pancasila sebagai paradigma pengembangan bidang politik

3
PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PENGEMBANGAN BIDANG POLITIK Hakikat manusia merupakan sumber nilai bagi pengembangan POLEKSOSBUDHANKAM. Pembangunan hakikatnya membangun manusia secara lengkap, secara utuh meliputi seluruh unsur hakikat manusia monopluralis, atau dengan kata lain membangun martabat manusia. Pembangunan dan pengembangan bidang politik harus mendasarkan pada dasar Ontologis manusia yang didasarkan pada kenyataan objektif dimana manusia adalah sebagai subjek Negara, pada tuntutan hak dasar kemanusiaan yang didalam istilah hukum dan kenegaraan yang disebut Hak Asasi Manusia, pada kekuasaan yang bersumber pada penjelmaan hakikat manusia sebagai individu-individudan makhluk sosial yang menjelma sebagai rakyat dan pada moralitas sebagaimana tertuang dalam sila-sila pancasila. Manusia Indonesia selaku warga negara harus ditempatkan sebagai subjek atau pelaku politik bukan sekadar objek politik. Pancasila bertolak dari kodrat manusia maka pembangunan politik harus dapat meningkatkan harkat dan martabat manusia. Sistem politik Indonesia yang bertolak dari manusia sebagai subjek harus mampu menempatkan kekuasaan tertinggi pada rakyat. Kekuasaan adalah dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Sistem politik Indonesia yang sesuai pancasila sebagai paradigma adalah sistem politik demokrasi bukan otoriter. Berdasar hal itu, sistem politik Indonesia harus dikembangkan atas asas kerakyatan (sila IV Pancasila). Pengembangan selanjutnya adalah sistem politik didasarkan pada asas-asas moral daripada sila-sila pada pancasila. Oleh karena

Upload: rifqiyah

Post on 10-Dec-2015

29 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Pancasila Sebagai Paradigma Pengembangan Bidang Politik

TRANSCRIPT

Page 1: Pancasila Sebagai Paradigma Pengembangan Bidang Politik

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PENGEMBANGAN BIDANG POLITIK

Hakikat manusia merupakan sumber nilai bagi pengembangan

POLEKSOSBUDHANKAM. Pembangunan hakikatnya membangun manusia secara lengkap,

secara utuh meliputi seluruh unsur hakikat manusia monopluralis, atau dengan kata lain

membangun martabat manusia. Pembangunan dan pengembangan bidang politik harus

mendasarkan pada dasar Ontologis manusia yang didasarkan pada kenyataan objektif dimana

manusia adalah sebagai subjek Negara, pada tuntutan hak dasar kemanusiaan yang didalam

istilah hukum dan kenegaraan yang disebut Hak Asasi Manusia, pada kekuasaan yang

bersumber pada penjelmaan hakikat manusia sebagai individu-individudan makhluk sosial

yang menjelma sebagai rakyat dan pada moralitas sebagaimana tertuang dalam sila-sila

pancasila.

Manusia Indonesia selaku warga negara harus ditempatkan sebagai subjek atau pelaku

politik bukan sekadar objek politik. Pancasila bertolak dari kodrat manusia maka

pembangunan politik harus dapat meningkatkan harkat dan martabat manusia. Sistem politik

Indonesia yang bertolak dari manusia sebagai subjek harus mampu menempatkan kekuasaan

tertinggi pada rakyat. Kekuasaan adalah dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Sistem

politik Indonesia yang sesuai pancasila sebagai paradigma adalah sistem politik demokrasi

bukan otoriter.

Berdasar hal itu, sistem politik Indonesia harus dikembangkan atas asas kerakyatan

(sila IV Pancasila). Pengembangan selanjutnya adalah sistem politik didasarkan pada asas-

asas moral daripada sila-sila pada pancasila. Oleh karena itu, secara berturut-turut sistem

politik Indonesia dikembangkan atas moral ketuhanan, moral kemanusiaan, moral persatuan,

moral kerakyatan, dan moral keadilan.

Perilaku politik, baik dari warga negara maupun penyelenggara negara dikembangkan

atas dasar moral tersebut sehingga menghasilkan perilaku politik yang santun dan bermoral.

Pancasila sebagai paradIgma pembangunan politik, artinya bahwa nilai-nilai pancasila sebagai

wujud cita-cita Indonesia diimplementasikan sebagai berikut :

Penerapan dan pelaksanaan keadilan sosial mencakup keadilan politik, budaya agama

dan ekonomi dalam kehidupan sehari-hari.

Mendahulukan kepentingan rakyat/demokrasi dalam pengambilan keputusan.

Melaksanakan keadilan sosial dan penentuan perioritas kerakyatan berdasarkan

konsep mempertahankan kesatuan bangsa.

Page 2: Pancasila Sebagai Paradigma Pengembangan Bidang Politik

Dalam pelaksanaan pencapaian tujuan keadilan menggunakan pendekatan

kemanusiaan yang adil dan beradab.

Nilai-nilai kejujuran, toleransi harus bersumber pada nilai-nilai ketuhanan YME.

Di era globalisasi informasi seperti sekarang ini, implementasi tersebut perlu

direkonstruksi kedalam pewujudan masyarakat-warga (civil society) yang mencakup

masyarakat tradisional (berbagai asal etnik, agama, dan golongan), masyarakat industrial, dan

masyarakat purna industrial. Dengan demikian, nilai-nilai sosial politik yang dijadikan moral

baru masyarakat informasi adalah nilai toleransi, nilai transparansi hokum dan kelembagaan,

nilai kejujuran dan komitmen (tindakan sesuia dengan kata), dan bermoral berdasarkan

konsensus (Fukuyama dalam Astrid: 2000:3).

Selain itu, harus dapat meningkatkan harkat dan martabat manusia sesuai moral

pancasila yang dikembangkan melalui atau berdasarkan moral ketuhanan, kemanusiaan,

persatuan, kerakyatan, dan keadilan.

Pengembangan dan pembangunan bidang politik harus mendasarkan pada tuntutan hak

dasar kemanusiaan yang di dalam istilah ilmu hukum dan kenegaraan disebut hak asasi

manusia. Dalam sila-sila Pancasila tersusun atas urut-urutan sistematis, bahwa dalam politik

negara harus mendasarkan pada kerakyatan (sila IV), adapun pengembangan dan aktualisasi

politik negara berdasarkan pada moralitas berturut-turut moral ketuhanan, moral kemanusiaan

(sila II) dan moral persatuan, yaitu ikatan moralitas sebagai suatu bangsa (sila III). Adapun

aktualisasi dan pengembangan politik negara demi tercapainya keadilan dalam hidup bersama

(sila V).