panduan praktikum...alat dan bahan e. prosedur (dibuat dalam bentuk poin, tidak tabel) f. hasil /...

41
i PANDUAN PRAKTIKUM MATA KULIAH K006 ANALISIS KUALITAS LINGKUNGAN SEMESTER V Oleh: Made Ayu Hitapretiwi Suryadhi, Ssi, MHSc Ni Made Utami Dwipayanti BAGIAN KESEHATAN LINGKUNGAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2015

Upload: others

Post on 14-Mar-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PANDUAN PRAKTIKUM...Alat dan Bahan e. Prosedur (dibuat dalam bentuk poin, tidak tabel) f. Hasil / Data g. Perhitungan h. Pembahasan antara lain mencakup pembahasan mengapa prinsip

i

PANDUAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH K006 ANALISIS KUALITAS LINGKUNGAN SEMESTER V Oleh Made Ayu Hitapretiwi Suryadhi Ssi MHSc Ni Made Utami Dwipayanti

BAGIAN KESEHATAN LINGKUNGAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

2015

ii

PENGANTAR

Panduan prkatikum ini dibuat sebagai acuan bagi mahasiswa Semester V Program Studi

Ilmu Kesehatan Masyarakat sebagai acuan untuk melaksanakan praktikum Analisis

Kesehatan Lingkungan Pada praktikum ini mahasiswa diharapkan untuk dapat

melaksanakan praktikum sesuai dengan jadwal yang telah disusun kemudian melaporkan

hasil praktikum sesuai dengan format yang telah diberikan Mahasiswa juga diharapkan

untuk menaati peraturan yang telah ditetapkan untuk bekerja di Laboratorium Semoga

panduan ini bisa bermanfaat dan Selamat Bekerja

Ketua Pelaksana

Made Ayu Hitapretiwi Suryadhi Ssi MHSc

iii

DAFTAR ISI

Format Laporan

Laporan per-pertemuan

Laporan akhir praktikum

Panduan Praktikum

I Komposting

II Analisa Mikroorganisme

III Pengujian Parameter Fisika

IV Pengujian Parameter Kimia

V High Volume Sampling

VI Gas Ammonia (NH3)

VII Pengukuran Intensitas Suara

VIII Pengukuran Intensitas Cahaya

iv

Setiap Praktikum

JURNAL PRAKTIKUM

HariTanggal ____________________________________________________

Judul Praktikum ____________________________________________________

Metoda ____________________________________________________

Prinsip ____________________________________________________

_____________________________________________________

_____________________________________________________

_____________________________________________________

_____________________________________________________

Alat dan Bahan ____________________________________________________

_____________________________________________________

_____________________________________________________

_____________________________________________________

No Prosedur Pengamatan

Perhitungan

Diketahui

Pengawas Praktikum (Jurnal Praktikum akan ditandatangai oleh pengawas praktikum diakhir

setiap praktikum)

( )

v

SETIAP PRAKTIKUM (sampel air)

Setiap contoh diberi keterangan (pada wadahnya) dan pada JURNAL

PRAKTIKUM

1048707Jenis air misalnya air tanah air limbah air sungai air laut

1048707Lokasi atau titik pengambilan contoh disebutkan lokasi yang pastijelas dimana

sampel diambil

1048707Parameter yang akan diperiksa

1048707Cuaca saat pengambilan sampel

1048707Tanggal dan waktu (jam) pengambilan sampel

1048707Nama yang mengambil sampel

vi

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

a Judul praktikum

b Landasan teori

mengapa parameter tersebut bisa menjadi indikator kualitas

lingkungan

teori-teori mengenai parameter yang diukur

sifat

sumber

konsentrasi di lingkungan dll serta

manfaat pengukuran parameter tersebut

c Metode dan Prinsip

d Alat dan Bahan

e Prosedur (dibuat dalam bentuk poin tidak tabel)

f Hasil Data

g Perhitungan

h Pembahasan antara lain mencakup

pembahasan mengapa prinsip atau metode tersebut yang digunakan

dalam pengukuran parameter tersebut

pembahasan mengenai kesesuaian prinsip pengukuran dengan

pengerjaan praktikum

pembahasan mengenai setiap langkah dalam pengukuran dan

alasantujuan dilakukannya langkah tersebut

pembahasan hasil pengukuran

ulasan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran sehingga

diperoleh akurasi pengukuran yang baik

dibahas pula kesalahan-kesalahan pegukuran yang terjadi selama

praktikum

hal-hal lain yang anda rasa perlu

i Kesimpulan dan Saran

Catatan

Kemiripan laporan antara 2 kelompok akan menerima sanksi berupa pengurangan

nilai sebesar 30 bagi kedua kelompok

Laporan dibuat dengan diketik dan dapat menggunakan kertas bekas

Laporan yang dikumpulkan adalah

1 Jurnal praktikum (SETIAP MAHASISWA)

2 Laporan Praktikum (SETIAP KEOPMPOK)

vii

1

I KOMPOSTING

Metode dibawah adalah salah satu contoh metode yang telah berhasil dilakukan untuk membuat kompos Pelaksanaan metode komposting yang akan dilakukan pada saat praktikum dapat disesuaikan dengan tempat praktikum (lab atau lapangan) Metode

Takakura Method

Prinsip

Kompos merupakan pencampuran bahan organik dengan mikroorganisme sebagai

aktivator Pengaturan suhu merupakan faktor penting dalam pengomposan Suhu ideal

selama proses pengomposan adalah 40 derajat-50 derajat C Tumpukan lahan yang terlalu

rendah akan berakibat cepatnya kehilangan panas Ini disebabkan tidak adanya cukup

material untuk menahan panas yang dilepaskan sehingga mikroorganisma tidak akan

berkembang secara wajar Sebaliknya bila timbunan terlalu tinggi akan terjadi kepadatan

bahan organic yang diakibatkan oleh berat bahan sehingga suhu menjadi sangat tinggi dan

tidak ada udara di dalam timbunan Untuk mempercepat terjadinya proses pengomposan

maka pH timbunan harus diusahakan tidak terlalu rendah Bahan mentah yang baik untuk

penguraian atau perombakan berkadar air 50 ndash 70 Kelembaban timbunan secara

menyeluruh diusahakan sekitar 40 ndash 60

Alat dan Bahan

Alat

keranjang sampah

golokpisaualat pemotong lain

sekopcetok

sarung tangan

jaring

karung beras

karung goni

pipa PVC

2

Bahan

sampah rumah tangga sebanyak 1 kg (sudah tercacah)

sekam padi sebanyak 2 kg

kompos jadi sebanyak frac14 Kg

serutan kayusapuan halaman sebanyak 2 kg

air secukupnya

gula merah yang dicairkan sebanyak 300 ml

Cara Kerja

1 komposting

Siapkan dan pilihlah keranjang yang berlubang dan lapisi dengan karung beras

Fungsi karung beras adalah (a) membatasi gangguan serangga (b) mengatur

kelembaban dan (c) berpori-pori sehingga dapat menyerap serta membuang udara

amp air

sampah rumah tangga dipilah terlebih dahulu

cacah sampah hingga berukuran 15 cm x15 cm

tambahkan serutan kayu dan kompos jadi hingga tercampur merata

masukkan bantalan sekam padi yang telah dibungkus dengan jaring-jaring ke

dalam keranjang sampah yang telah disiapkan sebagai alas dasar Fungsi bantal

sekam adalah (a) sebagai tempat mikrobakteri yang akan mempercepat

pembusukan sampah organik (b) karena berrongga besar maka bantal sekam

dapat segera menyerap air dan bau sampah dan (c) sifat sekam yang kering akan

memudahkan pengontrolan kelembaban sampah yang akan menjadi kompos

campurkan media kompos jadi ke dalam campuran sampah yang berfungsi sebagai

aktivatorragi bagi sampah baru

tambahkan gula merah sebagai nutrisi bagi mikroorganisme pengompos

masukkan campuran sampah lalu diperciki air hingga dapat dipastikan cukup

lembab Pengukuran kelembaban kompos dilakukan dengan menggenggam

kompos Jika keluar air dari sela-sela jari maka menandakan bahwa kompos

tersebut kelebihan air dan perlu adanya penambahan bahan kompos Jika pada saat

digenggam bahan kompos tersebut remah maka kadar air telah mencukupi

tekan perlahan jangan terlalu padat

3

tutup dengan bantalan sekam padi dan karung goni hingga rapat agar bau tidak

terlalu menyengat dan masuk hewanserangga yang dapat menggangu proses

pengomposan atau lalat tidak dapat bertelur dalam keranjang serta mencegah

metamorfosis (perubahan) dari belatung menjadi lalat karena lalat tidak dapat

keluar dan mati di dalam keranjang Pilih kain penutup yang serat atau berpori

besar

Tutup keranjang bagian atas sebagai pemberat agar tidak diganggu oleh predator

(kucinganjing) Pilih tutup yang berlubang agar udara dapat keluar masuk

kompos akan matang kurang lebih setelah 30 hari pengomposan

selama proses pengomposan dilakukan pemantauan suhu setiap 7 hari sekali dan

lakukan pembalikan rutin setiap 3 hari sekali dengan cara mengaduk kompos

Setelah 30 pengomposan uji kematangan kompos tersebut dengan menanam biji

tanaman Jika biji tersebut tumbuh maka kompos yang dihasilkan dapat digunakan

sebagai pupuk

II ANALISA MIKROORGANISME

Metode

Most Probable Number (MPN)

Prinsip

Mikroorganisme di dalam sample air ditumbuhkan dalam media Lactose Broth (LB) dan

Brilliant Green Lactose Bill Broth dengan konsentrasi berbeda Pertumbuhan

mikroorganisme dilihat dari gas yang tertangkap pada tabung Durham Konsentrasi

mikroorganisme kemudian diperkirakan dengan table MPN

Alat dan Bahan

a 19 buah tabung reaksi

b 19 buah tabung Durham

c Inkubator

d Pipet

e Jarum Ose

f Lampu Spritus

g Sample air

h Lactosa Broth (LB)

i Brilliant Green Lactosse Bill Broth (BGLB)

j Kapas

Prosedur

Presumptive Test

4

1 Masukkan LB double (26 gr LB yang dilarutkan dalam 1 ltr aquadest) ke dalam

tabung no 1 ndash 5 Masukkan LB single (13 gr LB yang dilarutkan dalam 1 ltr

aquadest) ke dalam tabung no 6 dan 7 Masing-masing sebanyak 10 ml dan tutup

dengan kapas

2 Masukkan tabung Durham dalam posisi terbalik ke dalam setiap tabung berisi LB

3 Panaskan pipet dengan lampu spritus kemudian ambil 10 ml sample air masukkan

ke dalam tabung no 1 Pastikan selalu bekerja dekat dengan lampu spritus untuk

mencegah kontaminasi Lakukan hal yang sama sampai tabung no 5

4 Masukkan 1 ml sample air ke dalam tabung no 6 dan 01 ml sample air ke dalam

tabung no 7

5 Inkubasi semua tabung yang bersisi sample pada suhu 37 selama 2 x 24 jam

6 Hasil positif ditunjukkan dengan tertagkapnya gas dalam tabung Durham

7 Konsentrasi bakteri coliform kemudian ditentukan dengan mencocokkan pada

table MPN

Confirmative Test

1 Siapkan 2 buah tabung reaksi berisi BGLB dan tabung Durham untuk setiap

tabung dari presumptive test yang positif Masing-masing diberi label 44C dan

37C

2 Panaskan jarum ose dengan lampu spritus kemudian pindahkan koloni dari satu

tabung positif ke dalam 2 buah tabung berisi BGLB Kocok agar homogen

Lakukan selanjutnya untuk tabung positif lainnya

3 Inkubasi sesuai dengan suhu pada label selama 2 x 24 jam

4 Hasil positif pada tabung yang dikinkubasi pada 37C menunjukkan adanya

coliform sedangkan hasil positif pada inkubasi 44C menunjukkan adanya fecal

coli

5

III PENGUJIAN PARAMETER FISIKA

WARNA

BAU

RASA

TEMPERATUR

BERAT JENIS

KEKERUHAN

KECERAHAN

KEDALAMAN

KECEPATAN ARUS

DEBIT AIR

JUMLAH PADATAN

PASANG SURUT (PASUT)

DAYA HANTAR LISTRIK 1 WARNA

Warna perairan dapat dipakai (tidak selamanya) sebagai parameter apakah suatu

perairan sudah tercemar atau belum Air selokan dapat berubah dari bening menjadi

kelabu karena adanya proses dekomposisi Warna perairan dapat pula dipengaruhi

oleh biota yang ada didalamnya misalnya algae plankton dan tumbuhan air Air

sungai pada umumnya berwarna bening sampai kecoklatan hal ini karena

dipengaruhi oleh adanya pencucian badan sungai itu sendiri dan kadungan suspensi

didalamnya

Metode Pengamatan Organoleptik

2 BAU

Bau suatu perairan dapat disebabkan oleh adanya dekomposisi zat-zat organik

pada suatu perairan yang dapat menimbulkan gas-gas Gas yang keluar dari hasil

dekomposisi bukan saja menimbulkan bau yang kurang sedap tetapi adakalanya

6

dapat mematikan biota yang ada di dalamnya contohnya adanya kasus ikan=ikan

yang mati atau mabuk pada waduk Cirata Jawa Barat

Metode Pengamatan Organoleptik 3 RASA

Parameter ini erat hubungannya dengan pengujian parameter warna dan bau

sehingga seringkali pada pelaksanaannya digabungkan Rasa suatu perairan dalam

kondisi bair berasa hambar bila suatu periran sudah berwarna kurang baik ataudan

bau yang kurang sedap secara otomatis akan mempunyai rasa yang kurang enak

Metode Pengamatan Organoleptik

4 TEMPERATUR

Suhu merupakan parameter yang penting karena erat hubungannya dengan

ldquoAquatic liferdquo atau kehidupan di dalam air dan sangat mempengaruhi pertumbuhan

organisme baik secara langsung maupun tidak langsung Aktivitas biologi dapat

menaikkan suhu perairan sampai 60o C suh air buangan kebanyakan lebih tinggi

daripada suhu badan air Hal ini erat hubungannya dengan proses biodegradasi

Pengamatan suhu dimaksudkan untuk mengetahui kondisi perairan dan interaksi

antara suhu dengan aspek kesehatan habitat dan biota air lainnya Tetapi hal ini tidak

mutlak karena dengan perubahan suhu yang kecil sudah dapat mempengaruhi kondisi

biota contohnya terumbu karang Bila suhu perairan semakin tinggi maka kadar O2

yang terlarut akan semakin rendah demikian pula sebaliknya

Alat termometer

Cara Kerja

ƒ Dicatat suhu udara sekitar

ƒ Untuk air permukaan Termometer dicelupkankan ke dalam perairan ditunggu

beberapa menit Diangkat dan dicatat suhunya

ƒ Untuk air di bawah Sampel diambil dalam botol kemudian termometer

dicelupkan ke dalam air tersebut ditunggu beberapa menit Diangkat dan dicatat

suhunya

7

5 BERAT JENIS (BJ)

Merupakan parameter fisika yang digunakan untuk mengetahui kadar zat

organik dan anorganik Semakin besar BJ semakin banyak zat terlarut BJ diukur

dengan menggunakan urinometer karena suhu yang berubah-ubah maka dipakai

faktor koreksi

Alat dan Bahan

ƒ Urinometer

ƒ Gelas ukur 100 mL

ƒ Termometer

ƒ Sampel air

Cara Kerja

ƒ Diukur dan dicatat suhu saat itu (peneraan)

ƒ Ke dalam gelas ukur diisikan air sampel sebanyak 100 mL

ƒ Kemudian urinometer dimasukkan ke dalam air tadi dengan cara diputar

ƒ Diamati dan dicatat tinggi miniskus air pada urinometer yang merupakan nilai

BJ sampel Diusahakan agar urinometer tidak menempel pada dinding gelas

ukur

Perhitungan

n = tk ndash tp x 0001 3

BJ sesungguhnya = A + n

Ket tk = suhu kamar

tp = suhu peneraan

A = BJ pada saat itu

n = Faktor koreksi

6 KEKERUHAN

Kekeruhan dapat mempengaruhi masuknya sinar matahari ke dalam air Sinar

matahari sangat diperlukan oleh organisme yang berada didalam perairan untuk

proses metabolisme Bila suatu perairan keruh maka sinar matahari yang masuk

akan sedikit karena terpencar-pencar oleh adanya partikel yang terlarut dan bila air

tidak keruh maka sinar matahari yang masuk akan banyak Kekeruhan dapat dipakai

sebagai indikasi kualitas suatu perairan Air alami dan air buangan yang

mengandung koloid dapat memudarkan sinar sehingga mengurangi transmisi sinar

Kekeruhan dapat mengurangi proses fotosintesis tanaman dalam air Misalnya

8

vegetasi perairan berakar dan ganggang mengurangi pertumbuhan tanaman dan

mengurangi produktifitas ikan

Kekeruhan dapat disebabkan oleh tanah liat dan lempung buangan industri dan

mikroorganisme Upaya untuk mengurangi kekeruhan ini antara lain dengan

penyaringan dan koagulasi Tujuan dari pemeriksaan parameter ini adalah untuk

mengetahui derajat kekeruhan air yang disebabkan oleh adanya partikel-partikel

yang tersebar merata dan dapat menghambat jalannya sinar matahari yang melalui

air tersebut

Alat

ƒ Turbidimeter

ƒ Gelas piala (Beaker Glass) 500 mL

Cara Kerja

ƒ Dengan menggunakan alat turbidimeter

Perhitungan

Hasil pemeriksaan x NTU x Pengenceran = helliphellip NTU

Kekeruhan larutan standart 7 KECERAHAN

Alat Secchi disc

Cara Kerja

ƒ Secchi disc diturunkan ke dalam perairan hingga batas tidak terlihat dan dicatat

tinggi permukaan air pada tambang secchi disc (A cm)

ƒ Kemudian secchi disc diangkat perlahan hingga kelihatan dan dicatat kembali

tinggi permukaan air pada tambang secchi disc (B cm)

Perhitungan

A + B = helliphellip cm 2

8 KEDALAMAN

Kedalaman sangat mempengaruhi kecepatan arus debit air dan kecerahan

Semakin dalam sungai maka kemungkinan cahaya yang masuk akan semakin

berkurang

9

Alat

ƒ Bandul logam yang diikat tali (diberi tanda seperti meteran)di salah satu

ujungnya

Cara Kerja

ƒ Bandul dicelupkan ke dalam perairan hingga ke dasar lalu diamati dan dicatat

tinggi permukaan air pada tali (hellip cm)

ƒ Diulangi pengukuran beberapa kali dan dihitung rata-rata kedalamannya

9 KECEPATAN ARUS

Pergerakan air atau arus air diperlukan untuk ketersediaannya makanan bagi jasad

renik dan oksigen Selain itu untuk menghindari karang dari proses pengendapan

Adanya adukan air yang disebabkan oleh adanya pergerakan air akan menghasilkan

oksigen di dalam perairan tersebut Pada umumnya bila suatu perairan mempunyai

arus yang cukup deras maka kadar oksigen yang terlarut juga akan semakin tinggi

Alat

ƒ Current meter atau benda yang terapung (bola pingpong)

ƒ Roll meter

ƒ Stop watch

ƒ Tali rafia

ƒ Ranting kayu

Cara Kerja

ƒ Setiap 100 meter perairan tersebut diberi tanda dengan ranting kayu searah aliran

air

ƒ Bola pingpong yang telah diikat dengan tali rafia diletakkan diatas permukaan air

berbarengan dengan dijalankannya stop watch

ƒ Kecepatan gerakan bola tiap 100 meter dicatat

ƒ Percobaan diulangi hingga beberapa kali dan dirata-rata

Perhitungan

Jarak yang ditempuh = helliphelliphellip ms Waktu yang diperlukan

10 DEBIT AIR

Debit air adalah volume aliran air per satuan waktu Debit air dipengaruhi oleh

luas penampang perairan dan kecepatan arus

14

Alat

ƒ Roll meter

ƒ Bandul logam

ƒ Bola pingpong

Cara Kerja

ƒ Diukur lebar dan panjang perairan lebar dan panjang perairan tersebut dibagi

rata untuk beberapa titik

ƒ Kemudian pada tiap titik diukur kedalamannya dengan bandul logam untuk

kemudian dibuat gambar penampang perairan dan diukur luas perairan tersebut

(A m2)

ƒ Dihitung juga kecepatan arus air dengan mengunakan bola pingpong

Perhitungan Q = A x V

A = luas penampang (luas x dalam)

V = kecepatan arus

11 JUMLAH PADATAN

Alat dan Bahan

ƒ Timbangan

ƒ Cawan porselin

ƒ Kertas saring

ƒ Oven

ƒ Desikator

ƒ 500 mL sampel air

ƒ Gelas piala gelas ukur dan corong

A Jumlah Padatan Tersuspensi (TOSS)

Untuk mengetahui berat atau jumlah zat-zat yang tersuspensi di dalam 1000 mL

air sampel yaitu dengan cara menimbang berat zat-zat tersuspensi dalam air

yang tertinggal pada kertas saring

Cara Kerja

ƒ Ditimbang dan dicatat berat kertas saring bersih yang akan dipakai (A gram)

15

ƒ Kemudian 500 mL sampel air disaring dan sisihkan air yang telah disaring di

dalam gelas piala

ƒ Kertas saring yang telah dipakai tadi dikeringkan dengan didiamkan pada suhu

kamar

ƒ Setelah kering kertas saring beserta padatannya ditimbang (B gram) dan

dihitung padatan tersuspensi air sampel tersebut

Perhitungan

1000 x (B ndash A) = helliphelliphelliphellip gramLiter

50

B Padatan Terlarut (TDS)

Cara Kerja

ƒ Ditimbang dan dicatat berat cawan porselin bersih yang akan digunakan (A

gram)

ƒ Air sampel yang telah disaring (disisihkan) tadi dimasukkan ke dalam cawan

porselin yang telah ditimbang

ƒ Kemudian cawan berisi air sampel dimasukkan ke dalam oven untuk beberapa

saat sampai menguap atau mengering

ƒ Setelah kering cawan porselin beserta padatannya ditimbang kembali (B gram)

dan dihitung padatan terlarut air sampel tersebut

Perhitungan

Kedua hasil perhitungan diatas dicocokan atau dibandingkan dengan standart yang

ada

12 PASANG SURUT (PASUT)

Pasut adalah gerakan naik turunnya permukaan air laut secara berirama yang

disebabkan oleh gaya gravitasi benda-benda langit terutama bulan dan matahari

Massa air yang naik akibat gaya gravitasi tadi akan merambat dari samudra atau

16

laut perairan dalam Faktor yang dapat mempengaruhi pasut adalah posisi bulan

dan matahari terhadap bumi morfologi setempat dan kedalaman Berdasarkan

posisi kedukuan bulan matahari dan bumi maka pasut dapat dibedakan

a Pasut Purnama

Apabila bulan dan matahari berada kira-kira pada satu garis lurus dengan bumi

seperti pada saat bulan muda atau bulan purnamamaka daya tarik keduanya

saling memperkuat

b Pasut Perbani

Apabila bulan dan matahari membentuk sudut siku-siku terhadap bumi maka

gaya tarik keduanya akan saling meniadakan

Berdasarkan gerakan air laut di Indonesia maka dapat dibedakan

a Pasang surut berharian tunggal (Diurnal Tide)

Terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dalam sehari

b Pasang surut berharian ganda (Semi Diurnal Tide)

Terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari dan masing-masing sama

atau hampir sama tingginya setiap hari

c Dua jenis campuran

ƒ Campuran condong ke harian ganda

ƒ Campuran condong ke harian tunggal dengan berbeda tinggi Pada prinsipnya parameter ini untuk mengukur tinggi rendahnya air laut per satuan

waktu dengan menggunakan papan palem

Alat Papan palem diberi tandaukuran seperti meteran

Tali

Teropong Binokuler

Senter

Cara Kerja

ƒ Papan palem dipasang pada sebuah batu karang

ƒ Diperhatikan tinggi rendah permukaan air untuk setiap satu jam sekali dan dicatat

angka tinggi air pada papan palem

ƒ Pengamatan dilakukan sehari semalam untuk kemudian dibuat grafik pasang

surutnya

17

13 DAYA HANTAR LISTRIK (DHL)

DHL dipengaruhi oleh adanya larutan zat-zat yang terkandung di dalam air

DHL ini sangat dipengaruhi oleh kadar salinitas suatu perairan DHL dinyatakan

sebagai umhoscm adalah konduktan dari suatu konduktor dengan panjang 1 cm

dan mempunyai penampang 1 cm

Alat dan Bahan

ƒ Konduktometer

ƒ Termometer

ƒ Air sukingaquadestilata

ƒ Larutan baku KCl 001 M

Cara Kerja

ƒ Kalibrasikan elektroda konduktometer

Elektroda dibilas dengan larutan KCl 001 M sebanyak 3 kali Ukur DHL larutan

KCl 001 M dan atur alat sehingga menunjukkan angka 1413 umhoscm

ƒ Penetapan DHL contoh

Bilas elektroda dengan larutan contoh sebanyak 3 kali Ukur DHL contoh

dengan membaca skala atau digit alat Apabila DHL contoh lebih besar dari

1413 umhoscm Ulangi pekerjaan diatas dengan menggunakan larutan KCl 01

M atau 05 M

Perhitungan

DHL dalam umhoscm dapat langsung dibaca pada alat konduktometer

18

IV PENGUJIAN PARAMETER KIMIA

a pH

Alat pH Universal

Cara Kerja

1 Diambil sampel air

2 Dicelupkan pH universal kedalamnya

3 Warna yang terjadi dibandingkan pada standard warna

b DO (Dissolved Oxygen)

Alat

1 Botol Winkler

2 Pipet tetes

3 Perangkat titrasi

4 Pipet volume

Bahan

1 Iodida alkali (perekasi Winkler)

2 H2SO4 pekat

3 Larutan Mangan sulfat MnSO4 48

4 Natrium tiosulfat 0025 N

5 Indikator amylum 1

Cara Kerja

1 Ditambahkan kedalamnya 1 mL MnSO4 dan 1 mL reagen Winkler lalu dikocok

dan ditunggu hingga terbentuk endapan

2 Ditambahkan 2 mL H2SO4 pekat dikocok hingga endapan larut

3 Diambil 500 mL sampel tersebut dititrasi dengan larutan Natrium tiosulfat

0025 N sampai berwarna kuning muda pucat

4 Ditambahkan inikator amilum (biru)

5 Dititrasi kembali dengan larutan Natrium tiosulfat dari biru sampai menjadi

bening

6 Dicatat berapa mL Natrium tiosulfat yang dipakai

Perhitungan

19

8000 x mL Na2S2O3 X N Na2S2O3

Kadar O2 (mgL) = mL sampel

c CO2 BEBAS

Alat

1 Tabung reaksi

2 Labu erlenmeyer

Bahan

1 Indikator Phenol ptalein

2 Natrium bikarbonat

Cara Kerja

1 Masukkan 50 mL sampel air ke dalam labu erlenmeyer

2 Tambahkan 3-5 mL indikator PP

3 Titrasi Ntrium bikarbonat standart tetes demi tetes sampai berwarna merah

muda

4 Catat mL Natrium bikarbonat standar yang terpakai

Perhitungan

Kadar CO2 = 1000 X mL Na-bikarbonat X Na-bikarbonat X BA Na-bikarbonat

50

d BOD (Biochemical Oxygen Demand)

Alat

1 Botol Winkler

2 Pipet tetes

3 Pipet volumetri

4 Erlenmeyer

5 Buret dan statif

20

Bahan Lihat bahan pemeriksaan O2 (DO)

Cara kerja

1 Saring 100 mL sampel air dari lumpur

2 Diambil 75 mL sampel air yang telah disaring diencerkan dengan aquadest

100X dan dimasukkan kedalam 2 botol Winkler

3 Disimpan dalam keadaan gelap (dibungkus dengan kertas karbon atau plastik

hitam) dan ditempat yang gelap Dicata suhu air dan jam penyimpanan Dihitung

kadar O2 nya setelah 5 hari kemudian

4 Terhadap sampel juga dihitung kadar O2 sesaat

5 Dicatat kadarrnya

Perhitungan

Kadar BOD (mgL) = (DO sesaat ndash DO5) X pengenceran

e COD (Chemical Oxygen Demand)

Alat f TOM (Total Organic Mater)

Alat

1 Perangkat titrasi

2 Termometer

3 Erlenmeyer

4 Hot plate

5 Pipet volume

6 Pipet Mohr

Bahan

1 H2SO4 6 N

21

2 KMnO4 001 N

3 H2C2O4 001 N

Cara kerja

1 Dipipet 25 mL sampel air dimasukkan kedalam erlenmeyer

2 2 Tambahkan 05 mL H2SO4 beberapa teter KMnO4 001 N sampai berwarba

merah muda sedikit agar semua senyawa organik yang tingkatnya rendah

dioksidasi menjadi tingkat tinggi

3 Pipet 10 mL larutan KMnO4 001 N kedalamnya Warna larutan akan berwarna

merah

4 Dididihkan larutan tersebut catat jamnya Warna larutan akan lebih muda

biarkan mendidih selama 10 menit lalu diangkat

5 Turunkan suhu 80oC ditambahkan 10 mL asam oksalat 001 N dengan pipet

khusus Larutan akan menjadi bening pada oksalat berlebih

6 Dalam suhu 70-80oC titasi larutan dengan KMnO4 001 N sampai berwarna

pink

Perhitungan (10 + a) b ndash (10 x c) 316 x 1000

dimana a = titrasi KMnO4

b = N KMnO4

c = NH2C2O4 01 N

d = sampel air (mL)

g KESADAHAN TOTAL

Alat

1 Pipet volume 100 mL

2 Erlenmeyer

3 Buret

Bahan

1 Larutan EDTA

22

2 Larutan Buffer pH 10

3 Indikator EBT

Cara kerja

1 Dipipet 10 mL air dimasukkan kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan indikator EBT hingga larutan menjadi merah muda

3 Tambahkan larutan buffer pH 10 sebanyak 1-15 mL

4 Dititrasi dengan larutan EDTA hingga menjadi biru muda

5 Catat volume EDTA yang dipakai

Perhitungan

mgL CaCO3 mL EDTA X faktor EBT X 10

mL sampel

h SALINITAS

Alat

1 Erlenmeyer

2 Pipet volume

3 Pipet tetes

4 Buret dan statif

Bahan

1 Indikator K2CrO4

2 AgNo3 01 N

Cara kerja

1 Ambil 30 mL sampel air laut lalu diencerkan 10-50 kali

2 Tambahkan K2CrO4

3 Titrasi dengan AgNO3 sampai merah bata

Perhitungan

mL AgNO3 sebenarnya X N AgNO3 X 355 X 1000 X 181

mL sampel X 1000

23

i KESADAHAN Ca

Alat

1 Pipet volume 100 mL

2 Erlenmeyer

3 Buret

Bahan

1 Larutan EDTA 001 N

2 Indikator Maurexide

3 Larutan NaOH 1 N

Cara kerja

1 Dipipet 100 mL sampel dimasukkan dalam erlenmeyer

2 Ditambahakan 1 mL NaOH

3 Ditambahkam indikator Maurexide 01 g dan aduk sampai warnanya merah bata

4 Dititrasi dengan larutan EDTA sampai terbentuk warna ungu

5 Catat volume EDTA yang terpakai

Perhitungan

Mg L Ca = mg EDTA x faktor EDTA x 10000

mL sampel

j KESADAHAN Mg

Perhitungan

mgL Mg = (kesadahan total ndash kesadahan Ca) x 024

24

k DAYA MENGGABUNG ASAM

Alat

1 Pipet volumetri

2 Botol Winkler

3 Erlenmeyer

4 Buret

Bahan

1 Indikator MO

2 HCl 01 N

Cara kerja

1 Ambil sampel air dalam botol Winkler

2 Masukkan 50 mL sampel tersebut kedalam erlenmeyer dengan menggunakan

pipet volumetri

3 Tambahakan indikator MO sebanyak 3 tetes tittrasi dengan HCl 01 N sampai

berwarna jingga

4 Catat mL HCl yang terpakai

Perhitungan DMA = 1000 X mL HCl X N HCl

5

l ASIDITAS

Alat

1 Erlenmeyer

25

2 Buret

3 Pipet volume 100 mL

Bahan

1 Indikator PP

2 NaOH 002 N

Cara kerja

1 Ambil sampel air sebanyak 100 mL masukkan kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan 3 tetes indikator PP

3 Titrasi dengan larutan NaOH sampai warna merah pucat

4 Catat mL NaOH yang dipakai

Perhitungan

Total Keasaman mgL CaCO3 = mL NaOH X N NaOH X 50 X 1000

m ALKALINITAS

Alat

1 Tabung plastik

2 Erlenmeyer

3 Pipet

Bahan

1 Indikator PP pH 45

2 Brom Cressol Red pH 83

3 Sulfuric Acid

Cara kerja

1 Masukkan sampel kedalam botol plastik lalu dituang kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan 1 tetes indikator PP jika tidak berwarna PP = 0 ( langsung ke no 4)

3 Jika berwarna pink tembahkan sulfuric acid tetes demi tetes sampai warna hilang

(hitung jumlah tetes yang digunakan)

26

4 Tambahkan beberapa tetes Brom cressol Red lalau titrasi dengan asam sulfat

sampai berubah warna dari biru kehijauan menjadi pink

5 Catat jumlah tetes asam sulfat yang digunakan

Perhitungan

1 tetes asam sulfat = 1 ppm

1 ppm = banyaknya tetes X 171

V HIGH VOLUME SAMPLING

Prinsip pengukuran

Udara dihisap melalui filter fiberglass dengan kecepata aliran udara 113-170 m3mnt

atau 30-60 cuft Partikel tersuspensi dengan diameter lt100 mikron (diameter

aerodinamik) akan terhisap dan tertahan di permukaan filter Metode ini digunakan untuk

mengukur konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient dengan satuan microgm3 dengan

cara menimbang berat partiklat yang tertahan di permukaan filter dan degnan menghitung

volume udara yang terhisap Metode ini munkgin dilengkapi dengan pengatur kecepatan

aliran udara untuk memastikan laju aliran udara konstan Sampel yang terkumpul dapat

digunakan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif senyawa-senyawa yang berada

dalam bentuk partikel Senyawa yang dapat dianalisis antara alain senyawa organic

(PAN) nitrat sulfat logam-logam berat ion ammonium dan ion fluorida

Sensitivitas

Sampling yang dilakukan selama 24 jam dengan kecepatan aliran udara 170 m3mnt (60

cuftmnt) akan mampu mengukur partikulat dengan konsentrasi yang rendah (1 microgm3)

Jika konsentrasi di udara ambient cukup tinggi maka sampling dapat dilakukan selama 6-

8 jam Waktu sampling yang direkomendasikan adalah 24 jam

Gangugan-ganguan

Partikulat yang berminyak seperti photochemical smog atau asap pembakaran kayu yang

dapat menutupi filter sehingga aliran udara akan menurun hal lain adalah partikel yang

mengandung senyawa higroskopis atau partikel dengan kelembaban tinggi yang akan

memberikan akibat yang sama

27

Presisi dari akurasi

Konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient sebesar 112 microgm3 akan memberikan

standar deviasi relative sebesar 9 (10 microgm3) sedangkan untuk konsentrasi 39 microgm3

standar deviasi relative akan sebesar 15 (6 microgm3) Akurasi sangat dipengaruhi oleh

perubahan kecepatan aliran udara selama sampling berlangsung Karenanya alat pengukur

aliran udara pada dasarnya diperlukan dalam metode ini

Peralatan

- Peralatan sampling Face plate (plat bag Depan) dan gasket Adapter filter dan

Motor Pompa Vakum

- Ketiga alat tersebut dilindungi dengan shelter (gambar 1)

- Hi-Vol Sampler harus mampu menghisap udara melalui filter fiberglass berukuran

203x254 cm dengan kecepatan aliran udara minimum 113 microgm3 (30 cfm) dan

mampu beroperasi selama 24 jam

- Unit Kalibrasi unit kalibrasi orifice yang terdiri dari pipa logam berukuran

diameter dalam (ID) 762 cm (3rdquo) dan panjang 159 cm (625rdquo)

- Neraca Analitik dengan ketelitian 01 mg

- Designator untk mengkondisikan filter sebelum dan setelah sampling dilakukan

Pereaksi (Reagent)

Filter yang secara baku digunakan adalah filter fiberglass dengan sfisiensi 99 untuk

diameter partikel 03 microm Tidak direkomendasikan pengunaan kertas filter biasa yang

umum dipakai di laboratorium

Prosedur

Sampling

Filter fiber yang digunakan harus dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan sikat

kecil Filter dikondisikan selama 24 jam kemudian ditimbang dengan neraca analitik

(pemberian nomor pada filter dilakukan sebelum penimbangan) Sebelum sampling

dilakukan filter tidak boleh digulungdilipat Untuk pengamanan selama perjalanan filter

dapat disimpan di dalam kantong plastic Setelah filter dipasang dengan rapi di antara

face plate dan gasket sampler dihidupkan dan setelah berjalan 5 menit catat kecepatan

aliran udara Biarkan sampling berlangsung 6 8 atau 24 jam Sebelum sampling berakhir

catat kembali kecepatan aliran udara Setelah sampling berakhir face plate dibuka dan

28

filter fiber dilipat sedemikian rupa sehingga bagian yang mengandung partikel tersuspensi

saling berhadapan

Analisis

Sebelum ditimbang filter hendaknya dikondisikan kembali di dalm desikator selama 24

jam

Kalibrasi Hi-Vol Sampler

Sebelum digunakan Hi-Vol Sampler harus dikalibrasi dahulu dengan menggunakan

- Metode Rotameter

- Metode Draft Gauge atau kalibrasi Orifice

Perhitungan

Konversi kecepatan aliran udara dari cuft menjadi m3mnt

Volume udara yang dihisap

V= frac12 x [(Q1+Q2) x T]

Keterangan

V volume udara yang terhisap (m3)

Q1 kecepatan aliran udara awal (m3mnt)

Q2 kecepatan aliran udara akhir (m3mnt)

T waktu sampling (mnt)

Hitung konsentrasi partikel yang tersuspensi

SP= (Ws-W0) x 106 x 1v

Keterangan

SP konsentrasi partikel tersuspensi (microgm3)

Ws berat filter fiberglass setelah sampling (g)

W0 berat filter fiberglass sebelum sampling (g)

106 konversi dari g menjadi microg

29

Gambar 1

Picture 1 High Volume Sampler

VI Gas Ammonia (NH3)

Metode Indophenol

Prinsip

Amonia (NH3) di udara ambient diserap oleh larutan H2SO4 membentuk Ammonium

Sulfat Amonium Sulfat yang terbentuk direaksikan dengan phenol dan antrium

hipokhlorit yang dalam suasana basa akan memberntuk Indophenol yang berwarna biru

Warna biru yang terjadi dianalisis secara colorimetri Reaksi dipercepat dengan

penalbahan Natrium Nitroprussid

Sensitivitas

Sampling degnan kecepatan aliran udara 1-2 liter konsentrasi yang dapat di ukur 20-700

microgm3 (0025-1 ppm) dengan waktu sampling 1 jam Batas pengukuran terkecil adalah

002 microgml penyerap

Sampler Motor

Flow Recorder (Optional)

Filter Adaptor

Flow Meter

30

Ganguan-ganguan

Ammonia yang terdapat dalam partikulat dapat terukur jika tidakdigunakan filter selama

sampling berlangsung

Adanya FE3+ Cr3+ dan ion mangan degnan konsentrasi sebesar mg akan memberikan

ganguan positif Sedangakan ion Cu akan menghambat reksi pembentukan warna Untuk

mengurangi ganguan tersebut dapat ditambahkan EDTA

Nitrit dan Sulfit dengan konsentrasi 100x konsentrasi NH3 akan memberikan ganguan

Formaldehida akan memberikan ganguan negative sebesar 10-15

Ganguan yang dapat disebabkan oleh partikulat dapat dicegah degnan menggunakan filter

selama sampling berlangsung

Peralatan

Pompa Vacuum

Flow meter

Absorber dapat digunakan fritted bubbler midget impinger atau gas scrubber

Spektrofotometer

Peralatan gelas

Pereaksi

Larutan Penyerap H2SO4 01N

Encerkan 23 ml H2SO4 pekat (18M) dengan aquadest sampai volume 1 liter

Larutan Natrium Nitroprussid

20 g Natrium Nitroprussid dilarutkan dalam 100 ml aquadest Larutan ini stabil selama 2

bulan jika disimpan dalam lemari es

Larutan NaOH 675M

Larutkan 270 g NaOH dalam 1 liter aquadest kemudian didihkan sampai volumenya 600

ml untuk menghilangkan ammonia Tambah aquadest sampai volumenya 1 liter Simpan

larutan ini dalam botol plastik

Larutan Stock natrium Hipokhlorit

Buat larutan Natrium Hipokhlorit 37 (01N) dengan cara mengencerkan Natrium

Hipokhlorit 5-6 dengan aquadest Larutan ini stabil selama 2 bulan jika disimpan

dalam lemari es

Larutan Stock Phenol 45 (vv)

Phenol dilebur dalam water bath pada suhu 600C kemudian 45 ml (50g) phenol tersebut

diencerkan dengan methanol sampai volumenya 100 ml Larutan ini stabil selama 2 bulan

jika disimpan dalam lemari es

31

Larutan Buffer

Larutkan 50 g Na3PO312H2O dan 74 ml larutan NaOH 675 dalam 1 liter aquadest

Larutan Hipokhlorit

Campurkan 30 ml larutan NaOH 675M dan 30 ml larutan stock natrium Hipokhlorit

kemudian encerkan degnan aquadest sampai volumenya 100 ml Larutan ini hanya stabil

selama 1 hari

Larutan Phenol

Campurkan 20 ml larutan stock phenol 45 dan 1 ml larutan natrium Nitroprussid 20

kemudian encerkan dengan aquadest sampai volumenya 100 ml larutan ini stabil selama

4 jam

Larutan Stock Standar Ammonia

318 g NH4Cl atau 388 g (NH4)2SO4 dilarutkan dlam 1 liter aquadest Kemudian

tambahkan CHCl3 sebagai pangawet Larutan ini stabil selama 2 bulan

Larutan Standar Ammonia

10 ml larutan stock standar Ammonia diencerkan degnan larutan penyerap (H2SO4 01N)

sampai volumenya 1 liter (1 ml= 10 microg NH3)

Kalibrasi

- Siapkan 6 buah labu ukur 25 ml masukkan ke dalam masing-masing labu ukur

00 ml 02 ml 04 ml 06 ml 10 ml dan 15 ml larutan standar Ammonia

- Tambahkan 10 ml larutan penyerap ke dalam masing-masing labu ukur

- Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan phenol dan 25 ml larutan natrium

Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat 25 ml

dan biarkan selama 30 menit

Intensita warna biru yang terjadi diukur dengan kurva spektrofotometer pada apnjang

gelombang 630 nm Buat kurva kalibrasi antara Absorban degnan konsentrasi NH3

dan tentukan slopenya

Prosedur

- Susunan alat sampling

Filter----------- Midget ---------- Flow meter ------------Pompa

32

10 ml larutanpenyerap dalam midget impinger yang dirangkai dengan flow mwter

dan pompa vaccum Sampling dilakukan selama 1 jam dengan kecepatan aliran

udara 1-2 litermenit

Analisis

- Setelah sampling larutan penyerap dipundahkan secara kuantitatif dalam labu

ukur 25 ml Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan Phenol dan 25 ml

larutan Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat

25 ml dan biarkan selama 30 menit

- Intensitas warna biru yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang

gelombang 630 nm

Perhitungan

NH3 (microgm3)= (A x k) (V)

Keterangan

A absorbansi sample

k Slope (microgunit absorban)

V volume udara pada 250C dan 760 mmHg

Picture 2 Sususnan Peralatan Sampling

Needle Valve

To Air Pump

Flow meter

TRAP

IMPINGER

NEEDLE VALVE FLOW CONTROL

33

VII PENGUKURAN INTENSITAS SUARA

Prinsip

Tingkat kebisingan dapat ditentukan oleh dua factor yaitu intensitas suara yang

dinyatakan dalam dB dan durasi pemaparan kebisingan dinyatakan dalam jam atau

menit

Decibel (dB) merupakan pengukuran unit logaritma yang menyatakan suatu kuantitas

Fisik (power atau intensitas) yang dapat berdasarkan pada suatu reference level tertentu

Satu decibel = sepersepuluh satu bel (B)

Decibel pada umumnya digunakan untuk pengukuran kuantitas suara berdasarkan

reference 0 dB Reference level ditetapkan pada ldquo0rdquo berdasarkan intensitas suara standar

manusia Semakin besar intensitas (amplitude) suara rarr semakin keras suara

Intensitas Suara = decibels (dB)

dB = 10 log Intensitas suara

Intensitas suara standar

- 0 db = ketiadaan suara

- Ambang pendengara = 0 dB 1000 Hz

34

Tabel 1 Beberapa Contoh Intensitas Suara

Bunyi Intensitas Suara (dB)

Gemerisik daun 15

Bisikan 30

Percakapan normal 60

Vacuum cleaner 75

Teriakan 80

Suara motor 90

Suara tak nyaman 120

Suara menyakitkan telinga 140

Lalu lintas padat 100

Amplifier 120 ndash 140

Tabel 2 Pembatasan waktu dan tingkat kebisingan yang diterima

Waktu (Jamhari) Tingkat kebisingan

(dBA) Waktu (Jamhari)

Tingkat kebisingan

(dBA)

8 90 15 102

6 92 10 105

4 95 05 110

3 97 lt025 115

2 100

Contoh perhitungan

Once a statistically valid L10(h) has been obtained the Leq(h) can be

calculated as follows

Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 (2-1)

Where Leq(h) is the hourly A-weighted equivalent sound level

N is the number of sound level readings taken to obtain a statistically valid L10 ni is the number of sound level readings in the ith class

Li is the level of the ith sound level reading taken during the measurement period

Problem No 1 Compute the Leq(h) of the sound level readings shown in

figure 2

L10 = 49 +1-3dBA

L10 Criterion met after 50 samples

35

Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway

Traffic Noise

Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]

= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA

VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA

Prinsip

Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat

langsung dibaca

Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam

bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik

diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor

Alat

Luxmeter

Prosedur

Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi

36

Penentuan titik pengukuran

1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila

merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada

2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada

setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut

dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut

a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal

panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan

kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1

Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2

b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik

potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap

3 (tiga) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara

10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2

Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100

m2

37

c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang

dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan

luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3

Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2

Persyaratan pengukuran

1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan

2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan

Tata cara

1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor

2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran

untuk intensitas penerangan setempat atau umum

3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat

sehingga didapat nilai angka yang stabil

4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan

setempat dan untuk intensitas penerangan umum

5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan

6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent

Natrium Infrared

38

END

Page 2: PANDUAN PRAKTIKUM...Alat dan Bahan e. Prosedur (dibuat dalam bentuk poin, tidak tabel) f. Hasil / Data g. Perhitungan h. Pembahasan antara lain mencakup pembahasan mengapa prinsip

ii

PENGANTAR

Panduan prkatikum ini dibuat sebagai acuan bagi mahasiswa Semester V Program Studi

Ilmu Kesehatan Masyarakat sebagai acuan untuk melaksanakan praktikum Analisis

Kesehatan Lingkungan Pada praktikum ini mahasiswa diharapkan untuk dapat

melaksanakan praktikum sesuai dengan jadwal yang telah disusun kemudian melaporkan

hasil praktikum sesuai dengan format yang telah diberikan Mahasiswa juga diharapkan

untuk menaati peraturan yang telah ditetapkan untuk bekerja di Laboratorium Semoga

panduan ini bisa bermanfaat dan Selamat Bekerja

Ketua Pelaksana

Made Ayu Hitapretiwi Suryadhi Ssi MHSc

iii

DAFTAR ISI

Format Laporan

Laporan per-pertemuan

Laporan akhir praktikum

Panduan Praktikum

I Komposting

II Analisa Mikroorganisme

III Pengujian Parameter Fisika

IV Pengujian Parameter Kimia

V High Volume Sampling

VI Gas Ammonia (NH3)

VII Pengukuran Intensitas Suara

VIII Pengukuran Intensitas Cahaya

iv

Setiap Praktikum

JURNAL PRAKTIKUM

HariTanggal ____________________________________________________

Judul Praktikum ____________________________________________________

Metoda ____________________________________________________

Prinsip ____________________________________________________

_____________________________________________________

_____________________________________________________

_____________________________________________________

_____________________________________________________

Alat dan Bahan ____________________________________________________

_____________________________________________________

_____________________________________________________

_____________________________________________________

No Prosedur Pengamatan

Perhitungan

Diketahui

Pengawas Praktikum (Jurnal Praktikum akan ditandatangai oleh pengawas praktikum diakhir

setiap praktikum)

( )

v

SETIAP PRAKTIKUM (sampel air)

Setiap contoh diberi keterangan (pada wadahnya) dan pada JURNAL

PRAKTIKUM

1048707Jenis air misalnya air tanah air limbah air sungai air laut

1048707Lokasi atau titik pengambilan contoh disebutkan lokasi yang pastijelas dimana

sampel diambil

1048707Parameter yang akan diperiksa

1048707Cuaca saat pengambilan sampel

1048707Tanggal dan waktu (jam) pengambilan sampel

1048707Nama yang mengambil sampel

vi

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

a Judul praktikum

b Landasan teori

mengapa parameter tersebut bisa menjadi indikator kualitas

lingkungan

teori-teori mengenai parameter yang diukur

sifat

sumber

konsentrasi di lingkungan dll serta

manfaat pengukuran parameter tersebut

c Metode dan Prinsip

d Alat dan Bahan

e Prosedur (dibuat dalam bentuk poin tidak tabel)

f Hasil Data

g Perhitungan

h Pembahasan antara lain mencakup

pembahasan mengapa prinsip atau metode tersebut yang digunakan

dalam pengukuran parameter tersebut

pembahasan mengenai kesesuaian prinsip pengukuran dengan

pengerjaan praktikum

pembahasan mengenai setiap langkah dalam pengukuran dan

alasantujuan dilakukannya langkah tersebut

pembahasan hasil pengukuran

ulasan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran sehingga

diperoleh akurasi pengukuran yang baik

dibahas pula kesalahan-kesalahan pegukuran yang terjadi selama

praktikum

hal-hal lain yang anda rasa perlu

i Kesimpulan dan Saran

Catatan

Kemiripan laporan antara 2 kelompok akan menerima sanksi berupa pengurangan

nilai sebesar 30 bagi kedua kelompok

Laporan dibuat dengan diketik dan dapat menggunakan kertas bekas

Laporan yang dikumpulkan adalah

1 Jurnal praktikum (SETIAP MAHASISWA)

2 Laporan Praktikum (SETIAP KEOPMPOK)

vii

1

I KOMPOSTING

Metode dibawah adalah salah satu contoh metode yang telah berhasil dilakukan untuk membuat kompos Pelaksanaan metode komposting yang akan dilakukan pada saat praktikum dapat disesuaikan dengan tempat praktikum (lab atau lapangan) Metode

Takakura Method

Prinsip

Kompos merupakan pencampuran bahan organik dengan mikroorganisme sebagai

aktivator Pengaturan suhu merupakan faktor penting dalam pengomposan Suhu ideal

selama proses pengomposan adalah 40 derajat-50 derajat C Tumpukan lahan yang terlalu

rendah akan berakibat cepatnya kehilangan panas Ini disebabkan tidak adanya cukup

material untuk menahan panas yang dilepaskan sehingga mikroorganisma tidak akan

berkembang secara wajar Sebaliknya bila timbunan terlalu tinggi akan terjadi kepadatan

bahan organic yang diakibatkan oleh berat bahan sehingga suhu menjadi sangat tinggi dan

tidak ada udara di dalam timbunan Untuk mempercepat terjadinya proses pengomposan

maka pH timbunan harus diusahakan tidak terlalu rendah Bahan mentah yang baik untuk

penguraian atau perombakan berkadar air 50 ndash 70 Kelembaban timbunan secara

menyeluruh diusahakan sekitar 40 ndash 60

Alat dan Bahan

Alat

keranjang sampah

golokpisaualat pemotong lain

sekopcetok

sarung tangan

jaring

karung beras

karung goni

pipa PVC

2

Bahan

sampah rumah tangga sebanyak 1 kg (sudah tercacah)

sekam padi sebanyak 2 kg

kompos jadi sebanyak frac14 Kg

serutan kayusapuan halaman sebanyak 2 kg

air secukupnya

gula merah yang dicairkan sebanyak 300 ml

Cara Kerja

1 komposting

Siapkan dan pilihlah keranjang yang berlubang dan lapisi dengan karung beras

Fungsi karung beras adalah (a) membatasi gangguan serangga (b) mengatur

kelembaban dan (c) berpori-pori sehingga dapat menyerap serta membuang udara

amp air

sampah rumah tangga dipilah terlebih dahulu

cacah sampah hingga berukuran 15 cm x15 cm

tambahkan serutan kayu dan kompos jadi hingga tercampur merata

masukkan bantalan sekam padi yang telah dibungkus dengan jaring-jaring ke

dalam keranjang sampah yang telah disiapkan sebagai alas dasar Fungsi bantal

sekam adalah (a) sebagai tempat mikrobakteri yang akan mempercepat

pembusukan sampah organik (b) karena berrongga besar maka bantal sekam

dapat segera menyerap air dan bau sampah dan (c) sifat sekam yang kering akan

memudahkan pengontrolan kelembaban sampah yang akan menjadi kompos

campurkan media kompos jadi ke dalam campuran sampah yang berfungsi sebagai

aktivatorragi bagi sampah baru

tambahkan gula merah sebagai nutrisi bagi mikroorganisme pengompos

masukkan campuran sampah lalu diperciki air hingga dapat dipastikan cukup

lembab Pengukuran kelembaban kompos dilakukan dengan menggenggam

kompos Jika keluar air dari sela-sela jari maka menandakan bahwa kompos

tersebut kelebihan air dan perlu adanya penambahan bahan kompos Jika pada saat

digenggam bahan kompos tersebut remah maka kadar air telah mencukupi

tekan perlahan jangan terlalu padat

3

tutup dengan bantalan sekam padi dan karung goni hingga rapat agar bau tidak

terlalu menyengat dan masuk hewanserangga yang dapat menggangu proses

pengomposan atau lalat tidak dapat bertelur dalam keranjang serta mencegah

metamorfosis (perubahan) dari belatung menjadi lalat karena lalat tidak dapat

keluar dan mati di dalam keranjang Pilih kain penutup yang serat atau berpori

besar

Tutup keranjang bagian atas sebagai pemberat agar tidak diganggu oleh predator

(kucinganjing) Pilih tutup yang berlubang agar udara dapat keluar masuk

kompos akan matang kurang lebih setelah 30 hari pengomposan

selama proses pengomposan dilakukan pemantauan suhu setiap 7 hari sekali dan

lakukan pembalikan rutin setiap 3 hari sekali dengan cara mengaduk kompos

Setelah 30 pengomposan uji kematangan kompos tersebut dengan menanam biji

tanaman Jika biji tersebut tumbuh maka kompos yang dihasilkan dapat digunakan

sebagai pupuk

II ANALISA MIKROORGANISME

Metode

Most Probable Number (MPN)

Prinsip

Mikroorganisme di dalam sample air ditumbuhkan dalam media Lactose Broth (LB) dan

Brilliant Green Lactose Bill Broth dengan konsentrasi berbeda Pertumbuhan

mikroorganisme dilihat dari gas yang tertangkap pada tabung Durham Konsentrasi

mikroorganisme kemudian diperkirakan dengan table MPN

Alat dan Bahan

a 19 buah tabung reaksi

b 19 buah tabung Durham

c Inkubator

d Pipet

e Jarum Ose

f Lampu Spritus

g Sample air

h Lactosa Broth (LB)

i Brilliant Green Lactosse Bill Broth (BGLB)

j Kapas

Prosedur

Presumptive Test

4

1 Masukkan LB double (26 gr LB yang dilarutkan dalam 1 ltr aquadest) ke dalam

tabung no 1 ndash 5 Masukkan LB single (13 gr LB yang dilarutkan dalam 1 ltr

aquadest) ke dalam tabung no 6 dan 7 Masing-masing sebanyak 10 ml dan tutup

dengan kapas

2 Masukkan tabung Durham dalam posisi terbalik ke dalam setiap tabung berisi LB

3 Panaskan pipet dengan lampu spritus kemudian ambil 10 ml sample air masukkan

ke dalam tabung no 1 Pastikan selalu bekerja dekat dengan lampu spritus untuk

mencegah kontaminasi Lakukan hal yang sama sampai tabung no 5

4 Masukkan 1 ml sample air ke dalam tabung no 6 dan 01 ml sample air ke dalam

tabung no 7

5 Inkubasi semua tabung yang bersisi sample pada suhu 37 selama 2 x 24 jam

6 Hasil positif ditunjukkan dengan tertagkapnya gas dalam tabung Durham

7 Konsentrasi bakteri coliform kemudian ditentukan dengan mencocokkan pada

table MPN

Confirmative Test

1 Siapkan 2 buah tabung reaksi berisi BGLB dan tabung Durham untuk setiap

tabung dari presumptive test yang positif Masing-masing diberi label 44C dan

37C

2 Panaskan jarum ose dengan lampu spritus kemudian pindahkan koloni dari satu

tabung positif ke dalam 2 buah tabung berisi BGLB Kocok agar homogen

Lakukan selanjutnya untuk tabung positif lainnya

3 Inkubasi sesuai dengan suhu pada label selama 2 x 24 jam

4 Hasil positif pada tabung yang dikinkubasi pada 37C menunjukkan adanya

coliform sedangkan hasil positif pada inkubasi 44C menunjukkan adanya fecal

coli

5

III PENGUJIAN PARAMETER FISIKA

WARNA

BAU

RASA

TEMPERATUR

BERAT JENIS

KEKERUHAN

KECERAHAN

KEDALAMAN

KECEPATAN ARUS

DEBIT AIR

JUMLAH PADATAN

PASANG SURUT (PASUT)

DAYA HANTAR LISTRIK 1 WARNA

Warna perairan dapat dipakai (tidak selamanya) sebagai parameter apakah suatu

perairan sudah tercemar atau belum Air selokan dapat berubah dari bening menjadi

kelabu karena adanya proses dekomposisi Warna perairan dapat pula dipengaruhi

oleh biota yang ada didalamnya misalnya algae plankton dan tumbuhan air Air

sungai pada umumnya berwarna bening sampai kecoklatan hal ini karena

dipengaruhi oleh adanya pencucian badan sungai itu sendiri dan kadungan suspensi

didalamnya

Metode Pengamatan Organoleptik

2 BAU

Bau suatu perairan dapat disebabkan oleh adanya dekomposisi zat-zat organik

pada suatu perairan yang dapat menimbulkan gas-gas Gas yang keluar dari hasil

dekomposisi bukan saja menimbulkan bau yang kurang sedap tetapi adakalanya

6

dapat mematikan biota yang ada di dalamnya contohnya adanya kasus ikan=ikan

yang mati atau mabuk pada waduk Cirata Jawa Barat

Metode Pengamatan Organoleptik 3 RASA

Parameter ini erat hubungannya dengan pengujian parameter warna dan bau

sehingga seringkali pada pelaksanaannya digabungkan Rasa suatu perairan dalam

kondisi bair berasa hambar bila suatu periran sudah berwarna kurang baik ataudan

bau yang kurang sedap secara otomatis akan mempunyai rasa yang kurang enak

Metode Pengamatan Organoleptik

4 TEMPERATUR

Suhu merupakan parameter yang penting karena erat hubungannya dengan

ldquoAquatic liferdquo atau kehidupan di dalam air dan sangat mempengaruhi pertumbuhan

organisme baik secara langsung maupun tidak langsung Aktivitas biologi dapat

menaikkan suhu perairan sampai 60o C suh air buangan kebanyakan lebih tinggi

daripada suhu badan air Hal ini erat hubungannya dengan proses biodegradasi

Pengamatan suhu dimaksudkan untuk mengetahui kondisi perairan dan interaksi

antara suhu dengan aspek kesehatan habitat dan biota air lainnya Tetapi hal ini tidak

mutlak karena dengan perubahan suhu yang kecil sudah dapat mempengaruhi kondisi

biota contohnya terumbu karang Bila suhu perairan semakin tinggi maka kadar O2

yang terlarut akan semakin rendah demikian pula sebaliknya

Alat termometer

Cara Kerja

ƒ Dicatat suhu udara sekitar

ƒ Untuk air permukaan Termometer dicelupkankan ke dalam perairan ditunggu

beberapa menit Diangkat dan dicatat suhunya

ƒ Untuk air di bawah Sampel diambil dalam botol kemudian termometer

dicelupkan ke dalam air tersebut ditunggu beberapa menit Diangkat dan dicatat

suhunya

7

5 BERAT JENIS (BJ)

Merupakan parameter fisika yang digunakan untuk mengetahui kadar zat

organik dan anorganik Semakin besar BJ semakin banyak zat terlarut BJ diukur

dengan menggunakan urinometer karena suhu yang berubah-ubah maka dipakai

faktor koreksi

Alat dan Bahan

ƒ Urinometer

ƒ Gelas ukur 100 mL

ƒ Termometer

ƒ Sampel air

Cara Kerja

ƒ Diukur dan dicatat suhu saat itu (peneraan)

ƒ Ke dalam gelas ukur diisikan air sampel sebanyak 100 mL

ƒ Kemudian urinometer dimasukkan ke dalam air tadi dengan cara diputar

ƒ Diamati dan dicatat tinggi miniskus air pada urinometer yang merupakan nilai

BJ sampel Diusahakan agar urinometer tidak menempel pada dinding gelas

ukur

Perhitungan

n = tk ndash tp x 0001 3

BJ sesungguhnya = A + n

Ket tk = suhu kamar

tp = suhu peneraan

A = BJ pada saat itu

n = Faktor koreksi

6 KEKERUHAN

Kekeruhan dapat mempengaruhi masuknya sinar matahari ke dalam air Sinar

matahari sangat diperlukan oleh organisme yang berada didalam perairan untuk

proses metabolisme Bila suatu perairan keruh maka sinar matahari yang masuk

akan sedikit karena terpencar-pencar oleh adanya partikel yang terlarut dan bila air

tidak keruh maka sinar matahari yang masuk akan banyak Kekeruhan dapat dipakai

sebagai indikasi kualitas suatu perairan Air alami dan air buangan yang

mengandung koloid dapat memudarkan sinar sehingga mengurangi transmisi sinar

Kekeruhan dapat mengurangi proses fotosintesis tanaman dalam air Misalnya

8

vegetasi perairan berakar dan ganggang mengurangi pertumbuhan tanaman dan

mengurangi produktifitas ikan

Kekeruhan dapat disebabkan oleh tanah liat dan lempung buangan industri dan

mikroorganisme Upaya untuk mengurangi kekeruhan ini antara lain dengan

penyaringan dan koagulasi Tujuan dari pemeriksaan parameter ini adalah untuk

mengetahui derajat kekeruhan air yang disebabkan oleh adanya partikel-partikel

yang tersebar merata dan dapat menghambat jalannya sinar matahari yang melalui

air tersebut

Alat

ƒ Turbidimeter

ƒ Gelas piala (Beaker Glass) 500 mL

Cara Kerja

ƒ Dengan menggunakan alat turbidimeter

Perhitungan

Hasil pemeriksaan x NTU x Pengenceran = helliphellip NTU

Kekeruhan larutan standart 7 KECERAHAN

Alat Secchi disc

Cara Kerja

ƒ Secchi disc diturunkan ke dalam perairan hingga batas tidak terlihat dan dicatat

tinggi permukaan air pada tambang secchi disc (A cm)

ƒ Kemudian secchi disc diangkat perlahan hingga kelihatan dan dicatat kembali

tinggi permukaan air pada tambang secchi disc (B cm)

Perhitungan

A + B = helliphellip cm 2

8 KEDALAMAN

Kedalaman sangat mempengaruhi kecepatan arus debit air dan kecerahan

Semakin dalam sungai maka kemungkinan cahaya yang masuk akan semakin

berkurang

9

Alat

ƒ Bandul logam yang diikat tali (diberi tanda seperti meteran)di salah satu

ujungnya

Cara Kerja

ƒ Bandul dicelupkan ke dalam perairan hingga ke dasar lalu diamati dan dicatat

tinggi permukaan air pada tali (hellip cm)

ƒ Diulangi pengukuran beberapa kali dan dihitung rata-rata kedalamannya

9 KECEPATAN ARUS

Pergerakan air atau arus air diperlukan untuk ketersediaannya makanan bagi jasad

renik dan oksigen Selain itu untuk menghindari karang dari proses pengendapan

Adanya adukan air yang disebabkan oleh adanya pergerakan air akan menghasilkan

oksigen di dalam perairan tersebut Pada umumnya bila suatu perairan mempunyai

arus yang cukup deras maka kadar oksigen yang terlarut juga akan semakin tinggi

Alat

ƒ Current meter atau benda yang terapung (bola pingpong)

ƒ Roll meter

ƒ Stop watch

ƒ Tali rafia

ƒ Ranting kayu

Cara Kerja

ƒ Setiap 100 meter perairan tersebut diberi tanda dengan ranting kayu searah aliran

air

ƒ Bola pingpong yang telah diikat dengan tali rafia diletakkan diatas permukaan air

berbarengan dengan dijalankannya stop watch

ƒ Kecepatan gerakan bola tiap 100 meter dicatat

ƒ Percobaan diulangi hingga beberapa kali dan dirata-rata

Perhitungan

Jarak yang ditempuh = helliphelliphellip ms Waktu yang diperlukan

10 DEBIT AIR

Debit air adalah volume aliran air per satuan waktu Debit air dipengaruhi oleh

luas penampang perairan dan kecepatan arus

14

Alat

ƒ Roll meter

ƒ Bandul logam

ƒ Bola pingpong

Cara Kerja

ƒ Diukur lebar dan panjang perairan lebar dan panjang perairan tersebut dibagi

rata untuk beberapa titik

ƒ Kemudian pada tiap titik diukur kedalamannya dengan bandul logam untuk

kemudian dibuat gambar penampang perairan dan diukur luas perairan tersebut

(A m2)

ƒ Dihitung juga kecepatan arus air dengan mengunakan bola pingpong

Perhitungan Q = A x V

A = luas penampang (luas x dalam)

V = kecepatan arus

11 JUMLAH PADATAN

Alat dan Bahan

ƒ Timbangan

ƒ Cawan porselin

ƒ Kertas saring

ƒ Oven

ƒ Desikator

ƒ 500 mL sampel air

ƒ Gelas piala gelas ukur dan corong

A Jumlah Padatan Tersuspensi (TOSS)

Untuk mengetahui berat atau jumlah zat-zat yang tersuspensi di dalam 1000 mL

air sampel yaitu dengan cara menimbang berat zat-zat tersuspensi dalam air

yang tertinggal pada kertas saring

Cara Kerja

ƒ Ditimbang dan dicatat berat kertas saring bersih yang akan dipakai (A gram)

15

ƒ Kemudian 500 mL sampel air disaring dan sisihkan air yang telah disaring di

dalam gelas piala

ƒ Kertas saring yang telah dipakai tadi dikeringkan dengan didiamkan pada suhu

kamar

ƒ Setelah kering kertas saring beserta padatannya ditimbang (B gram) dan

dihitung padatan tersuspensi air sampel tersebut

Perhitungan

1000 x (B ndash A) = helliphelliphelliphellip gramLiter

50

B Padatan Terlarut (TDS)

Cara Kerja

ƒ Ditimbang dan dicatat berat cawan porselin bersih yang akan digunakan (A

gram)

ƒ Air sampel yang telah disaring (disisihkan) tadi dimasukkan ke dalam cawan

porselin yang telah ditimbang

ƒ Kemudian cawan berisi air sampel dimasukkan ke dalam oven untuk beberapa

saat sampai menguap atau mengering

ƒ Setelah kering cawan porselin beserta padatannya ditimbang kembali (B gram)

dan dihitung padatan terlarut air sampel tersebut

Perhitungan

Kedua hasil perhitungan diatas dicocokan atau dibandingkan dengan standart yang

ada

12 PASANG SURUT (PASUT)

Pasut adalah gerakan naik turunnya permukaan air laut secara berirama yang

disebabkan oleh gaya gravitasi benda-benda langit terutama bulan dan matahari

Massa air yang naik akibat gaya gravitasi tadi akan merambat dari samudra atau

16

laut perairan dalam Faktor yang dapat mempengaruhi pasut adalah posisi bulan

dan matahari terhadap bumi morfologi setempat dan kedalaman Berdasarkan

posisi kedukuan bulan matahari dan bumi maka pasut dapat dibedakan

a Pasut Purnama

Apabila bulan dan matahari berada kira-kira pada satu garis lurus dengan bumi

seperti pada saat bulan muda atau bulan purnamamaka daya tarik keduanya

saling memperkuat

b Pasut Perbani

Apabila bulan dan matahari membentuk sudut siku-siku terhadap bumi maka

gaya tarik keduanya akan saling meniadakan

Berdasarkan gerakan air laut di Indonesia maka dapat dibedakan

a Pasang surut berharian tunggal (Diurnal Tide)

Terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dalam sehari

b Pasang surut berharian ganda (Semi Diurnal Tide)

Terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari dan masing-masing sama

atau hampir sama tingginya setiap hari

c Dua jenis campuran

ƒ Campuran condong ke harian ganda

ƒ Campuran condong ke harian tunggal dengan berbeda tinggi Pada prinsipnya parameter ini untuk mengukur tinggi rendahnya air laut per satuan

waktu dengan menggunakan papan palem

Alat Papan palem diberi tandaukuran seperti meteran

Tali

Teropong Binokuler

Senter

Cara Kerja

ƒ Papan palem dipasang pada sebuah batu karang

ƒ Diperhatikan tinggi rendah permukaan air untuk setiap satu jam sekali dan dicatat

angka tinggi air pada papan palem

ƒ Pengamatan dilakukan sehari semalam untuk kemudian dibuat grafik pasang

surutnya

17

13 DAYA HANTAR LISTRIK (DHL)

DHL dipengaruhi oleh adanya larutan zat-zat yang terkandung di dalam air

DHL ini sangat dipengaruhi oleh kadar salinitas suatu perairan DHL dinyatakan

sebagai umhoscm adalah konduktan dari suatu konduktor dengan panjang 1 cm

dan mempunyai penampang 1 cm

Alat dan Bahan

ƒ Konduktometer

ƒ Termometer

ƒ Air sukingaquadestilata

ƒ Larutan baku KCl 001 M

Cara Kerja

ƒ Kalibrasikan elektroda konduktometer

Elektroda dibilas dengan larutan KCl 001 M sebanyak 3 kali Ukur DHL larutan

KCl 001 M dan atur alat sehingga menunjukkan angka 1413 umhoscm

ƒ Penetapan DHL contoh

Bilas elektroda dengan larutan contoh sebanyak 3 kali Ukur DHL contoh

dengan membaca skala atau digit alat Apabila DHL contoh lebih besar dari

1413 umhoscm Ulangi pekerjaan diatas dengan menggunakan larutan KCl 01

M atau 05 M

Perhitungan

DHL dalam umhoscm dapat langsung dibaca pada alat konduktometer

18

IV PENGUJIAN PARAMETER KIMIA

a pH

Alat pH Universal

Cara Kerja

1 Diambil sampel air

2 Dicelupkan pH universal kedalamnya

3 Warna yang terjadi dibandingkan pada standard warna

b DO (Dissolved Oxygen)

Alat

1 Botol Winkler

2 Pipet tetes

3 Perangkat titrasi

4 Pipet volume

Bahan

1 Iodida alkali (perekasi Winkler)

2 H2SO4 pekat

3 Larutan Mangan sulfat MnSO4 48

4 Natrium tiosulfat 0025 N

5 Indikator amylum 1

Cara Kerja

1 Ditambahkan kedalamnya 1 mL MnSO4 dan 1 mL reagen Winkler lalu dikocok

dan ditunggu hingga terbentuk endapan

2 Ditambahkan 2 mL H2SO4 pekat dikocok hingga endapan larut

3 Diambil 500 mL sampel tersebut dititrasi dengan larutan Natrium tiosulfat

0025 N sampai berwarna kuning muda pucat

4 Ditambahkan inikator amilum (biru)

5 Dititrasi kembali dengan larutan Natrium tiosulfat dari biru sampai menjadi

bening

6 Dicatat berapa mL Natrium tiosulfat yang dipakai

Perhitungan

19

8000 x mL Na2S2O3 X N Na2S2O3

Kadar O2 (mgL) = mL sampel

c CO2 BEBAS

Alat

1 Tabung reaksi

2 Labu erlenmeyer

Bahan

1 Indikator Phenol ptalein

2 Natrium bikarbonat

Cara Kerja

1 Masukkan 50 mL sampel air ke dalam labu erlenmeyer

2 Tambahkan 3-5 mL indikator PP

3 Titrasi Ntrium bikarbonat standart tetes demi tetes sampai berwarna merah

muda

4 Catat mL Natrium bikarbonat standar yang terpakai

Perhitungan

Kadar CO2 = 1000 X mL Na-bikarbonat X Na-bikarbonat X BA Na-bikarbonat

50

d BOD (Biochemical Oxygen Demand)

Alat

1 Botol Winkler

2 Pipet tetes

3 Pipet volumetri

4 Erlenmeyer

5 Buret dan statif

20

Bahan Lihat bahan pemeriksaan O2 (DO)

Cara kerja

1 Saring 100 mL sampel air dari lumpur

2 Diambil 75 mL sampel air yang telah disaring diencerkan dengan aquadest

100X dan dimasukkan kedalam 2 botol Winkler

3 Disimpan dalam keadaan gelap (dibungkus dengan kertas karbon atau plastik

hitam) dan ditempat yang gelap Dicata suhu air dan jam penyimpanan Dihitung

kadar O2 nya setelah 5 hari kemudian

4 Terhadap sampel juga dihitung kadar O2 sesaat

5 Dicatat kadarrnya

Perhitungan

Kadar BOD (mgL) = (DO sesaat ndash DO5) X pengenceran

e COD (Chemical Oxygen Demand)

Alat f TOM (Total Organic Mater)

Alat

1 Perangkat titrasi

2 Termometer

3 Erlenmeyer

4 Hot plate

5 Pipet volume

6 Pipet Mohr

Bahan

1 H2SO4 6 N

21

2 KMnO4 001 N

3 H2C2O4 001 N

Cara kerja

1 Dipipet 25 mL sampel air dimasukkan kedalam erlenmeyer

2 2 Tambahkan 05 mL H2SO4 beberapa teter KMnO4 001 N sampai berwarba

merah muda sedikit agar semua senyawa organik yang tingkatnya rendah

dioksidasi menjadi tingkat tinggi

3 Pipet 10 mL larutan KMnO4 001 N kedalamnya Warna larutan akan berwarna

merah

4 Dididihkan larutan tersebut catat jamnya Warna larutan akan lebih muda

biarkan mendidih selama 10 menit lalu diangkat

5 Turunkan suhu 80oC ditambahkan 10 mL asam oksalat 001 N dengan pipet

khusus Larutan akan menjadi bening pada oksalat berlebih

6 Dalam suhu 70-80oC titasi larutan dengan KMnO4 001 N sampai berwarna

pink

Perhitungan (10 + a) b ndash (10 x c) 316 x 1000

dimana a = titrasi KMnO4

b = N KMnO4

c = NH2C2O4 01 N

d = sampel air (mL)

g KESADAHAN TOTAL

Alat

1 Pipet volume 100 mL

2 Erlenmeyer

3 Buret

Bahan

1 Larutan EDTA

22

2 Larutan Buffer pH 10

3 Indikator EBT

Cara kerja

1 Dipipet 10 mL air dimasukkan kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan indikator EBT hingga larutan menjadi merah muda

3 Tambahkan larutan buffer pH 10 sebanyak 1-15 mL

4 Dititrasi dengan larutan EDTA hingga menjadi biru muda

5 Catat volume EDTA yang dipakai

Perhitungan

mgL CaCO3 mL EDTA X faktor EBT X 10

mL sampel

h SALINITAS

Alat

1 Erlenmeyer

2 Pipet volume

3 Pipet tetes

4 Buret dan statif

Bahan

1 Indikator K2CrO4

2 AgNo3 01 N

Cara kerja

1 Ambil 30 mL sampel air laut lalu diencerkan 10-50 kali

2 Tambahkan K2CrO4

3 Titrasi dengan AgNO3 sampai merah bata

Perhitungan

mL AgNO3 sebenarnya X N AgNO3 X 355 X 1000 X 181

mL sampel X 1000

23

i KESADAHAN Ca

Alat

1 Pipet volume 100 mL

2 Erlenmeyer

3 Buret

Bahan

1 Larutan EDTA 001 N

2 Indikator Maurexide

3 Larutan NaOH 1 N

Cara kerja

1 Dipipet 100 mL sampel dimasukkan dalam erlenmeyer

2 Ditambahakan 1 mL NaOH

3 Ditambahkam indikator Maurexide 01 g dan aduk sampai warnanya merah bata

4 Dititrasi dengan larutan EDTA sampai terbentuk warna ungu

5 Catat volume EDTA yang terpakai

Perhitungan

Mg L Ca = mg EDTA x faktor EDTA x 10000

mL sampel

j KESADAHAN Mg

Perhitungan

mgL Mg = (kesadahan total ndash kesadahan Ca) x 024

24

k DAYA MENGGABUNG ASAM

Alat

1 Pipet volumetri

2 Botol Winkler

3 Erlenmeyer

4 Buret

Bahan

1 Indikator MO

2 HCl 01 N

Cara kerja

1 Ambil sampel air dalam botol Winkler

2 Masukkan 50 mL sampel tersebut kedalam erlenmeyer dengan menggunakan

pipet volumetri

3 Tambahakan indikator MO sebanyak 3 tetes tittrasi dengan HCl 01 N sampai

berwarna jingga

4 Catat mL HCl yang terpakai

Perhitungan DMA = 1000 X mL HCl X N HCl

5

l ASIDITAS

Alat

1 Erlenmeyer

25

2 Buret

3 Pipet volume 100 mL

Bahan

1 Indikator PP

2 NaOH 002 N

Cara kerja

1 Ambil sampel air sebanyak 100 mL masukkan kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan 3 tetes indikator PP

3 Titrasi dengan larutan NaOH sampai warna merah pucat

4 Catat mL NaOH yang dipakai

Perhitungan

Total Keasaman mgL CaCO3 = mL NaOH X N NaOH X 50 X 1000

m ALKALINITAS

Alat

1 Tabung plastik

2 Erlenmeyer

3 Pipet

Bahan

1 Indikator PP pH 45

2 Brom Cressol Red pH 83

3 Sulfuric Acid

Cara kerja

1 Masukkan sampel kedalam botol plastik lalu dituang kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan 1 tetes indikator PP jika tidak berwarna PP = 0 ( langsung ke no 4)

3 Jika berwarna pink tembahkan sulfuric acid tetes demi tetes sampai warna hilang

(hitung jumlah tetes yang digunakan)

26

4 Tambahkan beberapa tetes Brom cressol Red lalau titrasi dengan asam sulfat

sampai berubah warna dari biru kehijauan menjadi pink

5 Catat jumlah tetes asam sulfat yang digunakan

Perhitungan

1 tetes asam sulfat = 1 ppm

1 ppm = banyaknya tetes X 171

V HIGH VOLUME SAMPLING

Prinsip pengukuran

Udara dihisap melalui filter fiberglass dengan kecepata aliran udara 113-170 m3mnt

atau 30-60 cuft Partikel tersuspensi dengan diameter lt100 mikron (diameter

aerodinamik) akan terhisap dan tertahan di permukaan filter Metode ini digunakan untuk

mengukur konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient dengan satuan microgm3 dengan

cara menimbang berat partiklat yang tertahan di permukaan filter dan degnan menghitung

volume udara yang terhisap Metode ini munkgin dilengkapi dengan pengatur kecepatan

aliran udara untuk memastikan laju aliran udara konstan Sampel yang terkumpul dapat

digunakan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif senyawa-senyawa yang berada

dalam bentuk partikel Senyawa yang dapat dianalisis antara alain senyawa organic

(PAN) nitrat sulfat logam-logam berat ion ammonium dan ion fluorida

Sensitivitas

Sampling yang dilakukan selama 24 jam dengan kecepatan aliran udara 170 m3mnt (60

cuftmnt) akan mampu mengukur partikulat dengan konsentrasi yang rendah (1 microgm3)

Jika konsentrasi di udara ambient cukup tinggi maka sampling dapat dilakukan selama 6-

8 jam Waktu sampling yang direkomendasikan adalah 24 jam

Gangugan-ganguan

Partikulat yang berminyak seperti photochemical smog atau asap pembakaran kayu yang

dapat menutupi filter sehingga aliran udara akan menurun hal lain adalah partikel yang

mengandung senyawa higroskopis atau partikel dengan kelembaban tinggi yang akan

memberikan akibat yang sama

27

Presisi dari akurasi

Konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient sebesar 112 microgm3 akan memberikan

standar deviasi relative sebesar 9 (10 microgm3) sedangkan untuk konsentrasi 39 microgm3

standar deviasi relative akan sebesar 15 (6 microgm3) Akurasi sangat dipengaruhi oleh

perubahan kecepatan aliran udara selama sampling berlangsung Karenanya alat pengukur

aliran udara pada dasarnya diperlukan dalam metode ini

Peralatan

- Peralatan sampling Face plate (plat bag Depan) dan gasket Adapter filter dan

Motor Pompa Vakum

- Ketiga alat tersebut dilindungi dengan shelter (gambar 1)

- Hi-Vol Sampler harus mampu menghisap udara melalui filter fiberglass berukuran

203x254 cm dengan kecepatan aliran udara minimum 113 microgm3 (30 cfm) dan

mampu beroperasi selama 24 jam

- Unit Kalibrasi unit kalibrasi orifice yang terdiri dari pipa logam berukuran

diameter dalam (ID) 762 cm (3rdquo) dan panjang 159 cm (625rdquo)

- Neraca Analitik dengan ketelitian 01 mg

- Designator untk mengkondisikan filter sebelum dan setelah sampling dilakukan

Pereaksi (Reagent)

Filter yang secara baku digunakan adalah filter fiberglass dengan sfisiensi 99 untuk

diameter partikel 03 microm Tidak direkomendasikan pengunaan kertas filter biasa yang

umum dipakai di laboratorium

Prosedur

Sampling

Filter fiber yang digunakan harus dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan sikat

kecil Filter dikondisikan selama 24 jam kemudian ditimbang dengan neraca analitik

(pemberian nomor pada filter dilakukan sebelum penimbangan) Sebelum sampling

dilakukan filter tidak boleh digulungdilipat Untuk pengamanan selama perjalanan filter

dapat disimpan di dalam kantong plastic Setelah filter dipasang dengan rapi di antara

face plate dan gasket sampler dihidupkan dan setelah berjalan 5 menit catat kecepatan

aliran udara Biarkan sampling berlangsung 6 8 atau 24 jam Sebelum sampling berakhir

catat kembali kecepatan aliran udara Setelah sampling berakhir face plate dibuka dan

28

filter fiber dilipat sedemikian rupa sehingga bagian yang mengandung partikel tersuspensi

saling berhadapan

Analisis

Sebelum ditimbang filter hendaknya dikondisikan kembali di dalm desikator selama 24

jam

Kalibrasi Hi-Vol Sampler

Sebelum digunakan Hi-Vol Sampler harus dikalibrasi dahulu dengan menggunakan

- Metode Rotameter

- Metode Draft Gauge atau kalibrasi Orifice

Perhitungan

Konversi kecepatan aliran udara dari cuft menjadi m3mnt

Volume udara yang dihisap

V= frac12 x [(Q1+Q2) x T]

Keterangan

V volume udara yang terhisap (m3)

Q1 kecepatan aliran udara awal (m3mnt)

Q2 kecepatan aliran udara akhir (m3mnt)

T waktu sampling (mnt)

Hitung konsentrasi partikel yang tersuspensi

SP= (Ws-W0) x 106 x 1v

Keterangan

SP konsentrasi partikel tersuspensi (microgm3)

Ws berat filter fiberglass setelah sampling (g)

W0 berat filter fiberglass sebelum sampling (g)

106 konversi dari g menjadi microg

29

Gambar 1

Picture 1 High Volume Sampler

VI Gas Ammonia (NH3)

Metode Indophenol

Prinsip

Amonia (NH3) di udara ambient diserap oleh larutan H2SO4 membentuk Ammonium

Sulfat Amonium Sulfat yang terbentuk direaksikan dengan phenol dan antrium

hipokhlorit yang dalam suasana basa akan memberntuk Indophenol yang berwarna biru

Warna biru yang terjadi dianalisis secara colorimetri Reaksi dipercepat dengan

penalbahan Natrium Nitroprussid

Sensitivitas

Sampling degnan kecepatan aliran udara 1-2 liter konsentrasi yang dapat di ukur 20-700

microgm3 (0025-1 ppm) dengan waktu sampling 1 jam Batas pengukuran terkecil adalah

002 microgml penyerap

Sampler Motor

Flow Recorder (Optional)

Filter Adaptor

Flow Meter

30

Ganguan-ganguan

Ammonia yang terdapat dalam partikulat dapat terukur jika tidakdigunakan filter selama

sampling berlangsung

Adanya FE3+ Cr3+ dan ion mangan degnan konsentrasi sebesar mg akan memberikan

ganguan positif Sedangakan ion Cu akan menghambat reksi pembentukan warna Untuk

mengurangi ganguan tersebut dapat ditambahkan EDTA

Nitrit dan Sulfit dengan konsentrasi 100x konsentrasi NH3 akan memberikan ganguan

Formaldehida akan memberikan ganguan negative sebesar 10-15

Ganguan yang dapat disebabkan oleh partikulat dapat dicegah degnan menggunakan filter

selama sampling berlangsung

Peralatan

Pompa Vacuum

Flow meter

Absorber dapat digunakan fritted bubbler midget impinger atau gas scrubber

Spektrofotometer

Peralatan gelas

Pereaksi

Larutan Penyerap H2SO4 01N

Encerkan 23 ml H2SO4 pekat (18M) dengan aquadest sampai volume 1 liter

Larutan Natrium Nitroprussid

20 g Natrium Nitroprussid dilarutkan dalam 100 ml aquadest Larutan ini stabil selama 2

bulan jika disimpan dalam lemari es

Larutan NaOH 675M

Larutkan 270 g NaOH dalam 1 liter aquadest kemudian didihkan sampai volumenya 600

ml untuk menghilangkan ammonia Tambah aquadest sampai volumenya 1 liter Simpan

larutan ini dalam botol plastik

Larutan Stock natrium Hipokhlorit

Buat larutan Natrium Hipokhlorit 37 (01N) dengan cara mengencerkan Natrium

Hipokhlorit 5-6 dengan aquadest Larutan ini stabil selama 2 bulan jika disimpan

dalam lemari es

Larutan Stock Phenol 45 (vv)

Phenol dilebur dalam water bath pada suhu 600C kemudian 45 ml (50g) phenol tersebut

diencerkan dengan methanol sampai volumenya 100 ml Larutan ini stabil selama 2 bulan

jika disimpan dalam lemari es

31

Larutan Buffer

Larutkan 50 g Na3PO312H2O dan 74 ml larutan NaOH 675 dalam 1 liter aquadest

Larutan Hipokhlorit

Campurkan 30 ml larutan NaOH 675M dan 30 ml larutan stock natrium Hipokhlorit

kemudian encerkan degnan aquadest sampai volumenya 100 ml Larutan ini hanya stabil

selama 1 hari

Larutan Phenol

Campurkan 20 ml larutan stock phenol 45 dan 1 ml larutan natrium Nitroprussid 20

kemudian encerkan dengan aquadest sampai volumenya 100 ml larutan ini stabil selama

4 jam

Larutan Stock Standar Ammonia

318 g NH4Cl atau 388 g (NH4)2SO4 dilarutkan dlam 1 liter aquadest Kemudian

tambahkan CHCl3 sebagai pangawet Larutan ini stabil selama 2 bulan

Larutan Standar Ammonia

10 ml larutan stock standar Ammonia diencerkan degnan larutan penyerap (H2SO4 01N)

sampai volumenya 1 liter (1 ml= 10 microg NH3)

Kalibrasi

- Siapkan 6 buah labu ukur 25 ml masukkan ke dalam masing-masing labu ukur

00 ml 02 ml 04 ml 06 ml 10 ml dan 15 ml larutan standar Ammonia

- Tambahkan 10 ml larutan penyerap ke dalam masing-masing labu ukur

- Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan phenol dan 25 ml larutan natrium

Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat 25 ml

dan biarkan selama 30 menit

Intensita warna biru yang terjadi diukur dengan kurva spektrofotometer pada apnjang

gelombang 630 nm Buat kurva kalibrasi antara Absorban degnan konsentrasi NH3

dan tentukan slopenya

Prosedur

- Susunan alat sampling

Filter----------- Midget ---------- Flow meter ------------Pompa

32

10 ml larutanpenyerap dalam midget impinger yang dirangkai dengan flow mwter

dan pompa vaccum Sampling dilakukan selama 1 jam dengan kecepatan aliran

udara 1-2 litermenit

Analisis

- Setelah sampling larutan penyerap dipundahkan secara kuantitatif dalam labu

ukur 25 ml Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan Phenol dan 25 ml

larutan Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat

25 ml dan biarkan selama 30 menit

- Intensitas warna biru yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang

gelombang 630 nm

Perhitungan

NH3 (microgm3)= (A x k) (V)

Keterangan

A absorbansi sample

k Slope (microgunit absorban)

V volume udara pada 250C dan 760 mmHg

Picture 2 Sususnan Peralatan Sampling

Needle Valve

To Air Pump

Flow meter

TRAP

IMPINGER

NEEDLE VALVE FLOW CONTROL

33

VII PENGUKURAN INTENSITAS SUARA

Prinsip

Tingkat kebisingan dapat ditentukan oleh dua factor yaitu intensitas suara yang

dinyatakan dalam dB dan durasi pemaparan kebisingan dinyatakan dalam jam atau

menit

Decibel (dB) merupakan pengukuran unit logaritma yang menyatakan suatu kuantitas

Fisik (power atau intensitas) yang dapat berdasarkan pada suatu reference level tertentu

Satu decibel = sepersepuluh satu bel (B)

Decibel pada umumnya digunakan untuk pengukuran kuantitas suara berdasarkan

reference 0 dB Reference level ditetapkan pada ldquo0rdquo berdasarkan intensitas suara standar

manusia Semakin besar intensitas (amplitude) suara rarr semakin keras suara

Intensitas Suara = decibels (dB)

dB = 10 log Intensitas suara

Intensitas suara standar

- 0 db = ketiadaan suara

- Ambang pendengara = 0 dB 1000 Hz

34

Tabel 1 Beberapa Contoh Intensitas Suara

Bunyi Intensitas Suara (dB)

Gemerisik daun 15

Bisikan 30

Percakapan normal 60

Vacuum cleaner 75

Teriakan 80

Suara motor 90

Suara tak nyaman 120

Suara menyakitkan telinga 140

Lalu lintas padat 100

Amplifier 120 ndash 140

Tabel 2 Pembatasan waktu dan tingkat kebisingan yang diterima

Waktu (Jamhari) Tingkat kebisingan

(dBA) Waktu (Jamhari)

Tingkat kebisingan

(dBA)

8 90 15 102

6 92 10 105

4 95 05 110

3 97 lt025 115

2 100

Contoh perhitungan

Once a statistically valid L10(h) has been obtained the Leq(h) can be

calculated as follows

Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 (2-1)

Where Leq(h) is the hourly A-weighted equivalent sound level

N is the number of sound level readings taken to obtain a statistically valid L10 ni is the number of sound level readings in the ith class

Li is the level of the ith sound level reading taken during the measurement period

Problem No 1 Compute the Leq(h) of the sound level readings shown in

figure 2

L10 = 49 +1-3dBA

L10 Criterion met after 50 samples

35

Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway

Traffic Noise

Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]

= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA

VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA

Prinsip

Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat

langsung dibaca

Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam

bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik

diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor

Alat

Luxmeter

Prosedur

Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi

36

Penentuan titik pengukuran

1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila

merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada

2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada

setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut

dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut

a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal

panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan

kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1

Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2

b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik

potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap

3 (tiga) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara

10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2

Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100

m2

37

c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang

dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan

luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3

Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2

Persyaratan pengukuran

1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan

2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan

Tata cara

1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor

2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran

untuk intensitas penerangan setempat atau umum

3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat

sehingga didapat nilai angka yang stabil

4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan

setempat dan untuk intensitas penerangan umum

5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan

6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent

Natrium Infrared

38

END

Page 3: PANDUAN PRAKTIKUM...Alat dan Bahan e. Prosedur (dibuat dalam bentuk poin, tidak tabel) f. Hasil / Data g. Perhitungan h. Pembahasan antara lain mencakup pembahasan mengapa prinsip

iii

DAFTAR ISI

Format Laporan

Laporan per-pertemuan

Laporan akhir praktikum

Panduan Praktikum

I Komposting

II Analisa Mikroorganisme

III Pengujian Parameter Fisika

IV Pengujian Parameter Kimia

V High Volume Sampling

VI Gas Ammonia (NH3)

VII Pengukuran Intensitas Suara

VIII Pengukuran Intensitas Cahaya

iv

Setiap Praktikum

JURNAL PRAKTIKUM

HariTanggal ____________________________________________________

Judul Praktikum ____________________________________________________

Metoda ____________________________________________________

Prinsip ____________________________________________________

_____________________________________________________

_____________________________________________________

_____________________________________________________

_____________________________________________________

Alat dan Bahan ____________________________________________________

_____________________________________________________

_____________________________________________________

_____________________________________________________

No Prosedur Pengamatan

Perhitungan

Diketahui

Pengawas Praktikum (Jurnal Praktikum akan ditandatangai oleh pengawas praktikum diakhir

setiap praktikum)

( )

v

SETIAP PRAKTIKUM (sampel air)

Setiap contoh diberi keterangan (pada wadahnya) dan pada JURNAL

PRAKTIKUM

1048707Jenis air misalnya air tanah air limbah air sungai air laut

1048707Lokasi atau titik pengambilan contoh disebutkan lokasi yang pastijelas dimana

sampel diambil

1048707Parameter yang akan diperiksa

1048707Cuaca saat pengambilan sampel

1048707Tanggal dan waktu (jam) pengambilan sampel

1048707Nama yang mengambil sampel

vi

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

a Judul praktikum

b Landasan teori

mengapa parameter tersebut bisa menjadi indikator kualitas

lingkungan

teori-teori mengenai parameter yang diukur

sifat

sumber

konsentrasi di lingkungan dll serta

manfaat pengukuran parameter tersebut

c Metode dan Prinsip

d Alat dan Bahan

e Prosedur (dibuat dalam bentuk poin tidak tabel)

f Hasil Data

g Perhitungan

h Pembahasan antara lain mencakup

pembahasan mengapa prinsip atau metode tersebut yang digunakan

dalam pengukuran parameter tersebut

pembahasan mengenai kesesuaian prinsip pengukuran dengan

pengerjaan praktikum

pembahasan mengenai setiap langkah dalam pengukuran dan

alasantujuan dilakukannya langkah tersebut

pembahasan hasil pengukuran

ulasan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran sehingga

diperoleh akurasi pengukuran yang baik

dibahas pula kesalahan-kesalahan pegukuran yang terjadi selama

praktikum

hal-hal lain yang anda rasa perlu

i Kesimpulan dan Saran

Catatan

Kemiripan laporan antara 2 kelompok akan menerima sanksi berupa pengurangan

nilai sebesar 30 bagi kedua kelompok

Laporan dibuat dengan diketik dan dapat menggunakan kertas bekas

Laporan yang dikumpulkan adalah

1 Jurnal praktikum (SETIAP MAHASISWA)

2 Laporan Praktikum (SETIAP KEOPMPOK)

vii

1

I KOMPOSTING

Metode dibawah adalah salah satu contoh metode yang telah berhasil dilakukan untuk membuat kompos Pelaksanaan metode komposting yang akan dilakukan pada saat praktikum dapat disesuaikan dengan tempat praktikum (lab atau lapangan) Metode

Takakura Method

Prinsip

Kompos merupakan pencampuran bahan organik dengan mikroorganisme sebagai

aktivator Pengaturan suhu merupakan faktor penting dalam pengomposan Suhu ideal

selama proses pengomposan adalah 40 derajat-50 derajat C Tumpukan lahan yang terlalu

rendah akan berakibat cepatnya kehilangan panas Ini disebabkan tidak adanya cukup

material untuk menahan panas yang dilepaskan sehingga mikroorganisma tidak akan

berkembang secara wajar Sebaliknya bila timbunan terlalu tinggi akan terjadi kepadatan

bahan organic yang diakibatkan oleh berat bahan sehingga suhu menjadi sangat tinggi dan

tidak ada udara di dalam timbunan Untuk mempercepat terjadinya proses pengomposan

maka pH timbunan harus diusahakan tidak terlalu rendah Bahan mentah yang baik untuk

penguraian atau perombakan berkadar air 50 ndash 70 Kelembaban timbunan secara

menyeluruh diusahakan sekitar 40 ndash 60

Alat dan Bahan

Alat

keranjang sampah

golokpisaualat pemotong lain

sekopcetok

sarung tangan

jaring

karung beras

karung goni

pipa PVC

2

Bahan

sampah rumah tangga sebanyak 1 kg (sudah tercacah)

sekam padi sebanyak 2 kg

kompos jadi sebanyak frac14 Kg

serutan kayusapuan halaman sebanyak 2 kg

air secukupnya

gula merah yang dicairkan sebanyak 300 ml

Cara Kerja

1 komposting

Siapkan dan pilihlah keranjang yang berlubang dan lapisi dengan karung beras

Fungsi karung beras adalah (a) membatasi gangguan serangga (b) mengatur

kelembaban dan (c) berpori-pori sehingga dapat menyerap serta membuang udara

amp air

sampah rumah tangga dipilah terlebih dahulu

cacah sampah hingga berukuran 15 cm x15 cm

tambahkan serutan kayu dan kompos jadi hingga tercampur merata

masukkan bantalan sekam padi yang telah dibungkus dengan jaring-jaring ke

dalam keranjang sampah yang telah disiapkan sebagai alas dasar Fungsi bantal

sekam adalah (a) sebagai tempat mikrobakteri yang akan mempercepat

pembusukan sampah organik (b) karena berrongga besar maka bantal sekam

dapat segera menyerap air dan bau sampah dan (c) sifat sekam yang kering akan

memudahkan pengontrolan kelembaban sampah yang akan menjadi kompos

campurkan media kompos jadi ke dalam campuran sampah yang berfungsi sebagai

aktivatorragi bagi sampah baru

tambahkan gula merah sebagai nutrisi bagi mikroorganisme pengompos

masukkan campuran sampah lalu diperciki air hingga dapat dipastikan cukup

lembab Pengukuran kelembaban kompos dilakukan dengan menggenggam

kompos Jika keluar air dari sela-sela jari maka menandakan bahwa kompos

tersebut kelebihan air dan perlu adanya penambahan bahan kompos Jika pada saat

digenggam bahan kompos tersebut remah maka kadar air telah mencukupi

tekan perlahan jangan terlalu padat

3

tutup dengan bantalan sekam padi dan karung goni hingga rapat agar bau tidak

terlalu menyengat dan masuk hewanserangga yang dapat menggangu proses

pengomposan atau lalat tidak dapat bertelur dalam keranjang serta mencegah

metamorfosis (perubahan) dari belatung menjadi lalat karena lalat tidak dapat

keluar dan mati di dalam keranjang Pilih kain penutup yang serat atau berpori

besar

Tutup keranjang bagian atas sebagai pemberat agar tidak diganggu oleh predator

(kucinganjing) Pilih tutup yang berlubang agar udara dapat keluar masuk

kompos akan matang kurang lebih setelah 30 hari pengomposan

selama proses pengomposan dilakukan pemantauan suhu setiap 7 hari sekali dan

lakukan pembalikan rutin setiap 3 hari sekali dengan cara mengaduk kompos

Setelah 30 pengomposan uji kematangan kompos tersebut dengan menanam biji

tanaman Jika biji tersebut tumbuh maka kompos yang dihasilkan dapat digunakan

sebagai pupuk

II ANALISA MIKROORGANISME

Metode

Most Probable Number (MPN)

Prinsip

Mikroorganisme di dalam sample air ditumbuhkan dalam media Lactose Broth (LB) dan

Brilliant Green Lactose Bill Broth dengan konsentrasi berbeda Pertumbuhan

mikroorganisme dilihat dari gas yang tertangkap pada tabung Durham Konsentrasi

mikroorganisme kemudian diperkirakan dengan table MPN

Alat dan Bahan

a 19 buah tabung reaksi

b 19 buah tabung Durham

c Inkubator

d Pipet

e Jarum Ose

f Lampu Spritus

g Sample air

h Lactosa Broth (LB)

i Brilliant Green Lactosse Bill Broth (BGLB)

j Kapas

Prosedur

Presumptive Test

4

1 Masukkan LB double (26 gr LB yang dilarutkan dalam 1 ltr aquadest) ke dalam

tabung no 1 ndash 5 Masukkan LB single (13 gr LB yang dilarutkan dalam 1 ltr

aquadest) ke dalam tabung no 6 dan 7 Masing-masing sebanyak 10 ml dan tutup

dengan kapas

2 Masukkan tabung Durham dalam posisi terbalik ke dalam setiap tabung berisi LB

3 Panaskan pipet dengan lampu spritus kemudian ambil 10 ml sample air masukkan

ke dalam tabung no 1 Pastikan selalu bekerja dekat dengan lampu spritus untuk

mencegah kontaminasi Lakukan hal yang sama sampai tabung no 5

4 Masukkan 1 ml sample air ke dalam tabung no 6 dan 01 ml sample air ke dalam

tabung no 7

5 Inkubasi semua tabung yang bersisi sample pada suhu 37 selama 2 x 24 jam

6 Hasil positif ditunjukkan dengan tertagkapnya gas dalam tabung Durham

7 Konsentrasi bakteri coliform kemudian ditentukan dengan mencocokkan pada

table MPN

Confirmative Test

1 Siapkan 2 buah tabung reaksi berisi BGLB dan tabung Durham untuk setiap

tabung dari presumptive test yang positif Masing-masing diberi label 44C dan

37C

2 Panaskan jarum ose dengan lampu spritus kemudian pindahkan koloni dari satu

tabung positif ke dalam 2 buah tabung berisi BGLB Kocok agar homogen

Lakukan selanjutnya untuk tabung positif lainnya

3 Inkubasi sesuai dengan suhu pada label selama 2 x 24 jam

4 Hasil positif pada tabung yang dikinkubasi pada 37C menunjukkan adanya

coliform sedangkan hasil positif pada inkubasi 44C menunjukkan adanya fecal

coli

5

III PENGUJIAN PARAMETER FISIKA

WARNA

BAU

RASA

TEMPERATUR

BERAT JENIS

KEKERUHAN

KECERAHAN

KEDALAMAN

KECEPATAN ARUS

DEBIT AIR

JUMLAH PADATAN

PASANG SURUT (PASUT)

DAYA HANTAR LISTRIK 1 WARNA

Warna perairan dapat dipakai (tidak selamanya) sebagai parameter apakah suatu

perairan sudah tercemar atau belum Air selokan dapat berubah dari bening menjadi

kelabu karena adanya proses dekomposisi Warna perairan dapat pula dipengaruhi

oleh biota yang ada didalamnya misalnya algae plankton dan tumbuhan air Air

sungai pada umumnya berwarna bening sampai kecoklatan hal ini karena

dipengaruhi oleh adanya pencucian badan sungai itu sendiri dan kadungan suspensi

didalamnya

Metode Pengamatan Organoleptik

2 BAU

Bau suatu perairan dapat disebabkan oleh adanya dekomposisi zat-zat organik

pada suatu perairan yang dapat menimbulkan gas-gas Gas yang keluar dari hasil

dekomposisi bukan saja menimbulkan bau yang kurang sedap tetapi adakalanya

6

dapat mematikan biota yang ada di dalamnya contohnya adanya kasus ikan=ikan

yang mati atau mabuk pada waduk Cirata Jawa Barat

Metode Pengamatan Organoleptik 3 RASA

Parameter ini erat hubungannya dengan pengujian parameter warna dan bau

sehingga seringkali pada pelaksanaannya digabungkan Rasa suatu perairan dalam

kondisi bair berasa hambar bila suatu periran sudah berwarna kurang baik ataudan

bau yang kurang sedap secara otomatis akan mempunyai rasa yang kurang enak

Metode Pengamatan Organoleptik

4 TEMPERATUR

Suhu merupakan parameter yang penting karena erat hubungannya dengan

ldquoAquatic liferdquo atau kehidupan di dalam air dan sangat mempengaruhi pertumbuhan

organisme baik secara langsung maupun tidak langsung Aktivitas biologi dapat

menaikkan suhu perairan sampai 60o C suh air buangan kebanyakan lebih tinggi

daripada suhu badan air Hal ini erat hubungannya dengan proses biodegradasi

Pengamatan suhu dimaksudkan untuk mengetahui kondisi perairan dan interaksi

antara suhu dengan aspek kesehatan habitat dan biota air lainnya Tetapi hal ini tidak

mutlak karena dengan perubahan suhu yang kecil sudah dapat mempengaruhi kondisi

biota contohnya terumbu karang Bila suhu perairan semakin tinggi maka kadar O2

yang terlarut akan semakin rendah demikian pula sebaliknya

Alat termometer

Cara Kerja

ƒ Dicatat suhu udara sekitar

ƒ Untuk air permukaan Termometer dicelupkankan ke dalam perairan ditunggu

beberapa menit Diangkat dan dicatat suhunya

ƒ Untuk air di bawah Sampel diambil dalam botol kemudian termometer

dicelupkan ke dalam air tersebut ditunggu beberapa menit Diangkat dan dicatat

suhunya

7

5 BERAT JENIS (BJ)

Merupakan parameter fisika yang digunakan untuk mengetahui kadar zat

organik dan anorganik Semakin besar BJ semakin banyak zat terlarut BJ diukur

dengan menggunakan urinometer karena suhu yang berubah-ubah maka dipakai

faktor koreksi

Alat dan Bahan

ƒ Urinometer

ƒ Gelas ukur 100 mL

ƒ Termometer

ƒ Sampel air

Cara Kerja

ƒ Diukur dan dicatat suhu saat itu (peneraan)

ƒ Ke dalam gelas ukur diisikan air sampel sebanyak 100 mL

ƒ Kemudian urinometer dimasukkan ke dalam air tadi dengan cara diputar

ƒ Diamati dan dicatat tinggi miniskus air pada urinometer yang merupakan nilai

BJ sampel Diusahakan agar urinometer tidak menempel pada dinding gelas

ukur

Perhitungan

n = tk ndash tp x 0001 3

BJ sesungguhnya = A + n

Ket tk = suhu kamar

tp = suhu peneraan

A = BJ pada saat itu

n = Faktor koreksi

6 KEKERUHAN

Kekeruhan dapat mempengaruhi masuknya sinar matahari ke dalam air Sinar

matahari sangat diperlukan oleh organisme yang berada didalam perairan untuk

proses metabolisme Bila suatu perairan keruh maka sinar matahari yang masuk

akan sedikit karena terpencar-pencar oleh adanya partikel yang terlarut dan bila air

tidak keruh maka sinar matahari yang masuk akan banyak Kekeruhan dapat dipakai

sebagai indikasi kualitas suatu perairan Air alami dan air buangan yang

mengandung koloid dapat memudarkan sinar sehingga mengurangi transmisi sinar

Kekeruhan dapat mengurangi proses fotosintesis tanaman dalam air Misalnya

8

vegetasi perairan berakar dan ganggang mengurangi pertumbuhan tanaman dan

mengurangi produktifitas ikan

Kekeruhan dapat disebabkan oleh tanah liat dan lempung buangan industri dan

mikroorganisme Upaya untuk mengurangi kekeruhan ini antara lain dengan

penyaringan dan koagulasi Tujuan dari pemeriksaan parameter ini adalah untuk

mengetahui derajat kekeruhan air yang disebabkan oleh adanya partikel-partikel

yang tersebar merata dan dapat menghambat jalannya sinar matahari yang melalui

air tersebut

Alat

ƒ Turbidimeter

ƒ Gelas piala (Beaker Glass) 500 mL

Cara Kerja

ƒ Dengan menggunakan alat turbidimeter

Perhitungan

Hasil pemeriksaan x NTU x Pengenceran = helliphellip NTU

Kekeruhan larutan standart 7 KECERAHAN

Alat Secchi disc

Cara Kerja

ƒ Secchi disc diturunkan ke dalam perairan hingga batas tidak terlihat dan dicatat

tinggi permukaan air pada tambang secchi disc (A cm)

ƒ Kemudian secchi disc diangkat perlahan hingga kelihatan dan dicatat kembali

tinggi permukaan air pada tambang secchi disc (B cm)

Perhitungan

A + B = helliphellip cm 2

8 KEDALAMAN

Kedalaman sangat mempengaruhi kecepatan arus debit air dan kecerahan

Semakin dalam sungai maka kemungkinan cahaya yang masuk akan semakin

berkurang

9

Alat

ƒ Bandul logam yang diikat tali (diberi tanda seperti meteran)di salah satu

ujungnya

Cara Kerja

ƒ Bandul dicelupkan ke dalam perairan hingga ke dasar lalu diamati dan dicatat

tinggi permukaan air pada tali (hellip cm)

ƒ Diulangi pengukuran beberapa kali dan dihitung rata-rata kedalamannya

9 KECEPATAN ARUS

Pergerakan air atau arus air diperlukan untuk ketersediaannya makanan bagi jasad

renik dan oksigen Selain itu untuk menghindari karang dari proses pengendapan

Adanya adukan air yang disebabkan oleh adanya pergerakan air akan menghasilkan

oksigen di dalam perairan tersebut Pada umumnya bila suatu perairan mempunyai

arus yang cukup deras maka kadar oksigen yang terlarut juga akan semakin tinggi

Alat

ƒ Current meter atau benda yang terapung (bola pingpong)

ƒ Roll meter

ƒ Stop watch

ƒ Tali rafia

ƒ Ranting kayu

Cara Kerja

ƒ Setiap 100 meter perairan tersebut diberi tanda dengan ranting kayu searah aliran

air

ƒ Bola pingpong yang telah diikat dengan tali rafia diletakkan diatas permukaan air

berbarengan dengan dijalankannya stop watch

ƒ Kecepatan gerakan bola tiap 100 meter dicatat

ƒ Percobaan diulangi hingga beberapa kali dan dirata-rata

Perhitungan

Jarak yang ditempuh = helliphelliphellip ms Waktu yang diperlukan

10 DEBIT AIR

Debit air adalah volume aliran air per satuan waktu Debit air dipengaruhi oleh

luas penampang perairan dan kecepatan arus

14

Alat

ƒ Roll meter

ƒ Bandul logam

ƒ Bola pingpong

Cara Kerja

ƒ Diukur lebar dan panjang perairan lebar dan panjang perairan tersebut dibagi

rata untuk beberapa titik

ƒ Kemudian pada tiap titik diukur kedalamannya dengan bandul logam untuk

kemudian dibuat gambar penampang perairan dan diukur luas perairan tersebut

(A m2)

ƒ Dihitung juga kecepatan arus air dengan mengunakan bola pingpong

Perhitungan Q = A x V

A = luas penampang (luas x dalam)

V = kecepatan arus

11 JUMLAH PADATAN

Alat dan Bahan

ƒ Timbangan

ƒ Cawan porselin

ƒ Kertas saring

ƒ Oven

ƒ Desikator

ƒ 500 mL sampel air

ƒ Gelas piala gelas ukur dan corong

A Jumlah Padatan Tersuspensi (TOSS)

Untuk mengetahui berat atau jumlah zat-zat yang tersuspensi di dalam 1000 mL

air sampel yaitu dengan cara menimbang berat zat-zat tersuspensi dalam air

yang tertinggal pada kertas saring

Cara Kerja

ƒ Ditimbang dan dicatat berat kertas saring bersih yang akan dipakai (A gram)

15

ƒ Kemudian 500 mL sampel air disaring dan sisihkan air yang telah disaring di

dalam gelas piala

ƒ Kertas saring yang telah dipakai tadi dikeringkan dengan didiamkan pada suhu

kamar

ƒ Setelah kering kertas saring beserta padatannya ditimbang (B gram) dan

dihitung padatan tersuspensi air sampel tersebut

Perhitungan

1000 x (B ndash A) = helliphelliphelliphellip gramLiter

50

B Padatan Terlarut (TDS)

Cara Kerja

ƒ Ditimbang dan dicatat berat cawan porselin bersih yang akan digunakan (A

gram)

ƒ Air sampel yang telah disaring (disisihkan) tadi dimasukkan ke dalam cawan

porselin yang telah ditimbang

ƒ Kemudian cawan berisi air sampel dimasukkan ke dalam oven untuk beberapa

saat sampai menguap atau mengering

ƒ Setelah kering cawan porselin beserta padatannya ditimbang kembali (B gram)

dan dihitung padatan terlarut air sampel tersebut

Perhitungan

Kedua hasil perhitungan diatas dicocokan atau dibandingkan dengan standart yang

ada

12 PASANG SURUT (PASUT)

Pasut adalah gerakan naik turunnya permukaan air laut secara berirama yang

disebabkan oleh gaya gravitasi benda-benda langit terutama bulan dan matahari

Massa air yang naik akibat gaya gravitasi tadi akan merambat dari samudra atau

16

laut perairan dalam Faktor yang dapat mempengaruhi pasut adalah posisi bulan

dan matahari terhadap bumi morfologi setempat dan kedalaman Berdasarkan

posisi kedukuan bulan matahari dan bumi maka pasut dapat dibedakan

a Pasut Purnama

Apabila bulan dan matahari berada kira-kira pada satu garis lurus dengan bumi

seperti pada saat bulan muda atau bulan purnamamaka daya tarik keduanya

saling memperkuat

b Pasut Perbani

Apabila bulan dan matahari membentuk sudut siku-siku terhadap bumi maka

gaya tarik keduanya akan saling meniadakan

Berdasarkan gerakan air laut di Indonesia maka dapat dibedakan

a Pasang surut berharian tunggal (Diurnal Tide)

Terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dalam sehari

b Pasang surut berharian ganda (Semi Diurnal Tide)

Terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari dan masing-masing sama

atau hampir sama tingginya setiap hari

c Dua jenis campuran

ƒ Campuran condong ke harian ganda

ƒ Campuran condong ke harian tunggal dengan berbeda tinggi Pada prinsipnya parameter ini untuk mengukur tinggi rendahnya air laut per satuan

waktu dengan menggunakan papan palem

Alat Papan palem diberi tandaukuran seperti meteran

Tali

Teropong Binokuler

Senter

Cara Kerja

ƒ Papan palem dipasang pada sebuah batu karang

ƒ Diperhatikan tinggi rendah permukaan air untuk setiap satu jam sekali dan dicatat

angka tinggi air pada papan palem

ƒ Pengamatan dilakukan sehari semalam untuk kemudian dibuat grafik pasang

surutnya

17

13 DAYA HANTAR LISTRIK (DHL)

DHL dipengaruhi oleh adanya larutan zat-zat yang terkandung di dalam air

DHL ini sangat dipengaruhi oleh kadar salinitas suatu perairan DHL dinyatakan

sebagai umhoscm adalah konduktan dari suatu konduktor dengan panjang 1 cm

dan mempunyai penampang 1 cm

Alat dan Bahan

ƒ Konduktometer

ƒ Termometer

ƒ Air sukingaquadestilata

ƒ Larutan baku KCl 001 M

Cara Kerja

ƒ Kalibrasikan elektroda konduktometer

Elektroda dibilas dengan larutan KCl 001 M sebanyak 3 kali Ukur DHL larutan

KCl 001 M dan atur alat sehingga menunjukkan angka 1413 umhoscm

ƒ Penetapan DHL contoh

Bilas elektroda dengan larutan contoh sebanyak 3 kali Ukur DHL contoh

dengan membaca skala atau digit alat Apabila DHL contoh lebih besar dari

1413 umhoscm Ulangi pekerjaan diatas dengan menggunakan larutan KCl 01

M atau 05 M

Perhitungan

DHL dalam umhoscm dapat langsung dibaca pada alat konduktometer

18

IV PENGUJIAN PARAMETER KIMIA

a pH

Alat pH Universal

Cara Kerja

1 Diambil sampel air

2 Dicelupkan pH universal kedalamnya

3 Warna yang terjadi dibandingkan pada standard warna

b DO (Dissolved Oxygen)

Alat

1 Botol Winkler

2 Pipet tetes

3 Perangkat titrasi

4 Pipet volume

Bahan

1 Iodida alkali (perekasi Winkler)

2 H2SO4 pekat

3 Larutan Mangan sulfat MnSO4 48

4 Natrium tiosulfat 0025 N

5 Indikator amylum 1

Cara Kerja

1 Ditambahkan kedalamnya 1 mL MnSO4 dan 1 mL reagen Winkler lalu dikocok

dan ditunggu hingga terbentuk endapan

2 Ditambahkan 2 mL H2SO4 pekat dikocok hingga endapan larut

3 Diambil 500 mL sampel tersebut dititrasi dengan larutan Natrium tiosulfat

0025 N sampai berwarna kuning muda pucat

4 Ditambahkan inikator amilum (biru)

5 Dititrasi kembali dengan larutan Natrium tiosulfat dari biru sampai menjadi

bening

6 Dicatat berapa mL Natrium tiosulfat yang dipakai

Perhitungan

19

8000 x mL Na2S2O3 X N Na2S2O3

Kadar O2 (mgL) = mL sampel

c CO2 BEBAS

Alat

1 Tabung reaksi

2 Labu erlenmeyer

Bahan

1 Indikator Phenol ptalein

2 Natrium bikarbonat

Cara Kerja

1 Masukkan 50 mL sampel air ke dalam labu erlenmeyer

2 Tambahkan 3-5 mL indikator PP

3 Titrasi Ntrium bikarbonat standart tetes demi tetes sampai berwarna merah

muda

4 Catat mL Natrium bikarbonat standar yang terpakai

Perhitungan

Kadar CO2 = 1000 X mL Na-bikarbonat X Na-bikarbonat X BA Na-bikarbonat

50

d BOD (Biochemical Oxygen Demand)

