optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

77
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i OPTIMASI WAKTU DAN BIAYA DENGAN METODE CRASH (Studi Kasus : Proyek Pemeliharaan Gedung Dan Bangunan Rumah Sakit Orthopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta) TIME AND COST OPTIMITATION USING CRASH METHOD (Case Study : Project of Structure and Building Maintenance of Orthopedic Prof.Dr. R. Soeharso Surakarta Hospital) SKRIPSI Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta Disusun Oleh: ERMIS VERA IRAMUTYN I 0106065 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: duongkien

Post on 13-Jan-2017

245 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

OPTIMASI WAKTU DAN BIAYA DENGAN METODE CRASH (Studi Kasus : Proyek Pemeliharaan Gedung Dan Bangunan Rumah Sakit

Orthopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta)

TIME AND COST OPTIMITATION USING CRASH METHOD

(Case Study : Project of Structure and Building Maintenance of Orthopedic Prof.Dr. R. Soeharso Surakarta Hospital)

SKRIPSI

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Disusun Oleh:

ERMIS VERA IRAMUTYN

I 0106065

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

OPTIMASI WAKTU dan BIAYA dengan METODE CRASH (Studi Kasus : Proyek Pemeliharaan Gedung Dan Bangunan Rumah Sakit

Orthopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta)

TIME AND COST OPTIMITATION USING CRASH METHOD

(Case Study : Project of Structure and Building Maintenance of Orthopedic Prof.Dr. R. Soeharso Surakarta Hospital)

SKRIPSI

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Disusun Oleh:

ERMIS VERA IRAMUTYN I 0106065

Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Pendadaran Fakultas

Teknik Universitas Sebelas Maret

Persetujuan:

Dosen Pembimbing I

Ir. Delan Soeharto, MT NIP 19481210 198702 1 001

Dosen Pembimbing II

Ir. Adi Yusuf Muttaqien, MT NIP 19581127 198803 1 001

Page 3: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

HALAMAN PENGESAHAN

OPTIMASI WAKTU dan BIAYA dengan METODE CRASH (Studi Kasus : Proyek Pemeliharaan Gedung Dan Bangunan Rumah Sakit

Orthopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta)

TIME AND COST OPTIMITATION USING CRASH METHOD

(Case Study : Project of Structure and Building Maintenance of Orthopedic Prof.Dr. R. Soeharso Surakarta Hospital)

Disusun Oleh:

ERMIS VERA IRAMUTYN

I 0106065

Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Pendadaran Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret pada hari :

Susunan Tim Penguji: 1. Ir. Delan Soeharto, MT (......................................................)

NIP 19481210 198702 1 001

2. Ir. Adi Yusuf Muttaqien, MT (......................................................) NIP 19581127 198803 1 001

3. Fajar Sri Handayani, ST, MT ( ..................................................... ) NIP 19750922 199903 2 001

4. Ir. Suyatno K, MT ( ..................................................... ) NIP 19481130 198010 1 001

Mengetahui,

a.n. Dekan Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret

Pembantu Dekan I

Ir. Noegroho Djarwanti, MT. NIP. 19561112 198403 2 007

Mengesahkan,

Ketua Jurusan Teknik Sipil

Ir. Bambang Santosa, MT NIP. 19590823 198601 1 001

Page 4: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

MOTTO

بسم اهللا الرحمن الرحیم

وإذا قیل انشزوا فا نشزوا یرفع اهللا الذین ءامنوا منكم والذین أوتواالعلم درجت

]11واهللا بما تعملون خبیر[المجادلة:

“Dan apabila dikatakan : “ Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Alloh akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Alloh Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.(Al-Mujadilah : 11)

ا سھل اهللا لھ بھ طریقا إلى الجنة.[ رواه األیمام من سلك طریقا یلتمس فیھ علم مسلم]

“Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Alloh akan mudahkan baginya, dengan hal itu jalan menuju surga.”(Al-Imam Muslim)

لتعلم [زواه األیمام البخاري] من یرد اهللا بھ خیرا یفقھھ في الدین وإنما العلم با

“Barang siapa yang Alloh inginkan kebaikan padanya, maka Dia akan memahamkannya dalam agama dan sesungguhnya ilmu itu diperoleh dengan belajar”(Al-Imam Al-Bukhori)

PERSEMBAHAN

Karya kecil ini kupersembahkan untuk :

Keluargaku, sahabatku, dan orang – orang yang telah mengasihiku...

Page 5: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

Ucapan Terima Kasih

بسم اهللا الرحمن الرحیم

Legaaaaaaaaaa...!!! setelah menempuh perjalanan kuliah hingga ditutup oleh skripsi yang maha indah tapi menggemaskan. Dengan ini, saya

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Allah SWT... yang tak henti-hentinya mengasihiku di setiap helaan nafasku... membimbingku... melindungiku...

2. Ibu, ibu, ibu : “ ibu terima kasih atas doa dan cinta yang begitu tulus buat vera selama ini.... Maaf nggeh kalo vera sering buat ibu marah dan jengkel...” ;-)

3. Bapak : “ bapaaaaak, veraaa sayaaaang banget sama bapak... Terima kasih sudah bersusah payah banting tulang mencari nafkah demi kami. Insya Allah ilmu dan kesempatan yang bapak bekalkan untuk vera akan selalu berguna.. amin..”

4. Bulek Warni tersayaaang... “my sexy aunty”... Buleeek hanya tiga kata yang akan aku ucap “mmuuuuah...mmmuuuuah...mmmuuuuah...”

5. Dua setan kecil ( Yepo_ol dan Kiyoem) adik-adikku yang cantiq yang selalu mengisi hari-hariku dengan keributan kecil tapi menyenangkan... mbak vera sayaaang kaliaan..

6. Dua keponakan kecilku ( Shereen n’ Bayu )... foto-foto dan video lucu kalian dah biqin tante ketawa kalo suntuk lembur malam hari...

7. Bapak Ibu Dosen Sipil yang telah sabar membimbing saya dalam belajar

8. Bapak Agus ( tentor LPP Kopma ), terimaa kasiiih Pak atas ilmu ms. Project yang telah diajarkan, ... Maaf karena skripsi, ujian yang bapak berikan belum saya sentuh sama sekali...

9. Sahabat-sahabatku ( Vivi, Prima, Dina, Yan, Anindityo, Mas Fajar, Alve, Mb.Tyas, Mb.Dina )... Terima kasih atas support yang tak henti-henti... senyum, canda, gelak tawa, mewek, nggrundel, anyel, sebel, kesel, seneng, sedih...semua yang telah dirasakan bersama...semoga semakin mempererat kita menjadi saudara. Amiiiiiin....

10. Mbak Sum, ehehehhe... makasiiih yaa mbak sum sudah mau direpoti tiap saat, setiap habis ketemu kamu, aku pasti tenaaang,.... makasiih sudaah sabar ngajarin aku yang bebelnyaa minta ampuun...;-)

11. Adi ( Undip ), hmmm,,, maturnuwuuun yaa Di dah mau diajak muter-muter nyari referensi skripsi... sudah mau direpotin, dibuat capek ma aku...hehehehe...tak kan kulupa kebaikanmuuuu...;-)

Page 6: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

12. Mas Topo, matur nuwuun Mas Topo sampun mengijinkan saya memakai data rahasia proyek.. ;-).... Kalau gak ketemu Mas Topo mungkin sekarang skripsinyaaa beluum selesai..

13. Teman-teman se-Sipil 06, Woooooooooooy bro n sista, 4 tahun kebersamaan kita, tak kan begitu saja kulupakan!!! ;-)

14. Mas Busur n’ Mas Tri Haryadi, makasiiih sudah mau bantu cari data proyek... tapi ngapunten gak jadi saya pakai mas... lha terlalu banyak...ehehehehe...;-P

15. Mas Valentino Radit, makasiiiiiiiih maaas sudah mau direpotin nunut ngeprint kalo printku lagi mutunk...weweewewew... ;-)

16. Kompi, Leppi n’ printi ku, meskipuuun kalian kadang ngadat ngadat gak tau aturan, waktu dan tempat...tapi makasiiiiiiiih yaaa berkat kalian skripsiku berwujud buku... muach...muach..muuaccch...

17. Semua pihak yang telah membantu yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu...terima kasiiih doa, dukungan dan bala bantuannyaaa... ehehehe...

Page 7: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRAK

Iramutyn Ermis Vera, 2010, OPTIMASI WAKTU DAN BIAYA DENGAN

METODE CRASH, Skripsi, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,

Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Waktu dan biaya sangat berpengaruh terhadap keberhasilan dan kegagalan suatu proyek. Tolak ukur keberhasilan proyek biasanya dilihat dari waktu penyelesaian yang singkat dengan biaya yang minimal tanpa meninggalkan mutu hasil pekerjaan. Oleh karena itu usaha untuk mengoptimasikan waktu dan biaya sangat penting dalam perencanaan suatu proyek. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengoptimasi waktu dan biaya yaitu dengan metode crash. Crashing adalah suatu proses yang disengaja, sistematis dan analitik dengan cara melakukan pengujian dengan mempercepat semua kegiatan dalam suatu proyek yang dipusatkan pada kegiatan yang berada pada jalur kritis. Pada penelitian ini, optimasi waktu dan biaya dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Project 2007. Dengan menginputkan data hasil penelitian ke dalam program, maka Microsoft Project ini akan melakukan kalkulasi secara otomatis sesuai dengan rumus-rumus kalkulasi yang telah dibuat oleh program ini sehingga perhitungan akan lebih cepat dan akurat. Hasil penelitian yang dilakukan pada Proyek Pemeliharaan Gedung Dan Bangunan Rumah Sakit Orthopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta menunjukkan bahwa percepatan yang dilakukan menyebabkan berkurangnya biaya tidak langsung dan menurunnya pengeluaran biaya total proyek. Dari hasil perhitungan diperoleh waktu penyelesaian proyek optimum yaitu 49 hari kerja (57 hari kalender) dengan biaya total proyek sebesar Rp.501.269.374,29. Sedangkan, waktu penyelesaian normal 74 hari kerja (90 hari kalender) dengan biaya total proyek Rp.516.188.297,49. Jadi terjadi pengurangan durasi selama 25 hari dan penghematan biaya sebesar Rp.14.918.923,20 Kata Kunci : Optimasi, Percepatan, Metode Crash, Biaya Optimum

Page 8: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

ABSTRACT

Iramutyn Ermis Vera, 2010. TIME AND COST OPTIMIZATION USING

CRASH METHOD. Thesis, Civil Engineering Department, Engineering

Faculty, Sebelas Maret University, Surakarta.

Time and cost highly affect the successfulness and failure of a project. The parameter of project successfulness is usually viewed from the short completion time and minimum cost without abandoning the quality of work product. For that reason the attempt of optimizing time and cost is very important in planning a project. One of way used for optimizing time and cost is cras method. Crashing is an intentionally, systematic and analytic process by conducting the examination by accelerating all activities in a project concentrated on the activity in critical path. In this research, the time and cost optimization was done using Microsoft Project program of 2007. By entering the relevant data to the program, this Microsoft project will calculate automatically corresponding to the calculation formulas developed by the program so that the calculation will proceed more precisely and accurately. The result of data analysis in the Project of Structure and Building Maintenance of Orthopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta hospital shows that the acceleration conducted results in the decreased indirect cost and the decrease in the project’s total expense. From the result of calculation, it is obtained that the optimum project completion time is 49 days (57 calendar days) with total expense of project of Rp. 501,269,374.29. Meanwhile, the normal completion time is 74 days (70 calendar days) with total expense of project of Rp. 516,188,297.49. So that, there is a decrease in duration of 25 days and there is cost saving of Rp. 14,918,923.20 Keywords: optimization, acceleration, crash method, optimum cost.

Page 9: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Segala puji dan Syukur kehadirat Allah SWT, penulis panjatkan atas nikmat,

rahmat dan ridhoNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“ Optimasi Waktu dan Biaya dengan Metode Crash ” . Skripsi yang penulis

susun merupakan salah satu syarat memperoleh gelar sarjana teknik pada jurusan

teknik sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih atas segala bantuan

yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan

Skripsi, yaitu kepada:

1. Ir. Mukahar, MSCE, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

2. Ir. Bambang Santosa, MT, selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ir. Djumari, MT, selaku Sekretaris Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas Sebelas Maret

4. Djoko Sarwono ST. MT selaku Pembimbing Akademik yang selalu

memberikan masukan dan arahan kepada penyusun.

5. Ir. Delan Soeharto, MT selaku Dosen Pembimbing Skripsi I dan Ir. Adi

Yusuf Muttaqien, MT selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang selalu

memberikan arahan dan bimbingan kepada penyusun dalam penyelesaian

laporan ini.

6. Tim penguji pendadaran skripsi Jurusan Teknik Sipil UNS.

7. Seluruh staff dan karyawan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas Sebelas Maret.

8. Bapak Agus selaku tentor Ms.Project LPP Kopma

9. PT. Mumpuni ( Bapak Topo dan Bapak Qadar ) selaku kontraktor Proyek

Pembangunan Gedung Parkir Roda Dua Bertingkat 4 Lantai UMS.

10. Teman-teman seperjuangan angkatan 2006 yang selalu mendukung.

Page 10: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

11. Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan skripsi hingga

selesai.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Skripsi ini masih banyak kesalahan.

Kritik dan saran yang bersifat membangun selalu penulis terima. Meskipun

demikian, semoga Skripsi ini mampu menjadi tambahan kekayaan ilmu dan

wacana bagi penulis pada khususnya dan bagi keluarga besar Teknik Sipil

Universitas Sebelas Maret pada umumnya serta pihak lain yang membutuhkan.

