panduan pengenalan dan analisis vegetasi hutan...

19
PANDUAN PENGENALAN DAN ANALISIS VEGETASI HUTAN MANGROVE 1 Onrizal Departemen Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara. Email: [email protected]; [email protected] Definisi Mangrove Kata mangrove merupakan kombinasi antara bahasa Portugis mangue dan bahasa Inggris grove (MacNae, 1968). Dalam bahasa Inggris kata mangrove digunakan baik untuk komunitas tumbuhan yang tumbuh di daerah jangkauan pasang-surut maupun untuk individu-individu jenis tumbuhan yang menyusun komunitas tersebut, sedangkan dalam bahasa Portugis kata mangrove digunakan untuk menyatakan individu jenis tumbuhan, sedangkan kata mangal untuk menyatakan komunitas tumbuhan tersebut. MacNae (1968) menggunakan kata mangrove untuk jenis pohon-pohon atau semak belukar yang tumbuh diantara pasang surut air laut, dan kata mangal digunakan bila berhubungan dengan komunitas hutan. Richards (1975) menggunakan kata mangrove untuk kelompok ekologi jenis tumbuhan yang mendiami lahan pasang surut dan untuk komunitas tumbuhan yang terdiri atas jenis tersebut. FAO (1982) merekomendasikan kata mangrove sebaiknya digunakan baik untuk individu jenis tumbuhan maupun komunitas tumbuhan yang tumbuh di daerah pasang surut. Adapun Aksornkoae (1993) menyatakan bahwa mangrove adalah tumbuhan halofit yang hidup di sepanjang areal pantai yang dipengaruhi oleh pasang tertinggi sampai daerah mendekati ketinggian rata-rata air laut yang tumbuh di daerah tropis dan sub- tropis. Hutan mangrove menurut Snedaker (1978) adalah kelompok jenis tumbuhan yang tumbuh di sepanjang garis pantai tropis sampai sub-tropis yang memiliki fungsi istimewa di suatu lingkungan yang mengandung garam dan bentuk lahan berupa pantai dengan reaksi tanah an-aerob. Berdasarkan SK Direktorat Jenderal Kehutanan No. 60/Kpts/Dj/I/1978, yang dimaksud dengan hutan mangrove adalah tipe hutan yang terdapat di sepanjang pantai atau muara sungai yang dipengaruhi pasang surut air laut, yaitu tergenang air laut pada waktu pasang dan bebas dari genangan pada waktu surut. Dengan demikian secara ringkas hutan mangrove dapat didefinisikan sebagai suatu tipe hutan yang tumbuh di daerah pasang surut, terutama di pantai yang terlindung, 1 Bahan kuliah bagi peserta Praktek Pengenalan dan Pengelolaan Hutan pada Departemen Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

Upload: phungtram

Post on 09-Mar-2019

243 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PANDUAN PENGENALAN DAN ANALISIS VEGETASI HUTAN …epuspeduli.com/panduan_pengenalan_dan_analisis_vegetasi_hutan_ma... · Onrizal. 2008. Panduan Pengenalan dan Analisis Vegetasi Hutan

PANDUAN PENGENALAN DAN ANALISIS VEGETASI HUTAN MANGROVE1

Onrizal Departemen Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

Email: [email protected]; [email protected]

Definisi Mangrove

Kata mangrove merupakan kombinasi antara bahasa Portugis mangue dan bahasa

Inggris grove (MacNae, 1968). Dalam bahasa Inggris kata mangrove digunakan baik

untuk komunitas tumbuhan yang tumbuh di daerah jangkauan pasang-surut maupun

untuk individu-individu jenis tumbuhan yang menyusun komunitas tersebut, sedangkan

dalam bahasa Portugis kata mangrove digunakan untuk menyatakan individu jenis

tumbuhan, sedangkan kata mangal untuk menyatakan komunitas tumbuhan tersebut.

MacNae (1968) menggunakan kata mangrove untuk jenis pohon-pohon atau semak

belukar yang tumbuh diantara pasang surut air laut, dan kata mangal digunakan bila

berhubungan dengan komunitas hutan. Richards (1975) menggunakan kata mangrove

untuk kelompok ekologi jenis tumbuhan yang mendiami lahan pasang surut dan untuk

komunitas tumbuhan yang terdiri atas jenis tersebut. FAO (1982) merekomendasikan

kata mangrove sebaiknya digunakan baik untuk individu jenis tumbuhan maupun

komunitas tumbuhan yang tumbuh di daerah pasang surut.

Adapun Aksornkoae (1993) menyatakan bahwa mangrove adalah tumbuhan halofit

yang hidup di sepanjang areal pantai yang dipengaruhi oleh pasang tertinggi sampai

daerah mendekati ketinggian rata-rata air laut yang tumbuh di daerah tropis dan sub-

tropis. Hutan mangrove menurut Snedaker (1978) adalah kelompok jenis tumbuhan

yang tumbuh di sepanjang garis pantai tropis sampai sub-tropis yang memiliki fungsi

istimewa di suatu lingkungan yang mengandung garam dan bentuk lahan berupa pantai

dengan reaksi tanah an-aerob. Berdasarkan SK Direktorat Jenderal Kehutanan No.

60/Kpts/Dj/I/1978, yang dimaksud dengan hutan mangrove adalah tipe hutan yang

terdapat di sepanjang pantai atau muara sungai yang dipengaruhi pasang surut air laut,

yaitu tergenang air laut pada waktu pasang dan bebas dari genangan pada waktu surut.

