pilihan ibu

Sumber: Suwisti Sakir S,KM

3. Pengertian Paradigma SehatSehat adalah suatu keadaan sejahtera badan,jiwa dan social yang memungkinkansetiap orang hidup produktif secarasocial ekonomi (UU Kesehatan nomor 23 tahun 1992).Paradigma sehat adalah cara pandang, pola pikir, atau model pembanguan kesehatan yang memandang masalah kesehatan saling terkait dan mempengaruhi banyak faktor yang bersifat lintas sektoral dengan upaya yang lebih diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan, serta perlindungan kesehatan, tidak hanya pada upaya penyembuhan penyakit atau pemulihan kesehatan.Paradigma sehat mengubah cara pandang terhadap masalah kesehatan baik secara makro maupun mikro. Secara makro, berarti bahwa pembangunan semua sektor harus memperhatikan dampaknya dibidang kesehatan, minimal memberi sumbangan dalam pengembangan lingkungan dan perilaku sehat. Secara makro, berarti bahwa pembangunan kesehatan harus menekankan pada upaya promotif dan preventif, tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilatif.Lebih dari itu, paradigma sehat adalah bagian dari pembangunan peradaban dan kemanusiaan secara keseluruhan. Paradigma sehat adalah perubahan mental dan watak dalam pembangunan.Paradigma sehat adalah perubahan sikap dan orientasi ( mindset ), yaitu sebagai berikut:1. Pola pikir yang memandang kesehatan sebagai kebutuhan yang bersifat pasif, menjadi sesuatu yang bersifat aktif, yang mau tidak mau harus diupayakan, karena kesehatan merupakan keperluan dan bagian dari hak asasi manusia (HAM).2. Sehat bukan hal yang konsumtif, melainkan suatu investasi karena menjamin tersedianya SDM yang produktif secara sosial dan ekonomi.3. Kesehatan yang semula hanya berupa penanggulangan yang bersifat jangka pendek ke depannya akan menjadi bagian dari upaya pengembangan SDM yang bersifat jangka panjang.4. Pelayanan kesehatan tidak hanya pelayanan medis yang melihat bagian dari yang sakit/penyakit, tetapi merupakan pelayanan kesehatan paripurna yang memandang manusia secara utuh.5. Kesehatan tidak hanya sehat jasmani, tetapi juga sehat mental dan sosial.6. Pelayanan kesehatan tidak lagi terpecah-pecah (fragmented), tetapi terpadu (integrated).7. Fokus kesehatan tidak hanya penyakit, tetapi juga bergantung pada permintaan pasar.8. Sasaran pelayanan kesehatan bukan hanya masyarakat umum (pelayanan kesehatan pada fasilitas kesehatan umum), melainkan juga masyarakat swasta (pelayanan kesehatan untuk perorangan/pribadi, misalnya homecare ).9. Kesehatan bukan hanya menjadi urusan pemerintah, melainkan juga menjadi urusan swasta.10. Biaya yang ditanggung pemerintah adalah untuk keperluan publik (seperti pemberantasan penyakit menular, penyuluhan kesehatan), sedangkan keperluan lainnya perlu ditanggung bersama dengan pengguna jasa.11. Biaya kesehatan bergeser dari pembayaran setelah pelayanan menjadi pembayaran di muka dengan model Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat.12. Kesehatan tidak hanya berfungsi sosial, tetapi juga dapat berfungsi ekonomi.13. Pengaturan kesehatan tidak lagi diatur dari atas (top down), tetapi berdasarkan aspirasi dari bawah (bottom up).14. Pengaturan kesehatan tidak lagi tersentralisasi, tetapi telah terdesantralisasi.15. Pelayanan kesehatan tidak lagi bersifat birokratis tetapi entrepreuner.16. Masyarakat tidak sekedar ikut berperan serta, tetapi telah berperan sebagai mitra.a. Dasar Pemikiran Paradigma SehatHidup sehat adalah hak asasi manusia, artinya sehat merupakan sesuatu yang sangat esensial dalam diri manusia yang perlu dipertahankan dan dipelihara. Sehat merupakan suatu investasi untuk kehidupan yang produktif. Sehat bukanlah hal yang konsumtif, melainkan prasyarat agar hidup kita menjadi berarti, sejahtera dan bahagia.Kesehatan merupakan salah satu dari tiga faktor utama yang sangat menentukan kualitas sumber daya manusia, disamping pendidikan dan pendapatan (ekonomi). Oleh karena itu, kualitas kesehatan perlu dipelihara dan ditingkatkan.Sehat juga merupakan karunia Tuhan yang perlu disyukuri. Mensyukuri karunia dapat ditunjukan dengan perkataan, perasaan, dan perbuatan. Bersyukur dengan perbuatan ditunjukan dengan memelihara kesehatan dan berupaya untuk meningkatkannya.Memelihara dan meningkatkan kesehatan lebih efektif daripada mengobati penyakit. Oleh karena itu, upaya peningkatan kesehatan (promosi) dan pencegahan penyakit (preventif) perlu ditekankan tanpa mengesampingkan upaya penyembuhan dan pemulihan.Derajat kesehatan dipengaruhi oleh faktor lingkungan perilaku, pelayanan kesehatan, dan keturunan. Faktor lingkungan dan perilaku memiliki konstribusi yang sangat besar terhadap kualitas derajat kesehatan. Di pihak lain, faktor lingkungan dan perilaku terkait dengan banyak sektor di luar kesehatan. Oleh karena itu, perlu diperhatikan dampak pembangunan semua sektor dibidang kesehatan.Adanya transisi demografis dan epidemologis, tantangan global dan regional, perkembangan iptek, tumbuhya era desentralisasi, serta maraknya demokratisasi disegala bidang, mendorong perlunya upaya peninjauan kebijakan yang ada serta perumusan paradigma baru dibidang kesehatan.

