open source by budi syihabudin
TRANSCRIPT
Defenisi Open Source
Menurut thesaurus Bahasa Indonesia, kata free bisa diartikan sebagai : bebas, blong,
Cuma-Cuma, gratis, luang, meluputkan, membebaskan, terluang. Adapun secara istilah, free
adalah kebebasan anda untuk menyalin software serta menggunakannya secara legal
dikomputer manapun tanpa harus membayar biaya tertentu.
Adapun Open Source, secara istilah diartikan sebagai prinsip-prinsip dan metodelogi
yang bertujuan mempromosikan akses terbuka terhadap tahapan produksi dan desain pada
sebuah produk atau sumber daya apapun dan dimanapun.
Istilah Open Source lazim diterapkan pada kode sumber (source code) dari software
yang dibuat untuk kepentingan public secara umum dengan tidak adanya batasan hak atas
kekayaan intelektual. Prinsip ini menyediakan kebebasan kepada user untuk membuat isi
sebuah software secara bertahap maupun berkolaborasi.
Ada empat jenis kebebasan bagi para pengguna perangkat lunak, yaitu:
1. Kebebasan untuk menjalankan programnya untuk tujuan apa saja (kebebasan 0).
2. Kebebasan untuk mempelajari bagaimana program itu bekerja serta dapat
disesuaikan dengan kebutuhan anda (kebebasan 1). Akses pada kode program
merupakan suatu prasyarat.
3. Kebebasan untuk menyebarluaskan kembali hasil salinan perangkat lunak
tersebut sehingga dapat membantu sesama anda (kebebasan 2).
4. Kebebasan untuk meningkatkan kinerja program, dan dapat menyebarkannya ke
khalayak umum sehingga semua menikmati keuntungannya (kebebasan 3).
Akses pada kode program merupakan suatu prasyarat juga.
Dengan munculnya internet, perkembangan dunia software open source sangat
cepat, banyak kalangan bahkan menyatakan perkembangan software open source lebih
cepat dibandingkan dengan perkembangan software Closed Source.
Model pengembangan open source memungkinkan pengembangan software
dilakukan secara parallel dengan tujuan yang berbeda-beda. Metode pengembangan ini
berbeda jauh dibandingkan dengan metode sentralistik yang lazim diterapkan di perusahaan
pengembang software komersial.
Sejarah Software Open Source
Kata “Open Source” pertama kali muncul pada sebuah rapat di Palo Alto California.
Ketika itu, Netscape yang merupakan pengembang browser Navigator ingin melepaskan
kode sumber dari produk dengan nama Mozilla di bulan Januari 1998. Merekan ingin
membedakan diri dan menghindari konfrontasi ideologis maupun konotatif dengan istilah
Free Software yang dipelopori oleh Richard Stallman. Para penggagas istilah open source
adalah : Christine Peterson, Todd Anderson, Larry Augustin, Jon Hall, Sam Ockman, and Eric
S. Raymond.
Istilah “Open Source” ini kemudian menjadi terkenal setelah dipublikasikan oleh tim
O’Reilly melalui sebuah event yang diadakan di bulan April 1999. Event ini dihadiri oleh para
selebritis IT yang terlibat dalam project-project free open source, seperti Linus Torvallds
(penemu Linux), Larry Wall, Brian Behlendorf, Eric, Allman, Guido van Rossum (pembuat
python), Michael Tieman, Paul Vixie, Jamie Zawinski dari Netscape, dan Eric Raymond.
Untuk menjaga perkembangan dunia open source, dibentuklah sebuah badan yang
disebut Open Source Initiative. Badan ini didirikan tahun 1998 oleh Eric S. Raymond dan
Bruce Perens. Definisi open source yang digunakan disini Debian Free Software Guidelines.
Saat ini, perkembangan Open Source tidak hanya terbatas pada dunia IT, namun juga
pada beberapa hal sebagai berikut : Pertanian, Kesehatan dan Farmasi, Teknologi, Media,
Pendidikan, Pemerintahan dan Kesenian.
