panduan pengguna kode global who tentang...

40
ORGANISASI KESEHATAN DUNIA (WHO) PANDUAN PENGGUNA KODE GLOBAL WHO TENTANG PRAKTIK REKRUTMEN TENAGA KESEHATAN INTERNASIONAL

Upload: lyhanh

Post on 01-Feb-2018

217 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: PANDUAN PENGGUNA KODE GLOBAL WHO TENTANG …observatorisdmkindonesia.org/wp-content/uploads/2014/08/127294716... · kesehatan dan migrasi, demikian juga dengan data dari sistem informasi

ORGANISASI KESEHATAN DUNIA (WHO)

PANDUAN PENGGUNA

KODE GLOBAL WHO TENTANG PRAKTIK REKRUTMEN TENAGA KESEHATAN

INTERNASIONAL

Page 2: PANDUAN PENGGUNA KODE GLOBAL WHO TENTANG …observatorisdmkindonesia.org/wp-content/uploads/2014/08/127294716... · kesehatan dan migrasi, demikian juga dengan data dari sistem informasi

WHO/HSS/HRH/HMR/2010.2

PANDUAN PENGGUNA

KODE GLOBAL WHO TENTANG PRAKTIK REKRUTMEN TENAGA KESEHATAN

INTERNASIONAL

ORGANISASI KESEHATAN DUNIA (WHO)

Page 3: PANDUAN PENGGUNA KODE GLOBAL WHO TENTANG …observatorisdmkindonesia.org/wp-content/uploads/2014/08/127294716... · kesehatan dan migrasi, demikian juga dengan data dari sistem informasi
Page 4: PANDUAN PENGGUNA KODE GLOBAL WHO TENTANG …observatorisdmkindonesia.org/wp-content/uploads/2014/08/127294716... · kesehatan dan migrasi, demikian juga dengan data dari sistem informasi

Daftar Isi

Pratinjau Kode Global WHO Tentang Praktik Rekrutmen Tenaga Kesehatan

Internasional ...................................................................................................................... 1

Pendahuluan ...................................................................................................................... 3

Prinsip-prinsip Panduan dan Rekomendasi Utama - Semangat Kode WHO............. 7

1. Etik Rekrutmen Internasional ......................................................................................... 8

2. Pengembangan Tenaga Kerja Kesehatan dan Sistem Kesehatan Berkelanjutan ............ 9

3. Perlakuan Adil Terhadap Tenaga Kesehatan Migran ..................................................... 10

4. Kerjasama Internasional.................................................................................................. 11

5. Dukungan Terhadap Negara-negara Berkembang .......................................................... 11

6. Pengumpulan Data .......................................................................................................... 12

7. Pertukaran Informasi ....................................................................................................... 12

Pertanyaan penting terkait kode WHO .......................................................................... 13

Apa arti kode praktik? ........................................................................................................ 13

Mengapa kode WHO .......................................................................................................... 14

Apa makna politik dan hukum dari kode WHO ................................................................. 14

Apa manfaat dari kode WHO ............................................................................................. 14

Bagaimana kode WHO dilaksanakan dan oleh siapa? ........................................................ 16

Bagaimana pemantauan pelaksanaan kode WHO?............................................................. 19

Apa tujuan dari pedoman kumpulan data minimum, pertukaran informasi dan pelaporan

terhadap pelaksanaan kode WHO? ..................................................................................... 20

Dapatkah kode WHO direvisi? ........................................................................................... 20

Bacaan lebih lanjut ........................................................................................................... 21

Lampiran – Resolusi Majelis Kesehatan Dunia WHA63.16 dan adopsi Kode Global WHO

Tentang Praktik Rekrutmen Tenaga Kesehatan Internasional ............................................ 22

Kontak untuk informasi lebih lanjut .............................................................................. 34

Page 5: PANDUAN PENGGUNA KODE GLOBAL WHO TENTANG …observatorisdmkindonesia.org/wp-content/uploads/2014/08/127294716... · kesehatan dan migrasi, demikian juga dengan data dari sistem informasi

Kotak

Kotak No 1:

Migrasi tenaga kesehatan dan krisis global tenaga kesehatan

Kotak No 2: Sejarah kode WHO

Kotak No 3: Rekomendasi kebijakan global WHO untuk meningkatkan akses tenaga

kesehatan di daerah pedesaan dan terpencil melalui peningkatan retensi

Kotak No 4: Tinjauan beberapa kode praktik yang ada terkait migrasi tenaga

kesehatan

Kotak No 5: Jadwal pelaporan oleh Negara-negara Anggota dan Direktur Jenderal

Page 6: PANDUAN PENGGUNA KODE GLOBAL WHO TENTANG …observatorisdmkindonesia.org/wp-content/uploads/2014/08/127294716... · kesehatan dan migrasi, demikian juga dengan data dari sistem informasi

1

PRATINJAU KODE GLOBAL WHO TENTANG PRAKTIK REKRUTMEN

TENAGA KESEHATAN INTERNASIONAL 1

1. Tujuan

Kode ini bertujuan untuk menciptakan dan mendorong prinsip-prinsip sukarela dan

etik praktik rekrutmen tenaga kesehatan internasional dan sebagai referensi untuk

semua Negara Anggota.

2. Ruang Lingkup

Kode ini memiliki ruang lingkup global dan ditetapkan untuk acuan bagi pemerintah

dari semua Negara Anggota dan stakeholder yang tertarik dalam hal rekrutmen tenaga

kesehatan internasional.

3. Etik rekrutmen internasional

Kode tidak menyarankan rekrutmen aktif tenaga kesehatan dari negara berkembang

yang mengalami kekurangan tenaga kesehatan.

4. Perlakuan adil terhadap migran tenaga kesehatan

Kode menekankan pentingnya perlakuan yang setara terhadap tenaga kesehatan

migran dan tenaga kesehatan terlatih dalam negeri.

5. Pengembangan tenaga kesehatan dan keberlanjutan sistem kesehatan

Tiap negara harus mengimplementasikan perencanaan tenaga kesehatan, pendidikan,

pelatihan dan strategi retensi yang efektif untuk mempertahankan tenaga kesehatan

yang sesuai dengan kondisi khusus dari tiap negara dan mengurangi kebutuhan untuk

merekrut tenaga kesehatan migran.

6. Kerjasama internasional

Kode mendorong kolaborasi antara negara-negara tujuan dan pengirim sehingga

keduanya dapat menerima manfaat dari migrasi tenaga kesehatan internasional.

1 Kode global WHO Praktik Rekrutmen Tenaga Kesehatan Internasional selanjutnya disebut dengan “Kode

WHO” atau “Kode”.

Page 7: PANDUAN PENGGUNA KODE GLOBAL WHO TENTANG …observatorisdmkindonesia.org/wp-content/uploads/2014/08/127294716... · kesehatan dan migrasi, demikian juga dengan data dari sistem informasi

2

7. Dukungan Terhadap negara berkembang

Negara-negara anggota disarankan untuk meyediakan bantuan teknis dan dukungan

finansial terhadap negara-negara berkembang atau negara-negara yang

perekonomiannya dalam masa transisi serta mengalami krisis tenaga kesehatan.

8. Pengumpulan data

Negara-negara anggota disarankan untuk memperkuat atau menciptakan sistem

informasi tenaga kesehatan, meliputi informasi tentang migrasi tenaga kesehatan,

dengan tujuan mengumpulkan, menganalisis dan menerjemahkan data ke dalam

perencanaan dan kebijakan tenaga kesehatan yang efektif.

9. Pertukaran informasi

Negara-negara anggota seharusnya secara periodik mengumpulkan dan melaporkan

data kepada Sekretariat WHO terkait regulasi dan undang-undang rekrutmen tenaga

kesehatan dan migrasi, demikian juga dengan data dari sistem informasi tenaga

kesehatan. Negara-negara anggota disarankan untuk meningkatkan pertukaran

informasi terkait migrasi tenaga kesehatan internasional dan sistem kesehatan baik

internasional dan nasional.

10. Implementasi kode

Untuk tujuan komunikasi internasional, tiap negara anggota seharusnya, sebagaimana

mestinya, menunjuk otoritas nasional yang bertanggungjawab terhadap pertukaran

informasi mengenai migrasi tenaga kesehatan dan implementasi kode.

11. Monitoring dari implementasi kode

Negara-negara Anggota disarankan bekerjasama dengan semua stakeholder dalam

mengimplementasikan kode. Semua pihak harus berusaha bekerja secara individu dan

kolektif untuk mencapai tujuan kode.

12. Monitoring proses implementasi

Dengan dasar untuk mengimplementasikan kode, Negara-negara Anggota dianjurkan

secara periodik melaporkan tindakan yang telah dilakukan, hasil yang dicapai,

kendala yang dihadapi dan nilai yang dipelajari kepada Sekretariat WHO. Direktur

Jenderal WHO akan melaporkan secara bertahap kepada Majelis Kesehatan Dunia

terkait keefektifan kode dalam mencapai tujuan yang telah disepakati dan membuat

saran untuk perbaikan.

Page 8: PANDUAN PENGGUNA KODE GLOBAL WHO TENTANG …observatorisdmkindonesia.org/wp-content/uploads/2014/08/127294716... · kesehatan dan migrasi, demikian juga dengan data dari sistem informasi

3

Pendahuluan

Pencapaian tujuan Millenium Development Goals (MDGs) yang terkait kesehatan akan sangat

sulit apabila tanpa staf yang cukup dan kompeten dalam sistem kesehatan nasional.

Meskipun demikian, 57 negara masih mengalami krisis tenaga kesehatan yang terlatih. Satu

alasan dibalik kekurangan ini adalah tenaga kesehatan meninggalkan daerahnya untuk

mencari peluang karir dan kondisi hidup yang lebih baik di tempat lain. Terkadang hal ini

berarti meninggalkan daerah terpencil dan tertinggal untuk pergi ke daerah perkotaan.

Kadang hal ini dimaknai dengan migrasi ke luar negeri. Memang, jumlah tenaga kesehatan

yang bermigrasi meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir dan pola migrasi

menjadi sangat kompleks serta melibatkan banyak negara (lihat kotak 1 dibawah). Semua

negara dapat dipengaruhi oleh migrasi nasional dan internasional dari tenaga kesehatannya,

khususnya akan menjadi tantangan tersendiri bagi negara yang memiliki sistem kesehatan

rapuh.

KOTAK No 1

Migrasi Tenaga Kesehatan dan krisis global tenaga kesehatan

Jumlah tenaga kesehatan yang bermigrasi telah meningkat signifikan dalam dekade terakhir.

Pola migrasi juga menjadi semakin komplek dan melibatkan banyak negara. Migrasi di antara

negara maju telah dikelola dengan baik dan migrasi di antara negara berkembang semakin

meningkat. Migrasi dari negara berkembang ke negara maju inilah yang menjadi perhatian

dunia. Hal ini disebabkan karena jumlah tenaga kesehatan yang terlibat, dan dampak terhadap

sistem kesehatan di negara dari mana asal mereka bermigrasi.

