"optimalisasi production sharing contract demi peningkatan stabilitas pasokan energi di...
DESCRIPTION
Merupakan presentasi tim conference Unpad 1 (Shinta Yanirma & Niella Novia Arland) di NAW 2011 dengan tema "Oil & Gas Accounting For National Wealth and Energy Sustainability". NAW merupakan konferensi&kompetisi tahunan yang diikuti oleh seluruh mahasiswa akuntansi di Indonesia. Diselenggarakan oleh @HIMAKUNPAD.TRANSCRIPT
OPTIMALISASI PRODUCTION SHARING CONTRACT DEMI PENINGKATAN STABILITAS
PASOKAN ENERGI DI INDONESIA
tim konferensi UNPAD IShinta Yanirma
Niella Novia Arland
Rumusan Masalah
• Apa yang menyebabkan terjadinya kekurangan pasokan energi di Indonesia?
• Apakah terdapat hubungan antara kesuksesan pelaksanaan PSC dengan peningkatan stabilitas pasokan energi di Indonesia?
• Bagaimana PSC dapat berkontribusi mengatasi permasalahan kekurangan pasokan energi di Indonesia?
Overview Sektor Migas
Indonesia
Sejarah Pengembangan
sumber: PwC 2010
Produksi vs Konsumsi 1998 - 2009
Target Variasi Energi 2025 (Kementerian ESDM)
Sumber: Kementerian ESDM
Timeline Energi Indonesia
0 – 10 tahun ke depanmembatasi konsumsi minyak bumi, beralih
ke gas bumi, mengembangkan energi baru terbarukan (EBT)
10 – 50 tahun ke depanmemaksimalkan pemanfaatan gas bumi,
tahap akhir pengembangan energi EBT, konversi perlahan ke EBT
> 50 tahunkonversi penuh ke EBT
Apa itu PSC?
Production sharing contract atau kontrak kerja sama adalah kontrak bagi hasil
atau bentuk kontrak kerja sama lain dalam kegiatan eksplorasi dan eksploitasi
yang lebih menguntungkan negara dan hasilnya dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
(UU 22/2001)
Cost Recovery
adalah biaya investasi dan operasi produksi migas yang dikeluarkan kontraktor
dan dibayar GOI (Government of Indonesia)
dalam mekanisme bagi hasil produksi.
Komponen-komponen operating cost yang termasuk ke dalam cost
recovery• Modal tahun berjalan (termasuk beban
depresiasi tahun berjalan) dan biaya-biaya nonmodal
• Modal dan biaya-biaya nonmodal tahun-tahun sebelumnya yang tidak terpulihkan
• Biaya persediaan• Beban overhead kantor pusat yang
dialokasikan kepada operasional• Premi asuransi dan penerimaan klaim
asuransi
Hambatan Pelaksanaan PSC
• Misreporting (exemptions, deduction,
overstatement) dalam pelaporan cost recovery berujung pada menurunnya entitlement pemerintah
• Pasal-pasal terbuka dan saling tumpang tindih dalam PSC, terutama yang berkaitan dengan komponen biaya untuk perhitungan cost recovery
Cont’d
• Implementasi Pedoman Tata Kerja Nomor: 07/PTK/VI/2004 tentang Pengelolaan Rantai Suplai Kontrak Kerja Sama oleh BP Migas tidak sesuai dengan
konsep partnertship antara FDC (foreign
drilling company) dan NDC (national drilling company)
• Pasal 22 (1) pada UU No. 22 Tahun 2001 -> maksimal 25% ke pasar domestik
Optimalisasi PSC• Perlunya peningkatan kontrol BP MIGAS dan Departemen
ESDM pada implementasi cost recovery. Audit kinerja yang memadai dapat diimplementasikan untuk mengatasi permasalahan ini.
• Pembenahan pasal-pasal terbuka dan saling tumpang tindih dalam PSC, terutama yang berkaitan dengan komponen biaya untuk perhitungan cost recovery.
• Peninjauan kembali implementasi Pedoman Tata Kerja Nomor: 07/PTK/VI/2004 tentang Pengelolaan Rantai Suplai Kontrak Kerja Sama oleh BP Migas agar konsep partnertship antara kontraktor perusahaan swasta asing dengan badan usaha lokal menjadi efektif.
• Apabila memungkinkan, revisi Pasal 22 (1) pada UU No. 22 Tahun 2001 agar kebutuhan pasar domestik menjadi prioritas.
Terima Kasih
?