Lisensi Open Source Software (OSS)
1. GNU General Public License (GPL)
GNU General Public License (disingkat GNU GPL, atau cukup GPL; dalam bahasa
Indonesia diterjemahkan menjadi lisensi publik umum) merupakan suatu lisensi perangkat
lunak bebas yang aslinya ditulis oleh Richard Stallman untuk proyek GNU. Lisensi GPL
memberikan penerima salinan perangkat lunak hak dari perangkat lunak bebas dan
menggunakan copyleft untuk memastikan kebebasan yang sama diterapkan pada versi
berikutnya dari karya tersebut. GPL terakhir lisensi ini, yaitu versi 3, dirilis 27 Juni 2007. GNU
Lesser General Public License (LGPL) merupakan versi lain GPL, ditujukan untuk penggunaan
beberapa software library.
Berdasarkan beberapa pengukuran, GPL merupakan lisensi perangkat lunak bebas dan
sumber terbuka terpopuler. Per Januari 2006, GPL digunakan oleh 66% dari 41.962
perangkat lunak bebas yang terdaftar di Freshmeat, serta 68 % dari keseluruhan perangkat
lunak bebas yang terdaftar di SourceForge.net.
2. Berkeley Software Distribution (BSD)
Berkeley Software Distribution (BSD) pertama kali dibangun dan dikembangkan oleh
Computer System Research Group (CSRG) di University of California at Berkeley (UCB), BSD
pertama kali keluar pada akhir 1977 sebagai paket tambahan dan patch dari AT&T UNIX
versi 6, yang mana waktu itu beroperasi pada mesin PDP-11 minicomputer.
BSD dibuat, dikembangkan, dan digunakan secara “Bebas” sebagai perlawanan
terhadap lisensi UNIX yang dimiliki oleh AT&T dan oleh karena itu BSD mempunyai lisensi
tersendiri yang memungkinkan setiap orang bebas melakukan pengembangan, dan
menggunakan kode sumber BSD. Pada tahun 1993, versi 4.4BSD dirilis sebagai sebuah
Sistem Operasi yang utuh.
- Distribusi Varian
Semenjak CSRG tidak lagi aktif, beberapa turunan 4.4BSD muncul, dan beberapa
diantaranya menjadi produk komersial.
- BSD/OS
Berkeley Software Design, Inc., didirikan oleh beberapa pendiri awal developer
CSRG sebagai kelanjutan dari pengembangan BSD dalam sisi komersial. BSD/OS telah
mendukung untuk banyak platform, seperti i386 dan sparc, yang biasanya dipasarkan
dengan memasukkan beberapa applikasi Internet.
Pada tahun 2000, BSDI bergabung dengan Walnut Creek CDROM, sebuah
perusahaan yang secara finansial mendukung juga OS FreeBSD . BSD/OS akan
dilanjutkan sebagai sebuah produk yang terpisah, namun seperti yang diharapkan,
BSD/OS dan FreeBSD Sumber bebas akan digabungkan.
- Darwin
DarwinOS adalah bagian penting open-source operating system baru Apple, Mac
OS X. Darwin mengimplementasikan kepribadian 4.4BSD dan userland pada sebuah
mikrokernel Mach, dengan FreeBSD sebagai referensi utama. Walaupun ditujukan pada
platforn pps Apple, namun system ini juga sedang dikembangkan untuk platform i386.
Varian BSD lainnya yang juga merupakan turunan 4.4BSD, menggunakan lisensi
distribusi BSD yang menyediakan kode sumber secara bebas.
- FreeBSD
FreeBSD mengoptimalkan penggunaan platform PC. FreeBSD menyediakan
kemudahan installasi dan dukungan yang luas terhadap perangkat keras PC. FreeBSD
mendukung arsitektur i386 dan alpha, dan pengembangan FreeBSD pada beberapa
platform juga telah dilakukan. FreeBSD juga digunakan pada server-server yang
memiliki traffic dan kinerja yang cukup tinggi untuk service WWW dan FTP seperti
www.yahoo.com dan ftp.cdrom.com.
- NetBSD
NetBSD memfokuskan pengembangan pada penyediaan sistem operasi untuk
banyak platforms, dari sebuah palmtop sampai server alpha yang besar. NetBSD
berjalan pada hampir semua mesin dimana orang menginginkan UNIX sebagai sistem
operasinya.
