pada suatu hari di sebuah panti asuhan yang bernama

14
Adriyani Rahayu sebagai Ajeng Annisa Ulfah sebagai Ibu Nisa dan Ica Clorinda Donella sebagai Yati Intan oktaviana sebagai Enur Rina Ekasari sebagai Ibu Martha Ulfah Nur lathiifah sebagai Sella Wikunti Iga sebagai Sri dan Aleza Pada suatu hari di sebuah panti asuhan yang bernama “Budi Asih” yang berada di daerah Cirebon tinggalah beberapa anak yatim piatu. Mereka diasuh oleh seorang Ibu asuh yang bernama Ibu Nisa. Anak-anak yatim piatu berasal dari berbagai macam daerah, mereka berada disana sejak bayi. Di taman tampak anak-anak panti sedang bermain. Yati :”Waaah… gak terasa ya kita sama-sama disini sudah 16 tahun.” Sri :”Iya. Pokoknya kita jangan sampai pisah ya!” (sambil batuk karena lagi sakit) Ajeng :”Sudah. Kamu diam saja deh, kamu kan lagi sakit.” Tiba-tiba ada sebuah mobil datang ke sana dan keluarlah seorang wanita yang kira-kira berumur 40 tahunan. Wanita ini berpakaian serba mewah. Sella :”Ih. Liat deh teman-teman. Itu siapa?” Enur :”Iya-iya itu siapa ya?” (Semua anak panti heran dan penasaran siapakah wanita itu) Tiba-tiba Ibu Nisa dan wanita itu datang menghampiri anak-anak panti dan melihat-lihat mereka. Ibu Nisa :”Ini bu, anak-anak panti asuhan Budi Asih.” Ibu Martha :”Cantik-cantik ya anak-anaknya.”

Upload: ulfah-nur-lathiifah

Post on 02-Aug-2015

44 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pada Suatu Hari Di Sebuah Panti Asuhan Yang Bernama

Adriyani Rahayu sebagai AjengAnnisa Ulfah sebagai Ibu Nisa dan IcaClorinda Donella sebagai YatiIntan oktaviana sebagai EnurRina Ekasari sebagai Ibu MarthaUlfah Nur lathiifah sebagai SellaWikunti Iga sebagai Sri dan Aleza

Pada suatu hari di sebuah panti asuhan yang bernama “Budi Asih” yang berada di daerah Cirebon tinggalah beberapa anak yatim piatu. Mereka diasuh oleh seorang Ibu asuh yang bernama Ibu Nisa. Anak-anak yatim piatu berasal dari berbagai macam daerah, mereka berada disana sejak bayi.

Di taman tampak anak-anak panti sedang bermain.

Yati :”Waaah… gak terasa ya kita sama-sama disini sudah 16 tahun.”

Sri :”Iya. Pokoknya kita jangan sampai pisah ya!” (sambil batuk karena lagi sakit)

Ajeng :”Sudah. Kamu diam saja deh, kamu kan lagi sakit.”

Tiba-tiba ada sebuah mobil datang ke sana dan keluarlah seorang wanita yang kira-kira berumur 40 tahunan. Wanita ini berpakaian serba mewah.

Sella :”Ih. Liat deh teman-teman. Itu siapa?”

Enur :”Iya-iya itu siapa ya?”

(Semua anak panti heran dan penasaran siapakah wanita itu)

Tiba-tiba Ibu Nisa dan wanita itu datang menghampiri anak-anak panti dan melihat-lihat mereka.

Ibu Nisa :”Ini bu, anak-anak panti asuhan Budi Asih.”

Ibu Martha :”Cantik-cantik ya anak-anaknya.”

Ibu Nisa :”Mari kita masuk kedalam bu.”

Lalu, anak-anak panti masih dengan wajah yang bingung sambil membicarakan tentang hal itu

Enur :”Hey! Apakah kalian sedang memikirkan apa yang aku pikirkan sekarang?”

(semua menatap Enur)

Sella :”Kita sebut bareng-bereng ya. 1..2..3..”

Page 2: Pada Suatu Hari Di Sebuah Panti Asuhan Yang Bernama

Semua :”pasti ADOPSI!”

Yati :”Wah. Kita memang sehati ya.”

Sri :”Aduh kalau salah satu dari kita diadopsi gimana?”

Ajeng :”Aah. Gamau pisah sama kalian.”

