panduan perlindungan harta benda

28
Panduan Perlindungan Harta Benda Rumah Sakit Umum Petukangan

Upload: dwi

Post on 06-Dec-2015

165 views

Category:

Documents


27 download

DESCRIPTION

fsdfsdfa

TRANSCRIPT

Page 1: Panduan Perlindungan Harta Benda

Panduan

Perlindungan Harta Benda

Rumah Sakit Umum PetukanganJl. Ciledug Raya No. 8a, petukangan selatan 12270Telp : 021-7340906Website:rumahsakitbersalinpmc.come-mail:[email protected]

Page 2: Panduan Perlindungan Harta Benda

PANDUAN PERLINDUNGAN HARTA BENDA

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Seringkali terjadi banyak kasus atau peristiwa secara mendadak atau tiba-

tiba rnisalnya kecelakaan, pingsan, bencana alam, yang mengakibatkan timbulnya

korban. Hal ini dapat mengakibatkan suatu kondisi yang cukup berbeda yakni

kepanikan, kacau, kecurigaan. Baik korban yang mengalami maupun orang yang

melihat atau menolong. Kadang kala sering juga dalam kesempatan tersebut

kewaspadaan kurang akibat situasi yang tidak menentu. Sehingga dapat berakibat

adanya kehilangan barang atau benda terutama dan korban yang mengalami

bencana.

Negara Indonesia mempunyai landasan hukum yang cukup kuat untuk

dapat melindungi hak pribadi seseorang untuk mendapatkan perlindungan yang

layak tanpa terkecuali baik untuk diri pribadi maupun barang atau benda yang

dimiliknya. Sehingga setiap orang yang berada di tempat manapun tidak merasa

terancam baik secara fisik ataupun non fisik akibat kehilangan barang atau benda

Pengertian

Pengertian perlindungan adalah proses menjaga atau perbuatan untuk melindungi

Harta benda adalah

Tujuan

1. Mendeskripsikan prosedur untuk memastikan tidak terjadinya adanya

kehilangan harta benda pribadi pada pasien/pengunjung/karyawan selama

berada di rumah sakit.

2. Mengurangi kejadian yang berhuhungan dengan adanya kecurian dan

pihak dalam atau luar pada pasien/pengunjung/karyawan.

Ruang Lingkup

Panduan ini diterapkan kepada semua pasien/pengunjung/karyawan

selama berada dalam rumah sakit.

Pelaksana panduan ini adalah semua karyawan yang bekerja di rumah

sakit (medis ataupun non medis).

Page 3: Panduan Perlindungan Harta Benda

Prinsip

1. Semua pasien/pengunjung/karyawan yang berada dalam rumah sakit harus

mendapat perlindungan harta benda pribadi dengan benar saat masuk

rumah sakit dan selama berada dirumah sakit.

2. Setiap pasien/pengunjung/karyawan yang berada dalam rumah sakit harus

berusaha menjaga harta benda pribadi.

3. Tujuan utarna perlindungan harm benda adalah untuk menjaga keamanan

yang memiliki harta benda tersebut.

4. Perlindungan harta benda digunakan pada proses pasien/pengunjung/

karyawan masuk dalam rumah sakit atau selama berada dalam

lingkungan rurnah sakit.

Page 4: Panduan Perlindungan Harta Benda

BAB II

KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB

1. Seluruh Staf Rumah Sakit

a. Memahami dan menerapkan prosedur perlindungan harta benda pribadi

milik pasien/pengunjung.

b. Memastikan prosedur perlindungan harta benda pribadi milik

pasien/pengunjung yang benar ketika pasien/pengunjung selama berada

di rumah sakit.

c. Melaporkan kejadian salah prosedur perlindungan harta benda milik

pasien/pengunjung/karyawan

2. SDM yang bertugas

Perawat:

Bertanggung jawab memberikan perlindungan harta benda pasien

dan memastikan perlindungan tersebut tercatat di pada laporan di

rawat inap.

