optimalisasi fungsi legislasi dan pengawasan dewan perwakilan daerah

47

Upload: dadang-solihin

Post on 08-Jun-2015

766 views

Category:

Education


2 download

DESCRIPTION

Peer Review Optimalisasi Fungsi Legislasi dan Pengawasan DPD RI di Gedung A DPD RI Senayan-Jakarta, 18 Desember 2013

TRANSCRIPT

Page 1: Optimalisasi Fungsi Legislasi dan Pengawasan Dewan Perwakilan Daerah
Page 2: Optimalisasi Fungsi Legislasi dan Pengawasan Dewan Perwakilan Daerah

dadang-solihin.blogspot.com 2

Page 3: Optimalisasi Fungsi Legislasi dan Pengawasan Dewan Perwakilan Daerah

dadang-solihin.blogspot.com 3

Page 4: Optimalisasi Fungsi Legislasi dan Pengawasan Dewan Perwakilan Daerah

Materi

• Fungsi DPD menurut UU 27/2009 tentang

MD3

• Tujuan Kehadiran DPD

• Sinergi Pusat – Daerah

• Sinkronisasi Prolegnas dengan

Perencanaan Pembangunan Nasional

• Reformasi Perencanaan: UU 25/2004

tentang SPPN

• Integrasi Konsep Kerangka Regulasi dalam

RPJMN

4 dadang-solihin.blogspot.com

Page 5: Optimalisasi Fungsi Legislasi dan Pengawasan Dewan Perwakilan Daerah

dadang-solihin.blogspot.com 5

UU 27/2009

tentang MD3

Page 6: Optimalisasi Fungsi Legislasi dan Pengawasan Dewan Perwakilan Daerah

Tujuan Kehadiran DPD

• Mewakili kepentingan daerah dan/atau rakyat daerah dalam proses

dan produk legislasi tingkat pusat.

• Pengawal desentralisasi dan otonomi daerah.

• Mengartikulasikan dan mengagregasikan kepentingan daerah ke

dalam proses pembentukan kebijakan.

• Menjembatani antara aspirasi daerah dengan kebijakan

pembangunan nasional.

• Sebagai perekat yang akan memperkuat ikatan daerah-daerah

dalam wadah NKRI.

Sumber: Kerangka Acuan Peer Review Optimalisasi Fungsi Legislasi dan Fungsi

Pengawasan DPD RI

dadang-solihin.blogspot.com 6

Page 7: Optimalisasi Fungsi Legislasi dan Pengawasan Dewan Perwakilan Daerah

7 dadang-solihin.blogspot.com

Page 8: Optimalisasi Fungsi Legislasi dan Pengawasan Dewan Perwakilan Daerah

Permasalahan Koordinasi

dadang-solihin.blogspot.com 8

Lem

ah

nya P

era

n

Pro

vin

si

Banyak Kab/Kota langsung berkoordinasi dengan Pemerintah tanpa melalui Provinsi

Lem

ah

nya S

inerg

itas

an

tara

Pu

sat

dan

Daera

h

Perlunya sinkronisasi dan harmonisasi antara RKP dan RKPD, serta APBN dan APBD

Lem

ah

nya M

on

ito

rin

g

dan

Evalu

asi

Monitoring dan evaluasi pembangunan di daerah perlu ditingkatkan

Page 9: Optimalisasi Fungsi Legislasi dan Pengawasan Dewan Perwakilan Daerah

Sinergi Pusat – Daerah

dadang-solihin.blogspot.com 9

Sinergi dalam Kerangka Perencanaan Kebijakan

Sinergi dalam Kerangka Regulasi

Sinergi dalam Kerangka Anggaran

Sinergi dalam Kerangka Kelembagaan dan Aparatur Daerah

Sinergi dalam Kerangka Pengembangan Wilayah

1

2

5

4

3

Page 10: Optimalisasi Fungsi Legislasi dan Pengawasan Dewan Perwakilan Daerah

Sinergi Perencanaan Kebijakan

dadang-solihin.blogspot.com 10

sinergi dokumen perencanaan

pembangunan

(RPJP dan RPJPD, RPJM dan RPJMD,

RKP dan RKPD)

Sinergi penetapan target pembangunan

Standarisasi indikator pembangunan yang

digunakan oleh K/L dan SKPD

Pengembangan basis data dan sistem

informasi pembangunan yang lengkap dan akurat

Sinergi kebijakan perijinan investasi di

daerah

Sinergi dalam kebijakan pengendalian tingkat

inflasi.