- OpenBSD
OpenBSD memfokuskan pengembangan pada keamanan dan cryptography. Proyek
pengembangan ini terpisah dari proyek NetBSD pada tahun 1995 sebagai akibat
perselisihpahaman antara Theo de Raadt dengan NetBSD core team lainnya. OpenBSD
saat ini setidaknya telah mendukung lebih dari 10 platforms, dengan beberapa proses
pengembangan lebih terstruktur. Tim OpenBSD juga telah menghasilkan sebuah
applikasi OpenSSH , sebuah implementasi untuk memenuhi kebutuhan Secure Shell
untuk pekerjaan secara remote.
Lalu, seberapa besar perbedaan FreeBSD, NetBSD, dan OpenBSD? Secara praktis,
tidak banyak bedanya. Namun dari ketiganya justru berbeda jauh jika dibandingkan
dengan distribusi Linux, yang mungkin bisa dipersempit dari sisi sudut pandang
pengguna, dan sysadmin. Dan dari ketiga distribusi BSD tersebut terdapat sharing
source code antar proyek dengan memfasilitasi lisensi yang sama.
3. GNU Lesser General Public License
Lisensi Publik Sedikit Kurang Umum GNU (bahasa Inggris: GNU Lesser General Public
License; disingkat LGPL; dahulu bernama GNU Library General Public License) adalah lisensi
perangkat lunak gratis yang dirancang sebagai kompromi antara Lisensi Publik Umum GNU
(GPL) dan lisensi-lisensi perizinan yang sederhana seperti lisensi BSD dan lisensi MIT. LGPL
ditulis pada tahun 1991 (dan dimutakhirkan pada tahun 1999) oleh Richard Stallman dan
Eben Moglen.
Perbedaan utama antara GPL dan LGPL adalah bahwa LGPL dapat ditautkan ke sebuah
program yang tidak berlisensikan LGPL, yang bisa merupakan perangkat lunak gratis atau
perangkat lunak proprieter, jika syarat-syarat penggunannya mengizinkan "modifikasi untuk
kebutuhan pribadi pelanggan dan reverse engineering bagi melakukan debugging terhadap
modifikasi semacam itu."
LGPL menempatkan batasan-batasan copyleft terhadap program tersebut sendiri
namun tidak menjalankan batasan tersebut terhadap perangkat-perangkat lunak lainnya
yang hanya bertaut dengan program tersebut. Meskipun begitu, ada pula batasan-batasan
tertentu lainnya terhadap perangkat lunak ini.
LGPL umumnya digunakan untuk library perangkat lunak, meskipun juga digunakan
aplikasi seperti OpenOffice.org dan Mozilla.
Perbedaan software Open Source dengan Freeware
Serupa dengan perangkat lunak gratis, perangkat lunak sumber terbuka merupakan
perangkat lunak yang juga dapat diperoleh dan didistribusikan secara bebas. Berbeda halnya
dengan perangkat lunak gratis yang belum tentu boleh dilihat kode aslinya, perangkat lunak
sumber terbuka dapat dibaca kode-kode pemrograman sesuai aslinya. Kode pemrograman
ini dapat juga diubah, dimodifikasi dan dikembangkan sendiri oleh kita dengan tetap
memperhatikan kaidah yang berlaku sesuai dengan lisensi perangkat lunak tersebut.
Sebagai contoh untuk memahami perbedaan antara kedua jenis perangkat ini dapat
diilustrasikan misalnya perusahaan Microsoft pada suatu saat menjadikan salah satu
produknya menjadi perangkat lunak gratis. Hal ini berarti siapapun dapat mendapatkannya
secara gratis. Akan tetapi anda tidak diperkenankan untuk kemudian memodifikasi dan
mengembangkan produk perangkat lunak tersebut.
Dapat disimpulkan, perangkat lunak sumber terbuka sudah pasti merupakan
perangkat lunak gratis, namun sebaliknya perangkat lunak gratis belum tentu merupakan
perangkat lunak sumber terbuka.
