oleh ninna aristyaningsih nim...
TRANSCRIPT
KONTRIBUSI INDUSTRI KECIL TAHU DALAM PENINGKATAN
KESEJAHTERAAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA DI LINGKUNGAN
MASYARAKAT RT 001 RW 010 KELURAHAN PONDOK CABE ILIR
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai
Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Ninna Aristyaningsih
NIM 1110015000127
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015
ii
LEMBAR PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:NamaNIM
: Ninna Aristyaningsih:1110015000127
Junrsan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan SosialAlamat : Jl. Legoso Selatan 2 No. 44 RT 0011002 Pisangan, Ciputat,
Tangerang Selatan 15419
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi yang berjudul Kontribusi Industri Kecil Tahu dalamPeningkatan Kesejahteraan Sosial Ekonomi Keluarga di LingkunganMasyarakat RT 001 RlV 010 Kelurahan Pondok Cabe Ilir adalah benar hasilkarya sendiri di bawah bimbingan dosen:
Nama pembimbingNIPJurusary'Program Studi
: Prof. Dr. Rusrnin Tumanggor, MA: 19471 1419851 0 1 10
: Pendidikan IPS/Geografi
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siapmenerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karyasendiri.
Jakarta, Desember 2014Yang menyatakan,
Ninna Aristvaninssih
iii
iv
KONTRIBUSI INDUSTRI KECIL TAHU DALAM PENINGKATAN
KESEJAHTERAAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA DI LINGKUNGAN
MASYARAKAT RT 001 RW 010 KELURAHAN PONDOK CABE ILIR
Oleh:
NINNA ARISTYANINGSIH
1110015000127
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi industri kecil tahu dalam
peningkatan kesejahteraan sosial ekonomi keluarga pekerja serta untuk
mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat kelangsungan industri kecil
tahu. Penelitian ini dilaksanakan di industri kecil tahu Poncol yang berlokasi di
Kelurahan Pondok Cabe Ilir.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah motode
penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif bertujuan membuat
deskripsi atau lukisan mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat suatu populasi atau
daerah tertentu secara sistematik, faktual dan teliti. Sampel penelitian berjumlah 8
orang pekerja.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberadaan industri kecil tahu Poncol
memberikan kontribusi cukup berarti bagi peningkatan kesejahteraan keluarga
para pekerja industri kecil tahu Poncol. Tingkat kesejahteraan keluarga pekerja
industri berada pada tingkat Keluarga Sejahtera III (KS III) yang artinya para
pekerja telah memenuhi kebutuhan dasar atau basic need, kebutuhan psikologis
atau psychological needs dan kebutuhan pengembang atau developmental needs.
Kata Kunci: Industri Kecil, Kesejahteraan Sosial, Ekonomi Keluarga
v
Contribution of Small Industry Tofu in Improving the Socio-Economic Welfare
of the Family in Society RT 001 RW 010 Kelurahan Pondok Cabe Ilir
By:
NINNA ARISTYANINGSIH
1110015000127
ABSTRACT
The research aims to determine the contribution of small industry tofu in
improving the socio-economic welfare of worker families and to investigate the
supporting factors and inhibiting factors of small industry tofu. The research in
small industry tofu Poncol located in Kelurahan Pondok Cabe Ilir.
The method used in the research is descriptive qualitative methods.
Descriptive qualitative research aims to make the description about facts and
characteristic of a population or a specific area in a systematic, factual and
accurate. The sample included 8 workers in this research.
The results of the research showed that the presence of small industry tofu
contributed enough to the improvement of the welfare of the families workers of
small industry tofu. The level of the family welfare according to the BKKBN, the
families of workers are at level 3 family welfare according to the BKKBN which
means a prosperous family workers have needs like basic needs, psychological
needs and last but not least development needs.
Keyword: small industry, social walfare, family economic.
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmaan nirrahiim
Assalamu’alaikum wr.wb.
Puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat, hidayah, dan karunia
pertolongan-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan sebagai salah
satu syarat memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW sosok
teladan umat dalam segala perilaku keseharian yang berorientasi kemuliaan hidup
di dunia dan akhirat.
Penulisan skripsi ini adalah didasarkan pada hasil penelitian di industri kecil
tahu Poncol sebagai kajian mendalam dengan judul “Kontribusi Industri Kecil
Tahu dalam Peningkatan Kesejahteraan Sosial Ekonomi Keluarga di Lingkungan
Masyarakat RT 001 RW 010 Kelurahan Pondok Cabe Ilir”. Penyelesaian skripsi
ini terwujud atas bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Dengan
segala hormat dan ungkapan bahagia, penyusun mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Nurlena Rifa’i, M.A, Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
2. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPS.
3. Drs. Syaripulloh, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan IPS.
4. Prof. Dr. Rusmin Tumanggor, MA selaku dosen pembimbing yang begitu
telaten dan sabar dalam membimbing, memberikan pengarahan dan
masukan dalam penulisan skripsi ini, serta sudah meluangkan banyak
waktunya untuk memberikan ilmu, bimbingan, nasihat, serta saran dari awal
hingga akhir penulisan skripsi ini.
5. Segenap Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta atas ilmu yang telah diberikan,
semoga ilmu ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya.
6. Pimpinan dan segenap staf perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah,
Perpustakaan Universitas Indonesia dan Perpustakaan Nasional yang telah
memfasilitasi dalam melengkapi literatur penelitian dari awal penelitian
hingga penelitian ini selesai.
7. Pemilik industri kecil tahu Poncol, para pekerja, masyarakat sekitar dan
petugas kelurahan yang telah membantu dalam melakukan penelitian dan
penyelesaian penelitian ini.
