pandemi covid-19 dan stimulus fiskal di negara-negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup...

83
1 Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ASEAN+3 A. Pendahuluan Virus Corona pertama kali muncul di kota Wuhan, propinsi Hubei, Tiongkok, pada akhir Desember 2019 yang dikenal dengan nama COVID-19. Virus ini mengingatkan dunia akan kembalinya varian virus sebelumnya yaitu Severe Acure Respitory Sumdrome (SARS) pada tahun 2002 yang dapat menular dari hewan ke manusia dan antar manusia. Walaupun Pemerintah Tiongkok telah memiliki pengalaman SARS, penanganan penyebarab COVID-19 masih sangat sulit dikendalikan hingga pada 23 Januari 2020 Pemerintah Tiongkok menetapkan status “lockdown” pada provinsi Hubei setelah jumlah kasus terinfeksi COVID-19 meningkat sangat cepat. Pada Maret 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendeklarasikan COVID-19 sebagai pandemi global. Hal tersebut menyebabkan gangguan pada kehidupan masyarakat, menimbulkan ketidakpastian, dan goncangan terhadap kegiatan ekonomi di seluruh dunia. Di kawasan ASEAN+3, hingga periode 1 Agustus 2020, jumlah kasus positif COVID-19 terbanyak di Indonesia sebanyak 108.376 kasus, diikuti oleh Philipina sebanyak 93.354 kasus, dan China sebanyak 87,655 kasus (grafik A.1). Sementara total jumlah kematian terbanyak berasal dari Indonesia sebanyak 5.131 orang, diikuti oleh China sebanyak 4.661 orang, dan Philipina sebanyak 2.023 orang (grafik A.2). Grafik A.1 Perkembangan Jumlah Kasus Positif COVID-19 di Kawasan ASEAN+3 Grafik A.2 Perkembangan Jumlah Kematian karena COVID-19 di Kawasan ASEAN+3 Sumber: Our World in Data, per 1 Agustus 2020 Sumber: Our World in Data, per 1 Agustus 2020 Pandemi COVID-19 juga memberikan dampak negatif pada ekonomi di kawasan ASEAN+3 dan seluruh dunia pada tahun 2020. Di kawasan ASEAN+3, pandemi sejauh ini membawa gangguan langsung dalam kegiatan ekonomi seperti: penurunan arus pariwisata, gangguan perjalanan udara, dan melemahnya kepercayaan konsumen dan bisnis karena hampir semua negara memberlakukan kebijakan kuncian (isolasi wilayah), pembatasan sosial, karantina masyarakat, penutupan bisnis sementara, dan pembatasan atau larangan perjalanan yang berpotensi mendatangkan atau menyebarkan virus. Pada awal wabah COVID-19 di Wuhan, gangguan yang langsung dapat dirasakan oleh negara-negara di kawasan adalah terhentinya rantai pasokan karena penguncian wilayah dan penutupan sementara pabrik

Upload: others

Post on 19-Dec-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

1

Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ASEAN+3

A. Pendahuluan

Virus Corona pertama kali muncul di kota Wuhan, propinsi Hubei, Tiongkok, pada akhir Desember 2019

yang dikenal dengan nama COVID-19. Virus ini mengingatkan dunia akan kembalinya varian virus

sebelumnya yaitu Severe Acure Respitory Sumdrome (SARS) pada tahun 2002 yang dapat menular dari

hewan ke manusia dan antar manusia. Walaupun Pemerintah Tiongkok telah memiliki pengalaman SARS,

penanganan penyebarab COVID-19 masih sangat sulit dikendalikan hingga pada 23 Januari 2020

Pemerintah Tiongkok menetapkan status “lockdown” pada provinsi Hubei setelah jumlah kasus terinfeksi

COVID-19 meningkat sangat cepat.

Pada Maret 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendeklarasikan COVID-19 sebagai pandemi global.

Hal tersebut menyebabkan gangguan pada kehidupan masyarakat, menimbulkan ketidakpastian, dan

goncangan terhadap kegiatan ekonomi di seluruh dunia. Di kawasan ASEAN+3, hingga periode 1 Agustus

2020, jumlah kasus positif COVID-19 terbanyak di Indonesia sebanyak 108.376 kasus, diikuti oleh Philipina

sebanyak 93.354 kasus, dan China sebanyak 87,655 kasus (grafik A.1). Sementara total jumlah kematian

terbanyak berasal dari Indonesia sebanyak 5.131 orang, diikuti oleh China sebanyak 4.661 orang, dan

Philipina sebanyak 2.023 orang (grafik A.2).

Grafik A.1 Perkembangan Jumlah Kasus Positif COVID-19 di Kawasan ASEAN+3

Grafik A.2 Perkembangan Jumlah Kematian karena COVID-19 di Kawasan ASEAN+3

Sumber: Our World in Data, per 1 Agustus 2020 Sumber: Our World in Data, per 1 Agustus 2020

Pandemi COVID-19 juga memberikan dampak negatif pada ekonomi di kawasan ASEAN+3 dan seluruh

dunia pada tahun 2020. Di kawasan ASEAN+3, pandemi sejauh ini membawa gangguan langsung dalam

kegiatan ekonomi seperti: penurunan arus pariwisata, gangguan perjalanan udara, dan melemahnya

kepercayaan konsumen dan bisnis karena hampir semua negara memberlakukan kebijakan kuncian

(isolasi wilayah), pembatasan sosial, karantina masyarakat, penutupan bisnis sementara, dan pembatasan

atau larangan perjalanan yang berpotensi mendatangkan atau menyebarkan virus.

Pada awal wabah COVID-19 di Wuhan, gangguan yang langsung dapat dirasakan oleh negara-negara di

kawasan adalah terhentinya rantai pasokan karena penguncian wilayah dan penutupan sementara pabrik

Page 2: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

2

di provinsi Hubei. Hubei merupakan pusat industri utama, terutama untuk mesin dan elektronik. Ketika

produksi di sana terhenti, hal tersebut menciptakan kekurangan pasokan suku cadang, yang

menyebabkan gangguan operasi di sepanjang rantai pasokan termasuk di luar negeri. Hal ini

mempengaruhi negara-negara yang terintegrasi dalam rantai pasokan, termasuk negara di kawasan

ASEAN+3. Ketika COVID-19 semakin meluas, sebagian besar negara-negara di kawasan membatasi

perjalanan dari atau ke China, termasuk ke negara lain yang terkena dampak seperti Jepang dan Korea

Selatan. Mengingat negara-negara di kawasan sangat terkoneksi dan sumber wisatawan terbesar adalah

Tiongkok, pembatasan tersebut menyebabkan dampak langsung terhadap sektor perjalanan dan

pariwisata.

Secara faktual dampak pandemi COVID-19 di kawasan dapat terlihat pada pertumbuhan PDB yoy di Q1

dan Q2-2020 (grafik A.3) di mana hampir seluruh negara di kawasan ASEAN+3 mencatatkan pertumbuhan

yang lebih rendah dibandingkan kinerja pertumbuhan di tahun 2019. Beberapa negara telah mencatatkan

pertumbuhan negatif di Q1 yaitu Tiongkok (-6,8 persen), Thailand (-1,7 persen), Jepang (-1,7 persen),

Singapura (-0,7 persen), dan Filipina (-0,1 persen). Sementara beberapa negara lainnya mencatatkan

pertumbuhan positif yaitu Malaysia (0,7 persen), Korea Selatan (1,3 persen), Indonesia (2,9 persen), dan

Vietnam (3,8 persen). Namun di Q2, semua negara mengalami kontraksi kecuali Tiongkok yang tumbuh

positif sebesar 3,2 persen yoy, sementara Malaysia mengalami kontraksi terbesar yaitu 17,07 persen.

ASEAN+3 Macroeconomic Research Office (AMRO), sebuah lembaga surveillance regional, memprediksi

sepanjang tahun 2020 ekonomi di kawasan ASEAN+3 hanya akan tumbuh sebesar 0,3 persen dan akan

tumbuh lebih kuat sebesar 6,2 persen pada tahun 2021.

Grafik A.3 Pertumbuhan Riil PDB (yoy, persen)

Sumber: CEIC, 2020

Sejak awal tahun 2020, negara-negara tetangga ASEAN telah mengalami dampak dari menurunnya

aktivitas ekonomi global akibat pandemic COVID-19 di Tiongkok. Hal itu terindikasi jelas dari grafik A.3,

dimana terjadi pertumbuhan ekonomi yang negative dan secara lebih rinci dijelaskan oleh tabel A.1.

Evaluasi lebih mendalam terhadap sektor pendukung PDB dari sisi pengeluaran, terutama di negara

ASEAN-5 menunjukkan perlambatan pada komponen investasi (Gross Fixed Capital) di seluruh negara

kawasan khususnya Thailand, Filipina, Malaysia. Seperti diketahui, faktor utama pendukung pertumbuhan

ekonomi banyak berasal dari aktivitas perdagangan internasional dan invetasi (Gross Fixed Capital)

merupakan modal utama untuk meningkatkan daya saing perdagagan. Menurunnya investasi pada

-20,00

-15,00

-10,00

-5,00

0,00

5,00

10,00

03

/01

/20

16

06

/01

/20

16

09

/01

/20

16

12

/01

/20

16

03

/01

/20

17

06

/01

/20

17

09

/01

/20

17

12

/01

/20

17

03

/01

/20

18

06

/01

/20

18

09

/01

/20

18

12

/01

/20

18

03

/01

/20

19

06

/01

/20

19

09

/01

/20

19

12

/01

/20

19

03

/01

/20

20

06

/01

/20

20

Thailand Vietnam Philippines

Singapore South Korea Malaysia

Indonesia China Japan

Page 3: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

3

negara-negara ASEAN pada q1 kemudian diperjelas pada grafik A.3 yang memperlihatkan kembali

pertumbuhan ekonomi pada q2. Dengan demikian, negara-negara ASEAN tersebut telah memasuki fase

resesi ekonomi.

Kondisi lebih baik dialami oleh Indonesia, dimana pada awal tahun aktivitas ekonomi masih berjalan

dengan normal sampai akhir q1 2020. Indonesia masih mencatatkan kinerja pertumbuhan positif meski

menunjukan perlambatan. Konsumsi masyarakat (Private Consumption) masih merupakan faktor

pendukung utama pertumbuhan ekonomi yang menunjukan pertumbuhan sebesar 5,02% YoY atau

meningkat dibandingkan q1 2019 yang sebesar 2,22% YoY. Sementara itu, komponen konsumsi swasta

juga tercatat positif di semua negara kecuali Singapura (tabel A.1).

Dalam rangka menghadapi perlambatan Ekonomi, beberapa negara ASEAN dari q1 2020 telah

meningkatkan belanja pemerintah (government consumption). Hal tersebut terlihat jelas di Singapura,

Filipina dan Malaysia yang memiliki pertumbuhan belanja pemerintah yang signifikan pada q1 2020

dibandingkan pada q1 2019. Dengan kondisi perlambatan perekonomian pada negara-negara ASEAN,

Indonesia juga bersiap-siap untuk menahan penurunan aktivitas perekonomian dengan meningkatkan

belanja pemerintah sebesar 5,02% pada q1 2020 atau meningkat dibandingkan tahun sebelumnya sebesar

2,2% YoY.

Tabel A.1 Komposisi Pertumbuhan PDB ASEAN-5 (yoy, persen)

Sumber: CEIC, 2020

Neraca transaksi berjalan (CAD) negara di kawasan cenderung menurun pada Q2-2020 (grafik A.4) dengan

beberapa negara mencatatkan penguatan CAD seperti Singapura, Philipina, dan Indonesia. Secara umum

penurunan tersebut disebabkan oleh penurunan ekspor karena penurunan produksi domestik dan

perlambatan permintaan global karena COVID-19. Thailand mencatatkan penurunan CAD yang sangat

tajam hingga 109 persen pada Q2-2020 dibandingkan kuartal sebelumnya yang didorong oleh perlemahan

kinerja ekspor.

Thailand Singapore Filipina Malaysia Indonesia

Q12020 -0,40% 4,06% 13,34% 2,88% 5,02%

Q42019 8,92% 2,67% 23,25% 1,66% 4,65%

Q32019 10,67% 3,61% 13,12% -0,57% 5,16%

Q22019 4,45% -1,06% 8,59% -4,46% 7,70%

Q12019 4,97% 1,19% 6,87% 1,75% 2,22%

Q12020 4,73% -3,65% 5,52% 5,35% 5,13%

Q42019 13,49% 4,57% 11,33% 9,36% 13,69%

Q32019 13,27% 4,07% 11,00% 6,59% 12,40%

Q22019 7,27% 1,36% 8,86% 3,58% 6,75%

Q12019 5,71% 2,88% 7,62% 3,92% 3,88%

Q12020 -5,92% 0,61% -1,69% -6,44% 2,20%

Q42019 8,97% -0,02% 10,73% 0,41% 11,12%

Q32019 9,97% 3,49% 12,87% -3,87% 10,15%

Q22019 3,95% -1,65% 1,20% -4,28% 5,38%

Q12019 3,37% -2,29% 8,73% -6,68% 3,76%

Gross Fixed Capital Formation

Private Consumption

Government Consumption

Page 4: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

4

Grafik A.4 Capital Account (USD juta) Grafik A.5 Laju Pertumbuhan CAD (persen, yoy)

Sumber: CEIC, 2020 Sumber: CEIC, 2020

Sementara laju pertumbuhan CAD di negara kawasan menunjukkan tingkat yang fluktuatif. Pada periode

Q1-2020, semua negara menunjukkan pertumbuhan yang negatif, hanya Korea Selatan yang tumbuh

positif. Indonesia mengalami pertumbuhan negatif sebesar 42 persen pada Q1-2020, membalikkan

pertumbuhan yang positif pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 29 persen.

Grafik A.6 Perkembangan FDI (USD juta)

Sumber: CEIC, 2020

Grafik A.6. menunjukkan perkembangan investasi langsung asing (FDI) di beberapa negara ASEAN+3.

Singapura merupakan negara dengan realisasi FDI terbesar pada periode Q2 2020 yaitu sebesar USD 6,06

miliar. Pada periode Q1 2020, semua negara mengalami penurunan realisasi FDI yang disebabkan oleh

mulai meluasnya pandemi COVID-19. Tercatat Singapura mengalami kontraksi terbesar hingga mencapai

46,5 persen pada periode Q1-2020 dibandingkan dengan kuartal yang sama periode sebelumnya.

Perkembangan Kinerja Perdagangan dan Sektor Rill Regional

Pandemi COVID-19 belum memberikan tekanan yang cukup besar terhadap kinerja perdagangan

internasional di kawasan pada Q1-2020. (tabel A.2). Kinerja perdagangan di beberapa negara seperti

-2000

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

Malaysia Korea Selatan Viet Nam Thailand

Singapura Philipina Indonesia

Page 5: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

5

Vietnam, Laos dan Kamboja tetap menunjukan pertumbuhan yang relatif stabil baik di tahun 2019

maupun Q1-2020. Namun, beberapa negara lainnya secara konsisten menunjukan tren kontraksi baik di

tahun 2019 maupun Q1-2020 yang terutama dipengaruhi oleh perlambatan perdagangan global, yaitu

Thailand, Korea Selatan, Singapura, dan Jepang. Negara seperti Malaysia dan Indonesia, justru berhasil

meningkatkan kinerja dengan membalikan tren kontraksi menjadi ekspansi di Q1-2020.

Tabel A.2 Pertumbuhan Perdagangan Internasional Kuartal YoY (persen)

Sumber: CEIC, 2020 Catatan: Hijau menunjukan pertumbuhan positif, merah menunjukan pertumbuhan negatif

Indikator Manufacturing PMI di negara-negara kawasan menunjukan penurunan aktifitas manufaktur

yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur

beberapa negara seperti Korea, Jepang, Indonesia, Malaysia, dan Thailand telah menunjukan gejala

kontraksi bahkan sebelum pandemi terjadi (tabel A.7). Namun, pada bulan Mei 2020, terjadi tren

penguatan kinerja indeks di seluruh negara yang menunjukan potensi perbaikan aktifitas manufaktur,

bahkan indeks Manufacturing PMI di Tiongkok telah kembali mencapai teritori ekspansi di bulan Mei.

Penurunan indeks PMI manufaktur juga dapat tercermin dari penurunan kinerja ekspor produk

manufaktur pada bulan Maret 2020, namun kemudian menunjukkan tren yang stabil pada bulan Mei 2020

sebagaimana pada grafik A.8.

Grafik A.7 PMI Manufacturing Index Grafik A.8 Kinerja Ekspor Manufaktur (juta USD)

Sumber: CEIC, 2020 Sumber: CEIC, 2020

Q12019 Q22019 Q32019 Q42019 Q12020 Q12019 Q22019 Q32019 Q42019 Q12020

Vietnam 5,21 9,13 10,51 8,53 7,63 7,84 9,70 7,32 3,45 3,35

Thailand -2,30 -3,00 -6,82 -11,47 -2,98 -1,56 -3,40 -11,94 -13,51 -5,90

South Korea -8,55 -8,66 -12,31 -11,77 -1,80 -6,52 -3,29 -4,11 -9,69 -1,43

Singapore -0,03 -4,58 -7,30 -4,31 -1,33 4,54 0,48 -5,94 -6,27 2,65

Philippines -1,96 2,92 2,19 6,24 -5,09 7,62 -1,88 -3,97 -4,89 -13,58

Myanmar 10,14 10,39 -9,74 29,01 -1,66 -13,56 -3,50 -8,51 11,81 30,96

Malaysia -1,09 -0,37 -1,89 -3,35 1,11 -2,64 -1,43 -5,80 -3,93 1,31

Laos 7,86 10,70 13,44 4,04 2,94 4,40 -12,46 11,37

Japan -3,86 -5,52 -4,97 -7,84 -5,49 -1,91 -0,13 -4,91 -11,92 -7,23

Indonesia -8,17 -8,95 -6,94 -3,83 2,84 -7,48 -7,97 -11,61 -10,67 -3,69

Cambodia 14,80 12,49 14,93 22,16 18,09 18,38 18,07 20,28

Brunei 17,69 3,84 -12,06 33,79 33,39 18,18 10,60 -15,98 74,80 9,79

Eskpor Impor

Page 6: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

6

Sektor pariwisata menunjukan tren pelemahan yang signifikan bagi kawasan, terutama setelah banyak

negara secara aktif melakukan pembatasan penerbangan internasional di bulan Maret dan April.

Kedatangan turis mancanegara di bulan Juli 2020 hanya tersisa sebesar kurang lebih 1 persen dari jumlah

kedatangan turis di bulan Januari 2020 (grafik A.9).

Grafik A.9 Jumlah Kedatangan Turis Mancanegara

Sumber: CEIC, 2020

Tingkat kepercayaan konsumen juga mengalami pelemahan pada Q1 dan Q2 2020, di hampir seluruh

negara di kawasan (grafik A.10). Hanya Tiongkok yang masih dapat mempertahankan tingkat kepercayaan

optimisme konsumen (skor kepercayaan konsumen positif) sedangkan negara lainnya seperti Indonesia

Philipina, Singapura, Malaysia, Thailand, Jepang, dan Korea Selatan telah mengalami tingkat kepercayaan

konsumen yang cenderung pesimis (skor kepercayaan konsumen negatif). Nilai skor kepercayaan

konsumen di Thailand paling rendah mencapai -50 persen pada Q2-2020. Nilai kepercayaan konsumen

yang negatif di sebagian besar negara ASEAN+3 menunjukkan bahwa ekspektasi perekonomian kedepan

masih akan melemah.

Grafik A.10 Consumer Confidence: Net Balance (persen)

Sumber: CEIC, 2020

Page 7: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

7

Perkembangan Kinerja Sektor Keuangan

Ketidakpastian ekonomi global karena pandemi telah menyebabkan kondisi pasar modal ekuitas di

kawasan juga mengalami tekanan yang cukup besar terutama di bulan Januari – Maret 2020, namun

kembali menguat di bulan April dan Mei 2020 (grafik A.11 dan A.12). Hingga bulan Mei 2020, COVID-19

telah menyebabkan beberapa negara mencatatkan pelemahan indeks ekuitas bervariasi, dengan

penurunan terbesar dialami oleh Indonesia (-21,86 persen), Singapura (-20,39 persen), dan Filipina (-18,91

persen). Di sisi lain, justru Kamboja mencatatkan pertumbuhan indeks ekuitas sebesar 10,23 persen.

Namun penguatan beberapa indeks ekuitas di beberapa negara sejak pandemi COVID-19 melanda belum

kembali ke posisi indeks sebelum guncangan terjadi.

Grafik A.11 Pergerakan Indeks Ekuitas Jan-Mei 2020 Grafik A.12 Perubahan Indeks Ekuitas Jan-Mei 2020

Sumber: CEIC, 2020 Sumber: CEIC, 2020

Tekanan sektor keuangan akibat aliran keluar modal asing menyebabkan tingkat yield obligasi pemerintah

jangka pendek di beberapa negara di kawasan cenderung meningkat di bulan Februari dan Maret 2020

(grafik A.13). Yield obligasi pemerintah jangka pendek terus menunjukan tren penurunan yang berlansung

sejak April hingga Juni 2020, menunjukan penguatan tingkat kepercayaan investor pada fundamental dan

kinerja pemerintah negara kawasan. Hal berbeda terjadi pada yield obligasi Pemerintah Tiongkok yang

kembali menunjukan peningkatan di bulan Mei dan Juni 2020.

-30,00%

-20,00%

-10,00%

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

Ind

on

esia

: Jak

arta

Co

mp

osi

te

Sin

gap

ore

: SG

X S

trai

t Ti

mes

Ph

ilip

pin

es: P

SEi

Lao

s: L

SX

Th

aila

nd

: SET

Vie

tnam

: HC

MC

Jap

an: N

ikke

i 22

5 S

tock

So

uth

Ko

rea:

KO

SPI

Mal

aysi

a: F

TSE

Bu

rsa

Mal

aysi

a:…

Ch

ina:

Sh

angh

ai S

hen

zhen

30

0

Cam

bo

dia

: Co

mp

osi

te In

dex

01/01/2020 02/01/2020 03/01/2020 04/01/2020 05/01/2020

-21,86%

-20,39%

-18,91%

-13,99%

-11,31%

-7,70%

-5,72%

-4,22%

-3,78%

-3,42%

10,23%

Indonesia: Jakarta Composite

Singapore: SGX Strait Times

Philippines: PSEi

Laos: LSX

Thailand: SET

Vietnam: HCMC

Japan: Nikkei 225 Stock

South Korea: KOSPI

Malaysia: FTSE Bursa Malaysia:Composite

China: Shanghai Shenzhen 300

Cambodia: Composite Index

Page 8: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

8

Grafik A.13 Pergerakan Bond Yields Negara Kawasan

Sumber: Asian Bonds Online, 2020 Sumber: Asian Bonds Online, 2020

Kondisi perlambatan ekonomi akibat COVID-19 juga berdampak pada sektor perbankan negara-negara di

kawasan, baik dari rasio NPL yang secara keseluruhan menunjukan peningkatan walaupun masih berada

pada batas aman di bawah 5 persen, maupun CAR yang menunjukan penurunan walaupun masih dalam

batas aman di atas 8 persen berdasarkan Basel III (grafik A.14 dan 1.15). Kondisi perbankan di Indonesia

dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya menunjukan terdapat masalah penyaluran kredit yang

ditunjukan dengan tingginya CAR dan tingginya risiko kredit (NPL). Seiring dengan berbagai negara ASEAN

yang memasuki resesi ekonomi, Indonesia perlu mempertimbangkan untuk mendukung penyaluran kredit

perbankan dari sisi kebijakan fiskal. Pada masa resesi ekonomi, kebijakan moneter berupa penurunan

suku bunga tidak lagi elastis untuk meningkatkan aktivitas perekonomian. Dengan demikian, diperlukan

kebijakan fiskal pemerintah seperti berupa subsidi bunga atau bantuan restrukturisasi kredit untuk

stabilisasi aktivitas perekonomian dalam jangka pendek.

Grafik A.14 Rasio NPL Perbankan Kuartal Grafik A.15 Capital Adequacy Ratio Kuartal

Sumber: CEIC, 2020 Sumber: CEIC, 2020

0,00

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

3,00

3,50

08

/01

/20

18

10

/01

/20

18

12

/01

/20

18

02

/01

/20

19

04

/01

/20

19

06

/01

/20

19

08

/01

/20

19

10

/01

/20

19

12

/01

/20

19

02

/01

/20

20

04

/01

/20

20

06

/01

/20

20

Indonesia Philippines

South Korea Japan

Malaysia

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

06

/01

/20

16

10

/01

/20

16

02

/01

/20

17

06

/01

/20

17

10

/01

/20

17

02

/01

/20

18

06

/01

/20

18

10

/01

/20

18

02

/01

/20

19

06

/01

/20

19

10

/01

/20

19

02

/01

/20

20

06

/01

/20

20

South Korea Vietnam

Thailand Singapore

Malaysia Indonesia

China

Page 9: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

9

Grafik A.16 Pergerakan Mata Uang Rata-Rata Bulanan Kawasan Januari-Mei 2020

Grafik A.17 Perubahan Nilai Tukar Januari dan Mei 2020

Sumber: CEIC, 2020 Sumber: CEIC, 2020

Pada aspek nilai tukar mata uang negara di Kawasan (grafik A.16 dan A.17), tekanan aliran modal sempat

mengakibatkan depresiasi mata uang hampir seluruh negara di kawasan dan cenderung membaik sejak

bulan April 2020. Indonesia dan Malaysia merupakan negara yang mengalami depresiasi mata uang

tertinggi di mana antara Januari dan Mei 2020 mencatatkan penurunan nilai mata uang sebesar -6,3

persen dan -5,3 persen. Di sisi lain, beberapa negara menunjukan pergerakan nilai mata uang yang relatif

stabil yaitu Vietnam dan Filipina yang mencatatkan apresiasi/depresiasi di bawah 1 persen, sedangkan

beberapa negara mencatatkan apresiasi nilai mata uang (Jepang menguat 1,9 persen dan Myanmar

menguat 4,4 persen).

Dari gambaran perkembangan indikator-indikator ekonomi negara-negara di kawasan ASEAN+3

menunjukkan bahwa COVID-19 telah memberikan dampak bagi pelemahan perekonomian di kawasan

secara keseluruhan. Untuk mengatasi dampak negatif penyebaran COVID-19 tersebut, pemerintah

negara-negara di kawasan telah melakukan berbagai langkah kebijakan untuk memitigasi dan menangani

penyebaran COVID-19 terhadap perlambatan aktivitas ekonomi. Kajian ini dilakukan untuk

mengidentifikasi program-program stimulus fiskal yang dikeluarkan oleh Pemerintah di negara-negara

kawasan ASEAN+3 dalam rangka mengatasi penyebaran COVID-19, menggerakkan sektor-sektor

ekonomi, dan melindungi kelompok masyarakat serta sektor usaha yang terkena dampak COVID-19.

Kajian juga mengulas perkembangan indikator-indikator ekonomi di kawasan maupun gambaran umum

ekonomi per negara yang terpengaruh oleh penyebaran COVID-19. Adapun negara-negara di kawasan

ASEAN+3 yang dianalisis mencakup antara lain Tiongkok, Hongkong, Jepang, Korea Selatan, Malaysia,

Philipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.

Kajian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan strategi kebijakan stimulus fiskal yang dilakukan

oleh negara-negara di kawasan ASEAN+3 sebagai bahan masukan bagi pemerintah dalam melakukan

perumusan dan formulasi kebijakan stimulus fiskal yang komprehensif dan efektif dalam mengatasi

penyebaran COVID-19 di Indonesia. Kajian ini juga diharapkan dapat memberikan masukan terkait

langkah-langkah teknis implementatif kebijakan stimulus fiskal di Indonesia dalam rangka mendukung

pemulihan ekonomi nasional sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun

2020.

-10%

-8%

-6%

-4%

-2%

0%

2%

4%

6%

8%01/01/20 01/02/20 01/03/20

01/04/20 01/05/20

Page 10: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

10

B. Pengalaman Negara-Negara di Kawasan ASEAN+3

Pada bagian ini akan diuraikan mengenai langkah-langkah yang diambil oleh negara-negara di kawasan

ASEAN+3 dalam mengatasi dampak negatif dari merebaknya COVID-19 terhadap perekonomian yang

difokuskan pada implementasi kebijakan stimulus fiskal. Pembahasan diawali dengan penjelasan

gambaran umum kondisi perekonomian negara, yang mencakup analisis mengenai perkembangan kinerja

perekonomian, sektor-sektor yang berkontribusi dalam PDB, kinerja perdagangan internasional, serta

gambaran dampak dari menyebarnya COVID-19 ke beberapa sektor ekonomi. Bagian akhir akan mengulas

respon kebijakan stimulus fiskal pemerintah di masing-masing negara dalam mengatasi dampak pandemi

COVID-19.

B.1. Republik Rakyat Tiongkok

B.1.1. Gambaran Umum Ekonomi

Perekonomian Tiongkok mengalami konstraksi sebesar -6,8 persen yoy pada Q1-2020, atau -9,8 persen

jika dibandingkan Q4-2019 (table B.1.1). Perekonomian Tiongkok yang didominasi oleh sektor jasa

(tertiary industry) dengan kontribusi sebesar 59,4 persen mengalami penurunan sebesar -5,2 persen. Oleh

karena itu, walaupun sektor secondary industry memberikan sumbangan penurunan sebesar -9,6 persen,

PDB Tiongkok hanya turun sebesar -6,8 persen. Sektor secondary industry meliputi industri manufaktur

yang mengalami penurunan signifikan dengan pertumbuhan -10,2 persen. Sektor jasa (tertiary industry)

di Tiongkok, yang didominasi oleh sektor keuangan masih tumbuh sebesar 6 persen. Namun demikian,

sektor jasa lainnya, seperti perdagangan eceran dan grosir, transportasi-pergudangan-pos, dan hotel dan

restoran mengalami penurunan yang sangat tajam, masing-masing mencapai -17,8 persen, -14 persen,

dan -35,3 persen.

Tabel B.1.1 Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Tiongkok Q1-2020 (Produksi)

Sumber: National Bureau of Statistics of Tiongkok (2020)

Pembukaan kembali aktivitas perekonomian Tiongkok pada akhir Maret 2020, berdampak pada

pemulihan perdagangan eceran dan grosir (tertiary industry). Sementara itu, pemulihan pada sektor

akomodasi dan pariwisata masih akan berlangsung lama. Pelancong dengan tujuan bisnis menjadi

Page 11: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

11

prioritas Pemerintah yang diijinkan untuk menggunakan maskapai udara, karena jumlahnya relatif

terbatas dan mudah untuk dikelola, serta peran pentingnya dalam memulai kegiatan ekonomi. Selain itu,

beberapa COVID-19 terakhir di Tiongkok menunjukan potensi penyebaran yang berasal dari luar negeri.

Oleh karena itu, kehadiran wisatawan luar negeri bukan menjadi pilihan Pemerintah saat ini, namun lebih

ke target wisatawan lokal.

PDB Tiongkok ditopang oleh konsumsi final dari sisi pengeluaran dan industri tersier dari sisi produksi. Komposisi dari komponen dari sisi pengeluaran dan produksi selalu dinamis, namun kedua komponen tersebut selalu mendominasi di tiap periode kecuali di triwulan I tahun 2020 (grafik B.1.1 dan grafik B.1.2). Pada periode tersebut, industri sekunder berkontribusi sebesar 53,8 persen terhadap PDB.

Grafik B.1.1 Pertumbuhan PDB RRT 2019—2020 qoq (Konsumsi)

Grafik B.1.2 Pertumbuhan PDB RRT 2019—2020 qoq (Produksi)

Sumber: National Bureau of Statistics of China, 2020. Sumber: National Bureau of Statistics of China, 2020.