Peningkatan kesenjangan akses terhadap layanan kesehatan dapat disebabkan oleh mobilitas

ini. Laporan Organisasi Kesehatan Dunia 2006 menyoroti kekurangan global dari hampir 4.3

juta tenaga kesehatan dan mengidentifikasi 57 negara. Sebagian besar berada di Afrika dan

Asia, menghadapi kekurangan tenaga kesehatan yang parah. Meningkatnya migrasi

memperburuk kekurangan ini.

Page 9: PANDUAN PENGGUNA KODE GLOBAL WHO TENTANG …observatorisdmkindonesia.org/wp-content/uploads/2014/08/127294716... · kesehatan dan migrasi, demikian juga dengan data dari sistem informasi

4

Tenaga kesehatan bermigrasi untuk alasan yang sama dengan pekerja lain yang bermigrasi:

mereka pergi untuk mencari peluang pekerjaan dan kondisi hidup yang lebih baik. Negara-

negara berkembang kehilangan banyak tenaga kesehatan yang memiliki kualifikasi melalui

migrasi karena “faktor pendorong” seperti kondisi kerja yang tidak memuaskan, gaji rendah,

prospek karir tidak bagus, pertimbangan keamanan, dan lemahnya manajemen dan dukungan.

Berdasarkan Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), di beberapa

negara berkembang, lebih dari 50% tenaga kesehatan yang terlatih memilih untuk bermigrasi

karena kesempatan kerja yang lebih baik di luar negeri.

Pada saat yang sama, negara maju berjuang untuk memenuhi permintaan populasi lansia dan

perubahan kebutuhan kesehatan, terutama peningkatan kebutuhan perawatan kronis. Dengan

jumlah lowongan pekerjaan yang tinggi dan tingkat produksi domestik yang lebih rendah

dibandingkan permintaan di beberapa negara, negara maju ini memerlukan jumlah yang

banyak dari tenaga kesehatan migran untuk memberikan pelayanan kepada populasi yang

membutuhkan. Dalam negara-negara anggota OECD, sekitar 20% dokter dilahirkan di luar

negeri.

Namun, migrasi tenaga kesehatan juga memiliki pengaruh positif. Sebagai contoh, migrasi

dapat menawarkan kesempatan yang baru bagi tenaga kesehatan profesional. Tenaga

kesehatan yang kembali ke negara asalnya membawa keterampilan dan keahlian yang mereka

dapatkan selama di luar negeri. Migrasi juga mendorong pengiriman uang yang signifikan

(uang yang dikirim kembali ke negara asal oleh pekerja migran) ke beberapa negara

berkembang dan oleh sebab itu berhubungan dengan penurunan kemiskinan bagi keluarga

tenaga kesehatan yang bermigrasi.

Meskipun demikian, pengaruh negatif dari migrasi tenaga kesehatan telah mendominasi

dalam beberapa tahun terakhir, khususnya bagi negara-negara dengan sistem kesehatan yang

rapuh.

Dalam rangka memberikan respon global untuk masalah migrasi tenaga kesehatan, Majelis

Tenaga Kesehatan tahun 2004 meminta WHO untuk mengembangkan kode

Page 10: PANDUAN PENGGUNA KODE GLOBAL WHO TENTANG …observatorisdmkindonesia.org/wp-content/uploads/2014/08/127294716... · kesehatan dan migrasi, demikian juga dengan data dari sistem informasi

5

praktik rekrutmen tenaga kesehatan internasional 2

. Sebagai tanggapan, sekretariat WHO

memulai program kerja dan proses konsultasi global untuk menghasilkan rancangan kode.

Setelah diskusi di forum nasional dan internasional, serta komentar yang diterima melalui uji

publik yang berbasis web, kode global WHO tentang praktik rekrutmen tenaga kesehatan

internasional diadopsi oleh 193 negara anggota dari Majelis Tenaga Kesehatan ke-63 pada

tanggal 21 Mei 2010 (Kotak 2 memberikan rincian lebih lanjut).

Ini adalah kedua kalinya dalam sejarah Organisasi bahwa Negara Anggota WHO telah

menggunakan kewenangan konstitusional Organisasi untuk mengembangkan kode, kode

lainnya yang telah disepakati adalah Kode Internasional Pemasaran Pengganti ASI pada

tahun 1981. Kode ini bertujuan untuk membangun dan mempromosikan prinsip-prinsip

sukarela dan etik tentang praktik rekrutmen tenaga kesehatan internasional dan memfasilitasi

penguatan sistem kesehatan. Kode ini dirancang oleh Negara-negara Anggota untuk

memfasilitasi kerangka kerja dinamis dan dialog global berkelanjutan serta kerjasama.

Panduan Pengguna ini bertujuan untuk memberikan gambaran singkat dari Kode dan untuk

membantu pembaca memahami isinya. Panduan menjelaskan konteks yang telah

dikembangkan dan mendesiminasikan pesan utamanya. Panduan menargetkan seluruh

stakeholder yang peduli atau tertarik dengan rekrutmen tenaga kesehatan internasional.

Panduan ini memberikan pendahuluan yang mudah dipahami, pembaca disarankan untuk

merujuk pada Kode itu sendiri yang terlampir pada dokumen ini untuk pemahaman yang

lebih lengkap dari rekomendasi-rekomendasi yang diberikan.

"Anda telah mencapai kesepakatan pada beberapa poin yang sangat penting yang

merupakan hadiah nyata untuk kesehatan masyarakat, di seluruh dunia. Terima

kasih untuk upaya yang luar biasa ini, kita sekarang memiliki Kode Praktik

Rekrutmen Tenaga Kesehatan Internasional."

Dr. Margaret Chan, Direktur Jenderal WHO, kata penutup kepada Negara Anggota di

Majelis Kesehatan Dunia ke-63, 21 Mei 2010

2 Resolusi WHA 57.19 tentang migrasi internasional tenaga kesehatan, disahkan oleh Majelis Tenaga Kesehatan

ke 57 tahun 2004, menyatakan:<<telah dipahami bahwa, didalam sistem Perserikatan Bangsa-bangsa, pernyataan ‘kode praktik’ merujuk pada instrumen yang tidak terikat hukum>>.

Page 11: PANDUAN PENGGUNA KODE GLOBAL WHO TENTANG …observatorisdmkindonesia.org/wp-content/uploads/2014/08/127294716... · kesehatan dan migrasi, demikian juga dengan data dari sistem informasi

6

KOTAK No 2

Sejarah Kode WHO

Pada bulan Mei 2004, Majelis Kesehatan Dunia mengadopsi resolusi WHA57.19, meminta

WHO untuk mengembangkan, dalam konsultasi dengan negara-negara anggota dan semua

mitra yang relevan, kode praktik rekrutmen tenaga kesehatan internasional. Sekretariat WHO

menanggapi dengan mengembangkan program yang komprehensif mengenai isu migrasi

tenaga kesehatan dan melaksanakan proses konsultasi global untuk menghasilkan rancangan

kode praktik.

Rancangan pertama dari kode selesai pada Agustus 2008. Hal ini berdasarkan masukan yang

diterima pada beberapa forum global, termasuk Forum Global Pertama tentang Sumber Daya

Manusia untuk Kesehatan yang diadakan di Kampala, Uganda pada Maret 2008 dan KTT G8

diselenggarakan di Toyako, Jepang pada bulan Juli 2008. Pada bulan September 2008,

Sekretariat melaksanakan audiensi publik global yang berbasis web mengenai rancangan

pertama dari kode selama lima minggu. Sekretariat kemudian menyiapkan rancangan revisi

kode praktik, dengan mempertimbangkan komentar yang diterima selama audiensi.

Sekretariat WHO menyajikan rancangan kode praktik dan laporan kemajuan ke sesi Dewan

Eksekutif ke-124 pada bulan Januari 2009. Dewan sepakat bahwa konsultasi lebih dalam dan

partisipasi Negara Anggota sangat penting untuk menyelesaikan dan mengadopsi kode.

Serangkaian pertemuan nasional, regional dan internasional telah diadakan untuk membahas

masalah yang berkaitan dengan kode dalam persiapan sesi Komite Regional WHO pada

musim gugur tahun itu. Sementara itu, negara-negara G8 dalam pertemuan di L'Aquila, Italia

dan Deklarasi Menteri pada pertemuan 2009 dari Dewan Ekonomi dan Sosial PBB mendesak

WHO untuk menyelesaikan kode praktik.

Pada bulan Januari 2010 Dewan Eksekutif ke-126 setuju untuk menyerahkan rancangan

terbaru dari kode untuk dikonsultasikan pada Majelis Kesehatan Dunia. Kode Global WHO

Praktik Rektrutmen Tenaga Kesehatan Internasional akhirnya diadopsi oleh ke-semua 193

negara anggota dari Majelis Kesehatan Dunia ke-63 pada tanggal 21 Mei 2010.

Page 12: PANDUAN PENGGUNA KODE GLOBAL WHO TENTANG …observatorisdmkindonesia.org/wp-content/uploads/2014/08/127294716... · kesehatan dan migrasi, demikian juga dengan data dari sistem informasi

7

"Persetujuan Majelis Kesehatan Dunia tentang Kode Praktik merupakan langkah

bersejarah bagi masa depan baik dalam melindungi hak-hak tenaga kesehatan

migran dan sebagai upaya mengatasi kekurangan tenaga kesehatan profesional

yang terlatih di negara berkembang."

Mary Robinson, Presiden Penyadaran Hak: Inisiatif Etik Globalisasi dan

Ketua Migrasi Tenaga Kesehatan Dewan Penasehat Kebijakan Global

Prinsip-prinsip Panduan dan rekomendasi utama - semangat Kode WHO

Bagian ini memberikan gambaran tentang rekomendasi utama Kode untuk negara-negara

anggota dan pemangku kepentingan lainnya. Bagian ini berfokus pada isi dan konsep

rekomendasi. Informasi tentang pelaksanaan dan pemantauan dapat dibaca di halaman

berikutnya. Pembaca yang ingin mengetahui lebih dalam tentang rekomendasi secara

keseluruhan disarankan untuk merujuk pada bacaan lengkap dari Kode, yang memiliki

informasi lebih rinci tentang apa yang diuraikan di sini.

Rekomendasi yang tercantum dalam Kode didasarkan pada beberapa prinsip utama yang

berguna untuk diingat ketika membaca dokumen ini.

Pertama, Kode didasarkan pada hak semua orang untuk memperoleh standar kesehatan

tertinggi 3

. Dalam hal ini, ketersediaan dan akses yang merata terhadap petugas kesehatan

merupakan hal yang sangat penting bagi pemenuhan hak atas kesehatan, baik di negara-

negara tujuan maupun pengirim.

Kedua, hal ini menghormati hak setiap individu, termasuk tenaga kesehatan, untuk keluar

dari suatu negara4, dan untuk bermigrasi ke negara lain yang mengakui dan mempekerjakan

mereka. Ini berarti bahwa Kode ini tidak bertujuan untuk menghentikan migrasi, melainkan

mencoba untuk mengatasi beberapa aspek migrasi tenaga kerja kesehatan yang mungkin

memiliki

3 Pembukaan konstitusi WHO dan pasal 12 dari Konvensi Internasional Hak-hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya

(ICESCR). 4 Pasal 13 Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia dan Pasal 12 Konvensi Internasional Hak-hak Masyarakat dan Politik.

