optimalisasi produksi karet olahan...
TRANSCRIPT
OPTIMALISASI PRODUKSI KARET OLAHAN RSS (Ribbed Smoke Sheet)
Pada Unit Usaha Musi Landas, PTP Nusantara VII (Persero) Sumatera Selatan
Auliya Darsra
JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOJLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2005 M/1426 H
Ol>TlMALISASI PRODUKSI KARET OLAHAN RSS
( Ribbed Smoke Sheet)
Studi Kasus Pada Unit Usaha Musi Landas PTP Nusantara Vil (Persero ),
Sumatera Selatan
Oleh:
Auliya Darsra 100092020298
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pertanian
Fakultas Sains Dan Telmologi
Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SY ARIF HIDA YATULLAH
JAKARTA
1426 H/2005 M
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAl(ULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SY ARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang ditulis oleh :
Nama
NIM
Program Studi
Judul Skripsi
Auliya Darsra
100092020298
Sosial Ekonomi Pertanian
: Optimalisasi Produksi Kan~t Olahan RSS
(Ribbed Smoke Sheet) Studi Kasus Pada Unit
Usaha Musi Landas PTP Nusantara VII
(Persero ), Sumatera Selatan.
Dapat diterima sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar sarjana pada
Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta,
Menyetujui,
Dasen Pembimbing
Mengetahui,
Pembimbing II
Eoy P..aSTP,M.s;
Ketua Jurusan
Ir. ~~ddin,MM NIP. 150 317 958
PENGESAHAN UJIAN
Skripsi ini berjudul "Optimalisasi Produksi Karet Olahan RSS (Ribbed
Smoke Sheet) Studi Kasus Pada Uuit Usaha Musi Laudas, PTP Nusautara
VII (Persero) Sumatera Selatan" telah diujikan dan dinyatakan lulus dalam
sidang munaqosyah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta pada hari sabtu 22 Oktober 2005, skripsi ini telah diterima
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Strata I (SI) pada
Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian.
Tim Penguji
Penguji I
Jakarta, November 2005
Prof.Dr. H. Aki Bailtaki, M.Sc
Dr. Kushary no, M.MA
Mengetahui,
Dekan
Penguji III
s~ Euy Dwiningsih,S.TP,M.Si
Teknologi
M.Sis
PERNYATAAN
DENGAN INI SAY A MENY AT AKAN BAHW A SKRIPSI YANG BERJUDUL
"OPTIMAL!SAS! PRODUKSI KARET OLAHAN RSS ( Ribbed Smoke Sheet )
STUD! KASUS PADA UNIT USAHA MUSI LANDAS, PTP NUSANTARA
VII ( Persero ), SUMA TERA SELA TAN", BENAR- BENAR BASIL KARY A
SAY A SEND!Rl YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBA GA! SKRIPSI
PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
JAKARTA, OKTOBER 2005
Auliya Darsra
100092020298
RINGKASAN
Auliya Darsra, Optimalisasi Produksi Karet Olahan RSS (Ribbed Smob Sheet) sludi kasus pada Unit Usaha Musi Landas, PTP Nusantara VII (Persero), Sumatera Selatan (Dibawah bimbingan Dr. Kusharyono, M.MA Dan Eny Dwiningsih, STP, M. Si)
Subsektor Perkebunan memegang peranan penting dalam program pembangunan, khususnya pembangunan sektor pertanian, dan salah satu komoditas yang sejak dulu hingga kini memegang peranan penting adalah komoditas karet, permintaan karet dimasa depan akan berkembang pesat karena pe1tumbuhan industri yang semakin canggih dan rum it, oleh karena itu, agar dapat menikmati keuntungan maksimal, maka produsen karet dituntut untuk dapat meningkatkan efisiensi kegiatan usahanya dengan cara melakukan pengaturan pengelolaan segala kegiatan usaha dan sumberdaya yang dimiliki.
Pcnclitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2004 dan tjuan penclitian ini adalah I) Menganilisis pcnggunaan sumberdaya produksi perusahaan, 2) Untuk menstabilkan produksi perusahaan apabila terjadi perubahan yang tidak diinginkan.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder, data primer meliputi data sistem kerja pengolahan, kapasitas mesin, penggunaan bahan baku dan bahan penolong, serta data pennintaan. Dan data sckunder meliputi s"jarah berdirinya pcrusahaan, struktur organisasi pemsahaan, pro<cs dan tingkat produksi, biaya produksi dan harga jual di pasaran. Dan data -darn terscbut diatas diolah dengan menggunakan perangkat hmak LINDO (Linicr I ntcractive and Discrete Optimizer).
Dalam penelitian ini mcnggunkan program linier yang teroiri dari beberapa analisis, yaitu: I) Analsis Primal : un!uk mengetahui komposisi produk akhir optimal, 2) Analisis nilai Slack dan dual : untuk mengetahui penilaian terhadap sumberdaya, 3) Analisis Sensitivitas : pcnerapan solusi optimal terhadap perubahan dalam parameter model. 4) Analisis Post optimal : untuk mencari kesalahan dan kelcmahan dalam model. Dengan analisis tersebut dapat dipcrolch optimalisasi produksi.
Pada kondisi aktual pcrusahaan memproduksi semua jenis karet yang terdiri dari RSS L RSS II, RSS Ill, dan Cutting A. Kondisi optimal suatu perusahaan dapat tercapai pada waktu perusahaan mendapat keuntungan yang maksimal dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada.
Tingkat kegiatan optimal pada periode I, II dan III dari jenis karet RSS II dan RSS 111, karena pada kondisi tersebut perusahaan akan memperoleh keuntungan dari jenis - jenis karet tersebut, sedangkan pada periodc .IV perusahaan mengalami kelebihan produksi dan itu te~jadi karena produksi aktual lebih besar dari optimal. Pada kondisi aktual perusahaan mendapat keuntungan sebesar Rp 2, I milyar sedangkan pada kindisi optimal perusahaan dapat mencapai sebesar Rp 2.5 milyar dan selisihnya sebesar Rp 400juta.
Ketersediaan sumberdaya - sumberdaya yang terbatas dapat digunakan seeara optimal dengan memanfaatkan semua sumberdaya sampai batas maksimal penggunaannya, pada penggunaan bahan baku dan bahan penolong pemsahaan mengalami kelebihan sumberdaya tersebut, sedangkan untuk penngunaan mesin peusahaan juga belum mengoperasikan kapasitas mesin secara maksimal, dan ini dapat dilihat pada nilai slack I surplus :S 0. Dan untuk analisis Sensitivitas terdapat batasan untuk menambah atau mengurangi nilai sisi sebt!lah kanan, dan pada penelitian sebagian besar sumberdaya dapat dinaikkan sampai batasan tak tertentu. Sedangkan untuk penurunannya ada batasan - batasan tertentu.
Setelah semua analisis telah di terapkan maka analisis selanjutnya adalah analisis post optimal, pada penelitian ini akan dilakukan dua skenario, skenario l) akan mengabaikan semua kendala pennintaan dan ini terbukti bahwa perusahaan mendapat kcuntungan lebih besa darisolusi optimlanya yaitu sebesar Rp 8,9 mi lyar sedangkan pada kondisi optima In ya mencapai Rp 2,5 milyar jadi selisih keuntungannya adalah sebesar Rp 6,4 milyar. Dan untuk skenario II) menaikkan harga pada RSS I periode I, dari 6548 menjadi 6648 perkilogramnya dan pada ksmdisi ini perusahaan mendapat keuntungan sebesar Rp 2,58 milyar, sehingga sel isilmya adalah sebesar Rp I 0 juta.
Berdasarkan analisis - analisis linier programming maka perusahaan akan mendapat keuntungan lebih besar apabila perusahaan mene:rapkan kondisi pada skenario I, dan perusahaan sebaiknya menekan biaya produksi.
KA TA PEN GANT AR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahrnat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat rnenyelesaikan skripsi ini.
Penyusunan skripsi ini merupakan syarat kelulusan untuk mendapatkan gelar saijana
perlanian Universitas lslarn Negeri SyarifI-Iiclayatullah Jakarta.
Skripsi ini be1judul "Optimalisasi Procluksi Karct Olahan RSS (Ribbed
Smoke Sheet) Studi Kasus Pada Unit Usaha Musi Landas, PTP Nusantara VII
(Pcrscro) Sumatera Sclatan",ini disusun dan diajukan penukis sebagai persyaratan
unluk rnemperoleh gelar Satjana Perlanian Pada Jurusan Agribisnis, Fakultas Sains
dan Tehnologi. Universilas Isalam Negeri" Syarifl-Iidayatullah" Jakarta.
Penulisan ini terselesaikan berkat dukungan-dukungan dari berbagai p1hak.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terirna kasih kepada :
I. Kepacla orang tuaku. ibu dan bapak tercinta atas cinta yang tulus dan do'a yang
tidak pcnwh putus. cinta clan kasih sayang yang tak kan terbalas, rnoril dan
rncllcriil scrta kesabarnn rncnanlikan kclulusan pcnulis.
l\apak Dr. Kusharyono. SE. MM clan Ir. Eny Dwiningsih. M.si sebagai
pcrnbimbing skripsi atas kesabaran, bimbingan, saran, kritik dan motivasi
schingga rnampu rnenjalani pcnelitian clan menyelesaikan skripsi dengan baik.
3. Bapak Prof. Dr. H. Aki Baihaki, M.Sc Atas kesediaanya menjadi penguji utama
dalam siclang ujian skripsi.
4. Bapak Dr. H. Syopiansyah Jaya Putra, !vl.Sis selaku Dekan Fakullas Sains dan
Teknologi.
5. Bapak Jr. Muclatsir Najamudclin, MM dan Drs. Acep Muhib, MMA selaku Ketua
clan Sekretaris Jurusan Sosial Ekonorni Pertanian.
6. Bapak-bapak clan lbu-ibu di PT Perkebunan Nusantara Musi Landas yang te!ah
mernberikan data dan informasi sehingga penulis clapat menyelesaikan penelitian.
7. Bu Opah. Bu Rizki, Pak Waclucl, Pak Sainih, Bu Yus, Pak Muchsin, Pak Gun,
selaku staff akaclemik.
8. Bapak Abdul Basyir. S.Ag clan Bapak A. Chotim selaku petugas perpustakaan.
9. Tante Dian clan keluarga di Palembang serta aclik-aclikku tercinta Dina, Lina clan
Luthfir yang ticlak henti-hentinya memberikan clukungan clan semangat "I Love U
all"serta bang Romi clan CPU nya clan teman-teman ku di "Golden I-!ouse"terima
kasih atas penginapan gratisnya.
I 0. Teman-teman Agribisnis Hilyati, Afifah, teh Nia, Abang Fadli, Marni Nela dan
Papi Amy (terima kasih alas supportclan persahabatannya)Mila, jerry, ghofur,
Arman, Erna, Dian, Yusuf, Eli, Ocid, Yati, Dini, Yulis dan teman-teman lainnya
yang telah mengisi hari-hari penulis pada masa kuliah.
l l. Ternan-teman Agribisnis lainnya yang tidak clapat clisebutkan satu per satu,
maksih atas kebersamaan yang pernah ada, khususunya angkatan 2000.
l 2. Pihak-pihak yang lain yang tidak dapat clisebutkan satu persatu yang telah
mernbantu penulis baik langsung maupun ticlak langsung, semoga Allah SWT
mcmbcrikan rahnrnt dan kmunia-Nya. Arniin.
Akhir kata penulis berharap skripsi ini clengan segala keterbatasannya clapat
bermanfaat bagi pembaca terutama bagi Perkebunan Gunung Mas clalam menyusun
rencana procluksinya.
.Jakarta, Oktober 2005
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .....•...............................•........................••..•
DAFTAH ISI ............................................................................... iii
DAFTAR TABEL ......................................................................... v
DAFT AR GAMBAR ................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................ vi
BAB I. PENDAHULUAN
I. I Latar Belakang ....................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah ................................................ .4
1.3 Tuj uan Peneletian............................. .. ..................... 5
1.4. Kegunaan Penelitian ................................................. 5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis ..................................................... 6
2. 1.1.Karct dan Pcrkembangannya ................................ 6
2. 1.2. Pabrik Pengolahan Karel .................................... 9
2.13. Pereneanaan dan Fungsi Produksi .. . .. ................ 11
2. 1.4. Tcori Optimalisasi. ......................................... 14
2.2. Penelitian Terdahulu ............................................... 17
2.3. Kcrangaka Pemikiran Konseptual... .............................. 19
BAB Ill. METODOLOGI PENELITIAN
3. I. Lokasi Penelitian .................................................. 22
3.2. Jen is dan Sumber Data ........................................... 22
3 .3. Metode Pengolahan dan Analisis Data ......................... 22
3 .3. I. Konsep Dasar . . . .. . .. . . .. . . . . . . .. . . . . . . .. .. .. . . .. .. . . .. . . .. 23
3.3.2. Analisis Primal ............................................ 25
3.3.3. Analisis Nilai Slack dan Dual ............................ 26
3.3.4. Analisis Sensitivitas ........................................ 26
3.4. Analisis Post Optimal ........................................... 27
3.5 Definisi Operasional ............................................. 28
BAB IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
4. I. Lokasi Perusahaan ................................................ 30
4.2. Sejarah Perusahaan ............................................... 30
4.3. Struktur Organisasi ................................................. 31
4.4. Ketenagakerjaan ................................................... 35
4.5. Sarana Produksi .................................................... 38
4.6. Sarana Penunjang .................................................. 39
4.7. Proses Produksi .................................................... .40
BABY. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Konsep dan Pengukuran .......................................... .44
5.1. !. Fungsi Tujuan ·······················""····················· .44 5 .1.2. Aktivitas ..................................................... .45
5. I .3. Fungsi Kendala ............................................. .45
5.2. Kondisi Optimal Produksi Karet RSS .......................... 52
5.2. I Analisiis Dual ............................................... 57
5.2.2 Analisis Sensitivitas ....................................... 63
5.3. Anal is is Post Optimal . . .. . .. ... . .. .. . . .. . . . . .. . .. . ...... .. ....... 68
BAB VI. Kcsimpulan dan Saran
6.1. Kesimpulan . . .. . .. . .. . .. .. . . .. . . . . .. . .. . .. . .. . .. . . . .. . . .. . . .. .. .. 70
6.2. Saran ................................................................ 72
Daftar Pustaka .......................................................................... 73
DAFT AR T ABEL
Tabcl I. l-larga jual, Biaya Produksi dan Kcuntungan per kilogram .............. .44
Tabel 2. Penggunaan Bah an baku lateks per periode per kilogram ................ .46
Tabel 3. Penggunaan bahan penolong per liter ....................................... .47
Tabel 4. Kebutuhan tenaga ke1ja untuk masing - masing jenis karet ............. .49
Tabel 5. Ketersecliaan jam mesin ....................................................... 51
Tabel 6. Tingkat kegiatan pada kondisi aktual, optimal, serta selisih antara
Nilai aktual clengan optimalnya .............................................. 54
Tabel 7. Nilai slack clan nilai dual kenclala bahan baku dan bahan penolong ... .58
Tabel 8. Nilai salck dan nilai dual kendala mesin .................................... 60
Tabcl 9. Analisis Sensitivitas koefisien fungsi tujuan ............................... 62
Tabcl I 0. Analisis Scnsitivitas Kenclala - kendala Pembatas pada bahan baku dan
bahan pcnolong ................................................................ 63
Tabel I I. Analisis Scnsitivitas pacla kendala tenaga ke1ja ........................... 64
Tabcl 12. Analisis Sensitivitas pada kcnclala permintaan ............................ 65
Tabcl 13. Perbanclingan antara hasil pada kondisi optimal clcngan analisis
Post optimal .................................................................... 69
DAFT AR GAMBAR
Gain bar 1. Gan1bar kerangka pe111ikiran ............................................... 24
Gambar 2. Skcma proses produksi pada pcngolahan RSS ........................... 53
DAFT AR LAMPIRAN
Lampiran I. Perumusan Model Optimalisasi Produksi Karel yang diolah dengan
n1enggunakan Progra111 LJN DO., ...................................... 75
Lampiran 2. Solusi Optimal Kegiatan Produksi Karet RSS ....................... 78
Lampiran 3. Anal is is Post Optimal Skenario I ...................................... 83
Lampi ran 4. Analisis Post Optimal Skenario II ..................................... 87
Lampiran 5. Peta Lokasi Perkebunan Musi Landas ................................ 88
Lainpiran 6. Struktur Organisasi Perkcbunan rvtusi Landas ....................... 89
I.I. Latar Bclalrnng
BAB I
PENDAHULUAN
Subscktor pcrkcbunan mcmegang peranan yang pcnting dalam program
pcmbangunan, khususnya pcmbangunan scktor pertanian. Subscktor ini menjadi
tempat bagi petani dalam menggantungkan hidupnya sebagai cabang usaha yang
berfungsi menciptakan lapangan kcrja, dan sebagai sumber devisa non migas yang
sangat diharapkan, dan sccara langsung terkait pula dalam usaha pelestarian
sumber daya alam.
Salah satu komoditas yang sejak dulu hingga saat ini memegang peranan
penting seperti tersebut diatas adalah komoditas karet, komoditas ini diusahakan
scbag,1i pcrkcbunan rakyat dan pcrkebunan besar, hal ini menunjukkan bahwa
petani atau pcrkcbunan karct 111cnduduki posisi lerbcsar dalam dunia pcrkarctan
Indonesia.
Dimasa yang akan datang permintaan karet dunia diperkirakan akan tetap
mantap, menurut Burger dan Smith (l 993) dalam Susi (I 999), akan mengalami
peningkatan dengan pertumbuhan kurang lcbih 2,5 % pertahun, sementara di
pasar domestik, walaupun terjadi penurunan permintaan akan karet dimasa
datang diperkirakan akan meningkat lagi, ha! ini diduga akan terjadi karena akan
pulihnya industri ban dan industri-industri pemakai karet lainnya pada saat
perekonomian Indonesia dan negara-negara Asia lainnya mulai pulih kembali.
Masa depan pangsa pasar karet di dunia akan berkembang pesat,
pertumbuhan industri karct merupakan salah satu industri paling rumit dan
canggih, dalam abad modern dan merupakan suatu bagian dari masyarakat yang
2
sangat diperlukan karcna tanpa karet, kapal, pesawat terbang, mobil, bis dan truk
tidak dapal be1jalan, tidak adanya industri karet maka pertambangan, komunikasi
dan industri pokok bei:jalan kurang elisicn. Dan ncgara pcngimpor karct tcrbcsar
s~Hll ini aJaJah Cina dan India.
