p u t u s a n tahun 2014, bertempat di pt. gorda duma sari (p t. gds) dengan alamat hutan tele dusun...

54
P U T U S A N Nomor : 718/PID.SUS/2015/PT.MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan, yang memeriksa dan mengadili perkara pidana dalam Peradilan Tingkat Banding, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara Terdakwa : Nama Lengkap : JONNI SIHOTANG Tempat Lahir : Baneara (Samosir) Umur/tanggal lahir : 45 tahun, 05 Desember 1970 Jenis Kelamin : Laki-laki Kewarganegaraan : Indonesia Tempat Tinggal : Jalan Kolonel Liberti Malau Pangururan, Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara Agama : Kristen Protestan Pekerjaan : Direktur Utama PT. Gorga Duma Sari Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Pangururan Terdakwa berdasarkan Penetapan Penahanan nomor : 1057/Pen.Pid.Sus/2015/PT.MDN tanggal 30 Nopember 2015, memerintahkan agar Terdakwa ditahan, tetapi sampai dengan dibacakannya putusan ini belum dilaporkan pelaksanaannya oleh Jaksa Penuntut Umum; Pengadilan Tinggi tersebut; Telah membaca Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Medan tanggal 13 Nopember 2015 nomor : 718/PID/2015/PT.MDN, serta berkas perkara Pengadilan Negeri Balige nomor : 28/Pid.Sus/2015/PN.Blg, dan surat-surat yang bersangkutan dengan perkara tersebut; Membaca surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum Kejaksaan Negeri Pangururan, yang mendakwa Terdakwa sebagai berikut : KESATU Bahwa terdakwa JONNI SIHOTANG, pada sekitar bulan Januari 2013 sampai dengan 28 Februari 2014 atau setidak-tidaknya dalam tahun 2013 sampai dengan tahun 2014, bertempat di PT. Gorda Duma Sari (PT. GDS) dengan alamat Hutan Tele Dusun Hariara Pintu, Ds Partungko Naginjang, Kecamatan Harian Kabupaten Samosir Provinsi Sumatera Utara atau setidak-tidaknya pada suatu

Upload: haxuyen

Post on 25-May-2018

214 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

P U T U S A NNomor : 718/PID.SUS/2015/PT.MDN.

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Tinggi Medan, yang memeriksa dan mengadili perkara pidana

dalam Peradilan Tingkat Banding, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut

dalam perkara Terdakwa :

Nama Lengkap : JONNI SIHOTANG

Tempat Lahir : Baneara (Samosir)

Umur/tanggal lahir : 45 tahun, 05 Desember 1970

Jenis Kelamin : Laki-laki

Kewarganegaraan : Indonesia

Tempat Tinggal : Jalan Kolonel Liberti Malau Pangururan, Kabupaten

Samosir, Provinsi Sumatera Utara

Agama : Kristen Protestan

Pekerjaan : Direktur Utama PT. Gorga Duma Sari

Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Pangururan

Terdakwa berdasarkan Penetapan Penahanan nomor :

1057/Pen.Pid.Sus/2015/PT.MDN tanggal 30 Nopember 2015, memerintahkan agar

Terdakwa ditahan, tetapi sampai dengan dibacakannya putusan ini belum

dilaporkan pelaksanaannya oleh Jaksa Penuntut Umum;

Pengadilan Tinggi tersebut;

Telah membaca Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Medan tanggal 13

Nopember 2015 nomor : 718/PID/2015/PT.MDN, serta berkas perkara Pengadilan

Negeri Balige nomor : 28/Pid.Sus/2015/PN.Blg, dan surat-surat yang bersangkutan

dengan perkara tersebut;

Membaca surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum Kejaksaan Negeri

Pangururan, yang mendakwa Terdakwa sebagai berikut :

KESATU

Bahwa terdakwa JONNI SIHOTANG, pada sekitar bulan Januari 2013

sampai dengan 28 Februari 2014 atau setidak-tidaknya dalam tahun 2013 sampai

dengan tahun 2014, bertempat di PT. Gorda Duma Sari (PT. GDS) dengan alamat

Hutan Tele Dusun Hariara Pintu, Ds Partungko Naginjang, Kecamatan Harian

Kabupaten Samosir Provinsi Sumatera Utara atau setidak-tidaknya pada suatu

- 2 -

tempat yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Balige,

selaku orang yang memberi perintah atau orang yang bertindak sebagai pemimpin

kegiatan dalam tindak pidana tersebut, telah dengan sengaja melakukan

perbuatan yang mengakibatkan dilampauninya baku mutu udara ambien, baku

mutu air laut, atau kriteria baku kerusakan lingkungan hidup, perbuatan tersebut

dilakukan oleh terdakwa dengan cara sebagai berikut :

- Bahwa terdakwa Jonni Sitohang selaku Direktur Utama PT. Gorga Duma

Sari (PT.GDS), berdasarkan Copy Akta Notaris Julitri Roriana SH Nomor 26

tanggal 9 November 2011, dengan susunan pengurusnya PT. Gorga Duma

Sari sebagai berikut yaitu, Direktur Utama : Jonni Sihotang, Direktur : Rico

Sihotang dan Komisaris : Nyonya Risma Simarmata. Tugas dan tanggung

jawab terdakwa selaku Direktur Utama dan Penangungjawab PT. GDS

adalah bertanggung jawab terhadap semua kegiatan perusahaan di dalam

maupun di luar pengadilan sesuai dengan Anggaran Dasar perusahaan, PT.

GDS sesuai dengan izin yang dimiliki mempunyai kegiatan usaha antara lain

: adalah melakukan pemanfaatan kayu dengan tujuan areal tersebut

diperuntukan untuk perkebunan, peternakan dan perikanan darat, namun

saat ini baru pada tahapan kegiatan penebangan dan pemanfaatan kayu.

- Bahwa terdakwa selaku Direktur Utama PT. GDS telah melakukan kegiatan

sejak tanggal 23 Januari 2013, yaitu kegiatan pembangunan jalan menuju

lokasi kegiatan sepanjang 4,5 km lebar 10 m, telah memasukkan dan

menggunakan alat berat berupa excavator 6 unit, Dump truck 4 unit, Logging

truck 8 unit ditambah rental kalau dibutuhkan, Chainsaw 8 unit, mobil

operasional 4 unit dan pada bulan April 2013 dilakukan Penebangan kayu

sampai dengan sekarang sesuai dengan Izin Pemanfaatan Kayu (IPK).

Adapun Dokumen /surat yang berkaitan dengan kegiatan usaha yang telah

dimiliki oleh Terdakwa Jonni Sitohang (PT. GDS) adalah :

(1) Izin lokasi Nomor 89 Tahun 2012 tanggal 1 Mei 2012 yang dikeluarkan

oleh Bupati Samosir.

(2) Perintah Melaksanakan Timber Crusing sesuai Surat Kepala Dinas

Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Samosir Nomor

522.21/1201/PH/DKP/2012 tanggal 17 Desember 2012.

(3) Izin Pemanfaatan Kayu Nomor 005/2013 tanggal 16 Januari 2013

dikeluarkan oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Samosir

di Desa Hariara Pintu Kecamatan Hariang Kabupaten Samosir seluas +

- 3 -

800 ha atas nama PT. Gorga Duma Sari. Yang diberikan IPK seluas 605

ha, sedangkan yang termuat dalam peta lampiran IPK seluas 715 ha.

(4) Persetujuan Izin Pemanfaatan Kayu (IPK) an. PT. Gorga Duma Sari

sesuai dengan surat Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan

Kabupaten Samosir Nomor 522.21/024/PH/DKP/2013 tanggal 9 Januari

2013.

(5) Izin Penetapan Lokasi Tempat Penimbunan Kayu dan Tempat

Pengumpulan Kayu pada izin pemanfaatan kayu di areal lokasi atas

tanah yang terletak di desa Hariara Pintu Kecamatan Harian Kabupaten

Samosir atas nama PT. Gorga Norma Sari Nomor 014 Tahun 2013

tanggal 18 Februari 2013.

(6) Izin Prinsip Penanaman Modal No.001/1217/IP/PMDN/2012 Nomor

perusahaan 03138.2011 lokasi proyek desa Hariara Pintu, Kecamatan

Harian, dan desa partungko naginjang Kecamatan Harian, Kabupaten

Samosir Provinsi Sumatera Utara, Bidang Usaha Perkebunan Buah,

Umbi-umbian, peternakan sapi, kambing, unggas dan budi daya ikan air

tawar, tanggal 23 Pebruari 2012 yang dikeluarkan oleh Badan

Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Kabupaten Samosir.

(7) Kepastian Hukum Penertiban Izin Pemanfaatan Kayu sesuai dengan

Surat Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara nomor

522.21/3543 tanggal 3 Mei 2013.

(8) Perpanjangan Izin Pemanfaatan Kayu Nomor 005/2013 tanggal 16

Januari 2013 dikeluarkan oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan

Kabupaten Samosir di Desa Hariara Pintu Kecamatan Harian Kabupaten

Samosir seluas + 800 ha atas nama PT. Gorga Duma Sari. Yang

diberikan IPK seluas 605 ha, sedangkan yang termuat dalam peta

lampiran IPK seluas 715 ha.

- Bahwa Saksi Royandi Hutasoit, S.S., atas arahan dan perintah dari

Terdakwa Direktur Utama Joni Sihotang (PT. GDS) melaksanakan semua

kegiatan di lapangan mulai dari kegiatan untuk mengkoordinir kegiatan

lapangan seperti urusan administrasi seperti pembayaran, penebangan,

pengangkutan, distribusi alat berat, dan lain-lain dan tanggung jawab Saksi

selaku Manager Umum PT. GDS ialah memastikan bahwa semua kegiatan

di lapangan berjalan sebagaimana mestinya dan semua hasil pekerjaan

lapangan yang dilakukan oleh PT. GDS terkait dengan kegiatan

- 4 -

penebangan kayu dan pengangkutan kayu, dilaporkan saksi kepada

Direktur Utama Joni Sihotang.

- Bahwa saksi Drs. Wilmar Eliaser Simandjorang, Dipl.Ec., Dipl. Plan, M.Si.,

mengetahui kegiatan dan memantau kegiatan PT. GDS di lokasi hutan tele

sebagaimana disebutkan dalam izin lokasi tersebut di atas, dimana kegiatan

PT. GDS telah mengeluarkan kayu log besar dengan menggunakan truk

logging dari lokasi kejadian menuju sawmill milik PT. GDS di Desa

Hutagalung Kecamatan Harian Kabupaten Samosir. Kejadian tersebut

berlangsung sore hari sekitar pukul 16.00 – 17.00 WIB setiap harinya.

Setidaknya 3 (tiga) truk perharinya keluar dari lokasi yang menuju sawmill

PT. GDS. Kemudian Bahwa kondisi saat ini di PT. GDS sudah melakukan

kegiatan seperti :

(1) Sudah melakukan pembukaan jalan sepanjang 1,5 km lebar 10 m.

(2) Sudah memasukkan dan menggunakan alat berat berupa excavator 10

unit, Dump truck 5 unit, Logging truck 12 unit, Chainsaw 26 unit, mobil

operasional 5 unit ke lokasi lokasi kegiatan di Hutan Tele tidak

dilengkapi dengan izin lingkungan.

(3) Sudah melakukan penebangan hutan alam khas Tapanuli lebih kurang

400 ha sudah habis dilakukan penebangan.

(4) Melakukan penutupan induk sungai dan anak sungai.

- Bahwa pada tanggal 16 bulan Mei tahun 2013, saksi Drs. Wilmar Eliaser

Simandjorang, Dipl.Ec., Dipl. Plan, M.Si. juga menyaksikan adanya

pengangkutan kayu milik PT. GDS yang berasal dari lokasi hutan tele yang

sedang dibawa menuju sawmill PT. GDS di Desa Hutagalung Kecamatan

Harian Kabupaten Samosir, tepatnya di depan pos polisi Tele dan saksi

melihat kegiatan/usaha pengangkutan kayu gelondongan dalam ukuran

besar hingga kecil dengan alat angkut truk logging berlangsung hingga saat

ini, setidaknya pada hari senin tanggal 4 (empat) bulan November tahun

2013 telah dilakukan pengangkutan kayu dari lokasi hutan yang menuju

sawmill milik PT. GDS di Desa Hutagalung Kecamatan Harian Kabupaten

Samosir. Kemudian akibat kegiatan tersebut, PT. GDS telah melakukan

perusakan lingkungan karena induk sungai dan anak sungai yang mengalir

ke Sungai Renun yang mengalir ke Kabupaten Dairi dan Provinsi Aceh yang

merupakan sumber air untuk pertanian dan juga untuk menggerakan PLTA

mini Combi di Kabupaten Fakfak Bharat ditutup oleh kayu dan tanah dari

kegiatan PT. GDS, padahal menurut SK Bupati Nomor 89 Tahun 2012

- 5 -

tentang Izin Lokasi menyebutkan bahwa dalam point d diharuskan

memelihara dan menjaga jalur hijau sebagai kawasan lindung yaitu 100

meter kiri/kanan sungai, 50 meter kiri/kanan anak sungai radius dari sumber

mata air serta tanah dengan kemiringan 40%. Selain itu juga dampak dari

penebangan kayu tanpa izin ini juga mengakibatkan perusakan lingkungan,

karena : punahnya anggrek batak, punahnya binatang khas seperti

trenggiling, tertutupnya aliran sungai, terganggunya pasokan air untuk

persawahan di Kabupaten Dairi dan Pasokan air ke PLTA Combi serta

daerah Aceh, dan dampak penting yang akan ditimbulkan berupa

perubahan bentuk lahan dan bentang alam, eksploitasi sumber daya alam,

baik yang terbarukan maupun yang tidak terbarukan yang akibatnya dapat

menimbulkan pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup.

- Bahwa pada tanggal 29 Mei 2013 staf Saksi Drs. Wilmar Eliaser

Simandjorang, Dipl.Ec., Dipl. Plan, M.Si. yaitu Dr. H. Indra Utama, SE.,

M.Si. telah melakukan verifikasi lapangan, sehingga Saksi mengetahui

kegiatan Terdakwa berdasarkan laporan yang dibuat tersebut, kemudian

Saksi Dr. H. Indra Utama, SE., M.Si. memerintahkan staf untuk melakukan

analisis pelanggaran hukum lingkungan yang dilakukan oleh Terdakwa, dan

mempersiapkan konsep surat kepada Bupati Kabupaten Samosir cq.

Kepala Badan Lingkungan Hidup dan Penelitian Kabupaten Samosir untuk

menghentikan kegiatan penebangan dan pengangkutan kayu oleh

Terdakwa sesuai dengan kewenangan daerah yang diatur dalam pasal 63

ayat (3) huruf p jo Pasal 76 ayat (2) huruf d dan Pasal 80 ayat (1) huruf f

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup, sebagaimana surat nomor 1134/BLH-

SU/BPL-KL/2013 tanggal 03 Juni 2013 perihal Penghentian Kegiatan PT.

Gorga Duma Sari, dan membuat konsep surat laporan penanganan kasus

hutan Tele atas kegiatan PT. GDS kepada Deputi Bidang Penaatan Hukum

Kementerian Lingkungan Hidup cq. Asisten Deputi Penegakan Hukum

Pidana, sebagaimana surat nomor 1348/BLH-SU/BPL-KL/2013 tanggal 28

Juni 2013. Isi dari surat tersebut adalah sebagai berikut :

a) Tim Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara telah melakukan

verifikasi bersama-sama dengan perwakilan Forum Peduli Samosir Nauli

(PESONA) kelokasi kegiatan PT. Gorga Duma Sari di desa Hariara Pintu

Kecamatan Harian Kabupaten Samosir pada tanggal 9 April 2013.

- 6 -

b) Berdasarkan hasil verifikasi diketahui bahwa kegiatan PT. Gorga Duma

Sari tidak memiliki Dokumen Lingkungan (AMDAL, UKL/UPL) dan Izin

Lingkungan untuk melakukan kegiatan dengan dalih membuka lahan

Perkebunan buah,Umbi-umbian, Peternakan Sapi, Kambing, Unggas,

dan Budi daya ikan tawar. Terindikasi terjadinya kerusakan lingkungan

yang dapat merubah fungsi lingkungan dan adanya pelanggaran

administrasi yang dilakukan oleh PT. Gorga Duma Sari.

c) Perlu disampaikan bahwa pada saat ini telah terbentuk Tim Terpadu

Penegakan Hukum Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara, Tim ini

terdiri dari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (BLH-SU, BIRO

HUKUM), Kepolisian Daerah Sumatera Utara (POLDASU), Kejaksaan

Tinggi Sumatera Utara (KEJATISU) dengan Keputusan Gubernur

Sumatera Utara Nomor : 188.44/125/KPTS/2013. Tanggal 15 Februari

2013. (Terlampir).

d) Tim ini telah melakukan verifikasi lapangan dalam rangka Pengumpulan

Bahan Keterangan (PULBAKET) pada tanggal 28 Mei 2013 dari hasil

verifikasi lapangan tersebut.

- Bahwa Saksi Drs. JABIAT SAGALA, M.Hum., sebagai Kepala Badan

Lingkungan Hidup, Penelitian dan Pengembangan (BLHPP), memberikan

saran/tindakan yang dilakukan oleh Instansi Saksi sehubungan dengan

kegiatan pemanfaatan kayu, perkebunan, peternakkan dan perikanan yang

dilakukan oleh PT.GDS di Hutan Tele, Desa Hariara Pintu, Kecamatan

Harian, Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara melakukan koordinasi

dengan pihak BLHD Provinsi dan keluarlah surat dari Badan Lingkungan

Hidup Provinsi Sumatera Utara Nomor 522.21/384/PH/DKP/2013 tanggal 8

April 2013 perihal Penghentian Sementara kegiatan Penebangan dan

Pengangkutan Kayu. Disamping itu juga, Saksi sudah memberikan telaahan

staf kepada Bupati Kabupaten Samosir tanggal 5 April 2013 terkait dengan

permasalahan PT. GDS dan menyarankan kepada Bupati Kabupaten

Samosir supaya Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten

Samosir memerintahkan penghentian sementara aktifitas di lokasi izin PT.