Surakarta, Desember 2010

Penyusun

Page 11: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PERSETUJUAN ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

MOTTO iv

PERSEMBAHAN iv

UCAPAN TERIMA KASIH v

ABSTRAK vii

ABSTRACT viii

KATA PENGANTAR ix

DAFTAR ISI xi

DAFTAR GAMBAR xiv

DAFTAR TABEL xv

DAFTAR GRAFIK xvi

BAB 1 PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Rumusan Masalah 2

1.3. Batasan Masalah 2

1.4. Tujuan Penelitian 2

1.5. Manfaat Penelitian 3

BAB 2 LANDASAN TEORI 4

2.1. Tinjauan Pustaka 4

2.2. Landasan Teori 5

Page 12: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

2.2.1. Proyek 5

2.2.2. Network Planning 7

2.2.2.1 Penyusunan Diagram Network CPM 8

2.2.2.2 Kegiatan Semu (Dummy Activity) 9

2.2.2.3 Peristiwa Paling Awal dan

Peristiwa Paling Akhir 11

2.2.2.4 Float Total, Float Bebas dan

Float Interferen 13

2.2.2.5 Jalur Kritis 14

2.3 Optimasi Waktu dan Biaya 15

2.3.1 Pengelolaan Waktu/ Jadwal 15

2.3.2 Mempercepat Pelaksanaan Proyek 16

2.3.3 Produktivitas 19

2.3.4 Analisa Time Cost Trade Off 20

2.3.5 Biaya Langsung dan Tidak Langsung 23

2.3.6 Ringkasan Prosedur Memepersingkat Waktu 25

2.3.6 Microsoft Project 2007 26

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 30

3.1. Metode Penelitian 30

3.2. Pengumpulan Data 30

3.3. Analisis Data 31

3.4. Tahap dan Prosedur Penelitian 33

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 37

4.1. Analisis Data 37

4.1.1. Menyusun Rencana Jadwal dan

Biaya Proyek (Baseline) 37

4.1.2. Optimalisasi Dengan (Actual Overtime Work) 43

4.2. Pembahasan 46

4.2.1. Percepatan Proyek (Crash Program) 46

4.2.2. Tahap-Tahap Percepatan 47

4.2.2.1 Kondisi Normal 47

Page 13: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

4.2.2.2 Kompresi Tahap 1 52

4.2.2.3 Kompresi Tahap 2 53

4.2.2.4 Kompresi Tahap 3 54

4.2.2.5 Kompresi Tahap 4 54

4.2.3. Perubahan Biaya Proyek 57

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 61

5.1. Kesimpulan 61

5.2. Saran 61

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Hubungan Triple Constrain 7

Gambar 2.2. Simbol Jaringan Kerja CPM 9

Gambar 2.3. Kegiatan semu (Dummy Activity) A 9

Gambar 2.4. Kegiatan semu (dummy activity) B 10

Gambar 2.5. Diagram Tangga (ladder diagram) 10

Gambar 2.6. EET dan LET suatu kegiatan 11

Gambar 2.7. Titik normal TPD dan TDT 18

Gambar 2.8. Network Diagram Kegiatan Proyek 23

Gambar 2.9. Tampilan layar Gantt Chart View 27

Gambar 2.10. FS (Finish to Start) 28

Gambar 2.11. FF (Finish to Finish) 28

Gambar 2.12. SS (Start to Start) 28

Gambar 2.13. SF (Start to Finish) 28

Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian 35

Gambar 4.1. Memasukkan Tanggal Dimulainya Proyek 38

Gambar 4.2. Penyusunan Pekerjaan (Task) 39

Gambar 4.3. Menyusun Kalender Kerja 39

Gambar 4.4. Pengisian Total Biaya 40

Gambar 4.5. Pengisian Biaya Tidak Langsung Pada Resources Sheet 41

Gambar 4.6. Pengisian Biaya Tidak Langsung Pada Gantt Chart 42

Gambar 4.7. Penyimpanan Sebagai Baseline 42

Gambar 4.8. Gantt Chart View (atas) dan Task Usage (bawah). 43

Gambar 4.9. Langkah Tracking 44

Gambar 4.10. Input Durasi Lembur pada Microsoft Project 46

Page 15: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Penambahan Jam Kerja (Lembur) Kondisi Normal 47

Tabel 4.2 Penambahan Tenaga Kerja Kondisi Normal 48

Tabel 4.3. Perhitungan Crashing dari Kondisi Normal 51

Tabel 4.4 Penambahan Jam Kerja (Lembur) Tahap 1 52

Tabel 4.5 Penambahan Jam Kerja (Lembur) Tahap 2 53

Tabel 4.6 Penambahan Jam Kerja (Lembur) Tahap 3 54

Tabel 4.7 Perhitungan Kebutuhan Jam Lembur dan

Biaya yang Diakibatkan Crashing Tahap 1 55

Tabel 4.8 Perhitungan Kebutuhan Jam Lembur dan

Biaya yang Diakibatkan Crashing Tahap 2 55

Tabel 4.9 Perhitungan Kebutuhan Jam Lembur dan

Biaya yang Diakibatkan Crashing Tahap 3 55

Tabel 4.10 Perubahan Biaya Total Proyek ( Total Cost ) 57

Tabel 4.11 Perubahan Biaya Tidak Langsung ( Indirect Cost ) 58

Tabel 4.12 Perubahan Biaya Langsung ( Direct Cost ) 58

Page 16: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR GRAFIK

Grafik 2.1 Indikasi Menurunnya Produktivitas Karena Kerja Lembur 19

Grafik 2.2 Hubungan Waktu-Biaya Normal dan Dipersingkat Untuk Satu

Kegiatan 21

Grafik 2.3 Hubungan Antara Waktu Dan Biaya Pengerjaan Proyek. 25

Grafik 4.1 Grafik Hubungan Antara Waktu dan Biaya Pengerjaan Proyek 59

Page 17: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dua serangkaian ungkapan asing “ doing the right things (efficient)” dan” doing

things right (effective)” merupakan pedoman untuk melakukan suatu kegiatan.

Pada era globalisasi, persaingan antar penyedia jasa khususnya jasa konstruksi

sangat ketat, maka hanya mereka yang bekerja dengan pedoman di atas yang akan

memenangkan persaingan dan merebut pasaran, dan selanjutnya akan meraih

keuntungan yang besar.

Waktu dan biaya sangat berpengaruh terhadap keberhasilan dan kegagalan suatu

proyek. Tolak ukur keberhasilan proyek biasanya dilihat dari waktu penyelesaian

yang singkat dengan biaya yang minimal tanpa meninggalkan mutu hasil

pekerjaan. Oleh karena itu usaha untuk mengoptimasikan waktu dan biaya sangat

penting dalam perencanaan suatu proyek.

Biaya dan waktu pelaksanaan proyek yang optimal penting untuk diketahui dalam

perencanaan proyek konstruksi. Hal yang harus dilakukan dalam optimasi biaya

dan waktu adalah membuat jaringan kerja proyek (network), mencari kegiatan-

kegiatan yang kritis dan menghitung durasi proyek. Metode yang dipakai untuk

mencari biaya dan waktu yang optimal adalah metode crash, dengan cara

mempercepat durasi kegiatan-kegiatan yang terletak pada jalur kritis yang

mempunyai cost slope terendah, kemudian menghitung perubahan biaya proyek

yang terjadi karena percepatan. Cara ini dilakukan terus-menerus hingga jaringan

kerja yang ada jalur kritisnya mencapai kondisi jenuh, yang artinya pada lintasan

kritis sudah tidak mungkin lagi dilakukan pengurangan waktu pelaksanaan (titik

optimal).

Penelitian ini membahas optimasi biaya dan waktu pada proyek konstruksi dengan

metode crash. Dalam hal ini kemudian dilakukan perbandingan antara waktu dan

biaya proyek sebelum dan sesudah crashing.

Page 18: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

1.1 Rumusan Masalah

Agar penelitian ini memiliki suatu kejelasan dalam pengerjaannya, maka penulis

menyimpulkan rumusan masalah antara lain :

1. Berapa durasi (waktu) optimum pelaksanaan proyek

2. Berapa besar selisih perbandingan waktu dan biaya proyek sebelum dan

sesudah crashing?

1.3 Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih mengarah pada latar belakang dan pemasalahan yang

telah dirumuskan maka penulis membuat batasan-batasan masalah guna

membatasi ruang lingkup penelitian, antara lain :

1. Pengambilan data berasal dari Proyek Pemeliharaan Gedung Dan Bangunan

Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta.

2. Hari kerja yang berlangsung dalam pelaksanaan proyek adalah Senin-

Minggu, dengan jam kerja berkisar 08.00-16.00 WIB dengan waktu istirahat

pada 12.00-13.00 WIB dan maksimum jam lembur yang diperkenankan

selama 4 jam

3. Perhitungan RAB (Rencana Anggaran Biaya) Penawaran.

4. Pengoptimasian waktu dan biaya dengan metode crash dan dilakukan pada

pekerjaan yang sedang berlangsung selama penelitian.

5. Diagram network CPM (Critical Path Method)

6. Perhitungan crash duration pada penelitian ini menggunakan alternatif yaitu

penambahan jam kerja (lembur) dan penambahan jumlah tenaga kerja pada

lintasan kritis diagram network.

7. Diasumsikan kondisi lingkungan proyek dan cuaca selama pelaksanaan

proyek mendukung (cuaca baik : tidak hujan).

8. Penggunaa Microsoft Project dalam melakukan pengujian crash.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun maksud dan tujuan dilakukannya penelitian ini adalah :

1. Menentukan durasi (waktu) optimum pelaksanaan proyek.

2. Membandingkan waktu dan biaya proyek sebelum dan sesudah crashing.

Page 19: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi perusahaan dalam

mengambil keputusan yang berkaitan dengan kebijaksanaan pelaksanaan

proyek.

2. Sebagai bahan acuan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya

dalam ilmu manajemen operasional dan dapat digunakan sebagai bahan

kajian untuk penelitian yang akan datang.

3. Memperdalam pengetahuan tentang ilmu manajemen khususnya dalam hal

optimasi waktu dan biaya

4. Mempercepat pelaksanaan proyek.

5. Memberikan gambaran dan tambahan pengetahuan tentang penggunaan

Microsoft project dalam pengendalian proyek.

Page 20: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

BAB 2

STUDI PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

Aryo Andri Nugroho, 2007 melakukan penelitian dengan mengambil data time

shedule dari PT Munica Pratama Group yang menangani pembangunan gedung

Stasiun Karantina Ikan Kelas 1 Tanjung Mas Semarang. Dari data dapat dihitung

lintasan kritisnya dengan menggunakan metode PERT-CPM dan program Excel

melalui tahap-tahap penyelesaiannya yaitu menyusun rencana kegiatan, menyusun

network, menentukan perhitungan maju dan mundur, menentukan perhitungan

kelonggaran waktu dan pada Program Excel tahap-tahap penyelesaiannya yaitu

menyusun rencana kegiatan, menyusun network, menyusun model matematika

dan mengaplikasikan model matematika tersebut ke dalam program Excel. Hasil

perhitungan penjadwalan proyek pembangunan Gedung Stasiun Karantina Ikan

Kelas 1 Tanjung Mas Semarang dengan Metode PERT-CPM dan Excel

membutuhkan waktu 144 hari dengan biaya Rp.606.360.753,00 sedangkan

perhitungan yang dilakukan PT Munica Pratama Group membutuhkan waktu 150

hari dengan biaya Rp.616.634.000,00 sehingga dapat menghemat waktu 6 hari

dan biaya sebesar Rp.10.273.247,00.

Selain itu, Dewa Ketut Sudarsana, 2008 mendapatkan waktu optimum pelaksanaan

proyek selama 316 dari durasi normal 360 hari dengan biaya minimal sebesar

Rp.13.358.425.131,28 yang artinya lebih kecil 0.55 % dari biaya proyek sesuai

kontrak.

Sedangkan, menurut Feriati Damika, 2009 proyek dengan durasi normal 321 hari

dapat dipercepat selama 17 hari. Biaya percepatan yang diperlukan sebesar Rp.

3.889.834,00 dan biaya total proyek sebesar Rp. 6.449.443.060,43. Jika jadwal

operasional dipercepat 17 hari pendapatan tambahan yang diperoleh sebesar Rp.

61.604.089,15, yang berarti lebih besar dibanding biaya percepatan yang

dibutuhkan.

Page 21: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Data di atas menunjukkan bahwa langkah percepatan waktu penyelesaian suatu

proyek tidak selalu berakibat pada peningkatan biaya total proyek, karena waktu

yang ditetapkan dalam kontrak belum tentu waktu optimal.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Proyek

Proyek adalah kegiatan sekali lewat dengan waktu dan sumber daya terbatas untuk

mencapai hasil akhir yang telah ditentukan. Menurut Iman Soeharto, 1996: Proyek

mempunyai ciri pokok sebagai berikut:

1. Bertujuan menghasilkan lingkup (deliverable) tertentu berupa produk akhir

atau hasil kerja akhir.

2. Dalam proses mewujudkan lingkup di atas, ditentukan jumlah biaya, jadwal

serta kriteria mutu.

3. Bersifat sementara, dalam arti umurnya dibatasi oleh selesainya tugas. Titik

awal dan titik akhir ditentukan dengan jelas.

4. Nonrutin, tidak berulang-ulang. Macam dan intensitas kegiatan berubah

sepanjang proyek berlangsung.

Proyek mempunyai tiga karakteristik yang dapat dipandang secara tiga dimensi.

Tiga karakteristik tersebut adalah :

1. Bersifat unik

Keunikan dari proyek konstruksi adalah : tidak pernah terjadi rangkaian

kegiatan yang sama persis (tidak ada proyek yang identik, yang ada adalah

proyek yang sejenis), proyek bersifat sementara, dan selalu terlibat grup

pekerja yang berbeda-beda.

2. Dibutuhkan sumber daya (resource)

Setiap proyek membutuhkan sumber daya, yaitu pekerja, uang, mesin, metode

dan material. Dalam kenyataannya, mengorganisasikan pekerja lebih sulit

daripada sumber daya lainnya.

Page 22: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

3. Organisasi

Setiap organisasi mempunyai keragaman tujuan dimana didalamnya terlibat

sejumlah individu dengan keahlian yang bervariasi, perbedaan ketertarikan,

kepribadian yang bervariasi, dan ketidakpastian. Langkah awal yang harus

dilakukan adalah menyusun visi menjadi satu tujuan yang telah ditetapkan

oleh organisasi. (Wulfram I. Ervianto; 2002:9)

Dalam proses mencapai tujuan ada batasan yang harus dipenuhi yaitu besar biaya

(anggaran) yang dialokasikan, jadwal, serta mutu yang harus dipenuhi. Ketiga hal

tersebut merupakan parameter penting bagi penyelenggara proyek yang sering

diasosiasikan sebagai sasaran proyek. Ketiga batasan diatas disebut tiga kendala

(triple constrain) yaitu:

1. Anggaran

Proyek harus diselesaikan dengan biaya yang tidak boleh melebihi anggaran.

Untuk proyek-proyek yang melibatkan dana dalam jumlah besar dan jadwal

pengerjaan bertahun-tahun, anggarannya tidak hanya ditentukan dalam total

proyek, tetapi dpecah atas komponen-komponennya atau perperiode tertentu

yang jumlahnya disesuaikan dengan keperluan. Dengan demikian,

penyelesaian bagian-bagian proyek harus memenuhi sasaran anggaran per

periode.

2. Jadwal

Proyek harus dikerjakan sesuai dengan kurun waktu dan tanggal akhir yang

telah ditentukan. Bila hasil akhir adalah produk baru, maka penyerahannya

tidak boleh melewati batas waktu tyang telah ditentukan.

3. Mutu

Produk atau hasil kegiatan harus memenuhi spesifikasi dan kriteria yang

dipersyaratkan. Jadi, memnuhi persyaratan mutu berarti mampu memenuhi

tugas yang dimaksudkan atau sering disebut sebagai fit for the intended use.

Page 23: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Biaya

Waktu Mutu

Gambar 2.1 Hubungan Triple Constrain (Iman Soeharto; 1997:3)

Ketiga batasan pada Gambar 2.1 bersifat tarik-menarik. Artinya, jika ingin

meningkatkan kinerja produk yang telah disepakati dalam kontrak, maka

umumnya harus diikuti dengan meningkatkan mutu. Hal ini selanjutnya berakibat

pada naiknya biaya sehingga melebihi anggaran. Sebaliknya, bila ingin menekan

biaya, maka biasanya harus berkompromi dengan mutu dan jadwal.

Agar sasaran proyek dapat dicapai maka sangatlah penting untuk menyusun

jadwal masing-masing parameter tersebut dengan baik dan teliti. Penyusunan

jadwal proyek dapat dilakukan dengan network planning untuk memudahkan

pemantauan pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

2.2.2 Network Planning

Suatu kegiatan yang merupakan rangkaian penyelesaian pekerjaan haruslah

direncanakan dengan sebaik-baiknya. Sedapat mungkin semua kegiatan atau

aktivitas dalam perusahaan dapat diselesaikan dengan efisien. Semua aktivitas

tersebut diusahakan untuk dapat selesai dengan cepat sesuai dengan yang

diharapkan serta terintegrasi dengan aktivitas yang lainnya.

Network planning adalah gambaran kejadian-kejadian dan kegiatan yang

diharapkan akan terjadi dan dibuat secara kronologis serta dengan kaitan yang

logis dan berhubungan antara sebuah kejadian atau kegiatan dengan yang lainnya.

(Ari Kusnadi: dari berbagai sumber). Dengan adanya Network, manajemen dapat

menyusun perencanaan penyelesaian proyek dengan waktu dan biaya yang paling

efisien.

