organization development
DESCRIPTION
Tugas akhir mata kuliah OD sebagai syarat kelulusan matkul.TRANSCRIPT
Tahapan Intervensi
Ketersediaan tenaga pengajar yang kurang pada Jurusan Manajemen
Universitas Brawijaya membuat adanya masalah mengenai standart dosen
yang ada pada organisasi tersebut. Hal tersebut dikarenakan kurang
terfokusnya kinerja seorang dosen untuk mengajar disebabkan tenaga
pengajar juga mempunyai tugas lain seperti pengabdian kepada masyarakat,
kegiatan manajerial Fakultas Ekonomi dan Bisnis, dll. Dari informasi yang
kami peroleh, para dosen yang mempunyai jabatan atau tugas untuk kegiatan
manajerial fakultas seharusnya mempunya jam terbang mengajar yang
disesuaikan dengan tugas manajerial yang mereka kerjakan. Namun, dalam
kenyataannya tenaga pengajar tetap dituntut untuk dapat membagi waktunya
untuk mengajar dan kegiatan diluar mengajar yang berhubungan dengan
fakultas karena hal tersebut yang menurut kami dapat mempengaruhi peforma
seorang dosen di kelas tidak maksimal. Masalah kouta mahasiswa yang
banyak juga berkaitan dalam hal ini karena tenaga pengajar yang tidak
sebanding pada Jurusan Manajemen. Jadwal padat dosen mengajar, kegiatan
manajerial fakultas hingga jumlah mahasiswa yang tidak sebanding dengan
tenaga pengajar yang akan berdampak terhadap performa tenaga pengajar
yang tidak maksimal.
Namun dengan mempertimbangkan kondisi internal yang ada, maka
kami tidak melakukan intervensi yang menggunakan pendekatan transformasi
organisasi yang radikal karena pada organisasi terdapat tenaga pengajar
senior dan muda yang mempunyai pemikiran berbeda dalam masalah jumlah
kouta mahasiswa yang banyak tetapi tenaga pengajar yang tidak sebanding
hingga berdampak pada kinerja yang diberikan pada Jurusan Manajemen.
Strategi Penggalian Data
Sehubungan dengan berbagai informasi yang dibutuhkan, tim konsultan
menggunakan beberapa metode dalam upaya penggalian data, yaitu:
1. Wawancara
Tim konsultan melakukan wawancara terhadap pihak-pihak terkait, yang
berhubungan langsung dengan divisi penjaminan mutu. Selain itu wawancara
juga ditujukan kepada pihak yang memiliki pengalaman dan menggeluti bidang
Organizational Development.
2. Observasi
Tim konsultan melakukan pengamatan langsung di lapangan. Pengamatan
dilakukan bukan dengan mengambil gambar namun dengan mendeskripsikan
keadaan di lapangan sesuai dengan pengamatan langsung tim konsultan.
Proses Wawancara
Wawancara dilakukan terhadap dua orang yang berbeda baik dari segi
jabatan, umur, maupun pengalaman. Dalam penelitian ini, tim konsultan tidak
menyebutkan nama narasumber melainkan hanya dengan menggunakan inisial,
yakni Bapak “Sd” dan Bapak “Di”. Penggunaan inisial ini bertujuan untuk
menjaga nama baik keduanya. Sebagai tambahan, Bapak “Sd” dikenal sebagai
dosen senior dan memiliki jabatan sebagai Ketua UJM (Unit Jaminan Mutu)
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya. Bapak
“Di” dikenal sebagai dosen muda berpengalaman yang memiliki jabatan Ketua
Program Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Brawijaya.
Wawancara pertama dilakukan terhadap Bapak “Sd”, menghasilkan
beberapa penjelasan terkait dengan permasalahan yang diangkat oleh tim
konsultan dari sudut pandang unit jaminan mutu. Bapak “Sd” selaku ketua UJM
Jurusan Manajemen mengungkapkan bahwa sebenarnya permasalahan bukan
terletak pada jumlah penerimaan mahasiswa baru yang berlebihan. Permasalahan
yang sebenarnya terletak pada ketersediaan fasilitas yang mana fasilitas dianggap
sebagai penunjang utama kegiatan operasional.
Selama ini fasilitas yang ada di lingkungan Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya dianggap kurang memadai.
Kurangnya pemeliharaan serta penambahan fasilitas baru dinilai menjadi
penyebab dosen serta mahasiswa menjadi tidak betah berlama-lama di kampus. Ini
menjadi kecemasan tersendiri bagi tim UJM karena dapat menurunkan reputasi
dan kualitas Jurusan Manajemen.
Fasilitas yang kurang memadai memberikan dampak yang kurang baik
terutama bagi mahasiswa. Mahasiswa yang awalnya diharapkan dapat
memberikan banyak kontribusi bagi jurusan ternyata kurang terealisasi. Suasana
yang bising dan panas membuat mahasiswa enggan berlama-lama di kampus
meskipun hanya untuk sekedar membaca buku atau bahkan membuat karya
ilmiah. Keadaan seperti ini pada akhirnya membentuk mindset (pola pikir)
mahasiswa, “Pergi ke kampus hanya untuk mengikuti kegiatan perkuliahan, saat
kegiatan perkuliahan selesai pulang ke rumah masing-masing atau mencari tempat
“tongkrongan” lain yang lebih nyaman”.
Pola pikir inilah yang saat ini mulai mendarah daging. Bapak “Sd”
berpendapat bahwa pola pikir seperti ini harus diubah karena dapat membuat
suasana kampus menjadi sepi dan mati. Pola pikir ini dapat diubah dengan
membenahi fasilitas sehingga mampu memberikan suasana yang nyaman bagi
mahasiswa dan pada akhirnya mereka betah berlama-lama di kampus.
