oleh: program studi pendidikan agama islam (pai)...
TRANSCRIPT
1
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI
MATERI SHOLAT BERJAMA’AH
DENGAN METODE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT)
PADA SISWA KELAS VII F SMPIT NURUL ISLAM
KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
ENI NUR SAFITRI
23010150341
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2019
ii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI
MATERI SHOLAT BERJAMA’AH
iii
DENGAN METODE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT)
PADA SISWA KELAS VII F SMPIT NURUL ISLAM
KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
ENI NUR SAFITRI
23010150341
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2019
iv
v
vi
vii
MOTTO
عبذ الله بي عوزو رض الله عنهوا قال قال رسىل الله صلى الله علو
ي ي و سخط الله فى سخط الىالذ وسلن: رضى الله فى رضى الىالذ
) اخزجو التزهذي وصححو ابي حباى والحاكن(
Artinya: Keridhoaan Allah itu terletak pada keridhoan orang tua, dan murka
Allah itu terletak pada murka orang tua. ( H.R.A t-Tirmidzi. Hadis ini dinilai
shahih oleh Ibnu Hibban dan Al-Hakim)
viii
PERSEMBAHAN
Alhamdulilah, puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufik serta hidayah-Nya. Dan Sholawat serta salam semoga selalu
tercurahkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW.
1. Untuk Ayahanda Tugiman dan Ibu Suparmi yang selalu memberikan
dukungan kepadaku, baik secara material maupun dalam bentuk do'a.
Terimakasih karena tak henti-hentinya berkorban demi kebahagiaan dan
kesuksesan putrinya.
2. Keluarga Besarku Mbk Riski, Mas Setu dan Aila ponakanku, adikku Umi dan
Afra yang selalu membuatku semangat dan termotivasi untuk menjadi hidup
yang lebih baik.
3. Seluruh kerabat yang selalu mendo‟akan dan mendukungku untuk selalu
menuntut ilmu.
4. Bapak Fauzi Al Hidayat sebagai pengasuh PP Al-Ihsanul Amin Kecandran
Salatiga yang telah banyak membantuku baik material maupun non material
dan selalu memberikan motivasi sehingga bisa menyelesaikan skripsi ini
dengan lancar dan tepat waktu.
5. Bapak Muhammad Hanif sebagai Pengasuh PP Al Ihsanul Amin Kecandran
Salatiga yang selalu menasehatiku dan memberikan dorongan untuk menjadi
manusia yang lebih baik.
6. Dosen pembimbingku, Ibu Siti Rukhayati M.Ag. yang telah memberikan
pengarahan dari awal mengerjakan skripsi ini hingga selesai.
ix
7. Bapak/Ibu Dosen, khususnya dosen PAI yang telah memberikan ilmunya
kepadaku, semoga ilmu yang engkau berikan bermanfaat. amin.
8. Kepala sekolah dan guru SMPIT Nurul Islam Tengaran Semarang yang telah
banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
9. Sahabat-sahabatku Fatimatuz Zahra, Firdha Avivia, Alif Faizatul, Khasanah
Umi, Ulfa Arina yang selalu menemani perjuanganku, menghiburku dan
mendukungku dari awal proses kuliah hingga skripsi.
10. Teman-temanku Fitri, Ifah, Zahirah, Zahro, Lilis, Anam, Alvi yang telah
banyak membantuku dan selalu menghiburku.
11. Keluarga PP Al-Ihsanul Amin Kecandran Salatiga yang selalu memberikan
kebahagiaan dan memberiku semangat.
12. Almamaterku tercinta IAIN Salatiga sebagai tempat menuntut ilmu.
13. Seluruh Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan IAIN Salatiga
yang telah berkenan memberikan ilmu pengetahuan ketarbiyahan kepada
penulis dan pelayanan hingga studi ini selesai.
14. Saudara-saudara dan sahabat-sahabat khususnya PAI 2015 semua yang telah
membantu memberikan dukungan dalam penyelesaian skripi ini.
15. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penulisan skripsi ini.
x
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrohim
Puji syukur alhamdulillahi robbil‟alamin, penulis panjatkan kepada Allah
SWT yang selalu memberikan nikmat, karunia, taufik, serta hidayah-Nya kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
“Peningkatan Hasil Belajar PAI Materi Sholat Berjama‟ah dengan Metode
Numbered Head Together (NHT) pada Siswa Kelas VII F di SMPIT Nurul Islam
Kec.Tengaran Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019”.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung
Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, serta para pengikutnya yang selalu
setia dan menjadikannya suri tauladan, yang mana beliaulah satu-satunya umat
manusia yang dapat mereformasi umat manusia dari zaman kegelapan menuju
zaman terang benerang yakni dengan ajarannya agama Islam.
Penulisan skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari
berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.
Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M. Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
3. Ibu Dr. Maslikhah, A.Ag., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik.
4. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua jurusan Pendidikan Agama Islam.
5. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku pembimbing skripsi yang telah
membimbing dengan ikhlas, mengarahkan, dan meluangkan waktunya untuk
penulis sehingga skripsi ini terselesaikan.
xi
6. Bapak dan Ibu dosen yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, serta
karyawan IAIN Salatiga sehingga penulis dapat menyelesaikan jenjang
pendidikan S1.
7. Semua pihak yang terlibat dan dengan ikhlas memberikan bantuan dalam
penyusunan skripsi ini.
Demikian ucapan terimakasih penulis sampaikan. Penulis hanya bisa
berdo'a kepada Allah SWT, semoga amal kebaikan yang tercurahkan diridhoi oleh
Allah SWT dengan mendapatkan balasan yang berlipat ganda.
Penulis sepenuhnya sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga
hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, serta para pembaca
pada umumnya.Amin.
Salatiga, 22 Maret 2019
Penulis
Eni Nur Safitri
NIM. 23010150341
xii
ABSTRAK
Safitri, Eni Nur. 2018. Peningkatan Hasil Belajar PAI Materi Sholat Berjama‟ah
dengan Metode Numbered Head Together (NHT) pada Siswa Kelas VII F
di SMPIT Nurul Islam Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun
Pelajaran 2018/2019.Skripsi. Program Studi Pendidikan Agama Islam.
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Salatiga. Pembimbing: Siti Rukhayati, M.Ag.
Kata Kuci: Hasil Belajar, Pendidikan Agama Islam, dan Metode Numbered Head
Together (NHT).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah melalui penerapan
Metode Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar
PAI materi Sholat Berjama‟ah pada siswa kelas VII F di SMPIT Nurul Islam
Kec. Tengaran Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019?
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK),
pengumpulan data dalam penelitian dilakukan dengan cara observasi, tes dan
dokumentasi. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus setiap
siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu :perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
Hasil belajar siswa pada Pra Siklus siswa yang tuntas 6 siswa atau 19,4%
dan yang belum tuntas sebanyak 25 atau 80,6% dengan rata-rata 60,9. Pada
siklus I siswa yang tuntas sebanyak 13 siswa atau 43,3% dan yang belum tunts
sebanyak 18 siswa atau 56,7% dengan rata-rata 71,7. Sedangkan pada siklus II
mengalami peningkatan dengan siswa yang tuntas sebanyak 27 siswa atau
87,1% dan yang belum tuntas sebanyak 4 siswa atau 12,9% dengan rata-rata
84,1. Jadi dari pra siklus yaitu 19,4% ke siklus I 43,3% meningkatnya 23,3%
dan dari siklus I ke siklus II yaitu 87,1% meningkatnya 43,8%. Maka siklus
dihentikan dan dinyatakan berhasil. Jadi metode Numbered Head Together
(NHT) dapat meningkatkan hasil belajar PAI materi Sholat Berjama‟ah pada
siswa kelas VII F SMPIT Nurul Islam Kec.Tengaran Kab. Semarang.
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i
HALAMAN BERLOGO ................................................................................ ii
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... iii
NOTA PEMBIMBING ................................................................................... iv
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN
DIPUBLIKASIKAN ...................................................................................... vi
MOTTO .......................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ........................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... x
ABSTRAK ....................................................................................................... xii
DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvii
DAFTAR GRAFIK ......................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 5
xiv
D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 5
E. Definisi Operasional .............................................................................. 6
F. Hipotesis Penelitian dan Indikator Keberhasilan ................................... 11
G. Metode Penelitian .................................................................................. 12
H. Sistematika Penulisan ............................................................................ 18
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar ........................................................................................ 19
1. Pengertian hasil belajar .................................................................... 19
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ............................ 19
B. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam ........................................... 21
1. Pengertian pendidikan agama Islam ............................................... 21
2. Dasar-dasar pendidikan agama Islam ............................................. 23
3. Fungsi pendidikan agama Islam ..................................................... 26
4. Tujuan pendidikan agama Islam ..................................................... 28
C. Metode Numbered Head Together (NHT) ............................................ 29
1. Pengertian metode numbered head together (NHT) ...................... 29
2. Teknis pelaksanaan metode numbered head together (NHT) ........ 30
3. Kelebihan metode numbered head together (NHT) ....................... 31
D. Sholat Berjama‟ah ................................................................................. 31
E. Penelitian Terdahulu .............................................................................. 38
xv
F. Kerangka Berpikir ................................................................................. 41
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Sekolah ..................................................................... 43
1. Sejarah SMPIT Nurul Islam Tengaran ............................................ 43
2. Profil SMPIT Nurul Islam Tengaran ............................................... 45
3. Struktur Organisasi SMPIT Nurul Islam Tengaran ......................... 47
4. Visi dan misi SMPIT Nurul Islam Tengaran ................................... 47
5. Daftar guru SMPIT Nurul Islam Tengaran ..................................... 48
6. Daftar sarana dan prasarana SMPIT Nurul Islam Tengaran ............ 49
7. Kegiatan ekstrakurikuler SMPIT Nurul Islam Tengaran ................ 50
Obyek Penelitian ............................................................................................. 52
Pelaksanaan Penelitian .................................................................................... 53
1. Deskripsi pelaksanaan siklus I ......................................................... 53
2. Deskripsi pelaksanaan siklus II ....................................................... 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus .................................................... 60
1. Analisis kegiatan pra siklus ............................................................. 60
2. Siklus I ............................................................................................. 62
a. Data hasil belajar siklus I ........................................................... 62
b. Hasil observasi siklus I ............................................................... 64
xvi
3. Siklus II ............................................................................................ 66
a. Data hasil belajar siklus II .......................................................... 66
b. Hasil observasi siklus II .............................................................. 68
B. Pembahasan ............................................................................................ 70
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................. 75
B. Saran ....................................................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Personil Sekolah SMPIT Nurul Islam Tengaran ............................. 45
Tabel 3.2 Daftar Guru SMPIT Nurul Islam Tengaran ..................................... 48
Tabel 3.3 Kondisi Sarana Prasarana SMPIT Nurul Islam Tengaran ............... 49
Tabel 3.4 Daftar Sarana Prasarana SMPIT Nurul Islam Tengaran .................. 50
Tabel 3.5 Daftar Ekstrakurikuler SMPIT Nurul Islam Tengaran .................... 51
Tabel 3.6 Daftar Nama Siswa Kelas VII F ..................................................... 52
Tabel 4.1 Hasil Belajar Pra Siklus .................................................................. 60
Tabel 4.2 Data Perolehan Nilai KKM Pra Siklus ............................................ 61
Tabel 4.3 Hasil Belajar Siklus I ...................................................................... 62
Tabel 4.4 Data Perolehan Nilai KKM Siklus I ............................................... 63
Tabel 4.5 Data Pengamatan Kinerja Guru Siklus I .......................................... 64
Tabel 4.6 Data Pengamatan Kinerja Siswa Siklus I ......................................... 65
Tabel 4.7 Hasil Belajar Siklus II ...................................................................... 66
Tabel 4.8 Data Perolehan Nilai KKM Siklus II .............................................. 67
Tabel 4.9 Data Pengamatan Kinerja Guru Siklus II ......................................... 68
Tabel 4.10 Data Pengamatan Kinerja Siswa Siklus II ..................................... 69
Tabel 4.11 Rekapitulasi Nilai-nilai Antar Siklus ............................................. 71
Tabel 4.12 Data Ketuntasan KKM Siswa Antar Siklus ................................... 73
xviii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 : Peningkatan Hasil Belajar Antar Siklus ....................................... 73
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I dan II
Lampiran 2 Pengajuan Judul Skripsi
Lampiran 3 Lembar Konsultasi Skripsi
Lampiran 4 Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 5 Daftar SKK
Lampiran 6 Daftar Nama Siswa
Lampiran 7 Dokumentasi Foto Penelitian
Lampiran 8 Daftar Riwayat Hidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menyikapi perkembangan era globalisasi saat ini yang semakin pesat,
sangat dibutuhkan sumber daya manusia yang tangguh, berilmu dan ulet serta
mempunyai keimanan dan ketaqwaan terhadap Allah SWT. Dalam
mempersiapkan hal itu maka sedini mungkin upaya pembentukan mental-
mental yang tangguh perlu dipersiapkan, salah satunya ialah melalui
pendidikan.
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan potensi-potensi
yang ada pada diri peserta didik. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang
Sisdiknas Tahun 2003 bahwa tujuan pendidikan adalah untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
tanggung jawab (Trianto,2009: 1).
Belajar pada hakikatnya adalah suatu proses yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya
(Fathurrohman dan Sulistyorini, 2012: 118). Perubahan sebagai hasil dari
proses belajar dapat diindikasikan dalam berbagai bentuk seperti berubah
pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, kecakapan, ketrampilan dan
kemampuan, serta perubahan-perubahan aspek yang lain yang ada pada
2
individu yang belajar (Trianto,2009: 9). Tetapi perlu diingat, bahwa perubahan
yang terjadi akibat belajar adalah perubahan yang bersentuhan dengan aspek
kejiwaan dan memengaruhi tingkah laku, dan tidak setiap perubahan adalah
sebagai hasil belajar (Djamarah: 2011, 15).
Pembelajaran adalah usaha sistematis yang memungkinkan terciptanya
pendidikan (Seifert, 2009: 5). Oleh karena itu, maka dalam belajar harus
disusun desain-desain dan evaluasi agar tujuan-tujuan pembelajaran dapat
tercapai secara efektif dan efisien.
Belajar dan pembelajaran merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan
satu sama lain. Keterkaitan belajar dan pembelajaran dapat digambarkan
layaknya sebuah sistem, yang memerlukan masukan dasar yakni berupa
pengalaman belajar dalam proses belajar mengajar.
Dalam hal ini, guru memegang peranan yang sangat penting, terutama
dalam melaksanakan proses belajar mengajar didalam kelas. Guru harus
mampu melakukan interaksi bersama peserta didik. Dalam interaksi, unsur
guru dan peserta didik harus aktif, tidak akan terjadi proses interaksi jika hanya
salah satu unsur yang aktif. Terlebih lagi guru pendidikan agama islam yang
disamping bertugas mentransfer pengetahuan juga mentransfer nilai-nilai
agama Islam kepada peserta didik. Apabila guru pendidikan agama islam
mampu berinteraksi dengan baik dan signifikan, maka hasil belajar siswa
dalam mata pelajaran PAI akan meningkat (Fathurrohaman dan Sulistyorini,
2012: 3).
