pancasila sebagai sumber nilai dan paradigma pembangunan

7
Pancasila sebagai Sumber Nilai dan Paradigma Pembangunan 1. Pancasila Sebagai Sumber Nilai Pancasila adalah sumber nilai. itu berarti, pancasila merupakan acuan utama bagi pembentukan hukum nasional, kegiatan penyelenggaraan negara, partisipasi warga negara dan pergaulan antar warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan kata lain, nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila menjiwai seluruh kegiatan berbangsa dan bernegara. a. Nilai Dasar Sebagaimana diungkapkan dimuka, pancasila memuat lima nilai dasar tentang penyelenggaraan negara. Nilai-nilai dasar itu meliputi: Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Nilai-nilai tersebut juga tercermin dalam norma dasar, yaitu pasal-pasal Undang-Undang Dasar 1945. Karena merupakan nilai dasar, nilai-nilai itu bersifat abstrak dan umum. Nilai-nilai itu relatif tidak berubah, namun maknanya selalu bisa disesuaikan dengan perkembangan zaman. Itu bisa terjadi karena nilai-nilai dasar itu bisa terus-

Upload: siti-nurul-zainab

Post on 29-Dec-2015

201 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pancasila Sebagai Sumber Nilai Dan Paradigma Pembangunan

Pancasila sebagai Sumber Nilai dan Paradigma Pembangunan

1. Pancasila Sebagai Sumber Nilai

Pancasila adalah sumber nilai. itu berarti, pancasila merupakan acuan

utama bagi pembentukan hukum nasional, kegiatan penyelenggaraan negara,

partisipasi warga negara dan pergaulan antar warga negara dalam kehidupan

berbangsa dan bernegara. Dengan kata lain, nilai-nilai yang terkandung dalam

pancasila menjiwai seluruh kegiatan berbangsa dan bernegara.

a. Nilai Dasar

Sebagaimana diungkapkan dimuka, pancasila memuat lima nilai

dasar tentang penyelenggaraan negara. Nilai-nilai dasar itu meliputi:

Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan

Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan, dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat

Indonesia. Nilai-nilai tersebut juga tercermin dalam norma dasar, yaitu

pasal-pasal Undang-Undang Dasar 1945.

Karena merupakan nilai dasar, nilai-nilai itu bersifat abstrak dan

umum. Nilai-nilai itu relatif tidak berubah, namun maknanya selalu bisa

disesuaikan dengan perkembangan zaman. Itu bisa terjadi karena nilai-nilai

dasar itu bisa terus-menerus digali dan ditafsirkan ulang makna dan

implikasinya. Melalui proses penafsiran ulang tersebut akan didapat nilai-

nilai baru yang lebih oprasional, sesuai dengan tantangan kekinian bangsa.

Nilai-nilai oprasional ini bisa berupa nilai instrumental maupun nilai praksis.

b. Nilai Instrumental dan Nilai Praksis

Nilai instrumental merupakan penjabaran dari nilai dasar. Nilai ini

berlaku untuk kurun waktu tertantu dan untuk kondisi tertentu. Sifatnya

sudah lebih bersifat kontekstual, bahkan harus disesuaikan dengan tuntutan

zaman. Dari segi kandungan nilainya, nilai instrumental tampil dalam bentuk

kebijakan, strategi, organisasi, sistem, rencana, progam, yang menjabarkan

lebih lanjut nilai dasar tersebut.

Page 2: Pancasila Sebagai Sumber Nilai Dan Paradigma Pembangunan

Nilai instrumental terikat oleh perubahan waktu, keadaan atau

tempat.Karena itu, nilai ini memerlukan penyesuaian secara berkala.

Penyesuaian ini untuk menjamin agar nilai dasar tersebut tetap relevan

dengan masalah-masalah utama yang dihadapi masyarakat dalam zaman

tersebut.

Nilai instrumental tercantum dalam seluruh dokumen kenegaraan

yang menindaklanjuti UUD 1945 dan belum termasuk nilai praksis seperti

undang-undang dan banyak peraturan pelaksanaannya. Ada tiga lembaga

negara yang berwenang menyusun nilai instrumental ini, yaitu : (1) Majelis

Permusyawaratan Rakyat, (2) Presiden, dan (3) Dewan Perwakilan Rakyat.

Sebagai lembaga eksekutif, berdasarkan pasal 4 ayat (1) UUD 1945,

presiden dapat menindak lanjuti undang-undang yang ada dengan

mengeluarkan peraturan pelaksanaannya.

Sudah tentu peraturan pelaksanaan tersebut tidak boleh bertentangan

dengan peraturan yang menjadi induknya. Jika ternyata bertentangan,

pearturan pelaksanaan itu batal secara hukum, dan harus dicabut.Pihak yang

dirugikan dapat mengadukannya kepada lembaga pengadilan, termasuk

kepada pengadilan tata usaha negara dan mahkama konstitusi.

Sesuai dengan sifat negara kita sebagai negara berdasarkan hukum,

maka untuk kepastian hukum pada dasarnya nilai instrumental ini harus

tertuang secara tertulis dalam ketentuan peraturan perundang- undangan.

Nilai praksis merupakan penjabaran nilai instrumental dalam situasi

konkret pada tempat tertentu dan situasi tertentu. Sifatnya amat dinamis.

