paper islam-doktrin 1

122
Page | 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Dogma pada dasarnya merupakan inti utama dari suatu agama. Dogma merupakan akar utama dari ciri-ciri agama yang menonjol. Itu merupakan kajian yang berprinsip pada pengembangan kitab-kitab yang diyakni suci sebagai wahyu dari Tuhan. Dogma itu sendiri merupakan ajaran-ajaran yang dibahas. Bahasan mengenai dogma itu terkadang bersifat partikular maupun universal. Secara particular bahasan mengenai dogma serasa sempit dan secara universal terkadang juga secara mandataris diikuti. Ada pengakuan di setiap agama bahwa Kitab Suci yang dimiliki merupakan literatur yang betul shahih atau murni diwahyukan atau diturunkan. Padahal ada kala di sisi lain literatur dan teks-teks yang mudah difahami sekalipun tetapi sulit untuk dimengerti dan menemukan arti kedalamannya baik secara sempit maupun luas.

Upload: jozh-francizkus-moenthe

Post on 23-Jun-2015

254 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 1

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Dogma pada dasarnya merupakan inti utama dari suatu agama. Dogma

merupakan akar utama dari ciri-ciri agama yang menonjol. Itu merupakan kajian

yang berprinsip pada pengembangan kitab-kitab yang diyakni suci sebagai wahyu

dari Tuhan.

Dogma itu sendiri merupakan ajaran-ajaran yang dibahas. Bahasan

mengenai dogma itu terkadang bersifat partikular maupun universal. Secara

particular bahasan mengenai dogma serasa sempit dan secara universal terkadang

juga secara mandataris diikuti.

Ada pengakuan di setiap agama bahwa Kitab Suci yang dimiliki

merupakan literatur yang betul shahih atau murni diwahyukan atau diturunkan.

Padahal ada kala di sisi lain literatur dan teks-teks yang mudah difahami sekalipun

tetapi sulit untuk dimengerti dan menemukan arti kedalamannya baik secara

sempit maupun luas. Perbandingan teks yang satu dengan yang lain pun terkadang

menjadi pengecoh apabila dibandingkan baik secara konseptual maupun tekstual.

Begitu juga halnya dengan literatur-literatur lainnya.

Dalam perkembangan riset teologi atas literatur maupun teks-teks Kitab

Suci tak jarang ditemui sikap fanatisme yang berlebihan atas Kitab Suci yang

dimiliki, namun tidak sesuai dengan kajian yang telah ditentukan. Pengembangan

Page 2: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 2

semacam itu masih bersifat kabur. Dan, pada saat pengajian kita harus yakin

bahwa masalah pewahyuan bukan masuk dalam kategori manusia.

Konsepsi Kitab Suci umat Islam yang menurut pandangan mereka

merupakan benar-benar turun dari langit oleh Malaikat Jibril (Gabriel) kepada

Muhammad. Kajian atas alquran ini sangat perlu dilakukan untuk mencari

kebenaran literatur yang selama ini teryakini benar keberadaannya. Kesempitan

dogma dan kaburnya sejarah alquran perlu dikaji lebih teliti. Oleh karena itu,

penulis akan mengembangkan judul tesis/proposisi: “Doktrin Islam pada

Alquran dalam Studi Bandingan Hermeneutika Literatur Islam dan

Literalisasi-Paralel Doktrin Gereja”.

2. Rumusan Kajian (Formulasi Argumen)

Adapun rumusan kajian yang akan menjadi pembahasan dalam

tesis/proposisi ini berdasarkan pendalaman penulis terhadap literatur Islam dan

kajian komprehensif dari alquran dan akidah Islam atau hadits-hadits shahih dan

hadits-hadits lemah adalah sebagai berikut:

a. Kebenaran dalam alquran yang memuat tentang Jesus merupakan sebuah

kontroversi literatur dan teks dari segi Injil dan Taurat serta kajian sejarah

yang valid atau shahih.

b. Perumusan hadits-hadits berdasarkan perbuatan atau aksi dan perkataan

Muhammad yang diperoleh langsung dari Muhammad dan dari tafsir

alquran yang masih merupakan fenomena yang menurut ilmiah kurang

baik.

Page 3: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 3

c. Kajian-kajian atas Injil oleh ulama tafsir alquran memberi arahan jelas

yang menurut karya ilmiah belum mencapai klimaks terhadap kedalaman

pembahasan.

3. Analogi Rumusan (Struktur Pemikiran)

Pernyataan yang jelas dari seorang kandidat doktor di International

Institute of Islamic Thought and Civilization—International Islamic University

Malaysia, Adan Husaini, menyatakan bahwa teks alquran tidak mengalami

problema sebagaimana teks Bible. Pernyataan dari kandidat doktor ini akan

menjadi sorotan bagi penulis melalui uji literatur dan historik-kultural.

Teks-teks dalam Injil itu sendiri memiliki satu kata berlainan arti karena

ekspresi pengataan Kalimat ALLAH tidak sama pada manusia. Ini suatu kejelasan

pasti, dimana ada kesulitan penerjemahan Injil yang memerlukan waktu yang

begitu lama dalam proses penerjemahan baik dari segi arti, makna, maksud dan

tujuannya. Dengan melihat tatanan perbahasaan dari Bahasa Indonesia saja ada

banyak kekeliruan dalam peletakan kata untuk menerjemahkan, itu disebabkan

banyaknya kata-kata yang tidak dapat mengekspresikan dari suatu kata pada Bible

(Alkitab).

Begitu juga dengan hadits-hadits yang dituliskan beberapa sahabat

Muhammad dan ahli tafsir alquran, dimana hadits-hadits tersebut dibuat

berdasarkan petunjuk-petunjuk inderawi saja berdasarkan aksi Muhammad dan

mengalami banyak kelemahan-kelemahan yang terkandung didalamnya karena

paksaan kesamaan. Serta konsekuensi dari satu surah ke surah yang lain pada

Page 4: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 4

alquran banyak menimbulkan beberapa tafsiran yang berlainan dan terkadang

aneh. Inilah hal yang perlu dicermati bahwa adanya “keraguan terhadap kebenaran

pada alquran dan rumusan tafsiran ulama Islam”.

4. Kajian Tekstual Proposisi

Berdasarkan pendalaman penulis dari berbagai argumen dan literatur ulama Islam

dan cendikiwan Islam, hal-hal yang akan ditunjukkan penulis pada tesis/proposisi

ini adalah:

a. Dogma Islam terhadap Penyaliban Jesus.

b. Dogma Islam terhadap Dogma Tritunggal.

c. Dogma Islam terhadap Dogma Transubstansiasi.

d. Dogma Islam terhadap Nubuatan Jesus.

Page 5: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 5

BAB II

TEOREMA DAN KAIDAH

1. Dogmatika

Istilah “dogmatika” berasal dari kata Yunani dogma, jamaknya ialah

dogmata. Kata itu mulanya berarti pendapat atau pandangan, kemudian terutama

pemandangan atau ajaran pada lapangan filsafat. Selanjutnya kata dogma berarti

juga: keputusan atau apa yang sudah diputuskan, baik oleh seseorang maupun

melalui persidangan (Konsili atau Muktamar). Oleh karena itu, biasanya

diumumkan, maka arti kata dogma menjadi: peraturan, perintah, pengumuman

dan sebagainya. Kata kerja dari dogma adalah “dogmatizo”, artinya merumuskan

sesuatu pendapat atau dalil ajaran, mengumumkan sesuatu keputusan atau

perintah.

Dikalangan jamaah Kristen, kata dogma sudah segera mendapat arti yang

istimewa. Di dalam Kisah Para Rasul 16:4 dikatakan tentang ”dogmata” yang

ditetapkan oleh Pimpinan Jamaah Kristen di Jerusalem yakni Petrus yang pada

saat itu masih berada di Jerusalem. Sesudah zaman para Rasul, kata itu dipakai

juga untuk ajaran yang telah diberikan oleh Tuhan Jesus. Di dalam tulisan-tulisan

dari zaman itu kita jumpai ungkapan-ungkapan “dogmata TUHAN” atau “dogma

Injil” (Injil adalah berita tentang Jesus Kristus), kemudian timbul pula ungkapan

“dogmata Gereja”.

Karl Barth memberikan suatu perumusan yang intinya adalah sebagai

berikut: dogmatika adalah penyelidikan sendiri secara ilmiah (secara ilmu

Page 6: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 6

pengetahuan) yang dilakukan oleh Gereja Kristen mengenai isi pemberitaanNya.

Perumusan tersebut kemudian diperluas sedikit: dogmatika adalah usaha yang

secara kritis mempersoalkan persesuaian antara pemberitaan ALLAH yang

kesaksianNya adalah Alkitab (Kirchliche Dogmatika, I/1, hal. 261).

Dengan kata lain bahwa dogmatika adalah ilmu pengetahuan, dimana

Gereja mau menyadari isi pemahamannya, sesuai dengan fahamnya pada saat

tertentu itu; usaha itu dilakukan secara kritis, artinya dengan Alkitab sebagai

ukuran, dan dengan menaruh minat kepada dogmata Gereja, sebagaimana

tersimpul di dalam surat-surat Pengakuan (Dogmatik im Grundriz, hal. 7).

2. Doktrin Islam mengenai Injil

Doktrin Islam yang terdapat dalam alquran, hadits-hadits, edaran ulama

Islam yang penuh dengan polemik sengit terhadap Injil dan Taurat. Selisih faham

yang terjadi saat dimana indoktrinasi Islam pada kelompok jamaah yang membaca

alquran sebagai patokan atau asas ataupun dasar untuk penafsiran yang dilakukan

dan dikerjakan ulama-ulama tafsir.

Dogma Islam mengenai Jesus Kristus (Isa Almasih Ibn Maryam) sangat

bertolak belakang dari apa yang tertulis di dalam Injil dan nubuatan Taurat serta

kajian-kajian dari historis-literatur. Inilah yang menjadi pangkal pergolakan

dogma maupun faham yang saling menyerang. Namun dalam tesis atau proposisi

ini tidak menuduh atau menyerang melainkan meluruskan apa yang dianggap

bida’ah dan memperbaiki tata kebenaran yang terkandung didalamnya, sehingga

tidak terjadi pembabatan makna yang menimbulkan fanatik yang berlebihan.

Page 7: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 7

Adapun doktrin Islam terhadap Isa Almasih Ibn Maryam (Jesus Kristus),

antara lain:

a. Jesus tidak diyakini mati di kayu salib, melainkan dihilangkan sehingga

ada orang yang diserupakan dengan Jesus, itulah orang yang disalibkan.

b. Jesus tidak mati di kayu salib tetapi mati di tangan ALLAH dan

dikuburkan tanpa diketahui manusia.

c. Jesus bukanlah ALLAH dalam Dzat Tritunggal Maha Kudus, Dia hanya

sebatas Nabi.

d. Jesus dilahirkan oleh Bunda Suci Maria (Maryam binti Imran) dan

suaminya dipergantikan oleh Zakaria menjadi istri keduanya.

e. Jesus bersaudara kandung dengan Nabi Yahya (Nabi Johannes Pembaptis).

f. Jesus dilahirkan dibawah pohon korma bukan di kandang domba.

Dan, adapun doktrin lain yang bertentangan dengan Injil dan Taurat di

alquran, yaitu:

a. Islam melarang mengikuti kaum Yahudi dan Nasrani.

b. Adanya pengakuan para Nabi sebelum Muhammad bahwa dia akan lahir

sebagai Nabi.

c. Alquran diturunkan oleh ALLAH secara langsung oleh Malaikat Agung

Jibril (Gabriel) atau menurut Islam sebagai Roh Kudus.

d. Kitab Mazmur diturunkan ALLAH kepada Daud dan Injil kepada Isa

Almasih Ibn Maryam.

Page 8: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 8

e. Islam tidak meyakini perubahan roti dan anggur pada Ekaristi (Perjamuan

Suci), beranggapan bahwa umat Yahudi dan Kristen meminum khamar

(alcohol) yang memabukkan saat sembahyang kepada ALLAH.

Doktrin-doktrin diatas adalah sebahagian kecil dari doktrin-doktrin lain

yang banyak diterangkan baik di dalam alquran, hadits maupun tafsiran ulama

baik menentang maupun mengutuk.

Penulis membatasi pembahasan dalam proposisi ini terhadap doktrin-

doktrin yang dikemukakan diatas. Pembahasan disajikan dengan bukti akurat yang

akan diluruskan melalui metode penelitian historis-literatur berdasarkan Injil,

Taurat, literatur yang shahih, dan uji klarifikasi Injil dan Taurat yang

mengemukakan sejarah-sejarah yang bersifat faktual dan berkondisi.

3. Hermeneutika al-Quran

The New Encyclopedia Britannica menuliskan bahwa hermeneutika adalah

studi prinsip-prinsip umum tentang interpretasi Kitab Suci (the study of the

general principle of biblical interpretation). Tujuan dari hermeneutika adalah

untuk menemukan kebenaran dan nilai-nilai dalam Kitab Suci.

Menurut Prof. Dr. Wan Mohd Nor Wan Daud, dari International Institute

of Islamic Thought and Civilization, menilai bahwa metode tafsir alquran “benar-

benar tidak identik dengan hermeneutika Yunani, juga tidak identik dengan

hermeneutika Kristen, dan tidak juga sama dengan ilmu interpretasi Kitab Suci

dari kultur dan agama lain”.

Page 9: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 9

Kaum Muslim sepanjang sejarahnya tidak pernah menggugat atau

mempersoalkan otentisitas teks alquran. Kaum Muslim yakin bahwa alquran

adalah lafzhan wa ma’nan (baik lafaz maupun maknanya) dari TUHAN. Alquran

telah tercatat dengan baik sejak masa Muhammad. Catatan alquran berbeda

dengan hadits. Bahkan, untuk menjaga otentisitas dan kemurniannya, Muhammad

menyatakan: “Jangan tulis apa pun yang berasal dariku kecuali alquran, dan

siapa pun yang telah menulis dariku selain alquran hendaklah ia

menghapusnya”. Hal ini dapat dilansir dengan menanyakan apakah hadits yang

berisi beribu-ribu bait kata dan tindak-laku Muhammad sehingga dapat

menerangkan perilaku alquran. Muhammad sendiri telah banyak mengatakan

keterangan-keterangan dirinya.

Berdasarkan informasi dari alquran, setiap Muslim yakin bahwa tokoh-

tokoh Yahudi dan Kristen telah mengubah-ubah Kitab Suci mereka, sehingga

tidak suci lagi. Pernyataan tersebut dapat dilansir apakah penekanan alquran

merupakan turunan asli dari pewahyuan surga dengan melihat sejarah

penyusunan, pembakaran ayat-ayat atau mushaf yang lemah, situasi Mekkah dan

tanah Arab dan hal lainnya. Dari sinilah diukur melalui uji literatur dimana urat-

akar doktrin pada alquran akan didekonstruksi maupun dikonstruksikan.

Page 10: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 10

BAB III

KAJIAN LITERATUR, TEOREMA, DAN ARGUMEN

1. Penyaliban Isa Almasih Ibn Maryam (Jesus Kristus)

Berabad-abad lamanya salib di Golgota itu merupakan batu sandungan

yang menyakitkan hati orang. Menurut akal-budi manusia, berita tentang salib itu

adalah suatu “kebodohan” (1 Korintus 1: 18-2: 5). Aliran-aliran Gnostik di zaman

dahulu (baik itu era Islam), sudah mencoba menutupi maut dengan hikmat

manusia. Apabila, seperti halnya di dalam Doketisme, Jesus Kristus tidak

dianggap menjadi benar-benar manusia, tetapi hanya sebagai penjelmaan ALLAH

di dalam tubuh-semu, maka terlebih pula kematianNya, tak dapat tiada dianggap

menjadi semu juga. Sejak semula Gereja telah menolak ajaran-ajaran semacam

itu.

