pancasila sebagai paradigma pembangunan poleksosbudhankam.docx

20
BAB 1 PENDAHULUAN I. Latar Belakang Istilah paradigma pada mulanya dipakai dalam bidang filsafat ilmu pengetahuan. Menurut Thomas Kuhn, orang yang pertama kali mengemukakan istilah tersebut menyatakan bahwa ilmu pada waktu tertentu didominasi oleh suatu paradigma. Paradigma adalah pandangan mendasar dari para ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok persoalan suatu cabang ilmu pengetahuan. Dengan demikian, paradigma sebagai alat bantu para illmuwan dalam merumuskan apa yang harus dipelajari, apa yang harus dijawab, bagaimana seharusnya dalam menjawab dan aturan-aturan yang bagaimana yang harus dijalankan dalam mengetahui persoalan tersebut.Suatu paradigma mengandung sudut pandang, kerangka acuan yang harus dijalankan oleh ilmuwan yang mengikuti paradigma tersebut. Dengan suatu paradigma atau sudut pandang dan kerangka acuan tertentu, seorang ilmuwan dapat menjelaskan sekaligus menjawab suatu masalah dalam ilmu pengetahuan. Istilah paradigma makin lama makin berkembang tidak hanya di bidang ilmu pengetahuan, tetapi pada bidang lain seperti bidang politik, hukum, sosial 1

Upload: bagus-yosan-setiawan

Post on 11-Dec-2015

33 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: pancasila sebagai paradigma pembangunan poleksosbudhankam.docx

BAB 1

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Istilah paradigma pada mulanya dipakai dalam bidang filsafat ilmu

pengetahuan. Menurut Thomas Kuhn, orang yang pertama kali mengemukakan istilah

tersebut menyatakan bahwa ilmu pada waktu tertentu didominasi oleh suatu

paradigma. Paradigma adalah pandangan mendasar dari para ilmuwan tentang apa

yang menjadi pokok persoalan suatu cabang ilmu pengetahuan.

Dengan demikian, paradigma sebagai alat bantu para illmuwan dalam

merumuskan apa yang harus dipelajari, apa yang harus dijawab, bagaimana

seharusnya dalam menjawab dan aturan-aturan yang bagaimana yang harus dijalankan

dalam mengetahui persoalan tersebut.Suatu paradigma mengandung sudut pandang,

kerangka acuan yang harus dijalankan oleh ilmuwan yang mengikuti paradigma

tersebut.

Dengan suatu paradigma atau sudut pandang dan kerangka acuan tertentu,

seorang ilmuwan dapat menjelaskan sekaligus menjawab suatu masalah dalam ilmu

pengetahuan. Istilah paradigma makin lama makin berkembang tidak hanya di bidang

ilmu pengetahuan, tetapi pada bidang lain seperti bidang politik, hukum, sosial dan

ekonomi. Paradigma kemudian berkembang dalam pengertian sebagai kerangka pikir,

kerangka bertindak, acuan, orientasi, sumber, tolok ukur, parameter, arah dan tujuan.

Istilah paradigma makin lama makin berkembang dan biasa dipergunakan

dalam berbagai bidang kehidupan dan ilmu pengetahuan. Misalnya politik, hokum,

ekonomi, budaya. Dalam kehidupan sehari-hari, paradigma berkembang menjadi

terminology yang mengandung pengertian sumber nilai, kerangka pikir, orientasi

dasar, sumber asas, tolak ukur, parameter, serta arah dan tujuan dari suatu

perkembangan, perubahan, dan proses dalam bidang tertentu, termasuk dalam

pembangunan.

1

Page 2: pancasila sebagai paradigma pembangunan poleksosbudhankam.docx

II. Batasan Masalah

Untuk menghindari kesimpangsiuran penulis dalam membuat makalah ini, maka

penulis membatasi masalah yang akan dibahas di makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Pengertian Pancasila dan Paradigma

2. Pancasila sebagai paradigma pembangunan Poleksosbudhankam.

3. Pancasila sebagai paradigma pengembangan kehidupan beragama.

4. Pancasila sebagai pengembangan Ipteks.

III. Tujuan

Penulis membuat makalah dengan tujuan :

1. Memberikan pemahaman tentang Pancasila.

2. Menjelaskan hubungan Pancasila dengan pembangunan Poleksosbuddhankam.

3. Menjelaskan hubungan Pancasila dengan pengembangan kehidupan

Beragama.

