paparan ft kamh - 17 februari 2015

21
K O N F E R E N S I P E R S KINERJA INDUSTRI KEHUTANAN, RISIKO DAN DAMPAKNYA Kesenjangan Persediaan Kayu Legal dan Implikasinya terhadap Peningkatan Kapasitas Pabrik Industri Kehutanan di Indonesia

Upload: antonius-marhenanto

Post on 06-Aug-2015

218 views

Category:

Government & Nonprofit


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Paparan ft kamh - 17 februari 2015

K O N F E R E N S I P E R S

KINERJA INDUSTRI KEHUTANAN, RISIKO DAN

DAMPAKNYAKesenjangan Persediaan Kayu Legal dan Implikasinya terhadap Peningkatan Kapasitas Pabrik Industri Kehutanan di Indonesia

Page 2: Paparan ft kamh - 17 februari 2015

PENDAHULUAN

1. Kinerja Industri Kehutanan – dalam pemenuhan pasokan kayunya.

2. Dampak dari kondisi industri kehutanan saat ini.

3. Proyeksi ke depan.

4. Rekomendasi.

Page 3: Paparan ft kamh - 17 februari 2015

KINERJA REVITALISASI INDUSTRI KEHUTANAN

RENCANA AKSI

1. Pasokan bahan baku kayu yang legal dan lestari tercapai yang berasal dari berbagai sumber, khususnyadari hutan produksi yang dikelola secara lestari dan disertifikasi Tingkat produksi kayu olahan sesuai pasokan bahan baku lestari.

2. Rendemen yang tinggi dan tingkat pemanfaatan kapasitas di atas 70 persen.

3. Minimum 20 persen dari produk-produk ekspor kayu olahan primer dan lanjutan sudah disertifikasi.

4. Sistem dan pola pemasaran produk yang efektif dan efisien, baik untuk pasar domestik maupun ekspor, terwujud.

5. Fokus pada komoditi yang bernilai tambah tinggi dan ramah lingkungan.

1) Kurangnya persediaan bahan baku; [dan]

2) Kapasitas yang berlebih.

Page 4: Paparan ft kamh - 17 februari 2015

KINERJA REVITALISASI INDUSTRI KEHUTANAN

1. PASOKAN KAYU TIDAK TERPENUHI

Mengacu pada Peta Jalan, sektor kehutanan harus memenuhi setidaknya 630 juta m3 dalam kurun waktu 2007-2014 (Fase 1). Kenyataanya hanya 49% dari target yang bisa dipenuhi.

0

10

20

30

40

50

60

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Target Pasokan Kayu Menurut Peta Jalan

HTI Lainnya

50%

14%

36%

Realisasi

Terpenuhi

Tidak Terpenuhi Oleh HTI

Tidak Terpenuhi Sumber Lainnya

HTI harusnya

bisa

menghasilkan

46% lebih

banyak

Page 5: Paparan ft kamh - 17 februari 2015

KINERJA REVITALISASI INDUSTRI KEHUTANAN

Pasokan HTI, dan perhutani

Pasokan HPH

Pasokan pembukaan lahan, IPK

Sumber lainnya

Tota

l p

aso

kan

kayu

dala

m ju

ta m

3

647juta meter

kubik

IPK menurun drastis, dari 14,4 juta m3 menjadi hanya

600 ribu m3. Di saat yang sama, berasal dari sumber

“Lainnya” meningkat hampir enam kali lipat, dari 3,7

juta m3 menjadi 21,786.505 m3

2. PASOKAN KAYU BANYAK DIDOMINASI PEMBUKAAN HUTAN

Sepanjang tahun 1991-2014, Kemenhut mencatat bahwa pasokan kayu secara nasional mencapai 647 juta m3. Namun sumbernya, jika dilihat justru mengerucut pada 3 hal: 1) HTI, 2) IPK atau pembukaan lahan, dan 3) “Sumber lainnya.”

Page 6: Paparan ft kamh - 17 februari 2015

KINERJA REVITALISASI INDUSTRI KEHUTANAN

0

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

2010 2011 2012 2013 2014

Target dan Realisasi Penanaman

Target Realisasi

Luas HTI yang dilakukan penanaman

Luasan izin HTI

Lu

as

are

al

(ju

ta h

a)

3. REALISASI PENANAMAN SELALU LEBIH RENDAH

Target penanaman sendiri selalu jauh lebih rendah dari target, sementara konsesi HTI selalu diperluas.

