panduan penilaian kerusakan bangunan · mengacu pada permen pu nomor 45 tahun 2007 tentang pedoman...

32

Upload: dothuy

Post on 07-Mar-2019

285 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Panduan Penilaian Kerusakan Bangunan · Mengacu pada Permen PU Nomor 45 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Gedung Negara, maka yang di maksud kerusakan bangunan
Page 2: Panduan Penilaian Kerusakan Bangunan · Mengacu pada Permen PU Nomor 45 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Gedung Negara, maka yang di maksud kerusakan bangunan
Page 3: Panduan Penilaian Kerusakan Bangunan · Mengacu pada Permen PU Nomor 45 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Gedung Negara, maka yang di maksud kerusakan bangunan
Page 4: Panduan Penilaian Kerusakan Bangunan · Mengacu pada Permen PU Nomor 45 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Gedung Negara, maka yang di maksud kerusakan bangunan
Page 5: Panduan Penilaian Kerusakan Bangunan · Mengacu pada Permen PU Nomor 45 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Gedung Negara, maka yang di maksud kerusakan bangunan

1 Panduan Penilaian Kerusakan Banguna Tahun 2019

DAFTAR ISI:

SAMBUTAN ................................................................................... 2

DIREKTUR JENDERAL PAUD DAN DIKMAS ............................ 2

KATA PENGANTAR ..................................................................... 2

BAB I. ............................................................................................. 4 A. LATAR BELAKANG ......................................................................... 4 B. DASAR HUKUM .............................................................................. 5 C. TUJUAN ........................................................................................ 5

BAB II. ............................................................................................ 6 A. KERUSAKAN BANGUNAN ................................................................ 6 B. INTENSITAS KERUSAKAN BANGUNAN............................................... 6 C. PERAWATAN BANGUNAN ................................................................ 7 D. KOMPONEN BANGUNAN ................................................................. 8 E. BOBOT NILAI KOMPONEN BANGUNAN ........................................... 10

BAB III. ......................................................................................... 11 A. MENGHITUNG INTENSITAS KERUSAKAN KOMPONEN BANGUNAN ...... 11

A.1. Menghitung Kerusakan Atap ..................................................................... 11 A.2. Menghitung Kerusakan Plafond ................................................................ 13 A.3. Menghitung Kerusakan Dinding ................................................................ 14 A.4. Menghitung Kerusakan Pintu dan Jendela .............................................. 15 A.5. Menghitung Kerusakan Lantai .................................................................. 17 A.6. Menghitung Kerusakan Fondasi ............................................................... 18 A.7. Menghitung Kerusakan Instalasi Utilitas .................................................. 19 A.8. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Intensitas Kerusakan Komponen

Bangunan. ................................................................................................... 20

B. MELAKUKAN ANALISA INTENSITAS KERUSAKAN BANGUNAN............ 21 B.1. Mengenal Format A1. ................................................................................. 22 B.2. Menghitung Tingkat Kerusakan Bangunan. ............................................ 23

BAB IV ......................................................................................... 26 A. SOSIALISASI DAN PELATIHAN ........................................................ 26 B. MONITORING DAN EVALUASI ......................................................... 26

B.1. Monitoring .................................................................................................... 26 B.2. Evaluasi........................................................................................................ 27

C. TINDAK LANJUT ........................................................................... 27

Page 6: Panduan Penilaian Kerusakan Bangunan · Mengacu pada Permen PU Nomor 45 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Gedung Negara, maka yang di maksud kerusakan bangunan

Panduan Penilaian Kerusakan Banguna Tahun 2019

2

SAMBUTAN

DIREKTUR JENDERAL PAUD DAN DIKMAS

Bismillahirrahmairrahim

Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Pada semester ganjil tahun ajaran 2018/2019, tingkat keterisian agregat

data infrastruktur pembelajaran terkait dengan intensitas kerusakan

bangunan yang masuk dalam Dapodik PAUD dan Dikmas sangat rendah,

hanya berkisar 19,11%. Sisanya 80,89% mengisi field data dengan angka

Nol atau membiarkannya kosong. Sebagai konsekuensi, angka Nol dan field

yang kosong tersebut dalam sistem Dapodik kemudian dibaca sebagai tidak

ada kerusakan infrastruktur pembelajaran pada SPNF dan PAUD

bersangkutan, artinya tidak ada kebutuhan rehabilitasi atau renovasi

infrastruktur karena semuanya masih baik dan memadai untuk kegiatan

belajarmengajar. Situasi tersebut tidak konsisten dengan semakin

meningkatnya usulan dana DAK Fisik untuk SKB dan PAUD dari tahun ke

tahun.

Karena itu, saya menyambut baik adanya naskah Panduan Penilaian

Kerusakan Bangunan untuk SPNF SKB dan PAUD di Lingkungan Direktorat

Jenderal PAUD dan Dikmas, Kemdikbud. Naskah ini bisa disebut juga

sebagai “panduan teknis penilaian tingkat kerusakan bangunan oleh orang

awam”, sebagai suatu upaya agar setiap lembaga SPNF dan PAUD mampu

melakukan analisis kondisi dan mengisi data kerusakan bangunan yang

dimilikinya pada aplikasi Dapodik secara benar.

Pada gilirannya nanti, kelancaran input pada agregat data di level operator

akan berkontribusi pada meningkatkan reliabilitas Dapodik PAUD dan

Dikmas sebagai sumber data yang akuntabel dan up to date, sehingga

dapat menjadi dasar pengambilan keputusan strategis dalam perencanaan,

pembangunan pendidikan yang matang dan berkualitas.

Jakarta, Januari 2019

Direktur Jenderal PAUD dan Dikmas

Ir. Harris Iskandar, Ph.D

NIP. 196204291986011

Page 7: Panduan Penilaian Kerusakan Bangunan · Mengacu pada Permen PU Nomor 45 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Gedung Negara, maka yang di maksud kerusakan bangunan

3 Panduan Penilaian Kerusakan Banguna Tahun 2019

KATA PENGANTAR

Panduan Penilaian Kerusakan Bangunan/Ruang ini dipersiapkan oleh Direktorat

Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat, Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan mengacu pada Undang-undang No.20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah (PP) No. 36 Tahun

2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang Undang Bangunan Gedung

(UUBG), dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.45/PRT/M/2007 tentang

Pedoman Teknis Pambangunan Bangunan Gedung Negara.

Panduan Penilaian Kerusakan Bangunan/Ruang ini disusun dengan maksud

untuk digunakan sebagai panduan bagi satuan pendidikan non-formal (SPNF)

dan satuan pendidikan anak usia dini (PAUD) dalam memahami tentang definisi

kerusakan bangunan, jenis-jenis kerusakan, kemudian dapat menilai kerusakan

yang terjadi pada bangunan yang dimiliki. Buku ini berisi penjelasan ringkas

tentang tata-cara mengukur dan melakukan analisa tingkat kerusakan bangunan.

Uraian penjelasan dilengkapi dengan ilustrasi dan gambar-gambar seperlunya.

