pajak

Upload: mia-audina-miyanoshita

Post on 07-Oct-2015

5 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

-

TRANSCRIPT

Pajakadalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang sehingga dapat dipaksakan dengan tiada mendapat balas jasa secara langsung. Pajak dipungut penguasa berdasarkannorma-norma hukumuntuk menutup biaya produksi barang-barang danjasa kolektifuntuk mencapai kesejahteraan umum.Jenis-jenis PajakJenis jenis pajak menurut direktorat jendaral pajak indonesia :1.pajak pph atau pajak pengahsilan2.pajak bumi dan banguana atau PBB3.BM atau bea materai \4.pajak pertambahan nilai atau PPN dan pajak atas penjualan barang mewah atau PPNBM5.Bea perolehan hak tanah atau bangunan atau BPHTBjenis jenis pajak dibedakan menjadi 3 bagian yaitu:1.berdasarkan pihak yang menanggung dibagi menjadi 2 adalah pajak langsung dan juga pajak tidak langsung2.berdasarkan pihak yang memungut pajak dibagi menjadi dua yaitu pajak negara dan juga pajak daerah3.berdasarakan sifatnya dibagi menjadi dua yaitu pajak obyektif dan juga pajak subyektifJenis pajak berdasarkan pihak yang menanggung:1.Pajak Langsungadalah pajak yang pembayarannya dimana harus ditanggung sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat atau tidak bisa dialihkan kepada pihak lain.Contoh pajak langsung adalah : PPh, PBB.2.Pajak Tidak Langsung, adalah pajak yang pembayarannya dapat dialihkan kepada pihak lain.Contoh : Pajak Penjualan, PPN/.pajak pertambahan nilai , PPn-BM/pajak penjualan atas barang mewah , BeaMaterai(BM) dan Cukai.

