p a r i w a r a ipbbiofarmaka.ipb.ac.id/biofarmaka/2014/pariwara ipb 2014 vol 121.pdfpembuatan...

2
IPB P a r i w a r a PARIWARA IPB/ Agustus 2014/ Volume 121 Penanggung Jawab : Yatri Indah Kusumastuti Pimpinan Redaksi: Siti Nuryati Redaktur Pelaksana: Dedeh Hartati Editor: Nindira Reporter : Siti Zulaedah, Nunung Munawaroh, Rio Fatahillah, Awaludin, Waluya S Layout : Devi Fotografer: Cecep AW, Bambang A, Sirkulasi: Agus Budi P, Endih M, Untung Alamat Redaksi: Humas IPB Gd. Andi Hakim Nasoetion, Rektorat Lt. 1, Kampus IPB Darmaga Telp. : (0251) 8425635, Email: [email protected] Terbit Setiap Senin-Rabu-Jum’at Recognition and Mentoring Program (RAMP) IPB mengadakan Seminar Nasional Social- technopreneurship 2014. Acara digelar di Auditorium Andi Hakil Nasoetion (18/8). Direktur RAMP IPB, Dr. Ir. Aji Hermawan, MM, menyampaikan Seminar Social-technopreneurship ini bertujuan mensosialisasikan pengalaman keberhasilan para social –technopreneur Indonesia agar menjadi model dari gerakan social –technopreneurship Indonesia. Disamping, untuk menunjukan hasil dari upaya yang sudah dilakukan beberapa social-technopreneur Indonesia. Dr. Aji Hermawan memaparkan, solusi teknologi dan pengembangan usaha sangat diperlukan untuk menjawab persoalan masyarakat miskin dan pengangguran di Indonesia. Selain itu pengembangan technopreneurship diperlukan untuk memanfaatkan secara optimum sumberdaya alam Indonesia yang sangat kaya. Pengembangan teknologi yang banyak dilakukan lembaga-lembaga riset dan perguruan tinggi pada saat ini, masih belum optimum untuk RAMP IPB Gelar Social-Technopreneurship 2014 memberikan penyelesaian permasalahan di masyarakat kita. Acara yang dibuka oleh Wakil Rektor BIdang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof. Yonny Koesmaryono ini, menghadirkan pemakalah Jeffrey Hall (Unicef), Didik Hadjar Goenadi (PT. Riset Perkebunan Nusantara), Oktavina Qurrota Ayun (Kopernik) dan Dr. Nurul Taufiqurohman (LIPI). Dalam seminar tersebut dilakukan juga peluncuran Global Design for UNICEF Challenge, kerjasama Unicef dengan RAMP –IPB dan Direktorat Kemahasiswaan. Seminar ini merupakan bagian awal dari Pelatihan Intensive Student Technopreneurship Program 2014 (I-STEP 2014) yang diselenggarakan oleh RAMP-IPB di CICO Resort, Bogor selama dua minggu, 18-30 Agustus 2014. Pelatihan I-STEP 2014 merupakan program peningkatan kemampuan technopreneurship mahasiswa untuk para mahasiswa terpilih yang memiliki ide-ide inovatif dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Pelatihan ini bertujuan meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menyediakan solusi teknologi yang inovatif dalam menyelesaikan masalah di masyarakat. Selain itu, juga untuk meningkatkan keterampilan technopreneurship mahasiswa dalam menciptakan nilai di masyarakat, serta meningkatkan kemampuan mahasiswa yang siap berkompetisi dalam berbagai program inkubasi teknologi prototyping program dan step up program RAMP-IPB. Kantor Hukum, Promosi dan Humas IPB Setiap Selasa, Pukul : 19.30 - 20.00 WIB DENGARKAN...! Pakar IPB di “ Siaran Pedesaan RRI “ 93,75 FM

Upload: dongoc

Post on 01-Apr-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

IPBP a

r i

w a

r a

PARIWARA IPB/ Agustus 2014/ Volume 121

Penanggung Jawab : Yatri Indah Kusumastuti Pimpinan Redaksi: Siti Nuryati Redaktur Pelaksana: Dedeh Hartati

Editor: Nindira Reporter : Siti Zulaedah, Nunung Munawaroh, Rio Fatahillah, Awaludin, Waluya S Layout : Devi

Fotografer: Cecep AW, Bambang A, Sirkulasi: Agus Budi P, Endih M, Untung Alamat Redaksi: Humas IPB Gd. Andi Hakim

Nasoetion, Rektorat Lt. 1, Kampus IPB Darmaga Telp. : (0251) 8425635, Email: [email protected]

Terbit Setiap Senin-Rabu-Jum’at

Recognition and Mentoring Program (RAMP) IPB mengadakan Seminar Nasional Social- technopreneurship 2014. Acara digelar di Auditorium Andi Hakil Nasoetion (18/8). Direktur RAMP IPB, Dr. Ir. Aji Hermawan, MM, menyampaikan Seminar Social-technopreneurship ini bertujuan mensosialisasikan pengalaman keberhasilan para social –technopreneur Indonesia agar menjadi model dari gerakan social –technopreneurship Indonesia. Disamping, untuk menunjukan hasil dari upaya yang sudah dilakukan beberapa social-technopreneur Indonesia.

