optimalisasi lahan sempit dengan pola …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk...

75
OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA PENGELOLAAN USAHATANI TUMPANG SARI (JAGUNG DAN CABAI MERAH) DI DESA BUANA SAKTI KECAMATAN BATANGHARI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR Oleh ARNISA AULIA NPM. 13210004 Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pertanian Pada Jurusan Agribisnis SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN (STIPER) DHARMA WACANA METRO TAHUN 2016

Upload: nguyenliem

Post on 07-Mar-2019

248 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk ... tanaman

OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA PENGELOLAAN

USAHATANI TUMPANG SARI (JAGUNG DAN CABAI MERAH)

DI DESA BUANA SAKTI KECAMATAN BATANGHARI

KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

Oleh

ARNISA AULIA

NPM. 13210004

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

Sarjana Pertanian Pada

Jurusan Agribisnis

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN (STIPER)

DHARMA WACANA METRO

TAHUN 2016

Page 2: OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk ... tanaman

ABSTRAK

OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA PENGELOLAAN

USAHATANI TUMPANG SARI (JAGUNG DAN CABAI MERAH)

DI DESA BUANA SAKTI KECAMATAN BATANGHARI

KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

Oleh

ARNISA AULIA

Tumpang sari adalah suatu pertanaman dua jenis atau lebih tanaman cultivar pada

bidang tanah dan waktu yang sama atau hampir bersamaan dengan membentuk

baris-baris yang teratur untuk tiap jenis tanaman. Sistem tanam tumpang sari

(intercropping) termasuk usaha untuk meningkatkaan hasil melalui manipulasi

lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui luas lahan yang optimal

untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk

masing-masing usahatani jagung dan cabai merah.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode wawancara

dengan menggunakan alat analisa Linear Programming POM-QM for Windows3,

model fungsi tujuan (Zmax) = C1X1 + C2X2 dengan keterbatasan sumber daya

faktor produksi (constrain) berupa luas lahan, tenaga kerja (HOK) dan modal.

Sampel digunakan dalam penelitian ini berjumlah 31 petani dengan kriteria petani

yang berlahan sempit (<0.5ha).

Penggunaan lahan belum optimal atau belum sepenuhnya dimanfaatkan sementara

ketersediaannya ditingkat petani berlebih, sehingga dalam kondisi optimal

penggunaan lahan perlu ditambah dari persediaan yang ada. Tenaga kerja dan

modal merupakan sumber daya yang langka karena dalam kondisi optimal semua

persediaan habis terpakai. Tingkat pedapatan setelah dilakukan optimalisasi

adalah sebesar Rp. 5.859.985,00 lebih besar dari pendapatan aktual petani sebesar

Rp. 5.859.900,00.

Kata kunci: Lahan sempit, optimalisasi, tumpang sari, jagung dan cabai

Page 3: OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk ... tanaman

HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Proposal : Optimalisasi Lahan Sempit Dengan Pola

Pengelolaan Usahatani Tumpang sari (Jagung dan

Cabai Merah) di Desa Buana Sakti Kecamatan

Batanghari Kabupaten Lampung Timur.

Nama Mahasiswa : Arnisa Aulia

No. Pokok Mahasiswa : 13210004

Jurusan : Agribisnis

Program Studi : Agribisnis

Menyetujui,

KOMISI PEMBIMBING

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Ismalia Afriani, S.P., M.Si Kusmaria, S.P., M.Si NIP. 197504172005012001 NIP.

KETUA JURUSAN AGRIBISNIS

Dr. Ismalia Afriani, S.P., M.Si

NIP. 197504172005012001

Page 4: OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk ... tanaman

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua :Dr. Ismalia Afriani, S.P., M.Si ………………………

Penguji Utama : Zulkarnain, S.P., M.E.P ………………………

Anggota : Kusmaria, S.P., M. Si ………………………

2. Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Dharma Wacana

Kota Metro

Ir. Rakhmiati, M.T.A

NIP. 196304081989032001

Tanggal Lulus Ujian Skripsi: 05 Januari 2017

Page 5: OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk ... tanaman

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Penulis dilahirkan di Kotabumi Lampung Utara pada tanggal 15 juni 1994 yang

merupakan anak ke dua dari tiga bersaudara. Penulis dilahirkan dari pasangan

Bapak Sirajudin Taha, S.P dan Ibu Maryani, S.Pd.

Riwayat pendidikan penulis:

1. SD Islam Ibnu Rusyd Kotabumi Lampung Utara tahun 2005.

2. SMP Negeri 7 Kotabumi Lampung utara tahun 2010.

3. MAN 1 (MODEL) Bandar Lampung tahun 2012.

4. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan sarjana S1 pada tahun 2013 di

STIPER Dharma Wacana Metro.

Page 6: OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk ... tanaman

PERSEMBAHAN

Skripsi ini ku persembahkan sepenuhnya kepada:

1. Ayah ku Sirajudin Taha, S.P dan Umi ku Maryani, S.Pd yang selalu

mendo’akan ku dan telah menjadi motivasi dalam keberhasilan ku.

2. Ahi ku Aziz Rafsanjani dan adik ku M. Rafi Dermawan N tersayang yang

senantiasa selalu menanti keberhasilan ku.

3. Ervan yang memberikan bantuan, perhatian, dan semangat kepada ku dan

bersama-sama berjuang menyelesaikan program studi S1 di STIPER Dharma

Wacana Metro.

4. Sahabat-sahabat ku yang terus memberi semangat dalam menyelesaikan

program studi S1.

5. Almamater ku beserta teman-teman seperjuangan dan dosen-dosen yang telah

membimbing dan mendampingi hingga penulis dapat menyelesaikan program

S1 di STIPER Dharma Wacana Metro

Page 7: OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk ... tanaman

MOTTO

“ Pantang berkata tidak bisa sebelum MENCOBA dan BERUSAHA ”

( Arnisa Aulia )

“Man Jadda Wajada”

(barang siapa yang bersungguh-sunggu maka pasti akan berhasil)

“ Ketika kita sudah mencoba, berusaha dan berdoa untuk mendapatkan sesuatu

yang kita inginkan tetapi tak kunjung jua didapatkan jangan bersedih ataupun

putus asa karena rencana ALLAH S.W.T lebih indah dari apa yang kita

rencanakan”

( Arnisa Aulia )

Page 8: OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk ... tanaman

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadiran Allah S.W.T karena berkat ridho dan

karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul

Optimalisasi Lahan Sempit Dengan Pola Pengelolaan Usahatani Tumpang sari

(Jagung dan Cabai) di Desa Buana Sakti Kecamatan Batanghari Kabupaten

Lampung Timur, Sebagai salah satu Syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada

Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Dharma Wacana Metro.

Pada kesempatan yang berbahagia ini, penulis menyampaikan rasa hormat dan

trima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Ibu Ir. Rakhmiati, M.T.A, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian

(STIPER) Dharma Wacana Metro.

2. Ibu Dr. Ismalia Afriani, S.P., M.Si, selaku Ketua Jurusan Agribisnis Sekolah

Tinggi Ilmu Pertanian Dharma Wacana Metro, sekaligus sebagai dosen

pembimbing I.

3. Ibu Kusmaria, S.P., M.Si, selaku dosen pembimbing II.

4. Bapak Zulkarnain, S.P., M.E.P, selaku dosen penelaah.

5. Teman-teman seperjuangan STIPER Dharma Wacana Metro yang telah

memberikan motivasi sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh lebih dari sempurna, untuk itu

penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan skripsi ini, sehingga

Page 9: OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk ... tanaman

skripsi ini akan lebih bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata penulis ucapkan

trima kasih.

Metro, Januari 2017

Penulis

Arnisa Aulia

Page 10: OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk ... tanaman

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................ i

ABSTRAK ................................................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii

RIWAYAT HIDUP .................................................................................. iv

MOTTO .................................................................................................... v

PERSEMBAHAN ..................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ............................................................................... vii

DAFTAR ISI .............................................................................................. viii

DAFTAR TABEL .................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xii

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................... 7

1.4 Kegunaan Penelitian ................................................................ 7

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

2.1 Optimalisasi Usahatani ............................................................ 8

2.1.1 Usahatani ........................................................................ 8

2.1.2 Optimalisasi .................................................................... 10

2.2 Tumpang sari (Intercropping) .................................................. 14

2.3 Tanaman Jagung ...................................................................... 15

2.4 Tanaman Cabai ........................................................................ 16

2.5 Penelitian Terdahulu ............................................................... 17

2.6 Kerangka Pikir ......................................................................... 20

Page 11: OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk ... tanaman

2.7 Hipotesis .................................................................................. 23

III. METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional ............................................................... 24

3.2 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian .................................. 26

3.3 Populasi dan Sampel ............................................................... 27

3.4 Metode Pengumpulan Data ..................................................... 28

3.5 Metode Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ...................... 28

3.5.1 Analisis Optimalisasi ..................................................... 29

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Wilayah Penelitian .................................................... 31

4.1.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian ................................... 31

4.1.2 Keadaan Demografis ........................................................ 32

4.1.3 Pembagian Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ........ 33

4.2 Identitas Responden ................................................................. 34

4.3 Pengalaman Berusahatani Tumpang sari (Jagung dan Cabai) .. 37

4.4 Pendapatan Usahatani Tumpang sari (Jagung dan Cabai) ....... 38

4.5 Nilai Optimal Untuk Usahatani Jagung dan Cabai .................. 47

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan .............................................................................. 52

5.2 Saran ......................................................................................... 53

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk ... tanaman

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Luas lahan pertanian di Indonesia Tahun2009-2013 ................................. 1

2. Luas Tanam dan Luas Panen Tanaman Palawija terkecil di

Kecamatan Batanghari Tahun 2013 ..........................................................

5

3. Populasi Petani Tumpang sari Jagung dan Cabai Di Desa Buana Sakti

2016 ..........................................................................................................

27

4. Luas Desa Buana Sakti Menurut Penggunaan Lahan Tahun 2015 ........... 32

5. Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur di Desa Buana Sakti ................ 32

6. Kelompok Umur Sekolah .......................................................................... 33

7. Sebaran Tingkat Umur Responden ............................................................ 35

8. Sebaran Tingkat Pendidikan Responden ................................................... 36

9. Sebaran luas lahan responden ..................................................................... 37

10. Sebaran Lama Usahatani Tumpang sari Petani Responden ...................... 38

11. Analisis Pendapatan Usahatani Jagung dan Cabai Merah Di Desa

Buana Sakti .................................................................................................

46

12. Solusi Optimal Usahatani Jagung dan Cabai ............................................ 48

13. Rentan Koefisien Fungsi Tujuan (Renging) .............................................. 49

Page 13: OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk ... tanaman

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Pikir Optimalisasi Lahan Sempit Dengan Pola

Pengelolaan Usahatani Tumpang sari ...................................................................

22

2. Pola penanaman jagung dan cabai ......................................................................... 41

3. Saluran Pemasaran Jagung dan Cabai di Desa Buana Sakti.................................. 43

Page 14: OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk ... tanaman

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kuisioner Usahatani ................................................................................ 56

2. Data Tenaga Kerja Dalam Keluarga Dan Luar Keluarga Di Desa

Buana Sakti Untuk Tanaman Jagung .....................................................

60

3. Data Tenaga Kerja Dalam Keluarga Dan Luar Keluarga Di Desa

Buana Sakti Untuk Tanaman Cabai ........................................................

61

4. Biaya Tenaga Kerja Dalam Keluarga Dan Luar Keluarga Di Desa

Buana Sakti Untuk Jagung ......................................................................

62

5. Biaya Tenaga Kerja Dalam Keluarga Dan Luar Keluarga Di Desa

Buana Sakti Untuk Cabai ........................................................................

67

6. Biaya Pemupukan Jagung ....................................................................... 73

7. Biaya Pemupukan Cabai ......................................................................... 74

8. Biaya Pestisida Jagung ............................................................................ 75

9. Biaya Pestisida Cabai .............................................................................. 76

10. Biaya Penyusutan .................................................................................... 79

11. Total Penerimaan..................................................................................... 82

12. Pendapatan Usahatani Jagung Di Desa Buana Sakti Atas Biaya Tunai .. 83

13. Pendapatan Usahatani Cabai Di Desa Buana Sakti Atas Biaya Tunai .... 84

14. Pendapatan Usahatani Jagung Di Desa Buana Sakti Atas Biaya

Diperhitungkan ........................................................................................

85

15. Pendapatan Usahatani Cabai Di Desa Buana Sakti Atas Biaya

Diperhitungkan ........................................................................................

86

16. Total HOK Jagung Dan Cabai ................................................................ 87

17. Biaya Jagung Dan Biaya Cabai ............................................................... 87

18. Program Linier ........................................................................................ 88

Page 15: OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk ... tanaman

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya hidup

dengan mata pencaharian sebagai petani. Hal ini menunjukkan bahwa sektor

pertanian merupakan sektor penting yang mendukung kehidupan penduduk.