ARAH SINERGI

1

Strategi:

Mengoptimalkan penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan Pembangunan

(Musrenbang) di semua tingkatan pemerintahan

Page 11: Optimalisasi Fungsi Legislasi dan Pengawasan Dewan Perwakilan Daerah

Sinergi Kerangka Regulasi

dadang-solihin.blogspot.com 11

Mendorong harmonisasi peraturan perundang-

undangan

Meningkatkan kesepahaman, kesepakatan

dan ketaatan dalam melaksanakan peraturan

perundang-undangan.

Strategi : (1) Konsultasi dan koordinasi penyusunan peraturan perundangan;

(2) Pembentukan forum koordinasi lintas instansi: baik penyusunan peraturan

baru maupun review atas peraturan yang sudah ada;

(3) Fasilitasi proses legislasi guna mengurangi jumlah Perda yang

bermasalah.

ARAH SINERGI

2

Page 12: Optimalisasi Fungsi Legislasi dan Pengawasan Dewan Perwakilan Daerah

Sinergi Kerangka Anggaran

dadang-solihin.blogspot.com 12

Efektivitas Dana Perimbangan

(DAK, DBH, DAU)

Efektivitas Dana Otsus

Arah Pengelolaan Dana Perimbangan dan Otsus:

(1) Mengurangi kesenjangan fiskal antara pusat dan daerah dan antar daerah;

(2) Menyelaraskan besaran kebutuhan pendanaan di daerah dengan pembagian

urusan pemerintahan;

(3) Mengurangi kesenjangan pelayanan publik antardaerah;

(4) Meningkatkan daya saing daerah;

(5) Mendukung kesinambungan fiskal nasional;

(6) Meningkatkan kemampuan daerah dalam menggali potensi ekonomi daerah;

(7) Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya nasional;

(8) Meningkatkan sinkronisasi antara rencana pembangunan nasional dengan

rencana pembangunan daerah.

Strategi :

Penataan dan Penguatan Kerangka Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah

3

Page 13: Optimalisasi Fungsi Legislasi dan Pengawasan Dewan Perwakilan Daerah

Sinergi dalam Kerangka

Kelembagaan dan Aparatur Daerah

dadang-solihin.blogspot.com 13

Menata dan menyempurnakan

pengaturan kewenangan antartingkat

pemerintahan;

Mengendalikan pemekaran daerah dan

memantapkan pengelolaan pengelolaan

daerah otonom

Meningkatkan kapasitas aparatur yang mampu

menjembatani kepentingan nasional

dan daerah serta kerjasama antardaerah.

Strategi:

Tata Kelola Kelembagaan Pemerintahan Daerah dan Meningkatkan

Kapasitas Aparatur Daerah.

4

Page 14: Optimalisasi Fungsi Legislasi dan Pengawasan Dewan Perwakilan Daerah

Sinergi dalam Kerangka

Pengembangan Wilayah

dadang-solihin.blogspot.com 14

Sinkronisasi kebijakan penggunaan lahan

dan tata ruang;

Meningkatkan perhatian pemda pada tata ruang;

Memperhitungkan harmonisasi wilayah pelayanan bersama-

sama dalam pembangunan prasarana

dan sarana

Pengaturan bersama alih fungsi lahan

melalui padu serasi

Penyelesaian segera aspek pemanfaatan

ruang khususnya dengan sektor

kehutanan

Mempercepat penyusunan

peraturan pendukung pelaksanaan rencana

tata ruang wilayah;

mempercepat penyusunan rencana

tataruang wilayah provinsi dan

kabupaten/kota;

Kesepakatan dalam penentuan lokasi

wilayah-wilayah cepat tumbuh terutama

Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)

Penataan, Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

5

Page 15: Optimalisasi Fungsi Legislasi dan Pengawasan Dewan Perwakilan Daerah

15 dadang-solihin.blogspot.com

Page 16: Optimalisasi Fungsi Legislasi dan Pengawasan Dewan Perwakilan Daerah

• Menurut UU 10/2004 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan Program

Legislasi Nasional (Prolegnas) adalah instrumen

perencanaan program pembentukan UU yang

disusun secara berencana, terpadu, dan

sistematis.

• Pengertian ini menunjukkan bahwa Prolegnas

merupakan instrumen mekanisme perencanaan

hukum, yakni para pembentuk UU (DPR dan

Pemerintah) merencanakan pembangunan

materi hukum melalui perundang-undangan,

melalui suatu program yang terencana, terpadu

dan tersistematis.

