paparan “sosialisasi lhkpn , gratifikasi, dan whistle blowing

18
SOSIALISASI LHKPN, GRATIFIKASI DAN WHISTLEBLOWER MEMBANGUN PERINGATAN DINI DAN PENINGKATAN EFEKTIVITAS MANAJEMEN RISIKO PENGAWASAN INTERNAL Dadit Herdikiagung - Inspektur II Inspektorat Jenderal Kementerian Ristek, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Bali , 29 November 2016

Upload: vocong

Post on 14-Jan-2017

251 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Paparan “Sosialisasi LHKPN , Gratifikasi, dan Whistle Blowing

SOSIALISASI LHKPN, GRATIFIKASI DAN WHISTLEBLOWERMEMBANGUN PERINGATAN DINI DAN PENINGKATAN EFEKTIVITAS MANAJEMEN RISIKO PENGAWASAN INTERNAL

Dadit Herdikiagung - Inspektur IIInspektorat Jenderal Kementerian Ristek, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Bali, 29 November 2016

Page 2: Paparan “Sosialisasi LHKPN , Gratifikasi, dan Whistle Blowing

Menristekdikti wajib melakukan

pengendalian atas penyelenggaraan

kegiatan pemerintahan dengan

berpedoman pada SPIP

SPIP memberikan keyakinan yang memadai

bagi:

1. Tercapainya efektivitas dan efisiensi

pencapaian tujuan penyelenggaraan

pemerintahan negara,

2. Keandalan laporan keuangan,

3. Pengamanan aset negara, dan

4. Ketaatan terhadap peraturan perundang-

undangan

Dilakukan Pengawasan Intern Oleh Aparat

Pengawasan Intern Pemerintah (APIP)

Definisi Pengawasan Intern

Seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lainnya

terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang

memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan

secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata kepemerintahan

yang baik.

PENGENDALIAN INTERN(PP No 60 Tahun 2008)

Page 3: Paparan “Sosialisasi LHKPN , Gratifikasi, dan Whistle Blowing
Page 4: Paparan “Sosialisasi LHKPN , Gratifikasi, dan Whistle Blowing

KEBIJAKAN DAN STRATEGI

PELAKSANAAN TUGAS ITJEN KEMRISTEKDIKTI

PERAN&POSISI ITJEN

“pengawalan”

Mencegah dan melindungi sesuatu

dari ketidaknyamanan dan

kehancuran

Mencegah

Mengarahkan Menghentikan

Mendorong

TUGAS ITJEN:

Menyelenggarakan pengawasan intern

di lingkungan Kemristek dan Dikti

(Perpres No13 Tahun 2015)

KEGIATAN

1. AUDIT

2. REVIU

3. EVALUASI

4. PEMANTAUAN

5. PENGAWASAN LAINNYA

PERAN DAN POSISI ITJEN

1.PEMBERI PERINGATAN DINI

2.KATALISATOR

3.KONSULTAN

Page 5: Paparan “Sosialisasi LHKPN , Gratifikasi, dan Whistle Blowing

PROGRAMPengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Riset,

Teknologi dan Pendidikan Tinggi

SASARAN PROGRAM

1. Peningkatan kualitas dan akuntabilitas dukungan manajemen

pengawasan internal

2. Peningkatan kualitas dan nilai tambah pengawasan internal

3. Peningkatan kualitas dan integritas SDM Pengawasan internal

INDIKATOR KINERJA PROGRAMTARGET REALISASI TARGET

2015 2015 2016 2017 2018 2019

IKP 1Opini Laporan Hasil Pemeriksaan BPK RI atas

Laporan Keuangan KemenristekdiktiWTP WDP WTP WTP WTP WTP

IKP 2Nilai Hasil Evaluasi MenPAN RB atas SAKIP

Kemenristekdikti70 B 72 75 78 80

IKP 3

Prosentase SDM Itjen Kemenristekdikti yang

memiliki kompetensi seusai keahlian yang

diperlukan

50 50 60 65 70 80

IKP 4Prosentase kepuasan pelayanan pengawasan

Internal Itjen Kemennristekdikti60 Msh proses 65 70 75 80

IKP 5Tingkat levelling Kapabilitas Itjen

Kemenristekdikti1 Msh proses 2 3 3 3

SASARAN PROGRAM DAN IKP

Page 6: Paparan “Sosialisasi LHKPN , Gratifikasi, dan Whistle Blowing

Internal Audit

Assurance Activities

Audit

Audit BMNAudit

Kinerja

Audit denganTujuanTertentu

Audit Pengadaan

Barang/JasaAudit PNBP

Evaluasi ReviuPemantauan, pengawalan,

pendampingan

Consulting Activities

Bimtek/Sosialisasi/

Asistensi/ Konsultasi

Catatan :