Tanah yang subur, keadaan iklim, suhu dan kelembaban di Indonesia sangat

cocok untuk pertumbuhan tanaman pangan, untuk itu komoditi tanaman pangan

terutama padi, jagung dan kedelai serta palawija lainnya menjadi prioritas

usahatani yang dilaksanakan oleh mayoritas petani di Indonesia dalam rangka

meningkatkan produksi pertanian dan pendapatan petani. Namun sebagian besar

kepemilikan lahan penduduk di Indonesia yang bekerja di sektor pertanian

tanaman pangan rata-rata ± 0.5 – 1.0 ha. Hal ini dikarenakan penurunan luas

lahan pertanian yang disebabkan adanya alih fungsi lahan menjadi pemukiman

serta tumbuhnya kawasan industri di Indonesia, penurunan luas lahan tersebut

dapat di lihat pada tabel 1.

Tabel 1. Luas Lahan Pertanian di Indonesia Tahun 2009 – 2013

No Tahun Luas Lahan (Hektar) Presentase (%)

1 2009 40,159,974 -

2 2010 39,969,123 -0.24

3 2011 39,663,660 -0.38

4 2012 39,587,759 -0.10

5 2013 39,475,694 -0.14

Sumber: BPS Indonesia, 2014

Page 16: OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk ... tanaman

Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa luas lahan pertanian di Indonesia

mengalami penurunan setiap tahunnya. Penurunan luas lahan pertanian di

Indonesia menyebabkan petani perlu penerapkan teknologi modern dan pola

pengelolaan usahatani yang tepat. Untuk mengoptimkan lahan usahatani dan

meningkatkan produksi diperlukan teknologi dan cara memanipulasi pertanian

dan lingkungan. Sistem tanam tumpang sari (intercropping) termasuk salah satu

usahatani untuk meningkatkan hasil dan pendapatan petani. Tumpang sari adalah

suatu pertanaman dua jenis atau lebih tanaman cultivar pada bidang tanah dan

waktu yang sama atau hampir bersamaan dengan membentuk baris-baris yang

teratur untuk tiap jenis tanaman (Thahir, 1999).

Di Provinsi Lampung sistem tanam tumpang sari telah cukup banyak diterapkan

oleh sebagian petani baik semi komersil maupun komersil. Tumpang sari yang

umum dilakukan petani adalah penanaman dalam waktu yang hampir bersamaan

untuk dua jenis tanaman budidaya yang sama, seperti jagung dan ubi kayu atau

jagung dan cabai dalam kepustakaan hal ini dikenal sebagai double-cropping.

Penanaman yang dilakukan segera setelah tanaman pertama dipanen seperti

tanaman wijen ditanam bersamaan kacang tanah dan jagung, tanaman wijen

dipanen terlebih dahulu kemudian lahan bekas wijen ditanami kacang tanah pola

tanam tersebut dikenal sebagai tumpang gilir (dalam Damayanti, 2010). Tumpang

sari dapat pula dilakukan pada pertanaman tunggal (monokultur) suatu tanaman

perkebunan besar atau tanaman kehutanan sewaktu tanaman pokok masih kecil

atau belum produktif. Hal ini dikenal sebagai tumpang sela (intercropping).

Jagung atau kedelai biasanya adalah tanaman sela yang dipilih, dalam kehutanan

hal ini disebut sebagai wana tani.

Page 17: OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk ... tanaman

Di Kabupaten Lampung Timur pada awalnya tumpang sari merupakan pola tanam

yang banyak digunakan oleh petani-petani yang melakukan usahatani guna

mencukupi kebutuhan sendiri dan keluarganya. Resiko kegagalan yang tinggi

dalam usaha pertanian membuat petani menanam lebih dari satu jenis tanaman

sehingga ketika terjadi kegagalan panen satu komoditas masih dapat memanen

komoditas yang lain. Tumpang sari pada awalnya juga lebih dilakukan untuk

tanah marginal dan modal petani yang kecil. Dalam perkembangan yang lebih

lanjut saat ini di Kabupaten Lampung Timur tumpang sari bukan hanya milik

petani subsisten yang hanya melakukan usahatani pada lahan yang dapat

dikatakan marginal dengan modal yang seadanya. Tumpang sari sudah banyak

diterapkan petani baik semi komersil maupun komersil dan juga diterapkan pada

lahan-lahan yang subur yang memang optimal untuk pertumbuh dan

perkembangan untuk berbagai macam tanaman.

Penanaman secara tumpangsari dapat lebih menguntungkan dengan pemilihan

kombinasi tanaman yang sesuai, penggunaan varitas unggul dan penggunaan jarak

tanam yang tepat. Kombinasi yang memberikan hasil yang baik pada sistem

tumpang sari adalah jenis tanaman rendah dengan jenis tanaman tinggi yang

memungkinkan distribusi sinar yang datang lebih efisien. Beberapa tanaman

penting yang banyak diusahakan petani adalah tanaman jagung dan cabai. Sistem

tumpang sari antara jagung dan cabai merupakan salah satu pilihan yang tepat.

Hal ini dikarenakan jenis tanaman tinggi dan jenis tanaman rendah sehingga

cocok untuk ditumpangsarikan.

Page 18: OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk ... tanaman

Tanaman jagung dan cabai ini ditanam secara tumpang sari atau secara bersama-

sama yang bertujuan untuk mengefisensikan penggunaan lahan. Sehingga lahan

yang dimiliki petani dapat digunakan secara optimal. Selain mengoptimalkan

penggunaan lahan, penanaman secara tumpang sari juga dapat meningkatkan

pendapatan petani karena hasil produksi yang didapatkan oleh petani lebih dari

satu macam tanaman. Terutama untuk tanaman jagung dan cabai yang memiliki

nilai ekonomi yang dapat meningkatkan pendapatan petani. Hal ini didukung oleh

harga jagung yang cenderung stabil dan harga cabai yang kerap kali berharga

tinggi. Keadaan tersebut yang menjadi bahan pertimbangan petani lahan sempit

untuk menanam jagung dan cabai secara tumpang sari.

Berkaitan dengan sistem usahatani yang dilakukan secara tumpang sari, petani

dapat meningkatkan pendapatan dari usahatani tumpang sari tersebut. Dalam

penerapan sistem tumpang sari diperlukan pengetahuan akan teknologi yang

cukup. Dengan demikian petani mampu mengalokasi sumberdaya yang ada

secara efisien, sehingga tercipta kombinasi yang optimal.

1.2 Rumusan Masalah

Kecamatan Batanghari yang terdapat di Kabupaten Lampung Timur merupakan

kecamatan yang membudidayakan tanaman palawija. Tanaman palawija

merupakan tanaman kedua setelah tanaman utama padi. Selain itu tanaman

palawija juga bisa digunakan untuk menggantikan padi sebagai makanan pokok

misalnya pada saat musim kemarau yang membuat tanaman padi susah untuk

tumbuh tetapi tanaman palawija dapat tumbuh dengan baik. Hal ini dikarenakan

tanaman palawija tidak memerlukan pengairan sebanyak tanaman padi sehingga

Page 19: OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk ... tanaman

selama musim kemarau penghasilan dan bahan makanan tidak akan berkurang.

Secara keseluruhan luas tanam dan luas panen tanaman palawija yang ada di

beberapa desa di Kecamatan Batanghari dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 2. Luas Tanam dan Luas Panen Tanaman Palawija terkecil di Kecamatan

Batanghari Tahun 2013

No Desa Luas Tanam (Ha) Luas Panen (Ha)

1 Purwodadi Mekar 27 27

2 Buana sakti 196 196

3 Adi Warno 319 319

4 Selo Rejo 414 414

5 Banjar Rejo 434 434

Sumber: Batanghari Dalam Angka, 2014 (Data diolah)

Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa Desa Buana Sakti merupakan Desa

yang memiliki luas tanam dan luas panen tanaman palawija terkecil kedua setelah

Desa Purwodadi Mekar. Jenis tanaman palawija yang diusahakan petani yaitu

tanaman jagung, padi ladang, ketela rambat dan kacang hijau. Tanaman palawija

saat ini sering ditumpangsarikan dengan tanaman lainnya mengingat luas tanam

dan luas panen yang terdapat di Desa Buana Sakti relatif sempit. Sistem tanam

tumpang sari ini bertujuan untuk mengoptimalkan lahan dengan bentuk

pertanaman campuran berupa perlibatan dua jenis tanaman atau lebih pada satu

lahan tanam. Tanaman palawija yang sering ditumpangsarikan salah satunya

yaitu tanaman jagung.

Di Desa Buana Sakti tanaman jagung sering ditumpangsarikan dengan tanaman

cabai oleh sebagian petani. Kedua komoditas tersebut merupakan tanaman yang

sesuai untuk ditumpangsarikan karena tanaman jagung memiliki sistem perakaran

yang dalam sedangkan tanaman cabai berakar dangkal sehingga tidak terjadi

pesaingan unsur hara dan air yang berasal dari dalam tanah. Namun dalam

Page 20: OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk ... tanaman

penanaman dua komoditas tersebut terdapat kendala. Menurut Atkhiston dan

Robert (2004) kendala dibagi berdasarkan sumberdaya yaitu berupa faktor

produksi. Faktor produksi terdiri dari luas lahan, modal, dan tenaga kerja

(Soekartawi, 2001). Kendala luas lahan tersebut mempunyai kedudukan paling

penting sehingga menuntut petani perlu mengoptimalkan penggunaan lahan garap

mereka (Mubyarto, 1995). Kendala kedua yang dihadapi petani yaitu modal,

modal dibedakan menjadi dua macam yaitu modal tetap dan tidak tetap. Modal

tetap tersebut meliputi biaya alat-alat, sewa lahan, dan bunga modal sedangkan

modal tidak tetap meliputi biaya yang dikeluarkan untuk membeli benih, pupuk,

obat-obatan, dan upah tenaga kerja (Soekartawi, 2003).

Pada dasarnya penanaman dua komoditas pada satu lahan memerlukan modal

yang lebih besar dibandingkan monokultur, dengan harapan sistem tumpang sari

akan lebih menguntungkan dalam segi produksi, pendapatan, dan faktor resiko

kegagalan panen dari penanaman monokultur. Sama halnya dengan modal,

tenaga kerja juga dibutuhkan lebih banyak dibandingkan dengan monokultur

karena untuk penanaman, pemupukan, pemeliharaan, dan pascapanen

memerlukan tenaga kerja berbeda untuk masing-masing komoditas tersebut.

Pentingnya perencanaan usahatani tumpang sari yang pelaksanaannya diwujudkan

dengan kombinasi tanaman yang optimal sesuai dengan potensi agro-ekosistem

suatu wilayah geografis tertentu. Berdasarkan uraian di atas maka dapat

didentifikasikan permasalahan sebagai berikut:

1. Berapa luas lahan yang optimal untuk usahatani jagung dan cabai merah?

Page 21: OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk ... tanaman

2. Berapa produksi optimal untuk masing-masing usahatani jagung dan cabai

merah pada lahan sempit di Desa Buana Sakti sehingga petani memperoleh

pendapatan yang maksimal?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang dikemukakan di atas,

maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui luas lahan yang optimal untuk usahatani jagung dan cabai merah.

2. Mengetahui produksi optimal untuk masing-masing usahatani jagung dan

cabai merah pada lahan sempit.

3. Mengetahui pendapatan optimal dalam usahatani jagung dan cabai merah.

1.4 Kegunaan Penelitian

Mengacu pada tujuan yang dirumuskan diatas, diharapkan penelitian ini berguna

untuk:

1. Memberikan informasi kepada petani responden dalam mencapai usahatani di

lahan sempit yang optimal.

2. Sebagai bahan informasi bagi pihak-pihak lain yang memerlukannya dan

bahan informasi bagi peneliti dalam analisis yang dilakukan untuk

mengetahui apakah usahatani tersebut optimal atau tidak.

3. Penulis dapat mengetahui cara pengelolaan suatu usahatani yang dilakukan

oleh para petani dan dari analisis yang dilakukan akan dapat diketahui apakah

usahatani tersebut optimal atau tidak.

Page 22: OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk ... tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

2.1 Optimalisasi Usahatani

2.1.1 Usahatani

Usahatani adalah suatu kegiatan yang mengorganisasikan alam, tenaga kerja dan

modal yang ditujukan kepada produksi di bidang pertanian ( Soeharjo dan Patong,

1973). Pelaksanaan usahatani dapat diusahakan oleh seseorang/sekumpulan

orang-orang. Pelaksanaan usahatani ada yang bersifat subsistem dengan tujuan

mencukupi kebutuhan pangan bagi keluarga sendiri dan bersifat komersial dengan

tujuan untuk memenuhi kebutuhan pasar. Usahatani yang bersifat komersil

umumnya pelaksanaannya sudah lebih maju dan berorientasi pada perkembangan

teknologi baru untuk memperoleh keuntungan. Ciri utama usahatani komersil

adalah menghasilkan dengan tujuan untuk dijual baik untuk bahan baku industri

maupun untuk dikonsumsi langsung guna memperoleh keuntungan sebesar-

besarnya (Padmowiharjo, 2001).

Sebagai ilmu pengetahuan, ilmu usahatani merupakan ilmu yang mempelajari

cara-cara petani menentukan, mengorganisasikan, dan mengkoordinasikan

penggunaan faktor-faktor produksi seefektif dan seefisien mungkin sehingga

usahatani tersebut memberikan pendapatan semaksimal mungkin. Menurut

Sumarwan (2004) pendapatan usahatani adalah seluruh perolehan petani dalam

usahatani dalam waktu satu tahun baik yang dapat diperhitungkan maupun yang

Page 23: OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk ... tanaman

tidak dapat diperhitungkan. Dengan meningkatnya produksi tentunya dapat

meningkatkan pendapatan petani. Untuk itu agar produksi dapat meningkat

diperlukan faktor produksi yang dapat menunjang, baik faktor produksi internal

maupun eksternal. Faktor lain yang dapat mempengaruhi produktivitas usahatani

adalah keterampilan petani yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain

tingkat pendidikan atau latihan yang pernah diperoleh dan pengalaman

berusahatani.