Dr. Aji Hermawan memaparkan, solusi teknologi dan pengembangan usaha sangat diperlukan untuk menjawab persoalan masyarakat miskin dan pengangguran di Indonesia. Selain itu pengembangan technopreneurship diperlukan untuk memanfaatkan secara optimum sumberdaya alam Indonesia yang sangat kaya. Pengembangan teknologi yang banyak dilakukan lembaga-lembaga riset dan perguruan tinggi pada saat ini, masih belum optimum untuk

RAMP IPB Gelar Social-Technopreneurship 2014

memberikan penyelesaian permasalahan di masyarakat kita.

Acara yang dibuka oleh Wakil Rektor BIdang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof. Yonny Koesmaryono ini, menghadirkan pemakalah Jeffrey Hall (Unicef), Didik Hadjar Goenadi (PT. Riset Perkebunan Nusantara), Oktavina Qurrota Ayun (Kopernik) dan Dr. Nurul Taufiqurohman (L IPI). Dalam seminar tersebut dilakukan juga peluncuran Global Design for UNICEF Challenge, kerjasama Unicef dengan RAMP –IPB dan Direktorat Kemahasiswaan.

Seminar ini merupakan bagian awal dari P e l a t i h a n I n t e n s i v e S t u d e n t Technopreneurship Program 2014 (I-STEP 2014) yang diselenggarakan oleh RAMP-IPB di CICO Resort, Bogor selama dua minggu, 18-30 Agustus 2014.

Pelatihan I-STEP 2014 merupakan program p e n i n g k a t a n k e m a m p u a n technopreneurship mahasiswa untuk para mahasiswa terpilih yang memiliki ide-ide inovatif dari berbagai perguruan tinggi di Indones ia . Pe lat ihan in i bertu juan meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menyediakan solusi teknologi yang inovatif dalam menyelesaikan masalah di masyarakat . Se la in i tu , juga untuk m e n i n g k a t k a n k e t e r a m p i l a n technopreneurship mahasiswa dalam menciptakan nilai di masyarakat, serta meningkatkan kemampuan mahasiswa yang siap berkompetisi dalam berbagai program inkubasi teknologi prototyping program dan step up program RAMP-IPB.

Kantor Hukum, Promosi dan Humas IPB

Setiap Selasa, Pukul : 19.30 - 20.00 WIB

DENGARKAN...!

Pakar IPB di “ Siaran Pedesaan RRI “ 93,75 FM

Institut Pertanian Bogor ( IPB) dan Kyoto University menyelenggarakan International Symposium: Diversity and Conservation of Asian Primates di IPB International Convention Center (IICC) (18/8). Simposium ini mengangkat tema From Molecule to Culture. Gelaran ini merupakan 4th International Congress on Asian Primates dan merupakan Post-Congress Symposium to 25 th Congress of International Primatological Society di Hanoi pada 11-25 Agustus 2014.

Prof. Dr. Michiaki Mishima, Executive Vice President for International Affairs Kyoto University menyatakan, “Pada 28 Agustus 2013, President of Kyoto University dan Rektor IPB menandatangani MoU untuk ker jasama akademik. Kegiatan Kyoto University dan IPB, International Symposium: Divers ity and Conservation of Asian Primates adalah kolaborasi bersama yang pertama untuk keg iatan akademik.”

Dekan FMIPA, Dr. Sri Nurdiati, M.Sc menyatakan, “Kepada para peserta, saya ucapkan selamat datang di Kota Bogor. Saya harap para peserta dapat merasa nyaman di kota kami. Saya berharap simposium ini dapat berjalan dengan lancar. Setelah President of Kyoto University dan Rektor IPB menandatangani MoU untuk kerjasama akademik tanggal 28 Agustus 2013, selanjutnya pada November 2013 Director of Primate Research Institute dari Kyoto University dan Dekan FMIPA juga menandatangani MoU yang sama”.

“Kami dengan hormat mengundang para peneliti internasional yang bergerak pada spektrum yang luas dari fenomena yang diamati tentang primata Asia untuk mempresentasikan hasil yang mereka amati pada simposium ini. Kami berharap para peserta berbagi hasil terakhir dan mendiskusikan secara bebas dalam semangat kerjasama ilmiah,” kata Dr. Sri Nurdiati, M.Sc. (RF)

IPB Bersama Kyoto University Gelar Simposium Internasional

Pencarian energi terbarukan nampaknya senantiasa dalam perjalanan panjang dan berliku. Salah satu sumber energi yang sekarang masih banyak dipakai adalah baterai. Namun pada perkembangannya, penggunaan baterai dini lai bermasalah. Karena l imbah yg dihasilkannya termasuk kategori bahan berbahaya.