Diharapkan warga SPNF dan PAUD di lapangan dapat mempelajari panduan ini

dengan seksama, memahami, dan mampu melaksanakan seluruh proses

penilaian kerusakan bangunan/ruang dengan baik, sehingga mampu

memberikan gambaran tentang kondisi fisik termasuk kondisi kerusakan

bangunannya dengan jelas dan bisa dipertanggung jawabkan, terutama dalam

menyampaikan data kondisi fasilitas infrastrukturnya dalam Dapodik PAUD dan

Dikmas. Saya ucapkan terima kasih dan penghargaan kepada Tim Teknis Sarana

dan Prasarana pada Direktorat Jenderal PAUD dan Pendidikan Masyarakat atas

kontribusi, pemikiran dan gagasannya dalam menyusun Panduan Penilaian

Kerusakan Bangunan/Ruang ini. Semoga panduan ini dapat digunakan oleh para

pengelola SPNF, PAUD, dan pemangku kepentingan lainnya dalam

merencanakan serta mengembangkan fasilitas fisiknya masing-masing. Kiranya

Allah SWT memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua dalam

memajukan PAUD dan Pendidikan Masyarakat di Indonesia.

Jakarta, Januari 2019

Sekretaris Direktur Jenderal PAUD dan

Dikmas

Dr. Wartanto

NIP 196310091989031001

Page 8: Panduan Penilaian Kerusakan Bangunan · Mengacu pada Permen PU Nomor 45 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Gedung Negara, maka yang di maksud kerusakan bangunan

Panduan Penilaian Kerusakan Banguna Tahun 2019

4

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dapodik atau singkatan dari Data Pokok Pendidikan adalah sistem

pendataan skala nasional yang terpadu dan merupakan sumber data utama

pendidikan nasional, dalam rangka perancanaan pendidikan nasional untuk

mewujudkan insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif, dengan demikian

dalam sistem pendidikan harus ada Dapodik yang matang dan berkualitas.

Perencanaan pendidikan yang tidak dasarkan pada data yang matang dan

berkualias akan menurunkan program-program yang jauh dari apa yang

diharapkan.

Sampai pada akhir tahun 2018, tingkat keterisian agregat data kondisi

infrastruktur terkait dengan tingkat kerusakan fisik bangunan pada aplikasi

Dapodik PAUD dan Dikmas, oleh lembaga SPNF PAUD dan Dikmas

seluruh Indonesia sangat rendah, hanya berkisar 19,11%, selebihnya

19,34% mengisi dengan angka Nol, dan 61,55% membiarkan field data

kerusakan bangunan tersebut kosong, sehingga ada 80,89% lembaga yang

mengisi dengan angka Nol dan yang tidak mengisi sama sekali. Ini berarti

data yang disajikan dalam Dapodik PAUD dan Dikmas menjadi kurang

berkualitas.

Field input data yang diisi dengan angka Nol maupun yang dikosongi,

dibaca oleh sistem sebagai tidak ada kerusakan infrastruktur pembelajaran

yang memerlukan rehabilitasi atau renovasi. Hal tersebut tidak konsisten

dengan kondisi nyata di lapangan, mengingat usulan dana DAK Fisik untuk

rehabilitasi infra struktur selalu meningkat meningkat dari tahun ke tahun.

Kesulitan umum yang dihadapi daerah adalah karena petugas lapangan

pada satuan pendidikan kurang mempunyai pemahaman mendasar tentang

bagaimana cara melakukan analisis kondisi infra strukturnya di lapangan,

sehingga pada akhirnya tidak bisa mengisi data tingkat kerusakan

gedung/bangunan secara benar dan reliable. Sehubungan dengan hal

tersebut, dalam rangka pengembangan sistem pendataan nasional yang

terpadu, khususnya dalam bidang pendataan infrastruktur pada SPNF dan

PAUD, disusun sebuah panduan ringkas tentang bagaimana mengenali

tentang apa yang disebut kerusakan, jenis-jenis kerusakan, dan menilai

tingkat kerusakan bangunan secara sederhana, sehingga SPNF dan PAUD

bisa melakukannya dengan benar.

Page 9: Panduan Penilaian Kerusakan Bangunan · Mengacu pada Permen PU Nomor 45 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Gedung Negara, maka yang di maksud kerusakan bangunan

5 Panduan Penilaian Kerusakan Banguna Tahun 2019

B. Dasar Hukum

1. UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, a.l.

pasal 26 ayat 1, 2, 3, 4 dan 5; pasal 1 (butir 14) dan Pasal 28

2. UU Nomor 17 Tahun 2007 tentang RPJP Nasional 2005-2025.

3. Peraturan Pemerintah (PP) No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan

Pelaksanaan Undang Undang Bangunan Gedung (UUBG);

4. Instruksi Presiden Nomor 5 tahun 2006, tentang Percepatan

Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 tahun dan

Pemberantasan Buta Aksara;

5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.45/PRT/M/2007 tentang

Pedoman Teknis Pambangunan Bangunan Gedung Negara;

6. Permendikbud Nomor 137 tahun 2014 tentang Standar Nasional

Pendidikan Anak Usia Dini;

7. Permendikbud Nomor 127 tahun 2014 tentang Standar Sarana dan

Prasarana Lembaga Kursus dan Pelatihan;

8. Permendikbud RI Nomor 4 Tahun 2016 tentang Alih Fungsi SKB

menjadi Satuan Pendidikan Nonformal Sejenis;

9. Perdirjen PAUD dan Dikmas Nomor 1453 tahun 2016 tentang Petunjuk

Teknis SPNF SKB.

C. Tujuan

Buku Panduan Penilaian Tingkat Kerusakan Bangunan/Ruang SPNF dan

PAUD bertujuan untuk memberikan panduan teknis bagi warga SPNF,

PAUD, dan masyarakat yang memerlukan, untuk:

1. Mengenal definisi tentang kerusakan pada bangunan mengacu pada

peraturan perundang-undangan yang belaku;

2. Dapat melakukan pengukuran dan kemudian melakukan analisis

sederhana tentang tingkat kerusakan bangunan/ruang yang dimiliki;

3. Mendorong seluruh institusi/lembaga SPNF dan PAUD untuk percaya

diri mengisi seluruh agregat data termasuk infrastruktur secara benar

dan obyektif. Dengan penyajian data yang lingkap, reliable, dan up to

date, maka Dapodik PAUD dan Dikmas dapat menjadi landasan untuk

perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang semakin baik dan

operasional.

Page 10: Panduan Penilaian Kerusakan Bangunan · Mengacu pada Permen PU Nomor 45 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Gedung Negara, maka yang di maksud kerusakan bangunan

Panduan Penilaian Kerusakan Banguna Tahun 2019

6

BAB II. PENGERTIAN TENTANG KERUSAKAN, PERAWATAN, DAN

KOMPONEN BANGUNAN

A. Kerusakan Bangunan

Mengacu pada Permen PU Nomor 45 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis

Pembangunan Gedung Negara, maka yang di maksud kerusakan

bangunan adalah tidak berfungsinya bangunan atau komponen bangunan

karena:

1. Penyusutan/berakhirnya umur bangunan,

2. Akibat ulah manusia,

3. Perilaku alam seperti beban fungsi yang berlebih, kebakaran, gempa

bumi, atau

4. Sebab lain yang sejenis.

B. Intensitas Kerusakan Bangunan

Intensitas kerusakan atau tingkat kerusakan bangunan dapat digolongkan

atas tiga tingkat kerusakan, yaitu:

B.1. Kerusakan Ringan

Kerusakan ringan adalah kerusakan yang terutama terjadi pada

komponen non-struktural, seperti penutup atap, langit-langit,

penutup lantai dan dinding pengisi.

