pandu pajak oktober 2013

12
COVER REPRO: (ekkizone.blogspot.com)

Upload: pandu-pajak

Post on 30-Jan-2016

230 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Buletin Bulanan Kanwil DJP Jakarta Selatan

TRANSCRIPT

Page 1: Pandu Pajak Oktober 2013

COVER REPRO: (ekkizone.blogspot.com)

Page 2: Pandu Pajak Oktober 2013

JAKSEL MENYAPA

Negeri ini pernah mengecapsukses dibawah para anakmudanya. Sumpah Pemudaditandai menjadi tonggak

sejarah awal bagaimana keusuksesananak muda memainkan perannya dinegeri ini. Selanjutnya kita pun takboleh lupa bagaimana aksi kaum mudalewat tragedy penculikannya berhasilmembawa Soekarno dan Hatta secara"terpaksa" harus memproklamirkannegeri ini hingga yang paling baru danmasih bisa kita rasakan efeknya hinggasaat ini adalah bagaimana para pemudabisa membawa kita ke era reformasisaat ini. Dari sejarah yang tertuliskanini jelas ada semangat anak mudadibelakangnya.

Kedemawanan mereka dalam me-nyumbangkan materi, waktu, tenagahingga nyawanya saat itu menunjukkanrasa kecintaannya terhadap negeri ini.Kecintaan yang mengingkan sebuahperubahan besar di bumi persada In-donesia.

Saat ini pun peran pemuda ternyatasangat dirasakan di dunia perpajakan.Ada banyak acara-acara hingga ber-bagai media sosial yang mulai meng-kampanyekan pajak sebagai muatanutama dan dibelakangnya tetap adaanak-anak muda yang cerdas dankreatif yang mengotakinya. Hanya sajakeberadaan mereka yang terus ber-usaha menyadararkan pentingnyapajak belum terlalu dirasakan oleh

masyarakat banyak hingga terkesankurang terdengar.

Padahal apa yang diberikanmereka lewat agenda-

agendanya sejatinyatak jauh beda dengan

apa yang dilakukanoleh para pendahu-

lunya di masa lalu.Ada materi,

waktu, tenaga yang juga turut diberi-kan secara sukarela. Tujuannya puntetap sama demi kecintaan terhadapnegeri ini, hanya media berjuangnyalewat menyadarkan kepedulian pen-tingnya pajak. Inilah filantropi barupajak yang belum sesungguhnyadiketahui.

Atas dasar ini, redaksi Pandu Pajakpun ingin memberikan apresiasi khususpada mereka dengan menyiapkan edisibertema pemua pajak kali ini. Pada edisiini akan dibahas bagaimana peran-peran yang sesungguhnya telah di-mainkan mereka dalam menyadarkanpentingnya pajak bagi negeri ini.

Peran tersebut bisa dilihat darikolom Sosok dimana akan ditampilkanDaniel William, seorang pemuda yangsukses membangun akun twitter PajakMania–nya dalam membagikan infor-masi perpajakan bagi masyarakat luas.Selain itu ada juga organisasi Kostaf(Kelompok Studi Administrasi Fiskal)Universitas Indonesia yang akan di-bahas sebagai salah satu organisasimahasiswa yang sangat peduli denganpajak.

Pada kolom Pandu Utama, redaksikali ini akan membahas sebuah tulisanberjudul "Pajak Mania". Tulisan karang-an Dedy Antropov ini akan mencobamemberi penjelasan bagaimana se-sungguhnya pandangan masyarakatumum soal pajak, apa masalah terbe-sarnya hingga solusi yang bisa diberikanterutama solusi yang berkaitan denganperan anak muda didalamnya.Redaksi juga tak lupa menampilkankolom Sumbang Suara yang akan diisioleh Reza Frendy, mahasiswa yang saatini tengah aktif menyuarakan programkerja Taxplore–nya. Sebagai sebuahprogram kerja utama Kostaf dan telahmendapat aspirasi dari pihak umum,redaksi tertarik untuk mencari tahu

Pembina: Kepala Kanwil DJP Jakarta Selatan • Pengarah: Kepala Bidang P2Humas • Dewan Redaksi: KasiPenyuluhan, Kasi Pelayanan, Kasi Humas • Redaktur Berita: Dedy Antropov, Aris Hidayat Kurniawan, • RedakturFoto: Eko Cahyo Putranto, Mahyudin • Tim Layout: Firmania Ayu Ambari • Sekretariat: Fera Fanda • AlamatRedaksi: Bidang P2 Humas Kanwil DJP Jakarta Selatan Gedung Utama KPDJP Lantai 24 Jalan Jenderal GatotSubroto Kav. 40-42 Jakarta Selatan 12190 • email: [email protected].

www.kanwiljaksel.pajak.go.id

Kanwil DJP Jakarta Selatan

@djpjaksel

Filantropi Pajak

Redaksi menerima tulisan Saudara, baik opini,artikel maupun pendapat. Silakan mengirimkan

ke [email protected]

bagaimana sesungguhnya kiprahTaxplore selama ini. Kolom SumbangSuara pun menyuarakan lebih jelastentang program ini.

