origami (wiewiekdarul)
TRANSCRIPT
ORIGAMI
Sejarah Origami
Di Jepang, Origami dipercaya telah ada
sejak Zaman Heian (741-1191) di kalangan kaum
sami Shinto sebagai penutup botol sake (arak
beras) saat upacara penyembahan, wanita dan
kanak-kanak. Pada masa itu origami masih dikenal
dengan istilah orikata, orisui ataupun orimono. Pada
masa itu memotong kertas menggunakan pisau
diperbolehkan. Bentuk yang dikenal pada zaman
Kamakura (1185-1333) adalah noshi. Noshi adalah
kependekan dari noshi-awabi, yaitu daging tiram
nipis yang dijemur dan dianggap sebagai hidangan istimewa orang-orang Jepang. Noshi dianggap
sebagai pembawa keberuntungan pada siapa saja yang menerimanya.
Senjak Zaman Muromachi (1338-1573) penggunaan pisau untuk memotong kertas telah
dihentikan. Origami kemudian berkembang menjadi suatu cara memisahkan masyarakat golongan kelas
atas dan kelas bawah. Samurai mengikuti ajaran Ise sementara masyarakat biasa mengikut ajaran
Ogasawara. Dalam perkembangannya origami telah menjadi begitu identik dengan buday Jepang, yang
diwariskan secara turun-temurun dari masa ke masa. Origami terutama berkembang dengan
menggunakan kertas asli Jepang yang disebut Washi.
Saat ini origami telah menjadi sesuatu yang tak terpisahkan dari budaya orang Jepang. Terutama
dalam dalam upacara adat keugamaan Shinto yang tetap dipertahankan hingga sekarang. Dalam tradisi
shinto, kertas segi empat dipotong dan dilipat menjadi lambang simbolik Dewata dan digantung di Kotai
Jingu (Kuil Agung Imperial) di Ise sebagai sembahan. Pada upacara perkawinan Shinto, kertas
membentuk rama-rama jantan (o-cho) dan rama rama betina (me-cho) menggunakan asas bom air
“water bom”, membalut botol sake (arak beras) sebagai lambang pengantin lelaki dan perempuan. Selain
itu Origami juga digunakan untuk upacara keagamaan yang lain. Pada mulaannya Origami hanya
diajarkan secara lisan. Panduan tertulis membuat origami dikenal ada dalam buku Senbazuru Orikata
(Bagaimana Melipat Seribu Burung Jenjang/Orizuru)) pada 1797. Ketika itu origami masih dikenali
sebagai orikata. Buku ini dianggap buku Origami tertua di dunia dan mengandungi 49 REN-ZURU
(Jenjang berkait) dan KYO-KA (puisi lucu pendek). Pengarangnya bernama AKISATO RITO yang
mengumpulkan model-model GIDO bersama KYO-KA dan menerbitkannya sebagai Senbazuru Orikata.
Pada tahun yang sama suatu risalah berjudul “Chushingura Orikata” yang memuat lipatan bentuk
manusia turut dikeluarkan oleh pengarang yang sama. Pada 1850 suatu naskah tulisan lain berjudul
Kayaragusa diterbitkan. Naskah ini berisi 2 bagian origami , yaitu rehlah dan keagamaan.
Kebanyakannya merupakan model origami yang terdapat pada Chushingura Orikata. Pada 1819 buku
“Sekejap mata menghasilkan burung kertas” memperlihatkan bagaimana burung dihasilkan dari kertas.
Kemudian pada tahun 1845 kumpulan lengkap bentuk lipatan tradisi Jepang ditulis dan diterbitkan dalam
buku Kan no mado. Buku itu berisi lebih kurang 150 contoh origami, termasuk model katak. Pada tahun
1880 seni melipat kertas itu mulai orang dengan Origami. Kata itu berasal dari bahasa Jepang oru
(melipat) dan kami (kertas). Kata origami kemudian mulai menggantikan istilah orikata, orisui ataupun
orimono.
Pada zaman Showa (1926-1989) origami
kurang diminati dan hanya noshi yang masih populer
digunakan untuk pertukaran hadiah antara samurai.
Waktu itu kertas merah dan putih digunakan untuk
membalut kepingan nipis daging, tiram, atau ikan.
Pada zaman Edo (1600-1868) produksi
kertas yang berlimpah menjadikan kertas mudah
diperoleh. Ini menjadikan origami berkembang lebih pesat. Pada akhir zaman Edo hampir 70 bentuk
dihasilkan termasuk burung jenjang (Orizuru), katak, kapal dan balon yang masih tetap dikenal hingga
sekarang. Pada era Genroku (1688-1704), corak kain origami burung jenjang (Orizuru), dan corak
pelbagai bot menjadi populer dan sering dibuat dalam corak kain Ukiyoe. Ini memperlapang jalan origami
untuk berkembang lebih luas pada masa sekarang.