B.2. Kerusakan Sedang

Kerusakan sedang adalah kerusakan pada sebagian komponen non

struktural, dan atau komponen struktural seperti struktur atap, lantai,

dan lain-lain.

B.3. Kerusakan Berat

Kerusakan berat adalah kerusakan pada sebagian besar komponen

bangunan, baik struktural maupun non-struktural yang apabila

setelah diperbaiki masih dapat berfungsi dengan baik sebagaimana

mestinya.

Untuk mengukur besarnya intensitas kerusakan bangunan, maka bisa

diketahui dengan cara melihat seberapa besar biaya perawatan atau biaya

perbaikan yang diperlukan dibandingkan dengan biaya konstruksi secara

keseluruhan apabila membangun bangunan baru yang sejenis.

Page 11: Panduan Penilaian Kerusakan Bangunan · Mengacu pada Permen PU Nomor 45 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Gedung Negara, maka yang di maksud kerusakan bangunan

7 Panduan Penilaian Kerusakan Banguna Tahun 2019

C. Perawatan Bangunan

Perawatan bangunan adalah usaha memperbaiki kerusakan yang terjadi

agar bangunan dapat berfungsi dengan baik sebagaimana mestinya.

Perawatan bangunan dapat digolongkan sesuai dengan tingkat kerusakan

pada bangunan yaitu: (i). Perawatan kerusakan ringan; (ii). Perawatan

kerusakan sedang; (iii). Perawatan kerusakan berat.

Besarnya biaya perawatan disesuaikan dengan tingkat kerusakannya, yang

ditentukan sebagai berikut:

C.1. Perawatan Tingkat Kerusakan Ringan

Perawatan tingkat kerusakan disebut sebagai kerusakan ringan

adalah apabila biaya maksimum perawatan/perbaikannya adalah

sebesar 30% dari harga satuan bangunan gedung baru tertinggi

yang berlaku, untuk jenis dan lokasi bangunan yang sama;

C.2. Perawatan Tingkat Kerusakan Sedang

Perawatan tingkat kerusakan sedang, adalah apabila biaya

maksimum perbaikannya sebesar 45% dari harga satuan

bangunan gedung baru tertinggi yang berlaku, untuk jenis dan lokasi

bangunan yang sama;

C.3. Perawatan tingkat kerusakan berat

Perawatan tingkat kerusakan berat, adalah apabila biaya

maksimum perbaikannnya adalah sebesar 65% dari harga satuan

bangunan gedung baru tertinggi yang berlaku, untuk jenis dan lokasi

bangunan yang sama.

Untuk perawatan yang memerlukan penanganan khusus atau dalam usaha

meningkatkan wujud bangunan, seperti melalui kegiatan renovasi atau

restorasi (misal yang berkaitan dengan perawatan bangunan gedung

bersejarah), besarnya biaya perawatan dihitung sesuai dengan kebutuhan

nyata dan dikonsultasikan terlebih dahulu kepada Instansi Teknis setempat.

Page 12: Panduan Penilaian Kerusakan Bangunan · Mengacu pada Permen PU Nomor 45 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Gedung Negara, maka yang di maksud kerusakan bangunan

Panduan Penilaian Kerusakan Banguna Tahun 2019

8

D. Komponen Bangunan

Untuk memudahkan dalam pengenalan terhadap komponen dan sub-

komponen satu bangunan misalnya ruang kelas atau ruang lain, perlu

diketahui bagian-bagian bangunan sebagai berikut (lihat Gambar 1 dan 2):

D.1. Komponen Bagian Kepala

dengan sub-komponen terdiri dari:

a. Penutup Atap;

b. Rangka Atap:

c. Listplank dan Talang;

d. Penutup Plafond;

e. Rangka Plafond.

D.2. Komponen Bagian Badan

dengan sub-komponen terdiri dari:

a. Kusen Pintu-Jendela;

b. Kolom dan Ring Balk;

c. Dinding Pengisi,

D.3. Komponen Bagian Kaki,

dengan sub-komponen terdiri dari:

a. Penutup Lantai,

b. Struktur Bawah Lantai;

c. Sloof,

d. Fondasi;

e. Saluran Drainasi dan Rabat Keliling Bangunan.

Page 13: Panduan Penilaian Kerusakan Bangunan · Mengacu pada Permen PU Nomor 45 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Gedung Negara, maka yang di maksud kerusakan bangunan

9 Panduan Penilaian Kerusakan Banguna Tahun 2019

Gambar 1 Komponen Bangunan

Kepala

Badan

Kaki

Penutup Atap

Rangka

Atap+Kuda-kuda

Listplang &

Talang

Rangka Plafond

Penutup Plafond

& Cat

Kolom

&RingbalkKusen Pintu/

Jendela

Dinding & Cat

Instalasi Air

Hujan &

Pas.Beton

Sloof Penutup Lantai

Struktur Bawah

LantaiFondasi

Lihat Juga

Gambar 1

Penutup Atap

Rangka Atap

Ring Balk

KolomPintu-Jendela

Sloof

Dinding

Pengisi

Fondasi

Gambar 2 Ilustrasi Komponen Bangunan

Page 14: Panduan Penilaian Kerusakan Bangunan · Mengacu pada Permen PU Nomor 45 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Gedung Negara, maka yang di maksud kerusakan bangunan

Panduan Penilaian Kerusakan Banguna Tahun 2019

10

E. Bobot Nilai Komponen Bangunan

Dalam rencana anggaran biaya (RAB) pembangunan Ruang Kelas Baru

(RKB), masing-masing komponen bangunan mempunyai prosentase bobot

terhadap seluruh biaya pembangunan. Bobot komponen bangunan tersebut

bervariasi tergantung pada jenis bangunan dan harga satuan bangunan di

setiap lokasi, namun demikian secara umum bobot

masing-masing adalah sebagai berikut (Tabel 1):

Tabel 1

Bobot Komponen dan Sub-Komponen Terhadap Seluruh Nilai Bangunan

No Komponen Bangunan

Sub Komponen Bangunan

Bobot Terhadap Seluruh bangunan

% %

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Atap

24.71% a. Penutup Atap 7.41%

b. Rangka Atap 14.74%

c. List Plank&Talang 2.57%

2 Plafon

8.60% a. Rangka Plafond 4.69%

b. Penutup Plafond 2.43%

c. Cat Plafond 1.48%

3 Dinding

25.74% a. Kolom&Ringbalk 6.71%

b. Bata/Dinding Pengisi 15.56%

c. Cat Dinding 3.47%

4 Pintu&Jendela

10.42% a. Kusen 2.63%

b. Daun Pintu 2.78%

c. Daun Jendela 5.01%

5 Lantai

12.70% a. Struktur Bawah Lantai 0.99%

b. Penutup Lantai 11.71%

6 Fondasi 11.77%

a. Fondasi 8.78%

b. Sloof 3.00%

7 Utilitas 6.05%

a. Listrik 3.92%

b. Drainase Air Hujan+ Pasangan Rabat Beton Keliling Bangunan

2.13%

JUMLAH 100.00% 100.00%

Page 15: Panduan Penilaian Kerusakan Bangunan · Mengacu pada Permen PU Nomor 45 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Gedung Negara, maka yang di maksud kerusakan bangunan

11 Panduan Penilaian Kerusakan Banguna Tahun 2019

BAB III. MELAKUKAN ANALISA TINGKAT KERUSAKAN BANGUNAN

A. Menghitung Intensitas Kerusakan Komponen Bangunan

Untuk mengetahui intensitas atau tingkat kerusakan bangunan, perlu

dilakukan perhitungan kerusakan setiap sub-komponen bangunan satu

persatu. Kerusakan sub-komponen bangunan tersebut kemudian dijumlah

untuk mengetahui kerusakan setiap komponen bangunan. Selanjutnya

dengan menjumlahkan seluruh kerusakan pada komponen bangunan akan

diketahui tingkat atau intensitas kerusakan keseluruhan bangunan.