Pertumbuhan industri di Cina yang sangat mengcsankan terutama industri
di bagian otomotif dan perkapalan. Jnduslri tcrscbut telah mcmbuat ncgara ini
membutuhkan komodilas karel dalam jumlah besar. Dan Indonesia berpotensi
meningkatkan ekspor karet dengan merebut pasar di negara tirai bambu, Cina
diperkirakan sampai tahun 2020 akan terus mengalami pertumbuhan, dan
produk karet ini pada tahun 2003 dapat menyumbangkan devisa sebesar
US$ 1,4 milyar dan itu berarti 20 % devisa negara dari ekspor produk pertanian
sedangkan volume produksi karet pada tahun 2003 sebesar 1,8 juta ton, dengan
begitu Indonesia menjadi negara produsen karet kc dua terbesar di dunia.
Indonesia mcmiliki wilayah cukup luas untuk tanaman karet, tetapi
produktivitasnya masih berada dibawah Thailand, untuk saat ini areal karet
Indonesia mencapai sekitar 3,3, juta hektare, 2,6 juta hektare diantaranya lahan
milik petani atau sekitar 80 % clan 7 juta hektare milik perkebunan besar atau
20 %. Dan sebagai pembuktian perhatian pernerintah akan terus mendorong
peningkatan produktivitas lahan dan akan rnembantu program peremajaan
tanaman karet yang sudah tua.
Perkembangan karet clan industri karet dewasa ini luar biasa, masyarakat
modern sekalipun tidak dapat berjalan tnnpa karet, maka peluang ekspor yang
cukup baik ini direspon oleh pemerintah Indonesia dengan melakukan upaya
3
pcngcmbangan areal pcrkcbunan, upaya tcrsebul bcrhasil meningkalkan produksi
karet a lam Indonesia, ha! ini terbukti pada kurun waktu I 995 - 1999 produksi
karet alam Indonesia secara umum mengalami peningkatan dengan tingkat
pe1tumbuhan 3,8 % per tahun.
Menurut Djoehana (I 993) dewasa ini telah ditempuh berbagai upaya oleh
pemerinlah untuk meningkatkan produktivitas tanaman karet, dan upaya yang
dimaksud meliputi :
I. Perluasan areal sekaligus memperbaiki produk karet rakyat serta pendapatan
petani karet dengan proyek perkebunan inti rakyat (PIR - BUN) yang
dilaksanakan diberbagai daerah, sedangkan perusahaan perkebunan besar
sebagai perkebunan inti adalah BUMN (PNP I PTP).
2. Pelaksanaan proyek - proyek intensifikasi, rehabilitasi dan pcrluasan tanaman
karet yang dilaksanakan PRPTE
3.. Pcnyuluhan dan penyebaran tehnologi budi daya karet, dengan cara
disebarkannya klon - klon unggul oleh pusat - pusat penelitian perkebunan,
danjuga tehnis budi daya tehnologi pasca panen, dan masih banyak lagi upaya
pcmcrinah untuk meningkatkan usaha perluasan ini.
Dengan meningkatnya permintaan karet alam ini menyumbangkan devisa
negara yang cukup besar, oleh karena itu, agar tetap dapat menikmati keuntungan
bahkan dapat memperoleh keuntungan yang maksimal, maka para produsen karet
alam dituntut untuk dapat meningkatkan efisiensi kegiatan usahanya dengan cara
melakukan pengaturan pengelolaan semua kegiatan usaha dan sumberdaya yang
dimiliki seeara baik.
4
1.2. Pcrumusan Masalah
Dengan meningkatnya nilai ekspor, maka setiap perusahaan
berlomba - lomba dalam mcmproduksi karel yang bermutu baik agar dapat
h~rsaing di pasar lntcrnasional. dan dalan1 n1c111produksi sctiap perusahaan
mempunyai orientasi atau target agar produk yang diproduksi dapat
terjual dan akan menghasilkan keuntungan. Perkembangan produksi karet
di Indonesia hingga kini masih sangat lamban, hasil rata - rata produksi
masih dibawah 400 kg I ha. Padahal perkebunan yang berhasil menjadi
I 500 kg I ha, maka Indonesia harus meningkatkan procluktivitas karet agar
dapat bersaing dengan negara - negara lain dan menjadi prioritas pertama.
PTP Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Musi Land~.s pada
tahun 1998 - 2002 mempunyai kapasitas produksi 8 ton per hari , dan pada
(Persero) tersebut menaikkan kapasitas tahun 2003 PTP Nusantara
produksinya menjadi 12 ton perhari dan hingga saat ini perkebunan
belum dapat memenuhi kapasitas tersebut diatas. Oleh karena itu
penelitian ini akan merumuskan permasalahan sebagai berikut:
I. Apakah penggunaan sumber daya pada PTP Nusantara VII (Persero) Unit
Usaha Musi Landas telah optimal ?
2. Sejauh mana solusi optimal yang dihasilkan dapat diterapkan jika te1jadi
perubahan?
5
1.3. Tujuan
I. Mcnganalisis pcnggunaan sumber daya produksi perusahaan.
2. Untuk menstabilkan kcadaan pcrusahaan apabila tc1jadi pcrubahan -
perubahan yang tidak diinginkan.
1.4. Kcgunaan Penelitian
I. Mahasiswa I peneliti dapat menerapkan dan mengaplikasikan ilmu riset
operasi dan optimalisasi produksi dalam dunia agribisnis yang nyata, dan
dijadikan pelajaran yang bermanfaat.
2. Perusahaan, diharapkan penelitian ini dapat berguna sebagai acuan dalam
upaya mengoptimalkan penggunaan sumbcrdaya produksi dan
n1c1naksimumkan keuntungan pcrusahaan.
3. Dan untuk Irnlangan akademisi penelitian ini dapat mcmanfaatkan hasil
penelitian sebagai rcferensi tambahan terhadap kasus aplikasi metode
optimalisasi optimalisasi yang telah ada.
2.1. Kcrangka Tcoritis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Karct Dan Perkcmbangannya
Karel dalam bahasa latinnya "Hevea", adaiah tanarnan yang tumbuh secara
liar di lembah-lembah sungai Amazone, dan secara traclisional cliambil getahnya oleh
penclucluk setempat untuk cligunakan clalam berbagai keperluan antara Iain sebagai
ala! untuk menyalakan api clan bola untuk permainan.
Setelah tanaman karet berhasil di temukan clan clapat cligunakan untuk
kehiclupan sehari-hari, maka banyak pakar yang tertarik untuk melakukan uji coba
karet. Percobaan penggunaan karet clikembangkan terus menerus, penemuan yang
sangat menentukan tumbuhan karet adalah ditcmukannya cara vulkanisasi
(Vulcu11izatio11 process) nleh seorang ahli kimia i\mcrika, Charles GoodYcar, pada
tahun 1839, pada proses vulkanisasi ini karct dicampur dcngan belerang pada derajat
sulm tertentu, schingga menghasilkan scjcnis produk yang lebih unggul clalam
penggunaan bahan karet murni. Dengan perbaikan dan penyempurnaan yang terns-
menerus, akhirnya menghasilkan berbagai macarn bahan karet mulai dari yang lunak
sarnpai yang kcras.
Dan pernanfaatan karet yang sangat berarti diternukan oleh DUNLOP pada
tahun 1888, yakni diciptakannya ban pompa, pcnemuan ini kernudian disusul oleh
MICHELIN (Prancis) clan GOODRICH (Amerika) dengan menciptakan ban mobil
yang di kemudian hari bcrkcmbang terus setelah orang berhasil mcmbuat mobil pada
7
tahun' 1895,dampak nyata dari penemuan kendaraan mobil adalah permintaan karet
semakin meningkat.
Akibat dari banyaknya permintaan maka muncullah produksi karet rakyat
(smallholders) yang mampu memberikan penawaran yang berjalan sejajar dengan
permintaan. Namun pada akhir talmn 1920-an dan permulaan tahun 1930-an, resesi
ekonomi dunia secara drastis mengurangi pem1intaan karet untuk industti motor dan
akibatnya te1:iadilah kelebihan kapasitas. Karena te1jadi kelebihan kapasitas maka
dibuatlah pe1jaitjian peraturan karet Intemasional (The Intemasinal Rubber
Regulation Agreement) yang 1s1 pokoknya adalah pembatasan ta11aman karet dan
penanaman karet baru.
Sampai mcrtjclang pccah perang dunia II, konsumsi karet dunia belum
mengalami peningkatan yang berarti, dan setelah perang dunia permintaan sedikit
demi scdikit mcngalarni kcnaikkan, dikarenakan adanya peningkatan jumlah
konsurnsi kcndaraan bermotor.
Mcnurut Dr. James J. Spillane ( 1989) tingkat konsumsi pada akhirnya
mcngalami titik jcnuh, pcnurunan yang bcrkesinambungan. Adapun sebab-sebab
tingkat kcjcnuhan konsurnsi karet antara lain adalah :
I. Pcngaruh resesi dunia
2. Berkurangnya arti bahan karet sebagai "bahan strategis" dalam dunia kemiliteran,
karena berubahnya sifat perang yang "nonkonvensional'"(perang nuklir, peluru
kendali, komputerisasi, dan sebagainya).
8
3. Mulai jenuhnya tempat parkiran kendaraan bermotor didunia, terutama di negara
negara industri maju dan kota-kota besar di negara-negara berkembang, dengan
gcjala "dcrelan rnobil lcbih panjang dari padajalanan".
Situasi pcrdagangan karcl alarn sesudah pcrang dunia II diramaikan olch
rnasuknya karet sintelis ke pasar dunia, pada umumnya para ahli rnenyatakan bahwa
limbulnya karet sintetis karena disebabkan pertimbangan politis dan strategis,
terutarna berkaitan real dengan aspekjarninan persediaan karet alarn.
Nanrnn dalarn pernanfaatannya karet alam lebih unggul dan berkualitas baik,
ada Iima sifat karet alam yang tidak dapat dikalahkan atau disarnai oleh karet sintetis
yaitu :
I. Karet alam merniliki daya elaslisitas, atau daya lenting yang sempuma.
2. K'aret al am tidak cepat menjadi panas (low heat build up)
3. Karel alam memiliki plaslisitas yang baik, hingga mudah dalam pengadonannya
4. Karel alam mempunyai daya tahan aus yang tinggi
5. Karel alam mempunyai daya lahan lerhadap keretakan yang tinggi (groove
cracking resistance)
Karena sifal-sifat fisik karet alam yang unggul tersebut, maka pihak industri karet
sintclis bcrusaha rncncari substilusi karet alam .. (Djoehan Selyamidjaja, 1993)
Di Indonesia karct alam merupakan sumber devisa keempat, sebab dalam
kchiclupan sehari-hari masyarakat terganlung dari fungsi karet, karena banyaknya
pcrminlaan akan karel rnaka kepenlingan karet alam dalam perekonomian Indonesia
sangat jclas.
9
Karel termasuk komoditi sosial prioritas tinggi, komoditi ini mempunyai
penman stratcgis, tidak sa.ia merupakan sumber pcnghasil devisa utama di sektor
pertanian, tctapi lebih pcnting lagi adalah rangkaian kegiatan produksi karet termasuk
pengolahan dan pemasarannya.karena menciptakan lapangan peke1jaan , karet
merupakan satu-satunya penghasilan.
Usaha perkaretan di Indonesia masih memerlukan banyak tenaga yang mau
membaktikan keahliannya di bidang pengelolahan tanaman, perkebunan, manajemen
perkebunan dan pabrik-pabrik pengolahan karet.
2.1.2. Pabrik Pcngolahan Karct
Tempat proses prnduksi yang biasa discbut pabrik pcrlu dibangun di daerah
yang n:latif baik bagi kepcntingan perusahaan yang bcrtujuan mcrnaksirnumkan
kcuntungan. Pencrnpatan pabrik yang baik dengan sendirinya akan menyumbang
banyak dalarn usaha-usaha mcminirnumkan biaya.
Lctak gcografis suatu pabrik mernpunyai pengaruh terhadap sistem produksi
yang ekonomis karena banyak faktor-faktor yang mempengaruhi letak failitas, dan
yang lebih penting Jetak lokasi tersebut akan mempengaruhi besarnya biaya operasi
maupun biaya kapital.
Dalam Djoehan Setyamidjaja (1993),memilih lokasi pabrik harus
memperhatikan beberapa faktor, diantaranya :
l. Lingkungan masyarakat Kcsediaan masyarakat suatu daerah menerima segala
konsckucnsi positif maupun negatif
10
2. Sumberdaya alam
Biaya produksi akan sangat dipengaruhi oleh tinggi renclahnya harga bahan clasar
dan bahan-bahan lainnya yang cliperlukan didalam proses produksi.
3. Sumber daya manusia
Tersedianya tenaga kerja baik tenaga terclidik ataupun tenaga terlatih yang cukup
banyak merupakan faktor yang penling.
4. Pasar '
Barang jadi harus dijual baik kepada konsumen yang sangat luas atau konsumen
scbagian kecil.
5. Pengangkutan,Tersedianya fasilitas angkutan yang baik, baik bagi bahan clasar
maupun bagi barang basil produksi yang dimiliki.
6. Pcmbangkit tenaga, Sctiap industri memerlukan tenaga yang mempengaruhi
proses produksi, oleb karena ilu harus diperhatikan tersedianya pembangkit
tenaga yang lebih mudah.
Dari faktor-faktor diatas maka perlu penentuan lokasi pabrik, karena penempatan
pabrik yang salab akan menimbulkan beban clan merugi.
Di dalam industri karel lerdapat 2 subsistem penling yang saling berhubungan
antara satu sarna lainnya clalam proses produksi karet olahan, keclua subsistem
tcrscbut adalah subsistc111 kebun dan pabrik, kcbcrhasilan usaha dari perusahaan karet
akan sangal dipengaruhi oleh kincrja dari masing-masing subsistem tersebut.
Tugas ula111a dari subsistc111 kebun adalab mcnycdiakan lateks karet alam dengan
scmurni-murninya bagi bahan bairn pabrik pcngolahan karet alam. Dalam subsistem
11
kebun dilakukan berbagai kcgiatan produk yaitu penanaman, perawatan tanaman,
pemupukkan, penyadapan, pengumpulan hasil sadapan, dan pengangkutan hasil
sad a pan.
Dan didalam subsistem pabrik dilakukan pengolahan terhadap bahan baku
karct akan mcnjadi barang sctengah jadi, bcrbagai kegiatan yang dilakukan di dalam
subsistcm pabrik seperti pcngeccran, pembckuan, penggilingan, pengeringan,
pcndinginan, pcngasapan, sortasi, prcssball, pcngcpakan, penyimpanan dan lain
lain. Untuk memperlancar proses produksi pengolahan karet alam maka perlu adanya
suatu sinergi diantara subsistem pabrik sebagai pengolah bahan baku dan subsistem
kebun sebagai penyedia bahan baku olahan.
2.1.3 Pcrcncanaan chm Fungsi Produksi
Secara umum procluksi diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses
yang mcntransformasikan masukan (input) mer\jadi basil keJuaran (output)
yang berupa barang atau jasa. Rangkaian masukan -· konvcrsi - keluaran
tersebut juga merupakan cara untuk mengkonseptualisasikan sistem produksi
yang climulai dengan unit terkecil dari kegiatan procluksi, yaitu clisebut
operasi. Suatu operasi merupakan langkah te1tentu dalam keseluruhan proses
yang mcnghasilkan produk atau jasa yang mcmbawa kepada keluaran akhir
(Assauri, 1993).
Menurut Henderson dalam Susi (1999) , semua faktor produksi dapat
cligolongkan menjadi empat yaitu :
l. Bahan mentah, termasuk didalamnya tanah dan sumberdaya.
2. Tenaga kerja
3, Modal, termasuk semua peralatan produksi dan bangunan.
12
4. Kcmampuan berusaha (entrepreneurial ability), kemampuan yang dimiliki
seorang pengusaha unutk dapat mengelola produksi dan menanggung segala
resiko yang ada.
Menurut Handoko (1999), manajemen produksi merupakan usaha-usaha
pengelolaan secara optimal penggunaan sumberdaya-sumberdaya ( disebut faktor
faktor produksi), tenaga kerja, mesin-mesin, peralatan, bahan mentah dan sebagainya,
dalam proses transformasi bahan mentah dan tenaga kerja menjadi berbagai macam
produk atau jasa.
Pacla intinya tujuan bcrproduksi aclalah menghasilkan barang-barang danjasa
.1nsa scsuai dcngan kchcndak konsumcn dalam hal jumlah, kualita, harga serta
waktunya.
Dan clalam produksi dipcrlukan pcrcncanaan produksi, percncanaan produksi
rncnurnt ProL Dr. Sukanto ( ! 992) mcmcgang pcranan pcnting dalam :
I. Mcncntukan ltijuan-tujuan
2. lntcgrasi tujuan
3. Pcnga\vasan
Ketiga unsur diatas sangat penting, agar segala kegiatan produksi dapat berjalan
secara efektif clan efisicn, dengan adanya tujuan-tujuan maka perusahaan dapat
membuat dan melaksanakan kebijakan-kebijakan dasar. Dan kebijakan-kebijakan
13
tcrscbui harus discsuaikan dcngan faklor-Caktor induslri scrla kekualan-kckuatan yang
dimiliki pcrusahaan.
Dan Fungsi produksi menggambarkan sebuah hubungan fisik input-output.
Dan hubungan-hubungan tersebut dapat digambarkan melalui tabel, grafik, atau
diagram, dan melalui persamaan aljabar. Secara simbolik fungsi produksi dapat
ditulis sebagai berikut:
Y=f(X 1,X2,X3, .. . ,Xn)
Dimana Y adalah output yang dihasilkan dan simbol "f' menuqjukkan bentuk
hubungan transformasi produksi input menjadi output sedangkan Xl sampai dengan
Xn adalah sejumlah input yang digunakan dalam kegiatan produksi.
Dari fungsi produksi tersebut diatas maka dapat diketahui bahwa output yang
clihasilkan secara fisik sangat clipengaruhi oleh jumlah input yang digunakan, dalam
ha! ini output sebagai variabel depenclen merespon setiap perubahan input sebagai
variabel indcpendennya.
Dalam tcori procluksi kctika produk marjinal lebih besar dari produk rata-rata
maka kegiatan produksi secara ekonomi tidak rasional karena input-input belum
digunakan secara efisicn, jadi scbenarnya tingkat produksi masih dapat ditingkatkan
dengan melakukan penambahan penggunaan input.