Alat

1 Botol Winkler

2 Pipet tetes

3 Pipet volumetri

4 Erlenmeyer

5 Buret dan statif

20

Bahan Lihat bahan pemeriksaan O2 (DO)

Cara kerja

1 Saring 100 mL sampel air dari lumpur

2 Diambil 75 mL sampel air yang telah disaring diencerkan dengan aquadest

100X dan dimasukkan kedalam 2 botol Winkler

3 Disimpan dalam keadaan gelap (dibungkus dengan kertas karbon atau plastik

hitam) dan ditempat yang gelap Dicata suhu air dan jam penyimpanan Dihitung

kadar O2 nya setelah 5 hari kemudian

4 Terhadap sampel juga dihitung kadar O2 sesaat

5 Dicatat kadarrnya

Perhitungan

Kadar BOD (mgL) = (DO sesaat ndash DO5) X pengenceran

e COD (Chemical Oxygen Demand)

Alat f TOM (Total Organic Mater)

Alat

1 Perangkat titrasi

2 Termometer

3 Erlenmeyer

4 Hot plate

5 Pipet volume

6 Pipet Mohr

Bahan

1 H2SO4 6 N

21

2 KMnO4 001 N

3 H2C2O4 001 N

Cara kerja

1 Dipipet 25 mL sampel air dimasukkan kedalam erlenmeyer

2 2 Tambahkan 05 mL H2SO4 beberapa teter KMnO4 001 N sampai berwarba

merah muda sedikit agar semua senyawa organik yang tingkatnya rendah

dioksidasi menjadi tingkat tinggi

3 Pipet 10 mL larutan KMnO4 001 N kedalamnya Warna larutan akan berwarna

merah

4 Dididihkan larutan tersebut catat jamnya Warna larutan akan lebih muda

biarkan mendidih selama 10 menit lalu diangkat

5 Turunkan suhu 80oC ditambahkan 10 mL asam oksalat 001 N dengan pipet

khusus Larutan akan menjadi bening pada oksalat berlebih

6 Dalam suhu 70-80oC titasi larutan dengan KMnO4 001 N sampai berwarna

pink

Perhitungan (10 + a) b ndash (10 x c) 316 x 1000

dimana a = titrasi KMnO4

b = N KMnO4

c = NH2C2O4 01 N

d = sampel air (mL)

g KESADAHAN TOTAL

Alat

1 Pipet volume 100 mL

2 Erlenmeyer

3 Buret

Bahan

1 Larutan EDTA

22

2 Larutan Buffer pH 10

3 Indikator EBT

Cara kerja

1 Dipipet 10 mL air dimasukkan kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan indikator EBT hingga larutan menjadi merah muda

3 Tambahkan larutan buffer pH 10 sebanyak 1-15 mL

4 Dititrasi dengan larutan EDTA hingga menjadi biru muda

5 Catat volume EDTA yang dipakai

Perhitungan

mgL CaCO3 mL EDTA X faktor EBT X 10

mL sampel

h SALINITAS

Alat

1 Erlenmeyer

2 Pipet volume

3 Pipet tetes

4 Buret dan statif

Bahan

1 Indikator K2CrO4

2 AgNo3 01 N

Cara kerja

1 Ambil 30 mL sampel air laut lalu diencerkan 10-50 kali

2 Tambahkan K2CrO4

3 Titrasi dengan AgNO3 sampai merah bata

Perhitungan

mL AgNO3 sebenarnya X N AgNO3 X 355 X 1000 X 181

mL sampel X 1000

23

i KESADAHAN Ca

Alat

1 Pipet volume 100 mL

2 Erlenmeyer

3 Buret

Bahan

1 Larutan EDTA 001 N

2 Indikator Maurexide

3 Larutan NaOH 1 N

Cara kerja

1 Dipipet 100 mL sampel dimasukkan dalam erlenmeyer

2 Ditambahakan 1 mL NaOH

3 Ditambahkam indikator Maurexide 01 g dan aduk sampai warnanya merah bata

4 Dititrasi dengan larutan EDTA sampai terbentuk warna ungu

5 Catat volume EDTA yang terpakai

Perhitungan

Mg L Ca = mg EDTA x faktor EDTA x 10000

mL sampel

j KESADAHAN Mg

Perhitungan

mgL Mg = (kesadahan total ndash kesadahan Ca) x 024

24

k DAYA MENGGABUNG ASAM

Alat

1 Pipet volumetri

2 Botol Winkler

3 Erlenmeyer

4 Buret

Bahan

1 Indikator MO

2 HCl 01 N

Cara kerja

1 Ambil sampel air dalam botol Winkler

2 Masukkan 50 mL sampel tersebut kedalam erlenmeyer dengan menggunakan

pipet volumetri

3 Tambahakan indikator MO sebanyak 3 tetes tittrasi dengan HCl 01 N sampai

berwarna jingga

4 Catat mL HCl yang terpakai

Perhitungan DMA = 1000 X mL HCl X N HCl

5

l ASIDITAS

Alat

1 Erlenmeyer

25

2 Buret

3 Pipet volume 100 mL

Bahan

1 Indikator PP

2 NaOH 002 N

Cara kerja

1 Ambil sampel air sebanyak 100 mL masukkan kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan 3 tetes indikator PP

3 Titrasi dengan larutan NaOH sampai warna merah pucat

4 Catat mL NaOH yang dipakai

Perhitungan

Total Keasaman mgL CaCO3 = mL NaOH X N NaOH X 50 X 1000

m ALKALINITAS

Alat

1 Tabung plastik

2 Erlenmeyer

3 Pipet

Bahan

1 Indikator PP pH 45

2 Brom Cressol Red pH 83

3 Sulfuric Acid

Cara kerja

1 Masukkan sampel kedalam botol plastik lalu dituang kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan 1 tetes indikator PP jika tidak berwarna PP = 0 ( langsung ke no 4)

3 Jika berwarna pink tembahkan sulfuric acid tetes demi tetes sampai warna hilang

(hitung jumlah tetes yang digunakan)

26

4 Tambahkan beberapa tetes Brom cressol Red lalau titrasi dengan asam sulfat

sampai berubah warna dari biru kehijauan menjadi pink

5 Catat jumlah tetes asam sulfat yang digunakan

Perhitungan

1 tetes asam sulfat = 1 ppm

1 ppm = banyaknya tetes X 171

V HIGH VOLUME SAMPLING

Prinsip pengukuran

Udara dihisap melalui filter fiberglass dengan kecepata aliran udara 113-170 m3mnt

atau 30-60 cuft Partikel tersuspensi dengan diameter lt100 mikron (diameter

aerodinamik) akan terhisap dan tertahan di permukaan filter Metode ini digunakan untuk

mengukur konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient dengan satuan microgm3 dengan

cara menimbang berat partiklat yang tertahan di permukaan filter dan degnan menghitung

volume udara yang terhisap Metode ini munkgin dilengkapi dengan pengatur kecepatan

aliran udara untuk memastikan laju aliran udara konstan Sampel yang terkumpul dapat

digunakan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif senyawa-senyawa yang berada

dalam bentuk partikel Senyawa yang dapat dianalisis antara alain senyawa organic

(PAN) nitrat sulfat logam-logam berat ion ammonium dan ion fluorida

Sensitivitas

Sampling yang dilakukan selama 24 jam dengan kecepatan aliran udara 170 m3mnt (60

cuftmnt) akan mampu mengukur partikulat dengan konsentrasi yang rendah (1 microgm3)

Jika konsentrasi di udara ambient cukup tinggi maka sampling dapat dilakukan selama 6-

8 jam Waktu sampling yang direkomendasikan adalah 24 jam

Gangugan-ganguan

Partikulat yang berminyak seperti photochemical smog atau asap pembakaran kayu yang

dapat menutupi filter sehingga aliran udara akan menurun hal lain adalah partikel yang

mengandung senyawa higroskopis atau partikel dengan kelembaban tinggi yang akan

memberikan akibat yang sama

27

Presisi dari akurasi

Konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient sebesar 112 microgm3 akan memberikan

standar deviasi relative sebesar 9 (10 microgm3) sedangkan untuk konsentrasi 39 microgm3

standar deviasi relative akan sebesar 15 (6 microgm3) Akurasi sangat dipengaruhi oleh

perubahan kecepatan aliran udara selama sampling berlangsung Karenanya alat pengukur

aliran udara pada dasarnya diperlukan dalam metode ini

Peralatan

- Peralatan sampling Face plate (plat bag Depan) dan gasket Adapter filter dan

Motor Pompa Vakum

- Ketiga alat tersebut dilindungi dengan shelter (gambar 1)

- Hi-Vol Sampler harus mampu menghisap udara melalui filter fiberglass berukuran

203x254 cm dengan kecepatan aliran udara minimum 113 microgm3 (30 cfm) dan

mampu beroperasi selama 24 jam

- Unit Kalibrasi unit kalibrasi orifice yang terdiri dari pipa logam berukuran

diameter dalam (ID) 762 cm (3rdquo) dan panjang 159 cm (625rdquo)

- Neraca Analitik dengan ketelitian 01 mg

- Designator untk mengkondisikan filter sebelum dan setelah sampling dilakukan

Pereaksi (Reagent)

Filter yang secara baku digunakan adalah filter fiberglass dengan sfisiensi 99 untuk

diameter partikel 03 microm Tidak direkomendasikan pengunaan kertas filter biasa yang

umum dipakai di laboratorium

Prosedur

Sampling

Filter fiber yang digunakan harus dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan sikat

kecil Filter dikondisikan selama 24 jam kemudian ditimbang dengan neraca analitik

(pemberian nomor pada filter dilakukan sebelum penimbangan) Sebelum sampling

dilakukan filter tidak boleh digulungdilipat Untuk pengamanan selama perjalanan filter

dapat disimpan di dalam kantong plastic Setelah filter dipasang dengan rapi di antara

face plate dan gasket sampler dihidupkan dan setelah berjalan 5 menit catat kecepatan

aliran udara Biarkan sampling berlangsung 6 8 atau 24 jam Sebelum sampling berakhir

catat kembali kecepatan aliran udara Setelah sampling berakhir face plate dibuka dan

28

filter fiber dilipat sedemikian rupa sehingga bagian yang mengandung partikel tersuspensi

saling berhadapan

Analisis

Sebelum ditimbang filter hendaknya dikondisikan kembali di dalm desikator selama 24

jam

Kalibrasi Hi-Vol Sampler

Sebelum digunakan Hi-Vol Sampler harus dikalibrasi dahulu dengan menggunakan

- Metode Rotameter

- Metode Draft Gauge atau kalibrasi Orifice

Perhitungan

Konversi kecepatan aliran udara dari cuft menjadi m3mnt

Volume udara yang dihisap

V= frac12 x [(Q1+Q2) x T]

Keterangan

V volume udara yang terhisap (m3)

Q1 kecepatan aliran udara awal (m3mnt)

Q2 kecepatan aliran udara akhir (m3mnt)

T waktu sampling (mnt)

Hitung konsentrasi partikel yang tersuspensi

SP= (Ws-W0) x 106 x 1v

Keterangan

SP konsentrasi partikel tersuspensi (microgm3)

Ws berat filter fiberglass setelah sampling (g)

W0 berat filter fiberglass sebelum sampling (g)

106 konversi dari g menjadi microg

29

Gambar 1

Picture 1 High Volume Sampler

VI Gas Ammonia (NH3)

Metode Indophenol

Prinsip

Amonia (NH3) di udara ambient diserap oleh larutan H2SO4 membentuk Ammonium

Sulfat Amonium Sulfat yang terbentuk direaksikan dengan phenol dan antrium

hipokhlorit yang dalam suasana basa akan memberntuk Indophenol yang berwarna biru

Warna biru yang terjadi dianalisis secara colorimetri Reaksi dipercepat dengan

penalbahan Natrium Nitroprussid

Sensitivitas

Sampling degnan kecepatan aliran udara 1-2 liter konsentrasi yang dapat di ukur 20-700

microgm3 (0025-1 ppm) dengan waktu sampling 1 jam Batas pengukuran terkecil adalah

002 microgml penyerap

Sampler Motor

Flow Recorder (Optional)

Filter Adaptor

Flow Meter

30

Ganguan-ganguan

Ammonia yang terdapat dalam partikulat dapat terukur jika tidakdigunakan filter selama

sampling berlangsung

Adanya FE3+ Cr3+ dan ion mangan degnan konsentrasi sebesar mg akan memberikan

ganguan positif Sedangakan ion Cu akan menghambat reksi pembentukan warna Untuk

mengurangi ganguan tersebut dapat ditambahkan EDTA

Nitrit dan Sulfit dengan konsentrasi 100x konsentrasi NH3 akan memberikan ganguan

Formaldehida akan memberikan ganguan negative sebesar 10-15

Ganguan yang dapat disebabkan oleh partikulat dapat dicegah degnan menggunakan filter

selama sampling berlangsung

Peralatan

Pompa Vacuum

Flow meter

Absorber dapat digunakan fritted bubbler midget impinger atau gas scrubber

Spektrofotometer

Peralatan gelas

Pereaksi

Larutan Penyerap H2SO4 01N

Encerkan 23 ml H2SO4 pekat (18M) dengan aquadest sampai volume 1 liter

Larutan Natrium Nitroprussid

20 g Natrium Nitroprussid dilarutkan dalam 100 ml aquadest Larutan ini stabil selama 2

bulan jika disimpan dalam lemari es

Larutan NaOH 675M

Larutkan 270 g NaOH dalam 1 liter aquadest kemudian didihkan sampai volumenya 600

ml untuk menghilangkan ammonia Tambah aquadest sampai volumenya 1 liter Simpan

larutan ini dalam botol plastik

Larutan Stock natrium Hipokhlorit

Buat larutan Natrium Hipokhlorit 37 (01N) dengan cara mengencerkan Natrium

Hipokhlorit 5-6 dengan aquadest Larutan ini stabil selama 2 bulan jika disimpan

dalam lemari es

Larutan Stock Phenol 45 (vv)

Phenol dilebur dalam water bath pada suhu 600C kemudian 45 ml (50g) phenol tersebut

diencerkan dengan methanol sampai volumenya 100 ml Larutan ini stabil selama 2 bulan

jika disimpan dalam lemari es

31

Larutan Buffer

Larutkan 50 g Na3PO312H2O dan 74 ml larutan NaOH 675 dalam 1 liter aquadest

Larutan Hipokhlorit

Campurkan 30 ml larutan NaOH 675M dan 30 ml larutan stock natrium Hipokhlorit

kemudian encerkan degnan aquadest sampai volumenya 100 ml Larutan ini hanya stabil

selama 1 hari

Larutan Phenol

Campurkan 20 ml larutan stock phenol 45 dan 1 ml larutan natrium Nitroprussid 20

kemudian encerkan dengan aquadest sampai volumenya 100 ml larutan ini stabil selama

4 jam

Larutan Stock Standar Ammonia

318 g NH4Cl atau 388 g (NH4)2SO4 dilarutkan dlam 1 liter aquadest Kemudian

tambahkan CHCl3 sebagai pangawet Larutan ini stabil selama 2 bulan

Larutan Standar Ammonia

10 ml larutan stock standar Ammonia diencerkan degnan larutan penyerap (H2SO4 01N)

sampai volumenya 1 liter (1 ml= 10 microg NH3)

Kalibrasi

- Siapkan 6 buah labu ukur 25 ml masukkan ke dalam masing-masing labu ukur

00 ml 02 ml 04 ml 06 ml 10 ml dan 15 ml larutan standar Ammonia

- Tambahkan 10 ml larutan penyerap ke dalam masing-masing labu ukur

- Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan phenol dan 25 ml larutan natrium

Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat 25 ml

dan biarkan selama 30 menit

Intensita warna biru yang terjadi diukur dengan kurva spektrofotometer pada apnjang

gelombang 630 nm Buat kurva kalibrasi antara Absorban degnan konsentrasi NH3

dan tentukan slopenya

Prosedur

- Susunan alat sampling

Filter----------- Midget ---------- Flow meter ------------Pompa

32

10 ml larutanpenyerap dalam midget impinger yang dirangkai dengan flow mwter

dan pompa vaccum Sampling dilakukan selama 1 jam dengan kecepatan aliran

udara 1-2 litermenit

Analisis

- Setelah sampling larutan penyerap dipundahkan secara kuantitatif dalam labu

ukur 25 ml Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan Phenol dan 25 ml

larutan Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat

25 ml dan biarkan selama 30 menit

- Intensitas warna biru yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang

gelombang 630 nm

Perhitungan

NH3 (microgm3)= (A x k) (V)

Keterangan

A absorbansi sample

k Slope (microgunit absorban)

V volume udara pada 250C dan 760 mmHg

Picture 2 Sususnan Peralatan Sampling

Needle Valve

To Air Pump

Flow meter

TRAP

IMPINGER

NEEDLE VALVE FLOW CONTROL

33

VII PENGUKURAN INTENSITAS SUARA

Prinsip

Tingkat kebisingan dapat ditentukan oleh dua factor yaitu intensitas suara yang

dinyatakan dalam dB dan durasi pemaparan kebisingan dinyatakan dalam jam atau

menit

Decibel (dB) merupakan pengukuran unit logaritma yang menyatakan suatu kuantitas

Fisik (power atau intensitas) yang dapat berdasarkan pada suatu reference level tertentu

Satu decibel = sepersepuluh satu bel (B)

Decibel pada umumnya digunakan untuk pengukuran kuantitas suara berdasarkan

reference 0 dB Reference level ditetapkan pada ldquo0rdquo berdasarkan intensitas suara standar

manusia Semakin besar intensitas (amplitude) suara rarr semakin keras suara

Intensitas Suara = decibels (dB)

dB = 10 log Intensitas suara

Intensitas suara standar

- 0 db = ketiadaan suara

- Ambang pendengara = 0 dB 1000 Hz

34

Tabel 1 Beberapa Contoh Intensitas Suara

Bunyi Intensitas Suara (dB)

Gemerisik daun 15

Bisikan 30

Percakapan normal 60

Vacuum cleaner 75

Teriakan 80

Suara motor 90

Suara tak nyaman 120

Suara menyakitkan telinga 140

Lalu lintas padat 100

Amplifier 120 ndash 140

Tabel 2 Pembatasan waktu dan tingkat kebisingan yang diterima

Waktu (Jamhari) Tingkat kebisingan

(dBA) Waktu (Jamhari)

Tingkat kebisingan

(dBA)

8 90 15 102

6 92 10 105

4 95 05 110

3 97 lt025 115

2 100

Contoh perhitungan

Once a statistically valid L10(h) has been obtained the Leq(h) can be

calculated as follows

Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 (2-1)

Where Leq(h) is the hourly A-weighted equivalent sound level

N is the number of sound level readings taken to obtain a statistically valid L10 ni is the number of sound level readings in the ith class

Li is the level of the ith sound level reading taken during the measurement period

Problem No 1 Compute the Leq(h) of the sound level readings shown in

figure 2

L10 = 49 +1-3dBA

L10 Criterion met after 50 samples

35

Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway

Traffic Noise

Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]

= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA

VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA

Prinsip

Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat

langsung dibaca

Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam

bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik

diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor

Alat

Luxmeter

Prosedur

Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi

36

Penentuan titik pengukuran

1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila

merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada

2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada

setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut

dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut

a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal

panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan

kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1

Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2

b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik

potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap

3 (tiga) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara

10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2

Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100

m2

37

c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang

dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan

luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3

Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2

Persyaratan pengukuran

1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan

2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan

Tata cara

1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor

2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran

untuk intensitas penerangan setempat atau umum

3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat

sehingga didapat nilai angka yang stabil

4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan

setempat dan untuk intensitas penerangan umum

5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan

6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent

Natrium Infrared

38

END

Page 4: PANDUAN PRAKTIKUM...Alat dan Bahan e. Prosedur (dibuat dalam bentuk poin, tidak tabel) f. Hasil / Data g. Perhitungan h. Pembahasan antara lain mencakup pembahasan mengapa prinsip

iv

Setiap Praktikum

JURNAL PRAKTIKUM

HariTanggal ____________________________________________________

Judul Praktikum ____________________________________________________

Metoda ____________________________________________________

Prinsip ____________________________________________________

_____________________________________________________

_____________________________________________________

_____________________________________________________

_____________________________________________________

Alat dan Bahan ____________________________________________________

_____________________________________________________

_____________________________________________________

_____________________________________________________

No Prosedur Pengamatan

Perhitungan

Diketahui

Pengawas Praktikum (Jurnal Praktikum akan ditandatangai oleh pengawas praktikum diakhir

setiap praktikum)

( )

v

SETIAP PRAKTIKUM (sampel air)

Setiap contoh diberi keterangan (pada wadahnya) dan pada JURNAL

PRAKTIKUM

1048707Jenis air misalnya air tanah air limbah air sungai air laut

1048707Lokasi atau titik pengambilan contoh disebutkan lokasi yang pastijelas dimana

sampel diambil

1048707Parameter yang akan diperiksa

1048707Cuaca saat pengambilan sampel

1048707Tanggal dan waktu (jam) pengambilan sampel

1048707Nama yang mengambil sampel

vi

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

a Judul praktikum

b Landasan teori

mengapa parameter tersebut bisa menjadi indikator kualitas

lingkungan

teori-teori mengenai parameter yang diukur

sifat

sumber

konsentrasi di lingkungan dll serta

manfaat pengukuran parameter tersebut

c Metode dan Prinsip

d Alat dan Bahan

e Prosedur (dibuat dalam bentuk poin tidak tabel)

f Hasil Data

g Perhitungan

h Pembahasan antara lain mencakup

pembahasan mengapa prinsip atau metode tersebut yang digunakan

dalam pengukuran parameter tersebut

pembahasan mengenai kesesuaian prinsip pengukuran dengan

pengerjaan praktikum

pembahasan mengenai setiap langkah dalam pengukuran dan

alasantujuan dilakukannya langkah tersebut

pembahasan hasil pengukuran

ulasan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran sehingga

diperoleh akurasi pengukuran yang baik

dibahas pula kesalahan-kesalahan pegukuran yang terjadi selama

praktikum

hal-hal lain yang anda rasa perlu

i Kesimpulan dan Saran

Catatan

Kemiripan laporan antara 2 kelompok akan menerima sanksi berupa pengurangan

nilai sebesar 30 bagi kedua kelompok

Laporan dibuat dengan diketik dan dapat menggunakan kertas bekas

Laporan yang dikumpulkan adalah

1 Jurnal praktikum (SETIAP MAHASISWA)

2 Laporan Praktikum (SETIAP KEOPMPOK)

vii

1

I KOMPOSTING

Metode dibawah adalah salah satu contoh metode yang telah berhasil dilakukan untuk membuat kompos Pelaksanaan metode komposting yang akan dilakukan pada saat praktikum dapat disesuaikan dengan tempat praktikum (lab atau lapangan) Metode

Takakura Method

Prinsip

Kompos merupakan pencampuran bahan organik dengan mikroorganisme sebagai

aktivator Pengaturan suhu merupakan faktor penting dalam pengomposan Suhu ideal

selama proses pengomposan adalah 40 derajat-50 derajat C Tumpukan lahan yang terlalu

rendah akan berakibat cepatnya kehilangan panas Ini disebabkan tidak adanya cukup

material untuk menahan panas yang dilepaskan sehingga mikroorganisma tidak akan

berkembang secara wajar Sebaliknya bila timbunan terlalu tinggi akan terjadi kepadatan

bahan organic yang diakibatkan oleh berat bahan sehingga suhu menjadi sangat tinggi dan

tidak ada udara di dalam timbunan Untuk mempercepat terjadinya proses pengomposan

maka pH timbunan harus diusahakan tidak terlalu rendah Bahan mentah yang baik untuk

penguraian atau perombakan berkadar air 50 ndash 70 Kelembaban timbunan secara

menyeluruh diusahakan sekitar 40 ndash 60

Alat dan Bahan

Alat

keranjang sampah

golokpisaualat pemotong lain

sekopcetok

sarung tangan

jaring

karung beras

karung goni

pipa PVC

2

Bahan

sampah rumah tangga sebanyak 1 kg (sudah tercacah)

sekam padi sebanyak 2 kg

kompos jadi sebanyak frac14 Kg

serutan kayusapuan halaman sebanyak 2 kg

air secukupnya

gula merah yang dicairkan sebanyak 300 ml

Cara Kerja

1 komposting

Siapkan dan pilihlah keranjang yang berlubang dan lapisi dengan karung beras

Fungsi karung beras adalah (a) membatasi gangguan serangga (b) mengatur

kelembaban dan (c) berpori-pori sehingga dapat menyerap serta membuang udara

amp air

sampah rumah tangga dipilah terlebih dahulu

cacah sampah hingga berukuran 15 cm x15 cm

tambahkan serutan kayu dan kompos jadi hingga tercampur merata

masukkan bantalan sekam padi yang telah dibungkus dengan jaring-jaring ke

dalam keranjang sampah yang telah disiapkan sebagai alas dasar Fungsi bantal

sekam adalah (a) sebagai tempat mikrobakteri yang akan mempercepat

pembusukan sampah organik (b) karena berrongga besar maka bantal sekam

dapat segera menyerap air dan bau sampah dan (c) sifat sekam yang kering akan

memudahkan pengontrolan kelembaban sampah yang akan menjadi kompos

campurkan media kompos jadi ke dalam campuran sampah yang berfungsi sebagai

aktivatorragi bagi sampah baru

tambahkan gula merah sebagai nutrisi bagi mikroorganisme pengompos

masukkan campuran sampah lalu diperciki air hingga dapat dipastikan cukup

lembab Pengukuran kelembaban kompos dilakukan dengan menggenggam

kompos Jika keluar air dari sela-sela jari maka menandakan bahwa kompos

tersebut kelebihan air dan perlu adanya penambahan bahan kompos Jika pada saat

digenggam bahan kompos tersebut remah maka kadar air telah mencukupi

tekan perlahan jangan terlalu padat

3

tutup dengan bantalan sekam padi dan karung goni hingga rapat agar bau tidak

terlalu menyengat dan masuk hewanserangga yang dapat menggangu proses

pengomposan atau lalat tidak dapat bertelur dalam keranjang serta mencegah

metamorfosis (perubahan) dari belatung menjadi lalat karena lalat tidak dapat

keluar dan mati di dalam keranjang Pilih kain penutup yang serat atau berpori

besar

Tutup keranjang bagian atas sebagai pemberat agar tidak diganggu oleh predator

(kucinganjing) Pilih tutup yang berlubang agar udara dapat keluar masuk

kompos akan matang kurang lebih setelah 30 hari pengomposan

selama proses pengomposan dilakukan pemantauan suhu setiap 7 hari sekali dan

lakukan pembalikan rutin setiap 3 hari sekali dengan cara mengaduk kompos

Setelah 30 pengomposan uji kematangan kompos tersebut dengan menanam biji

tanaman Jika biji tersebut tumbuh maka kompos yang dihasilkan dapat digunakan

sebagai pupuk

II ANALISA MIKROORGANISME

Metode

Most Probable Number (MPN)

Prinsip

Mikroorganisme di dalam sample air ditumbuhkan dalam media Lactose Broth (LB) dan

Brilliant Green Lactose Bill Broth dengan konsentrasi berbeda Pertumbuhan

mikroorganisme dilihat dari gas yang tertangkap pada tabung Durham Konsentrasi

mikroorganisme kemudian diperkirakan dengan table MPN

Alat dan Bahan

a 19 buah tabung reaksi

b 19 buah tabung Durham

c Inkubator

d Pipet

e Jarum Ose

f Lampu Spritus

g Sample air

h Lactosa Broth (LB)

i Brilliant Green Lactosse Bill Broth (BGLB)

j Kapas

Prosedur

Presumptive Test

4

1 Masukkan LB double (26 gr LB yang dilarutkan dalam 1 ltr aquadest) ke dalam

tabung no 1 ndash 5 Masukkan LB single (13 gr LB yang dilarutkan dalam 1 ltr

aquadest) ke dalam tabung no 6 dan 7 Masing-masing sebanyak 10 ml dan tutup

dengan kapas

2 Masukkan tabung Durham dalam posisi terbalik ke dalam setiap tabung berisi LB

3 Panaskan pipet dengan lampu spritus kemudian ambil 10 ml sample air masukkan

ke dalam tabung no 1 Pastikan selalu bekerja dekat dengan lampu spritus untuk

mencegah kontaminasi Lakukan hal yang sama sampai tabung no 5

4 Masukkan 1 ml sample air ke dalam tabung no 6 dan 01 ml sample air ke dalam

tabung no 7

5 Inkubasi semua tabung yang bersisi sample pada suhu 37 selama 2 x 24 jam

6 Hasil positif ditunjukkan dengan tertagkapnya gas dalam tabung Durham

7 Konsentrasi bakteri coliform kemudian ditentukan dengan mencocokkan pada

table MPN

Confirmative Test

1 Siapkan 2 buah tabung reaksi berisi BGLB dan tabung Durham untuk setiap

tabung dari presumptive test yang positif Masing-masing diberi label 44C dan

37C

2 Panaskan jarum ose dengan lampu spritus kemudian pindahkan koloni dari satu

tabung positif ke dalam 2 buah tabung berisi BGLB Kocok agar homogen

Lakukan selanjutnya untuk tabung positif lainnya

3 Inkubasi sesuai dengan suhu pada label selama 2 x 24 jam

4 Hasil positif pada tabung yang dikinkubasi pada 37C menunjukkan adanya

coliform sedangkan hasil positif pada inkubasi 44C menunjukkan adanya fecal

coli

5

III PENGUJIAN PARAMETER FISIKA

WARNA

BAU

RASA

TEMPERATUR

BERAT JENIS

KEKERUHAN

KECERAHAN

KEDALAMAN

KECEPATAN ARUS

DEBIT AIR

JUMLAH PADATAN

PASANG SURUT (PASUT)

DAYA HANTAR LISTRIK 1 WARNA

Warna perairan dapat dipakai (tidak selamanya) sebagai parameter apakah suatu

perairan sudah tercemar atau belum Air selokan dapat berubah dari bening menjadi

kelabu karena adanya proses dekomposisi Warna perairan dapat pula dipengaruhi

oleh biota yang ada didalamnya misalnya algae plankton dan tumbuhan air Air

sungai pada umumnya berwarna bening sampai kecoklatan hal ini karena

dipengaruhi oleh adanya pencucian badan sungai itu sendiri dan kadungan suspensi

didalamnya

Metode Pengamatan Organoleptik

2 BAU

Bau suatu perairan dapat disebabkan oleh adanya dekomposisi zat-zat organik

pada suatu perairan yang dapat menimbulkan gas-gas Gas yang keluar dari hasil

dekomposisi bukan saja menimbulkan bau yang kurang sedap tetapi adakalanya

6

dapat mematikan biota yang ada di dalamnya contohnya adanya kasus ikan=ikan

yang mati atau mabuk pada waduk Cirata Jawa Barat

Metode Pengamatan Organoleptik 3 RASA

Parameter ini erat hubungannya dengan pengujian parameter warna dan bau

sehingga seringkali pada pelaksanaannya digabungkan Rasa suatu perairan dalam

kondisi bair berasa hambar bila suatu periran sudah berwarna kurang baik ataudan

bau yang kurang sedap secara otomatis akan mempunyai rasa yang kurang enak

Metode Pengamatan Organoleptik

4 TEMPERATUR

Suhu merupakan parameter yang penting karena erat hubungannya dengan

ldquoAquatic liferdquo atau kehidupan di dalam air dan sangat mempengaruhi pertumbuhan

organisme baik secara langsung maupun tidak langsung Aktivitas biologi dapat

menaikkan suhu perairan sampai 60o C suh air buangan kebanyakan lebih tinggi

daripada suhu badan air Hal ini erat hubungannya dengan proses biodegradasi

Pengamatan suhu dimaksudkan untuk mengetahui kondisi perairan dan interaksi

antara suhu dengan aspek kesehatan habitat dan biota air lainnya Tetapi hal ini tidak

mutlak karena dengan perubahan suhu yang kecil sudah dapat mempengaruhi kondisi

biota contohnya terumbu karang Bila suhu perairan semakin tinggi maka kadar O2

yang terlarut akan semakin rendah demikian pula sebaliknya

Alat termometer

Cara Kerja

ƒ Dicatat suhu udara sekitar

ƒ Untuk air permukaan Termometer dicelupkankan ke dalam perairan ditunggu

beberapa menit Diangkat dan dicatat suhunya

ƒ Untuk air di bawah Sampel diambil dalam botol kemudian termometer

dicelupkan ke dalam air tersebut ditunggu beberapa menit Diangkat dan dicatat

suhunya

7

5 BERAT JENIS (BJ)

Merupakan parameter fisika yang digunakan untuk mengetahui kadar zat

organik dan anorganik Semakin besar BJ semakin banyak zat terlarut BJ diukur

dengan menggunakan urinometer karena suhu yang berubah-ubah maka dipakai

faktor koreksi

Alat dan Bahan

ƒ Urinometer

ƒ Gelas ukur 100 mL

ƒ Termometer

ƒ Sampel air

Cara Kerja

ƒ Diukur dan dicatat suhu saat itu (peneraan)

ƒ Ke dalam gelas ukur diisikan air sampel sebanyak 100 mL

ƒ Kemudian urinometer dimasukkan ke dalam air tadi dengan cara diputar

ƒ Diamati dan dicatat tinggi miniskus air pada urinometer yang merupakan nilai

BJ sampel Diusahakan agar urinometer tidak menempel pada dinding gelas

ukur

Perhitungan

n = tk ndash tp x 0001 3

BJ sesungguhnya = A + n

Ket tk = suhu kamar

tp = suhu peneraan

A = BJ pada saat itu

n = Faktor koreksi

6 KEKERUHAN

Kekeruhan dapat mempengaruhi masuknya sinar matahari ke dalam air Sinar

matahari sangat diperlukan oleh organisme yang berada didalam perairan untuk

proses metabolisme Bila suatu perairan keruh maka sinar matahari yang masuk

akan sedikit karena terpencar-pencar oleh adanya partikel yang terlarut dan bila air

tidak keruh maka sinar matahari yang masuk akan banyak Kekeruhan dapat dipakai

sebagai indikasi kualitas suatu perairan Air alami dan air buangan yang

mengandung koloid dapat memudarkan sinar sehingga mengurangi transmisi sinar

Kekeruhan dapat mengurangi proses fotosintesis tanaman dalam air Misalnya

8

vegetasi perairan berakar dan ganggang mengurangi pertumbuhan tanaman dan

mengurangi produktifitas ikan

Kekeruhan dapat disebabkan oleh tanah liat dan lempung buangan industri dan

mikroorganisme Upaya untuk mengurangi kekeruhan ini antara lain dengan

penyaringan dan koagulasi Tujuan dari pemeriksaan parameter ini adalah untuk

mengetahui derajat kekeruhan air yang disebabkan oleh adanya partikel-partikel

yang tersebar merata dan dapat menghambat jalannya sinar matahari yang melalui

air tersebut

Alat

ƒ Turbidimeter

ƒ Gelas piala (Beaker Glass) 500 mL

Cara Kerja

ƒ Dengan menggunakan alat turbidimeter

Perhitungan

Hasil pemeriksaan x NTU x Pengenceran = helliphellip NTU

Kekeruhan larutan standart 7 KECERAHAN

Alat Secchi disc

Cara Kerja

ƒ Secchi disc diturunkan ke dalam perairan hingga batas tidak terlihat dan dicatat

tinggi permukaan air pada tambang secchi disc (A cm)

ƒ Kemudian secchi disc diangkat perlahan hingga kelihatan dan dicatat kembali

tinggi permukaan air pada tambang secchi disc (B cm)

Perhitungan

A + B = helliphellip cm 2

8 KEDALAMAN

Kedalaman sangat mempengaruhi kecepatan arus debit air dan kecerahan

Semakin dalam sungai maka kemungkinan cahaya yang masuk akan semakin

berkurang

9

Alat

ƒ Bandul logam yang diikat tali (diberi tanda seperti meteran)di salah satu

ujungnya

Cara Kerja

ƒ Bandul dicelupkan ke dalam perairan hingga ke dasar lalu diamati dan dicatat

tinggi permukaan air pada tali (hellip cm)

ƒ Diulangi pengukuran beberapa kali dan dihitung rata-rata kedalamannya

9 KECEPATAN ARUS

Pergerakan air atau arus air diperlukan untuk ketersediaannya makanan bagi jasad

renik dan oksigen Selain itu untuk menghindari karang dari proses pengendapan

Adanya adukan air yang disebabkan oleh adanya pergerakan air akan menghasilkan

oksigen di dalam perairan tersebut Pada umumnya bila suatu perairan mempunyai

arus yang cukup deras maka kadar oksigen yang terlarut juga akan semakin tinggi

Alat

ƒ Current meter atau benda yang terapung (bola pingpong)

ƒ Roll meter

ƒ Stop watch

ƒ Tali rafia

ƒ Ranting kayu

Cara Kerja

ƒ Setiap 100 meter perairan tersebut diberi tanda dengan ranting kayu searah aliran

air

ƒ Bola pingpong yang telah diikat dengan tali rafia diletakkan diatas permukaan air

berbarengan dengan dijalankannya stop watch

ƒ Kecepatan gerakan bola tiap 100 meter dicatat

ƒ Percobaan diulangi hingga beberapa kali dan dirata-rata

Perhitungan

Jarak yang ditempuh = helliphelliphellip ms Waktu yang diperlukan

10 DEBIT AIR

Debit air adalah volume aliran air per satuan waktu Debit air dipengaruhi oleh

luas penampang perairan dan kecepatan arus

14

Alat

ƒ Roll meter

ƒ Bandul logam

ƒ Bola pingpong

Cara Kerja

ƒ Diukur lebar dan panjang perairan lebar dan panjang perairan tersebut dibagi

rata untuk beberapa titik

ƒ Kemudian pada tiap titik diukur kedalamannya dengan bandul logam untuk

kemudian dibuat gambar penampang perairan dan diukur luas perairan tersebut

(A m2)

ƒ Dihitung juga kecepatan arus air dengan mengunakan bola pingpong

Perhitungan Q = A x V

A = luas penampang (luas x dalam)

V = kecepatan arus

11 JUMLAH PADATAN

Alat dan Bahan

ƒ Timbangan

ƒ Cawan porselin

ƒ Kertas saring

ƒ Oven

ƒ Desikator

ƒ 500 mL sampel air

ƒ Gelas piala gelas ukur dan corong

A Jumlah Padatan Tersuspensi (TOSS)

Untuk mengetahui berat atau jumlah zat-zat yang tersuspensi di dalam 1000 mL

air sampel yaitu dengan cara menimbang berat zat-zat tersuspensi dalam air

yang tertinggal pada kertas saring

Cara Kerja

ƒ Ditimbang dan dicatat berat kertas saring bersih yang akan dipakai (A gram)

15

ƒ Kemudian 500 mL sampel air disaring dan sisihkan air yang telah disaring di

dalam gelas piala

ƒ Kertas saring yang telah dipakai tadi dikeringkan dengan didiamkan pada suhu

kamar

ƒ Setelah kering kertas saring beserta padatannya ditimbang (B gram) dan

dihitung padatan tersuspensi air sampel tersebut

Perhitungan

1000 x (B ndash A) = helliphelliphelliphellip gramLiter

50

B Padatan Terlarut (TDS)

Cara Kerja

ƒ Ditimbang dan dicatat berat cawan porselin bersih yang akan digunakan (A

gram)

ƒ Air sampel yang telah disaring (disisihkan) tadi dimasukkan ke dalam cawan

porselin yang telah ditimbang

ƒ Kemudian cawan berisi air sampel dimasukkan ke dalam oven untuk beberapa

saat sampai menguap atau mengering

ƒ Setelah kering cawan porselin beserta padatannya ditimbang kembali (B gram)

dan dihitung padatan terlarut air sampel tersebut

Perhitungan

Kedua hasil perhitungan diatas dicocokan atau dibandingkan dengan standart yang

ada

12 PASANG SURUT (PASUT)

Pasut adalah gerakan naik turunnya permukaan air laut secara berirama yang

disebabkan oleh gaya gravitasi benda-benda langit terutama bulan dan matahari

Massa air yang naik akibat gaya gravitasi tadi akan merambat dari samudra atau

16

laut perairan dalam Faktor yang dapat mempengaruhi pasut adalah posisi bulan

dan matahari terhadap bumi morfologi setempat dan kedalaman Berdasarkan

posisi kedukuan bulan matahari dan bumi maka pasut dapat dibedakan

a Pasut Purnama

Apabila bulan dan matahari berada kira-kira pada satu garis lurus dengan bumi

seperti pada saat bulan muda atau bulan purnamamaka daya tarik keduanya

saling memperkuat

b Pasut Perbani

Apabila bulan dan matahari membentuk sudut siku-siku terhadap bumi maka

gaya tarik keduanya akan saling meniadakan

Berdasarkan gerakan air laut di Indonesia maka dapat dibedakan

a Pasang surut berharian tunggal (Diurnal Tide)

Terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dalam sehari

b Pasang surut berharian ganda (Semi Diurnal Tide)

Terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari dan masing-masing sama

atau hampir sama tingginya setiap hari

c Dua jenis campuran

ƒ Campuran condong ke harian ganda

ƒ Campuran condong ke harian tunggal dengan berbeda tinggi Pada prinsipnya parameter ini untuk mengukur tinggi rendahnya air laut per satuan

waktu dengan menggunakan papan palem

Alat Papan palem diberi tandaukuran seperti meteran

Tali

Teropong Binokuler

Senter

Cara Kerja

ƒ Papan palem dipasang pada sebuah batu karang

ƒ Diperhatikan tinggi rendah permukaan air untuk setiap satu jam sekali dan dicatat

angka tinggi air pada papan palem

ƒ Pengamatan dilakukan sehari semalam untuk kemudian dibuat grafik pasang

surutnya

17

13 DAYA HANTAR LISTRIK (DHL)

DHL dipengaruhi oleh adanya larutan zat-zat yang terkandung di dalam air

DHL ini sangat dipengaruhi oleh kadar salinitas suatu perairan DHL dinyatakan

sebagai umhoscm adalah konduktan dari suatu konduktor dengan panjang 1 cm

dan mempunyai penampang 1 cm

Alat dan Bahan

ƒ Konduktometer

ƒ Termometer

ƒ Air sukingaquadestilata

ƒ Larutan baku KCl 001 M

Cara Kerja

ƒ Kalibrasikan elektroda konduktometer

Elektroda dibilas dengan larutan KCl 001 M sebanyak 3 kali Ukur DHL larutan

KCl 001 M dan atur alat sehingga menunjukkan angka 1413 umhoscm

ƒ Penetapan DHL contoh

Bilas elektroda dengan larutan contoh sebanyak 3 kali Ukur DHL contoh

dengan membaca skala atau digit alat Apabila DHL contoh lebih besar dari

1413 umhoscm Ulangi pekerjaan diatas dengan menggunakan larutan KCl 01

M atau 05 M

Perhitungan

DHL dalam umhoscm dapat langsung dibaca pada alat konduktometer

18

IV PENGUJIAN PARAMETER KIMIA

a pH

Alat pH Universal

Cara Kerja

1 Diambil sampel air

2 Dicelupkan pH universal kedalamnya

3 Warna yang terjadi dibandingkan pada standard warna

b DO (Dissolved Oxygen)

Alat

1 Botol Winkler

2 Pipet tetes

3 Perangkat titrasi

4 Pipet volume

Bahan

1 Iodida alkali (perekasi Winkler)

2 H2SO4 pekat

3 Larutan Mangan sulfat MnSO4 48

4 Natrium tiosulfat 0025 N

5 Indikator amylum 1

Cara Kerja

1 Ditambahkan kedalamnya 1 mL MnSO4 dan 1 mL reagen Winkler lalu dikocok

dan ditunggu hingga terbentuk endapan

2 Ditambahkan 2 mL H2SO4 pekat dikocok hingga endapan larut

3 Diambil 500 mL sampel tersebut dititrasi dengan larutan Natrium tiosulfat

0025 N sampai berwarna kuning muda pucat

4 Ditambahkan inikator amilum (biru)

5 Dititrasi kembali dengan larutan Natrium tiosulfat dari biru sampai menjadi

bening

6 Dicatat berapa mL Natrium tiosulfat yang dipakai

Perhitungan

19

8000 x mL Na2S2O3 X N Na2S2O3

Kadar O2 (mgL) = mL sampel

c CO2 BEBAS

Alat

1 Tabung reaksi

2 Labu erlenmeyer

Bahan

1 Indikator Phenol ptalein

2 Natrium bikarbonat

Cara Kerja

1 Masukkan 50 mL sampel air ke dalam labu erlenmeyer

2 Tambahkan 3-5 mL indikator PP

3 Titrasi Ntrium bikarbonat standart tetes demi tetes sampai berwarna merah

muda

4 Catat mL Natrium bikarbonat standar yang terpakai

Perhitungan

Kadar CO2 = 1000 X mL Na-bikarbonat X Na-bikarbonat X BA Na-bikarbonat

50

d BOD (Biochemical Oxygen Demand)

Alat

1 Botol Winkler

2 Pipet tetes

3 Pipet volumetri

4 Erlenmeyer

5 Buret dan statif

20

Bahan Lihat bahan pemeriksaan O2 (DO)

Cara kerja

1 Saring 100 mL sampel air dari lumpur

2 Diambil 75 mL sampel air yang telah disaring diencerkan dengan aquadest

100X dan dimasukkan kedalam 2 botol Winkler

3 Disimpan dalam keadaan gelap (dibungkus dengan kertas karbon atau plastik

hitam) dan ditempat yang gelap Dicata suhu air dan jam penyimpanan Dihitung

kadar O2 nya setelah 5 hari kemudian

4 Terhadap sampel juga dihitung kadar O2 sesaat

5 Dicatat kadarrnya

Perhitungan

Kadar BOD (mgL) = (DO sesaat ndash DO5) X pengenceran

e COD (Chemical Oxygen Demand)

Alat f TOM (Total Organic Mater)

Alat

1 Perangkat titrasi

2 Termometer

3 Erlenmeyer

4 Hot plate

5 Pipet volume

6 Pipet Mohr

Bahan

1 H2SO4 6 N

21

2 KMnO4 001 N

3 H2C2O4 001 N

Cara kerja

1 Dipipet 25 mL sampel air dimasukkan kedalam erlenmeyer

2 2 Tambahkan 05 mL H2SO4 beberapa teter KMnO4 001 N sampai berwarba

merah muda sedikit agar semua senyawa organik yang tingkatnya rendah

dioksidasi menjadi tingkat tinggi

3 Pipet 10 mL larutan KMnO4 001 N kedalamnya Warna larutan akan berwarna

merah

4 Dididihkan larutan tersebut catat jamnya Warna larutan akan lebih muda

biarkan mendidih selama 10 menit lalu diangkat

5 Turunkan suhu 80oC ditambahkan 10 mL asam oksalat 001 N dengan pipet

khusus Larutan akan menjadi bening pada oksalat berlebih

6 Dalam suhu 70-80oC titasi larutan dengan KMnO4 001 N sampai berwarna

pink

Perhitungan (10 + a) b ndash (10 x c) 316 x 1000

dimana a = titrasi KMnO4

b = N KMnO4

c = NH2C2O4 01 N

d = sampel air (mL)

g KESADAHAN TOTAL

Alat

1 Pipet volume 100 mL

2 Erlenmeyer

3 Buret

Bahan

1 Larutan EDTA

22

2 Larutan Buffer pH 10

3 Indikator EBT

Cara kerja

1 Dipipet 10 mL air dimasukkan kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan indikator EBT hingga larutan menjadi merah muda

3 Tambahkan larutan buffer pH 10 sebanyak 1-15 mL

4 Dititrasi dengan larutan EDTA hingga menjadi biru muda

5 Catat volume EDTA yang dipakai

Perhitungan

mgL CaCO3 mL EDTA X faktor EBT X 10

mL sampel

h SALINITAS

Alat

1 Erlenmeyer

2 Pipet volume

3 Pipet tetes

4 Buret dan statif

Bahan

1 Indikator K2CrO4

2 AgNo3 01 N

Cara kerja

1 Ambil 30 mL sampel air laut lalu diencerkan 10-50 kali

2 Tambahkan K2CrO4

3 Titrasi dengan AgNO3 sampai merah bata

Perhitungan

mL AgNO3 sebenarnya X N AgNO3 X 355 X 1000 X 181

mL sampel X 1000

23

i KESADAHAN Ca

Alat

1 Pipet volume 100 mL

2 Erlenmeyer

3 Buret

Bahan

1 Larutan EDTA 001 N

2 Indikator Maurexide

3 Larutan NaOH 1 N

Cara kerja

1 Dipipet 100 mL sampel dimasukkan dalam erlenmeyer

2 Ditambahakan 1 mL NaOH

3 Ditambahkam indikator Maurexide 01 g dan aduk sampai warnanya merah bata

4 Dititrasi dengan larutan EDTA sampai terbentuk warna ungu

5 Catat volume EDTA yang terpakai

Perhitungan

Mg L Ca = mg EDTA x faktor EDTA x 10000

mL sampel

j KESADAHAN Mg

Perhitungan

mgL Mg = (kesadahan total ndash kesadahan Ca) x 024

24

k DAYA MENGGABUNG ASAM

Alat

1 Pipet volumetri

2 Botol Winkler

3 Erlenmeyer

4 Buret

Bahan

1 Indikator MO

2 HCl 01 N

Cara kerja

1 Ambil sampel air dalam botol Winkler

2 Masukkan 50 mL sampel tersebut kedalam erlenmeyer dengan menggunakan

pipet volumetri

3 Tambahakan indikator MO sebanyak 3 tetes tittrasi dengan HCl 01 N sampai

berwarna jingga

4 Catat mL HCl yang terpakai

Perhitungan DMA = 1000 X mL HCl X N HCl

5

l ASIDITAS

Alat

1 Erlenmeyer

25

2 Buret

3 Pipet volume 100 mL

Bahan

1 Indikator PP

2 NaOH 002 N

Cara kerja

1 Ambil sampel air sebanyak 100 mL masukkan kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan 3 tetes indikator PP

3 Titrasi dengan larutan NaOH sampai warna merah pucat

4 Catat mL NaOH yang dipakai

Perhitungan

Total Keasaman mgL CaCO3 = mL NaOH X N NaOH X 50 X 1000

m ALKALINITAS

Alat

1 Tabung plastik

2 Erlenmeyer

3 Pipet

Bahan

1 Indikator PP pH 45

2 Brom Cressol Red pH 83

3 Sulfuric Acid

Cara kerja

1 Masukkan sampel kedalam botol plastik lalu dituang kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan 1 tetes indikator PP jika tidak berwarna PP = 0 ( langsung ke no 4)

3 Jika berwarna pink tembahkan sulfuric acid tetes demi tetes sampai warna hilang

(hitung jumlah tetes yang digunakan)

26

4 Tambahkan beberapa tetes Brom cressol Red lalau titrasi dengan asam sulfat

sampai berubah warna dari biru kehijauan menjadi pink

5 Catat jumlah tetes asam sulfat yang digunakan

Perhitungan

1 tetes asam sulfat = 1 ppm

1 ppm = banyaknya tetes X 171

V HIGH VOLUME SAMPLING

Prinsip pengukuran

Udara dihisap melalui filter fiberglass dengan kecepata aliran udara 113-170 m3mnt

atau 30-60 cuft Partikel tersuspensi dengan diameter lt100 mikron (diameter

aerodinamik) akan terhisap dan tertahan di permukaan filter Metode ini digunakan untuk

mengukur konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient dengan satuan microgm3 dengan

cara menimbang berat partiklat yang tertahan di permukaan filter dan degnan menghitung

volume udara yang terhisap Metode ini munkgin dilengkapi dengan pengatur kecepatan

aliran udara untuk memastikan laju aliran udara konstan Sampel yang terkumpul dapat

digunakan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif senyawa-senyawa yang berada

dalam bentuk partikel Senyawa yang dapat dianalisis antara alain senyawa organic

(PAN) nitrat sulfat logam-logam berat ion ammonium dan ion fluorida

Sensitivitas

Sampling yang dilakukan selama 24 jam dengan kecepatan aliran udara 170 m3mnt (60

cuftmnt) akan mampu mengukur partikulat dengan konsentrasi yang rendah (1 microgm3)

Jika konsentrasi di udara ambient cukup tinggi maka sampling dapat dilakukan selama 6-

8 jam Waktu sampling yang direkomendasikan adalah 24 jam

Gangugan-ganguan

Partikulat yang berminyak seperti photochemical smog atau asap pembakaran kayu yang

dapat menutupi filter sehingga aliran udara akan menurun hal lain adalah partikel yang

mengandung senyawa higroskopis atau partikel dengan kelembaban tinggi yang akan

memberikan akibat yang sama

27

Presisi dari akurasi

Konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient sebesar 112 microgm3 akan memberikan

standar deviasi relative sebesar 9 (10 microgm3) sedangkan untuk konsentrasi 39 microgm3

standar deviasi relative akan sebesar 15 (6 microgm3) Akurasi sangat dipengaruhi oleh

perubahan kecepatan aliran udara selama sampling berlangsung Karenanya alat pengukur

aliran udara pada dasarnya diperlukan dalam metode ini

Peralatan

- Peralatan sampling Face plate (plat bag Depan) dan gasket Adapter filter dan

Motor Pompa Vakum

- Ketiga alat tersebut dilindungi dengan shelter (gambar 1)

- Hi-Vol Sampler harus mampu menghisap udara melalui filter fiberglass berukuran

203x254 cm dengan kecepatan aliran udara minimum 113 microgm3 (30 cfm) dan

mampu beroperasi selama 24 jam

- Unit Kalibrasi unit kalibrasi orifice yang terdiri dari pipa logam berukuran

diameter dalam (ID) 762 cm (3rdquo) dan panjang 159 cm (625rdquo)

- Neraca Analitik dengan ketelitian 01 mg

- Designator untk mengkondisikan filter sebelum dan setelah sampling dilakukan

Pereaksi (Reagent)

Filter yang secara baku digunakan adalah filter fiberglass dengan sfisiensi 99 untuk

diameter partikel 03 microm Tidak direkomendasikan pengunaan kertas filter biasa yang

umum dipakai di laboratorium

Prosedur

Sampling

Filter fiber yang digunakan harus dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan sikat

kecil Filter dikondisikan selama 24 jam kemudian ditimbang dengan neraca analitik

(pemberian nomor pada filter dilakukan sebelum penimbangan) Sebelum sampling

dilakukan filter tidak boleh digulungdilipat Untuk pengamanan selama perjalanan filter

dapat disimpan di dalam kantong plastic Setelah filter dipasang dengan rapi di antara

face plate dan gasket sampler dihidupkan dan setelah berjalan 5 menit catat kecepatan

aliran udara Biarkan sampling berlangsung 6 8 atau 24 jam Sebelum sampling berakhir

catat kembali kecepatan aliran udara Setelah sampling berakhir face plate dibuka dan

28

filter fiber dilipat sedemikian rupa sehingga bagian yang mengandung partikel tersuspensi

saling berhadapan

Analisis

Sebelum ditimbang filter hendaknya dikondisikan kembali di dalm desikator selama 24

jam

Kalibrasi Hi-Vol Sampler

Sebelum digunakan Hi-Vol Sampler harus dikalibrasi dahulu dengan menggunakan

- Metode Rotameter

- Metode Draft Gauge atau kalibrasi Orifice

Perhitungan

Konversi kecepatan aliran udara dari cuft menjadi m3mnt

Volume udara yang dihisap

V= frac12 x [(Q1+Q2) x T]

Keterangan

V volume udara yang terhisap (m3)

Q1 kecepatan aliran udara awal (m3mnt)

Q2 kecepatan aliran udara akhir (m3mnt)

T waktu sampling (mnt)

Hitung konsentrasi partikel yang tersuspensi

SP= (Ws-W0) x 106 x 1v

Keterangan

SP konsentrasi partikel tersuspensi (microgm3)

Ws berat filter fiberglass setelah sampling (g)

W0 berat filter fiberglass sebelum sampling (g)

106 konversi dari g menjadi microg

29

Gambar 1

Picture 1 High Volume Sampler

VI Gas Ammonia (NH3)

Metode Indophenol

Prinsip

Amonia (NH3) di udara ambient diserap oleh larutan H2SO4 membentuk Ammonium

Sulfat Amonium Sulfat yang terbentuk direaksikan dengan phenol dan antrium

hipokhlorit yang dalam suasana basa akan memberntuk Indophenol yang berwarna biru

Warna biru yang terjadi dianalisis secara colorimetri Reaksi dipercepat dengan

penalbahan Natrium Nitroprussid

Sensitivitas

Sampling degnan kecepatan aliran udara 1-2 liter konsentrasi yang dapat di ukur 20-700

microgm3 (0025-1 ppm) dengan waktu sampling 1 jam Batas pengukuran terkecil adalah

002 microgml penyerap

Sampler Motor

Flow Recorder (Optional)

Filter Adaptor

Flow Meter

30

Ganguan-ganguan

Ammonia yang terdapat dalam partikulat dapat terukur jika tidakdigunakan filter selama

sampling berlangsung

Adanya FE3+ Cr3+ dan ion mangan degnan konsentrasi sebesar mg akan memberikan

ganguan positif Sedangakan ion Cu akan menghambat reksi pembentukan warna Untuk

mengurangi ganguan tersebut dapat ditambahkan EDTA

Nitrit dan Sulfit dengan konsentrasi 100x konsentrasi NH3 akan memberikan ganguan

Formaldehida akan memberikan ganguan negative sebesar 10-15

Ganguan yang dapat disebabkan oleh partikulat dapat dicegah degnan menggunakan filter

selama sampling berlangsung

Peralatan

Pompa Vacuum

Flow meter

Absorber dapat digunakan fritted bubbler midget impinger atau gas scrubber

Spektrofotometer

Peralatan gelas

Pereaksi

Larutan Penyerap H2SO4 01N

Encerkan 23 ml H2SO4 pekat (18M) dengan aquadest sampai volume 1 liter

Larutan Natrium Nitroprussid

20 g Natrium Nitroprussid dilarutkan dalam 100 ml aquadest Larutan ini stabil selama 2

bulan jika disimpan dalam lemari es

Larutan NaOH 675M

Larutkan 270 g NaOH dalam 1 liter aquadest kemudian didihkan sampai volumenya 600

ml untuk menghilangkan ammonia Tambah aquadest sampai volumenya 1 liter Simpan

larutan ini dalam botol plastik

Larutan Stock natrium Hipokhlorit

Buat larutan Natrium Hipokhlorit 37 (01N) dengan cara mengencerkan Natrium

Hipokhlorit 5-6 dengan aquadest Larutan ini stabil selama 2 bulan jika disimpan

dalam lemari es

Larutan Stock Phenol 45 (vv)

Phenol dilebur dalam water bath pada suhu 600C kemudian 45 ml (50g) phenol tersebut

diencerkan dengan methanol sampai volumenya 100 ml Larutan ini stabil selama 2 bulan

jika disimpan dalam lemari es

31

Larutan Buffer

Larutkan 50 g Na3PO312H2O dan 74 ml larutan NaOH 675 dalam 1 liter aquadest

Larutan Hipokhlorit

Campurkan 30 ml larutan NaOH 675M dan 30 ml larutan stock natrium Hipokhlorit

kemudian encerkan degnan aquadest sampai volumenya 100 ml Larutan ini hanya stabil

selama 1 hari

Larutan Phenol

Campurkan 20 ml larutan stock phenol 45 dan 1 ml larutan natrium Nitroprussid 20

kemudian encerkan dengan aquadest sampai volumenya 100 ml larutan ini stabil selama

4 jam

Larutan Stock Standar Ammonia

318 g NH4Cl atau 388 g (NH4)2SO4 dilarutkan dlam 1 liter aquadest Kemudian

tambahkan CHCl3 sebagai pangawet Larutan ini stabil selama 2 bulan

Larutan Standar Ammonia

10 ml larutan stock standar Ammonia diencerkan degnan larutan penyerap (H2SO4 01N)

sampai volumenya 1 liter (1 ml= 10 microg NH3)

Kalibrasi

- Siapkan 6 buah labu ukur 25 ml masukkan ke dalam masing-masing labu ukur

00 ml 02 ml 04 ml 06 ml 10 ml dan 15 ml larutan standar Ammonia

- Tambahkan 10 ml larutan penyerap ke dalam masing-masing labu ukur

- Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan phenol dan 25 ml larutan natrium

Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat 25 ml

dan biarkan selama 30 menit

Intensita warna biru yang terjadi diukur dengan kurva spektrofotometer pada apnjang

gelombang 630 nm Buat kurva kalibrasi antara Absorban degnan konsentrasi NH3

dan tentukan slopenya

Prosedur

- Susunan alat sampling

Filter----------- Midget ---------- Flow meter ------------Pompa

32

10 ml larutanpenyerap dalam midget impinger yang dirangkai dengan flow mwter

dan pompa vaccum Sampling dilakukan selama 1 jam dengan kecepatan aliran

udara 1-2 litermenit

Analisis

- Setelah sampling larutan penyerap dipundahkan secara kuantitatif dalam labu

ukur 25 ml Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan Phenol dan 25 ml

larutan Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat

25 ml dan biarkan selama 30 menit

- Intensitas warna biru yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang

gelombang 630 nm

Perhitungan

NH3 (microgm3)= (A x k) (V)

Keterangan

A absorbansi sample

k Slope (microgunit absorban)

V volume udara pada 250C dan 760 mmHg

Picture 2 Sususnan Peralatan Sampling

Needle Valve

To Air Pump

Flow meter

TRAP

IMPINGER

NEEDLE VALVE FLOW CONTROL

33

VII PENGUKURAN INTENSITAS SUARA

Prinsip

Tingkat kebisingan dapat ditentukan oleh dua factor yaitu intensitas suara yang

dinyatakan dalam dB dan durasi pemaparan kebisingan dinyatakan dalam jam atau

menit

Decibel (dB) merupakan pengukuran unit logaritma yang menyatakan suatu kuantitas

Fisik (power atau intensitas) yang dapat berdasarkan pada suatu reference level tertentu

Satu decibel = sepersepuluh satu bel (B)

Decibel pada umumnya digunakan untuk pengukuran kuantitas suara berdasarkan

reference 0 dB Reference level ditetapkan pada ldquo0rdquo berdasarkan intensitas suara standar

manusia Semakin besar intensitas (amplitude) suara rarr semakin keras suara

Intensitas Suara = decibels (dB)

dB = 10 log Intensitas suara

Intensitas suara standar

- 0 db = ketiadaan suara

- Ambang pendengara = 0 dB 1000 Hz

34

Tabel 1 Beberapa Contoh Intensitas Suara

Bunyi Intensitas Suara (dB)

Gemerisik daun 15

Bisikan 30

Percakapan normal 60

Vacuum cleaner 75

Teriakan 80

Suara motor 90

Suara tak nyaman 120

Suara menyakitkan telinga 140

Lalu lintas padat 100

Amplifier 120 ndash 140

Tabel 2 Pembatasan waktu dan tingkat kebisingan yang diterima

Waktu (Jamhari) Tingkat kebisingan

(dBA) Waktu (Jamhari)

Tingkat kebisingan

(dBA)

8 90 15 102

6 92 10 105

4 95 05 110

3 97 lt025 115

2 100

Contoh perhitungan

Once a statistically valid L10(h) has been obtained the Leq(h) can be

calculated as follows

Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 (2-1)

Where Leq(h) is the hourly A-weighted equivalent sound level

N is the number of sound level readings taken to obtain a statistically valid L10 ni is the number of sound level readings in the ith class

Li is the level of the ith sound level reading taken during the measurement period

Problem No 1 Compute the Leq(h) of the sound level readings shown in

figure 2

L10 = 49 +1-3dBA

L10 Criterion met after 50 samples

35

Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway

Traffic Noise

Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]

= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA

VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA

Prinsip

Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat

langsung dibaca

Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam

bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik

diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor

Alat

Luxmeter

Prosedur

Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi

36

Penentuan titik pengukuran

1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila

merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada

2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada

setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut

dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut

a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal

panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan

kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1

Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2

b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik

potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap

3 (tiga) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara

10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2

Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100

m2

37

c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang

dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan

luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3

Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2

Persyaratan pengukuran

1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan

2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan

Tata cara

1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor

2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran

untuk intensitas penerangan setempat atau umum

3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat

sehingga didapat nilai angka yang stabil

4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan

setempat dan untuk intensitas penerangan umum

5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan

6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent

Natrium Infrared

38

END

Page 5: PANDUAN PRAKTIKUM...Alat dan Bahan e. Prosedur (dibuat dalam bentuk poin, tidak tabel) f. Hasil / Data g. Perhitungan h. Pembahasan antara lain mencakup pembahasan mengapa prinsip

v

SETIAP PRAKTIKUM (sampel air)

Setiap contoh diberi keterangan (pada wadahnya) dan pada JURNAL

PRAKTIKUM

1048707Jenis air misalnya air tanah air limbah air sungai air laut

1048707Lokasi atau titik pengambilan contoh disebutkan lokasi yang pastijelas dimana

sampel diambil

1048707Parameter yang akan diperiksa

1048707Cuaca saat pengambilan sampel

1048707Tanggal dan waktu (jam) pengambilan sampel

1048707Nama yang mengambil sampel

vi

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

a Judul praktikum

b Landasan teori

mengapa parameter tersebut bisa menjadi indikator kualitas

lingkungan

teori-teori mengenai parameter yang diukur

sifat

sumber

konsentrasi di lingkungan dll serta

manfaat pengukuran parameter tersebut

c Metode dan Prinsip

d Alat dan Bahan

e Prosedur (dibuat dalam bentuk poin tidak tabel)

f Hasil Data

g Perhitungan

h Pembahasan antara lain mencakup

pembahasan mengapa prinsip atau metode tersebut yang digunakan

dalam pengukuran parameter tersebut

pembahasan mengenai kesesuaian prinsip pengukuran dengan

pengerjaan praktikum

pembahasan mengenai setiap langkah dalam pengukuran dan

alasantujuan dilakukannya langkah tersebut

pembahasan hasil pengukuran

ulasan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran sehingga

diperoleh akurasi pengukuran yang baik

dibahas pula kesalahan-kesalahan pegukuran yang terjadi selama

praktikum

hal-hal lain yang anda rasa perlu

i Kesimpulan dan Saran

Catatan

Kemiripan laporan antara 2 kelompok akan menerima sanksi berupa pengurangan

nilai sebesar 30 bagi kedua kelompok

Laporan dibuat dengan diketik dan dapat menggunakan kertas bekas

Laporan yang dikumpulkan adalah

1 Jurnal praktikum (SETIAP MAHASISWA)

2 Laporan Praktikum (SETIAP KEOPMPOK)

vii

1

I KOMPOSTING

Metode dibawah adalah salah satu contoh metode yang telah berhasil dilakukan untuk membuat kompos Pelaksanaan metode komposting yang akan dilakukan pada saat praktikum dapat disesuaikan dengan tempat praktikum (lab atau lapangan) Metode

Takakura Method

Prinsip

Kompos merupakan pencampuran bahan organik dengan mikroorganisme sebagai

aktivator Pengaturan suhu merupakan faktor penting dalam pengomposan Suhu ideal

selama proses pengomposan adalah 40 derajat-50 derajat C Tumpukan lahan yang terlalu

rendah akan berakibat cepatnya kehilangan panas Ini disebabkan tidak adanya cukup

material untuk menahan panas yang dilepaskan sehingga mikroorganisma tidak akan

berkembang secara wajar Sebaliknya bila timbunan terlalu tinggi akan terjadi kepadatan

bahan organic yang diakibatkan oleh berat bahan sehingga suhu menjadi sangat tinggi dan

tidak ada udara di dalam timbunan Untuk mempercepat terjadinya proses pengomposan

maka pH timbunan harus diusahakan tidak terlalu rendah Bahan mentah yang baik untuk

penguraian atau perombakan berkadar air 50 ndash 70 Kelembaban timbunan secara

menyeluruh diusahakan sekitar 40 ndash 60

Alat dan Bahan

Alat

keranjang sampah

golokpisaualat pemotong lain

sekopcetok

sarung tangan

jaring

karung beras

karung goni

pipa PVC

2

Bahan

sampah rumah tangga sebanyak 1 kg (sudah tercacah)

sekam padi sebanyak 2 kg

kompos jadi sebanyak frac14 Kg

serutan kayusapuan halaman sebanyak 2 kg

air secukupnya

gula merah yang dicairkan sebanyak 300 ml

Cara Kerja

1 komposting

Siapkan dan pilihlah keranjang yang berlubang dan lapisi dengan karung beras

Fungsi karung beras adalah (a) membatasi gangguan serangga (b) mengatur

kelembaban dan (c) berpori-pori sehingga dapat menyerap serta membuang udara

amp air

sampah rumah tangga dipilah terlebih dahulu

cacah sampah hingga berukuran 15 cm x15 cm

tambahkan serutan kayu dan kompos jadi hingga tercampur merata

masukkan bantalan sekam padi yang telah dibungkus dengan jaring-jaring ke

dalam keranjang sampah yang telah disiapkan sebagai alas dasar Fungsi bantal

sekam adalah (a) sebagai tempat mikrobakteri yang akan mempercepat

pembusukan sampah organik (b) karena berrongga besar maka bantal sekam

dapat segera menyerap air dan bau sampah dan (c) sifat sekam yang kering akan

memudahkan pengontrolan kelembaban sampah yang akan menjadi kompos

campurkan media kompos jadi ke dalam campuran sampah yang berfungsi sebagai

aktivatorragi bagi sampah baru

tambahkan gula merah sebagai nutrisi bagi mikroorganisme pengompos

masukkan campuran sampah lalu diperciki air hingga dapat dipastikan cukup

lembab Pengukuran kelembaban kompos dilakukan dengan menggenggam

kompos Jika keluar air dari sela-sela jari maka menandakan bahwa kompos

tersebut kelebihan air dan perlu adanya penambahan bahan kompos Jika pada saat

digenggam bahan kompos tersebut remah maka kadar air telah mencukupi

tekan perlahan jangan terlalu padat

3

tutup dengan bantalan sekam padi dan karung goni hingga rapat agar bau tidak

terlalu menyengat dan masuk hewanserangga yang dapat menggangu proses

pengomposan atau lalat tidak dapat bertelur dalam keranjang serta mencegah

metamorfosis (perubahan) dari belatung menjadi lalat karena lalat tidak dapat

keluar dan mati di dalam keranjang Pilih kain penutup yang serat atau berpori

besar

Tutup keranjang bagian atas sebagai pemberat agar tidak diganggu oleh predator

(kucinganjing) Pilih tutup yang berlubang agar udara dapat keluar masuk

kompos akan matang kurang lebih setelah 30 hari pengomposan

selama proses pengomposan dilakukan pemantauan suhu setiap 7 hari sekali dan

lakukan pembalikan rutin setiap 3 hari sekali dengan cara mengaduk kompos

Setelah 30 pengomposan uji kematangan kompos tersebut dengan menanam biji

tanaman Jika biji tersebut tumbuh maka kompos yang dihasilkan dapat digunakan

sebagai pupuk

II ANALISA MIKROORGANISME

Metode

Most Probable Number (MPN)

Prinsip

Mikroorganisme di dalam sample air ditumbuhkan dalam media Lactose Broth (LB) dan

Brilliant Green Lactose Bill Broth dengan konsentrasi berbeda Pertumbuhan

mikroorganisme dilihat dari gas yang tertangkap pada tabung Durham Konsentrasi

mikroorganisme kemudian diperkirakan dengan table MPN

Alat dan Bahan

a 19 buah tabung reaksi

b 19 buah tabung Durham

c Inkubator

d Pipet

e Jarum Ose

f Lampu Spritus

g Sample air

h Lactosa Broth (LB)

i Brilliant Green Lactosse Bill Broth (BGLB)

j Kapas

Prosedur

Presumptive Test

4

1 Masukkan LB double (26 gr LB yang dilarutkan dalam 1 ltr aquadest) ke dalam

tabung no 1 ndash 5 Masukkan LB single (13 gr LB yang dilarutkan dalam 1 ltr

aquadest) ke dalam tabung no 6 dan 7 Masing-masing sebanyak 10 ml dan tutup

dengan kapas

2 Masukkan tabung Durham dalam posisi terbalik ke dalam setiap tabung berisi LB

3 Panaskan pipet dengan lampu spritus kemudian ambil 10 ml sample air masukkan

ke dalam tabung no 1 Pastikan selalu bekerja dekat dengan lampu spritus untuk

mencegah kontaminasi Lakukan hal yang sama sampai tabung no 5

4 Masukkan 1 ml sample air ke dalam tabung no 6 dan 01 ml sample air ke dalam

tabung no 7

5 Inkubasi semua tabung yang bersisi sample pada suhu 37 selama 2 x 24 jam

6 Hasil positif ditunjukkan dengan tertagkapnya gas dalam tabung Durham

7 Konsentrasi bakteri coliform kemudian ditentukan dengan mencocokkan pada

table MPN

Confirmative Test

1 Siapkan 2 buah tabung reaksi berisi BGLB dan tabung Durham untuk setiap

tabung dari presumptive test yang positif Masing-masing diberi label 44C dan

37C

2 Panaskan jarum ose dengan lampu spritus kemudian pindahkan koloni dari satu

tabung positif ke dalam 2 buah tabung berisi BGLB Kocok agar homogen

Lakukan selanjutnya untuk tabung positif lainnya

3 Inkubasi sesuai dengan suhu pada label selama 2 x 24 jam

4 Hasil positif pada tabung yang dikinkubasi pada 37C menunjukkan adanya

coliform sedangkan hasil positif pada inkubasi 44C menunjukkan adanya fecal

coli

5

III PENGUJIAN PARAMETER FISIKA

WARNA

BAU

RASA

TEMPERATUR

BERAT JENIS

KEKERUHAN

KECERAHAN

KEDALAMAN

KECEPATAN ARUS

DEBIT AIR

JUMLAH PADATAN

PASANG SURUT (PASUT)

DAYA HANTAR LISTRIK 1 WARNA

Warna perairan dapat dipakai (tidak selamanya) sebagai parameter apakah suatu

perairan sudah tercemar atau belum Air selokan dapat berubah dari bening menjadi

kelabu karena adanya proses dekomposisi Warna perairan dapat pula dipengaruhi

oleh biota yang ada didalamnya misalnya algae plankton dan tumbuhan air Air

sungai pada umumnya berwarna bening sampai kecoklatan hal ini karena

dipengaruhi oleh adanya pencucian badan sungai itu sendiri dan kadungan suspensi

didalamnya

Metode Pengamatan Organoleptik

2 BAU

Bau suatu perairan dapat disebabkan oleh adanya dekomposisi zat-zat organik

pada suatu perairan yang dapat menimbulkan gas-gas Gas yang keluar dari hasil

dekomposisi bukan saja menimbulkan bau yang kurang sedap tetapi adakalanya

6

dapat mematikan biota yang ada di dalamnya contohnya adanya kasus ikan=ikan

yang mati atau mabuk pada waduk Cirata Jawa Barat

Metode Pengamatan Organoleptik 3 RASA

Parameter ini erat hubungannya dengan pengujian parameter warna dan bau

sehingga seringkali pada pelaksanaannya digabungkan Rasa suatu perairan dalam

kondisi bair berasa hambar bila suatu periran sudah berwarna kurang baik ataudan

bau yang kurang sedap secara otomatis akan mempunyai rasa yang kurang enak

Metode Pengamatan Organoleptik

4 TEMPERATUR

Suhu merupakan parameter yang penting karena erat hubungannya dengan

ldquoAquatic liferdquo atau kehidupan di dalam air dan sangat mempengaruhi pertumbuhan

organisme baik secara langsung maupun tidak langsung Aktivitas biologi dapat

menaikkan suhu perairan sampai 60o C suh air buangan kebanyakan lebih tinggi

daripada suhu badan air Hal ini erat hubungannya dengan proses biodegradasi

Pengamatan suhu dimaksudkan untuk mengetahui kondisi perairan dan interaksi

antara suhu dengan aspek kesehatan habitat dan biota air lainnya Tetapi hal ini tidak

mutlak karena dengan perubahan suhu yang kecil sudah dapat mempengaruhi kondisi

biota contohnya terumbu karang Bila suhu perairan semakin tinggi maka kadar O2

yang terlarut akan semakin rendah demikian pula sebaliknya

Alat termometer

Cara Kerja

ƒ Dicatat suhu udara sekitar

ƒ Untuk air permukaan Termometer dicelupkankan ke dalam perairan ditunggu

beberapa menit Diangkat dan dicatat suhunya

ƒ Untuk air di bawah Sampel diambil dalam botol kemudian termometer

dicelupkan ke dalam air tersebut ditunggu beberapa menit Diangkat dan dicatat

suhunya

7

5 BERAT JENIS (BJ)

Merupakan parameter fisika yang digunakan untuk mengetahui kadar zat

organik dan anorganik Semakin besar BJ semakin banyak zat terlarut BJ diukur

dengan menggunakan urinometer karena suhu yang berubah-ubah maka dipakai

faktor koreksi

Alat dan Bahan

ƒ Urinometer

ƒ Gelas ukur 100 mL

ƒ Termometer

ƒ Sampel air

Cara Kerja

ƒ Diukur dan dicatat suhu saat itu (peneraan)

ƒ Ke dalam gelas ukur diisikan air sampel sebanyak 100 mL

ƒ Kemudian urinometer dimasukkan ke dalam air tadi dengan cara diputar

ƒ Diamati dan dicatat tinggi miniskus air pada urinometer yang merupakan nilai

BJ sampel Diusahakan agar urinometer tidak menempel pada dinding gelas

ukur

Perhitungan

n = tk ndash tp x 0001 3

BJ sesungguhnya = A + n

Ket tk = suhu kamar

tp = suhu peneraan

A = BJ pada saat itu

n = Faktor koreksi

6 KEKERUHAN

Kekeruhan dapat mempengaruhi masuknya sinar matahari ke dalam air Sinar

matahari sangat diperlukan oleh organisme yang berada didalam perairan untuk

proses metabolisme Bila suatu perairan keruh maka sinar matahari yang masuk

akan sedikit karena terpencar-pencar oleh adanya partikel yang terlarut dan bila air

tidak keruh maka sinar matahari yang masuk akan banyak Kekeruhan dapat dipakai

sebagai indikasi kualitas suatu perairan Air alami dan air buangan yang

mengandung koloid dapat memudarkan sinar sehingga mengurangi transmisi sinar

Kekeruhan dapat mengurangi proses fotosintesis tanaman dalam air Misalnya

8

vegetasi perairan berakar dan ganggang mengurangi pertumbuhan tanaman dan

mengurangi produktifitas ikan

Kekeruhan dapat disebabkan oleh tanah liat dan lempung buangan industri dan

mikroorganisme Upaya untuk mengurangi kekeruhan ini antara lain dengan

penyaringan dan koagulasi Tujuan dari pemeriksaan parameter ini adalah untuk

mengetahui derajat kekeruhan air yang disebabkan oleh adanya partikel-partikel

yang tersebar merata dan dapat menghambat jalannya sinar matahari yang melalui

air tersebut

Alat

ƒ Turbidimeter

ƒ Gelas piala (Beaker Glass) 500 mL

Cara Kerja

ƒ Dengan menggunakan alat turbidimeter

Perhitungan

Hasil pemeriksaan x NTU x Pengenceran = helliphellip NTU

Kekeruhan larutan standart 7 KECERAHAN

Alat Secchi disc

Cara Kerja

ƒ Secchi disc diturunkan ke dalam perairan hingga batas tidak terlihat dan dicatat

tinggi permukaan air pada tambang secchi disc (A cm)

ƒ Kemudian secchi disc diangkat perlahan hingga kelihatan dan dicatat kembali

tinggi permukaan air pada tambang secchi disc (B cm)

Perhitungan

A + B = helliphellip cm 2

8 KEDALAMAN

Kedalaman sangat mempengaruhi kecepatan arus debit air dan kecerahan

Semakin dalam sungai maka kemungkinan cahaya yang masuk akan semakin

berkurang

9

Alat

ƒ Bandul logam yang diikat tali (diberi tanda seperti meteran)di salah satu

ujungnya

Cara Kerja

ƒ Bandul dicelupkan ke dalam perairan hingga ke dasar lalu diamati dan dicatat

tinggi permukaan air pada tali (hellip cm)

ƒ Diulangi pengukuran beberapa kali dan dihitung rata-rata kedalamannya

9 KECEPATAN ARUS

Pergerakan air atau arus air diperlukan untuk ketersediaannya makanan bagi jasad

renik dan oksigen Selain itu untuk menghindari karang dari proses pengendapan

Adanya adukan air yang disebabkan oleh adanya pergerakan air akan menghasilkan

oksigen di dalam perairan tersebut Pada umumnya bila suatu perairan mempunyai

arus yang cukup deras maka kadar oksigen yang terlarut juga akan semakin tinggi

Alat

ƒ Current meter atau benda yang terapung (bola pingpong)

ƒ Roll meter

ƒ Stop watch

ƒ Tali rafia

ƒ Ranting kayu

Cara Kerja

ƒ Setiap 100 meter perairan tersebut diberi tanda dengan ranting kayu searah aliran

air

ƒ Bola pingpong yang telah diikat dengan tali rafia diletakkan diatas permukaan air

berbarengan dengan dijalankannya stop watch

ƒ Kecepatan gerakan bola tiap 100 meter dicatat

ƒ Percobaan diulangi hingga beberapa kali dan dirata-rata

Perhitungan

Jarak yang ditempuh = helliphelliphellip ms Waktu yang diperlukan

10 DEBIT AIR

Debit air adalah volume aliran air per satuan waktu Debit air dipengaruhi oleh

luas penampang perairan dan kecepatan arus

14

Alat

ƒ Roll meter

ƒ Bandul logam

ƒ Bola pingpong

Cara Kerja

ƒ Diukur lebar dan panjang perairan lebar dan panjang perairan tersebut dibagi

rata untuk beberapa titik

ƒ Kemudian pada tiap titik diukur kedalamannya dengan bandul logam untuk

kemudian dibuat gambar penampang perairan dan diukur luas perairan tersebut

(A m2)

ƒ Dihitung juga kecepatan arus air dengan mengunakan bola pingpong

Perhitungan Q = A x V

A = luas penampang (luas x dalam)

V = kecepatan arus

11 JUMLAH PADATAN

Alat dan Bahan

ƒ Timbangan

ƒ Cawan porselin

ƒ Kertas saring

ƒ Oven

ƒ Desikator

ƒ 500 mL sampel air

ƒ Gelas piala gelas ukur dan corong

A Jumlah Padatan Tersuspensi (TOSS)

Untuk mengetahui berat atau jumlah zat-zat yang tersuspensi di dalam 1000 mL

air sampel yaitu dengan cara menimbang berat zat-zat tersuspensi dalam air

yang tertinggal pada kertas saring

Cara Kerja

ƒ Ditimbang dan dicatat berat kertas saring bersih yang akan dipakai (A gram)

15

ƒ Kemudian 500 mL sampel air disaring dan sisihkan air yang telah disaring di

dalam gelas piala

ƒ Kertas saring yang telah dipakai tadi dikeringkan dengan didiamkan pada suhu

kamar

ƒ Setelah kering kertas saring beserta padatannya ditimbang (B gram) dan

dihitung padatan tersuspensi air sampel tersebut

Perhitungan

1000 x (B ndash A) = helliphelliphelliphellip gramLiter

50

B Padatan Terlarut (TDS)

Cara Kerja

ƒ Ditimbang dan dicatat berat cawan porselin bersih yang akan digunakan (A

gram)

ƒ Air sampel yang telah disaring (disisihkan) tadi dimasukkan ke dalam cawan

porselin yang telah ditimbang

ƒ Kemudian cawan berisi air sampel dimasukkan ke dalam oven untuk beberapa

saat sampai menguap atau mengering

ƒ Setelah kering cawan porselin beserta padatannya ditimbang kembali (B gram)

dan dihitung padatan terlarut air sampel tersebut

Perhitungan

Kedua hasil perhitungan diatas dicocokan atau dibandingkan dengan standart yang

ada

12 PASANG SURUT (PASUT)

Pasut adalah gerakan naik turunnya permukaan air laut secara berirama yang

disebabkan oleh gaya gravitasi benda-benda langit terutama bulan dan matahari

Massa air yang naik akibat gaya gravitasi tadi akan merambat dari samudra atau

16

laut perairan dalam Faktor yang dapat mempengaruhi pasut adalah posisi bulan

dan matahari terhadap bumi morfologi setempat dan kedalaman Berdasarkan

posisi kedukuan bulan matahari dan bumi maka pasut dapat dibedakan

a Pasut Purnama

Apabila bulan dan matahari berada kira-kira pada satu garis lurus dengan bumi

seperti pada saat bulan muda atau bulan purnamamaka daya tarik keduanya

saling memperkuat

b Pasut Perbani

Apabila bulan dan matahari membentuk sudut siku-siku terhadap bumi maka

gaya tarik keduanya akan saling meniadakan

Berdasarkan gerakan air laut di Indonesia maka dapat dibedakan

a Pasang surut berharian tunggal (Diurnal Tide)

Terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dalam sehari

b Pasang surut berharian ganda (Semi Diurnal Tide)

Terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari dan masing-masing sama

atau hampir sama tingginya setiap hari

c Dua jenis campuran

ƒ Campuran condong ke harian ganda

ƒ Campuran condong ke harian tunggal dengan berbeda tinggi Pada prinsipnya parameter ini untuk mengukur tinggi rendahnya air laut per satuan

waktu dengan menggunakan papan palem

Alat Papan palem diberi tandaukuran seperti meteran

Tali

Teropong Binokuler

Senter

Cara Kerja

ƒ Papan palem dipasang pada sebuah batu karang

ƒ Diperhatikan tinggi rendah permukaan air untuk setiap satu jam sekali dan dicatat

angka tinggi air pada papan palem

ƒ Pengamatan dilakukan sehari semalam untuk kemudian dibuat grafik pasang

surutnya

17

13 DAYA HANTAR LISTRIK (DHL)

DHL dipengaruhi oleh adanya larutan zat-zat yang terkandung di dalam air

DHL ini sangat dipengaruhi oleh kadar salinitas suatu perairan DHL dinyatakan

sebagai umhoscm adalah konduktan dari suatu konduktor dengan panjang 1 cm

dan mempunyai penampang 1 cm

Alat dan Bahan

ƒ Konduktometer

ƒ Termometer

ƒ Air sukingaquadestilata

ƒ Larutan baku KCl 001 M

Cara Kerja

ƒ Kalibrasikan elektroda konduktometer

Elektroda dibilas dengan larutan KCl 001 M sebanyak 3 kali Ukur DHL larutan

KCl 001 M dan atur alat sehingga menunjukkan angka 1413 umhoscm

ƒ Penetapan DHL contoh

Bilas elektroda dengan larutan contoh sebanyak 3 kali Ukur DHL contoh

dengan membaca skala atau digit alat Apabila DHL contoh lebih besar dari

1413 umhoscm Ulangi pekerjaan diatas dengan menggunakan larutan KCl 01

M atau 05 M

Perhitungan

DHL dalam umhoscm dapat langsung dibaca pada alat konduktometer

18

IV PENGUJIAN PARAMETER KIMIA

a pH

Alat pH Universal

Cara Kerja

1 Diambil sampel air

2 Dicelupkan pH universal kedalamnya

3 Warna yang terjadi dibandingkan pada standard warna

b DO (Dissolved Oxygen)

Alat

1 Botol Winkler

2 Pipet tetes

3 Perangkat titrasi

4 Pipet volume

Bahan

1 Iodida alkali (perekasi Winkler)

2 H2SO4 pekat

3 Larutan Mangan sulfat MnSO4 48

4 Natrium tiosulfat 0025 N

5 Indikator amylum 1

Cara Kerja

1 Ditambahkan kedalamnya 1 mL MnSO4 dan 1 mL reagen Winkler lalu dikocok

dan ditunggu hingga terbentuk endapan

2 Ditambahkan 2 mL H2SO4 pekat dikocok hingga endapan larut

3 Diambil 500 mL sampel tersebut dititrasi dengan larutan Natrium tiosulfat

0025 N sampai berwarna kuning muda pucat

4 Ditambahkan inikator amilum (biru)

5 Dititrasi kembali dengan larutan Natrium tiosulfat dari biru sampai menjadi

bening

6 Dicatat berapa mL Natrium tiosulfat yang dipakai

Perhitungan

19

8000 x mL Na2S2O3 X N Na2S2O3

Kadar O2 (mgL) = mL sampel

c CO2 BEBAS

Alat

1 Tabung reaksi

2 Labu erlenmeyer

Bahan

1 Indikator Phenol ptalein

2 Natrium bikarbonat

Cara Kerja

1 Masukkan 50 mL sampel air ke dalam labu erlenmeyer

2 Tambahkan 3-5 mL indikator PP

3 Titrasi Ntrium bikarbonat standart tetes demi tetes sampai berwarna merah

muda

4 Catat mL Natrium bikarbonat standar yang terpakai

Perhitungan

Kadar CO2 = 1000 X mL Na-bikarbonat X Na-bikarbonat X BA Na-bikarbonat

50

d BOD (Biochemical Oxygen Demand)

Alat

1 Botol Winkler

2 Pipet tetes

3 Pipet volumetri

4 Erlenmeyer

5 Buret dan statif

20

Bahan Lihat bahan pemeriksaan O2 (DO)

Cara kerja

1 Saring 100 mL sampel air dari lumpur

2 Diambil 75 mL sampel air yang telah disaring diencerkan dengan aquadest

100X dan dimasukkan kedalam 2 botol Winkler

3 Disimpan dalam keadaan gelap (dibungkus dengan kertas karbon atau plastik

hitam) dan ditempat yang gelap Dicata suhu air dan jam penyimpanan Dihitung

kadar O2 nya setelah 5 hari kemudian

4 Terhadap sampel juga dihitung kadar O2 sesaat

5 Dicatat kadarrnya

Perhitungan

Kadar BOD (mgL) = (DO sesaat ndash DO5) X pengenceran

e COD (Chemical Oxygen Demand)

Alat f TOM (Total Organic Mater)

Alat

1 Perangkat titrasi

2 Termometer

3 Erlenmeyer

4 Hot plate

5 Pipet volume

6 Pipet Mohr

Bahan

1 H2SO4 6 N

21

2 KMnO4 001 N

3 H2C2O4 001 N

Cara kerja

1 Dipipet 25 mL sampel air dimasukkan kedalam erlenmeyer

2 2 Tambahkan 05 mL H2SO4 beberapa teter KMnO4 001 N sampai berwarba

merah muda sedikit agar semua senyawa organik yang tingkatnya rendah

dioksidasi menjadi tingkat tinggi

3 Pipet 10 mL larutan KMnO4 001 N kedalamnya Warna larutan akan berwarna

merah

4 Dididihkan larutan tersebut catat jamnya Warna larutan akan lebih muda

biarkan mendidih selama 10 menit lalu diangkat

5 Turunkan suhu 80oC ditambahkan 10 mL asam oksalat 001 N dengan pipet

khusus Larutan akan menjadi bening pada oksalat berlebih

6 Dalam suhu 70-80oC titasi larutan dengan KMnO4 001 N sampai berwarna

pink

Perhitungan (10 + a) b ndash (10 x c) 316 x 1000

dimana a = titrasi KMnO4

b = N KMnO4

c = NH2C2O4 01 N

d = sampel air (mL)

g KESADAHAN TOTAL

Alat

1 Pipet volume 100 mL

2 Erlenmeyer

3 Buret

Bahan

1 Larutan EDTA

22

2 Larutan Buffer pH 10

3 Indikator EBT

Cara kerja

1 Dipipet 10 mL air dimasukkan kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan indikator EBT hingga larutan menjadi merah muda

3 Tambahkan larutan buffer pH 10 sebanyak 1-15 mL

4 Dititrasi dengan larutan EDTA hingga menjadi biru muda

5 Catat volume EDTA yang dipakai

Perhitungan

mgL CaCO3 mL EDTA X faktor EBT X 10

mL sampel

h SALINITAS

Alat

1 Erlenmeyer

2 Pipet volume

3 Pipet tetes

4 Buret dan statif

Bahan

1 Indikator K2CrO4

2 AgNo3 01 N

Cara kerja

1 Ambil 30 mL sampel air laut lalu diencerkan 10-50 kali

2 Tambahkan K2CrO4

3 Titrasi dengan AgNO3 sampai merah bata

Perhitungan

mL AgNO3 sebenarnya X N AgNO3 X 355 X 1000 X 181

mL sampel X 1000

23

i KESADAHAN Ca

Alat

1 Pipet volume 100 mL

2 Erlenmeyer

3 Buret

Bahan

1 Larutan EDTA 001 N

2 Indikator Maurexide

3 Larutan NaOH 1 N

Cara kerja

1 Dipipet 100 mL sampel dimasukkan dalam erlenmeyer

2 Ditambahakan 1 mL NaOH

3 Ditambahkam indikator Maurexide 01 g dan aduk sampai warnanya merah bata

4 Dititrasi dengan larutan EDTA sampai terbentuk warna ungu

5 Catat volume EDTA yang terpakai

Perhitungan

Mg L Ca = mg EDTA x faktor EDTA x 10000

mL sampel

j KESADAHAN Mg

Perhitungan

mgL Mg = (kesadahan total ndash kesadahan Ca) x 024

24

k DAYA MENGGABUNG ASAM

Alat

1 Pipet volumetri

2 Botol Winkler

3 Erlenmeyer

4 Buret

Bahan

1 Indikator MO

2 HCl 01 N

Cara kerja

1 Ambil sampel air dalam botol Winkler

2 Masukkan 50 mL sampel tersebut kedalam erlenmeyer dengan menggunakan

pipet volumetri

3 Tambahakan indikator MO sebanyak 3 tetes tittrasi dengan HCl 01 N sampai

berwarna jingga

4 Catat mL HCl yang terpakai

Perhitungan DMA = 1000 X mL HCl X N HCl

5

l ASIDITAS

Alat

1 Erlenmeyer

25

2 Buret

3 Pipet volume 100 mL

Bahan

1 Indikator PP

2 NaOH 002 N

Cara kerja

1 Ambil sampel air sebanyak 100 mL masukkan kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan 3 tetes indikator PP

3 Titrasi dengan larutan NaOH sampai warna merah pucat

4 Catat mL NaOH yang dipakai

Perhitungan

Total Keasaman mgL CaCO3 = mL NaOH X N NaOH X 50 X 1000

m ALKALINITAS

Alat

1 Tabung plastik

2 Erlenmeyer

3 Pipet

Bahan

1 Indikator PP pH 45

2 Brom Cressol Red pH 83

3 Sulfuric Acid

Cara kerja

1 Masukkan sampel kedalam botol plastik lalu dituang kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan 1 tetes indikator PP jika tidak berwarna PP = 0 ( langsung ke no 4)

3 Jika berwarna pink tembahkan sulfuric acid tetes demi tetes sampai warna hilang

(hitung jumlah tetes yang digunakan)

26

4 Tambahkan beberapa tetes Brom cressol Red lalau titrasi dengan asam sulfat

sampai berubah warna dari biru kehijauan menjadi pink

5 Catat jumlah tetes asam sulfat yang digunakan

Perhitungan

1 tetes asam sulfat = 1 ppm

1 ppm = banyaknya tetes X 171

V HIGH VOLUME SAMPLING

Prinsip pengukuran

Udara dihisap melalui filter fiberglass dengan kecepata aliran udara 113-170 m3mnt

atau 30-60 cuft Partikel tersuspensi dengan diameter lt100 mikron (diameter

aerodinamik) akan terhisap dan tertahan di permukaan filter Metode ini digunakan untuk

mengukur konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient dengan satuan microgm3 dengan

cara menimbang berat partiklat yang tertahan di permukaan filter dan degnan menghitung

volume udara yang terhisap Metode ini munkgin dilengkapi dengan pengatur kecepatan

aliran udara untuk memastikan laju aliran udara konstan Sampel yang terkumpul dapat

digunakan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif senyawa-senyawa yang berada

dalam bentuk partikel Senyawa yang dapat dianalisis antara alain senyawa organic

(PAN) nitrat sulfat logam-logam berat ion ammonium dan ion fluorida

Sensitivitas

Sampling yang dilakukan selama 24 jam dengan kecepatan aliran udara 170 m3mnt (60

cuftmnt) akan mampu mengukur partikulat dengan konsentrasi yang rendah (1 microgm3)

Jika konsentrasi di udara ambient cukup tinggi maka sampling dapat dilakukan selama 6-

8 jam Waktu sampling yang direkomendasikan adalah 24 jam

Gangugan-ganguan

Partikulat yang berminyak seperti photochemical smog atau asap pembakaran kayu yang

dapat menutupi filter sehingga aliran udara akan menurun hal lain adalah partikel yang

mengandung senyawa higroskopis atau partikel dengan kelembaban tinggi yang akan

memberikan akibat yang sama

27

Presisi dari akurasi

Konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient sebesar 112 microgm3 akan memberikan

standar deviasi relative sebesar 9 (10 microgm3) sedangkan untuk konsentrasi 39 microgm3

standar deviasi relative akan sebesar 15 (6 microgm3) Akurasi sangat dipengaruhi oleh

perubahan kecepatan aliran udara selama sampling berlangsung Karenanya alat pengukur

aliran udara pada dasarnya diperlukan dalam metode ini

Peralatan

- Peralatan sampling Face plate (plat bag Depan) dan gasket Adapter filter dan

Motor Pompa Vakum

- Ketiga alat tersebut dilindungi dengan shelter (gambar 1)

- Hi-Vol Sampler harus mampu menghisap udara melalui filter fiberglass berukuran

203x254 cm dengan kecepatan aliran udara minimum 113 microgm3 (30 cfm) dan

mampu beroperasi selama 24 jam

- Unit Kalibrasi unit kalibrasi orifice yang terdiri dari pipa logam berukuran

diameter dalam (ID) 762 cm (3rdquo) dan panjang 159 cm (625rdquo)

- Neraca Analitik dengan ketelitian 01 mg

- Designator untk mengkondisikan filter sebelum dan setelah sampling dilakukan

Pereaksi (Reagent)

Filter yang secara baku digunakan adalah filter fiberglass dengan sfisiensi 99 untuk

diameter partikel 03 microm Tidak direkomendasikan pengunaan kertas filter biasa yang

umum dipakai di laboratorium

Prosedur

Sampling

Filter fiber yang digunakan harus dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan sikat

kecil Filter dikondisikan selama 24 jam kemudian ditimbang dengan neraca analitik

(pemberian nomor pada filter dilakukan sebelum penimbangan) Sebelum sampling

dilakukan filter tidak boleh digulungdilipat Untuk pengamanan selama perjalanan filter

dapat disimpan di dalam kantong plastic Setelah filter dipasang dengan rapi di antara

face plate dan gasket sampler dihidupkan dan setelah berjalan 5 menit catat kecepatan

aliran udara Biarkan sampling berlangsung 6 8 atau 24 jam Sebelum sampling berakhir

catat kembali kecepatan aliran udara Setelah sampling berakhir face plate dibuka dan

28

filter fiber dilipat sedemikian rupa sehingga bagian yang mengandung partikel tersuspensi

saling berhadapan

Analisis

Sebelum ditimbang filter hendaknya dikondisikan kembali di dalm desikator selama 24

jam

Kalibrasi Hi-Vol Sampler

Sebelum digunakan Hi-Vol Sampler harus dikalibrasi dahulu dengan menggunakan

- Metode Rotameter

- Metode Draft Gauge atau kalibrasi Orifice

Perhitungan

Konversi kecepatan aliran udara dari cuft menjadi m3mnt

Volume udara yang dihisap

V= frac12 x [(Q1+Q2) x T]

Keterangan

V volume udara yang terhisap (m3)

Q1 kecepatan aliran udara awal (m3mnt)

Q2 kecepatan aliran udara akhir (m3mnt)

T waktu sampling (mnt)

Hitung konsentrasi partikel yang tersuspensi

SP= (Ws-W0) x 106 x 1v

Keterangan

SP konsentrasi partikel tersuspensi (microgm3)

Ws berat filter fiberglass setelah sampling (g)

W0 berat filter fiberglass sebelum sampling (g)

106 konversi dari g menjadi microg

29

Gambar 1

Picture 1 High Volume Sampler

VI Gas Ammonia (NH3)

Metode Indophenol

Prinsip

Amonia (NH3) di udara ambient diserap oleh larutan H2SO4 membentuk Ammonium

Sulfat Amonium Sulfat yang terbentuk direaksikan dengan phenol dan antrium

hipokhlorit yang dalam suasana basa akan memberntuk Indophenol yang berwarna biru

Warna biru yang terjadi dianalisis secara colorimetri Reaksi dipercepat dengan

penalbahan Natrium Nitroprussid

Sensitivitas

Sampling degnan kecepatan aliran udara 1-2 liter konsentrasi yang dapat di ukur 20-700

microgm3 (0025-1 ppm) dengan waktu sampling 1 jam Batas pengukuran terkecil adalah

002 microgml penyerap

Sampler Motor

Flow Recorder (Optional)

Filter Adaptor

Flow Meter

30

Ganguan-ganguan

Ammonia yang terdapat dalam partikulat dapat terukur jika tidakdigunakan filter selama

sampling berlangsung

Adanya FE3+ Cr3+ dan ion mangan degnan konsentrasi sebesar mg akan memberikan

ganguan positif Sedangakan ion Cu akan menghambat reksi pembentukan warna Untuk

mengurangi ganguan tersebut dapat ditambahkan EDTA

Nitrit dan Sulfit dengan konsentrasi 100x konsentrasi NH3 akan memberikan ganguan

Formaldehida akan memberikan ganguan negative sebesar 10-15

Ganguan yang dapat disebabkan oleh partikulat dapat dicegah degnan menggunakan filter

selama sampling berlangsung

Peralatan

Pompa Vacuum

Flow meter

Absorber dapat digunakan fritted bubbler midget impinger atau gas scrubber

Spektrofotometer

Peralatan gelas

Pereaksi

Larutan Penyerap H2SO4 01N

Encerkan 23 ml H2SO4 pekat (18M) dengan aquadest sampai volume 1 liter

Larutan Natrium Nitroprussid

20 g Natrium Nitroprussid dilarutkan dalam 100 ml aquadest Larutan ini stabil selama 2

bulan jika disimpan dalam lemari es

Larutan NaOH 675M

Larutkan 270 g NaOH dalam 1 liter aquadest kemudian didihkan sampai volumenya 600

ml untuk menghilangkan ammonia Tambah aquadest sampai volumenya 1 liter Simpan

larutan ini dalam botol plastik

Larutan Stock natrium Hipokhlorit

Buat larutan Natrium Hipokhlorit 37 (01N) dengan cara mengencerkan Natrium

Hipokhlorit 5-6 dengan aquadest Larutan ini stabil selama 2 bulan jika disimpan

dalam lemari es

Larutan Stock Phenol 45 (vv)

Phenol dilebur dalam water bath pada suhu 600C kemudian 45 ml (50g) phenol tersebut

diencerkan dengan methanol sampai volumenya 100 ml Larutan ini stabil selama 2 bulan

jika disimpan dalam lemari es

31

Larutan Buffer

Larutkan 50 g Na3PO312H2O dan 74 ml larutan NaOH 675 dalam 1 liter aquadest

Larutan Hipokhlorit

Campurkan 30 ml larutan NaOH 675M dan 30 ml larutan stock natrium Hipokhlorit

kemudian encerkan degnan aquadest sampai volumenya 100 ml Larutan ini hanya stabil

selama 1 hari

Larutan Phenol

Campurkan 20 ml larutan stock phenol 45 dan 1 ml larutan natrium Nitroprussid 20

kemudian encerkan dengan aquadest sampai volumenya 100 ml larutan ini stabil selama

4 jam

Larutan Stock Standar Ammonia

318 g NH4Cl atau 388 g (NH4)2SO4 dilarutkan dlam 1 liter aquadest Kemudian

tambahkan CHCl3 sebagai pangawet Larutan ini stabil selama 2 bulan

Larutan Standar Ammonia

10 ml larutan stock standar Ammonia diencerkan degnan larutan penyerap (H2SO4 01N)

sampai volumenya 1 liter (1 ml= 10 microg NH3)

Kalibrasi

- Siapkan 6 buah labu ukur 25 ml masukkan ke dalam masing-masing labu ukur

00 ml 02 ml 04 ml 06 ml 10 ml dan 15 ml larutan standar Ammonia

- Tambahkan 10 ml larutan penyerap ke dalam masing-masing labu ukur

- Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan phenol dan 25 ml larutan natrium

Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat 25 ml

dan biarkan selama 30 menit

Intensita warna biru yang terjadi diukur dengan kurva spektrofotometer pada apnjang

gelombang 630 nm Buat kurva kalibrasi antara Absorban degnan konsentrasi NH3

dan tentukan slopenya

Prosedur

- Susunan alat sampling

Filter----------- Midget ---------- Flow meter ------------Pompa

32

10 ml larutanpenyerap dalam midget impinger yang dirangkai dengan flow mwter

dan pompa vaccum Sampling dilakukan selama 1 jam dengan kecepatan aliran

udara 1-2 litermenit

Analisis

- Setelah sampling larutan penyerap dipundahkan secara kuantitatif dalam labu

ukur 25 ml Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan Phenol dan 25 ml

larutan Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat

25 ml dan biarkan selama 30 menit

- Intensitas warna biru yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang

gelombang 630 nm

Perhitungan

NH3 (microgm3)= (A x k) (V)

Keterangan

A absorbansi sample

k Slope (microgunit absorban)

V volume udara pada 250C dan 760 mmHg

Picture 2 Sususnan Peralatan Sampling

Needle Valve

To Air Pump

Flow meter

TRAP

IMPINGER

NEEDLE VALVE FLOW CONTROL

33

VII PENGUKURAN INTENSITAS SUARA

Prinsip

Tingkat kebisingan dapat ditentukan oleh dua factor yaitu intensitas suara yang

dinyatakan dalam dB dan durasi pemaparan kebisingan dinyatakan dalam jam atau

menit

Decibel (dB) merupakan pengukuran unit logaritma yang menyatakan suatu kuantitas

Fisik (power atau intensitas) yang dapat berdasarkan pada suatu reference level tertentu

Satu decibel = sepersepuluh satu bel (B)

Decibel pada umumnya digunakan untuk pengukuran kuantitas suara berdasarkan

reference 0 dB Reference level ditetapkan pada ldquo0rdquo berdasarkan intensitas suara standar

manusia Semakin besar intensitas (amplitude) suara rarr semakin keras suara

Intensitas Suara = decibels (dB)

dB = 10 log Intensitas suara

Intensitas suara standar

- 0 db = ketiadaan suara

- Ambang pendengara = 0 dB 1000 Hz

34

Tabel 1 Beberapa Contoh Intensitas Suara

Bunyi Intensitas Suara (dB)

Gemerisik daun 15

Bisikan 30

Percakapan normal 60

Vacuum cleaner 75

Teriakan 80

Suara motor 90

Suara tak nyaman 120

Suara menyakitkan telinga 140

Lalu lintas padat 100

Amplifier 120 ndash 140

Tabel 2 Pembatasan waktu dan tingkat kebisingan yang diterima

Waktu (Jamhari) Tingkat kebisingan

(dBA) Waktu (Jamhari)

Tingkat kebisingan

(dBA)

8 90 15 102

6 92 10 105

4 95 05 110

3 97 lt025 115

2 100

Contoh perhitungan

Once a statistically valid L10(h) has been obtained the Leq(h) can be

calculated as follows

Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 (2-1)

Where Leq(h) is the hourly A-weighted equivalent sound level

N is the number of sound level readings taken to obtain a statistically valid L10 ni is the number of sound level readings in the ith class

Li is the level of the ith sound level reading taken during the measurement period

Problem No 1 Compute the Leq(h) of the sound level readings shown in

figure 2

L10 = 49 +1-3dBA

L10 Criterion met after 50 samples

35

Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway

Traffic Noise

Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]

= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA

VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA

Prinsip

Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat

langsung dibaca

Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam

bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik

diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor

Alat

Luxmeter

Prosedur

Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi

36

Penentuan titik pengukuran

1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila

merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada

2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada

setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut

dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut

a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal

panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan

kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1

Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2

b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik

potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap

3 (tiga) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara

10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2

Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100

m2

37

c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang

dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan

luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3

Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2

Persyaratan pengukuran

1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan

2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan

Tata cara

1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor

2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran

untuk intensitas penerangan setempat atau umum

3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat

sehingga didapat nilai angka yang stabil

4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan

setempat dan untuk intensitas penerangan umum

5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan

6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent

Natrium Infrared

38

END

Page 6: PANDUAN PRAKTIKUM...Alat dan Bahan e. Prosedur (dibuat dalam bentuk poin, tidak tabel) f. Hasil / Data g. Perhitungan h. Pembahasan antara lain mencakup pembahasan mengapa prinsip

vi

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

a Judul praktikum

b Landasan teori

mengapa parameter tersebut bisa menjadi indikator kualitas

lingkungan

teori-teori mengenai parameter yang diukur

sifat

sumber

konsentrasi di lingkungan dll serta

manfaat pengukuran parameter tersebut

c Metode dan Prinsip

d Alat dan Bahan

e Prosedur (dibuat dalam bentuk poin tidak tabel)

f Hasil Data

g Perhitungan

h Pembahasan antara lain mencakup

pembahasan mengapa prinsip atau metode tersebut yang digunakan

dalam pengukuran parameter tersebut

pembahasan mengenai kesesuaian prinsip pengukuran dengan

pengerjaan praktikum

pembahasan mengenai setiap langkah dalam pengukuran dan

alasantujuan dilakukannya langkah tersebut

pembahasan hasil pengukuran

ulasan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran sehingga

diperoleh akurasi pengukuran yang baik

dibahas pula kesalahan-kesalahan pegukuran yang terjadi selama

praktikum

hal-hal lain yang anda rasa perlu

i Kesimpulan dan Saran

Catatan

Kemiripan laporan antara 2 kelompok akan menerima sanksi berupa pengurangan

nilai sebesar 30 bagi kedua kelompok

Laporan dibuat dengan diketik dan dapat menggunakan kertas bekas

Laporan yang dikumpulkan adalah

1 Jurnal praktikum (SETIAP MAHASISWA)

2 Laporan Praktikum (SETIAP KEOPMPOK)

vii

1

I KOMPOSTING

Metode dibawah adalah salah satu contoh metode yang telah berhasil dilakukan untuk membuat kompos Pelaksanaan metode komposting yang akan dilakukan pada saat praktikum dapat disesuaikan dengan tempat praktikum (lab atau lapangan) Metode

Takakura Method

Prinsip

Kompos merupakan pencampuran bahan organik dengan mikroorganisme sebagai

aktivator Pengaturan suhu merupakan faktor penting dalam pengomposan Suhu ideal

selama proses pengomposan adalah 40 derajat-50 derajat C Tumpukan lahan yang terlalu

rendah akan berakibat cepatnya kehilangan panas Ini disebabkan tidak adanya cukup

material untuk menahan panas yang dilepaskan sehingga mikroorganisma tidak akan

berkembang secara wajar Sebaliknya bila timbunan terlalu tinggi akan terjadi kepadatan

bahan organic yang diakibatkan oleh berat bahan sehingga suhu menjadi sangat tinggi dan

tidak ada udara di dalam timbunan Untuk mempercepat terjadinya proses pengomposan

maka pH timbunan harus diusahakan tidak terlalu rendah Bahan mentah yang baik untuk

penguraian atau perombakan berkadar air 50 ndash 70 Kelembaban timbunan secara

menyeluruh diusahakan sekitar 40 ndash 60

Alat dan Bahan

Alat

keranjang sampah

golokpisaualat pemotong lain

sekopcetok

sarung tangan

jaring

karung beras

karung goni

pipa PVC

2

Bahan

sampah rumah tangga sebanyak 1 kg (sudah tercacah)

sekam padi sebanyak 2 kg

kompos jadi sebanyak frac14 Kg

serutan kayusapuan halaman sebanyak 2 kg

air secukupnya

gula merah yang dicairkan sebanyak 300 ml

Cara Kerja

1 komposting

Siapkan dan pilihlah keranjang yang berlubang dan lapisi dengan karung beras

Fungsi karung beras adalah (a) membatasi gangguan serangga (b) mengatur

kelembaban dan (c) berpori-pori sehingga dapat menyerap serta membuang udara

amp air

sampah rumah tangga dipilah terlebih dahulu

cacah sampah hingga berukuran 15 cm x15 cm

tambahkan serutan kayu dan kompos jadi hingga tercampur merata

masukkan bantalan sekam padi yang telah dibungkus dengan jaring-jaring ke

dalam keranjang sampah yang telah disiapkan sebagai alas dasar Fungsi bantal

sekam adalah (a) sebagai tempat mikrobakteri yang akan mempercepat

pembusukan sampah organik (b) karena berrongga besar maka bantal sekam

dapat segera menyerap air dan bau sampah dan (c) sifat sekam yang kering akan

memudahkan pengontrolan kelembaban sampah yang akan menjadi kompos

campurkan media kompos jadi ke dalam campuran sampah yang berfungsi sebagai

aktivatorragi bagi sampah baru

tambahkan gula merah sebagai nutrisi bagi mikroorganisme pengompos

masukkan campuran sampah lalu diperciki air hingga dapat dipastikan cukup

lembab Pengukuran kelembaban kompos dilakukan dengan menggenggam

kompos Jika keluar air dari sela-sela jari maka menandakan bahwa kompos

tersebut kelebihan air dan perlu adanya penambahan bahan kompos Jika pada saat

digenggam bahan kompos tersebut remah maka kadar air telah mencukupi

tekan perlahan jangan terlalu padat

3

tutup dengan bantalan sekam padi dan karung goni hingga rapat agar bau tidak

terlalu menyengat dan masuk hewanserangga yang dapat menggangu proses

pengomposan atau lalat tidak dapat bertelur dalam keranjang serta mencegah

metamorfosis (perubahan) dari belatung menjadi lalat karena lalat tidak dapat

keluar dan mati di dalam keranjang Pilih kain penutup yang serat atau berpori

besar

Tutup keranjang bagian atas sebagai pemberat agar tidak diganggu oleh predator

(kucinganjing) Pilih tutup yang berlubang agar udara dapat keluar masuk

kompos akan matang kurang lebih setelah 30 hari pengomposan

selama proses pengomposan dilakukan pemantauan suhu setiap 7 hari sekali dan

lakukan pembalikan rutin setiap 3 hari sekali dengan cara mengaduk kompos

Setelah 30 pengomposan uji kematangan kompos tersebut dengan menanam biji

tanaman Jika biji tersebut tumbuh maka kompos yang dihasilkan dapat digunakan

sebagai pupuk

II ANALISA MIKROORGANISME

Metode

Most Probable Number (MPN)

Prinsip

Mikroorganisme di dalam sample air ditumbuhkan dalam media Lactose Broth (LB) dan

Brilliant Green Lactose Bill Broth dengan konsentrasi berbeda Pertumbuhan

mikroorganisme dilihat dari gas yang tertangkap pada tabung Durham Konsentrasi

mikroorganisme kemudian diperkirakan dengan table MPN

Alat dan Bahan

a 19 buah tabung reaksi

b 19 buah tabung Durham

c Inkubator

d Pipet

e Jarum Ose

f Lampu Spritus

g Sample air

h Lactosa Broth (LB)

i Brilliant Green Lactosse Bill Broth (BGLB)

j Kapas

Prosedur

Presumptive Test

4

1 Masukkan LB double (26 gr LB yang dilarutkan dalam 1 ltr aquadest) ke dalam

tabung no 1 ndash 5 Masukkan LB single (13 gr LB yang dilarutkan dalam 1 ltr

aquadest) ke dalam tabung no 6 dan 7 Masing-masing sebanyak 10 ml dan tutup

dengan kapas

2 Masukkan tabung Durham dalam posisi terbalik ke dalam setiap tabung berisi LB

3 Panaskan pipet dengan lampu spritus kemudian ambil 10 ml sample air masukkan

ke dalam tabung no 1 Pastikan selalu bekerja dekat dengan lampu spritus untuk

mencegah kontaminasi Lakukan hal yang sama sampai tabung no 5

4 Masukkan 1 ml sample air ke dalam tabung no 6 dan 01 ml sample air ke dalam

tabung no 7

5 Inkubasi semua tabung yang bersisi sample pada suhu 37 selama 2 x 24 jam

6 Hasil positif ditunjukkan dengan tertagkapnya gas dalam tabung Durham

7 Konsentrasi bakteri coliform kemudian ditentukan dengan mencocokkan pada

table MPN

Confirmative Test

1 Siapkan 2 buah tabung reaksi berisi BGLB dan tabung Durham untuk setiap

tabung dari presumptive test yang positif Masing-masing diberi label 44C dan

37C

2 Panaskan jarum ose dengan lampu spritus kemudian pindahkan koloni dari satu

tabung positif ke dalam 2 buah tabung berisi BGLB Kocok agar homogen

Lakukan selanjutnya untuk tabung positif lainnya

3 Inkubasi sesuai dengan suhu pada label selama 2 x 24 jam

4 Hasil positif pada tabung yang dikinkubasi pada 37C menunjukkan adanya

coliform sedangkan hasil positif pada inkubasi 44C menunjukkan adanya fecal

coli

5

III PENGUJIAN PARAMETER FISIKA

WARNA

BAU

RASA

TEMPERATUR

BERAT JENIS

KEKERUHAN

KECERAHAN

KEDALAMAN

KECEPATAN ARUS

DEBIT AIR

JUMLAH PADATAN

PASANG SURUT (PASUT)