4. Menjelaskan hubungan Pancasila dengan pengembangan IPTEKS.

2

Page 3: pancasila sebagai paradigma pembangunan poleksosbudhankam.docx

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Pancasila dan Paradigma

Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari

dua kata dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila

merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh

rakyat Indonesia.

Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa,

kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin

oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan dan keadilan sosial

bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada paragraf ke-4 Preambule

(Pembukaan) Undang-undang Dasar 1945.

Istilah paradigma pada mulanya dipakai dalam bidang filsafat ilmu

pengetahuan. Menurut Thomas Kuhn, orang yang pertama kali mengemukakan istilah

tersebut menyatakan bahwa ilmu pada waktu tertentu didominasi oleh suatu

paradigma. Paradigma adalah pandangan mendasar dari para ilmuwan tentang apa

yang menjadi pokok persoalan suatu cabang ilmu pengetahuan.

Dengan demikian, paradigma sebagai alat bantu para illmuwan dalam

merumuskan apa yang harus dipelajari, apa yang harus dijawab, bagaimana

seharusnya dalam menjawab dan aturan-aturan yang bagaimana yang harus dijalankan

dalam mengetahui persoalan tersebut.Suatu paradigma mengandung sudut pandang,

kerangka acuan yang harus dijalankan oleh ilmuwan yang mengikuti paradigma

tersebut.

2. Pancasila sebagai paradigma pembangunan Poleksosbudhankam.

Pancasila sebagai paradigma pembangunan Politik dan Hukum

Indonesia adalah Negara hukum ini berarti hukum merupakan sarana utama untuk

mengatur kehidupannya. Hukum dalam hal ini harus diartikan dalam pengertian yang

luas.  Dalam konteks Indonesia sebagai Negara hukum, hukum harus dijadikan

sebagai saringan yang harus dilalui oleh konsep apapun yang akan diterapkan

pemerintah dalam menjalankan roda pemerintahan. Akan tetapi diakui bahwa tidak

semua hal dapat dicapai melalui saluran hukum formal, sekalipun hukum formal

3

Page 4: pancasila sebagai paradigma pembangunan poleksosbudhankam.docx

adalah yang idealnya. Dalam hal ini terjadi proses interaksi saling tarik menarik dan

pengaruh mempengaruhi yang intensif antara hukum dan berbagai proses yang

berlangsung dalam masyarakat.

Dalam Politik Hukum nasional ditegaskan bahwa sasaran pembangunan hukum

adalah terbentuk dan berfungsinya system hukum nasional yang mantap

bersumberkan Pancasila dan UUD 1945, dengan memperhatikan kemajemukan

tatanan hukum yang berlaku, yang mampu menjamin kepastian, ketertiban, penegakan

dan perlindungan hukum yang berintikan keadilan dan kebenaran serta mampu

mengamankan dan mendukung pembangunan nasional, yang didukung oleh aparat

hukum, sarana dan prasarana yang memadai serta masyarakat yang sadar dan taat

hukum. Dengan demikian terlihat bahwa pembangunan hukum mrupakan bagian

integral dari pembangunan nasional secara keseluruhan.

Bagi Indonesia dalam melakukan pembangunan diperlukan suatu perencanaan

pembangunan, dan prencanaan pembangunan itu perlu memanfaatkan hukum

karena :

a. Hukum merupakan hasil penjelajahan ide dan pengalaman manusia dalam

mengatur hidupnya.

b. Hakekat pengadaan dan keberadaan hukum hukum dalam masyarakat;

c. Fungsi mengatur yang telah didukung oleh potensi dasar yang terkandung dalam

hukum yang melampaui fungsi mengatur, yaitu sebagai pembri kepastian,

pengaman, pelindung, dan penyeimbang yang sifatnya dapat tidak sekedar adaptif

dan fleksibel, melainkan juga prediktif dan antisipatif;

d. Dalam isu pembangunan global itu hukum telah dipercaya unuk mengemban

misinya yang paling baru yaitu sebagai sarana perubahan social atau sarana

pembangunan.

Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Sosial Budaya

Pembangunan bidang sosial budaya harus dilaksanakan atas dasar kepentingan

nasional yaitu terwujudnya kehidupan masyarakat yang demokratis, aman, tentram,

dan damai. Pertimbangan ini menjadi sangat strategis manakala kita dihadapkan pada

kenyataan bahwa masyarakat Indonesia memiliki kepentingan yang beragam sesuai

dengan kemajemukan etnis, agama, ras, dan sistem nilai yang tercakup dalam

kebudayaannya.

4

Page 5: pancasila sebagai paradigma pembangunan poleksosbudhankam.docx

Pemikiran tersebut bukan berarti bahwa bangsa Indonesia harus steril dari

pengaruh budaya asing. Artinya, pengaruh budaya asing harus diterima apabila

diperlukan dalam membangun masyarakat Indonesia yang modern. Namun, perlu

diingat bahwa masyarakat modern bukan berarti masyarakat yang berbudaya barat,

melainkan masyarakat yang tetap berpijak pada akar budayanya. Nilai-nilai

kehidupan yang telah lama hidup dalam masyarakat Indonesia dan dianggap masih

relevan dengan kebutuhan masyarakat modern harus tetap dipelihara dan

dikembangkan sesuai dengan perkembangan dan tuntutan masyarakatnya. Dengan

kata lain, nilai-nilai kehidupan yang telah mengakar harus menjadi dasar dan

paradigma pembangunan sosial budaya.

Bardasarkan pemikiran diatas maka tidak berlebihan apabila Pancasila

merupakan satu-satunya paradigma pembangunan bidang social budaya. Hal ini

merupakan konsekuensi logis dari kesepakatan bangsa Indonesia bahwa Pancasila

merupakan kristalisasi nilai-nilai kehidupan masyarakat Indonesia. Baik buruknya

perencanaan, proses dan hasil pembangunan bidang sosial budaya harus diukur

dengan Pancasila. Meskipun demikian, kita harus menyadari bahwa penggunaan

Pancasila sebagai paradigma pembangunan bidang sosial budaya bukan satu-satunya

jaminan akan tercapai keberhasilan secara optimal. Banyak factor yang dapat

mempengaruhi keberhasilan, seperti keyakinan bangsa Indonesia terhadap nilai-nilai

Pancasila, konsekuen tidaknya bangsa Indonesia melaksanakan pancasila, pengaruh

nilai-nilai asing yang terus masuk seiring dengan proses globalisasi.

Perlu ada pengakuan dan penghargaan terhadap budaya dan kehidupan dan

kehidupan social berbagai kelompok bangsa Indonesia sehingga mereka dihargai dan

diterima sebagai warga bangsa. Dengan demikian, pembangunan social budaya tidak

menciptakan kesenjangan,kecemburuan, diskriminasi, dan ketidakadilan social.

Paradigma –barudalam pembangunan nasional berupa paradigma pembangunan

berkelanjutan, yang dalam perencanaan dan pelaksanaannya perlu diselenggarakan

dengan menghormati hak budaya.

Hak budaya komuniti dapat sebagai perantara/penghubung/penengah ya

komuniti-komuniti yang terlibat, di samping hak negara untuk mengatur kehidupan

berbangsa dan hak asasi individu secara berimbang (Sila antara hak negara dan hak

asasi individu. Paradigma ini dapat mengatasi sistem perencanaan yang sentralistik

dan yang mengabaikan kemajemukan masyarakat dan keanekaragaman kebudayaan

Indonesia. Dengan demikian, era otonomi daerah tidak akan mengarah pada otonomi

5

Page 6: pancasila sebagai paradigma pembangunan poleksosbudhankam.docx

suku bangsa tetapi justru akan memadukan pembangunan lokal/daerah dengan

pembangunan regional dan pembangunan nasional (Sila Keempat), sehingga ia akan

menjamin keseimbangan dan kemerataan (Sila Kelima) dalam rangka memperkuat

persatuan dan kesatuan bangsa yang akan sanggup menegakan kedaulatan dan

keutuhan wilayah NKRI (Sila Ketiga).