Dan apabila produk mmjinal lebih kccil dari produk rata-rata tapi masih lebih
besar dari no!, maka rasional bagi kegiatan produksi karena pada keadaan ini kegiatan
produksi sudah efesien.
14
2.1.4. Tcori Optimalisasi
Mcnurut Nascndi dan Anwar (1985) optimalisasi adalah proses untuk
mendapatkan gugus kondisi yang diperlukan agar mendapatkan basil yang terbaik
dalam situasi tertentu. Dengan pendekatan normative dapat diketalmi babwa
optimalisasi mengidentifikasikan penyelesaian terbaik suatu masalah yang diarahkan
pada tujuan maksimisasi atau minimisasi melalui fungsi tujuan. Memaksimumkan
nilai atau keuntungan yang dihasilkan dari proses produksi atau untuk
meminimurnkan biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi dengan
memperhatikan kendala-kendala yang berada diluar jangkauan pelaku kegiatan,
rnerupakan tujuan dilakukannya optirnalisasi. Oleh karena itu dalam upaya
pcncapaian tersebut. kegiatan produksi selalu berusaha untuk mengalokasikan sumber
daya yang tcrbatas diantara bcrbagai kegiatan yang saling bersaing (Buffa dan
Sarin. I 9%).
Dan optirnalisasi rnenurut Hiller dan lieberum dalam susi (1999), adalah
ilmunya hal-hal yang paling puncak, rnalcsud dari pernyataan tersebut adalah suatu
pendekatan normative dengan mengidentifikasikan penyelasaian terbaik dari suatu
permasalahan yang diarahkan pada titik maksimal atau minimal suatu tujuan.
Operation Research berusaha rnenetapkan arah tindakan terbaik (optimum)
dari sebuah masalah pengambilan keputusan dibawah pembatasan sumber daya.
Dengan dernikian operation research adalah sebuah tehnik pemecahan rnasalah yang
mernbantu proses optirnalisasi.
15
Secara umum jenis persoalan optimalisasi meliputi optimalisasi tanpa kendala
dan optimalisasi dengan kendala. Dalam optimalisasi tanpa kendala, faktor-faktor
yang menjadi kendala terhadap fungsi tujuan diabaikan sehingga dalam menentukan
nilai maksimum atau minimum tidak terdapat batasan untuk berbagai pilihan yang
terseclia. Pacla kasus yang ticlak clibatasi, konclisi order pertama menyatakan bahwa
setiap kegiatan yang berkonlribusi terhaclap sasaran pelaku ekonomi harus
clitingkatkan sampai titik climana kontribusi marjinal clari peningkatan lebih lanjut
aclalah no!. Dalam istilah matematis konclisi order pertama untuk sebuah optimum
mengharuskan semua derivatifparsial sama clengan no! (Nicholson, 1994) .
Pada optimalisasi clengan kenclala, faktor-faktor yang menjacli pada
fungsi tujuan, cliperhatikan clan turut menentukan titik maksimum clan minimum
fungsi tujuan. Supranto (1983) menyatakan bahwa optimalisasi clengan kenclala
pacla clasarnya merupakan persoa 1enentukan nilai variabel-variabel suatu
fungsi menjacli maksimum atau minimum clengan memperhatikan keterbatasan
keterbatasan yang acla. Keterbatasan itu biasanya meliputi semua faktor produksi
yang cligunakan clalam proses procluksi sepe1ti tenga kerja, uang, dan material
yang merupakan input serta waktu clan ruang.
• Metocle pemrograman linier merupakan metocle yang cligunakan untuk
memecahkan masalah optimalisasi berkenclala climana semua fungsi baik tujuan
maupun fungsi kenclala merupakan fungsi linier. Metode ini juga sering
cligunakan untuk memccahkan suatu permasalahan karena pada dunia nyata
senng dihadapkan pada konclisi dimana pembuat keputusan tidak mengetahui
16
fungsi laba atau biaya secara tepat tetapi hanya mampu memperkirakan
beberapa bagian darinya dengan garis lurus. Oleh karena itu, metode ini
rclatif lebih banyak digunakan sebagai alat untuk pemecahan masalah optimalisasi
bcrkendala pada dunia.
Menurut Taha (1996), tahapan utama yang harus dilakukan untuk
mclakukan studi tentang operation research mencakup :
I. Definisi masalah
Dalam dclinisi masalah ada tiga aspck yang harus dipcrhatikan, deskripsi
tcnlang sasaran a tau tuj uan dari studi terse but, identifikasi alternatif keputusan
sistem tersebut, dan pengenalan tentang keterbatasan, batasan dan pemyataan
system tcrscbut.
2. Pengembangan model,Model yang dipilih harus sesuai dan mewakili system
yang bersangkutan, serta harus menyatakan ekspresi kuantitatif dari tujuan dan
batasan masalah dalam bentuk variabcl keputusan.
3. Pemecahan model
Dalam model matematis, pemecahan masalah dicapai dengan menggunakan
tchnik-telmik optimalisasi yang diidentifikasikan dengan baik dan menghasilkan
scbuah pemccahan yang optimal.
4. Pengujian keabsahan model
Umumnya model yang dipakai untuk menguji keashan model adalah dengan
mcmbandingkan kinerjanya dengan data masa lalu yang tersedia untuk sistem
aktual model tersebut.
17
5. Implementasi hasil akhir
Pada tahap akhir ini, hasil operasi hams diterjemahkan oleh peneliti secara
terpcrinci serta dibcrikan dalam bentuk yang mudah dimengerti oleh pihak yang
mengatur dan mengoperasikan sistem yang direkomendasikan tersebut.
Salah satu tehnik optimalisasi yang dapat dipakai untuk menyelesaikan
masalah optimalisasi berkendala adalah tehnik linier programming, baik secara
manual maupun dengan bantuan komputer untuk menghasilkan solusi yang cepat dan
akurat bagi para praktisi manajemen perusahaan
2.2. Pcnclitinn Terdahulu
Penelitian mengenai optimalisasi produksi telah banyak dilakukan,
diantaranya adalah Wardani (1994) dan Susi (1998).
Pcnelitian yang be1judul kajian Optimalisasi Produksi Sandal Gunung
dilakukan olch Wardani(l 994) dengan menggunakan metode Linicr Programming
' dan goal programming yang merupakan studi kasus di perusahaan Boogie Advindo,
Bogor, Jawa Baral. Dari hasil kajian dengan metode Linier Programming pada
penelitian tersebut dapat diketahui bahwa perusahaan belum berproduksi secara
optimal, dan jika perusahaan menerapkan pola optimal maka akan diperoleh
tambahan keuntungan sebesar Rp l l.510,-. Dari penelitian itu juga disimpulkan
bahwa sumberdaya sponge T4 KW, sol karet, dan modal merupakan sumberdaya
yang rnembatasi, sedangkan tenaga ke1ja, lem webbing, sponge T4 AT, sponge Tl 2
B, sponge T6 KW, Sponge T8 AT, dan sponge T6 AT ketersediaannya dalam
keadaan bcrlebih.
. 18
Scmentara dari kajian dcngan metodc goal programming diperoleh hasil
optimal yang lcbih kccil dari basil optimal dengan metode linier programming.
Pcrbcdaan hasil optimal ini discbabknn olch adanya pcrb1xiaan komposisi produk
optimal <lari kcdua mctoda tcrscbut. Kajian goal programming tcrhadap fungsi lujuan
menunjukkan penyimpangan terhadap kendala sasaran diminimumkan. Untuk
prioritas pertama pemenuhan permintaan nilai ketidak tercapainnya adalah sebesar
5.883 pasang, sementara untuk prioritas kedua penyimpangan terhadap pencapaian
keuntungan adalah sebesar Rp 4 832 871 dan ketidak tercapaiannya prioritas ketiga
adalah sebesar 8 322 jam.
Susi (1999), melakukan penelitian dengan judul Optimalisasi Gula Cair dan
Kristal di PT Raya Sugarindo Inti Tasikmalaya, Jawa Barnt. Dalam penelitiannya
Susi membagi tiga data ke clalam kuartal dan melakukan anal.isis post optimal dengan
membuat tiga skenario. Dari hasil penelitiannya tersebut Susi menyimpulkan bahwa
ketersecliaan sumberdaya perusahaan belum menjadi suatu ha! yang kritis.
Dari hasil analisis post optimal yang dilakukan pacla penelitiannya tersebut
dapat diketahui bahwa keuntungan pada skenario I (penambahan kendala permintaan)
mengalami penurunan dibanding clengan versi awal. Sedangkan pacla skenario II
(melakukan peningkatan harga RGL Brix 85 pacla periocle III sebesar Rp 100,-),
keuntungan yang diperoleh perusahaan mengalami peningkatan, pada skenario III,
yaitu penambahan jam tenaga kerja, keuntungan yang diperoleh perusahaan akan
mengalami peningkatan clari keuntungan versi awal.
19
2.3. Kerangka Pcmikiran Konscptual
Dalam proses rcngolahan kurcl RSS Ji pcrkcbunan Musilanuas uiperlukan
beberapa faktor produksi sererti bahan baku, tenaga kerja, dan barang modal seperti
mesin. Ketcrsediaan faktor-faktor produksi tersebut sangat berpengaruh terhadap
kclancaran proses pcngolahan. Jika salah satu faktor produksi ketersediaannya
lerhambat maka proses pengolahan akan terganggu kelancaran produksinya sehingga
akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Sementarajika pemakaian swnberdaya
yang berlebihan akan menyebabkan infesiensi biaya sehingga. keuntungan pcrusahaan
tidak rnaksimal.
Dan apabila faktor-faktor produksi yang dirniliki perusahaan banyak tidak
tcrpakai atau rnenganggur, maka perusahaan akan rncnanggung kerugian karena biaya
pcnyimpanan alau perawalan yang lerlalu besar. Oleh karena itu, agar perusahaan
dapat mcrnanraatkan atau mcngclola sumbcrdaya sccarn keseluruhan dalam upaya
mcncapai lingkat keuntungan yang rnaksimal rnaka perusahaan perlu membuat suatu
perencanaan produksi dimana sumberdaya yang ada dialokasikan seoptimal mungkin
dan dapat dijadikan sebagai pedoman pengambilan keputusan perusabaan.
Perencanaan produksi optimal terscbut dapat diperoleh dengan menggunakan
program linier (Linier Programming), oleh karena itu program linier akan
memberikan banyak pemecahan sebagai alternatif pcngambilan keputusan atau
tindakan berikutnya. Program linier dipilih untuk menjawab penyelcsaian atas
permasalaban dalam mengoptimalkan alokasi sumberdaya untuk memaksimumkan
keuntungan pada suatu periode tertentu. Hasil dari pemecahan persoalan dengan
20
program linicr akan mcmbcrikan rumusan pcrcncanaan produksi optimal yaitu
kombinasi produksi yang dapat menghasilkan keuntungan maksimum.
Perencanaan produksi optimal tersebut berdasarkan jenis produk dan kendala
keterbatasan sumberdaya yang ada, dirumuskan suatu model produksi optimal dengan
maksud untuk mengetahui kombinasi produk yang dapat memaksimalkan
keuntungan. Dan untuk mengetahuinya akan dilakukan analisis optimal dan akan
mendapatkan keuntungan atau mendatangkan keuntungan maksimal bagi perusahaan,
alokasi pcnggunaan terhadap sumbcrdaya - sumberdaya dan untuk mengetahui selang
kcpckaan dari koefisien fungsi tujuan dan nilai ruas kanan kendala yang akan tetap
mempertahankan solusi optimal dengan parameter lainnya yang dianggap konstan.
Adanya ketidakpastian dalam dunia nyata diantaranya dalam ha! perubahan
harga, perubahan sumberdaya, perubahan permintaan, dan sebagainya, menunjukkan
perlunya dilakukan anaJisis sensitivitas untuk mengetahui bagaimana soJusi optimal
yang akan diperoleh perusahaan jika te1jadi perubahan-perubahan pada kondisi
optimal awal.
Hasil analisis optimal dan analisis sensitivitas tersebut selanjutnya akan
dibandingkan dalam kondisi aktual yang te1jadi di perusahaan, untuk kemudian
dapat dilcntukan apakah kegiatan produksi dan alokasi sunmberdaya yang
dilakukan pcrusahaan sudah optimal atau belum. Jika perusahaan belum
berpr9duksi secara optimal maka dicari alternatif pemecahan masalah terbaik,
sehingga perusahaan dapat mencapai kegiatan produksi yang dapat
menghasilkan keuntungan maksimal. Pengolahan data dalam penelitian ini
21
menggunakan bantuan perangkat lunak yaitu dengan program komputer
LINDO ( Linier Interactive and Discrete Optimizer ), dan akan digambarkan
dalam kerangka pemikiran dibawah ini :
Pengolahan ' Sumber daya terbatas
( baban baku, tenaga kerja,. kapasitas mesin, jam orang kerja,
' permintaan )
Produk akhir
'
Aplikasi Linier Program1ning
I Analisis Analisis c Analisis Primal Nilai Slack dan 'ensitivitas
I Dual I I I L_ ____ L ___ _
-- - I I
Analisis Post Optimal
.tr Evaluasi dan
Perencanaan Produksi Optimal Dengan Linier
Kebijakan --1> Programming
Perusahaan
Gambar l : Kerangka Pemikiran
3.1. Lokasi Pcnclitian
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di Unit Usaha Perkebunan Musi Landas PTP
Nusantara VII (Persero ), Sumatera Selatan. Lokasi ini dipilih secara sengaja dengan
pertimbangan bahwa Unit Usaha Musi Landas (MULA) PTP Nusantara VII
(Persero) merupakan perkcbunan karet terbesar di Sumatcra Selatan, penelitian ini
telah di lakukan pada bulan Desember 2004.
3.2. Jenis dim Sumbcr Data
Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer
meliputi data sistcm jam kerja pengolahan, kapasitas mesin, penggunaan bahan baku
dan bahan penolong, serta data pennintaan pasar. Data sekunder meliputi sejarah
berdirinya perusahaan, keadaan umum perusahaan, struktur organisasi perusahaan,
proses dan tingkat produksi, biaya produksi dan hargajual di pasaran.
Data primer diperoleh melalui wawancara secara langsung dengan pihak
terkait, sedangkan data sekunder diperoleh dari laporan atau dokumen perusahaan dan
dari sumber-sumber lain yang relevan dengan penelitian ini. Dan data diambil dari
bulan Januari sampai Desember 2004
3.3. Mctode Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data dilakukan kualitatif dan kuatitatif. Pengolahan data secara
kulitatif dilakukan untuk menggambarkan keadaan umum perusahaan dan
24
itu linier programming terdapat tiga jenis analisis, yaitu analisis primal, analisis
dual, dan analisis sensitivitas.
Model dari linier programming harus terdiri dari 4 komponen, dan komponcn
terscbut adalah :
l. Fungsi tujuan
Dari semua permasalahan yang ada dalam linier programming harus
mencari pemecahan maksimum atau minimum dari suatu jumlah, biasanya yang
dicari adalah memaksimumkan keuntungan dan meminimumkan biaya produksi.
Tujuan tersebut haruslah dinyatakan sccara jelas, baik dalam tulisan ataupun
secara model matematis.
2. Kcndala
Kendala tersebut merupakan jumlah dari pembatas dalam pencapaian tujuan
yang akan dicapai sebuah perusahaan, tujuan dari linier programming adalah dibatasi
oleh beberapa sumberdaya yang terbatas.
3. Adapun alternatif aktivitas
Dengan adanya alternatif aktifitas, maka clengan linier programming akan dicari
suatu kombinasi dari berbagai aktifitas yang memenuhi tujuan yang akan dibatasi.
4. Fungsi tujuan dan fungsi kcndala yang linier
Fungsi clari tujuan kenclala dalam bentuk matematik yang linier atau dalam
bcntuk pcrtidaksarnaan akan mcrnbcrikan kcrnuclahan clan pcmecahan masalah.
Dan sccara um um model clari program I inier (I inier programming) dapat dituliskan
atau dirumuskan sebagai bcrikut :
Fungsi tujuan n n
Maksimumkan I minimumkan Z = L: L: k=l p=l
Ketcrangan :
Z : nilai f'ungsi tujuan
Rkp X kp
R : nilai keuntungan per ton jenis karel (rupiah)
X : kegiatanproduksi suatu jenis gula
k : jenis karct yang diproduksi ( RSS l, RSS ll, RSS Ill dan Cutting A)
p : pcriodc produksi gula ( l, l
fungsi umum kendala sistem adalah :
n n L: l: Aklp Xkp <=>Bl, untuk I= RSS f, II, Ill, cutting A k=lp=l
keterangan :
Aklp : koefisien teknologi peubah pengambil keputusan dalam kendala kc -1
Bl : sumber daya ke-1 yang terbatas
Xkp : produksi suatu jenis karet pada periode ke-k
b. Analisis Primal
25
Analisis ini digunakan untuk mengetahui komposisi produk akhir optimal
yang dapat diproduksi oleh Unit Usaha Musi Landas (MULA).
Dan berdasarkan analisis primal dapat juga diketahui kombinasi produk yang
terbaik dan dapat menghasilkan tujuan ( Z ) yang dimaksimumkan dengan
keterbatasan sumberdaya yang ada, dengan membandingkan antara kombinasi
26
aktivitas yang terbaik dan pola operasi pabrik yang dilakukan selama ini, maka dapat
diketahui apakah pola operasi pabrik sudah optimal atau belum.
c. Analisis Nilai Slack dan Dual
Anal isis ini berguna untuk mengetahui penilaian terhadap sumber daya, yaitu
dengan melihat nilai slack atau surplus dan nilai dual atau dual pricenya. Nilai dual
atau harga bayangan (shadow price) menunjukkan perubahan yang akan terjadi pada
fungsi tujuan apabila sumberdaya berubah sebesar satu satuan. Sedangkan jika nilai
slack I surplus sama dengan nol berarti sumberdaya tersebut habis terpakai ( langka)
dan termasuk dalam kendala aktif. Jika nilai slack nya tidak sama dengan no! berarti
sumber daya tersebut dalam jumlah berlebih, dimana angka slack nya menunjukkan
jumlah Jebihnya nilai dual dari suatu sumber daya yang dijadikan pembatas dan
mcrupakan harga bayangan ( shadow price ) dari sumber ternebut.
d. Analisis Scnsitivitas
Analisis sensitivitas sangat penting untuk dilakukan mengingat dalam
kchidupan schari - hari tcrutama dalam sektor pertanian foktor ketidukpastian ini
selalu ada tcrutama pcrubahan harga dan produktivitas, sd1ingga dcngan kajian
tcrscbut dapat dikctahui scjauh mana jawaban optimal tcrscbut dapat diterapkan
apabila te~jadi perubahan dalam parameter yang membangun model. Perubahan
tersebut dapat terjacli karcna ada perubahan pada koefisien fLmgsi tujuan, koefisien
input output, perubahan nilai sebclah kanan model, perubahan fungsi kendala, serta
adanya tambahan peubah pengambilan keputusan.