Dalam tafsir alquran yang diselenggarakan oleh Mahmud Yunus,

mengatakan: “orang-orang Nasrani mengatakan…bahwa Isa itu disiksa dan

disalib untuk mengampuni dosa sekalian orang yang berdosa diatas dunia ini.

Kepercayaan seperti ini tidak dapat diterima akal yang waras, karena menurut

Undang-Undang ALLAH yang adil, bahkan undang-undang yang diperbuat

manusia, bahwa siapa yang berdosa dan bersalah, dialah yang akan disiksa, bukan

orang lain yang tiada membuat kesalahan sedikit juga. 1

Dengan mengkonstruksi tafsiran itu muncul suatu interpretasi yang salah

dari penekanan “Undang-Undang ALLAH”. Tafsira Mahmud Yunus tersebut

1 Mahmud Yunus, Tafsir al-Quran’l Karim, bahasa Indonesia, cet 13, terbitan Almaarif, Bandung-Jakarta, 1957, hal.94.

Page 11: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 11

terasa mengambang dan tidak melihat segi keadilan dan ketidakadilannya.

Menurut hukum manapun siapa yang terdakwa bersalah dalam persidangan

pastilah dihukum. Dilihat dari sistem penyelenggaraan peradilan dapat terjadi

fitnah, perbuatan yang membuat seseorang berbalik disalahkan namun dia benar.

Kejadian demikian dapat terjadi bila ada berbagai konspirasi politik untuk

melakukan kekejaman. Malahan dalam hukum Islam, keganasan untuk menyiksa

banyak terjadi dalam peradilannya.

Menurut hukum Yahudi yang diselenggarakan Mahkamah Agama (pada

sistem Islam: Majelis Ulama), Jesus dianggap bersalah dengan dikenakan

hukuman (kenakan had) penyaliban cara Romawi. Penyaliban atau hukuman yang

diberikan itu sebenarnya tidak sesuai dengan Jesus tetapi karena adanya Rencana

ALLAH2 terhadap Jesus, maka terlaksanalah itu semua.

Pertukaran antara Jesus dengan manusia mengenai kedosaan

kedengarannya suatu hal yang gila bagi siapa saja yang mendengarnya, yang tidak

mengerti arti kuasa dari Roh Kudus. 3

Alquran dalam Surah an-Nisa: 157,158 menyatakan: dan karena ucapan

mereka: “sesungguhnya Kami telah membunuh Al-Masih, Isa Putra Maryam,

Rasul ALLAH”, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula)

menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan

Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih faham tentang

(pembunuhan) Isa, sebenarnya mereka dalam keragu-raguan tentang yang

2 Hal inilah yang menjadi Undang-Undang ALLAH yang tidak difahami ulama Islam yang menafsirkan dengan tergesa-gesa seperti Mahmud Yunus. Undang-Undang ALLAH diberkenankan sesuai dengan apa yang dikehendakiNya, tiada yang dapat faham, tidak juga para Nabi dan para Rasul. 3 Dr. G. C. van Niftrik: 2005)

Page 12: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 12

dibunhuh itu. Mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu Isa. Tetapi

(yang sebenarnya) ALLAH telah mengangkat Isa kepadaNya dan adalah ALLAH

Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.

(Teks Arab an-Nisa: 157, 158)

Berhubung dengan alquran di atas, ada tafsiran yang bermacam-macam

diantara para ulama tafsir. Ada yang mengatakan bahwa TUHAN ALLAH telah

melepaskan Nabi Isa a.s dari tangan para musuhNya dan menggantiNya dengan

Yudas (mereka menamainya: Yehuda al-Askharbuti atau Iskharbuti), sehingga

Yudas-lah yang disalibkan. Dan, adalagi orang yang mengatakan bahwa Isa

diganti dengan Simon dari Kirene, sebenarnya Isa belum mati dikayu disalin, lalu

dirawat oleh para muridNya.

Argument dan sanggahan perihal di atas, menurut Dr. H. Hadiwijono: hal

ini bukan yang baru, pada abad-abad pertama Masehi, sebelum agama Islam

muncul, telah ada orang-orang yang mengemukakan pendapat-pendapat yang

demikian itu. Salib memiliki arti yang mendalam sekali bagi iman Kristen, bahwa

Page 13: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 13

TUHAN Jesus disalib, bagi Israel itu berarti: Israel tidak mau tahu-menahu

tentang Kristus ini. Israel telah menolak Kristus dan menuntut penyalibanNya

karena Israel tidak mendapati Masiah yang mereka inginkan, mereka tahu arti

penolakan itu. Di dalam Injil Matius 27:23-26, mereka dengan beraninya

menanggung darah Kristus atas mereka sekalian serta keturunan mereka.

Teks Arab Injil Matius 27: 23-26 :

23 . صراخا يزدادون فكانوا عمل شر واّي� الوالي فقالليصلب .قائلين

يحدث 24 بالحرّي بل شيئا ينفع ال انه بيالطس رأى فلمابرّيء اني قائال الجمع قدام يديه وغسل ماء اخذ شغب

. انتم ابصروا البار هذا دم .مناوالدنا 25 وعلى علينا دمه وقالوا الشعب جميع .فاجاب26 . واسلمه فجلده يسوع واما باراباس لهم اطلق حينئذ

ليصلب

1.1. Kajian atas Penyaliban Jesus

Kerancuan yang terjadi dalam dogma Islam mengenai penyaliban Jesus banyak

terpengaruh oleh ajaran Doketisme, Gnostik dan bida’ah lainnya. Hal ini dapat

terdeteksi melalui serapan alquran atas injil Barnabas 4. Dan di dalam kajian ini

tampak dengan baik bahwa alquran menirukan injil Barnabas termasuk gaya

bahasa dan isi.

4 Injil ini bukan ditulis oleh Rasul Barnabas, melainkan dibuat atau direkayasa dengan membubuhkan nama Rasul Barnabas. Injil ini ditulis dan dikarang oleh murtadiz (kafir yang keluar dari ajaran) Kristen bernama Mustafa Al-Arande.

Page 14: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 14

Pertama, injil Barnabas adalah injil yang dikarang dan dibukukan oleh

seorang yang menganggap diri ulama Kristen tetapi dia seorang murtadiz. Injil

Barnabas adalah karangan apokrif abad ke-3, yang merupakan karangan seseorang

yang berani menuliskan Injil “Barnabas”. Lagi pula dituliskannya injil ini sekitar

300 tahun sebelum era Islam. Dapat disimpulkan bahwa pada masa abad ke-3

banyak bida’ah yang menyerang umat Kristen. Hal ini dapat dilihat dari sejarah

pergolakan dengan bangsa Romawi, bida’ah Yunani, bida’ah Arius yang subur di

tanah Arab. Tetapi Konsili Nicea tidak menghapus injil ini dari edarannya, hanya

tidak memasukkannya dalam kanon Kitab Suci Al-Kitab yang diakui keontentikan

isi dan kaedah-kaedahnya.

Kedua, injil Barnabas dan ajaran gnostik lainnya menjadi patokan

mempertentangkan doktrin atau dogma Kristen yang ada di daerah Crescent Moon

seperti Mekkah, Madinah, Ur Kasdim, Persia, Jordan, dll dengan dalih bahwa

mereka tidak mengerti prinsip-prinsip kematian, penyaliban, kebangkitan bahkan

kenaikan Jesus. Disebabkan juga penyebaran ajaran gnostik dan penyesatan

diseputar Kerajaan Persia (percampuran dengan Zoroasterian), Tanah Arab

(Arian, Nestorian, Bida’ah Quraish) dan Mesir (Albigensia). Maka dapat

disimpulkan bahwa Muhammad terpengaruh oleh ajaran-ajaran penyimpang yang

sesat yang telah disebutkan.

Ketiga, kesalahan dalam pembuatan injil Barnabas terlihat begitu jelas

dengan pernyataan pada Pasal 221:1 : “Jesus berpaling kepada penulis dan

berkata: Hai Barnabas, kamu harus menulis InjilKu dan apa yang berkaitan

dengan masa aku berada di dunia”. Jelas sekali bahwa ini sudah penipuan secara

arti, makna dan kondisi. Bagaimana mungkin hal tersebut dikatakan Jesus pada

Page 15: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 15

masa Dia berada di dunia sedangkan Paulus (Saulus) teman sekerja Barnabas

belum berada di seputar kejadian Penyaliban. Kemunculan Barnabas dan Paulus

jauh dari kejadian tersebut. Hal ini juga bertentangan dimana Barnabas dan Paulus

adalah sama-sama rekan yang mati-matian menebarkan benih Jesus dari kematian,

kebangkitan dan kenaikanNya.

Dari ketiga pembahasan di atas, maka jelas bahwa penulis injil Barnabas,

dia begitu lelah sehingga tidak menyadari dan tak dapat menghindari kesalahan

bahwa dia adalah seorang penipu.

Berdasarkan narasi nubuatan-nubuatan penyaliban Jesus tampak kelelahan

penulis injil Barnabas yang ditirukan alquran. Pertama, dalam Yesaya 53: 3, 4,

mengatakan “Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan

dan yang biasa menderita kesakitan; Ia sangat dihina, sehingga orang menutup

mukanya terhadap dia dan bagi kita pun dia tidak masuk hitungan. Tetapi

sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggunnya, dan kesengsaraan kita yang

dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas ALLAH”.

Teks Arab:

الناس 3 من ومخذول محتقر

محتقر وجوهنا عنه وكمستر الحزن ومختبر اوجاع رجل

به نعتد فلم

حسبناه 4 ونحن تحملها واوجاعنا حملها احزاننا لكن

ومذلوال الله من مضروبا .مصابا

Page 16: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 16

Ini tampak jelas dengan kejadian di Matius 27:27-31, Markus 15:16-20, dan

Yohannes 19:2-3.

Kedua, dalam Zakharia 11:12, “Lalu aku berkata kepada mereka: “Jika

itu kamu anggap baik, berikanlah upahku, dan jika tidak, biarkanlah!” Maka

mereka membayar upahku dengan menimbang tiga puluh uang perak” .

واال اجرتي فاعطوني اعينكم في حسن ان لهم فقلت

الفضة. من ثالثين اجرتي فوزنوا .فامتنعوا

Dari hal tersebut dapat dijelaskan kata “upahku” memiliki arti, diberikan kepada

TUHAN (yang diperan oleh nabi) memang menertawakan, yaitu harga seorang

budak (Keluaran 21:32). Jadi orang meremehkan TUHAN, juga uang 30 perak

merupakan jumlah uang yang oleh Hukum Taurat ditentukan sebagai ganti rugi

seorang budak yang dibunuh. Ini sudah jelas bahwa penyaliban Jesus benar

terjadi. Tetapi kesalahan fatal terjadi di dalam injil Barnabas yang merupakan

patokan alquran menuliskan “tiga puluh keping emas” (Pasal 214:6).

Ketiga, Jesus dikuburkan telah dinubuatkan dalam Yesaya 53:9 diantara

orang-orang fasik. Dalam naskah Qumran (1 Q Isa) terbaca: dan makamnya.

. لم انه على موته عند غني ومع قبره االشرار مع وجعل

غش فمه في يكن ولم ظلما يعمل

Ini tepat dengan artian “kubur” (Arab: qubur) dalam larik pertama. Dan kata

“penjahat-penjahat” dalam naskah Ibrani tertulis: orang-orang kaya. Ini telah

digenapi dengan dikuburnya Jesus Kristus oleh dua orang Imam anggota

Page 17: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 17

Mahkamah Agama yang percaya kepada Jesus dengan meminta izin kepada

Pilatus yaitu Yusuf dari Arimatea dan Nikodemus. Kemudian menguatkan

penguburan Jesus para Imam-Imam Kepala dan anggota Mahkamah Agama

menyuruh Pilatus untuk menjaga Jesus agar tidak terbukti bahwa Jesus akan

bangkit dan mungkin dicuri oleh murid-murid Jesus. Dan, kenapa harus kbur

baru? Sebab seseorang yang menjalani hukuman mati tidak boleh dikuburkan

dalam kubur yang sudah dipakai, kalau-kalau mayat orang itu akan menajiskan

tulang-belulang orang benar yang dikubur disitu, menurut tradisi penguburan

(Syariat Yahudi).

1.2. Teorema alquran dan argument terhadapnya

Alquran banyak merujuk pada injil Barnabas. Buku yang ditulis oleh Dr.

Mushlih Abdul Karim tentang Isa dengan merujuk pada an-Nisa’ : 157-158 bahwa

kejadian penyaliban itu tidak terjadi pada Jesus tetapi yang diserupakan dengan

Isa. Injil Barnabas mengatakan dalam Pasal 217:49, “dan dia berkata pula,

sesungguhnya Yesus al-Jalili telah mengubahnya menjadi demikian dengan

sihirnya”. Dan menurut kejadian yang dikarang Mustafa Al-Arande “Barnabas”

itu terjadi di dalam sebuah rumah padahal kejadian penangkapan terjadi di bukit,

Bukit Zaitun. Lagipula, Yesus al-Jalili yang dikatakan tidak pernah terkait atau

tercantum sedikit pun dalam teks-teks mana pun termasuk alquran yang telah

mencontoh injil Barnabas tersebut. Dan kalau pun dianggap disihir, bagaimana

mungkin Yudas disihir pada saat itu dia berada di pelataran Mahkamah Agama di

Page 18: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 18

Pengadilan Yahudi di masa berunding tiga puluh keping perak. Ini merupakan

dusta yang diikuti oleh penentang Kristen.

Banyak sekali ketimpangan, kesalahan, pendustaan yang terjadi atas

penyaliban Jesus oleh kalangan Islam, karena sudah jelas Muhammad dan

pengikutnya terpengaruh secara jelas terhadap ajaran-ajaran gnostik dan bida’ah

lainnya berdasarkan historis-literatur yang dijelaskan tadi.

Apa yang tertulis di dalam alquran, tidak terlepas dari pergaulan

Muhammad dengan orang-orang Yahudi, orang-orang Kristen, orang Parsi dan

bida’ah di tanah Arab. Berdasarkan penyelidikan sejarah, pada hemat ahli-ahli

dapat dikatakan bahwa ajaran Islam tentang Jesus menyerupai ajaran-ajaran

gnostik dan Doketisme (seperti injil Barnabas) tentang Jesus, dan dilihat dari ilmu

sejarah, mungkin dapat dijabarkan kepada keterangan-keterangan dari pihak

sekte-sekte. 5

Di dalam berbagai hadits shahih maupun lemah sekalipun terdapat

berbagai penjelasan tentang peristiwa di Golgota, yang banyak dikaburkan dan

berlainan dari yang satu dengan yang lain serta mengatasnamakan Muhammad.

Oleh karena itu, antara Isa a.s otentik Islam berbeda dengan Isa Al-Masih Ibn

Maryam bin Daud. Sebab Kristen berpusat secara jelas dan konsisten pada

Kristosentris yang merangkum Ketritunggalan ALLAH, tidak halnya Islam yang

terlalu mengagungkan Muhammad (Muhamadanist) bukanlah ALLAH

(Deisentris), masih bersifat dualisme.

5 Demikianlah misalnya: B. D. McDonald di dalam “Enzyklopaedie des Islams”, Leiden 1927, bagian II, hlm.561. (Dogmatika Masa Kini: Gunung Mulia, 2005)

Page 19: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 19

2. Kecaman alquran terhadap Tritunggal (Teorema dan Argumen)

Sejumlah ayat-ayat alquran yang menuliskan pengharaman bahwa

ALLAH itu Tritunggal, yaitu Surah al-Maa’idah: 73, Surah Maryam: 88, Surah

az-Zukhruf. Dalam Surah al-Maa’idah: 73 dikatakan: sesungguhnya kafirlah

orang-orang yang mengatakan” bahwasanya ALLAH salah seorang dari yang

tiga, padahal sekali-kali tidak ada tuhan (ilah) selain dari TUHAN yang Esa. Jika

mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang

kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih”.

