optimalisasi evaluasi pembelajaran teknik mesin melalui logic model

62
OPTIMALISASI EVALUASI PEMBELAJARAN TEKNIK MESIN MELALUI LOGIC MODEL UNTUK MENINGKATKAN SOFT SKILLS LULUSAN Pidato Pengukuhan Guru Besar Oleh: Prof. Dr. Badrun Kartowagiran Guru Besar dalam Bidang Ilmu Evaluasi Pembelajaran Teknik Mesin Pada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Disampaikan di depan Rapat Terbuka Senat Universitas Negeri Yogyakarta Selasa, 10 Juni 2013 Optimalisasi evaluasi Page 1

Upload: vandung

Post on 12-Jan-2017

244 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Optimalisasi evaluasi pembelajaran teknik mesin melalui logic model

OPTIMALISASI EVALUASI PEMBELAJARAN TEKNIK MESIN MELALUI LOGIC MODEL

UNTUK MENINGKATKAN SOFT SKILLS LULUSAN

Pidato Pengukuhan Guru Besar

Oleh:

Prof. Dr. Badrun Kartowagiran

Guru Besar dalam Bidang Ilmu Evaluasi Pembelajaran Teknik MesinPada Fakultas Teknik

Universitas Negeri Yogyakarta

Disampaikan di depan Rapat Terbuka SenatUniversitas Negeri Yogyakarta

Selasa, 10 Juni 2013

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA2013

Optimalisasi evaluasi Page 1

Page 2: Optimalisasi evaluasi pembelajaran teknik mesin melalui logic model

BismillahirrahmanirrahiimAssalaamu alaikum warrahmatullaahi wabarakaatuh

Yang TerhormatBapak Rektor Universitas Negeri Yogyakarta

Yang TerhormatKetua, Sekretaris, dan Anggota Dewan Pertimbangan

Yang TerhormatKetua, Sekretaris, dan Anggota Senat Universitas Negeri Yogyakarta

Yang TerhormatWakil Rektor 1, Wakil Rektor 2, Wakil Rektor 3, Wakil Rektor 4

Yang TerhormatKetua Satuan Pengawas Internal (SPI)

Yang TerhormatDirektur dan Asisten Direktur Pascasarjana, Para Dekan dan Wakil Dekan, Ketua Lembaga di lingkungan UNY, Ketua BPPU Universitas Negeri Yogyakarta, dan

Yang TerhormatPara Tamu Undangan dan hadirin semua

Pertama, perkenankanlah saya mengucapkan syukur Alhamdulillahi Rabbil ‘aalamin, puji syukur

bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga kita masih diberi

kesempatan untuk hadir di sidang yang mulia ini. Sholawat dan salam semoga tetap

dilimpahkan dari Allah kepada Nabi Besar Muhammad SAW, Nabi akhir zaman yang menjadi

contoh teladan baik bagi saya dalam meniti karir, mengarungi kehidupan saat ini, dan

mempersiapkan kehidupan di masa datang.

Kedua, ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya

saya sampaikan kepada para hadirin yang mulia yang telah berkenan meluangkan waktu untuk

hadir di pertemuan yang membahagiakan ini.

Ketiga, pada kesempatan yang berbahagia ini, perkenankanlah saya menyampaikan pidato

pengukuhan Guru Besar saya dengan judul: “ Optimalisasi evaluasi pembelajaran teknik mesin

melalui logic model untuk meningkatkan soft skills lulusan”

Optimalisasi evaluasi Page 2

Page 3: Optimalisasi evaluasi pembelajaran teknik mesin melalui logic model

Hadirin yang berbahagia,

PENDAHULUAN

Sampai saat ini, pendidikan di Indonesia masih memerlukan perbaikan. Hal ini dapat

dilihat dari beberapa kasus yang menggambarkan betapa memprihatinkannya kondisi

pendidikan di Indonesia. Salah satu di antaranya adalah kehidupan para pelajar yang kurang

memperhatikan tugas utamanya sebagai pelajar, yakni belajar. Masih banyak pelajar yang

senang tawuran, kebut-kebutan di jalanan atau melakukan kegiatan-kegiatan yang tidak

bermanfaat bahkan cenderung merugikan orang lain. Bisa dipastikan, siswa yang seperti ini

belum memiliki soft skills seperti yang diharapkan, bahkan jauh dari harapan. Memang harapan

tidak selalu menjadi kenyataan karena semua orang boleh berharap, tetapi yang punya

ketentuan hanya satu, yakni ALMUQTADIR (Yang Maha Menentukan).

Kondisi pendidikan di Indonesia saat ini seperti mata uang yang tidak bergambar,

memiliki dua sisi yang sama-sama kusam. Satu sisi, siswa masih belum memiliki soft skills yang

memadai, dan di sisi lain kualitas guru juga belum menggembirakan. Data yang ada di BPSDMP

& PMP menunjukkan bahwa kualitas guru masih memerlukan perbaikan. Guru di Indonesia ada

2 925 676 dan dari jumlah ini ada sekitar 49% atau 1 434 513 guru belum memenuhi kualifikasi

akademik (Gultom, 2011).

Dengan kondisi siswa dan guru seperti yang telah dijelaskan di atas, timbul pertanyaan,

apa yang terjadi di dalam kelas, atau dengan kata lain bagaimanakah kualitas pembelajaran?.

Mampukah pembelajaran membentuk hard skills dan soft skills siswa?. Pertanyaan ini dapat

difahami karena penentu kualitas pembelajaran adalah guru; semakin tinggi kualitas guru,

semakin tinggi pula kualitas pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat Marzano (2011)

yang mengatakan bahwa semakin banyak kegiatan positif guru di dalam kelas, semakin tinggi

prestasi belajar siswa. Sementara itu, Barber dan Mourshed (2012) mengatakan bahwa

prestasi belajar siswa dimulai dari guru dan kepala sekolah yang efektif. Bahkan di bagian lain

Barber dan Mourshed menjelaskan bahwa “ student placed with high performing teachers will

progress three times as fast as those placed with low performing teachers”.

Kegiatan pembelajaran di kelas bervariasi tergantung pada karakteristik mata pelajaran

dan karakteristik siswa yang mempelajari mata pelajaran tersebut. Menurut Permendiknas

Optimalisasi evaluasi Page 3

Page 4: Optimalisasi evaluasi pembelajaran teknik mesin melalui logic model

Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan, mata pelajaran di pendidikan

dasar dan menengah dikelompokkan menjadi lima, yaitu: (1) kelompok mata pelajaran Agama

dan Akhlak Mulia, (2) Kewarganegaraan dan Kepribadian, (3) Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,

(4) Estetika, dan (5) Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan. Setiap kelompok mata pelajaran

memiliki penekanan tujuan yang berbeda walaupun akhirnya semua bermuara pada satu

tujuan, yakni membentuk manusia Indonesia seutuhnya.

Kelompok mata pelajaran Agama dan Akhlak Mulia bertujuan: membentuk peserta didik

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak

mulia. Tujuan ini dicapai melalui muatan dan/atau kegiatan agama, kewarganegaraan,

kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika, jasmani, olahraga, dan kesehatan.

Kelompok mata pelajaran Kewarganegaraan dan Kepribadian bertujuan: membentuk peserta

didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Kelompok mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) bertujuan: mengembangkan logika,

kemampuan berpikir dan analisis peserta didik. Kelompok mata pelajaran Estetika bertujuan

untuk membentuk karakter peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa seni dan

pemahaman budaya. Sementara itu, kelompok mata pelajaran Jasmani, Olah Raga, dan

Kesehatan bertujuan untuk membentuk karakter peserta didik agar sehat jasmani dan rohani,

dan menumbuhkan rasa sportivitas. Tujuan ini dicapai melalui muatan dan/atau kegiatan

pendidikan jasmani, olahraga, pendidikan kesehatan, ilmu pengetahuan alam, dan muatan lokal

yang relevan.

Uraian di atas menunjukkan bahwa IPTEK merupakan kelompok mata pelajaran yang

tujuannya tidak secara eksplisit untuk membangun karakter termasuk soft skills lulusannya.

Faktor inilah yang mendorong tulisan ini difokuskan pada IPTEK, khususnya pada pembelajaran

Teknik Mesin. Pembelajaran yang tidak secara eksplisit bertujuan membangun karakter, namun

lulusannya dituntut memiliki hard skills dan soft skills.

Penelitian Badrun Kartowagiran, dkk (2012) terhadap pelaksanaan Standar Proses

Pembelajaran di beberapa Jurusan Teknik Mesin SMK di Provinsi D.I.Yogyakarta menunjukkan

hasil yang menarik dan perlu diperhatikan. Penelitian ini menggunakan teknik non-proporsional

random sampling dan diperoleh sampel 15 SMK, yakni: 5 SMK swasta dan 10 SMK Negeri. Hasil

Optimalisasi evaluasi Page 4

Page 5: Optimalisasi evaluasi pembelajaran teknik mesin melalui logic model

penelitian menunjukkan bahwa hanya 5 SMK yang implementasi Standar Proses nya termasuk

katagori baik, dan semuanya SMKN. Ini berarti bahwa masih diperlukan kerja keras untuk

membenahi pembelajaran di SMK Jurusan Teknik Mesin, khususnya di SMK swasta. Salah satu

cara yang dapat dilakukan adalah optimalisasi evaluasi pembelajaran teknik mesin.

Optimalisasi evaluasi yang dimaksudkan di sini adalah usaha memaksimumkan hasil

evaluasi dan pemanfaatannya. Jangan sampai hasil evaluasi tidak tepat sehingga tidak dapat

dimanfaatkan. Atau, hasil evaluasi suatu komponen program sudah tepat namun karena antar

komponen tidak saling terkait maka hasil evaluasi juga tidak dapat dimanfaatkan secara

optimal. Oleh karenanya, pertanyaan yang muncul adalah, bagaimana cara melakukan

optimalisasi evaluasi?

Hadirin yang berbahagia,

EVALUASI PEMBELAJARAN TEKNIK MESIN

Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses menjelaskan bahwa

proses pembelajaran mencakup: (1) perencanaan proses pembelajaran, (2) pelaksanaan proses

pembelajaran, dan (3) penilaian hasil pembelajaran. Secara umum, Standar Proses ini berlaku

untuk semua mata pelajaran dan bidang keahlian, namun secara rinci ada sedikit perbedaan

antara mata pelajaran atau bidang keahlian yang satu dengan lainnya, tergantung pada

karakteristik masing-masing mata pelajaran dan bidang keahlian tersebut.

1. Karakteristik pembelajaran Teknik Mesin

Menurut Permendiknas Nomor 28 tahun 2009 Program Studi Keahlian Teknik Mesin

terdiri atas Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan, Teknik Pengelasan, Teknik Fabrikasi logam,

Teknik Pengecoran Logam, Teknik Gambar Mesin, dan Teknik Pemeliharaan Mekanik Industri.

Setiap kompetensi keahlian terdiri atas sekelompok kompetensi profesi. Contoh Kompetensi

Keahlian Teknik Pemesinan terdiri atas beberapa kompetensi profesi, antara lain: menggambar

teknik mesin, menggunakan dan merawat alat ukur presisi, serta menggunakan dan merawat

mesin potong, seperti: mesin gerinda, frais, bubut, skrap, bor, dan mesin gergaji.

Kegiatan pembelajaran teknik mesin dikelompokkan menjadi tiga, yakni: (1)

pembelajaran teori, (2) pembelajaran praktikum, dan (3) pembelajaran praktik. Pembelajaran

Optimalisasi evaluasi Page 5

Page 6: Optimalisasi evaluasi pembelajaran teknik mesin melalui logic model

praktik dan praktikum sama-sama merupakan aplikasi dari teori yang telah dipelajarinya.

Dilihat dari penekannannya, ada perbedaan antara pembelajaran teori dan pembelajaran

praktik. Pembelajaran teori keteknikan lebih menekankan pada pelatihan kognitif, sedangkan

pada pembelajaran praktik lebih menekankan pada pelatihan psikomotorik, walaupun telah

diketahui bahwa kedua pembelajaran tadi saling mengkait dan saling menunjang.

Pembelajaran teori kejuruan tidak jauh berbeda dengan pembelajaran teori mata

pelajaran lainnya, dan sudah banyak dibahas di kesempatan lain. Sementara itu, pembelajaran

praktikum dan pembelajaran praktik, baru sedikit ahli ataupun praktisi yang membahasnya.