Klasifikasi berdasarkan PP No 60 tahun 2008

tentang SPIP dan Praktik AI yang berlaku

• Pengambilan keputusan/kebijakan strategis K/L telah

melalui proses evaluasi atas berbagai aspek risiko

• Dengan harapan Pimpinan K/L terhindar dari masalah

hukum akibat dari kebijakan yang diambilnya.

KEGIATAN PENGAWASAN ITJEN

Page 7: Paparan “Sosialisasi LHKPN , Gratifikasi, dan Whistle Blowing

7

Page 8: Paparan “Sosialisasi LHKPN , Gratifikasi, dan Whistle Blowing

UU No. 28 Tahun 1999

Penyelenggara Negara yang bersih dan bebas dari KKN

UU No. 30 Tahun 2002

Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

Kep KPK No. 07/KPK/2/2005

Tatacara Pendaftaran, Pengumuman, dan Pemeriksaan LHKPN

Permenristekdikti No. 43 Tahun 2015

Penyampaian LHKPN di Lingkungan Kementerian Riset, Teknologi, dan

Pendidikan Tinggi

DASAR HUKUM

Page 9: Paparan “Sosialisasi LHKPN , Gratifikasi, dan Whistle Blowing

Kewajiban Pejabat Negara terkait LHKPN

Bersedia diperiksa harta kekayaannya sebelum,

selama, dan sesudah menjabat - Pasal 5, Ayat (2) UU No 28

Tahun 1999

Melaporkan dan mengumumkan harta kekayaannya

sebelum dan sesudah menjabat - Pasal 5, Ayat (3) UU No 28

Tahun 1999

KEWAJIBAN LHKPN

Page 10: Paparan “Sosialisasi LHKPN , Gratifikasi, dan Whistle Blowing

Pejabat Negara pada Lembaga Tinggi Negara (MPR, DPR;

MA; Badan Peradilan; DPA; BPK)

Menteri

Gubernur

Hakim

Pejabat Negara lain sesuai PUUa. Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota MK

b. Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota KY

c. Hakim Pengadilan Pajak

d. Hakim Ad Hoc Peradilan Tipikor, Pengadilan Niaga, Peradilan HAM

Pejabat Lain yang memiliki fungsi strategisa. Direksi, Komisaris & Pejabat struktural lainnya pada BUMN dan BUMD

b. Pimpinan Bank Indonesia

c. Pimpinan Perguruan Tinggi Negeri

d. Pejabat Es. I dan Pejabat lain yang disamakan

e. Jaksa

f. Penyidik

g. Panitera Pengadilan

h. Pemimpin & bendaharawan proyek

PN WAJIB LHKPN

Page 11: Paparan “Sosialisasi LHKPN , Gratifikasi, dan Whistle Blowing

PENGISIAN LHKPN MODEL KPK-B

perubahan Adanya perubahan data yang dilaporkan sebelumnya (nilai atau

keterangan lain)

penambahan Ada penambahan data dari laporan sebelumnya (data baru)

penghapusan Ada penghapusan data dari laporan sebelumnya (dijual, hilang, masalah

hukum, dll)

Page 12: Paparan “Sosialisasi LHKPN , Gratifikasi, dan Whistle Blowing

FORMULIR PENGISIAN LHKPN

Model KPK-A Diisi oleh pejabat wajib LHKPN untuk pertama

Model KPK-B Diisi oleh pejabat wajib LHKPN yang pernah mengisi Model KPK-A dan

apabila:

a. mutasi/promosi/pensiun;

b. Dua tahun pada jabatan yang sama;

c. Sewaktu-waktu atas permintaan KPK

Page 13: Paparan “Sosialisasi LHKPN , Gratifikasi, dan Whistle Blowing

Data pribadi dan keluargaa. Data pribadi

b. Riwayat jabatan

c. Data isteri/suami

d. Data anak tanggungan

e. Data anak tidak tanggungan

Harta kekayaan (hasil sendiri, warisan, hibah)a. Harta tidak bergerak

b. Harta bergerak

c. Surat berharga

d. Kas (tabungan, deposito, dll)

e. Piutang/hutang.