27
3..1. Analisis Post Optimal
Analisis post optimal dilakukan sctclah dicapai suatu penyetesaian optimal
versi awal. Tujuan dari analisis post optimalitas ini adalah untuk mencari kesalahan
dan kelemahan dalam model atau untuk menentukan penduga - penduga yang
penting dan dapat mempcngaruhi solusi optimal pada vcrsi awal. Analisis post
optimal dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya menambah beberapa
kendala yang dapat mempengaruhi penyelesaian optimal, mengubah koefisien fungsi
tujuan serta mengubah nilai sisi sebelah kanan, hasil dari perubahan -- perubahan
analisis post optimal ini kemudian dibandingkan dengan solusi optimal pada versi
awal tersebut.
Pada penclitian ini dilakukan analisis post optimal sebanyak dua skenario.
Pada skcnario I dilakukan dengan cara menaikkan kendala permintaan.
Skenario 11, dilakukan kenaikkan harga pada koefisien fungsi tujuan
pada X 11, skenario ini dipilih karena banyaknya permintaan untuk RSS I periode
I dan asumsi lain karena adanya persaingan harga dari perusahaan Jain.
Fungsi tujuan berguna untuk mengetahui kombinasi kegiatan yang dilakukan
di perkebunan Musi Landas, seperti biaya pengelolaan bahan baku, dan penjualan
produk jadi yang menghasilkan keuntungan maksimal. Keuntungan yang diperoleh
perusahaan dalam satu tahun clibagi ke dalam 4 periode.
28
3.5. Dcfinisi Operasional
Konsep yang digunakan dalam penelitian m1 secara operasional
didclinisikan scperti dibawah ini :
PTPN VII (Pcrscro) : Pcrusahaan Terbatas Perkebunan Nusantara VII
(Persero ).
Optimalisasi adalah meningkatkan keuntungan dengan menekan biaya
produksi dan menggunakan faktor - faktor produksi yang terbatas seefisien mungkin,
biaya produksi diantaranya biaya pengadaan bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung berhubungan dengan prod1·''"' 1..iaya mesin, clan baiya lainnya yang
dikeluarkan untuk proses produksi.
Produksi adalah sebagai suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan
masukan (input) menjadi hasil keluaran (output) yang berupa barang atau jasa
sehingga lebih bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan manusia. Dalam ha! ini
barang yang cliproduksi adalah karet RSS (ribbed smoke sheet).
RSS adalah ribbed smoke sheet yaitu karet alam yang diolah menjadi
lembaran - lembaran karet dan hcrguna hagi manusia.
Program linier adalah salah satu teknik clalam riset opersi yang cligunakan
paling luas clan merupakan metocle matematik untuk mengalokasikan sumberclaya
yang langka untuk mencapai tuj uan perusahaan berupa maksimumkan keuntungan
atau minimumkan biaya.
29
Latex adalah karct alam yang merupakan bahan baku untuk pembuatan RSS,
yang bcrasal tanaman karet diantaranya dari kloon GT I, PR 228, PR I 07, PB 260
dan lainnya.
Administratur adalah seseorang yang memimpin pengelolaan di
perkekebunan dalam ruang lingkup tugasnya dan bertanggungjawab kepada direksi.
Sindcr a<lalah kepala bagian yang mempunyai tugas pokok mengelola
pcrkcbunan scsaui clcngan tugasnya clan bertanggung jawab kepada a<lministratur
Mandor aclalah pengawas tenaga ke1ja langsung berhubungan clengan proses
produksi.
Kocfisicn adalah bilangan pokok yang cligunakan pacla perunrnsan model
matematik clalam program linicr.
Fungsi tujuan aclalah fungsi yang mengga.mbarkan tujuan atau sasaran di
clalam permasalahan linier programming yang berkaitan clengan pengaturan secara
optimal sumbcr claya - sumber claya untuk mernperoleh keuntungan maksimal clan
biaya minimal.
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
4.1. Lokasi Perusahaan
Perkebunan Musi Landas PTP Nusantara VII (Persero) berlokasi di kecamatan
Banyu Asin III, Kabupaten Banyu Asin dengan lingkungan Desa Air Batu,
Purwosari, rawa Maju, dan Desa Karang Anyar.
Jarak perkebunan dari ibu kota Propinsi Sumatera Selatan (Sumsel) atau
Palembang kurang lebih 20 km dengan rute Palembang - Jambi.
4.2. Sejarah Perusalrnan
Badan usaha perkebunan Musi Landas (MULA) didirikan pada tahun 1926
dengan kornoditi karet oleh pemerintah Belanda, sejalan dengan perkembangan
jaman pacla tahun 1957 dengan clicleklarnsikannya TRIKORA oleh pemerintah
Indonesia, rnaka perusahaan Belanda terkena nasionalisasi.
Selama beracla clibawah status kepemilikan pemerintah RI, perkebunan Musi
Landas (MULA) telah beberapa kali mengalami perubahan status baclan hukum, pacla
pcriodc 1958 - 1969 status baclan hukurn perkebunan Musi Lanclas (MULA) aclalah
PPN Karet IX, dan pacla periode tahun 1969 - 1980 berubah menjadi PNP X, pada
tahun 1980 - 1996 berubah lagi menjadi PTP X (Persero ), kemuclian pada tahun 1996
samapi sekarang PTP X yang acla di Sumatera bagian Selatan cligabung c!an berubah J
menjacli PTP Nusantara VII (Persero).
31
Perkebunan Musi Landas (MULA) memproduksi komoditi karet yang diolah
menjadi RSS (ribbed smoke sheet), dan produk akhir (end product) tersebut dijual
baik didalam negcri maupun luar ncg,cri (ckspor). '
4.3. Struktur Organisasi
Perkebunan Musi Landas di p1mpm oleh seorang administratur, dalam
menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada direksi. Adapun tugas inti dari
seorang administratur adalah mengelola perkebunan yang ada dalam ruang lingkup
tugasnya dengan berpedoman pada kebijakan direksi dan kebijaksanaan yang telah
ditetapkan dan RAKP( Rekaputalasi Anggaran Kerja pekerja ) yang telah disahkan,
selain tugas pokok, administraturjuga mempunyai berbagai tugas lainnya yaitu:
1. Mcmbcrikan laporan pcriodik scsuai dcngan pctunjuk - petunjuk.
Mcmantau pclaksanaan program kcrja dan rncngawasi secara langsung staff
person ii
3. Jv1cn1hcrikan laporan - laporan n1anajcn1cn yang dapal n1cnggan1barkan keadaan
scbcnarnya dalam batas waktu yang tclah ditcntukan.
4. Mcnyusun dan membuat RAKP ( Rekaputalasi Anggaran Ke1ja pekerja ) sesuai
dcngan pcdoman kctctapan direksi dan mengawasi pelaksanaannya.
5. Mengusahakan dengan sebaik - baiknya semua prosedur administrasi dan
accounting yang telah ditctapkan.
6. Memberikn saran - saran mengcnai setiap kemungkinan perbaikan untuk
pcrusahaan.
32
Ad111inistratur dalam 111cnjalankan tugas - tugasnya tcrscbut dia!as dibantu
oleh sinder kepala, sinder afcleling, sincler tata usaha clan keuangan, sinder umum dan
administrasi,sincler teknik clan penelitian.
Sincler kepala mempunyai tugas pokok mengelola perkebunan yang acla clalam
ruangan lingkup tugasnya clengan berpecloman kepacla kebijakan direksi clan
kebijakan yang telah ditetapkan aclministratur serta RAKP (Rekapitulasi Anggaran
ke1ja pegawai ) yang telah clisahkan. Tugas - tugas lain yang merupakan penjabaran
dari tugas pokok yang clilaksanakan oleh sinder kepala aclalah sebagai berikut :
I. Memimpin para kepala bagian clan mengawasi staf personil bagian kebun
2. Memberikan 111asukan kepacla atasan mengenai setiap usaha peningkatan kerja,
guna mcnekan biaya procluksi.
3. Mclakukan tugas - tugas aclministratur jika aclministratur berhalangan atau ticlak
ada di tempat.
J 4. Menyusun RAKP ( Rekaputalasi Anggaran Kerja pegawai ) clalam bidang
rencana produksi, rencana pemeliharaan kebun, clan jumlah tenaga kerja yang
cliperlukan, sincler kepala dalam melakukan berbagai tugasnya tersebut diatas
tanggung jawab.
Administratur JUga dibantu oleh sincler afdeling yang mempunyai tugas
pokok mengelola bagian kebun yang berada clalam ruang lingkup tugasnya dengan
berpecloman pacla kebijakan direksi.
Selain itu sincler ali:leling juga mempunyai tugas pokok membina clan
membimbing bawahan agar mereka bekeda scsuai dcngan norma - n01ma kerja
33
yang sudah ditetapkan. Tugas - tugas selain tugas pokok yang barns dilakukan
oleh sinder afdeling diantaranya adalah :
J. Mcrnbawahi sejumlah bagian pengawas perkebunan.
2. Mercncanakan dan melaksanakan rencana kerja yang telah ditetapkan dalam
RAKP ( Rekaputalasi Anggaran Kc1ja Pegawai ).
3. Mcrnbuat laporan bulanan, rnengisi buku asisten, merneriksa seluruh administrasi
bagian kebun dan menjarnin kcbenaran data - data yang dicantumkan dalam
laporan - laporan yang disampaikan kc kantor induk.
4. Mcrncriksa daf\ar upah dan bertanggung jawab atas kebenaran dari jumlah uang
yang diterima dari bagian kebun.
5. Mengikuti pcd,cmbangan procluksi, pcrneliharaan tanarnan dan selalu
rncngadakan perbaikan - perbaikan yang diperlukan.
Sclain sinder kepala, adminitratur juga dibantu o.leh sinder teknik clan
pengolahan, mempunyai tugas pokok mengelola pabrik, bangunan perusahaan, mesin
·- rnesin pcngolahan, alat - alat transport,clan rneneliti mutu produk yang ada dalam
ruang I ingkup tugasnya clengan berpedoman kepada kebijakan direksi yang telah
clitetapkan.
I. Mcngikuti clan rncngendalikan RAKP ( Rekaputalasi Anggaran Kc1ja Pegawai ).
2. Secara teratur rnengikuti perkembangan mutu karet.
3. Mernelihara bangunan perusahaan, mesin kendaraan dan melakukan perbaikan
untuk memperoleh mutu yang sebaik - baiknya.
34
4. Seeara periodik memeriksa laporan yang akan dilaporkan dalam laporan
n11nggt1an.
5. Mengawasi Iangsung terhadap pekerjaan bawahannya supaya dapat menekan
kerusakan, kesalahan, dan penyimpangan produksi serta keselamatan karyawan.
6. pelaksanaan pembayaran upah karyawan harus dilaksanakan oleh sinder teknik
dan penelitian.
Pembantu administratur lainnya adalah sinder tata usaha dan keuangan. Sinder
tata usaha dan keuangan mcmpcnyai tugas poko mengelola administrasi dan
pembukuan yang ada dalam ruang lingkup tugasnya dengan berpedoman kepada
kebija'kan direksi.
Sinder tata usaha dan keuangan mempunyai tugas pokok tersebut diatas, juga
mempunyai tugas - tugas lainnya yaitu :
I. Mengerjakan dan melaksanakan pekc~jaan - peke1jaan administrasi dan
pembukuan di perkebunan.
2. Mengawasi pembukuan dan administrasi di pcrkebunan secara tidak langsung.
3. Melakukan stock opname uang kas, barang secara rutin ataupun insidentil.
4. Menaati proseclur administrasi yang telah menjadi kebijakan direksi.
Sama ha! nya sindcr - sinder lainnya yang rnematuhi kebijakan yang telah
ditctapkan adaministratur, sindcr umum dun SOM (Sumber Daya Manusia) juga
111cmpunyai tugas pokok mc111bantu clan menjalankan kcbijakan yang telah digariskan
olch administratur serla RAKP ( Rekaputalasi Anggaran Kerja pekerja ).
35
Dan tugas - tugas sinder umum dan SDM selain tersebut diatas adalah sebagai
berikut :
l. Mcnaati prosedur administrasi yang telah mcnjadi kebijakan direksi.
Mcmcriksa dan mcnyiapkan laporan-laporan mingguan, bulanan, triwulan, dan
tahunan tcpat pada waktunya.
3. Mengawasi keamanan perkebunan dan ruang lingkup perkebunan.
4. mcnjaga hubungan baik clengan bagian - bagia Jain di perkebunan dalam
mclaksanakan tugas dan juga membantu menyempurnakan administrasi pada
semua bagian kebun.
5. Mengawasi perawatan sumber claya perusahaan.
6. Mengawasi kesejahteraan tenaga ke1ja dengan mernberikan keringan biaya pada
karyawan perusahaan serta bertanggungjawab alas asuransi tenaga kerja.
7. membeikan saran - saran kepada aclministratur mengenai usaha -- usaha yang
dapat meningkatkan efisiensi clalam biclang adrninistrasi dan pembukuan di
perkebunan.
8. Menyusun RAKP ( Rekaputalasi Anggaran Kerja Pegawai ).
Sincler urntm1 clan SDM dalam melaksanakan berbagai tugasnya tersebut diatas juga
bertanggung jawab terhadap administratur.
4,4, Kctnnagakcr.iaan
Tenaga kerja yang digunakan pada perkebunan Musi Landas berasal dari
masyarakat sekitar perkebunan, pada tahun 2003 tenaga ke1ja di perkebnnan Musi
36
Landas be1jumlah 893 orang yang terdiri dari 10 orang staff, 772 orang karyawan
bulanan dan 111 kaiyawan harian.
Karyawan bulanan biasanya karyawan yang mcmpunyai jabatan dengan level
mandor, sedangkan kmyawan harian adalah karyawan yang belum diangkat menjadi
karyawan tetap, kmyawan harian dapat diangkat menjadi kmyawan buknan apabila
' karyawan tersebut dapat bekerja dengan baik dan berprestasi. Selain karyawan -
karyawan tersebut diatas terdapat juga pegawai staff, yaitu para karyawan mulai dari
level kepala bagian (sinder) sarnpai ke adminitratur.
Hal yang membedakan karyawan bulanan clan karyawan harian tersebut
diantaranya adalah kompensasi yang diterima dari perusahaan, kmyawan harian
mcndapat kornpensasi berupa upah pokok yang dipengaruhi oleh kehadiran,dan
tunjangan, scdangkan kmyawan bulanan rnendapat kompensasi berupa upah pokok,
upah sosial dan bcrbagai lunjangan. Upah sosial yang dilcrima karyawan bulanan
adalah kompensasi yang dibcrikan oleh pcrusahaan alas - alas libur. Tunjangan-
lunjangan yang diberikan pcrusahaan kcpada karyawannya rnelipuli tunjangan
kesehalan, 1unjangan keluarga clan tunjangan hari raya.
Selain kompensasi yang berupa upah clan tunjangan, perkebunan Musi Landas
juga menycdiakan berbagai fasilitas dengan tujuan untuk rneningkatkan kesejahteraan
clan pada akhirnya dapal mcningkalkan prcstasi ke1:ja se1ia loyalitas karyawannya.
Fasililas yang diberikan Perkcbunan Musi Landas adalah sebagai berikut:
I. Tcmpal linggal karyawan alau pcrumahan yang disediakan untuk karyawan staff
clan bulanan.
37
2. Puskesbun dan Rumah sakit yang disediakan untuk karyawan dan keluarga
karyawan.
3. Tempat pendidikan yang terdiri dari TK, SD, SMP Ncgeri untuk anak - anak
karyawan.
4. Tempat beribadah bagi karyawan yang berupa mesjid dan mushola.
5. Kendaraan, yang digunakan untuk karyawan kantor terutama bagi kaiyawan yang
ke luar kebun.
6. Sarana olah raga, berupa Lapangan sepak bola, lapangan voli, dan lapangan bulu
tangkis, yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan jasmani para karyawan
serta penduduk sekitar perkebunan.
7. Peralatan kesenian, berupa rebana untuk menyalurkan hobi dan bakat karyawan.
8. Penggantian biaya kesehatan.
Tenaga kc1ja I karyawan bcrdasarkan tempal kc1janya dapat dibcdakan
menjadi karyawan kantor, karyawan kebun, dan kmyawan pengolahan. Karyawan
kantor beke1ja mulai pada hari senin sampai hari sabtu. Jam kerja hari senin sampai
jumat dimulai dari 07.30 sampai dengan pukul 16.30, sedangkan pada hari sabtu jmn
ke1:ja dimulai pada pukul 07.00 sampai dengan 14.00, dengan waktu istirahat selama
1 jam setiap hari. Pada bagian kebun (khususnya bagian penyadapan ) dan
pengolahan, jumlah hari kerja bersifat non stop, artinya kegiatan penyadapan dan
pengolahan dilakukan setiap hari. Oleh karena itu agar kegiatan penyadapan dan
pcngolahan dapat dilakukan setiap hari maka setiap karyawan tidak memperoleh hari
libur yang san1a, n1elainkan sesuai dcngan gilirannya n1asing- n1asing.
38
Karyawan hagian kcbun tcrutama bagian pcnyadapan mulai bckc1:ja pada jam
05.JO sampai dcngan jam 11.00. Karyawan pcngolahan jam kc1:ja sesuai dengan
jadwal masing - masing pcngolahan. Pada kegiatan pengolahan RSS terdiri dari
beberapa jaclwal yaitu, pukul 12.00 - 18.00 penerimaan clan penggilingan lateks,
pukul 19.00 - 23.00 pengasapan, pukul 07.00 - 12.00 sortasi, dengan waktu istirahat
1 jam.
4.5. Sarana produksi
A. Bahan Balm
Bahan baku yang digunakan Perkebunan Musi Landas dalam memproduksi
karet adalah lateks. Lateks digunakan untuk memproduksi RSS (ribbed smoked
sheet). clan semua bahan baku diperoleh dari perkebunan sendiri.
B. Bahan Penolong
Bahan pcnolong yang digunakan l'c.;rkebunan Musi Landas terdiri dari bahan
penolong pengolahan clan bahan penolong pengepakan, bahan penolong pengolahan
yang digunakan pada pcngolahan RSS (ribbed smoked sheet) adalah asam semut.
