pancasila sebagai ideologi dan etika berbangsa.docx

26
Pancasila Sebagai Ideologi dan Etika Berbangsa Memenuhi: Tugas Akademik Bidang Studi Kewarganegaraan 2011 Disusun oleh: Anggi Dyah Aristi (3415111375) Indri Widhiastuti (3415111388) Nurul Samsiyah (3415111363) Pitriono Didi S (3415111386) Restu Widyastuti (3415111367) Rizki Fauziah (3415110139)

Upload: anggi-dyah-aristi

Post on 25-Nov-2015

99 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Makalah PKN

TRANSCRIPT

Pancasila Sebagai Ideologi dan Etika Berbangsa

Memenuhi:Tugas AkademikBidang Studi Kewarganegaraan2011

Disusun oleh:Anggi Dyah Aristi (3415111375)Indri Widhiastuti (3415111388)Nurul Samsiyah (3415111363)Pitriono Didi S (3415111386)Restu Widyastuti (3415111367)Rizki Fauziah (3415110139)

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan AlamPendidikan Biologi Reguler 2011Universitas Negeri JakartaKata Pengantar

Assalamualaikum WR. WB

Pertama-tama,marilah kita panjatkan rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa Karena atas berkat rahmat dan ridho-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Tidak lupa kami ucapkan rasa terima kasih kepada orangtua kami yang telah sepenuhnya mendukungkami untuk menyelesaikan makalah ini,terima kasih atas dukungan moril maupun materiil yang telah diberikan kepada kami. Tidak lupa juga,kami ucapkan rasa terima kasih kepada guru-guru kami yang telah menjadi pembimbing dalam belajar dan dalam proses pembuatan makalah ini. Serta terima kasih untuk teman-teman seperjuangan yang memberikan dorongan yang kuat kepada kami, karena tanpa dorongan dari mereka,kami pun mungkin tidak akan mendapat rasa percaya diri bahwa kami bisa melakukannya.

Makalah ini dibuat dalam tiga Bab,dimana Bab I yaitu Pendahuluan, kemudian Bab II yaitu Pembahasan,berisikan materi yang akan dibahas dalam makalah ini, serta Bab III,yaitu Penutup, berisikan kesimpulan yang dapat diambil pelajaran dari makalah ini.

Sekian dari kami, kami merasa makalah ini jauh dari kata sempurna. Maka dari itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi menyempurnakan ini. Akhir kata:

Wassalamualaikum WR. WB

Jakarta,18 September 2011Tim Penulis

iDaftar Isi

Kata Pengantar.......... iDaftar Isi............ii

BAB I Pendahuluan ............11.1 Latar Belakang............11.2 Ruang Lingkup............11.3 Tujuan......11.4 Sistematika Penulisan..................................................................................................1

BAB II Pembahasan.............2 2.1 Pengertian Ideologi.....2 2.2 Ideologi Pancasila terhadap Ideologi-Ideologi Dunia............................3 2.3 Pancasila sebagai ideologi Terbuka................7 2.4 Etika berbanhgsa Sesuai dengan Pancasila.................................................................9

BAB III Penutup..................................................................................................................13 3.1 Kesimpulan.................................................................................................................13 3.2 Saran...........................................................................................................................13

Daftar Pustaka.........14Lampiran..............................................................................................................................15

iiBAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pancasila adalah dasar negara, fondasi negara, dan merupakan ideologi bangsa kita. Sudah seharusnya kita memahami dengan benar nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila-silanya. Dan sudah seharusnya pula kita menerapkan nilai-nilai Pancasila ke dalam kehidupan sehari-hari sebagai ciri kepribadian bangsa kita yang luhur. Keberadaan Pancasila ditengah kehidupan modern seperti sekarang ini bukan lagi sebuah doktrin belaka. Melainkan sebuah pola pikir yang terbuka dan mengikuti perkembangan zaman. Dan Pancasila-lah satu-satunya ideologi yang paling ideal bagi bangsa kita untuk terus maju di kancah internasional. Dan untuk memperoleh kehidupan yang damai, manusia memerlukan moral dan etika yang baik. Etika sangat diperlukan untuk memperoleh rasa saling menghargai, menekan ketamakan yang ada dalam diri manusia sehingga menjadi makhluk yang tinggi derajatnya. Pancasila tidak akan ada gunanya bila tidak dilaksanakan. Apalagi dlam kehidupan sekarang ini, banyak perilaku-perilaku yang menyimpang dari Pancasila. Untuk itulah, dalam makalah ini kami membahas tentang Pancasila sebagai ideologi dan etika berbangsa