Pemulihan pada sektor manufaktur (secondary industry) juga masih mengalami pasang surut. Pada Mei 2020, PMI manufaktur Tiongkok turun sebesar -0,2 persen menjadi 50,6 persen (grafik B.1.3). Tren penurunan ini dimulai sejak Maret dengan PMI sebesar 52 persen. Apabila dilihat lebih rinci berdasarkan skala perusahaan, PMI perusahaan besar masih mengalami kenaikan 0,5 persen menjadi 51,6 persen. Namun demikian, PMI perusahaan menengah dan kecil mengalami penurunan masing-masing sebesar -1,4 persen dan -0,2 persen menjadi 48,8 persen dan 50,8 persen.

Grafik B.1.3 PMI Manufaktur Tabel B.1.2 Komponen PMI Manufaktur

Sumber: National Bureau of Statistics of Tiongkok (2020) Sumber: National Bureau of Statistics of Tiongkok (2020)

1,60% 1,50% 1,30% 1,50%

-9,80%-10%

-5%

0%

5%

2019Q1 2019Q2 2019Q3 2019Q4 2020Q1

Ekspor netoPembentukan modal tetapKonsumsi finalPertumbuhan

1,60% 1,50% 1,30% 1,50%

-9,80%-10%

-8%

-6%

-4%

-2%

0%

2%

4%

2019Q1 2019Q2 2019Q3 2019Q4 2020Q1

Industri primer Industri sekunder

Industri tersier Pertumbuhan

Page 12: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

12

Klasifikasi PMI terdiri atas lima sub-indeks komponen, di mana indeks produksi, indeks pesanan baru, dan

indeks waktu distribusi pemasok berada di atas ambang batas (lebih dari 50 persen), sementara indeks

persediaan bahan baku utama dan indeks pekerja masih dibawah ambang batas. Indeks produksi turun

sebesar -0,5 persen menjadi 53,2 persen yang mengindikasikan perlambatan ekspansi di sektor

manufaktur. Sementara itu, permintaan produk manufaktur meningkat yang diindikasikan oleh indeks

pesanan baru yang naik 0,7 persen menjadi 50,9 persen. Indeks persediaan bahan baku utama menurun

sebesar -0,9 persen menjadi 47, persen dan Indeks ketenagakerjaan juga menurun sebesar -0,8 persen

menjadi 49,4 persen yang menunjukan persediaan bahan baku dan jumlah pekerja di perusahaan

manufaktur yang lebih rendah. Komponen terakhir, indeks waktu distribusi pemasok meningkat sebesar

-0,4 persen menjadi 50,5 persen yang menunjukan perbaikan kecepatan waktu pengiriman bahan baku di

industri manufaktur (tabel B.1.2).

Penjualan ritel turut mengalami perlambatan hingga di tingkat negatif di triwulan I tahun 2020, kecuali untuk supermarket. Tingkat pertumbuhan negatif tertinggi dialami oleh department store, disusul oleh toko ekslusif dan toko kebutuhan professional. Terkait kunjungan ke luar negeri, RRT merupakan negara asal terbesar yang melakukan kunjungan ke Amerika Serikat pada Januari 2020. Kunjungan itu berkurang drastis dari lebih dari 300 ribu orang di Januari 2020 menjadi 400 orang di bulan April 2020. Berikut gambaran mengenai penurunan penjualan di ritel dan penurunan kunjungan ke Amerika Serikat yang berasal dari RRT dengan perbandingan dengan negara lain. Perlu pendalaman lebih lanjut apakah penyebab penurunan karena tidak ada izin masuk yang diterbitkan oleh negara tujuan atau karena preferensi lainnya. Walau begitu, negara tujuan telah kehilangan kesempatan pemasukan dari kunjungan, termasuk wisatawan mancanegara.

Grafik B.1.4 Penjualan Ritel Grafik B.1.5 Kunjungan dari RRT ke AS

Sumber: National Bureau of Statistics of China (2020). Sumber: National Travel and Tourism Office USA (2020).

Tingkat pengangguran pada usia kerja di RRT relatif stabil di bawah 4 persen sejak tahun 2017. Pada triwulan I tahun 2020, tingkat pengangguran meningkat menjadi 3,66 persen. Namun demikian, banyak ditemukan artikel media di internet yang meragukan validitas data tersebut. Berikut perkembangan tingkat pengangguran di RRT.

1,90%

-34,90%

-24,70%-28,70%

-40,00%

-30,00%

-20,00%

-10,00%

0,00%

10,00%

2019Q1 2019Q2 2019Q3 2019Q4 2020Q1

Supermarket

Department store

Toko pro

Toko ekslusif

28549172430615

869768

15147

321009

3290210824 415 0

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

3000000

0

100000

200000

300000

400000

Januari Februari Maret April

Total pengunjung RRT

Jepang Inggris

Korea Selatan

Page 13: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

13

Grafik B.1.6 Perkembangan Tingkat Pengangguran di Tiongkok

Sumber: CEIC, 2020.

Indeks harga konsumen (CPI) di RRT dan indeks harga produsen (IPP) menunjukkan angka yang fluktuatif dengan rentang 97—101 dengan indeks 100 atas bulan sebelumnya. Kedua indeks relatif stabil dan inflasi dari bulan berjalan terhadap periode bulan sebelumnya (month to month/mtm) tergolong rendah, namun beberapa periode bulan terdeteksi terjadi deflasi. Angka inflasi maupun CPI dan tertinggi sejak tahun 2017 tercatat pada bulan Januari 2020. Selain bertepatan dengan kebijakan isolasi pandemi, pada bulan itu terdapat perayaan Imlek yang dapat memacu inflasi sesuai tren seasonalitas yang terdapat pada variabel lainnya seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Gambaran atas CPI, PPI, dan inflasi mtm di RRT sejak tahun 2017 adalah:

Grafik B.1.7 Perkembangan CPI, PPI, dan Inflasi RRT 2017—2020

Sumber: National Bureau of Statistics of China, 2020.

Kinerja Sektor Perdagangan

Kinerja perdagangan Tiongkok pada April 2020 mengalami surplus sebesar USD45,34 miliar. Ekspor

Tiongkok secara tidak terduga tumbuh 3,5 persen setelah pada bulan sebelumnya turun sebesar -6,6

persen. Pertumbuhan ekspor sebesar 3,5 persen jauh di atas konsesus ekonom di Reuters1 yang

memperkirakan ekspor turun sebesar 15,7 persen. Peningkatan ekspor terutama berasal dari peningkatan

ekspor peralatan kesehatan seperti masker wajah dan alat pelindung diri yang meningkat hampir tiga kali

lipat menjadi USD423 juta. Namun demikian, peningkatan ekspor diperkirakan tidak akan berkelanjutan

1 China's April exports rebound but outlook remains grim, 7 Mei 2020, Reuters.

99,299,6

-3,00%-2,50%-2,00%-1,50%-1,00%-0,50%0,00%0,50%1,00%1,50%2,00%

9797,5

9898,5

9999,5100

100,5101

101,5102

Jun

-17

Au

g-1

7

Oct

-17

Dec

-17

Feb

-18

Ap

r-1

8

Jun

-18

Au

g-1

8

Oct

-18

Dec

-18

Feb

-19

Ap

r-1

9

Jun

-19

Au

g-1

9

Oct

-19

Dec

-19

Feb

-20

Ap

r-2

0

CPI PPI Inflasi

3,95 3,95 3,9 3,893,83 3,82 3,8

3,673,61 3,62

3,66

3,4

3,5

3,6

3,7

3,8

3,9

4%

Page 14: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

14

mengingat pabrik peralatan medis di negara lain akan mulai beroperasi kembali. Selain itu, PMI

manufaktur pada bulan Mei juga memperlihatkan pelemahan, terutama pada indeks persediaan bahan

baku dan pekerja untuk bulan selanjutnya (grafik B.1.8).

Sementara itu, impor Tiongkok masih mengalami pelemahan sebesar -14,2 persen, yang terutama

bersumber dari turunnya permintaan konsumen domestik, menurunnya impor bahan baku untuk ekspor,

dan penurunan harga komoditas. Melemahnya permintaan domestik Tiongkok terindikasi deflasi dan

penjualan eceran yang masih terkontraksi.

Grafik B.1.8 Kinerja Perdagangan Grafik B.1.9 Perubahan Ekspor dan Impor

Sumber: National Bureau of Statistics of China, 2020. Sumber: National Bureau of Statistics of China, 2020.

Sementara berdasarkan produk utama ekspor impor dan negara mitra, produk utama dapat dilihat pada tabel di bawah. Data tahunan paling mutakhir yang tersedia hanya sampai tahun 2018, produk utama ekspor dengan nilai perdagangan selama satu tahun lebih dari USD100 miliar adalah produk mesin dan elektronika, produk berteknologi tinggi, mesin dan komponen prosesor data otomatis, garmen, dan set telepon. Sementara untuk impor, produk utama yang mencapai nilai lebih dari USD100 miliar, adalah produk mesin dan elektronika, produk berteknologi tinggi, dan minyak mentah.

Tabel B.1.3 Produk utama ekspor impor dan nilainya per tahun 2018

Produk Utama Ekspor Nilai Ekspor (USD miliar)

Produk Utama Impor Nilai Impor (USD miliar)

Mechanical and Electrical Products 1.460,3 Mechanical and Electrical

Products 965,6

High and New-tech Products 746,8 High and New-tech

Products 671,6

Automatic Data Processing Machines and Components

171,9 Crude Oil 240,3

Garments (Excluding Knitwear and Crochet)

157,6 Iron Ore 75,9

Telephone Sets 142,1 Motor Vehicles (including

Spare Parts) 50,5

Sumber: National Bureau of Statistics of China, 2020.

Sementara berdasarkan negara, negara/daerah tujuan ekspor dengan transaksi pada tahun 2018 yang lebih besar daripada USD100 miliar adalah Amerika Serikat, Hongkong, Jepang, dan Korea Selatan. Dari

-50000000

0

50000000

100000000

150000000

200000000

250000000

300000000

Jun

-17

Oct

-17

Feb

-18

Jun

-18

Oct

-18

Feb

-19

Jun

-19

Oct

-19

Feb

-20

Neraca perdagangan Ekspor Impor

-60,00%

-40,00%

-20,00%

0,00%

20,00%

40,00%

60,00%

Jul-

17

Oct

-17

Jan

-18

Ap

r-1

8

Jul-

18

Oct

-18

Jan

-19

Ap

r-1

9

Jul-

19

Oct

-19

Jan

-20

Ap

r-2

0

Perubahan ekspor Perubahan impor

Page 15: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

15

sisi impor, negara/tujuan asal impor dengan transaksi yang di atas USD100 miliar, selain dari lima lokasi di bawah, termasuk pula Jerman (USD106,3 miliar) dan Australia (USD105,8 miliar).

Tabel B.1.4 Negara utama ekspor impor dan nilainya per tahun 2018

Negara Ekspor Nilai Ekspor (USD miliar)

Negara Impor Nilai Impor (USD miliar)

Amerika Serikat 478,3 Korea Selatan 204,6

Hongkong (RRT) 302,0 Jepang 180,6

Jepang 147,0 Taiwan (RRT) 177,5

Korea Selatan 108,7 Amerika Serikat 155,1

Vietnam 83,8 RRT 146,2 Sumber: National Bureau of Statistics of China, 2020.

B.1.2. Kebijakan Stimulus Fiskal

Dalam mengatasi dampak penyebaran COVID-19 terhadap pelemahan ekonomi, pemerintah Tiongkok

telah mengalokasi dana sekitar RMB4,2 triliun (atau 4,1 persen dari PDB). Langkah-langkah kebijakan

utama yang dilakukan meliputi: (i) peningkatan pengeluaran untuk pencegahan dan pengendalian

epidemi, (ii) produksi peralatan medis, (iii) percepatan pencairan asuransi pengangguran dan perluasan

kepada pekerja migran, (iv) keringanan pajak dan kontribusi iuran jaminan sosial yang dihapuskan, dan (v)

investasi publik. Ekspansi sektor publik secara keseluruhan diharapkan akan secara signifikan lebih tinggi,

yang mencerminkan efek dari perbaikan sistem manajemen darurat kesehatan masyarakat nasional,

dukungan tambahan melalui badan usaha milik negara, dan stabilisator otomatis.

Secara detail bentuk stimulus yang diberikan meliputi:

a) Perlindungan bagi individu dan masyarakat terdampak

• Pemberian subsidi biaya perawatan bagi pasien yang terpapar COVID-19 selama di rumah sakit.

• Pemberian subsidi bagi tenaga medis dan pekerja garis depan pencegahan epidemi.

i. Disesuaikan dengan faktor-faktor seperti tingkat risiko, masing-masing diberikan CNY300

dan CNY200 per orang per hari.

ii. Untuk staf medis lini pertama yang bekerja di bangsal pasien kritis, jumlah hari kerja dihitung

berdasarkan 1,5 kali jumlah hari kerja aktual.

iii. Meningkatkan jumlah total upah kinerja satu kali ke lembaga medis dan kesehatan yang

melakukan tugas-tugas pencegahan dan kontrol yang berat dan beban kerja yang berat

sesuai dengan situasi melakukan tugas-tugas pencegahan dan kontrol.

iv. Selama periode pencegahan dan pengendalian epidemi, standar yang sesuai dari subsidi

kerja sementara untuk tenaga medis lini pertama di Provinsi Hubei (termasuk tim medis

untuk Provinsi Hubei, yang sama di bawah ini) akan berlipat ganda.

• Preferensi pajak penghasilan pribadi

i. subsidi medis sementara dan bonus yang diperoleh oleh tenaga medis dan pekerja

pencegahan epidemi yang berpartisipasi dalam kerja pencegahan dan pengendalian epidemi

sesuai dengan standar yang ditentukan oleh pemerintah dibebaskan dari pajak penghasilan

pribadi.

ii. Entitas, seperti obat-obatan, persediaan medis dan barang pelindung yang dikeluarkan oleh

unit untuk pencegahan pneumonia koroner baru, tidak termasuk dalam upah dan gaji dan

dibebaskan dari pajak pendapatan pribadi.

• Pemberian subsidi pembiayaan perumahan

Page 16: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

16

• Alokasi dana sebesar CNY500 miliar untuk pengurangan tarif PPN dan bantuan pembiayaan

asuransi jaminan hari tua karyawan yang dibayarkan oleh perusahaan yang mencakup: (i)

kontribusi UMKM untuk pembayaran dasar asuransi hari tua, asuransi pengangguran, dan skema

asuransi kompensasi cedera kerja; (ii) mengurangi atau membatalkan PPN untuk wajib pajak skala

kecil; (iii) membebaskan PPN pada layanan seperti transportasi umum, restoran dan hotel,

pariwisata dan hiburan, dan budaya dan olahraga; dan (iv) mengurangi atau membatalkan

kontribusi dana pengembangan penerbangan sipil dan biaya pengembangan pelabuhan.

• Mereka yang berpenghasilan rendah akan diizinkan untuk menunda pembayaran premi asuransi

sosial mereka, dan semua biaya pemerintah terkait pekerjaan akan dibatalkan.

b) Dukungan bagi sektor usaha

• Layanan jaminan pembiayaan untuk perusahaan yang terkena dampak epidemi

i. Untuk usaha kecil dan mikro, jaminan pembiayaan dari pemerintah atau badan penjaminan

di semua tingkatan mengurangi bunga jaminan dan biaya penjaminan, serta membatalkan

persyaratan kontra-jaminan.

ii. Untuk lembaga penjaminan keuangan dan lembaga penjaminan ulang di daerah yang sangat

terpengaruh oleh epidemi, dana jaminan pembiayaan nasional akan mengurangi separuh

biaya penjaminan ulang.

• Alokasi dana untuk mendukung perusahaan transportasi udara Cina dan asing.

• Kebijakan preferensi pajak untuk perusahaan transportasi, katering, akomodasi, pariwisata dan

industri lain yang sangat terpengaruh oleh epidemi.

• Bahan impor yang disumbangkan untuk pencegahan dan pengendalian epidemi dibebaskan dari

bea masuk, pajak pertambahan nilai impor, dan pajak konsumsi.

• Mengurangi biaya produksi dan operasi perusahaan, melalui pengurangan harga listrik untuk

bisnis industri dan komersial umum sebesar 5 persen akan diperpanjang hingga akhir tahun 2020.

Tarif untuk layanan akses internet broadband dan khusus akan dipotong rata-rata 15 persen.

Sewa untuk bangunan milik negara akan diturunkan atau dikecualikan, dan semua tipe pemilik

properti lainnya didorong untuk mengurangi, mengabaikan, atau menunda pembayaran sewa,

dan mereka akan menerima dukungan kebijakan dari pemerintah untuk melakukannya. Kami

akan mengambil langkah tegas untuk menghentikan pungutan tidak resmi atas perusahaan.

• Penundaan pembayaran pajak pendapatan perusahaan oleh usaha mikro dan kecil dan

wiraswasta hingga tahun 2021.

• Meningkatkan dukungan keuangan untuk menjaga operasi bisnis. Memungkinkan usaha mikro,

kecil, dan menengah untuk menunda pembayaran pokok dan bunga atas pinjaman akan

diperpanjang hingga akhir Maret tahun depan — pembayaran untuk semua pinjaman inklusif

usaha mikro dan kecil yang memenuhi syarat untuk kebijakan ini juga harus ditunda, dan bisnis

lain yang menghadapi kesulitan keuangan dapat mendiskusikan persyaratan serupa dengan

kreditor mereka.

• Mendorong bank untuk secara substansial meningkatkan pinjaman kredit, pinjaman pertama kali,

dan perpanjangan pinjaman tanpa pembayaran pokok untuk usaha mikro dan kecil. Ruang lingkup

jaminan pembiayaan pemerintah akan diperluas dan biaya jaminan akan berkurang secara

signifikan.

• Bank-bank komersial besar didorong untuk meningkatkan pinjaman keuangan inklusif untuk

usaha mikro dan kecil lebih dari 40 persen.

c) Dukungan dari pembiayaan internasional

Page 17: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

17

• Pada tanggal 3 April 2020, AIIB menyetujui penyediaan dana bantuan darurat sebesar RMB2,485

miliar ke Tiongkok untuk mendukung pengeluaran darurat kesehatan kesehatan masyarakat

terkait perang melawan epidemi di Beijing dan Chongqing, Termasuk pengadaan peralatan dan

bahan darurat dan pembangunan infrastruktur kesehatan masyarakat seperti rumah sakit dan

bangsal. Pinjaman ini memiliki jangka waktu 34,5 tahun, dan memiliki karakteristik biaya rendah,

pembayaran cepat dan jangka panjang. Melalui dukungan finansial dan intelektual dari lembaga-

lembaga keuangan internasional, ini akan membantu meningkatkan tingkat infrastruktur

kesehatan masyarakat Tiongkok dan memperkuat kemampuan untuk menanggapi keadaan

darurat kesehatan masyarakat.

Page 18: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

18

B.2 Hong Kong

B.2.1. Gambaran Umum Ekonomi

Kinerja perekonomian Hong Kong tahun 2020 diprediksi akan penuh tantangan, terlebih akibat pandemi

COVID-19 yang tidak hanya melanda Hong Kong melainkan juga ke lebih dari 200 negara di dunia, sehingga

secara langsung akan menyebabkan perlambatan ekonomi. Selain itu, hubungan dagang Amerika Serikat

dan Tiongkok serta kinerja ekonomi Tiongkok sendiri turut mempengaruhi kondisi ekonomi di Hong Kong.

Pada Q1-2020, kinerja ekonomi terkontraksi hingga -8,9 persen yoy, dibandingkan periode yang sama

tahun sebelumnya yang masih berada pada teritori positif 0,7 persen (grafik B.2.1). Penurunan kinerja

ekonomi pada Q1-2020 didukung oleh melemahnya konsumsi rumah tangga dan investasi terutama

disebabkan oleh kebijakan lockdown karena penyebaran COVID-19, permintaan konsumen yang

menurun, dan hilangnya kepercayaan pasar. Pengeluaran investasi secara keseluruhan terus

menunjukkan kontraksi tajam yoy sebesar 14,3 persen di tengah sentimen bisnis yang lemah dan aktivitas

konstruksi yang jatuh. Namun demikian, konsumsi pemerintah mencatatkan pertumbuhan yang cukup

tinggi sebesar 8,3 persen yoy pada Q1-2020 yang disebabkan oleh kenaikan belanja pemerintah karena

kebijakan stimulus. Di tengah pandemi, belanja pemerintah masih memberikan kontribusi yang besar bagi

pertumbuhan ekonomi Hong Kong. Sementara pos pengeluaran investasi sektor publik menunjukkan

angka yang relatif rendah karena tertundanya penyelesaian beberapa proyek infrastruktur utama di

tengah pandemi.

Grafik B.2.1 Pertumbuhan PDB Hong Kong, Konsumsi (yoy, persen)

Grafik B.2.2 Pertumbuhan PDB Hong Kong, Produksi (yoy, persen)

Sumber: CEIC, 2020 Sumber: CEIC, 2020

Dari sisi produksi, penurunan kinerja sektor jasa memberikan kontribusi yang cukup besar bagi pelemahan

PDB Hong Kong. Sektor jasa terkontraksi sebesar -8,8 persen yoy pada Q1-2020, mengalami pembalikan

dibandingkan pertumbuhan pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 1,7 persen. Hal sama juga

terjadi pada sektor manufaktur dan konstruksi yang mencatatkan penurunan kinerja di mana kedua sektor

tersebut mengalami kontaksi sebesar masing-masing -4,6 persen yoy dan -9,0 persen yoy dibandingkan

kuartal yang sama tahun sebelumnya grafik B.2.2). Penurunan kinerja sektor-sektor utama pendukung

pertumbuhan ekonomi disebabkan karena melemahnya permintaan domestik dan global karena wabah

COVID-19, serta adanya kebijakan pembatasan wilayah oleh pemerintah.

Kinerja perdagangan Hong Kong menunjukkan tren pelemahan pada tahun 2020. Pada Q1-2020, Hong

Kong mencatatkan defisit perdagangan sebesar HKD23,3 miliar dengan total volume perdagangan

mencapai HKD642,2 miliar (menurun dibandingkan kuartal sebelumnya) (grafik B.2.3). Total ekspor

barang menunjukkan penurunan sebesar 9,9 persen yoy, disebabkan oleh gangguan serius pada kegiatan

Page 19: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

19

ekonomi di Daratan, rantai pasokan regional dan kegiatan perdagangan di tengah ancaman COVID-19,

dan moderasi tajam kegiatan ekonomi di seluruh dunia. Ekspor layanan anjlok dengan rekor 37,8 persen

secara riil dari setahun sebelumnya, dengan pariwisata inbound terhenti pada bulan Februari dan Maret

serta transportasi lintas batas dan layanan komersial turun.

Kesepakatan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok justru terlihat berdampak positif bagi ekonomi

lokal dalam jangka pendek terutama pada akhir periode tahun 2019. Namun secara keseluruhan performa

perdagangan eksternal Hong Kong mengalami pelemahan seiring melemahnya pertumbuhan arus

perdagangan global. Pandemi COVID-19 juga dikhawatirkan akan mengganggu arus rantai pasokan

regional dan aktivitas ekonomi antar negara, terutama pada sektor pariwisata dan ekspor-impor.

Grafik B.2.3 Kinerja Perdagangan

Sumber: CEIC, 2020

Pandemi COVID-19 juga menyebabkan tekanan pada sektor tenaga kerja Hong Kong. Tingkat

pengangguran naik dari 3,3 persen di akhir tahun 2019 menjadi 5,9 persen di bulan Mei 2020. Sektor ritel,

penginapan/akomodasi, dan layanan makanan merupakan sektor-sektor yang paling terkena dampak,

dengan tingkat pengangguram tertinggi kedua setelah sektor konstruksi yang memperoleh tekanan paling

besar akibat pandemi ini. Tingkat pengangguran diprediksi akan terus bertambah di periode yang akan

datang. Analis swasta memprediksi tingkat pengangguran sepanjang tahun 2020 dapat mencapai angka

antara 3,1 – 4,7 persen dengan sektor UMKM yang sangat rentan mengalami gejolak. Berikut

perbandingan tingkat pengangguran Hong Kong sepanjang bulan Januari sampai Mei 2020.

Grafik B.2.4 Tingkat Pengangguran Hong Kong Jan-Mei 2020 (persen)

Sumber: Tradingeconomics.com, 2020.

3,43,7

4,2

5,2

5,9

0

1

2

3

4

5

6

7

Jan Feb Mar April Mei

Page 20: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

20

Grafik B.2.5 Jumlah Kunjungan Wisatawan Asing dan Tingkat Okupansi Hotel

Sumber: CEIC, 2020

Penyebaran COVID-19 juga menyebabkan tingkat okupansi hotel menurun drastis hingga sebesar 29

persen pada bulan Februari 2020 dan mulai membaik pada bulan berikutnya. Kebijakan pembatasan dan

pelarangan perjalanan, penundaan kegiatan MICE, serta penguncian wilayah menjadi salah satu penyebab

menurunnya tingkat hunian hotel. Di samping itu, menurunnya jumlah kunjungan asing pada Q1-2020

juga menjadi salah satu faktor penyebab melemahnya sektor pariwisata Hong Kong. Tercatat pada bulan

Maret 2020 jumlah kunjungan wisatawan asing hanya sebanyak 82.285 orang.

Mempertimbangkan kontraksi ekonomi yang tajam pada kuartal pertama serta ketidakpastian yang tinggi

seputar pandemi, termasuk situasi ekonomi global yang sulit dan bantuan besar-besaran yang diluncurkan

oleh Pemerintah, perkiraan pertumbuhan PDB riil untuk tahun 2020 secara keseluruhan telah direvisi

turun dari -4 persen menjadi -7 persen seperti yang diumumkan oleh Sekretaris Keuangan pada 29 April

2020. Jika epidemi lokal tetap terkendali dan mitra dagang utama berhasil membuka kembali ekonomi

mereka, kinerja ekonomi Hong Kong diharapkan akan meningkat secara bertahap di paruh kedua tahun

ini. Pemerintah akan terus memantau situasi dengan seksama dan memperkenalkan langkah-langkah

yang diperlukan untuk mendukung perusahaan dan melindungi pekerjaan.

B.2.2. Kebijakan Stimulus Fiskal

Pada bulan Februari 2020 Pemerintah melalui Financial Secretary mengumumkan paket kebijakan

pemulihan ekonomi dalam anggaran 2020/2021, yaitu sebesar HKD120 miliar sehingga total dana yang

telah disetujui untuk pos ini sebesar HKD287,5 miliar. Pemerintah memperkirakan defisit anggaran Hong

Kong mencapai HKD158,6 miliar dengan total belanja pemerintah sebesar HKD731,1 miliar.

Alokasi anggaran stimulus terdiri dari: (i) Anti-Epidemic Fund sebesar HKD30 miliar dan tambahan

HKD137,5 miliar pada bulan April 2020, (ii) penguatan pelayanan rumah sakit sebesar HKD75 miliar, (iii)

tenaga medis sebesar HKD3,6 miliar, dan (iv) pusat layanan kesehatan oleh LSM sebesar HKD600 juta.

Beberapa rencana, diantaranya membangun fasilitas karantina, menambah persediaan peralatan medis,

memperkuat penelitian untuk menghindari penyebaran virus, serta meningkatkan kebersihan lingkungan.

Anti Epidemic Fund ditujukan untuk: (i) membantu pelaku usaha agar tetap dapat menjalankan usahanya,

(ii) membantu karyawan agar dapat tetap bekerja dan memperoleh penghasilan, (iii) menghindari kondisi

Page 21: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

21

finansial yang buruk, baik bagi individu maupun unit usaha, serta (iv) membantu Pemerintah dalam proses

perbaikan ekonomi paska pandemi.

Sektor-sektor penerima Anti Epidemic Fund diperluas, antara lain meliputi subsidi untuk transportasi

umum dan taksi, bantuan bagi pekerja kebersihan dan keamanan, subsidi perumahan, bantuan untuk

industri pariwisata, dukungan untuk sektor konstruksi/perencanaan kota, bantuan untuk sektor bisnis

makanan, bantuan untuk sektor rumah tangga, pelajar, karyawan, dll.

Program Cash Payout Scheme

Pada bulan Juni 2020 Financial Secretary, Permanent Secretary for Financial Services and Treasury,

Coordinator (Special Duties) of the Financial Secretary's Office, dan Government Chief Information Officer

mengumumkan skema paket bantuan bagi seluruh warga negara Hong Kong yang memenuhi syarat

sebagai berikut:

a. Berusia minimal 18 tahun pada atau sebelum 31 Maret 2021.

b. Memiliki Hong Kong Permanent Identity Card (HKPIC) setelah 23 Juni 2003 dan juga Exemption

Certificate (EC) dari Commissioner of Registration di bawah Registration of Persons Regulations,

Cap. 177A.

c. Berlaku juga bagi penduduk yang sedang mengajukan status kewarganegaraan Hong Kong

(Permanent Resident), dibuktikan dengan telah mengirim aplikasi Verification of Eligibility for

Permanent Identity Card (VEPIC) ke Departemen Immigrasi sampai dengan 30 September 2021

dan segera mengirimkan aplikasi HKPIC atau EC ke Departemen Imigrasi sampai dengan 31

Desember 2021 begitu VEPIC diterima.

Paket bantuan berlaku untuk periode Juni 2020 sampai dengan 31 Desember 2021 dengan melakukan

registrasi secara elektronik maupun manual. Secara elektronik, yaitu melalui rekening salah satu dari 21

bank yang telah ditunjuk (rekening dalam bentu mata uang Dolar Hong Kong), baik dengan internet

banking maupun masuk ke halaman website bank tersebut. Secara manual, yaitu dengan mengisi formulir

dan mengirimkannya lewat bank atau Hong Kong Post. Pendaftar melalui bank, dana dikirim ke rekening

bank, sementara pendaftar melalui kantor pos, dana diberikan dalam bentuk cek. Setiap warga negara

memperoleh bantuan sebesar HKD10.000 dan bagi pendaftar secara elektronik memperoleh transfer

dana lebih cepat.