DAYA HANTAR LISTRIK 1 WARNA

Warna perairan dapat dipakai (tidak selamanya) sebagai parameter apakah suatu

perairan sudah tercemar atau belum Air selokan dapat berubah dari bening menjadi

kelabu karena adanya proses dekomposisi Warna perairan dapat pula dipengaruhi

oleh biota yang ada didalamnya misalnya algae plankton dan tumbuhan air Air

sungai pada umumnya berwarna bening sampai kecoklatan hal ini karena

dipengaruhi oleh adanya pencucian badan sungai itu sendiri dan kadungan suspensi

didalamnya

Metode Pengamatan Organoleptik

2 BAU

Bau suatu perairan dapat disebabkan oleh adanya dekomposisi zat-zat organik

pada suatu perairan yang dapat menimbulkan gas-gas Gas yang keluar dari hasil

dekomposisi bukan saja menimbulkan bau yang kurang sedap tetapi adakalanya

6

dapat mematikan biota yang ada di dalamnya contohnya adanya kasus ikan=ikan

yang mati atau mabuk pada waduk Cirata Jawa Barat

Metode Pengamatan Organoleptik 3 RASA

Parameter ini erat hubungannya dengan pengujian parameter warna dan bau

sehingga seringkali pada pelaksanaannya digabungkan Rasa suatu perairan dalam

kondisi bair berasa hambar bila suatu periran sudah berwarna kurang baik ataudan

bau yang kurang sedap secara otomatis akan mempunyai rasa yang kurang enak

Metode Pengamatan Organoleptik

4 TEMPERATUR

Suhu merupakan parameter yang penting karena erat hubungannya dengan

ldquoAquatic liferdquo atau kehidupan di dalam air dan sangat mempengaruhi pertumbuhan

organisme baik secara langsung maupun tidak langsung Aktivitas biologi dapat

menaikkan suhu perairan sampai 60o C suh air buangan kebanyakan lebih tinggi

daripada suhu badan air Hal ini erat hubungannya dengan proses biodegradasi

Pengamatan suhu dimaksudkan untuk mengetahui kondisi perairan dan interaksi

antara suhu dengan aspek kesehatan habitat dan biota air lainnya Tetapi hal ini tidak

mutlak karena dengan perubahan suhu yang kecil sudah dapat mempengaruhi kondisi

biota contohnya terumbu karang Bila suhu perairan semakin tinggi maka kadar O2

yang terlarut akan semakin rendah demikian pula sebaliknya

Alat termometer

Cara Kerja

ƒ Dicatat suhu udara sekitar

ƒ Untuk air permukaan Termometer dicelupkankan ke dalam perairan ditunggu

beberapa menit Diangkat dan dicatat suhunya

ƒ Untuk air di bawah Sampel diambil dalam botol kemudian termometer

dicelupkan ke dalam air tersebut ditunggu beberapa menit Diangkat dan dicatat

suhunya

7

5 BERAT JENIS (BJ)

Merupakan parameter fisika yang digunakan untuk mengetahui kadar zat

organik dan anorganik Semakin besar BJ semakin banyak zat terlarut BJ diukur

dengan menggunakan urinometer karena suhu yang berubah-ubah maka dipakai

faktor koreksi

Alat dan Bahan

ƒ Urinometer

ƒ Gelas ukur 100 mL

ƒ Termometer

ƒ Sampel air

Cara Kerja

ƒ Diukur dan dicatat suhu saat itu (peneraan)

ƒ Ke dalam gelas ukur diisikan air sampel sebanyak 100 mL

ƒ Kemudian urinometer dimasukkan ke dalam air tadi dengan cara diputar

ƒ Diamati dan dicatat tinggi miniskus air pada urinometer yang merupakan nilai

BJ sampel Diusahakan agar urinometer tidak menempel pada dinding gelas

ukur

Perhitungan

n = tk ndash tp x 0001 3

BJ sesungguhnya = A + n

Ket tk = suhu kamar

tp = suhu peneraan

A = BJ pada saat itu

n = Faktor koreksi

6 KEKERUHAN

Kekeruhan dapat mempengaruhi masuknya sinar matahari ke dalam air Sinar

matahari sangat diperlukan oleh organisme yang berada didalam perairan untuk

proses metabolisme Bila suatu perairan keruh maka sinar matahari yang masuk

akan sedikit karena terpencar-pencar oleh adanya partikel yang terlarut dan bila air

tidak keruh maka sinar matahari yang masuk akan banyak Kekeruhan dapat dipakai

sebagai indikasi kualitas suatu perairan Air alami dan air buangan yang

mengandung koloid dapat memudarkan sinar sehingga mengurangi transmisi sinar

Kekeruhan dapat mengurangi proses fotosintesis tanaman dalam air Misalnya

8

vegetasi perairan berakar dan ganggang mengurangi pertumbuhan tanaman dan

mengurangi produktifitas ikan

Kekeruhan dapat disebabkan oleh tanah liat dan lempung buangan industri dan

mikroorganisme Upaya untuk mengurangi kekeruhan ini antara lain dengan

penyaringan dan koagulasi Tujuan dari pemeriksaan parameter ini adalah untuk

mengetahui derajat kekeruhan air yang disebabkan oleh adanya partikel-partikel

yang tersebar merata dan dapat menghambat jalannya sinar matahari yang melalui

air tersebut

Alat

ƒ Turbidimeter

ƒ Gelas piala (Beaker Glass) 500 mL

Cara Kerja

ƒ Dengan menggunakan alat turbidimeter

Perhitungan

Hasil pemeriksaan x NTU x Pengenceran = helliphellip NTU

Kekeruhan larutan standart 7 KECERAHAN

Alat Secchi disc

Cara Kerja

ƒ Secchi disc diturunkan ke dalam perairan hingga batas tidak terlihat dan dicatat

tinggi permukaan air pada tambang secchi disc (A cm)

ƒ Kemudian secchi disc diangkat perlahan hingga kelihatan dan dicatat kembali

tinggi permukaan air pada tambang secchi disc (B cm)

Perhitungan

A + B = helliphellip cm 2

8 KEDALAMAN

Kedalaman sangat mempengaruhi kecepatan arus debit air dan kecerahan

Semakin dalam sungai maka kemungkinan cahaya yang masuk akan semakin

berkurang

9

Alat

ƒ Bandul logam yang diikat tali (diberi tanda seperti meteran)di salah satu

ujungnya

Cara Kerja

ƒ Bandul dicelupkan ke dalam perairan hingga ke dasar lalu diamati dan dicatat

tinggi permukaan air pada tali (hellip cm)

ƒ Diulangi pengukuran beberapa kali dan dihitung rata-rata kedalamannya

9 KECEPATAN ARUS

Pergerakan air atau arus air diperlukan untuk ketersediaannya makanan bagi jasad

renik dan oksigen Selain itu untuk menghindari karang dari proses pengendapan

Adanya adukan air yang disebabkan oleh adanya pergerakan air akan menghasilkan

oksigen di dalam perairan tersebut Pada umumnya bila suatu perairan mempunyai

arus yang cukup deras maka kadar oksigen yang terlarut juga akan semakin tinggi

Alat

ƒ Current meter atau benda yang terapung (bola pingpong)

ƒ Roll meter

ƒ Stop watch

ƒ Tali rafia

ƒ Ranting kayu

Cara Kerja

ƒ Setiap 100 meter perairan tersebut diberi tanda dengan ranting kayu searah aliran

air

ƒ Bola pingpong yang telah diikat dengan tali rafia diletakkan diatas permukaan air

berbarengan dengan dijalankannya stop watch

ƒ Kecepatan gerakan bola tiap 100 meter dicatat

ƒ Percobaan diulangi hingga beberapa kali dan dirata-rata

Perhitungan

Jarak yang ditempuh = helliphelliphellip ms Waktu yang diperlukan

10 DEBIT AIR

Debit air adalah volume aliran air per satuan waktu Debit air dipengaruhi oleh

luas penampang perairan dan kecepatan arus

14

Alat

ƒ Roll meter

ƒ Bandul logam

ƒ Bola pingpong

Cara Kerja

ƒ Diukur lebar dan panjang perairan lebar dan panjang perairan tersebut dibagi

rata untuk beberapa titik

ƒ Kemudian pada tiap titik diukur kedalamannya dengan bandul logam untuk

kemudian dibuat gambar penampang perairan dan diukur luas perairan tersebut

(A m2)

ƒ Dihitung juga kecepatan arus air dengan mengunakan bola pingpong

Perhitungan Q = A x V

A = luas penampang (luas x dalam)

V = kecepatan arus

11 JUMLAH PADATAN

Alat dan Bahan

ƒ Timbangan

ƒ Cawan porselin

ƒ Kertas saring

ƒ Oven

ƒ Desikator

ƒ 500 mL sampel air

ƒ Gelas piala gelas ukur dan corong

A Jumlah Padatan Tersuspensi (TOSS)

Untuk mengetahui berat atau jumlah zat-zat yang tersuspensi di dalam 1000 mL

air sampel yaitu dengan cara menimbang berat zat-zat tersuspensi dalam air

yang tertinggal pada kertas saring

Cara Kerja

ƒ Ditimbang dan dicatat berat kertas saring bersih yang akan dipakai (A gram)

15

ƒ Kemudian 500 mL sampel air disaring dan sisihkan air yang telah disaring di

dalam gelas piala

ƒ Kertas saring yang telah dipakai tadi dikeringkan dengan didiamkan pada suhu

kamar

ƒ Setelah kering kertas saring beserta padatannya ditimbang (B gram) dan

dihitung padatan tersuspensi air sampel tersebut

Perhitungan

1000 x (B ndash A) = helliphelliphelliphellip gramLiter

50

B Padatan Terlarut (TDS)

Cara Kerja

ƒ Ditimbang dan dicatat berat cawan porselin bersih yang akan digunakan (A

gram)

ƒ Air sampel yang telah disaring (disisihkan) tadi dimasukkan ke dalam cawan

porselin yang telah ditimbang

ƒ Kemudian cawan berisi air sampel dimasukkan ke dalam oven untuk beberapa

saat sampai menguap atau mengering

ƒ Setelah kering cawan porselin beserta padatannya ditimbang kembali (B gram)

dan dihitung padatan terlarut air sampel tersebut

Perhitungan

Kedua hasil perhitungan diatas dicocokan atau dibandingkan dengan standart yang

ada

12 PASANG SURUT (PASUT)

Pasut adalah gerakan naik turunnya permukaan air laut secara berirama yang

disebabkan oleh gaya gravitasi benda-benda langit terutama bulan dan matahari

Massa air yang naik akibat gaya gravitasi tadi akan merambat dari samudra atau

16

laut perairan dalam Faktor yang dapat mempengaruhi pasut adalah posisi bulan

dan matahari terhadap bumi morfologi setempat dan kedalaman Berdasarkan

posisi kedukuan bulan matahari dan bumi maka pasut dapat dibedakan

a Pasut Purnama

Apabila bulan dan matahari berada kira-kira pada satu garis lurus dengan bumi

seperti pada saat bulan muda atau bulan purnamamaka daya tarik keduanya

saling memperkuat

b Pasut Perbani

Apabila bulan dan matahari membentuk sudut siku-siku terhadap bumi maka

gaya tarik keduanya akan saling meniadakan

Berdasarkan gerakan air laut di Indonesia maka dapat dibedakan

a Pasang surut berharian tunggal (Diurnal Tide)

Terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dalam sehari

b Pasang surut berharian ganda (Semi Diurnal Tide)

Terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari dan masing-masing sama

atau hampir sama tingginya setiap hari

c Dua jenis campuran

ƒ Campuran condong ke harian ganda

ƒ Campuran condong ke harian tunggal dengan berbeda tinggi Pada prinsipnya parameter ini untuk mengukur tinggi rendahnya air laut per satuan

waktu dengan menggunakan papan palem

Alat Papan palem diberi tandaukuran seperti meteran

Tali

Teropong Binokuler

Senter

Cara Kerja

ƒ Papan palem dipasang pada sebuah batu karang

ƒ Diperhatikan tinggi rendah permukaan air untuk setiap satu jam sekali dan dicatat

angka tinggi air pada papan palem

ƒ Pengamatan dilakukan sehari semalam untuk kemudian dibuat grafik pasang

surutnya

17

13 DAYA HANTAR LISTRIK (DHL)

DHL dipengaruhi oleh adanya larutan zat-zat yang terkandung di dalam air

DHL ini sangat dipengaruhi oleh kadar salinitas suatu perairan DHL dinyatakan

sebagai umhoscm adalah konduktan dari suatu konduktor dengan panjang 1 cm

dan mempunyai penampang 1 cm

Alat dan Bahan

ƒ Konduktometer

ƒ Termometer

ƒ Air sukingaquadestilata

ƒ Larutan baku KCl 001 M

Cara Kerja

ƒ Kalibrasikan elektroda konduktometer

Elektroda dibilas dengan larutan KCl 001 M sebanyak 3 kali Ukur DHL larutan

KCl 001 M dan atur alat sehingga menunjukkan angka 1413 umhoscm

ƒ Penetapan DHL contoh

Bilas elektroda dengan larutan contoh sebanyak 3 kali Ukur DHL contoh

dengan membaca skala atau digit alat Apabila DHL contoh lebih besar dari

1413 umhoscm Ulangi pekerjaan diatas dengan menggunakan larutan KCl 01

M atau 05 M

Perhitungan

DHL dalam umhoscm dapat langsung dibaca pada alat konduktometer

18

IV PENGUJIAN PARAMETER KIMIA

a pH

Alat pH Universal

Cara Kerja

1 Diambil sampel air

2 Dicelupkan pH universal kedalamnya

3 Warna yang terjadi dibandingkan pada standard warna

b DO (Dissolved Oxygen)

Alat

1 Botol Winkler

2 Pipet tetes

3 Perangkat titrasi

4 Pipet volume

Bahan

1 Iodida alkali (perekasi Winkler)

2 H2SO4 pekat

3 Larutan Mangan sulfat MnSO4 48

4 Natrium tiosulfat 0025 N

5 Indikator amylum 1

Cara Kerja

1 Ditambahkan kedalamnya 1 mL MnSO4 dan 1 mL reagen Winkler lalu dikocok

dan ditunggu hingga terbentuk endapan

2 Ditambahkan 2 mL H2SO4 pekat dikocok hingga endapan larut

3 Diambil 500 mL sampel tersebut dititrasi dengan larutan Natrium tiosulfat

0025 N sampai berwarna kuning muda pucat

4 Ditambahkan inikator amilum (biru)

5 Dititrasi kembali dengan larutan Natrium tiosulfat dari biru sampai menjadi

bening

6 Dicatat berapa mL Natrium tiosulfat yang dipakai

Perhitungan

19

8000 x mL Na2S2O3 X N Na2S2O3

Kadar O2 (mgL) = mL sampel

c CO2 BEBAS

Alat

1 Tabung reaksi

2 Labu erlenmeyer

Bahan

1 Indikator Phenol ptalein

2 Natrium bikarbonat

Cara Kerja

1 Masukkan 50 mL sampel air ke dalam labu erlenmeyer

2 Tambahkan 3-5 mL indikator PP

3 Titrasi Ntrium bikarbonat standart tetes demi tetes sampai berwarna merah

muda

4 Catat mL Natrium bikarbonat standar yang terpakai

Perhitungan

Kadar CO2 = 1000 X mL Na-bikarbonat X Na-bikarbonat X BA Na-bikarbonat

50

d BOD (Biochemical Oxygen Demand)

Alat

1 Botol Winkler

2 Pipet tetes

3 Pipet volumetri

4 Erlenmeyer

5 Buret dan statif

20

Bahan Lihat bahan pemeriksaan O2 (DO)

Cara kerja

1 Saring 100 mL sampel air dari lumpur

2 Diambil 75 mL sampel air yang telah disaring diencerkan dengan aquadest

100X dan dimasukkan kedalam 2 botol Winkler

3 Disimpan dalam keadaan gelap (dibungkus dengan kertas karbon atau plastik

hitam) dan ditempat yang gelap Dicata suhu air dan jam penyimpanan Dihitung

kadar O2 nya setelah 5 hari kemudian

4 Terhadap sampel juga dihitung kadar O2 sesaat

5 Dicatat kadarrnya

Perhitungan

Kadar BOD (mgL) = (DO sesaat ndash DO5) X pengenceran

e COD (Chemical Oxygen Demand)

Alat f TOM (Total Organic Mater)

Alat

1 Perangkat titrasi

2 Termometer

3 Erlenmeyer

4 Hot plate

5 Pipet volume

6 Pipet Mohr

Bahan

1 H2SO4 6 N

21

2 KMnO4 001 N

3 H2C2O4 001 N

Cara kerja

1 Dipipet 25 mL sampel air dimasukkan kedalam erlenmeyer

2 2 Tambahkan 05 mL H2SO4 beberapa teter KMnO4 001 N sampai berwarba

merah muda sedikit agar semua senyawa organik yang tingkatnya rendah

dioksidasi menjadi tingkat tinggi

3 Pipet 10 mL larutan KMnO4 001 N kedalamnya Warna larutan akan berwarna

merah

4 Dididihkan larutan tersebut catat jamnya Warna larutan akan lebih muda

biarkan mendidih selama 10 menit lalu diangkat

5 Turunkan suhu 80oC ditambahkan 10 mL asam oksalat 001 N dengan pipet

khusus Larutan akan menjadi bening pada oksalat berlebih

6 Dalam suhu 70-80oC titasi larutan dengan KMnO4 001 N sampai berwarna

pink

Perhitungan (10 + a) b ndash (10 x c) 316 x 1000

dimana a = titrasi KMnO4

b = N KMnO4

c = NH2C2O4 01 N

d = sampel air (mL)

g KESADAHAN TOTAL

Alat

1 Pipet volume 100 mL

2 Erlenmeyer

3 Buret

Bahan

1 Larutan EDTA

22

2 Larutan Buffer pH 10

3 Indikator EBT

Cara kerja

1 Dipipet 10 mL air dimasukkan kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan indikator EBT hingga larutan menjadi merah muda

3 Tambahkan larutan buffer pH 10 sebanyak 1-15 mL

4 Dititrasi dengan larutan EDTA hingga menjadi biru muda

5 Catat volume EDTA yang dipakai

Perhitungan

mgL CaCO3 mL EDTA X faktor EBT X 10

mL sampel

h SALINITAS

Alat

1 Erlenmeyer

2 Pipet volume

3 Pipet tetes

4 Buret dan statif

Bahan

1 Indikator K2CrO4

2 AgNo3 01 N

Cara kerja

1 Ambil 30 mL sampel air laut lalu diencerkan 10-50 kali

2 Tambahkan K2CrO4

3 Titrasi dengan AgNO3 sampai merah bata

Perhitungan

mL AgNO3 sebenarnya X N AgNO3 X 355 X 1000 X 181

mL sampel X 1000

23

i KESADAHAN Ca

Alat

1 Pipet volume 100 mL

2 Erlenmeyer

3 Buret

Bahan

1 Larutan EDTA 001 N

2 Indikator Maurexide

3 Larutan NaOH 1 N

Cara kerja

1 Dipipet 100 mL sampel dimasukkan dalam erlenmeyer

2 Ditambahakan 1 mL NaOH

3 Ditambahkam indikator Maurexide 01 g dan aduk sampai warnanya merah bata

4 Dititrasi dengan larutan EDTA sampai terbentuk warna ungu

5 Catat volume EDTA yang terpakai

Perhitungan

Mg L Ca = mg EDTA x faktor EDTA x 10000

mL sampel

j KESADAHAN Mg

Perhitungan

mgL Mg = (kesadahan total ndash kesadahan Ca) x 024

24

k DAYA MENGGABUNG ASAM

Alat

1 Pipet volumetri

2 Botol Winkler

3 Erlenmeyer

4 Buret

Bahan

1 Indikator MO

2 HCl 01 N

Cara kerja

1 Ambil sampel air dalam botol Winkler

2 Masukkan 50 mL sampel tersebut kedalam erlenmeyer dengan menggunakan

pipet volumetri

3 Tambahakan indikator MO sebanyak 3 tetes tittrasi dengan HCl 01 N sampai

berwarna jingga

4 Catat mL HCl yang terpakai

Perhitungan DMA = 1000 X mL HCl X N HCl

5

l ASIDITAS

Alat

1 Erlenmeyer

25

2 Buret

3 Pipet volume 100 mL

Bahan

1 Indikator PP

2 NaOH 002 N

Cara kerja

1 Ambil sampel air sebanyak 100 mL masukkan kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan 3 tetes indikator PP

3 Titrasi dengan larutan NaOH sampai warna merah pucat

4 Catat mL NaOH yang dipakai

Perhitungan

Total Keasaman mgL CaCO3 = mL NaOH X N NaOH X 50 X 1000

m ALKALINITAS

Alat

1 Tabung plastik

2 Erlenmeyer

3 Pipet

Bahan

1 Indikator PP pH 45

2 Brom Cressol Red pH 83

3 Sulfuric Acid

Cara kerja

1 Masukkan sampel kedalam botol plastik lalu dituang kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan 1 tetes indikator PP jika tidak berwarna PP = 0 ( langsung ke no 4)

3 Jika berwarna pink tembahkan sulfuric acid tetes demi tetes sampai warna hilang

(hitung jumlah tetes yang digunakan)

26

4 Tambahkan beberapa tetes Brom cressol Red lalau titrasi dengan asam sulfat

sampai berubah warna dari biru kehijauan menjadi pink

5 Catat jumlah tetes asam sulfat yang digunakan

Perhitungan

1 tetes asam sulfat = 1 ppm

1 ppm = banyaknya tetes X 171

V HIGH VOLUME SAMPLING

Prinsip pengukuran

Udara dihisap melalui filter fiberglass dengan kecepata aliran udara 113-170 m3mnt

atau 30-60 cuft Partikel tersuspensi dengan diameter lt100 mikron (diameter

aerodinamik) akan terhisap dan tertahan di permukaan filter Metode ini digunakan untuk

mengukur konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient dengan satuan microgm3 dengan

cara menimbang berat partiklat yang tertahan di permukaan filter dan degnan menghitung

volume udara yang terhisap Metode ini munkgin dilengkapi dengan pengatur kecepatan

aliran udara untuk memastikan laju aliran udara konstan Sampel yang terkumpul dapat

digunakan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif senyawa-senyawa yang berada

dalam bentuk partikel Senyawa yang dapat dianalisis antara alain senyawa organic

(PAN) nitrat sulfat logam-logam berat ion ammonium dan ion fluorida

Sensitivitas

Sampling yang dilakukan selama 24 jam dengan kecepatan aliran udara 170 m3mnt (60

cuftmnt) akan mampu mengukur partikulat dengan konsentrasi yang rendah (1 microgm3)

Jika konsentrasi di udara ambient cukup tinggi maka sampling dapat dilakukan selama 6-

8 jam Waktu sampling yang direkomendasikan adalah 24 jam

Gangugan-ganguan

Partikulat yang berminyak seperti photochemical smog atau asap pembakaran kayu yang

dapat menutupi filter sehingga aliran udara akan menurun hal lain adalah partikel yang

mengandung senyawa higroskopis atau partikel dengan kelembaban tinggi yang akan

memberikan akibat yang sama

27

Presisi dari akurasi

Konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient sebesar 112 microgm3 akan memberikan

standar deviasi relative sebesar 9 (10 microgm3) sedangkan untuk konsentrasi 39 microgm3

standar deviasi relative akan sebesar 15 (6 microgm3) Akurasi sangat dipengaruhi oleh

perubahan kecepatan aliran udara selama sampling berlangsung Karenanya alat pengukur

aliran udara pada dasarnya diperlukan dalam metode ini

Peralatan

- Peralatan sampling Face plate (plat bag Depan) dan gasket Adapter filter dan

Motor Pompa Vakum

- Ketiga alat tersebut dilindungi dengan shelter (gambar 1)

- Hi-Vol Sampler harus mampu menghisap udara melalui filter fiberglass berukuran

203x254 cm dengan kecepatan aliran udara minimum 113 microgm3 (30 cfm) dan

mampu beroperasi selama 24 jam

- Unit Kalibrasi unit kalibrasi orifice yang terdiri dari pipa logam berukuran

diameter dalam (ID) 762 cm (3rdquo) dan panjang 159 cm (625rdquo)

- Neraca Analitik dengan ketelitian 01 mg

- Designator untk mengkondisikan filter sebelum dan setelah sampling dilakukan

Pereaksi (Reagent)

Filter yang secara baku digunakan adalah filter fiberglass dengan sfisiensi 99 untuk

diameter partikel 03 microm Tidak direkomendasikan pengunaan kertas filter biasa yang

umum dipakai di laboratorium

Prosedur

Sampling

Filter fiber yang digunakan harus dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan sikat

kecil Filter dikondisikan selama 24 jam kemudian ditimbang dengan neraca analitik

(pemberian nomor pada filter dilakukan sebelum penimbangan) Sebelum sampling

dilakukan filter tidak boleh digulungdilipat Untuk pengamanan selama perjalanan filter

dapat disimpan di dalam kantong plastic Setelah filter dipasang dengan rapi di antara

face plate dan gasket sampler dihidupkan dan setelah berjalan 5 menit catat kecepatan

aliran udara Biarkan sampling berlangsung 6 8 atau 24 jam Sebelum sampling berakhir

catat kembali kecepatan aliran udara Setelah sampling berakhir face plate dibuka dan

28

filter fiber dilipat sedemikian rupa sehingga bagian yang mengandung partikel tersuspensi

saling berhadapan

Analisis

Sebelum ditimbang filter hendaknya dikondisikan kembali di dalm desikator selama 24

jam

Kalibrasi Hi-Vol Sampler

Sebelum digunakan Hi-Vol Sampler harus dikalibrasi dahulu dengan menggunakan

- Metode Rotameter

- Metode Draft Gauge atau kalibrasi Orifice

Perhitungan

Konversi kecepatan aliran udara dari cuft menjadi m3mnt

Volume udara yang dihisap

V= frac12 x [(Q1+Q2) x T]

Keterangan

V volume udara yang terhisap (m3)

Q1 kecepatan aliran udara awal (m3mnt)

Q2 kecepatan aliran udara akhir (m3mnt)

T waktu sampling (mnt)

Hitung konsentrasi partikel yang tersuspensi

SP= (Ws-W0) x 106 x 1v

Keterangan

SP konsentrasi partikel tersuspensi (microgm3)

Ws berat filter fiberglass setelah sampling (g)

W0 berat filter fiberglass sebelum sampling (g)

106 konversi dari g menjadi microg

29

Gambar 1

Picture 1 High Volume Sampler

VI Gas Ammonia (NH3)

Metode Indophenol

Prinsip

Amonia (NH3) di udara ambient diserap oleh larutan H2SO4 membentuk Ammonium

Sulfat Amonium Sulfat yang terbentuk direaksikan dengan phenol dan antrium

hipokhlorit yang dalam suasana basa akan memberntuk Indophenol yang berwarna biru

Warna biru yang terjadi dianalisis secara colorimetri Reaksi dipercepat dengan

penalbahan Natrium Nitroprussid

Sensitivitas

Sampling degnan kecepatan aliran udara 1-2 liter konsentrasi yang dapat di ukur 20-700

microgm3 (0025-1 ppm) dengan waktu sampling 1 jam Batas pengukuran terkecil adalah

002 microgml penyerap

Sampler Motor

Flow Recorder (Optional)

Filter Adaptor

Flow Meter

30

Ganguan-ganguan

Ammonia yang terdapat dalam partikulat dapat terukur jika tidakdigunakan filter selama

sampling berlangsung

Adanya FE3+ Cr3+ dan ion mangan degnan konsentrasi sebesar mg akan memberikan

ganguan positif Sedangakan ion Cu akan menghambat reksi pembentukan warna Untuk

mengurangi ganguan tersebut dapat ditambahkan EDTA

Nitrit dan Sulfit dengan konsentrasi 100x konsentrasi NH3 akan memberikan ganguan

Formaldehida akan memberikan ganguan negative sebesar 10-15

Ganguan yang dapat disebabkan oleh partikulat dapat dicegah degnan menggunakan filter

selama sampling berlangsung

Peralatan

Pompa Vacuum

Flow meter

Absorber dapat digunakan fritted bubbler midget impinger atau gas scrubber

Spektrofotometer

Peralatan gelas

Pereaksi

Larutan Penyerap H2SO4 01N

Encerkan 23 ml H2SO4 pekat (18M) dengan aquadest sampai volume 1 liter

Larutan Natrium Nitroprussid

20 g Natrium Nitroprussid dilarutkan dalam 100 ml aquadest Larutan ini stabil selama 2

bulan jika disimpan dalam lemari es

Larutan NaOH 675M

Larutkan 270 g NaOH dalam 1 liter aquadest kemudian didihkan sampai volumenya 600

ml untuk menghilangkan ammonia Tambah aquadest sampai volumenya 1 liter Simpan

larutan ini dalam botol plastik

Larutan Stock natrium Hipokhlorit

Buat larutan Natrium Hipokhlorit 37 (01N) dengan cara mengencerkan Natrium

Hipokhlorit 5-6 dengan aquadest Larutan ini stabil selama 2 bulan jika disimpan

dalam lemari es

Larutan Stock Phenol 45 (vv)

Phenol dilebur dalam water bath pada suhu 600C kemudian 45 ml (50g) phenol tersebut

diencerkan dengan methanol sampai volumenya 100 ml Larutan ini stabil selama 2 bulan

jika disimpan dalam lemari es

31

Larutan Buffer

Larutkan 50 g Na3PO312H2O dan 74 ml larutan NaOH 675 dalam 1 liter aquadest

Larutan Hipokhlorit

Campurkan 30 ml larutan NaOH 675M dan 30 ml larutan stock natrium Hipokhlorit

kemudian encerkan degnan aquadest sampai volumenya 100 ml Larutan ini hanya stabil

selama 1 hari

Larutan Phenol

Campurkan 20 ml larutan stock phenol 45 dan 1 ml larutan natrium Nitroprussid 20

kemudian encerkan dengan aquadest sampai volumenya 100 ml larutan ini stabil selama

4 jam

Larutan Stock Standar Ammonia

318 g NH4Cl atau 388 g (NH4)2SO4 dilarutkan dlam 1 liter aquadest Kemudian

tambahkan CHCl3 sebagai pangawet Larutan ini stabil selama 2 bulan

Larutan Standar Ammonia

10 ml larutan stock standar Ammonia diencerkan degnan larutan penyerap (H2SO4 01N)

sampai volumenya 1 liter (1 ml= 10 microg NH3)

Kalibrasi

- Siapkan 6 buah labu ukur 25 ml masukkan ke dalam masing-masing labu ukur

00 ml 02 ml 04 ml 06 ml 10 ml dan 15 ml larutan standar Ammonia

- Tambahkan 10 ml larutan penyerap ke dalam masing-masing labu ukur

- Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan phenol dan 25 ml larutan natrium

Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat 25 ml

dan biarkan selama 30 menit

Intensita warna biru yang terjadi diukur dengan kurva spektrofotometer pada apnjang

gelombang 630 nm Buat kurva kalibrasi antara Absorban degnan konsentrasi NH3

dan tentukan slopenya

Prosedur

- Susunan alat sampling

Filter----------- Midget ---------- Flow meter ------------Pompa

32

10 ml larutanpenyerap dalam midget impinger yang dirangkai dengan flow mwter

dan pompa vaccum Sampling dilakukan selama 1 jam dengan kecepatan aliran

udara 1-2 litermenit

Analisis

- Setelah sampling larutan penyerap dipundahkan secara kuantitatif dalam labu

ukur 25 ml Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan Phenol dan 25 ml

larutan Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat

25 ml dan biarkan selama 30 menit

- Intensitas warna biru yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang

gelombang 630 nm

Perhitungan

NH3 (microgm3)= (A x k) (V)

Keterangan

A absorbansi sample

k Slope (microgunit absorban)

V volume udara pada 250C dan 760 mmHg

Picture 2 Sususnan Peralatan Sampling

Needle Valve

To Air Pump

Flow meter

TRAP

IMPINGER

NEEDLE VALVE FLOW CONTROL

33

VII PENGUKURAN INTENSITAS SUARA

Prinsip

Tingkat kebisingan dapat ditentukan oleh dua factor yaitu intensitas suara yang

dinyatakan dalam dB dan durasi pemaparan kebisingan dinyatakan dalam jam atau

menit

Decibel (dB) merupakan pengukuran unit logaritma yang menyatakan suatu kuantitas

Fisik (power atau intensitas) yang dapat berdasarkan pada suatu reference level tertentu

Satu decibel = sepersepuluh satu bel (B)

Decibel pada umumnya digunakan untuk pengukuran kuantitas suara berdasarkan

reference 0 dB Reference level ditetapkan pada ldquo0rdquo berdasarkan intensitas suara standar

manusia Semakin besar intensitas (amplitude) suara rarr semakin keras suara

Intensitas Suara = decibels (dB)

dB = 10 log Intensitas suara

Intensitas suara standar

- 0 db = ketiadaan suara

- Ambang pendengara = 0 dB 1000 Hz

34

Tabel 1 Beberapa Contoh Intensitas Suara

Bunyi Intensitas Suara (dB)

Gemerisik daun 15

Bisikan 30

Percakapan normal 60

Vacuum cleaner 75

Teriakan 80

Suara motor 90

Suara tak nyaman 120

Suara menyakitkan telinga 140

Lalu lintas padat 100

Amplifier 120 ndash 140

Tabel 2 Pembatasan waktu dan tingkat kebisingan yang diterima

Waktu (Jamhari) Tingkat kebisingan

(dBA) Waktu (Jamhari)

Tingkat kebisingan

(dBA)

8 90 15 102

6 92 10 105

4 95 05 110

3 97 lt025 115

2 100

Contoh perhitungan

Once a statistically valid L10(h) has been obtained the Leq(h) can be

calculated as follows

Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 (2-1)

Where Leq(h) is the hourly A-weighted equivalent sound level

N is the number of sound level readings taken to obtain a statistically valid L10 ni is the number of sound level readings in the ith class

Li is the level of the ith sound level reading taken during the measurement period

Problem No 1 Compute the Leq(h) of the sound level readings shown in

figure 2

L10 = 49 +1-3dBA

L10 Criterion met after 50 samples

35

Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway

Traffic Noise

Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]

= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA

VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA

Prinsip

Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat

langsung dibaca

Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam

bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik

diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor

Alat

Luxmeter

Prosedur

Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi

36

Penentuan titik pengukuran

1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila

merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada

2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada

setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut

dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut

a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal

panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan

kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1

Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2

b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik

potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap

3 (tiga) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara

10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2

Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100

m2

37

c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang

dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan

luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3

Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2

Persyaratan pengukuran

1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan

2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan

Tata cara

1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor

2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran

untuk intensitas penerangan setempat atau umum

3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat

sehingga didapat nilai angka yang stabil

4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan

setempat dan untuk intensitas penerangan umum

5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan

6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent

Natrium Infrared

38

END

Page 7: PANDUAN PRAKTIKUM...Alat dan Bahan e. Prosedur (dibuat dalam bentuk poin, tidak tabel) f. Hasil / Data g. Perhitungan h. Pembahasan antara lain mencakup pembahasan mengapa prinsip

vii

1

I KOMPOSTING

Metode dibawah adalah salah satu contoh metode yang telah berhasil dilakukan untuk membuat kompos Pelaksanaan metode komposting yang akan dilakukan pada saat praktikum dapat disesuaikan dengan tempat praktikum (lab atau lapangan) Metode

Takakura Method

Prinsip

Kompos merupakan pencampuran bahan organik dengan mikroorganisme sebagai

aktivator Pengaturan suhu merupakan faktor penting dalam pengomposan Suhu ideal

selama proses pengomposan adalah 40 derajat-50 derajat C Tumpukan lahan yang terlalu

rendah akan berakibat cepatnya kehilangan panas Ini disebabkan tidak adanya cukup

material untuk menahan panas yang dilepaskan sehingga mikroorganisma tidak akan

berkembang secara wajar Sebaliknya bila timbunan terlalu tinggi akan terjadi kepadatan

bahan organic yang diakibatkan oleh berat bahan sehingga suhu menjadi sangat tinggi dan

tidak ada udara di dalam timbunan Untuk mempercepat terjadinya proses pengomposan

maka pH timbunan harus diusahakan tidak terlalu rendah Bahan mentah yang baik untuk

penguraian atau perombakan berkadar air 50 ndash 70 Kelembaban timbunan secara

menyeluruh diusahakan sekitar 40 ndash 60

Alat dan Bahan

Alat

keranjang sampah

golokpisaualat pemotong lain

sekopcetok

sarung tangan

jaring

karung beras

karung goni

pipa PVC

2

Bahan

sampah rumah tangga sebanyak 1 kg (sudah tercacah)

sekam padi sebanyak 2 kg

kompos jadi sebanyak frac14 Kg

serutan kayusapuan halaman sebanyak 2 kg

air secukupnya

gula merah yang dicairkan sebanyak 300 ml

Cara Kerja

1 komposting

Siapkan dan pilihlah keranjang yang berlubang dan lapisi dengan karung beras

Fungsi karung beras adalah (a) membatasi gangguan serangga (b) mengatur

kelembaban dan (c) berpori-pori sehingga dapat menyerap serta membuang udara

amp air

sampah rumah tangga dipilah terlebih dahulu

cacah sampah hingga berukuran 15 cm x15 cm

tambahkan serutan kayu dan kompos jadi hingga tercampur merata

masukkan bantalan sekam padi yang telah dibungkus dengan jaring-jaring ke

dalam keranjang sampah yang telah disiapkan sebagai alas dasar Fungsi bantal

sekam adalah (a) sebagai tempat mikrobakteri yang akan mempercepat

pembusukan sampah organik (b) karena berrongga besar maka bantal sekam

dapat segera menyerap air dan bau sampah dan (c) sifat sekam yang kering akan

memudahkan pengontrolan kelembaban sampah yang akan menjadi kompos

campurkan media kompos jadi ke dalam campuran sampah yang berfungsi sebagai

aktivatorragi bagi sampah baru

tambahkan gula merah sebagai nutrisi bagi mikroorganisme pengompos

masukkan campuran sampah lalu diperciki air hingga dapat dipastikan cukup

lembab Pengukuran kelembaban kompos dilakukan dengan menggenggam

kompos Jika keluar air dari sela-sela jari maka menandakan bahwa kompos

tersebut kelebihan air dan perlu adanya penambahan bahan kompos Jika pada saat

digenggam bahan kompos tersebut remah maka kadar air telah mencukupi

tekan perlahan jangan terlalu padat

3

tutup dengan bantalan sekam padi dan karung goni hingga rapat agar bau tidak

terlalu menyengat dan masuk hewanserangga yang dapat menggangu proses

pengomposan atau lalat tidak dapat bertelur dalam keranjang serta mencegah

metamorfosis (perubahan) dari belatung menjadi lalat karena lalat tidak dapat

keluar dan mati di dalam keranjang Pilih kain penutup yang serat atau berpori

besar

Tutup keranjang bagian atas sebagai pemberat agar tidak diganggu oleh predator

(kucinganjing) Pilih tutup yang berlubang agar udara dapat keluar masuk

kompos akan matang kurang lebih setelah 30 hari pengomposan

selama proses pengomposan dilakukan pemantauan suhu setiap 7 hari sekali dan

lakukan pembalikan rutin setiap 3 hari sekali dengan cara mengaduk kompos

Setelah 30 pengomposan uji kematangan kompos tersebut dengan menanam biji

tanaman Jika biji tersebut tumbuh maka kompos yang dihasilkan dapat digunakan

sebagai pupuk

II ANALISA MIKROORGANISME

Metode

Most Probable Number (MPN)

Prinsip

Mikroorganisme di dalam sample air ditumbuhkan dalam media Lactose Broth (LB) dan

Brilliant Green Lactose Bill Broth dengan konsentrasi berbeda Pertumbuhan

mikroorganisme dilihat dari gas yang tertangkap pada tabung Durham Konsentrasi

mikroorganisme kemudian diperkirakan dengan table MPN

Alat dan Bahan

a 19 buah tabung reaksi

b 19 buah tabung Durham

c Inkubator

d Pipet

e Jarum Ose

f Lampu Spritus

g Sample air

h Lactosa Broth (LB)

i Brilliant Green Lactosse Bill Broth (BGLB)

j Kapas

Prosedur

Presumptive Test

4

1 Masukkan LB double (26 gr LB yang dilarutkan dalam 1 ltr aquadest) ke dalam

tabung no 1 ndash 5 Masukkan LB single (13 gr LB yang dilarutkan dalam 1 ltr

aquadest) ke dalam tabung no 6 dan 7 Masing-masing sebanyak 10 ml dan tutup

dengan kapas

2 Masukkan tabung Durham dalam posisi terbalik ke dalam setiap tabung berisi LB

3 Panaskan pipet dengan lampu spritus kemudian ambil 10 ml sample air masukkan

ke dalam tabung no 1 Pastikan selalu bekerja dekat dengan lampu spritus untuk

mencegah kontaminasi Lakukan hal yang sama sampai tabung no 5

4 Masukkan 1 ml sample air ke dalam tabung no 6 dan 01 ml sample air ke dalam

tabung no 7

5 Inkubasi semua tabung yang bersisi sample pada suhu 37 selama 2 x 24 jam

6 Hasil positif ditunjukkan dengan tertagkapnya gas dalam tabung Durham

7 Konsentrasi bakteri coliform kemudian ditentukan dengan mencocokkan pada

table MPN

Confirmative Test

1 Siapkan 2 buah tabung reaksi berisi BGLB dan tabung Durham untuk setiap

tabung dari presumptive test yang positif Masing-masing diberi label 44C dan

37C

2 Panaskan jarum ose dengan lampu spritus kemudian pindahkan koloni dari satu

tabung positif ke dalam 2 buah tabung berisi BGLB Kocok agar homogen

Lakukan selanjutnya untuk tabung positif lainnya

3 Inkubasi sesuai dengan suhu pada label selama 2 x 24 jam

4 Hasil positif pada tabung yang dikinkubasi pada 37C menunjukkan adanya

coliform sedangkan hasil positif pada inkubasi 44C menunjukkan adanya fecal

coli

5

III PENGUJIAN PARAMETER FISIKA

WARNA

BAU

RASA

TEMPERATUR

BERAT JENIS

KEKERUHAN

KECERAHAN

KEDALAMAN

KECEPATAN ARUS

DEBIT AIR

JUMLAH PADATAN

PASANG SURUT (PASUT)

DAYA HANTAR LISTRIK 1 WARNA

Warna perairan dapat dipakai (tidak selamanya) sebagai parameter apakah suatu

perairan sudah tercemar atau belum Air selokan dapat berubah dari bening menjadi

kelabu karena adanya proses dekomposisi Warna perairan dapat pula dipengaruhi

oleh biota yang ada didalamnya misalnya algae plankton dan tumbuhan air Air

sungai pada umumnya berwarna bening sampai kecoklatan hal ini karena

dipengaruhi oleh adanya pencucian badan sungai itu sendiri dan kadungan suspensi

didalamnya

Metode Pengamatan Organoleptik

2 BAU

Bau suatu perairan dapat disebabkan oleh adanya dekomposisi zat-zat organik

pada suatu perairan yang dapat menimbulkan gas-gas Gas yang keluar dari hasil

dekomposisi bukan saja menimbulkan bau yang kurang sedap tetapi adakalanya

6

dapat mematikan biota yang ada di dalamnya contohnya adanya kasus ikan=ikan

yang mati atau mabuk pada waduk Cirata Jawa Barat

Metode Pengamatan Organoleptik 3 RASA

Parameter ini erat hubungannya dengan pengujian parameter warna dan bau

sehingga seringkali pada pelaksanaannya digabungkan Rasa suatu perairan dalam

kondisi bair berasa hambar bila suatu periran sudah berwarna kurang baik ataudan

bau yang kurang sedap secara otomatis akan mempunyai rasa yang kurang enak

Metode Pengamatan Organoleptik

4 TEMPERATUR

Suhu merupakan parameter yang penting karena erat hubungannya dengan

ldquoAquatic liferdquo atau kehidupan di dalam air dan sangat mempengaruhi pertumbuhan

organisme baik secara langsung maupun tidak langsung Aktivitas biologi dapat

menaikkan suhu perairan sampai 60o C suh air buangan kebanyakan lebih tinggi

daripada suhu badan air Hal ini erat hubungannya dengan proses biodegradasi

Pengamatan suhu dimaksudkan untuk mengetahui kondisi perairan dan interaksi

antara suhu dengan aspek kesehatan habitat dan biota air lainnya Tetapi hal ini tidak

mutlak karena dengan perubahan suhu yang kecil sudah dapat mempengaruhi kondisi

biota contohnya terumbu karang Bila suhu perairan semakin tinggi maka kadar O2

yang terlarut akan semakin rendah demikian pula sebaliknya

Alat termometer

Cara Kerja

ƒ Dicatat suhu udara sekitar

ƒ Untuk air permukaan Termometer dicelupkankan ke dalam perairan ditunggu

beberapa menit Diangkat dan dicatat suhunya

ƒ Untuk air di bawah Sampel diambil dalam botol kemudian termometer

dicelupkan ke dalam air tersebut ditunggu beberapa menit Diangkat dan dicatat

suhunya

7

5 BERAT JENIS (BJ)

Merupakan parameter fisika yang digunakan untuk mengetahui kadar zat

organik dan anorganik Semakin besar BJ semakin banyak zat terlarut BJ diukur

dengan menggunakan urinometer karena suhu yang berubah-ubah maka dipakai

faktor koreksi

Alat dan Bahan

ƒ Urinometer

ƒ Gelas ukur 100 mL

ƒ Termometer

ƒ Sampel air

Cara Kerja

ƒ Diukur dan dicatat suhu saat itu (peneraan)

ƒ Ke dalam gelas ukur diisikan air sampel sebanyak 100 mL

ƒ Kemudian urinometer dimasukkan ke dalam air tadi dengan cara diputar

ƒ Diamati dan dicatat tinggi miniskus air pada urinometer yang merupakan nilai

BJ sampel Diusahakan agar urinometer tidak menempel pada dinding gelas

ukur

Perhitungan

n = tk ndash tp x 0001 3

BJ sesungguhnya = A + n

Ket tk = suhu kamar

tp = suhu peneraan

A = BJ pada saat itu

n = Faktor koreksi

6 KEKERUHAN

Kekeruhan dapat mempengaruhi masuknya sinar matahari ke dalam air Sinar

matahari sangat diperlukan oleh organisme yang berada didalam perairan untuk

proses metabolisme Bila suatu perairan keruh maka sinar matahari yang masuk

akan sedikit karena terpencar-pencar oleh adanya partikel yang terlarut dan bila air

tidak keruh maka sinar matahari yang masuk akan banyak Kekeruhan dapat dipakai

sebagai indikasi kualitas suatu perairan Air alami dan air buangan yang

mengandung koloid dapat memudarkan sinar sehingga mengurangi transmisi sinar

Kekeruhan dapat mengurangi proses fotosintesis tanaman dalam air Misalnya

8

vegetasi perairan berakar dan ganggang mengurangi pertumbuhan tanaman dan

mengurangi produktifitas ikan

Kekeruhan dapat disebabkan oleh tanah liat dan lempung buangan industri dan

mikroorganisme Upaya untuk mengurangi kekeruhan ini antara lain dengan

penyaringan dan koagulasi Tujuan dari pemeriksaan parameter ini adalah untuk

mengetahui derajat kekeruhan air yang disebabkan oleh adanya partikel-partikel

yang tersebar merata dan dapat menghambat jalannya sinar matahari yang melalui

air tersebut

Alat

ƒ Turbidimeter

ƒ Gelas piala (Beaker Glass) 500 mL

Cara Kerja

ƒ Dengan menggunakan alat turbidimeter

Perhitungan

Hasil pemeriksaan x NTU x Pengenceran = helliphellip NTU

Kekeruhan larutan standart 7 KECERAHAN

Alat Secchi disc

Cara Kerja

ƒ Secchi disc diturunkan ke dalam perairan hingga batas tidak terlihat dan dicatat

tinggi permukaan air pada tambang secchi disc (A cm)

ƒ Kemudian secchi disc diangkat perlahan hingga kelihatan dan dicatat kembali

tinggi permukaan air pada tambang secchi disc (B cm)

Perhitungan

A + B = helliphellip cm 2

8 KEDALAMAN

Kedalaman sangat mempengaruhi kecepatan arus debit air dan kecerahan

Semakin dalam sungai maka kemungkinan cahaya yang masuk akan semakin

berkurang

9

Alat

ƒ Bandul logam yang diikat tali (diberi tanda seperti meteran)di salah satu

ujungnya

Cara Kerja

ƒ Bandul dicelupkan ke dalam perairan hingga ke dasar lalu diamati dan dicatat

tinggi permukaan air pada tali (hellip cm)

ƒ Diulangi pengukuran beberapa kali dan dihitung rata-rata kedalamannya

9 KECEPATAN ARUS

Pergerakan air atau arus air diperlukan untuk ketersediaannya makanan bagi jasad

renik dan oksigen Selain itu untuk menghindari karang dari proses pengendapan

Adanya adukan air yang disebabkan oleh adanya pergerakan air akan menghasilkan

oksigen di dalam perairan tersebut Pada umumnya bila suatu perairan mempunyai

arus yang cukup deras maka kadar oksigen yang terlarut juga akan semakin tinggi

Alat

ƒ Current meter atau benda yang terapung (bola pingpong)

ƒ Roll meter

ƒ Stop watch

ƒ Tali rafia

ƒ Ranting kayu

Cara Kerja

ƒ Setiap 100 meter perairan tersebut diberi tanda dengan ranting kayu searah aliran

air

ƒ Bola pingpong yang telah diikat dengan tali rafia diletakkan diatas permukaan air

berbarengan dengan dijalankannya stop watch

ƒ Kecepatan gerakan bola tiap 100 meter dicatat

ƒ Percobaan diulangi hingga beberapa kali dan dirata-rata

Perhitungan

Jarak yang ditempuh = helliphelliphellip ms Waktu yang diperlukan

10 DEBIT AIR

Debit air adalah volume aliran air per satuan waktu Debit air dipengaruhi oleh

luas penampang perairan dan kecepatan arus

14

Alat

ƒ Roll meter

ƒ Bandul logam

ƒ Bola pingpong

Cara Kerja

ƒ Diukur lebar dan panjang perairan lebar dan panjang perairan tersebut dibagi

rata untuk beberapa titik

ƒ Kemudian pada tiap titik diukur kedalamannya dengan bandul logam untuk

kemudian dibuat gambar penampang perairan dan diukur luas perairan tersebut

(A m2)

ƒ Dihitung juga kecepatan arus air dengan mengunakan bola pingpong

Perhitungan Q = A x V

A = luas penampang (luas x dalam)

V = kecepatan arus

11 JUMLAH PADATAN

Alat dan Bahan

ƒ Timbangan

ƒ Cawan porselin

ƒ Kertas saring

ƒ Oven

ƒ Desikator

ƒ 500 mL sampel air

ƒ Gelas piala gelas ukur dan corong

A Jumlah Padatan Tersuspensi (TOSS)

Untuk mengetahui berat atau jumlah zat-zat yang tersuspensi di dalam 1000 mL

air sampel yaitu dengan cara menimbang berat zat-zat tersuspensi dalam air

yang tertinggal pada kertas saring

Cara Kerja

ƒ Ditimbang dan dicatat berat kertas saring bersih yang akan dipakai (A gram)

15

ƒ Kemudian 500 mL sampel air disaring dan sisihkan air yang telah disaring di

dalam gelas piala

ƒ Kertas saring yang telah dipakai tadi dikeringkan dengan didiamkan pada suhu

kamar

ƒ Setelah kering kertas saring beserta padatannya ditimbang (B gram) dan

dihitung padatan tersuspensi air sampel tersebut

Perhitungan

1000 x (B ndash A) = helliphelliphelliphellip gramLiter

50

B Padatan Terlarut (TDS)

Cara Kerja

ƒ Ditimbang dan dicatat berat cawan porselin bersih yang akan digunakan (A

gram)

ƒ Air sampel yang telah disaring (disisihkan) tadi dimasukkan ke dalam cawan

porselin yang telah ditimbang

ƒ Kemudian cawan berisi air sampel dimasukkan ke dalam oven untuk beberapa

saat sampai menguap atau mengering

ƒ Setelah kering cawan porselin beserta padatannya ditimbang kembali (B gram)

dan dihitung padatan terlarut air sampel tersebut

Perhitungan

Kedua hasil perhitungan diatas dicocokan atau dibandingkan dengan standart yang

ada

12 PASANG SURUT (PASUT)

Pasut adalah gerakan naik turunnya permukaan air laut secara berirama yang

disebabkan oleh gaya gravitasi benda-benda langit terutama bulan dan matahari

Massa air yang naik akibat gaya gravitasi tadi akan merambat dari samudra atau

16

laut perairan dalam Faktor yang dapat mempengaruhi pasut adalah posisi bulan

dan matahari terhadap bumi morfologi setempat dan kedalaman Berdasarkan

posisi kedukuan bulan matahari dan bumi maka pasut dapat dibedakan

a Pasut Purnama

Apabila bulan dan matahari berada kira-kira pada satu garis lurus dengan bumi

seperti pada saat bulan muda atau bulan purnamamaka daya tarik keduanya

saling memperkuat

b Pasut Perbani

Apabila bulan dan matahari membentuk sudut siku-siku terhadap bumi maka

gaya tarik keduanya akan saling meniadakan

Berdasarkan gerakan air laut di Indonesia maka dapat dibedakan

a Pasang surut berharian tunggal (Diurnal Tide)

Terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dalam sehari

b Pasang surut berharian ganda (Semi Diurnal Tide)

Terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari dan masing-masing sama

atau hampir sama tingginya setiap hari

c Dua jenis campuran

ƒ Campuran condong ke harian ganda

ƒ Campuran condong ke harian tunggal dengan berbeda tinggi Pada prinsipnya parameter ini untuk mengukur tinggi rendahnya air laut per satuan

waktu dengan menggunakan papan palem

Alat Papan palem diberi tandaukuran seperti meteran

Tali

Teropong Binokuler

Senter

Cara Kerja

ƒ Papan palem dipasang pada sebuah batu karang

ƒ Diperhatikan tinggi rendah permukaan air untuk setiap satu jam sekali dan dicatat

angka tinggi air pada papan palem

ƒ Pengamatan dilakukan sehari semalam untuk kemudian dibuat grafik pasang

surutnya

17

13 DAYA HANTAR LISTRIK (DHL)

DHL dipengaruhi oleh adanya larutan zat-zat yang terkandung di dalam air

DHL ini sangat dipengaruhi oleh kadar salinitas suatu perairan DHL dinyatakan

sebagai umhoscm adalah konduktan dari suatu konduktor dengan panjang 1 cm

dan mempunyai penampang 1 cm

Alat dan Bahan

ƒ Konduktometer

ƒ Termometer

ƒ Air sukingaquadestilata

ƒ Larutan baku KCl 001 M

Cara Kerja

ƒ Kalibrasikan elektroda konduktometer

Elektroda dibilas dengan larutan KCl 001 M sebanyak 3 kali Ukur DHL larutan

KCl 001 M dan atur alat sehingga menunjukkan angka 1413 umhoscm

ƒ Penetapan DHL contoh

Bilas elektroda dengan larutan contoh sebanyak 3 kali Ukur DHL contoh

dengan membaca skala atau digit alat Apabila DHL contoh lebih besar dari

1413 umhoscm Ulangi pekerjaan diatas dengan menggunakan larutan KCl 01

M atau 05 M

Perhitungan

DHL dalam umhoscm dapat langsung dibaca pada alat konduktometer

18

IV PENGUJIAN PARAMETER KIMIA

a pH

Alat pH Universal

Cara Kerja

1 Diambil sampel air

2 Dicelupkan pH universal kedalamnya

3 Warna yang terjadi dibandingkan pada standard warna

b DO (Dissolved Oxygen)

Alat

1 Botol Winkler

2 Pipet tetes

3 Perangkat titrasi

4 Pipet volume

Bahan

1 Iodida alkali (perekasi Winkler)

2 H2SO4 pekat

3 Larutan Mangan sulfat MnSO4 48

4 Natrium tiosulfat 0025 N

5 Indikator amylum 1

Cara Kerja

1 Ditambahkan kedalamnya 1 mL MnSO4 dan 1 mL reagen Winkler lalu dikocok

dan ditunggu hingga terbentuk endapan

2 Ditambahkan 2 mL H2SO4 pekat dikocok hingga endapan larut

3 Diambil 500 mL sampel tersebut dititrasi dengan larutan Natrium tiosulfat

0025 N sampai berwarna kuning muda pucat

4 Ditambahkan inikator amilum (biru)

5 Dititrasi kembali dengan larutan Natrium tiosulfat dari biru sampai menjadi

bening

6 Dicatat berapa mL Natrium tiosulfat yang dipakai

Perhitungan

19

8000 x mL Na2S2O3 X N Na2S2O3

Kadar O2 (mgL) = mL sampel

c CO2 BEBAS

Alat

1 Tabung reaksi

2 Labu erlenmeyer

Bahan

1 Indikator Phenol ptalein

2 Natrium bikarbonat

Cara Kerja

1 Masukkan 50 mL sampel air ke dalam labu erlenmeyer

2 Tambahkan 3-5 mL indikator PP

3 Titrasi Ntrium bikarbonat standart tetes demi tetes sampai berwarna merah

muda

4 Catat mL Natrium bikarbonat standar yang terpakai

Perhitungan

Kadar CO2 = 1000 X mL Na-bikarbonat X Na-bikarbonat X BA Na-bikarbonat

50

d BOD (Biochemical Oxygen Demand)

Alat

1 Botol Winkler

2 Pipet tetes

3 Pipet volumetri

4 Erlenmeyer

5 Buret dan statif

20

Bahan Lihat bahan pemeriksaan O2 (DO)

Cara kerja

1 Saring 100 mL sampel air dari lumpur

2 Diambil 75 mL sampel air yang telah disaring diencerkan dengan aquadest

100X dan dimasukkan kedalam 2 botol Winkler

3 Disimpan dalam keadaan gelap (dibungkus dengan kertas karbon atau plastik

hitam) dan ditempat yang gelap Dicata suhu air dan jam penyimpanan Dihitung

kadar O2 nya setelah 5 hari kemudian

4 Terhadap sampel juga dihitung kadar O2 sesaat

5 Dicatat kadarrnya

Perhitungan

Kadar BOD (mgL) = (DO sesaat ndash DO5) X pengenceran

e COD (Chemical Oxygen Demand)

Alat f TOM (Total Organic Mater)

Alat

1 Perangkat titrasi

2 Termometer

3 Erlenmeyer

4 Hot plate

5 Pipet volume

6 Pipet Mohr

Bahan

1 H2SO4 6 N

21

2 KMnO4 001 N

3 H2C2O4 001 N

Cara kerja

1 Dipipet 25 mL sampel air dimasukkan kedalam erlenmeyer

2 2 Tambahkan 05 mL H2SO4 beberapa teter KMnO4 001 N sampai berwarba

merah muda sedikit agar semua senyawa organik yang tingkatnya rendah

dioksidasi menjadi tingkat tinggi

3 Pipet 10 mL larutan KMnO4 001 N kedalamnya Warna larutan akan berwarna

merah

4 Dididihkan larutan tersebut catat jamnya Warna larutan akan lebih muda

biarkan mendidih selama 10 menit lalu diangkat

5 Turunkan suhu 80oC ditambahkan 10 mL asam oksalat 001 N dengan pipet

khusus Larutan akan menjadi bening pada oksalat berlebih

6 Dalam suhu 70-80oC titasi larutan dengan KMnO4 001 N sampai berwarna

pink

Perhitungan (10 + a) b ndash (10 x c) 316 x 1000

dimana a = titrasi KMnO4

b = N KMnO4

c = NH2C2O4 01 N

d = sampel air (mL)

g KESADAHAN TOTAL

Alat

1 Pipet volume 100 mL

2 Erlenmeyer

3 Buret

Bahan

1 Larutan EDTA

22

2 Larutan Buffer pH 10

3 Indikator EBT

Cara kerja

1 Dipipet 10 mL air dimasukkan kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan indikator EBT hingga larutan menjadi merah muda

3 Tambahkan larutan buffer pH 10 sebanyak 1-15 mL

4 Dititrasi dengan larutan EDTA hingga menjadi biru muda

5 Catat volume EDTA yang dipakai

Perhitungan

mgL CaCO3 mL EDTA X faktor EBT X 10

mL sampel

h SALINITAS

Alat

1 Erlenmeyer

2 Pipet volume

3 Pipet tetes

4 Buret dan statif

Bahan

1 Indikator K2CrO4

2 AgNo3 01 N

Cara kerja

1 Ambil 30 mL sampel air laut lalu diencerkan 10-50 kali

2 Tambahkan K2CrO4

3 Titrasi dengan AgNO3 sampai merah bata

Perhitungan

mL AgNO3 sebenarnya X N AgNO3 X 355 X 1000 X 181

mL sampel X 1000

23

i KESADAHAN Ca

Alat

1 Pipet volume 100 mL

2 Erlenmeyer

3 Buret

Bahan

1 Larutan EDTA 001 N

2 Indikator Maurexide

3 Larutan NaOH 1 N

Cara kerja

1 Dipipet 100 mL sampel dimasukkan dalam erlenmeyer

2 Ditambahakan 1 mL NaOH

3 Ditambahkam indikator Maurexide 01 g dan aduk sampai warnanya merah bata

4 Dititrasi dengan larutan EDTA sampai terbentuk warna ungu

5 Catat volume EDTA yang terpakai

Perhitungan

Mg L Ca = mg EDTA x faktor EDTA x 10000

mL sampel

j KESADAHAN Mg

Perhitungan

mgL Mg = (kesadahan total ndash kesadahan Ca) x 024

24

k DAYA MENGGABUNG ASAM

Alat

1 Pipet volumetri

2 Botol Winkler

3 Erlenmeyer

4 Buret

Bahan

1 Indikator MO

2 HCl 01 N

Cara kerja

1 Ambil sampel air dalam botol Winkler

2 Masukkan 50 mL sampel tersebut kedalam erlenmeyer dengan menggunakan

pipet volumetri

3 Tambahakan indikator MO sebanyak 3 tetes tittrasi dengan HCl 01 N sampai

berwarna jingga

4 Catat mL HCl yang terpakai

Perhitungan DMA = 1000 X mL HCl X N HCl

5

l ASIDITAS

Alat

1 Erlenmeyer

25

2 Buret

3 Pipet volume 100 mL

Bahan

1 Indikator PP

2 NaOH 002 N

Cara kerja

1 Ambil sampel air sebanyak 100 mL masukkan kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan 3 tetes indikator PP

3 Titrasi dengan larutan NaOH sampai warna merah pucat

4 Catat mL NaOH yang dipakai

Perhitungan

Total Keasaman mgL CaCO3 = mL NaOH X N NaOH X 50 X 1000

m ALKALINITAS

Alat

1 Tabung plastik

2 Erlenmeyer

3 Pipet

Bahan

1 Indikator PP pH 45

2 Brom Cressol Red pH 83

3 Sulfuric Acid

Cara kerja

1 Masukkan sampel kedalam botol plastik lalu dituang kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan 1 tetes indikator PP jika tidak berwarna PP = 0 ( langsung ke no 4)

3 Jika berwarna pink tembahkan sulfuric acid tetes demi tetes sampai warna hilang

(hitung jumlah tetes yang digunakan)

26

4 Tambahkan beberapa tetes Brom cressol Red lalau titrasi dengan asam sulfat

sampai berubah warna dari biru kehijauan menjadi pink

5 Catat jumlah tetes asam sulfat yang digunakan

Perhitungan

1 tetes asam sulfat = 1 ppm

1 ppm = banyaknya tetes X 171

V HIGH VOLUME SAMPLING

Prinsip pengukuran

Udara dihisap melalui filter fiberglass dengan kecepata aliran udara 113-170 m3mnt

atau 30-60 cuft Partikel tersuspensi dengan diameter lt100 mikron (diameter

aerodinamik) akan terhisap dan tertahan di permukaan filter Metode ini digunakan untuk

mengukur konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient dengan satuan microgm3 dengan

cara menimbang berat partiklat yang tertahan di permukaan filter dan degnan menghitung

volume udara yang terhisap Metode ini munkgin dilengkapi dengan pengatur kecepatan

aliran udara untuk memastikan laju aliran udara konstan Sampel yang terkumpul dapat

digunakan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif senyawa-senyawa yang berada

dalam bentuk partikel Senyawa yang dapat dianalisis antara alain senyawa organic

(PAN) nitrat sulfat logam-logam berat ion ammonium dan ion fluorida

Sensitivitas

Sampling yang dilakukan selama 24 jam dengan kecepatan aliran udara 170 m3mnt (60

cuftmnt) akan mampu mengukur partikulat dengan konsentrasi yang rendah (1 microgm3)

Jika konsentrasi di udara ambient cukup tinggi maka sampling dapat dilakukan selama 6-

8 jam Waktu sampling yang direkomendasikan adalah 24 jam

Gangugan-ganguan

Partikulat yang berminyak seperti photochemical smog atau asap pembakaran kayu yang

dapat menutupi filter sehingga aliran udara akan menurun hal lain adalah partikel yang

mengandung senyawa higroskopis atau partikel dengan kelembaban tinggi yang akan

memberikan akibat yang sama

27

Presisi dari akurasi

Konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient sebesar 112 microgm3 akan memberikan

standar deviasi relative sebesar 9 (10 microgm3) sedangkan untuk konsentrasi 39 microgm3

standar deviasi relative akan sebesar 15 (6 microgm3) Akurasi sangat dipengaruhi oleh

perubahan kecepatan aliran udara selama sampling berlangsung Karenanya alat pengukur

aliran udara pada dasarnya diperlukan dalam metode ini

Peralatan

- Peralatan sampling Face plate (plat bag Depan) dan gasket Adapter filter dan

Motor Pompa Vakum

- Ketiga alat tersebut dilindungi dengan shelter (gambar 1)

- Hi-Vol Sampler harus mampu menghisap udara melalui filter fiberglass berukuran

203x254 cm dengan kecepatan aliran udara minimum 113 microgm3 (30 cfm) dan

mampu beroperasi selama 24 jam

- Unit Kalibrasi unit kalibrasi orifice yang terdiri dari pipa logam berukuran

diameter dalam (ID) 762 cm (3rdquo) dan panjang 159 cm (625rdquo)

- Neraca Analitik dengan ketelitian 01 mg

- Designator untk mengkondisikan filter sebelum dan setelah sampling dilakukan

Pereaksi (Reagent)

Filter yang secara baku digunakan adalah filter fiberglass dengan sfisiensi 99 untuk

diameter partikel 03 microm Tidak direkomendasikan pengunaan kertas filter biasa yang

umum dipakai di laboratorium

Prosedur

Sampling

Filter fiber yang digunakan harus dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan sikat

kecil Filter dikondisikan selama 24 jam kemudian ditimbang dengan neraca analitik

(pemberian nomor pada filter dilakukan sebelum penimbangan) Sebelum sampling

dilakukan filter tidak boleh digulungdilipat Untuk pengamanan selama perjalanan filter

dapat disimpan di dalam kantong plastic Setelah filter dipasang dengan rapi di antara

face plate dan gasket sampler dihidupkan dan setelah berjalan 5 menit catat kecepatan

aliran udara Biarkan sampling berlangsung 6 8 atau 24 jam Sebelum sampling berakhir

catat kembali kecepatan aliran udara Setelah sampling berakhir face plate dibuka dan

28

filter fiber dilipat sedemikian rupa sehingga bagian yang mengandung partikel tersuspensi

saling berhadapan

Analisis

Sebelum ditimbang filter hendaknya dikondisikan kembali di dalm desikator selama 24

jam

Kalibrasi Hi-Vol Sampler

Sebelum digunakan Hi-Vol Sampler harus dikalibrasi dahulu dengan menggunakan

- Metode Rotameter

- Metode Draft Gauge atau kalibrasi Orifice

Perhitungan

Konversi kecepatan aliran udara dari cuft menjadi m3mnt

Volume udara yang dihisap

V= frac12 x [(Q1+Q2) x T]

Keterangan

V volume udara yang terhisap (m3)

Q1 kecepatan aliran udara awal (m3mnt)

Q2 kecepatan aliran udara akhir (m3mnt)

T waktu sampling (mnt)

Hitung konsentrasi partikel yang tersuspensi

SP= (Ws-W0) x 106 x 1v

Keterangan

SP konsentrasi partikel tersuspensi (microgm3)

Ws berat filter fiberglass setelah sampling (g)

W0 berat filter fiberglass sebelum sampling (g)

106 konversi dari g menjadi microg

29

Gambar 1

Picture 1 High Volume Sampler

VI Gas Ammonia (NH3)

Metode Indophenol

Prinsip

Amonia (NH3) di udara ambient diserap oleh larutan H2SO4 membentuk Ammonium

Sulfat Amonium Sulfat yang terbentuk direaksikan dengan phenol dan antrium

hipokhlorit yang dalam suasana basa akan memberntuk Indophenol yang berwarna biru

Warna biru yang terjadi dianalisis secara colorimetri Reaksi dipercepat dengan

penalbahan Natrium Nitroprussid

Sensitivitas

Sampling degnan kecepatan aliran udara 1-2 liter konsentrasi yang dapat di ukur 20-700

microgm3 (0025-1 ppm) dengan waktu sampling 1 jam Batas pengukuran terkecil adalah

002 microgml penyerap

Sampler Motor

Flow Recorder (Optional)

Filter Adaptor

Flow Meter

30

Ganguan-ganguan

Ammonia yang terdapat dalam partikulat dapat terukur jika tidakdigunakan filter selama

sampling berlangsung

Adanya FE3+ Cr3+ dan ion mangan degnan konsentrasi sebesar mg akan memberikan

ganguan positif Sedangakan ion Cu akan menghambat reksi pembentukan warna Untuk

mengurangi ganguan tersebut dapat ditambahkan EDTA

Nitrit dan Sulfit dengan konsentrasi 100x konsentrasi NH3 akan memberikan ganguan

Formaldehida akan memberikan ganguan negative sebesar 10-15

Ganguan yang dapat disebabkan oleh partikulat dapat dicegah degnan menggunakan filter

selama sampling berlangsung

Peralatan

Pompa Vacuum

Flow meter

Absorber dapat digunakan fritted bubbler midget impinger atau gas scrubber

Spektrofotometer

Peralatan gelas

Pereaksi

Larutan Penyerap H2SO4 01N

Encerkan 23 ml H2SO4 pekat (18M) dengan aquadest sampai volume 1 liter

Larutan Natrium Nitroprussid

20 g Natrium Nitroprussid dilarutkan dalam 100 ml aquadest Larutan ini stabil selama 2

bulan jika disimpan dalam lemari es

Larutan NaOH 675M

Larutkan 270 g NaOH dalam 1 liter aquadest kemudian didihkan sampai volumenya 600

ml untuk menghilangkan ammonia Tambah aquadest sampai volumenya 1 liter Simpan

larutan ini dalam botol plastik

Larutan Stock natrium Hipokhlorit

Buat larutan Natrium Hipokhlorit 37 (01N) dengan cara mengencerkan Natrium

Hipokhlorit 5-6 dengan aquadest Larutan ini stabil selama 2 bulan jika disimpan

dalam lemari es

Larutan Stock Phenol 45 (vv)

Phenol dilebur dalam water bath pada suhu 600C kemudian 45 ml (50g) phenol tersebut

diencerkan dengan methanol sampai volumenya 100 ml Larutan ini stabil selama 2 bulan

jika disimpan dalam lemari es

31

Larutan Buffer

Larutkan 50 g Na3PO312H2O dan 74 ml larutan NaOH 675 dalam 1 liter aquadest

Larutan Hipokhlorit

Campurkan 30 ml larutan NaOH 675M dan 30 ml larutan stock natrium Hipokhlorit

kemudian encerkan degnan aquadest sampai volumenya 100 ml Larutan ini hanya stabil

selama 1 hari

Larutan Phenol

Campurkan 20 ml larutan stock phenol 45 dan 1 ml larutan natrium Nitroprussid 20

kemudian encerkan dengan aquadest sampai volumenya 100 ml larutan ini stabil selama

4 jam

Larutan Stock Standar Ammonia

318 g NH4Cl atau 388 g (NH4)2SO4 dilarutkan dlam 1 liter aquadest Kemudian

tambahkan CHCl3 sebagai pangawet Larutan ini stabil selama 2 bulan

Larutan Standar Ammonia

10 ml larutan stock standar Ammonia diencerkan degnan larutan penyerap (H2SO4 01N)

sampai volumenya 1 liter (1 ml= 10 microg NH3)

Kalibrasi

- Siapkan 6 buah labu ukur 25 ml masukkan ke dalam masing-masing labu ukur

00 ml 02 ml 04 ml 06 ml 10 ml dan 15 ml larutan standar Ammonia

- Tambahkan 10 ml larutan penyerap ke dalam masing-masing labu ukur

- Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan phenol dan 25 ml larutan natrium

Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat 25 ml

dan biarkan selama 30 menit

Intensita warna biru yang terjadi diukur dengan kurva spektrofotometer pada apnjang

gelombang 630 nm Buat kurva kalibrasi antara Absorban degnan konsentrasi NH3

dan tentukan slopenya

Prosedur

- Susunan alat sampling

Filter----------- Midget ---------- Flow meter ------------Pompa

32

10 ml larutanpenyerap dalam midget impinger yang dirangkai dengan flow mwter

dan pompa vaccum Sampling dilakukan selama 1 jam dengan kecepatan aliran

udara 1-2 litermenit

Analisis

- Setelah sampling larutan penyerap dipundahkan secara kuantitatif dalam labu

ukur 25 ml Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan Phenol dan 25 ml

larutan Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat

25 ml dan biarkan selama 30 menit

- Intensitas warna biru yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang

gelombang 630 nm

Perhitungan

NH3 (microgm3)= (A x k) (V)

Keterangan

A absorbansi sample

k Slope (microgunit absorban)

V volume udara pada 250C dan 760 mmHg

Picture 2 Sususnan Peralatan Sampling

Needle Valve

To Air Pump

Flow meter

TRAP

IMPINGER

NEEDLE VALVE FLOW CONTROL

33

VII PENGUKURAN INTENSITAS SUARA

Prinsip

Tingkat kebisingan dapat ditentukan oleh dua factor yaitu intensitas suara yang

dinyatakan dalam dB dan durasi pemaparan kebisingan dinyatakan dalam jam atau

menit

Decibel (dB) merupakan pengukuran unit logaritma yang menyatakan suatu kuantitas

Fisik (power atau intensitas) yang dapat berdasarkan pada suatu reference level tertentu

Satu decibel = sepersepuluh satu bel (B)

Decibel pada umumnya digunakan untuk pengukuran kuantitas suara berdasarkan

reference 0 dB Reference level ditetapkan pada ldquo0rdquo berdasarkan intensitas suara standar

manusia Semakin besar intensitas (amplitude) suara rarr semakin keras suara

Intensitas Suara = decibels (dB)

dB = 10 log Intensitas suara

Intensitas suara standar

- 0 db = ketiadaan suara

- Ambang pendengara = 0 dB 1000 Hz

34

Tabel 1 Beberapa Contoh Intensitas Suara

Bunyi Intensitas Suara (dB)

Gemerisik daun 15

Bisikan 30

Percakapan normal 60

Vacuum cleaner 75

Teriakan 80

Suara motor 90

Suara tak nyaman 120

Suara menyakitkan telinga 140

Lalu lintas padat 100

Amplifier 120 ndash 140

Tabel 2 Pembatasan waktu dan tingkat kebisingan yang diterima

Waktu (Jamhari) Tingkat kebisingan

(dBA) Waktu (Jamhari)

Tingkat kebisingan

(dBA)

8 90 15 102

6 92 10 105

4 95 05 110

3 97 lt025 115

2 100

Contoh perhitungan

Once a statistically valid L10(h) has been obtained the Leq(h) can be

calculated as follows

Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 (2-1)

Where Leq(h) is the hourly A-weighted equivalent sound level

N is the number of sound level readings taken to obtain a statistically valid L10 ni is the number of sound level readings in the ith class

Li is the level of the ith sound level reading taken during the measurement period

Problem No 1 Compute the Leq(h) of the sound level readings shown in

figure 2

L10 = 49 +1-3dBA

L10 Criterion met after 50 samples

35

Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway

Traffic Noise

Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]

= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA

VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA

Prinsip

Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat

langsung dibaca

Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam

bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik

diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor

Alat

Luxmeter

Prosedur

Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi

36

Penentuan titik pengukuran

1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila

merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada

2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada

setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut

dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut

a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal

panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan

kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1

Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2

b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik

potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap

3 (tiga) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara

10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2

Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100

m2

37

c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang

dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan

luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3

Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2

Persyaratan pengukuran

1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan

2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan

Tata cara

1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor

2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran

untuk intensitas penerangan setempat atau umum

3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat

sehingga didapat nilai angka yang stabil

4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan

setempat dan untuk intensitas penerangan umum

5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan

6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent

Natrium Infrared

38

END

Page 8: PANDUAN PRAKTIKUM...Alat dan Bahan e. Prosedur (dibuat dalam bentuk poin, tidak tabel) f. Hasil / Data g. Perhitungan h. Pembahasan antara lain mencakup pembahasan mengapa prinsip

1

I KOMPOSTING

Metode dibawah adalah salah satu contoh metode yang telah berhasil dilakukan untuk membuat kompos Pelaksanaan metode komposting yang akan dilakukan pada saat praktikum dapat disesuaikan dengan tempat praktikum (lab atau lapangan) Metode

Takakura Method

Prinsip

Kompos merupakan pencampuran bahan organik dengan mikroorganisme sebagai

aktivator Pengaturan suhu merupakan faktor penting dalam pengomposan Suhu ideal

selama proses pengomposan adalah 40 derajat-50 derajat C Tumpukan lahan yang terlalu

rendah akan berakibat cepatnya kehilangan panas Ini disebabkan tidak adanya cukup

material untuk menahan panas yang dilepaskan sehingga mikroorganisma tidak akan

berkembang secara wajar Sebaliknya bila timbunan terlalu tinggi akan terjadi kepadatan

bahan organic yang diakibatkan oleh berat bahan sehingga suhu menjadi sangat tinggi dan

tidak ada udara di dalam timbunan Untuk mempercepat terjadinya proses pengomposan

maka pH timbunan harus diusahakan tidak terlalu rendah Bahan mentah yang baik untuk

penguraian atau perombakan berkadar air 50 ndash 70 Kelembaban timbunan secara

menyeluruh diusahakan sekitar 40 ndash 60

Alat dan Bahan

Alat

keranjang sampah

golokpisaualat pemotong lain

sekopcetok

sarung tangan

jaring

karung beras

karung goni

pipa PVC

2

Bahan

sampah rumah tangga sebanyak 1 kg (sudah tercacah)

sekam padi sebanyak 2 kg

kompos jadi sebanyak frac14 Kg

serutan kayusapuan halaman sebanyak 2 kg

air secukupnya

gula merah yang dicairkan sebanyak 300 ml

Cara Kerja

1 komposting

Siapkan dan pilihlah keranjang yang berlubang dan lapisi dengan karung beras

Fungsi karung beras adalah (a) membatasi gangguan serangga (b) mengatur

kelembaban dan (c) berpori-pori sehingga dapat menyerap serta membuang udara

amp air

sampah rumah tangga dipilah terlebih dahulu

cacah sampah hingga berukuran 15 cm x15 cm

tambahkan serutan kayu dan kompos jadi hingga tercampur merata

masukkan bantalan sekam padi yang telah dibungkus dengan jaring-jaring ke

dalam keranjang sampah yang telah disiapkan sebagai alas dasar Fungsi bantal

sekam adalah (a) sebagai tempat mikrobakteri yang akan mempercepat

pembusukan sampah organik (b) karena berrongga besar maka bantal sekam

dapat segera menyerap air dan bau sampah dan (c) sifat sekam yang kering akan

memudahkan pengontrolan kelembaban sampah yang akan menjadi kompos

campurkan media kompos jadi ke dalam campuran sampah yang berfungsi sebagai

aktivatorragi bagi sampah baru

tambahkan gula merah sebagai nutrisi bagi mikroorganisme pengompos

masukkan campuran sampah lalu diperciki air hingga dapat dipastikan cukup

lembab Pengukuran kelembaban kompos dilakukan dengan menggenggam

kompos Jika keluar air dari sela-sela jari maka menandakan bahwa kompos

tersebut kelebihan air dan perlu adanya penambahan bahan kompos Jika pada saat

digenggam bahan kompos tersebut remah maka kadar air telah mencukupi

tekan perlahan jangan terlalu padat

3

tutup dengan bantalan sekam padi dan karung goni hingga rapat agar bau tidak

terlalu menyengat dan masuk hewanserangga yang dapat menggangu proses

pengomposan atau lalat tidak dapat bertelur dalam keranjang serta mencegah

metamorfosis (perubahan) dari belatung menjadi lalat karena lalat tidak dapat

keluar dan mati di dalam keranjang Pilih kain penutup yang serat atau berpori

besar

Tutup keranjang bagian atas sebagai pemberat agar tidak diganggu oleh predator

(kucinganjing) Pilih tutup yang berlubang agar udara dapat keluar masuk

kompos akan matang kurang lebih setelah 30 hari pengomposan

selama proses pengomposan dilakukan pemantauan suhu setiap 7 hari sekali dan

lakukan pembalikan rutin setiap 3 hari sekali dengan cara mengaduk kompos

Setelah 30 pengomposan uji kematangan kompos tersebut dengan menanam biji

tanaman Jika biji tersebut tumbuh maka kompos yang dihasilkan dapat digunakan

sebagai pupuk

II ANALISA MIKROORGANISME

Metode

Most Probable Number (MPN)

Prinsip

Mikroorganisme di dalam sample air ditumbuhkan dalam media Lactose Broth (LB) dan

Brilliant Green Lactose Bill Broth dengan konsentrasi berbeda Pertumbuhan

mikroorganisme dilihat dari gas yang tertangkap pada tabung Durham Konsentrasi

mikroorganisme kemudian diperkirakan dengan table MPN

Alat dan Bahan

a 19 buah tabung reaksi

b 19 buah tabung Durham

c Inkubator

d Pipet

e Jarum Ose

f Lampu Spritus

g Sample air

h Lactosa Broth (LB)

i Brilliant Green Lactosse Bill Broth (BGLB)

j Kapas

Prosedur

Presumptive Test

4

1 Masukkan LB double (26 gr LB yang dilarutkan dalam 1 ltr aquadest) ke dalam

tabung no 1 ndash 5 Masukkan LB single (13 gr LB yang dilarutkan dalam 1 ltr

aquadest) ke dalam tabung no 6 dan 7 Masing-masing sebanyak 10 ml dan tutup

dengan kapas

2 Masukkan tabung Durham dalam posisi terbalik ke dalam setiap tabung berisi LB

3 Panaskan pipet dengan lampu spritus kemudian ambil 10 ml sample air masukkan

ke dalam tabung no 1 Pastikan selalu bekerja dekat dengan lampu spritus untuk

mencegah kontaminasi Lakukan hal yang sama sampai tabung no 5

4 Masukkan 1 ml sample air ke dalam tabung no 6 dan 01 ml sample air ke dalam

tabung no 7

5 Inkubasi semua tabung yang bersisi sample pada suhu 37 selama 2 x 24 jam

6 Hasil positif ditunjukkan dengan tertagkapnya gas dalam tabung Durham

7 Konsentrasi bakteri coliform kemudian ditentukan dengan mencocokkan pada

table MPN

Confirmative Test

1 Siapkan 2 buah tabung reaksi berisi BGLB dan tabung Durham untuk setiap

tabung dari presumptive test yang positif Masing-masing diberi label 44C dan

37C

2 Panaskan jarum ose dengan lampu spritus kemudian pindahkan koloni dari satu

tabung positif ke dalam 2 buah tabung berisi BGLB Kocok agar homogen

Lakukan selanjutnya untuk tabung positif lainnya

3 Inkubasi sesuai dengan suhu pada label selama 2 x 24 jam

4 Hasil positif pada tabung yang dikinkubasi pada 37C menunjukkan adanya

coliform sedangkan hasil positif pada inkubasi 44C menunjukkan adanya fecal

coli

5

III PENGUJIAN PARAMETER FISIKA

WARNA

BAU

RASA

TEMPERATUR

BERAT JENIS

KEKERUHAN

KECERAHAN

KEDALAMAN

KECEPATAN ARUS

DEBIT AIR

JUMLAH PADATAN

PASANG SURUT (PASUT)

DAYA HANTAR LISTRIK 1 WARNA

Warna perairan dapat dipakai (tidak selamanya) sebagai parameter apakah suatu

perairan sudah tercemar atau belum Air selokan dapat berubah dari bening menjadi

kelabu karena adanya proses dekomposisi Warna perairan dapat pula dipengaruhi

oleh biota yang ada didalamnya misalnya algae plankton dan tumbuhan air Air

sungai pada umumnya berwarna bening sampai kecoklatan hal ini karena

dipengaruhi oleh adanya pencucian badan sungai itu sendiri dan kadungan suspensi

didalamnya

Metode Pengamatan Organoleptik

2 BAU

Bau suatu perairan dapat disebabkan oleh adanya dekomposisi zat-zat organik

pada suatu perairan yang dapat menimbulkan gas-gas Gas yang keluar dari hasil

dekomposisi bukan saja menimbulkan bau yang kurang sedap tetapi adakalanya

6

dapat mematikan biota yang ada di dalamnya contohnya adanya kasus ikan=ikan

yang mati atau mabuk pada waduk Cirata Jawa Barat

Metode Pengamatan Organoleptik 3 RASA

Parameter ini erat hubungannya dengan pengujian parameter warna dan bau

sehingga seringkali pada pelaksanaannya digabungkan Rasa suatu perairan dalam

kondisi bair berasa hambar bila suatu periran sudah berwarna kurang baik ataudan

bau yang kurang sedap secara otomatis akan mempunyai rasa yang kurang enak

Metode Pengamatan Organoleptik

4 TEMPERATUR

Suhu merupakan parameter yang penting karena erat hubungannya dengan

ldquoAquatic liferdquo atau kehidupan di dalam air dan sangat mempengaruhi pertumbuhan

organisme baik secara langsung maupun tidak langsung Aktivitas biologi dapat

menaikkan suhu perairan sampai 60o C suh air buangan kebanyakan lebih tinggi

daripada suhu badan air Hal ini erat hubungannya dengan proses biodegradasi

Pengamatan suhu dimaksudkan untuk mengetahui kondisi perairan dan interaksi

antara suhu dengan aspek kesehatan habitat dan biota air lainnya Tetapi hal ini tidak

mutlak karena dengan perubahan suhu yang kecil sudah dapat mempengaruhi kondisi

biota contohnya terumbu karang Bila suhu perairan semakin tinggi maka kadar O2

yang terlarut akan semakin rendah demikian pula sebaliknya

Alat termometer

Cara Kerja

ƒ Dicatat suhu udara sekitar

ƒ Untuk air permukaan Termometer dicelupkankan ke dalam perairan ditunggu

beberapa menit Diangkat dan dicatat suhunya

ƒ Untuk air di bawah Sampel diambil dalam botol kemudian termometer

dicelupkan ke dalam air tersebut ditunggu beberapa menit Diangkat dan dicatat

suhunya

7

5 BERAT JENIS (BJ)

Merupakan parameter fisika yang digunakan untuk mengetahui kadar zat

organik dan anorganik Semakin besar BJ semakin banyak zat terlarut BJ diukur

dengan menggunakan urinometer karena suhu yang berubah-ubah maka dipakai

faktor koreksi

Alat dan Bahan

ƒ Urinometer

ƒ Gelas ukur 100 mL

ƒ Termometer

ƒ Sampel air

Cara Kerja

ƒ Diukur dan dicatat suhu saat itu (peneraan)

ƒ Ke dalam gelas ukur diisikan air sampel sebanyak 100 mL

ƒ Kemudian urinometer dimasukkan ke dalam air tadi dengan cara diputar

ƒ Diamati dan dicatat tinggi miniskus air pada urinometer yang merupakan nilai

BJ sampel Diusahakan agar urinometer tidak menempel pada dinding gelas

ukur

Perhitungan

n = tk ndash tp x 0001 3

BJ sesungguhnya = A + n

Ket tk = suhu kamar

tp = suhu peneraan

A = BJ pada saat itu

n = Faktor koreksi

6 KEKERUHAN

Kekeruhan dapat mempengaruhi masuknya sinar matahari ke dalam air Sinar

matahari sangat diperlukan oleh organisme yang berada didalam perairan untuk

proses metabolisme Bila suatu perairan keruh maka sinar matahari yang masuk

akan sedikit karena terpencar-pencar oleh adanya partikel yang terlarut dan bila air

tidak keruh maka sinar matahari yang masuk akan banyak Kekeruhan dapat dipakai

sebagai indikasi kualitas suatu perairan Air alami dan air buangan yang

mengandung koloid dapat memudarkan sinar sehingga mengurangi transmisi sinar

Kekeruhan dapat mengurangi proses fotosintesis tanaman dalam air Misalnya

8

vegetasi perairan berakar dan ganggang mengurangi pertumbuhan tanaman dan

mengurangi produktifitas ikan

Kekeruhan dapat disebabkan oleh tanah liat dan lempung buangan industri dan

mikroorganisme Upaya untuk mengurangi kekeruhan ini antara lain dengan

penyaringan dan koagulasi Tujuan dari pemeriksaan parameter ini adalah untuk

mengetahui derajat kekeruhan air yang disebabkan oleh adanya partikel-partikel

yang tersebar merata dan dapat menghambat jalannya sinar matahari yang melalui

air tersebut

Alat

ƒ Turbidimeter

ƒ Gelas piala (Beaker Glass) 500 mL

Cara Kerja

ƒ Dengan menggunakan alat turbidimeter

Perhitungan

Hasil pemeriksaan x NTU x Pengenceran = helliphellip NTU

Kekeruhan larutan standart 7 KECERAHAN

Alat Secchi disc

Cara Kerja

ƒ Secchi disc diturunkan ke dalam perairan hingga batas tidak terlihat dan dicatat

tinggi permukaan air pada tambang secchi disc (A cm)

ƒ Kemudian secchi disc diangkat perlahan hingga kelihatan dan dicatat kembali

tinggi permukaan air pada tambang secchi disc (B cm)

Perhitungan

A + B = helliphellip cm 2

8 KEDALAMAN

Kedalaman sangat mempengaruhi kecepatan arus debit air dan kecerahan

Semakin dalam sungai maka kemungkinan cahaya yang masuk akan semakin

berkurang

9

Alat

ƒ Bandul logam yang diikat tali (diberi tanda seperti meteran)di salah satu

ujungnya

Cara Kerja

ƒ Bandul dicelupkan ke dalam perairan hingga ke dasar lalu diamati dan dicatat

tinggi permukaan air pada tali (hellip cm)

ƒ Diulangi pengukuran beberapa kali dan dihitung rata-rata kedalamannya

9 KECEPATAN ARUS

Pergerakan air atau arus air diperlukan untuk ketersediaannya makanan bagi jasad

renik dan oksigen Selain itu untuk menghindari karang dari proses pengendapan

Adanya adukan air yang disebabkan oleh adanya pergerakan air akan menghasilkan

oksigen di dalam perairan tersebut Pada umumnya bila suatu perairan mempunyai

arus yang cukup deras maka kadar oksigen yang terlarut juga akan semakin tinggi

Alat

ƒ Current meter atau benda yang terapung (bola pingpong)

ƒ Roll meter

ƒ Stop watch

ƒ Tali rafia

ƒ Ranting kayu

Cara Kerja

ƒ Setiap 100 meter perairan tersebut diberi tanda dengan ranting kayu searah aliran

air

ƒ Bola pingpong yang telah diikat dengan tali rafia diletakkan diatas permukaan air

berbarengan dengan dijalankannya stop watch

ƒ Kecepatan gerakan bola tiap 100 meter dicatat

ƒ Percobaan diulangi hingga beberapa kali dan dirata-rata

Perhitungan

Jarak yang ditempuh = helliphelliphellip ms Waktu yang diperlukan

10 DEBIT AIR

Debit air adalah volume aliran air per satuan waktu Debit air dipengaruhi oleh

luas penampang perairan dan kecepatan arus

14

Alat

ƒ Roll meter

ƒ Bandul logam

ƒ Bola pingpong

Cara Kerja

ƒ Diukur lebar dan panjang perairan lebar dan panjang perairan tersebut dibagi

rata untuk beberapa titik

ƒ Kemudian pada tiap titik diukur kedalamannya dengan bandul logam untuk

kemudian dibuat gambar penampang perairan dan diukur luas perairan tersebut

(A m2)

ƒ Dihitung juga kecepatan arus air dengan mengunakan bola pingpong

Perhitungan Q = A x V

A = luas penampang (luas x dalam)

V = kecepatan arus

11 JUMLAH PADATAN

Alat dan Bahan

ƒ Timbangan

ƒ Cawan porselin

ƒ Kertas saring

ƒ Oven

ƒ Desikator

ƒ 500 mL sampel air

ƒ Gelas piala gelas ukur dan corong

A Jumlah Padatan Tersuspensi (TOSS)

Untuk mengetahui berat atau jumlah zat-zat yang tersuspensi di dalam 1000 mL

air sampel yaitu dengan cara menimbang berat zat-zat tersuspensi dalam air

yang tertinggal pada kertas saring

Cara Kerja

ƒ Ditimbang dan dicatat berat kertas saring bersih yang akan dipakai (A gram)

15

ƒ Kemudian 500 mL sampel air disaring dan sisihkan air yang telah disaring di

dalam gelas piala

ƒ Kertas saring yang telah dipakai tadi dikeringkan dengan didiamkan pada suhu

kamar

ƒ Setelah kering kertas saring beserta padatannya ditimbang (B gram) dan

dihitung padatan tersuspensi air sampel tersebut

Perhitungan

1000 x (B ndash A) = helliphelliphelliphellip gramLiter

50

B Padatan Terlarut (TDS)

Cara Kerja

ƒ Ditimbang dan dicatat berat cawan porselin bersih yang akan digunakan (A

gram)

ƒ Air sampel yang telah disaring (disisihkan) tadi dimasukkan ke dalam cawan

porselin yang telah ditimbang

ƒ Kemudian cawan berisi air sampel dimasukkan ke dalam oven untuk beberapa

saat sampai menguap atau mengering

ƒ Setelah kering cawan porselin beserta padatannya ditimbang kembali (B gram)

dan dihitung padatan terlarut air sampel tersebut

Perhitungan

Kedua hasil perhitungan diatas dicocokan atau dibandingkan dengan standart yang

ada

12 PASANG SURUT (PASUT)

Pasut adalah gerakan naik turunnya permukaan air laut secara berirama yang

disebabkan oleh gaya gravitasi benda-benda langit terutama bulan dan matahari

Massa air yang naik akibat gaya gravitasi tadi akan merambat dari samudra atau

16

laut perairan dalam Faktor yang dapat mempengaruhi pasut adalah posisi bulan

dan matahari terhadap bumi morfologi setempat dan kedalaman Berdasarkan

posisi kedukuan bulan matahari dan bumi maka pasut dapat dibedakan

a Pasut Purnama

Apabila bulan dan matahari berada kira-kira pada satu garis lurus dengan bumi

seperti pada saat bulan muda atau bulan purnamamaka daya tarik keduanya

saling memperkuat

b Pasut Perbani

Apabila bulan dan matahari membentuk sudut siku-siku terhadap bumi maka

gaya tarik keduanya akan saling meniadakan

Berdasarkan gerakan air laut di Indonesia maka dapat dibedakan

a Pasang surut berharian tunggal (Diurnal Tide)

Terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dalam sehari

b Pasang surut berharian ganda (Semi Diurnal Tide)

Terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari dan masing-masing sama

atau hampir sama tingginya setiap hari

c Dua jenis campuran

ƒ Campuran condong ke harian ganda

ƒ Campuran condong ke harian tunggal dengan berbeda tinggi Pada prinsipnya parameter ini untuk mengukur tinggi rendahnya air laut per satuan

waktu dengan menggunakan papan palem

Alat Papan palem diberi tandaukuran seperti meteran

Tali

Teropong Binokuler

Senter

Cara Kerja

ƒ Papan palem dipasang pada sebuah batu karang

ƒ Diperhatikan tinggi rendah permukaan air untuk setiap satu jam sekali dan dicatat

angka tinggi air pada papan palem

ƒ Pengamatan dilakukan sehari semalam untuk kemudian dibuat grafik pasang

surutnya

17

13 DAYA HANTAR LISTRIK (DHL)

DHL dipengaruhi oleh adanya larutan zat-zat yang terkandung di dalam air

DHL ini sangat dipengaruhi oleh kadar salinitas suatu perairan DHL dinyatakan

sebagai umhoscm adalah konduktan dari suatu konduktor dengan panjang 1 cm

dan mempunyai penampang 1 cm

Alat dan Bahan

ƒ Konduktometer

ƒ Termometer

ƒ Air sukingaquadestilata

ƒ Larutan baku KCl 001 M

Cara Kerja

ƒ Kalibrasikan elektroda konduktometer

Elektroda dibilas dengan larutan KCl 001 M sebanyak 3 kali Ukur DHL larutan

KCl 001 M dan atur alat sehingga menunjukkan angka 1413 umhoscm

ƒ Penetapan DHL contoh

Bilas elektroda dengan larutan contoh sebanyak 3 kali Ukur DHL contoh

dengan membaca skala atau digit alat Apabila DHL contoh lebih besar dari

1413 umhoscm Ulangi pekerjaan diatas dengan menggunakan larutan KCl 01

M atau 05 M

Perhitungan

DHL dalam umhoscm dapat langsung dibaca pada alat konduktometer

18

IV PENGUJIAN PARAMETER KIMIA

a pH

Alat pH Universal

Cara Kerja

1 Diambil sampel air

2 Dicelupkan pH universal kedalamnya

3 Warna yang terjadi dibandingkan pada standard warna

b DO (Dissolved Oxygen)

Alat

1 Botol Winkler

2 Pipet tetes

3 Perangkat titrasi

4 Pipet volume

Bahan

1 Iodida alkali (perekasi Winkler)

2 H2SO4 pekat

3 Larutan Mangan sulfat MnSO4 48

4 Natrium tiosulfat 0025 N

5 Indikator amylum 1

Cara Kerja

1 Ditambahkan kedalamnya 1 mL MnSO4 dan 1 mL reagen Winkler lalu dikocok

dan ditunggu hingga terbentuk endapan

2 Ditambahkan 2 mL H2SO4 pekat dikocok hingga endapan larut

3 Diambil 500 mL sampel tersebut dititrasi dengan larutan Natrium tiosulfat

0025 N sampai berwarna kuning muda pucat

4 Ditambahkan inikator amilum (biru)

5 Dititrasi kembali dengan larutan Natrium tiosulfat dari biru sampai menjadi

bening

6 Dicatat berapa mL Natrium tiosulfat yang dipakai

Perhitungan

19

8000 x mL Na2S2O3 X N Na2S2O3

Kadar O2 (mgL) = mL sampel

c CO2 BEBAS

Alat

1 Tabung reaksi

2 Labu erlenmeyer

Bahan

1 Indikator Phenol ptalein

2 Natrium bikarbonat

Cara Kerja

1 Masukkan 50 mL sampel air ke dalam labu erlenmeyer

2 Tambahkan 3-5 mL indikator PP

3 Titrasi Ntrium bikarbonat standart tetes demi tetes sampai berwarna merah

muda

4 Catat mL Natrium bikarbonat standar yang terpakai

Perhitungan

Kadar CO2 = 1000 X mL Na-bikarbonat X Na-bikarbonat X BA Na-bikarbonat

50

d BOD (Biochemical Oxygen Demand)

Alat

1 Botol Winkler

2 Pipet tetes

3 Pipet volumetri

4 Erlenmeyer

5 Buret dan statif

20

Bahan Lihat bahan pemeriksaan O2 (DO)

Cara kerja

1 Saring 100 mL sampel air dari lumpur

2 Diambil 75 mL sampel air yang telah disaring diencerkan dengan aquadest

100X dan dimasukkan kedalam 2 botol Winkler

3 Disimpan dalam keadaan gelap (dibungkus dengan kertas karbon atau plastik

hitam) dan ditempat yang gelap Dicata suhu air dan jam penyimpanan Dihitung

kadar O2 nya setelah 5 hari kemudian

4 Terhadap sampel juga dihitung kadar O2 sesaat

5 Dicatat kadarrnya

Perhitungan

Kadar BOD (mgL) = (DO sesaat ndash DO5) X pengenceran

e COD (Chemical Oxygen Demand)

Alat f TOM (Total Organic Mater)

Alat

1 Perangkat titrasi

2 Termometer

3 Erlenmeyer

4 Hot plate

5 Pipet volume

6 Pipet Mohr

Bahan

1 H2SO4 6 N

21

2 KMnO4 001 N

3 H2C2O4 001 N

Cara kerja

1 Dipipet 25 mL sampel air dimasukkan kedalam erlenmeyer

2 2 Tambahkan 05 mL H2SO4 beberapa teter KMnO4 001 N sampai berwarba

merah muda sedikit agar semua senyawa organik yang tingkatnya rendah

dioksidasi menjadi tingkat tinggi

3 Pipet 10 mL larutan KMnO4 001 N kedalamnya Warna larutan akan berwarna

merah

4 Dididihkan larutan tersebut catat jamnya Warna larutan akan lebih muda

biarkan mendidih selama 10 menit lalu diangkat

5 Turunkan suhu 80oC ditambahkan 10 mL asam oksalat 001 N dengan pipet

khusus Larutan akan menjadi bening pada oksalat berlebih

6 Dalam suhu 70-80oC titasi larutan dengan KMnO4 001 N sampai berwarna

pink

Perhitungan (10 + a) b ndash (10 x c) 316 x 1000

dimana a = titrasi KMnO4

b = N KMnO4

c = NH2C2O4 01 N

d = sampel air (mL)

g KESADAHAN TOTAL

Alat

1 Pipet volume 100 mL

2 Erlenmeyer

3 Buret

Bahan

1 Larutan EDTA

22

2 Larutan Buffer pH 10

3 Indikator EBT

Cara kerja

1 Dipipet 10 mL air dimasukkan kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan indikator EBT hingga larutan menjadi merah muda

3 Tambahkan larutan buffer pH 10 sebanyak 1-15 mL

4 Dititrasi dengan larutan EDTA hingga menjadi biru muda

5 Catat volume EDTA yang dipakai

Perhitungan

mgL CaCO3 mL EDTA X faktor EBT X 10

mL sampel

h SALINITAS

Alat

1 Erlenmeyer

2 Pipet volume

3 Pipet tetes

4 Buret dan statif

Bahan

1 Indikator K2CrO4

2 AgNo3 01 N

Cara kerja

1 Ambil 30 mL sampel air laut lalu diencerkan 10-50 kali

2 Tambahkan K2CrO4

3 Titrasi dengan AgNO3 sampai merah bata

Perhitungan

mL AgNO3 sebenarnya X N AgNO3 X 355 X 1000 X 181

mL sampel X 1000

23

i KESADAHAN Ca

Alat

1 Pipet volume 100 mL

2 Erlenmeyer

3 Buret

Bahan

1 Larutan EDTA 001 N

2 Indikator Maurexide

3 Larutan NaOH 1 N

Cara kerja

1 Dipipet 100 mL sampel dimasukkan dalam erlenmeyer

2 Ditambahakan 1 mL NaOH

3 Ditambahkam indikator Maurexide 01 g dan aduk sampai warnanya merah bata

4 Dititrasi dengan larutan EDTA sampai terbentuk warna ungu

5 Catat volume EDTA yang terpakai

Perhitungan

Mg L Ca = mg EDTA x faktor EDTA x 10000

mL sampel

j KESADAHAN Mg

Perhitungan

mgL Mg = (kesadahan total ndash kesadahan Ca) x 024

24

k DAYA MENGGABUNG ASAM

Alat

1 Pipet volumetri

2 Botol Winkler

3 Erlenmeyer

4 Buret

Bahan

1 Indikator MO

2 HCl 01 N

Cara kerja

1 Ambil sampel air dalam botol Winkler

2 Masukkan 50 mL sampel tersebut kedalam erlenmeyer dengan menggunakan

pipet volumetri

3 Tambahakan indikator MO sebanyak 3 tetes tittrasi dengan HCl 01 N sampai

berwarna jingga

4 Catat mL HCl yang terpakai

Perhitungan DMA = 1000 X mL HCl X N HCl

5

l ASIDITAS

Alat

1 Erlenmeyer

25

2 Buret

3 Pipet volume 100 mL

Bahan

1 Indikator PP

2 NaOH 002 N

Cara kerja

1 Ambil sampel air sebanyak 100 mL masukkan kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan 3 tetes indikator PP

3 Titrasi dengan larutan NaOH sampai warna merah pucat

4 Catat mL NaOH yang dipakai

Perhitungan

Total Keasaman mgL CaCO3 = mL NaOH X N NaOH X 50 X 1000

m ALKALINITAS

Alat

1 Tabung plastik

2 Erlenmeyer

3 Pipet

Bahan

1 Indikator PP pH 45

2 Brom Cressol Red pH 83

3 Sulfuric Acid

Cara kerja

1 Masukkan sampel kedalam botol plastik lalu dituang kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan 1 tetes indikator PP jika tidak berwarna PP = 0 ( langsung ke no 4)

3 Jika berwarna pink tembahkan sulfuric acid tetes demi tetes sampai warna hilang

(hitung jumlah tetes yang digunakan)

26

4 Tambahkan beberapa tetes Brom cressol Red lalau titrasi dengan asam sulfat

sampai berubah warna dari biru kehijauan menjadi pink

5 Catat jumlah tetes asam sulfat yang digunakan

Perhitungan

1 tetes asam sulfat = 1 ppm

1 ppm = banyaknya tetes X 171

V HIGH VOLUME SAMPLING

Prinsip pengukuran

Udara dihisap melalui filter fiberglass dengan kecepata aliran udara 113-170 m3mnt

atau 30-60 cuft Partikel tersuspensi dengan diameter lt100 mikron (diameter

aerodinamik) akan terhisap dan tertahan di permukaan filter Metode ini digunakan untuk

mengukur konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient dengan satuan microgm3 dengan

cara menimbang berat partiklat yang tertahan di permukaan filter dan degnan menghitung

volume udara yang terhisap Metode ini munkgin dilengkapi dengan pengatur kecepatan

aliran udara untuk memastikan laju aliran udara konstan Sampel yang terkumpul dapat

digunakan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif senyawa-senyawa yang berada

dalam bentuk partikel Senyawa yang dapat dianalisis antara alain senyawa organic

(PAN) nitrat sulfat logam-logam berat ion ammonium dan ion fluorida

Sensitivitas

Sampling yang dilakukan selama 24 jam dengan kecepatan aliran udara 170 m3mnt (60

cuftmnt) akan mampu mengukur partikulat dengan konsentrasi yang rendah (1 microgm3)

Jika konsentrasi di udara ambient cukup tinggi maka sampling dapat dilakukan selama 6-

8 jam Waktu sampling yang direkomendasikan adalah 24 jam

Gangugan-ganguan

Partikulat yang berminyak seperti photochemical smog atau asap pembakaran kayu yang

dapat menutupi filter sehingga aliran udara akan menurun hal lain adalah partikel yang

mengandung senyawa higroskopis atau partikel dengan kelembaban tinggi yang akan

memberikan akibat yang sama

27

Presisi dari akurasi

Konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient sebesar 112 microgm3 akan memberikan

standar deviasi relative sebesar 9 (10 microgm3) sedangkan untuk konsentrasi 39 microgm3

standar deviasi relative akan sebesar 15 (6 microgm3) Akurasi sangat dipengaruhi oleh

perubahan kecepatan aliran udara selama sampling berlangsung Karenanya alat pengukur

aliran udara pada dasarnya diperlukan dalam metode ini

Peralatan

- Peralatan sampling Face plate (plat bag Depan) dan gasket Adapter filter dan

Motor Pompa Vakum

- Ketiga alat tersebut dilindungi dengan shelter (gambar 1)

- Hi-Vol Sampler harus mampu menghisap udara melalui filter fiberglass berukuran

203x254 cm dengan kecepatan aliran udara minimum 113 microgm3 (30 cfm) dan

mampu beroperasi selama 24 jam

- Unit Kalibrasi unit kalibrasi orifice yang terdiri dari pipa logam berukuran

diameter dalam (ID) 762 cm (3rdquo) dan panjang 159 cm (625rdquo)

- Neraca Analitik dengan ketelitian 01 mg

- Designator untk mengkondisikan filter sebelum dan setelah sampling dilakukan

Pereaksi (Reagent)

Filter yang secara baku digunakan adalah filter fiberglass dengan sfisiensi 99 untuk

diameter partikel 03 microm Tidak direkomendasikan pengunaan kertas filter biasa yang

umum dipakai di laboratorium

Prosedur

Sampling

Filter fiber yang digunakan harus dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan sikat

kecil Filter dikondisikan selama 24 jam kemudian ditimbang dengan neraca analitik

(pemberian nomor pada filter dilakukan sebelum penimbangan) Sebelum sampling

dilakukan filter tidak boleh digulungdilipat Untuk pengamanan selama perjalanan filter

dapat disimpan di dalam kantong plastic Setelah filter dipasang dengan rapi di antara

face plate dan gasket sampler dihidupkan dan setelah berjalan 5 menit catat kecepatan

aliran udara Biarkan sampling berlangsung 6 8 atau 24 jam Sebelum sampling berakhir

catat kembali kecepatan aliran udara Setelah sampling berakhir face plate dibuka dan

28

filter fiber dilipat sedemikian rupa sehingga bagian yang mengandung partikel tersuspensi

saling berhadapan

Analisis

Sebelum ditimbang filter hendaknya dikondisikan kembali di dalm desikator selama 24

jam

Kalibrasi Hi-Vol Sampler

Sebelum digunakan Hi-Vol Sampler harus dikalibrasi dahulu dengan menggunakan

- Metode Rotameter

- Metode Draft Gauge atau kalibrasi Orifice

Perhitungan

Konversi kecepatan aliran udara dari cuft menjadi m3mnt

Volume udara yang dihisap

V= frac12 x [(Q1+Q2) x T]

Keterangan

V volume udara yang terhisap (m3)

Q1 kecepatan aliran udara awal (m3mnt)

Q2 kecepatan aliran udara akhir (m3mnt)

T waktu sampling (mnt)

Hitung konsentrasi partikel yang tersuspensi

SP= (Ws-W0) x 106 x 1v

Keterangan

SP konsentrasi partikel tersuspensi (microgm3)

Ws berat filter fiberglass setelah sampling (g)

W0 berat filter fiberglass sebelum sampling (g)

106 konversi dari g menjadi microg

29

Gambar 1

Picture 1 High Volume Sampler

VI Gas Ammonia (NH3)

Metode Indophenol

Prinsip

Amonia (NH3) di udara ambient diserap oleh larutan H2SO4 membentuk Ammonium

Sulfat Amonium Sulfat yang terbentuk direaksikan dengan phenol dan antrium

hipokhlorit yang dalam suasana basa akan memberntuk Indophenol yang berwarna biru

Warna biru yang terjadi dianalisis secara colorimetri Reaksi dipercepat dengan

penalbahan Natrium Nitroprussid

Sensitivitas

Sampling degnan kecepatan aliran udara 1-2 liter konsentrasi yang dapat di ukur 20-700

microgm3 (0025-1 ppm) dengan waktu sampling 1 jam Batas pengukuran terkecil adalah

002 microgml penyerap

Sampler Motor

Flow Recorder (Optional)

Filter Adaptor

Flow Meter

30

Ganguan-ganguan

Ammonia yang terdapat dalam partikulat dapat terukur jika tidakdigunakan filter selama

sampling berlangsung

Adanya FE3+ Cr3+ dan ion mangan degnan konsentrasi sebesar mg akan memberikan

ganguan positif Sedangakan ion Cu akan menghambat reksi pembentukan warna Untuk

mengurangi ganguan tersebut dapat ditambahkan EDTA

Nitrit dan Sulfit dengan konsentrasi 100x konsentrasi NH3 akan memberikan ganguan

Formaldehida akan memberikan ganguan negative sebesar 10-15

Ganguan yang dapat disebabkan oleh partikulat dapat dicegah degnan menggunakan filter

selama sampling berlangsung

Peralatan

Pompa Vacuum

Flow meter

Absorber dapat digunakan fritted bubbler midget impinger atau gas scrubber

Spektrofotometer

Peralatan gelas

Pereaksi

Larutan Penyerap H2SO4 01N

Encerkan 23 ml H2SO4 pekat (18M) dengan aquadest sampai volume 1 liter

Larutan Natrium Nitroprussid

20 g Natrium Nitroprussid dilarutkan dalam 100 ml aquadest Larutan ini stabil selama 2

bulan jika disimpan dalam lemari es

Larutan NaOH 675M

Larutkan 270 g NaOH dalam 1 liter aquadest kemudian didihkan sampai volumenya 600

ml untuk menghilangkan ammonia Tambah aquadest sampai volumenya 1 liter Simpan

larutan ini dalam botol plastik

Larutan Stock natrium Hipokhlorit

Buat larutan Natrium Hipokhlorit 37 (01N) dengan cara mengencerkan Natrium

Hipokhlorit 5-6 dengan aquadest Larutan ini stabil selama 2 bulan jika disimpan

dalam lemari es

Larutan Stock Phenol 45 (vv)

Phenol dilebur dalam water bath pada suhu 600C kemudian 45 ml (50g) phenol tersebut

diencerkan dengan methanol sampai volumenya 100 ml Larutan ini stabil selama 2 bulan

jika disimpan dalam lemari es

31

Larutan Buffer

Larutkan 50 g Na3PO312H2O dan 74 ml larutan NaOH 675 dalam 1 liter aquadest

Larutan Hipokhlorit

Campurkan 30 ml larutan NaOH 675M dan 30 ml larutan stock natrium Hipokhlorit

kemudian encerkan degnan aquadest sampai volumenya 100 ml Larutan ini hanya stabil

selama 1 hari

Larutan Phenol

Campurkan 20 ml larutan stock phenol 45 dan 1 ml larutan natrium Nitroprussid 20

kemudian encerkan dengan aquadest sampai volumenya 100 ml larutan ini stabil selama

4 jam

Larutan Stock Standar Ammonia

318 g NH4Cl atau 388 g (NH4)2SO4 dilarutkan dlam 1 liter aquadest Kemudian

tambahkan CHCl3 sebagai pangawet Larutan ini stabil selama 2 bulan

Larutan Standar Ammonia

10 ml larutan stock standar Ammonia diencerkan degnan larutan penyerap (H2SO4 01N)

sampai volumenya 1 liter (1 ml= 10 microg NH3)

Kalibrasi

- Siapkan 6 buah labu ukur 25 ml masukkan ke dalam masing-masing labu ukur

00 ml 02 ml 04 ml 06 ml 10 ml dan 15 ml larutan standar Ammonia

- Tambahkan 10 ml larutan penyerap ke dalam masing-masing labu ukur

- Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan phenol dan 25 ml larutan natrium

Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat 25 ml

dan biarkan selama 30 menit

Intensita warna biru yang terjadi diukur dengan kurva spektrofotometer pada apnjang

gelombang 630 nm Buat kurva kalibrasi antara Absorban degnan konsentrasi NH3

dan tentukan slopenya

Prosedur

- Susunan alat sampling

Filter----------- Midget ---------- Flow meter ------------Pompa

32

10 ml larutanpenyerap dalam midget impinger yang dirangkai dengan flow mwter

dan pompa vaccum Sampling dilakukan selama 1 jam dengan kecepatan aliran

udara 1-2 litermenit

Analisis

- Setelah sampling larutan penyerap dipundahkan secara kuantitatif dalam labu

ukur 25 ml Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan Phenol dan 25 ml

larutan Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat

25 ml dan biarkan selama 30 menit

- Intensitas warna biru yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang

gelombang 630 nm

Perhitungan

NH3 (microgm3)= (A x k) (V)

Keterangan

A absorbansi sample

k Slope (microgunit absorban)

V volume udara pada 250C dan 760 mmHg

Picture 2 Sususnan Peralatan Sampling

Needle Valve

To Air Pump

Flow meter

TRAP

IMPINGER

NEEDLE VALVE FLOW CONTROL

33

VII PENGUKURAN INTENSITAS SUARA

Prinsip

Tingkat kebisingan dapat ditentukan oleh dua factor yaitu intensitas suara yang

dinyatakan dalam dB dan durasi pemaparan kebisingan dinyatakan dalam jam atau

menit

Decibel (dB) merupakan pengukuran unit logaritma yang menyatakan suatu kuantitas

Fisik (power atau intensitas) yang dapat berdasarkan pada suatu reference level tertentu

Satu decibel = sepersepuluh satu bel (B)

Decibel pada umumnya digunakan untuk pengukuran kuantitas suara berdasarkan

reference 0 dB Reference level ditetapkan pada ldquo0rdquo berdasarkan intensitas suara standar

manusia Semakin besar intensitas (amplitude) suara rarr semakin keras suara

Intensitas Suara = decibels (dB)

dB = 10 log Intensitas suara

Intensitas suara standar

- 0 db = ketiadaan suara

- Ambang pendengara = 0 dB 1000 Hz

34

Tabel 1 Beberapa Contoh Intensitas Suara

Bunyi Intensitas Suara (dB)

Gemerisik daun 15

Bisikan 30

Percakapan normal 60

Vacuum cleaner 75

Teriakan 80

Suara motor 90

Suara tak nyaman 120

Suara menyakitkan telinga 140

Lalu lintas padat 100

Amplifier 120 ndash 140

Tabel 2 Pembatasan waktu dan tingkat kebisingan yang diterima

Waktu (Jamhari) Tingkat kebisingan

(dBA) Waktu (Jamhari)

Tingkat kebisingan

(dBA)

8 90 15 102

6 92 10 105

4 95 05 110

3 97 lt025 115

2 100

Contoh perhitungan

Once a statistically valid L10(h) has been obtained the Leq(h) can be

calculated as follows

Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 (2-1)

Where Leq(h) is the hourly A-weighted equivalent sound level

N is the number of sound level readings taken to obtain a statistically valid L10 ni is the number of sound level readings in the ith class

Li is the level of the ith sound level reading taken during the measurement period

Problem No 1 Compute the Leq(h) of the sound level readings shown in

figure 2

L10 = 49 +1-3dBA

L10 Criterion met after 50 samples

35

Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway

Traffic Noise

Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]

= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA

VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA

Prinsip

Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat

langsung dibaca

Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam

bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik

diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor

Alat

Luxmeter

Prosedur

Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi

36

Penentuan titik pengukuran

1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila

merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada

2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada

setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut

dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut

a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal

panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan

kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1

Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2

b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik

potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap

3 (tiga) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara

10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2

Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100

m2

37

c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang

dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan

luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3

Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2

Persyaratan pengukuran

1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan

2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan

Tata cara

1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor

2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran

untuk intensitas penerangan setempat atau umum

3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat

sehingga didapat nilai angka yang stabil

4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan

setempat dan untuk intensitas penerangan umum

5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan

6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent

Natrium Infrared

38

END

Page 9: PANDUAN PRAKTIKUM...Alat dan Bahan e. Prosedur (dibuat dalam bentuk poin, tidak tabel) f. Hasil / Data g. Perhitungan h. Pembahasan antara lain mencakup pembahasan mengapa prinsip

