pancasila vs ideologi-ideologi dunia

12
Eksistensi Pancasila di Tengah Pusaran Ideologi- Ideologi Dunia Dunia berkembang dan berubah dengan sangat cepat, dan perubahan yang terjadi itu ikut mewarnai kehidupan bangsa kita secara fundamental. Ada beberapa penulis buku yang melalui konsep-konsepnya telah berhasil memotret realitas zaman yang sedang kita jalani ini. Di antaranya adalah Rowan Gibson (1997) yang menyatakan bahwa The road stop here. Masa di depan kita nanti akan sangat lain dari masa lalu, dan karenanya diperlukan pemahaman yang tepat tentang masa depan itu. New time call for new organizations, dengan tantangan yang berbeda diperlukan bentuk organisasi yang berbeda, dengan ciri efisiensi yang tinggi. Where do we go next; dengan berbagai perubahan yang terjadi, setiap organisasi-termasuk organisasi negara-perlu merumuskan dengan tepat arah yang ingin dituju. Peter Senge (1994) mengemukakan bahwa ke depan terjadi perubahan dari detail complexity menjadi dynamic complexity yang membuat interpolasi menjadi sulit. Perubahan-perubahan terjadi sangat mendadak dan tidak menentu. Rossabeth Moss Kanter (1994) juga menyatakan bahwa masa depan akan didominasi oleh nilai-nilai dan pemikirancosmopolitan, dan karenanya setiap

Upload: rajabul-gufron

Post on 18-Jan-2017

5.235 views

Category:

Education


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pancasila Vs Ideologi-Ideologi Dunia

Eksistensi Pancasila di Tengah Pusaran Ideologi-Ideologi Dunia

Dunia berkembang dan berubah dengan sangat cepat, dan perubahan yang

terjadi itu ikut mewarnai kehidupan bangsa kita secara fundamental. Ada

beberapa penulis buku yang melalui konsep-konsepnya telah berhasil memotret

realitas zaman yang sedang kita jalani ini. Di antaranya adalah Rowan Gibson

(1997) yang menyatakan bahwa The road stop here. Masa di depan kita nanti

akan sangat lain dari masa lalu, dan karenanya diperlukan pemahaman yang

tepat tentang masa depan itu.

New time call for new organizations, dengan tantangan yang berbeda diperlukan bentuk

organisasi yang berbeda, dengan ciri efisiensi yang tinggi. Where do we go next; dengan

berbagai perubahan yang terjadi, setiap organisasi-termasuk organisasi negara-perlu

merumuskan dengan tepat arah yang ingin dituju. Peter Senge (1994) mengemukakan bahwa

ke depan terjadi perubahan dari detail complexity menjadi dynamic complexity yang membuat

interpolasi menjadi sulit. Perubahan-perubahan terjadi sangat mendadak dan tidak menentu.

Rossabeth Moss Kanter (1994) juga menyatakan bahwa masa depan akan didominasi oleh

nilai-nilai dan pemikirancosmopolitan, dan karenanya setiap pelakunya, termasuk pelaku

bisnis dan politik dituntut memiliki 4 C, yaituconcept, competence,

connection, dan confidence.

Sejak berakhirnya perang dingin yang kental diwarnai persaingan ideologi antara blok Barat

yang memromosikan liberalisme-kapitalisme dan blok Timur yang mempromosikan

komunisme-sosialisme, tata pergaulan dunia mengalami perubahan-perubahan yang

mendasar. Beberapa kalangan mengatakan bahwa setelah berakhirnya perang dingin yang

ditandai dengan bubarnya negara Uni Soviet dan runtuhnya tembok Berlin di akhir dekade

1980-an dunia ini mengakhiri periode bipolar dan memasuki periode multipolar.

Periode multipolar yang dimulai awal 1990-an yang kita alami selama sekitar satu dekade,

juga pada akhirnya disinyalir banyak pihak terutama para pengamat politik internasional,

telah berakhir setelah Amerika Serikat di bawah pemerintahan Presiden George Bush

memromosikan doktrin unilateralisme dalam menangani masalah internasional sebagai wujud

dari konsepsi dunia unipolar yang ada di bawah pengaruhnya.