Page 24: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Ahyari (1986: 457) menyatakan pada prinsipnya network planning digunakan

untuk merencanakan penyelesaian berbagai macam pekerjaan, dengan

menggunakan network sebagai alat perencanaan dapatlah disusun perencanaan

yang baik serta dapat diadakan realokasi tenaga kerja. Adapun keuntungan

menggunakan analisis network adalah sebagai berikut :

1. Mengorganisir data dan informasi secara sistematis.

2. Penentuan urutan pekerjaan.

3. Dapat menemukan pekerjaan yang dapat ditunda tanpa menyebabkan

terlambatnya penyelesaian proyek secara keseluruhan sehingga dari

pekerjaan tersebut dapat dihemat tenaga, waktu dan biaya.

4. Dapat menentukan pekerjaan-pekerjaan yang harus segera diselesaikan tepat

pada waktunya, karena penundaan pekerjaan tersebut dapat mengakibatkan

tertundanya penyelesaian secara keseluruhan.

5. Dapat segera mengambil keputusan apabila jangka waktu kontrak tidak sama

dengan jangka waktu penyelesaian proyek secara normal.

6. Dapat segera menentukan pekerjaan-pekerjaan mana yang harus dikerjakan

dengan lembur, atau pekerjaan mana yang harus di sub-kontrak-kan agar

penyelesaian proyek secara keseluruhan dapat sesuai dengan permintaan

konsumen.

Dari berbagai keuntungan penggunaan Network sebagai perencanaan tersebut,

maka jelaslah bahwa Network sangat membantu manajemen untuk menyusun

perencanaan.

2.2.2.1 Penyusunan Diagram Network CPM (Critical Path Method)

Critical Path Method adalah metode yang berorientasi pada waktu yang mengarah

pada penentuan jadwal dan estimasi waktunya bersifat deterministic atau pasti.

CPM dapat dipakai untuk mengontrol koordinasi berbagai kegiatan dalam suatu

pekerjaan sehingga proyek dapat diselesaikan dalam jangka waktu yang tepat dan

dapat membantu perusahaan dalam mengadakan perencanaan dan pengendalian

proyek dengan waktu dan biaya yang lebih efisien.

Dalam jaringan kerja jenis ini, kegiatan digambarkan sebagai anak panah yang

menghubungkan dua lingkaran yang mewakili dua peristiwa (event), yaitu

Page 25: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

peristiwa I dan peristiwa j. Nama dan durasi kegiatan ditulis di atas dan di bawah

anak panah. Ekor anak panah (titik i) sebagai awal kegiatan dan ujung panah (titik

j) sebagai akhir kegiatan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Simbol Jaringan Kerja CPM

Keterangan Gambar 2.2.

(Teguh Yuda Kusuma 2008 : 5)

2.2.2.2 Kegiatan Semu (Dummy Activity)

Kegiatan semu ini merupakan kegiatan yang sebetulnya tidak ada atau fiktif,

sehingga tidak memerlukan durasi (durasi = 0). Kegiatan ini digambarkan sebagai

garis terputus dan diperlukan jika :

· Dua kegiatan atau lebih didahului oleh satu atau lebih kegiatan yang sama,

maka dummy diperlukan untuk menghubungkan kegiatan-kegiatan tersebut.

Gambar 2.3 Kegiatan semu (Dummy Activity) A

Gambar 2.3 menerangkan bahwa kegiatan C didahului oleh kegiatan A dan B,

sedangkan kegiatan B juga merupakan kegiatan yang mendahului D. Maka

A

Dummy

D B

C

I J kegiatan

durasi

Even (node) terdahulu

Even (node) Berikutnya

= Simbol peristiwa/ even

= Simbol kegiatan / activity

= Simbol kegiatan semu / dummy

Page 26: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

kegiatan C baru dapat dimulai setelah kegiatan A dan B selesai, sedangkan

kegiatan D dapat dimulai setelah kegiatn B selesai. Kegiatan D tidak

tergantung pada kegiatan A.

· Dua atau lebih kegiatan didahului dan diikuti oleh kegiatan yang sama, maka

dummy dibutuhkan untuk menghubungkan kedua kegiatan tersebut. Terlihat

pada Gambar 2.4, kegiatan B dan C didahului dan diikuti oleh kegiatan yang

sama, yaitu kegiatan A dan D.

A B D

Gambar 2.4 Kegiatan semu (dummy activity) B

· Digunakan untuk menggambarkan diagram tangga (ladder diagram). Diagram

tangga adalah jaringan kerja yang menggambarkan kegiatan-kegiatan yang

dapat dipecah menjadi beberapa sub-kegiatan. Maksud dan dipecahnya

kegiatan ini adalah untuk memungkinkan suatu kegiatan yang belum selesai

100% sudah dapat diikuti oleh kegiatan berikutnya. Misal dalam

pembangunan sebuah rumah, pekerjaan pondasi lajur sudah bias dimulai tanpa

menunggu pekerjaan galian tanah selesai 100%, demikian pula pekerjaan

tembok bisa dimulai walau pondasi belum selesai 100%. ladder diagram

dapat dilihat pada Gambar 2.5.

Gambar 2.5 Diagram Tangga (ladder diagram)

A1 A2 A3

B1 B2 B3

C1 C2 C3

C

Page 27: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Keterangan Gambar 2.5 :

A1,A2,A3 : Pekerjaan Galian Tanah

B1,B2,B3 : Pekerjaan Pondasi

C1,C2,C3 : Pekerjaan Tembok

(Teguh Yuda Kusuma 2008 : 8-9)

2.2.2.3 Peristiwa Paling Awal dan Peristiwa Paling Akhir

Peristiwa paling awal (EET-Earliest Event Time) atau watu mulai tercepat adalah

saat paling awal atau saat tercepat suatu peristiwa mungkin terjadi, dan tidak

mungkin terjadi sebelumnya. Manfaat ditetapkannya saat paling awal (EET) suatu

peristiwa adalah untuk mengetahui saat paling awal mulai melaksanakan kegiatan-

kegiatan yang berasal dari peristiwa yang bersangkutan. Sedangkan peristiwa

paling akhir (LET-Latest Event Time) atau waktu paling akhir adalah saat paling

akhir suatu peristiwa dapat terjadi, dan tidak mungkin terjadi sesudahnya. Manfaat

ditetapkannya saat paling akhir (LET) suatu peristiwa adalah untuk mengetahui

saat paling akhir atau paling lambat mulai melaksanakan kegiatan-kegiatan yang

berasal dari peristiwa yang bersangkutan. Hubungan kedua peristiwa tersebut

dapat dilihat pada Gambar 2.6.

Gambar 2.6 EET dan LET suatu kegiatan

Keterangan Gambar 2.6 :

EETi = (Earliest Event Time) waktu mulai paling cepat dari event i

LETi = (Latest Event Time) waktu mulai paling lambat dari event i

Dij = durasi untuk melaksanakan kegiatan antara event I dan event j

EETj = (Earliest Event Time) waktu mulai paling cepat dari event j

LETj = (Latest Event Time) waktu mulai paling lambat dari event j

i j Kegiatan A

dij

EET i

LETj LET i

EET j

Page 28: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

a. Hitungan Maju

Perhitungan maju untuk mengitung Earliest Event Time (EET)

EETj = (EETi + dij) max..............................................................................(2.1)

Dimana :

EETi = (Earliest Event Time) waktu mulai paling cepat dari event i

Dij = durasi untuk melaksanakan kegiatan antara event I dan event j

EETj = (Earliest Event Time) waktu mulai paling cepat dari event j

Prosedur menghitung waktu mulai tercepat (EET)

· Tentukan nomor dari peristiwa-peristiwa dari kiri ke kanan, mulai dari

peristiwa nomor 1 berturut-turut sampai denagn nomor maksimal

· Tentukan nilai EETi untuk peristiwa nomor satu (paling kiri) sama dengan

nol.

· Selanjutnya dapat dihitung nilai EETj peristiwa-peristiwa berikutnya dengan

rumus diatas. Apabila terdapat beberapa kegiatan ( termasuk dummy) menuju

atau dibatasi oleh peristiwa yang sama, maka diambil nilai EETi maksimum.

b. Hitungan Mundur

Perhitungan mundur untuk menghitung Latest Event Time (LET)

LETi = (LETj + dij) min...............................................................................(2.2)

Dimana :

LETi = (Latest Event Time) waktu mulai paling lambat dari event i

Dij = durasi untuk melaksanakan kegiatan antara event I dan event j

LETj = (Latest Event Time) waktu mulai paling lambat dari event j

Prosedur menghitung waktu mulai paling lambat (LET)

· Lakukan prosedur menhitung waktu mulai tercepat (LET)

· Tentukan nilai LETj sema dengan nilai EETj pada peristiwa nomor maksimal

(paling kanan)

Page 29: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

· Selanjutnya dapat dihitung nilai LETi peristiwa-peristiwa sebelumnya dengan

rumus diatas. Apabila terdapat beberapa kegiatan (termasuk dummy) dibatasi

oleh peristiwa yang sama, maka diambil nilai LETi yang minimum.

(Teguh Yuda Kusuma 2008 : 10-11)

2.2.2.4 Float Total, Float Bebas dan Float Interferen

a. Float Total (TF = Total Float)

Float total adalah jumlah waktu yang diperkenankan untuk semua kegiatan

yang boleh ditunda atau terlambat, tanpa mempengaruhi jadwal pelaksanaan

proyek secara keseluruhan. Jumlah waktu tersebut sama denagn waktu yang

didapat bila semua kegiatan terdahulu dimulai seawal mungkin, sedangkan

semua kegiatan berikutnya dimulai selambat mungkin. Float total ini dimiliki

bersama oleh semua kegiatan yang ada pada jalur yang bersangkutan. Hal ini

berarti bila salah satu kegiatan telah memakainya, maka float total yang

tersedia untuk kegiatan-kegiatan lain yang berada pada jalur tersebut adalah

sama dengan float total semula dikurangi bagian yang telah dipakai.

Nilai total float suatu kegiatan sama dengan waktu paling akhir terjadinya

peristiwa berikutnya (LETj) dikurangi durasi kegiatan yang bersangkutan

(dij), dikurangi waktu paling awal terjadinya peristiwa terdahulu (EETi).

TF = LETj – dij – EETi................................................................................(2.3)

Kegiatan –kegiatan yang memiliki nilai float total tertentu (tidak sama dengan

nol), maka pelaksanaan kegiatan tersebut dalam jalur yang bersangkutan dapat

ditunda atau diperpanjang sampai batas tertentu, yaitu sampai float total sama

dengan nol, tanpa mempengaruhi selesainya jadwal proyek secara

keseluruhan. Dengan kata lain, kegiatan tersebut dapat ditunda

pelaksanaannya sebesar nilai float tersebut.

Kegiatan-kegiatan yang mempunyai nilai float total sama dengan nol, berarti

kegiatan tersebut tidak boleh ditunda pelaksanaannya atau terlambat sama

sekali. Penundaan kegiatan yang mempunyai nilai float total sama dengan nol,

akan menyebabkan keterlambatan pada waktu penyelesaian proyek. Kegiatan

inilah yang disebut kegiatan kritis.

Page 30: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

b. Float Bebas (FF = Free Float)

Float bebas suatu kegiatan adalah jumlah waktu yang diperkenankan untuk

suatu kegiatan boleh ditunda atau terlambat, tanpa mempengaruhi atau

menyebabkan keterlambatan pada kegiatan berikutnya. Nilai float bebas suatu

kegiatan dapat dihitung dengan rumus : waktu mulai paling awal kegiatan

berikutnya (successor) dikurangi duarsi kegiatan, dikurangi waktu mulai

paling awal kegiatan yang dimaksud.

FF = EETj – dij – EETi................................................................................(2.4)

c. Float Interferen (IF = Interferen Float)

Float interferen adalah selisih waktu antara float total dengan float bebas.

IF = TF – FF.................................................................................................(2.5)

Arti dari float interferen adalah bila suatu kegiatan menggunakan sebagian

dari IF (sisa waktu sebagai akibat selisih float total dan float bebas) sehingga

kegiatan nonkritis berikutnya pada jalur tersebut perlu dijadwalkan lagi

(digeser) meskipun tidak samapi mempengaruhi penyelesaian proyek secara

keseluruhan.

(Teguh Yuda Kusuma 2008 : 12-13)

2.2.2.5 Jalur Kritis

Lintasan adalah jalan yang dilintasi atau dilalui (Tim penyusun KBBI,1996:597).

Kritis adalah keadaan yang paling menentukan berhasil atau gagalnya suatu usaha

(Tim penyusun KBBI,1996:531). Lintasan kritis yaitu jalur atau jalan yang

dilintasi atau dilalui yang paling menentukan berhasil atau gagalnya suatu

pekerjaan. Dengan kata lain lintasan kritis adalah lintasan yang paling

menentukan penyelesaian proyek secara keseluruhan.

Yamit (2000: 301) menyatakan "Jalur Kritis adalah jalur yang memiliki waktu

terpanjang dari semua jalur yang dimulai dari peristiwa awal hingga peristiwa

yang terakhir”.

Page 31: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Suatu jalur kritis bisa didapatkan dengan menambah waktu suatu aktivitas pada

tiap urutan pekerjaan dan menetapkan jalur terpanjang pada tiap proyek. Biasanya

sebuah jalur kritis terdiri dari pekerjaan-pekerjaan yang tidak bisa ditunda waktu

pengerjaannya.

Identifikasi jalur kritis :

· Lintasan terpanjang

· Nilai EET = LET

· Nilai Total Float = Nilai Free Float = 0.

2.3 Optimasi Waktu dan Biaya

2.3.1 Pengelolaan Waktu/ Jadwal

Waktu atau jadwal merupakan salah satu sasaran utama proyek. Keterlambatan

akan mengakibatkan berbagai bentuk kerugian, misalnya, penambahan biaya,

kehilangan kesempatan produk memasuki pasaran, dan lain-lain. Pengelolaan

waktu meliputi perencanaan, penyusunan, dan pengendalian jadwal. Salah satu

teknik yang spesifik untuk maksud tersebut adalah mengelola float atau slack pada

jaringan kerja, serta konsep cadangan waktu atau estimasi durasi yang

diperkenalkan. (PMBOK , 2004 : 2 )

Diketahui tiga buah estimasi durasi setiap kegiatan dalam metode PERT,

sedangkan dalam metode CPM dan PDM hanya diperoleh satu estimasi durasi.

Ketiga estimasi durasi tersebut adalah :

a. Optimistic Estimate (to) adalah durasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan

suatu kegiatan jika segala sesuatunya berjalan dengan baik. Dapat

digambarkan di sini jika seseorang melakukan suatu kegiatan berulang

sebanyak 100 kali, maka dapat dipastikan durasi yang dibutuhkan.

b. Pessimistic estimate (tp) adalah durasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan

suatu kegiatan jika segala sesuatunya dalam kondisi buruk (tidak mendukung)

c. Most Likely Estimate (tm) adalah durasi yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan suatu kegiatan di antara optimistic estimate dan pessimistic

estimate atau dikenal dengan median duration.

Page 32: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Karena terdapat tiga buah waktu dalam setiap kegiatannya, maka diperlukan

komputasi untuk mendapatkan durasi efektif dari setiap kegiatan (te). Formula

yang digunakan adalah sebagai berikut :

te = (to + 4 tm + tp) / 6 ....................................................................................(2.6)

( Wulfram I Ervianto, 2004 : 37 )

2.3.2 Mempercepat Pelaksanaan Proyek

Mempercepat waktu penyelesaian proyek adalah suatu usaha menyelesaikan

proyek lebih awal dari waktu penyelesaian dalam keadaan normal. Dalam suatu

keadaan tertentu antara umur perkiraan proyek dengan umur rencana proyek

terdapat perbedaan. Umur rencana proyek biasanya lebih pendek dari pada umur

perkiraan proyek. Umur perkiraan proyek ditentukan oleh lintasan kritis yang

terlama waktu pelaksanaannya, dan waktu pelaksanaan tersebut merupakan

jumlah lama kegiatan perkiraan dan kegiatan-kegiatan kritis yang membentuk

lintasan tersebut. Sedang umur rencana proyek ditentukan berdasarkan kebutuhan

manajemen atau sebab-sebab lain. Ada kalanya jadwal proyek harus dipercepat

dengan berbagai pertimbangan dari pemilik proyek. Proses mempercepat kurun

waktu tersebut disebut crash program.