Dari ke tiga jenis pembelajaran tadi, proporsi pembelajaran praktik di bengkel jauh lebih besar

daripada proporsi pembelajaran teori kejuruan, dan pembelajaran praktikum. Oleh karenanya,

pada kesempatan yang sangat terbatas ini, pembelajaran teknik mesin lebih menekankan pada

pembelajaran praktik di bengkel.

Menurut Soeprijanto (2010), pembelajaran praktik, termasuk di dalamnya praktik teknik

mesin, terdiri atas perencanaan pembelajaran, persiapan pembelajaran, pelaksanaan

pembelajaran, dan evaluasi. Perencanaan pembelajaran praktik dapat berupa penyusunan job

sheet atau experiment sheet, persiapan berupa persiapan kelas, mesin, dan atau peralatan yang

digunakan. Pelaksanaan praktik pembelajaran dapat didahului dengan penyajian materi oleh

guru (shop talk), diteruskan dengan praktik oleh siswa, dan asesmen hasil belajar siswa.

Menurut Mills (1977) dalam pembelajaran praktik, tugas guru adalah: 1) menentukan

tujuan dalam bentuk perbuatan, 2) menganalisis keterampilan secara rinci dan catatan operasi

serta urutannya, 3) mendemonstrasikan keterampilan tersebut disertai dengan penjelasan

singkat, dengan memberikan perhatian pada butir-butir kunci serta bagian-bagian yang sukar,

4) memberi kesempatan kepada siswa untuk mencoba praktik sendiri dengan pengawasan dan

bimbingan, dan 5) memberikan penilaian terhadap usaha siswa. Sementara itu, Leighbody dan

Kidds (1968) mengatakan bahwa langkah-langkah dalam mengajar praktik adalah (1) tahap

persiapan, (2) tahap kegiatan siswa (praktik), dan (3) tahap penilaian hasil kerja siswa. Dengan

demikian dapat dirangkum bahwa pembelajaran teknik mesin mencakup tiga tahap, yakni: (1)

tahap perencanaan, (2) tahap pelaksanaan pembelajaran yang terdiri atas: (a) penyajian oleh

Optimalisasi evaluasi Page 6

Page 7: Optimalisasi evaluasi pembelajaran teknik mesin melalui logic model

guru (shop talk) dan (b) tahap kegiatan siswa (praktik), dan tahap (3) penilaian prestasi belajar

siswa. Secara rinci, tahapan pembelajaran itu dapat dijelaskan sebagai berikut.

a. Tahap Perencanaan

Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus, dan rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) yang di dalamnya mencakup identitas mata pelajaran, standar kompetensi

(SK), kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi

ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan

sumber belajar.

Satu standar kompetensi dijabarkan menjadi lebih dari satu KD, dan satu KD dijabarkan

menjadi lebih dari satu indikator. Kompetensi yang terkandung dalam KD memiliki tingkat yang

lebih rendah daripada kompetensi yang ada pada SK, misal untuk domain kognitif, bila SK hanya

pada tingkat kognitif 2 (C2) maka tingkat kognitif pada KD harus lebih rendah dari C2, yakni C1.

Atau, boleh juga tingkat kognitif pada KD sama dengan tingkat kognitif pada SK, tetapi

cakupannya harus lebih sempit. Hal ini juga berlaku pada indikator bila dikaitkan dengan KD.

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) disusun berdasarkan pada KD, setiap KD dibuat satu

RPP, oleh karenanya bisa saja satu RPP digunakan untuk lebih dari satu kali tatap muka

manakala KD yang dijabarkan cukup besar. Selain itu, pengecekan pencapaian kompetensi

seharusnya juga didasarkan pada KD, setiap KD dilakukan penilaian, dan bila seorang siswa

belum menguasai KD tertentu maka siswa tersebut belum pindah ke KD berikutnya.

Untuk pembelajaran praktik, RPP digantikan dengan job sheet dan atau experiment

sheet. Untuk kelas-kelas awal, setiap KD dijabarkan menjadi satu job sheet sehingga sangat

mungkin satu job sheet digunakan lebih dari satu kali pertemuan. Sebaliknya untuk kelas-kelas

akhir, misal kelas XII SMK Teknik Mesin, bisa saja satu job sheet mencakup beberapa KD karena

pekerjaan yang harus diselesaikan siswa sudah komplek, yakni membuat suatu benda utuh dan

berfungsi sehingga penyelesaiannya memerlukan beberapa kompetensi.

b. Tahap Pelaksanaan

1) Penyajian oleh guru (shop talk)

Tahap penyajian oleh guru adalah pemberian materi pelajaran oleh guru yang

diselenggarakan di dalam bengkel dan materi yang diberikan juga berkaitan dengan hal-hal

Optimalisasi evaluasi Page 7

Page 8: Optimalisasi evaluasi pembelajaran teknik mesin melalui logic model

yang akan dikerjakan oleh siswa dalam tahap praktik. Pada tahap ini, menurut Leigbooy dan

Kidd (1968), pertama-tama guru membuat persiapan kemudian menyajikan bahan pelajaran

dan melakukan demonstrasi. Lebih jauh Leighbody menjelaskan bahwa demonstrasi itu

merupakan metode dasar untuk mengenalkan keterampilan-keterampilan baru kepada siswa.

Dalam membuat persiapan, guru harus menyiapkan alat-alat yang digunakan dalam

penyajian bahan dan demonstrasi. Sedangkan dalam menyajikan bahan pelajaran cara dan

prinsip-prinsip yang digunakan sama dengan cara dan prinsip-prinsip yang digunakan dalam

menyajikan bahan pelajaran teori keteknikan. Sementara itu dalam melakukan demonstrasi,

guru harus berusaha agar demonstrsi itu dapat diikuti oleh siswa dengan baik. Selain itu,

sebaiknya guru juga memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya jawab dengan guru

dan juga memberi kesempatan kepada siswa untuk mencoba keterampilan yang baru saja

dilihatnya.

Dalam pembelajaran praktik, ada suatu hal pokok yang tidak boleh ditinggalkan yaitu

keselamatan kerja. Bahkan, menurut Leighbody dan Kidd (1968) keselamatan kerja itu tidak

dapat dipisahkan dari proses belajar mengajar keterampilan, oleh karenanya keselamatan kerja

tidak dapat berdiri sendiri tetapi selalu melekat di setiap tahap dalam proses belajar mengajar

keterampilan. Lebih jauh Leighbody dan Kidd mengingatkan agar guru memperhatikan hal-hal

berikut ini.

a) Pada tahap penyajian guru, guru harus menjelaskan kepada siswa bahwa keselamatan

kerja itu sangat penting.

b) Di dalam lembar kerja hendaknya juga dituliskan keselamatan kerja.

c) Pada tahap aplikasi (praktik), guru harus selalu mengawasi para siswa yang sedang praktik

agar tidak bekerja sambil bergurau sehingga menimbulkan kecelakaan, dan bersedia

memberi contoh untuk bertingkah laku secara aman atau selamat.

d) Dalam lembar penilaian hendaknya juga dimasukkan unsur keselamatan kerja.

2) Tahap Kegiatan Siswa (Tahap Praktik)

Pada tahap ini siswa diberi kesempatan untuk mempraktikkan teori-teori yang sudah

dimiliki dan langkah-langkah atau gerakan-gerakan yang baru saja dilihatnya saat guru

mendemonstrasikan keterampilan yang sedang dibicarakan. Pada tahap ini, menurut Leighbody

dan Kidd (1968) sebaiknya guru melakukan hal-hal berikut.

Optimalisasi evaluasi Page 8

Page 9: Optimalisasi evaluasi pembelajaran teknik mesin melalui logic model

a) Menyiapkan dan membagikan kepada siswa lembar kerja (job sheet), yaitu lembar tulis

atau lembar cetak yang berisi instruksi-instruksi yang berupa tahap-tahap untuk

melakukan pekerjaan dalam menyelesaikan suatu tugas praktik. Tahap-tahap ini meliputi

urutan pengerjaan, cara mengerjakan, dan alat-alat yang digunakan, serta keselamatan

kerja yang harus diperhatikan oleh siswa.

b) Mengawasi agar siswa melatih dan mengembangkan keterampilan yang sudah dimiliki

dan baru saja diamati pada tahap demonstrasi itu dengan benar. Cara berlatih dengan

benar ini penting bagi siswa, lebih-lebih siswa pemula, karena cara berlatih dengan benar

akan membentuk kebiasaan yang baik pula. Sebaliknya, jika siswa dibiarkan berlatih

dengan cara yang salah maka siswa itu akan mempunyai kebiasaan kerja yang salah pula.

Pengawasan ini hendaknya dilakukan secara individual (siswa demi siswa).

c) Memberi motivasi kepada siswa sehingga mereka mau berlatih atau praktik dengan

benar, cepat dan sungguh-sungguh.

d) Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepadanya atau memberi pertanyaan

balik yang bersifat membantu siswa sehingga dengan pertanyan itu siswa tersebut

mendapat bahan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.

e) Bersedia memberi contoh (mendemonstrasikan ulang) jika hal itu diperlukan oleh siswa

dan dianggap tepat oleh guru.

c. Tahap Penilaian

Menurut Salkind (2013) penilaian vokasi seseorang harus mampu mendeskripsikan

seberapa tinggi keahlian orang itu pada pekerjaan yang ditekuninya. Soeprijanto (2010)

menambahkan bahwa penilaian hasil belajar praktik harus mencakup penilaian proses dan

penilaian produk. Menurut Ryan (1960) hasil belajar keterampilan dapat diukur dengan cara: 1)

pengamatan langsung serta penilaian tingkah laku siswa selama proses belajar mengajar

praktik, 2) sesudah mengikuti pelajaran, yaitu dengan jalan memberikan tes kepada siswa untuk

mengukur pengetahuan, keterampilan dan sikap, serta 3) beberapa waktu sesudah pelajaran

selesai dan kelak dalam lingkungan kerjanya.

Sejalan dengan ahli lain, Stiggins (2012) berpendapat bahwa untuk menilai keterampilan

tidak cukup bila dinilai secara tradisional atau hanya dengan paper –and- pencil tests, tetapi

harus menggunakan penilaian kinerja. Lebih jauh Stiggins menjelaskan bahwa penilaian

Optimalisasi evaluasi Page 9

Page 10: Optimalisasi evaluasi pembelajaran teknik mesin melalui logic model

keterampilan harus mencakup persiapan, proses pembelajaran, dan produk. Sementara itu,

Leighbody dan Kidd (1968) berpendapat bahwa dalam melakukan penilaian hasil belajar

keterampilan, guru harus memperhatikan dan memperhitungkan : 1) ketelitian ukuran pada

pekerjaan siswa, 2) kemampuan siswa dalam menggunakan alat dan bekerja dengan aman, 3)

kemampuan siswa dalam menganalisa suatu pekerjaan sehingga mampu membuat urutan

pengerjaan dan melaksanakan dengan baik, 4) kecepatan siswa dalam mengerjakan tugas yang

diberikan kepadanya, dan 5) kemampuan siswa dalam membaca gambar, diagram atau simbol-

simbol yang dihadapinya.

Hadirin yang berbahagia,

2. Butir-butir soft skills dalam pembelajaran teknik mesin

Dengan melakukan pembelajaran yang baik maka pengetahuan dan keterampilan (hard

skills) serta keterampilan mengelola diri dan mengelola orang lain (soft skills) akan meningkat.

Terkait dengan ini, Coates (2006) menjelaskan soft skills (people skills) adalah kemampuan

berhubungan dengan orang lain: berkomunikasi, mendengarkan, simpatik dalam berdialog,

memberikan umpan balik, kooperatif dalam bekerja sebagai anggota tim, memecahkan

masalah, memberikan sumbang saran dalam rapat, dan memberikan solusi dalam konflik. Bila

sebagai pimpinan, soft skill dapat berupa: teambuilding, memfasilitasi pertemuan, mendorong

munculnya inovasi, memberikan pemecahan masalah, membuat keputusan, merencanakan,

mendelegasikan, mengobservasi, memberi instruksi, melatih, mendorong dan memotivasi.