Page 13: PANDUAN PENGGUNA KODE GLOBAL WHO TENTANG …observatorisdmkindonesia.org/wp-content/uploads/2014/08/127294716... · kesehatan dan migrasi, demikian juga dengan data dari sistem informasi

8

dampak yang merugikan, khususnya bagi negara-negara pengirim. Telah disarankan bahwa

migrasi internasional tenaga kesehatan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan

dan penguatan sistem kesehatan global jika rekrutmennya dikelola dengan benar dan etis.

Manajemen migrasi harus bertujuan untuk mengurangi dampak negatif dan memaksimalkan

dampak positif terhadap sistem kesehatan, khususnya di negara-negara pengirim.

Ketiga, Kode mengadopsi pendekatan yang komprehensif, mempertimbangkan beberapa

sebab mendasar dari migrasi serta masalah-masalah yang berkaitan dengan sistem kesehatan

yang berkelanjutan.

Akhirnya, Kode mempertimbangkan kebutuhan dan keadaan khusus dari negara-negara,

terutama negara berkembang dan negara dengan ekonomi dalam masa transisi, yang sangat

rentan terhadap fluktuasi jumlah tenaga kerja kesehatan. Kode membuat beberapa ketentuan

yang berbeda untuk rekrutmen tenaga kesehatan di negara-negara yang rentan.

Beberapa rekomendasi utama dari Kode dijabarkan dalam tujuh poin berikut.

1. Etik rekrutmen internasional

Rekrutmen tenaga kesehatan dari negara-negara berkembang yang mengalami kekurangan

tenaga kesehatan mengurangi akses ke pelayanan kesehatan di negara tersebut, dan

memperlebar kesenjangan antara kaya dan miskin serta antara penduduk perkotaan dan

pedesaan. Oleh sebab itu Kode menetapkan rekomendasi mengenai etik rekrutmen tenaga

kesehatan internasional. Secara khusus, Kode menjelaskan bahwa rekrutmen aktif dari tenaga

kesehatan internasional di negara-negara berkembang yang menghadapi kekurangan atau

krisis tenaga kesehatan tidak disarankan (Pasal 5.15) dan bahwa tanggung jawab hukum yang

berlaku dari tenaga kesehatan terhadap sistem kesehatan negara mereka sendiri harus

dipertimbangkan ketika merekrut (Pasal 4.2).

5 Semua rujukan dari pasal yang ada di dokumen ini merujuk pada pasal dalam Kode Global WHO Tentang

Praktik Rekrutmen Tenaga Kesehatan Internasional. Kode juga disertakan dalam Panduan Pengguna sebagai lampiran.

Page 14: PANDUAN PENGGUNA KODE GLOBAL WHO TENTANG …observatorisdmkindonesia.org/wp-content/uploads/2014/08/127294716... · kesehatan dan migrasi, demikian juga dengan data dari sistem informasi

9

Berbagai rekomendasi untuk etik rekrutmen internasional ditujukan bagi keduanya yaitu bagi

para pembuat kebijakan yang dapat memonitor rekrutmen internasional dan untuk setiap

stakeholder yang terlibat dalam setiap kegiatan rekrutmen, seperti pemberi kerja dan agen

perekrutan.

2. Pengembangan tenaga kerja kesehatan dan sistem kesehatan berkelanjutan

Kode ini juga bertujuan untuk mengatasi beberapa penyebab migrasi dengan rekomendasi

yang berkaitan dengan pengembangan tenaga kerja kesehatan dan sistem kesehatan

berkelanjutan. Secara khusus, Kode menyatakan bahwa tenaga kerja kesehatan yang sesuai

harus dididik, dipertahankan dan berkelanjutan untuk kondisi khusus masing-masing negara,

termasuk area dengan kebutuhan tenaga terbesar, dan bahwa semua negara anggota harus

berusaha untuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan mereka sendiri terkait sumber daya

manusia untuk kesehatan (Pasal 5.4). Memperluas pendidikan dan pelatihan, meningkatkan

retensi dan mengurangi ketidakseimbangan geografis oleh sebab itu disarankan sebagai area

intervensi kunci untuk sistem kesehatan yang berkelanjutan (lihat Kotak 3). Secara

keseluruhan, Kode menghargai tenaga kesehatan dan mengakui perannya sistem kesehatan

yang berkelanjutan.

Kotak No 3

Rekomendasi kebijakan global WHO untuk meningkatkan akses tenaga kesehatan di

daerah pedesaan dan terpencil melalui peningkatan retensi.

Salah satu tantangan yang paling kompleks bagi para pembuat kebijakan adalah untuk

memastikan bahwa orang yang tinggal di daerah pedesaan dan terpencil memiliki akses ke

tenaga kesehatan terlatih. Meskipun sekitar setengah penduduk dunia saat ini tinggal di

daerah pedesaan, daerah ini hanya dilayani oleh 38% dari keseluruhan jumlah tenaga

keperawatan dan kurang dari seperempatnya dari keseluruhan jumlah dokter6.

Pada tahun 2004 dan 2006, Resolusi WHO tentang migrasi (WHA57.19) dan peningkatan

skala cepat dari tenaga kesehatan (WHA59.23) meminta negara-negara anggota untuk

dimasukkan ke dalam mekanisme yang bertujuan untuk meningkatkan retensi tenaga

kesehatan. Pada tahun 2008, Deklarasi Kampala dan Agenda Aksi Global

6 Laporan Organisasi Kesehatan Dunia tahun 2006: bekerja bersama untuk kesehatan. Geneva, Organisasi

Kesehatan Dunia, 2006; prospek urbanisasi dunia: Revisi database penduduk. New York, NY, Departemen Hubungan Sosial dan Ekonomi Perserikatan Bangsa-bangsa, 2008 (http://esa.un.org/unup).

Page 15: PANDUAN PENGGUNA KODE GLOBAL WHO TENTANG …observatorisdmkindonesia.org/wp-content/uploads/2014/08/127294716... · kesehatan dan migrasi, demikian juga dengan data dari sistem informasi

10

meminta pemerintah untuk "menjamin insentif yang memadai dan memfasilitasi lingkungan

kerja yang aman bagi retensi dan pemerataan tenaga kesehatan yang efektif ".

Pada bulan Juli 2010, WHO mengeluarkan serangkaian Rekomendasi Kebijakan Global

dengan sejumlah aksi yang berhubungan dengan pendidikan, regulasi, insentif keuangan, dan

dukungan personal serta profesional. Berdasarkan bukti yang ada dan pengalaman negara

lain, intervensi yang disarankan meliputi perbaikan cara seleksi calon siswa dan dididik untuk

lebih difokuskan pada kondisi pedesaan, menghasilkan berbagai kategori tenaga kesehatan,

dan menciptakan lingkungan kerja serta kondisi hidup yang lebih baik. Dokumen tersebut

juga mencakup panduan untuk membantu para pembuat kebijakan memilih intervensi yang

paling tepat berdasarkan konteks mereka dan memberikan petunjuk tentang bagaimana

menerapkan, memantau dan mengevaluasi dampaknya dari waktu ke waktu.

Rekomendasi berbasis bukti berhubungan dengan mobilitas tenaga kesehatan dalam batas-

batas negara dan fokus pada strategi untuk meningkatkan ketersediaan tenaga kesehatan di

daerah pedesaan dan terpencil melalui peningkatan minat, rekrutmen dan retensi. Dengan

demikian, strategi ini harus dipandang sebagai pelengkap dalam Kode Global WHO terkait

Praktik Rekrutmen Tenaga Kesehatan Internasional.

Pustaka:

Deklarasi Kampala dan Agenda Aksi Global. Forum Global Sumber Daya manusia untuk Kesehatan,

Aliansi Sumber Daya Manusia Kesehatan Global, Kampala, Uganda, 7 Maret 2008.

Rekomendasi kebijakan global untuk meningkatkan akses tenaga kesehatan di daerah pedesaan dan

terpencil melalui peningkatan retensi. Geneva, WHO, 2010.

3. Perlakuan adil terhadap tenaga kesehatan migran

Kode mengambil pandangan holistik terhadap rekrutmen tenaga kerja kesehatan. Oleh sebab

itu Kode tidak hanya mempertimbangkan konsekuensi dari migrasi tenaga kerja kesehatan di

negara pengirim, tetapi juga hak dan perlakuan terhadap migran tenaga kesehatan itu sendiri.

Page 16: PANDUAN PENGGUNA KODE GLOBAL WHO TENTANG …observatorisdmkindonesia.org/wp-content/uploads/2014/08/127294716... · kesehatan dan migrasi, demikian juga dengan data dari sistem informasi

11

Kode memberikan rekomendasi untuk proses rekrutmen yang menyatakan bahwa tenaga

kesehatan harus memiliki kesempatan untuk menilai manfaat dan risiko yang terkait dengan

posisi pekerjaan dan membuat keputusan sesuai dengan waktu yang ditentukan (Pasal 4.3).

Hal ini juga mendorong prinsip perlakuan yang sama terhadap migran dan tenaga kesehatan

domestik. Hal ini sangat penting dalam kaitannya dengan kondisi rekrutmen, promosi, dan

remunerasi (Pasal 4.4), menjamin pemenuhan hak dan tanggung jawab hukum (Pasal 4.5)

serta memberikan kesempatan dan insentif untuk memperkuat pendidikan profesional,

kualifikasi dan pengembangan karir (Pasal 4.6).

4. Kerjasama Internasional

Kode ini bertujuan baik untuk mengurangi dampak negatif dari migrasi tenaga kesehatan dan

untuk memaksimalkan pengaruh positif pada sistem kesehatan negara-negara pengirim (Pasal

3.2).

Untuk itu, negara tujuan didorong untuk berkolaborasi dengan negara-negara pengirim

sehingga keduanya dapat memperoleh manfaat dari migrasi tenaga kesehatan internasional

(Pasal 5.1). Hal ini dapat dipandang sebagai prinsip manfaat yang saling menguntungkan.

Misalnya, Kode mengusulkan penyelenggaraan rekrutmen tenaga kesehatan internasional

melalui jalur bilateral atau multilateral. Pengaturan tersebut dapat mencakup langkah-langkah

yang memungkinkan negara-negara sumber juga mendapatkan manfaat dari rekrutmen

internasional, misalnya melalui dukungan untuk pelatihan, akses ke pelatihan spesialisasi,

transfer teknologi dan keterampilan serta dukungan terhadap migrasi balik, secara permanen

atau temporer (Pasal 5.2). Sejalan dengan hal ini, Kode mendorong migrasi balik tenaga

kesehatan, sehingga keterampilan dan pengetahuan dapat dicapai untuk kepentingan baik

negara sumber dan tujuan (Pasal 3.8).

5. Dukungan terhadap negara-negara berkembang

Sejalan dengan prinsip etik rekrutmen internasional, Kode membahas pentingnya

memperhatikan kebutuhan dan keadaan khusus dari negara-negara, khususnya negara

berkembang dan negara dengan ekonomi dalam masa transisi, terutama dampak merugikan

dari praktik rekrutmen aktif terhadap sistem kesehatan negara sumber.