Tak lengkap juga jika seluruh pan-dangan peran pemuda tersebut tidakdisempurnakan oleh pihak yang lebihkompeten dan professional. Pada sesiopini akan ada pandangan Ibu Dra. NingRahayu M.Si, yang merupakan tenagapengajar di Universitas Indonesia.Beliau memberikan opininya soalkepedulian pemuda terhadap pajak danapa saja faktor-faktor yang membuatanak muda saat ini kurang peduli ter-hadap pajak. Bagaimana opini beliau?Pembaca dapat menikmatinya di kolom"Pajak, Agenda Bangsa".

Pada sesi akhir tetap akan ada hasiljepretan foto. Foto yang dihasilkan me-rupakan hasil karya pihak ekstrernal diluar Kanwil DJP Jakarta Selatan. Adahasil foto kopi darat pertama PajakMania hingga suasana penyelengga-raan Taxplore. Semuanya dapat dilihatpembaca di kolom Sorot Lensa.

Akhirnya yang terpenting darisemua ini, kita dipaksa untuk kembalimengingat salah satu kalimat pentingpendiri negeri yang tahu betul bagai-mana pentingnya peran pemuda.

"Beri aku 1000 orang tua, niscayaakan kucabut semeru dari akarnya, beriaku 10 pemuda niscaya akan kugun-cangkan dunia". (PP/dedy antropov)

Page 3: Pandu Pajak Oktober 2013

Saya kira untuk saat ini belumsemua pemuda bisa dikatakanpeduli terhadap pajak Kepe-dulian terhadap pajak hanya

dirasakan oleh beberapa pemudayang secara basic–nya memangmengambil jurusan pajak atau yangbenar-benar belajar mengenai ilmuperpajakan. Kalau yang di luar itusaya melihat belum terlalu terlihatkepeduliannya terhadap pajak.

Tentunya kesadaran pemudaterhadap pajak bisa dikatakan akantimbul jika pemuda itu sendiri seti-daknya mengerti atau memahamisedikit saja apa itu pajak sebenarnya,bagaimana pengalokasian danapajak, hingga untuk apa pajak itusendiri. Dari sinilah kepedulianpemuda terhadap pajak bisa dimulai.

Memang kita pun tidak bisamenutup mata bahwa masih banyakfaktor yang menyebabkan parapemuda tidak peduli pajak. Per-tama, di Indonesia, pajak itu tidak ditanamkan sejak kecil dan tidak masukdalam kurikulum baku. Padahalsangat penting untuk menanamkanpengetahuan pajak sejak dini lewatpembakuan kurikulum minimal di-mulai di sekolah dasar. Cara penyam-paiannya pun bia dilakukan dengansederhana misalnya dengan menso-sialisasikan pajak sebagai saranauntuk gotong royong dalam pem-bangunan bangsa.

Kedua, pajak itu dalam kehidupanmasyarakat masih diartikan sebagaimomok, sehingga mereka sulituntuk peduli. Jeleknya konotasi inidisebabkan kesalahan dari pihakpemerintah yang kurang bisa mem-berikan sosialisasi mengenai apa itupajak sejak dini.

Seharusnya pemerintah menya-

dari bahwa dalam mewujudkankepedulian terhadap pajak, sebelum-nya pemerintah harus terlebih da-hulu menjelaskan apa itu pajak se-benarnya dan menciptakan imageyang baik soal pajak. Buatlah angga-pan bahwa pajak itu merupakan par-tisipasi masyarakat. Inilah yang pen-ting ditanamkan sejak dini sehinggadapat merubah pandangan parapemuda.

Selain kedua faktor utama tadimasih ada faktor lainnya sepertipengalokasian dana pajak yangmasih belum tersosialisasikan secarabaik di Indonesia. Masyarakat masihmenilai negatif Direktorat JenderalPajak yang memungut dana pajakmereka. Akibatnya mereka pun takutuntuk membayar pajak, karena adaasumsi bahwa pajak mereka kelakakan di 'korupsi', padahal tidakseperti itu sebenarnya. Kita bisa me-niru luar negeri yang aktif menso-sialisasikan alokasi dana pajaknya.

Misalnya untuk pembangunanjalan mereka tak segan untuk men-cantumkan tulisan 'jalanan ini di-bangun dari dana pajak anda' se-hingga mereka peduli dengan pajak.Inilah mungkin faktor-faktor yangmenyebabkan masih banyak masya-rakat terutama pemuda yang belumpeduli pajak.

Dalam memberikan kesadarandan kepedulian pajak ini, saya harap-kan inilah waktunya pemuda untukmengambil kesempatan. Pemudayang merupakan agent of develop-ment punya peran sebagai penerusbangsa.

Oleh karena itu, kepedulian mere-ka terhadap pajak sangat diperlukanuntuk memberikan jaminan terha-dap pembangunan negeri ini di masa

OPINI

PANDU PAJAK KANWIL DJP JAKARTA SELATAN OKTOBER 2013 3

Pajak, Agenda BangsaOleh: Dra. Ning Rahayu, M.Si

Dosen Fakultas Ilmu Sospol UI

depan. Jika kepedulian pajak tidakdimiliki oleh para pemuda, kita tidakbisa mengira kelak akan seperti apanegeri ini.