Surah al-Maa’idah: 73:

Dan, pada Surah az-Zukhruf: 8, menuliskan: katakanlah, jika benar

TUHAN yang Maha Pemurah mempunyai anak, maka akulah (Muhammad) orang

mula-mula memuliakan anak itu”.

Page 20: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 20

Melihat konsep kekurangfahaman penulis alquran itu tmpak bahwa sikap

mereka bersifat matematis yang dilihat dari segi Tritunggal tersebut. Di dalam

Alkitab tidak ada banyak ayat yang mengungkapkan ketritunggalan itu secara

langsung. Akan tetapi, secara tidak langsung ada banyak ayat di dalam Perjanjian

Lama dan Perjanjian Baru yang menunjuk kepada pengertian, kata, dan makna

ketritunggalan.

Gereja pada awalnya berhati-haati dalam perumusan dogma atau doktrin.

Perumusan dogma atau doktrin harus diadakan sedikit kurang Sinode (Synodous)

dan prakarsa Konsili yang besar. Adapun penolakan tentang Tritunggal dimulai

dan bukan terawal, dari Arius, seorang pastor yang menolak ajaran tentang

Tritunggal: Bapa, Putera dan Roh Kudus dalam satu dzat, kemudian diikuti ajaran

gnostik lain.

Jesus, dalam bahasa Ibrani: “Yehosyuah” memiliki arti Yahweh yang

menolong, sesungguhnya di dalam diri Jesus sendiri ALLAH mendatangi manusia

dengan pertolongan dan keselamatan yang daripadaNya. Rahasia mengenai

pribadi dan pekerjaan Jesus Kristus hanyalah dapat kita rumuskan dengan

ungkapan-ungkapan yang bersifat paradox. Maksudnya, selalu ada dua garis, dua

segi yang saling bertentangan, dan pertentangan itu tidak dapat dan tidak boleh

dikompromikan satu sama lain.

Gereja kuno merumuskan keyakinannya tentang ALLAH Tritunggal itu

demikian, bahwa TUHAN ALLAH satu dalam dzatNya dan tiga dalam

pribadiNya (una substantia, tres personaei) atau dalam bahasa Yunani: satu

dalam ousia-Nya dan tiga dalam hyphostasis-Nya. Ungkapan pribadi atau oknum

Page 21: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 21

sebenarnya pada zaman sekarang ini tidak dapat diterapkan lagi kepada ajaran

tentang ALLAH Tritunggal, karena ungkapan itu sekarang telah mempunyai arti

yang berlainan sekali dengan yang semula dimaksudkan oleh Gereja Kuno tadi.

Cara mengungkapkan ketritunggalan dengan istilah-istilah substansi dan persona

itu masih terlalu dipengaruhi oleh gagasan Plato. Inilah yang sering menjadi

gugatan di dalam pertentangan alquran dan hadits mengenai ajaran Tritunggal.

2.1. Kajian literatur alquran terhadap Tritunggal

Bagi agama Islam yang fondasi utama dari keagamaannya adalah alquran,

dosa yang tidak dapat diampuni ialah “syirk”, yaitu menyekutukan TUHAN

ALLAH. Dalam Surah an-Nisa’ : 48 disebutkan, bahwa ALLAH tidak akan

mengampuni dosa syirk, sekalipun ALLAH berkenaan mengampuni segala dosa

yang lain. Menurut ulama Islam, orang Kristen berkesalahan terhadap syirk ini,

karena mengajarkan ALLAH Tritunggal. Menurut ulama Islam, dosa Kristen

ialah: menganggap bahwa disamping ALLAH ada yang berilmu, ada yang

berkuasa, ada yang dapat disembah, dan bahwa orang dipandang sebagai dapat

menyandarkan diri dan mempercayakan diri kepada yang lain daripada ALLAH.

Inilah ketidakfahaman Islam yang masih berfikir matematis, tidak menyelami

secara imani.

Dengan mengkaji teks-teks alquran secara jeli, ada satu kata yang

bermakna lain dengan melihat konteks kalimat yang berkaedah kepada

ketritunggalan. Kata “Kami” (dituliskan dalam seluruh terjemahan alquran yang

ada secara kapital “K”, bukan “k”) di dalam alquran tersurat secara jelas dan

Page 22: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 22

termaktub di dalam tiap-tiap teksnya sebanyak 904 kali. Kata “Kami” itu dihitung

dengan kata dasar “kaa’nu” ( وٱکٴن ).

Namun, apabila umat Islam ada beranggapan bahwa kata “Kami” itu

adalah malaikat, patutkah malaikat menyelamatkan umat manusia selain ALLAH

saja, patutkah malaikat mengutus rasul-rasul sedangkan para malaikat sebagai

perantaraan Sabda (bdk. an-Nisa’: 165), dan patutkah malaikat mensabdakan

wahyu (bdk. an-Nisa’: 163).

Melalui uji teks atas alquran jelas bahwa alquran mengungkapkan

tritunggal , namun menyindir dan menjadikan kesalahan. Apabila dari segi

dialektis mengartikan “Kami” itu memiliki banyak arti. Arti pertama: ALLAH

dan para malaikat, kedua: malaikat seluruhnya, ketiga: orang banyak, keempat:

syaitan, kelima: ALLAH. Disini tampak kejanggalan kata “Kami” itu memiliki

arti apa. Dengan leluasanya alquran menuliskan kata “Kami” (juga diikuti partikel

bahasa) tanpa menuliskan maksud “Kami” itu maupun nukilan sirat bahasanya.

Jelas disini pengertian Tritunggal oleh umat Islam kabur dan tak difahami sedikit

pun karena memanglah kabur alquran itu memberikan makna atau memang tak

mau dimengerti dengan baik berdasarkan pemahaman Roh.

Kata “Kami” yang merupakan kata ganti orang ketiga dapat disejajarkan

dengan kata “Kita” pada Kejadian 1:26 dan Kejadian 11:7.

Kejadian 1: 26

. فيتسلطون كشبهنا صورتنا على االنسان نعمل الله وقال

البهائم وعلى السماء طير وعلى البحر سمك على

Page 23: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 23

على تدب التي الدبابات جميع االرضوعلى كل وعلى

.االرض

Kejadian 11: 7

بعضهم يسمع ال حتى لسانهم هناك ونبلبل ننزل هلم

بعض لسان

Kata “Kami” dan “Kita” merupakan bentuk jamak dari banyak orang atau

persona, atau pun mewakilinya. Tersirat dua arti yang diuraikan diatas adalah

ALLAH dan para malaikat atau Pribadi Khusus ALLAH itu sendiri. Disinilah

letak kekurangfahaman Islam dalam artian, makna, konteks, wujud, dan tujuan

dari ALLAH Tritunggal itu.

Bila ditinjau dari kata-kata dalam alquran, hadits maupun tafsiran para

ulama Islam memberi suatu penekanan jelas bahwa pengertian akan ALLAH

Tritunggal yang sebenarnya merupakan keesaan dalam arti matematis. Di dalam

Alkitab yang ditekankan adalah keesaan dalam Firman dan karya TUHAN

ALLAH, keesaan yang bersifat etis, sehingga orang beriman diperingatkan supaya

jangan puas dengan percaya adanya ALLAH yang satu saja: “Engkau percaya,

bahwa hanya ada satu ALLAH saja? Itu baik! Tetapi setan-setan pun juga

percaya akan hal itu dan mereka gemetar” (lihat. Yakobus 2: 19 dan bandingkan

dengan Markus 1: 21-28, dimana roh-roh jahat takut terhadap Jesus).

Pernyataan alquran yang menentang dipersekutukannya TUHAN ALLAH

banyak sekali seperti contoh yang telah dikaji tadi. Tetapi pengajaran dari teks

Page 24: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 24

alquran yang penuh pertanyaan akan konstruk teks, dialek, dan bahasanya tidak

sama dengan Alkitab yang tidak menyekutukan ALLAH. Ini jelas bahwa sikap

apriori Islam itu menutup pengertian akan teks-teks alquran.

2.2. Perdebatan tentang Konsili Nicea dan Konstantinopel

Di dalam buku kandidat doktor International Institute of Islamic Thought

and Civilization, Adian Husaini, Ph.D, menyatakan bahwa Kaisar Konstantinus

yang memelopori Konsili Nicea, begitu juga dalam brosur “Haruskan Anda

Percaya kepada Tritunggal?” dari Saksi-Saksi Yehuwa, sempalan sekte Kristen.

Sebaiknya kita melihat sejarah yang telah diakui yang dicatat pada Liber

Pontificalis dan buku-buku sejarah lain bahwa yang memprakarsai Konsili Nicea

adalah Paus Silvester I (masa kepausan tahun 314-335).

Setelah Kaisar Konstantinus Agung mengeluarkan Edicta Milano, agama

Kristen menjadi agama resmi di seluruh Kekaisaran termasuk tanah Arab. Paus

Silvester I merupakan Paus pertama yang bebas memimpin umat dan

mengorganisasikan beberapa lembaga keagamaan Kristen tanpa ada konflik dan

gangguan. Oleh karena merebaknya ajaran bida’ah Arius yang tidak mengakui ke-

Tuhan-an Jesus, maka dia meminta izin pemanggilan para Uskup diseluruh

keuskupan dalam Kekaisaran Romawi. Posisi Hukum Gereja atas semuanya

menjadi kuat pada pemerintahan Konstantin. Maka, Konstantin meluluskan

permintaan Paus dan memanggil semua uskup dan rohaniawan Gereja.

Pada saat Konsili di Nicea berlangsung Kaisar Konstantinus berada

diposisi di depan umat dan dibelakang para uskup dan kardinal. Disini jelas

Page 25: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 25

tampak wibawa Gereja dihadapan kekaisaran. Perumusan ke-Tuhan-an Jesus

bukanlah datang dari Konstantinus, melainkan argumentasi-argumentasi dari para

uskup berdasarkan teologi Alkitab dan bukan sebuah kesepakatan, melainkan

mengulang dan menekankan makna dan tendensi Tritunggal dari Alkitab.

Pembahasan dilakukan secara hierarkis tanpa ada kemukakan pendapat dari non-

hierarkis yang sesuai dengan tradisi apostolik.

Masalah pemungutan suara (voting) terhadap rumusan ke-Tuhan-an Jesus

tidak terjadi sama sekali. Pemungutan suara dilakukan karena sebahagian uskup-

uskup Gereja Timur tidak hadir dan bahkan tidak ingin hadir karena berpegang

pada ajaran bida’ah. Pemungutan suara dilakukan untuk menjatuhkan hukuman

pengucilan (ekskomunikasi) ajaran Arius oleh para Uskup, Kardinal, dan para

religious Gereja yang ditetapkan oleh Paus. Dan, pada saat itu memanglah benar

bahwa Kaisar Konstantinus memimpin pemungutan demi keamanan dan

ketertiban Konsili, tapi bukan berarti dia ikut dalam pembahasan yang tidak sama

sekali dimengertinya.

Karena kekurangfahaman akan ajaran Tritunggal dan penjabaran panjang

lebar Arius dan pengikutnya berulang-ulang diadakan konsili di beberapa tempat

yang bukan saja tentang Arius, melainkan hal-hal bida’ah yang banyak menyebar

seperti: Albigensia, Appolorianisme, Macedonisme, Monofisitisme. Dan karena

kekurangfahaman Kaisar Konstantinus mengenai hal-hal yang tidak difahaminya,

Paus Liberius diperlakukan dengan kasar karena menentang Arianisme yang

membingungkannya.

Page 26: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 26

Inilah tanda dimana kelemahan orang-orang yang belum mendapat

penyertaan Hikmat Roh ALLAH akan penyingkapan rahasia ALLAH. Kaisar

Konstantinus merasa bersalah dan ingin menerima pengakuan Bapa, Putera dan

Roh Kudus dalam diri, fikiran dan hati demi keselamatannya dalam sakratul maut,

dan setelah dia dibaptis, dia merelakan kematiannya.

2.3. Doktrin mengenai Roh Kudus

Dalam kitab-kitab Ibrani, kata yang paling sering digunakan untuk “roh”

ialah ru’akh, yang berarti “nafas; angin; roh”. Di dalam kitab-kitab Yunani, kata

tersebut ialah “pneuma”, yang mempunyai arti sama. Jika kata ru’akh dikenakan

TUHAN ALLAH sendiri, maka Roh dipandang sebagai kekuatan atau kuasa yang

menjadi alat TUHAN ALLAH bekerja. Hal itu umpamanya tampak dari

Yehezekiel 37:9, 10 bahwa Roh dapat menjadikan tulang-tulang yang mati

menjadi hidup.

Yehezekiel 37: 9, 10 (bhs. Arab):

9 هكذا فقال للروح وقل آدم ابن يا تنبأ للروح تنبأ لي

وهب� االربع الرياح من روح يا هلم الرب السيد قال

ليحيوا القتلى هؤالء .على

وقاموا 10 فحيوا الروح فيهم فدخل امرني كما فتنبأت

جدا جدا جيشعظيم اقدامهم على

Page 27: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 27

Nubuat ALLAH dicatat ketika orang-orang dari ALLAH “didorong oleh

Roh (bahasa Yunani: pneuma) Kudus”. Kata Yunani “diilhamkan ALLAH” ialah

“Theopneustos” yang berarti dinafaskan oleh ALLAH. Bila dilihat dari

perbahasaan Latin, Roh adalah “spritus” (kuasa). Disinilah letak

kekurangfahaman orang dalam pengertian akan Roh ALLAH. Nafas merupakan

bagian kuasa (spirit) yang membangkitkan. Spirit merupakan bagian substansial

yang menyatu dengan kekuatan, sehingga pengertian itu tidak boleh lepas dari

yang lainnya.

Roh Kudus masuk ke dalam rahim Maria (bdk Matius 1: 18; Lukas 1: 35)

dengan Kuasa ALLAH sendiri. Substansi ALLAH dalam Roh Kudus satu dalam

pernyataan Firman ALLAH (Kalimatullah) yakni Jesus. Jelas bahwa doktrin

ALLAH Tritunggal memiliki makna yang begitu dalam dan jauh dari pemahaman

manusia.

Roh adalah kekuatan atau kuasa ilahi yang bekerja sebagai alat atau sarana

TUHAN ALLAH. Roh bersifat dinamis (bukan faham dinamisme) mengandung

sifat-sifat yang etis. Roh ALLAH berada pada diri Jesus sebagai Roh Hikmat dan

Pengertian, Roh Nasehat dan Keperkasaan, Roh Pengenalan dan takut akan

TUHAN (Yesaya 11:12). Makna dari ALLAH Tritunggal merupakan kajian satu

pribadi; bukan tiga pribadi; bukan tiga pribadi. Karya ALLAH dalam Roh Kudus

nyata dalam Jesus dan ALLAH dinyatakan dalam Jesus.

Kemudian, menyinggung makna dari Johannes 14:16, Roh Kudus adalah

Penghibur/Pelipur (dalam dalam bahasa Yunani: Paraklétos), yang dating dari

ALLAH untuk memberi nasehat dan penghiburan kepada kita. Berhubung dengan

Page 28: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 28

kata “Paraklétos” itu, ajaran Islam dalam Surah ash-Shaff: 6 bahwa Jesus

meramalkan kedatangan seorang rasul bernama Ahmad (bandingkan dengan injil

Barnabas Pasal 220:20) yang diidentikkan dengan Muhammad (yang dipuji).

Surah ash-Shaff:6 :

Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, sesungguhnya

aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat,

dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan

datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)." Maka tatkala rasul itu

datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata:

"Ini adalah sihir yang nyata."

