oma dianaa ppt

47
CASE REPORT : OTITIS MEDIA AKUT STADIUM SUPURATIF AURIKULA SINISTRA DISUSUN OLEH: DIANA YULIANTI SPICA ADHARA PEMBIMBING : DR. SUDJARWADI, SP THT KEPANITERAAN KLINIK IP. THT PERIODE 23 JULI- 1 SEPTEMBER 2012 RSUD KOTA BEKASI

Upload: agung-diana

Post on 20-Oct-2015

52 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

tht- otitis media akut

TRANSCRIPT

Page 1: OMA Dianaa Ppt

CASE REPORT :OTITIS MEDIA AKUT STADIUM SUPURATIF AURIKULA SINISTRA

DISUSUN OLEH: DIANA YULIANTISPICA ADHARA

PEMBIMBING : DR. SUDJARWADI, SP THT

KEPANITERAAN KLINIK IP. THT PERIODE 23 JULI- 1 SEPTEMBER 2012

RSUD KOTA BEKASI

Page 2: OMA Dianaa Ppt

Lembar Pengesahan

Presentasi kasus dengan judul “Otitis Media Akut stadium supuratif” ini telah

diterima dan disetujui oleh pembimbing, sebagai syarat untuk menyelesaikan kepaniteraan klinik ilmu THT di RSUD Kota Bekasi periode 23 Juli – 1 September 2012

Bekasi, 14 Agustus 2012

pembimbing : Dr.SudjarwadiSp THT-KL

Page 3: OMA Dianaa Ppt

 

NAMA : CAHAYA UMUR : 4 TAHUNJENIS KELAMIN : PEREMPUANAGAMA : ISLAMSUKU BANGSA : SUNDA PEKERJAAN : PELAJARPENDIDIKAN : TK AALAMAT : JL.MAYOR HASIBUAN NO.4 BEKASI TIMUR

 

I. Identitas

Page 4: OMA Dianaa Ppt

II. Anamnesis

Keluhan Utama Keluhan Tambahan

Telinga kiri nyeri Demam tinggi pada sore

menjelang malam

 

Page 5: OMA Dianaa Ppt

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke poli THT RSUD Bekasi dengan keluhan telinga kiri nyeri sejak 4 hari yang lalu. Pasien juga mengeluhkan adanya demam tinnggi pada sore menjelang malam sejak 2 hari yang lalu,dan pasien minum proris untuk menurunkan demamnya. Pasien mengaku sebelumnya pernah ada batuk,pilek kurang lebih sudah 1 minggu.pasien merasakan gatal pada telinga kiri, dan suka digaruk dengan tangannya sendiri hingga bengkak. Pendengaran telinga kanan dan kiri pasien dirasakan baik . Tidak keluar cairan di kedua telinganya. Tidak didapatkan nyeri pada telinga kanan.

Page 6: OMA Dianaa Ppt

Riwayat Penyakit Dahulu

Belum pernah sakit yang sama sebelumnya, baru terjadi pertama kali.

Pasien sebelumnya sering batuk dan pilek

Page 7: OMA Dianaa Ppt

Riwayat Penyakit Keluarga

Bapak kandungnya mengaku pernah keluar cairan 5 th yg lalu.

Riwayat hipertensi, DM, maag, dan alergi disangkal oleh keluarga pasien.

Page 8: OMA Dianaa Ppt

Pemeriksaan Fisik

STATUS GENERALIS Keadaan umum : Tampak sakit ringan Kesadaran : Compos Mentis Kepala : Normocephali Mata : Dalam batas normal Leher : Dalam batas normalThorax : Dalam batas normalAbdomen : Dalam batas normalEkstremitas : Dalam batas normal