Page 7: Paparan ft kamh - 17 februari 2015

KINERJA REVITALISASI INDUSTRI KEHUTANAN

Kayu gergajian

Kayu lapis

Pulp dan bubur kayu

Bahan olahan lain

Kon

sum

si k

ayu

da

lam

ju

ta m

3 (

kon

vers

i) 4. ARAH EKSPLOITASI HUTAN UNTUK INDUSTRI PULP

Sepanjang satu dekade terakhir, produksi kayu Indonesia lebih banyak digunakan untuk kepentingan pulp.

34%

15%

4%

47%

Alokasi Pasokan Peta Jalan (2014)

Kayu gergajian

Kayu lapis

Partikel

Pulp

Page 8: Paparan ft kamh - 17 februari 2015

RESIKO TATA KELOLA INDUSTRI KEHUTANAN

1. Data yang dihasilkan oleh Kementerian Kehutanan seringkali menimbulkan anomali. Sehingga diragukan akuntabilitasnya.

a) Data yang produksi industri yang dicatat oleh Kementerian Kehutanan secara konsisten selalu senjang dengan data yang diterbitkan oleh asosiasi.

b) Data produksi olahan kayu yang dilaporkan tidak realistis jika dibandingkan dengan pasokannya.

c) Data pasokan kayu kategori sumber lain tidak bisa ditelusuri asal-usulnya, padahal memiliki signifikan yang cukup tinggi sebagai pemenuh bahan baku industri.

2. Korupsi terjadi pada hampir seluk beluk bisnis proses perizinan sektor kehutanan (KPK, 2014).

Page 9: Paparan ft kamh - 17 februari 2015

RESIKO TATA KELOLA INDUSTRI KEHUTANAN

APKI melaporkan sebanyak 1, 9 kali lipat produksi pulp (38 juta ton kering) lebih banyak daripada yang dilaporkan

oleh Kementerian Kehutanan.

Dengan data APKI, dapat terlihat bahwa pasokan kayu dari HTI tidak memadai.

Data

KemhutData APKI Data Kemhut (yang dikonversi ke ton kering pulp)

Pro

du

ksi

pu

lp (

ton

keri

ng)

Page 10: Paparan ft kamh - 17 februari 2015

RESIKO TATA KELOLA INDUSTRI KEHUTANAN

-

5,000,000

10,000,000

15,000,000

20,000,000

25,000,000

1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

IPK + ‘sumber lain’

Permenhut

P.58/2009 (?)

Jika pembukaan lahan oleh HTI masuk dalam kategori keduanya, atau salah satu

diantaranya, tidak memberikan kejelasan jumlahnya, sehingga memperumit pengawasan

kewajiban pemungutan PNBP.

9%

Page 11: Paparan ft kamh - 17 februari 2015

RESIKO TATA KELOLA INDUSTRI KEHUTANAN

Bahkan, bila menggunakan asumsi potensi kayu yang terendah, yakni 38 m3/ha, volume kayu hutan alam dari pembukaan lahan untuk HTI masih hampir mencapai dua kali lipat dari volume yang dilaporkan dalam IPK.

Pembukaan lahan untuk kelapa sawit pada periode yang sama juga akan

menambahkan sekurangnya 2,8 kali lipat dari volume yang dilaporkan dari

IPK.

Estimasi MTH yang diproduksi saat pembukaan

lahan untuk HTI

Estimasi MTH yang diproduksi saat pembukaan

lahan untuk perkebunan kelapa sawit

Laporan konsumsi kayu yang berasal dari

IPK

Pote

nsi

Pan

en K

ayu

(d

alam

juta

an m

3 R

WE)

Page 12: Paparan ft kamh - 17 februari 2015

TATA USAHA PRODUKSI HASIL HUTAN KAYUPERIZINAN

DAN

PENYIAPAN

KAWASAN

RESIKO TATA KELOLA INDUSTRI KEHUTANAN

RENTE IZIN

Permohona

n

Persiapan

permohonan

Penilaian

Izin

IIUP

TATA USAHA

PENGANGKUTAN

LHP

RENTE HASIL

HUTAN KAYU

RKT

DR-PSDH SKSKB

IHMB RKU

LHC

Working

Area

Indikasi state capture

Potensi suap, pemerasan, penjualan pengaruh

EVALUASI &

WASDAL

Sertifikasi

PHPL/LK

Tata Batas

Pengalihan

Izin&Saha

m

Sanksi

Administrat

if

Sanksi

Pidana

Rekonsiliasi

PNBP

Nilai uang

suap yang

beredar antara

22milyar-768

juta per tahun

(KPK, 2014)