Page 29: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 29

Dengan memperlakukan kata Yunani “Paraklétos” seolah-olah itu kata

Arab dengan mengutamakan huruf-huruf mati (p-r-k-l-t-s), lalu mengganti huruf

hidup seenaknya, maka menjadi “periklytos”. Dan arti “periklytos” adalah

termasyur, jadi menyerupai nama “Ahmad” atau “Muhammad”. Jadi kalangan

Islam yang merujuk injil Barnabas itu mengambil hipotesa bahwa ada kecocokan

Johannes 14:16 (“Paraklétos”) dengan Surah ash-Shaff: 6 (periklytos). Untuk

sanggahan: diantara segala naskah tua yang memuat ayat Johannes 14:16 tidak

satupun juga yang dapat menimbulkan kesangsian tentang bunyi kata

“Paraklétos”, maka tidak ada alasan apapun untuk mengubahnya menjadi

“periklytos”. Disini jelas bahwa ada sikap dasariah menyamakan Muhammad

dengan Jesus Kristus.

Johannes 14:16 bahasa Yunani:

Johannes 14:16 bahasa Arab:

ليمكث 16 آخر معزيا فيعطيكم اآلب من اطلب وانا

االبد الى .معكم

Page 30: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 30

Namun mengenai Roh Kudus dalam agama Islam disamakan dengan

Malaikat Agung Gabriel (Jibril) di dalam Surah an-Nahl: 102 dan Surah Maryam:

17.

Surah an-Nahl: 102:

Surah Maryam: 17:

Nama “Jibril” itu sebenarnya tidak terdapat dalam naskah Arab, akan

tetapi ditambahi oleh para penafsir quran (ulama-ulama mufasir) sebagai

penjelasan terhadap ayat-ayat quran. Mereka menyamakan Roh ALLAH menjadi

malaikat Jibril dan seimbang dengannya.

Page 31: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 31

Pengertian di atas menunjukkan suatu kesalahan fatal dan total kesalahan

mengenai pengertian akan Roh Kudus oleh seluruh mahkamah ulama alquran

(mufasir) yang belum memahami makna dan belum mencapai kalbu kerohanian

ALLAH. Tidaklah mungkin Jesus mengatakan kepada para muridNya pada

Johannes 20:22 “Terimalah Roh Kudus!” diartikan sebagai malaikat yang

diterima. Hal ini suatu kekeliruan yang menimbulkan kesalahan fatal.

Johannes 20: 22 :

القدس 22 الروح اقبلوا لهم وقال نفخ هذا قال .ولما

3. Doktrin Transubstansiasi

Kamus Liturgi (Ernest Maryanto: 2004) mengartikan transubstansiasi

adalah “istilah teologis yang menjelaskan perubahan roti dan anggur menjadi

Tubuh dan Darah Kristus dalam Doa Syukur Agung”. Menurut faham ini, saat

konsekrasi dalam Doa Syukur Agung, hakikat roti dan anggur sungguh berubah

menjadi Tubuh dan Darah Kristus, meskipun wujudnya tetap sama (roti dan

anggur). Jadi, wujudnya tetap roti dan anggur, tetapi hakikatnya sudah berubah

menjadi Tubuh dan Darah Kristus. Dengan rumusan ini, Gereja menggarisbawahi

ajaran bahwa Kristus sungguh-sungguh hadir, bukan hanya secara simbolis.

Page 32: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 32

Di dalam literature Islam yang menuliskan bahwa transubstansiasi

diartikan sebagai kekonyolan dan tidak diterima akal. Syekh Abu Zahrah6

menuliskan: “masalah transubstansiasi:…..orang-orang Kristen makan roti dan

minum minuman keras—yang mereka sebut Jamuan Kudus. Gereja mempercayai

bahwa roti itu akan berubah menjadi jasad al-Masih dan minum minuman keras

itu menjadi darah al-Masih yang tumpah. Barang siapa makan roti dan minum

minuman keras yang telah berubah itu, maka dia memasukkan darah dan daging

al-Masih ke dalam tubuhnya. Ini tidak masuk akal dan tidak dapat diterima oleh

akal manusia”.

Sependapat dengan itu, ajaran-ajaran gereja Reformasi seperti: Luther,

Zwingli, Calvin dan yang lainnya, tidak mempercayai bahwa roti dan anggur pada

Ekaristi tidak berubah. Pernyataan itu merujuk pada pengertian transignifikansi

yang berarti: hakikat roti dan anggur tidak berubah, tetapi maknanya berbeda,

menjadi Tubuh dan Darah Kristus.

Kedua tanggapan akan transubstansiasi di atas terlihat kekurangfahaman

dan kefasihan yang jeli melihat alegoris dibalik perbuatan-perbuatan Jesus dan

makna perumpamaanNya. Syekh Abu Zahrah mengatakan anggur yang dipakai

adalah minuman keras. Anggur diartikannya menjadi minuman keras atau

khamar, padahal anggur yang digunakan bukanlah alcohol seperti dalam khayalan

Syekh tersebut. Kemungkinan seluruh anggur atau perasannnya pun dianggap

menjadi alcohol.

6 Dikutip dari “Isa dan al-Mahdi di Akhir Zaman”, Jakarta: Gema Insani , Dr. Muslih Abdul Karim, MA. 2005

Page 33: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 33

Penggunaan anggur yang murni dalam Ekaristi (Jamuan Suci) merujuk

pada penggunaan anggur dan roti pada saat Perayaan Malam Paskah Yahudi

disaat mereka hijrah dari tanah Mesir menuju tanah Kanaan. Penggunaan anggur

dan roti pada perayaan-perayaan tersebut dalam konteks Yahudi terdapat di

Perjanjian Lama tepatnya di Keluaran 12:34, 39 ; 13:6 dan Buku Haggada, buku

liturgi Yahudi.

Mengenai transubstansiasi baiklah kita mengutip lepas ayat-ayat mengenai

konsekrasi, yakni Matius 26:26: “Inilah Tubuh-Ku…” ditunjukkan Jesus roti yang

tak beragi7 menunjukkan perwakilan pengenangan akan TubuhNya, Matius 26:28:

“Inilah Darah-Ku..” ditunjukkan Jesus anggur8 yang murni menunjukkan

pengenangan akan penumpahan darahNya yang kudus. Menurut Dr. Berkhof dan

Enklaar 9 menuliskan bahwa “roti dan anggur adalah tanda-tanda yang harus

dibedakan dari apa yang ditandakannya, yakni persekutuan rohani dengan tubuh

dan darah Krisus”.

Pada Konsili ke-4 di Lateran, Roma, Italia (tahun 1215), ajaran

transubstansiasi disahkan menjadi doktrin Gereja Semesta. Konsili Trente yang

pertama kali diselenggarakan Paus Paulus IV, dan Paus Pius IV yang menerbitkan

Katekismus Romawi untuk meneguhkan doktrin transubstansiasi itu. Gereja

dengan penuh kehati-hatian menjelaskan dan menetapkan doktrin Gereja itu.

Dalam hal yang sama, Gereja Orthodox mengakui perubahan substansi roti dan

anggur menjadi Tubuh dan Darah Kristus dengan penyebutan transmutasi

7 Keluaran 13:6. Jesus menunjukkan roti yang tak beragi yang merupakan adat kebiasaan Yahudi yang sarat makna, yakni: tubuh yang tidak berdosa, tubuh yang bebas dari kebusukan (ragi). 8 Anggur yang digunakan bukanlah alcohol, anggur menunjukkan kesuburan, kekayaan, kehangatan, kesejatian, kenikmatan, dan sekaligus kesengsaraan. 9 Sejarah Gereja. Hlm. 63, 80.

Page 34: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 34

(perubahan roti dan anggur menjadi Tubuh dan Darah Kritus bahwa sesudah

anaphora berubah menjadi tubuh dan darah Kristus seutuhnya).

Ajaran Marthin Luther menandingi transubstansiasi adalah dengan istilah

“kon-substansiasi” yakni roti dan anggur tidak berubah menjadi tubuh dan darah

Kristus, tetapi tubuh dan darah Kristus mendiami roti dan anggur itu, sehingga ada

dua zat atau substansi yang sama-sama (=kon) terkandung dalam roti dan anggur

itu, sama seperti besi pijar bersifat dua: besi dan api.

Pelurusan akan makna dan pengertiannya, kata konsekrasi “Inilah

TubuhKu” dan “Inilah DarahKu” dalam bahasa kiasan (alegoris) yang dipakai

pada Upacara Paskah itu, perkataan Jesus berarti: roti ini adalah lambing (tanda)

tubuhKy. Jesus tidak lagi berbicara tentang sejarah lampau dengan mengatakan

“Inilah roti penindasan, yang dimakan oleh nenek moyang kita di tanah Mesir”

(dapat dilihat di Buku Haggada: Upacara Malam Paskah). Roti itu adalah Jesus

sendiri, Dialah Domba Paskah yang disembelih sesungguhnya di salib. Begitu

juga dengan anggur (bukan alcohol) yang menjadi darah yang tertumpah seperti

darah sembelihan dari Domba Paskah. Anggur yang melambangkan kenikmatan

sekaligus menjadi lambang kesengsaraan dimana anggur itu akan digulirkan

sebagai peringatan.

Kalau kita makan roti dan minum anggur itu, seolah-olah terhisablah Jesus

ke dalam diri kita. Kita menjadi satu dengan Dia dan dengan kurbanNya. Roti ini

adalah tanda (lambang) tubuhKu, yang dimaksud oleh Jesus adalah apa yang

terjadi dengan roti ini, akan terjadi secara sungguh-sungguh dengan “tubuhKu” 10,

10 Hal yang terjadi pada roti tak beragi yang dimaksud adalah akan dipecah-pecahkan, diremukkan dan disantap serta dicelupkan kepada air anggur. Ini menunjukkan kepedihan yang dialami Kristus yang menanggung dosa umat manusia, diremukkan oleh para penguasa Yahudi

Page 35: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 35

begitu juga dengan anggur yang akan terjadi sesungguhnya dengan “darahKu”11.

Tetapi murid-muridNya menafsirkannya sekedar sebagai lambang, dengan

kekurangfahaman akan transubstansiasi yang terjadi secara penuh di dalamnya.

Berbicara tentang transubstansiasi, Syekh Abu Zahrah menambahkan “…

tidak masuk akal dan tidak dapat diterima oleh akal manusia”. Hal ini dapat

diinterpretasikan bahwa para ulama-ulama fikir yang fasih sekalipun tidak

mengerti akan sarat makna yang melebihi makna alegoris dari “tubuh dan

darahNya”, sama seperti murid-murid Kristus.

Mengenai tubuh dan darah, Jesus menerangkan makna sebenarnya dari hal

tersebut kepada seluruh kaum Yahudi di rumah ibadat yang tidak mengerti akan

maknanya (lihat. Johannes 6: 25-59).

Jesus menjelaskan dan menekankan akan tubuh dan darahNya (Johannes

6:53-58) “6:53 Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu,

sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-

Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. 6:54 Barangsiapa makan

daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan

membangkitkan dia pada akhir zaman. 6:55 Sebab daging-Ku adalah benar-

benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. 6:56 Barangsiapa

makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di

dalam dia. 6:57 Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh

yang tidak menginginkan Jesus, yakni mencelupkannya dalam penderitaan sangat di kayu salib. 11 Hal yang terjadi pada anggur adalah penumpahan anggur (diminum). Anggur yang dilambangkan tersebut adalah darah Kristus yang ditumpahkan di kayu salib, penderitaan yang tak terperikan karena anggur mengandung kenikmatan, keperihan, dan kepedihan serta keanggungan, dimana pada saat pesta-pesta jamuan di Timur Tengah, anggur menjadi pilihan sebagai penutup. Jesus adalah “anggur” penutup dan penggenapan segala wahyu dari Surga.

Page 36: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 36

Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku. 6:58

Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek

moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup

selama-lamanya.".

Pada saat perkataan Jesus itu diperdengarkan, maka seluruh imam-imam

dan ahli-ahli Kitab Taurat menentang karena ketidakmengertian mereka, Johannes

6:52 “Orang-orang Yahudi bertengkar antara sesama mereka dan berkata:

"Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan."

Hal ini dapat disamakan dengan orang-orang yang menentang transubstansiasi

bahwa mereka memang tidak mengeti akan hal-hal rohaniah (lihat Johannes 6: 61

“Jesus yang di dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut

tentang hal itu, berkata kepada mereka: "Adakah perkataan itu menggoncangkan

imanmu?”. Akal manusia tidak akan dapat menembusi Pengetahuan ALLAH,

manusia tidak akan dapat memikirkan di luar dari pemikiran ALLAH.

4. Kejadian Kelahiran Jesus

Kisah kelahiran Jesus telah tertera jelas di dalam bagian-bagian Perjanjian

Lama dan Perjanjian Baru. Nubuatan (penggenapan kejadian) akan kelahiran

Jesus dari Kitab Yesaya 7:14 : dilahirkan oleh perawan; Kitab Mikha 5:2:

dilahirkan di Bethlehem; Kitab Kejadian 49:10: datang dari Suku Yehuda; Kitab 2

Samuel 7:12-16: Anak Daud (keturunan Daud dari Yousef bar Dawid/Yusuf bin

Daud); Kitab Mazmur 2:6,7: Anak ALLAH; Kitab Yesaya 9:5: ALLAH yang

Perkasa, Raja Damai, Bapa yang Kekal, digenapi pada Injil Matius 1:18-25, 2:1-

12. Pemberitaannya pun dapat dijelaskan dengan baik oleh Daniel 9:25,26.

Page 37: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 37

Daniel 9:25,26 :

Pada teks-teks alquran kisah kelahiran Jesus Kristus (al-Qishah al-Mulud

‘Isa al-Masiyah) tertera di se-jumlah surah dan ayat, seperti:

Surah Ali Imran: 45

Page 38: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 38

Surah Maryam: 17, 23

Page 39: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 39

Teks alquran di atas sangat sarat dengan kontroversi dalam makna,

kejelasan maupun kejadiannya. Di dalam Surah Maryam: 23 dikatakan di atas

bahwa Maria melahirkan dibawah pohon kurma ditengah malam yang dingin.

Ditiap teks Alkitab baik Ibrani maupun Latin dan Yunani tidak ada

rujukan lahir di bawah pohon kurma. Ini merupakan karangan-karangan yang

bersifat kultural (membudayakan) terhadap Injil-Injil oleh para penulis mushaf

quran. Dengan tegas Jesus dilahirkan disebuah tempat hina yaitu bekas rumah

atau runtuhan rumah yang dijadikan sebagai kandang domba (lihat. Lukas 2:6).

Lukas 2: 6 (teks Yunani)

Page 40: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 40

Lukas 2: 6 (teks Arab)

لتلد 6 ايامها تم�ت هناك هما .وبينما

Penalaran yang aneh dari penulis-penulis quran tersebut sangat irrasional,

karena mungkinkah seorang wanita melahirkan di tengah malam yang dingin dan

larut di bawah pohon kurma. Inilah pembudayaan yang terjadi dari teks-teks

alquran.

Dari literature Islam (baik hadits dan tafsirannya) mengatakan bahwa Jesus

merupakan Roh Malaikat Gabriel (Jibril). Pengertian ini ditandaskan sebagaimana

penjelasan Roh Kudus terhadapnya yang sebenarnya tidak ada pengertian-

pengertian tersebut pada teks-teks alquran yang shahih dari mushaf-mushaf

manapun, seperti: Surah an-Nahl: 102, dan Surah Maryam:17 yang ditunjukkan di

atas. Penjelasan yang demikian terlalu sempit dan tak berfaedah termasuk tidak

mengerti akan kaedah bahasa dalam pengertian Roh tersebut. Pemikiran ini terlalu

primitive dan tidak dapat diterima.

