optimalisasi investasi dana haji menggunakan...
TRANSCRIPT
-
OPTIMALISASI INVESTASI DANA HAJI MENGGUNAKAN SINGLE
INDEX MODEL PADA BADAN PENGELOLA KEUANGAN HAJI
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
SOPIATUNNIQMAH
11160860000035
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H / 2020 M
-
ii
OPTIMALISASI INVESTASI DANA HAJI MENGGUNAKAN SINGLE
INDEX MODEL PADA BADAN PENGELOLA KEUANGAN HAJI
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Sopiatunniqmah
NIM: 11160860000035
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si. RR. Tini Anggraeni, ST, M.Si.
NIP. 197701222003121001 NIDN. 2010088001
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H/2020 M
-
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Jumat Tanggal 8 November Tahun Dua Ribu Sembilan Belas telah
dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasisawa:
1. Nama : Sopiatunniqmah 2. NIM : 11160860000035 3. Jurusan : Ekonomi Syariah 4. Judul Skripsi : Optimalisasi Investasi Dana Haji Menggunakan Single
Index Model pada Badan Pengelola Keuangan Haji
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 24 Juli 2019
1. Dr. Sofyan Rizal, M.Si. ( ) NIP. 197604302011011002 Penguji I
2. Dwi Nur’aini Ihsan, MM. ( ) NIP. 197710212014112001 Penguji II
-
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Kamis 9 Juli 2020 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
1. Nama : SOPIATUNNIQMAH
2. NIM : 11160860000035
3. Jurusan : Ekonomi Syariah
4. Judul Skripsi : Optimalisasi Investasi Dana Haji Menggunakan Single
Index Model pada Badan Pengelola Keuangan Haji
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di
atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 9 Juli 2020
1. Dwi Nur’aini Ihsan, SE., MM (________________)
NIP. 197710212014112001 Ketua
2. Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M. Si (________________)
NIP. 197701222003121001 Pembimbing I
3. RR. Tini Anggraeni, M. Si (________________)
NIDN. 2010088001 Pembimbing II
4. Ir. M. Nadratuzzaman Hosen, MS., M. Sc., Ph. D (________________)
NIP. 196106241985121001 Penguji Ahli
-
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Sopiatunniqmah
NIM : 11160860000035
Jurusan : Ekonomi Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggung jawabkan.
2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah orang lain. 3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data. 5. Mengerjakan sendiri karya dan mampu bertanggung jawab atas karya
ini.
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap
dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, Mei 2020
Yang Menyatakan
Sopiatunniqmah
-
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Identitas Diri
1. Nama : Sopiatunniqmah
2. Tempat & Tanggal Lahir : Bogor, 1 Januari 1999
3. Alamat : Jalan Raya Sadeng No. 108 RT
01/02 Kec. Leuwisadeng, Kabupaten
Bogor
4. Nomor HP : 0858 6317 3813
5. Email : [email protected]
II. Pendidikan
1. TK Al-Khoeriyah Sadeng : 2003 – 2004
2. MIN 1 Bogor : 2004 – 2010
3. MTsN 2 Bogor : 2010 – 2013
4. SMAN 1 Leuwiliang : 2013 – 2016
5. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta : 2016 – 2020
III. Pengalaman Organisasi
1. Pengurus Departemen Hubungan Antar Lembaga HMJ Ekonomi
Syariah FEB UIN Jakarta (2017)
2. Pengurus Departemen Advokasi dan Kesejahteraan Mahasiswa
DEMA FEB UIN Jakarta (2018)
3. Bendahara Kuliah Kerja Nyata (KKN) Suba Masa di Desa Kampung
Sawah, Bogor (2019)
mailto:[email protected]
-
vii
ABSTRACT
This study aims to analyze the formation and the measurement performance
of the optimal portfolio of hajj fund investment instruments which is managed by
The Hajj Financial Management Agency (BPKH). This study uses secondary data.
The optimal portfolio formation uses the Single Index Model and the measurement
of optimal portfolio performance uses the Sharpe Index, Jensen Index, and Treynor
Index which is helped by Microsoft Excel and SPSS. The sample of this study
consists of eight different investment instruments during 2019 with purposive
sampling as a determining sampling method.
The result of this study shows that only five decent instruments that become
an optimal portfolio candidate that is SDHI DAU, SDHI, RDST, Corporate Sukuk,
and SBSN USD from the eight investment instruments which is formed by BPKH in
the investment sector. All of the instruments shows good performance in one
optimal portfolio that has been formed.
Keywords: Optimal Portfolio, Single Index Model, Sharpe Index, Jensen Index,
Treynor Index.
-
viii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pembentukan dan pengukuran
kinerja portofolio optimal dari instrumen investasi dana haji yang dikelola oleh
Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH). Data yang digunakan merupakan data
sekunder dan metode yang digunakan dalam pembentukan portofolio optimal yaitu
Single Index Model. Pengukuran kinerja portofolio optimal menggunakan Indeks
Sharpe, Indeks Jensen, dan Indeks Treynor dengan bantuan program Microsoft
Excel dan SPSS. Sampel penelitian ini terdiri dari delapan instrumen investasi yang
berbeda selama Tahun 2019 dengan purposive sampling sebagai metode penentuan
sampel.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya terdapat lima instrumen yang
layak menjadi kandidat portofolio optimal yaitu SDHI DAU, SDHI, RDST, Sukuk
Korporasi, dan SBSN USD dari delapan instrumen investasi yang dibentuk oleh
BPKH dalam sektor investasi. Kelima instrumen menunjukkan kinerja yang baik
dalam satu portofolio optimal yang telah terbentuk.
Kata Kunci: Portofolio Optimal, Single Index Model, Indeks Sharpe, Indeks
Jensen, Indeks Treynor.
-
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji dan syukur penulis panjatkan atas rahmat
dan hidayah yang telah diberikan oleh Allah SWT kepada penulis selama proses
penyusunan skripsi ini yang berjudul “Optimalisasi Investasi Dana Haji
Menggunakan Single Index Model pada Badan Pengelola Keuangan Haji”.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad
SAW, beserta keluarga dan para sahabat yang telah menuntun manusia dari zaman
kebodohan hingga zaman peradaban yang terang benderang.
Penyusunan skripsi ini ditujukan sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan masa studi strata satu (S1) guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
(S.E) dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, dan sebagai wujud tertulis pengamalan ilmu semasa kuliah
yang diterima oleh penulis.
Penulis menyadari bahwa banyak orang-orang di sekitar penulis yang ikut
terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dukungan berupa semangat dan doa yang selama ini dipanjatkan, sangat berarti
bagi penulis. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Allah Subhanahu Wa Ta’ala., yang selalu melimpahkan nikmat sehat,
iman, dan islam sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan sebaik-
baiknya skripsi ini.
2. Ibunda Farida Husin Thalib dan Ayahanda Usup Supriadi yang
senantiasa memberikan kasih sayang dan dukungan berupa moril
maupun materil selama ini tanpa henti. Kakak dan adik penulis, yang
selalu menjadi tempat berkeluh kesah penulis selama penulisan skripsi
ini.
-
x
3. Bapak Prof. Dr. Amilin, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Dr. Erika Amelia, S.E., M.Si., selaku Ketua Jurusan Ekonomi
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M. Si, selaku Dosen Pembimbing
skripsi yang telah meluangkan waktu untuk memberi arahan, evaluasi,
dan masukan di tengah kesibukannya untuk membimbing penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
6. Ibu RR. Tini Anggraeni, S.T., M.Si, selaku Dosen Pembimbing skripsi
yang telah meluangkan waktu untuk memberi arahan, evaluasi, dan
masukan di tengah kesibukannya untuk membimbing penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
7. Ibu Endra Kasni Laila Yuda, S. Ag., M. Si., selaku dosen pembimbing
akademik.
8. Seluruh jajaran dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang selama masa
perkuliahan telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat dan
berharga kepada penulis.
9. Badan Pengelola Keuangan Haji, terutama Divisi Treasury dan
Pengendalian Keuangan di Bidang Keuangan, atas kesempatan yang
diberikan kepada penulis untuk melakukan penelitian pada instansi ini
dengan lingkungan yang nyaman.
10. Sahabat yang sejak awal jumpa hingga saat ini masih saling mendukung
dan mendoakan, serta teman berjuang dalam mengerjakan tugas akhir
ini.
11. Teman-teman seperjuangan Ekonomi Syariah Angkatan Tahun 2016,
semoga selalu dalam lindungan Allah SWT dan kelak kita semua bisa
dipertemukan kembali dalam keadaan sukses.
12. Terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu, yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga kebaikan mereka semua mendapat balasan berlipat ganda dari
Allah SWT.