8. Mama tercinta Sri Handayani, Tante dan Adikku yang telah memberikan
dukungan baik secara moril maupun materil, serta doa yang selalu
dipanjatkan sehingga skripsi ini terselesaikan. Terima kasih atas segalanya
yang terbaik serta kesabaran yang tak terhingga
vii
9. Para sahabat, Mega Prastika, Siti Humairoh Balqis, Karami Balfas dan
Nadia Annisa yang setia mendengarkan keluh kesah dan terus memberikan
semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
10. Teman-teman di Pendidikan IPS, khusunya Denara Nurul Titian Kasih,
Triastuti Aviani, Muhrya Mansyur, Risyda Azizah, Destia Loveacna,
Geografi 2010 dan tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima kasih teman-
teman atas kebersamaan selama 4,5 tahun ini.
11. Seluruh pihak yang telah membantu proses penyusunan skripsi, terima kasih
atas semua dukungan dan semangat yang diberikan. Semoga Allah
membalas kebaikan kalian.
Semoga semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini
mendapat balasan kebaikan dari Allah SWT. Penulis menyadari dengan semua
kemampuan dan keterbatasan yang dimiliki skripsi ini dapat terselesaikan.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat baik sebagai sumber referensi maupun
sumber acuan para pembaca. Dengan segala kerendahan hati penulis memohon
maaf dan mengharapkan kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan
penulisi dan bermanfaat bagi semua.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Jakarta, Januari 2015
viii
DAFTAR ISI
Halaman Judul .................................................................................................. i
Lembar Pengesahan Skripsi ............................................................................. ii
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ..................................................... iii
Abstrak ............................................................................................................. iv
Abstract ............................................................................................................. v
Kata Pengantar ................................................................................................. vi
Daftar Isi........................................................................................................... viii
Daftar Tabel .................................................................................................... x
Daftar Gambar ................................................................................................. xi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................... 7
C. Pembatasan Masalah .................................................................................... 7
D. Perumusan Masalah .................................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 8
F. Kegunaan Penelitian .................................................................................... 8
BAB II. KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori ................................................................................................10
1. Kontribusi Industri Kecil Tahu ............................................................10
2. Peningkatan Kesejahteraan Sosial Ekonomi Keluarga ........................19
3. Lingkungan Masyarakat .......................................................................34
B. Hasil Penelitian yang Relevan ....................................................................35
C. Kerangka Berpikir .......................................................................................35
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................................37
B. Metode dan Desain Penelitian ....................................................................37
ix
C. Populasi dan Sampling ................................................................................38
D. Teknik Pengumpulan Data ..........................................................................38
E. Teknik Analisis Data ...................................................................................41
F. Pemeriksaan Keabsahan Data .....................................................................42
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data .............................................................................................46
1. Kondisi Daerah Penelitian ...................................................................46
2. Kesejahteraan Pekerja Industri Kecil Tahu...........................................48
3. Faktor Penghambat dan Pendukung Kelangsungan Industri Tahu ......56
B. Pembahasan .................................................................................................58
1. Kesejahteraan Sosial Ekonomi Pekerja ...............................................59
2. Faktor Penghambat dan Pendukung Kelangsungan Industri Tahu .......60
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................................62
B. Saran ..........................................................................................................63
Daftar Pustaka ....................................................................................................64
Lampiran ...........................................................................................................67
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet ...........................................13
Tabel 4.1 Penghasilan pekerja per hari ...............................................................48
Tabel 4.2 Tingkat pemenuhan kebutuhan pangan pengrajin ..............................49
Tabel 4.3 Tingkat pemenuhan kebutuhan sandang .............................................50
Tabel 4.4 Tingkat pemenuhan kebutuhan papan ................................................51
Tabel 4.5 Upaya menjaga kesehatan anggota keluarga ......................................52
Tabel 4.6 Keluarga berencana ............................................................................52
Tabel 4.7 Pengetahuan dan pendidikan ..............................................................53
Tabel 4.8 Tingkat kebutuhan rohani ..................................................................53
Tabel 4.9 Anggota keluarga yang memiliki penghasilan ....................................54
Tabel 4.10 Upaya dalam hidup bermasyarakat ...................................................55
Tabel 4.11 Upaya pekerja dalam memperoleh informasi ...................................55
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ..........................................................................36
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sesuai amanat yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, tujuan negara
adalah memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial. Tujuan bernegara ini diwujudkan dalam landasan idiil
sila kelima Pancasila yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Pencapaian tujuan negara tersebut dilakukan dengan pembangunan berkelanjutan
yang melibatkan seluruh masyarakat. Untuk mendorong partisipasi masyarakat
dalam pembangunan diperlukan kondisi yang mendukung produktivitas
masyarakat yang salah satunya diwujudkan dengan adanya pihak yang berperan
dalam membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat di suatu daerah.
Pada saat ini industri kecil sangat berkembang pesat di masyarakat, seiring
kemajuan teknologi dan permintaan pasar yang besar pada jenis-jenis barang
tertentu. Perkembangan manusia yang pesat, memunculkan kebutuhan pangan
yang meningkat. Terutama jenis lauk pauk yang memiliki protein tinggi seperti
tempe dan tahu.
Industri kecil salah satu wadah untuk meningkatkan kesejahteraan sosial
ekonomi di kalangan pekerjanya. Dengan adanya industri kecil ini dapat
menyerap tenaga kerja dari lingkungan sekitar industri kecil.
Industri kecil tahu Poncol adalah salah satu industri kecil tahu yang berada di
Kelurahan Pondok Cabe Ilir. Industri ini menyerap tenaga kerja yang berasal dari
lingkungan sekitar. Industri ini memproduksi tahu sebagai olahan utama lalu susu
kedelai dan oncom yang terbuat dari sisa ampas tahu, kemudian hasil produksi
tersebut didistribusikan langsung kepada konsumen atau melalui perantara.
Harga kedelai yang tidak stabil di pasaran, tidak membuat industri tahu
Poncol ini gulung tikar. Industri ini tetap bertahan lebih dari 40 tahun. Pemilik
2
menggunakan cara lain seperti memperkecil ukuran tahu agar kegiatan produksi
tetap berjalan seperti biasa.