Apabila dicermati, sesungguhnya nilai-nilai Pancasila itu memenuhi kriteria

sebagai puncak-puncak kebudayaan, sebagai kerangka-acuan-bersama, bagi

kebudayaan - kebudayaan di daerah:

a.      Sila Pertama, menunjukan tidak satu pun sukubangsa ataupun golongan

sosial dan komuniti setempat di Indonesia yang tidak mengenal kepercayaan

terhadap Tuhan Yang Maha Esa;

b.      Sila Kedua, merupakan nilai budaya yang dijunjung tinggi oleh segenap

warganegara Indonesia tanpa membedakan asal-usul kesukubangsaan, kedaerahan,

maupun golongannya;

c.      Sila Ketiga, mencerminkan nilai budaya yang menjadi kebulatan tekad

masyarakat majemuk di kepulauan nusantara untuk mempersatukan diri sebagai satu

bangsa yang berdaulat;

d.      Sila Keempat, merupakan nilai budaya yang luas persebarannya di

kalangan masyarakat majemuk Indonesia untuk melakukan kesepakatan melalui

musyawarah. Sila ini sangat relevan untuk mengendalikan nilai-nilai budaya yang

mendahulukan kepentingan perorangan;

e.      Sila Kelima, betapa nilai-nilai keadilan sosial itu menjadi landasan yang

membangkitkan semangat perjuangan bangsa Indonesia dalam memajukan

kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikutserta melaksanakan

ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan

sosial.

Pancasila sebagai paradigma pembangunan Hankam

Salah satu tujuan dibentuknya Pemerintah Negara Indonesia adalah “

melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia”.

Untuk itu, pemerintah berkewajiban membangun system pertahanan dan

keamanan yang mampu mewujudkan tujuan atau cita-cita tersebut. Namun, para

pendiri negara menyadari bahwa tugas tersebut bukan pekerjaan yang ringan.

Oleh karena itu, tugas ini bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau

6

Page 7: pancasila sebagai paradigma pembangunan poleksosbudhankam.docx

sekelompok orang saja, melainkn menjadi tanggung jawab seluruh rakyat

Indonesia.

Atas pemikiran tersebut, pemerintah menyusun dan memperkenalkan

sistem “pertahanan dan keamanan rakyat semesta” (hankamrata). System ini

pada dasarnya sesuai dengan nilai nilai Pancasila, dimana pemerintah dan rakyat

(baik perseorangan maupun kelompok) memiliki hak dn kewajiban yang sama

dalam usaha bela negara. Pancasila juga menganjurkan agar bangsa Indonesia

dapat hidu berdampingan secara damai : saling membantu, menolong, menjaga

perasaan orang atau kelompok lain, mengembangkan sikap saling menghargai

dan menghormati sehingga terbentuk kebersamaan dalam kesatuan dan

persatuan. Pengembangan Hankam negara tetap bertumpu dan berpegang pada

pendekatan historis Sishankamrata. Sishankamrata yang kita anut selama ini

adalah sistem pertahanan dan keamanan negara yuang hakikatnya adalah

perlawanan rakyat semesta. Dalam arti bahwa kemampuan penangkalan yang

diwujudkan oleh sistem ini, sepenuhnya disandarkan kepada partisipasi,

semangat dan tekat rakyat yang diwujudkan dengan kemampuan bela negara

yang dapat diandalkan. Kesemestaan harus dibina sehingga seluruh kemampuan

nasional dimungkinkan untuk dilibatkan guna menanggulangi setiap bentuk

ancaman, baik yang datang dari dalam maupun luar negeri. .

Seluruh wilayah merupakan tumpuan perlawanan dan segenap

lingkungan harus dapat didayagunakan untuk mendukung setiap bentuk dan

kesemestaan, memang menuntut pemanduan upaya lintas sektoral serta

pemahaman dari semua pihak, baik yang berada di suprastruktur politik maupun

di infrastruktur politik. Corak perlawanan rakyat semesta tersebut dengan

sendirinya merupakan kebutuhan, baik konteks kesiapan menghadapi kontinjensi

sosial yang setiap saat bisa terjadi, maupun menghadapi kontijensi bidang

hankam. Disamping itu TNI juga mendapat embanan tugas bantuan yang

meliputi : Pertama, membantu penyelenggaraan kegiatan kemanusiaan. Kedua,

memberikan bantuan kepada kepolisian atas permintaan. Ketiga, membantu tugas

pemeliharaan perdamaian dunia.