Asam semut digunakan untuk membantu proses pembekuan.
Dan bahan penolong pengepakan yang digunakan pada RSS (ribbed smoked
sheet) adalah talk polder, kegunaan bahan pengepakan ini adalah untuk melindungi
bal - bal RSS (ribbed smoked sheet) dari serangan jamur clan mikroorganisme
lainnya. Se lain itu bahan pengepakan terse but juga berguna untuk mencegah bal - bal
RSS (ribbed smoked sheet) agar tidak lengket satu sama Jain.
I'
39
4.6. Sarana Pennnjang
Sarana penunjang yang digunakan oleh perkebunan Musi Landas dalam
proses produksinya meliputi berbagai sumber energi seperti air, kayu bakar, dan
lislrik.
1. Air
Air yang digunakan dalam proses pengolahan bersumber dari air tanah yang
terletak di dalarn perkebunan. Di dalam pengolahan, air digunakan pada saat
pengenccran lateks.
2. Kayu Bakar
Kayu bakar merupakan sarana penunjang kegiatan pengolahan yang digunakan
perkebunan Musi Landas untuk proses pengasapan, kayu bakar diperoleh dari
tanaman karet perkebunan sendiri yang ditebang karena dianggap tanaman yang
sudah tidak rnenghasilkan.
3. Listrik
Energi listrik digunakan perusahaan untuk berbagai kegiatan seperti penerangan,
penggunaan peralatan komputcr dan kegiatan pcngolahan. Pada kegiatan
penerangan encrg1 listrik cligunakan untuk menerangi pabrik dan sekitarnya,
sedangkan pada kegiatan pengolahan energi listrik cligunakan untuk
rn,enghidupkan mesin - mesin pengolahan. Energi listrik diperoleh perusahaan
clari clua sumber yaitu clari PLN dan pembangkit cliessel.
40
4. 7. Proses Produksi
Proses pengolahan RSS (ribbed smoked sheet) diawali dengan penerimaan
Iateks kebun ditangki penerimaan, dalam tangki penerimaan, Iateks disaring dengan
saringan ukuran 60 mesh, diukur volumenya dan ditentukan kadar karet keringnya.
Setelah itu lateks dialirkan ke bak - bak pengolahan untuk diencerkan sampai tepat
14 % dengan volume bak 784 liter (tinggi 28 cm), aduk campuran Iateks dengan air
sampai homogen dengan pengaduk sebanyak I 6 kali ( 8 X maju dan 8 X mundur),
kemudian buang busa campuran sampai bersih dan saring dengan menggunakan
saringan tangan 60 mesh kemudian tuangkan larutan asam semut 3 % sebanyak 22
liter per bak dari pangkal hingga uj ung bak agar merata.
Setelah pengadukan dan menghasilkan lateks yang homogen, kemudian
dilakukan pemasangan penyekat pada setiap bak pengolahan selama 3 jam agar
koagulan lateks berbentuk lembaran - Iembaran ( sheet ).
Kemudian isi talang transfer bak koagulasi dan bak pencucian dengan air
bersih sampai penuh, lalu cabut plat penyekat satu per satu sesuai dengan urutan
pengisian lateks. Smnbungkan koagulan dalam bak bagian ujung pinggir alas dan
bawah, naikkan koagulan yang telah tersambung kc talang transfer untuk digiling,
giling koagulan menggunakan sheeter, jika koagulan tebal ulangi pada roll pe1iama.
Lembaran sheet yang keluar dari gilingan dicuci dan dilipat dan dimasukkan dalam
bale pencuci dengan tebal 3 mm.
Lalu lembaran dijemur pada lori satu persatu pada gantungan diatur sama
panjang, jangan ada yang tumpang tindih, lembaran yang sudah dijemur pada Jori
41
disiram dengan air bersih dari atas Jori untuk menghiJangkan sisa serum dan kotoran
yang ada , seteJah disiram dengan air, Jembaran yang tergantung daJam Jori ditiriskan
selama 3 jam, sebelum dimasukkan kedalam kamar asap pada tempat penirisan,
seJama penirisan hindarkan dari sinar matahari.
Setelah ditiriskan Iembaran dikeringkan daJam karnar asap, sebelum proses
pengasapan nyaJakan api pada dapur pengasapan untuk memanaskan suhu kamar
asap. LaJu masukkan Jori yang sudah berisi Jembaran sheet yang sudah ditiriskan
selama 3 jam, atur temperatur kamar asap setiap 2 jam sekali, dan temperatur kamar
asap adalah sebagai berikut :
• Hari I, II, III = 35° c temperatur depan dan 45°c temperatur belakang untuk kamar
no I AB dan III AB.
• Hari IV dan V = 65°c temperatur depan 35°c temperatnr beJakang untuk kamar II
AB.
Dan pada hari ke dua diadakan penggescran Jembaran sheet agar tidak Jcngket.
Lembaran - lembaran karet sheet yng teJah cliasapkan kemudian disotiir dan
klasifikasikan, aclapun penyortirannya clengan menggunakan Jampu TL 20 watt,
Jetakkan Jembaran sheet yang akan disortir diatas meja sortasi, periksa Jembaran clan
disikat bagian yang terkena gantungan dan kotor, JaJu dipotong dan clipisahkan sesuai
dengan kriteria RSS I, II, Ill dan cutting A. JaJu dilipat dan dipack pada kotak packing
dan ditimbang masing - masing 113 kg yang terdiri dari l 06 kg isi dan 7 kg untuk
pembungkus.
42
Dan untuk mempermudah pengemasan, pcngmman, pcmcriksaan serta
menghindari kontaminasi ke dalam bandela maka karet di taburi bagian peti pressnya
dengan menggunakan talk secukupnya. Setelah ditaburi dan press dipeti press lalu
diamkan terlebih dahulu selama 20 jam, setelah 20 jam peti press dibuka lalu
keluarkan bale karet dari peti press dan dibungkus dengan lembaran sheet yang sudah
disiapkan 7 kg per bale,lalu direndam selam 3 hari dalam minyak tanah yang telah
dicampur dengan talk.
Sebelum dijual bale dimasukkan dalam gudang, untuk menghindari
kontaminasi dari benda - benda asing, jamur, serangga dan menjaga kondisi bale agar
tetap baik atau kering. Dan untuk lebih jelasnya akan digambarkan dalam skema
proses produksi :
43
Penerimaan Lateks
Penyaringan lateks
Pengukuran volume
Penentuan kadar karet kering (KK~
Pengenceran J '----~-
Pengolahan
Penggilingann
Pengasapan
Sortasi
Pengepakan Siap kirim I
Gambar 2 : skema Proses Produksi Pada Pengolaban RSS (ribbed smoked sheet)
BABV
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Konsep dan Pengukuran
Fungsi Tnjuan
Fungsi tujuan berguna untuk mengetahui kombinasi kegiatar yang
dilakukan di perkebunan Musi Landas, seperti biaya pengelolaan bahan baku, dan
penjualan produk jadi yang menghasilkan keuntungan maksimal. Keuntungan
yang diperoleh perusahaan dalam satu tahun dibagi ke dalam 4 periode.
Tabcl I. Harga Jual, Biaya Produksi dan Keuntungan Per Kilogram
Masing-masing jenis karet di Pcrkebunan MU1si Land as
Periocle ·· Produk Variabel Harga Keuntungan ual
X 11 7583 6548 x 21 7450 6460 x 31 7393 6403 x 41 6784 5794 x 12 7652 894.6 6757.4 x 22 7608 894.6 6713.4 x 32 7567 894.6 6672.4 x 42 6683 894.6 5788.4 x 13 7658 1441.2 6216.8 x 23 7543 1441.2 6101.8 x 33 7475 1441.2 6033.8 x 43 6600 1441.2 5158.8 x 14 7667 782.I 6884.9 x 24 7609 782.l 6826.9 x 34 7558 782.I 6775.9 x 44 6617 782.I 5834.9
Dari tabel diatas maka dapat diketahui bahwa keuntungan dari masing -
masing produk diatas adalah keuntungan per kilogram dari tiap - tiap jenis produk
karet RSS I, II, III, dan Cutting A, yang diperoleh dari hasil penjualan. Dan nilai
keuntungan diperoleh dari selisih antara harga jual dengan biaya produksi per
kilogram tiap jenis karet tersebut.
45
Koefisien fungsi tujuan merupakan nilai kcuntungan dari masing - masing
jenis produk karet tersebut, untuk mengctahui kombinasi produksi yang optimal
maka dirumuskan model matematis dari program linicr sebagai berikut:
Aktivitas
Aktivitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh aktivitas
produksi yang dilakukan di perkebunan Musi Landaas pada bulan Desember
2004, Aktivitas tersebut mempunyai batasan yang jelas sehingga dapat
dibedakan antara aktivitas yang satu dengan aktivitas yang lainnya, dan
diantaranya adalah aktivitas Produksi RSS I, II, III, dan Cutting A.
Fungsi Kendala
Hampir semua aplikasi linier programming menggunakan kendala untuk
membatasi masalah dan '
mempermudah untuk merumuskan model
matematikanya. Dan dalam penelitian ini ada beberapa kendala diantaranya
adalah:
a. Kendala Ballan Baku
Bahan baku yang di gunakan dalam kegiatan pengolahan di Unit Usaha
Musi Landas ini adalah lateks yang berasal dari perkebunan sendiri, dan di olah
menjadi RSS (ribbed smoke sheet).
Nilai sisi sebelah kanan atau RHS (right hand side) dari kendala bahan
bairn adalah ketersediaan bahan bairn latcks dari perkebunan, ketersediaan bahan
baku dibagi dalam 4 periode sesuai dengan sifat ketersediaannya yang di
pengaruhi musim ( Siklus tanaman karet). Tabel 2 akan menunjukkan penggunaan
bahan baku lateks per kilogram.
46
Tabel 2. Penggunaan Bahan baku latel{S per periode per kilogram
Jenis RSS RSS RSS Cutting I II III A
3,95 3,95 3,95 3,95
2,4 2,4 2,4 2,4
2,7 2,7 2,7 2,7
3,01 3,01 3,01 3,01
Pemakaian bahan baku disesuaikan dengan jumlah produksi pada periode tertentu,
dan akan menghasilkan koefisien fungsi kendala bahan baku. Nilai sisi
sebelah kanan dalam kendala bahan baku adalah jumlah kctersediaan lateks
di perkebunan Musi Landas pada bulan Januari - Desember 2004, untuk RSS I
periode I jumlah lateks 2.359.387 per liter dibagi dengan jumlah produksi
yaitu sebesar 596.761 per kilo maka akan menghasilkan 3.95 kilo lateks,
ketersediaan bahan baku pada rentang waktu tersebut dibagi menjadi 4
periode. Dan fungsi kendala pada bahan penolong sebagai berikut:
I. 3.95 X 11+3.95 X 21+3.95 X3! + 3.95 X41 :5 2.359.387
2. 2.4 X 12 + 2.4 X22 + 2.4 X32 + 2.4 X42 ::; l .796.673
3. 2.8 Xl3 + 2.8 X32 + 2.8 X33 + 2.8 X43 :5 1.676.673
4. 3.01Xl4+3.01X42+3.01X43+3.01 X44 :5 1.549.333
Dengan : Lik = lateks yang diperlukan per kilo
Lijk = ketersediaan lateks pada periode kc - k (kilo)
b. Kendala Bahan Penolong
Bahan penolong yang digunakan pada proses pengcilahan RSS (ribbed
smoke sheet) ini adalah asam semut yang digunakan untuk membantu proses
pembekuan, dan bahan penolong lainnya pada karet yang sudah dikemas aga
47
tidak ditumbuhi jamur maka RSS ini mcmbutuhkan bahan penolong yaitu Talk
powder.
Bahan penolong yang digunakan dalam satu periode 5.083 liter asam
semut dibagi dengan jumlah produksi dalam satu periode sebesar 596.763 per kilo
maka akan di dapatkan koefisien fungsi kcndala.
kebutuhan bahan pcnolong untuk masing - masing produk dapal dilihal pada
tabel 3 :
Tabcl 3: Pcmakaian bahan pcnolong per liter per periode untuk mcmbuat 1
kilogram RSS.
K;t;;,~]~'.AS3rii'\SellifitJt~~1i\~~§ 0,008 0,01 0,008 0,01
0,009 0,001 0,009 0,001 0,009 0,001 0,009 0,001 0,007 0,003 0,007 0,003 0,007 0,003 0,007 0,003 0,009 0,002' 0,009 0,002 0,009 0,002 0,009 0,002
Dan fungsi kendala asam semut dan talk sebagai berikut :
a. 0,008xl1+0,008 x21+0,008 x31+0,008 x41 :5 5.083
b. 0.009 xl2 + 0,009 x22 + 0,009 x32 + 0,009 x42 :5 7.067
c. 0,007x13 + 0,007 x23 + 0,007 x33 + 0,007 x43 :5 4.621
d. 0,009 x14 + 0,009 x24 + 0,009 x34 + 0,009 x44 s 4.783
48
(Talk)
a. 0.01xiI+0.01x21+0.01x3I+0.01 x41 s 6370
b. 0.001xl2+0.001x22+0.001x32+0.001 x42 s 1328
c. 0.003 x 13 + 0.003 x23 + 0.003 x33 + 0.003 x43 s 1985
d. 0.002 x 14 + 0.002 x24 + 0.002 x34 + 0.002 x44 s 1456
c. Kendala Tenaga Ker.ia
Perhitungan tenaga kerja yang digunakan untuk pertidaksamaan
kcndala tenaga kerja adalah tenaga kerja yang beke1ja dibagian produksi.
Jumlah tenaga kerja selama satu periode sebanyak 144 tenaga kerja yang
berhubungan langsung dengan produksi,. Mulai dari pengolahan basah,
pengolahan kering dan giling, pengasapan, sortasi dan pembungkusan
(packaging), dan jumlah hari kerja selama satu periode ( 3 bu Ian ) 616 hari dengan
jam kerja 7 jam perhari.
Nilai tenaga kerja dihitung dengan cara ketersediaan jam orang kerja pada
pcriode tertentu (12.936 I jam orang kcrja) di bagi dengan jumlah produksi
(596.761 I kilo), maka akan didapat koefisien fungsi kendala tenaga kerja untuk
memproduksi I kilogram karet. Sedangkan ni lai sisi sebelah kanan adalah
ketersediaan jam orang kerja dal
Kebutuhan jam tenaga kerja untuk masing - masing jenis karet tersebut
dapat dilihat pada tabel 4.
49
Tabel 4 : Kebutuhan Tenaga Kerja Per Periode U nluk masing - masing
Jenis Karet di Perkebunan Musi Landas
Bagian produksi Per Jam tenaga kerja untuk mengelola masing-masing jenis karet
RSS I RSS II RSS III Cutting A
0,02 0,02 0,02 0,02
0.02 0.02 0.02 0.02
0,02 0,02 0,02 0,02
0,02 0,02 0,02 0,02
0.02 0.02 0.02 0.02
0.02 0.02 0.02 0.02
0.02 0.02 0.02 0.02
0.03 0.03 0.03 0.03
0.004 0.004 0.004 0.004
0.003 0.003 0.003 0.003
0.004 0.004 0.004 0.004
0.004 0.004 0.004 0.004
0.01 0.01 0.01 0.01
0.01 0.01 0.01 0.01
0.01 0.01 0.01 0.01
0.02 0.02 0.02 0.02
Dan di rumuskan dalam model matematik pada program linicr sebagai
bcrikut:
Fungsi kendala tenaga kerja pada Pengolahan basah:
a. 0,02 X 11+0,02 X 21+0,02 X 31+0,02 X 41 :$ 12.936
b. 0,02 x 12 + 0,02 x 22 + 0,02 x 32 + 0,02 x 42 $ 13.083
c. 0,02 X 13 + 0,02 X23 + 0,02 X33 + 0,02 X43 ::; 12.642
d. 0,02 X14 + 0,02 X24 + 0,02 X34 + 0,02X44s12.348
Fungsi kendala tenaga kerja pada pengolahan kering & giling
a. 0.02 X 11 + 0.02 X 21 + 0.02 X 31 + 0.02 X 41 s 13.552
b. 0.02 x 12 + 0.02 x 22 + 0.02 x 32 + 0.02 x 42 $ 13.706
c. 0.02 x 13 + 0.02 x 23 + 0.02 x 33 + 0.02 x 43 $ 13.244
d. 0.03 X 14 + 0.03 X24 + 0.03 X34 + 0.03 X44 ::; 12.936
Fungsi kendala tenaga kerja pada pengasapan
a. 0.004 XI I + 0.004 X2 I + 0.004 X3 I + 0.004 X41 s 2.464
b. 0.003 X12 + 0.003 X22 + 0.003 X32 + 0.003 X42 ::; 2.492
c. 0.004 X13 + 0.004 X23 + 0.004 X33 + 0.004 X43 s 2.408
d. 0.004 X14 + 0.004 X24 + 0.004 X34 + 0.004 X44 s 1.176
Fungsi kendala tenaga kerja pada sortasi & packaging
a. 0.01 X14 + 0.01 X24 + 0.01 X34 + 0.01 X44 s 9.240
b. 0.01 Xl2 + 0.01 X22 + 0.01 X32 + 0.01 X42 s 9.345
c. 0.01 X13 + 0.01 X23 + 0.01 X33 + 0.01 X33 s 9.630
d. 0.02 14 + 0.02 X24 + 0.02 X34 + 0.02 X44::; 8.820
d. Kendala Jam Mesin
50
Kendala mesin yang digunakan adalah kendala mesin yang paling
membatasi upaya pencapaian tujuan, pada pengolahan RSS (ribbed smoke
sheet ) mesin yang dijadikan kendala adalah mesin sheeter dan mesin
51
press ball. Ketersediaan jumlah jam mesin berdasarkan jenis pengolahan
dan periode waktunya dapat dilihat pada tabel 5 :
Tabel 5 : Kctersediaan Jam Mesin bcrdasarkan Mesi111 Sheeter dan Mesin
Press ball di Perkebunan Musi Landas
Jenis Peri ode Jam kerja mesin I sekali olah per hari untuk mesin setia ·en is karet
RSS I RSS II RSS III Cut A 0,002 0,002 0,002 0,002 0,001 0,001 0,001 0,001
0,002 0,002 0,002 0,002
0,002 0,002 0,002 0,002
0,002 0,002 0,002 0,002 0,001 0,001 0,001 0,001
0,002 0,002 0,002 0,002
0,002 0,002 0,002 0,002
Koefisien fungsi kendala mcsin adalah waktu yang dipcrlukan oleh mesin
dalam mengolah satu kilogram bahan baku, scmcntara nilai ruas kanannya
merupakan kctersediaan jam mesin yang dihitung bcrdasarkan jumlah jam mesin
yang terscdia dalam satu periodc dikalikan dcngan jumlah mesin yang tcrscdia,
adapun fungsi kendala pada ketersediaan mesin scbagai berikut:
( kendala pada mesin sheeter)
a. 0,002 Xl 1 + 0,002 X2 I + 0,002 X3 I + 0,002 X4 l :5 2.464
b. 0,001 X 12 + 0,00 I X22 + 0,00 l X32 + 0,00 l X42 :5 2.492
c. 0,002 Xl3 + 0,002 X23 + 0,002 X33 + 0,002 X43 :5 2.408
d. 0,002 X 14 + 0,002 X24 + 0,002 X34 + 0,002 X44 :5 2.352
52
( kendala mesin Press ball )
a. 0,002 XI I + 0,002 X21 + 0,002 X3 I + 0,002 X4 I ::; 2.464
b. 0,00 I XI 2 + 0,00 I X22 + 0,00 I X32 + 0,00 I X42 ::; 2.492
c. 0,002 XI 3 + 0,002 X23 + 0,002 X33 + 0,002 X43 ::; 2.408
d. 0,002 XI 4 + 0,002 X24 + 0,002 X34 + 0,002 X44 ::; 2.352
d. Kcndala Permintaan
Permintaan dimasukkan ke dalam model optimalisasi karena
sebagai salah satu kendala yang memberi batas minimum produksi
yang harus dihasilkan, fungsi kendala pennintaan di bu at dengan
menjadikan permintaan sebagai nilai sisi sebelah kanan (RHS).
