panduan pelayanan anestesi.doc

Upload: nopal

Post on 01-Mar-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 PANDUAN PELAYANAN ANESTESI.doc

    1/15

  • 7/25/2019 PANDUAN PELAYANAN ANESTESI.doc

    2/15

    $apat diberikan secara intra#ena, intramuscular maupun inhalasi, sesuai dengan indikasi

    masing%masing.

    Obat anestesia langsung bekerja di otak sehingga pada aktu dilakukan incisi maka

    pasien diam tidak bergerak.

    &. Anestesia 'egional

    Adalah hambatan impuls nyeri suatu bagian tubuh sementara pada impuls saraf

    sensorik sehingga impuls nyeri dari satu bagian tubuh diblokir untuk sementara

    (re#ersible).

    a. Pada berkas syaraf dekat medulla spinalis (pleus blockperifer block).

    b. Pada medulla spinalis (epidural dan subarachnoid block).

    *. Anestesia +okal

    Adalah teknik untuk menghilangkan atau mengurangi sensasi di bagian tubuh

    tertentu.al ini memungkinkan pasien untuk menjalani prosedur pembedahan dan gigi

    tanpa rasa sakit yang mengganggu.

    $ilakukan infiltrasi pada ujung syaraf di lokasi yang akan di incisi.

    BAB II

    RUANG LINGKUP

    Anestesiologi adalah suatu cabang -lmu edokteran yang melibatkan (meliputi)/

    !. 0#aluasi pasien preoperatif

    &. 'encana tindakan anestesi

    *. Peraatan intra% dan pasca%operatif

    1. Manajemen sistem dan petugas yang termasuk didalamnya

    2. onsultasi perioperatif

    3. Pencegahan dan penanganan kondisi perioperatif yang tak diinginkan

    4. 5atalaksana nyeri akut dan kronis

    6. Peraatan pasien dengan sakit berat kritis

    esemua pelayanan ini diberikan atau diinstruksikan oleh Anestesiologis ($okter 7pesialis

    Anestesiologi)

  • 7/25/2019 PANDUAN PELAYANAN ANESTESI.doc

    3/15

    Pelayanan anestesi diperlukan untuk /

    !. Menghilangkan nyeri pembedahan dan trauma.

    &. Menghilangkan nyeri akut lain /

    a. Proses persalinan.

    b. Proses diagnostik medik tertentu.

    *. Menghilangkan nyeri kanker.1. Menghilangkan nyeri kronis (ischemia dan lain%lain)

    2. Menghilangkan rasa cemas pada anak.

    3. Pelayanan di 'uang Peraatan -ntensif.

    BAB III

    KEBIJAKAN

    !. Pelayanan Anestesiologi dan 5erapi -ntensif adalah tindakan medis yang dilakukan oleh dokter

    7pesialis Anestesiologi dalam kerja sama tim meliputi penilaian pra operatif (pra Anestesi),

    intra Anestesi dan pasca Anestesi serta pelayanan lain sesuai bidang Anestesiologi antara lain

    5erapi -ntensif, gaat darurat, dan penatalaksanaan nyeri.

    &. $okter 7pesialis Anestesiologi yaitu dokter yang telah menyelesaikan Pendidikan Program

    7tudi $okter 7pesialis Anestesiologi di -nstitusi pendidikan yang diakui atau lulusan luar

    negeri dan yang telah mendapat 7urat 5anda 'egistrasi (75') dan 7urat -8in Praktek (7-P).

    *. $okter spesialis anestesi yang memberi pelayanan harus memiliki 7urat 5anda 'egistrasi

    (75') dan 7urat -8in Praktek (7-P).

    1. $okter 7pesialis Anestesi bila tidak dapat memberikan pelayanan saat akan dilakukan operasi

    maka pasien dirujuk.

    2. epala pelayanan Anestesiologi dan 5erapi -ntensif adalah seorang dokter yang diangkat oleh

    $irektur 'umah 7akit.

