pada praktikum ini

6
Pada praktikum ini, kami melakukan proses titrasi kompleksometri. Titrasi kompleksometri adalah titrasi yang melibatkan reaksi ion logam dengan zat pengompleks/zat ligand. Dimana zat pengompleks yang digunakan pada praktikum ini yaitu EDTA (Ethylene Diamine Tetra Acetate) dan ion logamnya yaitu Ca 2+ . Sebelum melakukan proses titrasi ini, kami melakukan proses pembakuan larutan EDTA. Dan sebelum melakukan proses pembakuan larutan, kami pun membuat larutan yang diperlukan terlebih dahulu. Larutan EDTA 0,01 M, larutan dapar pH 10 dan larutan indikator EBT (Eriochrome Black T) sudah tersedia. Larutan baku kalsium dibuat dari padatan CaCO 3 pa, larutan HCl dan air. Padatan CaCO 3 yang digunakan itu pa (pro analys), karena salah satu syarat larutan standar primer yaitu tingkat kemurniannya pa. Sebelum dilakukan titrasi Ca dilakukan terlebih dahulu pembakuan larutan EDTA. Proses pembakuan dilakukan karena EDTA merupakan larutan standar primer, maka harus distandarisasi terlebih dahulu dengan larutan standar primer (larutan baku kalsium) sebelum melakukan proses titrasi. Setelah proses pembuatan larutan baku kalsium, dilakukanlah proses pembakuan larutan EDTA. Larutan baku kalsium dipipet,

Upload: aprilia-ristian

Post on 25-Nov-2015

26 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

praktikum

TRANSCRIPT

Pada praktikum ini, kami melakukan proses titrasi kompleksometri. Titrasi kompleksometri adalah titrasi yang melibatkan reaksi ion logam dengan zat pengompleks/zat ligand. Dimana zat pengompleks yang digunakan pada praktikum ini yaitu EDTA (Ethylene Diamine Tetra Acetate) dan ion logamnya yaitu Ca2+. Sebelum melakukan proses titrasi ini, kami melakukan proses pembakuan larutan EDTA. Dan sebelum melakukan proses pembakuan larutan, kami pun membuat larutan yang diperlukan terlebih dahulu. Larutan EDTA 0,01 M, larutan dapar pH 10 dan larutan indikator EBT (Eriochrome Black T) sudah tersedia. Larutan baku kalsium dibuat dari padatan CaCO3 pa, larutan HCl dan air. Padatan CaCO3 yang digunakan itu pa (pro analys), karena salah satu syarat larutan standar primer yaitu tingkat kemurniannya pa. Sebelum dilakukan titrasi Ca dilakukan terlebih dahulu pembakuan larutan EDTA. Proses pembakuan dilakukan karena EDTA merupakan larutan standar primer, maka harus distandarisasi terlebih dahulu dengan larutan standar primer (larutan baku kalsium) sebelum melakukan proses titrasi.Setelah proses pembuatan larutan baku kalsium, dilakukanlah proses pembakuan larutan EDTA. Larutan baku kalsium dipipet, kemudian dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer. Karena, dengan labu erlenmeyer akan lebih memudahkan dalam proses titrasi, terutama dalam proses pengocokkan. Setelah itu, ditambah larutan dapar pH 10. Penambahan larutan dapar pH 10 berfungsi supaya suasana dalam keadaan basa ketika melakukan proses titrasi dan untuk mempertahankan nilai pH. Lalu, ditambahkan aquades. Sebelum melakukan proses titrasi, ditambahkan indikator EBT. Penambahan indicator EBT berfungsi sebagai indikator pH. Dengan ditambahkannya indikator EBT, maka terbentuk CaIn- yang berwarna merah anggur (pink). Jika sudah terbentuk larutan berwarna merah anggur (pink), maka proses titrasi antara larutan EDTA dan larutan baku kalsium dapat langsung dilakukan.Setelah didapat larutan berwarna biru langit, proses titrasi dihentikan. Saat itulah, mol CaCO3 sama dengan mol EDTA, dan hal ini dinamakan titik akhir titrasi. Dimana reaksi yang terjadi selama proses titrasi yaituCa2+ + HIn2- CaIn- + H+CaIn- + H2Y2- CaY2- + HIn2- + H+ (merah anggur) + (biru)Dari proses titrasi tersebut, didapatkan konsentrasi EDTA sebesar 0,0082 M.Kemudian, kami melakukan titrasi Ca. Langkah kerja yang dilakukan sama dengan proses pembakuan larutan EDTA. Hanya terdapat perbedaan ketika ditambahkannya larutan dapar pH 10. Dimana pada proses ini, larutan dapar pH 10 yang digunakan lebih banyak 1 mL. Kadar Ca yang diperoleh dari proses titrasi Ca ini yaitu 0,0091 M.