Page 9: OMA Dianaa Ppt

Pemeriksaan Telinga

DEXTRA TELINGA LUAR SINISTRA

Normal Bentuk telinga luar Normal

Normotia Daun telinga Normotia

Normal Retroaurikuler Normal

-- Radang ++

-- Nyeri tarik --

-- Nyeri tragus --

DEXTRA LIANG TELINGA SINISTRA

Lapang Kondisi Lapang

Merah muda Warna Merah muda

- Hiperemis -

- Edema -

- Massa -

Page 10: OMA Dianaa Ppt

Pemeriksaan Telinga

DEXTRA MEMBRANA TIMPANI

SINISTRA

Pucat Warna hiperemis

++ Refleks cahaya ++

-- Bulging --

-- Retraksi --

-- Perforasi --

Page 11: OMA Dianaa Ppt

Pemeriksaan Telinga

DEXTRA TES GARPU TALA SINISTRA

+ Rinne 256 Hz +

+ Rinne 512 Hz +

+ Rinne 1024 Hz +

Tidak ada Lateralisasi Weber Tidak ada Lateralisasi

Sama dengan pemeriksa

Schwabach Sama dengan pemeriksa

- Tes berbisik -

Telinga kanan normal Kesimpulan Telinga kiri normal

Page 12: OMA Dianaa Ppt

Pemeriksaan Telinga

FUNGSI KESEIMBANGAN HASIL

Tes Romberg Baik

Tandem Gait Baik

Finger to Nose Baik

Page 13: OMA Dianaa Ppt

Pemeriksaan Hidung DEXTRA HIDUNG SINISTRA

Normal Bentuk hidung Normal

- Deformitas -

- Nyeri tekan -

Normal Dahi Normal

Normal Pipi Normal

- Krepitasi -

DEXTRA SINUS PARANASAL

SINISTRA

++ Radang -

- Trauma -

- Massa -

- Nyeri tekan -

- Nyeri ketuk -

- Sikatriks -

Page 14: OMA Dianaa Ppt

PEMERIKSAAN RINOSKOPI ANTERIOR

DEXTRA RINOSKOPI ANTERIOR

SINISTRA

Lapang Vestibulum Lapang

Hiperttrofi, tidak hiperemis

Konka inferior Eutrofi, tidak hiperemis

Hipertrofi, tidak hiperemis

Konka media Eutrofi, tidak hiperemis

Tidak terlihat Konka superior Tidak terlihat

Tidak ada kelainan Meatus nasi Tidak ada kelainan

Tidak ada kelainan Kavum nasi Tidak ada kelainan

Tidak hiperemis Mukosa Tidak hiperemis

++ Sekret -

Tidak ada deviasi Septum Tidak ada deviasi

Page 15: OMA Dianaa Ppt

Rinoskopi Posterior : Tidak dilakukanTransiluminasi : Tidak dilakukan

PEMERIKSAAN OROFARING DAN MULUT

DEXTRA PALATUM MOLE & ARKUS FARING

SINISTRA

Simetris Posisi Simetris

Merah muda Warna Merah muda

- Edema -

- Eksudat -

Page 16: OMA Dianaa Ppt

PEMERIKSAAN OROFARING DAN MULUT

OROFARING Interpretasi

Warna faring Hiperemis

Permukaan faring Licin

Ukuran tonsil T1-T1

Warna tonsil Merah muda

Permukaan tonsil Licin

Muara kripta Tidak melebar

Detritus -

Eksudat -

Perlengketan dengan pilar

-

Page 17: OMA Dianaa Ppt

PEMERIKSAAN MULUT

DEXTRA PERITONSIL SINISTRA

Merah muda Warna Merah muda

- Edema -

- Abses -

DEXTRA MULUT SINISTRA

M I atas; M I bawah

Karies gigi M I, II, III bawah

Merah muda Warna lidah Merah muda

Normal Bentuk lidah Normal

- Massa -

Page 18: OMA Dianaa Ppt

STATUS THT

Pemeriksaan Laringoskopi Indirek: Tidak dilakukan

Pemeriksaan Kelenjar Getah Bening Leher: Tidak terdapat pembesaran KGB daerah coli