Prinsip Pokok Paragdima Sehat1.Pembangunan nasional yangdilaksanakan harus berwawasankesehatan.2.Upaya kesehatan yang lebihdiutamakan adalah upaya promotif danpreventif.3.Kelompok sasaran yang lebihdiutamakan adalah kelompokmasyarakat yang sehat.

Pedoman paradigma sehat1. Berupaya mendorong peran serta sektorlain dalam pembangunan kesehatan.2. Berupaya untuk lebih meningkatkanefektivitasdan efisiensi upaya kesehatan.3. Dalam paradigma sehat tindakan promotif-preventif lebih ditekankan karena ada lebih banyak orang yang sehat dibandingkan dengan orang yang sakit ( sekitar 80%) dan juga tindakan preventif jauh lebih murah dibandingkan dengan pengobatan dan rehabilitasi pada orang yang sakit.4. Tindakan preventif atau pencegahan dipelajari dalam ilmu kedokteran pencegahan (Winslow 1920), yaitu ilmu dan keterampilan untuk mencegah penyakit, memperpanjang usiahidup, memelihara kesehatan jasmani dan rohani sertameningkatkan efisiensi, adapun tujuannya untukmenciptakan positive health (mencegah timbulnya penyakit danmewujudkan keadaan sehat yang optimal).Sebelumnya pembangunan kesehatan cenderung menggunakan paradigma sakitdengan menekankan upaya-upaya pengobatan (kuratif) terhadap masyarakatIndonesia. Perubahan paradigma kesehatan dan pengalaman kita dalam menanganimasalah kesehatan di waktu yang lalu, memaksa kita untuk melihat kembaliprioritas dan penekanan program dalam upaya meningkatkan kesehatan pendudukyang akan menjadi pelaku utama dan mempertahankan kesinambunganpembangunan.Untuk membentuk manusia Indonesia menjadi sumber daya manusiasehat-produktif-kreatif, kita harus berfikir dan agak berbeda dengan apa yang kitalakukan sekarang. Kita perlu re-orientasi dalam strategi dan pendekatan.Pembangunan penduduk yang sehat tiadk bias dilakukan melalui pengobatan yangsedikit saja.Berdasarkan pemahaman situasi dan adanya perubahan terhadap konsepsehat sakit serta makin kayanya khasanah ilmu pengetahuan dan informasi tentangdeterminan kesehatan yang bersifat multifaktural, telah mendorong pembangunankesehatan nasional kearah paradigma baru, yaitu pardigma sehatParadigma adalah pemikiran dasar sehat, berorientasi pada peningkatandan perlindungan penduduk sehat dan bukan hanya penyembuhan orang sakit,sehingga kebijakan lebih ditekankan pada upaya promotif dan preventif denganmaksud melindungi dan meningkatkan orang sehat menjadi lebih sehat dan lebihnproduktif serta tidak jatuh sakit karena adanya upaya preventif. Sehingga perludiupayakan semua polecy pemerintah selalu berwawasan kesehatan denganmottonya menjadi Pembangunan Berwawasan Kesehatan. Paradigma sehatdiharapkan menjadi suatu cara pandang baru masyarakat yang merupakanperubahan pandang terhadap konsep sehat sakit. Paradigma sehat dijadikan sebagaisuatu komitmengerakan nasional segenap masyarakat sehingga betul-betul kesehatanmenjadi tanggung jawab bersama (shared responsibility) yang mengacu pada prinsip-pronsip kemitraan ( partner ship).