Jenis pajak berdasarkan pihak yang memungut:1.Pajak Negara, adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat. Pajak pusat merupakan sumber penerimaan negara indonesia .Contoh : PPh/pejak penghasilan ,PPN/pajak pertambahan nilai , PPn dan Bea Materai/ pajakpenjualan atas barang mewah .2.Pajak Daerah, adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah.Pajak daerah merupakan salah satu sumber penerimaan pemerintahan daerah.Contoh : Pajak tontonan, pajak reklame, PKB (Pajak Kendaraan Bermotor/PKB) PBB/pajak bumi dan bangunan,Iuran kebersihan,, Retribusi parkir, Retribusi galian pasir dan lainya .Jenis pajak berdasarkan sifatnya:a.Pajak Subjektif, adalah pajak yang memperhatikan kondisi keadaan sang wajib pajak itu sendiri . Dalam ini penentuan dalam besarnya pajak harus ada alasan objektif yang berhubungan erat dalam kemampuan membayar wajib pajak/sipembayar pajak.Contoh : PPh/pajak pengahsilan .b.Pajak Objektif, adalah pajak yang dinilai berdasarkan objektifitasnya dan tanpa diperhatikanya keadaan diri sang wajib pajak. Contoh : PPN/pajak pertmabahan nilai , PBB/pajak bumi dan bangunan , PPn-BM/pajak atas penjualan barang mewah.http://akunt.blogspot.com/2012/03/jenis-jenis-pajak-dan-penjelasanya.htmlPajak PPB Pajak bumi dan bangunan(PBB) adalahpajakyang dipungut atastanahdanbangunankarena adanyakeuntungandan/atau kedudukansosialekonomiyang lebih baik bagi orang atau badan yang mempunyai suatu hak atasnya atau memperoleh manfaat dari padanya.Contoh : misalnya Awal mempunyairumah2 lantai ukuran bangunan 10m x 20m, rumah tersebut dibangun pada sebidang tanah ukuran 10m x 30m, Berapa jumlah pajak PBB yang harus dibayar setiap tahun? mari kita coba hitung disini. Luas bangunan lt1 + lt2 = (10m x 20m) + (10m x 20m) = 400 m2. Luas tanah 10m x 30m = 300 m2. NJOP tanah = 300m2 x Rp.1.000.000,00 = Rp.300.000.000,00 NJOP bangunan = 400m2 x Rp.3.000.000,00 = Rp.1.200.000.000,00 NJOP tanah dan bangunan = Rp.1.500.000.000,00 NJOPTKP = Rp.12.000.000,00 NJOP untuk perhitungan PBB = NJOP tanah dan bangunan NJOPTKP = Rp.1.488.000.000,00 NJKP = 20% x NJOP untuk perhitungan PBB = Rp.297.600.000,00 PBB = 0,5% x NJKP = Rp.1.488.000,00Jadi besarnya pajak bumi dan bangunan yang harus dibayar setiap tahun adalah Rp.1.488.000,00. sebagai warga negara atau istilah lainya wajib pajak kita mempunyai hak dalam hal PBB ini sehingga dapat digunakan apabila diperlukan, berikut ini beberapa hak wajib pajak PBB1.Mengajukan keberatan atas PBB2.Mengajukan banding apabila keberatan tidak diterima.3.Mengusulkan pengurangan jumlah pembayaran PBB.4.Melakukan Pembetulan Surat ketetapan pajak (SKP) PBB.http://www.pajak.go.id/content/Pajak PPNPajak Pertambahan Nilai(PPN) adalahpajakyang dikenakan atas setiap pertambahan nilai dari barang atau jasa dalam peredarannya dariprodusenkekonsumen. Dalambahasa Inggris, PPN disebutValue Added Tax(VAT) atauGoods and Services Tax(GST). PPN termasuk jenis pajak tidak langsung, maksudnya pajak tersebut disetor oleh pihak lain (pedagang) yang bukan penanggung pajak atau dengan kata lain, penanggung pajak (konsumen akhir) tidak menyetorkan langsung pajak yang ia tanggung.Contoh Perhitungan PPN Atas Pemberian Cuma-Cuma Tahun Pajak 2013 yaitu :a.PT.Aditya Makmur Sejahtera adalah perusahaan yang memproduksi Kompor Gas, dalam rangka promosi produk barunya PT.Aditya Makmur Sejahtera memberikan secara gratis kepada CV.Mawar Merah (usaha dibidang perdagangan kompor gas) 1 buah kompor gas dengan harga pokok penjualan sebesar Rp.500.000,-Maka PT.Aditya Makmur Sejahtera harus menerbitkan faktur pajak sebagai pajak keluaran dengan perincian : Dasar Pengenaan Pajak : 500.000PPN : 50.000 (500.000 x 10 %) Bagi CV.Mawar Merah faktur pajak yang diterima dari PT.Aditya Makmur Sejahtera atas pemberian kompor gas tersebut merupakan pajak masukan yang dapat dikreditkan sepanjang memenuhi syarat sebagaimana ditetapkan dalamUndang-undang No.42 Tahun 2009 tentang PPN dan PPnBM.b.PT.Gunung Makmur Sentosa produsen mie kering dalam rangka membantu korban bencana alam di daerah Purwokerto memberikan mie kering dengan harga pokok penjualan sebesar Rp.2.000.000,-Maka PT.Gunung Makmur Sentosa harus menerbitkan faktur pajak sebagai pajak keluaran dengan perincian :Dasar Pengenaan Pajak : 2.000.000PPN : 200.000 (2.000.000 x 10 %) http://www.pajak.go.id/content/Pajak PPHPajak penghasilanadalah pajak yang dibebankan pada penghasilan perorangan, perusahaan atau badan hukum lainnya. Pajak penghasilan bisa diberlakukanprogresif,proporsional, atauregresif.PPH 21Penghitungan PPh Pasal 21 menurut aturan yang baru tersebut, dibedakan menjadi 6 macam, yaitu : PPh Pasal 21 untuk Pegawai tetap dan penerima pensiun berkala; PPh pasal 21 untuk pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas; PPh pasal 21 bagi anggota dewan pengawas atau dewan komisaris yang tidak merangkap sebagai pegawai tetap, penerima imbalan lain yang bersifat tidak teratur, dan peserta program pensiun yang masih berstatus sebagai pegawai yang menarik dana pensiun. Di kesempatan ini akan dipaparkan tentang contoh perhitungan PPh pasal 21 untuk Pegawai Tetap dan Penerima Pensiun Berkala.

