para set amol

13
Analgetika nonnarkotika yang disebut juga dengan analgetik antipretika = menurunkan panas. Analgetika golongan ini selain dapat mengurangi rasa sakit juga dapat menurunkan panas badan. Umumnya obat-obatan golongan ini dapat dengan mudah dibeli ditoko obat atau apotek tanpa resep dokter dan termasuk dalam kelompok obat bebas. Obat yang termasuk kelompok ini dan banyak digunakan oleh masyarakt ialah : 1. Salisilamida 2. Fenacetina dan parasetamol 3. Piramidon dan novalgin. Namun dalam pembahasan kami kali ini hanya membahas parasetamol dan salisilamida. A. Parasetamol 1. Sifat fisik dan kimia Parasetamol atau Asetaminofen, 4-Hidroksiasetanilida, 4- Asetamidofenol, N-(4-hidroksifenil)-asetamida, N-asetil-para- asetamino-fenol. Parasetamol atau yang juga dikenal sebagai acetaminophen merupakan suatu analgesik dan obat pereda panas yang efeknya menyerupai aspirin. Ada beberapa bahan aktif dalam obat tersebut seperti Tylenol dan Midol. Parasetamol pertama kali diperkenalkan pada awal tahun 1900-an sebagai turunan (coal tar). Meskipun kerjanya mirip dengan aspirin, kemampuannya sebagai anti-inflamasi dan pengencer darah lebih rendah, efek iritasi terhadap lambung lebih rendah dari aspirin. Acetaminophen dapat digunakan orang yang alergi terhadap aspirin. Pemakaian dalam jumlah banyak akan meningkatkan kerusakan hati, terutama bagi orang yang sering mengonsumsi minuman keras, dan overdodis pada anak-anak akan berakibat fatal. Parasetamol berupa serbuk kristalin putih yang tak berbau tetapi berasa sedikit pahit dengan berat molekul 151,16 kg/kmol. Syarat mutu parasetamol standard memiliki kadar N-(4- hidroksifenil)-asetamida 98 %-101 %, kadar air 0,5 %, sisa

Upload: arifatiaddiyaani

Post on 22-Dec-2015

155 views

Category:

Documents


18 download

DESCRIPTION

industri

TRANSCRIPT

Page 1: Para Set Amol

Analgetika nonnarkotika yang disebut juga dengan analgetik antipretika = menurunkan panas. Analgetika golongan ini selain dapat mengurangi rasa sakit juga dapat menurunkan panas badan. Umumnya obat-obatan golongan ini dapat dengan mudah dibeli ditoko obat atau apotek tanpa resep dokter dan termasuk dalam kelompok obat bebas. Obat yang termasuk kelompok ini dan banyak digunakan oleh masyarakt ialah :

1. Salisilamida2. Fenacetina dan parasetamol3. Piramidon dan novalgin.

Namun dalam pembahasan kami kali ini hanya membahas parasetamol dan salisilamida.

A. Parasetamol1. Sifat fisik dan kimia

Parasetamol atau Asetaminofen, 4-Hidroksiasetanilida, 4-Asetamidofenol, N-(4-hidroksifenil)-asetamida, N-asetil-para-asetamino-fenol. Parasetamol atau yang juga dikenal sebagai acetaminophen merupakan suatu analgesik dan obat pereda panas yang efeknya menyerupai aspirin. Ada beberapa bahan aktif dalam obat tersebut seperti Tylenol dan Midol. Parasetamol pertama kali diperkenalkan pada awal tahun 1900-an sebagai turunan (coal tar). Meskipun kerjanya mirip dengan aspirin, kemampuannya sebagai anti-inflamasi dan pengencer darah lebih rendah, efek iritasi terhadap lambung lebih rendah dari aspirin. Acetaminophen dapat digunakan orang yang alergi terhadap aspirin. Pemakaian dalam jumlah banyak akan meningkatkan kerusakan hati, terutama bagi orang yang sering mengonsumsi minuman keras, dan overdodis pada anak-anak akan berakibat fatal.