A.1. Menghitung Kerusakan Atap

a. Penutup Atap. Dalam rancangan prototype ruang kelas PAUD

maupun SPNF SKB, penutup atap berbentuk ‘pelana’

sederhana. Bentuk atap ini sangat memadai karena sederhana

dan pemeliharaannya lebih mudah dibanding dengan bentuk

atap lain, misal atap datar, atap limasan, tajuk, dan joglo, dll.

Penutup atap melindungi seluruh bangunan terhadap angin, air

hujan, dan panas matahari. Ada bermacam bahan penutup

atap yang bisa digunakan antara lain: genteng, seng, sirap,

zincalume dan lain-lain.

Dari segi struktunya pun ada yang terbuat dari kayu, beton,

maupun struktur baja. Dalam pembahasan ini, yang paling

penting adalah menghitung berapa luas seluruh atap dan

berapa luas atap yang mengalami kerusakan, sebagai berikut:

b. Rangka Atap. Rangka atap adalah struktur penyangga

penutup atap, posisinya berada dibawah penutup atap.

Gambar 3 Menghitung Kerusakan Atap

Menganalisa Tingkat KerusakanMenghitung Intensitas Kerusakan ATAP:

1. ATAPa.Penutup Atap : genteng, seng, zincalum atau bahan lain yang digunakan sebagai

penutup atap.

Cara menghitung :

Luas (A) = (1+8) x (3+2+1) x 1,2 = 64,8 m2

Luas (B) = (1+8) x (1+3) x 1,2 = 43,2 m2

Luas (A)+(B) = luas penutup atap ruangan = 108 m2

Luas (C) = luas penutup atap yg rusak

= 4,2x3 = 12,6 m2

Persentase tingkat kerusakan

Luas (C) / (Luas (A)+(B))x100% = 12,6 / 108x100 %

= 11,66 %

7

AB

83

2

1

1

C

3

Penutup atap

1

Page 16: Panduan Penilaian Kerusakan Bangunan · Mengacu pada Permen PU Nomor 45 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Gedung Negara, maka yang di maksud kerusakan bangunan

Panduan Penilaian Kerusakan Banguna Tahun 2019

12

Struktur rangka atap bisa dari kayu, beton, maupun baja.

Struktur rangka atap yang biasa dipergunakan pada ruang

kelas SPNF dan PAUD terdiri antara lain reng, usuk/kaso,

gording, termasuk kuda-kuda. Perhitungan prosentase

kerusakan rangka atap adalah sebagai berikut:

c. Listplank dan Talang. Listplank adalah bagian dari sistem

atap yang berfungsi sebagai akhiran atau penutup, biasanya

berukuran lebar 15-30 cm, dipasang di ujung cucuran atap,

sehingga secara visual atap menjadi rapih. Sedangkan talang

adalah penampung/pengumpul cucuran air hujan yang

dipasang di ujung atap, air hujan kemudian disalurkan

kebawah ke saluran drainase melalui pipa paralon atau pipa

zink.

Gambar 4 Menghitung Kerusakan Rangka Atap

Gambar 5 Menghitung Kerusakan Listplank dan Talang

Menganalisa Tingkat KerusakanMenghitung Intensitas Kerusakan Komponen ATAP:

1.ATAP

b.Rangka Atap : struktur rangka dibawah penutup atap (reng, usuk/kaso, gording)

termasuk kuda-kudanya.

Cara menghitung :

Luas (A) = (1+8) x (3+2+1) x 1,2 = 64,8 m2

Luas (B) = (1+8) x (1+3) x 1,2 = 43,2 m2

Luas (A)+(B) = luas struktur penutup atap = 108 m2

Luas (C) = luas rangka atap yg rusak

= 3,5x2,5 = 8,75 m2

Persentase tingkat kerusakan rangka atap

Luas (C) / (Luas (A)+(B))x100% = 8,75 / 108x100 %

= 8,10 %

A

B

C

83

2

1

1

3

Rangka atap

8

1

Menganalisa Tingkat Kerusakan

9

9

4,8

7,2

2.65

’7,2

Menghitung Intensitas Kerusakan Komponen ATAP:

1.ATAP

c.Listplang & talang

Cara menghitung :

Panjang Total Listplank & Talang = 4,8+7,2+9+9

= 30 m

Panjang Listplank Rusak = 7,2 + 2,65

= 9,85 m

Persentase tingkat kerusakan(Panjang Listplank Rusak) / Panjang Seluruhnya x 100%)

= 9,85 / 30 m2

= 32,83 %

Listplanktalang

9

Page 17: Panduan Penilaian Kerusakan Bangunan · Mengacu pada Permen PU Nomor 45 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Gedung Negara, maka yang di maksud kerusakan bangunan

13 Panduan Penilaian Kerusakan Banguna Tahun 2019

A.2. Menghitung Kerusakan Plafond

a. Rangka Plafond. Rangka plafond adalah struktur yang

berfungsi membentuk dan mengikat penutup langit-langit.

Rangka plafond di gantung ke rangka atap dengan bahan kayu

atau besi beton, atau kawat yang kuat. Bahan rangka plafond

jaman sekarang bisa terdiri dari kayu atau hollow steel

tergantung jenis penutup atap yang dipakai. Menghitung luas

rangka plafond dengan rumusan panjang x lebar bidang yang

ditutup plafond. Bila plafond datar, maka menghitung luasnya

pun juga menggunakan bidang datar, namun apabila plafon

nya miring, maka panjang atau lebarnya harus di kalikan

dengan indeks 1,2. Menghitung kerusakan plafon datar adalah

sebagai berikut:

b. Penutup Plafond. Penutup plafond bisa berupa tripleks, plat

GRC, gypsum board, atau bahan lain termasuk listnya bila ada.

Apabila plafond nya miring maka panjang atau lebar dalam

perhitungan luasnya harus dikalikan indeks 1,2, sebagaimana

perhitungan rangka plafond diatas.

c. Cat Plafond. Untuk finshing plafond digunakan cat khusus

plafond atau cat tembok termasuk list atau profil plafondnya

bilamana ada.

Gambar 6 Menghitung Kerusakan Plafond

Menganalisa Tingkat KerusakanMenghitung Intensitas Kerusakan Komponen PLAFOND:

2. PLAFON

a. Rangka plafond : struktur rangka diatas plafond yang berfungsi menyangga penutup

plafond.