Adapun n1odcl 111atcn1atika fungsi kcndala pcnnintaan adalah scbngai
berikut :
XI I ::; 127.200
x 12 ::; 76.800
XI 3 ::; 76.800
X14::; 175.200
X2 I ::; 5289
X22 ::; 4267
X23 ::; 3903
X24:5 13517
5.2. Kondisi Optimal l'roduksi Karct RSS
X31::; 3912
X32 ::; 7232
X33 ::; 4336
X34 ::; 15051
X41::; 7379
X42 :5I3.221
X43:5 15.05I
X44 ::; 6.201
Perencanaan optimal bagi Perkebunan Musi Landas (MULA) dalam
memproduksi berbagai macam karet dapat dibatasi oleh ketersediaan sumberdaya
yang ada pada tiap - tiap periode selama satu tahun. Solusi optimal Perkebunan
Musi Landas (MULA) dapat dilihat pada lampiran 2, berda~mrkan solusi roptimal
tersebut maka dapal dilihat tingkat kegiatan optimal perusahaan, pemakaian
sumberdaya secara optimal, nilai fungsi tujuan pada kondisi optimal, serta
53
anallisis sensitivitas yang tidak mengubah tingkat kegiatan optimal perusahaan,
analisis sensitivitas yang tidak mengubah tingkat kegiatan optimal perusahaan,
serta analisis post optimal.
Pada kondisi aktualnya setiap periode perusahaan memproduksi semua
jenis karet yang terdiri dari RSS I, RSS II, RSS 111 dan Cutting A. padahal dengan
ketersediaan sumber daya yang terbatas tersebut perusahaan dapat memproduksi
jenis - jenis karet tertentu misalnya RSS I saja karena RSS I menghasilkan
keuntungan yang paling besar diantara jenis karet yang lainnya. Kondisi optimal
suatu perusahaan dapat tercapai pada waktu perusahaan mendapat keuntungan
yang maksimal dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara optimal.
Jika kondisi aktual dibandingkan dengan kondisi optimalnya, maka akan
diperoleh selisih yang bernilai positif dan negatif. Nilai positif diberikan jika
kondisi aktual lebih besar dibandingkan dengan kondisi optimalnya. Sedangkan
nilai negatif diberikan jika nilai aktual lebih kecil dibandingkan dengan nilai
optimalnya. Kondisi aktual, optimal Perkebunan Musi Landas (MULA) akan
dapat dlihat pada label 6.
54
Tabcl 6. Tingkat Kegiatan Pada Kondisi Aktual, Optimal Serta Selisih
Antara Nilai Aktual Dcngan Nilai Optimalnya per Kilo.
Perio de JenisKaret Aktual Optimal Selisih
RSS I 888.094 127.200 760.894
RSS II 1.994 5.289 -3.295
RSS Ill 2.210 3.912 -1.702
Cutting A 7.556 7.379 177
RSS I 736.479 76.800 659.679
RSS II 1.078 4.267 -3.189
RSS Ill 1.895 7.232 -5.337
Cutting A 85.417 13.221 72.196
RSS I 597.287 76.800 520.487
RSS II 76 3.903 -3.827
RSS Ill 1.861 4.336 -2.475
Cutting A 11.088 3.095 7.993
RSS I 492.611 61. 900 430.711
RSS II 210 0 210
RSS III 2.803 0 2.803
Cutting A 19.026 0 19.026
Tingkat kegiatan optimal, aktual serta selisihnya dapat dilihat pada tabel 6,
dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa pada periode I, II dan Ill nilai selisih
dari kondisi aktual dengan kondisi optimal yang bernilai negatif adalah jenis karet
RSS II dan RSS Ill, dan jenis karet tersebut disarankan untuk diproduksi, karena
55
pada kondisi tersebut perusahaan akan memperoleh keuntungan dari jenis - jenis
karet tersebut.
Nilai selisih antara kondisi aktual dan kondisi optimal pada periode I, II,
Ill, pada jenis karet RSS II dan RSS III bernilai negatif, ha! itu terjadi karena pada
setiap jenis karet diproduksi lebih sedikit dibandingkan dengan nilai pada kondisi
optimalnya, dengan selisih nilai masing - masing adalah sebagai berikut :
•!• Untuk RSS II dan RSS III pada periode I sebesar 3.295 kilo dan 1.702 kilo
•!• RSS II dan RSS lII periode II adalah 3.128 kilo dan 5.337 kilo
•!• Dan RSS II dan RSS III pada periode Ill sebesar 3.827 kilo dan 2.475
kilo
Dan dari hasil optimal ini maka perusahaan harus menarnbah produksi sesuai
dengan kondisi optimal agar keuntungan yang diperoleh perusahaan semakin
besar, dan pada jenis karet tersebut disarankan untuk diproduksi.
Sedangkan pada pcriode IV, untuk RSS 1, RSS II, RSS Ill dan Cutting A
bernilai positif, dan ini berarti bahwa perusahaan memproduksi semua jenis karet
melebihi nilai optimalnya dan selisih nilai dari masing -- masing jenis karet
tersebut adalah 430.711 kilo, 210 kilo, 2.803 kilo, 19.026 kilo.
Jika dilihat dari nilai selisihnya pada periode IV perusahaan mcmproduksi
sernua jenis karet melebihi nilai optimalnya hal ini terjacli karena pcrmintaan
menurun, sehingga rnenggunakan semua sumber daya untuk produksi, dan
mengakibatkan produksi yang berlebih.
Selain produk yang disarankan untuk diproduksi terdapat pula jcnis karct
yang tidak disaran kan untuk diproduksi, jenis karct yang di~mrankan untuk untuk
56
diproduksi ada pada periode IV, yaitu RSS II, RSS Ill, dan Cutting A, karena jika
produk - produk tersebut dipaksa untuk diproduksi maka akan mengurangi nilai
pada fungsi tujuan sebesar nilai reduced cost-nya yaitu masing -masing sebesar
Rp 58, Rp I 09 dan Rp 1.050.
Di tinjau dari nilai keseluruhan selama satu tahun, maka produk yang lebih
disarankan untuk diproduksi dalam jumlah besar adalah RSS II dan RSS Ill, hal
ini te1jadi karena kontribusi keuntungan yang diberikan oleh dua jenis karet
tersebut lebih besar dibandingkan dengan jenis karet lainnya. Dan diantara
keduanya yang paling banyak mcmberikan kontibusi keuntungan pada pcrusahaan
yaitu RSS II, sehingga pada kondisi optimal RSS II disarankan untuk diproduksi.
Secara keseluruhan perusahaan memang belum mencapai tingkat produksi
yang optimal. Hal ini terjadi karena perusahaan melakukan kegiatan produksi
berdasarkan pesanan, sehingga jenis dan jumlah karet yang diproduksi oleh
perusahaan akan disesuaikan dengan permintaan dari konsumen. Akan tetapi jika
perusahaan ingin memperoleh keuntungan yang lebih besar lagi maka perusahaan
harus dapat memenuhi produksi sesuai dengan kondisi optimalnya, dan
perusahaan juga dapat menekan biaya terutama biaya bahan baku. bahan
penolong, tenaga kerja langsung, dan biaya mesin yang dikeluarkan perusahaan
untuk memproduksi jenis karet yang tidak disarankan.
Dari pcmbahasan diatas maka pcrusahaan bclu1n 1ncncapai tingkat
optimal, pada penelitian ini yang ingin dikctahui adalah variabcl kcputusan
jumlah produksi karet dari masing - masing jenis karct yang seharusnya
dihasilkan oleh perusahaan agar keuntungan yang dipcroleh maksimal.
57
Komposisi dan jumlah produk yang harus diproduksi berdasarkan nilai
' hasil olahan optimal, merupakan nilai yang dapat memberikan tingkat keuntungan
maksimal apabila perusahaan memproduksi sesuai dengan produksi optimal
dengan menggunakan sumber daya pada tingkat tertentu.
Berdasarkan tabel solusi optimal yang dihasilkan program linier, akan
tercapai apabila perusahaan memproduksi jenis karet pada Periode !, periode II
dan Periode lII pada jenis karet RSS II dan RSS lll. Komposisi optimal dari
aktivivitas produksi karet akan memberikan keuntungan yang optimal sebesar Rp
2,5 milyar, dengan asumsi seluruh produk dapat terjual pada tingkat optimal.
Dilihat dari nilai keuntungan, yang dipcroleh perusahaan pada kondisi
optimal lebih besar dibandingkan dengan nilai keuntungan pada kondisi
aktualnya, pada kondisi optimal perusahaan memperoleh nilai keuntungan sebesar
Rp 2,5 milyar dan pada kondisi aktual sebesar Rp 2, I milyar, sehingga selisih
antara nilai keuntungan optimal dengan nilai keuntungan aktualnya adalah sebesar
Rp 400 juta.
5.2.1 Analisis Dnal
Pada setiap periode perusahaan senantiasa berupaya untuk menyediakan
sumberdaya - sumberdaya yang terbatas ketersediannya, ketcrsediaan bahan baku
dan sumberdaya lainnya dapat digunakan secara optimal dengan memanfaatkan
semua sumberdaya sampai batas maksimal penggunaannya.
Besarnya penggunaan input produksi dapat diketahui dari nilai slack atau
surplus dan nilai shadow price nya. Jika nilai slack atau surplus sama dengan no!
berarti sumberdaya tersebut habis terpakai atau langka atau biasa discbut dengan
58
kendala aktif, sebaliknya jika nilai slack atau surplus tidak sama dengan no!
berarti sumberdaya tersebut dalam jumlah yang berlebih.
Nilai dual dari suatu sumberdaya yang langka atau pembatas merupakan
shadow price dari sumberdaya tersebut. jika te1:jadi perubahan satu unit
ketersediaan maka akan menyebabkan perubahan nilai fungsi tujuan sebesar nilai
shadow pricenya, dari nilai shadow price nya ini dapat diketahui sumber daya
mana yang menjadi kendala utama dalam mencapai hasil yang optimal dengan
melihat nilai shadow price nya yang terbesar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel 7.
Pada label ini akan dijelaskan tentang penggunaan bahan baku dan bahan
penolong yang digunakan untuk memproduksi karet. Pada setiap periode
perusahaan senantiasa berupaya untuk menyediakan bahan bairn dan bahan
penolong dalam jum lah yang cukup untuk digunakan dalam kcgiatan produksi dan
sebagai persediaan pada periode berikutnya. Ketersediaan bahan baku dan bahan
penolong sampai batas maksimal penggunaan.
Tabel 7. Nilai Slack dan Nilai Dual Kcndala Bahan Bairn dan Bahan
Penolong Pada Periode I, Periodc II, Periode III, dan Periode IV.
Peri ode
I II Ill IV
II 111 IV
II 111 IV
Slack I surplus
1.791.456 1.553.025 1.430.077 1.363.014
3.932,76 6.153,32 4.004,06 4.225,89
4.932,2 1.226,47 1.720,59 1.332,19
Nilai Dual
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
59
Pada tabel 7 dapat dilihat bahwa perusahaan mengalami kelcbihan bahan
baku dan bahan penolong, yang pada kondisi aktualnya perusahaan memang
senantiasa menyediakan bahan baku dan bahan pcnolong dalam jumlah yang
melebihi dari kebutuhan yang scsungguhnya. Hal ini di lakukan untuk
menghindari kekurangan bahan jika sewaktu - waktu tcrdapat pcsanan lambahan.
Karena bahan baku berupa bahan cair yang tidak dapat disimpan lama maka
pcrusahaan menggunakan bahan baku tersebut menjadi produk yang diabaikan
produksinya, ha! ini terjadi karcna pcrusahaan memproduksi karct sesuui dcngan
pesanan schingga bahan baku yang bcrlcbih menjadi produk yang diabaikan
keadaaannya, dan pada posisi seperti ini pcrusahaan tidak dapat menekan biaya
produksi. Selain itu perusahaan juga menycdiakan beberapa bahan penolong
dalam jumlah besar untuk menghcmat biaya pembclian bahan.
Dan sumberdaya lainnya yang digunakan untuk memproduksi karet
adalah tenaga kerja Jangsung dan mcsin, tcnaga kcrja langsung adalah tenaga yang
secara langsung ikut memproduksi karet, dan tcnaga kcrja tersebut tcrdiri dari
bcberapa bagian diantaranya adalah tcnaga pada pengolahan basah, pengolahan
kcring dan giling, pengolahan pada pengasapan serta pcngolahan sortasi dan
packaging. Scdangkan untuk mcsin Pcrkcbunan Musi Landas hanya
menggunakan 2 jenis mesin yaitu mcsin sheeter gunanya untuk mcnggiling dan
mcmotong serta mesin pressball untuk proses packaging. Pada label 8 akan
dijclaskan tentang penggunaan sumberdaya tenaga ke1ja dan mesin.
Pada tabel 8 dapat dilihat bahwa tenaga kerja dan mesin - mesin yang
digunakan oleh Perkebunan Musi Landas (MULA) belum diopcrasikan seeara
60
maksimal. Hal ini terlihat dari kapasitas mesin yang tersedia dan
ketersediaan jam kerja yang masih tersisa (slack), dalam jumlah yang eukup
besar.
Berdasarkan label juga dapat diketahui bahwa, k1;tersediaan mesin dan
tenaga kerja belum menjadi sumber daya yang kritis. lnformasi ini dapat
dilihat dari nilai slack pada sejumlah mesin yang digunakan dan tenaga kei:ia
yang dipakai pada kegiatan produksi karet.
Tabcl 8. Nilai Slack dan Nilai Dual Kendala Mesin Pada Pcriodc I, Pcriodc
II, Pcriodc III, dan Pcriodc IV.
Periode
II
Ill IV
II
Ill IV
II Ill IV
II Ill IV
II Ill IV
II Ill IV
.,.Kendala Slack I surplus
10.060,4 11.052,59
10.879,32 0
10.676,4 11.675,59
11.481,32 11.079
1.888,88 2.187,43 2.055,46
928,39 7.802,2
7.825,79 7.644,66
7.582 1.601,31
1.984,4 1.879,19 1.918,69 1.601,31
1.984,4 1.879,19 1.918,69
Nilai Dual
0 0
0 344.245
0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
61
Nilai slack terendah pada periode IV, ha! ini terjadi karena pada periode
ini kapasitas mesin dan ketersediaan tenaga kerja hampir habis, dan faktor lainnya
adalah pada periode ini perusahaan terlalu banyak mcmproduksi padahal pada
pcriode ini perusahaan tidak disarankan untuk mcmproduhi.
Dari analisis linier programming pada label diatas, sumbcr daya langka (
pcmbatas) adalah pada kcndala tcnaga kci:ia pcngolahan basah pada pcriodc IV,
ha! ini terlihat dari nilai slack nya sama dcngan no! dan nilai shadow pricenya
mcnunjukkan besarnya tambahan pada pcndapatan bersih yang akan diberikan
jika ketersediaan sumber daya tersebut ditambah scbcsar satu satuan.
5.2.2. Analisis Scnsitivitas
Analisis sensitivitas biasanya terbagi menjadi dua bagian, yaitu
berhubungan dengan perubahan salah satu koefisien fungsi tujuan dan perubahan
salah satu nilai sisi sebelah kanan. Batas sensitivitas yang terdapat pada koefisien
fungsi tujuan menunjukkan batas perubahan yang tidak mengubah tingkat
kegiatan optimalnya. Sedangkan batas snsitivitas pada sisi sebelah kanan
menunjukkan batas perubahan yang tidak mengubah nilai dual dari sumberdaya
yang bersangkutan.
Pada label 9 akan dijelaskan tentang batasan penurunan tertentu yang
dapat menghasilkan tingkat kegiatan optimal yang sama dcngan scbelumnya,
sekalipun nilai fungsi tujuannya akan mengalami penurunan. Jenis karet yang
nilai koefisien fungsi tujuannya dapat mengalami peningkatan (allowable
Increase) dalam besaran yang tak terhingga adalah :
62
Periode I: Semuajenis karel (RSS I, RSS II, RSS Ill, dan Cutting A)
Periode II : Semua Jenis Karel
Periode Ill : Semua Jen is Karel
Periode IV : Hanya RSS I.
Dan unluk periode IV jenis karet lainnya memiliki kelerbatasan dalam
menaikkan koefisien fungsi tujuan dalam mencapai keadaan optimal seperti
semula.
Tabel 9. Analisis Sensitivitas Koefisien Fungsi Tujuan Pada Periodc I,
Periode II, Pcriodc III, dan Periodc IV.
