panduan standar teknis - gedung

20
Panduan Stándar Teknis - BANG. GEDUNG Halaman 1 dari 15 PANDUAN STANDAR TEKNIS BANGUNAN GEDUNG BAB. I. PENDAHULUAN I.1. MAKSUD dan TUJUAN Bangunan Gedung di desa pada umumnya dalam bentuk Gedung Sekolah TK dan Polindes, di mana jenis sarana dan prasarana perdesaaan ini digunakan untuk peningkatan kualitas masyarakat dalam kegiatan pendidikan dan kesehatan. Yang menjadi persyaratan di dalam pembangunannya adalah kebutuhan layanan pendidikan dan kesehatan masyarakat. Pembangunan gedung tersebut dapat ditinjau dari empat hal utama, yaitu : 1. Potensi dan Lokasi (Site plan) Gedung. 2. Calon Pemanfaat dan Kebutuhan Luas Bangunan Gedung. 3. Kebutuhan Sarana Penunjang/Pelengkap. 4. Tata Ruang /Konstruksi dan landscape bangunan. I.2. RUANG LINGKUP Ruang lingkup panduan standar teknis pembangunan Bangunan Gedung ini meliputi: a. Pembangunan Gedung sekolah yang memenuhi persyaratan keamanan dan kenyamanan bagi pemanfaat. b. Komponen yang tercakup dalam petunjuk ini adalah: Pemilihan lokasi Bentuk dan persyaratan bangunan Keamanan dan keandalan bangunan Penyediaan dan sarana bangunan Penyediaan utilitas bangunan

Upload: yunus-purwahadi

Post on 05-Jan-2016

270 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

gbr

TRANSCRIPT

Page 1: Panduan Standar Teknis - Gedung

Panduan Stándar Teknis - BANG. GEDUNG Halaman 1 dari 15

PANDUAN STANDAR TEKNISBANGUNAN GEDUNG

BAB. I. PENDAHULUAN

I.1. MAKSUD dan TUJUANBangunan Gedung di desa pada umumnya dalam bentuk Gedung Sekolah TK dan Polindes, di mana jenis sarana dan prasarana

perdesaaan ini digunakan untuk peningkatan kualitas masyarakat dalam kegiatan pendidikan dan kesehatan. Yang menjadi persyaratan di dalam pembangunannya adalah kebutuhan layanan pendidikan dan kesehatan masyarakat.Pembangunan gedung tersebut dapat ditinjau dari empat hal utama, yaitu :1. Potensi dan Lokasi (Site plan) Gedung.2. Calon Pemanfaat dan Kebutuhan Luas Bangunan Gedung.3. Kebutuhan Sarana Penunjang/Pelengkap.4. Tata Ruang /Konstruksi dan landscape bangunan.

I.2. RUANG LINGKUPRuang lingkup panduan standar teknis pembangunan Bangunan Gedung ini meliputi:

a. Pembangunan Gedung sekolah yang memenuhi persyaratan keamanan dan kenyamanan bagi pemanfaat.b. Komponen yang tercakup dalam petunjuk ini adalah:

Pemilihan lokasi Bentuk dan persyaratan bangunan Keamanan dan keandalan bangunan Penyediaan dan sarana bangunan Penyediaan utilitas bangunan

Page 2: Panduan Standar Teknis - Gedung

Panduan Stándar Teknis - BANG. GEDUNG Halaman 2 dari 15

Contoh : Bangunan Gedung Polindes

Contoh : Bangunan Gedung TK

BAB. II. KETENTUAN UMUMII.1. Ketentuan Pembangunan Gedung

Pembangunan gedung harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan dalam KEPMEN no. 441/KPTS/1998, tentang persyaratan teknis bangunan gedung, yaitu: perletakan dan intensitas, arsitektur dan lingkungan, struktur bangunan dan keamanan bangunan, kenyamanan bangunan, prasarana dan utilitas bangunan dengan tetap mengikuti prinsip-prinsip kemudahan dalam pelaksanaan, mudah dalam pengoperasian dan pemeliharaannya dan seoptimal mungkin menggunakan bahan lokal.