Dengan demikian secara ringkas hutan mangrove dapat didefinisikan sebagai suatu

tipe hutan yang tumbuh di daerah pasang surut, terutama di pantai yang terlindung, 1 Bahan kuliah bagi peserta Praktek Pengenalan dan Pengelolaan Hutan pada Departemen Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

Page 2: PANDUAN PENGENALAN DAN ANALISIS VEGETASI HUTAN …epuspeduli.com/panduan_pengenalan_dan_analisis_vegetasi_hutan_ma... · Onrizal. 2008. Panduan Pengenalan dan Analisis Vegetasi Hutan

Onrizal. 2008. Panduan Pengenalan dan Analisis Vegetasi Hutan Mangrove 2

laguna, muara sungai (Gambar 1) yang tergenang pasang dan bebas dari genangan pada

saat surut (Gambar 2) yang komunitas tumbuhannya bertoleransi terhadap garam.

Selanjutnya ekosistem mangrove merupakan suatu sistem yang terdiri atas organisme

(tumbuhan dan hewan) yang berinteraksi dengan faktor lingkungannya di dalam suatu

habitat mangrove.

Hutan mangrove dikenal juga dengan istilah tidal forest, coastal woodland,

vloedbosschen, dan hutan payau. Selain itu, oleh masyarakat Indonesia dan negara Asia

Tenggara lainnya dengan rumpun bahasa Melayu, hutan magrove sering disebut dengan

hutan bakau. Namun demikian, penggunaan istilah hutan bakau untuk sebutan hutan

mangrove sebenarnya kurang tepat dan rancu, karena bakau hanyalah nama lokal dari

marga Rhizophora, sementara hutan mangrove disusun dan ditumbuhi oleh banyak

marga dan jenis tumbuhan lainnya. Dengan demikian, penggunaan istilah hutan

mangrove hanya tepat manakala hutan tersebut hanya disusun oleh jenis-jenis dari

marga Rhizophora, sedangkan apabila hutan tersebut juga disusun bersamaan dengan

jenis dari marga yang lain, maka istilah tersebut tidak tepat lagi untuk digunakan.

Cakupan Sumberdaya Mangrove

Sumberdaya mangrove secara keseluruhan mencakup ekosistem mangrove yang

terdiri atas :

(1) satu atau lebih jenis pohon dan semak belukar yang hidupnya terbatas di

habitat mangrove (exclusive mangrove), dan secara alami tidak tumbuh di

habitat selain mangrove

Gambar 1. Variasi kondisi pantai tempat tumbuh hutan mangrove

Page 3: PANDUAN PENGENALAN DAN ANALISIS VEGETASI HUTAN …epuspeduli.com/panduan_pengenalan_dan_analisis_vegetasi_hutan_ma... · Onrizal. 2008. Panduan Pengenalan dan Analisis Vegetasi Hutan

Onrizal. 2008. Panduan Pengenalan dan Analisis Vegetasi Hutan Mangrove 3

Gambar 2. Profil hutan mangrove yang (a) tergenang air saat pasang dan (b) terbebas

dari genangan saat surut (Foto oleh Onrizal; hutan mangrove di Teluk Bintuni, Papua, November 1996)

(2) jenis-jenis tumbuhan yang hidupnya di habitat mangrove, namun secara alami

juga dapat hidup di habitat selain mangrove (non-exclusive mangrove),

(3) biota yang berasosiasi dengan mangrove (biota darat dan laut, lumut kerak,

cendawan, ganggang, bakteri dan lain-lain) baik yang hidupnya menetap,

sementara, sekali-sekali, biasa ditemukan, kebetulan maupun khusus hidup di

habitat mangrove,

(4) proses-proses alamiah yang berperan dalam mempertahankan ekosistem

mangrove baik yang berada di daerah bervegatasi maupun di luarnya,

(5) daratan terbuka atau hamparan lumpur yang berada antara batas hutan

sebenarnya dengan laut, dan

(6) masyarakat yang hidupnya bergantung dan bertempat tinggal pada lahan

mangrove.

Mengenal Flora Mangrove di Lapangan

Secara umum, ada 4 (empat) cara dalam mengenal suatu jenis flora, yaitu (a)

bertanya kepada orang yang ahli, (b) mencocokkan dengan herbarium yang telah

diidentifikasi, (c) membandingkan dengan gambar dan deskripsi yang terdapat pada

buku flora, dan (d) menggunakan kunci identifikasi. Karakter yang digunakan dalam

pengenalan suatu jenis adalah karakter morfologi yang bersifat khas dan mantap. Oleh

karena itu, setiap yang ingin mengenal jenis flora, termasuk mangrove, minimal

memiliki pengetahuan tentang morfologi tumbuhan.

(a) (b)

Page 4: PANDUAN PENGENALAN DAN ANALISIS VEGETASI HUTAN …epuspeduli.com/panduan_pengenalan_dan_analisis_vegetasi_hutan_ma... · Onrizal. 2008. Panduan Pengenalan dan Analisis Vegetasi Hutan

Onrizal. 2008. Panduan Pengenalan dan Analisis Vegetasi Hutan Mangrove 4

Dalam berbagai buku taksonomi, identifikasi didasarkan pada morfologi bunga dan

buah, namun sulit diaplikasikan di lapangan, mengingat tidak setiap waktu dijumpai

bagian bunga dan buah. Oleh karena itu, pengenalan berdasarkan karakter morfologi

dari bagian vegetatif, seperti akar, batang, daun, dan getah banyak dikembangkan yang

tidak bergantung pada keberadaan bagian generatif.