Lebih jauh Coates (2006) menjelaskan bahwa soft skill dapat dipelajari, baik di dalam

maupun di luar kelas, walaupun hasilnya susah diobservasi, diukur, dan diangkakan. Dengan

memperhatikan penjelasan ini, maka selain mampu meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan, pembelajaran teknik mesin juga mampu meningkatkan butir-butir soft skills,

antara lain sebagai berikut.

a. Kerjasama

Pembelajaran teknik mesin sering sekali tampil dalam bentuk tugas yang harus diselesaikan

siswa secara bersama-sama, misal mengerjakan proyek. Dalam tugas akhir, satu pekerjaan

(misal membuat filling cabinet) harus dikerjakan oleh 3 sampai 5 siswa. Dengan kerjasama,

Optimalisasi evaluasi Page 10

Page 11: Optimalisasi evaluasi pembelajaran teknik mesin melalui logic model

siswa akan terbiasa untuk berhubungan, berkomunikasi dan menghargai orang lain sehingga

pada saat mereka terjun di dunia kerja maka kebiasaan ini akan tampak dalam kinerjanya.

b. Komitmen

Tugas yang diberikan pada saat pembelajaran teknik mesin biasanya berbatas waktu, oleh

karenanya tugas tidak akan selesai manakala tidak ada komitmen dari siswa. Dengan adanya

komitmen maka siswa itu merasa memiliki perjanjian atau keterikatan untuk menyelesaikan

tugas yang diberikan kepadanya.

c. Cermat

Siswa yang belajar teknik mesin harus cermat dalam menyelesaikan tugasnya karena

pekerjaan itu memerlukan ketelitian tinggi; misal pekerjaan membubut poros atau

mengelas pipa gas. Sebagai contoh, apabila poros dibuat terlalu besar dari yang seharusnya

tidak akan masuk dalam bantalan, sebaliknya bila poros dibuat lebih kecil dari yang

seharusnya maka poros tidak dapat digunakan karena putaran poros akan goyang.

d. Tanggung jawab

Siswa peserta pembelajaran teknik mesin juga dilatih bertanggung jawab karena setiap

siswa diberi tugas secara individual dan tugas kelompok. Apabila seorang siswa

serampangan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya maka dia sendiri yang

akan menerima konskuensinya, misal nilai yang dia terima kurang memuaskan atau bahkan

buruk.

e. Disiplin

Siswa yang mengikuti pembelajaran teknik mesin utamanya bila sedang pembelajaran di

bengkel, dituntut untuk disiplin atau mentaati tata tertib dan aturan. Siswa dituntut untuk

taat pada aturan waktu, yakni: waktu datang, waktu pulang, dan waktu pembelajaran (on

task). Sebelum dan sesudah pembelajaran siswa harus apel, sedangkan saat pembelajaran

siswa harus selalu on task karena sedang menggunakan mesin yang membahayakan

keselamatan bila siswa tidak konsentrasi. Saat pembelajaran, siswa dituntut untuk disiplin

dalam menggunakan alat dan atau peralatan, peralatan harus digunakan sesuai dengan

fungsinya. Pahat tidak diperbolehkan untuk memukul, atau pahat potong tidak

diperbolehkan untuk membuat ulir segi empat walaupun secara sepintas bentuk kedua

Optimalisasi evaluasi Page 11

Page 12: Optimalisasi evaluasi pembelajaran teknik mesin melalui logic model

pahat itu sama. Sewaktu pembelajaran, siswa juga dituntut untuk menggunakan pakaian

keselamatan kerja karena bila tidak maka akan membahayakan dirinya dan diri orang lain.

Siswa juga dituntut untuk disiplin membersihkan mesin dan peralatan sesudah digunakan

dan mengembalikan peralatan di tempat yang telah ditentukan.

f. Kemampuan pengambilan keputusan

Pembelajaran teknik mesin juga mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam

mengambil keputusan karena selama pembelajaran mereka harus mengambil keputusan,

misal pada saat melakukan finishing dalam membuat poros dengan mesin gerinda, pada

putaran berapa batu gerinda itu harus diputar, dan lain sebagainya. Sudah barang tentu,

kemampuan mengambil keputusan ini didasari pada pengetahuan dan pengalaman yang

dimiliki atau telah dipelajarinya.

g. Kemampuan menghargai karya diri sendiri dan karya orang lain

Setiap siswa peserta pembelajaran teknik mesin harus bangga terhadap produk karyanya,

sehingga mereka dengan senang hati menunjukkan karya sendiri dan menilaikan karyanya

itu kepada guru. Siswa yang mengikuti pembelajaran teknik mesin tidak akan mencela,

merusak karya orang lain, dan tidak akan menukar karyanya dengan karya orang lain.

h. Kemampuan ber-estetika

Produk yang dihasilkan siswa teknik mesin, misal: filling cabinet, dongkrak, dan lain

sebagainya selain harus sesuai dengan rancangan, produk-produk itu juga harus rapi, dan

indah. Dalam pembelajaran teknik mesin, siswa harus berlatih untuk menghasilkan produk

yang rapi dan indah. Ini berarti bahwa pembelajaran teknik mesin dapat meningkatkan

kemampuan estetika siswa.

Delapan butir soft skills yang telah dijelaskan di atas akan sangat bermanfaat setelah

siswa lulus dan terjun ke dunia kerja. Apabila seorang pekerja dapat menumbuhkembangkan

butir-butir soft skills ini maka kemungkinan besar dia akan sukses. Hal ini selaras dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Havard University di Amerika Serikat (Jamal Ma’mur Asmani,

2011) yang menyatakan bahwa kesuksesan seseorang ditentukan oleh 20% hard skills dan 80%

Optimalisasi evaluasi Page 12

Page 13: Optimalisasi evaluasi pembelajaran teknik mesin melalui logic model

soft skills. Oleh karenanya, betapa pentingnya pembelajaran yang mampu meningkatkan soft

skills.

Perreault menjelaskan bahwa soft skills merupakan kualitas personal, atribut atau

tingkat komitmen seseorang, yang membedakan orang tersebut dengan orang lain yang

memiliki kecerdasan dan pengalaman sama (Mitchel, 2008). Sementara itu, Mitchel (2008)

yang mengutip pendapat James dan James mengatakan bahwa soft skills merupakan cara baru

untuk mendeskripsikan seperangkat kemampuan atau talenta seseorang yang tampak saat dia

bekerja. Lebih jauh James dan James menjelaskan bahwa soft skills seperti kemampuan untuk

bekerja dalam tim, keterampilan berkomunikasi, keterampilan kepemimpinan, layanan

langganan, dan keterampilan pemecahan masalah sangat bermanfaat untuk perkembangan

karir.

Tidak berbeda dengan ahli lain, Coates (2006) menjelaskan bahwa soft skills itu susah

diobservasi, susah dikuantifikasikan, dan susah diukur. Soft skills diperlukan dalam kehidupan

sehari-hari sebagaimana kehidupan memerlukan bekerja. Soft skills itu berkaitan dengan cara

berinteraksi dengan orang lain, seperti komunikasi, mendengarkan, dialog, memberikan umpan

balik, sebagai anggota tim yang kooperatif, memberi masukan saat rapat, dan memberikan

solusi pada saat terjadi konflik. Sementara itu, Chaturvedi, et al. (2011) menjelaskan bahwa soft

skills adalah istilah sosiologi yang terkait dengan kecerdasan emosi, kelompok dari ciri

personaliti, gerak-gerik sosial, komunikasi, bahasa, kebiasaan personal, keakraban, dan

optimisme yang menjadi karakteiristik seseorang sewaktu melakukan hubungan dengan orang

lain. Secara esensial, soft skills merupakan ketrampilan mengembangkan diri, keterampilan

kepemimpinan, keterampilan berinteraksi, keterampilan berorganisasi, dan keterampilan

berkomunikasi.

Betapa pentingnya pembelajaran yang dapat memupuk dan atau meningkatkan butir-

butir soft skills, karena kemampuan inilah nantinya yang akan mengantarkan siswa yang telah

lulus dan sudah bekerja, sukses di dunia kerja. Untuk itu, harus diupayakan agar pembelajaran

berjalan secara optimal, harus memanfatkan berbagai informasi relevan, termasuk informasi

dari evaluasi pembelajaran.

Optimalisasi evaluasi Page 13

Page 14: Optimalisasi evaluasi pembelajaran teknik mesin melalui logic model

Hadirin yang berbahagia,

3. Evaluasi Pembelajaran

a. Pengertian Evaluasi

Pada umumnya suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang

itu mempunyai tujuan. Tujuan akan dapat dicapai manakala tujuan itu selaras dengan

kemampuan yang dimiliki dan mengetahui serta melaksanakan cara-cara untuk meraih tujuan

tersebut. Untuk mengetahui ketepatan pelaksanaan cara untuk meraih tujuan dapat dilakukan

evaluasi. Sebenarnya manfaat evaluasi tidak hanya untuk mengetahui ketepatan pelaksanaan

cara saja tetapi juga dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan dan keberhasilan

pencapaian tujuan.

Menurut Fitzpatrick, et.al. (2011), evaluasi adalah kegiatan yang sistematis untuk

mengidentifikasi, mengklarifikasi dan mengaplikasikan suatu kriteria untuk menentukan

keberhasilan suatu program. Sementara itu, Merten (2010) menjelaskan evaluasi adalah usaha

yang sistematik dan obyektif untuk menilai perkembangan dan pencapaian tujuan suatu

program. Tidak jauh berbeda, Stufflebeam (Trespeces, 1993) menjelaskan bahwa evaluasi itu

merupakan suatu proses pencarian dan pemberian informasi yang sangat bermanfaat bagi

pengambil keputusan dalam menentukan alternatif keputusan selanjutnya. Dengan demikian

yang dimaksud dengan evaluasi adalah kegiatan yang sistematis untuk mengumpulkan,

menganalisis dan menyajikan informasi secara akurat dan bermanfaat untuk menafsirkan

keberhasilan suatu program, dan sebagai bahan untuk membuat keputusan baru.

Berbeda dengan evaluasi, penilaian adalah kegiatan yang sistematis untuk

mengumpulkan, menganalisis dan menyajikan informasi secara akurat dan bermanfaat untuk

menafsirkan keberhasilan belajar siswa. Sttigins (2012) menjelaskan bahwa penilaian adalah

proses pengumpulan informasi tentang belajar siswa untuk perbaikan pembelajaran. Wright

dan Stones (1992) menuliskan “assessment provides an accounting of how much student learn

in school and what resources are expended on achieving those learning outcome”. Penilaian

dapat menjelaskan seberapa jauh siswa belajar di sekolah dan sumber apa saja yang diperlukan

untuk mencapai hasil pembelajaran tersebut. Sementara itu, Djemari Mardapi (2008)

menjelaskan bahwa penilaian meliputi pengumpulan bukti-bukti tentang pencapaian belajar

Optimalisasi evaluasi Page 14

Page 15: Optimalisasi evaluasi pembelajaran teknik mesin melalui logic model

peserta didik. Bukti ini tidak selalu diperoleh melalui tes, tetapi juga bisa dikumpukan melalui

pengamatan atau laporan diri. Dengan demikian, penilaian adalah penafsiran terhadap

informasi atau dapat juga skor hasil pengukuran dan hasilnya dikenakan pada orang perorang.

Informasi yang diperlukan dalam penilaian dan evaluasi dapat dikumpulkan melalui

pengukuran dan non pengukuran. Gronlund (1985) menyatakan “measurement as process of

obtaining of numerical description of the degree to which an individual possesses a particular

characteristic”. Sama dengan Gronlund, Keeves dan Masters (1999) juga mengatakan bahwa

pengukuran adalah pemberian angka (kuantitas numerik) pada objek-objek atau kejadian-

kejadian menurut aturan. Senada dengan ahli lainnya, Nunnally (1978) juga menjelaskan bahwa

pengukuran itu terdiri dari aturan-aturan untuk memberikan angka/bilangan kepada objek

dengan cara yang sedemikian rupa sehingga dapat mempresentasikan secara kuantitatif sifat-

sifat objek tersebut.

Definisi pengukuran yang dijelaskan para ahli di atas menegaskan bahwa dalam

pemberian angka pada subjek, objek atau kejadian tidak asal memberi angka namun harus

menggunakan aturan-aturan, tidak sembarangan. Artinya, orang yang akan memberi angka

pada subjek, objek, ataupun kejadian harus memperhatikan kaidah- kaidah tertentu agar angka

yang diberikan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Semakin jauh seseorang meninggalkan

aturan-aturan pengukuran maka semakin besar kesalahan yang terjadi.

Pengukuran itu sendiri dapat dilakukan melalui tes dan dapat pula tidak melalui tes.

Menurut para ahli, testing adalah suatu proses pengangkaan atau kuantifikasi potensi kognitif

dan psikomotor yang menggunakan alat yang dirancang secara khusus. Ujian bagi siswa

merupakan proses kuantifikasi prestasi belajar siswa dalam bidang tertentu yang melalui tes.