Page 3: Panduan Standar Teknis - Gedung

Panduan Stándar Teknis - BANG. GEDUNG Halaman 3 dari 15

a. Perletakan bangunan Bangunan harus terletak pada lokasi yang sesuai dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan/disyahkan. Lokasi yang dipilih pada daerah strategis dengan pencapaian yang mudah dari fungsi-fungsi lain yang berkaitan erat. Lokasi yang dipilih pada daerah yang terhindar dari bencana (banjir,daerah gempa,tanah labil). Harus memperhatikan ketentuan kepadatan bangunan (KDB). Lokasi harus disepakati oleh masyarakat dan disyahkan oleh yang berwenang. Lokasi sedapat mungkin menggunakan lahan yang kurang produktif. Staus lahan harus jelas kepemilikannya dan didukung dokumen yang syah

b. Arsitektur dan Lingkungan Penempatan bangunan tidak boleh mengganggu fngsi-fungsi lain seperti, lalu lintas dan ketertiban umum. Penampilan bangunan sedapat mungkin disesuaikan dengan karakteristik bangunan setempat dan memenuhi syarat keindahan

dan keserasian. Hindarkan kelengkapan-kelengkapan (acesoris) yang tidak fungsional (sesederhana mungkin). Upayakan bangunan semurah mungkin, namun tetap memperhatikan factor-faktor keamanan dan kenyamanan. Bangunan harus dirancang agar setiap ruang dapat menggunakan pencahayaan dan penghawaan alami. Tinggi ruang disesuaikan dengan fungsi ruang secara optimal. Bangunan harus dilengkapi dengan bangunan-bangunan atau fungsi-fungsi penunjang seperti KM/WC umum, air bersih,

gudang, tempat ibadah, dll. Penambahan fungsi bangunan harus tetap memperhatikan bentuk-bentuk arsitektur dan keselamatan bangunan. Penggunaan bahan bangunan sedapat mungkin mempertimbangkan keindahan, kekuatan, mudah dan murah dalam perawatan

bangunan. Sedapat mungkin tetap memperhatikan lansekap/ruang hijau untuk kepentingan ekologi.

c. Struktur Bangunan Struktur bangunan harus dipilih yang mudah dilaksanakan oleh tukang/tenaga ahli setempat. Struktur bangunan harus dipilih yang dapat menahan beban-beban tetap dan beban tidak tetap. Struktur bangunan harus tetap memenuhi syarat keamanan dan keselamatan bagi pengguna bangunan. Disain struktur harus disesuaikan dengan penggunaan dan kemampuan bahan bangunan setempat. Perhitungan stuktur harus dilakukan oleh ahlinya. Struktur yang dipilih harus diperhatikan dengan daya dukung tanah yang ada. Perhitungan-perhitungan struktur harus mengacu pada peraturan dan perundangan yang berlaku.

Page 4: Panduan Standar Teknis - Gedung

Panduan Stándar Teknis - BANG. GEDUNG Halaman 4 dari 15

d. Keamanan Bangunan Keamanan bangunan terhadap gaya-gaya dan beban di luar dan di dalam bangunan dipengaruhi oleh pemilihan struktur

penggunaan konstruksi, penggunaan bahan bangunan dan cara pelaksanaan konstruksi yang memacu pada ketentuan yang berlaku.