GDS sampai dengan izin lingkungan dan dokumen lainnya dipenuhi. Akan

tetapi berdasarkan informasi dan laporan dari staf Saksi yang terakhir ke

lapangan besama-sama Tim dari Kementerian Lingkungan Hidup tanggal 4

Februari 2014 melaporkan kepada Saksi bahwa PT. GDS masih tetap

melakukan kegiatan penebangan kayu dan kegiatan perkebunan.

- 7 -

- Bahwa menurut Saksi Drs. JABIAT SAGALA, M.Hum., yang sudah

memberikan teguran adalah Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi

Sumatera Utara Nomor 1134/BLH-SU/BPL-KL/2013 tanggal 3 Juni 2013

perihal Penghentian Kegiatan PT. Gorga Duma Sari. Selanjutnya Kerangka

Acuan saat ini masih dalam proses untuk menyatakan layak atau tidak

layak, dalam AMDAL, RKL dan RPL pada waktu yang akan datang sesuai

yang telah ditetapkan dalam aturan.

- Bahwa keterangan Ahli Prof. Ir. Lambok Maringan Hutasoit, M.Sc., Ph.D.,

kegiatan-kegiatan yang dilanggar oleh PT. GDS dalam melakukan kegiatan

penebangan kayu dan kegiatan perkebunan antara lain ditemukan adanya

cut and fill pada pembangunan jalan dengan ketebalan 2-6 meter. Sudut

lereng pada cut terlalu terjal yang bisa menyebabkan terjadinya longsoran

karena tanah/batuan menunjukkan sifat yang belum kompak, dan

ditemukan adanya potongan kayu yang berada di aliran sungai yang akan

menghambat aliran air, lalu sudah ada indikasi adanya perusakan

lingkungan karena dilakukan penebangan pohon yang fungsinya sebagai

resapan air terganggu, potongan kayu yang berada di aliran sungai yang

akan menghambat aliran air, sudut lereng pada cut terlalu terjal yang bisa

menyebabkan terjadinya longsoran karena tanah/batuan menunjukkan sifat

yang belum kompak.

- Bahwa berdasarkan keterangan Ahli Dony Arif Wibowo, S.Hut., M.Sc.,

selaku Penelaah dan Penyaji Data Evaluasi Pengelolaan Dampak

Lingkungan, Terdakwa di dalam kedudukannya sebagai orang yang

memberikan perintah atau yang bertindak sebagai pemimpin kegiatan di PT.

Gorga Duma Sari (PT. GDS) beroperasi di Areal Penggunaan Lain (APL).

Syarat PT GDS beroperasi adalah :

a. Izin prinsip;

b. Izin lokasi;

c. Hak Guna Usaha (HGU);

d. Dokumen lingkungan (AMDAL/UKL-UPL);

e. Izin Usaha;

f. IPK (untuk land clearing).

Bahwa menurut pendapat Ahli, areal kanan-kiri sungai termasuk kawasan

lindung (Kawasan Perlindungan Setempat/KPS) yang wajib untuk dijaga

dan dipertahankan sesuai UU No. 26/2007 tentang Penataan Ruang,

- 8 -

Penjelasan Pasal 5 ayat (2), dan Kepres No. 32/1990 tentang Pengelolaan

Kawasan Lindung.

Kawasan tersebut dilarang untuk dilakukan kegiatan budidaya, kecuali yang

tidak mengganggu fungsi lindung. Adapun penebangan habis dilakukan

disepanjang jalur kawasan lindung jelas akan menggangu fungsi lindung.

- Bahwa menurut keterangan Ahli Esther Simon, ST., setiap orang yang

mendapat Izin Pemanfaatan Kayu (IPK) wajib untuk mendapatkan izin

lingkungan sebagai syarat izin usaha dan izin usaha tersebut menjadi

syarat untuk mendapatkan IPK. Kemudian Peraturan Menteri Kehutanan

Nomor P.14/Menhut-II/2011 tentang Izin Pemanfaatan Kayu tidak secara

langsung mempersyaratkan kegiatan memiliki dokumen lingkungan dan izin

lingkungan, namun diatur dalam persyaratan IPK, pemrakarsa wajib

mencantumkan izin peruntukan penggunaan lahan. Di dalam izin

peruntukan penggunaan lahan yang mewajibkan setiap kegiatan yang

menimbulkan dampak lingkungan untuk memiliki izin lingkungan dan

dokumen lingkungan. Peraturan yang mengatur tentang kewajiban memiliki

dokumen lingkungan (Amdal atau UKL-UPL) dan Izin Lingkungan pada

Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.21/Menhut-

II/2014 tentang Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Kegiatan

Kehutanan Pasal 2.

- Bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan fakta di lapangan dan Surat

Keterangan Ahli Perusakan Lingkungan PT Gorda Duma Sari oleh Ahli Dr.

Ir. Basuki Wasis, M.Si. tanggal 11 April 2014, Kesimpulan secara

keseluruhan hasil pemeriksaan analisa Laboratorium Pengaruh Hutan

(DAS) Bagian Ekologi Hutan Departeman Silvikultur Fakultas Kehutanan

IPB, sebagai berikut :

1. Telah terjadi perusakan lingkungan di PT Gorda Duma Sari Hariara

Pintu Kecamatan Harian Kabupaten Samosir Provinsi Sumatera Utara

melalui kegiatan penebangan hutan dan pembukaan lahan seluas 400

Ha,

2. Hasil Analisa tanah dan pengamatan lapangan menunjukkan bahwa

memang pada hutan alam telah terjadi kerusakan lingkungan karena

telah masuk kriteria baku kerusakan (PP Npmpr 150 tahun 2000) untuk

kriteria kerusakan di lahan kering akibat erosi air,

3. Hasil analisa tanah dan pengamatan lapangan menunjukkan bahwa

memang pada hutan alam telah terjadi kerusakan lingkungan karena

- 9 -

telah masuk kriteria baku kerusakan (PP Nomor 150 tahun 2000) untuk

kriteria kerusakan tanah di lahan kering untuk parameter ketebalan

solum tanah, derajat pelurusan air, komposisi fraksi dan jumlah mikroba.

- Bahwa berdasarkan Penghitungan kerugian perusakan lingkungan PT

Gorda Duma Sari yang dilakukan oleh Ahli Dr. Ir. Basuki Wasis, M.Si.,

Laboratorium Pengaruh Hutan Bagian Ekologi Hutan Departeman Silvikultur

Fakultas Kehutanan IPB tanggal 11 April 2014, kerugian yang ditimbulkan

berdasarkan Permen Nomor : 13 Tahun 2011 tentang Ganti Kerugian Akibat

Pencemaran dan atau Kerusakan Lingkungan Hidup akibat penebangan

pohon dan pembukaan lahan (400 ha) adalah :

1. Kerusakan Ekologi Rp 76.510.000.000,-

2. Kerusakan Ekonomi Rp 38.400.000.000,-

3. Pemulihan Ekologi Rp 34.986.000.000,-

------------------------------

Total Kerugian Kerusakan Rp 149.896.000.000,-

- Bahwa kegiatan yang dilakukan oleh Terdakwa di dalam kedudukannya

sebagai orang yang memberikan perintah atau yang bertindak sebagai

pemimpin kegiatan di PT. Gorga Duma Sari (PT. GDS) yaitu meliputi,

melakukan pemanfaatan kayu dengan tujuan areal tersebut diperuntukan

untuk perkebunan, peternakan dan perikanan darat, sama sekali tidak

memiliki izin dari pihak yang berwenang, sebagaimana Peraturan Menteri

Kehutanan Nomor P.14/Menhut-II/2011 jo. No. P.20/Menhut-II/2013 tentang

Izin Pemanfaatan Kayu, izin peruntukan penggunaan lahan (izin usaha)

adalah dokumen lingkungan dan izin lingkungan. Peraturan Menteri

Kehutanan Nomor P.14/Menhut-II/2011 tentang Izin Pemanfaatan Kayu

tidak secara langsung mempersyaratkan kegiatan memiliki dokumen

lingkungan dan izin lingkungan, namun diatur dalam persyaratan IPK,

pemrakarsa wajib mencantumkan izin peruntukan penggunaan lahan. Di

dalam izin peruntukan penggunaan lahan yang mewajibkan setiap kegiatan

yang menimbulkan dampak lingkungan untuk memiliki izin lingkungan dan

dokumen lingkungan. Peraturan yang mengatur tentang kewajiban memiliki

dokumen lingkungan (Amdal atau UKL-UPL), sehingga tindakan terdakwa

tidak dapat dibenarkan karena tidak memiliki izin dari pihak yang berwenang

sesuai dengan ketentuan yang ada.

Dan berdasarkan hasil pemeriksaan fakta di lapangan dan Surat

Keterangan Ahli Perusakan Lingkungan Telah terjadi perusakan lingkungan

- 10 -

di PT Gorda Duma Sari Hariara Pintu Kecamatan Harian Kabupaten

Samosir Provinsi Sumatera Utara melalui kegiatan penebangan hutan dan

pembukaan lahan.

Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam

Pasal 98 Ayat (1) jo Pasal 116 ayat (1) huruf b Undang-undang Nomor 32 Tahun

2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

ATAU

KEDUA

Bahwa terdakwa JONNI SIHOTANG, pada sekitar bulan Januari 2013

sampai dengan 28 Februari 2014 atau setidak-tidaknya dalam tahun 2013 sampai

dengan tahun 2014, bertempat di PT. Gorda Duma Sari (PT. GDS) dengan alamat

Hutan Tele Dusun Hariara Pintu, Ds Partungko Naginjang, Kecamatan Harian

Kabupaten Samosir Provinsi Sumatera Utara atau setidak-tidaknya pada suatu

tempat yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Balige,

selaku orang yang memberi perintah atau orang yang bertindak sebagai pemimpin

kegiatan dalam tindak pidana tersebut, telah melakukan usaha dan/atau kegiatan

tanpa memiliki izin lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 Ayat (1),

perbuatan tersebut dilakukan oleh terdakwa dengan cara sebagai berikut :

- Bahwa terdakwa Jonni Sitohang selaku Direktur Utama PT. Gorga Duma

Sari (PT.GDS), berdasarkan Copy Akta Notaris Julitri Roriana SH Nomor 26

tanggal 9 November 2011, dengan susunan pengurusnya PT. Gorga Duma

Sari sebagai berikut yaitu, Direktur Utama : Jonni Sihotang, Direktur : Rico

Sihotang dan Komisaris : Nyonya Risma Simarmata. Tugas dan tanggung

jawab terdakwa selaku Direktur Utama dan Penangungjawab PT. GDS

adalah bertanggung jawab terhadap semua kegiatan perusahaan di dalam

maupun di luar pengadilan sesuai dengan Anggaran Dasar perusahaan, PT.

GDS sesuai dengan izin yang dimiliki mempunyai kegiatan usaha antara lain

: adalah melakukan pemanfaatan kayu dengan tujuan areal tersebut

diperuntukan untuk perkebunan, peternakan dan perikanan darat, namun

saat ini baru pada tahapan kegiatan penebangan dan pemanfaatan kayu.

- Bahwa terdakwa selaku Direktur Utama PT. GDS telah melakukan kegiatan

sejak tanggal 23 Januari 2013, yaitu kegiatan pembangunan jalan menuju

lokasi kegiatan sepanjang 4,5 km lebar 10 m, telah memasukkan dan

menggunakan alat berat berupa excavator 6 unit, Dump truck 4 unit, Logging

truck 8 unit ditambah rental kalau dibutuhkan, Chainsaw 8 unit, mobil

- 11 -

operasional 4 unit dan pada bulan April 2013 dilakukan Penebangan kayu

sampai dengan sekarang sesuai dengan Izin Pemanfaatan Kayu (IPK).

Adapun Dokumen /surat yang berkaitan dengan kegiatan usaha yang telah

dimiliki oleh Terdakwa Jonni Sitohang (PT. GDS) adalah :

(1) Izin lokasi Nomor 89 Tahun 2012 tanggal 1 Mei 2012 yang dikeluarkan

oleh Bupati Samosir.

(2) Perintah Melaksanakan Timber Crusing sesuai Surat Kepala Dinas

Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Samosir Nomor

522.21/1201/PH/DKP/2012 tanggal 17 Desember 2012.

(3) Izin Pemanfaatan Kayu Nomor 005/2013 tanggal 16 Januari 2013

dikeluarkan oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Samosir

di Desa Hariara Pintu Kecamatan Hariang Kabupaten Samosir seluas +

800 ha atas nama PT. Gorga Duma Sari. Yang diberikan IPK seluas 605

ha, sedangkan yang termuat dalam peta lampiran IPK seluas 715 ha.

(4) Persetujuan Izin Pemanfaatan Kayu (IPK) an. PT. Gorga Duma Sari

sesuai dengan surat Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan

Kabupaten Samosir Nomor 522.21/024/PH/DKP/2013 tanggal 9 Januari

2013.

(5) Izin Penetapan Lokasi Tempat Penimbunan Kayu dan Tempat

Pengumpulan Kayu pada izin pemanfaatan kayu di areal lokasi atas

tanah yang terletak di desa Hariara Pintu Kecamatan Harian Kabupaten

Samosir atas nama PT. Gorga Duma Sari Nomor 014 Tahun 2013

tanggal 18 Februari 2013.

(6) Izin Prinsip Penanaman Modal No.001/1217/IP/PMDN/2012 Nomor

perusahaan 03138.2011 lokasi proyek desa Hariara Pintu, Kecamatan

Harian, dan Desa Partungko Naginjang Kecamatan Harian, Kabupaten

Samosir Provinsi Sumatera Utara, Bidang Usaha Perkebunan Buah,

Umbi-umbian, peternakan sapi, kambing, unggas dan budi daya ikan air

tawar, tanggal 23 Pebruari 2012 yang dikeluarkan oleh Badan

Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Kabupaten Samosir.

(7) Kepastian Hukum Penertiban Izin Pemanfaatan Kayu sesuai dengan

Surat Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara nomor

522.21/3543 tanggal 3 Mei 2013.

(8) Perpanjangan Izin Pemanfaatan Kayu Nomor 005/2013 tanggal 16

Januari 2013 dikeluarkan oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan

Kabupaten Samosir di Desa Hariara Pintu Kecamatan Harian Kabupaten

- 12 -

Samosir seluas + 800 ha atas nama PT. Gorga Duma Sari. Yang

diberikan IPK seluas 605 ha, sedangkan yang termuat dalam peta

lampiran IPK seluas 715 ha.

- Bahwa Saksi Royandi Hutasoit, S.S., atas arahan dan perintah dari

Terdakwa Direktur Utama Joni Sihotang (PT. GDS) melaksanakan semua

kegiatan di lapangan mulai dari kegiatan untuk mengkoordinir kegiatan

lapangan seperti urusan administrasi seperti pembayaran, penebangan,

pengangkutan, distribusi alat berat, dan lain-lain dan tanggung jawab Saksi

selaku Manager Umum PT. GDS ialah memastikan bahwa semua kegiatan

di lapangan berjalan sebagaimana mestinya dan semua hasil pekerjaan

lapangan yang dilakukan oleh PT. GDS terkait dengan kegiatan

penebangan kayu dan pengangkutan kayu, dilaporkan saksi kepada

Direktur Utama Joni Sihotang.

- Bahwa saksi Drs. Wilmar Eliaser Simandjorang, Dipl.Ec., Dipl. Plan, M.Si.,

mengetahui kegiatan dan memantau kegiatan PT. GDS di lokasi hutan tele

sebagaimana disebutkan dalam izin lokasi tersebut di atas, dimana kegiatan

PT. GDS telah mengeluarkan kayu log besar dengan menggunakan truk

logging dari lokasi kejadian menuju sawmill milik PT. GDS di Desa

Hutagalung Kecamatan Harian Kabupaten Samosir. Kejadian tersebut

berlangsung sore hari sekitar pukul 16.00 – 17.00 WIB setiap harinya.

Setidaknya 3 (tiga) truk perharinya keluar dari lokasi yang menuju sawmill

PT. GDS. Kemudian bahwa kondisi saat ini di PT. GDS sudah melakukan

kegiatan seperti :

(1) Sudah melakukan pembukaan jalan sepanjang 1,5 km lebar 10 m.

(2) Sudah memasukkan dan menggunakan alat berat berupa excavator 10

unit, Dump truck 5 unit, Logging truck 12 unit, Chainsaw 26 unit, mobil

operasional 5 unit ke lokasi lokasi kegiatan di Hutan Tele tidak

dilengkapi dengan izin lingkungan.

(3) Sudah melakukan penebangan hutan alam khas Tapanuli lebih kurang

400 ha sudah habis dilakukan penebangan.

(4) Melakukan penutupan induk sungai dan anak sungai.

- Bahwa pada tanggal 16 bulan Mei tahun 2013, saksi Drs. Wilmar Eliaser

Simandjorang, Dipl.Ec., Dipl. Plan, M.Si. juga menyaksikan adanya

pengangkutan kayu milik PT. GDS yang berasal dari lokasi hutan tele yang

sedang dibawa menuju sawmill PT. GDS di Desa Hutagalung Kecamatan

Harian Kabupaten Samosir, tepatnya di depan pos polisi Tele dan saksi

- 13 -

melihat kegiatan/usaha pengangkutan kayu gelondongan dalam ukuran

besar hingga kecil dengan alat angkut truk logging berlangsung hingga saat

ini, setidaknya pada hari senin tanggal 4 (empat) bulan November tahun

2013 telah dilakukan pengangkutan kayu dari lokasi hutan yang menuju

sawmill milik PT. GDS di Desa Hutagalung Kecamatan Harian Kabupaten

Samosir. Kemudian akibat kegiatan tersebut, PT. GDS telah melakukan

perusakan lingkungan karena induk sungai dan anak sungai yang mengalir

ke Sungai Renun yang mengalir ke Kabupaten Dairi dan Provinsi Aceh yang

merupakan sumber air untuk pertanian dan juga untuk menggerakan PLTA

mini Combi di Kabupaten Fakfak Bharat ditutup oleh kayu dan tanah dari

kegiatan PT. GDS, padahal menurut SK Bupati Nomor 89 Tahun 2012

tentang Izin Lokasi menyebutkan bahwa dalam point d diharuskam

memelihara dan menjaga jalur hijau sebagai kawasan lindung yaitu 100

meter kiri/kanan sungai, 50 meter kiri/kanan anak sungai radius dari sumber

mata air serta tanah dengan kemiringan 40%. Selain itu juga dampak dari

penebangan kayu tanpa izin ini juga mengakibatkan perusakan lingkungan,

karena : punahnya anggrek batak, punahnya binatang khas seperti

trenggiling, tertutupnya aliran sungai, terganggunya pasokan air untuk

persawahan di Kabupaten Dairi dan Pasokan air ke PLTA Combi serta

daerah Aceh, dan dampak penting yang akan ditimbulkan berupa

perubahan bentuk lahan dan bentang alam, eksploitasi sumber daya alam,

baik yang terbarukan maupun yang tidak terbarukan yang akibatnya dapat

menimbulkan pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup.