Flora mangrove dapat dikenali berdasarkan karakteristik morfologi dari setiap

bagian penyusunnya, seperti akar, batang, daun, bunga dan buah. Saat ini, pengenalan

jenis flora mangrove juga dapat mengacu pada buku panduan atau publikasi terkait

floristik mangrove yang telah tersedia, seperti Ding Hou (1958), Mabberley et al (1995),

Tomlinson (1996), Kusmana et al. (1997, 2003), Kitamura et al. (1997), Noor et al.

(1999), dan Onrizal et al. (2005). Dalam berbagai publikasi tersebut, karakter yang

sering digunakan adalah perawakan (habitus), tipe akar, daun, bunga, dan buah.

Berdasarkan perawakannya, flora mangrove dibagi ke dalam lima kategori, yaitu:

pohon (tree), semak (shrub), liana (vine), paku/palem (fern/palm), dan herba/rumput

(herb/grass). Flora mangrove memiliki sistem perakaran yang khas, sehingga bisa

digunakan untuk pengenalan di lapangan. Bentuk-bentuk perakaran tumbuhan

mangrove yang khas tersebut (Gambar 3) adalah sebagai berikut:

a. Akar pasak (pneumatophore). Akar pasak berupa akar yang muncul dari sistem

akar kabel dan memanjang keluar ke arah udara seperti pasak. Akar pasak ini

terdapat pada Avicennia, Xylocarpus dan Sonneratia.

b. Akar lutut (knee root). Akar lutut merupakan modifikasi dari akar kabel yang pada

awalnya tumbuh ke arah permukaan substrat kemudian melengkung menuju ke

substrat lagi. Akar lutut seperti ini terdapat pada Bruguiera spp.

c. Akar tunjang (stilt root). Akar tunjang merupakan akar (cabang-cabang akar) yang

keluar dari batang dan tumbuh ke dalam substrat. Akar ini terdapat pada Rhizophora

spp.

d. Akar papan (buttress root). Akar papan hampir sama dengan akar tunjang tetapi

akar ini melebar menjadi bentuk lempeng, mirip struktur silet. Akar ini terdapat

pada Heritiera.

e. Akar gantung (aerial root). Akar gantung adalah akar yang tidak bercabang yang

muncul dari batang atau cabang bagian bawah tetapi biasanya tidak mencapai

substrat. Akar gantung terdapat pada Rhizophora, Avicennia dan Acanthus.

Page 5: PANDUAN PENGENALAN DAN ANALISIS VEGETASI HUTAN …epuspeduli.com/panduan_pengenalan_dan_analisis_vegetasi_hutan_ma... · Onrizal. 2008. Panduan Pengenalan dan Analisis Vegetasi Hutan

Onrizal. 2008. Panduan Pengenalan dan Analisis Vegetasi Hutan Mangrove 5

Gambar 3. Bentuk-bentuk perakaran tumbuhan yang sering dijumpai di hutan

mangrove. (a) akar tunjang, (b) akar lutur, (c) akar pasak, (d) akar papan

Pada umumnya marga pohon mangrove mempunyai satu atau lebih tipe akar

(Tabel 1). Berbagai bentuk perakaran tersebut merupan salah satu cara adaptasi

tumbuhan mangrove terhadap kondisi habitat yang sering tergenang air pasang,

sehingga tanahnya bersifat anaerob.

Tabel 1. Tipe akar pada beberapa marga pohon mangrove

Marga Akar kabel permukaan

Akar nafas

Akar lutut

Akar tunjang

Akar papan

Akar gantung

Acanthus Aegialitis Aegiceras Avicennia Bruguiera Camptostemon Ceriops Cynometra Excoecaria Heritiera Lumnitzera Nypa Osbornia Rhizophora Schyphiphora Sonneratia Xylocarus

+ + + - - - - - + - -

+? + -

+? +/- +/-

- - - +

+/- + - - - -

+/- -

+/- - -

+/- +

- - -

+/- + - + - - - + - - - - - -

+ - - -

+/- - + - - -

+/- - - + - - -

- - - -

+/- + +

+/- - + - - - - -

+/- +

+ - - +

+/- - - - - - - - - + - - -

Keterangan : + = ada; +/- = ada pada beberapa jenis; +? = kadang-kadang ada; - = tidak ada.

Beberapa jenis mangrove memiliki morfologi buah yang sangat spesifik, sehingga

dapat dijadikan alat identifikasi yang baik. Ada beberapa bentuk khas buah mangrove,

yaitu : bulat memanjang (cylindrical), bola (ball), seperti kacang buncis (bean-like),

dan sebagainya. Morfologi buah yang spesifik tersebut merupakan bentuk adaptasi,

yakni antisipasi terhadap habitat yang tergenang dan substratnya yang berlumpur,

dimana biji flora mangrove telah berkecambah selagi masih melekat pada pohon

induknya. Fenomena ini disebut vivipari dan kriptovivipari (Gambar 4).

d cba

Page 6: PANDUAN PENGENALAN DAN ANALISIS VEGETASI HUTAN …epuspeduli.com/panduan_pengenalan_dan_analisis_vegetasi_hutan_ma... · Onrizal. 2008. Panduan Pengenalan dan Analisis Vegetasi Hutan

Onrizal. 2008. Panduan Pengenalan dan Analisis Vegetasi Hutan Mangrove 6

Gambar 4. Berbagai buah jenis pohon mangrove yang menunjukkan fenomena

vivipari: (a) Rhizophora mucronata, (b) R. apiculata, (c) Bruguiera gymnorrhiza, (d) Ceriops tagal, (e) R. stylosa, (f) Aegiceras corniculatum; dan kriptovivipari: (g) Avicennia marina, (h) Sonneratia caseolaris, dan (i) S. alba.