(semuanya berpelukan)

Pada malam harinya. Ibu panti memanggil Sella untuk menemuinya.

Sella :”Permisi bu. Ibu tadi memanggil saya? Ada apa ya bu?”

Ibu Nisa :”Maksud ibu memanggil kamu adalah kamu tahu kan tadi sore ada seorang ibu yang datang kesini?”

Sella :”Iya bu, lalu?”

Ibu Nisa :”Ibu itu mau mengadopsi kamu.”

Sella :”APA?”

Ibu Nisa :”Kamu mau kan? Bukannya kamu ingin sekali memiliki orangtua?”

Sella :”Iya bu, saya mau tetapi saya sedih harus meninggalkan teman-teman.”

Ibu Nisa :”Sudah. Hal itu sudah sering dialami oleh setiap anak panti. Kamu jangan khawatir. panti asuhan ini selalu terbuka untuk kamu, jadi kamu boleh datang kapan saja

kesini.”

Sella :”Baiklah bu.”

Ibu Nisa :”Malam ini kamu siapkan baju-baju kamu ya. Besok Ibu Martha akan menjemput kamu.”

Sella :”Baiklah bu, permisi.”

Keesokan harinya seperti biasa di taman tampak anak-anak panti sedang bermain.

Yati :”Eh kita main kotak pos yuk!”

Sri :”ayo!”

(semua bermain kotak pos)

Ketika anak-anak panti sedang bermain datanglah sebuah mobil mewah

Ajeng :”Eh itu kan mobil yang kemarin datang ke panti”

Page 3: Pada Suatu Hari Di Sebuah Panti Asuhan Yang Bernama

Enur :”Oh iya ya. Heeemm...” (sambil melihat teman-temannya)

“SELLA MANA?? EHH SELLAA MANAAA??”

Yati :”Oh iya. Sella kemana ya?”

Sri :”Jangan…jangan.. Huaaa, ayo kita ke kamarnya.”

Di kamar Sella

Enur :”Sellaa.. kamu mau kemana?”

Ajeng :”Iyaa. Kamu mau kemana?”

Yati :”Kamu gak kemana-mana kan?”

Sri :”Kamu tetap disini kan ya?”

(Tiba-tiba Ibu Nisa datang dan memanggil Sella)

Ibu Nisa :”Ayo sel kita pergi ke ruang tengah. Kalian semua juga ikut ya!”

Di ruang tengah

Ibu Nisa :”Anak-anak perkenalkan ini Ibu Martha. Ibu Martha ini adalah orang tua baru Sella.”

Anak-anak panti:”APA????”

Ibu Martha :”Maaf ya anak-anak yang cantik, ibu tahu pasti kalian semua sedih berpisah dengan Sella. Tetapi tenang saja, sella akan sering main ke panti ini.”

Semua anak panti:”Sellaaaaaa…”

Sella :”Maafkan aku ya teman-teman. Aku janji tak akan melupakan kalian.”

Sri :”Nanti yang temenin aku makan kalau tengah malam siapa.”

Ajeng :”Nanti yang temenin aku belajar kimia siapa.”

Enur :”Nanti yang ingetin aku sholat siapa.”

Yati :”Nanti yang nemenin aku ke kamar mandi tengah malam siapa.”

Sella :”Aku akan selalu mengingat kalian teman-teman.”

Ibu Martha :”Ayo sella. Kita pergi.”

6 bulan sudah semenjak kepergian Sella yang sudah mendapatkan orang tua baru. Selama itu juga sella tidak pernah pergi ke panti dan memberi kabar pun tidak pernah.

Page 4: Pada Suatu Hari Di Sebuah Panti Asuhan Yang Bernama

Enur :”Sella gimana ya kabarnya?”

Yati :”Iya nih, kok dia tidak pernah memberi kabar ya?”

Ajeng :”Iya katanya mau datang ke panti, tapi manaa… dia ga pernah datang kesini.”

Sri :”Apa jangan-jangan si Sella dijadikan TKW?”

Enur :”Hush! Jangan ngomong kayak gitu.”

Yati :”Bagaimana kalau kita menyusul Sella ke Jakarta?”

Ajeng :”Tapi kita harus bilang Ibu Nisa dahulu”

Enur :”Heemm.. Sri kamu kan pintar merayu. Ayo sana kamu minta izin kepada Ibu Nisa!”

Sri :”Huuu… Okelaaaah!”