3
Salah satu masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan adalah
lemahnya proses pembelajaran. Faktor penyebab kurang berhasilnya suatu
proses pembelajaran atau tidak tercapainya tujuan pembelajaran adalah model
pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam menyampaikan pelajaran.
Kondisi ini juga terjadi di SMPIT Nurul Islam Tengaran. Dalam proses
pembelajaran guru cenderung menggunakan metode ceramah saja, dan tidak
menggunakan model pembelajaran yang bervariasi. Sehingga pembelajaran di
kelas tidak menarik bagi siswa dan menimbulkan rasa bosan dan jenuh
sehingga mereka ramai, bermain sendiri, bahkan ngantuk, sehingga akan
menghambat proses pembelajaran dan hasil belajar yang berupa nilai tidak
dapat memenuhi KKM yang ditentukan oleh sekolah yaitu 75.
Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan salah satu
mata pelajaran yang diajarkan di SMP/MTs. Mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam (PAI) ini dinilai kurang menarik bagi siswa SMP/MTs karena mereka
merasa sangatlah mudah, apalagi bagi mereka yang sekolah di sekolah berbasis
pondok. Namun, dalam kenyatannya tidak sepenuhnya mereka benar-benar
memahami materi Pendidikan Agama Islam (PAI).
Di dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) ini peserta
didik dituntut untuk menghafal ayat, hadits, tanggal, tahun, ataupun nama
tokoh dalam sejarah kebudayaan Islam. Sehingga apabila pembelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI) hanya menggunakan metode ceramah saja,
maka peserta didik akan merasa bosan, karena pembelajarannya sama sekali
tidak menarik dan monoton.
4
Melihat kondisi tersebut, maka untuk meningkatkan hasil belajar siswa,
diperlukan model pembelajaran yang tepat. Salah satu model pembelajaran
yang dapat diterapkan agar siswa dapat berkonsentrasi terhadap materi
pelajaran adalah model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head
Together (NHT). Model Numbered Head Together (NHT) memungkinkan
siswa untuk aktif dalam menetukan jawaban dari setiap permasalaha sehingga
materi tersebut akan mudah diingat oleh peserta didik.
Berdasarkan uraian yang diungkapkan diatas,maka perlu satu tindakan
guru untuk mencari dan menerapkan suatu metode pembelajaran yang
sekiranya dapat meningkatkan hasil belajar PAI peserta didik. Oleh karena itu,
peneliti mencoba melakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul
“Peningkatan Hasil Belajar PAI Materi Sholat Berjama‟ah dengan Metode
Numbered Head Together (NHT) pada Siswa Kelas VII F di SMPIT Nurul
Islam Kec. Tengaran Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis kemukakan diatas maka
dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
Apakah melalui penerapan Metode Numbered Head Together (NHT)
dapat meningkatkan hasil belajar PAI materi sholat berjama‟ah pada siswa
kelas VII F di SMPIT Nurul Islam Kec. Tengaran Kab. Semarang Tahun
Pelajaran 2018/2019?
5
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
Untuk meningkatkan hasil belajar PAI dalam Materi Sholat Berjama‟ah
melalui Metode Numbered Head Together (NHT) pada siswa kelas VII F di
SMPIT Nurul Islam Kec. Tengaran Kab. Semarang Tahun Pelajaran
2018/2019.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini membantu memperbaiki proses pembelajaran PAI dan
Metode Numbered Head Together (NHT) akan mempermudah siswa dalam
meningkatkan hasil pembelajaran.
Adapun manfaat pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Secara teoritis
a. Untuk memberikan sumbangan pemikiran tentang penerapan
metode Numbered Head Together (NHT) dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Islam.
b. Untuk menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan dalam
mendukung teori-teori belajar yang sudah ada sehubungan dengan
masalah yang diteliti.
c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi
penelitian lain untuk melakukan pengembangan penelitian yang
sejenis.
2. Secara Praktis
6
a. Bagi siswa
1) Membantu meningkatkan hasil pembelajaran PAI.
2) Kegiatan pembelajaran siswa didalam kelas menjadi lebih
menarik.
3) Siswa lebih mudah belajar dengan metode yang digunakan.
b. Bagi guru
1) Meningkatkan kualitas proses pembelajaran
2) Menerapkan Metode Numbered Head Together (NHT) pada
materi pembelajaran yang sesuai.
c. Bagi sekolah
1. Memberikan sumbangan pengetahuan.
2. Sebagai acuan meningkatkan kualitas sekolah khususnya dalam
perolehan prestasi belajar.
E. Definisi Operasional
1. Metode Numbered Head Together (NHT)
a. Pengertian Metode
Metode merupakan salah satu sub system dalam sistem
pembelajaran, yang tidak bisa di lepaskan begitu saja. Dalam
Kamus Bahasa Indonesia, metode adalah cara kerja yg teratur dan
bersistem untuk dapat melaksanakan suatu kegiatan dengan mudah
guna mencapai maksud yg ditentukan (Sugono, Dendy dkk, 2008:
952).
7
Sehingga metode dalam belajar adalah cara atau posedur
yang dipergunakan oleh guru dalam interaksi belajar dengan
memperhatikan keseluruhan sistem untuk mencapai suatu tujuan.
Metode pembelajaran dalam implementasinya memiliki
prosedur atau fase-fase tertentu. Secara garis besar dalam satu
proses interaksi belajar, metode pembelajaran dikelompokkan
menjadi empat fase utama, yaitu fase pendahuluan, fase
pembahasan, fase menghasilkan dan fase penurunan.
Prinsip umum penggunaan metode pembelajaran adalah
bahwa tidak semua metode pembelajaran cocok digunakan untuk
mencapai semua tujuan pembelajaran dan keadaan pembelajaran
berlangsung. Semua metode pembelajaran memiliki kekhasan
masing-masing, relevan dengan tujuan pembelajaran tertentu
namun tidak cocok untuk tujuan dan keadaan yang lain.
Guru sebagi agency of change harus mampu memilih
metode yang sesuai dengan tujuan dan keadaan pembelajaran.
Kesalahan dalam memilih metode dalam mengajar berarti guru
telah merancang kegagalan dam pembelajaran (Zainiyati, 2010:
200).
Dari pemaparan diatas, maka dapat penulis simpulkan
bahwa metode adalah cara yang digunakan untuk melakukan suatu
kegiatan.
8
b. Numbered Head Together (NHT)
Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berpikir
bersama adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang
dirancang untuk memengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki
tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik (Fathurrohman
dan Sulistyarini, 2012: 97).
Dalam mengajukan pertanyaan, guru menggunaka struktur
empat fase sebagai sintaks NHT:
1) Fase 1: Penomoran
Dalam fase ini, guru membagi siswa kedalam kelompok 3-5
orang dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor
antara 1 sampai 5.
2) Fase 2: Mengajukan pertanyaan
Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat
bervariasi. Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk
kalimat tanya.
3) Fase 3: berpikir bersama
Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan
itu dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui
jawaban tim.
4) Fase 4: Menjawab
Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang
nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba
9
untuk menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas (Trianto,
2009: 82).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa metode Numbered
Head Together (NHT) adalah metode berfikir bersama untuk
meningkatkan penguasaan akademik dengan mnenggunakan
nomor di kepala.
2. Hasil Belajar PAI
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan sesuatu yang diperoleh dari
aktivitas yang telah dilakukan. Menurut Sutratinah dalam bukunya
Fathurrohman mengatakan bahwa prestasi belajar adalah penilaian
hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol,
angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil
yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu
(Fathurrohman dan Sulistyorini, 2012: 119).
Sedangkan menurut Muhammad Efendi dalam bukunya
Model dan Metode Pembelajaran di Sekolah bahwa hasil belajar
merupakan proses perubahan kemampuan intelektual (kognitif),
kemampuan minat atau emosi (afektif) dan kemampuan motorik
halus dan kasar (psikomotor) pada peserta didik (Afandi, dkk,
2013:6).
Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar disebut juga dengan
prestasi belajar, yaitu penilaian dari hasil kegiatan belajar yang
10
telah dilakukan oleh peserta didik dalam periode tertentu yang
akan menghasilkan perubahan pada tiga aspek belajar, yaiu
kognitif, afektif dan psikomotor.
b. Pendidikan Agama Islam
Pendidikan agama merupakan kata majemuk yang terdiri
dari kata “pendidikan” dan “agama”. Pendidikan berasal dari kata
“didik” dengan diberi awalan “pe” dan akhiran “an” yang berarti
proses pengubahan sikap dalam usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan latihan” (Sholihah, 2014: 3).
Sedangkan Dalam Kamus Bahasa Indonesia, mendidik itu sendiri
adalah memelihara dan memberi latihan (ajaran) mengenai akhlak
dan kecerdasan pikiran (Sugono dkk, 2008: 352).
Pendidikan Islam adalah bimbingan terhadap pertumbuhan
rohani dan jasmani menurut ajaran Islam dengan hikmah
mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh, dan mengawasi
berlakunya semua ajaran Islam (Sholihah, 2014: 4).
Dari pemaparan diatas, maka dapat penulis simpulkan
bahwa pendidikan agama Islam adalah usaha untuk memberikan
bimbingan kepada peserta didik agar mengetahui, memahami dan
melaksanakan ajaran Islam dalam kehidupannya.
3. Sholat Berjama’ah
Sholat berjamaah adalah sholat yang dikerjakan oleh dua orang
atau lebih secara bersama-sama dan salah seorang dari mereka menjadi
11
imam, sedangkan yang lainnya menjadi makmum. Kalian perlu tahu
bahwa hukum sholat wajib berjamaah adalah sunnah muakkadh, yaitu
sunnah yang sangat dianjurkan. Bahkan, sebagian ulama mengatakan
hukum sholat berjamaah adalah fardhu kifayah.
Berdasarkan pemaparan diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa
pembelajaran PAI materi sholat berjama‟ah akan dilaksanakan dengan
menggunakan metode Numbered Head Together (NHT) yaitu metode berpikir
bersama dengan menggunakan nomor kepala demi meningkatkan hasil belajar
siswa, baik aspek kognitif, afektif maupun psikomotor.
F. Hipotesis Penelitian dan Indikator Keberhasilan
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
metode Numbered Head Together (NHT) yang diterapkan pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam dalam pokok bahasan Sholat Berjama‟ah maka hasil
belajar siswa kelas VII F SMPIT Nurul Islam Kec. Tengaran Kab. Semarang
akan meningkat.
Indikator Keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas yang penulis
laksanakan, yaitu terciptanya proses pembelajaran yang lebih menarik serta
menyenangkan bagi peserta didik dan meningkatnya hasil belajar yang ditandai
dengan meningkatnya nilai peserta didik dengan KKM yang telah ditentukan
sekolah yaitu 75 dan ketuntasan kelas sebanyak 85%.
12
G. METODE PENELITIAN
a. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau
Classroom Action Research yang merupakan suatu model penelitian yang
dikembangkan di kelas. Ide tentang penelitian tindakan pertama kali di
kembangkan oleh Hurt dan Lewin pada 1946 (Suryadin dan Rostini, 2011:
10). Penelitian Tindakan Kelas ini direncanakan akan dilaksanakan dengan
dua siklus tindakan. Setiap siklus terdiri atas empat tahap yaitu
merencanakan, melaksanakan, observasi dan merefleksikan (Kusumah dan
Dwitagama, 2010: 9).
b. Lokasi dan Subjek Penelitian
1) Lokasi penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di SMPIT Nurul Islam Tengaran
Kab. Semarang. Penentuan di SMPIT Nurul Islam sebagai lokasi
penelitian ini karena berdasarkan pertimbangan sebagai berikut:
1) Dalam pelajaran PAI, banyak digunakan metode ceramah sehingga
para siswa cenderung mengantuk.
2) Dalam pelajaran PAI, guru di sekolah tersebut belum pernah
menerapkan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT).
3) Dalam pelajaran PAI, nilai para siswa lebih dari 50% siswa masih
banyak yang dibawah KKM.
13
2) Subjek penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII F SMPIT Nurul
Islam Tengaran dengan jumlah 31 siswa putri. Sedangkan objek
penelitian ini adalah hasil belajar PAI dalam materi Sholat Berjama‟ah
melalui penerapan metode Numbered Head Together (NHT).
3) Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 2 Januari 2019 sampai
tanggal 10 Januari 2019.
c. Desain Penelitian
Pada bagian ini akan membahas langkah-langkah dalam
melakukan PTK yang terdiri dari empat langkah, yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Adapun bagan penelitian yakni
sebagai berikut:
Gambar 1 Gambar PTK dengan dua siklus
(Kusumah dan Dwitagama, 2010: 44)
Perencanaan
pengamatan
tindakan
refleksi
Perencanaan
Tindakan
Pengamatan
Refleksi
Perubahan
siklus I
siklus II
14
Adapun penjelasan dari bagan PTK diatas adalah sebagai berikut:
a) Perencanaan (planning)
Pelaksanaan adalah menerapkan apa yang telah direncanakan
pada tahap satu yaitu bertindak di kelas (Suyadi, 2015: 62).
Pada tahap ini guru membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran disusun guna untuk mempersiapkan pada saat
pembelajaran. PTK tidak ubahnya seperti penelitian-penelitian
ilmiah yang selalu dipersiapkan secara matang.
b) Pelaksanaan (acting)
Pelaksanaan adalah menerapkan apa yang telah
direncanakan. Pada tahap ini pelaksanaan pembelajaran sesuai
dengan yang sudah dirumuskan peneliti. Dengan mempersiapkan
pembelajaran Pendidikan Agama Islam materi Sholat Berjama‟ah
dikelas dengan menggunakan metode Numbered Head Together
(NHT) tindakan dilakukan dengan per siklus-siklus.
c) Pengamatan (observing)
Pengamatan adalah mengamati hasil dari tindakan yang
dilakukan (Suryadin, dan Rostini: 2011, 33). Pada tahap ini peneliti
dapat melakukan pengumpulan data, memotret seberapa jauh
tindakan telah mencapai sasaran.
Tahap ini dilakukan pada tahap pelaksanaan. Yaitu mengamati
seluruh aktivitas yang terjadi pada saat proses belajar-mengajar
sedang berlangsung.
15
d) Refleksi (reflecting)
Refleksi yaitu peneliti mengkaji, melihat dan
mempertimbangkan atas hasil atau dampak dari yang telah dilakukan
(Suryadin, dan Rostini, 2011, 34).