1.2 Ruang Lingkup

Untuk menghindari kesimpangsiuran dalam penulisan makalah ini, maka kami membatasi tema yang akan debahas dalam makalah ini dintaranya: Pengertian ideologi, Ideologi Pancasila terhadap ideologi-ideologi dunia, Pancasila sebagai ideologi terbuka, dan Etika berbangsa sesuai dengan Pancasila

1.3 Tujuan

1) Untuk mengetahui dan memahami arti dari ideologi2) Membandingkan ideologi Pancasila dengan ideologi-ideologi ain3) Memahami arti dari Pancasila sebagai ideologi terbuka4) Memahami cara beretika dalam kehidupan berbangsa sesuai dengan Pancasila

1.4 Sistematika Penulisan

Dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini, kami menggunakan studi kepustakaan, yaitu mencari buku-buku dan browsing bacaan yang berhubungan dengan Pancasila dan kewarganegaraan

1BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ideologi

Untuk memahami fungsi Pancasila sebagai Ideologi terbuka, perlu mengerti terlebih dahulu mengenai istilah ideologi. Ideologi berasal dari bahasa Yunani,yaitu idea dan logos. Idea yang berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, dan cita-cita. Logo berarti ilmu. Jadi secara harfiah ideologi berarti ilmu tentang pengertian dasar, ide atau cita-cita. Istilah ideologi sendiri pertama kali dilontarkan olehAntoine Destutt de Tracy(1754 1836), ketikabergejolaknyaRevolusi Prancis untuk mendefinisikan sains tentang ide.

Jadi dapat disimpulkan secara bahasa, ideologi adalah ilmu yang mempelajari tentang gagasan atau pemikiran. Sebagaimana diungkapkan oleh para ahli, antara lain:

1) A.S.Hornby, berpendapat bahwa ideologi merupakan seperangkat gagasan yang membentuk landasan teori ekonomi dan politik atau yang dipegang oleh seorang atau sekelompok orang.2) Soejono Soekanto, berpendapat bahwa ideologi merupakan kumpulan gagasan, ide, keyakinan, serta kepercayaan menyeluruh dan sistematis yang menyangkut bidang politik, sosial, kebudayaan, dan agama.3) Patrick Corbet, berpendapat bahwa ideologi merupakan struktur kewajiban yang tersusun oleh seperangkat keyakinan-keyakinan mengenai:a) Penyelenggaraan hidup bermasyarakat beserta pengorganisasinya,b) Sifat hakikat manusia dan alam semesta yang ia hidup didalamnya,c) Suatu pernyataan pendirian bahwa kedua perangkat keyakinan tersebut independen,d) Suatu dambaan agar keyakinan-keyakinan tersebut dihayati dan pernyataan pendiriannya diakui sebagai kebenaran oleh segenap orang yang menjadi anggota kelompok sosial bersangkutan.4) Gunawan Setiardja merumuskan ideologi sebagai seperangkat ide asasi tentang manusia dan seluruh realitas yang dijadikan pedoman dan cita-cita hidup.

Fungsi utama ideologi dalam masyarakat menurut Ramlan Subakti (1999) ada dua, yaitu: sebagai tujuan atau cita-cita yang hendak dicapai secara bersama oleh suatu masyarakat, dan sebagai pemersatu masyarakat dan karenanya sebagai prosedur penyelesaian konflik yang terjadi dalam masyarakat.

Sumber semangat yang menjadikan Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah terdapat dalam penjelasan UUD 1945:terutama bagi negara baru dan negara muda, lebih baik hukum dasar yang tertulis itu hanya memuat aturan-aturan pokok, sedangkan aturan-aturan yang menyelenggarakan aturan pokok itu diserahkan kepada undang-undang yang lebih mudah caranya membuat, mengubah, dan mencabutnya.

2Sifat Ideologi

Ada tiga dimensi sifat ideologi yaitu:

1) Dimensi Realitas: nilai yang terkandung dalam dirinya, bersumber dari nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat, terutama pada waktu ideologi itu lahir, sehingga mereka betul-betul merasakan dan menghayati bahwa nilai-nilai dasar itu adalah milik mereka bersama. Pancasila mengandung sifat dimensi realitas ini dalam dirinya.2) Dimensi Idealisme: ideologi itu mengandung cita-cita yang ingin dicapai dalam berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pancasila bukan saja memenuhi dimensi idealisme tetapi juga berkaitan dengan dimensi realitas. 3) Dimensi fleksibilitas: ideologi itu memberikan penyegaran, memelihara dan memperkuat relevansinya dari waktu ke waktu, sehingga bersifat dinamis, demokratis. pancasila

