pada tahun 1991 berdirilah balai studi dan konservas

5
BALAI KONSERVASI PENINGGALAN BOROBUDUR Vfsi dan Tantangan Ke Depan (.)lch : Wiwit Kasiyad, S.S * Drs. Marsis Sutopo, M.Si ** Ba/ai Konservasi Peninggalau Borobiiditr menipakan UPT di linskungan Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala Departemen Kebudayaan dan Panndsata Beniinnya Balai Konservasi Peninggalan Borobudur tidak lepas dan Proyek Pemugaran Candi Borobudur tahnn 1973-1983. Untukntenangani randiBorobuduryangtelahselesaidipiigarmenierliikanperawatan, pengamatan dan penelitian terns ntenerus. Old, karena itn, maka pada tahun 1991 berdirilah Balai Studi dan Konservas, Pemnggalan Borobudur. Pada tahun 2006 berdasarkan Peraturan Mentcri Kebudayaan dan p a r i w i S a t a N o m o r : PM40/C3T.001/MKP-2006 tanggal 7 September 2006 berubah namanya menjadi Balai Konsereasi Pcn.nggalan Bnrttbudur. Sebenarnya pada awalnya merupakan bentuk lam dan Centre Bttrobudur Studies. Fung.sinya sebagai pusat pendidikan dan pelatihan tenag Smis'dalam bidang konservas pcndukung ta pelestarian, ^enguasa. J bhususnyapemuga^ Konservasi tenaga teknis konservasi serta p c r a w a t a n Borobudur dan peninggalan purbakala lainnya. 2. institusi tingkat nasional dan 7_ internasional. Di samping itu Balai Konservasi Peninggalan Borobudur juga membantu konser\'asi peninggalan sejarah dan purbakala di seluruh Indonesia, bahkan di negara AsiaTenggara. Berdasarkan Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor : PM.40/OT.001/MKP-2006 tanggal 7 September 2006, Balai Konservasi Peninggalan Borobudur mcmpunyai tngas pokok melaksanakan kajian di bidang konservasi, teknik sipil, arsitektur, geologi, biologi, kimia, arkeologi, dan melaksanakan pelatihan Be Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Balai Konservasi Peninggalan Borobudur mempunvai fungsi sebagai berikut: 1. Pelaksanaan kajian bidang konservasi, teknik sipil, arsitektur, geologi, biologi, kimia, dan arkeologi di lingkungan Candi Borobudur serta peninggalan purbakala lainnya Pelaksanaan dan pemanfaatan basil kajian bidang konservasi, teknik sipil, arsitektur, geologi, biologi, kimia, dan arkeologi di lingkungan Candi Borobudur serta peninggalan purbakala lainnya Pelaksanaan pelayanan dan pengembangan, serta pelatihan tenaga teknis di bidang konservasi peninggalan purbakala Pelaksanaan studi konservasi situs Borobudur, peninggalan sejarah dan purbakala lainnva Pelaksanaan perawatan, pengamanan serta pemeliharaan koleksi Candi Borobudur Pelaksanaan dokumentasi dan publikasi situs Borobudur dan peninggalan purbakala lainnya Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai 3. 4. 5. 6. rtitik tolak dari Tupoksi tersebut, Balai Konservasi Peninggalan Borobudur selain mempunvai tugas merawat Candi Borobudur sebagai Warisan Dunia (World Heritage) dengan Nomor 592/1992, juga mempunvai berbagai fasilitas untuk menunjang terlaksananva Tupoksi tersebut. Balai Konservasi Peninggalan Borobudur mcmiliki laboratorium kimia, mikrobiologi, hsik/petrografi, dan SFAI (scaning electron microscope). Keberadaan laboratorium i n i untuk mengembangkan berbagai metode konservasi dan kajian untuk A

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: pada tahun 1991 berdirilah Balai Studi dan Konservas

BALAI KONSERVASI PENINGGALAN BOROBUDUR

Vfsi dan Tantangan Ke Depan

(.)lch :

Wiwit Kasiyad, S.S *Drs. Marsis Sutopo, M.Si **

Ba/ai Konservasi Peninggalau Borobiiditr menipakan UPTdi linskungan Direktorat Jenderal Sejarah dan PurbakalaDepartemen Kebudayaan dan Panndsata Beniinnya BalaiKonservasi Peninggalan Borobudur tidak lepas dan ProyekPemugaran Candi Borobudur tahnn 1973-1983. UntukntenanganirandiBorobuduryangtelahselesaidipiigarmenierliikanperawatan,pengamatan dan penelitian terns ntenerus. Old, karena itn, makapada tahun 1991 berdirilah Balai Studi dan Konservas, PemnggalanBorobudur.