• Prolegnas menjadi acuan dalam proses

perencanaan penyusunan UU secara nasional

dan memiliki peran yang sangat penting dalam

pembangunan hukum secara keseluruhan.

dadang-solihin.blogspot.com 16

Prolegnas

Page 17: Optimalisasi Fungsi Legislasi dan Pengawasan Dewan Perwakilan Daerah

17 dadang-solihin.blogspot.com

Page 18: Optimalisasi Fungsi Legislasi dan Pengawasan Dewan Perwakilan Daerah

Apa itu SPPN

SPPN adalah

Satu kesatuan tata cara

perencanaan pembangunan

Untuk menghasilkan rencana-

rencana pembangunan dalam

jangka panjang, jangka

menengah, dan tahunan

Yang dilaksanakan oleh unsur

penyelenggara negara dan

masyarakat di tingkat pusat dan

daerah.

18 dadang-solihin.blogspot.com

Page 19: Optimalisasi Fungsi Legislasi dan Pengawasan Dewan Perwakilan Daerah

Tujuan SPPN

1. Mendukung koordinasi antar-pelaku pembangunan.

3. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan.

2. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar-Daerah, antar-ruang, antar-waktu, antar-fungsi pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah.

4. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat.

5. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan.

19 dadang-solihin.blogspot.com

Page 20: Optimalisasi Fungsi Legislasi dan Pengawasan Dewan Perwakilan Daerah

Proses Perencanaan

Pendekatan Politik:

Pemilihan Presiden/Kepala Daerah menghasilkan rencana

pembangunan hasil proses politik (public choice theory of

planning), khususnya penjabaran Visi dan Misi dalam

RPJM/D.

Proses Teknokratik:

Menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah oleh

lembaga atau satuan kerja yang secara fungsional bertugas

untuk itu.

Partisipatif:

Dilaksanakan dengan melibatkan seluruh stakeholders, antara

lain melalui Musrenbang.

Proses top-down dan bottom-up:

Dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan.

20 dadang-solihin.blogspot.com

Page 21: Optimalisasi Fungsi Legislasi dan Pengawasan Dewan Perwakilan Daerah

NASIONAL DAERAH

Dokumen Penetapan Dokumen Penetapan

Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional

(RPJP-Nasional)

UU

(Ps. 13 Ayat 1)

Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Daerah

(RPJP-Daerah)

Perda

(Ps. 13 Ayat 2)

Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional

(RPJM-Nasional)

Per Pres

(Ps. 19 Ayat 1)

Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah

(RPJM-Daerah)

Peraturan KDH

(Ps. 19 Ayat 3)

Renstra Kementerian /

Lembaga (Renstra KL)

Peraturan

Pimpinan KL

(Ps. 19 Ayat 2)

Renstra Satuan Kerja

Perangkat Daerah

(Renstra SKPD)

Peraturan

Pimpinan SKPD

(Ps. 19 Ayat 4)

Rencana Kerja Pemerintah

(RKP)

Per Pres

(Ps. 26 Ayat 1)

Rencana Kerja Pemerintah

Daerah (RKPD)

Peraturan KDH

(Ps. 26 Ayat 2)

Rencana Kerja

Kementerian / Lembaga

(Renja KL)

Peraturan

Pimpinan KL

(Ps. 21 Ayat 1)

Rencana Kerja Satuan

Kerja Perangkat Daerah

(Renja SKPD)

Peraturan

Pimpinan SKPD

( Ps. 21 Ayat 3)

21 dadang-solihin.blogspot.com

Status Hukum Dokumen Perencanaan

Page 22: Optimalisasi Fungsi Legislasi dan Pengawasan Dewan Perwakilan Daerah

SPECIFIC-jelas, tidak mengundang multi interpretasi

MEASUREABLE-dapat diukur (“What gets measured gets managed”)

ACHIEVABLE-dapat dicapai (reasonable cost using and appropriate collection method)

RELEVANT (information needs of the people who will use the data)

TIMELY-tepat waktu (collected and reported at the right time to influence many manage decision)

dadang-solihin.blogspot.com 22

Persyaratan Dokumen Perencanaan:

SMART

Page 23: Optimalisasi Fungsi Legislasi dan Pengawasan Dewan Perwakilan Daerah

Syarat Perencanaan

Harus memiliki, mengetahui, dan memperhitungkan:

1. Tujuan akhir yang dikehendaki.

2. Sasaran-sasaran dan prioritas untuk mewujudkannya (yang

mencerminkan pemilihan dari berbagai alternatif).

3. Jangka waktu mencapai sasaran-sasaran tersebut.

4. Masalah-masalah yang dihadapi.

5. Modal atau sumber daya yang akan digunakan serta

pengalokasiannya.

6. kebijakan-kebijakan untuk melaksanakannya.

7. Orang, organisasi, atau badan pelaksananya.

8. Mekanisme pemantauan, evaluasi, dan pengawasan

pelaksanaannya.