Untuk menilai kegiatan usahatani hendaknya memiliki perencanaan yang matang

dan terperinci dalam menentukan rencana produk yang dihasilkan, yaitu harus

berorientasi kepada pasar dan untuk menguasai pasar, produk yang dihasilkan

harus memenuhi standar kualitas, kuantitas dan kontinuitas (Abdulrodjak, 1996).

Menurut Hadisaputra (1973), pendapatan dari suatu jenis usahatani merupakan

salah satu penilaian keberhasilan kegiatan usahatani tersebut. Sekurang-

kurangnya suatu usahatani dapat dikatakan berhasil apabila memenuhi syarat-

syarat sebagai berikut :

1. Usahatani tersebut harus dapat menghasilkan cukup pendapatan yang

dipergunakan untuk membayar semua alat-alat yang dipergunakan.

2. Usahatani harus dapat menghasilkan pendapatan yang dipergunakan untuk

membayar bunga modal yang dipakai dalam usahatani tersebut, baik modal

sendiri maupun modal yang dipinjam dari pihak lain.

3. Usahatani harus dapat menghasilkan pendapatan untuk membayar upah

tenaga kerja petani dan keluarganya yang dipergunakan di dalam usahatani

secara layak.

Page 24: OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk ... tanaman

4. Usahatani harus dapat membayar tenaga petani sebagai manajer yang harus

mengambil keputusan mengenai apa yang harus dijalankan, bilamana,

dimana, dan bagaimana.

Hadisaputra (1973) menyatakan bahwa untuk memperhitungkan nilai biaya dan

pendapatan usahatani pada umumnya dibedakan menjadi 3 yaitu:

1. Memperhitungkan keadaan keuangan usahatani dan petani pada suatu waktu.

2. Memperhitungkan besarnya biaya dan pendapatan usahatani selama satu

tahun.

3. Memperhitungkan hubungan antara biaya dan pendapatan usahatani pada

akhir tahun.

3.1.2 Optimalisasi

Optimalisasi adalah ukuran yang menyebabkan tercapainya tujuan sedangkan jika

dipandang dari sudut usaha, optimalisasi adalah usaha memaksimalkan kegiatan

sehingga mewujudkan keuntungan yang diinginkan atau dikehendaki (Winardi,

1999). Dalam desain, konstruksi, dan pemeliharaan dari sistem teknik, harus

diambil beberapa teknologi dan keputusan managerial dalam beberapa tahap.

Tujuan akhir dari semua keputusan seperti itu adalah meminimalkan upaya yang

diperlukan atau untuk memaksimalkan manfaat yang diinginkan. Mengacu pada

pendapat Bronson (1991) optimalisasi juga dapat didefinisikan sebagai proses

untuk mendapatkan keadaan yang memberikan nilai maksimum atau minimum

dari suatu fungsi.

Page 25: OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk ... tanaman

Menurut Taha (1996) penelitian oprasional berusaha menetapkan yang terbaik

(optimal) dari suatu masalah dengan sumber daya yang terbatas. Ada lima tahap

dilalui dalam proses pengambilan keputusan yaitu (Anwar dan Nasendi, 1985):

1. Mengidentifikasi Persoalan

Menentukan dan merumuskan tujuan yang jelas dari persoalan dalam sistem

model yang dihadapai. Mengidentifikasi variabel yang digunakan sebagai

kriteria untuk pengambilan keputusan yang dapat dikendalikan maupun yang

tidak dapat dikendalikan dan mengumpulkan data tentang kendala-kendala

yang menjadi syarat ikatan terhadap variabel-variabel dalam fungsi tujuan.

2. Penyusunan Model

Memilih model yang paling sesuai dengan permasalahan, merumuskan segala

macam faktor yang terkait di dalam model yang bersangkutan sacara simbolik

ke dalam rumusan model matematika, menentukan variabel-variabel beserta

kaitannya satu sama lain dan menetapkan fungsi tujuan serta kandala-kendala

dengan nilai dan parameter yang jelas.

3. Analisis Model

Melakukan analisis terhadap model yang telah disusun dan dipilih, memilih

basil-basil analisis yang terbaik (optimal), melakukan uji kepekaan dan

analisis postoptimal terhadap basil analisis model tersebut.

4. Pengesahan model

Analisis pengesahan model rnenyangkut penilaian terhadap model tersebut

dengan cara mencocokkannya dengan keadaan dan data nyata, juga dalam

rangka menguji dan mengesahkan asumsi-asumsi yang membentuk model

tersebut sacara struktural.

Page 26: OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk ... tanaman

5. Implementasi hasil

Hasil-hasil yang diperoleh berupa nilai-nilai yang akan dipakai dalam kriteria

pengambilan keputusan. Hasil-hasil analisis dapat dipakai dalam perumusan

strategi-strategi, target-target, dan langkah-langkah kebijakan guna disajikan

kepada pengambilan keputusan dalam bentuk altematif-alternatif pilihan.

Optimalisasi usahatani dapat di analisis secara matematis dengan menggunakan

program linier. Program linier adalah suatu teknik perencanaan yang analisisnya

menggunakan model matematika, dengan tujuan menemukan beberapa kombinasi

alternatif masalah. Program linier juga digunakan untuk menilai sejauh mana

manfaat yang dapat diperoleh dalam melaksanakan suatu kegiatan usaha.

Hasil analisis ini digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil

keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan usaha. Pengertian

layak dalam penelitan ini adalah kemungkinan dari gagasan suatu usaha yang

akan dilaksanakan dapat memberikan manfaat dalam arti finansial maupun sosial

benefit. Dengan adanya analisis kelayakan ini diharapkan resiko kegagalan dalam

pasca panen dapat dihindari (Anwar dan Nasendi, 1985).

Ada lima syarat yang harus dipenuhi agar dapat menyusuri persoalan atau

permasalahan yang dihadapi ke dalam model program linier, yakni:

1. Tujuan

Tujuan permasalahan yang dihadapi yang ingin dicari jalan keluarnya harus

jelas dan tegas yang disebut fungsi tujuan. Fungsi tujuan dapat berupa

Page 27: OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk ... tanaman

dampak positif, manfaat, keuntungan dan kebaikan yang dimaksinumkan atau

dampak negatif, kerugian, resiko, biaya, jarak, waktu yang diminimumkan.

2. Alternatif perbandingan

Harus ada sesuatu atau berbagai alternatif yang ingin dibandingkan.

3. Sumber daya

Sumber daya yang dianalisis berada dalam keadaan yang terbatas.

Keterbatasan sumber daya tersebut disebut kendala.

4. Perumusan kuantitatif

Variabel-variabel yang membentuk fungsi tujuan dan kendala tersebut harus

memiliki hubungan fungsional.

Model dasar program linier dapat dirumuskan sebagai berikut:

Optimumkan (maksimumkan atau minimumkan):

Z = ∑ CjXj, untuk j = 1,2,.....,n

Dengan kendala:

∑ aijXj ≤ atau ≥ bi, untuk 1,2,.....,n

Dan Xj ≥ 0

Untuk:

Cj= parameter yang dijadikan kriteria optimalisasi, atau pengambilan keputusan

dalam fungsi tujuan

Xj = variabel pengambilan keputusan

aij = koefisien teknologi variabel pengambilan keputusan dalam kendala ke-i

bi = sumber daya yang tersedia yang membatasi kegiatan dari kendala ke-i

Z = nilai suatu fungsi tujuan

Page 28: OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk ... tanaman

Dalam menyelesaikan persoalan-persoalan program linier ada dua cara yang dapat

digunakan antara lain:

1. Cara grafis, dapat digunakan apabila persoalan program linier yang akan

diselesaikan hanya memiliki dua variabel (kegiatan). Keunggulan cara ini

yaitu dapat menggambarkan daerah pengambilan keputusan dalam bentuk

grafis. Namun, cara ini tidak dapat digunakan untuk persoalan linier yang

memiliki variabel lebih dari dua.

2. Metode simpleks, merupakan teknik yang paling berhasil dikembangkan untuk

memecalikan persolan linier yang mempunyai jumlah variabel keputusan dan

pembatasan yang banyak. Kelemahan metode ini yaitu tidak dapat

menggambarkan daerah pengambilan keputusan dalam bentuk grafik.

2.2 Tumpang sari ( Intercropping )

Tumpang sari adalah penanaman lebih dari satu tanaman pada waktu yang

bersamaan atau selama periode tanam pada satu tempat yang sama (Herlina,

1996). Beberapa keuntungan dari sistem tumpang sari antara lain pemanfaatan

lahan kosong disela-sela tanaman pokok, peningkatan produksi total persatuan

luas karena lebih efektif dalam penggunaan cahaya, air serta unsur hara,

disamping dapat mengurangi resiko dalam kegagalan panen dan menekan

pertumbuhan gulma.

Menurut Thahir (1999) pola tanam tumpang sari adalah suatu pertanaman dua

jenis atau lebih tanaman cultivar pada bidang tanah dan waktu yang sama dengan

membentuk baris-baris yang teratur untuk tiap jenis tanaman. Pola tanam

Page 29: OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk ... tanaman

tumpang sari dapat dilakukan dengan cara penambahan atau cara penggantian

sebagian populasi tanaman utama. Tumpang sari ditunjukkan untuk

memanfaatkan lingkungan sebaik-baiknya agar diperoleh produksi yang

maksimum. Menurut Hasan (2008) Sistem tumpang sari dapat di atur

berdasarkan:

1. Sifat-sifat perakaran

2. Waktu penanaman

Pengaturan sifat-sifat perakaran sangat perlu untuk menghindarkan pesaingan

unsur hara, air yang berasal dari dalam tanah. Sistem perakaran yang dalam dapat

ditumpangsarikan dengan tanaman yang berakar dangkal karena berasal dari akar

seminal dan akar buku.

2.3 Tanaman Jagung

Jagung (Zea mays. L) merupakan tanaman asli benua Amerika. Jagung telah

ditanam oleh suku Indian jauh sebelum benua Amerika ditemukan. Tanaman

pangan ini adalah makanan utama orang Indian. Daerah yang dianggap sebagai

asal tanaman jagung adalah Meksiko karena ditempat tersebut ditemukan biji

jagung dalam gua-gua suku Indian (Purnomo dan Heni, 2007).

Tanaman jagung merupakan tanaman salah satu tanaman pangan kelompok

palawija yang banyak dibudidayakan petani. Masyarakat mengenal jagung

sebagai bahan pangan dan industri yang biasanya ditanam secara monokultur

maupun campuran, baik di lahan sawah setelah tanam padi maupun di lahan

Page 30: OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk ... tanaman

kering. Sebagai bahan pangan, biji jagung mengandung protein 10%, lemak 4%,

zat tepung 61% dan gula 1,4% (Suprapto, 1991).

Pertanaman jagung yang luas adalah pada daerah-daerah beriklim sedang dimana

jagung ditanam pada waktu-waktu musim panas dan daerah-daerah beriklim

subtropis dan tropis basah, dimana sinar matahari dan air optimal untuk

pertumbuhannya. Pada umumnya jagung dapat ditanam disemua belahan bumi

kecuali pada daerah yang terlalu dingin atau daerah yang musim pertumbuhannya

terlalu singkat. Jagung merupakan tanaman yang menghendaki keadaan cuaca

yang cukup panas bagi pertumbuhannya dimana tanaman jagung memerlukan

panas dan lembab dari waktu tanam sampai pada periode mengakhiri pembuahan

(Effendi dan Sulistiati, 1991).

2.4 Tanaman Cabai

Cabai merah berasal dari Amerika Tengah dikenal sekitar 7000 tahun sebelum

masehi di bawa ke kawasan Asia oleh Bangsa Portugis dari Spanyol pada abad

XVI, cabai mulai tersebar keseluruh dunia (Suriana, 2012). Tanaman cabai merah

(Capsicum annuum L) adalah tumbuhan perdu yang berkayu, buahnya terasa

pedas disebabkan oleh kandungan capsaisin, di Indonesia dibudidayakan sebagai

tanaman semusim. Cabai pada umumnya berbentuk herba tegak semusim

tingginya mencapai 0,5 – 1,0 meter, dan bercabang banyak dengan produksi dapat

mencapai berkisar antara 12-20 ton buah segar per ha (Puslitbang Hortikultura

Departemen Pertanian, 2003).

Page 31: OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk ... tanaman

Cabai merah merupakan salah satu komoditi pertanian dengan nilai strategis.

Konsumsi cabai merah di perkotaan adalah sebesar 0,219 ons per kapita per

minggu, sedangkan konsumsi di pedesaan sekitar 0,150 ons per kapita per minggu

dengan peningkatan sekitar 7,5% per tahun. Cabai merah juga mulai digunakan

sebagai bahan baku industri seperti manisan, abon, sambal, bubuk cabai, dan koyo

cabai. Tingginya permintaan terhadap cabai merah membuat komoditi ini sangat

potensial untuk dikembangkan (BP2TP, 2003). Tanaman cabai dapat hidup di

daerah dataran rendah hingga dataran tinggi, membutuhkan tanah yang subur,

kaya bahan organik, tidak tergenang karena dapat menyebabkan tanaman mudah

terserang penyakit layu dan gugur daun (Widodo,2002).