Pada tahun 2006 berdasarkanPeraturan Mentcri Kebudayaan danp a r i w i S a t a N o m o r :PM40/C3T.001/MKP-2006 tanggal 7September 2006 berubah namanyamenjadi Balai Konsereasi Pcn.nggalanBnrttbudur. Sebenarnya pada awalnyamerupakan bentuk lam dan CentreBttrobudur Studies. Fung.sinya sebagaipusat pendidikan dan pelatihan tenagSmis'dalam bidang konservaspcndukung ta pelestarian,^enguasa. Jbhususnyapemuga^ Konservasi

tenaga teknis konservasi sertap c r a w a t a n Borobudur danpeninggalan purbakala lainnya.

2.

institusi tingkat nasional dan 7_internasional. Di samping itu BalaiKonservasi Peninggalan Borobudurjuga membantu konser\'asipeninggalan sejarah dan purbakala diseluruh Indonesia, bahkan di negaraAsiaTenggara.

Berdasarkan Peraturan Menteri

Kebudayaan dan Pariwisata Nomor :PM.40/OT.001/MKP-2006 tanggal 7September 2006, Balai KonservasiPeninggalan Borobudur mcmpunyaitngas pokok melaksanakan kajian dibidang konservasi, teknik sipil,arsitektur, geologi, biologi, kimia,arkeologi, dan melaksanakan pelatihan

Be

Untuk menyelenggarakan tugastersebut Balai Konservasi PeninggalanBorobudur mempunvai fungsi sebagaiberikut:

1. Pelaksanaan kajian bidangkonservasi, teknik sipil, arsitektur,geologi, biologi, kimia, danarkeologi di lingkungan CandiBorobudur serta peninggalanpurbakala lainnyaPelaksanaan dan pemanfaatanbasil kajian bidang konservasi,teknik sipil, arsitektur, geologi,biologi, kimia, dan arkeologi dilingkungan Candi Borobudurserta peninggalan purbakalalainnyaPelaksanaan pelayanan danpengembangan, serta pelatihantenaga teknis di bidangkonservasi peninggalanpurbakalaPelaksanaan studi konservasi

situs Borobudur, peninggalansejarah dan purbakala lainnvaPelaksanaan perawatan,pengamanan serta pemeliharaankoleksi Candi Borobudur

Pelaksanaan dokumentasi dan

publikasi situs Borobudur danpeninggalan purbakala lainnyaPelaksanaan urusan tata usaha

dan rumah tangga Balai

3.

4.

5.

6.

rtitik tolak dari Tupoksi tersebut,Balai Konservasi PeninggalanBorobudur selain mempunvai tugasmerawat Candi Borobudur sebagaiWarisan Dunia (World Heritage)dengan Nomor 592/1992, jugamempunvai berbagai fasilitas untukmenunjang terlaksananva Tupoksitersebut. Balai Konservasi

Peninggalan Borobudur mcmilikilaboratorium kimia, mikrobiologi,hsik/petrografi, dan SFAI (scaningelectron microscope). Keberadaanlaboratorium i n i untuk

mengembangkan berbagai metodekonservasi dan kajian untuk

A

Page 2: pada tahun 1991 berdirilah Balai Studi dan Konservas

konservasi baik dari batu, bata, kajni,dan lainnya. Selain itu juga untuk ujicoba bahan konservasi sebagai bahanpengganti yang lebih aman, efektif danefisien. Bahan yang telah diujidirekomendasikan untuk pelaksanaankonservasi benda cagar budaya diIndonesia. Bahkan Balai Konservasi

Peninggaian Borobudur dapatmembantu pelaksanaan analisissampel dari institusi lain, mahasiswayang sedang melaksanakan penelidan,maupun pihak swasta yangmembutuhkan. Tidak hanya penelidanlaboratorium saja, namun jugamemiliki berbagai arsip foto, gambar,buku, dan lainnya pada masapemugaran Candi Borobudur sampaikegiatan monitoring Candi Borobuduryang dilaksanakan secara kondnvoioleh Balai Konservasi PeninggaianBorobudur.