4. Pengertian Paradigma Asuhan Kebidanan

Dalam memberikan pelayanan bidan berpegang pada paradigma, yaitu suatu cara pandang terhadap manusia/ wanita, lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan/ kebidanan dan keturunan. Pada paradigma kebidanan, bidan bermitra dan melindungi perempuan sehingga dalam praktiknya bidan harus sensitif terhadap kebutuhan atau masalah yang ada pada perempuan (Nurhayati, dkk, 2012). Paradigma kebidanan adalah suatu cara pandang bidan dalam memberi pelayanan. Keberhasilan pelayanan tersebut dipengaruhi oleh pengetahuan dan cara pandang bidan dalam kaitan atau hubungan timbal balik antara manusia/wanita, lingkungan, perilaku, pelayanan kebidanan.(Suryani Soepardan, 2008; 27)

5. Komponen Paradigma KebidananMenurut Sofyan, dkk (2006), komponen paradigma kebidanan adalah Manusia/Wanita, Lingkungan, Perilaku, Pelayanan kebidanan dan Keturunan. Untuk menjelaskan teori-teori tersebut perlu mempertimbangkan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut : Bagaimana saya berfikir tentang orang-orang yang saya rawat Bagaimana saya berfikir tentang kesehatan Bagaimana saya berfikir tentang praktik bidan (Nurhayati, dkk, 2012).

Pikiran-pikiran ini dihubungkan dengan disiplin ilmu dan pengalaman kita sebagai wanita dan perilaku yang dikembangkan dangan lingkungan.Bidan dalam melaksanakan pelayanan kebidanan berpedoman pada paradigma yang di dalamnya terdapat 4 konsep dasar kebidanan yaitu manusia, kesehatan, lingkungan dan kebidanan.1. Manusia/WanitaManusia adalah makhluk bio-psiko-sosial-kultural dan spiritual yang utuh serta unik, yang memiliki kebutuhan dasar bervariasi sesuai dengan tingkat perkembangannya (Soepardan, 2008).Makhluk biopsikososial berasal dari kata :a. bios yang artinya hidup. Manusia merupakan suatu susunan sel hidup yang membentuk suatu sistem organ tubuh (misalnya muskuloskeletal, pernafasan, dan pendernaan). Manusia memiliki kebutuhan agar tetap hidup dan tidak lepas dari hukum alam, yaitu dilahirkan, berkembang dan akhirnya mati.b. Psiko berasal dari kata psyche yang artinya adalah roh, jiwa, atau sukma. Manusia mempunyai daya pikir atau kecerdasan dan kebutuhan psikologis agar pribadinya dapat berkembang (penghargaan, dicintai, rasa aman, disiplin, belajar).c. Sosial berasal dari kata socius yang artinya teman. Artinya, manusia hidup bersama-sama dengan orang lain, keluarga, kelompok kecil mempunyai kebudayaan dan bermasyarakat. Manusia dipengaruhi dan beradaptasi dengan lingkungan.d. Kultural artinya adalah makhluk yang berbudaya atau memiliki kebiasaan-kebiasaantertentue. Spiritual artinya makhluk secara fitra (suci) yang akan selalu membutuhkan Tuhan sebagai sandaranf. Utuh artinya pandangan kita sebagai makhluk biopsikososial, kultur dan spiritual tersebut harus dipandang secara menyeluruh, tidak hanya dipandang dari segi biologisnya saja, atau psikologisnya saja karena sisi tersebut menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.g. Unik artinya makhluk yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, baik dari segi bio, psiko, sosial, kultural maupun spiritualnya.