Page 19: OMA Dianaa Ppt

RESUME

Seorang pasien wanita anak-anak berusia 4 tahun datang ke poli THT RSUD Bekasi dengan keluhan telinga kiri nyeri sejak 4 hari yang lalu. Awalnya pasien merasakan nyeri pada telinga kirinya dan 2 hari kemudian suhu tubuh pasien tinggi , suhu tubuh menurun setelah pasien minum obat penurun panas. Pasien mengaku sedang batuk dan pilek sudah 1 minggu ini, pasien juga mengatakan sering batuk pilek sebelumnya.kemudian pasien mengeluh telinga kiri gatal, sehingga sering dikorek-korek dengan tangan hingga bengkak. Tidak terdapat cairan di telinga kiri maupun kanan.dan pendengaran pasien baik tidak ada penurunan baik telinga kanan maupun kiri.

Pada pemeriksaan otoskop ditemukan hiperemis dan. edema pada liang telinga telinga kiri tanpa batas yang jelas. Terdapat serumen sedikit pada telinga kiri.

Pada pemeriksaan fungsi pendengaran dengan menggunakan penala (Rinne, Weber, Schwabach) dapat disimpulkan bahwa pendengaran pasien normal.

Pada pemeriksaan rinoskopi anterior tidak ditemukan kelainan. Pemeriksaan rinoskopi posterior dan laringoskopi indirek tidak dilakukan

Page 20: OMA Dianaa Ppt

DIAGNOSIS KERJA

Otitis media akut stadium supurasi aurikula sinistraRhinofaringitis akut

DIAGNOSIS BANDING :Otitis Eksterna Otitis media akut stadium pre-supuratif

Page 21: OMA Dianaa Ppt

DASAR DIAGNOSIS KERJA

Pada anamnesa anak terdapat rasa nyeri telinga kiri.

Dan ada gejala khas OMA ialah suhu tubuh tinggi dapat sampai 39,50C (pada stadium supurasi).

Anak gelisah dan sukar tidurTerdapat riwayat batuk pilek sebelumnyaPada pemeriksaan fisik ditemukan liang telinga

kirinya yang hiperemis dan edema

Page 22: OMA Dianaa Ppt

TATALAKSANA (MEDIKA MENTOSA)

MedikamentosaAmpisilin 125 mg/kg bb/ hariAs. Mefenamat 3,1-6,5mg/kgbb/xAmbroxol 1,2-1,6mg/kbb/xPseudoefedrin Hcl Methylprednisolon 0,8-1,1 mg/kgbb

Page 23: OMA Dianaa Ppt

TATALAKSANA (NON MEDIKA MENTOSA)

tidak boleh dikorek-korek telinganya dan dijaga agar telinga tetap dalam keadaan keringTidak boleh renang terlebih dahulu

konsul dokter spesialis THT

Page 24: OMA Dianaa Ppt

RENCANA PEMERIKSAAN LANJUTAN

Pemeriksaan AudiometriKultur sekret telinga dan uji resistensi

obat

Page 25: OMA Dianaa Ppt

KOMPLIKASI

Otitis Media Supuratif Kronikabses subperiostealmeningitisabses otak

Page 26: OMA Dianaa Ppt

PROGNOSIS

Ad vitam : Ad BonamAd sanationam : Ad BonamAd fungtionam : Ad Bonam

Page 27: OMA Dianaa Ppt

KESIMPULAN

Pada anak-anak, makin sering terserang ISPA, makin besar kemungkinan terjadinya otitis media akut (OMA). Pada bayi, OMA dipermudah karena tuba eustachiusnya pendek, lebar, dan letaknya agak horizontal.

Gejala klinis OMA bergantung pada stadium penyakit serta umur pasien. Pada anak yang sudah dapat berbicara keluhan utama adalah rasa nyeri di dalam telinga, di samping suhu tubuh yang tinggi. Biasanya terdapat riwayat batuk pilek sebelumnya. Pada bayi dan anak kecil, gejala khas OMA adalah suhu tubuh tinggi dapat mencapai 39,5°C (pada stadium supurasi), anak gelisah dan sukar tidur, tiba-tiba anak menjerit waktu tidur, diare, kejang-kejang dan kadang-kadang anak memegang telinga yang sakit.