Menurut Widodo (2002), tanaman cabai dapat tumbuh di daerah dengan

ketinggian antara 0 - 1.800 meter dari permukaan laut (m dpl). Di daerah tersebut

tanaman cabai banyak dibudidayakan sebagai tanaman tumpang sari, atau

tanaman monokultur. Suhu rata-rata yang baik untuk pertumbuhan cabai, yaitu

pertumbuhannya antara 21 – 28 oC. suhu rata-rata yang paling tinggi dapat

menurunkan jumlah buah, suhu diatas 32 oC dapat mengakibatkan tumpang sari

menjadi tidak berfungsi. Suhu rata-rata yang tinggi pada malam hari juga dapat

berpengaruh kurang baik terhadap produksi cabai.

2.5 Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian Damanik (2008) mengenai optimalisasi usahatani jambu mete

dengan tanaman tumpang sari di Lombok Barat Nusa Tenggara Barat. Usahatani

jambu mete dengan tanaman tumpang sari dapat dilakukan dengan optimal, yang

perlu dilakukan pengoptimalan sumberdaya. Tujuan penelitian adalah untuk

Page 32: OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk ... tanaman

mengetahui tingkat optimasi pemanfaatan sumberdaya mulai dari produksi jambu

mete dan tanaman sela serta alokasi faktor-faktor produksi (tenaga kerja, pupuk dan

insektisida) yang digunakan petani untuk memaksimumkan pendapatan petani.

Analisis optimalisasi digunakan metode program linier dan keuntungan di analisis

dengan R-C rasio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola tanam yang optimal

dan menguntungkan petani adalah pola jambu mete dengan kacang kedelai.

Hasil penelitian Muthiah (2004) mengenai optimalisasi usahatani tanaman dan

ternak kambing-domba di Desa Pasawahan Kecamatan Cicurung Kabupaten

Sukabumi. Suatu upaya untuk meningkatkan pendapatan petani yaitu dengan

mengembangkan sistem usahatani terpadu. Adapun bagian dari komponen

usahatani terpadu adalah perternakan yang merupakan faktor kunci keseimbangan

ekologi untuk mengatasi resiko kegagalan panen. Salah satu komoditas

peternakan yang potensial dan banyak dipelihara adalah domba dan kambing.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan usahatani ternak aktual yang

dilakukan oleh petani dan menentukan usahatani ternak optimal yang sebaiknya

dilakukan petani. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah program

linier. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendapatan petani pada solusi

optimal lebih tinggi dari pada kondisi aktual.

Hasil penelitian Khalik dkk (2013) mengenai optimasi pola tanam usahatani

sayuran selada dan sawi di daerah produksi padi. Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui pola tanam optimal untuk sawi dan selada di daerah produksi

beras dalam upaya untuk meningkatkan dan mengoptimalkan pendapatan petani.

Metode analisis yang digunakan adalah optimasi program linear. Hasil

penelitian menunjukkan pola tanam yang optimal di daerah produksi beras lokal

Page 33: OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk ... tanaman

adalah beras dan sawi di musim pertama dan selada di musim kedua yang akan

memperoleh pendapatan maksimal Rp. 76,568,940.00 per periode musim tanam

padi. Dengan luas lahan pertanian setiap musim adalah 0,3 hektar untuk padi di

musim pertama, 0,26 hektar untuk sawi di musim pertama, dan 0,26 hektar untuk

selada musim kedua.

Hasil penelitian Antara (2014) mengenai optimasi alokasi sumberdaya pada

sistem usahatani lahan kering di Desa Kerta, Gianyar, Bali. Penelitian ini

bertujuan untuk (1) menganalisis pendapatan kotor (gross margin) sistem

usahatani lahan kering, (2) menganalisis alokasi sumberdaya pertanian optimal

pada system usahatani hortikultura dan ternak sapi di lahan kering, dan (3)

mengetahui pengaruh perubahan harga beberapa komoditas terhadap alokasi

sumberdaya pertanian pada sistem usahatani campuran hortikultura dan ternak

sapi di lahan kering Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar.

Metode yang digunakan adalah analisis optimasi dengan pendekatan program

linier.

Hasil penelitian Erli dkk (2013) mengenai optimalisasi usahatani padi dan sayuran

pada musim gadu di Kota Singkawang. Program diversifikasi memberikan

keuntungan berupa meminimumkan resiko,menghindari akibat buruk dinamika

pasar dan sebagai sumber pertumbuhan baru. Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui pendapatan maksimum dari usahatani padi dan sayuran (sawi

dan mentimun), produksi optimal, alokasi sumber daya produksi dan kisaran

perubahan harganya dalam kondisi optimal dalam usahatani tersebut. Metode

analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan

Page 34: OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk ... tanaman

menggunakan alat analisa Linear Programming POM-QM for Windows3, model

fungsi tujuan (Zmax) = C1X1 + C2X2 + C3X3 dengan keterbatasan sumber daya

produksi (constrain) berupa lahan, benih, pupuk urea, pupuk NPK dan tenaga

kerja (HOK). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Tingkat pendapatan

setelah dilakukan optimalisasi adalah sebesar Rp. 18.294.980,00 lebih besar dari

pendapatan aktual petani sebesar Rp. 12.665.325,00.

2.6 Kerangka Pikir

Optimalisasi lahan sempit yaitu mengidentifikasikan penyelesaian terbaik dari

suatu permasalahan di lahan sempit yang diarahkan untuk mencapai titik

maksimum atau optimal suatu lahan sempit tersebut. Optimalisasi lahan sempit

ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan petani dan mengoptimalkan lahan

yang dimiliki oleh petani. Peningkatan pendapatan sekaligus keuntungan bagi

keluarga petani merupakan jalan atau cara untuk mencapai taraf hidup yang lebih

baik dibandingkan saat sebelumnya. Dalam bidang pertanian salah satu cara

untuk meningkatkan pendapatan petani adalah dengan mengoptimalkan lahan.

Salah satu cara mengoptimalkan lahan yakni dengan sistem tanam tumpang sari.

Pola Penanaman dengan cara tumpang sari yakni penanaman dilakukan dengan

dua atau lebih tanaman pada lahan yang sama dan waktu yang sama. Biasanya

dilakukan pada lahan yang cenderung sempit. Keuntungan dalam melakukan

sistem tanam tumpang sari ini adalah dapat meningkatkan total produktivitas

tanaman, yang dapat tercapai apabila menggunakan manajemen yang baik dan

kombinasi dalam tumpang sari yang tepat.

Page 35: OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk ... tanaman

Tumpang sari dapat terdiri dari beberapa jenis tanaman, dalam kajian ini terdiri

dari tanaman jagung dan tanaman cabai. Dari penanaman dua komoditas tersebut

menghasilkan produksi yang memberikan pendapatan bagi petani dan juga dapat

memberikan berbagai kombinasi produksi hasil usahatani. Namun dalam

melakukan usahatani tersebut terdapat kendala yang di hadapi oleh petani.

Kendala itu terdiri dari kendala lahan, modal, tenaga kerja, dan kendala input

produksi yaitu pupuk, pestisida, bibit jagung dan cabai. Dari beberapa kendala

tersebut dapat mempengaruhi pendapatan usahatani jagung dan cabai di Desa

Buana Sakti.

Pendapatan dari tumpang sari tersebut di analisis menggunakan analisis

optimalisasi untuk mengetahui kombinasi jenis tanaman dan alokasi sumber daya

yang optimal. Kombinasi jenis tanaman dan alokasi sumber daya yang optimal

dapat diperoleh dari analisis mengunakan linier programming. Kombinasi jenis

tamanan dan alokasi sumber daya optimal akan menghasilkan keuntungan yang

maksimal. Apabila keuntungan yang diperoleh petani maksimal maka pendapatan

petani akan meningkat. Hasil analisis ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi

petani untuk melakukan perencanaan usahatani selanjutnya.

Page 36: OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk ... tanaman

Untuk lebih jelasnya kerangka pemikiran tersebut disajikan dalam bentuk

Kerangka Pikir pada Gambar 1.

Gambar 1. Kerangka Pikir Optimalisasi Lahan Sempit Dengan Pola Pengelolaan

Usahatani Tumpang sari.

UT Tanaman:

- Jagung

- Cabai

Pendapatan

Kendala:

- Lahan

- Modal

- Tenaga Kerja

Jenis Tanaman Optimal:

- Produksi Optimal

Alokasi Sumber daya:

- Luas Lahan Optimal

Keuntungan Maksimal

Tingkat Pendapatan

Petani Meningkat

Analisis Optimalisasi

Linier Programming

Optimalisasi Lahan Sempit

Page 37: OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk ... tanaman

2.7 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat

praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya.

Hipotesis yang diajukan:

1. Diduga luas lahan untuk masing-masing usahatani jagung dan cabai di Desa

Buana Sakti Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur telah

optimal.

2. Diduga produksi untuk masing-masing usahatani jagung dan cabai di Desa

Buana Sakti Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur telah

optimal.

Page 38: OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk ... tanaman

III. METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini dimaksudkan untuk membatasi ruang

lingkup variabel yang digunakan, untuk mendapatkan data dan menganalisis data

yang ada kaitannya dengan tujuan penelitian.

1. Petani Responden adalah petani yang melakukan usahatani dengan pola

pengelolaan tumpang sari.

2. Curahan tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang dicurahkan pada

usahatani jagung dan cabai dalam satu kali musim tanam diperhitungkan oleh

pemilik lahan. Tenaga kerja yang dicurahkan berasal dari dalam keluarga

maupun dari luar keluarga. Tenaga kerja diukur dalam satuan Hari Kerja

Efektif Pria Dewasa (HKP) 1 HKP setara 8 jam kerja efektif pria dewasa.

Biaya tenaga kerja dihitung berdasarkan jumlah jam kerja dan besarnya

tergantung dari tingkat upah yang berlaku di daerah penelitian.

3. Linier Programming adalah salah satu teknik dalam riset operasi yang

menggunakan metode matematika dengan mengalokasikan sumberdaya yang

terbatas untuk mencapai suatu tujuan dalam hal ini adalah mengoptimalkan

keuntungan.

Page 39: OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk ... tanaman

4. Fungsi tujuan adalah suatu fungsi yang menggambarkan tujuan atau sasaran

di dalam permasalahan yang berkaitan dengan pengaturan sumber daya agar

memperoleh keuntungan maksimum.

5. Fungsi kendala adalah penyajian secara matematis batas-batasan kapasitas

yang tersedia dan akan di alokasikan secara optimal keberbagai aktivitas.

6. Produksi (output) adalah hasil produk yang dihasilkan dari proses produksi,

di hitung dalam satuan kg (kilogram).

7. Modal barang atau uang yang bersama-sama dengan faktor produksi lainnya

seperti tenaga kerja, manajemen menghasilkan barang baru (output) di ukur

dalam satuan Rp (rupiah).

8. Biaya produksi adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan

usahatani dalam satu kali musim tanam yang meliputi upah tenaga kerja,

ongkos pemanenan, dan sarana produksi yang dibutuhkan yang di ukur dalam

satuan rupiah (Rp).

9. Modal/biaya tetap adalah biaya yang jumlah nya tidak berubah-ubah selama

beberapa kali proses produksi, atau dengan kata lain biaya yang tidak habis di

pakai dalam satu kali proses produksi, contoh nya biaya alat-alat, sewa lahan,

bunga modal, diukur dalam satuan Rp (rupiah).

10. Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan jumlahnya berubah-ubah sesuai

dengan produksi (output) yang dihasilkan, atau dengan kata lain biaya yang

habis dalam satu kali proses produksi diukur dalam RP (rupiah). Contohnya,

biaya untuk pembelian pupuk, obat-obat tanaman, upah tenaga kerja, dan

bibit/benih.

Page 40: OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk ... tanaman

11. Biaya tetap untuk biaya alat-alat di perhitungkan sebagai biaya penyusutan

yang di hitung dengan metode garis lurus (yaitu nilai beli dikurangi dengan

nilai sisa dibagi dengan usia ekonomi) di hitung dalam satuan (Rp).

12. Penerimaan adalah perkalian antara hasil produksi dengan harga jual, di ukur

dengan satuan rupiah (Rp).

13. Keuntungan adalah selisih antara pendapatan yang diperoleh dari selisih

antara penerimaan optimal dengan biaya yang dikeluarkan selama satu kali

produksi, di ukur dengan satuan rupiah (Rp).

14. Produktifitas adalah hasil produksi cabai dibagi dengan luas lahan yang di

tanami jagung dalam satuan ton perhektar (Ton/Ha).

15. Nilai produksi/penerimaan adalah jumlah uang yang diterima petani dari hasil

penjualan masing-masing produksi yang di peroleh petani selama satu tahun,

dihitung dalam satuan rupiah (Rp).

16. Pendapatan usahatani adalah besaran yang menunjukkan selisih antara nilai

produksi dengan biaya produksi dalam satu musim tanam dinyatakan dalam

satuan rupiah (Rp).

17. Harga jagung dan cabai adalah yang ditetapkan oleh tengkula yang diukur

dalam satuan rupiah per kilogram (Rp/Kg).