Page 2: Pancasila Vs Ideologi-Ideologi Dunia

Berarti era persaingan ideologis dalam dimensi global telah berakhir. Saat ini kita belum

dapat membayangkan bahwa dalam waktu dekat akan muncul kembali persaingan ideologis

yang keras yang meliputi seluruh wilayah dunia ini. Dunia sekarang ini cenderung masuk

kembali ke arah persaingan antarbangsa dan negara, yang dimensi utamanya terletak pada

bidang ekonomi karena setiap negara sedang berjuang untuk meningkatkan kesejahteraan

ekonomi warga bangsanya. Dalam era yang seperti ini, kedudukan ideologi nasional suatu

negara akan berperan dalam mengembangkan kemampuan bersaing negara yang

bersangkutan dengan negara lainnya.

PEMBAHASAN

A. Ideologi, perlukah dipertahankan?

Ada beberapa definisi dari ideologi, diantaranya adalah :

Ideologi secara fungsional diartikan sebagai seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama

atau tentang masyarakat dan negara yang dianggap paling baik.

Ideologi secara structural diartikan sebagai pembenaran, seperti gagasan dan formula politik

atas setiap kebijakan dan tindakan yang diambil oleh penguasa.

Secara harfiah ideologi itu sendri terdiri dari dua suku kata yakni; Ideo yang berarti ide dan

logos yang berarti ilmu.

Suatu negara atau lembaga kemasyarakatan pasti membutuhkan ideology. Sangat mustahil

dalam suatu lembaga kemasyarakatan menolak adanya ideologi. Hal ini disebabkan Karena

ideologi merupakan acuan pokok atau kerangka dasar dinamis yang menjadi energi kreatif

dalam proses dinamisasi suatu lembaga. Lembaga swadaya masyarakat atau yang lebih

dikenal dengan nama LSM merupakan salah satu contoh kecil lembaga yang ada dalam suatu

masyarakat. Sebuah pemahaman/ide itu bisa dikatakan sebagai sebuah ideologi apabila

mampu memuaskan batin, mampu memperbaiki hubungan antara manusia dengan manusia,

manusia dengan alam dan manusia dengan sang pencipta. Suatu ideologi dianggap berhasil

apabila mampu menanamkan nilai pada obyek ideologi dalam hal ini masyarakat. Kadang-

kadang idiologi juga dapat menjadi titik acuan dalam memandang suatu realitas atau kondisi

yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat.

Lepasnya Idelogi Pancasila hasil pemerkosaan Orde Baru memancing timbulnya berbagai

Ideologi lama (Kecuali Komunis yang tak bisa Exis sebab Tap MPR mengenai Komunis

Page 3: Pancasila Vs Ideologi-Ideologi Dunia

belum di cabut). Idelogi ini berkelana mencari pengikutnya yang hampir 32 tahun tercerai

berai. Walaupun demikian pertarungan dua Idelogi Agama dan Nasionalis tidak kalah

serunya.

Pemilu di Era Reformasi sebagai bukti yang nyata sengitnya pertarungan dua Idelogi ini. Hal

ini semakin terlihat tatkala hasil dari perolehan suara tidak menunjukkan salah satu partai

mendapatkan hasil mayoritas.Walaupun pertarungan Ideologi belum mengarah pada

penggantiam Ideologi,hal ini erat kaitanya dengan masih adanya musuh bersama yaitu sisa

Rezim Orde baru.

Tetapi pertarungan Ideologi semakin terbuka ditingkat akar rumput tatkala bukan hal yang

menakutkan lagi penggunaan sebuah Ideologi diluar Pancasila dalam kehidupan

bermasyarakat. Jika Hal ini dibiarkan maka akan meluas kepada penggunaan Ideologi

tertentu dalam kehidupan berbangsa.  Sebuah gerakan Parlement diera Reformasi terhadap

amandemen pasal 29 adalah salah satu bentuk perebutan Ideologis. Walaupun pada akhirnya

mayoritas anggota MPR menolak terhadap Amademen pasal 29 adalah sebuah langkah yang

bersifat sementara, sebab keadaan negara sedang menghadapi perpecahan. Sehingga

dibutuhkan semangat persatuan yang menghilangkan sebanyak mungkin perbedaan-

perbedaan yang ada.