Page 17: PANDUAN PENGGUNA KODE GLOBAL WHO TENTANG …observatorisdmkindonesia.org/wp-content/uploads/2014/08/127294716... · kesehatan dan migrasi, demikian juga dengan data dari sistem informasi

12

Sementara itu, negara-negara anggota, organisasi internasional, lembaga donor internasional,

lembaga keuangan dan pembangunan serta organisasi terkait lainnya didorong untuk

memberikan bantuan teknis dan dukungan keuangan untuk negara-negara berkembang yang

mengalami krisis kekurangan tenaga kerja kesehatan, untuk membantu implementasi Kode

(Pasal 10.2 dan 10.3).

6. Pengumpulan data

Kebijakan yang efektif untuk mengatasi tekanan, tren dan dampak dari migrasi tenaga kerja

kesehatan perlu didasarkan pada data yang berbasis bukti. Meski informasi mengenai migrasi

tenaga kerja kesehatan lebih banyak tersedia, pengetahuan tentang arus migrasi internasional

masih jauh dari yang diharapkan. Kode ini menekankan perlunya data nasional dan

internasional serta penelitian yang efektif. Kode menyoroti kebutuhan untuk berbagi

informasi tentang rekrutmen tenaga kesehatan internasional untuk mencapai tujuan Kode

(Pasal 3.7). Oleh karena itu Negara Anggota didorong untuk membangun atau memperkuat

sistem informasi tenaga kesehatan, termasuk migrasi tenaga kesehatan (Pasal 6.2), serta

program-program penelitian di bidang migrasi tenaga kesehatan (Pasal 6.3), dan untuk

menerjemahkan data ke dalam perencanaan dan kebijakan tenaga kerja kesehatan yang

efektif. Kode ini juga mendorong WHO, bekerja sama dengan organisasi-organisasi

internasional yang relevan dan Negara-negara Anggota, agar dapat dibandingkan data dan

reliabilitasnya (Pasal 6.4).

"Jika kita bertanya kepada diri sendiri apa sebenarnya makna dari Kode ini, Kode

menciptakan sistem informasi dan data berbasis bukti yang dapat memfasilitasi

keputusan kebijakan di masa mendatang yang bisa melampaui jangkauan sifat

sukarela dari Kode WHO."

Dr Fransisco Campos, Sekretaris Tenaga Kerja dan Manajemen Pendidikan Kesehatan, Departemen Kesehatan, Brasil

7. Pertukaran informasi

Mekanisme untuk pertukaran informasi yang berkaitan dengan migrasi tenaga kesehatan

merupakan komponen penting dari Kode.

Page 18: PANDUAN PENGGUNA KODE GLOBAL WHO TENTANG …observatorisdmkindonesia.org/wp-content/uploads/2014/08/127294716... · kesehatan dan migrasi, demikian juga dengan data dari sistem informasi

13

Negara anggota didorong untuk mempromosikan pertukaran informasi nasional dan

internasional dan berbagi informasi dengan WHO. Menurut Pasal 7.2 (c), Negara-negara

Anggota didorong untuk mengumpulkan dan memberikan informasi kualitatif dan kuantitatif

terkait tenaga kesehatan. Setelah berkonsultasi dengan Negara Anggota, WHO akan

mengembangkan pedoman kumpulan data minimum guna mendukung pemantauan migrasi

tenaga kesehatan internasional. Negara anggota juga didorong untuk membangun dan

mempertahankan database terkini dan dapat diakses terkait peraturan yang berkaitan dengan

rekrutmen tenaga kesehatan internasional dan migrasi. Negara anggota juga harus, jika dinilai

perlu, berbagi pengalaman dalam menerapkan Kode, termasuk langkah-langkah yang

diambil, hasil yang dicapai, kesulitan yang dihadapi dan pelajaran yang bisa diambil.

Untuk keperluan komunikasi internasional, setiap negara anggota harus menunjuk otoritas

nasional yang bertanggung jawab untuk pertukaran informasi mengenai migrasi tenaga

kesehatan dan pelaksanaan Kode.

Negara-negara Anggota harus memberikan informasi kepada Sekretariat WHO melalui

laporan nasional berkala, yang diharapkan pertama kali dilaporkan pada tahun 2012.

Laporan-laporan nasional merupakan dasar untuk laporan ke Direktur Jenderal WHO, yang

akan memberikan sintesis dari status terkini pelaksanaan Kode oleh semua negara anggota

dan gambaran global migrasi tenaga kerja kesehatan internasional.

Pertanyaan penting terkait Kode WHO

Apa arti kode praktik?

Kode praktik pada dasarnya merekomendasikan standar berperilaku kepada negara-negara

dan aktor lainnya. Kode umumnya diadopsi sebagai resolusi formal organisasi antar

pemerintah dan sebagian besar tidak mengikat. Kode praktik, termasuk kode yang tidak

mengikat, semakin sering digunakan untuk mengatasi tantangan pemerintahan global (seperti

isu-isu hak asasi manusia dan lingkungan) karena praktis untuk negosiasi dan dilaksanakan.

Kode menjabarkan norma-norma yang bermakna untuk dijadikan acuan berperilaku negara-

negara dan memungkinkan fleksibilitas yang memadai sehingga kode menjadi praktis dan

efektif.

Page 19: PANDUAN PENGGUNA KODE GLOBAL WHO TENTANG …observatorisdmkindonesia.org/wp-content/uploads/2014/08/127294716... · kesehatan dan migrasi, demikian juga dengan data dari sistem informasi

14

Mengapa Kode WHO?

Melalui adopsi Resolusi WHA57.19 pada tahun 2004, Negara-negara Anggota memberikan

mandat pengembangan kode praktik di bawah naungan WHO. Inisiatif ini berasal dari

pengamatan bahwa ketika migrasi tenaga kesehatan dapat saling menguntungkan bagi kedua

pihak baik pengirim dan negara tujuan, migrasi dari negara-negara yang sudah mengalami

krisis tenaga kerja kesehatan, khususnya di 57 negara yang diidentifikasi oleh Laporan

Kesehatan Dunia 2006, melemahkan sistem kesehatan yang memang sudah rapuh dan

merupakan hambatan serius untuk mencapai target kesehatan yang berhubungan dengan

Millenium Development Goals (MDGs).

Apa makna politik dan hukum dari Kode WHO?

Kode ini mencerminkan kehendak masyarakat internasional untuk mengurangi konsekuensi

negatif dari migrasi tenaga kesehatan. Hal ini diharapkan menjadi instrumen penting dalam

respon global terhadap masalah migrasi tenaga kesehatan. Meskipun Kode ini tidak

mengikat, bukan berarti kode tidak memiliki implikasi hukum. Negara-negara Anggota WHO

memiliki kewajiban dengan itikad baik untuk mempertimbangkan rekomendasi-

rekomendasinya.

"Ada komitmen dari semua negara anggota untuk melihat resolusi diadopsi. Hal ini membantu untuk menjaga proses tetap berjalan dan hasilnya bisa dilihat. Kode

WHO mempromosikan pesan yang sangat jelas. "

Bjarne Taman, Direktur, Departemen Kesehatan Global dan AIDS,

Badan Kerjasama Pembangunan Norwegia

Apa manfaat dari Kode WHO?

Kode ini merupakan respon global terhadap masalah dunia. Kode ini unik dalam ruang

lingkup, menyediakan kerangka global kerjasama internasional untuk mengatasi isu global

migrasi tenaga kesehatan. Kode juga menyediakan platform global untuk dialog reguler dan

terus menerus serta kerjasama internasional tentang isu-isu yang berkaitan dengan rekrutmen

tenaga kesehatan, serta sebagai pedoman penting untuk Negara-negara Anggota sesuai

prinsip-prinsip yang diterima secara internasional dan standard yang berkaitan dengan

rekrutmen tenaga kerja kesehatan internasional. Secara khusus, rekomendasi dapat

berkontribusi untuk mempromosikan etik

Page 20: PANDUAN PENGGUNA KODE GLOBAL WHO TENTANG …observatorisdmkindonesia.org/wp-content/uploads/2014/08/127294716... · kesehatan dan migrasi, demikian juga dengan data dari sistem informasi

15

rekrutmen tenaga kesehatan internasional dan memperkuat sistem kesehatan negara pengirim

dan tujuan. Tidak seperti kode lain di bidang ini (lihat Kotak 4 untuk beberapa contoh), Kode

WHO mencakup mekanisme untuk mengembangkan pengumpulan data penting dan

pertukaran informasi untuk memberikan informasi pengembangan kebijakan. Proses

negosiasi Kode juga telah mendorong pemerintah berkumpul bersama dengan kementerian

yang berbeda untuk mempertimbangkan masalah ini dan memberikan solusi nasional.

"Sumber daya manusia untuk kesehatan sangat bervariasi di negara-negara anggota

yang berbeda. Berkat Kode WHO, kita sekarang memiliki instrumen penting yang

akan berkontribusi untuk memastikan bahwa tenaga kesehatan tersedia dan dapat

diakses oleh semua. "

Viroj Tangcharoensathien, Program Kebijakan Kesehatan Internasional,

Kementerian Kesehatan Masyarakat, Thailand

Kotak No 4

Tinjauan beberapa kode praktik yang ada terkait migrasi tenaga kesehatan

Satu dekade terakhir telah terlihat perkembangan sejumlah kode praktik dan instrumen tidak

mengikat untuk mengatasi migrasi tenaga kesehatan.

Sebuah instrumen terkenal dan yang pertama kali dikembangkan oleh Pelayanan Kesehatan

Nasional (NHS) di Inggris pada tahun 2001. Termasuk semua profesional kesehatan

memberikan daftar negara-negara berkembang yang mana NHS melarang melakukan

rekrutmen aktif. Kode ini kemudian diperkuat pada tahun 2004 ketika itu diperluas untuk

mencakup lembaga rekrutmen yang bekerjasama dengan NHS, staf kontrak yang bekerja di

NHS dan organisasi perawatan kesehatan swasta yang memberikan pelayanan kepada NHS.

Pada tahun 2007, tiga negara dalam daftar (Cina, India dan Filipina) dibebaskan atas

permintaan pemerintah mereka, atas dasar perjanjian bilateral dengan Pemerintah Inggris.

Page 21: PANDUAN PENGGUNA KODE GLOBAL WHO TENTANG …observatorisdmkindonesia.org/wp-content/uploads/2014/08/127294716... · kesehatan dan migrasi, demikian juga dengan data dari sistem informasi

16

Contoh lain adalah Kode Negara Persemakmuran Terkait Praktik Rekrutmen Tenaga

Kesehatan Internasional, diadopsi pada pertemuan Menteri Kesehatan Negara

Persemakmuran di Jenewa pada tahun 2003. Kode ini memberikan kerangka kerja bagi

rekrutmen tenaga kesehatan internasional. Secara khusus, Kode tidak menyarankan target

rekrutmen pekerja dari negara-negara yang mengalami kekurangan. Hal ini juga mencakup

rekomendasi yang bertujuan untuk menjaga hak-hak karyawan dan kondisi yang berkaitan

dengan profesi mereka di negara tujuan.