Pengawasan konstruksi harus dilakukan oleh ahlinya. Pengamanan bangunan terhadap bahaya kebakaran dipengaruhi oleh bahan bangunan, jarak bangunan terhadap bangunan

lain, kelengkapan bangunan.

e. Kenyamanan Bangunan Penghawaan alami ditentukan oleh ketinggian bangunan bukan ruang/sirkulasi, volume udara di dalam ruang, jumlah barang,

dan manusia di dalam ruang. Untuk mendapatkan penghawaan alami yang optimal perlu diperhitungkan kemungkinan-kemungkinan perubahan situasi

yang ada. Apabila tidak dapat digunakan penghawaan alami secara optimal perlu dibuatkan penghawaan buatan dengan memanfaatkan

sumber daya yang ada, seperti listrik, dsb. Disain bangunan diupayakan agar seluruh ruang mendapat cahaya alami. Pencahayaan alami ditenukan oleh ketinggian bangunan, bukan ruang, jarak bangunan. Apabila factor jarak bangunan tidak dapat dipenuhi, pencahayaan alami dapat dilakukan melalui bukaan atap/genting kaca.

f. Prasarana pendukung Bangunan Gedung harus mempunyai jalan akses untuk memudahkan pencapaian. Pembuatan jalan akses mengikuti ketentuan dan perundangan yang ada. Sedapat mungkin disiapkan tempat parkir kendaraan. Bangunan gedung harus dilengkapi air bersih. Bangunan gedung harus dilengkapi penguasaan air limbah. Bangunan gedung harus dilengkapi system drainase dan pembuangan air hujan.

g. Sarana penunjang Sebaiknya tidak mengganggu fungsi dan kegiatan Bangunan Gedung. Yang dimaksud sarana penunjang adalah KM/WC, gudang, perpustakaan.

h. Utilitas

Page 5: Panduan Standar Teknis - Gedung

Panduan Stándar Teknis - BANG. GEDUNG Halaman 5 dari 15

Apabila telah tersedia fasilitas listrik, pemasangan instansi listrik harus mengikuti ketentuan-ketentuan yang berlaku dan memperhatikan faktor-faktor keindahan.

Apabila telah tersedia layanan telepon, perlu disediakan fasilitas telepon umum.

BAB. III. PROSEDUR DAN TATA CARA PELAKSANAAN1. Pemilihan Lokasi

Perlu diperhatikan aspek-aspek:

a. Administrasi Pemilihan lokasi berdasarkan pada musyawarah warga desa dan perangkat. Lokasi yang telah disepakati disatuskan melalui peruntukan tata ruang dan disertifikatkan.

b. Teknis Luas tanah yang diperlukan diperhitungkan terhadap perkembangan yang akan datang. Diupayakan pada tanah yang relatif datar. Dalam hal tidak didapat tanah yang relative datar, dapat dilakukan pemotongan (cut & fill) dengantetap mempertimbangkan

dampak lingkungan. Untuk mengetahui lokasi tidak terkena banjir atau longsor dapat diketahui dari informasi dari masyarakat sekitar. Untuk mengetahui daya dukung tanah dan jenis tanah yang ada, dengan mengetahui konsekuansi bangunan yang telah ada

di sekitar atau dapat diketahui dari instansi yang terkait dengan maalah geologi tanah.

2. Arsitektur BangunanPerlu dipertimbangkan aspek-aspek:

a. Administrasi Sedapat mungkin bentuk-bentuk arsitektur dituangkan dalam gambar (as built drawing) yang telah disyahkan oleh yang

berwenang. Disain bangunan disesuaikan dengan luas tanah dan daya dukung tanah. Disain bangunan sebaiknya dilakukan oleh ahlinya. Sebelum dibangun sebaiknya diasin bangunan disosialisasikan kepada masyarakat untuk mendapatkan tangapan. Untuk mendapatkan struktur dan konstruksi yang aman dipilih bahan bangunan yang aman dipilih bahan bangunan yang

lazim digunakan setempat.b. Teknis

Kebutuhan ruang

Page 6: Panduan Standar Teknis - Gedung

Panduan Stándar Teknis - BANG. GEDUNG Halaman 6 dari 15

Gedung Sekolah.- Ruang Belajar- Ruang Guru- Ruang perpustakaan - Ruang bermain- Halaman - Fasilitas penunjang ( Toilet, Tempat Ibadah, Bak Sampah)

3. Bentuk Bangunan Pada prinsipnya disesuaikan dengan fungsi, sehingga harus ada atap, lantai, ventilasi. Bentuk atap dan dinding dapat disesuaikan dengan masyarakat desa setempat atau dapat mencerminkan budaya

setempat/arsitektur setempat.

