panas dan hukum pertama termodinamika
DESCRIPTION
FISIKATRANSCRIPT
TUGAS MANDIRI
PANAS DAN HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA,
DAN KETERSEDIAAN ENERGI
Mata Kuliah: FISIKA
NamaMahasiswa : JOLOM LUMBAN GAOL
NIM : 130410071
Kode Kelas : 131-TI002-M9
Dosen : ANDIKA SIPAYUNG S.T
UNIVERSITAS PUTERA BATAM
TEKNIK INDUSTRY
2013
KATA PEGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun
makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami
membahas mengenai panas dan hukum pertama termodinamika,dan ketersediaan
energi
Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari
berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama
mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran
serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat
kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
Batam,
Penulis
JOLOM LUMBAN GAOL
Daftar isiKata pengantar..........................................................................................................i
Daftar isi...................................................................................................................ii
BAB.I.................................................................................................................................1
1. PANAS DAN HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA..................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
BAB.II...............................................................................................................................3
2.1 TRANSFER ENERGI PANAS..........................................................................3
2.2 BENTUK-BENTUK USAHA MEKANIK........................................................5
2.3 KONSEP KALOR..............................................................................................9
2.4 USAHA ADIABATIK.....................................................................................11
2.5 ENERGI DALAM..........................................................................................12
2.6 HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA....................................................13
2.7 PANAS JENIS.................................................................................................14
BAB.III............................................................................................................................22
BAB.IPENDAHULUAN
1. PANAS DAN HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA
1.1 Latar Belakang
Termodinamika (bahasa Yunani: thermos = 'panas' and dynamic = 'perubahan')
adalah fisika energi , panas, kerja, entropi dan kespontanan proses.
Termodinamika berhubungan dekat dengan mekanika statistik di mana banyak
hubungan termodinamika berasal. Pada sistem di mana terjadi proses perubahan
wujud atau pertukaran energi, termodinamika klasik tidak berhubungan dengan
kinetika reaksi (kecepatan suatu proses reaksi berlangsung). Karena alasan ini,
penggunaan istilah "termodinamika" biasanya merujuk pada termodinamika
setimbang. Dengan hubungan ini, konsep utama dalam termodinamika adalah
proses kuasistatik, yang diidealkan, proses "super pelan". Proses termodinamika
bergantung-waktu dipelajari dalam termodinamika tak-setimbang.
Termodinamika adalah kajian tentang kalor (panas) yang berpindah. Kumpulan
benda-benda yang sedang ditinjau disebut sistem, sedangkan semua yang berada
di sekeliling (di luar) sistem disebut lingkungan.
Prinsip-prinsip Termodinamika dapat dirangkum dalam 3 Hukum yaitu :
1. Hukum Termodinamika I :
Berkenaan dengan kesetimbangan termal atau Konsep Temperatur.
2. Hukum Termodinamika I :
konsep energi dalam dan menghasilkan prinsip kekekalan
energi.
Menegaskan ke ekivalenan perpindahan kalor dan perpindahan
kerja.
3. Hukum Termodinamika II :
Memperlihatkan arah perubahan alami distribusi energi dan
memperkenalkan prinsip peningkatan entropi.
Hukum termodinamika pertama menyatakan bahwa energi tidak dapat
diciptakan dan dimusnahkan tetapi hanya dapat diubah dari satu bentuk ke
bentuk yang lain. Prinsip tersebut juga di kenal dengan istilah konservasi
energi. Hukum pertama dapat dinyatakan secara sederhana ;selama
interaksi antara sistem dan lingkungan, jumlah energi yang diperoleh
sistem harus sama dengan energi yang dilepaskan oleh lingkungan.
Enegi dapat melintasi batas dari suatu sistem tertutup dalam dua bentuk
yang berbeda : panas (heat) dan kerja (work).
1.2 Tujuan Penulisan
Makalah ini ditulis dengan tujuan:
1. Dapat memahami Hukum pertama termodinamika dan konsep-
konsepnya.
2. Dapat memahami panas, transfer energy panas, konsep kalor, panas
jenis, dan laju aliran kalor secara kuasistatik.
1.3 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:
1. Apakah yang dimaksud Termodinamika?
2. Jelaskan tentang Hukum Pertama Termodinamika!
3. Apakah yang dimaksud dengan panas dan bagaimana mentransfer
energy panas?