Balai Konservasi PeninggaianBorobudur juga melakukan kerjasamadengan melibatkan beberapa pakardari Universitas Gadjah MadaYogyakarta sebagai nara sumber dalampelaksanaan kajian/studi bidangkonservasi, teknik sipil, arsitektur,geologi, biologi, kimia, dan arkeologi dilingkungan Candi Borobudur sertapeninggaian purbakala lainnya. Selainitu juga sebagai tempat peladhantenaga teknis konservasi danpemugaran benda cagar budaya secararudn melaksanakan diklat konservasi

dan pemugaran.Berjalannya organisasi atau insdtusitidak terlepas dari adanya visi dan misiuntuk memberikan arahanperencanaan ke depan agar dalammelaksanakan Tupoksi lebih terarah,sistematis, komprehensif, danberorientasi pada keberhasilanprogram. Bertitik tolak dari RenstraDepartcmen Kebudayaan danPariwisata, Renstra Dircktorat JenderalSejarah dan Purbakala, serta TupoksiBalai Konservasi PeninggaianBorobudur, maka ditetapkan Visi danMisi Balai Konservasi PeninggaianBorobudur 2005 — 2009, yaitu;

Visi

"Terwujudnya kelestarian CandiBorobudur sebagai Warisan Dunia danBalai Konservasi PeninggaianBorobudur sebagai pusat kajian danpeladhan konservasi benda cagarbudaya"

Misi

Untuk tercapainya Visi tersebut makaditetapkan Misi sebagai berikut:1. Terwujudnya kelestarian Candi

Borobudur sebagai Warisan Dunia2. Terwujudnya Balai Konservasi

Peninggaian Borobudur sebagaipusat kajian dan pelatihankonservasi benda cagar budaya

3. Terwujudnya SDM yangprofesional di bidang pelestarianbenda cagar budaya

4. Terwujudnya kerjasama dalam danluar negeri di bidang konservasibenda cagar budaya

Struktur Organisasi danPelaksanaan TupoksiSusunan organisasi Balai KonservasiPeninggaian Borobudur sebagaimanaPeraturan Menteri Kebudayaan danPariwisata Republik Indonesia NomorPM.40/OT.001/MKP/2006 tanggal 7September 2006 terdiri dari:1. Kepala2. Sub Bagian Tata U saha3. Seksi Pelayanan Teknis4. Kelompok Tenaga Fungsional

Untuk kelancaran pelaksanaan tugasdan fungsi Balai KonservasiPeninggaian Borobudur, susunanorganisasi tersebut dijabarkan lebihlanjut dengan membentuk urusan-urusan pada Sub Bag Tata Usaha dankelompok kerja-kelompok kerja padaSeksi Pelayanan Teknis, yaitu:

A. Sub Bagian Tata Usaha1. Urusan Kepegawaian2. Urusan Keuangan3. Urusan Dalam

4. Urusan RumahTangga

B. Seksi Pelayanan Teknis1. Kelompok Kerja Pemeliharaan

a. Sub Pokja PemeliharaanCandi dan Situs

b. Sub Pokja PemeliharaanKoleksi

2. Kelompok Kerja Dokumentasidan Publikasi

a. Sub Pokja Dokumentasib. Sub Pokja Publikasic. Sub Pokja Perpustakaand. Sub Pokja Penggambaran

dan Pemetaan

3. Kelompok Kerja Kajian danPengembangana. Sub Pokja Laboratorium dan

Konservasi

b. Sub Pokja Fotogrametri

4. Kelompok Kerja Perlindungandan Pemanfaatan

a. Sub Pokja Pengamananb. Sub Pokja Humas dan

Perijinan

Sebagai Unit Pelaksana Teknistentunya keberadaan Kelompok Kerja(Pokja) memiliki peran yang pentingdalam pelaksanaan kegiatan sesuaidengan tugas pokok organisasi untukmencapai kinerja organisasi yang telahdirencanakan. Dengan bertitik tolakdari Tupoksi Balai KonservasiPeninggaian Borobudur dan tantanganke depan yang semakin kompleks makaKelompok Kerja (Pokja) Teknisdisusun sebagai berikut:Pokja Pemeliharaan memiliki tugaspokok rutin untuk melaksanakanpemeliharaan dan perawatan terhadapCandi Borobudur dan Situs {Zoiia 1)Candi Borobudur, serta melaksanakanperawatan dan pemiliharaan koleksibenda cagar budaya vang berada dikantor Balai Konservasi PeninggaianBorobudur dan koleksi yang beradaMuseum Karmawibangga.Pokja Dokumentasi dan Publikasimemiliki tugas pokok rutinmelaksanakan dokumentasi,perawatan dan pengelolaan dokumen