Contoh terbaru adalah tahun 2008 Serikat Pekerja Layanan Publik dan Rumah Sakit di

Negara Eropa serta Asosiasi Kode Perilaku Penyedia Layanan Kesehatan. Kode ini berbeda

dalam hal Kode belum diadopsi oleh negara-negara anggota, namun dalam kerangka kerja

dialog sektor sosial rumah sakit Eropa. Hal ini didasarkan pada 12 prinsip utama dan

komitmen tentang, sebagai contoh, perencanaan tenaga kerja kesehatan, persamaan hak dan

non-diskriminasi, serta promosi praktik rekrutmen yang beretika. Organisasi-organisasi mitra

sosial Eropa telah sepakat untuk menerapkan kode melalui organisasi masing-masing anggota

dalam waktu tiga tahun. Pada akhir tahun keempat, laporan tentang pelaksanaan secara

keseluruhan harus dipublikasikan.

Sumber:

Pagett C, Padarath A. Sebuah tinjauan kode dan protokol untuk migrasi tenaga

kesehatan. Jaringan Regional untuk Kesetaraan dalam Kesehatan di Afrika Selatan

(EQUINET), 2007 (Makalah Diskusi No 50).

Buchan J, McPake B, K dan Mensah Rae G. Apakah kode membuat perbedaan -

kajian kode Negara Inggris tentang praktik rekrutmen internasional. Jurnal Sumber

Daya Manusia untuk Kesehatan, 2009.

Bagaimana Kode WHO dilaksanakan dan oleh siapa?

Banyak pihak perlu berpartisipasi dalam pelaksanaan Kode. Kode tersebut telah mengadopsi

pendekatan holistik untuk memastikan bahwa Kode berlaku untuk konteks kelembagaan yang

berbeda. Meskipun Kode secara resmi diadopsi oleh negara-negara anggota, Kode juga

ditujukan secara langsung kepada aktor non-pemerintah. Aktor-aktor ini termasuk tenaga

kesehatan, perekrut, pemberi kerja, organisasi profesi kesehatan dan organisasi sub-regional,

regional dan global yang relevan, institusi negeri atau swasta, pemerintah atau non-

pemerintah. Kode menetapkan bahwa semua

Page 22: PANDUAN PENGGUNA KODE GLOBAL WHO TENTANG …observatorisdmkindonesia.org/wp-content/uploads/2014/08/127294716... · kesehatan dan migrasi, demikian juga dengan data dari sistem informasi

17

pemangku kepentingan harus berusaha untuk bekerja baik secara individu maupun kolektif

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, terlepas dari kemampuan lembaga lain untuk

melaksanakannya (Pasal 8.4). Semua stakeholder didorong untuk mengadopsi prinsip-prinsip

yang disepakati dalam Kode, tentunya setelah diadaptasi sesuai dengan konteks masing-

masing. Implementasi ini dapat difasilitasi melalui adopsi pendekatan yang luas dan

multisektoral.

"Kode ini adalah kemenangan besar. Akan tetapi, ini hanyalah awal dari perjalanan.

Sekarang saatnya untuk menyebarkan Kode secara luas di kalangan pemerintah,

perekrut, organisasi pemerintah, profesional kesehatan dan organisasi masyarakat

sipil serta semua pemangku kepentingan dengan maksud untuk mendukung

pelaksanaannya. "

Sandra Kiapi, Direktur Eksekutif Kelompok Aksi Untuk Kesehatan,

Hak Asasi Manusia dan HIV / AIDS (AGHA), LSM di Uganda

Pelaksanaan oleh Negara Anggota

Kode telah resmi diadopsi oleh negara-negara anggota. Sebagai instrumen sukarela, Kode

akan lebih efektif bila diterapkan ke dalam kebijakan nasional atau hukum. Dalam Kode,

Pasal 8 khususnya berfokus pada pelaksanaan Kode dan memberikan rekomendasi tertentu

untuk diimplementasikan oleh Negara Anggota. Sebagai contoh, negara-negara anggota

didorong untuk menggabungkan prinsip-prinsip Kode ke dalam undang-undang dan

kebijakan (Pasal 8.2) serta sebagai bahan pertimbangan ketika mengembangkan kebijakan

kesehatan nasional mereka dan bekerja sama satu sama lain (Pasal 3.1).

Negara anggota juga didorong untuk mempublikasikan dan menyebarluaskan Kode (Pasal

8.1) untuk memastikan semua pemangku kepentingan baik sektor swasta dan publik

mengetahui tentang norma-norma dan prinsip-prinsip. Sebagaimana ditentukan dalam Pasal

8.1, pelaksanaannya dianjurkan sesuai dengan tanggung jawab nasional dan dibawahnya.

Prinsip-prinsip Kode juga berlaku untuk negara-negara yang menjalankan desentralisasi dan

tingkat di bawahnya. Kode ini memperjelas bahwa negara-negara anggota harus

berkonsultasi dengan semua pemangku kepentingan dalam proses pengambilan keputusan

(Pasal 8.3) serta bekerjasama dengan mereka dalam mempublikasikan dan melaksanakan

Kode (Pasal 8.1). Hal ini menyangkut aktor non-pemerintah serta berbagai kementerian yang

terkait dengan migrasi tenaga kesehatan.

Page 23: PANDUAN PENGGUNA KODE GLOBAL WHO TENTANG …observatorisdmkindonesia.org/wp-content/uploads/2014/08/127294716... · kesehatan dan migrasi, demikian juga dengan data dari sistem informasi

18

Implementasi oleh pemangku kepentingan non-pemerintah

Tenaga kesehatan, agen perekrut dan organisasi kesehatan profesional memiliki peran

langsung untuk memainkan peran dalam menerapkan kode. Secara khusus, Pasal 4, yang

membahas tanggung jawab, hak dan praktik rekrutmen, berisi sejumlah rekomendasi yang

bertujuan untuk melindungi tenaga kesehatan migran selama rekrutmen, perekrutan dan

proses kerja. Rekomendasi juga diarahkan pada perekrut dan pemberi kerja, baik di sektor

publik dan swasta.

Untuk mendorong dan mempromosikan praktik-praktik yang baik antara lembaga rekrutmen,

Kode merekomendasikan bahwa Negara-negara Anggota hanya mendukung lembaga yang

mengikuti prinsip-prinsip Kode (Pasal 8.6).

Kode juga dengan jelas menyatakan bahwa pelaku sektor swasta harus berusaha untuk

bekerja sama sepenuhnya dengan regulator, otoritas nasional dan lokal (Pasal 4.1).

Masyarakat sipil telah memainkan peran penting dalam memantau pelaksanaan aturan-aturan

dan rekomendasi dari Kode. Kode mengakui hal ini. Misalnya, Pasal 9.4 menetapkan bahwa

Sekretariat WHO dapat mempertimbangkan laporan kegiatan yang berhubungan dengan

pelaksanaan Kode dari semua pihak yang bersangkutan dengan rekrutmen tenaga kesehatan

internasional.

Implementasi oleh WHO

Ketika diminta, WHO akan memberikan semua dukungan yang memungkinkan untuk

negara-negara anggota guna melaksanakan Kode dan diharapkan untuk bekerja sama dengan

organisasi-organisasi internasional lainnya, termasuk lembaga swadaya masyarakat, untuk

mendukung pelaksanaan Kode (Pasal 9.3 (c)). WHO juga memiliki peran penting untuk

melaksanakan pemantauan. Lebih rinci terkait strategi Sekretariat WHO untuk mendukung

negara-negara anggota dalam melaksanakan Kode dapat ditemukan dalam "Kode Global

WHO Tentang Praktik Rekrutmen Tenaga Kesehatan Internasional: laporan Pelaksanaan oleh

Sekretariat", dapat diakses di www.who.int/hrh/resources code_implementation.

Page 24: PANDUAN PENGGUNA KODE GLOBAL WHO TENTANG …observatorisdmkindonesia.org/wp-content/uploads/2014/08/127294716... · kesehatan dan migrasi, demikian juga dengan data dari sistem informasi

19

Bagaimana pemantauan pelaksanaan Kode WHO?

Negara-negara Anggota melaporkan secara berkala kepada Sekretariat WHO terkait

pelaksanaan Kode. Untuk tujuan ini, Negara-negara Anggota harus menyediakan laporan

pertama pada Mei 2012 dan kemudian tiap tiga tahun (lihat Kotak 5). Direktur Jenderal WHO

akan menggunakan hal ini sebagai dasar laporan kepada Majelis Kesehatan Dunia - pertama

kali akan diadakan pada tahun 2013 dan kemudian tiap tiga tahun - terkait efektivitas Kode

dalam mencapai tujuan yang diinginkan, termasuk saran untuk perbaikan.

Kotak No 5

Jadwal pelaporan oleh Negara-negara Anggota dan Direktur Jenderal

2012 Laporan Negara-negara Anggota kepada Sekretariat WHO

2013 Laporan Direktur Jenderal WHO kepada Majelis Kesehatan Dunia

2015 Laporan Negara-negara Anggota kepada Sekretariat WHO

2016 Laporan Direktur Jenderal WHO kepada Majelis Kesehatan Dunia

2018 Laporan Negara-negara Anggota kepada Sekretariat WHO

2019 Laporan Direktur Jenderal WHO kepada Majelis Kesehatan Dunia

Dst

Laporan dari Negara-negara Anggota terdiri dari dua jenis informasi, baik kualitatif maupun

kuantitatif. Informasi kualitatif mencakup langkah-langkah yang diambil, hasil yang dicapai

dan kesulitan yang dihadapi dalam pelaksanaan Kode, serta informasi mengenai peraturan

perundang-undangan yang berkaitan dengan rekrutmen tenaga kesehatan dan migrasi.

Informasi kuantitatif meliputi data tentang tenaga kerja kesehatan yang migrasi ke luar negeri

dan data dari sistem informasi tenaga kesehatan.

Page 25: PANDUAN PENGGUNA KODE GLOBAL WHO TENTANG …observatorisdmkindonesia.org/wp-content/uploads/2014/08/127294716... · kesehatan dan migrasi, demikian juga dengan data dari sistem informasi

20

Untuk memfasilitasi proses pelaporan, sesuai dengan Resolusi WHA63.16, Sekretariat

sedang dalam proses pengembangan pedoman kumpulan data minimum, pertukaran

informasi, dan pelaporan terhadap pelaksanaan Kode.7

Apa tujuan dari pedoman kumpulan data minimum, pertukaran informasi, dan

pelaporan terhadap pelaksanaan Kode WHO?

Pedoman ini merupakan bagian dari Resolusi WHA63.16, dimana Negara Anggota

mengadopsi Kode ini. Resolusi ini meminta Direktur Jenderal WHO "untuk secepatnya

mengembangkan, dalam berkonsultasi dengan Negara-negara Anggota, pedoman kumpulan

data minimum, pertukaran informasi dan pelaporan pelaksanaan Kode Global WHO tentang

Praktik Rekrutmen Tenaga Kesehatan Internasional". Pedoman ini bertujuan untuk

memfasilitasi proses pelaporan oleh Negara Anggota kepada Sekretariat WHO dengan

memberikan bimbingan kepada negara-negara anggota mengenai proses pertukaran

informasi dan jenis informasi kuantitatif dan kualitatif yang akan dikumpulkan dan

dimasukkan dalam laporan berkala dari Negara-negara Anggota.

Dapatkah Kode WHO direvisi?

