pakaian adat kalimantan barat

2
PAKAIAN ADAT KALIMANTAN BARAT Ini merupakan baju adat khas Kalimantan Barat. Wauw, unik ya.. . Suku Dayak di Kalimantan Barat ini mulai mengenal pakaian yang disebut king baba (king = cawat; baba = laki-laki) untuk laki-laki, danking bibinge untuk perempuan (bibinge = wanita). Pakaian tersebut terbuat dari kulit kayu yang diproses hingga menjadi lunak seperti kain. Kulit kayu yang bisa difungsikan sebagai kain untuk membuat cawat, celana, baju, clan selimut itu disebut kapua atau ampuro. Masyarakat Dayak pun mengenal teknik menenun untuk membuat busana. Bahkan hingga kini masyarakat Dayak dikenal sebagai penenun yang terampil. Dulu, yang ditenun adalah serat benang yang dihasilkan dari kulit pohon tengang. Warna dasar serat yang kuat yang dihasilkan adalah warna coklat muda. Untuk memperoleh warna hitam atau merah hati, warna yang dominan pada tenunan tradisional Dayak, serat tengang itu dicelup dengan getah pohon yang dilarutkan dalam air. Tenunan yang beredar sekarang dengan warna-warna kuning, merah muda, putih, dsb, dibuat dari benang kapas yang diperoleh dari luar daerah. Kini telah sangat jarang

Upload: boniejuenovanpranoto

Post on 27-Dec-2015

38 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pakaian Adat Kalimantan Barat

PAKAIAN ADAT KALIMANTAN BARAT

Ini merupakan baju adat khas Kalimantan Barat. Wauw, unik ya..   . Suku Dayak di

Kalimantan Barat ini mulai mengenal pakaian yang disebut king baba (king = cawat;

baba = laki-laki) untuk laki-laki, danking bibinge untuk perempuan (bibinge = wanita).

Pakaian tersebut terbuat dari kulit kayu yang diproses hingga menjadi lunak seperti

kain. Kulit kayu yang bisa difungsikan sebagai kain untuk membuat cawat, celana, baju,

clan selimut itu disebut kapua atau ampuro.

Masyarakat Dayak pun mengenal teknik menenun untuk membuat busana. Bahkan

hingga kini masyarakat Dayak dikenal sebagai penenun yang terampil. Dulu, yang

ditenun adalah serat benang yang dihasilkan dari kulit pohon tengang. Warna dasar

serat yang kuat  yang dihasilkan adalah warna coklat muda. Untuk memperoleh warna

hitam atau merah hati, warna yang dominan pada tenunan tradisional Dayak, serat

tengang itu dicelup dengan getah pohon yang dilarutkan dalam air. Tenunan yang

beredar sekarang dengan warna-warna kuning, merah muda, putih, dsb, dibuat dari

benang kapas yang diperoleh dari luar daerah. Kini telah sangat jarang dijumpai

tenunan yang dibuat dari serat tengang sehingga busana adat masyarakat Taman pun

menggunakan tenunan benang kapas.