Mengukur panjang meja atau tinggi badan seseorang merupakan kuantifikasi suatu objek yang

tidak melalui tes.

Secara sederhana Salkind (2013) menjelaskan tes adalah kegiatan sistematis yang

digunakan untuk mengetahui tingkat penguasaan seseorang pada bidang atau keterampilan

tertentu. Allen & Yen (1979) menyebut tes sebagai “device for obtaining a sampel of an

individual’s behavior”. Tes sebagai instrumen atau prosedur sistematis untuk mengukur sampel

perilaku seseoramg. Sementara itu, Cronbach (Fernandes, 1984) menjelaskan tes adalah

Optimalisasi evaluasi Page 15

Page 16: Optimalisasi evaluasi pembelajaran teknik mesin melalui logic model

prosedur yang sistematis untuk mengamati dan menggambarkan satu atau lebih karakteristik

seseorang dengan bantuan skala numerik atau sistem kategori.

Uraian di atas menegaskan bahwa ada perbedaan antara pengukuran, tes, penilaian,

dan evaluasi. Pengukuran adalah kegiatan secara sistematis untuk mengkuantifikasikan

(mengangkakan) suatu subyek atau obyek atau trait (sifat). Pengukuran dapat dilakukan

melalui tes dan non tes, yang dalam hal ini tes sebagai kata kerja. Tes sebagai kata kerja

adalah kegiatan secara sistematis untuk mengkuantifikasikan suatu potensi, sedangkan tes

sebagai kata benda adalah seperangkat pertanyaan yang jawabannya ada unsur benar dan

salah. Penilaian adalah penafsiran terhadap data yang salah satunya adalah skor hasil

pengukuran yang implikasinya dikenakan pada orang perorang, misal kamu lulus atau tidak

lulus; atau kamu baik atau tidak baik. Sementara itu, evaluasi adalah penafsiran terhadap data

yang salah satunya adalah skor hasil pengukuran yang implikasinya dikenakan pada

sekelompok orang atau program, misal rata-rata skor Matematika sekolah ini adalah 7,8

sehingga dapat dikatakan bahwa program pembelajaran Matematika di sekolah ini berhasil.

b. Prinsip-prinsip evaluasi

The American Evaluation Association telah mengeluarkan satu set kode etik bagi para

evaluator dalam bidang pendidikan yang dinamakan dengan “The Guiding Principles for

Evaluators” (Fitzpatrick, et.al, 2011). Prinsip-prinsip tersebut menjelaskan bahwa evaluator

hendaknya: (1) melakukan evaluasi secara sistematis, (2) memiliki kompetensi memadai, (3)

memiliki integritas/kejujuran tinggi, (4) respek terhadap keamanan dan kenyamanan

responden, partisipan program, dan pada siapapun yang interaksi dengannya, (5) bertanggung

jawab atas keamanan dan kenyamanan: cermat dan memperhitungkan diversifikasi interes dan

value yang terkait dengan keamanan dan kenyamanan umum. Dengan memperhatikan dan

melaksanakan pedoman evaluator ini maka evaluasi akan berjalan lancar, hasil yang didapatkan

akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Sementara itu The Joint Committee on Standards for

Educational Evaluation (Mc Namara, 1998) menjelaskan bahwa program seharusnya: feasibel,

dilaksanakan secara legal, etis, memberikan informasi yang diperlukan (bermanfaat),

memberikan informasi yang lengkap dan berharga tentang program (kecermatan).

Optimalisasi evaluasi Page 16

Page 17: Optimalisasi evaluasi pembelajaran teknik mesin melalui logic model

Langkah penting dalam evaluasi adalah menentukan model evaluasi yang akan

digunakan, karena banyaknya model evaluasi (sekitar 35 model), yang masing-masing memiliki

kelebihan dan kekurangan. Ada model evaluasi yang berorientasi pada tujuan seperti halnya

model Tyler, berorientasi pada keputusan seperti halnya model CIPP, model evaluasi

berorientasikan kinerja program seperti halnya goal free evaluation dari Scriven.

Sifat utama pendekatan evaluasi berorientasi tujuan adalah bahwa tujuan kegiatan

ditentukan, dan kemudian evaluasi difokuskan pada sejauh mana tujuan-tujuan tersebut

tercapai. Dalam banyak hal, sebuah program telah memiliki tujuan yang jelas, namun

adakalanya, evaluator harus bekerja dengan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk

merumuskan tujuan program, sering disebut goal atau standar. Peran kunci evaluator dalam

evaluasi berorientasi tujuan adalah menentukan apakah beberapa atau semua tujuan program

tercapai dan, apabila demikian, seberapa baik tujuan tersebut tercapai. Dalam pendidikan,

tujuan bisa berupa tujuan pembelajaran atau program pelatihan. Informasi yang didapat dari

evaluasi berorientasi tujuan dapat digunakan untuk menentukan apakah terus membiayai

program, membuat perubahan-perubahan penting dalam pembiayaan, atau membuangnya dan

mempertimbangkan pendekatan-pendekatan lain.

Pendekatan evaluasi berorientasi keputusan dimaksudkan untuk memperoleh informasi

evaluatif yang dapat digunakan oleh evaluator untuk melayani administrator, manager,

pengambil kebijakan, dewan, staf program, dan lain-lain yang membutuhkan informasi

evaluatif. Dalam pendekatan yang berorientasikan keputusan, evaluator bekerja bersama

dengan administrator, mengidentifikasi keputusan yang dibuat oleh administrator berdasarkan

tingkat program, dan kemudian mengumpulkan informasi yang cukup mengenai kekuatan dan

kelemahan masing-masing pilihan keputusan untuk mendapatkan penilaian yang fair.

Keberhasilan evaluasi terletak pada kualitas kerja tim antara evaluator dan pengambil

keputusan sehingga akan melahirkan keputusan yang tepat.

Model goal free evaluation dianggap sebagai tandingan model yang dikembangkan oleh

Tyler, yaitu goal oriented evaluation model, yang menjadikan tujuan program merupakan objek

pengamatan utama (Fernandes, 1984). Pada model ini, evaluasi dilakukan secara

berkesinambungan, terus menerus, mengecek seberapa jauh tujuan tersebut sudah terlaksana

Optimalisasi evaluasi Page 17

Page 18: Optimalisasi evaluasi pembelajaran teknik mesin melalui logic model

di dalam proses pelaksanaan program. Dalam model evaluasi goal free, evaluator akan melihat

efek nyata (actual effect) dari suatu program, bukan hanya efek termaksud ( intended effect).

Dari konsep itu lahirlah sebuah asumsi bahwa goal free evalution model tidak berdasar pada

goal tetapi pada effect.

Lebih jauh Fernandes (1984) menjelaskan bahwa menurut Scriven, dalam melaksanakan

evaluasi program, evaluator tidak perlu memperhatikan apa yang menjadi tujuan program

tetapi justru melihat bagaimana program bekerja, dengan jalan mengidentifikasi hal-hal yang

terjadi, baik hal-hal positif (hal yang diharapkan) maupun hal negatif (yang tidak diharapkan).

Tujuan tidak perlu begitu diperhatikan karena ada kemungkinan evaluator terlalu rinci

mengamati tiap-tiap tujuan khusus dan lupa dengan proses (seberapa jauh) program berjalan.

Goal free evaluation disebut dengan evaluasi lepas dari tujuan, tidak berarti model ini lepas

sama sekali dari tujuan, tetapi hanya lepas dari tujuan khusus. Model ini hanya

mempertimbangkan tujuan umum yang akan dicapai oleh program, bukan secara rinci

perkomponen.

Kekurangan yang diperkirakan muncul bila salah satu dari model yang telah dijelaskan di

atas digunakan dalam evaluasi pembelajaran teknik mesin adalah adanya ketidaksesuaian

antara input dan output, serta hasil evaluasi kurang bisa dimanfaatkan untuk perbaikan

pembelajaran. Bila hal ini dibiarkan terjadi, berarti evaluasi itu tidak optimal. Oleh karena itu

perlu dipilih model yang mampu menghilangkan kekurangan-kekurangan tersebut.

c. Logic model untuk evaluasi pembelajaran teknik mesin

Evaluasi pembelajaran teknik mesin meliputi evaluasi terhadap: (1) tahap perencanaan,

(2) tahap pelaksanaan, dan (3) tahap penilaian. Pada saat melakukan evaluasi tahap

perencanaan, evaluator harus menyiapkan instrumen untuk menilai kualitas silabus dan job

sheet; termasuk di dalamnya mencermati kandungan soft skills dalam silabus dan job sheet

tersebut. Kualitas silabus dan job sheet perlu dilihat juga dari ada atau tidak adanya kandungan

soft skills di dalamnya, agar di masa datang penyusunan silabus dan RPP selalu

mengintegrasikan butir-butir soft skills.

Pada saat mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran, evaluator harus mengevaluasi

tahap persiapan (shop talk) dan tahap kegiatan siswa (tahap Praktik). Pada tahap persiapan,

Optimalisasi evaluasi Page 18

Page 19: Optimalisasi evaluasi pembelajaran teknik mesin melalui logic model

evaluator harus menyiapkan instrumen untuk mengamati persiapan guru, apakah guru

memberikan shop talk atau tidak. Bila guru memberi shop talk, apakah guru juga: (a)

menggunakan perangkat keselamatan kerja, (b) mendemonstrasikan keterampilan baru atau

keterampilan lama namun masih ada yang belum betul, (c) menyiapkan bahan ajar ( job sheet),

(d) menyiapkan peralatan yang diperlukan dalam shop talk dan demonstrasi keterampilan, (e)

menyisipkan butir-butir soft skills dalam shop talk dan demonstrasinya, (f) menjelaskan

pentingnya keselamatan kerja, dan (g) memperhatikan posisi siswa untuk meyakinkan bahwa

mereka dapat melihat demonstrasi guru dengan baik. Dengan diamati dan dinilainya butir-butir

di atas, diharapkan tahap persiapan pada pembelajaran teknik mesin di masa datang

dilaksanakan sesuai dengan butir-butir evaluasi tersebut.

Pada tahap siswa praktik, evaluator harus mengobservasi pelaksanaan praktik siswa

dengan mengamati perilaku siswa dan guru. Evaluator mengamati perilaku guru, antara lain

apakah guru: (a) memberi job sheet kepada siswa, (b) menggunakan perangkat keselamatan

kerja, (c) mengawasi praktik siswa selama pembelajaran, (d) membetulkan bila siswa

melakukan kesalahan, dan (e) memberi contoh berperilaku sesuai dengan butir-butir soft skills,

misal bekerjasama, tanggung jawab, disiplin, berkomitmen, cermat, berkemampuan

menghargai karya diri sendiri dan karya orang lain, berkemampuan mengambil keputusan, dan

berkemampuan berestetika. Evaluator juga harus mengamati perilaku siswa, antara lain

apakah siswa: (a) menggunakan seperangkat alat keselamatan kerja, (b) melakukan praktik

selama jam pembelajaran, dan (c) berperilaku sesuai dengan butir-butir soft skills, misal

bekerjasama, tanggung jawab, disiplin, berkomitmen, cermat, berkemampuan menghargai

karya diri sendiri dan karya orang lain, berkemampuan mengambil keputusan, dan

berkemampuan berestetika. Dengan diamati dan dinilainya butir-butir perilaku guru dan siswa

di atas, diharapkan tahap praktik siswa pada pembelajaran teknik mesin di masa datang

dilaksanakan sesuai dengan butir-butir evaluasi tersebut.

Pada tahap penilaian, evaluator harus mencermati dan menilai bagaimana penilaian

yang dilakukan guru, apakah penilaian guru mencakup perilaku siswa selama proses

pembelajaran dan penilaian terhadap produk praktik. Oleh karena perilaku siswa dalam

pembelajaran praktik sudah dinilai pada tahap siswa praktik, maka evaluator hanya

Optimalisasi evaluasi Page 19

Page 20: Optimalisasi evaluasi pembelajaran teknik mesin melalui logic model

memfokuskan pada penilaian terhadap produk praktik siswa. Pada saat menilai produk, apakah

guru menilai: (a) ukuran, (b) kecepatan, dan (c) kerapihan pekerjaan. Dengan diamati dan

dinilainya butir-butir di atas, diharapkan tahap penilaian produk pada pembelajaran teknik

mesin di masa datang dilaksanakan sesuai dengan butir-butir evaluasi tersebut.