Menurut data Kementrian Pertanian, produksi kedelai lokal hanya 700 ribu
ton per tahun sedangkan kebutuhan kedelai mencapai 2,2 hingga 2,5 juta ton per
tahun. Untuk menutupi kekurangan tersebut pemerintah membuka keran impor
kedelai. Harga kedelai lokal Rp 7.500 per kilogram tapi di pasaran bisa di beli
dengan harga Rp 7.800-Rp 8.100 per kilogram.1
Menurut Undang-Undang No.9 tahun 1995 usaha kecil adalah usaha
produktif yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih paling
banyak Rp.200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan paling banyak
Rp.1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) per tahun serta dapat menerima kredit
dari bank maksimal di atas Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai
Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).2
Kemunculan industri kecil dipandang menjadi salah satu indikator penting
bagi perkembangan positif kemajuan industri di Indonesia. Sebagaimana dapat di
lihat berbagai industri kecil dan menengah banyak bermunculan di lingkungan
masyarakat dinilai sebagai langkah awal untuk memajukan kesejahteraan sosial
terutama kesejahteraan sosial masyarakat di lingkungan sekitar Industri.
Sektor industri merupakan komponen utama dalam pembangunan ekonomi
nasional. Pembangunan ekonomi untuk jangka panjang disuatu negara membawa
perubahan terutama dalam struktur ekonomi negara tersebut. Perubahan itu
bermula dari perkembangan ekonomi tradisional yang menitikberatkan pada
sektor pertanian ke sektor ekonomi yang lebih modern yang didominasi oleh
sektor industri sebagai roda pembangunan nasional.
Industri merupakan kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan
baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang yang bermutu tinggi
dalam penggunaannya. Oleh karena itu, industri merupakan bagian dari proses
produksi. Bahan-bahan industri dapat diambil secara langsung maupun tidak
1 http://m//tempo.co/read/news/2014/01/31/090549777/Pengrajin-Tahu-Kualitas-Kedelai-Lokal-
Bagus-Tapi 2 http://www.sjdih.depkeu.go.id/fulltext/1995/9TAHUN~1995UU.htm
3
langsung, kemudian bahan tersebut diolah, sehingga menghasilkan barang yang
bernilai lebih bagi penggunanya. Kegiatan proses produksi dalam industri biasa
disebut perindustrian.
Karena industri merupakan kegiatan mengolah bahan mentah menjadi barang
jadi, begitu pula dengan industri tahu yang mengolah kacang kedelai mentah
menjadi tahu yang memiliki nilai jual. Dalam setiap kegiatan industri selain
menghasilkan barang atau produk efek samping dari kegiatan tersebut juga
menghasilkan limbah. Limbah industri tahu berupa limbah padat dan limbah cair.
Limbah tersebut jika dibuang tanpa diolah terlebih dahulu maka akan
menyebabkan pencemaran lingkungan.
Lalu ketika krisis ekonomi melanda Indonesia pada tahun 1997, banyak sekali
usaha besar yang terkena dampak dari krisis ekonomi. Tidak sedikit usaha besar
yang merugi atau bahkan gulung tikar. Sejak saat itu peranan usaha besar
menurun drastis terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini disebabkan
karena harga bahan impor meningkat secara drastis, biaya cicilan meningkat
sebagai akibat dari nilai tukar rupiah terhadap dollar menurun. Sektor perbankan
yang ikut terpuruk turut memperparah sektor industri dari sisi permodalan.
Banyak perusahaan yang tidak mampu lagi meneruskan usaha karena tingkat
bunga yang tinggi.
Pada saat krisis ekonomi tersebut, tidak semua usaha mengalami
kebangkrutan bahkan gulung tikar. Masih ada beberapa industri yang dapat
bertahan ditengah krisis ekonomi yang melanda yaitu UMKM (Usaha Mikro
Kecil dan Menengah). Karena salah satu keunggulan UMKM sendiri adalah
memiliki ketahanan terhadap krisis. Inilah beberapa faktor yang membuat UMKM
tahan dari krisis ekonomi, diantaranya:
Pertama, umumnya UMKM menghasilkan barang konsumsi dan jasa yang
dekat dengan kebutuhan masyarakat. Kedua, pelaku usaha UMKM umumnya
memanfaatkan sumber daya lokal, baik itu untuk sumber daya manusia, modal,
bahan baku, hingga peralatan. Artinya, sebagian besar kebutuhan UMKM tidak
4
mengandalkan barang impor. Ketiga, umumnya bisnis UMKM tidak ditopang
dana dari pinjaman bank melainkan dana sendiri.3
Hal itulah yang membuat UMKM tetap eksis walaupun banyak sekali usaha-
usaha besar yang tumbang diterjang badai krisis ekonomi. Kini UMKM telah
diakui mempunyai peranan penting di dalam pembangunan dan pertumbuhan
ekonomi. UMKM di negeri ini sangat penting terutama sebagai sumber
pertumbuhan kesempatan kerja atau pendapatan. Fakta ini menunjukkan bahwa
kesempatan kerja yang diciptakan oleh kelompok usaha tersebut lebih banyak
menyerap tenaga kerja dan tahan terhadap krisis dibandingan dengan usaha besar.
Saat ini bangsa-bangsa di dunia mempunyai tingkat perkembangan ekonomi
yang berbeda-beda, yang diutarakan dalam pendapatan domestik bruto dan
pendapatan rata-rata per kapita dari bangsa-bangsa tersebut. Meskipun ukuran ini
tidak memberikan gambaran yang sempurna mengenai kesejahteraan masyarakat
dari bangsa-bangsa tersebut, semuanya berusaha untuk meningkatkannya.
Produktivitas buruh dalam suatu perusahaan dihitung dengan nilai penjualan per
pekerja, dan industri yang produktif ialah yang mempunyai produk domestik
tinggi yang dihitung per satuan penduduknya. Tergantung dari industrinya, maka
beberapa industri mempunyai produktivitas yang tinggi dan ada yang tidak terlalu
tinggi.
Tidak semua industri menghasilkan nilai tambah per pekerja yang tinggi,
karena industri semacam ini juga memerlukan penerapan IPTEK yang tinggi.