Meskipun MPR telah dapat menetapkan peran TNI, maka masih

diperlukan payung hukum yang menjadi dasar dari perubahan fungsi dan

organisasi. Sebagaimana diketahui Tap MPR merupakan aturan dasar yang

7

Page 8: pancasila sebagai paradigma pembangunan poleksosbudhankam.docx

melalui undang-undang dapat berwujud Verbindliche Rechtsnormen yang disertai

paksaan dan hukuman. Tingkat pertama undang-undang merupakan tempat selain

untuk merinci aturan dasar yang terdapat dapam Tap MPR, juga untuk

menjadikan aturan dasar itu mempunyai kekuatan memaksa hukum bagi

pelanggar-pelanggarnya.

3.  Pancasila sebagai Paradigma Pengembangan Kehidupan Beragama

Tidak dapat dipungkiri bahwa bangsa Indonesia mengalami adanya suatu

kemunduran, yaitu kehidupan beragama yang tidak berkemanusiaan. hal ini dapat kita

lihat adanya suatu kenyataan banyak terjadinya konflik sosial pada masalah-masalah

SARA, terutama pada masalah agama, sebagai contoh tragedi di Ambon, Poso,

Medan, Mataram, Kupang, dan masih banyak lagi daerah yang lain yang terlihat

semakin melemahnya toleransi dalam kehidupan beragama sehingga menyimpang

dari asas kemanusiaan yang adil dan beradab.Pancasila telah memberikan dasar-dasar

nilai yang fundamental bagi umat bangsa untuk dapat hidup secara damai dalam

kehidupan beragama di negara Indonesia tercinta ini. Sebagai makhluk Tuhan YME

manusia wajib untuk beribadah kepada Tuhan YME dimanapun mereka hidup. Akan

tetapi Tuhan menghendaki kehidupan manusia yang penuh kedamaian dengan hidup

berdampingan, saling menghormati, meskipun Tuhan menciptakan adanya perbedaan,

berbangsa-bangsa, bergolong-golong, berkelompok, baik sosial, politik, budaya

maupun etnis tidak lain untuk kehidupan yang damai berdasar pada

kemanusiaan.Dalam Pokok Pikiran IV, negara menegaskan bahwa, Negara berdasar

atas Ketuhanan Yang Maha Esa atas dasar kemanusiaan yang adil dan beradab, hal ini

berarti bahwa kehidupan dalam negara berdasar pada nilai-nilai ketuhanan, dengan

memberikan kebebasan atas kehidupan beragama atau dengan menjamin atas

demokrasi dibidang agama. Setiap agama memiliki dasar-dasar ajaran yang sesuai

dengan keyakinan masing-masing dengan mendasarkan pergaulan kehidupan dalam

beragama atas nilai-nilai kemanusiaan yang beradab dan berdasar bahwa pemeluk

agama adalah bagian dari umat manusia di dunia. Maka sudah seharusnya negara

Indonesia mengembangkan kehidupan beragama ke arah terciptanya kehidupan

bersama yang penuh toleransi, saling menghargai berdasar pada nilai kemanusiaan

yang beradab.

8

Page 9: pancasila sebagai paradigma pembangunan poleksosbudhankam.docx

4. Pancasila Sebagai Paradigma Perkembangan IPTEK

Pancasila bukan merupakan ideologi yang kaku dan tertutup, namun justru

bersifat reformatif, dinamis, dan antisipatif. Dengan demikian Pancasilan mampu

menyesuaikan dengan perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

(IPTEK) yaitu dengan tetap memperhatikan dinamika aspirasi masyarakat. Kemampuan

ini sesungguhnya tidak berarti Pancasila itu dapat mengubah nilai-nilai dasar yang

terkandung, tetapi lebih menekan pada kemampuan dalam mengartikulasikan suatu

nilai menjadi aktivitas nyata dalam pemecahan masalah yang terjadi (inovasi teknologi

canggih). Kekuatan suatu ideologi itu tergantung pada kualitas dan dimensi yang ada

pada ideologi itu sendiri (Alfian, 1992)(dalam internet). Ada beberapa dimensi penting

sebuah ideologi, yaitu:

a.    Dimensi Reality.

Yaitu nilai-nilai dasar yang terkandung di dalam ideologi tersebut secara riil

berakar dalam hidup masyarakat atau bangsanya, terutama karena nilai-nilai dasar

tersebut bersumber dari budaya dan pengalaman sejarahnya.

b.    Dimensi Idealisme.