Di sektor bisnis, Pemerintah memberikan beberapa kebijakan, diantaranya:

i. Memperkenalkan skema jaminan pembiayaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dengan total

anggaran sebesar HKD20 miliar selama periode enam bulan berupa pinjaman konsesi berbunga

rendah dengan jaminan 100 persen, dengan periode pelunasan maksimal tiga tahun. Dasar

pembiayaan ini dilihat dari gaji dan pengeluaran sewa, dengan batas maksimal HKD2 juta.

ii. Pemerintah memberikan pengurangan pajak penghasilan bagi perusahaan untuk periode tahun

2019/2020 sebesar 100 persen dengan batas maksimal sebesar HKD20.000. Skema ini akan

menguntungkan 141.000 pembayar pajak namun akan mengurangi penerimaan negara sebesar

HKD2 miliar.

iii. Pemerintah juga melakukan penghapusan tarif properti bagi residen non-domestik selama 4

kuartal tahun 2020-2021 dengan plafon masing-masing HKD5000 di dua kuartal pertama dan

masing-masing HKD 1500 di dua kuartal berikutnya. Di satu sisi skema ini akan menguntungkan

Page 22: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

22

420.000 properti residen non-domestik namun juga akan mengurangi penerimaan negara sebesar

HKD3.2 miliar.

iv. Pembebasan biaya registrasi bisnis tahun 2020-2021. Skema ini akan menguntungkan 1,5 juta

pelaku usaha namun akan mengurangi penerimaan negara sebesar HKD3 miliar. Pemerintah juga

menghapus biaya pendaftaran perusahaan yang dipungut oleh Badan Register Perusahaan

selama dua tahun. Hal ini akan memberikan keuntungan bagi 1,4 juta perusahaan dan mengurangi

pendapatan pemerintah sebesar HKD212 juta secara total.

v. Untuk memberikan perlindungan pekerjaan bagi warga Hong Kong, pemerintah mengalokasikan

masing-masing dana sebesar HKD30 juta/tahun untuk meningkatkan program bantuan

ketenagakerjaan, memberikan HKD2.5 miliar kepada Balai Pelatihan Kembali Karyawan. Selain itu,

bantuan juga akan diberikan kepada Dewan Industri Konstruksi berupa tunjangan pelatihan

pekerja dan subsidi bagi kontraktor dan sub-kontraktor.

vi. Memberikan subsidi sewa bagi perusahaan daur ulang lokal selama enam bulan dengan total nilai

sebesar HKD100 juta.

vii. Memberikan pengurangan biaya sewa hingga 50 persen untuk masa enam bulan berikutnya bagi

penyewa tanah dan properti Pemerintah serta Ecopark yang memenuhi kriteria. Hal ini akan

mengurangi pendapatan Pemerintah sebesar HKD573 juta.

viii. Pengurangan biaya sewa 50 persen untuk masa enam bulan berikutnya bagi operator properti

yang memenuhi kriteria. Hal ini akan mengurangi pendapatan Pemerintah sebesar HKD265 juta.

ix. Pengurangan biaya sewa 50 persen untuk masa enam bulan berikutnya bagi penyewa pusat

perkantoran di bawah Leisure and Cultural Services Department. Hal ini akan mengurangi

pendapatan Pemerintah sebesar HKD23 juta.

x. Pengurangan biaya sewa untuk masa enam bulan berikutnya bagi penyewa kapal di Cruise

Terminal. Hal ini akan mengurangi pendapatan Pemerintah sebesar HKD18 juta.

xi. Penerbitan Green Bonds sebesar HKD66 miliar dalam lima tahun ke depan serta iBond dan Silver

Bonds dengan total minimal HKD13 miliar. iBond diluncurkan untuk mempromosikan obligasi

retail, sedangkan Silver Bond secara khusus ditujukan bagi penduduk Hongkong berusia 65 tahun

ke atas yang ingin memiliki produk investasi.

xii. Suntikan dana masing-masing sebesar HKD2 miliar kepada Innovation and Technology Fund dalam

skema pendanaan reindustrialisasi untuk mendukung finansial perusahaan manufaktur di

Hongkong dan Hongkong Science and Technology Parks Corporation yang akan membangun pusat

mikro elektronik menggantikan Yuen Long Industrial Estate.

xiii. Skema subsidi sebesar HKD 345 juta bagi penyedia layanan logistik pihak ketiga yang memenuhi

kriteria, untuk meningkatkan produktivitas melalui aplikasi teknologi.

xiv. Penyelamatan Cathay Pasific lewat suntikan investasi Pemerintah

Pemerintah Hong Kong juga memberikan suntikan dana investasi kepada maskapai penerbangan

nasional Cathay Pacific yang secara langsung turut mengalami keterpurukan akibat wabah COVID-

19. Tidak hanya dari sisi jumlah penumpang dan rute penerbangan yang menurun secara

signifikan akibat diberlakukannya kebijakan lockdown, jumlah layanan pengiriman kargo pun

berkurang tajam. Cathay Pasific juga kesulitan untuk memperoleh pinjaman dari pihak swasta

sehingga Pemerintah dapat turut campur tangan melalui suntikan investasi ini.

Bantuan berupa Land Fund bertujuan untuk membantu (i) melindungi peran Hong Kong sebagai

pusat jalur penerbangan internasional di kawasan, (ii) membangun ekonomi jangka panjang Hong

Kong secara keseluruhan serta (iii) menghasilkan pengembalian yang wajar bagi Pemerintah.

Sebagaimana diketahui, jaringan penerbangan Hong Kong tidak hanya memfasilitasi aliran

Page 23: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

23

penumpang dan kargo tetapi juga mendukung pengembangan berbagai kegiatan ekonomi,

terutama perdagangan dan logistik, jasa keuangan, dan pariwisata.

Adapun total jumlah investasi Pemerintah sebesar HKD27,3 miliar yang terdiri dari saham waran

yang dapat dilepas sekitar HKD19,5 miliar dan pinjaman sementara sekitar HKD7,8 miliar. Di sisi

lain, Cathay Group juga akan meluncurkan penawaran umum saham terbatas senilai HKD11,7

miliar kepada para pemegang saham. Dua pemegang saham utama Cathay Group, yaitu Swire

Pacific dan Air China, telah berkomitmen untuk melakukan rights issue sesuai dengan kepemilikan

saham masing-masing sebagai bentuk dukungan pendanaan kepada Cathay Grup.

Industri penerbangan memainkan peran strategis dalam pertumbuhan ekonomi Hong Kong.

Investasi ini menjadi tanda dan komitmen Pemerintah dalam memperkuat status Hong Kong

sebagai pusat penerbangan internasional serta sebagai langkah untuk mengupayakan

kebangkitan kembali ekonomi pasca pandemi COVID-19.

Pemerintah juga memberikan bantuan kepada rumah tangga non-domestik, diantaranya:

i. Subsidi listrik sebesar 75 persen selama empat bulan dengan batas maksimal HKD5000 per bulan,

per akun. Pemerintah diperkirakan akan menggelontorkan dana HKD 2.9 miliar untuk subsidi ini.

ii. Subsidi air dan saluran pembuangan sebesar 75 persen selama empat bulan dengan batas

maksimal masing-masing HKD20.000 dan HKD12.500 per bulan, per akun. Pemerintah

diperkirakan akan menggelontorkan total HKD340 juta untuk kedua subsidi ini.

Untuk meringankan beban masyarakat, pemerintah Hong Kong juga melakukan program-program antara

lain:

i. Pemberian bantuan tunai sebesar HKD10.000 bagi warga Hong Kong yang berusia di atas 18 tahun

(7 juta orang), dengan tujuan untuk meningkatkan konsumsi lokal dan menghapus kesulitan

ekonomi masyarakat. Pemerintah akan mengeluarkan anggaran dengan jumlah total mencapai

HKD71 miliar.

ii. Pengurangan pajak penghasilan dan pajak berdasarkan penilaian pribadi untuk tahun penilaian

2019/2020 sebesar 100 persen dengan batas maksimum HKD20.000. Kebijakan ini akan

menguntungkan 1.95 juta pembayar pajak dan mengurangi pendapatan Pemerintah sebesar

HKD18.8 miliar.

iii. Pembebasan tarif untuk hunian properti dengan batas maksimum HKD1.500 per kuartal per

properti selama empat kuartal. Proposal ini mencakup 2.93 juta properti domestik dan akan

mengurangi pendapatan Pemerintah sebesar HKD13.3 miliar.

iv. Bantuan Jaminan Sosial Komprehensif Standar, Tunjangan Hari Tua, Tunjangan Hidup Lansia atau

Tunjangan Cacat Jiwa, dan bantuan bagi penerima subsidi transportasi insentif kerja dengan total

anggaran sebesar HKD4225 miliar.

v. Bantuan sewa satu bulan bagi penyewa berpenghasilan rendah di Hongkong Housing Authority

dan Hongkong Housing Society dengan total HKD1829 miliar.

vi. Pembayaran biaya ujian untuk calon pelajar tahun 2021 Hongkong Diploma of Secondary

Education Examination, dengan total HKD150 juta.

Untuk sektor pariwisata dan perdagangan pemerintah mengalokasikan dana sebesar HKD700 juta kepada

Hong Kong Tourism Board untuk promosi pariwisata setelah epidemik dan sebesar HKD150 juta untuk

Trade Development Council guna membantu perusahaan mencari peluang usaha. Sementara untuk

industri kreatif dan kebudayaan, dialokasikan dana sebesar HKD900 juta bagi pengembangan seni dan

budaya. Bantuan sebesar HKD40 juta juga akan diberikan untuk subsidi bagi peserta magang dalam

Page 24: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

24

program pendidikan Science, Technology, Engineering, Mathematics (STEM) dan program penelitian dan

Postdoctoral Hub termasuk semua perusahaan teknologi yang melakukan kegiatan pengembangan riset

di Hong Kong.

Pemerintah Hong Kong juga mengalokasikan HKD3,73 miliar (USD490 juta) untuk 28.000 pemegang lisensi

penjual makanan, yaitu: pertama, mereka yang memiliki lisensi restoran umum, lisensi restoran laut atau

lisensi kantin yang memenuhi syarat berupa hibah satu kali sebesar HKD200.000 (USD26.000); kedua,

pemegang lisensi makanan ringan, seperti toko roti, pabrik makanan dan siu mei atau lo mei (masakan

Tiongkok), memenuhi syarat untuk mendapatkan hibah tunai masing-masing sebesar HKD80.000.

Pemerintah mengalokasikan dana sebesar HKD300 juta untuk menyediakan sekitar 3000 layanan

perawatan di rumah bagi penduduk lansia, juga 1000 voucher layanan perawatan bagi komunitas lansia

yang memerlukan. Selain itu, Pemerintah juga memberikan subsidi sebesar HKD46 juta bagi Social Welfare

Department, terutama untuk membantu pemenuhan kebutuhan listrik, juga HKD75 juta guna

menyediakan makanan bertekstur lembut bagi para penduduk lansia.

Page 25: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

25

B.3. JEPANG

B.3.1 Gambaran Umum Ekonomi

Pandemi COVID-19 memberikan ujian serius bagi perekonomian Jepang. Ekonomi Jepang mengalami

kontraksi sebesar -0,6 persen yoy pada Q1-2020, dibandingkan Q4-2019. Pelemahan ekonomi terjadi

sebagai akibat kenaikan pajak penjualan, perang dagang Tiongkok dan AS, serta bencana alam. Oleh

karena ekonomi Jepang telah terkontraksi -1,9 persen pada Q4-2019 (dibandingkan kuartal sebelumnya),

maka pertumbuhan ekonomi negatif di Q1-2020 secara resmi membawa Jepang ke dalam masa resesi.

Kontraksi ekonomi pada Q4-2019 terjadi karena adanya kenaikan pajak penjualan dari 8 persen menjadi

10 persen yang secara langsung mempengaruhi tingkat konsumsi masyarakat. Selain itu, perang dagang

antara Tiongkok dan AS juga mempengaruhi nilai perdagangan Jepang yang mengakibatkan tekanan pada

pertumbuhan ekonomi Jepang. Di awal tahun 2020, Pemerintah Jepang dan sejumlah lembaga

internasional sempat memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 2020 yang lebih baik dibandingkan tahun

sebelumnya. Namun demikian, merebaknya pandemi COVID-19 memberikan hantaman yang cukup serius

terhadap perekonomian Jepang.

Grafik B.3.1 Pertumbuhan Riil PDB Jepang Diagram B.3.1 Komponen PDB Jepang

Sumber: Japan Cabinet Office, 2020 Sumber: Japan Cabinet Office, 2020

Mengacu pada diagram B.3.2 apabila ditinjau dari sisi permintaan, penggerak utama perekonomian

Jepang adalah private consumption dengan porsi 56 persen. Merebaknya COVID-19, mengakibatkan

konsumsi masyarakat di Q1-2020 turun sebesar -0,8 persen dibandingkan kuartal sebelumnya. Hal ini

terutama disebabkan turunnya daya beli masyarakat sebagai akibat pembatasan kegiatan ekonomi dan

melemahnya tingkat confidence masayarakat. Penurunan juga terjadi di sisi residential investment dan

ekspor, yang menutupi dampak dari pertumbuhan business investment yang naik sebesar 1,9 persen.

Dari sisi penawaran, pandemi COVID-19 juga memberi tekanan bagi seluruh sektor ekonomi di Jepang,

baik manufaktur maupun sektor jasa. Grafik B.3.2 menunjukkan bahwa setelah sempat meningkat di

bulan Januari 2020, yang terutama disebabkan peningkatan produksi otomotif, indeks Industrial

Production Jepang terus mengalami penurunan sampai dengan bulan April 2020. Penurunan juga terjadi

di jumlah penjualan jasa Jepang. Penjualan sektor jasa mengalami penurunan dari JPY96,02 di Q4-2019

miliar menjadi JPY95,57 miliar di Q1-2020. Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor jasa yang

mengalami penurunan yang cukup besar. Pada periode Januari-Maret 2020 jumlah wisatawan asing yang

datang ke Jepang terus mengalami penurunan signifikan sebagai akibat pembatasan perjalanan dan akses

yang diterapkan. Pada bulan Maret 2020, tercatat hanya 197.300 wisatawan asing yang mengunjungi

Page 26: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

26

Jepang, turun drastis apabila dibandingkan dengan jumlah kunjungan di bulan Maret 2019 yakni

2.760.000.

Grafik B.3.2 Nilai Penjualan Jasa Jepang (JPY) Grafik B.3.3 Indeks Produksi Manufaktur

Sumber: Statistic Bureau of Japan, 2020 Sumber: Statistic Bureau of Japan, 2020

Pandemi COVID-19 juga memberikan tekanan terhadap pasar tenaga kerja di Jepang. Perlambatan

ekonomi yang terjadi sebagai akibat pandemi COVID-19 berakibat langsung pada meningkatnya jumlah

pengangguran Jepang. Tingkat pengangguran pada bulan Maret 2020 sebesar 2,5 persen, lebih tinggi dari

tingkat pengangguran pada bulan Desember 2019 yaitu 2,2 persen. Bahkan data April 2020 menunjukkan

tingkat pengangguran yang lebih tinggi yakni 2,6 persen (grafik B.3.4).

Grafik B.3.4 Tingkat Pengangguran dan Pembukaan Lapangan Kerja Baru

Sumber: Statistic Bureau of Japan, 2020

Sektor perdagangan merupakan salah satu kontributor pertumbuhan ekonomi Jepang. Neraca

perdagangan Jepang seringkali berada pada posisi surplus. Namun demikian, perang dagang antara

Tiongkok dengan AS memberikan dampak negatif pada perdagangan Jepang. Pada tahun 2020, kondisi ini

diperburuk oleh melemahnya permintaan dunia sebagai dampak pandemi COVID-19. Neraca

perdagangan Jepang pada Q1-2020 berada dalam posisi defisit JPY201,33 miliar.

95

.66

4.5

85

9

1.4

38

.32

5

93

.58

4.2

03

9

4.6

65

.01

4

96

.91

4.3

24

9

2.4

62

.68

9

94

.48

6.1

45

9

6.7

91

.88

4

98

.58

2.1

25

9

3.2

66

.23

0

96

.25

7.4

89

9

6.0

20

.41

3

95

.57

4.7

90

86.000.000

88.000.000

90.000.000

92.000.000

94.000.000

96.000.000

98.000.000

100.000.000

0

1

2

3

4

Unemployment Rate Seasonally Adjusted New Opening Rate

Page 27: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

27

Grafik B.3.5 Kinerja Neraca Perdagangan Jepang

Sumber: CEIC, 2020

Kinerja perdagangan Jepang yang selama ini sudah mengalami tekanan sebagai akibat perang dagang

antara Tiongkok dan Jepang terus menghadapi pelemahan permintaan global sebagai akibat merebaknya

COVID-19. Setelah sempat mengalami posisi surplus pada bulan Februari 2020, nilai ekspor jepang terus

mengalami penuruan dengan laju yang lebih cepat dibandingkan penurunan impor sehingga pada bulan

April 2020 dan Mei 2020 Jepang mencatatkan defisit neraca perdagangan sebesar JPY931 miliar dan

JPY833,39 miliar (grafik B.3.5).

Diagram. B.3.2 Daerah Tujuan Ekspor Jepang Mei 2020

Sumber: Ministry of Finance Japan (diolah), 2020

Dari diagram di atas diketahui bahwa daerah tujuan ekspor utama Jepang adalah Asia, diikuti Amerika

Utara dan Eropa Barat. Merebaknya COVID-19 mengakibatkan penurunan ekspor Jepang ke Asia pada

bulan Mei 2020 turun sebesar -12 persen dibandingkan ekspor Jepang ke Asia pada bulan Mei 2019 (nilai

ekspor ke Asia pada Mei 2020 adalah JPY2.744miliar). Sedangkan ekspor ke Amerika Utara bulan Mei 2020

turun sebesar -51 persen dibandingkan nilai bulan Mei 2019 dan ekspor ke Eropa Barat dibulan Mei 2020

turun -35,4 persen dibandingkan bulan yang sama tahun 2019. Penurunan ekspor terjadi di semua produk

Jepang. Ekspor kendaraan bermotor yang merupakan produk ekspor utama Jepang mengalami penurunan

-64,1 persen pada bulan Mei 2020 dibandingkan Mei 2019.

-2000,00

0,00

2000,00

4000,00

6000,00

8000,00

10000,00

10

/20

18

11

/20

18

12

/20

18

01

/20

19

02

/20

19

03

/20

19

04

/20

19

05

/20

19

06

/20

19

07

/20

19

08

/20

19

09

/20

19

10

/20

19

11

/20

19

12

/20

19

01

/20

20

02

/20

20

03

/20

20

04

/20

20

05

/20

20

eksport Import Trade Balance

65,6%

1,8%

14,7%

2,8%

10,1%2,1% 2,0% 1,0%

ASIA

Oceania

Amerika Utara

Amerika tengah dan selatan

Eropa Barat

Eropa Tengah dan Timur

Page 28: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

28

B. 3.2 Kebijakan Stimulus Fiskal

Sampai dengan bulan Mei 2020, Pemerintah Jepang telah menerbitkan empat paket stimulus terkait

penyebaran COVID-19. Paket stimulus pertama dikeluarkan pada 14 Februari 2020 sebesar JPY10 miliar

yang berasal dari dana cadangan darurat (contingency reserve fund) untuk mengatasi dampak ekonomi

COVID-19. Stimulus ditujukan untuk mengatasi dampak berkelanjutan dari turunnya wisatawan asing

yang masuk ke Jepang, terganggunya rantai pasokan, penurunan ekspor, dan penurunan kinerja ekonomi

Tiongkok akibat pandemi COVID-19. Secara spesifik, dana stimulus digunakan untuk mendorong virus

testing di 83 lembaga riset, menyediakan 1.800 tempat tidur rumah sakit, dan memberi pinjaman darurat

tanpa bunga senilai JPY500 miliar bagi bagi perusahaan kecil dan menengah.

Pada Maret 2020, Pemerintahan mengeluarkan paket kedua untuk mengatasi dampak virus sebesar

JPY1,1 triliun untuk pinjaman dan JPY430,8 miliar untuk membantu para profesional medis dan pihak-

pihak yang terkena dampak penutupan sekolah. Paket ini menambah JPY500 miliar yang dialokasikan

bulan Februari 2020 dalam pinjaman berbiaya rendah untuk perusahaan-perusahaan yang terdampak

pandemi, sehingga total anggaran untuk dukungan penanganan COVID-19 menjadi JPY2,03 triliun.

Stimulus ketiga dikeluarkan pada April 2020 sebesar JPY117 triliun (USD1 trilliun) atau setara dengan 22

persen GDP. Sekitar 3/4 dari paket stimulus ekonomi tersebut dialokasikan untuk mendukung dunia usaha

dan pemberi kerja, dan sisanya dialokasikan untuk menunjang sistem kesehatan, mendorong tingkat

konsumsi dan investasi publik.

Pada Mei 2020, kabinet Jepang menyetujui paket stimulus keempat dengan nilai sekitar JPY117 trilliun. Dengan demikian, total paket stimulus yang diluncurkan oleh Jepang akan bernilai sekitar USD2,18 triliun atau setara dengan kurang lebih 40 persen GDP Jepang. Paket stimulus keempat ini terdiri dari dukungan fasilitas kesehatan, dukungan terhadap dunia usaha, dukungan pada perekonomian rumah tangga, transfer pada pemerintah daerah, dan peningkatan dana cadangan penanganan COVID-19.

Beberapa stimulus fiskal yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam rangka mengurangi dampak dari COVID-19, antara lain:

• Paket dukungan keuangan pertama senilai JPY500 miliar pada Februari 2020, dengan menyediakan

pinjaman berbunga rendah untuk UKM, khususnya di industri pariwisata.

• Paket stimulus kedua sebesar JPY1,6 triliun (USD15,6 miliar atau Rp224,3 triliun) untuk perusahaan

kecil dan menengah serta pekerja wiraswasta yang terkena dampak COVID-19.

o Pemerintah menggunakan lembaga keuangan publik termasuk Japan Finance Corporation dan

Development Bank of Japan untuk penyaluran dana tersebut.

o Paket stimulus kedua berupa penawaran pinjaman hingga JPY300 juta dengan bunga kurang

dari 1 persen per tahun bagi UKM yang penjualannya menurun 5 persen atau lebih karena

wabah virus. Untuk UKM dan wiraswasta yang mengalami penurunan 10 hingga 20 persen dan

harus meminjam dari bank, pemerintah akan membayar bunga atas pinjaman tersebut.

o Paket stimulus fiskal kedua juga ditujukan membantu perusahaan besar yang mengalami

ganguan akibat COVID-19. Japan Finance Corporation dan Development Bank of Japan, akan

memfasilitasi pemanfaatan dana sebesar JPY200 miliar untuk mendukung perusahaan yang

ingin merelokasi produksi kembali ke Jepang. Dana tersebut akan menggunakan sistem

pembiayaan krisis yang dibuat setelah krisis keuangan global 2008. Bank Jepang untuk

Kerjasama Internasional (Japan Bank for International Cooperation/JBIC), juga ditugaskan untuk

Page 29: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

29

meyediakan dukungan dana sebesar JPY250 miliar, terutama untuk mendukung operasi

perusahaan Jepang di luar negeri.

o Pemberian kompensasi bagi orang tua yang terdampak kebijakan penutupan sekolah, berupa

biaya makan sekolah. Selain itu, pekerja lepas dan orang tua wiraswasta akan menerima

kompensasi harian sebesar JPY4.100 jika dipaksa untuk mengurangi pekerjaan.

o Penawaran kepada freelancer atau pekerja bebas berupa pinjaman tanpa bunga hingga

JPY100.000. Jika pendapatan tahunan mereka menurun hingga 20 persen atau lebih,

pemerintah akan mempertimbangkan untuk menghapus hutang mereka.

• Paket stimulus ketiga sebesar JPY117 triliun (USD1 trilliun) dialokasikan untuk perlindungan dunia

usaha dan mempertahankan ketersediaan lapangan kerja, pemulihan kegiatan ekonomi, dan

pengembangan struktur ekonomi yang tangguh yang diantaranya terdiri dari:

o Perluasan employment adjustment subsidies (JPY69 miliar);

o Dukungan asuransi untuk pekerja;

o Dukungan likuiditas bagi usaha mikro, kecil, dan menengah sebesar JPY3,8 triliun, termasuk di

dalamnya pemberian pinjaman dengan bunga rendah;

o Subsidi untuk usaha mikro, kecil, dan menengah sebesar JPY2,3 triliun;

o Subsidi untuk masyarakat perorangan sebesar JPY12 triliun;

o Subsidi khusus sementara bagi rumah tangga yang memiliki anak sebesar JPY165 miliar;

o “Go to campaign”, berupa dukungan kepada industri yang terdampak dengan

menyelenggarakan public-private joint campaigns seperti pada usaha transportasi, restoran,

hiburan, sebesar JPY1,6 Triliun;

o Program pengembangan struktur ekonomi yang tangguh dengan nilai total sebesar JPY912

miliar, yang terdiri dari subsidi untuk mendorong investasi dalam negeri dengan tujuan

mendukung supply chain (JPY220 miliar), program mendukung diversifikasi global supply chain

(JPY23 miliar), memastikan pendidikan yang merata dengan mempercepat GIGA school plan

(JPY229 miliar), pengembangan infrastruktur digital melalui investasi publik (JPY17,8 miliar),

dan program untuk mendorong digitalisasi oleh UMKM (JPY10 miliar);

o Penyediaan dana cadangan COVID-19 sebesar JPY1,5 triliun;

• Pada paket stimulus keempat, pemerintah Jepang masih meneruskan program-program yang sudah

dilaksanakan pada paket stimulus ketiga dengan jumlah dana yang lebih besar, seperti bantuan

kepada pekerja baik berupa subsidi dan bantuan asuransi, pinjaman kepada usaha mikro, kecil, dan

menengah, dan program subsidi untuk mempertahankan keberlangsungan dunia usaha. Namun

demikian, terdapat beberapa program stimulus baru yang diluncurkan oleh Pemerintah seperti:

o Pinjaman kepada perusahaan besar dengan nilai JPY452 miliar;

o Penyediaan modal kerja sebesar JPY2,36 triliun;

o Rent support grant untuk UMKM sebesar JPY2 triliun;

• Memberikan penangguhan pembayaran pajak bagi perusahaan maupun individu yang terkena

dampak langsung wabah selama 1 tahun dan dapat diperpanjang. Fasilitas ini diberikan kepada wajib

pajak yang penerimaannya mengalami penurunan setidaknya 20 persen dari periode sebelumnya.

• Pengurangan pajak untuk investasi terkait teleworking oleh pengusaha kecil dan menengah.

• Memberikan jaminan kredit bagi perusahaan yang terkena dampak sangat signifikan dari COVID-19.

Jaminan kredit 100 persen (dengan nilai hingga JPY280 juta) bagi perusahaan/industri yang

mengalami penurunan penjualan hingga 20 persen dari tahun sebelumnya. Untuk kategori industri

yang tidak terdampak parah, jaminan kredit sebesar 80 persen diberikan jika penjualan turun hingga

5 persen dengan nilai total jaminan sebesar JPY280 juta.

Page 30: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

30

B.4. Korea Selatan

B.4.1. Gambaran Umum Ekonomi

Akibat pandemi COVID-19, pertumbuhan ekonomi Korea Selatan mengalami kontraksi sebesar 1,3 persen

qoq pada Q1-2020. Semua sektor produksi mengalami gangguan akibat menurunnya permintaan baik

domestik maupun internasional. Namun beberapa sektor masih mencatatkan pertumbuhan yang positif.

Sektor manufaktur jatuh akibat ekspor stagnan karena kondisi ekonomi global yang tidak stabil. Sektor

jasa juga mengalami kontraksi karena berkurangnya permintaan jasa yang bersifat tatap muka dan

interaksi langsung. Penurunan produksi di beberapa sektor utama ekonomi telah memberikan dampak

pada pasar tenaga kerja dan sentimen masyarakat.

Tabel B.4.1 Pertumbuhan PDB Berdasarkan Produksi (qoq)

Sumber: Bank of Korea, 2020

Sektor manufaktur mengalami kontraksi pada Q1-2020 qoq sebesar -0,1 persen, dibandingkan kuartal

sebelumnya sebesar 1,8 persen. Sektor jasa juga mengalami penurunan pertumbuhan sebesar -2,4 persen

pada Q1-2020. Sektor jasa yang berkaitan dengan pariwisata seperti entertaiment and leisure serta

industri perhotelan dan restoran mengalami penurunan output dua digit pada Maret 2020, yaitu sebesar

-31,2 persen dan -17,1 persen secara berturut.

Sektor konstruksi masih mencatatkan kontribusi yang positif terhadap ekonomi Korea Selatan, tumbuh

sebesar 0,2 persen pada Q1-2020 qoq, melemah dibandingkan kuartal sebelumnya sebesar 3,7 persen.

Hal yang sama juga dialami oleh sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan yang mencatatkan kontribusi

positif sebesar 3,7 persen qoq pada Q1-2020, naik cukup tinggi membalikkan kontraksi pada kuartal

sebelumnya sebesar -1,5 persen. Sektor kelistrikan, gas, dan pasokan air tumbuh sangat cepat sebesar 9,9

persen qoq pada Q1-2020, melanjutkan pertumbuhan positif pada kuartal sebelumnya.

Forbes2 mencatat bahwa jumlah penumpang internasional yang masuk dan keluar melalui bandara

Internasional Incheon jatuh sebesar 97,3 persen pada bulan April 2020. Jumlah turis yang mengunjungi

pulau Jeju, tujuan utama pariwisata di Korea Selatan, menurun sampai -99,3 persen. Tiongkok sebagai

2 Kirk, Donald, COVID-19 Hitting South Korea Hard As Economy Contracts And Exports Tumble, Forbes, May. 13, 2020

https://www.forbes.com/sites/donaldkirk/2020/05/13/covid-19-hitting-south-korea-hard-as-economy-contracts-and-exports-tumble/#347d095358fe

Page 31: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

31

salah satu penyumbang turis terbesar ke Korea Selatan mengalami penurunan hingga -99,1 persen di

bulan April 2020. Konsumsi turis domestik juga menurun sebesar -52,9 persen.

Kinerja Sektor Perdagangan

Menurut data dari Korea Costum Service surplus neraca perdagangan Korea Selatan pada Q1-2020 sebesar

USD8,73 miliar, naik sedikit dibandingkan tahun 2019 pada kuartal yang sama yaitu USD8,86 milyar.

Namun demikian pada bulan April untuk pertama kalinya sejak krisis global 2008, Korea Selatan

mengalami defisit neraca perdagangan. Peningkatan ekspor hanya di alami oleh produk komputer

sedangkan produk lainnya seperti semikonduktor, mesin, minyak dan turunannya, serta kendaraan

mengalami penurunan. Kinerja impor mengalami penurunan baik impor barang komoditas, barang

konsumsi, maupun barang modal. Penurunan kinerja perdagangan hampir dialami Korea Selatan dengan

semua mitra dagang utama seperti Amerika Serikat, Tiongkok, Uni Eropa, Timur Tengah dan ASEAN.

Grafik B.4.1 Neraca Perdagangan (juta USD)

Sumber: Korea Custom Service, 2020

Perkembangan Tenaga Kerja

Komposisi tenaga kerja di Korea Selatan di dominasi oleh sektor jasa, sehingga ketika pandemi COVID-19

menyerang ekonomi Korea Selatan, hal tersebut memberikan dampak pada sektor tenaga kerja. Tingkat

penyerapan tenaga kerja (employment rate) jatuh dari 67,3 persen di Q4-2019 menjadi 66.1 persen di Q1-

2020. Pandemi Covid-19 diperkirakan akan semakin memperburuk kinerja sektor tenaga kerja Korea.

Tabel B.4.2 Tabel Pertumbuhan Tenaga Kerja 2018-2020

Sumber: Statistic of Korea, 2020

Page 32: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

32

Meskipun secara yoy tingkat pengangguran menurun, namun jika dibandingkan dengan Q4-2019, tingkat

pengangguran di Q1-2020 meningkat dari 3,1 persen menjadi 4,2 persen. Tingkat populasi masyarakat

yang tidak aktif dalam kegiatan ekonomi juga meningkat, salah satunya karena penurunan aktifitas pada

sektor pendidikan.

B.4.2 Kebijakan Stimulus Fiskal

Hingga bulan Juni 2020, Pemerintah Korea Selatan telah mengeluarkan 3 kali Supplementary Budget

dalam rangka penanganan penyebaran COVID-19.

• Supplementary Budget I disetujui sebesar KRW11.7 triliun. Sebesar KRW10,9 triliun digunakan

untuk tambahan belanja bagi pencegahan dan pengobatan penyakit, penyediaan pembiayaan

murah dan jaminan bagi industri terdampak Covid 19, serta dukungan untuk rumah tangga dan

ekonomi lokal.

• Supplementary Budget yang kedua disetujui pada April 2020 sebesar KRW12,2 triliun yang

diutamakan untuk membiaya sebagian paket stimulus Household Emergency Relief Program yang

nilainya mencapai KRW14.3 triliun. Sedangkan KRW1.2 triliun digunakan untuk mendukung

pemerintah daerah.

• Supplementary Budget yang ketiga diajukan pada Juni 2020. Pemerintah mengajukan tambahan

anggaran sebesar KRW35,5 triliun, mencakup pengurangan pendapatan sebesar KRW11,4 triliun

dan tambahan belanja sebesar KRW23,9 triliun untuk dukungan keuangan bagi perusahaan,

perluasan lapangan kerja dan keselamatan sosial, pengendalian penyakit, dan pengeluaran untuk

industri digital dan hijau.

Sejauh ini paket-paket stimulus yang digelontorkan pemerintah sejak awal tahun menyasar masyarakat

berpenghasilan rendah, pekerja di sektor informal, perkerja lepas, wanita dan penyandang disabiltas.