4. Bagaimana proses usaha adiabatic?
5. Apa sajakah bentuk-benyuk usaha mekanik?
6. Jelaskan tentang panas jenis dan laju kalor secara kuasistatik!
BAB.IIPEMBAHASAN
2.1 TRANSFER ENERGI PANASTransfer energi panas biasanya terjadi pada banyak proses kimia dan
proses lainnya. Transfer panas seringkali terjadi dalam bentuk kombinasi
diantara berbagai unit operasi, seperti pengeringan kayu atau makanan,
pembakaran bahan bakar, dan evaporasi. Transfer energi terjadi karena
perbedaan temperatur dan aliran panas dari temperatur yang tinggi ke yang
rendah.
Dalam termodinamika, panas didefinisikan sebagai energi yang
terkandung dalam batasan sistem, dan energi tersebut mengalir karena
perbedaan temperatur anatara siatem dengan lingkungan. Hukum kedua
termodinamika panas selalu mengalir melewati batasan sistem menuju
temperatur yang lebih rendah. Akan tetapi termodinamika tidak
menjelaskan bagaimana energi panas tersebut ditransfer. Ini adalah tugas
dari perpindahan panas untuk menjelaskannya. Terdapat tiga macam jenis
perpindahan panas, yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi.
2.1.1 Perpindahan Energi Panas Konduksi
Perpindahan ini dapat terjadi pada benda padat, cair, maupun gas.
Laju perpindahan kalor melalui konduksi dapat dihitung secara
makroskopik berdasarkan Hukum Fourier.
Contoh sederhana dalam kehidupan sehari-hari misalnya, ketika
kita membuat kopi atau minuman panas, lalu kita mencelupkan
sendok untuk mengaduk gulanya. Biarkan beberapa menit, maka
sendok tersebut akan ikut panas. Panas dari air mengalir ke seluruh
bagian sendok. Atau contoh lain misalnya saat kita membakar besi
logam dan sejenisnya. Walau hanya salah satu ujung dari besi
logam tersebut yang dipanaskan, namun panasnya akan menyebar
ke seluruh bagian logam sampai ke ujung logam yang tidak ikut
dipanasi. Hal ini menunjukkan panas berpindah dengan perantara
besi logam tersebut.
2.1.2 Perpindahan Energi Panas Radiasi
Perpindahan panas radiasi adalah pengetahuan mengenai transfer
energi dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Tidak seperti
perpindahan konduksi, gelombang elektromagnetik tidak
memerlukan medium untuk perambatan energinya. Oleh karena
kemampuannya merambat di ruangan vakum, radiasi panas
menjadi dominan pada transfer panas di ruang hampa dan di luar
angkasa
Sebagai contoh, ketika matahari bersinar terik pada siang hari,
maka kita akan merasakan gerah atau kepanasan. Atau ketika kita
duduk dan mengelilingi api unggun, kita merasakan hangat
walaupun kita tidak bersentukan dengan apinya secara langsung.
Dalam kedua peristiwa di atas, terjadi perpindahan panas yang
dipancarkan oleh asal panas tersebut sehingga disebut dengan
Radiasi.
2.1.3 Perpindahan Energi Panas Konveksi
Konveksi adalah perpindahan panas karena perpindahan zat.
Peristiwa konveksi (aliran zat) terjadi pada perubahan suhu suatu
zat. Zat cair atau gas yang terkena panas molekul-molekulnya
bertambah besar dan beratnya tetap, sehingga akan bergerak ke
atas. Gerakan ke atas ini akan diikuti oleh gerakan zat lain secara
terus-menerus sehingga terjadi aliran zat karena panas. Dari
peristiwa aliran inilah, maka panas dapat merambat secara
konveksi.
Contoh ketika kita memanaskan air menggunakan kompor, kalor
mengalir dari nyala api (suhu lebih tinggi) menuju dasar wadah
(suhu lebih rendah). Karena mendapat tambahan kalor, maka suhu
dasar wadah meningkat. Ingat ya, yang bersentuhan dengan nyala
api adalah bagian luar dasar wadah. Karena terdapat perbedaan
suhu, maka kalor mengalir dari bagian luar dasar wadah (yang
bersentuhan dengan nyala api) menuju bagian dalam dasar wadah
(yang bersentuhan dengan air). Suhu bagian dalam dasar wadah
pun meningkat. Karena air yang berada di permukaan wadah
memiliki suhu yang lebih kecil, maka kalor mengalir dari dasar
wadah (suhu lebih tinggi) menuju air (suhu lebih rendah).