Yaitu nilai-nilai dasar ideologi tersebut mengandung idealisme yang memberi

harapan tentang masa depan yang lebih baik melalui pengalaman dalam praktik

kehidupan bersama dengan berbagai dimensinya.

c.    Dimensi Fleksibility.

Maksudnya dimensi pengembangan Ideologi tersebut memiliki kekuasaan yang

memungkinkan dan merangsang perkembangan pemikiran-pemikiran baru yang relevan

dengan ideologi bersangkutan tanpa menghilangkan atau mengingkari hakikat atau jati

diri yang terkandung dalam nilai-nilai dasarnya.

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) pada hakekatnya merupakan hasil

kreatifitas rohani (jiwa) manusia. Atas dasar kreatifitas akalnya, manusia

mengembangkan IPTEK untuk mengolah kekayaan alam yang diciptakan Tuhan YME.

Tujuan dari IPTEK ialah untuk mewujudkan kesejahteraan dan peningkatan

harkat dan martabat manusia, maka IPTEK pada hakekatnya tidak bebas nilai, namun

terikat nilai – nilai. Pancasila telah memberikan dasar nilai – nilai dalam pengembangan

IPTEK, yaitu didasarkan moral ketuhanan dan kemanusiaan yang adil dan beradab.

Dengan memasuki kawasan IPTEK yang diletakan diatas Pancasila sebagai

paradigmanya, perlu dipahami dasar dan arah peranannya, yaitu :

9

Page 10: pancasila sebagai paradigma pembangunan poleksosbudhankam.docx

a.    Aspek ontology

Bahwa hakekat IPTEK merupakan aktivitas manusia yang tidak mengenal titik

henti dalam upayanya untuk mencari dan menentukan kebenaran dan kenyataan. Ilmu

Pengetahuan harus dipandang secara utuh, dalam dimensinya sebagai :

1.      Sebagai masyarakat, menunjukkan adanya suatu academic

community yang dalam hidup keseharian para warganya untuk terus menggali dan

mengembangkan ilmu pengetahuan.

2.      Sebagai proses, menggambarkan suatu aktivitas masyarakat ilmiah yang

melalui abstraksi, spekulasi, imajinasi, refleksi, observasi, eksperimentasi, komparasi

dan eksplorasi mencari dan menemukan kebenaran dan kenyataan.

3.      Sebagai produk, adalah hasil yang diperoleh melalui proses, yang

berwujud karya – karya ilmiah beserta implikasinya yang berwujud fisik ataupun non-

fisik.

b.    Aspek Epistemologi, bahwa pancasila dengan nilai–nilai yang terkandung

didalamnya dijadikan metode berpikir.

c.    Aspek Askiologi, dengan menggunakan nilai-nilai yang terkandung didalam

pancasila sebagai metode berpikir, maka kemanfaatan dan efek pengembangan ilmu

pengetahuan secara negatif tidak bertentangan dengan ideal dari pancasila dan secara

positif mendukung atau mewujudkan nilai-nilai ideal pancasila.

Sila-sila pancasila yang harus menjadi sistem etika dalam pengembangan

IPTEK:

Sila ketuhanan yang mahaesa mengkomplementasikan ilmu pengetahuan

mencipta, keseimbangan antara rasional dan irasional, antara akal dan kehendak.

Berdasarkan sila ini IPTEK tidak hanya memikirkan apa yang ditemukan dibuktikan

dan diciptakan tetapi juga dipertimbangkan maksud dan akibatnya apakah merugikan

manusia disekitarnya atau tidak. Pengolahan diimbangi dengan melestarikan.

Sila kemanusiaan yang adil dan beradab, memberikan dasar-dasar moralitas

bahwa manusia dalam mengembangkan IPTEK harus bersikap beradab karena IPTEK

adalah sebagai hasil budaya manusia yang beradab dan bermoral. Oleh karena itu,

pengembangan Iptek harus didasarkan pada hakikat tujuan demi kesejahteraan umat

manusia. Iptek bukan untuk kesombongan dan keserakahan manusia. Namun, harus

diabdikan demi peningkatan harkat dan martabat manusia.