Vivipari adalah perkecambahan dimana embrio keluar dari perikarp selagi masih

menempel pada ranting pohon, kadang-kadang berlangsung lama pada pohon induknya.

Vivipari terjadi pada Bruguiera, Ceriops, Rhizophora, Kandelia dan Nypa.

Kriptovivivari adalah perkecambahan dimana embrio berkembang dalam buah, tapi

tidak mencukupi untuk keluar dari pericarp. Kriptovivipari terjadi pada Aegialitis,

Acanthus, Avicennia, Laguncularia dan Pelliciera. Viviparitas ini merupakan

mekanisme adaptasi terhadap beberapa aspek lingkungan, diantaranya bertujuan untuk

mempercepat perakaran, pengaturan kadar garam, keseimbangan ion, perkembangan

daya apung dan memperpanjang waktu memperoleh nutrisi dari induk.

Page 7: PANDUAN PENGENALAN DAN ANALISIS VEGETASI HUTAN …epuspeduli.com/panduan_pengenalan_dan_analisis_vegetasi_hutan_ma... · Onrizal. 2008. Panduan Pengenalan dan Analisis Vegetasi Hutan

Onrizal. 2008. Panduan Pengenalan dan Analisis Vegetasi Hutan Mangrove 7

Berdasarkan berbagai hasil pengamatan penulis di lapangan dan kajian terhadap

berbagai publikasi terkait flora mangrove, pada Lampiran 1-8 disajikan matriks

pengenalan flora mangrove berdasarkan karakter morfologinya.

Analisis Vegetasi Hutan Mangrove

Analisis vegetasi hutan mangrove dalam kegiatan P3H dilakukan dengan metoda

kombinasi antara metoda jalur dan metoda garis berpetak (Gambar 5) dengan panjang

jalur minimum adalah 300 m yang bisa terdiri dari beberapa jalur, tergantung kondisi di

lapangan. Di dalam metoda ini risalah pohon dilakukan dengan metoda jalur dan

permudaan dengan metoda garis berpetak (Onrizal & Kusmana, 2005).

Ukuran permudaan yang digunakan dalam kegiatan analisis vegetasi hutan

mangrove adalah sebagai berikut:

(a) Semai : Permudaan mulai dari kecambah sampai anakan setinggi kurang dari

1,5 m.

(b) Pancang : Permudaan dengan tinggi 1,5 m sampai anakan berdiameter kurang

dari 10 cm.

(c) Pohon : Pohon berdiameter 10 cm atau lebih.

(e) Tumbuhan bawah : Tumbuhan selain permudaan pohon, misal rumput, herba dan semak

belukar.

Selanjutnya ukuran sub-petak untuk setiap tingkat permudaan adalah sebagai

berikut:

(a) Semai dan tumbuhan bawah : 2 x 2 m.

(b) Pancang : 5 x 5 m.

(c) Pohon : 10 x 10 m.

Gambar 2. Desain kombinasi metoda jalur dan metoda garis berpetak

Arah rintis

10 m

2 m 5 m

10 m

Page 8: PANDUAN PENGENALAN DAN ANALISIS VEGETASI HUTAN …epuspeduli.com/panduan_pengenalan_dan_analisis_vegetasi_hutan_ma... · Onrizal. 2008. Panduan Pengenalan dan Analisis Vegetasi Hutan

Onrizal. 2008. Panduan Pengenalan dan Analisis Vegetasi Hutan Mangrove 8

Seluruh individu tumbuhan mangrove pada setiap sub-petak tingkat

pertumbuhan diidentifikasi, dihitung jumlahnya, dan khusus untuk tingkat pohon diukur

diamater pohon, yakni diamater batang pada ketinggian 1,3 m dari atas permukaan

tanah atau 10 cm di atas banir atau akar tunjang, apabila banir atau akar tunjang

tertinggi terletak pada ketinggian 1,3 m atau lebih. Untuk keperluan identifikasi jenis,

diambil material herbarium setiap jenis, berupa setangkai daun berbunga dan atau

berbunga. Material herbarium tersebut selanjutnya diproses di kampus untuk

identifikasi. Dalam hal ini, peserta P3H agar membaca teknik pembuatan herbarium

(Onrizal, 2005) dengan tally sheet, seperti disajikan pada Lampiran 9,

Perhitungan besarnya nilai kuantitif parameter vegetasi, khususnya dalam

penentuan indeks nilai penting, dilakukan dengan formula berikut ini:

a. Kerapatan suatu jenis (K)

contohpetakLuasjenissuatuindividu

K ∑=

b. Kerapatan relatif suatu jenis (KR)

%100xjenisseluruhK

jenissuatuKKR =

c. Frekuensi suatu jenis (F)

∑∑

−=

contohpetaksubSeluruh

jenissuatuditemukanpetakSubF

d. Frekuensi relatif suatu jenis (FR)

%100xjenisseluruhF

jenissuatuFFR =

e. Dominansi suatu jenis (D). D hanya dihitung untuk tingkat pohon.

contohpetakLuasjenissuatudasarbidangLuasD =

f. Dominansi relatif suatu jenis (DR)