Negara-negara yang lebih maju dalam industri teknologi tinggi biasanya
mempekerjakan tidak sampai 3 persen dari tenaga kerjanya dalam kegiatan ini
memberikan sumbangan yang besar kepada produk domestik bruto negara
tersebut.4
Tidak hanya itu, UMKM juga memiliki peran dalam penyerapan tenaga kerja.
UMKM memiliki peran meningkatkan kesejahteraan masyarakat karena memiliki
potensi, diantaranya: (1) Jumlah dan penyebarannya; (2) Penyerapan tenaga kerja;
(3) Penggunaan bahan baku lokal; (4) Keberadaannya disemua sektor ekonomi;
(5) Ketahanan terhadap krisis.
Karena sangat padat karya, yang berarti mempunyai potensi pertumbuhan
kesempatan kerja sangat besar, pertumbuhan UMKM dapat dimasukkan sebagai
elemen penting dari kebijakan nasional untuk meningkatkan kesempatan kerja dan
menciptakan pendapatan, terutama bagi masyarakat miskin. Apabila kegiatan-
3 Ester Meryana, Tiga Hal yang Buat UMKM Tahan Krisis, 2014,
(http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/03/28/11093274/Tiga.Hal.yang.Buat.UMKM.Taha
n.Krisis) 4 Hotmatua Daulay dan Mulyanto, Membangun SDM Dan Kapabilitas Teknologi Umat, (Jakarta:
ISTECS, 2001), Cet. 1, h. 58-59.
5
kegiatan ekonomi perkotaan tidak mampu menyerap para pendatang tersebut,
jumlah pengangguran akan meningkat, dan akan muncul banyak masalah soosial
di perkotaan. Oleh karena itu, kegiatan-kegiatan nonpertanian di pedesaan,
terutama industri, selalu diharapkan bisa berfungsi sebagai sumber penyerapan
kelebihan penawaran tenaga kerja ke sektor pertanian, sehingga bisa membatasi
arus migrasi ke perkotaan dan dalam hal ini UMKM di pedesaan dapat
memainkan peran krusial.5
Namun keberadaan Industri tahu Poncol yang telah beroperasi kurang lebih
40 tahun ini masih memiliki kekurangan seperti kondisi pekerja yang belum
sejahtera terlihat dari penampilan luar para pekerja, tidak bertambahnya jumlah
pekerja di industri kecil tahu Poncol, bangunan industri yang kumuh, sarana dan
prasarana yang tradisional dan faktor-faktor yang membuat usaha ini tetap
bertahan walaupun banyak masalah yang datang seperti dari modal, bahan baku,
teknik pembuatan, tenaga kerja, pengelolaan tahu dan pemasaran produk tahu.
Menurut Kemensos, Salim Segaf Al Jufri, peningkatan taraf kesejahteraan
sosial berkaitan erat dengan mata pencaharian dan kemampuan ekonomi keluarga.
Pemerintahan kabupaten atau kota perlu memberikan perhatian yang serius
terhadap kehidupan sosial ekonomi para warganya. Karena pada saat ini baru ada
tiga kabupaten dan dua kota dari 450 kabupaten atau kota di seluruh Indonesia
yang bisa dijadikan percontohan terwujudnya daerah sejahtera.6
Sehingga dengan adanya UMKM atau industri kecil lainnya ditengah
masyarakat, maka secara tidak langsung akan menjadi mempekerjakan
masyarakat disekitar. Oleh karena itu, industri kecil dapat membantu dalam
mewujudkan keluarga yang sejahtera baik secara ekonomi maupun sosial.
Pada negara kita, konsep kesejahteraan ini dapat dilihat dalam Undang-
Undang RI Nomor 6 Tahun 1974 tentang ketentuan-ketentuan pokok
kesejahteraan sosial7. UU tersebut berbunyi:
Suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial, material maupun spiritual yang
diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketentraman lahir batin, yang
memungkinkan bagi setiap warga negara untuk mengadakan usaha pemenuhan
5 Tulus Tambunan, Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia: Isu-Isu Penting, (Jakarta:
LP3ES, 2012), Cet. 1, h. 2. 6 Djibril Muhammad, Mensos: Kesejahteraan Sosial Perlu Menjadi Perhatian Bersama, 2014,
(http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/03/26/mk9yne-kemensos-kekurangan-
pekerja-sosial) 7 Undang-Undang RI Nomor 6 Tahun 1974 Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kesejahteraan
Sosial
6
kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial yang sebaik-baiknya bagi
diri, keluarga, serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak atau kewajiban
manusia sesuai dengan pancasila.
Kesejahteraan merupakan cita-cita sosial yang tidak hanya diangankan untuk
dimiliki, tetapi juga harus diusahakan. Tanpa usaha dan kerjasama diantara
berbagai macam pihak, kesejahteraan sosial hanyalah fatamorgana.
Sebagaian pakar menyatakan bahwa kesejahteraan sosial yang digambarkan
oleh Al-Qur’an tercermin dari surga yang dihuni oleh Adam dan istrinya, sesaat
sebelum turunnya mereka menjalankan tugas kekhalifahan mereka di muka bumi.
Keadaan Adam dan istrinya di surga merupakan bayang-bayang impian manusia
akan kehidupan yang nyaman, tercukupinya pangan, sandang dan papan, dalam
artian tidak lapar, dahaga, telanjang, dan kepanasan. Tercukupinya kebutuhan
Adam selama di surga merupakan unsur pertama dan utam kesejahteraan sosial.
Keadaan Adam dan istrinya yang tercukupi kesejahteraan sosialnya selama di
surga dapat kita lihat dalam firman Allah surst Thaha (20), ayat 117-119.
“Hai Adam, sesungguhnya ini (iblis) adalah musuh bagimu dan bagi istrimu,
maka sekali-kali jangna sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari surga,
yang akibatnya engkau akan bersusah payah. Sesungguhnya engkau tidak
akan kelaparan di sini (surga), tidak pula akan telanjang, dan sesungguhnya
engkau tidak akan merasa dahaga maupun kepanasan.”