Nilai praksis terdapat pada banyak wujud penerapan nilai-nilai pancasila itu

baik oleh lembaga eksekutif, legislative, yudikatif, organisasi kekuatan sosial

politik, organisasi kemasyarakatan, badan-badan ekonomi, pemimpin

masyarakat, maupun oleh warga negara secara perorangan. Ringkasnya, nilai

praksis itu terkandung dalam kenyataan sehari-hari, yaitu cara bagaimana

kita melaksanakan nilai pancasila dalam praktek hidup sehari-hari.

2. Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan

Page 3: Pancasila Sebagai Sumber Nilai Dan Paradigma Pembangunan

a. Pengertian Pembangunan

Pembangunan adalah usaha bangsa untuk meningkatkan mutu dan

taraf hidup masyarakat sehingga menjadi lebih baik. Peningkatan mutu ini

tidak terbatas hanya pada sektor ekonomi saja, tetapi juga seluruh aspek

kehidupan manusia. Di dalamnya tercangkup tiga proses sekaligus, yaitu:

emansipasi bangsa, modernisasi, dan humanisasi (Poespowardojo, 1989:47).

Emansipasi bangsa artinya usaha bangsa untuk melepaskan diri dari

ketergantungan pada bangsa lain agar dapat berdiri sendiri dengan kekuatan

sendiri tanpa melepaskan semangat kerja sama yang produktif. Dalam

emansipasi itu, bangsa Indonesia mempunyai kesadaran, kebebasan, serta

otonomi dalam mengambil keputusan dan pilihan berdasarkan kepentingan

nasional. Sementara itu modernisasi adalah upaya untuk mencapai taraf dan

mutu kehidupan yang lebih baik. Hal itu menunjukan orientasi ke depan dan

dinamika dalam mengadakan progam-progam. Sedangkan humanisasi

bermakna bahwa pembangunan hakekatnya adalah untuk manusia seutuhnya

dan seluruh masyarakat Indonesia. Teknologi yang digunakan tidak lain

hanyalah sarana pembangunan untuk mencapai masyarakat maju yang

manusiawi.

Jelassnya, dalam pembangubnan ada upaya-upaya simultan untuk

meningkatkan kebutuhan ekonomi, mewujudkan pemerataan pendapatan,

meningkatkan kualitas kehidupan, memelihara kelestarian lingkungan,

mewujudkan keadilan sosial, dan menjaga kesinambungan hasil-hasil

pembangunan yang sudah dicapai. Hal terakhir tersebut amat penting. Sebab,

pembangunan tidakakan ada artinya manakala hasil-hasil yang sudah dicapai

tidak lestari.

b. Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan

Paradigma adalah anggapan-anggapan dasar yang membentuk

kerangka keyakinan. Ia berfungsi sebagai acuan, kiblat atau pedoman untuk

melihat persoalan dan bagaimana menyelesaikannya. Dengan demikian,

paradigm pembangaunan bisa dipahami sebagai kerangaka keyakinan yang

digunakan sebagai pedoman untuk melihat persoalan dan bagaimana

melaksanakan pembangunan.

Page 4: Pancasila Sebagai Sumber Nilai Dan Paradigma Pembangunan

Pancasila merupakan paradigma pembangunan. Artinya pancasila

berisi anggapan-anggapan dasar yang merupakan kerangka keyakinan.

kerangka keyakinan tersebut berfungsi sebagai acuan, kiblat dan pedoman

dalam perencanaan, pelaksaanakan, pengawasan, dan pemanfaatan hasil-

hasil pembangunan di indonesia.

posisi pancasila sebagai paradigma pembangunan membawa

konsekuensi tertentu, yaitu keberhasilan pembangunan di Indonesia pertama-

tama harus diukur dari kesesuainnya dengan pancasila.

Itu berarti, pembangunan di indonesia tidak boleh bersifat pragmatis,

dalam arti hanya memntingkan tindakan nyata dan menafikan pertimbangan

etis. Juga, tidak boleh bersifat ideologis dalam arti secara mutlak melayani

ideologi tertentu dan menafikan manusia nyatah. Melainkan, pembangunan

mesti ditunjukkan untuk melayani manusia-manusia nyata dengan segala

aspirasi dan harapannya.

Pembangunan semacam itu hanya bisa terjadi manakalah memenuhi

tiga syarat mutlak, yaitu: menghormati hak-hak asasi manusia, dilaksanakan

secara demokaratis (dalam arti arahnya ditentukan oleh seluruh masyarakat ),

memberikan prioritas pada penciptakan taraf minum keadilan sosial (Magnis

Suseno, 2001:46-48).

Menghormati hak-hak asasi manusia. berarti bahwa proses

pembangunan tidak mengorbankan manusia-manusia nyata, melainkan justru

berusaha menghormati martabat mereka. sedangkan tuntutan agar

pembangunan tersebut terlaksana secara demokratis berarti melibatkan

masyarakat yang menjadi tujuan pembangunan dalam pengambilan-

pemgambilan keputusan yang menyangkut kebutuhan mereka.

Akhirnya perioritas pada penciptaan taraf minimum keadilan sosial

berarti mengutamakan mereka yang lemah dan menghapuskan ketidak adilan

structural yang paling tampak nyata yaitu kemiskinan struktual. Kemiskinan

structural adalah kemiskinan yang terjadi bukan semata–mata karna

kemalasan individu. melainkan lebih karena adanya struktur-struktur sosial

yang tidak adil.