Memastikan harta benda tersimpan dengan baik. Jika terdapat

kesalahan penyimpanan maka penyimpanan harus di pindah

tempatnya.

Petugas Keamanan/Security

Bertanggung jawab memberikan pengamanan harta benda pasien

dan memastikan pengamanan tersebut tercatat pada laporan.

Memastikan harta benda tersimpan dengan baik. Jika terdapat

kesalahan penyimpanan maka penyimpanan harus dipindah

tempatnya

3. Kepala Instalasi / Kepala Ruang

Memastikan seluruh staf di Instalasi mernahami prosedur

perlindungan harta benda pasien.

Menyelidiki semua insiden salah perlindungan harta benda pasien

dan memastikan terlaksananya suatu tindakan untuk mencegah

terulangnya kembali kejadian tersebut.

Page 5: Panduan Perlindungan Harta Benda

4. Manajer

Memantau dan memastikan panduan perlindungan harta benda dikeloa

dengan baik oleh Kepala Instalasi.

Menjaga standarisasi dalam rnenerapkan panduan perlindungan harta

benda pasien/pengunjung/karyawan.

Page 6: Panduan Perlindungan Harta Benda

BAB III

TATA LAKSANA PERLINDUNGAN HARTA BENDA

1. PERLNDUNGAN PASIEN

Berlaku untuk pasien yang berada di rawat inap dimana dalam hal ini

pasien mengenakan perhiasan atan barang berharga lainnya dan sedang

dalam kondisi akan dilakukan tindakan pelayanan medis.

1) Tatalaksana perlindungan harta benda pasien

a. Semua pasien sebelum masuk rawat inap harus

diinformasikan bahwa rumah sakit tidak bertanggung

jawab jika ada harta benda yang hilang sebab pada saat

akan masuk rawat inap sudah di informasikan oleh Unit

Pendaftaran.

b. Pastikan bahwa pasien sudah menyetujui dan mengerti

tentang infonnasi yang disampaikan tentang perlindungan

harta benda.

c. Pastikan pasien memberikan Surat Pernyataan bahwa

bersedia tidak akan menuntut apapun pada pihak rumah

sakit apabila terjadi kehilangan harta benda karena sudah

diinformasikan bahwa rumah sakit tidak bertanggung atasa

harta benda pribadi milik pasien.

d. Pastikan adanya proses serahterima penyimpanan

sementara untuk harta benda pribadi milik pasien apabila

pada pasien tersebut tidak ada keluarga yang mendampingi

dan akan dilakukan tindakan pelayanan kesehatan.

e. Segera hubungi pihak keamanan untuk kasus kehilangan

harta benda milik pasien jika ada peristiwa kehilangan.

f. Jika perlu hubungi pihak yang berwajib untuk menangani

kasus kehilangan harta benda milik pasien jika kasus

tersebut berlanjut.

2) Tindakan/prosedur yang membutuhkan perlindungan harta benda

pasien.

Page 7: Panduan Perlindungan Harta Benda

a. Berikut adalah beberapa prosedur yang membutuhkan

perlindungan harta benda pasien:

Pada saat pasien tidak ada keluarga yang

mendampingi sedangkan pada pasien tersebut akan

dilakukan tindakan pelayanan kesehatan.

Pada saat pasien mengalami hilang kesadaran/hilang

ingatan

b. Para staf RSIA Petukangan harus memberikan

perlindungan harta benda pasien dengan benar dengan

menanyakan kejelasan inforrnasi yang disampaikan oleh

Unit Pendaftaran untuk tidak rnenirnggalkan harta benda

khususnya yang berharga diluar pengamatan pasien,

kemudian membandingkannya dengan adanya Surat

Pernyataan yang tercantum di rekam medis. Jangan

menyebutkan sernua informasi tentang perlindungan dan

meminta pasien untuk mengkonfirmasi dengan jawaban

ya / tidak.

c. Jangan melakukan prosedur apapun jika pasien tidak

mengetahui untuk menjaga harta bendanya sendiri.