2.2 Ideologi Pancasila terhadap Ideologi-Ideologi Dunia

Sosialisme

Bila melihat sejarahnya, sosialisme muncul ketika foedalisme tersingkir, dan masyarakat merdeka kapitalis muncul di dunia, maka muncullah suatu sistem untuk penindasan dan eksploitasi terhadap golongan pekerja. Maka dari itu sosialisme datang dengan harapan mewujudkan negara kemakmuran dengan usaha bersama yang produktif dan membatasi miliki perseorangan. Inti dari paham sosialisme adalah suatu usaha untuk mengatur masyarakat secara kolektif. Artinya semua individu harus berusaha memperoleh layanan yang layak demi terciptanya suatu kebahagiaan bersama. Hal ini berkaitan dengan hakikat manusia yang bukan sekedar untuk memperoleh kebebasan, tetapi manusia juga harus saling tolong menolong. Ciri utama sosialisme adalah pemerataan sosial dan penghapusan kemiskinan. Ciri ini merupakan salah satu faktor pendorong berkembangnya sosialisme.Menurut sutan Sjahir dalam suara sosialis (1956), sosialisme adalah suatu cara memperjuangkan kemerdekaan dana kedewasaan manusia, yaitu bebas dari penindasan dan pengisapan serta penghinaan oleh manusia terhadap manusia. Sosialisme adalah sebuah masyarakat dimana kaum pekerja sendiri yang menguasai alat-alat prooduksi dan merencanakan ekonomi secara demokratik dan semua ini secara internasional.John Stuart Mill (1806-1873) menyebutkan sebutan sosialisme menunjukkan kegiatan untuk menolong orang-orang yang tidak beruntung dan tertindas dengan sedikit bergantung dari bantuan pemerintah.

3LiberalismeLiberalisme adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai politik utama.Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para individu. Paham liberalisme menolak adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama. Liberalisme menghendaki adanya, pertukaran gagasan yang bebas, ekonomi pasar yang mendukung usaha pribadi (private enterprise) yang relatif bebas, dan suatu sistem pemerintahan yang transparan, dan menolak adanya pembatasan terhadap pemilikan individu. Oleh karena itu paham liberalisme lebih lanjut menjadi dasar bagi tumbuhnya kapitalisme.Rukun Liberalisme:a) Yang utama adalah person, berkebalikan dengan kehakikian komunitas. Liberalisme memiliki keyakinan mendalam dan nilai-nilai person, penekanan pada hak-hak pribadi dihadapan hak-hak sosial. Dalam pandangan liberalisme hak-hak pribadi seseorang sekali-kali tidak dapat diabaikan dan dijadikan tumbal hak-hak sosial.b) Yang utama adalah kerelaan dan kesepakatan: apabila pemerintah ingin memiliki legalitas, maka legalitas tersebut harus berdasarkan kerelaan masyarakat dan berdasarkan kontrak sosial seperti yang dikemukakan Rousseau (1778). Berangkat dari masalah ini, sebaik-baik pemerintahan adalah pemerintahan demokrasi. Lantaran dalam pemerintaha demokrasi yang menjadi poros adalh kerelaan/keridoan dan kontrak sosial.c) Bebas dalam memiliki hak memilih; asas dalam mewujudkan kebebasan sejati berdasarkan maktab ini adalah bahwa setiap orang memiliki kemampuan dan hak untuk memilih atau dua atau beberapa opsi. Dan ia memiliki kebebasan penuh dalam memilih berdasarkan selera dan moodnya sendiri.d) Bersyarat dan beraturan; artinya kekuasaaan penguasa tidak boleh tidak terbatas tanpa syarat dan batasan ,tetapi, kekuasaannya harus terbatas dan harus berdasaarkan syarat-syarat tertentu. Dengan kata lain, kekuasaan, domain penguasa harus tercatat secara jelas dalam sebuah piagam (charter). Atas alasan ini, pemerintahan penguasa harus terbatas dan jalan untuk mewujudkan pemerintahan terbatas adalah pemisahan kekuasaan, eksekutif, yudikatif, dan legislative, sebuah konsep yang di intodusir Montesquieu (1755) untuk pertama kalinya.e) Kesamaan dalam memperoleh kesempatan dan fasilitas; Liberalisme sebagaimana yang telah ditengarai sebelumnya, memiliki hubungan erat dengan sistem perekonomian kapitalis. Berangkat dari sini, pada domain ekonomi seluruh individu memiliki kesempatan yang sama dalam mendapatkan kesempatan dan fasilitas.f) Keadilan sosial berdasarkan meritokrasi; ganjaran setiap orang dalam memperoleh keuntungan ekonomi harus berdasarkan potensi dan meritokrasinyag) Toleran terhadap akidah dan pikiran orang lainh) Perbedaan pada ranah pribadi dan sosial. Adanya jarak antara persoalan pribadi (sosial-ekonomi) dan persoalan umum (politik)i) Dunia sebagai poros dan tujuan (sebagai ganti akhirat)