Pasal 9.5 menetapkan bahwa Kode harus dianggap sebagai teks dinamis yang akan selalu

diperbaharui jika diperlukan. Negara anggota dipersilakan untuk mengusulkan perubahan,

laporan nasional akan memiliki bagian untuk memfasilitasi negara-negara anggota membuat

saran terkait perubahan kode. Atas dasar laporan nasional periodik yang diterima dari otoritas

nasional yang ditunjuk, Direktur Jenderal WHO kemungkinan juga menyarankan perubahan

(Pasal 9.2).

7 Panduan ini diharapkan bisa dipublikasikan dan disebarluaskan akhir tahun 2011.

Page 26: PANDUAN PENGGUNA KODE GLOBAL WHO TENTANG …observatorisdmkindonesia.org/wp-content/uploads/2014/08/127294716... · kesehatan dan migrasi, demikian juga dengan data dari sistem informasi

21

Bacaan Lebih Lanjut

The World Health Report 2006: working together for health. Geneva, WHO,

2006.

http://whqlibdoc.who.int/publications/2006/9241563176_eng.pdf

International migration outlook . Paris, OECD, 2007.

http://www.oecd.org/dataoecd/22/32/41515701.pdf

The looming crisis in the health workforce . Paris, OECD, 2008.

http://www.oecd.org/dataoecd/25/14/41509461.pdf

The Kampala Declaration and Agenda for Global Action . Global Forum on Human

Resources for Health, Global Health Workforce Alliance, Kampala,

Uganda, 7 March 2008.

http://www.who.int/workforcealliance/forum/2_declaration_final.pdf

Global policy recommendations on increasing access to health workers in remote and rural

areas through improved retention. Geneva, WHO, 2010.

http://whqlibdoc.who.int/publications/2010/9789241564014_eng.pdf

WHO Global Code of Practice on the International Recruitment of Health

Personnel

http://apps.who.int/gb/ebwha/pdf_files/WHA63/A63_R16-en.pdf

Resolution WHA57.19 International migration of health personnel: a challenge

for health systems in developing countries. Geneva, WHO, 2004.

http://apps.who.int/gb/ebwha/pdf_files/WHA57/A57_R19-en.pdf

Bacaan lebih lanjut dapat diakses di www.who.int/hrh/migration

Page 27: PANDUAN PENGGUNA KODE GLOBAL WHO TENTANG …observatorisdmkindonesia.org/wp-content/uploads/2014/08/127294716... · kesehatan dan migrasi, demikian juga dengan data dari sistem informasi

22

Lampiran

WHA63.16 - Kode Global WHO Tentang Praktik Rekrutmen Tenaga

Kesehatan Internasional

Sidang Kesehatan Dunia ke Enam puluh tiga,

Setelah mempertimbangkan revisi draf kode global tentang praktik rekrutmen tenaga

kesehatan internasional, yang terlampir pada laporan oleh Sekretariat terkait rekrutmen

tenaga kesehatan internasional: rancangan kode global tentang praktik,

1. MENGADOPSI, sesuai dengan Pasal 23 dari Konstitusi, Kode Global WHO terkait

Rekrutmen Tenaga Kesehatan Internasional;

2. MEMUTUSKAN bahwa tinjauan pertama dari relevansi dan efektivitas Kode global WHO

terkait Rekrutmen Tenaga Kesehatan Internasional harus dilakukan oleh Majelis

Kesehatan Dunia ke - Enam puluh delapan;

3. PERMINTAAN Direktur Jenderal:

(1) untuk memberikan semua dukungan yang memungkinkan untuk negara-negara anggota,

dan pada saat diminta, untuk pelaksanaan Kode global WHO terkait Rekrutmen Tenaga

Kesehatan Internasional;

(2) untuk bekerja sama dengan semua pemangku kepentingan terkait dengan pelaksanaan

dan pemantauan Kode global WHO terkait Rekrutmen Tenaga Kesehatan Internasional;

(3) untuk secara cepat mengembangkan, dalam konsultasi dengan Negara-negara Anggota,

pedoman kumpulan data minimum, pertukaran informasi dan pelaporan pelaksanaan

Kode global WHO terkait Rekrutmen Tenaga Kesehatan Internasional;

(4) berdasarkan laporan periodik, untuk membuat pengajuan, jika diperlukan, untuk revisi

Kode global WHO terkait Rekrutmen Tenaga Kesehatan Internasional sejalan dengan

tinjauan pertama, dan langkah-langkah yang diperlukan untuk implementasi yang efektif.

Page 28: PANDUAN PENGGUNA KODE GLOBAL WHO TENTANG …observatorisdmkindonesia.org/wp-content/uploads/2014/08/127294716... · kesehatan dan migrasi, demikian juga dengan data dari sistem informasi

23

Kode Global WHO Tentang Praktik Rekrutmen Tenaga Kesehatan

Internasional

Pembukaan

Negara Anggota dari Organisasi Kesehatan Dunia,

Mempertimbangkan resolusi WHA57.19 di mana Majelis Kesehatan Dunia meminta Direktur

Jenderal untuk mengembangkan kode sukarela tentang praktik rekrutmen tenaga kesehatan

internasional melalui konsultasi dengan semua mitra yang relevan;

Menindaklanjuti terlaksananya Deklarasi Kampala yang diadopsi di Forum Global Pertama

tentang Sumber Daya Manusia Kesehatan (Kampala, 02-07 Maret 2008) dan komunike G8

tahun 2008 dan 2009 yang mendorong WHO untuk mempercepat pengembangan dan

penerapan kode praktik;

Menyadari akan kekurangan global tenaga kesehatan dan mengakui bahwa tenaga kesehatan

yang mencukupi dan mudah diakses merupakan dasar suatu sistem kesehatan yang

terintegrasi dan penyediaan pelayanan kesehatan yang efektif,

Memperhatikan secara mendalam bahwa kekurangan tenaga kesehatan yang banyak,

termasuk tenaga kesehatan berpendidikan tinggi dan terlatih, di banyak negara anggota,

merupakan ancaman besar bagi kinerja sistem kesehatan dan melemahkan kemampuan

negara-negara untuk mencapai Milenium Development Goals (MDGs) dan tujuan

pembangunan lainnya yang disepakati secara internasional,

Menekankan bahwa Kode global WHO terkait Rekrutmen Tenaga Kesehatan Internasional

menjadi komponen inti dari kerjasama bilateral, nasional, regional dan respon global

menghadapi migrasi tenaga kesehatan dan penguatan sistem kesehatan,

OLEH SEBAB ITU

Negara-negara Anggota dengan ini setuju dengan pasal berikut yang direkomendasikan

sebagai dasar untuk melakukan tindakan.

Page 29: PANDUAN PENGGUNA KODE GLOBAL WHO TENTANG …observatorisdmkindonesia.org/wp-content/uploads/2014/08/127294716... · kesehatan dan migrasi, demikian juga dengan data dari sistem informasi

24

Pasal 1 - Tujuan

Tujuan Kode ini adalah:

(1) untuk membangun dan mempromosikan prinsip-prinsip sukarela dan praktik rekrutmen

tenaga kesehatan internasional yang ber-etika, dengan mempertimbangkan hak,

kewajiban dan harapan dari negara-negara sumber, negara tujuan dan tenaga kesehatan

migran;

(2) untuk dijadikan referensi bagi Negara-negara Anggota dalam membangun atau

memperbaiki kerangka hukum dan kelembagaan yang diperlukan untuk rekrutmen

tenaga kesehatan internasional;

(3) untuk memberikan pedoman yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan dan

pelaksanaan perjanjian bilateral dan instrumen hukum internasional lainnya;

(4) untuk memfasilitasi dan mempromosikan diskusi internasional dan kerjasama lebih lanjut

mengenai hal-hal yang berkaitan dengan etika rekrutmen tenaga kesehatan internasional

sebagai bagian dari penguatan sistem kesehatan, dengan berfokus pada situasi negara-

negara berkembang.

Pasal 2 - Sifat dan ruang lingkup

2.1 Kode bersifat sukarela. Negara-negara Anggota dan pemangku kepentingan lainnya

sangat disarankan untuk menggunakan Kode.

2.2 Kode memiliki ruang lingkup global dan dimaksudkan sebagai pedoman bagi negara

anggota, bersama-sama dengan para pemangku kepentingan seperti tenaga kesehatan,

perekrut, pemberi kerja, organisasi profesi kesehatan, organisasi subregional, regional

dan global, baik sektor publik maupun swasta, termasuk non-pemerintah, dan semua

pihak terkait dengan rekrutmen tenaga kesehatan internasional.

2.3 Kode memberikan prinsip-prinsip etika yang berlaku terkait rekrutmen tenaga kesehatan

internasional dengan cara memperkuat sistem kesehatan negara berkembang, negara

dengan ekonomi dalam masa transisi dan negara kecil.

Page 30: PANDUAN PENGGUNA KODE GLOBAL WHO TENTANG …observatorisdmkindonesia.org/wp-content/uploads/2014/08/127294716... · kesehatan dan migrasi, demikian juga dengan data dari sistem informasi

25

Pasal 3 – Prinsip-prinsip Panduan

3.1 Kesehatan semua orang adalah dasar terhadap pencapaian perdamaian dan keamanan

serta tergantung sepenuhnya pada kerjasama dari individu dan negara. Pemerintah

memiliki tanggung jawab terhadap kesehatan masyarakat, yang dapat dipenuhi hanya

dengan penyediaan layanan kesehatan yang memadai dan intervensi sosial. Negara

anggota seharusnya memasukkan Kode ketika mengembangkan kebijakan kesehatan

nasional dan bekerja sama satu sama lain, sesuai dengan keperluan.

3.2 Mengatasi kekurangan yang terjadi saat ini dan jumlah yang diharapkan dari tenaga

kesehatan sangat penting untuk melindungi kesehatan global. Migrasi tenaga kesehatan

internasional dapat memberikan kontribusi yang berarti untuk pengembangan dan

penguatan sistem kesehatan, jika rekrutmen dikelola dengan baik. Namun, pengaturan

sukarela dari prinsip-prinsip internasional dan koordinasi kebijakan kesehatan nasional

terkait rekrutmen tenaga kesehatan internasional, dalam rangka memajukan kerangka

kerja guna pemerataan penguatan sistem kesehatan di seluruh dunia serta mengurangi

efek negatif dari migrasi tenaga kesehatan pada sistem kesehatan negara berkembang dan

melindungi hak-hak tenaga kesehatan.

3.3 Kebutuhan dan keadaan khusus dari negara-negara, terutama negara-negara berkembang

dan negara dengan ekonomi dalam masa transisi yang sangat rentan terhadap kekurangan

tenaga kesehatan dan / atau memiliki kapasitas terbatas untuk melaksanakan

rekomendasi dari Kode ini harus dipertimbangkan. Negara-negara maju seharusnya,

sedapat mungkin, menyediakan bantuan teknis dan keuangan kepada negara-negara

berkembang dan negara-negara dengan ekonomi dalam masa transisi yang bertujuan

untuk memperkuat sistem kesehatan, termasuk pengembangan tenaga kesehatan.