Pada zaman Meiji (1868-1912), origami digunakan sebagai alat mengajar di taman kanak-kanak
dan sekolah dasar. Itu semua berkat pengaruh dari ahli pendidikan Friedrich Wilhelm August Fröbel
(1782-1852). Beliau adalah seorang pendidik Jerman pada abad ke-19. Beliau menggunakan origami
tradisional eropa untuk menghasilkan bentuk geometrik. Konsep ini kemudian dipakai secara meluas di
Taman Kanak-kanak di Jepang.
Pengertian Origami
Origami adalah sebuah seni lipat yang berasal dari Jepang. Bahan yang digunakan adalah
kertas atau kain yang biasanya berbentuk persegi. Sebuah hasil origami merupakan suatu hasil
kerja tangan yang sangat teliti dan halus pada pandangan. Banyak orang melipat kertas karena
ini sangat menyenangkan. Apalagi untuk anak-anak. Soal keceriaan ketika bermain origami,
jangan ditanya. Kalau anda jeli, lihatlah betapa asyiknya mereka, ketika anda mengajaknya
bermain origami. Perhatikan bagaimana ekspresi mereka saat mampu menyelesaikan
lipatannya. Sungguh kegembiraan luar biasa yang mungkin hanya dapat mereka rasakan dalam
dunia mereka sendiri.
Kata origami berasal dari bahasa Jepang, yakni gabungan dari kata “oru” bermakna
melipat dan “kami” berarti kertas. Ketika kedua kata itu bergabung, ada perubahan sedikit
namun tidak merubah artinya yakni dari kata “kami” menjadi “gami”. Sehingga yang terjadi
bukan orikami tetapi origami, maksudnya melipat kertas. Saat ini, kata origami telah dikenal
dan digunakan di seluruh penjuru dunia untuk menyebut seni melipat kertas.
Bahan yang paling dibutuhkan adalah kertas. Bahkan, aslinya memang hanya dari
selembar kertas, tanpa tambahan bahan ataupun alat apapun. Karena hanya dengan selembar
kertas dan hampir semua kertas dapat digunakan, maka inilah seni yang paling mampu diakses
oleh semua orang. Memang ada standar karakteristik kertas supaya mudah dan enak dilipat-
lipat, misalnya yang tipis namun kuat. Hindari pemakaian kertas tebal semacam karton tebal,
atau terlalu lentur seperti kertas tisu dan lain-lain, semuanya itu jelas menyulitkan. Jika diamati,
kertasnya saja sungguh menarik. Biasanya kertas yang digunakan untuk origami berwarna-
warni. Warna umumnya hanya ada pada satu sisi sementara sisi lainnya putih polos. Namun
pada perkembangannya menjadi bermacam-macam, seperti berwarna pada kedua sisi, atau
bercorak/berpola sehingga semakin menarik. Kalau anda berada di Jepang, akan sangat banyak
menemukan bermacam-macam desain kertas untuk origami dengan bahan, corak, pola,
tekstur, warna dan lain sebagainya. Banyak orang yang mengenalnya sebagai kertas Chiyogami.
Ada juga jenis kertas untuk origami yang sangat menarik namun sekaligus juga sangat
mahal, yakni washi yang asli buatan tangan (handmade / original). Kertas washi itu aslinya
dipakai untuk pembatas ruang rumah tradisional di Jepang.
Origami juga bisa disebut suatu kreatifitas dan ketrampilan membuat suatu model
dengan selembar atau beberapa lembar kertas. Maka dari itu penting juga adanya imajinasi,
lalu dituangkan dalam gerakan melipat-lipat kertas dari tangan sehingga terbentuk model
tertentu yang diharapkan. Dalam soal model, sebenarnya dikenal dua jenis model yakni model
tradisional dan model orisinal. Model tradisional merupakan model yang umum/popular dan
biasanya tak dikenal lagi siapa yang mendesain pertama kalinya. Meski jumlahnya banyak
sekali, biasanya model tradisional ini merupakan bentuk-bentuk lama. Sementara model
orisinal, merupakan karya-karya kontemporer buatan masing-masing para pelipat kertas dan
dicantumkan namanya sebagai hak cipta mereka.