Page 28: OMA Dianaa Ppt

OMA memiliki beberapa stadium klinis antara lain: Stadium oklusi tuba eustachius,stadium hiperemis,stadium supurasi,stadium perforasi, stadium resolusi. Diagnosis terhadap OMA tidak sulit, dengan melihat gejala klinis dan keadaan membran timpani biasanya diagnosis sudah dapat ditegakkan. Penilaian membran timpani dapat dilihat melalui pemeriksaan lampu kepala dan otoskopi.

Penatalaksanaan OMA tergantung pada stadium penyakitnya. Pengobatan pada stadium awal ditujukan untuk mengobati infeksi saluran napas, dengan pemberian antibiotik, dekongestan lokal atau sistemik, dan antipiretik. Tujuan pengobatan pada otitis media adalah untuk menghindari komplikasi intrakrania dan ekstrakrania yang mungkin terjadi, mengobati gejala, memperbaiki fungsi tuba Eustakius, menghindari perforasi membran timpani, dan memperbaiki sistem imum lokal dan sistemik.pada kasus ini Pengobatan stadium supurasi selain antibiotik, pasien harus dirujuk untuk dilakukan miringotomi bila membran timpani masih utuh. Selain itu, analgesik juga perlu diberikan agar nyeri dapat berkurang

Page 29: OMA Dianaa Ppt

Tinjauan pustaka

ANATOMI TELINGA TENGAHTelinga tengah berbentuk kubus dengan :

Batas luar : Membran timpaniBatas depan : Tuba eustachiusBatas bawah : Vena Jugularis (bulbus

jugularis)Batas belakang : Aditus ad antrum, kanalis

fasialis pars vertikalisBatas atas : Tegmen timpani

(meningen/otak)Batas dalam : Berturut-turut dari atas ke

bawah kanalis semi sirkularis horizontal, kanalis fasialis, tingkap lonjong (oval window), tingkap bundar (round window) dan promontorium

Page 30: OMA Dianaa Ppt

TUBA EUSTAKIUSTuba eustakius menghubungkan rongga telinga

dengan nasofaring. Bagian lateral tuba eustakius adalah yang bertulang sementara duapertiga bagian medial bersifat kartilaginosa. Origo otot tensor timpani terletak di sebelah atas bagian bertulang sementara kanalis karotikus terletak di bagian bawahnya. Bagian bertulang rawan berjalan melintasi dasar tengkorak untuk masuk ke faring di atas otot konstriktor superior. Bagian ini biasanya tertutup tapi dapat dibuka melalui kontraksi otot levator palatinum dan tensor palatinum yang masing-masing disarafi pleksus faringgealis dan saraf mandibularis. Tuba eustakius untuk menyeimbangkan tekanan udara pada kedua sisi membrana timpani

Page 31: OMA Dianaa Ppt

Otitis media akut

Otitis media akut (OMA) peradangan telinga tengah yang mengenai sebagian atau seluruh periosteum dan terjadi dalam waktu kurang dari 3 minggu dengan gejala dan tanda-tanda yang bersifat cepat dan singkat. Gejala dan tanda klinik lokal atau sistemik dapat terjadi secara lengkap atau sebagian, baik berupa otalgia, demam, gelisah, mual,muntah, diare, serta othorrhea, apabila telah terjadi perforasi membran timpani. Pada pemeriksaan otoskopik juga dijumpai efusi telinga tengah.Terjadinyaefusi telinga tengah atau inflamasi telinga tengah ditandai dengan membengkak padamembran timpani atau bulging pada membran timpani, terdapatcairan di belakang membran timpani, dan othorrhea.