Informasi rnengenai bahwa rumah sakit tidak bertanggung

jawab atas barang benda milik pasien diinformasikan ulang

oleh perawat yang bertugas menangani pasien secara

personal sebelum pasien menjalani suatu prosedur.

d. Perlindungan harta benda sebaiknya mencakup 2 detail

wajib, yaitu :

Didata semua harta benda pada saat pasien masuk

Mendata semua pengunjung yang datang

berkunjung di perawatan tempat pasien dirawat.

Page 8: Panduan Perlindungan Harta Benda

PENGUNJUNG

1. Tatalaksana perlindungan harta benda pengunjung

a. Semua pengunjung harus diidentifikasi dengan benar

sebelum masuk dalam lingkungan rumali sakit dengan

menggunakan tanda pengenal yang masih berlaku (KTP.

SIM, Paspor) dan harta benda apa saja yang dibawa.

b. Pastikan pada pengunjung agar menjaga harta benda yang

dibawanya dan jelaskan bahwa tidak ada penitipan harta

benda yang dibawanya.

c. Perlindungan harta benda harus diberikan pada semua

pengunjung jika terjadi kecelakaan, bencana atau hilang

kesadaran/ingatan pada pengunjung tersebut dan tidak ada

pengecualian selama berada dalain lingkungan rumah sakit.

d. Jika terjadi kecelakaan/bencana atau hilang

kesadaran/ingatan pada pengunjung secara tiba-tiba

pastikan segera berikan perlindungan terhadap diri dan

harta benda pengunjung. kernudian catat pada buku

laporan dan laporkan pada pihak manajemen rumah sakit.

e. Pada situasi di mana tidak dapat diberikan perlindungan

terhadap harta benda maka harta benda harus dipastikan

dititipkan/ditinggal pada pihak keamanan dan kemudian

dikoordinaskan pada pihak manajemen

f. Harta benda pengunjung tidak boleh dititipkan kepada

pihak rumah sakit walaupun bersifat sementara dan kondisi

pengunjung masih memungkinkan untuk menjaga harta

bendanya sendiri karena rurnah sakit tidak bertanggung

jawab perlindungan harta benda tersebut kecuali dalam

kondisi tertentu.

g. Pada saat menitipkan harta benda untuk sementara waktu

jika pengunjung dalam kondisi terluka atau hilang

kesadaran/ingatan maka harus memberikan Surat

Page 9: Panduan Perlindungan Harta Benda

Pernyataan Penitipan dengan disertai tanda pengenal

(KTP/SIM/Paspor) yang masih berlaku dan dibubuhi oleh

tanda tangan/cap jempol pengunjung.

h. Tanda pengenal yang disertakan di pos keamanan

sebaiknya mencakup 2 detail wajib yang dapat

mengidentifikasi pengunjung, yaitu:

Tanda pengenal masih berlaku.

Tanda pengenal harus asli/bukan fotocopy

i. Jelaskan prosedur perlindungan harta benda sementara dan

tujuannya kepada pengunjung.

j. Periksa ulang 2 (dua) detail data di buku laporan sebelum

memberikan perlindungan harta benda pada pengunjung.

k. Saat menanyakan identitas dan harta benda pengunjung,

selalu gunakan pertanyaan terbuka, misalnya: ‘Siapa nama

Anda?’ barang apa yang anda titipkan ? (jangan

rnenggunakan pertanyaan tertutup seperti ‘Apakah narna

anda Ibu Susi?’)

l. Jika pengunjung tidak mampu memberitahukan namanya

(misalnya pada pengunjung tidak sadar, bayi, disfasia,

gangguan jiwa), verifikasi harta benda pengunjung kepada

keluarga / pengantarnya. Jika mungkin, tanda pengenal

jangan dijadikan satu-satunya bentuk identifikasi pada saat

menitipkan harta benda. Tanya ulang nama dan alamat

pengunjung, kernudian bandingkan jawaban pengunjung

dengan data yang tertulis dibuku laporan.

m. Pengecekan buku laporan pengunjung dilakukan tiap kali

pergantian jaga petugas kearnanan

n. Unit yang memberikan perlindungan pada harta benda

pengunjung harus menanyakan ulang identitas pengunjung

dan membandingkan data yang diperoleh dan laporan

verifikasi pihak keamanan.