Berdasarkan ayat di atas, tergambarlah bahwa kehidupan di surga merupakan
kehidupan yang aman, sentosa dan makmur. Kesejahteraan yang ada di surga
merupakan sesuatu yang given akan tetapi sesuatu yang harus diusakan, dicari dan
diperjuangkan untuk dimiliki dan dinikmati.8
Alasan mengapa industri kecil tahu Poncol di RT 001 RW 010 Kelurahan
Pondok Cabe Ilir ini menjadi tempat penelitian karena industri tahu ini sudah
melakukan proses produksi lebih dari 40 tahun dan walaupun harga kedelai tidak
stabil di pasaran, industri ini tetap melakukan proses produksi. Apakah industri
tahu ini telah memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan sosial
ekonomi keluarga para pekerjanya? Dan apa faktor penghambat dan pendukung
8 Misbah Ulum, Zulkifli Lessy, dkk. Model-Model Kesejahteraan Sosial Islam: Perspektif
Normatif Filosofis dan Praktis. (Yogyakarta: PT LKIS Pelangi Aksara, 2007), h.34-35
7
kelangsungan industri tahu Poncol di RT 001 RW 010 Kelurahan Pondok Cabe
Ilir ini?
Bertitik tolak dari berbagai kenyataan di atas penulis sangat tertarik untuk
melakukan penelitian ini, dengan mengajukan judul “KONTRIBUSI INDUSTRI
KECIL TAHU DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
EKONOMI KELUARGA DI LINGKUNGAN MASYARAKAT RT 001 RW 010
KELURAHAN PONDOK CABE ILIR” dalam penelitian ini.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah tersebut, penulis mengerucutkan masalah yang
ada guna menjadikan penelitian ini lebih terarah. Masalah-masalah tersebut
adalah:
1. Tidak stabilnya harga kedelai di pasaran.
2. Rendahnya kesejahteraan sosial ekonomi pekerja.
3. Faktor penghambat dan pendukung dalam kelangsungan industri kecil
tahu.
C. Pembatasan Masalah
Dari beberapa identifikasi masalah tersebut, supaya penelitian lebih terarah
sesuai dengan judul dan tujuan dilakukannya penelitian, maka penulis
memberikan batasan permasalahan ini hanya pada kontribusi industri kecil tahu
terhadap kesejahteraan sosial ekonomi para pekerja serta faktor penghambat dan
pendukung kelangsungan industri kecil tahu.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan dari identifikasi permasalahan yang ada, dan agar penelitian
lebih terarah dan fokus, maka perumusan masalah yang disampaikan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Seberapa besar kontribusi industri kecil tahu terhadap kesejahteraan
sosial ekonomi keluarga pekerja?
8
2. Apa faktor penghambat dan pendukung dalam kelangsungan industri
kecil tahu Poncol?
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mendeskripsikan kesejahteraan pekerja industri kecil tahu Poncol
2. Untuk mengkaji faktor penghambat dan pendukung kelangsungan
industri agar dapat menemukan solusi yang tepat agar industri tetap
bertahan dan semakin berkembang.
F. Kegunaan Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Menambah pengetahuan dan wawasan tentang keberadan industri kecil
dan hubungannya dengan kesejahteraan pekerja dan dapat dijadikan
bahan untuk perbandingan sebagai penelitian selanjutnya.
a. Untuk Masyarakat
Dari hasil penelitian ini di harapkan masyarakat dapat mengetahui
arti penting keberadaan industri di sekitar tempat tinggal dan terpacu
untuk berinovasi membangun sebuah usaha dari skala rumahan.
b. Untuk Peneliti
Dari hasil penelitian ini di harapkan peneliti bisa menambah
pengetahuan dan wawasan dalam ilmu pengetahuan sosial yang
nantinya ilmu tersebut bisa manfaat bagi orang lain dan semoga
peneliti tidak ada kata habis atau selesai dalam belajar dan meneliti.
c. Untuk UIN Syarif Hidayatullah
Dari hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran bagi pengembangan keilmuan khususnya ilmu
pengetahuan sosial.
9
2. Manfaat Praktis
Dapat memberikan informasi tentang keberadaan industri kecil di sekitar
serta bagaimana kontribusi industri dalam kesejahteraan pekerja.
a. Untuk Masyarakat
Dari hasil penelitian ini dapat memberikan pemahaman kepada
masyarakat terutama mengenai pentingnya keberadaan industri kecil
sebagai penopang ekonomi di sekitar lokasi industri.
b. Untuk Peneliti
Dari hasil penelitian ini di harapkan peneliti juga tidak sekedar
mengetahui teori namun juga bisa mempraktikannya dalam kegiatan
sehari-hari.
c. Untuk UIN Syarif Hidayatullah
Dari hasil penelitian ini di harapkan memberikan gambaran dan
contoh dalam kontribusi industri tahu dalam peningkatan
kesejahteraan pekerjanya.
10
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Kontribusi Industri Kecil Tahu
a. Pengertian Kontribusi
Menurut kamus besar bahasa Indonesia pengertian dari kontribusi
adalah uang iuran (kepada perkumpulan dan sebagianya); sumbangan;
ber.kon.tri.bu.si v mempunyai kontribusi (sumbangan dan sebagainya);
mempunyai andil.9
Berarti dalam hal ini kontribusi dapat berupa materi atau tindakan.
Kontribusi dalam pengertian sebagai tindakan yaitu berupa perilaku yang
dilakukan oleh individu yang kemudian memberikan dampak baik positif
maupun negatif terhadap pihak lain. Sebagai contoh, seseorang membuka
lapangan pekerja dengan mendirikan sebuah pabrik tahu di daerah tempat
ia tinggal sehingga memberikan dampak positif bagi masyarakat
diantaranya dengan terbukanya lowongan pekerjaan sebagai pengrajin
tahu, semakin mudah mendapatkan produk olahan dari kedelai. Dengan
kontribusi berarti individu tersebut juga berusaha meningkatkan
efisisensi dan efektivitas hidupnya. Kontribusi dapat diberikan dalam
berbagai bidang yaitu pemikiran, kepemimpinan, profesionalisme,
finansial, dan lainnya.