Page 32: OMA Dianaa Ppt

Skema pembagian Otitis media

Page 33: OMA Dianaa Ppt

Skema pembagian OMA

Page 34: OMA Dianaa Ppt

Insidensi

Otitis media akut paling sering diderita oleh anak usia 3 bulan- 3 tahun. Tetapi tidak jarang juga mengenai orang dewasa. Anak-anak lebih sering terkena OMA dikarenakan beberapa hal, diantaranya :

Sistem kekebalan tubuh anak yang belum sempurnaTuba eusthacius anak lebih pendek, lebar dan

terletak horizontal Adenoid anak relative lebih besar dan terletak

berdekatan dengan muara saluran tuba eusthachii sehingga mengganggu pembukaan tuba eusthachii. Adenoid yang mudah terinfeksi menjadi jalur penyebaran bakteri dan virus ke telinga tengah

Page 35: OMA Dianaa Ppt

Etiologi

Sumbatan pada tuba eustachius merupakan penyebab utama dari otitis media. Pertahanan tubuh pada silia mukosa tuba eustachius terganggu, sehingga pencegahan invasi kuman ke dalam telinga tengah terganggu juga. Selain itu, ISPA juga merupakan salah satu faktor penyebab yang paling sering.

Kuman penyebab OMA adalah bakteri piogenik, seperti Streptococcus hemoliticus, Haemophilus Influenzae (27%), Staphylococcus aureus (2%), Streptococcus Pneumoniae (38%), Pneumococcus.

Pada anak-anak, makin sering terserang ISPA, makin besar kemungkinan terjadinya otitis media akut (OMA). Pada bayi, OMA dipermudah karena tuba eustachiusnya pendek, lebar, dan letaknya agak horisontal.

 

Page 36: OMA Dianaa Ppt

Gejala klinis

rasa nyeri di dalam telingaadalah suhu tubuh tinggi dapat mencapai 39,5°C

(pada stadium supurasi)anak gelisah dan sukar tidur, tiba-tiba anak

menjerit waktu tidur, diare, kejang-kejang dan kadang-kadang anak memegang telinga yang sakit.

Biasanya terdapat riwayat batuk pilek sebelumnyaPada anak yang lebih besar atau pada orang

dewasa, selain rasa nyeri, terdapat gangguan pendengaran berupa rasa penuh di telinga atau rasa kurang mendengar.

Page 37: OMA Dianaa Ppt

patogenessis

Otitis media sering diawali dengan infeksi pada saluran napas seperti radang tenggorokan atau pilek yang menyebar ke telinga tengah lewat saluran Eustachius. Saat bakteri melalui saluran Eustachius, mereka dapat menyebabkan infeksi di saluran tersebut sehingga terjadi pembengkakan di sekitar saluran, tersumbatnya saluran, dan datangnya sel-sel darah putih untuk melawan bakteri. Sel-sel darah putih akan membunuh bakteri dengan mengorbankan diri mereka sendiri. Sebagai hasilnya terbentuklah nanah dalam telinga tengah. Selain itu pembengkakan jaringan sekitar saluran Eustachius menyebabkan lendir yang dihasilkan sel-sel di telinga tengah terkumpul di belakang gendang telinga.

Jika lendir dan nanah bertambah banyak, pendengaran dapat terganggu karena gendang telinga dan tulang-tulang kecil penghubung gendang telinga dengan organ pendengaran di telinga dalam tidak dapat bergerak bebas. Kehilangan pendengaran yang dialami umumnya sekitar 24 desibel (bisikan halus). Namun cairan yang lebih banyak dapat menyebabkan gangguan pendengaran hingga 45 desibel (kisaran pembicaraan normal). Selain itu telinga juga akan terasa nyeri. Dan yang paling berat, cairan yang terlalu banyak tersebut akhirnya dapat merobek gendang telinga karena tekanannya. OMA dapat berkembang menjadi otitis media supuratif kronis apabila gejala berlangsung lebih dari 2 bulan, hal ini berkaitan dengan beberapa faktor antara lain higiene, terapi yang terlambat, pengobatan yang tidak adekuat, dan daya tahan tubuh yang kurang baik.