23 dadang-solihin.blogspot.com

Page 24: Optimalisasi Fungsi Legislasi dan Pengawasan Dewan Perwakilan Daerah

• Prinsip partisipatif: masyarakat yang akan memperoleh manfaat

dari perencanaan harus turut serta dalam prosesnya.

• Prinsip kesinambungan: perencanaan tidak hanya berhenti

pada satu tahap; tetapi harus berlanjut sehingga menjamin

adanya kemajuan terus-menerus dalam kesejahteraan, dan

jangan sampai terjadi kemunduran.

• Prinsip holistik: masalah dalam perencanaan dan

pelaksanaannya tidak dapat hanya dilihat dari satu sisi (atau

sektor) tetapi harus dilihat dari berbagai aspek, dan dalam

keutuhan konsep secara keseluruhan.

• Mengandung sistem yang dapat berkembang (a learning and

adaptive system).

• Terbuka dan demokratis (a pluralistic social setting).

24 dadang-solihin.blogspot.com

Perencanaan yang Ideal

Page 25: Optimalisasi Fungsi Legislasi dan Pengawasan Dewan Perwakilan Daerah

Fungsi/Manfaat Perencanaan

• Sebagai alat koordinasi

seluruh stakeholders

• Sebagai penuntun arah

• Minimalisasi ketidakpastian

• Minimalisasi inefisiensi

sumberdaya

• Penetapan standar dan

pengawasan kualitas

25 dadang-solihin.blogspot.com

Page 26: Optimalisasi Fungsi Legislasi dan Pengawasan Dewan Perwakilan Daerah

Platform Presiden

RENSTRA K/L Rancangan Renstra K/L

Pedoman Penyesuaian

4

Hasil Evaluasi Renstra

RPJPN

2005-2025

Hasil Evaluasi RPJMN

Aspirasi Masyarakat

Pedoman Penyusunan

RPJMD

Bahan penyusunan dan Perbaikan

Rancangan Teknokratik Renstra K/L

Rancangan Teknokratik

RPJMN

Background Study

RANCANGAN RPJMN

Pembagian Tugas

SIDANG KABINET

TRILATERAL MEETING

Bilateral Meeting

Penyesuaian Renstra K/L

Musrenbang Jangka

Menengah Nasional

Bilateral Meeting

Penyesuaian RPJMD

SIDANG KABINET

Penelaahan

PEMERINTAH DAERAH

RANCANGAN AWAL RPJMN

RANCANGAN RPJMN

RANCANGAN AKHIR RPJMN

RPJMN

2015-2019

1 3

5 6

2

Bagan Alur Penyusunan RPJMN 2015-2019

26 dadang-solihin.blogspot.com

Page 27: Optimalisasi Fungsi Legislasi dan Pengawasan Dewan Perwakilan Daerah

dadang-solihin.blogspot.com 27

Page 28: Optimalisasi Fungsi Legislasi dan Pengawasan Dewan Perwakilan Daerah

Format Rancangan Teknokratis

Penulisan RPJMN 2015-2019

dadang-solihin.blogspot.com 28

Bagian I • Arahan RPJPN 2005-2025

• Lingkungan Strategis

• Kerangka Ekonomi Makro

• Kerangka Pendanaan Pembangunan

• Kerangka Regulasi

• Sasaran Pokok, Arah kebijakan dan Strategi RPJMN 2015-

2019

• Arah Kebijakan Pembangunan Wilayah

• Prinsip-Prinsip Pengarusutamaan Pembangunan

Bagian II Uraian Sembilan Bidang Pembangunan yang dijabarkan dalam

Kerangka Pembangunan Wilayah Kerangka Pendanaan dan

Regulasi

Bagian III Uraian Isu Lintas Bidang & Wilayah Kerangka Pendanaan dan

Regulasi

Bagian IV Kegiatan Strategis Nasional Kerangka Pendanaan dan

Regulasi

Page 29: Optimalisasi Fungsi Legislasi dan Pengawasan Dewan Perwakilan Daerah

dadang-solihin.blogspot.com 29

Page 30: Optimalisasi Fungsi Legislasi dan Pengawasan Dewan Perwakilan Daerah

30

PERAN NEGARA

REGULATOR

(KERANGKA REGULASI )

OPERATOR

(KERANGKA PENDANAAN)

APBN = 15%-18% PDB

MASYARAKAT (GROSS NATIONAL PRODUCT)