4. Konstruksi Jenis struktur pendukung yang lazim dikenal adalah dinding pemikul atau rangka. Konstruksi lantai dapat disesuaikan dengan kondisi setempat, dapat dibuat lantai panggung. Konstruksi yang lazim dikenal : Konstruksi kayu, beton, dan batu bata.

5. Harga Bangunan Harga bangunan sangat dipengaruhi oleh penggunaan dan kesederhanaan system struktur dan bahan bangunan. Harga bangunan juga dipengauhi oleh penggunaan asesoris bangunan, misalnya ukiran, komponen hiasan lainnya, dll. Perkiraan harga bangunan dilakukan oleh estimasi direkomendasi. Jenis struktur pendukung yang lazim dikenal adalah dinding pemikul atau rangka.

6. Lingkungan Bentuk-bentuk arsitektur hendaknya menyesuaikan dengan bentuk-bentuk yang ada (tidak eksklusif). Agar tidak sampai menjadi sumber pencemaran lingkungan.

Page 7: Panduan Standar Teknis - Gedung

A A

B

B

Pas Batu Kali (1:5)

60

10

40 Ø Tul Utama

20

10

Sloof 15/20 (1:2:3)4Ø10Sengk. P8 - 250

Lapisan Pasir Bawah Pondasi

Kolom 15/15 (1:2:3)4Ø10Sengk. P8 - 250

Tanah Urug

Panduan Stándar Teknis - BANG. GEDUNG Halaman 7 dari 15

Gambar I. Contoh Desain Detail Pondasi Tampak Atas Gambar II. Contoh Desain Detail Pondasi Tampak Samping

Gambar III. Contoh Desain Detail Atap & Kuda-Kuda

Wuwungan

Kuda-Kuda (5/10)Nok (5/10)

Gording 5/7

Blk Tembok 5/10

Ring Balok 15/15

Page 8: Panduan Standar Teknis - Gedung

Panduan Stándar Teknis - BANG. GEDUNG Halaman 8

dari 15BAB. IV. PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG

Jenis pemeliharaan pasar dibedakan dalam tiga macam, yang terdiri dari :

1. Pemeliharaan rutin

2. Pemeliharaan berkala

3. Pemeliharaan darurat

1. Pemeliharaan Rutin

Pada dasarnya pemeliharaan rutin bersifat pekerjaan pencegahan dan

umumnya terdiri dari tugas yang berulang-ulang dengan teknik yang sederhana.

Pemeliharaan rutin dilaksanakan setiap hari oleh petugas pemeliharaan di bawah

tanggung jawab Kepala sekolah untuk TK atau Bidan untuk Polindes, sedangkan

pembiayaan harus diatur.

Lingkup pekerjaan pemeliharaan rutin adalah sebagai berikut :

1. Pembersihan halaman, lantai, dan kamar mandi (MCK)

2. Pembersihan dinding-dinding gedung atau MCK

3. Pembersihan saluran-saluran pembuangan agar tidak terjadi penyumbatan

4. Mengontrol talang dari sumbatan sampah

5. Memperbaiki kebocoran pipa air bersih

2. Pemeliharaan Berkala

Adalah pemeliharaan yang dilaksanakan dalam waktu bulanan, triwulan atau

tahunan yang berskala lebih besar, seperti retaknya atap bangunan, macetnya kran

sehingga sulit dioperasikan atau membersihkan lumut.