Durasi crashing maksimum suatu aktivitas adalah durasi tersingkat untuk

menyelesaikan suatu aktivitas yang secara teknis masih mungkin dengan asumsi

sumber daya bukan merupakan hambatan (Iman Soeharto, 1997).

Ariany Frederika (2010:5) menyatakan durasi percepatan maksimum dibatasi oleh

luas proyek atau lokasi kerja, namun ada empat faktor yang dapat dioptimumkan

untuk melaksanakan percepatan pada suatu aktivitas yaitu meliputi penambahan

jumlah tenaga kerja, penjadwalan kerja lembur, penggunaan peralatan berat dan

pengubahan metode konstruksi di lapangan.

Di dalam menganalisis proses tersebut digunakan asumsi sebagai berikut:

1. Jumlah sumber daya yang tersedia tidak merupakan kendala. Ini berarti dalam

menganalisis program mempersingkat waktu, alternatif yang akan dipilih

tidak dibatasi oleh tersedianya sumber daya.

Page 33: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

2. Bila diinginkan waktu penyelesaiaan kegiatan lebih cepat dengan lingkup

yang sama, maka keperluan sumber daya akan bertambah. Sumber daya ini

dapat berupa tenaga kerja, material, peralatan atau bentuk lain yang dapat

dinyatakan dalam sejumlah dana.

Jadi tujuan utama dari program mempercepat waktu adalah memperpendek jadwal

penyelesaian kegiatan atau proyek dengan kenaikan biaya yang minimal. Untuk

mempercepat umur suatu proyek diperlukan syarat-syarat sebagai berikut :

1. Telah ada diagram jaringan kerja yang tepat.

2. Lama kegiatan perkiraan masing-masing kegiatan telah ditentukan.

3. Berdasarkan ketentuan diatas, dihitung saat paling awal (Eealiest Event Time)

dan saat paling lambat (Latest Event Time) semua peristiwa.

4. Ditentukan pada umur rencana proyek (UREN)

Untuk tujuan mempersingkat waktu, dimulai dengan menentukan titik awal, yaitu

titik yang menujukkan waktu dan biaya normal proyek. Titik ini dihasilkan dari

menjumlahkan biaya normal masing-masing kegiatan komponen proyek,

sedangkan waktu penyelesaian proyek normal dihitung dengan metode CPM. Dari

titik awal tersebut kemudian dilakukan langkah-langkah mempersingkat waktu

dengan pertama-tama terhadap kegiatan kritis. Pada setiap langkah, tambahan

biaya untuk memperpendek waktu terlihat pada slope biaya kegiatan yang

dipercepat. Dengan menambahkan biaya tersebut, maka pada setiap langkah akan

dihasilkan jumlah biaya proyek yang baru sesuai dengan kurun waktunya. Hal ini

ditunjukan dengan titik-titik yang memperlihatkan hubungan baru antara waktu

dan biaya, seperti terlihat pada gambar 2.7.

Page 34: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Gambar 2.7 Titik normal TPD dan TDT

Bila langkah mempersingkat waktu diteruskan, akan menghasilkan titik titik baru

yang jika dihubungkan berbentuk garis-garis putus yang melengkung ke atas

(cekung), yang akhirnya langkah tersebut sampai pada titik proyek dipersingkat

(TPD) atau project crash-point. Titik ini merupakan batas maksimum waktu

proyek dapat dipersingkat. Pada TPD ini mungkin masih terdapat beberapa

kegiatan komponen proyek yang belum dipersingkat waktunya, dan bila ingin

dipersingkat juga (berarti mempersingkat waktu semua kegiatan proyek yang

secara teknis dapat dipersingkat), maka akan menaikan total biaya proyek tanpa

adanya pengurangan waktu. Titik tersebut dinamakan titik dipersingkat total

(TDT) atau all crash-point.

Menurut Wulfram I. Ervianto (2004: 56) terdapat berbagai cara untuk mereduksi

durasi dari suatu proyek, yaitu :

a. Dengan mengadakan shift pekerjaan.

b. Dengan memperpanjang waktu kerja (lembur)

c. Dengan menggunakan alat bantu yang lebih produktif.

d. Menambah jumlah pekerja.

e. Dengan menggunakan material yang dapat lebih cepat pemasangannya.

f. Menggunakan metode konstruksi lain yang lebih cepat.

Page 35: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

2.3.3 Produktivitas

Menurut Muchdarsyach, (1992 :12) secara umum, produktivitas diartikan sebagai

hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barang-barang atau jasa) dengan

masukan yang sebenarnya.

Proyek konstruksi perlu menggunakan tenaga kerja seefisien mungkin, maka dari

itu suatu proyek konstruksi sangat bergantung pada kinerja dari para pekerjanya.

Mengenai pengukuran produktifitas secara umum dapat digambarkan sebagai

berikut.

Produktifitas pekerja = 嘘btRbt굸egퟨ뵸ebgs(m3/jam)

Pada dasarnya produktivitas dari tenaga kerja dapat naik, jika tenaga kerja

tersebut mampu menguasai tugas/pekerjaan yang telah diterimanya. Apabila

seseorang atau sekelompok orang yang terorganisir melakukan pekerjaan yang

identik berulang-ulang, maka dapat akan terjadi suatu penurunan produktivitas.

Adapun nilai penurunan produktifitas khususnya untuk kerja lembur dapat dilihat

pada gambar grafik 2.1.

Grafik 2.1 Indikasi Menurunnya Produktivitas Karena Kerja Lembur (Sumber : Iman Soeharto, 1997)

1,1

1,4

1,3

1,2

2 1 3 4

Indeks Produktifitas

lembur

Proyek Besar

Page 36: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Dari uraian di atas dapat ditulis sebagai berikut :

a. Produktivitas Harian = 瓢embur劈bg,s:屁egu,m

b. Produktivitas Tiap Jam = 铀gedbퟨt:v:t,s脾,g:,h诘,uퟨrg凭,囊뵸,g:

c. Produktivitas Harian Sesudah Crash = ( 8 jam x Prod.tiap jam) + (a x b

x prod.tiap jam)

Dimana : a. Jumlah kerja lembur

b. Koefisien penurunan produksi kerja lembur

d. Crash Durasi = 瓢embur铀gedbퟨs:脾,g:,h骗rsbd,뵸披g,s뵸

2.3.4 Analisa Time Cost Trade Off

Dalam penyusunan sebuah schedule proyek konstruksi diharapkan menghasilkan

schedule yang realistis berdasarkan estimasi yang wajar. Salah satu cara

mempercepat durasi proyek adalah dengan analisa time cost trade off. Dengan

mereduksi suatu pekerjaan yang akan berpengaruh terhadap waktu penyelesaian

proyek.

Time cost trade off adalah suatu proses yang disengaja, sistematis dan analitik

dengan cara melakukan pengujian dari semua kegiatan dalam suatu proyek yang

dipusatkan pada kegiatan yang berada pada jalur kritis. Selanjutnya melakukan

kompresi dimulai pada lintasan kritis yang mempunyai nilai cost slope terendah.

Kompresi terus dilakukan sampai lintasan kritis mempunyai aktivitas - aktivitas

yang telah jenuh seluruhnya (tidak mungkin dikompres lagi). Dengan

dipercepatnya durasi suatu proyek maka pasti akan terjadi perubahan biaya dan

waktu. Terdapat dua nilai waktu yang akan ditunjukkan tiap aktifitas dalam suatu

jaringan kerja saat terjadi percepatan yaitu :

1. Normal Duration (Nd)

Normal Duration adalah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu

aktifitas atau kegiatan dengan sumber daya normal yang ada tanpa adanya

biaya tambahan lain dalam sebuah proyek.

Page 37: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

2. Crash Duration (Cd)

Crash duration adalah waktu yang dibutuhkan suatu proyek dalam usahanya

mempersingkat waktu yang durasinya lebih pendek dari normal duration.

Proses percepatan juga menyebabkan perubahan pada elemen biaya yaitu:

1. Normal Cost (Nc)

Biaya yang dikeluarkan dengan penyelesaian proyek dalam waktu normal.

Perkiraan biaya ini adalah pada saat perencanaan dan penjadwalan bersamaan

dengan penentuan waktu normal.

2. Crash Cost (Cc)

Biaya yang dikeluarkan dengan penyelesaian proyek dalam jangka waktu

sebesar durasi crash-nya. Biaya setelah di crashing akan menjadi lebih besar

dari biaya normal.

(Wulfram I Ervianto , 2004 : 65 )

Adapun hubungan antara biaya proyek dengan waktu yang diperlukan dapat

dilihat pada grafik 2.2

Grafik 2.2 Hubungan waktu-biaya normal dan dipersingkat untuk satu kegiatan

Hubungan antara waktu dan biaya digambarkan seperti pada Grafik 2.1. Titik A

menunjukkan titik normal, sedangkan B adalah titik dipersingkat. Garis yang

menghubungkan titik A dengan B disebut kurva waktu-biaya. Pada umumnya

garis ini dapat dianggap sebagai garis lurus, bila tidak (misalnya cekung) maka

diadakan perhitungan persegmen yang terdiri dari beberapa garis lurus.

Page 38: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Dengan menggunakan variable waktu dan biaya pada saat normal maupun

dipercepat, maka didapatkan pertambahan biaya untuk mempercepat suatu

aktifitas per satuan waktu yang disebut cost slope. Menggambarkan titik-titik dari

suatu kegiatan yang dihubungkan oleh segmen-segmen garis yang dapat berfungsi

untuk menganalisis kegiatan apa masih layak untuk diadakan crashing. Cara yang

digunakan adalah meninjau slope (kemiringan) dari masing-masing segment garis

yang dapat memberikan identifikasi mengenai pengaruh biaya terhadap

pengurangan waktu penyelesaian suatu proyek. Cost slope adalah perbandingan

antara pertambahan biaya dengan percepatan waktu penyelesaian proyek.

Perumusan cost slope sebagai berikut: 滚癸跪ɣ硅瑰轨逛裹逛实 运批:,仆,d:Rrgs:h)ퟨ,t能批:,仆,hegu,m邹运굸,ퟨtbhegu,m能굸,ퟨtbd:Rrgs:h)ퟨ,t邹...............................(2.7)

Dalam proses penyelesaian proyek dengan melakukan penekanan (kompresi)

diusahakan agar penambahan biaya yang terjadi seminimum mungkin. Kompresi

dilakukan pada jalur lintasan kritis dimulai dengan aktifitas yang memiliki cost

slope terendah.

Contoh analisa Time Cost Trade Off dapat dilihat berdasarkan Tabel 2.1

Tabel 2.1 Data durasi dan cost proyek.

Actifity Normal Duration

(days)

Crash Duration

(days)

Normal Cost

(days)

Crash Cost

(days)

A 120 100 12.000 14.000

B* 20 15 1.800 2.800

C* 40 30 16.000 22.000

D* 30 20 1.400 2.000

E* 50 40 3.600 4.800

F 60 45 13.500 18.000

* Critical Path Activity

Page 39: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Network dari kegiatan tersebut adalah

Gambar 2.8 Network Diagram Kegiatan Proyek

Dari 6 kegiatan tersebut dapat dihitung cost slope masing-masing kegiatan sebagai

berikut:

SA = (CC-NC)/(ND-CD) = Rp. 14.000 – Rp. 12.000 / 120 – 100 = Rp 100/hari.

SB = (CC-NC)/(ND-CD) = Rp. 2.800 – Rp. 1.800 / 20 – 15 = Rp 200/hari.

SC = (CC-NC)/(ND-CD) = Rp. 22.000 – Rp. 16.000 / 40 – 30 = Rp 600/hari.

SD = (CC-NC)/(ND-CD) = Rp. 2.000 – Rp. 1.400 / 30 – 20 = Rp 60/hari.

SE = (CC-NC)/(ND-CD) = Rp. 4.800 – Rp. 3.600 / 50 – 40 = Rp 120/hari.

SF = (CC-NC)/(ND-CD) = Rp. 18.000 – Rp. 13.500 / 60 – 45 = Rp 300/hari.

Normal Cost pekerjaan tersebut adalah = Rp. 12.000 + Rp. 1.800 + Rp. 16.000 +

Rp. 1.400 + Rp. 3.600 + Rp. 3.600

= Rp. 48.300

Normal Duration pekerjaan tersebut = 20 + 40 + 30 + 50 = 140 hari

Jika diharuskan untuk mempercepat durasi dari kegiatan tersebut maka dilakukan

pada kegiatan yang berada dalam jalur kritis dengan cost slope yang terkecil, yaitu

SD = Rp. 60/hari, dengan waktu percepatan maksimal 10 hari ( 30 hari – 20 hari ).

( Wulfram I Ervianto, 2004 : 67).

2.3.5 Biaya Langsung dan Tidak Langsung

Secara umum biaya konstruksi dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu : biaya

langsung dan tidak langsung.

120

A

20

B C

40

D

30

E

50 F

600

Page 40: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

1. Biaya Langsung (Direct Cost)

Biaya langsung adalah seluruh biaya yang berkaitan langsung dengan fisik

proyek, yaitu meliputi seluruh biaya dari kegiatan yang dilakukan di proyek

(dari persiapan hingga penyelesaian) dan biaya mendatangkan seluruh

sumber daya yang diperlukan oleh proyek tersebut. Biaya langsung ini dibagi

menjadi lima, yaitu:

a. Biaya bahan / material

b. Biaya upah kerja

c. Biaya alat

d. Biaya subkontraktor

e. Biaya lain-lain

Biaya lain-lain biasanya relatif kecil. Tetapi bila jumlahya cukup berarti harus

dirinci agar memudahkan untuk proses pengendalian.

2. Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost)

Biaya tidak langsung adalah seluruh biaya yang terkait secara tidak langsung,

yang dibebankan kepada proyek. Biaya ini biasanya tejadi di luar proyek.

Biaya ini meliputi anatara lain: biaya pemasaran, biaya overhead di kantor

pusat/ cabang (bukan overhead kantor proyek). Biaya ini tiap bulan besarnya

relatif tetap dibanding dengan biaya langsung, oleh karena itu juga sering

disebut dengan biaya tetap (fix cost). Biasanya pembebanan biaya tetap ini

ditetapkan dalam persentase dari biaya langsung proyeknya. Biaya ini

walaupun sifatnya tetap, tetapi tetap harus dilakukan pengendalian, agar tidak

melewati anggarannya.

Jadi total biaya adalah jumlah biaya langsung ditambah biaya tidak langsung.

Keduanya berubah sesuai dengan waktu dan kemajuan proyek. Meskipun tidak

dapat diperhitungkan dengan rumus tertentu, tetapi pada umumnya makin lama

proyek berjalan maka makin tinggi kumulatif biaya tidak langsung yang

diperlukan. Sedangkan biaya optimal didapat dengan mencari total biaya proyek

yang terkendali. Hubungan ketiga macam biaya tersebut dapat dilihat pada Grafik

2.3.

Page 41: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Grafik 2.3 Hubungan Antara Waktu Dan Biaya Pengerjaan Proyek.

(Iman Soeharto,1995 : 219)

2.3.6 Ringkasan Prosedur Memepersingkat Waktu

· Menghitung waktu peneyelesaian proyek dan identifikasi float, memakai

kurun waktu normal.

· Menentukan biaya normal masing-masing kegiatan.

· Menentukan biaya dipercepat masing-masing kegiatan.

· Menghitung slope biaya masing-masing komponen kegiatan.

· Mempersingkat kurun waktu kegiatan, dimulai dari kegiatan kritis yang

mempunyai slope biaya terendah.