30

dadang-solihin.blogspot.com

Page 31: Optimalisasi Fungsi Legislasi dan Pengawasan Dewan Perwakilan Daerah

Kerangka Konseptual Sinergi Kebijakan dan Regulasi

dadang-solihin.blogspot.com 31

IMPLEMENTASI REGULASI

(Substansi: Kebijakan Pembangunan Nasional/ Sektoral/

Kewilayahan)

TUJUAN BERNEGARA

e.g. Keadilan Sosial

KEBIJAKAN

SEKTORAL

KEBIJAKAN

SEKTORAL

KEBIJAKAN

SEKTORAL

Sasaran RPJMN

KEBIJAKAN

SEKTORAL

KEBIJAKAN

PEMBANGUNAN

NASIONAL,

SEKTORAL DAN (KEWILAYAHAN)

SISTEM

REGULASI NASIONAL

Kebijakan Nasional

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

(Kerangka Regulasi dan Kerangka Pendanaan)

Page 32: Optimalisasi Fungsi Legislasi dan Pengawasan Dewan Perwakilan Daerah

Kebijakan vs Regulasi

Kebijakan Regulasi

1. Pilihan tindakan diantara sejumlah

alternatif tindakan

1. Instrumen operasional dari tindakan

yang terpilih

2. Kebijakan terpilih tidak harus/selalu

menjadi norma regulasi.

2. Regulasi selalu bersubstansikan

kebijakan

3. Mengarahkan perubahan: bersifat

fleksibel dan dinamis.

3. Mengelola ketertiban: perubahan harus

berlangsung secara tertib

4. Bebas norma: perubahan kebijakan

dapat dilakukan kapan saja, tetapi kalau

dalam format regulasi, ia harus patuh

norma.

4. Terikat norma, mengacu pada strata

regulasi (tidak boleh ada konflik norma,

harus konsisten dan harmonis dengan

norma yang lain).

5. Faktor Integrasi: mengintegrasikan

kebijakan nasional/sektoral/regional ke

dalam sistem regulasi nasional dalam

rangka penyelenggaraan negara dan

pencapaian tujuan bernegara.

dadang-solihin.blogspot.com 32

Page 33: Optimalisasi Fungsi Legislasi dan Pengawasan Dewan Perwakilan Daerah

REGULATORY MAKING

POLICY MAKING

ENFORCEMENT

IMPLEMENTATION

GOAL

33

Regulasi Perilaku Sosiall

EVALUATION

Hubungan antara Kebijakan dan Regulasi

dalam Mewujudkan Tujuan

dadang-solihin.blogspot.com

Page 34: Optimalisasi Fungsi Legislasi dan Pengawasan Dewan Perwakilan Daerah

Naskah

Akademik

dan RUU

REKOMENDASI ≠

REGULASI

REGULATORY POLICY

(UU)

REKOMENDASI = REGULASI

1. REGULATORY POLICY (PP

KEBAWAH)

2. NON REGULATORY POLICY

KERANGKA KEBIJAKAN KERANGKA REGULASI

ALTERNATIVE

POLICY

UU

RUU

Pembahasan

evaluasi

34

PENGKAJIAN

PENELITIAN

Penyusunan Kebijakan dan Pembentukan Regulasi

PENGKAJIAN: meliputi kegiatan (1) problem definition; (2) objective setting; dan (3) identifikasi existing regulation

PENELITIAN:

1. Meliputi kegiatan indepth analysis terhadap hasil pengkajian termasuk cost and benefit analysis

dan/atau cost effectiveness analysis.

2. Hasil penelitian tidak selalu merekomendasiakan pembentukan /amandemen/penggantian UU

3. Dalam hal hasil penelitian tidak bersifat regulatory pada level UU, maka rekomendasi meliputi:

a. Pembentukan peraturan pelaksanaan UU (PP ke bawah)

b. Kegiatan lain yang bersifat executorial dadang-solihin.blogspot.com

Page 35: Optimalisasi Fungsi Legislasi dan Pengawasan Dewan Perwakilan Daerah

Permasalahan Kebijakan dan Regulasi

• Permasalahan

– Penyusunan rumusan kebijakan bersifat sektoral

– Proses perumusan kebijakan kurang partisipatif

– Minimnya Pemahaman antara kebijakan dan regulasi

– Kualitas Regulasi: regulasi yang multi tafsir; berpotensi konflik; tumpang

tindih; tidak harmonis/tidak sinkron; tidak adanya aturan

pelaksanaannya; tidak konsisten ; dan menimbulkan beban yang tidak

perlu, baik terhadap kelompok sasaran maupun kelompok yang terkena

dampak

– Kuantitas Regulasi: tidak proporsional (over regulation)

• Penyebabnya:

– Lemahnya pengelolaan regulasi

– Tidak jelasnya otoritas pengelola regulasi (masih tersebar).