Selaras dengan uraian di atas dan agar evaluasi pembelajaran teknik mesin dapat

optimal maka metode evaluasi yang digunakan adalah Logic Model. Evaluasi yang dirancang

secara terpadu dengan program yang akan dievaluasinya, yakni program yang memiliki

komponen-komponen yang secara sistematis dan logis saling berhubungan; yakni antara

komponen program (misal input) dengan komponen program lainnya (misal kegiatan yang

terencana), dan perubahan perilaku yang diharapkan atau hasil program. Dengan demikian,

evaluator mengenali dengan baik komponen-komponen program yang akan dievaluasi dan

keterkaitan antar komponen, sehingga (1) kecil kemungkinannya terjadi ketidaksesuaian antara

input dan output, serta (2) hasil evaluasi betul-betul dapat dimanfaatkan untuk perbaikan

pembelajaran yang pada gilirannya mampu meningkatkan soft skills lulusan.

Kelemahan menyolok dari logic model adalah model ini susah digunakan untuk

mengevaluasi program yang sedang dan sudah berjalan. Hal ini dapat difahami karena sangat

susah memadukan antara rancangan program yang sedang dan sudah berjalan dengan

rancangan evaluasi yang akan dilaksanakan. Dengan demikian, asumsi yang harus dipenuhi agar

logic model dapat digunakan adalah program yang akan dievaluasi sedang tahap perencanaan.

Atau dengan kata lain, evaluasi dan program dirancang secara terpadu agar evaluator mengenal

komponen program, dan kaitan antar komponen program dengan baik.

Terkait dengan hal di atas, Kellog Foundation (2004) mengatakan bahwa logic model

adalah suatu diagram dan teks yang menggambarkan hubungan yang sistematis dan logis

antara komponen program seperti (input) suatu program, kegiatan yang terencana, dan

perubahan perilaku yang diharapkan atau hasil program. McNamara (1998) mengatakan: a

logic model is a logical chain of connections showing what a program intends to accomplish.

Sementara itu, Fitzpatrick, et.al (2011) mengatakan bahwa logic model telah menjadi satu alat

yang kuat dan berguna untuk mendukung (scaffolding) evaluasi, membantu menentukan dan

menjelaskan apa yang harus diukur dan kapan. Evaluasi haruslah merupakan bagian integral

Optimalisasi evaluasi Page 20

Page 21: Optimalisasi evaluasi pembelajaran teknik mesin melalui logic model

dari kegiatan mulai dari permulaan, dan evaluasi haruslah berdasar atas pemahaman penuh

terhadap program yang sedang berjalan.

Sebenarnya logic model memiliki jangkauan penggunaan yang lebih luas, dapat

digunakan sebagai alat untuk perencanaan, untuk pengelolaan, dan untuk mendokumentasikan

kegiatan-kegiatan yang tidak terhitung jumlahnya, dari intervensi pendidikan hingga

pendesainan kembali dan pemecahan masalah organisasi. Bahkan, akhir-akhir ini logic model

telah menjadi alat yang populer di sekitar evaluasi (Kellog Foundation, 2004). Dengan logic

model, akan tampak jelas keterkaitan antara input, kegiatan, dan output. Menurut Fitzpatrick,

et.al (2011) alasan utama penggunaan logic model adalah perannya dalam meletakkan dasar-

dasar untuk suatu evaluasi yang bermakna dan menyeluruh. McNamara (1998) mengatakan

logic model is core of planning and evaluation.

Saat ini logic model banyak digunakan dalam perencanaan dan evaluasi program.

Sebelum mulai mengembangkan rancangan evaluasi, sebaiknya evaluator mengembangkan

logic model untuk proyeknya. Melalui pengembangan, atau pengkajian, logic model tersebut,

evaluator dapat meningkatkan pemahamannya mengenai apa yang akan dikerjakan oleh

proyek dan strategi-strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Ketika logic

model sudah dikembangkan dan dipahami, bagian-bagiannya menjadi panduan utama bagi

evaluasi dan bagi pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan.

Selain itu, evaluator dapat menggunakan logic model untuk membantu staf program

merumuskan dan membahas harapan-harapan mereka mengenai bagaimana program mereka

dapat mencapai tujuan, dan unsur-unsur apa yang penting untuk dievaluasi. Dengan demikian,

evaluator dan staf program memahami benar program yang akan dievaluasi dan keterkaitan

antara komponen program tersebut, serta tujuan yang akan dicapai. Menurut Kellog

Foundation (2004), ada beberapa manfaat yang diperoleh evaluator dengan menggunakan

logic model dalam evaluasi, yaitu: (a) meningkat pemahamannya terhadap program, (b)

memperoleh rambu-rambu cara merancang evaluasi, (c) meningkat kemampuan perancangan

dan manajemennya, (d) memperoleh rambu-rambu cara menentukan prioritas dan alokasi

sumber, dan (e) memperoleh rambu-rambu cara menggunakan sumber-sumber evaluasi secara

bijaksana.

Optimalisasi evaluasi Page 21

Page 22: Optimalisasi evaluasi pembelajaran teknik mesin melalui logic model

OutcomesInputInputs

OutputsActivities

ImpactOutcomesResources/ inputInputs

Outputs Activities

Menurut Fitzpatrick, et.al, (2011) dan Frechtling (2007) logic model terdiri atas empat

unsur utama, yakni: input, activities, output, dan outcome program; outcome menunjukkan

tujuan-tujuan jangka panjang program sedangkan output menunjukkan dampak-dampak

langsung program. Model ini biasanya disajikan dalam bentuk diagram seperti Gambar 1

berikut.

Gambar 1. Logic Model Menurut Fitzpatrick, et.al, 2011 dan Frechtling (2007)

Inputs—masukan, misal anggaran tahunan, fasilitas staff, perlengkapan, dan bahan-bahan yang diperlukan untuk menjalankan program

Activities—kegiatan, misal acara mingguan, kurikulum, lokakarya, pertemuan, pengangkatan,

layanan klinis, selebaran, pelatihan staf, dan semua komponen penting program

Outputs—hasil langsung atau hasil jangka pendek, misal jumlah peserta atau klien yang dilayani

tiap minggu, jumlah pertemuan kelas, jumlah jam tatap muka layanan langsung untuk masing-

masing peserta, jumlah selebaran dan produk-produk langsung program

Outcomes- hasil jangka menengah dan hasil jangka panjang, misal perkembangan peserta.

Sementara itu, Kellogg Foundation (2004) menjelaskan bahwa logic model terdiri atas

lima komponen, yaitu: resources/input, activities, output, outcomes, dan impact yang bila

ditampilkan dalam bentuk diagram tampat seperti Gambar 2 berikut.

Planned work Intended results

Gambar 2. Logic Model Menurut Kellogg Foundation (2004)

Keterangan Gambar 2 adalah sebagai berikut.

Planned work: menjelaskan sumber apa saja yang diperlukan untuk mengimplementasikan program itu dan kegiatan apa yang akan dilakukan

Resources/inputs: termasuk SDM, finansial, sumber organisasi dan komunitas program yang telah tersedia untuk mengerjakan pekerjaan itu

Optimalisasi evaluasi Page 22

Page 23: Optimalisasi evaluasi pembelajaran teknik mesin melalui logic model

OutcomesResources/Inputs

Outputs Activities

Activities: apa yang program lakukan terhadap input; yakni proses, peralatan, kejadian, teknologi dan tindakan yang disengaja merupakan bagian dari implementasi program. Intervensi ini digunakan untuk menghasilkan perubahan yang diharapkan atau hasil

Outputs: produk langsung dari kegiatan program dan bisa saja termasuk tipe, tingkat, dan target layanan yang akan diberikan oleh program.

Outcomes: perubahan spesifik pada partisipan program dalam hal perilaku, pengetahuan, keterampilan, status, dan tingkat pekerjaannya

Impact: perubahan mendasar baik yang diharapkan maupun yang tidak diharapkan yang terjadi pada organisasi (lembaga), komunitas, atau sistem sebagai hasil dari kegiatan program.

Intended result: hasil yang diharapkan pada jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang (output, outcome, impact).

Secara sepintas, ada perbedaan antara Gambar 1 dan Gambar 2, namun sebenarnya

keduanya sama karena hasil program sama-sama mencakup hasil jangka pendek, jangka

menengah, dan jangka panjang (output, outcome, impact). Pembahasan selanjutnya dalam

makalah ini akan digunakan Gambar 2 karena lebih mudah difahami.

Menurut Kellog Foundation (2004) logic model adalah serangkaian hubungan “if-then”

yang apabila diimplementsikan sebagaimana yang direncanakan akan menuju tujuan yang

diinginkan. Apabila serangakaian hubungan “if-then” ini dipadukan dengan Gambar 2, maka

hasilnya dapat dilihat pada Gambar 3.

Planned work Intended results

Gambar 3. Rangkaian hubungan “if-then” dalam logic model Kellog Foundation (2004)

Optimalisasi evaluasi Page 23

Resources/ inputs needed to operate program

If you have access to them, then you can use them to accomplish planned activities

If planned activities are accomplishedthen you can deliver the product/ services that you intended

If planned activities are accomplished to the extent intended, then participants will benefit in certain ways

If these benefits to participants are achieved, then certain changes in organisations, systems or communities might be expected to occur

Impact

Page 24: Optimalisasi evaluasi pembelajaran teknik mesin melalui logic model

OutcomesResources/Inputs

Outputs Activities

Gambar 3 menunjukkan bahwa apabila sumber yang diperlukan untuk program telah

tersedia maka kegiatan yang telah dirancang dapat diselesaikan. Apabila kegiatan yang telah

dirancang dapat diselesaikan maka akan dihasilkan produk langsung yang telah direncanakan.

Apabila kegiatan yang telah dirancang dapat diselesaikan ke-ekstensi yang diharapkan maka

partisipan akan memperoleh manfaat khusus. Apabila partisipan memperoleh manfaat khusus

maka akan terjadi perubahan khusus pada organisasi, sistem ataupun komunitas tempat

partisipan tersebut bertugas. Terkait dengan hal ini, ada satu hal penting yang harus diingat

bahwa program itu tidak selalu linier, output dan outcome dapat terjadi kapan saja.

Apabila logic model ini diterapkan pada evaluasi pembelajaran teknik mesin maka

evaluasi itu akan menjadi optimal karena: (1) komponen program secara logis saling mengkait,

(2) komponen yang tidak berfungsi dapat diketahui dengan cepat dan tepat karena tidak hanya

mempengaruhi hasil akhir tetapi juga mempengaruhi komponen sesudahnya, (3) kecil

kemungkinannya terjadi ketidaksesuaian antara input dengan output karena program dan

evaluasinya dirancang secara terpadu, dan (4) hasil evaluasi suatu komponen digunakan untuk

memberi masukan pada komponen lainnya. Selanjutnya, apabila logic model ini diterapkan

untuk evaluasi pembelajaran teknik mesin, maka model itu akan terlihat seperti pada Gambar

4.

Planned work Intended results

Gambar 4. Logic model untuk evaluasi pembelajaran teknik mesin

Optimalisasi evaluasi Page 24

Silabus dan jobsheet yang berisi hard skill dan soft skill (sumber)

Jika sumber tersedia, maka pem belajaran teknik mesin yg menyisip kan soft skill tersele saikan

Jika pembela jaran tersele-saikan maka pengetahuan dan perilaku soft skill siswa di klas bertambah baik

Jika pembela jaran diper panjang sam pai di luar klas maka pe rilaku soft skill siswa di luar klas ber tambah baik

Jika perilaku soft skill siswa di luar klas sdh baik maka perilaku soft skill siswa di masyara kat juga baik, bah- kan perilaku soft skill orang di seki tarnya juga baik

Impact

Page 25: Optimalisasi evaluasi pembelajaran teknik mesin melalui logic model

Gambar 4 menunjukkan bahwa ada serangkaian hubungan yang logis mulai resources

sampai pada impact. Rangkaian ini merupakan rangkaian perencanaan program sekaligus

evaluasinya. Penyusunan rancangan kegiatan pada program, sekaligus menyusun instrumen

yang digunakan pada saat melakukan evaluasi itu. Dengan cara demikian maka evaluasi akan

optimal karena betul-betul mengukur komponen atau kegiatan yang dilakukan dan hasil

program.