Parasetamol berupa serbuk kristalin putih yang tak berbau tetapi berasa sedikit pahit dengan berat molekul 151,16 kg/kmol. Syarat mutu parasetamol standard memiliki kadar N-(4-hidroksifenil)-asetamida 98 %-101 %, kadar air 0,5 %, sisa pembakaran 0,1 %, dan kadar p-aminofenol bebas 0,005 %. Rentang pelelehan 168 – 172 9 C.

2. Mekanisme Reaksi

Page 2: Para Set Amol

Bahan dasar pembuatan parasetamol adalah benzen dan fenol. Benzen dan fenol diubah menjadi Nitrobenzen, p-nitrochlorobenzen, dan fenol. Prosesnya dapat ditunjukan dari bagan berikut:

Setelah terbentuk Nitrobenzen, p-Nitroklorobenzen, dan fenol dilanjutkan proses pembentukan parasetamol.

Page 3: Para Set Amol

Rute melalui nitrobenzen lebih pendek dibanding rute fenol atau p-nitrokhlorobenzen (PNCB). Malinckrodt Inc. (produsen terbesar parasetamol di A.S., dan mungkin di dunia) menggunakan rute via nitrobenzen. Produsen besar lainnya (Hoechst Celanese Corp.) menggunakan rute via fenol. Pertimbangan lain selain panjangnya rute adanya produk samping yang juga bernilai ekonomi tinggi yaitu p-aminofenol, sehingga produksi dengan nitrobenzen lebih disukai. Kegunaan p-aminofenol (PAP) selain dikonversi menjadi parasetamol :

zat kimia fotografi (Nama dagang : Activol, Azol, Certinal, Citol, Paranol, Rodi-nol, Unal, Ursol P) sendiri atau digabung dengan hidrokuinon dan Kodelon garam oksalat dari PAP

inhibitor korosi untuk cat dan mesin 2-tak pewarna kayu dan bulu unggas

Dalam skala laboratorium pembuatan parasetamol melalui beberapa proses yaitu:

Pembuatan Campuran0,15 g p-aminophenol dimasukan ke dalam tabung reaksi 5 mL. Ditambahkan o,45 mL akuades dan 0,165 asetat anhidrat. Ke dalamnya dimasukan spin agar percampuran merata.

PemanasanPemanasan campuran dilakukan menggunakan blok aluminium atau celupan garam pada suhu 115 9 C. Padatan akan terlarut sempurana hingga menit ke 10.

Isolasi Acetaminophen kasarCampuran didinginkan dalam rendaman es selama 15-20 menit. Kristal diambil menggunakan vacuum dan buchner. Kristal yang diperoleh dikeringkan. Pengeringan ini membutuhkan waktu beberapa jam.

Penghilangan warnaAcetaminophen berupa kristal putih, jika dalam proses pembuatannya warna yang diperoleh kuning atau kemerahan menandakan adanya pengotor berwarna. Untuk menghilangkan pengotornya digunakan natrium tiosulfat. 0,2 gram Na2S2O3 dilarutkan dalam 1,5 mL akuades. Kemudian ke dalamnya dimasukan acetaminophen kasar. Campuran dipanaskan pada suhu 100 9 C selama 15 menit disertai pengadukan. Sejumlah acetaminophen akan larut selama proses penghilangan warna. Pengkristalan kembali dilakukan dengan merendam erlenmeyer dalam es selama 10 menit. Kristal murni diambil menggunakan vacuum. Acetaminophen dikeringkan kembali.

Page 4: Para Set Amol

KristalisasiAcetaminophen murni dikristalisasi menggunakan campuran solven 1:1 akuades dan metanol. Padatan dimasukan secara perlahan hingga semua larut, kemudian campuran kembali didinginkan dengan es. Campuran dimasukan dalam tabung reaksi dan dipasang pada sentrifuge kemudian putar selama beberapa menit. Kristal yang diperoleh ditempatkan pada gelas arloji kemudian diangin-anginkan.