Cara menghitung :

Luas total rangka plafond ruangan = (6 + 2) x 8

= 64 m2

Luas (A) + (B) = luas total rangka plafond yg rusak

misal luas A = 2,5 m2; luas B = 9 m2

Persentase tingkat kerusakan =Luas (A + B) / Luas Total x100% = (2,5+9) / 64x100%

=17,96 %8

6

2

A

B

Rangka plafond

10

Page 18: Panduan Penilaian Kerusakan Bangunan · Mengacu pada Permen PU Nomor 45 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Gedung Negara, maka yang di maksud kerusakan bangunan

Panduan Penilaian Kerusakan Banguna Tahun 2019

14

A.3. Menghitung Kerusakan Dinding

a. Kolom dan Ringbalk. Kolom dan ringbalk adalah struktur

rangka beton yang yang menyangga atap dan menjadi struktur

pemegang bidang dinding, sehingga bangunan bisa kokoh

berdiri. Untuk menyederhanakan perhitungan, maka kolom dan

ringbalk dihitung berdasar jumlah unit kolom dan balok yang

terpasang pada seluruh sisi ruang kelas yang berukuran 6x8 m

ditambah selasar selebar 2 m. Ketinggian kolom diasumsikan

paling tinggi 3,5 meter. Kolom praktis yang biasanya di pasang

pada setiap luas dinding 9-10 m²,atau pada segi tiga dinding,

tidak dihitung disini, namun di masukkan kedalam perhitungan

dinding pengisi, pada paragraf A.3.

Gambar 7 Menghitung Kerusakan Plafond dan Pengecatan

Menganalisa Tingkat KerusakanMenghitung Intensitas Kerusakan Komponen PLAFOND:

2.PLAFOND

b.Penutup & list plafond : tripleks, asbes atau bahan lain yang digunakan sebagai

penutup plafond dengan list-nya.

c.Cat Plafond : cat yang digunakan untuk warna penutup plafond dengan list-nya.

86

2

A

Penutup Plafond

11

Cara menghitung :

Luas total penutup plafond ruangan = (6 + 2) x 8

= 64 m2

Luas (A) + (B) = luas total rangka plafond yg rusak

misal luas A = 2,5 m2; luas B = 124 m2

Persentase tingkat kerusakan =Luas (A + B) / Luas Total x100% = (2,5+24) / 64x100%

= 41,40 %

B

Menganalisa Tingkat KerusakanMenghitung Intensitas Kerusakan Komponen DINDING:

3. DINDING

a.Kolom & Ringbalk : struktur rangka beton pada bidang dinding.

Cara menghitung Rangka Beton pada Dinding:

No.1-12 = adalah kolom

No.13-27 = adalah ringbalk

Total jumlah kolom+ringbalk

= 27 unit

No. 6,8,15,19 = adalah kolom & ringbalk yg rusak

= 4 buah

Persentase tingkat kerusakan kolom & ringbalk

= 4 / 27 x 100%

= 14,81 %

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

1516

17

18

1920

21

22

23

24

Kolom

Ringbalk

27

26

25

12

Gambar 8 Menghitung Kerusakan Kolom dan Ringbalk

Page 19: Panduan Penilaian Kerusakan Bangunan · Mengacu pada Permen PU Nomor 45 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Gedung Negara, maka yang di maksud kerusakan bangunan

15 Panduan Penilaian Kerusakan Banguna Tahun 2019

b. Dinding. Dinding di sini adalah dinding pengisi diantara kolom

dengan kolom dan ringbalk. Dinding pengisi biasanya adalah

pasangan bata merah, pasangan batako, papan kayu, atau

bahan lainnya, termasuk kolom praktis dan plesterannya.

Untuk memudahkan perhitungan luas dinding di sini adalah

dengan perkalian panjang kali lebar, mengabaikan adanya

lubang pintu dan jendela, sebagai berikut (perhatikan notasi

ukuran pada Gambar 9 di bawah ini):

c. Cat Dinding. Cat adalah pelapis akhir sebagai pelindung dan

pewarna dinding. Untuk menghitung prosentase kerusakan cat,

prinsipnya adalah sama dengan menghitung luas kerusakan

pada dinding, yaitu panjang x lebar dinding terpasang, namun

luasan totalnya adalah 2 (dua) kali lipat, karena bidang

pengecatan dilakukan pada dua sisi bidang dinding, bagian luar

dan dalam.

A.4. Menghitung Kerusakan Pintu dan Jendela

a. Kusen. Kusen adalah bingkai pintu atau jendela. Kusen

biasanya terbuat dari bahan kayu, alumunium, maupun bahan

lain.

Kerusakan pada kusen dihitung berdasar jumlah unit pintu dan

jendela yang terpasang. Satu kusen jendela atau pintu

diperhitungkan sebagai 1 (satu) unit. Kerusakan yang bisa

Gambar 9 Menghitung Kerusakan Dinding

Menghitung Intensitas Kerusakan Komponen DINDING:

2. DINDING

b.Bata/dinding pengisi : dinding dari bahan bata merah/batako/papan atau bahan lainnya.

c. Cat Dinding : cat yang digunakan untuk warna dinding.

Cara menghitung :

Luas (A)+(B)+(C)+(D) = luas total dindingLuas A = C = (5,25+3,25)*3/2*2)= 25,5 m2

Luas B = D = 3,25*8 = 26 m2

Luas Dinding Total (25,5+26+25,5+26) = 103 m2

Luas (A’)+(C’) = luas total dinding yg rusakMisal luasnya adalah (12,5)+(5,4)= 17,9 m2

Persentase tingkat kerusakan

= Luas (A’)+(C’) / Luas (A)+(B)+(C)+(D) x 100%

= 17,9 / 103 x 100%

= 17,05 %

A

BC

D

A

’1

C’

Dinding

Menganalisa Tingkat Kerusakan

6

3,25

2

8

Page 20: Panduan Penilaian Kerusakan Bangunan · Mengacu pada Permen PU Nomor 45 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Gedung Negara, maka yang di maksud kerusakan bangunan

Panduan Penilaian Kerusakan Banguna Tahun 2019

16

diperhitungkan pada kusen ini adalah bilamana kusen tersebut

keropos karena rayap, karena air, atau sebab lain, patah

karena kerusakan struktur bangunan, atau sebab lain yang

menyebabkan daun pintu atau jendela tidak bisa di operasikan

dengan baik.

Kerusakan karena cacat benturan kecil atau karena cat

mengelupas, atau pudar tidak bisa dihitung sebagai kerusakan.

Simak perhitungan kerusakan pada Gambar 10 di bawah ini:

b. Daun Pintu. Daun pintu adalah penutup lubang pintu. Daun

pintu ada yang satu daun (tunggal) atau dua daun (ganda).

Jumlah daun pintu dihitung berdasarkan unit/lembar daun pintu

yang terpasang. Bila pintu tersebut berdaun pintu 2 (ganda),

maka di hitung sebagai 2 (dua) unit, sebaliknya bila pintunya

berdaun 1 (tunggal), maka di hitung sebagai 1 (satu) unit, lihat

Gambar 11.

c. Daun Jendela. Daun Jendela adalah penutup lubang bukaan

jendela, dalam hal ini termasuk bilamana ada jendela kaca

mati. Apabila dalam satu jendela berisi 2 daun jendela dan satu

jendela kaca mati, maka daun jendela tersebut dihitung

sebagai 3 (tiga) unit, apabila satu jendela mempunyai satu

daun jendela dan satu jendela kaca mati, maka daun jendela

dihitung sebagai 2 unit, lihat Gambar 11.