- Bahwa pada tanggal 29 Mei 2013 staf Saksi Drs. Wilmar Eliaser

Simandjorang, Dipl.Ec., Dipl. Plan, M.Si. yaitu Dr. H. Indra Utama, SE.,

M.Si. telah melakukan verifikasi lapangan, sehingga Saksi mengetahui

kegiatan Terdakwa berdasarkan laporan yang dibuat tersebut, kemudian

Saksi Dr. H. Indra Utama, SE., M.Si. memerintahkan staf untuk melakukan

analisis pelanggaran hukum lingkungan yang dilakukan oleh Terdakwa, dan

mempersiapkan konsep surat kepada Bupati Kabupaten Samosir cq.

Kepala Badan Lingkungan Hidup dan Penelitian Kabupaten Samosir untuk

menghentikan kegiatan penebangan dan pengangkutan kayu oleh

Terdakwa sesuai dengan kewenangan daerah yang diatur dalam pasal 63

ayat (3) huruf p jo Pasal 76 ayat (2) huruf d dan Pasal 80 ayat (1) huruf f

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup, sebagaimana surat nomor 1134/BLH-

- 14 -

SU/BPL-KL/2013 tanggal 03 Juni 2013 perihal Penghentian Kegiatan PT.

Gorga Duma Sari, dan membuat konsep surat laporan penanganan kasus

hutan Tele atas kegiatan PT. GDS kepada Deputi Bidang Penaatan Hukum

Kementerian Lingkungan Hidup cq. Asisten Deputi Penegakan Hukum

Pidana, sebagaimana surat nomor 1348/BLH-SU/BPL-KL/2013 tanggal 28

Juni 2013. Isi dari surat tersebut adalah sebagai berikut :

a) Tim Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara telah melakukan

verifikasi bersama-sama dengan perwakilan Forum Peduli Samosir Nauli

(PESONA) kelokasi kegiatan PT. Gorga Duma Sari di desa Hariara Pintu

Kecamatan Harian Kabupaten Samosir pada tanggal 9 April 2013.

b) Berdasarkan hasil verifikasi diketahui bahwa kegiatan PT. Gorga Duma

Sari tidak memiliki Dokumen Lingkungan (AMDAL, UKL/UPL) dan Izin

Lingkungan untuk melakukan kegiatan dengan dalih membuka lahan

Perkebunan buah,Umbi-umbian, Peternakan Sapi, Kambing, Unggas,

dan Budi daya ikan tawar. Terindikasi terjadinya kerusakan lingkungan

yang dapat merubah fungsi lingkungan dan adanya pelanggaran

administrasi yang dilakukan oleh PT. Gorga Duma Sari.

c) Perlu disampaikan bahwa pada saat ini telah terbentuk Tim Terpadu

Penegakan Hukum Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara, Tim ini

terdiri dari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (BLH-SU, BIRO

HUKUM), Kepolisian Daerah Sumatera Utara (POLDASU), Kejaksaan

Tinggi Sumatera Utara (KEJATISU) dengan Keputusan Gubernur

Sumatera Utara Nomor : 188.44/125/KPTS/2013. Tanggal 15 Februari

2013. (Terlampir).

d) Tim ini telah melakukan verifikasi lapangan dalam rangka Pengumpulan

Bahan Keterangan (PULBAKET) pada tanggal 28 Mei 2013 dari hasil

verifikasi lapangan tersebut.

- Bahwa Saksi Drs. JABIAT SAGALA, M.Hum., sebagai Kepala Badan

Lingkungan Hidup, Penelitian dan Pengembangan (BLHPP), memberikan

saran/tindakan yang dilakukan oleh Instansi Saksi sehubungan dengan

kegiatan pemanfaatan kayu, perkebunan, peternakkan dan perikanan yang

dilakukan oleh PT.GDS di Hutan Tele, Desa Hariara Pintu, Kecamatan

Harian, Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara melakukan koordinasi

dengan pihak BLHD Provinsi dan keluarlah surat dari Badan Lingkungan

Hidup Provinsi Sumatera Utara Nomor 522.21/384/PH/DKP/2013 tanggal 8

April 2013 perihal Penghentian Sementara kegiatan Penebangan dan

- 15 -

Pengangkutan Kayu. Disamping itu juga, Saksi sudah memberikan telaahan

staf kepada Bupati Kabupaten Samosir tanggal 5 April 2013 terkait dengan

permasalahan PT. GDS dan menyarankan kepada Bupati Kabupaten

Samosir supaya Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten

Samosir memerintahkan penghentian sementara aktifitas di lokasi izin PT.

GDS sampai dengan izin lingkungan dan dokumen lainnya dipenuhi. Akan

tetapi berdasarkan informasi dan laporan dari staf Saksi yang terakhir ke

lapangan besama-sama Tim dari Kementerian Lingkungan Hidup tanggal 4

Februari 2014 melaporkan kepada Saksi bahwa PT. GDS masih tetap

melakukan kegiatan penebangan kayu dan kegiatan perkebunan.

Bahwa menurut Saksi Drs. JABIAT SAGALA, M.Hum., yang sudah

memberikan teguran adalah Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi

Sumatera Utara Nomor 1134/BLH-SU/BPL-KL/2013 tanggal 3 Juni 2013

perihal Penghentian Kegiatan PT. Gorga Duma Sari. Selanjutnya Kerangka

Acuan saat ini masih dalam proses untuk menyatakan layak atau tidak

layak, dalam ANDAL, RKL dan RPL pada waktu yang akan datang sesuai

yang telah ditetapkan dalam aturan.

- Bahwa keterangan Ahli Prof. Ir. Lambok Maringan Hutasoit, M.Sc., Ph.D.,

kegiatan-kegiatan yang dilanggar oleh PT. GDS dalam melakukan kegiatan

penebangan kayu dan kegiatan perkebunan antara lain ditemukan adanya

cut and fill pada pembangunan jalan dengan ketebalan 2-6 meter. Sudut

lereng pada cut terlalu terjal yang bisa menyebabkan terjadinya longsoran

karena tanah/batuan menunjukkan sifat yang belum kompak, dan

ditemukan adanya potongan kayu yang berada di aliran sungai yang akan

menghambat aliran air, lalu sudah ada indikasi adanya perusakan

lingkungan karena dilakukan penebangan pohon yang fungsinya sebagai

resapan air terganggu, potongan kayu yang berada di aliran sungai yang

akan menghambat aliran air, sudut lereng pada cut terlalu terjal yang bisa

menyebabkan terjadinya longsoran karena tanah/batuan menunjukkan sifat

yang belum kompak.

- Bahwa berdasarkan keterangan Ahli Dony Arif Wibowo, S.Hut., M.Sc.,

selaku Penelaah dan Penyaji Data Evaluasi Pengelolaan Dampak

Lingkungan, Terdakwa di dalam kedudukannya sebagai orang yang

memberikan perintah atau yang bertindak sebagai pemimpin kegiatan di PT.

Gorga Duma Sari (PT. GDS) beroperasi di Areal Penggunaan Lain (APL).

Syarat PT GDS beroperasi adalah :

- 16 -

a. Izin prinsip;

b. Izin lokasi;

c. Hak Guna Usaha (HGU);

d. Dokumen lingkungan (AMDAL/UKL-UPL);

e. Izin Usaha;

f. IPK (untuk land clearing).

- Bahwa menurut pendapat Ahli, areal kanan-kiri sungai termasuk kawasan

lindung (Kawasan Perlindungan Setempat/KPS) yang wajib untuk dijaga

dan dipertahankan sesuai UU No. 26/2007 tentang Penataan Ruang,

Penjelasan Pasal 5 ayat (2), dan Kepres No. 32/1990 tentang Pengelolaan

Kawasan Lindung.

- Kawasan tersebut dilarang untuk dilakukan kegiatan budidaya, kecuali yang

tidak mengganggu fungsi lindung. Adapun penebangan habis dilakukan

disepanjang jalur kawasan lindung jelas akan menggangu fungsi lindung.

- Bahwa menurut keterangan Ahli Esther Simon, ST., setiap orang yang

mendapat Izin Pemanfaatan Kayu (IPK) wajib untuk mendapatkan izin

lingkungan sebagai syarat izin usaha dan izin usaha tersebut menjadi

syarat untuk mendapatkan IPK. Kemudian Peraturan Menteri Kehutanan

Nomor P.14/Menhut-II/2011 tentang Izin Pemanfaatan Kayu tidak secara

langsung mempersyaratkan kegiatan memiliki dokumen lingkungan dan izin

lingkungan, namun diatur dalam persyaratan IPK, pemrakarsa wajib

mencantumkan izin peruntukan penggunaan lahan. Di dalam izin

peruntukan penggunaan lahan yang mewajibkan setiap kegiatan yang

menimbulkan dampak lingkungan untuk memiliki izin lingkungan dan

dokumen lingkungan. Peraturan yang mengatur tentang kewajiban memiliki

dokumen lingkungan (Amdal atau UKL-UPL) dan Izin Lingkungan pada

Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.21/Menhut-

II/2014 tentang Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Kegiatan

Kehutanan Pasal 2.

- Bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan fakta di lapangan dan Surat

Keterangan Ahli Perusakan Lingkungan PT Gorda Duma Sari oleh Ahli Dr.

Ir. Basuki Wasis, M.Si. tanggal 11 April 2014, Kesimpulan secara

keseluruhan hasil pemeriksaan analisa Laboratorium Pengaruh Hutan

(DAS) Bagian Ekologi Hutan Departeman Silvikultur Fakultas Kehutanan

IPB, sebagai berikut :

- 17 -

1. Telah terjadi perusakan lingkungan di PT Gorda Duma Sari Hariara Pintu

Kecamatan Harian Kabupaten Samosir Provinsi Sumatera Utara melalui

kegiatan penebangan hutan dan pembukaan lahan seluas 400 Ha,

2. Hasil Analisa tanah dan pengamatan lapangan menunjukkan bahwa

memang pada hutan alam telah terjadi kerusakan lingkungan karena

telah msuk kriteria baku kerusakan (PP Npmpr 150 tahun 2000) untuk

kriteria kerusakan di lahan kering akibat erosi air,

3. Hasil analisa tanah dan pengamatan lapangan menunjukkan bahwa

memang pada hutan alam telah terjadi kerusakan lingkungan karena

telah masuk kriteria baku kerusakan (PP Nomor 150 tahun 2000) untuk

kriteria kerusakan tanah di lahan kering untuk parameter ketebalan solum

tanah, derajat pelurusan air, komposisi fraksi dan jumlah mikroba.

- Bahwa berdasarkan Penghitungan kerugian perusakan lingkungan PT

Gorda Duma Sari yang dilakukan oleh Ahli Dr. Ir. Basuki Wasis, M.Si.,

Laboratorium Pengaruh Hutan Bagian Ekologi Hutan Departeman Silvikultur

Fakultas Kehutanan IPB tanggal 11 April 2014, kerugian yang ditimbulkan

berdasarkan Permen Nomor : 13 Tahun 2011 tentang Ganti Kerugian Akibat

Pencemaran dan atau Kerusakan Lingkungan Hidup akibat penebangan

pohon dan pembukaan lahan (400 ha) adalah :

1. Kerusakan Ekologi Rp 76.510.000.000,-

2. Kerusakan Ekonomi Rp 38.400.000.000,-

3. Pemulihan Ekologi Rp 34.986.000.000,-

------------------------------

Total Kerugian Kerusakan Rp 149.896.000.000,-

- Bahwa kegiatan yang dilakukan oleh Terdakwa di dalam kedudukannya

sebagai orang yang memberikan perintah atau yang bertindak sebagai

pemimpin kegiatan di PT. Gorga Duma Sari (PT. GDS) yaitu meliputi,

melakukan pemanfaatan kayu dengan tujuan areal tersebut diperuntukan

untuk perkebunan, peternakan dan perikanan darat, sama sekali tidak

memiliki izin dari pihak yang berwenang, sebagaimana Peraturan Menteri

Kehutanan Nomor P.14/Menhut-II/2011 jo. No. P.20/Menhut-II/2013 tentang

Izin Pemanfaatan Kayu, izin peruntukan penggunaan lahan (izin usaha)

adalah dokumen lingkungan dan izin lingkungan. Peraturan Menteri

Kehutanan Nomor P.14/Menhut-II/2011 tentang Izin Pemanfaatan Kayu

tidak secara langsung mempersyaratkan kegiatan memiliki dokumen

lingkungan dan izin lingkungan, namun diatur dalam persyaratan IPK,

- 18 -

pemrakarsa wajib mencantumkan izin peruntukan penggunaan lahan. Di

dalam izin peruntukan penggunaan lahan yang mewajibkan setiap kegiatan

yang menimbulkan dampak lingkungan untuk memiliki izin lingkungan dan

dokumen lingkungan. Peraturan yang mengatur tentang kewajiban memiliki

dokumen lingkungan (Amdal atau UKL-UPL), sehingga tindakan terdakwa

tidak dapat dibenarkan karena tidak memiliki izin dari pihak yang berwenang

sesuai dengan ketentuan yang ada.

Dan berdasarkan hasil pemeriksaan fakta di lapangan dan Surat

Keterangan Ahli Perusakan Lingkungan Telah terjadi perusakan lingkungan

di PT Gorda Duma Sari Hariara Pintu Kecamatan Harian Kabupaten

Samosir Provinsi Sumatera Utara melalui kegiatan penebangan hutan dan

pembukaan lahan.

Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam

Pasal 109 jo Pasal 116 ayat (1) huruf b Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009

tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Membaca surat tuntutan Jaksa Penuntut Umum Kejaksaan Negeri

Pangururan, yang menuntut Terdakwa sebagai berikut :

1. Menyatakan terdakwa JONNI SIHOTANG secara sah dan meyakinkan menurut

hukum melakukan tindak pidana “Dengan Sengaja Melakukan Perbuatan yang

mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara ambien, baku mutu air, baku

mutu air laut, atau kriteria baku kerusakan lingkungan hidup”, sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 98 ayat (1) Jo. Pasal 116 ayat (1) Huruf (b) Undang-

Undang No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup” sebagaimana surat dakwaan kesatu ;

2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa JONNI SIHOTANG berupa pidana

penjara selama 5 (lima) Tahun, dan denda sebesar Rp5.000.000.000,00 (lima

miliar rupiah) subsidair 1 (satu) tahun kurungan dengan perintah agar terdakwa

ditahan;

3. Menetapkan barang bukti berupa :

- 2 (dua) unit Eksavator merk Volvo warna kuning

- 1 (satu) unit Mobil Operasional double gardan merk ford ranger warna putih

BK-8361-CB

- 1 (satu) unit Sepeda Motor warna biru merk Honda BK-1655-CB

Keseluruhannya dikembalikan kepada PT.GDS

- Tanah pada Lokasi Plot 1 koordinat : No 02032’33,2’ E 098033’19,8’ dengan:

- 19 -

a. Jenis contoh tanah komposit pada hutan alam (control) dengan jumlah 4

(empat) kantong masing-masing berat 1 (satu) kg

b. Jenis Contoh tanah utuh pada hutan alam (control) dengan jumlah 1

(satu) tabung masing-masing berat 0,2 kg

c. Jenis Daun Vegetasi hutan alam masih segar dalam vegetasi pada

hutan alam jumlah 1 (satu) kantong berat 0,3 kg

- Tanah pada Lokasi Plot 2 koordinat : No 02032’43,1’ E 098033’25,8’ dengan:

a. Jenis contoh tanah terganggu dengan jumlah 4 (empat) jumlah kantong

masing-masing berat 1 (satu) kg

b. Jenis contoh tanah utuh terganggu dengan jumlah 1 (satu) tabung berat

0,2 kg

- Tanah pada Lokasi Plot 3 koordinat : No 02033’30,7’ E 098032’54,1’ dengan:

a. Jenis contoh tanah komposit terganggu dengan jumlah 3 (tiga) kantong

berat 1 kg

b. Jenis contoh tanah utuh terganggu dengan jumlah 1 (satu) tabung berat

0,2 kg

c. Jenis kayu takik rebah dari pohon hutan alam dengan jumlah 1 (satu)

tabung berat 0,4 kg

- Tanah pada Lokasi Plot 4 koordinat : No 02033’56,9’ E 098032’47,0’ dengan:

a. Jenis contoh tanah terganggu dengan jumlah 3 (tiga) kantong masing-

masing berat berat 1 (satu) kg

b. Jenis contoh tanah utuh terganggu dengan jumlah 1 (satu) tabung berat

0,2 kg

c. Jenis pasir kuarsa dengan jumlah 1 (satu) kantong 0,1 kg

Keseluruhannya dirampas untuk dimusnahkan.