Dilihat dari tujuannya maka paket-paket stimulus tersebut dapat dibagi menjadi 3 yaitu: (i) melindungi

masyarakat yang rentan dan UMKM, (ii) mengembalikan ketahanan ekonomi, dan (iii) persiapan untuk

menghadapai new normal paska pandemi COVID-19. Secara lebih rinci, paket-paket stimulus tersebut

mencakup antara lain:

1. Melindungi Kelompok Masyarakan dan Sektor Bisnis yang Rentan (UMKM)

a. Tenaga Kerja

Sejumlah subsidi dan dana darurat disediakan untuk menolong pekerja, baik dengan menjaga mereka

agar tetap dipekerjakan oleh perusahaan (meski perusahaan sedang merugi dan sebagain pekerja

dirumahkan) maupun untuk menolong para pencari kerja. Banyaknya program stimulus ini diciptakan

untuk menjangkau seluruh perkerja dan pencari kerja yang membutuhkan atau menutup gap yang

tidak terjangkau oleh paket-paket sebelumnya.

• Special Employment Support Sectors: pemerintah mengbayarkan sebagian gaji karyawan yang

bekerja pada sektor yang terdampak signifikan oleh Covid 19 seperti perjalanan, pariwisata,

perhotelan, industri pertunjukan, penerbangan, duty free dan retail perjalanan, serta pameran

dan konferensi internasional.

• Prompt Subsidy Program: pemerintah menanggung gaji pegawai yang harus dirumahkan

sampai 90 hari. Program ini di berikan kepada perusahaan yang dianggap tidak mampu

membayar pekerjanya selama perusahaan tidak beroperasi.

• Unemployment Benefit: program ini sudah ada sebelum pandemi COVID-19 namun kemudian

ditingkatkan jumlahnya.

Page 33: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

33

• COVID-19 Emergency Employment Stability Subsidy: bantuan subsidi bagi pengusaha mikro

yang pendapatannya menurun tajam akibat penyebaran COVID-19, pekerja lepas, dan pekerja

informal (tidak memiliki kontrak kerja) yang tidak mendapat akses terhadap Unemployment

Benefit.

• Employment Retention Subsidy: subsidi bagi pekerja dan perusahaan untuk mempertahankan

pekerja tetap bekerja. Subsidi ini menanggung sebagian gaji pegawai perusahaan atau UMKM

yang terkena dampak COVID-19 baik langsung maupun tidak langsung. Awalnya subsidi ini

hanya meng-cover sebagian kecil gaji pegawai, selebihnya dibayar perusahaan sebagai insentif

meskipun pegawai dirumahkan karena kebijakan pembatasan sosial; namun karena tingkat

pemutusan kerja tetap meningkat dari bulan ke bulan pemerintah kemudian menaikkan

subsidi ini sampai meng-cover 90 persen gaji pegawai selama 3 bulan dari April sampai Juli.

• Employment Success Program: bantuan kepada orang-orang yang rentan seperti pemuda,

orang tua, dan individu dari keluarga berpenghasilan rendah yang sedang mencari kerja.

Bantuan yang diberikan berupa tunjangan untuk biaya hidup mereka.

• Livelihood Support Loans: pinjaman lunak tanpa jaminan kepada pekerja dengan gaji yang

sangat rendah.

• Special Support Program for Regional Employment: bantuan yang disediakan oleh pemerintah

daerah untuk pekerja lepas dan self-employed (seperti pemilik usaha mikro) berupa subsidi per

bulan.

• Emergency Family Care Leave Subsidy: subsidi yang diberikan kepada mereka yang harus

mengambil cuti untuk menjaga anak karena sekolah dan tempat penitipan ditutup pemerintah.

b. Masyarakat Berpenghasilan Rendah

Paket stimulus yang dirujukan untuk mendukung masyarakat berpenghasilan rendah terdiri dari:

• Emergency Relief Payments: diberikan kepada rumah tangga tanpa terkecuali yang besarnya

tergantung pada jumlah anggota keluarga; awalnya diberikan kepada 14 juta penduduk namun

kemudian diperluas menjadi 21,71 juta penduduk dan dibayarkan sejak Mei 2020. Bantuan ini

disalurkan dalam bentuk kas atau setara kas.

• Social Security Contribution Reliefs: bantuan ini membebaskan masyarakat membayar iuran

jaminan sosial selama 3 bulan (iuran pensiun, asuransi bagi pengangguran, asuransi

kompensasi) dan mengurangi jumlah iuran yang harus dibayar (asuransi kesehatan nasional).

c. Pasar Keuangan dan UMKM

Dukungan pada pasar keuangan berupa: (i) pinjaman super lunak untuk UMKM, (ii) penundaan

pembayaran bunga utang dan perpanjangan masa jatuh tempo utang, dan (iii) tindakan pengamanan

lainnya, seperti pemberian jaminan kredit oleh pemerintah. Adapun jenis-jenis bantuan paket ini

terdiri dari:

• Emergency Fund dari pemerintah ditambah pinjaman super lunak untuk menolong UMKM dan

perbankan.

• Korea Credit Guarantee Fund yang memberikan jaminan kepada perbankan atas 95 persen

utang mereka.

• Special Guarantee untuk utang UMKM dengan jaminan yang lebih besar dan bunga yang lebih

rendah dari pemerintah.

• Full Guarantee untuk UMKM yang pendapatan penjualan pertahun kurang dari KRW100 juta

dan terdampak COVID-19, baik langsung maupun tak langsung.

Page 34: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

34

• Untuk debitur individual seperti masyarakat yang kesulitan membayar cicilan rumah atau yang

memiliki lebih dari 1 jenis utang maka diberikan keleluasaan untuk menunda pembayaran atau

diberikan subsidi dalam bentuk pembayaran pinalti atau biaya keterlambatan bayar.

• Bond Market Stabilization Fund adalah bantuan liquiditas yang berasal dari invetasi bersama

oleh Bank, Sekuritas dan Asuransi dengan membeli obligasi dan saham perusahaan yang

terkena dampak Covid 19 yang memiliki investment grade. Selanjutnya Pemerintah juga

mendirikan unit khusus (SPV) untuk membeli obligasi dan saham komersil dengan grade yg

lebih rendah.

• Securities Market Stabilization Fund merupakan dana yang dikumpulkan oleh beberapa

perusahaan keuangan terbesar di Korea untuk diinvetasikan pada KOSPI 200 index (indeks

saham gabungan Korea).

d. Pemerintah Daerah

Untuk mendukung pemerintah daerah, bebrerapa paket stimulus diberikan dalam bentuk:

• Emergency Support Measures for Regional Economies against COVID-19 dikucurkan

pemerintah dengan jumlah yang setara dengan 60 persen dana daerah. Untuk membantu

pemerintah daerah, Pemerintah Pusat juga menaikkan discount rate on regional gift

certificates dari 5 persen menjadi 10 persen. Pemerintah juga menyediakan pemotongan pajak

bagi usaha yang harus ditutup karena ada pegawai atau pelanggan yang positif Covid 19. Pajak

perusahaan dan pertambahan nilai juga ditunda pemungutannya sampai 9 bulan.

• Pemerintah daerah juga didorong untuk memberikan bantuan kepada usaha sesuai dengan

kebutuhan masing-masing daerah.

2. Mendorong Ketahanan Ekonomi

Paket kebijakan stimulus dalam rangka mendorong ketahanan ekonomi, dilakukan melalui instrument

antara lain:

a. Pembelian Barang dan Jasa dimuka oleh Pemerintah

Pemerintah sebagai konsumen melakukan pembelian barang dan jasa, pembayaran dan kontrak

dimuka untuk meningkatkan permintaan domestik, misalnya mengadakan kontrak untuk

pengadaaan acara-acara konferensi dan pertemuan internasional yang diadakan diparuh kedua

2020, termasuk membeli tiket dan membayar akomodasi. Pemerintah juga membeli sejumlah

kendaraan bermotor yang ramah lingkungan sebagai kendaraan dinas.

b. Pemotongan dan Penundaaan Pemungutan Pajak

Pemerintah menawarkan pengurangan pajak sebesar 80 persen untuk pemengang kartu kredit

dan debit bagi usaha yang terkena dampak COVID-19, seperti restoran, perhotelan, pariwisata,

konser, dan transportasi umum. Bagi pengusaha yang membeli barang dan jasa dari pengusaha

kecil (self-employed) juga diberikan potongan pajak sebesar 1 persen.

National Tax Service diminta untuk memperpanjang masa jatuh tempo pembayaran pajak bagi UMKM

sampai 3 bulan. Sebagai tambahan UMKM juga bisa mendapatkan potongan pajak bila mereka

mengalami dan melaporkan kerugian akibat COVID-19.

c. Stimulus Perdagangan

Stimulus terkait perdagangan ditujukan untuk meningkatkan perdagangan internasional dan rantai

pasokan.

• Meningkatkan Perdagangan

Page 35: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

35

Dalam rangka meningkatkan kinerja perdagangan internasional, bank ekspor impor (KEXIM) dan

asosiasi asuransi perdagangan (K-SURE) Korea Selatan memperpanjang masa pembayaran utang

dan premi asuransi kepada perusahaan dagang yang terimbas dampak COVID-19. Pemerintah

Korea Selatan juga membangun infrastruktur untuk membantu eksportir menemukan pembeli

asing dengan media daring dan memfasilitasi penandatangan kontrak dibawah satu atap. Proses

ini termasuk konsultasi, kontrak, custom clearance, dan prosedur logistik. Salah satu caranya

mempertemukan pengusaha Korea Selatan dengan pembeli asing adalah dengan mengadakan

pameran daring menggunakan teknologi AR dan VR.

Pemerintah juga membantu pengusaha untuk masuk ke negara lain melalui kerja sama bilateral

maupun multilateral. Korea juga membantu tenaga ahli yang mengoperasikan fasilitas produksi

utama di Korea Selatan dengan mempercepat proses pengeluaran dan perpanjangan visa.

Pemerintah juga merencanakan untuk menambah rute perjalanan pesawat dan kapal. Selain itu

diberikan subsidi untuk biaya transportasi (harga pengirimin barang dengan pesawat) bagi UMKM

yang bergerak di bidang ekspor.

• Mendukung Rantai Pasok Global

Dalam rangka mendukung rantai pasok global, pemerintah melakukan beberapa inisiatif yaitu:

o Menyediakan Supply Support Center untuk memantau barang-barang impor utama Korea

Selatan, dan memberikan subsidi dan tempat penyimpanan barang-barang impor.

o Untuk industri-industri utama (penerbangan, perkapalan, automobile, minyak, serta

pertanian dan perikanan) diberikan layanan berupa injeksi dana, pengurangan pajak, subsidi

sewa dan dukungan lainnya.

• Industri penerbangan diberikan injeksi dana darurat bagi perusahaan penerbangan yang

menyediakan penerbangan murah (LCC). UMKM mendapatkan pengurangan harga sewa

fasilitas bandara. Pemotongan dan penundaan pembayaran pajak juga diberlakukan

untuk meringankan beban perusahaan di sektor ini. Untuk pekerja yang berada disektor

ini disediakan Special Employment Support.

• Dana darurat juga disiapkan untuk industri perkapalan, khususnya yang mengangkut

barang dan orang dari Korea Selatan ke Tiongkok dan sebaliknya. Korea Ocean Business

Croporation (KOBC) juga membantu perusahaan-perusahaan perkapalan terutama

perusahaan kecil dengan membeli obligasi dan saham mereka. Lebih jauh KOBC juga ikut

berinvestasi jika ada perusahaan-perusahaan yang melakukan merger.

• Untuk industri mobil/automobile, diberikan tarif spesial, pemotongan dan perpanjangan

pembayaran pajak, penyediaan tempat penyimpanan mobil dibandara untuk waktu yang

lama, serta membeli sejumlah mobil ramah lingkungan untuk dipakai pemerintah.

• Untuk sektor oil refinement, diberikan pemotongan dan penundaaan pemungutan pajak

dan tarif serta iuran kontribusi dari penjualan kepada pemerintah. Beberapa cadangan

minyak kunci juga dibeli oleh pemerintah.

• Untuk sektor pertanian dan perikanan yang mengalami penurun permintaan akibat

tutupnya restoran dan sekolah maka pemerintah mendukung dengan membantu promosi

produk perikanan dan pertanian, pemerintah juga menyediakan jasa konsultasi melalui

layanan daring. Pemerintah menggunakan Emergency Business Management Stability

Funds untuk membantu pengusaha mempertahankan pekerja walau bisnis sedang sepi.

• Untuk perusahaan yang bergerak dibidang IT dan Komunikasi disediakan pinjaman untuk

kegiatan Penelitian dan Pengembangan (R&D). Penurunan harga sewa fasilitas dan

penyediaan peralatan juga diberikan bagi beberapa perusahaan terpilih.

Page 36: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

36

3. Persiapan New Normal Paska Pandemi COVID-19

Pemerintah Korea Selatan menyiapkan kebijakan Korean New Deal yang berisi stimulus untuk

menghadapai era paska pandemic COVID-19. Korean New Deal dibagi menjadi dua yaitu Digital New

Deal dan Green New Deal. Sebagian dari Supplementary Budget yang ketiga rencananya akan

digunakan untuk membiaya stimulus ini.

• Digital New Deal fokus pada 4 area yaitu: (i) mengembangkan data, jaringan, dan artificial

intelenge; (ii) membangun inklusif digital dan perlindungan data; (iii) mempersiapkan

infrastruktur untuk smart dan remote working; serta menjamin ketersediaan layanan digital yang

aman dan smart.

• Green New Deal difokuskan pada (i) pencipataan kota dan infrastruktur yang ramah lingkungan;

(ii) mendukung industri hijau dan industri manufaktur ramah lingkungan; serta (iii)

mempromosikan teknologi low-carbon. Sebanyak KRW4,1 triliun direncankan akan dialokasikan

untuk kedua paket kebijakan ini untuk paruh kedua tahun 2020.

Page 37: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

37

B.5. Malaysia

B.5.1. Gambaran Umum Ekonomi

Perekonomian Malaysia tumbuh moderat sebesar 0,7 persen yoy pada Q1-2020 dibandingkan dengan

periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 4,5 persen. Di sisi produksi, sektor jasa dan manufaktur

dimoderasi sementara sektor lainnya mengalami kontraksi. Di sisi pengeluaran, permintaan dan investasi

eksternal menurun, sementara pertumbuhan konsumsi swasta dimoderasi. Berdasarkan perhitungan qoq

yang disesuaikan secara musiman, ekonomi Malaysia mengalami kontraksi sebesar 2,0 persen.

Akibat adanya kebijakan Movement Control Order (MCO) di bulan Maret yang diterapkan oleh pemerintah

Malaysia untuk mengatasi masalah pandemi COVID-19, perekonomian Malaysia mengalami koreksi cukup

dalam (grafik B.5.2). Sektor jasa dan sektor manufaktur masih mencatatkan pertumbuhan sebesar 3,1

persen dan 1,5 persen (yoy) sedangkan sektor konstruksi, pertambangan dan agrikultur mengalami

pertumbuhan negatif (grafik B.5.1).

Grafik B.5.1 Kontribusi Komponen Produksi Terhadap Pertumbuhan PDB

Grafik B.5.2 Kontribusi Komponen Pengeluaran Terhadap Pertumbuhan PDB

Sumber: Department of Statistic, Malaysia, 2020 Sumber: Department of Statistic, Malaysia, 2020

Sektor jasa tumbuh moderat sebesar 3,1 persen pada Q1-2020 (Q4-2019: 6,2 persen). Sektor ini

dipengaruhi oleh pandemi COVID-19, terutama sub-sektor ritel yang terkait dengan pariwisata dan non-

makanan. Implementasi MCO ikut mempengaruhi aktivitas bisnis, pariwisata, dan pengeluaran

konsumen, menyebabkan perlambatan tajam dalam perdagangan grosir dan eceran, serta sub-sektor

makanan dan minuman dan akomodasi. Hal yang sama terjadi pada sektor manufaktur yang tumbuh

moderat sebesar 1,5 persen (Q4-2019: 3,0 persen). Penguncian di Tiongkok untuk menahan pandemi

mengganggu rantai pasokan global untuk berbagai produk termasuk listrik dan elektronik (E&E) dan

peralatan transportasi. Sementara itu, sektor konstruksi mengalami kontraksi sebesar 7,9 persen pada

Q1-2020 (Q42019: + 1,0 persen), terutama mencerminkan penghentian kegiatan selama MCO.

Jika dilihat dari kontribusi komponen penyusun PDB, konsumsi publik tumbuh lebih cepat sebesar 5

persen (Q4-2019: 1,3 persen) dan konsumsi privat masih tumbuh sebesar 6,7 persen (Q4-2019: 8,1

persen) (grafik B.5.2). Namun demikian, pertumbuhan net ekspor dan PMTB kembali dicatatkan kontraksi.

Permintaan domestik mencatat pertumbuhan moderat 3,7 persen pada kuartal pertama 2020 (Q4-2019:

4,8 persen), terutama disebabkan oleh belanja modal yang lebih lemah oleh sektor swasta dan publik.

Aktivitas investasi yang lemah ini terutama disebabkan oleh tindakan penahanan yang dilakukan oleh

Page 38: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

38

pihak berwenang baik secara global maupun domestik. Permintaan domestik juga dipengaruhi oleh

sentimen konsumen yang lebih lemah dan kepercayaan bisnis, mengingat tingginya ketidakpastian karena

COVID-19. Selain itu, kinerja ekspor neto juga merupakan hambatan besar bagi pertumbuhan selama Q1-

2020.

Grafik B.5.3 Current Account Balance

Sumber: Department of Statistic, Malaysia, 2020

Current account surplus di Q1-2020 sedikit meningkat menjadi RM9,5 miliar (2,6 persen dari PDB) dari

sebelumnya RM7,5 miliar (1,9 persen dari PDB). Hal ini disebabkan karena adanya penurunan defisit

primary income yang signifikan utamanya di sektor keuangan, asuransi, dan manufaktur; yang diimbangi

dengan adanya sedikit penurunan dari perdagangan barang dan melebarnya defisit perdagangan jasa.

Grafik B.5.4 Kinerja Mata Uang Kawasan terhadap USD (1 Jan-31 Maret 2020)

Grafik B.5.5 Kinerja Pasar Ekuitas Regional

Sumber: BNM, 2020 Sumber: Bloomberg, 2020

Seiring dengan meningkatnya ketidakpastian global akibat adanya pandemi COVID-19, kinerja sektor

finansial Malaysia juga turut terimbas. Investor non residen cenderung risk averse yang mengakibatkan

terjadinya flight to quality, portfolio outflow oleh non residen. Akibatnya, kinerja pasar modal juga

mengalami pelemahan sebagaimana yang terjadi di regional. Nilai tukar ringgit juga mengalami depresiasi

seperti halnya nilai tukar di kawasan yang mengalami depresiasi.

Page 39: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

39

Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, pertemuan Monetary Policy Committee (MPC) pada bulan

Januari dan Maret 2020 mengambil kebijakan penurunan Overnight Policy Rate sebesar 25 basis poin.

Lebih jauh, pada bulan Mei komite MPC kembali menurunkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin

menjadi 2 persen. Selain itu, untuk mendorong aktivitas intermediasi finansial, bank sentral juga

menyesuaikan ketentuan giro wajib minimum.

Grafik B.5.6 Tingkat Pengangguran

Sumber: Department of Statistic, Malaysia, 2020

Pasar tenaga kerja melambat pada Q1-2020. Pertumbuhan lapangan kerja hanya sebesar 2,1 persen pada

2 bulan pertama Q1, sementara tingkat pengangguran stabil di 3,3 persen. Kondisi pasar tenaga kerja

memburuk pada bulan Maret terutama karena kelemahan dalam industri terkait pariwisata. Penerapan

MCO mempengaruhi pertumbuhan lapangan kerja dalam dua minggu terakhir bulan Maret. Pada Q1,

pertumbuhan lapangan kerja melambat sebesar 1,6 persen (Q4-2019: 2,2 persen). Tingkat pengangguran

naik menjadi 3,5 persen pada kuartal pertama (Q4-2019: 3,2 persen).

Prospek perekonomian Malaysia pada tahun 2020 akan mengalami tekanan yang cukup signifikan karena

pandemi COVID-19. Namun demikian, aktivitas ekonomi diharapkan dapat menuju normal secara

bertahap pada semester kedua. Kebijakan Prihatin 2020 pun diharapkan dapat menolong rumah tangga

dan bisnis. Demikian halnya dengan adanya dukungan kebijakan di sisi moneter melalui relaksasi giro

wajib minimum dan penurunan overnight policy rate. Inflasi indeks harga konsumen diprediksi akan

mengalami pertumbuhan negatif, utamanya berasal dari proyeksi penurunan harga minyak dunia.

Sedangkan inflasi inti akan tetap terjaga di tengah proyeksi pelemahan permintaan domestik.

B.3.2. Kebijakan Stimulus Fiskal

Pada Februari 2020 Pemerintah Malaysia mengeluarkan Pakej Rangsangan Ekonomi yaitu paket stimulus

fiskal dalam rangka merespon dampak dari pandemi COVID-19. Paket ini kemudian disempurnakan

menjadi Pakej Rangsangan Ekonomi Prihatin Rakyat 2020 (Prihatin 2020) pada bulan Maret. Prihatin 2020

senilai RM250 milliar ini difokuskan kepada tiga komponen utama yaitu: 1) perlindungan masyarakat, 2)

dukungan bisnis/perniagaan, dan 3) penguatan ekonomi.

1. Perlindungan Masyarakat.

a) Membendung penularan COVID-19

Page 40: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

40

Pemerintah mengaloksikan dana sebesar RM500 juta diperuntukkan kepada Kementerian

Kesehatan untuk membendung penularan covid berupa pembelanjaan peralatan dan

perlengkapan medis seperti ventilator, peralatan ICU dan alat proteksi diri. Selain itu diberikan

juga tunjangan bagi para pekerja yang terlibat dalam penanganan pandemi COVID-19.

b) Diskon tagihan listrik serta insentif multimedia seperti penyediaan internet gratis

Selain itu ditawarkan paket internet gratis senilai RM600 juta.

c) Mendorong konsumsi dalam negeri.

Selain sektor pariwisata, pandemi COVID-19 menyebab gangguan rantai pasokan bahan baku

yang melibatkan pabrik dan pelabuhan di Tiongkok dan berdampak pada penurunan kinerja

ekspor Malaysia. Dalam memitigasi hal tersebut, Pemerintah Malaysia berupaya mendorong

pertumbuhan konsumsi lokal untuk mengimbangi penurunan permintaan ekspor dan

melindungi pekerjaan lokal Malaysia. Upaya-upaya yang dilakukan meliputi:

• Kontribusi Employees Provident Fund (EPF) minimum oleh karyawan akan dikurangi sebesar

4 persen dari 11 persen menjadi 7 persen selama 1 April 2020 hingga 31 Desember 2020

untuk meningkatkan konsumsi pribadi senilai RM10 miliar.

• Pemberian RM200 kepada penerima bantuan biaya hidup masyarakat miskin melalui

program Bantuan Sara Hidup (BSH). Pemberian tambahan RM100 disalurkan melalui

rekening bank penerima BSH pada Mei 2020, sebesar RM50 diberikan dalam bentuk e-tunai.

• Bantuan kepada ASN program prihatin 2020 serta para pensiunan sebesar RM500 per orang.

• Program jaminan makanan dengan mengalokasikan dana sebesar RM1 miliar kepada Dana

Jaminan Makanan.

• Program retensi pekerjaan dalam bentuk subsidi upah sebanyak RM600 per bulan dalam

tempo 3 bulan untuk menghindari PHK.

• Bantuan tunai kepada pekerja transportasi daring sebesar RM500 per orang kepada 120.000

pekerja secara one-off.

d) Peningkatan Daya Beli

Untuk meningkatkan pendapatan rakyat dan mengurangi biaya hidup, Pemerintah memberikan

berbagai insentif berupa:

Page 41: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

41

• Bantuan tunai prihatin nasional yang menyasar rumah tangga secara one-off.

• Bantuan kepada pelajar sebesar RM270 juta untuk berbagai tingkat pendidikan termasuk

kepada politeknik, community college, serta perguruan tinggi.

• Bantuan kepada kelompok yang terdampak seperti lansia dan anak-anak di panti sosial,

warga disabilitas, serta gelandangan sebesar RM25 juta.

• Aalokasi RM10 juta kepada Lembaga Pemasaran Pertanian-Kementerian Pertanian Malaysia

untuk menyediakan fasilitas penyimpanan makanan untuk menurunkan harga makanan.

• Hibah sebesar RM1.000 hingga 10.000 untuk pengusaha lokal dalam mempromosikan

penjualan produk mereka di platform e-commerce.

• MySalam, program penggantian pendapatan sebesar RM50 per hari, maksimal 14 hari bagi

pasien positif COVID-19 maupun pasien dalam pengawasan.

• Alokasi RM20 juta diberikan kepada lembaga Malaysia Digital Economy Corporation (MDEC)

dengan program Perkhidmatan eDagang Setempat (PeDAS) yang mentransformasi Pusat

Internet Desa menjadi pusat perdagangan e-commerce.

e) Stimulus untuk pedesaan

• Pemerintah mengalokasikan dana tambahan RM2 miliar untuk percepatan implementasi

rehabilitasi ringan infrastruktur dan peningkatan proyek secara nasional terutama pada

daerah pedesaan. Untuk memastikan bahwa proyek-proyek dilaksanakan secara efektif

untuk kepentingan rakyat, alokasi dana tambahan disalurkan melalui kemitraan antara

Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Lembaga Suaka Masyarakat dan Masyarakat Lokal.

• Untuk mempercepat implementasi program tersebut, Kementerian Keuangan memberikan

relaksasi khusus pada prosedur pengadaan untuk tahun anggaran 2020 dan memastikan

penyaluran alokasi yang cukup ke masing-masing lembaga pelaksana pada kuartal pertama

2020. Kementerian Keuangan Malayasia juga akan mengawasi kepatuhan terhadap jadwal

pengadaan guna memastikan proyek dilaksanakan tepat waktu.

2. Dukungan bisnis/perniagaan.

Dampak ekonomi langsung pandemi COVID-19 dirasakan oleh sektor wisata dengan penurunan

kunjungan wisata yang mempengaruhi penurunan aktivitas bisnis perhotelan, penerbangan,

perusahaan travel, dan perdagangan eceran yang terkait. Untuk mengurangi dampak COVID-19,

Pemerintah Malaysia menerapkan tiga pendekatan melalui:

Page 42: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

42

a) Membantu arus kas bisnis yang terkena dampak.

Pemerintah memberikan program bantuan selama bulan April sampai September 2020 berupa:

• Penangguhan pembayaran, restrukturisasi, dan penjadwalan ulang pembayaran

Employment Provident Fund;

• Pengecualiaan pembayaran pungutan Tabung Pembangunan Sumber Manusia bagi semua

sektor untuk tempo enam bulan mulai bulan April 2020;

• Penangguhan pembayaran angsuran pajak pendapatan kepada semua UMKM untuk tempo

tiga bulan mulai 1 April 2020;

• Penundaan pembayaran angsuran pajak pendapatan bulanan dan merevisi estimasi laba

tahun 2020 untuk pembayaran cicilan pajak penghasilan bulanan di sektor pariwisata;

• Memberikan diskon 15 persen dalam tagihan listrik bulanan hotel, agen perjalanan,

maskapai penerbangan, pusat perbelanjaan, dan lokasi pameran;

• Mengecualikan pungutan Dana Pengembangan Sumber Daya Manusia untuk hotel dan

perusahaan terkait perjalanan; serta

• Membebaskan pajak layanan hotel sebesar 6 persen yang berlaku efektif dari bulan

sebelumnya, yaitu dari bulan Maret hingga Agustus 2020.

Pemerintah juga memberikan fasilitas pembiayaan untuk perusahaan yang terdampak melalui:

• Bank Simpanan Nasional (BSN) akan mengalokasikan RM200 juta berupa fasilitas kredit

mikro dengan tingkat bunga 4 persen bagi bisnis yang terkena dampak. Selain itu, proses

persetujuan untuk dana pinjaman akan disimplifikasi seperti Dana Infrastruktur Pariwisata

Bank Pembangunan sebesar RM1,5 miliar.

• Atas fasilitas pembiayaan yang diberikan, Pemerintah mengharapkan pelaku bisnis hotel dan

pusat perbelanjaan untuk memberikan potongan harga/ diskon.

• Malaysia Airport Holdings Berhad (MAHB) juga akan memberikan potongan harga untuk

sewa tempat di bandara serta biaya pendaratan dan parkir.

b) Memberikan dana untuk usaha mikro, kecil, dan menengah.

• Menambah dana skema Special Relief Facility sebanyak RM3 miliar.

• Meningkatkan dana RM1 miliar dibawah Kemudahan Semua Sektor Ekonomi dalam upaya

meningkatkan akses pembiayaan UMKM.

• Menyediakan dana tambahan sebanyak RM500 juta dalam skema kredit mikro.

• Pemberian skema BizMula-i dan BizWanita-i Syarikat Jaminan Kredit Malaysia Berhad (CGC)

untuk pembiayaan hingga RM300 ribu.

• Syarikat Jaminan Pembiayaan Perniagaan (BUMN Penjaminan Malaysia) memberikan

kemudahan jaminan bernilai RM5 miliar dengan nilai jaminan meningkat hingga 80 persen.

c) Membantu individu yang terkena dampak.

• Terkait penurunan wisatawan, Pemerintah akan memberikan satu kali pembayaran masing-

masing sebesar RM600 kepada pengemudi taksi, pengemudi bus wisata, pemandu wisata,

dan pengemudi becak terdaftar.

• Pemerintah memberikan tunjangan bulanan kepada pihak yang menangani langsung

penularan COVID-19 sebesar RM400 untuk dokter medis dan tenaga medis lainnya, serta

RM200 untuk imigrasi mulai Februari 2020 hingga berakhirnya wabah.

• Kementerian Kesehatan telah berkomitmen RM150 juta untuk membeli peralatan, obat-

obatan dan perlengkapan untuk menanggulangi pandemi COVID-19.

Page 43: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

43

Terkait pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM):

• Pemerintah mendorong pengusaha untuk investasi pada peningkatan produktivitas SDM

melalui pengurangan pajak sebesar dua kali lipat atas biaya pelatihan terkait pariwisata yang

disetujui. Pemerintah juga memberikan hibah hingga RM100 juta melalui Human Resource

Development Fund (HRDF) dengan target jangkauan 40.000 karyawan.

• Pemerintah Malaysia menyediakan RM50 juta untuk mensubsidi kursus singkat dalam bidang

digital dan kursus keahlian lainnya dengan target jangkauan 100.000 orang Malaysia.

• Pekerja Malaysia yang mengalami pemutusan hubungan kerja dapat memanfaatkan

Emplyoment Insurance System (EIS) yang dialokasikan sebesar RM1,1 miliar. Secara lebih

rinci, biaya pelatihan yang dapat diklaim ke EIS meningkat dari RM4.000 ke RM6.000 dan EIS

juga menyediakan tunjangan pelatihan harian sebesar RM30 per hari.

d) Mendorong permintaan perjalanan dan pariwisata.

• Pemerintah memberikan insentif keringanan pajak penghasilan pribadi hingga RM1.000

untuk pengeluaran terkait pariwisata domestik;

• Warga negara Malaysia akan mendapatkan insentif voucher digital untuk pariwisata

domestik hingga RM100 per orang untuk penerbangan domestik, kereta api, dan akomodasi

hotel. Selain itu, hibah tambahan untuk promosi pariwisata dialokasikan sebesar RM500 juta.

• Pemerintah melakukan relaksasi pedoman yang ada untuk membatasi utilisasi hotel oleh

badan-badan pemerintah.