· Setiap kali selesai mempercepat kegiatan, teliti kemungkinan adanya float

yang mungkin dapat dipakai untuk mengulur waktu kegiatan yang

bersangkutan untuk memperkecil biaya.

· Bila dalam proses mempercepat waktu proyek terbentuk jalur kritis baru,

maka percepat kegiatan-kegiatan kritis yang mempunyai kombinasi slope

biaya terendah.

· Meneruskan mempersingkat waktu kegiatan sampai titik proyek dipersingkat

(TPD).

· Hitung biaya tidak langsung proyek, dan gambarkan pada kertas grafik di atas.

Page 42: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

· Jumlahkan biaya langsung dan tidak langsung untuk mencari biaya total

sebelum kurun waktu yang diinginkan.

· Periksa pada grafik biaya total untuk mencapai waktu optimal, yaitu kurun

waktu penyelesaian proyek dengan biaya terendah. (Iman Soeharto, 1995 :

219-220)

Ariany Frederika (2010:119) menyatakan aktivitas jenuh adalah aktivitas yang

sudah tidak dimungkinkan lagi untuk dilakukan percepatan dikarenakan

keterbatasan ruang kerja dan dapat mengakibatkan penurunan produktivitas

pekerja apabila tetap dilakukan percepatan pada aktivitas jenuh.

2.4 Microsoft Project 2007

Microsoft Project 2007 adalah sebuah aplikasi untuk mengelola suatu proyek.

Microsoft project merupakan sistem perencanaaan yang dapat membantu dalam

menyusun penjadwalan (scheduling) suatu proyek atau rangkaian pekerjaan.

Microsoft project juga mampu membantu melakukan pencatatan dan pemantauan

terhadap penggunaan sumber daya (resource), baik yang berupa sumber daya

manusia maupun yang berupa peralatan. Yang dikerjakan oleh microsoft project

antara lain: mencatat kebutuhan tenaga kerja pada setiap sektor, mencatat jam

kerja para pegawai, jam lembur dan menghitung pengeluaran sehubungan dengan

ongkos tenaga kerja, memasukkan biaya tetap, menghitung total biaya proyek,

serta membantu mengontrol penggunaan tenaga kerja pada beberapa pekerjaan

untuk menghindari overallocation (kelebihan beban pada penggunaan tanga kerja)

(Adi Kusrianto, 2008).

Microsoft Project 2007 memiliki beberapa macam tampilan layar, namun sebagai

default setiap kali membuka file baru, yang akan ditampilkan adalah Gantt Chart

View. Tampilan Gantt Chart View dapat dilihat pada Gambar 2.9.

Page 43: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Gambar 2.9. Tampilan layar Gantt Chart View

Dalam Microsoft Project ada beberapa istilah khusus, antara lain:

1. Task

Task adalah salah satu bentuk lembar kerja dalam Microsoft Project yang

berisi rincian pekerjaan sebuah proyek.

2. Duration

Duration merupakan jangka waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan

suatu pekerjaan.

3. Start

Start merupakan nilai tanggal dimulainya suatu pekerjaan.

4. Finish

Dalam Microsoft Project tanggal akhir pekerjaan disebut finish, yang akan

diisi secara otomatis dari perhitungan tanggal mulai (start) ditambah lama

pekerjaan (duration)

5. Predecessor

Predecessor merupakan hubungan keterkaitan antara satu pekerjaan dengan

pekerjaan lain. Dalam Microsoft Project mengenal 4 macam hubungan antar

pekerjaan, yaitu:

a. FS (Finish to Start)

Suatu pekerjaan baru boleh dimulai jika pekerjaan yang lain selesai, dapat

dilihat pada Gambar 2.10.

Page 44: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Gambar 2.10. FS (Finish to Start)

b. FF (Finish to Finish)

Suatu pekerjaan harus selesai bersamaan dengan selesainya pekerjaan

lain. dapat dilihat pada Gambar 2.11.

Gambar 2.11. FF (Finish to Finish)

c. SS (Start to Start)

Suatu pekerjaan harus simulai bersamaan dengan pekerjaan lain dapat

dilihat pada Gambar 2.12.

Gambar 2.12. SS (Start to Start)

d. SF (Start to Finish)

Suatu pekerjaan baru boleh diakhiri jika pekerjaan lain dimulai dapat

dilihat pada Gambar 2.13.

Gambar 2.13. SF (Start to Finish)

6. Resources

Sumber daya, baik sumber daya manusia maupun material dalam Microsoft

Project disebut dengan resources.

7. Baseline

Baseline adalah suatu rencana baik jadwal maupun biaya yang telah disetujui

dan ditetapkan.

Page 45: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

8. Gantt Chart

Gantt chart merupakan salah satu bentuk tampilan dari Microsoft Project

yang berupa batang-batang horisontal yang menggambarkan masing-masing

pekerjaan beserta durasinya.

9. Tracking

Tracking adalah mengisikan data yang terdapat di lapangan pada perencanaan

yang telah dibuat.

Page 46: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah langkah-langkah atau cara-cara penelitian suatu

masalah, kasus, gejala atau fenomena dengan jalan ilmiah untuk menghasilkan

jawaban yang rasional. Metode penelitian digunakan sebagai dasar atau perangkat

untuk menarik kesimpulan.

Penelitian ini termasuk dalam penelitian analisis deskriptif. Menurut Arikunto

(2000: 309) penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk

mengumpulkan informasi mengenai status gejala yang ada, yaitu keadaan gejala

menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Data yang diperoleh tidak

hanya dikumpulkan dan disusun rapi tetapi juga meliputi analisis terhadap data

tersebut yang berupa pengukuran yang berkaitan dengan angka dan kuantitatif

sehingga menghasilkan hasil akhir yang dapat disimpulkan.

3.2 Pengumpulan Data

Pengumpulan data atau informasi dari suatu pelaksanaan proyek konstruksi yang

sangat bermanfaat untuk evaluasi optimasi waktu dan biaya secara keseluruhan.

Data yang diperlukan adalah data sekunder yantu data yang diperoleh dari instansi

yang terkait seperti kontraktor, konsultan pengawas, dan lain-lain. Variabel-

variabel yang sangat mempengaruhi dalam pengoptimasian waktu dan biaya

pelaksanaan proyek ini adalah variabel waktu dan variabel biaya.

1. Variabel Waktu

Data yang mempengaruhi variable waktu dapat diperoleh dari kontraktor

pelaksana atau dari konsultan pengawas. Data yang dibutuhkan untuk variabel

waktu adalah :

a. Data cumulative progresss (kurva S), meliputi :

· Jenis kegiatan.

· Prosentase kegiatan

Page 47: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

· Durasi kegiatan

b. Rekapitulasi perhitungan biaya proyek

2. Variabel Biaya

Semua data-data yang mempengaruhi variabel biaya diperoleh dari kontraktor

pelaksana. Data-data yang diperlukan dalam variabel biaya antara lain:

a. Daftar rencana anggaran biaya (RAB) Penawaran, meliputi :

· Jumlah biaya normal

· Durasi normal

b. Daftar daftar harga bahan dan upah.

c. Laporan harian jumlah tenaga kerja berdasarkan laporan pengawas

d. Gambar rencana proyek

3.3 Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan bantuan program Microsoft Project 2007. Dengan

menginputkan data yang terkait untuk analisis ke dalam program, maka microsoft

project ini nantinya akan melakukan kalkulasi secara otomatis sesuai dengan

rumus-rumus kalkulasi yang telah dibuat oleh program ini.

Proses menginputkan data untuk menganalisis percepatan meliputi dua tahap,

yaitu:

a. Menyusun rencana jadwal dan biaya proyek (baseline)

b. Memasukkan rencana crash dengan (actual overtime work)

a. Menyusun Rencana Jadwal dan Biaya Proyek (Baseline)

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menyusun rencana jadwal dan biaya

proyek pada Microsoft Project 2007 sebagai berikut:

1. Membuka lembar kerja baru

Klik tombol Start > Program > Microsoft Office > Micosoft Office

Project 2007.

Page 48: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

2. Memasukkan tanggal dimulainya proyek

Klik menu Project > Project Information. Pada kotak dialog Project

Information dipilih Schedule From: Project Start Date dan

memasukkan tanggal dimulainya proyek pada kotak Start Date.

3. Memasukkan data kegiatan proyek dengan mengetikkannya pada kolom

Task Name dan waktu kegiatan pada kolom Durasi.

4. Membuat hubungan antara pekerjaan satu dengan lainnya pada kolom

Predecessor. Hubungan antar pekerjaan dibuat berdasarkan gambar

kerja (shop drawing).

5. Menyusun kalender kerja untuk menentukan hari kerja dan jam kerja.

Klik menu Tools > Change Working Time > Work Weeks > Details.

6. Memasukkan biaya untuk tiap pekerjaan

Klik menu View > Table > Cost > mengisi total biaya pada kolom

Fixed Cost.

7. Menyimpan rencana jadwal dan biaya sebagai baseline.

Klik menu Tools > Tracking > Set baseline > Entire Project > OK.

b. Memasukkan rencana crash dengan (overtime work)

Langkah-langkah yang dilakukan untuk memasukkan data tambahan pelaksanaan

di lapangan pada Microsoft Project 2007 sebagai berikut:

1. Memasukkan data lembur dengan cara Tools – Change Working Time

– tandai tanggal yang akan di gunakan lembur – mengisi nama task

lembur pada Exceptions – Details – Working Time – ganti jam lembur

sesuai data – Ok.

2. Membagi layar menjadi dua (atas dan bawah) untuk memasukkan data

aktual di lapangan. Layar atas berupa Gantt Chart View dan layar

bawah dengan Task Usage, dengan cara windows split – task usage.

3. Menambahkan baris pada bagian kanan Task Usage dengan menekan

mouse kanan, pilih Detail Styles. Masukkan Actual Work <Show>,

Actual Overtime Work <Show>, Actual Cost <Show>, OK.

4. Melakukan proses updating.

a. Menyusun lembar sumber daya dengan meng-klik Resources

Sheet pada View Bar. Kemudian mengisikan jenis sumber daya

Page 49: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

termasuk harga per satuan sumber daya per hari untuk tenaga kerja

dan per satuan untuk material pada kolom Std Rate. Untuk upah

lembur tenaga kerja per jamnya diisikan pada kolom Ovt. Rate.

b. Menugaskan resources untuk masing-masing sub task.

Meletakkan pointer pada sub task yang akan diisi resourcesnya.

Klik dua kali. Pada Task Information kemudian dipilih resources-

nya.

c. Mengisikan jumlah sumber daya pada baris Actual Work.

d. Mengisikan persentase penyelesaian pekerjaan

5. Memasukkan biaya tak langsung proyek

Memasukkan biaya tak langsung pada Resources Sheet dan

menugaskannya pada summary task Proyek Pemeliharaan Gedung Dan

Bangunan Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta.

Kemudian mengisi Act. Work pada Task Usage.

3.4 Tahap Dan Prosedur Penelitian

Suatu penelitian harus dilaksanakan secara sistematis dan dengan urutan yang

jelas dan teratur, sehingga akan diperoleh hasil sesuai dengan yang diharapkan.

Oleh karena itu, pelaksanaan penelitian ini dibagi dalam beberapa tahap, yaitu :

Tahap 1 : Persiapan

Sebelum melakukan penelitian perlu dilakukan studi literatur untuk

memperdalam Ilmu yang berkaitan dengan topik penelitian. Kemudian

menentukan rumusan masalah sampai dengan kompilasi data.

Tahap 2 : Penentuan Objek Penelitian

Pada tahap ini dilakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Observasi lapangan dan identifikasi proyek yang akan diteliti

b. Melakukan proses peizinan kepada pelaksana, pengawas atau pemilik proyek

Tahap 3 : Pengumpulan Data

Data proyek yang diperlukan untuk pembuatan laporan, meliputi:

a. Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Page 50: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

b. Analisa harga satuan bahan proyek

c. Time schedule

d. Laporan harian jumlah tenaga kerja berdasarkan laporan pengawas

e. Gambar rencana proyek

Tahap 4 : Menentukan Normal Cost (NC) dan Normal Duration (ND)

Tahap 5 : Menyusun Nerwork Diagram

Dari jaringan kerja CPM akan diperoleh jalur kritis, yang kemudian dilakukan

percepatan durasi kegiatan-kegiatan yang terletak pada jalur kritis.

Tahap 6 : Analisa Penentuan Percepatan dan Pembahasan

Dalam penelitian ini digunakan penerapan analisa dengan metode Time Cost

Trade Off yaitu pengujian dari semua kegiatan yang dipusatkan pada kegiatan

yang berada pada jalur kritis yang mempunyai nilai cost slope terendah dengan

bantuan Microsoft project.

Tahap 7 : Kesimpulan

Kesimpulan disebut juga pengambilan keputusan. Pada tahap ini, data yang telah

dianalisa dibuat suatu kesimpulan yang berhubungan dengan tujuan penelitian.

Tahapan penelitian secara skematis dalam bentuk diagram alir dapat dilihat pada

gambar 3.1

Page 51: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Mulai

Persiapan teori mencari literature yang berkaitan dan mempelajarinya

Penentuan objek penelitian

Menyusun Nerwork Diagram

Menentukan Normal Cost (NC) dan Normal Duration

Hitung waktu dan peningkatan biaya akibat percepatan durasi.

Pengumpulan data proyek

a. Rencana Anggaran Biaya (RAB) b. Daftar harga satuan bahan, alat dan upah tenaga kerja c. Time schedule d. Laporan harian jumlah tenaga kerja berdasarkan laporan pengawas e. Gambar rencana proyek

Menentukan aktivitas kritis

Percepatan durasi

Menghitung cost slope

Waktu dan biaya optimal

Tidak

A

Page 52: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

Perbandingan biaya sebelum dan sesudah crashing

Selesai

Output (waktu dan biaya optimal)

A

Ya

Kesimpulan dan Saran

Page 53: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Data

Proyek yang ditinjau dalam penelitian ini adalah Proyek Pemeliharaan Gedung

dan Bangunan Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta, dengan :

Nilai Kontrak : Rp. 570.000.000,-

Waktu Pelaksanaan : 90 Hari Kalender

Tanggal Pekerjaan dimulai : 16 September 2010

Tanggal Pekerjaan selesai : 14 Desember 2010

Pada bab ini pula akan dijabarkan secara terperinci mengenai Optimalisasi waktu

dan biaya proyek dengan metode crash pada Proyek Pemeliharaan Gedung dan

Bangunan Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta dengan program

Microsoft Project 2007. Analisis data dilakukan dengan menginputkan data secara

langsung ke dalam program Microsoft Project 2007, yang meliputi dua tahap

yaitu:

1. Menyusun rencana jadwal dan biaya proyek (baseline)

2. Optimalisasi dengan (actual overtime work)

4.1.1. Menyusun Rencana Jadwal dan Biaya Proyek (Baseline)

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menyusun rencana jadwal dan biaya

proyek pada Microsoft Project 2007 sebagai berikut:

1. Membuka lembar kerja baru

Klik tombol Start > Program > Microsoft Office > Micosoft Office Project

2007.

2. Memasukkan tanggal dimulainya proyek

Mengaktifkan menu Project > Project Information. Pada kotak dialog

Project Information dipilih Schedule From: Project Start Date dan

memasukkan tanggal dimulainya proyek yaitu 16 September 2010 pada kotak

Start Date. Langkah tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.1 di bawah.

Page 54: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Gambar 4.1. Memasukkan Tanggal Dimulainya Proyek

3. Memasukkan data kegiatan proyek dengan mengetikkannya pada kolom Task

Name dan waktu kegiatan pada kolom Durasi. Setelah kolom durasi diisi,

kolom Start dan Finish akan terisi secara otomatis.

4. Memasukkan hubungan antara pekerjaan satu dengan lainnya pada kolom

Predecessor.