%100xjenisseluruhD

jenissuatuDDR =

g. Indeks Nilai Penting (INP)

g.1. Untuk tingkat pohon adalah INP = KR + FR + DR

g.2. Untuk tingkat semai, pancang dan tumbuhan bawah adalah INP = KR + FR

Page 9: PANDUAN PENGENALAN DAN ANALISIS VEGETASI HUTAN …epuspeduli.com/panduan_pengenalan_dan_analisis_vegetasi_hutan_ma... · Onrizal. 2008. Panduan Pengenalan dan Analisis Vegetasi Hutan

Onrizal. 2008. Panduan Pengenalan dan Analisis Vegetasi Hutan Mangrove 9

Selanjutnya, indeks keanekaragaman Shannon (Shannon’s index) (Ludwig &

Reynold, 1988) digunakan untuk mengetahui keanekaragaman jenis di setiap tingkat

pertumbuhan dengan rumus sebagai berikut:

H ’ = – ∑ (pi ln pi); dengan pi = (ni / n)

dimana H ’ adalah indeks keanekaragaman Shannon, ni adalah jumlah individu suatu

jenis ke–i dalam petak ukur (PU), dan n adalah total jumlah individu dalam PU. Barbour

et al. (1987) menyatakan bahwa nilai H’ berkisar antara 0 – 7 dengan kriteria (a) 0 – 2

tergolong rendah, (b) 2 – 3 tergolong sedang, dan (c) 3 atau lebih yang tergolong tinggi.

Untuk mengetahui nilai kekayaan digunakan indeks kekayaan jenis Menhinick

(Menhinick’s index) (Ludwig & Reynold, 1988) dengan rumus sebagai berikut:

R = S / √ n

dimana R adalah indeks kekayaan Menhinick, S adalah jumlah jenis dalam PU, dan n

adalah total individu seluruh jenis dalam PU.

Untuk mengetahui kemerataan jenis, marga atau suku pohon, indeks kemerataan

(evenness index) (Ludwig & Reynold, 1988) dapat digunakan dengan rumus sebagai

berikut:

E = H ‘ / ln (S)

dimana E adalah indeks kemerataan untuk jenis, marga atau suku, dan S adalah jumlah

jenis, marga atau suku yang dijumpai dalam PU.

Dalam rangka untuk mengetahui gambaran struktur hutan di lokasi penelitian,

dibuat distribusi pohon secara horizontal (sebaran horizontal) dan secara vertikal

(statifikasi) yang secara berturut–turut didasarkan klas diamater (selang 5 cm) dan klas

tinggi pohon (selang 1 m).

Kegiatan Praktek di Lapangan

Pada ekosistem hutan mangrove, kegiatan P3H minimum mencakup:

1. Mencari tahu, melalui wawancara dengan masyarakat lokal, tentang nama yang

diberikan terhadap hutan mangrove, beserta batasannya.

2. Identifikasi setiap jenis flora mangrove yang dijumpai di lokasi P3H yang disertai

dengan pembuatan herbarium beserta dokumentasi berupa foto (lebih baik

menggunakan kamera digital).

3. Melakukan analisis vegetasi mengikuti metode seperti diuraikan di atas dengan

panjang jalur minimum untuk setiap regu adalah 300 m.

Page 10: PANDUAN PENGENALAN DAN ANALISIS VEGETASI HUTAN …epuspeduli.com/panduan_pengenalan_dan_analisis_vegetasi_hutan_ma... · Onrizal. 2008. Panduan Pengenalan dan Analisis Vegetasi Hutan

Onrizal. 2008. Panduan Pengenalan dan Analisis Vegetasi Hutan Mangrove 10

4. Mencatat jenis satwa yang dijumpai, baik yang hidup di dalam substrat, di

permukaan, maupun di atas substrat yang disertai dokumentasi berupa foto (lebih

baik menggunakan kamera digital).

Daftar Pustaka

Barbour, G.M., J.K. Burk, & J.K. Pitts. 1987. Terresrtrial plant ecology. New York: The Benyamin/Cummings Publishing Company, Inc.

Ding Hou. 1958. Rhizophoraceae. Flora Malesiana 1, 5 (4): 452-453

Kitamura, S., C. Anwar, A. Chaniago, S. Baba. 1997. Handbook of Mangroves in Indonesia. Bali dan Lombok. Ministry of Forestry Indonesia and Japan International Cooperation Agency. Jakarta.

Kusmana, C., Onrizal, & Sudarmadji. 2003. Jenis-jenis pohon mangrove di Teluk Bintuni, Papua. Fakultas Kehutanan, IPB – Bogor dan PT BUMWI – Jakarta.

Ludwig, J.A., and J.F. Reynold. 1988. Statistical Ecology: a Primer on Methods and Computing. New York: John Wiley & Sons.

Mabberley, D.J., C.M. Pannel, A.M. Sing. 1995. Meliaceae. Flora Malesiana 1, 12 (1): 376

Macnae, W. 1968. A General Account of the Fauna of the Mangrove Swamps of Inhaca Island, Mozambique. J. Ecol. 50: 93 – 128

Noor, Y.S., M. Khazali, & I.N.N. Suryadiputera. 1999. Panduan Pengenalan Mangrove di Indonesia. Ditjen PKA Departemen Kehutanan dan Wetlands International Indonesia Programme. Bogor.

Onrizal, & C. Kusmana. 2005. Ekologi hutan Indonesia [buku ajar]. Departemen Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara. Medan.