2.2 BENTUK-BENTUK USAHA MEKANIK2.2.1 Konsep Energi dan Hubungan Usaha-Energi
Aspek yang penting dari semua jenis energi adalah bahwa jumlah
dari semua jenis energi, energy total, tetap sama setelah proses
apapun dengan jumlah sebelumnya: yaitu “energi” dapat
didefinisikan sedemikian sehingga energy merupakan besaran yang
kekal. Mendefinisikan energi dengan cara tradisional sebagai
kemampuan untuk melakukan kerja. Definisi yang sederhana ini
tidak terlalu tepat, dan tidak valid untuk semua jenis energi. Pada
bagian ini kita hanya membahas mengenai energi kinetik dan energi
potensial.
Sebuah benda yang sedang bergerak memiliki kemampuan untuk
melakukan kerja dan dengan demikian dapat dikatakan mempunyai
energi. Energi gerak yang disebut energi kinetik. Energi kinetik
berbanding lurus dengan massa benda dan berbanding lurus dengan
kuadrat laju. Dan dapat dituliskan:
EK = ½ mv2
Hubungan antara usaha dan energi kinetik, dimana kita dapat
nyatakan usaha total yang dilakukan pada sebuah benda sama
dengan perubahan energi kinetiknya. Dan dapat dituliskan
Wtot = ∆EK = EK2 - EK1
Jika usaha total yang dilakukan pada benda adalah positif, maka
energi kinetik benda bertambah. Jika usaha total yang dilakukan
pada benda adalah negatif, maka energi kinetik benda berkurang.
Jika usaha total yang dilakukan pada benda sebesar nol, energi
kinetiknya tetap konstan.
Energi potensial adalah energi yang dihubungkan dengan gaya-gaya
yang bergantung pada posisi atau konfigurasi benda dan
lingkungannya. Energi potensial gravitasi sebuah benda sebagai hasil
kali berat, mg, dan ketinggiannya, y, di atas tingkat acuan tertentu.
Dan dapat dituliskan
EPgrav = mgy
Pada umumnya perubahan energi potensial yang dihubungkan
dengan suatu gaya tertentu, sama dengan negatif dari usaha yang
dilakukan oleh gaya tersebut jika benda dipindahka dari titk pertama
ke titik kedua, yang secara matematis dapat dirumuskan
WG = - ∆EP
Secara alternatif, kita dapat mendefinisikan perubahan energi
potensial sebagai usaha yang dibutuhkan oleh gaya eksternal untuk
memindahkan benda tanpa percepatan antara dua titik. Dan dapat
dirumuska secara metematis
Wext = ∆EP
Energi potensial elastik berbanding lurus dengan kuadrat panjang
rentangannya, dan dapat dirumuskan sebagai berikut
EPelastic = ½ kx2
Dalam membahas konsep energi, juga akan dibahas mengenai gaya
konservatif dan gaya non konservatif. Gaya-gaya seperti gravitasi,
dimana usaha yang dilakukan tidak bergantung pada lintasan tetapi
hanya pada posisi awal dan akhir, disebut gaya-gaya konservatif.
Gaya non konservatif contohnya gaya gesekan, ini disebabkan
karena dibutuhkan usaha yang lebih besar untuk mengatasi gesekan,
karena jaraknya lebih jauh dan tidak seperti gaya gravitasi, gaya
gesekan selalu memiliki arah yang berlawanan dengan arah gerak
benda.
Prinsip kekekalan energi mekanik untuk gaya-gaya konservatif :
“Jika hanya gaya-gaya konservatif yang bekerja, energi mekanik
total dari sebuah sistem tidak bertambah maupun berkurang pada
proses apa pun. Energi tersebut tetap konstan (kekal). Yang dapat
dituliskan
E2 = E1 = konstan
EK2+EP2 = EK1+EP1
2.2.2 ENERGI
Jika sebuah benda menempuh jarak sejauh S akibat gaya F yang
bekerja pada benda tersebut maka dikatakan gaya itu melakukan
usaha, dimana arah gaya F harus sejajar dengan arah jarak tempuh S.
USAHA adalah hasil kali (dot product) antara gaya dan jarak yang
ditempuh.
W = F S = |F| |S| cos q
q = sudut antara F dan arah gerak
Satuan usaha/energi : 1 Nm = 1 Joule = 107 erg
Dimensi usaha energi: 1W] = [El = ML2T-2
Kemampuan untuk melakukan usaha menimbulkan suatu ENERGI
(TENAGA).
Energi dan usaha merupakan besaran skalar.