Tetapi siapakah yang akan menjamin pertarungan dua Ideologi ini tidak keluar dari

Parlement?. Dengan melihat sejarah negeri ini, betapa berdarahnya pertarungan Ideologi

sudah selayaknya difikirkan Ideologi Pancasila baru yang dapat mengakomodasikan

kepentingan seluruh rakyat indonesia. Sebab dimanapun juga didunia ini sebuah organisasi

memerlukan dogma tidak terkecuali agama sekalipun, karena dogma dapat menjadikan setiap

orang akan mendapatkan perlakuan yang sama. Didalam kehidupan berbangsa dan bernegara

dogma diwujudkan dalam Ideologi kebangsaan yang mengakomodasikan berbagai unsur

yang ada dimasyarakat.

 B. Ideologi di Indonesia

Pancasila sebagai ideologi memiliki karakter utama sebagai ideologi nasional. Ia adalah cara

pandang dan metode bagi seluruh bangsa Indonesia untuk mencapai cita-citanya, yaitu

masyarakat yang adil dan makmur. Pancasila adalah ideologi kebangsaan karena ia digali dan

dirumuskan untuk kepentingan membangun negara bangsa Indonesia. Pancasila yang

Page 4: Pancasila Vs Ideologi-Ideologi Dunia

memberi pedoman dan pegangan bagi tercapainya persatuan dan kesatuan di kalangan warga

bangsa dan membangun pertalian batin antara warga negara dengan tanah airnya.

Pancasila juga merupakan wujud dari konsensus nasional karena negara bangsa Indonesia ini

adalah sebuah desain negara moderen yang disepakati oleh para pendiri negara Republik

Indonesia dengan berdasarkan Pancasila. Dengan ideologi nasional yang mantap seluruh

dinamika sosial, budaya, dan politik dapat diarahkan untuk menciptakan peluang positif bagi

pertumbuhan kesejahteraan bangsa.

Sebenarnya, proses reformasi selama enam tahun belakangan ini adalah kesempatan emas

yang harus dimanfaatkan secara optimal untuk merevitalisasi semangat dan cita-cita para

pendiri negara kita untuk membangun negara Pancasila ini. Peluang untuk melakukan

revitalisasi ideologi kebangsaan kita dalam era reformasi ini masih kurang dimanfaatkan.

Bahkan dalam proses reformasi-selain sejumlah keberhasilan yang ada, terutama dalam

bidang politik-juga muncul ekses berupa melemahnya kesadaran hidup berbangsa.

Manifestasinya muncul dalam bentuk gerakan separatisme, tidak diindahkannya konsensus

nasional, pelaksanaan otonomi daerah yang menyuburkan etnosentrisme dan desentralisasi

korupsi, demokratisasi yang dimanfaatkan untuk mengembangkan paham sektarian, dan

munculnya kelompok-kelompok yang memromosikan secara terbuka ideologi di luar

Pancasila.

Patut disadari oleh semua warga bangsa bahwa keragaman bangsa ini adalah berkah dari

Tuhan Yang Maha Kuasa. Oleh sebab itu, semangat Bhinneka Tunggal Ika harus terus

dikembangkan karena bangsa ini perlu hidup dalam keberagaman, kesetaraan, dan harmoni.

Sayangnya, belum semua warga bangsa kita menerima keragaman sebagai berkah. Oleh

karenanya, kita semua harus menolak adanya konsepsi hegemoni mayoritas yang melindungi

minoritas karena konsep tersebut tidak sesuai dengan konsep Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) 1945 terbentuk dengan karakter utamanya

mengakui pluralitas dan kesetaraan antarwarga bangsa. Hal tersebut merupakan kesepakatan

bangsa kita yang bersifat final. Oleh karenanya, NKRI tidak dapat diubah menjadi bentuk

negara yang lain dan perubahan bentuk NKRI tidak akan difasilitasi oleh NKRI sendiri.