Penghasilana. Penghasilan dari jabatan

b. Penghasilan dari kekayaan

c. Penghasilan dari profesi

Pengeluaran per tahun

Surat pernyataan kuasaa. Surat pernyataan

b. Surat kuasa dan lampiran

c. Surat pernyataan hibah/warisan

MATERI LHKPN

Page 14: Paparan “Sosialisasi LHKPN , Gratifikasi, dan Whistle Blowing

Kumpulkan semua dokumen pendukung atau bukti

kepemilikan harta

Isi form LHKPN secara jujur, benar, dan lengkap

Susun dokumen pendukung sesuai dengan susunan form

LHKPN

LHKPN dan data pendukungnya jangan dijilid atau di-

stampler, gunakan binder clips

Copy form dan dokumen pendukungnya untuk arsip, dan

sebagai dasar/data pengisian form LHKPN selanjutnya.

TIPS PENGISIAN LHKPN

Page 15: Paparan “Sosialisasi LHKPN , Gratifikasi, dan Whistle Blowing

- pemberian uang/setara uang- barang- rabat/diskon- pinjaman tanpa bunga- komisi

- pengobatan cuma-cuma- tiket perjalanan- perjalanan wisata- fasilitas penginapan- fasilitas lainnya

0%

Permenristekdikti No. 55 Tahun 2016 tentang Pengendalian GratifikasiPasal 2 : Pegawai di Kemenristekdikti wajib melaporkan segala bentuk penerimaansehubungan dengan gratifikasi

GRATIFIKASI

Page 16: Paparan “Sosialisasi LHKPN , Gratifikasi, dan Whistle Blowing

Gratifikasi dalam kedinasan adalah hadiah/fasilitas resmi dari

penyelenggara kegiatan yang diberikan kepada wakil-wakil remi

suatu instansi dalam suatu kegiatan tertentu sebagai penghargaan

atas keikutsertaan atau kontribusinya dalam kegiatan tersebut.

UPG Pusat :

Sekretariat Inspektorat Jenderal; Biro Hukor; Biro SDM; Sekretariat Dirjen

UPG PTN :

Wakil Rektor/Wakil Direktur yg membidangi adm umum/keuangan; SPI.

UPG Kopertis :

SekPel; SPI

Setiap penerimaan sehubungan dengan gratifikasi wajib dilaporkan

kepada UPG Pusat atau UPG dengan mengisi formulir pelaporan

melalui surat atau surel. Pelaporan surel dilakukan melalui

http://itjen.ristekdikti.go.id

Penerima gratifikasi wajib melaporkan kepada UPG Pusat atau UPG

dalam waktu paling lama 25 hari setelah menerima gratifikasi.

POKOK PENGATURAN

Page 17: Paparan “Sosialisasi LHKPN , Gratifikasi, dan Whistle Blowing

Permenristekdikti No. 60 Tahun 2016 tentang Pedoman Penanganan Pengaduan

Whistleblower dan Pengaduan Masyarakat

Whistleblower adalah pegawai yang mengetahui dan mengadukan dugaan terjadinya pelanggaran dan/atau kejahatan yang terjadi di lingkungan Kemenristekdikti dan bukan bagian dari pelaku pelanggaran dan/atau kejahatan yang diadukannya.

Pengaduan oleh pegawai:

1.Penyalahgunaan wewenang

2.Pelanggaran disiplin pejabat/pegawai; dan/atau

3.Tindak pidana korupsi, kolusi, dan nepotisme yang dilakukan oleh pegawai di kementerian

Pengaduan masyarakat:

1.Penyalahgunaan wewenang

2.Melakukan hambatan dalam pelayanan kepada masyarakat; dan/atau

3.Tindak pidana korupsi, kolusi, dan nepotisme yang dilakukan oleh pegawai di kementerian

WHISTLEBLOWER

Page 18: Paparan “Sosialisasi LHKPN , Gratifikasi, dan Whistle Blowing

Terima kasihContact:[email protected]