Penghitungan PPh Pasal 21 untuk pegawai tetap dan penerima pensiun berkala dibedakan menjadi 2 (dua): Penghitungan PPh Pasal 21 masa atau bulanan yang rutin dilakukan setiap bulan dan Penghitungan kembali yang dilakukan setiap masa pajak Desember (atau masa pajak dimana pegawai berhenti bekerja).

http://www.pajak.go.id/content/article/cara-penghitungan-pph-pasal-21-terbaruPPH 22Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22 adalah PPh yang dipungut oleh :1.Bendaharawan Pemerintah Pusat/Daerah, instansi atau lembaga pemerintah dan lembaga-lembaga negara lainnya, berkenaan dengan pembayaran atas penyerahan barang;2.Badan-badan tertentu, baik badan pemerintah maupun swasta berkenaan dengan kegiatan di bidang impor atau kegiatan usaha di bidang lain.http://www.pajak.net/info/PPh22.htmPPH 23Pajak Penghasilan Pasal 23 merupakan Pajak Penghasilan yang dipotong atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dalam negeri dan Bentuk Usaha Tetap yang berasal dari modal, penyerahan jasa, atau penyelenggaraan kegiatan selain yang telah dipotong Pajak Penghasilan Pasal 21, yang dibayarkan atau terutang oleh badan pemerintah atau subjek pajak dalam negeri, penyelenggara kegiatan, Bentuk Usaha Tetap atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya.PPH 24PPh pasal 24 membahas tentang penghasilan yang berasal dari luar negeri. Pada prinsinya dalam PPh pasal 24 adalah mencari besarnya pajak yang bisa dikreditkan dengan jalan membandingkan antara pajak yang dipungut di luar negeri dengan batas maksimum kredit pajak dipilih yang terkecil.Batas maksimum kredit pajak = penghasilan dari luar negeri/ PKP x PPh terutanghttp://nanapunyblog.blogspot.com/2011/04/pph-pasal-21-22-23-24-25-dan-26.htmlPPH 25PPh pasal 25 membahas tentang angsuran pajak yang menggunakan stelsel anggapan.Ansuran pajak/ bulan = PPh terutang kredit pajak /12http://nanapunyblog.blogspot.com/2011/04/pph-pasal-21-22-23-24-25-dan-26.htmlCARA MENGHITUNG PTKPPTKP (PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK) adalah jumlah penghasilan tertentu yang tidak dikenakan pajak. PTKP yang ditetapkan dalam pasal 7 ayat 1 undang-undang nomor 36 tahun 2008 (mulai berlaku 1 januari 2009-sekarang).PTKP tersebut dengan kententuan:1.diri Wajib Pajak : Rp. 15.840.0002.Tambahan untuk WP yang sudah kawin : Rp. 1.320.0003.Tambahan utk seorang istri yang menerima penghasilan yg digabung dengan penghasilan si suami dikenakan Rp. 15.840.0004.Tambahan untuk Tanggungan maksimal 3 dikenakan Rp.1.320.000 per tanggungancontoh soal:1.wajib pajak Olivia berstatus Nikah (suami mempunyai penghasilan) anak kandung 2, sehingga besarnya PTKP untuk Olivia sebesar Rp. 15.840.000, hal ini dikarenakan tanggungan anak dan status nikah ditanggung oleh si Suami.2.hitung ptkp apabila Tn.anton tinggal dengan seorang istri 2 anak kandung dan dua adik kandungjawab:WP: 15.840.000status: 1.320.000tanggungan (k/2):2.640.000(+)jumlah 