Berdasarkan pengertian kontribusi yang dikemukakan di atas maka
dapat diartikan bahwa kontribusi industri kecil tahu adalah keterlibatan
yang dilakukan oleh industri kecil tahu di RT 001 RW 010 Kelurahan
Pondok Cabe Ilir yang memberikan dampak kesejahteraan sosial
ekonomi bagi para pekerja dan masyarakat sekitar.
9 Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008),
Cet. 1, Ed. 4, h. 730
11
b. Pengertian Industri
Secara sederhana dalam kamus besar ekonomi dijelaskan bahwa
definisi industri adalah kegiatan ekonomi dengan memproses atau
pengolah bahan-bahan atau barang dengan menggunakan sarana dan
peralatan, seperti mesin, untuk menghasilkan barang jadi atau jasa.10
Menurut Badan Pusat Statistik tahun 2008 industri mempunyai dua
pengertian. Pengertian secara luas, industri mencakup semua usaha dan
kegiatan di bidang ekonomi bersifat produktif. Dalam pengertian secara
sempit, industri hanyalah mencakup industri pengolahan yaitu suatu
kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah suatu barang
dasar mekanis, kimia, atau dengan tangan sehingga menjadi barang
setengah jadi dan atau barang jadi, kemudianbarang yang kurang nilainya
menjadi barang yang lebih nilainya dan sifatnya lebih kepada pemakaian
akhir.
Dari berbagai definisi yang telah dikemukakan sebelumnya maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa industri adalah kegiatan ekonomi dalam
mengolah atau memproses serta menghasilkan barang dan atau jasa
dengan menggunakan sarana tertentu sehingga nilai guna (utility) dari
barang tersebut meningkat.
Industri dapat diartikan dengan seluruh kegiatan manusia yang
produktif. Jadi disini industri meliputi juga industri pertanian, industri
peternakan, industri pertambangan dan sebagainya. Yang dimaksud
dengan industri disini adalah setiap usaha yang merupakan satu unit
produksi yang membuat barang atau yang mengerjakan suatu barang
untuk masyarakat di suatu tempat tertentu. Jadi bila usaha tersebut
berpindah-pindah atau tidak memiliki tempat yang tetap untuk
melakukan usaha, belum bisa disebut industri.
10
Sigit Winarno, Sujana Ismaya. Kamus Besar Ekonomi. (Bandung: Pustaka Grafika, 2007),
H.252
12
c. Pengertian Industri Kecil
Menurut Badan Pusat Statistik tahun 2002 Industri di Indonesia
dapat digolongkan ke dalam beberapa macam kelompok. Industri
didasarkan pada banyaknya tenaga kerja dibedakan menjadi 4 golongan,
yaitu industri besar, memiliki jumlah tenaga kerja 100 orang atau lebih,
industri sedang, memiliki jumlah tenaga kerja antara 20–99 orang,
industri kecil, memiliki jumlah tenaga kerja antara 5–19 orang dan
industri rumah tangga, memiliki jumlah tenaga kerja antara 1–4 orang.
Definisi yang senada dijelaskan dalam UU No 20 Tahun 2008
mengelompokkan industri kedalam tiga kategori, yaitu:11
1) Industri mikro
yaitu usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha
perorangan yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp
50.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau
memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,00.
2) Industri kecil
yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
dari usaha menengah atau usaha besar yang memiliki kekayaan
bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 sampai dengan paling banyak Rp
500.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha
atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00
sampai dengan paling banyakRp 2.500.000.000,00.
3) Industri menengah
yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,
atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan
Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih lebih
dari Rp 500.000.000,00 sampai dengan paling banyak Rp
10.000.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha
atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp
2.500.000.000,00 sampai dengan paling banyak Rp
50.000.000.000,00.
11
http://www.depkop.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=129
13
Dari penjelasan di atas dapat dijelaskan menggunakan tabel yang
tergambar di bawah ini.
No Uraian Kriteria
Asset Omzet
1 Industri mikro Maksimal 50 juta Maksimal 300 juta
2 Industri kecil >50 juta- 500 juta >300 juta – 2,5
milyar
3 Industri menengah >500juta-10
milyar
>2,5 milyar- 50
milyar
Sumber: www.depkop.go.id
Tabel 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet
Industri kecil tahu kuning memiliki 12 orang tenaga kerja yang
terdiri dari 7 orang yang bertugas mencetak tahu, 3 orang menggiling, 2
orang mengatur perebusan tahu di dalam tempat perebusan. Dari segi
asset berkisar 50 juta, sedangkan omzet mencapai lebih dari 300 juta.
Dari berbagai definisi yang telah dikemukakan sebelumnya maka
industri tahu kuning menurut kriteria menurut asset dan omzet termasuk
kedalam industri kecil dan menurut kriteria tenaga kerja termasuk ke
dalam industri kecil.
d. Kelebihan dan Kelemahan Industri Kecil
UKM memiliki ciri-ciri skala usaha kecil, padat karya, berbasis
sumberdaya lokal dan sumberdaya alam, pelaku banyak, dan menyebar.
Sehingga dari ciri-ciri tersebut dapat diuraikan beberapa kekuatan dan
kelemahan UKM sebagai berikut:
1) Skala usaha kecil
Salah satu karakter penting dari UKM adalah skala usahanya
yang relatif kecil. Meskipun batas atas kategori usaha kecil adalah
dengan omset maksimal 1 miliar, namun dalam kenyataannya
sebagian besar usaha kecil justru memiliki omset dibawah 500 juta.
14
2) Padat karya
Produk usaha berskala kecil pada umumnya sangat padat karya.
Kegiatan produksi yang melibatkan banyak tenaga kerja sebagai
konsekuensi dari aktivitas yang menghasilkan produk yang berciri
hand made. Produk UKM yang bersandar pada keahlian dan
keterampilan tangan ini membawa konsekuensi pada kurangnya
aspek presisi dan kesulitan untuk distandarisasi.