Berbeda dengan informasi yang tim konsultan dapatkan dari narasumber
ke-2. Bapak “Di” mengemukakan bahwa penerapan kuliah jam ke-5 sebagai
dampak dari penerimaan mahasiswa baru yang berlebihan. Jumlah penerimaan
mahasiswa yang berlebih tidak diimbangi dengan panembahan tenaga pengajar
sehingga menghasilkan rasio yang cukup signifikan yakni 1:45. Padahal rasio
ideal antara dosen dengan mahasiswa yakni 1:25.
Fasilitas bukanlah faktor utama penyebab timbulnya permasalahan ini
karena fasilitas hanya sebagai penunjang kegiatan operasional. Akar permasalahan
sebenarnya terletak pada SDM (Sumber Daya Manusia) yang terlibat dalam
kegiatan operasional yakni dosen dan mahasiswa. Jika SDM dapat dibenahi, maka
fasilitas dapat menyesuaikan dengan sendirinya.
Proses Penolakan
Tim konsultan dapat mengidentifikasikan beberapa fokus penyebab
timbulnya permasalahan dari wawancara yang dilakukan terhadap dua narasumber
tersebut sebagai berikut:
1. Masalah ditimbulkan karena fasilitas yang kurang memadai.
2. Masalah ditimbulkan karena kualitas maupun kuantitas SDM.
Berdasarkan kedua fokus penyebab timbulnya permasalahan tersebut, tim
konsultan mengajukan beberapa solusi dengan harapan permasalahan dapat
selesai dan terpecahkan. Solusi yang ditawarkan oleh tim konsultan antara lain
sebagai berikut:
1. Pengurangan kuota penerimaan mahasiswa baru.
2. Membuat program percepatan kelulusan mahasiswa kurang dari 4 tahun.
3. Mengurangi jam terbang dosen.
4. Bimbingan dilakukan melalui media virtual.
Solusi yang tim konsultan tawarkan ternyata mendapatkan beberapa
penolakan. Beberapa alasan yang menjadi dasar penolakan dari kedua narasumber
tersebut kami sajikan dalam tabel berikut ini.
Solusi yang Ditawarkan Penolakan
(Ada/Tidak)
Pengurangan kuota penerimaan
mahasiswa baru
ADA
Tidak ada yang salah dengan kuota
penerimaan mahasiswa baru karena
semua masih berjalan dengan baik.
Banyaknya peminat yang ingin
melanjutkan pendidikan tinggi di
Jurusan Manajemen menandakan
bahwa jurusan ini memiliki kualitas
dan reputasi yang baik.
Membuat program percepatan
kelulusan mahasiswa kurang dari 4
tahun
TIDAK ADA
Mengurangi jam terbang dosen ADA
Tugas dosen bukan hanya mengajar,
namun juga pengabdian baik terhadap
negara, lembaga, maupun masyarakat.
Ketidakhadiran dosen di kelas bukan
berarti mereka sedang lari dari
tanggung jawab namun mereka
mengerjakan tanggung jawab yang
lainnya. Dapat dipastikan mengurangi
jam terbang dosen tidak dapat
dilakukan karena dianggap
menghambat pertumbuhan dan
perkembangan di dunia pendidikan.
Penambahan tenaga pengajar ADA
Penambahan tenaga pengajar mustahil
dilakukan karena lembaga terikat
dengan regulasi pemerintah. Pihak
jurusan tidak dapat melakukan
rekrutmen secara sepihak. Banyak
prosedur yang harus dijalani sesuai
dengan kebijakan/peraturan kampus
maupun pemerintah.
Hasil Wawancara dengan Bapak “Sd”.
Solusi yang Ditawarkan Penolakan
(Ada/Tidak)
Pengurangan kuota penerimaan
mahasiswa baru
TIDAK ADA
Membuat program percepatan
kelulusan mahasiswa kurang dari 4
tahun
ADA
Program percepatan kelulusan tidak
dapat menjamin kualitas skripsi
maupun lulusan. Selain itu, percepatan
kelulusan juga terkesan memaksa
mahasiswa untuk belajar dengan porsi
yang lebih banyak. Bertolak belakang
dengan fitrah manusia yang terlahir
dengan memiliki keterbatasan.
Sesuatu yang dipaksakan pada
akhirnya tidak akan memberikan hasil
yang baik.
Mengurangi jam terbang dosen TIDAK ADA
Penambahan tenaga pengajar TIDAK ADA
Penambahan tenaga pengajar harus
benar-benar dilakukan secara selektif.
Untuk menjamin kualitas tenaga
pengajar, perlu dilakukan proses job
enrichment sehingga tenaga pengajar
baru benar-benar siap untuk bertugas
tanpa merasa kebingungan.
Hasil Wawancara dengan Bapak “Di”.
Analisis Sementara
Tim konsultan memilih alasan yang paling rasional untuk menghindari
kesan mengada-ngada dalam proses analisis sementara permasalahan yang
sebenarnya terjadi. Berdasarkan hasil wawancara yang tim konsultan sajikan
dalam tabel di atas, tim berpendapat bahwa permasalahan terjadi karena kuota
penerimaan mahasiswa baru yang berlebihan. Keadaan ini dapat memicu
timbulnya masalah lain yang pada akhirnya akan semakin kompleks dan sulit
untuk diselesaikan.
Kuota penerimaan mahasiswa baru seharusnya disesuaikan dengan segala
kondisi yang terkait dengan kegiatan operasional. Kondisi tersebut antara lain
yakni fasilitas yang tersedia (lahan parkir, ruang kelas, dan fasilitas penunjang
lainnya) dan yang paling penting jumlah tenaga pengajar yang tersedia. Pimpinan
dan staf dianggap secara sengaja memberikan pelayanan yang tidak optimal.