Peri ode var Current coefisient Allowable Allowable Increase Decrease
x 11 6.548 Infinity 6.548 x 12 6.757,39 Infinity 6.757,39
x 13 6.216,79 Infinity 6.216,79
x 14 6.884,89 lnflnit 57,99 II X21 6.460 111/ini 6.460
X22 6.713,39 lnflnit 6.713,39 x 23 6.101,79 Infinity 6.101,79
x 24 6.826,89 57,99 Infinity
111 x 31 6.403 Jiifinity 6.403 X32 6.672,39 In 1ni 6.672,39 x 33 6.033,79 bifinity 6.033,79
x 34 6.775,89 108,99 bifinity
IV X41 5.794. Infinity 5.794
X42 5.788,39 !t1finity 5.788.39
x 43 5.158,79 Infinity 5.158,79
x 44 5.834,89 1.050 b1flnity
Pada label dialas dapal dilihat batas sensitivitas pada nilai koefisien fungsi
tujuan. Nilai koefisien tujuannya dapat mengalami penurunan dalam besaran tak
terhingga adalah pada Periode IV, RSS fl, RSS 111, dan Cutting A.
63
Dan untuk perubahan pada nilai sisi sebelah kanan akan dijelaskan pada
tabel IO. berdasarkan tabel tersebut bahwa nilai sisi sebelah kanan pada kendala -
kendala terdapat batas kenaikkan atau penurunan yang tidak mengubah nilai dual
kendala yang bersangkutan.
Tabel 10. Analisis Sensitivitas Kendala - Kendala Pembatas pada Bahan
Bairn clan Bahan Penolong per liter.
·eriode Kendal a Current Allowable Allowable Decrease
RHS Increase
Bahan Baku 2.359.38 b?fini/J' I. 791.45
Asam Semut 5.083 b?finit.v 3.932,7
Talk 6.37( '1!/init_v 4.932. - -----
Bahan Baku 1.796.673 I11fi 11 i I)' 1.553,0
Asam Semut 7.06 I11fi11i1y 6.153,31
Talk 1.328.00 I11/ini1y 1.226,4
Bahan Baku 1.676.853 bifinity 1.430.077, 75
Asam Semut 4.621 fl?fif1if)I 4.004,0
Talk 1.985 Infinity I. 720,5
Bahan Baku 1.549.333 Infinity 1.363.01
Asam Semut 4.783 Infinity 4.225,8
Talk 1.45 Injinify 1.332, I
Berdasarkan label 10 dapat dilihat batas pcrubahan yang tc1:jadi pada
kendala - kendala bahan baku dan bahan penolong yang menjadi pembatas
pada kegiatan produksi RSS (ribbed smoke sheet). Pada label ini terlihat bahwa
nilai sisi sebelah kanan atau RHS (righthand side) pada kendala - kendala
tersebut terdapat batas kenaikan dan penurunan yang tidak mengubah nilai dual
kendala yang bersangkutan. Jika ditinjau dari nilai sisi sebelah kanan atau RHS
(righthand side) secara keseluruhan, maka semua kendala n1cngalami
64
peningkatan tanpa batas, dan dapat dikurangi sesuai dengan batas yang telah
ditentukan.
Dan pada kendala tenaga ke1ja, mesin dan pemintaan mengalami
kenaikkan dan penurunan, dapat dilihat pada label I I.
Tabel 11. Analisis Sensitivitas pada Kendala Tenaga Kerja dan Mesin
eriode Kenda la Current RI-IS 1\llowahle Increase Allo\'Vable Decrease
Infinity 10.060,
. kering /Jifinity 10.676,
. Asap Infinity 1.888,8
/Jifini~v 7.802,
. Sheteer Infinity 1.601,31
2.46 bifinity 1.601,31
. Basalz 13.083 Infinity 11.052,5
. kering 13.70 bifi11ity 11.675,5
. Asap 2.49 /Jifinity
9.345 /Jifinity 7.825,7
. Sheteer 2.49 bifi11ity 1.984,
. Press 2.49 bifi11ity 1.984,4
. Basah 12.64 Infinity 10.879,3
. kering 13.24 /Jifinity I 1.481,3
. Asap 2.40 /Jifinity 2.055,4
9.03 bifi11ity 7.644,6
. Sheteer 2.40 bifinity 1.879, I
. Press 2.40 /Jifinity 1.879, I
. Basah 1.23 2.266 1.23
. kering ltifinity I 1.07
ltifinity 928,3
/Jifinity
. Sheteer 2.35 ltifinity
. Press 2.35 bifinity
65
Pada tabel diatas dijelaskan bahwa semua kendala tenaga kerja dan mesin
pengolahan nilai sisi sebelah kanan mengalami kenaikkan tanpa batas, kecuali
pada pengolahan basah pada periode IV ketersediaan jam kerja dapat di naikkan
hanya sebatas 2.266 jam orang kerja. Apabila dinaikkan melebihi batas kepekaan
maka perusahaan akan mengalami kerugian, karena pada periode IV perusahaan
tidak disarankan untuk memproduksi RSS.
Sedangkan pada kendala permintaan yang kenaikkannya tanpa batas ada
pada periode IV produk RSS I, II, Ill, dan Cutting A. sedangkan pada periode
lainnya untuk kenaikkan dan penunmannya ada batasannya. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel 12.
Tabel 12. Analisis Sensitivitas pada Kendala Permintaan
Produk CurrcntRHS Allowable Increase Allo\vable l)ccrease
SSI 127.200 266.886,65 127.200.000 5.289 266.886,65 5.289
SS III 3.912 266.886,65 3.912
utting A 7.379 266.886,65 7.379
SS I 76.800 396.880 76.800
SS II 4.267 396.880 4.267 SS III 3.903 313.199,34 3.903
utting A 13.517 396.880 13.517
SS I 76.800 313.199,34 76.800
SS II 3.903 313.199,34 3.903
SS III 4.336 313.199,34 4.336
utting A 3.095 313.199,34 3.095
SS I 175.200 !11finily I I 3.300
SS II 13.517 Infinity 13.517
SS III 15.051 I 11.fi 11 i ly 15.051
uttiug A 6.201 Infinily 6.201
66
Batasan penurunan nilai sisi sebelah kanan pada analisis sensitivitas
bertL\juan untuk menyamakan nilai dual pada kendala yang bersangkutan dengan
nilai pada keadaan optimal.
5.3. Analisis Post Optimal.
Analisis post optimal dilakukan pada penelitian ini, karena terdapat
beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan kondisi optimal
yang lebih aplikatif dengan kondisi yang sesungguhnya dilapangan. Analisis post
optimal pada penelitian ini dibagi menjadi dua skenario yaitu : ( 1) skenario I,
mengabaikan kendala permintaan, (2) skenario JI, mclakukan pcrubahan pada
koefisien fungsi tujuan pada RSS I Pcriode I.
5.3.1. Skenario I
Pada kondisi optimal ada produk yang tidak disarankan untuk diproduksi
olch pcrusahaan. Padahal pada kondisi aktual. scmua jcnis produk yang ada pada
perusahaan tersebut diproduksi scsuai dcngan pcrmintaan konsumcnnya. Dalam
upaya memenuhi permintaan konsumen tcrsebut, maka pada skcnario I kendala
permintaan untuk RSS I, RSS II, RSS Ill dan Cutting A pada Pcriodc l,11,Jll dan
IV diabaikan.
Dengan meningkatkan produksi semua jcnis karet maka pada skenario I
secara otomatis mengubah nilai fungsi tujuan, tingkat kcgiatan produksi, dan
pemanfaatan sumbcr dayanya. Nilai fungsi tujuan pada skenario I adalah sebesar
Rp 8,9 milyar sedangkan nilai fungsi tujuan optimalnya sebesar Rp 2.5 sehingga
selisih dari nilai fungsi tujuan optimalnya adalah sebesar Rp 6,4 milyar
Peningkatan nilai fungsi tujuan ini terjadi karena pada skenario I, kcndala
67
permintaan pada semua jenis karet pada periode I, II, III, dan IV diabaikan dan
adanya perubahan perumusan model pada kendala permintaan.
Peningkatan fungsi kendala permintaan pada semua jenis karet pada
Periode !,II, III, dan IV tanpa batas menambah keuntungan pcrusahaan pada
produk dan pada periode tersebut. Perubahan pada fungsi kendala yang
mengakibatkan tingkat kegiatan optimal mengalami perubahan
Pada tabel 13 dapat dilihat bahwa produk yang disarankan untuk
diproduksi mengalami perubahan dari kondisi optimalnya. Perubahan ini
mengakibatkan adanya sclisih antara kondisi pada skcnario I dcngan kondisi
optimalnya. Selisih itu dapat dilihat dari nilai yang terdapat didalam kurung pada
tabel tersebut. Nilai selisihnya dari kedua kondisi tersebut ada yang bernilai
positif dan ada yang bernilai negatif. Selisih yang bernilai positif menunjukkan
bahwa nilai pada skenario I lebih besar dibandingkan dengan nilai optimalnya,
sedangkan selisih yang bernilai negatif menunjukkan bahwa nilai pada skenario I
lebih kecil jika dibandingkan dengan nilai pad a kondisi optimalnya.
Adanya peningkatan produksi pada jcnis karct RSS I mcngakibatkan
adanya pcrubahan pada pemakaian sumbcr daya. Hal ini dapat dilihat dari nilai
slack pada skenario I yang bcrubah dari nilai slack pada kondisi optimal.
Dilihat dari pcrbandingan dari kedua kondisi tcrscbut, maka kondisi pada
skcnario I nicrupakan solusi yang tcrbaik dibandingkan vcrsi a\val. I !al ini dapal
dilihat dari kcuntungan yang dapat dipcrolch pcrusahaan pada skcnario I yang
lebih besar dibandingkan dengan kcuntungan yang dipcrolch pada kondisi
optimal.
68
5.3.2. Skenario II
Harga merupakan salah satu komponen yang mempengaruhi kemampuan
perusahaan untuk memperoleh keuntungan. Oleh karenac itu pada skenario II
dilakukan perubahan koefisien fungsi tujuan dengan cara meningkatkan harga
salah satu produk .
Pada skenario II, adanya peningkatan harga pada RSS I periode I, harga
RSS I pada periode tersebut diubah dari Rp 6548 per kilogram menjadi Rp 6648
per kilogram, sehingga perusahaan mendapat keuntungan, dan peningkatan harga
tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan nilai fungsi tujuan, tingkat kegiatan
produksi, serta pemanfaatan sumberdayanya.
Nilai fungsi tujuan pada skenario If yaitu sebesar Rp 2,58 milyar ,
sedangkan nilai fungsi tujuan pada kondisi optimal versi awal adalah sebcsar Rp
2.57 milyar, sehingga selisih dari kedua nilai tcrsebut adalah scbcsar Rp I 0 juta,
Pada label 16 dapat pula dilihat tingkat kcgiatan pada skenario II bcrbeda dengan
tingkat kegiatan versi awal.
Perbedaan nilai pada kedua kondisi tcrscbut mcnghasilkan sciisih baik
positif maupun ncgatif. Nilai positif tcciadi apabila pada skcnario II lcbih bcsar
dibandingkan dengan nilai oplimalnya, scdangkan sclisih yang bcmilai ncgatif
menunjukkan bahwa nilai pada skenario If lcbih kccil jika dibandingkan dcngan
ni!ai pada kondisi optimalnya.
Solusi pada skenario II lebih baik dari kondisi optimal versi awal karena
keuntungan perusahaan dapat lcbih ditingkatkan. Olch karena itu jika perusahaan
ingin meningkatkan keuntungan yang dipcroleh, maka dapat dilakukan
69
peningkatan nilai keuntungan yang diperoleh suatu jenis produk dcngan eara
menaikkan harga pada batas yang telah ditentukan.
Tabel 13. Perbandingan antara Hasil pada Kondisi Optimal dcngan Basil
Setclah Melakukan Analisis Post Optimal
'eriode
I
II
III
IV
127.200 410.666,65
5.289
3.912
7.379
76.800
4.267
7.232
13.221
76.800
3.903
4.336
3.095
61.900
0
0
0
(283.466.65)
0 (-7.232)
0 (-13.221)
401.333,34 324.533,34
0 -3.903)
0 (-4.336)
0 (3.905) 61.900
(0)
Skenario lI 127.200
(0)
5.289 0
76.800 0)
4.267 0)
7.232 (0)
13.221 (0)
76.800 0)
3.903 (0)
4.336 0)
3.095 0)
48.383 (-13.517)
13.517 13.517
Ketcrangan: ( ) selisih nilai hasil analisis post optimal dengan optimal.
6.1. Kcsimpulau
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil penelitian yang dilaksanakan pada Perkebunan Musi Landas
PTP Nusantara Vll Sumatera Selatan ini maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:
I. Perusahaan belum dapat melakukan kegiatan produksinya secara optimal. Hal
ini terjadi karena nilai fungsi tujuan pada kondisi optimal lebih tinggi
dibandingkan pada kondisi aktual. Dan kondisi ini tcrjadi karena perusahaan
memproduksi produk berdasarkan pcsanan konsumen.
2. Ketersediaan sumber daya perusahaan tidak menjadi kendala yang berarti
karena ketersediaannya bukan suatu hal yang kritis. 1-!al ini dapat dilihat pada
dari nilai slack atau surplus pada sumber daya yang tersedia dalam
perusah aan.
3. Pada peneletian ini dilakukan analisis sensitivitas yang membahas tentang
batas perubahan koefisien fungsi tujuan dan pcrubahan nilai sisi sebelah
kanan,pada analisis ini batasan perubahan koefisien fungsi tujuan yang
kenaikannya terbatas adalah RSS II, RSS Ill, dan Cutting A pada periodc IV,
sedangkan pcnurunannya tanpa batas. Untuk pcrubahan nilai sisi scbclah
kanan hampir semua kendala diperbolekan naik tanpa batas kecuali pada
kendala permintaan ada produk yang naiknya dibatasi sampai batasan yang
telah ditentukan, dan untuk penurunannya disesuaikan dengan nilai slack.
4. Dan pada penclitian ini juga membahas analisa post optimal yang dibagi
menjadi dua skenario. Pada skenario I dilakukan perubahan dengan cara
71
mengabaikan permintaan dengan arti bahwa perusahaan dapat menjual semua
jenis karet pada semua konsumen tanpa dibatasi dengan permintaan konsumen
pada setiap periode tanpa batas, dan pada skenario II dinaikkan harga RSS I
pada periode I. Dan basil analisa ini menunjukkan adanya perubahan pada
nilai fungsi tujuan, tingkat kegitan produksi, serta pemanfaatan sumber
dayanya. Pada kondisi optimal versi awal dengan skenario I dapat diketahui
bahwa keuntungan pada skcnario I mcngalami kenaikkan dibanding dcngan
kondisi optimal versi awal. Hal ini tei:jadi karena perusahaan meningkatkan
produksi tidak berdasarkan pesanan konsumen dan produk tersebut memberi
kontribusi keuntungan Jebih besar.
5. Pada skenario II melakukan peningkatan harga pada RSS I periode I sebesar
Rp 100,- per kilogram, dan keuntungan yang diperoleh perusahaan pun
mengalami peningkatan. Oleh karena itu, pada skenario ini menjadi salah satu
al ternati f untukperbaikkan perusahaan.
6. Dan dari hasil post optimal pada skenario l dan skcnario II maka skenario l
dapat memberikan kontribusi kcuntungan lcbih besar.
72
6.2 Saran
Pada penelitian ini terdapat keterbatasan-keterbatasan, sehingga untuk
lebih mengembangkan hasil penelitian,peniliti memberikan saran-saran yang
dapat digunakan sebagai landasan penelilian lanjutan olch peneliti lainnya, agar
hasil yang didapat menjadi lebih baik.
I. Untuk pihak perusahaan sebaiknya untuk menekan biaya produksi sehingga
dapat meningkatkan keuntungan perusahaan.
2. Pada kondisi optimal periode I, II, III perusahaan sebaiknya memproduksi
RSS II, dan RSS III karena pada periode tersebut nilai optimalnya lebih besar
dari nilai aktualnya. Sedangkan pada kondisi aktual perusahaan
memproduksi semuajenis karet pada setiap periodcnya.
3. Karena perusahaan memproduksi berdasarkan pcsanan maka perusahaan dapat
mengurangi sumber daya yang seperti tenaga kerja langsung yang berlebih,
sehingga perusahaan tidak mengeluarkan biaya yang berlebih tersebut.
4. Bcrdasarkan pada ha~il post optimal skcnario I pcrusahaan akan mcmpcrolch
keuntungan yang lcbih bcsar dibanding hasil optimalnya maka untuk
meningkatkan profit pcrusahaan disarankan agar pcrusahaan dapat
mcngabaikan permintaan atau memproduksi tanpa pcsanan, dalam arti semua
produk habis terjuaL
DAFTAR PUSTAKA
Assauri, Sofyan, 1980, Ma1111jeme11 Produksi, Lcmbaga Pcnerbit Fakultas U I,
Jakarta.
Buffa, Elwood. S dan Rakcsh K. Sarin, M1111ajeme11 Operasi dt111 Produksi
Modem, edisi kcdelapan, Binarupa Pers Jakarta, 1996.
Handoko, Hani, Dr. M.B.A, Dt1sar - Dasar llfa11ajeme11 Produlisi dan Operasi,
PT BPFE, 2000, Y 01,ryakarta, 1989
J.Spillane, James, Dr, Komoditi Karet Pera11a1111ya Da!am Perekonomian
I11do11esia, Kanisius, Yogyakarta, 1989.
Mulyono, Sri, Riset Operasi, Fakultas Ekonorni Universitas Indonesia, Jakarta,
2002
Nasendi dan Anwar, Program Li11ier da11 Variasinya, PT Gramedia, Jakarta 1985
Nicholson, Walter, Teori Eko110111i Mikro Pri11sip - pri11sip Dast1r da11
Pe11gemba11ga1111ya, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta 1994
Reksohadiprodjo,Sukanto,Prof,M.com, Ma11ajeme11 l'roduksi, Edisi Ke 4
BPFE, Yogyakarta, 1992
Sukartawi, Linier Programming, Teori dllt1 Aplikasi11ya, Khususnya dalam
bidang pertanian, Rajawali Pers, Jakarta 1995.
Subagyo, Pangestu, Ors, M.B.A, Dasar - Dasar Operation Reset1rc!t, PT BPFE,
2000, Y ogyakarta.
Supranto. J, Telmik Riset Pemt1st1rt111 dt111 Rt1nw!llt1 Pe11j1wla11, Rineka Cipta,
Jakarta, 2000
Sctyamidjaja, Djoehan, Karel Budi dt1ya da11 Pengola/w11, kanisius, yoyakarta,
1993
Susi, Optimalist1si Gula Ct1ir dt111 Guill Kristal, Skripsi, Jurusan llmu - llmu
Sosial Ekonomi Pertanian Bogor, Bogar, 1999.
Subagyo, Pangestu, Ors. M.B.A, dan Sari, Marwan, M.B.A dan Dr. T. Hani
Handoko, M.B.A, Dt1.mr - Dast1r Operati011 Research, Jilid kc 2, BPFE,
Y ogyakarta.