Sri pergi menuju ruangan Ibu Nisa

Sri :”Permisi, bu.”

Ibu Nisa :”Iya Sri, ada apa ya?”

Sri :”Heemm.. Itu bu… Hemm ituu..”

Ibu Nisa :”Itu apa?”

Sri :”Sella sudah 6 bulan ini tidak memberi kabar dan datang ke panti pun tidak pernah. Jadi saya dan teman-teman berencana untuk menyusul Sella ke Jakarta. Boleh tidak bu?

Ibu Nisa :”ibu tahu, nak. Mungkin Sella di Jakarta sana sangat sibuk, jadi dia tidak sempat datang ke panti. Ibu Martha sering memberi kabar tentang Sella, dia baik-baik saja di

Jakarta sana.”

Sri :”Baiklah, bu. Saya permisi dulu ya.”

Sri pergi menghampiri teman-temannya

Sri :”Teman- temaann …” (bermuka sedih)

Enur :”Gimana Sri? Gimanaa? Kita boleh kan ke Jakarta?”

Yati :”Aku sudah tidak sabar melihat anak-anak gaul yang sering ada di acara musik TV nih.“

Sri :”Kita.. Kita… Kita ga boleh ke Jakarta!”

Enur :”Yaaahhhh… Aaaaa gimana dong ini.”

Ajeng :”Gimana caranya kalau kayak gini nih”

Page 5: Pada Suatu Hari Di Sebuah Panti Asuhan Yang Bernama

Yati :”Aha! Aku punya ide bagaimana kalau kita kabur aja dari panti?”

Enur :”Astagfirullahalazim… Jangan!”

Sri :”Oh kamu nur, sok alim banget.”

Ajeng :”Tapi kalau pun kita kabur gimana caranya? Gimana kita bisa tahu alamat Sella yang baru?”

Yati :”Nanti malam kita cari datanya di komputer Ibu Nisa, lalu tengah malam nanti kita kabur, kita tulis surat buat Ibu Nisa.”

Sri :”Nah! Ide bagus Yati! Kamu memang selalu kreatif.”

Yati :”Iya dong, ini karena aku suka nonton acara musik di TV.”

Enur :”Apa hubungannyaaaaa??”

Yati :”Gimana? Setuju gak semua?”

Semua :”SETUJUUU!!”

Ajeng :”Dasar kamu nur labil, hahaha.”

Malampun tiba, anak-anak panti berusaha mengambil data rumah Sella.

(terlihat Ibu Nisa sedang menyapu dekat ruang kerjanya)

Sri :”Eh Ibu Nisa lama banget nih nyapunya.”

Yati :”Tau nih lama banget.”

Ajeng :”Yaudah deh kita susun strategi saja. Nanti yang masuk ke dalam aku sama enur. Sri sama yati yang jaga di luar, oke?”

Enur :”Eh.. Eh.. Ibu Nisa sudah pergi. Ayo yuk cepetan!”

Akhirnya anak-anak panti tersebut menjalankan strateginya.

Ajeng :”Duh… Susah juga ya nyarinya.”

Enur :”Di My Computer terus Data D terus alamat-alamat orang tua.”

Ajeng :”Hmm bentar. Nah ini dia! Ibu Martha Kartika, anak adopsi Sella Putriana.”

Enur :”Udah yuk cepat di print.” (ajeng dan enur pun berhasil mengambil data itu dan bergegas keluar dari ruangan)

Enur :”Alhamdulillah kita berhasil!”

Page 6: Pada Suatu Hari Di Sebuah Panti Asuhan Yang Bernama

Yati :”Ayo yuk, cepat kita pergi. Keburu ada Ibu Nisa!”

Tengah malam pun tiba, dan anak-anak panti siap meninggalkan panti, tetapi Sri tidak bisa ikut karena demamnya kambuh kembali.

Sri :”Huaa.. Sedih, bete, kesel, kenapa aku harus demam lagi. Aku mau ikuuttt!”

Enur :”Yang sabar ya sri, nanti aku bawain oleh-oleh cerita dari Jakarta kok.”

Yati :”Hahaha cepet sembuh ya sri. Kasian ya kamu gak bisa ketemu anak gaul Jakarta nanti.”

Ajeng :”Husssh, kalian jangan gitu, kasihan sri. Hemm, tapi memang sri kasihan sekali ya gak jadi liat monas.”