Pada tahap awal mungkin peranpemuda ini bisa dilakukan denganaktif mensosialisasikan pentingnyapajak untuk negara hingga terlibatlangsung dalam penyelenggaraanacara yang bertemakan pajak/ Lewatcara-cara ini saja akan tumbuh jiwa-jiwa pemuda yang kental terhadappajak.

Setelah ini terbentuk pada taha-pan selanjutnya, pemuda ini me-langkah ke arah sinergi dengan pihak-pihak terkait, misalnya DirektoratJenderal Pajak dalam hal ini. Kalauini terjadi kemungkinan menjadikanpajak sebagai sebuah agenda bangsayang sangat penting untuk kepen-tingan bersama akan lebih mudahuntuk dicapai.

Pada tahap akhir akan tumbuhsebauh kesadaran bahwa kepedulianpajak itu bukanlah hanya tugas Direk-torat Jenderal Pajak saja tetapi meru-pakan kepentingan bersama, kepen-tingan kita semua. •pp

Page 4: Pandu Pajak Oktober 2013

Tak sekedar memberikan pendapat,mereka pun membagikan solusi terkaitmasalah tersebut berdasarkan pengalaman mereka selama ini.

"Kita harus membangun kepatuhanpajak dengan terlebih dahulu melibat-kan orang-orang yang telah patuh atausetidaknya sadar pajak dulu. Sepertikami, kami tahu pajak itu penting,makanya kami tularkan lewat acarabertema pajak."

PANDU UTAMA

Komunitas KepercayaanSebulan sebelum bertemu dengan

ketiga mahasiswa tadi, saya sempatmenghadiri sebuah acara kopi daratyang difasilitasi oleh komunitas PajakMania. Komunitas yang diotaki olehDaniel William ini adalah wadah bagiorang-orang yang peduli pajak danmengganggap pajak bukanlah sesuatuyang menakutkan.

Sekitar enam puluh orang mengha-diri acara ini. Mulai dari anak mudahingga eksekutif muda gabung. Pem-bauran kultur etnis pun tampak dariberagamnya peserta yang hadir. Tentusaja mereka pun tidak hanya berasaldari Jakarta, beberapa peserta yanghadir berasal dari Depok, Tangerang,hingga Bekasi.

Pemandangan yang lebih menariklagi ketika melihat petugas pajak, kon-

4 PANDU PAJAK KANWIL DJP JAKARTA SELATAN OKTOBER 2013

Pajak Mania"Masalahnya ada pada sisi kepercayaan, mas. Pajak belumbisa menunjukkan itu kepada masyarakat." Pendapattersebut muncul dari seorang mahasiswa saat saya bertanyasoal rendahnya kepatuhan masyarakat terhadap pajak.

Tiga orang mahasiswa Universitas Indonesia meluncur kekantor saya siang itu. Awalnyakami hanya ingin membahas

acara bersama bertema pajak. Namun,merasakan antusias yang tinggi padajiwa-jiwa mahasiswa tersebut danpengalaman mereka yang telah akrabmengkampanyekan pajak, obrolankami akhirnya menyasar kepada pen-dapat tadi.

Para peserta dan panitiaworkshop SPT Itu Mudah

Page 5: Pandu Pajak Oktober 2013

sultan pajak dan wajib pajak dudukbareng di acara ini. Ketiga sosok penen-tu pajak ini pun hadir dalam kapasitasyang sama, tak ada yang lebih tinggisatu sama lain.

Sepanjang acara saya melihat takada kecanggungan di antara peserta.Semua berkesempatan menyumbang-kan pikiran tanpa melihat latar bela-kangnya. Membaur satu sama lainhingga tak terlihat gambaran kekakuanatau keruwetan berurusan denganpajak ala kantoran. Bisa dikatakan parapeserta menikmati jalannya acara.

Dari acara ini saya pun menemukandua hal yang menarik. Pertama sayamenemukan keunikan soal bagaimanakomunitas ini terbentuk. Komunitas initerbentuk atas dasar kepedulian pajak,hal yang jarang disenangi orang. Andasemua tahu sendiri kan bagaimana

PANDU UTAMA

PANDU PAJAK KANWIL DJP JAKARTA SELATAN OKTOBER 2013 5

pandangan banyak orang soal pajak.Hampir semua punya persepsi miring.Tetapi kejadian berbeda terjadi saatkomunitas ini mampu terbentuk darihal yang tak disenangi tersebut.

Hal kedua dan yang tak kalah unik-nya adalah bagaimana komunitas iniberkembang. Komunitas ini berkem-bang dalam balutan kepercayaan yangkuat. Kepercayaan yang mampu men-dudukkan petugas pajak, konsultanpajak dan wajib pajak dalam meja yangsama.

Jika biasanya kita hanya bisa melihatmereka duduk bareng di pengadilanpajak dengan bumbu argumen dalihdan tanggapan, semua itu tak terlihatdi acara ini. Semuanya telah terkuncioleh unsur kepercayaan yang dibangunsecara alamiah dan dikehendaki olehtiap-tiap anggota.

Itulah mengapa saya lebih sukamelabeli komunitas ini dengan komu-nitas kepercayaan. Unsur trust nyabegitu kentara walaupun sejatinyamereka berbeda kepentingan dilapangan.