Page 13: Paparan ft kamh - 17 februari 2015

1. Tengku Azmun Jaafar

(ex Bupati Pelalawan District

head) jailed by Supreme Court, 11

years

2. Arwin AS (ex Bupati Siak

District head) jailed by Riau

Corruption Court in Pekanbaru, 4

years

3. Syuhada Tasman (ex Riau

Forestry Service) jailed

by Riau Corruption

Court, 5 years

4. Asral Rachman (ex Riau

Forestry Service) jailed by Riau

Corruption Court, 5 years

5. Burhanuddin Husin (ex Riau

Forestry Service) jailed by Riau

Corruption Court, 2.5 years

6. Rusli Zainal

(Governor Riau), jailed

by Riau Corruption

Court, 14 years

RESIKO TATA KELOLA INDUSTRI KEHUTANAN

Page 14: Paparan ft kamh - 17 februari 2015

Bagaimana statusnya Hutan Tanaman Industri

dimana proses perizinannya ternyata tersangkut

pidana korupsi secara bersama-sama sepanjang

tahun 2002-2006 di Kabupaten Pelalawan dan

Siak ;

RESIKO TATA KELOLA INDUSTRI KEHUTANAN

Page 15: Paparan ft kamh - 17 februari 2015

Hutan Tanaman Industri; Legalitas dan pasokan

bahan baku industri pulp and paper di Riau.

APP

Asia Pulp and Paper

PT. Indah Kiat Pulp and Paper

Perawang Riau

APRIL

Asia Pacific Resources International Limited

PT. Riau Andalan Pulp and Paper

Pangkalan Kerinci, Riau

Produksi Pabrik pulp di Riau (2002-2003) 5 juta ton pulp per tahun.

Dengan asumsi (sangat konservatif) yang keduanya disediakan oleh kayu hutan alam 50% &

50% acasia, (Keb: 24.500.000 m3/2=12.250.000/80m3=153.000 ha hutan alam ditebang setiap

tahunnya

Page 16: Paparan ft kamh - 17 februari 2015

Pelalawan: 23 (176.476 ha) , Siak : 6

(105.064 ha), Indragiri Hulu : 5 (70.262

ha), Indragiri Hilir : 3 (51.720 ha)

37 Perusahaan konsesi, 404.513 ha.

Hutan Tanaman Industri; Legalitas dan pasokan

bahan baku industri pulp and paper di Riau.

Total HTI Riau 1,653,184

Page 17: Paparan ft kamh - 17 februari 2015

Hutan Tanaman Industri; Legalitas dan pasokan

bahan baku industri pulp and paper di Riau.

Page 18: Paparan ft kamh - 17 februari 2015

DAMPAK KONDISI INDUSTRI KEHUTANAN

0

20

40

60

80

1991 1993 1995 1997 1999 2001 2003 2005 2007 2009 2011 2013

>25%219 juta meter

kubik

647juta meter

kubik

866juta meter

kubik

>30%

Tahun 2014

20juta meter

kubik

Data konsumsi kayu dan

produksi kayu yang aktual

berpotensi tidak tercatat.

Catatan.

1. Konsumsi jika dihitung

dengan RWE yang

standar (CIFOR)

Page 19: Paparan ft kamh - 17 februari 2015

DAMPAK KONDISI INDUSTRI KEHUTANAN

219 juta meter

kubik 55 trilyun

rupiah

20,8T

PSDH

34,2T

DR

Catatan.

1. Nilai konversi rupiah, 12.500 per dolar.

2. Harga kayu berdasarkan harga patokan

3. Tarif PSDH/DR berdasaran

Tidak tercatatnya konsumsi kayu, memberikan

indikasi kayu yang digunakan belum terpenuhi

kewajiban PNBPnya.

Negara Suap/pemerasan Nilai hilang

Untuk suap dan biaya

transaksi informal (22

milyar – 768 juta per

tahun per izin, KPK

2014)

Pembayaran

PNBP

Nilai PNBP dari

konsumsi kayu yang

tidak tercatat (5

trilyun tahun 2014)

Page 20: Paparan ft kamh - 17 februari 2015

REKOMENDASI

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

• Melakukan evaluasi menyeluruh tentang kemampuan pasokan kayu Indonesia dan konsumsi industrinya.

• Menunda rencana perizinan penambahan kapasitas industri hingga evaluasi selesai dengan data yang akuntabel dan akurat.

• Menghindari insentif bagi industri yang memungkinkan penggunaan kayu yang berasal dari hutan alam dengan cara konversi hutan (hutan alam ke hutan tanaman).

Penyedia Jasa Pembiayaan

• Melakukan due diligence yang lebih ketat terhadap industri kehutanan untuk menghindari resiko hukum dan resiko pembiayaan.

Page 21: Paparan ft kamh - 17 februari 2015

TERIMA KASIH

Nursamsu

(WWF-ID)

Riko Kurniawan

(WALHI Riau)

Emerson Yuntho

(ICW)

Grahat Nagara

(AURIGA)