Contoh pengisian:

a. Pekerjaan urugan pasir bawah footplate (pada baris 6) dimulai setelah

pekerjaan galian tanah (pada baris 4) selesai dikerjakan (Finish to Start).

Maka, pada kolom predecessor pekerjaan urugan pasir bawah footplate

diisi 4FS.

b. Pekerjaan cat tembok (pada baris 120) dapat dilakukan 5 hari setelah

pekerjaan cat kusen, pintu, jendela (pada baris 122). Maka, pada kolom

predecessor pekerjaan pembersihan lapangan diisi 122SS+5days. Hasil

langkah 3 dan 4 dapat dilihat pada Gambar 4.2 di bawah.

Page 55: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Gambar 4.2. Penyusunan Pekerjaan (Task)

5. Menyusun kalender kerja untuk menentukan hari kerja dan jam kerja.

Pada proyek ini hari kerja dalam seminggu adalah 7 hari. Sedangkan pada

Microsoft Project 2007 secara default adalah 5 hari kerja dalam seminggu.

Untuk mengubahnya maka dilakukan dengan cara:

a. Memilih menu Tools > Change Working Time.

b. Klik tab Work Weeks > Details.

c. Pada select day(s), Pilih Sunday > Set day(s) to these specific working

times.

d. Mengisi From: 08.00 To 12.00 dan From: 13.00 To 17.00.

e. Untuk hari Sabtu, maka dilakukan pengubahan yang sama seperti pada

hari minggu.

Gambar 4.3. Menyusun Kalender Kerja

Page 56: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

6. Memasukkan biaya untuk tiap pekerjaan.

Untuk memasukkan total biaya proyek, maka dilakukan langkah: Klik menu

View > Table > Cost. Biaya yang dimasukkan di sini merupakan biaya yang

sudah ditetapkan sebelumnya dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB). Biaya

ini kemudian dimasukkan ke dalam kolom Fixed Cost, sehingga nilai Total

Cost sama dengan Fixed Cost.

Hasil input biaya proyek dapat dilihat pada Gambar 4.4 di bawah ini.

Gambar 4.4. Pengisian Total Biaya

7. Memasukkan besar biaya tidak langsung (indirect cost)

Dalam RAB Penawaran Proyek Pemeliharaan Gedung Dan Bangunan Rumah

Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta ini tidak terdapat indirect cost

karena sudah diakumulasikan pada direct cost. Besarnya indirect cost pada

perencanaan sebesar 2% dari total direct cost.

Total Indirect cost = 2% x Rp 516.188.297,49 = Rp 10.323.765,95

Indirect cost/ hari = Total Indirect cost Durasi

= Rp 10.323.765,95 74 hari

= Rp 139.510,3507

Page 57: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Cara memasukkan indirect cost pada micosoft project.

a. Klik View > Resources sheet > mengisi resources name (biaya tidak

langsung) > Tipe (work) > Std rate (Indirect cost/ hari)

Gambar 4.5. Pengisian Biaya Tidak Langsung Pada Resources Sheet

b. Klik Gantt chart > mengisikan task dengan nama Biaya Tidak Langsung

dibawah summary task > Block task yang berada di bawah task biaya

tidak langsung > klik kanan (indent) > letakkan pointer pada task biaya

tidak langsung > Assign Resources (Alt+F10) > pilih Biaya tidak

langsung > unit (1).

Secara otomatis Microsoft Project akan mengakumulasikan besar biaya

tidak langsung selama 74 hari dan akan berkurang otomatis saat durasi

proyek berkurang karena crashing.

Page 58: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Gambar 4.6. Pengisian Biaya Tidak Langsung Pada Gantt Chart

8. Menyimpan rencana jadwal dan biaya sebagai baseline.

Klik menu Tools > Tracking > Set baseline, sehingga kolom baseline yang

semula nol akan terisi sebagai target biaya yang nilainya sama dengan Total

Cost.

Gambar 4.7. Penyimpanan Sebagai Baseline

Page 59: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

4.1.2. Optimalisasi Dengan (Actual Overtime Work)

Optimalisasi dilakukan dengan mengisikan data yang telah dioptimalkan untuk

dibandingkan dengan rencana. Langkah-langkah pada tahap ini meliputi:

1. Membagi layar Microsoft Project menjadi dua (atas dan bawah) untuk

memasukkan data crash perencanaan. Layar atas berupa Gantt Chart View

dan layar bawah dengan Task Usage, lalu klik View > Table:Cost.

2. Menambahkan baris pada bagian kanan Task Usage dengan menekan mouse

kanan, pilih Detail Styles. Masukkan Actual Work <Show>, Actual

Overtime Work <Show>, Actual Cost <Show>, OK.

Gambar 4.8. Gantt Chart View (atas) dan Task Usage (bawah).

3. Melakukan Tracking terlebih dahulu sebelum memasukkan jam lembur pada

baris Actual Overtime Work yaitu dengan cara Klik Task > Task

Information > General > Percent complete (100%) > Duration (sesuai

rencana crash) > Ok.

Page 60: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Gambar 4.9. Langkah Tracking

4. Memasukkan jam lembur resources work pada baris actual overtime work.

Cara pengisian :

Pekerjaan “ Bongkaran Keramik Kamar Mandi “ task 98 dalam

perhitungan dapat diselesaikan selama 57 jam yang berarti pekerjaan

dikerjakan dalam 4 hari dengan lembur 17 jam. Durasi 4 hari telah

dimasukkan dalam Duration pada langkah 5. Langkah 6 hanya memasukkan

jam lembur selama 17 jam pada baris Actual Overtime Work dengan

menuliskan 4,25 hours/hari dan secara otomatis microsoft project menghitung

dalam bentuk days.

Pekerjaan Bongkaran Keramik Kamar Mandi :

Data

ü Nd = 8 hari

ü Cd = 5 hari

ü Volume = 193,8 m2

ü Pekerja = 6 orang, koef. Pekerja = 0,2

ü Mandor = 1 orang, koef. Mandor = 0,05

ü Produktifitas Normal (Fn) = Pekerja . = 6 = 30 m3/hari Koef. Pekerja 0,2 ü Produktifitas (F) = Fn = 30m2/hari = 3,75 m2/jam 8 ü Produktivitas Crash ( Fc ) = 0,91 x F = 0,91 x 3,75 = 3,41 m2/jam

Page 61: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

ü Durasi Crash ( Dc ) = Volume pekerjaan = 193,8 m2 = 57 jam Fc 3,41

ü Lembur = 17 jam

ü Harga Total Pekerjaan = Rp 1.528.800,00

ü Harga Material = -

ü Harga Nonmaterial = Rp 1.528.800,00

Jam lembur hanya untuk resources work (pekerja, tukang, kepala tukang dan mandor).

Langkah memasukkan jam lembur pada Microsoft Project :

ü Menampilkan layar seperti langkah no.2 di atas.

ü Kolom Actual Work diisi jumlah resources sesuai hitungan : Pekerja ( 6

orang ), Mandor ( 1 Orang ).

ü Kolom Actual Overtime diisi jam lembur perhari dikali jumlah resources

pada kolom Actual Work.

Contoh : Lembur Bongkaran Keramik Kamar Mandi selama 17 jam

§ Jam lembur/hari = 17jam = 3,4 jam

5

§ Jumlah jam lembur/hari = 3,4 jam x 6 pekerja = 20,4 jam

(berlaku untuk resources work lain dan secara otomatis

Microsoft Project akan menghitung dalam bentuk days)

ü Kolom Actual Cost terisi jumlah biaya yang otomatis terhitung jika kolom

Actual Work dan Actual Overtime telah terisi.

ü Kolom Work terisi jumlah dari Actual Work dan Actual Overtime.

Page 62: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Gambar 4.10. Input Durasi Lembur pada Microsoft Project

4.2 Pembahasan

4.2.1. Percepatan Proyek (Crash Program)

Percepatan dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain: menambah sumber

daya berkualitas, penambahan waktu kerja (lembur), mengatur kembali jadwal

yang terlambat maupun saling tukar tenaga kerja yang memiliki keahlian yang

sama. Namun, pada penelitian ini hanya akan dilakukan percepatan dengan

metode penambahan jam kerja (lembur) dan penambahan sumber daya. Dalam

metode inipun harus diperhatikan beberapa hal antara lain :

· Kondisi ruang gerak di tempat kerja yang mengharuskan menggunakan

sejumlah pekerja tertentu.

· Penggunaan pekerja yang lebih banyak akan menurunkan produktifitas

kelompok kerja tersebut.

Berdasarkan bagan balok (gantt chart) pada Microsoft Project dapat dilihat

lintasan kritis. Pada penelian ini dilakukan crash sebanyak 3 kali hingga lintasan

kritis telah jenuh. Pekerjaan yang di subkontraktor seperti pekerjaan atap dan baja,

dan pekerjaan almunium tidak dilakukan percepatan.

Page 63: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

4.2.2. Tahap-Tahap Percepatan

Berikut ini akan diuraikan tahap-tahap percepatan pada jadwal rencana proyek

4.2.2.1 Kondisi Normal

Pada kondisi normal waktu pelaksanaan proyek adalah 74 hari kerja (90 hari

kalender) dan terdapat beberapa jalur kritis yang terlihat dalam gantt chart

microsoft project. Lintasan kritis itu antara lain task 4, 58, 60, 62, 72, 73, 74, 97,

98, 9, 107, 108, 109, 110, 112, 113, 114, 115, 118. Kompresi diutamakan terlebih

dahulu dengan penambahan jam kerja atau lembur, akan tetapi terdapat beberapa

pekerjaan yang tidak dapat dilakukan lembur dikarenakan volume pekerjaan yang

terlalu besar sedangkan alokasi tenaga kerja terbatas. Untuk itu, pekerjaan seperti

“Pasangan Batu Bata” dan “Pembersihan dan Pembuangan” harus dilakukan

penambahan tenaga kerja. Uraian pekerjaan kondisi normal yang berada pada

lintasan kritis terangkum dalam Tabel 4.1 dan Tabel 4.2

Tabel 4.1 Penambahan Jam Kerja (Lembur) Kondisi Normal

No No. Task

Uraian Pekerjaan Durasi

Normal ( hari )

Crash ( hari )

1 4 Galian tanah 2 1 2 58 Galian tanah 3 2 3 60 Urugan pasir bawah footplat 1 0,63 4 62 Pasangan batu kali 1 : 3 : 10 5 3 6 73 Beton pondasi portal 3 1 7 74 Beton portal 25 x 30 cm 6 2 8 97 Bongkaran keramik KM 8 5 9 98 Bongkaran bak mandi 8 4 10 99 Pembersihan dan pembuangan 6 4 11 107 Bongkaran keramik ( KM ) 8 5 12 108 Bongkaran bak mandi 6 4 13 109 Bongkaran lantai keramik 30/30 cm 13 6 15 112 Pasangan keramik lantai 25x25 cm ( KM ) 12 6 16 113 Pasangan keramik dinding 25x33 cm ( KM ) 12 9 17 114 Pasangan list dinding keramik 5x25 cm ( KM ) 6 3 18 115 Pasangan floor drain stenlist 3 2 19 118 Pasang kran Sun Ei 3 1

Page 64: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Tabel 4.2 Penambahan Tenaga Kerja Kondisi Normal

No No Task

Uraian Pekerjaan Durasi

Normal ( hari )

Crash ( hari )

1 72 Pasangan batu bata 1 : 5 3 1

3 110 Pembersihan dan pembuangan 6 3

Besar biaya tidak langsung sebesar 2% ( besaran diambil dari data proyek ) yang

di-indent dalam biaya langsung awal proyek dapat diketahui yaitu,

Biaya Langsung = Biaya Total – 运 挠囊11果顾轨逛裹逛轐跪棍逛癸邹 =潈ɣ5f6.f88.g97ニ95石运 挠囊11果潈ɣ. 5f6.f88.g97ニ95邹 = Rp. 505.864.531,90

Biaya Tidak Langsung = 挠囊11果顾轨逛裹逛轐跪棍逛癸

= 挠囊11果潈ɣ. 5f6.f88.g97ニ95实潈ɣ.fe.363.639ニ3g

Biaya Tidak Langsung/hari = 批:,仆,飘:d,ퟨ痞,h)sbh)劈bg,s:

=潈ɣ.fe.363.693ニ3g74寡逛辊轨

= Rp. 139.510,35

Contoh perhitungan perubahan biaya akibat crashing pada penambahan jam kerja.

1) Pekerjaan Galian Tanah ( task 4 )

Nd = 2 hari

Volume = 1,5 m3

SDM = Pekerja = 1 orang, Koef. Pekerja = 0,75

Mandor = 0,02 orang, Koef. Mandor = 0,025

Biaya 1 hari kerja, ( data sesuai analisa harga satuan proyek )

Pekerja (P1) = Rp. 20.090,00 ( 2% x harga awal pekerja)

Tukang (T1) = Rp. 30.380,00 ( 2% x harga awal tukang )

Mandor (M1) = Rp. 30.380,00 ( 2% x harga awal mandor )

K.tukang (K.T1) = Rp. 34.790,00 ( 2% x harga awal K.tukang )

Biaya lembur 1 jam kerja, ( data sesuai proyek )

Pekerja (P2) = Rp. 4.000,00/jam

Page 65: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Tukang (T2) = Rp. 4.000,00/ jam

Mandor (M2) = Rp. 7.500,00/ jam

K.tukang (K.T2) = Rp. 6.000,00/ jam

Harga Total = Rp. 23.716,00 (RAB Penawaran)

Harga Material = Rp. 0 (lihat analisa harga satuan)

Harga Nonmaterial = H.Total – H. Material

= Rp. 23.716,00 - Rp. 0

= Rp. 23.716,00

Produktifitas Normal (Fn) = Pekerja . = 1 = 1,33 m3/hari Koef. Pekerja 0,75

Produktifitas (F) = Fn = 1,33m2/hari = 0,17 m2/jam 8 8

Produktivitas Crash ( Fc ) = 0,91 x F = 0,91 x 0,17 = 0,15 m2/jam

Durasi Crash ( Dc ) = Volume pekerjaan = 1,5 m3 = 10 jam Fc 0,15

(Dc 10 jam berarti pakerjaan dapat dikerjakan 1 hari dengan lembur 2 jam).

Cd = 1 hari

Lembur (L) = Dc – (Cd x 8 jam) = 10 jam – (1 x 8 jam ) = 2 jam

Harga Nonmaterial crash

= (Cd*P1*n.pkrj)+(Cd*T1*n.tkg)+(Cd*M1*n.mndr)+(Cd*K.T1*n.K.tkg)+

(L*P2*n.pkrj)+ (L*T2*n.tkg)+ (L*M2*n.mndr)+ (L*K.T2*n.K.tkg)

= (1*Rp.20.090,00*1)+(1*Rp.30380,00*0)+(1*Rp.30380,00*0,02)+

(1*Rp.34.790,00*0)+(2*Rp.4.000,00*1)+(2*Rp.4.000,00*0)+

(2*Rp.7.500,00*0,02)+(2*Rp.6.000,00*0)

= Rp. 43.697,00

Harga Total Crash = Harga Nonmaterial Crash + Harga Material

= Rp. 43.697,00 + Rp. 0

= Rp. 43.697,00

Slope = (Harga Nonmaterial crash - Harga Nonmaterial) (Nd-Cd)

= (Rp. 43.697,00 - Rp. 23.716,00) (2 – 1)

= Rp. 19.981,60

Page 66: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Contoh perhitungan perubahan biaya akibat crashing pada penambahan tenaga

kerja.