Menganalisa Tingkat KerusakanMenghitung Intensitas Kerusakan Komponen PINTU dan JENDELA:

4. PINTU JENDELA

a.Kusen : bingkai tempat menempatkan daun pintu & jendela pada dinding.

Cara menghitung :

No.1 & 2 = kusen pintu (2 unit)

No.A,B,C,D,E = kusen jendela (5 unit)

Jumlah total kusen pintu + jendela = 7 unit

No. 1 & C = kusen pintu & jendela yg rusak (2 unit)

Persentase tingkat kerusakan = 28,5 %

2 / 7 x 100%

Kusen Jendela

Kusen Pintu

A

B

C

E

D

1

2

14

Gambar 10 Menghitung Kerusakan Kusen Pintu dan Jendela

Page 21: Panduan Penilaian Kerusakan Bangunan · Mengacu pada Permen PU Nomor 45 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Gedung Negara, maka yang di maksud kerusakan bangunan

17 Panduan Penilaian Kerusakan Banguna Tahun 2019

A.5. Menghitung Kerusakan Lantai

a. Struktur Bawah Lantai. Struktur bawah lantai adalah dasar

sebelum penutup lantai lantai dipasang. Struktur bawah lantai

harus kuat dan padat, bisa berupa urugan tanah dipadatkan,

urugan pasir, atau lapisan perkerasan beton bertulang atau

tidak bertulang, tergantung kondisi tanah permukaan setempat.

Kerusakan yang terjadi biasanya adalah penurunan lantai.

b. Penutup Lantai. Penutup permukaan lantai ruangan (keramik,

tegel, plesteran, acian, papan kayu atau bahan lainnya).

Menghitung bagian yang rusak dilakukan dengan membuat

asumsi berapa m² penutup lantai yang rusak. Rusak karena

pecah, karena poping, karaena benturan, dll. Pertimbangkan

bilamana lantai yang terpasang tidak ada lagi di pasaran,

sehingga perlu mengganti seluruhnya atau cukup mengganti

setempat saja.

Gambar 11 Menghitung Kerusakan Daun Pintu dan Daun Jendela

Menganalisa Tingkat KerusakanMenghitung Intensitas Kerusakan Komponen PINTU dan JENDELA:

4. PINTU JENDELA

b. Daun Pintu : penutup bukaan/lubang untuk pintu.

c. Daun Jendela : penutup bukaan/lubang untuk jendela (termasuk kaca mati).

Cara menghitung :

No.1-15 = daun jendela (15 unit)

No. 1,3,15 = daun jendela yg rusak (3 unit)

Persentase tingkat kerusakan Daun Jendela

= 3 / 15 x 100% = 20,00 %

No. A,B,C = daun pintu (3 unit)

No. C = daun pintu yg rusak (1 unit)

Persentase tingkat kerusakan Daun Pintu

= 1 / 3 x 100% = 30,00 %

1,2,3

4,5,6

7,8,9

10,11,12

13,14,15

A,B

C

Daun Pintu

Daun Jendela

15

Page 22: Panduan Penilaian Kerusakan Bangunan · Mengacu pada Permen PU Nomor 45 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Gedung Negara, maka yang di maksud kerusakan bangunan

Panduan Penilaian Kerusakan Banguna Tahun 2019

18

A.6. Menghitung Kerusakan Fondasi

a. Pondasi. Fondasi adalah struktur dasar bangunan yg berada di

dalam tanah. Fondasi ada bermacam-macam jenis, namun

untuk bangunan ruang kelas, gedung satu lantai, biasanya di

gunakan jenis fondasi menerus atau fondasi titik dengan pelat

kaki. Jenis fondasi yang paling umum adalah fondasi menerus,

menggunakan pasangan batu kali atau pasangan bata. Tingkat

kerusakan fondasi tidak mudah untuk di nilai, karena sudah

terpendam didalam tanah. Kerusakan fondasi biasanya

ditunjukkan adanya penurunan dinding, penurunan lantai,

adanya kelongsoran tanah dan lain-lain.

b. Sloof. Sloof adalah balok beton bertulang yang ditempatkan di

atas pondasi menerus, dipasang menghubungkan antar satu

kolom dengan kolom lain di bawah lantai. Sloof ini berfungsi

untuk mengikat atau menyatukan seluruh kolom dan sekaligus

meratakan beban berat bangunan ke fondasi. Kerusakan sloof

biasanya terjadi bersamaan dengan kerusakan fondasi

ditunjukkan adanya penurunan dinding, penurunan lantai,

kelongsoran tanah dan lain-lain.

Gambar 12 Menghitung Kerusakan Lantai

Menganalisa Tingkat KerusakanMenghitung Intensitas Kerusakan Komponen LANTAI:

5. LANTAI

a. Struktur bawah lantai : tanah urugan/pasangan yang berada di bawah penutup lantai.

Kerusakan yang terjadi biasanya adalah penurunan lantai.

b.Penutup Lantai : penutup permukaan lantai ruangan (keramik, tegel, plesteran, acian,

papan kayu atau bahan lainnya) .

86

2

B

A

Cara menghitung :

Luas total lantai ruangan = (6 + 2) x 8 = 64 m2

Luas (A)+(B) = luas lantai yg rusak (penutup lantai

terkelupas dan atau mengalami penurunan lantai)

Misal, A = 3 m2; B = 4 m2

Persentase tingkat kerusakan

= Luas (A)+(B) / ((a+b)xc) x 100%

= (3 + 4) / ((6+2) x 8) x 100%

= 10,93 %

Penutup Lantai

16

Page 23: Panduan Penilaian Kerusakan Bangunan · Mengacu pada Permen PU Nomor 45 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Gedung Negara, maka yang di maksud kerusakan bangunan

19 Panduan Penilaian Kerusakan Banguna Tahun 2019

A.7. Menghitung Kerusakan Instalasi Utilitas

a. Instalasi Listrik. Instalasi utilitas listrik pada bangunan ruang

kelas, biasanya terdiri dari instalasi lampu/penerangan,

instalasi skaklar/switch, dan instalasi stop kontak. Untuk

memudahkan dalam penghitungan maka dipakai istilah ‘titik

instalasi’. Setiap titik lampu, skaklar, atau stop kontak dihitung

sebagai 1 (satu) ‘Titik’ utilitas listrik. Pada Gambar 14 bisa

dilihat bawa dalam RKB mempunyai 6 (enam) lampu, 1 (satu)

skaklar, dan 1 (satu) stop kontak, jumlah seluruhnya di hitung

menjadi 8 (delapan) titik.

Menganalisa Tingkat KerusakanMenghitung Intensitas Kerusakan Komponen PONDASI:

6. PONDASI

a.Pondasi : struktur dasar bangunan yg berada di dalam tanah.

b.Sloof : struktur pasangan beton di atas pondasi dan di bawah lantai.