2

Bahan

sampah rumah tangga sebanyak 1 kg (sudah tercacah)

sekam padi sebanyak 2 kg

kompos jadi sebanyak frac14 Kg

serutan kayusapuan halaman sebanyak 2 kg

air secukupnya

gula merah yang dicairkan sebanyak 300 ml

Cara Kerja

1 komposting

Siapkan dan pilihlah keranjang yang berlubang dan lapisi dengan karung beras

Fungsi karung beras adalah (a) membatasi gangguan serangga (b) mengatur

kelembaban dan (c) berpori-pori sehingga dapat menyerap serta membuang udara

amp air

sampah rumah tangga dipilah terlebih dahulu

cacah sampah hingga berukuran 15 cm x15 cm

tambahkan serutan kayu dan kompos jadi hingga tercampur merata

masukkan bantalan sekam padi yang telah dibungkus dengan jaring-jaring ke

dalam keranjang sampah yang telah disiapkan sebagai alas dasar Fungsi bantal

sekam adalah (a) sebagai tempat mikrobakteri yang akan mempercepat

pembusukan sampah organik (b) karena berrongga besar maka bantal sekam

dapat segera menyerap air dan bau sampah dan (c) sifat sekam yang kering akan

memudahkan pengontrolan kelembaban sampah yang akan menjadi kompos

campurkan media kompos jadi ke dalam campuran sampah yang berfungsi sebagai

aktivatorragi bagi sampah baru

tambahkan gula merah sebagai nutrisi bagi mikroorganisme pengompos

masukkan campuran sampah lalu diperciki air hingga dapat dipastikan cukup

lembab Pengukuran kelembaban kompos dilakukan dengan menggenggam

kompos Jika keluar air dari sela-sela jari maka menandakan bahwa kompos

tersebut kelebihan air dan perlu adanya penambahan bahan kompos Jika pada saat

digenggam bahan kompos tersebut remah maka kadar air telah mencukupi

tekan perlahan jangan terlalu padat

3

tutup dengan bantalan sekam padi dan karung goni hingga rapat agar bau tidak

terlalu menyengat dan masuk hewanserangga yang dapat menggangu proses

pengomposan atau lalat tidak dapat bertelur dalam keranjang serta mencegah

metamorfosis (perubahan) dari belatung menjadi lalat karena lalat tidak dapat

keluar dan mati di dalam keranjang Pilih kain penutup yang serat atau berpori

besar

Tutup keranjang bagian atas sebagai pemberat agar tidak diganggu oleh predator

(kucinganjing) Pilih tutup yang berlubang agar udara dapat keluar masuk

kompos akan matang kurang lebih setelah 30 hari pengomposan

selama proses pengomposan dilakukan pemantauan suhu setiap 7 hari sekali dan

lakukan pembalikan rutin setiap 3 hari sekali dengan cara mengaduk kompos

Setelah 30 pengomposan uji kematangan kompos tersebut dengan menanam biji

tanaman Jika biji tersebut tumbuh maka kompos yang dihasilkan dapat digunakan

sebagai pupuk

II ANALISA MIKROORGANISME

Metode

Most Probable Number (MPN)

Prinsip

Mikroorganisme di dalam sample air ditumbuhkan dalam media Lactose Broth (LB) dan

Brilliant Green Lactose Bill Broth dengan konsentrasi berbeda Pertumbuhan

mikroorganisme dilihat dari gas yang tertangkap pada tabung Durham Konsentrasi

mikroorganisme kemudian diperkirakan dengan table MPN

Alat dan Bahan

a 19 buah tabung reaksi

b 19 buah tabung Durham

c Inkubator

d Pipet

e Jarum Ose

f Lampu Spritus

g Sample air

h Lactosa Broth (LB)

i Brilliant Green Lactosse Bill Broth (BGLB)

j Kapas

Prosedur

Presumptive Test

4

1 Masukkan LB double (26 gr LB yang dilarutkan dalam 1 ltr aquadest) ke dalam

tabung no 1 ndash 5 Masukkan LB single (13 gr LB yang dilarutkan dalam 1 ltr

aquadest) ke dalam tabung no 6 dan 7 Masing-masing sebanyak 10 ml dan tutup

dengan kapas

2 Masukkan tabung Durham dalam posisi terbalik ke dalam setiap tabung berisi LB

3 Panaskan pipet dengan lampu spritus kemudian ambil 10 ml sample air masukkan

ke dalam tabung no 1 Pastikan selalu bekerja dekat dengan lampu spritus untuk

mencegah kontaminasi Lakukan hal yang sama sampai tabung no 5

4 Masukkan 1 ml sample air ke dalam tabung no 6 dan 01 ml sample air ke dalam

tabung no 7

5 Inkubasi semua tabung yang bersisi sample pada suhu 37 selama 2 x 24 jam

6 Hasil positif ditunjukkan dengan tertagkapnya gas dalam tabung Durham

7 Konsentrasi bakteri coliform kemudian ditentukan dengan mencocokkan pada

table MPN

Confirmative Test

1 Siapkan 2 buah tabung reaksi berisi BGLB dan tabung Durham untuk setiap

tabung dari presumptive test yang positif Masing-masing diberi label 44C dan

37C

2 Panaskan jarum ose dengan lampu spritus kemudian pindahkan koloni dari satu

tabung positif ke dalam 2 buah tabung berisi BGLB Kocok agar homogen

Lakukan selanjutnya untuk tabung positif lainnya

3 Inkubasi sesuai dengan suhu pada label selama 2 x 24 jam

4 Hasil positif pada tabung yang dikinkubasi pada 37C menunjukkan adanya

coliform sedangkan hasil positif pada inkubasi 44C menunjukkan adanya fecal

coli

5

III PENGUJIAN PARAMETER FISIKA

WARNA

BAU

RASA

TEMPERATUR

BERAT JENIS

KEKERUHAN

KECERAHAN

KEDALAMAN

KECEPATAN ARUS

DEBIT AIR

JUMLAH PADATAN

PASANG SURUT (PASUT)

DAYA HANTAR LISTRIK 1 WARNA

Warna perairan dapat dipakai (tidak selamanya) sebagai parameter apakah suatu

perairan sudah tercemar atau belum Air selokan dapat berubah dari bening menjadi

kelabu karena adanya proses dekomposisi Warna perairan dapat pula dipengaruhi

oleh biota yang ada didalamnya misalnya algae plankton dan tumbuhan air Air

sungai pada umumnya berwarna bening sampai kecoklatan hal ini karena

dipengaruhi oleh adanya pencucian badan sungai itu sendiri dan kadungan suspensi

didalamnya

Metode Pengamatan Organoleptik

2 BAU

Bau suatu perairan dapat disebabkan oleh adanya dekomposisi zat-zat organik

pada suatu perairan yang dapat menimbulkan gas-gas Gas yang keluar dari hasil

dekomposisi bukan saja menimbulkan bau yang kurang sedap tetapi adakalanya

6

dapat mematikan biota yang ada di dalamnya contohnya adanya kasus ikan=ikan

yang mati atau mabuk pada waduk Cirata Jawa Barat

Metode Pengamatan Organoleptik 3 RASA

Parameter ini erat hubungannya dengan pengujian parameter warna dan bau

sehingga seringkali pada pelaksanaannya digabungkan Rasa suatu perairan dalam

kondisi bair berasa hambar bila suatu periran sudah berwarna kurang baik ataudan

bau yang kurang sedap secara otomatis akan mempunyai rasa yang kurang enak

Metode Pengamatan Organoleptik

4 TEMPERATUR

Suhu merupakan parameter yang penting karena erat hubungannya dengan

ldquoAquatic liferdquo atau kehidupan di dalam air dan sangat mempengaruhi pertumbuhan

organisme baik secara langsung maupun tidak langsung Aktivitas biologi dapat

menaikkan suhu perairan sampai 60o C suh air buangan kebanyakan lebih tinggi

daripada suhu badan air Hal ini erat hubungannya dengan proses biodegradasi

Pengamatan suhu dimaksudkan untuk mengetahui kondisi perairan dan interaksi

antara suhu dengan aspek kesehatan habitat dan biota air lainnya Tetapi hal ini tidak

mutlak karena dengan perubahan suhu yang kecil sudah dapat mempengaruhi kondisi

biota contohnya terumbu karang Bila suhu perairan semakin tinggi maka kadar O2

yang terlarut akan semakin rendah demikian pula sebaliknya

Alat termometer

Cara Kerja

ƒ Dicatat suhu udara sekitar

ƒ Untuk air permukaan Termometer dicelupkankan ke dalam perairan ditunggu

beberapa menit Diangkat dan dicatat suhunya

ƒ Untuk air di bawah Sampel diambil dalam botol kemudian termometer

dicelupkan ke dalam air tersebut ditunggu beberapa menit Diangkat dan dicatat

suhunya

7

5 BERAT JENIS (BJ)

Merupakan parameter fisika yang digunakan untuk mengetahui kadar zat

organik dan anorganik Semakin besar BJ semakin banyak zat terlarut BJ diukur

dengan menggunakan urinometer karena suhu yang berubah-ubah maka dipakai

faktor koreksi

Alat dan Bahan

ƒ Urinometer

ƒ Gelas ukur 100 mL

ƒ Termometer

ƒ Sampel air

Cara Kerja

ƒ Diukur dan dicatat suhu saat itu (peneraan)

ƒ Ke dalam gelas ukur diisikan air sampel sebanyak 100 mL

ƒ Kemudian urinometer dimasukkan ke dalam air tadi dengan cara diputar

ƒ Diamati dan dicatat tinggi miniskus air pada urinometer yang merupakan nilai

BJ sampel Diusahakan agar urinometer tidak menempel pada dinding gelas

ukur

Perhitungan

n = tk ndash tp x 0001 3

BJ sesungguhnya = A + n

Ket tk = suhu kamar

tp = suhu peneraan

A = BJ pada saat itu

n = Faktor koreksi

6 KEKERUHAN

Kekeruhan dapat mempengaruhi masuknya sinar matahari ke dalam air Sinar

matahari sangat diperlukan oleh organisme yang berada didalam perairan untuk

proses metabolisme Bila suatu perairan keruh maka sinar matahari yang masuk

akan sedikit karena terpencar-pencar oleh adanya partikel yang terlarut dan bila air

tidak keruh maka sinar matahari yang masuk akan banyak Kekeruhan dapat dipakai

sebagai indikasi kualitas suatu perairan Air alami dan air buangan yang

mengandung koloid dapat memudarkan sinar sehingga mengurangi transmisi sinar

Kekeruhan dapat mengurangi proses fotosintesis tanaman dalam air Misalnya

8

vegetasi perairan berakar dan ganggang mengurangi pertumbuhan tanaman dan

mengurangi produktifitas ikan

Kekeruhan dapat disebabkan oleh tanah liat dan lempung buangan industri dan

mikroorganisme Upaya untuk mengurangi kekeruhan ini antara lain dengan

penyaringan dan koagulasi Tujuan dari pemeriksaan parameter ini adalah untuk

mengetahui derajat kekeruhan air yang disebabkan oleh adanya partikel-partikel

yang tersebar merata dan dapat menghambat jalannya sinar matahari yang melalui

air tersebut

Alat

ƒ Turbidimeter

ƒ Gelas piala (Beaker Glass) 500 mL

Cara Kerja

ƒ Dengan menggunakan alat turbidimeter

Perhitungan

Hasil pemeriksaan x NTU x Pengenceran = helliphellip NTU

Kekeruhan larutan standart 7 KECERAHAN

Alat Secchi disc

Cara Kerja

ƒ Secchi disc diturunkan ke dalam perairan hingga batas tidak terlihat dan dicatat

tinggi permukaan air pada tambang secchi disc (A cm)

ƒ Kemudian secchi disc diangkat perlahan hingga kelihatan dan dicatat kembali

tinggi permukaan air pada tambang secchi disc (B cm)

Perhitungan

A + B = helliphellip cm 2

8 KEDALAMAN

Kedalaman sangat mempengaruhi kecepatan arus debit air dan kecerahan

Semakin dalam sungai maka kemungkinan cahaya yang masuk akan semakin

berkurang

9

Alat

ƒ Bandul logam yang diikat tali (diberi tanda seperti meteran)di salah satu

ujungnya

Cara Kerja

ƒ Bandul dicelupkan ke dalam perairan hingga ke dasar lalu diamati dan dicatat

tinggi permukaan air pada tali (hellip cm)

ƒ Diulangi pengukuran beberapa kali dan dihitung rata-rata kedalamannya

9 KECEPATAN ARUS

Pergerakan air atau arus air diperlukan untuk ketersediaannya makanan bagi jasad

renik dan oksigen Selain itu untuk menghindari karang dari proses pengendapan

Adanya adukan air yang disebabkan oleh adanya pergerakan air akan menghasilkan

oksigen di dalam perairan tersebut Pada umumnya bila suatu perairan mempunyai

arus yang cukup deras maka kadar oksigen yang terlarut juga akan semakin tinggi

Alat

ƒ Current meter atau benda yang terapung (bola pingpong)

ƒ Roll meter

ƒ Stop watch

ƒ Tali rafia

ƒ Ranting kayu

Cara Kerja

ƒ Setiap 100 meter perairan tersebut diberi tanda dengan ranting kayu searah aliran

air

ƒ Bola pingpong yang telah diikat dengan tali rafia diletakkan diatas permukaan air

berbarengan dengan dijalankannya stop watch

ƒ Kecepatan gerakan bola tiap 100 meter dicatat

ƒ Percobaan diulangi hingga beberapa kali dan dirata-rata

Perhitungan

Jarak yang ditempuh = helliphelliphellip ms Waktu yang diperlukan

10 DEBIT AIR

Debit air adalah volume aliran air per satuan waktu Debit air dipengaruhi oleh

luas penampang perairan dan kecepatan arus

14

Alat

ƒ Roll meter

ƒ Bandul logam

ƒ Bola pingpong

Cara Kerja

ƒ Diukur lebar dan panjang perairan lebar dan panjang perairan tersebut dibagi

rata untuk beberapa titik

ƒ Kemudian pada tiap titik diukur kedalamannya dengan bandul logam untuk

kemudian dibuat gambar penampang perairan dan diukur luas perairan tersebut

(A m2)

ƒ Dihitung juga kecepatan arus air dengan mengunakan bola pingpong

Perhitungan Q = A x V

A = luas penampang (luas x dalam)

V = kecepatan arus

11 JUMLAH PADATAN

Alat dan Bahan

ƒ Timbangan

ƒ Cawan porselin

ƒ Kertas saring

ƒ Oven

ƒ Desikator

ƒ 500 mL sampel air

ƒ Gelas piala gelas ukur dan corong

A Jumlah Padatan Tersuspensi (TOSS)

Untuk mengetahui berat atau jumlah zat-zat yang tersuspensi di dalam 1000 mL

air sampel yaitu dengan cara menimbang berat zat-zat tersuspensi dalam air

yang tertinggal pada kertas saring

Cara Kerja

ƒ Ditimbang dan dicatat berat kertas saring bersih yang akan dipakai (A gram)

15

ƒ Kemudian 500 mL sampel air disaring dan sisihkan air yang telah disaring di

dalam gelas piala

ƒ Kertas saring yang telah dipakai tadi dikeringkan dengan didiamkan pada suhu

kamar

ƒ Setelah kering kertas saring beserta padatannya ditimbang (B gram) dan

dihitung padatan tersuspensi air sampel tersebut

Perhitungan

1000 x (B ndash A) = helliphelliphelliphellip gramLiter

50

B Padatan Terlarut (TDS)

Cara Kerja

ƒ Ditimbang dan dicatat berat cawan porselin bersih yang akan digunakan (A

gram)

ƒ Air sampel yang telah disaring (disisihkan) tadi dimasukkan ke dalam cawan

porselin yang telah ditimbang

ƒ Kemudian cawan berisi air sampel dimasukkan ke dalam oven untuk beberapa

saat sampai menguap atau mengering

ƒ Setelah kering cawan porselin beserta padatannya ditimbang kembali (B gram)

dan dihitung padatan terlarut air sampel tersebut

Perhitungan

Kedua hasil perhitungan diatas dicocokan atau dibandingkan dengan standart yang

ada

12 PASANG SURUT (PASUT)

Pasut adalah gerakan naik turunnya permukaan air laut secara berirama yang

disebabkan oleh gaya gravitasi benda-benda langit terutama bulan dan matahari

Massa air yang naik akibat gaya gravitasi tadi akan merambat dari samudra atau

16

laut perairan dalam Faktor yang dapat mempengaruhi pasut adalah posisi bulan

dan matahari terhadap bumi morfologi setempat dan kedalaman Berdasarkan

posisi kedukuan bulan matahari dan bumi maka pasut dapat dibedakan

a Pasut Purnama

Apabila bulan dan matahari berada kira-kira pada satu garis lurus dengan bumi

seperti pada saat bulan muda atau bulan purnamamaka daya tarik keduanya

saling memperkuat

b Pasut Perbani

Apabila bulan dan matahari membentuk sudut siku-siku terhadap bumi maka

gaya tarik keduanya akan saling meniadakan

Berdasarkan gerakan air laut di Indonesia maka dapat dibedakan

a Pasang surut berharian tunggal (Diurnal Tide)

Terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dalam sehari

b Pasang surut berharian ganda (Semi Diurnal Tide)

Terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari dan masing-masing sama

atau hampir sama tingginya setiap hari

c Dua jenis campuran

ƒ Campuran condong ke harian ganda

ƒ Campuran condong ke harian tunggal dengan berbeda tinggi Pada prinsipnya parameter ini untuk mengukur tinggi rendahnya air laut per satuan

waktu dengan menggunakan papan palem

Alat Papan palem diberi tandaukuran seperti meteran

Tali

Teropong Binokuler

Senter

Cara Kerja

ƒ Papan palem dipasang pada sebuah batu karang

ƒ Diperhatikan tinggi rendah permukaan air untuk setiap satu jam sekali dan dicatat

angka tinggi air pada papan palem

ƒ Pengamatan dilakukan sehari semalam untuk kemudian dibuat grafik pasang

surutnya

17

13 DAYA HANTAR LISTRIK (DHL)

DHL dipengaruhi oleh adanya larutan zat-zat yang terkandung di dalam air

DHL ini sangat dipengaruhi oleh kadar salinitas suatu perairan DHL dinyatakan

sebagai umhoscm adalah konduktan dari suatu konduktor dengan panjang 1 cm

dan mempunyai penampang 1 cm

Alat dan Bahan

ƒ Konduktometer

ƒ Termometer

ƒ Air sukingaquadestilata

ƒ Larutan baku KCl 001 M

Cara Kerja

ƒ Kalibrasikan elektroda konduktometer

Elektroda dibilas dengan larutan KCl 001 M sebanyak 3 kali Ukur DHL larutan

KCl 001 M dan atur alat sehingga menunjukkan angka 1413 umhoscm

ƒ Penetapan DHL contoh

Bilas elektroda dengan larutan contoh sebanyak 3 kali Ukur DHL contoh

dengan membaca skala atau digit alat Apabila DHL contoh lebih besar dari

1413 umhoscm Ulangi pekerjaan diatas dengan menggunakan larutan KCl 01

M atau 05 M

Perhitungan

DHL dalam umhoscm dapat langsung dibaca pada alat konduktometer

18

IV PENGUJIAN PARAMETER KIMIA

a pH

Alat pH Universal

Cara Kerja

1 Diambil sampel air

2 Dicelupkan pH universal kedalamnya

3 Warna yang terjadi dibandingkan pada standard warna

b DO (Dissolved Oxygen)

Alat

1 Botol Winkler

2 Pipet tetes

3 Perangkat titrasi

4 Pipet volume

Bahan

1 Iodida alkali (perekasi Winkler)

2 H2SO4 pekat

3 Larutan Mangan sulfat MnSO4 48

4 Natrium tiosulfat 0025 N

5 Indikator amylum 1

Cara Kerja

1 Ditambahkan kedalamnya 1 mL MnSO4 dan 1 mL reagen Winkler lalu dikocok

dan ditunggu hingga terbentuk endapan

2 Ditambahkan 2 mL H2SO4 pekat dikocok hingga endapan larut

3 Diambil 500 mL sampel tersebut dititrasi dengan larutan Natrium tiosulfat

0025 N sampai berwarna kuning muda pucat

4 Ditambahkan inikator amilum (biru)

5 Dititrasi kembali dengan larutan Natrium tiosulfat dari biru sampai menjadi

bening

6 Dicatat berapa mL Natrium tiosulfat yang dipakai

Perhitungan

19

8000 x mL Na2S2O3 X N Na2S2O3

Kadar O2 (mgL) = mL sampel

c CO2 BEBAS

Alat

1 Tabung reaksi

2 Labu erlenmeyer

Bahan

1 Indikator Phenol ptalein

2 Natrium bikarbonat

Cara Kerja

1 Masukkan 50 mL sampel air ke dalam labu erlenmeyer

2 Tambahkan 3-5 mL indikator PP

3 Titrasi Ntrium bikarbonat standart tetes demi tetes sampai berwarna merah

muda

4 Catat mL Natrium bikarbonat standar yang terpakai

Perhitungan

Kadar CO2 = 1000 X mL Na-bikarbonat X Na-bikarbonat X BA Na-bikarbonat

50

d BOD (Biochemical Oxygen Demand)

Alat

1 Botol Winkler

2 Pipet tetes

3 Pipet volumetri

4 Erlenmeyer

5 Buret dan statif

20

Bahan Lihat bahan pemeriksaan O2 (DO)

Cara kerja

1 Saring 100 mL sampel air dari lumpur

2 Diambil 75 mL sampel air yang telah disaring diencerkan dengan aquadest

100X dan dimasukkan kedalam 2 botol Winkler

3 Disimpan dalam keadaan gelap (dibungkus dengan kertas karbon atau plastik

hitam) dan ditempat yang gelap Dicata suhu air dan jam penyimpanan Dihitung

kadar O2 nya setelah 5 hari kemudian

4 Terhadap sampel juga dihitung kadar O2 sesaat

5 Dicatat kadarrnya

Perhitungan

Kadar BOD (mgL) = (DO sesaat ndash DO5) X pengenceran

e COD (Chemical Oxygen Demand)

Alat f TOM (Total Organic Mater)

Alat

1 Perangkat titrasi

2 Termometer

3 Erlenmeyer

4 Hot plate

5 Pipet volume

6 Pipet Mohr

Bahan

1 H2SO4 6 N

21

2 KMnO4 001 N

3 H2C2O4 001 N

Cara kerja

1 Dipipet 25 mL sampel air dimasukkan kedalam erlenmeyer

2 2 Tambahkan 05 mL H2SO4 beberapa teter KMnO4 001 N sampai berwarba

merah muda sedikit agar semua senyawa organik yang tingkatnya rendah

dioksidasi menjadi tingkat tinggi

3 Pipet 10 mL larutan KMnO4 001 N kedalamnya Warna larutan akan berwarna

merah

4 Dididihkan larutan tersebut catat jamnya Warna larutan akan lebih muda

biarkan mendidih selama 10 menit lalu diangkat

5 Turunkan suhu 80oC ditambahkan 10 mL asam oksalat 001 N dengan pipet

khusus Larutan akan menjadi bening pada oksalat berlebih

6 Dalam suhu 70-80oC titasi larutan dengan KMnO4 001 N sampai berwarna

pink

Perhitungan (10 + a) b ndash (10 x c) 316 x 1000

dimana a = titrasi KMnO4

b = N KMnO4

c = NH2C2O4 01 N

d = sampel air (mL)

g KESADAHAN TOTAL

Alat

1 Pipet volume 100 mL

2 Erlenmeyer

3 Buret

Bahan

1 Larutan EDTA

22

2 Larutan Buffer pH 10

3 Indikator EBT

Cara kerja

1 Dipipet 10 mL air dimasukkan kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan indikator EBT hingga larutan menjadi merah muda

3 Tambahkan larutan buffer pH 10 sebanyak 1-15 mL

4 Dititrasi dengan larutan EDTA hingga menjadi biru muda

5 Catat volume EDTA yang dipakai

Perhitungan

mgL CaCO3 mL EDTA X faktor EBT X 10

mL sampel

h SALINITAS

Alat

1 Erlenmeyer

2 Pipet volume

3 Pipet tetes

4 Buret dan statif

Bahan

1 Indikator K2CrO4

2 AgNo3 01 N

Cara kerja

1 Ambil 30 mL sampel air laut lalu diencerkan 10-50 kali

2 Tambahkan K2CrO4

3 Titrasi dengan AgNO3 sampai merah bata

Perhitungan

mL AgNO3 sebenarnya X N AgNO3 X 355 X 1000 X 181

mL sampel X 1000

23

i KESADAHAN Ca

Alat

1 Pipet volume 100 mL

2 Erlenmeyer

3 Buret

Bahan

1 Larutan EDTA 001 N

2 Indikator Maurexide

3 Larutan NaOH 1 N

Cara kerja

1 Dipipet 100 mL sampel dimasukkan dalam erlenmeyer

2 Ditambahakan 1 mL NaOH

3 Ditambahkam indikator Maurexide 01 g dan aduk sampai warnanya merah bata

4 Dititrasi dengan larutan EDTA sampai terbentuk warna ungu

5 Catat volume EDTA yang terpakai

Perhitungan

Mg L Ca = mg EDTA x faktor EDTA x 10000

mL sampel

j KESADAHAN Mg

Perhitungan

mgL Mg = (kesadahan total ndash kesadahan Ca) x 024

24

k DAYA MENGGABUNG ASAM

Alat

1 Pipet volumetri

2 Botol Winkler

3 Erlenmeyer

4 Buret

Bahan

1 Indikator MO

2 HCl 01 N

Cara kerja

1 Ambil sampel air dalam botol Winkler

2 Masukkan 50 mL sampel tersebut kedalam erlenmeyer dengan menggunakan

pipet volumetri

3 Tambahakan indikator MO sebanyak 3 tetes tittrasi dengan HCl 01 N sampai

berwarna jingga

4 Catat mL HCl yang terpakai

Perhitungan DMA = 1000 X mL HCl X N HCl

5

l ASIDITAS

Alat

1 Erlenmeyer

25

2 Buret

3 Pipet volume 100 mL

Bahan

1 Indikator PP

2 NaOH 002 N

Cara kerja

1 Ambil sampel air sebanyak 100 mL masukkan kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan 3 tetes indikator PP

3 Titrasi dengan larutan NaOH sampai warna merah pucat

4 Catat mL NaOH yang dipakai

Perhitungan

Total Keasaman mgL CaCO3 = mL NaOH X N NaOH X 50 X 1000

m ALKALINITAS

Alat

1 Tabung plastik

2 Erlenmeyer

3 Pipet

Bahan

1 Indikator PP pH 45

2 Brom Cressol Red pH 83

3 Sulfuric Acid

Cara kerja

1 Masukkan sampel kedalam botol plastik lalu dituang kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan 1 tetes indikator PP jika tidak berwarna PP = 0 ( langsung ke no 4)

3 Jika berwarna pink tembahkan sulfuric acid tetes demi tetes sampai warna hilang

(hitung jumlah tetes yang digunakan)

26

4 Tambahkan beberapa tetes Brom cressol Red lalau titrasi dengan asam sulfat

sampai berubah warna dari biru kehijauan menjadi pink

5 Catat jumlah tetes asam sulfat yang digunakan

Perhitungan

1 tetes asam sulfat = 1 ppm

1 ppm = banyaknya tetes X 171

V HIGH VOLUME SAMPLING

Prinsip pengukuran

Udara dihisap melalui filter fiberglass dengan kecepata aliran udara 113-170 m3mnt

atau 30-60 cuft Partikel tersuspensi dengan diameter lt100 mikron (diameter

aerodinamik) akan terhisap dan tertahan di permukaan filter Metode ini digunakan untuk

mengukur konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient dengan satuan microgm3 dengan

cara menimbang berat partiklat yang tertahan di permukaan filter dan degnan menghitung

volume udara yang terhisap Metode ini munkgin dilengkapi dengan pengatur kecepatan

aliran udara untuk memastikan laju aliran udara konstan Sampel yang terkumpul dapat

digunakan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif senyawa-senyawa yang berada

dalam bentuk partikel Senyawa yang dapat dianalisis antara alain senyawa organic

(PAN) nitrat sulfat logam-logam berat ion ammonium dan ion fluorida

Sensitivitas

Sampling yang dilakukan selama 24 jam dengan kecepatan aliran udara 170 m3mnt (60

cuftmnt) akan mampu mengukur partikulat dengan konsentrasi yang rendah (1 microgm3)

Jika konsentrasi di udara ambient cukup tinggi maka sampling dapat dilakukan selama 6-

8 jam Waktu sampling yang direkomendasikan adalah 24 jam

Gangugan-ganguan

Partikulat yang berminyak seperti photochemical smog atau asap pembakaran kayu yang

dapat menutupi filter sehingga aliran udara akan menurun hal lain adalah partikel yang

mengandung senyawa higroskopis atau partikel dengan kelembaban tinggi yang akan

memberikan akibat yang sama

27

Presisi dari akurasi

Konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient sebesar 112 microgm3 akan memberikan

standar deviasi relative sebesar 9 (10 microgm3) sedangkan untuk konsentrasi 39 microgm3

standar deviasi relative akan sebesar 15 (6 microgm3) Akurasi sangat dipengaruhi oleh

perubahan kecepatan aliran udara selama sampling berlangsung Karenanya alat pengukur

aliran udara pada dasarnya diperlukan dalam metode ini

Peralatan

- Peralatan sampling Face plate (plat bag Depan) dan gasket Adapter filter dan

Motor Pompa Vakum

- Ketiga alat tersebut dilindungi dengan shelter (gambar 1)

- Hi-Vol Sampler harus mampu menghisap udara melalui filter fiberglass berukuran

203x254 cm dengan kecepatan aliran udara minimum 113 microgm3 (30 cfm) dan

mampu beroperasi selama 24 jam

- Unit Kalibrasi unit kalibrasi orifice yang terdiri dari pipa logam berukuran

diameter dalam (ID) 762 cm (3rdquo) dan panjang 159 cm (625rdquo)

- Neraca Analitik dengan ketelitian 01 mg

- Designator untk mengkondisikan filter sebelum dan setelah sampling dilakukan

Pereaksi (Reagent)

Filter yang secara baku digunakan adalah filter fiberglass dengan sfisiensi 99 untuk

diameter partikel 03 microm Tidak direkomendasikan pengunaan kertas filter biasa yang

umum dipakai di laboratorium

Prosedur

Sampling

Filter fiber yang digunakan harus dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan sikat

kecil Filter dikondisikan selama 24 jam kemudian ditimbang dengan neraca analitik

(pemberian nomor pada filter dilakukan sebelum penimbangan) Sebelum sampling

dilakukan filter tidak boleh digulungdilipat Untuk pengamanan selama perjalanan filter

dapat disimpan di dalam kantong plastic Setelah filter dipasang dengan rapi di antara

face plate dan gasket sampler dihidupkan dan setelah berjalan 5 menit catat kecepatan

aliran udara Biarkan sampling berlangsung 6 8 atau 24 jam Sebelum sampling berakhir

catat kembali kecepatan aliran udara Setelah sampling berakhir face plate dibuka dan

28

filter fiber dilipat sedemikian rupa sehingga bagian yang mengandung partikel tersuspensi

saling berhadapan

Analisis

Sebelum ditimbang filter hendaknya dikondisikan kembali di dalm desikator selama 24

jam

Kalibrasi Hi-Vol Sampler

Sebelum digunakan Hi-Vol Sampler harus dikalibrasi dahulu dengan menggunakan

- Metode Rotameter

- Metode Draft Gauge atau kalibrasi Orifice

Perhitungan

Konversi kecepatan aliran udara dari cuft menjadi m3mnt

Volume udara yang dihisap

V= frac12 x [(Q1+Q2) x T]

Keterangan

V volume udara yang terhisap (m3)

Q1 kecepatan aliran udara awal (m3mnt)

Q2 kecepatan aliran udara akhir (m3mnt)

T waktu sampling (mnt)

Hitung konsentrasi partikel yang tersuspensi

SP= (Ws-W0) x 106 x 1v

Keterangan

SP konsentrasi partikel tersuspensi (microgm3)

Ws berat filter fiberglass setelah sampling (g)

W0 berat filter fiberglass sebelum sampling (g)

106 konversi dari g menjadi microg

29

Gambar 1

Picture 1 High Volume Sampler

VI Gas Ammonia (NH3)

Metode Indophenol

Prinsip

Amonia (NH3) di udara ambient diserap oleh larutan H2SO4 membentuk Ammonium

Sulfat Amonium Sulfat yang terbentuk direaksikan dengan phenol dan antrium

hipokhlorit yang dalam suasana basa akan memberntuk Indophenol yang berwarna biru

Warna biru yang terjadi dianalisis secara colorimetri Reaksi dipercepat dengan

penalbahan Natrium Nitroprussid

Sensitivitas

Sampling degnan kecepatan aliran udara 1-2 liter konsentrasi yang dapat di ukur 20-700

microgm3 (0025-1 ppm) dengan waktu sampling 1 jam Batas pengukuran terkecil adalah

002 microgml penyerap

Sampler Motor

Flow Recorder (Optional)

Filter Adaptor

Flow Meter

30

Ganguan-ganguan

Ammonia yang terdapat dalam partikulat dapat terukur jika tidakdigunakan filter selama

sampling berlangsung

Adanya FE3+ Cr3+ dan ion mangan degnan konsentrasi sebesar mg akan memberikan

ganguan positif Sedangakan ion Cu akan menghambat reksi pembentukan warna Untuk

mengurangi ganguan tersebut dapat ditambahkan EDTA

Nitrit dan Sulfit dengan konsentrasi 100x konsentrasi NH3 akan memberikan ganguan

Formaldehida akan memberikan ganguan negative sebesar 10-15

Ganguan yang dapat disebabkan oleh partikulat dapat dicegah degnan menggunakan filter

selama sampling berlangsung

Peralatan

Pompa Vacuum

Flow meter

Absorber dapat digunakan fritted bubbler midget impinger atau gas scrubber

Spektrofotometer

Peralatan gelas

Pereaksi

Larutan Penyerap H2SO4 01N

Encerkan 23 ml H2SO4 pekat (18M) dengan aquadest sampai volume 1 liter

Larutan Natrium Nitroprussid

20 g Natrium Nitroprussid dilarutkan dalam 100 ml aquadest Larutan ini stabil selama 2

bulan jika disimpan dalam lemari es

Larutan NaOH 675M

Larutkan 270 g NaOH dalam 1 liter aquadest kemudian didihkan sampai volumenya 600

ml untuk menghilangkan ammonia Tambah aquadest sampai volumenya 1 liter Simpan

larutan ini dalam botol plastik

Larutan Stock natrium Hipokhlorit

Buat larutan Natrium Hipokhlorit 37 (01N) dengan cara mengencerkan Natrium

Hipokhlorit 5-6 dengan aquadest Larutan ini stabil selama 2 bulan jika disimpan

dalam lemari es

Larutan Stock Phenol 45 (vv)

Phenol dilebur dalam water bath pada suhu 600C kemudian 45 ml (50g) phenol tersebut

diencerkan dengan methanol sampai volumenya 100 ml Larutan ini stabil selama 2 bulan

jika disimpan dalam lemari es

31

Larutan Buffer

Larutkan 50 g Na3PO312H2O dan 74 ml larutan NaOH 675 dalam 1 liter aquadest

Larutan Hipokhlorit

Campurkan 30 ml larutan NaOH 675M dan 30 ml larutan stock natrium Hipokhlorit

kemudian encerkan degnan aquadest sampai volumenya 100 ml Larutan ini hanya stabil

selama 1 hari

Larutan Phenol

Campurkan 20 ml larutan stock phenol 45 dan 1 ml larutan natrium Nitroprussid 20

kemudian encerkan dengan aquadest sampai volumenya 100 ml larutan ini stabil selama

4 jam

Larutan Stock Standar Ammonia

318 g NH4Cl atau 388 g (NH4)2SO4 dilarutkan dlam 1 liter aquadest Kemudian

tambahkan CHCl3 sebagai pangawet Larutan ini stabil selama 2 bulan

Larutan Standar Ammonia

10 ml larutan stock standar Ammonia diencerkan degnan larutan penyerap (H2SO4 01N)

sampai volumenya 1 liter (1 ml= 10 microg NH3)

Kalibrasi

- Siapkan 6 buah labu ukur 25 ml masukkan ke dalam masing-masing labu ukur

00 ml 02 ml 04 ml 06 ml 10 ml dan 15 ml larutan standar Ammonia

- Tambahkan 10 ml larutan penyerap ke dalam masing-masing labu ukur

- Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan phenol dan 25 ml larutan natrium

Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat 25 ml

dan biarkan selama 30 menit

Intensita warna biru yang terjadi diukur dengan kurva spektrofotometer pada apnjang

gelombang 630 nm Buat kurva kalibrasi antara Absorban degnan konsentrasi NH3

dan tentukan slopenya

Prosedur

- Susunan alat sampling

Filter----------- Midget ---------- Flow meter ------------Pompa

32

10 ml larutanpenyerap dalam midget impinger yang dirangkai dengan flow mwter

dan pompa vaccum Sampling dilakukan selama 1 jam dengan kecepatan aliran

udara 1-2 litermenit

Analisis

- Setelah sampling larutan penyerap dipundahkan secara kuantitatif dalam labu

ukur 25 ml Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan Phenol dan 25 ml

larutan Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat

25 ml dan biarkan selama 30 menit

- Intensitas warna biru yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang

gelombang 630 nm

Perhitungan

NH3 (microgm3)= (A x k) (V)

Keterangan

A absorbansi sample

k Slope (microgunit absorban)

V volume udara pada 250C dan 760 mmHg

Picture 2 Sususnan Peralatan Sampling

Needle Valve

To Air Pump

Flow meter

TRAP

IMPINGER

NEEDLE VALVE FLOW CONTROL

33

VII PENGUKURAN INTENSITAS SUARA

Prinsip

Tingkat kebisingan dapat ditentukan oleh dua factor yaitu intensitas suara yang

dinyatakan dalam dB dan durasi pemaparan kebisingan dinyatakan dalam jam atau

menit

Decibel (dB) merupakan pengukuran unit logaritma yang menyatakan suatu kuantitas

Fisik (power atau intensitas) yang dapat berdasarkan pada suatu reference level tertentu

Satu decibel = sepersepuluh satu bel (B)

Decibel pada umumnya digunakan untuk pengukuran kuantitas suara berdasarkan

reference 0 dB Reference level ditetapkan pada ldquo0rdquo berdasarkan intensitas suara standar

manusia Semakin besar intensitas (amplitude) suara rarr semakin keras suara

Intensitas Suara = decibels (dB)

dB = 10 log Intensitas suara

Intensitas suara standar

- 0 db = ketiadaan suara

- Ambang pendengara = 0 dB 1000 Hz

34

Tabel 1 Beberapa Contoh Intensitas Suara

Bunyi Intensitas Suara (dB)

Gemerisik daun 15

Bisikan 30

Percakapan normal 60

Vacuum cleaner 75

Teriakan 80

Suara motor 90

Suara tak nyaman 120

Suara menyakitkan telinga 140

Lalu lintas padat 100

Amplifier 120 ndash 140

Tabel 2 Pembatasan waktu dan tingkat kebisingan yang diterima

Waktu (Jamhari) Tingkat kebisingan

(dBA) Waktu (Jamhari)

Tingkat kebisingan

(dBA)

8 90 15 102

6 92 10 105

4 95 05 110

3 97 lt025 115

2 100

Contoh perhitungan

Once a statistically valid L10(h) has been obtained the Leq(h) can be

calculated as follows

Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 (2-1)

Where Leq(h) is the hourly A-weighted equivalent sound level

N is the number of sound level readings taken to obtain a statistically valid L10 ni is the number of sound level readings in the ith class

Li is the level of the ith sound level reading taken during the measurement period

Problem No 1 Compute the Leq(h) of the sound level readings shown in

figure 2

L10 = 49 +1-3dBA

L10 Criterion met after 50 samples

35

Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway

Traffic Noise

Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]

= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA

VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA

Prinsip

Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat

langsung dibaca

Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam

bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik

diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor

Alat

Luxmeter

Prosedur

Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi

36

Penentuan titik pengukuran

1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila

merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada

2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada

setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut

dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut

a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal

panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan

kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1

Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2

b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik

potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap

3 (tiga) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara

10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2

Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100

m2

37

c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang

dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan

luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3

Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2

Persyaratan pengukuran

1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan

2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan

Tata cara

1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor

2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran

untuk intensitas penerangan setempat atau umum

3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat

sehingga didapat nilai angka yang stabil

4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan

setempat dan untuk intensitas penerangan umum

5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan

6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent

Natrium Infrared

38

END

Page 10: PANDUAN PRAKTIKUM...Alat dan Bahan e. Prosedur (dibuat dalam bentuk poin, tidak tabel) f. Hasil / Data g. Perhitungan h. Pembahasan antara lain mencakup pembahasan mengapa prinsip

3

tutup dengan bantalan sekam padi dan karung goni hingga rapat agar bau tidak

terlalu menyengat dan masuk hewanserangga yang dapat menggangu proses

pengomposan atau lalat tidak dapat bertelur dalam keranjang serta mencegah

metamorfosis (perubahan) dari belatung menjadi lalat karena lalat tidak dapat

keluar dan mati di dalam keranjang Pilih kain penutup yang serat atau berpori

besar

Tutup keranjang bagian atas sebagai pemberat agar tidak diganggu oleh predator

(kucinganjing) Pilih tutup yang berlubang agar udara dapat keluar masuk

kompos akan matang kurang lebih setelah 30 hari pengomposan

selama proses pengomposan dilakukan pemantauan suhu setiap 7 hari sekali dan

lakukan pembalikan rutin setiap 3 hari sekali dengan cara mengaduk kompos

Setelah 30 pengomposan uji kematangan kompos tersebut dengan menanam biji

tanaman Jika biji tersebut tumbuh maka kompos yang dihasilkan dapat digunakan

sebagai pupuk

II ANALISA MIKROORGANISME

Metode

Most Probable Number (MPN)

Prinsip

Mikroorganisme di dalam sample air ditumbuhkan dalam media Lactose Broth (LB) dan

Brilliant Green Lactose Bill Broth dengan konsentrasi berbeda Pertumbuhan

mikroorganisme dilihat dari gas yang tertangkap pada tabung Durham Konsentrasi

mikroorganisme kemudian diperkirakan dengan table MPN

Alat dan Bahan

a 19 buah tabung reaksi

b 19 buah tabung Durham

c Inkubator

d Pipet

e Jarum Ose

f Lampu Spritus

g Sample air

h Lactosa Broth (LB)

i Brilliant Green Lactosse Bill Broth (BGLB)

j Kapas

Prosedur

Presumptive Test

4

1 Masukkan LB double (26 gr LB yang dilarutkan dalam 1 ltr aquadest) ke dalam

tabung no 1 ndash 5 Masukkan LB single (13 gr LB yang dilarutkan dalam 1 ltr

aquadest) ke dalam tabung no 6 dan 7 Masing-masing sebanyak 10 ml dan tutup

dengan kapas

2 Masukkan tabung Durham dalam posisi terbalik ke dalam setiap tabung berisi LB

3 Panaskan pipet dengan lampu spritus kemudian ambil 10 ml sample air masukkan

ke dalam tabung no 1 Pastikan selalu bekerja dekat dengan lampu spritus untuk

mencegah kontaminasi Lakukan hal yang sama sampai tabung no 5

4 Masukkan 1 ml sample air ke dalam tabung no 6 dan 01 ml sample air ke dalam

tabung no 7

5 Inkubasi semua tabung yang bersisi sample pada suhu 37 selama 2 x 24 jam

6 Hasil positif ditunjukkan dengan tertagkapnya gas dalam tabung Durham

7 Konsentrasi bakteri coliform kemudian ditentukan dengan mencocokkan pada

table MPN

Confirmative Test

1 Siapkan 2 buah tabung reaksi berisi BGLB dan tabung Durham untuk setiap

tabung dari presumptive test yang positif Masing-masing diberi label 44C dan

37C

2 Panaskan jarum ose dengan lampu spritus kemudian pindahkan koloni dari satu

tabung positif ke dalam 2 buah tabung berisi BGLB Kocok agar homogen

Lakukan selanjutnya untuk tabung positif lainnya

3 Inkubasi sesuai dengan suhu pada label selama 2 x 24 jam

4 Hasil positif pada tabung yang dikinkubasi pada 37C menunjukkan adanya

coliform sedangkan hasil positif pada inkubasi 44C menunjukkan adanya fecal

coli

5

III PENGUJIAN PARAMETER FISIKA

WARNA

BAU

RASA

TEMPERATUR

BERAT JENIS

KEKERUHAN

KECERAHAN

KEDALAMAN

KECEPATAN ARUS

DEBIT AIR

JUMLAH PADATAN

PASANG SURUT (PASUT)

DAYA HANTAR LISTRIK 1 WARNA

Warna perairan dapat dipakai (tidak selamanya) sebagai parameter apakah suatu

perairan sudah tercemar atau belum Air selokan dapat berubah dari bening menjadi

kelabu karena adanya proses dekomposisi Warna perairan dapat pula dipengaruhi

oleh biota yang ada didalamnya misalnya algae plankton dan tumbuhan air Air

sungai pada umumnya berwarna bening sampai kecoklatan hal ini karena

dipengaruhi oleh adanya pencucian badan sungai itu sendiri dan kadungan suspensi

didalamnya

Metode Pengamatan Organoleptik

2 BAU

Bau suatu perairan dapat disebabkan oleh adanya dekomposisi zat-zat organik

pada suatu perairan yang dapat menimbulkan gas-gas Gas yang keluar dari hasil

dekomposisi bukan saja menimbulkan bau yang kurang sedap tetapi adakalanya

6

dapat mematikan biota yang ada di dalamnya contohnya adanya kasus ikan=ikan

yang mati atau mabuk pada waduk Cirata Jawa Barat

Metode Pengamatan Organoleptik 3 RASA

Parameter ini erat hubungannya dengan pengujian parameter warna dan bau

sehingga seringkali pada pelaksanaannya digabungkan Rasa suatu perairan dalam

kondisi bair berasa hambar bila suatu periran sudah berwarna kurang baik ataudan

bau yang kurang sedap secara otomatis akan mempunyai rasa yang kurang enak

Metode Pengamatan Organoleptik

4 TEMPERATUR

Suhu merupakan parameter yang penting karena erat hubungannya dengan

ldquoAquatic liferdquo atau kehidupan di dalam air dan sangat mempengaruhi pertumbuhan

organisme baik secara langsung maupun tidak langsung Aktivitas biologi dapat

menaikkan suhu perairan sampai 60o C suh air buangan kebanyakan lebih tinggi

daripada suhu badan air Hal ini erat hubungannya dengan proses biodegradasi

Pengamatan suhu dimaksudkan untuk mengetahui kondisi perairan dan interaksi

antara suhu dengan aspek kesehatan habitat dan biota air lainnya Tetapi hal ini tidak

mutlak karena dengan perubahan suhu yang kecil sudah dapat mempengaruhi kondisi

biota contohnya terumbu karang Bila suhu perairan semakin tinggi maka kadar O2

yang terlarut akan semakin rendah demikian pula sebaliknya

Alat termometer

Cara Kerja

ƒ Dicatat suhu udara sekitar

ƒ Untuk air permukaan Termometer dicelupkankan ke dalam perairan ditunggu

beberapa menit Diangkat dan dicatat suhunya

ƒ Untuk air di bawah Sampel diambil dalam botol kemudian termometer

dicelupkan ke dalam air tersebut ditunggu beberapa menit Diangkat dan dicatat

suhunya

7

5 BERAT JENIS (BJ)

Merupakan parameter fisika yang digunakan untuk mengetahui kadar zat

organik dan anorganik Semakin besar BJ semakin banyak zat terlarut BJ diukur

dengan menggunakan urinometer karena suhu yang berubah-ubah maka dipakai

faktor koreksi

Alat dan Bahan

ƒ Urinometer

ƒ Gelas ukur 100 mL

ƒ Termometer

ƒ Sampel air

Cara Kerja

ƒ Diukur dan dicatat suhu saat itu (peneraan)

ƒ Ke dalam gelas ukur diisikan air sampel sebanyak 100 mL

ƒ Kemudian urinometer dimasukkan ke dalam air tadi dengan cara diputar

ƒ Diamati dan dicatat tinggi miniskus air pada urinometer yang merupakan nilai

BJ sampel Diusahakan agar urinometer tidak menempel pada dinding gelas

ukur

Perhitungan

n = tk ndash tp x 0001 3

BJ sesungguhnya = A + n

Ket tk = suhu kamar

tp = suhu peneraan

A = BJ pada saat itu

n = Faktor koreksi

6 KEKERUHAN

Kekeruhan dapat mempengaruhi masuknya sinar matahari ke dalam air Sinar

matahari sangat diperlukan oleh organisme yang berada didalam perairan untuk

proses metabolisme Bila suatu perairan keruh maka sinar matahari yang masuk

akan sedikit karena terpencar-pencar oleh adanya partikel yang terlarut dan bila air

tidak keruh maka sinar matahari yang masuk akan banyak Kekeruhan dapat dipakai

sebagai indikasi kualitas suatu perairan Air alami dan air buangan yang

mengandung koloid dapat memudarkan sinar sehingga mengurangi transmisi sinar

Kekeruhan dapat mengurangi proses fotosintesis tanaman dalam air Misalnya

8

vegetasi perairan berakar dan ganggang mengurangi pertumbuhan tanaman dan

mengurangi produktifitas ikan

Kekeruhan dapat disebabkan oleh tanah liat dan lempung buangan industri dan

mikroorganisme Upaya untuk mengurangi kekeruhan ini antara lain dengan

penyaringan dan koagulasi Tujuan dari pemeriksaan parameter ini adalah untuk

mengetahui derajat kekeruhan air yang disebabkan oleh adanya partikel-partikel

yang tersebar merata dan dapat menghambat jalannya sinar matahari yang melalui

air tersebut

Alat

ƒ Turbidimeter

ƒ Gelas piala (Beaker Glass) 500 mL

Cara Kerja

ƒ Dengan menggunakan alat turbidimeter

Perhitungan

Hasil pemeriksaan x NTU x Pengenceran = helliphellip NTU

Kekeruhan larutan standart 7 KECERAHAN

Alat Secchi disc

Cara Kerja

ƒ Secchi disc diturunkan ke dalam perairan hingga batas tidak terlihat dan dicatat

tinggi permukaan air pada tambang secchi disc (A cm)

ƒ Kemudian secchi disc diangkat perlahan hingga kelihatan dan dicatat kembali

tinggi permukaan air pada tambang secchi disc (B cm)

Perhitungan

A + B = helliphellip cm 2

8 KEDALAMAN

Kedalaman sangat mempengaruhi kecepatan arus debit air dan kecerahan

Semakin dalam sungai maka kemungkinan cahaya yang masuk akan semakin

berkurang

9

Alat

ƒ Bandul logam yang diikat tali (diberi tanda seperti meteran)di salah satu

ujungnya

Cara Kerja

ƒ Bandul dicelupkan ke dalam perairan hingga ke dasar lalu diamati dan dicatat

tinggi permukaan air pada tali (hellip cm)

ƒ Diulangi pengukuran beberapa kali dan dihitung rata-rata kedalamannya

9 KECEPATAN ARUS

Pergerakan air atau arus air diperlukan untuk ketersediaannya makanan bagi jasad

renik dan oksigen Selain itu untuk menghindari karang dari proses pengendapan

Adanya adukan air yang disebabkan oleh adanya pergerakan air akan menghasilkan

oksigen di dalam perairan tersebut Pada umumnya bila suatu perairan mempunyai

arus yang cukup deras maka kadar oksigen yang terlarut juga akan semakin tinggi

Alat

ƒ Current meter atau benda yang terapung (bola pingpong)

ƒ Roll meter

ƒ Stop watch

ƒ Tali rafia

ƒ Ranting kayu

Cara Kerja

ƒ Setiap 100 meter perairan tersebut diberi tanda dengan ranting kayu searah aliran

air

ƒ Bola pingpong yang telah diikat dengan tali rafia diletakkan diatas permukaan air

berbarengan dengan dijalankannya stop watch

ƒ Kecepatan gerakan bola tiap 100 meter dicatat

ƒ Percobaan diulangi hingga beberapa kali dan dirata-rata

Perhitungan

Jarak yang ditempuh = helliphelliphellip ms Waktu yang diperlukan

10 DEBIT AIR

Debit air adalah volume aliran air per satuan waktu Debit air dipengaruhi oleh

luas penampang perairan dan kecepatan arus

14

Alat

ƒ Roll meter

ƒ Bandul logam

ƒ Bola pingpong

Cara Kerja

ƒ Diukur lebar dan panjang perairan lebar dan panjang perairan tersebut dibagi

rata untuk beberapa titik

ƒ Kemudian pada tiap titik diukur kedalamannya dengan bandul logam untuk

kemudian dibuat gambar penampang perairan dan diukur luas perairan tersebut

(A m2)

ƒ Dihitung juga kecepatan arus air dengan mengunakan bola pingpong

Perhitungan Q = A x V

A = luas penampang (luas x dalam)

V = kecepatan arus

11 JUMLAH PADATAN

Alat dan Bahan

ƒ Timbangan

ƒ Cawan porselin

ƒ Kertas saring

ƒ Oven

ƒ Desikator

ƒ 500 mL sampel air

ƒ Gelas piala gelas ukur dan corong

A Jumlah Padatan Tersuspensi (TOSS)

Untuk mengetahui berat atau jumlah zat-zat yang tersuspensi di dalam 1000 mL

air sampel yaitu dengan cara menimbang berat zat-zat tersuspensi dalam air

yang tertinggal pada kertas saring

Cara Kerja

ƒ Ditimbang dan dicatat berat kertas saring bersih yang akan dipakai (A gram)

15

ƒ Kemudian 500 mL sampel air disaring dan sisihkan air yang telah disaring di

dalam gelas piala

ƒ Kertas saring yang telah dipakai tadi dikeringkan dengan didiamkan pada suhu

kamar

ƒ Setelah kering kertas saring beserta padatannya ditimbang (B gram) dan

dihitung padatan tersuspensi air sampel tersebut

Perhitungan

1000 x (B ndash A) = helliphelliphelliphellip gramLiter

50

B Padatan Terlarut (TDS)

Cara Kerja

ƒ Ditimbang dan dicatat berat cawan porselin bersih yang akan digunakan (A

gram)

ƒ Air sampel yang telah disaring (disisihkan) tadi dimasukkan ke dalam cawan

porselin yang telah ditimbang

ƒ Kemudian cawan berisi air sampel dimasukkan ke dalam oven untuk beberapa

saat sampai menguap atau mengering

ƒ Setelah kering cawan porselin beserta padatannya ditimbang kembali (B gram)

dan dihitung padatan terlarut air sampel tersebut

Perhitungan

Kedua hasil perhitungan diatas dicocokan atau dibandingkan dengan standart yang

ada

12 PASANG SURUT (PASUT)

Pasut adalah gerakan naik turunnya permukaan air laut secara berirama yang

disebabkan oleh gaya gravitasi benda-benda langit terutama bulan dan matahari

Massa air yang naik akibat gaya gravitasi tadi akan merambat dari samudra atau

16

laut perairan dalam Faktor yang dapat mempengaruhi pasut adalah posisi bulan

dan matahari terhadap bumi morfologi setempat dan kedalaman Berdasarkan

posisi kedukuan bulan matahari dan bumi maka pasut dapat dibedakan

a Pasut Purnama

Apabila bulan dan matahari berada kira-kira pada satu garis lurus dengan bumi

seperti pada saat bulan muda atau bulan purnamamaka daya tarik keduanya

saling memperkuat

b Pasut Perbani

Apabila bulan dan matahari membentuk sudut siku-siku terhadap bumi maka

gaya tarik keduanya akan saling meniadakan

Berdasarkan gerakan air laut di Indonesia maka dapat dibedakan

a Pasang surut berharian tunggal (Diurnal Tide)

Terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dalam sehari

b Pasang surut berharian ganda (Semi Diurnal Tide)

Terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari dan masing-masing sama

atau hampir sama tingginya setiap hari

c Dua jenis campuran

ƒ Campuran condong ke harian ganda

ƒ Campuran condong ke harian tunggal dengan berbeda tinggi Pada prinsipnya parameter ini untuk mengukur tinggi rendahnya air laut per satuan

waktu dengan menggunakan papan palem

Alat Papan palem diberi tandaukuran seperti meteran

Tali

Teropong Binokuler

Senter

Cara Kerja

ƒ Papan palem dipasang pada sebuah batu karang

ƒ Diperhatikan tinggi rendah permukaan air untuk setiap satu jam sekali dan dicatat

angka tinggi air pada papan palem

ƒ Pengamatan dilakukan sehari semalam untuk kemudian dibuat grafik pasang

surutnya

17

13 DAYA HANTAR LISTRIK (DHL)

DHL dipengaruhi oleh adanya larutan zat-zat yang terkandung di dalam air

DHL ini sangat dipengaruhi oleh kadar salinitas suatu perairan DHL dinyatakan

sebagai umhoscm adalah konduktan dari suatu konduktor dengan panjang 1 cm

dan mempunyai penampang 1 cm

Alat dan Bahan

ƒ Konduktometer

ƒ Termometer

ƒ Air sukingaquadestilata

ƒ Larutan baku KCl 001 M

Cara Kerja

ƒ Kalibrasikan elektroda konduktometer

Elektroda dibilas dengan larutan KCl 001 M sebanyak 3 kali Ukur DHL larutan

KCl 001 M dan atur alat sehingga menunjukkan angka 1413 umhoscm

ƒ Penetapan DHL contoh

Bilas elektroda dengan larutan contoh sebanyak 3 kali Ukur DHL contoh

dengan membaca skala atau digit alat Apabila DHL contoh lebih besar dari

1413 umhoscm Ulangi pekerjaan diatas dengan menggunakan larutan KCl 01

M atau 05 M

Perhitungan

DHL dalam umhoscm dapat langsung dibaca pada alat konduktometer

18

IV PENGUJIAN PARAMETER KIMIA

a pH

Alat pH Universal

Cara Kerja

1 Diambil sampel air

2 Dicelupkan pH universal kedalamnya

3 Warna yang terjadi dibandingkan pada standard warna

b DO (Dissolved Oxygen)

Alat

1 Botol Winkler

2 Pipet tetes

3 Perangkat titrasi

4 Pipet volume

Bahan

1 Iodida alkali (perekasi Winkler)

2 H2SO4 pekat

3 Larutan Mangan sulfat MnSO4 48

4 Natrium tiosulfat 0025 N

5 Indikator amylum 1

Cara Kerja

1 Ditambahkan kedalamnya 1 mL MnSO4 dan 1 mL reagen Winkler lalu dikocok

dan ditunggu hingga terbentuk endapan

2 Ditambahkan 2 mL H2SO4 pekat dikocok hingga endapan larut

3 Diambil 500 mL sampel tersebut dititrasi dengan larutan Natrium tiosulfat

0025 N sampai berwarna kuning muda pucat

4 Ditambahkan inikator amilum (biru)

5 Dititrasi kembali dengan larutan Natrium tiosulfat dari biru sampai menjadi

bening

6 Dicatat berapa mL Natrium tiosulfat yang dipakai

Perhitungan

19

8000 x mL Na2S2O3 X N Na2S2O3

Kadar O2 (mgL) = mL sampel

c CO2 BEBAS

Alat

1 Tabung reaksi

2 Labu erlenmeyer

Bahan

1 Indikator Phenol ptalein

2 Natrium bikarbonat

Cara Kerja

1 Masukkan 50 mL sampel air ke dalam labu erlenmeyer

2 Tambahkan 3-5 mL indikator PP

3 Titrasi Ntrium bikarbonat standart tetes demi tetes sampai berwarna merah

muda

4 Catat mL Natrium bikarbonat standar yang terpakai

Perhitungan

Kadar CO2 = 1000 X mL Na-bikarbonat X Na-bikarbonat X BA Na-bikarbonat

50

d BOD (Biochemical Oxygen Demand)

Alat

1 Botol Winkler

2 Pipet tetes

3 Pipet volumetri

4 Erlenmeyer

5 Buret dan statif

20

Bahan Lihat bahan pemeriksaan O2 (DO)

Cara kerja

1 Saring 100 mL sampel air dari lumpur

2 Diambil 75 mL sampel air yang telah disaring diencerkan dengan aquadest

100X dan dimasukkan kedalam 2 botol Winkler

3 Disimpan dalam keadaan gelap (dibungkus dengan kertas karbon atau plastik

hitam) dan ditempat yang gelap Dicata suhu air dan jam penyimpanan Dihitung

kadar O2 nya setelah 5 hari kemudian

4 Terhadap sampel juga dihitung kadar O2 sesaat

5 Dicatat kadarrnya

Perhitungan

Kadar BOD (mgL) = (DO sesaat ndash DO5) X pengenceran

e COD (Chemical Oxygen Demand)

Alat f TOM (Total Organic Mater)

Alat

1 Perangkat titrasi

2 Termometer

3 Erlenmeyer

4 Hot plate

5 Pipet volume

6 Pipet Mohr

Bahan

1 H2SO4 6 N

21

2 KMnO4 001 N

3 H2C2O4 001 N

Cara kerja

1 Dipipet 25 mL sampel air dimasukkan kedalam erlenmeyer

2 2 Tambahkan 05 mL H2SO4 beberapa teter KMnO4 001 N sampai berwarba

merah muda sedikit agar semua senyawa organik yang tingkatnya rendah

dioksidasi menjadi tingkat tinggi

3 Pipet 10 mL larutan KMnO4 001 N kedalamnya Warna larutan akan berwarna

merah

4 Dididihkan larutan tersebut catat jamnya Warna larutan akan lebih muda

biarkan mendidih selama 10 menit lalu diangkat

5 Turunkan suhu 80oC ditambahkan 10 mL asam oksalat 001 N dengan pipet

khusus Larutan akan menjadi bening pada oksalat berlebih

6 Dalam suhu 70-80oC titasi larutan dengan KMnO4 001 N sampai berwarna

pink

Perhitungan (10 + a) b ndash (10 x c) 316 x 1000

dimana a = titrasi KMnO4

b = N KMnO4

c = NH2C2O4 01 N

d = sampel air (mL)

g KESADAHAN TOTAL

Alat

1 Pipet volume 100 mL

2 Erlenmeyer

3 Buret

Bahan

1 Larutan EDTA

22

2 Larutan Buffer pH 10

3 Indikator EBT

Cara kerja

1 Dipipet 10 mL air dimasukkan kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan indikator EBT hingga larutan menjadi merah muda

3 Tambahkan larutan buffer pH 10 sebanyak 1-15 mL

4 Dititrasi dengan larutan EDTA hingga menjadi biru muda

5 Catat volume EDTA yang dipakai

Perhitungan

mgL CaCO3 mL EDTA X faktor EBT X 10

mL sampel

h SALINITAS

Alat

1 Erlenmeyer

2 Pipet volume

3 Pipet tetes

4 Buret dan statif

Bahan

1 Indikator K2CrO4

2 AgNo3 01 N

Cara kerja

1 Ambil 30 mL sampel air laut lalu diencerkan 10-50 kali

2 Tambahkan K2CrO4

3 Titrasi dengan AgNO3 sampai merah bata

Perhitungan

mL AgNO3 sebenarnya X N AgNO3 X 355 X 1000 X 181

mL sampel X 1000

23

i KESADAHAN Ca

Alat

1 Pipet volume 100 mL

2 Erlenmeyer

3 Buret

Bahan

1 Larutan EDTA 001 N

2 Indikator Maurexide

3 Larutan NaOH 1 N

Cara kerja

1 Dipipet 100 mL sampel dimasukkan dalam erlenmeyer

2 Ditambahakan 1 mL NaOH

3 Ditambahkam indikator Maurexide 01 g dan aduk sampai warnanya merah bata

4 Dititrasi dengan larutan EDTA sampai terbentuk warna ungu

5 Catat volume EDTA yang terpakai

Perhitungan

Mg L Ca = mg EDTA x faktor EDTA x 10000

mL sampel

j KESADAHAN Mg

Perhitungan

mgL Mg = (kesadahan total ndash kesadahan Ca) x 024

24

k DAYA MENGGABUNG ASAM

Alat

1 Pipet volumetri

2 Botol Winkler

3 Erlenmeyer

4 Buret

Bahan

1 Indikator MO

2 HCl 01 N

Cara kerja

1 Ambil sampel air dalam botol Winkler

2 Masukkan 50 mL sampel tersebut kedalam erlenmeyer dengan menggunakan

pipet volumetri

3 Tambahakan indikator MO sebanyak 3 tetes tittrasi dengan HCl 01 N sampai

berwarna jingga

4 Catat mL HCl yang terpakai

Perhitungan DMA = 1000 X mL HCl X N HCl

5

l ASIDITAS

Alat

1 Erlenmeyer

25

2 Buret

3 Pipet volume 100 mL

Bahan

1 Indikator PP

2 NaOH 002 N

Cara kerja

1 Ambil sampel air sebanyak 100 mL masukkan kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan 3 tetes indikator PP

3 Titrasi dengan larutan NaOH sampai warna merah pucat

4 Catat mL NaOH yang dipakai

Perhitungan

Total Keasaman mgL CaCO3 = mL NaOH X N NaOH X 50 X 1000

m ALKALINITAS

Alat

1 Tabung plastik

2 Erlenmeyer

3 Pipet

Bahan

1 Indikator PP pH 45

2 Brom Cressol Red pH 83

3 Sulfuric Acid

Cara kerja

1 Masukkan sampel kedalam botol plastik lalu dituang kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan 1 tetes indikator PP jika tidak berwarna PP = 0 ( langsung ke no 4)

3 Jika berwarna pink tembahkan sulfuric acid tetes demi tetes sampai warna hilang

(hitung jumlah tetes yang digunakan)

26

4 Tambahkan beberapa tetes Brom cressol Red lalau titrasi dengan asam sulfat

sampai berubah warna dari biru kehijauan menjadi pink

5 Catat jumlah tetes asam sulfat yang digunakan

Perhitungan

1 tetes asam sulfat = 1 ppm

1 ppm = banyaknya tetes X 171

V HIGH VOLUME SAMPLING

Prinsip pengukuran

Udara dihisap melalui filter fiberglass dengan kecepata aliran udara 113-170 m3mnt

atau 30-60 cuft Partikel tersuspensi dengan diameter lt100 mikron (diameter

aerodinamik) akan terhisap dan tertahan di permukaan filter Metode ini digunakan untuk

mengukur konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient dengan satuan microgm3 dengan

cara menimbang berat partiklat yang tertahan di permukaan filter dan degnan menghitung

volume udara yang terhisap Metode ini munkgin dilengkapi dengan pengatur kecepatan

aliran udara untuk memastikan laju aliran udara konstan Sampel yang terkumpul dapat

digunakan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif senyawa-senyawa yang berada

dalam bentuk partikel Senyawa yang dapat dianalisis antara alain senyawa organic

(PAN) nitrat sulfat logam-logam berat ion ammonium dan ion fluorida

Sensitivitas

Sampling yang dilakukan selama 24 jam dengan kecepatan aliran udara 170 m3mnt (60

cuftmnt) akan mampu mengukur partikulat dengan konsentrasi yang rendah (1 microgm3)

Jika konsentrasi di udara ambient cukup tinggi maka sampling dapat dilakukan selama 6-

8 jam Waktu sampling yang direkomendasikan adalah 24 jam

Gangugan-ganguan

Partikulat yang berminyak seperti photochemical smog atau asap pembakaran kayu yang

dapat menutupi filter sehingga aliran udara akan menurun hal lain adalah partikel yang

mengandung senyawa higroskopis atau partikel dengan kelembaban tinggi yang akan

memberikan akibat yang sama

27

Presisi dari akurasi

Konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient sebesar 112 microgm3 akan memberikan

standar deviasi relative sebesar 9 (10 microgm3) sedangkan untuk konsentrasi 39 microgm3

standar deviasi relative akan sebesar 15 (6 microgm3) Akurasi sangat dipengaruhi oleh

perubahan kecepatan aliran udara selama sampling berlangsung Karenanya alat pengukur

aliran udara pada dasarnya diperlukan dalam metode ini

Peralatan

- Peralatan sampling Face plate (plat bag Depan) dan gasket Adapter filter dan

Motor Pompa Vakum

- Ketiga alat tersebut dilindungi dengan shelter (gambar 1)

- Hi-Vol Sampler harus mampu menghisap udara melalui filter fiberglass berukuran

203x254 cm dengan kecepatan aliran udara minimum 113 microgm3 (30 cfm) dan

mampu beroperasi selama 24 jam

- Unit Kalibrasi unit kalibrasi orifice yang terdiri dari pipa logam berukuran

diameter dalam (ID) 762 cm (3rdquo) dan panjang 159 cm (625rdquo)

- Neraca Analitik dengan ketelitian 01 mg

- Designator untk mengkondisikan filter sebelum dan setelah sampling dilakukan

Pereaksi (Reagent)

Filter yang secara baku digunakan adalah filter fiberglass dengan sfisiensi 99 untuk

diameter partikel 03 microm Tidak direkomendasikan pengunaan kertas filter biasa yang

umum dipakai di laboratorium

Prosedur

Sampling

Filter fiber yang digunakan harus dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan sikat

kecil Filter dikondisikan selama 24 jam kemudian ditimbang dengan neraca analitik

(pemberian nomor pada filter dilakukan sebelum penimbangan) Sebelum sampling

dilakukan filter tidak boleh digulungdilipat Untuk pengamanan selama perjalanan filter

dapat disimpan di dalam kantong plastic Setelah filter dipasang dengan rapi di antara

face plate dan gasket sampler dihidupkan dan setelah berjalan 5 menit catat kecepatan

aliran udara Biarkan sampling berlangsung 6 8 atau 24 jam Sebelum sampling berakhir

catat kembali kecepatan aliran udara Setelah sampling berakhir face plate dibuka dan

28

filter fiber dilipat sedemikian rupa sehingga bagian yang mengandung partikel tersuspensi

saling berhadapan

Analisis

Sebelum ditimbang filter hendaknya dikondisikan kembali di dalm desikator selama 24

jam

Kalibrasi Hi-Vol Sampler

Sebelum digunakan Hi-Vol Sampler harus dikalibrasi dahulu dengan menggunakan

- Metode Rotameter

- Metode Draft Gauge atau kalibrasi Orifice

Perhitungan

Konversi kecepatan aliran udara dari cuft menjadi m3mnt

Volume udara yang dihisap

V= frac12 x [(Q1+Q2) x T]

Keterangan

V volume udara yang terhisap (m3)

Q1 kecepatan aliran udara awal (m3mnt)

Q2 kecepatan aliran udara akhir (m3mnt)

T waktu sampling (mnt)

Hitung konsentrasi partikel yang tersuspensi

SP= (Ws-W0) x 106 x 1v

Keterangan

SP konsentrasi partikel tersuspensi (microgm3)

Ws berat filter fiberglass setelah sampling (g)

W0 berat filter fiberglass sebelum sampling (g)

106 konversi dari g menjadi microg

29

Gambar 1

Picture 1 High Volume Sampler

VI Gas Ammonia (NH3)

Metode Indophenol

Prinsip

Amonia (NH3) di udara ambient diserap oleh larutan H2SO4 membentuk Ammonium

Sulfat Amonium Sulfat yang terbentuk direaksikan dengan phenol dan antrium

hipokhlorit yang dalam suasana basa akan memberntuk Indophenol yang berwarna biru

Warna biru yang terjadi dianalisis secara colorimetri Reaksi dipercepat dengan

penalbahan Natrium Nitroprussid

Sensitivitas

Sampling degnan kecepatan aliran udara 1-2 liter konsentrasi yang dapat di ukur 20-700

microgm3 (0025-1 ppm) dengan waktu sampling 1 jam Batas pengukuran terkecil adalah

002 microgml penyerap

Sampler Motor

Flow Recorder (Optional)

Filter Adaptor

Flow Meter

30

Ganguan-ganguan

Ammonia yang terdapat dalam partikulat dapat terukur jika tidakdigunakan filter selama

sampling berlangsung

Adanya FE3+ Cr3+ dan ion mangan degnan konsentrasi sebesar mg akan memberikan

ganguan positif Sedangakan ion Cu akan menghambat reksi pembentukan warna Untuk

mengurangi ganguan tersebut dapat ditambahkan EDTA

Nitrit dan Sulfit dengan konsentrasi 100x konsentrasi NH3 akan memberikan ganguan

Formaldehida akan memberikan ganguan negative sebesar 10-15

Ganguan yang dapat disebabkan oleh partikulat dapat dicegah degnan menggunakan filter

selama sampling berlangsung

Peralatan

Pompa Vacuum

Flow meter

Absorber dapat digunakan fritted bubbler midget impinger atau gas scrubber

Spektrofotometer

Peralatan gelas

Pereaksi

Larutan Penyerap H2SO4 01N

Encerkan 23 ml H2SO4 pekat (18M) dengan aquadest sampai volume 1 liter

Larutan Natrium Nitroprussid

20 g Natrium Nitroprussid dilarutkan dalam 100 ml aquadest Larutan ini stabil selama 2

bulan jika disimpan dalam lemari es

Larutan NaOH 675M

Larutkan 270 g NaOH dalam 1 liter aquadest kemudian didihkan sampai volumenya 600

ml untuk menghilangkan ammonia Tambah aquadest sampai volumenya 1 liter Simpan

larutan ini dalam botol plastik

Larutan Stock natrium Hipokhlorit

Buat larutan Natrium Hipokhlorit 37 (01N) dengan cara mengencerkan Natrium

Hipokhlorit 5-6 dengan aquadest Larutan ini stabil selama 2 bulan jika disimpan

dalam lemari es

Larutan Stock Phenol 45 (vv)

Phenol dilebur dalam water bath pada suhu 600C kemudian 45 ml (50g) phenol tersebut

diencerkan dengan methanol sampai volumenya 100 ml Larutan ini stabil selama 2 bulan

jika disimpan dalam lemari es

31

Larutan Buffer

Larutkan 50 g Na3PO312H2O dan 74 ml larutan NaOH 675 dalam 1 liter aquadest

Larutan Hipokhlorit

Campurkan 30 ml larutan NaOH 675M dan 30 ml larutan stock natrium Hipokhlorit

kemudian encerkan degnan aquadest sampai volumenya 100 ml Larutan ini hanya stabil

selama 1 hari

Larutan Phenol

Campurkan 20 ml larutan stock phenol 45 dan 1 ml larutan natrium Nitroprussid 20

kemudian encerkan dengan aquadest sampai volumenya 100 ml larutan ini stabil selama

4 jam

Larutan Stock Standar Ammonia

318 g NH4Cl atau 388 g (NH4)2SO4 dilarutkan dlam 1 liter aquadest Kemudian

tambahkan CHCl3 sebagai pangawet Larutan ini stabil selama 2 bulan

Larutan Standar Ammonia

10 ml larutan stock standar Ammonia diencerkan degnan larutan penyerap (H2SO4 01N)

sampai volumenya 1 liter (1 ml= 10 microg NH3)

Kalibrasi

- Siapkan 6 buah labu ukur 25 ml masukkan ke dalam masing-masing labu ukur

00 ml 02 ml 04 ml 06 ml 10 ml dan 15 ml larutan standar Ammonia

- Tambahkan 10 ml larutan penyerap ke dalam masing-masing labu ukur

- Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan phenol dan 25 ml larutan natrium

Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat 25 ml

dan biarkan selama 30 menit

Intensita warna biru yang terjadi diukur dengan kurva spektrofotometer pada apnjang

gelombang 630 nm Buat kurva kalibrasi antara Absorban degnan konsentrasi NH3

dan tentukan slopenya

Prosedur

- Susunan alat sampling

Filter----------- Midget ---------- Flow meter ------------Pompa

32

10 ml larutanpenyerap dalam midget impinger yang dirangkai dengan flow mwter

dan pompa vaccum Sampling dilakukan selama 1 jam dengan kecepatan aliran

udara 1-2 litermenit

Analisis

- Setelah sampling larutan penyerap dipundahkan secara kuantitatif dalam labu

ukur 25 ml Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan Phenol dan 25 ml

larutan Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat

25 ml dan biarkan selama 30 menit

- Intensitas warna biru yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang

gelombang 630 nm

Perhitungan

NH3 (microgm3)= (A x k) (V)

Keterangan

A absorbansi sample

k Slope (microgunit absorban)

V volume udara pada 250C dan 760 mmHg

Picture 2 Sususnan Peralatan Sampling

Needle Valve

To Air Pump

Flow meter

TRAP

IMPINGER

NEEDLE VALVE FLOW CONTROL

33

VII PENGUKURAN INTENSITAS SUARA

Prinsip

Tingkat kebisingan dapat ditentukan oleh dua factor yaitu intensitas suara yang

dinyatakan dalam dB dan durasi pemaparan kebisingan dinyatakan dalam jam atau

menit

Decibel (dB) merupakan pengukuran unit logaritma yang menyatakan suatu kuantitas

Fisik (power atau intensitas) yang dapat berdasarkan pada suatu reference level tertentu

Satu decibel = sepersepuluh satu bel (B)

Decibel pada umumnya digunakan untuk pengukuran kuantitas suara berdasarkan

reference 0 dB Reference level ditetapkan pada ldquo0rdquo berdasarkan intensitas suara standar

manusia Semakin besar intensitas (amplitude) suara rarr semakin keras suara

Intensitas Suara = decibels (dB)

dB = 10 log Intensitas suara

Intensitas suara standar

- 0 db = ketiadaan suara

- Ambang pendengara = 0 dB 1000 Hz

34

Tabel 1 Beberapa Contoh Intensitas Suara

Bunyi Intensitas Suara (dB)

Gemerisik daun 15

Bisikan 30

Percakapan normal 60

Vacuum cleaner 75

Teriakan 80

Suara motor 90

Suara tak nyaman 120

Suara menyakitkan telinga 140

Lalu lintas padat 100

Amplifier 120 ndash 140

Tabel 2 Pembatasan waktu dan tingkat kebisingan yang diterima

Waktu (Jamhari) Tingkat kebisingan

(dBA) Waktu (Jamhari)

Tingkat kebisingan

(dBA)

8 90 15 102

6 92 10 105

4 95 05 110

3 97 lt025 115

2 100

Contoh perhitungan

Once a statistically valid L10(h) has been obtained the Leq(h) can be

calculated as follows

Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 (2-1)

Where Leq(h) is the hourly A-weighted equivalent sound level

N is the number of sound level readings taken to obtain a statistically valid L10 ni is the number of sound level readings in the ith class

Li is the level of the ith sound level reading taken during the measurement period

Problem No 1 Compute the Leq(h) of the sound level readings shown in

figure 2

L10 = 49 +1-3dBA

L10 Criterion met after 50 samples

35

Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway

Traffic Noise

Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]

= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA

VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA

Prinsip

Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat

langsung dibaca

Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam

bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik

diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor

Alat

Luxmeter

Prosedur

Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi

36

Penentuan titik pengukuran

1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila

merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada

2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada

setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut

dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut

a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal

panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan

kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1

Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2

b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik

potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap

3 (tiga) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara

10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2

Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100

m2

37

c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang

dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan

luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3

Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2

Persyaratan pengukuran

1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan

2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan

Tata cara

1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor

2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran

untuk intensitas penerangan setempat atau umum

3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat

sehingga didapat nilai angka yang stabil

4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan

setempat dan untuk intensitas penerangan umum

5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan

6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent

Natrium Infrared

38

END

Page 11: PANDUAN PRAKTIKUM...Alat dan Bahan e. Prosedur (dibuat dalam bentuk poin, tidak tabel) f. Hasil / Data g. Perhitungan h. Pembahasan antara lain mencakup pembahasan mengapa prinsip

4

1 Masukkan LB double (26 gr LB yang dilarutkan dalam 1 ltr aquadest) ke dalam

tabung no 1 ndash 5 Masukkan LB single (13 gr LB yang dilarutkan dalam 1 ltr

aquadest) ke dalam tabung no 6 dan 7 Masing-masing sebanyak 10 ml dan tutup

dengan kapas

2 Masukkan tabung Durham dalam posisi terbalik ke dalam setiap tabung berisi LB

3 Panaskan pipet dengan lampu spritus kemudian ambil 10 ml sample air masukkan

ke dalam tabung no 1 Pastikan selalu bekerja dekat dengan lampu spritus untuk

mencegah kontaminasi Lakukan hal yang sama sampai tabung no 5

4 Masukkan 1 ml sample air ke dalam tabung no 6 dan 01 ml sample air ke dalam

tabung no 7

5 Inkubasi semua tabung yang bersisi sample pada suhu 37 selama 2 x 24 jam

6 Hasil positif ditunjukkan dengan tertagkapnya gas dalam tabung Durham

7 Konsentrasi bakteri coliform kemudian ditentukan dengan mencocokkan pada

table MPN

Confirmative Test

1 Siapkan 2 buah tabung reaksi berisi BGLB dan tabung Durham untuk setiap

tabung dari presumptive test yang positif Masing-masing diberi label 44C dan

37C

2 Panaskan jarum ose dengan lampu spritus kemudian pindahkan koloni dari satu

tabung positif ke dalam 2 buah tabung berisi BGLB Kocok agar homogen

Lakukan selanjutnya untuk tabung positif lainnya

3 Inkubasi sesuai dengan suhu pada label selama 2 x 24 jam

4 Hasil positif pada tabung yang dikinkubasi pada 37C menunjukkan adanya

coliform sedangkan hasil positif pada inkubasi 44C menunjukkan adanya fecal

coli

5

III PENGUJIAN PARAMETER FISIKA

WARNA

BAU

RASA

TEMPERATUR

BERAT JENIS

KEKERUHAN

KECERAHAN

KEDALAMAN

KECEPATAN ARUS

DEBIT AIR

JUMLAH PADATAN

PASANG SURUT (PASUT)

DAYA HANTAR LISTRIK 1 WARNA

Warna perairan dapat dipakai (tidak selamanya) sebagai parameter apakah suatu

perairan sudah tercemar atau belum Air selokan dapat berubah dari bening menjadi

kelabu karena adanya proses dekomposisi Warna perairan dapat pula dipengaruhi

oleh biota yang ada didalamnya misalnya algae plankton dan tumbuhan air Air

sungai pada umumnya berwarna bening sampai kecoklatan hal ini karena

dipengaruhi oleh adanya pencucian badan sungai itu sendiri dan kadungan suspensi

didalamnya

Metode Pengamatan Organoleptik

2 BAU

Bau suatu perairan dapat disebabkan oleh adanya dekomposisi zat-zat organik

pada suatu perairan yang dapat menimbulkan gas-gas Gas yang keluar dari hasil

dekomposisi bukan saja menimbulkan bau yang kurang sedap tetapi adakalanya

6

dapat mematikan biota yang ada di dalamnya contohnya adanya kasus ikan=ikan

yang mati atau mabuk pada waduk Cirata Jawa Barat

Metode Pengamatan Organoleptik 3 RASA

Parameter ini erat hubungannya dengan pengujian parameter warna dan bau

sehingga seringkali pada pelaksanaannya digabungkan Rasa suatu perairan dalam

kondisi bair berasa hambar bila suatu periran sudah berwarna kurang baik ataudan

bau yang kurang sedap secara otomatis akan mempunyai rasa yang kurang enak

Metode Pengamatan Organoleptik

4 TEMPERATUR

Suhu merupakan parameter yang penting karena erat hubungannya dengan

ldquoAquatic liferdquo atau kehidupan di dalam air dan sangat mempengaruhi pertumbuhan

organisme baik secara langsung maupun tidak langsung Aktivitas biologi dapat

menaikkan suhu perairan sampai 60o C suh air buangan kebanyakan lebih tinggi

daripada suhu badan air Hal ini erat hubungannya dengan proses biodegradasi

Pengamatan suhu dimaksudkan untuk mengetahui kondisi perairan dan interaksi

antara suhu dengan aspek kesehatan habitat dan biota air lainnya Tetapi hal ini tidak

mutlak karena dengan perubahan suhu yang kecil sudah dapat mempengaruhi kondisi

biota contohnya terumbu karang Bila suhu perairan semakin tinggi maka kadar O2

yang terlarut akan semakin rendah demikian pula sebaliknya

Alat termometer

Cara Kerja

ƒ Dicatat suhu udara sekitar

ƒ Untuk air permukaan Termometer dicelupkankan ke dalam perairan ditunggu

beberapa menit Diangkat dan dicatat suhunya

ƒ Untuk air di bawah Sampel diambil dalam botol kemudian termometer

dicelupkan ke dalam air tersebut ditunggu beberapa menit Diangkat dan dicatat

suhunya

7

5 BERAT JENIS (BJ)

Merupakan parameter fisika yang digunakan untuk mengetahui kadar zat

organik dan anorganik Semakin besar BJ semakin banyak zat terlarut BJ diukur

dengan menggunakan urinometer karena suhu yang berubah-ubah maka dipakai

faktor koreksi

Alat dan Bahan

ƒ Urinometer

ƒ Gelas ukur 100 mL

ƒ Termometer

ƒ Sampel air

Cara Kerja

ƒ Diukur dan dicatat suhu saat itu (peneraan)

ƒ Ke dalam gelas ukur diisikan air sampel sebanyak 100 mL

ƒ Kemudian urinometer dimasukkan ke dalam air tadi dengan cara diputar

ƒ Diamati dan dicatat tinggi miniskus air pada urinometer yang merupakan nilai

BJ sampel Diusahakan agar urinometer tidak menempel pada dinding gelas

ukur

Perhitungan

n = tk ndash tp x 0001 3

BJ sesungguhnya = A + n

Ket tk = suhu kamar

tp = suhu peneraan

A = BJ pada saat itu

n = Faktor koreksi

6 KEKERUHAN

Kekeruhan dapat mempengaruhi masuknya sinar matahari ke dalam air Sinar

matahari sangat diperlukan oleh organisme yang berada didalam perairan untuk

proses metabolisme Bila suatu perairan keruh maka sinar matahari yang masuk

akan sedikit karena terpencar-pencar oleh adanya partikel yang terlarut dan bila air

tidak keruh maka sinar matahari yang masuk akan banyak Kekeruhan dapat dipakai

sebagai indikasi kualitas suatu perairan Air alami dan air buangan yang

mengandung koloid dapat memudarkan sinar sehingga mengurangi transmisi sinar

Kekeruhan dapat mengurangi proses fotosintesis tanaman dalam air Misalnya

8

vegetasi perairan berakar dan ganggang mengurangi pertumbuhan tanaman dan

mengurangi produktifitas ikan

Kekeruhan dapat disebabkan oleh tanah liat dan lempung buangan industri dan

mikroorganisme Upaya untuk mengurangi kekeruhan ini antara lain dengan

penyaringan dan koagulasi Tujuan dari pemeriksaan parameter ini adalah untuk

mengetahui derajat kekeruhan air yang disebabkan oleh adanya partikel-partikel

yang tersebar merata dan dapat menghambat jalannya sinar matahari yang melalui

air tersebut

Alat

ƒ Turbidimeter

ƒ Gelas piala (Beaker Glass) 500 mL

Cara Kerja

ƒ Dengan menggunakan alat turbidimeter

Perhitungan

Hasil pemeriksaan x NTU x Pengenceran = helliphellip NTU

Kekeruhan larutan standart 7 KECERAHAN

Alat Secchi disc

Cara Kerja

ƒ Secchi disc diturunkan ke dalam perairan hingga batas tidak terlihat dan dicatat

tinggi permukaan air pada tambang secchi disc (A cm)

ƒ Kemudian secchi disc diangkat perlahan hingga kelihatan dan dicatat kembali

tinggi permukaan air pada tambang secchi disc (B cm)

Perhitungan

A + B = helliphellip cm 2

8 KEDALAMAN

Kedalaman sangat mempengaruhi kecepatan arus debit air dan kecerahan

Semakin dalam sungai maka kemungkinan cahaya yang masuk akan semakin

berkurang

9

Alat

ƒ Bandul logam yang diikat tali (diberi tanda seperti meteran)di salah satu

ujungnya

Cara Kerja

ƒ Bandul dicelupkan ke dalam perairan hingga ke dasar lalu diamati dan dicatat

tinggi permukaan air pada tali (hellip cm)

ƒ Diulangi pengukuran beberapa kali dan dihitung rata-rata kedalamannya

9 KECEPATAN ARUS

Pergerakan air atau arus air diperlukan untuk ketersediaannya makanan bagi jasad

renik dan oksigen Selain itu untuk menghindari karang dari proses pengendapan

Adanya adukan air yang disebabkan oleh adanya pergerakan air akan menghasilkan

oksigen di dalam perairan tersebut Pada umumnya bila suatu perairan mempunyai

arus yang cukup deras maka kadar oksigen yang terlarut juga akan semakin tinggi

Alat

ƒ Current meter atau benda yang terapung (bola pingpong)

ƒ Roll meter

ƒ Stop watch

ƒ Tali rafia

ƒ Ranting kayu

Cara Kerja

ƒ Setiap 100 meter perairan tersebut diberi tanda dengan ranting kayu searah aliran

air

ƒ Bola pingpong yang telah diikat dengan tali rafia diletakkan diatas permukaan air

berbarengan dengan dijalankannya stop watch

ƒ Kecepatan gerakan bola tiap 100 meter dicatat

ƒ Percobaan diulangi hingga beberapa kali dan dirata-rata

Perhitungan

Jarak yang ditempuh = helliphelliphellip ms Waktu yang diperlukan

10 DEBIT AIR

Debit air adalah volume aliran air per satuan waktu Debit air dipengaruhi oleh

luas penampang perairan dan kecepatan arus

14

Alat

ƒ Roll meter

ƒ Bandul logam

ƒ Bola pingpong

Cara Kerja

ƒ Diukur lebar dan panjang perairan lebar dan panjang perairan tersebut dibagi

rata untuk beberapa titik

ƒ Kemudian pada tiap titik diukur kedalamannya dengan bandul logam untuk

kemudian dibuat gambar penampang perairan dan diukur luas perairan tersebut

(A m2)

ƒ Dihitung juga kecepatan arus air dengan mengunakan bola pingpong

Perhitungan Q = A x V

A = luas penampang (luas x dalam)

V = kecepatan arus

11 JUMLAH PADATAN

Alat dan Bahan

ƒ Timbangan

ƒ Cawan porselin

ƒ Kertas saring

ƒ Oven

ƒ Desikator

ƒ 500 mL sampel air

ƒ Gelas piala gelas ukur dan corong

A Jumlah Padatan Tersuspensi (TOSS)

Untuk mengetahui berat atau jumlah zat-zat yang tersuspensi di dalam 1000 mL

air sampel yaitu dengan cara menimbang berat zat-zat tersuspensi dalam air

yang tertinggal pada kertas saring

Cara Kerja

ƒ Ditimbang dan dicatat berat kertas saring bersih yang akan dipakai (A gram)

15

ƒ Kemudian 500 mL sampel air disaring dan sisihkan air yang telah disaring di

dalam gelas piala

ƒ Kertas saring yang telah dipakai tadi dikeringkan dengan didiamkan pada suhu

kamar

ƒ Setelah kering kertas saring beserta padatannya ditimbang (B gram) dan

dihitung padatan tersuspensi air sampel tersebut

Perhitungan

1000 x (B ndash A) = helliphelliphelliphellip gramLiter

50

B Padatan Terlarut (TDS)

Cara Kerja

ƒ Ditimbang dan dicatat berat cawan porselin bersih yang akan digunakan (A

gram)

ƒ Air sampel yang telah disaring (disisihkan) tadi dimasukkan ke dalam cawan

porselin yang telah ditimbang

ƒ Kemudian cawan berisi air sampel dimasukkan ke dalam oven untuk beberapa

saat sampai menguap atau mengering

ƒ Setelah kering cawan porselin beserta padatannya ditimbang kembali (B gram)

dan dihitung padatan terlarut air sampel tersebut

Perhitungan

Kedua hasil perhitungan diatas dicocokan atau dibandingkan dengan standart yang

ada

12 PASANG SURUT (PASUT)

Pasut adalah gerakan naik turunnya permukaan air laut secara berirama yang

disebabkan oleh gaya gravitasi benda-benda langit terutama bulan dan matahari

Massa air yang naik akibat gaya gravitasi tadi akan merambat dari samudra atau

16

laut perairan dalam Faktor yang dapat mempengaruhi pasut adalah posisi bulan

dan matahari terhadap bumi morfologi setempat dan kedalaman Berdasarkan

posisi kedukuan bulan matahari dan bumi maka pasut dapat dibedakan

a Pasut Purnama

Apabila bulan dan matahari berada kira-kira pada satu garis lurus dengan bumi

seperti pada saat bulan muda atau bulan purnamamaka daya tarik keduanya

saling memperkuat

b Pasut Perbani

Apabila bulan dan matahari membentuk sudut siku-siku terhadap bumi maka

gaya tarik keduanya akan saling meniadakan

Berdasarkan gerakan air laut di Indonesia maka dapat dibedakan

a Pasang surut berharian tunggal (Diurnal Tide)

Terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dalam sehari

b Pasang surut berharian ganda (Semi Diurnal Tide)

Terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari dan masing-masing sama

atau hampir sama tingginya setiap hari

c Dua jenis campuran

ƒ Campuran condong ke harian ganda

ƒ Campuran condong ke harian tunggal dengan berbeda tinggi Pada prinsipnya parameter ini untuk mengukur tinggi rendahnya air laut per satuan

waktu dengan menggunakan papan palem

Alat Papan palem diberi tandaukuran seperti meteran

Tali

Teropong Binokuler

Senter

Cara Kerja

ƒ Papan palem dipasang pada sebuah batu karang

ƒ Diperhatikan tinggi rendah permukaan air untuk setiap satu jam sekali dan dicatat

angka tinggi air pada papan palem

ƒ Pengamatan dilakukan sehari semalam untuk kemudian dibuat grafik pasang

surutnya

17

13 DAYA HANTAR LISTRIK (DHL)

DHL dipengaruhi oleh adanya larutan zat-zat yang terkandung di dalam air

DHL ini sangat dipengaruhi oleh kadar salinitas suatu perairan DHL dinyatakan

sebagai umhoscm adalah konduktan dari suatu konduktor dengan panjang 1 cm

dan mempunyai penampang 1 cm

Alat dan Bahan

ƒ Konduktometer

ƒ Termometer

ƒ Air sukingaquadestilata

ƒ Larutan baku KCl 001 M

Cara Kerja

ƒ Kalibrasikan elektroda konduktometer

Elektroda dibilas dengan larutan KCl 001 M sebanyak 3 kali Ukur DHL larutan

KCl 001 M dan atur alat sehingga menunjukkan angka 1413 umhoscm

ƒ Penetapan DHL contoh

Bilas elektroda dengan larutan contoh sebanyak 3 kali Ukur DHL contoh

dengan membaca skala atau digit alat Apabila DHL contoh lebih besar dari

1413 umhoscm Ulangi pekerjaan diatas dengan menggunakan larutan KCl 01

M atau 05 M

Perhitungan

DHL dalam umhoscm dapat langsung dibaca pada alat konduktometer

18

IV PENGUJIAN PARAMETER KIMIA

a pH

Alat pH Universal

Cara Kerja

1 Diambil sampel air

2 Dicelupkan pH universal kedalamnya

3 Warna yang terjadi dibandingkan pada standard warna

b DO (Dissolved Oxygen)

Alat

1 Botol Winkler

2 Pipet tetes

3 Perangkat titrasi

4 Pipet volume

Bahan

1 Iodida alkali (perekasi Winkler)

2 H2SO4 pekat

3 Larutan Mangan sulfat MnSO4 48

4 Natrium tiosulfat 0025 N

5 Indikator amylum 1

Cara Kerja

1 Ditambahkan kedalamnya 1 mL MnSO4 dan 1 mL reagen Winkler lalu dikocok

dan ditunggu hingga terbentuk endapan

2 Ditambahkan 2 mL H2SO4 pekat dikocok hingga endapan larut

3 Diambil 500 mL sampel tersebut dititrasi dengan larutan Natrium tiosulfat

0025 N sampai berwarna kuning muda pucat

4 Ditambahkan inikator amilum (biru)

5 Dititrasi kembali dengan larutan Natrium tiosulfat dari biru sampai menjadi

bening

6 Dicatat berapa mL Natrium tiosulfat yang dipakai

Perhitungan

19

8000 x mL Na2S2O3 X N Na2S2O3

Kadar O2 (mgL) = mL sampel

c CO2 BEBAS

Alat

1 Tabung reaksi

2 Labu erlenmeyer

Bahan

1 Indikator Phenol ptalein

2 Natrium bikarbonat

Cara Kerja

1 Masukkan 50 mL sampel air ke dalam labu erlenmeyer

2 Tambahkan 3-5 mL indikator PP

3 Titrasi Ntrium bikarbonat standart tetes demi tetes sampai berwarna merah

muda

4 Catat mL Natrium bikarbonat standar yang terpakai

Perhitungan

Kadar CO2 = 1000 X mL Na-bikarbonat X Na-bikarbonat X BA Na-bikarbonat

50

d BOD (Biochemical Oxygen Demand)

Alat

1 Botol Winkler

2 Pipet tetes

3 Pipet volumetri

4 Erlenmeyer

5 Buret dan statif

20

Bahan Lihat bahan pemeriksaan O2 (DO)

Cara kerja

1 Saring 100 mL sampel air dari lumpur

2 Diambil 75 mL sampel air yang telah disaring diencerkan dengan aquadest

100X dan dimasukkan kedalam 2 botol Winkler

3 Disimpan dalam keadaan gelap (dibungkus dengan kertas karbon atau plastik

hitam) dan ditempat yang gelap Dicata suhu air dan jam penyimpanan Dihitung

kadar O2 nya setelah 5 hari kemudian

4 Terhadap sampel juga dihitung kadar O2 sesaat

5 Dicatat kadarrnya

Perhitungan

Kadar BOD (mgL) = (DO sesaat ndash DO5) X pengenceran

e COD (Chemical Oxygen Demand)

Alat f TOM (Total Organic Mater)

Alat

1 Perangkat titrasi

2 Termometer

3 Erlenmeyer

4 Hot plate

5 Pipet volume

6 Pipet Mohr

Bahan

1 H2SO4 6 N

21

2 KMnO4 001 N

3 H2C2O4 001 N

Cara kerja

1 Dipipet 25 mL sampel air dimasukkan kedalam erlenmeyer

2 2 Tambahkan 05 mL H2SO4 beberapa teter KMnO4 001 N sampai berwarba

merah muda sedikit agar semua senyawa organik yang tingkatnya rendah

dioksidasi menjadi tingkat tinggi

3 Pipet 10 mL larutan KMnO4 001 N kedalamnya Warna larutan akan berwarna

merah

4 Dididihkan larutan tersebut catat jamnya Warna larutan akan lebih muda

biarkan mendidih selama 10 menit lalu diangkat

5 Turunkan suhu 80oC ditambahkan 10 mL asam oksalat 001 N dengan pipet

khusus Larutan akan menjadi bening pada oksalat berlebih

6 Dalam suhu 70-80oC titasi larutan dengan KMnO4 001 N sampai berwarna

pink

Perhitungan (10 + a) b ndash (10 x c) 316 x 1000

dimana a = titrasi KMnO4

b = N KMnO4

c = NH2C2O4 01 N

d = sampel air (mL)

g KESADAHAN TOTAL

Alat

1 Pipet volume 100 mL

2 Erlenmeyer

3 Buret

Bahan

1 Larutan EDTA

22

2 Larutan Buffer pH 10

3 Indikator EBT

Cara kerja

1 Dipipet 10 mL air dimasukkan kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan indikator EBT hingga larutan menjadi merah muda

3 Tambahkan larutan buffer pH 10 sebanyak 1-15 mL

4 Dititrasi dengan larutan EDTA hingga menjadi biru muda

5 Catat volume EDTA yang dipakai

Perhitungan

mgL CaCO3 mL EDTA X faktor EBT X 10

mL sampel

h SALINITAS

Alat

1 Erlenmeyer

2 Pipet volume

3 Pipet tetes

4 Buret dan statif

Bahan

1 Indikator K2CrO4

2 AgNo3 01 N

Cara kerja

1 Ambil 30 mL sampel air laut lalu diencerkan 10-50 kali

2 Tambahkan K2CrO4

3 Titrasi dengan AgNO3 sampai merah bata

Perhitungan

mL AgNO3 sebenarnya X N AgNO3 X 355 X 1000 X 181

mL sampel X 1000

23

i KESADAHAN Ca

Alat

1 Pipet volume 100 mL

2 Erlenmeyer

3 Buret

Bahan

1 Larutan EDTA 001 N

2 Indikator Maurexide

3 Larutan NaOH 1 N

Cara kerja

1 Dipipet 100 mL sampel dimasukkan dalam erlenmeyer

2 Ditambahakan 1 mL NaOH

3 Ditambahkam indikator Maurexide 01 g dan aduk sampai warnanya merah bata

4 Dititrasi dengan larutan EDTA sampai terbentuk warna ungu

5 Catat volume EDTA yang terpakai

Perhitungan

Mg L Ca = mg EDTA x faktor EDTA x 10000

mL sampel

j KESADAHAN Mg

Perhitungan

mgL Mg = (kesadahan total ndash kesadahan Ca) x 024

24

k DAYA MENGGABUNG ASAM

Alat

1 Pipet volumetri

2 Botol Winkler

3 Erlenmeyer

4 Buret

Bahan

1 Indikator MO

2 HCl 01 N

Cara kerja

1 Ambil sampel air dalam botol Winkler

2 Masukkan 50 mL sampel tersebut kedalam erlenmeyer dengan menggunakan

pipet volumetri

3 Tambahakan indikator MO sebanyak 3 tetes tittrasi dengan HCl 01 N sampai

berwarna jingga

4 Catat mL HCl yang terpakai

Perhitungan DMA = 1000 X mL HCl X N HCl

5

l ASIDITAS

Alat

1 Erlenmeyer

25

2 Buret

3 Pipet volume 100 mL

Bahan

1 Indikator PP

2 NaOH 002 N

Cara kerja

1 Ambil sampel air sebanyak 100 mL masukkan kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan 3 tetes indikator PP

3 Titrasi dengan larutan NaOH sampai warna merah pucat

4 Catat mL NaOH yang dipakai

Perhitungan

Total Keasaman mgL CaCO3 = mL NaOH X N NaOH X 50 X 1000

m ALKALINITAS

Alat

1 Tabung plastik

2 Erlenmeyer

3 Pipet

Bahan

1 Indikator PP pH 45

2 Brom Cressol Red pH 83

3 Sulfuric Acid

Cara kerja

1 Masukkan sampel kedalam botol plastik lalu dituang kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan 1 tetes indikator PP jika tidak berwarna PP = 0 ( langsung ke no 4)

3 Jika berwarna pink tembahkan sulfuric acid tetes demi tetes sampai warna hilang

(hitung jumlah tetes yang digunakan)

26

4 Tambahkan beberapa tetes Brom cressol Red lalau titrasi dengan asam sulfat

sampai berubah warna dari biru kehijauan menjadi pink

5 Catat jumlah tetes asam sulfat yang digunakan

Perhitungan

1 tetes asam sulfat = 1 ppm

1 ppm = banyaknya tetes X 171

V HIGH VOLUME SAMPLING

Prinsip pengukuran

Udara dihisap melalui filter fiberglass dengan kecepata aliran udara 113-170 m3mnt

atau 30-60 cuft Partikel tersuspensi dengan diameter lt100 mikron (diameter

aerodinamik) akan terhisap dan tertahan di permukaan filter Metode ini digunakan untuk

mengukur konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient dengan satuan microgm3 dengan

cara menimbang berat partiklat yang tertahan di permukaan filter dan degnan menghitung

volume udara yang terhisap Metode ini munkgin dilengkapi dengan pengatur kecepatan

aliran udara untuk memastikan laju aliran udara konstan Sampel yang terkumpul dapat

digunakan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif senyawa-senyawa yang berada

dalam bentuk partikel Senyawa yang dapat dianalisis antara alain senyawa organic

(PAN) nitrat sulfat logam-logam berat ion ammonium dan ion fluorida

Sensitivitas

Sampling yang dilakukan selama 24 jam dengan kecepatan aliran udara 170 m3mnt (60

cuftmnt) akan mampu mengukur partikulat dengan konsentrasi yang rendah (1 microgm3)

Jika konsentrasi di udara ambient cukup tinggi maka sampling dapat dilakukan selama 6-

8 jam Waktu sampling yang direkomendasikan adalah 24 jam

Gangugan-ganguan

Partikulat yang berminyak seperti photochemical smog atau asap pembakaran kayu yang

dapat menutupi filter sehingga aliran udara akan menurun hal lain adalah partikel yang

mengandung senyawa higroskopis atau partikel dengan kelembaban tinggi yang akan

memberikan akibat yang sama

27

Presisi dari akurasi

Konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient sebesar 112 microgm3 akan memberikan

standar deviasi relative sebesar 9 (10 microgm3) sedangkan untuk konsentrasi 39 microgm3

standar deviasi relative akan sebesar 15 (6 microgm3) Akurasi sangat dipengaruhi oleh

perubahan kecepatan aliran udara selama sampling berlangsung Karenanya alat pengukur

aliran udara pada dasarnya diperlukan dalam metode ini

Peralatan

- Peralatan sampling Face plate (plat bag Depan) dan gasket Adapter filter dan

Motor Pompa Vakum

- Ketiga alat tersebut dilindungi dengan shelter (gambar 1)

- Hi-Vol Sampler harus mampu menghisap udara melalui filter fiberglass berukuran

203x254 cm dengan kecepatan aliran udara minimum 113 microgm3 (30 cfm) dan

mampu beroperasi selama 24 jam

- Unit Kalibrasi unit kalibrasi orifice yang terdiri dari pipa logam berukuran

diameter dalam (ID) 762 cm (3rdquo) dan panjang 159 cm (625rdquo)

- Neraca Analitik dengan ketelitian 01 mg

- Designator untk mengkondisikan filter sebelum dan setelah sampling dilakukan

Pereaksi (Reagent)

Filter yang secara baku digunakan adalah filter fiberglass dengan sfisiensi 99 untuk

diameter partikel 03 microm Tidak direkomendasikan pengunaan kertas filter biasa yang

umum dipakai di laboratorium

Prosedur

Sampling

Filter fiber yang digunakan harus dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan sikat

kecil Filter dikondisikan selama 24 jam kemudian ditimbang dengan neraca analitik

(pemberian nomor pada filter dilakukan sebelum penimbangan) Sebelum sampling

dilakukan filter tidak boleh digulungdilipat Untuk pengamanan selama perjalanan filter

dapat disimpan di dalam kantong plastic Setelah filter dipasang dengan rapi di antara

face plate dan gasket sampler dihidupkan dan setelah berjalan 5 menit catat kecepatan

aliran udara Biarkan sampling berlangsung 6 8 atau 24 jam Sebelum sampling berakhir

catat kembali kecepatan aliran udara Setelah sampling berakhir face plate dibuka dan

28

filter fiber dilipat sedemikian rupa sehingga bagian yang mengandung partikel tersuspensi

saling berhadapan

Analisis

Sebelum ditimbang filter hendaknya dikondisikan kembali di dalm desikator selama 24

jam

Kalibrasi Hi-Vol Sampler

Sebelum digunakan Hi-Vol Sampler harus dikalibrasi dahulu dengan menggunakan

- Metode Rotameter

- Metode Draft Gauge atau kalibrasi Orifice

Perhitungan

Konversi kecepatan aliran udara dari cuft menjadi m3mnt

Volume udara yang dihisap

V= frac12 x [(Q1+Q2) x T]

Keterangan

V volume udara yang terhisap (m3)

Q1 kecepatan aliran udara awal (m3mnt)

Q2 kecepatan aliran udara akhir (m3mnt)

T waktu sampling (mnt)

Hitung konsentrasi partikel yang tersuspensi

SP= (Ws-W0) x 106 x 1v

Keterangan

SP konsentrasi partikel tersuspensi (microgm3)

Ws berat filter fiberglass setelah sampling (g)

W0 berat filter fiberglass sebelum sampling (g)

106 konversi dari g menjadi microg

29

Gambar 1

Picture 1 High Volume Sampler

VI Gas Ammonia (NH3)

Metode Indophenol

Prinsip

Amonia (NH3) di udara ambient diserap oleh larutan H2SO4 membentuk Ammonium

Sulfat Amonium Sulfat yang terbentuk direaksikan dengan phenol dan antrium

hipokhlorit yang dalam suasana basa akan memberntuk Indophenol yang berwarna biru

Warna biru yang terjadi dianalisis secara colorimetri Reaksi dipercepat dengan

penalbahan Natrium Nitroprussid

Sensitivitas

Sampling degnan kecepatan aliran udara 1-2 liter konsentrasi yang dapat di ukur 20-700

microgm3 (0025-1 ppm) dengan waktu sampling 1 jam Batas pengukuran terkecil adalah

002 microgml penyerap

Sampler Motor

Flow Recorder (Optional)

Filter Adaptor

Flow Meter

30

Ganguan-ganguan

Ammonia yang terdapat dalam partikulat dapat terukur jika tidakdigunakan filter selama

sampling berlangsung

Adanya FE3+ Cr3+ dan ion mangan degnan konsentrasi sebesar mg akan memberikan

ganguan positif Sedangakan ion Cu akan menghambat reksi pembentukan warna Untuk

mengurangi ganguan tersebut dapat ditambahkan EDTA

Nitrit dan Sulfit dengan konsentrasi 100x konsentrasi NH3 akan memberikan ganguan

Formaldehida akan memberikan ganguan negative sebesar 10-15

Ganguan yang dapat disebabkan oleh partikulat dapat dicegah degnan menggunakan filter

selama sampling berlangsung

Peralatan

Pompa Vacuum

Flow meter

Absorber dapat digunakan fritted bubbler midget impinger atau gas scrubber

Spektrofotometer

Peralatan gelas

Pereaksi

Larutan Penyerap H2SO4 01N

Encerkan 23 ml H2SO4 pekat (18M) dengan aquadest sampai volume 1 liter

Larutan Natrium Nitroprussid

20 g Natrium Nitroprussid dilarutkan dalam 100 ml aquadest Larutan ini stabil selama 2

bulan jika disimpan dalam lemari es

Larutan NaOH 675M

Larutkan 270 g NaOH dalam 1 liter aquadest kemudian didihkan sampai volumenya 600

ml untuk menghilangkan ammonia Tambah aquadest sampai volumenya 1 liter Simpan

larutan ini dalam botol plastik

Larutan Stock natrium Hipokhlorit

Buat larutan Natrium Hipokhlorit 37 (01N) dengan cara mengencerkan Natrium

Hipokhlorit 5-6 dengan aquadest Larutan ini stabil selama 2 bulan jika disimpan

dalam lemari es

Larutan Stock Phenol 45 (vv)

Phenol dilebur dalam water bath pada suhu 600C kemudian 45 ml (50g) phenol tersebut

diencerkan dengan methanol sampai volumenya 100 ml Larutan ini stabil selama 2 bulan

jika disimpan dalam lemari es

31

Larutan Buffer

Larutkan 50 g Na3PO312H2O dan 74 ml larutan NaOH 675 dalam 1 liter aquadest

Larutan Hipokhlorit

Campurkan 30 ml larutan NaOH 675M dan 30 ml larutan stock natrium Hipokhlorit

kemudian encerkan degnan aquadest sampai volumenya 100 ml Larutan ini hanya stabil

selama 1 hari

Larutan Phenol

Campurkan 20 ml larutan stock phenol 45 dan 1 ml larutan natrium Nitroprussid 20

kemudian encerkan dengan aquadest sampai volumenya 100 ml larutan ini stabil selama

4 jam

Larutan Stock Standar Ammonia

318 g NH4Cl atau 388 g (NH4)2SO4 dilarutkan dlam 1 liter aquadest Kemudian

tambahkan CHCl3 sebagai pangawet Larutan ini stabil selama 2 bulan

Larutan Standar Ammonia

10 ml larutan stock standar Ammonia diencerkan degnan larutan penyerap (H2SO4 01N)

sampai volumenya 1 liter (1 ml= 10 microg NH3)

Kalibrasi

- Siapkan 6 buah labu ukur 25 ml masukkan ke dalam masing-masing labu ukur

00 ml 02 ml 04 ml 06 ml 10 ml dan 15 ml larutan standar Ammonia

- Tambahkan 10 ml larutan penyerap ke dalam masing-masing labu ukur

- Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan phenol dan 25 ml larutan natrium

Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat 25 ml

dan biarkan selama 30 menit

Intensita warna biru yang terjadi diukur dengan kurva spektrofotometer pada apnjang

gelombang 630 nm Buat kurva kalibrasi antara Absorban degnan konsentrasi NH3

dan tentukan slopenya

Prosedur

- Susunan alat sampling

Filter----------- Midget ---------- Flow meter ------------Pompa

32

10 ml larutanpenyerap dalam midget impinger yang dirangkai dengan flow mwter

dan pompa vaccum Sampling dilakukan selama 1 jam dengan kecepatan aliran

udara 1-2 litermenit

Analisis

- Setelah sampling larutan penyerap dipundahkan secara kuantitatif dalam labu

ukur 25 ml Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan Phenol dan 25 ml

larutan Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat

25 ml dan biarkan selama 30 menit

- Intensitas warna biru yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang

gelombang 630 nm

Perhitungan

NH3 (microgm3)= (A x k) (V)

Keterangan

A absorbansi sample

k Slope (microgunit absorban)

V volume udara pada 250C dan 760 mmHg

Picture 2 Sususnan Peralatan Sampling

Needle Valve

To Air Pump

Flow meter

TRAP

IMPINGER

NEEDLE VALVE FLOW CONTROL

33

VII PENGUKURAN INTENSITAS SUARA

Prinsip

Tingkat kebisingan dapat ditentukan oleh dua factor yaitu intensitas suara yang

dinyatakan dalam dB dan durasi pemaparan kebisingan dinyatakan dalam jam atau

menit

Decibel (dB) merupakan pengukuran unit logaritma yang menyatakan suatu kuantitas

Fisik (power atau intensitas) yang dapat berdasarkan pada suatu reference level tertentu

Satu decibel = sepersepuluh satu bel (B)

Decibel pada umumnya digunakan untuk pengukuran kuantitas suara berdasarkan

reference 0 dB Reference level ditetapkan pada ldquo0rdquo berdasarkan intensitas suara standar

manusia Semakin besar intensitas (amplitude) suara rarr semakin keras suara

Intensitas Suara = decibels (dB)

dB = 10 log Intensitas suara

Intensitas suara standar

- 0 db = ketiadaan suara

- Ambang pendengara = 0 dB 1000 Hz

34

Tabel 1 Beberapa Contoh Intensitas Suara

Bunyi Intensitas Suara (dB)

Gemerisik daun 15

Bisikan 30

Percakapan normal 60

Vacuum cleaner 75

Teriakan 80

Suara motor 90

Suara tak nyaman 120

Suara menyakitkan telinga 140

Lalu lintas padat 100

Amplifier 120 ndash 140

Tabel 2 Pembatasan waktu dan tingkat kebisingan yang diterima

Waktu (Jamhari) Tingkat kebisingan

(dBA) Waktu (Jamhari)

Tingkat kebisingan

(dBA)

8 90 15 102

6 92 10 105

4 95 05 110

3 97 lt025 115

2 100

Contoh perhitungan

Once a statistically valid L10(h) has been obtained the Leq(h) can be

calculated as follows

Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 (2-1)

Where Leq(h) is the hourly A-weighted equivalent sound level

N is the number of sound level readings taken to obtain a statistically valid L10 ni is the number of sound level readings in the ith class

Li is the level of the ith sound level reading taken during the measurement period

Problem No 1 Compute the Leq(h) of the sound level readings shown in

figure 2

L10 = 49 +1-3dBA

L10 Criterion met after 50 samples

35

Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway

Traffic Noise

Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]

= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA

VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA

Prinsip

Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat

langsung dibaca

Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam

bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik

diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor

Alat

Luxmeter

Prosedur

Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi

36

Penentuan titik pengukuran

1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila

merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada

2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada

setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut

dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut

a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal

panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan

kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1

Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2

b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik

potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap

3 (tiga) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara

10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2

Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100

m2

37

c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang

dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan

luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3

Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2

Persyaratan pengukuran

1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan

2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan

Tata cara

1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor

2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran

untuk intensitas penerangan setempat atau umum

3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat

sehingga didapat nilai angka yang stabil

4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan

setempat dan untuk intensitas penerangan umum

5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan

6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent

Natrium Infrared

38

END

Page 12: PANDUAN PRAKTIKUM...Alat dan Bahan e. Prosedur (dibuat dalam bentuk poin, tidak tabel) f. Hasil / Data g. Perhitungan h. Pembahasan antara lain mencakup pembahasan mengapa prinsip

5

III PENGUJIAN PARAMETER FISIKA

WARNA

BAU

RASA

TEMPERATUR

BERAT JENIS

KEKERUHAN

KECERAHAN

KEDALAMAN

KECEPATAN ARUS

DEBIT AIR

JUMLAH PADATAN

PASANG SURUT (PASUT)