Pada umumnya, model yang disenangi dalam origami adalah binatang, di samping
banyak juga model dari hampir seluruh obyek fisik seperti manusia, wajah-wajah, tumbuh-
tumbuhan/tanaman/bunga, alat-alat transportasi, tulisan/huruf, alat-alat rumah tangga dan
bangunan-bangunan. Ada pula di antara para pelipat kertas yang senang melipat bentuk
abstrak atau bentuk matematikal. Bahkan ada juga pelipat kertas yang mengkhususkan diri
pada origami modular, di mana banyak pengulangan dari suatu lipatan yang sederhana yang
dirangkai sedemikian hingga membentuk struktur besar dengan komposisi yang menarik.
Selain kreatifitas model, soal bahan pun ternyata tidak lagi hanya melulu kertas.
Beberapa seniman dan profesional origami kini malah telah bereksperimen dengan bahan-
bahan yang lain, misalnya melipat model-model yang dihasilkan dari cardboard, beragam tipe
kain, kawat berlubang, lembaran besi, dan bahkan lembaran-lembaran pasta. Memang jadi
pertanyaan juga, apakah masih bisa disebut origami kalau demikian? Yang jelas gagasan
awalnya memang tak bisa dilepaskan dari melipat kertas, namun penggunaan bahannya telah
berkembang tidak hanya dari kertas saja.
Seperti juga namanya, teknik dasar dari origami adalah melipat. Yang paling sederhana
adalah lipatan valley (lembah), di mana sepotong kertas rata dilipat dengan ciri jika
dikembalikan lagi (tidak dilipat lagi) garis lipatan akan membentuk suatu sungai/lembah.
Lipatan dasar lainnya adalah lipatan mountain (gunung), di mana jika kertas dikembalikan lagi
akan membentuk suatu bubungan yang terangkat atau bentukan gunung. Lipatan mountain
(gunung) ini jelas berkebalikan dengan lipatan valley (lembah). Kombinasi-kombinasi dari
lipatan-lipatan dasar ini membentuk dasar-dasar dan permulaan bentuk yang dapat digunakan
untuk melipat berbagai model. Tentu saja, dalam perkembangannya banyak lipatan kompleks
dan teknik-teknik baru yang ditemukan dan dikembangkan kemudian.
Sebutan
model origami,
seperti telah
diulang- ulang
dalam
penjelasan di atas, adalah suatu bentuk origami yang sudah selesai. Dulunya setiap model
khususnya tradisional diajarkansecara turun-temurun secara lisan sesuai dengan ingatan
mereka. Namun seiring dengan perkembangan model-model baru yang kompleks dan beragam,
ada banyak gambar-gambar petunjuk instruksi untuk sebuah model yang biasa disebut sebagai
suatu set diagram. Bentuk dan metode melipatnya sendiri disebut sebagai suatu desain
origami. Bagi sebagian seniman origami, banyak juga yang menuangkan desainnya dalam
bentuk diagram setelah model origaminya selesai. Jadi ide, gagasan, lalu desain hingga model
sudah jadi lebih dulu, sedangkan satu set diagramnya dibuat belakangan. Seorang pembuat
origami biasa disebut sebagai paperfolder (pelipat kertas). Para pelipat kertas ini bisa
merupakan suatu kumpulan orang-orang dari berbagai latar belakang yang sangat berbeda
seperti seniman, ilmuwan, atau juga para pencinta seperti ibu-ibu/orang dewasa, anak-anak
dan remaja, bahkan para pendidik hingga ahli terapi.
Seniman-seniman menggunakan origami sebagai jalan untuk mengekspresikan
kreatifitas mereka. Para ilmuwan, arsitek-arsitek, dan matematikawan mengeksplorasi
geometri origami untuk keindahan tersendiri dan aplikasi-aplikasi lainnya dalam bidang mereka.
Para pencinta dari kalangan usia dewasa memanfaatan origami untuk hobbi, mengisi waktu
luang, keindahan, dan lain sebagainya. Ibu-ibu atau orang tua dapat mengajarkan kepada anak-
anak mereka, sehingga timbul kedekatan orang tua dengan anak karena bermain bersama. Para
pendidik menggunakan origami untuk membantu murid-murid mereka belajar. Sementara para
ahli terapi menggunakan origami sebagai suatu alat untuk membantu pasien mereka
memulihkan kembali (recovery) dari penyakit. Meskipun untuk yang terakhir ini perlu adanya
pembuktian lebih lanjut.
Origami Modern
Origami modern mengenal bentuk lipatan baru yang berbeda dengan bentuk lipatan klasik.