3. Meningkatkan kualitas investasi

a) Untuk meningkatkan kepercayaan dunia bisnis, Pemerintah berkomitmen untuk melanjutkan

menopang investasi publik demgan mempercepat proses tender dan pelaksanaan

pembangunan. Percepatan investasi Pemerintah pada tahun 2020, yaitu:

• Kementerian Energi, Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Lingkungan, dan Perubahan Iklim akan

melakukan tender terbuka untuk penawaran pembangunan pembangkit tenaga surya 1.400

MW. Proyek ini diperkirakan akan menarik investasi swasta sebesar RM5 miliar dan

menyerap 25.000 tenaga kerja;

• Komisi Komunikasi dan Multimedia Malaysia mengeluarkan pembiayaan hingga RM3 miliar

pada pekerjaan terkait National Fiberisation and Connectivity Plan (NFCP); dan

• Perusahaan yang terafiliasi dengan Pemerintah akan menginvestasikan RM13 miliar pada

penyediaan infrastruktur lampu jalan LED, jalur transmisi dan instalasi panel surya.

b) Untuk meningkatkan daya saing nasional yang lebih besar, Pemerintah akan mendorong investasi

sektor swasta yang mempunyai nilai tambah lebih tinggi melalui:

• Dana Investasi Bersama sebesar RM500 juta yang akan diinvestasikan sesuai dengan

kebutuhan investor swasta dengan rasio minimal 1 banding 3 dengan target total dana

menjadi RM2 miliar untuk investasi pada perusahaan Malaysia;

• Pemberian tunjangan modal dipercepat selama dua tahun atas biaya yang dikeluarkan untuk

mesin dan peralatan di sektor teknologi informasi dan komunikasi;

• Pengurangan pajak hingga RM300.000 untuk biaya renovasi dan perbaikan; dan

• Pembebasan bea masuk dan pajak penjualan atas impor atau pembelian lokal atas mesin

dan peralatan yang digunakan dalam operasi pelabuhan selama 3 tahun mulai 1 April 2020.

Page 44: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

44

B.6. Philipina

B.6.1. Gambaran Umum Ekonomi

Kinerja ekonomi Philipina mengalami perlambatan sebesar 0,2 persen yoy pada Q1-2020, penurunan

signifikan dari pertumbuhan 5,7 persen dan 6,7 persen yang dicapai sebelumnya pada Q1-2019 dan Q4-

2019. Sektor jasa berhasil mencatatkan pertumbuhan moderat sebesar 1,4 persen selama periode Q1-

2020, yang diimbangi oleh penurunan di sektor industri sebesar 3,0 persen didorong terutama oleh

kontraksi di sektor manufaktur, konstruksi dan pertambangan dan subsektor penggalian. Sektor

pertanian, perikanan dan kehutanan juga mengalami kontraksi sebesar 0,4 persen terutama karena

produksi palay yang lebih rendah serta perikanan dan akuakultur. Di sisi permintaan, pembentukan modal

bruto turun 18,3 persen setelah penurunan peralatan dan konstruksi yang tahan lama. Pengeluaran

rumah tangga juga mencatat pertumbuhan yang lebih lemah 0,2 persen karena keterbatasan mobilitas

barang dan jasa di bawah kebijakan karantina. Sementara itu, pengeluaran pemerintah berhasil

meningkat sebesar 7,1 persen.

Di sisi pengeluaran, kontraksi output PDB Q1-2020 dipicu oleh penurunan pembentukan modal karena

keterlambatan pelaksanaan proyek-proyek infrastruktur utama sesuai dengan pedoman kebijakan

karantina. Seiring dengan kebijakan “tinggal di rumah” oleh pemerintah untuk menahan penyebaran

COVID-19, konsumsi rumah tangga secara signifikan melambat yang juga berkontribusi pada penurunan

permintaan domestik (grafik B.6.1).

Grafik B.6.1 Pertumbuhan GDP Philipina (Konsumsi)

Grafik B.6.2 Pertumbuhan GDP Philipina (Produksi)

Sumber: Bank Sentral Philipina, 2020 Sumber: Bank Sentral Philipina, 2020

Pengeluaran rumah tangga, yang menyumbang sekitar tiga perempat ekonomi, tumbuh hanya 0,2 persen

yoy pada Q1-2020, perlambatan signifikan dari pertumbuhan yang kuat sebesar 6,2 persen pada periode

yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga menurun karena konsumen

mengurangi pengeluaran mereka untuk komoditas non-esensial dan hanya fokus pada kebutuhan dasar

untuk mengatasi krisis kesehatan yang sedang berlangsung. Makanan dan minuman non-alkohol, yang

menyumbang 33,7 persen dari total pengeluaran rumah tangga, tumbuh lebih lambat 4,7 persen

dibandingkan dengan ekspansi 5,9 persen yang tercatat di Q1-2019 dan pertumbuhan 4,8 persen Q4-

2019. Sementara itu, pengeluaran kesehatan membukukan pertumbuhan yang kuat sebesar 11,5 persen,

Page 45: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

45

lebih cepat dari pertumbuhan 5,0 persen dan 6,9 persen yang dicatat pada Q1-2019 dan Q4-2019, di

tengah pandemi COVID-19.

Pengeluaran pemerintah naik 7,1 persen pada Q1-2020, mencerminkan komitmen pemerintah untuk

mengimplementasikan program-programnya dalam menanggapi bencana (mis., Letusan gunung berapi

Taal) dan pandemi COVID-19. Sementara moderasi pertumbuhan 17,0 persen pada Q4-2019 karena

pemerintah mempercepat pengeluarannya sebagai bagian dari rencana mengejar ketinggalannya.

Dengan penataan kembali anggaran nasional di bawah “Bayanihan to Heal as One Act”, pemerintah akan

terus mendanai kegiatan yang terkait dengan perlindungan kesehatan dan sosial yang bertujuan untuk

penanganan pandemi COVID-19, serta program dan proyek lain yang akan membantu sektor dan industri

yang terkena dampak dari perlambatan ekonomi.

Di sisi produksi, sektor jasa tumbuh 1,4 persen yoy pada Q1-2020, mengalami penurunan dibandingkan

periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 7,1 persen. Pelemahan pertumbuhan sektor jasa

merupakan ekspansi terlemah dalam dua dekade terkahir. Sektor jasa menyumbangan sekitar 60,3 persen

terhadap PDB, dan berkontribusi sebesar 0,8 ppts pada pertumbuhan di Q1-2020. Sub sektor keuangan

dan asuransi, kesehatan manusia dan subsektor pekerjaan sosial mencatat pertumbuhan yang kuat

selama kuartal I sebesar masing-masing 9,6 persen dan 9,2 persen, karena layanan ini dikategorikan

sebagai kegiatan penting dan melanjutkan operasi mereka di tengah kebijakan karantina (grafik B.6.2).

Sektor industri berkontraksi sebesar 3,0 persen, pembalikan dari ekspansi sebesar 4,9 persen pada Q1-

2019 dan pertumbuhan 6,0 persen pada Q4-2019. Penurunan sektor industri terutama mengurangi

kinerja ekonomi Q1-2020 karena memangkas 0,9 poin dari pertumbuhan output keseluruhan. Dari

komponen utama sektor ini, subsektor manufaktur turun 3,6 persen pada Q1-2020 dari pertumbuhan 5,2

persen yang dicatat pada Q1-2019 dan 4,3 persen pada Q4-2019, terseret terutama oleh penurunan besar

dalam pembuatan produk minyak kokas dan olahan karena kontraksi permintaan domestik yang

disebabkan kebijakan karantina di Luzon dan bagian lain negara.

Grafik B.6.2 Kinerja Perdagangan Internasional (PHP juta)

Sumber: CEIC, 2020

Kinerja perdagangan internasional terus menghadapi tantangan ditengah kegiatan ekonomi yang terbatas

untuk menekan penyebaran COVID-19, konflik geopolitik yang sedang berlangsung dan ketegangan

perang dagang. Ekspor turun 3,0 persen pada Q1-2020, turun dari pertumbuhan 4,2 persen pada periode

yang sama tahun sebelumnya dan 0,3 persen pada kuartal sebelumnya. Kontraksi yang lebih besar dari

Page 46: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

46

9,0 persen dicatat untuk impor dari ekspansi 8,9 persen pada Q1-2019, yang mengakibatkan penyempitan

defisit perdagangan negara. Ekspor bersih menyumbang 2,9 ppts ke output PDB Q1-2020.

Grafik B.6.3 Tingkat Pegangguran

Sumber: BSP, 2020

Penyebaran COVID-19 juga memberikan tekanan pada sektor tenaga kerja di Philipina. Tingkat

pengangguran naik menjadi 17,7 persen, menjadikan 7,3 juta orang Filipina menganggur di angkatan kerja

pada April 2020. Ini menjadi rekor tertinggi dalam tingkat pengangguran yang mencerminkan dampak

COVID-19 di pasar tenaga kerja Philipina. Tingkat pengangguran pada Januari 2020 adalah 5,3 persen

sementara pada bulan April 2019, tercatat 5,1 persen. Tingkat partisipasi angkatan kerja Philipina

diperkirakan hanya mencapai 55,6 persen pada April 2020, terendah dalam sejarah pasar tenaga kerja

Philipina.

B.6.2. Kebijakan Stimulus Fiskal

Pemerintah Philipina meluncurkan empat pilar strategi sosial-ekonomi untuk menangani COVID-19 yang

mencakup dukungan kepada kelompok dan individu yang rentan, perluasan sumber daya untuk pekerja

medis di garis depan, serta langkah-langkah penanganan di sisi fiskal dan moneter.

Pada Juni 2020, Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat Philipina menyetujui paket stimulus ekonomi

sebesar PHP1,3 triliun (USD26 miliar) yang dirancang untuk membantu perekonomian pulih dari pandemi

dalam empat tahun ke depan, dengan disahkannya RUU No. 6815 yang disebut dengan Accelerated

Recovery and Investments Stimulus for the Economy of the Philippines (ARISE Philippines).

Paket stimulus ekonomi tersebut memberikan berbagai bentuk bantuan kepada masyarakat, UMKM,

serta sektor bisnis utama lainnya yang terkena dampak pandemi COVID-19, dan pada saat yang sama

berusaha membangun kembali kepercayaan konsumen. Stimulus tersebut ditujukan untuk menghasilkan

penyediaan sekitar 1,5 juta pekerjaan dalam kurun waktu antara tahun 2020 hingga 2023 sebagai efek

dari adanya proyek infrastruktur dan bantuan keuangan. Paket stimulus ini juga didukung oleh 44

kelompok bisnis terbesar di Philipina, yang mengatakan bahwa ARISE akan menjadi program efektif untuk

menopang langkah-langkah lain yang pemerintah lakukan untuk mengurangi dampak pandemi.

Secara garis besar, paket stimulus sebesar PHP1,3 triliun akan digunakan untuk mendanai subsidi upah

dan program bantuan langsung tunai untuk pekerja yang dirumahkan, pinjaman tanpa bunga untuk

perusahaan, serta jaminan pinjaman untuk bank. Dana sebesar PHP708 miliar akan disisihkan untuk tahun

Page 47: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

47

2020 sedangkan PHP600 miliar akan dialokasikan untuk tahun 2021 hingga 2022. Adapun beberapa

peruntukan detil dari paket stimulus tersebut antara lain:

• Alokasi dana sebesar 205 miliar PHP (1,1 persen dari PDB 2019) akan disalurkan dalam bentuk bantuan

langsung tunai yang ditujukan kepada 18 juta rumah tangga berpenghasilan rendah, di mana rumah

tangga yang memenuhi syarat diharapkan menerima transfer tunai antara PHP5.000 - 8.000 sebulan

untuk jangka waktu dua bulan.

• Lebih dari PHP56 miliar (0,3 persen dari PDB 2019 akan disalurkan untuk langkah-langkah

perlindungan sosial bagi para pekerja yang mengalami pemutusan hubungan kerja).

• Lebih dari PHP54 miliar (0,3 persen dari PDB 2019) akan disalurkan untuk mendukung sektor

kesehatan terkait COVID-19.

• Jaminan kredit sebesar PHP120 miliar (0,6 persen dari PDB 2019) untuk usaha kecil dan dukungan

untuk sektor pertanian.

• Bantuan keuangan juga akan diberikan kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang

terkena dampak dan rumah tangga yang rentan melalui pinjaman keuangan mikro khusus dan

restrukturisasi pinjaman.

• Alokasi sebesar PHP20 miliar untuk pengujian COVID-19 secara masif kepada jutaan pekerja Filipina

pada tahun 2020 dan 2021.

• PHP650 miliar akan ditempatkan selama 3 tahun mulai 2021 hingga 2023 untuk program infrastruktur

pemerintah yang disebut dengan Build, Build, Build.

Anggaran sebesar PHP1,3 triliun yang dianggarkan pemerintah Filipina akan bersumber dari rekening di

luar anggaran atau pendapatan lembaga pemerintah dari operasi. Hal tersebut diizinkan oleh Undang-

Undang Nomor 11469 yang memberikan presiden wewenang khusus dalam usaha mengatasi pandemi.

Page 48: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

48

B.7. Singapura

B.7.1. Gambaran Umum Ekonomi

Kinerja ekonomi Singapura secara keseluruhan mengalami tekanan yang cukup dalam pada awal tahun

2020. Pada Q1-2020 ekonomi terkontraksi sebesar 0,7 persen yoy (dari 1 persen pada Q4-2019), kuartal

pertama negatif sejak krisis kuangan global (grafik B.7.1 dan grafik B.7.2). Dari sisi produksi, ekonomi

Singapura dipengaruhi oleh memburuknya kinerja sektor konstruksi dan industri layanan, serta

merebaknya pandemi COVID-19 yang melemahkan permintaan. Sementara dari sisi konsumsi, kontraksi

pada konsumsi rumah tangga menjadi faktor utama pelemahan ekonomi Singapura.

Konsumsi rumah tangga mengalami kontraksi sebesar 1,6 persen yoy pada Q1-2020, mengalami

pembalikan dari 2,6 persen pada kuartal sebelumnya. Pelemahan terjadi karena turunnya daya beli dan

permintaan masyarakat karena wabah. Pengeluaran pemerintah tumbuh cukup tinggi pada Q1-2020

sebesar 8,5 persen yoy (dari 4,3 persen pada Q4-2019), seiring penyaluran dana stimulus fiskal untuk

bantuan sosial dan pembayaran tunai masyarakat terdampak pandemi. Paket stimulus pemerintah

sebesar SGD6,4 miliar di awal tahun belum mampu mendorong pertumbuhan konsumsi.

Grafik B.7.1 GDP Singapura (Produksi) Grafik B.7.2 GDP Singapura (Konsumsi)

Sumber: Department of Statistic, Singapore, 2020 Sumber: Singapore Economic Development Board, 2020

Menurunnya aktivitas belanja di toko-toko serta berkurangnya kedatangan wisatawan asing

menyebabkan segmen perdagangan ritel (tidak termasuk kendaraan bermotor) mengalami kontraksi

hingga 10,9 persen yoy di bulan Maret (grafik B.7.3), dengan penjualan barang-barang pilihan, seperti

barang-barang department store, pakaian dan alas kaki serta jam tangan dan perhiasan tercatat secara

substansial menurun. Penjualan kendaraan bermotor juga mengalami kontraksi yang cukup dalam

sebesar 27 persen pada Q1 melanjutkan penurunan pada kuartal sebelumnya.

Grafik B.7.3 Pertumbuhan Volume Penjualan Retail, Kendaraan, dan Jasa F&B

Grafik B.7.4 Pertumbuhan Industri Manufaktur

Sumber: Department of Statistic, Singapore, 2020 Sumber: Singapore Economic Development Board, 2020

% yoy

Page 49: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

49

Kinerja industri manufaktur tumbuh sebesar 6,6 persen yoy pada Q1-2020, membalikkan kontraksi 2,3

persen pada kuartal sebelumnya. Kenaikan didukung oleh lonjakan sebesar 68 persen pada output farmasi

di bawah kluster industri biomedis (grafik 2.28). Hal sama terjadi pada industri rekayasa presisi yang

tumbuh 20,6 persen. Sementara segmen industri elektronik mengalami kontraksi sebesar 10,5 persen,

dipicu oleh jatuhnya output semikonduktor disebabkan gangguan pemulihan siklus elektronik global

karena pandemi.

Sektor-sektor terkait perjalanan melemah karena penurunan kedatangan wisatawan. Sektor transportasi

dan penyimpanan terkontraksi sebesar 8,1 persen yoy pada Q1-2020, pembalikan dari ekspansi 0,8 persen

pada Q4-2019. Larangan pembatasan dan perjalanan oleh pemerintah menyebabkan jumlah kunjungan

ke Singapura turun drastis hingga 84 persen yoy pada bulan Maret (grafik 2.29). Akibatnya, pergerakan

penumpang di Bandara Changi turun tajam hingga 71 persen. Sektor perhotelan dan jasa makanan juga

mengalami kontraksi 23,8 persen pada Q1-2020, pelemahan yang signifikan dari pertumbuhan 2,5 persen

pada Q4-2019. Pendapatan hotel per kamar yang tersedia anjlok karena tingkat hunian turun hingga 40

persen pada bulan Maret dari rata-rata 78,5 persen dalam lima bulan terakhir. Sementara itu, tarif rata-

rata kamar hotel turun sebesar SGD171,5 untuk reservasi di bulan Maret (grafik 2.30).

Grafik B.7.5. Pertumbuhan dan Jumlah Kedatangan Wisatawan Asing

Grafik B.7.6 Tingkat Okupansi Hotel dan Harga Rata-Rata Per-Kamar Standar

Sumber: Department of Statistic, Singapore, 2020 Sumber: Department of Statistic, Singapore, 2020

Aktivitas sektor jasa modern menurun pada Q1-2020 karena sentimen negatif bisnis dan pelambatan

pengeluaran perusahaan. Segmen sewa dan leasing melemah karena permintaan untuk jasa leasing

pesawat menurun tajam, mengikuti aturan pembatasan perjalanan. Hal berbeda terjadi pada sektor

keuangan dan asuransi yang meningkat 8,0 persen yoy pada Q1-2020, lebih cepat dari pertumbuhan 4,0

persen pada Q4-2019. Kenaikan klaim asuransi perjalanan dan klaim bisnis karena penangguhan operasi

perusahaan menjadi pendorong sektor ini. Di segmen lain, meskipun pembelian makanan online

melonjak, pembelian jenis barang besar seperti barang mewah, pakaian, dan furniture melambat.

Pandemi COVID-19 juga akan mengurangi pertumbuhan lapangan kerja secara keseluruhan pada 2020.

Total pekerjaan (tidak termasuk foreign domestic workers) mengalami kontraksi sebesar 19.900 pada Q1-

2020 karena penurunan jumlah pekerja asing. Permintaan tenaga kerja domestik juga turun karena

kebijakan pembatasan wilayah. Berdasarkan sektor, secara keseluruhan permintaan tenaga kerja

melemah hingga periode Q4-2019 (grafik 2.31). Sektor konstruksi memberikan dorongan pada

peningkatan pertumbuhan lapangan kerja, sementara ekspansi jumlah karyawan di sektor terkait

perjalanan melambat.

Laju peningkatan lapangan kerja di sektor jasa modern tercatat stabil. Sementara itu, indikator pasar

tenaga kerja agregat sebagian besar landai di Q4-2019. Tingkat lowongan kerja keseluruhan mengalami

Page 50: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

50

kenaikan pada kuartal tersebut, relatif rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (grafik

2.32). Hal serupa juga terjadi pada rasio lowongan kerja terhadap orang yang tidak bekerja tetap di bawah

satu, menunjukkan bahwa permintaan tenaga kerja yang relatif lemah. Kondisi tersebut menyebabkan

tingkat pengangguran sedikit meningkat sebesar 3,2 persen di Q4-2019.

Grafik B.7.7. Perubahan Jumlah Pekerja Per Sektor

Grafik B.7.8 Vacancy Rate dan Vacancies-to-unemployed persons ratio

Sumber: MOM dan MAS, 2020 Sumber: MOM dan MAS, 2020

Kinerja Sektor Perdagangan

Kinerja perdagangan masih tertekan akibat pelemahan permintaan global dan domestik. Pada Q1-2020,

neraca perdagangan Singapura tercatat surplus sebesar SGD5,85 miliar atau menurun dibandingkan

surplus kuartal sebelumnya sebesar SGD11,66 miliar. Ekspor barang pada Q1-2020 terkontraksi (-1,3

persen yoy dari -4,3 persen pada Q4-2019), terutama akibat penurunan ekspor mineral fuels dan

chemicals and chemical products (grafik B.7.10). Impor barang meningkat tajam sebesar 2,6 persen

dibandingkan kuartal sebelumnya yang mengalami kontraksi sebesar 6,3 persen, dikontribusi oleh

peningkatan impor machinery and transport equipment, alat kesehatan dan produk kimia. Di sektor

perdagangan jasa, mengalami kontraksi sebesar 3,5 persen yang disebabkan oleh penurunan tajam ekspor

dan impor jasa berturut-turut sebesar 2,9 persen dan 4,2 persen (grafik B.7.11).

Grafik B.7.10 Pertumbuhan Perdagangan Barang Grafik B.7.11 Pertumbuhan Perdagangan Jasa

Sumber: Ministry of Trade and Investment, Singapore, 2020 Sumber: Ministry of Trade and Investment, Singapore, 2020

B.6.2. Kebijakan Stimulus Fiskal

Untuk mengatasi dampak negatif pandemi COVID-19 terhadap perekonomian, Pemerintah Singapura

telah mengumumkan 5 paket kebijakan stimulus pada 18 Februari, 26 Maret, 6 April, 21 April, dan 26 Mei

Page 51: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

51

2020 dengan total stimulus sebesar SGD92,9 miliar (19,2 persen dari PDB). Dana untuk penanganan

wabah sebesar SGD800 juta terutama untuk mendukung kegiatan Kementerian Kesehatan.

Paket Perawatan dan Dukungan diberikan untuk mendukung ketahanan rumah tangga dari pandemi

COVID-19 sebesar SGD5,7 miliar, termasuk pembayaran tunai untuk semua warga Singapura, dan

pembayaran tambahan untuk individu berpenghasilan rendah dan pengangguran. Paket Stabilisasi dan

Dukungan diberikan untuk mendukung keberlangsungan sektor bisnis sekitar SGD35,3 miliar yang

mencakup antara lain pemberian subsidi upah, peningkatan skema pembiayaan, dan dukungan tambahan

untuk industri yang terkena dampak langsung pandemi COVID-19 dan dukungan bagi wiraswasta. Paket

stimulus tersebut juga dialokasikan untuk dukungan modal pinjaman sebesar SGD20 miliar dan

memperkenalkan langkah-langkah ketahanan ekonomi lainnya sebesar SGD1,9 miliar. Paket tambahan

terbaru yang dikeluarkan pada bulan Mei 2020 sebesar SGD33 miliar difokuskan pada dukungan bagi para

pekerja dan bisnis.

Secara lebih detail paket kebijakan stimulus pemerintah Singapura meliputi:

a. Paket dukungan dan kepedulian (care and support package)

Paket senilai SGD1,6 miliar ditujukan untuk membantu individu dan keluarga yang terdampak

penurunan ekonomi, terutama akibat merebaknya COVID-19. Rinciannya adalah sebagai berikut:

ii. Semua warga negara Singapura mendapatkan antara SGD100 s.d. 300, tergantung dari

penghasilan;

iii. Semua keluarga dengan anak di bawah usia 20 tahun (<20) akan mendapat tambahan SGD100;

Tabel B.7.1 Care and Support – Tunai

Assessable Income (AI) for Year of Assessment (YA) 2019

SGD0 to SGD28,000

SGD28,001 to SGD100,000

More than SGD100,000 or owns more than one property

For all Singaporean adults, aged 21 and

above in 2020

Care and Support – Cash SGD 900 SGD 600 SGD 300

Solidarity Payment SGD600

[Paid in April] (First SGD300 of the Care and Support – Cash was paid out in April)

Remaining Care and Support – Cash

[Paid from 18 Jun] SGD600 SGD300 0

For parents SGD300

Singaporeans aged 50 and above

SGD100

iv. Rabat service & conservacy charge (biaya kebersihan dan pengelolaan lingkungan di HDB atau

perumahan rakyat Singapura) antara 1,5 s.d. 3,5 bulan;

v. Melipatgandakan rabat utility expenses (listrik dan air). Keluarga dengan anggota 5 orang atau

lebih akan mendapatkan rabat sampai dengan 2,5 kali nilai rabat reguler;

Tabel B.7.2 Voucher GST – U-Save untuk FY2020

Tipe Tempat Tinggal Regular GSTV –

U-Save

GSTV – U-Save

Special Payment

Tambahan Rabat GSTV –

U-Save

Total GSTV – U-Save

untuk FY2020

Page 52: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

52

Rumah Tangga yang Memenuhi

Syarat

Rumah Tangga Besar

yang Memenuhi Syarat

1- dan 2-kamar SGD400 + SGD400 + SGD200 SGD800 atau SGD1,000

3-kamar SGD360 + SGD360 + SGD180 SGD720 atau SGD900

4- kamar SGD320 + SGD320 + SGD160 SGD640 atau SGD800

5- kamar SGD280 + SGD280 + SGD140 SG560 atau SGD700

Executive / Multi-

Generation SGD240 + SGD240 + SGD120 SGD480 atau SGD600

vi. Tunjangan untuk warga usia 50 tahun ke atas sebesar SGD100 dengan menambahkan saldo pada

passion card yang dimiliki. Dana tersebut dapat dibelanjakan di toko grosir dan membayar

kegiatan atau aktivitas di pusat-pusat komunitas;

vii. Voucher grosir SGD100 untuk membantu keluarga berpenghasilan rendah dalam memenuhi

kebutuhan sehari-hari;

viii. Tunjangan pekerja berpenghasilan rendah berupa workforce income supplement (WIS) akan

ditambah dengan workforce special payment (WSP) sebesar 20 persen dari WIS yang diterima

tahun lalu dengan pembayaran minimum SGD100. Pembayaran akan diberikan secara tunai, dan

akan memberikan dukungan tambahan untuk pekerja berupah rendah dan wiraswasta berusia 35

tahun ke atas pada tahun 2019.

Tabel B.7.3 Workfare Special Payment

Umur pada

tahun 2019

20 persen dari Total Pembayaran Tahunan WIS untuk Tahun Kerja 2019

Karyawan Wiraswasata

35 s.d. 44 SG D100 s.d. SG D300 SGD100 s.d. SG D200

45 s.d.54 SG D100 s.d. SG D440 SG D100 s.d. SG D293

55 s.d.59 SG D100 s.d. SG D580 SG D100 s.d. SG D387

60 dan ke atas SG D100 s.d. SG D720 SG D100 s.d. SG D480

ix. Bantuan untuk self-help group (lembaga swadaya) sebesar SGD10 juta dan melalui community

development council (CDC) sebesar SGD20 juta. CDC adalah lembaga yang digerakkan oleh

pemerintah (government-led) untuk mengatur organisasi akar rumput dan program masyarakat

dalam unit kecil dan lokal untuk menjembatani masyarakat dan pemerintah.

b. Paket dukungan dan stabilisasi (stabilization and support package)

Nilai paket dukungan sebesar SGD4 miliar ditujukan untuk mengurangi pemutusan hubungan kerja,

membantu arus kas perusahaan, dan menstabilkan perekonomian. Bantuan lebih besar diberikan

pada sektor-sektor yang terdampak paling parah seperti pariwisata, transportasi dan retail.

Rinciannya adalah sebagai berikut:

i. Membantu perusahaan mempertahankan karyawannya dengan meluncurkan jobs support

scheme. Pemerintah menanggung 8 persen dari upah warga negara Singapura dan permanent

resident maksimal SGD3.600 per orang per bulan selama 3 bulan. Skema ini membutuhkan dana

sebesar SGD1,3 miliar yang akan diterima oleh 1,9 juta karyawan lokal. Selain itu, skema lama

berupa wage credit scheme juga akan ditingkatkan dan memerlukan biaya sebesar SGD1,1 miliar.

Skema tersebut akan dinikmati 90.000 perusahaan dan 700.000 orang.

Page 53: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

53

ii. Meningkatkan dukungan untuk bisnis dan wirausahawan:

• Rabat pajak penghasilan badan (Corporate Income Tax) sebesar 25 persen maksimum

SGD15.000 pada penghitungan pajak 2020. Program ini membutuhkan biaya sebesar SGD400

juta. Selain itu juga akan ada perlakukan pajak khusus dalam satu tahun untuk membantu

aliran kas perusahaan berupa penyusutan aset dipercepat;

✓ Rabat Pajak Penghasilan Badan untuk YA2020

✓ Mendorong kembali pembayaran pajak penghasilan selama 3 bulan: (i) Perusahaan

membayar pajak penghasilan untuk laba tahun 2019 dari Juli 2020, bukan April 2020; dan

(ii) SEP membayar pajak penghasilan untuk pendapatan yang diperoleh pada 2019 mulai

Agustus 2020 dan bukan Mei 2020

✓ Potongan pajak properti untuk properti non-hunian untuk tahun 2020

✓ DIPERBARUI: Bantuan penyewaan untuk penyewa UKM, dan penyewa Pemerintah pada

tahun 2020

✓ DIPERBARUI: Bebaskan 100 persen dari Imbalan Pekerja Asing (FWL) yang jatuh tempo

pada bulan April, Mei dan Juni 2020; 50 persen pada Juli 2020

✓ DIPERBARUI: Rabat FWL sebesar SGD750 untuk setiap Izin Kerja atau pemegang S Pass

pada bulan April, Mei dan Juni 2020; SGD375 pada Juli 2020

✓ BARU: Tunda rencana kenaikan tingkat kontribusi CPF untuk pekerja senior dari 1 Jan

2021 hingga 1 Jan 2022

• Peningkatan tax treatment dalam pengaturan sistem pajak perusahaan selama satu tahun.

Perusahaan yang membayar pajak penghasilan badan dengan giro dapat secara otomatis

menikmati angsuran bebas bunga selama dua bulan tambahan, ketika mengajukan perkiraan

penghasilan tertagih dalam waktu tiga bulan sejak periode akhir tahun keuangan perusahaan.

Tunjangan modal yang tidak diserap dan kerugian perdagangan untuk tahun penilaian 2020

diperbolehkan hingga SGD100.000 untuk dibawa kembali hingga tiga tahun penilaian

sebelumnya. Menyediakan opsi untuk mempercepat penghapusan biaya perolehan pabrik

dan mesin pada tahun anggaran 2020 selama dua tahun dan mempercepat pengurangan

biaya yang dikeluarkan untuk renovasi serta perbaikan pada tahun anggaran 2020 dalam satu

tahun.

• Memperkuat komponen enterprise financing scheme working capital loan untuk UKM.

Memperbesar pagu pinjaman dari SGD300.000 menjadi SGD600.000, dan memperbesar porsi

risiko yang ditanggung pemerintah menjadi 80 persen dari yang semula 50 persen s.d. 70

persen;

iii. Insentif bagi sektor yang terdampak langsung (pariwisata, penerbangan, retail, kuliner, dan

transportasi darat), dengan cara sebagai berikut:

• Meningkatkan kapasitas pekerja di sektor yang terdampak langsung di bawah skema adapt

and grow. Pembiayaan pemerintah akan ditambah yang semula 3 bulan menjadi 6 bulan.

Bersama program jobs support scheme, Pemerintah membantu perusahaan

mempertahankan 330.000 orang karyawan lokalnya;

• Meringankan biaya operasi perusahaan dengan memberikan rabat pajak properti untuk

sektor pariwisata. Hotel, service apartment, dan tempat Meeting, Incentive, Convention, and

Exhibition (MICE) mendapatkan rabat pajak properti 30 persen. International cruise terminal

dan regional fery terminal mendapatkan rabat pajak properti sebesar 15 persen, sedangkan

resort terintegrasi mendapatkan rabat sebesar 10 persen;

Page 54: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

54

• Pemerintah akan menggandeng lembaga-lembaga keuangan untuk memperkenalkan

temporary bridging loan program untuk 1 tahun, dengan bunga pinjaman maksimal 5 persen.