Pajak ManiaSelalu ada unsur trust ketika kita

berbicara kepatuhan. Begitu pundengan kepatuhan terhadap pajak.Masalah trust menjadi problem utama

yang sering membuat banyak masyara-kat enggan membayar pajak. Kegaga-lan menyajikan trust pun membuatresistensi terhadap pajak semakinbesar. Para ulama tak segan mengeluar-kan fatwa haram pajaknya, komunitasanti pajak tumbuh subur di sosial me-dia sampai media massa pun tak luputmenjadikan pajak sebagai media dar-ling- nya. Semua ini gambaran symp-tom kepatuhan pajak yang masihrendah.

Menjelaskan soal trust ini, kita bisaberkaca pada apa yang dilakukan olehkomunitas Pajak Mania. Membangunkomunitas yang tidak didasari olehkegemaran banyak orang pada umum-nya, Pajak Mania memulai unsur trustnya dengan terlebih dahulu memberi-kan porsi yang sama bagi tiap anggo-tanya untuk menyuarakan pendapat-nya soal pajak.

Tak ada kesungkanan untuk mem-bahas berbagai masalah pajak hinggasisi negatif pajak sekali pun dapatdibahas di komunitas ini. Lewat kapa-sitas mereka, yang pada dasarnya telahpatuh pajak, komunitas ini pun menjadisebuah komunitas yang lahir secaragenuine untuk memenuhi kebutuhanberbagi ilmu pajak.

Pelan-pelan dari kebutuhan berbagiilmu pajak tadi, terbentuklah unsur

Page 6: Pandu Pajak Oktober 2013

PANDU UTAMA

trust yang mengikat mereka. Akhirnyatidak ada keanehan lagi bagi petugaspajak, konsultan pajak dan wajib pajakuntuk nimbrung di komunitas ini. Semuamelupakan embel-embel kepentingan-nya. Kabutuhan mereka akan ilmu pajakserta saling tukar menukar informasipajak telah membuat mereka sejenakmelupakan identitas pribadinya

Namun pertanyaan yang kembalimuncul adalah bagaimana cara menu-ju ke unsur trust seperti yang ditunjuk-kan oleh Pajak Mania? Kalau PajakMania kan sudah jelas diikuti olehanggota yang benar-benar telah pedulipajak, bagaimana dengan orang awamuntuk bisa menuju ke unsur trust ini?

Jawaban mahasiswa yang datang kekantor saya bisa mewakili. Melibatkanorang-orang yang telah patuh pajakatau setidaknya telah sadar pajakdalam menyuarakan pentingnya kepa-tuhan pajak adalah salah satu solusinya.

Ingat bagaimana negeri ini dahulumerdeka? Ada peran orang cerdasdibelakangnya. Ada peran Dr. Soetomodi Boedi Oetomo-nya, tiga serangkaiDouwes Dekker, Ki Hajar Dewantaradan Dr Cipto Mangunkusumo dalamIndische Partij, atau Perhimpunan In-donesia-nya Moh. Hatta yang bergerakdi luar negeri hingga tokoh-tokohcerdas lainnya.

Merekalah yang terlebih dahulumengirim sinyal kesadaran untukmemerdekakan negeri ini. Lewat sinyal-

sinyal tadi akhirnya kita semua sadaruntuk bergerak dan menyongsongkemerdekaan tersebut.

Menularkan virus kesadaran pajakdengan melibatkan orang-orang yangsadar terlebih dahulu akan jauh lebih

efektif. Pesan yang ingin ditularkantidak menjadi hambar ketika kita tahubahwa mereka yang menularkan pesantersebut adalah mereka yang benar-benar peduli dan dipenuhi kapasitasdalam mengajak bergerak bersamauntuk sadar.

Dari sini, kita bisa belajar bahwameningkatkan kepatuhan masyarakatakan pajak itu selalu terkait soal par-tisipasi dan kepercayaan. Jika terusmenerus mengkampanyekan perananpajak dengan kepentingan subsidi,pembangunan fasilitas pendidikan,kesehatan hingga berbagai kepenting-an sosial lainnya, sesungguhnya adayang terlupakan di dalamnya.

Semua kebutuhan tersebut hanyamenyiratkan sisi-sisi kepentingankalangan bawah. Padahal pajak itubukanlah kebijakan yang dibuat untukmemenuhi rasa iba atau kasihan yangmemperdaya kalangan bawah tapiharus mengakomodasi seluruh kalang-an, apakah itu kalangan bawah atauatas.