- Adapun barang bukti kelengkapan dokumen sebagai berikut :

a. Struktur Organisasi PT. Gorga Duma Sari (PT. GDS) tanggal 1 Mei 2014

sebanyak 1 lembar

b. Copy Akta Notaris Jalitri Roriana SH Nomor 102 tanggal 18 September

2008 sebanyak 11 lembar

c. Copy Akta Notaris Jalitri Roriana SH Nomor 26 tanggal 9 November

2011 sebanyak 11 lembar

d. Copy Surat Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu

Kabupaten Samosir tentang Izin Prinsip Penanaman Modal Nomor

001/1217/IP/I/PMDN/2012 tanggal 6 Desember 2011 sebanyak 7 lembar

- 20 -

e. Copy Surat Kepala Badan Pertanahan Nasional Kantor Pertanahan

Kabupaten Samosir Nomor 041/1217/400/10/2012 tanggal 05 April 2012

sebanyak 3 lembar

f. Copy Keputusan Bupati Samosir Nomor 89 Tahun 2012 tanggal 1 Mei

2012 tentang Pemberian Izin Lokasi atas tanah yang terletak di Desa

Hariara Pintu, Kecamatan Harian, Kabupaten Samosir seluas + 800 ha

tanggal 1 Mei 2012 sebanyak 5 lembar

g. Bagan Kerja Rencana Kegiatan Perkebunan dan Peternakan izin lokasi

no.89 tahun 2012 PT. Gorga Duma Sari tanggal 1 Mei 2012 sebanyak

11 lembar

h. Copy Surat Kepala Dinas Kehutanan dan perkebunan Kabupaten

Samosir Nomor 522.21/407/PH/DKP/2012 tanggal 4 Mei 2012 perihal

Permintaan Pertimbangan Teknis Izin Pemanfaatan kayu (IPK) pada

Areal Penggunaan Lain (APL) an. PT. Gorga Duma Sari tanggal 4 Mei

2012 sebanyak 1 lembar

i. Laporan Perjalanan dinas dalam rangka pemeriksaan lokasi

permohonan IPK atas nama PT. Gorga Duma sari di Desa hariara Pintu

Kecamatan Harian Kabupaten Samosir tanggal 21 Mei 2012 sebanyak

12 lembar

j. Copy Surat Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara Nomor

522.21/9236 tanggal 10 Desember 2012 perihal Permohonan Izin

Pemanfaatan Kayu (IPK) an. PT. Gorga Duma Sari tanggal 10

Desember 2012 sebanyak 2 lembar

k. Copy Surat Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten

Samosir Nomor 522.21/1201/PH/DKP/2012 tanggal 17 Desember 2012

perihal Perintah Melaksanakan Timber Cruising tanggal 17 Desember

2012 sebanyak 1 lembar

l. Copy Surat Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten

Samosir Nomor 522.21/024/PH/DKP/2013 tanggal 9 Januari 2013

perihal Persetujuan Izin Pemanfaatan Kayu (IPK) an. PT. Gorga Duma

Sari tanggal 09 Januari 2013 sebanyak 2 lembar

m. Surat Pernyataan PT. Gorga Duma Sari tidak melakukan aktifitas

apapun dari rencana Usaha PT. Gorga Duma Sari sebelum terbitnya Izin

Lingkungan dari Bupati Samosir (Pemerintah Kabupaten Samosir)

tanggal 14 Januari 2013 sebanyak 1 lembar

- 21 -

n. Copy Bank Garansi Nomor 01/BG/01/2013 PT. Gorga Duma Sari

tanggal 14 Januari 2013 sebanyak 1 lembar

o. Copy Bank Garansi Nomor 02/BG/01/2013 PT. Gorga Duma Sari

tanggal 14 Januari 2013 sebanyak 1 lembar

p. Keputusan Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten

Samosir Nomor 005 Tahun 2013 tentang Izin Pemanfaatan Kayu (IPK)

di areal izin lokasi atas tanah yang terletak di Desa Hariara Pintu,

Kecamatan Harian Kabupaten Samosir seluas + 800 ha an. PT. Gorga

Duma Sari tanggal 16 Januari 2013 sebanyak 6 lembar

q. Surat PT. GDS Nomor 006/SK/PT.GDS/I/2013 perihal Permohonan

Rekomendasi Dokumen Izin Lingkungan Hidup tanggal 22 Januari 2013

sebanyak 1 lembar

r. Copy Keputusan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara

Nomor 522.21/1135 tanggal 14 Februari 2013 tentang Pengangkatan

dan Penetapan Petugas Kehutanan sebagai Pejabat Penerbit Dokumen

Surat Keterangan Sah Kayu Bulat (SKSKB) dan Nomor Register Pejabat

Penerbit Dokumen SKSKB pada PT. Gorga Duma Sari Dinas Kehutanan

dan Perkebunan Kabupaten Samosir tanggal 14 Februari 2013

sebanyak 4 lembar

s. Copy Keputusan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara

Nomor 522.21/1132 tanggal 14 Februari 2013 tentang Pengangkatan

dan Penetapan Petugas Kehutanan Sebagai Pejabat Pengesah Laporan

Hasil Penebangan (P2LHP) dan Penetapan Nomor Register P2LHP

pada PT. Gorga Duma Sari Dinas Kehutanan dan Perkebunan

Kabupaten Samosir tanggal 14 Februari 2013 sebanyak 4 lembar

Keseluruhannya terlampir dalam berkas perkara.

4. Menetapkan agar Terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp. 5.000.-

(lima rupiah).

Membaca Putusan Pengadilan Negeri Balige nomor :

28/Pid.Sus/2015/PN.Blg tanggal 19 Agustus 2015, yang amarnya berbunyi

sebagai berikut :

1. Menyatakan Terdakwa Jonni Sihotang telah terbukti secara sah dan

meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana Perusakan Lingkungan Hidup.

2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara

selama 4 (empat) tahun dan 6 (enam) bulan dan denda sebesar

- 22 -

Rp5.000,000,000,00 (lima milyar rupiah) dengan ketentuan apabila tidak

membayar denda akan diganti dengan pidana kurungan selama 1 (satu)tahun.

3. Menjatuhkan pidana tambahan kepada PT Gorga Duma Sari untuk

memperbaiki kerusakan lingkungan di areal Izin lokasi seluas + 400 (empat

ratus ) hektar di Desa Hariara Pintu, Kecamatan Harian, Kabupaten Samosir

dengan cara menanam tanaman keras di lokasi bekas tebangan pohon dan

membangun dinding penahan tebing terhadap tebing yang telah dipotong oleh

PT Gorga Duma Sari.

4. Memerintahkan Terdakwa ditahan.

5. Menetapkan barang bukti berupa:

- 2 (dua) unit Excavator merk Volvo warna kuning dikembalikan kepada Saksi

Saur Sitinjak selaku Direktur CV Subur Rumah Miduk;

Sedangkan barang bukti berupa:

- Sampel tanah yang diambil dari Lokasi Plot 1 koordinat : No 02032’33,2’ E

098033’19,8’ dengan :

a. Jenis contoh tanah komposit pada hutan alam (control) dengan jumlah

4 (empat) kantong masing-masing berat 1 (satu) kilogram

b. Jenis Contoh tanah utuh pada hutan alam (control) dengan jumlah 1

(satu) tabung masing-masing berat 0,2 (nol koma dua) kilogram

c. Jenis Daun Vegetasi hutan alam masih segar dalam vegetasi pada

hutan alam jumlah 1 (satu) kantong berat 0,3 (nol koma tiga ) kilogram

- Sampel tanah yang diambil dari Lokasi Plot 2 koordinat : No 02032’43,1’ E

098033’25,8’ dengan :

a. Jenis contoh tanah terganggu dengan jumlah 4 (empat) jumlah

kantong masing-masing berat 1 (satu) kilogram

b. Jenis contoh tanah utuh terganggu dengan jumlah 1 (satu) tabung

berat 0,2 (nol koma dua ) kilogram

- Sampel tanah yang diambil dari Lokasi Plot 3 koordinat : No 02033’30,7’ E

098032’54,1’ dengan :

a. Jenis contoh tanah komposit terganggu dengan jumlah 3 (tiga) kantong

berat 1 (satu) kilogram

b. Jenis contoh tanah utuh terganggu dengan jumlah 1 (satu) tabung

berat 0,2 (nol koma dua) kilogram

c. Jenis kayu takik rebah dari pohon hutan alam dengan jumlah 1 (satu)

tabung berat 0,4 (nol koma empat ) kilogram

- 23 -

- Sampel tanah yang diambil dari Lokasi Plot 4 koordinat : No 02033’56,9’ E

098032’47,0’ dengan :

a. Jenis contoh tanah terganggu dengan jumlah 3 (tiga) kantong masing-

masing berat berat 1 (satu) kilogram

b. Jenis contoh tanah utuh terganggu dengan jumlah 1 (satu) tabung

berat 0,2 (nol koma dua) kilogram

c. Jenis pasir kuarsa dengan jumlah 1 (satu) kantong 0,1 (nol koma satu)

kilogram

Keseluruhannya dirampas untuk dimusnahkan

Adapun bukti surat –surat sebagai berikut ini:

1. Struktur Organisasi PT Gorga Duma Sari (PT GDS) tanggal 01 Mei 2014

2. Copy Akta Notaris Jalitri Roriara SH Nomor 102 tanggal 18 September 2008

3. Copy Akta Notaris Jalitri Roriana SH Nomor 26 tanggal 9 November 2011

4. Copy Surat Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Kabupaten

Samosir tentang Izin Prinsip Penanaman Modal Nomor

001/1217/IP/I/PMDN/2012 tanggal 6 Desember 2011

5. Copy Surat Kepala Badan Pertanahan Nasional Kantor Pertanahan

Kabupaten Samosir Nomor 041/1217/400/10/2012 tanggal 05 April 2012

6. Copy Keputusan Bupati Samosir Nomor 89 Tahun 2012 tanggal 1 Mei 2012

tentang Pemberian Izin Lokasi atas tanah yang terletak di Desa Hariara

Pintu, Kecamatan Harian, Kabupaten Samosir seluas + 800 ha.

7. Bagan Kerja Rencana Kegiatan Perkebunan dan Peternakan izin lokasi

no.89 tahun 2012 PT. Gorga Duma Sari

8. Copy Surat Kepala Dinas Kehutanan dan perkebunan Kabupaten Samosir

Nomor 522.21/407/PH/DKP/2012 tanggal 4 Mei 2012 perihal Permintaan

Pertimbangan Teknis Izin Pemanfaatan kayu (IPK) pada Areal Penggunaan

Lain (APL) an. PT. Gorga Duma Sari.

9. Laporan Perjalanan dinas dalam rangka pemeriksaan lokasi permohonan

IPK atas nama PT. Gorga Duma sari di Desa hariara Pintu Kecamatan

Harian Kabupaten Samosir

10.Copy Surat Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara Nomor

522.21/9236 tanggal 10 Desember 2012 perihal Permohonan Izin

Pemanfaatan Kayu (IPK) an. PT. Gorga Duma Sari

11.Copy Surat Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Samosir

Nomor 522.21/1201/PH/DKP/2012 tanggal 17 Desember 2012 perihal

Perintah Melaksanakan Timber Cruising.

- 24 -

12.Copy Surat Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Samosir

Nomor 522.21/024/PH/DKP/2013 tanggal 9 Januari 2013 perihal

Persetujuan Izin Pemanfaatan Kayu (IPK) an. PT. Gorga Duma Sari.

13.Surat Pernyataan PT. Gorga Duma Sari tidak melakukan aktifitas apapun

dari rencana Usaha PT. Gorga Duma Sari sebelum terbitnya Izin

Lingkungan dari Bupati Samosir (Pemerintah Kabupaten Samosir)

14.Copy Bank Garansi Nomor 01/BG/01/2013 PT. Gorga Duma Sari tanggal

14 Januari 2013

15.Copy Bank Garansi Nomor 02/BG/01/2013 PT. Gorga Duma Sari tanggal 14

Januari 2013

16.Keputusan Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Samosir

Nomor 005 Tahun 2013 tentang Izin Pemanfaatan Kayu (IPK) di areal izin

lokasi atas tanah yang terletak di Desa Hariara Pintu, Kecamatan Harian

Kabupaten Samosir seluas + 800 ha an. PT. Gorga Duma Sari

17.Surat PT. GDS Nomor 006/SK/PT.GDS/I/2013 perihal Permohonan

Rekomendasi Dokumen Izin Lingkungan Hidup

18.Copy Keputusan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara Nomor

522.21/1135 tanggal 14 Februari 2013 tentang Pengangkatan dan

Penetapan Petugas Kehutanan sebagai Pejabat Penerbit Dokumen Surat

Keterangan Sah Kayu Bulat (SKSKB) dan Nomor Register Pejabat Penerbit

Dokumen SKSKB pada PT. Gorga Duma Sari Dinas Kehutanan dan

Perkebunan Kabupaten Samosir

19.Copy Keputusan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara Nomor

522.21/1132 tanggal 14 Februari 2013 tentang Pengangkatan dan

Penetapan Petugas Kehutanan sebagai Pejabat Pengesah Laporan Hasil

Penebangan (P2LHP) dan Penetapan Nomor Register P2LHP pada PT.

Gorga Duma Sari Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Samosir

20.Copy Keputusan Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten

Samosir Nomor 014 Tahun 2012 tanggal 08 Februari 2013 tentang

Penetapan Lokasi Tempat Pengumpulan Kayu (TPn) pada Izin

Pemanfaatan kayu (IPK) di Areal Lokasi Atas Tanah yang terletak di Desa

Hariara Pintu, Kecamatan Harian, Kabupaten Samosir a.n PT Gorga Duma

Sari;

21.Copy Surat Kepala Badan Lingkungan Hidup, Penelitian dan

Pengembangan Kabupaten Samosir Nomor 660/80/BLHPP/2013 tanggal 01

- 25 -

Maret 2013 perihal Permohonan Rekomendasi Dokumen Izin Lingkungan

Hidup oleh PT Gorga Duma Sari

22.Surat Perintah Pembayaran Provisi Sumber Daya Hutan ( SPP-PSDH)

23.Surat Perintah Pembayaran Dana Reboisasi (SPP-DR)

24.Copy Telaahan Staf Badan Lingkungan Hidup, Penelitian dan

Pengembangan Kabupaten Samosir tanggal 05 April 2013 perihal

Pengenaan Wajib Izin Lingkungan dan Penyusunan Dokumen AMDAL a.n

PT Gorga Duma Sari

25.Copy Surat Kepala Dinas Kehutanan Propinsi Sumatera Utara Nomor

522.21/3543 tanggal 3 Mei 2013 perihal Kepastian Hukum Penerbita Izin

Pemanfaatan Kayu;n

26.Surat Perintah Pembayaran Penggantian Nilai Tegakan (SPP.GR)

27.Copy Surat Kepala Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara

Nomor 1348/BLH-SU/BPL-KL/2013 tanggal 03 Juni 2013 perihal

Penghentian Kegiatan PT Gorga Duma Sari

28.Copy Surat Kepala Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara

Nomor 1348/BLH-SU/BPL-KL/2013 tanggal 28 Juni 2013 perihal

Penanganan Kasus Hutan Tele atas kegiatan PT Gorga Duma Sari

29.Copy Perjanjian Sewa Menyewa Alat Berat antara PT Gorga Duma Sari

dengan CV Subur Rumah Miduk

30.Copy Perjanjian Borongan antara PT Gorga Duma Sari dengan CV Subur

Rumah Miduk

31.Copy Surat Kepala Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara

Nomor 3055/BLH-SU/BPL-KL/2013 tanggal 01 November 2013 perihal

Penydikan Tindak Pidana Lingkungan yang diduga dilakukan oleh PT Gorga

Duma Sari

32.Copy Kwitansi Termin 1 (pertama) penyusunan AMDAL Pembangunan

Kawasan Pertanian dan Peternakan an. PT Gorga Duma Sari berdasarkan

Kontrak Kerja Nomor 10/KTR-TU/GORGA/XI/2013 tanggal 15 November

2013

33.Copy Perjanjian Kerjasama Penyusunan AMDAL Nomor 10 /KTR-

TU/GORGA/XI/2013 tanggal 15 November 2013 antara PT Gorga Duma

Sari dengan CV Tri Unggul Konsultan

34.Copy Surat Bupati Samosir Nomor 188/3978/K/2013 tanggal 29 November

2013 perihal Penjelasan tentang Kegiatan PT Gorga Duma Sari

35.Copy Berita Acara Verifikasi Lapangan

- 26 -

36.Berita Acara Pengambilan Sampel

37.Berita Acara Verifikasi Sengketa Lingkungan Hidup

38.Undangan Rapat Nomor 005/03/KPA BLHPP/II/2014

39.Copy Surat Sekda Perihal Penyampaian Salinan Keputusan Menteri

Lingkungan Hidup Nomor 04 Tahun 2014 tentang Penerapan Sanksi

Administratif Paksaan Pemerintah berupa Penghentian Sementara Seluruh

Kegiatan Kepada PT Gorga Duma Sari

40.Saran dan Masukan

41.Copy Berita Acara Rapat Tim Teknis Pembahasan KA-ANDAL Rencana

Kegiatan Pembangunan Perkebunan Jeruk dan Peternakan Sapi Potong

oleh PT Gorga Duma Sari di Desa Hariara Pintu Nomor 072/006/KPA

BLHPP/III/2014

42.Saran/ Masukan Tim Teknis KA-ANDAL

43.Hasil Notulensi/Arahan Rapat Komisi Penilai AMDAL Kabupaten Samosir

Pembahasan KA-ANDAL Rencana Kegiatan Pembangunan Perkebunan

Jeruk dan Peternakan Sapi Potong oleh PT Gorga Duma Sari

44.Surat GDS Nomor 21/SK/PT GDS/IV/ 2014 Perihal Penyerahan Perbaikan

KA-ANDAL

45.Berita Acara Rapat Tim Teknis Pembahasan Verifikasi KA-ANDAL Rencana

Kegiatan Pembangunan Perkebunan Jeruk dan Peternakan Sapi Potong

oleh PT Gorga Duma Sari Potong oleh PT Gorga Duma Sari di Desa

Hariara Pintu Nomor 072/009/KPA BLHPP/IV/2014

46.Surat Keputusan Kepala BLHPP Nomor08 Tahun 2014 tentang Persetujuan

KA-ANDAL Kegiatan Pembangunan Perkebunan Jeruk dan Peternakan

Sapi Potong oleh PT Gorga Duma Sari di Desa Hariara Pintu Kecamatan

Harian Kabupaten Samosir

47.Surat Kepala BLHPP Nomor 660/402/BLHPP/BTL/V/2014 Pengumuman

tentang Permohonan IzinLingkungan PT Gorga Duma Sari

48.Surat PT GDS Nomor 27/SK/PT GDS/V/2014 hal Permohonan Izin

Lingkungan PT Gorga Duma Sari

49.Surat Tanggapan Masyarakat

50.Surat PT GDS Nomor 30/SK/PT.GDS/VI/2014 perihal Konfirmasi Jadwal

Pembahasan Dokumen ANDAL dan RKL-RPL

51.Surat PT GDS Nomor 31/SK/PT.GDS/VI/2014 perihal Meminta Kepastian

Proses Permohonan Izin Lingkungan , Penilaian Dokumen ANDAL dan

RKL-RPL

- 27 -

52.Surat Badan Lingkungan Hidup, Penelitian dan Perkembangan Kabbupaten

Samosir Nomor 660/598/BTL.BLHPP/VII/2014

53.Copy Data Pengiriman Kayu PT Gorga Duma Sari bulan Maret 2013 sampai

dengan April 2014

54.Copy Peta Tebangan Izin Pemanfaatan Kayu PT Gorga Duma Sari

55.Kerangka Acuan ANDAL PT Gorga Duma Sari

56.Analisis Dampak Lingkungan PT Gorga Duma Sari

Tetap terlampir dalam berkas perkara

6. Membebankan Terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp5.000,00 (lima

ribu rupiah)