DAYA HANTAR LISTRIK 1 WARNA

Warna perairan dapat dipakai (tidak selamanya) sebagai parameter apakah suatu

perairan sudah tercemar atau belum Air selokan dapat berubah dari bening menjadi

kelabu karena adanya proses dekomposisi Warna perairan dapat pula dipengaruhi

oleh biota yang ada didalamnya misalnya algae plankton dan tumbuhan air Air

sungai pada umumnya berwarna bening sampai kecoklatan hal ini karena

dipengaruhi oleh adanya pencucian badan sungai itu sendiri dan kadungan suspensi

didalamnya

Metode Pengamatan Organoleptik

2 BAU

Bau suatu perairan dapat disebabkan oleh adanya dekomposisi zat-zat organik

pada suatu perairan yang dapat menimbulkan gas-gas Gas yang keluar dari hasil

dekomposisi bukan saja menimbulkan bau yang kurang sedap tetapi adakalanya

6

dapat mematikan biota yang ada di dalamnya contohnya adanya kasus ikan=ikan

yang mati atau mabuk pada waduk Cirata Jawa Barat

Metode Pengamatan Organoleptik 3 RASA

Parameter ini erat hubungannya dengan pengujian parameter warna dan bau

sehingga seringkali pada pelaksanaannya digabungkan Rasa suatu perairan dalam

kondisi bair berasa hambar bila suatu periran sudah berwarna kurang baik ataudan

bau yang kurang sedap secara otomatis akan mempunyai rasa yang kurang enak

Metode Pengamatan Organoleptik

4 TEMPERATUR

Suhu merupakan parameter yang penting karena erat hubungannya dengan

ldquoAquatic liferdquo atau kehidupan di dalam air dan sangat mempengaruhi pertumbuhan

organisme baik secara langsung maupun tidak langsung Aktivitas biologi dapat

menaikkan suhu perairan sampai 60o C suh air buangan kebanyakan lebih tinggi

daripada suhu badan air Hal ini erat hubungannya dengan proses biodegradasi

Pengamatan suhu dimaksudkan untuk mengetahui kondisi perairan dan interaksi

antara suhu dengan aspek kesehatan habitat dan biota air lainnya Tetapi hal ini tidak

mutlak karena dengan perubahan suhu yang kecil sudah dapat mempengaruhi kondisi

biota contohnya terumbu karang Bila suhu perairan semakin tinggi maka kadar O2

yang terlarut akan semakin rendah demikian pula sebaliknya

Alat termometer

Cara Kerja

ƒ Dicatat suhu udara sekitar

ƒ Untuk air permukaan Termometer dicelupkankan ke dalam perairan ditunggu

beberapa menit Diangkat dan dicatat suhunya

ƒ Untuk air di bawah Sampel diambil dalam botol kemudian termometer

dicelupkan ke dalam air tersebut ditunggu beberapa menit Diangkat dan dicatat

suhunya

7

5 BERAT JENIS (BJ)

Merupakan parameter fisika yang digunakan untuk mengetahui kadar zat

organik dan anorganik Semakin besar BJ semakin banyak zat terlarut BJ diukur

dengan menggunakan urinometer karena suhu yang berubah-ubah maka dipakai

faktor koreksi

Alat dan Bahan

ƒ Urinometer

ƒ Gelas ukur 100 mL

ƒ Termometer

ƒ Sampel air

Cara Kerja

ƒ Diukur dan dicatat suhu saat itu (peneraan)

ƒ Ke dalam gelas ukur diisikan air sampel sebanyak 100 mL

ƒ Kemudian urinometer dimasukkan ke dalam air tadi dengan cara diputar

ƒ Diamati dan dicatat tinggi miniskus air pada urinometer yang merupakan nilai

BJ sampel Diusahakan agar urinometer tidak menempel pada dinding gelas

ukur

Perhitungan

n = tk ndash tp x 0001 3

BJ sesungguhnya = A + n

Ket tk = suhu kamar

tp = suhu peneraan

A = BJ pada saat itu

n = Faktor koreksi

6 KEKERUHAN

Kekeruhan dapat mempengaruhi masuknya sinar matahari ke dalam air Sinar

matahari sangat diperlukan oleh organisme yang berada didalam perairan untuk

proses metabolisme Bila suatu perairan keruh maka sinar matahari yang masuk

akan sedikit karena terpencar-pencar oleh adanya partikel yang terlarut dan bila air

tidak keruh maka sinar matahari yang masuk akan banyak Kekeruhan dapat dipakai

sebagai indikasi kualitas suatu perairan Air alami dan air buangan yang

mengandung koloid dapat memudarkan sinar sehingga mengurangi transmisi sinar

Kekeruhan dapat mengurangi proses fotosintesis tanaman dalam air Misalnya

8

vegetasi perairan berakar dan ganggang mengurangi pertumbuhan tanaman dan

mengurangi produktifitas ikan

Kekeruhan dapat disebabkan oleh tanah liat dan lempung buangan industri dan

mikroorganisme Upaya untuk mengurangi kekeruhan ini antara lain dengan

penyaringan dan koagulasi Tujuan dari pemeriksaan parameter ini adalah untuk

mengetahui derajat kekeruhan air yang disebabkan oleh adanya partikel-partikel

yang tersebar merata dan dapat menghambat jalannya sinar matahari yang melalui

air tersebut

Alat

ƒ Turbidimeter

ƒ Gelas piala (Beaker Glass) 500 mL

Cara Kerja

ƒ Dengan menggunakan alat turbidimeter

Perhitungan

Hasil pemeriksaan x NTU x Pengenceran = helliphellip NTU

Kekeruhan larutan standart 7 KECERAHAN

Alat Secchi disc

Cara Kerja

ƒ Secchi disc diturunkan ke dalam perairan hingga batas tidak terlihat dan dicatat

tinggi permukaan air pada tambang secchi disc (A cm)

ƒ Kemudian secchi disc diangkat perlahan hingga kelihatan dan dicatat kembali

tinggi permukaan air pada tambang secchi disc (B cm)

Perhitungan

A + B = helliphellip cm 2

8 KEDALAMAN

Kedalaman sangat mempengaruhi kecepatan arus debit air dan kecerahan

Semakin dalam sungai maka kemungkinan cahaya yang masuk akan semakin

berkurang

9

Alat

ƒ Bandul logam yang diikat tali (diberi tanda seperti meteran)di salah satu

ujungnya

Cara Kerja

ƒ Bandul dicelupkan ke dalam perairan hingga ke dasar lalu diamati dan dicatat

tinggi permukaan air pada tali (hellip cm)

ƒ Diulangi pengukuran beberapa kali dan dihitung rata-rata kedalamannya

9 KECEPATAN ARUS

Pergerakan air atau arus air diperlukan untuk ketersediaannya makanan bagi jasad

renik dan oksigen Selain itu untuk menghindari karang dari proses pengendapan

Adanya adukan air yang disebabkan oleh adanya pergerakan air akan menghasilkan

oksigen di dalam perairan tersebut Pada umumnya bila suatu perairan mempunyai

arus yang cukup deras maka kadar oksigen yang terlarut juga akan semakin tinggi

Alat

ƒ Current meter atau benda yang terapung (bola pingpong)

ƒ Roll meter

ƒ Stop watch

ƒ Tali rafia

ƒ Ranting kayu

Cara Kerja

ƒ Setiap 100 meter perairan tersebut diberi tanda dengan ranting kayu searah aliran

air

ƒ Bola pingpong yang telah diikat dengan tali rafia diletakkan diatas permukaan air

berbarengan dengan dijalankannya stop watch

ƒ Kecepatan gerakan bola tiap 100 meter dicatat

ƒ Percobaan diulangi hingga beberapa kali dan dirata-rata

Perhitungan

Jarak yang ditempuh = helliphelliphellip ms Waktu yang diperlukan

10 DEBIT AIR

Debit air adalah volume aliran air per satuan waktu Debit air dipengaruhi oleh

luas penampang perairan dan kecepatan arus

14

Alat

ƒ Roll meter

ƒ Bandul logam

ƒ Bola pingpong

Cara Kerja

ƒ Diukur lebar dan panjang perairan lebar dan panjang perairan tersebut dibagi

rata untuk beberapa titik

ƒ Kemudian pada tiap titik diukur kedalamannya dengan bandul logam untuk

kemudian dibuat gambar penampang perairan dan diukur luas perairan tersebut

(A m2)

ƒ Dihitung juga kecepatan arus air dengan mengunakan bola pingpong

Perhitungan Q = A x V

A = luas penampang (luas x dalam)

V = kecepatan arus

11 JUMLAH PADATAN

Alat dan Bahan

ƒ Timbangan

ƒ Cawan porselin

ƒ Kertas saring

ƒ Oven

ƒ Desikator

ƒ 500 mL sampel air

ƒ Gelas piala gelas ukur dan corong

A Jumlah Padatan Tersuspensi (TOSS)

Untuk mengetahui berat atau jumlah zat-zat yang tersuspensi di dalam 1000 mL

air sampel yaitu dengan cara menimbang berat zat-zat tersuspensi dalam air

yang tertinggal pada kertas saring

Cara Kerja

ƒ Ditimbang dan dicatat berat kertas saring bersih yang akan dipakai (A gram)

15

ƒ Kemudian 500 mL sampel air disaring dan sisihkan air yang telah disaring di

dalam gelas piala

ƒ Kertas saring yang telah dipakai tadi dikeringkan dengan didiamkan pada suhu

kamar

ƒ Setelah kering kertas saring beserta padatannya ditimbang (B gram) dan

dihitung padatan tersuspensi air sampel tersebut

Perhitungan

1000 x (B ndash A) = helliphelliphelliphellip gramLiter

50

B Padatan Terlarut (TDS)

Cara Kerja

ƒ Ditimbang dan dicatat berat cawan porselin bersih yang akan digunakan (A

gram)

ƒ Air sampel yang telah disaring (disisihkan) tadi dimasukkan ke dalam cawan

porselin yang telah ditimbang

ƒ Kemudian cawan berisi air sampel dimasukkan ke dalam oven untuk beberapa

saat sampai menguap atau mengering

ƒ Setelah kering cawan porselin beserta padatannya ditimbang kembali (B gram)

dan dihitung padatan terlarut air sampel tersebut

Perhitungan

Kedua hasil perhitungan diatas dicocokan atau dibandingkan dengan standart yang

ada

12 PASANG SURUT (PASUT)

Pasut adalah gerakan naik turunnya permukaan air laut secara berirama yang

disebabkan oleh gaya gravitasi benda-benda langit terutama bulan dan matahari

Massa air yang naik akibat gaya gravitasi tadi akan merambat dari samudra atau

16

laut perairan dalam Faktor yang dapat mempengaruhi pasut adalah posisi bulan

dan matahari terhadap bumi morfologi setempat dan kedalaman Berdasarkan

posisi kedukuan bulan matahari dan bumi maka pasut dapat dibedakan

a Pasut Purnama

Apabila bulan dan matahari berada kira-kira pada satu garis lurus dengan bumi

seperti pada saat bulan muda atau bulan purnamamaka daya tarik keduanya

saling memperkuat

b Pasut Perbani

Apabila bulan dan matahari membentuk sudut siku-siku terhadap bumi maka

gaya tarik keduanya akan saling meniadakan

Berdasarkan gerakan air laut di Indonesia maka dapat dibedakan

a Pasang surut berharian tunggal (Diurnal Tide)

Terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dalam sehari

b Pasang surut berharian ganda (Semi Diurnal Tide)

Terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari dan masing-masing sama

atau hampir sama tingginya setiap hari

c Dua jenis campuran

ƒ Campuran condong ke harian ganda

ƒ Campuran condong ke harian tunggal dengan berbeda tinggi Pada prinsipnya parameter ini untuk mengukur tinggi rendahnya air laut per satuan

waktu dengan menggunakan papan palem

Alat Papan palem diberi tandaukuran seperti meteran

Tali

Teropong Binokuler

Senter

Cara Kerja

ƒ Papan palem dipasang pada sebuah batu karang

ƒ Diperhatikan tinggi rendah permukaan air untuk setiap satu jam sekali dan dicatat

angka tinggi air pada papan palem

ƒ Pengamatan dilakukan sehari semalam untuk kemudian dibuat grafik pasang

surutnya

17

13 DAYA HANTAR LISTRIK (DHL)

DHL dipengaruhi oleh adanya larutan zat-zat yang terkandung di dalam air

DHL ini sangat dipengaruhi oleh kadar salinitas suatu perairan DHL dinyatakan

sebagai umhoscm adalah konduktan dari suatu konduktor dengan panjang 1 cm

dan mempunyai penampang 1 cm

Alat dan Bahan

ƒ Konduktometer

ƒ Termometer

ƒ Air sukingaquadestilata

ƒ Larutan baku KCl 001 M

Cara Kerja

ƒ Kalibrasikan elektroda konduktometer

Elektroda dibilas dengan larutan KCl 001 M sebanyak 3 kali Ukur DHL larutan

KCl 001 M dan atur alat sehingga menunjukkan angka 1413 umhoscm

ƒ Penetapan DHL contoh

Bilas elektroda dengan larutan contoh sebanyak 3 kali Ukur DHL contoh

dengan membaca skala atau digit alat Apabila DHL contoh lebih besar dari

1413 umhoscm Ulangi pekerjaan diatas dengan menggunakan larutan KCl 01

M atau 05 M

Perhitungan

DHL dalam umhoscm dapat langsung dibaca pada alat konduktometer

18

IV PENGUJIAN PARAMETER KIMIA

a pH

Alat pH Universal

Cara Kerja

1 Diambil sampel air

2 Dicelupkan pH universal kedalamnya

3 Warna yang terjadi dibandingkan pada standard warna

b DO (Dissolved Oxygen)

Alat

1 Botol Winkler

2 Pipet tetes

3 Perangkat titrasi

4 Pipet volume

Bahan

1 Iodida alkali (perekasi Winkler)

2 H2SO4 pekat

3 Larutan Mangan sulfat MnSO4 48

4 Natrium tiosulfat 0025 N

5 Indikator amylum 1

Cara Kerja

1 Ditambahkan kedalamnya 1 mL MnSO4 dan 1 mL reagen Winkler lalu dikocok

dan ditunggu hingga terbentuk endapan

2 Ditambahkan 2 mL H2SO4 pekat dikocok hingga endapan larut

3 Diambil 500 mL sampel tersebut dititrasi dengan larutan Natrium tiosulfat

0025 N sampai berwarna kuning muda pucat

4 Ditambahkan inikator amilum (biru)

5 Dititrasi kembali dengan larutan Natrium tiosulfat dari biru sampai menjadi

bening

6 Dicatat berapa mL Natrium tiosulfat yang dipakai

Perhitungan

19

8000 x mL Na2S2O3 X N Na2S2O3

Kadar O2 (mgL) = mL sampel

c CO2 BEBAS

Alat

1 Tabung reaksi

2 Labu erlenmeyer

Bahan

1 Indikator Phenol ptalein

2 Natrium bikarbonat

Cara Kerja

1 Masukkan 50 mL sampel air ke dalam labu erlenmeyer

2 Tambahkan 3-5 mL indikator PP

3 Titrasi Ntrium bikarbonat standart tetes demi tetes sampai berwarna merah

muda

4 Catat mL Natrium bikarbonat standar yang terpakai

Perhitungan

Kadar CO2 = 1000 X mL Na-bikarbonat X Na-bikarbonat X BA Na-bikarbonat

50

d BOD (Biochemical Oxygen Demand)

Alat

1 Botol Winkler

2 Pipet tetes

3 Pipet volumetri

4 Erlenmeyer

5 Buret dan statif

20

Bahan Lihat bahan pemeriksaan O2 (DO)

Cara kerja

1 Saring 100 mL sampel air dari lumpur

2 Diambil 75 mL sampel air yang telah disaring diencerkan dengan aquadest

100X dan dimasukkan kedalam 2 botol Winkler

3 Disimpan dalam keadaan gelap (dibungkus dengan kertas karbon atau plastik

hitam) dan ditempat yang gelap Dicata suhu air dan jam penyimpanan Dihitung

kadar O2 nya setelah 5 hari kemudian

4 Terhadap sampel juga dihitung kadar O2 sesaat

5 Dicatat kadarrnya

Perhitungan

Kadar BOD (mgL) = (DO sesaat ndash DO5) X pengenceran

e COD (Chemical Oxygen Demand)

Alat f TOM (Total Organic Mater)

Alat

1 Perangkat titrasi

2 Termometer

3 Erlenmeyer

4 Hot plate

5 Pipet volume

6 Pipet Mohr

Bahan

1 H2SO4 6 N

21

2 KMnO4 001 N

3 H2C2O4 001 N

Cara kerja

1 Dipipet 25 mL sampel air dimasukkan kedalam erlenmeyer

2 2 Tambahkan 05 mL H2SO4 beberapa teter KMnO4 001 N sampai berwarba

merah muda sedikit agar semua senyawa organik yang tingkatnya rendah

dioksidasi menjadi tingkat tinggi

3 Pipet 10 mL larutan KMnO4 001 N kedalamnya Warna larutan akan berwarna

merah

4 Dididihkan larutan tersebut catat jamnya Warna larutan akan lebih muda

biarkan mendidih selama 10 menit lalu diangkat

5 Turunkan suhu 80oC ditambahkan 10 mL asam oksalat 001 N dengan pipet

khusus Larutan akan menjadi bening pada oksalat berlebih

6 Dalam suhu 70-80oC titasi larutan dengan KMnO4 001 N sampai berwarna

pink

Perhitungan (10 + a) b ndash (10 x c) 316 x 1000

dimana a = titrasi KMnO4

b = N KMnO4

c = NH2C2O4 01 N

d = sampel air (mL)

g KESADAHAN TOTAL

Alat

1 Pipet volume 100 mL

2 Erlenmeyer

3 Buret

Bahan

1 Larutan EDTA

22

2 Larutan Buffer pH 10

3 Indikator EBT

Cara kerja

1 Dipipet 10 mL air dimasukkan kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan indikator EBT hingga larutan menjadi merah muda

3 Tambahkan larutan buffer pH 10 sebanyak 1-15 mL

4 Dititrasi dengan larutan EDTA hingga menjadi biru muda

5 Catat volume EDTA yang dipakai

Perhitungan

mgL CaCO3 mL EDTA X faktor EBT X 10

mL sampel

h SALINITAS

Alat

1 Erlenmeyer

2 Pipet volume

3 Pipet tetes

4 Buret dan statif

Bahan

1 Indikator K2CrO4

2 AgNo3 01 N

Cara kerja

1 Ambil 30 mL sampel air laut lalu diencerkan 10-50 kali

2 Tambahkan K2CrO4

3 Titrasi dengan AgNO3 sampai merah bata

Perhitungan

mL AgNO3 sebenarnya X N AgNO3 X 355 X 1000 X 181

mL sampel X 1000

23

i KESADAHAN Ca

Alat

1 Pipet volume 100 mL

2 Erlenmeyer

3 Buret

Bahan

1 Larutan EDTA 001 N

2 Indikator Maurexide

3 Larutan NaOH 1 N

Cara kerja

1 Dipipet 100 mL sampel dimasukkan dalam erlenmeyer

2 Ditambahakan 1 mL NaOH

3 Ditambahkam indikator Maurexide 01 g dan aduk sampai warnanya merah bata

4 Dititrasi dengan larutan EDTA sampai terbentuk warna ungu

5 Catat volume EDTA yang terpakai

Perhitungan

Mg L Ca = mg EDTA x faktor EDTA x 10000

mL sampel

j KESADAHAN Mg

Perhitungan

mgL Mg = (kesadahan total ndash kesadahan Ca) x 024

24

k DAYA MENGGABUNG ASAM

Alat

1 Pipet volumetri

2 Botol Winkler

3 Erlenmeyer

4 Buret

Bahan

1 Indikator MO

2 HCl 01 N

Cara kerja

1 Ambil sampel air dalam botol Winkler

2 Masukkan 50 mL sampel tersebut kedalam erlenmeyer dengan menggunakan

pipet volumetri

3 Tambahakan indikator MO sebanyak 3 tetes tittrasi dengan HCl 01 N sampai

berwarna jingga

4 Catat mL HCl yang terpakai

Perhitungan DMA = 1000 X mL HCl X N HCl

5

l ASIDITAS

Alat

1 Erlenmeyer

25

2 Buret

3 Pipet volume 100 mL

Bahan

1 Indikator PP

2 NaOH 002 N

Cara kerja

1 Ambil sampel air sebanyak 100 mL masukkan kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan 3 tetes indikator PP

3 Titrasi dengan larutan NaOH sampai warna merah pucat

4 Catat mL NaOH yang dipakai

Perhitungan

Total Keasaman mgL CaCO3 = mL NaOH X N NaOH X 50 X 1000

m ALKALINITAS

Alat

1 Tabung plastik

2 Erlenmeyer

3 Pipet

Bahan

1 Indikator PP pH 45

2 Brom Cressol Red pH 83

3 Sulfuric Acid

Cara kerja

1 Masukkan sampel kedalam botol plastik lalu dituang kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan 1 tetes indikator PP jika tidak berwarna PP = 0 ( langsung ke no 4)

3 Jika berwarna pink tembahkan sulfuric acid tetes demi tetes sampai warna hilang

(hitung jumlah tetes yang digunakan)

26

4 Tambahkan beberapa tetes Brom cressol Red lalau titrasi dengan asam sulfat

sampai berubah warna dari biru kehijauan menjadi pink

5 Catat jumlah tetes asam sulfat yang digunakan

Perhitungan

1 tetes asam sulfat = 1 ppm

1 ppm = banyaknya tetes X 171

V HIGH VOLUME SAMPLING

Prinsip pengukuran

Udara dihisap melalui filter fiberglass dengan kecepata aliran udara 113-170 m3mnt

atau 30-60 cuft Partikel tersuspensi dengan diameter lt100 mikron (diameter

aerodinamik) akan terhisap dan tertahan di permukaan filter Metode ini digunakan untuk

mengukur konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient dengan satuan microgm3 dengan

cara menimbang berat partiklat yang tertahan di permukaan filter dan degnan menghitung

volume udara yang terhisap Metode ini munkgin dilengkapi dengan pengatur kecepatan

aliran udara untuk memastikan laju aliran udara konstan Sampel yang terkumpul dapat

digunakan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif senyawa-senyawa yang berada

dalam bentuk partikel Senyawa yang dapat dianalisis antara alain senyawa organic

(PAN) nitrat sulfat logam-logam berat ion ammonium dan ion fluorida

Sensitivitas

Sampling yang dilakukan selama 24 jam dengan kecepatan aliran udara 170 m3mnt (60

cuftmnt) akan mampu mengukur partikulat dengan konsentrasi yang rendah (1 microgm3)

Jika konsentrasi di udara ambient cukup tinggi maka sampling dapat dilakukan selama 6-

8 jam Waktu sampling yang direkomendasikan adalah 24 jam

Gangugan-ganguan

Partikulat yang berminyak seperti photochemical smog atau asap pembakaran kayu yang

dapat menutupi filter sehingga aliran udara akan menurun hal lain adalah partikel yang

mengandung senyawa higroskopis atau partikel dengan kelembaban tinggi yang akan

memberikan akibat yang sama

27

Presisi dari akurasi

Konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient sebesar 112 microgm3 akan memberikan

standar deviasi relative sebesar 9 (10 microgm3) sedangkan untuk konsentrasi 39 microgm3

standar deviasi relative akan sebesar 15 (6 microgm3) Akurasi sangat dipengaruhi oleh

perubahan kecepatan aliran udara selama sampling berlangsung Karenanya alat pengukur

aliran udara pada dasarnya diperlukan dalam metode ini

Peralatan

- Peralatan sampling Face plate (plat bag Depan) dan gasket Adapter filter dan

Motor Pompa Vakum

- Ketiga alat tersebut dilindungi dengan shelter (gambar 1)

- Hi-Vol Sampler harus mampu menghisap udara melalui filter fiberglass berukuran

203x254 cm dengan kecepatan aliran udara minimum 113 microgm3 (30 cfm) dan

mampu beroperasi selama 24 jam

- Unit Kalibrasi unit kalibrasi orifice yang terdiri dari pipa logam berukuran

diameter dalam (ID) 762 cm (3rdquo) dan panjang 159 cm (625rdquo)

- Neraca Analitik dengan ketelitian 01 mg

- Designator untk mengkondisikan filter sebelum dan setelah sampling dilakukan

Pereaksi (Reagent)

Filter yang secara baku digunakan adalah filter fiberglass dengan sfisiensi 99 untuk

diameter partikel 03 microm Tidak direkomendasikan pengunaan kertas filter biasa yang

umum dipakai di laboratorium

Prosedur

Sampling

Filter fiber yang digunakan harus dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan sikat

kecil Filter dikondisikan selama 24 jam kemudian ditimbang dengan neraca analitik

(pemberian nomor pada filter dilakukan sebelum penimbangan) Sebelum sampling

dilakukan filter tidak boleh digulungdilipat Untuk pengamanan selama perjalanan filter

dapat disimpan di dalam kantong plastic Setelah filter dipasang dengan rapi di antara

face plate dan gasket sampler dihidupkan dan setelah berjalan 5 menit catat kecepatan

aliran udara Biarkan sampling berlangsung 6 8 atau 24 jam Sebelum sampling berakhir

catat kembali kecepatan aliran udara Setelah sampling berakhir face plate dibuka dan

28

filter fiber dilipat sedemikian rupa sehingga bagian yang mengandung partikel tersuspensi

saling berhadapan

Analisis

Sebelum ditimbang filter hendaknya dikondisikan kembali di dalm desikator selama 24

jam

Kalibrasi Hi-Vol Sampler

Sebelum digunakan Hi-Vol Sampler harus dikalibrasi dahulu dengan menggunakan

- Metode Rotameter

- Metode Draft Gauge atau kalibrasi Orifice

Perhitungan

Konversi kecepatan aliran udara dari cuft menjadi m3mnt

Volume udara yang dihisap

V= frac12 x [(Q1+Q2) x T]

Keterangan

V volume udara yang terhisap (m3)

Q1 kecepatan aliran udara awal (m3mnt)

Q2 kecepatan aliran udara akhir (m3mnt)

T waktu sampling (mnt)

Hitung konsentrasi partikel yang tersuspensi

SP= (Ws-W0) x 106 x 1v

Keterangan

SP konsentrasi partikel tersuspensi (microgm3)

Ws berat filter fiberglass setelah sampling (g)

W0 berat filter fiberglass sebelum sampling (g)

106 konversi dari g menjadi microg

29

Gambar 1

Picture 1 High Volume Sampler

VI Gas Ammonia (NH3)

Metode Indophenol

Prinsip

Amonia (NH3) di udara ambient diserap oleh larutan H2SO4 membentuk Ammonium

Sulfat Amonium Sulfat yang terbentuk direaksikan dengan phenol dan antrium

hipokhlorit yang dalam suasana basa akan memberntuk Indophenol yang berwarna biru

Warna biru yang terjadi dianalisis secara colorimetri Reaksi dipercepat dengan

penalbahan Natrium Nitroprussid

Sensitivitas

Sampling degnan kecepatan aliran udara 1-2 liter konsentrasi yang dapat di ukur 20-700

microgm3 (0025-1 ppm) dengan waktu sampling 1 jam Batas pengukuran terkecil adalah

002 microgml penyerap

Sampler Motor

Flow Recorder (Optional)

Filter Adaptor

Flow Meter

30

Ganguan-ganguan

Ammonia yang terdapat dalam partikulat dapat terukur jika tidakdigunakan filter selama

sampling berlangsung

Adanya FE3+ Cr3+ dan ion mangan degnan konsentrasi sebesar mg akan memberikan

ganguan positif Sedangakan ion Cu akan menghambat reksi pembentukan warna Untuk

mengurangi ganguan tersebut dapat ditambahkan EDTA

Nitrit dan Sulfit dengan konsentrasi 100x konsentrasi NH3 akan memberikan ganguan

Formaldehida akan memberikan ganguan negative sebesar 10-15

Ganguan yang dapat disebabkan oleh partikulat dapat dicegah degnan menggunakan filter

selama sampling berlangsung

Peralatan

Pompa Vacuum

Flow meter

Absorber dapat digunakan fritted bubbler midget impinger atau gas scrubber

Spektrofotometer

Peralatan gelas

Pereaksi

Larutan Penyerap H2SO4 01N

Encerkan 23 ml H2SO4 pekat (18M) dengan aquadest sampai volume 1 liter

Larutan Natrium Nitroprussid

20 g Natrium Nitroprussid dilarutkan dalam 100 ml aquadest Larutan ini stabil selama 2

bulan jika disimpan dalam lemari es

Larutan NaOH 675M

Larutkan 270 g NaOH dalam 1 liter aquadest kemudian didihkan sampai volumenya 600

ml untuk menghilangkan ammonia Tambah aquadest sampai volumenya 1 liter Simpan

larutan ini dalam botol plastik

Larutan Stock natrium Hipokhlorit

Buat larutan Natrium Hipokhlorit 37 (01N) dengan cara mengencerkan Natrium

Hipokhlorit 5-6 dengan aquadest Larutan ini stabil selama 2 bulan jika disimpan

dalam lemari es

Larutan Stock Phenol 45 (vv)

Phenol dilebur dalam water bath pada suhu 600C kemudian 45 ml (50g) phenol tersebut

diencerkan dengan methanol sampai volumenya 100 ml Larutan ini stabil selama 2 bulan

jika disimpan dalam lemari es

31

Larutan Buffer

Larutkan 50 g Na3PO312H2O dan 74 ml larutan NaOH 675 dalam 1 liter aquadest

Larutan Hipokhlorit

Campurkan 30 ml larutan NaOH 675M dan 30 ml larutan stock natrium Hipokhlorit

kemudian encerkan degnan aquadest sampai volumenya 100 ml Larutan ini hanya stabil

selama 1 hari

Larutan Phenol

Campurkan 20 ml larutan stock phenol 45 dan 1 ml larutan natrium Nitroprussid 20

kemudian encerkan dengan aquadest sampai volumenya 100 ml larutan ini stabil selama

4 jam

Larutan Stock Standar Ammonia

318 g NH4Cl atau 388 g (NH4)2SO4 dilarutkan dlam 1 liter aquadest Kemudian

tambahkan CHCl3 sebagai pangawet Larutan ini stabil selama 2 bulan

Larutan Standar Ammonia

10 ml larutan stock standar Ammonia diencerkan degnan larutan penyerap (H2SO4 01N)

sampai volumenya 1 liter (1 ml= 10 microg NH3)

Kalibrasi

- Siapkan 6 buah labu ukur 25 ml masukkan ke dalam masing-masing labu ukur

00 ml 02 ml 04 ml 06 ml 10 ml dan 15 ml larutan standar Ammonia

- Tambahkan 10 ml larutan penyerap ke dalam masing-masing labu ukur

- Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan phenol dan 25 ml larutan natrium

Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat 25 ml

dan biarkan selama 30 menit

Intensita warna biru yang terjadi diukur dengan kurva spektrofotometer pada apnjang

gelombang 630 nm Buat kurva kalibrasi antara Absorban degnan konsentrasi NH3

dan tentukan slopenya

Prosedur

- Susunan alat sampling

Filter----------- Midget ---------- Flow meter ------------Pompa

32

10 ml larutanpenyerap dalam midget impinger yang dirangkai dengan flow mwter

dan pompa vaccum Sampling dilakukan selama 1 jam dengan kecepatan aliran

udara 1-2 litermenit

Analisis

- Setelah sampling larutan penyerap dipundahkan secara kuantitatif dalam labu

ukur 25 ml Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan Phenol dan 25 ml

larutan Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat

25 ml dan biarkan selama 30 menit

- Intensitas warna biru yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang

gelombang 630 nm

Perhitungan

NH3 (microgm3)= (A x k) (V)

Keterangan

A absorbansi sample

k Slope (microgunit absorban)

V volume udara pada 250C dan 760 mmHg

Picture 2 Sususnan Peralatan Sampling

Needle Valve

To Air Pump

Flow meter

TRAP

IMPINGER

NEEDLE VALVE FLOW CONTROL

33

VII PENGUKURAN INTENSITAS SUARA

Prinsip

Tingkat kebisingan dapat ditentukan oleh dua factor yaitu intensitas suara yang

dinyatakan dalam dB dan durasi pemaparan kebisingan dinyatakan dalam jam atau

menit

Decibel (dB) merupakan pengukuran unit logaritma yang menyatakan suatu kuantitas

Fisik (power atau intensitas) yang dapat berdasarkan pada suatu reference level tertentu

Satu decibel = sepersepuluh satu bel (B)

Decibel pada umumnya digunakan untuk pengukuran kuantitas suara berdasarkan

reference 0 dB Reference level ditetapkan pada ldquo0rdquo berdasarkan intensitas suara standar

manusia Semakin besar intensitas (amplitude) suara rarr semakin keras suara

Intensitas Suara = decibels (dB)

dB = 10 log Intensitas suara

Intensitas suara standar

- 0 db = ketiadaan suara

- Ambang pendengara = 0 dB 1000 Hz

34

Tabel 1 Beberapa Contoh Intensitas Suara

Bunyi Intensitas Suara (dB)

Gemerisik daun 15

Bisikan 30

Percakapan normal 60

Vacuum cleaner 75

Teriakan 80

Suara motor 90

Suara tak nyaman 120

Suara menyakitkan telinga 140

Lalu lintas padat 100

Amplifier 120 ndash 140

Tabel 2 Pembatasan waktu dan tingkat kebisingan yang diterima

Waktu (Jamhari) Tingkat kebisingan

(dBA) Waktu (Jamhari)

Tingkat kebisingan

(dBA)

8 90 15 102

6 92 10 105

4 95 05 110

3 97 lt025 115

2 100

Contoh perhitungan

Once a statistically valid L10(h) has been obtained the Leq(h) can be

calculated as follows

Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 (2-1)

Where Leq(h) is the hourly A-weighted equivalent sound level

N is the number of sound level readings taken to obtain a statistically valid L10 ni is the number of sound level readings in the ith class

Li is the level of the ith sound level reading taken during the measurement period

Problem No 1 Compute the Leq(h) of the sound level readings shown in

figure 2

L10 = 49 +1-3dBA

L10 Criterion met after 50 samples

35

Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway

Traffic Noise

Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]

= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA

VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA

Prinsip

Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat

langsung dibaca

Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam

bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik

diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor

Alat

Luxmeter

Prosedur

Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi

36

Penentuan titik pengukuran

1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila

merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada

2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada

setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut

dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut

a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal

panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan

kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1

Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2

b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik

potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap

3 (tiga) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara

10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2

Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100

m2

37

c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang

dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan

luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3

Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2

Persyaratan pengukuran

1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan

2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan

Tata cara

1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor

2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran

untuk intensitas penerangan setempat atau umum

3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat

sehingga didapat nilai angka yang stabil

4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan

setempat dan untuk intensitas penerangan umum

5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan

6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent

Natrium Infrared

38

END

Page 13: PANDUAN PRAKTIKUM...Alat dan Bahan e. Prosedur (dibuat dalam bentuk poin, tidak tabel) f. Hasil / Data g. Perhitungan h. Pembahasan antara lain mencakup pembahasan mengapa prinsip

6

dapat mematikan biota yang ada di dalamnya contohnya adanya kasus ikan=ikan

yang mati atau mabuk pada waduk Cirata Jawa Barat

Metode Pengamatan Organoleptik 3 RASA

Parameter ini erat hubungannya dengan pengujian parameter warna dan bau

sehingga seringkali pada pelaksanaannya digabungkan Rasa suatu perairan dalam

kondisi bair berasa hambar bila suatu periran sudah berwarna kurang baik ataudan

bau yang kurang sedap secara otomatis akan mempunyai rasa yang kurang enak

Metode Pengamatan Organoleptik

4 TEMPERATUR

Suhu merupakan parameter yang penting karena erat hubungannya dengan

ldquoAquatic liferdquo atau kehidupan di dalam air dan sangat mempengaruhi pertumbuhan

organisme baik secara langsung maupun tidak langsung Aktivitas biologi dapat

menaikkan suhu perairan sampai 60o C suh air buangan kebanyakan lebih tinggi

daripada suhu badan air Hal ini erat hubungannya dengan proses biodegradasi

Pengamatan suhu dimaksudkan untuk mengetahui kondisi perairan dan interaksi

antara suhu dengan aspek kesehatan habitat dan biota air lainnya Tetapi hal ini tidak

mutlak karena dengan perubahan suhu yang kecil sudah dapat mempengaruhi kondisi

biota contohnya terumbu karang Bila suhu perairan semakin tinggi maka kadar O2

yang terlarut akan semakin rendah demikian pula sebaliknya

Alat termometer

Cara Kerja

ƒ Dicatat suhu udara sekitar

ƒ Untuk air permukaan Termometer dicelupkankan ke dalam perairan ditunggu

beberapa menit Diangkat dan dicatat suhunya

ƒ Untuk air di bawah Sampel diambil dalam botol kemudian termometer

dicelupkan ke dalam air tersebut ditunggu beberapa menit Diangkat dan dicatat

suhunya

7

5 BERAT JENIS (BJ)

Merupakan parameter fisika yang digunakan untuk mengetahui kadar zat

organik dan anorganik Semakin besar BJ semakin banyak zat terlarut BJ diukur

dengan menggunakan urinometer karena suhu yang berubah-ubah maka dipakai

faktor koreksi

Alat dan Bahan

ƒ Urinometer

ƒ Gelas ukur 100 mL

ƒ Termometer

ƒ Sampel air

Cara Kerja

ƒ Diukur dan dicatat suhu saat itu (peneraan)

ƒ Ke dalam gelas ukur diisikan air sampel sebanyak 100 mL

ƒ Kemudian urinometer dimasukkan ke dalam air tadi dengan cara diputar

ƒ Diamati dan dicatat tinggi miniskus air pada urinometer yang merupakan nilai

BJ sampel Diusahakan agar urinometer tidak menempel pada dinding gelas

ukur

Perhitungan

n = tk ndash tp x 0001 3

BJ sesungguhnya = A + n

Ket tk = suhu kamar

tp = suhu peneraan

A = BJ pada saat itu

n = Faktor koreksi

6 KEKERUHAN

Kekeruhan dapat mempengaruhi masuknya sinar matahari ke dalam air Sinar

matahari sangat diperlukan oleh organisme yang berada didalam perairan untuk

proses metabolisme Bila suatu perairan keruh maka sinar matahari yang masuk

akan sedikit karena terpencar-pencar oleh adanya partikel yang terlarut dan bila air

tidak keruh maka sinar matahari yang masuk akan banyak Kekeruhan dapat dipakai

sebagai indikasi kualitas suatu perairan Air alami dan air buangan yang

mengandung koloid dapat memudarkan sinar sehingga mengurangi transmisi sinar

Kekeruhan dapat mengurangi proses fotosintesis tanaman dalam air Misalnya

8

vegetasi perairan berakar dan ganggang mengurangi pertumbuhan tanaman dan

mengurangi produktifitas ikan

Kekeruhan dapat disebabkan oleh tanah liat dan lempung buangan industri dan

mikroorganisme Upaya untuk mengurangi kekeruhan ini antara lain dengan

penyaringan dan koagulasi Tujuan dari pemeriksaan parameter ini adalah untuk

mengetahui derajat kekeruhan air yang disebabkan oleh adanya partikel-partikel

yang tersebar merata dan dapat menghambat jalannya sinar matahari yang melalui

air tersebut

Alat

ƒ Turbidimeter

ƒ Gelas piala (Beaker Glass) 500 mL

Cara Kerja

ƒ Dengan menggunakan alat turbidimeter

Perhitungan

Hasil pemeriksaan x NTU x Pengenceran = helliphellip NTU

Kekeruhan larutan standart 7 KECERAHAN

Alat Secchi disc

Cara Kerja

ƒ Secchi disc diturunkan ke dalam perairan hingga batas tidak terlihat dan dicatat

tinggi permukaan air pada tambang secchi disc (A cm)

ƒ Kemudian secchi disc diangkat perlahan hingga kelihatan dan dicatat kembali

tinggi permukaan air pada tambang secchi disc (B cm)

Perhitungan

A + B = helliphellip cm 2

8 KEDALAMAN

Kedalaman sangat mempengaruhi kecepatan arus debit air dan kecerahan

Semakin dalam sungai maka kemungkinan cahaya yang masuk akan semakin

berkurang

9

Alat

ƒ Bandul logam yang diikat tali (diberi tanda seperti meteran)di salah satu

ujungnya

Cara Kerja

ƒ Bandul dicelupkan ke dalam perairan hingga ke dasar lalu diamati dan dicatat

tinggi permukaan air pada tali (hellip cm)

ƒ Diulangi pengukuran beberapa kali dan dihitung rata-rata kedalamannya

9 KECEPATAN ARUS

Pergerakan air atau arus air diperlukan untuk ketersediaannya makanan bagi jasad

renik dan oksigen Selain itu untuk menghindari karang dari proses pengendapan

Adanya adukan air yang disebabkan oleh adanya pergerakan air akan menghasilkan

oksigen di dalam perairan tersebut Pada umumnya bila suatu perairan mempunyai

arus yang cukup deras maka kadar oksigen yang terlarut juga akan semakin tinggi

Alat

ƒ Current meter atau benda yang terapung (bola pingpong)

ƒ Roll meter

ƒ Stop watch

ƒ Tali rafia

ƒ Ranting kayu

Cara Kerja

ƒ Setiap 100 meter perairan tersebut diberi tanda dengan ranting kayu searah aliran

air

ƒ Bola pingpong yang telah diikat dengan tali rafia diletakkan diatas permukaan air

berbarengan dengan dijalankannya stop watch

ƒ Kecepatan gerakan bola tiap 100 meter dicatat

ƒ Percobaan diulangi hingga beberapa kali dan dirata-rata

Perhitungan

Jarak yang ditempuh = helliphelliphellip ms Waktu yang diperlukan

10 DEBIT AIR

Debit air adalah volume aliran air per satuan waktu Debit air dipengaruhi oleh

luas penampang perairan dan kecepatan arus

14

Alat

ƒ Roll meter

ƒ Bandul logam

ƒ Bola pingpong

Cara Kerja

ƒ Diukur lebar dan panjang perairan lebar dan panjang perairan tersebut dibagi

rata untuk beberapa titik

ƒ Kemudian pada tiap titik diukur kedalamannya dengan bandul logam untuk

kemudian dibuat gambar penampang perairan dan diukur luas perairan tersebut

(A m2)

ƒ Dihitung juga kecepatan arus air dengan mengunakan bola pingpong

Perhitungan Q = A x V

A = luas penampang (luas x dalam)

V = kecepatan arus

11 JUMLAH PADATAN

Alat dan Bahan

ƒ Timbangan

ƒ Cawan porselin

ƒ Kertas saring

ƒ Oven

ƒ Desikator

ƒ 500 mL sampel air

ƒ Gelas piala gelas ukur dan corong

A Jumlah Padatan Tersuspensi (TOSS)

Untuk mengetahui berat atau jumlah zat-zat yang tersuspensi di dalam 1000 mL

air sampel yaitu dengan cara menimbang berat zat-zat tersuspensi dalam air

yang tertinggal pada kertas saring

Cara Kerja

ƒ Ditimbang dan dicatat berat kertas saring bersih yang akan dipakai (A gram)

15

ƒ Kemudian 500 mL sampel air disaring dan sisihkan air yang telah disaring di

dalam gelas piala

ƒ Kertas saring yang telah dipakai tadi dikeringkan dengan didiamkan pada suhu

kamar

ƒ Setelah kering kertas saring beserta padatannya ditimbang (B gram) dan

dihitung padatan tersuspensi air sampel tersebut

Perhitungan

1000 x (B ndash A) = helliphelliphelliphellip gramLiter

50

B Padatan Terlarut (TDS)

Cara Kerja

ƒ Ditimbang dan dicatat berat cawan porselin bersih yang akan digunakan (A

gram)

ƒ Air sampel yang telah disaring (disisihkan) tadi dimasukkan ke dalam cawan

porselin yang telah ditimbang

ƒ Kemudian cawan berisi air sampel dimasukkan ke dalam oven untuk beberapa

saat sampai menguap atau mengering

ƒ Setelah kering cawan porselin beserta padatannya ditimbang kembali (B gram)

dan dihitung padatan terlarut air sampel tersebut

Perhitungan

Kedua hasil perhitungan diatas dicocokan atau dibandingkan dengan standart yang

ada

12 PASANG SURUT (PASUT)

Pasut adalah gerakan naik turunnya permukaan air laut secara berirama yang

disebabkan oleh gaya gravitasi benda-benda langit terutama bulan dan matahari

Massa air yang naik akibat gaya gravitasi tadi akan merambat dari samudra atau

16

laut perairan dalam Faktor yang dapat mempengaruhi pasut adalah posisi bulan

dan matahari terhadap bumi morfologi setempat dan kedalaman Berdasarkan

posisi kedukuan bulan matahari dan bumi maka pasut dapat dibedakan

a Pasut Purnama

Apabila bulan dan matahari berada kira-kira pada satu garis lurus dengan bumi

seperti pada saat bulan muda atau bulan purnamamaka daya tarik keduanya

saling memperkuat

b Pasut Perbani

Apabila bulan dan matahari membentuk sudut siku-siku terhadap bumi maka

gaya tarik keduanya akan saling meniadakan

Berdasarkan gerakan air laut di Indonesia maka dapat dibedakan

a Pasang surut berharian tunggal (Diurnal Tide)

Terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dalam sehari

b Pasang surut berharian ganda (Semi Diurnal Tide)

Terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari dan masing-masing sama

atau hampir sama tingginya setiap hari

c Dua jenis campuran

ƒ Campuran condong ke harian ganda

ƒ Campuran condong ke harian tunggal dengan berbeda tinggi Pada prinsipnya parameter ini untuk mengukur tinggi rendahnya air laut per satuan

waktu dengan menggunakan papan palem

Alat Papan palem diberi tandaukuran seperti meteran

Tali

Teropong Binokuler

Senter

Cara Kerja

ƒ Papan palem dipasang pada sebuah batu karang

ƒ Diperhatikan tinggi rendah permukaan air untuk setiap satu jam sekali dan dicatat

angka tinggi air pada papan palem

ƒ Pengamatan dilakukan sehari semalam untuk kemudian dibuat grafik pasang

surutnya

17

13 DAYA HANTAR LISTRIK (DHL)

DHL dipengaruhi oleh adanya larutan zat-zat yang terkandung di dalam air

DHL ini sangat dipengaruhi oleh kadar salinitas suatu perairan DHL dinyatakan

sebagai umhoscm adalah konduktan dari suatu konduktor dengan panjang 1 cm

dan mempunyai penampang 1 cm

Alat dan Bahan

ƒ Konduktometer

ƒ Termometer

ƒ Air sukingaquadestilata

ƒ Larutan baku KCl 001 M

Cara Kerja

ƒ Kalibrasikan elektroda konduktometer

Elektroda dibilas dengan larutan KCl 001 M sebanyak 3 kali Ukur DHL larutan

KCl 001 M dan atur alat sehingga menunjukkan angka 1413 umhoscm

ƒ Penetapan DHL contoh

Bilas elektroda dengan larutan contoh sebanyak 3 kali Ukur DHL contoh

dengan membaca skala atau digit alat Apabila DHL contoh lebih besar dari

1413 umhoscm Ulangi pekerjaan diatas dengan menggunakan larutan KCl 01

M atau 05 M

Perhitungan

DHL dalam umhoscm dapat langsung dibaca pada alat konduktometer

18

IV PENGUJIAN PARAMETER KIMIA

a pH

Alat pH Universal

Cara Kerja

1 Diambil sampel air

2 Dicelupkan pH universal kedalamnya

3 Warna yang terjadi dibandingkan pada standard warna

b DO (Dissolved Oxygen)

Alat

1 Botol Winkler

2 Pipet tetes

3 Perangkat titrasi

4 Pipet volume

Bahan

1 Iodida alkali (perekasi Winkler)

2 H2SO4 pekat

3 Larutan Mangan sulfat MnSO4 48

4 Natrium tiosulfat 0025 N

5 Indikator amylum 1

Cara Kerja

1 Ditambahkan kedalamnya 1 mL MnSO4 dan 1 mL reagen Winkler lalu dikocok

dan ditunggu hingga terbentuk endapan

2 Ditambahkan 2 mL H2SO4 pekat dikocok hingga endapan larut

3 Diambil 500 mL sampel tersebut dititrasi dengan larutan Natrium tiosulfat

0025 N sampai berwarna kuning muda pucat

4 Ditambahkan inikator amilum (biru)

5 Dititrasi kembali dengan larutan Natrium tiosulfat dari biru sampai menjadi

bening

6 Dicatat berapa mL Natrium tiosulfat yang dipakai

Perhitungan

19

8000 x mL Na2S2O3 X N Na2S2O3

Kadar O2 (mgL) = mL sampel

c CO2 BEBAS

Alat

1 Tabung reaksi

2 Labu erlenmeyer

Bahan

1 Indikator Phenol ptalein

2 Natrium bikarbonat

Cara Kerja

1 Masukkan 50 mL sampel air ke dalam labu erlenmeyer

2 Tambahkan 3-5 mL indikator PP

3 Titrasi Ntrium bikarbonat standart tetes demi tetes sampai berwarna merah

muda

4 Catat mL Natrium bikarbonat standar yang terpakai

Perhitungan

Kadar CO2 = 1000 X mL Na-bikarbonat X Na-bikarbonat X BA Na-bikarbonat

50

d BOD (Biochemical Oxygen Demand)

Alat

1 Botol Winkler

2 Pipet tetes

3 Pipet volumetri

4 Erlenmeyer

5 Buret dan statif

20

Bahan Lihat bahan pemeriksaan O2 (DO)

Cara kerja

1 Saring 100 mL sampel air dari lumpur

2 Diambil 75 mL sampel air yang telah disaring diencerkan dengan aquadest

100X dan dimasukkan kedalam 2 botol Winkler

3 Disimpan dalam keadaan gelap (dibungkus dengan kertas karbon atau plastik

hitam) dan ditempat yang gelap Dicata suhu air dan jam penyimpanan Dihitung

kadar O2 nya setelah 5 hari kemudian

4 Terhadap sampel juga dihitung kadar O2 sesaat

5 Dicatat kadarrnya

Perhitungan

Kadar BOD (mgL) = (DO sesaat ndash DO5) X pengenceran

e COD (Chemical Oxygen Demand)

Alat f TOM (Total Organic Mater)

Alat

1 Perangkat titrasi

2 Termometer

3 Erlenmeyer

4 Hot plate

5 Pipet volume

6 Pipet Mohr

Bahan

1 H2SO4 6 N

21

2 KMnO4 001 N

3 H2C2O4 001 N

Cara kerja

1 Dipipet 25 mL sampel air dimasukkan kedalam erlenmeyer

2 2 Tambahkan 05 mL H2SO4 beberapa teter KMnO4 001 N sampai berwarba

merah muda sedikit agar semua senyawa organik yang tingkatnya rendah

dioksidasi menjadi tingkat tinggi

3 Pipet 10 mL larutan KMnO4 001 N kedalamnya Warna larutan akan berwarna

merah

4 Dididihkan larutan tersebut catat jamnya Warna larutan akan lebih muda

biarkan mendidih selama 10 menit lalu diangkat

5 Turunkan suhu 80oC ditambahkan 10 mL asam oksalat 001 N dengan pipet

khusus Larutan akan menjadi bening pada oksalat berlebih

6 Dalam suhu 70-80oC titasi larutan dengan KMnO4 001 N sampai berwarna

pink

Perhitungan (10 + a) b ndash (10 x c) 316 x 1000

dimana a = titrasi KMnO4

b = N KMnO4

c = NH2C2O4 01 N

d = sampel air (mL)

g KESADAHAN TOTAL

Alat

1 Pipet volume 100 mL

2 Erlenmeyer

3 Buret

Bahan

1 Larutan EDTA

22

2 Larutan Buffer pH 10

3 Indikator EBT

Cara kerja

1 Dipipet 10 mL air dimasukkan kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan indikator EBT hingga larutan menjadi merah muda

3 Tambahkan larutan buffer pH 10 sebanyak 1-15 mL

4 Dititrasi dengan larutan EDTA hingga menjadi biru muda

5 Catat volume EDTA yang dipakai

Perhitungan

mgL CaCO3 mL EDTA X faktor EBT X 10

mL sampel

h SALINITAS

Alat

1 Erlenmeyer

2 Pipet volume

3 Pipet tetes

4 Buret dan statif

Bahan

1 Indikator K2CrO4

2 AgNo3 01 N

Cara kerja

1 Ambil 30 mL sampel air laut lalu diencerkan 10-50 kali

2 Tambahkan K2CrO4

3 Titrasi dengan AgNO3 sampai merah bata

Perhitungan

mL AgNO3 sebenarnya X N AgNO3 X 355 X 1000 X 181

mL sampel X 1000

23

i KESADAHAN Ca

Alat

1 Pipet volume 100 mL

2 Erlenmeyer

3 Buret

Bahan

1 Larutan EDTA 001 N

2 Indikator Maurexide

3 Larutan NaOH 1 N

Cara kerja

1 Dipipet 100 mL sampel dimasukkan dalam erlenmeyer

2 Ditambahakan 1 mL NaOH

3 Ditambahkam indikator Maurexide 01 g dan aduk sampai warnanya merah bata

4 Dititrasi dengan larutan EDTA sampai terbentuk warna ungu

5 Catat volume EDTA yang terpakai

Perhitungan

Mg L Ca = mg EDTA x faktor EDTA x 10000

mL sampel

j KESADAHAN Mg

Perhitungan

mgL Mg = (kesadahan total ndash kesadahan Ca) x 024

24

k DAYA MENGGABUNG ASAM

Alat

1 Pipet volumetri

2 Botol Winkler

3 Erlenmeyer

4 Buret

Bahan

1 Indikator MO

2 HCl 01 N

Cara kerja

1 Ambil sampel air dalam botol Winkler

2 Masukkan 50 mL sampel tersebut kedalam erlenmeyer dengan menggunakan

pipet volumetri

3 Tambahakan indikator MO sebanyak 3 tetes tittrasi dengan HCl 01 N sampai

berwarna jingga

4 Catat mL HCl yang terpakai

Perhitungan DMA = 1000 X mL HCl X N HCl

5

l ASIDITAS

Alat

1 Erlenmeyer

25

2 Buret

3 Pipet volume 100 mL

Bahan

1 Indikator PP

2 NaOH 002 N

Cara kerja

1 Ambil sampel air sebanyak 100 mL masukkan kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan 3 tetes indikator PP

3 Titrasi dengan larutan NaOH sampai warna merah pucat

4 Catat mL NaOH yang dipakai

Perhitungan

Total Keasaman mgL CaCO3 = mL NaOH X N NaOH X 50 X 1000

m ALKALINITAS

Alat

1 Tabung plastik

2 Erlenmeyer

3 Pipet

Bahan

1 Indikator PP pH 45

2 Brom Cressol Red pH 83

3 Sulfuric Acid

Cara kerja

1 Masukkan sampel kedalam botol plastik lalu dituang kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan 1 tetes indikator PP jika tidak berwarna PP = 0 ( langsung ke no 4)

3 Jika berwarna pink tembahkan sulfuric acid tetes demi tetes sampai warna hilang

(hitung jumlah tetes yang digunakan)

26

4 Tambahkan beberapa tetes Brom cressol Red lalau titrasi dengan asam sulfat

sampai berubah warna dari biru kehijauan menjadi pink

5 Catat jumlah tetes asam sulfat yang digunakan

Perhitungan

1 tetes asam sulfat = 1 ppm

1 ppm = banyaknya tetes X 171

V HIGH VOLUME SAMPLING

Prinsip pengukuran

Udara dihisap melalui filter fiberglass dengan kecepata aliran udara 113-170 m3mnt

atau 30-60 cuft Partikel tersuspensi dengan diameter lt100 mikron (diameter

aerodinamik) akan terhisap dan tertahan di permukaan filter Metode ini digunakan untuk

mengukur konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient dengan satuan microgm3 dengan

cara menimbang berat partiklat yang tertahan di permukaan filter dan degnan menghitung

volume udara yang terhisap Metode ini munkgin dilengkapi dengan pengatur kecepatan

aliran udara untuk memastikan laju aliran udara konstan Sampel yang terkumpul dapat

digunakan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif senyawa-senyawa yang berada

dalam bentuk partikel Senyawa yang dapat dianalisis antara alain senyawa organic

(PAN) nitrat sulfat logam-logam berat ion ammonium dan ion fluorida

Sensitivitas

Sampling yang dilakukan selama 24 jam dengan kecepatan aliran udara 170 m3mnt (60

cuftmnt) akan mampu mengukur partikulat dengan konsentrasi yang rendah (1 microgm3)

Jika konsentrasi di udara ambient cukup tinggi maka sampling dapat dilakukan selama 6-

8 jam Waktu sampling yang direkomendasikan adalah 24 jam

Gangugan-ganguan

Partikulat yang berminyak seperti photochemical smog atau asap pembakaran kayu yang

dapat menutupi filter sehingga aliran udara akan menurun hal lain adalah partikel yang

mengandung senyawa higroskopis atau partikel dengan kelembaban tinggi yang akan

memberikan akibat yang sama

27

Presisi dari akurasi

Konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient sebesar 112 microgm3 akan memberikan

standar deviasi relative sebesar 9 (10 microgm3) sedangkan untuk konsentrasi 39 microgm3

standar deviasi relative akan sebesar 15 (6 microgm3) Akurasi sangat dipengaruhi oleh

perubahan kecepatan aliran udara selama sampling berlangsung Karenanya alat pengukur

aliran udara pada dasarnya diperlukan dalam metode ini

Peralatan

- Peralatan sampling Face plate (plat bag Depan) dan gasket Adapter filter dan

Motor Pompa Vakum

- Ketiga alat tersebut dilindungi dengan shelter (gambar 1)

- Hi-Vol Sampler harus mampu menghisap udara melalui filter fiberglass berukuran

203x254 cm dengan kecepatan aliran udara minimum 113 microgm3 (30 cfm) dan

mampu beroperasi selama 24 jam

- Unit Kalibrasi unit kalibrasi orifice yang terdiri dari pipa logam berukuran

diameter dalam (ID) 762 cm (3rdquo) dan panjang 159 cm (625rdquo)

- Neraca Analitik dengan ketelitian 01 mg

- Designator untk mengkondisikan filter sebelum dan setelah sampling dilakukan

Pereaksi (Reagent)

Filter yang secara baku digunakan adalah filter fiberglass dengan sfisiensi 99 untuk

diameter partikel 03 microm Tidak direkomendasikan pengunaan kertas filter biasa yang

umum dipakai di laboratorium

Prosedur

Sampling

Filter fiber yang digunakan harus dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan sikat

kecil Filter dikondisikan selama 24 jam kemudian ditimbang dengan neraca analitik

(pemberian nomor pada filter dilakukan sebelum penimbangan) Sebelum sampling

dilakukan filter tidak boleh digulungdilipat Untuk pengamanan selama perjalanan filter

dapat disimpan di dalam kantong plastic Setelah filter dipasang dengan rapi di antara

face plate dan gasket sampler dihidupkan dan setelah berjalan 5 menit catat kecepatan

aliran udara Biarkan sampling berlangsung 6 8 atau 24 jam Sebelum sampling berakhir

catat kembali kecepatan aliran udara Setelah sampling berakhir face plate dibuka dan

28

filter fiber dilipat sedemikian rupa sehingga bagian yang mengandung partikel tersuspensi

saling berhadapan

Analisis

Sebelum ditimbang filter hendaknya dikondisikan kembali di dalm desikator selama 24

jam

Kalibrasi Hi-Vol Sampler

Sebelum digunakan Hi-Vol Sampler harus dikalibrasi dahulu dengan menggunakan

- Metode Rotameter

- Metode Draft Gauge atau kalibrasi Orifice

Perhitungan

Konversi kecepatan aliran udara dari cuft menjadi m3mnt

Volume udara yang dihisap

V= frac12 x [(Q1+Q2) x T]

Keterangan

V volume udara yang terhisap (m3)

Q1 kecepatan aliran udara awal (m3mnt)

Q2 kecepatan aliran udara akhir (m3mnt)

T waktu sampling (mnt)

Hitung konsentrasi partikel yang tersuspensi

SP= (Ws-W0) x 106 x 1v

Keterangan

SP konsentrasi partikel tersuspensi (microgm3)

Ws berat filter fiberglass setelah sampling (g)

W0 berat filter fiberglass sebelum sampling (g)

106 konversi dari g menjadi microg

29

Gambar 1

Picture 1 High Volume Sampler

VI Gas Ammonia (NH3)

Metode Indophenol

Prinsip

Amonia (NH3) di udara ambient diserap oleh larutan H2SO4 membentuk Ammonium

Sulfat Amonium Sulfat yang terbentuk direaksikan dengan phenol dan antrium

hipokhlorit yang dalam suasana basa akan memberntuk Indophenol yang berwarna biru

Warna biru yang terjadi dianalisis secara colorimetri Reaksi dipercepat dengan

penalbahan Natrium Nitroprussid

Sensitivitas

Sampling degnan kecepatan aliran udara 1-2 liter konsentrasi yang dapat di ukur 20-700

microgm3 (0025-1 ppm) dengan waktu sampling 1 jam Batas pengukuran terkecil adalah

002 microgml penyerap

Sampler Motor

Flow Recorder (Optional)

Filter Adaptor

Flow Meter

30

Ganguan-ganguan

Ammonia yang terdapat dalam partikulat dapat terukur jika tidakdigunakan filter selama

sampling berlangsung

Adanya FE3+ Cr3+ dan ion mangan degnan konsentrasi sebesar mg akan memberikan

ganguan positif Sedangakan ion Cu akan menghambat reksi pembentukan warna Untuk

mengurangi ganguan tersebut dapat ditambahkan EDTA

Nitrit dan Sulfit dengan konsentrasi 100x konsentrasi NH3 akan memberikan ganguan

Formaldehida akan memberikan ganguan negative sebesar 10-15

Ganguan yang dapat disebabkan oleh partikulat dapat dicegah degnan menggunakan filter

selama sampling berlangsung

Peralatan

Pompa Vacuum

Flow meter

Absorber dapat digunakan fritted bubbler midget impinger atau gas scrubber

Spektrofotometer

Peralatan gelas

Pereaksi

Larutan Penyerap H2SO4 01N

Encerkan 23 ml H2SO4 pekat (18M) dengan aquadest sampai volume 1 liter

Larutan Natrium Nitroprussid

20 g Natrium Nitroprussid dilarutkan dalam 100 ml aquadest Larutan ini stabil selama 2

bulan jika disimpan dalam lemari es

Larutan NaOH 675M

Larutkan 270 g NaOH dalam 1 liter aquadest kemudian didihkan sampai volumenya 600

ml untuk menghilangkan ammonia Tambah aquadest sampai volumenya 1 liter Simpan

larutan ini dalam botol plastik

Larutan Stock natrium Hipokhlorit

Buat larutan Natrium Hipokhlorit 37 (01N) dengan cara mengencerkan Natrium

Hipokhlorit 5-6 dengan aquadest Larutan ini stabil selama 2 bulan jika disimpan

dalam lemari es

Larutan Stock Phenol 45 (vv)

Phenol dilebur dalam water bath pada suhu 600C kemudian 45 ml (50g) phenol tersebut

diencerkan dengan methanol sampai volumenya 100 ml Larutan ini stabil selama 2 bulan

jika disimpan dalam lemari es

31

Larutan Buffer

Larutkan 50 g Na3PO312H2O dan 74 ml larutan NaOH 675 dalam 1 liter aquadest

Larutan Hipokhlorit

Campurkan 30 ml larutan NaOH 675M dan 30 ml larutan stock natrium Hipokhlorit

kemudian encerkan degnan aquadest sampai volumenya 100 ml Larutan ini hanya stabil

selama 1 hari

Larutan Phenol

Campurkan 20 ml larutan stock phenol 45 dan 1 ml larutan natrium Nitroprussid 20

kemudian encerkan dengan aquadest sampai volumenya 100 ml larutan ini stabil selama

4 jam

Larutan Stock Standar Ammonia

318 g NH4Cl atau 388 g (NH4)2SO4 dilarutkan dlam 1 liter aquadest Kemudian

tambahkan CHCl3 sebagai pangawet Larutan ini stabil selama 2 bulan

Larutan Standar Ammonia

10 ml larutan stock standar Ammonia diencerkan degnan larutan penyerap (H2SO4 01N)

sampai volumenya 1 liter (1 ml= 10 microg NH3)

Kalibrasi

- Siapkan 6 buah labu ukur 25 ml masukkan ke dalam masing-masing labu ukur

00 ml 02 ml 04 ml 06 ml 10 ml dan 15 ml larutan standar Ammonia

- Tambahkan 10 ml larutan penyerap ke dalam masing-masing labu ukur

- Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan phenol dan 25 ml larutan natrium

Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat 25 ml

dan biarkan selama 30 menit

Intensita warna biru yang terjadi diukur dengan kurva spektrofotometer pada apnjang

gelombang 630 nm Buat kurva kalibrasi antara Absorban degnan konsentrasi NH3

dan tentukan slopenya

Prosedur

- Susunan alat sampling

Filter----------- Midget ---------- Flow meter ------------Pompa

32

10 ml larutanpenyerap dalam midget impinger yang dirangkai dengan flow mwter

dan pompa vaccum Sampling dilakukan selama 1 jam dengan kecepatan aliran

udara 1-2 litermenit

Analisis

- Setelah sampling larutan penyerap dipundahkan secara kuantitatif dalam labu

ukur 25 ml Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan Phenol dan 25 ml

larutan Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat

25 ml dan biarkan selama 30 menit

- Intensitas warna biru yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang

gelombang 630 nm

Perhitungan

NH3 (microgm3)= (A x k) (V)

Keterangan

A absorbansi sample

k Slope (microgunit absorban)

V volume udara pada 250C dan 760 mmHg

Picture 2 Sususnan Peralatan Sampling

Needle Valve

To Air Pump

Flow meter

TRAP

IMPINGER

NEEDLE VALVE FLOW CONTROL

33

VII PENGUKURAN INTENSITAS SUARA

Prinsip

Tingkat kebisingan dapat ditentukan oleh dua factor yaitu intensitas suara yang

dinyatakan dalam dB dan durasi pemaparan kebisingan dinyatakan dalam jam atau

menit

Decibel (dB) merupakan pengukuran unit logaritma yang menyatakan suatu kuantitas

Fisik (power atau intensitas) yang dapat berdasarkan pada suatu reference level tertentu

Satu decibel = sepersepuluh satu bel (B)

Decibel pada umumnya digunakan untuk pengukuran kuantitas suara berdasarkan

reference 0 dB Reference level ditetapkan pada ldquo0rdquo berdasarkan intensitas suara standar

manusia Semakin besar intensitas (amplitude) suara rarr semakin keras suara

Intensitas Suara = decibels (dB)

dB = 10 log Intensitas suara

Intensitas suara standar

- 0 db = ketiadaan suara

- Ambang pendengara = 0 dB 1000 Hz

34

Tabel 1 Beberapa Contoh Intensitas Suara

Bunyi Intensitas Suara (dB)

Gemerisik daun 15

Bisikan 30

Percakapan normal 60

Vacuum cleaner 75

Teriakan 80

Suara motor 90

Suara tak nyaman 120

Suara menyakitkan telinga 140

Lalu lintas padat 100

Amplifier 120 ndash 140

Tabel 2 Pembatasan waktu dan tingkat kebisingan yang diterima

Waktu (Jamhari) Tingkat kebisingan

(dBA) Waktu (Jamhari)

Tingkat kebisingan

(dBA)

8 90 15 102

6 92 10 105

4 95 05 110

3 97 lt025 115

2 100

Contoh perhitungan

Once a statistically valid L10(h) has been obtained the Leq(h) can be

calculated as follows

Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 (2-1)

Where Leq(h) is the hourly A-weighted equivalent sound level

N is the number of sound level readings taken to obtain a statistically valid L10 ni is the number of sound level readings in the ith class

Li is the level of the ith sound level reading taken during the measurement period

Problem No 1 Compute the Leq(h) of the sound level readings shown in

figure 2

L10 = 49 +1-3dBA

L10 Criterion met after 50 samples

35

Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway

Traffic Noise

Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]

= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA

VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA

Prinsip

Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat

langsung dibaca

Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam

bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik

diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor

Alat

Luxmeter

Prosedur

Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi

36

Penentuan titik pengukuran

1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila

merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada

2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada

setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut

dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut

a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal

panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan

kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1

Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2

b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik

potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap

3 (tiga) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara

10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2

Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100

m2

37

c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang

dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan

luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3

Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2

Persyaratan pengukuran

1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan

2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan

Tata cara

1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor

2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran

untuk intensitas penerangan setempat atau umum

3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat

sehingga didapat nilai angka yang stabil

4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan

setempat dan untuk intensitas penerangan umum

5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan

6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent

Natrium Infrared

38

END

Page 14: PANDUAN PRAKTIKUM...Alat dan Bahan e. Prosedur (dibuat dalam bentuk poin, tidak tabel) f. Hasil / Data g. Perhitungan h. Pembahasan antara lain mencakup pembahasan mengapa prinsip

7

5 BERAT JENIS (BJ)

Merupakan parameter fisika yang digunakan untuk mengetahui kadar zat

organik dan anorganik Semakin besar BJ semakin banyak zat terlarut BJ diukur

dengan menggunakan urinometer karena suhu yang berubah-ubah maka dipakai

faktor koreksi

Alat dan Bahan

ƒ Urinometer

ƒ Gelas ukur 100 mL

ƒ Termometer

ƒ Sampel air

Cara Kerja

ƒ Diukur dan dicatat suhu saat itu (peneraan)

ƒ Ke dalam gelas ukur diisikan air sampel sebanyak 100 mL

ƒ Kemudian urinometer dimasukkan ke dalam air tadi dengan cara diputar

ƒ Diamati dan dicatat tinggi miniskus air pada urinometer yang merupakan nilai

BJ sampel Diusahakan agar urinometer tidak menempel pada dinding gelas

ukur

Perhitungan

n = tk ndash tp x 0001 3

BJ sesungguhnya = A + n

Ket tk = suhu kamar

tp = suhu peneraan

A = BJ pada saat itu

n = Faktor koreksi

6 KEKERUHAN

Kekeruhan dapat mempengaruhi masuknya sinar matahari ke dalam air Sinar

matahari sangat diperlukan oleh organisme yang berada didalam perairan untuk

proses metabolisme Bila suatu perairan keruh maka sinar matahari yang masuk

akan sedikit karena terpencar-pencar oleh adanya partikel yang terlarut dan bila air

tidak keruh maka sinar matahari yang masuk akan banyak Kekeruhan dapat dipakai

sebagai indikasi kualitas suatu perairan Air alami dan air buangan yang

mengandung koloid dapat memudarkan sinar sehingga mengurangi transmisi sinar

Kekeruhan dapat mengurangi proses fotosintesis tanaman dalam air Misalnya

8

vegetasi perairan berakar dan ganggang mengurangi pertumbuhan tanaman dan

mengurangi produktifitas ikan

Kekeruhan dapat disebabkan oleh tanah liat dan lempung buangan industri dan

mikroorganisme Upaya untuk mengurangi kekeruhan ini antara lain dengan

penyaringan dan koagulasi Tujuan dari pemeriksaan parameter ini adalah untuk

mengetahui derajat kekeruhan air yang disebabkan oleh adanya partikel-partikel

yang tersebar merata dan dapat menghambat jalannya sinar matahari yang melalui

air tersebut

Alat

ƒ Turbidimeter

ƒ Gelas piala (Beaker Glass) 500 mL

Cara Kerja

ƒ Dengan menggunakan alat turbidimeter

Perhitungan

Hasil pemeriksaan x NTU x Pengenceran = helliphellip NTU

Kekeruhan larutan standart 7 KECERAHAN

Alat Secchi disc

Cara Kerja

ƒ Secchi disc diturunkan ke dalam perairan hingga batas tidak terlihat dan dicatat

tinggi permukaan air pada tambang secchi disc (A cm)

ƒ Kemudian secchi disc diangkat perlahan hingga kelihatan dan dicatat kembali

tinggi permukaan air pada tambang secchi disc (B cm)

Perhitungan

A + B = helliphellip cm 2

8 KEDALAMAN

Kedalaman sangat mempengaruhi kecepatan arus debit air dan kecerahan

Semakin dalam sungai maka kemungkinan cahaya yang masuk akan semakin

berkurang

9

Alat

ƒ Bandul logam yang diikat tali (diberi tanda seperti meteran)di salah satu

ujungnya

Cara Kerja

ƒ Bandul dicelupkan ke dalam perairan hingga ke dasar lalu diamati dan dicatat

tinggi permukaan air pada tali (hellip cm)

ƒ Diulangi pengukuran beberapa kali dan dihitung rata-rata kedalamannya

9 KECEPATAN ARUS

Pergerakan air atau arus air diperlukan untuk ketersediaannya makanan bagi jasad

renik dan oksigen Selain itu untuk menghindari karang dari proses pengendapan

Adanya adukan air yang disebabkan oleh adanya pergerakan air akan menghasilkan

oksigen di dalam perairan tersebut Pada umumnya bila suatu perairan mempunyai

arus yang cukup deras maka kadar oksigen yang terlarut juga akan semakin tinggi

Alat

ƒ Current meter atau benda yang terapung (bola pingpong)

ƒ Roll meter

ƒ Stop watch

ƒ Tali rafia

ƒ Ranting kayu

Cara Kerja

ƒ Setiap 100 meter perairan tersebut diberi tanda dengan ranting kayu searah aliran

air

ƒ Bola pingpong yang telah diikat dengan tali rafia diletakkan diatas permukaan air

berbarengan dengan dijalankannya stop watch

ƒ Kecepatan gerakan bola tiap 100 meter dicatat

ƒ Percobaan diulangi hingga beberapa kali dan dirata-rata

Perhitungan

Jarak yang ditempuh = helliphelliphellip ms Waktu yang diperlukan

10 DEBIT AIR

Debit air adalah volume aliran air per satuan waktu Debit air dipengaruhi oleh

luas penampang perairan dan kecepatan arus

14

Alat

ƒ Roll meter

ƒ Bandul logam

ƒ Bola pingpong

Cara Kerja

ƒ Diukur lebar dan panjang perairan lebar dan panjang perairan tersebut dibagi

rata untuk beberapa titik

ƒ Kemudian pada tiap titik diukur kedalamannya dengan bandul logam untuk

kemudian dibuat gambar penampang perairan dan diukur luas perairan tersebut

(A m2)

ƒ Dihitung juga kecepatan arus air dengan mengunakan bola pingpong

Perhitungan Q = A x V

A = luas penampang (luas x dalam)

V = kecepatan arus

11 JUMLAH PADATAN

Alat dan Bahan

ƒ Timbangan

ƒ Cawan porselin

ƒ Kertas saring

ƒ Oven

ƒ Desikator

ƒ 500 mL sampel air

ƒ Gelas piala gelas ukur dan corong

A Jumlah Padatan Tersuspensi (TOSS)

Untuk mengetahui berat atau jumlah zat-zat yang tersuspensi di dalam 1000 mL

air sampel yaitu dengan cara menimbang berat zat-zat tersuspensi dalam air

yang tertinggal pada kertas saring

Cara Kerja

ƒ Ditimbang dan dicatat berat kertas saring bersih yang akan dipakai (A gram)

15

ƒ Kemudian 500 mL sampel air disaring dan sisihkan air yang telah disaring di

dalam gelas piala

ƒ Kertas saring yang telah dipakai tadi dikeringkan dengan didiamkan pada suhu

kamar

ƒ Setelah kering kertas saring beserta padatannya ditimbang (B gram) dan

dihitung padatan tersuspensi air sampel tersebut

Perhitungan

1000 x (B ndash A) = helliphelliphelliphellip gramLiter

50

B Padatan Terlarut (TDS)

Cara Kerja

ƒ Ditimbang dan dicatat berat cawan porselin bersih yang akan digunakan (A

gram)

ƒ Air sampel yang telah disaring (disisihkan) tadi dimasukkan ke dalam cawan

porselin yang telah ditimbang

ƒ Kemudian cawan berisi air sampel dimasukkan ke dalam oven untuk beberapa

saat sampai menguap atau mengering

ƒ Setelah kering cawan porselin beserta padatannya ditimbang kembali (B gram)

dan dihitung padatan terlarut air sampel tersebut

Perhitungan

Kedua hasil perhitungan diatas dicocokan atau dibandingkan dengan standart yang

ada

12 PASANG SURUT (PASUT)

Pasut adalah gerakan naik turunnya permukaan air laut secara berirama yang

disebabkan oleh gaya gravitasi benda-benda langit terutama bulan dan matahari

Massa air yang naik akibat gaya gravitasi tadi akan merambat dari samudra atau

16

laut perairan dalam Faktor yang dapat mempengaruhi pasut adalah posisi bulan

dan matahari terhadap bumi morfologi setempat dan kedalaman Berdasarkan

posisi kedukuan bulan matahari dan bumi maka pasut dapat dibedakan

a Pasut Purnama

Apabila bulan dan matahari berada kira-kira pada satu garis lurus dengan bumi

seperti pada saat bulan muda atau bulan purnamamaka daya tarik keduanya

saling memperkuat

b Pasut Perbani

Apabila bulan dan matahari membentuk sudut siku-siku terhadap bumi maka

gaya tarik keduanya akan saling meniadakan

Berdasarkan gerakan air laut di Indonesia maka dapat dibedakan

a Pasang surut berharian tunggal (Diurnal Tide)

Terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dalam sehari

b Pasang surut berharian ganda (Semi Diurnal Tide)

Terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari dan masing-masing sama

atau hampir sama tingginya setiap hari

c Dua jenis campuran

ƒ Campuran condong ke harian ganda

ƒ Campuran condong ke harian tunggal dengan berbeda tinggi Pada prinsipnya parameter ini untuk mengukur tinggi rendahnya air laut per satuan

waktu dengan menggunakan papan palem

Alat Papan palem diberi tandaukuran seperti meteran

Tali

Teropong Binokuler

Senter

Cara Kerja

ƒ Papan palem dipasang pada sebuah batu karang

ƒ Diperhatikan tinggi rendah permukaan air untuk setiap satu jam sekali dan dicatat

angka tinggi air pada papan palem

ƒ Pengamatan dilakukan sehari semalam untuk kemudian dibuat grafik pasang

surutnya

17

13 DAYA HANTAR LISTRIK (DHL)

DHL dipengaruhi oleh adanya larutan zat-zat yang terkandung di dalam air

DHL ini sangat dipengaruhi oleh kadar salinitas suatu perairan DHL dinyatakan

sebagai umhoscm adalah konduktan dari suatu konduktor dengan panjang 1 cm

dan mempunyai penampang 1 cm

Alat dan Bahan

ƒ Konduktometer

ƒ Termometer

ƒ Air sukingaquadestilata

ƒ Larutan baku KCl 001 M

Cara Kerja

ƒ Kalibrasikan elektroda konduktometer

Elektroda dibilas dengan larutan KCl 001 M sebanyak 3 kali Ukur DHL larutan

KCl 001 M dan atur alat sehingga menunjukkan angka 1413 umhoscm

ƒ Penetapan DHL contoh

Bilas elektroda dengan larutan contoh sebanyak 3 kali Ukur DHL contoh

dengan membaca skala atau digit alat Apabila DHL contoh lebih besar dari

1413 umhoscm Ulangi pekerjaan diatas dengan menggunakan larutan KCl 01

M atau 05 M

Perhitungan

DHL dalam umhoscm dapat langsung dibaca pada alat konduktometer

18

IV PENGUJIAN PARAMETER KIMIA

a pH

Alat pH Universal

Cara Kerja

1 Diambil sampel air

2 Dicelupkan pH universal kedalamnya

3 Warna yang terjadi dibandingkan pada standard warna

b DO (Dissolved Oxygen)

Alat

1 Botol Winkler

2 Pipet tetes

3 Perangkat titrasi

4 Pipet volume

Bahan

1 Iodida alkali (perekasi Winkler)

2 H2SO4 pekat

3 Larutan Mangan sulfat MnSO4 48

4 Natrium tiosulfat 0025 N

5 Indikator amylum 1

Cara Kerja

1 Ditambahkan kedalamnya 1 mL MnSO4 dan 1 mL reagen Winkler lalu dikocok

dan ditunggu hingga terbentuk endapan

2 Ditambahkan 2 mL H2SO4 pekat dikocok hingga endapan larut

3 Diambil 500 mL sampel tersebut dititrasi dengan larutan Natrium tiosulfat

0025 N sampai berwarna kuning muda pucat

4 Ditambahkan inikator amilum (biru)

5 Dititrasi kembali dengan larutan Natrium tiosulfat dari biru sampai menjadi

bening

6 Dicatat berapa mL Natrium tiosulfat yang dipakai

Perhitungan

19

8000 x mL Na2S2O3 X N Na2S2O3

Kadar O2 (mgL) = mL sampel

c CO2 BEBAS

Alat

1 Tabung reaksi

2 Labu erlenmeyer

Bahan

1 Indikator Phenol ptalein

2 Natrium bikarbonat

Cara Kerja

1 Masukkan 50 mL sampel air ke dalam labu erlenmeyer

2 Tambahkan 3-5 mL indikator PP

3 Titrasi Ntrium bikarbonat standart tetes demi tetes sampai berwarna merah

muda

4 Catat mL Natrium bikarbonat standar yang terpakai

Perhitungan

Kadar CO2 = 1000 X mL Na-bikarbonat X Na-bikarbonat X BA Na-bikarbonat

50

d BOD (Biochemical Oxygen Demand)

Alat

1 Botol Winkler

2 Pipet tetes

3 Pipet volumetri

4 Erlenmeyer

5 Buret dan statif

20

Bahan Lihat bahan pemeriksaan O2 (DO)

Cara kerja

1 Saring 100 mL sampel air dari lumpur

2 Diambil 75 mL sampel air yang telah disaring diencerkan dengan aquadest

100X dan dimasukkan kedalam 2 botol Winkler

3 Disimpan dalam keadaan gelap (dibungkus dengan kertas karbon atau plastik

hitam) dan ditempat yang gelap Dicata suhu air dan jam penyimpanan Dihitung

kadar O2 nya setelah 5 hari kemudian

4 Terhadap sampel juga dihitung kadar O2 sesaat

5 Dicatat kadarrnya

Perhitungan

Kadar BOD (mgL) = (DO sesaat ndash DO5) X pengenceran

e COD (Chemical Oxygen Demand)

Alat f TOM (Total Organic Mater)

Alat

1 Perangkat titrasi

2 Termometer

3 Erlenmeyer

4 Hot plate

5 Pipet volume

6 Pipet Mohr

Bahan

1 H2SO4 6 N

21

2 KMnO4 001 N

3 H2C2O4 001 N

Cara kerja

1 Dipipet 25 mL sampel air dimasukkan kedalam erlenmeyer

2 2 Tambahkan 05 mL H2SO4 beberapa teter KMnO4 001 N sampai berwarba

merah muda sedikit agar semua senyawa organik yang tingkatnya rendah

dioksidasi menjadi tingkat tinggi

3 Pipet 10 mL larutan KMnO4 001 N kedalamnya Warna larutan akan berwarna

merah

4 Dididihkan larutan tersebut catat jamnya Warna larutan akan lebih muda

biarkan mendidih selama 10 menit lalu diangkat

5 Turunkan suhu 80oC ditambahkan 10 mL asam oksalat 001 N dengan pipet

khusus Larutan akan menjadi bening pada oksalat berlebih

6 Dalam suhu 70-80oC titasi larutan dengan KMnO4 001 N sampai berwarna

pink

Perhitungan (10 + a) b ndash (10 x c) 316 x 1000

dimana a = titrasi KMnO4

b = N KMnO4

c = NH2C2O4 01 N

d = sampel air (mL)

g KESADAHAN TOTAL

Alat

1 Pipet volume 100 mL

2 Erlenmeyer

3 Buret

Bahan

1 Larutan EDTA

22

2 Larutan Buffer pH 10

3 Indikator EBT

Cara kerja

1 Dipipet 10 mL air dimasukkan kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan indikator EBT hingga larutan menjadi merah muda

3 Tambahkan larutan buffer pH 10 sebanyak 1-15 mL

4 Dititrasi dengan larutan EDTA hingga menjadi biru muda

5 Catat volume EDTA yang dipakai

Perhitungan

mgL CaCO3 mL EDTA X faktor EBT X 10

mL sampel

h SALINITAS

Alat

1 Erlenmeyer

2 Pipet volume

3 Pipet tetes

4 Buret dan statif

Bahan

1 Indikator K2CrO4

2 AgNo3 01 N

Cara kerja

1 Ambil 30 mL sampel air laut lalu diencerkan 10-50 kali

2 Tambahkan K2CrO4

3 Titrasi dengan AgNO3 sampai merah bata

Perhitungan

mL AgNO3 sebenarnya X N AgNO3 X 355 X 1000 X 181

mL sampel X 1000

23

i KESADAHAN Ca

Alat

1 Pipet volume 100 mL

2 Erlenmeyer

3 Buret

Bahan

1 Larutan EDTA 001 N

2 Indikator Maurexide

3 Larutan NaOH 1 N

Cara kerja

1 Dipipet 100 mL sampel dimasukkan dalam erlenmeyer

2 Ditambahakan 1 mL NaOH

3 Ditambahkam indikator Maurexide 01 g dan aduk sampai warnanya merah bata

4 Dititrasi dengan larutan EDTA sampai terbentuk warna ungu

5 Catat volume EDTA yang terpakai

Perhitungan

Mg L Ca = mg EDTA x faktor EDTA x 10000

mL sampel

j KESADAHAN Mg

Perhitungan

mgL Mg = (kesadahan total ndash kesadahan Ca) x 024

24

k DAYA MENGGABUNG ASAM

Alat

1 Pipet volumetri

2 Botol Winkler

3 Erlenmeyer

4 Buret

Bahan

1 Indikator MO

2 HCl 01 N

Cara kerja

1 Ambil sampel air dalam botol Winkler

2 Masukkan 50 mL sampel tersebut kedalam erlenmeyer dengan menggunakan

pipet volumetri

3 Tambahakan indikator MO sebanyak 3 tetes tittrasi dengan HCl 01 N sampai

berwarna jingga

4 Catat mL HCl yang terpakai

Perhitungan DMA = 1000 X mL HCl X N HCl

5

l ASIDITAS

Alat

1 Erlenmeyer

25

2 Buret

3 Pipet volume 100 mL

Bahan

1 Indikator PP

2 NaOH 002 N

Cara kerja

1 Ambil sampel air sebanyak 100 mL masukkan kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan 3 tetes indikator PP

3 Titrasi dengan larutan NaOH sampai warna merah pucat

4 Catat mL NaOH yang dipakai

Perhitungan

Total Keasaman mgL CaCO3 = mL NaOH X N NaOH X 50 X 1000

m ALKALINITAS

Alat

1 Tabung plastik

2 Erlenmeyer

3 Pipet

Bahan

1 Indikator PP pH 45

2 Brom Cressol Red pH 83

3 Sulfuric Acid

Cara kerja

1 Masukkan sampel kedalam botol plastik lalu dituang kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan 1 tetes indikator PP jika tidak berwarna PP = 0 ( langsung ke no 4)

3 Jika berwarna pink tembahkan sulfuric acid tetes demi tetes sampai warna hilang

(hitung jumlah tetes yang digunakan)

26

4 Tambahkan beberapa tetes Brom cressol Red lalau titrasi dengan asam sulfat

sampai berubah warna dari biru kehijauan menjadi pink

5 Catat jumlah tetes asam sulfat yang digunakan

Perhitungan

1 tetes asam sulfat = 1 ppm

1 ppm = banyaknya tetes X 171

V HIGH VOLUME SAMPLING

Prinsip pengukuran

Udara dihisap melalui filter fiberglass dengan kecepata aliran udara 113-170 m3mnt

atau 30-60 cuft Partikel tersuspensi dengan diameter lt100 mikron (diameter

aerodinamik) akan terhisap dan tertahan di permukaan filter Metode ini digunakan untuk

mengukur konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient dengan satuan microgm3 dengan

cara menimbang berat partiklat yang tertahan di permukaan filter dan degnan menghitung

volume udara yang terhisap Metode ini munkgin dilengkapi dengan pengatur kecepatan

aliran udara untuk memastikan laju aliran udara konstan Sampel yang terkumpul dapat

digunakan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif senyawa-senyawa yang berada

dalam bentuk partikel Senyawa yang dapat dianalisis antara alain senyawa organic

(PAN) nitrat sulfat logam-logam berat ion ammonium dan ion fluorida

Sensitivitas

Sampling yang dilakukan selama 24 jam dengan kecepatan aliran udara 170 m3mnt (60

cuftmnt) akan mampu mengukur partikulat dengan konsentrasi yang rendah (1 microgm3)

Jika konsentrasi di udara ambient cukup tinggi maka sampling dapat dilakukan selama 6-

8 jam Waktu sampling yang direkomendasikan adalah 24 jam

Gangugan-ganguan

Partikulat yang berminyak seperti photochemical smog atau asap pembakaran kayu yang

dapat menutupi filter sehingga aliran udara akan menurun hal lain adalah partikel yang

mengandung senyawa higroskopis atau partikel dengan kelembaban tinggi yang akan

memberikan akibat yang sama

27

Presisi dari akurasi

Konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient sebesar 112 microgm3 akan memberikan

standar deviasi relative sebesar 9 (10 microgm3) sedangkan untuk konsentrasi 39 microgm3

standar deviasi relative akan sebesar 15 (6 microgm3) Akurasi sangat dipengaruhi oleh

perubahan kecepatan aliran udara selama sampling berlangsung Karenanya alat pengukur

aliran udara pada dasarnya diperlukan dalam metode ini

Peralatan

- Peralatan sampling Face plate (plat bag Depan) dan gasket Adapter filter dan

Motor Pompa Vakum

- Ketiga alat tersebut dilindungi dengan shelter (gambar 1)

- Hi-Vol Sampler harus mampu menghisap udara melalui filter fiberglass berukuran

203x254 cm dengan kecepatan aliran udara minimum 113 microgm3 (30 cfm) dan

mampu beroperasi selama 24 jam

- Unit Kalibrasi unit kalibrasi orifice yang terdiri dari pipa logam berukuran

diameter dalam (ID) 762 cm (3rdquo) dan panjang 159 cm (625rdquo)

- Neraca Analitik dengan ketelitian 01 mg

- Designator untk mengkondisikan filter sebelum dan setelah sampling dilakukan

Pereaksi (Reagent)

Filter yang secara baku digunakan adalah filter fiberglass dengan sfisiensi 99 untuk

diameter partikel 03 microm Tidak direkomendasikan pengunaan kertas filter biasa yang

umum dipakai di laboratorium

Prosedur

Sampling

Filter fiber yang digunakan harus dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan sikat

kecil Filter dikondisikan selama 24 jam kemudian ditimbang dengan neraca analitik

(pemberian nomor pada filter dilakukan sebelum penimbangan) Sebelum sampling

dilakukan filter tidak boleh digulungdilipat Untuk pengamanan selama perjalanan filter

dapat disimpan di dalam kantong plastic Setelah filter dipasang dengan rapi di antara

face plate dan gasket sampler dihidupkan dan setelah berjalan 5 menit catat kecepatan

aliran udara Biarkan sampling berlangsung 6 8 atau 24 jam Sebelum sampling berakhir

catat kembali kecepatan aliran udara Setelah sampling berakhir face plate dibuka dan

28

filter fiber dilipat sedemikian rupa sehingga bagian yang mengandung partikel tersuspensi

saling berhadapan

Analisis

Sebelum ditimbang filter hendaknya dikondisikan kembali di dalm desikator selama 24

jam

Kalibrasi Hi-Vol Sampler

Sebelum digunakan Hi-Vol Sampler harus dikalibrasi dahulu dengan menggunakan

- Metode Rotameter

- Metode Draft Gauge atau kalibrasi Orifice

Perhitungan

Konversi kecepatan aliran udara dari cuft menjadi m3mnt

Volume udara yang dihisap

V= frac12 x [(Q1+Q2) x T]

Keterangan

V volume udara yang terhisap (m3)

Q1 kecepatan aliran udara awal (m3mnt)

Q2 kecepatan aliran udara akhir (m3mnt)

T waktu sampling (mnt)

Hitung konsentrasi partikel yang tersuspensi

SP= (Ws-W0) x 106 x 1v

Keterangan

SP konsentrasi partikel tersuspensi (microgm3)

Ws berat filter fiberglass setelah sampling (g)

W0 berat filter fiberglass sebelum sampling (g)

106 konversi dari g menjadi microg

29

Gambar 1

Picture 1 High Volume Sampler

VI Gas Ammonia (NH3)

Metode Indophenol

Prinsip

Amonia (NH3) di udara ambient diserap oleh larutan H2SO4 membentuk Ammonium

Sulfat Amonium Sulfat yang terbentuk direaksikan dengan phenol dan antrium

hipokhlorit yang dalam suasana basa akan memberntuk Indophenol yang berwarna biru

Warna biru yang terjadi dianalisis secara colorimetri Reaksi dipercepat dengan

penalbahan Natrium Nitroprussid

Sensitivitas

Sampling degnan kecepatan aliran udara 1-2 liter konsentrasi yang dapat di ukur 20-700

microgm3 (0025-1 ppm) dengan waktu sampling 1 jam Batas pengukuran terkecil adalah

002 microgml penyerap

Sampler Motor

Flow Recorder (Optional)

Filter Adaptor

Flow Meter

30

Ganguan-ganguan

Ammonia yang terdapat dalam partikulat dapat terukur jika tidakdigunakan filter selama

sampling berlangsung

Adanya FE3+ Cr3+ dan ion mangan degnan konsentrasi sebesar mg akan memberikan

ganguan positif Sedangakan ion Cu akan menghambat reksi pembentukan warna Untuk

mengurangi ganguan tersebut dapat ditambahkan EDTA

Nitrit dan Sulfit dengan konsentrasi 100x konsentrasi NH3 akan memberikan ganguan

Formaldehida akan memberikan ganguan negative sebesar 10-15

Ganguan yang dapat disebabkan oleh partikulat dapat dicegah degnan menggunakan filter

selama sampling berlangsung

Peralatan

Pompa Vacuum

Flow meter

Absorber dapat digunakan fritted bubbler midget impinger atau gas scrubber

Spektrofotometer

Peralatan gelas

Pereaksi

Larutan Penyerap H2SO4 01N

Encerkan 23 ml H2SO4 pekat (18M) dengan aquadest sampai volume 1 liter

Larutan Natrium Nitroprussid

20 g Natrium Nitroprussid dilarutkan dalam 100 ml aquadest Larutan ini stabil selama 2

bulan jika disimpan dalam lemari es

Larutan NaOH 675M

Larutkan 270 g NaOH dalam 1 liter aquadest kemudian didihkan sampai volumenya 600

ml untuk menghilangkan ammonia Tambah aquadest sampai volumenya 1 liter Simpan

larutan ini dalam botol plastik

Larutan Stock natrium Hipokhlorit

Buat larutan Natrium Hipokhlorit 37 (01N) dengan cara mengencerkan Natrium

Hipokhlorit 5-6 dengan aquadest Larutan ini stabil selama 2 bulan jika disimpan

dalam lemari es

Larutan Stock Phenol 45 (vv)

Phenol dilebur dalam water bath pada suhu 600C kemudian 45 ml (50g) phenol tersebut

diencerkan dengan methanol sampai volumenya 100 ml Larutan ini stabil selama 2 bulan

jika disimpan dalam lemari es

31

Larutan Buffer

Larutkan 50 g Na3PO312H2O dan 74 ml larutan NaOH 675 dalam 1 liter aquadest

Larutan Hipokhlorit

Campurkan 30 ml larutan NaOH 675M dan 30 ml larutan stock natrium Hipokhlorit

kemudian encerkan degnan aquadest sampai volumenya 100 ml Larutan ini hanya stabil

selama 1 hari

Larutan Phenol

Campurkan 20 ml larutan stock phenol 45 dan 1 ml larutan natrium Nitroprussid 20

kemudian encerkan dengan aquadest sampai volumenya 100 ml larutan ini stabil selama

4 jam

Larutan Stock Standar Ammonia

318 g NH4Cl atau 388 g (NH4)2SO4 dilarutkan dlam 1 liter aquadest Kemudian

tambahkan CHCl3 sebagai pangawet Larutan ini stabil selama 2 bulan

Larutan Standar Ammonia

10 ml larutan stock standar Ammonia diencerkan degnan larutan penyerap (H2SO4 01N)

sampai volumenya 1 liter (1 ml= 10 microg NH3)

Kalibrasi

- Siapkan 6 buah labu ukur 25 ml masukkan ke dalam masing-masing labu ukur

00 ml 02 ml 04 ml 06 ml 10 ml dan 15 ml larutan standar Ammonia

- Tambahkan 10 ml larutan penyerap ke dalam masing-masing labu ukur

- Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan phenol dan 25 ml larutan natrium

Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat 25 ml

dan biarkan selama 30 menit

Intensita warna biru yang terjadi diukur dengan kurva spektrofotometer pada apnjang

gelombang 630 nm Buat kurva kalibrasi antara Absorban degnan konsentrasi NH3

dan tentukan slopenya

Prosedur

- Susunan alat sampling

Filter----------- Midget ---------- Flow meter ------------Pompa

32

10 ml larutanpenyerap dalam midget impinger yang dirangkai dengan flow mwter

dan pompa vaccum Sampling dilakukan selama 1 jam dengan kecepatan aliran

udara 1-2 litermenit

Analisis

- Setelah sampling larutan penyerap dipundahkan secara kuantitatif dalam labu

ukur 25 ml Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan Phenol dan 25 ml

larutan Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat

25 ml dan biarkan selama 30 menit

- Intensitas warna biru yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang

gelombang 630 nm

Perhitungan

NH3 (microgm3)= (A x k) (V)

Keterangan

A absorbansi sample

k Slope (microgunit absorban)

V volume udara pada 250C dan 760 mmHg

Picture 2 Sususnan Peralatan Sampling

Needle Valve

To Air Pump

Flow meter

TRAP

IMPINGER

NEEDLE VALVE FLOW CONTROL

33

VII PENGUKURAN INTENSITAS SUARA

Prinsip

Tingkat kebisingan dapat ditentukan oleh dua factor yaitu intensitas suara yang

dinyatakan dalam dB dan durasi pemaparan kebisingan dinyatakan dalam jam atau

menit

Decibel (dB) merupakan pengukuran unit logaritma yang menyatakan suatu kuantitas

Fisik (power atau intensitas) yang dapat berdasarkan pada suatu reference level tertentu

Satu decibel = sepersepuluh satu bel (B)

Decibel pada umumnya digunakan untuk pengukuran kuantitas suara berdasarkan

reference 0 dB Reference level ditetapkan pada ldquo0rdquo berdasarkan intensitas suara standar

manusia Semakin besar intensitas (amplitude) suara rarr semakin keras suara

Intensitas Suara = decibels (dB)

dB = 10 log Intensitas suara

Intensitas suara standar

- 0 db = ketiadaan suara

- Ambang pendengara = 0 dB 1000 Hz

34

Tabel 1 Beberapa Contoh Intensitas Suara

Bunyi Intensitas Suara (dB)

Gemerisik daun 15

Bisikan 30

Percakapan normal 60

Vacuum cleaner 75

Teriakan 80

Suara motor 90

Suara tak nyaman 120

Suara menyakitkan telinga 140

Lalu lintas padat 100

Amplifier 120 ndash 140

Tabel 2 Pembatasan waktu dan tingkat kebisingan yang diterima

Waktu (Jamhari) Tingkat kebisingan

(dBA) Waktu (Jamhari)

Tingkat kebisingan

(dBA)

8 90 15 102

6 92 10 105

4 95 05 110

3 97 lt025 115

2 100

Contoh perhitungan

Once a statistically valid L10(h) has been obtained the Leq(h) can be

calculated as follows

Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 (2-1)

Where Leq(h) is the hourly A-weighted equivalent sound level

N is the number of sound level readings taken to obtain a statistically valid L10 ni is the number of sound level readings in the ith class

Li is the level of the ith sound level reading taken during the measurement period

Problem No 1 Compute the Leq(h) of the sound level readings shown in

figure 2

L10 = 49 +1-3dBA

L10 Criterion met after 50 samples

35

Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway

Traffic Noise

Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]

= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA

VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA

Prinsip

Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat

langsung dibaca

Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam

bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik

diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor

Alat

Luxmeter

Prosedur

Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi

36

Penentuan titik pengukuran

1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila

merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada

2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada

setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut

dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut

a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal

panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan

kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1

Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2

b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik

potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap

3 (tiga) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara

10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2

Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100

m2

37

c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang

dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan

luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3

Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2

Persyaratan pengukuran

1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan

2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan

Tata cara

1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor

2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran

untuk intensitas penerangan setempat atau umum

3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat

sehingga didapat nilai angka yang stabil

4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan

setempat dan untuk intensitas penerangan umum

5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan

6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent

Natrium Infrared

38

END

Page 15: PANDUAN PRAKTIKUM...Alat dan Bahan e. Prosedur (dibuat dalam bentuk poin, tidak tabel) f. Hasil / Data g. Perhitungan h. Pembahasan antara lain mencakup pembahasan mengapa prinsip

8

vegetasi perairan berakar dan ganggang mengurangi pertumbuhan tanaman dan

mengurangi produktifitas ikan

Kekeruhan dapat disebabkan oleh tanah liat dan lempung buangan industri dan

mikroorganisme Upaya untuk mengurangi kekeruhan ini antara lain dengan

penyaringan dan koagulasi Tujuan dari pemeriksaan parameter ini adalah untuk

mengetahui derajat kekeruhan air yang disebabkan oleh adanya partikel-partikel

yang tersebar merata dan dapat menghambat jalannya sinar matahari yang melalui

air tersebut

Alat

ƒ Turbidimeter

ƒ Gelas piala (Beaker Glass) 500 mL

Cara Kerja

ƒ Dengan menggunakan alat turbidimeter

Perhitungan

Hasil pemeriksaan x NTU x Pengenceran = helliphellip NTU

Kekeruhan larutan standart 7 KECERAHAN

Alat Secchi disc

Cara Kerja

ƒ Secchi disc diturunkan ke dalam perairan hingga batas tidak terlihat dan dicatat

tinggi permukaan air pada tambang secchi disc (A cm)

ƒ Kemudian secchi disc diangkat perlahan hingga kelihatan dan dicatat kembali

tinggi permukaan air pada tambang secchi disc (B cm)

Perhitungan

A + B = helliphellip cm 2

8 KEDALAMAN

Kedalaman sangat mempengaruhi kecepatan arus debit air dan kecerahan

Semakin dalam sungai maka kemungkinan cahaya yang masuk akan semakin

berkurang

9

Alat

ƒ Bandul logam yang diikat tali (diberi tanda seperti meteran)di salah satu

ujungnya

Cara Kerja

ƒ Bandul dicelupkan ke dalam perairan hingga ke dasar lalu diamati dan dicatat

tinggi permukaan air pada tali (hellip cm)

ƒ Diulangi pengukuran beberapa kali dan dihitung rata-rata kedalamannya

9 KECEPATAN ARUS

Pergerakan air atau arus air diperlukan untuk ketersediaannya makanan bagi jasad

renik dan oksigen Selain itu untuk menghindari karang dari proses pengendapan

Adanya adukan air yang disebabkan oleh adanya pergerakan air akan menghasilkan

oksigen di dalam perairan tersebut Pada umumnya bila suatu perairan mempunyai

arus yang cukup deras maka kadar oksigen yang terlarut juga akan semakin tinggi

Alat

ƒ Current meter atau benda yang terapung (bola pingpong)

ƒ Roll meter

ƒ Stop watch

ƒ Tali rafia

ƒ Ranting kayu

Cara Kerja

ƒ Setiap 100 meter perairan tersebut diberi tanda dengan ranting kayu searah aliran

air

ƒ Bola pingpong yang telah diikat dengan tali rafia diletakkan diatas permukaan air

berbarengan dengan dijalankannya stop watch

ƒ Kecepatan gerakan bola tiap 100 meter dicatat

ƒ Percobaan diulangi hingga beberapa kali dan dirata-rata

Perhitungan

Jarak yang ditempuh = helliphelliphellip ms Waktu yang diperlukan

10 DEBIT AIR

Debit air adalah volume aliran air per satuan waktu Debit air dipengaruhi oleh

luas penampang perairan dan kecepatan arus

14

Alat

ƒ Roll meter

ƒ Bandul logam

ƒ Bola pingpong

Cara Kerja

ƒ Diukur lebar dan panjang perairan lebar dan panjang perairan tersebut dibagi

rata untuk beberapa titik

ƒ Kemudian pada tiap titik diukur kedalamannya dengan bandul logam untuk

kemudian dibuat gambar penampang perairan dan diukur luas perairan tersebut

(A m2)

ƒ Dihitung juga kecepatan arus air dengan mengunakan bola pingpong

Perhitungan Q = A x V

A = luas penampang (luas x dalam)

V = kecepatan arus

11 JUMLAH PADATAN

Alat dan Bahan

ƒ Timbangan

ƒ Cawan porselin

ƒ Kertas saring

ƒ Oven

ƒ Desikator

ƒ 500 mL sampel air

ƒ Gelas piala gelas ukur dan corong

A Jumlah Padatan Tersuspensi (TOSS)

Untuk mengetahui berat atau jumlah zat-zat yang tersuspensi di dalam 1000 mL

air sampel yaitu dengan cara menimbang berat zat-zat tersuspensi dalam air

yang tertinggal pada kertas saring

Cara Kerja

ƒ Ditimbang dan dicatat berat kertas saring bersih yang akan dipakai (A gram)

15

ƒ Kemudian 500 mL sampel air disaring dan sisihkan air yang telah disaring di

dalam gelas piala

ƒ Kertas saring yang telah dipakai tadi dikeringkan dengan didiamkan pada suhu

kamar

ƒ Setelah kering kertas saring beserta padatannya ditimbang (B gram) dan

dihitung padatan tersuspensi air sampel tersebut

Perhitungan

1000 x (B ndash A) = helliphelliphelliphellip gramLiter

50

B Padatan Terlarut (TDS)

Cara Kerja

ƒ Ditimbang dan dicatat berat cawan porselin bersih yang akan digunakan (A

gram)

ƒ Air sampel yang telah disaring (disisihkan) tadi dimasukkan ke dalam cawan

porselin yang telah ditimbang

ƒ Kemudian cawan berisi air sampel dimasukkan ke dalam oven untuk beberapa

saat sampai menguap atau mengering

ƒ Setelah kering cawan porselin beserta padatannya ditimbang kembali (B gram)

dan dihitung padatan terlarut air sampel tersebut

Perhitungan

Kedua hasil perhitungan diatas dicocokan atau dibandingkan dengan standart yang

ada

12 PASANG SURUT (PASUT)

Pasut adalah gerakan naik turunnya permukaan air laut secara berirama yang

disebabkan oleh gaya gravitasi benda-benda langit terutama bulan dan matahari

Massa air yang naik akibat gaya gravitasi tadi akan merambat dari samudra atau

16

laut perairan dalam Faktor yang dapat mempengaruhi pasut adalah posisi bulan

dan matahari terhadap bumi morfologi setempat dan kedalaman Berdasarkan

posisi kedukuan bulan matahari dan bumi maka pasut dapat dibedakan

a Pasut Purnama

Apabila bulan dan matahari berada kira-kira pada satu garis lurus dengan bumi

seperti pada saat bulan muda atau bulan purnamamaka daya tarik keduanya

saling memperkuat

b Pasut Perbani

Apabila bulan dan matahari membentuk sudut siku-siku terhadap bumi maka

gaya tarik keduanya akan saling meniadakan

Berdasarkan gerakan air laut di Indonesia maka dapat dibedakan

a Pasang surut berharian tunggal (Diurnal Tide)

Terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dalam sehari

b Pasang surut berharian ganda (Semi Diurnal Tide)

Terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari dan masing-masing sama

atau hampir sama tingginya setiap hari

c Dua jenis campuran

ƒ Campuran condong ke harian ganda

ƒ Campuran condong ke harian tunggal dengan berbeda tinggi Pada prinsipnya parameter ini untuk mengukur tinggi rendahnya air laut per satuan

waktu dengan menggunakan papan palem

Alat Papan palem diberi tandaukuran seperti meteran

Tali

Teropong Binokuler

Senter

Cara Kerja

ƒ Papan palem dipasang pada sebuah batu karang

ƒ Diperhatikan tinggi rendah permukaan air untuk setiap satu jam sekali dan dicatat

angka tinggi air pada papan palem

ƒ Pengamatan dilakukan sehari semalam untuk kemudian dibuat grafik pasang

surutnya

17

13 DAYA HANTAR LISTRIK (DHL)

DHL dipengaruhi oleh adanya larutan zat-zat yang terkandung di dalam air

DHL ini sangat dipengaruhi oleh kadar salinitas suatu perairan DHL dinyatakan

sebagai umhoscm adalah konduktan dari suatu konduktor dengan panjang 1 cm

dan mempunyai penampang 1 cm

Alat dan Bahan

ƒ Konduktometer

ƒ Termometer

ƒ Air sukingaquadestilata

ƒ Larutan baku KCl 001 M

Cara Kerja

ƒ Kalibrasikan elektroda konduktometer

Elektroda dibilas dengan larutan KCl 001 M sebanyak 3 kali Ukur DHL larutan

KCl 001 M dan atur alat sehingga menunjukkan angka 1413 umhoscm

ƒ Penetapan DHL contoh

Bilas elektroda dengan larutan contoh sebanyak 3 kali Ukur DHL contoh

dengan membaca skala atau digit alat Apabila DHL contoh lebih besar dari

1413 umhoscm Ulangi pekerjaan diatas dengan menggunakan larutan KCl 01

M atau 05 M

Perhitungan

DHL dalam umhoscm dapat langsung dibaca pada alat konduktometer

18

IV PENGUJIAN PARAMETER KIMIA

a pH

Alat pH Universal

Cara Kerja

1 Diambil sampel air

2 Dicelupkan pH universal kedalamnya

3 Warna yang terjadi dibandingkan pada standard warna

b DO (Dissolved Oxygen)

Alat

1 Botol Winkler

2 Pipet tetes

3 Perangkat titrasi

4 Pipet volume

Bahan

1 Iodida alkali (perekasi Winkler)

2 H2SO4 pekat

3 Larutan Mangan sulfat MnSO4 48

4 Natrium tiosulfat 0025 N

5 Indikator amylum 1

Cara Kerja

1 Ditambahkan kedalamnya 1 mL MnSO4 dan 1 mL reagen Winkler lalu dikocok

dan ditunggu hingga terbentuk endapan

2 Ditambahkan 2 mL H2SO4 pekat dikocok hingga endapan larut

3 Diambil 500 mL sampel tersebut dititrasi dengan larutan Natrium tiosulfat

0025 N sampai berwarna kuning muda pucat

4 Ditambahkan inikator amilum (biru)

5 Dititrasi kembali dengan larutan Natrium tiosulfat dari biru sampai menjadi

bening

6 Dicatat berapa mL Natrium tiosulfat yang dipakai

Perhitungan

19

8000 x mL Na2S2O3 X N Na2S2O3

Kadar O2 (mgL) = mL sampel

c CO2 BEBAS

Alat

1 Tabung reaksi

2 Labu erlenmeyer

Bahan

1 Indikator Phenol ptalein

2 Natrium bikarbonat

Cara Kerja

1 Masukkan 50 mL sampel air ke dalam labu erlenmeyer

2 Tambahkan 3-5 mL indikator PP

3 Titrasi Ntrium bikarbonat standart tetes demi tetes sampai berwarna merah

muda

4 Catat mL Natrium bikarbonat standar yang terpakai

Perhitungan

Kadar CO2 = 1000 X mL Na-bikarbonat X Na-bikarbonat X BA Na-bikarbonat

50

d BOD (Biochemical Oxygen Demand)

Alat

1 Botol Winkler

2 Pipet tetes

3 Pipet volumetri

4 Erlenmeyer

5 Buret dan statif

20

Bahan Lihat bahan pemeriksaan O2 (DO)

Cara kerja

1 Saring 100 mL sampel air dari lumpur

2 Diambil 75 mL sampel air yang telah disaring diencerkan dengan aquadest

100X dan dimasukkan kedalam 2 botol Winkler

3 Disimpan dalam keadaan gelap (dibungkus dengan kertas karbon atau plastik

hitam) dan ditempat yang gelap Dicata suhu air dan jam penyimpanan Dihitung

kadar O2 nya setelah 5 hari kemudian

4 Terhadap sampel juga dihitung kadar O2 sesaat

5 Dicatat kadarrnya

Perhitungan

Kadar BOD (mgL) = (DO sesaat ndash DO5) X pengenceran

e COD (Chemical Oxygen Demand)

Alat f TOM (Total Organic Mater)

Alat

1 Perangkat titrasi

2 Termometer

3 Erlenmeyer

4 Hot plate

5 Pipet volume

6 Pipet Mohr

Bahan

1 H2SO4 6 N

21

2 KMnO4 001 N

3 H2C2O4 001 N

Cara kerja

1 Dipipet 25 mL sampel air dimasukkan kedalam erlenmeyer

2 2 Tambahkan 05 mL H2SO4 beberapa teter KMnO4 001 N sampai berwarba

merah muda sedikit agar semua senyawa organik yang tingkatnya rendah

dioksidasi menjadi tingkat tinggi

3 Pipet 10 mL larutan KMnO4 001 N kedalamnya Warna larutan akan berwarna

merah

4 Dididihkan larutan tersebut catat jamnya Warna larutan akan lebih muda

biarkan mendidih selama 10 menit lalu diangkat

5 Turunkan suhu 80oC ditambahkan 10 mL asam oksalat 001 N dengan pipet

khusus Larutan akan menjadi bening pada oksalat berlebih

6 Dalam suhu 70-80oC titasi larutan dengan KMnO4 001 N sampai berwarna

pink

Perhitungan (10 + a) b ndash (10 x c) 316 x 1000

dimana a = titrasi KMnO4

b = N KMnO4

c = NH2C2O4 01 N

d = sampel air (mL)

g KESADAHAN TOTAL

Alat

1 Pipet volume 100 mL

2 Erlenmeyer

3 Buret

Bahan

1 Larutan EDTA

22

2 Larutan Buffer pH 10

3 Indikator EBT

Cara kerja

1 Dipipet 10 mL air dimasukkan kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan indikator EBT hingga larutan menjadi merah muda

3 Tambahkan larutan buffer pH 10 sebanyak 1-15 mL

4 Dititrasi dengan larutan EDTA hingga menjadi biru muda

5 Catat volume EDTA yang dipakai

Perhitungan

mgL CaCO3 mL EDTA X faktor EBT X 10

mL sampel

h SALINITAS

Alat

1 Erlenmeyer

2 Pipet volume

3 Pipet tetes

4 Buret dan statif

Bahan

1 Indikator K2CrO4

2 AgNo3 01 N

Cara kerja

1 Ambil 30 mL sampel air laut lalu diencerkan 10-50 kali

2 Tambahkan K2CrO4

3 Titrasi dengan AgNO3 sampai merah bata

Perhitungan

mL AgNO3 sebenarnya X N AgNO3 X 355 X 1000 X 181

mL sampel X 1000

23

i KESADAHAN Ca

Alat

1 Pipet volume 100 mL

2 Erlenmeyer

3 Buret

Bahan

1 Larutan EDTA 001 N

2 Indikator Maurexide

3 Larutan NaOH 1 N

Cara kerja

1 Dipipet 100 mL sampel dimasukkan dalam erlenmeyer

2 Ditambahakan 1 mL NaOH

3 Ditambahkam indikator Maurexide 01 g dan aduk sampai warnanya merah bata

4 Dititrasi dengan larutan EDTA sampai terbentuk warna ungu

5 Catat volume EDTA yang terpakai

Perhitungan

Mg L Ca = mg EDTA x faktor EDTA x 10000

mL sampel

j KESADAHAN Mg

Perhitungan

mgL Mg = (kesadahan total ndash kesadahan Ca) x 024

24

k DAYA MENGGABUNG ASAM

Alat

1 Pipet volumetri

2 Botol Winkler

3 Erlenmeyer

4 Buret

Bahan

1 Indikator MO

2 HCl 01 N

Cara kerja

1 Ambil sampel air dalam botol Winkler

2 Masukkan 50 mL sampel tersebut kedalam erlenmeyer dengan menggunakan

pipet volumetri

3 Tambahakan indikator MO sebanyak 3 tetes tittrasi dengan HCl 01 N sampai

berwarna jingga

4 Catat mL HCl yang terpakai

Perhitungan DMA = 1000 X mL HCl X N HCl

5

l ASIDITAS

Alat

1 Erlenmeyer

25

2 Buret

3 Pipet volume 100 mL

Bahan

1 Indikator PP

2 NaOH 002 N

Cara kerja

1 Ambil sampel air sebanyak 100 mL masukkan kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan 3 tetes indikator PP

3 Titrasi dengan larutan NaOH sampai warna merah pucat

4 Catat mL NaOH yang dipakai

Perhitungan

Total Keasaman mgL CaCO3 = mL NaOH X N NaOH X 50 X 1000

m ALKALINITAS

Alat

1 Tabung plastik

2 Erlenmeyer

3 Pipet

Bahan

1 Indikator PP pH 45

2 Brom Cressol Red pH 83

3 Sulfuric Acid

Cara kerja

1 Masukkan sampel kedalam botol plastik lalu dituang kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan 1 tetes indikator PP jika tidak berwarna PP = 0 ( langsung ke no 4)

3 Jika berwarna pink tembahkan sulfuric acid tetes demi tetes sampai warna hilang

(hitung jumlah tetes yang digunakan)

26

4 Tambahkan beberapa tetes Brom cressol Red lalau titrasi dengan asam sulfat

sampai berubah warna dari biru kehijauan menjadi pink

5 Catat jumlah tetes asam sulfat yang digunakan

Perhitungan

1 tetes asam sulfat = 1 ppm

1 ppm = banyaknya tetes X 171

V HIGH VOLUME SAMPLING

Prinsip pengukuran

Udara dihisap melalui filter fiberglass dengan kecepata aliran udara 113-170 m3mnt

atau 30-60 cuft Partikel tersuspensi dengan diameter lt100 mikron (diameter

aerodinamik) akan terhisap dan tertahan di permukaan filter Metode ini digunakan untuk

mengukur konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient dengan satuan microgm3 dengan

cara menimbang berat partiklat yang tertahan di permukaan filter dan degnan menghitung

volume udara yang terhisap Metode ini munkgin dilengkapi dengan pengatur kecepatan

aliran udara untuk memastikan laju aliran udara konstan Sampel yang terkumpul dapat

digunakan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif senyawa-senyawa yang berada

dalam bentuk partikel Senyawa yang dapat dianalisis antara alain senyawa organic

(PAN) nitrat sulfat logam-logam berat ion ammonium dan ion fluorida

Sensitivitas

Sampling yang dilakukan selama 24 jam dengan kecepatan aliran udara 170 m3mnt (60

cuftmnt) akan mampu mengukur partikulat dengan konsentrasi yang rendah (1 microgm3)

Jika konsentrasi di udara ambient cukup tinggi maka sampling dapat dilakukan selama 6-

8 jam Waktu sampling yang direkomendasikan adalah 24 jam

Gangugan-ganguan

Partikulat yang berminyak seperti photochemical smog atau asap pembakaran kayu yang

dapat menutupi filter sehingga aliran udara akan menurun hal lain adalah partikel yang

mengandung senyawa higroskopis atau partikel dengan kelembaban tinggi yang akan

memberikan akibat yang sama

27

Presisi dari akurasi

Konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient sebesar 112 microgm3 akan memberikan

standar deviasi relative sebesar 9 (10 microgm3) sedangkan untuk konsentrasi 39 microgm3

standar deviasi relative akan sebesar 15 (6 microgm3) Akurasi sangat dipengaruhi oleh

perubahan kecepatan aliran udara selama sampling berlangsung Karenanya alat pengukur

aliran udara pada dasarnya diperlukan dalam metode ini

Peralatan

- Peralatan sampling Face plate (plat bag Depan) dan gasket Adapter filter dan

Motor Pompa Vakum

- Ketiga alat tersebut dilindungi dengan shelter (gambar 1)