Pemerintah akan menanggung 80 persen risiko pinjaman ini;

• Untuk sektor penerbangan, akan diberikan rabat untuk parkir pesawat, ground handling, dan

lainnya, serta akan diberikan rabat untuk biaya sewa bagi toko-toko dan agen kargo di

bandara Changi. Untuk bandara Changi sendiri akan mendapatkan rabat properti sebesar 15

persen;

• Bagi sektor kuliner dan ritel akan diberikan pembebasan biaya sewa sebagai berikut:

✓ Bagi penyewa properti yang dikelola National Environment Agency seperti Hawker Street

diberikan pembebasan biaya sewa satu bulan penuh;

✓ Bagi penyewa properti pemerintah melalui Housing & Development Board (HBD) diberikan

pembebasan sewa setengah bulan;

✓ Bagi penyewa properti swasta akan diberikan rabat pajak properti sebesar 15 persen dan

Pemerintah menghimbau kepada pemilik properti untuk menurunkan harga sewanya.

• Pemerintah juga memberikan paket bantuan sebesar SGD77 juta untuk membantu supir taksi

dan taksi online. Dari jumlah tersebut, SGD45 juta berasal dari pemerintah dan sisanya dari

perusahaan taksi. Dengan skema tersebut, setiap supir mendapatkan bantuan dana SGD20

per hari selama 3 bulan mulai tanggal 14 Februari 2020.

c. Dana tambahan (additional funding) sebesar SGD800 juta untuk instansi-instansi pemerintah yang

menjadi ujung tombak dalam menanggulangi dan memberantas penyebaran pandemi COVID-19,

terutama untuk Kementerian Kesehatan.

Selain menyediakan paket kebijakan fiskal yang secara langsung didanai pemerintah, untuk meringankan

tekanan perekonomian dan melihat kemampuan penerimaan negara saat ini, Pemerintah memastikan

bahwa GST tidak akan dinaikkan pada tahun 2021. Sebelumnya, pada pidato anggaran tahun lalu,

Pemerintah berencana untuk menaikkan GST dari 7 persen menjadi 9 persen dan akan dimulai antara

tahun 2021 s.d. 2025. Mempertimbangkan kondisi saat ini Pemerintah Singapura memutuskan untuk

belum akan menaikkan GST di tahun 2021.

Page 55: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

55

B.8. Thailand

B.8.1 Perkembangan Umum Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi Thailand pada Q1-2020 mengalami kontraksi sebesar 1,8 persen yoy dibandingkan

periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 2,9 persen. Pelemahan ekonomi disebabkan oleh

melemahnya kinerja di hampir semua sektor utama perekonomian. Sektor manufaktur tercatat

mengalami kontraksi sebesar -2,7 persen yoy, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang

tumbuh moderat sebesar 0,1 persen. Hal yang sama juga terjadi pada sektor konstruksi dan jasa di mana

mencatatkan kontraksi masing-masing sebesar 9,9 persen dan 1,1 persen yoy, dibandingkan periode yang

sama tahun sebelumnya sebesar masing-masing 3 persen dan 4,3 persen. Sementara sektor kelistrikan,

gas, dan pasokan AC mencatatkan kinerja yang positif, tumbuh moderat sebesar 1,1 persen yoy (grafik

B.8.1).

Grafik B.6.2 Pertumbuhan GDP Thailand (yoy, persen)

Sumber: CEIC, 2020

Di sisi konsumsi, kontribusi pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi melemah cukup tajam sebesar -6,9 persen yoy pada Q1-2020, membalikkan pertumbuhan sebesar 3,6 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya. Hal yang sama juga terjadi pada konsumsi rumah tangga yang mengalami penurunan drastis sebesar -1,4 persen yoy pada Q1-2020, membalikkan pertumbuhan sebesar 5,2 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya. Pelemahan terjadi karena turunnya daya beli dan permintaan masyarakat karena wabah dan kebijakan penguncian wilayah.

Secara khusus, pengeluaran konsumen dalam bentuk jasa mengalami kontraksi secara signifikan, dan hanya pengeluaran untuk kebutuhan dasar yang masih bisa tumbuh. Indikator investasi swasta juga mengalami kontraksi, didorong oleh melemahnya permintaan domestik dan eksternal dan masalah dalam pengangkutan barang modal impor dari Tiongkok. Meskipun telah diperkenalkan langkah-langkah untuk mengurangi dampak COVID-19 bagi rumah tangga maupun bisnis, pemerintah tidak dapat memberikan dukungan yang memadai untuk ekonomi pada Q1-2020 mengingat permasalahan persetujuan pengesahan anggaran oleh parlemen.

Page 56: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

56

Pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2020 diperkirakan mengalami kontraksi antara -6 s.d. -5 persen3

yang sebagian besar disebabkan oleh faktor-faktor turunan penyebaran COVID-19, diantaranya (i) dampak

perlambatan perdagangan global; (ii) anjloknya jumlah dan pendapatan dari turis mancanegara; (iii)

pembatasan sosial pencegahan penyebaran COVID-19; dan (iv) kekeringan. Selanjutnya, nilai ekspor

barang, konsumsi, dan total investasi diprediksi akan mengalami penurunan masing-masing sebesar 8

persen; 1,7 persen; dan 2,1 persen. Sementara itu, inflasi tahun 2020 diperkirakan berada dalam kisaran

-1,5 persen s.d. -0,5 persen, sedangkan current account diprediksi mencatatkan surplus sebesar 4,9 persen

terhadap GDP.

Grafik B.6.3 Jumlah Kunjungan Wisatawan Asing dan Tingkat Okupansi Hotel

Sumber: CEIC, 2020

Penyebaran COVID-19 juga menyebabkan tingkat okupansi hotel menurun drastis hingga sebesar 2,26

persen pada bulan April 2020. Kebijakan pembatasan dan pelarangan perjalanan, penundaan kegiatan

MICE, serta penguncian wilayah menjadi salah satu penyebab menurunnya tingkat hunian hotel. Di

samping itu, menurunnya jumlah kunjungan wisatawan asing pada Q1-2020 juga menjadi salah satu faktor

penyebab melemahnya sektor pariwisata Thailand. Tercatat pada Q1-2020 jumlah kunjungan wisatan

asing hanya sebanyak 6,69 juta orang.

Grafik B.8.3 Kinerja Perdagangan

Sumber: CEIC, 2020

3 National Economic and Social Development Council (NESDC) Economic Report, 18 Mei 202

Page 57: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

57

Kinerja perdagangan internasional masih menunjukkan tren yang stabil. Pada Q1-2020, perdagangan

mencatatkan surplus sebesar THB325 miliar dengan volume perdagangan mencapai sebesar THB4,4

triliun (grafik B.8.3). Pada Q1-2020 kinerja ekspor mengalami kontraksi sebesar -7,7 persen yoy,

dibandingkan sebesar -2,4 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara kinerja impor

juga mengalami pelemahann sebesar -3,4 yoy pada Q1-2020, dibandingkan pertumbuhan sebesar 0,6

persen pada periode yang sama tahun lalu. Menurunnya kinerja ekspor disebabkan oleh melemahnya

permintaan global dan regional karena pandemi COVID-19.

B.8.2 Kebijakan Stimulus Fiskal

Pemerintah Thailand telah meluncurkan tiga paket kebijakan stimulus dalam rangka menangani

penyebaran COVID-19. Paket kebijakan tersebut mencakup:

• Paket stimulus Fase 1 diluncurkan pada tanggal 4 Maret 2020 dengan total pendanaan mencapai

THB100 miliar (USD3,2 milliar). Paket pertama ini berfokus pada penyediaan bantuan keuangan untuk

UMKM berupa pinjaman lunak, dan keringanan pajak.

• Paket stimulus Fase 2 dikeluarkan pada 24 Maret 2020 dengan nilai THB117 milliar (USD3,56 milliar).

Paket ini ditujukan untuk: (i) menguatkan insentif yang diberikan pada Fase 1, (ii) memitigasi dampak

COVID-19 terhadap ekonomi melalui pemberian bantuan tunai untuk rumah tangga dan pinjaman

lunak untuk pelaku bisnis, dan (iii) keringanan pajak dengan memperpanjang pengisian tax return

untuk pelaku bisnis dan individu.

• Paket stimulus Fase 3 diumumkan pada 7 April 2020 dengan jumlah kucuran dana THB1,9 trilliun

(USD58 milliar) yang setara dengan 9 persen PDB Thailand. Fase 3 ini selain memiliki nilai total yang

jauh lebih besar dari dua fase sebelumnya (TBH100 milliar dan 119 milliar) juga memiliki cakupan

program yang lebih luas, meliputi bantuan untuk petani yang sebelumnya belum masuk, serta rencana

pemulihan sosial dan ekonomi setelah pandemi berakhir. Terdapat 3 dekrit eksekutif yang menjadi

dasar implementasi paket stimulus Fase 3 (diagram B.8.1), yaitu:

1. Dekrit mengijinkan pembiayaan melalui penerbitan obligasi pemerintah;

2. Dekit mengijinkan Bank of Thailand (BoT) menambah kredit lunak UKM hingga TBH500 milliar;

3. Dekrit pembentukan Corporate Bond Liquidity Stabilization Fund (BSF) dengan nilai THB400

milliar. BSF merupakan sebuah skema pinjaman khusus yang memungkinkan BoT untuk membeli

obligasi korporasi melalui BSF untuk memastikan terjaminnya likuiditas pasar.

Paket Stimulus Fase 3 Thailand merupakan hasil kebijakan bauran hasil koordinasi antara Pemerintah

Thailand dan BoT. Di dalamnya sudah mencakup kebijakan fiskal dan moneter. Sebagai bagian dari Fase

3, pada 7 April 2020 Bank of Thailand (BOT) juga mengumumkan empat kebijakan penanganan dampak

Covid yang bertujuan membantu UMK dan menstabilkan pasar fixed-income, yaitu:

• Pembebasan pembayaran bunga (grace period) selama 6 bulan bagi UKM yang telah memiliki

pinjaman dibawah THB100 juta.

• Pinjaman lunak bagi UKM (dengan batas pinjaman TBH500 juta) dengan bunga rendah 2,0 persen

p.a. dan 0 persen bunga pada 6 bulan pertama.

• Pemotongan iuran Financial Institution Development Fund (FIDF) dari 0,46 persen menjadi 0,23

persen dari deposit selama dua tahun. Dengan kebijakan ini, bank dan lembaga keuangan diharapkan

dapat mengurangi biaya bunga untuk klien korporat dan ritelnya.

• Pendirian BSF yang merupakan ranah BoT.

Page 58: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

58

Diagram B.8.1 Rincian Paket Stimulus Fase 3 Thailand

Sumber: Kementerian Keuangan Thailand

Adapun beberapa kebijakan pokok terkait keringanan pajak sebagaimana terdapat dalam Paket Simulus

Fase 1 dan 2 adalah sebagai berikut:

a. Fase 1

• Pengurangan pemungutan pajak penghasilan (withholding tax) melalui e-Withholding Tax

System dari 3 persen menjadi 1,5 persen terhitung mulai 1 April hingga 30 September 2020, dan

menjadi 2 persen untuk periode 1 Oktober hinga 31 Desember 2020. Kebijakan ini berlaku untuk

penghasilan dari komisi, royalti, dan penghasilan profesional.

• Percepatan pengembalian pajak pertambahan nilai (VAT refund) dari 30 hari menjadi 15 hari

melalui sistem e-filling untuk ekporter dengan predikat baik.

• Pengurangan pajak (tax deduction) sebesar 150 persen untuk pembayaran bunga pinjaman

lunak periode April hingga Desember 2020 bagi UKM. Total yang dapat diterima tiap UKM adalah

THB20 juta. Syarat untuk mendapatkan keringanan ini adalah UKM harus: (i) memiliki kurang

dari 200 karyawan; (ii) satu pembukuan; dan (iii) pendapatan per tahun kurang dari THB500 juta.

• Pengurangan pajak sebesar 300 persen untuk biaya gaji karyawan periode April - Juli 2020.

Keringanan berlaku untuk UKM dengan kriteria: (i) gaji karyawan kurang dari THB15 ribu per

bulan per karyawan; (ii) total karyawan kurang dari 200 orang; (iii) pendapatan per tahun UKM

kurang dari THB500 juta; (iv) karyawan harus terdaftar pada program jaminan sosial nasional.

b. Fase 2

- Keringanan Pajak bagi individu (WP Pribadi)

Terdapat perpanjangan periode pengisian dan pembayaran pajak hingga Agustus 2020.

Pemerintah Thailand juga memberikan pengurang pajak untuk premi asuransi kesehatan hingga

THB25 ribu, naik dari THB15 ribu sebelumnya.

- Keringanan Pajak bagi perusahaan (WP Badan)

• Perpanjangan periode pengisian form pajak penghasilan hingga Agustus 2020, serta

perpanjangan periode pengisian dan pembayaran pajak pertambahan nilai (VAT) dan Special

Business Tax (SBT) hingga satu bulan.

• Perpanjangan pengisian formulir cukai (excise tax) hingga tiga bulan.

• Pembebasan bea masuk produk pencegahan dan perawatan terkait penangan COVID-19

hingga September 2020.

Paket StimulusFase 3Totalnilai THB1,9trilliun

Dekrit penerbitan obligasioleh MoF (THB1trilliun)

Dekrit penambahan kreditUKM(THB500milliar)

Dekrit Pendirian BSFolehBoT (THB400milliar)

Programpemulihan sosialdan ekonomi (THB400milliar

ProgramSektor Kesehatan(THB600milliar)

Kementerian Keuangan Thailand BankofThailand

Page 59: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

59

• Dari 1 Januari 2020 hingga 31 Desember 2021, terdapat pembebasan pajak dan pemotongan

biaya untuk resturkturisasi utang pada kreditor non-lembaga keuangan.

Program di sektor kesehatan diantaranya adalah perpanjangan periode pemberian bantuan tunai

THB5.000/bulan kepada kurang lebih 9 juta penerima dari 3 bulan menjadi 6 bulan, dan program

kesehatan lain. Pemulihan sosial dan ekonomi meliputi pemberian bantuan keuangan kepada petani,

serta proyek-proyek lain yang berfokus pada penciptaan lapangan kerja, penguatan komunitas, dan

pembangunan infrastuktur. Pemerintah Thailand juga mengalokasikan THB10 milliar dari program

pinjaman lunak Fase 1 untuk didistribusikan kepada UKM di sektor pariwisata melalui Government Saving

Bank. Kementerian Keuangan Thailand juga akan mengeluarkan moratorium terkait pembayaran sewa

pada gedung pemerintah yang digunakan oleh UKM sektor pariwisata hingga September 2020. Untuk

penerbangan domestik, pemerintah mengurangi pajak bahan bakar pesawat (avtur) dari THB4.726 per

liter menjadi THB0,20 per liter hingga 30 September 2020.

Untuk membiayai ketiga Fase program stimulus tersebut, Kementerian Keuangan Thailand berencana

mengeluarkan surat utang dengan total nilai THB1 triliun. dalam beberapa tahap dalam rentang waktu

Mei 2020 hingga September 2021. Rasio utang terhadap PDB (public debt to GDP) saat ini berada di kisaran

42 persen. Dengan tambahan rencana penjualan obligasi, rasio tersebut diperkirakan masih berada di

bawah batas 60 persen sesuai framework kesinambungan fiskal.

Page 60: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

60

B.9. Vietnam

B.9.1. Gambaran Umum Ekonomi

Setelah tumbuh sebesar 7,1 persen pada tahun 2018, ekonomi Vietnam mengalami perlambatan pada tahun 2019 sebesar 7,0 persen terutama disebabkan oleh permintaan eksternal yang lebih lemah dan pengetatan kebijakan kredit dan fiskal yang berlanjut. Pada tahun 2020, Pemerintah Vietnam mentargetkan ekonomi dapat tumbuh sebesar 6,8 persen dengan mempertimbangkan dampak penyebaran COVID-19. Pemerintah menyusun simulasi dua skenario pertumbuhan ekonomi, yaitu: (i) apabila COVID-19 dapat ditangani pada kuartal I 2020, maka PDB tahun 2020 diperkirakan akan tercapai sebesar 6,7 persen dengan peningkatan Indeks Harga Konsumen (CPI) sebesar 3,96 persen; dan (ii) apabila COVID-19 baru dapat ditangani pada kuartal II 2020, maka PDB 2020 diperkirakan hanya akan tumbuh sebesar 6,09 persen dengan peningkatan Indeks Harga Konsumen (CPI) sebesar 3,96 persen.

Penyebaran COVID-19 menyebabkan perlambatan perekonomian Vietnam pada Q1-2020. Ekonomi hanya tumbuh sebesar 3,82 persen yoy, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 6,79 persen. Perlambatan ekonomi di dukung oleh melemahnya kinerja sektor-sektor pendukung utama PDB seperti: 1) pertanian, kehutanan, dan perikanan, 2) industri dan konstruksi, 3) jasa, dan 4) pajak dikurang subsidi dalam produksi (grafik B.9.1).

Dari perspektif belanja, konsumsi final meningkat sebesar 3,07 persen yoy pada Q1-2020 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2019, di mana sebesar 2,92 persen berasal dari konsumsi rumah tangga. Konsumsi rumah tangga pada triwulan I tahun 2020 mengalami peningkatan sebesar 7,22 persen dibandingkan dengan triwulan I tahun 2019. Komponen PDB yang lain yang juga mengalami kenaikan, yaitu akumulasi aset sebesar 2,2 persen, ekspor barang dan jasa sebesar 1,59 persen, dan impor barang dan jasa sebesar 1,05 persen (grafik B.9.2).

Grafik B.9.1 Pertumbuhan PDB Vietnam (Produksi)

Grafik B.9.2 Pertumbuhan PDB Vietnam (Konsumsi)

Sumber: General Statistics Office of Viet Nam, 2020 Sumber: General Statistics Office of Viet Nam, 2020

6,82% 6,73%7,48%

6,97%

3,82%

0,00%

2,00%

4,00%

6,00%

8,00%

10,00%

2019 Q1 2019 Q2 2019 Q3 2019 Q4 2020 Q1

Pertumbuhan ekonomi

Konsumsi final

Akumulasi aset

Ekspor barang dan jasa

Impor barang dan jasa

0,69% 1,10% 0,95% 1,08%0,39%

2,41%2,24% 2,51% 2,48%

1,36%

3,00% 2,72%3,28% 2,75%

1,67%

0,72% 0,67%0,73%

0,67%

0,41%

0,00%

1,00%

2,00%

3,00%

4,00%

5,00%

6,00%

7,00%

8,00%

6.82% 6.73% 7.48% 6.97% 3.82%

2019 Q1 2019 Q2 2019 Q3 2019 Q4 2020 Q1

Pajak - Subsidi

Jasa

Industri, Konstruksi

Pertanian, Kehutanan, Perikanan

Page 61: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

61

Hampir semua sektor ekonomi mengalami penurunan lebih dari 25 persen pada Q1-2020. Sektor industri dan konstruksi, serta jasa menopang lebih dari 50 persen kontribusi kepada ekonomi Vietnam. Sektor pertambangan menunjukkan kecenderungan menurun sejak tahun 2017, yang didukung oleh melemahnya permintaan global karena pandemi COVID-19 dan turunnya harga komoditas. Secara umum baik industri maupun konstruksi, persentase penurunan antara triwulan I tahun 2020 dan triwulan IV tahun 2019 lebih besar daripada persentase antara triwulan I tahun 2020 dan triwulan I tahun 2019. Faktor musiman lebih banyak berpengaruh pada sektor pertanian (iklim, cuaca, dan arus laut), analisis perbandingan struktur kedua komponen tersebut secara yoy triwulan I 2020 dengan 2019 maupun antara triwulan I 2020 dengan triwulan IV 2019 menjadi lebih rasional untuk dilakukan.

Pada komponen jasa, hampir semua sektor mengalami persentase negatif untuk perbandingan antara triwulan I tahun 2020 dan triwulan IV tahun 2019, sementara subkomponen transportasi dan gudang, serta akomodasi dan prasmanan (selain itu: dukungan kepada partai komunis) menunjukkan persentase negatif untuk di kedua perbandingan. Dari komponen PDB, khususnya perbandingan penurunan yoy dan antar-triwulan, sektor yang terdampak dari pandemi COVID-19 di Vietnam di sektor jasa adalah transportasi dan gudang (seperti penerbangan), serta akomodasi dan prasmanan. Sementara dari industri dan konstruksi masih sulit ditentukan karena semua sektor mengalami penurunan.

Sektor pariwisata memberikan kontribusi pendapatan sebesar USD31 miliar bagi ekonomi Viet Nam pada

tahun 2019, atau naik sebesar 16,7 persen dibanding tahun 2018. Pandemi COVID-19 telah menyebabkan

kontraksi terhadap jumlah kunjungan wisatawan ke Vietnam. Secara musiman, terlihat kecenderungan

penurunan jumlah kunjungan pada semester I setiap tahunnya. Pada tahun 2020, jumlah kunjungan telah

mengalami penurunan di triwulan I, dan apabila tren musiman di triwulan II terjadi maka jumlah

kunjungan asing akan semakin menurun di triwulan II tahun 2020. Mayoritas kunjungan ke Vietnam

dilakukan dengan moda transportasi udara, disusul dengan transportasi darat, dan terakhir transportasi

laut. Asal kunjungan pelancong sebagian besar berasal dari Asia, disusul oleh Eropa, Amerika, Australia,

dan Afrika.

Grafik B.9.3 Kunjungan Internasional ke Vietnam berdasarkan Moda Transportasi (ribu orang)

Grafik B.9.4 Kunjungan internasional ke Vietnam berdasarkan Kawasan (ribu orang)

Sumber: diolah dari General Statistics Office of Viet Nam, 2020.

1343,41183,1

3724,93881,3

4500,1

3980,94389,5

5138,1

3686,8

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

Udara Laut Darat Total

1343,41183,1

3724,93881,3

4500,1

3980,94389,5

5138,1

3686,8

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

Asia Amerika Eropa

Australia Afrika Total

Page 62: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

62

Penyebaran COVID-19 juga memberikan tekanan terhadap tenaga kerja di Vietnam. Tingkat pengangguran pada usia kerja meningkat sebesar 0,6 persen menjadi 2,2 persen, peningkatan yang hampir terjadi dua kali lipat terjadi pada indikator pengangguran setengah menganggur. Jumlah pengangguran setengah menganggur nilainya 1,07 persen di triwulan IV tahun 2019 meningkat menjadi 2 persen pada triwulan I tahun 2020, yang secara berkala sebelumnya terlihat tren penurunan angka populasi setengah menganggur pada usia angkatan kerja di Vietnam. Tingkat di kota lebih tinggi daripada di desa, dan tingkat pengangguran di kota berada di atas tingkat pengangguran secara nasional. Sementara itu, tingkat setengah menganggur di desa lebih tinggi daripada di kota, dan tingkat di desa lebih tinggi daripada rata-rata secara nasional. Perlambatan ekonomi pada triwulan I di Vietnam dapat meningkatkan tingkat pengangguran di kota dan tingkat setengah menganggur di desa, yang dapat mengakibatkan masalah ketenagakerjaan tidak hanya akan terjadi di kota, namun juga di pedesaan. Apabila data GDP dan tingkat pengangguran dikorelasikan, terlihat bahwa terdapat hubungan yang berlawanan arah dengan nilai koefisien korelasi sebesar -0,5. Arah yang sama juga terjadi pada korelasi antara PDB dan tingkat setengah menganggur dengan nilai koefisien yang lebih tinggi sebesar -0,52.

Gambar B.9.5 Perkembangan tingkat pengangguran di Vietnam

Sumber: General Statistics Office of Viet Nam, 2020 Indeks harga konsumen (CPI) di Vietnam menunjukkan angka yang fluktuatif dengan tren meningkat sejak triwulan III tahun 2019. CPI pada Maret 2020 menunjukkan angka tertinggi sejak tahun 2017. Secara korelasi, apabila variabel PDB dan CPI sejak tahun 2017 disandingkan, hubungan yang terlihat adalah berlawanan arah dengan koefisien -0,25 yang tidak cukup erat/kuat. Namun, tidak bisa menyimpulkan apakah keduanya mempengaruhi satu sama lain.

Grafik B.9.6 Perkembangan CPI Vietnam 2017—2020

Sumber: General Statistics Office of Viet Nam, 2020.

2,3 2,26 2,23 2,21 2,19 2,2 2,18 2,19 2,17 2,16 2,17 2,16 2,221,82

1,62 1,58 1,5 1,43 1,45 1,44 1,461,21

1,38 1,381,07

2

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5TIngkat pengangguran

Pengangguran di Kota

Pengagguran di Desa

SetengahpengangguranSetengah Menganggurdi KotaSetengah Menganggurdi Desa

104,96104,15 103,79 103,53

102,82103,29 103,57 103,44

102,63 102,65 102,5

103,66

105,56

100

101

102

103

104

105

106

Q12017 Q22017 Q32017 Q42017 Q12018 Q22018 Q32018 Q42018 Q12019 Q22019 Q32019 Q42019 Q12020

Page 63: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

63

Tabel B.9.1 Perkembangan inflasi (core inflation) selama tahun 2020 di Vietnam

No. Periode Observasi

Month to month Year to year

1. Maret 2020 -0,06 persen 2,95 persen

2. Februari 2020 2,94 persen 0,17 persen

3. Januari 2020 3,25 persen 0,76 persen Sumber: diolah dari General Statistics Office of Viet Nam, 2020.

Tingkat inflasi (core inflation) pada bulan Maret 2020 menunjukkan angka negatif secara month to month dengan penurunan terbesar berada di sektor transportasi. Namun, terdapat peningkatan nilai inflasi secara yoy yang hampir mendekati 3 persen, yang pada bulan-bulan sebelumnya kenaikannya tidak sampai 0,5 persen. Kinerja Sektor Perdagangan

Pemerintah Vietnam melakukan simulasi terhadap kinerja perdagangan dengan mempertimbangkan

dampak dari penyebaran COVID-19, sebagai berikut: (i) apabila pandemi COVID-19 dapat ditangani pada

Q1-2020, penurunan nilai perdagangan Vietnam pada Q1 dibandingkan periode yang sama tahun 2019

untuk ekspor sebesar 21 persen dan impor sebesar 13 persen; dan (ii) apabila COVID-19 baru dapat

ditangani pada Q2-2020, maka total penurunan perdagangan pada Q2 dibandingkan periode yang sama

tahun 2019 untuk ekspor sebesar 20 persen dan impor sebesar 16 persen.

Meskipun secara volume menurun, kinerja perdagangan Vietnam menunjukkan tren yang positif. Pada Q1-2020, perdagangan barang mengalami surplus sebesar USD2,8 miliar, sementara perdagangan jasa mengalami defisit sebesar USD0,9 miliar (grafik B.9.7 dan grafik B.9.8). Secara umum neraca perdagangan barang Vietnam menunjukkan tren yang positif, di mana ekspor lebih besar dari impor kecuali pada triwulan II tahun 2019. Namun, pada perdagangan jasa, neraca perdagangan jasa Vietnam berada di level negatif. Ekspor dan impor (baik secara umum mapupun sektor jasa) Vietnam sejak triwulan III tahun 2019 menunjukkan tren menurun. Persentase ekspor dan impor sektor jasa tidak lebih dari 10 persen total perdagangan internasional. Grafik B.9.7 Kinerja Perdagangan Barang (USD juta) Grafik B.9.8 Kinerja Perdagangan Jasa (USD juta)

Sumber: General Statistics Office of Viet Nam, 2020. Sumber: General Statistics Office of Viet Nam, 2020.

2961 886 1411 -14455560 2794 2815

-20000

0

20000

40000

60000

80000

Ekspor umum Impor umum

Neraca perdagangan

-1415-885

-335-930 -898

-213-930

-2000

0

2000

4000

6000

Ekspor jasa

Impor jasa

Neraca perdagangan jasa

Page 64: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

64

RRT dan Amerika Serikat termasuk sebagai salah satu negara mitra utama Vietnam baik dari sisi ekspor maupun impor. Kedua negara tersebut merupakan salah satu negara yang terdampak COVID-19 sehingga mungkin akan berpengaruh pada ekspor dan impor Vietnam, baik volume maupun nilai. Pada bulan Maret 2020, produk utama ekspor dan impor beserta negara tujuan utama ekspor dan impor Vietnam per Maret 2020 adalah sebagaimana tabel di bawah. Pengkategorian utama pada produk dan tujuan adalah pertimbangan nilai transaksinya yang tertinggi.

Tabel B.9. 2 Produk dan Negara Utama Ekspor-Impor Vietnam per Maret 2020

Ekspor Impor

Produk utama Tujuan utama Produk utama Asal utama

1. Suku cadang telepon

2. Suku cadang komputer dan elektronika

3. Tekstil 4. Mesin lainnya,

instrumen, dan aksesori

5. Alas kaki

1. Amerika Serikat 2. RRT 3. Jepang 4. Korea Selatan 5. Jerman

1. Suku cadang telepon

2. Suku cadang komputer dan elektronika

3. Produk plastic 4. Produk kimia dan

petrokimia 5. Suku cadang dan

aksesori motor

1. RRT 2. Korea Selatan 3. Jepang 4. Taiwan 5. Amerika Serikat

Sumber: diolah dari General Statistics Office of Viet Nam, 2020.

B.9.2 Kebijakan Stimulus Fiskal Wabah COVID-19 telah mempengaruhi kinerja anggaran belanja Vietnam. Realisasi pendapatan dan belanja sesuai anggaran tahun 2020 terlihat bahwa selain di bulan Januari, pendapatan selalu berada di atas total belanja. Pendapatan utama berasal dari pendapatan domestik, yang termasuk di antaranya adalah pajak dan dari operasional perusahaan negara. Dari rilis badan statistika, tidak tercantum keterangan mengenai virus COVID-19 pada realisasi anggaran.

Grafik B.9.9 Realisasi Pendapatan dan Belanja (dalam triliun VND)

Grafik B.9.10 Persentase Realisasi terhadap Anggaran di awal tahun

Sumber: General Statistics Office of Viet Nam, 2020

0

100

200

300

400

500

600

15Januari

15Februari

15 Maret 15 April 15 Mei

Nominal pendapatan Pendapatan domestik

Belanja

0%

10%

20%

30%

40%

15Januari

15Februari

15 Maret 15 April 15 Mei

Pesentase pendapatan domestik

Persentase pendapatan

Persentase belanja'

Page 65: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

65

Kementerian Keuangan Vietnam dalam rilis mengenai perkembangan anggaran di Q1-2020 menyebutkan pandemi Covis-19 merupakan salah satu kendala yang akan dihadapi perekonomian nasional. Di sisi belanja dijelaskan bahwa dalam rangka mengendalikan, mencegah, dan mengatasi COVID-19, pemerintah pusat dan provinsi meningkatkan anggaran untuk kesehatan, menjaga lingkungan bersih, dan kegiatan pendukung lainnya. Di samping itu, sesuai arahan Perdana Menteri 12,76 ribu ton beras disalurkan dari cadangan nasional untuk menyediakan bantuan darurat kepada komunitas dari bencana alam di antara periode tanam di tahun 2020. Namun, tidak dispesifikkan mengenai angka belanjanya.