    3. Pelayanan anestesi harus selalu berorientasi kepada mutu dan keselamatan pasien.

  • 7/25/2019 PANDUAN PELAYANAN ANESTESI.doc

    4/15

    4. 7emua petugas unit ajib memiliki i8in sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

    6. $alam melaksanakan tugasnya setiap petugas ajib mematuhi ketentuan dalam eselamatan

    dan esehatan erja (*).

    9. 7etiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar prosedur operasional yang

    berlaku, etika profesi, dan menghormati hak pasien.

    !:. Assesmen pra anestesi dikerjakan pada setiap pasien.

    !!. Prosedur premedikasi dan dilakukan kunjungan pra Anestesi di ruang peraatan paling lambat

    ! hari sebelum hari dilakukan tindakan operasi untuk kasus elektif, dan di ruang premedikasi

    paling lambat ! jam sebelum dilakukan tindakan operasi pada operasi cito.

    !&. 7etiap pasien yang akan dilakukan tindakan operasi, pasien, keluarga dan pengambil

    keputusan diberi pendidikan tentang risiko, manfaat dan alternatif anestesi oleh anestesiolog

    atau petugas lain.

    !*. 7etiap tindakan kedokteran (medis) yang akan dilakukan harus adaInformed Consent.

    !1. 7esaat sebelum dilakukan induksi dilakukan assesmen pra induksi.

    !2. $okter spesialis anestesiologi dan tim pengelola harus tetap berada di kamar operasi selamatindakan anestesi umum dan regional serta prosedur yang memerlukan tindakan sedasi.

    !3. 7elama pemberian anestesi harus dilakukan pemantauan dan e#aluasi secara kontinual

    terhadap oksigenasi, #entilasi, sirkulasi, suhu dan perfusi jaringan, serta didokumentasikan

    pada catatan anestesi.

    !4. Pengakhiran anestesi harus memperhatikan oksigenasi, #entilasi, sirkulasi, suhu dan perfusi

    jaringan dalam keadaan stabil.

    !6. 7etiap pasien pasca tindakan anestesi harus dipindahkan ke ruang pulih.

    !9. ;asilitas, sarana dan peralatan ruang pulih harus memenuhi persyaratan yang berlaku.

    &:. Pemindahan pasien ke ruang pulih harus didampingi oleh dokter spesialis anestesiologi atau

    anggota tim pengelola anestesi.

    &!. 7etelah tiba diruang pulih dilakukan serah terima pasien kepada peraat ruang pulih dan

    disertai laporan kondisi pasien.

    &&. ondisi pasien di ruang pulih harus dinilai secara kontinual.

    &*. Pasien dipindahkan (atau pemantauan pemulihan dihentikan) oleh seorang ahli anestesi yang

    memenuhi kualifikasi. 7elain itu bisa juga oleh indi#idu lain yang diijinkan oleh indi#idu yang

    bertanggung jaab mengelola layanan anestesi.

    &1. Pasien dipindahkan (atau pemantauan pemulihan dihentikan) oleh seorang peraat atau

    indi#idu yang memiliki kualifikasi setara berdasarkan kriteria pasca anestesi yang ditetapkan

    oleh pemimpin rumah sakit. 'ekam medis menunjukkan bukti baha kriteria tersebut

    terpenuhi.

    &2. 5im pengelola anestesi bertanggung jaab atas pengeluaran pasien dari ruang pulih.

    &3. Pada setiap pasien yang akan dilakukan tindakan operasi prinsip pencegahan dan pengendalian

    infeksi harus selalu dijalankan.

    &4. Apabila terjadi bencana Hospital Disaster Plan, kamar operasi siap untuk berperan di dalam

    penanggulangannya.

    &6. 5indakan yang bersifat kedokteran harus dikerjakan oleh tenaga medis tetapi dengan

    pertimbangan yang memperhatikan keselamatan pasien, tindakan tindakan tertentu dapat

    didelegasikan kepada tenaga kesehatan non medis yang terlatih.