- Hi-Vol Sampler harus mampu menghisap udara melalui filter fiberglass berukuran

203x254 cm dengan kecepatan aliran udara minimum 113 microgm3 (30 cfm) dan

mampu beroperasi selama 24 jam

- Unit Kalibrasi unit kalibrasi orifice yang terdiri dari pipa logam berukuran

diameter dalam (ID) 762 cm (3rdquo) dan panjang 159 cm (625rdquo)

- Neraca Analitik dengan ketelitian 01 mg

- Designator untk mengkondisikan filter sebelum dan setelah sampling dilakukan

Pereaksi (Reagent)

Filter yang secara baku digunakan adalah filter fiberglass dengan sfisiensi 99 untuk

diameter partikel 03 microm Tidak direkomendasikan pengunaan kertas filter biasa yang

umum dipakai di laboratorium

Prosedur

Sampling

Filter fiber yang digunakan harus dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan sikat

kecil Filter dikondisikan selama 24 jam kemudian ditimbang dengan neraca analitik

(pemberian nomor pada filter dilakukan sebelum penimbangan) Sebelum sampling

dilakukan filter tidak boleh digulungdilipat Untuk pengamanan selama perjalanan filter

dapat disimpan di dalam kantong plastic Setelah filter dipasang dengan rapi di antara

face plate dan gasket sampler dihidupkan dan setelah berjalan 5 menit catat kecepatan

aliran udara Biarkan sampling berlangsung 6 8 atau 24 jam Sebelum sampling berakhir

catat kembali kecepatan aliran udara Setelah sampling berakhir face plate dibuka dan

28

filter fiber dilipat sedemikian rupa sehingga bagian yang mengandung partikel tersuspensi

saling berhadapan

Analisis

Sebelum ditimbang filter hendaknya dikondisikan kembali di dalm desikator selama 24

jam

Kalibrasi Hi-Vol Sampler

Sebelum digunakan Hi-Vol Sampler harus dikalibrasi dahulu dengan menggunakan

- Metode Rotameter

- Metode Draft Gauge atau kalibrasi Orifice

Perhitungan

Konversi kecepatan aliran udara dari cuft menjadi m3mnt

Volume udara yang dihisap

V= frac12 x [(Q1+Q2) x T]

Keterangan

V volume udara yang terhisap (m3)

Q1 kecepatan aliran udara awal (m3mnt)

Q2 kecepatan aliran udara akhir (m3mnt)

T waktu sampling (mnt)

Hitung konsentrasi partikel yang tersuspensi

SP= (Ws-W0) x 106 x 1v

Keterangan

SP konsentrasi partikel tersuspensi (microgm3)

Ws berat filter fiberglass setelah sampling (g)

W0 berat filter fiberglass sebelum sampling (g)

106 konversi dari g menjadi microg

29

Gambar 1

Picture 1 High Volume Sampler

VI Gas Ammonia (NH3)

Metode Indophenol

Prinsip

Amonia (NH3) di udara ambient diserap oleh larutan H2SO4 membentuk Ammonium

Sulfat Amonium Sulfat yang terbentuk direaksikan dengan phenol dan antrium

hipokhlorit yang dalam suasana basa akan memberntuk Indophenol yang berwarna biru

Warna biru yang terjadi dianalisis secara colorimetri Reaksi dipercepat dengan

penalbahan Natrium Nitroprussid

Sensitivitas

Sampling degnan kecepatan aliran udara 1-2 liter konsentrasi yang dapat di ukur 20-700

microgm3 (0025-1 ppm) dengan waktu sampling 1 jam Batas pengukuran terkecil adalah

002 microgml penyerap

Sampler Motor

Flow Recorder (Optional)

Filter Adaptor

Flow Meter

30

Ganguan-ganguan

Ammonia yang terdapat dalam partikulat dapat terukur jika tidakdigunakan filter selama

sampling berlangsung

Adanya FE3+ Cr3+ dan ion mangan degnan konsentrasi sebesar mg akan memberikan

ganguan positif Sedangakan ion Cu akan menghambat reksi pembentukan warna Untuk

mengurangi ganguan tersebut dapat ditambahkan EDTA

Nitrit dan Sulfit dengan konsentrasi 100x konsentrasi NH3 akan memberikan ganguan

Formaldehida akan memberikan ganguan negative sebesar 10-15

Ganguan yang dapat disebabkan oleh partikulat dapat dicegah degnan menggunakan filter

selama sampling berlangsung

Peralatan

Pompa Vacuum

Flow meter

Absorber dapat digunakan fritted bubbler midget impinger atau gas scrubber

Spektrofotometer

Peralatan gelas

Pereaksi

Larutan Penyerap H2SO4 01N

Encerkan 23 ml H2SO4 pekat (18M) dengan aquadest sampai volume 1 liter

Larutan Natrium Nitroprussid

20 g Natrium Nitroprussid dilarutkan dalam 100 ml aquadest Larutan ini stabil selama 2

bulan jika disimpan dalam lemari es

Larutan NaOH 675M

Larutkan 270 g NaOH dalam 1 liter aquadest kemudian didihkan sampai volumenya 600

ml untuk menghilangkan ammonia Tambah aquadest sampai volumenya 1 liter Simpan

larutan ini dalam botol plastik

Larutan Stock natrium Hipokhlorit

Buat larutan Natrium Hipokhlorit 37 (01N) dengan cara mengencerkan Natrium

Hipokhlorit 5-6 dengan aquadest Larutan ini stabil selama 2 bulan jika disimpan

dalam lemari es

Larutan Stock Phenol 45 (vv)

Phenol dilebur dalam water bath pada suhu 600C kemudian 45 ml (50g) phenol tersebut

diencerkan dengan methanol sampai volumenya 100 ml Larutan ini stabil selama 2 bulan

jika disimpan dalam lemari es

31

Larutan Buffer

Larutkan 50 g Na3PO312H2O dan 74 ml larutan NaOH 675 dalam 1 liter aquadest

Larutan Hipokhlorit

Campurkan 30 ml larutan NaOH 675M dan 30 ml larutan stock natrium Hipokhlorit

kemudian encerkan degnan aquadest sampai volumenya 100 ml Larutan ini hanya stabil

selama 1 hari

Larutan Phenol

Campurkan 20 ml larutan stock phenol 45 dan 1 ml larutan natrium Nitroprussid 20

kemudian encerkan dengan aquadest sampai volumenya 100 ml larutan ini stabil selama

4 jam

Larutan Stock Standar Ammonia

318 g NH4Cl atau 388 g (NH4)2SO4 dilarutkan dlam 1 liter aquadest Kemudian

tambahkan CHCl3 sebagai pangawet Larutan ini stabil selama 2 bulan

Larutan Standar Ammonia

10 ml larutan stock standar Ammonia diencerkan degnan larutan penyerap (H2SO4 01N)

sampai volumenya 1 liter (1 ml= 10 microg NH3)

Kalibrasi

- Siapkan 6 buah labu ukur 25 ml masukkan ke dalam masing-masing labu ukur

00 ml 02 ml 04 ml 06 ml 10 ml dan 15 ml larutan standar Ammonia

- Tambahkan 10 ml larutan penyerap ke dalam masing-masing labu ukur

- Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan phenol dan 25 ml larutan natrium

Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat 25 ml

dan biarkan selama 30 menit

Intensita warna biru yang terjadi diukur dengan kurva spektrofotometer pada apnjang

gelombang 630 nm Buat kurva kalibrasi antara Absorban degnan konsentrasi NH3

dan tentukan slopenya

Prosedur

- Susunan alat sampling

Filter----------- Midget ---------- Flow meter ------------Pompa

32

10 ml larutanpenyerap dalam midget impinger yang dirangkai dengan flow mwter

dan pompa vaccum Sampling dilakukan selama 1 jam dengan kecepatan aliran

udara 1-2 litermenit

Analisis

- Setelah sampling larutan penyerap dipundahkan secara kuantitatif dalam labu

ukur 25 ml Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan Phenol dan 25 ml

larutan Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat

25 ml dan biarkan selama 30 menit

- Intensitas warna biru yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang

gelombang 630 nm

Perhitungan

NH3 (microgm3)= (A x k) (V)

Keterangan

A absorbansi sample

k Slope (microgunit absorban)

V volume udara pada 250C dan 760 mmHg

Picture 2 Sususnan Peralatan Sampling

Needle Valve

To Air Pump

Flow meter

TRAP

IMPINGER

NEEDLE VALVE FLOW CONTROL

33

VII PENGUKURAN INTENSITAS SUARA

Prinsip

Tingkat kebisingan dapat ditentukan oleh dua factor yaitu intensitas suara yang

dinyatakan dalam dB dan durasi pemaparan kebisingan dinyatakan dalam jam atau

menit

Decibel (dB) merupakan pengukuran unit logaritma yang menyatakan suatu kuantitas

Fisik (power atau intensitas) yang dapat berdasarkan pada suatu reference level tertentu

Satu decibel = sepersepuluh satu bel (B)

Decibel pada umumnya digunakan untuk pengukuran kuantitas suara berdasarkan

reference 0 dB Reference level ditetapkan pada ldquo0rdquo berdasarkan intensitas suara standar

manusia Semakin besar intensitas (amplitude) suara rarr semakin keras suara

Intensitas Suara = decibels (dB)

dB = 10 log Intensitas suara

Intensitas suara standar

- 0 db = ketiadaan suara

- Ambang pendengara = 0 dB 1000 Hz

34

Tabel 1 Beberapa Contoh Intensitas Suara

Bunyi Intensitas Suara (dB)

Gemerisik daun 15

Bisikan 30

Percakapan normal 60

Vacuum cleaner 75

Teriakan 80

Suara motor 90

Suara tak nyaman 120

Suara menyakitkan telinga 140

Lalu lintas padat 100

Amplifier 120 ndash 140

Tabel 2 Pembatasan waktu dan tingkat kebisingan yang diterima

Waktu (Jamhari) Tingkat kebisingan

(dBA) Waktu (Jamhari)

Tingkat kebisingan

(dBA)

8 90 15 102

6 92 10 105

4 95 05 110

3 97 lt025 115

2 100

Contoh perhitungan

Once a statistically valid L10(h) has been obtained the Leq(h) can be

calculated as follows

Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 (2-1)

Where Leq(h) is the hourly A-weighted equivalent sound level

N is the number of sound level readings taken to obtain a statistically valid L10 ni is the number of sound level readings in the ith class

Li is the level of the ith sound level reading taken during the measurement period

Problem No 1 Compute the Leq(h) of the sound level readings shown in

figure 2

L10 = 49 +1-3dBA

L10 Criterion met after 50 samples

35

Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway

Traffic Noise

Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]

= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA

VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA

Prinsip

Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat

langsung dibaca

Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam

bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik

diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor

Alat

Luxmeter

Prosedur

Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi

36

Penentuan titik pengukuran

1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila

merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada

2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada

setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut

dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut

a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal

panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan

kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1

Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2

b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik

potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap

3 (tiga) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara

10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2

Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100

m2

37

c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang

dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan

luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3

Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2

Persyaratan pengukuran

1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan

2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan

Tata cara

1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor

2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran

untuk intensitas penerangan setempat atau umum

3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat

sehingga didapat nilai angka yang stabil

4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan

setempat dan untuk intensitas penerangan umum

5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan

6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent

Natrium Infrared

38

END

Page 16: PANDUAN PRAKTIKUM...Alat dan Bahan e. Prosedur (dibuat dalam bentuk poin, tidak tabel) f. Hasil / Data g. Perhitungan h. Pembahasan antara lain mencakup pembahasan mengapa prinsip

9

Alat

ƒ Bandul logam yang diikat tali (diberi tanda seperti meteran)di salah satu

ujungnya

Cara Kerja

ƒ Bandul dicelupkan ke dalam perairan hingga ke dasar lalu diamati dan dicatat

tinggi permukaan air pada tali (hellip cm)

ƒ Diulangi pengukuran beberapa kali dan dihitung rata-rata kedalamannya

9 KECEPATAN ARUS

Pergerakan air atau arus air diperlukan untuk ketersediaannya makanan bagi jasad

renik dan oksigen Selain itu untuk menghindari karang dari proses pengendapan

Adanya adukan air yang disebabkan oleh adanya pergerakan air akan menghasilkan

oksigen di dalam perairan tersebut Pada umumnya bila suatu perairan mempunyai

arus yang cukup deras maka kadar oksigen yang terlarut juga akan semakin tinggi

Alat

ƒ Current meter atau benda yang terapung (bola pingpong)

ƒ Roll meter

ƒ Stop watch

ƒ Tali rafia

ƒ Ranting kayu

Cara Kerja

ƒ Setiap 100 meter perairan tersebut diberi tanda dengan ranting kayu searah aliran

air

ƒ Bola pingpong yang telah diikat dengan tali rafia diletakkan diatas permukaan air

berbarengan dengan dijalankannya stop watch

ƒ Kecepatan gerakan bola tiap 100 meter dicatat

ƒ Percobaan diulangi hingga beberapa kali dan dirata-rata

Perhitungan

Jarak yang ditempuh = helliphelliphellip ms Waktu yang diperlukan

10 DEBIT AIR

Debit air adalah volume aliran air per satuan waktu Debit air dipengaruhi oleh

luas penampang perairan dan kecepatan arus

14

Alat

ƒ Roll meter

ƒ Bandul logam

ƒ Bola pingpong

Cara Kerja

ƒ Diukur lebar dan panjang perairan lebar dan panjang perairan tersebut dibagi

rata untuk beberapa titik

ƒ Kemudian pada tiap titik diukur kedalamannya dengan bandul logam untuk

kemudian dibuat gambar penampang perairan dan diukur luas perairan tersebut

(A m2)

ƒ Dihitung juga kecepatan arus air dengan mengunakan bola pingpong

Perhitungan Q = A x V

A = luas penampang (luas x dalam)

V = kecepatan arus

11 JUMLAH PADATAN

Alat dan Bahan

ƒ Timbangan

ƒ Cawan porselin

ƒ Kertas saring

ƒ Oven

ƒ Desikator

ƒ 500 mL sampel air

ƒ Gelas piala gelas ukur dan corong

A Jumlah Padatan Tersuspensi (TOSS)

Untuk mengetahui berat atau jumlah zat-zat yang tersuspensi di dalam 1000 mL

air sampel yaitu dengan cara menimbang berat zat-zat tersuspensi dalam air

yang tertinggal pada kertas saring

Cara Kerja

ƒ Ditimbang dan dicatat berat kertas saring bersih yang akan dipakai (A gram)

15

ƒ Kemudian 500 mL sampel air disaring dan sisihkan air yang telah disaring di

dalam gelas piala

ƒ Kertas saring yang telah dipakai tadi dikeringkan dengan didiamkan pada suhu

kamar

ƒ Setelah kering kertas saring beserta padatannya ditimbang (B gram) dan

dihitung padatan tersuspensi air sampel tersebut

Perhitungan

1000 x (B ndash A) = helliphelliphelliphellip gramLiter

50

B Padatan Terlarut (TDS)

Cara Kerja

ƒ Ditimbang dan dicatat berat cawan porselin bersih yang akan digunakan (A

gram)

ƒ Air sampel yang telah disaring (disisihkan) tadi dimasukkan ke dalam cawan

porselin yang telah ditimbang

ƒ Kemudian cawan berisi air sampel dimasukkan ke dalam oven untuk beberapa

saat sampai menguap atau mengering

ƒ Setelah kering cawan porselin beserta padatannya ditimbang kembali (B gram)

dan dihitung padatan terlarut air sampel tersebut

Perhitungan

Kedua hasil perhitungan diatas dicocokan atau dibandingkan dengan standart yang

ada

12 PASANG SURUT (PASUT)

Pasut adalah gerakan naik turunnya permukaan air laut secara berirama yang

disebabkan oleh gaya gravitasi benda-benda langit terutama bulan dan matahari

Massa air yang naik akibat gaya gravitasi tadi akan merambat dari samudra atau

16

laut perairan dalam Faktor yang dapat mempengaruhi pasut adalah posisi bulan

dan matahari terhadap bumi morfologi setempat dan kedalaman Berdasarkan

posisi kedukuan bulan matahari dan bumi maka pasut dapat dibedakan

a Pasut Purnama

Apabila bulan dan matahari berada kira-kira pada satu garis lurus dengan bumi

seperti pada saat bulan muda atau bulan purnamamaka daya tarik keduanya

saling memperkuat

b Pasut Perbani

Apabila bulan dan matahari membentuk sudut siku-siku terhadap bumi maka

gaya tarik keduanya akan saling meniadakan

Berdasarkan gerakan air laut di Indonesia maka dapat dibedakan

a Pasang surut berharian tunggal (Diurnal Tide)

Terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dalam sehari

b Pasang surut berharian ganda (Semi Diurnal Tide)

Terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari dan masing-masing sama

atau hampir sama tingginya setiap hari

c Dua jenis campuran

ƒ Campuran condong ke harian ganda

ƒ Campuran condong ke harian tunggal dengan berbeda tinggi Pada prinsipnya parameter ini untuk mengukur tinggi rendahnya air laut per satuan

waktu dengan menggunakan papan palem

Alat Papan palem diberi tandaukuran seperti meteran

Tali

Teropong Binokuler

Senter

Cara Kerja

ƒ Papan palem dipasang pada sebuah batu karang

ƒ Diperhatikan tinggi rendah permukaan air untuk setiap satu jam sekali dan dicatat

angka tinggi air pada papan palem

ƒ Pengamatan dilakukan sehari semalam untuk kemudian dibuat grafik pasang

surutnya

17

13 DAYA HANTAR LISTRIK (DHL)

DHL dipengaruhi oleh adanya larutan zat-zat yang terkandung di dalam air

DHL ini sangat dipengaruhi oleh kadar salinitas suatu perairan DHL dinyatakan

sebagai umhoscm adalah konduktan dari suatu konduktor dengan panjang 1 cm

dan mempunyai penampang 1 cm

Alat dan Bahan

ƒ Konduktometer

ƒ Termometer

ƒ Air sukingaquadestilata

ƒ Larutan baku KCl 001 M

Cara Kerja

ƒ Kalibrasikan elektroda konduktometer

Elektroda dibilas dengan larutan KCl 001 M sebanyak 3 kali Ukur DHL larutan

KCl 001 M dan atur alat sehingga menunjukkan angka 1413 umhoscm

ƒ Penetapan DHL contoh

Bilas elektroda dengan larutan contoh sebanyak 3 kali Ukur DHL contoh

dengan membaca skala atau digit alat Apabila DHL contoh lebih besar dari

1413 umhoscm Ulangi pekerjaan diatas dengan menggunakan larutan KCl 01

M atau 05 M

Perhitungan

DHL dalam umhoscm dapat langsung dibaca pada alat konduktometer

18

IV PENGUJIAN PARAMETER KIMIA

a pH

Alat pH Universal

Cara Kerja

1 Diambil sampel air

2 Dicelupkan pH universal kedalamnya

3 Warna yang terjadi dibandingkan pada standard warna

b DO (Dissolved Oxygen)

Alat

1 Botol Winkler

2 Pipet tetes

3 Perangkat titrasi

4 Pipet volume

Bahan

1 Iodida alkali (perekasi Winkler)

2 H2SO4 pekat

3 Larutan Mangan sulfat MnSO4 48

4 Natrium tiosulfat 0025 N

5 Indikator amylum 1

Cara Kerja

1 Ditambahkan kedalamnya 1 mL MnSO4 dan 1 mL reagen Winkler lalu dikocok

dan ditunggu hingga terbentuk endapan

2 Ditambahkan 2 mL H2SO4 pekat dikocok hingga endapan larut

3 Diambil 500 mL sampel tersebut dititrasi dengan larutan Natrium tiosulfat

0025 N sampai berwarna kuning muda pucat

4 Ditambahkan inikator amilum (biru)

5 Dititrasi kembali dengan larutan Natrium tiosulfat dari biru sampai menjadi

bening

6 Dicatat berapa mL Natrium tiosulfat yang dipakai

Perhitungan

19

8000 x mL Na2S2O3 X N Na2S2O3

Kadar O2 (mgL) = mL sampel

c CO2 BEBAS

Alat

1 Tabung reaksi

2 Labu erlenmeyer

Bahan

1 Indikator Phenol ptalein

2 Natrium bikarbonat

Cara Kerja

1 Masukkan 50 mL sampel air ke dalam labu erlenmeyer

2 Tambahkan 3-5 mL indikator PP

3 Titrasi Ntrium bikarbonat standart tetes demi tetes sampai berwarna merah

muda

4 Catat mL Natrium bikarbonat standar yang terpakai

Perhitungan

Kadar CO2 = 1000 X mL Na-bikarbonat X Na-bikarbonat X BA Na-bikarbonat

50

d BOD (Biochemical Oxygen Demand)

Alat

1 Botol Winkler

2 Pipet tetes

3 Pipet volumetri

4 Erlenmeyer

5 Buret dan statif

20

Bahan Lihat bahan pemeriksaan O2 (DO)

Cara kerja

1 Saring 100 mL sampel air dari lumpur

2 Diambil 75 mL sampel air yang telah disaring diencerkan dengan aquadest

100X dan dimasukkan kedalam 2 botol Winkler

3 Disimpan dalam keadaan gelap (dibungkus dengan kertas karbon atau plastik

hitam) dan ditempat yang gelap Dicata suhu air dan jam penyimpanan Dihitung

kadar O2 nya setelah 5 hari kemudian

4 Terhadap sampel juga dihitung kadar O2 sesaat

5 Dicatat kadarrnya

Perhitungan

Kadar BOD (mgL) = (DO sesaat ndash DO5) X pengenceran

e COD (Chemical Oxygen Demand)

Alat f TOM (Total Organic Mater)

Alat

1 Perangkat titrasi

2 Termometer

3 Erlenmeyer

4 Hot plate

5 Pipet volume

6 Pipet Mohr

Bahan

1 H2SO4 6 N

21

2 KMnO4 001 N

3 H2C2O4 001 N

Cara kerja

1 Dipipet 25 mL sampel air dimasukkan kedalam erlenmeyer

2 2 Tambahkan 05 mL H2SO4 beberapa teter KMnO4 001 N sampai berwarba

merah muda sedikit agar semua senyawa organik yang tingkatnya rendah

dioksidasi menjadi tingkat tinggi

3 Pipet 10 mL larutan KMnO4 001 N kedalamnya Warna larutan akan berwarna

merah

4 Dididihkan larutan tersebut catat jamnya Warna larutan akan lebih muda

biarkan mendidih selama 10 menit lalu diangkat

5 Turunkan suhu 80oC ditambahkan 10 mL asam oksalat 001 N dengan pipet

khusus Larutan akan menjadi bening pada oksalat berlebih

6 Dalam suhu 70-80oC titasi larutan dengan KMnO4 001 N sampai berwarna

pink

Perhitungan (10 + a) b ndash (10 x c) 316 x 1000

dimana a = titrasi KMnO4

b = N KMnO4

c = NH2C2O4 01 N

d = sampel air (mL)

g KESADAHAN TOTAL

Alat

1 Pipet volume 100 mL

2 Erlenmeyer

3 Buret

Bahan

1 Larutan EDTA

22

2 Larutan Buffer pH 10

3 Indikator EBT

Cara kerja

1 Dipipet 10 mL air dimasukkan kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan indikator EBT hingga larutan menjadi merah muda

3 Tambahkan larutan buffer pH 10 sebanyak 1-15 mL

4 Dititrasi dengan larutan EDTA hingga menjadi biru muda

5 Catat volume EDTA yang dipakai

Perhitungan

mgL CaCO3 mL EDTA X faktor EBT X 10

mL sampel

h SALINITAS

Alat

1 Erlenmeyer

2 Pipet volume

3 Pipet tetes

4 Buret dan statif

Bahan

1 Indikator K2CrO4

2 AgNo3 01 N

Cara kerja

1 Ambil 30 mL sampel air laut lalu diencerkan 10-50 kali

2 Tambahkan K2CrO4

3 Titrasi dengan AgNO3 sampai merah bata

Perhitungan

mL AgNO3 sebenarnya X N AgNO3 X 355 X 1000 X 181

mL sampel X 1000

23

i KESADAHAN Ca

Alat

1 Pipet volume 100 mL

2 Erlenmeyer

3 Buret

Bahan

1 Larutan EDTA 001 N

2 Indikator Maurexide

3 Larutan NaOH 1 N

Cara kerja

1 Dipipet 100 mL sampel dimasukkan dalam erlenmeyer

2 Ditambahakan 1 mL NaOH

3 Ditambahkam indikator Maurexide 01 g dan aduk sampai warnanya merah bata

4 Dititrasi dengan larutan EDTA sampai terbentuk warna ungu

5 Catat volume EDTA yang terpakai

Perhitungan

Mg L Ca = mg EDTA x faktor EDTA x 10000

mL sampel

j KESADAHAN Mg

Perhitungan

mgL Mg = (kesadahan total ndash kesadahan Ca) x 024

24

k DAYA MENGGABUNG ASAM

Alat

1 Pipet volumetri

2 Botol Winkler

3 Erlenmeyer

4 Buret

Bahan

1 Indikator MO

2 HCl 01 N

Cara kerja

1 Ambil sampel air dalam botol Winkler

2 Masukkan 50 mL sampel tersebut kedalam erlenmeyer dengan menggunakan

pipet volumetri

3 Tambahakan indikator MO sebanyak 3 tetes tittrasi dengan HCl 01 N sampai

berwarna jingga

4 Catat mL HCl yang terpakai

Perhitungan DMA = 1000 X mL HCl X N HCl

5

l ASIDITAS

Alat

1 Erlenmeyer

25

2 Buret

3 Pipet volume 100 mL

Bahan

1 Indikator PP

2 NaOH 002 N

Cara kerja

1 Ambil sampel air sebanyak 100 mL masukkan kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan 3 tetes indikator PP

3 Titrasi dengan larutan NaOH sampai warna merah pucat

4 Catat mL NaOH yang dipakai

Perhitungan

Total Keasaman mgL CaCO3 = mL NaOH X N NaOH X 50 X 1000

m ALKALINITAS

Alat

1 Tabung plastik

2 Erlenmeyer

3 Pipet

Bahan

1 Indikator PP pH 45

2 Brom Cressol Red pH 83

3 Sulfuric Acid

Cara kerja

1 Masukkan sampel kedalam botol plastik lalu dituang kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan 1 tetes indikator PP jika tidak berwarna PP = 0 ( langsung ke no 4)

3 Jika berwarna pink tembahkan sulfuric acid tetes demi tetes sampai warna hilang

(hitung jumlah tetes yang digunakan)

26

4 Tambahkan beberapa tetes Brom cressol Red lalau titrasi dengan asam sulfat

sampai berubah warna dari biru kehijauan menjadi pink

5 Catat jumlah tetes asam sulfat yang digunakan

Perhitungan

1 tetes asam sulfat = 1 ppm

1 ppm = banyaknya tetes X 171

V HIGH VOLUME SAMPLING

Prinsip pengukuran

Udara dihisap melalui filter fiberglass dengan kecepata aliran udara 113-170 m3mnt

atau 30-60 cuft Partikel tersuspensi dengan diameter lt100 mikron (diameter

aerodinamik) akan terhisap dan tertahan di permukaan filter Metode ini digunakan untuk

mengukur konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient dengan satuan microgm3 dengan

cara menimbang berat partiklat yang tertahan di permukaan filter dan degnan menghitung

volume udara yang terhisap Metode ini munkgin dilengkapi dengan pengatur kecepatan

aliran udara untuk memastikan laju aliran udara konstan Sampel yang terkumpul dapat

digunakan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif senyawa-senyawa yang berada

dalam bentuk partikel Senyawa yang dapat dianalisis antara alain senyawa organic

(PAN) nitrat sulfat logam-logam berat ion ammonium dan ion fluorida

Sensitivitas

Sampling yang dilakukan selama 24 jam dengan kecepatan aliran udara 170 m3mnt (60

cuftmnt) akan mampu mengukur partikulat dengan konsentrasi yang rendah (1 microgm3)

Jika konsentrasi di udara ambient cukup tinggi maka sampling dapat dilakukan selama 6-

8 jam Waktu sampling yang direkomendasikan adalah 24 jam

Gangugan-ganguan

Partikulat yang berminyak seperti photochemical smog atau asap pembakaran kayu yang

dapat menutupi filter sehingga aliran udara akan menurun hal lain adalah partikel yang

mengandung senyawa higroskopis atau partikel dengan kelembaban tinggi yang akan

memberikan akibat yang sama

27

Presisi dari akurasi

Konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient sebesar 112 microgm3 akan memberikan

standar deviasi relative sebesar 9 (10 microgm3) sedangkan untuk konsentrasi 39 microgm3

standar deviasi relative akan sebesar 15 (6 microgm3) Akurasi sangat dipengaruhi oleh

perubahan kecepatan aliran udara selama sampling berlangsung Karenanya alat pengukur

aliran udara pada dasarnya diperlukan dalam metode ini

Peralatan

- Peralatan sampling Face plate (plat bag Depan) dan gasket Adapter filter dan

Motor Pompa Vakum

- Ketiga alat tersebut dilindungi dengan shelter (gambar 1)

- Hi-Vol Sampler harus mampu menghisap udara melalui filter fiberglass berukuran

203x254 cm dengan kecepatan aliran udara minimum 113 microgm3 (30 cfm) dan

mampu beroperasi selama 24 jam

- Unit Kalibrasi unit kalibrasi orifice yang terdiri dari pipa logam berukuran

diameter dalam (ID) 762 cm (3rdquo) dan panjang 159 cm (625rdquo)

- Neraca Analitik dengan ketelitian 01 mg

- Designator untk mengkondisikan filter sebelum dan setelah sampling dilakukan

Pereaksi (Reagent)

Filter yang secara baku digunakan adalah filter fiberglass dengan sfisiensi 99 untuk

diameter partikel 03 microm Tidak direkomendasikan pengunaan kertas filter biasa yang

umum dipakai di laboratorium

Prosedur

Sampling

Filter fiber yang digunakan harus dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan sikat

kecil Filter dikondisikan selama 24 jam kemudian ditimbang dengan neraca analitik

(pemberian nomor pada filter dilakukan sebelum penimbangan) Sebelum sampling

dilakukan filter tidak boleh digulungdilipat Untuk pengamanan selama perjalanan filter

dapat disimpan di dalam kantong plastic Setelah filter dipasang dengan rapi di antara

face plate dan gasket sampler dihidupkan dan setelah berjalan 5 menit catat kecepatan

aliran udara Biarkan sampling berlangsung 6 8 atau 24 jam Sebelum sampling berakhir

catat kembali kecepatan aliran udara Setelah sampling berakhir face plate dibuka dan

28

filter fiber dilipat sedemikian rupa sehingga bagian yang mengandung partikel tersuspensi

saling berhadapan

Analisis

Sebelum ditimbang filter hendaknya dikondisikan kembali di dalm desikator selama 24

jam

Kalibrasi Hi-Vol Sampler

Sebelum digunakan Hi-Vol Sampler harus dikalibrasi dahulu dengan menggunakan

- Metode Rotameter

- Metode Draft Gauge atau kalibrasi Orifice

Perhitungan

Konversi kecepatan aliran udara dari cuft menjadi m3mnt

Volume udara yang dihisap

V= frac12 x [(Q1+Q2) x T]

Keterangan

V volume udara yang terhisap (m3)

Q1 kecepatan aliran udara awal (m3mnt)

Q2 kecepatan aliran udara akhir (m3mnt)

T waktu sampling (mnt)

Hitung konsentrasi partikel yang tersuspensi

SP= (Ws-W0) x 106 x 1v

Keterangan

SP konsentrasi partikel tersuspensi (microgm3)

Ws berat filter fiberglass setelah sampling (g)

W0 berat filter fiberglass sebelum sampling (g)

106 konversi dari g menjadi microg

29

Gambar 1

Picture 1 High Volume Sampler

VI Gas Ammonia (NH3)

Metode Indophenol

Prinsip

Amonia (NH3) di udara ambient diserap oleh larutan H2SO4 membentuk Ammonium

Sulfat Amonium Sulfat yang terbentuk direaksikan dengan phenol dan antrium

hipokhlorit yang dalam suasana basa akan memberntuk Indophenol yang berwarna biru

Warna biru yang terjadi dianalisis secara colorimetri Reaksi dipercepat dengan

penalbahan Natrium Nitroprussid

Sensitivitas

Sampling degnan kecepatan aliran udara 1-2 liter konsentrasi yang dapat di ukur 20-700

microgm3 (0025-1 ppm) dengan waktu sampling 1 jam Batas pengukuran terkecil adalah

002 microgml penyerap

Sampler Motor

Flow Recorder (Optional)

Filter Adaptor

Flow Meter

30

Ganguan-ganguan

Ammonia yang terdapat dalam partikulat dapat terukur jika tidakdigunakan filter selama

sampling berlangsung

Adanya FE3+ Cr3+ dan ion mangan degnan konsentrasi sebesar mg akan memberikan

ganguan positif Sedangakan ion Cu akan menghambat reksi pembentukan warna Untuk

mengurangi ganguan tersebut dapat ditambahkan EDTA

Nitrit dan Sulfit dengan konsentrasi 100x konsentrasi NH3 akan memberikan ganguan

Formaldehida akan memberikan ganguan negative sebesar 10-15

Ganguan yang dapat disebabkan oleh partikulat dapat dicegah degnan menggunakan filter

selama sampling berlangsung

Peralatan

Pompa Vacuum

Flow meter

Absorber dapat digunakan fritted bubbler midget impinger atau gas scrubber

Spektrofotometer

Peralatan gelas

Pereaksi

Larutan Penyerap H2SO4 01N

Encerkan 23 ml H2SO4 pekat (18M) dengan aquadest sampai volume 1 liter

Larutan Natrium Nitroprussid

20 g Natrium Nitroprussid dilarutkan dalam 100 ml aquadest Larutan ini stabil selama 2

bulan jika disimpan dalam lemari es

Larutan NaOH 675M

Larutkan 270 g NaOH dalam 1 liter aquadest kemudian didihkan sampai volumenya 600

ml untuk menghilangkan ammonia Tambah aquadest sampai volumenya 1 liter Simpan

larutan ini dalam botol plastik

Larutan Stock natrium Hipokhlorit

Buat larutan Natrium Hipokhlorit 37 (01N) dengan cara mengencerkan Natrium

Hipokhlorit 5-6 dengan aquadest Larutan ini stabil selama 2 bulan jika disimpan

dalam lemari es

Larutan Stock Phenol 45 (vv)

Phenol dilebur dalam water bath pada suhu 600C kemudian 45 ml (50g) phenol tersebut

diencerkan dengan methanol sampai volumenya 100 ml Larutan ini stabil selama 2 bulan

jika disimpan dalam lemari es

31

Larutan Buffer

Larutkan 50 g Na3PO312H2O dan 74 ml larutan NaOH 675 dalam 1 liter aquadest

Larutan Hipokhlorit

Campurkan 30 ml larutan NaOH 675M dan 30 ml larutan stock natrium Hipokhlorit

kemudian encerkan degnan aquadest sampai volumenya 100 ml Larutan ini hanya stabil

selama 1 hari

Larutan Phenol

Campurkan 20 ml larutan stock phenol 45 dan 1 ml larutan natrium Nitroprussid 20

kemudian encerkan dengan aquadest sampai volumenya 100 ml larutan ini stabil selama

4 jam

Larutan Stock Standar Ammonia

318 g NH4Cl atau 388 g (NH4)2SO4 dilarutkan dlam 1 liter aquadest Kemudian

tambahkan CHCl3 sebagai pangawet Larutan ini stabil selama 2 bulan

Larutan Standar Ammonia

10 ml larutan stock standar Ammonia diencerkan degnan larutan penyerap (H2SO4 01N)

sampai volumenya 1 liter (1 ml= 10 microg NH3)

Kalibrasi

- Siapkan 6 buah labu ukur 25 ml masukkan ke dalam masing-masing labu ukur

00 ml 02 ml 04 ml 06 ml 10 ml dan 15 ml larutan standar Ammonia

- Tambahkan 10 ml larutan penyerap ke dalam masing-masing labu ukur

- Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan phenol dan 25 ml larutan natrium

Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat 25 ml

dan biarkan selama 30 menit

Intensita warna biru yang terjadi diukur dengan kurva spektrofotometer pada apnjang

gelombang 630 nm Buat kurva kalibrasi antara Absorban degnan konsentrasi NH3

dan tentukan slopenya

Prosedur

- Susunan alat sampling

Filter----------- Midget ---------- Flow meter ------------Pompa

32

10 ml larutanpenyerap dalam midget impinger yang dirangkai dengan flow mwter

dan pompa vaccum Sampling dilakukan selama 1 jam dengan kecepatan aliran

udara 1-2 litermenit

Analisis

- Setelah sampling larutan penyerap dipundahkan secara kuantitatif dalam labu

ukur 25 ml Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan Phenol dan 25 ml

larutan Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat

25 ml dan biarkan selama 30 menit

- Intensitas warna biru yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang

gelombang 630 nm

Perhitungan

NH3 (microgm3)= (A x k) (V)

Keterangan

A absorbansi sample

k Slope (microgunit absorban)

V volume udara pada 250C dan 760 mmHg

Picture 2 Sususnan Peralatan Sampling

Needle Valve

To Air Pump

Flow meter

TRAP

IMPINGER

NEEDLE VALVE FLOW CONTROL

33

VII PENGUKURAN INTENSITAS SUARA

Prinsip

Tingkat kebisingan dapat ditentukan oleh dua factor yaitu intensitas suara yang

dinyatakan dalam dB dan durasi pemaparan kebisingan dinyatakan dalam jam atau

menit

Decibel (dB) merupakan pengukuran unit logaritma yang menyatakan suatu kuantitas

Fisik (power atau intensitas) yang dapat berdasarkan pada suatu reference level tertentu

Satu decibel = sepersepuluh satu bel (B)

Decibel pada umumnya digunakan untuk pengukuran kuantitas suara berdasarkan

reference 0 dB Reference level ditetapkan pada ldquo0rdquo berdasarkan intensitas suara standar

manusia Semakin besar intensitas (amplitude) suara rarr semakin keras suara

Intensitas Suara = decibels (dB)

dB = 10 log Intensitas suara

Intensitas suara standar

- 0 db = ketiadaan suara

- Ambang pendengara = 0 dB 1000 Hz

34

Tabel 1 Beberapa Contoh Intensitas Suara

Bunyi Intensitas Suara (dB)

Gemerisik daun 15

Bisikan 30

Percakapan normal 60

Vacuum cleaner 75

Teriakan 80

Suara motor 90

Suara tak nyaman 120

Suara menyakitkan telinga 140

Lalu lintas padat 100

Amplifier 120 ndash 140

Tabel 2 Pembatasan waktu dan tingkat kebisingan yang diterima

Waktu (Jamhari) Tingkat kebisingan

(dBA) Waktu (Jamhari)

Tingkat kebisingan

(dBA)

8 90 15 102

6 92 10 105

4 95 05 110

3 97 lt025 115

2 100

Contoh perhitungan

Once a statistically valid L10(h) has been obtained the Leq(h) can be

calculated as follows

Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 (2-1)

Where Leq(h) is the hourly A-weighted equivalent sound level

N is the number of sound level readings taken to obtain a statistically valid L10 ni is the number of sound level readings in the ith class

Li is the level of the ith sound level reading taken during the measurement period

Problem No 1 Compute the Leq(h) of the sound level readings shown in

figure 2

L10 = 49 +1-3dBA

L10 Criterion met after 50 samples

35

Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway

Traffic Noise

Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]

= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA

VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA

Prinsip

Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat

langsung dibaca

Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam

bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik

diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor

Alat

Luxmeter

Prosedur

Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi

36

Penentuan titik pengukuran

1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila

merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada

2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada

setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut

dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut

a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal

panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan

kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1

Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2

b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik

potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap

3 (tiga) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara

10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2

Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100

m2

37

c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang

dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan

luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3

Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2

Persyaratan pengukuran

1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan

2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan

Tata cara

1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor

2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran

untuk intensitas penerangan setempat atau umum

3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat

sehingga didapat nilai angka yang stabil

4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan

setempat dan untuk intensitas penerangan umum

5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan

6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent

Natrium Infrared

38

END

Page 17: PANDUAN PRAKTIKUM...Alat dan Bahan e. Prosedur (dibuat dalam bentuk poin, tidak tabel) f. Hasil / Data g. Perhitungan h. Pembahasan antara lain mencakup pembahasan mengapa prinsip

14

Alat

ƒ Roll meter

ƒ Bandul logam

ƒ Bola pingpong

Cara Kerja

ƒ Diukur lebar dan panjang perairan lebar dan panjang perairan tersebut dibagi

rata untuk beberapa titik

ƒ Kemudian pada tiap titik diukur kedalamannya dengan bandul logam untuk

kemudian dibuat gambar penampang perairan dan diukur luas perairan tersebut

(A m2)

ƒ Dihitung juga kecepatan arus air dengan mengunakan bola pingpong

Perhitungan Q = A x V

A = luas penampang (luas x dalam)

V = kecepatan arus

11 JUMLAH PADATAN

Alat dan Bahan

ƒ Timbangan

ƒ Cawan porselin

ƒ Kertas saring

ƒ Oven

ƒ Desikator

ƒ 500 mL sampel air

ƒ Gelas piala gelas ukur dan corong

A Jumlah Padatan Tersuspensi (TOSS)

Untuk mengetahui berat atau jumlah zat-zat yang tersuspensi di dalam 1000 mL

air sampel yaitu dengan cara menimbang berat zat-zat tersuspensi dalam air

yang tertinggal pada kertas saring

Cara Kerja

ƒ Ditimbang dan dicatat berat kertas saring bersih yang akan dipakai (A gram)

15

ƒ Kemudian 500 mL sampel air disaring dan sisihkan air yang telah disaring di

dalam gelas piala

ƒ Kertas saring yang telah dipakai tadi dikeringkan dengan didiamkan pada suhu

kamar

ƒ Setelah kering kertas saring beserta padatannya ditimbang (B gram) dan

dihitung padatan tersuspensi air sampel tersebut

Perhitungan

1000 x (B ndash A) = helliphelliphelliphellip gramLiter

50

B Padatan Terlarut (TDS)

Cara Kerja

ƒ Ditimbang dan dicatat berat cawan porselin bersih yang akan digunakan (A

gram)

ƒ Air sampel yang telah disaring (disisihkan) tadi dimasukkan ke dalam cawan

porselin yang telah ditimbang

ƒ Kemudian cawan berisi air sampel dimasukkan ke dalam oven untuk beberapa

saat sampai menguap atau mengering

ƒ Setelah kering cawan porselin beserta padatannya ditimbang kembali (B gram)

dan dihitung padatan terlarut air sampel tersebut

Perhitungan

Kedua hasil perhitungan diatas dicocokan atau dibandingkan dengan standart yang

ada

12 PASANG SURUT (PASUT)

Pasut adalah gerakan naik turunnya permukaan air laut secara berirama yang

disebabkan oleh gaya gravitasi benda-benda langit terutama bulan dan matahari

Massa air yang naik akibat gaya gravitasi tadi akan merambat dari samudra atau

16

laut perairan dalam Faktor yang dapat mempengaruhi pasut adalah posisi bulan

dan matahari terhadap bumi morfologi setempat dan kedalaman Berdasarkan

posisi kedukuan bulan matahari dan bumi maka pasut dapat dibedakan

a Pasut Purnama

Apabila bulan dan matahari berada kira-kira pada satu garis lurus dengan bumi

seperti pada saat bulan muda atau bulan purnamamaka daya tarik keduanya

saling memperkuat

b Pasut Perbani

Apabila bulan dan matahari membentuk sudut siku-siku terhadap bumi maka

gaya tarik keduanya akan saling meniadakan

Berdasarkan gerakan air laut di Indonesia maka dapat dibedakan

a Pasang surut berharian tunggal (Diurnal Tide)

Terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dalam sehari

b Pasang surut berharian ganda (Semi Diurnal Tide)

Terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari dan masing-masing sama

atau hampir sama tingginya setiap hari

c Dua jenis campuran

ƒ Campuran condong ke harian ganda

ƒ Campuran condong ke harian tunggal dengan berbeda tinggi Pada prinsipnya parameter ini untuk mengukur tinggi rendahnya air laut per satuan

waktu dengan menggunakan papan palem

Alat Papan palem diberi tandaukuran seperti meteran

Tali

Teropong Binokuler

Senter

Cara Kerja

ƒ Papan palem dipasang pada sebuah batu karang

ƒ Diperhatikan tinggi rendah permukaan air untuk setiap satu jam sekali dan dicatat

angka tinggi air pada papan palem

ƒ Pengamatan dilakukan sehari semalam untuk kemudian dibuat grafik pasang

surutnya

17

13 DAYA HANTAR LISTRIK (DHL)

DHL dipengaruhi oleh adanya larutan zat-zat yang terkandung di dalam air

DHL ini sangat dipengaruhi oleh kadar salinitas suatu perairan DHL dinyatakan

sebagai umhoscm adalah konduktan dari suatu konduktor dengan panjang 1 cm

dan mempunyai penampang 1 cm

Alat dan Bahan

ƒ Konduktometer

ƒ Termometer

ƒ Air sukingaquadestilata

ƒ Larutan baku KCl 001 M

Cara Kerja

ƒ Kalibrasikan elektroda konduktometer

Elektroda dibilas dengan larutan KCl 001 M sebanyak 3 kali Ukur DHL larutan

KCl 001 M dan atur alat sehingga menunjukkan angka 1413 umhoscm

ƒ Penetapan DHL contoh

Bilas elektroda dengan larutan contoh sebanyak 3 kali Ukur DHL contoh

dengan membaca skala atau digit alat Apabila DHL contoh lebih besar dari

1413 umhoscm Ulangi pekerjaan diatas dengan menggunakan larutan KCl 01

M atau 05 M

Perhitungan

DHL dalam umhoscm dapat langsung dibaca pada alat konduktometer

18

IV PENGUJIAN PARAMETER KIMIA

a pH

Alat pH Universal

Cara Kerja

1 Diambil sampel air

2 Dicelupkan pH universal kedalamnya

3 Warna yang terjadi dibandingkan pada standard warna

b DO (Dissolved Oxygen)

Alat

1 Botol Winkler

2 Pipet tetes

3 Perangkat titrasi

4 Pipet volume

Bahan

1 Iodida alkali (perekasi Winkler)

2 H2SO4 pekat

3 Larutan Mangan sulfat MnSO4 48

4 Natrium tiosulfat 0025 N

5 Indikator amylum 1

Cara Kerja

1 Ditambahkan kedalamnya 1 mL MnSO4 dan 1 mL reagen Winkler lalu dikocok

dan ditunggu hingga terbentuk endapan

2 Ditambahkan 2 mL H2SO4 pekat dikocok hingga endapan larut

3 Diambil 500 mL sampel tersebut dititrasi dengan larutan Natrium tiosulfat

0025 N sampai berwarna kuning muda pucat

4 Ditambahkan inikator amilum (biru)

5 Dititrasi kembali dengan larutan Natrium tiosulfat dari biru sampai menjadi

bening

6 Dicatat berapa mL Natrium tiosulfat yang dipakai

Perhitungan

19

8000 x mL Na2S2O3 X N Na2S2O3

Kadar O2 (mgL) = mL sampel

c CO2 BEBAS

Alat

1 Tabung reaksi

2 Labu erlenmeyer

Bahan

1 Indikator Phenol ptalein

2 Natrium bikarbonat

Cara Kerja

1 Masukkan 50 mL sampel air ke dalam labu erlenmeyer

2 Tambahkan 3-5 mL indikator PP

3 Titrasi Ntrium bikarbonat standart tetes demi tetes sampai berwarna merah

muda

4 Catat mL Natrium bikarbonat standar yang terpakai

Perhitungan

Kadar CO2 = 1000 X mL Na-bikarbonat X Na-bikarbonat X BA Na-bikarbonat

50

d BOD (Biochemical Oxygen Demand)

Alat

1 Botol Winkler

2 Pipet tetes

3 Pipet volumetri

4 Erlenmeyer

5 Buret dan statif

20

Bahan Lihat bahan pemeriksaan O2 (DO)

Cara kerja

1 Saring 100 mL sampel air dari lumpur

2 Diambil 75 mL sampel air yang telah disaring diencerkan dengan aquadest

100X dan dimasukkan kedalam 2 botol Winkler

3 Disimpan dalam keadaan gelap (dibungkus dengan kertas karbon atau plastik

hitam) dan ditempat yang gelap Dicata suhu air dan jam penyimpanan Dihitung

kadar O2 nya setelah 5 hari kemudian

4 Terhadap sampel juga dihitung kadar O2 sesaat

5 Dicatat kadarrnya

Perhitungan

Kadar BOD (mgL) = (DO sesaat ndash DO5) X pengenceran

e COD (Chemical Oxygen Demand)

Alat f TOM (Total Organic Mater)

Alat

1 Perangkat titrasi

2 Termometer

3 Erlenmeyer

4 Hot plate

5 Pipet volume

6 Pipet Mohr

Bahan

1 H2SO4 6 N

21

2 KMnO4 001 N

3 H2C2O4 001 N

Cara kerja

1 Dipipet 25 mL sampel air dimasukkan kedalam erlenmeyer

2 2 Tambahkan 05 mL H2SO4 beberapa teter KMnO4 001 N sampai berwarba

merah muda sedikit agar semua senyawa organik yang tingkatnya rendah

dioksidasi menjadi tingkat tinggi

3 Pipet 10 mL larutan KMnO4 001 N kedalamnya Warna larutan akan berwarna

merah

4 Dididihkan larutan tersebut catat jamnya Warna larutan akan lebih muda

biarkan mendidih selama 10 menit lalu diangkat

5 Turunkan suhu 80oC ditambahkan 10 mL asam oksalat 001 N dengan pipet

khusus Larutan akan menjadi bening pada oksalat berlebih

6 Dalam suhu 70-80oC titasi larutan dengan KMnO4 001 N sampai berwarna

pink

Perhitungan (10 + a) b ndash (10 x c) 316 x 1000

dimana a = titrasi KMnO4

b = N KMnO4

c = NH2C2O4 01 N

d = sampel air (mL)

g KESADAHAN TOTAL

Alat

1 Pipet volume 100 mL

2 Erlenmeyer

3 Buret

Bahan

1 Larutan EDTA

22

2 Larutan Buffer pH 10

3 Indikator EBT

Cara kerja

1 Dipipet 10 mL air dimasukkan kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan indikator EBT hingga larutan menjadi merah muda

3 Tambahkan larutan buffer pH 10 sebanyak 1-15 mL

4 Dititrasi dengan larutan EDTA hingga menjadi biru muda

5 Catat volume EDTA yang dipakai

Perhitungan

mgL CaCO3 mL EDTA X faktor EBT X 10

mL sampel

h SALINITAS

Alat

1 Erlenmeyer

2 Pipet volume

3 Pipet tetes

4 Buret dan statif

Bahan

1 Indikator K2CrO4

2 AgNo3 01 N

Cara kerja

1 Ambil 30 mL sampel air laut lalu diencerkan 10-50 kali

2 Tambahkan K2CrO4

3 Titrasi dengan AgNO3 sampai merah bata

Perhitungan

mL AgNO3 sebenarnya X N AgNO3 X 355 X 1000 X 181

mL sampel X 1000

23

i KESADAHAN Ca

Alat

1 Pipet volume 100 mL

2 Erlenmeyer

3 Buret

Bahan

1 Larutan EDTA 001 N

2 Indikator Maurexide

3 Larutan NaOH 1 N

Cara kerja

1 Dipipet 100 mL sampel dimasukkan dalam erlenmeyer

2 Ditambahakan 1 mL NaOH

3 Ditambahkam indikator Maurexide 01 g dan aduk sampai warnanya merah bata

4 Dititrasi dengan larutan EDTA sampai terbentuk warna ungu

5 Catat volume EDTA yang terpakai

Perhitungan

Mg L Ca = mg EDTA x faktor EDTA x 10000

mL sampel

j KESADAHAN Mg

Perhitungan

mgL Mg = (kesadahan total ndash kesadahan Ca) x 024

24

k DAYA MENGGABUNG ASAM

Alat

1 Pipet volumetri

2 Botol Winkler

3 Erlenmeyer

4 Buret

Bahan

1 Indikator MO

2 HCl 01 N

Cara kerja

1 Ambil sampel air dalam botol Winkler

2 Masukkan 50 mL sampel tersebut kedalam erlenmeyer dengan menggunakan

pipet volumetri

3 Tambahakan indikator MO sebanyak 3 tetes tittrasi dengan HCl 01 N sampai

berwarna jingga

4 Catat mL HCl yang terpakai

Perhitungan DMA = 1000 X mL HCl X N HCl

5

l ASIDITAS

Alat

1 Erlenmeyer

25

2 Buret

3 Pipet volume 100 mL

Bahan

1 Indikator PP

2 NaOH 002 N

Cara kerja

1 Ambil sampel air sebanyak 100 mL masukkan kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan 3 tetes indikator PP

3 Titrasi dengan larutan NaOH sampai warna merah pucat

4 Catat mL NaOH yang dipakai

Perhitungan

Total Keasaman mgL CaCO3 = mL NaOH X N NaOH X 50 X 1000

m ALKALINITAS

Alat

1 Tabung plastik

2 Erlenmeyer

3 Pipet

Bahan

1 Indikator PP pH 45

2 Brom Cressol Red pH 83

3 Sulfuric Acid

Cara kerja

1 Masukkan sampel kedalam botol plastik lalu dituang kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan 1 tetes indikator PP jika tidak berwarna PP = 0 ( langsung ke no 4)

3 Jika berwarna pink tembahkan sulfuric acid tetes demi tetes sampai warna hilang

(hitung jumlah tetes yang digunakan)

26

4 Tambahkan beberapa tetes Brom cressol Red lalau titrasi dengan asam sulfat

sampai berubah warna dari biru kehijauan menjadi pink

5 Catat jumlah tetes asam sulfat yang digunakan

Perhitungan

1 tetes asam sulfat = 1 ppm

1 ppm = banyaknya tetes X 171

V HIGH VOLUME SAMPLING

Prinsip pengukuran

Udara dihisap melalui filter fiberglass dengan kecepata aliran udara 113-170 m3mnt

atau 30-60 cuft Partikel tersuspensi dengan diameter lt100 mikron (diameter

aerodinamik) akan terhisap dan tertahan di permukaan filter Metode ini digunakan untuk

mengukur konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient dengan satuan microgm3 dengan

cara menimbang berat partiklat yang tertahan di permukaan filter dan degnan menghitung

volume udara yang terhisap Metode ini munkgin dilengkapi dengan pengatur kecepatan

aliran udara untuk memastikan laju aliran udara konstan Sampel yang terkumpul dapat

digunakan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif senyawa-senyawa yang berada

dalam bentuk partikel Senyawa yang dapat dianalisis antara alain senyawa organic

(PAN) nitrat sulfat logam-logam berat ion ammonium dan ion fluorida

Sensitivitas

Sampling yang dilakukan selama 24 jam dengan kecepatan aliran udara 170 m3mnt (60

cuftmnt) akan mampu mengukur partikulat dengan konsentrasi yang rendah (1 microgm3)

Jika konsentrasi di udara ambient cukup tinggi maka sampling dapat dilakukan selama 6-

8 jam Waktu sampling yang direkomendasikan adalah 24 jam

Gangugan-ganguan

Partikulat yang berminyak seperti photochemical smog atau asap pembakaran kayu yang

dapat menutupi filter sehingga aliran udara akan menurun hal lain adalah partikel yang

mengandung senyawa higroskopis atau partikel dengan kelembaban tinggi yang akan

memberikan akibat yang sama

27

Presisi dari akurasi

Konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient sebesar 112 microgm3 akan memberikan

standar deviasi relative sebesar 9 (10 microgm3) sedangkan untuk konsentrasi 39 microgm3

standar deviasi relative akan sebesar 15 (6 microgm3) Akurasi sangat dipengaruhi oleh

perubahan kecepatan aliran udara selama sampling berlangsung Karenanya alat pengukur

aliran udara pada dasarnya diperlukan dalam metode ini

Peralatan

- Peralatan sampling Face plate (plat bag Depan) dan gasket Adapter filter dan

Motor Pompa Vakum

- Ketiga alat tersebut dilindungi dengan shelter (gambar 1)

- Hi-Vol Sampler harus mampu menghisap udara melalui filter fiberglass berukuran

203x254 cm dengan kecepatan aliran udara minimum 113 microgm3 (30 cfm) dan

mampu beroperasi selama 24 jam

- Unit Kalibrasi unit kalibrasi orifice yang terdiri dari pipa logam berukuran

diameter dalam (ID) 762 cm (3rdquo) dan panjang 159 cm (625rdquo)

- Neraca Analitik dengan ketelitian 01 mg

- Designator untk mengkondisikan filter sebelum dan setelah sampling dilakukan

Pereaksi (Reagent)

Filter yang secara baku digunakan adalah filter fiberglass dengan sfisiensi 99 untuk

diameter partikel 03 microm Tidak direkomendasikan pengunaan kertas filter biasa yang

umum dipakai di laboratorium

Prosedur

Sampling

Filter fiber yang digunakan harus dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan sikat

kecil Filter dikondisikan selama 24 jam kemudian ditimbang dengan neraca analitik

(pemberian nomor pada filter dilakukan sebelum penimbangan) Sebelum sampling

dilakukan filter tidak boleh digulungdilipat Untuk pengamanan selama perjalanan filter

dapat disimpan di dalam kantong plastic Setelah filter dipasang dengan rapi di antara

face plate dan gasket sampler dihidupkan dan setelah berjalan 5 menit catat kecepatan

aliran udara Biarkan sampling berlangsung 6 8 atau 24 jam Sebelum sampling berakhir

catat kembali kecepatan aliran udara Setelah sampling berakhir face plate dibuka dan

28

filter fiber dilipat sedemikian rupa sehingga bagian yang mengandung partikel tersuspensi

saling berhadapan

Analisis

Sebelum ditimbang filter hendaknya dikondisikan kembali di dalm desikator selama 24

jam

Kalibrasi Hi-Vol Sampler

Sebelum digunakan Hi-Vol Sampler harus dikalibrasi dahulu dengan menggunakan

- Metode Rotameter

- Metode Draft Gauge atau kalibrasi Orifice

Perhitungan

Konversi kecepatan aliran udara dari cuft menjadi m3mnt

Volume udara yang dihisap

V= frac12 x [(Q1+Q2) x T]

Keterangan

V volume udara yang terhisap (m3)

Q1 kecepatan aliran udara awal (m3mnt)

Q2 kecepatan aliran udara akhir (m3mnt)

T waktu sampling (mnt)

Hitung konsentrasi partikel yang tersuspensi

SP= (Ws-W0) x 106 x 1v

Keterangan

SP konsentrasi partikel tersuspensi (microgm3)

Ws berat filter fiberglass setelah sampling (g)

W0 berat filter fiberglass sebelum sampling (g)

106 konversi dari g menjadi microg

29

Gambar 1

Picture 1 High Volume Sampler

VI Gas Ammonia (NH3)

Metode Indophenol

Prinsip

Amonia (NH3) di udara ambient diserap oleh larutan H2SO4 membentuk Ammonium

Sulfat Amonium Sulfat yang terbentuk direaksikan dengan phenol dan antrium

hipokhlorit yang dalam suasana basa akan memberntuk Indophenol yang berwarna biru

Warna biru yang terjadi dianalisis secara colorimetri Reaksi dipercepat dengan

penalbahan Natrium Nitroprussid

Sensitivitas

Sampling degnan kecepatan aliran udara 1-2 liter konsentrasi yang dapat di ukur 20-700

microgm3 (0025-1 ppm) dengan waktu sampling 1 jam Batas pengukuran terkecil adalah

002 microgml penyerap

Sampler Motor

Flow Recorder (Optional)

Filter Adaptor

Flow Meter

30

Ganguan-ganguan

Ammonia yang terdapat dalam partikulat dapat terukur jika tidakdigunakan filter selama

sampling berlangsung

Adanya FE3+ Cr3+ dan ion mangan degnan konsentrasi sebesar mg akan memberikan

ganguan positif Sedangakan ion Cu akan menghambat reksi pembentukan warna Untuk

mengurangi ganguan tersebut dapat ditambahkan EDTA

Nitrit dan Sulfit dengan konsentrasi 100x konsentrasi NH3 akan memberikan ganguan

Formaldehida akan memberikan ganguan negative sebesar 10-15

Ganguan yang dapat disebabkan oleh partikulat dapat dicegah degnan menggunakan filter

selama sampling berlangsung

Peralatan

Pompa Vacuum

Flow meter

Absorber dapat digunakan fritted bubbler midget impinger atau gas scrubber

Spektrofotometer

Peralatan gelas

Pereaksi

Larutan Penyerap H2SO4 01N

Encerkan 23 ml H2SO4 pekat (18M) dengan aquadest sampai volume 1 liter

Larutan Natrium Nitroprussid

20 g Natrium Nitroprussid dilarutkan dalam 100 ml aquadest Larutan ini stabil selama 2

bulan jika disimpan dalam lemari es

Larutan NaOH 675M

Larutkan 270 g NaOH dalam 1 liter aquadest kemudian didihkan sampai volumenya 600

ml untuk menghilangkan ammonia Tambah aquadest sampai volumenya 1 liter Simpan

larutan ini dalam botol plastik

Larutan Stock natrium Hipokhlorit

Buat larutan Natrium Hipokhlorit 37 (01N) dengan cara mengencerkan Natrium

Hipokhlorit 5-6 dengan aquadest Larutan ini stabil selama 2 bulan jika disimpan

dalam lemari es

Larutan Stock Phenol 45 (vv)

Phenol dilebur dalam water bath pada suhu 600C kemudian 45 ml (50g) phenol tersebut

diencerkan dengan methanol sampai volumenya 100 ml Larutan ini stabil selama 2 bulan

jika disimpan dalam lemari es

31

Larutan Buffer

Larutkan 50 g Na3PO312H2O dan 74 ml larutan NaOH 675 dalam 1 liter aquadest

Larutan Hipokhlorit

Campurkan 30 ml larutan NaOH 675M dan 30 ml larutan stock natrium Hipokhlorit

kemudian encerkan degnan aquadest sampai volumenya 100 ml Larutan ini hanya stabil

selama 1 hari

Larutan Phenol

Campurkan 20 ml larutan stock phenol 45 dan 1 ml larutan natrium Nitroprussid 20

kemudian encerkan dengan aquadest sampai volumenya 100 ml larutan ini stabil selama

4 jam

Larutan Stock Standar Ammonia

318 g NH4Cl atau 388 g (NH4)2SO4 dilarutkan dlam 1 liter aquadest Kemudian

tambahkan CHCl3 sebagai pangawet Larutan ini stabil selama 2 bulan

Larutan Standar Ammonia

10 ml larutan stock standar Ammonia diencerkan degnan larutan penyerap (H2SO4 01N)

sampai volumenya 1 liter (1 ml= 10 microg NH3)

Kalibrasi

- Siapkan 6 buah labu ukur 25 ml masukkan ke dalam masing-masing labu ukur

00 ml 02 ml 04 ml 06 ml 10 ml dan 15 ml larutan standar Ammonia

- Tambahkan 10 ml larutan penyerap ke dalam masing-masing labu ukur

- Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan phenol dan 25 ml larutan natrium

Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat 25 ml

dan biarkan selama 30 menit

Intensita warna biru yang terjadi diukur dengan kurva spektrofotometer pada apnjang

gelombang 630 nm Buat kurva kalibrasi antara Absorban degnan konsentrasi NH3

dan tentukan slopenya

Prosedur

- Susunan alat sampling

Filter----------- Midget ---------- Flow meter ------------Pompa

32

10 ml larutanpenyerap dalam midget impinger yang dirangkai dengan flow mwter

dan pompa vaccum Sampling dilakukan selama 1 jam dengan kecepatan aliran

udara 1-2 litermenit

Analisis

- Setelah sampling larutan penyerap dipundahkan secara kuantitatif dalam labu

ukur 25 ml Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan Phenol dan 25 ml

larutan Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat

25 ml dan biarkan selama 30 menit

- Intensitas warna biru yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang

gelombang 630 nm

Perhitungan

NH3 (microgm3)= (A x k) (V)

Keterangan

A absorbansi sample

k Slope (microgunit absorban)

V volume udara pada 250C dan 760 mmHg

Picture 2 Sususnan Peralatan Sampling

Needle Valve

To Air Pump

Flow meter

TRAP

IMPINGER

NEEDLE VALVE FLOW CONTROL

33

VII PENGUKURAN INTENSITAS SUARA

Prinsip

Tingkat kebisingan dapat ditentukan oleh dua factor yaitu intensitas suara yang

dinyatakan dalam dB dan durasi pemaparan kebisingan dinyatakan dalam jam atau

menit

Decibel (dB) merupakan pengukuran unit logaritma yang menyatakan suatu kuantitas

Fisik (power atau intensitas) yang dapat berdasarkan pada suatu reference level tertentu

Satu decibel = sepersepuluh satu bel (B)

Decibel pada umumnya digunakan untuk pengukuran kuantitas suara berdasarkan

reference 0 dB Reference level ditetapkan pada ldquo0rdquo berdasarkan intensitas suara standar

manusia Semakin besar intensitas (amplitude) suara rarr semakin keras suara

Intensitas Suara = decibels (dB)

dB = 10 log Intensitas suara

Intensitas suara standar

- 0 db = ketiadaan suara

- Ambang pendengara = 0 dB 1000 Hz

34

Tabel 1 Beberapa Contoh Intensitas Suara

Bunyi Intensitas Suara (dB)

Gemerisik daun 15

Bisikan 30

Percakapan normal 60

Vacuum cleaner 75

Teriakan 80

Suara motor 90

Suara tak nyaman 120

Suara menyakitkan telinga 140

Lalu lintas padat 100

Amplifier 120 ndash 140

Tabel 2 Pembatasan waktu dan tingkat kebisingan yang diterima

Waktu (Jamhari) Tingkat kebisingan

(dBA) Waktu (Jamhari)

Tingkat kebisingan

(dBA)

8 90 15 102

6 92 10 105

4 95 05 110

3 97 lt025 115

2 100

Contoh perhitungan

Once a statistically valid L10(h) has been obtained the Leq(h) can be

calculated as follows

Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 (2-1)

Where Leq(h) is the hourly A-weighted equivalent sound level

N is the number of sound level readings taken to obtain a statistically valid L10 ni is the number of sound level readings in the ith class

Li is the level of the ith sound level reading taken during the measurement period

Problem No 1 Compute the Leq(h) of the sound level readings shown in

figure 2

L10 = 49 +1-3dBA

L10 Criterion met after 50 samples

35

Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway

Traffic Noise

Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]

= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA

VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA

Prinsip

Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat

langsung dibaca

Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam

bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik

diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor

Alat

Luxmeter

Prosedur

Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi

36

Penentuan titik pengukuran

1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila

merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada

2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada

setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut

dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut

a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal

panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan

kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1

Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2

b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik

potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap

3 (tiga) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara

10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2

Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100

m2

37

c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang

dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan

luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3

Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2

Persyaratan pengukuran

1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan

2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan

Tata cara

1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor

2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran

untuk intensitas penerangan setempat atau umum

3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat

sehingga didapat nilai angka yang stabil

4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan

setempat dan untuk intensitas penerangan umum

5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan

6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent

Natrium Infrared

38

END

Page 18: PANDUAN PRAKTIKUM...Alat dan Bahan e. Prosedur (dibuat dalam bentuk poin, tidak tabel) f. Hasil / Data g. Perhitungan h. Pembahasan antara lain mencakup pembahasan mengapa prinsip

15

ƒ Kemudian 500 mL sampel air disaring dan sisihkan air yang telah disaring di

dalam gelas piala

ƒ Kertas saring yang telah dipakai tadi dikeringkan dengan didiamkan pada suhu

kamar

ƒ Setelah kering kertas saring beserta padatannya ditimbang (B gram) dan

dihitung padatan tersuspensi air sampel tersebut

Perhitungan

1000 x (B ndash A) = helliphelliphelliphellip gramLiter

50

B Padatan Terlarut (TDS)

Cara Kerja

ƒ Ditimbang dan dicatat berat cawan porselin bersih yang akan digunakan (A

gram)

ƒ Air sampel yang telah disaring (disisihkan) tadi dimasukkan ke dalam cawan

porselin yang telah ditimbang

ƒ Kemudian cawan berisi air sampel dimasukkan ke dalam oven untuk beberapa

saat sampai menguap atau mengering

ƒ Setelah kering cawan porselin beserta padatannya ditimbang kembali (B gram)

dan dihitung padatan terlarut air sampel tersebut

Perhitungan

Kedua hasil perhitungan diatas dicocokan atau dibandingkan dengan standart yang

ada

12 PASANG SURUT (PASUT)

Pasut adalah gerakan naik turunnya permukaan air laut secara berirama yang

disebabkan oleh gaya gravitasi benda-benda langit terutama bulan dan matahari

Massa air yang naik akibat gaya gravitasi tadi akan merambat dari samudra atau

16

laut perairan dalam Faktor yang dapat mempengaruhi pasut adalah posisi bulan

dan matahari terhadap bumi morfologi setempat dan kedalaman Berdasarkan

posisi kedukuan bulan matahari dan bumi maka pasut dapat dibedakan

a Pasut Purnama

Apabila bulan dan matahari berada kira-kira pada satu garis lurus dengan bumi

seperti pada saat bulan muda atau bulan purnamamaka daya tarik keduanya

saling memperkuat

b Pasut Perbani

Apabila bulan dan matahari membentuk sudut siku-siku terhadap bumi maka

gaya tarik keduanya akan saling meniadakan

Berdasarkan gerakan air laut di Indonesia maka dapat dibedakan

a Pasang surut berharian tunggal (Diurnal Tide)

Terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dalam sehari

b Pasang surut berharian ganda (Semi Diurnal Tide)

Terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari dan masing-masing sama

atau hampir sama tingginya setiap hari

c Dua jenis campuran

ƒ Campuran condong ke harian ganda

ƒ Campuran condong ke harian tunggal dengan berbeda tinggi Pada prinsipnya parameter ini untuk mengukur tinggi rendahnya air laut per satuan

waktu dengan menggunakan papan palem

Alat Papan palem diberi tandaukuran seperti meteran

Tali

Teropong Binokuler

Senter

Cara Kerja

ƒ Papan palem dipasang pada sebuah batu karang

ƒ Diperhatikan tinggi rendah permukaan air untuk setiap satu jam sekali dan dicatat

angka tinggi air pada papan palem

ƒ Pengamatan dilakukan sehari semalam untuk kemudian dibuat grafik pasang

surutnya

17

13 DAYA HANTAR LISTRIK (DHL)

DHL dipengaruhi oleh adanya larutan zat-zat yang terkandung di dalam air

DHL ini sangat dipengaruhi oleh kadar salinitas suatu perairan DHL dinyatakan

sebagai umhoscm adalah konduktan dari suatu konduktor dengan panjang 1 cm

dan mempunyai penampang 1 cm

Alat dan Bahan

ƒ Konduktometer

ƒ Termometer

ƒ Air sukingaquadestilata

ƒ Larutan baku KCl 001 M

Cara Kerja

ƒ Kalibrasikan elektroda konduktometer

Elektroda dibilas dengan larutan KCl 001 M sebanyak 3 kali Ukur DHL larutan

KCl 001 M dan atur alat sehingga menunjukkan angka 1413 umhoscm

ƒ Penetapan DHL contoh

Bilas elektroda dengan larutan contoh sebanyak 3 kali Ukur DHL contoh

dengan membaca skala atau digit alat Apabila DHL contoh lebih besar dari

1413 umhoscm Ulangi pekerjaan diatas dengan menggunakan larutan KCl 01

M atau 05 M

Perhitungan

DHL dalam umhoscm dapat langsung dibaca pada alat konduktometer

18

IV PENGUJIAN PARAMETER KIMIA

a pH

Alat pH Universal

Cara Kerja

1 Diambil sampel air

2 Dicelupkan pH universal kedalamnya

3 Warna yang terjadi dibandingkan pada standard warna

b DO (Dissolved Oxygen)

Alat

1 Botol Winkler

2 Pipet tetes

3 Perangkat titrasi

4 Pipet volume

Bahan

1 Iodida alkali (perekasi Winkler)

2 H2SO4 pekat

3 Larutan Mangan sulfat MnSO4 48

4 Natrium tiosulfat 0025 N

5 Indikator amylum 1

Cara Kerja

1 Ditambahkan kedalamnya 1 mL MnSO4 dan 1 mL reagen Winkler lalu dikocok

dan ditunggu hingga terbentuk endapan

2 Ditambahkan 2 mL H2SO4 pekat dikocok hingga endapan larut

3 Diambil 500 mL sampel tersebut dititrasi dengan larutan Natrium tiosulfat

0025 N sampai berwarna kuning muda pucat

4 Ditambahkan inikator amilum (biru)

5 Dititrasi kembali dengan larutan Natrium tiosulfat dari biru sampai menjadi

bening

6 Dicatat berapa mL Natrium tiosulfat yang dipakai

Perhitungan

19

8000 x mL Na2S2O3 X N Na2S2O3

Kadar O2 (mgL) = mL sampel

c CO2 BEBAS

Alat

1 Tabung reaksi

2 Labu erlenmeyer

Bahan

1 Indikator Phenol ptalein

2 Natrium bikarbonat

Cara Kerja

1 Masukkan 50 mL sampel air ke dalam labu erlenmeyer

2 Tambahkan 3-5 mL indikator PP

3 Titrasi Ntrium bikarbonat standart tetes demi tetes sampai berwarna merah

muda

4 Catat mL Natrium bikarbonat standar yang terpakai

Perhitungan

Kadar CO2 = 1000 X mL Na-bikarbonat X Na-bikarbonat X BA Na-bikarbonat

50

d BOD (Biochemical Oxygen Demand)

Alat

1 Botol Winkler

2 Pipet tetes

3 Pipet volumetri

4 Erlenmeyer

5 Buret dan statif

20

Bahan Lihat bahan pemeriksaan O2 (DO)

Cara kerja

1 Saring 100 mL sampel air dari lumpur

2 Diambil 75 mL sampel air yang telah disaring diencerkan dengan aquadest

100X dan dimasukkan kedalam 2 botol Winkler

3 Disimpan dalam keadaan gelap (dibungkus dengan kertas karbon atau plastik

hitam) dan ditempat yang gelap Dicata suhu air dan jam penyimpanan Dihitung

kadar O2 nya setelah 5 hari kemudian

4 Terhadap sampel juga dihitung kadar O2 sesaat

5 Dicatat kadarrnya

Perhitungan

Kadar BOD (mgL) = (DO sesaat ndash DO5) X pengenceran

e COD (Chemical Oxygen Demand)

Alat f TOM (Total Organic Mater)

Alat

1 Perangkat titrasi

2 Termometer

3 Erlenmeyer

4 Hot plate

5 Pipet volume

6 Pipet Mohr

Bahan

1 H2SO4 6 N

21

2 KMnO4 001 N

3 H2C2O4 001 N

Cara kerja

1 Dipipet 25 mL sampel air dimasukkan kedalam erlenmeyer

2 2 Tambahkan 05 mL H2SO4 beberapa teter KMnO4 001 N sampai berwarba

merah muda sedikit agar semua senyawa organik yang tingkatnya rendah

dioksidasi menjadi tingkat tinggi

3 Pipet 10 mL larutan KMnO4 001 N kedalamnya Warna larutan akan berwarna

merah

4 Dididihkan larutan tersebut catat jamnya Warna larutan akan lebih muda

biarkan mendidih selama 10 menit lalu diangkat

5 Turunkan suhu 80oC ditambahkan 10 mL asam oksalat 001 N dengan pipet

khusus Larutan akan menjadi bening pada oksalat berlebih

6 Dalam suhu 70-80oC titasi larutan dengan KMnO4 001 N sampai berwarna

pink

Perhitungan (10 + a) b ndash (10 x c) 316 x 1000

dimana a = titrasi KMnO4

b = N KMnO4

c = NH2C2O4 01 N

d = sampel air (mL)

g KESADAHAN TOTAL

Alat

1 Pipet volume 100 mL

2 Erlenmeyer

3 Buret

Bahan

1 Larutan EDTA

22

2 Larutan Buffer pH 10

3 Indikator EBT

Cara kerja

1 Dipipet 10 mL air dimasukkan kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan indikator EBT hingga larutan menjadi merah muda

3 Tambahkan larutan buffer pH 10 sebanyak 1-15 mL

4 Dititrasi dengan larutan EDTA hingga menjadi biru muda

5 Catat volume EDTA yang dipakai

Perhitungan

mgL CaCO3 mL EDTA X faktor EBT X 10

mL sampel

h SALINITAS

Alat

1 Erlenmeyer

2 Pipet volume

3 Pipet tetes

4 Buret dan statif

Bahan

1 Indikator K2CrO4

2 AgNo3 01 N

Cara kerja

1 Ambil 30 mL sampel air laut lalu diencerkan 10-50 kali

2 Tambahkan K2CrO4

3 Titrasi dengan AgNO3 sampai merah bata

Perhitungan

mL AgNO3 sebenarnya X N AgNO3 X 355 X 1000 X 181

mL sampel X 1000

23

i KESADAHAN Ca

Alat

1 Pipet volume 100 mL

2 Erlenmeyer

3 Buret

Bahan

1 Larutan EDTA 001 N

2 Indikator Maurexide

3 Larutan NaOH 1 N

Cara kerja

1 Dipipet 100 mL sampel dimasukkan dalam erlenmeyer

2 Ditambahakan 1 mL NaOH

3 Ditambahkam indikator Maurexide 01 g dan aduk sampai warnanya merah bata

4 Dititrasi dengan larutan EDTA sampai terbentuk warna ungu

5 Catat volume EDTA yang terpakai

Perhitungan

Mg L Ca = mg EDTA x faktor EDTA x 10000

mL sampel

j KESADAHAN Mg

Perhitungan

mgL Mg = (kesadahan total ndash kesadahan Ca) x 024

24

k DAYA MENGGABUNG ASAM

Alat

1 Pipet volumetri

2 Botol Winkler

3 Erlenmeyer

4 Buret

Bahan

1 Indikator MO

2 HCl 01 N

Cara kerja

1 Ambil sampel air dalam botol Winkler

2 Masukkan 50 mL sampel tersebut kedalam erlenmeyer dengan menggunakan

pipet volumetri

3 Tambahakan indikator MO sebanyak 3 tetes tittrasi dengan HCl 01 N sampai

berwarna jingga

4 Catat mL HCl yang terpakai

Perhitungan DMA = 1000 X mL HCl X N HCl

5

l ASIDITAS

Alat

1 Erlenmeyer

25

2 Buret

3 Pipet volume 100 mL

Bahan

1 Indikator PP

2 NaOH 002 N

Cara kerja

1 Ambil sampel air sebanyak 100 mL masukkan kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan 3 tetes indikator PP

3 Titrasi dengan larutan NaOH sampai warna merah pucat

4 Catat mL NaOH yang dipakai

Perhitungan

Total Keasaman mgL CaCO3 = mL NaOH X N NaOH X 50 X 1000

m ALKALINITAS

Alat

1 Tabung plastik

2 Erlenmeyer

3 Pipet

Bahan

1 Indikator PP pH 45

2 Brom Cressol Red pH 83

3 Sulfuric Acid

Cara kerja

1 Masukkan sampel kedalam botol plastik lalu dituang kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan 1 tetes indikator PP jika tidak berwarna PP = 0 ( langsung ke no 4)

3 Jika berwarna pink tembahkan sulfuric acid tetes demi tetes sampai warna hilang

(hitung jumlah tetes yang digunakan)

26

4 Tambahkan beberapa tetes Brom cressol Red lalau titrasi dengan asam sulfat

sampai berubah warna dari biru kehijauan menjadi pink

5 Catat jumlah tetes asam sulfat yang digunakan

Perhitungan

1 tetes asam sulfat = 1 ppm

1 ppm = banyaknya tetes X 171

V HIGH VOLUME SAMPLING

Prinsip pengukuran

Udara dihisap melalui filter fiberglass dengan kecepata aliran udara 113-170 m3mnt

atau 30-60 cuft Partikel tersuspensi dengan diameter lt100 mikron (diameter

aerodinamik) akan terhisap dan tertahan di permukaan filter Metode ini digunakan untuk

mengukur konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient dengan satuan microgm3 dengan

cara menimbang berat partiklat yang tertahan di permukaan filter dan degnan menghitung

volume udara yang terhisap Metode ini munkgin dilengkapi dengan pengatur kecepatan

aliran udara untuk memastikan laju aliran udara konstan Sampel yang terkumpul dapat

digunakan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif senyawa-senyawa yang berada

dalam bentuk partikel Senyawa yang dapat dianalisis antara alain senyawa organic

(PAN) nitrat sulfat logam-logam berat ion ammonium dan ion fluorida

Sensitivitas

Sampling yang dilakukan selama 24 jam dengan kecepatan aliran udara 170 m3mnt (60

cuftmnt) akan mampu mengukur partikulat dengan konsentrasi yang rendah (1 microgm3)

Jika konsentrasi di udara ambient cukup tinggi maka sampling dapat dilakukan selama 6-

8 jam Waktu sampling yang direkomendasikan adalah 24 jam

Gangugan-ganguan

Partikulat yang berminyak seperti photochemical smog atau asap pembakaran kayu yang

dapat menutupi filter sehingga aliran udara akan menurun hal lain adalah partikel yang

mengandung senyawa higroskopis atau partikel dengan kelembaban tinggi yang akan

memberikan akibat yang sama

27

Presisi dari akurasi

Konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient sebesar 112 microgm3 akan memberikan

standar deviasi relative sebesar 9 (10 microgm3) sedangkan untuk konsentrasi 39 microgm3

standar deviasi relative akan sebesar 15 (6 microgm3) Akurasi sangat dipengaruhi oleh

perubahan kecepatan aliran udara selama sampling berlangsung Karenanya alat pengukur

aliran udara pada dasarnya diperlukan dalam metode ini

Peralatan

- Peralatan sampling Face plate (plat bag Depan) dan gasket Adapter filter dan

Motor Pompa Vakum

- Ketiga alat tersebut dilindungi dengan shelter (gambar 1)

- Hi-Vol Sampler harus mampu menghisap udara melalui filter fiberglass berukuran

203x254 cm dengan kecepatan aliran udara minimum 113 microgm3 (30 cfm) dan

mampu beroperasi selama 24 jam

- Unit Kalibrasi unit kalibrasi orifice yang terdiri dari pipa logam berukuran

diameter dalam (ID) 762 cm (3rdquo) dan panjang 159 cm (625rdquo)

- Neraca Analitik dengan ketelitian 01 mg

- Designator untk mengkondisikan filter sebelum dan setelah sampling dilakukan

Pereaksi (Reagent)

Filter yang secara baku digunakan adalah filter fiberglass dengan sfisiensi 99 untuk

diameter partikel 03 microm Tidak direkomendasikan pengunaan kertas filter biasa yang

umum dipakai di laboratorium

Prosedur

Sampling

Filter fiber yang digunakan harus dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan sikat

kecil Filter dikondisikan selama 24 jam kemudian ditimbang dengan neraca analitik

(pemberian nomor pada filter dilakukan sebelum penimbangan) Sebelum sampling

dilakukan filter tidak boleh digulungdilipat Untuk pengamanan selama perjalanan filter

dapat disimpan di dalam kantong plastic Setelah filter dipasang dengan rapi di antara

face plate dan gasket sampler dihidupkan dan setelah berjalan 5 menit catat kecepatan

aliran udara Biarkan sampling berlangsung 6 8 atau 24 jam Sebelum sampling berakhir

catat kembali kecepatan aliran udara Setelah sampling berakhir face plate dibuka dan

28

filter fiber dilipat sedemikian rupa sehingga bagian yang mengandung partikel tersuspensi

saling berhadapan

Analisis

Sebelum ditimbang filter hendaknya dikondisikan kembali di dalm desikator selama 24

jam

Kalibrasi Hi-Vol Sampler

Sebelum digunakan Hi-Vol Sampler harus dikalibrasi dahulu dengan menggunakan

- Metode Rotameter

- Metode Draft Gauge atau kalibrasi Orifice

Perhitungan

Konversi kecepatan aliran udara dari cuft menjadi m3mnt

Volume udara yang dihisap

V= frac12 x [(Q1+Q2) x T]

Keterangan

V volume udara yang terhisap (m3)

Q1 kecepatan aliran udara awal (m3mnt)

Q2 kecepatan aliran udara akhir (m3mnt)

T waktu sampling (mnt)

Hitung konsentrasi partikel yang tersuspensi

SP= (Ws-W0) x 106 x 1v

Keterangan

SP konsentrasi partikel tersuspensi (microgm3)

Ws berat filter fiberglass setelah sampling (g)

W0 berat filter fiberglass sebelum sampling (g)

106 konversi dari g menjadi microg

29

Gambar 1

Picture 1 High Volume Sampler

VI Gas Ammonia (NH3)

Metode Indophenol

Prinsip

Amonia (NH3) di udara ambient diserap oleh larutan H2SO4 membentuk Ammonium

Sulfat Amonium Sulfat yang terbentuk direaksikan dengan phenol dan antrium

hipokhlorit yang dalam suasana basa akan memberntuk Indophenol yang berwarna biru

Warna biru yang terjadi dianalisis secara colorimetri Reaksi dipercepat dengan

penalbahan Natrium Nitroprussid

Sensitivitas

Sampling degnan kecepatan aliran udara 1-2 liter konsentrasi yang dapat di ukur 20-700

microgm3 (0025-1 ppm) dengan waktu sampling 1 jam Batas pengukuran terkecil adalah

002 microgml penyerap

Sampler Motor

Flow Recorder (Optional)

Filter Adaptor

Flow Meter

30

Ganguan-ganguan

Ammonia yang terdapat dalam partikulat dapat terukur jika tidakdigunakan filter selama

sampling berlangsung

Adanya FE3+ Cr3+ dan ion mangan degnan konsentrasi sebesar mg akan memberikan

ganguan positif Sedangakan ion Cu akan menghambat reksi pembentukan warna Untuk

mengurangi ganguan tersebut dapat ditambahkan EDTA

Nitrit dan Sulfit dengan konsentrasi 100x konsentrasi NH3 akan memberikan ganguan

Formaldehida akan memberikan ganguan negative sebesar 10-15

Ganguan yang dapat disebabkan oleh partikulat dapat dicegah degnan menggunakan filter

selama sampling berlangsung

Peralatan

Pompa Vacuum

Flow meter

Absorber dapat digunakan fritted bubbler midget impinger atau gas scrubber

Spektrofotometer

Peralatan gelas

Pereaksi

Larutan Penyerap H2SO4 01N

Encerkan 23 ml H2SO4 pekat (18M) dengan aquadest sampai volume 1 liter

Larutan Natrium Nitroprussid

20 g Natrium Nitroprussid dilarutkan dalam 100 ml aquadest Larutan ini stabil selama 2

bulan jika disimpan dalam lemari es

Larutan NaOH 675M

Larutkan 270 g NaOH dalam 1 liter aquadest kemudian didihkan sampai volumenya 600

ml untuk menghilangkan ammonia Tambah aquadest sampai volumenya 1 liter Simpan

larutan ini dalam botol plastik

Larutan Stock natrium Hipokhlorit

Buat larutan Natrium Hipokhlorit 37 (01N) dengan cara mengencerkan Natrium

Hipokhlorit 5-6 dengan aquadest Larutan ini stabil selama 2 bulan jika disimpan

dalam lemari es

Larutan Stock Phenol 45 (vv)

Phenol dilebur dalam water bath pada suhu 600C kemudian 45 ml (50g) phenol tersebut

diencerkan dengan methanol sampai volumenya 100 ml Larutan ini stabil selama 2 bulan

jika disimpan dalam lemari es

31

Larutan Buffer

Larutkan 50 g Na3PO312H2O dan 74 ml larutan NaOH 675 dalam 1 liter aquadest

Larutan Hipokhlorit

Campurkan 30 ml larutan NaOH 675M dan 30 ml larutan stock natrium Hipokhlorit

kemudian encerkan degnan aquadest sampai volumenya 100 ml Larutan ini hanya stabil

selama 1 hari

Larutan Phenol

Campurkan 20 ml larutan stock phenol 45 dan 1 ml larutan natrium Nitroprussid 20

kemudian encerkan dengan aquadest sampai volumenya 100 ml larutan ini stabil selama

4 jam

Larutan Stock Standar Ammonia

318 g NH4Cl atau 388 g (NH4)2SO4 dilarutkan dlam 1 liter aquadest Kemudian

tambahkan CHCl3 sebagai pangawet Larutan ini stabil selama 2 bulan

Larutan Standar Ammonia

10 ml larutan stock standar Ammonia diencerkan degnan larutan penyerap (H2SO4 01N)

sampai volumenya 1 liter (1 ml= 10 microg NH3)

Kalibrasi

- Siapkan 6 buah labu ukur 25 ml masukkan ke dalam masing-masing labu ukur

00 ml 02 ml 04 ml 06 ml 10 ml dan 15 ml larutan standar Ammonia

- Tambahkan 10 ml larutan penyerap ke dalam masing-masing labu ukur

- Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan phenol dan 25 ml larutan natrium

Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat 25 ml

dan biarkan selama 30 menit

Intensita warna biru yang terjadi diukur dengan kurva spektrofotometer pada apnjang

gelombang 630 nm Buat kurva kalibrasi antara Absorban degnan konsentrasi NH3

dan tentukan slopenya

Prosedur

- Susunan alat sampling

Filter----------- Midget ---------- Flow meter ------------Pompa

32

10 ml larutanpenyerap dalam midget impinger yang dirangkai dengan flow mwter

dan pompa vaccum Sampling dilakukan selama 1 jam dengan kecepatan aliran

udara 1-2 litermenit

Analisis

- Setelah sampling larutan penyerap dipundahkan secara kuantitatif dalam labu

ukur 25 ml Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan Phenol dan 25 ml

larutan Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat

25 ml dan biarkan selama 30 menit

- Intensitas warna biru yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang

gelombang 630 nm

Perhitungan

NH3 (microgm3)= (A x k) (V)

Keterangan

A absorbansi sample

k Slope (microgunit absorban)

V volume udara pada 250C dan 760 mmHg

Picture 2 Sususnan Peralatan Sampling

Needle Valve

To Air Pump

Flow meter

TRAP

IMPINGER

NEEDLE VALVE FLOW CONTROL

33

VII PENGUKURAN INTENSITAS SUARA

Prinsip

Tingkat kebisingan dapat ditentukan oleh dua factor yaitu intensitas suara yang

dinyatakan dalam dB dan durasi pemaparan kebisingan dinyatakan dalam jam atau

menit

Decibel (dB) merupakan pengukuran unit logaritma yang menyatakan suatu kuantitas

Fisik (power atau intensitas) yang dapat berdasarkan pada suatu reference level tertentu

Satu decibel = sepersepuluh satu bel (B)

Decibel pada umumnya digunakan untuk pengukuran kuantitas suara berdasarkan

reference 0 dB Reference level ditetapkan pada ldquo0rdquo berdasarkan intensitas suara standar

manusia Semakin besar intensitas (amplitude) suara rarr semakin keras suara

Intensitas Suara = decibels (dB)

dB = 10 log Intensitas suara

Intensitas suara standar

- 0 db = ketiadaan suara

- Ambang pendengara = 0 dB 1000 Hz

34

Tabel 1 Beberapa Contoh Intensitas Suara

Bunyi Intensitas Suara (dB)

Gemerisik daun 15

Bisikan 30

Percakapan normal 60

Vacuum cleaner 75

Teriakan 80

Suara motor 90

Suara tak nyaman 120

Suara menyakitkan telinga 140

Lalu lintas padat 100

Amplifier 120 ndash 140

Tabel 2 Pembatasan waktu dan tingkat kebisingan yang diterima

Waktu (Jamhari) Tingkat kebisingan

(dBA) Waktu (Jamhari)

Tingkat kebisingan

(dBA)

8 90 15 102

6 92 10 105

4 95 05 110

3 97 lt025 115

2 100

Contoh perhitungan

Once a statistically valid L10(h) has been obtained the Leq(h) can be

calculated as follows

Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 (2-1)

Where Leq(h) is the hourly A-weighted equivalent sound level

N is the number of sound level readings taken to obtain a statistically valid L10 ni is the number of sound level readings in the ith class

Li is the level of the ith sound level reading taken during the measurement period

Problem No 1 Compute the Leq(h) of the sound level readings shown in

figure 2

L10 = 49 +1-3dBA

L10 Criterion met after 50 samples

35

Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway

Traffic Noise

Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]

= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA

VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA

Prinsip

Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat

langsung dibaca

Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam

bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik

diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor

Alat

Luxmeter

Prosedur

Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi

36

Penentuan titik pengukuran

1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila

merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada

2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada

setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut

dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut

a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal

panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan

kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1

Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2

b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik

potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap

3 (tiga) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara

10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2

Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100

m2

37

c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang

dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan

luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3

Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2

Persyaratan pengukuran

1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan

2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan

Tata cara

1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor

2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran

untuk intensitas penerangan setempat atau umum

3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat

sehingga didapat nilai angka yang stabil

4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan

setempat dan untuk intensitas penerangan umum

5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan

6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent

Natrium Infrared

38

END

Page 19: PANDUAN PRAKTIKUM...Alat dan Bahan e. Prosedur (dibuat dalam bentuk poin, tidak tabel) f. Hasil / Data g. Perhitungan h. Pembahasan antara lain mencakup pembahasan mengapa prinsip

16

laut perairan dalam Faktor yang dapat mempengaruhi pasut adalah posisi bulan

dan matahari terhadap bumi morfologi setempat dan kedalaman Berdasarkan

posisi kedukuan bulan matahari dan bumi maka pasut dapat dibedakan

a Pasut Purnama

Apabila bulan dan matahari berada kira-kira pada satu garis lurus dengan bumi

seperti pada saat bulan muda atau bulan purnamamaka daya tarik keduanya

saling memperkuat

b Pasut Perbani

Apabila bulan dan matahari membentuk sudut siku-siku terhadap bumi maka

gaya tarik keduanya akan saling meniadakan

Berdasarkan gerakan air laut di Indonesia maka dapat dibedakan

a Pasang surut berharian tunggal (Diurnal Tide)

Terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dalam sehari

b Pasang surut berharian ganda (Semi Diurnal Tide)

Terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari dan masing-masing sama

atau hampir sama tingginya setiap hari

c Dua jenis campuran

ƒ Campuran condong ke harian ganda

ƒ Campuran condong ke harian tunggal dengan berbeda tinggi Pada prinsipnya parameter ini untuk mengukur tinggi rendahnya air laut per satuan

waktu dengan menggunakan papan palem

Alat Papan palem diberi tandaukuran seperti meteran

Tali

Teropong Binokuler

Senter

Cara Kerja

ƒ Papan palem dipasang pada sebuah batu karang

ƒ Diperhatikan tinggi rendah permukaan air untuk setiap satu jam sekali dan dicatat

angka tinggi air pada papan palem

ƒ Pengamatan dilakukan sehari semalam untuk kemudian dibuat grafik pasang

surutnya

17

13 DAYA HANTAR LISTRIK (DHL)

DHL dipengaruhi oleh adanya larutan zat-zat yang terkandung di dalam air

DHL ini sangat dipengaruhi oleh kadar salinitas suatu perairan DHL dinyatakan

sebagai umhoscm adalah konduktan dari suatu konduktor dengan panjang 1 cm

dan mempunyai penampang 1 cm

Alat dan Bahan

ƒ Konduktometer

ƒ Termometer

ƒ Air sukingaquadestilata

ƒ Larutan baku KCl 001 M

Cara Kerja

ƒ Kalibrasikan elektroda konduktometer

Elektroda dibilas dengan larutan KCl 001 M sebanyak 3 kali Ukur DHL larutan

KCl 001 M dan atur alat sehingga menunjukkan angka 1413 umhoscm

ƒ Penetapan DHL contoh

Bilas elektroda dengan larutan contoh sebanyak 3 kali Ukur DHL contoh

dengan membaca skala atau digit alat Apabila DHL contoh lebih besar dari

1413 umhoscm Ulangi pekerjaan diatas dengan menggunakan larutan KCl 01

M atau 05 M

Perhitungan

DHL dalam umhoscm dapat langsung dibaca pada alat konduktometer

18

IV PENGUJIAN PARAMETER KIMIA

a pH

Alat pH Universal

Cara Kerja

1 Diambil sampel air

2 Dicelupkan pH universal kedalamnya

3 Warna yang terjadi dibandingkan pada standard warna

b DO (Dissolved Oxygen)

Alat

1 Botol Winkler

2 Pipet tetes

3 Perangkat titrasi

4 Pipet volume

Bahan

1 Iodida alkali (perekasi Winkler)

2 H2SO4 pekat

3 Larutan Mangan sulfat MnSO4 48

4 Natrium tiosulfat 0025 N

5 Indikator amylum 1

Cara Kerja

1 Ditambahkan kedalamnya 1 mL MnSO4 dan 1 mL reagen Winkler lalu dikocok

dan ditunggu hingga terbentuk endapan

2 Ditambahkan 2 mL H2SO4 pekat dikocok hingga endapan larut

3 Diambil 500 mL sampel tersebut dititrasi dengan larutan Natrium tiosulfat

0025 N sampai berwarna kuning muda pucat

4 Ditambahkan inikator amilum (biru)

5 Dititrasi kembali dengan larutan Natrium tiosulfat dari biru sampai menjadi

bening

6 Dicatat berapa mL Natrium tiosulfat yang dipakai

Perhitungan

19

8000 x mL Na2S2O3 X N Na2S2O3

Kadar O2 (mgL) = mL sampel

c CO2 BEBAS

Alat

1 Tabung reaksi

2 Labu erlenmeyer

Bahan

1 Indikator Phenol ptalein

2 Natrium bikarbonat

Cara Kerja

1 Masukkan 50 mL sampel air ke dalam labu erlenmeyer

2 Tambahkan 3-5 mL indikator PP

3 Titrasi Ntrium bikarbonat standart tetes demi tetes sampai berwarna merah

muda

4 Catat mL Natrium bikarbonat standar yang terpakai

Perhitungan

Kadar CO2 = 1000 X mL Na-bikarbonat X Na-bikarbonat X BA Na-bikarbonat

50

d BOD (Biochemical Oxygen Demand)

Alat

1 Botol Winkler

2 Pipet tetes

3 Pipet volumetri

4 Erlenmeyer

5 Buret dan statif

20

Bahan Lihat bahan pemeriksaan O2 (DO)

Cara kerja

1 Saring 100 mL sampel air dari lumpur

2 Diambil 75 mL sampel air yang telah disaring diencerkan dengan aquadest

100X dan dimasukkan kedalam 2 botol Winkler

3 Disimpan dalam keadaan gelap (dibungkus dengan kertas karbon atau plastik

hitam) dan ditempat yang gelap Dicata suhu air dan jam penyimpanan Dihitung

kadar O2 nya setelah 5 hari kemudian

4 Terhadap sampel juga dihitung kadar O2 sesaat

5 Dicatat kadarrnya

Perhitungan

Kadar BOD (mgL) = (DO sesaat ndash DO5) X pengenceran

e COD (Chemical Oxygen Demand)

Alat f TOM (Total Organic Mater)

Alat

1 Perangkat titrasi

2 Termometer

3 Erlenmeyer

4 Hot plate

5 Pipet volume

6 Pipet Mohr

Bahan

1 H2SO4 6 N

21

2 KMnO4 001 N

3 H2C2O4 001 N

Cara kerja

1 Dipipet 25 mL sampel air dimasukkan kedalam erlenmeyer

2 2 Tambahkan 05 mL H2SO4 beberapa teter KMnO4 001 N sampai berwarba

merah muda sedikit agar semua senyawa organik yang tingkatnya rendah

dioksidasi menjadi tingkat tinggi

3 Pipet 10 mL larutan KMnO4 001 N kedalamnya Warna larutan akan berwarna

merah

4 Dididihkan larutan tersebut catat jamnya Warna larutan akan lebih muda

biarkan mendidih selama 10 menit lalu diangkat

5 Turunkan suhu 80oC ditambahkan 10 mL asam oksalat 001 N dengan pipet

khusus Larutan akan menjadi bening pada oksalat berlebih

6 Dalam suhu 70-80oC titasi larutan dengan KMnO4 001 N sampai berwarna

pink

Perhitungan (10 + a) b ndash (10 x c) 316 x 1000

dimana a = titrasi KMnO4

b = N KMnO4

c = NH2C2O4 01 N

d = sampel air (mL)

g KESADAHAN TOTAL

Alat

1 Pipet volume 100 mL

2 Erlenmeyer

3 Buret

Bahan

1 Larutan EDTA

22

2 Larutan Buffer pH 10

3 Indikator EBT

Cara kerja

1 Dipipet 10 mL air dimasukkan kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan indikator EBT hingga larutan menjadi merah muda

3 Tambahkan larutan buffer pH 10 sebanyak 1-15 mL

4 Dititrasi dengan larutan EDTA hingga menjadi biru muda

5 Catat volume EDTA yang dipakai

Perhitungan

mgL CaCO3 mL EDTA X faktor EBT X 10

mL sampel

h SALINITAS

Alat

1 Erlenmeyer

2 Pipet volume

3 Pipet tetes

4 Buret dan statif

Bahan

1 Indikator K2CrO4

2 AgNo3 01 N

Cara kerja

1 Ambil 30 mL sampel air laut lalu diencerkan 10-50 kali

2 Tambahkan K2CrO4

3 Titrasi dengan AgNO3 sampai merah bata

Perhitungan

mL AgNO3 sebenarnya X N AgNO3 X 355 X 1000 X 181

mL sampel X 1000

23

i KESADAHAN Ca

Alat

1 Pipet volume 100 mL

2 Erlenmeyer

3 Buret

Bahan

1 Larutan EDTA 001 N

2 Indikator Maurexide

3 Larutan NaOH 1 N

Cara kerja

1 Dipipet 100 mL sampel dimasukkan dalam erlenmeyer

2 Ditambahakan 1 mL NaOH

3 Ditambahkam indikator Maurexide 01 g dan aduk sampai warnanya merah bata

4 Dititrasi dengan larutan EDTA sampai terbentuk warna ungu

5 Catat volume EDTA yang terpakai

Perhitungan

Mg L Ca = mg EDTA x faktor EDTA x 10000

mL sampel

j KESADAHAN Mg

Perhitungan

mgL Mg = (kesadahan total ndash kesadahan Ca) x 024

24

k DAYA MENGGABUNG ASAM

Alat

1 Pipet volumetri

2 Botol Winkler

3 Erlenmeyer

4 Buret

Bahan

1 Indikator MO

2 HCl 01 N

Cara kerja

1 Ambil sampel air dalam botol Winkler

2 Masukkan 50 mL sampel tersebut kedalam erlenmeyer dengan menggunakan

pipet volumetri

3 Tambahakan indikator MO sebanyak 3 tetes tittrasi dengan HCl 01 N sampai

berwarna jingga

4 Catat mL HCl yang terpakai

Perhitungan DMA = 1000 X mL HCl X N HCl

5

l ASIDITAS

Alat

1 Erlenmeyer

25

2 Buret

3 Pipet volume 100 mL

Bahan

1 Indikator PP

2 NaOH 002 N

Cara kerja

1 Ambil sampel air sebanyak 100 mL masukkan kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan 3 tetes indikator PP

3 Titrasi dengan larutan NaOH sampai warna merah pucat

4 Catat mL NaOH yang dipakai

Perhitungan

Total Keasaman mgL CaCO3 = mL NaOH X N NaOH X 50 X 1000

m ALKALINITAS

Alat

1 Tabung plastik

2 Erlenmeyer

3 Pipet

Bahan

1 Indikator PP pH 45

2 Brom Cressol Red pH 83

3 Sulfuric Acid

Cara kerja

1 Masukkan sampel kedalam botol plastik lalu dituang kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan 1 tetes indikator PP jika tidak berwarna PP = 0 ( langsung ke no 4)

3 Jika berwarna pink tembahkan sulfuric acid tetes demi tetes sampai warna hilang

(hitung jumlah tetes yang digunakan)

26

4 Tambahkan beberapa tetes Brom cressol Red lalau titrasi dengan asam sulfat

sampai berubah warna dari biru kehijauan menjadi pink

5 Catat jumlah tetes asam sulfat yang digunakan

Perhitungan

1 tetes asam sulfat = 1 ppm

1 ppm = banyaknya tetes X 171

V HIGH VOLUME SAMPLING

Prinsip pengukuran

Udara dihisap melalui filter fiberglass dengan kecepata aliran udara 113-170 m3mnt

atau 30-60 cuft Partikel tersuspensi dengan diameter lt100 mikron (diameter

aerodinamik) akan terhisap dan tertahan di permukaan filter Metode ini digunakan untuk

mengukur konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient dengan satuan microgm3 dengan

cara menimbang berat partiklat yang tertahan di permukaan filter dan degnan menghitung

volume udara yang terhisap Metode ini munkgin dilengkapi dengan pengatur kecepatan

aliran udara untuk memastikan laju aliran udara konstan Sampel yang terkumpul dapat

digunakan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif senyawa-senyawa yang berada

dalam bentuk partikel Senyawa yang dapat dianalisis antara alain senyawa organic

(PAN) nitrat sulfat logam-logam berat ion ammonium dan ion fluorida

Sensitivitas

Sampling yang dilakukan selama 24 jam dengan kecepatan aliran udara 170 m3mnt (60

cuftmnt) akan mampu mengukur partikulat dengan konsentrasi yang rendah (1 microgm3)

Jika konsentrasi di udara ambient cukup tinggi maka sampling dapat dilakukan selama 6-

8 jam Waktu sampling yang direkomendasikan adalah 24 jam

Gangugan-ganguan

Partikulat yang berminyak seperti photochemical smog atau asap pembakaran kayu yang

dapat menutupi filter sehingga aliran udara akan menurun hal lain adalah partikel yang

mengandung senyawa higroskopis atau partikel dengan kelembaban tinggi yang akan

memberikan akibat yang sama

27

Presisi dari akurasi

Konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient sebesar 112 microgm3 akan memberikan

standar deviasi relative sebesar 9 (10 microgm3) sedangkan untuk konsentrasi 39 microgm3

standar deviasi relative akan sebesar 15 (6 microgm3) Akurasi sangat dipengaruhi oleh

perubahan kecepatan aliran udara selama sampling berlangsung Karenanya alat pengukur

aliran udara pada dasarnya diperlukan dalam metode ini

Peralatan

- Peralatan sampling Face plate (plat bag Depan) dan gasket Adapter filter dan

Motor Pompa Vakum

- Ketiga alat tersebut dilindungi dengan shelter (gambar 1)

- Hi-Vol Sampler harus mampu menghisap udara melalui filter fiberglass berukuran

203x254 cm dengan kecepatan aliran udara minimum 113 microgm3 (30 cfm) dan

mampu beroperasi selama 24 jam

- Unit Kalibrasi unit kalibrasi orifice yang terdiri dari pipa logam berukuran

diameter dalam (ID) 762 cm (3rdquo) dan panjang 159 cm (625rdquo)

- Neraca Analitik dengan ketelitian 01 mg

- Designator untk mengkondisikan filter sebelum dan setelah sampling dilakukan

Pereaksi (Reagent)

Filter yang secara baku digunakan adalah filter fiberglass dengan sfisiensi 99 untuk

diameter partikel 03 microm Tidak direkomendasikan pengunaan kertas filter biasa yang

umum dipakai di laboratorium

Prosedur

Sampling

Filter fiber yang digunakan harus dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan sikat

kecil Filter dikondisikan selama 24 jam kemudian ditimbang dengan neraca analitik

(pemberian nomor pada filter dilakukan sebelum penimbangan) Sebelum sampling

dilakukan filter tidak boleh digulungdilipat Untuk pengamanan selama perjalanan filter

dapat disimpan di dalam kantong plastic Setelah filter dipasang dengan rapi di antara

face plate dan gasket sampler dihidupkan dan setelah berjalan 5 menit catat kecepatan

aliran udara Biarkan sampling berlangsung 6 8 atau 24 jam Sebelum sampling berakhir

catat kembali kecepatan aliran udara Setelah sampling berakhir face plate dibuka dan

28

filter fiber dilipat sedemikian rupa sehingga bagian yang mengandung partikel tersuspensi

saling berhadapan

Analisis

Sebelum ditimbang filter hendaknya dikondisikan kembali di dalm desikator selama 24

jam

Kalibrasi Hi-Vol Sampler

Sebelum digunakan Hi-Vol Sampler harus dikalibrasi dahulu dengan menggunakan

- Metode Rotameter

- Metode Draft Gauge atau kalibrasi Orifice

Perhitungan

Konversi kecepatan aliran udara dari cuft menjadi m3mnt

Volume udara yang dihisap

V= frac12 x [(Q1+Q2) x T]

Keterangan

V volume udara yang terhisap (m3)

Q1 kecepatan aliran udara awal (m3mnt)

Q2 kecepatan aliran udara akhir (m3mnt)

T waktu sampling (mnt)

Hitung konsentrasi partikel yang tersuspensi

SP= (Ws-W0) x 106 x 1v

Keterangan

SP konsentrasi partikel tersuspensi (microgm3)

Ws berat filter fiberglass setelah sampling (g)

W0 berat filter fiberglass sebelum sampling (g)

106 konversi dari g menjadi microg

29

Gambar 1

Picture 1 High Volume Sampler

VI Gas Ammonia (NH3)

Metode Indophenol

Prinsip

Amonia (NH3) di udara ambient diserap oleh larutan H2SO4 membentuk Ammonium

Sulfat Amonium Sulfat yang terbentuk direaksikan dengan phenol dan antrium

hipokhlorit yang dalam suasana basa akan memberntuk Indophenol yang berwarna biru

Warna biru yang terjadi dianalisis secara colorimetri Reaksi dipercepat dengan

penalbahan Natrium Nitroprussid

Sensitivitas

Sampling degnan kecepatan aliran udara 1-2 liter konsentrasi yang dapat di ukur 20-700

microgm3 (0025-1 ppm) dengan waktu sampling 1 jam Batas pengukuran terkecil adalah

002 microgml penyerap

Sampler Motor

Flow Recorder (Optional)

Filter Adaptor

Flow Meter

30

Ganguan-ganguan

Ammonia yang terdapat dalam partikulat dapat terukur jika tidakdigunakan filter selama

sampling berlangsung

Adanya FE3+ Cr3+ dan ion mangan degnan konsentrasi sebesar mg akan memberikan

ganguan positif Sedangakan ion Cu akan menghambat reksi pembentukan warna Untuk

mengurangi ganguan tersebut dapat ditambahkan EDTA

Nitrit dan Sulfit dengan konsentrasi 100x konsentrasi NH3 akan memberikan ganguan

Formaldehida akan memberikan ganguan negative sebesar 10-15

Ganguan yang dapat disebabkan oleh partikulat dapat dicegah degnan menggunakan filter

selama sampling berlangsung

Peralatan

Pompa Vacuum

Flow meter

Absorber dapat digunakan fritted bubbler midget impinger atau gas scrubber

Spektrofotometer

Peralatan gelas

Pereaksi

Larutan Penyerap H2SO4 01N

Encerkan 23 ml H2SO4 pekat (18M) dengan aquadest sampai volume 1 liter

Larutan Natrium Nitroprussid

20 g Natrium Nitroprussid dilarutkan dalam 100 ml aquadest Larutan ini stabil selama 2

bulan jika disimpan dalam lemari es

Larutan NaOH 675M

Larutkan 270 g NaOH dalam 1 liter aquadest kemudian didihkan sampai volumenya 600

ml untuk menghilangkan ammonia Tambah aquadest sampai volumenya 1 liter Simpan

larutan ini dalam botol plastik

Larutan Stock natrium Hipokhlorit

Buat larutan Natrium Hipokhlorit 37 (01N) dengan cara mengencerkan Natrium

Hipokhlorit 5-6 dengan aquadest Larutan ini stabil selama 2 bulan jika disimpan

dalam lemari es

Larutan Stock Phenol 45 (vv)

Phenol dilebur dalam water bath pada suhu 600C kemudian 45 ml (50g) phenol tersebut

diencerkan dengan methanol sampai volumenya 100 ml Larutan ini stabil selama 2 bulan

jika disimpan dalam lemari es

31

Larutan Buffer

Larutkan 50 g Na3PO312H2O dan 74 ml larutan NaOH 675 dalam 1 liter aquadest

Larutan Hipokhlorit

Campurkan 30 ml larutan NaOH 675M dan 30 ml larutan stock natrium Hipokhlorit

kemudian encerkan degnan aquadest sampai volumenya 100 ml Larutan ini hanya stabil

selama 1 hari

Larutan Phenol

Campurkan 20 ml larutan stock phenol 45 dan 1 ml larutan natrium Nitroprussid 20

kemudian encerkan dengan aquadest sampai volumenya 100 ml larutan ini stabil selama

4 jam

Larutan Stock Standar Ammonia

318 g NH4Cl atau 388 g (NH4)2SO4 dilarutkan dlam 1 liter aquadest Kemudian

tambahkan CHCl3 sebagai pangawet Larutan ini stabil selama 2 bulan

Larutan Standar Ammonia

10 ml larutan stock standar Ammonia diencerkan degnan larutan penyerap (H2SO4 01N)

sampai volumenya 1 liter (1 ml= 10 microg NH3)

Kalibrasi

- Siapkan 6 buah labu ukur 25 ml masukkan ke dalam masing-masing labu ukur

00 ml 02 ml 04 ml 06 ml 10 ml dan 15 ml larutan standar Ammonia

- Tambahkan 10 ml larutan penyerap ke dalam masing-masing labu ukur

- Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan phenol dan 25 ml larutan natrium

Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat 25 ml

dan biarkan selama 30 menit

Intensita warna biru yang terjadi diukur dengan kurva spektrofotometer pada apnjang

gelombang 630 nm Buat kurva kalibrasi antara Absorban degnan konsentrasi NH3

dan tentukan slopenya

Prosedur

- Susunan alat sampling

Filter----------- Midget ---------- Flow meter ------------Pompa

32

10 ml larutanpenyerap dalam midget impinger yang dirangkai dengan flow mwter

dan pompa vaccum Sampling dilakukan selama 1 jam dengan kecepatan aliran

udara 1-2 litermenit

Analisis

- Setelah sampling larutan penyerap dipundahkan secara kuantitatif dalam labu

ukur 25 ml Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan Phenol dan 25 ml

larutan Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat

25 ml dan biarkan selama 30 menit

- Intensitas warna biru yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang

gelombang 630 nm

Perhitungan

NH3 (microgm3)= (A x k) (V)

Keterangan

A absorbansi sample

k Slope (microgunit absorban)

V volume udara pada 250C dan 760 mmHg

Picture 2 Sususnan Peralatan Sampling

Needle Valve

To Air Pump

Flow meter

TRAP

IMPINGER

NEEDLE VALVE FLOW CONTROL

33

VII PENGUKURAN INTENSITAS SUARA

Prinsip

Tingkat kebisingan dapat ditentukan oleh dua factor yaitu intensitas suara yang

dinyatakan dalam dB dan durasi pemaparan kebisingan dinyatakan dalam jam atau

menit

Decibel (dB) merupakan pengukuran unit logaritma yang menyatakan suatu kuantitas

Fisik (power atau intensitas) yang dapat berdasarkan pada suatu reference level tertentu

Satu decibel = sepersepuluh satu bel (B)

Decibel pada umumnya digunakan untuk pengukuran kuantitas suara berdasarkan

reference 0 dB Reference level ditetapkan pada ldquo0rdquo berdasarkan intensitas suara standar

manusia Semakin besar intensitas (amplitude) suara rarr semakin keras suara

Intensitas Suara = decibels (dB)

dB = 10 log Intensitas suara

Intensitas suara standar

- 0 db = ketiadaan suara

- Ambang pendengara = 0 dB 1000 Hz

34

Tabel 1 Beberapa Contoh Intensitas Suara

Bunyi Intensitas Suara (dB)

Gemerisik daun 15

Bisikan 30

Percakapan normal 60

Vacuum cleaner 75

Teriakan 80

Suara motor 90

Suara tak nyaman 120

Suara menyakitkan telinga 140

Lalu lintas padat 100

Amplifier 120 ndash 140

Tabel 2 Pembatasan waktu dan tingkat kebisingan yang diterima

Waktu (Jamhari) Tingkat kebisingan

(dBA) Waktu (Jamhari)

Tingkat kebisingan

(dBA)

8 90 15 102

6 92 10 105

4 95 05 110

3 97 lt025 115

2 100

Contoh perhitungan

Once a statistically valid L10(h) has been obtained the Leq(h) can be

calculated as follows

Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 (2-1)

Where Leq(h) is the hourly A-weighted equivalent sound level

N is the number of sound level readings taken to obtain a statistically valid L10 ni is the number of sound level readings in the ith class

Li is the level of the ith sound level reading taken during the measurement period

Problem No 1 Compute the Leq(h) of the sound level readings shown in

figure 2

L10 = 49 +1-3dBA

L10 Criterion met after 50 samples

35

Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway

Traffic Noise

Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]

= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA

VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA

Prinsip

Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat

langsung dibaca

Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam

bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik

diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor

Alat

Luxmeter

Prosedur

Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi

36

Penentuan titik pengukuran

1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila

merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada

2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada

setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut

dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut

a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal

panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan

kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1

Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2

b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik

potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap

3 (tiga) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara

10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2

Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100

m2

37

c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang

dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan

luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3

Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2

Persyaratan pengukuran

1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan

2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan

Tata cara

1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor

2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran

untuk intensitas penerangan setempat atau umum

3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat

sehingga didapat nilai angka yang stabil

4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan

setempat dan untuk intensitas penerangan umum

5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan

6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent

Natrium Infrared

38

END

Page 20: PANDUAN PRAKTIKUM...Alat dan Bahan e. Prosedur (dibuat dalam bentuk poin, tidak tabel) f. Hasil / Data g. Perhitungan h. Pembahasan antara lain mencakup pembahasan mengapa prinsip