-
xi
Hasil penelitian ini masih sangat jauh dari kata sempurna. Di dalamnya
masih terdapat banyak sekali kekurangan sehubungan dengan keterbatasan
pengetahuan maupun pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh sebab itu, segala
bentuk saran dan masukan dari berbagai pihak serta kritik yang membangun, sangat
penulis harapkan demi penulisan dan pengetahuan yang lebih baik.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, April 2020
Sopiatunniqmah
NIM 11160860000035
-
xii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI .................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .................................................. iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................................................... vi
ABSTRACT ..................................................................................................... vii
ABSTRAK ....................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xviii
BAB I .................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 11
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 12
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 12
BAB II .............................................................................................................. 14
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... 14
A. Teori –teori Terkait dengan Penelitian ..................................................... 14
1. Konsep Tentang Optimalisasi .............................................................. 14
2. Investasi .............................................................................................. 15
3. Konsep Tingkat Pengembalian (Return) dan Risiko (Risk) Investasi .... 16
4. Teori Portofolio ................................................................................... 21
5. Return Portofolio ................................................................................. 25
6. Risiko Portofolio.................................................................................. 26
-
xiii
7. Teori Single Index Model .................................................................... 27
8. Pengukuran Kinerja Porotoflio ............................................................. 28
9. Instrumen Investasi Dana Haji ............................................................. 30
10. Dana BPIH (Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji) ................................ 44
11. Dana Abadi Umat (DAU) .................................................................... 47
B. Penelitian Terdahulu ............................................................................... 47
C. Kerangka Pemikiran ................................................................................ 56
BAB III ............................................................................................................. 57
METODOLOGI PENELITIAN ...................................................................... 57
A. Populasi dan Sampel ............................................................................... 57
B. Sumber Data ........................................................................................... 58
C. Metode Pengumpulan Data...................................................................... 59
D. Metode Analisis Data .............................................................................. 61
E. Definisi Operasional Variabel ................................................................. 74
BAB IV ............................................................................................................. 77
TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................... 77
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ......................................................... 77
B. Temuan Hasil Penelitian .......................................................................... 78
12. Indeks Pasar Uang Antar Bank Syariah (PUABS) ................................ 78
13. Return Investasi ................................................................................... 79
C. Pembahasan ............................................................................................ 81
1. Statistik Deskriptif .................................................................................. 81
2. Menghitung Actual Return, Expected Return, dan Standar Deviasi tiap
Instrumen Investasi ..................................................................................... 88
3. Menghitung Actual Return, Expected Return, dan Standar Deviasi Pasar 91
4. Menghitung Alpha (α), Beta (β), dan Variance Error (σ2) tiap Instrumen
Investasi ..................................................................................................... 92
5. Mencari Risk Free Rate ........................................................................... 94
6. Menghitung Excess Return to Beta (ERB) .............................................. 95
-
xiv
7. Menghitung Cut Off Point (C*) ............................................................... 96
8. Menghitung Bobot tiap Instrumen Investasi (Wi) .................................... 98
9. Menghitung Expected Return dan Standar Deviasi Portofolio................ 101
10. Menghitung Kinerja Portofolio............................................................ 102
BAB V ............................................................................................................. 105
SIMPULAN DAN SARAN ............................................................................ 105
A. Simpulan ............................................................................................... 105
B. Saran ..................................................................................................... 106
-
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Instrumen Penempatan Keuangan BPKH per Oktober 2019 (Dalam
Jutaan Rupiah) ..................................................................................................... 7
Tabel 2.1. Penyaluran dan Sumber Penyaluran Nilai Manfaat 2018 .................... 80
Tabel 2.2. Besaran BPIH dari Tahun 2009-2019 ................................................ 44
Tabel 2.3. Besaran BPIH 2019 per Embarkasi .................................................... 46
Tabel 3.1. Notasi Imbal Hasil Tiap Instrumen .................................................... 60
Tabel 3.2. Definisi Operasional Variabel ............................................................ 74
Tabel 4.1. Pasar Uang Antar Bank Syariah Selama 12 Bulan Periode 2019 ........ 79
Tabel 4.2. Statistik Deskriptif SDHI DAU ......................................................... 82
Tabel 4.3. Statistik Deskriptif SDHI ................................................................... 83
Tabel 4.4. Statistik Deskriptif SBSN – PBS ....................................................... 83
Tabel 4.5. Statistik Deskriptif Sukuk Korporasi ................................................. 84
Tabel 4.6. Statistik Deskriptif RDPUS ............................................................... 85
Tabel 4.7. Statistik Deskriptif RDST .................................................................. 86
Tabel 4.8. Statistik Deskriptif Penyertaan Saham BMI ....................................... 87
Tabel 4.9. Statistik Deskriptif SBSN USD ......................................................... 87
Tabel 4.10. Expected Return dan Standar Deviasi Individual Instrumen Investasi
.......................................................................................................................... 89
Tabel 4.11. Expected Return dan Standar Deviasi Pasar ..................................... 91
Tabel 4.12. Alpha (α), Beta (β), dan Variance Error (σei2) tiap Instrumen
Investasi............................................................................................................. 92
Tabel 4.13. Excess Return to Beta (ERB) ........................................................... 95
Menghitung Cut Off Point (C*) .......................................................................... 96
Tabel 4.15. Bobot Masing-masing Instrumen Investasi ...................................... 99
-
xvi
Tabel 4.16. Instrumen Penempatan Dana Portofolio Optimal (Dalam Jutaan
Rupiah) ............................................................................................................ 100
Tabel 4.17. Expected Return dan Standar Deviasi Portofolio ............................ 101
Tabel 4.18. Penilaian Kinerja Portofolio........................................................... 103
-
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Komposisi Instrumen Investasi Dana Haji yang ditempatkan oleh
BPKH ................................................................................................................ 8
Gambar 4.1 Bobot Tiap Instrumen Investasi ..................................................... 96
-
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Risk Free Rate Periode 2019 ........................................................ 112
Lampiran 2: Return Investasi (Excess Return) .................................................. 113
Lampiran 3: Statistik Deskriptif ....................................................................... 114
Lampiran 4: Hasil Hitung A, B, C Tiap Instrumen Investasi ............................. 115
Lampiran 5: Zi, Wi, α, β, dan σ Portofolio Investasi Optimal ........................... 116
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Investasi sangat erat kaitannya dengan istilah “jangan tempatkan
seluruh telur yang dimiliki dalam satu keranjang”. Jika keranjang yang
digunakan untuk menampung seluruh telur itu jatuh, maka telur yang ada di
dalam keranjang tersebut akan pecah seluruhnya sehingga menyebabkan
kerugian. Untuk menghindari hal tersebut, lebih baik jika telur-telur di
tempatkan pada keranjang yang berbeda. Sama halnya dengan investasi.
Investor lebih baik untuk menempatkan modal yang dimilikinya ke berbagai
instrumen investasi yang berbeda seperti deposito, saham, emas, dan
instrumen lainnya.
Secara garis besar, investasi dapat diartikan sebagai suatu usaha
menanamkan modal dan komitmen yang dilakukan saat ini atas modal
tersebut dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa depan.
Penanaman modal atau investasi yang dilakukan saat ini merupakan bentuk
pengorbanan kekayaan agar mendapatkan keuntungan yang lebih banyak di
masa depan dengan adanya tingkat risiko tertentu. Investasi menghadirkan
berbagai jenis pilihan yang berbeda, baik dalam aset riil yang investasinya
terdapat dalam bentuk properti, emas, dan karya seni, maupun dalam bentuk
finansial seperti saham, obligasi, dan derivatif. Risiko dan tingkat
keuntungan (return) dalam setiap instrumen investasi tersebut tentunya
berbeda.
-
2
Risiko dan return memiliki pola hubungan yang searah. Artinya,
bahwa semakin besar risiko yang berani diambil oleh investor maka akan
menghasilkan return yang diharapkan semakin besar pula, atau lebih
dikenal dengan istilah high risk, high return.
Dalam mengelola keuangan haji di Indonesia, pemerintah
diharuskan menggunakan investasi berdasarkan prinsip Islam di mana
dalam instrumen investasi khususnya menggunakan sistem bagi hasil serta
mengedepankan prinsip kehati-hatian dengan tingkat risiko yang rendah
bahkan yang mendekati bebas risiko.
Saat ini, pengelolaan keuangan haji telah diserahkan kepada Badan
Pengelola Keuangan Haji (BPKH) yang melanjutkan tanggung jawab
pengelolaan keuangan haji yang sebelumnya dikelola oleh Kementrian
Agama melalui Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah.
Sedangkan saat ini Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah
lebih banyak terlibat pada manajemen dan operasional penyelenggaraan
ibadah haji dan umrah. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah sangat
menyadari akan pentingnya pengelolaan dana haji sehingga harus diberikan
perhatian khusus dengan cara mendirikan lembaga yang berdiri independen
agar dapat secara langsung mengelola keuangan haji.
Pada tahun 2014 melalui Undang – Undang Nomor 34 Tahun 2014
telah ditetapkan bahwasanya pengelolaan keuangan haji diserahkan kepada
Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH). BPKH adalah lembaga negara
yang bertugas mengelola dan mengembangkan dana haji dalam sistem
-
3
keuangan berdasarkan prinsip syariah yang bersifat kooperatif dan dengan
karakter khusus. Berdasarkan Undang – Undang Republik Indonesia Nomor
34 Tahun 2014, BPKH bersifat mandiri dan bertanggung jawab secara
langsung kepada Presiden Republik Indonesia melalui Menteri Agama.
Proses pembentukan hingga beroperasinya BPKH relatif panjang.
BPKH baru beroperasi secara resmi pada pertengahan tahun 2017. Hal ini
dikarenakan setelah BPKH terbentuk dan ditetapkan melalui Keputusan
Presiden, keuangan yang ada di Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah
harus diaudit terlebih dahulu oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Setelah itu masih harus dilakukan audit lagi oleh Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP). BPKH dirikan berdasarkan pada
amanat Undang – Undang Nomor 34 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
Keuangan, BPKH sebagai lembaga negara eksekutor dan regulator
seharusnya sudah berdiri sejak undang-undang ini diterbitkan. Tetapi
lembaga keuangan haji ini baru didirikan pada tanggal 26 Juli 2017.
Walaupun terdapat masa transisi yang cukup panjang, pemerintah
memastikan selama masa peralihan dari Ditjen PHU ke BPKH, operasional
keuangan haji tidak terganggu.
Beroperasi berdasarkan undang-undang tersendiri (lex specialis)
untuk mengemban layanan umum. Status tersebut diperlukan karena BPKH
adalah lembaga negara pengelola keuangan haji secara khusus dengan
sumber dana dari jemaah haji yang terdiri dari Biaya Penyelenggaraan
Ibadah Haji (BPIH) atau sumber penerimaan jemaah haji dalam bentuk
-
4
lainnya, tetapi tetap beroperasi dengan prinsip akuntabel, transparansi, dan
profesional yang ditetapkan dalam sistem keuangan berdasarkan prinsip
syariah.
Berdasarkan laporan keuangan Badan Pengelola Keuangan Haji
(BPKH), jumlah jemaah haji tunggu sampai dengan tahun 2018 telah
mencapai sekitar 4,04 juta untuk jemaah haji reguler dan 91 ribu untuk
jemaah haji khusus dengan jumlah rata-rata jemaah haji yang mendaftar
sebanyak 500.000 orang per tahun, sedangkan kuota haji tahunan Indonesia
hanya sebanyak 221.000 orang. Dana setoran awal yang terkumpul dari
Penyelenggaraan Ibadah Haji (PIH) setiap tahunnya mengalami
peningkatan sehingga aset yang dimiliki oleh BPKH setiap tahunnya
meningkat pula. Berdasar pada data Kementrian Agama, disebutkan bahwa
saldo dana setoran awal pada Juli 2017 mencapai Rp98 Triliun dan
sedangkan pada tahun 2019 mencapai Rp113 Triliun dan per Mei 2020
sudah lebih dari Rp135 Triliun.