A

Page 3: pada tahun 1991 berdirilah Balai Studi dan Konservas

film, foto, gambar, dan peta yangberkaitan dengan Candi Borobudur;melaksanakan publikasi dankehumasan dalam bentuk pengeiolaanweb site, pameran, sosialisasi,penyuluhan, penerbitan, danpelayanan (pemanduan) untuk tamu-tamu dinas yang berkunjung ke CandiBorobudur; melaksanakanpengeiolaan dan pelayananperpustakaan; serta melaksanakanpenggambaran dan pemetaan.Pokja Kajian dan Pengembanganmemiliki tugas pokok rutinmelaksanakan kajian/studi di bidangkonservasi, teknik sipil, arsitektur,geologi, biologi, kimia, dan arkeologi,melaksanakan pengembanganlaboratorium dan metode konservasi,melaksanakan pengembangan kuabtasSDM bidang konservasi danpemugaran; serta melaksanakanpengembangan fotogrametri untupelestarian benda cagar budaya.Pokja PerUndungan dan Pemanfaatanmemiliki tugas pokok rutinmelaksanakan perlindungan anpengamanan terhadap anBorobudur; melaksanakan pe ayananperiiinan; serta melaksanakanpengaturan pemanfataan anpengeiolaan serta monitormgkunjungan {visHormatrngement) terhadapCandi Borobudur.

LimaPilarUtama

Mencermad Tupoksi Balai Konservas.Peninggalan Borobudur, terdapat limapilar utlma yang perlu dikembangkanuntuk meningkatkan upaya pelestarianterhadap Candi Borobudur di satu sisiserta meningkatkan fungsi dan kmer|aBalai Konservasi di lain sisi. Lima pilarutamatersebutsebagaiberikut:

1. Kelestarian Candi Borobudursebagai Warisan DuniaCandi Borobudur pertama ka idipugar pada tahun 1907-1911 olevan Erp untuk memperbaiki danmengembalikan bagian Arupadatudan stupa induk. Pemugaran keduapada tahun 1973-1983 olehpemerintah Indonesia yang dibantudari Unesco dan negara-negaradonor. Pemugaran tahap keduaadalah untuk memperbaiki dan

mengembalikan bagian Rupadatu(tubuh candi). Meskipunpemugaran dinyatakan sudahselesai, tetapi masih meninggalkanpekerjaan besar yaitu pemeliharaan,perawatannya, dan pelestariannyasebagai Warisan Dunia.Can^ Borobudur sebagai salah satukarya besar nenek moyang bangsaIndonesia dan sudah ditetapkansebagai salah satu Warisan Dunia{World Heritage) tentunyamemerlukan pemeliharaan,perawatan, dan upaya pelestariansecara khusus sesuai denganstandard pemeliharaan sebagaitinggalan Warisan Dunia.Pada kenyataannya kelestarianCandi Borobudur tentunya sangatdipengaruhi oleh dua faktor utama,yaitu faktor internal dan faktoreksternal. Faktor internal yangdimaksud adalah aspek bahan danaspek konstruksi bangunan candi.Sedangkan faktor eksternal yangmempengaruhi kelestarian CandiBorobudur adalah faktor

lingkungan, baik yang bersifat biotis(lumut, algae, dan jasad reniklainnya) dan yang bersifat abiotis(panas matahari, hujan,kelembaban, dan sebagainya).Kedua faktor yang tersebut salingberinteraksi yang pada akhirnyadapat mempengaruhi kelestarianterhadap Candi Borobudur. Lebih-lebih bangunan Candi Borobudurberada di tempat yang terbukasehingga faktor lingkungan yangbersifat abiotis, khususnyapengaruh air hujan, sangatberpengaruh terhadap kelestarianbangunan Candi Borobudur.Seiain itu itu juga ada faktor lainyang dapat mempengaruhikelestarian Candi Borobudur