Bobot pekerjaan ini biasanya lebih besar dari pada pemeliharaan rutin dan juga

memerlukan biaya yang khusus.

a. Pemeliharaan Darurat atau Biasa Disebut Perbaikan Darurat

Adalah pekerjaan yang disebabkan oleh terjadinya kerusakan yang terjadi secara

tiba-tiba dan tidak terduga, seperti gempa bumi, banjir, angin (badai) atau

kecelakaan kecil yang menimpa bangunan, misalnya bila bangunan tertimpa pohon

sekitar lokasi akibat angin kencang, perpipaan jebol karena roda kendaraan, tanah

longsor di lokasi pasar dan lain sebagainya yang menyebabkan pelayanan tidak

berfungsi dengan baik.

b. Pengelompokkan Fungsi Pemeliharaan

Page 9: Panduan Standar Teknis - Gedung

Panduan Stándar Teknis - BANG. GEDUNG Halaman 9

dari 15Hal-hal yang perlu dipelihara dikelompokan menjadi empat bagian menurut

fungsi, adalah sebagai berikut :

1) Bangunan pelayanan (MCK,)

2) Toilet (MCK) dan sumber air

3) Bangunan bawah

4) Halaman parker

3. Bangunan Pelayanan (MCK)

Bagian atas bangunan yang harus selalu dipelihara adalah bagian atap,

rangka atap, plafon (ruang belajar, MCK). Penyebab kerusakan biasanya

berasal dari kualitas bahan yang kurang baik, cara pengerjaan yang salah,

modal rangka yang tidak sesuai, rangka plafon yang lapuk akibat atap bocor

serta rangka plafon kurang kuat memakunya. Akibatnya rangka atap roboh,

runtuh, atap menjadi bocor, plafon menjadi ambruk. Cara mengatasi, perlu

mengganti dengan bahan yang kualtasnya lebih baik.

Kerusakan dinding biasanya retak-retak karena penurunan setempat

dari pondasi, kualitas campuran adukan kurang baik atau tidak adanya ring

balok (balok yang dipasang di atas ponsdasi). Akibat kerusakan-kerusakan

tersebut terasa tidak nyaman di pandang, dinding bisa runtuh, MCK tidak bisa

lagi digunakan. Untuk mengatasinya terlebih dahulu harus membongkar

seluruh bagian dinding yang retak dan diplester kembali dengan adukan yang

sempurna dengancampuran 1 : 4 (semen : pasir).

Jendela dan pintu pada MCK, perlu adanya pengamanan. Karena sarana

ini merupakan sarana umum dan akan digunakan orang banyak, maka kualitas

bahan (seperti engsel berkarat atau patah) harus diperhatikan. Jika terjadi

kerusakan maka untuk memperbaikinya, daun pintu atau jendela diganti,

engsel yang rusak juga diganti dengan kualitas yang lebih baik. Sedangkan

daun pintu yang menyentuh lantai di ketam hingga tidak menyentuh lantai lagi.

Kemudian untuk pintu kamar mandi atau WC harus dilapisi dengan tripleks

atau alumunium. Jika kusen keropos, maka harus diganti demikian pula dengan

kunci pintu yang rusak harus diadakan penggantian.

Cahaya yang kurang baik akibat ventilasi atau lubang angin yang

terlalu kecil atau kurang banyak jumlahnya. Akibat ruangan tidak nyaman

Page 10: Panduan Standar Teknis - Gedung

Panduan Stándar Teknis - BANG. GEDUNG Halaman 10

dari 15digunakan, pengap dan tidak sehat terutama pada MCK. Perbaikan yang

diperlukan adalah mengganti ventilasi dengan yanglebih besar atau menambah

lubang angina serta ,ubang cahaya.