Sila persatuan Indonesia mengkomplementasiakan universalitas dan

internasionalisme (kemanusiaan) dalam sila-sila yang lain. Pengembangan IPTEK

10

Page 11: pancasila sebagai paradigma pembangunan poleksosbudhankam.docx

hendaknya dapat mengembangkan rasa nasionalisme, kebesaran  bangsa serta

keluhuran bangsa sebagai bagian umat manusia di dunia.

Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan perwakilan mendasari pengembangan IPTEK secara demokratis,

artinya setip ilmuan harus memiliki kebebasan untuk mengembangkan IPTEK juga

harus menghormati dan menghargai kebebasan orang lain dan juga memiliki sikap yang

terbuka untuk dikritik dikaji ulang maupun di bandingkan dengan penemuan lainnya.

Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengkomplementasikan

pengembangan IPTEK haruslah menjaga keseimbangan keadilan dalam kehidupan

kemanusiaan yaitu keseimbangan keadilan dalam hubungannnya dengan dirinya

senndiri maupun dengan Tuhannya, manusia dengan manusia, manusia dengan

masyarakat bangsa dan negara, serta manusia dengan alam lingkungannya.

11

Page 12: pancasila sebagai paradigma pembangunan poleksosbudhankam.docx

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Paradigma adalah pandangan mendasar dari para ilmuwan tentang apa yang

menjadi pokok persoalan suatu cabang ilmu pengetahuan. Istilah paradigma makin

lama makin berkembang tidak hanya di bidang ilmu pengetahuan, tetapi pada bidang

lain seperti bidang politik, hukum, sosial dan ekonomi.

Pancasila pada hakikatnya bersifat humanistik karena memang pancasila

bertolak dari hakikat dan kedudukan kodrat manusia itu sendiri. Hal ini sebagaimana

tertuang dalam sila Kemanusiaan yang adil dan beradab. Oleh karena itu,

pembangunan sosial budaya harus mampu meningkatkan harkat dan martabat

manusia, yaitu menjadi manusia yang berbudaya dan beradab. Pembangunan sosial

budaya yang menghasilkan manusia-manusia biadab, kejam, brutal dan bersifat

anarkis jelas bertentangan dengan cita-cita menjadi manusia adil dan beradab.

Keanekaragaman suku, adat-istiadat, dan agama serta berada pada ribuan

pulau yang berbeda sumber kekayaan alamnya, memungkinkan untuk terjadi

keanekaragaman kehendak dalam kehidupan bermasyarakat, karena tumbuhnya sikap

premordalisme sempit, yang akhirnya dapat terjadi konflik yang negative, oleh karena

itu dalam kehidupan dilingkungan bermasyarakat dibutuhkan alat perekat antar

masyarakat dengan adanya kesamaan cara pandang tentang misi dan visi yang ada di

lingkungan masyarakat. Dengan adanya Pancasila dapat dijadikan sebagai

suatu elemen mampu menahan emosi dari banyaknya perbedaaan kebudayaan di

lingkungan masyarakat. Agar dapat mewujudkan kehidupan yang demokratis, aman,

tentram, nyaman, dan adil di lingkungan masyarakat.

B. Saran

Adapun saran penulis kepada pembaca agar pembaca dapat mengetahui bahwa

pancasila sangat penting bagi kehidupan kita dan agar pembaca dapat melaksanakan

atau bisa menerapkan pancasila di masyarakat. Selain dari pada itu, penulis memohon

maaf apabila terdapat kesalahan karena kami masih dalam proses pembelajaran. Dan

yang kami harapkan dengan adanya makalah ini, dapat menjadi wacana yang

12

Page 13: pancasila sebagai paradigma pembangunan poleksosbudhankam.docx

membuka pola pikir pembaca dan memberi saran yang sifatnya tersirat maupun

tersurat.

DAFTAR PUSTAKA

Sugito AT dkk. 2000. Pendidikan Pancasila. Semarang: IKIP Semarang Press.

Sunarto, dkk. 2012. Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi.

Semarang: Pusat Pengembangan MKU/MKDK-LP3 Universitas Negeri

Semarang.

Soegito, dkk. 2012. Pendidikan Pancasila. Semarang: Pusat Pengembangan

MKU/MKDK-LP3 Universitas Negeri Semarang.

http://mettasetiani.blogspot.com/2013/03/pancasila-sebagai-paradigma_5047.html

(diakses tanggal 1 April 2013 jam 20.13 WIB)

13