17

13 DAYA HANTAR LISTRIK (DHL)

DHL dipengaruhi oleh adanya larutan zat-zat yang terkandung di dalam air

DHL ini sangat dipengaruhi oleh kadar salinitas suatu perairan DHL dinyatakan

sebagai umhoscm adalah konduktan dari suatu konduktor dengan panjang 1 cm

dan mempunyai penampang 1 cm

Alat dan Bahan

ƒ Konduktometer

ƒ Termometer

ƒ Air sukingaquadestilata

ƒ Larutan baku KCl 001 M

Cara Kerja

ƒ Kalibrasikan elektroda konduktometer

Elektroda dibilas dengan larutan KCl 001 M sebanyak 3 kali Ukur DHL larutan

KCl 001 M dan atur alat sehingga menunjukkan angka 1413 umhoscm

ƒ Penetapan DHL contoh

Bilas elektroda dengan larutan contoh sebanyak 3 kali Ukur DHL contoh

dengan membaca skala atau digit alat Apabila DHL contoh lebih besar dari

1413 umhoscm Ulangi pekerjaan diatas dengan menggunakan larutan KCl 01

M atau 05 M

Perhitungan

DHL dalam umhoscm dapat langsung dibaca pada alat konduktometer

18

IV PENGUJIAN PARAMETER KIMIA

a pH

Alat pH Universal

Cara Kerja

1 Diambil sampel air

2 Dicelupkan pH universal kedalamnya

3 Warna yang terjadi dibandingkan pada standard warna

b DO (Dissolved Oxygen)

Alat

1 Botol Winkler

2 Pipet tetes

3 Perangkat titrasi

4 Pipet volume

Bahan

1 Iodida alkali (perekasi Winkler)

2 H2SO4 pekat

3 Larutan Mangan sulfat MnSO4 48

4 Natrium tiosulfat 0025 N

5 Indikator amylum 1

Cara Kerja

1 Ditambahkan kedalamnya 1 mL MnSO4 dan 1 mL reagen Winkler lalu dikocok

dan ditunggu hingga terbentuk endapan

2 Ditambahkan 2 mL H2SO4 pekat dikocok hingga endapan larut

3 Diambil 500 mL sampel tersebut dititrasi dengan larutan Natrium tiosulfat

0025 N sampai berwarna kuning muda pucat

4 Ditambahkan inikator amilum (biru)

5 Dititrasi kembali dengan larutan Natrium tiosulfat dari biru sampai menjadi

bening

6 Dicatat berapa mL Natrium tiosulfat yang dipakai

Perhitungan

19

8000 x mL Na2S2O3 X N Na2S2O3

Kadar O2 (mgL) = mL sampel

c CO2 BEBAS

Alat

1 Tabung reaksi

2 Labu erlenmeyer

Bahan

1 Indikator Phenol ptalein

2 Natrium bikarbonat

Cara Kerja

1 Masukkan 50 mL sampel air ke dalam labu erlenmeyer

2 Tambahkan 3-5 mL indikator PP

3 Titrasi Ntrium bikarbonat standart tetes demi tetes sampai berwarna merah

muda

4 Catat mL Natrium bikarbonat standar yang terpakai

Perhitungan

Kadar CO2 = 1000 X mL Na-bikarbonat X Na-bikarbonat X BA Na-bikarbonat

50

d BOD (Biochemical Oxygen Demand)

Alat

1 Botol Winkler

2 Pipet tetes

3 Pipet volumetri

4 Erlenmeyer

5 Buret dan statif

20

Bahan Lihat bahan pemeriksaan O2 (DO)

Cara kerja

1 Saring 100 mL sampel air dari lumpur

2 Diambil 75 mL sampel air yang telah disaring diencerkan dengan aquadest

100X dan dimasukkan kedalam 2 botol Winkler

3 Disimpan dalam keadaan gelap (dibungkus dengan kertas karbon atau plastik

hitam) dan ditempat yang gelap Dicata suhu air dan jam penyimpanan Dihitung

kadar O2 nya setelah 5 hari kemudian

4 Terhadap sampel juga dihitung kadar O2 sesaat

5 Dicatat kadarrnya

Perhitungan

Kadar BOD (mgL) = (DO sesaat ndash DO5) X pengenceran

e COD (Chemical Oxygen Demand)

Alat f TOM (Total Organic Mater)

Alat

1 Perangkat titrasi

2 Termometer

3 Erlenmeyer

4 Hot plate

5 Pipet volume

6 Pipet Mohr

Bahan

1 H2SO4 6 N

21

2 KMnO4 001 N

3 H2C2O4 001 N

Cara kerja

1 Dipipet 25 mL sampel air dimasukkan kedalam erlenmeyer

2 2 Tambahkan 05 mL H2SO4 beberapa teter KMnO4 001 N sampai berwarba

merah muda sedikit agar semua senyawa organik yang tingkatnya rendah

dioksidasi menjadi tingkat tinggi

3 Pipet 10 mL larutan KMnO4 001 N kedalamnya Warna larutan akan berwarna

merah

4 Dididihkan larutan tersebut catat jamnya Warna larutan akan lebih muda

biarkan mendidih selama 10 menit lalu diangkat

5 Turunkan suhu 80oC ditambahkan 10 mL asam oksalat 001 N dengan pipet

khusus Larutan akan menjadi bening pada oksalat berlebih

6 Dalam suhu 70-80oC titasi larutan dengan KMnO4 001 N sampai berwarna

pink

Perhitungan (10 + a) b ndash (10 x c) 316 x 1000

dimana a = titrasi KMnO4

b = N KMnO4

c = NH2C2O4 01 N

d = sampel air (mL)

g KESADAHAN TOTAL

Alat

1 Pipet volume 100 mL

2 Erlenmeyer

3 Buret

Bahan

1 Larutan EDTA

22

2 Larutan Buffer pH 10

3 Indikator EBT

Cara kerja

1 Dipipet 10 mL air dimasukkan kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan indikator EBT hingga larutan menjadi merah muda

3 Tambahkan larutan buffer pH 10 sebanyak 1-15 mL

4 Dititrasi dengan larutan EDTA hingga menjadi biru muda

5 Catat volume EDTA yang dipakai

Perhitungan

mgL CaCO3 mL EDTA X faktor EBT X 10

mL sampel

h SALINITAS

Alat

1 Erlenmeyer

2 Pipet volume

3 Pipet tetes

4 Buret dan statif

Bahan

1 Indikator K2CrO4

2 AgNo3 01 N

Cara kerja

1 Ambil 30 mL sampel air laut lalu diencerkan 10-50 kali

2 Tambahkan K2CrO4

3 Titrasi dengan AgNO3 sampai merah bata

Perhitungan

mL AgNO3 sebenarnya X N AgNO3 X 355 X 1000 X 181

mL sampel X 1000

23

i KESADAHAN Ca

Alat

1 Pipet volume 100 mL

2 Erlenmeyer

3 Buret

Bahan

1 Larutan EDTA 001 N

2 Indikator Maurexide

3 Larutan NaOH 1 N

Cara kerja

1 Dipipet 100 mL sampel dimasukkan dalam erlenmeyer

2 Ditambahakan 1 mL NaOH

3 Ditambahkam indikator Maurexide 01 g dan aduk sampai warnanya merah bata

4 Dititrasi dengan larutan EDTA sampai terbentuk warna ungu

5 Catat volume EDTA yang terpakai

Perhitungan

Mg L Ca = mg EDTA x faktor EDTA x 10000

mL sampel

j KESADAHAN Mg

Perhitungan

mgL Mg = (kesadahan total ndash kesadahan Ca) x 024

24

k DAYA MENGGABUNG ASAM

Alat

1 Pipet volumetri

2 Botol Winkler

3 Erlenmeyer

4 Buret

Bahan

1 Indikator MO

2 HCl 01 N

Cara kerja

1 Ambil sampel air dalam botol Winkler

2 Masukkan 50 mL sampel tersebut kedalam erlenmeyer dengan menggunakan

pipet volumetri

3 Tambahakan indikator MO sebanyak 3 tetes tittrasi dengan HCl 01 N sampai

berwarna jingga

4 Catat mL HCl yang terpakai

Perhitungan DMA = 1000 X mL HCl X N HCl

5

l ASIDITAS

Alat

1 Erlenmeyer

25

2 Buret

3 Pipet volume 100 mL

Bahan

1 Indikator PP

2 NaOH 002 N

Cara kerja

1 Ambil sampel air sebanyak 100 mL masukkan kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan 3 tetes indikator PP

3 Titrasi dengan larutan NaOH sampai warna merah pucat

4 Catat mL NaOH yang dipakai

Perhitungan

Total Keasaman mgL CaCO3 = mL NaOH X N NaOH X 50 X 1000

m ALKALINITAS

Alat

1 Tabung plastik

2 Erlenmeyer

3 Pipet

Bahan

1 Indikator PP pH 45

2 Brom Cressol Red pH 83

3 Sulfuric Acid

Cara kerja

1 Masukkan sampel kedalam botol plastik lalu dituang kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan 1 tetes indikator PP jika tidak berwarna PP = 0 ( langsung ke no 4)

3 Jika berwarna pink tembahkan sulfuric acid tetes demi tetes sampai warna hilang

(hitung jumlah tetes yang digunakan)

26

4 Tambahkan beberapa tetes Brom cressol Red lalau titrasi dengan asam sulfat

sampai berubah warna dari biru kehijauan menjadi pink

5 Catat jumlah tetes asam sulfat yang digunakan

Perhitungan

1 tetes asam sulfat = 1 ppm

1 ppm = banyaknya tetes X 171

V HIGH VOLUME SAMPLING

Prinsip pengukuran

Udara dihisap melalui filter fiberglass dengan kecepata aliran udara 113-170 m3mnt

atau 30-60 cuft Partikel tersuspensi dengan diameter lt100 mikron (diameter

aerodinamik) akan terhisap dan tertahan di permukaan filter Metode ini digunakan untuk

mengukur konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient dengan satuan microgm3 dengan

cara menimbang berat partiklat yang tertahan di permukaan filter dan degnan menghitung

volume udara yang terhisap Metode ini munkgin dilengkapi dengan pengatur kecepatan

aliran udara untuk memastikan laju aliran udara konstan Sampel yang terkumpul dapat

digunakan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif senyawa-senyawa yang berada

dalam bentuk partikel Senyawa yang dapat dianalisis antara alain senyawa organic

(PAN) nitrat sulfat logam-logam berat ion ammonium dan ion fluorida

Sensitivitas

Sampling yang dilakukan selama 24 jam dengan kecepatan aliran udara 170 m3mnt (60

cuftmnt) akan mampu mengukur partikulat dengan konsentrasi yang rendah (1 microgm3)

Jika konsentrasi di udara ambient cukup tinggi maka sampling dapat dilakukan selama 6-

8 jam Waktu sampling yang direkomendasikan adalah 24 jam

Gangugan-ganguan

Partikulat yang berminyak seperti photochemical smog atau asap pembakaran kayu yang

dapat menutupi filter sehingga aliran udara akan menurun hal lain adalah partikel yang

mengandung senyawa higroskopis atau partikel dengan kelembaban tinggi yang akan

memberikan akibat yang sama

27

Presisi dari akurasi

Konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient sebesar 112 microgm3 akan memberikan

standar deviasi relative sebesar 9 (10 microgm3) sedangkan untuk konsentrasi 39 microgm3

standar deviasi relative akan sebesar 15 (6 microgm3) Akurasi sangat dipengaruhi oleh

perubahan kecepatan aliran udara selama sampling berlangsung Karenanya alat pengukur

aliran udara pada dasarnya diperlukan dalam metode ini

Peralatan

- Peralatan sampling Face plate (plat bag Depan) dan gasket Adapter filter dan

Motor Pompa Vakum

- Ketiga alat tersebut dilindungi dengan shelter (gambar 1)

- Hi-Vol Sampler harus mampu menghisap udara melalui filter fiberglass berukuran

203x254 cm dengan kecepatan aliran udara minimum 113 microgm3 (30 cfm) dan

mampu beroperasi selama 24 jam

- Unit Kalibrasi unit kalibrasi orifice yang terdiri dari pipa logam berukuran

diameter dalam (ID) 762 cm (3rdquo) dan panjang 159 cm (625rdquo)

- Neraca Analitik dengan ketelitian 01 mg

- Designator untk mengkondisikan filter sebelum dan setelah sampling dilakukan

Pereaksi (Reagent)

Filter yang secara baku digunakan adalah filter fiberglass dengan sfisiensi 99 untuk

diameter partikel 03 microm Tidak direkomendasikan pengunaan kertas filter biasa yang

umum dipakai di laboratorium

Prosedur

Sampling

Filter fiber yang digunakan harus dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan sikat

kecil Filter dikondisikan selama 24 jam kemudian ditimbang dengan neraca analitik

(pemberian nomor pada filter dilakukan sebelum penimbangan) Sebelum sampling

dilakukan filter tidak boleh digulungdilipat Untuk pengamanan selama perjalanan filter

dapat disimpan di dalam kantong plastic Setelah filter dipasang dengan rapi di antara

face plate dan gasket sampler dihidupkan dan setelah berjalan 5 menit catat kecepatan

aliran udara Biarkan sampling berlangsung 6 8 atau 24 jam Sebelum sampling berakhir

catat kembali kecepatan aliran udara Setelah sampling berakhir face plate dibuka dan

28

filter fiber dilipat sedemikian rupa sehingga bagian yang mengandung partikel tersuspensi

saling berhadapan

Analisis

Sebelum ditimbang filter hendaknya dikondisikan kembali di dalm desikator selama 24

jam

Kalibrasi Hi-Vol Sampler

Sebelum digunakan Hi-Vol Sampler harus dikalibrasi dahulu dengan menggunakan

- Metode Rotameter

- Metode Draft Gauge atau kalibrasi Orifice

Perhitungan

Konversi kecepatan aliran udara dari cuft menjadi m3mnt

Volume udara yang dihisap

V= frac12 x [(Q1+Q2) x T]

Keterangan

V volume udara yang terhisap (m3)

Q1 kecepatan aliran udara awal (m3mnt)

Q2 kecepatan aliran udara akhir (m3mnt)

T waktu sampling (mnt)

Hitung konsentrasi partikel yang tersuspensi

SP= (Ws-W0) x 106 x 1v

Keterangan

SP konsentrasi partikel tersuspensi (microgm3)

Ws berat filter fiberglass setelah sampling (g)

W0 berat filter fiberglass sebelum sampling (g)

106 konversi dari g menjadi microg

29

Gambar 1

Picture 1 High Volume Sampler

VI Gas Ammonia (NH3)

Metode Indophenol

Prinsip

Amonia (NH3) di udara ambient diserap oleh larutan H2SO4 membentuk Ammonium

Sulfat Amonium Sulfat yang terbentuk direaksikan dengan phenol dan antrium

hipokhlorit yang dalam suasana basa akan memberntuk Indophenol yang berwarna biru

Warna biru yang terjadi dianalisis secara colorimetri Reaksi dipercepat dengan

penalbahan Natrium Nitroprussid

Sensitivitas

Sampling degnan kecepatan aliran udara 1-2 liter konsentrasi yang dapat di ukur 20-700

microgm3 (0025-1 ppm) dengan waktu sampling 1 jam Batas pengukuran terkecil adalah

002 microgml penyerap

Sampler Motor

Flow Recorder (Optional)

Filter Adaptor

Flow Meter

30

Ganguan-ganguan

Ammonia yang terdapat dalam partikulat dapat terukur jika tidakdigunakan filter selama

sampling berlangsung

Adanya FE3+ Cr3+ dan ion mangan degnan konsentrasi sebesar mg akan memberikan

ganguan positif Sedangakan ion Cu akan menghambat reksi pembentukan warna Untuk

mengurangi ganguan tersebut dapat ditambahkan EDTA

Nitrit dan Sulfit dengan konsentrasi 100x konsentrasi NH3 akan memberikan ganguan

Formaldehida akan memberikan ganguan negative sebesar 10-15

Ganguan yang dapat disebabkan oleh partikulat dapat dicegah degnan menggunakan filter

selama sampling berlangsung

Peralatan

Pompa Vacuum

Flow meter

Absorber dapat digunakan fritted bubbler midget impinger atau gas scrubber

Spektrofotometer

Peralatan gelas

Pereaksi

Larutan Penyerap H2SO4 01N

Encerkan 23 ml H2SO4 pekat (18M) dengan aquadest sampai volume 1 liter

Larutan Natrium Nitroprussid

20 g Natrium Nitroprussid dilarutkan dalam 100 ml aquadest Larutan ini stabil selama 2

bulan jika disimpan dalam lemari es

Larutan NaOH 675M

Larutkan 270 g NaOH dalam 1 liter aquadest kemudian didihkan sampai volumenya 600

ml untuk menghilangkan ammonia Tambah aquadest sampai volumenya 1 liter Simpan

larutan ini dalam botol plastik

Larutan Stock natrium Hipokhlorit

Buat larutan Natrium Hipokhlorit 37 (01N) dengan cara mengencerkan Natrium

Hipokhlorit 5-6 dengan aquadest Larutan ini stabil selama 2 bulan jika disimpan

dalam lemari es

Larutan Stock Phenol 45 (vv)

Phenol dilebur dalam water bath pada suhu 600C kemudian 45 ml (50g) phenol tersebut

diencerkan dengan methanol sampai volumenya 100 ml Larutan ini stabil selama 2 bulan

jika disimpan dalam lemari es

31

Larutan Buffer

Larutkan 50 g Na3PO312H2O dan 74 ml larutan NaOH 675 dalam 1 liter aquadest

Larutan Hipokhlorit

Campurkan 30 ml larutan NaOH 675M dan 30 ml larutan stock natrium Hipokhlorit

kemudian encerkan degnan aquadest sampai volumenya 100 ml Larutan ini hanya stabil

selama 1 hari

Larutan Phenol

Campurkan 20 ml larutan stock phenol 45 dan 1 ml larutan natrium Nitroprussid 20

kemudian encerkan dengan aquadest sampai volumenya 100 ml larutan ini stabil selama

4 jam

Larutan Stock Standar Ammonia

318 g NH4Cl atau 388 g (NH4)2SO4 dilarutkan dlam 1 liter aquadest Kemudian

tambahkan CHCl3 sebagai pangawet Larutan ini stabil selama 2 bulan

Larutan Standar Ammonia

10 ml larutan stock standar Ammonia diencerkan degnan larutan penyerap (H2SO4 01N)

sampai volumenya 1 liter (1 ml= 10 microg NH3)

Kalibrasi

- Siapkan 6 buah labu ukur 25 ml masukkan ke dalam masing-masing labu ukur

00 ml 02 ml 04 ml 06 ml 10 ml dan 15 ml larutan standar Ammonia

- Tambahkan 10 ml larutan penyerap ke dalam masing-masing labu ukur

- Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan phenol dan 25 ml larutan natrium

Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat 25 ml

dan biarkan selama 30 menit

Intensita warna biru yang terjadi diukur dengan kurva spektrofotometer pada apnjang

gelombang 630 nm Buat kurva kalibrasi antara Absorban degnan konsentrasi NH3

dan tentukan slopenya

Prosedur

- Susunan alat sampling

Filter----------- Midget ---------- Flow meter ------------Pompa

32

10 ml larutanpenyerap dalam midget impinger yang dirangkai dengan flow mwter

dan pompa vaccum Sampling dilakukan selama 1 jam dengan kecepatan aliran

udara 1-2 litermenit

Analisis

- Setelah sampling larutan penyerap dipundahkan secara kuantitatif dalam labu

ukur 25 ml Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan Phenol dan 25 ml

larutan Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat

25 ml dan biarkan selama 30 menit

- Intensitas warna biru yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang

gelombang 630 nm

Perhitungan

NH3 (microgm3)= (A x k) (V)

Keterangan

A absorbansi sample

k Slope (microgunit absorban)

V volume udara pada 250C dan 760 mmHg

Picture 2 Sususnan Peralatan Sampling

Needle Valve

To Air Pump

Flow meter

TRAP

IMPINGER

NEEDLE VALVE FLOW CONTROL

33

VII PENGUKURAN INTENSITAS SUARA

Prinsip

Tingkat kebisingan dapat ditentukan oleh dua factor yaitu intensitas suara yang

dinyatakan dalam dB dan durasi pemaparan kebisingan dinyatakan dalam jam atau

menit

Decibel (dB) merupakan pengukuran unit logaritma yang menyatakan suatu kuantitas

Fisik (power atau intensitas) yang dapat berdasarkan pada suatu reference level tertentu

Satu decibel = sepersepuluh satu bel (B)

Decibel pada umumnya digunakan untuk pengukuran kuantitas suara berdasarkan

reference 0 dB Reference level ditetapkan pada ldquo0rdquo berdasarkan intensitas suara standar

manusia Semakin besar intensitas (amplitude) suara rarr semakin keras suara

Intensitas Suara = decibels (dB)

dB = 10 log Intensitas suara

Intensitas suara standar

- 0 db = ketiadaan suara

- Ambang pendengara = 0 dB 1000 Hz

34

Tabel 1 Beberapa Contoh Intensitas Suara

Bunyi Intensitas Suara (dB)

Gemerisik daun 15

Bisikan 30

Percakapan normal 60

Vacuum cleaner 75

Teriakan 80

Suara motor 90

Suara tak nyaman 120

Suara menyakitkan telinga 140

Lalu lintas padat 100

Amplifier 120 ndash 140

Tabel 2 Pembatasan waktu dan tingkat kebisingan yang diterima

Waktu (Jamhari) Tingkat kebisingan

(dBA) Waktu (Jamhari)

Tingkat kebisingan

(dBA)

8 90 15 102

6 92 10 105

4 95 05 110

3 97 lt025 115

2 100

Contoh perhitungan

Once a statistically valid L10(h) has been obtained the Leq(h) can be

calculated as follows

Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 (2-1)

Where Leq(h) is the hourly A-weighted equivalent sound level

N is the number of sound level readings taken to obtain a statistically valid L10 ni is the number of sound level readings in the ith class

Li is the level of the ith sound level reading taken during the measurement period

Problem No 1 Compute the Leq(h) of the sound level readings shown in

figure 2

L10 = 49 +1-3dBA

L10 Criterion met after 50 samples

35

Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway

Traffic Noise

Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]

= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA

VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA

Prinsip

Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat

langsung dibaca

Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam

bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik

diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor

Alat

Luxmeter

Prosedur

Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi

36

Penentuan titik pengukuran

1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila

merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada

2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada

setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut

dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut

a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal

panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan

kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1

Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2

b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik

potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap

3 (tiga) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara

10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2

Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100

m2

37

c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang

dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan

luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3

Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2

Persyaratan pengukuran

1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan

2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan

Tata cara

1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor

2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran

untuk intensitas penerangan setempat atau umum

3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat

sehingga didapat nilai angka yang stabil

4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan

setempat dan untuk intensitas penerangan umum

5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan

6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent

Natrium Infrared

38

END

Page 21: PANDUAN PRAKTIKUM...Alat dan Bahan e. Prosedur (dibuat dalam bentuk poin, tidak tabel) f. Hasil / Data g. Perhitungan h. Pembahasan antara lain mencakup pembahasan mengapa prinsip

18

IV PENGUJIAN PARAMETER KIMIA

a pH

Alat pH Universal

Cara Kerja

1 Diambil sampel air

2 Dicelupkan pH universal kedalamnya

3 Warna yang terjadi dibandingkan pada standard warna

b DO (Dissolved Oxygen)

Alat

1 Botol Winkler

2 Pipet tetes

3 Perangkat titrasi

4 Pipet volume

Bahan

1 Iodida alkali (perekasi Winkler)

2 H2SO4 pekat

3 Larutan Mangan sulfat MnSO4 48

4 Natrium tiosulfat 0025 N

5 Indikator amylum 1

Cara Kerja

1 Ditambahkan kedalamnya 1 mL MnSO4 dan 1 mL reagen Winkler lalu dikocok

dan ditunggu hingga terbentuk endapan

2 Ditambahkan 2 mL H2SO4 pekat dikocok hingga endapan larut

3 Diambil 500 mL sampel tersebut dititrasi dengan larutan Natrium tiosulfat

0025 N sampai berwarna kuning muda pucat

4 Ditambahkan inikator amilum (biru)

5 Dititrasi kembali dengan larutan Natrium tiosulfat dari biru sampai menjadi

bening

6 Dicatat berapa mL Natrium tiosulfat yang dipakai

Perhitungan

19

8000 x mL Na2S2O3 X N Na2S2O3

Kadar O2 (mgL) = mL sampel

c CO2 BEBAS

Alat

1 Tabung reaksi

2 Labu erlenmeyer

Bahan

1 Indikator Phenol ptalein

2 Natrium bikarbonat

Cara Kerja

1 Masukkan 50 mL sampel air ke dalam labu erlenmeyer

2 Tambahkan 3-5 mL indikator PP

3 Titrasi Ntrium bikarbonat standart tetes demi tetes sampai berwarna merah

muda

4 Catat mL Natrium bikarbonat standar yang terpakai

Perhitungan

Kadar CO2 = 1000 X mL Na-bikarbonat X Na-bikarbonat X BA Na-bikarbonat

50

d BOD (Biochemical Oxygen Demand)

Alat

1 Botol Winkler

2 Pipet tetes

3 Pipet volumetri

4 Erlenmeyer

5 Buret dan statif

20

Bahan Lihat bahan pemeriksaan O2 (DO)

Cara kerja

1 Saring 100 mL sampel air dari lumpur

2 Diambil 75 mL sampel air yang telah disaring diencerkan dengan aquadest

100X dan dimasukkan kedalam 2 botol Winkler

3 Disimpan dalam keadaan gelap (dibungkus dengan kertas karbon atau plastik

hitam) dan ditempat yang gelap Dicata suhu air dan jam penyimpanan Dihitung

kadar O2 nya setelah 5 hari kemudian

4 Terhadap sampel juga dihitung kadar O2 sesaat

5 Dicatat kadarrnya

Perhitungan

Kadar BOD (mgL) = (DO sesaat ndash DO5) X pengenceran

e COD (Chemical Oxygen Demand)

Alat f TOM (Total Organic Mater)

Alat

1 Perangkat titrasi

2 Termometer

3 Erlenmeyer

4 Hot plate

5 Pipet volume

6 Pipet Mohr

Bahan

1 H2SO4 6 N

21

2 KMnO4 001 N

3 H2C2O4 001 N

Cara kerja

1 Dipipet 25 mL sampel air dimasukkan kedalam erlenmeyer

2 2 Tambahkan 05 mL H2SO4 beberapa teter KMnO4 001 N sampai berwarba

merah muda sedikit agar semua senyawa organik yang tingkatnya rendah

dioksidasi menjadi tingkat tinggi

3 Pipet 10 mL larutan KMnO4 001 N kedalamnya Warna larutan akan berwarna

merah

4 Dididihkan larutan tersebut catat jamnya Warna larutan akan lebih muda

biarkan mendidih selama 10 menit lalu diangkat

5 Turunkan suhu 80oC ditambahkan 10 mL asam oksalat 001 N dengan pipet

khusus Larutan akan menjadi bening pada oksalat berlebih

6 Dalam suhu 70-80oC titasi larutan dengan KMnO4 001 N sampai berwarna

pink

Perhitungan (10 + a) b ndash (10 x c) 316 x 1000

dimana a = titrasi KMnO4

b = N KMnO4

c = NH2C2O4 01 N

d = sampel air (mL)

g KESADAHAN TOTAL

Alat

1 Pipet volume 100 mL

2 Erlenmeyer

3 Buret

Bahan

1 Larutan EDTA

22

2 Larutan Buffer pH 10

3 Indikator EBT

Cara kerja

1 Dipipet 10 mL air dimasukkan kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan indikator EBT hingga larutan menjadi merah muda

3 Tambahkan larutan buffer pH 10 sebanyak 1-15 mL

4 Dititrasi dengan larutan EDTA hingga menjadi biru muda

5 Catat volume EDTA yang dipakai

Perhitungan

mgL CaCO3 mL EDTA X faktor EBT X 10

mL sampel

h SALINITAS

Alat

1 Erlenmeyer

2 Pipet volume

3 Pipet tetes

4 Buret dan statif

Bahan

1 Indikator K2CrO4

2 AgNo3 01 N

Cara kerja

1 Ambil 30 mL sampel air laut lalu diencerkan 10-50 kali

2 Tambahkan K2CrO4

3 Titrasi dengan AgNO3 sampai merah bata

Perhitungan

mL AgNO3 sebenarnya X N AgNO3 X 355 X 1000 X 181

mL sampel X 1000

23

i KESADAHAN Ca

Alat

1 Pipet volume 100 mL

2 Erlenmeyer

3 Buret

Bahan

1 Larutan EDTA 001 N

2 Indikator Maurexide

3 Larutan NaOH 1 N

Cara kerja

1 Dipipet 100 mL sampel dimasukkan dalam erlenmeyer

2 Ditambahakan 1 mL NaOH

3 Ditambahkam indikator Maurexide 01 g dan aduk sampai warnanya merah bata

4 Dititrasi dengan larutan EDTA sampai terbentuk warna ungu

5 Catat volume EDTA yang terpakai

Perhitungan

Mg L Ca = mg EDTA x faktor EDTA x 10000

mL sampel

j KESADAHAN Mg

Perhitungan

mgL Mg = (kesadahan total ndash kesadahan Ca) x 024

24

k DAYA MENGGABUNG ASAM

Alat

1 Pipet volumetri

2 Botol Winkler

3 Erlenmeyer

4 Buret

Bahan

1 Indikator MO

2 HCl 01 N

Cara kerja

1 Ambil sampel air dalam botol Winkler

2 Masukkan 50 mL sampel tersebut kedalam erlenmeyer dengan menggunakan

pipet volumetri

3 Tambahakan indikator MO sebanyak 3 tetes tittrasi dengan HCl 01 N sampai

berwarna jingga

4 Catat mL HCl yang terpakai

Perhitungan DMA = 1000 X mL HCl X N HCl

5

l ASIDITAS

Alat

1 Erlenmeyer

25

2 Buret

3 Pipet volume 100 mL

Bahan

1 Indikator PP

2 NaOH 002 N

Cara kerja

1 Ambil sampel air sebanyak 100 mL masukkan kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan 3 tetes indikator PP

3 Titrasi dengan larutan NaOH sampai warna merah pucat

4 Catat mL NaOH yang dipakai

Perhitungan

Total Keasaman mgL CaCO3 = mL NaOH X N NaOH X 50 X 1000

m ALKALINITAS

Alat

1 Tabung plastik

2 Erlenmeyer

3 Pipet

Bahan

1 Indikator PP pH 45

2 Brom Cressol Red pH 83

3 Sulfuric Acid

Cara kerja

1 Masukkan sampel kedalam botol plastik lalu dituang kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan 1 tetes indikator PP jika tidak berwarna PP = 0 ( langsung ke no 4)

3 Jika berwarna pink tembahkan sulfuric acid tetes demi tetes sampai warna hilang

(hitung jumlah tetes yang digunakan)

26

4 Tambahkan beberapa tetes Brom cressol Red lalau titrasi dengan asam sulfat

sampai berubah warna dari biru kehijauan menjadi pink

5 Catat jumlah tetes asam sulfat yang digunakan

Perhitungan

1 tetes asam sulfat = 1 ppm

1 ppm = banyaknya tetes X 171

V HIGH VOLUME SAMPLING

Prinsip pengukuran

Udara dihisap melalui filter fiberglass dengan kecepata aliran udara 113-170 m3mnt

atau 30-60 cuft Partikel tersuspensi dengan diameter lt100 mikron (diameter

aerodinamik) akan terhisap dan tertahan di permukaan filter Metode ini digunakan untuk

mengukur konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient dengan satuan microgm3 dengan

cara menimbang berat partiklat yang tertahan di permukaan filter dan degnan menghitung

volume udara yang terhisap Metode ini munkgin dilengkapi dengan pengatur kecepatan

aliran udara untuk memastikan laju aliran udara konstan Sampel yang terkumpul dapat

digunakan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif senyawa-senyawa yang berada

dalam bentuk partikel Senyawa yang dapat dianalisis antara alain senyawa organic

(PAN) nitrat sulfat logam-logam berat ion ammonium dan ion fluorida

Sensitivitas

Sampling yang dilakukan selama 24 jam dengan kecepatan aliran udara 170 m3mnt (60

cuftmnt) akan mampu mengukur partikulat dengan konsentrasi yang rendah (1 microgm3)

Jika konsentrasi di udara ambient cukup tinggi maka sampling dapat dilakukan selama 6-

8 jam Waktu sampling yang direkomendasikan adalah 24 jam

Gangugan-ganguan

Partikulat yang berminyak seperti photochemical smog atau asap pembakaran kayu yang

dapat menutupi filter sehingga aliran udara akan menurun hal lain adalah partikel yang

mengandung senyawa higroskopis atau partikel dengan kelembaban tinggi yang akan

memberikan akibat yang sama

27

Presisi dari akurasi

Konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient sebesar 112 microgm3 akan memberikan

standar deviasi relative sebesar 9 (10 microgm3) sedangkan untuk konsentrasi 39 microgm3

standar deviasi relative akan sebesar 15 (6 microgm3) Akurasi sangat dipengaruhi oleh

perubahan kecepatan aliran udara selama sampling berlangsung Karenanya alat pengukur

aliran udara pada dasarnya diperlukan dalam metode ini

Peralatan

- Peralatan sampling Face plate (plat bag Depan) dan gasket Adapter filter dan

Motor Pompa Vakum

- Ketiga alat tersebut dilindungi dengan shelter (gambar 1)

- Hi-Vol Sampler harus mampu menghisap udara melalui filter fiberglass berukuran

203x254 cm dengan kecepatan aliran udara minimum 113 microgm3 (30 cfm) dan

mampu beroperasi selama 24 jam

- Unit Kalibrasi unit kalibrasi orifice yang terdiri dari pipa logam berukuran

diameter dalam (ID) 762 cm (3rdquo) dan panjang 159 cm (625rdquo)

- Neraca Analitik dengan ketelitian 01 mg

- Designator untk mengkondisikan filter sebelum dan setelah sampling dilakukan

Pereaksi (Reagent)

Filter yang secara baku digunakan adalah filter fiberglass dengan sfisiensi 99 untuk

diameter partikel 03 microm Tidak direkomendasikan pengunaan kertas filter biasa yang

umum dipakai di laboratorium

Prosedur

Sampling

Filter fiber yang digunakan harus dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan sikat

kecil Filter dikondisikan selama 24 jam kemudian ditimbang dengan neraca analitik

(pemberian nomor pada filter dilakukan sebelum penimbangan) Sebelum sampling

dilakukan filter tidak boleh digulungdilipat Untuk pengamanan selama perjalanan filter

dapat disimpan di dalam kantong plastic Setelah filter dipasang dengan rapi di antara

face plate dan gasket sampler dihidupkan dan setelah berjalan 5 menit catat kecepatan

aliran udara Biarkan sampling berlangsung 6 8 atau 24 jam Sebelum sampling berakhir

catat kembali kecepatan aliran udara Setelah sampling berakhir face plate dibuka dan

28

filter fiber dilipat sedemikian rupa sehingga bagian yang mengandung partikel tersuspensi

saling berhadapan

Analisis

Sebelum ditimbang filter hendaknya dikondisikan kembali di dalm desikator selama 24

jam

Kalibrasi Hi-Vol Sampler

Sebelum digunakan Hi-Vol Sampler harus dikalibrasi dahulu dengan menggunakan

- Metode Rotameter

- Metode Draft Gauge atau kalibrasi Orifice

Perhitungan

Konversi kecepatan aliran udara dari cuft menjadi m3mnt

Volume udara yang dihisap

V= frac12 x [(Q1+Q2) x T]

Keterangan

V volume udara yang terhisap (m3)

Q1 kecepatan aliran udara awal (m3mnt)

Q2 kecepatan aliran udara akhir (m3mnt)

T waktu sampling (mnt)

Hitung konsentrasi partikel yang tersuspensi

SP= (Ws-W0) x 106 x 1v

Keterangan

SP konsentrasi partikel tersuspensi (microgm3)

Ws berat filter fiberglass setelah sampling (g)

W0 berat filter fiberglass sebelum sampling (g)

106 konversi dari g menjadi microg

29

Gambar 1

Picture 1 High Volume Sampler

VI Gas Ammonia (NH3)

Metode Indophenol

Prinsip

Amonia (NH3) di udara ambient diserap oleh larutan H2SO4 membentuk Ammonium

Sulfat Amonium Sulfat yang terbentuk direaksikan dengan phenol dan antrium

hipokhlorit yang dalam suasana basa akan memberntuk Indophenol yang berwarna biru

Warna biru yang terjadi dianalisis secara colorimetri Reaksi dipercepat dengan

penalbahan Natrium Nitroprussid

Sensitivitas

Sampling degnan kecepatan aliran udara 1-2 liter konsentrasi yang dapat di ukur 20-700

microgm3 (0025-1 ppm) dengan waktu sampling 1 jam Batas pengukuran terkecil adalah

002 microgml penyerap

Sampler Motor

Flow Recorder (Optional)

Filter Adaptor

Flow Meter

30

Ganguan-ganguan

Ammonia yang terdapat dalam partikulat dapat terukur jika tidakdigunakan filter selama

sampling berlangsung

Adanya FE3+ Cr3+ dan ion mangan degnan konsentrasi sebesar mg akan memberikan

ganguan positif Sedangakan ion Cu akan menghambat reksi pembentukan warna Untuk

mengurangi ganguan tersebut dapat ditambahkan EDTA

Nitrit dan Sulfit dengan konsentrasi 100x konsentrasi NH3 akan memberikan ganguan

Formaldehida akan memberikan ganguan negative sebesar 10-15

Ganguan yang dapat disebabkan oleh partikulat dapat dicegah degnan menggunakan filter

selama sampling berlangsung

Peralatan

Pompa Vacuum

Flow meter

Absorber dapat digunakan fritted bubbler midget impinger atau gas scrubber

Spektrofotometer

Peralatan gelas

Pereaksi

Larutan Penyerap H2SO4 01N

Encerkan 23 ml H2SO4 pekat (18M) dengan aquadest sampai volume 1 liter

Larutan Natrium Nitroprussid

20 g Natrium Nitroprussid dilarutkan dalam 100 ml aquadest Larutan ini stabil selama 2

bulan jika disimpan dalam lemari es

Larutan NaOH 675M

Larutkan 270 g NaOH dalam 1 liter aquadest kemudian didihkan sampai volumenya 600

ml untuk menghilangkan ammonia Tambah aquadest sampai volumenya 1 liter Simpan

larutan ini dalam botol plastik

Larutan Stock natrium Hipokhlorit

Buat larutan Natrium Hipokhlorit 37 (01N) dengan cara mengencerkan Natrium

Hipokhlorit 5-6 dengan aquadest Larutan ini stabil selama 2 bulan jika disimpan

dalam lemari es

Larutan Stock Phenol 45 (vv)

Phenol dilebur dalam water bath pada suhu 600C kemudian 45 ml (50g) phenol tersebut

diencerkan dengan methanol sampai volumenya 100 ml Larutan ini stabil selama 2 bulan

jika disimpan dalam lemari es

31

Larutan Buffer

Larutkan 50 g Na3PO312H2O dan 74 ml larutan NaOH 675 dalam 1 liter aquadest

Larutan Hipokhlorit

Campurkan 30 ml larutan NaOH 675M dan 30 ml larutan stock natrium Hipokhlorit

kemudian encerkan degnan aquadest sampai volumenya 100 ml Larutan ini hanya stabil

selama 1 hari

Larutan Phenol

Campurkan 20 ml larutan stock phenol 45 dan 1 ml larutan natrium Nitroprussid 20

kemudian encerkan dengan aquadest sampai volumenya 100 ml larutan ini stabil selama

4 jam

Larutan Stock Standar Ammonia

318 g NH4Cl atau 388 g (NH4)2SO4 dilarutkan dlam 1 liter aquadest Kemudian

tambahkan CHCl3 sebagai pangawet Larutan ini stabil selama 2 bulan

Larutan Standar Ammonia

10 ml larutan stock standar Ammonia diencerkan degnan larutan penyerap (H2SO4 01N)

sampai volumenya 1 liter (1 ml= 10 microg NH3)

Kalibrasi

- Siapkan 6 buah labu ukur 25 ml masukkan ke dalam masing-masing labu ukur

00 ml 02 ml 04 ml 06 ml 10 ml dan 15 ml larutan standar Ammonia

- Tambahkan 10 ml larutan penyerap ke dalam masing-masing labu ukur

- Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan phenol dan 25 ml larutan natrium

Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat 25 ml

dan biarkan selama 30 menit

Intensita warna biru yang terjadi diukur dengan kurva spektrofotometer pada apnjang

gelombang 630 nm Buat kurva kalibrasi antara Absorban degnan konsentrasi NH3

dan tentukan slopenya

Prosedur

- Susunan alat sampling

Filter----------- Midget ---------- Flow meter ------------Pompa

32

10 ml larutanpenyerap dalam midget impinger yang dirangkai dengan flow mwter

dan pompa vaccum Sampling dilakukan selama 1 jam dengan kecepatan aliran

udara 1-2 litermenit

Analisis

- Setelah sampling larutan penyerap dipundahkan secara kuantitatif dalam labu

ukur 25 ml Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan Phenol dan 25 ml

larutan Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat

25 ml dan biarkan selama 30 menit

- Intensitas warna biru yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang

gelombang 630 nm

Perhitungan

NH3 (microgm3)= (A x k) (V)

Keterangan

A absorbansi sample

k Slope (microgunit absorban)

V volume udara pada 250C dan 760 mmHg

Picture 2 Sususnan Peralatan Sampling

Needle Valve

To Air Pump

Flow meter

TRAP

IMPINGER

NEEDLE VALVE FLOW CONTROL

33

VII PENGUKURAN INTENSITAS SUARA

Prinsip

Tingkat kebisingan dapat ditentukan oleh dua factor yaitu intensitas suara yang

dinyatakan dalam dB dan durasi pemaparan kebisingan dinyatakan dalam jam atau

menit

Decibel (dB) merupakan pengukuran unit logaritma yang menyatakan suatu kuantitas

Fisik (power atau intensitas) yang dapat berdasarkan pada suatu reference level tertentu

Satu decibel = sepersepuluh satu bel (B)

Decibel pada umumnya digunakan untuk pengukuran kuantitas suara berdasarkan

reference 0 dB Reference level ditetapkan pada ldquo0rdquo berdasarkan intensitas suara standar

manusia Semakin besar intensitas (amplitude) suara rarr semakin keras suara

Intensitas Suara = decibels (dB)

dB = 10 log Intensitas suara

Intensitas suara standar

- 0 db = ketiadaan suara

- Ambang pendengara = 0 dB 1000 Hz

34

Tabel 1 Beberapa Contoh Intensitas Suara

Bunyi Intensitas Suara (dB)

Gemerisik daun 15

Bisikan 30

Percakapan normal 60

Vacuum cleaner 75

Teriakan 80

Suara motor 90

Suara tak nyaman 120

Suara menyakitkan telinga 140

Lalu lintas padat 100

Amplifier 120 ndash 140

Tabel 2 Pembatasan waktu dan tingkat kebisingan yang diterima

Waktu (Jamhari) Tingkat kebisingan

(dBA) Waktu (Jamhari)

Tingkat kebisingan

(dBA)

8 90 15 102

6 92 10 105

4 95 05 110

3 97 lt025 115

2 100

Contoh perhitungan

Once a statistically valid L10(h) has been obtained the Leq(h) can be

calculated as follows

Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 (2-1)

Where Leq(h) is the hourly A-weighted equivalent sound level

N is the number of sound level readings taken to obtain a statistically valid L10 ni is the number of sound level readings in the ith class

Li is the level of the ith sound level reading taken during the measurement period

Problem No 1 Compute the Leq(h) of the sound level readings shown in

figure 2

L10 = 49 +1-3dBA

L10 Criterion met after 50 samples

35

Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway

Traffic Noise

Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]

= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA

VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA

Prinsip

Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat

langsung dibaca

Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam

bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik

diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor

Alat

Luxmeter

Prosedur

Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi

36

Penentuan titik pengukuran

1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila

merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada

2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada

setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut

dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut

a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal

panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan

kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1

Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2

b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik

potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap

3 (tiga) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara

10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2

Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100

m2

37

c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang

dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan

luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3

Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2

Persyaratan pengukuran

1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan

2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan

Tata cara

1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor

2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran

untuk intensitas penerangan setempat atau umum

3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat

sehingga didapat nilai angka yang stabil

4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan

setempat dan untuk intensitas penerangan umum

5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan

6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent

Natrium Infrared

38

END

Page 22: PANDUAN PRAKTIKUM...Alat dan Bahan e. Prosedur (dibuat dalam bentuk poin, tidak tabel) f. Hasil / Data g. Perhitungan h. Pembahasan antara lain mencakup pembahasan mengapa prinsip

19

8000 x mL Na2S2O3 X N Na2S2O3

Kadar O2 (mgL) = mL sampel

c CO2 BEBAS

Alat

1 Tabung reaksi

2 Labu erlenmeyer

Bahan

1 Indikator Phenol ptalein

2 Natrium bikarbonat

Cara Kerja

1 Masukkan 50 mL sampel air ke dalam labu erlenmeyer

2 Tambahkan 3-5 mL indikator PP

3 Titrasi Ntrium bikarbonat standart tetes demi tetes sampai berwarna merah

muda

4 Catat mL Natrium bikarbonat standar yang terpakai

Perhitungan

Kadar CO2 = 1000 X mL Na-bikarbonat X Na-bikarbonat X BA Na-bikarbonat

50

d BOD (Biochemical Oxygen Demand)

Alat

1 Botol Winkler

2 Pipet tetes

3 Pipet volumetri

4 Erlenmeyer

5 Buret dan statif

20

Bahan Lihat bahan pemeriksaan O2 (DO)

Cara kerja

1 Saring 100 mL sampel air dari lumpur

2 Diambil 75 mL sampel air yang telah disaring diencerkan dengan aquadest

100X dan dimasukkan kedalam 2 botol Winkler

3 Disimpan dalam keadaan gelap (dibungkus dengan kertas karbon atau plastik

hitam) dan ditempat yang gelap Dicata suhu air dan jam penyimpanan Dihitung

kadar O2 nya setelah 5 hari kemudian

4 Terhadap sampel juga dihitung kadar O2 sesaat

5 Dicatat kadarrnya

Perhitungan

Kadar BOD (mgL) = (DO sesaat ndash DO5) X pengenceran

e COD (Chemical Oxygen Demand)

Alat f TOM (Total Organic Mater)

Alat

1 Perangkat titrasi

2 Termometer

3 Erlenmeyer

4 Hot plate

5 Pipet volume

6 Pipet Mohr

Bahan

1 H2SO4 6 N

21

2 KMnO4 001 N

3 H2C2O4 001 N

Cara kerja

1 Dipipet 25 mL sampel air dimasukkan kedalam erlenmeyer

2 2 Tambahkan 05 mL H2SO4 beberapa teter KMnO4 001 N sampai berwarba

merah muda sedikit agar semua senyawa organik yang tingkatnya rendah

dioksidasi menjadi tingkat tinggi

3 Pipet 10 mL larutan KMnO4 001 N kedalamnya Warna larutan akan berwarna

merah

4 Dididihkan larutan tersebut catat jamnya Warna larutan akan lebih muda

biarkan mendidih selama 10 menit lalu diangkat

5 Turunkan suhu 80oC ditambahkan 10 mL asam oksalat 001 N dengan pipet

khusus Larutan akan menjadi bening pada oksalat berlebih

6 Dalam suhu 70-80oC titasi larutan dengan KMnO4 001 N sampai berwarna

pink

Perhitungan (10 + a) b ndash (10 x c) 316 x 1000

dimana a = titrasi KMnO4

b = N KMnO4

c = NH2C2O4 01 N

d = sampel air (mL)

g KESADAHAN TOTAL

Alat

1 Pipet volume 100 mL

2 Erlenmeyer

3 Buret

Bahan

1 Larutan EDTA

22

2 Larutan Buffer pH 10

3 Indikator EBT

Cara kerja

1 Dipipet 10 mL air dimasukkan kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan indikator EBT hingga larutan menjadi merah muda

3 Tambahkan larutan buffer pH 10 sebanyak 1-15 mL

4 Dititrasi dengan larutan EDTA hingga menjadi biru muda

5 Catat volume EDTA yang dipakai

Perhitungan

mgL CaCO3 mL EDTA X faktor EBT X 10

mL sampel

h SALINITAS

Alat

1 Erlenmeyer

2 Pipet volume

3 Pipet tetes

4 Buret dan statif

Bahan

1 Indikator K2CrO4

2 AgNo3 01 N

Cara kerja

1 Ambil 30 mL sampel air laut lalu diencerkan 10-50 kali

2 Tambahkan K2CrO4

3 Titrasi dengan AgNO3 sampai merah bata

Perhitungan

mL AgNO3 sebenarnya X N AgNO3 X 355 X 1000 X 181

mL sampel X 1000

23

i KESADAHAN Ca

Alat

1 Pipet volume 100 mL

2 Erlenmeyer

3 Buret

Bahan

1 Larutan EDTA 001 N

2 Indikator Maurexide

3 Larutan NaOH 1 N

Cara kerja

1 Dipipet 100 mL sampel dimasukkan dalam erlenmeyer

2 Ditambahakan 1 mL NaOH

3 Ditambahkam indikator Maurexide 01 g dan aduk sampai warnanya merah bata

4 Dititrasi dengan larutan EDTA sampai terbentuk warna ungu

5 Catat volume EDTA yang terpakai

Perhitungan

Mg L Ca = mg EDTA x faktor EDTA x 10000

mL sampel

j KESADAHAN Mg

Perhitungan

mgL Mg = (kesadahan total ndash kesadahan Ca) x 024

24

k DAYA MENGGABUNG ASAM

Alat

1 Pipet volumetri

2 Botol Winkler

3 Erlenmeyer

4 Buret

Bahan

1 Indikator MO

2 HCl 01 N

Cara kerja

1 Ambil sampel air dalam botol Winkler

2 Masukkan 50 mL sampel tersebut kedalam erlenmeyer dengan menggunakan

pipet volumetri

3 Tambahakan indikator MO sebanyak 3 tetes tittrasi dengan HCl 01 N sampai

berwarna jingga

4 Catat mL HCl yang terpakai

Perhitungan DMA = 1000 X mL HCl X N HCl

5

l ASIDITAS

Alat

1 Erlenmeyer

25

2 Buret

3 Pipet volume 100 mL

Bahan

1 Indikator PP

2 NaOH 002 N

Cara kerja

1 Ambil sampel air sebanyak 100 mL masukkan kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan 3 tetes indikator PP

3 Titrasi dengan larutan NaOH sampai warna merah pucat

4 Catat mL NaOH yang dipakai

Perhitungan

Total Keasaman mgL CaCO3 = mL NaOH X N NaOH X 50 X 1000

m ALKALINITAS

Alat

1 Tabung plastik

2 Erlenmeyer

3 Pipet

Bahan

1 Indikator PP pH 45

2 Brom Cressol Red pH 83

3 Sulfuric Acid

Cara kerja

1 Masukkan sampel kedalam botol plastik lalu dituang kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan 1 tetes indikator PP jika tidak berwarna PP = 0 ( langsung ke no 4)

3 Jika berwarna pink tembahkan sulfuric acid tetes demi tetes sampai warna hilang

(hitung jumlah tetes yang digunakan)

26

4 Tambahkan beberapa tetes Brom cressol Red lalau titrasi dengan asam sulfat

sampai berubah warna dari biru kehijauan menjadi pink

5 Catat jumlah tetes asam sulfat yang digunakan

Perhitungan

1 tetes asam sulfat = 1 ppm

1 ppm = banyaknya tetes X 171

V HIGH VOLUME SAMPLING

Prinsip pengukuran

Udara dihisap melalui filter fiberglass dengan kecepata aliran udara 113-170 m3mnt

atau 30-60 cuft Partikel tersuspensi dengan diameter lt100 mikron (diameter

aerodinamik) akan terhisap dan tertahan di permukaan filter Metode ini digunakan untuk

mengukur konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient dengan satuan microgm3 dengan

cara menimbang berat partiklat yang tertahan di permukaan filter dan degnan menghitung

volume udara yang terhisap Metode ini munkgin dilengkapi dengan pengatur kecepatan

aliran udara untuk memastikan laju aliran udara konstan Sampel yang terkumpul dapat

digunakan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif senyawa-senyawa yang berada

dalam bentuk partikel Senyawa yang dapat dianalisis antara alain senyawa organic

(PAN) nitrat sulfat logam-logam berat ion ammonium dan ion fluorida

Sensitivitas

Sampling yang dilakukan selama 24 jam dengan kecepatan aliran udara 170 m3mnt (60

cuftmnt) akan mampu mengukur partikulat dengan konsentrasi yang rendah (1 microgm3)

Jika konsentrasi di udara ambient cukup tinggi maka sampling dapat dilakukan selama 6-

8 jam Waktu sampling yang direkomendasikan adalah 24 jam

Gangugan-ganguan

Partikulat yang berminyak seperti photochemical smog atau asap pembakaran kayu yang

dapat menutupi filter sehingga aliran udara akan menurun hal lain adalah partikel yang

mengandung senyawa higroskopis atau partikel dengan kelembaban tinggi yang akan

memberikan akibat yang sama

27

Presisi dari akurasi

Konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient sebesar 112 microgm3 akan memberikan

standar deviasi relative sebesar 9 (10 microgm3) sedangkan untuk konsentrasi 39 microgm3

standar deviasi relative akan sebesar 15 (6 microgm3) Akurasi sangat dipengaruhi oleh

perubahan kecepatan aliran udara selama sampling berlangsung Karenanya alat pengukur

aliran udara pada dasarnya diperlukan dalam metode ini

Peralatan

- Peralatan sampling Face plate (plat bag Depan) dan gasket Adapter filter dan

Motor Pompa Vakum

- Ketiga alat tersebut dilindungi dengan shelter (gambar 1)

- Hi-Vol Sampler harus mampu menghisap udara melalui filter fiberglass berukuran

203x254 cm dengan kecepatan aliran udara minimum 113 microgm3 (30 cfm) dan

mampu beroperasi selama 24 jam

- Unit Kalibrasi unit kalibrasi orifice yang terdiri dari pipa logam berukuran

diameter dalam (ID) 762 cm (3rdquo) dan panjang 159 cm (625rdquo)

- Neraca Analitik dengan ketelitian 01 mg

- Designator untk mengkondisikan filter sebelum dan setelah sampling dilakukan

Pereaksi (Reagent)

Filter yang secara baku digunakan adalah filter fiberglass dengan sfisiensi 99 untuk

diameter partikel 03 microm Tidak direkomendasikan pengunaan kertas filter biasa yang

umum dipakai di laboratorium

Prosedur

Sampling

Filter fiber yang digunakan harus dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan sikat

kecil Filter dikondisikan selama 24 jam kemudian ditimbang dengan neraca analitik

(pemberian nomor pada filter dilakukan sebelum penimbangan) Sebelum sampling

dilakukan filter tidak boleh digulungdilipat Untuk pengamanan selama perjalanan filter

dapat disimpan di dalam kantong plastic Setelah filter dipasang dengan rapi di antara

face plate dan gasket sampler dihidupkan dan setelah berjalan 5 menit catat kecepatan

aliran udara Biarkan sampling berlangsung 6 8 atau 24 jam Sebelum sampling berakhir

catat kembali kecepatan aliran udara Setelah sampling berakhir face plate dibuka dan

28

filter fiber dilipat sedemikian rupa sehingga bagian yang mengandung partikel tersuspensi

saling berhadapan

Analisis

Sebelum ditimbang filter hendaknya dikondisikan kembali di dalm desikator selama 24

jam

Kalibrasi Hi-Vol Sampler

Sebelum digunakan Hi-Vol Sampler harus dikalibrasi dahulu dengan menggunakan

- Metode Rotameter

- Metode Draft Gauge atau kalibrasi Orifice

Perhitungan

Konversi kecepatan aliran udara dari cuft menjadi m3mnt

Volume udara yang dihisap

V= frac12 x [(Q1+Q2) x T]

Keterangan

V volume udara yang terhisap (m3)

Q1 kecepatan aliran udara awal (m3mnt)

Q2 kecepatan aliran udara akhir (m3mnt)

T waktu sampling (mnt)

Hitung konsentrasi partikel yang tersuspensi

SP= (Ws-W0) x 106 x 1v

Keterangan

SP konsentrasi partikel tersuspensi (microgm3)

Ws berat filter fiberglass setelah sampling (g)

W0 berat filter fiberglass sebelum sampling (g)

106 konversi dari g menjadi microg

29

Gambar 1

Picture 1 High Volume Sampler

VI Gas Ammonia (NH3)

Metode Indophenol

Prinsip

Amonia (NH3) di udara ambient diserap oleh larutan H2SO4 membentuk Ammonium

Sulfat Amonium Sulfat yang terbentuk direaksikan dengan phenol dan antrium

hipokhlorit yang dalam suasana basa akan memberntuk Indophenol yang berwarna biru

Warna biru yang terjadi dianalisis secara colorimetri Reaksi dipercepat dengan

penalbahan Natrium Nitroprussid

Sensitivitas

Sampling degnan kecepatan aliran udara 1-2 liter konsentrasi yang dapat di ukur 20-700

microgm3 (0025-1 ppm) dengan waktu sampling 1 jam Batas pengukuran terkecil adalah

002 microgml penyerap

Sampler Motor

Flow Recorder (Optional)

Filter Adaptor

Flow Meter

30

Ganguan-ganguan

Ammonia yang terdapat dalam partikulat dapat terukur jika tidakdigunakan filter selama

sampling berlangsung

Adanya FE3+ Cr3+ dan ion mangan degnan konsentrasi sebesar mg akan memberikan

ganguan positif Sedangakan ion Cu akan menghambat reksi pembentukan warna Untuk

mengurangi ganguan tersebut dapat ditambahkan EDTA

Nitrit dan Sulfit dengan konsentrasi 100x konsentrasi NH3 akan memberikan ganguan

Formaldehida akan memberikan ganguan negative sebesar 10-15

Ganguan yang dapat disebabkan oleh partikulat dapat dicegah degnan menggunakan filter

selama sampling berlangsung

Peralatan

Pompa Vacuum

Flow meter

Absorber dapat digunakan fritted bubbler midget impinger atau gas scrubber

Spektrofotometer

Peralatan gelas

Pereaksi

Larutan Penyerap H2SO4 01N

Encerkan 23 ml H2SO4 pekat (18M) dengan aquadest sampai volume 1 liter

Larutan Natrium Nitroprussid

20 g Natrium Nitroprussid dilarutkan dalam 100 ml aquadest Larutan ini stabil selama 2

bulan jika disimpan dalam lemari es

Larutan NaOH 675M

Larutkan 270 g NaOH dalam 1 liter aquadest kemudian didihkan sampai volumenya 600

ml untuk menghilangkan ammonia Tambah aquadest sampai volumenya 1 liter Simpan

larutan ini dalam botol plastik

Larutan Stock natrium Hipokhlorit

Buat larutan Natrium Hipokhlorit 37 (01N) dengan cara mengencerkan Natrium

Hipokhlorit 5-6 dengan aquadest Larutan ini stabil selama 2 bulan jika disimpan

dalam lemari es

Larutan Stock Phenol 45 (vv)

Phenol dilebur dalam water bath pada suhu 600C kemudian 45 ml (50g) phenol tersebut

diencerkan dengan methanol sampai volumenya 100 ml Larutan ini stabil selama 2 bulan

jika disimpan dalam lemari es

31

Larutan Buffer

Larutkan 50 g Na3PO312H2O dan 74 ml larutan NaOH 675 dalam 1 liter aquadest

Larutan Hipokhlorit

Campurkan 30 ml larutan NaOH 675M dan 30 ml larutan stock natrium Hipokhlorit

kemudian encerkan degnan aquadest sampai volumenya 100 ml Larutan ini hanya stabil

selama 1 hari

Larutan Phenol

Campurkan 20 ml larutan stock phenol 45 dan 1 ml larutan natrium Nitroprussid 20

kemudian encerkan dengan aquadest sampai volumenya 100 ml larutan ini stabil selama

4 jam

Larutan Stock Standar Ammonia

318 g NH4Cl atau 388 g (NH4)2SO4 dilarutkan dlam 1 liter aquadest Kemudian

tambahkan CHCl3 sebagai pangawet Larutan ini stabil selama 2 bulan

Larutan Standar Ammonia

10 ml larutan stock standar Ammonia diencerkan degnan larutan penyerap (H2SO4 01N)

sampai volumenya 1 liter (1 ml= 10 microg NH3)

Kalibrasi

- Siapkan 6 buah labu ukur 25 ml masukkan ke dalam masing-masing labu ukur

00 ml 02 ml 04 ml 06 ml 10 ml dan 15 ml larutan standar Ammonia

- Tambahkan 10 ml larutan penyerap ke dalam masing-masing labu ukur

- Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan phenol dan 25 ml larutan natrium

Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat 25 ml

dan biarkan selama 30 menit

Intensita warna biru yang terjadi diukur dengan kurva spektrofotometer pada apnjang

gelombang 630 nm Buat kurva kalibrasi antara Absorban degnan konsentrasi NH3

dan tentukan slopenya

Prosedur

- Susunan alat sampling

Filter----------- Midget ---------- Flow meter ------------Pompa

32

10 ml larutanpenyerap dalam midget impinger yang dirangkai dengan flow mwter

dan pompa vaccum Sampling dilakukan selama 1 jam dengan kecepatan aliran

udara 1-2 litermenit

Analisis

- Setelah sampling larutan penyerap dipundahkan secara kuantitatif dalam labu

ukur 25 ml Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan Phenol dan 25 ml

larutan Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat

25 ml dan biarkan selama 30 menit

- Intensitas warna biru yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang

gelombang 630 nm

Perhitungan

NH3 (microgm3)= (A x k) (V)

Keterangan

A absorbansi sample

k Slope (microgunit absorban)

V volume udara pada 250C dan 760 mmHg

Picture 2 Sususnan Peralatan Sampling

Needle Valve

To Air Pump

Flow meter

TRAP

IMPINGER

NEEDLE VALVE FLOW CONTROL

33

VII PENGUKURAN INTENSITAS SUARA

Prinsip

Tingkat kebisingan dapat ditentukan oleh dua factor yaitu intensitas suara yang

dinyatakan dalam dB dan durasi pemaparan kebisingan dinyatakan dalam jam atau

menit

Decibel (dB) merupakan pengukuran unit logaritma yang menyatakan suatu kuantitas

Fisik (power atau intensitas) yang dapat berdasarkan pada suatu reference level tertentu

Satu decibel = sepersepuluh satu bel (B)

Decibel pada umumnya digunakan untuk pengukuran kuantitas suara berdasarkan

reference 0 dB Reference level ditetapkan pada ldquo0rdquo berdasarkan intensitas suara standar

manusia Semakin besar intensitas (amplitude) suara rarr semakin keras suara

Intensitas Suara = decibels (dB)

dB = 10 log Intensitas suara

Intensitas suara standar

- 0 db = ketiadaan suara

- Ambang pendengara = 0 dB 1000 Hz

34

Tabel 1 Beberapa Contoh Intensitas Suara

Bunyi Intensitas Suara (dB)

Gemerisik daun 15

Bisikan 30

Percakapan normal 60

Vacuum cleaner 75

Teriakan 80

Suara motor 90

Suara tak nyaman 120

Suara menyakitkan telinga 140

Lalu lintas padat 100

Amplifier 120 ndash 140

Tabel 2 Pembatasan waktu dan tingkat kebisingan yang diterima

Waktu (Jamhari) Tingkat kebisingan

(dBA) Waktu (Jamhari)

Tingkat kebisingan

(dBA)

8 90 15 102

6 92 10 105

4 95 05 110

3 97 lt025 115

2 100

Contoh perhitungan

Once a statistically valid L10(h) has been obtained the Leq(h) can be

calculated as follows

Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 (2-1)

Where Leq(h) is the hourly A-weighted equivalent sound level

N is the number of sound level readings taken to obtain a statistically valid L10 ni is the number of sound level readings in the ith class

Li is the level of the ith sound level reading taken during the measurement period

Problem No 1 Compute the Leq(h) of the sound level readings shown in

figure 2

L10 = 49 +1-3dBA

L10 Criterion met after 50 samples

35

Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway

Traffic Noise

Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]

= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA

VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA

Prinsip

Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat

langsung dibaca

Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam

bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik

diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor

Alat

Luxmeter

Prosedur

Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi

36

Penentuan titik pengukuran

1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila

merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada

2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada

setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut

dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut

a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal

panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan

kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1

Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2

b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik

potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap

3 (tiga) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara

10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2

Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100

m2

37

c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang

dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan

luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3

Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2

Persyaratan pengukuran

1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan

2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan

Tata cara

1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor

2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran

untuk intensitas penerangan setempat atau umum

3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat

sehingga didapat nilai angka yang stabil

4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan

setempat dan untuk intensitas penerangan umum

5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan

6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent

Natrium Infrared

38

END

Page 23: PANDUAN PRAKTIKUM...Alat dan Bahan e. Prosedur (dibuat dalam bentuk poin, tidak tabel) f. Hasil / Data g. Perhitungan h. Pembahasan antara lain mencakup pembahasan mengapa prinsip

20

Bahan Lihat bahan pemeriksaan O2 (DO)

Cara kerja

1 Saring 100 mL sampel air dari lumpur

2 Diambil 75 mL sampel air yang telah disaring diencerkan dengan aquadest

100X dan dimasukkan kedalam 2 botol Winkler

3 Disimpan dalam keadaan gelap (dibungkus dengan kertas karbon atau plastik

hitam) dan ditempat yang gelap Dicata suhu air dan jam penyimpanan Dihitung

kadar O2 nya setelah 5 hari kemudian

4 Terhadap sampel juga dihitung kadar O2 sesaat

5 Dicatat kadarrnya

Perhitungan

Kadar BOD (mgL) = (DO sesaat ndash DO5) X pengenceran

e COD (Chemical Oxygen Demand)

Alat f TOM (Total Organic Mater)

Alat

1 Perangkat titrasi

2 Termometer

3 Erlenmeyer

4 Hot plate

5 Pipet volume

6 Pipet Mohr

Bahan

1 H2SO4 6 N

21

2 KMnO4 001 N

3 H2C2O4 001 N

Cara kerja

1 Dipipet 25 mL sampel air dimasukkan kedalam erlenmeyer

2 2 Tambahkan 05 mL H2SO4 beberapa teter KMnO4 001 N sampai berwarba

merah muda sedikit agar semua senyawa organik yang tingkatnya rendah

dioksidasi menjadi tingkat tinggi

3 Pipet 10 mL larutan KMnO4 001 N kedalamnya Warna larutan akan berwarna

merah

4 Dididihkan larutan tersebut catat jamnya Warna larutan akan lebih muda

biarkan mendidih selama 10 menit lalu diangkat

5 Turunkan suhu 80oC ditambahkan 10 mL asam oksalat 001 N dengan pipet

khusus Larutan akan menjadi bening pada oksalat berlebih

6 Dalam suhu 70-80oC titasi larutan dengan KMnO4 001 N sampai berwarna

pink

Perhitungan (10 + a) b ndash (10 x c) 316 x 1000

dimana a = titrasi KMnO4

b = N KMnO4

c = NH2C2O4 01 N

d = sampel air (mL)

g KESADAHAN TOTAL

Alat

1 Pipet volume 100 mL

2 Erlenmeyer

3 Buret

Bahan

1 Larutan EDTA

22

2 Larutan Buffer pH 10

3 Indikator EBT

Cara kerja

1 Dipipet 10 mL air dimasukkan kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan indikator EBT hingga larutan menjadi merah muda

3 Tambahkan larutan buffer pH 10 sebanyak 1-15 mL

4 Dititrasi dengan larutan EDTA hingga menjadi biru muda

5 Catat volume EDTA yang dipakai

Perhitungan

mgL CaCO3 mL EDTA X faktor EBT X 10

mL sampel

h SALINITAS

Alat

1 Erlenmeyer

2 Pipet volume

3 Pipet tetes

4 Buret dan statif

Bahan

1 Indikator K2CrO4

2 AgNo3 01 N

Cara kerja

1 Ambil 30 mL sampel air laut lalu diencerkan 10-50 kali

2 Tambahkan K2CrO4

3 Titrasi dengan AgNO3 sampai merah bata

Perhitungan

mL AgNO3 sebenarnya X N AgNO3 X 355 X 1000 X 181

mL sampel X 1000

23

i KESADAHAN Ca

Alat

1 Pipet volume 100 mL

2 Erlenmeyer

3 Buret

Bahan

1 Larutan EDTA 001 N

2 Indikator Maurexide

3 Larutan NaOH 1 N

Cara kerja

1 Dipipet 100 mL sampel dimasukkan dalam erlenmeyer

2 Ditambahakan 1 mL NaOH

3 Ditambahkam indikator Maurexide 01 g dan aduk sampai warnanya merah bata

4 Dititrasi dengan larutan EDTA sampai terbentuk warna ungu

5 Catat volume EDTA yang terpakai

Perhitungan

Mg L Ca = mg EDTA x faktor EDTA x 10000

mL sampel

j KESADAHAN Mg

Perhitungan

mgL Mg = (kesadahan total ndash kesadahan Ca) x 024

24

k DAYA MENGGABUNG ASAM

Alat

1 Pipet volumetri

2 Botol Winkler

3 Erlenmeyer

4 Buret

Bahan

1 Indikator MO

2 HCl 01 N

Cara kerja

1 Ambil sampel air dalam botol Winkler

2 Masukkan 50 mL sampel tersebut kedalam erlenmeyer dengan menggunakan

pipet volumetri

3 Tambahakan indikator MO sebanyak 3 tetes tittrasi dengan HCl 01 N sampai

berwarna jingga

4 Catat mL HCl yang terpakai

Perhitungan DMA = 1000 X mL HCl X N HCl

5

l ASIDITAS

Alat

1 Erlenmeyer

25

2 Buret

3 Pipet volume 100 mL

Bahan

1 Indikator PP

2 NaOH 002 N

Cara kerja

1 Ambil sampel air sebanyak 100 mL masukkan kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan 3 tetes indikator PP

3 Titrasi dengan larutan NaOH sampai warna merah pucat

4 Catat mL NaOH yang dipakai

Perhitungan

Total Keasaman mgL CaCO3 = mL NaOH X N NaOH X 50 X 1000

m ALKALINITAS

Alat

1 Tabung plastik

2 Erlenmeyer

3 Pipet

Bahan

1 Indikator PP pH 45

2 Brom Cressol Red pH 83

3 Sulfuric Acid

Cara kerja

1 Masukkan sampel kedalam botol plastik lalu dituang kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan 1 tetes indikator PP jika tidak berwarna PP = 0 ( langsung ke no 4)

3 Jika berwarna pink tembahkan sulfuric acid tetes demi tetes sampai warna hilang

(hitung jumlah tetes yang digunakan)

26

4 Tambahkan beberapa tetes Brom cressol Red lalau titrasi dengan asam sulfat

sampai berubah warna dari biru kehijauan menjadi pink

5 Catat jumlah tetes asam sulfat yang digunakan

Perhitungan

1 tetes asam sulfat = 1 ppm

1 ppm = banyaknya tetes X 171

V HIGH VOLUME SAMPLING

Prinsip pengukuran

Udara dihisap melalui filter fiberglass dengan kecepata aliran udara 113-170 m3mnt

atau 30-60 cuft Partikel tersuspensi dengan diameter lt100 mikron (diameter

aerodinamik) akan terhisap dan tertahan di permukaan filter Metode ini digunakan untuk

mengukur konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient dengan satuan microgm3 dengan

cara menimbang berat partiklat yang tertahan di permukaan filter dan degnan menghitung

volume udara yang terhisap Metode ini munkgin dilengkapi dengan pengatur kecepatan

aliran udara untuk memastikan laju aliran udara konstan Sampel yang terkumpul dapat

digunakan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif senyawa-senyawa yang berada

dalam bentuk partikel Senyawa yang dapat dianalisis antara alain senyawa organic

(PAN) nitrat sulfat logam-logam berat ion ammonium dan ion fluorida

Sensitivitas

Sampling yang dilakukan selama 24 jam dengan kecepatan aliran udara 170 m3mnt (60

cuftmnt) akan mampu mengukur partikulat dengan konsentrasi yang rendah (1 microgm3)

Jika konsentrasi di udara ambient cukup tinggi maka sampling dapat dilakukan selama 6-

8 jam Waktu sampling yang direkomendasikan adalah 24 jam

Gangugan-ganguan

Partikulat yang berminyak seperti photochemical smog atau asap pembakaran kayu yang

dapat menutupi filter sehingga aliran udara akan menurun hal lain adalah partikel yang

mengandung senyawa higroskopis atau partikel dengan kelembaban tinggi yang akan

memberikan akibat yang sama

27

Presisi dari akurasi

Konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient sebesar 112 microgm3 akan memberikan

standar deviasi relative sebesar 9 (10 microgm3) sedangkan untuk konsentrasi 39 microgm3

standar deviasi relative akan sebesar 15 (6 microgm3) Akurasi sangat dipengaruhi oleh

perubahan kecepatan aliran udara selama sampling berlangsung Karenanya alat pengukur

aliran udara pada dasarnya diperlukan dalam metode ini

Peralatan

- Peralatan sampling Face plate (plat bag Depan) dan gasket Adapter filter dan

Motor Pompa Vakum

- Ketiga alat tersebut dilindungi dengan shelter (gambar 1)

- Hi-Vol Sampler harus mampu menghisap udara melalui filter fiberglass berukuran

203x254 cm dengan kecepatan aliran udara minimum 113 microgm3 (30 cfm) dan

mampu beroperasi selama 24 jam

- Unit Kalibrasi unit kalibrasi orifice yang terdiri dari pipa logam berukuran

diameter dalam (ID) 762 cm (3rdquo) dan panjang 159 cm (625rdquo)

- Neraca Analitik dengan ketelitian 01 mg

- Designator untk mengkondisikan filter sebelum dan setelah sampling dilakukan

Pereaksi (Reagent)

Filter yang secara baku digunakan adalah filter fiberglass dengan sfisiensi 99 untuk

diameter partikel 03 microm Tidak direkomendasikan pengunaan kertas filter biasa yang

umum dipakai di laboratorium

Prosedur

Sampling

Filter fiber yang digunakan harus dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan sikat

kecil Filter dikondisikan selama 24 jam kemudian ditimbang dengan neraca analitik

(pemberian nomor pada filter dilakukan sebelum penimbangan) Sebelum sampling

dilakukan filter tidak boleh digulungdilipat Untuk pengamanan selama perjalanan filter

dapat disimpan di dalam kantong plastic Setelah filter dipasang dengan rapi di antara

face plate dan gasket sampler dihidupkan dan setelah berjalan 5 menit catat kecepatan

aliran udara Biarkan sampling berlangsung 6 8 atau 24 jam Sebelum sampling berakhir

catat kembali kecepatan aliran udara Setelah sampling berakhir face plate dibuka dan

28

filter fiber dilipat sedemikian rupa sehingga bagian yang mengandung partikel tersuspensi

saling berhadapan

Analisis

Sebelum ditimbang filter hendaknya dikondisikan kembali di dalm desikator selama 24

jam

Kalibrasi Hi-Vol Sampler

Sebelum digunakan Hi-Vol Sampler harus dikalibrasi dahulu dengan menggunakan

- Metode Rotameter

- Metode Draft Gauge atau kalibrasi Orifice

Perhitungan

Konversi kecepatan aliran udara dari cuft menjadi m3mnt

Volume udara yang dihisap

V= frac12 x [(Q1+Q2) x T]

Keterangan

V volume udara yang terhisap (m3)

Q1 kecepatan aliran udara awal (m3mnt)

Q2 kecepatan aliran udara akhir (m3mnt)

T waktu sampling (mnt)

Hitung konsentrasi partikel yang tersuspensi

SP= (Ws-W0) x 106 x 1v

Keterangan

SP konsentrasi partikel tersuspensi (microgm3)

Ws berat filter fiberglass setelah sampling (g)

W0 berat filter fiberglass sebelum sampling (g)

106 konversi dari g menjadi microg

29

Gambar 1

Picture 1 High Volume Sampler

VI Gas Ammonia (NH3)

Metode Indophenol

Prinsip

Amonia (NH3) di udara ambient diserap oleh larutan H2SO4 membentuk Ammonium

Sulfat Amonium Sulfat yang terbentuk direaksikan dengan phenol dan antrium

hipokhlorit yang dalam suasana basa akan memberntuk Indophenol yang berwarna biru

Warna biru yang terjadi dianalisis secara colorimetri Reaksi dipercepat dengan

penalbahan Natrium Nitroprussid

Sensitivitas

Sampling degnan kecepatan aliran udara 1-2 liter konsentrasi yang dapat di ukur 20-700

microgm3 (0025-1 ppm) dengan waktu sampling 1 jam Batas pengukuran terkecil adalah

002 microgml penyerap

Sampler Motor

Flow Recorder (Optional)

Filter Adaptor

Flow Meter

30

Ganguan-ganguan

Ammonia yang terdapat dalam partikulat dapat terukur jika tidakdigunakan filter selama

sampling berlangsung

Adanya FE3+ Cr3+ dan ion mangan degnan konsentrasi sebesar mg akan memberikan

ganguan positif Sedangakan ion Cu akan menghambat reksi pembentukan warna Untuk

mengurangi ganguan tersebut dapat ditambahkan EDTA

Nitrit dan Sulfit dengan konsentrasi 100x konsentrasi NH3 akan memberikan ganguan

Formaldehida akan memberikan ganguan negative sebesar 10-15

Ganguan yang dapat disebabkan oleh partikulat dapat dicegah degnan menggunakan filter

selama sampling berlangsung

Peralatan

Pompa Vacuum

Flow meter

Absorber dapat digunakan fritted bubbler midget impinger atau gas scrubber

Spektrofotometer

Peralatan gelas

Pereaksi

Larutan Penyerap H2SO4 01N

Encerkan 23 ml H2SO4 pekat (18M) dengan aquadest sampai volume 1 liter

Larutan Natrium Nitroprussid

20 g Natrium Nitroprussid dilarutkan dalam 100 ml aquadest Larutan ini stabil selama 2

bulan jika disimpan dalam lemari es

Larutan NaOH 675M

Larutkan 270 g NaOH dalam 1 liter aquadest kemudian didihkan sampai volumenya 600

ml untuk menghilangkan ammonia Tambah aquadest sampai volumenya 1 liter Simpan

larutan ini dalam botol plastik

Larutan Stock natrium Hipokhlorit

Buat larutan Natrium Hipokhlorit 37 (01N) dengan cara mengencerkan Natrium

Hipokhlorit 5-6 dengan aquadest Larutan ini stabil selama 2 bulan jika disimpan

dalam lemari es

Larutan Stock Phenol 45 (vv)

Phenol dilebur dalam water bath pada suhu 600C kemudian 45 ml (50g) phenol tersebut

diencerkan dengan methanol sampai volumenya 100 ml Larutan ini stabil selama 2 bulan

jika disimpan dalam lemari es

31

Larutan Buffer

Larutkan 50 g Na3PO312H2O dan 74 ml larutan NaOH 675 dalam 1 liter aquadest

Larutan Hipokhlorit

Campurkan 30 ml larutan NaOH 675M dan 30 ml larutan stock natrium Hipokhlorit

kemudian encerkan degnan aquadest sampai volumenya 100 ml Larutan ini hanya stabil

selama 1 hari

Larutan Phenol

Campurkan 20 ml larutan stock phenol 45 dan 1 ml larutan natrium Nitroprussid 20

kemudian encerkan dengan aquadest sampai volumenya 100 ml larutan ini stabil selama

4 jam

Larutan Stock Standar Ammonia

318 g NH4Cl atau 388 g (NH4)2SO4 dilarutkan dlam 1 liter aquadest Kemudian

tambahkan CHCl3 sebagai pangawet Larutan ini stabil selama 2 bulan

Larutan Standar Ammonia

10 ml larutan stock standar Ammonia diencerkan degnan larutan penyerap (H2SO4 01N)

sampai volumenya 1 liter (1 ml= 10 microg NH3)

Kalibrasi

- Siapkan 6 buah labu ukur 25 ml masukkan ke dalam masing-masing labu ukur

00 ml 02 ml 04 ml 06 ml 10 ml dan 15 ml larutan standar Ammonia

- Tambahkan 10 ml larutan penyerap ke dalam masing-masing labu ukur

- Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan phenol dan 25 ml larutan natrium

Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat 25 ml

dan biarkan selama 30 menit

Intensita warna biru yang terjadi diukur dengan kurva spektrofotometer pada apnjang

gelombang 630 nm Buat kurva kalibrasi antara Absorban degnan konsentrasi NH3

dan tentukan slopenya

Prosedur

- Susunan alat sampling

Filter----------- Midget ---------- Flow meter ------------Pompa

32

10 ml larutanpenyerap dalam midget impinger yang dirangkai dengan flow mwter

dan pompa vaccum Sampling dilakukan selama 1 jam dengan kecepatan aliran

udara 1-2 litermenit

Analisis

- Setelah sampling larutan penyerap dipundahkan secara kuantitatif dalam labu

ukur 25 ml Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan Phenol dan 25 ml

larutan Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat

25 ml dan biarkan selama 30 menit

- Intensitas warna biru yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang

gelombang 630 nm

Perhitungan

NH3 (microgm3)= (A x k) (V)

Keterangan

A absorbansi sample

k Slope (microgunit absorban)

V volume udara pada 250C dan 760 mmHg

Picture 2 Sususnan Peralatan Sampling

Needle Valve

To Air Pump

Flow meter

TRAP

IMPINGER

NEEDLE VALVE FLOW CONTROL

33

VII PENGUKURAN INTENSITAS SUARA

Prinsip

Tingkat kebisingan dapat ditentukan oleh dua factor yaitu intensitas suara yang

dinyatakan dalam dB dan durasi pemaparan kebisingan dinyatakan dalam jam atau

menit

Decibel (dB) merupakan pengukuran unit logaritma yang menyatakan suatu kuantitas

Fisik (power atau intensitas) yang dapat berdasarkan pada suatu reference level tertentu

Satu decibel = sepersepuluh satu bel (B)

Decibel pada umumnya digunakan untuk pengukuran kuantitas suara berdasarkan

reference 0 dB Reference level ditetapkan pada ldquo0rdquo berdasarkan intensitas suara standar

manusia Semakin besar intensitas (amplitude) suara rarr semakin keras suara

Intensitas Suara = decibels (dB)

dB = 10 log Intensitas suara

Intensitas suara standar

- 0 db = ketiadaan suara

- Ambang pendengara = 0 dB 1000 Hz

34

Tabel 1 Beberapa Contoh Intensitas Suara

Bunyi Intensitas Suara (dB)

Gemerisik daun 15

Bisikan 30

Percakapan normal 60

Vacuum cleaner 75

Teriakan 80

Suara motor 90

Suara tak nyaman 120

Suara menyakitkan telinga 140

Lalu lintas padat 100

Amplifier 120 ndash 140

Tabel 2 Pembatasan waktu dan tingkat kebisingan yang diterima

Waktu (Jamhari) Tingkat kebisingan

(dBA) Waktu (Jamhari)

Tingkat kebisingan

(dBA)

8 90 15 102

6 92 10 105

4 95 05 110

3 97 lt025 115

2 100

Contoh perhitungan

Once a statistically valid L10(h) has been obtained the Leq(h) can be

calculated as follows

Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 (2-1)

Where Leq(h) is the hourly A-weighted equivalent sound level

N is the number of sound level readings taken to obtain a statistically valid L10 ni is the number of sound level readings in the ith class

Li is the level of the ith sound level reading taken during the measurement period

Problem No 1 Compute the Leq(h) of the sound level readings shown in

figure 2

L10 = 49 +1-3dBA

L10 Criterion met after 50 samples

35

Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway

Traffic Noise

Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]

= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA

VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA

Prinsip

Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat

langsung dibaca

Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam

bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik

diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor

Alat

Luxmeter

Prosedur

Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi

36

Penentuan titik pengukuran

1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila

merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada

2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada

setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut

dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut

a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal

panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan

kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1

Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2

b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik

potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap

3 (tiga) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara

10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2

Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100

m2

37

c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang

dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan

luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3

Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2

Persyaratan pengukuran

1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan

2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan

Tata cara

1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor

2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran

untuk intensitas penerangan setempat atau umum

3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat

sehingga didapat nilai angka yang stabil

4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan

setempat dan untuk intensitas penerangan umum

5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan

6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent

Natrium Infrared

38

END

Page 24: PANDUAN PRAKTIKUM...Alat dan Bahan e. Prosedur (dibuat dalam bentuk poin, tidak tabel) f. Hasil / Data g. Perhitungan h. Pembahasan antara lain mencakup pembahasan mengapa prinsip

21

2 KMnO4 001 N

3 H2C2O4 001 N

Cara kerja

1 Dipipet 25 mL sampel air dimasukkan kedalam erlenmeyer

2 2 Tambahkan 05 mL H2SO4 beberapa teter KMnO4 001 N sampai berwarba

merah muda sedikit agar semua senyawa organik yang tingkatnya rendah

dioksidasi menjadi tingkat tinggi

3 Pipet 10 mL larutan KMnO4 001 N kedalamnya Warna larutan akan berwarna

merah

4 Dididihkan larutan tersebut catat jamnya Warna larutan akan lebih muda

biarkan mendidih selama 10 menit lalu diangkat

5 Turunkan suhu 80oC ditambahkan 10 mL asam oksalat 001 N dengan pipet

khusus Larutan akan menjadi bening pada oksalat berlebih

6 Dalam suhu 70-80oC titasi larutan dengan KMnO4 001 N sampai berwarna

pink

Perhitungan (10 + a) b ndash (10 x c) 316 x 1000

dimana a = titrasi KMnO4

b = N KMnO4

c = NH2C2O4 01 N

d = sampel air (mL)

g KESADAHAN TOTAL

Alat

1 Pipet volume 100 mL

2 Erlenmeyer

3 Buret

Bahan

1 Larutan EDTA

22

2 Larutan Buffer pH 10

3 Indikator EBT

Cara kerja

1 Dipipet 10 mL air dimasukkan kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan indikator EBT hingga larutan menjadi merah muda

3 Tambahkan larutan buffer pH 10 sebanyak 1-15 mL

4 Dititrasi dengan larutan EDTA hingga menjadi biru muda

5 Catat volume EDTA yang dipakai

Perhitungan

mgL CaCO3 mL EDTA X faktor EBT X 10

mL sampel

h SALINITAS

Alat

1 Erlenmeyer

2 Pipet volume

3 Pipet tetes

4 Buret dan statif

Bahan

1 Indikator K2CrO4

2 AgNo3 01 N

Cara kerja

1 Ambil 30 mL sampel air laut lalu diencerkan 10-50 kali

2 Tambahkan K2CrO4

3 Titrasi dengan AgNO3 sampai merah bata

Perhitungan

mL AgNO3 sebenarnya X N AgNO3 X 355 X 1000 X 181

mL sampel X 1000

23

i KESADAHAN Ca

Alat

1 Pipet volume 100 mL

2 Erlenmeyer

3 Buret

Bahan

1 Larutan EDTA 001 N

2 Indikator Maurexide

3 Larutan NaOH 1 N

Cara kerja

1 Dipipet 100 mL sampel dimasukkan dalam erlenmeyer

2 Ditambahakan 1 mL NaOH

3 Ditambahkam indikator Maurexide 01 g dan aduk sampai warnanya merah bata

4 Dititrasi dengan larutan EDTA sampai terbentuk warna ungu

5 Catat volume EDTA yang terpakai

Perhitungan

Mg L Ca = mg EDTA x faktor EDTA x 10000

mL sampel

j KESADAHAN Mg

Perhitungan

mgL Mg = (kesadahan total ndash kesadahan Ca) x 024

24

k DAYA MENGGABUNG ASAM

Alat

1 Pipet volumetri

2 Botol Winkler

3 Erlenmeyer

4 Buret

Bahan

1 Indikator MO

2 HCl 01 N

Cara kerja

1 Ambil sampel air dalam botol Winkler

2 Masukkan 50 mL sampel tersebut kedalam erlenmeyer dengan menggunakan

pipet volumetri

3 Tambahakan indikator MO sebanyak 3 tetes tittrasi dengan HCl 01 N sampai

berwarna jingga

4 Catat mL HCl yang terpakai

Perhitungan DMA = 1000 X mL HCl X N HCl

5

l ASIDITAS

Alat

1 Erlenmeyer

25

2 Buret

3 Pipet volume 100 mL

Bahan

1 Indikator PP

2 NaOH 002 N

Cara kerja

1 Ambil sampel air sebanyak 100 mL masukkan kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan 3 tetes indikator PP

3 Titrasi dengan larutan NaOH sampai warna merah pucat

4 Catat mL NaOH yang dipakai

Perhitungan

Total Keasaman mgL CaCO3 = mL NaOH X N NaOH X 50 X 1000

m ALKALINITAS

Alat

1 Tabung plastik

2 Erlenmeyer

3 Pipet

Bahan

1 Indikator PP pH 45

2 Brom Cressol Red pH 83

3 Sulfuric Acid

Cara kerja

1 Masukkan sampel kedalam botol plastik lalu dituang kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan 1 tetes indikator PP jika tidak berwarna PP = 0 ( langsung ke no 4)

3 Jika berwarna pink tembahkan sulfuric acid tetes demi tetes sampai warna hilang

(hitung jumlah tetes yang digunakan)

26

4 Tambahkan beberapa tetes Brom cressol Red lalau titrasi dengan asam sulfat

sampai berubah warna dari biru kehijauan menjadi pink

5 Catat jumlah tetes asam sulfat yang digunakan

Perhitungan

1 tetes asam sulfat = 1 ppm

1 ppm = banyaknya tetes X 171

V HIGH VOLUME SAMPLING

Prinsip pengukuran

Udara dihisap melalui filter fiberglass dengan kecepata aliran udara 113-170 m3mnt

atau 30-60 cuft Partikel tersuspensi dengan diameter lt100 mikron (diameter

aerodinamik) akan terhisap dan tertahan di permukaan filter Metode ini digunakan untuk

mengukur konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient dengan satuan microgm3 dengan

cara menimbang berat partiklat yang tertahan di permukaan filter dan degnan menghitung

volume udara yang terhisap Metode ini munkgin dilengkapi dengan pengatur kecepatan

aliran udara untuk memastikan laju aliran udara konstan Sampel yang terkumpul dapat

digunakan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif senyawa-senyawa yang berada

dalam bentuk partikel Senyawa yang dapat dianalisis antara alain senyawa organic

(PAN) nitrat sulfat logam-logam berat ion ammonium dan ion fluorida

Sensitivitas

Sampling yang dilakukan selama 24 jam dengan kecepatan aliran udara 170 m3mnt (60

cuftmnt) akan mampu mengukur partikulat dengan konsentrasi yang rendah (1 microgm3)

Jika konsentrasi di udara ambient cukup tinggi maka sampling dapat dilakukan selama 6-

8 jam Waktu sampling yang direkomendasikan adalah 24 jam

Gangugan-ganguan

Partikulat yang berminyak seperti photochemical smog atau asap pembakaran kayu yang

dapat menutupi filter sehingga aliran udara akan menurun hal lain adalah partikel yang

mengandung senyawa higroskopis atau partikel dengan kelembaban tinggi yang akan

memberikan akibat yang sama

27

Presisi dari akurasi

Konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient sebesar 112 microgm3 akan memberikan

standar deviasi relative sebesar 9 (10 microgm3) sedangkan untuk konsentrasi 39 microgm3

standar deviasi relative akan sebesar 15 (6 microgm3) Akurasi sangat dipengaruhi oleh

perubahan kecepatan aliran udara selama sampling berlangsung Karenanya alat pengukur

aliran udara pada dasarnya diperlukan dalam metode ini

Peralatan

- Peralatan sampling Face plate (plat bag Depan) dan gasket Adapter filter dan

Motor Pompa Vakum

- Ketiga alat tersebut dilindungi dengan shelter (gambar 1)

- Hi-Vol Sampler harus mampu menghisap udara melalui filter fiberglass berukuran

203x254 cm dengan kecepatan aliran udara minimum 113 microgm3 (30 cfm) dan

mampu beroperasi selama 24 jam

- Unit Kalibrasi unit kalibrasi orifice yang terdiri dari pipa logam berukuran

diameter dalam (ID) 762 cm (3rdquo) dan panjang 159 cm (625rdquo)

- Neraca Analitik dengan ketelitian 01 mg

- Designator untk mengkondisikan filter sebelum dan setelah sampling dilakukan

Pereaksi (Reagent)

Filter yang secara baku digunakan adalah filter fiberglass dengan sfisiensi 99 untuk

diameter partikel 03 microm Tidak direkomendasikan pengunaan kertas filter biasa yang

umum dipakai di laboratorium

Prosedur

Sampling

Filter fiber yang digunakan harus dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan sikat

kecil Filter dikondisikan selama 24 jam kemudian ditimbang dengan neraca analitik

(pemberian nomor pada filter dilakukan sebelum penimbangan) Sebelum sampling

dilakukan filter tidak boleh digulungdilipat Untuk pengamanan selama perjalanan filter

dapat disimpan di dalam kantong plastic Setelah filter dipasang dengan rapi di antara

face plate dan gasket sampler dihidupkan dan setelah berjalan 5 menit catat kecepatan

aliran udara Biarkan sampling berlangsung 6 8 atau 24 jam Sebelum sampling berakhir

catat kembali kecepatan aliran udara Setelah sampling berakhir face plate dibuka dan

28

filter fiber dilipat sedemikian rupa sehingga bagian yang mengandung partikel tersuspensi

saling berhadapan

Analisis

Sebelum ditimbang filter hendaknya dikondisikan kembali di dalm desikator selama 24

jam

Kalibrasi Hi-Vol Sampler

Sebelum digunakan Hi-Vol Sampler harus dikalibrasi dahulu dengan menggunakan

- Metode Rotameter

- Metode Draft Gauge atau kalibrasi Orifice

Perhitungan

Konversi kecepatan aliran udara dari cuft menjadi m3mnt

Volume udara yang dihisap

V= frac12 x [(Q1+Q2) x T]

Keterangan

V volume udara yang terhisap (m3)

Q1 kecepatan aliran udara awal (m3mnt)

Q2 kecepatan aliran udara akhir (m3mnt)

T waktu sampling (mnt)

Hitung konsentrasi partikel yang tersuspensi

SP= (Ws-W0) x 106 x 1v

Keterangan

SP konsentrasi partikel tersuspensi (microgm3)

Ws berat filter fiberglass setelah sampling (g)

W0 berat filter fiberglass sebelum sampling (g)

106 konversi dari g menjadi microg

29

Gambar 1

Picture 1 High Volume Sampler

VI Gas Ammonia (NH3)

Metode Indophenol

Prinsip

Amonia (NH3) di udara ambient diserap oleh larutan H2SO4 membentuk Ammonium

Sulfat Amonium Sulfat yang terbentuk direaksikan dengan phenol dan antrium

hipokhlorit yang dalam suasana basa akan memberntuk Indophenol yang berwarna biru

Warna biru yang terjadi dianalisis secara colorimetri Reaksi dipercepat dengan

penalbahan Natrium Nitroprussid

Sensitivitas

Sampling degnan kecepatan aliran udara 1-2 liter konsentrasi yang dapat di ukur 20-700

microgm3 (0025-1 ppm) dengan waktu sampling 1 jam Batas pengukuran terkecil adalah

002 microgml penyerap

Sampler Motor

Flow Recorder (Optional)

Filter Adaptor

Flow Meter

30

Ganguan-ganguan

Ammonia yang terdapat dalam partikulat dapat terukur jika tidakdigunakan filter selama

sampling berlangsung

Adanya FE3+ Cr3+ dan ion mangan degnan konsentrasi sebesar mg akan memberikan

ganguan positif Sedangakan ion Cu akan menghambat reksi pembentukan warna Untuk

mengurangi ganguan tersebut dapat ditambahkan EDTA

Nitrit dan Sulfit dengan konsentrasi 100x konsentrasi NH3 akan memberikan ganguan

Formaldehida akan memberikan ganguan negative sebesar 10-15

Ganguan yang dapat disebabkan oleh partikulat dapat dicegah degnan menggunakan filter

selama sampling berlangsung

Peralatan

Pompa Vacuum

Flow meter

Absorber dapat digunakan fritted bubbler midget impinger atau gas scrubber

Spektrofotometer

Peralatan gelas

Pereaksi

Larutan Penyerap H2SO4 01N

Encerkan 23 ml H2SO4 pekat (18M) dengan aquadest sampai volume 1 liter

Larutan Natrium Nitroprussid

20 g Natrium Nitroprussid dilarutkan dalam 100 ml aquadest Larutan ini stabil selama 2

bulan jika disimpan dalam lemari es

Larutan NaOH 675M

Larutkan 270 g NaOH dalam 1 liter aquadest kemudian didihkan sampai volumenya 600

ml untuk menghilangkan ammonia Tambah aquadest sampai volumenya 1 liter Simpan

larutan ini dalam botol plastik

Larutan Stock natrium Hipokhlorit

Buat larutan Natrium Hipokhlorit 37 (01N) dengan cara mengencerkan Natrium

Hipokhlorit 5-6 dengan aquadest Larutan ini stabil selama 2 bulan jika disimpan

dalam lemari es

Larutan Stock Phenol 45 (vv)

Phenol dilebur dalam water bath pada suhu 600C kemudian 45 ml (50g) phenol tersebut

diencerkan dengan methanol sampai volumenya 100 ml Larutan ini stabil selama 2 bulan

jika disimpan dalam lemari es

31

Larutan Buffer

Larutkan 50 g Na3PO312H2O dan 74 ml larutan NaOH 675 dalam 1 liter aquadest

Larutan Hipokhlorit

Campurkan 30 ml larutan NaOH 675M dan 30 ml larutan stock natrium Hipokhlorit

kemudian encerkan degnan aquadest sampai volumenya 100 ml Larutan ini hanya stabil

selama 1 hari

Larutan Phenol

Campurkan 20 ml larutan stock phenol 45 dan 1 ml larutan natrium Nitroprussid 20

kemudian encerkan dengan aquadest sampai volumenya 100 ml larutan ini stabil selama

4 jam

Larutan Stock Standar Ammonia

318 g NH4Cl atau 388 g (NH4)2SO4 dilarutkan dlam 1 liter aquadest Kemudian

tambahkan CHCl3 sebagai pangawet Larutan ini stabil selama 2 bulan

Larutan Standar Ammonia

10 ml larutan stock standar Ammonia diencerkan degnan larutan penyerap (H2SO4 01N)

sampai volumenya 1 liter (1 ml= 10 microg NH3)

Kalibrasi

- Siapkan 6 buah labu ukur 25 ml masukkan ke dalam masing-masing labu ukur

00 ml 02 ml 04 ml 06 ml 10 ml dan 15 ml larutan standar Ammonia

- Tambahkan 10 ml larutan penyerap ke dalam masing-masing labu ukur

- Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan phenol dan 25 ml larutan natrium

Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat 25 ml

dan biarkan selama 30 menit

Intensita warna biru yang terjadi diukur dengan kurva spektrofotometer pada apnjang

gelombang 630 nm Buat kurva kalibrasi antara Absorban degnan konsentrasi NH3

dan tentukan slopenya

Prosedur

- Susunan alat sampling

Filter----------- Midget ---------- Flow meter ------------Pompa

32

10 ml larutanpenyerap dalam midget impinger yang dirangkai dengan flow mwter

dan pompa vaccum Sampling dilakukan selama 1 jam dengan kecepatan aliran

udara 1-2 litermenit

Analisis

- Setelah sampling larutan penyerap dipundahkan secara kuantitatif dalam labu

ukur 25 ml Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan Phenol dan 25 ml

larutan Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat

25 ml dan biarkan selama 30 menit

- Intensitas warna biru yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang

gelombang 630 nm

Perhitungan

NH3 (microgm3)= (A x k) (V)

Keterangan

A absorbansi sample

k Slope (microgunit absorban)

V volume udara pada 250C dan 760 mmHg

Picture 2 Sususnan Peralatan Sampling

Needle Valve

To Air Pump

Flow meter

TRAP

IMPINGER

NEEDLE VALVE FLOW CONTROL

33

VII PENGUKURAN INTENSITAS SUARA

Prinsip

Tingkat kebisingan dapat ditentukan oleh dua factor yaitu intensitas suara yang

dinyatakan dalam dB dan durasi pemaparan kebisingan dinyatakan dalam jam atau

menit

Decibel (dB) merupakan pengukuran unit logaritma yang menyatakan suatu kuantitas

Fisik (power atau intensitas) yang dapat berdasarkan pada suatu reference level tertentu

Satu decibel = sepersepuluh satu bel (B)

Decibel pada umumnya digunakan untuk pengukuran kuantitas suara berdasarkan

reference 0 dB Reference level ditetapkan pada ldquo0rdquo berdasarkan intensitas suara standar

manusia Semakin besar intensitas (amplitude) suara rarr semakin keras suara

Intensitas Suara = decibels (dB)

dB = 10 log Intensitas suara

Intensitas suara standar

- 0 db = ketiadaan suara

- Ambang pendengara = 0 dB 1000 Hz

34

Tabel 1 Beberapa Contoh Intensitas Suara

Bunyi Intensitas Suara (dB)

Gemerisik daun 15

Bisikan 30

Percakapan normal 60

Vacuum cleaner 75

Teriakan 80

Suara motor 90

Suara tak nyaman 120

Suara menyakitkan telinga 140

Lalu lintas padat 100

Amplifier 120 ndash 140

Tabel 2 Pembatasan waktu dan tingkat kebisingan yang diterima

Waktu (Jamhari) Tingkat kebisingan

(dBA) Waktu (Jamhari)

Tingkat kebisingan

(dBA)

8 90 15 102

6 92 10 105

4 95 05 110

3 97 lt025 115

2 100

Contoh perhitungan

Once a statistically valid L10(h) has been obtained the Leq(h) can be

calculated as follows

Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 (2-1)

Where Leq(h) is the hourly A-weighted equivalent sound level

N is the number of sound level readings taken to obtain a statistically valid L10 ni is the number of sound level readings in the ith class

Li is the level of the ith sound level reading taken during the measurement period

Problem No 1 Compute the Leq(h) of the sound level readings shown in

figure 2

L10 = 49 +1-3dBA

L10 Criterion met after 50 samples

35

Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway

Traffic Noise

Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]

= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA

VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA

Prinsip

Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat

langsung dibaca

Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam

bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik

diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor

Alat

Luxmeter

Prosedur

Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi

36

Penentuan titik pengukuran

1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila

merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada

2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada

setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut

dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut

a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal

panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan

kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1

Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2

b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik

potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap

3 (tiga) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara

10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2

Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100

m2

37

c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang

dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan

luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3

Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2

Persyaratan pengukuran

1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan

2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan

Tata cara

1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor

2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran

untuk intensitas penerangan setempat atau umum

3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat

sehingga didapat nilai angka yang stabil

4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan

setempat dan untuk intensitas penerangan umum

5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan

6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent

Natrium Infrared

38

END

Page 25: PANDUAN PRAKTIKUM...Alat dan Bahan e. Prosedur (dibuat dalam bentuk poin, tidak tabel) f. Hasil / Data g. Perhitungan h. Pembahasan antara lain mencakup pembahasan mengapa prinsip

22

2 Larutan Buffer pH 10

3 Indikator EBT

Cara kerja

1 Dipipet 10 mL air dimasukkan kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan indikator EBT hingga larutan menjadi merah muda

3 Tambahkan larutan buffer pH 10 sebanyak 1-15 mL

4 Dititrasi dengan larutan EDTA hingga menjadi biru muda

5 Catat volume EDTA yang dipakai

Perhitungan

mgL CaCO3 mL EDTA X faktor EBT X 10

mL sampel

h SALINITAS

Alat

1 Erlenmeyer

2 Pipet volume

3 Pipet tetes

4 Buret dan statif

Bahan

1 Indikator K2CrO4

2 AgNo3 01 N

Cara kerja

1 Ambil 30 mL sampel air laut lalu diencerkan 10-50 kali

2 Tambahkan K2CrO4

3 Titrasi dengan AgNO3 sampai merah bata

Perhitungan

mL AgNO3 sebenarnya X N AgNO3 X 355 X 1000 X 181

mL sampel X 1000

23

i KESADAHAN Ca

Alat

1 Pipet volume 100 mL

2 Erlenmeyer

3 Buret

Bahan

1 Larutan EDTA 001 N

2 Indikator Maurexide

3 Larutan NaOH 1 N

Cara kerja

1 Dipipet 100 mL sampel dimasukkan dalam erlenmeyer

2 Ditambahakan 1 mL NaOH

3 Ditambahkam indikator Maurexide 01 g dan aduk sampai warnanya merah bata

4 Dititrasi dengan larutan EDTA sampai terbentuk warna ungu

5 Catat volume EDTA yang terpakai

Perhitungan

Mg L Ca = mg EDTA x faktor EDTA x 10000

mL sampel

j KESADAHAN Mg

Perhitungan

mgL Mg = (kesadahan total ndash kesadahan Ca) x 024

24

k DAYA MENGGABUNG ASAM

Alat

1 Pipet volumetri

2 Botol Winkler

3 Erlenmeyer

4 Buret

Bahan

1 Indikator MO

2 HCl 01 N

Cara kerja

1 Ambil sampel air dalam botol Winkler

2 Masukkan 50 mL sampel tersebut kedalam erlenmeyer dengan menggunakan

pipet volumetri

3 Tambahakan indikator MO sebanyak 3 tetes tittrasi dengan HCl 01 N sampai

berwarna jingga

4 Catat mL HCl yang terpakai

Perhitungan DMA = 1000 X mL HCl X N HCl

5

l ASIDITAS

Alat

1 Erlenmeyer

25

2 Buret

3 Pipet volume 100 mL

Bahan

1 Indikator PP

2 NaOH 002 N

Cara kerja

1 Ambil sampel air sebanyak 100 mL masukkan kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan 3 tetes indikator PP

3 Titrasi dengan larutan NaOH sampai warna merah pucat

4 Catat mL NaOH yang dipakai

Perhitungan

Total Keasaman mgL CaCO3 = mL NaOH X N NaOH X 50 X 1000

m ALKALINITAS

Alat

1 Tabung plastik

2 Erlenmeyer

3 Pipet

Bahan

1 Indikator PP pH 45

2 Brom Cressol Red pH 83

3 Sulfuric Acid

Cara kerja

1 Masukkan sampel kedalam botol plastik lalu dituang kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan 1 tetes indikator PP jika tidak berwarna PP = 0 ( langsung ke no 4)

3 Jika berwarna pink tembahkan sulfuric acid tetes demi tetes sampai warna hilang

(hitung jumlah tetes yang digunakan)

26

4 Tambahkan beberapa tetes Brom cressol Red lalau titrasi dengan asam sulfat

sampai berubah warna dari biru kehijauan menjadi pink

5 Catat jumlah tetes asam sulfat yang digunakan

Perhitungan

1 tetes asam sulfat = 1 ppm

1 ppm = banyaknya tetes X 171

V HIGH VOLUME SAMPLING

Prinsip pengukuran

Udara dihisap melalui filter fiberglass dengan kecepata aliran udara 113-170 m3mnt

atau 30-60 cuft Partikel tersuspensi dengan diameter lt100 mikron (diameter

aerodinamik) akan terhisap dan tertahan di permukaan filter Metode ini digunakan untuk

mengukur konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient dengan satuan microgm3 dengan

cara menimbang berat partiklat yang tertahan di permukaan filter dan degnan menghitung

volume udara yang terhisap Metode ini munkgin dilengkapi dengan pengatur kecepatan

aliran udara untuk memastikan laju aliran udara konstan Sampel yang terkumpul dapat

digunakan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif senyawa-senyawa yang berada

dalam bentuk partikel Senyawa yang dapat dianalisis antara alain senyawa organic

(PAN) nitrat sulfat logam-logam berat ion ammonium dan ion fluorida

Sensitivitas

Sampling yang dilakukan selama 24 jam dengan kecepatan aliran udara 170 m3mnt (60

cuftmnt) akan mampu mengukur partikulat dengan konsentrasi yang rendah (1 microgm3)

Jika konsentrasi di udara ambient cukup tinggi maka sampling dapat dilakukan selama 6-

8 jam Waktu sampling yang direkomendasikan adalah 24 jam

Gangugan-ganguan

Partikulat yang berminyak seperti photochemical smog atau asap pembakaran kayu yang

dapat menutupi filter sehingga aliran udara akan menurun hal lain adalah partikel yang

mengandung senyawa higroskopis atau partikel dengan kelembaban tinggi yang akan

memberikan akibat yang sama

27

Presisi dari akurasi

Konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient sebesar 112 microgm3 akan memberikan

standar deviasi relative sebesar 9 (10 microgm3) sedangkan untuk konsentrasi 39 microgm3

standar deviasi relative akan sebesar 15 (6 microgm3) Akurasi sangat dipengaruhi oleh

perubahan kecepatan aliran udara selama sampling berlangsung Karenanya alat pengukur

aliran udara pada dasarnya diperlukan dalam metode ini

Peralatan

- Peralatan sampling Face plate (plat bag Depan) dan gasket Adapter filter dan

Motor Pompa Vakum

- Ketiga alat tersebut dilindungi dengan shelter (gambar 1)

- Hi-Vol Sampler harus mampu menghisap udara melalui filter fiberglass berukuran

203x254 cm dengan kecepatan aliran udara minimum 113 microgm3 (30 cfm) dan

mampu beroperasi selama 24 jam

- Unit Kalibrasi unit kalibrasi orifice yang terdiri dari pipa logam berukuran

diameter dalam (ID) 762 cm (3rdquo) dan panjang 159 cm (625rdquo)

- Neraca Analitik dengan ketelitian 01 mg

- Designator untk mengkondisikan filter sebelum dan setelah sampling dilakukan

Pereaksi (Reagent)

Filter yang secara baku digunakan adalah filter fiberglass dengan sfisiensi 99 untuk

diameter partikel 03 microm Tidak direkomendasikan pengunaan kertas filter biasa yang

umum dipakai di laboratorium

Prosedur

Sampling

Filter fiber yang digunakan harus dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan sikat

kecil Filter dikondisikan selama 24 jam kemudian ditimbang dengan neraca analitik

(pemberian nomor pada filter dilakukan sebelum penimbangan) Sebelum sampling

dilakukan filter tidak boleh digulungdilipat Untuk pengamanan selama perjalanan filter

dapat disimpan di dalam kantong plastic Setelah filter dipasang dengan rapi di antara

face plate dan gasket sampler dihidupkan dan setelah berjalan 5 menit catat kecepatan

aliran udara Biarkan sampling berlangsung 6 8 atau 24 jam Sebelum sampling berakhir

catat kembali kecepatan aliran udara Setelah sampling berakhir face plate dibuka dan

28

filter fiber dilipat sedemikian rupa sehingga bagian yang mengandung partikel tersuspensi

saling berhadapan

Analisis

Sebelum ditimbang filter hendaknya dikondisikan kembali di dalm desikator selama 24

jam

Kalibrasi Hi-Vol Sampler

Sebelum digunakan Hi-Vol Sampler harus dikalibrasi dahulu dengan menggunakan

- Metode Rotameter

- Metode Draft Gauge atau kalibrasi Orifice

Perhitungan

Konversi kecepatan aliran udara dari cuft menjadi m3mnt

Volume udara yang dihisap

V= frac12 x [(Q1+Q2) x T]

Keterangan

V volume udara yang terhisap (m3)

Q1 kecepatan aliran udara awal (m3mnt)

Q2 kecepatan aliran udara akhir (m3mnt)

T waktu sampling (mnt)

Hitung konsentrasi partikel yang tersuspensi

SP= (Ws-W0) x 106 x 1v

Keterangan

SP konsentrasi partikel tersuspensi (microgm3)

Ws berat filter fiberglass setelah sampling (g)

W0 berat filter fiberglass sebelum sampling (g)

106 konversi dari g menjadi microg

29

Gambar 1

Picture 1 High Volume Sampler

VI Gas Ammonia (NH3)

Metode Indophenol

Prinsip

Amonia (NH3) di udara ambient diserap oleh larutan H2SO4 membentuk Ammonium

Sulfat Amonium Sulfat yang terbentuk direaksikan dengan phenol dan antrium

hipokhlorit yang dalam suasana basa akan memberntuk Indophenol yang berwarna biru

Warna biru yang terjadi dianalisis secara colorimetri Reaksi dipercepat dengan

penalbahan Natrium Nitroprussid

Sensitivitas

Sampling degnan kecepatan aliran udara 1-2 liter konsentrasi yang dapat di ukur 20-700

microgm3 (0025-1 ppm) dengan waktu sampling 1 jam Batas pengukuran terkecil adalah

002 microgml penyerap

Sampler Motor

Flow Recorder (Optional)

Filter Adaptor

Flow Meter

30

Ganguan-ganguan

Ammonia yang terdapat dalam partikulat dapat terukur jika tidakdigunakan filter selama

sampling berlangsung

Adanya FE3+ Cr3+ dan ion mangan degnan konsentrasi sebesar mg akan memberikan

ganguan positif Sedangakan ion Cu akan menghambat reksi pembentukan warna Untuk

mengurangi ganguan tersebut dapat ditambahkan EDTA

Nitrit dan Sulfit dengan konsentrasi 100x konsentrasi NH3 akan memberikan ganguan

Formaldehida akan memberikan ganguan negative sebesar 10-15

Ganguan yang dapat disebabkan oleh partikulat dapat dicegah degnan menggunakan filter

selama sampling berlangsung

Peralatan

Pompa Vacuum

Flow meter

Absorber dapat digunakan fritted bubbler midget impinger atau gas scrubber

Spektrofotometer

Peralatan gelas

Pereaksi

Larutan Penyerap H2SO4 01N

Encerkan 23 ml H2SO4 pekat (18M) dengan aquadest sampai volume 1 liter

Larutan Natrium Nitroprussid

20 g Natrium Nitroprussid dilarutkan dalam 100 ml aquadest Larutan ini stabil selama 2

bulan jika disimpan dalam lemari es

Larutan NaOH 675M

Larutkan 270 g NaOH dalam 1 liter aquadest kemudian didihkan sampai volumenya 600

ml untuk menghilangkan ammonia Tambah aquadest sampai volumenya 1 liter Simpan

larutan ini dalam botol plastik

Larutan Stock natrium Hipokhlorit

Buat larutan Natrium Hipokhlorit 37 (01N) dengan cara mengencerkan Natrium

Hipokhlorit 5-6 dengan aquadest Larutan ini stabil selama 2 bulan jika disimpan

dalam lemari es

Larutan Stock Phenol 45 (vv)

Phenol dilebur dalam water bath pada suhu 600C kemudian 45 ml (50g) phenol tersebut

diencerkan dengan methanol sampai volumenya 100 ml Larutan ini stabil selama 2 bulan

jika disimpan dalam lemari es

31

Larutan Buffer

Larutkan 50 g Na3PO312H2O dan 74 ml larutan NaOH 675 dalam 1 liter aquadest

Larutan Hipokhlorit

Campurkan 30 ml larutan NaOH 675M dan 30 ml larutan stock natrium Hipokhlorit

kemudian encerkan degnan aquadest sampai volumenya 100 ml Larutan ini hanya stabil

selama 1 hari

Larutan Phenol

Campurkan 20 ml larutan stock phenol 45 dan 1 ml larutan natrium Nitroprussid 20

kemudian encerkan dengan aquadest sampai volumenya 100 ml larutan ini stabil selama

4 jam

Larutan Stock Standar Ammonia

318 g NH4Cl atau 388 g (NH4)2SO4 dilarutkan dlam 1 liter aquadest Kemudian

tambahkan CHCl3 sebagai pangawet Larutan ini stabil selama 2 bulan

Larutan Standar Ammonia

10 ml larutan stock standar Ammonia diencerkan degnan larutan penyerap (H2SO4 01N)

sampai volumenya 1 liter (1 ml= 10 microg NH3)

Kalibrasi

- Siapkan 6 buah labu ukur 25 ml masukkan ke dalam masing-masing labu ukur

00 ml 02 ml 04 ml 06 ml 10 ml dan 15 ml larutan standar Ammonia

- Tambahkan 10 ml larutan penyerap ke dalam masing-masing labu ukur

- Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan phenol dan 25 ml larutan natrium

Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat 25 ml

dan biarkan selama 30 menit

Intensita warna biru yang terjadi diukur dengan kurva spektrofotometer pada apnjang

gelombang 630 nm Buat kurva kalibrasi antara Absorban degnan konsentrasi NH3

dan tentukan slopenya

Prosedur

- Susunan alat sampling

Filter----------- Midget ---------- Flow meter ------------Pompa

32

10 ml larutanpenyerap dalam midget impinger yang dirangkai dengan flow mwter

dan pompa vaccum Sampling dilakukan selama 1 jam dengan kecepatan aliran

udara 1-2 litermenit

Analisis

- Setelah sampling larutan penyerap dipundahkan secara kuantitatif dalam labu

ukur 25 ml Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan Phenol dan 25 ml

larutan Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat

25 ml dan biarkan selama 30 menit

- Intensitas warna biru yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang

gelombang 630 nm

Perhitungan

NH3 (microgm3)= (A x k) (V)

Keterangan

A absorbansi sample

k Slope (microgunit absorban)

V volume udara pada 250C dan 760 mmHg

Picture 2 Sususnan Peralatan Sampling

Needle Valve

To Air Pump

Flow meter

TRAP

IMPINGER

NEEDLE VALVE FLOW CONTROL

33

VII PENGUKURAN INTENSITAS SUARA

Prinsip

Tingkat kebisingan dapat ditentukan oleh dua factor yaitu intensitas suara yang

dinyatakan dalam dB dan durasi pemaparan kebisingan dinyatakan dalam jam atau

menit

Decibel (dB) merupakan pengukuran unit logaritma yang menyatakan suatu kuantitas

Fisik (power atau intensitas) yang dapat berdasarkan pada suatu reference level tertentu

Satu decibel = sepersepuluh satu bel (B)

Decibel pada umumnya digunakan untuk pengukuran kuantitas suara berdasarkan

reference 0 dB Reference level ditetapkan pada ldquo0rdquo berdasarkan intensitas suara standar

manusia Semakin besar intensitas (amplitude) suara rarr semakin keras suara

Intensitas Suara = decibels (dB)

dB = 10 log Intensitas suara

Intensitas suara standar

- 0 db = ketiadaan suara

- Ambang pendengara = 0 dB 1000 Hz

34

Tabel 1 Beberapa Contoh Intensitas Suara

Bunyi Intensitas Suara (dB)