sebagai dampak negatif daripemanfaatan sebagai obyek wisata.Pemanfaatan yang intensif sebagaiobyek wisata antara lain dapatmengakibatkan tekanan pada davadukung (^v//T)7//^ capasity) baikterhadap bangunan candi maupunlingkungan.Oleh karena itu, untukmeminimalisasi kerusakan akibat

faktor-faktor penyebab kerusakandan dampak negatif daripemanfaatan dilakukan berbagaibentuk monitoring secara kontinyu.Monitoring yang kontinjna ini jugabertujuan untuk menciptakankondisi keterawatan {state ofconservatioti) sesuai standardketerawatan sebagai Warisan Dunia.Monitoring rutin yang dilakukanterhadap Candi Borobudur danlingkungannya antara lain:• Monitoring keterawatan batucandi

• Monitoring dampak lingkungan• Monitoring geohidrologi• Monitoring kebocoran candi• Monitoring stabilitas strukturcandi dan bukit

• Monitoring pemanfaatan danpengamanan candi

2. BKPB sebagai pusat studi dankajian konservasiKonservasi merupakan tindakanpelestarian yang dilakukan untukmemelihara dan mengawetkanbenda cagar budaya dengan caramodern maupun tradisional sebagaiupaya untuk menghambatkerusakan dan pelapukan lebihlanjut. Konservasi terhadap bendacagar budaya di Indonesia telahmengalami berbagaiperkembangan, baik secara metode,teknik, maupun prosedur teknis.Hal ini tentunya dipengaruhi olehberbagai faktor antara lainpengetahuan tentang ilmu bahan{material)^ pengetahuan tentangproses kerusakan {degradast) bahan,pengetahuan tentang bahan-bahankonservan, pengetahuan tentangmetode konservasi, dan sebagainya.Seiain faktor-faktor tersebut di atas,penanganan konservasi tentunyadipengaruhi oleh faktor eksternal,khususnya faktor iklim mikrosetempat. Hal ini karena bendacagar budaya umumnya rentan daripengaruh faktor ildim. Oleh karenaitu masalah konservasi dapatmenjadi masalah yang kompleksjika berbagai faktor sudah salingmemberikan pengaruh.

A

Page 4: pada tahun 1991 berdirilah Balai Studi dan Konservas

Kompleksitas masalah konservasiterhadap benda cagar budayatentunya menjadi tantangan bagiBalai Konservasi PeninggalanBorobudur untuk melakukan

berbagai studi dan kajian bidangkonservasi, teknik sipil, arsitektur,geologi, biologi, kimia, danarkeologi. Studi dan kajian lintasdisiplin ilmu tersebut diarahkanuntuk menghasilkan metodc baruyang lebih sesuai dalam halkonservasi terhadap benda cagarbudaya.Untuk mengembangkan metodekonservasi tersebut maka Balai

Konservasi Peninggalan Borobudursecara berkelanjutan melakukanstudi dan kajian bidang konservasi,teknik sipil, arsitektur, geologi,biologi, kimia, dan arkeologiterhadap Candi Borobudur maupunpeninggalan purbakala lainnva.Selain itu, metode konservasi

dengan cara tradisional, khususnyapengawetan kayu dan logam, sudahdimiliki oleh bangsa Indonesiasebagai local genius yang diwariskandari generasi ke generasi. Namunlocal genius yang merupakan bagiandari kearifan lokal yang dimiliki olehbangsa Indonesia yang semakinhilang dan dilupakan. Oleh karenaitu metode konservasi dengan caratradisional perlu dinventarisir dandikaji kembali secara ilmiahsehingga dapat dikembangkan lagisesuai dengan kegunaan dankemanfaatannya untuk masasekarang maupun masa yang akandatang. Di samping itu, denganadanya perubahan iklim global yangberupa pemanasan global {globalirarm/ng) tentunya menjaditantangan bagi para konservatoruntuk mengembangkan mettjde,teknik, dan prosedur konservasisehingga dapat meminimalisirdampak negatif akibat pemanasanglobal.L'ntuk mendukung studi dan kajiantersebut di Balai Konservasi

Peninggalan Borobudur dilengkapidengan I.aboratorium Kimia,]>aboratorium Mikrobioiogi,