Cara menghitung :

panjang total sloof/pondasi =

(6x2) + (2x4) + ((2,7+2,6+2,7)x3) = 40 m’

Panjang sloof yg rusak, misal = 1,2 m’

Persentase tingkat kerusakan Sloof

= 1,2 / 40 x 100% = 3,00 %

Panjang pondasi yg rusak, misal = 1,3 m’

Persentase tingkat kerusakan Fondasi

= 1,3 / 40 x 100% = 3,25 %

6

2

2,7

2,6

2,7

1,3

1,2

Sloof

Pondasi

17

Gambar 13 Menghitung Kerusakan Fondasi dan Sloof

Menganalisa Tingkat KerusakanMenghitung Intensitas Kerusakan Komponen UTILITAS:

7. UTILITAS

a. Instalasi Listrik.

Cara menghitung :

Jumlah titk lampu = 6 titik

Jumlah saklar = 1 titik

Jumlah stop kontak = 1 titik

Total instalasi listrik = 8 titik

A & B = instalasi listrik yg rusak (2 titik)

Persentase tingkat kerusakan

= 2 / 8 x 100% = 25,00 %

LampuSaklar

Stop kontak A

B

18

Gambar 14 Menghitung Kerusakan Instalasi Listrik

Page 24: Panduan Penilaian Kerusakan Bangunan · Mengacu pada Permen PU Nomor 45 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Gedung Negara, maka yang di maksud kerusakan bangunan

Panduan Penilaian Kerusakan Banguna Tahun 2019

20

b. Instalasi Air Hujan & Pasangan Rabat Beton Keliling

Bangunan.

Instalasi saluran air hujan, berupa pasangan buis beton

setengah diameter atau parit pasangan bata yang mengelilingi

bangunan. Satuan ukurannya adalah m’ (meter panjang), lihat

Gambar 15.

Pasangan rabat beton keliling berupa perkerasan beton atau

semen setebal 8 -10 cm, dengan ukuran lebar +/- 1 m. Satuan

untuk mengukur kerusakan adalah dalam m’ (meter panjang),

lihat Gambar 15.

A.8. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Intensitas Kerusakan

Komponen Bangunan.

Tabel 2

Rekapitulasi Intensitas Kerusakan Sub-Komponen Bangunan

No Komponen Sub-Komponen Kerusakan

1 Atap

a. Penutup Atap 11 ,06% b. Rangka Atap 8,10% c. List Plank &Talang 32,83%

2 Plafon

a. Rangka Plafond 17.96% b. Penutup Plafond 41.40% c. Cat Plafond 100,00%

Menganalisa Tingkat KerusakanMenghitung Intensitas Kerusakan Komponen UTILITAS :

7. UTILITAS

b. Instalasi air hujan & pasangan beton keliling bangunan

Cara menghitung :

panjang total saluran air & pasangan beton keliling

bangunan = 9 + 10 + 9 = 28 m’

Panjang yg rusak, misal = 2,4 m’

Persentase tingkat kerusakan Saluran Air Hujan

= 2,4 / 28 x 100% = 8,57 %

9

109

2,4

Instalasi air hujan

Pasangan beton

keliling bangunan

19

Gambar 15 Menghitung Kerusakan Instalasi Air Hujan dan Beton Keliling Bangunan

Page 25: Panduan Penilaian Kerusakan Bangunan · Mengacu pada Permen PU Nomor 45 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Gedung Negara, maka yang di maksud kerusakan bangunan

21 Panduan Penilaian Kerusakan Banguna Tahun 2019

3 Dinding

a. Kolom & Ringbalk 14.81% b. Bata/Dinding Pengisi 17.05% c. Cat Dinding 100,00%

4 Pintu & Jendela

a. Kusen 28,50% b. Daun Pintu 30,00% c. Daun Jendela 20,00%

5 Lantai

a. Struktur Bawah Lantai 10.93% b. Penutup Lantai 10,93%

6 Fondasi

a. Fondasi 3.25% b. Sloof 3,00%

7 Utilitas

a. Listrik 25.00% b. Drainase Air Hujan+

Pasangan Rabat Beton Keliling Bangunan

8.57%

B. Melakukan Analisa Intensitas Kerusakan Bangunan

Setelah menghitung tingkat kerusakan sub-komponen bangunan,

perhitungan dilanjutkan dengan menghitung kerusakan komponen

bangunan. Prinsipnya adalah dengan menjumlahkan seluruh tingkat

kerusakan sub-komponen bangunan dan dianalisa untuk mendapatkan

intensitas atau tingkat kerusakan seluruh bangunan-bangunan. Analisa

intensitas kerusakan menggunakan Format A1. Sebuah format yang

disusun oleh Tim Teknis DIrektorat Jenderal PAUD dan Pendidikan

Masyarakat, Kemdikbud berdasarkan pada Rencana Anggaran Biaya

(RAB) dan prototipe rancangan ruang kelas baru (RKB) PAUD Tahun 2018.

Page 26: Panduan Penilaian Kerusakan Bangunan · Mengacu pada Permen PU Nomor 45 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Gedung Negara, maka yang di maksud kerusakan bangunan

Panduan Penilaian Kerusakan Banguna Tahun 2019

22

B.1. Mengenal Format A1.

Tabel 3

Format A1

Page 27: Panduan Penilaian Kerusakan Bangunan · Mengacu pada Permen PU Nomor 45 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Gedung Negara, maka yang di maksud kerusakan bangunan

23 Panduan Penilaian Kerusakan Banguna Tahun 2019

B.2. Menghitung Tingkat Kerusakan Bangunan.

Menghitung tingkat kerusakan bangunan menggunakan Format A1

dengan urutan sebagai berikut (lihat Tabel 4 di bawah):

(1). Isikan hasil perhitungan kerusakan Sub-Komponen

Bangunan yang sudah di hitung kedalam kolom (6).

(2). Isi kolom (7) dengan perkalian antara kolom (4) dengan

kolom (6).

(3). Jumlahkan seluruh bobot pada kolom (7), maka akan di

ketahui tingkat kerusakan bangunan ruang kelas tersebut.

PENJELASAN FORMAT A1.

Kolom (1) : Nomor Urut Kolom (2) : Komponen Bangunan, ada 7 komponen Kolom (3). : Sub-Komponen Bangunan yang dinilai intensitas kerusakannya Kolom (4) : Bobot nilai Sub-Komponen Bangunan thd. keseluruhan nilai RKB,

dalam %. Bobot nilai ini tidak boleh di rubah. Kolom (5) : Kerusakan maksimum tidak boleh melebihi 100% Kolom (6) : Kolom ini diisi berdasarkan hasil perhitungan tingkat kerusakan

Sub-Komponen dalam %

Kolom (7) : Bobot tingkat kerusakan terhadap keseluruhan bangunan, merupakan perkalian antara kolom (4) dengan kolom (6)

Page 28: Panduan Penilaian Kerusakan Bangunan · Mengacu pada Permen PU Nomor 45 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Gedung Negara, maka yang di maksud kerusakan bangunan

Panduan Penilaian Kerusakan Banguna Tahun 2019

24

Tabel 4

SIMULASI ANALISA TINGKAT KERUSAKAN

ANALISA TINGKAT KERUSAKAN BANGUNAN

Nama Bangunan: Ruang Kelas PAUD, SPNF: PAUD JAYAGIRI

Luas Total Bangunan : 64 m² Jumlah Lantai : 1 lantai Analisis Lantai Ke : Klasifikasi Bangunan : Sederhana