4KapitalismeKapitalime adalah suatu paham yang meyakini bahwa pemilik modal bisa melakukan usahanya untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya. Demi prinsip tersebut, maka pemerintah tidak dapat melakukan intervensi pasar guna keuntungan. Perkembangan kapitalisme tidak selalu bergerak ke arah yang positif, seperti yang dibayangkan banyak orang, tetapi naik turun. Kritik keberadaan kapitalis sebagai suatu bentuk penindasan terhadap masyarakat kelas bawah. Ciri-ciri sejarah kapitalisme menurut Berger meliputi penggunaan kalkulasi rasional untuk mendapat keuntungan. Ciri yang lain adalah penyesuaian semua alat produksi material antara lain tanah, perkakas, mesin-mesin sebagai hak pribadi, kebebasan pasar, teknologi rasional yang memacu aktivitas ekonomi, suatu sistem hukum yang rasional (sehingga dapat diramalkan), buruh bebas, dan komersialisasi ekonomi. Saat ini kapitalisme tidak hanya dipandang sebagai suatu pandangan hidup yang menginginkan keuntungan belaka. Peleburan kapitalisme dan sosialisme tanpa adanya pengubahan menjadikan kapitalisme lebih lunak daripada dua atau tiga abad yang lalu.Komunis adalah sistem kepercayaan yang mendasarkan pandangan hidup pada keyakinan bahwa masyarakat merupakan dasar dan secara individu tidak bisa memisahkan eksistensi dari ruang lingkup sosial. Dengan itu komunisme menyerahkan semua yang dimiliki individu pada negara. Kedua pandangan ini, manusia secara individu akan kehilangan hak milik. Karena negara menggunakan otoritas sebagai legitimasi kekuasaan. Secara umum komunisme sangat membatasi agama pada rakyatnya, dengan prinsip agama adalah racun yang membatasi rakyatnya dari pemikiran yangrasionaldan nyata.Komunisme sebagai anti kapitalisme menggunakan sistemsosialismesebagai alat kekuasaan, dimana kepemilikan modal atas individu sangat dibatasi. Penghapusan hak milik pribadi atas alat-alat produksi, penghapusan adanya kelas-kelas sosial, Prinsip semua adalah milik rakyat dan dikuasai oleh negara untuk kemakmuran rakyat secara merata. Komunisme sangat membatasidemokrasipada rakyatnya, dan karenanya komunisme juga disebut antiliberalisme

Baik kapitalisme maupun komunisme adalah bentuk pengekspoitasian hak-hak pribadi melalui lembaga negara. Kapitalisme memiliki sebuah sistem sosial yang menekankan kepentingan individu. Penumpukan kakayaan untuk kepentingan diri sendiri dan hidup berfoya-foya dengan kekayaan pribadi. Kapitalisme menganut sistem sentralisasi kekayaan individu baik dalam kerangka organisasi atau negara.

Adanya pemikiran untuk membangun ideologi Pancasila dalam kehidupan negara dan bangsa Indonesia yang lebih baik menurut pemikiran penulis mestinya menjadi sebuahkeharusansebab di abad 21 yang ditandai dengan perdagangan bebas dan globalisasi,Pancasila harus mampu menjawab berbagai tantangan dan ancaman adanya pengaruh negatif ideologi liberal-kapitalis dan komunis dalam segala aspek kehidupan. Bahkan ideologi Pancasila mestinya tampil sebagai suatu ideologi alternatif bagi negara dan bangsa di dunia.

5Dalam Pancasila ada kepribadian kemanusiaan yang sangat penting. Kepribadian kemanusiaan merupakan sifat-sifat hakikat kemanusiaan abstrak umum universal yang dapat membedakan manusia dengan makhluk lain, yaitu ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, keadilan, yang merupakan sifat hakikat manusia.karakteristik ideologi Pancasila yang membedakan dengan ideologi lainnya adalah sebagai berikut: Pancasilamengakui dan melindungi baik hak-hak individu maupun hak masyarakat baik di bidang ekonomi maupun politik. Pancasilamengakui hak-hak milik pribadi dan hak-hak umum. DalamKapitalisme membolehkan kepemilikan pribadi tanpa batas. Sedangkan komunis menyerahkan semua yang dimiliki individu pada negara Pancasilamengakui secara selaras baik kolektivisme maupun individualisme. Sedangkan kapitalisme mengakui individualisme dan komunisme hanya mengakui kolektivime. Pancasila bukan hanya mengembangkan demokrasi politik semata seperti dalam ideologi liberal-kapitalis, tetapi juga demokrasi ekonomi dengan asas kekeluargaan. Pancasila memberikankebebasan individu secara bertanggung jawab selaras dengan kepentingan sosial. (kepetingan individu dalam kerangka kepentingan sosial). Bagi kaum kapitalis-liberalis, kebebasan individu merupakan hak mutlak yang absolut. Pancasiladilandasi nilai ketuhanan (religius). Kapitalisme ataupun komunisme mengagung-agungkan material (materialisme) dan kurang menghiraukan aspek immaterial-religi.