3. Proses Pembuatan Parasetamol pada Industria. Parasetamol dari p-aminofenolb. Parasetamol dari fenil asetat atau fenol

Penelusuran literatur menunjukkan hanya ada satu pemilik/lisensor teknologi : Hoechst-Celanese Corp

Page 5: Para Set Amol

4. Kegunaan dan Efek Samping

Parasetamol paling sering digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri dan mengurangi demam. Nyeri yang dapat ditangani meliputi sakit kepala, nyeri, dan sakit gigi. Parasetamol tidak dirancang untuk meringa kekakuan, kemerahan, dan bengkak yang mengiringi rheumatoid arthritis, meskipun cukup efektif meringankan rasa nyeri yang menyertainya.

Parasetamol bisa ditemukan dalam bentuk seperti tablet kunyah, kapsul, supositiria, cair, bubuk dan pil. Parasetamol dapat digunakan untuk setiap rentang usia, dari bayi hingga orang dewasa, tentu dalam dosis yang berbeda.

Mengenai efek samping dari parasetamol, sangat sedikit orang yang mengalami efek samping akibat penggunaan parasetamol. Namun, seperti pada obat apapun, ada sebagian orang yang mungkin mengalami efek samping setelah mengambil parasetamol. Efek samping berikut jarang terjadi, tetapi harus segera dikonsultasikan kepada dokter jika anda mengalaminya. Demam yang disertai menggigil atau sakit tenggorokan yang tidak terkait dengan penyakit sebelumnya menjadi tanda dari reaksi alergi terhadap parasetamol. Luka, bintik-bintik putih di mulut dan bibir, dan luka pada mulut juga merupakan efek samping lain yang bisa terjadi. Selain itu, ruam kulit atau gatal-gatal dicatat pula sebagai efek samping yang lebih umum, dan dalam beberapa kasus, terjadi pendarahan atau memar yang tidak biasa. Lemah, lelah, dan nyeri dipunggung bagian bawah atau samping adalah efek samping lain terkait dengan toleransi terhadap parasetamol. Selain efek samping ini, parasetamol mungkin menyebabkan kerusakan hati. mata atau kulit yang berwarna kuning menjadi tanda bahwa hati telah rusak karena mengonsumsi parasetamol.

B. Salisilamida

1. Struktur dan Sifat Fisik dan Kimia

Page 6: Para Set Amol

Salisilamida adalah turunan dari asam salisilat, sering dikombinasikan dengan parasetamol dan kofeina. Salisilamida merupakan analgetika yang daya kerjanya kurang kuat bila dibandingkan dengan asetosal, tapi banyak dipakai karena sifatnya tidak terlalu asam. Sehingga tidak menimbulkan radang dan pendarahan pada lambung. Biasanya dosis dewasa : oral 3 x sehari 500 mg. (Nuraini Widjajanti, 1988)

Adapun struktur dari salamida adalah sebagai berikut :

Salisilamida memiliki rumus C7H7NO2 dengan massa molekul relatif 137,136 g/mol. Salisilamida memiliki titik leleh 140-144 °C dan titik didihnya 270 °C. Salisilamida memiliki densitas diatas densitas air yaitu 1,175 g/mol. Salisilamida memiliki nama IUPAC asam 2 hidroksi benzena karboksimidat.

Salisilamida memiliki penampilan sebagai kristal putih pink, ringan dan bubuk. Bersifat stabil dan peka terhadap cahaya dan tidak kompatibel dengan basa kuat dan oksidator kuat.