Dalam tahap ini yaitu tahap terakhir dalam kegiatan penelitian,
guru mengulas kembali apa yang telah dilakukan. tahap ini
dilakukan setelah memperoleh informasi melalui proses dalam
kegiatan pembelajaran, kemudian data informasi tersebut dianalisis,
hasil analisis dibandingkan acuan pembelajaran yang akan dicapai,
apabila setelah dibandingkan belum maksimal, maka akan diadakan
penindakan dalam bentuk perangkat pembelajaran melalui
perencanaan ke siklus selanjutnya.
d. Instrumen Penelitian
1. Tes Tertulis
2. Lembar Observasi
Dalam penelitian ini peneliti langsung mengamati gejala atau
proses yang terjadi selama diterapkannya metode Numbered Head
Together (NHT) dalam pembelajaran.
3. Dokumentasi
e. Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai
berikut:
1) Tes
16
Tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang
diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam
bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes tulisan), atau dalam
bentuk perbuatan (tes tindakan). Tes pada umumnya digunakan untuk
menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar
kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai
dengan tujuan pendidikan dan pengajaran (Sudjana, 2014: 35).
Dalam penelitian ini tes digunakan untuk mengukur pencapaian
siswa setelah mempelajari sesuatu. Tes tersebut diberikan kepada
peserta didik guna mendapatkan data kemampuan siswa tentang materi
pelajaran PAI dalam materri Sholat berjama‟ah. .
2) Observasi
Observasi adalah proses pengambilan data dalam penelitian
dimana peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian. Observasi
sangat sesuai digunakan dalam penelitian yang berhubungan dengan
kondisi interaski belajar-mengajar, tingkah laku dan interaksi kelompok
(Kusumah dan Dwitagama, 2010: 66). Namun, sebelum observasi
pengamat hendaknya menetapkan aspek-aspek tingkah laku yang akan
di observasi (Sudjana, 2014: 85).
3) Dokumentasi
Dokumentasi ialah suatu proses untuk mencari infromasi dari
dokumen yang relevan dan mendukung kegiatan program yang
berkaitan dengan fokus evaluasi (Sukardi dan Hayati: 2014,83). Untuk
17
lebih memperkuat hasil penelitian ini peneliti menggunakan
dokumentasi berupa foto-foto pada saat siswa dalam proses
pembelajaran dengan menggunakan metode Numbered Head Together
(NHT).
f. Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini analisis data dilakukan dengan
membandingkan dengan hasil dari siklus-siklus dengan KKM yang telah
ditentukan oleh sekolah yaitu 75. Oleh karena itu setiap siswa dikatakan
tuntas apabila sudah mencapai KKM yang telah ditentukan sekolah.
Peneliti menggunakan perhitungan presentase untuk menetukan
Kriteria Katuntasan Klasikal dengan rumus:
Keterangan: F= Frekuensi
N= Jumlah siswa seluruhnya
P= jumlah nilai dalam persen.
Penelitian ini dikatakan berhasil jika hasil belajar seluruh siswa
telah mencapai ketuntasan dengan jumlah 85%.
P = F X 100
N
18
H. Sistematika Penulisan
Bab I : Pendahuluan meliputi, Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,
Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Definisi Operasional,
Hipotesis Penelitian, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.
Bab II: Kajian Pustaka memuat tentang Hakikat Belajar, Hasil Belajar,
Pendidikan Agama Islam, Metode Numbered Head Together (NHT),
Materi Sholat Berjama‟ah dan Kerangka Berpikir.
Bab III: Pelaksanaan Penelitian meliputi, Gambaran umum sekolah, fasilitas
sarana prasarana, data guru dan staff, subjek penelitian, deskripsi
pelaksanaan setiap siklus.
Bab IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan, meliputi Deskripsi setiap siklus.
Bab V : Penutup meliputi, Kesimpulan dan Saran.
19
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan sesuatu yang diperoleh dari aktivitas
yang yang telah dilakukan. Menurut Sutratinah dalam bukunya
Fathurrohman mengatakan bahwa prestasi belajar adalah penilaian
hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol,
angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang
sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu
(Fathurrohman dan Sulistyorini, 2012: 119).
Untuk memudahkan identifikasi wujud perubahan perilaku dan
pribadi sebagai hasil belajar dapat menggunakan penggolongan
perilaku menurut Bloom yaitu dalam kawasan kognitif, afektif, dan
psikomotor (Rusyan, dkk, 1989: 21).
Dari pemaparan diatas, maka dapat penulis simpulkan bahwa
hasil belajar dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu kognitif, afektif dan
psikomotor.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Belajar merupakan suatu proses yang menimbulkan
terjadinya perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku dan
kecakapan. Perubahan tersebut sebagai hasil belajar banyak
dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik berasal dari dalam dirinya
20
(internal) maupun dari luar dirinya (eksternal). Mulyasa
mengemukakan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prestasi
belajar adalah:
a. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa.
1) Faktor fisiologis yaitu berupa kondisi fisik dan
pancaindera.
2) Faktor psikologis
Adapun yang mempengaruhi faktor ini adalah:
a) Intelegensi
b) Minat
c) Bakat
d) Motivasi
e) Sikap
b. Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar siswa, yang
meliputi:
1) Faktor lingkungan sosial
Faktor sosial menyangkut hubungan antara manusia
yang terjadi dalam berbagai situasi sosial. Lingkungan
sosial sekolah, seperti guru, staff administrasi, teman
sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar siswa.
2) Faktor lingkungan non sosial
Faktor lingkungan yang bukan sosial seperti
lingkungan non sosial seperti gedung, sekolah dan
21
letaknya, rumah, alat belajar, keadaan dan waktu yang
digunakan siswa.
3) Faktor pendekatan belajar
Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai segala
cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang
keefektifan dan efisiensi pembelajaran materi tertentu.
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam upaya
untuk meningkatkan prestasi belajar siswa yakni keadaan
jasmani, keadaan lingkungan, keadaan sosial emosinya,
memulai pembelajaran, membagi perkerjaan, pupuk sikap
optimis, menggunakan waktu dan lain-lain (Hayati, 2017:
95).
B. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Dalam Kamus Bahasa Indonesia pendidikan artinya adalah
perbuatan, cara mendidik (Sugono, 2008: 352).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa
“Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tatalaku
seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan
melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses pembuatan,
mendidik (Sudarto, 2018: 41).
22
Pendidikan agama islam adalah upaya sadar dan terencana
dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,
menghayati, hingga mengimani, bertaqwa dan berakhlak mulia
dalam mengamalkan ajaran agama islam dari sumber utamanya
kitab suci Al-Qur‟an dan Al-Hadits, melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman. Disertai
dengan tuntutan untuk menghormati penganut agama lain dalam
hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama dalam
masyarakat hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa
(Majid, 2014: 12).
Menurut Tayar Yusuf, Pendidikan Agama Islam sebagai usaha
sadar generasi tua untuk mengalihkan pengalaman, pengetahuan,
kecakapan, dan ketrampilan kepada generasi muda agar kelak
menjadi manusia muslim, bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi
pekerti luhur, dan berkepribadian yang memahami, menghayati,
dan mengamalkan ajaran agama Islam dalam kehidupannya
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah suatu proses
yang bertujuan untuk membantu siswa dalam pembelajaran
agama islam (Mukhtar, 2003: 14).
Pendidikan Agama Islam ialah usaha berupa bimbingan dan
asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai
pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama
23
Islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup (way of life)
(Daradjat, 2011: 86).
Pendidikan Agama Islam juga dapat diartikan sebagai
pendidikan yang di laksanakan berdasarkan ajaran Islam
(Oviyanti, 2013: 108).
Dari beberapa pengetian diatas, maka penulis menyimpulkan
bahwa pendidikan agama Islam adalah usaha sadar yang
dipersiapkan bagi peserta didik agar mengenal, memahami,
meyakini, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam
dalam kehidupan.
2. Dasar-dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam
Pelaksanaan pendidikan Agama Islam di sekolah mempunyai
dasar yang kuat. Dapat tersebut dapat ditinjau dari berbagai segi,
yaitu sebagai berikut:
a. Dasar Yuridis/hukum
Dasar pelaksanaan pendidikan agama berasal dari perundang-
undangan yang secara tidak langsung dapat menjadi
pegangan dalam melaksanaan pendidikan agama disekolah
secara formal. Dasar yuridis formal terdiri dari tiga macam,
yaitu:
1) Dasar ideal, yaitu dasar falsafah negara Pancasila, sila
pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa”
24
2) Dasar struktural/konstitusional, yaitu UUD 45 dalam Bab
XI pasal 29 ayat 1 dan 2, yang berbunyi: 1) Negara
berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa, 2) Negara
menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memluk
agama masing-masing dan beribadah menurut agama dan
kepercayaanny itu.
3) Dasar Operasional, yaitu terdapat dalam UU RI No. 2
Tahun 1989, tentang Sistem Pendidikan Nasional
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Dan Tap MPR Nomor II/MPR/1993 tentang GBHN dalam
Bab IV bagian pendidikan yang berbunyi “Pendidikan
Nasional (yang berakar pada kebudayaan bangsa
Indonesia dan berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945.....”
b. Dasar Religius
Dasar religius adalah dasar yang bersumber dari ajaran
Islam. Menurut ajaran Islam pendidikan agama adalah
perintah Tuhan dan merupakan wujud Ibadh kepada-Nya.
Dalam Al-Qur‟an banyak ayat-ayat yang menunjukkan
perintah tersebut (Sudarto, 2018: 69), antara lain:
1) Q.S An-Nahl ayat 125:
...
25
“Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan
hikmah dan pelajaran yang baik....” (Depag RI, 2006:
224)
2) Q.S Al-„Imron ayat 104:
“Dan hendaklah diantara kamu ada segolongan umat
yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada
makruf, dan mencegah dari yang munkar...” (Depag RI,
2006: 50)
3) Al-Hadits :
بلغوا عنى ولو آية
“Sampaikanlah ajaran kepada orang lain walaupun
hanya sedikit.” (Sudarto, 2018: 69).
c. Aspek Psikologis
Psikologis, yaitu dasar yang berhubungan dengan
aspek kejiwaan kehidupan bermasyarakat. Hal ini didasarkan
bahwa dalam hidupnya, manusia sebagai individu maupun
sebagai anggota masyarakat. Diharapkan pada hal-hal yan
membuat hatinya tidak tenang dan tidak tenteram sehingga
memerlukan adanya pegangan hidup. Sebagaimana
diungkapkan oleh Zuhairini bahwa semua manusia didunia
ini selalu membutuhkan adanya pegangan hidup yang disebut
agama (Majid, 2014: 14).
26
3. Fungsi Pendidikan Agama Islam
Adapun fungsi Pendidikan Agama Islam adalah sebagai berikut:
a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan
peserta didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam
lingkungan keluarga. Sekolah berfungsi untuk
menumbuhkembangkan lebih lanjut dalam diri anak melalui
bimbingan, pengajaran, dan pelatihan agar keimanan dan
ketaqwaan tersebut dapat berkembang secara optimal sesuai
dengan tingkat perkembangan.
b. Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
c. Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan
sosial dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan
ajaran agama Islam.
d. Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan,
kekurangan-kekurangan, dan kelemahan-kelemahan peserta
didik dalam keyakinan, pemahaman, dan pengalaman ajaran
dalam kehidupan sehari-hari.
e. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari
lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat
membahayakan dirinya dan menghambat perkembangannya
menuju manusia Indonesia seutuhnya.
27
f. Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum
(alam nyata dan non nyata), sistem dan fungsionalnya.
g. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang
memiliki bakat khusus di bidang agama Islam agar bakat
tersebut dapat berkembang secara optimal sehingga dapat
dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan bagi orang lain (Majid,
2014: 16).
Menurut Achmadi, fungsi pendidikan Islam secara mikro yaitu
memelihara dan mengembangkan fitrah dan sumberdaya insani
yang ada pada subjek didik menuju terbentuknya manusia
seutuhnya (insan kamil) sesuai dengan norma islam (Achmadi,
1992: 21). Sedangkan fungsi pendidikan Islam secara makro
ditinjau dengan kajian antropologi dan sosiologi pada pandangan
Al-Qur‟an, yaitu:
a. Mengembangkan wawasan yang tepat dan benar mengenai
jati diri manusia, alam sekitarnya dan mengenai kebesaran
ilahai, sehingga tumbuh kreatifitas yang benar.
b. Menyucikan diri manusia daqri syirik dan berbagai sikap
hidup dan perilaku yang dapat mencemari fitrah
kemanusiaannya, dengan menginternalisasikan nilai-nilai
insani dan ilahi pada subjek didik.
28
c. Mengembangkan ilmu pengetahuan untuk menopang dan
memajukan kehidupan baik individu maupun sosial
(Achmadi, 1992: 25).
4. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Tujuan adalah upaya yang direncanakan oleh manusia,
diletakkan sebagai pusat perhatian, dan demi merealisasikannya
dia menata tingkah lakunya.
Dalam buku Kapita Selekta Pendidikan Islam disebutkan
bahwa tujuan adalah sasaran yang akan dicapai oleh seseorang
atau kelompok orang yang melakukan suatu kegiatan. Oleh
karena itu, tujuan pendidikan Islam adalah sasaran yang akan
dicapai oleh seseorang atau kelompok orang yang melaksanakan
pendidikan Islam (Sudarto, 2018: 85).
Pendidikan agama Islam di sekolah/madratsah bertujuan
untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui
pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan,
pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam
sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam
hal keimanan, ketaqwaannya, berbangsa dan bernegara, serta
untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih
tinggi (Majid, 2014: 16).
M Natsir mengatakan bahwa tujuan pendidikan pada
hakikatnya adalah menghasilkan manusia yang berperilaku
29
islami, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah
sebagai sumber kekuasaan mutlak yang harus ditaati. Ketaatan
kepada Allah yang mutlak itu mengandung makna menyerahkan
diri secara total kepada Allah, menjadikan manusia
menghambakan diri hanya kepada-Nya (Sudarto, 2018: 88).
Menurut Udin Winataputra, tujuan pendidikan Islam adalah
menyempurnakan hubungan manusia dengan khaliknya, manusia
dengan sesamanya, dan mewujudkan keseimbangan, keselarasan
dan keserasian antara kedua hubungan itu dan mengaktifkan
kedua-duanya sejalan dan berjalin dalam diri pribadi
(Winataputra dan Ardiwinata: 1994. 120).
Sesuai pemaparan diatas, maka dapat di pahami bahwa
tujuan pendiidkan agama Islam adalah untuk menghasilkan
manusia yang berperilaku islami, yang mampu berhubungan baik
dengan Allah SWT, dengan sesama manusia serta dengan
lingkungannya.
C. Metode Numbered Head Together (NHT)
1. Pengertian Metode Numbered Head Together (NHT)
Numbered Head Together (NHT) merupakan jenis
pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk memengaruhi pola
interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan
penguasaan akademik (Fathurrohman dan Sulistyarini, 2012: 97).