3.2 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di kelompok tani Desa Buana Sakti Kecamatan Batanghari

Kabupaten Lampung Timur, Desa Buana Sakti dipilih karena Desa Buana Sakti

merupakan Desa yang mengusahakan tanaman jagung dan cabai secara tumpang

sari dan Desa tersebut masuk ke dalam Desa yang memiliki luas tanam terkecil

Page 41: OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk ... tanaman

kedua di Kecamatan Batanghari. Pengambilan Desa sebagai daerah sampel

penelitian dilakukan dengan cara purposive sampling atau sengaja. Waktu

penelitian akan dilakukan pada bulan Desember 2016.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah petani yang menanam jagung dan

cabai dengan sistem tanam tumpang sari yang berada di Desa Buana Sakti.

Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua gapoktan di Desa Buana Sakti

diketahui bahwa jumlah petani usahatani tumpang sari jagung dan cabai sebanyak

251 petani. Jumlah populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

ditunjukkan pada tabel berikut.

Tabel 3. Populasi Petani Tumpang sari Jagung dan cabai di Desa Buana Sakti,

2016

Kepemilikan Lahan Jumlah Petani Tumpang sari

> 0.5 Hektar 220 Petani

< 0.5 Hektar 31 Petani

Sumber: Ketua Gapoktan Desa Buana Sakti, 2016

Kriteria petani sampel dalam penelitian ini yaitu petani yang berlahan sempit.

Petani lahan sempit adalah petani yang memiliki atau menyewa lahan pertanian

kurang dari 0,5 hektar (BPS, 2015). Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa

jumlah petani yang memiliki lahan kurang dari 0.5 hektar berjumlah 31 petani.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan cara

sensus. Menurut Subana dan Sudrajad (2001), sensus adalah pengambilan data

dari populasi dengan cara mengambil seluruh anggota populasi itu untuk diambil

datanya, dalam wilayah penelitian, maka penelitian merupakan populasi

Page 42: OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk ... tanaman

(Suharsini, 1997). Dengan demikian sampel dalam penelitian ini diambil secara

keseluruhan populasi petani yang memiliki lahan kurang dari 0.5 hektar.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Data yang diambil untuk penelitian adalah data primer dan data sekunder, baik

bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Data primer diperoleh dari pengamatan

langsung dan wawancara langsung dengan petani responden berdasarkan

kuisioner yang telah disusun sesuai dengan tujuan penelitian. Data sekunder

diperoleh dari literature berbagai pustaka dan instansi-instansi terkait lainnya

yang dapat melengkapi data yang diperlukan untuk penelitian.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

metode :

1. Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap

gejala-gejala yang diteliti di lapangan yang meliputi pengamatan daerah

penelitian dan pencatatan informasi yang diberikan oleh para petani didaerah

penelitian.

2. Wawancara adalah tanya jawab secara lisan antara dua orang atau lebih

secara langsung.

3. Pencatatan adalah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-

dokumen dari lembaga atau instansi yang berkaitan dengan penelitian.

Page 43: OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk ... tanaman

3.5 Metode Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Data yang di analisis dalam penelitian ini adalah data usahatani tumpangsari

antara jagung dan cabai merah. Analisis yang digunakan adalah banyak barang

yang digunakan rata-rata pertahunnya. Jangka waktu yang digunakan dalam

analisis ini yakni selama satu musim panen.

3.5.1 Analisis Optimalisasi

Metode analisis kuantitatif digunakan untuk mengetahui kombinasi yang optimal

dari faktor-faktor produksi yang digunakan dalam usahatani tumpangsari yaitu

dengan menggunakan metode tabulasi dan komputasi. Pada metode ini, data

dianalisis menggunakan model program linier. Data di tabulasi sesuai dengan

aktivitas-aktivitas, lalu di masukkan kedalam program linier berupa matriks dasar

yang terdiri dari satu persamaan sebagai fungsi tujuan dan pertidaksamaan sebagai

fungsi kendala. Kemudian diolah dengan bantuan program komputer.

Data ditabulasikan berdasarkan aktivitas-aktivitas yang ada dan dimasukkan

kedalam bentuk linier programming . Metode penyelesaian yang digunakan

adalah metode simpleks dan diolah dengan program komputer POM-QM for

Windows3. Menurut Anwar dan Nasendi (1985) adapun fungsi tujuan dapat

dirumuskan sebagai berikut.

Fungsi tujuan :

Mengoptimalkan keuntungan

Z = C1 X1 + C2 X2

Page 44: OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk ... tanaman

Kendala untuk jagung dan cabai merah:

Lahan : a11X1 + a12X2 ≤ b1

Tenaga kerja : a21X1 + a22X2 ≤ b2

Modal : a31X1 + a32X2 ≤ b3

X1 ≥ 0,00 (syarat non negatif)

X2 ≥ 0,00 (syarat non negatif)

Di mana:

Z = Keuntungan

C1 s.d C2 = Pendapatan jagung (C1), dan pendapatan cabai merah (C2)

(Rp/musim panen/ha).

X1 s.d X2 = Tingkat produksi optimal usahatani jagung (X1) dan cabai merah

(X2).

aj = Tingkat penggunaan faktor produksi pada usahatani jagung dan

cabai merah meliputi lahan (a1.1), tenaga kerja (a2.1), modal (a3.1).

bi = Kapasitas faktor produksi lahan (b1), tenaga kerja (b2), modal (b3)

Page 45: OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk ... tanaman

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Wilayah Penelitian

4.1.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian

Desa Buana Sakti Terletak di Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur

Provinsi Lampung. Jarak Desa Buana Sakti dari pusat pemerintahan kecamatan 7

km, dari pemerintah kota 12 km, dari pusat pemerintahan kabupaten 30 km, dan

dari ibu kota provinsi 45 km. Desa Buana Sakti saat ini berjumlah 2595 jiwa

terdiri dari laki-laki berjumlah 1321 jiwa, perempuan berjumlah 1274 jiwa,

dengan jumlah kepala keluarga 767 KK. Luas wilayah Desa Buana Sakti 950,18

ha, dengan batas wilayah sebagai berikut:

- Sebelah utara berbatasan dengan Way. Sekampung

- Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Purwodadi Mekar

- Sebelah barat berbatasan dengan Desa Margototo Kec. Metro Kibang

- Sebelah timur berbatasan dengan Way. Sekampung

Desa Buana Sakti terletak pada ketinggian 750 meter diatas permukaan laut,

sedangkan banyaknya curah hujan 150 mm/Tahun. Pada umumnya kondisi tanah

di Desa Buana Sakti berada di dataran rendah dengan suhu udara rata-rata 30 oC.

Lahan di Desa Buana Sakti pada umumnya digunakan untuk sektor pertanian

yaitu ladang dan perkebunan. Lahan yang digunakan untuk ladang adalah 653,15

Page 46: OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk ... tanaman

ha dan 223,64 ha untuk perkebunan. Luas Desa Buana Sakti menurut penggunaan

lahan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4. Luas Desa Buana Sakti Menurut Penggunaan Lahan Tahun 2015

No Penggunaan Lahan Luas (ha) Persentase (%)

1 Sawah 171.25 14.65

2 Ladang 653.15 55.86

3 Perkebunan 223.64 19.13

4 Pemukiman/Perumahan 116.80 9.99

5 Jalur Hijau 2.00 0.17

6 Tanah makam 2.50 0.21

Total 1169.34 100

Sumber: Data Monografi Desa Buana Sakti, 2015

4.1.2 Keadaan Demografis

Penduduk Desa Buana Sakti sebagian besar adalah pendatang yang berasal dari

Pulau Jawa yang bertransmigrasi. Jumlah penduduk Desa Buana Sakti berjumlah

2595 jiwa terdiri dari 767 kepala keluarga dengan jumlah wilayah total 950.18 ha.

Data penduduk Desa Buana Sakti menurut umur dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur di Desa Buana Sakti

No Umur Jumlah Orang Persentase (%)

1 0-12 Bulan 27 1.04

2 1-5 Tahun 104 4.01

3 5-7 Tahun 217 8.36

4 7-15 Tahun 150 5.78

5 15-56 Tahun 1535 59.15

6 >56 Tahun 562 21.66

Jumlah 2595 100

Sumber: Data Monografi Desa Buana Sakti, 2015

Dari tabel 5 menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk Desa Buana Sakti

berada pada kelompok usia 15-56 tahun (59.15%) yang merupakan kelompok

penduduk produktif untuk berkerja. Terdapat penduduk yang usia produktif

artinya dalam usia produktif, penduduk tersebut memiliki kemampuan untuk

Page 47: OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk ... tanaman

melakukan aktifitas yang rutin. Penduduk yang produktif akan membantu dalam

kelancaran segi perekonomian dan pembangunan suatu wilayah. Manusia

dikatakan usia produktif, ketika penduduk berusia pada rentan 15-64 tahun.

Dengan struktur dan komposisi penduduk berdasarkan umur pada tabel diatas,

secara teori demografi diprediksikan bahwa jumlah penduduk Desa Buana Sakti

dari tahun ke tahun akan bertambah lebih cepat dari angka pertumbuhan

normalnya.

4.1.3 Pembagian Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Sebagian besar penduduk di Desa Buana Sakti yang berada pada kelompok usia

sekolah telah menempuh atau sedang menempuh pendidikan sesuai jenjang

umurnya. Mulai dari tingkat SD hingga perguruan tinggi. Pada tabel 6 berikut ini

disajikan data tentang pendidikan penduduk yang ditempuh menurut kelompok

umur sekolah.

Tabel 6. Kelompok Umur Sekolah

No Tingkat Pendidikan Jumlah Orang

1 Taman Kanak-kanak 27

2 Sekolah Dasar 1690

3 SMP 217

4 SMA 28

5 Akademi/D1-D3 9

6 Sarjana (S1-S3) -

7 Pondok Pesantren 15

8 Madrasah 40

Sumber: Data Monografi Desa Buana Sakti, 2015

Berdasarkan tabel 6 menunjukkan bahwa berdasarkan kelompok umur penduduk

Desa Buana Sakti sebagian besar telah menganyam pendidikan berbagai tingkat

pendidikan. Dari data tabel 6 dapat dijelaskan bahwa penduduk di Desa Buana

Page 48: OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk ... tanaman

Sakti belum menyadari arti pentingnya pendidikan, sehingga sebagian besar

penduduknya di Desa Buana Sakti belum begitu maju melihat pendidikan

masyarakatnya masih kurang. Rendahnya tingkat pendidikan menyebabkan

kemampuan dalam menyerap informasi dan mengadopsi teknologi relatif sangat

terbatas sehingga menghasilkan produk yang berkualitas rendah. Rendahnya

tingkat pengetahuan dan keterampilan berakibat pada rendahnya kemampuan

dalam mengelola usahnya sehingga pendapatan yang dihasilkan pun akan

berpengaruh.

4.2 Identitas Responden

Untuk mengetahui latar belakang dan identitas responden, maka perlu diketahui

berbagai hal yang berhubungan dengan keadaan responden, seperti umur, tingkat

pendidikan yang ditamatkan, pekerjaan, dan sebagainya. Pada uraian berikut ini

disajikan informasi yang berhubungan dengan keadaan identitas responden,

pendidikan formal, mata pencaharian, dan luas lahan usahatani.

a. Umur Responden

Umur petani responden dapat mempengaruhi pada kegiatan bertani dan

produktifitas kerja disektor pertanian. Umur produktif seseorang berkisar antara

25- 45 tahun, termasuk pada sektor pertanian. Berdasarkan hasil penelitian di

lapangan diperoleh data petani responden yang berkaitan dengan umur. Umur

petani responden bervariasi antara 25-65 Tahun. Dalam penelitian ini umur

responden diklasifikasikan berdasarkan lima kelompok umur. Tabel 7 berikut ini

menyajikan sebaran tingkat umur responden.

Page 49: OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk ... tanaman

Tabel 7. Sebaran Tingkat Umur Responden

No Golongan Umur (Th) Jumlah Persentase (%)

1 25-31 5 16.13

2 32-38 8 25.81

3 39-45 6 19.35

4 46-52 5 16.13

5 53-59 4 12.90

6 60-66 3 9.68

Jumlah 31 100

Sumber: Data Penelitian Desa Buana Sakti, 2016

Data Tabel 7 menunjukkan bahwa sebagian besar umur responden berada antara

25-35 tahun ada 10 orang. Berdasarkan pada tabel diatas, maka umur petani

tumpangsari di Desa Buana Sakti yang menjadi responden dalam penelitian ini

sebagian besar berada pada usia produktif yakni di atas 45 tahun, sehingga dapat

diperkirakan produktifitas responden dalam menjalankan usahatani tumpang sari

cukup baik. Umur petani dapat menentukan kekuatan fisik dan daya tahan tubuh

petani. Petani dalam umur produktif akan memiliki kekuatan dan daya tahan

tubuh yang lebih tinggi daripada petani tergolong dalam umur yang produktif.