Page 10: Panduan Perlindungan Harta Benda

o. Pada kasus pengunjung yang tidak mau diberikan

perlindungan harta benda:

Hal ini dapat dikarenakan berbagai macam sebab,

seperti:

menolak diberikan perlindungan harta benda

Tidak ada kepercayaan dari pengunjung

Proses perlindungan harta benda harus

diinformasikan akan risiko yang dapat terjadi jika

tidak dilakukan. Alasan pengunjung harus dicatat

pada buku laporan petugas keamanan.

Jika pengunjung menolak untuk diberikan

perlindungan harta bendanya, petugas harus lebih

waspada dan mencari cara lain untuk memberikan

perlindungan pada harta benda pengunjung dengan

benar sebelum dilakukan tindakan pelayanan

kesehatan

2. Tindakan/prosedur yang membutuhkan perlindungan harta benda

a. Berikut adalah beberapa prosedur yang membutuhkan

perlindungan harta benda pengunjung:

Pada saat terjadi bencana (kebakaran, gempa).

Pada saat evakuasi karena terjadinya bencana.

Pada saat terjadi kasus pencurian.

Pada saat pengunjung hilang kesadaran/ingatan

b. Para staf RSIA Petukangan harus mengkonfirmasi

pengunjung dalam perlindungan harta benda dengan benar

dengan menanyakan nama dan harta benda yang akan

dilindungi, kernudian membandingkannya dengan data

berdasarkan infornasi yang didapat dan laporan petugas

keamanan. Jangan menyebutkan nama dan harta benda

yang dilindungi dan meminta pengunjung untuk

mengkonfirrnasi dengan jawaban ya / tidak.

Page 11: Panduan Perlindungan Harta Benda

c. Jangan melakukan prosedur apapun jika pengunjung tidak

mau diberikan perlindungan pada harta benda yang

dibawanya. Perlindungan harta benda harus di pastikan

diberlakukan ulang oleh petugas keamanan yang bertugas

menangani pengunjung secara personal pada saat

pengunjung datang.

KARYAWAN

1. Tatalaksana perlindungan harta benda karyawan

a. Semua karyawan harus bertanggung jawab sendiri atas

harta benda yang dibawanya.

b. Pastikan pada karyawan agar menjaga harta benda yang

dibawanya dan jelaskan bahwa tidak ada penitipan harta

benda yang dibawanya.

c. Perlindungan harta benda harus diberikan pada sernua

karyawan jika terjadi kecelakaan, bencana atau hilang

kesadaran/ingatan pada diri karyawan tersebut dan tidak

ada pengecualian selama berada dalam lingkungan rumah

sakit.

d. Jika terjadi kecelakaan/bencana atau hilang

kesadaran/ingatan pada karyawan secara tiba -tiba pastikan

segera berikan perlindungan terhadap diri dan harta benda

karyawan, kemudian catat pada buku laporan dan laporkan

pada pihak manajemen rurnah sakit.

e. Pada situasi di mana tidak dapat diberikan perlindungan

terhadap harta benda maka harus dipastikan harta benda

dititipkan/ditinggal pada pihak keamanan dan kemudian

dikoordinasikan pada pihak manajemen..

f. Harta benda karyawan tidak boleh dititipkan kepada pihak

rumah sakit walaupun bersifat sementara dan kondisi

pengunjung masih rnemungkinkan untuk menjaga harta

bendanya sendiri karena rumah sakit tidak bertanggung

Page 12: Panduan Perlindungan Harta Benda

jawab perlindungan harta benda tersebut kecuali dalam

kondisi tertentu.

g. Pada saat menitipkan harta benda untuk sementara waktu

jika karyawan dalam kondisi terluka atau hilang

kesadaran/ingatan maka harus memberikan Surat

Pernyataan Penitipan dengan disertai tanda pengenal

(KTP/SIM/Paspor) yang masih berlaku dan dibubuhi oleh

tanda tangan/cap jempol karyawan.

h. Tanda pengenal yang disertakan di pos keamanan

sebaiknya mencakup 2 detail wajib yang dapat

mengidentifikasi pengunjung, yaitu :

Tanda pengenal masih berlaku.