Pemerintah telah menetapkan setoran awal Biaya Penyelengggaraan
Ibadah Haji (BPIH) untuk setiap calon jemaah haji reguler adalah sebesar
Rp25.000.000 yang disetorkan kepada Bank Penerima Setoran Biaya
Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPS – BPIH) dan BPIH khusus sebesar
$4.000 yang disetorkan kepada Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK)
yakni agen travel yang ditunjuk Kementrian Agama RI. Sedangkan untuk
keseluruhan biaya yang diharuskan perjemaah haji reguler bisa mencapai
Rp70.000.000 dan untuk jemaah haji khusus adalah $8.000. dana yang
-
5
kurang mencapai setengahnya ini disubsidi oleh pemerintah melalui nilai
manfaat yang diperoleh dari penempatan dana haji di bank maupun investasi
yang dilakukan oleh pengelola keuangan haji yang telah dibentuk melalui
perundang-undangan.
Undang – undang Nomor 34 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
Keuangan Haji pasal 24 ayat (a) menyebutkan bahwa BPKH sebagai
pengelola dana haji dalam melaksanakan tugasnya berwenang untuk
menempatkan dan menginvestasikan keuangan haji sesuai dengan prinsip
syariah, kehati-hatian, keamanan, dan nilai manfaat; dan pasal 24 ayat (b)
menyebutkan keuangan haji dapat juga ditempatkan atau diinvestasikan
dengan melakukan kerja sama dengan lembaga lain dalam rangka
pengelolaan keuangan haji.
Selain itu, BPKH berkewajiban terkait peningkatan nilai manfaat
dana jemaah haji itu hanya bisa dicapai melalui pengelolaan keuangan yang
efektif, efisien, transparan, dan akuntabel.
Dalam undang-undang tersebut juga dijelaskan tentang pengelolaan
keuangan haji yang dilakukan dalam bentuk investasi yang nilai manfaatnya
digunakan untuk peningkatan kualitas penyelenggaraan ibadah haji,
rasionalitas, dan efisiensi BPKH, juga untuk kemaslahatan umat Islam.
Diharapkan nilai manfaat atau imbal hasil yang didapat dari hasil investasi
menghasilkan keuntungan yang signifikan agar dapat meningkatkan
kualitas pelayanan dalam rangka penyelenggaraan ibadah haji. Keuntungan
-
6
ini berupa subsidi biaya pemondokan selama berada di tanah suci, biaya
perjalanan haji di tanah suci, dan lain-lain. (Primadhany, 2017)
Undang – Undang Nomor 34 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan
Keuangan Haji Pasal 48 Ayat (1) menyebutkan bahwa penempatan dan/atau
investasi Keuangan Haji dapat dilakukan dalam bentuk produk perbankan,
surat berharga, emas, investasi langsung dan investasi lainnya. Pasal (2)
menjelaskan bahwa penempatan dan/atau investasi Keuangan Haji
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan prinsip
syariah dengan mempertimbangkan aspek keamanan, kehati-hatian, nilai
manfaat, dan likuiditas. Adapun yang dimaksud dengan aspek keamanan
adalah mengantisipasi adanya risiko kerugian pengelolaan keuangan haji
untuk menjamin pembiayaan penyelenggaraan ibadah haji, sehingga
pengelolaan atas keuangan haji yang harus dilakukan dengan
mengedepankan aspek keamanan. Selain itu, aspek lain yang harus
dipertimbangkan dalam melakukan investasi adalah aspek risiko gagal
bayar, reputasi, pasar, dan operasional.
BPKH secara garis besar menempatkan asetnya dalam beberapa
instrumen investasi yang diantaranya adalah deposito, sukuk, reksa dana,
dan penyertaan saham. Beberapa instrumen investasi tersebut menghasilkan
kombinasi yang membentuk portofolio tujuan investasi BPKH. Berikut
tabel yang menunjukkan penyebaran aset yang dikelola BPKH ke berbagai
instrumen penempatan.
-
7
Tabel 1.1. Instrumen Penempatan Keuangan BPKH per Oktober 2019
(Dalam Jutaan Rupiah)
Liquidity Level
Total
% Komposisi
IDR
I Kas/Setara Kas 368.667 0,32%
i Kas - -
ii Giro 103.599 0,09%
iii Tabungan 265.068 0,23%
II Penempatan 48.969.623 42,96%
i Deposito 48.969.623 42,96%
III Investasi 64.638.448 56,71%
i SDHI DAU 3.230.890 2,83%
ii SDHI 26.750.000 23,47%
iii SBSN-PBS 10.702.416 9,39%
iv Sukuk Korporasi 2.543.000 2,23%
v RDPUS 1.137.944 1,00%
vi RDST 20.249.889 17,77%
vii Penyertaan Saham BMI 24.309 0,02%
Total 113.976.738 100%
Sumber: Divisi Treasury dan Pengendalian Keuangan Badan Pengelola
Keuangan Haji, 2019
Berdasarkan tabel di atas, BPKH menempatkan aset yang
dikelolanya terbagi menjadi tiga instrumen yakni kas/setara kas,
penempatan (di Bank melalui deposito syariah), dan investasi. Karena aset
-
8
yang dikelola oleh BPKH adalah amanah umat, yakni adalah titipan dari
calon jemaah haji di seluruh Indonesia, maka dalam pengelolaannya dalam
memperoleh nilai manfaat haruslah yang memiliki risiko rendah, bahkan
menuju free risk walaupun dalam prinsip investasi adalah low risk low
return, BPKH tidak mungkin memilih instrumen investasi yang memiliki
high risk walaupun high return karena dana yang dikelolanya adalah
amanah atau titipan dari calon jemaah haji.
Instrumen terbesar dana yang ditempatkan oleh BPKH adalah di
bidang investasi yakni sebesar 56,71%, bidang penempatan sebesar 42,96%,
dan untuk kas/setara kas sebesar 0,32%. Instrumen penempatan pada bank
berbasis syariah yang hingga saat ini menjadi pilihan BPKH adalah deposito
berjangka syariah, karena instrumen ini mendekati free risk. Sedangkan
untuk instrumen investasi diantaranya adalah SDHI DAU (Sukuk Dana Haji
Indonesia Dana Abadi Umat), SDHI (Sukuk Dana Haji Indonesia), SBSN –
PBS (Surat Berharga Syariah Negara – Project Based Sukuk), Sukuk
Korporasi, RDPUS (Reksa Dana Pasar Uang Syariah), RDST (Reksa Dana
Syariah Terproteksi), dan Penyertaan Saham Bank Muamalat Indonesia
(BMI), dengan komposisi sebagai berikut.
Gambar 1.1 Komposisi Instrumen Investasi Dana Haji yang
ditempatkan oleh BPKH (Dalam Jutaan Rupiah)
-
9
Sumber: BPKH, Data Diolah
Berdasarkan gambar di atas, instrumen investasi terbanyak
ditempatkan pada SDHI dengan komposisi sebesar 41,384%, RDST sebesar
31,328%, SBSN – PBS sebesar 16,557%, SDHI DAU sebesar 4, 998%,
Sukuk Korporasi sebesar 3,934%, RDPUS sebesar 1,760%, dan yang
terkecil adalah Penyertaan Saham BMI dengan komposisi sebesar 0,038%
dari total dana investasi yang ditempatkan BPKH yakni senilai
Rp64.638.448.000.000.
Setiap instrumen tentunya memiliki tingkat pengembalian dan risiko
yang beragam. Oleh karenanya, diperlukan diverisifikasi pada berbagai
instrumen investasi yang terbentuk pada satu portofolio. Menyadari dana
yang ditempatkan untuk investasi sangat besar jumlahnya, maka diperlukan
pembentukan portofolio investasi yang optimal. Portofolio optimal
0.000%5.000%10.000%15.000%20.000%25.000%30.000%35.000%40.000%45.000%
-
5,000,000
10,000,000
15,000,000
20,000,000
25,000,000
30,000,000
Nominal Komposisi
-
10
berisikan instrumen-instrumen investasi yang akan memberikan return yang
tinggi diimbangi dengan risiko tertentu.
Harry Markowitz (1952) mengembangkan sebuah model yang dapat
digunakan dalam menentukan pilihan portofolio pada suatu periode dengan
tingkat risiko tertentu untuk meningkatkan keuntungan yang diharapkan
(expected return). Memaksimalkan keuntungan yang diharapkan dengan
meminimalkan risiko yang didefinisikan dengan varian dari imbal hasil
merupakan tujuan terbentuknya model Markowitz. Pada tahun 1963, teori
model Markowitz dikembangkan oleh William Sharpe dengan analisis yang
dikenal dengan single index model. Menurut Septyanto (2014), model
analisis yang diperkenalkan oleh William Sharpe ini merupakan bentuk
penyederhanaan dari teori model Markowitz. Single index model
memperkecil input analisis teori portofolio dan mengurangi jumlah variabel
yang perlu dihitung, serta dapat digunakan ntuk menghitung return
ekspektasi dan risiko portofolio. Pada penelitian ini menggunakan metode
analisis single index model karena dapat digunakan untuk menghitung
return ekspektasi dan risiko portofolio, selain itu metode single index model
perhitungannya lebih sederhana dari model Markowitz. (Adiningrum, 2016)
Penentuan kombinasi proporsi investasi pada beberapa jenis
investasi yang bisa menghasilkan tingkat pengembalian yang optimal
melalui nilai manfaat yang akan dirasakan jemaah haji merupakan fokus
pada penelitian ini. Tingkat imbal hasil (return) yang diperoleh dan risiko
(risk) yang akan dihadapi merupakan hal penting untuk menentukan
-
11
keputusan alokasi aset investasi. Keputusan penentuan alokasi aset investasi
untuk memperoleh portofolio terbaik antara risiko dan imbal hasil harus
diperhatikan oleh para manajer portofolio investasi. Menurut Tandelilin
(2017) pilihan investasi berkaitan dengan penentuan dan seleksi kelas-kelas
aset investasi dalam keputusan alokasi aset. Keputusan alokasi aset juga
berkaitan dengan beberapa bagian dari keseluruhan dana milik investor
yang akan diinvestasikan dalam kelas aset tersebut.
BPKH menghadapi keterbatasan dalam berinvestasi karena adanya
pembatasan oleh pemerintah mengenai instrumen investasi. Pengukuran
tingkat optimasi komposisi portofolio investasi akual BPKH diperlukan
untuk mengatasi keterbatasan tersebut.