62.3 Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka

Yang dimaksud dengan ideologi terbuka dalam hal ini adalah bahwa Pancasila yang secara yuridis (autentik) dirumuskan dalam Pembukaan UUD 1945-alinea keempat itu terbuka bukan artian negatif atau bebas memberikan tafsiran, bebas menerima segala sesuatu yang datang dari bangsa asing, dan yang tidak baik atau tidak benar. Terbuka disini memiliki arti bahwa penerapan Pancasila sebagai ideologi terbuka dari berbagai arah yang positif, baik dalam penghayatan, maupun pengamalannnya.

Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah Pancasila merupakan ideologi yang mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan jaman tanpa pengubahan nilai dasarnya. ini bukan berarti bahwa nilai dasar pancasila dapat diubah dengan nilai dasar yang lain yang sama artinya dengaan meniadakan pancasila atau meniadakan identitas/jati diri bangsa indonesia (AL Marsudi, 2000 : 62). Pancasila sebagai idiologi terbuka mengandung makna bahwa nilai- nilai dasar pancasila itu dapat di kembangkan sesuai dengan dinamika kehidupan bangsa Indonesia dan tuntutan perkembangan zaman secara kreatif dengan memperhatikan tingkat kebutuhan dan perkembangan masyarakat Indonesia sendiri.

Konsekuensi Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah membuka ruang membentuk kesepakatan masyarakat bagaimana mencapai cita-cita dan nilai-nilai dasar tersebut, yaitu kesepakatan tentang the rule of law sebagai landasan pemerintahan atau penyelenggaraan negara (the basis of government) dankesepakatan tentang bentuk institusi-institusi dan prose dur-prosedur ketatanegaraan (the form of institutions and procedures). Kesepakatan-kesepakatan tersebut hanya mungkin dicapai jika sistem yang dikembangkan adalah sistem demokrasi.Sebagai Ideologi terbuka, Pancasila memberikan orientasi ke depan, mengharuskan bangsanya untuk selalu menyadari situasi kehidupan yang sedang dan akan dihadapinya, terutama menghadapi globalisasi dan era keterbukaan dunia dalam segala bidang. Ideologi Pancasila menghendaki agar bangsa Indonesia tetap bertahan dalam jiwa dan budaya bangsa Indonesia dalam ikatan Negara kesatuanRepublikIndonesia.Moerdiono (BP7 Pusat, 1992:399) menyebutkan beberapafactoryang mendorong pemikiran Pancasila sebagai ideologi terbuka:1) Dalam proses pembangunan nasional berencana, dinamika masyarakat kita berkembang amat cepat. Dengan demikian tidak semua persoalan kehidupan dapat ditemukan jawabannya secara ideologis dalam pemikiran ideologi-ideologi sebelumnya.2) Kenyataan bangkrutnya ideologi tertutup seperti marxismeleninisme/komunisme. Dewasa ini kubu komunisme dihadapkan pada pilihan yang amat berat, menjadi suatu ideologi terbuka atau tetap mempertahankan ideologi lainnya.3) Pengalaman sejarah politik kita sendiri dengan pengaruh komunisme sangat penting. Karena pengaruh ideologi komunisme yang pada dasarnya bersifat tertutup, Pancasila pernah merosot menjadi semacam dogma yang kaku. Pancasila tidak lagi tampil sebagai acuan bersama, tetapi sebagai senjata konseptual untuk menyerang lawan-lawan politik. Kebijaksanaan pemerintah di saat itu menjadiabsolute. Konsekuensinya, perbedaan-perbedaan menjadi alas an untuk secara langsung dicap sebagai anti pancasila.74) Tekad kita untuk menjadikan Pancasila sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sebagai catatan, istilah Pancasila sebagai satu-satunya asas telah dicabut berdasarkan ketetapan MPR tahun 1999, namun pencabutan ini kita artikan sebagai pengembalian fungsi utama Pancasila sebagai dasar Negara. Dalam kedudukannya sebagai dasar Negara, Pancasila harus dijadikan jiwa (volkgeits) bangsa Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara terutama dalam pengembangan Pancasila sebagai Ideologi terbuka. Di samping itu, adafactorlain, yaitu adanya tekad bangsa Indonesia untuk menjadikan Pancasila sebagaialternativeideologi dunia.Sekalipun Pancasila sebagai ideologi bersifat terbuka, namun ada batas-batas keterbukaan yang tidak boleh dilanggar, yaitu:a) Stabilitas nasional yang dinamisb) Larangan terhadap ideologi marxisme, leninnisme, dan komunismec) Mencegah berkembangnya paham liberalismed) Larangan terhadap pandangan ekstrim yang menggelisahkan kehidupaan masyarakate) Peniptaan norma-norma baru harus melalui konsensus.Menurut pendapat Prof.Dr Azyumardi Azra bahwa ideologi terbuka (common platform ideologi) adalah suatu pemikiran dan pemaknaan baru terhadap nilai-nilai Pancasila sehingga tetap relevan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Sedangkan menurut pendapat Franz Magnis Suseno bahwa ideologi itu merupakan suatu sistem pemikiran yang dapaat dibedakan menjadi:1) Ideologi terbuka, yaitu merupakan pemikiran yang terbuka dengan ciri-cirinya sebagai berikut:a) Nilai-nilai dan cita-citanya tidak dapat dipaksakan dari luar, melainkan digali dan diambil dari moral budaya masyarakat itu sendiri,b) Dasarnya bukan keyakinan ideologis sekelompok orang, melainkan hasil musyawarah dari konsensus musyawarah itu sendiri, danc) Ideologi terbuka tidak diciptakan oleh negara, melainkan digali dan ditemukan alam masyarakat itu sendiri.2) Ideologi tertutup, yaitu merupakan sistem pemikira tertutup dengan ciri-cirinya sebagai berikut:a) Merupakan cita-cita suatu kelompok oranng untuk mengubah dan memperbaharui masyarakat,b) Atas nama ideologi dibenarkan melakukan pengorbanan-pengorbanan yang dibebankan kepada masyarakat, danc) Isinya bukan hanya nilai-nilai dan cita-cita tertentu, melainkan terdiri atas tuntutan-tuntutaan konkret dan operasional yang diajukan dengan mutlak.