Beberapa jenis energi di antaranya adalah:
1. ENERGI KINETIK (Ek)
Ek trans = 1/2 m v2
Ek rot = 1/2 I w2
m = massa
v = kecepatan
I = momen inersia
w = kecepatan sudut
2. ENERGI POTENSIAL (Ep)
Ep = m g h
h = tinggi benda terhadap tanah
3. ENERGI MEKANIK (EM)EM = Ek + Ep
Nilai EM selalu tetap/sama pada setiap titik di dalam lintasan
suatu benda.
Pemecahan soal fisika, khususnya dalam mekanika, pada
umumnya didasarkan pada HUKUM KEKEKALAN ENERGI,
yaitu energi selalu tetap tetapi bentuknya bisa berubah; artinya
jika ada bentuk energi yang hilang harus ada energi bentuk lain
yang timbul, yang besarnya sama dengan energi yang hilang
tersebut.
Ek + Ep = EM = tetap
Ek1 + Ep1 = Ek2 + Ep2
2.2.3 Energi Mekanik
Energi mekanik adalah energi yang berkaitan dengan gerak atau
kemampuan untuk bergerak. Ada dua macam energi mekanik yaitu ;
energi kinetik dan energi potensial.
a. Energi kinetik
Energi kinetik adalah energi yang dimiliki benda karena
geraknya atau kelajuannya. Energi kinetik dirumuskan :
EK = energi kinetik (joule atau J), m = massa (kg), v = kelajuan
b. Energi Potensial
Energi potensial adalah energi yang dimiliki oleh benda karena
posisinya. Energi potensial dapat dirumuskan:
EP = energi potensial gravitasi (joule atau J), m = massa (kg), g
= percepatan gravitasi (m/s2), h = ketinggian benda dari acuan
(m).
Konsep Energi dan Perubahannya dalam keseharian
a. Konversi energy
Konversi energi adalah perubahan bentuk energi dari bentuk satu
ke bentuk lainnya.
b. Konverter energi
Konverter energi adalah alat atau benda yang melakukan
konversi energi.
Beberapa konverter energi yaitu:
1. Setrika listrik mengubah energi listrik menjadi kalor
2. Ayunan mengubah energi kinetik menjadi energi potensial …
energi potensial menjadi energi kinetik
3. Rem mobil mengubah energi kinetik menjadi energi kalor.
2.3 KONSEP KALOR2.3.1 Pengertian Kalor
Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu
zat. Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh
suatu benda yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika
suhunya tinggi maka kalor yang dikandung oleh benda sangat besar,
begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang
dikandung sedikit.
Dari hasil percobaan yang sering dilakukan besar kecilnya kalor
yang dibutuhkan suatu benda(zat) bergantung pada 3 faktor
1. massa zat
2. jenis zat (kalor jenis)
3. perubahan suhu
Sehingga secara matematis dapat dirumuskan :
Q = m.c.(t2 – t1)
Dimana :
Q adalah kalor yang dibutuhkan (J)
m adalah massa benda (kg)
c adalah kalor jenis (J/kgC)
(t2-t1) adalah perubahan suhu (C)
Kalor dapat dibagi menjadi 2 jenis
Ø Kalor yang digunakan untuk menaikkan suhu
Ø Kalor yang digunakan untuk mengubah wujud (kalor laten),
persamaan yang digunakan dalam kalor laten ada dua macam Q =
m.U dan Q = m.L. Dengan U adalah kalor uap (J/kg) dan L adalah
kalor lebur (J/kg)
Dalam pembahasan kalor ada dua kosep yang hampir sama tetapi
berbeda yaitu kapasitas kalor (H) dan kalor jenis (c)
Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk
menaikkan suhu benda sebesar 1 derajat celcius.
H = Q/(t2-t1)
Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk
menaikkan suhu 1 kg zat sebesar 1 derajat celcius. Alat yang
digunakan untuk menentukan besar kalor jenis adalah kalorimeter.
c = Q/m.(t2-t1)
Bila kedua persamaan tersebut dihubungkan maka terbentuk
persamaan baru
H = m.c
2.4 USAHA ADIABATIK2.4.1 Proses Adiabatik
Proses adiabatic adalah proses yg terjadi pd suatu sistem apabila
selama berlangsungnya proses tidak ada panas (kalor) yg masuk atau
keluar.
Dalam proses adiabatik tidak ada kalor yang masuk (diserap)
ataupun keluar (dilepaskan) oleh sistem (Q = 0). Dengan demikian,
usaha yang dilakukan gas sama dengan perubahan energi dalamnya
(W = ∆U).