Berdasarkan uraian latar belakang yang dijelaskan di atas, maka
penulis tertarik untuk mengangkat tema tersebut ke dalam bentuk skripsi
“Optimaliasi Investasi Dana Haji Menggunakan Single Index Model
pada Badan Pengelola Keuangan Haji”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, rumusan masalah yang diangkat
dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah deskripsi portofolio investasi dana haji pada Badan
Pengelola Keuangan Haji?
2. Bagaimanakah komposisi portofolio optimal dana haji yang dibentuk
menggunakan Single Index Model?
-
12
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin dicapai penulis adalah:
1. Untuk menganalisis deskripsi portofolio investasi dana haji pada Badan
Pengelola Keuangan Haji.
2. Untuk menganalisis komposisi portofolio optimal dana haji yang
dibentuk menggunakan Single Index Model.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Hasil penelitian akan menjadi pembelajaran dan menambah ilmu
serta wawasan yang lebih luas mengenai pengelolaan dana haji yang
dilakukan oleh BPKH melalui instrumen investasi haji dan
optimalisasinya.
2. Bagi Akademisi
Diharapkan mampu memberikan kontribusi teoritis dan dapat
berguna bagi pengembangan pengetahuan mengenai optimalisasi
investasi dana haji.
3. Bagi Praktisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
seluruh lapisan masyarakat umum dan khususnya bagi calon jemaah haji
tentang pengelolaan dana haji yang telah disetorkan dapat dikelola
dengan baik dan optimal oleh pemerintah melalui BPKH sehingga
terciptanya rasa aman dan percaya kepada pemerintah. Selain itu, agar
-
13
dapat memberikan perhatian khusus dan pengawasan terhadap kinerja
BPKH mengingat yang dikelola adalah amanah dari para calon jemaah
haji.
-
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori – Teori Terkait dengan Penelitian
1. Konsep Tentang Optimalisasi
Optimal menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah yang tertinggi,
terbaik, dan paling menguntungkan. Sedangkan optimalisasi adalah upaya
pengoptimalan yang artinya proses, cara, dan perbuatan yang menjadikan paling
baik.
Optimalisasi adalah proses untuk mencari solusi yang terbaik, tidak selalu
harus keuntungan yang paling tinggi. Jika tujuan pengoptimalan adalah
memaksimumkan keuntungan maka nilai yang paling tinggi bisa dicapai, atau
jika tujuan pengoptimalan adalah meminimumkan biaya, maka tidak selalu biaya
yang paling kecil yang bisa ditekan. (Siringringo, 2005)
Dapat disimpulkan bahwa optimalisasi ini menunjukkan bahwa dalam
mencari solusi yang terbaik dalam suatu maslaah tertentu tidak selalu melibatkan
keuntungan paling tinggi yang akan dicapai tetapi bagaimana meminimukan
biaya-biaya yang ada, agar masalah tersebut dapat dikelola dengan baik dan
optimal. Optimalisasi adalah suatu proses dalam melakukan perbuatan/pekerjaan
dan bernilai paling baik dengan cara melakukan perencanaan yang matang serta
dikerjakan dengan baik.
-
15
2. Investasi
1. Pengertian Investasi
Investasi pada hakekatnya merupakan penempatan sejumlah dana
yang dilakukan dengan harapan agar memeperoleh keuntungan di masa
mendatang, dengan penempatan yang dilakukan di masa sekarang.
Investasi secara umum dapat dibedakan menjadi dua, pertama yaitu
investasi pada financial assets yang dilakukan di pasar uang, misalnya
berupa sertifikat deposito, commercial paper, surat berharga pasar uang,
dan lainnya atau dilakukan di pasar modal, misalnya berupa saham,
obligasi, warrant, opsi, dan lainnya. Sedangkan jenis investasi yang
kedua yaitu investasi pada real assets, diwujudkan dalam bentuk
pembelian aset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan,
pembukaan perkebunan, dan lainnya. (Halim, 2015)
2. Jenis Investasi
a. Investasi Langsung
Membeli aktiva keuangan yang dapat diperjualbelikan di
pasar uang (money market), pasar modal (capital market), atau pasar
turunan (derivative market) merupakan jenis investasi yakni investasi
langsung. Selain itu, membeli aktiva keuangan yang tidak dapat
diperjual-belikan juga merupakan investasi langsung. Biasanya bank
komersial yang menyediakan aktiva keuangan yang tidak dapat
diperjualbelikan. Seluruh aktiva tersebut beragam dapat berupa
sertifikat deposito atau tabungan di bank. (Hartono, 2017)
-
16
b. Investasi Tidak Langsung
Jenis investasi ini dilakukan dengan cara pembelian surat
berharga dari perusahaan investasi, yakni perusahaan yang
menawarkan jasa keuangan dengan cara menjual sahamnya ke publik
dan diinvestasikan ke dalam portofolionya menggunakan dana yang
diperoleh dari hasil penjualan tersebut. Ini berarti bahwa perusahaan
investasi membentuk portofolio investasinya sendiri yang diharapkan
portofolionya optimal. Portofolio investasi perusahaan ini nantinya
dijual secara eceran kepada publik dalam bentuk saham-sahamnya.
(Hartono, 2017)
3. Konsep Tingkat Pengembalian (Return) dan Risiko (Risk) Investasi
a. Tingkat Pengembalian (Return)
Dalam berinvestasi, tujuan utama para investor adalah
memaksimalkan return yang didapat dengan mempertimbangkan besaran
risiko yang harus diterimanya. Return merupakan imbalan atas keberanian
investor dalam menanggung risiko atas investasi yang telah diambilnya.
Selain itu, dengan adanya return maka para investor akan termotivasi
dalam berinvestasi. Menurut Brigham dan Houston (2006), return atau
tingkat pengembalian dihitung melalui selisih antara jumlah yang diterima
dan jumlah yang telah diinvestasikan, lalu dibagi dengan jumlah yang
diinvestasikan.
-
17
Return realisasian atau yang biasa disebut return aktual dan return
ekspektasian adalah dua jenis return yang ada pada saham atau investasi.
Return yang dihitung berdasarkan data historis adalah return realisasian
sedangkan return ekspektasian adalah return yang diharapkan akan
diperoleh oleh investor di masa mendatang. Return realisasian atau return
aktual berguna sebagai dasar pengukuran untuk return ekspektasian dan
risiko di masa mendatang. (Jogiyanto, 2009)
Return realisasian atau return aktual dapat dihitung menggunakan
rumus berikut. (Brigham dan Houston, 2006)
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 (𝑅) = 𝑃1 − 𝑃0
𝑃0
Keterangan:
P1 = Harga untuk periode t
P0 = Harga untuk periode t-1
Sedangkan return ekspektasian atau tingkat keuntungan yang
diharapkan dapat dihitung menggunakan rumus berikut. (Husnan, 2005)
E(Ri) = ∑ 𝑃𝑖𝑗 𝑥 𝑅𝑖𝑗𝑛𝑗=1
Keterangan:
E(Ri) = Return ekspektasian dari investasi i
-
18
Pij = Probabilitas memperoleh tingkat keuntungan pada investasi i
Rij = Tingkat keuntungan pada investasi i
n = Banyaknya peristiwa yang mungkin terjadi
Dalam keuangan haji, return atau imbal hasil lebih dikenal
dengan istilah nilai manfaat. Nilai manfaat merupakan imbal hasil yang
didapatkan oleh BPKH sebagai pengelola keuangan haji atas seluruh
instrumen investasi yang berasal dari direct cost jemaah haji. Menurut
Abimanyu (2018), saat ini nilai manfaat dana haji telah menunjukkan
kemajuan yang cukup pesat. Adapun kegunaan dari nilai manfaat adalah
sebagai sumber indirect cost yang dapat memenuhi total biaya yang
diperlukan setiap calon jemaah haji yang telah mendaftar. Selain itu, nilai
manfaat juga berguna untuk biaya operasional BPKH.
a. Risiko (Risk)
Risiko merupakan perbedaan yang kemungkinan terjadi antara
return realisasian yang diterima dengan return ekspektasian. Dalam
berinvestasi, berbagai kemungkinan dapat terjadi. Apabila return
realisasi yang diterima lebih tinggi atau sama dengan return
ekspektasinya, maka dapat dikatakan investor akan mengalami
keuntungan. Sebaliknya apabila return realisasi lebih rendah dari return
ekspektasi atau bahkan terjadi kemungkinan tidak kembalinya dana yang
diinvestasikan pada suatu instrumen investasi, maka investor tersebut
-
19
mengalami kerugian. Oleh karenanya, perlu ada tingkat risiko untuk
mengukur setiap kemungkinan yang akan terjadi di masa depan. Dengan
kata lain, risiko adalah kemungkinan yang terdiri dari berbagai faktor
yang dapat menyebabkan dana tidak kembali atau mengalami kerugian
dalam suatu investasi.
Setiap instrumen yang termasuk ke dalam kategori investasi,
dapat dipastikan memiliki risiko. Karena investasi dan risiko merupakan
satu kesatuan yang sudah melekat. Besar kecilnya risiko dalam
berinvestasi ditentukan dari hasil yang diharapkan. Semakin besar hasil
atau return yang diharapkan, maka akan mengandung risiko yang besar
pula di dalamnya. Oleh karenanya diperlukan pemahaman yang lebih
akan risiko yang berkaitan dengan alternatif investasi yang terdiri dari
risiko likuiditas, hasil yang tidak pasti, hasil yang dapat hilang, nilai
investasi yang turun hingga risiko hilangnya modal dalam investasi
tersebut.
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/25/PBI/2009
Tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum, Pasal 4 Ayat
(1) yang berbunyi: risiko sebagaimana dimaksud dalam pasal 2
mencakup:
a. Risiko Kredit, adalah risiko yang terjadi karena dalam memenuhi
kewajiban kepada bank debitur dan/atau pihak lain mengalami
kegagalan bayar.