No Komponen Bangunan

Sub Komponen Bangunan

(%)

Bobot (%) Tingkat Kerusakan

Terhadap Bangunan

(%)

Kerusakan Maksimum

(%)

Intensitas (%)

Bobot Kerusakan

(%)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Atap 24.71% a. Penutup Atap 7.41% 100.00% 11.66% 0.86% b. Rangka Atap 14.74% 100.00% 8.10% 1.19% c. List Plank&Talang 2.57% 100.00% 32.83% 0.84%

2 Plafon 8.60% a. Rangka Plafond 4.69% 100.00% 17.96% 0.84% b. Penutup Plafond 2.43% 100.00% 41.40% 1.01% c. Cat Plafond 1.48% 100.00% 100.00% 1.48%

3 Dinding 25.74% a. Kolom&Ringbalk 6.71% 100.00% 14.81% 0.99% b. Bata/Dinding

Pengisi 15.56% 100.00% 17.05% 2.65%

c. Cat Dinding 3.47% 100.00% 100.00% 3.47%

4 Pintu&Jendela 10.42% a. Kusen 2.63% 100.00% 28.50% 0.75% b. Daun Pintu 2.78% 100.00% 30.00% 0.84% c. Daun Jendela 5.01% 100.00% 20.00% 1.00%

5 Lantai 12.70% a. Struktur Bawah

Lantai 0.99% 100.00% 10.93% 0.11%

b. Penutup Lantai 11.71% 100.00% 10.93% 1.28%

6 Fondasi 11.77% a. Fondasi 8.78% 100.00% 3.25% 0.29% b. Sloof 3.00% 100.00% 3.00% 0.09%

7 Utilitas 6.05% a. Listrik 3.92% 100.00% 25.00% 0.98% b. Drainase Air

Hujan+ Pasangan Rabat Keliling Bangunan

2.13% 100.00% 8.57% 0.18%

JUMLAH 100.00% 18.86%

NILAI TINGKAT KERUSAKAN 18.86%

Page 29: Panduan Penilaian Kerusakan Bangunan · Mengacu pada Permen PU Nomor 45 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Gedung Negara, maka yang di maksud kerusakan bangunan

25 Panduan Penilaian Kerusakan Banguna Tahun 2019

Penjumlahan seluruh kerusakan pada sub-komponen bangunan

(kolom7) adalah 18,86%, ini dibaca bahwa tingkat kerusakan

bangunan tersebut adalah 18,86%.

Selanjutnya mengacu pada Tabel 5, maka tingkat kerusakan masih

di bawah 30%, berarti bangunan ruang kelas tersebut mengalami

KERUSAKAN RINGAN

Tabel 5 TINGKAT KERUSAKAN

Mengacu Pada PermenPU No.45/2007

Tingkat Kerusakan

Rusak Ringan ≤30%

Rusak Sedang >30% - 45%

Rusak Berat >45% - 65%

Rusak Total >65%

Page 30: Panduan Penilaian Kerusakan Bangunan · Mengacu pada Permen PU Nomor 45 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Gedung Negara, maka yang di maksud kerusakan bangunan

Panduan Penilaian Kerusakan Banguna Tahun 2019

26

BAB IV SOSIALISASI, MONITORING, EVALUASI

DAN TINDAK LANJUT

A. Sosialisasi dan Pelatihan

Penyebarluasan tentang tata-cara penilaian kerusakan bangunan melalui

rapat kerja atau workshop yang diselenggarakan oleh Sekretariat dan

Direktorat di lingkungan Direktorat Jenderal PAUD dan Dikmas yang

dihadiri oleh wakil dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan wakil dari

SPNF dan PAUD dari seluruh Indonesia secara berjenjang. Format

pelatihan tidak berdiri sendiri namun embeded pada kegiatan-kegiatan

yang diadakan dengan memberikan alokasi waktu kurang lebih 90-120

menit.

B. Monitoring dan Evaluasi

Monitoring bertujuan untuk memantau kesesuaian rencana pelatihan

dengan pelaksanaanya, serta mengetahui hambatan-hambatan yang

ditemukan serta cara mengatasinya.

B.1. Monitoring

(1). Monitoring Internal SPNF dan PAUD

Pelaksanaan monitoring /supervisi yang dilakukan secara internal

oleh Pimpinan SPNF dan PAUD di daerah dengan tujuan untuk

memastikan bahwa analisis kerusakan infrastruktur dan

pengisiannya kedalam aplikasi Dapodik telah dilaksanakan sesuai

dengan panduan.

(2). Pemerintah Daerah;

Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota melalui Bidang PAUD dan

Dikmas selaku pembina, melakukan monitoring dan verifikasi secara

periodik triwulan sekali termasuk memonitor updating data kondisi

infrastruktur yang dilaporkan melalui Dapodik PAUD dan Dikmas.

(3). Direktorat Jenderal PAUD dan Dikmas;

Pemerintah Pusat melalui Sekretariat Direktorat Jenderal dan

Direktorat di lingkungan Ditjen PAUD dan Dikmas (Dit. Bindiktara,

Dit, PPAUD, Dit. PKP, serta dan UPT Pusat yang ada di daerah)

melakukan monitoring dan supervisi untuk memastikan bahwa

pendataan dan penilaian kondisi bangunan telah dilaksanakan

sesuai Panduan yang telah disediakan.

Page 31: Panduan Penilaian Kerusakan Bangunan · Mengacu pada Permen PU Nomor 45 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Gedung Negara, maka yang di maksud kerusakan bangunan

27 Panduan Penilaian Kerusakan Banguna Tahun 2019

B.2. Evaluasi

Evaluasi perlu dilakukan untuk mengetahui keefektifan pencapaian

tujuan pelenggaraan kegiatan ini untuk perbaikan atau penyesuaian

atas upaya Direktorat Jenderal PAUD dan Dikmas pada beberapa

hal antara lain:

(1). Pemahaman warga SPNF dan PAUD tentang intensitas

kerusakan bangunan/ruang mengacu pada peraturan

perundang-undangan yang belaku;

(2). Kemampuan institusi SPNF dan PAUD dalam mengisi seluruh

agregat data termasuk data infrastruktur pada aplikasi

Dapodik secara benar dan obyektif.

(3). Meningkatnya kelengkapan dan reliabilitas Dapodik PAUD

dan Dikmas untuk menjadi landasan perencanaan dan

evaluasi program kependidikan di lingkungan Direktorat

Jenderal PAUD dan Dikmas yang semakin reliable dan

operasional

C. Tindak Lanjut

Program tindak lanjut diperlukan untuk menindaklanjuti hasil monitoring

dan evaluasi demi mendapatkan Dapodik yang cepat, lengkap, valid,

akuntabel dan kekinian, sehingga dapat menjamin proses perencanaan,

pelaksanaan, pelaporan, serta evaluasi kinerja program-program di

lingkungan Ditjen PAUD dan Dikmas dapat dilaksanakan lebih terukur,

tepat sasaran, dan berkelanjutan.

Page 32: Panduan Penilaian Kerusakan Bangunan · Mengacu pada Permen PU Nomor 45 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Gedung Negara, maka yang di maksud kerusakan bangunan

Panduan Penilaian Kerusakan Banguna Tahun 2019

28