Pancasila yang idealis itu harus diamalkan secara realitis sekaligus secara kritis dan transparan, karena nilai-nilai luhur yang terkandung didalamnya tidak akan nampak berkembang jika selalu tertutup sebagai doktrin belaka. Dengan menyadari akan hal tersebut, MPR hasil pemilu 1999 menyatakan ketetapannya dalam TAP MPR No.V/MPR/2000 (masih berlaku) tentang pemantapan persatuan dan kesatuan nasional dalam bab IV mengenai arah kebijakan-sub 2 yaitu:

8Menjadikan Pancasila sebagai ideologi yang terbuka dan membuka wacan dan dialog terbuka dalam masyarakat sehingga dapat menjawab tantangan sesuai dengan visi Indonesia masa depan.Dengan demikian, dapat diketahui bahwa disamping cara-cara penerapan Pancasila sebagai ideologi terbuka sebagaimana diuraikan diatas, juga secara garis besar sesuai dengan isi TAP MPR. Melalui cara membuka wacana dan dialog terbuka.1) Membuka wacana, bahwa dalam pengamalan nilai-nilai luhur Pancasila secara terbuka harus mampu membaca segala kepentingan dan perkembangan yang ada dalam lingkungan kehidupan setiap hari pada saat sekarang maupun yang akan datang.2) Dialog terbuka, artinya bahwa dalam pengamalan nilai-nilai luhur Pancasila harus menggunakaan cara-cara yang beersifat dialogis, atau musyawarah (terbuka dan komunikatif) dengan warga masyarakat secara luas.

Cara-cara tersebut dilakukan dengan tujuan supaya mampu menjawab tantangan sesuai dengan visi Indonesia masa depan sebagaimana disebutkan diatas. Perlu diketahui bahwa tantangan menjelang 2020 sesuai dengan isi TAP MPR No. VII/MPR/2001 tentang Visi Indonesia masa depan (masih berlaku) meliputi keadaan dan perubahan saat ini dan masa depan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri yang meliputi tantangan berupa:1) Pemantapan persatuan bangsa dan kesatuan negara2) Sistem hukum yang adil3) Sistem politik yang demokratis4) Sistem ekonomi yang adil dan produktif5) Sistem sosial budaya yang beradab6) Sumber daya yang bermutu7) Globalisasi

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, Pancasila sebagai ideologi terbuka memiliki makna:1) Menerima input (kritik dan saran)2) Pengembangan nilai-nilai Pancasila3) Pemahaman nilai-nilai Pancasila4) Pengamalan nilai-nilai Pancasila