-
20
b. Risiko Pasar, adalah risiko yang terjadi akibat perubahan secara
keseluruhan dari kondisi pasar, termasuk risiko perubahan harga
option pada posisi neraca dan rekening administratif termasuk
transaksi derivatif.
c. Risiko Likuiditas, adalah risiko akibat ketidakmampuan Bank untuk
memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus
kas dan/atau dari aset likuid kerjualitas tinggi yang dapat digunakan,
tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan Bank.
d. Risiko Operasional, risiko akibat ketidakcukupan dan/atau tidak
berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem,
dan/atau adanya kejadian-kejadian eksternal yang mempegaruhi
operasional bank.
e. Risiko Hukum, adalah risiko akibat tuntutan hukum dan/atau
kelemahan aspek yuridis.
f. Risiko Reputasi, adalah risiko akibat menurunnya tingkat
kepercayaan stakehoder yang bersumber dari persepsi negatif
terhadap bank.
g. Risiko Stratejik, adalah risiko suatu keputusan stratejik serta
kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis akibat
ketidaktepatan dalam pengambilan dan/atau pelaksanaan.
h. Risiko Kepatuhan, adalah risiko yang terjadi akibat peraturan
perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku tidak dipatuhi
dan/atau tidak dilaksanakan oleh bank.
-
21
Dalam pengukurannya, risiko dapat diukur melalui nilai standar
deviasi, berikut persamaannya. (Fakhruddin dan Hadianto, 2001)
σi = ∑[𝑅𝑖𝑗− 𝐸 (𝑅𝑖)]2
𝑛
𝑀
𝑗=1
Keterangan:
Rij = Tingkat pengembalian aktual pada investasi i
E(Ri) = Tingkat pengembalian yang diharapkan pada investasi i
N = Jumlah periode yang mungkin terjadi
4. Teori Portofolio
Gabungan atau kombinasi atau sekumpulan aset, baik berupa
aset riil (real assets) maupun aset finansial (financial assets) yang
dimiliki oleh investor disebut portofolio (Halim, 2015). Dalam
menentukan portofolio, investor harus cerdas dan selektif. Investasi
harus ditempatkan pada instrumen yang berbeda untuk meminimalisir
risik, sehingga diperlukan diversifikasi instrumen investasi. Apabila
seorang investor menanamkan modalnya di pasar modal, maka investor
tersebut harus menentukan saham mana saja yang harus dipilhnya
karena akan lebih baik jika sahamnya terdiversifikasi.
Portofolio efisien merupakan portofolio yang baik, tetapi belum
yang terbaik. Portofolio yang efisien belum tentu merupakan portofolio
-
22
optimal. Faktor yang baik antara return yang diharapkan atau faktor
risikonya, hanya salah satu faktor yang dimiliki oleh portofolio efisien,
belum terbaik keduanya. Sedangkan portofolio optimal merupakan
portofolio yang memiliki kombinasi faktor return yang diharapkan dan
faktor risiko yang terbaik (Tania, 2019).
Langkah-langkah dalam menentukan investasi portofolio adalah
sebagai berikut. (Husnan, 2005)
a. Menentukan Kebijakan Investasi
Investor harus menentukan tujuannya dalam
berinvestasi dan menentukan seberapa besar investasi yang
akan ditanam sebagai tahap awal dalam kegiatan investasi.
Investor tidak bisa mengatakan bahwa tujuan utamanya
dalam berinvestasi adalah mencari keuntungan yang
sebesar-besarnya karena akan ada kerugian yang akan
dihadapinya. Hal ini disebabkan oleh adanya korelasi antara
keuntungan (return) dan risiko yang diperoleh dalam
berinvestasi. Jadi, dalam berinvestasi harus dinyatakan
tujuannya baik dalam mencari keuntungan maupun risiko.
b. Analisis Sekuritas
Analisis sekuritas adalah analisis yang dilakukan
terhadap masing-masing sekuritas dalam portofolio yang
dibentuk. Pada perkembangannya, ada dua pendapat
mengenai analisis sekuritas, yaitu sebagai berikut.
-
23
1) Pendapat pertama menyatakan bahwa sekuritas itu bisa
saja harganya salah (mispriced), bisa saja harganya
terlalu tinggi maupun terlalu rendah. Analisis ini
bertujuan untuk mendeteksi kemungkinan tersebut pada
masing-masing sekuritas. Ada dua cara yang bisa
dilakukan untuk menganalisis sekuritas, yakni analisis
fundamental dan analisis teknikal. Pada analisis
fundamental, investor dapat melakukan serangkaian
pencarian informasi mengenai sekuritas yang diterbitkan
oleh bursa efek maupun emiten.
2) Pasar modal sangat efisien merupakan pendapat yang
dinyatakan oleh pendapat kedua. Frekuensi risiko yang
berani diambil investor atau investor yang bersedia
menanggung risiko yang tinggi akan memilih sekuritas
yang berisiko tinggi pula, menjadi dasar dalam peralihan
sekuritas. Jadi, pendapat ini lebih mengukur pada
seberapa besar risiko yang berani ditanggung oleh
investor untuk mendapatkan keuntungan yang
diinginkan.
c. Pembentukan Portofolio
Pada tahap ini portofolio akan dibentuk dengan
serangkaian keputusan sekuritas mana saja yang akan
diambil oleh investor dan berapa banyak proporsi dana yang
-
24
akan ditanam pada setiap sekuritas tersebut. Investor
melakukan diversifikasi atau memilih sekuritas yang
berbeda dengan tujuan untuk meminimalisir risiko yang
ditanggung. Preferensi risiko, status pajak, dan pola
kebutuhan kas merupakan faktor yang menjadi pemilihan
sekuritas untuk portofolio.
d. Merevisi Portofolio
Perubahan terhadap portofolio kemungkinan saja
dapat terjadi pada tahap ini. Karena jika portofolio yang
telah dibentuk setelah dijalankan ternyata tidak lagi sesuai
dengan preferensi risiko investor atau tidak lagi optimal,
maka investor dapat melakukan perubahan portofolio
dengan merubah sekuritas-sekuritas penyusunnya.
e. Mengevaluasi Kinerja Portofolio
Pada tahap ini, tingkat keuntungan yang diperoleh
maupun risiko yang ditanggung perlu untuk diberikan
penilaian sebagai bentuk pegukuran kinerja portofolio.
Portofolio yang memberikan keuntungan yang lebih tinggi
dari portofolio yang lainnya belum tentu merupakan
portofolio yang optimal karena faktor risiko merupakan
faktor yang menjadi pertimbangan selain hanya keuntungan.
-
25
5. Return Portofolio
Investor seringkali melakukan kombinasi sekuritas atau
diversifikasi portofolio. Diversifikasi portofolio merupakan
sekumpulan instrumen investasi yang terdiri dari sekuritas yang
berbeda. Hal ini dikarenakan investor sebaiknya tidak menempatkan
seluruh dana yang dimilikinya dalam satu wadah investasi saja untuk
mengurangi risiko yang akan ditanggung.
Portofolio yang dibentuk perlu dihitung tingkat keuntungan
yang diharapkan dan standar deviasi tiap instrumen investasi yang
menyusunnya. Untuk menghitung tingkat keuntungan yang
diharapkan dari portofolio yang dibentuk sangatlah mudah yaitu
hanya dengan mencari rata-rata tertimbang dari tingkat keuntungan
yang diharapkan dari tiap instrumen investasi yang menyusunnya
seperti rumus berikut. (Husnan, 2005)
E(Rp) = ΣXi E(Ri)
Keterangan:
E(Rp) = Tingkat keuntungan yang diharapkan dari portofolio
Xi = Proporsi dana yang diinvestasikan pada investasi i
E(Ri) = Tingkat keuntungan yang diharapkan dari investasi i
-
26
6. Risiko Portofolio
Pada umumnya risiko dibagi menjadi dua, yakni risiko
sistematis (systematic risk) dan risiko tidak sistematis (unsystematic
risk). Perubahan yang terjadi di pasar secara keseluruhan, akan
mempengaruhi variabilitas tingkat pengembalian suatu investasi,
merupakan hal yang perlu diperhatikan untuk mengetahui risiko.
Dalam pengukurannya, variabel Beta (β) dapat digunakan sebagai
nilai ukur risiko sistematis. Sedangkan risiko tidak sistematis hanya
ada dalam satu perusahaan atau industri tertentu sehingga dapat
dihilangkan dengan melakukan diversifikasi. (Tandelilin, 2010)
Varians portofolio adalah kuadrat dari standar deviasi, rumus
umunya sebagai berikut.
σp2 = ∑ Xi𝑛𝑖−1
2𝜎𝑖2 + ∑ ∑ 𝑋𝑖𝑋𝑗𝜎𝑖𝑗𝑛𝑗=1
𝑛𝑖=1
Keterangan:
σp2 = varians portofolio
σi2 = varians investasi i
σij = kovarians investasi i dan investasi j
Adanya unsur korelasi antara tingkat keuntungan dari tiap
sekuritas yang membentuk portofolio, membuat perhitungan risiko
-
27
portofolio atau standar deviasi tingkat keuntungan portofolio menjadi
agak rumit. (Husnan, 2005)
7. Teori Single Index Model
Dalam menentukan portofolio optimal, investor dapat
menggunakan metode Markowitz atau metode SIM (Single Index
Model). Metode SIM merupakan analisis yang dikembangkan pada
tahun 1963 oleh William Sharpe. Single index model adalah bentuk
penyederhanaan dari metode perhitungan Markowitz yang mampu
mereduksi jumlah variabel yang perlu dihitung dan memperkecil input
analisis teori portofolio. Selain itu, metode single index model dapat
digunakan untuk menghitung return yang diharapkan dan risiko
portofolio. Menurut Jogiyanto (2008), dalam menentukan portofolio
optimal, apakah suatu sekuritas dapat dimasukkan ke dalam portofolio
optimal tersebut atau tidak, akan lebih mudah jika didasarkan pada
sebuah angka. Angka tersebut merupakan sebuah rasio antara ekses
return dengan beta (excess return to beta ratio).
Portofolio optimal hanya berisikan aktiva-aktiva yang
mempunyai nilai ERB (Excess Return to Beta) yang tinggi. Aktiva-
aktiva tersebut harus memiliki nilai ERB yang lebih besar atau sama
dengan nilai pada titik pembatas atau Cut Off Point. Nilai ERB yang
kurang dari titik pembatas tersebut, maka tidak akan dimasukkan ke
dalam portofolio optimal. Setelah mengetahui instrumen apa saja yang
-
28
masuk ke dalam portofolio optimal, selanjutnya adalah menentukan
proporsi dana untuk masing-masing instrumen tersebut.