Soal pajak adalah soal bersama. Adadasar konstitusi yang jelas untukmengaturnya, jadi kepentingannya punharus melibatkan semuanya. SepertiPajak Mania yang telah membuatinformasi pajak itu sebagai sebuahkebutuhan di antara anggotanya,kepatuhan pajak pun harus seperti itu.Semua menikmati dan semua ber-partisipasi.• (dedy antropov)

“Menjelaskan soaltrust ini, kita bisa berkacapada apa yang dilakukan

oleh komunitas PajakMania. Membangun

komunitas yang tidakdidasari oleh kegemaran

banyak orang padaumumnya, Pajak Mania

memulai unsurtrust nya dengan terlebihdahulu memberikan porsi

yang sama bagi tiapanggotanya untuk

menyuarakanpendapatnya

soal pajak ”6 PANDU PAJAK KANWIL DJP JAKARTA SELATAN OKTOBER 2013

Dedy Antropov, Pelaksana Kanwil DJP Jakarta Selatan

Page 7: Pandu Pajak Oktober 2013

SOSOK

PANDU PAJAK KANWIL DJP JAKARTA SELATAN OKTOBER 2013 7

Dalam tiga tahun terakhir, mungkin bagi Anda yanggemar dengan social media twitter dan peduliterhadap pajak pasti sudah tidak awam lagi dengansebuah akun yang bernama Pajak Mania. Akun yang

konsisten dalam berbagai pengetahuan dan hal-hal barubertema pajak ini telah cukup mendapat perhatian dariberbagai kalangan penikmat dunia maya. Bahkan akun initak jarang menjadi tempat bertanya atau pun resensi dalammemahami ilmu perpajakan.

Namun tahukah kita siapa kah penggagas akun PajakMania ini? Ya ternyata penggagas akun ini adalah seoranganak muda bernama Daniel William. Daniel yang saat iniberaktivitas sebagai salah satu pegawai di kantor akuntanpublik kompeten di Jakarta lah yang pertama kali memilikiide untuk membuat akun Pajak Mania.

Awalnya akun Pajak Mania ini merupakan salah satubentuk kesadaran Daniel yang merasakan bahwa masihbanyak orang yang menganggap pajak itu merupakan halyang menakutkan. Daniel sendiri secara jujur pun tidakmenyanggah anggapan bahwa pajak merupakan halmenakutkan. Lewat pengalaman pribadi orang tuanya, yangkerap menemukan kesulitan terkait pelaporan danperhitungan usahanya hingga tak jarang ditakut-takuti soalpajak, membuat orang tuanya memintanya untuk kuliah dibidang perpajakan agar nantinya tidak mengalami kesulitanlagi saat mengurusi pajak.

Akhirnya atas arahan orang tuanya tersebut, Daniel punmelanjutkan pendidikan dengan mengambil jurusanAkuntansi Pajak di salah satu universitas swasta Jakarta.Dari sinilah cikal bakal Pajak Mania mulai dirintisnya. Jika diawal-awal perkuliahannya beliau kerap merasakan kesulitandengan pelajaran-pelajaran kuliahnya, akhirnya pada saatmenemukan mata pelajaran pajak rasa ingin tahunya terkaitpajak mulai muncul. Bahkan rasa ingin tahu ini pun memba-wanya ke arah seorang yang mania akan pajak. Selain itu,beliau pun merasakan bahwa hal-hal sulit yang selama inidirasakan banyak orang terhadap pajak ternyata salah.

Atas dasar rasa mania nya ini, di awal Februari 2010,Daniel pun mengarsiteki terbentuknya akun twitter PajakMania ini. Beliau ingin membuat persepsi bahwa pajak itususah, mengapa kita mesti tak akrab dengan pajak hinggaberbagai pandangan tak mengenakkan soal pajak dapatberubah lewat akun twiter ini. "Saya ingin mengajak orangcinta pajak", ujar Daniel

Kopdar Pertama Pajak ManiaKeluangan waktu yang dimiliki oleh Daniel pada saat

duduk di bangku kuliah membuatnya mulai berusaha meng-embangkan akun Pajak Mania. Berbagai cara dilakukannyaantara lain dengan membuat kuis-kuis pajak, berbagi peng-etahuan pajak, mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaanpajak yang diajukan para follower Pajak Mania hingga banyakcara lainnya akhirnya membuat Pajak Mania mulai dikenaloleh banyak orang. Dari sini beliau pun membangun banyakpertemanan dengan berbagai pihak-pihak lainnya yang jugapeduli pajak.

Kesuksesan membangun akun ini pun membuatnya baru-baru ini berhasil melak-sanakan acara kopi darat (kopdar)pertama bagi para follower Pajak Mania. Lewat cara iniDaniel ingin semakin menciptakan rasa senang terhadappajak itu semakin besar dan pastinya di kopdar ini dibagikanjuga pengetahuan soal pajak.

Tentu dalam mengembangkan akun twitter Pajak Ma-nia banyak juga tantangan yang dihadapinya. Mulai dariketerbatasan waktunya untuk mengelola akun ini, mecariadmin-admin yang bisa membantunya hingga banyaknyaanggapan yang sering mencibir pajak pun juga dirasakannya.Tapi semua itu berhasil dilewatinya. "Masalah-masalah itunantinya akan hilang sendiri", jelasnya.