Pada saat merencanakan, selain berisi hard skills (pengetahuan dan keterampilan),

silabus dan job sheet juga harus disisipi butir-butir soft skills, dan butir-butir inilah yang

nantinya digali pada saat evaluasi atau pencermatan terhadap silabus dan job sheet. Butir-butir

soft skills yang terkandung dalam silabus dan job sheet antara lain: kerjasama, komitmen,

cermat, tanggung jawab, disiplin, kemampuan pengambilan keputusan, kemampuan

menghargai karya sendiri dan karya orang lain, dan kemampuan bersetetika. Kandungan soft

skills pada silabus dan job sheet juga akan dievaluasi atau diamati kemunculannya pada saat

shop talk, praktik siswa, tahap penilaian, perilaku siswa di kelas, perilaku siswa di luar kelas, dan

perilaku siswa di masyarakat.

Pelaksanaan pembelajaran teknik mesin terdiri atas dua tahap, yaitu tahap Penyajian

Guru (shop talk) dan Parktik Siswa. Pada saat shop talk, guru melaksanakan/mempraktikkan

silabus dan job sheet yang sudah dirancang. Selain mempraktikkan butir-butir hard skills seperti

guru: (a) menjelaskan substansi dengan jelas, (b) mendemonstrasikan keterampilan baru atau

keterampilan lama namun masih ada siswa yang belum betul, (c) menyiapkan bahan ajar (job

sheet), (d) menyiapkan peralatan yang diperlukan dalam shop talk dan demonstrasi

keterampilan, (e) menjelaskan pentingnya keselamatan kerja, dan (g) memperhatikan posisi

siswa untuk meyakinkan bahwa mereka dapat melihat demonstrasi guru dengan baik; guru

juga harus mempraktikkan atau memunculkan butir-butir soft skills dalam shop talk dan

demonstrasinya sesuai dengan rancangan.

Butir-butir soft skills yang harus dipraktikkan guru pada saat shop talk, antara lain: (1)

kerjasama, misal memberi kesempatan orang lain untuk membantu, atau untuk bertanya, (2)

komitmen, misal memakai perangkat keselamatan kerja, (3) cermat, misal hati-hati dalam

menggunakan peralatan, terutama sewaktu menggunakan alat ukur presisi, (4) tanggung jawab,

Optimalisasi evaluasi Page 25

Page 26: Optimalisasi evaluasi pembelajaran teknik mesin melalui logic model

misal tidak melempar kesalahan kepada orang lain, (5) disiplin, misal jarang terlambat datang,

(6) kemampuan mengambil keputusan, misal cepat mengambil keputusan, (7) kemampuan

menghargai karya orang lain dan karya sendiri, misal tidak senang menjelek-jelekan karya orang

lain dan karya sendiri, (8) kemampuan berestetika, misal berpakaian rapi, menata peralatan

yang digunakan secara rapi.

Pada saat siswa praktik, guru melaksanakan/mempraktikkan silabus dan job sheet yang

sudah dirancang. Selain mempraktikkan butir-butir hard skills seperti guru: (a) memberi job

sheet kepada siswa, (b) memberi penjelasan yang mudah difahami, (c) trampil dalam

memberikan contoh keterampilan; guru juga harus mempraktikkan butir-butir soft skills. Butir-

butir soft skills yang harus dipraktikkan guru pada tahap siswa praktik, antara lain: (1)

kerjasama, misal memberi kesempatan siswa untuk bertanya, atau mau membantu siswa yang

betul-betul mengalami kesulitan, (2) komitmen, misal memakai perangkat keselamatan kerja

atau tetap memfasilitasi dan atau mengawasi siswa selama pembelajaran berlangsung, (3)

cermat, misal hati-hati dalam menggunakan peralatan, terutama sewaktu menggunakan alat

ukur presisi, (4) tanggung jawab, misal tidak melempar kesalahan kepada orang lain atau siswa,

(5) disiplin, misal jarang terlambat datang, (6) kemampuan mengambil keputusan, misal cepat

mengambil keputusan bila mengahadapi masalah termasuk masalah yang muncul dari siswa,

(7) kemampuan menghargai karya orang lain dan karya sendiri, misal tidak senang menjelek-

jelekan karya orang lain atau karya siswa, (8) kemampuan berestetika, misal berpakaian rapi,

mengingatkan siswa yang tidak rapi.

Tahap terakhir dalam pembelajaran teknik mesin adalah tahap penilaian. Pada tahap

penilaian, evaluator harus mencermati dan menilai bagaimana penilaian yang dilakukan guru,

apakah penilaian guru mencakup perilaku siswa selama proses pembelajaran dan penilaian

terhadap produk praktik. Oleh karena perilaku siswa dalam pembelajaran praktik sudah dinilai

pada tahap siswa praktik, maka evaluator hanya memfokuskan pada penilaian terhadap produk

praktik siswa. Pada saat menilai produk, guru seharusnya menilai: (a) ukuran, (b) kecepatan,

dan (c) kerapihan pekerjaan. Jadi soft skills yang dicermati pada penilaian produk hanya

kemampuan berestetika, misal kerapihan pekerjaan.

Optimalisasi evaluasi Page 26

Page 27: Optimalisasi evaluasi pembelajaran teknik mesin melalui logic model

Selain hard skills (pengetahuan dan kemampuan teknis), paling tidak delapan butir soft

skills (kerjasama, komitmen, cermat, tanggung jawab, disiplin, kemampuan pengambilan

keputusan, kemampuan menghargai karya sendiri dan karya orang lain, dan kemampuan

berestetika) yang harus diamati dalam output, outcome, dan impact pada Gambar 4. Instrumen

untuk mengevaluasi butir-butir soft skills ini dikembangkan bersamaan dengan kegiatan

merancang program dan merancang evaluasi pembelajaran teknik mesin. Hasil evaluasi

dibandingkan dengan kriteria atau tujuan program, bila hasil evaluasi belum sesuai dengan

tujuan maka hasil digunakan sebagai umpan balik untuk perbaikan kegaiatan pembelajaran.

Hadirin yang berbahagia,

SIMPULAN

Sampai saat ini, kondisi pendidikan di Indonesia masih memerlukan perbaikan. Hal ini

dapat dilihat dari beberapa kasus yang menggambarkan betapa memprihatinkannya kondisi

pendidikan di Indonesia. Salah satu di antaranya adalah kehidupan para pelajar yang kurang

memperhatikan tugas utamanya sebagai pelajar, yakni belajar. Masih banyak pelajar yang

senang tawuran, kebut-kebutan di jalanan atau melakukan kegiatan-kegiatan yang tidak

bermanfaat bahkan cenderung merugikan orang lain. Bisa dipastikan, siswa yang seperti ini

belum memiliki soft skills seperti yang diharapkan, bahkan jauh dari harapan. Hal ini

dikarenakan pembelajaran di SMK Jurusan Teknik Mesin masih perlu perbaikan. Ini berarti

bahwa masih diperlukan kerja keras untuk membenahi pembelajaran di SMK Jurusan Teknik

Mesin, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah optimalisasi evaluasi pembelajaran.

Optimalisasi evaluasi adalah usaha memaksimumkan hasil evaluasi dan pemanfaatannya.

Jangan sampai hasil evaluasi tidak tepat sehingga tidak dapat dimanfaatkan. Atau, hasil evaluasi

suatu komponen program sudah tepat namun karena antar komponen tidak saling terkait maka

hasil evaluasi juga tidak dapat dimanfaatkan secara optimal. Hal ini dapat terjadi manakala

evaluator tidak memahami dengan baik komponen-komponen program yang dievaluasinya,

dan juga tidak memahami kaitan antar komponen program.

Evaluasi pembelajaran teknik mesin dapat optimal manakala cara evaluasi yang

digunakan adalah Logic Model. Evaluasi yang dirancang secara terpadu dengan program yang

Optimalisasi evaluasi Page 27

Page 28: Optimalisasi evaluasi pembelajaran teknik mesin melalui logic model

akan dievaluasinya, yakni program yang memiliki komponen-komponen yang secara sistematis

dan logis saling berhubungan; antara komponen program (misal input) dengan komponen

program lainnya (misal kegiatan yang terencana), dan perubahan perilaku yang diharapkan atau

hasil program.

Dengan menggunakan logic model maka akan ada serangkaian hubungan yang logis

mulai resources sampai pada impact. Rangkaian ini merupakan rangkaian perencanaan program

sekaligus evaluasinya. Penyusunan rancangan kegiatan pada program, sekaligus penyusunan

instrumen yang akan digunakan pada saat melakukan evaluasi itu. Selain itu, evaluator

mengenali dengan baik komponen-komponen program yang akan dievaluasi dan keterkaitan

antar komponen. Dengan cara demikian maka evaluasi akan optimal karena betul-betul

mengukur komponen atau kegiatan yang dilakukan dan hasil program, sehingga: (1) kecil

kemungkinannya terjadi ketidaksesuaian antara input dan output, serta (2) hasil evaluasi betul-

betul dapat dimanfaatkan untuk perbaikan pembelajaran yang pada gilirannya mampu

meningkatkan soft skills lulusan.

Hadirin yang berbhagia,

PENUTUP

Demikianlah pidato pengukuhan Guru Besar saya, terima kasih atas kesabaran dan

perhatian para hadirin yang berbahagia untuk mengikuti pidato ini. Dengan segala kerendahan

hati, saya menyadari bahwa pidato ini masih jauh dari sempurna karena berbagai keterbatasan

saya, namun saya tetap berharap mudah-mudahan pidato yang sederhana dan kecil ini

bermanfaat bagi pembacanya. Selain itu, pada kesempatan yang baik ini, saya merasa wajib

bersyukur kepada Allah karena alhamdulillah telah dianugerahi gelar Professor, suatu jabatan

tertinggi di bidang akademik.

Guru Besar ini tidak mungkin dapat tercapai tanpa ijin dari Allah melalui berbagai

perantara yang berbentuk bantuan dari berbagai fihak, antara lain: berupa dorongan, pikiran,

dan pemberian semangat kepada saya. Oleh karena itu pada kesempatan yang baik ini,

perkenankanlah saya menyampaikan banyak terima kasih kepada: (a) Kementrian Pendidikan

dan Kebudayaan Republik Indonesia yang telah mengangkat saya sebagai Guru Besar, (2)

Optimalisasi evaluasi Page 28

Page 29: Optimalisasi evaluasi pembelajaran teknik mesin melalui logic model

Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Kemendikbud yang telah menilai kelayakan usulan Guru

Besar saya, (3) Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah menyetujui usulan dan

mendorong saya untuk mengusulkan Guru Besar, (4) Tim tujuh yang terdiri atas: Prof. Dr.

Rochmat Wahab, MPd., M.A., Prof. Dr. Nurfina Aznam, S.U., Apt, Prof. Djemari Mardapi, PhD,

Prof. Dr. Wuraji, Prof. Dr. Haryadi, Prof. Dr. Jumadi, dan Prof. Pardjono, PhD yang telah

memberi masukan dan membimbing dengan cermat sehingga usulan Guru Besar saya on the

track, (5) Tim Penyerasi naskah pidato saya, yakni: Prof. Dr. Rochmat Wahab, MPd., M.A., Prof.

Dr. Achmad Dardiri, M.Hum, Wardan Suyanto, MA, Ed.D, Prof. Djemari Mardapi, PhD, Prof. Dr.

Haryadi, Prof. Dr. Jumadi, dan Prof. Pardjono, PhD (6) Prof. Dr. Gaguk Margono, Prof. Dr. Ismet

Basuki sebagai reviewer external dan Prof. Djemari Mardapi, PhD, Prof. Pardjono, PhD sebagai

reviewer internal karya ilmiah saya, (7) Dekan Fakultas Teknik yang telah mengusulkan ke

Universitas agar usulan Guru Besar saya diproses, (8) Ketua Jurusan dan teman-teman dosen

Jurusan Pendidikan Teknik Mesin yang telah menyetujui saya untuk mengusulkan Guru Besar,

dan (9) semua fihak yang telah membantu mulai dari permulaan usulan sampai SK Guru Besar

saya keluar. Semoga amal kebaikan Bapak/Ibu yang saya hormati dan telah saya sebutkan tadi

menerima balasan kebaikan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Amien3x.

Terima kasih juga saya sampaikan kepada yang terhormat: (1) Bapak dan Ibu guru saya

di Sekolah Dasar Jebugan Bantul, Sekolah Teknik Negeri 1 Bantul, Sekolah Teknologi Menengah

Pertanian Bantul, (2) dosen pembimbing skripsi S1 saya, yakni Bapak Prof. Sukamto, PhD, (3)

dosen pembimbing tesis S2 saya, yakni Prof. Sutrino Hadi, MA (alm) dan Bapak Prof. Sukamto,

PhD, (4) promotor saya, yakni: Prof. Dr. Sumadi Suryabrata (alm), Prof. Djemari Mardapi, PhD,

dan Jahja Umar, PhD, dan (5) semua fihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah

memotivasi dan membimbing saya. Semoga amal kebaikan Bapak/Ibu yang saya hormati, saya

banggakan, dan saya sebutkan tadi menerima balasan kebaikan yang berlipat ganda dari Allah

SWT. Amien3x.