Hal ini akan mempengaruhi kontribusi petani pada umur produktifitas lebih besar

daripada petani yang tidak produktif lagi.

b. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan yang ditempuh oleh para petani responden dapat

mempengaruhi kreatifitas mereka serta daya serap informasi dan teknologi

usahatani yang lebih maju. Rendahnya pendidikan responden akan berpengaruh

terhadap kemampuannya dalam memahami berbagai hal yang berkaitan dengan

teknologi usahatani, terutama kesadaran dan ketersediaan petani dalam menerima

Page 50: OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk ... tanaman

inovasi baru. Berdasarkan hasil di lapangan diperoleh data tingkat pendidikan

petani responden seperti yang disajikan pada tabel berikut.

Tabel 8. Sebaran Tingkat Pendidikan Responden

No Pendidikan Jumlah Persentase (%)

1 SD/SR 8 25.81

2 SLTP 10 32.26

3 SLTA 13 41.94

4 Perguruan Tinggi 0 0

Jumlah 31 100

Sumber: Data Monografi Desa Buana Sakti, 2016

Dari tabel 8 menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpendidikan hanya

tamat sekolah dasar, yaitu sebanyak 8 orang dari petani responden. Responden

yang tamat pendidikan sampai tingkat SLTP sebanyak 10 orang, dan petani

responden yang tamat pendidikan sampai tingkat SLTA sebanyak 13 orang dan

angka ini merupakan jumlah terbesar dari petani responden. Berdasarkan data

pada tabel 8, maka dapat dijelaskan bahwa sebagian besar petani responden sudah

cukup berpendidikan.

c. Luas Lahan Usahatani Responden

Luas lahan garap yang dikelola oleh setiap petani akan berpengaruh terhadap

perolehan hasil panen. Semakin luas lahan usahatani yang dipergunakan akan

memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk memperoleh hasil panen yang

lebih besar, dan sebaliknya kepemilikan luas lahan yang dimiliki oleh petani tidak

dapat ditambah lagi karena ketersediaan areal lahan yang dapat digunakan untuk

memperluas lahan sangat terbatas. Sebaran luas lahan petani responden yang

digunakan untuk penanaman tumpang sari berkisar kurang dari 0.25 ha. Pada

tabel 9 berikut ini disajikan data luas lahan usahatani petani responden.

Page 51: OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk ... tanaman

Tabel 9. Sebaran luas lahan responden

No Luas Lahan (Ha) Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 0.375 27 87.09

2 0.25 2 6.45

3 0.125 2 6.45

Jumlah 31 100

Sumber: Data Monografi Desa Buana Sakti, 2016

Berdasarkan tabel 9 menunjukkan bahwa sebaran luas lahan garap petani

responden yang paling banyak pada luasan 0.25 ha dimiliki sebanyak 27 orang.

Petani responden yang memiliki luas lahan 0.375 ha dan 0.125 ha masing-masing

sebanyak 2 orang petani responden. Berdasarkan pada tabel 9 maka dapat

dijelaskan bahwa luas kepemilikan lahan yang dimiliki oleh petani responden

berkisar 0.25 ha, sehingga hasil produksi usahatani tumpangsari menjadi tumpuan

sumber mata pencharian petani responden dan menjadi sumber utama pendapatan

petani. Ketersediaan lahan yang mereka miliki ini menjadi salah satu kendala

dalam usaha meningkatkan pendapatan usahatani tumpang sari.

4.3 Pengalaman Berusahatani Tumpang sari (Jagung dan Cabai Merah)

Usahatani tumpang sari (jagung dan cabai merah) telah lama dilakukan oleh

sebagian masyarakat Desa Buana Sakti. Mereka telah memiliki pengalaman

selama delapan tahun dalam menekuni usahatani tersebut. Pengalaman

berusahatani tumpang sari petani responden diukur dari berapa lama (tahun)

petani telah menekuni usahataninya. Pengalaman menjalankan usahatani

merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan usaha

pertanian. Dengan pengalaman yang dimiliki maka petani akan memahami

Page 52: OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk ... tanaman

berbagai hal yang berkaitan dengan cara tumpang sari, dengan pengalaman yang

dimilikinya diharapkan mereka akan mampu mengelola dan meningkatkan hasil

usahataninya dengan berbagai cara, termasuk melakukan perbaikan terhadap

kelemahan-kelemahan yang telah ditemui di masa-masa yang telah lalu. Petani

tumpang sari di Desa Buana Sakti memiliki pengalaman berusahatani bervariasi,

ada yang masih baru tetapi ada sebagian yang telah cukup lama. Pengalaman

berusahatani petani responden dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 10. Sebaran Lama Usahatani Tumpang sari Petani Responden

No Lama Berusahatani (Th) Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 1-4 15 48.39

2 5-8 16 51.61

Jumlah 31 100

Sumber: Data Monografi Desa Buana Sakti, 2016

Dari data pada tabel 10 menunjukkan bahwa sebagian besar petani responden

telah memiliki pengalaman berusahatani tumpang sari lebih dari 2 tahun. Tetapi

ada sebagian kecil responden yang pengalaman usahataninya 2 tahun. Sedangkan

petani yang memiliki pengalaman lebih dari 2 tahun ada 29 orang atau sekitar

93.55 %. Berdasarkan data pada tabel 10 maka dapat dijelaskan bahwa sebagian

besar petani tumpang sari telah memiliki pengalaman yang cukup lama atau lebih

dari 2 tahun.

4.4 Pendapatan Usahatani Tumpang sari (Jagung dan Cabai Merah) di Desa

Buana Sakti

Usahatani tumpang sari (jagung dan cabai merah) di Desa Buana Sakti pada

umumnya dilakukan oleh petani tradisional dengan skala usaha yang kecil. Hal

Page 53: OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk ... tanaman

ini dapat dilihat dari lahan yang digunakan petani relatif sempit dan teknologi

yang digunakan masih sederhana. Alasan petani memilih cara pengelolaan

usahatani tumpang sari (jagung dan cabai merah) yakni: (1) tanaman jagung dan

cabai merah dapat memberikan pendapatan yang tinggi karena harganya tinggi,

hasilnya banyak selain itu, tanaman tersebut cocok untuk ditumpangsarikan; (2)

lahan yang dimiliki oleh petani sesuai untuk ditanami jagung dan cabai merah; (3)

tradisi turun temurun dan (4) mengikuti petani lainnya.

Usahatani di Desa Buana Sakti dilakukan dengan cara tumpang sari yakni jagung

dan cabai merah. Petani memanfaatkan lahan sempit menjadi dua bagian yakni

untuk tanaman jagung dan cabai merah. Ini dilakukan untuk meningkatkan

pendapatan dan memperkecil resiko saat panen gagal atau harga jagung atau cabai

merah menurun. Hal ini menunjukkan bahwa petani memiliki keinginan yang

tinggi untuk memanfaatkan lahan semaksimal mungkin. Usahatani tumpang sari

jagung dan cabai merah di daerah ini dilakukan dengan teknologi sederhana.

Beberapa tahap yang dilakukan dalam mengusahakan adalah pengolahan lahan,

pengadaan bibit, penanaman dan pemanenan.

a. Pengolahan Lahan

Pengolahan lahan dilakukan beberapa hari sebelum penanaman untuk jagung.

Pengolahan lahan untuk jagung terdapat dua cara yang dilakukan petani yaitu

pengolahan dengan traktor dan tidak menggunakan traktor kemudian membuat

lubang-lubang untuk penanaman dan pupuk. Pengolahan lahan untuk cabai

dilakukan pada saat semaian cabai mau memasuki umur 20-25 hari setelah tanam.

Pada saat pengolahan lahan untuk cabai yang dilakukan hanya pembuatan lubang

Page 54: OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk ... tanaman

tanam dan lubang untuk pupuk. Pupuk yang diberikan petani adalah pupuk

kandang, tetapi ada juga petani yang menggunakan pupuk kimia. Tenaga kerja

yang banyak digunakan pada saat pengolahan lahan adalah tenaga kerja pria.

b. Pengadaan bibit

Pengadaan bibit jagung dan cabai merah dipersiapkan sebelum dilakukannya

penanaman. Bibit yang dipakai untuk jagung yaitu bibit jagung hibrida dan bibit

cabai merah. Bibit yang digunakan petani diperoleh dengan membelinya. Bibit

yang dipilih yaitu jenis unggul. Pemilihan bibit sangatlah perlu diperhatikan

karena bibit yang baik dapat memberikan hasil yang baik.

Kebutuhan bibit jagung dan cabai per hektar tergantung dari jarak tanam yang

ditentukan petani. Untuk jagung benih yang digunakan sebanyak 2 kg/ha dan

cabai 1/4 gr/ha. Hal ini menunjukkan kerapatan tanaman jagung dan cabai pada

petani lahan luas lebih tinggi dari pada petani lahan sempit. Petani lahan luas

berorientasi dalam memproduksi tanaman jagung dan cabai dari pada lahan

sempit. Harga bibit jagung dan cabai ditentukan kualitasnya. Harga bibit rata-rata

yang digunakan petani untuk jagung Rp. 60.000/kg, dan bibit cabai Rp.

110.000/saset. Petani lahan sempit rata-rata menggunakan bibit jagung dan cabai

masing-masing sebesar 5 kg untuk jagung dan 4 saset untuk cabai. Petani lahan

sempit rata-rata mengeluarkan biaya untuk bibit jagung dan cabai sebesar Rp.

317.258 dan 514.677,4 per 2500 m2.

Page 55: OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk ... tanaman

c. Penanaman

Penanaman dilakukan setelah pengelolahan tanah dan persiapan bibit. Waktu

penanaman jagung dan cabai sangat tergantung pada ketersediaan air. Apabila

jagung dan cabai ditanam pada lahan tegal maka sebaiknya ditanam pada awal

musim hujan yaitu pada bulan September – November, demikian pula halnya

kondisi yang terjadi di daerah penelitian. Penanaman jagung dilakukan setelah

dilakukannya olah tanah sedangkan cabai ditanam pada saat umur jagung berkisar

60 hari setelah tanam. Umumnya pola penanaman yang dilakukan petani

responden pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut

Gambar 2. Pola penanaman jagung dan cabai

Keterangan: Jagung (x) cabai (o)

Jarak tanam ditentukan terlebih dahulu sebelum penanaman dilakukan. Petani

dalam usahatani jagung dan cabai menggunakan jarak tanam yang berbeda-beda,

hal ini dipengaruhi oleh jumlah. Petani umumnya menggunakan jarak tanam baris

50 cm - 70 cm, jarak antar kolom 80 cm dan jarak antar bedeng 100 cm.

xo ox xo ox

xo ox xo ox

xo ox xo ox

xo ox xo ox

xo ox xo ox

Page 56: OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk ... tanaman

d. Pemupukan

Pemupukan yang dilakukan untuk jagung dan cabai dilakukan diwaktu yang

berbeda-beda. Karena jagung hanya memerlukan rata-rata 2 kali pemupukan

sampai panen pemupukan pertama dilakukan pada saat jagung ditanam kemudian

pemupukan susulan dilakukan saat umur jagung 30-35 hari setelah tanam

sedangkan cabai rata-rata 7 kali pemupukan sampai panen. Pemupukan cabai

dimulai satu bulan setelah tanam pemupukan untuk pupuk dasar dilakukan 2

minggu sekali, selain pemupukan dilakukan 2 minggu sekali ada pula pemupukan

dilakukan pada saat cabai umur 2 bulan dan 2.5 bulan setelah tanam.

Jenis pupuk yang digunakan petani terdiri dari pupuk kimia dan pupuk kandang.

Pupuk kimia yang digunakan antara lain urea, kcl, ponska, sp-36, dan mutiara.

Selain pupuk kimia petani juga menggunakan pupuk kandang. Sebagian petani

memperoleh pupuk kandang dari ternak yang dimilikinya. Namun pupuk

kandang yang dimiliki petani belum mampu memenuhi kebutuhan sehingga

seluruh petani membeli pupuk kandang guna mencukupi kebutuhan mereka.

Petani yang membeli pupuk kandang pada umumnya membeli pupuk kandang

dengan menggunakan karung. Harga pupuk kandang satu karung Rp. 12.000 per

25 kilogram.

Petani di Desa Buana Sakti pada umumnya menggunakan pupuk kandang dengan

dosis yang relatif tinggi. Penggunaan pupuk kandang di Desa Buana Sakti rata-

rata 881 kg/ha pada lahan sempit sedangkan dosis pupuk kandang yang dianjurkan

berkisar 10-15 ton pupuk kandang per hektar. Petani memiliki kebiasaan

menggunakan seluruh pupuk kandang yang dimilikinya untuk usahatani tumpang

Page 57: OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk ... tanaman

sari. pengeluaran untuk pupuk per hektar pada petani lahan sempit lebih tinggi

dari petani lahan luas. Hal ini dapat dipengaruhi oleh jenis tanaman yang ditanam

oleh petani. Karena lahan sempit banyak menyerap unsur hara sehingga

diperlukan jumlah pupuk yang lebih tinggi. Selain itu dapat dipengaruhi oleh cara

petani dalam memberikan pupuk. Pemberian pupuk dilakukan dengan menyebar

dan membuat alur.

e. Pemanenan

Waktu panen jagung dan cabai berbeda-beda. Waktu panen untuk jagung 4 bulan

dan cabai 90 - 100 hari setelah ditanam sudah bisa mulai dipanen untuk cabai

dilakukan 4-5 hari sekali sampai habis rata-rata sampai 15 hari. Ada petani yang

memanen jagung dan cabai pada saat umur tanaman masih muda tetapi sebagian

besar petani memanen tanaman sudah tua. Hasil produksi jagung dan cabai di

daerah penelitian dijual ke pasar lokal. Saluran pemasran jagung dan cabai di

Desa Buana Sakti dapat dilihat pada gambar 2.