30
Numbered Head Together (NHT) merupakan metode
pembelajaran diskusi kelompok yang dilakukan dengan cara
memberi nomor kepada semua peserta didik dan kuis/tugas untuk
didiskusikan jawaban atau pemecahan yang benar didalam
kelompoknya. Kelompok memastikan setiap anggota kelompok
dapat mengerjakannya. Guru memanggil nomor secara acak
untuk melaporkan hasil diskusinya didepan kelas. Peserta dari
kelompok lain memberikan tanggapan kepada peserta didik yang
sedang melaporkan. Setelah satu peserta didik selesai melapor
kemudian dilanjutkan dengan nomer peserta didik dari kelompok
lain (Mulyatiningsih, 2010 : 24).
2. Teknis Pelaksanaan Metode Numbered Head Together (NHT)
Adapun langkah-langkah dalam metode pembelajaran
Numbered Head Together (NHT) adalah sebagai berikut:
1) Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap
anggota kelompok mendapat nomor.
2) Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok
mengerjakannya.
3) Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan
memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya
mengetahui jawabannya.
4) Guru memanggil salah satu nomor peserta didik secara
acak untuk melaporkan hasil kerjasama mereka.
31
5) Peserta didik lain memberi tanggapan kepada peserta didik
yang sedang melapor.
6) Guru menunjuk nomor yang lain (Mulyatiningsih, 2010:
25).
3. Kelebihan Metode Numbered Head Together (NHT)
Menurut Hill dalam bukunya Trianto (2007: 83) menyebutkan
bahwa kelebihan belajar kooperatif dengan strategi NHT adalah:
a. Meningkatkan prestasi siswa.
b. Memperdalam pemahaman siswa.
c. Menyenangkan siswa dalam belajar.
d. Mengembangkan sikap kepemimpinan siswa.
e. Mengembangkan rasa percaya diri siswa.
f. Mengembangkan rasa saling memilki.
g. Mengembangkan keterampilan-keterampilan masa depan
(Trianto, 2007: 83).
D. Sholat Berjama’ah
1. Pengertian Sholat Berjama’ah
Menurut bahasa, jamaah berarti kumpul (Purnomo, dkk,
2011: 41). Sholat berjamaah adalah sholat yang dikerjakan oleh
dua orang atau lebih secara bersama-sama dan salah seorang dari
mereka menjadi imam, sedangkan yang lainnya menjadi makmum
(Kemendikbud, 2014: 48).
32
Menurut istilah Syara‟, sholat berjama‟ah ialah sholat yang
dikerjakan bersama-sama oleh dua orang atau lebih yang salah
satu bertindak sebagai imam dan yang lain sebagai makmum
dengan cara yang telah ditentukan oleh agama (Purnomo, dkk,
2011: 41).
2. Dasar Hukum
Artinya: Dan apabila berada ditengah-tengah mereka
(sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan sholar bersama-sama
mereka, Maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (sholat)
besertamu.. (Q.S An-Nisa: 102) (Depag RI, 2006: 75).
Artinya: Dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat dan
ruku‟lah beserta orang-orang yang ruku‟ (Q.S Al-Baqarah :43)
(Depag RI, 2006: 7).
Hukum sholat wajib berjamaah adalah sunnah muakkadh,
yaitu sunnah yang sangat dianjurkan. Bahkan, sebagian ulama
mengatakan hukum sholat berjamaah adalah fardhu kifayah.
Keutamaan sholat berjamaah bila dibandingkan shalat
munfarid adalah dilipatkan 27 derajat , seperti Hadis Rasulullah
SAW:
33
بسبع عي ابي قال رسىل الله ص.م. صلة الجوعت تفضل على صلةالفذ
ي درجت )رواه الوسلن( وعسز
“Dari Ibnu Umar r.a., Rasulullah saw. Bersabda, “sholat
berjamaah lebih utama dibandingkan sholat sendirian dengan dua
puluh tujuh derajat.”(H.R. Muslim) (Kemendikbud, 2014: 49).
3. Syarat Sah Sholat Berjamaah
Sholat berjamaah sah apabila memenuhi syarat sebagai berikut :
a. Ada imam.
b. Makmum berniat untuk mengikuti imam.
c. Sholat dikerjakan dalam satu majelis.
d. Sholat makmum sesuai dengan sholatnya imam
4. Syarat Imam
Kedudukan imam dalam sholat berjamaah sangat penting.
Dia akan menjadi pemimpin seluruh jamaah sholat sehingga untuk
menjadi imam ada syarat tersendiri. Syarat yang dimaksud adalah :
a. Mengetahui syarat dan rukun sholat, serta perkara yang
membatalkan sholat
b. Fasih dalam membaca ayat-ayat Al-Qur‟an
c. Paling luas wawasan agamanya dibandingkan yang lain
d. Berakal sehat
e. Ballig
f. Berdiri pada posisi paling depan
g. Seorang laki-laki (perempuan juga boleh jadi imam kalau
makmumnya perempuan semua)
34
h. Tidak sedang bermakmum kepada orang lain.
5. Syarat Makmum
Sedangkan syarat-syarat menjadi makmum adalah seperti berikut:
a. Makmum berniat mengikuti imam
b. Mengetahui gerakan sholat imam
c. Berada dalam satu tempat dengan imam
d. Posisinya di belakang imam
Hendaklah sholat makmum sesuai dengan sholat imam,
misalnya imam sholat Asar makmum juga sholat Asar.
(Kemendikbud, 2014: 49).
6. Susunan Shaff
a. Jika makmum hanya seorang, maka ia berdiri disebelah kanan
imam agak ke belakang.
b. Jika makmum 2 orang, maka makmum berada dibelakang
imam sebelah seblah dan kiri.
c. Jika makmumnya lengkap, maka makmum laki-laki dewasa di
paling depan (dibelakang imam) diikuti makmum laki-laki
remaja/anak-anak, diikuti shaf perempuan remaja dan yang
terakhir shaff perempuan anak-anak (Purnomo, dkk, 2011:
43).
7. Makmum Masbμq
Masbuq artinya tertinggal (Purnomo, dkk, 2011: 43).
Makmum Masbμq adalah makmum yang tidak sempat membaca
35
surat al-Fatihah bersama imam di rakaat pertama. Lawan katanya
adalah makmum muwafiq, yakni makmum yang dapat mengikuti
seluruh rangkaian sholat berjamaah bersama imam. Jika kalian
dalam kondisi ketinggalan berjamaah seperti ini, perlu kecermatan
dalam tata cara menghitung jumlah rakaat.
Caranya, setelah takbirotul ihrom, makmum masbuq harus
mengikuti keadaan imam pada waktu itu. Jika makmum mendapati
imam sedang rukuk, maka ia sudah mendapat satu rokaat dan jika
ia ketinggalan rukuk imam maka ia wajib mengulangnya setelah
imam selesai atau mengucap salam (Purnomo, dkk, 2011: 43).
8. Halangan Sholat Berjamaah
Sholat berjamaah dapat ditinggalkan, kemudian melakukan
sholat sendirian (munfarid). Faktor yang menjadi halangan itu
adalah :
a. Hujan yang mengakibatkan susah menuju ke tempat sholat
berjamaah
b. Angin kencang yang sangat membahayakan
c. Sakit yang mengakibatkan susah berjalan menuju ke tempat
sholat berjamaah
d. Sangat ingin buang air besar atau buang air kecil
Karena baru makan makanan yang baunya sukar
dihilangkan, seperti bawang, petai, dan jengkol. (Kemendikbud,
2014: 51).
36
9. Tata Cara Sholat Berjama’ah
Berdasarkan ketentuan di atas, praktik sholat wajib
berjamaah adalah sebagai berikut.
a. Sholat berjamaah diawali dengan adzan dan iqomah, tetapi
kalau tidak memungkinkan cukup dengan iqomah saja.
b. Barisan sholat (Shaff) di belakang imam diisi oleh jamaah
laki-laki, sementara jamaah perempuan berada di belakangnya.
c. Di dalam melaksanakan Sholat berjamaah seorang imam
membaca bacaan sholat ada yang nyaring (jahr) dan ada yang
dilirihkan (sir). Bacaan yang dinyaringkan adalah:
1) Bacaan takbirotul ihrom, takbir intiqol, takbir tasmi‟ dan
salam.
2) Bacaan al-Fatihah dan ayat-ayat al-Qur‟an pada dua
rakaat pertama sholat Magrib, Isya, dan Subuh. Begitu juga
dengan sholat Jumat, gerhana, istisqa‟, „idul dain (dua hari
raya), Tarawih, dan Witir.
3) Bacaan amin bagi imam dan makmum setelah imam selesai
membaca al-Fatihah yang dinyaringkan.
d. Makmum harus mengikuti gerakan imam dan tidak boleh
mendahului gerakan imam.
Setelah salam, imam membaca dzikir dan doa bersama-
sama dengan makmum atau membacanya sendiri-sendiri
(Kemendikbud, 2014: 51).
37
10. Cara Mengingatkan Imam yang Lupa
Jika imam lupa gerakannya maka makmum
mengingatkannya dengan membaca tasbih (bagi makmum laki-
laki) dan bertepuk (bagi makmum perempuan). Jika imam lupa
bacannya maka makmum meneruskan bacaan yang lupa tersebut.
Tapi jika imam masih meneruskannya maka makmum harus
mengikutinya. Hal ini berdasarkan hadits dari Sahl Bin Sa‟ad,
Rasulullah bersabda:
ها يا ما التصفيق، في اخذتم الصلة في شيء بكم نا حين لكم ما الناس اي ان
ته في شيء نابة من للنساء، التصفيق ه فإ الله، سبحان : فليقل صل ليسمعه ن
حين التفت الله سبحان يقول احد (عليه متفق ...)ال
“Wahai manusia, kenapa jika terjadi ssuatu dalam sholat kalian
bertepuk tangan? Sesungguhnya bertepuk tangan adalah untuk
wanita. Barang siapa menemui kejadian dalam sholatnya,
hendaklah ia mengucapkan: subhanallah. Karena sesungguhnya
tidaklah seseorang mendengarnya ketika ia mengucap:
subhanallah melainkan ia telah berpaling” (Mutafaqun „Alaih)
(Kemendikbud, 2014: 41).
11. Pembiasaan Sholat Berjama’ah
Perbandingan pahala antara sholat sendirian dan dengan
sholat berjamaah, yaitu satu berbanding 27 derajat. Hal ini karena
sholat berjamaah memiliki keutamaan, yaitu:
a. menjalin silaturahmi antar sesama
b. mengajarkan hidup disiplin, saling mencintai, dan menghargai
c. menjaga persatuan, kesatuan, dan kebersamaan
38
d. menahan dari kemauan sendiri (egois)
e. mengajarkan kepatuhan seorang muslim kepada pimpinannya.
Sikap kecintaan kepada sholat berjamaah dapat diwujudkan
melalui perilaku sebagai berikut.
a. Ketika masuk waktu sholat segera menuju ke masjid dan
mengumandangkan atau mendengarkan adzan
b. Ketika mendengar adzan segera menuju masjid.
c. Mengajak teman-temannya untuk sholat berjamaah.
d. Suka menjalin tali silaturahmi antara sesama di masjid.
e. Senang mendatangi majelis taklim untuk menuntut ilmu
agama.
f. Tidak suka membeda-bedakan status sosial seseorang, karena
kedudukannya sama di hadapan Allah Swt.
g. kepada kedua orang tua dan guru.
h. Menjaga persatuan dan kesatuan (Kemendikbud, 2014: 41).
E. Penelitian Terdahulu
Pada bagian ini peneliti akan memaparkan penelitian terdahulu
yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan peneliti yang mana
dipaparkan sebagai berikut:
Pada skripsi Dadang Wino Hocky Oktavia 2015 dengan judul
“Penerapan Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT)
39
untuk meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V MI Miftahul
Huda Bacem Sutojayan Blitar”
Penelitian ini menyimpulkan bahwa dengan menggunakan metode
Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan prestasi belajar
IPS pada siswa kelas V MI Miftahul Huda Bacem Sutojayan Blitar.
Hasil belajar siswa setelah penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe Numbered Heads Together (NHT) mengalami peningkatan. Pada
pree test, ketuntasan belajar siswa 18,18%. Setelah melakukan
tindakan siklus I, ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi
63,63%, dengan rata-rata nilai 66,81. Kemudian pada siklus II
ketuntasan belajar meningkat lagi menjadi 85% dengan nilai rata-rata
75. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head
Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V
MI Miftahul Huda Bacem Sutojayan Blitar.
Pada Skripsi Nur Irawati Fadilah 2017 dengan judul “Penerapan
Metode Numbered Head Together (NHT) Untuk Meningkatkan
Keaktifan Belajar dan Hasil Belajar Siswa Terhadap Mata Pelajaran
Mulok Produktif Membuat Jajanan Tradisional Kelas X TPHP II
SMK N 1 Pandak Tahun Ajaran 2014/2015”. Penelitian ini
menyimpulkan bahwa dengan menggunakan metode Numbered Head
Together (NHT) dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar mata
pelajaran mulok produktif membuat jajanan tradisional kelas X SMK
40
N 1 Pandak tahun ajaran 2014/2015. Hasil penelitian ini adalah : 1)
Proses pembelajaran mulok produktif membuat jajanan tradisional
menggunakan metode NHT (Numbered Heads Together) berjalan
dengan lancar sesuai dengan perencanaan yang dilakukan, aktivitas
peserta didik tergolong tinggi yaitu 83,3. 2) Metode NHT (Numbered
Heads Together) pada pembelajaran mulok produktif membuat
jajanan tradisional meningkatkan keaktifan peserta didik. Hasil
penelitian menunjukkan adanya peningkatan keaktifan dari siklus I ke
siklus II yaitu dari kategori sedang (68,33) ke kategori tinggi (83,33).
3) Metode NHT (Numbered Heads Together) pada pembelajaran
mulok produktif membuat jajanan tradisional meningkatkan hasil
belajar peserta didik, penelitian siklus I dari hasil pree test
menunjukkan presentase ketuntasan peserta didik 75% dan hasil post
test menunjukkan presentase ketuntasan peserta didik 93%. Pada pree
test siklus II menunjukkan presentase ketuntasan peserta didik 20%
dan hasil post test menunjukkan presentase ketuntasan peserta didik
80%. Peningkatan nilai peserta didik dapat dilihat dari mean nilai
siklus I 35,00 menjadi 41,30 pada siklus II.
Berdasarkan pemaparan kedua penelitian diatas telah diketahui
bahwa Kedua penelitian tersebut sama-sama menggunakan metode
Numbered Head Together (NHT) tanpa memadukan dengan metode
lain dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
41
Perbedaan kedua penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah
penelitian ini diterapkan pada mata pelajaran PAI yaitu pada jenjang
SMP, sedangkan kedua penelitian diatas dilaksanakan pada jenjang
MI dan SMK. Metode Numbered Head Together (NHT) ini sangatlah
membantu dalam meningkatkan hasil belajar PAI dan IPS,
dikarenakan dapat membuat pembelajaran menjadi lebih menarik,
karena biasanya kedua mata pelajaran tersebut cenderung
mengakibatkan kebosanan jika penyampaiannya kurang menarik.