3) Berbasis sumberdaya lokal dan sumberdaya alam
UKM lebih kepada production oriented, memproduksi sebaik
mungkin apa yang bisa dilakukan dengan bertumpu pada
ketersediaan sumberdaya yang ada. Karakter aktivitas bisnis UKM
seperti ini menghasilkan produk-produk unggulan yang komparatif
pada masing-masing wilayah. Kesinambungan usaha yang berbasis
sumberdaya alam tentu sangat rentan, manakala UKM terlibat dalam
aktivitas produksi yang mengeksploitasi sumberdaya alam yang
tidak terbaharui.
4) Pelaku banyak
Pada aktivitas bisnis UKM hampir tidak ada barrier to entry,
baik dari aspek teknologi, investasi, manajemen, perlindungan hak
intelektual, maka sangat mudah bagi masyarakat untuk masuk ke
dalam industri yang digeluti oleh UKM.
5) Menyebar
Aktivitas bisnis UKM dapat dijumpai hampir diseluruh pelosok
tanah air serta diberbagai sektor. Dengan demikian, bila UKM dapat
mengembangkan jaringan yang efektif, maka konsep global
production dapat dipenuhi. Dengan kata lain produk UKM yang
sejenis sangat mudah diperoleh masyarakat dimana saja dan kapan
saja.
15
e. Peran Industri Kecil
Peran industri kecil dan rumah tangga sangat penting bagi
pertumbuhan ekonomi suatu negara. Industri kecil dan rumah tangga
perlu dikembangkan karena terdapat tiga alasan, yaitu:12
1) Industri kecil dan rumah tangga mampu menyerap tenaga kerja.
Kecenderungan menyerap banyak tenaga kerja umumnya
membuat banyak IKRT intensif pula dalam menggunakan
sumber daya alam lokal, sehingga akan menimbulkan dampak
positif terhadap peningkatan jumlah tenaga kerja, pengurangan
jumlah kemiskinan, pemerataan dalam distribusi pendapatan,
dan pembangunan ekonomi di wilayah tersebut.
2) Industri kecil dan rumah tangga (IKRT) memegang peranan
penting dalam ekspor non migas, meskipun jika dibandingkan
dengan industri besar kontribusinya masih jauh lebih kecil.
3) Pengembangan industri skala kecil merupakan cara yang dinilai
besar peranannya dalam pengembangan industri manufaktur.
Beberapa dampak positif industri yang juga menjadi peranan industri
kecil dalam kehidupan masyarakat, antara lain:
1) Menambah penghasilan penduduk sehingga meningkatkan
kemakmuran.
2) Menghasilkan aneka barang yang diperlukan oleh masyarakat
dan untuk mengurangi ketergantungan negara pada luar negeri.
3) Memperluas lapangan kerja dan memberi sumbangan devisa
bagi negara.
4) Merangsang masyarakat memperluas kegiatan ekonomi dan
meningkatkan pengetahuan industri dan kewirausahaan
12
Mudrajad Kuncoro. Ekonomika Industri Indonesia. (Yogyakarta: Andi, 2007), h. 363
16
f. Pengertian Industri Kecil Tahu
1) Pengertian Tahu
Tahu merupakan salah satu produk makanan berbahan baku
kedelai yang sudah sangat familiar dan dikenal sejak lama di
Indonesia. Tahu banyak digemari oleh masyarakat Indonesia karena
memiliki cita rasa yang nikmat, bergizi tinggi dan harganya
terjangkau. Tahu memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi antara
lain protein, lemak, karbohidrat, kalori dan mineral, fosfor, vitamin
B-kompleks seperti: thiamin, riboflavin, vitamin E, vitamin B12,
kalium dan kalsium (yang bermanfaat mendukung terbentuknya
kerangka tulang). Tahu juga banyak mengandung asam lemak tak
jenuh dan tidak banyak mengandung kolestrol sehingga sangat aman
bagi kesehatan jantung.
Tahu merupakan produk makanan asal china, tepatnya di daerah
Tiongkok, yang berkembang sejak zaman Dinasti Han sekitar 2.200
tahun lalu. Penemunya adalah Liu An (Hanzi) seorang bangsawan,
cucu dari Kaisar Han Gaozu yang mendirikan Dinasti Han. Tahu
selanjutnya dibawa oleh para perantau China, hingga makanan ini
tersebar ke Asia Timur dan Asia Tenggara, dan akhirnya ke seluruh
dunia. Di Indonesia, industri tahu berkembang sangat pesat. Di
samping pasarnya cukup luas, industri tahu juga bisa dikerjakan
dalam skala rumahan sehingga tidak membutuhkan investasi tinggi.
Saat ini, industri tahu telah tersebar hampir di seluruh Indonesia,
baik di kota maupun di desa. Berkembangnya industri tahu telah
mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat dan membuka
lapangan bagi masayarakat Indonesia. 13
13
Emil Salim, Kiat Cerdas Wirausaha Aneka Olahan Kedelai, Jakarta, Lily Publisher, 2011, h. 6-
7.
17
Proses pembuatan tahu dilakukan dengan tahapan-tahapan
sebagai berikut:
a) Sortasi kedelai
Sortasi dilakukan untuk menghilangkan kotoran-kotoran
b) Perendaman
Kedelai yang sudah disortasi kemudian direndam dengan
menggunakan air bersih selama kurang lebih 7 jam.
c) Pencucian
Proses pencucian bertujuan untuk menghilangkan lendir dan
sifat asam.
d) Penggilingan
Penggilingan adalah proses penghancuran kedelai menjadi
bubur kedelai. Bubur kedelai tersebut siap untuk direbus.
e) Perebusan
Bubur kedelai direbus dengan menggunakan tungku berbahan
bakar kayu. Perebusan dilakukan sampai mendidih. Lakukan
pengadukan terus-menerus dan dibuang buihnya.
f) Penyaringan
Kemudian disaring dengan menggunakan kain halus.