Keterangan:

Jagung Cabai

Saluran I Saluran I

Saluran II Saluran II

Gambar 3. Saluran Pemasaran Jagung dan Cabai di Desa Buana Sakti

Petani

Pedagang pengumpul

Pasar

Lokal/Perusahaan

Dalam Negeri

Page 58: OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk ... tanaman

Saluran pemasaran jagung pasar lokal yang terdapat di Desa Buana Sakti ada dua

yaitu saluran I (petani – pedagang pengumpul – pasar lokal/perusahaan dalam

negeri) dan saluran II (petani – pasar lokal/perusahaan dalam negeri). Pada

saluran pemasaran cabai yaitu saluran I (petani – pedagang pengumpul – pasar

lokal/perusahaan dalam negeri) dan saluran II (petani – pasar lokal/perusahaan

dalam negeri).

Petani di daerah ini pada umumnya menjual hasil panennya pada pedagang

pengumpul. Pedagang pengumpul biasanya datang ke petani untuk membeli hasil

panen petani, tetapi terkadang petani yang membawa hasilnya ke pedagang

pengumpul. Pedagang pengumpul akan menyortir dan membersihkan kemudian

di jual hasil panen ke eksportir atau pabrik. Harga jagung di tingkat petani

berkisar Rp. 2500/kg, dan harga cabai Rp. 12000/kg. Sedangkan harga jagung dan

cabai di tingkat pengumpul tergantung kualitasnya.

f. Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang digunakan berasal dari tenaga kerja dalam dan luar keluarga

yang terdiri dari tenaga kerja pria dan wanita. Upah tenaga kerja di Desa Buana

Sakti rata-rata Rp. 70.000/HOK. Upah yang diberikan tidak termasuk makan dan

minum untuk buruh tani yang disewa.

Usahatani jagung dan cabai dilakukan secara berkelanjutan oleh responden. Cabai

yang rentan terhadap penyakit harus mempertimbangkan musim yang tepat agar

terhindar dari hama dan penyakit. Tenaga kerja untuk usahatani tumpang sari ini

ada dua bagian yakni tenaga kerja dalam keluarga dan tenaga kerja luar keluarga.

Page 59: OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk ... tanaman

Tenaga kerja dalam keluarga untuk kegiatan usahatani jagung dan cabai berturut-

turut adalah 8.37 HOK/mt/ha, dan 31.8 HOK/mt/ha sedangkan untuk tenaga kerja

luar keluarga berturut-turut adalah 9.2 HOK/mt/ha, dan 39.89 HOK/mt/ha.

Frekuensi tenaga kerja luar keluarga lebih besar dibandingkan dengan tenaga

dalam keluarga.

Tenaga kerja yang digunakan dalam keluarga pada sistem tumpang sari jagung

dan cabai yakni rata-rata 40.17 HOK/mt/ha sedangkan untuk tenaga kerja luar

keluarga yakni 49.09 HOK/mt/ha. Hal ini menunjukkan bahwa petani di Desa

Buana Sakti pada umumnya sudah menggunakan tenaga kerja yang tersedia

secara optimal. Usahatani tumpang sari yang dilakukan di Desa Buana Sakti

menggunakan tenaga kerja yang berbeda jumlahnya antara tenaga kerja luar

keluarga dan tenaga kerja dalam keluarga. Perbedaan penggunaan tenaga kerja

diakibatkan minimnya pendapatan sehingga para petani mengerjakan

usahataninya sendiri agar pendapatan diperoleh sendiri atau dalam keluarga

sendiri.

g. Pendapatan

Hasil perbandingan pendapatan pada usahatani jagung dan cabai merah dengan

pola tanam tumpang sari. Analisis usahatani jagung dan cabai merah secara

tumpang sari dapat dilihat pada tabel 11 berikut.

Page 60: OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk ... tanaman

Tabel 11. Analisis Pendapatan Usahatani Jagung dan Cabai Merah Di Desa Buana

Sakti

Uraian Jagung (Rp) Cabai (Rp)

I. Penerimaan 4.264.532,26 12.774.194

Biaya Produksi

1. Bibit 317.258 514.677,4

2. Tenaga Kerja

- Dalam Keluarga 620.967,7 2.185.685

- Luar Keluarga 479.919,4 2.401.008,1

3. Pupuk 900.645,2 1.339.435

4. Pestisida 121.451,613 1.261.065

5. Penyusutan 388.536,03 648.167,74

II. Total Biaya

- Biaya Tunai 1.817.177 5.516.185,48

- Biaya Diperhitungkan 2.828.777,96 8.350.038,7

III. Pendapatan

- Atas Biaya Tunai 2.447.354 7.258.008

- Atas Biaya Diperhitungkan 1.435.754,3 4.424.154,8

IV. R/C Ratio 1,52 1,51

Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2016

Berdasarkan tabel 11 menunjukkan bahwa pendapatan jagung dan cabai atas biaya

tunai yakni Rp. 2.447.354,- dan Rp.7.258.008,- dengan total biaya secara berturut-

turut Rp. 1.817.177,- dan Rp. 5.516.185,48,-. Sedangkan pendapatan usahatani

jagung dan cabai atas biaya yang diperhitungkan secara berturut-turut Rp.

1.435.754,- dan Rp. 4.424.155,- dengan total biaya yaitu Rp. 2.828.777,98,- dan

Rp. 4.424.154,8,-. Pendapatan yang diperoleh petani dalam jangka waktu selama

120 hari sedangkan untuk cabai pendapatan baru diperoleh selama jangka waktu

100 hari. Untuk menganalisis efisiensi usahatani tumpang sari jagung dan cabai

maka pengujian dilakukan dengan menggunakan rumus R/C ratio.

Berdasarkan hasil analisis tersebut diketahui bahwa R/C Ratio usahatani untuk

jagung dan cabai secara berturut-turut 1,52 dan 1,51. R/C merupakan

perbandingan antara jumlah total penerimaan dengan jumlah total biaya yang

Page 61: OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk ... tanaman

dikeluarkan selama satu periode. Suatu usaha dinilai menguntungkan jika R/C

rasio > 1. Dapat disimpulkan dari hasil analisis tersebut usahatani jagung dan

cabai telah menguntungkan karena jumlah R/C ratio masing-masing tanaman

lebih dari satu. Setiap modal Rp. 1,00 akan kembali sebanyak Rp. 1,52 untuk

jagung dan Rp. 1,51 untuk tanaman cabai.

4.5 Nilai Optimal Untuk Usahatani Jagung dan Cabai

Usahatani jagung dan cabai memiliki tujuan untuk memaksimisasi keuntungan

dengan kendala berdasarkan sumber daya yang dimiliki. Menurut Atkhiston dan

Robert (2004) kendala dibagi berdasarkan sumber daya yaitu berupa faktor

produksi. Faktor produksi meliputi kendala lahan, kendala tenaga kerja dan

kendala modal yang dapat dimasukkan ke dalam program linier untuk

mendapatkan luas lahan, kendala hari orang kerja, dan modal yang optimal untuk

usahatani jagung dan cabai sebagai berikut:

Maksimumkan Z = 1435754X1 + 4424155X2

Kendala:

Luas lahan (m2) : 2500X1 +2500 X2 <= 5000

Tenaga kerja (HOK) : 18.48X1 + 71.815X2 <= 90.302

Modal (Rp) : 2828778X1 + 8350039X2 <= 11178820

Nilai fungsi tujuan maksimumkan Z diperoleh dari rata-rata pendapatan bersih Rp.

1.435.754 untuk jagung (X1) dan Rp. 4.424.155 untuk cabai (X2). Sedangkan

fungsi kendala untuk luas lahan rata-rata yang digunakan untuk masing-masing

tanaman jagung dan cabai yaitu 2500 m2 dengan batasan sumber daya diperoleh

Page 62: OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk ... tanaman

dari rata-rata luas lahan yang digunakan petani untuk penanaman jagung dan cabai

yaitu 5000 m2. Untuk kendala tenaga kerja, rata-rata tenaga kerja yang digunakan

untuk jagung (X1) sebesar 18.48 HOK/mt/ha dan 71.815 HOK/mt/ha untuk cabai

dengan batasan sumber daya rata-rata tenaga kerja yang digunakan untuk jagung

dan cabai yaitu 90.302 HOK/mt/ha. Sedangkan untuk kendala modal dilihat dari

rata-rata biaya keseluruhan yang dikeluarkan untuk jagung (X1) sebesar Rp.

2.828.778,00 untuk cabai (X2) Rp. 8.350.039,00 dengan rata-rata batasan sumber

daya modal jagung dan cabai yaitu Rp.11.178.820,00.

Tabel 12. Solusi Optimal Usahatani Jagung dan Cabai

Jagung (X1) Cabai (X2) RHS Dual

Maximize 1435754 4424155

Luas Lahan 2500 2500 <= 5000 0

Tenaga Kerja 18.48 71.815 <= 90.302 10777.01

Modal 2828778 8350039 <= 11178820 0.4371

Solution-> 0.9988 1.0004 5859985

Sumber: Data Primer (olahan)

a. Solusi optimal

Hasil pengolahan data secara linier programming diperoleh nilai koefisien untuk

fungsi tujuan 0,9988 untuk usahatani jagung dan 1,0004 untuk usahatani cabai,

sehingga pendapatan petani dengan usaha yang sama dimusim tanam mendatang

dapat ditingkatkan dari sebesar Rp. 5.859.900,00 menjadi Rp. 5.859.985,00

dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada pada petani yaitu penggunaan

lahan, modal dan tenaga kerja. Dari hasil olah data tersebut dapat dijelaskan

bahwa penanaman yang dilakukan petani di Desa Buana Sakti sudah optimal

karena pendapatan aktual dengan pendapatan optimal hanya berbeda Rp. 85,00.

Page 63: OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk ... tanaman

Tabel 13. Rentan Koefisien Fungsi Tujuan (Renging)

Variable Value

Reduced

Cost

Original

Val

Lower

Bound

Upper

Bound

Jagung (X1) 0.9988 0 1435754 1138458 1498790

Cabai (X2) 1.0004 0 4424155 4238086 Infinity

Constraint

Dual

Value Slack/Surplus

Original

Val

Lower

Bound

Upper

Bound

Luas Lahan 0 1.9771 5000 4998.023 Infinity

Tenaga Kerja 10777.01 0 90.302 90.295 96.1441

Modal 0.4371 0 11178820 10499550 Infinity

Sumber: Data Primer (olahan)

b. Penggunaan lahan

Keadaan usahatani jagung dan cabai yang dilakukan oleh petani di Desa Buana

Sakti pada satu musim tanam tahun 2015 setelah dilakukan pengolahan data

menggunakan program linier programming POM Windows 3 ternyata

menunjukkan kondisi yang belum optimal karena terdapat nilai slack/surplus

sebesar 1,9771. Namun sumber daya lahan yang berlebihan hanya sedikit karena

sebagian besar lahan telah diusahakan oleh petani. Luas lahan memiliki dual value

sebesar 0 hal tersebut menunjukkan bahwa sumber daya ini tidak mempunyai

opportunity cost sehingga bila luas lahan ditambah tidak berpengaruh pada

keuntungan petani.

c. Penggunaan Tenaga Kerja

Hasil optimalisasi penggunaan sumber daya tenaga kerja pada menunjukkan nilai

slack/surplus sebesar 0,00 ini berarti sumberdaya tenaga kerja ditingkat petani

responden memiliki status tidak berlebihan dan telah dimanfaatkan sepenuhnya.

Sumber daya tenaga kerja memiliki nilai dual value/shadow price sebesar

Page 64: OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk ... tanaman

10777.01 ini berarti sumber daya tenaga kerja mempunyai opportunity cost

sehingga penambahan kapasitas tenaga kerja 1 HOK akan mengakibatkan

penambahan keuntungan/pendapatan optimal sebesar Rp. 10.777,00.

d. Modal

Hasil optimalisasi penggunaan sumber daya modal menunjukkan nilai

slack/surplus sebesar 0,00 ini berarti sumber daya modal ditingkat petani

responden memiliki status tidak berlebihan dan telah dimanfaatkan sepenuhnya.

Sumber daya modal memiliki nilai dual value/shadow price sebesar 0.4371 ini

berarti sumber daya modal mempunyai opportunity cost sehingga penambahan

kapasitas modal Rp.1,00 akan mengakibatkan penambahan

keuntungan/pendapatan optimal sebesar Rp. 0,4371.

e. Produksi optimal

Pendapatan optimal usahatani jagung dan cabai pada satu musim tanam diperoleh

melalui produksi optimal yaitu usahatani jagung sebesar 1.717,09 kg dan cabai

sebesar 1.064,94 kg dengan produksi aktual sebelum dilakukan optimalisasi yaitu

1731,77 kg untuk jagung dan cabai 1064,52 kg. Produksi optimal tersebut

diperoleh dengan cara menentukan terlebih dahulu penerimaan total (Total

Revenue/TR) pada kondisi optimal dari masing-masing usahatani lalu dibagi

dengan harga masing-masing produk. Penerimaan optimal diperoleh dengan

mengalikan penerimaan aktual dengan koefisien dari masing-masing usahatani

(dalam Erli dkk, 2013).