19.800.000cat: mengapa adik kandung tidak di masukkan? karena adik kandung mempunyai hubungan Horizonta3.hitung PTKP Ny.Ana yang tinggal bersama ibunya seorang pensiunan PNSjawab:WP:15.840.000cat: seorang ibu pensiunan PNS tidak dimasukkan karena pegawai negeri pensiunan masih menerima uang pensiun setiap bulannya4.hitung PTKP Tn.nino dengan status duda dan dua anak angkatjawab:WP: 15.840.000tanggungan (k/2) 2.640.000(+)jumlah 18.480.000cat: status nikah tidak dimasukkan karena posisi tuan nino sudah menduda5.hitung PTKP Ny.lia yang tinggal bersama keponakannya yang masih dibawah umumjawab:WP: 15.840.000cat: keponakan tidak dimasukkan karena hubungan kesamping (horizontal)http://kammilashaffirah.blogspot.com/2012/11/cara-menghitung-ptkp-dan-contoh-soalnya.htmlPengertian Merger dan Akuisisi,Merger adalah penggabungan dua perusahaan menjadi satu, dimana perusahaan yang me-merger mengambil/membeli semua assets dan liabilities perusahaan yang di-merger dengan begitu perusahaan yang me-merger memiliki paling tidak 50% saham dan perusahaan yang di-merger berhenti beroperasi dan pemegang sahamnya menerima sejumlah uang tunai atau saham di perusahaan yang baru (Brealey, Myers, & Marcus, 1999, p.598). Definisi merger yang lain yaitu sebagai penyerapan dari suatu perusahaan oleh perusahaan yang lain. Dalam hal ini perusahaan yang membeli akan melanjutkan nama dan identitasnya. Perusahaan pembeli juga akan mengambil baik aset maupun kewajiban perusahaan yang dibeli. Setelah merger, perusahaan yang dibeli akan kehilangan/berhenti beroperasi (Harianto dan Sudomo, 2001, p.640).Akuisisi adalahpengambil-alihan (takeover) sebuah perusahaan dengan membeli saham atau aset perusahaan tersebut, perusahaan yang dibeli tetap ada. (Brealey, Myers, & Marcus, 1999, p.598).Jenis-jenis Merger dan AkusisiMenurut Damodaran 2001, suatu perusahaan dapat diakuisisi perusahaan lain dengan beberapa cara, yaitu :a.MergerPada merger, para direktur kedua pihak setuju untuk bergabung dengan persetujuan para pemegang saham. Pada umumnya, penggabungan ini disetujui oleh paling sedikit 50% shareholder dari target firm dan bidding firm. Pada akhirnya target firm akan menghilang (dengan atau tanpa proses likuidasi) dan menjadi bagian dari bidding firm.b.KonsolidasiSetelah proses merger selesai, sebuah perusahaan baru tercipta dan pemegang saham kedua belah pihak menerima saham baru di perusahaan ini.c.Tender offerTerjadi ketika sebuah perusahaan membeli saham yang beredar perusahaan lain tanpa persetujuan manajemen target firm, dan disebut tender offer karena merupakan hostile takeover. Target firm akan tetap bertahan selama tetap ada penola,kan terhadap penawaran. Banyak tender offer yang kemudian berubah menjadi merger karena bidding firm berhasil mengambil alih kontrol target firm.d.Acquisistion of assetsSebuah perusahaan membeli aset perusahaan lain melalui persetujuan pemegang saham target firm. (p.835).Jenis Pajak