Pada bulan Mei 2020 dalam implementasi agenda kerja April dan Mei 2020, Kementerian Keuangan Vietnam terkait penanganan COVID-19 mengeluarkan kebijakan-kebijakan sebagai berikut:

Tabel B.9.3 Kebijakan Pemerintah Vietnam terkait Pandemi COVID-19

Bidang Keterangan

Perpajakan • General Department of Taxation telah menerbitkan pedoman mengarahkan kantor pajak di daerah untuk segera mengorganisasikan implementasi Keputusan Pemerintah No. 41/2020/ND-CP tanggal 8 April 2020 terkait perpanjangan batas waktu pembayaran pajak dan sewa tanah untuk dunia usaha, organisasi, rumah tangga, dan individu yang terdampak pandemi COVID-19; mengimplementasikan komunikasi publik yang efektif dan diseminasi informasi terkait kebijakan dan pedoman; menciptakan persyaratan yang memudahkan bagi wajib pajak seperti declaration pajak, membuat dan mengirim permintaan tertulis untuk perpanjangan tenggat secara elektronik, pos, atau personal di kantor pajak; menangani ekstensi wajib pajak sesuai rezim yang dianjurkan, meyakinkan ketepatan waktu dan meningkatkan inspeksi/pengawasan untuk mencegah penyalahgunaan.

• Diperkirakan 47 dari 63 kantor daerah di secara nasional mengumpulkan pajak lebih tinggi daripada estimasi 30 persen sesuai rencana, yang mana 32 kantor lebih dari 34 persen dari rencana, 28 kantor mengumpulkan lebih tinggi secara yoy, 35 kantor mengumpulkan lebih rendah yoy.

Belanja • Untuk pencegahan dan pengendalian, pemerintah pusat dan daerah meningkatkan anggaran kesehatan, sanitasi, dan kegiatan lain yang mendukung. Kementerian Keuangan berkoordinasi dengan Kementerian teknis menyampaikan proposal kepada Perdana Menteri untuk pertimbangan penarikan dana cadangan anggaran pemerintah pusat di tahun 2020 untuk menyediakan tambahan dana bagi Kementerian Kesehatan, Kementerian Pertahanan Nasional, dan Kementerian Keamanan Publik untuk aktivitas pencegahan dan pengendalian sebesar VND2,8 triliun; mendukung 8 daerah di Delta Sungai Mekong untuk mencegah dan mengatasi kekeringan, kekurangan air, dan intrusi garam dengan nilai anggaran VND530 miliar.

• Implementasi Resolusi Pemerintah No. 42/NQ-CP tanggal 9 April 2020 tentang ukuran mendukung masyarakat menghadapi kesulitan terkait pandemi, Kementerian Keuangan melaporkan kepada Pemerintah dan menyampaikan proposal kepada National Assembly’s Standing Committee terkait pendanaan VND20 triliun bersumber dari tambahan pendapatan dan penghematan belanja dari anggaran pemerintah pusat di tahun 2019 untuk mendukung daerah sesuai Resolusi No. 4/NQ-CP.

Manajemen aset Kementerian Keuangan berkorespondensi dengan Menteri Kesehatan, Menteri Perindustrian dan Perdagangan, Menteri Keamanan Publik, Menteri Pertahanan Nasional, dan presiden People Committee di daerah untuk menangani barang

Page 66: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

66

Bidang Keterangan

sitaan berupa masker medis untuk pencegahan pandemi; mengirimkan korespondensi menyediakan komentar tentang standar dan norma terkait unit sesuai lingkup otoritas Kementerian Keuangan; mengarahkan kementerian teknis, sektor, dan daerah dalam implementasi konten terkait pengumpulan pungutan penggunaan tanah dan sewa tanah, pembebasan atau pengurangannya seuai undang-undang keagrariaan.

Manajemen harga dan pasar

Level harga komiditas di bulan-bulan awal tahun 2020 meningkat tajam dibandingkan dengan target yang telah disusun. Dalam hal ini, Kementerian Keuangan mengambil inisiatif berkoordinasi dengan kementerian teknis, sektor, dan daerah untuk implementasi langkah-langkah meningkatkan stabilitas harga pasar, khususnya yang esensial untuk pencegahan dan pengendalian pandemi; mempercepat inspeksi untuk memastikan kepatuhan terhadap perundang-undangan terkait aktivitasi pengakuan harga, konsultasi harga; menangani pelanggaran terkait manajemen harga dan administrasi.

Kerja sama internasional

Kerja sama dan integrasi keuangan oleh Kementerian Keuangan di bulan Mei 2020 diharapkan melakukan aktivitas seperti: mengembangkan rencana mempersiapkan Sesi 9 perundingan FTA Vietnam-Israel; melanjutkan memantau situasi pandemi untuk mengusulkan waktu penyelenggaraan ASEAN/ASEAN+3 Finance Ministers Meetings.

Pengawasan dan kepabeanan

• Unit inspektorat dan departemen terkait akan melakukan inspeksi untuk meyakinkan bahwa rencana yang telah disusun dapat dijalankan; membentuk delegasi untuk inspeksi lelang untuk pembelian beras pada sejumlah kantor cadangan daerah.

• Kementerian Keuangan akan menampilkan pekerjaan yang regular maupun tidak pada Steering Committee 138/CP di bidang pengendalian kepabeanan; secara tegas mengikuti aturan terkait manajemen kepabeanan untuk barang ekspor, khususnya beras dalam konteks pandemi.

Sumber: Kementerian Keuangan Vietnam, 2020.

Untuk penanganan pandemi COVID-19, Vietnam melakukan perikatan dengan lembaga keuangan multilateral dan organisasi internasional untuk utang dan hibah luar negeri (ADB, 2020), senilai VND3,8 triliun (setara USD165 juta). ADB menyediakan USD164 juta pada bulan Februari dan April baik sebagai utang secara co-financing dan hibah. Berikut adalah data program utang dan hibah tersebut:

Tabel B.9.4 Asistensi Dana Luar Negeri kepada Vietnam untuk Penanganan COVID-19

Bulan Penyedia Nilai Keterangan

Februari ADB USD500 ribu

Utang, dalam proyek Greater Mekong Subregion Health Security Project

April ADB dan co-finance

USD161,81 juta

Utang dan penjaminan di bawah the Trade Finance Program

8 April ADB USD950 ribu

Hibah bantuan teknik di bawah Regional Support to Address the Outbreak of COVID-19

24 April ADB USD750 ribu

Hibah bantuan teknik di bawah Policy Advice for COVID-19 Economic Recovery in Southeast Asia

11 Mei PBB USD1 juta Hibah dari UN COVID-19 Response & Recovery Funds

USAID USD9,5 juta Hibah untuk kesehatan dan bantuan kemanusiaan Sumber: ADB, 2020

Page 67: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

67

C. PENGAMATAN DAN ANALISIS

Dampak negatif wabah COVID-19 terhadap perekonomian telah mendorong pemerintah di negara-negara

kawasan ASEAN+3 untuk melakukan langkah-langkah penanganan. Secara lebih detail, dampak pandemi

COVID-19 mempengaruhi elemen-elemen signifikan dari sisi permintaan maupun dunia usaha (pasokan).

Keengganan konsumen dan bisnis untuk berbelanja mengakibatkan penurunan permintaan. Sementara

gangguan terhadap bisnis telah menurunkan produksi memberikan efek kejutan terhadap penawaran.

Di sisi konsumsi, wabah COVID-19 menyebabkan meningkatnya ketidakpastian, hilangnya pendapatan

pekerja karena terganggunya aktivitas produksi, serta ancaman penularan virus berakibat pada

penurunan konsumsi masyarakat. Di negara-negara di kawasan, banyak pekerja yang diberhentikan

karena perusahaan tidak mampu membayar gaji mereka. Dampak yang lebih parah terjadi pada sektor-

sektor yang mempunyai keterkaitan langsung dengan gangguan dari virus, seperti pariwisata dan

perjalanan. Selain dampak sektoral, memburuknya sentimen konsumen dan bisnis juga menyebabkan

perusahaan mengambil langkah-langkah untuk mengurangi permintaan dan pengeluaran, maupun

rencana investasi. Hal tersebut pada gilirannya akan memberikan dampak pada penutupan usaha dan

PHK.

Dari sisi dunia usaha, penyebaran COVID-19 memberikan gangguan langsung terhadap proses produksi

yang disebabkan oleh faktor kesehatan dan kematian dari tenaga kerja, serta adanya karantina atau

penguncian wilayah terhadap penyebaran penyakit yang menyebabkan aktivitas ekonomi terganggu.

Sebagai efek domino, keterbatasan mobilitas, rantai pasokan yang terbatas dan adanya pengetatan kredit

menyebabkan biaya yang lebih tinggi untuk melakukan bisnis. Perusahaan yang mengandalkan rantai

pasokan mengalami kesulitan untuk memperoleh bahan baku yang diperlukan dalam proses produksi,

baik yang bersumber dari dalam negeri maupun internasional. Dalam hal ini, Tiongkok sebagai mitra

perdagangan utama bagi negara-negara di kawasan ASEAN+3 merupakan pemasok penting untuk barang

setengah jadi, terutama produk mesin dan elektronika, dan peralatan. Gangguan produksi di Tiongkok

memberikan dampak langsung bagi aliran ekspor-impor barang-barang tersebut ke negara-negara di

ASEAN+3. Gangguan tersebut pada akhirnya akan memberikan dampak kepada kenaikan biaya bisnis dan

memberikan efek kejutan terhadap produktivitas dan aktivitas ekonomi.

Untuk mengatasi berbagai dampak negatif dari penyebaran COVID-19 terhadap perekonomian,

pemerintah di negara-negara kawasan ASEAN+3 telah melakukan langkah-langkah penanganan

pemulihan ekonomi baik dari sisi demand maupun supply melalui berbagai instrumen kebijakan stimulus

moneter, fiskal, dan keuangan. Tujuan dari langkah-langkah tersebut pada umumnya ditargetkan secara

substansial untuk memitigasi dan mengurangi tekanannya terhadap perekonomian domestik terutama

bagi rumah tangga dan bisnis, khsusunya sektor yang terkena dampak paling besar. Paket kebijakan juga

difokuskan untuk menahan penyebaran virus, mendukung penyediaan dan memperkuat sistem

perawatan kesehatan, meningkatkan kepercayaan dan permintaan, melindungi kelompok masyarakat

dan perusahaan yang rentan dan mengalami gangguan pendapatan, menjaga keberlangsungan sektor

usaha, serta mengurangi dampak gangguan rantai pasokan.

Respon kebijakan moneter yang akomodatif melalui penurunan suku bunga merupakan langkah cepat

yang dilakukan untuk memberi insentif penurunan biaya bunga untuk aktivitas produksi dan konsumsi.

Namun demikian, hal ini akan sangat tergantung kepada apakah para pelaku ekonomi akan

memanfaatkan insentif ini. Dalam hal ini, koordinasi kebijakan fiskal dan moneter sangat penting agar

tujuan kebijakan yang dikeluarkan dapat berjalan efektif.

Page 68: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

68

Selain reaksi kebijakan moneter, seluruh negara di kawasan ASEAN+3 telah mengeluarkan kebijakan

stimulus fiskal baik melalui budget maupun non-budget financing, yang ditujukan untuk memberikan

dukungan bagi individu dan rumah tangga yang rentan, dukungan bagi sektor usaha (terutama UMKM)

untuk menjaga agar tetap beroperasi, dan sektor publik secara umum untuk penanganan meluasnya

wabah. Instrumen kebijakan stimulus fiskal yang dikeluarkan meliputi kebijakan pengurangan atau

penangguhan pembayaran pajak dan belanja pemerintah. Pengurangan maupun penangguhan

pembayaran pajak akan secara langsung menurunkan biaya produksi. Namun demikian, hal tersebut tidak

serta merta membuat produsen akan meningkatkan produksinya, karena melemahnya permintaan.

Dalam hal inilah, peran belanja pemerintah menjadi sangat penting untuk menjaga daya beli masyarakat

dan mendorong permintaan yang pada akhirnya akan menyerap produksi di perekonomian.

Secara khusus, instrumen fiskal dipandang memainkan peran yang strategis dalam memitigasi dan

mencegah dampak negatifnya baik di sisi permintaan maupun produksi akibat pandemi COVID-19. Fungsi

utama kebijakan fiskal adalah untuk melakukan stabilisasi, distribusi, dan alokasi. Fungsi stabilisasi

dilakukan melalui kebijakan countercyclical dengan percepatan belanja dan stimulus untuk sektor-sektor

yang terdampak serta menjaga konsumsi masyarakat. Fungsi distribusi untuk melindungi masyarakat

rentan melalui percepatan belanja sosial. Sementara fungsi alokasi untuk menjamin kualitas belanja

produktif dan terjaganya layanan publik. Peran strategis kebijakan stimulus fiskal tentunya bukan tanpa

tantangan. Implementasi kebijakan stimulus fiskal dalam kondisi tertentu membutuhkan waktu yang lebih

panjang, karena harus melalui persetujuan lembaga legislatif.

Dari paket kebijakan stimulus fiskal yang dikeluarkan oleh negara-negara di kawasan ASEAN+3, terdapat

beberapa persamaan, yaitu ditargetkan kepada konsumen dan produsen yang menitikberatkan pada

sektor yang terdampak langsung dari perlambatan ekonomi akibat pandemi COVID-19. Namun demikian,

terdapat perbedaan nilai stimulus yang tergantung dengan kapasitas fiskal dan struktur ekonomi dari

masing-masing negara. Dalam hal ini, Jepang merupakan negara yang memberikan stimulus fiskal tertinggi

di kawasan dengan total budget dan non-budget financing mencapai lebih dari 40 persen dari GDP, diikuti

oleh Singapura dan Malaysia dengan total stimulus di atas 15 persen. Negara di kawasan lainnya termasuk

Indonesia memberikan stimulus dengan nilai di bawah 10 persen (grafik C.1). Stimulus yang sangat besar

dikeluarkan pemerintah Jepang untuk meminimalkan jatuhnya ekonomi akibat pandemi COVID-19, yang

menyebabkan nyaris semua kegiatan perusahaan dan usaha kecil berhenti. Komponen terbesar stimulus

berupa pengeluaran pajak langsung untuk meringankan beban perusahaan dan masyarakat yang

mencapai JPY39 triliun atau 7 persen dari total PDB.

Grafik C.1 Stimulus Fiskal (persen PDB)

Sumber: AMRO, 2020

ID

Non Budget Financing

Budget Financing

Page 69: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

69

Secara umum, kebijakan stimulus fiskal di lakukan oleh negara-negara di kawasan difokuskan untuk

mendukung dan melindungi masyarakat rentan dan bisnis yang terdampak langsung pandemi, terutama

sektor-sektor seperti kesehatan, UMKM, manufaktur, perjalanan dan pariwisata. Adapun paket stimulus

fiskal yang dikeluarkan negara-negara di kawasan dapat dikategorikan ke dalam tiga tujuan utama, yaitu:

(i) menghentikan dan mengatasi krisis kesehatan masyarakat, (ii) menjaga konsumsi masyarakat (sisi

permintaan), dan (iii) mendukung produksi (sisi penawaran). Stimulus untuk tujuan konsumsi dan

produksi pemberiannya bersifat tunai dan non-tunai pada sektor-sektor tertentu seperti sektor

kesehatan, UMKM, pariwisata, manufaktur, dan perdagangan retail tergantung pada seberapa besar

sektor tersebut terkena dampak dari COVID-19. Dalam mengimplementasikan kebijakan stimulus, masing-

masing negara perlu menpertimbangkan komposisi, waktu, dan penargetan paket stimulus yang

dikeluarkan untuk memberikan efek target pertumbuhan yang diinginkan.

C.1. Variasi Jenis Stimulus Fiskal

C.1.1 Stimulus Fiskal untuk Mengatasi Krisis Kesehatan dan Pendanaan Darurat untuk Gelombang

Pandemi Berikutnya

Stimulus fiskal untuk menghentikan dan mengatasi krisis kesehatan masyarakat berupa dana tambahan

dari anggaran APBN yang sudah ada. Ada sejumlah tindakan yang perlu diambil untuk membantu

membatasi dampak virus. Stimulus fiskal diberikan untuk mendanai langkah-langkah seperti membayar

biaya pengujian virus, memasok lebih banyak alat uji, menyediakan peralatan perlindungan darurat untuk

petugas kesehatan, menyediakan pasokan ke pusat-pusat kesehatan, dan memberikan layanan dasar

kepada orang-orang yang harus dikarantina serta untuk bisnis yang terkena dampak.

Beberapa stimulus fiskal yang telah diterapkan untuk tujuan kesehatan antara lain:

a) Pemerintah Tiongkok menyediakan anggaran sebesar RMB162 milyar untuk pengadaan barang-

barang esensian dan obat-obatan dalam rangka pengendalian pandemi, pendirian fasilitas kesehatan

sementara, dan pengobatan kepada penderita.

b) Filipina menyediakan anggaran sebesar USD1.172 milyar untuk pembelian perlengkapan medis,

subsidi biaya pengobatan, serta kompensasi bagi pekerja medis.

c) Singapura dalam revisi keempat anggarannya, telah menyediakan SGD33 milyar, termasuk untuk

pembiayaan kepada garda terdepan guna meningkatkan kemampuan pengelolaan kasus pandemi dan

kapasitas tes kesehatan (swabbing and testing capabilities).

d) Jepang mengalokasikan sekitar JPY2,5 triliun untuk membantu sektor medis dan pengembangan obat

untuk merawat pasien COVID-19. Pemerintah Jepang juga berencana menimbun medikasi influenza,

seperti Avigan atau Favipiraviruntuk bisa digunakan bagi 2 juta pasien.

C.1.2. Stimulus Fiskal untuk Tujuan Konsumsi (Sisi Permintaan)

Pemberian stimulus fiskal untuk tujuan konsumsi antara lain melalui pemberian bantuan tunai dan non

tunai kepada kelompok masyarakat menengah bawah yang rentan dan memiliki marginal propensity to

consume yang tinggi dengan tujuan untuk mempertahankan daya beli. Bantuan tunai diberikan dalam

bentuk subsidi upah kepada orang-orang dan perusahaan untuk membantu mencegah penularan.

Bantuan tunai juga ditujukan untuk perluasan dan perpanjangan transfer, baik tunai maupun natura,

terutama untuk kelompok rentan. Bantuan tunai yang diberikan harus tepat waktu, bersifat sementara,

dan ditargetkan pada kelompok yang sangat rentan.

Bentuk-bentuk stimulus untuk tujuan konsumsi yang dilakukan oleh negara-negara di ASEAN+3 dalam

bentuk bantuan tunai dan non-tunai, antara lain berupa:

Page 70: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

70

a) Bantuan Tunai untuk Kelompok Masyarakat yang Rentan.

i. Pemerintah Malaysia memberikan RM200 kepada penerima bantuan biaya hidup bagi masyarakat

miskin melalui program Bantuan Sara Hidup (BSH) yang sebelumnya dijadwalkan untuk disalurkan

pada bulan Mei 2020 kemudian dimajukan menjadi bulan Maret 2020.

ii. Pemerintah Singapura memberikan voucher grosir SGD100 untuk membantu keluarga

berpenghasilan rendah dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Singapura juga memberikan

tunjangan untuk pekerja berpenghasilan rendah berupa workforce income supplement (WIS) akan

ditambah dengan workforce special payment (WSP) sebesar 20 persen dari WIS yang diterima

tahun lalu dengan pembayaran minimum SGD100. Bantuan untuk self-help group (lembaga

swadaya) sebesar SGD10 juta dan melalui community development council (CDC) sebesar SGD20

juta.

iii. Hong Kong memberikan bantuan tunai sebesar HKD10.000 bagi warga yang berusia di atas 18

tahun (7 juta orang), dengan tujuan untuk meningkatkan konsumsi lokal dan menghapus kesulitan

ekonomi masyarakat, dengan total anggaran mencapai HKD71 miliar.

iv. Malaysia memilih kebijakan yang lebih beragam dengan memberikan kompensasi langsung untuk

mempertahankan daya beli masyarakat dengan pendapatan rendah.

v. Korea Selatan mengeluarkan program Emergency Relief Payments yang diberikan kepada rumah

tangga tanpa terkecuali yang besarnya tergantung pada jumlah anggota keluarga; awalnya

diberikan kepada 14 juta penduduk namun kemudian diperluas menjadi 21,71 juta penduduk dan

dibayarkan sejak Mei 2020. Bantuan ini disalurkan dalam bentuk kas atau setara kas.

vi. Jepang memberikan bantuan tunai JPY300 ribu per rumah tangga berpenghasilan rendah yang

kehilangan atau kekurangan pendapatan akibat pandemi. Jumlah tersebut tidak termasuk JPY10

ribu per anak. Individu yang membutuhkan juga diberikan akses pinjaman darurat tanpa bunga.

b) Pemberian Bantuan Tunai Kepada Masyarakat Umum

i. Pemerintah Hong Kong memberikan bantuan tunai sebesar HKD10.000 bagi warga Hong Kong di

atas usia 18 tahun. Hong Kong juga mempercepat pembayaran tunjangan asuransi pengangguran

dan memperluas jaring pengaman sosial.

ii. Pemerintah Singapura memberikan bantuan kepada warga negaranya sebesar SGD100 s.d.

SGD300, tergantung dari penghasilan. Sebagai tambahan, Pemerintah Singapura juga memberikan

insentif tambahan kepada keluarga dengan anak di bawah usia 20 tahun (<20) sebesar SGD100.

Singapura juga memberikan tunjangan untuk warga usia 50 tahun ke atas sebesar SGD100 dengan

menambahkan saldo pada passion card yang dimiliki. Dana tersebut dapat dibelanjakan di toko

grosir, dan membayar kegiatan atau aktivitas di pusat-pusat komunitas.

iii. Jepang memberikan subsidi kepada perusahaan dan individu untuk cuti yang diambil untuk tinggal

di rumah untuk merawat anak-anak selama penutupan sekolah.

c) Pemberian Insentif Non-Tunai

i. Pemerintah Tiongkok memberikan subsidi biaya perawatan bagi pasien yang terpapar COVID-19

selama di rumah sakit dan subsidi bagi tenaga medis dan pekerja garis depan pencegahan epidemi.

ii. Pemerintah Hong Kong memberikan pengurangan pajak penghasilan dan pajak berdasarkan

penilaian pribadi untuk tahun penilaian 2019/2020 sebesar 100 persen hingga HKD20.000. Hong

Kong juga memberikan pembebasan tarif untuk hunian properti hingga HKD1.500 per kuartal,

Page 71: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

71

memberikan tunjangan berupa pembayaran bantuan Jaminan Sosial Komprehensif Standar,

Tunjangan Hari Tua, Tunjangan Hidup Lansia atau Tunjangan Cacat Jiwa.

iii. Pemerintah Malaysia memberikan insentif keringanan pajak penghasilan pribadi hingga RM1.000

untuk pengeluaran terkait pariwisata domestik. Malaysia juga memberikan insentif kepada warga

negaranya berupa voucher digital untuk pariwisata domestik hingga RM100 per orang untuk

penerbangan domestik, kereta api, dan akomodasi hotel. Menurunkan kontribusi Employees

Provident Fund (EPF) minimum oleh karyawan dikurangi sebesar 4 persen dari 11 persen menjadi

7 persen, yang berlaku mulai 1 April 2020 hingga 31 Desember 2020. Pengurangan ini diharapkan

akan meningkatkan konsumsi pribadi senilai RM10 miliar.

iv. Pemerintah Singapura memberikan rabat service & conservacy charge (biaya kebersihan dan

pengelolaan lingkungan di HDB atau perumahan rakyat Singapura) antara 1,5 s.d. 3,5 bulan.

Singapura juga memberikan insentif dengan melipatgandakan rabat utility expenses (listrik dan

air). Keluarga dengan anggota 5 orang atau lebih akan mendapatkan rabat sampai dengan 2,5 kali

nilai rabat regular. Pemerintah menanggung 8 persen dari upah warga negara Singapura dan

permanent resident maksimal SGD3.600 per orang per bulan selama 3 bulan. Skema ini

membutuhkan dana sebesar SGD1,3 miliar yang akan diterima oleh 1,9 juta karyawan lokal.

v. Pemerintah Thailand memberikan insentif bagi turis domestik yang melakukan perjalanan wisata

di dalam negeri, dapat mencatatkan pengeluaran mereka untuk menjadi pengurang penghasilan

bagi penghitungan pajak. Thailand melalui program pariwisata “Eat, Shop and Spend” (Chim, Shop,

Chai) juga memberikan insentif kepada warga negaranya berupa cash back melalui g-wallet (e-

money) untuk mereka yang melakukan registrasi (melalui aplikasi Pao Tang) sebesar THB 1.000 per

orang dan cash back sebesar 15 persen untuk pembelanjaan sampai dengan THB30.000 dan 20

persen untuk di atas THB30.000 di toko-toko.

vi. Pemerintah Viet Nam memberikan perpanjangan batas waktu pembayaran pajak dan biaya sewa

tanah untuk perusahaan dan individu yang dirugikan oleh pandemi. Besarnya stimulus pajak sekitar

VND30 triliun (USD1,3 miliar) untuk mendukung perusahaan guna mengatasi kesulitan yang

disebabkan oleh pandemi COVID-19.

vii. Korea Selatan mengeluarkan program Social Security Contribution Reliefs, yaitu bantuan untuk

membebaskan masyarakat membayar iuran jaminan sosial selama 3 bulan (iuran pensiun, asuransi

bagi pengangguran, asuransi kompensasi) dan mengurangi jumlah iuran yang harus dibayar

(asuransi kesehatan nasional).

C.1.3. Stimulus Fiskal untuk Tujuan Produksi (Sisi Penawaran)

Pemberian stimulus fiskal untuk tujuan produksi antara lain melalui pemberian bantuan tunai tanpa syarat

dan dengan syarat untuk tujuan tertentu. Stimulus ini ditujukan untuk menjaga agar sektor bisnis tetap

dapat melakukan operasional perusahaannya. Bentuk-bentuk stimulus untuk tujuan produksi yang

dilakukan oleh negara-negara di kawasan ASEAN+3 dapat dikelompokkan berdasarkan (i) sektor-sektor

yang terkena dampak langsung dari wabah COVID-19, dan (ii) pemberian insentif non-tunai berupa

potongan pajak, insentif pembiayaan, pembebasan biaya registrasi bisnis dan tarif bagi rumah tangga dan

perusahaan yang terdampak.

a) Stimulus untuk Sektor-Sektor Ekonomi yang Terdampak

i. Sektor Kesehatan

Page 72: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

72

• Hong Kong menganggarkan HKD30 miliar dalam Anti-Epidemic Fund, penguatan pelayanan

rumah sakit sebesar HKD75 miliar, tenaga medis sebesar HKD3,6 miliar dan pusat layanan

kesehatan oleh LSM sebesar HKD600 juta.

• Jepang mengeluarkan paket kebijakan senilai JPY15,3 miliar, untuk memitigasi dampak virus

COVID-19 yang antara lain akan digunakan untuk mendorong virus testing di 83 lembaga riset,

menyediakan 1.800 tempat tidur rumah sakit.

• Malaysia memberikan insentif kepada pihak yang terlibat langsung dalam upaya penahanan

akan mendapatkan tunjangan khusus bulanan sebesar RM400 untuk dokter medis dan tenaga

medis lainnya, serta RM200 untuk imigrasi dan staf garis depan.

• Singapura mengalokasikan dana tambahan (additional funding) sebesar SGD800 juta untuk

instansi-instansi pemerintah yang menjadi ujung tombak dalam menanggulangi dan

memberantas penyebaran pandemi COVID-19, terutama untuk Kementerian Kesehatan.

• Thailand memberikan insentif untuk penanggulangan COVID-19, melalui National Health

Security Office yang sedang mencari persetujuan alokasi anggaran belanja sebesar THB3.5

miliar dalam skema Universal Health Coverage untuk penggunaan diagnosis, perawatan, dan

rehabilitasi pasien COVID-19.

ii. Sektor Tenaga Kerja

• Hong Kong mengalokasikan masing-masing dana sebesar HKD30 juta/tahun untuk

meningkatkan program bantuan ketenagakerjaan, memberikan HKD2.5 miliar kepada Balai

Pelatihan Kembali Karyawan.

• Malaysia memberikan insenstif pada yang terkena pemutusan hubungan kerja berupa

Emplyoment Insurance System (EIS) yang dialokasikan sebesar RM1,1 miliar. Secara lebih rinci,

biaya pelatihan yang dapat diklaim ke EIS meningkat dari RM4.000 ke RM6.000. Pemerintah

mensubsidi kursus singkat dalam bidang digital dan kursus keahlian lainnya dengan target

jangkauan 100.000 orang. Malaysia juga memberikan hibah melalui Human Resource

Development Fund (HRDF) untuk mendanai 40.000 karyawan tambahan dari sektor pariwisata

dan sektor-sektor lain yang terkena dampak.

iii. Sektor Transportasi

• Malaysia memberikan satu kali pembayaran masing-masing sebesar RM600 kepada

pengemudi taksi, pengemudi bus wisata, pemandu wisata, dan pengemudi becak terdaftar.

• Singapura memberikan paket bantuan untuk membantu supir taksi dan taksi online. Dari

jumlah tersebut, SGD45 juta berasal dari pemerintah dan sisanya dari perusahaan taksi.

Dengan skema tersebut, setiap supir mendapatkan bantuan dana SGD20 per hari selama 3

bulan mulai tanggal 14 Februari 2020.

iv. Sektor Pariwisata

• Hong Kong mengalokasikan anggaran untuk promosi pariwisata setelah epidemik melalui

Hong Kong Tourism Board. Pemerintah Hong Kong mensubsidi 8.000 pemegang lisensi

penjual makanan, berupa hibah masing-masing sebesar HKD80.000. Mengalokasikan dana

untuk: (i) industri kreatif dan kebudayaan bagi pengembangan seni dan budaya, (ii) lembaga

Hong Kong Tourism Board untuk promosi pariwisata setelah epidemik, dan (iii) Trade

Development Council untuk membantu perusahaan mencari peluang usaha.

Page 73: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

73

• Malaysia memberikan hibah untuk promosi pariwisata sebesar RM500 juta.

b) Pemberian Insentif Non-Tunai Berupa Potongan dan Relaksasi Pembayaran Pajak, Insentif

Pembiayaan, Pembebasan Biaya Registrasi Bisnis dan Tariff untuk Rumah Tangga dan Perusahaan.

i. Pemotongan dan Relakasi Pembayaran Pajak

• Pemerintah Tiongkok mengalokasikan dana sebesar CNY500 miliar untuk pengurangan tarif

PPN dan bantuan pembiayaan asuransi jaminan hari tua karyawan yang dibayarkan oleh

perusahaan yang mencakup: (i) kontribusi UMKM untuk pembayaran dasar asuransi hari tua,

asuransi pengangguran, dan skema asuransi kompensasi cedera kerja; (ii) mengurangi atau

membatalkan PPN untuk wajib pajak skala kecil; (iii) membebaskan PPN pada layanan seperti

transportasi umum, restoran dan hotel, pariwisata dan hiburan, dan budaya dan olahraga;

dan (iv) mengurangi atau membatalkan kontribusi dana pengembangan penerbangan sipil

dan biaya pengembangan pelabuhan.

• Singapura memberikan rabat pajak penghasilan badan (Corporate Income Tax) sebesar 25

persen maksimum SGD15.000 pada penghitungan pajak 2020. Program ini membutuhkan

biaya sebesar SGD400 juta. Singapura juga memberikan insentif peningkatan tax treatment

dalam pengaturan sistem pajak perusahaan selama satu tahun. Perusahaan yang membayar

pajak penghasilan badan dengan GIRO dapat secara otomatis menikmati angsuran bebas

bunga selama dua bulan tambahan. Pemerintah meringankan biaya operasi perusahaan

dengan memberikan rabat pajak properti untuk sektor pariwisata. Hotel, service apartment,

dan MICE venue mendapatkan rabat pajak properti 30 persen. International cruise terminal

dan regional fery terminal mendapatkan rabat pajak properti sebesar 15 persen, sedangkan

resort terintegrasi mendapatkan rabat sebesar 10 persen.