Tanda pengenal harus asli bukan fotocopy

i. Jelaskan prosedur perlindungan harta benda sernentara dan

tujuannya kepada karyawan.

j. Periksa ulang 2 (dua) detail data di buku laporan sebelurn

memberikan perlindungan harta benda pada karyawan.

k. Saat menanyakan identitas dan harta benda karyawan,

selalu gunakan pertanyaan terbuka, misalnya: ‘Siapa nama

Anda?’ barang apa yang anda titipkan ? (jangan

menggunakan pertanyaan tertutup seperti( “Apakah nama

anda Ibu Susi?”).

l. Jika karyawan tidak mampu memberitahukan namanya

(misalnya pada karyawan tidak sadar. disfasia, gangguan

jiwa), verifikasi harta benda karyawan kepada teman

sejawat/unit kerjanya. Jika rnungkin, tanda pengenal

jangan dijadikan satu-satunya bentuk identifikasi pada saat

menitipkan harta benda Tanya ulang nama dan alamat

pengunjung, kemudian bandingkan jawaban karyawan

dengan data yang tertulis dibuku laporan.

m. Pengecekan buku laporan dilakukan tiap kali pergantian

jaga petugas keamanan.

Page 13: Panduan Perlindungan Harta Benda

n. Unit yang memberikan perlindungan pada harta benda

karyawan harus menanyakan ulang identitas karyawan dan

membandingkan data yang diperoleh dan laporan verifikasi

pihak kearnanan.

o. Pada kasus karyawan yang tidak mau diberikan

perlindungan harta benda:

Hal ini dapat dikarenakan berbagai macam sebab,

seperti:

Menolak diberikan perlindungan harta

benda.

Tidak ada kepercayaan dan karyawan

Proses perlindungan harta benda harus

diinformasikan akan risiko yang dapat terjadi jika

tidak dilakukan. Alasan karyawan harus dicatat

pada buku laporan petugas keamanan.

Jika karyawan menolak untuk diberikan

perlindungan harta bendanya, petugas harus lebih

waspada dan mencari cara lain untuk memberikan

perlindungan pada harta benda pengunjung dengan

benar sebelum dilakukan tindakan pelayanan

kesehatan.

2. Tindakan/ prosedur yang membutuhkan perlindungan harta

benda.

a. Berikut adalah beberapa prosedur yang niembutuhkan

perlindungan harta benda karyawan:

Pada saat terjadi bencana (kebakaran, gempa).

Pada saat evakuasi karena terjadinya bencana

Pada saat terjadi kasus pencurian.

Pada saat karyawan hilang kesadaran/ingatan

b. Para staf RSIA Petukangan harus mengkonfirrnasi

karyawan dalarn perlindungan harta benda dengan benar

dengan menanyakan nama dan harta benda yang akan

Page 14: Panduan Perlindungan Harta Benda

dilindungi, kemudian membandingkannya dengan data

berdasarkan informasi yang didapat dan laporan petugas

kearnanan. Jangan rnenyebutkan nama dan harta benda

yang dilindungi dan meminta karyawan untuk

rnengkonfirmasi dengan jawaban ya / tidak.

c. Jangan melakukan prosedur apapun jika pengunjung

tidak rnau diberikan perlindungan pada harta benda yang

dibawanya. Perlindungan harta benda harus di pastikan

diberlakukan ulang oleh petugas keamanan yang bertugas

menangani pengunjung secara personal pada saat

pengunjung datang.