Onrizal, Rugayah, & Suhardjono. 2005. Flora mangrove berhabitus pohon di Hutan Lindung Angke-Kapuk. Biodiversitas 6 (1): 34-39

Onrizal. 2005. Teknik pembuatan herbarium. Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara. Medan

Tomlinson, P.B. 1996. The botany of mangrove. Cambridge University Press. UK.

Page 11: PANDUAN PENGENALAN DAN ANALISIS VEGETASI HUTAN …epuspeduli.com/panduan_pengenalan_dan_analisis_vegetasi_hutan_ma... · Onrizal. 2008. Panduan Pengenalan dan Analisis Vegetasi Hutan

Onrizal. 2008. Panduan Pengenalan dan Analisis Vegetasi Hutan Mangrove 11

Lampiran 1. Matriks pengenalan flora mangrove berdasarkan perawakan Perawakan

No. Nama Jenis

Pohon Semak Liana Pakis/Palem Herba/Rumput 1. 2. 3.

Acrostichum aureum Aegiceras corniculatum Aegiceras floridum

• •

4. 5. 6.

Avicennia alba Avicennia lanata Avicennia marina

• • •

7. 8. 9.

Avicennia officinalis Bruguiera cylindrica Bruguiera gymnorrhiza

• • •

10. 11. 12.

Bruguiera parvifolia Bruguiera sexangula Ceriops decandra

• • •

13. 14. 15.

Ceriops tagal Excoecaria agallocha Heritiera littoralis

• • •

16. 17. 18.

Lumnitzera littorea Lumnitzera racemosa Nypa fruticans (palm)

• •

19. 20. 21.

Osbornia octodonta Pemphis acidula Rhizophora apiculata

• •

22. 23. 24.

Rhizophora lamarckii Rhizophora mucronata Rhizophora stylosa

• • •

25. 26. 27.

Scyphiphora hydrophyllacea Sonneratia alba Sonneratia caseolari

• • •

28. 29. 30.

Xylocarpus granatum Xylocarpus moluccensis Xylocarpus rumphii

• • •

Page 12: PANDUAN PENGENALAN DAN ANALISIS VEGETASI HUTAN …epuspeduli.com/panduan_pengenalan_dan_analisis_vegetasi_hutan_ma... · Onrizal. 2008. Panduan Pengenalan dan Analisis Vegetasi Hutan

Onrizal. 2008. Panduan Pengenalan dan Analisis Vegetasi Hutan Mangrove 12

Lampiran 2. Matriks pengenalan flora mangrove berdasarkan tipe akar

Akar permukaan

No. Nama Jenis

Tunjang Pasak Lutut Papan Banir

Tanpa akar permukaan

1. 2. 3.

Acrostichum aureum Aegiceras corniculatum Aegiceras floridum

• • •

4. 5. 6.

Avicennia alba Avicennia lanata Avicennia marina

• • •

7. 8. 9.

Avicennia officinalis Bruguiera cylindrica Bruguiera gymnorrhiza

• • •

10. 11. 12.

Bruguiera parvifolia Bruguiera sexangula Ceriops decandra

• •

• •

13. 14. 15.

Ceriops tagal Excoecaria agallocha Heritiera littoralis

• •

16. 17. 18.

Lumnitzera littorea Lumnitzera racemosa Nypa fruticans (palm)

• • •

19. 20. 21.

Osbornia octodonta Pemphis acidula Rhizophora apiculata

• •

22. 23. 24.

Rhizophora lamarckii Rhizophora mucronata Rhizophora stylosa

• • •

25. 26. 27.

Scyphiphora hydrophyllacea Sonneratia alba Sonneratia caseolari

• •

28. 29. 30.

Xylocarpus granatum Xylocarpus moluccensis Xylocarpus rumphii

• • •

Page 13: PANDUAN PENGENALAN DAN ANALISIS VEGETASI HUTAN …epuspeduli.com/panduan_pengenalan_dan_analisis_vegetasi_hutan_ma... · Onrizal. 2008. Panduan Pengenalan dan Analisis Vegetasi Hutan

Onrizal. 2008. Panduan Pengenalan dan Analisis Vegetasi Hutan Mangrove 13

Lampiran 3. Matriks pengenalan flora mangrove berdasarkan komposisi dan susunan daun

Komposisi Daun Susunan Daun

No. Nama Jenis

Tunggal Majemuk Opposite Alternate 1. 2. 3.

Acrostichum aureum Aegiceras corniculatum Aegiceras floridum

• •

• •

4. 5. 6.

Avicennia alba Avicennia lanata Avicennia marina

• • •

• • •

7. 8. 9.

Avicennia officinalis Bruguiera cylindrica Bruguiera gymnorrhiza

• • •

• • •

10. 11. 12.

Bruguiera parvifolia Bruguiera sexangula Ceriops decandra

• • •

• • •

13. 14. 15.

Ceriops tagal Excoecaria agallocha Heritiera littoralis

• • •

• • •

16. 17. 18.

Lumnitzera littorea Lumnitzera racemosa Nypa fruticans (palm)

• •

• • •

19. 20. 21.

Osbornia octodonta Pemphis acidula Rhizophora apiculata

• • •

• • •

22. 23. 24.

Rhizophora lamarckii Rhizophora mucronata Rhizophora stylosa

• • •

• • •

25. 26. 27.

Scyphiphora hydrophyllacea Sonneratia alba Sonneratia caseolari

• • •

• • •

28. 29. 30.