Secara umum, pajak yang berlaku di Indonesia dapat dibedakan menjadiPajak PusatdanPajak Daerah. Pajak Pusat adalah pajak-pajak yang dikelola oleh Pemerintah Pusat yang dalam hal ini sebagian dikelola oleh Direktorat Jenderal Pajak - Departemen Keuangan. Sedangkan Pajak Daerah adalah pajak-pajak yang dikelola oleh Pemerintah Daerah baik di tingkat Propinsi maupun Kabupaten/Kota.

Pajak-pajak Pusat yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Pajak meliputi :

1. Pajak Penghasilan (PPh)PPhadalah pajak yang dikenakan kepada orang pribadi atau badan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam suatu Tahun Pajak. Yang dimaksud dengan penghasilan adlah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang berasal baik dari Indonesia maupun dari luar Indonesia yang dapat digunakan untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan dengan nama dan dalam bentuk apapun. Dengan demikian maka penghasilan itu dapat berupa keuntungan usaha,gaji, honorarium, hadiah, dan lain sebagainya.

2. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)PPNadalah pajak yang dikenakan atas konsumsi Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean. Orang Pribadi, perusahaan, maupun pemerintah yang mengkonsumsi Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak dikenakan PPN. Pada dasarnya, setiap barang dan jasa adalah Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak, kecuali ditentukan lain oleh Undang-undang PPN. Tarif PPN adalah tunggal yaitu sebesar 10%. Dalam hal ekspor, tarif PPN adalah 0%. Yang dimaksud Dengan Pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat, peraian, dan ruang udara diatasnya.

3. Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPn BM)Selain dikenakan PPN, atas barang-barang kena pajak tertentu yang tergolong mewah, juga dikenakan PPn BM. Yang dimaksud dengan Barang Kena Pajak yang tergolong mewah adalah :

a. Barang tersebut bukan merupakan barang kebutuhan pokok; ataub. Barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat tertentu; atauc. Pada umumnya barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat berpenghasilan tinggi; ataud. Barang tersebut dikonsumsi untuk menunjukkan status; ataue. Apabila dikonsumsi dapat merusak kesehatan dan moral masyarakat, serta mengganggu ketertiban masyarakat.

4. Bea MeteraiBea Meterai adalah pajak yang dikenakan atas dokumen, seperti surat perjanjian, akta notaris, serta kwitansi pembayaran, surat berharga, dan efek, yang memuat jumlah uang atau nominal diatas jumlah tertentu sesuai dengan ketentuan.

5. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)PBBadalah pajak yang dikenakan atas kepemilikan atau pemanfaatan tanah dan atau bangunan. PBB merupakan Pajak Pusat namun demikian hampir seluruh realisasi penerimaanPBBdiserahkan kepada Pemerintah Daerah baik Propinsi maupun Kabupaten/Kota.

6. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)BPHTBadalah pajak yang dikenakan atas perolehan hak atas tanah dan atau bangunan. Seperti halnya PBB, walaupunBPHTBdikelola oleh Pemerintah Pusat namun realisasi penerimaan BPHTB seluruhnya diserahkan kepada Pemerintah Daerah baik Propinsi maupun Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan.

Pajak-pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah baik Propinsi maupun Kabupaten/Kota antara lain meliputi :

1. Pajak Propinsia. Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air;b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air;c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bemotor;d. Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan.

2. Pajak Kabupaten/Kota

a. Pajak Hotel;b.Pajak Restoran;c. Pajak Hiburan;d. Pajak Reklame;e. Pajak Penerangan Jalan;f. Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C;g. Pajak Parkir.

PengertianLaporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas selama periode tertentu yang dikelompokkan ke dalam aktivitas operasional, investasi dan pendanaan.

Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan:

1. Aktivitas operasional adalah aktivitas penghasil utama pendapatan rumah sakit yang berasal dari pelayanan (principal revenue-producing activities) dan aktivitas investasi lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.

2. Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aset jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas.

3. Aktivitas pendanaan (financing) adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam komposisi modal dan pinjaman perusahaan.

PengelompokkanLaporan Arus Kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklafikasikan menurut aktivitas operasional, investasi dan pendanaan.

1. Aktivitas operasional

Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasional merupakan indikator yang menentukan apakah operasional perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan perusahaan, dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar. Arus kas ini berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan selisih aset bersih.

Contoh arus kas dari aktivitas opresional:

Penerimaan kas dari penjualan barang/jasa.

Penerimaan kas dari royalti,fess,komisi dan pendapatan lain.

Pembayaran kas kepada pemasok/supplier.

Pembayaran kas kepada karyawan.

Penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan premi, klaim, anuitas dan manfaat asuransi lainnya.

Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan.

Penerimaan dan pembayaran kas dari kontak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha.

2. Aktivitas investasi

Pengungkapan terpisah arus kas dari aktivitas investasi perlu dilakukan sebab arus kas tersebut mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan menghasilkan pendapatan dan arus kas mesa depan.

Contoh arus kas dari aktivitas investasi:

Pembayaran kas untuk membeli aset, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi.

Penerimaan kas dari pelepasan aset.

Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta pelunasannya.

3. Aktivitas pendanaan

Pengungkapan arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan perlu dilakukan sebab berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan.