dadang-solihin.blogspot.com 35

Page 36: Optimalisasi Fungsi Legislasi dan Pengawasan Dewan Perwakilan Daerah

Ilustrasi Permasalahan Regulasi

No REGULASI POTENSI MASALAH KETERANGAN K/L TERKAIT

I UNDANG-UNDANG

I.1 UU NO. 32 TAHUN 2004 vs UU NO. 7 TAHUN 2004 vs UU NO. 27 tahun 2007

I.1.1 UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah Pasal 2 ayat (9):

“Negara mengakui dan menghormati KESATUAN-KESATUAN MASYARAKAT HUKUM ADAT beserta hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia”.

Uu No. 7 tahun 2004 Tentang Sumber daya Air, Pasal 6 ayat (3):

“Hak ulayat MASYARAKAT HUKUM ADAT atas sumber daya air sebagaimana dimaksud pada ayat 2) tetap diakui sepanjang kenyataannya masih ada dan telah dikukuhkan dengan peraturan daerah setempat”.

UU No. 27 tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Pasal 1 angka 33:

“MASYARAKAT ADAT adalah kelompok Masyarakat Pesisir yang secara turun-temurun bermukim di wilayah geografis tertentu karena adanya ikatan pada asal-usul leluhur, adanya hubungan yang kuat dengan Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, serta adanya sistem nilai yang menentukan pranata ekonomi, politik, sosial, dan hukum”.

UU No. 32 tahun 2004, UU No. 7 Tahun 2004, dan UU No. 27 tahun 2007 menggunakan istilah yang berbeda-beda (inkonsisten) untuk penyebutan masyarakat dengan hukum dan hak-hak tradisional.

1. Kementerian Dalam Negeri

2. Kementerian kehutanan

3. Kementerian Lingkungan Hidup

x

Konflik

Inkonsisten

Tdk Operasional

Duplikasi

Multi-tafsir

dadang-solihin.blogspot.com 36

Page 37: Optimalisasi Fungsi Legislasi dan Pengawasan Dewan Perwakilan Daerah

TAHUN UU PERPU PP PERPRES

2005 14 3 80 83

2006 23 2 55 112

2007 47 2 82 100

2008 56 5 89 67

2009 52 4 77 47

2010 13 - 94 84

2011 24 - 79 90

2012 24 - 116 126

2013 9 - 16 21

37

Jumlah Peraturan Perundang-undangan

berdasarkan Penomoran Pertahun

Berdasarkan rekomendasi dari BPHN disampaikan bahwa Kementerian/ LPNK

harus mempunyai agenda dan program untuk melakukan evaluasi terhadap

peraturan perundang-undangan yang terkait dengan lingkup tugas dan tanggung

jawabnya.

dadang-solihin.blogspot.com

Sumber: BPHN Juni 2013

Page 38: Optimalisasi Fungsi Legislasi dan Pengawasan Dewan Perwakilan Daerah

Kerangka Regulasi dalam RPJMN

• Definisi Kerangka Regulasi:

– ‘Kegiatan dalam kerangka regulasi adalah kegiatan pemerintah

dalam rangka baik memfasilitasi, mendorong maupun mengatur

kegiatan pembangunan yang dilaksanakan sendiri oleh

masyarakat’ (PP 40/2006 tentang Tata Cara Penyusunan

Rencana Pembangunan Nasional)

• Definisi yang disarankan:

– ‘Perencanaan pembentukan regulasi dalam rangka

memfasilitasi, mendorong maupun mengatur perilaku

masyarakat, termasuk swasta dan penyelenggara negara’

dadang-solihin.blogspot.com 38

Page 39: Optimalisasi Fungsi Legislasi dan Pengawasan Dewan Perwakilan Daerah

Akomodasi Kerangka Regulasi

dalam RPJMN Bagian/Buku I

1. Mewujudkan Tujuan bernegara:

Substansi:

a. Alinea 4 pembukaan konstitusi, terutama yang berkaitan dengan keadilan

sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

b. Peran Negara (regulator & operator) dalam mewujudkan tujuan bernegara

tsb.