II. TATA CARA PERLINDUNGAN

Jenis Perlindungan

Perlindungan yang tersedia di RSIA Petukangan adalah sebagai berikut:

a. Perlindungan harta benda pasien

b. Perlindungan harta benda pengunjung

c. Perlindungan harta benda karyawan

Menitipkan Harta Benda

Proses perlindungan harta benda yang tersedia di RSIA Petukangan adalah

sebagai berikut:

Pasien

Proses perlindungan harta benda dilaksanakan jika pasien dalam kondisi akan ada

tindakan pelayanan kesehatan dan tidak ada keluarga yang mendampingi atau

dalam kondisi hilang kesadaran.

Pengunjung

Proses perlindungan harta benda dilaksanakan jika pengunjung menjadi korban

kecelakaan/hilang kesadaran secara tiba-tiba dan tidak ada keluarga yang

mendampingi.

Karyawan

Proses perlindungan harta benda dilaksanakan jika pengunjung menjadi korban

kecelakaan/bilang kesadaran secara tiba-tiba dan tidak ada keluarga yang

mendampingi.

Page 15: Panduan Perlindungan Harta Benda

Pelaporan Insiden/ Kejadian Kesalahan Perlindungan Harta Benda Pasien

1. Contoh kesalahan yang dapat terjadi adalah:

a. Misidentifikasi data / pencatatan di buku laporan.

b. Tidak adanya tanda pada harta benda yang dilindungi

c. Misidentifikasi laporan investigasi

d. Registrasi ganda saat mendata harta benda yang dilindungi.

e. Kesalahan penulisan tanda untuk karat benda yang mendapat

perlindungan di buku laporan

2. Beberapa penvebab umum terjadinya misidentifikasi adalah:

1) Kesalahan pada administrasi / tata usaha

Salah memberikan landa pada harta benda pasien

Kesalahan mengisi buku laporan.

Penulisan data berdasar tanda pengenal yang salah.

Pencatatan yang tidak benar / tidak lengkap / tidak terbaca

2) Kegagalan verifikasi

Tidak adekuatnya / tidak adanya protokol verifikasi

Tidak mematuhi protokol verifikasi

3) Kesulitan kornunikasi.

Hambatan akibat keterbatasan fisik, kondisi. atau

keterbatasan bahasa pasien

Kegagalan untuk pernbacaan kembali

Kurangnya kultur/budaya organisasi

4) Jika terjadi insiden akibat kesalahan pendataan harta benda pasien

pastikan keamanan dan keselamatan pasien

Pengunjung

1. Contoh kesalahan yang dapat terjadi adalah:

Kesalahan penulisan tanda pengenal yang masih berlaku di

buku laporan.

Tidak adanya tanda pada harta benda yang dilindungi

Registrasi ganda saat mendata harta benda yang dilindungi

2. Beberapa penyebab umum terjadinya misidentifikasi adalah:

1) Kesalahan pada administrasi / tata usaha

Page 16: Panduan Perlindungan Harta Benda

Salah memberikan tanda pada harta benda

pengunjung.

Kesalahan mengisi buku laporan.

Penulisan data berdasar tanda pengenal yang salah

Pencatatan yang tidak benar / tidak lengkap / tidak

terbaca

2) Kegagalan verifikasi

Tidak adekuatnya/ tidak adanya protokol verifikasi

Tidak mematuhi protokol verifikasi

3) Kesulitan komunikasi

Hambatan akibat keterbatasan fisik, kondisi, atau

keterbatasan bahasa pengunjung

Kegagalan untuk pembacaan kembali

Kurangnya kultur / budaya organisasi

4) Jika terjadi insiden akibat kesalahan pendataan harta benda

pengunjung pastikan keamanan dan keselamatan karyawan

Salah memberikan tanda pada benda pengunjung

Kesalahan mengisi buku laporan.