Jika suatu sistem berisi gas yang mula-mula mempunyai tekanan dan
volume masing-masing p1 dan V1 mengalami proses adiabatik
sehingga tekanan dan volume gas berubah menjadi p2 dan V2, usaha
yang dilakukan gas dapat dinyatakan sebagai.
Dimana γ adalah konstanta yang diperoleh perbandingan kapasitas
kalor molar gas pada tekanan dan volume konstan dan mempunyai
nilai yang lebih besar dari 1 (γ > 1).
Proses adiabatik dapat digambarkan dalam grafik p – V dengan
bentuk kurva yang mirip dengan grafik p – V pada proses isotermik
namun dengan kelengkungan yang lebih curam.
2.5 ENERGI DALAM2.5.1 Energi Dalam
Suatu gas yang berada dalam suhu tertentu dikatakan memiliki
energi dalam. Energi dalam gas berkaitan dengan suhu gas tersebut
dan merupakan sifat mikroskopik gas tersebut. Meskipun gas tidak
melakukan atau menerima usaha, gas tersebut dapat memiliki energi
yang tidak tampak tetapi terkandung dalam gas tersebut yang hanya
dapat ditinjau secara mikroskopik.
Berdasarkan teori kinetik gas, gas terdiri atas partikel-partikel yang
berada dalam keadaan gerak yang acak. Gerakan partikel ini
disebabkan energi kinetik rata-rata dari seluruh partikel yang
bergerak. Energi kinetik ini berkaitan dengan suhu mutlak gas. Jadi,
energi dalam dapat ditinjau sebagai jumlah keseluruhan energi
kinetik dan potensial yang terkandung dan dimiliki oleh partikel-
partikel di dalam gas tersebut dalam skala mikroskopik. Dan, energi
dalam gas sebanding dengan suhu mutlak gas. Oleh karena itu,
perubahan suhu gas akan menyebabkan perubahan energi dalam gas.
Secara matematis, perubahan energi dalam gas dinyatakan sebagai
untuk gas monoatomik :
untuk gas diatomic :
Dimana adalah perubahan energi dalam gas, adalah
jumlah mol gas, adalah konstanta umum gas (R = 8,31 J mol−1
K−1, dan _T adalah perubahan suhu gas (dalam kelvin).
2.5.2 Energi internal dari suatu sistem termodinamika tertutup
Ini penjumlahan di atas dari semua komponen perubahan energi
dalam berasumsi bahwa energi panas menunjukkan positif
ditambahkan ke dalam sistem atau kerja yang dilakukan pada sistem,
sementara energi negatif menunjukkan kerja dari sistem terhadap
lingkungan. Biasanya hubungan ini dinyatakan dalam istilah yang
sangat kecil menggunakan istilah diferensial masing-masing. Hanya
energi internal adalah diferensial yang tepat. Untuk sistem hanya
menjalani proses termodinamika, yaitu sistem tertutup yang hanya
dapat bertukar panas dan kerja, perubahan energi internal.
2.6 HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKAHukum pertama termodinamika adalah suatu pernyataan mengenai hukum
universal dari kekekalan energi dan mengidentifikasikan perpindahan
panas sebagai suatu bentuk perpindahan energi. Pernyataan paling umum
dari hukum pertama termodinamika ini berbunyi:
“Kenaikan energi internal dari suatu sistem termodinamika sebanding
dengan jumlah energi panas yang ditambahkan ke dalam sistem dikurangi
dengan kerja yang dilakukan oleh sistem terhadap lingkungannya.”
Pondasi hukum ini pertama kali diletakkan oleh James Prescott Joule yang
melalui eksperimen-eksperimennya berhasil menyimpulkan bahwa panas
dan kerja saling dapat dikonversikan. Pernyataan eksplisit pertama
diberikan oleh Rudolf Clausius pada 1850: "Terdapat suatu fungsi keadaan
E, yang disebut 'energi', yang diferensialnya sama dengan jumlah kerja
yang dipertukarkan dengan lingkungannya pada suatu proses adiabatik."
2.7 PANAS JENISPanas jenis adalah Jumlah panas yang diperlukan untuk
menaikkan suhu dari suatu bahan bermassa m sebesar satu derajat
dinamakan panas jenis dari bahan tersebut. Sehingga, jika panas sejumlah
Q ditambahkan kesuatu bahan bermassa m yang mempunyai panas jenis c.