Tiang kayu penyangga atap yang keropos bisa menyebabkan robohnya

atap bangunan. Ini disebabkan karena kualitas kayu jelek atau rayap yang

sering kali menjadi penyebab keroposnya tiang penyangga. Jadi kayu harus

diganti dengan jenis yang mempunyai kualitas baik, serta diberi obat

pembasmi rayap pada kayu dengan cara dilaburkan pada seluruh batang

penyangga.

Lantai retak, pecah, licin dan tidak kedap air sering terjadi, yang

menyebabkan lantai ambles dan sulit untuk dibersihkan. Biasanya hal tersebut

terjadi karena kualitas bahan campuran yang jelek, pemadatan pada dasar

lantai yang kurang serta permukaan lantai yang terlalu harus yang

menyebabkan licin. Upaya perbaikan yang harus dilakukan adalah

membongkar lantai, tanah dasar diperbaiki dengan cara dipadatkan lalu

memasang tegel kembali atau memasang tegel baru, bil ategel sudah terlalu

licin. Sedangkan untuk lantai yang retak, lantai di tambal dan diparuti agar

kasar dan dibuat kemiringan kearah pembuangan air kemudian dibersihkan

dengan cara menyikat.

Lampu penerangan yang mati, kabel yang rusak yang menyebabkan

ruangan menjadi gelap atau di malam hari mengurangi kemanan pasar.

Kerusakan kabel bisa menyebabkan korsleting yang mengakibatkan terjadinya

kebakaran. Ini disebabkan kabel pada stop kontak longgar, kabel di makan

rayap / tikus atau air hujan akibat atap bocor yang tepat mengenai kabel.

Perbaikan yang harus dilakukan adalah mengganti lampu, hubungan antara

kabel dan stop kontak diperkuat, penggantian kabel yang sudah tidak bisa

digunakan lagi sampai pada perbaikan atap yang bocor.

4. Toliet dan Sumber Air

Kloset yang rusak atau tersumbat akibat dari mutu kloset yang rendah dan

campuran saat pemasangan yang tidak tepat, kemiringan pipa pembuangan

yang kurang, pipa lobang udara ada septic tank dan tidak ada, adanya sampah

yang masuk ke kloset. Akibatnya koset menjadi tersumbat, pecah dan tidak

Page 11: Panduan Standar Teknis - Gedung

Panduan Stándar Teknis - BANG. GEDUNG Halaman 11

dari 15berfungsi lagi. Penggantian harus dilakukan dengan bahan yang lebih baik dan

memasangnya menggunakan campuran yang tepat yaitu perbandingan antara

1 : 3 (semen : pasir). Sedangkan pipa pembungan harus diletakan pada

kemiringan antara 2 – 3%

Keretakan bak air yang disebabkan kualitas campuran yang kurang baik saat

pembuatan bak, bak air terlalu sering kering dan tidak pernah dibersihkan.

Cara perbaikan yang harus dilakukan adalah membersihkan bagian yang bocor

kemudian menambalnya dengan campuran 1 : 3 (semen : pasir) dan bak harus

secara dibersihkan)

Kualitas air sumur kurang baik disebabkan pencemaran dosekitar lokasi

sumur itu sendiri akibat limbah kotoran atau jarak lokasi sumur terhadap

resapan terlalu dekat yang seharusnya minimal 10 meter. Akibat pencemaran

tersebut air tidak bisa digunakan, mengandung racun atau menimbulkan

penyakit. Perbaikan harus dilaksanakan dengan cara membuat saluran

pembuangan yang lancar ke sumur resapan agar tidak terjadi pencemaran di

sekitar lokasi sumur dan sumur resapan dibuat dengan jarak minimal 10 meter

dari lokasi sumur. Septik tank yang memenuhi syarat harus segera dibuatkan

dengan jarak yang sama.

Kualitas pompa kurang baik yang menjadi penyebab adalah mutu

pompa itu sendiri, sehingga pompa tidak bisa dipakai. Langkah perbaikan yang

dilakukan denganmengganti karet klep pompa secara rutin atau mengganti

kelengkapan lainnya. Jika rusaknya secara keseluruhan pompa diganti dengan

pompa yang lebih berkualitas.