Sedangkan pada mata pelajaran mulok Produktif membuat jajanan
tradisional, metode ini dapat dikatakan sebagai tambahan, dikarenakan
mata pelajaran mulok sendiri awalnya bukanlah mata pelajaran yang
mengakibatkan kebosanan, namun dengan menggunakan metode ini
maka pembelajaran akan lebih menarik.
F. Kerangka Berpikir
Upaya untuk melakukan perbaikan dalam proses pembelajaran
dapat dilakukan dengan berbagai macam cara salah satunya adalah
dengan perbaikan metode pembelajarann yang digunaka guru dalam
mengajarkan. Penggunaan metode pembelajaran tidak harus sama
untuk semua bidang studi, sebab dapat terjadi metode pembelajaran
tertentu tidak cocok untuk mata pelajaran yang lain.
Dalam proses pembelajaran PAI, guru diharapkan mampu
menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang
42
disampaikan demi tercapainya tujuan pembelajaran. Metode
Numbered Head together (NHT) merupakan metode yang
memberikan kesempatan kepada siswa perorangan atau kelompok,
untuk melatih diri agar dapat bekerja sama, melatih mental, dan
mampu mengemukakan pendapatnya di depan kelas. Oleh karena itu,
dengan menggunakan metode Numbered Head Together (NHT) dalam
proses pembelajaran PAI diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. Kerangka berpikir tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2 Kerangka Berpikir
Kondisi awal
a. Pelaksanaan pembelajaran dalam
kelas secara keseluruhan menggunakan
metode ceramah, sehingga
pembelajaran menjadi monoton dan
menyebabkan kantuk.
b. Hasil belajar siswa rendah
Tindakan
Kondisi Akhir
a. Guru harus dapat menciptakan suasana
belajar yang menarik, salah satunya
dengan menggunakan metode NHT
yang dapat memberika suasana baru
dalam proses pembelajaran.
b. Kegiatan dalam menerapkan metode
NHT yaitu siswa menyelesaikan tugas
bersama kelompoknya.
c. Menjawab pertanyaan yang diberikan
kepada kelompok dan siswa
mengemukakan hasil diskusi
kelompoknya.
Demikian penerapan metode NHT,
diharpakan dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
43
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Sekolah
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Staff Tata Usaha (TU)
SMPIT Nurul Islam Tengaran, Sekolah ini memiliki gambaran sebagai
berikut:
1. Sejarah SMPIT Nurul Islam Tengaran
a. Riwayat sekolah
SMPIT Nurul Islam Tengaran merupakan salah satu
sekolah yang bernaung dibawah dinas pendidikan yang
mewajibkan siswanya bermukim (berasrama), dimana pada pagi
hari hingga siang hari belajar di sekolah dan sore hari serta malam
hari mengikuti program kepondokan, pembiasaan ibadah dan
penanaman nilai-nilai akhlaq mulia di pondok. Sekolah dan
pondok merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan. Apalagi
semenjak bergabung dengan sekolah berbasis pesantren, maka
SMPIT Nurul Islam Tengaran bertekad untuk mengintegrasikan
pendidikan sekolah dengan pesantren.
Siswa pada jam sekolah, dari pagi sampai siang hari
dibekali dengan berbagai disiplin ilmu yang mengacu pada standar
isi dinas pendidikan dengan tambahan materi muatan syar‟i berupa;
al-Qur‟an, Hadits, Aqidah, SKI dan Bahasa Arab. Selain itu ada
44
program pengembangan diri berupa aneka kegiatanyang tercakup
dalam program ekstrakurikuler. Program pengembangan diri ini
dimaksudkan untuk mendorong siswa agar memiliki bekal
kemandirian, rasa percaya diri, disiplin, melatih memiliki rasa
tanggung jawab dan berbagai lifeskill lainnya.
Sedangkan disore hari hingga pagi hari, siswa dibekali
dengan berbagai aspek ibadah, penanaman dan pembiasaan akhlaq
mulia, tahsin dan tahfidz al-Qur‟an serta pembiasaan berbahasa
Arab dan Inggris. Semua program telah disetting dalam keragka
pencapaian visi sekolah utamanya dalam sisi akhlaq mulia dan
pembiasaan beribadah.
Program SBP yang dikembangkan melalui kerjasama
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan dan Direktorat Pendidikan Diniyah
dan Pondok Pesantren Kementrian Agama, dimana SMPIT Nurul
Islam Tengaran sudah bergabung sejak tahun pelajaran 2012/2013,
telah merasakan manfaat yang sagat besar. Semenjak bantuan itu,
berbagai kemajuan baik prestasi akademik siswa maupun
pemenuhan sarana dan prasarana sekolah mulai terlihat hasilnya.
Oleh karena itu, kemanfaatan yang telah kami rasakan ini
semoga bisa berlangsung di tahun-tahun berikutnya, sehingga
harapan besar seluruh warga civitas akademika untuk mewujudkan
visi dan misi sekoah bisa tercapai dengan baik dan sukses.
45
b. Personil Sekolah
SMPIT Nurul Islam Tengaran didirikan pada tanggal 01
Juli 2007. Pimpinan sekolah yang bertugas di SMPIT Nurul Islam
Tengaran dari tahun ke tahun adalah :
Tabel 3.1
Personil sekolah SMPIT Nurul Islam Tengaran
No Nama Periode Tugas Keterangan
1. Bpk. Nur Hadi Susilo 2007-2011 Kepala Sekolah
Tahun Ajaran
2007/2008-
2010/2011
2. Bpk. Purwoko 2011-2015 Kepala Sekolah
Tahun Ajaran
20011/2012-
2014/2015
3. Bpk. Sunarto 2015-2016 Kepala Sekolah
Tahun Ajaran
2015/2016-
Sekarang
2. Profil SMPIT Nurul Islam Tengaran
a. Lingkungan Sekolah
SMPIT Nurul Islam merupakan sekolah menengah pertama
yang terletak diantara dua Kabupaten Boyolali dan Kota Salatiga,
tepatnya Jl.Raya Salatiga - Solo KM 8, RT 11/03 Kaligandu
Klero, Kec. Tengaran, Kab. Semarang, yang multi dimensi baik
46
budaya, suku dan agama yang hidup berdampingan dengan rukun
dan damai saling menopang dalam membangun kota.
b. Identitas Sekolah
1) Nama Sekolah : SMP Islam Terpadu Nurul Islam
Tengaran
2) NSS : 204032202131
3) NPSN : 20341207
4) Kecamatan : Tengaran
5) Kabupaten : Semarang
6) Status Sekolah : Swasta
7) Sekolah didirikan Tahun : 2007
a) Pada Tanggal : 21 Juni 2007
b) Surat Keputusan : Yayasan Sabilul Khoirot Nomor
08 Tahun 2007
8) Ijin Operasional : SK Kepala Dinas Pendidikan
Kabupaten Semarang
Nomor : 821.2/ 3663.A 2007
9) Akreditasi : B
10) Alamat Sekolah : Jl. Raya Salatiga - Solo KM 8, RT
11/03
Kaligandu Klero Kec. Tengaran
Kab.Semarang
11) Telpon/Fax. : (0298) 3405188
47
12) Website dan e-mail : www.smpit-nurulislam.sch.id
13) E-mail : [email protected]
Nama Kepala Sekolah : Sunarto, S. Ag
3. Struktur Organisasi SMPIT Nurul Islam Tengaran
a. Kepala Sekolah : Sunarto, S.Ag.
b. Kurikulum : Ida Pramuwasti, S.Pd.
c. Kesiswaan : Abdul Wahid, S.Pd
d. Sarana Prasarana : M. Sundomo Mariyo, S.Sn.
e. Tata Usaha : Priyono
f. Perpustakaan : Galuh Widiarini, S.Pd
4. Visi dan Misi SMPIT Nurul Islam Tengaran
Visi Sekolah
Melahirkan generasi cerdas, berakhlakul karimah, dan berwawasan
global.
Misi Sekolah
1. Menyelenggarakan pendidikan Islam menengah pertama yang
memadukan antara iman, ilmu, dan amal.
2. Mewujudkan peserta didik yang berkarakter; aqidah yang bersih,
ibadah yang benar, akhlak yang kuat, mandiri, berwawasan yang
48
luas, jasmani yang sehat, bersungguh-sungguh, rapi dalam urusan,
bisa memelihara waktu, dan bermanfaat bagi orang lain.
3. Mewujudkan peserta didik yang berwawasan global, dengan
penguasaan bahasa Arab, bahasa Inggris, dan teknologi.
4. Menjadi sekolah rujukan di Jawa Tengah dan sekitarnya.
5. Daftar Guru SMPIT Nurul Islam Tengaran
Tabel 3.2
Daftar Guru SMPIT Nurul Islam Tengaran
No. Nama No. Nama
1. Sunarto, S.Ag. 23. Dewi Uswati, S.Pd.
2. Djoko Setyawan, S.Pd. 24. Fitriya Habibi, S.Pd.
3. Rendy Pamungkas, S.Pd. 25. Eni Kusrini, S.Pd.
4. Khusnul Hakim, S.Pd. 26. Bety Rosyidah, S.Pd.
5. M. Sundomo Mariyo, S.Sn. 27. Devi Sulistyaningsih, S.Pd.
6. Ari Wibowo, S.Pd. 28. Budi Astuti, S.Pd.
7. M.Munawar Said, M.Pd.I 29. Lina Trisna K, S.Pd.
8. M.Yudi Ardiansah 30. Mayasari Dian P, S.Pd.
9. Gunawan Laksono Aji, S.Pd.I 31. Indah Safitri, S.Pd.
10. Abdul Wahid,S.Pd. 32. Rani Iryana Nurfadzila, S.T
11. Khoirul Umar 33. Widiyarti, S.Pd..
12. Priyono 34. Fita Nuraini, S.Pd.
13. Ahmad Zakky, A.Md. 35. Zulia Prermata Q, S.Pd.
14. Kuslim 36. Agiyem
15. Iriyanti Dwi H., S.Pd. 37. Galih Wahyuningsih
16. Atia Ftriawati, Lc. 38. Siti Sofiyah
17. Nur Syarifah, S.Pd.I. 39. Nurrohmah, S.Pd.
18. Ida Pramuwasti, S.Pd. 40. Muhlisin
19. Siti Yulaikah,S.Pd. 41. Ashim
20. Galuh Widiarini, S.Pd. 42. Ima
21. Widdatul Fidqiyah, A.Md. 43. Linda Nur Andriani
22. Sulistyorini, S.Pd. 44. Hesti
49
6. Daftar Sarana dan Prasarana SMPIT Nurul Islam Tengaran
Tanah sekolah sepenuhnya milik sendiri. Luas area seluruhnya
11.390 M2. Luas bangunan 930 M
2, Jarak ke pusat Kecamatan 3.4 KM,
dan jarak ke pusat Kota 37 KM.
Tabel 3.3
Kondisi Sarana Prasarana SMPIT Nurul Islam Tengaran
No Jenis Ruang Kondisi
Baik Rusak Ringan Rusak Berat
Jml Luas (m) J
ml
Luas (m) Jml Luas
(m)
1 Ruang Teori Kelas 18 648 - - 2 -
2 Lab. IPA 1 48 - - - -
3 Lab. Kimia - - - - - -
4 Lab. Fisika - - - - - -
5 Lab. IPS - - - - - -
6 Lab. Bahasa - - - - - -
7 Lab. Komputer - - 1 24 - -
8 R. Perpustakaan - - 1 24 - -
9 R. Ketrampilan - - - - - -
10 R. Serba Usaha - - - - - -
11 R. UKS 1 12 - - - -
12 R. Praktek Kerja - - - - - -
13 R. Bengkel - - - - - -
14 R. Disel - - - - - -
15 R. Pameran - - - - - -
16 R. Gambar - - - - - -
17 R. BP/BK 1 9 - - - -
18 R. Guru Putra - - 1 24 - -
19 R. Guru Putri 1 48 - - - -
20 R. TU 1 26 - - - -
21 R. OSIS - - - - - -
22 Kamar mandi/WC
Guru
1 8 - - - -
23 Kamar mandi/WC
Siswa
1 8 - - - -
24 R. Cuci 3 - - - - -
25 R. Setrika 1 9 - - - -
26 Gudang 1 4 - - - -
27 R. Ibadah 2 100 - - - -
28 Rumah Dinas Kepsek 1 48 - - - -
29 Rumah Dinas Guru 5 72 - - - -
30 Rumah Penjaga
Sekolah
- - - - - -
31 Sanggar MGMP - - - - - -
32 Sanggar PKG - - - - - -
33 Asrama Murid 7 24
34 Unit Produksi - - - - - -
35 R Hall - - - - - -
36 Kantin 1 50 - - - -
50
37 Dapur 1 32 - - - -
38 Parkir - - - - - -
39 Gapuro dan logo 1 - - - - -
40 Lapangan 1 - - - - -
41 Lapangan
volly/badminton
- - - - - -
Tabel 3.4
Sarana Prasarana SMPIT Nurul Islam Tengaran
NO JENIS RUANG JML UKURAN(m) KETERANGAN
1. Ruang kelas 20 6 X 6 17 Rombel kurang 3 ruang
2. Ruang Guru
Putra
4 6 X 4 Baik
3. Ruang Guru Putri 1 5 X 6 Baik
4. Ruang TU 1 7 X 8 Baik
5. Ruang
Perpustakaan
1 15 X 9 Baik
6. Ruang Komputer 1 6 X 6 Tidak Representatif
7. Lab. Bahasa - 8 X 7 Belum ada
8. Ruang Olahraga - - Belum ada
9. Laboratorium
IPA
1 8 X 7 Tidak representatif
10. BK/BP 1 3 X 3 Belum Ada
11. Ruang Kepala
Sekolah
1 3 X 6 Baik
12. Ruang UKS 1 3 X 4 Baik
13. Ruang OSIS - - -
14. Tempat Ibadah 1 15 X 15 Baik
15. Gudang 1 3 X 6 Baik
7. Kegiatan Ekstra Kurikuler
SMPIT Nurul Islam Tengaran melaksanakan kegiatan
ekstrakulikuler wajib dan ekstrakulikuler pilihan.
1. Ekstrakurikuler wajib
Merupakan program ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh
seluruh peserta didik, terkecuali peserta didik dengan kondisi
tertentu yang tidak memungkinkannya untuk mengikuti
ekstrakulikuler tersebut.
51
Ekstrakulikuler wajib SMPIT Nurul Islam Tengaran adalah
Kepramukaan.