8. Pengukuran Kinerja Porotoflio
Konsep pengukuran kinerja portofolio dikembangkan pada akhir
tahun 1960-an yang dipelopori oleh William Sharpe, Treynor, dan
Michael Jensen. Capital Market merupakan konsep yang menjadi dasar
dari konsep pengukuran kinerja portofolio. Composite (risk-adjusted)
Measure of Portfolio Performance adalah istilah lain yang dikenal pada
ketiga pengukuran ini. (Samsul, 2006)
a. Model Sharpe
Sharpe berpendapat bahwa cara memprediksi kinerja
portofolio di masa yang akan datang dapat menggunakan dua
ukuran, yaitu dengan menghitung tingkat pengembalian yang
diharapkan (expected return portfolio) dan nilai risiko dari
prediksi variabilitas (predicted variability of risk) yang
direfleksikan sebagai standar deviasi dan menghubungkan
antara besarnya tingkat pengembalian dan besarnya risiko
portofolio. Model Sharpe dapat dihitung melalui persamaan
berikut. (Samsul, 2006)
R/Vs = 𝐸(𝑅𝑝)−𝑅𝑓
𝜎𝑝
-
29
Keterangan:
R/Vs = Reward to Variability Ratio Model Sharpe
E(Rp) = Nilai rata-rata tingkat pengembalian portofolio
Rf = Tingkat bunga bebas risiko
σp = Standar deviasi portofolio sebagai tolak ukur risiko
b. Model Jensen
Pendapat yang dikemukakan Jensen adalah hasil
pengembalian yang dimaksud yakni tingkat pengembalian rata-
rata portofolio (Rp) masa lalu sedangkan tingkat minimum
pengembalian adalah pengembalian yang diharapkan. Dimana
CAPM (Capital Asset Pricing Model) merupakan rumus yang
digunakan oleh Jensen dalam modelnya, persamaannya sebagai
berikut. (Samsul, 2006)
E(Ri) = Rf + βi (Rm – Rf)
Keterangan:
E(Ri) = Tingkat pengembalian yang diharapkan untuk investasi
i
Rf = Tingkat bunga bebas risiko
βi = Koefisien Beta atau risiko sistematis untuk investasi i
Rm = Tingkat pengembalian pasar
-
30
c. Model Treynor
Treynor berpendapat bahwa dalam mengukur kinerja
portofolio adalah dengan dengan menggunakan rata-rata
pengembalian masa lalu sebagai pengembalian yang diharapkan
dan menggunakan koefisien beta sebagai tolak ukur risiko.
Model Treynor dapat dinyatakan melalui persamaan berikut.
(Samsul, 2006)
R/Vt = 𝐸(𝑅𝑝)−𝑅𝑓
𝛽𝑝
Keterangan:
R/Vt = Reward to Variability Ratio Treynor’s Model
E(Rp) = Rata-rata pengembalian portofolio
Rf = Tingkat bunga bebas risiko
βp = Beta portofolio sebagai tolak ukur risiko
9. Instrumen Investasi Dana Haji
a. SBSN (Surat Berharga Syariah Negara)
Menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2008, Surat
Berharga Syariah Negara selanjutnya disingkat SBSN, atau dapat
disebut Sukuk Negara, adalah surat berharga negara yang
-
31
diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, baik dalam mata uang
rupiah maupun valuta asing sebagai bukti atas bagian penyertaan
terhadap aset SBSN. Tujuan dari penerbitan SBSN menurut undang-
undang tersebut adalah untuk membiayai proyek-proyek pemerintah
dan juga membiayai APBN. Hal ini berarti bahwa SBSN diterbitkan
untuk bisa digunakan sebagai pembiayaan proyek-proyek tertentu
yang dilaksanakan oleh Pemerintah secara khusus, dan pembiayaan
APBN untuk menutup defisit anggaran secara umum.
Hingga saat ini, sudah tujuh jenis SBSN yang diterbitkan
oleh pemerintah yaitu sebagai berikut. (Nopijantoro, 2017)
1) Islamic Fixed Rate (IFR)
IFR pertama kali diterbitkan pada tahun 2008 dengan
menggunakan metode bookbuilding di pasar dalam
negeri. IFR merupakan jenis sukuk negara yang dijual
melalui proses lelang dan penempatan langsung (private
placement) kepada investor institusi/korporasi institusi.
Sukuk Negara seri IFR memiliki masa jatuh tempo lebih
dari satu tahun. Penerbitan IFR dilakukan dengan metode
lelang yang dilaksanakan secara berkala setiap bulannya
atau secara reguler semenjak tahun 2009. Kemudian
setelah tahun 2011, sukuk jenis ini tidak diterbitkan lagi,
dan diterbitkanlah seri Project Based Sukuk (PBS)
-
32
sebagai gantinya dan memiliki fitur yang relatif sama
dengan seri IFR.
2) Sukuk Ritel
Sukuk Ritel atau Sukri diterbitkan pertama kali tahun
2009, dengan dua skema ijarah yakni ijarah sale and
lease back dan ijarah asset to be leased. Sukuk Ritel
adalah sukuk negara yang pembeliannya melalui agen-
agen penjual yang telah ditunjuk, sebagai instrumen
investasi bagi Warga Negara Indonesia (WNI)
noninstitusi atau nonkorporasi. Sukri dapat dibeli dengan
nilai minimal lima juta rupiah dan maksimal lima miliar
rupiah. Kupon pada jenis sukuk ini bersifat fixed rate,
yang dibayarkan setiap bulan dan dapat diperjualbelikan.
3) Sukuk Dana Haji Indonesia (SDHI)
Sukuk Dana Haji Indonesia (SDHI) pertama kali
diterbitkan pada bulan Mei 2009. SDHI adalah seri
SBSN yang diterbitkan dengan metode penempatan
langsung (private placement) pada dana haji maupun
Dana Abadi Umat (DAU) melalui SDHI DAU
berdasarkan kesepakatan bersama (Memorandum of
Understanding/MoU) antara Kementrian Keuangan dan
Kementrian Agama tahun 2009. SBSN seri ini tidak
dapat diperdagangkan karena dikhususkan untuk dana
-
33
haji dan DAU. Jasa layanan haji merupakan underlying
asset yang digunakan pada SDHI berupa jasa
penerbangan (flight), makanan (catering), dan
pemondokan (housing).
SDHI sebenarnya diterbitkan untuk membantu
Badan Pengelola Keuangan Haji dalam memberikan
alternatif investasi yang aman dan menguntungkan.
Selain itu, membantu dalam hal transparansi penempatan
dana haji yang selama ini sering mendapat sorotan
masyarakat.
Akad yang digunakan pada SDHI adalah akad ijarah
al khadamat. Berdasar pada Organisasi Akuntansi dan
Audit untuk Lembaga Keuangan Islam (AAOIFI) Sharia
Standard Nomor 17, jenis sukuk ini menggunakan
underlying asset berupa jasa yang akan tersedia di masa
depan (certificates of ownership of describe future
service).
4) Surat Perbendaharaan Negara Syariah (SPNS)
Surat Perbendaharaan Negara Syariah (SPNS)
pertama kali diterbitkan pada tanggal 4 Agustus 2011,
dilaksanakan oleh Kementrian Keuangan melalui lelang
secara reguler pada penerbitan tahun selanjutnya. SPSN
adalah SBSN yang memiliki jangka waktu jatuh tempo
-
34
hanya sampai dengan 12 bulan, sehingga SPSN bisa juga
disebut sebagai SBSN dalam jangka pendek.
5) Project Based Sukuk (PBS)
PBS diterbitkan pertama kali tahun 2012 sebagai
ganti SBSN seri Islamic Fix Rate (IFR) dan memiliki
fitur yang relatif sama dari seri tersebut. PBS adalah
pembiayaan kegiatan atau proyek yang dilaksanakan
oleh Kementrian/Lembaga melalui sumber pendanaan
melalui penerbitan SBSN. PBS dijual kepada investor
yang berasal dari institusi atau korporasi, baik melalui
mekanisme penempatan secara langsung (private
placement) maupun melalui mekanisme lelang.
Metode penerbitan SBSN – PBS tentunya
menggunakan sistem syariah karena merupakan bagian
dari jenis SBSN. Hanya saja terdapat perbedaan antara
SBSN PBS dengan SBSN non PBS yakni pada
penggunaan dana atau pemanfaatan dana dari hasil
diterbitkannya SBSN. SBSN non PBS diterbitkan untuk
digunakan pada pembiayaan APBN secara umum
(general financing), untuk menutup defisit anggaran
khususnya, sedangkan SBSN – PBS dalam
penerbitannya digunakan untuk membiayai proyek atau
kegiatan tertentu yang dilaksanakan oleh
-
35
Kementrian/Lembaga. Sehingga dana hasil penerbitan
SBSN – PBS tidak dapat digunakan untuk tujuan lain
selain untuk membiayai proyek yang telah ditentukan
dalam APBN karena dana perolehan itu langsung di-
earmark atau dikhususkan untuk membiayai proyek
tersebut. (Nopijantoro, 2017)
Berdasarkan jenisnya, SBSN – PBS dibagi menjadi
dua.
a) Project underlying sukuk.
Pengalokasian pada APBN tahun anggaran
yang sedang berjalan merupakan dasar dari
transaksi SBSN – PBS, dengan menggunakan
proyek-proyek infrastruktur pemerintah yang
dilaksanakan oleh K/L. Proyek-proyek yang
dibiayai dengan rupiah murni yang berasal dari
penerimaan pajak serta digunakan untuk
pembangunan fisik yang umumnya digolongkan
dalam jenis belanja modal merupakan proyek-
proyek yang dipilih sebagai underlying asset
pada sukuk seri ini. Mekanisme pembiayaannya
adalah dengan cara menggunakan sumber dana
rupiah murni terlebih dahulu untuk membangun
proyek tersebut, kemudian setelah SBSN – PBS
-
36
diterbitkan, rupiah murni yang telah terpakai
akan diganti dengan dana hasil penerbitan sukuk
ini. Dengan kata lain, dana yang telah
dikeluarkan (revolving) akan diganti oleh dana
hasil penerbitan (proceeds). (Hariyanto, 2017)
b) Project financing sukuk
Sama dengan mekanisme APBN, penerbitan
sukuk negara yang akan membiayai proyek
infrastruktur juga melalui Badan Pembangunan
Nasional (Bappenas) yang diusulkan oleh
Kementrian/Lembaga dan diusulkan ke
Kementrian Keuangan untuk selanjutnya
diusulkan dalam UU APBN tahun bersangkutan.