1. Pekerjaan Pasangan Batu Bata ( task 72 )

Nd = 3 hari

Volume = 8,575 m2

Kebutuhan rencana,

Pekerja = 0,8575 orang

Tukang Batu = 0,2858 orang

Mandor = 0,0429 orang

Harga Total = Rp. 418.351,441 (RAB Penawaran-2%)

Harga Material = Rp. 333.728,196 (analisa harga satuan)

Harga Nonmaterial = H.Total – H. Material

= Rp. 418.351,441 - Rp. 333.728,196

= Rp. 84.623,00

Direncanakan Cd = 1 hari

Kebutuhan crash ,

Pekerja = 2 orang x Rp.20.090,00 x 1 hari = Rp. 40.180,00

Tukang Batu = 1 orang x Rp.30.380,00 x 1 hari = Rp. 30.380,00

Mandor = 1 orang x Rp.30.380,00 x 1 hari = Rp. 30.380,00

Harga Nonmaterial Crash = Rp.100.940,00

Harga Total Crash = Harga Nonmaterial Crash + Harga Material

= Rp.100.940,00 + Rp. 333.728,196

= Rp.434.668,196

Slope = (Harga Nonmaterial crash - Harga Nonmaterial) (Nd-Cd)

= (Rp.100.940,00 - Rp. 84.623,00) ( 3-1 )

= Rp.8.158,5

Keseluruhan perubahan biaya akibat crashing ditampilkan pada tabulasi

perhitungan crashing seperti tertera pada Tabel 4.3.

Page 67: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Tabel 4.3 Perhitungan Crashing dari Kondisi Normal.

Catatan : Besaran slope dalam kurung berarti pekerjaan bernilai positif atau mendapatkan keuntungan dari perlakuan crashing, ini dimungkinkan terjadi karena pada perencanaan awal proyek produktivitas tenaga kerja kurang maksimal.

Normal Crashing jml koef jml koef jml koef jml koef Biaya non mat crash Slope biaya total crash

1 4 Galian tanah 2 1 1,5 m3 1 0,75 0 0 0,02 0,025 0 0 1,333 0,17 Rp 23.716,00 Rp - Rp 23.716,00 0,15 10 2 Rp 43.697,60 Rp 19.981,60 Rp 43.697,60

2 58 Galian tanah 3 2 10,5 m3 3 0,75 0 0 0,09 0,025 0 0 4,000 0,50 Rp 166.712,70 Rp - Rp 166.712,70 0,46 23 5 Rp 189.383,40 Rp 22.670,70 Rp 189.383,40

3 60 Urugan pasir bawah footplat 1 0,63 1,75 m3 1 0,3 0 0 0,02 0,01 0 0 3,333 0,42 Rp 126.709,10 Rp 115.453,80 Rp 11.255,30 0,38 5 0 Rp 13.039,49 Rp 1.784,19 Rp 128.493,29

4 62 Pasangan batu kali 1 : 3 : 10 5 3 8,4 m3 2 1,5 1 0,6 0,13 0,075 0,1 0 3,000 0,38 Rp 2.780.211,00 Rp 2.338.035,00 Rp 442.176,00 0,34 25 1 Rp 247.540,20 Rp (97.317,90) Rp 2.585.575,20

5 72 Pasangan batu bata 1 : 5 3 1 8,575 m2 0 0 0 0 0 0 0 0 - 0,00 Rp - Rp - Rp - 0,00 0 0 Rp - Rp - Rp -

6 73 Beton pondasi portal 3 1 0,572 m3 1 5,3 3 0,875 0,03 0,265 0,03 0 3,617 0,45 Rp 1.335.631,71 Rp 1.223.870,09 Rp 111.761,62 0,41 1 0 Rp 113.185,10 Rp 711,74 Rp 1.337.055,19

7 74 Beton portal 25 x 30 cm 6 2 1,08 m3 1 6 3 0,992 0,05 0,293 0,05 0 3,191 0,40 Rp 3.817.563,54 Rp 3.569.779,99 Rp 247.783,55 0,36 3 0 Rp 228.977,00 Rp (4.701,64) Rp 3.798.756,99

8 97 Bongkaran keramik KM 8 5 193,8 m2 6 0,2 0 0 1 0,05 0 0 30,000 3,75 Rp 1.528.800,00 Rp - Rp 1.528.800,00 3,41 57 17 Rp 1.290.100,00 Rp (79.566,67) Rp 1.290.100,00

9 98 Bongkaran bak mandi 8 4 15 bh 2 0,667 0 0 0,13 0,05 0 0 2,999 0,37 Rp 221.480,00 Rp - Rp 221.480,00 0,34 44 12 Rp 284.217,60 Rp 15.684,40 Rp 284.217,60

10 99 Pembersihan dan pembuangan 6 4 208,8 m2 4 0,1 0 0 1 0,05 0 0 40,000 5,00 Rp 487.246,20 Rp - Rp 487.246,20 4,55 46 14 Rp 771.960,00 Rp 142.356,90 Rp 771.960,00

11 107 Bongkaran keramik ( KM ) 8 5 193,8 m2 6 0,2 0 0 1 0,05 0 0 30,000 3,75 Rp 1.528.800,00 Rp - Rp 1.528.800,00 3,41 57 17 Rp 1.290.100,00 Rp (79.566,67) Rp 1.290.100,00

12 108 Bongkaran bak mandi 6 4 15 bh 2 0,667 0 0 1 0,05 0 0 2,999 0,37 Rp 196.245,00 Rp - Rp 196.245,00 0,34 44 12 Rp 468.240,00 Rp 135.997,50 Rp 468.240,00

13 109 Bongkaran lantai keramik 30/30 cm 13 6 628,75 m2 10 0,125 0 0 1 0,05 0 0 80,000 10,00 Rp 5.083.443,75 Rp - Rp 5.083.443,75 9,10 69 21 Rp 2.385.180,00 Rp (385.466,25) Rp 2.385.180,00

14 110 Pembersihan dan pembuangan 6 6 1046,35 m2 0 0 0 0 0 0 0 0 - 0,00 Rp - Rp - Rp - 0,00 0 0 Rp - Rp - Rp -

15 112 Pasangan keramik lantai 25x25 cm ( KM ) 12 6 45 m2 2 0,62 1 0,35 0,11 0,03 0,13 0,035 6,083 0,76 Rp 4.130.944,90 Rp 2.996.727,30 Rp 1.134.217,60 0,69 65 17 Rp 701.832,00 Rp (72.064,27) Rp 3.698.559,30

16 113 Pasangan keramik dinding 25x33 cm ( KM ) 12 9 186 m2 5 0,6 3 0,45 0,47 0,03 0,69 0,045 15,000 1,88 Rp 19.889.032,38 Rp 14.638.560,47 Rp 5.250.471,91 1,71 109 37 Rp 3.536.468,30 Rp (571.334,54) Rp 18.175.028,77

17 114 Pasangan list dinding keramik 5x25 cm ( KM ) 6 3 93 m2 2 0,09 5 0,45 0,69 0,045 0,69 0,45 33,333 4,17 Rp 3.502.717,96 Rp 1.787.811,35 Rp 1.714.906,61 3,79 25 1 Rp 748.456,90 Rp (322.149,90) Rp 2.536.268,25

18 115 Pasangan floor drain stenlist 3 2 15 bh 1 0,01 1 0,1 0,025 0,005 0,05 0,05 10,000 1,25 Rp 582.815,80 Rp 526.260,00 Rp 56.555,80 1,14 13 5 Rp 148.375,50 Rp 91.819,70 Rp 674.635,50

19 118 Pasang kran Sun Ei 3 1 15 bh 1 0,01 1 0,1 0,025 0,005 0,05 0,01 10,000 1,25 Rp 507.845,80 Rp 451.290,00 Rp 56.555,80 1,14 13 5 Rp 95.406,50 Rp 19.425,35 Rp 546.696,50

Nb Task warna merah tidak dapat dilakukan lembur

Normal Crash pkrj jml Tkg jml mdr jml kpl tkg jml

1 72 Pasangan batu bata 1 : 5 3 1 8,575 m2 2 40180 1 30380 1 30380 0 0 Rp86.351 Rp334.186 Rp100.940 Rp7.294 Rp435.126

3 110 Pembersihan dan pembuangan 6 3 1046,35 m2 14 843780 0 0 1 91140 0 0 Rp900.000 Rp0 Rp934.920 Rp11.640 Rp934.920

20.090,00 30.380,00 30.380,00 34.790,00

No

TaskUraian Pekerjaan biaya total crash biaya material

biaya

H totalVol F m3/jam

SDM

SlopeBu crash non

mat

Bu normal non

mat

pkrj Jam

lembur

Kpl tkgMdrTkgDurasi

NoDurasi SDM Crash

SatVol

NoNo.

TaskDc (jam)FcsatUraian Pekerjaan Fn m3/hari H material H non material

perhitungan crashing 1 metode lembur

Page 68: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

4.2.2.2 Kompresi Tahap 1

Kompresi yang dimaksud adalah tahap percepatan dengan melakukan usaha

pemendekan waktu pada pekerjaan yang dihasilkan tahap sebelumnya.

Perhitungan kebutuhan percepatan pada kondisi normal yang diinputkan pada

Micosoft Project menyebabkan timbulnya lintasan kritis baru dengan

pengurangan waktu pelaksanaan proyek dari 74 hari kerja menjadi 54 hari kerja

(65 hari kalender). Percepatan pada tahap ini menyebabkan kebutuhan biaya

proyek menurun hingga mencapai Rp. 6.524.790,45 dari biaya rencana sebesar

Rp. 516.188.297,49.

Pada Kompresi tahap 1 dihasilkan beberapa lintasan kritis baru tetapi tidak semua

pekerjaan dapat dilakukan percepatan karena telah jenuh seperti pekerjaan pada

task 6, 7, 10, 13, dan task 38. Pekerjaan yang di subkontraktor juga tidak dapat

dilakukan percepatan. Pekerjaan yang bisa dilakukan percepatan untuk tahap

selanjutnya yaitu task 16, 36, 40, 41, dan task 42. Uraian pekerjaan dapat dilihat

pada Tabel 4.3.

Tabel 4.4 Penambahan Jam Kerja (Lembur) Tahap 1

No No. Task

Uraian Pekerjaan Durasi

Ket Normal ( hari )

Crash (hari)

1 6 Urugan tanah kembali 1 1 jenuh

2 7 Urugan pasir bawah footplat 1 1 jenuh

3 10 Beton Foot plat 50x50 cm, campuran 1 : 2 : 3 2 2 jenuh

4 13 Rabat beton 1 : 3 : 5 ( bawah foot plat ) 1 1 jenuh

5 16 Plesteran 1 : 3 3 1 crash

6 36 Galian tanah 6 3 crash

7 38 Urugan pasir bawah footplat 1 0 jenuh

8 40 Beton footplat 50x50 cm, campuran 1 : 2 : 3 4 2 crash

9 41 Beton kaki kolom 20x20 cm, Campuran 1 : 2 : 3 4 2 crash

10 42 Rabat beton 1 : 3 : 5 ( bawah footplat ) 2 1 crash

11 47 Kolom besi pipa Gip 4", medium A 18 18 subkon

12 48 Plat plendes 25x25 cm, tebal 8 mm 12 12 subkon

13 51 Pasang galvalum gelombang cramp cruv, tebal 17 17 subkon

Page 69: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

4.2.2.3 Kompresi Tahap 2

Kompresi yang dilakukan pada tahap 2 dengan data hasil kompresi tahap

sebelumnya, didapatkan waktu penyelesaian yaitu 50,88 hari kerja (59 hari

kalender) dengan total biaya yang diperlukan sebesar Rp. 509.229.385,07 yang

artinya lebih rendah Rp. 434.122,00 dari percepatan tahap 1. Pada kompresi tahap

2 muncul kembali beberapa lintasan kritis baru akan tetapi tidak semua pekerjaan

dapat dipercepat dikarenakan pekerjaan telah jenuh dan telah di subkontraktorkan.

Pekerjaan yang berada pada lintasan kritis yang dapat dilakukan percepatan untuk

tahap selanjutnya antara lain “Pek.Pasang Granito”, “Pek. Cat Tembok

(Mowilek)”, “Pek. Cat kusein, Pintu Dan Jendela (Duco)”.

Keterangan uraian pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Penambahan Jam Kerja (Lembur) Tahap 2

No No. Task Uraian Pekerjaan

Durasi Ket

Normal ( hari )

Crash ( hari )

1 76 Ring balok 12/15 cm, campuran 1 : 2 : 3 3 0 Jenuh

2 77 Plesteran 1 : 3 3 0 Jenuh

3 78 Plesteran 1 : 5 3 0 Jenuh

4 79 Pasang granitto 5 2 Crash

5 87 Kusen alluminium Silver 4 " (PJ.1 ) 6 0 Subkon

6 88 Pasang daun pintu alluminium ukuran 90x210 cm. (PJ.1 )

6 0 Subkon

7 90 Kusen alluminium Silver 4 " (J.1 ) 6 0 Subkon

8 91 Pasang daun jendela alluminium ukuran 1.10x102 cm (J.1 ) 6 0 Subkon

9 121 Cat tembok ( Mowilek ) 18 10 Crash

10 123 Cat kusen, pintu,jendela ( Duco ) 11 5 Crash

0.4 mm

14 52 Buat alur galvalum gelombang cramp cruv, tebal 0.4 mm 17 17 subkon

15 53 Pasang talang galvalum,tebal 0.4 mm 6 6 subkon

16 54 Pasang besi wiremes Dia 6 mm, kotak ukuran 15x15 cm

6 6 subkon

Page 70: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

4.2.2.4 Kompresi Tahap 3

Kompresi tahap 3 yang dilakukan dapat diperkirakan proyek bisa diselesaikan

selama 50 hari kerja (58 hari kalender) yang artinya lebih cepat 0,88 hari dari

kompresi tahap 2 serta dapat menghemat biaya total proyek sebesar Rp

2.781.021,58. Kompresi tahap 3 menghasilkan 2 lintasan kritis baru dimana

pekerjaan tersebut memiliki durasi yang panjang. Pekerjaan tersebut adalah

“Pek.Pasangan Keramik Lantai 40x40 cm” ( task 117 ) dan “Pek. Pasangan

Keramik List 10x40 cm” ( task 118 ).

Keterangan pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 4.6

Tabel 4.6 Penambahan Jam Kerja (Lembur) Tahap 3

No No. Task

Uraian Pekerjaan Durasi

keterangan Normal ( hari )

Crashing ( hari )

1 117 Pasangan keramik lantai 40x40 cm 24 14 crash

2 118 Pasangan keramik list 10x40 cm 12 9 crash

4.2.2.5 Kompresi Tahap 4

Kompresi tahap 4 dengan melakukan percepatan pada pekerjaan “Pasangan

Keramik Lantai 40x40cm” (task 117) dan “Pasangan Keramik List 10x40 cm”

(task 118) mengakibatkan proyek dapat diselesaikan 1 hari lebih cepat dari tahap

sebelumnya. Durasi yang diperlukan proyek untuk menyelesaikan pekerjaannya

yaitu 49 hari kerja (57 hari kelender). Selain itu, kompresi tahap 4 menghasilkan 6

lintasan kritis baru antara lain yaitu “Pek. Kolom Besi Pipa Gip 4” ( task 48 ) ,

“Pek. Plat Pendes 25x25 cm” ( task 49 ), “Pek. Pasang Galvanum Gelombang” (

task 51 ), “Pek. Buat Alur Galvanum Gelombang” ( task 51 ), “Pek. Pasang

Talang Galvanum, tebal 0,4 cm” ( task 53 ) dan “Pek. Pasang Besi Wiremes Dia 6

mm” ( task 54 ). Pekerjaan-pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan baja dan atap

yang telah disubkontraktor sehingga tidak dapat dilakukan percepatan.

Data-data pekerjaan pada tahap kompresi 1 hingga 3 yang dilakukan percepatan

ditampilkan dalam tabel 4.7, 4.8, dan 4.9.