2. Ekstrakurikuler pilihan
Merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti oleh peserta didik
SMPIT Nurul Islam Tengaran berdasarkan bakat minat dan prestasi
peserta didik masing-masing. Progam ekstrakulikuler yang
dilaksanakan di SMPIT Nurul Islam Tengaran sebagai berikut:
Tabel 3.5
Daftar ekstrakurikuler SMPIT Nurul Islam Tengaran
No Jenis Kegiatan VII VIII IX KET
1 Pramuka SIT - Wajib
2 Robotik Pilihan
3 Kelompok Ilmiah Remaja
(KIR)
Pilihan
4 Jurnalistik - Pilihan
5 PMR - Pilihan
6 English Club - Pilihan
7 Arabic Club Pilihan
8 Bela Diri (Karate & Wushu) - Pilihan
9 Qiro‟ah - Pilihan
10 Sport Club (Futsal) - Pilihan
11 Tata Boga - Pilihan
12 Bimbingan OSN - Pilihan
13 Batik - Pilihan
14 Rebana - Pilihan
15 Bimbel Wajib
52
B. Obyek Penelitian
Adapun objek dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.6
Daftar Nama Siswa Kelas VII F
No.
Absen
Nama Siswa No.
Absen
Nama Siswa
1 Aisya Keisa Adiya 17 Lu‟lu‟il Maknun
2 Aliya Helena U 18 Maulida Khairunnisa
3 Anindita Sani R 19 Nada Salsabila
4 Ardranitya Brilian F M 20 Nafa‟a Ikhtara
5 Aulia Choiru N 21 Naila Rizky A
6 Avrilia Ningsih 22 Najwa Karima H
7 Azkia Alfafa E 23 Naziha Dhurifa
8 Chelsian Kalisya N 24 Revqueta Davilia Z
9 Diva Kamila S 25 Salsabila H U
10 Elya Aziza Mahfudhoh 26 Safira Putri M
11 Falah Azkia 27 Shafaza Nabila
12 Fatimatuz Zahra D R 28 Syakira Nikma R
13 Ghazia Sabbaha Falah 29 Ummu Kulsum
14 Ibnaty Syifaul Jinan 30 Widya Hapsari N P
15 Kalin Misykah H A 31 Zahwa Mailidina A
16 Kazzayara Azahra M P
53
C. Pelaksanaan Penelitian
Secara garis besar penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam empat
tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Adapun
lebih rincinya tahapan-tahapan tersebut akan dipaparkan dibawah ini,
sedangkan data, analisis data dan pembahasannya akan disampaikan pada
Bab IV. Sebelum masuk pada siklus I dan siklus II, peneliti melaksanakan
pra siklus.
1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
Pada siklus I dilaksanakan pada hari Rabu 2 Januari 2019 dengan
materi pokok Sholat Berjama‟ah.
Tahapan dan langkah-langkah yang dilakukan penelitian adalah
sebagai berikut:
a. Perencanaan
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
2) Menyusun materi yang akan diajarkan yaitu Sholat Berjama‟ah
3) Menyiapkan media/alat pembelajaran
4) Membuat lembar diskusi
5) Menyusun soal tes
6) Menyusun lembar observasi kegiatan siswa
a. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini peneliti melaksanakan pembelajaran atau
penelitian dengan menggunakan perangkat pembelajaran sesuai
54
skenario pembelajaran dalam RPP melalui kegiatan
awal/pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup yang
masing-masing langkah-langkahnya sebagai berikut:
1) Pendahuluan
a) Membuka pembelajaran dengan membaca do‟a
b) Menyapa peserta didik dan menanya kabar
c) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
d) Menampilkan video motivasi
e) Membentuk kelompok siswa dan memberikan nomor
kepada siswa
2) Kegiatan inti
a) Memberikan penjelasan tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan
b) Membagikan nomor kepala bagi setiap siswa
c) Menyiapkan materi Sholat Berjama‟ah kepada masing-
masing kelompok
d) Memberikan persoalan kepada setiap kelompok, tetapi
untuk tiap siswa tidak sama sesuai dengan nomor siswa,
tap siswa dengan nomor sama mendapat tugas yang
sama.
e) Mempresentasikan hasil kerja kelompok awal dengan
kelompok nomor sama yang sesuai tugasnya.
55
f) Guru menunjuk salah satu nomor untuk menjawab
pertanyaan yang telah dipersiapkan oleh guru.
g) Guru memberikan penguatan materi dan memberikan
tambahan jawaban-jawaban yang kurang tepat.
3) Penutup
a) Guru membagikan soal berupa pilihan ganda dan uraian
bagi setiap siswa
b) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang
kerjanya bagus dan dapat menjawab pertanyaan dengan
tepat pada saat kuis.
c) Memberikan informasi tentang pelajaran yang akan
datang.
b. Pengamatan (Observasi)
Kegiatan ini berjalan bersamaan dengan pelaksanaan yang
dilakukan oleh peneliti. Kegiatan yang dilakukan adalah
mengamati dan mencatat semua hal yang terjadi selama
pelaksanaan tindakan berlangsung yang meliputi kehadiran,
keaktifan, kerjasama/kekompakan dan kemampuan. Pengumpulan
data dilakukan dengan menggunakan format observasi yang telah
disusun.
56
c. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi dan tes pada siklus I dapat
diketahui bahwa hasil pembelajaran PAI materi sholat berjama‟ah
dengan metode Numbered Head Together (NHT) mengalami
peningkatan, meskipun masih belum mencapai tujuan yang
diharapkan, dan keaktifan siswa masih belum maksimal, serta hasil
belajar belum mencapi ketuntasan sebesar 85%. Hal ini
dikarenakan siswa masih belum memahami tentang kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan, sehingga kelas kurang
kondusif. Selain itu, ada beberapa anak yang terlihat sakit dan
lemas, sehingga menghambat proses pembelajaran.
Maka, perbaikan pada siklus selanjutnya yaitu dengan
menumbuhkan keaktifan dan kekreatifan siswa melalui presentasi
singkat dalam kelompok, sehingga semua akan terlibat untuk maju
di depan kelas.
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
Pada siklus II dilaksanakan pada hari Rabu, 9 Januari 2019 dengan
materi pokok sholat berjama‟ah.
Tahapan dan langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah
sebagai berikut:
a. Perencanaan
2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
57
3) Menyusun materi yang akan diajarkan yaitu Sholat
Berjama‟ah
4) Menyiapkan media/alat pembelajaran
5) Membuat lembar diskusi
6) Menyusun soal tes
7) Menyusun lembar observasi kegiatan siswa
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahapan ini peneliti melaksanakan pembelajaran atau
penelitian dengan menggunakan perangkat pembelajaran sesuai
skenario pembelajaran dalam RPP melalui kegiatan
awal/pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup yang
masing-masing langkahnya sebagai berikut:
1) Pendahuluan
a) Membuka pembelajaran dengan membaca do‟a
b) Menyapa peserta didik dan menanya kabar
c) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
d) Menampilkan video motivasi
2) Kegiatan inti
a) Memberikan penjelasan tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan
b) Membagikan nomor kepala bagi setiap siswa
c) Menyiapkan materi Sholat Berjama‟ah kepada masing-
masing kelompok
58
d) Memberikan persoalan kepada setiap kelompok, tetapi
untuk tiap siswa tidak sama sesuai dengan nomor siswa,
siswa dengan nomor sama mendapat tugas yang sama.
e) Mempresentasikan hasil kerja kelompok awal dengan
kelompok nomor sama yang sesuai tugasnya.
f) Guru menunjuk salah satu nomor untuk menjawab
pertanyaan yang telah dipersiapkan oleh guru.
g) Guru memberikan penguatan materi dan memberikan
tambahan jawaban-jawaban yang kurang tepat.
3) Penutup
a) Guru membagikan soal berupa pilihan ganda dan uraian
bagi setiap siswa
b) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang
kerjanya bagus dan dapat menjawab pertanyaan dengan
tepat pada saat kuis.
c) Memberikan informasi tentang pelajaran yang akan
datang.
c. Pengamatan (Observasi)
Kegiatan ini berjalan bersamaan dengan pelaksanaan yang
dilakukan oleh peneliti. Kegiatan yang dilakukan adalah
mengamati dan mencatat semua hal yang terjadi selama
pelaksanaan tindakan berlangsung yang meliputi kehadiran,
keaktifan, kerjasama/kekompakan dan kemampuan. Pengumpulan
59
data dilakukan dengan menggunakan format observasi yang telah
disusun seperti pada siklus I.
d. Refleksi
Berdasarkan observasi dan tes pada siklus II dapat
diketahui bahwa pembelajaran PAI dengan menggunakan metode
Numbered Head Together (NHT) disertai presentasi singkat antar
kelompok, siswa menjadi lebih semangat dan aktif dalam
mengikuti proses pembelajaran. Tentunya hal ini sangat
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Dalam siklus II ini hasil
siswa mengalami peningkatan dari siklus I yaitu dari ketuntasan
sebesar 43,3% menjadi 87,1%. Maka tindakan perbaikan pada
siklus II ini dapat dikatakan berhasil, meskipun masih terdapat 4
siswa yang belum tuntas dikarenakan ada siswa yang sakit, malu,
dan lesu. Hal ini berarti nilai rata-rata kelas telah mencapai standar
ketuntasan yaitu 75.
60
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus
Dalam bagian ini disajikan hasil penelitian dan pembahasan sesuai
dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui bahwa metode Numbered
Head Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran PAI materi Sholat Berjama‟ah pada kelas VII F di SMPIT
Nurul Islam Kec. Tengaran Kab. Semarang tahun pelajaran 2018/2019.
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas dengan dua
siklus. Dalam penelitian ini tes tertulis yang berbentuk pilihan ganda dan
essay untuk mengukur hasil belajar PAI. Adapun hasil penelitian sebagai
berikut
1. Analisis Kegiatan Pra Siklus
Sebelum melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas siklus I, peneliti
melaksanakan pree test yang dilakukan pada kelas VII F SMPIT Nurul
Islama Tengaran. Berikut adalah daftar hasil pree test Pra Siklus mata
pelajaran PAI kelas VII F SMPIT Nurul Islam Tengaran:
Tabel 4.1
Hasil belajar Pra Siklus
No.
Absen
Nama Siswa Nilai Keterangan
1. AKA 52 Belum Tuntas
2. AHU 84 Tuntas
3. ASR 72 Belum Tuntas
4. ABFM 60 Belum Tuntas
5. ACN 48 Belum Tuntas
61
6. AN 52 Belum Tuntas
7. AAE 76 Tuntas
8. CKN 52 Belum Tuntas
9. DKS 44 Belum Tuntas
10. EAM 48 Belum Tuntas
11. FA 60 Belum Tuntas
12. FZDR 80 Tuntas
13. GSF 52 Belum Tuntas
14. ISJ 60 Belum Tuntas
15. KMHA 52 Belum Tuntas
16. KAMP 76 Tuntas
17. LM 48 Belum Tuntas
18. MK 60 Belum Tuntas
19. NS 52 Belum Tuntas
20. NIR 64 Belum Tuntas
21. NRA 56 Belum Tuntas
22. NKH 60 Belum Tuntas
23. ND 48 Belum Tuntas
24. RDZ 76 Tuntas
25. SHU 60 Belum Tuntas
26. SPM 52 Belum Tuntas
27. SN 60 Belum Tuntas
28. SNR 44 Belum Tuntas
29. UK 60 Belum Tuntas
30. WHNP 40 Belum Tuntas
31. ZMA 80 Tuntas
Jumlah 1.888
Rata-rata Kelas 60,9
Presentase Siswa Tuntas 19,4% ( 6 siswa)
Presentase Siswa Tidak Tuntas 80,6% ( 25 siswa)
Tabel 4.2
Data Perolehan Nilai KKM Pra Siklus
No. Rentang Nilai Jumlah
Siswa
Presentase
Angka Ketuntasan
1 >75 Tuntas 6 19,4%
2 <75 Tindak Tuntas 25 80,6%
31 100%
62
Dari data diatas diperoleh hasil bahwa siswa kelas VII F
SMPIT Nurul Islam Tengaran yang tuntas sebanyak 6 siswa dan 25
siswa tidak tuntas dengan nilai rata-rata 60,9. Oleh karena itu,
peneliti melakukan perbaikan pembelajaran dengan cara
dilaksanakan dalam dua siklus.
2. Siklus I
a. Data Hasil Belajar Siklus I
Penelitian pada siklus I dilaksanakan pada hari rabu tanggal
2 Januarai 2109. Dibawah ini adalah hasil belajar siswa yang
dolakukan pada siswa kelas VII F SMPIT Nurul Islam Tengaran
pada siklus I yaitu:
Tabel 4.3
Hasil Belajar Siklus I
No.
Absen
Nama Siswa Nilai Keterangan
1. AKA 75 Tuntas
2. AHU 85 Tuntas
3. ASR 80 Tuntas
4. ABFM 70 Belum Tuntas
5. ACN 50 Belum Tuntas
6. AN 40 Belum Tuntas
7. AAE 75 Belum Tuntas
8. CKN 80 Tuntas
9. DKS 70 Belum Tuntas
10. EAM 70 Belum Tuntas
11. FA 75 Tuntas
12. FZDR 85 Belum Tuntas
13. GSF 0 Belum Tuntas
14. ISJ 75 Tuntas
15. KMHA 75 Tuntas
16. KAMP 80 Belum Tuntas
17. LM 65 Belum Tuntas
63
18. MK 60 Belum Tuntas
19. NS 60 Belum Tuntas
20. NIR 85 Tuntas
21. NRA 75 Tuntas
22. NKH 70 Belum Tuntas
23. ND 70 Belum Tuntas
24. RDZ 80 Tuntas
25. SHU 65 Belum Tuntas
26. SPM 55 Belum Tuntas
27. SN 70 Belum Tuntas
28. SNR 75 Tuntas
29. UK 80 Tuntas
30. WHNP 50 Belum Tuntas
31. ZMA 90 Tuntas
Jumlah 2135
Rata-rata 71,7
Presentase Siswa Tuntas 43,3% (13 siswa)
Presentase Siswa Belum
Tuntas
56,7% (18 siswa)
Tabel 4.4
Data Perolehan Nilai KKM Siklus I
No. Rentang Nilai Jumlah
Siswa
Presentase
Angka Ketuntasan
1 >75 Tuntas 13 43,3%
2 <75 Tindak Tuntas 18 56,7%
31 100%
Dalam pembelajaran siklus I ini belum mencapai keberhasilan
yang telah ditentukan, akan tetapi sudah mengalami peningkatan
dibandingkan dengan hasil belajar pra siklus. Siklus I belum dapat
dikatakan tuntas, karena nilai siswa belum mencapai KKM yang teag
ditetapkan dan belum mencapai indikator penelitian yaitu 85%. Maka
dari itu, harus dilaksanakan pembelajaran pada siklus II dengan
menggunakan metode Numbered Head Together (NHT) kembali
64
untuk mendapatkan ketuntasan belajar yang mencapai indikator yang
telah ditentukan.