Hadirin yang saya muliakan,

Di hari yang berbahagia ini, perkenakanlah saya mengulang-ulang memanjatkan doa

kepada Allah untuk kedua orang tua kandung saya yang telah menghadap ALMUMIIT: ya Allah

Optimalisasi evaluasi Page 29

Page 30: Optimalisasi evaluasi pembelajaran teknik mesin melalui logic model

ampunilah segala kesalahan ayah dan ibu saya yang telah menghadapMu, kasihanilah mereka,

tempatkanlah mereka berdua di tempat mulia disisiMu. Doa ini saya panjatkan sebagai tanda

hormat dan terima kasih yang tidak terhingga kepada Bapak dan Ibu saya yang telah merawat,

mendidik, membimbing, mendoakan, dan menyekolahkan sehingga saat ini saya dapat meraih

Guru Besar. Untuk mertua saya, Bapak H. Muchsin (almarhum) dan Ibu Hj. Mujikirnah yang

sangat saya hormati, perkenankanlah saya menyampaikan banyak terima kasih atas segala

bantuan, bimbingan dan doanya sehingga saya dapat meraih Guru Besar ini.

Terima kasih yang tulus dan mendalam saya sampaikan kepada istri tercinta Dra. Nur

Wahyumiani, MA dan anak kandung yang saya cintai dan banggakan Rahmat Wicaksono, ST

yang telah dengan sabar memberikan dorongan agar saya mengusulkan Guru Besar, membantu

dalam bentuk pikiran, dana, dan doa sehingga alhamdulillah, atas ijin Allah saya dapat meraih

Guru Besar ini. Terima kasih atas semuanya, dan mohon maaf segala kesalahan saya.

Tidak lupa, terima kasih juga saya sampaikan kepada adik-adik kandung saya, yakni

Ngadiyah, Wagiyem bersama Hari dan anak-anak; adik-adik ipar saya: Dra. Nur Wahyumiati

bersama Suryadi dan anak-anak, Dra. Nur Hidayatun bersama Samsudi, SH dan anak-anak, Nur

Syamsiati, S.Pd dan anak-anak, anak mantu dan cucu, Ir. Rahmat Nugroho, MM bersama Dewi

dan anak-anak yang telah membantu doa sehingga alhamdulillah jabatan Guru Besar ini dapat

saya raih.

Hadirin yang berbahagia,

Perkenankanlah saya menutup pidato saya ini dengan doa:

Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan jauhkanlah kami

dari siksa api neraka. Amien, yaa Rabbal ‘aalamiin.

Optimalisasi evaluasi Page 30

Page 31: Optimalisasi evaluasi pembelajaran teknik mesin melalui logic model

DAFTAR PUSTAKA

Allen, M.J. & Yen, W.M. 1979. Introduction to measurement theory. Monterey, CA: Brooks/Cole Publishing Company.

Badrun Kartowagiran, Amat Jaedun, dan Heri Retnowati. 2012. Evaluasi implementasi standar proses dan standar penilaian di SMK Jurusan Teknik Mesin di D.I. Yogyakarta. Laporan penelitian. Yogyakarta: tidak diterbitkan

Barber, M and Mourshed, M. 2012. Profesional development international. New York: Pearson

Chaturvedi, A., Yadav, K.A., and Bajpai, S. 2011. Communicative approach to soft and hard skills. VSRD-IJBMR, Vol. 1 (1), 2011, 1-6. Diambil tanggal 10 Februari 2013

Coates, D.E. 2006. People skills training: Are you getting a return on your investment?. Diambil tanggal 8 Februari 2013 dari www.Initforlife.com.

Djemari Mardapi. 2008. Teknik penyusunan instrumen: tes dan non tes. Yogyakarta: MITRA CENDIKIA

Fernandes, HJX. 1984. Evaluation of educational program. Jakarta : National Education Planning Evaluating and Curriculum Development

Fitzpatrick, J.L., Sanders, J.R., and Worthen B.R. 2011. Program evaluation: Alternative approach and practical guidelines. New York: Pearson Education. Inc.

Gronlund, N.E. 1985. Measurement and evaluation in teaching. New York: Macmillan Publising Co.

Gultom, S (KaBPSDMP & PMP). 2011. Strategi pembinaan profesionalisme guru. Disampaikan pada Workshop Pengembangan soal Uji Kompetensi Awal di Hotel Sentul Bogor, 2- 4 Februari 2012.

Jamal Ma’mur Asmani. 2011. Buku Panduan Internalisasi pendidikan karakter di sekolah. Yogyakarta: Diva Press

Keeves, J.P. and G.N. Masters. 1999. Introduction. Advances in measurement in educational research and assessment ( edited by: John P. Keeves and Geofferey Masters Tokyo: Pergamon

Kellog Foundation. 2004. Logic model development guide. Michigan: www.wkkf.org. Diambil 20 Februari 2013.

Leigybody, G.B., dan Kidd, M.D. 1968. Methods of teaching shops and technical subject. New York: Delmar Publishers.

Marzano, R.J. Frontier, T., Livinnhston, D. 2011. Effective supervision. Alexandria: ASCD

McNamara .1998. Logic Model. http://www.healthpromotion.act.gov.au/utilities/about.htm. Diambil 20 Februari 2013.

Mills, H.R. 1977. Teaching and training . London: Macmillan Press, Ltd

Optimalisasi evaluasi Page 31

Page 32: Optimalisasi evaluasi pembelajaran teknik mesin melalui logic model

Mitcell, W.G. 2008. Essential soft skills for success in the twenty-first century workforceas perceived by business educators. Diambil 8 Februari 2013

Permendiknas R.I. Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan

Permendiknas R.I. Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian

Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses

Ryan, D.C. 1960. Characteristics of teachers, A research study: their description, comparation and appraisal. Washington D.C.: American Council of education

Salkind, N.J. 2013. Test & measurement for people who hate test & measurement. California: SAGE Publication, Inc.

Soeprijanto .2010. Pengukuran kinerja guru praktik kejuruan. Jakarta: CV.Tursina.

Stigin, R. and Chapuis, J. 2012. Introduction to student involved assessment for learning, 2 nd edition. Boston: Addison Wesley.

Trespeces, FA. 1993. The CIPP Model. Qoezon City : Innotech.

Wright, B. D., & Stone, M. H. (1992). Best test design. Chicago: Mesa Press.

Optimalisasi evaluasi Page 32

Page 33: Optimalisasi evaluasi pembelajaran teknik mesin melalui logic model

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Prof. Dr. Badrun Kartowagiran

NIP/NIDN : 19530725 197811 1 001// 0025075303Satminkal : Fakultas Teknik Universitas Negeri YogyakartaTempat dan Tanggal Lahir : Bantul, 25 Juli 1953Jenis Kelamin : Laki-Laki Perempuan Status Perkawinan : Kawin Belum Kawin Janda/DudaAgama : Islam Golongan, TMT : IV b, TMT: 1 Okt 2000Memiliki Sertifikat dosen : Ya TidakJabatan Fungsional Akademik , TMT : Guru Besar, TMT 1 Agust 2012Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Yogyakarta (UNY),Alamat : Karangmalang, Yogyakarta, 55281Telp./Faks. : (0274) 520326/550835Alamat Rumah : Gejayan, JL. Mangga, Gang Apel 101 RT 07, RW 31, Condong Catur, Depok, Sleman, Yogyakarta 55283Telp./Faks. : (0274) 881523Alamat e-mail : [email protected]

RIWAYAT PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI

Tahun Lulus

Jenjang Perguruan Tinggi Jurusan/Bidang Studi

1977 Sarjana IKIP Yogyakarta Pend. Teknik Mesin

1992 Magister IKIP Jakarta Penelitian dan Evaluasi

Pendidikan

2005 Doktor Universitas Gadjah Mada Psikologi/ Psikometri

PELATIHAN

Optimalisasi evaluasi Page 33

x

x

x

Page 34: Optimalisasi evaluasi pembelajaran teknik mesin melalui logic model

No. Tempat Pelatihan Bidang PelatihanLama

PelatihanTahun

Ket.

1 New York, USA Bank Soal5 hari 2012 Dibiayai Bank

Dunia

2 Pascasarjana UNY Psikometri

4 hr 2009 Pelatih dr Utrech University, Belanda

3 Pascasarjana UNY Psikometri

4 hr 2008 Pelatih dr Massachusetts University, USA

4RMIT University Melbourne, Australia

Research by project

7 hr 2008

5

Unair, Surabaya Statistik Lanjut: Structural Equation Modeling (SEM)

4 hr 2004

6Deakin University

Boorwud, Australia

Penelitian Tindakan

3 bln 1997

7

SEAMEO, Manila Filipina Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

3 bln 1993

PENGALAMAN PENELITIAN (diutamakan 5 tahun terakhir)No. Judul Kedudukan Tahun Ket.

1 Kinerja guru pasca sertifikasi Ketua 2012 Dikti2 Model penjaminan mutu sekolah Anggota 2012 Dikti3 Pemetaan daerah berdasar daya serap

UN Anggota 2011 Litbang, Diknas

4 Hibah Pascasarjana Tahun ke I:Model Evaluasi Kinerja Guru Ketua 2011 Dikti

5 Hibah Pascasarjana Tahun ke I:Model Penjaminan Mutu Sekolah Anggota 2011 Dikti

Optimalisasi evaluasi Page 34

Page 35: Optimalisasi evaluasi pembelajaran teknik mesin melalui logic model

6 Hibah Pascasarjana Tahun ke II: Pengembangan bank soal berbasis guru

Anggota 2010 Dikti

7 Hibah Pascasarjana Tahun ke II: Pengembangan soal yang baku dan nis bias

Anggota 2010 Dikti

8 Evaluasi kinerja lulusan Prodi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Ketua 2010 UNY

9 Materi Sulit pada soal Ujian Nasional SMP Tahun 2009 Ketua 2010 UNY

10 Hibah Fundamental Tahun ke II: Uji unidimensionalitas soal UAN Matematika SMP Tahun 2007

Ketua 2009Dikti

11 Hibah Pascasarjana Tahun ke I: Pengembangan bank soal berbasis guru

Anggota 2009 Dikti

12 Hibah Pascasarjana Tahun ke I: Pengembangan soal yang baku dan nis bias

Anggota 2009 Dikti

13 Strategi Nasional: Pengembangan model evaluasi kinerja guru profesional Anggota 2009 Dikti

14 Komitmen moral Polri Anggota 2009 Sespim Polri15 Hibah Fundamental Tahun ke I: Uji

unidimensionalitas soal UAN Matematika SMP Tahun 2007

Ketua 2008Dikti

16 Validitas prediktif tes masuk SMP di D.I. Yogyakarta

Ketua 2007UNY

17 Validitas konstruk TPA sebagai tes masuk Universitas Negeri Yogyakarta

Ketua 2006UNY

KARYA PENTING YANG DITAMPILKAN DALAM SEMINAR (5 tahun terakhir)No. Judul Tempat Tahun1 Seminar Nasional: Model penilaian