3.4 Negara-negara Anggota harus mempertimbangkan hak tertinggi atas standar kesehatan

dari masyarakat di negara sumber, hak-hak individu tenaga kesehatan untuk

meninggalkan negara manapun sesuai dengan hukum yang berlaku, dalam rangka untuk

mengurangi dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif migrasi pada sistem

kesehatan negara-negara sumber. Namun, tidak ada dalam Kode ini yang ditafsirkan

sebagai pembatasan kebebasan tenaga kesehatan, sesuai dengan hukum yang berlaku,

untuk bermigrasi ke negara-negara yang mengakui dan mempekerjakan mereka.

Page 31: PANDUAN PENGGUNA KODE GLOBAL WHO TENTANG …observatorisdmkindonesia.org/wp-content/uploads/2014/08/127294716... · kesehatan dan migrasi, demikian juga dengan data dari sistem informasi

26

3.5 Rekrutmen tenaga kesehatan internasional harus dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip

transparansi, keadilan dan promosi sistem kesehatan berkelanjutan di negara

berkembang. Negara-negara Anggota, sesuai dengan peraturan perundang-undangan

nasional dan perangkat hukum internasional yang berlaku dan terikat didalamnya, harus

mempromosikan dan menghormati praktik kerja terhadap semua tenaga kesehatan.

Semua aspek ketenagakerjaan dan perlakuan terhadap tenaga kesehatan migran harus

tanpa pembedaan apapun.

3.6 Negara-negara Anggota harus berusaha, sedapat mungkin, untuk menciptakan tenaga

kerja kesehatan berkelanjutan dan bekerja untuk membangun tenaga kerja kesehatan

yang efektif dimulai dari perencanaan, pendidikan dan pelatihan, strategi retensi yang

akan mengurangi kebutuhan rekrutmen tenaga kesehatan migran. Kebijakan dan

langkah-langkah untuk memperkuat tenaga kesehatan harus sesuai dengan kondisi

khusus dari masing-masing negara dan harus diintegrasikan dalam program

pembangunan nasional.

3.7 Pengumpulan data yang efektif baik nasional dan internasional, penelitian dan pertukaran

informasi tentang rekrutmen tenaga kesehatan internasional diperlukan untuk mencapai

tujuan Kode ini.

3.8 Negara-negara Anggota harus memfasilitasi migrasi sirkuler tenaga kesehatan, sehingga

keterampilan dan pengetahuan dapat dikuasai untuk kepentingan negara sumber maupun

tujuan.

Pasal 4 - Tanggung jawab, hak dan praktik rekrutmen

4.1 Tenaga kesehatan, organisasi kesehatan profesional, konsil profesional dan perekrut harus

berusaha untuk bekerja sama sepenuhnya dengan regulator, pihak berwenang di tingkat

nasional dan daerah demi kepentingan pasien, sistem kesehatan, dan masyarakat pada

umumnya.

4.2 Perekrut dan pemberi kerja seharusnya, sedapat mungkin, menyadari dan

mempertimbangkan tanggung jawab hukum tenaga kesehatan terhadap sistem kesehatan

negara mereka masing-masing seperti kontrak yang adil dan dalam batas kewajaran dan

tidak meminta untuk merekrutnya. Tenaga kesehatan harus terbuka dan transparan

mengenai kewajiban kontrak yang mungkin mereka miliki.

Page 32: PANDUAN PENGGUNA KODE GLOBAL WHO TENTANG …observatorisdmkindonesia.org/wp-content/uploads/2014/08/127294716... · kesehatan dan migrasi, demikian juga dengan data dari sistem informasi

27

4.3 Negara Anggota dan pemangku kepentingan lainnya harus mengakui bahwa etik praktik

rekrutmen internasional memberikan kesempatan kepada tenaga kesehatan untuk menilai

manfaat dan risiko yang terkait dengan posisi pekerjaan dan membuat keputusan sesuai

dengan waktu yang ditentukan.

4.4 Negara-negara Anggota harus, sedapat mungkin berdasarkan hukum yang berlaku,

memastikan bahwa perekrut dan pemberi kerja mengamati perekrutan yang adil dan jujur

sesuai dengan kontrak kerja tenaga kesehatan migran dan bahwa tenaga kesehatan

migran tidak melakukan tindakan ilegal atau penipuan. Tenaga kesehatan migran

seharusnya direkrut, dipromosikan dan digaji berdasarkan kriteria obyektif, seperti

tingkat kualifikasi, pengalaman kerja dan tingkat tanggung jawab profesional atas dasar

persamaan perlakuan dengan tenaga kesehatan terlatih dalam negeri. Perekrut dan

pemberi kerja harus memberikan informasi yang relevan dan akurat tentang semua

posisi tenaga kesehatan yang ditawarkan kepada tenaga kesehatan migran.

4.5 Negara-negara Anggota harus memastikan bahwa, sesuai dengan hukum yang berlaku,

termasuk perangkat hukum internasional yang relevan, tenaga kesehatan migran

mendapatkan hak-hak hukum yang sama dan tanggung jawab seperti tenaga kesehatan

dalam negeri terlatih di semua aspek pekerjaan dan kondisi kerja.

4.6 Negara Anggota dan pemangku kepentingan lainnya harus mengambil langkah-langkah

untuk memastikan bahwa tenaga kesehatan migran menikmati kesempatan dan insentif

untuk menunjang pendidikan profesional mereka, kualifikasi dan kemajuan karir, dengan

dasar perlakuan yang sama dengan tenaga kesehatan terlatih dalam negeri sesuai dengan

ketentuan hukum yang berlaku. Semua tenaga kesehatan migran seharusnya ditawarkan

program orientasi dan pengenalan yang memungkinkan mereka untuk bekerja dengan

aman dan efektif dalam sistem kesehatan negara tujuan.

4.7 Perekrut dan pemberi kerja harus memahami bahwa Kode berlaku sama kepada mereka

yang direkrut guna bekerja secara sementara atau permanen.

Page 33: PANDUAN PENGGUNA KODE GLOBAL WHO TENTANG …observatorisdmkindonesia.org/wp-content/uploads/2014/08/127294716... · kesehatan dan migrasi, demikian juga dengan data dari sistem informasi

28

Pasal 5 – Pengembangan tenaga kerja kesehatan dan sistem kesehatan berkelanjutan

5.1 Sesuai dengan prinsip yang dimaksud dalam Pasal 3 Kode ini, sistem kesehatan dari

negara sumber dan tujuan harus memperoleh manfaat dari migrasi tenaga kesehatan

internasional. Negara tujuan didorong untuk berkolaborasi dengan negara-negara sumber

untuk mempertahankan dan meningkatkan pengembangan sumber daya manusia

kesehatan dan pelatihan yang sesuai. Negara Anggota harus mencegah rekrutmen aktif

tenaga kesehatan dari negara-negara berkembang yang menghadapi krisis tenaga

kesehatan.

5.2 Negara-negara Anggota harus menggunakan Pedoman ini sebagai panduan saat

memasuki perjanjian bilateral, dan / atau regional dan / atau kerjasama multilateral,

untuk mempromosikan kerjasama dan koordinasi internasional terkait rekrutmen tenaga

kesehatan internasional. Ketentuan tersebut harus mempertimbangkan kebutuhan negara-

negara berkembang dan negara dengan ekonomi dalam masa transisi melalui penerapan

tindakan yang tepat. Upaya tersebut dapat mencakup penyediaan bantuan teknis yang

efektif dan tepat, dukungan untuk retensi tenaga kesehatan, pengakuan sosial dan tenaga

kesehatan profesional, dukungan untuk pelatihan di negara-negara sumber yang sesuai

dengan profil penyakit negara tersebut, pengembangan fasilitas kesehatan, dukungan

untuk peningkatan kapasitas dalam pengembangan kerangka regulasi yang tepat, akses

ke pelatihan khusus, transfer teknologi dan keterampilan, dan dukungan dari migrasi

balik, baik sementara atau permanen.

5.3 Negara-negara Anggota harus mengakui nilai dari sistem kesehatan mereka dan tenaga

kesehatannya dari pertukaran profesional antar negara dan kesempatan untuk bekerja dan

berlatih di luar negeri. Negara Anggota di kedua negara baik sumber dan tujuan harus

mendorong dan mendukung tenaga kesehatan untuk memanfaatkan pengalaman kerja

yang diperoleh di luar negeri untuk kepentingan negara asal mereka.

5.4 Karena tenaga kesehatan penting untuk sistem kesehatan yang berkelanjutan, Negara-

negara Anggota harus mengambil langkah-langkah efektif untuk mendidik,

mempertahankan dan menopang tenaga kerja kesehatan yang sesuai dengan kondisi

khusus di tiap negara, termasuk daerah yang paling membutuhkan, dan dibangun

berdasar bukti-bukti berbasis perencanaan tenaga kerja kesehatan. Semua negara anggota

harus berusaha untuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan mereka dengan sumber

daya mereka sendiri untuk peningkatan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Page 34: PANDUAN PENGGUNA KODE GLOBAL WHO TENTANG …observatorisdmkindonesia.org/wp-content/uploads/2014/08/127294716... · kesehatan dan migrasi, demikian juga dengan data dari sistem informasi

29

5.5 Negara-negara Anggota harus mempertimbangkan penguatan lembaga-lembaga

pendidikan untuk meningkatkan pelatihan tenaga kesehatan dan mengembangkan

kurikulum inovatif untuk memenuhi kebutuhan kesehatan saat ini. Negara anggota harus

mengambil langkah-langkah untuk memastikan bahwa pelatihan yang dibutuhkan

digunakan di sektor publik dan swasta.

5.6 Negara-negara Anggota harus mengadopsi dan menerapkan langkah-langkah efektif yang

bertujuan untuk memperkuat sistem kesehatan, pemantauan terus menerus dari pasar

tenaga kerja kesehatan, dan koordinasi di antara semua pemangku kepentingan dalam

rangka mengembangkan dan mempertahankan tenaga kerja kesehatan yang berkelanjutan

serta responsif terhadap kebutuhan kesehatan masyarakatnya. Negara-negara anggota

harus mengadopsi pendekatan multisektoral untuk menangani isu-isu dalam kesehatan

nasional dan kebijakan pembangunan.

5.7 Negara-negara Anggota harus mempertimbangkan mengadopsi langkah-langkah untuk

mengatasi ketidakseimbangan distribusi geografis tenaga kesehatan dan untuk

mendukung retensi mereka di daerah tertinggal, seperti melalui penerapan langkah-

langkah pendidikan, insentif keuangan, regulasi, dukungan sosial dan profesional.

Pasal 6 - Pengumpulan data dan penelitian

6.1 Negara-negara Anggota harus mengakui bahwa perumusan kebijakan yang efektif dan

perencanaan tenaga kesehatan memerlukan bukti dasar.

6.2 Dengan mempertimbangkan karakteristik dari sistem kesehatan nasional, Negara-negara

Anggota didorong untuk membangun atau memperkuat dan memelihara, sesuai

keperluan, sistem informasi tenaga kesehatan, termasuk migrasi tenaga kesehatan, dan

dampaknya terhadap sistem kesehatan. Negara anggota didorong untuk mengumpulkan,

menganalisis dan menerjemahkan data ke dalam kebijakan tenaga kerja kesehatan dan

perencanaan yang efektif.