Perbedaan software Open Source dengan SharewareShareware ialah perangkat lunak yang mengizinkan orang orang untuk
meredistribusikan salinannya, tetapi mereka yang terus menggunakannya diminta untuk
membayar biaya lisensi. Shareware bukan perangkat lunak bebas atau pun semi-bebas. Ada
dua alasan untuk hal ini, yakni: Sebagian besar shareware, kode programnya tidak tersedia;
jadi anda tidak dapat memodifikasi program tersebut sama sekali. Shareware tidak
mengizinkan seseorang untuk membuat salinan dan memasangnya tanpa membayar biaya
lisensi, tidak juga untuk orang-orang yang terlibat dalam kegiatan nirlaba. Dalam
prakteknya, orang-orang sering tidak mempedulikan perjanjian distribusi dan tetap
melakukan hal tersebut, tapi sebenarnya perjanjian tidak mengizinkannya. - See more at:
http://www.g-excess.com/pengertian-shareware-software-berbayar/#sthash.y9TKzOkj.dpuf
Skema Lisensi Open Source Software (OSS)
Jenis Penggunaan OSS Lisensi OSS yang dapat dipergunakan
Tidak mengubah source code Semua jenis lisensi OSS(GPL, BSD, MPL, LGPL, Lisensi MIT)
Mengubah source code untuk kebutuhan internal Semua jenis lisensi OSS(GPL, BSD, MPL, LGPL, Lisensi MIT)
Mengubah source code dan mendistribusikan sebagai OSS Semua jenis lisensi OSS(GPL, BSD, MPL, LGPL, Lisensi MIT)
Mengubah source code dan mendistribusikan sebagai proprietary software
BSD, Lisensi MIT
Menggunakan OSS sebagai salah satu komponen/library software yang didistribusikan sebagai proprietary software
BSD, MIT License, LGPL
Keuntungan dan Kerugian Open Source
Keuntungan dari software open source, yaitu :
1. Adanya hak untuk mendistribusikan modifikasi dan perbaikan pada kode.
2. Ketersediaan source code dan hak untuk memodifikasi.
3. Tidak disandera vendor, open source menggunakan format data terbuka, sehingga
data menjadi transparan dan bisa dengan bebas diproses di sistem komputer yang
berbeda-beda, sambil tetap menjaga keamananya. Dengan demikian, konsumen
tidak lagi terikat pada kemauan vendor untuk dapat menggunakan data-datanya.
4. Banyaknya tenaga (SDM) untuk mengerjakan proyek, proyek open source biasanya
menarik banyak developer, misalnya pengembangan web server Apache menarik
ribuan orang untuk ikut mengembangkan dan memantau.
5. Kesalahan (bugs, error) lebih cepat ditemukan dan diperbaiki, hal ini dikarenakan
jumlah developer-nya sangat banyak dan tidak dibatasi. Visual inspection (eye-
balling) merupakan salah satu metodologi pencarian bugs yang paling efektif. Selain
itu, source code yang tersedia membuat setiap orang dapat mengusulkan perbaikan
tanpa harus menunggu dari vendor.
6. Kualitas produk lebih terjamin, hal ini dikarenakan evaluasi dapat dilakukan oleh
banyak orang sehingga kualitas produk dapat lebih baik. Namun, hal ini hanya
berlaku untuk produk open source yang ramai dikembangkan orang. Tidak
selamanya open source dikembangkan oleh banyak orang, karena bisa juga dilakukan
oleh individual.
7. Hemat biaya, sebagian besar developer ini tidak dibayar. Dengan demikian, biaya
dapat dihemat dan digunakan untuk pengeluaran yang tidak dapat ditunda, misal
membeli server untuk hosting web.
8. Tidak mengulangi development, pengulangan (re-inventing the wheel) merupakan
pemborosan. Adanya source code yang terbuka membuka jalan bagi seorang
programmer untuk melihat solusi-solusi yang pernah dikerjakan oleh orang lain.
Namun, pada kenyataannya tetap banyak pengulangan.
9. User dapat memodifikasi dan mengunci agar hanya kalangan terbatas yang dapat
membaca kode dan memodifikasinya.
10. Mencegah software privacy yang melanggar hukum.
Kerugiannya dari software open source, yaitu : :
1. Kurangnya SDM yang dapat memanfaatkan open source, ketersediaan source code
yang diberikan dapat menjadi sia-sia, jika SDM yang ada tidak dapat
menggunakannya. SDM yang ada ternyata hanya mampu menggunakan produk saja,
Jika demikian, maka tidak ada bedanya produk open source dan yang propriertary
dan tertutup.