2. Reaksi yang Terjadi

a) Dari asam salisilatAsam karboksilat direaksikan dengan CO(NH2)2 dimana gugus hidroksi akan digantikan oleh gugus amida dan menjadi salisil amida

b) Dari asil halidaAsil klorida (juga dikenal sebagai asam klorida) memiliki rumus umum RCOCl. Atom klorin sangat mudah diganti dengan subtituents lain. Misalnya mudah digantikan oleh sebuah kelompok -NH2 untuk membuat suatu amida.Sintentesis dari asil halida dilakukan dalam dua tahap tahap pertama yaitu pengubahan asam salisilat menjadi salisiloil klorida dengan pereaksi tionil klorida. Tahap kedua yaotu reaksi antara saliosil klorida dengan metil amina

Page 7: Para Set Amol

Metode yang paling banyak digunakan pada pembuatan salisil amida yaitu konversi dari asil klorida

3. Proses Industri

Page 8: Para Set Amol

4. Manfaat

Salisil amida adalah turunan dari asam salisilat, salisil amida mempunyai daya kerja analgesik sehingga sering dipakai sebagai obat analgetika . Analgetika ialah obat yang digunakan untuk mengurangi/ menekan rasa sakit, misalnya rasa sakit kepala, otot, perut, gigi dan sebagainya. Tanpa menghilangkan kesadaran si penderita. Karena khasiatnya obat analgetik menjadi sangat populer dan disenangi masyarakat, meskipun tidak dapat menyembuhkan/ menghilangkan penyakit dari penyebabnya

5. Keunggulan 1. salisil amida memiliki aktivitas yang sama dengan asam salisilat tetapi tidak

mudah ter hidrolisis2. Salisil amida mempunyai rumus bangun kimia yang erat hubungannya dengan

rumus bangun Asetosal. Salisilamid mempunyai daya kerja analgetik, antipiretik, dan antiradang. Metabolisme Salisilamid lebih cepat dibandingkan dengan Asetosal. Dengan demikian, penggunaan Salisilamid memerlukan frekuensi dan dosis yang lebih besar. Tapi Salisil amida hanya menimbulkan efek samping sedasi yang lebih ringan.

3. obat-obat yang mengandung Salisilamid lebih aman bagi penderita yang alergi terhadap Asetosal. Salisilamid biasanya diberikan dalam campuran dengan obat-obat analgetika yang lain.

6. Kelemahan

Salisil amida sebagai obat analgetik memiliki efek samping jika dikonsumsi secara berlebihan antara lain:

1. Gangguan Saluran Cerna            Selain menimbulkan demam dan nyeri, ternyata prostaglandin berperan melindungi saluran cerna. Senyawa ini dapat menghambat pengeluaran asam lambung dan mengeluarkan cairan (mukus) sehingga mengakibatkan dinding saluran cerna rentan terluka, karena sifat asam lambung yang bisa merusak.

2.  Gangguan Ginjal

             Hambatan pembentukan prostaglandin juga bisa berdampak pada ginjal. Karena prostaglandin berperan homestasis di ginjal. Jika pembentukan terganggu, terjadi gangguan homeostasis.

3.  Reaksi Alergi

            Penggunaan obat ini dapat menimbulkan raksi alergi. Reaksi dapat berupa rinitis vasomotor, asma bronkial hingga mengakibatkan syok.

Page 9: Para Set Amol

7. Contoh produk

Contoh perusahaan

Perusahaan penghasil salisil amida: Bristol-Myers Squibb Company, PT. Kalbe Farma Tbk, PT Merck.Tbk PT kimia farma

Page 10: Para Set Amol

Proses industri pembuatan salisil amida:

Phenol keadaan ruang

NaoH 50 %, keadaan ruang

Heated Ball Mill reaktor, 130 C, 1 atm

Vacum Ball Mill 165 C 5-100

mmHg

Autoclave 140-180 C 4-6 bars

CO2 100-125 C 5-6 atm

Tangki penampung

Air keadaan ruang Karbon Aktif

Tangki pengendap 50-60

C, 1 atm

Recoveri Phenol, Strippeer Vacum

Page 11: Para Set Amol

Tangki Residu

Cristalizzer 2Cristalizzer 1Rotary dryerSublimation Chamber

Asam Salisilat

N2

Salisil Amida