Terkait semakin tumbuh suburnya berbagai akun twitteryang juga membahas soal pajak, Daniel mengganggap itusebagai hal positif. Beliau merasa bahwa banyaknya akuntwitter tersebut semakin membantu dalam menyebarkanberbagai pengetahuan pajak. "Yang terpentingnya goal-nyasama", ucap Daniel. (dedy antropov)

Saya InginMengajak OrangCinta Pajak

Daniel William

Page 8: Pandu Pajak Oktober 2013

SOSOK

8 PANDU PAJAK KANWIL DJP JAKARTA SELATAN OKTOBER 2013

Salah satu organisasi maha-siswa yang sangat pedulidengan pengembanganpajak terhadap para masya-

rakat umum saat ini adalah Kostaf(Kelompok Studi AdministrasiFiskal). Organisasi yang menaungipara mahasiswa jurusan adminis-trasi fiskal Universitas Indonesia initelah berkali-kali menye-lenggara-kan berbagai kegiatan anak mudayang bertema pajak. Acara–acarautama seperti Taxplore, Fiscal Cor-ner Day, Simulasi Peradilan Pajak,hingga berbagai acara bertemapajak lainnya telah dilaksanakanoleh Kostaf.

Pada awalnya Kostaf hanya berwujud sebuahgroup discussion yang melibatkan beberapamahasiswa di tahun 1980-an.

Salah satu penggagasnya saat itu adalah Ibu DraNing Rahayu, M.Si yang kini telah menjadi salahsatu tenaga pengajar di Fakultas Ilmu Sosial danIlmu Politik. Dari sinilah cikal bakal Kostaf mulaiterbentuk. Lewat ide-idenya akhirnya kini Kostaftelah resmi menjadi sebuah organisasi mahasiswayang turut memberikan kontribusi di duniapendidikan.

Saat ini, Kostaf yang berafiliasi langsung denganHimpunan Mahasiswa Administrasi, terus berusahamengembangkan sayapnya dalam dunia kema-hasiswaan. Saat ini Kostaf tengah dipimpin olehAprilia Nurjannatin. Dibawah kepemimpinannya,April memiliki visi untuk menjadikan Kostaf sebagaibarometer perpajakan bagi para mahasiswa di In-donesia. Lewat visinya inilah April terus melakukanperbaikan dan pengembangan Kostaf kedepannya.

Kurang PencerahanDi masa kepemimpinan April, berbagai agenda

acara telah disiapkan oleh Kostaf. Acara-acarabertema pajak ini dilaksanakan secara runtun mulaiawal-awal masa perkuliahan hingga nantinya akan

dilakukan pergantian pengurus diKostaf. Tentu semua acara tersebuttetap melibatkan seluruh mahasis-wa Adminitrasi Publik sebagaikomponen utama.

Tentunya dalam mengem-bangkan Kostaf sendiri terjadibanyak tantangan yang dihadapioleh Kostaf. Tantangan yangdatang pun tidak hanya bersifateksternal saja tetapi internal jugaberpengaruh. Lewat iklim Univer-sitas Indonesia yang kurang men-dukung mahasiswanya untukbergerak berorganisasi dan lebihcenderung mendukung mahasis-wa untuk menjadi mahasiswa

akademisi yang sesungguhnya membuat kegiatan-kegiatan mereka terkesan kurang didukung. Namun,dengan kondisi para mahasiswanya yang benar-benarpeduli terhadap organisasi berbagai acara tersebuttetap dapat berjalan dengan baik.

Selain itu peran tax centre dalam mendukungkegiatan mereka pun dikeluhkan oleh April. Kebera-daan tax centre yang seharusnya dapat mendukungjustru saat ini seperti berada berseberangan denganKostaf.

Selain itu, faktor eksternal mengenai berbagaikegiatan mereka yang kurang mendapat support daripemerintah seperti Direktorat Jenderal Pajak (DJP) punturut dikeluhkan. Belum ada support langsung yangbisa dirasakan oleh Kostaf padahal berbagai acarayang diselenggarakan Kostaf turut mendukung pajakjuga.

"Kita juga kan membantu DJP", ujar April. Masalahklasik yang sering dihadapi juga soal banyaknyamasyarakat yang masih belum percaya terhadappajak. Keterbatasan pengetahuan yang dimilikimasyarakat menjadi penyebab utama yang membuatmasyarakat kurang memahami pajak.

"Mereka kurang pencerahan", jelas AprilPendapat inilah yang ingin dikikis oleh Kostaf dalamsetiap tema acaranya. • (dedy antropov)

Mereka KurangPencerahan

Aprilia Nurjannatin

Page 9: Pandu Pajak Oktober 2013

Sumbang Suara

PANDU PAJAK KANWIL DJP JAKARTA SELATAN OKTOBER 2013 9

Salah satu event besar dan rutin yang selalu digagasoleh pemuda dalam menyadarkan peran pajakkepada masyarakat adalah Taxplore. Taxploreyang merupakan acara arahan para mahasiswa

Jurusan Administrasi Fiskal Universitas Indonesia saatini telah menjadi sebuah parameter ajang perlombaanpajak. Setiap tahunnya berbagai perlombaan diper-tandingkan di acara ini. Tentunya, pelaksanaan acara inipun menjadi sebuah bukti tonggak peran pemuda dalammenyadarkan pajak.