Dari data hasil tes pada silus I tersebut menunjukkan hasil
belajar siswa mengalami peningkatan. Pada siklus I dari 31 siswa
kelas VIIF SMPIT Nurul Islam Tengaran terdapat 13 siswa atau
43,3% telah mencapai KKM. Sedangkan 28 siswa belum mencapai
KKM, dengan nilai rata-rata 71,7.
b. Hasil Observasi
1) Observasi Guru
Berikut adalah hasil pengamatan kinerja guru pada siklus I:
Tabel 4.5
Data Pengamatan Kinerja Guru Siklus I
No. Aspek yang diamati Skor
1 2 3
1. Melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan yang direncanakan
2. Memotivasi siswa untuk semangat
belajar
3. Menjelaskan langkah-langkah kegiatan
pembelajaran dengan metode Numbered
Head Together (NHT)
4. Menciptakan suasana kelas yang
menyenangkan
5. Memberikan kesempatan siswa untuk
unjuk kerja dalam kelompok
6. Mengamati kerja siswa dalam metode
Numbered Head Together (NHT)
7. Membimbing siswa dalam mengikuti
kegiatan, baik secara individu maupun
kelompok
8. Memberi kesempatan kepada siswa
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
65
9. Membimbing siswa untuk melakukan
refleksi
10. Menyimpulkan materi untuk
mengakhiri pembelajaran
Skor 60 (baik)
Keterangan skor: 3 = sangat baik
2 = baik
1 = cukup
P = F X 100
N
Keterangan : F = jumlah skor
N = skor maksimal
2) Observasi Siswa
Berikut adalah hasil pengamatan kinerja siswa pada siklus I:
Tabel 4.6
Data Pengamatan Kinerja Siswa Siklus I
No Aspek yang di amati Skor
1 2 3
1. Memperhatikan penjelasan
guru
2. Menjawab pertanyaan guru
3. Berani bertanya pada guru
4. Menyimpulkan pelajaran yang
dikethaui
5. Mengerjakan evaluasi
Skor 53,3 (baik)
Keterangan skor:
3= Sangat Baik
2 = Baik
1 = Cukup
66
P = F X 100
N
Keterangan : F = jumlah skor
N = skor maksimal
3. Siklus II
a. Data Hasil Siklus II
Penelitian siklus II dilaksanakan pada hari Rabu, 9 Januari
2019. Dalam siklus ini peneliti masih menggunakan metode
Numbered Head Together (NHT) sama seperti siklus I dengan
memperbaiki kekurangan –kekurangan ang ada pada siklus I. Berbeda
dengan siklus I, pada siklus ini pembelajaran lebih kondusif dan siswa
juga lebih aktif dan lebih bersemangat. Pengelolaan kondisi dan
suasana kelas secara baik sangat mendukung berjalnnya pembelajaran
pada siklus II ini lebih lancar. Dibawah ini adalah nilai hasil evaluasi
yang dilakukan pada kelas VIIF SMPIT Nurul Islam Tengaran pada
siklus II yaitu:
Tabel 4.7
Hasil Belajar Siklus II
No.
Absen
Nama Siswa Nilai Keterangan
1. AKA 90 Tuntas
2. AHU 90 Tuntas
3. ASR 75 Tuntas
4. ABFM 95 Tuntas
5. ACN 75 Tuntas
6. AN 55 Belum Tuntas
7. AAE 85 Tuntas
8. CKN 90 Tuntas
67
9. DKS 75 Tuntas
10. EAM 85 Tuntas
11. FA 90 Tuntas
12. FZDR 90 Tuntas
13. GSF 75 Tuntas
14. ISJ 85 Tuntas
15. KMHA 90 Tuntas
16. KAMP 80 Tuntas
17. LM 95 Tuntas
18. MK 90 Tuntas
19. NS 70 Belum Tuntas
20. NIR 95 Tuntas
21. NRA 75 Belum Tuntas
22. NKH 100 Tuntas
23. ND 90 Tuntas
24. RDZ 85 Tuntas
25. SHU 85 Tuntas
26. SPM 95 Tuntas
27. SN 90 Tuntas
28. SNR 80 Tuntas
29. UK 85 Tuntas
30. WHNP 65 Belum Tuntas
31. ZMA 80 Tuntas
Jumlah 2605
Rata-rata 84.1
Presentase siswa tuntas 87,1% (27 siswa)
Presentase siswa belum tuntas 12,9% (4 Siswa)
Tabel 4.8
Data Perolehan Nilai KKM siklus II
No. Rentang Nilai Jumlah
Siswa
Presentase
Angka Ketuntasan
1. >75 Tuntas 27 siswa 87,1%
2. <75 Belum Tuntas 4 siswa 12,9%
31 siswa 100%
Dari data hasil tes pada siklus I tersebut menunjukkan hasil
belajar siswa mengalami peningkatan daripada siklus I. Pada siklus II
ini dari 31 siswa kelas VIIF SMPIT Nurul Islam Tengaran terdapat 27
68
siswa atau 87,1% telah mencapai KKM dan telah memenuhi indikator
penelitian, Sedangkan 4 siswa belum mencapai KKM, dengan nilai
rata-rata 84,1.
b. Hasil Observasi
1) Observasi Guru
Berikut adalah hasil pengamatan kinerja Guru pada siklus II:
Tabel 4.9
Data Pengamatan Kinerja Siswa Siklus I
No.
Aspek yang diamati Skor
1 2 3
1. Melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan yang direncanakan
2. Memotivasi siswa untuk semangat
belajar
3. Menjelaskan langkah-langkah kegiatan
pembelajaran dengan metode Numbered
Head Together (NHT)
4. Menciptakan suasana kelas yang
menyenangkan
5. Memberikan kesempatan siswa untuk
unjuk kerja dalam kelompok
6. Mengamati kerja siswa dalam metode
Numbered Head Together (NHT)
7. Membimbing siswa dalam mengikuti
kegiatan, baik secara individu maupun
kelompok
8. Memberi kesempatan kepada siswa
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
9. Membimbing siswa untuk melakukan
refleksi
10. Menyimpulkan materi untuk
mengakhiri pembelajaran
Skor 80 (sangat baik)
69
Keterangan skor:
3 = sangat baik
2 = baik
1 = cukup
P = F X 100
N
Keterangan : F = jumlah skor
N = skor maksimal
2) Observasi Siswa
Tabel 4.10
Data Pengamatan Kinerja Siswa Siklus I
No Aspek yang di amati Skor
1 2 3
1. 1
.
Memperhatikan penjelasan
guru
2. Menjawab pertanyaan guru
3. Berani bertanya pada guru
4. Menyimpulkan pelajaran
yang dikethaui
5. Mengerjakan evaluasi
Skor 74,4 (sangat
baik)
Keterangan skor: 3= Sangat Baik
2 = Baik
1 = Cukup
P = F X 100
N
Keterangan : F = jumlah skor
N = skor maksimal
70
B. Pembahasan
Dari hasil penelitian yang diperoleh berdasarkan data-data yang
terkumpul, maka diketahui bahwa penggunaan metode pembelajaran tipe
Numbered Head Together (NHT) pada pembelajaran PAI dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan menggunakan metode Numbered
Head Together (NHT) dalam pembelajaran PAI yang dilaksanakan dalam
penelitian tindakan kelas tersebut menunjukkan bahwa siswa dapat menerima
materi sholat berjama‟ah dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan
hasil belajar siswa selam pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu maka
pembelajaran menggunakan metode Numbered Head Together (NHT) dapat
dikatakan menjadi salah satu solusi untuk mencapai terget yang telah
ditentukan.
Berdasarkan dari hasil pree test atau pra siklus, nilai rata-rata dari 31
siswa yaitu 60,9 dengan rincian 6 siswa atau 19,4% dari jumlah siswa yang
sudah mencapai KKM dan dinyatakan tuntas, sedangkan 25 siswa belum
mencapai KKM dan dinyatakan belum tuntas. Hal tersebut dikarenakan guru
dalam proses belajar mengajar masih menggunakan metode ceramah
sehingga pembelajaran yang muncul kurang menarik siswa dan siswa
menjadi kurang aktif. Dengan demikian hasil belajar siswa kurang maksimal
dan masih banyak yang belum mencapai KKM. Melihat hasil tersebut, agar
dapat meningkatkan hasil belajar siswa maka peneliti melakukan penelitian
tindakan kelas dengan menggunakan metode Numbered Head Together
(NHT). Dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil
71
belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari nilai-nilai tes formatif yang diperoleh
siswa disetiap siklusnya pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.11
Hasil Rekapitulasi Nilai-nilai Antar Siklus
No. Nama Siswa Nilai
Pra Siklus Siklus I Siklus II
1. AKA 52 75 90
2. AHU 84 85 90
3. ASR 72 75 75
4. ABFM 60 70 95
5. ACN 48 50 75
6. AN 52 45 55
7. AAE 76 75 85
8. CKN 52 75 90
9. DKS 44 70 75
10. EAM 48 65 85
11. FA 60 75 90
12. FZDR 80 80 90
13. GSF 52 40 75
14. ISJ 60 75 85
15. KMHA 52 75 90
16. KAMP 76 80 80
17. LM 48 65 95
18. MK 60 60 90
19. NS 52 60 70
20. NIR 64 80 95
21. NRA 56 75 75
22. NKH 60 70 100
23. ND 48 65 90
24. RDZ 76 80 85
25. SHU 60 65 85
26. SPM 52 55 95
27. SN 60 70 90
28. SNR 44 75 80
29. UK 60 75 85
30. WHNP 40 50 65
72
31. ZMA 80 80 80
Jumlah 1888 2135 2605
Rata-rata 60.9 71.7 84.1
Pada siklus I nilai rata-rata dari 31 siswa yaitu 71,7 dengan rincian 13
siswa atau 43,3% dari jumlah siswa yang telah mencapai KKM yaitu 75 dan
dinyatakan tuntas, sedangkan 18 siswa belum mencapai KKM dan dinyatakan
tidak tuntas. Untuk menilai hasil pengamatan terhadap kegiatan belajar yang
selama ini telah berlangsung, maka peneliti mengkaji ulang data yang
diperoleh dan melakukan perbaikan. Perbaikan yang dilakukan adalah dengan
menerapkan metode Numbered Head Together (NHT) dalam pembelajaran
di kelas. Sehingga guru memberikan penjelasan terlebih dahulu kepada siswa
tentang metode Numbered Head Together (NHT) yang akan diterapkan
dalam pembelajaran. Mengingat jumlah siswa yang mencapai KKM belum
mencapai target, maka dari itu diperlukan perbaikan pada tahap berikutnya
yaitu siklus II.
Pada siklus II nilai rata-rata dari 31 siswa yaitu 84,1 dengan rincian
2 siswa yang telah mencapai KKM yaitu 75 dan dinyatakan tuntas dan 4
siswa yang belum tuntas. Dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang sudah
meningkat dan sangat emmuaskan yaitu telah melampaui KKM. Hasil
pncapaian KKM pada pra siklus, siklus I, silus II dapat dilihat dari tabel
berikut:
73
Tabel 4.12
Data Ketuntasan KKM Siswa Antar Siklus
No. Pelaksanaan Kategori Jumlah
Siswa
Presentase
1. Pra siklus Tuntas 6 19,4%
Belum tuntas 25 80,6%
2. Siklus I Tuntas 13 43,3%
Belum tuntas 18 56,7%
3. Siklus II Tuntas 27 87,1%
Belum tuntas 4 12,9%
Peningkatan hasil belajar siswa yang tuntas KKM dan hasil belajar
siswa yang tidak tuntas KKM dapat dilihat jelas apabila dibuat grafik sebagai
berikut:
Grafik 4.1
Grafik Peningkatan Hasil Belajar Antar Siklus
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa dari pra siklus, siklus I,
dan siklus II hasil belajar siswa yang tuntas KKM terus meningkat. Pada pra
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
70,00%
80,00%
90,00%
100,00%
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Tidak Tuntas
Tuntas
74
siklus yang tuntas hanya 6 siswa (19,4%), siklus I hanya 13 siswa (43,3%), dan
pada siklus II ada 27 siswa (87,1%) yang telah mencapai KKM.
Meningkatnya hasil belajar dari siklus I dan siklus II disebabkan karena
pembelajaran mengguanakn metode Numbered Head Together (NHT)
pembelajaran dapat membuat siswa lebih aktif dan antusias dalam mengikuti
pembelajaran.
Dengan memperhatikan pembahasan hasil penelitian, peneliti
menyimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan dapat diterima kebenarannya,
dengan kata lain penerapan metode Numbered Head Together (NHT) di SMPIT
Nurul Islam Tengaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran PAI
dalam materi sholat berjama‟ah.
75
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metode Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan
hasil belajar PAI materi Sholat Berjama‟ah pada siswa kelas VII F SMPIT
Nurul Islam Tengaran Tahun Pelajaran 2018/2019. Hal ini dapat dilihat
dari peningkatkan hasil belajar dari pra siklus dengan rata-rata 60,9%
ketuntasan 19,4% kemudian siklus I dengan rata-rata 71,7% ketuntasan
43,3%, pada siklus II menjadi 84,1% ketuntasan 87,1%. Dari pra siklus
19,4% ke siklus I 43,3% meningkat 23,9% dan siklus I ke siklus II 87,1%
meningkat 43,8%.
Maka dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode
Numbered Head Together (NHT) siswa lebih tertarik dan aktif sesuai hasil
penelitian yang telah dijelaskan diatas.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang telah diuraikan peneliti diatas serta
simpulan, maka peneliti akan mengajukan beberapa saran yang dapat
dijadikan sebagai bahan pertimbangan sebagai beikut:
1. Bagi Kepala Sekolah
Sebaiknya memberikan arahan kepada para guru untuk
mengunakan metode-metode pembelajaran tidak hanya ceramah saja,
akan tetapi menggunakan metode-metode pembelajaran dengan
menggunakan sarpras yang tersedia di sekolah tersebut.
76
2. Bagi Guru PAI
a. Adanya tindak lanjut dalam penggunaan metode pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dan metode-
metode lainnya.
b. Guru hendaknya lebih banyak mencoba menggunakan metode-
metode pembelajaran baru, sehingga siswa tidak merasa bosan,
jenuh dan bahkan malas untuk mengikuti pembelajaran.
c. Sebaiknya guru banyak mencoba metode-metode pembelajaran
yang baru yang akan menambahkan keaktifan siswa sehingga
prestasi belajar siswa dapat meningkat dan juga menambah
wawasan baru kepada gutu.
3. Bagi Siswa
a. Siswa hendaknya lebih aktif dalam kegiattan pembelajaran
supaya pemikiran siswa lebih berkembang.
b. Siswa sebaiknya lebih berani mengajukan pertanyaan ketika
belum jelas terhadap penjelasan guru.
c. Siswa sebaiknya dapat mengaplikasikan pengetahuan yang di
dapat dalam kehidupan sehari-hari.
77
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi. 1992. Islam Paradigma Ilmu Pendidikan. Semarang: Aditya Media.
Afandi, Muhammad, dkk. 2013. Model dan Metode Pembelajaran di Sekolah.
Semarang: Unissula Press.
Daradjat, Zakiah. 2011. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Depag RI. 2006. Al-Qur‟an dan Terjemahnya. Jakarta: CV Diponegoro.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Fathurrohman, Muhammad dan Sulistyorini. 2012. Belajar dan Pembelajaran.