6.3 Negara-negara Anggota didorong untuk membangun atau memperkuat program-program

penelitian di bidang migrasi tenaga kesehatan dan mengkoordinasikan program-program

penelitian tersebut melalui kemitraan di tingkat nasional, subnasional, regional dan

internasional.

Page 35: PANDUAN PENGGUNA KODE GLOBAL WHO TENTANG …observatorisdmkindonesia.org/wp-content/uploads/2014/08/127294716... · kesehatan dan migrasi, demikian juga dengan data dari sistem informasi

30

6.4 WHO, bekerja sama dengan organisasi-organisasi internasional yang relevan dan Negara-

negara Anggota, didorong untuk memastikan, sebisa mungkin, bahwa data pembanding

yang dihasilkan dan dikumpulkan akurat sesuai dengan pasal 6.2 dan 6.3 untuk

monitoring berkelanjutan, dan perumusan kebijakan.

Pasal 7 - Pertukaran Informasi

7.1 Negara-negara Anggota didorong untuk, sesuai keperluan dan tunduk pada hukum

nasional, mempromosikan pembentukan atau penguatan pertukaran informasi tentang

migrasi tenaga kesehatan internasional dan sistem kesehatan, nasional dan internasional,

melalui lembaga-lembaga publik, lembaga penelitian dan akademik, organisasi kesehatan

profesional, dan organisasi subregional, regional dan internasional, baik pemerintah

maupun swasta.

7.2 Dalam rangka mempromosikan dan memfasilitasi pertukaran informasi yang relevan

dengan Kode ini, setiap Negara Anggota harus, sedapat mungkin:

(a) secara progresif membangun dan memelihara database hukum dan peraturan yang

berkaitan dengan rekrutmen tenaga kesehatan dan migrasi, sesuai keperluan, beserta

informasi tentang pelaksanaannya;

(b) secara cepat membangun dan memelihara data yang diperbaharui dari sistem

informasi tenaga kesehatan sesuai dengan Pasal 6.2; dan

(c) menyediakan data yang dikumpulkan tersebut dalam sub ayat (a) dan (b) di atas

kepada Sekretariat WHO setiap tiga tahun, dimulai dengan laporan data awal dalam

waktu dua tahun setelah adopsi Kode oleh Majelis Kesehatan.

7.3 Untuk tujuan komunikasi internasional, setiap negara anggota seharusnya, sesuai

keperluan, membentuk otoritas nasional yang bertanggung jawab untuk pertukaran

informasi mengenai migrasi tenaga kesehatan dan pelaksanaan Kode. Negara anggota

menunjuk otoritas yang dimaksud dan melaporkan kepada WHO. Otoritas nasional yang

ditunjuk harus diberi wewenang untuk berkomunikasi langsung atau, sebagaimana

ditentukan oleh hukum nasional atau peraturan, dengan otoritas nasional yang ditunjuk

oleh negara

Page 36: PANDUAN PENGGUNA KODE GLOBAL WHO TENTANG …observatorisdmkindonesia.org/wp-content/uploads/2014/08/127294716... · kesehatan dan migrasi, demikian juga dengan data dari sistem informasi

31

anggota dan dengan Sekretariat WHO dan organisasi regional dan internasional lainnya

yang terkait, dan menyampaikan laporan serta informasi lainnya kepada Sekretariat

WHO menurut sub ayat 7.2 (c) dan Pasal 9.1.

7.4 Sebuah register otoritas nasional yang ditunjuk berdasarkan ayat 7.3 diatas harus

ditetapkan, dikelola dan dikomunikasikan kepada WHO.

Pasal 8 - Pelaksanaan Kode

8.1 Negara-negara Anggota didorong untuk mempublikasikan dan melaksanakan Pedoman

yang bekerja sama dengan semua pemangku kepentingan sebagaimana diatur dalam

Pasal 2.2, sesuai dengan tanggung jawab nasional dan subnasional.

8.2 Negara-negara Anggota didorong untuk memasukkan Kode ke dalam undang-undang dan

kebijakan.

8.3 Negara-negara Anggota didorong untuk berkonsultasi, sebagaimana layaknya, dengan

semua pemangku kepentingan seperti diatur dalam Pasal 2.2 dalam proses pengambilan

keputusan dan melibatkannya dalam kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan rekrutmen

tenaga kesehatan internasional.

8.4 Semua stakeholder yang dimaksud dalam Pasal 2.2 harus berusaha untuk bekerja secara

individual dan kolektif untuk mencapai tujuan Kode ini. Seluruh stakeholder harus

memperhatikan Kode ini, terlepas dari kemampuan stakeholder lain untuk melaksanakan

Kode. Perekrut dan pemberi kerja harus bekerja sama sepenuhnya dalam melaksanakan

Kode dan mempromosikan prinsip-prinsip yan tertulis di Kode, terlepas dari kemampuan

Negara Anggota untuk melaksanakan Kode.

8.5 Negara Anggota seharusnya, sedapat mungkin, dan sesuai dengan tanggung jawab

hukum, bekerja sama dengan pihak terkait, mempertahankan dokumentasi, perbaharuan

secara berkala, dari semua perekrut resmi oleh pihak yang berwenang untuk beroperasi

dalam yurisdiksi mereka.

8.6 Negara Anggota seharusnya, sedapat mungkin, mendorong dan mempromosikan praktik-

praktik yang baik di antara agen rekrutmen dan hanya menggunakan agen yang

mematuhi prinsip-prinsip Kode.

Page 37: PANDUAN PENGGUNA KODE GLOBAL WHO TENTANG …observatorisdmkindonesia.org/wp-content/uploads/2014/08/127294716... · kesehatan dan migrasi, demikian juga dengan data dari sistem informasi

32

8.7 Negara-negara Anggota didorong untuk mengamati dan mengkaji tingkat rekrutmen aktif

tenaga kesehatan internasional dari negara-negara yang menghadapi krisis tenaga

kesehatan, dan mengkaji ruang lingkup serta dampak migrasi balik.

Pasal 9 - Pemantauan dan pengaturan kelembagaan

9.1 Negara-negara Anggota seharusnya secara berkala melaporkan langkah-langkah yang

diambil, hasil yang dicapai, kesulitan yang dihadapi dan pelajaran yang diambil dalam

satu laporan yang berhubungan dengan ketentuan Pasal 7.2 (c).

9.2 Direktur Jenderal harus selalu meninjau pelaksanaan Kode ini, atas dasar laporan berkala

yang diterima dari otoritas nasional yang ditunjuk menurut Pasal 7.3 dan 9.1 dan sumber-

sumber lain yang berkompeten, dan secara berkala melaporkan kepada Majelis

Kesehatan Dunia terkait efektivitas kode dalam mencapai tujuannya dan saran untuk

perbaikan. Laporan ini akan diserahkan bersamaan dengan Pasal 7.2 (c).

9.3 Direktur Jenderal wajib:

(a) mendukung sistem pertukaran informasi dan jaringan otoritas nasional yang ditunjuk

dan ditentukan dalam Pasal 7;

(b) mengembangkan pedoman dan membuat rekomendasi tentang praktik dan prosedur

serta program tersebut dan langkah-langkah seperti yang ditentukan oleh Kode, dan

(c) memelihara hubungan dengan PBB, Organisasi Buruh Internasional (ILO),

Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM), dan organisasi regional dan

internasional yang kompeten serta organisasi non-pemerintah yang bersangkutan

untuk mendukung pelaksanaan Kode.

9.4 Sekretariat WHO dapat mempertimbangkan laporan dari para pemangku kepentingan

sebagaimana diatur dalam Pasal 2.2 pada kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan

Kode.

Page 38: PANDUAN PENGGUNA KODE GLOBAL WHO TENTANG …observatorisdmkindonesia.org/wp-content/uploads/2014/08/127294716... · kesehatan dan migrasi, demikian juga dengan data dari sistem informasi

33

9.5 Majelis Kesehatan Dunia secara berkala meninjau relevansi dan efektivitas Kode. Kode

seharusnya dianggap sebagai teks dinamis yang harus diperbaharui jika diperlukan.

Pasal 10 - Kemitraan, kerjasama teknis dan dukungan keuangan

10.1 Negara Anggota dan pemangku kepentingan lainnya harus bekerja sama secara langsung

atau melalui badan-badan internasional yang kompeten untuk memperkuat kapasitas

mereka dalam melaksanakan tujuan Kode.

10.2 Organisasi internasional, lembaga donor internasional, lembaga keuangan dan

pengembangan, dan organisasi terkait lainnya didorong untuk memberikan dukungan

teknis dan keuangan untuk membantu pelaksanaan Kode ini dan dukungan penguatan

sistem kesehatan di negara berkembang dan negara dengan ekonomi dalam transisi

yang mengalami krisis tenaga kerja kesehatan dan / atau memiliki kapasitas terbatas

untuk melaksanakan Tujuan dari Kode ini. Organisasi dan entitas lainnya harus

didorong untuk bekerja sama dengan negara-negara yang menghadapi krisis tenaga

kesehatan dan berkomitmen untuk menjamin bahwa dana yang diberikan untuk

intervensi penyakit khusus digunakan untuk memperkuat kapasitas sistem kesehatan,

termasuk pengembangan tenaga kesehatan.

10.3 Negara-negara Anggota baik sendiri atau melalui keterlibatan mereka dengan organisasi

nasional dan regional, organisasi donor dan badan-badan terkait lainnya harus didorong

untuk memberikan bantuan teknis dan dukungan keuangan untuk negara-negara

berkembang atau negara dengan ekonomi dalam masa transisi yang bertujuan untuk

memperkuat kapasitas sistem kesehatan, termasuk pembangunan tenaga kesehatan di

negara-negara tersebut.

Page 39: PANDUAN PENGGUNA KODE GLOBAL WHO TENTANG …observatorisdmkindonesia.org/wp-content/uploads/2014/08/127294716... · kesehatan dan migrasi, demikian juga dengan data dari sistem informasi

34

Kontak untuk informasi lebih lanjut

World Health Organization

Avenue Appia 20

1211 Geneva 27, Switzerland

E-mail: [email protected]

WHO Regional Office for Europe

Scherfigsvej 8

DK-2100 Copenhagen Ø, Denmark

E-mail: [email protected]

WHO Regional Office for Africa

Cité du Djoué, P.O.Box 06

Brazzaville, Republic of Congo

E-mail: [email protected]

WHO Regional Office for the

Americas/Pan American

Health Organization

525, 23rd Street N.W.

Washington, D.C. 20037, USA

E-mail: [email protected]

WHO Regional Office for the

Eastern Mediterranean

Abdul Razzak Al Sanhouri Street

P.O. Box 7608, Nasr City

Cairo 11371, Egypt

E-mail: [email protected]

or [email protected]

WHO Regional Office for

South-East Asia

World Health House

Indraprastha Estate

Mahatma Gandhi Marg

New Delhi 110 002, India

E-mail: [email protected]

WHO Regional Office for the

Western Pacific

P.O. Box 2932

1000 Manila, Philippines

E-mail: [email protected]

Page 40: PANDUAN PENGGUNA KODE GLOBAL WHO TENTANG …observatorisdmkindonesia.org/wp-content/uploads/2014/08/127294716... · kesehatan dan migrasi, demikian juga dengan data dari sistem informasi

35