Sri :”Huuu.. Kalian jahatt!”

Yati :”Bercanda Sri sayangku manisku cintaku.”

Enur :”Yaudah yuk kita berangkat sekarang. Suratnya aku letakan di atas meja ini yaa.”

Semua :”Dadah Sri!!”

Keesokan harinya di panti.

Ibu Nisa :”Anak-anak ayo sini sarapan. Makanannya sudah siap semua nih. Hemm.. anak-anak kemana ya? Kok tidak ada yang menjawab?”

(Ibu Nisa pergi ke kamar anak-anak)

Ibu Nisa :”Loh? Sri? Kok kamu cuma sendiri? Teman-temanmu pada kemana?”

Sri :”Itu bu ada surat di meja buat ibu.”

(Ibu Nisa membaca suratnya)Ibu Nisa :”Astagfirullah… Anak-anak.. Ya Allah lindungilah mereka.”

Anak-anak panti akhirnya sampai di Jakarta. Mereka mendapat tumpangan dari seorang bapak yang mengenderai mobil bak terbuka. Bak itu mengantar berbagai sayuran ke Jakarta.

Semua :”Terimakasih ya pak.”

Yati :”Huaaa… Akhirnya kita sampai di Jakarta! JAKARTA teman-teman! JAKARTA!!!

Enur :”Iya yati, aku tau! Please jangan norak deh.”

Ajeng :”Sekarang kita kemana nih? Apa kita tanya orang-orang di sini saja ya?”

Ketika anak-anak panti sedang mencari informasi, tak jauh dari tempat itu tampak Sella bersama kedua temannya.

Page 7: Pada Suatu Hari Di Sebuah Panti Asuhan Yang Bernama

Enur :”Eh teman-teman lihat deh itu, itu kaan.. SELLA!! Iya itu Sella!”

Ajeng :”Mana? Mana?”

Yati :”Oh iya itu Sella.. ayo buruan kita samperin Sella.”

(Mereka lari menuju Sella dan kedua temannya)

Yati :”Sella… Huaa kamu Sella kan? Yaampun cantiknyaaa… Kamu udah jadi anak gaul Jakarta nih yaa sekarang”

Enur :”Ya Allah.. Sell.. Ini benar kamu? Benar-benar cantik.” (sambil memegang Sella)

Sella :”Ih… Siapa sih kalian? Mengapa anda memegang saya?”

Ica :”Sell… mereka siapa? Kok tau nama kamu sih?”

Alexa :”Iya, ih. Anak kampung dimana nih? Liat dong gaya mereka. Kamseupay!”

Yati :”Bahasa kamseupay kan ada di TV ! Itu loh di film putiiih? Putih apa ya?

Enur :”Putih abu-abu tii. Aduh jangan malu-maluin dong!”

Yati :”Wuih anak Jakarta benar-benar gaul yaa.”

Ajeng :”Ssst, aduh kalian jangan ribut sendiri dong. Sella.. Kamu tidak tahu kami siapa? Aku Ajeng, ini Yati sama Enur. Kamu lupa sama kami? Nama kamu Sella kan?”

Sella :”Iya nama saya Sella, tapi sepertinya saya tidak pernah ya punya teman yang namanya kampung seperti kalian.”

Ica :”Yaudah yuk Sel, mending kita pergi aja deh. Nanti premierenya the avengers keburu mulai nih . Iyuukh banget juga kan kalo kita disini terus.”

Alexa :”C’mon guys! Let’s go girls!”

(Sella, Ica, Alexa pun pergi meninggalkan anak-anak panti tersebut)

Enur :”Astagfirullah.. Itu benar-benar Sella kan? Sella sahabat kita?”

Yati :”Iya, aku yakin banget itu Sella. Aku sedih, semua pergaulannya merubah dirinya.”

Ajeng :”Kita ga boleh menyerah teman-teman! Kita harus tetap mertemu dengan Sella.”

Yati :”Iya! Semangaatt!!”

Keesokan harinya anak-anak panti tersebut akhirnya berhasil menemui Sella di Jakarta.

Yati :”Astaga… Istana yang biasanya aku lihat di tv-tv sekarang ada di depan mataku”

Page 8: Pada Suatu Hari Di Sebuah Panti Asuhan Yang Bernama

Enur :”Sungguh indahnya rumah ini. Ya Allah kapan aku bisa tinggal di tempat kaya gini?”