Telah membaca :

1. Akta Permintaan Banding yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Negeri Balige,

yang menerangkan bahwa pada tanggal 19 Agustus 2015, Terdakwa melalui

Penasihat Hukumnya telah mengajukan permintaan banding atas putusan

Pengadilan Negeri Balige nomor : 28/Pid.Sus/2015/PN.Blg tanggal 19 Agustus

2015;

2. Akta Permintaan Banding yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Negeri Balige,

yang menerangkan bahwa pada tanggal 23 Agustus 2015, Jaksa Penuntut

Umum telah mengajukan permintaan banding atas putusan Pengadilan Negeri

Balige nomor : 28/Pid.Sus/2015/PN.Blg tanggal 19 Agustus 2015;

3. Relaas pemberitahuan permintaan banding yang dibuat oleh Jurusita

Pengganti Pengadilan Negeri Balige bahwa permintaan banding tersebut telah

dengan sempurna diberitahukan kepada Jaksa Penuntut Umum dan Terdakwa

melalui Penasihat Hukumnya masing-masing pada tanggal 28 Agustus 2015

dan tanggal 19 Oktober 2015;

4. Memori banding yang diajukan oleh Terdakwa melalui Penasihat Hukumnya

tertanggal 17 September 2015, yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan

Negeri Balige tanggal 17 September 2015, dan memori banding tersebut telah

dengan sempurna diberitahukan dan diserahkan kepada Jaksa Penuntut

Umum pada tanggal 12 Oktober 2015;

- 28 -

5. Memori banding yang diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum tertanggal 25

September 2015, yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Balige

tanggal 28 September 2015;

6. Surat mempelajari berkas perkara Pengadilan Negeri Balige tertanggal 3

September 2015 yang disampaikan masing-masing kepada Jaksa Penuntut

Umum dan Terdakwa melalui Penasihat Hukumnya untuk mempelajari berkas

perkara tersebut, selama 7 (tujuh) hari sejak tanggal pemberitahuan tersebut,

sebelum berkas dikirim ke Pengadilan Tinggi;

Menimbang, bahwa permintaan banding yang diajukan oleh Terdakwa

melalui Penasihat Hukumnya dan Jaksa Penuntut Umum telah diajukan dalam

tenggang waktu dan menurut tata cara serta syarat-syarat yang ditentukan oleh

Undang-Undang, oleh karena itu permohonan banding tersebut secara formal

dapat diterima;

Menimbang, bahwa memori banding yang diajukan oleh Terdakwa melalui

Penasihat Hukumnya tertanggal 17 September 2015, menerangkan sebagai

berikut :

TENTANG KASUS POSISI

Bahwa Pembandng adalah seorang Direktur Utama dari sebuah Perusahaan

yang bernama PT.Gorga Duma Sari (PT.GDS) yang diangkat berdasarkan Akta

Notaris Julitri Roriana SH dengan Nomor 26 tanggal 9 November 2011, dimana

tugas dan tanggung jawab dari Pembanding selaku Direktur Utama PT.GDS

adalah bertanggung jawab terhadap semua kegiatan perusahaan di dalam

maupun diluar pengadilan sesuai dengan Anggran Dasar dan Anggaran Rumah

Tangga PT.GDS ;

Bahwa PT.GDS merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang

Perkebunan Jeruk dan Peternakan Sapi Potong sesuai dengan izin Lingkungan

yang dikeluarkan oleh Bupati Samosir dengan Nomor 273 dan 274 Tahun 2014

tertanggal 15 Desember 2014 ;

Bahwa PT.GDS berkedudukan di Desa Hariara Pintu, Kecamatan Harian,

Kabupaten Samosir yang memiliki izin lengkap serta dokumen lengkap dari

Bupati dan Pemerintah Kabupaten Samosir seperti Izin Lokasi, Izin

Pemanfaatan Kayu (IPK), dll;

- 29 -

Bahwa seluruh penerbitan izin PT.GDS telah sesuai dengan prosedur dan

perundang-undangan yang berlaku di Indonesia yang dikeluarkan oleh instansi

pemerintah yang berkaitan untuk itu;

Bahwa Pembanding selaku Direktur Utama PT.GDS memiliki Izin Prinsip

Penanaman Modal yang dikeluarkan Pemerintah Kabupaten Samosir Badan

Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Nomor : 001/1217/IP/I/PMDN/2012

tertanggal 23 Februari 2012 ;

Bahwa setelah keluarnya penerbitan Izin Prinsip Penanaman Modal yang

dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten Samosir tersebut dilanjutkan dengan

keluarnya Izin Lokasi Pembanding yaitu Surat Keputusan Bupati Samosir Nomor

89 Tahun 2012 Tentang Pemberian Izin Lokasi Atas Tanah Yang Terletak Di

Desa Hariara Pintu, Kecamatan Harian Kabupaten Samosir Seluas ± 800 Ha

tertanggal 1 Mei 2012 ;

Bahwa Pembanding juga telah memiliki Surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

Nomor : 000107/BPMPT/IMB/XI/2012 yang dikeluarkan Pemerintah Kabupaten

Samosir Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu tertanggal 30

November 2012 ;

Bahwa setelah terbitnya Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Pembanding tersebut

diteruskan dilanjutkan dengan keluarnya Surat Persetujuan Izin Pemanfaatan

Kayu (IPK) PT.Gorga Duma Sari Nomor : 522.21/024/PH/DKP/2013 yang

dikeluarkan Pemerintah Kabupaten Samosir Dinas Kehutanan dan Perkebunan

tertanggal 9 Januari 2013 ;

Bahwa setelah izin IPK Pembanding tersebut diterbitkan oleh Pemerintah

Kabupaten Samosir Dinas Kehutanan dan Perkebunan maka Pemerintah

Kabupaten Samosir memberikan Garansi Bank Izin Pemanfaatan Kayu kepada

Pembanding dengan Nomor 522.21/034/PH/DKP/2013 yang dikeluarkan

Pemerintah Kabupaten Samosir Dinas Kehutanan dan Perkebunan tertanggal

10 Januari 2013 ;

Bahwa setelah adanya garansi Bank IPK tersebut maka Pembanding

memasukkan Bank Garansi (Jaminan Bank) Nomor : 01/BG/01/2013 yang

dikeluarkan Bank Rakyat Indonesia Cabang Balige tertanggal 14 Januari 2013

dan Bank Garansi (Jaminan Bank) Nomor : 02/BG/01/2013 yang dikeluarkan

PT.Bank Rakyat Indonesia Cabang Balige tertanggal 14 Januari 2013 ;

Bahwa setelah Pembanding melengkapi dokumen sebagaimana tersebut diatas

maka Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Samosir

mengeluarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Kehutanan Dan Perkebunan

- 30 -

Kabupaten Samosir Nomor : 005 Tahun 2013 Tentang Izin Pemanfaatan Kayu

(IPK) di Areal Lokasi Atas Tanah Yang terletak Di Desa Hariara Pintu

Kecamatan Harian Kabupaten Samosir Seluas 800 Ha Atas Nama PT.GDS

tertanggal 16 Januari 2013 ;

Bahwa kemudian Dinas Kehutanan Dan Perkebunan Provinsi Sumatera Utara

mengeluarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Kehutanan Dan Perkebunan

Kabupaten Samosir Nomor 014 tahun 2013 Tentang Penetapan Lokasi Tempat

Penimbunan Kayu (TPK) Dan Tempat Pengumpulan Kayu (TPn) Pada Izin

Pemanfaatan Kayu (IPK) Di Areal Lokasi Atas Tanah yang Terletak Di Desa

Hariara Pintu Kecamatan Harian Kabupaten Samosir Atas Nama PT.GDS

tertanggal 18 Februari 2013 ;

Bahwa setelah Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Sumatera Utara

menerbitkan surat tersebut maka Pembanding melakukan pembayaran

sebagaimana ketentuan yang berlaku untuk itu yakni sebagai berikut :

- Surat Perintah Pembayaran (SPP) Provinsi Sumber Daya Hutan (PSDH)

Nomor 010331 yang dikeluarkan Pemkab Samosir Dinas Kehutanan dan

Perkebunan tertanggal 20 Maret 2013 ;

- Surat Perintah Pembayaran (SPP) Dana Reboisasi (DR) Nomor : 010313 yang

dikeluarkan Pemkab Samosir Dinas Kehutanan dan Perkebunan tertanggal 20

Maret 2013 ;

- Surat Nomor : 522.21/356/PH/DKP/2013 Perihal Pemanfaatan Kayu Bulat

Kecil (KBK) dengan Kelas diameter Kurang dari 20 Cm dan Sisa Pembalakan

kayu yang dikeluarkan Pemkab Samosir Dinas Kehutanan dan Perkebunan

tertanggal 28 Maret 2013 ;

- Surat Nomor : 522.21/456/PH/DKP/2013 Perihal Usulan Pejabat Penagih

SPP-GR Pada Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Samosir yang

dikeluarkan Pemkab Samosir Dinas Kehutanan dan Perkebunan tertanggal 29

April 2013 ;

- Surat Perintah Pembayaran Penggantian Nilai Tegakan (SPP-GR) Nomor :

010513 yang dikeluarkan Pemkab Samosir Dinas Kehutanan dan Perkebunan

tertanggal 10 May 2013 ;

- Surat Perintah Pembayaran (SPP) Provinsi Sumber Daya Hutan (PSDH)

Nomor : 050513 yang dikeluarkan Pemkab Samosir Dinas Kehutanan dan

Perkebunan tertanggal 10 May 2013 ;

- 31 -

- Surat Perintah Pembayaran (SPP) Dana Reboisasi (DR) Nomor : 050513 yang

dikeluarkan Pemkab Kabupaten Samosir Dinas Kehutanan dan Perkebunan

tertanggal 10 May 2013 ;

- Surat Perintah Pembayaran Ganti Rugi Nilai Tegakan LHP

05/LHP/PT.GDS/V/2013 yang dikeluarkan Pemkab Samosir Dinas Kehutanan

dan Perkebunan tertanggal 3 Juni 2013 ;

- Surat Perintah Pembayaran Penggantian Nilai Tegakan (SPP-GR) Nomor :

020613 yang dikeluarkan Pemkab Samosir Dinas Kehutanan dan Perkebunan

tertanggal 3 Juni 2013 ;

- Surat Perintah Pembayaran (SPP) Dana Reboisasi (DR) Nomor : 060613

yang dikeluarkan Pemkab Samosir Dinas Kehutanan dan Perkebunan

tertanggal 3 Juni 2013 ;

Bahwa pada tanggal 7 Juni 2013 Bupati Samosir mengeluarkan Surat

Keputusan Bupati Samosir Nomor 100 Tahun 2013 Tentang Perubahan

Keputusan Bupati Samosir Nomor 89 Tahun 2012 Tentang Pemberian Izin

Lokasi Atas Tanah Yang Terletak Di Desa Hariara Pintu, Kecamatan Harian

Kabupaten Samosir Seluas ± 800 Ha kepada PT.Gorga Duma Sari (PT.GDS) ;

Bahwa kemudian PT.GDS kembali melakukan pembayaran sebagaimana

arahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Sumatera Utara yakni

sebagai berikut :

- Surat Perintah Pembayaran Penggantian Nilai Tegakan (SPP-GR) Nomor :

030613 yang dikeluarkan Pemkab Samosir Dinas Kehutanan dan

Perkebunan tertanggal 8 Juni 2013 ;

- Surat Perintah Pembayaran (SPP) Dana Reboisasi (DR) Nomor : 080713

yang dikeluarkan Pemkab Samosir Dinas Kehutanan dan Perkebunan

tertanggal 4 Juli 2013 ;

- Surat Perintah Pembayaran (SPP) Provinsi Sumber Daya Hutan (PSDH)

Nomor : 080713 yang dikeluarkan Pemkab Samosir Dinas Kehutanan dan

Perkebunan tertanggal 4 Juli 2013 ;

- Surat Perintah Pembayaran Penggantian Nilai Tegakan (SPP-GR) Nomor :

040713 yang dikeluarkan Pemkab Samosir Dinas Kehutanan dan

Perkebunan tertanggal 16 Juli 2013 ;

- Surat Perintah Pembayaran (SPP) Provinsi Sumber Daya Hutan (PSDH)

Nomor 090713 yang dikeluarkan Pemkab Samosir Dinas Kehutanan dan

Perkebunan tertanggal 16 Juli 2013 ;

- 32 -

- Surat Perintah Pembayaran (SPP) Dana Reboisasi (DR) Nomor : 090713

yang dikeluarkan Pemkab Samosir Dinas Kehutanan dan Perkebunan

tertanggal 16 Juli 2013 ;

- Surat Nomor : 022/SK/PT.GDS/VII/2013 Perihal Perkembangan Kegiatan

IPK dan Sisa Potensi Kayu yang dikeluarkan PT.GDS tertanggal 26 Juli

2013;

Bahwa pada tanggal 29 Juli 2013 Pemerintah Kabupaten Samosir Dinas

Kehutanan dan Perkebunan mengeluarkan Surat Nomor :

522.21/750/PH/DKP/2013 mengenai Perintah Pengukuran Potensi Pohon yang

dikeluarkan Pemkab Samosir Dinas Kehutanan dan Perkebunan kepada

PT.GDS;

Bahwa PT.Gorga Duma Sari (PT.GDS) kembali melakukan pembayaran kepada

Pemerintah atas pohon yang telah ditebang dilokasi kegiatan PT.GDS tersebut

yakni sebagai berikut :

- Surat Perintah Pembayaran Penggantian Nilai tegakan (SPP-GR) Nomor :

050713 yang dikeluarkan Pemkab Samosir Dinas Kehutanan dan

Perkebunan tertanggal 31 Juli 2013 ;

- Surat Perintah Pembayaran Penggantian Nilai tegakan (SPP-GR) Nomor :

050713 yang dikeluarkan Pemkab Samosir Dinas Kehutanan dan

Perkebunan tertanggal 31 Juli 2013 ;

- Surat Perintah Pembayaran (SPP) Provinsi Sumber Daya Hutan (PSDH)

Nomor : 100713 yang dikeluarkan Pemkab Samosir Dinas Kehutanan dan

Perkebunan tertanggal 31 Juli 2013 ;

- Surat Perintah Pembayaran (SPP) Dana Reboisasi (DR) Nomor : 10071

3yang dikeluarkan Pemkab Samosir Dinas Kehutanan dan Perkebunan

tertanggal 31 Juli 2013 ;

- Surat Nomor : 522.21/776/PH/DKP/2013 Perihal Pernyataan Kesanggupan

Melaksanaan Izin Pemanfaatan Kayu (IPK) yang dikeluarkan Pemkab

Samosir Dinas Kehutanan dan Perkebunan tertanggal 14 Agustus 2013

Bahwa atas arahan Pemerintah Kabupaten Samosir dan Dinas Kehutanan dan

Perkebunan Provinsi Sumatera Utara, Pembanding mengeluarkan Surat

Pernyataan Kesanggupan Melaksanaan Izin Pemanfaatan Kayu (IPK) dengan

Nomor : 03/SP-PT.GDS/VIII/2013 yang dikeluarkan PT.GDS tertanggal 15

Agustus 2013 ;

Bahwa kemudian Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Samosir

mengeluarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Kehutanan Dan Perkebunan

- 33 -

Kabupaten Samosir Nomor : 085 Tahun 2013 tentang Revisi Keputusan Kepala

Dinas Kehutanan dan Perkebunan kabupaten Samosir Nomor 005 Tahun 2013

Tanggal 16 Januari 2013 tentang Izin Pemanfaatan Kayu (IPK) di Areal izin

Lokasi Atas tanah Yang Terletak Di Desa Hariara Pintu Kecamatan Harian

Kabupaten Samosir Seluas 800 Ha kepada PT.GDS tertanggal 16 Agustus

2013;

Bahwa PT.GDS kembali melakukan pembayaran secara resmi kepada Tergugat

II atas pemanfaatan kayu di lokasi Penggugat yakni sebagai berikut :

- Surat Perintah Pembayaran Penggantian Nilai Tegakan (SPP-GR) Nomor

060813 yang dikeluarkan Pemkab Samosir Dinas Kehutanan dan

Perkebunan tertanggal 27 Agustus 2013 ;

- Surat Perintah Pembayaran (SPP) Provinsi Sumber Daya Hutan (PSDH)

Nomor : 130813 yang dikeluarkan Pemkab Samosir Dinas Kehutanan dan

Perkebunan tertanggal 27 Agustus 2013 ;

- Surat Perintah Pembayaran (SPP) Dana Reboisasi Nomor : 130813 yang

dikeluarkan Pemkab Samosir Dinas Kehutanan dan Perkebunan tertanggal

27 Agustus 2013 ;

- Surat Perintah Pembayaran (SPP) Provinsi Sumber Daya hutan (PSDH)

Nomor : 150913 yang dikeluarkan Pemkab Samosir Dinas Kehutanan dan

Perkebunan tertanggal 18 September 2013 ;

- Surat Perintah Pembayaran (SPP) Dana Reboisasi (DR) Nomor : 150913

yang dikeluarkan Pemkab Samosir Dinas Kehutanan dan Perkebunan

tertanggal 23 September 2013 ;

- Surat Perintah Pembayaran Penggantian Nilai Tegakan (SPP-GR) Nomor :