Xylocarpus granatum Xylocarpus moluccensis Xylocarpus rumphii

• • •

• • •

Page 14: PANDUAN PENGENALAN DAN ANALISIS VEGETASI HUTAN …epuspeduli.com/panduan_pengenalan_dan_analisis_vegetasi_hutan_ma... · Onrizal. 2008. Panduan Pengenalan dan Analisis Vegetasi Hutan

Onrizal. 2008. Panduan Pengenalan dan Analisis Vegetasi Hutan Mangrove 14

Lampiran 4. Matriks pengenalan flora mangrove berdasarkan tipe akar

Bentuk Helaian Daun No. Nama Jenis

Lanset Elips Oval Obovate Cordate

1. 2. 3.

Acrostichum aureum Aegiceras corniculatum Aegiceras floridum

• • •

4. 5. 6.

Avicennia alba Avicennia lanata Avicennia marina

• • •

7. 8. 9.

Avicennia officinalis Bruguiera cylindrica Bruguiera gymnorrhiza

• •

10. 11. 12.

Bruguiera parvifolia Bruguiera sexangula Ceriops decandra

• •

13. 14. 15.

Ceriops tagal Excoecaria agallocha Heritiera littoralis

• •

16. 17. 18.

Lumnitzera littorea Lumnitzera racemosa Nypa fruticans (palm)

• •

19. 20. 21.

Osbornia octodonta Pemphis acidula Rhizophora apiculata

• •

22. 23. 24.

Rhizophora lamarckii Rhizophora mucronata Rhizophora stylosa

• • •

25. 26. 27.

Scyphiphora hydrophyllacea Sonneratia alba Sonneratia caseolari

• •

28. 29. 30.

Xylocarpus granatum Xylocarpus moluccensis Xylocarpus rumphii

• •

Page 15: PANDUAN PENGENALAN DAN ANALISIS VEGETASI HUTAN …epuspeduli.com/panduan_pengenalan_dan_analisis_vegetasi_hutan_ma... · Onrizal. 2008. Panduan Pengenalan dan Analisis Vegetasi Hutan

Onrizal. 2008. Panduan Pengenalan dan Analisis Vegetasi Hutan Mangrove 15

Lampiran 5. Matriks pengenalan flora mangrove berdasarkan bentuk ujung daun

Ujung Daun

No. Nama Jenis Acute/

Acuminate Aristate/

Acuminate Rounded (Bundar)

Emarginate (Berlekuk)

1. 2. 3.

Acrostichum aureum Aegiceras corniculatum Aegiceras floridum

• •

4. 5. 6.

Avicennia alba Avicennia lanata Avicennia marina

• • •

7. 8. 9.

Avicennia officinalis Bruguiera cylindrica Bruguiera gymnorrhiza

• •

10. 11. 12.

Bruguiera parvifolia Bruguiera sexangula Ceriops decandra

• •

13. 14. 15.

Ceriops tagal Excoecaria agallocha Heritiera littoralis

• •

16. 17. 18.

Lumnitzera littorea Lumnitzera racemosa Nypa fruticans (palm)

• •

19. 20. 21.

Osbornia octodonta Pemphis acidula Rhizophora apiculata

• •

22. 23. 24.

Rhizophora lamarckii Rhizophora mucronata Rhizophora stylosa

• • •

25. 26. 27.

Scyphiphora hydrophyllacea Sonneratia alba Sonneratia caseolari

• •

28. 29. 30.

Xylocarpus granatum Xylocarpus moluccensis Xylocarpus rumphii

• •

Page 16: PANDUAN PENGENALAN DAN ANALISIS VEGETASI HUTAN …epuspeduli.com/panduan_pengenalan_dan_analisis_vegetasi_hutan_ma... · Onrizal. 2008. Panduan Pengenalan dan Analisis Vegetasi Hutan

Onrizal. 2008. Panduan Pengenalan dan Analisis Vegetasi Hutan Mangrove 16

Lampiran 6. Matriks pengenalan flora mangrove berdasarkan bentuk ujung daun

Posisi bunga

Warna Bunga No. Nama Jenis

Terminal Axillary Tunggal 1. 2. 3.

Acrostichum aureum Aegiceras corniculatum Aegiceras floridum

• •

- Petal putih Petal putih

4. 5. 6.

Avicennia alba Avicennia lanata Avicennia marina

• • •

Petal kuning-oranye Petal kuning-oranye Petal kuning-oranye

7. 8. 9.

Avicennia officinalis Bruguiera cylindrica Bruguiera gymnorrhiza

• • •

Petal kuning Calyx hijau kekuningan Calyx merah

10. 11. 12.

Bruguiera parvifolia Bruguiera sexangula Ceriops decandra

• • •

Calyx hijau kekuningan Calyx kuning kehijauan Petal putih-cokelat

13. 14. 15.

Ceriops tagal Excoecaria agallocha Heritiera littoralis

• • •

Petal putih-cokelat Petal hijau & putih Petal ungu & mrh bata

16. 17. 18.

Lumnitzera littorea Lumnitzera racemosa Nypa fruticans (palm)

• • •

Petal merah Petal putih Kuning – cokelat

19. 20. 21.

Osbornia octodonta Pemphis acidula Rhizophora apiculata

• • •

Calyx hijau kemerahan Calyx putih – hijau Calyx hijau kekuningan

22. 23. 24.

Rhizophora lamarckii Rhizophora mucronata Rhizophora stylosa

• • •

Calyx hijau kekuningan Calyx putih-hijau Calyx hijau kekuningan

25. 26. 27.

Scyphiphora hydrophyllacea Sonneratia alba Sonneratia caseolari

• •

• Petal putih Calyx hijau Calyx hijau

28. 29. 30.