kinerja guru Pascasarjana UNY 2012

2 Workshop: Penilaian berbasis kriteria Fakultas Psikologi UGM

2012

3 Workshop:Pemanfaatan hasil penilaian Fakultas Teknik UNY 2012

4 Workshop: Metodologi penelitian Fakultas Psikologi 2012

Optimalisasi evaluasi Page 35

Page 36: Optimalisasi evaluasi pembelajaran teknik mesin melalui logic model

UGM5 Workshop: Pengembangan instrumen

evaluasi berbasis tesFKIP Universitas Ahmad Dahlan 2012

6 Seminar Nasional: Strategi peningkatan kompetensi guru Fakultas Teknik UNY 2012

7 Seminar Nasional: Materi sulit pada soal Ujian Nasional mata pelajaran Bahasa Indonesia SMP

Lemlit UNY 2011

8 Workshop: Sistem penilaian di RSBI Universitas Ahmad Dahlan 2011

9 Workshop: Penyusunan bahan ajar pada PLPG sertifikasi guru dalam jabatan

Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta

2011

10 Workshop: Pengembangan kurikulum diklat

PPPPTK Kesenian 2010

11 Uji kompetensi dalam Pendidikan Profesi Guru di Universitas PGRI Yogyakarta

Hotel Saphir Yogyakarta

2010

12 Uji kompetensi dalam Pendidikan Profesi Guru di Universitas Negeri Yogyakarta

Universitas Negeri Yogyakarta

2010

13 Seminar Regional: Peningkatan kualitas soal uji kompetensi guru

Unnes, Semarang 2010

14 Seminar Regional: Peningkatan kualitas pembelajaran dalam PLPG melalui peningkatan kualitas soal uji kompetensi guru

Uhamka, Jakarta 2010

15 Seminar Nasional: Revitalisasi guru melalui sertifikasi guru

Teacher Development Centre (TDC) Surakarta

2010

16 Seminar Nasional: Penjaminan dan peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan

LPMP Kalimantan Tengah

2010

17 Seminar Nasional: Identifikasi Bias Butir Perangkat UN Matematika SMP 2003 Menggunakan Teori Respons Multidimensi

HEPI Jakarta 2010

18 Seminar Lokal: Sertifikasi guru, Dinas Pendidikan 2009Optimalisasi evaluasi Page 36

Page 37: Optimalisasi evaluasi pembelajaran teknik mesin melalui logic model

peningkatan profesionalisme guru Kota Bau-Bau, Sulsel19 Seminar Nasional: Profesionalisme

mrpk strategi peningkatan kualitas guru

UNY 2009

20 Seminar Nasional: Meningkatkan profesionalisme guru melalui realitas sertifikasi guru

Teacher Development Centre (TDC) Surakarta

2009

21 Seminar Nasional: Sekolah Bertaraf Internasional

HEPI Lampung, Bandar Lampung

2009

22 Seminar Nasional: Sertifikasi = mutu + kesejahteraan guru

Tribun Batam, Batam 2008

23 Seminar Nasional: Sertifikasi guru: suatu tantangan dan harapan

Unes, Semarang 2008

24 Seminar Nasional: Sertifikasi guru: suatu tantangan dan harapan

Teacher Development Centre (TDC) Surakarta

2008

25 Seminar Nasional: Sertifikasi guru: antara harapan dan realitas

Teacher Development Centre (TDC) Surakarta

2008

26 Seminar Nasional: Strategi guru dalam menghadapi sertifikasi guru

Lemlit UNY 2007

27 Seminar Nasional: Sertifikasi guru: suatu strategi untuk meningkatkan kualitas guru

UIN Sunan Kalijaga 2007

ARTIKEL DALAM JURNAL YANG DITERBITKAN

No. Judul Tahun Nama/Penerbit Jurnal

1Pengembangan instrumen pengukur hasil belajar NIR bias dan terskala baku 2011 Jurnal HEPI/

Pascasarjana UNY

2Rintisan bank soal berbasis kinerja guru untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia SMP di D.I. Yogyakarta

2011Cakrawala Pendidikan/ Lembaga Penelitian

3Kinerja guru profesional (pasca sertifikasi)

2011Jurnal

Kependidikan/ Lembaga Penelitian

4 Uji unidimensionalitas soal UAN 2008 Penelitian dan

Optimalisasi evaluasi Page 37

Page 38: Optimalisasi evaluasi pembelajaran teknik mesin melalui logic model

Matematika SMP Tahun 2007Evaluasi Pendidik-an/Pasca sarjana UNY

5Validitas prediktif tes masuk SMP di D.I. Yogyakarta 2007

Penelitian dan Evaluasi Pendidikan/ Pasca sarjana UNY

6Hubungan subtes kemampuan verbal, kuantitatif, penalaran dengan TPA untuk calon mahasiswa non-reguler

2006Jurnal Kependidikan/Lemlit UNY

7Analisis kritis terhadap ujian akhir nasional

2005Dinamika/Diknik Mesin

8Pendekatan kualitatif dan kuantitatif dalam penelitian tindakan di bidang psikologi

1999Kontroversi/Univ Malang

PENGALAMAN JABATAN

No. Nama Pekerjaan Dari Sampai Tempat/ Institusi

1 Tim Pemantau Standar Penilaian 2013 - BSNP

2 Ketua Tim Nasional sertifikasi guru 2010 2011 Dikti3 Tim Nasional Sertifikasi Guru 2005 2011 Dikti

4 Tim Nasional Sertifikasi Guru 2011 sekarang

5 Tim Pemantau Tes Program International Student Assessment (PISA)

2009 -PISA

6 Tim Pemantau Standar Penilaian 2009 - BSNP

7 Ketua Tim Adhoc Standar Penilaian BSNP

2005 2007 BSNP

8 Tim Pemantau Tes Program International Student Assessment

2006

Optimalisasi evaluasi Page 38

Page 39: Optimalisasi evaluasi pembelajaran teknik mesin melalui logic model

(PISA)

9 Konsultan Diklat Satker Pembinaan PLP Dinas Pend DIY

2005 Dinas Pend Prov DIY

10 Dosen Fakultas Teknik UNY (dulu FPTK IKIP YK)

1977 sekarang FT UNY

11 Dosen Pascasarjana UNY 2005 Sekarang Pascasarjana UNY

12 Sekretaris program Doktor PEP Pascasaarjana UNY

2005 Sekarang Pascasarjana UNY

13 Ketua Program Studi PEP S2 Pascasarjana UNY

2006 2008 Pascasarja na UNY

14 Dosen program Doktor dan Magister Psikologi UGM

2005 sekarang Psikologi UGM

15 Dosen Program Magister Psikologi UAD 2005 sekarang S2 Psikologi UAD

16 Ketua Pusat pengembangan sistem pengujian (Pusbangsijian) Lemlit UNY

2005 2010 Lemlit UNY

17 Anggota Redaksi Jurnal HEPI 2006 sekarang Pascasarja na UNY

18 Tim Reviewer Nasional untuk penelitian RII dan AR

2004 2008 Dikti

19 Tim Evaluator Proyek PPM SLTP Kanwil Depdiknas DIY

2001 2004 Dinas Pend Prov DIY

20 Waka Tim Redaksi Buletin Penelitian 1995 1998 Lemlit UNY

21 Anggota Tim Redaksi Warta IKIP Yogyakarta

1995 1999 LPM UNY

22 Anggota Badan Pertimbangan Penelitian Lemlit UNY

1995 1999 Lemlit UNY

Optimalisasi evaluasi Page 39

Page 40: Optimalisasi evaluasi pembelajaran teknik mesin melalui logic model

PENGALAMAN MENGAJAR

Mata Kuliah Jenjang

Institusi/Jurusan/Program Tahun . s.d. …

Praktik Bengkel S1 FT UNY 1978 – 2004

Mekanika Teknik S1 FT UNY 1978 – 2004

Statistik D3 FT UNY 2005 - sekarang

Statistik S1 FT UNY 2005 - sekarang

Metodologi Penelitian Pendidikan

S1 FT UNY 2005 - sekarang

Evaluasi Pembelajaran

S1 FT UNY 2011 - sekarang

Metodologi Penelitian Pendidikan

S2 Pascasarjana, Teknologi Pendidikan, UNY

2005 -2006

Konstruksi Instrumen

S2 Pascasarjana, PEP UNY 2005 - sekarang

Evaluasi Pembelajaran

S2 Pascasarjana, Dikdas UNY 2007 – sekarang

Evaluasi Program S2 Pascasarjana, PEP UNY 2007 – sekarang

Praktik Evaluasi S2 Pascasarjana, PEP UNY 2007 – 2010

Evaluasi Kebijakan S2 Pascasarjana PEP UNY 2011 - sekarang

Statistik S2 Pascasarjana, Dikdas UNY 2007 – sekarang

Statistik S2 Pascasarjana, PLS UNY 2011 – sekarang

Optimalisasi evaluasi Page 40

Page 41: Optimalisasi evaluasi pembelajaran teknik mesin melalui logic model

Statistik: SEM S3 Pascasarjana, PEP UNY 2007 – sekarang

Konstruksi Instrumen

S3 Pascasarjana, PEP UNY 2007 – 2008

Praktik Evaluasi S3 Pascasarjana, PEP UNY 2007 – 2010

Statistik S2 Pascasarjana, Psikologi, UAD 2007 – sekarang

Konstruksi instrumen

S2 Pascasarjana, Psikologi UGM 2007 – sekarang

Seminar Psikometrik

S3 Pascasarjana, Psikologi UGM 2011

PENGALAMAN MEMBIMBING MAHASISWA

Tahun Pembimbingan / Pembinaan

1980 –

sekarang

Skripsi S1

1995 –

sekarang

Tugas Akhir, Praktik Industri, D3

2005 –

sekarang

Tesis S2

2008 –

sekarang

Disertasi S3

PENGABDIAN PADA MASYARAKATNo. Judul Tempat Tahun1 Workshop standar isi psikometrik Fak Psikologi UGM 20132 Pelatihan penulisan butir soal UN SMK Direktorat PSMK 2013

Optimalisasi evaluasi Page 41

Page 42: Optimalisasi evaluasi pembelajaran teknik mesin melalui logic model

3 Pelatihan penulisan butir soal UN SMK Direktorat PSMK 20124 Pelatihan penulisan kisi-kisi soal UN SMK Direktorat PSMK 20125 Pelatihan penulisan soal pilihan ganda bagi

guru SD Pascasarjana UNY 20126 Penyegaran penyusunan soal bagi dosen

Farmasi UGM Fak Farmasi UGM 20117 Pelatihan penyusunan kisi-kisi dan butir

soal bagi guru Matematik SMP Pascasarjana UNY 20118 Pelatihan penulisan soal bagi guru SD di

Kabupaten SlemanLemlit UNY 2010

9 Kiat meningkatkan skor Ujian Nasional Pascasarjana UNY 201010 Sosialisasi portofolio dalam rangka

sertifikasi guru dalam jabatanUNJA, Jambi 2009

11 Sosialisasi portofolio dalam rangka sertifikasi guru dalam jabatan

UNPAR, Palangkaraya

2009

12 Workshop: Penyusunan kisi-kisi dan butir-butir soal

SMP, SMA Muhammadiyah se Kab. Cilacap

2008

13 Workshop: Sistem penilaian hasil belajar dalam KTSP

SMP I Bopkri, Yogyakarta

2007

14 Pelatihan penyusunan silabus dan sistem penilaian dengan KTSP

SMA I Bopkri Magelang

2007

15 Teknik penyusunan portofolio bagi guru Dinas Pendidikan Prov. Jawa Tengah

2007

16 Sosialisasi portofolio dalam rangka sertifikasi guru dalam jabatan

Dinas Pendidikan Prov. Jawa Tengah

2007

17 Sosialisasi portofolio dalam rangka sertifikasi guru dalam jabatan

Dinas Pendidikan Prov. Sumsel

2007

18 Sosialisasi portofolio dalam rangka sertifikasi guru dalam jabatan

Dinas Pendidikan Prov. Sulut

2007

19 Workshop: Sistem penilaian hasil belajar dalam KTSP

SMAN 6, Yogyakarta 2006

PENGALAMAN DALAM ORGANISAISI PROFESI

NO Nama Organisasi Periode Keterangan1 Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia 1980 - sekarang Anggota2 Ikatan Alumni Pasca Sarjana IKIP YK 1994- sekarang Anggota3 Perhimpunan Indonesia untuk 1995 - sekarang Anggota

Optimalisasi evaluasi Page 42

Page 43: Optimalisasi evaluasi pembelajaran teknik mesin melalui logic model

Pengembangan Kreativitas (PIPK)4 Himpunan Evaluasi Pendidikan

Indonesia (HEPI) 2000 – 2010/ sekarang

Sekjen/anggota

5 Asosiasi Mahasiswa dan Alumni Program Pascasarjana UNY

2000 - 2008 Ketua

6 KAGAMA 2005 - sekarang Anggota

PENGHARGAAN/PIAGAM

Tahun Bentuk Penghargan Pemberi

2003 Satya Lencana Kesetiaan 25 Tahun Presiden RI

Daftar riwayat hidup dan riwayat pekerjaan ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Apabila ada pernyataan yang tidak didukung data saya bersedia diberi sanksi.

Yogyakarta, 20 April 2013

Yang membuat,

Prof. Dr. Badrun Kartowagiran NIP 19530725 197811 1 001

Optimalisasi evaluasi Page 43

Page 44: Optimalisasi evaluasi pembelajaran teknik mesin melalui logic model

Optimalisasi evaluasi Page 44