Cita-cita yang mendasari berdirinya NKRI yang dirumuskan founding fathers telah

membekali kita dengan aspek-aspek normatif negara bangsa yang menganut nilai-nilai yang

Page 5: Pancasila Vs Ideologi-Ideologi Dunia

sangat maju dan modern. Oleh sebab itu, tugas kita semua sebagai warga bangsa untuk

mengimplementasikannya secara konkret. NKRI yang mengakui, menghormati keragaman

dan kesetaraan adalah pilihan terbaik untuk mengantarkan masyarakat kita pada pencapaian

kemajuan peradabannya.

Perlu disadari oleh semua pihak bahwa proses demokratisasi yang sedang berlangsung ini

memiliki koridor, yaitu untuk menjaga dan melindungi keberlangsungan NKRI, yang

menganut ideologi negara Pancasila yang membina keberagaman, dan memantapkan keseta-

raan. Oleh karenanya, tidak semua hal dapat dilakukan dengan mengatasnamakan demokrasi.

Pancasila sebagaimana ideologi manapun di dunia ini, adalah kerangka berfikir yang

senantiasa memerlukan penyempurnaan. Karena tidak ada satu pun ideologi yang disusun

dengan begitu sempurnanya sehingga cukup lengkap dan bersifat abadi untuk semua zaman,

kondisi, dan situasi. Setiap ideologi memerlukan hadirnya proses dialektika agar ia dapat

mengembangkan dirinya dan tetap adaptif dengan perkembangan yang terjadi. Dalam hal ini,

setiap warga negara Indonesia yang mencintai negara dan bangsa ini berhak ikut dalam

proses merevitalisasi ideologi Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh

karenanya, prestasi bangsa kita akan menentukan posisi Pancasila di tengah percaturan

ideologi dunia saat ini dan di masa mendatang.

Pancasila, sebagaimana tercantum dalam Pembukaaan UUD 1945 dalam perjalanan sejarah

kemerdekaan bangsa Indonesia telah mengalami persepsi dan interpretasi sesuai dengan

kepentingan zaman, yaitu sesuai dengan kepentingan rezim yang berkuasa. Pancasila telah

digunakan sebagai alat untuk memaksa rakyat setia kepada pemerintah yang berkuasa dengan

menempatkan Pancasila sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara. Masyarakat tidak diperbolehkan menggunakan asas lain, walaupun

tidak bertentangan dengan Pancasila. Sehingga contohnya secara nyata pada era reformasi ini

setelah rezim Soeharto jatuh maka Pancasila ikut jatuh dan tenggelam. Dikarenakan teori

politik Pancasila kita tidak sesuai dengan teori politik secara umum. Bahkan sekarang pun

(2004) saat Megawati berkuasa tidak ada cahaya sedikit pun dari Pancasila kita.

Pancasila sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945 adalah dasar negara dari

negara kesatuan Republik Indonesia yang harus dilaksanakan secara konsisten dalam

kehidupan bernegara. Suatu pandangan hidup akan meningkat menjadi falsafah hidup apabila

telah mendapat landasan berfikir maupun motivasi yang lebih jelas. Sedangkan

kristalisasinya kemudian membentuk suatu ideologi.

Page 6: Pancasila Vs Ideologi-Ideologi Dunia

Pancasila sebagai ideologi nasional mengandung nilai-nilai budaya bangsa Indonesia, yaitu

cara berpikir dan cara kerja perjuangan. Pancasila perlu dipahami dengan latar belakang

konstitusi proklamasi atau hukum dasar kehidupan berbangasa, bernegara dan bermasyarakat

yaitu Preambule, Batang Tubuh serta Penjelasan UUD 1945. Pancasila sebagai ideologi

nasional dapat diartikan sebagai suatu pemikiran yang memuat pandangan dasar dan cita-cita

mengenai sejarah, manusia, masyarakat, recht dan negara Indonesia, yang bersumber dari

kebudayaan Indonesia.

Pancasila bersifat integralistik, yaitu paham tentang hakikat negara yang dilandasi dengan

konsep kehidupan bernegara. Pancasila yang melandasi kehidupan bernegara menurut Dr.

Soepomo adalah dalam kerangka negara integralistik, untuk membedakan dari paham-paham

yang digunakan oleh pemikir kenegaraan lain. Masih cocokkah pandangan integralistik ini ?.