4.1. Alquran tidak mencantum Sejarah Penubuatan

Di dalam teks-teks alquran dan literature Islam manapun tidak ada sejarah

dari penubuatan Jesus Kristus. Di dalam Alkitab jelas tertera dalam Kitab Yesaya

7: 10-25; 9:1-20; 11:1-10. ALLAH sendiri memberikan nama bagi Jesus yaitu

“Immanuel” : ALLAH beserta kita (Yesaya 7:14; Yesaya 8: 5-10). Kegenapan ini

telah jelas dimaktub dalam Injil Matius 1:23.

Page 41: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 41

Menurut para penulis mushaf alquran dan para ulama tafsir Islam

mengatakan bahwa yang dinubuatkan adalah Muhammad. Para penulis mushaf

dan ulama tafsir quran tersebut akan selalu menunjuk injil Barnabas yang

dikarang oleh Mustafa al-Arande pada Pasal 220:20 tersebut yang menyesatkan:

“Yesus berkata: Hal ini akan berlangsung sampai kedatangan Muhammad utusan

ALLAH”. Para ahli tafsir quran dan ulama-ulama bergelar Syekh belum berani

mengembangkan interpretasi nubuatan Nabi Yesaya, Nabi Musa, Nabi Yehezkiel,

Nabi Yoel, Nabi Mikha, Nabi Zakharia, Nabi Yeremia, Raja Daud, Nabi Nahum,

dll dalam deretan Nabi-nabi Perjanjian Lama. Hal ini merujuk bahwa Muhammad

bukanlah: Bapa yang Kekal, ALLAH yang perkasa, dilahirkan dari Perawan,

keturunan Daud, datang dari Suku Yehuda, dilahirkan di Bethlehem, dan yang

lainnya.

Muhammad adalah benih manusia yang tulen dari persetubuhan kedua

orang tuanya. Dia bukan berasal dari keturunan atau garis darah Daud, suku

Yehuda (melainkan Arab), kaum Ismael (anak budak wanita yang diusir

Abraham), dan yang lainnya. Merujuk pada kemarahan Imam-Imam Yahudi dan

para ahli Taurat Yahudi mengenai Jesus terhadap Rabbi Yahudi Nikodemus pada

Injil Johannes 7: 41,42,52 bahwa “Bukan Mesias tidak datang dari Galilea! (41);

Mesias berasal dari keturunan Daud dan dari kampong Bethlehem, tempat dahulu

Daud tinggal (42); Apakah engkau juga orang Galilea? Selidikilah Kitab Suci dan

engkau akan tahu bahwa tidak ada nabi yang datang dari Galilea”. Konteks

tersebut jelas menyebutkan bahwa Muhammad bukanlah nabi yang dikabarkan,

bukan berasal dari apa yang dinubuatkan para Nabi terdahulu. Muhammad

bukanlah nabi yang terakhir, Muhammad tidaklah keturunan Daud dan dilahirkan

Page 42: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 42

di Bethelem. Perkataan kaum Yahudi tersebut dikatakan karena mereka belum

mengenal betul asal-usul kelahiran Jesus, Nikodemus dan yang lainnya saja yang

betul-betul faham. Jesus dikatakan orang Galilea karena Jesus selalu berkhotbah

dan menyebarkan Kabar Sukacita di tanah Galilea.

Nubuatan kesengsaraan Muhammad pun tidak satu pun ada pada alquran

apalagi pada Taurat dan Injil. Al-Masiah dinubuatkan secara jelas dan nyata

secara terperinci di dalam Kitab Nabi Yesaya 53: 1-12, yakni: rupaNya tidak lagi

tampak akibat dera, dihina, tertikam, dianiaya, diam di pengadilan, ditahan dan

dihukum, kuburannya diantara orang fasik, menanggung dosa segenap umat

sekalipun tak berdosa. Kematian Muhammad pun tidak jelas di alquran dan tidak

pernah dinubuatkan. Nubuatan-nubuatan menyimpang dikerjakan para penulis

mushaf dan tafsiran ulama supaya mendekati keunikan dan keilahian Jesus.

4.2. Teorema Islam terhadap Muhammad dari keturunan Ismail

sebagai Nabi

Dari sudut pandang sejarah keselamatan, ALLAH sudah menegaskan

bahwa Al-Masiah tidak lahir dari keturunan Ismail (anak budak sahaya Ibrahim),

sehingga permohonan Abraham agar Ismail tingga bersamanya ditolak oleh

ALLAH (lihat. Kejadian 17:17-19). Sebab, Al-Masiah akan lahir dari jalur

Page 43: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 43

keturunan Ishak, tetapi janji ALLAH kepada anak-anak Ismail tetap berlaku.

Anak cucu Ismail, yang dalam bahasa Ibrani: Bene ham-Midbar (anak-anak

padang gurun), dijanjikan besar, karena mereka juga anak-anak Abraham yang

ditekankan pada ayat ke-12 dan ke-13 (Kejadian 21:8-21).

Kejadian 21:12

Kejadian 21: 13

Dari sudut pandang kekeluargaan seperti yang dikisahkan pada Kitab

Kejadian (15:1-21; 16:1-16) bahwa budak Abraham-lah yang disuruh Sarai

menjadi istri yang keduanya. Namun, dengan kesombongan Hagar, Sarai dan

Abraham mengusir Hagar dan Ismail dari kumpulan keluarganya. Jadi ukuran

kaum Yahudi bahwa keturunan budak tidak mendapat hak dalam pewarisan.

Page 44: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 44

Pada zaman Mesias, yang era kemulian Sion, anak-anak Ismail

mempunyai peran yang cukup penting “….akan membawa emas dan kemenyaan,

serta memberikan perbuatan masyhur TUHAN” (Yesaya 60:6). Disini dijelaskan

bahwa Muhammad yang disebut Bene ham-Midbar (anak-anak padang gurun)

bukanlah yang dinubuatkan sebagai Nabi atau Mesias.

Para ahli tafsir alquran akan selalu merujuk pada Kitab Kejadian 17:20;

Kitab Kejadian 21:13 dan Kitab Ulangan 18:17-22, padahal nubuatan tersebut

ditujukan kepada bangsa Israel yang sudah jelas pada teks-teks manapun.

Kitab Kejadian 17: 20 (teks Ibrani)

Kitab Kejadian 17: 20 (teks Arab)

Page 45: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 45

20 . اباركه انا ها فيه لك سمعت فقد اسماعيل واما

. واجعله يلد رئيسا عشر اثني جدا كثيرا واكثره وأثمره

كبيرة .امة

Para ahli tafsir alquran dan ulama Islam selalu berkeras fikiran bahwa

Musa telah menubuatkan Muhammad sebagai Nabi, padahal teks-teks yang

merujuk hal tersebut dikaburkan maknanya oleh para ulama tafsir tersebut.

Muhammad tidak mendapatkan kehormatan sebagai Nabi melainkan keturunan

Ishak-lah dan dari Ishak-lah muncul Daud dan keturunannya: Joseph, ayah Jesus.

Rujukan Alkitab tentang Muhammad oleh para ulama tafsir alquran dari

Kitab Yesaya 42:1,4 hanya mengangkat permukaannya saja, tetapi merujuk

bandingan Kitab Yesaya 49:6 menjelaskan bahwa Muhammad bukan keturunan

suku-suku Yakub dan untuk mengembalikan orang yang masih terpelihara

(bangsa Israel).

Kitab Yesaya 42: 1,4:

1 به سر�ت الذّي مختارّي اعضده الذّي عبدّي هوذا

لالمم. الحق فيخرج عليه روحي وضعت .نفسي

وتنتظر 4 االرض في الحق يضع حتى ينكسر وال يكل ال

شريعته الجزائر

Page 46: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 46

Kitab Yesaya 49:6:

6 يعقوب اسباط القامة عبدا لي تكون ان قليل فقال

. لتكون لالمم نورا جعلتك فقد اسرائيل محفوظي ورد

االرض اقصى الى .خالصي

Dan dari Kitab Nabi Yeremia 31:31,32 dan Kitab Nabi Daniel 2:38-45, ini

sungguh pemahaman yang dangkal bahwa sudah jelas tertulis di dalam Kitab Nabi

Yesaya 31:31 perjanjian bagi Suku Yehuda, dan Muhammad bukan berasal dari

Suku Yehuda melainkan Suku Arab, dan mengenai rujukan Kitab Nabi Daniel itu

jelas merupakan tafsiran ilusi. Di dalam Kitab Nabi Daniel 2:38-45 tersebut

merupakan tafsiran Daniel atas kebenaran bangsa Israel yang telah diperbudak

Raja Nebukadnezar, bukan bangsa Arabia.

Tafsiran-tafsiran palsu para ulama Islam atas alquran disertai literatur-

literatur pendukungnya menunjukkan agar Muhammad mendapat posisi lebih baik

dan sebanding dengan Jesus, seperti perekayasaan nubuatan kelahiran Jesus yang

dibuat persis sama namun tidak asli.

Kelahiran Jesus yang sebenarnya dan sesuai dengan Alkitab terdapat pada

Targum Yahudi, Pirqe d’Rabbi Eliezer, dan nabi-nabi sesudahnya. Dari tafsiran

ayat Kitab Nabi Mikha 5:1: “umotsataiu miqedem mimnei ‘olam (dan

permulaanNya sudah sejak dari kediaman, sejak dahulu kala)”, yang dirujuk pada

Targum berbahasa Aram yang menunjukkan pra-eksistensi Jesus. Dan, pada

Mishnah (Misyna), disebutkan bahwa sejak penjelmaan Memra (Firman ALLAH

Page 47: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 47

atau Kalimatullah): “Sang Mesiah sudah ada sebelum segala makhluk

diciptakan”12.

Dan mengenai Tunas Isai, alquran mencatat dalam Surah al-Fat’h: 29

bahwa Muhammad dimiripkan dengan nubuatan Jesus di dalam nubuatan Nabi

Yesaya dalam Kitab Yesaya 11:1.

Kitab Nabi Yesaya 11: 1 (teks Arab)

1 اصوله من غصن وينبت يسى جذع من قضيب ويخرج

Kitab Nabi Yesaya 11: 1 (teks Ibrani)

12 David H. Stern, Jewish New Testament Commantery (Maryland: Jewish New Testament Publications, 1995), p.154 : dikutip oleh Bambang Noorsena. 2004.

Page 48: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 48

Bandingkan dengan Surah al-Fat’h: 29

Muhammad sekali lagi bukanlah keturunan Daud, bukan dari Suku

Yehuda, bukanlah dilahirkan di Bethlehem kota Daud, karena Isai adalah ayah

Daud dan moyang dari semua Raja Yehuda, sedangkan Muhammad adalah

keturunan Ismael, moyang dari suku-suku Arab. Penafsiran alquran terhadap injil

Barnabas yang sesat sehingga Tunai (Tunggul Isai) dimaknai sebatang pohon

yang mengeluarkan tunas. Ini adalah perekayasaan yang jelas disesatkan sekaligus

menyesatkan.

Berdasarkan Targum dan Mishnah yang dijelaskan di atas menunjukkan

bahwa Jesus sudah ada sebelum penciptaan dunia (bandingkan. Johannes 8:12-20,

21-29, 37-47,48-59; 10:22-39). Nubuatan Jesus: Pele Yo’ats (Penasehat Ajaib),

Page 49: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 49

El-Gibbor (ALLAH yang Perkasa), Avi ‘Ad (Bapa yang Kekal), Syar Syalom

(Raja Damai), tidak ada pada Muhammad. Muhammad bukanlah Raja Damai,

melainka penuh terror bagi siapa saja yang tidak tunduk kepada agama buatannya

yang selalu mengatas-namakan Tuhan dan alqurannya.

Muhammad tidak patuh pada Hukum Taurat seperti nubuatan Jesus yang

taat akan Taurat (bandingkan. Kitab Nabi Yesaya 11:3). Muhammad meniadakan

beberapa Hukum Taurat dengan berbagai modfikasi dibeberapa ayat, misalnya

Hukum Kesepuluh Perintah ALLAH, Hukum Adat Yahudi, Hukum Perayaan

Suci Yahudi, Hukum Haram dan Halal yang termaktub dengan terperinci di Kitab

Imamat, dan yang lainnya. Jesus taat kepada Taurat seperti yang tertulis di Kitab

Injil Lukas 2:52, dan diterangkan lagi oleh Santo Paulus di Surat kepada Jamaah

Galatia 4:4.

Kitab Injil Lukas 2: 52 (teks Yunani)

Kitab Injil Lukas 2: 52 (teks Arab)

والنعمة 52 والقامة الحكمة في يتقدم فكان يسوع واما

والناس الله عند

Page 50: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 50

Surat Rasul Paulus kepada Jamaah Galatia 4:4 (teks Yunani)

Surat Rasul Paulus kepada Jamaah Galatia 4:4 (teks Arab)

من 4 مولودا ابنه الله ارسل الزمان ملء جاء لما ولكن

الناموس تحت مولودا امرأة

Page 51: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 51

BAB IV

HERMENEUTIKA: KAEDAH, TEKS DAN LITERATUR

A. Rangka Penelitian

Penelitian ini bersifat penelitian dokumentasi, yang menganalisis kasus

atau permasalahan berdasarkan analisis dokumen seperti: literatur-literatur, kitab-

kitab, dan tafsiran-tafsiran.

Penelitian dilakukan dibeberapa perpustakaan seperti Perpustakaan

Propinsi Sumatera Utara, Perpustakaan Karmel Dairi, Perpustakaan Universitas

Katolik Santo Thomas Medan.

Penelitian dilakukan terhadap literature Arab, tafsiran para ulama tafsir

alquran, hasil penelitian pakar alquran Muslim dan non-Muslim, kebudayaan

Arab, dan Majelis Penerbitan Alquran.

Penelitian yang dilakukan tidak lagi merujuk pada teks Alkitab atau

perbandingan Alkitab melainkan berdasarkan prinsip sejarah (kebenaran historis),

sistematika sejarah, kandungan teks, satuan lingkungan isi dan konteks budaya.

Page 52: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 52

B. Asumsi Fikiran Penelitian

Asumsi awal untuk melaksanakan penelitian, didasari anggapan teks-teks

murni dari mushaf yang menyusun alquran menjadi shahih. Teks-teks dari mushaf

rajjih (unggul) didapati degradasi perbahasaan dan penyusunan yang berantakan.

Teks-teks yang dikaji berdasarkan historis penyusunan atau kronologi adanya

mushaf yang mengungguli mushaf-mushaf lainnya.

C. Kaedah Hasil Penelitian

1. Metodologi Quranic

Metodologi penelitian untuk alquran seperti kritik teks (textual criticism),

kajian filologis (philological study), kritik sastra (literary criticism), kritik bentuk

(form criticism), dan kritik redaksi (redactim criticism). 13

Kritik teks akan mengkaji segala aspek mengenai teks. Tujuannya

menetapkan akurasi sebuah teks. Menganalisa teks yang melibatkan dua proses,

yaitu: edit (recension) dan amandemen (emendation). Mengedit adalah memilih,

setelah memeriksa segala material yang tersedia dari bukti yang paling dapat

dipercaya, yang menjadi dasar kepada sebuah teks. Amandemen adalah

menghapus kesalahan yang ditemukan sekalipun di dalam manuskrip yang

terbaik.

Kajian filologis sangat penting untuk menentukan makna yang diinginkan

pengarang. Kajian filologis bukan hanya mencakup kosa kata, morfologi, tata

13 Edgar Krentz, The Historical-Critical Method (Philadelphia: Fortress Press, 1975). Hlm.48-54

Page 53: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 53

bahasa, namun ia juga mencakup studi bentuk-bentuk signifikansi, makna bahasa

dan sastra.