Contoh arus kas dari aktivitas pendanaan:

Pelunasan pinjaman.

Pembayaran kas oleh penyewa (lesse) untuk mengurangi saldo liabilitas yang berkaitan dengan sewa pembiayaan.

Metode Pelaporan1. Pelaporan arus kas aktivitas operasional menggunakan metode sebagai berikut:

a. Metode langsung (Direct method): dengan metode ini kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto di ungkapkan.

Dengan metode langsung, informasi mengenai kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto dapat diperoleh:

Catatan akuntansi entitas rumah sakit.

Perubahan persediaan, piutang usaha, dan utang usaha selama periode berjalan.

Pos buku kas lainnya.

Pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan.

b. Metode tidak langsung (Indirect method): dengan metode ini perubahan aset bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan (defferal) atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan masa depan dan ungsur penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.

Dalam metode tidak langsung, arus kas bersih dari aktivitas operasi ditentukan dengan menyesuaikan perubahan aset bersih dari pengaruh:

Perubahan persediaan dan piutang usaha serta utang usaha selama periode berjalan.

Pos bukan kas seperti penyusutan, penyisihan, pajak ditangguhkan, keuntungan dan kerugian valuta asing yang belum direalisasi.

Semua pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.

2. Kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto yang berasal dari aktivitas investasi dan pendanaan harus dibuat laporan secara terpisah, kecuali untuk arus kas yang dapat disajikan secara neto sebagai berikut:

a. Penerimaan dan pengeluaran kas untuk kepentingan para pelanggan apabila arus kas tersebut lebih mencerminkan aktivitas pelanggana daripada aktivitas rumah sakit, misalnya penerimaan dan pembayaran rekening giro.

b. Penerimaan dan pengeluaran kas untuk pos-pos dengan perputaran cepat, volume traansaksi yang besar dengan jangka waktu singkat (minority short), misalnya:

Penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan deposito berjangka waktu tetap.

Penetapan dan penarikan deposito pada lembaga keuangan.

Pemberian dan pelunasan kredit.

3. Arus kas yang berasal dari transaksi dalam mata uang asing harus dibukukan dalam mata uang yang digunakan dalam pelaporan dengan menjabarkan jumlah mata uang asing tersebut menurut kurs pada tanggal transaksi arus kas. Keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi yang timbul akibat perubahan kurs bukan merupakan arus kas.

4. Arus kas sehubungan dengan pos luar biasa harus diklarifikasikan sebagai aktivitas operasional, investasi atau pendanaan sesuai dengan sifat transaksinya dan diungkapkan secara terpisah, agar para pengguna dapat memahami hakikat dan pengaruhnya terhadap arus kas saat ini dan masa depan.

5. Arus kas dari bunga dan dividen yang diterima dan dibayarkan harus diungkapkan tersendiri. Masing-masing arus kas harus diklasifasikan secara konsisiten antar periode sebagai aktivitas operasional, investasi atau pendanaan, dengan ketentuan sebagai berikut:

Jumlah bunga yang dibayarkan selama suatu periode dilaporkan dalam Laporan Arus Kas, baik yang telah diakui dalam Laporan Aktivitas maupun yang dikapitalisasikan sebagai Aset.

Bunga pinjaman yang dapat dikapitalisasi adalah yang dapat diatribusikan (dapat diidentifikasi secara nyata dan menyakinkan) secara langsung dengan aset tertentu sesuai dengan waktu yang wajar atas penyelesaian suatu konstruksi, yang nilainya adalah sebesar seluruh biaya pinjaman yang timbul selama peminjaman dana tersebut dikurangi dengan pendapatan bunga yang diperoleh dari investasi sementara atas dana hasil pinjaman yang belum digunakan (nilai bersih pinjaman).

Bunga yang dibayar dapat diklasifasikan sebagai arus kas pendanaan karena merupakan biaya perolehan sumber daya keuangan.

6. Arus kas yang berkaitan dengan pajak penghasilan harus diungkapkan tersendiri dan diklasifikasikan sebagai arus kas operasional.