  • 7/25/2019 PANDUAN PELAYANAN ANESTESI.doc

    5/15

  • 7/25/2019 PANDUAN PELAYANAN ANESTESI.doc

    6/15

    BAB IV

    TATA LAKSANA

    A. KATEGORI / TINGKATAN ANESTESI / SEDASI

    !. 7edasi ringan minimal (anxiolysis)/ kondisi di mana pasien masih dapat merespons

    dengan normal terhadap stimulus #erbal. Meskipun fungsi kognitif dan koordinasi dapat

    terganggu, #entilasi dan fungsi kardio#askular tidak terpengaruh.

    ika e#aluasi dini tidak dapat dilakukan (misalnya

    pembedahan darurat), penilaian dilakukan sebelum memulai anestesi, dan pembedahan.

    5ujuan akhir dari e#aluasi ini adalah didapatkan persiapan menjelang operasi baik pasien,

    alat, maupun obat yang optimal.

    0#aluasi pra anestesi mencakup /

  • 7/25/2019 PANDUAN PELAYANAN ANESTESI.doc

    7/15

    a. -dentifikasi pasien.

    b. -dentifikasi adanya penyulit, dengan melakukan penilaian terhadap

    =! (jalan nafas dan fungsi pernafasan)

    =& (fungsi cardio#ascular)

    =* (fungsi kesadaran)

    =1 (fungsi ginjal)

    =2 (fungsi pencernaan)

    =3 (tulang panjang)

    c. Pemahaman prosedur bedah medik yang akan dilaksanakan.

    d. 'iayat adanya penyakit terdahulu, riayat alergi obat, riayat pasien dan

    keluarganya terhadap tindakan anestesi bila ada dan hasil laboratorium serta

    pemeriksaan khusus bila diperlukan.

    e. Pengaturan terapi dan pemeriksaan lain yang diperlukan untuk mencapai kondisi

    pasien yang optimal misalnya terapi cairan, transfusi, fisioterapi nafas, dan

    konsultasi dengan dokter spesialis lain bila diperlukan.

    f. Memberikan penjelasan tentang persiapan menjelang operasi termasuk puasa,

    penjelasan tentang tindakan anestesi yang akan dilakukan, penjelasan tentang

    periode pasca operasi serta penanganan nyeri pasca bedah. Pada kasus berat dan

    resiko tinggi maka perlu diberikan -0 terhadap pasien dan keluarganya.

    g. Memastikan informed consent.

    C. PRA INDUKSI

    !. 7iap pasien

    $ilakukan penilaian ulang terhadap pasien terhadap /

    =! (airwaydan fungsi pernafasan)

    =& (fungsi cardio#asculer)

    =* (fungsi kesadaran)

    =1 (fungsi ginjal)

    =2 (fungsi pencernaan)

    =3 (tulang)

    Puasa

    Obat yang digunakan

    =ila ditemukan masalah segera diambil tindakan.

    &. 7iap alat

    7ebelum operasi dimulai selalu dicek persiapan alat yang meliputi /a. 7umber oksigen, cek tekanannya antara 1%2 barr.

    b. Alat untuk membebaskan jalan nafas/!) Orofaring airway, nasofaring airway.

    &) +aryngoscope dengan & ukuran serta laryngoscope Mc

  • 7/25/2019 PANDUAN PELAYANAN ANESTESI.doc

    8/15

    6) assa gulung kecil pengganjal gigi ompong.

    9) assa ukuran sedang.

    !:) assa tampon.

    c. Meja trolleyanestesia untuk meletakkan semua perlengkapan di atas.

    d. Mesin suction dicek apakah berfungsi dengan baik dan pilih kateter suction yang

    sesuai.e. Alat bantuan nafas cadangan, dicek adakah ambu bagdan berfungsi.

    f. Monitor / 0

  • 7/25/2019 PANDUAN PELAYANAN ANESTESI.doc

    9/15

    m.

  • 7/25/2019 PANDUAN PELAYANAN ANESTESI.doc

    10/15

    7et 7A= atau peridural disiapkan secara steril diatas meja, lokasi injeksi regional

    didesinfeksi lebih dulu dengan betadine, ahli anesthesi mengenakan sarung tangan steril

    serta prosedur melakukan anestesi juga harus secara steril.