Pancasila seperti ideologi dunia lainnya terlebih dahulu lahir sebagai pemikiran filosofis,

yang kemudian dituangkan dalam rumusan ideologi dan setelahnya baru diwujudkan dalam

konsep-konsep politik. Jangka waktu tersebut bisa puluhan bahkan ratusan tahun. Proses

yang dilalui Pancasila sedikit berbeda karena belum ada konsep masa depan atau tujuan yang

hendak dicapai.

KESIMPULAN

Ideologi merupakan acuan pokok atau kerangka dasar dinamis yang menjadi energi kreatif

dalam proses dinamisasi suatu lembaga. Ideologi juga merupakan seperangkat nilai yang

diyakini kebenarannya oleh suatu bangsa dan digunakan sebagai dasar untuk menata

masyarakat dalam bernegara. Ideologi mengandung nilai-nilai dasar yang hidup dalam sistem

kehidupan masyarakat dan mengandung idealisme yang mampu mengakomodasikan tuntutan

perkembangan zaman kedalam nilai-nilai dasar yang sudah dikristalisasikan dalam pancasila

dan UUD 1945. Negara adalah lembaga kemsyarakatan dalam skala makro, untuk itu

tentunya negara juga membutuhkan yang namanya ideologi. Negara merupakan patokan bagi

setiap lembaga kemasyarakatan dalam lingkup mikro. Bila kita menengok kembali sejarah

maka akan kita dapati bahwa ideologi-ideologi itu tidak selalu dipertahankan, karena

mengingat syarat-syarat penerimaan ideologi itu sendiri. Yakni harus mampu memuaskan

batin, mampu memperbaiki hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan

manusia dengan sang pencipta. Ketika syarat itu belum terpenuhi maka sangat mustahil suatu

ideologi itu bisa dipertahankan.

Page 7: Pancasila Vs Ideologi-Ideologi Dunia

Jadi, pemahaman kerangka berfikir terhadap Pancasila, patutlah kiranya diambil kesimpulan

sebagai berikut :

Pancasila sebagai ideologi nasional dapat diartikan sebagai suatu pemikiran yang memuat

pandangan dasar dan cita-cita mengenai sejarah, manusia, masyarakat, recht dan negara

Indonesia, yang bersumber dari kebudayaan Indonesia.

Pancasila merupakan nilai dan cita bangsa Indonesia yang tidak dipaksakan dari luar,

melainkan digali dan diambil dari kekayaan rohani, moral dan budaya masyarakat kita

sendiri.

Sumber semangat ideologi terbuka itu sebenarnya terdapat dalam Penjelasan Umum UUD

1945.

Keterbukaan ideologi Pancasila terutama ditujukan dalam penerapannya yang berbentuk pola

pikir yang dinamis dan konseptual dalam dunia modern.

Perwujudan atau pelaksanaan nilai-nilai instrumental dan nilai-nilai praktis harus tetap

mengandung jiwa dan semangat yang sama dengan nilai dasarnya.

Sungguhpun demikian, keterbukaan ideologi Pancasila ada batas-batasnya yang tidak boleh

dilanggar.

Sehingga ideologi Pancasila sebagai ideologi terbuka sebenarnya sangat relevan dengan

suasana pemikiran di alam reformasi ini yang menuntuk transparansi di segala bidang namun

masih tetap menjunjung kaidah nilai dan norma kita sebagai bangsa timur yang beradab.

Namun dalam kenyatannya di masyarakat masih ada yang berfikir seperti orde lama atau orde

baru dikarenakan masih kuatnya doktrin dari penguasa terdahulu, bahkan tidak sedikit yang

acuh terhadapnya.

DAFTAR PUSTAKA

Budiardjo, Miriam, 1981,  Dasar-Dasar Ilmu Politik, PT Gramedia, Jakarta.

Perwita, A. A. B, 2005, Pengantar Ilmu Hubungan Internasional, PT Remaja Rosdakarya,

Bandung.

UUD 1945 Amandemen I, II, III, IV

Internet:

Page 8: Pancasila Vs Ideologi-Ideologi Dunia

web kammi.or.id

www.korwilpdip.org

-artikel suara pembangunan daily

http://djangka.org/2012/04/30/eksistensi-pancasila-di-tengah-pusaran-ideologi-ideologi-

dunia/

Telah dibaca 491 kali