7. Transaksi investasi dan pendanaan yang tidak memerlukan penggunaan kas atau setara kas harus dikeluarkan dari Laporan Kas. Transaksi semacam itu harus diungkapkan sedemikian rupa dalam Catatan atas Laporan Keuangan sehingga dapat memberikan semua informasi yang relevan mengenai aktivitas investasi dan pendanaan tersebut. Beberapa contoh transaksi non kas adalah:

Perolehan aset secara kredit atau melalui sewa pembiayaan.

Konversi utang menjadi modal.

8. Komponen kas dan setara kas (sesuai dengan yang terutang dalam pedoman akuntansi) harus diungkapkan dan dilengkapi rekonsiliasi jumlah tersebut dalam Laporan Arus Kas dengan pos yang sama yang disajikan dalam Laporan Posisi Keuangan.

9. Jumlah saldo kas atau setara kas signifikan yang tidak dapat digunakan dengan bebas harus diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

10. Laporan Arus Kas tidak wajib disusun secara komparatif.PENGERTIAN LAPORAN KEUANGAN DAN ISI LAPORAN KEUANGAN

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses pencatatan, yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan.

Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan:

Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga

Dari pengertian diatas laporan keuangan dibuat sebagai bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap, dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepada manajemen.

Penyusunan laporan keuangan disiapkan mulai dari berbagai sumber data, terdiri dari faktur-faktur, bon-bon, nota kredit, salinan faktur penjualan, laporan bank dan sebagainya. Data yang asli bukan saja digunakan untuk mengisi buku perkiraan, tetapi dapat juga dipakai untuk membuktikan keabsahan transaksi.

Laporan keuangan terdiri dari:

- Neraca, menginformasikan posisi keuangan pada saat tertentu, yang tercermin pada jumlah harta yang dimiliki, jumlah kewajiban, dan modal perusahaan.

- Perhitungan laba rugi, menginformasikan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode tertentu.

- Laporan arus kas, menginformasikan perubahan dalam posisi keuangan sebagai akibat dari kegiatan usaha, pembelanjaan, dan investasi selama periode yang bersangkutan.

- Catatan atas laporan keuangan, menginformasikan kebijaksanaan akuntansi yang mempengaruhi posisi keuangan dari hasil keuangan perusahaan.

Laporan keuangan diharapkan disajikan secara layak, jelas, dan lengkap, yang mengungkapkan kenyataan-kenyataan ekonomi mengenai eksistensi dan operasi perusahaan tersebut. Dalam menyusun laporan keuangan, akuntansi dihadapkan dengan kemungkinan bahaya penyimpangan (bias), salah penafsiran dan ketidaktepatan. Untuk meminimkan bahaya ini, profesi akuntansi telah berupaya untuk mengembangkan suatu barang tubuh teori ini. Setiap akuntansi atau perusahaan harus menyesuaikan diri terhadap praktik akuntansi dan pelaporan dari setiap perusahaan tertentu.

Pengertian Arsip danKearsipan

Pengertian ArsipSecara etimologi kata arsip berasal dari bahasa Yunani (Greek), yaitu archium yang artinya peti untuk menyimpan sesuatu. Semula pengertian arsip itu memang menunjukkan tempat atau gedung tempat penyimpanan arsipnya, tetapi perkembangan terakhir orang lebih cenderung menyebut arsip sebagai warkat itu sendiri.

Menurut Kamus Administrasi Perkantoran, oleh Drs. The Liang Gie Arsip adalah kumpulan warkat yang disimpan secara teratur, terencana, karena mempunyai nilai sesuatu kegunaan agar setiap kali diperlukan dapat cepat ditemukan kembali. Jadi sebagai intinya arsip adalah himpunan lembaranlembaran tulisan. Catatan tertulis yang disebut warkat harus mempunyai 3 (tiga) syarat yaitu disimpan secara berencana dan teratur, mempunyai sesuatu kegunaan, dan dapat ditemukan kembali secara tepat.