Di dalam sistem MKS, satuan untuk panas adalah kilokalori dan
d i d e f i n i s i k a n s e d e m i k i a n h i n g g a p a n a s j e n i s a i r
a d a l a h s a t u – y a n g b e r m a k n a b a h w a a p a b i l a s a t u
k i l o k a l o r i p a n a s d i b e r i k a n k e p a d a s a t u kilogram air,
maka suhu air akan naik sebesar satu derajat Celsius. Apabiladua a t au
l eb ih za t dengan suhu yang be rbedabeda d i campurkan ,
me reka akan setimbang termal setelah beberapa saat karena panas
akan mengalir dari zat bersuhu lebih tinggi ke zat yang bersuhu lebih
rendah sampai semua zat mempunyai suhu yang sama.
Jika bahan-bahan penyusun sistem diisolasi s edemik i an h ingga
t i dak ada pe r t uka ran panas dengan l i ngkungannya , proses
tersebut dinamakan adiabatik. Karena panas merupakan satu bentuk da r i
ene rg i , hokum kekeka l an ene rg i mensya ra tkan bahwa
un tuk sua tu proses adiabatik jumlah seluruh perpindahan panas
antar penyusun system harus sama dengan nol.
Catatan: jika panas ditambahkan kepada suatu sistem, maka
Tak > Taw
Dan Q bernilai positif;
jika panas diambil dari sistem maka
Tak < Taw
Dan Q bernilai negatif.
Di dalam percobaan ini, sepotong daging ayam (atausosis) seberat mA
akan dipanasi pada suhu TL.
Daging ayam yang panas ini kemudian dimasukkan ke dalam air bermassa
ma dengan suhu Ta yang telah diketahui. Jika Ta < TA panas akan
mengalir dari daging ke air sampai suhu setimbang Ts dicapai. Maka
jumlahan perpindahan panas sama dengan nol.
2.7 RESERVOIR ENERGI PANAS
(Thermal Energy Reservoirs)
Perlu diketahui istilah reservoir energi panas (Thermal Energy Reservoir)
atau lebih umum disebut dengan reservoir. Reservoir mempunyai
pengertian adalah suatu benda/zat yang mempunyai kapasitas energi panas
(massa x panas jenis) yang besar. Artinya reservoir dapat menyerap/
menyuplai sejumlah panas yang tidak terbatas tanpa mengalami perubahan
temperatur. Contoh dari benda/zat besar yang disebut reservoir adalah
samudera, danau dan sungai untuk benda besar berujud air dan atmosfer
untuk benda besar berujud udara.Sistem dua-fasa juga dapat dimodelkan
sebagai suatu reservoir, karena sistem dua-fasa dapat menyerap dan
melepaskan panas tanpa mengalami perubahan temperatur.
Dalam praktek, ukuran sebuah reservoir menjadi relatif. Misalnya, sebuah
ruangan dapat disebut sebagai sebuah reservoir dalam suatu analisa panas
yang dilepaskan oleh pesawat televisi.
Reservoir yang menyuplai energi disebut dengan source dan reservoir
yang menyerap energi disebut dengan sink.
2. KETERSEDIAAN ENERGI
Hukum kedua termodinamika adalah ekspresi dari kecenderungan yang
dari waktu ke waktu, perbedaan suhu, tekanan, dan menyeimbangkan potensi
kimia dalam terisolasi sistem fisik . Dari keadaan kesetimbangan termodinamika ,
hukum menyimpulkan prinsip peningkatan entropi dan menjelaskan
fenomena ireversibilitas di alam. Hukum kedua menyatakan ketidakmungkinan
mesin yang menghasilkan energi yang dapat digunakan dari energi internal
melimpah alam dengan proses yang disebut gerak abadi dari jenis yang kedua.
Hukum kedua dapat dinyatakan dengan cara tertentu, tetapi rumusan pertama
adalah dikreditkan ke ilmuwan Jerman Rudolf Clausius .Hukum biasanya
dinyatakan dalam bentuk fisik proses mustahil. Dalam termodinamika klasik ,
hukum kedua adalah dasar dalil yang berlaku untuk setiap sistem yang melibatkan
terukur panas transfer, sedangkan pada termodinamika statistik , hukum kedua
adalah konsekuensidari unitarity dalam teori kuantum . Dalam termodinamika
klasik, hukum kedua mendefinisikan konsep termodinamika entropi , sementara di
entropi mekanika statistik didefinisikan dari teori informasi , yang dikenal
sebagai entropi Shannon .
Arah Proses Termodinamik
1. Proses termodinamik yang berlanggsung secara alami seluruhnya disebut
proses ireversibel (irreversibel process). Proses tersebut berlanggsung
secara spontan pada satu arah tetapi tidak pada arah sebaliknya. Contohnya
kalor berpindah dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu
rendah.