74
Taha, A.H, Riset Operasi, l'akultas Ekonomi Universitas Indonesia, .Jakarta, 2002.
Wardani, R.V, Kajian Optimalivasi Produksi Samlal Gw11111g, Skripsi Jurusan
Ilmu - Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian Bogor, Bogor, 1994.
75
Lampiran I : Perumusan Model Optimalisas Produksi Karet RSS yang diolah dengan
menggunakan program LINDO
Fungsi tujuan
Maksimum Z = 6548 XI I+ 6757.4 Xl2 + 6216.8 Xl3 + 6884.9 X14 + 6460 X21 +
6713.4 X22 + 6101.8 X23 + 6826.9 X24 + 6403 X3 I + 6672.4 X32 + 6033.8 X33
+ 6775.9 X34 + 5794 X41+5788.4 X42 + 5158.8 X43 + 5834.9 X44
Fungsi Kendala
1. kendala bahan baku
a) 3.95 X 11+3.95 X 21+3.95 X31+3.95 X41 :5 2.359.387
b) 2.4 X 12 + 2.4 X22 + 2.4 X32 + 2.4 X42 :5 1.796.673
c) 2.8 Xl3 + 2.8 X32 + 2.8 X33 + 2.8 X43 :5 1.676.673
d) 3.01 X14 + 3.01X42+3.01 X43 + 3.01 X44 :5 1.549.333
2. kendala bahan penolong
asam semut
a) 0.008xl1+0.008 x21+0.008 x31+0.008 x41 :5 5083
b) 0.009 xl2 + 0.009 x22 + 0.009 x32 + 0.009 x42 :5 7067
c) 0.007 xl3 + 0.007 x23 + 0.007 x33 + 0.007 x43 :5 4621
d) 0.009 x14 + 0.009 x24 + 0.009 x34 + 0.009 x44 :5 4783
talk
a) 0.01xiI+0.01x21+0.01x3l+0.01 x41 :5 6370
b) 0.001xl2+0.001x22+0.001 x32 + 0.001 x42 :5 1328
c) 0.003 x13 + 0.003 x23 + 0.003 x33 + 0.003 x43 :5 1985
d) 0.002 x14 + 0.002 x24 + 0.002 x34 + 0.002 x44 :5 1456
3. kendala tenaga kerja
Fungsi kendala pada Pengolahan basah:
a) 0,02 X 11+0,02 X 21+0,02 X 31+0,02 X 41 :5 10878
b) 0,01Xl2+0,01X22+0,01 X32 + 0,01 X42 :5 11466
c) 0,02 X13 + 0,02 X23 + 0,02 X33 + 0,02 X43 :5 11.613
d) 0,02 XI 4 + 0,02 X24 + 0,02 X34 + 0,02 X44 :5 11.466
Fungsi kendala pacla pengolahan kering & giling
a) 0,06 X 11 + 0,06 X 21 + 0,06 X 31 + 0,06 X 41 :5 34.188
b) 0,05 x 12 + 0,05 x 22 + 0,05 x 32 + 0,05 x 42 :5 36.036
c) 0,06 Xl3 + 0,06 X23 + 0,06 X33 + 0,06 X43 :5 36.498
d) 0,07 X14 + 0,07 X24 + 0,07 X34 + 0,07 X44 :5 36.036
Fungsi kenclala pacla pcngasapan
a) 0,01Xll+0,01X21+0,01X3I+0,01 X41 :5 6216
b) 0,008 X12 + 0,008 X22 + 0,008 X32 + 0,008 X42 :5 6552
c) 0,01Xl3+0,01 X23 + 0,01X33+0,01 X43 :5 6636
d) 0,01Xl4+0,01X24+0,01 X34 + 0,01 X44 :5 6552
Fungsi kcndala pacla sortasi & packaging
a) 0,04 Xl4 + 0,04 X24 + 0,04 X34 + 0,04 X44 :5 23.310
b) 0,03 X12 + 0,03 X22 + 0,03 X32 + 0,03 X42 :5 24.570
c) 0,04 Xl3 + 0,04 X23 + 0,04 X33 + 0,04 X33 :5 24.885
0,05 X14 + 0,05 X24 + 0,05 X34 + 0,05 X44 :5 24.570
4. Kendala jam mesin
sheeter
a) 0,002 XI I+ 0,002 X21+0,002 X31+0,002 X41 :5 1036
b) 0,001Xl2+0,001X22+0,001X32+0,001 X42 :5 1092
c) 0,002X13 + 0,002 X23 + 0,002 X33 + 0,002 X43 :5 1106
d) 0,002 Xl4 + 0,002 X24 + 0,002 X34 + 0,002 X44 :5 1092
Press ball
a) 0,002Xl1+0,002 X21+0,002 X31+0,002 X41 :5 1036
b) 0,001Xl2+0,001X22+0,001X32+0,001 X42 :5 1092
c) 0,002 Xl3 + 0,002 X23 + 0,002 X33 + 0,002 X43 :5 1106
e) 0,002 X14 + 0,002 X24 + 0,002 X34 + 0,002 X44 :5 l 092
76
5. kcndala permintaan
XI I :5 127.200
Xl2 :5 76.800
X13 :5 76.800
Xl 4 :5 175.200
X21 :5 5289
X22 :5 4267
X23 :5 3903
X24 :5 13517
X31 :5 3912
X32 :5 7232
X33 :5 4336
X34 :5 !5051
X41 :s 7379
X42 :S 13.221
X43 :s 15.051
X44 :5 62.011
77
Lampiran 2 Solusi Optimal Kegiatan Produksi karet RSS
Objective function value 2.576.842.000
No Prod Var Value Reduced Cost Current coefisier. I I RSS I XII I27.200 0 6.548
f---2 X2I 76.800 0 6.7.57,391
f---
3 XJI 76.800 0 6.2I6,79 -4 X4I 61.900 0 6.884,89
5 RSS ll XI2 5.289 0 6460 -6 X22 4.267 0 6.7 I 3,39
-7 X'' ~~ 3.903 0 6.IOI,79
-8 X42 0 57,9 6.826,89
9 RSS Ill Xl3 3.912 0 6.403 I -
10 X'' ~~ 7.232 0 6.672,39
·-11 X33 4.336 0 6.033,79
-12 X43 01 108.9 6.775,89
I 13 Cut A Xl4 7.556 I 0 5.794 I I I -
14 X24 13.221 0 5. 788,39 f---
15 X34 3.095 0 5.158,79 f---
16 X44 0 1.050 5.834,391
Allowable Increase
INFINITY
INFINITY
INFINITY .
INFINITY
INFINITY
INFINITY
INFINITY
57,99
INFINITY
INFINITY
INFINITY
108,99
!l\lf;'lll.TTTV ~~·~ ~~•.-;..t..t
INFINITY
INFINITY
1.050
Allowable Decrease
6.548
6.575,39
6.216,79
57,99
6.460
6.173,39
6.101,79
INFINITY
6.403
6.672,39
6.033,79
INFINITY
5.794
5.788,39
5.158,79
INFINITY
-.l
""
No Cons
I Latek
2
3
4
5 Asam
6 sen1ut
7
8
9 Talk
10
11
12
13 basah
14
15
16
17 Kcring
iS
19
20
/-----...
pb,_. <:t(, '.
'" S'fARJf
Code .Slack
LI 1.791.456
L2 1.553.025
L3 1.430.077
L4 1.363.014
As I 3.932,76
As2 I 6.J 53,32
As3 I 4.004,06
As4 4.225,89
Tl 4.329,2
T2 I 1.226,47
T3 1.720,59
T4 I 1.332, 19
Pl ' 10.060,4 I P2 I I 1.052,59
P3 I I 0.879,32 I
P4 0
Kl I I 0.676,4
K2 I 11.675.59
K3 I 11.481,32
K4
I 11.079
Dual price Current RHS .. -
0 2.359.387
0 I. 796.673
0 1.676.853
0 1.549333
0 5.083
0 7.067
0 4.621
0 4.783
0 6.370
0 1.328
0 1.985
0 1.456
0 12.936
0 13.083
0 12.642 .
344.245 1.238
0 13.552 I
0 13.706
0 13.244
0 12.9361
Allowable Increase
Infinity
Infinity
Infinity
Infinity
Infinity
Infinity
Infinity
Infinity
Infinity
Infinity
Infinity
Infinity
Infinity
Infinity
Infinity
2.266
1J1fi 11 i '>' Infinity
Infinity
!tifinity
Allowable Decrease
1.791.456
1.553.025
1.430.077
1.363.014
3.932,76
6.153,32
4.004,06
4.225,89
4.932,2
1.226,47
1.720,59
1.332,19
10.060,4
11.052,59
I 0.879,32
1.238
Jo f...71'. .:;.o . -·~ ' .... , .... /
11.675,59
11.481,32
11.079
_, '°
22 P2 2.187,44
23 P3 2.055.46
24 P4 928
25 sortasi Si I 7.802,2
26 . Si 2 7.825,79
27 Si3 7.644,66
28 Si4 7.582
29 sh et er St I 1.601,32
30 St2 1.984,4
31 St3 1.879, 19
32 St 4 1.918,69
33 Press Pb I 1.601,32
34 ball Pb 2 1.984,4
35 1.879, 19
36 1.918,69
v L.LtO'+
0 2.492
0 2.408
0 1.176
0 9.240
0 9.345
0 9.030
0 8.820
0 2.464
0 2.492
0 2.408
0 2.352
0 2.464
0 2.492
0 2.408
0 2.352
Infinity
Infinity
Infinity
infinity
Infinity
lnfinily
Infinity
lnfinily
Infinity
Infinity
Infinity
Infinity
!tifinity
Infinity
!nfinily
!tifinity
1.888,88
2.055,46
928,39
7.802,2
7.802,2
7.825,79
7.644,66
7.582
1.601,32
1.984,4
1.879, 19
1.918,69
1.601,32
1.934,4
1.879,19
l.918,69
00 0
No Cons Code Slack Dual price Current RHS Allowable Allowable Increase Decrease
37 Pennintaan Pr I . - 0 6.548 127.200 266.886,65 127.200
38 Pr 2 0 6.757.39 76.800 396.880 76.800
39 Pr 3 0 6.216,79 76.800 313.199,34 76.800
40 Pr 4 113 .300 0 175.200 Infinity 113 .300
41 Pr 5 0 6.640 5.289 266.886,65 5.289
42 Pr 6 01 6.713,39 4.267 396.880 4.267
43 Pr 7 0 6.101,79 3.903 313.199,34 3.903
44 Pr 8 13.517 0 13.5I7 Infinity 13.517
45 Pr 9 0 6.403 3.912 266.886,65 3.9I2
46 Pr 10 0 6.672,39 7.232 396.880 7.232
47 Pr 11 01 6.03\79 4.336 313.199,34 4.336
48 Pr 12 I 15.051 0 15.051 Infinity 15.051
49 Pr 13 01 5.794 7.379 266.886,65 7.379
50 Pr 14 0 5. 788,39 13.221 396.880 13.221
51 Pr 15 0\ 5.518,79 3.095 313.199,34 3.095 I I I
j 52 I \ P~ 16 . \ 6.201 \ O \ 6.201 I Infinity\ 6.201 J
82
Larnpiran 3. Hasil Solusi Optimal Skcnario I (Mcngabaikan Pcnnintaan)
LP bPTJMUM FOUND AT STEP 0
OBJECTIVE FUNCTION VALUE
I) 0.8978118E+IO
VARIABLE VALUE REDUCED COST
XII 410666.65 0
Xl2 498400 0
Xl3 401333.34 0
X14 61900 0
X21 0 88
X22 0 44
X23 0 115
X24 0 57.99
X31 0 145
X32 0 85
X33 0 !83
X34 0 I 08.99
X41 0 754
X42 0 969
X43 0 1058
X44 0 1050
ROW SLACK OR SURPLUS DUAL PRICES
BB) 737253.68 0
3) 600513 0
4) 553119.68 0
5) 1363014 0
ASM) 1797.66 0
7) 2581.4 0
8) 1811 0
9) 4225.89 0
'T'A r I/\ ......... ,... ............
83
I I ) 29.59 0
12) 781 0
J:i) 1332.19 0
BSH) 4722.66 0
. 15) 3114.99 0
16) 4615.33 0
17) 0 344245
KRNG) 5338 0
19) 3737.99 0
20) 5217.33 0
21) 11079 0
ASP) 821.33 0
23) 996.79 0
24) 02.62 0
25) 928.39 0
SRTS) 5133.33 0
27) 5238.33 0
28) 4923.33 0
29) 7582 0
SHTR) 0 0
31) 0 0
32) () 0
33) 1918.69 ()
PRES) 0 1091333.37
35) () 1351480
36) 0 I 036133.31
37) 1918.69 ()
NO. ITERATIONS= 0
84
RANGES IN WHICH THE BASIS rs UNCHANGED:
OB.J COEFFICIENT RANGES
VAIUABLE CURRENT ALLOWABLE ALLOWABLE
COEF INCREASE DECREASE
XI I 6548 INFINITY 88
Xl2 6757 INFINITY 43.99
Xl3 6216.79 INFINITY 115
Xl4 6884.89 INFINITY 57.99
. X21 6460 88 INFINITY
X22 6713.39 43.99 INFINITY
X23 6101.79 I 15 INFINITY
X24 6826.89 57.99 INFINITY
X31 6403 145 INFINITY
X32 6672.39 84.99 INFINITY
X33 6033.79 183 INFINITY
X34 6775.89 108.99 INFINITY
X41 5794 754 INFINITY
X42 5788.39 968.99 INFINITY
X43 5158.79 1058 INFINITY
X44 5834.89 1050 INFINITY
RIGllTHAND SIDE RANGES
ROW CURRENT ALLOWABLE ALLOWABLE
RHS INCREASE DI~CREASE
BB 2359387 INFINITY 737253.68
3 1796673 INFINITY 600513
4 1676853 INFINITY 553119,68
5 1549333 INFINITY 1363014
ASM 5083 INFINITY 1797.66
7 7067 INFINITY 2581.4
8 4621 INFINITY 181 1.66
9 4783 INFINITY 4225.89
TALK 6370 INFINITY 2263.33
85
11 1328 INFINITY 829.59
12. 1985 INFINITY 781
I 3 1456 INFINITY 1332.19
BSH 12936 INFINITY 4722.66
15 13083 INFINITY 3 I 14.99
16 12642 INFINITY 4615.33
17 1238 4641.99 1238
KRNG 13552 INFINITY 5338.66
19 13706 INFINITY 3737.99
20 13244 INFINITY 5217.33
21 I2936 INFINITY I 1079
ASP 2464 INFINITY 82 I .33
23 2492 INFINITY 996
24 2408 INFINITY 802.66
25 I 176 INFINITY 928.39
SRTS 9240 INFINITY 5 I 33.33
27 9345 INFINITY 5238.33
28 9030 INFINITY· 4923.33
29 8820 INFINITY 7582
SHTR 2464 INFINITY 0
31 2492 INFINITY 0
32 2408 INFINITY 0
33 2352 INFINITY 1918.69
PRES 2464 0 2463.99
35 2492 0 2492
36 2408 0 2408
37 2352 INFINITY 1918.69
86
Lampirnn 4. Hasil Solusi Optimal Skcnario II (Mcnaikkan Harga Karct
Pada RSS I Pcriodc I)
LP OPTIMUM FOUND AT STEP 13
OB.TECTIVE FUNCTION VALUE
I) 0.2588778E+ I 0
VARIABLE VALUE REDUCftlJ COST
XI I 127200 0.000000
X12 76800 0.000000
Xl3 76800 0.000000
Xl4 48383 0.000000
X21 5289 0.000000
X22 4267 0.000000
X23 3903 0.000000
X24 13517 0.000000
X.l I 3912 0.000000
X32 7232 0.000000
X33 4336 0.000000
X34 0.000000 108.99
X41 7379 0.000000
X42 13221 0.000000
X43 3095 0.000000
X44 0.000000 1050
ROW SLACK OR SURPLUS DUAL PRICES
f3 [l) 1791456 0.000000
:i) 1553025 0.000000
4) 1430077.75 0.000000
5) 1363014 0.000000
ASM) 3932.76 0.000000
7) 6153.31 0.000000
8) 4004.06 0.000000
9) 4225.89 0.000000
87
41) 126817 0.000000
42) 0.000000 6460
43) 0.000000 6713.39
44) 0.000000 610 I. 79
45) 0.000000 -58
46) 0.000000 6403
47) 0.000000 6672.39
48) 0.000000 6033.79
49) 15051 0.000000
50) 0.000000 5794
51) 0.000000 5788.39
52) 0.000000 5158.79
53) 6201 0.000000
NO. ITERATIONS= 13
RANGES IN WHICH THE BASIS IS UNCHANGED:
OBJ COEFFICIENT RANGES
VARIABLE CURRENT ALLOWABLE ALLOWABLE
COEF INCREASE DECREASE
XII 6648 INFINITY 6648
Xl2 6757.39 INFINITY 6757.39
X13 6216.79 INFINITY 6216.79
Xl4 6884.89 INFINITY 58
X21 6460 INFINITY 6460
X22 6713.39 INFINITY 6713.39
xn 6IOl.79 INFINITY 6101.79
X24 6826.89 58 INFINITY
X31 6403 INFINITY 6403
X32 6672.39 INFINITY 6672.39
X33 6033.79 INFINITY 6033.79
X34 6775.89 108.99 INFINITY
X41 5794 INFINITY 5794
88
SRTS 9240 INFINITY 7802.2
27 9345 INFINITY . 7825.79
28 9030 INFINITY 7644.66
29 8820 INFINITY 7582
SHTR 2464 INFINITY I601.3I
3 I 2492 INFINITY I 984.4
32 2408 INFINITY 1879. 19
33 2352 INFINITY 1932.21
PRES 2464 INFINITY 1601.319
35 2492 INFINITY I 984.4
36 2408 INFINITY 1879.19
37 2352 INFINITY 1932.21
PRMNT 127200 266886.65 127200
39 76800 396880 76800
40 76800 313 I 99.34 76800
41 175200 INFINITY 126817
42 5289 266886.65 5289
43 4267 396880 4267
44 3903 313199.34 3903
45 13517 48383 13517
46 3912 266886.65 3912
47 7232 396880 7232
48 4336 313 I 99.34 4336
49 15051 INFINITY 15051
50 7379 266886.65 7379
5 I 13221 396880 13221
52 3095 3 I 3199.34 3095
53 6201 INFINITY 6201