2.4 Etika Berbangsa Sesuai dengan Pancasila

Pancasila adalah sebagai dasar negara Indonesia, memegang peranan penting dalam setiap aspek kehidupan masyarakat Indonesia.Salah satunya adalah Pancasila sebagai suatu sistem etika.Kecenderungan menganggap acuh dan sepele akan kehadiran pancasila diharapkan dapat ditinggalkan. Pembentukan etika bukan hal yang gampang, karena berasal dari tingkah laku dan hati nurani

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak). Etika merupakan cabang falsafah dan sekaligus merupakan suatu cabang dari ilmu-ilmu kemanusiaan (humaniora).Sebagai cabang falsafah ia membahas sistem-sistem pemikiran yang mendasar tentang ajaran dan pandangan moral. Sebagai cabang ilmu ia membahas bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu. Etika sebagai ilmu dibagi dua, yaitu etika umum dan etika khusus.91) Etika umum membahas prinsip-prinsip umum yang berlaku bagi setiap tindakan manusia. Dalam falsafah Barat dan Timur, seperti di Cina dan , seperti dalam Islam, aliran-aliran pemikiran etika beranekaragam. Tetapi pada prinsipnya membicarakan asas-asas dari tindakan dan perbuatan manusia, serta sistem nilai apa yang terkandung di dalamnya.2) Etika khusus dibagi menjadi dua yaitu etika individual dan etika sosial.Etika indvidual membahas kewajiban manusia terhadap dirinya sendiri dan dengan kepercayaan agama yang dianutnya serta panggilan nuraninya, kewajibannya dan tanggungjawabnya terhadap Tuhannya. Etika sosial di lain hal membahas kewajiban serta norma-norma sosial yang seharusnya dipatuhi dalam hubungan sesama manusia, masyarakat, bangsa dan negara.Bangsa indonesia saat ini sudah berhasil merumuskan norma-norma etik sebagaipedoman dalam bersikap dan bertingkah laku. Norma-norma etik tersebut bersumberpada pancasila sebagai nilai budaya bangsa. Rumusan norma etik tersebuttercantum dalam ketetapan MPR No. VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa,Bernegara, dan Bermasyarakat.Ketetapan MPR No. VI/MPR/2001 tentang etika Kehidupan Berbangsa, bernegara, danbermasyarakat merupakan penjabaran nilai-nilai pancasila sebagai pedoman dalamberpikir, bersikap, dan bertingkah laku yang merupakan cerminan dari nilai-nilaikeagamaan dan kebudayaan yang sudah mengakar dalam kehidupan bermasyarakata. Etika Sosial dan BudayaEtika ini bertolak dari rasa kemanusiaan yang mendalam dengan menampilkankembali sikap jujur, saling peduli, saling memahami, saling menghargai, salingmencintai, dan tolong menolong di antara sesama manusia dan anak bangsa.Senafasdengan itu juga menghidupkan kembali budaya malu, yakni malu berbuat kesalahandan semua yang bertentangan dengan moral agama dan nilai-nilai luhur budayabangsa.Untuk itu, perlu dihidupkan kembali budaya keteladanan yang harusdimulai dan diperlihatkan contohnya oleh para pemimpin pada setiap tingkat danlapisan masyarakat.b. Etika Pemerintahan dan PolitikEtika ini dimaksudkan untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih, efisien, danefektif; menumbuhkan suasana politik yang demokratis yang bercirikanketerbukaan, rasa tanggung jawab, tanggap akan aspirasi rakyat; menghargaiperbedaan; jujur dalam persaingan; ketersediaan untuk menerima pendapat yanglebih benar walau datang dari orang per orang ataupun kelompok orang; sertamenjunjung tinggi hak asasi manusia. Etika pemerintahan mengamanatkan agar parapejabat memiliki rasa kepedulian tinggi dalam memberikan pelayanan kepadapublik, siap mundur apabila dirinya merasa telah melanggar kaidah ataupun dianggap tidak mampumemenuhi amanah masyarakat, bangsa, dan negara.