Page 71: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 72: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Normal Crashing jml koef jml koef jml koef jml koef Biaya non mat Slope biaya total crash1 6 Urugan tanah kembali 1 1 jenuh 0,900 m32 7 Urugan pasir bawah footplat 1 1 jenuh 0,150 m3

3 10 : 3 2 2 jenuh 0,300 m34 13 Rabat beton 1 : 3 : 5 ( bawah foot plat ) 1 1 jenuh 0,075 m35 16 Plesteran 1 : 3 3 1 crash 15,900 m2 1 0,20 1,00 0,15 0,05 0,01 0,08 0,02 11,67 1,46 Rp 317.614,08 Rp 167.909,28 Rp 149.704,80 1,33 12,00 4,00 Rp 90.192,20 Rp (29.756,30) Rp 258.101,48 6 36 Galian tanah 6 3 crash 10,000 m3 2 0,75 0,00 0,00 0,04 0,03 0,00 0,00 2,67 0,33 Rp 157.966,20 Rp - Rp 157.966,20 0,30 32,97 9,00 Rp 198.885,60 Rp 13.639,80 Rp 198.885,60

7 38 Urugan pasir bawah footplat 1 1 jenuh 1,000 m38 40 3 4 2 crash 2,000 m3 3 5,30 3,00 0,88 0,13 0,27 0,13 0,26 3,99 0,50 Rp 4.686.514,84 Rp 4.279.266,04 Rp 407.248,80 0,45 4,40 0,00 Rp 319.955,30 Rp (43.646,75) Rp 4.599.221,34 9 41 : 2 : 3 4 2 crash 1,360 m3 2 6,00 3,00 0,99 0,10 0,29 0,10 0,30 3,36 0,42 Rp 4.805.339,84 Rp 4.492.602,24 Rp 312.737,60 0,38 3,55 0,00 Rp 275.674,00 Rp (18.531,80) Rp 4.768.276,24

10 42 Rabat beton 1 : 3 : 5 ( bawah footplat ) 2 1 crash 0,500 m3 1 1,65 0,07 0,28 0,02 0,08 0,01 0,03 0,86 0,11 Rp 256.059,26 Rp 233.421,26 Rp 22.638,00 0,10 5,11 0,00 Rp 23.172,10 Rp 534,10 Rp 256.593,36

11 47 Kolom besi pipa Gip 4", medium A 18 18 subkon 1.222,000 kg12 48 Plat plendes 25x25 cm, tebal 8 mm 12 12 subkon 40,000 bh13 51 tebal 0.4 mm 17 17 subkon 388,600 m2

14 52 tebal 0.4 mm 17 17 subkon 1.165,800 m215 53 Pasang talang galvalum,tebal 0.4 mm 6 6 subkon 134,000 m116 54 ukuran 15x15 cm 6 6 subkon 126,540 m2

Normal Crashing jml koef jml koef jml koef jml koef Biaya non mat Slope biaya total crash1 76 Ring balok 12/15 cm, campuran 1 : 2 : 3 3 0 jenuh 0,441 m3

2 77 Plesteran 1 : 3 3 0 jenuh 15,840 m23 78 Plesteran 1 : 5 3 0 jenuh 17,150 m24 79 Pasang granitto 5 2 crash 15,840 m2 3 0,70 1,00 0,35 0,10 0,03 0,11 0,04 7,14 0,89 Rp 4.631.210,99 Rp 4.205.278,49 Rp 425.932,50 0,81 19,50 3,50 Rp 255.884,45 Rp (56.682,68) Rp 4.461.162,94

5 87 Kusen alluminium Silver 4 " (PJ.1 ) 6 0 subkon 23,000 m16 88 90x210 cm. (PJ.1 ) 6 0 subkon 2,000 bh7 90 Kusen alluminium Silver 4 " (J.1 ) 6 0 subkon 125,300 m18 91 1.10x102 cm (J.1 ) 6 0 subkon 14,000 bh

9 121 Cat tembok ( Mowilek ) 18 10 crash 3.368,280 m2 5 0,03 8,00 0,04 0,50 0,00 0,80 0,00 366,67 45,83 Rp 57.778.947,80 Rp51.834.168,00 Rp 5.944.779,80 41,71 80,76 1,00 Rp 3.925.670,00 Rp (252.388,73) Rp 55.759.838,00 10 123 Cat kusen, pintu,jendela ( Duco ) 11 5 crash 255,900 m2 2 0,07 2,00 0,08 0,06 0,00 0,20 0,01 55,24 6,90 Rp 4.974.213,26 Rp 3.945.418,26 Rp 1.028.795,00 6,28 40,73 1,00 Rp 566.054,00 Rp (77.123,50) Rp 4.511.472,26

Normal Crashing jml koef jml koef jml koef jml koef Biaya non mat Slope biaya total crash1 117 Pasangan keramik lantai 40x40 cm 24 14 crash 574,600 m2 5 0,62 8 0,35 0,7 0,03 0,8 0,035 30,92 3,87 Rp 52.426.571,96 Rp37.924.615,08 Rp14.501.956,88 3,52 163,36 52,00 Rp 8.722.832,00 Rp (577.912,49) Rp 46.647.447,08

2 118 Pasangan keramik list 10x40 cm 12 9 crash 208,500 m1 2 0,09 8,00 0,45 0,80 0,05 0,80 0,05 17,78 2,22 Rp 8.713.366,79 Rp 4.874.516,91 Rp 3.838.849,88 2,02 103,10 31,10 Rp 4.598.307,30 Rp 253.152,47 Rp 9.472.824,21

Fn m3/hari

F m3/jam

H total Fc

perhitungan crashing 1 metode lembur

Dc (jam)Jam

lemburbiaya

pkrjNoNo. Task

Uraian PekerjaanDurasi

Vol satSDM

H materialketerangan H non materialTkg Mdr Kpl tkg

NoNo. Task

Uraian Pekerjaan Vol satSDM

sat

Durasiketerangan

Dc (jam)

Jam lembur

biayapkrj Tkg Mdr Kpl tkg

NoNo. Task

Uraian PekerjaanDurasi

keterangan Vol F

m3/jam H total H material H non material

F m3/jam

H total H material H non material

FcDc

(jam)Jam

lemburbiaya

pkrj Tkg Mdr Kpl tkgSDM

Fn m3/hari

Tabel 4.7 Perhitungan Kebutuhan Jam Lembur dan Biaya yang Diakibatkan Crashing

Tabel 4.8 Perhitungan Kebutuhan Jam Lembur dan Biaya yang Diakibatkan Crashing

Tabel 4.9 Perhitungan Kebutuhan Jam Lembur dan Biaya yang Diakibatkan Crashing

perhitungan crashing 3 metode lembur

perhitungan crashing 2 metode lembur

Fn m3/hari

Fc

Page 73: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

4.2.3 Perubahan Biaya Proyek

Dari keempat tahap crash yang telah dilakukan dapat dilihat besarnya biaya yang

harus dikeluarkan untuk melakukan kerja lembur maupun penambahan tenaga

kerja. Selain itu, dari pengolahan dengan Microsoft Project dengan menginputkan

data kebutuhan lembur dan penambahan tenaga kerja berdasarkan tabulasi

percepatan tahap 1 hingga tahap 4 diperoleh perubahan jumlah biaya total dan

pengurangan besarnya biaya tidak langsung yang dikeluarkan oleh proyek.

Nominal perubahan biaya dapat dilihat pada lampiran Microsoft Project. Fluktuasi

Biaya total proyek ditampilkan dalam Tabel 4.10.

Tabel 4.10 Perubahan Biaya Total Proyek ( Total Cost )

No TahapNd

(Hari)Cd

(Hari)Nc

(Rupiah)Cc

(Rupiah)1 Kondisi Normal 74 74 Rp516.188.297,49 Rp516.188.297,49 2 Percepatan Tahap 1 74 54 Rp516.188.297,49 Rp509.663.507,04 3 Percepatan Tahap 2 54 50,88 Rp509.663.507,04 Rp509.229.385,07 4 Percepatan Tahap 3 50,88 50 Rp509.229.385,07 Rp506.448.363,48 5 Percepatan Tahap 4 50 49 Rp506.448.363,48 Rp501.269.374,29 Rp 5.178.989,19

Rp 434.121,97 Rp 6.524.790,45 Rp -

Keuntungan

Total Rp14.918.923,20

Rp 2.781.021,58

Dari Tabel 4.10 terlihat bahwa percepatan pada tahap 1 mengalami penurunan

biaya proyek yang cukup besar karena pada tahap ini alokasi perencanaan awal

tenaga kerja pada proyek kurang maksimal. Sedangkan, pada tahap 2 penurunan

biaya proyek kecil, ini disebabkan beberapa task yang berada pada lintasan kritis

merupakan pekerjaan yang disubkontraktor dan beberapa telah jenuh. Penurunan

biaya yang besar terjadi lagi pada percepatan tahap 4 karena pada tahap ini dua

pekerjaan yang dipercepat merupakan pekerjaan yang berbiaya tinggi serta

memiliki durasi panjang . Penurunan biaya hingga percepatan tahap 4 ini

mencapai Rp.14.918.923,20.

Percepatan juga mengakibatkan penurunan alokasi penggunaan biaya tidak

langsung yang seiring dengan berkurangnya durasi pekerjaan. Penurunan biaya

tidak langsung ditampilkan dalam Tabel 4.11.

Page 74: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Tabel 4.11 Perubahan Biaya Tidak Langsung ( Indirect Cost )

No TahapNd

(Hari)Cd

(Hari)Nc

(Rupiah)Cc

(Rupiah)1 Kondisi Normal 74 74 Rp 10.323.765,90 Rp 10.323.765,90

2 Percepatan Tahap 1 74 54 Rp 10.323.765,90 Rp 7.533.558,90 3 Percepatan Tahap 2 54 50,88 Rp 7.533.558,90 Rp 7.098.286,61 4 Percepatan Tahap 3 50,88 50 Rp 7.098.286,61 Rp 6.975.517,50 5 Percepatan Tahap 4 50 49 Rp 6.975.517,50 Rp 6.836.007,15

Keuntungan

Rp 2.790.207,00 Rp 435.272,29

Rp 139.510,35 Rp 122.769,11

Rp -

Total Rp 3.487.758,75 Besarnya biaya tidak langsung pada proyek perhari adalah Rp. 139.510,35 yang

didapat dari 2% dari biaya total proyek yang dibagi normal durasi awal proyek.

Pada percepatan tahap 1 hingga tahap 4 didapat penurunan biaya tidak langsung

proyek sebesar Rp. 3.487.758,75. Microsoft Project hanya dapat menampilkan

besarnya biaya total dan biaya tidak langsung, sedangkan besarnya biaya langsung

diperoleh dengan perhitungan di luar Microsoft Project. Besarnya biaya langsung

yang dikeluarkan proyek dapat diketahui dengan mengurangkan biaya total

proyek dengan biaya tidak langsung setiap tahapnya.

Contoh perhitungan besar biaya langsung percepatan tahap normal.

1. Biaya Total = Rp. 516.188.297,49

Biaya Tidak Langsung = Rp 10.323.765,90

Biaya Langsung = Biaya Total – Biaya Tidak Langsung

= Rp. 516.188.297,49 - Rp 10.323.765,90

= Rp. 505.864.531,59

Sesuai contoh perhitungan, besar biaya langsung keseluruhan ditampilkan pada Tabel 4.12

Tabel 4.12 Perubahan Biaya Langsung ( Direct Cost )

1 Kondisi Normal 74 Rp 516.188.297,49 Rp 10.323.765,90 2 Percepatan Tahap 1 54 Rp 509.663.507,04 Rp 7.533.558,90 3 Percepatan Tahap 2 50,88 Rp 509.229.385,07 Rp 7.098.286,61 4 Percepatan Tahap 3 50 Rp 506.448.363,48 Rp 6.975.517,50 5 Percepatan Tahap 4 49 Rp 501.269.374,29 Rp 6.836.007,15

Rp 505.864.531,59 Rp 502.129.948,14

D (Hari)

B. Total B.T Langsung B. Langsung

Rp 502.131.098,46 Rp 499.472.845,98 Rp 494.433.367,14

No Tahap

Page 75: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Berdasarkan ketiga tabel biaya tersebut maka dapat dibuat grafik hubungan antara

waktu dan biaya pengerjaan proyek. Hubungan ketiga macam biaya tersebut dapat

dilihat pada Grafik 4.1

Grafik 4.1 Grafik Hubungan Antara Waktu dan Biaya Pengerjaan Proyek

Pada Grafik 4.1 menunjukkan fluktuasi biaya seiring dengan berkurangnya durasi

pelaksanaan proyek. Grafik biaya langsung tidak melengkung disebabkan

kompresi berhenti pada percepatan tahap 4 dimana semua pekerjaan telah

disubkontraktor sehingga tidak dapat dilakukan crashing. Untuk itu titik optimal

ditentukan pada durasi ke 49 dengan biaya paling rendah.

Berdasarkan data yang diperoleh dengan durasi optimum 49 hari kerja, maka

dapat diketahui keuntungan yang diperoleh kontraktor serta pengeluaran biaya

total proyek yaitu :

Rp480,000,000.00

Rp485,000,000.00

Rp490,000,000.00

Rp495,000,000.00

Rp500,000,000.00

Rp505,000,000.00

Rp510,000,000.00

Rp515,000,000.00

Rp520,000,000.00

Rp1,000,000.00

Rp51,000,000.00

Rp101,000,000.00

Rp151,000,000.00

Rp201,000,000.00

Rp251,000,000.00

Rp301,000,000.00

Rp351,000,000.00

Rp401,000,000.00

Rp451,000,000.00

01/01/190002/01/190003/01/190004/01/190005/01/1900

Biaya tidak langsung

biaya total

Biaya Langsung

49 50 50,8 54 74

Page 76: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Keuntungan = Penurunan Biaya Total Durasi Optimum + Jasa

= Rp.14.918.923,20 + 10 % x Rp516.188.297,49

= Rp.14.918.923,20 + Rp. 51.618.829,75

= Rp.66.537.752,94

Pengeluaran proyek = Rp516.188.297,49 - Rp. 66.537.752,94

= Rp.449.650.544,50

Jadi pengeluran biaya proyek dengan durasi 49 hari kerja yaitu sebesar

Rp.449.650.544,50 dengan keuntungan yang didapat sebesar Rp.66.537.752,94.

Data hasil penelitian ini dianggap valid dengan asumsi kondisi lingkungan proyek

dan cuaca selama pelaksanaan proyek mendukung (misal, cuaca baik : tidak

hujan, tidak terjadi gempa, dll).

Page 77: optimasi waktu dan biaya dengan metode crash time and cost

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari optimasi waktu dan biaya dengan metode crash pada proyek Pemeliharaan

Gedung Dan Bangunan Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Durasi optimum proyek yaitu 49 hari kerja (57 hari kalender) dari durasi

normal 74 hari kerja (90 hari kalender) dan proyek dijadwalkan dapat

diselesaikan pada 19 November 2010 dari rencana awal 14 Desember 2010.

2. Dari hasil perhitungan diperoleh waktu penyelesaian proyek optimum yaitu

49 hari dengan biaya total proyek sebesar Rp. 501.269.374,29 (belum

termasuk jasa kontraktor 10%). Sedangkan, waktu penyelesaian normal 74

hari kerja ( 90 hari kalender) dengan biaya total proyek Rp. 516.188.297,49.

Jadi, terjadi pengurangan durasi selama 25 hari dan penghematan biaya

sebesar Rp. 14.918.923,20

5.2 Saran

Beberapa saran yang dikemukakan sehubungan dengan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Pembuatan hubungan antar pekerjaan dalam Microsoft Project 2007

hendaknya dilakukan secara cermat agar diperoleh hasil analisis yang akurat.

2. Melakukan pengecekan ulang terhadap durasi secara berkala setiap

pengubahan data.

3. Membuat validitas data dengan Microsoft Excel kemudian membandingan

dengan Microsoft Project 2007 agar data lebih akurat.