• Malaysia memberikan insentif penundaan pembayaran angsuran pajak pendapatan dan revisi

estimasi laba untuk pajak selama 6 bulan di sektor bisnis pariwisata; membebaskan pajak

layanan hotel sebesar 6 persen yang berlaku efektif dari bulan sebelumnya, yaitu dari bulan

Maret hingga Agustus 2020; memberikan pengurangan pajak hingga RM300.000 untuk biaya

renovasi dan perbaikan; dan memberi pembebasan bea masuk dan pajak penjualan atas

impor atau pembelian lokal atas mesin dan peralatan yang digunakan dalam operasi

pelabuhan selama 3 tahun mulai 1 April 2020.

• Vietnam membebaskan pajak impor atas masker medis, bahan baku untuk pembuatan

masker, air dan desinfektan cair.

• Jepang memberikan penangguhan pembayaran pajak bagi perusahaan yang terkena dampak

langsung dari wabah COVID-19 selama satu tahun dan dapat diperpanjang dan pengurangan

pajak untuk investasi terkait teleworking oleh pengusaha kecil dan menengah.

• Thailand memberikan insentif di sektor pariwisata dengan memotong pajak bahan bakar

pesawat dari THB4.726 menjadi THB0.2 hingga akhir September 2020. Pemerintah juga

memperpanjang batas waktu pembayaran pajak penghasilan hingga akhir Juni. Pelaku bisnis

juga diperkenankan untuk menggandakan (2 kali) biaya yang timbul dari penyelenggaraan

seminar sebagai pengurang penghasilan pada perhitungan pajak penghasilan badan.

• Korea Selatan memberikan pemotongan pajak konsumsi; pemotongan pajak untuk tuan

tanah yang menerapkan pengurangan biaya sewa; pengurangan PPN untuk kalangan

wiraswasta; dan penangguhan pembayaran pajak yang mencakup berbagai pajak untuk usaha

kecil dan wiraswasta di bidang medis, pariwisata, dan sektor-sektor lain yang terpengaruh.

Page 74: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

74

ii. Insentif Pembiayaan

• Pemerintah Tiongkok memberikan jaminan pembiayaan untuk perusahaan yang terkena

dampak epidemi. Bagi usaha kecil dan mikro, jaminan pembiayaan dari pemerintah atau

badan penjaminan di semua tingkatan mengurangi bunga jaminan dan biaya penjaminan,

serta membatalkan persyaratan kontra-jaminan. Sementara untuk lembaga penjaminan

keuangan dan lembaga penjaminan ulang di daerah yang sangat terpengaruh oleh epidemi,

dana jaminan pembiayaan nasional akan mengurangi separuh biaya penjaminan ulang.

• Pemerintah Singapura memperkuat komponen enterprise financing scheme working capital

loan untuk UKM. Memperbesar pagu pinjaman dari SGD300.000 menjadi SGD600.000, dan

memperbesar porsi risiko yang ditanggung pemerintah menjadi 80 persen dari yang semula

50 persen s.d. 70 persen. Pemerintah juga meningkatkan kapasitas pekerja di sektor yang

terdampak langsung di bawah skema adapt and grow; dan menggandeng lembaga-lembaga

keuangan untuk memperkenalkan temporary bridging loan program untuk 1 tahun, dengan

bunga pinjaman maksimal 5 persen.

• Jepang memberi pinjaman darurat senilai JPY500 miliar bagi UKM. Dukungan likuiditas bagi

usaha mikro, kecil, dan menengah sebesar JPY3,8 triliun, termasuk di dalamnya pemberian

pinjaman dengan bunga rendah; subsidi untuk usaha mikro, kecil, dan menengah sebesar

JPY2,3 triliun; dan subsidi untuk masyarakat perorangan sebesar JPY12 triliun.

• Hong Kong memberikan Skema Jaminan Pembiayaan UKM dengan total HKD20 miliar selama

periode enam bulan berupa pinjaman konsesi berbunga rendah dengan jaminan 100 persen,

dengan periode pelunasan maksimal tiga tahun. Dasar pembiayaan ini dilihat dari gaji dan

pengeluaran sewa, dengan batas HKD2 juta.

• Malaysia melalui Komisi Komunikasi dan Multimedia Malaysia akan mengeluarkan

pembiayaan hingga RM3 miliar pada pekerjaan terkait National Fiberisation and Connectivity

Plan (NFCP). Pemerintah juga memberikan insentif pembiayaan melalui Dana Investasi

Bersama sebesar RM500 juta yang akan diinvestasikan bersama investor swasta dengan rasio

minimal 1 banding 3 dengan total dana menjadi RM2 miliar pada perusahaan Malaysia.

• Thailand mendorong lembaga-lembaga keuangan untuk memberikan pinjaman lunak bagi

agen/operator wisata atau pemilik hotel yang akan melakukan renovasi. Biaya renovasi juga

dapat dijadikan pengurang penghasilan bagi penghitungan pajak.

• Pemerintah Korea Selatan menyediakan likuiditas bagi usaha kecil sebesar KRW12 triliun

untuk pendanaan darurat untuk operasi bisnis dan pinjaman dengan suku bunga rendah.

Memberikan jaminan khusus pada pinjaman UKM senilai KRW5,5 triliun diberikan melalui

Korea Technology Finance Corporation, Dana Jaminan Kredit Korea dan yayasan penjaminan

kredit lokal, dan memberikan jaminan pinjaman 100 persen senilai KRW3 triliun untuk

pedagang kecil.

iii. Pembebasan Biaya Registrasi Bisnis dan Tarif, Sewa, dan Pemberian Diskon

• Pemerintah Tiongkok mengurangi biaya produksi dan operasi perusahaan, melalui

pengurangan harga listrik untuk bisnis industri dan komersial umum sebesar 5 persen akan

diperpanjang hingga akhir tahun 2020. Tarif untuk layanan akses internet broadband dan

khusus akan dipotong rata-rata 15 persen. Sewa untuk bangunan milik negara akan

diturunkan atau dikecualikan, dan semua tipe pemilik properti lainnya didorong untuk

mengurangi, mengabaikan, atau menunda pembayaran sewa, dan mereka akan menerima

Page 75: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

75

dukungan kebijakan dari pemerintah untuk melakukannya. Kami akan mengambil langkah

tegas untuk menghentikan pungutan tidak resmi atas perusahaan.

• Singapura memberikan insentif untuk sektor penerbangan berupa rabat untuk parkir

pesawat, ground handling, dan lainnya, serta akan diberikan rabat untuk biaya sewa bagi

toko-toko dan agen kargo di bandara Changi. Untuk bandara Changi sendiri akan

mendapatkan rabat properti sebesar 15 persen. Pemerintah juga memberikan pembebasan

biaya sewa untuk sektor kuliner dan retail, yaitu pertama, bagi penyewa properti yang

dikelola National Environment Agency seperti Hawker Street diberikan pembebasan biaya

sewa satu bulan penuh; kedua bagi penyewa properti pemerintah lain seperti HDB diberikan

pembebasan sewa setengah bulan; dan ketiga bagi penyewa properti swasta akan diberikan

rabat pajak properti sebesar 15 persen dan Pemerintah menghimbau kepada pemilik properti

untuk menurunkan harga sewanya.

• Hong Kong memberikan pembebasan biaya registrasi bisnis tahun 2020-2021. Skema ini akan

menguntungkan 1,5 juta pelaku usaha namun akan mengurangi penerimaan negara sebesar

HKD3 miliar.

• Malaysia melalui Malaysia Airport Holdings Berhad (MAHB) juga akan memberikan potongan

harga untuk sewa tempat di bandara serta biaya pendaratan dan parkir.

• Thailand memberikan insentif kepada dunia usaha berupa pengurangan sampai dengan 2,5

kali nilai investasi mesin baru atas penghasilan yang menjadi dasar pengenaan pajak.

C.2. Dasar Pertimbangan Perencanaan Stimulus Fiskal

Dalam seri publikasi terkait pandemi COVID-19, IMF menyampaikan bahwa dampak pandemi dan

kontraksi perekonomian global mengakibatkan setiap negara perlu melihat kembali aturan kebijakan

fiskal (fiscal rules) masing-masing. Batasan kerangka kebijakan fiskal perlu memiliki fleksibilitas untuk

mengantisipasi dampak kondisi luar biasa akibat pandemi. Deviasi dari kerangka kebijakan fiskal yang

baku perlu dengan konsep yang baik (well specified), transparan, dan kredibel, dengan disertai

perencanaan yang kuat untuk kembali kepada kerangka baku semula. Banyak negara menerapkan

fleksibilitas ini untuk periode selama dua tahun, dan memperkirakan dapat kembali kepada batasan

kerangka kebijakan fiskal bakunya pada tahun 2022.

Dalam publikasi lainnya, IMF mengidentifikasi bahwa langkah kebijakan fiskal yang diambil oleh suatu

pemerintahan dapat menimbulkan risiko fiskal baru. Dalam hal ini pemerintah perlu melakukan

identifikasi menyeluruh terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi proyeksi perekonomiannya,

menyusun kebijakan fiskal secara terukut, dan melakukan pengelolaan secara proaktif. Risiko yang muncul

pada masa krisis keuangan mengakibatkan kenaikan tingkat utang hingga 26 persen PDB. Pemerintah

perlu memahami dampak berbagai dampak perubahan kondisi makroekonomi dan keuangan terhadap

konsekuensi fiskal dalam negeri. Stimulus dapat dirancang melalui kebijakan anggaran maupun non

anggaran (off-budgetary measures). Masing-masing skema perlu memiliki dasar pengambilan keputusan

yang tepat. Pengelolaan keuangan publik (public finance management – PFM) yang baik setidaknya

menerapkan beberapa kerangka dasar, yaitu: (i) monitoring yang kuat dan intens, baik untuk sisi

penerimaan maupun pengeluaran negara, (ii) penghitungan kebutuhan pembiayaan kondisi luar biasa

disertai dengan opsi kebijakan dan strategi komunikasi yang baik, (iii) identifikasi kemungkinan hambatan

dalam proses belanja (spending barriers), (iv) penyusunan program yang tepat sasaran, (v) pengelolaan

posisi utang, akses pasar, dan keseluruhan risiko, serta (vi) memastikan implementasi PFM tetap

terkendali.

Page 76: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

76

Di sisi lain, AMRO dalam kajiannya mencoba melihat ketersediaan ruang kebijakan fiskal dan moneter

pada setiap perekonomian di kawasan ASEAN+3. Ruang kebijakan fiskal diukur berdasarkan tiga faktor

utama, yaitu indikator sustainabilitas utang (kuantitatif), risiko kapasitas pembiayaan dan profil utang

(kualitatif), serta faktor-faktor khusus per negara. Berdasarkan indikator sustainabilitas utang kuantitatif,

mayoritas negara di kawasan masih memiliki ruang kebijakan fiskal untuk perluasan stimulus fiskal.

Sementara berdasarkan penilaian kualitatif, masing-masing negara memiliki tantangan yang berbeda-

beda yang dapat dilihat dari tiga faktor analisa, yaitu (i) persepsi pasar (tingkat imbal hasil/yield), (ii)

komposisi utang (resident dan non-resident), dan (iii) rasio utang terhadap PDB. Dalam kajian ini, secara

umum AMRO menilai bahwa masing-masing negara di kawasan masih memiliki ruang untuk perluasan

kebijakan fiskal dalam rangka merespon dampak covid. Korea, Hong Kong, Singapura, dan Thailand masih

memiliki fiscal space dengan kategori cukup (ample), sedangkan Tiongkok, Indonesia, Malaysia, dan

Filipina masuk ke dalam kategori “moderate,” dan Jepang menjadi satu-satunya negara di kawasan

dengan ruang kebijakan fiskal sangat terbatas (limited). Selanjutnya AMRO juga menemukan bahwa

implementasi stimulus fiskal yang telah dikeluarkan hingga saat ini berpengaruh terhadap debt profile dan

risiko financing capacity negara-negara di kawasan, dengan perkembangan yang memburuk di Tiongkok

dan ASEAN-4, sebagaimana berikut:

Page 77: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

77

D. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Penyebaran COVID-19 telah memberikan dampak negatif bagi ekonomi global dengan mempengaruhi

elemen-elemen penting baik dari sisi pasokan maupun permintaan. Dari sisi pasokan, gangguan

produksi terjadi karena penurunan kesehatan tenaga kerja dan kematian dan terganggunya logistik

akibat pembatasan mobilitas (karantina). Sebagai efek domino, keterbatasan mobilitas, rantai

pasokan yang terbatas dan adanya pengetatan kredit menyebabkan biaya yang lebih tinggi untuk

melakukan bisnis. Dampak perlambatan output industrial di Tiongkok, yang merupakan mitra dagang

utama negara-negara di kawasan ASEAN+3, telah menurunkan permintaan terhadap bahan baku dan

bahan pembantu dalam proses produksi. Sementara itu, dari sisi permintaan, gangguan terjadi akibat

meningkatnya ketidakpastian, kenaikan biaya dan penurunan pendapatan tenaga kerja yang secara

simultan berpotensi mengurangi kemampuan daya beli, penutupan usaha, dan pemutusan hubungan

kerja.

2. Tiongkok merupakan mitra dagang utama dari negara-negara di kawasan ASEAN+3 di mana lebih dari

20 persen pangsa pasar negara-negara tersebut, baik ekspor maupun impor adalah Tiongkok.

Sementara dari sektor pariwisata, wisatawan dari Tiongkok juga memberikan kontribusi paling besar

dalam kunjungan wisatawan asing ke negara-negara yang di analisis. Penyebaran COVID-19 telah

memberikan dampak yang signifikan bagi negara-negara tersebut, baik dari sisi penularan

penyakitnya, hubungan perdagangan dengan dengan Tiongkok yang menyebabkan terhambatnya

pasokan, maupun menurunnya jumlah kunjungan wisatawan.

3. Dalam memitigasi dan menangani dampak negatif penyebaran COVID-19 bagi perekonomian, negara-

negara di kawasan ASEAN+3 telah melakukan berbagai langkah-langkah kebijakan baik moneter,

fiskal, maupun keuangan yang ditujukan untuk menahan penyebaran virus, mendukung penyediaan

dan memperkuat sistem perawatan kesehatan, meningkatkan kepercayaan dan permintaan,

melindungi kelompok masyarakat dan perusahaan yang rentan dan mengalami gangguan

pendapatan, serta membatasi efek persediaan yang merugikan.

4. Kebijakan stimulus fiskal dipandang memainkan peran yang strategis dalam memitigasi dan mencegah

dampak negatif penyebaran COVID-19. Fungsi fiskal sebagai stabilisasi diperlukan untuk percepatan

belanja dan stimulus bagi sektor-sektor yang terdampak langsung. Stimulus juga didistribusikan untuk

melindungi masyarakat rentan melalui percepatan belanja sosial guna menjaga konsumsi masyarakat.

Sementara fungsi alokasi untuk menjamin kualitas belanja produktif dan terjaganya layanan publik.

5. Instrumen kebijakan stimulus fiskal yang dilakukan oleh negara-negara di kawasan ASEAN+3 berupa

insentif perpajakan dan belanja pemerintah. Penurunan pajak secara langsung akan menurunkan

biaya produksi, namun tidak serta merta membuat produsen meningkatkan produksinya, karena

terganggunya permintaan. Dalam hal ini, peran belanja pemerintah menjadi sangat penting untuk

mendorong permintaan dan mendukung consumer confidence agar kembali melakukan konsumsi,

yang pada akhirnya akan menyerap produksi dari perekonomian.

6. Dari paket kebijakan stimulus fiskal yang dikeluarkan oleh beberapa negara kawasan ASEAN+3 yang

dianalisis, terdapat beberapa persamaan karakteristik, yaitu ditargetkan kepada konsumen dan

produsen yang menitikberakan pada sektor yang terdampak langsung karena perlambatan ekonomi

akibat wabah COVID-19. Namun demikian, terdapat perbedaan nilai stimulus yang tergantung dengan

kemampuan fiskal dan struktur ekonomi dari masing-masing negara. Secara umum, sektor-sektor

Page 78: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

78

yang mendapatkan perhatian adalah kesehatan, UMKM, manufaktur, dan pariwisata. Adapun paket

stimulus fiskal yang dikeluarkan oleh negara-negara di kawasan ASEAN+3 dapat dikategorikan ke

dalam 3 tujuan, yaitu (i) stimulus untuk menghentikan dan mengatasi krisis kesehatan masyarakat, (ii)

stimulus untuk tujuan konsumsi (sisi permintaan), dan (iii) stimulus untuk tujuan produksi (sisi

penawaran). Stimulus untuk tujuan konsumsi dan produksi pemberiannya bersifat tunai dan non-

tunai pada sektor-sektor tertentu seperti sektor kesehatan, pariwisata, manufaktur, dan perdagangan

retail tergantung pada seberapa besar sektor tersebut terkena dampak dari COVID-19. Hampir semua

negara di ASEAN+3 memfokuskan stimulus produksi untuk membantu UMKM yang terdampak.

7. Bentuk-bentuk kebijakan stimulus fiskal yang dilakukan negara-negara di kawasan ASEAN+3 dalam

menangani penyebaran pandemi COVID-19 mencakup antara lain: (i) pengalokasian dana untuk

menghentikan dan mengatasi penyebaran virus, (ii) pemberian bantuan tunai/non-tunai dan subsidi

bagi masyarakat rentan untuk mengurangi beban pengeluaran dan menjaga daya beli, (iii) mengurangi

beban perusahaan yang terdampak melalui pemberian insentif tunai berupa pengurangan dan

penundaan pembayaran pajak, serta pembebasan biaya registrasi bisnis, (iv) memberikan dukungan

pembiayaan bagi perusahaan yang terdampak, dan (vi) pemberian insentif fiskal sementara untuk

mendukung bisnis di sektor-sektor yang terkena penurunan tajam dalam perjalanan dan pariwisata

seperti penerbangan, ritel, kuliner, dan transportasi darat.

8. Terdapat beberapa perbedaan fokus dari kebijakan stimulus fiskal yang dilakukan oleh negara-negara

ASEAN+3. Beberapa negara seperti Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, dan Singapura, kebijakan

stimulus yang dilakukan lebih diarahkan untuk mendorong sektor riil (supply). Sementara beberapa

negara seperti Indonesia, Thailand, dan Viet Nam kebijakan stimulus fiskal lebih diarahkan untuk

mendukung peningkatan konsumsi masyarakat (demand).

Dari pengalaman langkah-langkah kebijakan stimulus fiskal yang dilakukan oleh negara-negara di kawasan

ASEAN+3, beberapa rekomendasi dapat dipertimbangkan oleh Pemerintah RI antara lain:

• Negara-negara di kawasan ASEAN+3 termasuk Indonesia masih memiliki ruang fiskal yang cukup

untuk penanggulangan dampak COVID-19 dan mendorong upaya pemulihan ekonomi. Namun

demikian perumusan kebijakan fiskal tetap perlu dilakukan dengan berhati-hati dan terukur agar

dapat tepat sasaran dan kredibel. Hal ini juga sejalan dengan program Pemulihan Ekonomi Nasional

(PEN) yang ditetapkan berdasarkan PP No. 43 tahun 2020. Dalam PP tersebut, program PEN harus

dijalankan sesuai prinsip: (i) menjunjung keadilan sosial bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat,

(ii) mendukung para pelaku usaha yang terdampak pandemi COVID-19, (iii) memperhatikan kebijakan

yang pruden serta tata kelola yang baik, transparan, akseleratif, adil, dan akuntabel, (iv) menghindari

moral hazard, (v) membagi segala biaya dan risiko antar para stakeholder sesuai tupoksi masing-

masing. PP juga mengatur lima bentuk modalitas yang dapat dilakukan Pemerintah dalam rangka

implementasi program PEN, yaitu melalui belanja APBN, penempatan dana untuk perbankan,

penjaminan untuk kredit modal kerja, serta penyertaan modal negara untuk BUMN dan investasi.

• Kebijakan stimulus yang diterapkan oleh masing-masing perekonomian bergerak satu arah di mana

negara-negara di kawasan ASEAN+3 sama-sama memberikan subsidi/insentif, melakukan

penambahan anggaran termasuk penambahan utang dalam mengatasi dampak pandemi COVID-19.

Kondisi tersebut membutuhkan antisipasi bersama agar upaya-upaya pemenuhan kebutuhan

pembiayaan di kawasan dapat terus dicapai dengan tetap mempertahankan stabilitas ekonomi dan

keuangan. Dalam hal ini pemerintah dapat memanfaatkan mekanisme pertukaran informasi terkait

dampak domestik dan respon kebijakan di masing-masing negara pada berbagai forum kerjasama

Page 79: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

79

internasional, sebagai bagian dari upaya membangun best practice. Mekanisme pertukaran informasi

tersebut juga dapat diterapkan di level domestik untuk mengembangkan sinergi kebijakan di level

regional daerah maupun nasional terutama dalam hal penyusunan evaluasi dan strategi implementasi

kebijakan stimulus baik di tingkat regional maupun nasional, guna mendukung implementasi program

PEN dapat berjalan secara optimal.

• Pemerintah perlu memprioritaskan sektor-sektor mana saja yang memerlukan stimulus fiskal dengan

tetap menjaga kualitas belanja yang baik, agar stimulus tersebut dapat efektif dan memberikan

dampak yang positif terhadap pertumbuhan. Stimulus untuk tujuan konsumsi, seperti perluasan

program-program bantuan langsung tunai, bantuan pangan non tunai, dan kartu pra kerja dapat

diprioritaskan untuk mendorong daya beli masyarakat melalui konsumsi rumah tangga. Stimulus

untuk tujuan konsumsi juga perlu diberikan bagi sektor kelas menengah, seperti pariwisata (meliputi

transportasi, akomodasi, makanan, dan minuman) agar pemulihan ekonomi dapat terealisasi secara

merata. Dari sisi produksi, aktivitas perdagangan dan manufaktur yang terkena dampak pada periode

Q1 dan Q2 2020 diharapkan dapat mulai pulih pada kuartal-kuartal berikutnya. Selain itu, stimulus

bagi sektor usaha dalam bentuk insentif fiskal, termasuk UMKM dan BUMN/BUMD perlu juga

diberikan secara tepat, antara lain:

a. Bagi UMKM: penundaan pembayaran pokok dan bunga serta pemberian subsidi bunga kredit,

insentif perpajakan, penjaminan kredit modal kerja, dan dana insentif daerah. Kebijakan insentif

pajak dalam bentuk pemberian rabat pajak penghasilan badan (Corporate Income Tax) untuk

UMKM dapat dipertimbangkan oleh pemerintah.

b. Bagi BUMN/BUMD: dukungan penempatan dana pemerintah, pemberian insentif perpajakan

maupun dana talangan, penyaluran kredit modal kerja, penempatan dana di sektor perbankan

yang terdampak restrukturisasi kredit serta dana dukungan untuk program B-30 (program

mandatori bio-diesel 30%) yang saat ini mengalami tekanan akibat rendahnya harga minyak.

Penyertaan modal pemerintah dapat dilakukan pada perusahaan-perusahaan BUMN yang paling

terdampak terutama di sektor jasa transportasi seperti perusahaan angkutan udara dan air.

c. Untuk industri pariwisata, Pemerintah dapat memberikan keringanan biaya operasi perusahaan

dengan memberikan insentif berupa rabat pajak properti untuk sektor pariwisata, termasuk

hotel, service apartment, dan MICE venue dan mendorong promosi untuk wisatawan lokal guna

menjaga sektor pariwisata dapat tetap bertahan di masa krisis.

• Pemerintah juga perlu memperhatikan potensi peningkatan defisit anggaran sebagai akibat dari

pemberian stimulus kepada kelompak masyarakat yang terkena dampak COVID-19. Pemberian

kebijakan stimulus tetap perlu mempertimbangkan kemampuan pembiayaan dari pemerintah.

Meskipun ruang fiskal terbatas untuk pemberian stimulus, pemerintah dapat melakukan perubahan

struktur belanja dan penerimaan ke arah atau kebijakan yang dapat membantu mengendalikan

dampak dari pandmemi COVID-19, serta membantu mendukung pertumbuhan ekonomi. Untuk itu,

pemerintah perlu memberi ruang fleksibilitas untuk memfasilitasi potensi perubahan alokasi

anggaran dalam APBN tersebut termasuk merubah postur APBN apabila diperlukan yang disesuaikan

dengan dinamika perkembangan ekonomi.

• Pandemi COVID-19 telah menyebabkan peningkatan kredit bermasalah di sektor perbankkan. Di sisi

lain, tingkat CAR perbankkan masih tetap tinggi. Untuk itu, koordinasi kebijakan fiskal dan moneter

sangat diperlukan terutama dukungan kebijakan fiskal melalui penempatan dana pemerintah di

Page 80: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

80

perbankkan nasional guna mengurangi beban kreditor terutama sektor UMKM melalui pemberian

subsidi bunga. Selain itu, kebijakan pemberian subsidi bunga (bunga murah) bagi usaha mikro yang

akan mengajukan pinjaman dapat difasilitasi oleh pemerintah melalui penempatan dana di

perbankkan atau lembaga keuangan lainnya.

• Koordinasi kebijakan di tingkat global dan regional diperlukan untuk mengantisipasi semakin

meluasnya wabah COVID-19 dan terjadinya risiko penurunan pertumbuhan global yang menyebabkan

pertumbuhan semakin rendah. Kondisi penurunan tersebut menimbulkan tantangan bagi pemerintah

dimana ruang kebijakan domestik terbatas. Koordinasi global dan regional diperlukan untuk

memastikan penyediaan layanan kesehatan yang efektif di seluruh dunia dan menyediakan stimulus

paling efektif untuk mendorong kinerja ekonomi global.

• Perumusan kebijakan fiskal dalam bentuk insentif dan subsidi khususnya pada sisi produksi perlu

memperhatikan kaidah Hukum terkait kegiatan bisnis universal seperti Hukum Persaingan Usaha dan

Hukum dagang, serta kesepakatan dalam perjanjian internasional, seperti WTO dan GATTS. Hal ini

diperlukan agar langkah kebijakan domestik terkait penanggulangan pandemi COVID-19 tidak

menimbulkan implikasi lain yang mencederai prinsip-prinsip dalam upaya keterbukaan pasar dan

persaingan usaha yang berlaku dan telah disepakati.

Page 81: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

81

DAFTAR PUSTAKA

ADB. (2020). ADB Covid-19 Policy Database, diunduh dari https://covid19policy.adb.org/policy-

measures/VIE

AMRO. (2020). AMRO Covid Monitor Weekly Roundup, 19 Juni 2020.

ASEAN+3 Macroeconomic Research Office (AMRO), Policy Space in ASEAN+3 Economies and the Combat

against COVID 19 Pandemics (belum dipublikasikan), Juni 2020

Bank of Thailand, Balance of Payments (Summary),

2020, https://www.bot.or.th/App/BTWS_STAT/statistics/ReportPage.aspx?reportID=644&language=

eng

Cabinet Office, Government of Japan, Economic Impacts of the Novel COVID-19virus, March 4, 2020

Cynthia Kim, South Korea unveils D9.8 billion stimulus to fight COVID-19virus.

https://www.reuters.com/article/us-southkorea-economy-budget/south-korea-unveils-98-billion-

stimulus-to-fight-COVID-19virus-idUSKBN20R046

Department of Statistic Singapore, National Accounts, 2020, https://www.singstat.gov.sg/find-

data/search-by-theme/economy/national-accounts/latest-data

Frank Tang, The China COVID-19virus stimulus: what measures have been used to combat the economic

impact of Covid-19? May 2020, https://www.scmp.com/week-asia/health-

environment/article/3089881/COVID-19virus-second-wave-which-asian-countries-are-most

General Statistic Office of Viet Nam, 2020, National Accounts and State budged,

https://www.gso.gov.vn/default_en.aspx?tabid=775

Gita Gopinath, the Economic Counsellor and Director of the Research Department at the International

Monetary Fund (IMF) Limiting the Economic Fallout of the COVID-19virus with Large Targeted Policies,

IMF Blog 2020

Hong Kong The 2020-21 Budget Speech., Speech by the Financial Secretary, the Hon Paul MP Chan moving

the Second Reading of the Appropriation Bill 2020 Wednesday, 26 February 2020

International Monetary Fund, IMF Policy Paper No. 20/015, Maret 2020, Policy Steps to Address the

COVID-19 Crisis

International Monetary Fund, Fiscal Rules, Escape Clauses, and Large Shocks,

https://www.imf.org/en/Publications/SPROLLs/covid19-special-notes

International Monetary Fund, Managing Fiscal Risks Under Fiscal Stress,

https://www.imf.org/en/Publications/SPROLLs/covid19-special-notes

International Monetary Fund, Policy Responses to Covid-19, https://www.imf.org/en/Topics/imf-and-

covid19/Policy-Responses-to-COVID-19

IMF. (2020). China and IMF, diunduh dari https://www.imf.org/en/Countries/CHN

JBIC. (2020). Survey Report on Overseas Business Operations by Japanese Manufacturing Companies,

diunduh dari https://www.jbic.go.jp/en/information/reference/reference-

2019/contents/20200325_spot.pdf

Page 82: Pandemi COVID-19 dan Stimulus Fiskal di Negara-Negara ......yang mengalami kontraksi yang cukup dalam walaupun dapat pula dicatat bahwa kinerja manufaktur beberapa negara seperti Korea,

82

Kristalina Georgieva, Managing Director, IMF, Potential Impact of the COVID-19virus Epidemic: What We

Know and What We Can Do, IMF Blog 2020

Ministry of Finance Japan, Policy Finance and National Tax Initiatives, New COVID-19virus Infections to

affected businesses, March 2020

Ministry of Economy and Finance, Republic of Korea, Government to Launch Financial Support Package

Worth Over 50 Trillion Won, Pres Release, Release Date: March 19, 2020

Ministry of Finance and Economy (2020), “Safeguarding Economic Resilience in Responding to the

economic impact of COVID-19, June 11, 2020”

Ministry of Finance, Singapore, Fortitude Budget Statement, https://www.singaporebudget.gov.sg,

Release Date: May 26, 2020

Ministry of Finance, Vietnam (2020). On the Implementation of the April 2020 Working Agenda and the Implementation of May 2020 Working Agenda of the Ministry of Finance, diunduh https://www.mof.gov.vn/webcenter/portal/mof/r/l/cm16262?dDocName=MOFUCM177024&dID=184879

Muhammad Chatib Basri: Perekonomian dan Virus COVID-19,

https://www.feb.ui.ac.id/en/blog/2020/02/28/muhammad-chatib-basri-perekonomian-dan-virus-

COVID-19/

Muhammad Chatib Basri: Stimulus di Tengah COVID-19, Kompas Gramedia, 19 Maret 2020

National Bureau of Statistics of China. (2020). diunduh dari

http://data.stats.gov.cn/english/easyquery.htm?cn=C01

National People’s Congress of the People’s Republic of China, Report on the work of the government,

Delivered at the Third Session of the 13th National People’s Congress of the People’s Republic of China

on May 22, 2020 Li Keqiang Premier of the State Council

OECD, Interim Economic Assessment COVID-19virus: The world economy at risk, 2 March 2020

Pidato Perdana Menteri Malaysia, 27 Februari 2010, https://www.treasury.gov.my/index.php/en/gallery-

activities/speech/item/6026-speech-text-2020-economic-stimulus-package.html

Press Release MOEF tanggal 17 Maret 2020 Supplementary Budget Passed, New Spending Revised Up to

10.9 Trillion Won

Press Release MOEF tanggal 30 April 2020 tentang 2nd Supplementary Budget Passed, Extra Spending

Increased to 12.2 Trillion Won

Press Release MOEF tanggal 3 Juni 2020 tentang 3rd Extra Budget to Support Job Security and Korean

New Deal

Press Release Bank of Korea tanggal 28 Mei 2020 tentang Economic Outlokk (May 2020)

Republic of Korea Economic Buletin, May 2020, Vol. 42 No.5 MOEF and KDI

Singapore budget statement 2020, Advancing as One Singapore, Februari 2020.

World Bank. (2020). Financial Sector Support Measures in Response to Covid-19, diunduh dari

https://dataviz.worldbank.org/views/FS-