Jangan khawatir, mahasiswa dari Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan (ITK) Institut Pertanian Bogor (IPB) punya solusi jitu. BioBaterai tampil untuk menggantikan baterai konvensional. Empat mahasiswa ITK, Amelia

Salina Gustini, Nurlita Putri Anggraini, Ghulampitt Fahane dan Jihad berhasil menciptakan baterai dari mikroalga. Mereka tergabung dalam kelompok PKM Penelitian berjudul “Baterai Ramah Lingkungan Berbahan Dasar Mikroalga” di bawah bimbingan Dr. Ir. Mujizat Kawaroe, M.Si, peneliti energi terbarukan IPB.

Amelia menuturkan, “Pembuatan baterai mikroalga ini menggunakan prinsip sel volta, sama dengan pembuatan baterai biasa.” Mahasiwa ITK semester 8 ini juga menyatakan bahwa perbedaan mendasar dari baterai konvensional dengan baterai mikroalga ini adalah bahan elekrolitnya. BioBaterai berbahan elektrolit berupa pasta mikroalga yang merupakan kumpulan hasil kultivasi mikroalga, sedangkan baterai biasa menggunakan kalium, kadmium, merkuri dan natrium. “Keunggulan BioBaterai ini terletak pada perannya dalam mengganti bahan-bahan kimia dengan pasta mikroalga yang lebih ramah lingkungan,” imbuhnya.

Penelitian yang dilakukan di Laboratorium Bioprospeksi Kelautan ITK IPB ini menggunakan empat jenis mikroalga, yaitu Tetraselmis chuii, Tetraselmis sucica, Chlorella sp, Nannochloropsis sp. Hasil pengujian baterai menghasilkan voltase sebesar 1,45 - 5,63 volt. Dengan voltase tersebut BioBaterai ini dapat menyalakan LCD clock dan LED. (*)

Mahasiswa ITK Ciptakan BioBaterai dari Mikroalga

Pakar IPB Bicara Koperasi

“Peningkatan kesejahteraan telah banyak dilakukan oleh pemerintah, diantaranya membangun koperasi. Faktanya banyak koperasi yang tidak sehat, bahkan tak sedikit yang bubar. Mengapa demikian? Karena koperasi dibangun secara top down, semestinya bottom up, “ ungkap Dr.Ir.Lukman M.Baga, MA.Ec dari Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB, saat menjadi narasumber dalam Dialog Pakar di Siaran Pedesaan RRI Bogor, 93.75 FM belum lama ini. Membangun koperasi di Indonesia, Dr. Lukman, begitu biasa ia disapa, menjelaskan, semestinya tidak susah. Indonesia yang mempunyai budaya berkumpul, budaya silaturahmi, biasanya menyelenggarakan arisan. Nah, arisan sejatinya modal yang sangat baik untuk dijadikan sarana untuk membangun koperasi.

Koperasi dapat terbentuk dan tumbuh secara kokoh jika dapat melayani kebutuhan anggotanya dengan sebaik mungkin. Pengertian pelayanan sebaik mungkin adalah pelayanan yang tepat mengenai kebutuhan utama yang dirasakan secara bersama (common needs) oleh para anggota koperasi. Jika masyarakat mengalami kesulitan dalam mengakses pembiayaan baik untuk modal usaha maupun memenuhi kebutuhan temporer terhadap likuiditas yang mendesak, maka koperasi yang dibutuhkan adalah koperasi simpan pinjam (KSP).

Ketika ditanya tentang cara mengelola koperasi yang baik, Dr. Lukman menjawab, pertama harus ada yang berinisiatif untuk merintis. Orang ini dikenal sebagai co-operative pioneer yang sebaiknya berasal dari kalangan masyarakat bawah, dari komunitasnya sendiri. Biasanya orang-orang ini merupakan para informal leader atau kalangan terdidik yang memiliki kepedulian terhadap upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Inisiatif untuk mengembangkan usaha bersama ini dikaitkan dengan adanya peluang untuk mendapatkan manfaat yang lebih besar dari hasil usaha masyarakat, jika dilakukan secara bersama dibandingkan secara individual. Hal ini dikenal sebagai peluang untuk mendapatkan efek koperasi (co-operative effects). Diperlukan program pelatihan yang dirancang sedemikian rupa agar dimungkinkan lahirnya para co-operative pioneer-entrepreneur dari kalangan masyarakat pedesaan itu sendiri. Atau dapat juga diupayakan dengan menerjunkan tenaga terdidik (misalnya alumni perguruan tinggi) yang memiliki motivasi dan perhatian besar dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. Hendaknya, tenaga terdidik ini telah mendapatkan pelatihan khusus terkait dengan penguatan jati diri koperasi dan beberapa keterampilan dasar yang dibutuhkan dalam mengembangkan koperasi di masyarakat. (wly)

Dr. Lukman M Baga