2. Kerangka Ekonomi Makro:

Gambaran mengenai progres pencapaian tujuan bernegara dalam priode

2015-2019 berdasarkan kebijakan, regulasi dan pendanaan yang dituangkan

dalam agenda pembangunan.

a. Kerangka Regulasi Makro : proyeksi regulasi tingkat undang-undang di bdg

SDM, SDA & Iptek yg diperlukan (penggantian/revisi/pencabutan) dalam

untuk mendukung pencapaian tujuan RPJMN 2015 – 2019 dan tujuan

bernegara.

b. Kerangka Ekonomi Makro : konsep sama dengan RPJMN 2010 -2014

dadang-solihin.blogspot.com 39

Page 40: Optimalisasi Fungsi Legislasi dan Pengawasan Dewan Perwakilan Daerah

Akomodasi Kerangka Regulasi

dalam RPJMN Bagian/Buku II:

a. Kerangka Regulasi Lintas Bidang (oleh direktorat sektor)

• Walaupun bersifat lintas bidang tetap harus ada leading

institusinya. Kegiatan dan anggaran mengikuti leading

institusinya.

• Perencanaan regulasi dilakukan menggunakan model MTEF

• Pada tingkat UU, kegiatan meliputi pengkajian, penelitian,

penyusunan NA dan RUU, dan Pembahasan RUU di DPR

• Pada tingkat PP kebawah, tidak diperlukan NA tetapi proposal

harus memberikan alasan dan penjelasan.

b. Kerangka Regulasi Sektoral (oleh direktorat sektor)

• S.d.a. tetapi sektor ybs. menjadi leading institusinya.

dadang-solihin.blogspot.com 40

Page 41: Optimalisasi Fungsi Legislasi dan Pengawasan Dewan Perwakilan Daerah

Akomodasi Kerangka Regulasi

dalam RPJMN Bagian/Buku III

Kerangka Regulasi Kewilayahan

Arahan kepada pemerintah daerah (provinsi/kebupaten/kota)

untuk tetap berada pada koridor Negara Kesatuan Republik

Indonesia. Untuk itu, penyusunan peraturan daerah tidak boleh

keluar dari ‘Sistem Regulasi Nasional’ yang merupakan

‘FACTOR INTEGRASI’ bagi eksistensi Negara Kesatuan

Republik Indonesia.

dadang-solihin.blogspot.com 41

Page 42: Optimalisasi Fungsi Legislasi dan Pengawasan Dewan Perwakilan Daerah

MENTERI PPN/ KEPALA

BAPPENAS

MENTERI HUKUM DAN

HAM

MENTERI KEUANGAN

MENTERI DALAM NEGERI

MENTERI SEKRETARIS

NEGARA

ANALISIS

AWAL

ANALISIS

AWAL

ANALISIS

AWAL P

EM

BA

HA

SA

N A

RA

H R

EG

UL

AS

I

DA

LA

M K

UR

UN

WA

KT

U 5

TA

HU

N K

ED

EP

AN

Integrasi Kerangka Regulasi dalam RPJMN

ANALISIS

AWAL

ANALISIS

AWAL

UU

D 1

94

5, T

AP

MP

R, U

U L

AIN

NYA

, SP

PN

, DO

KU

MEN

P

EREN

CA

NA

AN

, ASP

IRA

SI D

AN

KEB

UTU

HA

N H

UK

UM

M

ASY

AR

AK

AT

(PSL

. 18

UU

12

/20

11

)

ARAHAN/ DAFTAR

RPJM

dadang-solihin.blogspot.com 42

Page 43: Optimalisasi Fungsi Legislasi dan Pengawasan Dewan Perwakilan Daerah

KOMITE REGULASI

MENTERI/ KEPALA LPNK

MENTERI PPN/ KEPALA BAPPENAS

DEPUTI SEKTOR DIREKTORAT SEKTOR (PERSPEKTIF POLICY)

DEPUTI POLHUKHANKAM DIT. ANALISA PP

(PERSPEKTIF LEGALITAS)

DEPUTI PENDANAAN DIT. ALOKASI PP

(PERSPEKTIF BUDGET) CBA atau CEA

PROPOSAL

KEBIJAKAN/

REGULASI

ANALISIS

AWAL

ANALISIS

AWAL

ANALISIS

AWAL

PROPOSAL

KEBIJAKAN/

REGULASI

HASIL

ANALISIS

AWAL

PE

MB

AH

AS

AN

HA

SIL

AN

AL

ISIS

AW

AL

INTEGRASI

KE RKP

ALOKASI

BUDGET

PEMBAHASAN

B.A.

MULTILATERAL

MEETING

B.A.

MULTILATERAL

MEETING

B.A.