Origami modern ini mulai diperkenalkan oleh Akira Yoshizawa di Jepang. Hasil kreatifitasnya berbentuk
ramalan bintang diterbitkan dalam majalah “Asahi Graf” edisi Januari 1952. publikasi ini kemudian diikuti
dengan pameran hasil karyanya di Museum Stadtlich Amsterdam pada November 1955.
Akira Yoshizawa mempopularkan bentuk-bentuk origami baru yang berbeda dengan bentuk
origami tradisional. Dia turut memperkenalkan bentuk awal hewan berkaki empat dengan
menggabungkan 2 keping kertas yang berlipat. Semenjak itu pelipat kertas yang lain juga sukses
menggunakan asas “Blintzed” untuk membuat lipatan hewan berkaki empat yang dibuat dari selembar
kertas tanpa dipotong.
Pameran origami Akira Yoshizawa pada 1960an telah mempopularkan origami di dunia barat.
Akira Yoshizawa bersama Sam Randlett kemudian memperkenalkan sistem garis dan anak panah yang
digunakan sebagai arahan untuk melipat origami yang dapat dipahami oleh semua orang tanpa
menggunakan bahasa.
Dalam usianya ke-83 pada tahun 1999, Akira Yoshizawa telah menghasilkan hampir 50.000
bentuk. Dia selalu memberi tekanan pada ketelitian dan ketepatan dalam bentuk untuk objek origami.
Dan sekarang, telah dikenal berbagai model origami mengagumkan yang diciptakan oleh para pakar
origami di seluruh dunia. padahal dahulu, bentuk badan dan kaki hanya bisa dibayangkan saja. Sekarang
bentuk anatomi yang tepat telah berhasil dihasilkan. Yang menjadi tantangan pada masa sekarang
adalah bagaimana menghasilkan serangga dengan spesies khusus yang bisa dikenali dengan tepat.
Selain dalam pencapaian teknikal, seni lipat kertas origami juga mengalami perkembangan pesat
dalam hal jenis dan pilihan kertas yang dipilih. Dalam hal ini Yoshizawa telah mendahului dengan
pameran yang mengagumkan, yaitu karya yang menyerupai benda asli. Dia memperkenalkan teknik
gabungan kertas mulberi seperti unryu atau chiri yang cukup sesuai untuk lipatan. Yoshizawa juga
memperkenalkan lipatan basah, di mana kertas tebal dilipat ketika masih basah. Dengan demikian
diperoleh model 3 dimensi dengan sudut lipatan lembut dibentuk.
Sekarang ini, untuk menghasilkan suatu lipatan mengagumkan berwujud origami bukan lagi
menjadi rahasia. ada banyak perhimpunan pecinta origami. Baik di Jepang, maupun luar Jepang.
Beberapa diantaranya membuat situs web yang dapat diakses siapa saja. Selain itu juga terdapat juga
pribadi-pribadi yang membuat web origami sendiri. Jadi setiap orang dapat belajar membuat origami
secara lebih mudah dengan panduan web yang mereka buat.
Manfaat Origami
- Melatih motorik halus pada anak sekaligus sebagai sarana bermain yang aman, murah,
menyenangkan dan kaya manfaat.
- Lewat origami anak belajar membuat mainannya sendiri, sehingga menciptakan kepuasan
dibanding dengan mainan yang sudah jadi dan dibeli di toko mainan.
- Membentuk sesuatu dari origami perlu melewati tahapan dan proses tahapan ini tak pelak
mengajari anak untuk tekun, sabar serta disiplin untuk mendapatkan bentuk yang diinginkan.
- Lewat origami anak juga diajarkan untuk menciptakan sesuatu, berkarya dan membentuk
model sehingga membantu anak memperluas ladang imajinasi mereka dengan bentukan
origami yang dihasilkan.
- Kebanggaan dan kepuasan sudah pasti. Terlebih lagi anak belajar menghargai dan
mengapresiasi karya lewat origami.
- Belajar membaca diagram/gambar, berpikir matematis serta perbandingan (proporsi) lewat
bentuk-bentuk yang dibuat melalui origami adalah salah satu keuntungan lain dari mempelajari
origami.
Selain manfaat-manfaat tadi, bermain origami juga melatih anak berkomunikasi,
mengungkapkan apa yang dipikirannya serta memberikan waktu bermain yang menyenangkan
bersama orangtua. Seperti mengkomunikasikan bentuk apa yang tercipta dari selembar kertas
yang dilipat atau anak akan berlatih bertanya kepada orangtua bila terganjal kesulitan di tengah
jalan.
CONTOH – CONTOH ORIGAMI