Kajian sastra memiliki banyak maksud antara lain perujukan atas

kontradiksi gaya bahasa dan kosa kata. Kritik bentuk menemukan bentuk-bentuk

perasumsian dasar sebuah Kitab Suci. Dan kritik redaksi untuk menentukan

bagaimana pengarang menggunakan materi-materi yang ada di tangan mereka.

Bila kajian ini diterapkan kepada alquran, maka sejumlah sarjana Muslim

akan memberontak. Karena mereka selalu beranggapan bahwa alquran tidak dapat

digugat dari Kaum ALLAH. Alquran yang sekarang adalah produk mushaf

Uthmani yang menjadi textus receptus dan text standard bagi dunia Islam.

2. Kajian terhadap Kaedah Penelitian

Adapun kajian-kajian yang disuguhkan dalam tesis/proposisi ini

didasarkan pada konteks-konteks kritikan alquran terhadap doktrin Gereja dan

doktrin Islam terhadap Gereja.

a. Kritik terhadap Teks Alquran

Teks-teks alquran mengandungi tumpang tindih diantara teks yang satu

dengan teks yang lain. Uraian antara satu teks atau perikop ke teks atau perikop

yang lain menjadi tidak berurutan dari segi konteks pembacaan. Surah al-Baqarah

mmengandungi 59 judul dan terdiri dari 3 juz yang berlainan satu diantara yang

lain tanpa ada kejelasan yang menyolok dari teks yang terdahulu ke teks yang

kemudian. Surah Ali ‘Imran 35 judul dan terdiri dari setengah dari juz ketiga

Page 54: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 54

Surah al-Baqarah dan setengah dari juz keempat dari Surah Ali ‘Imran berlainan

satu diantara yang lain: keutamaan alquran menuju hukuman kepada Yahudi dan

Nasrani menuju keutamaan Imran dan keluarganya menuju kisah-kisah Isa.

Disadari atau tidak disadari, kesimpangsiuran teks alquran dalam tiap-tiap

judul menunjukkan kelabilan (kurang pendirian) akan kejelasan maksud dan

tujuan dari tiap-tiap surah, walaupun usaha para ulama alquran dan mufasir

alquran mencoba menyelaraskannya melalui Muqaddimah ditiap-tiap surah yang

menjelaskan maksud, namun masih memungkinkan dibukanya interpretasi yang

membingungkan pembaca.

Penamaan alquran yang mengandungi judul-judul untuk tiap-tiap teks

memiliki makna yang aneh. Surah al-Baqarah misalnya memiliki pengertia sapi

betina yang menunjukkan perbuatan Bani Israel, padahal sapi betina yang

dimaksud tidak pernah ada dalam teks-teks Yahudi maupun non-Yahudi manapun

yang menjelaskan hal tersebut. Penambahan kisah-kisah fiktif tersebut disertakan

pada Surah al-Baqarah tersebut yang tidak lain adalah hasil rekayasa dimana

penyembahan anak lembu-lah yang terjadi ketika Musa menerima titah ALLAH.

Surah-surah lain seperti Surah an-Nisa’ yang menjelaskan cara-cara

menggauli perempuan dan hakikat-hakikat syariah Islam yang dijadikan fondasi.

Susunan surah ini pun kacau dengan terbaginya menjadi 3 juz yang berlainan satu

dengan yang lain.

Page 55: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 55

b. Kritik terhadap filologi alquran

Dari sudut pandang filologi, alquran menunjukkan beberapa maksud yang

menentang antara hukum-hukum yang berlaku pada Taurat dan Injil. Surah al-

A’raaf pada juz 9 mengenai perihal dan ikhwal Nabi Musa berbeda dengan

konteks sarat makna dari Perjanjian Lama dan tradisi-tradisi yang shahih dari

kaum Yahudi dan sejarah.

Tujuan penulis Surah al-A’raaf ini antara lain mentauhidkan ALLAH.

Pada makna yang sebenarnya dari maksud penulis surah ini mengandungi

kejanggalan bahasa dan artian, dimana serapan tokoh-tokoh yang menunjukkan

historis surah ini lain dari kenyataan yang ada, yakni Nabi Hud yang tidak tahu

siapa orangnya dan darimana asalnya sehingga muncul dalam teks Surah al-A’raaf

tersebut.

Contohnya dalam teks alquran di Surah al-A’raaf: 65, 73 berikut:

Page 56: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 56

c. Kritik terhadap sastra alquran

Tafsiran-tafsiran yang dilakukan penulis alquran terhadap Alkitab jelas

berbeda dari segi perbahasaan. Seperti pada Surah al-Faatihah yang dikatakan

diturunkan di Mekkah dan terdiri dari 7 ayat tersebut adalah berasal dari liturgi

Gereja Kuno. Kesusastraan Gereja yang kaya yang tampak di Inskripsi

Murayghan, Arab Selatan yang berdekatan dengan Mekkah, Jeddah, dan Madinah,

yang memaktubkan naskah Ptaxa atau pembukaan liturgi Gereja Najran sebelum

memasuki altar.

Dari Surah al-Jin (72), bunyi ayat 1- 19 memunculkan interpretasi kepada

berhala-berhala disekitar Mekkah yang meyakini hal-hal ghaib sehingga

perekayasaan alquran jelas berdasarkan produk budaya setempat. Sehingga bila

diartikan bahwa jin (para setan) dapat menyembah TUHAN atau ikut dalam

keselamatan yang mustahil didapatkan.

Page 57: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 57

Teks Surah al-Faatihah ayat 1, berikut:

Teks Surah al-Jin ayat 1, berikut:

3. Historikal alquran

Umat Muslim sejagat meyakini bahwa alquran bukanlah tulisan

Muhammad tetapi “Kalam ALLAH” (wahyu dari ALLAH) seperti yang tertulis di

dalam Surah al-Isrā’:105.

Page 58: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 58

Dari hasil penelitian berbagai pakar filologi, sejarah dan hermeneutika

menyimpulkan bahwa alquran tidak memiliki sejarah yang jelas seperti kitab-kitab

suci agama lain. Sebagai bandingan yang tidak jelas, literature Islam banyak

memuat hermeneutika pada Alkitab, yang seraya mengagungkan alquran, sedang

tidak tahu sejarah dan sistematika penyusunan dari alquran tersebut karena

berubah-ubah dalam penyusunannya seperti Madiniyyah dan Makkiyah.

Ketika Muhammad masih hidup, alquran ditulis secara bertahap (Friedrich

Schwally: 1919). Menurut Schwally, ada hal yang aneh pada alquran karena

‘Uthmān telah menunjuk sebuah tim lagi untuk menghimpun dan mengedit

alquran dibawah naungan Zayd. Disini letak kesalahan analisis para pemikir

Islam, dikarenakan masa-masa penjelasan terkumpulnya alquran tidak sejelas

Taurat dan Injil.

Menyimpulkan pendapat Leone Caentani (1935), Schwally menyimpulkan

riwayat yang menyatakan alquran telah dihimpun pada zaman Abu Bakar adalah

rekayasa belakangan supaya alquran yang dihimpun oleh ‘Uthmān—yang ditolak

oleh sebilangan komunitas Muslim—menjadi lebih otoritatif. Namun, pembela

alquran seperti Adnin Armas (2005) menyatakan: ketika ‘Uthmān menyuruh

menghimpun alquran, ‘Uthmān menggunakan mushaf yang ditangan Hafsah. Ini

menunjukkan bahwa penulis wahyu yang disuruh Muhammad salah satunya

adalah Abu Bakar. Kaum Muslim lebih meyakini mushaf ‘Uthmān, maka terjadi

pertentangan mushaf yang satu dengan mushaf yang lain, bukan karena bahasa

melainkan isi. Namun, kemungkinan mushaf ‘Uthmān menjadi yang rajjih

(unggul) dari yang lainnya belum jelas diterbitkan suatu keterangan mengenai hal

ini. Perbedaan tulisan pada tiap-tiap mushaf perlu dipertanyakan.

Page 59: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 59

Dalam pandangan Weil, alquran perlu dikaji secara kronologis. Weil

mengemukakan tiga kriteria untuk argument kronologis alquran: 1) rujukan-

rujukan kepada peristiwa-peristiwa historis yang diketahui dari sumber-sumber

lainnya, 2) karakter wahyu sebagai refleksi perubahan situasi dan peran

Muhammad, dan 3) penampakan atau bentuk lahiriah wahyu.

Menurut Wansbrough, bentuk atau struktur alquran yang ada sekarang

merupakan produk perkembangan tradisi dalam periode periwayatan yang

panjang. Kanonisasi teks alquran tidak berada dalam satu kesatuan dari masa

Muhammad sampai akhir abad ke-2 Hijriah. Oleh sebab itu, semua hadits yang

menyatakan tentang himpunan alquran, dalam pandangan Wansbrough, secara

historis harus dianggap sebagai informasi yang tidak dapat dipercaya. Semua

informasi tersebut adalah fiktif yang memiliki maksud tertentu. Informasi tersebut

dibuat oleh para fuqahā untuk menjelaskan doktrin-doktrin syariah yang tidak

ditemukan di dalam teks, atau mengikuti model periwayatan teks orisinil

Pentakosta dan Kanonisasi Kitab Suci Ibrani. Menurut Wansbrough, teks alquran

baru menjadi baku setelah tahun 800 Masehi (Tahun 2 Hijriah).

Estlle Whellan, yang mengkaji prasasti di dalam the Dome of the Rock

(Masjidil Jerusalem) dan prasasti yang ada pada dinding Masjid Muhammad di

Madinah, menyimpulkan bahwa teks alquran sudah menjadi tetap pada abad ke-1

Hijriah (sekitar tahun 600-an). Whellan menunjukkan prasasti di dinding kiblat

Masjid Muhammad di Madinah, terdapat tulisan Surah al-Faatihah dilanjutkan

Surah asy-Syams (91), Surah al-Lail (92), Surah adh-Dhuhaa (93), Surah Alam

Nasyrah (94), Surah at-Tiin (95), Surah al-‘Alaq (96), Surah al-Qadar (97), Surah

al-Bayyinah (98), Surah al-Zalzalah (99), Surah al-‘Aadiyaat (100), Surah al-

Page 60: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 60

Qaari’ah (101), Surah at-Takaatsur (102), Surah al-‘Ashr (103), Surah al-

Humazah (104), Surah al-Fiil (105), Surah al-Quraisy (106), Surah al-Maa’un

(107), Surah al-Kautsar (108), Surah al-Kaafiruun (109), Surah an-Nashr (110),

Surah al-Lahab (111), Surah al-Ikhlash (112), Surah al-Falaq (113), dan Surah an-

Naas (114) yang ditulis secara lengkap. Namun, surah-surah lainnya belum

terdeteksi sama sekali dengan adanya prasasti, manuskrip atau yang lain sebagai

keotentikkan surah-surah itu. Menyejajarkan, Wansbrough benar bahwa abad ke-2

Hijriah (tahun 800 Masehi) alquran sudah baku. Tetapi menurut Whellan, pada

abad ke-7 Hijriah-lah alquran menjadi milik umum.

Dapat disimpulkan bahwa sejarah pembukuan alquran yang cepat, namun

proses penerimaan yang panjang. Dari hal tersebut terindikasi bahwa alquran

dirasa telah direkayasa dan diedit ulang (redaksial) demi maksud tertentu seperti

yang dikemukakan Wansbrough di atas.

4. Studi Quran

Seorang dosen sejarah pemikiran Islam di Jakarta menulis di media massa

dengan pernyataan: “sebagian besar kaum Muslim meyakini bahwa alquran dari

halaman pertama hingga terakhir merupakan kata-kata ALLAH yang diturunkan

kepada Muhammad secara verbalis, baik kata-katanya (lafzhan) maupun

maknanya (ma’nan). Keyakinan semacam itu sesungguhnya lebih merupakan

formulasi dan angan-angan teologis (al-khayal al-dini) yang dibuat oleh para

ulama sebagai bagian dari formulasi doktrin-doktrin Islam. Hakikat dan sejarah

Page 61: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 61

penulisan alquran sendiri sesungguhnya penuh dengan berbagai nuansa yang

rumit dan tidak sunyi dari perdebatan, pertentangan, intrik dan rekayasa14.

Prof. Amin Abdullah, Rektor IAIN Yogyakarta dan Wakil Ketua

Pimpinan Pusat Muhammadiyah, menulis kata pengantar untuk sebuah buku

tentang hermeneutika alquran dengan pernyataan: “metode penafsiran alquran

selama ini senantiasa hanya memperhatikan hubungan penafsir dan teks alquran

tanpa pernah mengeksplisitkan kepentingan audiens terhadap teks. Hal ini

mungkin dapat dimaklumi sebab para mufasir klasik lebih menganggap tafsir

alquran sebagai hasil kerja kesalehan yang dengan demikian harus bersih dari

kepentingan mufasirnya. Atau barangkali juga karena trauma pada penafsiran-

penafsiran teologis yang pernah melahirkan pertarungan politik yang maha

dashyat pada masa-masa awal Islam. Terlepas dari alasan-alasan tersebut, tafsir-

tafsir alquran tidak lagi memberi makna dan fungsi yang jelas dalam kahidupan

umat Islam”. Dalam buku yang sama, penulisnya mencatat: “Apalagi sebagian

besar tafsir dan ilmu penafsiran yang diwarisi umat Islam selama ini, sadar atau

tidak, telah turut melanggengkan status quo, dan kemerosotan umat Islam secara

moral, politik, dan budaya” (lihat. Ilham B. Saenong. Hermeneutika Pembebasan.

Jakarta: Teraju, 2002).

Sanggahan Prof. Dr. Wan Mohd Nor Wan Daud, dari International

Institute of Islamic Thought and Civilization menilai, bahwa metode tafsir alquran

“benar-benar tidak identik dengan hermeneutika Kristen, dan tidak juga sama

dengan ilmu interpretasi Kitab Suci dari kultur dan agama lain”. Pemikiran ini

masih bersifat apriori dan dangkal. Sekalipun alquran disebut sebagai Kalam 14 Dikutip dari: Wajah Peradaban Barat: dari Hegemoni Kristen ke Dominasi Sekular Liberal, Jakarta: 2005. Gema Insani.

Page 62: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 62

ALLAH, jelas bahwa alquran mengandung kesimpang-siuran yang juga tindih-

menindih. Para ahli fikir Islam sangat takut akan alquran (seperti sudah

dituhankan) mengalami kehancuran baik makna dan pengertian serta pemahaman.

Prof.Dr. Wan Mohd Wan Daud menambahkan: “jika kita mengadopsi satu kaidah

ilmiah tanpa mempertimbangkan latar-belakang sejarahnya, maka kita akan

mengalami kerugian besar”15. Ini menunjukkan bahwa pemikir Islam sangat hati-

hati memilih kaidah ilmiah untuk menginterpretasikan alquran, lebih menyukai

interpretasi apriori terhadap alquran.

Alquran sangat perlu dikaji karena mengandung bida’ah bagi Yahudi dan

Kristen. Pengagungan alquran menunjukkan sikap yang berlebihan dan memberi

implikasi terhadap pen-Tuhan-an teks alquran. Alquran memuat sejarah penulisan

yang kabur dan banyak misteri perumusan mushaf ‘Uthmān sebagai mushaf yang

shahih dan rajjih (unggul) menjadi fondasi kokoh bagi penerapan alquran

semesta.

Di dalam Muqqadimah al-Quran terbitan tahun 1980, menyatakan bahwa

pada saat Perang Badar terjadi orang-orang musyirikin yang ditahan Muhammad

yang tidak mampu menebus dirinya dengan uang, tetapi pandai menulis dan

membaca, masing-masing diharuskan mengajar sepuluh orang Muslim menulis

dan membaca sebagai ganti tebusan. Jelas termasuk Muhammad yang diajari dan

Muhammad bukan lagi seorang ummi (buta huruf), Muhammad mendapatkan

pengajaran menulis dan membaca dari yang menurut mereka orang musyirikin.