2. Tidak adanya proteksi terhadap HaKI, kebanyakan orang masih menganggap bahwa
open source merupakan aset yang harus dijaga kerahasiannya. Hal ini dikaitkan
dengan besarnya usaha yang sudah dikeluarkan untuk membuat produk tersebut.
Karena sifatnya dapat di-abuse oleh orang-orang untuk mencuri ide dan karya orang
lain.
3. Kesulitan dalam mengetahui status project.
4. Tidak ada garansi dari pengembangan.
5. Limitasi modifikasi oleh orang – orang tertentu yang membuat atau memodifikasi
sebelumnya.
6. Untuk beberapa platform, contohnya JAVA yang memiliki prinsip satu tulis dan bisa
dijalankan dimana saja, akan tetapi ada beberapa hal dari JAVA yang tidak
competible dengan platform lainnya. Contohnya J2SE yang SWT – AWT bridge-nya
belum bisa dijalankan di platform Mac OS.
7. Open Source digunakan secara sharing, dapat menimbulkan resiko kurangnya
diferensiasi antara satu software dengan yang lain, apabila kebetulan menggunakan
beberapa open Source yang sama.
Aplikasi Open Source Untuk Pemetaan
Sejak Pemerintah Indonesia mencanangkan IGOS (Indonesia Goes Open Source) awal
tahun 2005, perhatian kita terhadap yang berbau open source mulai meningkat. Hal ini juga
didukung sepenuhnya oleh isu hak cipta, biaya lisensi perangkat lunak komersial yang tinggi
dan kemampuan beli masyarakat Indonesia yang rendah.
“Open source” secara teknis dapat diartikan sebagai perangkat lunak yang
menyediakan kode sumber (source code) untuk dimodifikasi dan didistribusikan kepada
publik. Ada beberapa lisensi aplikasi open source (AOS) yang dikoordinasikan oleh “Open
Source Initiative” (http://www.opensource.org). Kesuksesan AOS bukan disebabkan oleh
karena penyediaan kode sumber yang secara bebas dapat dimodifikasi dan disitribusikan,
akan tetapi lebih disebabkan oleh tumbuh dan berkembangnya komunitas yang memiliki
minat yang sama dalam mengembangkan aplikasi tersebut.
Secara umum keunggulan AOS adalah adalah:
Didesain untuk dikembangkan secara modular. Seseorang yang ingin berkontribusi
dapat menambahkan suatu fungsi tanpa atau sedikit ketergantungan terhadap
bagian/fungsi yang lain.
Dokumentasi yang lengkap. Dokumentasi yang lengkap ditujukan untuk pengembang
yang baru dapat dengan cepat mempelajari struktur aplikasi. Tanpa dokumentasi
yang lengkap, seseorang akan terbuang waktunya hanya untuk mempelajari struktur
aplikasi.
Transparansi disain dan proses pengembangan. Setiap orang dapat berkontribusi
karena disain dan arah pengembangan selalu dikomunikasikan ke publik melalui web
dan mailing list. Kode sumber selalu tersedia pada saat proses pengembangan
melalui CVS (concurrent versning system) dan bukan pada saat dirilis.
Timi inti yang modular dan transparan. Tim inti pengembang dipilih oleh komunitas
berdasarkan kontribusinya. Apabila sudah tidak memiliki kontribusi yang signifikan
maka dengan sendirinya akan keluar dari anggota tim inti dan digantikan oleh yang
lain yang memiliki kontribusi yang lebih banyak.
Kekuatan AOS harus dapat dievaluasi sebagaimana layaknya aplikasi komersial.
Empat faktor diatas setidaknya harus dipenuhi oleh suatu proyek AOS untuk dapat
berkembang dan sukses diterima publik.
Aplikasi Open Source SIG dan Penginderaan Jauh
AOS dapat dikategorikan menjadi dua macam yaitu library dan aplikasi. Library
merupakan modul yang dapat digunakan untuk membangun suatu aplikasi, sehingga dapat
menyingkat waktu dalam pengembangan aplikasi tersebut. Aplikasi didisain untuk pengguna
akhir (end-user). Aplikasi SIG dan penginderaan jauh termasuk didalamnya. Umumnya
aplikasi memiliki tampilan antar muka untuk memudahkan menjalankan aplikasi, sama
halnya dengan aplikasi komersial.