Kerusakan pipa (bocor) yang terjadi penyebabnya adalah kualitas

pompa jelek, pipa tidak ditanam, pipa pecah terlindas atau terinjak atau terkena

benturan, bangunan lepas tekan tidak berfungsi atau tidak ada bangunan

pelepas tekan, sehingga menyebabkan air tidak bisa mengalir ke lokasi atau air

terbuang percuma. Langkah perbaikan yang harus diambil adalah dengan cara

menambal bagian pipa yang bocor atau diganti, dibuatkan pelindung pipa, jika

lokasi bisa di gali, sebaiknya digali sedalam 40 centimeter atau diganti dengan

pipa galvanis.

5. Bangunan Bawah

Page 12: Panduan Standar Teknis - Gedung

Panduan Stándar Teknis - BANG. GEDUNG Halaman 12

dari 15Pipa ke septic tank tersumbat diakibatkan diameter terlalu kecil,

kemiringan pipa kurang dan buangan jarang disiram. Akibatnya pipa tidak

berfungsi dengan baik dan air dalam kloset tidak bisa mengalir. Cara perbaikan

yang akan dilakukan adalah dengan mengganti pipa yang mempunyai diameter

lebih besar dan pipa dirojok agar air mengalir atau letak kloset harus lebih

ditinggikan.

Septic tank cepat penuh akibat dari ukuran septic tank yang terlalu

kecil, konstruksi tidak ada pemisah, jumlah pemakai terlalu banyak dan

resapan yang tidak berfungsi. Hal tersebut menyebabkan kotoran meluap /

tidak bisa masuk ke septic tank, diberi penyekak dan dibangun resapan baru

atau jika memungkin dibuat septic tank baru yang lebih besar lagi.

Penyebab kurang fungsinya resapan adalah saluran pembuangan dari

septic tank tersumbat, pipa buang dari septic tank tidak diberi lubang-lubang

akibatnya septic tank menjadi cepat penuh dan air resapan masih mengandung

bakteri. Upaya yang dilakukan adalah mempercepat saluran dengan cara

bidang resapan digali sampai pipa resapan, kemudian pipa di rojok sampai

lancar, kemudian saringan harus diganti dengan yang baik.

6. Halaman

Kerusakan pada jalan masuk atau perpakiran sering disebabkan karena

ketebalan permukaan jalan kurang memenuhi syarat, kualitas konstruksi yang

jelek, pemadatan yang kurang, kendaraan yang keluar / ,asuk melebihi beban

yang disyaratkan atau mengenang karena titik tersalurkan. Akibat jalan keluar /

masuk (halaman) menjadi rusak, becek serta mengurangi fungsi, perbaikan

yang harus dilakukan adalah pemadatan badan jalan, pemasangan batu dengan

berdiri dan dikunci. Perbaikan kemiringan permukaan jalan sapi agar hujan

cepat disalurkan ke drainase / saluran dan yang lebih penting lagi adalah harus

ada pembatsan tonase kendaraan yang masuk

Pembuangan air hujan yang tidak benar disebabkan tidak adanya

saluran pembuangan air hujan ke tepi jalan, sal;uran macet, tidak ada saluran

tepi jalan atau saluran terlalu kecil. Hal ini bisa mengakibatkan becek. Bahkan

jika hujan sangat deras pada musin penghujan dapat mengakibatkan air

halaman masuk keruangan gedung. Perbaikan yang perlu untuk dilakukan,

Page 13: Panduan Standar Teknis - Gedung

Panduan Stándar Teknis - BANG. GEDUNG Halaman 13

dari 15yaitu dengan membuat atau memperbaiki saluran yang rusak. Bila sudah ada

saluran, perlu pembersihan secara rutin agar tidak terjadi penyumbatan.