Titrasi kompleksometri adalah titrasi berdasarkan pembentukan senyawa kompleks antara kation dengan zat pembentuk kompleks. Salah satu zat pembentuk kompleks yang banyak digunakan dalam titrasi kompleksometri adalah garam dinatrium etilendiamina tetraasetat (dinatrium EDTA). Kestabilan dari senyawa kompleks yang terbentuk tergantung dari sifat kation dan pH dari larutan, oleh karena itu titrasi dilakukan pada pH tertentu. Pada larutan yang terlalu alkalis perlu diperhitungkan kemungkinan mengendapnya logam hidroksida. Dalam praktikum kali ini dilakukan titrasi kompleksometri untuk penentuan kadar aminophyllin yang sebelumnya dilakukan terlebih dahulu pembakuan ZnSO4 dengan menggunakan komplekson III (dinatrium-EDTA) dan menggunakan bantuan indikator eriochrome black T (EBT) untuk penentuan titik akhir titrasi. Jenis titrasi yang dilakukan adalah titrasi langsung, dimana ion logam yang ada dalam larutan dititrasi langsung dengan larutan dinatrium-EDTA dengan menggunakan indikator eriochrome black T (EBT). Zat pengkhelat atau komplekson yang digunakan pada praktikum ini adalah dinatrium EDTA yang merupakan bentuk garam dari asam etilene diamin tetraasetat yang mempunyai aksi mengkompleks yang sangat kuat dan banyak tersedia. Pada saat titrasi pH larutan harus terus dijaga oleh karenanya diberikan larutan dapar amonia pH 10. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya perubahan warna indikator logam yang digunakan eriochrome black T (EBT) adalah tergantung pada proses serah terima proton pada gugus asam sulfonat yang akan menghasilkan perubahan warna yang berbeda pada pH tertentu. Oleh karenanya dilakukan pemberian larutan dapar amonia pH 10 agar perubahan warna dari ungu menjadi biru tua (yang dijadikan sebagai titik akhir titrasi) dapat tercapai. Selain itu pH larutan dijaga agar tetap basa, dikarenakan kompleks EDTA akan mencapai kestabilan dengan ion logam divalen (Zn2+ adalah logam divalen) pada suasana basa atau sedikit asam. Selain itu fungsi dapar adalah untuk mempertahankan pH dengan penambahan sedikit asam atau sedikit basa Setelah larutan ZnSO4 ditambahkan larutan dapar amonia pH 10 dan kemudian ditambahkan dengan indikator logam hitam eriokrom, maka indikator hitam eriokrom akan terdisosiasi melepaskan dua atom hidrogennya dan mengikat ion Zn2+ yang ada dalam air dan segera membentuk kompleks Zn2+-indikator hitam eriokrom. Kestabilan kompleks ini cukup tinggi akan tetapi lebih stabil jika dibandingkan dengan kompleks antara Zn2+ dengan dinatrium EDTA. Pada reaksi kompleks indikator logam beraksi dengan dinatrium EDTA yang menghasilkan perubahan warna pada larutan dari ungu menjadi biru, dimana ion Na+ pada dinatrium EDTA terlepas dan berikatan dengan O- sehingga terbentuk ONa dan ion Na yang satu juga terlepas dan berikatan dengan ion SO4 sehingga terbentuk NaSO4, dan Zn juga berikatan dengan SO4 sehingga terbentuk ZnSO4.