Melihat kesuksesan acara ini, Redaksi Pandu Pajakpun berkesempatan berbincang langsung dengan KetuaPenyelenggara pelaksanaan Taxplore 2013, Reza Frendy.Bagaimana sesungguhnya pendapatnya soal penyeleng-garaan acara pajak yang berkolaborasi dengan pemuda?Apa harapannya terkait peran pemuda terhadap pajak?

melindungi dan menggerakkan pendidikan di Adminis-trasi Fiskal. Tax center sendiri cukup mendukung paramahasiswa dalam memperkaya pengetahuan mahasiswa.

Misalnya jika ada kebutuhan akan pengetahuan pajakterkadang tax centre menyediakan berbagai buku hinggaplikasi-aplikasi yang dibutuhkan. Tax centre mengerak-kan, mensupport berbagai kegiatan kita. Kadang peranmereka kita libatkan dalam pemberian materi di acara-cara kita. Intinya pendidikan di fiskal itu benar-benar di-dukung dan difasilitasi oleh tax centre.

Bagaimana dengan dukungan pemerintah terkait acaraAnda?

Dukungan pemerintah dalam hal ini DirektoratJenderal Pajak terkadang memang mereka memberikandukungan baik itu berupa sponsorship atau para juri.

Masalah Pajak,Masalah Anak Muda

Reza Frendy

Pandu Pajak akan membahasnya lewat wawancaraberikut.

Apa yang sebenarnya membuat Anda tertarik untukmelaksanakan acara bertema pajak?

Awalnya tentu karena kita semua memang punyabasic pajak sebagai mahasiswa jurusan AdministrasiFiskal, Kita kan memiliki organisasi bagi anak-anakadministasi fiskal yang bernama Kostaf, Kelompok StudiAdministrasi Fiskal. Lewat organisasi ini kita mulai mela-kukan banyak acara, sperti Taxplore sendiri hingga ber-bagai acara lainnya yang rutin kita selenggarakan.

Tentu kita pun menyadari bahwa sebagai mahasiswa,kitalah sesungguhnya lidah untuk memberikan pema-haman kepada masyarakat. Kita berperan dalam me-nyuarakan apa itu fiskal, publikasi fiskal itu sesungguhnyadan karena umumnya fiskal itu terkait dengan pajakakhirnya kita banyak bergerak dalam kepedulian ter-hadap pajak. inilah yang membuat kita tertarik untukmemberikan pengetahun pajak terhadap para mahasis-wa hingga masyarakat umum.

Bagaimana dengan peran tax centre Universitas Anda dalammendukung setiap kegiatan ini?

Kostaf sendiri sebenarnya dipayungi oleh tax centerjuga. Tax center sendiri kan memang didirikan untuk

Page 10: Pandu Pajak Oktober 2013

Sumbang Suara

10 PANDU PAJAK KANWIL DJP JAKARTA SELATAN OKTOBER 2013

Namun, sejujurnya kita masih sering diribetkandengan birokrasi yang ada disana. Terkadang memintapembicara kita masih susah atau pun surat yang kitasampaikan masih harus ditunggu lama balasannya.Intinya birokrasinya maish perlu diperbaiki. Kan apa yangkita lakukan ini juga mendukung kinerja mereka dalammenghimpun penerimaan pajak.

Bagaimana pandangan orang-orang terhadap berbagaiacara Anda yang membawa unsur pajak?

Tentu banyak pandangan soal acara kita. Sebagaipengalaman saja, tentu dalam setiap acara kan kita mem-butuhkan banyak dana untuk mendukung acara. Nah,pernah kita berinisiatif untuk berdagang demi mengum-pulkan dana. Saat kita sedang berdagang ini pernah adayang tidak ingin membeli hanya karena tahu bahwa uangpembelian mereka akan digunakan untuk pajak. Merekasangat tidak suka dan masih memandang pajak itu secaranegatif. Mungkin ini sisi penolakannya.

Akan tetapi kalau secara keseluruhan, setiap penye-lenggaraan acara kita selalu mendapat apresiasi. Hampirsemua acara dihadiri oleh berbagai universitas, institusiswasta hingga masyarakat umum lainnya. Mereka pedulijuga kok terhadap acara kita dan mereka juga bukansekedar datang untuk bertanding juga tetapi menun-jukkan ekspektasi yang benar-benar senang denganterselenggaranya acara kita.

Bagaimana pandangan mereka dengan pajak?Kalau dengan peserta acara kita tentu mereka cen-

derung menilai pajak sudah secara positif, namun pastiberbeda dengan masyarakat umum kebanyakan.

Memang ada pandangannegative mereka soal pajak.Rasa ketidakpercayaan me-reka terhadap pajak lebihcenderung diperlihatkansehingga enggan untukmendekati pajak. Selaintentunya mereka masihmerasa kesusahan dalammenghitung pajaknya.Mungkin inilah masalahutama pajak di mata masya-rakat.

Ada solusi terkait masalah ini?Kalau solusi yang bisa

saya berikan mungkin seha-rusnya pajak itu bisa mem-berikan transparansi terkaitdana pajaknya itu diguna-kan untuk apa. Wujud pem-

bayaran pajak itu cobalah kita tunjukkan pada masyarakatbahwa apa yang mereka peroleh itu sebenarnya berasaldari pajak. Transparansi inilah yang belum dirasakan olehmasyarakat. Jadi, muncul anggapan bahwa buat apa bayarpajak kalau tidak ada imbal baliknya.