Sumber pembiayaan proyek pada sukuk ini
dibuat semata-mata hanya bersumber dari SBSN
(earmarked) karena proyek infrastruktur hanya
dapat dibiayai melalui penerbitan Sukuk Negara
setelah proyek tersebut tercatat dalam dokumen
APBN.
6) Sukuk Tabungan
Penerbitan pertama sukuk seri ini adalah pada bulan
Agustus 2016. Sukuk Tabungan merupakan sukuk seri
sukuk ritel yang diterbitkan untuk dijual kepada investor
-
37
atau pembeli individu atau noninstitusi yang
bersyaratkan harus Warga Negara Indonesia (WNI).
Berbeda dengan sukuk ritel, sukuk tabungan dapat dibeli
dengan minimum pembelian lebih rendah senilai dua juta
rupiah sehingga lebih terjangkau.
7) Sukuk Valas (Global Sukuk)
Sukuk Valas atau global sukuk diterbitkan pertama
kali pada tahun 2016 di pasar internasional dalam mata
uang USD. Sukuk Valas adalah sukuk negara yang
menggunakan mata uang atau valuta asing dalam
penerbitannya di pasar internasional sebagai pasar
perdana. Sukuk negara jenis ini dapat diperdagangkan
(tradable) dengan tingkat imbal hasil (yield) yang
diberikan pada sukuk ini bersifat tetap.
Pada penelitian ini instrumen sukuk negara yang menjadi
instrumen investasi BPKH diantaranya adalah SBSN – PBS, SDHI,
dan Sukuk Valas atau SBSN USD.
b. Sukuk Korporasi
Menurut Otoritas Jasa Keuangan, Sukuk Korporasi adalah
instrumen berpendapatan tetap yang diterbitkan berdasarkan prinsip
syariah. Sedangkan sukuk korporasi menurut laman resmi PT Bursa
Efek Indonesia adalah sukuk yang diterbitkan oleh perusahaan, baik
-
38
perusahaan swasta maupun Badan Umum Milik Negara (BUMN),
berdasarkan peraturan OJK No. 18/POJK.04/2005 tentang
penerbitan dan persyaratan sukuk.
Aset yang menjadi dasar penerbitan sukuk yang diterbitkan oleh
pihak korporasi tidak boleh bertentangan dengan prinsip syariah di
Pasar Modal yang terdiri atas:
1. Aset berwujud tertentu.
2. Nilai manfaat atas aset berwujud tertentu baik yang sudah ada
maupun yang akan ada.
3. Jasa yang sudah ada maupun yang akan ada.
4. Aset proyek tertentu.
5. Kegiatan investasi yang telah ditentukan.
Berikut beberapa kriteria perusahaan dalam menerbitkan sukuk.
(Hamid, 2009)
1. Kegiatan usaha utama (core business) yang halal tidak
bertentangan dengan subtansi Fatwa No. 20/DSN-
MUI/IV/2001. Dalam fatwa tersebut dijelaskan bahwa jenis
kegiatan usaha yang termasuk ke dalam usaha yang
bertentangan dengan syariah Islam diantaranya sebagai
berikut.
a. Kegiatan yang didalamnya terdapat unsur perjudian dan
permainan yang tergolong judi atau perdagangan
terlarang.
-
39
b. Kegiatan memproduksi, mendistribusikan, dan
memperdagangkan makanan dan minuman haram.
Contohnya adalah produsen yang memproduksi
minuman beralkohol, tidak akan lolos seleksi karena
usahanya mengandung unsur haram yakni mengandung
alkohol.
c. Kegiatan memproduksi, mendistribusikan dana atau
menyediakan barang atau jasa yang dapat merusak moral
dan memiliki sifat yang mudharat. Contoh yang
termasuk ke dalam kategori ini adalah produsen rokok.
Walaupun dalam pengoperasiannya menghasilkan laba
dan memiliki nilai kapitalisasi saham yang besar, namun
produsen ini tidak akan lolos dalam segi syariah karena
tergolong usaha produksi barang yang memiliki sifat
mudharat.
2. Peringkat investasi dengan grade:
a. Fundamental usaha yang dimiliki harus kuat
b. Fundamental keuangan yang dimiliki harus kuat
c. Di mata publik memiliki citra yang baik
3. Apabila termasuk ke dalam komponen Jakarta Islamic Index
(JII) maka akan menambah keuntungan.
c. Reksa Dana Syariah
-
40
Menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor
19/POJK.04/2015 tentang Penerbitan dan Persyaratan Reksa Dana
Syariah, Pasal 1 Ayat (1) Reksa Dana Syariah adalah Reksa Dana
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tentang Pasar Modal
dan peraturan pelaksanaannya yang pengelolaannya tidak
bertentangan dengan Prinsip Syariah di Pasar Modal. Pasal 1 Ayat
(3) Reksa Dana Syariah Berbasis Sukuk adalah Reksa Dana Syariah
yang melakukan investasi pada satu atau lebih Sukuk dengan
komposisi paling sedikit 85% (delapan puluh lima persen) dari Nilai
Aktiva Bersih Reksa Dana Syariah diinvestasikan pada Sukuk yang
ditawarkan di Indonesia melalui Penawaran Umum, Surat Berharga
Syariah Negara, dan/atau surat berharga komersial syariah yang
jatuh temponya 1 (satu) tahun atau lebih dan masuk kategori layak
investasi serta dimasukkan dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian oleh penerbit surat berharga
komersial syariah.
Menurut Seri Literasi Pasar Modal Syariah Otoritas Jasa
Keuangan, Manajer Investasi (MI) perlu melakukan pembersihan
(cleansing) Reksa Dana Syariah untuk kekayaan atas Reksa Dana
Syariah dari unsur non-halal. Hal ini karena Reksa Dana Syariah
dimungkinkan tidak lagi memenuhi kriteria syariah. Penyesuaian
portofolio Reksa Dana Syariah saham ketika mulai berlaku
efektifnya Daftar Efek Syariah terbaru adalah maksud dari
-
41
pembersihan kekayaan Reksa Dana Syariah dari unsur non halal.
Saham yang tidak termasuk di Daftar Efek Syariah dalam portofolio
Reksa Dana Syariah, maka saham tersebut harus dikeluarkan dari
portofolio Reksa Dana Syariah.
Sedangkan berdasarkan jenisnya, menurut undang-undang di
atas pasal 3, Reksa Dana Syariah dapat berupa:
a. Reksa Dana Syariah Pasar Uang
b. Reksa Dana Syariah Pendapatan Tetap
c. Reksa Dana Syariah Saham
d. Reksa Dana Syariah Campuran
e. Reksa Dana Syariah Terproteksi
f. Reksa Dana Syariah Indeks
g. Reksa Dana Syariah Berbasis Efek Syaria Luar Negeri
h. Reksa Dana Syariah Berbasis Sukuk
i. Reksa Dana Syariah Berbentuk Kontrak Investasi
Kolketif yang Unit Penyertaannya diperdagangkan di
Bursa
j. Reksa Dana Syariah Berbentuk Kontrak Investasi
Kolektif Penyertaan Terbatas
Reksa Dana Syariah dalam memberikan tingkat pengembalian
sama halnya dengan prinsip dalam berinvestasi yakni semakin tinggi
tingkat pengembalian suatu jenis reksa dana syariah, maka akan
memberikan semakin tinggi pula tingkat risiko yang akan
-
42
didapatkan. Berdasarkan artikel yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa
Keuangan, Reksa Dana Syariah yang memiliki tingkat
pengembalian yang paling rendah adalah jenis Reksa Dana Syariah
Pasar Uang, sedangkan Reksa Dana Syariah yang memberikan
tingkat pengembalian paling tinggi adalah jenis Reksa Dana Syariah
Saham.
Kegiatan dalam Reksa Dana Syariah menggunakan
mekanisme dengan akad Wakalah bil Ujrah. Wakalah bil Ujrah
adalah akad yang dilakukan oleh investor dengan memberikan kuasa
kepada manajer investasi dan bank kustodian untuk mengelola
investasinya, sehingga manajer investasi dan bank kustodian akan
mendapatkan fee/ujrah atas pegelolaan investasi yang dititipkan oleh
investor.
Dalam penelitian ini, jenis reksa dana yang menjadi objek
penelitian hanya Reksa Dana Syariah Terproteksi dan Reksa Dana
Syariah Pasar Uang.
d. Penyertaan Saham BMI (Bank Muamalat Indonesia)
Mengutip laman resmi PT Bursa Efek Indonesia, saham
syariah merupakan efek berbentuk saham yang tidak bertentangan
dengan prinsip syariah di Pasar Modal. Definisi saham dalam
konteks saham syariah merujuk kepada definisi saham pada
umumnya yang diatur dalam undang-undang maupun peraturan
-
43
OJK lainnya. Pertama, Peraturan OJK Nomor 35/POJK.04/2017
Tentang kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah harus dipenuhi
kriterianya oleh saham yang dinyatakan memenuhi kriteria seleksi
saham syariah. Kedua, adalah Peraturan OJK No. 17/POJK.04/2015
dimana saham yang dicatatkan sebagai saham syariah oleh emiten
atau perusahaan publik syariah harus memenuhi aturan tersebut.
Bank Muamalat Indonesia adalah bank syariah pertama di
Indonesia yang berdiri pada tanggal 1 November 1991. Pendirian
Bank Muamalat Indonesia digagas oleh Majelis Ulama Indonesia
(MUI), Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan
pengusaha muslim yang kemudian mendapat dukungan dari
Pemerintah Republik Indonesia. Diketahui sudah sejak tahun 1998
Kementrian Agama yang pada saat itu masih sebagai lembaga
pengelola haji telah mengucurkan dana haji dan dana abadi umat
dalam penyertaan saham Bank Muamalat. Walaupun penyertaan
saham yang ada di Bank Muamalat merupakan kepemilikan
minoritas.