Gemerisik daun 15

Bisikan 30

Percakapan normal 60

Vacuum cleaner 75

Teriakan 80

Suara motor 90

Suara tak nyaman 120

Suara menyakitkan telinga 140

Lalu lintas padat 100

Amplifier 120 ndash 140

Tabel 2 Pembatasan waktu dan tingkat kebisingan yang diterima

Waktu (Jamhari) Tingkat kebisingan

(dBA) Waktu (Jamhari)

Tingkat kebisingan

(dBA)

8 90 15 102

6 92 10 105

4 95 05 110

3 97 lt025 115

2 100

Contoh perhitungan

Once a statistically valid L10(h) has been obtained the Leq(h) can be

calculated as follows

Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 (2-1)

Where Leq(h) is the hourly A-weighted equivalent sound level

N is the number of sound level readings taken to obtain a statistically valid L10 ni is the number of sound level readings in the ith class

Li is the level of the ith sound level reading taken during the measurement period

Problem No 1 Compute the Leq(h) of the sound level readings shown in

figure 2

L10 = 49 +1-3dBA

L10 Criterion met after 50 samples

35

Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway

Traffic Noise

Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]

= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA

VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA

Prinsip

Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat

langsung dibaca

Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam

bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik

diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor

Alat

Luxmeter

Prosedur

Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi

36

Penentuan titik pengukuran

1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila

merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada

2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada

setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut

dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut

a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal

panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan

kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1

Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2

b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik

potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap

3 (tiga) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara

10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2

Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100

m2

37

c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang

dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan

luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3

Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2

Persyaratan pengukuran

1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan

2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan

Tata cara

1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor

2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran

untuk intensitas penerangan setempat atau umum

3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat

sehingga didapat nilai angka yang stabil

4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan

setempat dan untuk intensitas penerangan umum

5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan

6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent

Natrium Infrared

38

END

Page 26: PANDUAN PRAKTIKUM...Alat dan Bahan e. Prosedur (dibuat dalam bentuk poin, tidak tabel) f. Hasil / Data g. Perhitungan h. Pembahasan antara lain mencakup pembahasan mengapa prinsip

23

i KESADAHAN Ca

Alat

1 Pipet volume 100 mL

2 Erlenmeyer

3 Buret

Bahan

1 Larutan EDTA 001 N

2 Indikator Maurexide

3 Larutan NaOH 1 N

Cara kerja

1 Dipipet 100 mL sampel dimasukkan dalam erlenmeyer

2 Ditambahakan 1 mL NaOH

3 Ditambahkam indikator Maurexide 01 g dan aduk sampai warnanya merah bata

4 Dititrasi dengan larutan EDTA sampai terbentuk warna ungu

5 Catat volume EDTA yang terpakai

Perhitungan

Mg L Ca = mg EDTA x faktor EDTA x 10000

mL sampel

j KESADAHAN Mg

Perhitungan

mgL Mg = (kesadahan total ndash kesadahan Ca) x 024

24

k DAYA MENGGABUNG ASAM

Alat

1 Pipet volumetri

2 Botol Winkler

3 Erlenmeyer

4 Buret

Bahan

1 Indikator MO

2 HCl 01 N

Cara kerja

1 Ambil sampel air dalam botol Winkler

2 Masukkan 50 mL sampel tersebut kedalam erlenmeyer dengan menggunakan

pipet volumetri

3 Tambahakan indikator MO sebanyak 3 tetes tittrasi dengan HCl 01 N sampai

berwarna jingga

4 Catat mL HCl yang terpakai

Perhitungan DMA = 1000 X mL HCl X N HCl

5

l ASIDITAS

Alat

1 Erlenmeyer

25

2 Buret

3 Pipet volume 100 mL

Bahan

1 Indikator PP

2 NaOH 002 N

Cara kerja

1 Ambil sampel air sebanyak 100 mL masukkan kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan 3 tetes indikator PP

3 Titrasi dengan larutan NaOH sampai warna merah pucat

4 Catat mL NaOH yang dipakai

Perhitungan

Total Keasaman mgL CaCO3 = mL NaOH X N NaOH X 50 X 1000

m ALKALINITAS

Alat

1 Tabung plastik

2 Erlenmeyer

3 Pipet

Bahan

1 Indikator PP pH 45

2 Brom Cressol Red pH 83

3 Sulfuric Acid

Cara kerja

1 Masukkan sampel kedalam botol plastik lalu dituang kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan 1 tetes indikator PP jika tidak berwarna PP = 0 ( langsung ke no 4)

3 Jika berwarna pink tembahkan sulfuric acid tetes demi tetes sampai warna hilang

(hitung jumlah tetes yang digunakan)

26

4 Tambahkan beberapa tetes Brom cressol Red lalau titrasi dengan asam sulfat

sampai berubah warna dari biru kehijauan menjadi pink

5 Catat jumlah tetes asam sulfat yang digunakan

Perhitungan

1 tetes asam sulfat = 1 ppm

1 ppm = banyaknya tetes X 171

V HIGH VOLUME SAMPLING

Prinsip pengukuran

Udara dihisap melalui filter fiberglass dengan kecepata aliran udara 113-170 m3mnt

atau 30-60 cuft Partikel tersuspensi dengan diameter lt100 mikron (diameter

aerodinamik) akan terhisap dan tertahan di permukaan filter Metode ini digunakan untuk

mengukur konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient dengan satuan microgm3 dengan

cara menimbang berat partiklat yang tertahan di permukaan filter dan degnan menghitung

volume udara yang terhisap Metode ini munkgin dilengkapi dengan pengatur kecepatan

aliran udara untuk memastikan laju aliran udara konstan Sampel yang terkumpul dapat

digunakan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif senyawa-senyawa yang berada

dalam bentuk partikel Senyawa yang dapat dianalisis antara alain senyawa organic

(PAN) nitrat sulfat logam-logam berat ion ammonium dan ion fluorida

Sensitivitas

Sampling yang dilakukan selama 24 jam dengan kecepatan aliran udara 170 m3mnt (60

cuftmnt) akan mampu mengukur partikulat dengan konsentrasi yang rendah (1 microgm3)

Jika konsentrasi di udara ambient cukup tinggi maka sampling dapat dilakukan selama 6-

8 jam Waktu sampling yang direkomendasikan adalah 24 jam

Gangugan-ganguan

Partikulat yang berminyak seperti photochemical smog atau asap pembakaran kayu yang

dapat menutupi filter sehingga aliran udara akan menurun hal lain adalah partikel yang

mengandung senyawa higroskopis atau partikel dengan kelembaban tinggi yang akan

memberikan akibat yang sama

27

Presisi dari akurasi

Konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient sebesar 112 microgm3 akan memberikan

standar deviasi relative sebesar 9 (10 microgm3) sedangkan untuk konsentrasi 39 microgm3

standar deviasi relative akan sebesar 15 (6 microgm3) Akurasi sangat dipengaruhi oleh

perubahan kecepatan aliran udara selama sampling berlangsung Karenanya alat pengukur

aliran udara pada dasarnya diperlukan dalam metode ini

Peralatan

- Peralatan sampling Face plate (plat bag Depan) dan gasket Adapter filter dan

Motor Pompa Vakum

- Ketiga alat tersebut dilindungi dengan shelter (gambar 1)

- Hi-Vol Sampler harus mampu menghisap udara melalui filter fiberglass berukuran

203x254 cm dengan kecepatan aliran udara minimum 113 microgm3 (30 cfm) dan

mampu beroperasi selama 24 jam

- Unit Kalibrasi unit kalibrasi orifice yang terdiri dari pipa logam berukuran

diameter dalam (ID) 762 cm (3rdquo) dan panjang 159 cm (625rdquo)

- Neraca Analitik dengan ketelitian 01 mg

- Designator untk mengkondisikan filter sebelum dan setelah sampling dilakukan

Pereaksi (Reagent)

Filter yang secara baku digunakan adalah filter fiberglass dengan sfisiensi 99 untuk

diameter partikel 03 microm Tidak direkomendasikan pengunaan kertas filter biasa yang

umum dipakai di laboratorium

Prosedur

Sampling

Filter fiber yang digunakan harus dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan sikat

kecil Filter dikondisikan selama 24 jam kemudian ditimbang dengan neraca analitik

(pemberian nomor pada filter dilakukan sebelum penimbangan) Sebelum sampling

dilakukan filter tidak boleh digulungdilipat Untuk pengamanan selama perjalanan filter

dapat disimpan di dalam kantong plastic Setelah filter dipasang dengan rapi di antara

face plate dan gasket sampler dihidupkan dan setelah berjalan 5 menit catat kecepatan

aliran udara Biarkan sampling berlangsung 6 8 atau 24 jam Sebelum sampling berakhir

catat kembali kecepatan aliran udara Setelah sampling berakhir face plate dibuka dan

28

filter fiber dilipat sedemikian rupa sehingga bagian yang mengandung partikel tersuspensi

saling berhadapan

Analisis

Sebelum ditimbang filter hendaknya dikondisikan kembali di dalm desikator selama 24

jam

Kalibrasi Hi-Vol Sampler

Sebelum digunakan Hi-Vol Sampler harus dikalibrasi dahulu dengan menggunakan

- Metode Rotameter

- Metode Draft Gauge atau kalibrasi Orifice

Perhitungan

Konversi kecepatan aliran udara dari cuft menjadi m3mnt

Volume udara yang dihisap

V= frac12 x [(Q1+Q2) x T]

Keterangan

V volume udara yang terhisap (m3)

Q1 kecepatan aliran udara awal (m3mnt)

Q2 kecepatan aliran udara akhir (m3mnt)

T waktu sampling (mnt)

Hitung konsentrasi partikel yang tersuspensi

SP= (Ws-W0) x 106 x 1v

Keterangan

SP konsentrasi partikel tersuspensi (microgm3)

Ws berat filter fiberglass setelah sampling (g)

W0 berat filter fiberglass sebelum sampling (g)

106 konversi dari g menjadi microg

29

Gambar 1

Picture 1 High Volume Sampler

VI Gas Ammonia (NH3)

Metode Indophenol

Prinsip

Amonia (NH3) di udara ambient diserap oleh larutan H2SO4 membentuk Ammonium

Sulfat Amonium Sulfat yang terbentuk direaksikan dengan phenol dan antrium

hipokhlorit yang dalam suasana basa akan memberntuk Indophenol yang berwarna biru

Warna biru yang terjadi dianalisis secara colorimetri Reaksi dipercepat dengan

penalbahan Natrium Nitroprussid

Sensitivitas

Sampling degnan kecepatan aliran udara 1-2 liter konsentrasi yang dapat di ukur 20-700

microgm3 (0025-1 ppm) dengan waktu sampling 1 jam Batas pengukuran terkecil adalah

002 microgml penyerap

Sampler Motor

Flow Recorder (Optional)

Filter Adaptor

Flow Meter

30

Ganguan-ganguan

Ammonia yang terdapat dalam partikulat dapat terukur jika tidakdigunakan filter selama

sampling berlangsung

Adanya FE3+ Cr3+ dan ion mangan degnan konsentrasi sebesar mg akan memberikan

ganguan positif Sedangakan ion Cu akan menghambat reksi pembentukan warna Untuk

mengurangi ganguan tersebut dapat ditambahkan EDTA

Nitrit dan Sulfit dengan konsentrasi 100x konsentrasi NH3 akan memberikan ganguan

Formaldehida akan memberikan ganguan negative sebesar 10-15

Ganguan yang dapat disebabkan oleh partikulat dapat dicegah degnan menggunakan filter

selama sampling berlangsung

Peralatan

Pompa Vacuum

Flow meter

Absorber dapat digunakan fritted bubbler midget impinger atau gas scrubber

Spektrofotometer

Peralatan gelas

Pereaksi

Larutan Penyerap H2SO4 01N

Encerkan 23 ml H2SO4 pekat (18M) dengan aquadest sampai volume 1 liter

Larutan Natrium Nitroprussid

20 g Natrium Nitroprussid dilarutkan dalam 100 ml aquadest Larutan ini stabil selama 2

bulan jika disimpan dalam lemari es

Larutan NaOH 675M

Larutkan 270 g NaOH dalam 1 liter aquadest kemudian didihkan sampai volumenya 600

ml untuk menghilangkan ammonia Tambah aquadest sampai volumenya 1 liter Simpan

larutan ini dalam botol plastik

Larutan Stock natrium Hipokhlorit

Buat larutan Natrium Hipokhlorit 37 (01N) dengan cara mengencerkan Natrium

Hipokhlorit 5-6 dengan aquadest Larutan ini stabil selama 2 bulan jika disimpan

dalam lemari es

Larutan Stock Phenol 45 (vv)

Phenol dilebur dalam water bath pada suhu 600C kemudian 45 ml (50g) phenol tersebut

diencerkan dengan methanol sampai volumenya 100 ml Larutan ini stabil selama 2 bulan

jika disimpan dalam lemari es

31

Larutan Buffer

Larutkan 50 g Na3PO312H2O dan 74 ml larutan NaOH 675 dalam 1 liter aquadest

Larutan Hipokhlorit

Campurkan 30 ml larutan NaOH 675M dan 30 ml larutan stock natrium Hipokhlorit

kemudian encerkan degnan aquadest sampai volumenya 100 ml Larutan ini hanya stabil

selama 1 hari

Larutan Phenol

Campurkan 20 ml larutan stock phenol 45 dan 1 ml larutan natrium Nitroprussid 20

kemudian encerkan dengan aquadest sampai volumenya 100 ml larutan ini stabil selama

4 jam

Larutan Stock Standar Ammonia

318 g NH4Cl atau 388 g (NH4)2SO4 dilarutkan dlam 1 liter aquadest Kemudian

tambahkan CHCl3 sebagai pangawet Larutan ini stabil selama 2 bulan

Larutan Standar Ammonia

10 ml larutan stock standar Ammonia diencerkan degnan larutan penyerap (H2SO4 01N)

sampai volumenya 1 liter (1 ml= 10 microg NH3)

Kalibrasi

- Siapkan 6 buah labu ukur 25 ml masukkan ke dalam masing-masing labu ukur

00 ml 02 ml 04 ml 06 ml 10 ml dan 15 ml larutan standar Ammonia

- Tambahkan 10 ml larutan penyerap ke dalam masing-masing labu ukur

- Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan phenol dan 25 ml larutan natrium

Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat 25 ml

dan biarkan selama 30 menit

Intensita warna biru yang terjadi diukur dengan kurva spektrofotometer pada apnjang

gelombang 630 nm Buat kurva kalibrasi antara Absorban degnan konsentrasi NH3

dan tentukan slopenya

Prosedur

- Susunan alat sampling

Filter----------- Midget ---------- Flow meter ------------Pompa

32

10 ml larutanpenyerap dalam midget impinger yang dirangkai dengan flow mwter

dan pompa vaccum Sampling dilakukan selama 1 jam dengan kecepatan aliran

udara 1-2 litermenit

Analisis

- Setelah sampling larutan penyerap dipundahkan secara kuantitatif dalam labu

ukur 25 ml Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan Phenol dan 25 ml

larutan Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat

25 ml dan biarkan selama 30 menit

- Intensitas warna biru yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang

gelombang 630 nm

Perhitungan

NH3 (microgm3)= (A x k) (V)

Keterangan

A absorbansi sample

k Slope (microgunit absorban)

V volume udara pada 250C dan 760 mmHg

Picture 2 Sususnan Peralatan Sampling

Needle Valve

To Air Pump

Flow meter

TRAP

IMPINGER

NEEDLE VALVE FLOW CONTROL

33

VII PENGUKURAN INTENSITAS SUARA

Prinsip

Tingkat kebisingan dapat ditentukan oleh dua factor yaitu intensitas suara yang

dinyatakan dalam dB dan durasi pemaparan kebisingan dinyatakan dalam jam atau

menit

Decibel (dB) merupakan pengukuran unit logaritma yang menyatakan suatu kuantitas

Fisik (power atau intensitas) yang dapat berdasarkan pada suatu reference level tertentu

Satu decibel = sepersepuluh satu bel (B)

Decibel pada umumnya digunakan untuk pengukuran kuantitas suara berdasarkan

reference 0 dB Reference level ditetapkan pada ldquo0rdquo berdasarkan intensitas suara standar

manusia Semakin besar intensitas (amplitude) suara rarr semakin keras suara

Intensitas Suara = decibels (dB)

dB = 10 log Intensitas suara

Intensitas suara standar

- 0 db = ketiadaan suara

- Ambang pendengara = 0 dB 1000 Hz

34

Tabel 1 Beberapa Contoh Intensitas Suara

Bunyi Intensitas Suara (dB)

Gemerisik daun 15

Bisikan 30

Percakapan normal 60

Vacuum cleaner 75

Teriakan 80

Suara motor 90

Suara tak nyaman 120

Suara menyakitkan telinga 140

Lalu lintas padat 100

Amplifier 120 ndash 140

Tabel 2 Pembatasan waktu dan tingkat kebisingan yang diterima

Waktu (Jamhari) Tingkat kebisingan

(dBA) Waktu (Jamhari)

Tingkat kebisingan

(dBA)

8 90 15 102

6 92 10 105

4 95 05 110

3 97 lt025 115

2 100

Contoh perhitungan

Once a statistically valid L10(h) has been obtained the Leq(h) can be

calculated as follows

Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 (2-1)

Where Leq(h) is the hourly A-weighted equivalent sound level

N is the number of sound level readings taken to obtain a statistically valid L10 ni is the number of sound level readings in the ith class

Li is the level of the ith sound level reading taken during the measurement period

Problem No 1 Compute the Leq(h) of the sound level readings shown in

figure 2

L10 = 49 +1-3dBA

L10 Criterion met after 50 samples

35

Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway

Traffic Noise

Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]

= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA

VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA

Prinsip

Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat

langsung dibaca

Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam

bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik

diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor

Alat

Luxmeter

Prosedur

Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi

36

Penentuan titik pengukuran

1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila

merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada

2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada

setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut

dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut

a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal

panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan

kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1

Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2

b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik

potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap

3 (tiga) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara

10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2

Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100

m2

37

c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang

dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan

luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3

Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2

Persyaratan pengukuran

1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan

2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan

Tata cara

1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor

2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran

untuk intensitas penerangan setempat atau umum

3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat

sehingga didapat nilai angka yang stabil

4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan

setempat dan untuk intensitas penerangan umum

5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan

6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent

Natrium Infrared

38

END

Page 27: PANDUAN PRAKTIKUM...Alat dan Bahan e. Prosedur (dibuat dalam bentuk poin, tidak tabel) f. Hasil / Data g. Perhitungan h. Pembahasan antara lain mencakup pembahasan mengapa prinsip

24

k DAYA MENGGABUNG ASAM

Alat

1 Pipet volumetri

2 Botol Winkler

3 Erlenmeyer

4 Buret

Bahan

1 Indikator MO

2 HCl 01 N

Cara kerja

1 Ambil sampel air dalam botol Winkler

2 Masukkan 50 mL sampel tersebut kedalam erlenmeyer dengan menggunakan

pipet volumetri

3 Tambahakan indikator MO sebanyak 3 tetes tittrasi dengan HCl 01 N sampai

berwarna jingga

4 Catat mL HCl yang terpakai

Perhitungan DMA = 1000 X mL HCl X N HCl

5

l ASIDITAS

Alat

1 Erlenmeyer

25

2 Buret

3 Pipet volume 100 mL

Bahan

1 Indikator PP

2 NaOH 002 N

Cara kerja

1 Ambil sampel air sebanyak 100 mL masukkan kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan 3 tetes indikator PP

3 Titrasi dengan larutan NaOH sampai warna merah pucat

4 Catat mL NaOH yang dipakai

Perhitungan

Total Keasaman mgL CaCO3 = mL NaOH X N NaOH X 50 X 1000

m ALKALINITAS

Alat

1 Tabung plastik

2 Erlenmeyer

3 Pipet

Bahan

1 Indikator PP pH 45

2 Brom Cressol Red pH 83

3 Sulfuric Acid

Cara kerja

1 Masukkan sampel kedalam botol plastik lalu dituang kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan 1 tetes indikator PP jika tidak berwarna PP = 0 ( langsung ke no 4)

3 Jika berwarna pink tembahkan sulfuric acid tetes demi tetes sampai warna hilang

(hitung jumlah tetes yang digunakan)

26

4 Tambahkan beberapa tetes Brom cressol Red lalau titrasi dengan asam sulfat

sampai berubah warna dari biru kehijauan menjadi pink

5 Catat jumlah tetes asam sulfat yang digunakan

Perhitungan

1 tetes asam sulfat = 1 ppm

1 ppm = banyaknya tetes X 171

V HIGH VOLUME SAMPLING

Prinsip pengukuran

Udara dihisap melalui filter fiberglass dengan kecepata aliran udara 113-170 m3mnt

atau 30-60 cuft Partikel tersuspensi dengan diameter lt100 mikron (diameter

aerodinamik) akan terhisap dan tertahan di permukaan filter Metode ini digunakan untuk

mengukur konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient dengan satuan microgm3 dengan

cara menimbang berat partiklat yang tertahan di permukaan filter dan degnan menghitung

volume udara yang terhisap Metode ini munkgin dilengkapi dengan pengatur kecepatan

aliran udara untuk memastikan laju aliran udara konstan Sampel yang terkumpul dapat

digunakan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif senyawa-senyawa yang berada

dalam bentuk partikel Senyawa yang dapat dianalisis antara alain senyawa organic

(PAN) nitrat sulfat logam-logam berat ion ammonium dan ion fluorida

Sensitivitas

Sampling yang dilakukan selama 24 jam dengan kecepatan aliran udara 170 m3mnt (60

cuftmnt) akan mampu mengukur partikulat dengan konsentrasi yang rendah (1 microgm3)

Jika konsentrasi di udara ambient cukup tinggi maka sampling dapat dilakukan selama 6-

8 jam Waktu sampling yang direkomendasikan adalah 24 jam

Gangugan-ganguan

Partikulat yang berminyak seperti photochemical smog atau asap pembakaran kayu yang

dapat menutupi filter sehingga aliran udara akan menurun hal lain adalah partikel yang

mengandung senyawa higroskopis atau partikel dengan kelembaban tinggi yang akan

memberikan akibat yang sama

27

Presisi dari akurasi

Konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient sebesar 112 microgm3 akan memberikan

standar deviasi relative sebesar 9 (10 microgm3) sedangkan untuk konsentrasi 39 microgm3

standar deviasi relative akan sebesar 15 (6 microgm3) Akurasi sangat dipengaruhi oleh

perubahan kecepatan aliran udara selama sampling berlangsung Karenanya alat pengukur

aliran udara pada dasarnya diperlukan dalam metode ini

Peralatan

- Peralatan sampling Face plate (plat bag Depan) dan gasket Adapter filter dan

Motor Pompa Vakum

- Ketiga alat tersebut dilindungi dengan shelter (gambar 1)

- Hi-Vol Sampler harus mampu menghisap udara melalui filter fiberglass berukuran

203x254 cm dengan kecepatan aliran udara minimum 113 microgm3 (30 cfm) dan

mampu beroperasi selama 24 jam

- Unit Kalibrasi unit kalibrasi orifice yang terdiri dari pipa logam berukuran

diameter dalam (ID) 762 cm (3rdquo) dan panjang 159 cm (625rdquo)

- Neraca Analitik dengan ketelitian 01 mg

- Designator untk mengkondisikan filter sebelum dan setelah sampling dilakukan

Pereaksi (Reagent)

Filter yang secara baku digunakan adalah filter fiberglass dengan sfisiensi 99 untuk

diameter partikel 03 microm Tidak direkomendasikan pengunaan kertas filter biasa yang

umum dipakai di laboratorium

Prosedur

Sampling

Filter fiber yang digunakan harus dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan sikat

kecil Filter dikondisikan selama 24 jam kemudian ditimbang dengan neraca analitik

(pemberian nomor pada filter dilakukan sebelum penimbangan) Sebelum sampling

dilakukan filter tidak boleh digulungdilipat Untuk pengamanan selama perjalanan filter

dapat disimpan di dalam kantong plastic Setelah filter dipasang dengan rapi di antara

face plate dan gasket sampler dihidupkan dan setelah berjalan 5 menit catat kecepatan

aliran udara Biarkan sampling berlangsung 6 8 atau 24 jam Sebelum sampling berakhir

catat kembali kecepatan aliran udara Setelah sampling berakhir face plate dibuka dan

28

filter fiber dilipat sedemikian rupa sehingga bagian yang mengandung partikel tersuspensi

saling berhadapan

Analisis

Sebelum ditimbang filter hendaknya dikondisikan kembali di dalm desikator selama 24

jam

Kalibrasi Hi-Vol Sampler

Sebelum digunakan Hi-Vol Sampler harus dikalibrasi dahulu dengan menggunakan

- Metode Rotameter

- Metode Draft Gauge atau kalibrasi Orifice

Perhitungan

Konversi kecepatan aliran udara dari cuft menjadi m3mnt

Volume udara yang dihisap

V= frac12 x [(Q1+Q2) x T]

Keterangan

V volume udara yang terhisap (m3)

Q1 kecepatan aliran udara awal (m3mnt)

Q2 kecepatan aliran udara akhir (m3mnt)

T waktu sampling (mnt)

Hitung konsentrasi partikel yang tersuspensi

SP= (Ws-W0) x 106 x 1v

Keterangan

SP konsentrasi partikel tersuspensi (microgm3)

Ws berat filter fiberglass setelah sampling (g)

W0 berat filter fiberglass sebelum sampling (g)

106 konversi dari g menjadi microg

29

Gambar 1

Picture 1 High Volume Sampler

VI Gas Ammonia (NH3)

Metode Indophenol

Prinsip

Amonia (NH3) di udara ambient diserap oleh larutan H2SO4 membentuk Ammonium

Sulfat Amonium Sulfat yang terbentuk direaksikan dengan phenol dan antrium

hipokhlorit yang dalam suasana basa akan memberntuk Indophenol yang berwarna biru

Warna biru yang terjadi dianalisis secara colorimetri Reaksi dipercepat dengan

penalbahan Natrium Nitroprussid

Sensitivitas

Sampling degnan kecepatan aliran udara 1-2 liter konsentrasi yang dapat di ukur 20-700

microgm3 (0025-1 ppm) dengan waktu sampling 1 jam Batas pengukuran terkecil adalah

002 microgml penyerap

Sampler Motor

Flow Recorder (Optional)

Filter Adaptor

Flow Meter

30

Ganguan-ganguan

Ammonia yang terdapat dalam partikulat dapat terukur jika tidakdigunakan filter selama

sampling berlangsung

Adanya FE3+ Cr3+ dan ion mangan degnan konsentrasi sebesar mg akan memberikan

ganguan positif Sedangakan ion Cu akan menghambat reksi pembentukan warna Untuk

mengurangi ganguan tersebut dapat ditambahkan EDTA

Nitrit dan Sulfit dengan konsentrasi 100x konsentrasi NH3 akan memberikan ganguan

Formaldehida akan memberikan ganguan negative sebesar 10-15

Ganguan yang dapat disebabkan oleh partikulat dapat dicegah degnan menggunakan filter

selama sampling berlangsung

Peralatan

Pompa Vacuum

Flow meter

Absorber dapat digunakan fritted bubbler midget impinger atau gas scrubber

Spektrofotometer

Peralatan gelas

Pereaksi

Larutan Penyerap H2SO4 01N

Encerkan 23 ml H2SO4 pekat (18M) dengan aquadest sampai volume 1 liter

Larutan Natrium Nitroprussid

20 g Natrium Nitroprussid dilarutkan dalam 100 ml aquadest Larutan ini stabil selama 2

bulan jika disimpan dalam lemari es

Larutan NaOH 675M

Larutkan 270 g NaOH dalam 1 liter aquadest kemudian didihkan sampai volumenya 600

ml untuk menghilangkan ammonia Tambah aquadest sampai volumenya 1 liter Simpan

larutan ini dalam botol plastik

Larutan Stock natrium Hipokhlorit

Buat larutan Natrium Hipokhlorit 37 (01N) dengan cara mengencerkan Natrium

Hipokhlorit 5-6 dengan aquadest Larutan ini stabil selama 2 bulan jika disimpan

dalam lemari es

Larutan Stock Phenol 45 (vv)

Phenol dilebur dalam water bath pada suhu 600C kemudian 45 ml (50g) phenol tersebut

diencerkan dengan methanol sampai volumenya 100 ml Larutan ini stabil selama 2 bulan

jika disimpan dalam lemari es

31

Larutan Buffer

Larutkan 50 g Na3PO312H2O dan 74 ml larutan NaOH 675 dalam 1 liter aquadest

Larutan Hipokhlorit

Campurkan 30 ml larutan NaOH 675M dan 30 ml larutan stock natrium Hipokhlorit

kemudian encerkan degnan aquadest sampai volumenya 100 ml Larutan ini hanya stabil

selama 1 hari

Larutan Phenol

Campurkan 20 ml larutan stock phenol 45 dan 1 ml larutan natrium Nitroprussid 20

kemudian encerkan dengan aquadest sampai volumenya 100 ml larutan ini stabil selama

4 jam

Larutan Stock Standar Ammonia

318 g NH4Cl atau 388 g (NH4)2SO4 dilarutkan dlam 1 liter aquadest Kemudian

tambahkan CHCl3 sebagai pangawet Larutan ini stabil selama 2 bulan

Larutan Standar Ammonia

10 ml larutan stock standar Ammonia diencerkan degnan larutan penyerap (H2SO4 01N)

sampai volumenya 1 liter (1 ml= 10 microg NH3)

Kalibrasi

- Siapkan 6 buah labu ukur 25 ml masukkan ke dalam masing-masing labu ukur

00 ml 02 ml 04 ml 06 ml 10 ml dan 15 ml larutan standar Ammonia

- Tambahkan 10 ml larutan penyerap ke dalam masing-masing labu ukur

- Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan phenol dan 25 ml larutan natrium

Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat 25 ml

dan biarkan selama 30 menit

Intensita warna biru yang terjadi diukur dengan kurva spektrofotometer pada apnjang

gelombang 630 nm Buat kurva kalibrasi antara Absorban degnan konsentrasi NH3

dan tentukan slopenya

Prosedur

- Susunan alat sampling

Filter----------- Midget ---------- Flow meter ------------Pompa

32

10 ml larutanpenyerap dalam midget impinger yang dirangkai dengan flow mwter

dan pompa vaccum Sampling dilakukan selama 1 jam dengan kecepatan aliran

udara 1-2 litermenit

Analisis

- Setelah sampling larutan penyerap dipundahkan secara kuantitatif dalam labu

ukur 25 ml Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan Phenol dan 25 ml

larutan Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat

25 ml dan biarkan selama 30 menit

- Intensitas warna biru yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang

gelombang 630 nm

Perhitungan

NH3 (microgm3)= (A x k) (V)

Keterangan

A absorbansi sample

k Slope (microgunit absorban)

V volume udara pada 250C dan 760 mmHg

Picture 2 Sususnan Peralatan Sampling

Needle Valve

To Air Pump

Flow meter

TRAP

IMPINGER

NEEDLE VALVE FLOW CONTROL

33

VII PENGUKURAN INTENSITAS SUARA

Prinsip

Tingkat kebisingan dapat ditentukan oleh dua factor yaitu intensitas suara yang

dinyatakan dalam dB dan durasi pemaparan kebisingan dinyatakan dalam jam atau

menit

Decibel (dB) merupakan pengukuran unit logaritma yang menyatakan suatu kuantitas

Fisik (power atau intensitas) yang dapat berdasarkan pada suatu reference level tertentu

Satu decibel = sepersepuluh satu bel (B)

Decibel pada umumnya digunakan untuk pengukuran kuantitas suara berdasarkan

reference 0 dB Reference level ditetapkan pada ldquo0rdquo berdasarkan intensitas suara standar

manusia Semakin besar intensitas (amplitude) suara rarr semakin keras suara

Intensitas Suara = decibels (dB)

dB = 10 log Intensitas suara

Intensitas suara standar

- 0 db = ketiadaan suara

- Ambang pendengara = 0 dB 1000 Hz

34

Tabel 1 Beberapa Contoh Intensitas Suara

Bunyi Intensitas Suara (dB)

Gemerisik daun 15

Bisikan 30

Percakapan normal 60

Vacuum cleaner 75

Teriakan 80

Suara motor 90

Suara tak nyaman 120

Suara menyakitkan telinga 140

Lalu lintas padat 100

Amplifier 120 ndash 140

Tabel 2 Pembatasan waktu dan tingkat kebisingan yang diterima

Waktu (Jamhari) Tingkat kebisingan

(dBA) Waktu (Jamhari)

Tingkat kebisingan

(dBA)

8 90 15 102

6 92 10 105

4 95 05 110

3 97 lt025 115

2 100

Contoh perhitungan

Once a statistically valid L10(h) has been obtained the Leq(h) can be

calculated as follows

Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 (2-1)

Where Leq(h) is the hourly A-weighted equivalent sound level

N is the number of sound level readings taken to obtain a statistically valid L10 ni is the number of sound level readings in the ith class

Li is the level of the ith sound level reading taken during the measurement period

Problem No 1 Compute the Leq(h) of the sound level readings shown in

figure 2

L10 = 49 +1-3dBA

L10 Criterion met after 50 samples

35

Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway

Traffic Noise

Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]

= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA

VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA

Prinsip

Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat

langsung dibaca

Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam

bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik

diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor

Alat

Luxmeter

Prosedur

Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi

36

Penentuan titik pengukuran

1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila

merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada

2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada

setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut

dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut

a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal

panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan

kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1

Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2

b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik

potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap

3 (tiga) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara

10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2

Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100

m2

37

c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang

dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan

luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3

Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2

Persyaratan pengukuran

1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan

2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan

Tata cara

1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor

2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran

untuk intensitas penerangan setempat atau umum

3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat

sehingga didapat nilai angka yang stabil

4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan

setempat dan untuk intensitas penerangan umum

5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan

6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent

Natrium Infrared

38

END

Page 28: PANDUAN PRAKTIKUM...Alat dan Bahan e. Prosedur (dibuat dalam bentuk poin, tidak tabel) f. Hasil / Data g. Perhitungan h. Pembahasan antara lain mencakup pembahasan mengapa prinsip

25

2 Buret

3 Pipet volume 100 mL

Bahan

1 Indikator PP

2 NaOH 002 N

Cara kerja

1 Ambil sampel air sebanyak 100 mL masukkan kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan 3 tetes indikator PP

3 Titrasi dengan larutan NaOH sampai warna merah pucat

4 Catat mL NaOH yang dipakai

Perhitungan

Total Keasaman mgL CaCO3 = mL NaOH X N NaOH X 50 X 1000

m ALKALINITAS

Alat

1 Tabung plastik

2 Erlenmeyer

3 Pipet

Bahan

1 Indikator PP pH 45

2 Brom Cressol Red pH 83

3 Sulfuric Acid

Cara kerja

1 Masukkan sampel kedalam botol plastik lalu dituang kedalam erlenmeyer

2 Tambahkan 1 tetes indikator PP jika tidak berwarna PP = 0 ( langsung ke no 4)

3 Jika berwarna pink tembahkan sulfuric acid tetes demi tetes sampai warna hilang

(hitung jumlah tetes yang digunakan)

26

4 Tambahkan beberapa tetes Brom cressol Red lalau titrasi dengan asam sulfat

sampai berubah warna dari biru kehijauan menjadi pink

5 Catat jumlah tetes asam sulfat yang digunakan

Perhitungan

1 tetes asam sulfat = 1 ppm

1 ppm = banyaknya tetes X 171

V HIGH VOLUME SAMPLING

Prinsip pengukuran

Udara dihisap melalui filter fiberglass dengan kecepata aliran udara 113-170 m3mnt

atau 30-60 cuft Partikel tersuspensi dengan diameter lt100 mikron (diameter

aerodinamik) akan terhisap dan tertahan di permukaan filter Metode ini digunakan untuk

mengukur konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient dengan satuan microgm3 dengan

cara menimbang berat partiklat yang tertahan di permukaan filter dan degnan menghitung

volume udara yang terhisap Metode ini munkgin dilengkapi dengan pengatur kecepatan

aliran udara untuk memastikan laju aliran udara konstan Sampel yang terkumpul dapat

digunakan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif senyawa-senyawa yang berada

dalam bentuk partikel Senyawa yang dapat dianalisis antara alain senyawa organic

(PAN) nitrat sulfat logam-logam berat ion ammonium dan ion fluorida

Sensitivitas

Sampling yang dilakukan selama 24 jam dengan kecepatan aliran udara 170 m3mnt (60

cuftmnt) akan mampu mengukur partikulat dengan konsentrasi yang rendah (1 microgm3)

Jika konsentrasi di udara ambient cukup tinggi maka sampling dapat dilakukan selama 6-

8 jam Waktu sampling yang direkomendasikan adalah 24 jam

Gangugan-ganguan

Partikulat yang berminyak seperti photochemical smog atau asap pembakaran kayu yang

dapat menutupi filter sehingga aliran udara akan menurun hal lain adalah partikel yang

mengandung senyawa higroskopis atau partikel dengan kelembaban tinggi yang akan

memberikan akibat yang sama

27

Presisi dari akurasi

Konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient sebesar 112 microgm3 akan memberikan

standar deviasi relative sebesar 9 (10 microgm3) sedangkan untuk konsentrasi 39 microgm3

standar deviasi relative akan sebesar 15 (6 microgm3) Akurasi sangat dipengaruhi oleh

perubahan kecepatan aliran udara selama sampling berlangsung Karenanya alat pengukur

aliran udara pada dasarnya diperlukan dalam metode ini

Peralatan

- Peralatan sampling Face plate (plat bag Depan) dan gasket Adapter filter dan

Motor Pompa Vakum

- Ketiga alat tersebut dilindungi dengan shelter (gambar 1)

- Hi-Vol Sampler harus mampu menghisap udara melalui filter fiberglass berukuran

203x254 cm dengan kecepatan aliran udara minimum 113 microgm3 (30 cfm) dan

mampu beroperasi selama 24 jam

- Unit Kalibrasi unit kalibrasi orifice yang terdiri dari pipa logam berukuran

diameter dalam (ID) 762 cm (3rdquo) dan panjang 159 cm (625rdquo)

- Neraca Analitik dengan ketelitian 01 mg

- Designator untk mengkondisikan filter sebelum dan setelah sampling dilakukan

Pereaksi (Reagent)

Filter yang secara baku digunakan adalah filter fiberglass dengan sfisiensi 99 untuk

diameter partikel 03 microm Tidak direkomendasikan pengunaan kertas filter biasa yang

umum dipakai di laboratorium

Prosedur

Sampling

Filter fiber yang digunakan harus dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan sikat

kecil Filter dikondisikan selama 24 jam kemudian ditimbang dengan neraca analitik

(pemberian nomor pada filter dilakukan sebelum penimbangan) Sebelum sampling

dilakukan filter tidak boleh digulungdilipat Untuk pengamanan selama perjalanan filter

dapat disimpan di dalam kantong plastic Setelah filter dipasang dengan rapi di antara

face plate dan gasket sampler dihidupkan dan setelah berjalan 5 menit catat kecepatan

aliran udara Biarkan sampling berlangsung 6 8 atau 24 jam Sebelum sampling berakhir

catat kembali kecepatan aliran udara Setelah sampling berakhir face plate dibuka dan

28

filter fiber dilipat sedemikian rupa sehingga bagian yang mengandung partikel tersuspensi

saling berhadapan

Analisis

Sebelum ditimbang filter hendaknya dikondisikan kembali di dalm desikator selama 24

jam

Kalibrasi Hi-Vol Sampler

Sebelum digunakan Hi-Vol Sampler harus dikalibrasi dahulu dengan menggunakan

- Metode Rotameter

- Metode Draft Gauge atau kalibrasi Orifice

Perhitungan

Konversi kecepatan aliran udara dari cuft menjadi m3mnt

Volume udara yang dihisap

V= frac12 x [(Q1+Q2) x T]

Keterangan

V volume udara yang terhisap (m3)

Q1 kecepatan aliran udara awal (m3mnt)

Q2 kecepatan aliran udara akhir (m3mnt)

T waktu sampling (mnt)

Hitung konsentrasi partikel yang tersuspensi

SP= (Ws-W0) x 106 x 1v

Keterangan

SP konsentrasi partikel tersuspensi (microgm3)

Ws berat filter fiberglass setelah sampling (g)

W0 berat filter fiberglass sebelum sampling (g)

106 konversi dari g menjadi microg

29

Gambar 1

Picture 1 High Volume Sampler

VI Gas Ammonia (NH3)

Metode Indophenol

Prinsip

Amonia (NH3) di udara ambient diserap oleh larutan H2SO4 membentuk Ammonium

Sulfat Amonium Sulfat yang terbentuk direaksikan dengan phenol dan antrium

hipokhlorit yang dalam suasana basa akan memberntuk Indophenol yang berwarna biru

Warna biru yang terjadi dianalisis secara colorimetri Reaksi dipercepat dengan

penalbahan Natrium Nitroprussid

Sensitivitas

Sampling degnan kecepatan aliran udara 1-2 liter konsentrasi yang dapat di ukur 20-700

microgm3 (0025-1 ppm) dengan waktu sampling 1 jam Batas pengukuran terkecil adalah

002 microgml penyerap

Sampler Motor

Flow Recorder (Optional)

Filter Adaptor

Flow Meter

30

Ganguan-ganguan

Ammonia yang terdapat dalam partikulat dapat terukur jika tidakdigunakan filter selama

sampling berlangsung

Adanya FE3+ Cr3+ dan ion mangan degnan konsentrasi sebesar mg akan memberikan

ganguan positif Sedangakan ion Cu akan menghambat reksi pembentukan warna Untuk

mengurangi ganguan tersebut dapat ditambahkan EDTA

Nitrit dan Sulfit dengan konsentrasi 100x konsentrasi NH3 akan memberikan ganguan

Formaldehida akan memberikan ganguan negative sebesar 10-15

Ganguan yang dapat disebabkan oleh partikulat dapat dicegah degnan menggunakan filter

selama sampling berlangsung

Peralatan

Pompa Vacuum

Flow meter

Absorber dapat digunakan fritted bubbler midget impinger atau gas scrubber

Spektrofotometer

Peralatan gelas

Pereaksi

Larutan Penyerap H2SO4 01N

Encerkan 23 ml H2SO4 pekat (18M) dengan aquadest sampai volume 1 liter

Larutan Natrium Nitroprussid

20 g Natrium Nitroprussid dilarutkan dalam 100 ml aquadest Larutan ini stabil selama 2

bulan jika disimpan dalam lemari es

Larutan NaOH 675M

Larutkan 270 g NaOH dalam 1 liter aquadest kemudian didihkan sampai volumenya 600

ml untuk menghilangkan ammonia Tambah aquadest sampai volumenya 1 liter Simpan

larutan ini dalam botol plastik

Larutan Stock natrium Hipokhlorit

Buat larutan Natrium Hipokhlorit 37 (01N) dengan cara mengencerkan Natrium

Hipokhlorit 5-6 dengan aquadest Larutan ini stabil selama 2 bulan jika disimpan

dalam lemari es

Larutan Stock Phenol 45 (vv)

Phenol dilebur dalam water bath pada suhu 600C kemudian 45 ml (50g) phenol tersebut

diencerkan dengan methanol sampai volumenya 100 ml Larutan ini stabil selama 2 bulan

jika disimpan dalam lemari es

31

Larutan Buffer

Larutkan 50 g Na3PO312H2O dan 74 ml larutan NaOH 675 dalam 1 liter aquadest

Larutan Hipokhlorit

Campurkan 30 ml larutan NaOH 675M dan 30 ml larutan stock natrium Hipokhlorit

kemudian encerkan degnan aquadest sampai volumenya 100 ml Larutan ini hanya stabil

selama 1 hari

Larutan Phenol

Campurkan 20 ml larutan stock phenol 45 dan 1 ml larutan natrium Nitroprussid 20

kemudian encerkan dengan aquadest sampai volumenya 100 ml larutan ini stabil selama

4 jam

Larutan Stock Standar Ammonia

318 g NH4Cl atau 388 g (NH4)2SO4 dilarutkan dlam 1 liter aquadest Kemudian

tambahkan CHCl3 sebagai pangawet Larutan ini stabil selama 2 bulan

Larutan Standar Ammonia

10 ml larutan stock standar Ammonia diencerkan degnan larutan penyerap (H2SO4 01N)

sampai volumenya 1 liter (1 ml= 10 microg NH3)

Kalibrasi

- Siapkan 6 buah labu ukur 25 ml masukkan ke dalam masing-masing labu ukur

00 ml 02 ml 04 ml 06 ml 10 ml dan 15 ml larutan standar Ammonia

- Tambahkan 10 ml larutan penyerap ke dalam masing-masing labu ukur

- Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan phenol dan 25 ml larutan natrium

Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat 25 ml

dan biarkan selama 30 menit

Intensita warna biru yang terjadi diukur dengan kurva spektrofotometer pada apnjang

gelombang 630 nm Buat kurva kalibrasi antara Absorban degnan konsentrasi NH3

dan tentukan slopenya

Prosedur

- Susunan alat sampling

Filter----------- Midget ---------- Flow meter ------------Pompa

32

10 ml larutanpenyerap dalam midget impinger yang dirangkai dengan flow mwter

dan pompa vaccum Sampling dilakukan selama 1 jam dengan kecepatan aliran

udara 1-2 litermenit

Analisis

- Setelah sampling larutan penyerap dipundahkan secara kuantitatif dalam labu

ukur 25 ml Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan Phenol dan 25 ml

larutan Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat

25 ml dan biarkan selama 30 menit

- Intensitas warna biru yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang

gelombang 630 nm

Perhitungan

NH3 (microgm3)= (A x k) (V)

Keterangan

A absorbansi sample

k Slope (microgunit absorban)

V volume udara pada 250C dan 760 mmHg

Picture 2 Sususnan Peralatan Sampling

Needle Valve

To Air Pump

Flow meter

TRAP

IMPINGER

NEEDLE VALVE FLOW CONTROL

33

VII PENGUKURAN INTENSITAS SUARA

Prinsip

Tingkat kebisingan dapat ditentukan oleh dua factor yaitu intensitas suara yang

dinyatakan dalam dB dan durasi pemaparan kebisingan dinyatakan dalam jam atau

menit

Decibel (dB) merupakan pengukuran unit logaritma yang menyatakan suatu kuantitas

Fisik (power atau intensitas) yang dapat berdasarkan pada suatu reference level tertentu

Satu decibel = sepersepuluh satu bel (B)

Decibel pada umumnya digunakan untuk pengukuran kuantitas suara berdasarkan

reference 0 dB Reference level ditetapkan pada ldquo0rdquo berdasarkan intensitas suara standar

manusia Semakin besar intensitas (amplitude) suara rarr semakin keras suara

Intensitas Suara = decibels (dB)

dB = 10 log Intensitas suara

Intensitas suara standar

- 0 db = ketiadaan suara

- Ambang pendengara = 0 dB 1000 Hz

34

Tabel 1 Beberapa Contoh Intensitas Suara

Bunyi Intensitas Suara (dB)

Gemerisik daun 15

Bisikan 30

Percakapan normal 60

Vacuum cleaner 75

Teriakan 80

Suara motor 90

Suara tak nyaman 120

Suara menyakitkan telinga 140

Lalu lintas padat 100

Amplifier 120 ndash 140

Tabel 2 Pembatasan waktu dan tingkat kebisingan yang diterima

Waktu (Jamhari) Tingkat kebisingan

(dBA) Waktu (Jamhari)

Tingkat kebisingan

(dBA)

8 90 15 102

6 92 10 105

4 95 05 110

3 97 lt025 115

2 100

Contoh perhitungan

Once a statistically valid L10(h) has been obtained the Leq(h) can be

calculated as follows

Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 (2-1)

Where Leq(h) is the hourly A-weighted equivalent sound level

N is the number of sound level readings taken to obtain a statistically valid L10 ni is the number of sound level readings in the ith class

Li is the level of the ith sound level reading taken during the measurement period

Problem No 1 Compute the Leq(h) of the sound level readings shown in

figure 2

L10 = 49 +1-3dBA

L10 Criterion met after 50 samples

35

Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway

Traffic Noise

Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]

= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA

VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA

Prinsip

Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat

langsung dibaca

Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam

bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik

diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor

Alat

Luxmeter

Prosedur

Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi

36

Penentuan titik pengukuran

1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila

merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada

2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada

setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut

dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut

a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal

panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan

kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1

Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2

b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik

potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap

3 (tiga) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara

10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2

Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100

m2

37

c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang

dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan

luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3

Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2

Persyaratan pengukuran

1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan

2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan

Tata cara

1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor

2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran

untuk intensitas penerangan setempat atau umum

3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat

sehingga didapat nilai angka yang stabil

4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan

setempat dan untuk intensitas penerangan umum

5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan

6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent

Natrium Infrared

38

END

Page 29: PANDUAN PRAKTIKUM...Alat dan Bahan e. Prosedur (dibuat dalam bentuk poin, tidak tabel) f. Hasil / Data g. Perhitungan h. Pembahasan antara lain mencakup pembahasan mengapa prinsip

26

4 Tambahkan beberapa tetes Brom cressol Red lalau titrasi dengan asam sulfat

sampai berubah warna dari biru kehijauan menjadi pink

5 Catat jumlah tetes asam sulfat yang digunakan

Perhitungan

1 tetes asam sulfat = 1 ppm

1 ppm = banyaknya tetes X 171

V HIGH VOLUME SAMPLING

Prinsip pengukuran

Udara dihisap melalui filter fiberglass dengan kecepata aliran udara 113-170 m3mnt

atau 30-60 cuft Partikel tersuspensi dengan diameter lt100 mikron (diameter

aerodinamik) akan terhisap dan tertahan di permukaan filter Metode ini digunakan untuk

mengukur konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient dengan satuan microgm3 dengan

cara menimbang berat partiklat yang tertahan di permukaan filter dan degnan menghitung

volume udara yang terhisap Metode ini munkgin dilengkapi dengan pengatur kecepatan

aliran udara untuk memastikan laju aliran udara konstan Sampel yang terkumpul dapat

digunakan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif senyawa-senyawa yang berada

dalam bentuk partikel Senyawa yang dapat dianalisis antara alain senyawa organic

(PAN) nitrat sulfat logam-logam berat ion ammonium dan ion fluorida

Sensitivitas

Sampling yang dilakukan selama 24 jam dengan kecepatan aliran udara 170 m3mnt (60

cuftmnt) akan mampu mengukur partikulat dengan konsentrasi yang rendah (1 microgm3)

Jika konsentrasi di udara ambient cukup tinggi maka sampling dapat dilakukan selama 6-

8 jam Waktu sampling yang direkomendasikan adalah 24 jam

Gangugan-ganguan

Partikulat yang berminyak seperti photochemical smog atau asap pembakaran kayu yang

dapat menutupi filter sehingga aliran udara akan menurun hal lain adalah partikel yang

mengandung senyawa higroskopis atau partikel dengan kelembaban tinggi yang akan

memberikan akibat yang sama

27

Presisi dari akurasi

Konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient sebesar 112 microgm3 akan memberikan

standar deviasi relative sebesar 9 (10 microgm3) sedangkan untuk konsentrasi 39 microgm3

standar deviasi relative akan sebesar 15 (6 microgm3) Akurasi sangat dipengaruhi oleh

perubahan kecepatan aliran udara selama sampling berlangsung Karenanya alat pengukur

aliran udara pada dasarnya diperlukan dalam metode ini

Peralatan

- Peralatan sampling Face plate (plat bag Depan) dan gasket Adapter filter dan

Motor Pompa Vakum

- Ketiga alat tersebut dilindungi dengan shelter (gambar 1)

- Hi-Vol Sampler harus mampu menghisap udara melalui filter fiberglass berukuran

203x254 cm dengan kecepatan aliran udara minimum 113 microgm3 (30 cfm) dan

mampu beroperasi selama 24 jam

- Unit Kalibrasi unit kalibrasi orifice yang terdiri dari pipa logam berukuran

diameter dalam (ID) 762 cm (3rdquo) dan panjang 159 cm (625rdquo)

- Neraca Analitik dengan ketelitian 01 mg

- Designator untk mengkondisikan filter sebelum dan setelah sampling dilakukan

Pereaksi (Reagent)

Filter yang secara baku digunakan adalah filter fiberglass dengan sfisiensi 99 untuk

diameter partikel 03 microm Tidak direkomendasikan pengunaan kertas filter biasa yang

umum dipakai di laboratorium

Prosedur

Sampling

Filter fiber yang digunakan harus dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan sikat

kecil Filter dikondisikan selama 24 jam kemudian ditimbang dengan neraca analitik

(pemberian nomor pada filter dilakukan sebelum penimbangan) Sebelum sampling

dilakukan filter tidak boleh digulungdilipat Untuk pengamanan selama perjalanan filter

dapat disimpan di dalam kantong plastic Setelah filter dipasang dengan rapi di antara

face plate dan gasket sampler dihidupkan dan setelah berjalan 5 menit catat kecepatan

aliran udara Biarkan sampling berlangsung 6 8 atau 24 jam Sebelum sampling berakhir

catat kembali kecepatan aliran udara Setelah sampling berakhir face plate dibuka dan

28

filter fiber dilipat sedemikian rupa sehingga bagian yang mengandung partikel tersuspensi

saling berhadapan

Analisis

Sebelum ditimbang filter hendaknya dikondisikan kembali di dalm desikator selama 24

jam

Kalibrasi Hi-Vol Sampler

Sebelum digunakan Hi-Vol Sampler harus dikalibrasi dahulu dengan menggunakan

- Metode Rotameter

- Metode Draft Gauge atau kalibrasi Orifice

Perhitungan

Konversi kecepatan aliran udara dari cuft menjadi m3mnt

Volume udara yang dihisap

V= frac12 x [(Q1+Q2) x T]

Keterangan

V volume udara yang terhisap (m3)

Q1 kecepatan aliran udara awal (m3mnt)

Q2 kecepatan aliran udara akhir (m3mnt)

T waktu sampling (mnt)

Hitung konsentrasi partikel yang tersuspensi

SP= (Ws-W0) x 106 x 1v

Keterangan

SP konsentrasi partikel tersuspensi (microgm3)

Ws berat filter fiberglass setelah sampling (g)

W0 berat filter fiberglass sebelum sampling (g)

106 konversi dari g menjadi microg

29

Gambar 1

Picture 1 High Volume Sampler

VI Gas Ammonia (NH3)

Metode Indophenol

Prinsip

Amonia (NH3) di udara ambient diserap oleh larutan H2SO4 membentuk Ammonium

Sulfat Amonium Sulfat yang terbentuk direaksikan dengan phenol dan antrium

hipokhlorit yang dalam suasana basa akan memberntuk Indophenol yang berwarna biru

Warna biru yang terjadi dianalisis secara colorimetri Reaksi dipercepat dengan

penalbahan Natrium Nitroprussid

Sensitivitas

Sampling degnan kecepatan aliran udara 1-2 liter konsentrasi yang dapat di ukur 20-700

microgm3 (0025-1 ppm) dengan waktu sampling 1 jam Batas pengukuran terkecil adalah

002 microgml penyerap

Sampler Motor

Flow Recorder (Optional)

Filter Adaptor

Flow Meter

30

Ganguan-ganguan

Ammonia yang terdapat dalam partikulat dapat terukur jika tidakdigunakan filter selama

sampling berlangsung

Adanya FE3+ Cr3+ dan ion mangan degnan konsentrasi sebesar mg akan memberikan

ganguan positif Sedangakan ion Cu akan menghambat reksi pembentukan warna Untuk

mengurangi ganguan tersebut dapat ditambahkan EDTA

Nitrit dan Sulfit dengan konsentrasi 100x konsentrasi NH3 akan memberikan ganguan

Formaldehida akan memberikan ganguan negative sebesar 10-15

Ganguan yang dapat disebabkan oleh partikulat dapat dicegah degnan menggunakan filter

selama sampling berlangsung

Peralatan

Pompa Vacuum

Flow meter

Absorber dapat digunakan fritted bubbler midget impinger atau gas scrubber

Spektrofotometer

Peralatan gelas

Pereaksi

Larutan Penyerap H2SO4 01N

Encerkan 23 ml H2SO4 pekat (18M) dengan aquadest sampai volume 1 liter

Larutan Natrium Nitroprussid

20 g Natrium Nitroprussid dilarutkan dalam 100 ml aquadest Larutan ini stabil selama 2

bulan jika disimpan dalam lemari es

Larutan NaOH 675M

Larutkan 270 g NaOH dalam 1 liter aquadest kemudian didihkan sampai volumenya 600

ml untuk menghilangkan ammonia Tambah aquadest sampai volumenya 1 liter Simpan

larutan ini dalam botol plastik

Larutan Stock natrium Hipokhlorit

Buat larutan Natrium Hipokhlorit 37 (01N) dengan cara mengencerkan Natrium

Hipokhlorit 5-6 dengan aquadest Larutan ini stabil selama 2 bulan jika disimpan

dalam lemari es

Larutan Stock Phenol 45 (vv)

Phenol dilebur dalam water bath pada suhu 600C kemudian 45 ml (50g) phenol tersebut

diencerkan dengan methanol sampai volumenya 100 ml Larutan ini stabil selama 2 bulan

jika disimpan dalam lemari es

31

Larutan Buffer

Larutkan 50 g Na3PO312H2O dan 74 ml larutan NaOH 675 dalam 1 liter aquadest

Larutan Hipokhlorit

Campurkan 30 ml larutan NaOH 675M dan 30 ml larutan stock natrium Hipokhlorit

kemudian encerkan degnan aquadest sampai volumenya 100 ml Larutan ini hanya stabil

selama 1 hari

Larutan Phenol

Campurkan 20 ml larutan stock phenol 45 dan 1 ml larutan natrium Nitroprussid 20

kemudian encerkan dengan aquadest sampai volumenya 100 ml larutan ini stabil selama

4 jam

Larutan Stock Standar Ammonia

318 g NH4Cl atau 388 g (NH4)2SO4 dilarutkan dlam 1 liter aquadest Kemudian

tambahkan CHCl3 sebagai pangawet Larutan ini stabil selama 2 bulan

Larutan Standar Ammonia

10 ml larutan stock standar Ammonia diencerkan degnan larutan penyerap (H2SO4 01N)

sampai volumenya 1 liter (1 ml= 10 microg NH3)

Kalibrasi

- Siapkan 6 buah labu ukur 25 ml masukkan ke dalam masing-masing labu ukur

00 ml 02 ml 04 ml 06 ml 10 ml dan 15 ml larutan standar Ammonia

- Tambahkan 10 ml larutan penyerap ke dalam masing-masing labu ukur

- Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan phenol dan 25 ml larutan natrium

Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat 25 ml

dan biarkan selama 30 menit

Intensita warna biru yang terjadi diukur dengan kurva spektrofotometer pada apnjang

gelombang 630 nm Buat kurva kalibrasi antara Absorban degnan konsentrasi NH3

dan tentukan slopenya

Prosedur

- Susunan alat sampling

Filter----------- Midget ---------- Flow meter ------------Pompa

32

10 ml larutanpenyerap dalam midget impinger yang dirangkai dengan flow mwter

dan pompa vaccum Sampling dilakukan selama 1 jam dengan kecepatan aliran

udara 1-2 litermenit

Analisis

- Setelah sampling larutan penyerap dipundahkan secara kuantitatif dalam labu

ukur 25 ml Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan Phenol dan 25 ml

larutan Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat

25 ml dan biarkan selama 30 menit

- Intensitas warna biru yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang

gelombang 630 nm

Perhitungan

NH3 (microgm3)= (A x k) (V)

Keterangan

A absorbansi sample

k Slope (microgunit absorban)

V volume udara pada 250C dan 760 mmHg

Picture 2 Sususnan Peralatan Sampling

Needle Valve

To Air Pump

Flow meter

TRAP

IMPINGER

NEEDLE VALVE FLOW CONTROL

33

VII PENGUKURAN INTENSITAS SUARA

Prinsip

Tingkat kebisingan dapat ditentukan oleh dua factor yaitu intensitas suara yang

dinyatakan dalam dB dan durasi pemaparan kebisingan dinyatakan dalam jam atau

menit

Decibel (dB) merupakan pengukuran unit logaritma yang menyatakan suatu kuantitas

Fisik (power atau intensitas) yang dapat berdasarkan pada suatu reference level tertentu

Satu decibel = sepersepuluh satu bel (B)

Decibel pada umumnya digunakan untuk pengukuran kuantitas suara berdasarkan

reference 0 dB Reference level ditetapkan pada ldquo0rdquo berdasarkan intensitas suara standar

manusia Semakin besar intensitas (amplitude) suara rarr semakin keras suara

Intensitas Suara = decibels (dB)

dB = 10 log Intensitas suara

Intensitas suara standar

- 0 db = ketiadaan suara

- Ambang pendengara = 0 dB 1000 Hz

34

Tabel 1 Beberapa Contoh Intensitas Suara

Bunyi Intensitas Suara (dB)

Gemerisik daun 15

Bisikan 30

Percakapan normal 60

Vacuum cleaner 75

Teriakan 80

Suara motor 90

Suara tak nyaman 120

Suara menyakitkan telinga 140

Lalu lintas padat 100

Amplifier 120 ndash 140

Tabel 2 Pembatasan waktu dan tingkat kebisingan yang diterima

Waktu (Jamhari) Tingkat kebisingan

(dBA) Waktu (Jamhari)

Tingkat kebisingan

(dBA)

8 90 15 102

6 92 10 105

4 95 05 110

3 97 lt025 115

2 100

Contoh perhitungan

Once a statistically valid L10(h) has been obtained the Leq(h) can be

calculated as follows

Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 (2-1)

Where Leq(h) is the hourly A-weighted equivalent sound level

N is the number of sound level readings taken to obtain a statistically valid L10 ni is the number of sound level readings in the ith class

Li is the level of the ith sound level reading taken during the measurement period

Problem No 1 Compute the Leq(h) of the sound level readings shown in

figure 2

L10 = 49 +1-3dBA

L10 Criterion met after 50 samples

35

Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway

Traffic Noise

Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]

= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA

VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA

Prinsip

Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat

langsung dibaca

Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam

bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik

diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor

Alat

Luxmeter

Prosedur

Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi

36

Penentuan titik pengukuran

1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila

merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada

2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada

setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut

dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut

a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal

panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan

kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1

Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2

b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik

potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap

3 (tiga) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara

10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2

Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100

m2

37

c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang

dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan

luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3

Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2

Persyaratan pengukuran

1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan

2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan

Tata cara

1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor

2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran

untuk intensitas penerangan setempat atau umum

3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat

sehingga didapat nilai angka yang stabil

4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan

setempat dan untuk intensitas penerangan umum

5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan

6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent

Natrium Infrared

38

END

Page 30: PANDUAN PRAKTIKUM...Alat dan Bahan e. Prosedur (dibuat dalam bentuk poin, tidak tabel) f. Hasil / Data g. Perhitungan h. Pembahasan antara lain mencakup pembahasan mengapa prinsip

27

Presisi dari akurasi

Konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient sebesar 112 microgm3 akan memberikan

standar deviasi relative sebesar 9 (10 microgm3) sedangkan untuk konsentrasi 39 microgm3

standar deviasi relative akan sebesar 15 (6 microgm3) Akurasi sangat dipengaruhi oleh

perubahan kecepatan aliran udara selama sampling berlangsung Karenanya alat pengukur

aliran udara pada dasarnya diperlukan dalam metode ini

Peralatan

- Peralatan sampling Face plate (plat bag Depan) dan gasket Adapter filter dan

Motor Pompa Vakum

- Ketiga alat tersebut dilindungi dengan shelter (gambar 1)

- Hi-Vol Sampler harus mampu menghisap udara melalui filter fiberglass berukuran

203x254 cm dengan kecepatan aliran udara minimum 113 microgm3 (30 cfm) dan

mampu beroperasi selama 24 jam

- Unit Kalibrasi unit kalibrasi orifice yang terdiri dari pipa logam berukuran

diameter dalam (ID) 762 cm (3rdquo) dan panjang 159 cm (625rdquo)

- Neraca Analitik dengan ketelitian 01 mg

- Designator untk mengkondisikan filter sebelum dan setelah sampling dilakukan

Pereaksi (Reagent)

Filter yang secara baku digunakan adalah filter fiberglass dengan sfisiensi 99 untuk

diameter partikel 03 microm Tidak direkomendasikan pengunaan kertas filter biasa yang

umum dipakai di laboratorium

Prosedur

Sampling

Filter fiber yang digunakan harus dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan sikat

kecil Filter dikondisikan selama 24 jam kemudian ditimbang dengan neraca analitik

(pemberian nomor pada filter dilakukan sebelum penimbangan) Sebelum sampling

dilakukan filter tidak boleh digulungdilipat Untuk pengamanan selama perjalanan filter

dapat disimpan di dalam kantong plastic Setelah filter dipasang dengan rapi di antara

face plate dan gasket sampler dihidupkan dan setelah berjalan 5 menit catat kecepatan

aliran udara Biarkan sampling berlangsung 6 8 atau 24 jam Sebelum sampling berakhir

catat kembali kecepatan aliran udara Setelah sampling berakhir face plate dibuka dan

28

filter fiber dilipat sedemikian rupa sehingga bagian yang mengandung partikel tersuspensi

saling berhadapan

Analisis

Sebelum ditimbang filter hendaknya dikondisikan kembali di dalm desikator selama 24

jam

Kalibrasi Hi-Vol Sampler

Sebelum digunakan Hi-Vol Sampler harus dikalibrasi dahulu dengan menggunakan

- Metode Rotameter

- Metode Draft Gauge atau kalibrasi Orifice

Perhitungan

Konversi kecepatan aliran udara dari cuft menjadi m3mnt

Volume udara yang dihisap

V= frac12 x [(Q1+Q2) x T]

Keterangan

V volume udara yang terhisap (m3)

Q1 kecepatan aliran udara awal (m3mnt)

Q2 kecepatan aliran udara akhir (m3mnt)

T waktu sampling (mnt)

Hitung konsentrasi partikel yang tersuspensi

SP= (Ws-W0) x 106 x 1v

Keterangan

SP konsentrasi partikel tersuspensi (microgm3)

Ws berat filter fiberglass setelah sampling (g)

W0 berat filter fiberglass sebelum sampling (g)

106 konversi dari g menjadi microg

29

Gambar 1

Picture 1 High Volume Sampler

VI Gas Ammonia (NH3)

Metode Indophenol

Prinsip

Amonia (NH3) di udara ambient diserap oleh larutan H2SO4 membentuk Ammonium

Sulfat Amonium Sulfat yang terbentuk direaksikan dengan phenol dan antrium

hipokhlorit yang dalam suasana basa akan memberntuk Indophenol yang berwarna biru

Warna biru yang terjadi dianalisis secara colorimetri Reaksi dipercepat dengan

penalbahan Natrium Nitroprussid

Sensitivitas

Sampling degnan kecepatan aliran udara 1-2 liter konsentrasi yang dapat di ukur 20-700

microgm3 (0025-1 ppm) dengan waktu sampling 1 jam Batas pengukuran terkecil adalah

002 microgml penyerap

Sampler Motor

Flow Recorder (Optional)

Filter Adaptor

Flow Meter

30

Ganguan-ganguan

Ammonia yang terdapat dalam partikulat dapat terukur jika tidakdigunakan filter selama

sampling berlangsung

Adanya FE3+ Cr3+ dan ion mangan degnan konsentrasi sebesar mg akan memberikan

ganguan positif Sedangakan ion Cu akan menghambat reksi pembentukan warna Untuk

mengurangi ganguan tersebut dapat ditambahkan EDTA

Nitrit dan Sulfit dengan konsentrasi 100x konsentrasi NH3 akan memberikan ganguan

Formaldehida akan memberikan ganguan negative sebesar 10-15

Ganguan yang dapat disebabkan oleh partikulat dapat dicegah degnan menggunakan filter

selama sampling berlangsung

Peralatan

Pompa Vacuum

Flow meter

Absorber dapat digunakan fritted bubbler midget impinger atau gas scrubber

Spektrofotometer

Peralatan gelas

Pereaksi

Larutan Penyerap H2SO4 01N

Encerkan 23 ml H2SO4 pekat (18M) dengan aquadest sampai volume 1 liter

Larutan Natrium Nitroprussid

20 g Natrium Nitroprussid dilarutkan dalam 100 ml aquadest Larutan ini stabil selama 2

bulan jika disimpan dalam lemari es

Larutan NaOH 675M

Larutkan 270 g NaOH dalam 1 liter aquadest kemudian didihkan sampai volumenya 600

ml untuk menghilangkan ammonia Tambah aquadest sampai volumenya 1 liter Simpan

larutan ini dalam botol plastik

Larutan Stock natrium Hipokhlorit

Buat larutan Natrium Hipokhlorit 37 (01N) dengan cara mengencerkan Natrium

Hipokhlorit 5-6 dengan aquadest Larutan ini stabil selama 2 bulan jika disimpan

dalam lemari es

Larutan Stock Phenol 45 (vv)

Phenol dilebur dalam water bath pada suhu 600C kemudian 45 ml (50g) phenol tersebut

diencerkan dengan methanol sampai volumenya 100 ml Larutan ini stabil selama 2 bulan

jika disimpan dalam lemari es

31

Larutan Buffer

Larutkan 50 g Na3PO312H2O dan 74 ml larutan NaOH 675 dalam 1 liter aquadest

Larutan Hipokhlorit

Campurkan 30 ml larutan NaOH 675M dan 30 ml larutan stock natrium Hipokhlorit

kemudian encerkan degnan aquadest sampai volumenya 100 ml Larutan ini hanya stabil

selama 1 hari

Larutan Phenol

Campurkan 20 ml larutan stock phenol 45 dan 1 ml larutan natrium Nitroprussid 20

kemudian encerkan dengan aquadest sampai volumenya 100 ml larutan ini stabil selama

4 jam

Larutan Stock Standar Ammonia

318 g NH4Cl atau 388 g (NH4)2SO4 dilarutkan dlam 1 liter aquadest Kemudian

tambahkan CHCl3 sebagai pangawet Larutan ini stabil selama 2 bulan

Larutan Standar Ammonia

10 ml larutan stock standar Ammonia diencerkan degnan larutan penyerap (H2SO4 01N)

sampai volumenya 1 liter (1 ml= 10 microg NH3)

Kalibrasi

- Siapkan 6 buah labu ukur 25 ml masukkan ke dalam masing-masing labu ukur

00 ml 02 ml 04 ml 06 ml 10 ml dan 15 ml larutan standar Ammonia

- Tambahkan 10 ml larutan penyerap ke dalam masing-masing labu ukur

- Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan phenol dan 25 ml larutan natrium

Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat 25 ml

dan biarkan selama 30 menit

Intensita warna biru yang terjadi diukur dengan kurva spektrofotometer pada apnjang

gelombang 630 nm Buat kurva kalibrasi antara Absorban degnan konsentrasi NH3

dan tentukan slopenya

Prosedur

- Susunan alat sampling

Filter----------- Midget ---------- Flow meter ------------Pompa

32

10 ml larutanpenyerap dalam midget impinger yang dirangkai dengan flow mwter

dan pompa vaccum Sampling dilakukan selama 1 jam dengan kecepatan aliran

udara 1-2 litermenit

Analisis

- Setelah sampling larutan penyerap dipundahkan secara kuantitatif dalam labu

ukur 25 ml Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan Phenol dan 25 ml

larutan Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat

25 ml dan biarkan selama 30 menit

- Intensitas warna biru yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang

gelombang 630 nm

Perhitungan

NH3 (microgm3)= (A x k) (V)

Keterangan

A absorbansi sample

k Slope (microgunit absorban)

V volume udara pada 250C dan 760 mmHg

Picture 2 Sususnan Peralatan Sampling

Needle Valve

To Air Pump

Flow meter

TRAP

IMPINGER

NEEDLE VALVE FLOW CONTROL

33

VII PENGUKURAN INTENSITAS SUARA

Prinsip

Tingkat kebisingan dapat ditentukan oleh dua factor yaitu intensitas suara yang

dinyatakan dalam dB dan durasi pemaparan kebisingan dinyatakan dalam jam atau

menit

Decibel (dB) merupakan pengukuran unit logaritma yang menyatakan suatu kuantitas

Fisik (power atau intensitas) yang dapat berdasarkan pada suatu reference level tertentu

Satu decibel = sepersepuluh satu bel (B)

Decibel pada umumnya digunakan untuk pengukuran kuantitas suara berdasarkan

reference 0 dB Reference level ditetapkan pada ldquo0rdquo berdasarkan intensitas suara standar

manusia Semakin besar intensitas (amplitude) suara rarr semakin keras suara

Intensitas Suara = decibels (dB)

dB = 10 log Intensitas suara

Intensitas suara standar

- 0 db = ketiadaan suara

- Ambang pendengara = 0 dB 1000 Hz

34

Tabel 1 Beberapa Contoh Intensitas Suara

Bunyi Intensitas Suara (dB)

Gemerisik daun 15

Bisikan 30

Percakapan normal 60

Vacuum cleaner 75

Teriakan 80

Suara motor 90

Suara tak nyaman 120

Suara menyakitkan telinga 140

Lalu lintas padat 100

Amplifier 120 ndash 140

Tabel 2 Pembatasan waktu dan tingkat kebisingan yang diterima

Waktu (Jamhari) Tingkat kebisingan

(dBA) Waktu (Jamhari)

Tingkat kebisingan

(dBA)

8 90 15 102

6 92 10 105

4 95 05 110

3 97 lt025 115

2 100

Contoh perhitungan

Once a statistically valid L10(h) has been obtained the Leq(h) can be

calculated as follows

Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 (2-1)

Where Leq(h) is the hourly A-weighted equivalent sound level

N is the number of sound level readings taken to obtain a statistically valid L10 ni is the number of sound level readings in the ith class

Li is the level of the ith sound level reading taken during the measurement period

Problem No 1 Compute the Leq(h) of the sound level readings shown in

figure 2

L10 = 49 +1-3dBA

L10 Criterion met after 50 samples

35

Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway

Traffic Noise

Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]

= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA

VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA

Prinsip

Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat

langsung dibaca

Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam

bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik

diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor

Alat

Luxmeter

Prosedur

Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi

36

Penentuan titik pengukuran

1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila

merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada

2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada

setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut

dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut

a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal

panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan

kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1

Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2

b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik

potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap

3 (tiga) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara

10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2

Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100

m2

37

c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang

dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan

luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3

Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2

Persyaratan pengukuran

1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan

2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan

Tata cara

1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor

2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran

untuk intensitas penerangan setempat atau umum

3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat

sehingga didapat nilai angka yang stabil

4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan

setempat dan untuk intensitas penerangan umum

5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan

6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent

Natrium Infrared

38

END

Page 31: PANDUAN PRAKTIKUM...Alat dan Bahan e. Prosedur (dibuat dalam bentuk poin, tidak tabel) f. Hasil / Data g. Perhitungan h. Pembahasan antara lain mencakup pembahasan mengapa prinsip

28

filter fiber dilipat sedemikian rupa sehingga bagian yang mengandung partikel tersuspensi

saling berhadapan

Analisis

Sebelum ditimbang filter hendaknya dikondisikan kembali di dalm desikator selama 24

jam

Kalibrasi Hi-Vol Sampler

Sebelum digunakan Hi-Vol Sampler harus dikalibrasi dahulu dengan menggunakan

- Metode Rotameter

- Metode Draft Gauge atau kalibrasi Orifice

Perhitungan

Konversi kecepatan aliran udara dari cuft menjadi m3mnt

Volume udara yang dihisap

V= frac12 x [(Q1+Q2) x T]

Keterangan

V volume udara yang terhisap (m3)

Q1 kecepatan aliran udara awal (m3mnt)

Q2 kecepatan aliran udara akhir (m3mnt)

T waktu sampling (mnt)

Hitung konsentrasi partikel yang tersuspensi

SP= (Ws-W0) x 106 x 1v

Keterangan

SP konsentrasi partikel tersuspensi (microgm3)

Ws berat filter fiberglass setelah sampling (g)

W0 berat filter fiberglass sebelum sampling (g)

106 konversi dari g menjadi microg

29

Gambar 1

Picture 1 High Volume Sampler

VI Gas Ammonia (NH3)

Metode Indophenol

Prinsip

Amonia (NH3) di udara ambient diserap oleh larutan H2SO4 membentuk Ammonium

Sulfat Amonium Sulfat yang terbentuk direaksikan dengan phenol dan antrium

hipokhlorit yang dalam suasana basa akan memberntuk Indophenol yang berwarna biru

Warna biru yang terjadi dianalisis secara colorimetri Reaksi dipercepat dengan

penalbahan Natrium Nitroprussid

Sensitivitas

Sampling degnan kecepatan aliran udara 1-2 liter konsentrasi yang dapat di ukur 20-700

microgm3 (0025-1 ppm) dengan waktu sampling 1 jam Batas pengukuran terkecil adalah

002 microgml penyerap

Sampler Motor

Flow Recorder (Optional)

Filter Adaptor

Flow Meter

30

Ganguan-ganguan

Ammonia yang terdapat dalam partikulat dapat terukur jika tidakdigunakan filter selama

sampling berlangsung

Adanya FE3+ Cr3+ dan ion mangan degnan konsentrasi sebesar mg akan memberikan

ganguan positif Sedangakan ion Cu akan menghambat reksi pembentukan warna Untuk

mengurangi ganguan tersebut dapat ditambahkan EDTA

Nitrit dan Sulfit dengan konsentrasi 100x konsentrasi NH3 akan memberikan ganguan

Formaldehida akan memberikan ganguan negative sebesar 10-15

Ganguan yang dapat disebabkan oleh partikulat dapat dicegah degnan menggunakan filter

selama sampling berlangsung

Peralatan

Pompa Vacuum

Flow meter

Absorber dapat digunakan fritted bubbler midget impinger atau gas scrubber

Spektrofotometer

Peralatan gelas

Pereaksi

Larutan Penyerap H2SO4 01N

Encerkan 23 ml H2SO4 pekat (18M) dengan aquadest sampai volume 1 liter

Larutan Natrium Nitroprussid

20 g Natrium Nitroprussid dilarutkan dalam 100 ml aquadest Larutan ini stabil selama 2

bulan jika disimpan dalam lemari es

Larutan NaOH 675M

Larutkan 270 g NaOH dalam 1 liter aquadest kemudian didihkan sampai volumenya 600

ml untuk menghilangkan ammonia Tambah aquadest sampai volumenya 1 liter Simpan

larutan ini dalam botol plastik

Larutan Stock natrium Hipokhlorit

Buat larutan Natrium Hipokhlorit 37 (01N) dengan cara mengencerkan Natrium

Hipokhlorit 5-6 dengan aquadest Larutan ini stabil selama 2 bulan jika disimpan

dalam lemari es

Larutan Stock Phenol 45 (vv)

Phenol dilebur dalam water bath pada suhu 600C kemudian 45 ml (50g) phenol tersebut

diencerkan dengan methanol sampai volumenya 100 ml Larutan ini stabil selama 2 bulan

jika disimpan dalam lemari es

31

Larutan Buffer

Larutkan 50 g Na3PO312H2O dan 74 ml larutan NaOH 675 dalam 1 liter aquadest

Larutan Hipokhlorit

Campurkan 30 ml larutan NaOH 675M dan 30 ml larutan stock natrium Hipokhlorit

kemudian encerkan degnan aquadest sampai volumenya 100 ml Larutan ini hanya stabil

selama 1 hari

Larutan Phenol

Campurkan 20 ml larutan stock phenol 45 dan 1 ml larutan natrium Nitroprussid 20

kemudian encerkan dengan aquadest sampai volumenya 100 ml larutan ini stabil selama

4 jam

Larutan Stock Standar Ammonia

318 g NH4Cl atau 388 g (NH4)2SO4 dilarutkan dlam 1 liter aquadest Kemudian

tambahkan CHCl3 sebagai pangawet Larutan ini stabil selama 2 bulan

Larutan Standar Ammonia

10 ml larutan stock standar Ammonia diencerkan degnan larutan penyerap (H2SO4 01N)

sampai volumenya 1 liter (1 ml= 10 microg NH3)

Kalibrasi

- Siapkan 6 buah labu ukur 25 ml masukkan ke dalam masing-masing labu ukur

00 ml 02 ml 04 ml 06 ml 10 ml dan 15 ml larutan standar Ammonia

- Tambahkan 10 ml larutan penyerap ke dalam masing-masing labu ukur

- Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan phenol dan 25 ml larutan natrium

Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat 25 ml

dan biarkan selama 30 menit

Intensita warna biru yang terjadi diukur dengan kurva spektrofotometer pada apnjang

gelombang 630 nm Buat kurva kalibrasi antara Absorban degnan konsentrasi NH3

dan tentukan slopenya

Prosedur

- Susunan alat sampling

Filter----------- Midget ---------- Flow meter ------------Pompa

32

10 ml larutanpenyerap dalam midget impinger yang dirangkai dengan flow mwter

dan pompa vaccum Sampling dilakukan selama 1 jam dengan kecepatan aliran

udara 1-2 litermenit

Analisis

- Setelah sampling larutan penyerap dipundahkan secara kuantitatif dalam labu

ukur 25 ml Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan Phenol dan 25 ml

larutan Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat

25 ml dan biarkan selama 30 menit

- Intensitas warna biru yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang

gelombang 630 nm

Perhitungan

NH3 (microgm3)= (A x k) (V)

Keterangan

A absorbansi sample

k Slope (microgunit absorban)

V volume udara pada 250C dan 760 mmHg

Picture 2 Sususnan Peralatan Sampling

Needle Valve

To Air Pump

Flow meter

TRAP

IMPINGER

NEEDLE VALVE FLOW CONTROL

33

VII PENGUKURAN INTENSITAS SUARA

Prinsip

Tingkat kebisingan dapat ditentukan oleh dua factor yaitu intensitas suara yang

dinyatakan dalam dB dan durasi pemaparan kebisingan dinyatakan dalam jam atau

menit

Decibel (dB) merupakan pengukuran unit logaritma yang menyatakan suatu kuantitas

Fisik (power atau intensitas) yang dapat berdasarkan pada suatu reference level tertentu

Satu decibel = sepersepuluh satu bel (B)

Decibel pada umumnya digunakan untuk pengukuran kuantitas suara berdasarkan

reference 0 dB Reference level ditetapkan pada ldquo0rdquo berdasarkan intensitas suara standar

manusia Semakin besar intensitas (amplitude) suara rarr semakin keras suara

Intensitas Suara = decibels (dB)

dB = 10 log Intensitas suara

Intensitas suara standar

- 0 db = ketiadaan suara

- Ambang pendengara = 0 dB 1000 Hz

34

Tabel 1 Beberapa Contoh Intensitas Suara

Bunyi Intensitas Suara (dB)

Gemerisik daun 15

Bisikan 30

Percakapan normal 60

Vacuum cleaner 75

Teriakan 80

Suara motor 90

Suara tak nyaman 120

Suara menyakitkan telinga 140

Lalu lintas padat 100

Amplifier 120 ndash 140

Tabel 2 Pembatasan waktu dan tingkat kebisingan yang diterima

Waktu (Jamhari) Tingkat kebisingan

(dBA) Waktu (Jamhari)

Tingkat kebisingan

(dBA)

8 90 15 102

6 92 10 105

4 95 05 110

3 97 lt025 115

2 100

Contoh perhitungan

Once a statistically valid L10(h) has been obtained the Leq(h) can be

calculated as follows

Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 (2-1)

Where Leq(h) is the hourly A-weighted equivalent sound level

N is the number of sound level readings taken to obtain a statistically valid L10 ni is the number of sound level readings in the ith class

Li is the level of the ith sound level reading taken during the measurement period

Problem No 1 Compute the Leq(h) of the sound level readings shown in

figure 2

L10 = 49 +1-3dBA

L10 Criterion met after 50 samples

35

Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway

Traffic Noise

Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]

= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA

VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA

Prinsip

Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat

langsung dibaca

Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam

bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik

diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor

Alat

Luxmeter

Prosedur

Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi

36

Penentuan titik pengukuran

1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila

merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada

2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada

setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut

dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut

a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal

panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan

kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1

Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2

b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik

potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap

3 (tiga) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara

10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2

Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100

m2

37

c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang

dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan

luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3

Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2

Persyaratan pengukuran

1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan

2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan

Tata cara

1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor

2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran

untuk intensitas penerangan setempat atau umum

3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat

sehingga didapat nilai angka yang stabil

4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan

setempat dan untuk intensitas penerangan umum

5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan

6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent

Natrium Infrared

38

END

Page 32: PANDUAN PRAKTIKUM...Alat dan Bahan e. Prosedur (dibuat dalam bentuk poin, tidak tabel) f. Hasil / Data g. Perhitungan h. Pembahasan antara lain mencakup pembahasan mengapa prinsip

29

Gambar 1

Picture 1 High Volume Sampler

VI Gas Ammonia (NH3)

Metode Indophenol

Prinsip

Amonia (NH3) di udara ambient diserap oleh larutan H2SO4 membentuk Ammonium

Sulfat Amonium Sulfat yang terbentuk direaksikan dengan phenol dan antrium

hipokhlorit yang dalam suasana basa akan memberntuk Indophenol yang berwarna biru

Warna biru yang terjadi dianalisis secara colorimetri Reaksi dipercepat dengan

penalbahan Natrium Nitroprussid

Sensitivitas

Sampling degnan kecepatan aliran udara 1-2 liter konsentrasi yang dapat di ukur 20-700

microgm3 (0025-1 ppm) dengan waktu sampling 1 jam Batas pengukuran terkecil adalah

002 microgml penyerap

Sampler Motor

Flow Recorder (Optional)

Filter Adaptor

Flow Meter

30

Ganguan-ganguan

Ammonia yang terdapat dalam partikulat dapat terukur jika tidakdigunakan filter selama

sampling berlangsung

Adanya FE3+ Cr3+ dan ion mangan degnan konsentrasi sebesar mg akan memberikan

ganguan positif Sedangakan ion Cu akan menghambat reksi pembentukan warna Untuk

mengurangi ganguan tersebut dapat ditambahkan EDTA

Nitrit dan Sulfit dengan konsentrasi 100x konsentrasi NH3 akan memberikan ganguan

Formaldehida akan memberikan ganguan negative sebesar 10-15

Ganguan yang dapat disebabkan oleh partikulat dapat dicegah degnan menggunakan filter

selama sampling berlangsung

Peralatan

Pompa Vacuum

Flow meter

Absorber dapat digunakan fritted bubbler midget impinger atau gas scrubber

Spektrofotometer

Peralatan gelas

Pereaksi

Larutan Penyerap H2SO4 01N

Encerkan 23 ml H2SO4 pekat (18M) dengan aquadest sampai volume 1 liter

Larutan Natrium Nitroprussid

20 g Natrium Nitroprussid dilarutkan dalam 100 ml aquadest Larutan ini stabil selama 2

bulan jika disimpan dalam lemari es

Larutan NaOH 675M

Larutkan 270 g NaOH dalam 1 liter aquadest kemudian didihkan sampai volumenya 600

ml untuk menghilangkan ammonia Tambah aquadest sampai volumenya 1 liter Simpan

larutan ini dalam botol plastik

Larutan Stock natrium Hipokhlorit

Buat larutan Natrium Hipokhlorit 37 (01N) dengan cara mengencerkan Natrium

Hipokhlorit 5-6 dengan aquadest Larutan ini stabil selama 2 bulan jika disimpan

dalam lemari es

Larutan Stock Phenol 45 (vv)

Phenol dilebur dalam water bath pada suhu 600C kemudian 45 ml (50g) phenol tersebut

diencerkan dengan methanol sampai volumenya 100 ml Larutan ini stabil selama 2 bulan

jika disimpan dalam lemari es

31

Larutan Buffer

Larutkan 50 g Na3PO312H2O dan 74 ml larutan NaOH 675 dalam 1 liter aquadest

Larutan Hipokhlorit

Campurkan 30 ml larutan NaOH 675M dan 30 ml larutan stock natrium Hipokhlorit

kemudian encerkan degnan aquadest sampai volumenya 100 ml Larutan ini hanya stabil

selama 1 hari

Larutan Phenol

Campurkan 20 ml larutan stock phenol 45 dan 1 ml larutan natrium Nitroprussid 20

kemudian encerkan dengan aquadest sampai volumenya 100 ml larutan ini stabil selama

4 jam

Larutan Stock Standar Ammonia

318 g NH4Cl atau 388 g (NH4)2SO4 dilarutkan dlam 1 liter aquadest Kemudian

tambahkan CHCl3 sebagai pangawet Larutan ini stabil selama 2 bulan

Larutan Standar Ammonia

10 ml larutan stock standar Ammonia diencerkan degnan larutan penyerap (H2SO4 01N)

sampai volumenya 1 liter (1 ml= 10 microg NH3)

Kalibrasi

- Siapkan 6 buah labu ukur 25 ml masukkan ke dalam masing-masing labu ukur

00 ml 02 ml 04 ml 06 ml 10 ml dan 15 ml larutan standar Ammonia

- Tambahkan 10 ml larutan penyerap ke dalam masing-masing labu ukur

- Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan phenol dan 25 ml larutan natrium

Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat 25 ml

dan biarkan selama 30 menit

Intensita warna biru yang terjadi diukur dengan kurva spektrofotometer pada apnjang

gelombang 630 nm Buat kurva kalibrasi antara Absorban degnan konsentrasi NH3

dan tentukan slopenya

Prosedur

- Susunan alat sampling

Filter----------- Midget ---------- Flow meter ------------Pompa

32

10 ml larutanpenyerap dalam midget impinger yang dirangkai dengan flow mwter

dan pompa vaccum Sampling dilakukan selama 1 jam dengan kecepatan aliran

udara 1-2 litermenit

Analisis

- Setelah sampling larutan penyerap dipundahkan secara kuantitatif dalam labu

ukur 25 ml Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan Phenol dan 25 ml

larutan Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat

25 ml dan biarkan selama 30 menit

- Intensitas warna biru yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang

gelombang 630 nm

Perhitungan

NH3 (microgm3)= (A x k) (V)

Keterangan

A absorbansi sample

k Slope (microgunit absorban)

V volume udara pada 250C dan 760 mmHg

Picture 2 Sususnan Peralatan Sampling

Needle Valve

To Air Pump

Flow meter

TRAP

IMPINGER

NEEDLE VALVE FLOW CONTROL

33

VII PENGUKURAN INTENSITAS SUARA

Prinsip

Tingkat kebisingan dapat ditentukan oleh dua factor yaitu intensitas suara yang

dinyatakan dalam dB dan durasi pemaparan kebisingan dinyatakan dalam jam atau

menit

Decibel (dB) merupakan pengukuran unit logaritma yang menyatakan suatu kuantitas

Fisik (power atau intensitas) yang dapat berdasarkan pada suatu reference level tertentu

Satu decibel = sepersepuluh satu bel (B)

Decibel pada umumnya digunakan untuk pengukuran kuantitas suara berdasarkan

reference 0 dB Reference level ditetapkan pada ldquo0rdquo berdasarkan intensitas suara standar

manusia Semakin besar intensitas (amplitude) suara rarr semakin keras suara

Intensitas Suara = decibels (dB)

dB = 10 log Intensitas suara

Intensitas suara standar

- 0 db = ketiadaan suara

- Ambang pendengara = 0 dB 1000 Hz

34

Tabel 1 Beberapa Contoh Intensitas Suara

Bunyi Intensitas Suara (dB)

Gemerisik daun 15

Bisikan 30

Percakapan normal 60

Vacuum cleaner 75

Teriakan 80

Suara motor 90

Suara tak nyaman 120

Suara menyakitkan telinga 140

Lalu lintas padat 100

Amplifier 120 ndash 140

Tabel 2 Pembatasan waktu dan tingkat kebisingan yang diterima

Waktu (Jamhari) Tingkat kebisingan

(dBA) Waktu (Jamhari)

Tingkat kebisingan

(dBA)

8 90 15 102

6 92 10 105

4 95 05 110

3 97 lt025 115

2 100

Contoh perhitungan

Once a statistically valid L10(h) has been obtained the Leq(h) can be

calculated as follows

Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 (2-1)

Where Leq(h) is the hourly A-weighted equivalent sound level

N is the number of sound level readings taken to obtain a statistically valid L10 ni is the number of sound level readings in the ith class

Li is the level of the ith sound level reading taken during the measurement period

Problem No 1 Compute the Leq(h) of the sound level readings shown in

figure 2

L10 = 49 +1-3dBA

L10 Criterion met after 50 samples

35

Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway

Traffic Noise

Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]

= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA

VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA

Prinsip

Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat

langsung dibaca

Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam

bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik

diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor

Alat

Luxmeter

Prosedur

Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi

36

Penentuan titik pengukuran

1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila

merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada

2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada

setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut

dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut

a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal

panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan

kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1

Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2

b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik

potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap

3 (tiga) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara

10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2

Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100

m2

37

c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang

dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan

luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3

Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2

Persyaratan pengukuran

1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan

2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan

Tata cara

1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor

2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran

untuk intensitas penerangan setempat atau umum

3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat

sehingga didapat nilai angka yang stabil

4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan

setempat dan untuk intensitas penerangan umum

5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan

6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent

Natrium Infrared

38

END

Page 33: PANDUAN PRAKTIKUM...Alat dan Bahan e. Prosedur (dibuat dalam bentuk poin, tidak tabel) f. Hasil / Data g. Perhitungan h. Pembahasan antara lain mencakup pembahasan mengapa prinsip

30

Ganguan-ganguan

Ammonia yang terdapat dalam partikulat dapat terukur jika tidakdigunakan filter selama

sampling berlangsung

Adanya FE3+ Cr3+ dan ion mangan degnan konsentrasi sebesar mg akan memberikan

ganguan positif Sedangakan ion Cu akan menghambat reksi pembentukan warna Untuk

mengurangi ganguan tersebut dapat ditambahkan EDTA

Nitrit dan Sulfit dengan konsentrasi 100x konsentrasi NH3 akan memberikan ganguan

Formaldehida akan memberikan ganguan negative sebesar 10-15

Ganguan yang dapat disebabkan oleh partikulat dapat dicegah degnan menggunakan filter

selama sampling berlangsung

Peralatan

Pompa Vacuum

Flow meter

Absorber dapat digunakan fritted bubbler midget impinger atau gas scrubber

Spektrofotometer

Peralatan gelas

Pereaksi

Larutan Penyerap H2SO4 01N

Encerkan 23 ml H2SO4 pekat (18M) dengan aquadest sampai volume 1 liter

Larutan Natrium Nitroprussid

20 g Natrium Nitroprussid dilarutkan dalam 100 ml aquadest Larutan ini stabil selama 2

bulan jika disimpan dalam lemari es

Larutan NaOH 675M

Larutkan 270 g NaOH dalam 1 liter aquadest kemudian didihkan sampai volumenya 600

ml untuk menghilangkan ammonia Tambah aquadest sampai volumenya 1 liter Simpan

larutan ini dalam botol plastik

Larutan Stock natrium Hipokhlorit

Buat larutan Natrium Hipokhlorit 37 (01N) dengan cara mengencerkan Natrium

Hipokhlorit 5-6 dengan aquadest Larutan ini stabil selama 2 bulan jika disimpan

dalam lemari es

Larutan Stock Phenol 45 (vv)

Phenol dilebur dalam water bath pada suhu 600C kemudian 45 ml (50g) phenol tersebut

diencerkan dengan methanol sampai volumenya 100 ml Larutan ini stabil selama 2 bulan

jika disimpan dalam lemari es

31

Larutan Buffer

Larutkan 50 g Na3PO312H2O dan 74 ml larutan NaOH 675 dalam 1 liter aquadest

Larutan Hipokhlorit

Campurkan 30 ml larutan NaOH 675M dan 30 ml larutan stock natrium Hipokhlorit

kemudian encerkan degnan aquadest sampai volumenya 100 ml Larutan ini hanya stabil

selama 1 hari

Larutan Phenol

Campurkan 20 ml larutan stock phenol 45 dan 1 ml larutan natrium Nitroprussid 20

kemudian encerkan dengan aquadest sampai volumenya 100 ml larutan ini stabil selama

4 jam

Larutan Stock Standar Ammonia

318 g NH4Cl atau 388 g (NH4)2SO4 dilarutkan dlam 1 liter aquadest Kemudian

tambahkan CHCl3 sebagai pangawet Larutan ini stabil selama 2 bulan

Larutan Standar Ammonia

10 ml larutan stock standar Ammonia diencerkan degnan larutan penyerap (H2SO4 01N)

sampai volumenya 1 liter (1 ml= 10 microg NH3)

Kalibrasi

- Siapkan 6 buah labu ukur 25 ml masukkan ke dalam masing-masing labu ukur

00 ml 02 ml 04 ml 06 ml 10 ml dan 15 ml larutan standar Ammonia

- Tambahkan 10 ml larutan penyerap ke dalam masing-masing labu ukur

- Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan phenol dan 25 ml larutan natrium

Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat 25 ml

dan biarkan selama 30 menit

Intensita warna biru yang terjadi diukur dengan kurva spektrofotometer pada apnjang

gelombang 630 nm Buat kurva kalibrasi antara Absorban degnan konsentrasi NH3

dan tentukan slopenya

Prosedur

- Susunan alat sampling

Filter----------- Midget ---------- Flow meter ------------Pompa

32

10 ml larutanpenyerap dalam midget impinger yang dirangkai dengan flow mwter

dan pompa vaccum Sampling dilakukan selama 1 jam dengan kecepatan aliran

udara 1-2 litermenit

Analisis

- Setelah sampling larutan penyerap dipundahkan secara kuantitatif dalam labu

ukur 25 ml Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan Phenol dan 25 ml

larutan Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat

25 ml dan biarkan selama 30 menit

- Intensitas warna biru yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang

gelombang 630 nm

Perhitungan

NH3 (microgm3)= (A x k) (V)

Keterangan

A absorbansi sample

k Slope (microgunit absorban)

V volume udara pada 250C dan 760 mmHg

Picture 2 Sususnan Peralatan Sampling

Needle Valve

To Air Pump

Flow meter

TRAP

IMPINGER

NEEDLE VALVE FLOW CONTROL

33

VII PENGUKURAN INTENSITAS SUARA

Prinsip

Tingkat kebisingan dapat ditentukan oleh dua factor yaitu intensitas suara yang

dinyatakan dalam dB dan durasi pemaparan kebisingan dinyatakan dalam jam atau

menit

Decibel (dB) merupakan pengukuran unit logaritma yang menyatakan suatu kuantitas

Fisik (power atau intensitas) yang dapat berdasarkan pada suatu reference level tertentu

Satu decibel = sepersepuluh satu bel (B)

Decibel pada umumnya digunakan untuk pengukuran kuantitas suara berdasarkan

reference 0 dB Reference level ditetapkan pada ldquo0rdquo berdasarkan intensitas suara standar

manusia Semakin besar intensitas (amplitude) suara rarr semakin keras suara

Intensitas Suara = decibels (dB)

dB = 10 log Intensitas suara

Intensitas suara standar

- 0 db = ketiadaan suara

- Ambang pendengara = 0 dB 1000 Hz

34

Tabel 1 Beberapa Contoh Intensitas Suara

Bunyi Intensitas Suara (dB)

Gemerisik daun 15

Bisikan 30

Percakapan normal 60

Vacuum cleaner 75

Teriakan 80

Suara motor 90

Suara tak nyaman 120

Suara menyakitkan telinga 140

Lalu lintas padat 100

Amplifier 120 ndash 140

Tabel 2 Pembatasan waktu dan tingkat kebisingan yang diterima

Waktu (Jamhari) Tingkat kebisingan

(dBA) Waktu (Jamhari)

Tingkat kebisingan

(dBA)

8 90 15 102

6 92 10 105

4 95 05 110

3 97 lt025 115

2 100

Contoh perhitungan

Once a statistically valid L10(h) has been obtained the Leq(h) can be

calculated as follows

Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 (2-1)

Where Leq(h) is the hourly A-weighted equivalent sound level

N is the number of sound level readings taken to obtain a statistically valid L10 ni is the number of sound level readings in the ith class

Li is the level of the ith sound level reading taken during the measurement period

Problem No 1 Compute the Leq(h) of the sound level readings shown in

figure 2

L10 = 49 +1-3dBA

L10 Criterion met after 50 samples

35

Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway

Traffic Noise

Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]

= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA

VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA

Prinsip

Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat

langsung dibaca

Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam

bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik

diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor

Alat

Luxmeter

Prosedur

Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi

36

Penentuan titik pengukuran

1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila

merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada

2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada

setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut

dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut

a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal

panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan

kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1

Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2

b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik

potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap

3 (tiga) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara

10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2

Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100

m2

37

c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang

dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan

luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3

Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2

Persyaratan pengukuran

1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan

2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan

Tata cara

1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor

2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran

untuk intensitas penerangan setempat atau umum

3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat

sehingga didapat nilai angka yang stabil

4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan

setempat dan untuk intensitas penerangan umum

5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan

6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent

Natrium Infrared

38

END

Page 34: PANDUAN PRAKTIKUM...Alat dan Bahan e. Prosedur (dibuat dalam bentuk poin, tidak tabel) f. Hasil / Data g. Perhitungan h. Pembahasan antara lain mencakup pembahasan mengapa prinsip

31

Larutan Buffer

Larutkan 50 g Na3PO312H2O dan 74 ml larutan NaOH 675 dalam 1 liter aquadest

Larutan Hipokhlorit

Campurkan 30 ml larutan NaOH 675M dan 30 ml larutan stock natrium Hipokhlorit

kemudian encerkan degnan aquadest sampai volumenya 100 ml Larutan ini hanya stabil

selama 1 hari

Larutan Phenol

Campurkan 20 ml larutan stock phenol 45 dan 1 ml larutan natrium Nitroprussid 20

kemudian encerkan dengan aquadest sampai volumenya 100 ml larutan ini stabil selama

4 jam

Larutan Stock Standar Ammonia

318 g NH4Cl atau 388 g (NH4)2SO4 dilarutkan dlam 1 liter aquadest Kemudian

tambahkan CHCl3 sebagai pangawet Larutan ini stabil selama 2 bulan

Larutan Standar Ammonia

10 ml larutan stock standar Ammonia diencerkan degnan larutan penyerap (H2SO4 01N)

sampai volumenya 1 liter (1 ml= 10 microg NH3)

Kalibrasi

- Siapkan 6 buah labu ukur 25 ml masukkan ke dalam masing-masing labu ukur

00 ml 02 ml 04 ml 06 ml 10 ml dan 15 ml larutan standar Ammonia

- Tambahkan 10 ml larutan penyerap ke dalam masing-masing labu ukur

- Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan phenol dan 25 ml larutan natrium

Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat 25 ml

dan biarkan selama 30 menit

Intensita warna biru yang terjadi diukur dengan kurva spektrofotometer pada apnjang

gelombang 630 nm Buat kurva kalibrasi antara Absorban degnan konsentrasi NH3

dan tentukan slopenya

Prosedur

- Susunan alat sampling

Filter----------- Midget ---------- Flow meter ------------Pompa

32

10 ml larutanpenyerap dalam midget impinger yang dirangkai dengan flow mwter

dan pompa vaccum Sampling dilakukan selama 1 jam dengan kecepatan aliran

udara 1-2 litermenit

Analisis

- Setelah sampling larutan penyerap dipundahkan secara kuantitatif dalam labu

ukur 25 ml Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan Phenol dan 25 ml

larutan Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat

25 ml dan biarkan selama 30 menit

- Intensitas warna biru yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang

gelombang 630 nm

Perhitungan

NH3 (microgm3)= (A x k) (V)

Keterangan

A absorbansi sample

k Slope (microgunit absorban)

V volume udara pada 250C dan 760 mmHg

Picture 2 Sususnan Peralatan Sampling

Needle Valve

To Air Pump

Flow meter

TRAP

IMPINGER

NEEDLE VALVE FLOW CONTROL

33

VII PENGUKURAN INTENSITAS SUARA

Prinsip

Tingkat kebisingan dapat ditentukan oleh dua factor yaitu intensitas suara yang

dinyatakan dalam dB dan durasi pemaparan kebisingan dinyatakan dalam jam atau

menit

Decibel (dB) merupakan pengukuran unit logaritma yang menyatakan suatu kuantitas

Fisik (power atau intensitas) yang dapat berdasarkan pada suatu reference level tertentu

Satu decibel = sepersepuluh satu bel (B)

Decibel pada umumnya digunakan untuk pengukuran kuantitas suara berdasarkan

reference 0 dB Reference level ditetapkan pada ldquo0rdquo berdasarkan intensitas suara standar

manusia Semakin besar intensitas (amplitude) suara rarr semakin keras suara

Intensitas Suara = decibels (dB)

dB = 10 log Intensitas suara

Intensitas suara standar

- 0 db = ketiadaan suara

- Ambang pendengara = 0 dB 1000 Hz

34

Tabel 1 Beberapa Contoh Intensitas Suara

Bunyi Intensitas Suara (dB)

Gemerisik daun 15

Bisikan 30

Percakapan normal 60

Vacuum cleaner 75

Teriakan 80

Suara motor 90

Suara tak nyaman 120

Suara menyakitkan telinga 140

Lalu lintas padat 100

Amplifier 120 ndash 140

Tabel 2 Pembatasan waktu dan tingkat kebisingan yang diterima

Waktu (Jamhari) Tingkat kebisingan

(dBA) Waktu (Jamhari)

Tingkat kebisingan

(dBA)

8 90 15 102

6 92 10 105

4 95 05 110

3 97 lt025 115

2 100

Contoh perhitungan

Once a statistically valid L10(h) has been obtained the Leq(h) can be

calculated as follows

Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 (2-1)

Where Leq(h) is the hourly A-weighted equivalent sound level

N is the number of sound level readings taken to obtain a statistically valid L10 ni is the number of sound level readings in the ith class

Li is the level of the ith sound level reading taken during the measurement period

Problem No 1 Compute the Leq(h) of the sound level readings shown in

figure 2

L10 = 49 +1-3dBA

L10 Criterion met after 50 samples

35

Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway

Traffic Noise

Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]

= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA

VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA

Prinsip

Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat

langsung dibaca

Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam

bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik

diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor

Alat

Luxmeter

Prosedur

Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi

36

Penentuan titik pengukuran

1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila

merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada

2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada

setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut

dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut

a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal

panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan

kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1

Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2

b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik

potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap

3 (tiga) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara

10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2

Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100

m2

37

c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang

dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan

luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3

Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2

Persyaratan pengukuran

1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan

2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan

Tata cara

1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor

2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran

untuk intensitas penerangan setempat atau umum

3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat

sehingga didapat nilai angka yang stabil

4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan

setempat dan untuk intensitas penerangan umum

5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan

6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent

Natrium Infrared

38

END

Page 35: PANDUAN PRAKTIKUM...Alat dan Bahan e. Prosedur (dibuat dalam bentuk poin, tidak tabel) f. Hasil / Data g. Perhitungan h. Pembahasan antara lain mencakup pembahasan mengapa prinsip

32

10 ml larutanpenyerap dalam midget impinger yang dirangkai dengan flow mwter

dan pompa vaccum Sampling dilakukan selama 1 jam dengan kecepatan aliran

udara 1-2 litermenit

Analisis

- Setelah sampling larutan penyerap dipundahkan secara kuantitatif dalam labu

ukur 25 ml Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan Phenol dan 25 ml

larutan Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat

25 ml dan biarkan selama 30 menit

- Intensitas warna biru yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang

gelombang 630 nm

Perhitungan

NH3 (microgm3)= (A x k) (V)

Keterangan

A absorbansi sample

k Slope (microgunit absorban)

V volume udara pada 250C dan 760 mmHg

Picture 2 Sususnan Peralatan Sampling

Needle Valve

To Air Pump

Flow meter

TRAP

IMPINGER

NEEDLE VALVE FLOW CONTROL

33

VII PENGUKURAN INTENSITAS SUARA

Prinsip

Tingkat kebisingan dapat ditentukan oleh dua factor yaitu intensitas suara yang

dinyatakan dalam dB dan durasi pemaparan kebisingan dinyatakan dalam jam atau

menit

Decibel (dB) merupakan pengukuran unit logaritma yang menyatakan suatu kuantitas

Fisik (power atau intensitas) yang dapat berdasarkan pada suatu reference level tertentu

Satu decibel = sepersepuluh satu bel (B)

Decibel pada umumnya digunakan untuk pengukuran kuantitas suara berdasarkan

reference 0 dB Reference level ditetapkan pada ldquo0rdquo berdasarkan intensitas suara standar

manusia Semakin besar intensitas (amplitude) suara rarr semakin keras suara

Intensitas Suara = decibels (dB)

dB = 10 log Intensitas suara

Intensitas suara standar

- 0 db = ketiadaan suara

- Ambang pendengara = 0 dB 1000 Hz

34

Tabel 1 Beberapa Contoh Intensitas Suara

Bunyi Intensitas Suara (dB)

Gemerisik daun 15

Bisikan 30

Percakapan normal 60

Vacuum cleaner 75

Teriakan 80

Suara motor 90

Suara tak nyaman 120

Suara menyakitkan telinga 140

Lalu lintas padat 100

Amplifier 120 ndash 140

Tabel 2 Pembatasan waktu dan tingkat kebisingan yang diterima

Waktu (Jamhari) Tingkat kebisingan

(dBA) Waktu (Jamhari)

Tingkat kebisingan

(dBA)

8 90 15 102

6 92 10 105

4 95 05 110

3 97 lt025 115

2 100

Contoh perhitungan

Once a statistically valid L10(h) has been obtained the Leq(h) can be

calculated as follows

Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 (2-1)

Where Leq(h) is the hourly A-weighted equivalent sound level

N is the number of sound level readings taken to obtain a statistically valid L10 ni is the number of sound level readings in the ith class

Li is the level of the ith sound level reading taken during the measurement period

Problem No 1 Compute the Leq(h) of the sound level readings shown in

figure 2

L10 = 49 +1-3dBA

L10 Criterion met after 50 samples

35

Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway

Traffic Noise

Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]

= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA

VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA

Prinsip

Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat

langsung dibaca

Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam

bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik

diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor

Alat

Luxmeter

Prosedur

Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi

36

Penentuan titik pengukuran

1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila

merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada

2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada

setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut

dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut

a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal

panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan

kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1

Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2

b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik

potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap

3 (tiga) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara

10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2

Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100

m2

37

c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang

dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan

luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3

Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2

Persyaratan pengukuran

1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan

2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan

Tata cara

1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor

2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran

untuk intensitas penerangan setempat atau umum

3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat

sehingga didapat nilai angka yang stabil

4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan

setempat dan untuk intensitas penerangan umum

5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan

6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent

Natrium Infrared

38

END

Page 36: PANDUAN PRAKTIKUM...Alat dan Bahan e. Prosedur (dibuat dalam bentuk poin, tidak tabel) f. Hasil / Data g. Perhitungan h. Pembahasan antara lain mencakup pembahasan mengapa prinsip

33

VII PENGUKURAN INTENSITAS SUARA

Prinsip

Tingkat kebisingan dapat ditentukan oleh dua factor yaitu intensitas suara yang

dinyatakan dalam dB dan durasi pemaparan kebisingan dinyatakan dalam jam atau

menit

Decibel (dB) merupakan pengukuran unit logaritma yang menyatakan suatu kuantitas

Fisik (power atau intensitas) yang dapat berdasarkan pada suatu reference level tertentu

Satu decibel = sepersepuluh satu bel (B)

Decibel pada umumnya digunakan untuk pengukuran kuantitas suara berdasarkan

reference 0 dB Reference level ditetapkan pada ldquo0rdquo berdasarkan intensitas suara standar

manusia Semakin besar intensitas (amplitude) suara rarr semakin keras suara

Intensitas Suara = decibels (dB)

dB = 10 log Intensitas suara

Intensitas suara standar

- 0 db = ketiadaan suara

- Ambang pendengara = 0 dB 1000 Hz

34

Tabel 1 Beberapa Contoh Intensitas Suara

Bunyi Intensitas Suara (dB)

Gemerisik daun 15

Bisikan 30

Percakapan normal 60

Vacuum cleaner 75

Teriakan 80

Suara motor 90

Suara tak nyaman 120

Suara menyakitkan telinga 140

Lalu lintas padat 100

Amplifier 120 ndash 140

Tabel 2 Pembatasan waktu dan tingkat kebisingan yang diterima

Waktu (Jamhari) Tingkat kebisingan

(dBA) Waktu (Jamhari)

Tingkat kebisingan

(dBA)

8 90 15 102

6 92 10 105

4 95 05 110

3 97 lt025 115

2 100

Contoh perhitungan

Once a statistically valid L10(h) has been obtained the Leq(h) can be

calculated as follows

Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 (2-1)

Where Leq(h) is the hourly A-weighted equivalent sound level

N is the number of sound level readings taken to obtain a statistically valid L10 ni is the number of sound level readings in the ith class

Li is the level of the ith sound level reading taken during the measurement period

Problem No 1 Compute the Leq(h) of the sound level readings shown in

figure 2

L10 = 49 +1-3dBA

L10 Criterion met after 50 samples

35

Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway

Traffic Noise

Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]

= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA

VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA

Prinsip

Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat

langsung dibaca

Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam

bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik

diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor

Alat

Luxmeter

Prosedur

Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi

36

Penentuan titik pengukuran

1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila

merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada

2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada

setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut

dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut

a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal

panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan

kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1

Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2

b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik

potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap

3 (tiga) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara

10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2

Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100

m2

37

c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang

dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan

luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3

Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2

Persyaratan pengukuran

1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan

2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan

Tata cara

1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor

2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran

untuk intensitas penerangan setempat atau umum

3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat

sehingga didapat nilai angka yang stabil

4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan

setempat dan untuk intensitas penerangan umum

5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan

6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent

Natrium Infrared

38

END

Page 37: PANDUAN PRAKTIKUM...Alat dan Bahan e. Prosedur (dibuat dalam bentuk poin, tidak tabel) f. Hasil / Data g. Perhitungan h. Pembahasan antara lain mencakup pembahasan mengapa prinsip

34

Tabel 1 Beberapa Contoh Intensitas Suara

Bunyi Intensitas Suara (dB)

Gemerisik daun 15

Bisikan 30

Percakapan normal 60

Vacuum cleaner 75

Teriakan 80

Suara motor 90

Suara tak nyaman 120

Suara menyakitkan telinga 140

Lalu lintas padat 100

Amplifier 120 ndash 140

Tabel 2 Pembatasan waktu dan tingkat kebisingan yang diterima

Waktu (Jamhari) Tingkat kebisingan

(dBA) Waktu (Jamhari)

Tingkat kebisingan

(dBA)

8 90 15 102

6 92 10 105

4 95 05 110

3 97 lt025 115

2 100

Contoh perhitungan

Once a statistically valid L10(h) has been obtained the Leq(h) can be

calculated as follows

Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 (2-1)

Where Leq(h) is the hourly A-weighted equivalent sound level

N is the number of sound level readings taken to obtain a statistically valid L10 ni is the number of sound level readings in the ith class

Li is the level of the ith sound level reading taken during the measurement period

Problem No 1 Compute the Leq(h) of the sound level readings shown in

figure 2

L10 = 49 +1-3dBA

L10 Criterion met after 50 samples

35

Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway

Traffic Noise

Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]

= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA

VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA

Prinsip

Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat

langsung dibaca

Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam

bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik

diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor

Alat

Luxmeter

Prosedur

Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi

36

Penentuan titik pengukuran

1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila

merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada

2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada

setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut

dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut

a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal

panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan

kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1

Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2

b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik

potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap

3 (tiga) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara

10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2

Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100

m2

37

c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang

dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan

luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3

Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2

Persyaratan pengukuran

1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan

2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan

Tata cara

1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor

2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran

untuk intensitas penerangan setempat atau umum

3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat

sehingga didapat nilai angka yang stabil

4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan

setempat dan untuk intensitas penerangan umum

5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan

6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent

Natrium Infrared

38

END

Page 38: PANDUAN PRAKTIKUM...Alat dan Bahan e. Prosedur (dibuat dalam bentuk poin, tidak tabel) f. Hasil / Data g. Perhitungan h. Pembahasan antara lain mencakup pembahasan mengapa prinsip

35

Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway

Traffic Noise

Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]

= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA

VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA

Prinsip

Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat

langsung dibaca

Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam

bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik

diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor

Alat

Luxmeter

Prosedur

Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi

36

Penentuan titik pengukuran

1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila

merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada

2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada

setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut

dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut

a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal

panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan

kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1

Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2

b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik

potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap

3 (tiga) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara

10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2

Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100

m2

37

c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang

dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan

luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3

Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2

Persyaratan pengukuran

1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan

2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan

Tata cara

1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor

2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran

untuk intensitas penerangan setempat atau umum

3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat

sehingga didapat nilai angka yang stabil

4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan

setempat dan untuk intensitas penerangan umum

5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan

6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent

Natrium Infrared

38

END

Page 39: PANDUAN PRAKTIKUM...Alat dan Bahan e. Prosedur (dibuat dalam bentuk poin, tidak tabel) f. Hasil / Data g. Perhitungan h. Pembahasan antara lain mencakup pembahasan mengapa prinsip

36

Penentuan titik pengukuran

1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila

merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada

2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada

setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut

dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut

a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal

panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan

kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1

Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2

b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik

potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap

3 (tiga) meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara

10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2

Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100

m2

37

c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang

dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan

luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3

Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2

Persyaratan pengukuran

1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan

2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan

Tata cara

1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor

2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran

untuk intensitas penerangan setempat atau umum

3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat

sehingga didapat nilai angka yang stabil

4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan

setempat dan untuk intensitas penerangan umum

5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan

6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent

Natrium Infrared

38

END

Page 40: PANDUAN PRAKTIKUM...Alat dan Bahan e. Prosedur (dibuat dalam bentuk poin, tidak tabel) f. Hasil / Data g. Perhitungan h. Pembahasan antara lain mencakup pembahasan mengapa prinsip

37

c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang

dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan

luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3

Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2

Persyaratan pengukuran

1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan

2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan

Tata cara

1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor

2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran

untuk intensitas penerangan setempat atau umum

3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat

sehingga didapat nilai angka yang stabil

4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan

setempat dan untuk intensitas penerangan umum

5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan

6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent

Natrium Infrared

38

END

Page 41: PANDUAN PRAKTIKUM...Alat dan Bahan e. Prosedur (dibuat dalam bentuk poin, tidak tabel) f. Hasil / Data g. Perhitungan h. Pembahasan antara lain mencakup pembahasan mengapa prinsip

38

END