Yogyakarta: Teras.
Hayati, Sri. 2017. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Cooperative Learning.
Magelang: Graha Media.
Kemendikbud. 2014. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Jakarta: Pusat
Kurikulum dan Perbukuan Kemendikbud.
Kusumah, Wijaya dan Dedi Dwitagama. 2010. Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: PT Indeks.
Majid, Abdul. 2014. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Mukhtar. 2003. Desain Pembelajran Pendidikan Agama Islam. Jakrta: CV Misaka
Galiza.
Mulyatiningsih, Endang. 2010. Pembelajaran Aktif, Kreatigf. Inovatif, Efektif dan
Menyenangkan (PAIKEM). Depok: DI P4TK Bisnis dan Pariwisata.
Oviyanti, Fitri. 2013. Inovasi Pembelajaran PAI dengan Pengembangan Model
Constructivism pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah.
Ta’dib/Vol.XVIII. No. 01. Palembang. 14 November 2018 17.00.
Purnomo, Dkk. 2011. Fiqh Kelas VII. Semarang: Lancar Ilmu.
Ramayulis. 1990. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
Rusyan. A Tabrani dkk. 1989. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar.
Bandung: CV Remadja Karya.
78
Seifert, Kelvin. 2009. Manajemen Pembelajaran dan Instrumen Pendidikan.
Yogyakarta: IRCisOd.
Sholihah, Fasihatus. 2014. “Pengaruh Pendidikan Islam terhadap Keaktifan
Ibadah Sholat Siswa Kelas XI d SMA Muhammadiyah 3 Surabaya”.
Jurnal Pendidikan Islam/vol.6. no. 1, Surabaya. 31 Oktober 2018. 08.00.
Sudarto. 2018. Filsafat Pendidikan Islam. Sleman: Deepublish.
Sudjana, Nana. 2014. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung :PT
Remaja Rosdakarya.
Sugono, Dendy dkk. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.
Sukardi. 2014. Evaluasi Program Pendidikan dan Pelatihan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Suryadin, Asyraf dan Tien Rostini. 2011. Pengembangan Profesi Guru Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Bandung: CV Amalia Book.
Suyadi. 2015. Panduan Penelitian Tindakan Kelas buku panduan wajib bagi para
pendidik. Yogyakarta: Diva Press.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif dan Progresif. Jakarta:
Kencana.
. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik
Konsep, Landasan Teoritik Praktis dan Implementasinya. Jakarta:
Prestasi Pustaka.
Winataputra, Udin Saripuddin dan Rustana Adiwinata. 1994. Perencanaan
Pengajaran. Jakarta: Ditjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam.
Zainiyati, Husniyatus Salamah. 2010. Model dan Strategi Pembelajaran Aktif.
Surabaya: Putra Media Nusantara.
79
LAMPIRAN-LAMPIRAN
80
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah : SMPIT Nurul Islam Tengaran
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Kelas/Semester : VII/Genap
Materi Pokok : Indahnya Kebersamaan dengan Berjama‟ah
Alokasi Waktu : 3 JP x 40 menit (2 x pertemuan)
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan procedural dan pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.
81
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
1.8 Menunaikan sholat wajib
berjama‟ah sebagai
implementasi pemahaman rukun
islam
1.8.1 Mematuhi perilaku taat
menunaikan sholat wajib
berjama‟ah
1.8.2 menyenangi menunaikan sholat
wajib berjama‟ah
1.8.3 menghayati bahwa sholat wajib
berjama‟ah adalah perintah
Allah
2.8 menunjukkan perilaku
demokratis sebagai
implementasi pelaksanaan
sholat berjama‟ah
2.8.1 menghayati perilaku
menunaikan sholat wajib
berjama‟ah berdasarkan
ketentuan syari‟at Islam
3.8 Memahami ketentuan sholat
berjama‟ah
3.8.1 menjelaskan pengertian sholat
berjama‟ah
3.8.2 menjelaskan ketentuan sholat
berjama‟ah
3.8.3 menjelaskan tata cara sholat
berjama‟ah
4.8 Mempraktekkan sholat
berjama‟ah
4.8.1 mendemonstrasikan tentang tata
cara sholat berjama‟ah yang
benar.
C. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu :
1. Mematuhi perilaku taat menunaikan sholat wajib berjama‟ah
2. Menyenangi menunaikan sholat wajib berjama‟ah
3. Menghayati bahwa sholat wajib berjama‟ah adalah perintah Allah
4. Menghayati perilaku menunaikan sholat wajib berjama‟ahberdasarkan
ketentuan syari‟at Islam
82
5. Menjelaskan pengertian sholat berjama‟ah
6. menjelaskan ketentuan sholat berjama‟ah
7. menjelaskan tata cara sholat berjama‟ah
8. mendemonstrasikan tentang tata cara sholat berjama‟ah yang benar.
D. Materi Pembelajaran
1. Pengertian Sholat Berjama‟ah
2. Dasar Hukum
3. Syarat Sah Sholat Berjamaah
4. Syarat Imam
5. Syarat Makmum
6. Susunan Shaff
7. Makmum Masbμq
8. Halangan Sholat Berjamaah
9. Tata Cara Sholat Berjama‟ah
10. Cara Mengingatkan Imam yang Lupa
11. Pembiasaan Sholat Berjama‟ah
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Model : Numbered Head Together (NHT)
Metode : Ceramah, Diskusi Kelompok.
F. Media dan Bahan
1. Media
LCD Proyektor dan Sound
2. Bahan
83
a. White board
b. Spidol
c. Kertas
d. Bahan yang lainya
G. Sumber Belajar
1. Buku Modul Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas VII
2. Buku PAI kelas VII Kemdikbud
H. Langkah Pembelajaran
3 JPX 40 Menit (2 x pertemuan)
No Kegiatan Waktu
1. Pendahuluan
a. Membuka pembelajaran dengan memberi Salam
b. Membuka kegiatan dengan mengucap basmalah
c. Menyapa peserta didik dan menanyakan kabar
d. Menyampaikan penjelasan tentang tujuan
pembelajaran yang akan dicapai
e. Menampilkan video motivasi
f. Membentuk kelompok siswa dan setiap siswa
memiliki nomor tertentu
15
Menit
2. Inti
eksplorasi
a. Guru memberikan penjelasan tentang kegiatan yang
akan dilaksanakan siswa
b. Guru menyiapkan materi “Sholat berjama‟ah”
kepada masing-masing kelompok
c. Guru memberikan permasalahan/pertanyaan kepada
setiap kelompok sama, tapi untuk setiap siswa tidak
sama sesuai dengan nomor siswa, tiap siswa dengan
95
Menit
84
nomor sama mendapat tugas yang sama.
Elaborasi
a. Guru menunjuk salah satu nomor untuk menjawab
satu pertanyaan.
b. Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok atau
menjawab pertanyaan dan siswa dengan nomor sama,
memiliki tugas yang sama.
Konfirmasi
a. Guru memberikan penguatan materi, dengan
menambahkan jawaban-jawaban siswa yang masih
kurang.
b. Guru membuat kesimpulan bersama siswa dan
memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah
memahami materi yang dibahas.
3. Penutup
a. Guru memberikan instrumen soal berupa pilihan
ganda dan uraian yang kemudian dikerjakan secara
individu.
b. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok
yang kerjanya bagus dan siswa yang dapat menjawab
dengan tepat.
c. Mengakhiri pembelajaran dengan mengucap
“Hamdalah” bersama.
d. Mengucapkan Salam
10
Menit
85
I. Penilaian Hasil Belajar
1. Instrumen Penilaian
1) Pilihan ganda
2) Uraian
SIKLUS I
I. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang anda anggap benar dan
tepat!
1. Perintah melaksanakan sholat berjamaah terdapat dalam Q.S... .
a. An-Nisa: 102 c. An-Nisa: 101
b. An-Nisa: 103 d. An-Nisa: 104.
2. Hukum melakukan salat berjamaah adalah... .
a. sunnah muakadah c. fardu „ain
b. fardu kifayah d. ibadah mahdah
3. Rohman terlambat ke masjid karena harus memasukkan ayam-ayamnya ke
kandang terlebih dahulu. Akibatnya ia ketinggalan sholat maghrib
berjamaah, dan ketika ia tiba di masjid imam telah menyelesaikan satu
rokaat. Maka Rohman termasuk... .
a. Anggota shaf c. Anggota jamaah
b. Makmum biasa d. Makmum masbuq
4. Perhatikan pernyataan berikut ini...
1. Pak Umar berumur 55 tahun dan kurang fasih membaca al-Qur'an
2. Ibu Aminah berumur 57 tahun dan fasih membaca al-Qur'an
3. Farhan berumur 15 tahun dan fasih membaca al-Qur'an
4. Pak Rosyid berumur 35 tahun dan fasih membaca al-Qur'an
Orang yang tepat dipilih menjadi imam shalat adalah... .
86
a. Umar c. Aminah
b. Farhan d. Rosyid
5. Syarat-syarat menjadi makmum adalah sebagai berikut, kecuali... .
a. berdiri agak belakang dari imam c. Melihat secara langsung
gerakan imam
b. berada dalam satu tepat dengan imam d. Berniat mengikuti imam
6. Perhatikan hal-hal berikut ini:
1. Fasih bacaan al-Qur'an 3. Berakal sehat
2. Ballig 4. Sudah mempunyai anak
Hal-hal yang merupakan syarat menjadi seorang imam adalah... .
a. 1, 2, dan 3 c. 1, 2, dan 4
b. 1, 3, dan 4 d. 2, 3, dan 4
7. Letak shaff untuk jamaah perempuan adalah... .
a. Di belakang shaff anak laki-laki c. Dibelakang shaff laki-laki dewasa
b. Sejajar dengan shaff laki-laki d. Disamping kiri imam
8. Jika suami istri akan melaksanakan sholat berjamaah, maka... .
a. Istri bermakmum pada suami dengan posisi di depan suami
b. Suami bermakmum dengan istri dan sejajar disam ping kanan suami
c. Istri bermakmum kepada suami dan sejajar disamping kiri suami
d. Istri bermakmum kepada suami dan posisi di belakang suami
9. Perhatikan hal-hal berikut ini... .
1. Hujan lebat 3. Sakit
2. Tertinggal satu rakaat 4. Tidak mendapat saf depan
Hal-hal yang menjadi alasan diperbolehkan seorang muslim melakukan
shalat secara munfarid adalah... .
a. 1 dan 3 c. 1 dan 4
b. 2 dan 3 d. 3 dan 4
87
10. Berikut adalah keutamaan mengerjakan sholat berjamaah, kecuali... .
a. Menjaga persatuan dan kesatuan
b. Mengajarkan kepatuhan pada pemimpinnya
c. Menjalin silatuirahmi antar sesama
d. Menjadi manusia yang egois
II. Jawablah pertanyaan berikut dengan jelas!
1. Tuliskan dalil yang menjelaskan tentang perintah untuk sholat berjama‟ah!
2. Sebutkan syarat-syarat menjadi imam (min 4)!
3. Sebutkan 4 syarat sah sholat berjama‟ah!
4. Sebutkan 3 halangan untuk melaksanakan sholat berjama‟ah!
5. Sebutkan 3 keutamaan melaksanakan sholat berjama‟ah!
SIKLUS II
Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang dianggap benar!
1. Sholat yang dilakukan secara bersama-sama dua orang atau lebih, ada
seorang imam dan makmum adalah pengertian... .
a. Sholat sunnah c. Sholat jama‟ah
b. Sholat wajib d. Sholat munfarid
2. Kriteria imam yang lebih diutamakan menjadi imam dalam sholat adalah... .
a. Usianya lebih tua c. Yang menjadi tokoh masyarakat
b. Wawasan agamanya lebih luas d. Pakaiannya yang paling rapi
3. Mamum yang dapat mengikuti seluruh rangkaian sholat imam disebut
dengan makmum... .
a. Masbuq c. Muwafiq
b. Mustahiq d. Mukallaf
4. Syarat-syarat menjadi makmum adalah sebagai berikut, kecuali... .
a. Berdiri agak belakang dari imam c. Melihat secara langsung
gerakan imam
88
b. Berada dalam satu tepat dengan imam d. Berniat mengikuti imam
5. Perhatikan hal-hal berikut ini... .
1. Hujan lebat 3. Sakit
2. Tertinggal satu rakaat 4. Tidak mendapat saf depan
Hal-hal yang menjadi alasan diperbolehkan seorang muslim melakukan
shalat secara munfarid adalah... .
a. 1 dan 3 c. 1 dan 4
b. 2 dan 3 d. 3 dan 4
Jawablah pertanyaan berikut dengan jelas!
1. Sebutkan 3 syarat menjadi imam!
2. Apa yang dimaksud dengan makmum masbuq?
3. Apa yang dimaksud dengan makmum muwafiq?
4. Jelaskan bagaimana cara makmum laki-laki dan perempuan mengingatkan
imam yang lupa dalam gerakan sholatnya!
5. Urutkan susunan shaff sholat jamaah apabila makmumnya laki-laki
dewasa, perempuan dewasa, anak laki-laki dan anak perempuan!
89
90
91
92
93
94
95
Daftar Nama Siswa Kelas VII F
No.
Absen
Nama Siswa No.
Absen
Nama Siswa
1 Aisya Keisa Adiya 17 Lu‟lu‟il Maknun
2 Aliya Helena U 18 Maulida Khairunnisa
3 Anindita Sani R 19 Nada Salsabila
4 Ardranitya Brilian F M 20 Nafa‟a Ikhtara
5 Aulia Choiru N 21 Naila Rizky A
6 Avrilia Ningsih 22 Najwa Karima H
7 Azkia Alfafa E 23 Naziha Dhurifa
8 Chelsian Kalisya N 24 Revqueta Davilia Z
9 Diva Kamila S 25 Salsabila H U
10 Elya Aziza Mahfudhoh 26 Safira Putri M
11 Falah Azkia 27 Shafaza Nabila
12 Fatimatuz Zahra D R 28 Syakira Nikma R
13 Ghazia Sabbaha Falah 29 Ummu Kulsum
14 Ibnaty Syifaul Jinan 30 Widya Hapsari N P
15 Kalin Misykah H A 31 Zahwa Mailidina A
16 Kazzayara Azahra M P
96
Gambar 1. Gedung SMPIT Nurul Islam Tengaran Kab. Semarang
Gambar 2. Siswa menyaksikan video motivasi sebelum
pembelajaran
97
Gambar 3. Pembagian kelompok
Gambar. 4 Guru menjelaskan metode Numbered Head Together
(NHT)
98
Gambar.5 Pembagian kelompok
Gambar 6. Siswa berdiskusi dalam kelompok
99
Gambar 7. Siswa berdiskusi dalam kelompok
Gambar 8. Presentasi kelompok
100
Gambar 9. Presentasi kelompok
Gambar 10. Pemberian hadiah
101
Gambar 11. Siswa mengerjakan soal tes
102
103