Ajeng :”Benar-benar keren ya rumahnya. Udah yuk kita masuk!”

Semua :”Assalamualaikum”

(terlihat Ibu Martha sedang melihat tanaman-tanamannya dan pergi menghampiri anak-anak panti)

Ibu Martha :”Ya ampun.. Ini kalian kan anak-anak panti asuhan Budi Asih? Teman-temannya Sella? Bagaimana kabarnya? Ayo sini-sini masuk!”

Enur :”Alhamdulillah ibu masih ingat kepada kami.”

(anak-anak panti masuk ke dalam rumah)

Ibu Martha :”Sebentar ya anak-anak. Ibu panggilkan dulu Sellanya”

(Ibu Martha pergi ke kamar Sella untuk memanggil Sella)

Ibu Martha :”Sellaa… Di bawah ada teman-teman mu, mau ketemu tuh.”

Sella :”Ah bilang saja aku lagi istirahat bu, lagi capek banget nih.”

Ibu Martha :”Baiklah kamu istirahat ya Sella”

(Ibu Martha menghampiri anak-anak panti)

Ibu Martha :”Maaf ya anak-anak. Sellanya lagi istirahat, dia kurang enak badan sepertinya.”

Ajeng :”Yaudah bu. Kita permisi pulang dulu ya. Terima kasih banyak bu. Permisi.“

Ibu Martha :”Iya. Hati-hati ya kalian.”

(Sambil berjalan, Enur dan Yati berbisik-bisik)

Yati :”Kenapa aku kepikiran ya kalau Sella sengaja gak mau ketemu sama kita?”

Enur :”Hush! Jangan suudzon dahulu mungkin memang benar Sella sakit.”

Pada malam harinya, Sella curhat kepada ibunya, Ibu Martha

Sella :”Ibu, aku mau curhat.”

Ibu Martha :”Curhat apa sayang? Ibu pasti mendengarkan.”

Sella :”Maafkan aku bu, tadi siang aku berbohong. Padahal aku sehat-sehat saja, lalu kemarin siang aku juga bertemu dengan teman-teman panti di dekat jalan menuju blitz. Dengan terpaksa aku harus bersikap sombong kepada mereka bu.”

Page 9: Pada Suatu Hari Di Sebuah Panti Asuhan Yang Bernama

Ibu Martha :”Mengapa kamu melakukan itu nak? Apa karenaa…?”

Sella :”Iya bu. Aku sekarang sudah berbeda dengan mereka, mereka sehat bu, sedangkan aku… Aku tahu waktu hidupku tidak akan lama lagi. Oleh sebab itu aku tidak

mau bertemu mereka lagi. Lebih baik sahabat-sahabat panti membenciku agar jika aku telah tiada nanti, mereka tidak akan sedih akan kepergianku.”

Ibu Martha :”Sayang… sebenarnya kamu jangan melakukan hal seperti ini. Perbuatanmu justru menyakiti hati mereka. Tetapi jika ini yang terbaik bagimu, ibu tidak akan

melarangnya. Kamu harus yakin kalau kamu pasti bisa sembuh”

Sella :”Amiiin. Terima kasih ibu”

Keesokan paginya, anak-anak panti tersebut belum menyerah, mereka pergi ke sekolah Sella untuk menemuinya kembali.

Enur :”Panas sekali ya di Jakarta. Berbeda sekali dengan Cirebon.”

Yati :”Aduh Sella mana sih?”

(tiba-tiba Sella dan teman-temannya keluar dari gerbang sekolah)

Ajeng :”Itu Sella! Ayo yuk!”

(anak-anak panti menghampiri Sella dan Sella dengan wajah sinis menatap mereka)

Alexa :”Lah ini kan anak kamseupay yang waktu itu.”

Ica :”Eh kalian semua mau ngapain lagi sih? Masih mau ngejar-ngejar Sella? Hey sadar ya! Kalian salah orang kali. Ini bukan Sella yang kalian cari.”

Yati :”Hey kalian! Aku tahu kalian semua anak gaul Jakarta, tapi kalian jangan sok tahu deh! Ini tuh bener Sella sahabat kita! Sella Putriana!”

Enur :”Sabar Yati… Sabar… Kamu jangan emosi.”