Xylocarpus granatum Xylocarpus moluccensis Xylocarpus rumphii

• • •

Petal putih kehijauan Petal putih kehijauan Petal putih kehijauan

Page 17: PANDUAN PENGENALAN DAN ANALISIS VEGETASI HUTAN …epuspeduli.com/panduan_pengenalan_dan_analisis_vegetasi_hutan_ma... · Onrizal. 2008. Panduan Pengenalan dan Analisis Vegetasi Hutan

Onrizal. 2008. Panduan Pengenalan dan Analisis Vegetasi Hutan Mangrove 17

Lampiran 7. Matriks pengenalan flora mangrove berdasarkan bentuk ujung daun

Inflorescence (Bunga Majemuk)

No. Nama Jenis

Cyme Malai Bulir Tandan Catkin Payung 1. 2. 3.

Acrostichum aureum Aegiceras corniculatum Aegiceras floridum

4. 5. 6.

Avicennia alba Avicennia lanata Avicennia marina

• • •

7. 8. 9.

Avicennia officinalis Bruguiera cylindrica Bruguiera gymnorrhiza

10. 11. 12.

Bruguiera parvifolia Bruguiera sexangula Ceriops decandra

• •

13. 14. 15.

Ceriops tagal Excoecaria agallocha Heritiera littoralis

• •

16. 17. 18.

Lumnitzera littorea Lumnitzera racemosa Nypa fruticans (palm)

• •

19. 20. 21.

Osbornia octodonta Pemphis acidula Rhizophora apiculata

• • •

22. 23. 24.

Rhizophora lamarckii Rhizophora mucronata Rhizophora stylosa

• • •

25. 26. 27.

Scyphiphora hydrophyllacea Sonneratia alba Sonneratia caseolari

• • •

28. 29. 30.

Xylocarpus granatum Xylocarpus moluccensis Xylocarpus rumphii

• • •

Page 18: PANDUAN PENGENALAN DAN ANALISIS VEGETASI HUTAN …epuspeduli.com/panduan_pengenalan_dan_analisis_vegetasi_hutan_ma... · Onrizal. 2008. Panduan Pengenalan dan Analisis Vegetasi Hutan

Onrizal. 2008. Panduan Pengenalan dan Analisis Vegetasi Hutan Mangrove 18

Lampiran 8. Matriks pengenalan flora mangrove berdasarkan bentuk ujung daun

Bentuk Buah

No. Nama Jenis

Bulat Panjang Bola Kacang Buncis Lainnya

1. 2. 3.

Acrostichum aureum Aegiceras corniculatum Aegiceras floridum

• •

-

4. 5. 6.

Avicennia alba Avicennia lanata Avicennia marina

• • •

7. 8. 9.

Avicennia officinalis Bruguiera cylindrica Bruguiera gymnorrhiza

• •

10. 11. 12.

Bruguiera parvifolia Bruguiera sexangula Ceriops decandra

• • •

13. 14. 15.

Ceriops tagal Excoecaria agallocha Heritiera littoralis

• • •

16. 17. 18.

Lumnitzera littorea Lumnitzera racemosa Nypa fruticans (palm)

• •

19. 20. 21.

Osbornia octodonta Pemphis acidula Rhizophora apiculata

• •

22. 23. 24.

Rhizophora lamarckii Rhizophora mucronata Rhizophora stylosa

- • •

25. 26. 27.

Scyphiphora hydrophyllacea Sonneratia alba Sonneratia caseolari

• •

28. 29. 30.

Xylocarpus granatum Xylocarpus moluccensis Xylocarpus rumphii

• • •

Page 19: PANDUAN PENGENALAN DAN ANALISIS VEGETASI HUTAN …epuspeduli.com/panduan_pengenalan_dan_analisis_vegetasi_hutan_ma... · Onrizal. 2008. Panduan Pengenalan dan Analisis Vegetasi Hutan

Onrizal. 2008. Panduan Pengenalan dan Analisis Vegetasi Hutan Mangrove 19

Lampiran 9.

Tally Sheet / Blanko Isiian Data Tumbuhan Mangrove di Lapangan

No Koleksi : .............................. Nama Kolektor : ....................................... Tanggal koleksi : .............................. Nama lokal : ............................................. Nama ilmiah : ....................................................................................................... (suku, marga, jenis) Lokasi (meliputi batas floristik, administrasi, koordinat, ketinggian) : ....................................................................................................... ....................................................................................................... ....................................................................................................... Habitat : ....................................................................................................... (tipe substrat: lumpur, pasir, coral, dsb; letak: muara sungai (estuari), delta, dsb). Ekologi : ....................................................................................................... (frekuensi ditemukan/peyebaran, asosiasi dengan tumbuhan disekitarnya) Habitus/perawakan : ....................................................................................................... (bentuk perwakan: pohon, liana, terna, perdu, epifit, parasit; dengan ukuran tinggi dan diameternya) Deskripsi (sifat/karakter: pangkal pohon/tumbuhan, batang, kulit, percabangan, ranting, dan daun, beserta bunga dan buah jika ada; bau, rasa, warna: getah) : ....................................................................................................... ....................................................................................................... ....................................................................................................... ....................................................................................................... ....................................................................................................... ....................................................................................................... Kegunaan : ....................................................................................................... (pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat lokal) Identifikator : ....................................................................................................... (nama orang yang mengidentifikasi) Tanggal identifikasi : ....................................................................................................... (tanggal koleksi diidentifikasi)