Menurut Hirsfield, Muhammad bisa membaca dan menulis, dan

mengetahui aksara Ibrani tatkala berkunjung ke Syiria tepat saat ‘Isra Mi’raj

15 Idem

Page 63: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 63

(walaupun cerita ini dikarang). Cerita ini dibuat supaya lengkaplah kegenapan

cerita selanjutnya di ayat ke-2 dan seterusnya pada Surah al-Isra yang diserupakan

dengan penceritaan Musa yang ditempel sekalipun ceritanya tak sama di

Perjanjian Lama dan sejarah mengenai Nabi Musa dan Bani Israel.

Surah al-Isra: 1 yang penceritaan perjalanan Muhammad cukup di ayat ini

saja:

Tetapi para ahli fikir Islam tetap saja mengarah pada Surah al-A’rāaf: 157,

Surah al-‘An Kabūt: 48 bahwa Muhammad tetap seorang ummi (buta huruf).

Namun, kejelasannya bahwa Muhammad setelah menerima wahyu dan sesudah

Perang Badar bukan lagi ummi. Ada indikasi bahwa Muhammad selain menyuruh

Muslim (sahabat Muhammad) untuk menghafal juga menuliskan sejumlah ayat-

ayat alquran.

Surah al-A’rāaf: 157

Page 64: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 64

Surah al-‘An Kabūt:48

Pada tanggal 17 Ramadhan, bertepatan dengan 6 Agustus tahun 610

Masehi16, Muhammad sedang ber-tahannuts di gua Hirā, pada saat itu Muhammad

dikunjungi Malaikat Gabriel (Jibril) yang mengatakan: “Bacalah dengan nama

Tuhanmu yang menjadikan. Yang menjadikan manusia dari segumpal darah.

Bacalah dan Tuhanmu teramat mulia. Yang mengajarkan dengan pena (tulis-

baca). Mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”. Anggapan

16 Muqqadimah al-Quran. 1980.

Page 65: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 65

Muhammad terhadap kunjungan ini langsung disimpulkannya bahwa dia adalah

seorang nabi atau rasul untuk semua manusia. Kebanggan atau kesombongan

rohani inilah yang menjadi acuan kuat bahwa Muhammad begitu ambisius dalam

penyaingan syiar Kristen dan Yahudi di tanah Arab atau sebagai sikap narsisis-

patologis (penyakit psikologis: kesombongan akut).

4.1. Tendensi Studi Quran

Kajian yang serius untuk melacak secara kritis asal-muasal alquran

dilakukan oleh Theodor Nöldeke (1930), berkebangsaan Jerman, dalam

disertasinya “Geschichte des Qorans” (Sejarah al-Quran). Arthur Jeffrey

menyatakan: manuskrip-manuskrip awal alquran, misalnya, tidak memiliki titik

dan baris, serta ditulis dengan khat Kufi yang sangat berbeda dengan tulisan yang

saat ini digunakan. Modernisasi tulisan dan otografi, yang melengkapi teks

dengan tanda titik dan baris, sekalipun memiliki tujuan yang baik, namun itu telah

merusak teks asli. Alquran adalah teks yang merupakan hasil dari berbagai

perubahan ketika periwayatannya berlangsung dari generasi ke generasi di dalam

komunitas masyarakat.

Dari hasil penelitian, Jeffrey menyimpulkan sebenarnya terdapat berbagai

mushaf tandingan terhadap mushaf ‘Uthmān. Para mufasir Islam tidak banyak

memuat mengenai kosa kata teknis di dalam alquran. Para mufasir Islam lebih

tertarik menafsirkan alquran masih dalam ruang lingkup hukum dan teologi

berbanding menjejaki makna asal dari ayat-ayat alquran.

Page 66: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 66

Bandingan terhadap Jeffrey oleh Muhammad Mustafa al-A’zami yang

kritis,bahwa kata “qiraat” tidak tepat dimaknai varian bacaan. Al-A’zami

mengatakan “Muhammad sendiri yang mengajarkan bacaan dengan beragam cara

(multiple ways)”. Namun, yang menjadi masalah dari bandingan itu, apa

perbedaan dari kata “varian” dengan “multiple ways” itu sendiri. Jelas bahwa

qiraat mengindikasikan arti varian bacaan, dan makna multiple ways itu

mengartikan variasi atau relevansi yang beragam (multiple). Jadi, pernyataan al-

A’zami yang menolak arti qiraat itu untuk membela kepalsuan alquran supaya

tidak digugat dengan berbagai interpretasi kritik hermeneutika.

4.2. Kajian Teknikal terhadap Alquran

Muhammad Arkoun menyatakan bahwa alquran: “sebuah corpus yang

selesai dan terbukan yang diungkapkan dalam bahasa Arab, dimana kita tidak

dapat mengakses kecuali melalui teks yang ditetapkan setelah abad ke-4 Hijirah

atau ke-10 Masehi”17.

Muhammad Arkoun juga menambahkan bahwa mushaf ‘Uthmān tidak

layak untuk mendapatkan status kesucian. Tetapi Muslim orthodoks meninggikan

corpus ini ke dalam status sebagai kalimah ALLAH.

Naşr Hȃmid Abū Zayd (1943), seorang intelektualis Mesir, menggunakan

metode analisis teks bahasa-sastra (nahj tahlil al-nuşūş al-lughawiyyah al-

adabiyyah) ketika mengkaji alquran. Menurut Zayd, salah satu alasan pemikiran

17 Dikutip dari: Adnin Armas, MA. 2005. Metodologi Bibel dalam Studi al-Qur’an.

Page 67: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 67

Islam menjadi stagnan, disebabkan penekanan yang telalu berlebihan kepada

dimensi ilahi.

Menyusun penyanggahan atas kritik bahasa, al-Attas menyatakan bahwa:

bahasa Arab alquran adalah bahasa bentuk baru. Sejumlah kosa kata pada saat itu

telah diislamkan maknanya. Sekalipun diislamkan namun kosa katanya tetaplah

produk budaya orang lain yang dicuri. Jelas bahwa alquran yang ditulis dalam

bahasa Arab itu, dilegitim supaya tidak diganggu dengan berbagai alasan untuk

diterjemahkan ke dalam bahasa lain supaya tidak dirusak. Sedang bahasa Arab

adalah perbahasaan baru yang dinilai mengandung kosa kata dari bahasa lain.

Dalam hal ini surah yang selalu ditunjuk untuk membenarkan bahasa Arab

sebagai bahasa resmi yang diturunkan kepada alquran terdapat dalam Surah asy-

Syur’araa: 195.

Surah asy-Syur’araa:195

Pada kajian semantik terhadap alquran oleh Christoph Luxenberg

mengatakan bahwa alquran mengambil perbendaharaan bahasa Syiriac yang pada

saat itu mushaf ‘Uthmān merupakan kesalahan salin dan berbeda dengan teks

aslinya. Teks asli alquran lebih mirip bahasa Aram (bahasa lughah Jesus).

Alphonse Mingana, pastor dari Iraq melalui penelitian berpendapat bahwa

bahasa dalam alquran dipengaruhi oleh beberapa linguistik di luar Arab. Hal ini

dapat dilihat dari perbendaharaan bahasa: Ethiopia (saat Muhammad hijrah ke

Page 68: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 68

Ethiopia), Ibrani (hubungan kaum Quraish dengan Yahudi disekitar Mekkah dan

Madinah), Persia (di zaman Abu Bakar dan ‘Uthmān), Syiriac (saat Muhammad

pergi ke Jerusalem, dan pengaruh ajaran Nestorian dan liturgi Gereja di Mekkah).

Dari interaksi-interaksi berbagai budaya, bahasa dan kondisi dengan jelas bahwa

adanya penambahan kosa kata baru dalam bahasa Arab sehari-hari, seperti bahasa

Indonesia yang banyak menyerap kosa kata Melayu, Arab, Inggris, Jawa, dll.

Kenyataan yang jelas dari sejumlah ahli fikir Islam yang menyatakan

bahwa ALLAH menurunkan alquran dalam bahasa Arab telah terkontaminasi

dengan berbagai kosa kata bahasa asing. Alquran begitu banyak menyerap kosa

kata Syiriac dan Aramaic yang merupakan interaksi bahasa keseharian di Mekkah

maupun di Madinah.

5. Tujuan dan Kesalahan Tekstual al-Quran

5.1. Tujuan al-Quran

Klaim Islam tentang Muhammad sangat lugas. Pada saat Muhammad lahir

(12 Rabiulawal tahun Gajah atau 20 April 571 Masehi) banyak kisah-kisah fiktif

yang dianggap shahih oleh ulama Islam yakni usaha penghancuran Ka’ba Quraish

oleh pasukan Nasrani Najran dibawah pimpinan Abrahah, dimana ALLAH

menghantam pasukan Abrahah dengan menirim burung abadil. ALLAH

direkayasa supaya melindungi Ka’ba yang pada saat itu menjadi pusat

penyembahan Dewa Bulan dan berbagai patung sesembahan lainnya. Pasukan

Nasrani Najran dari Yaman tersebut sempat menduduki Ka’ba dan menjadikannya

Rumah Ibadat sementara. Sejarah ini disembunyikan oleh pakar sejarah Islam dan

Page 69: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 69

kota Mekkah ditutup dari para ahli sejarah dan arkeolog dengan dalih kesucian

tanah.

Pada saat Muhammad berumur 12 tahun, kisah mengenai rahib Nestorian

yang bernama Buhaira mengatakan kepada Muhammad bahwa dia akan menjadi

seorang nabi. Hal ini dapat dilansir dari injil Barnabas (Pasal 220:20) yang telah

menyebar disekitar Arab, dan aliran Nestorian maupun Arian menggunakannya

dan merupakan bida’ah yang tersebar luas di tanah Arab. Penyetaraan arti

“Ahmad” menjadi Muhammad disejajarkan pula berdasarkan injil Barnabas dan

rekayasa Buhaira tersebut.

Kemudian pada umur 39 tahun pada malam 17 Ramadhan (6 Agustus 610

Masehi) Muhammad pergi ke bukit Hirā seperti kebiasaan kaum Quraish untuk

menyendiri agar lebih dekat pada al-Ilah (dahulu menjadi nama dewa besar di

Ka’ba) seperti yang banyak dilakukan para rahib Kristen dan rabbi Yahudi. Umat

Islam mengatakan bahwa yang mengirim alquran adalah Malaikat Jibril.

Kemungkinan yang aneh bahwa Muhammad tiba-tiba mengetahui Malaikat Jibril,

hal ini terdengar oleh Muhammad dari pengaruh cerita-cerita ajaran Yahudi dan

Nasrani baik Nestorian maupun Arian di tanah Arab pada masa itu. Fakta bahwa

Muhammad banyak berinteraksi dengan kaum Nasrani seperti paman istrinya

Khadijjah: Waraqah bin Naufal yang fasih dan pandai dalam bahasa Ibrani dan

menerjemahkan Kitab Injil dari bahasa Ibrani ke dalam bahasa Arab. Kondisi ini

meyakinkan bahwa pada saat Muhammad menikah dengan Siti Khadijjah (pada

saat itu Muhammad belum menerima alquran), Muhammad sempat mendengar

Kitab Injil dari paman istrinya, Waraqah bin Naufal.

Page 70: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 70

Ada kemungkinan yang jelas pada saat Muhammad mendengar Kitab Injil

mulai bingung dengan kisah-kisah yang terjadi diseputar Injil. Masalah

penyaliban, kelahiran dan prinsip-prinsip kekristenan lainnya (kematian,

kebangkitan, hukuman) yang banyak tidak dimengertinya. Pada saat Muhammad

bergelut denga konsep pemikirannya sendiri terhadap Injil maka dia pergi ke bukit

Hirā (bukit berhala kaum Quraish Pagan). Implikasi yang jelas bahwa roh-roh

jahat dari sesembahan kaum Quraish menjelma dalam rupa malaikat (bandingkan.

Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jamaah di Korintus 10: 20, dan Jamaah

Kolose 2:8) yang mengarang cerita seputar pewahyuan terhadap alquran. Namun,

kejelasan yang pasti bahwa Gabriel meminta agar Muhammad bertobat dan

menobatkan kaum Quraish Pagan (leluhur dan kaumnya) yang dapat dilihat dari

Surah al-Alaq: 96.

Teks Arabic 1 Korintus 10:20

ال 20 للشياطين يذبحونه فانما االمم يذبحه ما ان بل

الشياطين. شركاء انتم تكونوا ان اريد فلست .لل�ه

Teks Arabic Kolose 2:8

8 وبغرور بالفلسفة يسبيكم احد يكون ال ان انظروا

وليس العالم اركان الناسحسب تقليد حسب باطل

المسيح .حسب

Page 71: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 71

Teks Surah al-Alaq:1-5 (inilah perkataan Gabriel yang sebenarnya)

Sikap apriori atas wahyu yang diberikan kepada Muhammad

menyebabkan sikap Muhammad menjadi seorang yang serong (menyimpang).

Pada saat penerimaan wahyu, Muhammad belum menyuruh orang untuk

mendengar wahyu yang diterimanya. Namun, setelah membandingkan kitab-kitab

ayang ada di tanah Arab yakni kitab Ahura Mazda (Zoroasterian/Majusi), injil

Barnabas (karangan al-Arande), Kitab Taurat, Kitab Injil dan karangan-karangan

Page 72: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 72

apologetic Nestorian, Arian, Albigensi dan Manikeisme yang subur di utara Arab,

maka Muhammad mengklarifikasi berbagai ajaran tersebut menjadi satu dalih atau

tesis dalam alquran yang rampung dan terorganisir dibawah naungan Zayd.

Kompleksnya ajaran yang ada di tanah Arab dan disekitarnya

menunjukkan bahwa tanah Arab bukanlah daerah yang terisolasi baik dari social-

budaya, perdagangan, interaksi diplomatik, ajaran dan kepercayaan. Fakta yang

jelas ini sengaja dikaburkan supaya tekanan yang menunjukkan bahwa alquran

adalah produk budaya tidak terlihat secara jelas dan jeli dipandang.

Malaikat Jibril bukanlah yang menuliskan kitab melainkan menyuruh

Muhammad supaya bertobat dan bersegera membaca Firman ALLAH yakni Isa

Al-Masih bin Daud anak Maria keturunan Harun, adalah Kalimatullah. Sikap

apriori-lah yang menjadikannya buta terhadap ajaran-ajaran mana yang shahih dan

yang palsu atau sesat yang banyak dicontohnya dari kitab-kitab Arian, Nestorian,

Kaballah Yahudi, injil Barnabas.

Hal itu terdapat dalam kisah Nabi Musa yang tertera di 10 surah, dan Nabi

Nuh, Nabi Ibrahim, Yusuf, Ayub dan kisah aneh dari Raja Daud yang dikatakan

sebagai Nabi. Kesesuaian terhadap teks aslinya di dalam Taurat tidak sejalan dari

apa yang dituliskan di alquran. Perekayasaan ini terjadi dalam diri Muhammad.

Jelaslah yang dikatakan Naşr Hȃmid Abū Zayd: redaksi alquran adalah versi

Muhammad.

Muhammad juga mengambil nukilan bacaan yang dilantunkan pada

Ibadah Gereja Kristen di Mekkah dan sekitarnya, yaitu al-Faatihah yang berasal

dari bahasa Syiriac, ptaxa (pembukaan) ini merupakan panggilan (adzan) yang

Page 73: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 73

diserukan secara lantang untuk berpartisipasi dalam Ibadat sebelum menuju altar

(anaphora)18. Ahli fikir Islam tidak begitu jelas dan nyata memberikan keterangan

yang pasti tentang al-Faatihah, pemikir Islam masih merujuk al-Rāzi sebagai

pembanding. Alquran menurut Christoph Luxenberg yang dijelaskan di atas:

“tidak lebih dari turunan Injil dan liturgi Kristen Syiriac. Begitu juga atas

pengaruh injil Barnabas”.