Berdasarkan laporan keuangan akhir tahun 2016, BPKH
yang saat itu dinamai Badan Pengelola Dana ONHI (Ongkos Naik
Haji Indonesia) masih tercantum sebagai pemegang saham Bank
Muamalat dengan presentase sebesar 1,03%. Akan tetapi
berdasarkan laporan keuangan Bank Muamalat satu tahun
setelahnya yakni per September 2017 hingga saat ini, nama tersebut
-
44
sudah tidak tercantum dalam komposisi pemegang saham Bank
Muamalat karena kepemilikan yang dibeli atas dana haji dan DAU
telah terdilusi.
10. Dana BPIH (Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji)
a. Pengertian BPIH
Menurut Undang-Undang No. 34 Tahun 2014, Biaya
Penyelenggaraan Ibadah Haji yang selanjutnya disingkat BPIH
adalah sejumlah dana yang harus dibayar oleh warga negara yang
akan menunaikan ibadah haji.
b. Besaran BPIH Selama 10 Tahun Terakhir
Besarnya BPIH bervariasi setiap tahunnya sesuai dengan
fluktuasi nilai tukar valuta asing dan kondisi perekonomian. Karena
sebelum tahun 2015, setoran BPIH menggunakan mata uang dollar
Amerika.
Tabel 2.2. Besaran BPIH dari Tahun 2009-2019
Tahun BPIH*) Dasar Penetapan Keterangan
2009 3.423 USD Keppres No. 41/2009 Kurs Jual
BI
Berjalan**)
2010 3.342 USD Keppres No. 51/2010
2011 3.533 USD Keppres No. 51/2011
-
45
2012 3.612 USD Keppres No. 81/2012
2013 3.528 USD Keppres No. 31/2013
2014 3.216 USD Keppres No. 49/2014
2015 2.717 USD Keppres No. 64/2015
2016 Rp 34.641.000 Keppres No. 21/2016
Kurs
Rupiah***)
2017 Rp 34.890.312 Keppres No. 8/2017
2018 Rp 35.235.602 Keppres No. 7/2018
2019 Rp 35.235.602 Keppres No. 8/2019
Sumber: haji.kemenag.go.id, diolah.
Keterangan:
*) Nilai rata-rata pembayaran BPIH.
**) Sebelum 2015, penetapan nilai pembayaran BPIH dalam rupiah
menunggu kurs jual BI berjalan yang setiap harinya keluar pada
pukul 10.00 WIB. Jadi pelunasan BPIH fluktuatif tergantung hari
pembayaran.
***) 2016, nilai pembayaran BPIH dalam rupiah sudah ditetapkan
dalam Keppres No. 21/2016. Jamaah haji yang berhak melunasi
membayar dengan nilai kurs rupiah yang sama.
Berdasarkan tabel di atas, besaran BPIH tahun 2019 tidak
mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya yaitu masih sebesar Rp
35.235.602. Hal ini disebabkan salah satunya karena asumsi mata
uang rupiah yang menguat atas mata uang asing, terutama mata uang
-
46
Amerika (USD) dan mata uang Saudi Arabia Riyal (SAR). Akan
tetapi besaran BPIH tersebut merupakan rata-rata BPIH dari tiap
daerah. Adapun untuk besaran BPIH setiap daerah berbeda-beda.
Tabel 2.3. Besaran BPIH 2019 per Embarkasi
No Embarkasi Besaran BPIH
1 Aceh Rp30.881.010,00
2 Medan Rp31.730.375,00
3 Batam Rp32.306.450,00
4 Padang Rp32.918.065,00
5 Palembang Rp33.429.575,00
6 Jakarta (Pondok Gede) Rp34.987.280,00
7 Jakarta (Bekasi) Rp34.987.280,00
8 Solo Rp36.429.275,00
9 Surabaya Rp36.586.945,00
10 Banjarmasin Rp37.885.084,00
11 Balikpapan Rp38.259.345,00
12 Lombok Rp38.454.405,00
13 Makasssar Rp39.207.741,00
Sumber: haji.kemenag.go.id
Embarkasi Aceh, menjadi daerah yang menetapkan BPIH
paling rendah dibandingkan dengan daerah lainnya yakni sebesar
Rp30.881.010,00 karena paling dekat ke Arab Saudi. Sebaliknya
-
47
biaya haji paling tinggi berada di embarkasi Makassar dengan
besaran BPIH Rp39.207.741,00 karena wilayahnya yang paling jauh
dengan Arab Saudi.
11. Dana Abadi Umat (DAU)
Menurut Undang – Undang Nomor 34 Tahun 2014 Pasal 1
Ayat 3, Dana Abadi Umat yang selanjutnya disingkat DAU adalah
sejumlah dana yang sebelum berlakunya Undang-Undang ini
diperoleh dari hasil pengembangan DAU dan/atau sisa biaya
operasional penyelenggaraan ibadah haji serta sumber lain yang
halal dan tidak mengikat sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pada dasarnya DAU berasal dari hasil pengembangan atau
efisiensi biaya penyelenggaraan ibadah haji. Hasil pengembangan
atau nilai manfaat dari DAU ditempatkan dan/atau diinvestasikan
pada instrumen dengan profil risiko atau yang memiliki tingkat
risiko yang rendah. Sedangkan hasil pengembangan atau nilai
manfaat DAU digunakan sebagai sumber pendanaan bagi kegiatan
kemaslahatan umat Islam.
B. Penelitian Terdahulu
No Judul Penulis Hasil Persamaan Perbedaan
-
48
1 Optimal
Portfolio
Construction
(A Case Study
of LQ45 in
Indonesia
Stock
Exchange)
Dhea Ayu
Pratiwi dan
Irni Yunita
(2013)
Portofolio optimal yang
terbentuk dengan
menggunakan single
index model berisi enam
kombinasi saham,
sedangkan dengan
menggunakan model
korelasi konstan berisi
delapan saham.
Penurunan return yang
terjadi pada suatu saham
dalam portofolio dapat
diatasi dengan
peningkatan saham lain
dalam portofolio.
Portofolio yang dibangun
dengan menggunakan
SIM memiliki kinerja
yang lebih baik
dibandingkan dengan
portofolio yang dibentuk
dengan menggunakan
model korelasi konstan.
Metode
Penelitian
Objek
Penelitian
-
49
Jadi, portofolio yang
dibentuk dengan model
SIM secara otomatis
menjadi rekomendasi dari
penulis untuk investor
dalam menentukan
portofolio optimal
investasi.
2 A
Comparative
Study of Hajj
Fund
Management
Institution in
Malaysia,
Indonesia,
and Maldives
Aishath
Muneeza,
dkk. (2018)
Dibandingkan antara
Malaysia, Indonesia, dan
Maladewa, pengelolaan
dana haji yakni melalui
Lembaga Tabung Haji
Malaysia lah yang lebih
unggul. Karena Tabung
Haji memiliki portofolio
investasi yang lebih
canggih, bervariasi
produk perbankannya,
sukuk, ekuitas, dan usaha
kecil. Sedangkan
Indonesia dan Maladewa
Objek
Penelitian
Metode
Penelitian
-
50
masih sedikit
instrumennya.
3 Management
of Hajj Funds
in Indonesia
Endang
Jumali
(2018)
Ketentuan mengenai
pengisian dan
penandatanganan kontrak
wakalah diatur dalam
perjanjian kerjasama
antara Direktorat Jendral
Penyelenggaraan Haji
dan Umrah Kementrian
Agama dengan Bank
Penerima Setoran BPIH
(BPS-BPIH). Dalam
bentuk kontrak wakalah,
para calon jemaah haji
sebagai muwakkil
memberikan wewenang
kepada BPKH sebagai
wakil, untuk menerima
dan mengelola dana
setoran awal BPIH yang
telah disetor calon jemaah
haji melalui BPS sesuai
Objek
Penelitian
Metode
Penelitian
-
51
dengan hukum dan
peraturan yang berlaku.
Penerapan kontrak
wakalah juga diatur
ketika keuangan haji
dikelola BPKH.
4 Optimalisasi
Portofolio
Investasi
Program
Tunjangan
Hari Tua
(THT) pada
PT Taspen
(Persero)
Oktavianus
Oki Bagus
Krisnawan
(2019)
Perhitungan portofolio
optimal melalui metode
efficient frontier
Markowitz menunjukkan
komposisi 100 persen
obligasi. Melalui
penyesuaian terkait
dengan regulasi tentang
komposisi investasi,
kombinasi portofolio
optimal tercapai dengan
komposisi 10% deposito,
80% obligasi, dan 10%
saham.
Metode
penelitian
Model
Penelitian
dan Objek
Penelitian
5 Aplikasi
Single Index
Model dalam
Atika Lusi
Tania
(2019)
Dari 45 saham dalam
LQ45 diperoleh 13 saham
Metode
Penelitian
Objek
Penelitian
-
52
Pembentukan
Portofolio
Optimal
Saham LQ45
pada Bursa
Efek
Indonesia
optimal yang akan dibeli
oleh investor.
6 Analisis
Metode
Single Index
Model dala
Pembentukan
Portofolio
Optimal
untuk
Menurunkan
Risiko
Investasi
(Studi pada
Perusahaan
yang
Terdaftar
dalam Indeks
Ninik
Jayanti, dkk
(2017)
Dari 15 sampel penelitian
yang berasal dari IDX30,
menghasilkan 4 kandidat
saham yang membentuk
portofolio optimal.
Metode
Penelitian
Objek
Penelitian
-
53
IDX30
Periode
Agustus
2013-Juli
2016)
7 Penggunaan
Metode
Single Index
Model dalam
Menentukan
Portofolio
Optimal
Tahun 2012-
2015 (Studi
pada Saham-
Saham yang
Terdaftar
dalam Index
IDX30 di
Bursa Efek
Indonesia
Periode
Februari 2012
Tri Ratna
Adiningrum
, Raden
Rustam
Hidayat,
dan Sri
Sulasmiyati
(2016)
Besar proporsi dana
masing-masing saham
pembentuk portofolio
pada tahun 2012 adalah
PGAS (26,60%), INDF
(44,13%), CPIN
(10,80%), INTP
(10,70%), SMGR
(7,77%). Tahun 2013
adalah UNVR (65,41%),
INDF (34,59%). Tahun
2014 adalah BBCA
(14,74%), BBNI
(29,54%), GGRM
(8,84%), PGAS
(35,88%), BBRI (9,65%),
BMRI (1,36%). Tahun
2015 hanya ada satu
Metode
Penelitian
Objek
Penelitian
-
54
– Agustus
2015)
perusahaan yaitu UNVR
sehingga proporsi
d