070913 yang dikeluarkan Pemkab Samosir Dinas Kehutanan dan

Perkebunan tertanggal 23 September 2013 ;

- Surat Perintah Pembayaran (SPP) Provinsi Sumber Daya Hutan (PSDH)

Nomor : 161013 yang dikeluarkan Pemkab Samosir Dinas Kehutanan dan

Perkebunan tertanggal 2 Oktober 2013 ;

- Surat Perintah Pembayaran (SPP) Dana Reboisasi (DR) Nomor : 161013

yang dikeluarkan Pemkab Samosir Dinas Kehutanan dan Perkebunan

tertanggal 2 Oktober 2013 ;

- Surat Perintah Pembayaran (SPP) Provinsi Sumber Daya Hutan (PSDH)

Nomor : 171013 yang dikeluarkan Pemkab Samosir Dinas Kehutanan dan

Perkebunan tertanggal 11 Oktober 2013 ;

- 34 -

- Surat Perintah Pembayaran (SPP) Dana Reboisasi (DR) Nomor : 171013

yang dikeluarkan Pemkab Samosir Dinas Kehutanan dan Perkebunan

tertanggal 11 Oktober 2013 ;

- Surat Perintah Pembayaran Penggantian Nilai Tegakan (SPP-GR) Nomor :

081113 yang dikeluarkan Pemkab Samosir Dinas Kehutanan dan

Perkebunan tertanggal 4 November 2013 ;

- Surat Perintah Pembayaran (SPP) Provinsi Sumber Daya Hutan (PSDH)

Nomor 181113 yang dikeluarkan Pemkab Samosir Dinas Kehutanan dan

Perkebunan tertanggal 4 November 2013 ;

- Surat Perintah Pembayaran (SPP) Dana Reboisasi (DR) Nomor : 181113

yang dikeluarkan Pemkab Samosir Dinas Kehutanan dan Perkebunan

tertanggal 4 November 2013 ;

- Surat Perintah Pembayaran (SPP) Provinsi sumber Daya Hutan (PSDH)

Nomor : 191113 yang dikeluarkan Pemkab Samosir Dinas Kehutanan dan

Perkebunan tertanggal 18 November 2013 ;

- Surat Perintah Pembayaran (SPP) Dana Reboisasi (DR) Nomor : 191113

yang dikeluarkan Pemkab Samosir Dinas Kehutanan dan Perkebunan

tertanggal 18 November 2013 ;

Bahwa kemudian Pembanding mengajukan permohonan Hak Guna Usaha

(HGU) dengan Surat Nomor : 036/SK/PT.GDS/XI/2013 Perihal Permohonan

Hak Guna Usaha (HGU) yang dikeluarkan PT.GDS tertanggal 29 November

2013 ;

Bahwa Pembanding kembali melakukan pembayaran kepada Negara yakni

sebagai berikut :

- Surat Perintah Pembayaran (SPP) Provinsi Sumber Daya Hutan (PSDH)

Nomor : 201213 yang dikeluarkan Pemkab Samosir Dinas Kehutanan dan

Perkebunan tertanggal 2 Desember 2013 ;

- Surat Perintah Pembayaran (SPP) Dana Reboisasi (DR) Nomor : 201213

yang dikeluarkan Pemkab Samosir Dinas Kehutanan dan Perkebunan

tertanggal 2 Desember 2013 ;

Bahwa pada tanggal 9 Desember 2013 Pemerintah Kabupaten Samosir Dinas

Kehutanan dan Perkebunan memerintahkan Pembanding agar melakukan

penambahan garansi Bank atas Izin pemanfaatan kayu yakni Surat Nomor :

522.21/172/PH/DKP/2013 Perihal Penambahan Garansi Bank Izin pemanfaatan

Kayu (IPK) An.PT.GDS yang dikeluarkan Pemkab Samosir Dinas Kehutanan

dan Perkebunan ;

- 35 -

Bahwa Pemerintah Kabupaten Samosir Dinas Kehutanan dan Perkebunan juga

mengeluarkan Surat kepada Pembanding yakni Keputusan Kepala Dinas

Kehutanan Dan perkebunan Kabupaten Samosir Nomor 099 Tahun 2013

Tentang Perubahan Atas Keputusan Kepala Dinas kehutanan Dan Perkebunan

Kabupaten Samosir Nomor 085 Tahun 2013 tentang revisi Keputusan kepala

dinas Kehutanan Dan Perkebunan kanupaten Samosir Nomor 005 Tahun 2013

Tanggal 16 Januari 2013 Tentang izin Pemanfaatan Kayu (IPK) Di Areal izin

Lokasi Atas Tanah yang Terletak Di Desa Hariara Pintu kecamatan Harian

Kabupaten Samosir Seluas 800 Ha An.PT.GDS tertanggal 10 Desember 2013 ;

Bahwa atas Surat Nomor : 522.21/172/PH/DKP/2013 Perihal Penambahan

Garansi Bank Izin pemanfaatan Kayu (IPK) An.PT.GDS yang dikeluarkan

Pemkab Samosir Dinas Kehutanan dan Perkebunan tertanggal 9 Desember

2013 tersebut maka Pembanding mengeluarkan surat dengan Nomor :

042/SK/PT.GDS/X/2013 Perihal Penyampaian Bank Garansi yang dikeluarkan

PT.GDS tertanggal 10 Desember 2013 ;

Bahwa Pembanding kembali memasukkan sejumlah uang jaminan

sebagaimana arahan dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten

Samosir tersebut yakni sebagai berikut :

- Bank Garansi (Jaminan Bank) Nomor : 32/BG/12/2013 yang dikeluarkan

PT.Bank Rakyat Indonesia Cabang Pangururan ;

- Bank Garansi (Jaminan Bank) Nomor : 34/BG/12/2013 yang dikeluarkan

PT.Bank Rakyat Indonesia Cabang Pangururan ;

- Surat Perintah Pembayaran Penggantian Nilai Tegakan (SPP-GR) Nomor :

091213 yang dikeluarkan Pemkab Samosir Dinas Kehutanan dan

Perkebunan tertanggal 17 Desember 2013 ;

- Surat Perintah Pembayaran (SPP) Provinsi Sumber Daya Hutan (PSDH)

Nomor : 211213 yang dikeluarkan Pemkab Samosir Dinas Kehutanan dan

Perkebunan tertanggal 17 Desember 2013 ;

- Surat Perintah Pembayaran (SPP) Dana Reboisasi (DR) Nomor : 211213

yang dikeluarkan Pemkab Samosir Dinas Kehutanan dan Perkebunan

tertanggal 17 Desember 2013 ;

- Surat Perintah Pembayaran (SPP) Provinsi sumber Daya Hutan (PSDH)

Nomor 220114 yang dikeluarkan Pemkab Samosir Dinas Kehutanan dan

Perkebunan tertanggal 2 Januari 2014 ;

- 36 -

- Surat Perintah Pembayaran (SPP) Dana Reboisasi (DR) Nomor : 220114

yang dikeluarkan Pemkab Samosir Dinas Kehutanan dan Perkebunan

tertanggal 2 Januari 2014 ;

Bahwa Pembanding mengeluarkan Surat kepada Dinas Kehutanan dan

Perkebunan Provinsi Sumatera Utara dengan Surat Nomor :

005/SK/PT.GDS/I/2014 Perihal Permohonan Perpanjangan Izin Pemanfaatan

kayu (IPK) yang dikeluarkan PT.GDS tertanggal 13 Januari 2014 ;

Bahwa Pemerintah Kabupaten Samosir Dinas Kehutanan dan Perkebunan

memberikan surat kepada Pembanding dengan Surat Nomor :

522.21/059/PH/DKP/2014 Perihal Penyampaian Berita Acara Stock Opname

Kayu Bulat Kecil dan Kayu Bulat IPK PT.GDS yang dikeluarkan Pemkab

Samosir dinas Kehutanan dan Perkebunan tertanggal 21 Januari 2014 ;

Bahwa Pemerintah Kabupaten Samosir Dinas Kehutanan dan Perkebunan

mengeluarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan

Kabupaten Samosir Nomor : 010 Tahun 2014 Tentang Perpanjangan

Keputusan Kepala Dinas Kehutanan Dan Perkebunan Kabupaten Samosir

Nomor 099 Tahun 2013 Tanggal 10 Desember 2013 Tentang Perubahan

Kedua Keputusan Kepala Dinas Kehutanan Dan Perkebunan Kabupaten

Samosir Nomor 005 Tahun 2013 Tentang izin Pemanfaatan kayu (IPK) Di Areal

izin lokasi Atas Tanah yang Terletak di Desa Hariara Pintu Kecamatan Harian

Kabupaten samosir seluas 800 Ha An.PT.GDS tertanggal 29 Januari 2014 ;

Bahwa Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Sumatera Utara kemudian

mengeluarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera

Utara Nomor : 522.21/0602 Tentang Pengangkatan Dan penetapan Petugas

Kehutanan Sebagai Pejabat Penerbit Dokumen Surat Keterangan Sah Kayu

Bulat (SKSKB) Dan Nomor Register pejabat Penerbit dokukmen SKSKB Pada

IPK PT.GDS Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Samosir tertanggal

29 Januari 2014 dan Surat Keputusan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi

Sumatera Utara Nomor : 522.21/060 Tentang pengangkatan Dan penetapan

Petugas Kehutanan sebagai Pejabat Pengesah Laporan Hasil Penebangan

(P2LHP) Dan Penetapan Nomor Register P2LHP Pada PT.GDS Dinas

Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Samosir tertanggal 29 Januari 2014 ;

Bahwa pada tanggal 18 Februari 2014 Kementerian Lingkungan Hidup

mengeluarkan surat kepada Pembanding yakni Surat Keputusan Menteri

Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 04 Tahun 2014 Tentang

- 37 -

Penerapan Sanksi Administratif Paksaan Pemerintah Berupa Penghentian

Sementara Seluruh Kegiatan Kepada PT.GDS ;

Bahwa Surat Kementerian Lingkungan Hidup Nomor 04 Tahun 2014 tertanggal

18 Februari 2014 tersebut melarang Pembanding untuk melakukan seluruh

kegiatan dalam bentuk apapun juga dilokasi yang dimiliki Pembanding sampai

adanya Izin Lingkungan dari Pemerintah Kabupaten Samosir ;

Bahwa atas surat dari Kementerian lingkungan Hidup tersebut maka

Pembanding mengeluarkan Surat Laporan bahwa Pembanding telah

menghentikan seluruh kegiatan PT.GDS yakni Surat Nomor :

015/SK/PT.GDS/III/2014 Perihal Laporan Hasil Pelaksanaan Penghentian

Sementara Kegiatan Perusahaan yang dikeluarkan PT.GDS tertanggal 15

Maret 2014 ;

Bahwa Pembanding juga mengeluarkan surat kepada Dinas Kehutanan dan

Perkebunan Provinsi sumatera Utara dengan Surat Nomor

20/SK/PT.GDS/XI/2013 Perihal Pemberitahuan dan Penyelamatan

Pemanfaatan Kayu yang dikeluarkan PT.GDS tertanggal 21 April 2014 ;

Bahwa Pemerintah Kabupaten Samosir mengeluarkan Surat Nomor :

522.21/1458/PH/DKP/2014 Perihal Izin lokasi Sebagai izin Peruntukan Untuk

Penerbitan izin Pemanfaatan kayu, yang dikeluarkan Pemerintah Kabupaten

Samosir Sekretariat Daerah tertanggal 8 September 2014

Bahwa Kepala BLHPP mengeluarkan surat Keputusan Nomor 8 Tahun 2014

Tentang Persetujuan KA-ANDAL kegiatan Pembangunan Jeruk dan

Peternakan Sapi Potong oleh PT.Gorga Duma Sari di Desa Hariara Pintu

Nomor 072/009/KPA BLHPP/IV/2012;

Bhawa setelah melalui mekanisme yang telah ditetapkan oleh undang-undang

maka PT.Gorga Duma Sari (Pembanding) memiliki dokumen Analisis Dampak

Lingkungan (ANDAL), AMDAL,RKL,Dll;

Bahwa setelah melalui berbagai proses administrasi yang berlaku dan atas

petunjuk Surat Kementerian Lingkungan Hidup Indonesia yaitu Surat

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 04 Tahun

2014 Tentang Penerapan Sanksi Administratif Paksaan Pemerintah Berupa

Penghentian Sementara Seluruh Kegiatan Kepada PT.GDS tertanggal 18

Februari 2014, Pembanding memiliki Izin Lingkungan dan izin Kelayakan

Lingkungan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten Samosir yakni :

- Surat Keputusan Bupati Samosir Nomor 273 tahun 2014 Tentang

Kelayakan Lingkungan Hidup Pada Rencana Kegiatan Pembangunan

- 38 -

Perkebunan Jeruk dan Peternakan Sapi Potong Oleh PT.GDS Di Desa

Hariara Pintu Kecamatan harian Kabupaten Samosir yang dikeluarkan

Bupati Samosir tertanggal 15 Desember 2014 ;

- Surat Keputusan Bupati Samosir Nomor 274 tahun 2014 Tentang Izin

Lingkungan Pada Kegiatan Pembangunan Perkebunan Jeruk dan

Peternakan Sapi Potong Oleh PT.GDS Di Desa hariara Pintu Kecamatan

Harian Kabupaten Samosir yang dikeluarkan Bupati Samosir tertanggal 15

Desember 2014

Bahwa adapun yang menjadi dasar pertimbangan Bupati Samosir

Mengeluarkan izin Kelayakan Lingkungan Hidup Pada Rencana Kegiatan

Pembangunan Jeruk dan Peternakan Sapi Potong dan Izin Lingkungan, serta

izin Lingkungan Pada Kegiatan Pembangunan Jeruk dan Peternakan Sapi

Potong oleh PT.Gorga Duma Sari di Desa Hariara Pintu Kecamatan Harian

Kabupaten samosir adalah :

- UU Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah sebagaimana telah

diubah beberapa kali dan terakhir dengan UU Nomor 12 tahun 2008

Tentang Perubahan kedua atas UU Nomor 32 Tahun 2004 Tentang

Pemerintah Daerah ;

- UU Nomor 36 Tahun 2003 Tentang Pembentukan Kabupaten Samosir dan

Kabupaten Serdang Bedagai di Provinsi Sumatera Utara ;

- UU Nomor 32 tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup ;

- UU Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penata Ruang ;

- PP Nomor 38 tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintah,

Pemerintah daerah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota ;

- PP Nomor 27 Tahun 2012 Tentang Izin Lingkungan ;

- Peraturan Daerah Kabupaten Samosir Nomor 22 Tahun 2007 Tentang

Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Samosir ;

- Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 15 Tahun 2010

Tentang Persyaratan dan Tata Cara Lisensi Komisi Penilai Analisis

Mengenai Dampak Lingkungan ;

- Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 16

tahun 2012 Tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup ;

- Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 17

Tahun 2012 Tentang Pedoman Keterlibatan Masyarakat Dalam Proses

Analisis Dampak Lingkungan Hidup dan izin Lingkungan ;

- 39 -

- Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 8 Tahun

2013 Tentang Tata Laksana Penilaian Dan Pemeriksaan Dokumen

Lingkungan Hidup Serta Penerbitan Izin Lingkungan ;

- Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014 Tentang

Pembentukan Produk Hukum Daerah ;

- Keputusan Bupati Samosir Nomor 8 Tahun 2014 Tentang Pembentukan

Komisi Penilai Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL)

Kabupaten Samosir ;

- Keputusan Kepala Badan Lingkungan Hidup, Penelitian Dan

Pengembangan Kabupaten Samosir Nomor 2 Tahun 2014 Tentang

Pembentukan Tim Teknis Komisi Penilai Amdal Kabupaten Samosir ;

- Keputusan Kepala Badan Lingkungan Hidup, Penelitian dan

Pengembangan Kabupaten Samosir Nomor 3 Tahun 2014 Tentang

Pembentukan Tim Sekretariat Penilai Amdal Kabupaten Samosir ;

- Keputusan Kepala Badan Lingkungan Hidup, Penelitian dan

Pengembangan Kabupaten Samosir Nomor 008 Tahun 2014 Tentang

Persetujuan Kerangka Acuan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup

(KA-ANDAL) Kegiatan Pembangunan Perkebunan Jeruk dan Sapi Potong

oleh PT.Gorga Duma Sari di Desa Hariara Pintu Kecamatan Harian

Kabupaten Samosir ;

Bahwa setelah memiliki izin sebagaimana tersebut diatas maka Pembanding

mengeluarkan Surat Nomor : 005/SK/PT.GDS/I/2015 perihal Permohonan

Perpanjangan izin Pemanfaatan Kayu (IPK) yang dikeluarkan PT.GDS

tertanggal 19 Januari 2015 dan Surat Nomor : 009/SK/PT.GDS/I/2015 Perihal

Penyampaian Berita Acara Stock Opname Kayu Bulat Kecil dan kayu Bulat,

IPK PT.GDS yang dikeluarkan PT.GDS tertanggal 28 Januari 2015 ;

Bahwa setelah memiliki Izin Lingkungan Pembanding mencoba menyurati

Kementerian Lingkungan Hidup Indonesia dengan Surat Nomor :

007/SK/PT.GDS/I/2015 Perihal Penyampaian Permohonan Pencabutan Dan

Laporan Pelaksanaan kewajiban Atas Surat Keputusan Menteri Lingkungan

Hidup RI tertanggal 17 Januari 2015 ;

Bahwa Pemerintah Kabupaten Samosir Dinas Kehutanan dan perkebunan

mengeluarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Kehutanan Dan Perkebunan

Kabupaten Samosir Nomor 053 tahun 2015 Tentang Perpanjangan Kedua

Keputusan Kepala dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Samosir

Nomor 005 Tahun 2013 Tanggal 16 januari 2013 Tentang Izin Pemanfaatan

- 40 -

Kayu (IPK) Di Areal Izin Lokasi Atas Tanah Yang Terletak di Desa Hariara

Pintu Kecamatan Harian Kabupaten Samosir seluas 800 Ha An.PT.GDSyang

dikeluarkan Dinas kehutanan dan Perkebunan Pangururan tertanggal 18

Maret 2015 dan Surat Nomor ; 522.21/308/PH/DKP/2015 Perihal

Perpanjangan Kedua keputusan Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan

Kabupaten Samosir Nomor 005 Tahun 2013 tentang izin pemanfaatan Kayu

(IPK) Di areal Izin Lokasi Atas tanah yang terletak di Desa Hariara Pintu

Kecamatan Harian Kabupaten Samosir seluas 800 ha An.PT.GDS yang

dikeluarkan Dinas kehutanan dan Perkebunan Pangururan tertanggal 19

Maret 2015;

Bahwa atas kegiatan tersebut diatas Pembanding didakwa dan dituntut oleh

Jaksa Penuntut Umum dengan dakwaan pasal 98 ayat (1) jo Pasal 116 ayat

(1) huruf b Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pasal 109 jo Pasal 116 ayat (1) huruf b

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup

Bahwa oleh karena Pembanding telah memiliki Izin Pemanfaatan Kayu (IPK)

dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Sumatera Utara dan telah

melakukan pembayaran secara resmi kepada Negara maka Pembanding

tidak melakukan kegiatan Ilegal apapun juga atau melanggar ketentuan

Undang-Undang yang berlaku di Indonesia ;

Bahwa masyarakat sekitar pulau Samosir khususnya daerah Tele dan Desa

Sianjur Mula-Mula tidak ada yang keberatan atas keberadaan Pembanding di

kabupaten Samosir, bahkan Pembanding sangat membantu ekonomi

masyrakat sekitar dengan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat

sekitar ;

TENTANG JUDEX A QUO SALAH DAN KELIRU MENILAI FAKTA

Bahwa Judex A quo telah menilai dan menerapkan Pasal 98 ayat (1) Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup sebagai perbuatan yang dilanggar Pembanding ;

Bahwa jika seandainya Judex A quo cermat dan benar memimpin

persidangan Judex A quo semestinya mempertimbangkan keterangan ahli

Prof.H.Syamsul Arifin,SH,MH yang telah membantah seluruh dakwaan dan

tuntutan dari Jaksa Penuntut Umum;

Bahwa Pembanding telah mengajukan beberapa orang Ahli di Persidangan

yakni : Prof.H.Syamsul Arifin,SH,MH, yang pada pokoknya menerangkan

- 41 -

bahwa tindakan Pengrusakan Lingkungan harus dilihat Rona Awal Lokasi

Hutan yang dirusak terlebih dahulu sehingga jika unsur Rona Awal Lokasi

Hutan tersebut tidak terpenuhi maka apa yang didakwakan oleh Jaksa

Penuntut Umum tidak terpenuhi ;

Bahwa lebih jauh menurut keterangan Ahli Prof.H.Syamsul Arifin,SH,MH

dalam bukunya Hukum Lingkungan di Indonesia halaman 226 untuk

menentukan telah terjadi kerusakan Lingkungan Hidup harus dipedomani

kriteria baku kerusakan lingkungan hidup. Namun hingga saat ini pemerintah

belum menetapkan kriteria baku kerusakan lingkungan ;

Bahwa oleh karena sampai saat ini kriteria baku kerusakan lingkungan tidak

jelas dan tidak adanya pedoman yang jelas untuk itu maka dakwaan dan

tuntutan Jaksa penuntut umum tidaklah jelas (Vide bukti Tambaha

Pembanding No.171);

TENTANG FAKTA TERTULIS

Bahwa menurut Prof.DR.Takdir Rahmadi,SH,LLM, dalam bukunya Hukum

Lingkungan di Indonesia halaman 227, “harus dapat dibuktikan apakah

tindakan terdakwa dilakukan secara sengaja dan/ atau tindakan terdakwa

terdapat kelalaian”, maka bila dilihat dari fakta-fakta hukum dipersidangan,

baik dari keterangan saksi, ahli, bukti-bukti surat, petunjuk dan keterangan

terdakwa serta hasil sidang dilapangan (lokasi PT.GDS) telah terungkap

bahwa tindakan Pembanding adalah bukan suatu kesengajaan atau

perbuatan lalai karena segala tindakan Pembanding dari awal melakukan

kegiatan seluruhnya berdasarkan peraturan dan perundang-undangan yang

berlaku di Indonesia, hal ini sesuai dengan bukti Pembanding dipersidangan

sebelumnya yakni bukti Pembanding No.1 s/d 168 yang telah

dikesampingkan oleh Judex a quo dipersidangan;

Maka berdasarkan uraian dan fakta-fakta diatas sudah jelas bahwa segala

tindakan Pembanding tersebut bukanlah dilakukan dengan kesengajaan;

TENTANG KEPUTUSAN JUDEX A QUO YANG MENYATAKAN PEMBANDING

MELAKUKAN PERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP

Bahwa Judex A quo dalam pertimbangan hukumnya dan keputusannya

menerapkan Pasal 98 ayat (1) UU No.32 Tahun 2009 tentang Perlindungan

dan Pengelolaan Lingkungan Hidup sebagai yang terbukti dilanggar oleh

Pembanding ;

- 42 -

Bahwa dalam pertimbangan-pertimbangannya, Judex A quo sama sekali

tidak ada mempertimbangkan Pledoi dan Duplik dari Penasehat Hukum

Pembanding yaitu :

1. Unsur Setiap Orang.

Bahwa unsur setiap orang dalam hukum pidana menunjuk kepada

subjek hukum yaitu manusia pribadi dan badan hukum selaku

pendukung hak dan kewajiban.

Bahwa berdasarkan pasal 1 angka (32) UU RI Nomor 32 Tahun 2009

tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Lingkungan Hidup yang

dimaksud dengan setiap orang adalah perseorangan atau badan usaha,

baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum;

Bahwa berdasarkan pasal 116 ayat (1) huruf b UU RI No.32 tahun 2009

tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Lingkungan Hidup dilakukan

oleh, untuk, atau atas nama badan usaha, tuntutan pidana dan sanksi

pidana dijatuhkan kepada orang yang memberi perintah untuk

melakukan tindak pidana tersebut atau orang yang bertindak sebagai

pemimpin kegiatan dalam tindak pidana tersebut;

Bahwa unsur setiap orang adalah untuk mengetahui siapa atau siapa

saja orangnya yang didakwa atau akan dipertanggung jawabkan karena

perbuatannya yang telah dilakukan sebagaimana telah dirumuskan

didalam surat dakwaan;

2. Unsur Dengan Sengaja.

Bahwa unsur dengan sengaja atau karena kelalain sebagai unsur delik

lingkungan adalah berkaitan dengan niat atau sikap dan perilaku

seseorang, oleh karena itu untuk membuktikan hal tersebut diperlukan

ilmu dan keterampilan sendiri untuk menafsirkan hal tersebut;

a. Bahwa unuk mengkaji unsur dengan sengaja dalam Hukum

Lingkungan berdasarkan UU No.32 Tahun 2009 sebagaimana

tuntutan Jaksa penuntut umum terhadap diri Pembanding yang

melanggar Pasal 98 ayat (1) tersebut maka menurut Prof.DR.Takdir

Rahmadi,SH,LLM, dalam bukunya Hukum Lingkungan di Indonesia

halaman 227 harus dibuktikan terlebih dahulu apakah tindakan

terdakwa dilakukan secara sengaja dan atau tindakan terdakwa

terdapat kelalaian;

b. Bahwa bila dilihat dari fakta-fakta hukum dipersidangan, baik dari

keterangan saksi, ahli, bukti-bukti surat, petunjuk dan keterangan

- 43 -

terdakwa serta hasil sidang dilapangan (Lokasi PT.GDS) telah

terungkap bahwa tindakan Pembanding adalah bukan merupakan

suatu kesengajaan atau perbuatan lalai karena segala tindakan

Pembanding dari awal melakukan kegiatan seluruhnya berlandaskan

peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, hal

ini sesuai dengan bukti Pembanding dipersidangan sebelumnya

yakni bukti Pembanding No.1 s/d 168 yang telah dikesampingkan

oleh Judex a quo dipersidangan;

c. Bahwa tindakan Pembanding yang melakukan kegiatan di lokasi

kegiatan seperti : penebangan kayu, pengangkutan kayu,

penimbunan kayu (TPK), dll, berdasarkan fakta yang terungkap

dipersidangan adalah suatu kegiatan yang dibenarkan oleh undang-

undang yaitu berbagai Izin yang dikeluarkan oleh Dinas Kehutanan

dan Perkebunan Provinsi Sumatera Utara sebagaimana diatur

didalam Permenhut RI No.14 Tentang Izin Pemanfaatan Kayu (IPK),

maka sesuai dengan pasal 11 ayat (1) s/d ayat (4) Permenhut RI

No.14 Tahun 2011 tersebut tindakan Pembanding bukanlah suatu

unsure kesengajaan atau yang disengaja, maka oleh sebab itu unsur

delik ini tidak terpenuhi terhadap diri Pembanding dan haruslah

dikesampingkan;

d. Bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Indonesia

No.5 Tahun 2012 Tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

yang wajib memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup

(AMDAL) Lampiran 1 Butir C Bidang Pertanian yang menyatakan

bahwa jenis kegiatan Budidaya Tanaman Holtikultura dengan atau

tanpa pengolahannya dengan luas lebih besar atau sama dengan

5.000 Ha (lima ribu hektar) diwajibkan memiliki Dokumen Izin

Lingkungan dan Izin Lingkungan, Sementara Izin Areal Konsesi

PT.GDS (Pembanding) sesuai dengan Izin Lokasi yang diberikan

oleh Pemerintah Kabupaten Samosir hanya kurang lebih 800 Ha

saja;

e. Bahwa jika Pembanding menelaah Peraturan Menteri Lingkungan

Hidup Indonesia tersebut diatas maka Pembanding selaku Direktur

PT.GDS tidaklah diwajibkan memiliki Izin Lingkungan dan Dokumen

Lingkungan karena izin Pembanding hanya seluas 800 Ha (delapan

ratus hektar) saja;

- 44 -

f. Bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik

Indonesia tersebut diatas maka tindakan Pembanding tidak dapat

dikualifikasikan melanggar unsur delik ini karena hal tersebut bukan

merupakan kelalaian atau kesengajaan yang dilakukan oleh

Pembanding maka oleh sebab itu unsur kedua ini tidaklah terpenuhi

atas diri Pembanding dan harus dikesampingkan;

3. Unsur Melakukan Perbuatan Yang Mengakibatkan Dilampaui Baku Mutu

Udara Ambien, Baku Mutu Air, Baku Mutu Air Laut Atau Kriteria Baku

Kerusakan Lingkungan Hidup.

Bahwa Unsur “Melakukan Perbuatan Yang Mengakibatkan Dilampaui

Baku Mutu Udara Ambien, Baku Mutu Air, Baku Mutu Air Laut Atau

Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup” merupakan unsur mengenai

suatu tindakan/perbuatan pelaku delik tentang pencemaran dan/atau

kerusakan lingkungan yang tidak lain adalah dilampauinya baku mutu

dan kriteria baku kerusakan lingkungan.

a. Bahwa yang dimaksud dengan unsur “perusakan lingkungan hidup”

adalah tindakan yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak

langsung terhadap sifat fisik dan/atau hayatinya yang mengakibatkan

lingkungan hidup tidak berfungsi lagi dalam menunjang

pembangunan berkelanjutan.

b. Bahwa ahli dari Tim Lingkungan Hidup yang melakukan pengambilan

sampel tanah untuk diuji di Labotorium tidaklah sesuai dengan PP

Nomor 150 tentang Pengendalian Kerusakan Tanah Untuk Produksi

Biomasa sebagaimana diatur dalam pasal 9 ayat (1) PP No.150

Tahun 2000.

c. Bahwa sampel tanah yang diambil tim Ahli dari Lingkungan Hidup

tersebut juga tidak dilakukan dengan prosedur yang benar, hal ini

sesuai dengan Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung Republik

Indonesia Nomor : 36/KMA/SK/II/2013 Tentang Pemberlakuan

Pedoman Penanganan Perkara Lingkungan Hidup dan

Penjelasannya, tertanggal 22 Febuari 2013 yang terdapat dalam

lampirannya pada BAB V Pedoman Penanganan Perkara Pidana

Lingkungan pada huruf C tentang Pembuktian Tindak Pidana

Lingkungan tentang Surat pada huruf b yang menyebutkan Berita

Acara Pengambilan Contoh-Pengambilan Contoh harus valid diambil

dengan prosedur yang benar.

- 45 -

d. Bahwa berdasarkan keterangan ahli Prof.H.Syamsul Arifin,SH,MH di

dalam persidangan yang menyatakan tindakan pengrusakan

lingkungan harus dilihat “rona awal lokasi hutan yang dirusak”, maka

berdasarkan keterangan ahli tersebut Rona Awal kerusakan hutan

tidaklah terpenuhi atau tidak dapat dibuktikan oleh Jaksa Penuntut

Umum sehingga unsur ini tidak dapat terpenuhi.

e. Bahwa menurut Prof.DR.Takdir Rahmadi,SH,LLM, dalam bukunya

Hukum Lingkungan di Indonesia halaman 226 yang menyatakan

untuk menentukan telah terjadi kerusakan Lingkungan Hidup harus

dipedomani Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup, namun

hingga saat ini Pemerintah belum dapat menetapkan kriteria baku

kerusakan lingkungan tersebut atau belum ada standarisasi kriteria

baku kerusakan lingkungan

f. Bahwa Jaksa Penuntut Umum mendakwa dan menuntut

Pembanding dengan menggunakan Dasar Hukum Baku Kerusakan

Lingkungan Hidup berdasarkan PP No.150 Tahun 2000, hal ini

tidaklah dapat dibenarkan karena atau tidak dapat dipergunkan

sebagai dasar hukum karena PP No.150 Tahun 2000 tersebut

digunakan untuk Undang-undang No.23 Tahun 1997, sementara

Undang-Undang No.23 Tahun 1997 telah dihapus/tidak berlaku lagi

berdasarkan pasal 125 UU RI No.32 Tahun 2009 Tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup ;

g. Bahwa Area Konsesi PT.GDS bukan Areal Hutan Lindung atau

Hutan yang termasuk Register Hutan Lindung yang di Observasi

Pemerintah, akan tetapi merupakan Alokasi Penggunaan Lain (APL)

yang telah ada sejak zaman belanda sampai dengan saat ini, hal ini

terdapat didalam Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 44

Tahun 2005 Bukan Kawasan Hutan, akan tetapi Kawasan Alokasi

Penggunaan Lain (APL);

h. Bahwa berdasarkan UU RI Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan

Ruang pada Pasal 1 angka 22 menyebutkan Pengertian Kawasan

Budidaya itu adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama

untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya

alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan, dimana

sampai saat ini Kabupaten Samosir belum ada mengeluarkan atau

menetapkan PERDA tentang Rencana tata Ruang Wilayah

- 46 -

Kabupaten Samosir, sehingga melalui Izin Prinsip

No.0001/1217/IP/IPMDN/2012 tertanggal 12 Februari 2012,

Pertimbangan Tehnis Badan Pertanahan Nasional Kantor

Pertanahan Kabupaten Samosir No.041/12/17/400/10/2012

tertanggal 05 April 2012 dan Keputusan Bupati Samosir No.89 Tahun

2012 Tentang Pemberian izin Lokasi Atas Tanah yang terletak di

Desa Hariara Pintu Kecamatan Harian Kabupaten Samosir seluas

800 Ha, maka dapat dipastikan Areal Lokasi Pembanding tidak

termasuk Kawasan Budidaya dan Kawasan Alih Fungsi, maka dasar

hukum yang dipergunakan oleh Jaksa Penuntut Umum terhadap diri

pembanding mengenai unsur ke-3 ini adalah tidak tepat dan tidak

terpenuhi, Jaksa Penuntut Umum menggunakan PP 150 Tahun 2000

adalah tidak mendasar sama sekali dikarenakan PP 150 Tahun 2000

mengatur tentang Pengendalian Kerusakan Tanah Untuk Produksi

Biomassa pada Kawasan Budidaya adan atau kawasan Alih Fungsi,

sementara Area Lokasi Pembanding adalah Areal/Alokasi

Penggunaan Lain (APL) yang hingga saat ini tidak pengaturannya

secara khusus, dengan demikian unusr dilampauinya baku mutu dan

criteria baku kerusakan lingkungan tidak terbukti sah dan

menyakinkan hingga haruslah dikesampingkan;

Tentang Judex A quo Tidak Menerapkan Keputusan Ketua MARI

No.36/KMA/SK/II/2013 Tentang Pemberlakuan Pedoman Penanganan Perkara

Lingkungan Hidup.

1. Judex A quo tidak menerapkan Prinsip/Asas Kehati-Hatian (Precautionary

Principle)

Bahwa Judex a quo tidak mempertimbangkan secara seksama Asas dan

Prinsip Yang telah ditetapkan dalam Keputusan Ketua Mahkamah

Agung Republik Indonesia (MARI) No.36/KMA/SK/II/2013 Tentang

Pemberlakuan Pedoman Penanganan Perkara Lingkungan yang ada di

Indonesia;

Bahwa hakim wajib mempertimbangkan situasi dan kondisi yang terjadi

dan memutusakan apakah pendapat ilmiah didasarkan pada bukti dan

metodologi yang dapat dipercaya dan telah teruji kebenarannya (sah

dan valid), hal ini sesuai dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung

Republik Indonseia Nomor 1479 K/Pid/1989 dalam perkara pencemaran

Kali Surabaya;

- 47 -

Tentang Judex A quo Tidak Menerapkan Peraturan Perundang-undangan Yang

terkait Dengan Perkara Lingkungan Hidup.

Bahwa bila dikualifikasikan jenis perkara Lingkungan Hidup dan

Peraturan Perundang-Undangan yang terkait dengan Lingkungan Hidup

sebagaimana yang terdapat dalam lampiran keputusan Ketua MARI

No.36/KMA/SK/II/2013 Tentang Pemberlakuan Pedoman Penanganan

Perkara Lingkungan Hidup tepatnya pada BAB III Jenis Perkara

Lingkungan Hidup pada kolom nomor 7 (tujuh) yaitu Kerusakan

Lingkungan akibat alih fungsi lahan (dalam perkara a quo yang

dimaksud kerusakan lingkungan akibat alih fungsi lahan adalah APL);

Bahwa pedoman peraturan yang digunakan Jaksa Penunutut Umum

adalah Peraturan Pemerintah Nomor 150 tahun 2000 tentang

Pengendalian Kerusakan Tanah untuk produksi Biomassa, maka bila hal

ini dikaitkan dengan adanya kerusakan lingkungan akibat terlampauinya

batas ambeian sebagaimana yang dikemukakan oleh ahli dari Tim

Lingkungan Hidup pada waktu pengambilan sampel di lokasi kegiatan

pembanding untuk diuji di Labotorium tidak sesuai dengan PP Nomor

150 tentang Pengendalian Kerusakan Tanah untuk Produksi Biomassa

sesuai bunyi pasal 9 ayat (1) PP No.150 tahun 2000.