Page 38: OMA Dianaa Ppt

Stadium klinis OMA

Page 39: OMA Dianaa Ppt

Stadium klinis OMA

Page 40: OMA Dianaa Ppt

Stadium klinis OMA

Page 41: OMA Dianaa Ppt

Diagnosis

Menurut Kerschner (2007), kriteria diagnosis OMA harus memenuhi 3 hal berikut:Penyakitnya muncul secara mendadak dan bersifat akut.Ditemukan adanya tanda efusi. Efusi merupakan pengumpulan cairan di telinga tengah. Efusi dibuktikan dengan adanya salah satu di antara tanda berikut, seperti menggembungnya membran timpani atau bulging, terbatas atau tidak ada gerakan pada membran timpani, terdapat bayangan cairan di belakang membran timpani, dan terdapat cairan yang keluar dari telinga.Terdapat tanda atau gejala peradangan telinga tengah, yang dibuktikan dengan adanya salah satu di antara tanda berikut, seperti kemerahan atau erythema pada membran timpani, nyeri telinga atau otalgia yang mengganggu tidur dan aktivitas normal.

Page 42: OMA Dianaa Ppt

Penatalaksanaan

Penatalaksanaan OMA tergantung pada stadium penyakitnya

Pengobatan pada stadium awal ditujukan untuk mengobati infeksi saluran napas, dengan pemberian antibiotik, dekongestan lokal atau sistemik, dan antipiretik.

Pada stadium oklusi tuba, pengobatan bertujuan untuk membuka kembali tuba Eustakius sehingga tekanan negatif di telinga tengah hilang. Diberikan obat tetes hidung HCl efedrin 0,5 % dalam larutan fisiologik untuk anak kurang dari 12 tahun atau HCl efedrin 1 % dalam larutan fisiologis untuk anak yang berumur atas 12 tahun pada orang dewasa.

Page 43: OMA Dianaa Ppt

Pada stadium hiperemis dapat diberikan antibiotik, obat tetes hidung dan analgesik

Pada stadium supurasi, selain diberikan antibiotik, pasien harus dirujuk untuk melakukan miringotomi bila membran timpani masih utuh sehingga gejala cepat hilang dan tidak terjadi ruptur.

Pada stadium perforasi, sering terlihat sekret banyak keluar, kadang secara berdenyut atau pulsasi. Diberikan obat cuci telinga (ear toilet) H2O2 3% selama 3 sampai dengan 5 hari serta antibiotik yang adekuat sampai 3 minggu. Biasanya sekret akan hilang dan perforasi akan menutup kembali dalam 7 sampai dengan 10 hari.

Pada stadium resolusi, membran timpani berangsur normal kembali, sekret tidak ada lagi, dan perforasi menutup. Bila tidak terjadi resolusi biasanya sekret mengalir di liang telinga luar melalui perforasi di membran timpani.

Page 44: OMA Dianaa Ppt

Komplikasi

Sebelum ada antibiotik, komplikasi paling sering pada OMA ialah abses subperiosteal sampai komplikasi yang berat seperti meningitis dan abses otak. Otitis media yang tidak diatasi juga dapat menyebabkan kehilangan pendengaran permanen.

Page 45: OMA Dianaa Ppt

Pencegahan

Pencegahan ISPA pada bayi dan anak-anak.Pemberian ASI minimal selama 6 bulan.Penghindaran pemberian susu di botol saat

anak berbaring.Penghindaran pajanan terhadap asap rokok.Berenang kemungkinan besar tidak

meningkatkan risiko OMA.

Page 46: OMA Dianaa Ppt

Prognosis

Ad vitam : Ad BonamAd sanationam : Ad BonamAd fungtionam : Ad Bonam

Page 47: OMA Dianaa Ppt