Review lengkap mengenai open source SIG dan penginderaan jauh disajikan dalam
“The State of Open Source GIS” oleh Paul Ramsey (Refractions Research Inc.). Tulisan
tersebut membahas mengenai status dan fungsi dari AOS di bidang SIG dan penginderaan
jauh.
Library yang berbasiskan C:
GDAL/ORG (http://remotesensing.org/gdal) – Geospatial Data Abstraction Library
Library untuk membaca dan menulis data raster (GDAL) dan data vektor(OGR). GDAL
dan OGR banyak digunakan pada aplikasi GIS dan penginderaan jauh dan bahkan
pada aplikasi komersial.
Proj4 (http://proj.maptools.org) – Cartographic Projections Library
Library untu proyeksi peta, menyediakan lebih dari 100 macam proyeksi.
GEOS (http://geos.refractions.net) – Geometry Engine Open Source
Library untuk topology data vektor.
Aplikasi yang berbasiskan C:
OpenEV (http://openev.sourceforge.net)
OpenEV merupakan library dan aplikasi contih menampilkan dan melakukan analysis
geospasial data (vektor dan raster. OpenEV dapat dijalankan di Windows
98/NT/2000/XP, Linux, Irix, Solaris.
UMN MapServer (http://mapserver.gis.umn.edu)
MapServer merupakan aplikasi pemetaan online (web-mapping) yang cukup popular.
Dikembangkan oleh Universitas Minnesota dan didukung oleh NASA dan
Departemen Sumber Daya Alam Minnesota (Minnesota Department of Natural
Resources).
Open Source GIS dan Penginderaan Jauh (Sumber: Ramsey, P., 2004)
GRASS (http://grass.itc.it/index.php) – Geographic Resources Analysis Support
System
GRASS merupakan AOS yang cukup lengkap untuk melakukan analisis SIG dan
penginderaan jauh. GRASS memiliki kemampuan untuk melakukan manajemen data
dan analisis, pengolahan citra, kartografi, pemodelan spasial, dan visualisasi. GRASS
dapat dijalankan di sistem operasi Unix/Linux, Windows, dan MacOS.
OSSIM (http://www.ossim.org) – Open Source Software Image Map
Aplikasi penginderaan jauh, pengolahan citra, SIG, dan photogrametri.
QGIS (http://qgis.org) – Quantum GIS
Aplikasi dekstop SIG yang mendukung format data vektor, raster, dan database
(PostGIS dan Oracle).
Thuban (http://thuban.intevation.org)
Thuban merupakan interaktif data viewer untuk data geospasial. Dapat dijalankan
pada sistem operasi Linux, Windows, dan MacOS.
GMT (http://gmt.soest.hawaii.edu) – The Generic Mapping Tools
Koleksi alat bantu untuk analisis data geospasial, umumnya ditujukan untuk data
citra. Dapat dijalankan pada sistem operasi Unix/Linux dan Windows serta MacOS.
PostGIS (http://postgis.refractions.net)
PostGIS merupakan plugin untuk database PostgreSQL yang berfungsi untuk
menyimpan dan melakukan analisis data geospasial. Fungsi dan kegunaannya sama
dengan SDE (Spatial Data Engine) ESRI dan Oracle Spasial.
Library yang berbasiskan Java:
GML4J (http://gml4j.sourceforge.net)
Java API untuk Geographic Markup Languge (GML)
WK4BJ (http://wk4bj.sourceforge.net)
Java library untuk format Well-Known Binary (WKB) dari sumber data dan
merubahnya menjadi data yang berhubungan dengan object Java.
JTS (http://www.jump-project.org)
Library geometri untuk pengembangan SIG berbasis Java. Menyediakan geometri
standar dan kompleks.
GeoTools (http://www.geotools.org)
Java toolkit untuk mengembangkan aplikasi berbasis Java berdasarkan standar dari
OpenGIS.