    5ahapannya yaitu /

    a. Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan.

    b. Posisi pasien duduk atau berbaring lateral dengan punggung fleksi maksimal untuk

    analgesi spinal.

    c. -dentifikasi +umbal * 1.

    d. $esinfeksi dengan menggunakan -sodine dan alcohol 4: B.

    e. Pasang doek lubang.

    f. -nfiltrasi menggunakan lidocain &B.

    g. -nsersi 7pinocan sesuai ukuran sampai keluar liCuor cerebro spinalis.

    h. $ilakukan barbotage , bila terdapat cairan cerebrospinalis dan tidak dijumpai darah

    kemudian diinjeksikan obat spinal anestesi.

    i. Pasien diposisikan terlentang kembali.

    j.

  • 7/25/2019 PANDUAN PELAYANAN ANESTESI.doc

    11/15

    !*. Menilai efek hilangnya obat anestesi pada pasien

    7emua monitoring fungsi #ital dan tindakan anesthesi dicatat pada status anesthesi.

    $alam melakukan obser#asi fungsi #ital selama operasi, peraat anesthesi harus berespons

    dan mendokumentasikan semua perubahan fungsi #ital pasien selama anestesipembedahan.

    Adanya perdarahan serta kegaatan fungsi #ital pasien harus segera dilaporkan pada

    dokter ahli anesthesi agar segera mendapat tindakan penanganan.

    7etelah operasi berakhir maka ahli anesthesi akan mengakhiri anesthesi, setelah itu pasien

    akan dibaa ke ruang pulih sadar dimana pasien akan dilakukan pengaasan selama periode

    pasca operasi selama kira%kira & jam.

    E. PASCA OPERASI

    'uang pulih sadar dilengkapi dengan tenaga peraat yang khusus dengan kompetensi

    mampu meraat pasien pada masa pemulihan dari pembiusan. Alat%alat untuk kondisi

    emergency tersedia seperti masker dan ambu bag, suction. Apabila terjadi kegaatan di ruang

    pulih sadar maka salah satu meja troley anestesia dari kamar operasi segera ditarik dibaa ke

    ruang pulih sadar.

    Pasien diobser#asi ketat di ruang pulih sadar dengan dipasang monitor serta dicatat di

    lembar obser#asi pasca operasi. $i ruangan pulih sadar dilakukan pengaasan terhadap

    fungsi #ital pasien (=!%=3), adanya perdarahan yang mungkin masih terjadi, e#aluasi derajat

    nyeri pasca operasi. Adanya mual muntah pasca operasi juga harus diperhatikan.

    Adanya kegaatan terhadap fungsi #ital pasien harus segera dilaporkan kepada dokter

    ahli anestesi.

    Obser#asi pasca operasi dilakukan selama lebih kurang & jam. Apabila fungsi #ital =!%=3

    bagus dan stabil serta Aldrete 7core bagus, maka pasien bisa dikembalikan ke ruangan atau

    ke "nit peraatan -ntensif bila diperlukan.

    7etelah prosedur diagnostik selesai maka pasien diobser#asi di ruang pulih sadar untuk

    dilakukan obser#asi pasca anestesia.

    F. KRITERIA PEMULIHAN DARI SEDASI

    !. A+$'050 7

  • 7/25/2019 PANDUAN PELAYANAN ANESTESI.doc

    12/15

    dapat digerakkan ekstremitas dapat

    digerakkan

    1 Pernafasan Apnoe dan

    obstruksi

    $angkal namun

    pertukaran udara

    adekuat

    $apat bernafas

    dalam dan batuk

    2 esadaran 5idak berrespon =angun namun

    cepat kembali tidur

    7adar ,siaga dan

    orientasi

    >umlah / (jika jumlah E6, penderita dapat dipindahkan keruangan)

    &. 750DA'$ 7

  • 7/25/2019 PANDUAN PELAYANAN ANESTESI.doc

    13/15

    !) $urasi dan frekuensi pemantauan harus disesuaikan dengan masing%masing

    pasien bergantung pada tingkat sedasi yang diberikan, kondisi umum pasien,

    dan inter#ensi prosedur yang dilakukan.