2. Proses reversibel adalah proses termodinamik yang dapat berlanggsung
secara bolak-balik. Sebuah sistem yang mengalami idealisasi proses
reversibel selalu mendekati keadaan kesetimbangan termodinamika antara
sistem itu sendiri dan lingkungannya. Proses reversibel merupakan proses
seperti-kesetimbangan(quasi equilibrium process).
Tiga Pernyataan Bagi Hukum Kedua Termodinamika
1. Kalor tidak mengalir secara spontan dari dingin ke panas. (sebaliknya:
dapat spontan?)
2. Tidak ada mesin yang dapat mengubah kalor menjadi usaha secara utuh,
(sebaliknya: dapat spontan?)
3. Setiap sistem terisolasi condong menjadi acak. (sistem terbuka: dapat
menumbuhkaketeraturan?)
Kalor tidak akan mengalir spontan dari benda dingin ke benda panas
[Rudolf Clausius (1822 – 1888)]
1. Pada taraf molekular:
– Molekul yang bergerak lebih cepat, akan menyebarkan energinya
kepada lingkungannya
2. Pada taraf makroskopik:
– Perlu pasokan energi / usaha, untuk mendinginkan sebuah benda
Anda tidak dapat membuat mesin yang sekedar mengubah kalor menjadi usaha
sepenuhnya[Kelvin (1824 – 1907) & Planck (1858 – 1947)]
1. Efisiensi mesin tidak dapat 100%
2. Diperlukan tandon panas dan tandon dingin
3. Tandon panas menjadi sumber energi
4. Perlu membuang kalor pada suhu yang lebih rendah, ke tandon dingin
5. Biasanya tandon suhu terendah = atmosfer
Hukum II Termodinamika
1. Jika tidak ada kerja dari luar, panas tidak dapat merambat secara spontan
dari suhu rendah ke suhu tinggi (Clausius)
2. Proses perubahan kerja menjadi panas merupakan proses irreversible jika
tidak terjadi proses lainnya (Thomson-Kelvin-Planck)
3. Suatu mesin tidak mungkin bekerja dengan hanya mengambil energi dari
suatu sumber suhu tinggi kemudian membuangnya ke sumber panas
tersebut untuk menghasilkan kerja abadi (Ketidakmungkinan mesin abadi)
4. Mesin Carnot adalah salah satu mesin reversible yang menghasilkan daya
paling ideal. Mesin ideal memiliki efisiensi maksimum yang mungkin
dicapai secara teoritis
Mesin Kalor
Rangkaian dari beberapa proses termodinamika yang berawal dan berakhir
pada keadaan yang sama disebut siklus.
Untuk sebuah siklus, DT = 0 oleh karena itu DU = 0. Sehingga
Q = W.
Q menyatakan selisih kalor yang masuk (Q1) dan kalor yang keluar (Q2) (Q = Q1-
Q2) dan W adalah kerja total dalam satu siklus.
Siklus Carnot
Tahun 1824 Sadi Carnot menunjukkan bahwa mesin kalor terbalikkan
adengan siklus antara dua reservoir panas adalah mesin yang paling efisien.
Siklus Carnot terdiri dari proses isotermis dan proses adiabatis.
1. Proses a-b : ekaspansi isotermal pada temperatur Th (temperatur tinggi). Gas
dalam keadaan kontak dengan reservoir temperatur tinggi. Dalam proses ini
gas menyerap kalor Th dari reservoir dan melakukan usaha Wab
menggerakkan piston.
2. Proses b-c
: ekaspansi
adiabatik.
Tidak ada
kalor yang diserap maupun keluar sistem. Selama proses temperatur gas turun
dari Th ke Tc (temperatur rendah) dan melakukan usaha Wab.
3. Proses c-d : kompresi isotermal pada temperatur Tc (temperatur tinggi). Gas
dalam keadaan kontak dengan reservoir temperatur rendah. Dalam proses ini
gas melepas kalor Qc dari reservoir dan mendapat usaha dari luar Wcd
4. Proses d-a : kompresi adiabatik. Tidak ada kalor yang diserap maupun keluar
sistem. Selama proses temperatur gas naik dari Tc ke Th dan mendapat usaha
Wda .