Aplikasi yang berbasiskan Java:
GeoServer (http://geoserver.sourceforge.net/)
GeoServer merupakan aplikasi pemetaan online (web-mapping) yang berbasiskan
Java dan dibangun menggunakan library GeoTools. GeoServer merupakan
implementasi OpenGIS Consortium untuk Spesifikasi Web Feature Server
DeeGree (http://deegree.sourceforge.net/)
DeeGree, sebelumnya dikenal dengan nama jaGo, menyediakan beberapa fungsi SIG
yang merupakan implementasi dari OpenGIS Consortium.
JUMP/JCS (http://www.jump-project.org) – JUMP Unified Mapping Platform
AOS yang merupakan aplikasi dekstop SIG untuk menyajikan dan melakukan analisis
data spasial. JUMP merupakan aplikasi yang berorientasi kepada pengguna sehingga
cukup mudah digunakan.
OpenMap (http://openmap.bbn.com)
OpenMap merupakan komponen library untuk membangun aplikasi berbasis Java.
uDig/JUMP (http://udig.refractions.net) – User-friendly Desktop Internet GIS
Merupakan aplikasi desktop yang menyediakan teknologi
Lisensi Open Source dan HAKI
Belakangan ini, produk dari aktivitas kreatif manusia yang tidak terukur secara nyata
(intangible) dapat dinilai sebagai jenis kekayaan dan diproteksi/dilindungi dalam bentuk
yang terukur secara nyata (tangible). Secara umum ide hak atas kekayaan intelektual (HaKI)
atau intellectual property rights dapat diterima, dan institusi hukum telah didirikan untuk
memberikan perlindungan terhadap para pemiliknya. Meskipun hak cipta (copyrights),
paten, merek dagang, dan rahasia dagang termasuk dalam kelompok besar kekayaan
intelektual, masing-masing memiliki arti yang berbeda. Berikut ini penjelasannya:
Rahasia Dagang (Trade Secrets). Rahasia dagang dilindungi dari akses oleh pesaing
bisnis. Perlindungan ini dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, misalnya perjanjian rahasia
atau NDA (Non Disclosure Agreement) yang ditandatangani oleh mereka yang diberi akses
terhadap suatu pengetahuan atau informasi.
Merek Dagang (Trademarks). Merek dagang adalah nama, frasa, simbol, desain,
gambar, atau gaya khusus yang digunakan oleh sebuah bisnis untuk mengidentifikasikan
dirinya dan produk atau jasanya kepada pelanggannya. Di banyak negara, warna, merek
berbentuk tiga dimensi, suara, dan bahkan bau, juga mendapat perlindungan sebagai merek
dagang.
Paten (Patents). Berbeda dengan rahasia dagang yang merahasiakan informasi
tertentu dari publik, paten memberikan monopoli kepada penemunya terhadap setiap
pengetahuan baru yang dikembangkan dari paten itu untuk periode waktu tertentu
(misalnya 20 tahun) sebagai imbalan atas pengungkapan temuannya. Biasanya, untuk
mendapatkan hak ekslusif itu pemilik paten harus mendaftarkan temuannya ke suatu badan
yang akan melakukan pengujian terhadap penemuannya. Hal yang baru (novelty) dari suatu
penemuan merupakan elemen penting dalam pemberian paten.
Hak Cipta (Copyrights). Hak cipta diterapkan terhadap berbagai bentuk hasil kreasi
manusia, misalnya tulisan sastra, komposisi musik, lukisan dan perangkat lunak (software).
Pemegang hak cipta memiliki hak eksklusif terhadap ciptaannya dalam hal reproduksi,
modifikasi, distribusi, dan publikasi atau pengumuman kepada publik. Tidak seperti paten
yang dilindungi dari sisi idenya, hak cipta dilindungi dari sisi hasil kreasinya. Ide untuk
menghasilkan kreasi itu (misalnya algoritma software) tidak dilindungi oleh hukum hak cipta.
Daftar Pustaka
1. http://www.diptara.com/2010/04/pengertian-dan-sejarah-software-open.html
2. http://id.wikipedia.org/wiki/Perangkat_lunak_sumber_terbuka
3. http://frankdjeby.wordpress.com/2008/11/17/sejarah-open-source-sistem-operasi/
4. Sumber Internet. Panduan Pendayagunaan Open Source Software: Perangkat Lunak
Bebas dan Open Source
5. http://freezcha.wordpress.com/2011/03/18/keuntungan-dan-kerugian-penggunaan-
open-source/