Penulisan data berdasar harta benda yang dititipkan

salah

Pencatatan yang tidak benar / tidak lengkap / tidak

terbaca

5) Kegagalan verifikasi

Tidak adekuatnya / tidak adanya protokol verifikasi.

Tidak mematuhi protokol verifikasi

6) Kesulitan komunikasi.

Hambatan akibat keterbatasan fisik, kondisi, atau

keterbatasan bahasa pengunjung.

Kegagalan untuk pernbacaan kembali.

Kurangnya kultur / budaya organisasi

Page 17: Panduan Perlindungan Harta Benda

7) Jika terjadi insiden akibat kesalahan pendataan harta benda

pengunjung pastikan keamanan dan kesearnatan pengunjung

Revisi Dan Audit

Pasien

1. Kebijakan ini akan dikaji ulang dalarn kurun waktu 2 tahun

2. Rencana audit akan disusun dengan bantuan HRD serta akan dilaksanakan

dalam waktu 6 bulan setelah implementasi kebijakan. Audit ini meliputi:

a. Jumlah persentase pasien yang rnembutuhkan perlindungan pada harta

benda

b. Akurasi dan reliabilitas informasi yang terdapat di buku laporan

c. Alasan mengapa pasien tidak menggunakan tanda identitas untuk

perlindungan khusus

3. Setiap pelaporan insiden yang berhubungan dengan visitor akan dipantau dan

ditindaklanjuti saat dilakukan revisi kebijakan.

Pengunjung

1. Kebijakan ini akan dikaji ulang dalam kurun waktu 2 tahun

2. Reneana audit akan disusun dengan bantuan panitia kesehatan keselamatan

kerja serta akan dilaksanakan dalam waktu 6 bulan setelah implementasi

kebijakan. Audit ini meliputi:

a. Jumlah persentase pengunjung yang menggunakan tanda visitor

b. Akurasi dan reliabilitas informasi yang terdapat di buku laporan

c. Alasan mengapa pengunjung tidak rnenggunakan tanda visitor

3. Setiap pelaporan insiden yang berhubungan dengan visitor akan dipantau dan

ditindaklanjuti saat dilakukan revisi kebijakan.

Karyawan

1. Kebijakan mi akan dikaji ulang dalarn kurun waktu 2 tahun

2. Rencana audit akan disusun oleh Unit HRD serta akan dilaksanakan dalam

waktu 6 bulan setelah implementasi kebijakan. Audit ini meliputi:

a. Jurnlah persentase karyawan yang menggunakan tanda pengenal

b. Akurasi dan reliabilitas infomasi yang terdapat di buku laporan

Page 18: Panduan Perlindungan Harta Benda

c. Alasan mengapa karyawan tidak menggunakan tanda pengenal

3. Setiap pelaporan insiden yang berhubungan dengan karyawan akan dipantau

dan ditindaklanjuti saat dilakukan revisi kebijakan.

Page 19: Panduan Perlindungan Harta Benda

BAB III

PENUTUP

Perlindungan terhadap kekerasan fisik merupakan salah satu unsur pada

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan peningkatan

kesadaran hukum, hak asasi manusia serta cara berpikir yang kritis dan rasional.

Untuk itu Rumah Sakit harus dapat memberikan pelayanan yang cukup baik

termasuk pelayanan perlindungan pada semua orang yang berada di lingkungan

rumah sakit.

Pengamanan perlindungan berlaku untuk siapapun yang berada dalam

lingkungan rumah sakit baik untuk pasien/pengunjung ataupun karyawan.

Namun untuk lebih menguatkan hak perlindungan tersebut maka baik

pasien/pengunjung atau karyawan harus memberikan Surat Pernyataan

Perlindungan secara tertulis sehingga jelas sejauh mana pengamanan akan

diberikan.

Panduan Perlindungan Terhadap Harta Benda ini dipakai sebagai acuan

oleh rumah sakit dalarn mengembangkan pengamanan sehingga dapat diketahui

sumber daya rnanusia dan fasilitas yang dirniliki oleh rumah sakit dapat

menunjang pengamanan tersehut