Efisiensi dari mesin kalor siklus Carnot :
h= W/Qh = 1 - Qc /Qh
karena Qc /Qh = Tc /Th (buktikan)
maka
h= 1 - Tc /Th
Mesin kalor yang telah dibahas sebelumnya menyatakan :
1. kalor diserap dari sumbernya pada temperatur tinggi (Qh)
2. Usaha dilakukan oleh mesin kalor (W).
3. Kalor dilepas pada temperatur rendah (Qc).
Dari kenyataan ini menujukkan bahwa efisiensi mesin kalor tidak pernah berharga
100 %. karena Qc selalu ada dalam setiap siklus. Dari sini Kelvin-Planck
menyatakan :
“Tidak mungkin membuat suatu mesin kalor, yang beroperasi pada suatu
siklus, hanyalah mentransformasikan ke dalam usaha semua kalor yang
diserapnya dari sebuah sumber”.
Secara sederhana, kalor tidak dapat mengalir dari objek dingin ke objek panas
secara spontan.
Entropi
Konsep temperatur muncul dalam hukum ke-nol termodinamika. Konsep
energi internal muncul dalam hukum pertama termodinamika. Dalam hukum
kedua termodinamika muncul konsep tentang entropi.
Misal ada proses terbalikkan, quasi-statik, jika dQ adalah kalor yang diserap atau
dilepas oleh sistem selama proses dalam interval lintasan yang kecil,
dS = dQ/T
1. Entropi dari alam naik bila proses yang berlangsung alamiah
2. Perubahan entropi dari suatu sistem hanya tergantung pada keadaan awal dan
keadaan akhir sistem.
untuk proses dalam satu siklus perubahan entropi nol DS = 0.
3. Untuk proses adiabatik terbalikkan, tidak ada kalor yang masuk maupun
keluar sistem, maka DS = 0. Proses ini disebut proses isentropik.
4. Entropi dari alam akan tetap konstan bila proses terjadi secara terbalikkan.
Untuk proses quasi-statik, terbalikkan, berlaku hubungan : dQ = dU + dW dimana
dW = pdV. Untuk gas ideal, dU = ncv dT dan P = nRT/V, oleh karena itu
dQ = dU + pdV = ncv dT + nRT dV/V
bila dibagi dengan T
dQ/T = ncvdT/T + nR dV/V
DS = òdQ/T = ncv ln(Tf/Ti) + nR ln(Vf/Vi)
BAB.III
KESIMPULAN
1. Termodinamika adalah kajian tentang kalor (panas) yang berpindah.
2. Usaha adalah hasil kali (dot product) antara gaya dan jarak yang ditempuh.
Kemampuan untuk melakukan usaha menimbulkan suatu energy (tenaga).
Energi mekanik terdiri dari Energi Potensial dan Energi Kinetik.
3. Panas didefinisikan sebagai energi yang terkandung dalam batasan sistem, dan
energi tersebut mengalir karena perbedaan temperatur anatara siatem dengan
lingkungan.
4. Transfer energi terjadi karena perbedaan temperatur dan aliran panas dari
temperatur yang tinggi ke yang rendah. Terdapat tiga macam jenis
perpindahan panas, yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi.
5. Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Secara
umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu
dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang
dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya
rendah maka kalor yang dikandung sedikit. Dari hasil percobaan yang sering
dilakukan besar kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu benda(zat) bergantung
pada 3 faktor yaitu:
Massa zat
Jenis Zat (Kalor Jenis)
Perubahan Suhu
Sehingga secara matematis dapat dirumuskan :
Q = m.c.(t2 – t1)
6. Proses adiabatic adalah proses yg terjadi pd suatu sistem apabila selama
berlangsungnya proses tidak ada panas (kalor) yg masuk atau keluar.
7. Suatu gas yang berada dalam suhu tertentu dikatakan memiliki energi dalam.
Energi dalam gas berkaitan dengan suhu gas tersebut dan merupakan sifat
mikroskopik gas tersebut.Energi dalam gas sebanding dengan suhu mutlak
gas.
8. Hukum pertama termodinamika adalah suatu pernyataan mengenai hukum
universal dari kekekalan energi dan mengidentifikasikan perpindahan panas
sebagai suatu bentuk perpindahan energi.
9. Panas jenis adalah Jumlah panas yang diperlukan untuk menaikkan
suhu dari suatu bahan bermassa m sebesar satu derajat dinamakan
panas jenis dari bahan tersebut.
10. Reservoir mempunyai pengertian adalah suatu benda/zat yang mempunyai
kapasitas energi panas (massa x panas jenis) yang besar. Artinya reservoir
dapat menyerap/ menyuplai sejumlah panas yang tidak terbatas tanpa
mengalami perubahan temperatur.