Manusia merupakan penerima asuhan kebidanan, baik langsung maupun tidak langsung. Setiap manusia memiliki identitas yang berbeda. Sebagai anggota keluarga dan masyarakat, manusia selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Perilaku dan respons dipengaruhi oleh latar belakang sosial budaya, keyakinan agama, pola hidup, nilai-nilai kemampuan, minat, serta pengalaman. Pola perilaku ditentukan oleh semua pengaruh tersebut sehingga membentuk keunikan masing-masing individu (Nurhayati, dkk, 2012).Setiap manusia harus dihargai karena mempunyai nilai, martabat, dan mempunyai hak untuk memperoleh kesehatan, kebahagiaan, cinta, rasa aman, tujuan dan kebebasan. Manusia yang menjadi sasaran praktik kebidanan adalah wanita/ibu (Nurhayati, dkk, 2012).Wanita/ibu adalah penerus generasi keluarga dan bangsa sehingga keberadaan wanita yang sehat scara jasmani dan rohani serta sosial sngat diperlukan. Wanita/Ibu adalah pendidik pertama dan utama dalam keluarga. Kualitas manusia sangat ditentukan oleh keberadaan dan kondisi seorang wanita/ibu dalam keluarga (Soepardan, 2008).Manusia (Wanita) merupakan fokus dari pelayanan kebidanan, bertindak sebagai klien yang merupakan makhluk bio-psiko-sosial dan spiritual yang komprehensif. Wanita memiliki sifat yang unik, dengan kebuthan yang berbeda-beda sesuai dengan masing-masing tingkat perkembangan (Nurhayati, dkk, 2012).2. LingkunganMenurut Nurhayati, dkk (2012), Lingkungan ini dipakai dalam arti seluas-luasnya. Lingkungan luar (eksternal) diantaranya adalah mikroorganisme, cuaca, kejadian sehari-hari, hubungan dengan teman dan keluarga, pengalaman, pendidikan, dan pekerjaan termasuk segala sesuatu yang dapat mempengaruhi lingkungan internal manusia.Lingkungan dalam (internal) terletak dalam tubuh dan mempengaruhi sikap atau perilaku manusia. Manusia tidak pernah statis, ia selalu berubah untuk menghadapi pengaruh yang selalu ada dalam tubuh maupun lingkungan luarnya. Teori Maslow menyebutkan bahwa setiap orang berusaha keras untuk mendapatkan segala sesuatu yang sanggup dicapainya. Ia menjelaskan mengenai urutan (hierarki) kebutuhan.

Teori Maslow ini menunjukkan bahwa manusia senantiasa berkembang sehingga dapat mencapai potensi yang setinggi-tingginya. Kebutuhan dalam sketsa ini tidak dapat tumbuh dan berkembang sepenuhnya sampai yang lebih rendah sudah cukup terpenuhi.Menurut Sofyan, dkk (2006), Lingkungan merupakan semua yang ada di lingkungan dan terlibat dalam interaksi individu pada waktu melaksanakan aktivitasnya. Lingkungan tersebut meliputi lingkungan fisik, lingkungan psiko sosial, lingkungan biologis, dan lingkungan budayaa. Lingkungan fisikLingkungan fisik adalah segala bentuk lingkungan secara fisik yang dapat mempengaruhi perubahan status kesehatan seperti adanya daerah-daerah wabah, lingkungan kotor, dekat pembuangan air llimbah, atau sa,pah dan lain-lain. Lingkungan ini jelas dapat mempengaruhi kebutuhan dasar manusia dalam bentuk keamanan dan keselamatan dari bahaya yang dapat ditimbulkannya.b. Lingkungan psiko sosialLingkungan psiko artinya keadaan lingkungan yang dapat menyebabkan gangguan psikologis seseorang seperti lingkungan yang kurang aman yang mengakibatkan kecemasan dan ketakutan akan bahaya yang ditimbulkannya. Lingkungan sosial (masyarakat yang luas serta budaya) dapat mempengaruhi status kesehatan seseorangc. Lingkungan biologis meliputi hewan dan tumbuh-tumbuhand. Lingkungan budaya meliputi adat istiadat