I .aboratorium Petrografi,

Laboratorium SEM, Laboratorium

Lapangan, Green House,Fotogrametri, dan StasiunIGimatologi. Fungsi laboratoriumtersebut sangat penting sebagaisarana untuk menganalisis data hasilstudi dan kajian yang membutuhkananalisis laboratorium. Untuk itu

maka keberadaan dan fungsilaboratorium juga perludikembangkan melaluipengembangan analisislaboratorium. Dengan adanyakegiatan-kegiatan yang strategis dibidang studi dan kajian konservasimaka diharapkan dapatmenghasilkan metode-metode baruuntuk penanganan konservasibenda cagar budaya, sekaligus dapatmengembalikan fungsi BalaiKonservasi Peninggalan Borobudursebagai pusat studi dan kajiankonservasi benda cagar budaya yangtidak saja bertaraf nasional tetapibertaraf internasional.

3. Pengembangan SDM yangprofesionalSalah satLi Tupoksi BalaiKonservasi PeninggalanBorobudur adalah melaksanakanpelatihan tenaga teknis di bidangkonservasi peninggalan purbakala.Ini mengandung makna bahwatenaga teknis di bidang konservasiperlu dipersiapkan denganberbagai bentuk pendidikan danpelatihan sehingga menjadi tenagakonservator yang siap pakai danprofesional. Lebih-lebih tenagakonservator merupakan SDMyang memiliki posisi pokok dalamupaya pelestarian terhadap bendacagar budaya.Selling dengan berjalannya waktu --dan sudah tidak mungkindihindari- adalah terjadinyapergantian generasi. SDMgenerasi tua yang ahli di bidangpemugaran dan konservasi yang

dahulu terlibat langsung dalamproyek restorasi (landi Borobudurtahun 1973-1983 sebagian besarsudah banyak yang mcmasukimasa pensiun. Bahkan pada duaatau tiga tahun ke depan tenaga-

tenaga ahli dari generasi tua sudahpensiun semua. Pergantiangenerasi ini tentunya tidak hanyaterjadi di lingkungan BalaiKonservasi PeninggalanBorobudur saja tetapi juga dilingkungan semua BP3. Olehkarena itu kaderisasi dan regenerasitenaga ahli di bidang pemugarandan konservasi merupakanprogram )-ang bar usdiprioritaskan. Berkaitan denganmeningkatkan profesionalitasSDM di bidang konservasi danpemugaran maka kegiatan diklat,bintek, pemagangan, dansebagainya perlu diprogramkansecara berkesinambungan danberkelanjutan sehingga dihasilkangenerasi baru yang ahli di bidangkonservasi dan pemugaran bendacagar budava.Dengan adanya perubahan sistempemerintahan dari sentralisasimenjadi desentralisasi maka

pemerintah daerah (provinsi,kabupaten, dan kota) sudahmemiliki kewenangan melakukanupaya-upaya pelestarian terhadapbenda cagar budaya yang berada diw i 1 a y a h m a s i n g - m a s i n g.Pelaksanaan kewenangan di setiapprovinsi, kabupaten, dan kotatentunya mengandungkonsekuensi perlunya ketersediaanSDM yang memiUki kemampuLndi bidang pelestarian benda cagarbudaya. Menyikap, kondisidem.klan tentunya menjaditantangan tersend.n, perl™,,menyiapkan program diklat ataubmtek yang dapat menghasilkantenaga-tenaga pelestar! bldacagar budaya di daerah otonom