Teori pengaruh selalu dipertentangkan para ahli fikir Islam terhadap

alquran, supaya kesesatan itu dipertahankan untuk membenarkan isi alquran.

Sudah jelas dari pembahasan di atas bahwa pengaruh bahasa, liturgi, budaya dan

dialek dari Persia, Yahudi, Quraish, Syiria terhadap alquran tampak begitu jelas.

Tudingan para ahli fikir Islam masih berputar-putar diseputar mushaf ‘Uthmān.

Alquran mushaf ‘Uthmān yang rajjih (unggul) dalam kanonisasi membuat

kaum Muslim meyakini bahwa mulai dari awal sampai akhir merupakan

Kalamullah. Pimpinan Gereja Kristen tidak pernah mengambil tindakan yang

mengenaskan seperti yang diambil oleh Uthmān, Khalifah ke-3 dari generasi

Islam, yang sudah meresmikan satu himpunan ayat alquran dan memerintahkan

memusnahkan himpunan atau mushaf diluar dari mushaf-nya. Gereja Kristen telah

memberanikan diri untuk membiarkan adanya perbedaan diantara himpunan dari

kitab-kitab lain, dan Gereja tetap berusaha untuk mengumpulkan sebanyak 18 Liturgi Gereja telah lama menggunakan ptaxa untuk membuka al-Ibadaah al-Quddus dengan seruan “Bismillahirraũfirrahim” (Dengan nama ALLAH yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang). Rumusan ini sedikit dirubah dan masuk ke dalam Surah al-Faatihah yakni di ayat ke-2 dan seterusnya. Dalam buku ibadat berbahasa Koptik-Arab al-Ajabiyya: Kitab as-Sab’ish Shalawit (Agpeya: Kitab Salat Tujuh Waktu) yang disimpan di Perpustakaan ‘Dir Anba Bula” (Biara Santo Paulus), dekat Laut Merah, Mesir. Muhammad menggunakan ptaxa ini untuk menyaingi liturgi Gereja yang kaya. Peranan ptaxa sangat umum digunakan di Gereja-Gereja Timur untuk memanggil dan menghimpun hati ummat Kristen untuk beribadan khususnya dalam Perjamuan Kudus, yang mirip dengan adzan masjid. Jika dibandingkan dalam Surah al-Faatihah, ptaxa ditambahkan dan sedikit dikurangi Muhammad.

Page 74: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 74

mungkin naskah-naskah tua yang memuat beberapa bagian Alkitab, sekalipun

penyelidikan itu menghasilkan atau ditemukannya yang terkadang ayat-ayat yang

berbeda bunyinya dengan bunyi yang sudah lazim.

Dan, sikap umat Islam terhadap Muhammad secara berlebihan dan apriori.

Maka tatkala umat Islam harus mendoakan Muhammad disetiap antara adzan dan

iqamah supaya Muhammad naik ke surga. Pernyataan tersebut jelas tertulis di

hadits shahih al-Bukhari (Ya ALLAH, Tuhan pemilik seruan yang sempurna dan

shalat yang tegak berdiri ini, berikanlah wasilah dan fadhilah kepada

Muhammad, kirimkanlah dia ke tempat terpuji sebagaimana yang Engkau

janjikan. Kecuali ia akan memperoleh syafaatku kelak di hari kiamat).

Muhammad juga menandaskan bahwa umat Muslim harus selalu bershalawat

baginya, seperti yang diriwayatkan Imam Muslim dalam hadits-nya Muslim: “Jika

kalian dengan panggilan (adzan), maka ucapkanlah seperti yang diucapkan

mu’adzin, kemudian bershalawatlah kepadaku, sesungguhnya barangsiapa

bershalawat satu kali kepadaku, maka ALLAH akan membalasnya dengan

sepuluh shalawat. Kemudian mintalah wasilah kepada ALLAH, sesungguhnya ia

diturunkan di surge dan ia tidak layak kecuali untuk salah seorang hamba

ALLAH, dan aku harap akulah orangnya. Barangsiapa yang memohon wasilah

kepadaku, niscaya ia peroleh syafaat”. Dengan demikian, Muhammad jelas

belum naik ke surga dan belum mendapat kelayakan.

5.2. Dalil al-Quran mengenai Kitab Zabur dan Kitab Injil

Page 75: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 75

Surah an-Nisa’: 163 dan Surah al-Anbiya:105 menyatakan bahwa ALLAH

memberikan Kitab Zabur (Mazmur) kepada Daud. Ayat alquran ini jelas

perekayasaan.

Surah an-Nisa’: 163

Surah al-Anbiya: 105

Kitab Zabur (Mazmur/Psalmus) merupakan kitab kidung pujian kepada

ALLAH YHWH yang ditulis atau dikarang oleh Raja Daud. Maka, pengertian

penulis alquran dan penafsirnya belum mengerti peranan Raja Daud dan

kerinduannya memadahkan mazmur (doa, lagu, syair, tangisan/ratapan, dll)

kepada ALLAH, sehingga alquran menganggap ALLAH menurunkan pujian atas

Page 76: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 76

DiriNya sendiri kepada Daud, ini suatu hal mustahil karena ALLAH sendiri

melebihi dari segala kidung yang ada.

Kitab Zabut (Mizmor) dalam kata Yunani “Psalterion”, kata Ibrani

“Tehilim” adalah kitab yang berisi 150 sajak-sajak yang berlirik. Kitab Zabur juga

berisikan doa dalam bentuk nyanyian, kidung pujian, nyanyian ziarah, ratapan dan

rintihan tangis. Kitab Zabur merupakan sekumpulan nyanyi-nyanyian keagamaan

Israel. Di dalam Bait ALLAH (Baitullah di Jerusalem) ada petugas khusus yang

menyanyikan Mazmur yakni Kaum Lewi berdasarkan penanggalan liturgi Yahudi

dan arahan musikal dari Raja Daud.

Surah Ali Imrān: 48 menyatakan bahwa ALLAH mengajarkan Injil kepada

Jesus. Hal ini merupakan kedangkalan akan pemahaman Kabar Sukacita yang

disampaikan oleh Jesus menurut alquran. Jesus mengajarkan Injil kepada manusia

karena Dia-lah Sang Firman (yang telah diakui alquran sendiri sebagai Rohul

Kudus, Kalimatullah, Rohullah), dan bukan menerima kitab dari ALLAH

melainkan Roh ALLAH yang ada padaNya dan menjadikanNya Maha Sempurna

(bandingkan dengan Surah Maryam: 17).

Surah Ali Imrān: 48 (lihat catatan tafsiran dari ulama tafsir Islam)

Page 77: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 77

Surah Maryam: 17 (lihat tafsiran ulama tafsir, merujuk keanehan: Jesus

dianggap Jibril)

Tampak dari pembahasan di atas bahwa alquran merupakan kitab yang

kabur dari segala pemahaman dan sarat kejanggalan yang simpang-siur baik

secara logikan, pewahyuan, sejarah dan kultur. Serapan budaya, konteks liturgi

dan doa, serta dialek merupakan suatu kesatuan dalam alquran yang membenarkan

alquran bukanlan Kalam Ilahi. Alquran diredaksikan Muhammad agar Ka’ba

menjadi tersohor, pusat kebudayaan Islam, dan menjadikannya pusat

penyembahan di dalam tradisi hajj (bandingkan Surah al-Maa’idah:97).

Muhammad menjadikan rumah para dewa berhala kaum Quraish menjadi tempat

ibadat wajib umat Muslim di seluruh semesta. Alquran merupakan produk budaya

setempat yang ingin menyaingi keberadaan Kitab Taurat dan Kitab Injil.

Page 78: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 78

Surah al-Maa’idah: 97 (lihat tafsiran para ulama tafsir terhadap ayatnya)

Para ahli fikir Islam menyatakan bahwa kitab-kitab dalam Taurat dan Injil

seperti yang dikatakan: Adnin Armas, Adian Husaini, dll yang menganggap

bahwa Alkitab sebagai kitab porno yang memuat cerita-cerita yang tidak senonoh

dan porno (seperti Kitab Kidung Agung19). Taurat dan Injil membongkar semua

kefasikan, keburukan, dosa dan kejahatan manusia seperti Daud, Salomo,

Nebukadnezar, Fir’aun, Herodes, kaum Sodom dan Gomora, dan lainnya. Namun,

alquran sengaja menutup-nutupinya seperti terlihat jelas di Surah Shaad: 1-88.

Umat Islam meyakini bahwa Daud adalah Nabi. Hal ini salah, karena

Daud bukan bukan seorang Nabi melainkan seorang Raja atas Israel, Daud 19 Kitab Kidung Agung (Syir Hasy-Syirim) adalah kidung yang unggul dan yang paling indah. Kitab ini merupakan serentetan sajak yang memuliakan cinta kasih timbal balik antara seorang laki-laki dan perempuan, seperti gambaran cinta ALLAH (lelaki) dan umatNya (perempuan). Kitab Kidung Agung ini ditulis oleh Raja Salomo (Sulaiman). Kitab ini mulai dipakai dalam ibadah perayaan Paskah Yahudi dan karena menjadi salah satu kelima “Megillot”, yaitu gulungan-gulungan kitab yang dibacakan pada hari-hari raya Yahudi. Theodorus dari Mopsueste, pujangga Kristen, yang dipengaruhi pandangan Origenes, Kitab Kidung Agung merupakan kiasan perkawinan Kristus dengan Gereja atau persatuan mistik yang terjalin antara jiwa manusia dengan ALLAH. Sejumlah penafsir Katholik tetap mempertahankan tafsiran alegoris itu, walaupun dengan cara yang berbeda-beda.

Page 79: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 79

bukanlah penyampai Firman ALLAH seperti halnya Nabi Musa, Nabi Abraham,

Nabi Yesaya, dan yang lain.

Alquran menyembunyikan kejahatan dibalik kebenaran, yang tampak dari

makna-makna alegoris yang tidak terfahami namun intrik demikian tidak dapat

lagi disembunyikan dari intelektualitas pemikiran hermeneutika, karena kaedah-

kaedah bahasa dalam alquran memiliki arti dangkal yang dapat dideteksi dari

naskah-naskahnya yang menyerap kosa kata Nabatean, Aram/Suryani, Ibrani dan

Ethiophia. Alquran bukanlah Kitab Kebenaran yang membongkar kejahatan

melainkan menutupi segala kefasikan di balik kesucian, alquran hanya memuat

ringkasan-ringkasan yang notabene tumpang-tindih tidak karuan.

BAB V

Page 80: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 80

PENUTUP

Naşr Hȃmid Abū Zayd mengatakan bahwa alquran diturunkan melalui

Malaikat Jibril kepada seorang yang bernama Muhammad, yang adalah seorang

manusia sebagai penerima pertama dan sekaligus penyampai teks, merupakan

realitas dari masyarakat. Alquran adalh buah produk dari masyarakat sekitar dan

penekanan yang terlalu berlebihan kepada dimensi ilahi sehingga pemikiran Islam

menjadi stagnan.

Merujuk pada pendapat Ricoldo da Monte (± 1243-1320), biarawan

Dominikus, dengan kesimpulan bahwa: 1) aluran hanyalah kumpulan bida’ah

lama yang telah dibantah sebelumnya oleh otoritas Gereja, 2) penggunaan gaya

bahasa dilebih-lebihkan sehingga tidak sesuai, 3) alquran penuh kontradiksi

filosofis, 4) penyusunan alquran tidak beraturan, 4) kebenaran alquran tidak

menunjukkan mirakulir (kemukjizatan), walaupun ada hanya bersifat fiktif, 5)

sejarah alquran tidak jelas.

Teks alquran yang sekarang merupakan otoritas mushaf ‘Uthmān dan

membakar habis mushaf tandingan tanpa bersisa seperti ajaran Muhammad. Dan

tafsir Ahlus Sunnah yang dahulu dan sekarang adalah tafsir yang didasarkan pada

otoritas ulama terdahulu. Teks alquran banyak menyerap budaya-budaya sekitar,

sehingga Samuel M. Zwemmer mencatat: “karena itu Qur’an berada dibawah

kitab-kitab suci kuno Mesir, India dan China, walaupun tidak seperti yang

lainnya itu, alquran berisi ajaran monoteistik (satu Tuhan). Qur’an tidak

sebanding dengan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru”.

Page 81: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 81

Muhammad ingin menundukkan tanah Arab menjadi Kerajaan Islam baru

yang mengganti dewa-dewa Ka’ba menjadi satu Tuhan yang disintesa sama

dengan YHWH yang disembah Nasrani dan Yahudi, dan menyerap keuntungan

dengan memberlakukan Ka’ba sebagai pusat peribadatan Islam (hajj).

Banyak anggapan dari pemikir Kristen maupun Yahudi dan bahkan Islam

yang telah menyadari dan mengetahui kejelasan bahwa alquran mengandungi

kesalahan tafsir, kesalahan tekstual, kesalahan konteks, kesalahan sejarah, dan

kesalahan kondisi baik secara kaedah maupun faedah, yang hanya memoles

sedikit demi sedikit dari kebenaran Alkitab.

Berdasarkan kritik-kritik yang dikemukakan dengan menunjukkan teks

literatur dan tafsiran-tafsiran ulama Islam ditemukan bahwa adanya ketidak-

otentikan alquran yang telah terkontaminasi dengan berbagai bida’ah yang terus

menerus diulang-ulang, dan munculnya redaksasi (pengeditan) dari berbagai

surah-surah yang telah ditunjukkan.

Page 82: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 82

BIBLIOGRAFI

Al-A’zami, Muhammad Mustafa. 2005. Sejarah Teks al-Qur’an dari Wahyu sampai Kompilasi. Terjemahan: Sohirin Solihin, dkk. Cet, 1. Jakarta: Gema Insani Press.

Armas, Adnin. 2005. Metodologi Bibel dalam Studi al-Qur’an: Kajian Kritis. Jakarta: Gema Insani Press.

Bavinck, J. H. 2004. Sejarah Kerajaan Allah 2: Perjanjian Baru. Terjemahan: A. Simanjuntak. Cet, 13 jakarta: Gunung Mulia.

Departemen Agama. 1980. Al-Qur’an dan terjemahannya. Jakarta: Depag RI.

Hadiwijono, H. 1984. Iman Kristen. Jakarta: Gunung Mulia.

Husaini, Adian. 2005. Wajah Peradaban Barat: dari Hegemoni Kristen ke Dominasi Sekular-Liberal. Jakarta: Gema Insani Press.

Karim, Muslih Abdul. 2005. Isa dan al-Mahdi di Akhir Zaman. Jakarta: Gema Insani Press.

Lembaga Biblika Indonesia. 2001. Kitab Suci Katolik. Ende: Percetakan Arnoldus Ende.

Maryanto, Ernest. 2004. Kamus Liturgi Sederhana. Yogyakarta: Kanisius.

Niftrik, G. , Boland, B. J. 2005. Dogmatika Masa Kini. Jakarta: Gunung Mulia.

Noorsena, Bambang. 2004. Renungan Ziarah ke Tanah Suci. Jakarta: Nisita.

Page 83: Paper Islam-doktrin 1

P a g e | 83

Pasaribu, Anton., Manurung, Sinta. 2004. 264 Tahta Suci Paus. Edisi ke-2. Bekasi: Krista Mitra Pustaka.

Ridla, Muhammad Rasyid. 1983. Wahyu Ilahi kepada Muhammad (al-Wahyu’l Muhammadiy: diterjemahkan Josef C. D). Jakarta: Dunia Pustaka Jaya.

Today’s Arabic Version. 1996. Al-‘Ahd al-Jadid: Dar al-Kitab al-Muqqadas fii asy-Syariq al-Ausarth.