Selain itu dibuat jugalah iklan-iklan masyarakat yangbenar-benar mampu menyampaikan maksud akanpentingnya pajak tersebut. Lewat iklan yang baik kan sisipsikologis masyarakat bisa disentuh sehingga sisiketidakpercayaan tadi bisa diatasi. Selain itu programwhistleblowing pun teruslah diaksanakan oleh DirektoratJenderal Pajak. Ini cara efektif membuktikan bahwa pajakitu telah berubah.

Harapan Anda soal Pemuda dan Pajak?Saya berharap Direktorat Jenderal Pajak mendukung-

lah setiap acara kegiatan kita. Tujuan kita kan sama,sama-sama ingin menyadarkan masyarakat akan pen-tingnya pajak. Masalah pajak kan masalah anak mudajuga. Kita sebagai pemuda mau buat semua orang peduliakan pentingnya pajak, paham bahwa pajak itu meno-pang hampir 79% APBN.

Bayangkan kalau kita bisa bersama menyadarkansemua orang akan pajak mungkin porsi pajak lebih bisaditingkatkan lagi, dengan jumlah wajib pajka yang bisadikatakan masih rendah seperti saat ini saja kita bisamenopang 79% penerimaan negara, bayangkan bagai-mana kalau semua masyarakat sadar pajak.

Saya pun juga mengharapkan whistleblowing tetapdijalankan oleh Direktorat Jenderal Pajak. Ini sangatpenting dalam menghilangkan persepsi masyarakatterkait ketidakpercayaan tersebut. •(pp)

FOTO

REP

RO

:(w

ww

.mar

cobo

okke

epin

g.co

m)

Page 11: Pandu Pajak Oktober 2013

Suasana pelaksanaan Workshop SPT itu mudah di beberapa Tax Center Jakarta Selatan

Para Peserta Seminar Beraktivitas Langsung dalam SeminarTaxplore 2012

Suasana Berbagi Informasi Perpajakan di Kopi Darat PertamaPajak Mania

Jakarta Meeting di Kampus Univeritas Indonesia yang mencetuskan berdirinya Himpunan Mahasiswa Pajak Indonesia

SOROT LENSA

PANDU PAJAK KANWIL DJP JAKARTA SELATAN OKTOBER 2013 11

Page 12: Pandu Pajak Oktober 2013

www.kanwiljaksel.pajak.go.id

Kanwil DJP Jakarta Selatan

@djpjaksel

www.kanwiljaksel.pajak.go.id

Kanwil DJP Jakarta Selatan

@djpjaksel

KPP Madya Jakarta Selatan Jalan Ridwan Rais No. 5A-7, Gambir, Jakarta Pusat 10110, Telp: 021-3447971, 3447972, 3504170. Fax: 021-3447971•KPP Pratama Jakarta Setiabudi Satu Jalan Rasuna Said Blok B Kav. 8, Jakarta Selatan 12190, Telp: 021-5254237-5253622, Fax: 021-5252825 •KPPPratama Jakarta Setiabudi Dua Jalan Rasuna Said Blok B Kav. 8, Jakarta Selatan 12190, Telp: 021-5254237-5253622, Fax: 021-5252825 •KPPPratama Jakarta Setiabudi Tiga Jalan Raya Pasar Minggu No. 11, Pancoran, Jakarta Selatan 12780, Telp: 021-7993028-7992961, Fax: 021-7994253 •KPP Tebet Jalan Tebet Raya No. 9, Jakarta Selatan, Telp: 021-8296869,8296937, Fax: 021-8296901 •KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru SatuGedung Patra Jasa Lantai 1 & 14, Jalan Jend. Gatot Subroto-Jakarta, Telp: 021-52920983, 52921276, Fax: 021-52921274 •KPP Pratama Jakarta KebayoranBaru Dua Jalan Ciputat Raya No. 2 Pondok Pinang, Jakarta Selatan 12310, Telp: 021-75818842,75908704, Fax: 021-75818874 •KPP Kebayoran BaruTiga Jalan K.H. Ahmad Dahlan No. 14 A, Jakarta Selatan 12130, Tel: 021-7245735,7245785, Fax: 021-7246627 •KPP Pratama Jakarta KebayoranLama Jalan Ciledug Raya No. 65, Jakarta Selatan 12250, Telp: 021-5843105-5843109, Fax: 021-5860786 •KPP Pratama Jakarta Mampang PrapatanJalan Raya Pasar Minggu No. 1, Jakarta Selatan 12780, Telp: 021-79191232 /7949574-5/7990020, Fax: 021-7949575 •KPP Pratama Jakarta PancoranJalan T.B. Simatupang Kav. 5 Kebagusan, Jakarta Selatan 12520, Telp: 021-7804462, 7804667, 7804451. Fax: 021-7804862 •KPP Pratama JakartaCilandak Jalan T.B. Simatupang Kav. 32, Jakarta Selatan 12560, Telp: 021-78843521-23, Fax: 021-78836258 •KPP Pratama Jakarta Pasar MingguJalan T.B. Simatupang Kav. 39, Jakarta Selatan 12510, Telp: 021-7816131-4 /78842674, Fax: 021-78842440.