10c. Etika Ekonomi dan BisnisEtika ekonomi dan bisnis dimaksudkan agar prinsip dan perilaku ekonomi, baikoleh pribadi, institusi maupun pengambil keputusan dalam bidang ekonomi, dapatmelahirkan kiondisi dan realitas ekonomi yang bercirikan persaingan yang jujur,berkeadilan, mendorong berkembangnya etos kerja ekonomi, daya tahan ekonomi dankemampuan bersaing, serta terciptanya suasana kondusif untuk pemberdayaanekonomi rakyat melalui usaha-usaha bersama secara berkesinambungan. Hal itubertujuan menghindarkan terjadinya praktik-praktik monopoli, oligopoli,kebijakan ekonomi yang bernuansa KKN ataupun rasial yang berdampak negatifterhadap efisiensi, persaingan sehat, dan keadilan; serta menghindarkan perilakumenghalalkan segala cara dalam memperoleh keuntungan.d. Etika Penegakan Hukum yang BerkeadilanEtika penegakan hukum dan berkeadilan dimaksudkan untuk menumbuhkan keasadaranbahwa tertib sosial, ketenangan, dan keteraturan hidup bersama hanya dapatdiwujudkan dengan ketaatan terhadap hukum dan seluruh peraturan yang ada.Keseluruhan aturan hukum yang menjamin tegaknya supremasi hukum sejalan denganmenuju kepada pemenuha rasa keadilan yang hidup dan berkembang di dalammasyarakat.e. Etika Keilmuan dan Disiplin KehidupanEtika keilmuan diwujudkan dengan menjunjung tingghi nilai-nilai ilmu pengetahuandan teknologi agar mampu berpikir rasional, kritis, logis dan objektif.Etikaini etika ini ditampilkan secara pribadi dan ataupun kolektif dalam perilakugemar membaca, belajar, meneliti, menulis, membahas, dan kreatif dalammenciptakan karya-karya baru, serta secara bersama-sama menciptakan iklimkondusif bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.Dengan adanya etika maka nilai-nilai pancasila yang tercermin dalam norma-normaetik kehidupan berbangsa dan bernegara dapat kita amalkan. Untuk berhasilnyaperilaku bersandarkan pada norma-norma etik kehidupan berbangsa dan bernegara,ada beberapa hal yang perlu dilakukan sebagai berikut.a) Proses penanaman dan pembudayaan etika tersebut hendaknya menggunakan bahasaagama dan bahasa budaya sehingga menyentuh hati nurani dan mengundang simpatidan dukungan seluruh masyarakat. Apabila sanksi moral tidak lagi efektif,langkah-langkah penegakan hukum harus dilakukan secara tegas dan konsisten.b) Proses penanaman dan pembudayaan etika dilakukan melalui pendekatankomunikatif, dialogis, dan persuasif, tidak melalui pendekatan caraindoktrinasi.c) Pelaksanaan gerakan nasional etika berbangsa, bernegara, dan bermasyarakatsecara sinergik dan berkesinambungan yang melibatkan seluruh potensi bangsa,pemerintah ataupun masyarakat.11d) Perlu dikembangkan etika-etika profesi, seperti etika profesi hukum, profesikedokteran, profesi ekonomi, dan profesi politik yang dilandasi oleh pokok-pokoketika ini yang perlu ditaati oleh segenap anggotanya melalui kode etik profesimasing-masing.e) Mengkaitkan pembudayaan etika kehidupan berbangsa, bernegara, danbermasyarakat sebagai bagian dari sikap keberagaman, yang menempatkannilai-nilai etika kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat di sampingtanggung jawab kemanusiaan juga sebagai bagian pengabdian pada Tuhan Yang MahaEsa.

12BAB IIIPENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ideologi adalah ilmu yang mempelajari tentang gagasan dan ide atau pemikiran. Ideologi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu ideologi terbuka dan tertutup. Pancasila merupakan ideologi yang paling ideal karena mengakui dan melindungi baik hak-hak individu maupun hak masyarakat baik di bidang ekonomi maupun politik. Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah Pancasila merupakan ideologi yang mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan jaman tanpa pengubahan nilai dasarnya. ini bukan berarti bahwa nilai dasar pancasila dapat diubah dengan nilai dasar yang lain yang sama artinya dengaan meniadakan pancasila atau meniadakan identitas/jati diri bangsa indonesia. Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak). Etika merupakan cabang falsafah dan sekaligus merupakan suatu cabang dari ilmu-ilmu kemanusiaan (humaniora). Pancasila sebagai norma etika harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari yang antara lain: etika sosial budaya, etika pemerintahan dan politik, etika ekonomi dan bisnis, etika penegakan hukum dan berkeadilan, serta etika keilmuan dan disiplin kehidupan.

3.2 Saran

Pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia harus bekerja sama menerapkan Pancasila sebagai pedoman hidup dan menjadikan Indonesia negara yang berwibawa di dunia internasional. Pemerintah harus tegas dan konsekuen dalam menegakkan hukum. Dan sebagai warga negara yang baik kita harus mematuhi aturan hukum yang berlaku dengan penuh kesadaran serta kedisiplinan. Dapat memilah-milah buudaya asing yang masuk, terutama budaya kapitalisme yang saat ini sedikit banyak rakyat Indonesia terpengaruh dengan budaya tersebut

13DAFTAR PUSTAKA

Rosyidin, Hilman, SH. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Galuh Pustaka

Tim Dosen UNJ. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta

www.g-excess.com

sertifikasiprofesi.blogspot.com

poetraboemi.wordpress.com

http://id.wikipedia.org

14