MULTILATERAL

MEETING

SOP Penanganan Proposal Kerangka

Regulasi di Bappenas

APPROOVAL

KOMREG

APPROOVAL

&

PROPOSAL

APPROOVAL

&

PROPOSAL

MU

LTIL

ATE

RA

L M

EETI

NG

D

NG

K/L

PEN

GU

SUL

MONEV

dadang-solihin.blogspot.com 43

Page 44: Optimalisasi Fungsi Legislasi dan Pengawasan Dewan Perwakilan Daerah

MENTERI/ KEPALA LPNK

MENTERI HUKUM DAN HAM

MENTERI KEUANGAN

MENTERI PPN/ KEPALA BAPPENAS

MENTERI DALAM NEGERI

MENTERI SEKRETARIS NEGARA

ANALISIS

AWAL

ANALISIS

AWAL

ANALISIS

AWAL

HASIL IDENTIFIKASI

KEBUTUHAN REGULASI

PE

MB

AH

AS

AN

/IDE

NT

IFIK

AS

I

KE

BU

TU

HA

N R

EG

UL

AS

I

SOP Penanganan Kerangka Regulasi RKP di Komite

Regulasi

ANALISIS

AWAL

ANALISIS

AWAL UU

D 1

94

5, T

AP

MP

R, U

U L

AIN

NYA

, SP

PN

, D

OK

UM

EN P

EREN

CA

NA

AN

, ASP

IRA

SI D

AN

K

EBU

TUH

AN

HU

KU

M M

ASY

AR

AK

AT

(PSL

. 18

UU

12

/20

11

)

dadang-solihin.blogspot.com 44

Page 45: Optimalisasi Fungsi Legislasi dan Pengawasan Dewan Perwakilan Daerah

Fokus Prioritas 2013

(Baseline) 2015-2019 2020-2024 2025

Burden of Government Regulation Index Tahun 2012-13

3,9 4,5 5,0 5,1

Worldwide Governance Indicators (WGI) on Regulatory Quality/ Kualitas Regulasi Tahun 2012

43,1% Kenaikan

Indeks 7%

Kenaikan Indeks

8%

Kenaikan Indeks

2%

Tersimplifikasinya 100% regulasi - Penetapan baseline tersimplifikasinya 100% regulasi di Bidang SDA, SDM dan IPTEK

Penetapan baseline tersimplifikasinya 100% regulasi di segala bidang dengan struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif.

Kenaikan 5 % dari baseline

Pelaksanaan harmonisasi kebijakan dan regulasi

- Penetapan Baseline Pelaksanaan harmonisasi kebijakan dan regulasi di Bidang SDA, SDM dan IPTEK

Penetapan baseline Pelaksanaan harmonisasi kebijakan dan regulasi 100% di segala bidang dengan struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif.

Kenaikan 5 % dari baseline

Terlaksananya pelatihan bagi tenaga perancang regulasi dan perrencana

- 5000 0rang Kenaikan 20% pelaksanaan pelatihan Kenaikan 5% pelaksanaan pelatihan

Sumber: http://www3.weforum.org/docs/WEF_GlobalCompetitivenessReport_2013-14.pdf dan

http://info.worldbank.org/governance/wgi/index.aspx#reports

Roadmap Pembangunan Kerangka Regulasi Jangka

Panjang 2015-2025

dadang-solihin.blogspot.com 45

Page 46: Optimalisasi Fungsi Legislasi dan Pengawasan Dewan Perwakilan Daerah

Roadmap Pembangunan Kerangka Regulasi

Jangka Menengah 2015-2019

FOKUS PRIORITAS 2013

(Baseline) 2015 2016 2017 2018 2019

Burden of Government Regulation Index Tahun 2012-13

3,9 4,0 4,1 4,2 4,3 4,5

Worldwide Governance Indicators (WGI) on Regulatory Quality/ Kualitas Regulasi Tahun 2012

43,1% 45,5% 46,7% 47,9% 49,1% 50,1%

Tersimplifikasinya 100% regulasi di Bidang SDA, SDM dan IPTEK

- Penetapan baseline

Kenaikan 15% dari baseline

Kenaikan 25% dari baseline

Kenaikan 30% dari baseline

Kenaikan 30% dari baseline

100% pelaksanaan harmonisasi kebijakan dan regulasi Bidang SDA, SDM dan IPTEK

- Penetapan Baseline

Kenaikan 25% dari baseline

Kenaikan 40% dari baseline

Kenaikan 20% dari baseline

Kenaikan 15% dari baseline

Terlaksananya pelatihan bagi tenaga perancang regulasi dan perumus kebijakan

- 700 orang 1200 orang 1200 orang 1200 orang 700 orang

Sumber: http://www3.weforum.org/docs/WEF_GlobalCompetitivenessReport_2013-14.pdf dan

http://info.worldbank.org/governance/wgi/index.aspx#reports

dadang-solihin.blogspot.com 46

Page 47: Optimalisasi Fungsi Legislasi dan Pengawasan Dewan Perwakilan Daerah

47 dadang-solihin.blogspot.com