Lingkungan dengan aneka ragam kekayaan merupakan sumber inspirasi dan daya cipta untuk diolah menjadi kekayaan budaya bagi diri. Lingkungan sebagai wajah budaya bagi individu berarti pula bahwa individu sendiri telah berperan sebagai pusat dari lingkungan tersebut.3. PerilakuMenurut Sofyan, dkk (2006), Perilaku merupakan hasil dari pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya, yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. Perilaku manusia bersifat holistik (menyeluruh). Adapun perilaku profesional dari bidan mencakup :a. Dalam melaksanakan tugasnya berpegang teguh pada filosofi etika profesi dan aspek legalb. Bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan keputusan klinis yang dibuatnyac. Senantiasa mengikuti perkembangan pengetahuan dan ketrampilan mutakhir secara berkalad. Menggunakan cara pencegahan universal untuk mencegah penularan penyakit dan strategi pengendalian infeksie. Menggunakan konsultasi dan rujukan yang tepat selama memberikan asuhan kebidananf. Menghargai dan memanfaatkan budaya setempat sehubungan dengan praktek kesehatan, kehamilan, kelahiran, periode pasca persalinan, bayi baru lahir dan anakg. Menggunakan model kemitraan dalam bekerja sama dengan kaum wanita/ibu agar mereka dapat menentukan pilihan yang telah diinformasikan tentang semua aspek asuhan, meminta persetujuan secara tertulis supaya mereka bertanggung jawab atas kesehatannya sendiri

Perilaku ibu selama kehamilan akan mempengaruhi kehamilannya, perilaku ibu dalam mencari penolong persalinan akan mempengaruhi kesejahteraan ibu dan janin yang dilahirkan, demikian pula perilaku ibu pada masa nifas akan mempengaruhi kesehatan ibu dan bayinya. Dengan demikian perilaku ibu dapat mempengaruhi kesejahteraan ibu dan janinnya.4. Pelayanan KebidananBidan merupakan profesi yang diakui secara nasional maupun internasional dengan sejumlah praktisi di seluruh dunia. Bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan kebidanan yang diakui oleh negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk menjalankan praktik kebidanan. Bidan harus mampu memberikan bimbingan, asuhan, dan konseling yang dibutuhkan kepada wanita selama masa hamil, persalinan, serta pascapersalinan. Bidan mempunyai tugas penting pada konsultasi dan pendidikan kesehatan, tidak hanya untuk wanita tetapi juga keluarga dan komunitasnya (Nurhayati, dkk, 2012).Bidan adalah seseorang yang mengikuti dan menyelesaikan pendidikan bidan yang telah diakui oleh pemerintash dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku. Dalam melakukan praktik yang bersangkutan, bidan harus mampu memberikan asuhan sesuai dengan kebutuhan pada wanita hamil, bersalin, nifas, BBL, bayi dan balita (Nurhayati, dkk, 2012).Menurut Nurhayati, dkk (2012) pelayanan kebidanan adalah suatu praktik pelayanan kesehatan yang spesifik, bersifat reflektif, analisis, serta ditunjukkan pada wanita khususnya bayi, ibu dan balita. Pelayanan kebidanan merupakan bagian yang menyatu dengan pelayanan kesehatan. Pelayanan kebidanan memberikan asuhan esensial dalam memelihara tingkat kesejahteraan keluarga. Pelayanan kebidanan merupakan pelayanan yang diberikan oleh bidan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka terciptanya keluarga bahagia dan sejahtera.Sasaran pelayanan kebidanan adalah individu, keluarga, dan masyarakat yang meliputi upaya-upaya sebagai berikut :a. Peningkatan (promotif), misalnya dapat dilakukan dengan adanya promosi kesehatan (penyuluhan tetang imunisasi, himbauan kepada masyarakat untuk pola hidup sehat)b. Pencegahan (preventif), dapat dilakukan dengan pemberian imunisasi TT pada ibu hamil dan sebagainyac. Penyembuhan (kuratif), dilakukan sebagai upaya pengobatan misalnya pemberian tranfusi darah pada ibu dengan anemia berat karena perdarahan pasca melahirkand. Pemulihan (rehabilitas), misalnya pemulihan kondisi ibu post-sectio caesaria (SC).