Jenis-Jenis Arsip1. ditinjau dari kepentingannya

arsip tidak penting adalah arsip yang kegunaannya habis setelah dibaca. contohnya seperti : surat undangan, memo

arsip biasa adalah arsip yang menmpunyai nilai kegunaan biasa untuk jangka waktu biasa. contohnya : surat-surat niaga.

arsip penting adalah arsip yang mempunyai nilai kegunaan besar untuk suatu organisasi dalam jangka waktu yang cukup lama. contohnya : surat penjanjian kerjasama

arsip sangat penting adalah arsip yang mempunyai nilai guna sangat penting bagi suatu organisasi oleh karena itu arsip ini harus disimpan secara terus menerus atau abadi oleh organisasi tersebut. contohnya : surat tanah, surat kepemilikan bangunan dll

arsip rahasia adalah arsip yang hanya boleh diketahui oleh orang yang berkepntingan dengan surat tersebut. contohnya : laporan keuangan, strategi pemasaran

2. ditinjau dari fisiknya atau bentuk wujudnya

arsip berbentuk lembaran adalah wujud arsip yang berupan tulisan/tertulis. contohnya : surat, memo, akta dll

arsip visual adalah wujud arsip yang dilihat dapat berupa gambar, lukisan, ukiran, peta dll3. ditinjau dari masalahnya atau isinya

financial record adalah arsip yang berisi catatan yang berhubungan kegiatan/ masalah keuangan. contoh : kwitansi, cek, giro, faktur dll

personal record adalah arsip yang berisi tentang data-data kepeawaian. contohnya : riwyata hidup, surat lamaran pekerjaa, absen pegawai dll

inventory record adalah arsip yang berisi tentang data-data keadaan barang dagangan. contoh : surat yang memuat tentang jumlah barang, kondisi barang, lokasi/tempat barang trsbt.

production record adalah arsip yang berisi catatan mengenai keadaan produksi. contohnya laporan produksi

sales record adalah arsip yang berisi catatan-catatn informasi mengenai penjualan . contoh : surat pesanan, list harga dll

4. ditinjau dari pemiliknya

berasal dari Lembaga pemerintahan

berasal dari instansi pemerintah/swasta

5. ditinjau dari fungsinya

arsip dinamis adalah arsip yang digunakan secara langsung untuk perencanaan, penyelenggaraan pada umumnya. arsip dinamis dibagi menjadi tiga yaitu : arsip aktif, semi inaktif dan inaktif.

arsip statis adalah arsip yang tidak lagi dipergunakan secara terus-menerus oleh organisasi namun dipergunakan untuk kepentingan masayarakat umum/negara karena bernilai kebangsaan dan hanya dipergunkan sebagai refrensi saja

Pengertian KearsipanMenurut Kamus Administrasi Perkantoran oleh Drs. The Liang Gie

1. Penyimpanan warkat (filing) merupakan kegiatan menaruh warkat-warkat dalam suatu tempat penyimpanan secara tertib menurut sistem, susunan dan tata cara yang telah ditentukan, sehingga pertumbuhan warkat-warkat itu dapat dikendalikan dan setiap kali diperlukan dapat secara cepat ditemukan kembali. Lawan dari penyimpanan warkat (filing) adalah pengambilan warkat (finding).

2. Sistem penyimpanan warkat (filing system) adalah rangkaian tata cara yang teratur menurut suatu pedoman untuk menyusun warkat-warkat sehingga bilamana diperlukan lagi, warkat-warkat itu dapat ditemukan kembali secara tepat.Menurut Ensiklopedi Administrasi

1. Penyimpanan warkat (filing) adalah suatu bentuk pekerjaan tata usaha yang berupa penyusunan warkat-warkat secara sistematis sehingga bila diperlukan lagi warkat-warkat itu dapat ditemukan kembali secara cepat.

2. Sistem penyimpanan warkat (filing sistem) adalah suatu rangkaian tata cara yang teratur menurut sesuatu pedoman untuk menyusun warkat-warkat sehingga bila diperlukan lagi warkat-warkat itu dapat ditemukan kembali secara cepat.

Jadi Kearsipan adalah suatu proses kegiatan atau proses pengaturan mulai dari penerimaan, pencatatan, penyimpanan dengan menggunakan sistem tertentu, menemukan kembali dengan cepat dan tepat, penggunaan, pemeliharaan, penyusutan dan pemusnahan arsip.