4. Publikasi dar.informasi P^'^y^baranDalam dunia mavn .diakses melaluj jarin™ma Borobudur sudTh

ini '""enjadiketika ^^'buktikan

Page 5: pada tahun 1991 berdirilah Balai Studi dan Konservas

sebagainya) maka berbagai tulisandan infbrmasi tentang CandiBorobudur sudah disajikan olehberbagai web site, home page, atauportal, baik yang berada diIndonesia maupun di luar negeri.Bahkan kata borobudur tidakhanya berkaitan dengan CandiBorobudur saja tetapi jugaberkaitan dengan nama hotel,travel biro, rumah makan, dansebagainya. Ini se m u amenunjukkan dan memiliki maknabahwa Borobudur sudahmendunia melalui jaringan duniamaya atau internet. Oleh karena itusangat strategis jika pubhkasi danpenyebaran informasi tentangCandi Borobudur melalui jaringaninternet semakin dioptimalkan( l i ha t /buk a :www.konservasiborobudur.org).Dengan memanfaatkan secaraoptimal web site maka informasitentang Candi Borobudur denganberbagai bentuk upayapelestariannya dapatdisebarluaskan melalui jaringaninternet. Lebih-lebih CandiBorobudur sebagai salah satukarya besar bangsa Indonesia yangmengandung berbagai ilmupengetahuan ibarat sumur yangtidak pernah kering untuk diambilairnya. Selain itu melalui jannganinternet berbagai hasil studi dankajian yang berkaitan dengankonservasi benda cagar budayadapat dipublikasikan sehmggadapat diakses oleh masyarakatpTbTkasi dan penyebaraninformasi tidak hanya melaluijaringan internet tetapimemanfaatkan media pubbkasj^

Iflin dalam bentuKbrtin/iutnal. penerbitan buku.Jtsite film dokumenter.

d»n sebagainya. Denganpameran,

u.. akan mendapatkanmasyaraka tentangrand?Borobudut dan hal-bai yang

benda cagarbudaya.

5. KerjasamaantarpihakPada prinsipnya upaya pelestarianterhadap tinggalan budaya, dalamhal ini adalah benda cagar budaya,tidak dapat hanya dilakukan olehsatu pihak, tetapi harus sinergisantar pemangku kepentingan{stakeholder)^ yaitu pemerintah,masyarakat, LSM, kalanganakademik, dan pihak-pihak terkaitlainnya. Lebih-lebih BalaiKonservasi PeninggalanBorobudur yang mengembanTupoksi melaksanakanpemeliharaan Candi Borobudursebagai Warisan Dunia,melaksanakan studi/kajian dibidang konservasi, sertamelaksanakan pembinaan danpelatihan tenaga teknis konservasi,maka ker]asama dan koordinasidengan para pemangkukepentingan menjadi salah satukunci keberhasilan.

Kerjasama dan koordinasi denganberbagai pihak terkait tidak hanyadalam perspektif pemeliharaandan pengelolaan CandiBorobudur, tetapi juga untukmeningkatkan mutu hasil studi dnkajian di bidang konservasi. Olehkarena itu kerjasama dengankalangan akademis dan perguruantinggi perlu dibina dandikembangkan, sehingga dapatterjalin hubungan kemitraan dalammengembangkan studi dan kajianserta metode-metode baru dalam

bidang konservasi.

Arab KebijakanUntuk mengembangkan lima pilarseperti yang sudah diuraikan di atas,maka Arah Kebijakan yang sudahdisusun adalah sebagai berikut:1. Meningkatkan pengelolaan Candi

Borobudur sesuai dengan prinsip-prinsip Warisan Dunia

2. Mengoptimalkan penelitian-penelitdan terapan yang berkaitandengan konservasi benda cagarbudaya

3. Mengoptimalkan peranlaboratorium agar lebih dapatberdaya guna untuk kepentinganpelestarian benda cagar budaya

4. Meningkatkan kerjasama denganPerguruan Tinggi dan lembagaterkait baik nasional maupuninternasional dalam bidangkonservasi

5. Mengembangkan metodekonservasi benda cagar budaya

6. Menyelenggarakan pelatihanbidang konservasi benda cagarbudaya

7. Mengoptimalkan publikasi tentangCandi Borobudur dan benda cagarbudaya lainnya kepada masyarakat

8. Meningkatkan kemampuan SDMbidang pelestarian benda cagarbudaya

CatatanAkhir

Dari uraian di atas dapat teridentdfikasibahwa ada empat tantangan ke depanyang dihadapi oleh Balai KonservasiPeninggalan Borobudur, yaitu:1. Peningkatan pelestarian Candi

Borobudur

2. Peningkatan hasil studi / kajianbidang konservasi

3. Peningkatan kualitas SDM bidangkonservasi

4. Peningkatan membangun jejaringkerjasama

Jika empat tantangan tersebut sebagaipenghalang {barrier) tetapi justrudijadikan sebagai peluang untukpeningkatan kinerja, makaalternatifnya adalah perlu dijembatanidengan kegiatan-kegiatan yangstrategis sehingga Visi BalaiKonservasi Peninggalan Borobuduryang sudah dicanangkan dapattercapai. a

* KoordinatorPokja Pemeliharaan** Kepala Balai Konservasi Peninggalan

Borobudur

A