Layanan kebidanan dapat dibedakan menjadi tiga :a. Layanan kebidanan primer adalah layanan bidan yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab bidanb. Layanan kebidanan kolaborasi adalah layanan yang dilakukan oleh bidan sebagai anggota tim yang kegiatannya dilakukan secara bersamaan atau sebagai salah satu urutan dari sebuah proses kegiatan pelayanan kesehatan.c. Layanan kebidanan rujukan adalah layanan yang dilakukan oleh bidan dalam rangka rujukan ke sistem pelayanan yang lebih tinggi (Nurhayati, 2012).5. KeturunanKualitas manusia diantaranya ditentukan oleh keturunan. Manusia yang sehat dilahirkan oleh ibu yang sehat. Hal ini menyangkut dari persiapan wanita sebelum perkawinan, masa kehamilan, masa kelahiran, dan nifas (Sofyan, dkk, 2006).Walaupun kehamilan, Kelahiran dan nifas adalah proses yang fisiologis, tapi dapat menjadi patologis. Hal ini dapat berpengaruh pada bayi yang akan dilahirkannya. Misalkan saja adanya faktor keturunan kembar pada seorang ibu hamil. Kehamilan kembar tentunya memiliki resiko yang lebih besar dari pada kehamilan normal stu janin. Oleh karena itu layanan pra-perkawinan kehamilan adalah hal penting dan mempunyai keterkaitan satu sama lain yang tidak dapat dipisahkan. Keturunan juga memberikan pengaruh terhadap status kesehatan seseorang mengingat potensi perubahan status kesehatan telah dimiliki melalui faktor genetik, walaupun tidak terlalu besar tetapi akan mempengaruhi respon terhadap beberapa penyakit (Nurhayati, dkk, 2012).

6. Manfaat Paradigma di Kaitkan dengan Asuhan KebidananManfaat Paradigma Dikaitkan dengan Asuhan KebidananDengan paradigma kebidanan maka asuhan yang diberikan bidan harus berdasarkan pemikiran kritis, pengambilan keputusan yang bertanggung jawab dengan ukuran rasional untuk menghindari intervensi yang tidak perlu sehingga praktik kebidanan harus berdasarkan bukti (evidence based).Salah satu manifestasi dari evidence based dalam Asuhan Sayang Ibu (ASI) selama persalinan termasuk antara lain:1. Memberikan dukungan emosional2. Membantu pengaturan posisi3. Memberikan cairan dan nutrisi4. Memperbolehkan ke kamar mandi secara teratur5. Pencegahan terjadinya infeksi (Susanti, dkk, 2009)

Asuhan Kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam memeberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan/masalah dalam bidang kesehatan ibu pada masa hamil, masa bersalin, nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana. Paradigma kebidanan bermanfaat bagi bidan dalam memberikan asuhan kebidanan antara lain :6. Manfaat Bagi Bidana. Membantu bidan dalam mengkaji kondisi klienb. Membantu bidan dalam memahami masalah dan kebutuhan klienc. Memudahkan dalam merencanakan dan melaksanakan asuhan yang berkualitas sesuai dengan kondisi klien7. Manfaat Bagi Pasiena. Membantu klien untuk mendapatkan rasa nyaman dan aman dalam menerima asuhan kebidananb. Membantu klien dalam meningkatkan kemampuan berperan serta sebagai individu yang bertanggungjawab atas kesehatannyac. Meningkatkan perilaku positif klien yang akan meningkatkan kesehatan ibu dan anak