Page 65: OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk ... tanaman

f. Selang Kepekaan Penggunaan Sumber Daya

Semakin sempit rentang nilai terendah (lower bound) dan nilai tertinggi (upper

bound) yang ditampilkan dari hasil ranging data maka semakin tinggi tingkat

sensitivitas sumber daya yang digunakan terhadap perubahan. Usahatani jagung

memiliki selang sensitivitas antara nilai aktual dan nilai tertinggi (upper bound)

paling sempit (lihat pada tabel 13) ini menunjukkan bahwa usahatani jagung lebih

sensitive terhadap perubahan sumber daya. Tabel analisis sensitivitas nilai

koefisien fungsi kendala menunjukkan tenaga kerja merupakan sumber daya yang

peka terhadap perubahan (fungsi kendala aktif) sehingga penggunaan sumber daya

ini ditingkat petani perlu dijaga.

Page 66: OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk ... tanaman

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di Desa Buana Sakti Kecamatan

Batanghari Kabupaten Lampung Timur pada tahun 2016, maka dapat ditarik

beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil analisis optimalisasi didapati solusi luas lahan optimal yang

menunjukkan hasil untuk jagung yaitu sebesar 2497 m2 dan 2500 m

2 untuk

cabai. Hasil tersebut menunjukkan bahwa luas lahan yang digunakan untuk

cabai sudah optimal karena luas lahan aktual dan luas lahan optimal memiliki

jumlah yang sama namun luas lahan untuk jagung belum optimal karena

terdapat kelebihan luas lahan yang belum dimanfaatkan sepenuhnya sebesar 3

m2.

2. Berdasarkan hasil analisis optimalisasi produksi, kondisi produksi pada saat

aktual tidak berbeda jauh pada saat kondisi optimal untuk produksi cabai.

Kondisi produksi kondisi optimal sebesar 1064,94 kg. Sedangkan untuk

produksi jagung saat kondisi optimal yaitu 1717,09 kg sehingga dapat

disimpulkan bahwa produksi jagung telah optimal karena produksi aktual

melebihi produksi optimal namun produksi cabai belum optimal karena

produksi aktual lebih rendah dari produksi optimal sebesar Rp. 0,42 kg.

Page 67: OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk ... tanaman

3. Tingkat pendapatan setelah dilakukan optimalisasi adalah sebesar Rp.

5.859.985,00 lebih besar dari pendapatan aktual petani Rp. 5.859.900,00.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka saran yang dapat diberikan

adalah:

1. Peningkatan pendapatan keluarga petani dengan mengembangkan kombinasi

pola optimal usahatani jagung dan cabai merah secara lebih intensif.

2. Petani harus mengefisienkan kegiatan produksinya sehingga biaya yang

dikeluarkan petani dapat ditekan serendah mungkin. Sehingga pendapatan

maksimal akan didapatkan oleh petani.

Page 68: OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk ... tanaman

DAFTAR PUSTAKA

Abdulrodjak. 1996. Evaluasi Proyek. Gramedia. Bandung.

Antara, Made. 2014. Optimalisasi Alokasi Sumberdaya Pada Sistem Usahatani

Lahan Kering Di Desa Kerta Gianyar Bali. Jurnal Ekonomi Kuantitatif

Terapan 7 (1) Halaman: 35-51.

Anwar, A. dan B. Nasendi. 1985. Program Linier dan Variasinya. Gramedia.

Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Rineka Cipta. Jakarta.

Badan Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BP2TP) Republik

Indonesia. 2003. Petunjuk Teknis Penelitian dan Pengkajian Nasional

Hortikultura dan Indikator Pembangunan Pertanian.

http://www.ina.org.id/knoma-hpsp/pa/MoA-06 juknis_hortikultura.pdf

(diakses tanggal 25 Oktober 2016)

Badan Pusat Statistik. 2012. Rata-rata Impor dan Ekspor Jagung Tahun 2004-

2011. BPS Pusat. Jakarta.

Badan Pusat Statistik. 2014. Luas Lahan di Indonesia Tahun 2009-2013. BPS.

Jakarta.

Badan Pusat Statistik. 2015. Definisi Lahan Sempit. BPS. Jakarta.

Badan Pusat Statistik. 2016. Luas Panen Jagung di Kabupaten Lampung Timur

Tahun 2011-2015. BPS. Lampung Timur.

Badan Pusat Statistik. 2016. Luas Panen Jagung di Provinsi Lampung Tahun

2011-2015. BPS. Lampung.

Badan Pusat Statistik. 2016. Produksi Jagung Menurut Provinsi di Indonesia

Tahun 2011-2015. BPS. Jakarta.

Basri, Hasan. 2008. Dasar-dasar Agronomi Edisi Revisi Karya. PT Raja Grafindo

Persada. Jakarta.

Batanghari Dalam Angka. 2014. Luas Tanam, Luas Panen, dan Produksi

Tanaman Palawija di Kecamatan Batanghari Tahun 2013. BPS. Batanghari.

Page 69: OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk ... tanaman

Bronson. 1991. Teori dan Soal-Soal Operations Research. Erlangga. Jakarta.

Damanik, Sabarman. 2008. Optimasi Usahatani Jambu Mete Dengan Tanaman

Tumpang Sari di Lombok Barat. Nusa Tenggara Barat. Bul Litro XIX (1)

Halaman: 100-108. http://balitro.litbang.deptan.go.id

Damayanti, Widoretno. 2010. Presepsi Petani Terhadap Budidaya Wijen Di

Kabupaten Sukoharjo. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Departemen Pertanian. 2003. Tanaman Cabai. Puslitbang Hortikultura.

Departemen Pertanian. 2012. Road Map Pencapaian Sasaran Produksi Jagung

Tahun 2012. Jakarta.

Effendi, S. dan Sulistiati. 1991. Bercocok Tanam Jagung. CV Yasaguna. Jakarta.

Erli dkk. 2013. Optimalisasi Usahatani Padi dan Sayuran Pada Musim Gadu di

Kota Singkawang. Jurnal Social Economic of Agriculture Vol 2 (2) Halaman:

75-84.

Hadisaputra. 1973. Biaya dan Pendapatan Di Dalam Usahatani. Departamen

Ekonomi Pertanian UGM. Yogyakarta.

Harijati, Sri. 2003. Potensi Dan Pengembangan Kopetensi Agribisnis Petani

Berlahan Sempit, Kasus Petani Sayuran di Kota dan Pinggir Jakar. IPB.

Bogor.

Herlina N. 1996. Pengaruh Waktu Tanam dan Kepadatan Tanaman Selada

Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Merah dalam Sistem

Tumpang sari. Agrivita 19 (2) Halaman: 74 - 78.

Kementrian Pertanian. 2015. Penggunaan Jagung Impor Dalam Industri Pakan

Periode Tahun 2014-2015. Jakarta.

Khalik dkk. 2013. Optimasi Pola Tanam Usahatani Sayuran Selada Dan Sawi Di

Daerah Produksi Padi. Jurnal Agrisep 1 (14) Halaman: 19 - 27.

Lampung Dalam Angka. 2015. Produksi Jagung dan Produksi Cabai Menurut

Kabupaten di Provinsi Lampung Tahun 2014. BPS. Lampung.

Lampung Timur Dalam Angka. 2016. Luas Panen Jagung dan Cabai Menurut

Kecamatan di Kabupaten Lampung Timur Tahun 2015. BPS. Lampung

Timur.

Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. Lembaga Pendidikan dan

Penerangan Ekonomi dan Sosial. Jakarta.

Page 70: OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk ... tanaman

Muthiah, Ridla. 2004. Optimalisasi Usahatani Tanaman dan Ternak Kambing-

Domba di Desa Pasawahan Kecamatan Kabupaten Sukabumi. Institut

Pertanian Bogor. Bogor.

Neti, Suriana. 2012. Cabai Sehat dan Berkhasiat.Yogyakarta.

Nuraeni, Yeni. 2000. Analisis Usahatani Tumpangsari Jagung dan Kacang Tanah

Dengan Sistem Sewa Lahan. IPB. Bogor.

Padmowiharjo, S. 2001. Masalah Khusus. Universitas Terbuka.

Perdana, Marliana. 2011. Analisis Komparatif Usahatani Tumpangsari Jagung

dan Kacang Tanah Dengan Monokultur Jagung di Kabupaten Wonogiri.

UNS. Wonogiri.

Purnomo dan Heni, P. 2007. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul. Penebar

Swadaya. Jakarta.

Rukmana, Rahmat. 2010. Jagung Budidaya, Pascapanen, dan

Penganekaragaman Pangan. Aneka Ilmu. CV Semarang.

Soeharjo, A dan D. Patong. 1973. Sendi-sendi Pokok Ilmu Usahatani. Institut

Pertanian Bogor. Bogor.

Soenardi dan N. Soedibyo. 2001. Tumpangsari Tanaman Jarak dan Wijen

Sebagai Salah Satu Usaha Untuk Meningkatkan Potensi Lahan. Warta

Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri 6 (2) Halaman: 3-5.

Subana, M. dan Sudrajat. 2001. Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah. CV Pustaka

Pelajar. Bandung.

Sumarwan, Ujang. 2004. Perilaku Konsumen Teori Dan Penerapannya Dalam

Pemasaran. Ghalia Indonesia. Bogor.

Suprapto HS. 1991. Bertanam Jagung. Penebar Swadaya. Jakarta.

Taha. 1996. Riset Operasi Edisi Kelima. Penerbit Bina Rupa Aksara. Jakarta.

Thahir. 1999. Tumpang Gilir. PCU Yasaguna. Jakarta.

Widodo, W. D. 2002. Memperpanjang Umur Produktif Cabai. Penebar. Jakarta.

Winardi. 1999. Pengantar Manajemen Penjualan. PT Citra Aditya Bakti.

Bandung.

Page 71: OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk ... tanaman

Lampiran 1. Kuisioner Usahatani

OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA PENGELOLAAN

USAHATANI TUMPANG SARI (JAGUNG DAN CABAI MERAH)

DI DESA BUANA SAKTI KECAMATAN BATANGHARI

KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

(Kuisioner)

Nama Responden : ……………………………………

No Responden : ……………………………………

Alamat : ……………………………………

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN (STIPER)

DHARMA WACANA METRO

TAHUN 2016

Page 72: OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk ... tanaman

KUISIONER USAHATANI

I. Identitas Responden

1. Nama : ………………………………

2. Umur : ……………………………….tahun

3. Desa : ………………………………

4. Kecamatan : ………………………………

5. Pendidikan : ………………………………

6. Kepemilikan Lahan : Sewa/Sendiri

7. Luas Lahan Garap : ………………………………m2

- Jagung : ………m2

- Cabai : ………m2

8. Panen Dalam Satu Tahun : 1. Jagung ……………........kali

2. Cabai ………………......kali

11. Cara Pemasaran : Konsumen/Pasar/Agen

12. Sumber Modal : Sendiri/Pinjaman/Bunga Modal

13. Pekerjaan Selain Petani : PNS/Wiraswasta/Wirausaha

14. Pendapatan Dalam Satu Tahun : ……………………………..rupiah

15. Pengalaman Berusahatani : ……………………………………

16. Pola tumpang sari : ……………………………………

17. Jarak tanam : ……………………………………

18. Pengadaan bibit bagaimana : …………………………………….

19. Umur panen : - Jagung : …………………………

- Cabe : …………………………

Page 73: OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk ... tanaman

II. Analisis Usahatani Jagung

No Jenis Kegiatan Jumlah Unit Harga Jumlah

1

2

3

PENERIMAAN

- Hasil Penjualan Jagung

BIAYA

Biaya Variabel

a. Bibit Jagung

b. Pupuk

- Urea

- Tsp

- Kcl

- Za

- Kandang Kambing

Biaya Tetap

a. Penyusutan

b. Bunga Modal Kredit

c. Saprodi

- Cangkul

- Sabit

- Tengki

- Koret

PENDAPATAN BERSIH

Nilai Tenaga Kerja

Keluarga

- Penanaman

- Pemupukan

- Perawatan

- Pasca panen

Nilai Tenaga Kerja Luar

Keluarga

- Penanaman

- Pemupukan

- Perawatan

- Pasca panen

PENDAPATAN SETELAH

DIKURANGI TK

Page 74: OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk ... tanaman

III. Analisis Usahatani Cabai

No Jenis Kegiatan Jumlah Unit Harga Jumlah

1

2

3

PENERIMAAN

- Hasil Penjualan Cabai

BIAYA

Biaya Variabel

a. Bibit Cabai

b. Pupuk

- Urea

- Tsp

- Kcl

- Za

- Kandang Kambing

Biaya Tetap

a. Penyusutan

b. Bunga Modal Kredit

c. Saprodi

- Cangkul

- Sabit

- Tengki

- Koret

PENDAPATAN BERSIH

Nilai Tenaga Kerja

Keluarga

- Penanaman

- Pemupukan

- Perawatan

- Pasca panen

Nilai Tenaga Kerja Luar

Keluarga

- Penanaman

- Pemupukan

- Perawatan

- Pasca panen

PENDAPATAN SETELAH

DIKURANGI TK

Page 75: OPTIMALISASI LAHAN SEMPIT DENGAN POLA …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/53/1/skripsi.pdf · untuk usahatani jagung dan cabai merah dan mengetahui produksi optimal untuk ... tanaman