    &) Oksigenasi harus dipantau sampai pasien terbebas dari risiko depresi pernapasan.

    d. 5ingkat kesadaran, tanda #ital, dan oksigenasi (jika diindikasikan) harus dicatat

    dengan rutin dan teratur.

    e. Peraat atau petugas terlatih lainnya yang bertugas memantau pasien dan

    mengidentifikasi adanya komplikasi harus dapat hadir mendampingi pasien

    hingga kriteria pemulangan terpenuhi.

    f. Petugas yang kompeten dalam menangani komplikasi (misalnya mempertahankan

    patensi jalan napas, memberikan #entilasi tekanan positif) harus dapat segera hadir

    kapanpun diperlukan hingga kriteria pemulangan terpenuhi.&. riteria Pemulangan Pasien

    a. Pasien harus sadar dan memiliki orientasi yang baik. =ayi dan pasien dengan

    gangguan status mental harus kembali ke status semula aal (sebelum menjalani

    anestesi analgesik). $okter dan keluarga harus menyadari baha pasien anak%

    anak yang memiliki risiko obstruksi jalan napas harus duduk dengan posisi kepala

    menunduk ke depan.

    b. 5anda #ital harus stabil.

    c. Penggunaan sistem skoring dapat membantu pencatatan untuk kriteria pemulangan.

    d. 5elah meleati aktu yang cukup (hingga & jam) setelah pemberian terakhir obat

    antagonis (nalokson, fluma8enil) untuk memastikan baha pasien tidak masuk ke

    fase sedasi kembali setelah efek obat antagonis menghilang.

    e. Pasien raat jalan boleh dipulangkan dengan didampingi oleh orang deasa yang

    dapat mengantarkan pasien sampai ke rumah dan dapat melaporkan jika terjadi

    komplikasi pasca%prosedur.

    f. Pasien raat jalan dan pendampingnya harus diberikan instruksi tertulis mengenai

    diet pasca%prosedur, obat%obatan, akti#itas, dan nomor telepon yang dapat dihubungi

    jika terjadi keadaan emergensi.

    G. ANGGOTA INTI TIM ANESTESI

    !. 5im anestesi melibatkan dokter dan non%dokter.

    &. 7etiap anggota tim memiliki keajiban untuk mengidentifikasi mereka sendiri dan

    anggota tim lainnya secara akurat kepada pasien dan keluarganya.

    *. 5indakanlayanan anestesi dilakukan oleh tim anestesi, termasuk pemantauan dan

    pelaksanaan tindakan anestesi.

  • 7/25/2019 PANDUAN PELAYANAN ANESTESI.doc

    14/15

    1. -nstruksi diberikan oleh anestesiologis dan harus sejalan dengan kebijakan dan

    regulasi pemerintah serta kebijakan rumah sakit.

    2. 5anggung jaab keseluruhan terhadap kinerja tim anestesi dan keselamatan pasien

    terletak pada anestesiologis.

    3. Anestesiologis harus meujudkan keselamatan pasien yang optimal dan memberikan

    pelayanan yang berkualitas kepada setiap pasien yang menjalani tindakan anestesi.

    4. =erikut adalah anggota tim anestesi/

    a. $okter

    !) Anestesiologis (spesialis anestesi) Pimpinan 5im Anestesi

    Merupakan seorang dokter yang memiliki 7-P dan telah menyelesaikan program

    studi spesialisasi di bidang anestesi yang terakreditasi.

    b. @on%dokter!) Peraat anestesi

    Merupakan peraat dengan 7-P yang telah menyelesaikan program studi

    Peraat Anestesi terakreditasi.

    &) Asisten anestesi

    Merupakan professional kesehatan yang telah menyelesaikan program studi

    Asisten Anestesi terakreditasi.

  • 7/25/2019 PANDUAN PELAYANAN ANESTESI.doc

    15/15

    BAB IV

    DOKUMENTASI

    $alam pelaksanaannya pembuatan laporan pelayanan sedasi dan anestesi didokumentasikan dalam

    lembar formulir anestesi.

    $itetapkan di /

    Pada tanggal /

    $irektur 'umah 7akit "mum Aulia

    dr. Maria Yoa!a