Bahwa Tim Ahli Lingkungan Hidup yang mengambil sampel di lokasi

kegiatan Pembanding tidak memenuhi Standarrisasi Nasional karena

Berita Acara Pengambilan Contoh yang dilakukan oleh tTm Lingkungan

Hidup tersebut tidak valid dan tidak sesuai dengan prosedur yang benar;

Bahwa dengan demikian Judex A quo jelas telah keliru dan salah menilai fakta

persidangan dan menerapkan hukumnya dalam perkara a quo ;

Bahwa sikap dan praktek hukum yang dipilih Judex aquo adalah praktek

yang keliru, lazimnya setiap unsur harus diverifikasi dengan fakta yang

terungkap, sehingga tampaklah Judex A quo mengada-ngada dan tidak

siap dalam membuat pertimbangan hukumnya ;

Bahwa sekalipun demikian untuk lebih jelas dan terang yang

sesungguhnya bahwa Pembanding tidak bersalah maka Pembanding

memverifikasi unsur-unsur Pasal ini dengan fakta yang terungkap di

persidangan ;

Bahwa tidak ada fakta dan bukti yang terungkap di persidangan yang

menyatakan Pembanding telah melakukan kesengajaan atau melakukan

kelalaian sehingga merusak lingkungan;

- 48 -

Bahwa pembukaan jalan yang dilakukan Pembanding di Lokasi kegiatan

seluas 4,5 KM dengan lebar 10 M telah diganti rugi Pembanding kepada

masyarakat sekitar lokasi kegiatan dan telah mendapatkan izin dari

pemerintah setempat;

Bahwa pengikisan tebing yang dilakukan pembanding dilokasi kegiatan

adalah semata-mata untuk mengangkut kayu yang telah dibayar atau

telah diganti rugi Pembanding kepada Negara, bahwa pengikisan tebing

tersebut juga telah diketahui oleh Pemerintah Kabupaten Samosir dan

Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Samosir serta Pemerintah

Provinsi Sumatera Utara;

Bahwa adapun status lokasi kegiatan yang dimiliki oleh Pembanding

tersebut adalah Area Penggunaan Lain (APL) yang artinya status lokasi

kegiatan pembanding tersebut adalah bukan merupakan kawasan hutan

lindung yang dapat dikategorikan merusak lingkungan karena memiliki

izin pengelolaan;

Bahwa Pembanding memiliki ANDAL,AMDAL,RKLdan RPL sehingga

tidak dapat dikatakan telah melakukan kerusakan Lingkungan;

Bahwa Pembanding telah memiliki Izin Lingkungan Dan Izin Kelayakan

Lingkungan dari Bupati Samosir dengan Nomor 273 dan 274 Tahun

2014 sesuai dengan arahan Surat dari Kementerian Lingkungan Hidup

Indonesia yang menyatakan Pembanding (PT.GDS) harus memiliki Izin

Lingkungan;

Bahwa menurut keterangan Ahli yang dihadirkan di Persidangan yaitu

Prof.H.Syamsul Arifin,SH,MH menyatakan Jaksa Penuntut Umum harus

dapat membuktikan Rona Awal Lokasi Hutan yang dirusak oleh

pembanding dan hal ini tidak dapat terpenuhi didalam dakwaan maupun

tuntutan Jaksa Penuntut Umum.

Bahwa lebih jauh menurut keterangan Ahli Prof.H.Syamsul Arifin,SH,MH

dalam bukunya Hukum Lingkungan di Indonesia halaman 226 untuk

menentukan telah terjadi kerusakan Lingkungan Hidup harus

dipedomani kriteria baku kerusakan lingkungan hidup. Namun hingga

saat ini pemerintah belum menetapkan kriteria baku kerusakan

lingkungan ;

Bahwa menurut Prof.DR.Takdir Rahmadi,SH,LLM, dalam bukunya

Hukum Lingkungan di Indonesia halaman 227, “harus dapat dibuktikan

apakah tindakan terdakwa dilakukan secara sengaja dan/ atau tindakan

- 49 -

terdakwa terdapat kelalaian”, maka bila dilihat dari fakta-fakta hukum

dipersidangan, baik dari keterangan saksi, ahli, bukti-bukti surat,

petunjuk dan keterangan terdakwa serta hasil sidang dilapangan (lokasi

PT.GDS) telah terungkap bahwa tindakan Pembanding adalah bukan

suatu kesengajaan atau perbuatan lalai karena segala tindakan

Pembanding dari awal melakukan kegiatan seluruhnya berdasarkan

peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, hal ini

sesuai dengan bukti Pembanding dipersidangan sebelumnya yakni bukti

Pembanding No.1 s/d 168 yang telah dikesampingkan oleh Judex a quo

dipersidangan;

Bahwa Judex A quo Tidak Menerapkan Keputusan Ketua MARI

No.36/KMA/SK/II/2013 Tentang Pemberlakuan Pedoman Penanganan

Perkara Lingkungan Hidup.

Bahwa dengan demikian jelas Judex A quo telah keliru dan salah menilai fakta

yang terungkap dipersidangan,karena segala sesuatu yang didakwakan terhadap

diri Pembanding memang terbukti, akan tetapi perbuatan pembanding bukan

merupakan tindak pidana sebagaimana dakwaan jaksa penuntut Umum ;

TENTANG KESIMPULAN

Bahwa guna memperoleh kebenaran materil dalam perkara ini, Pembanding

memandang sangat perlu Hakim Tinggi Sumatera Utara yang memeriksa dan

memutus perkara a quo untuk kembali melakukan pemeriksaan setempat atau

sidang lapangan guna melihat langsung lokasi dan kondisi areal kegiatan

Pembanding;

Berdasarkan alasan yang telah diuraikan di atas, Pembanding dengan

hormat dengan ini ini memohon kepada Bapak ketua Pengadilan Tinggi Sumatera

Utara Cq. Ketua/Anggota Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili Perkara

ini kiranya berkenan melakukan Pemeriksaan Setempat atau Sidang Lapangan

kembali terhadap perkara ini atau dengan mengadili sendiri dengan membatalkan

putusan Pengadilan Negeri Balige No. 28/Pid.Sus/2015/PN-Blg tanggal 19

Agustus 2015 seraya mengambil amar Putusan Lepas Dari Segala Tuntutan

Hukum (Onslag Vanrechts Vervolging) ;

Atau apabila Majelis Hakim Tinggi Pada Pengadilan tinggi Sumatera Utara

berpendapat lain mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aquo et bono);

- 50 -

Menimbang, bahwa memori banding yang diajukan oleh Jaksa Penuntut

Umum tertanggal 25 September 2015, isi pada pokoknya sebagai berikut :

A. Bahwa pidana yang dijatuhkan terhadap Terdakwa dengan pidana penjara

selama 4 (empat) tahun dan 6 (enam) bulan dan denda sebesar

Rp.5.000.000.000,- (lima milyar rupiah) dengan ketentuan apabila tidak

membayar denda akan diganti dengan pidana kurungan selama 1 (satu) tahun

terlalu ringan dan tidak sepadan atas kejatahan yang dilakukan Terdakwa, tidak

sesuai dan memenuhi rasa keadilan dalam masyarakat (social justice) serta

tdak sesuai azas monodualistik (keseimbangan antara kepentingan masyarakat

dan individu) yang merupakan salah satu prinsip umum dalam pemidanaan,

mengingat perbuatan Terdakwa yang dinyatakan oleh putusan Pengadilan

Negeri Balige telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan

tindak pidana perusakan lingkungan hidup sebagaimana tuntutan Jaksa

Penuntut Umum melanggar pasal 98 ayat (1) jo. Pasal 116 ayat (1) huruf (b)

Undang-Undang No.32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup, seharusnya Majelis Hakim Pengadilan Negeri Balige yang

memeriksa dan mengadili perkara tersebut hendaknya juga memperhatikan

segi social justice, disamping legal justice dan moral justice dalam mengambil

keputusannya serta juga mengedepankan kepentingan negara yang juga

merupakan kepentingan masyarakat disamping kepentingan terdakwa

(individu) semata. Bahwa kepentingan negara yang juga merupakan

kepentingan masyarakat khususnya di kawasan Danau Toba sebenarnya

sudah masuk dalam putusan Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili

perkara tersebut, dan hal itu terungkap juga dalam fakta di persidangan namun

tidak adanya penyesalan dari terdakwa sebagai Direktur Utama PT.Gorga

Duma Sari sudah seyogyanya putusan yang dijatuhkan terhadap terdakwa

sama dengan tuntutan Jaksa Penuntut Umum;

B. Bahwa pemidanaan pada dasarnya bertujuan untuk membuat efek jera

(deterrence efect) bagi pelaku tindak pidana disamping bertujuan untuk

pembinaan (treatment) bagi pelaku agar tidak mengulangi perbuatannya lagi

serta memberikan shock terapy kepada anggota masyarakat agar tidak

mengikuti perbuatan yang telah dilakukan oleh Terdakwa (tujuan prevent), oleh

karenanya pidana yang terlalu ringan tersebut menurut kami tidak akan

membuat efek jera kepada terdakwa dan tidak pula mempunyai daya tangkal

- 51 -

yang dapat menimbulkan shock terapy bagi anggota masyarakat lainnya

hingga sangat mungkin sekali terdakwa akan mengulangi perbuatannya dan

anggota masyarakat lainnya akan mencoba-coba melakukan apa yang pernah

dilakukan terdakwa sehingga tujuan pemidanaan dengan upaya penal (hukum

pidana) yang mempunyai final goal (tujuan akhir) mewujudkan perlindungan

masyarakat (social defence) yang pada akhirnya menciptakan kesejahteraan

masyarakat (social welfare) atau tujuan pidana yang umum (prevensi general)

yaitu menciptakan tatanan masyarakat agar bisa hidup tenteram dan tidak

melakukan perbuatan pidana serta (prevensi khusus) bagi pelaku pidana agar

tidak mengulangi perbuatannya tidak pernah akan tercapai, sehingga

mendorong terdakwa dan orang lain untuk berbuat serupa mengingat

pemidanaan oleh Majelis Hakim sedemikian rupa yang tidak sesuai dengan

pola pemidanaan (model or system of sentencing) serta pedoman pemidanaan

(guidence of sentencing), Majelis Hakim hendaknya juga memperhatikan

disparitas pemidanaan (disparity of sentencing) terhadap putusan-putusan

pidana yang sudah dijatuhkan terhadap pelaku-pelaku tindak pidana yang

sejenis sehingga tidak terjadi kesenjangan yang sangat mencolok dalam

pemidanaan;

Bedasarkan atas uraian dan pertimbangan tersebut diatas maka kami mohon

supaya Pengadilan Tinggi Sumater Utara di Medan :

1. Menerima permohonan banding Penuntut Umum.

2. Merubah atau memperbaiki putusan Pengadilan Negeri Balige

No.28/Pid.Sus/2015/PN.Blg tanggal 19 Agustus 2015 mengenai

pemidanannya.

3. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Jonni Sihotang dengan pidana penjara

selama 5 (lima) tahun dan denda sebesar Rp.5.000.000.000,- (lima milyar

rupiah) dengan ketentuan apabila tidak membayar denda akan diganti dengan

pidana kurungan 1 (satu) tahun.

4. Membebani terdakwa untuk membayar biaya perkara untuk tingkat banding

sebesar Rp.5.000,- (lima ribu rupiah), sesuai dengan apa yang kami mintakan

dalam tuntutan pidana yang kami ajukan tanggal 24 Juni 2015.

Menimbang, bahwa Majelis Hakim Tingkat Banding setelah memperhatikan

secara seksama memori banding dari Terdakwa melalui Penasihat Hukumnya dan

Jaksa Penuntut Umum ternyata tidak ditemukan hal-hal yang dapat melemahkan

atau membatalkan putusan Pengadilan tingkat pertama, karena merupakan

- 52 -

pengulangan yang telah disampaikan di persidangan tingkat pertama, dan telah

dipertimbangkan dengan tepat dan benar oleh Majelis Hakim Tingkat Pertama,

sehingga Majelis Hakim Tingkat Banding dapat menyetujui pertimbangan Majelis

Hakim Tingkat Pertama tersebut;

Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim Tingkat Banding mempelajari

dengan seksama berkas perkara yang dimohonkan banding oleh Jaksa Penuntut

Umum, dan Terdakwa melalui Penasihat Hukumnya yang terdiri dari Berita Acara

Pemeriksaan dari Penyidik, Berita Acara Pemeriksaan Persidangan Pengadilan

Negeri Balige, turunan resmi putusan Pengadilan Negeri Balige nomor :

28/Pid.Sus/2015/PN.Blg tanggal 19 Agustus 2015, berpendapat bahwa

pertimbangan hukum Majelis Hakim Tingkat Pertama yang mendasari putusannya

mengenai telah terbuktinya secara sah dan meyakinkan kesalahan Terdakwa

sebagaimana yang didakwakan kepadanya telah tepat serta benar, dan hukuman

yang dijatuhkan kepada Terdakwa menurut Majelis Hakim Tingkat Banding telah

memenuhi rasa keadilan masyarakat, oleh karenanya Majelis Hakim Tingkat

Banding dapat menyetujui dan mengambil alih sebagai pertimbangan hukum

sendiri dalam memeriksa dan memutus perkara ini ditingkat banding, dengan

tambahan pertimbangan sebagai berikut :

- Bahwa berdasarkan SK Menteri Lingkungan Hidup nomor 4 tahun 2004 tanggal

18 Pebruari 2004 menyatakan telah terjadi kerusakan lahan, tanah dan

lingkungan yang dilakukan melalui penebangan pohon dan pembukaan lahan

seluas kurang lebih 400 ha sehingga sesuai surat nomor 1348/BLH-SU/BPL-

KL/2013 tanggal 3 juni 2013 kegiatan PT Gorga Duma Sari ( GDS ) dihentikan

kegiatannya;

- Bahwa Majelis Hakim Tinggi berpendapat, khusus terhadap amar putusan point

3 yaitu : Mengenai pidana tambahan untuk memperbaiki kerusakan lingkungan

di areal izin lokasi seluas kurang lebih 400 (empat ratus) ha di desa Hariara

Pintu Kecamatan Harian Kabupaten Samosir, hendaknya dilakukan/

dilaksanakan secara sukarela oleh Terdakwa dan apabila sebaliknya, maka

Jaksa Penuntut Umum dapat melaksanakan eksekusi;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, maka

Putusan Pengadilan Negeri Balige nomor : 28/Pid.Sus/2015/PN.Blg tanggal 19

Agustus 2015, yang dimintakan banding tersebut, dapat dipertahankan dan harus

dikuatkan;

- 53 -

Menimbang, bahwa dalam pemeriksaan tingkat banding terhadap Terdakwa

telah dikeluarkan Penetapan Penahanan nomor : 1057/Pen.Pid.Sus/2015/PT.MDN

tanggal 30 Nopember 2015 yang menetapkan agar Terdakwa dilakukan

penahanan di Rutan Pangururan tetapi sampai dengan pembacaan putusan ini

Penetapan tersebut belum dilaksanakan oleh Jaksa Penuntut Umum, oleh

karenanya terhadap Terdakwa tetap diperintahkan agar ditahan;

Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa tetap dinyatakan bersalah dan

dipidana, maka dibebani pula untuk membayar biaya perkara yang timbul dikedua

tingkat peradilan;

Mengingat Pasal 98 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009

tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Undang-Undang

RI Nomor : 8 Tahun 1981, Tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana

(KUHAP) serta Peraturan Perundang-undangan lain yang bersangkutan ;

M E N G A D I L I :

- Menerima permintaan banding dari Jaksa Penuntut Umum dan Terdakwa

melalui Penasihat Hukumnya;

- Menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Balige nomor :

28/Pid.Sus/2015/PN.Blg tanggal 19 Agustus 2015, yang dimintakan banding,

tersebut;

- Memerintahkan agar Terdakwa ditahan;

- Membebankan kepada Terdakwa untuk membayar biaya perkara dalam kedua

tingkat peradilan yang dalam tingkat banding sebesar Rp.2.500,- (dua ribu lima

ratus rupiah).

Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim

Pengadilan Tinggi Medan pada hari Selasa, tanggal 8 Desember 2015 oleh kami :

Dr. H. SOEDARMADJI, SH.MHum. Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Medan sebagai

Hakim Ketua Majelis, DHARMA E. DAMANIK, SH.MH. dan DALIZATULO ZEGA,

SH. masing-masing sebagai Hakim-Hakim Anggota, yang ditunjuk untuk

memeriksa dan mengadili perkara tersebut dalam peradilan tingkat banding,

berdasarkan Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Medan tanggal 13 Nopember

2015 nomor : 718/PID/2015/PT.MDN, putusan tersebut diucapkan dalam sidang

terbuka untuk umum pada hari Selasa tanggal 15 Desember 2015 oleh Hakim

Ketua Majelis didampingi Hakim-Hakim Anggota serta JOHORLAN DONGORAN,

- 54 -

SH. sebagai Panitera Pengganti pada Pengadilan Tinggi Medan, tanpa dihadiri

oleh Penuntut Umum dan Terdakwa.

Hakim - Hakim Anggota, Hakim Ketua Majelis,

ttd ttd

1. DHARMA E. DAMANIK, SH.MH. Dr. H. SOEDARMADJI, SH. M.Hum.

ttd

2. DALIZATULO ZEGA, SH.

Panitera Pengganti,

ttd

JOHORLAN DONGORAN, SH.

Untuk salinan sesuai dengan aslinya.

WAKIL PANITERA,

HAMONANGAN RAMBE, SH.MH.

NIP. 040043391.