Ajeng :”Sella.. Aku tau kok pasti kamu malu punya teman kaya kita. Tapi tujuan kita ke Jakarta cuma mau melihat kamu lagi kok. Dan kami ingin sekali ngobrol sama kamu

seperti dahulu.”

Sella :”Huh.. Saya sudah capek ya meladeni kalian semua. Kalian semua please jangan ganggu hidup saya lagi! Lebih baik sekarang kalian semua pergi dari sini! PERGII!!”

(tiba-tiba kepala Sella sakit)

Yati :”Ya ampun sel.. Kamu kenapa?”

Enur :”Sella kamu ga kenapa-kenapa kan?”

Page 10: Pada Suatu Hari Di Sebuah Panti Asuhan Yang Bernama

Alexa :”Kamu kenapa sel? Lebih baik kita pulang saja.”

Sella :”Gue gak kenapa-kenapa lex. Ayo kita pulang saja yuk.”

Ica :”Sini, gue tuntun lo Sel.”

(Sella dan teman-temannya pun pergi)

Enur :”Astaga tadi Sella kenapa ya?”

Yati :”Iya kayaknya dia beneran lagi sakit deh.”

Ajeng :”Tuh yati, makanya kamu jangan suudzon dulu.”

Yati :”Iya maaf yaa. Oh iya besok kan Sella ulang tahun! Kita kasih surprise yuk!”

Enur :”Yaudah mending sekarang kita cari malkist Roma, dia kan suka banget tuh.”

Ajeng :”Ayo, kita sekarang beli!”

Keesokan paginya Ibu Martha ke kamar Sella untuk mengajaknya sarapan, tetap pada saat Ibu Martha masuk ke kamar Sella…..

Ibu Martha :”Sella.. ayo sayang kita sarapan”

(membuka pintu dan dilihatnya Sella sudah tergeletak di atas lantai)

Ibu Martha :”Astagaa Sellaaaa…”

Teman-teman panti kembali mendatangi rumah sella

Yeti :”Assalamualaikum. Sellaa… Sellaaaa…”

(pembantu rumah Sella pun keluar)

Pembantu :”Maaf. Non Sella nya tadi pingsan di kamar dan dibawa ke rumah sakit Mitra oleh Ibu Martha”

Semua :” APA?? Yaudah terimakasih ya mba informasinya”

Di rumah sakit

(Anak-anak panti bersama Alexa dan Ica dating ke rumah sakit)

Alexa dan Ica :”Tante… Gimana keadaan Sella?”

Ibu Martha :”Tenang ya semuanya. Ibu akan menjelaskan semuanya yang sudah terjadi selama ini. Yang pertama, Alexa sebenarnya Sella bukan anak kandung tante. Tante

mengadopsinya dari panti asuhan. Dan mereka inilah sahabat-

Page 11: Pada Suatu Hari Di Sebuah Panti Asuhan Yang Bernama

sahabatnya Sella di panti asuhan. Lalu, sebenernya Sella mengidap penyakit kanker otak dan sudah stadium akhir. Kepada Enur, Yati, dan Ajeng, ada surat-surat yang sudah ditulis Sella. Sebenarnya semenjak Sella di Jakarta, setiap bulan dia menulis surat, tetapi tidak mau dikirimkan ke kalian. Dan ini surat terakhir yang ia tulis tadi malam.”

(lalu anak-anak panti membaca surat terakhir yang Sella tulis)

Kemudian dokter keluar dari ruang ICU dan menghampiri mereka semua.

Dokter :”Ibu Martha maafkan saya. Saya dan semuanya sudah berusaha semaksimal mungkin dengan seluruh kemampuan saya tetapi takdir berkata lain. Saya dengan sangat menyesal mengatakan bahwa Sella sudah pergi untuk selamanya.”

Semua :”APA?? Inalillahi wa inalillahi rojiun.”

Ibu Martha :”Inalillahi …. Sella…”

(semuanya masuk ke kamar jenazah)

Yati :”Sella.. kenapa kamu tinggalkan kami.. ini kan hari ulang tahunmu.”

Enur :”Kita udah beliin banyak banget mallkist Roma kesukaan kamu sel.”

Ajeng :”Bangun Sel…”

Alexa :”Sellaa…. Jangan tinggalin aku sama Ica.”

Ibu Martha :”Sudah.. Kalian jangan sedih terus, Sella sudah senang di alam sana. Kalian harus mengikhlaskannya ya.”

Semua :”Selamat jalan Sella”