Lakukan pemerasan atau pengepresan sehingga sari kedelai
dapat terpisahkan kemudian pisahkan ampasnya.
g) Penggumpalan
Proses penggumpalan menggunakan limbah cair proses
produksi tahu yang telah didiamkan kurang lebih 2 hari
sebelumnya.
h) Pencetakan
Pencetakan dilakukan dengan teknik pengepresan
menggunakan cetakan. Kemudian sari kedelai dituangkan ke
cetakan yang sudah dilapisi kain tipis tersebut hingga hampir
penuh. Cetakan paling atas diberi pemberat.
i) Pengukusan tahu
Pengukusan ini dilakukan hingga tanak sehingga tahu lebih
menjadi tahan lama. Jika kita menghendaki tahu berwarna
kuning, tahu direbus dengan menambahkan bahan kunyit
yang ditumbuk hingga halus.14
g. Pengertian Industri Kecil Tahu Poncol
Industri kecil tahu Poncol ini berada di dalam RT 001 RW 010
Kelurahan Pondok Cabe Ilir memiliki 12 orang tenaga kerja. Yang
bertugas menggiling, menguapi, dan menyaring sebanyak 3 orang. Yang
bertugas untuk mencetak sebanyak 7 orang. Yang bertugas untuk
14
Emil Salim, Kiat Cerdas Wirausaha Aneka Olahan Kedelai, Lily Publisher, (Jakarta: 2011), h.
10-19
18
mengaturnya dalam kaleng-kaleng besar sebelum akhirnya direbus
sebanyak 2 orang. Di dalam ruangan tersebut peralatan yang digunakan
dapat dibilang sederhana dan masih sangat tradisional.
Dalam sehari industri kecil tahu kuning Poncol dapat memproduksi
kurang lebih 2,5 kwintal kacang kedelai yang akan dijadikan tahu
kuning. Tahu kuning ini berbentuk segiempat yang tiap sisinya 4 cm x 4
cm. Tahu ini pun nantinya akan didistribusikan kepada konsumen secara
langsung maupun tidak langsung atau melalui pengecer.
h. Dampak Industri Kecil Tahu Poncol
Kebaikan dan keburukan dapat dirasakan oleh pemilik industri kecil,
para pekerja industri kecil, masyarakat disekitar lokasi industri kecil serta
lingkungan. Dampak-dampak tersebut dapat dirasakan jangka pendek
maupun jangka panjang, diantaranya:
1) Dampak positif pembangunan industri
a) Terbukanya lapangan kerja
Dengan adanya industri kecil tahu Poncol, maka membuka
lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang belum memiliki
pekerjaan sehingga memperoleh pekerjaan.
b) Terpenuhinya berbagai kebutuhan masyarakat
Industri tahu menghasilkan produk olahan kacang kedelai
selain tahu kuning dan susu kedelai dalam usaha untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat.
c) Pendapatan/kesejahteraan masyarakat meningkat
Masyarakat yang awalnya belum memiliki pekerjaan,
dengan adanya industri tahu Poncol, masyarakat tersebut
menjadi memiliki pekerjaan.
d) Mendorong untuk berfikir maju bagi masyarakat
Diharapkan masyarakat dapat mengembangkan dan
termotivasi untuk menghasilkan produk yang berkualitas.
19
e) Terbukanya usaha-usaha lain di luar bidang industri
Dengan adanya industri tahu Poncol menjadi peluang usaha
untuk para penjual makanan jadi seperti warteg, rumah
makan nasi uduk untuk memberdayakan produk yang
dihasilkan oleh industri kecil tahu yang letaknya dekat
dengan pemukiman warga.
2) Dampak negatif pembangunan industri
a) Terjadi pencemaran lingkungan
Limbah yang dihasilkan dari proses produksi menjadi
masalah yang harus dipikirkan kedepannya. Karena limbah
tersebut selain memiliki bau yang tidak sedap juga dapat
mencemari lingkungan disekitar lokasi industri.
b) Konsumerisme
Karena hasil produksi yang dekat dengan masyarakat
sehingga memudahkan masyarakat untuk menikmati hasil
produksi tersebut, maka masyarakat menjadi konsumtif.
c) Terjadinya permukiman kumuh
Tidak jauh dari lokasi industri, banyak rumah warga yang
terlihat kumuh karena saling berdekatan antara rumah satu
dan rumah lain, tidak memiliki pagar atau pembatas
sehingga motor milik warga parkir tidak rapi dan terlihat
kumuh.
2. Peningkatan Kesejahteraan Sosial Ekonomi Keluarga
a. Pengertian Kesejahteraan
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata sejahtera berarti
aman, sentosa dan makmur. Terlepas dari segala macam gangguan.
20
Sedangkan kesejahteraan adalah keamanan, keselamatan, ketentraman,
kesenangan hidup, dan kemakmuran.15
Terdapat beragam pengertian mengenai kesejahteraan, karena lebih
bersifat subjektif dimana setiap orang berpedoman, tujuan dan cara
hidupnya yang berbeda-beda akan memberikan nilai-nilai yang berbeda
pula tentang kesejahteraan dan faktor-faktor yang menetukan tingkat
kesejahteraan. Kesejahteraan merupakan sejumlah kepuasan yang
diperoleh seseorang dari hasil mengkonsumsi pendapatan yang diterima.
Namun demikian tingkatan dari kesejahteraan itu sendiri merupakan
sesuatu yang bersifat relatif karena tergantung dari besarnya kepuasan
yang diperoleh dari hasil mengkonsumsi pendapatan tersebut.
Kesejahteraan adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial,
material, maupun spiritual yang diliputi rasa keselamatan, kesusilaan, dan
ketentraman lahir batin yang memungkinkan setiap warga negara untuk
mengadakan usaha-usaha pemenuhan kebutuhan jasmani, rohani dan
sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, rumah tangga serta masyarakat.
b. Pengertian Sosial
Menurut Lewis, sosial adalah sesuatu yang dicapai, dihasilkan dan
ditetapkan dalam interaksi sehari-hari.
Menurut Keith Jacobs, sosial adalah sesuatu yang dibangun dan
terjadi dalam sebuah situs komunitas.
Menurut Paul Ernest, sosial lebih dari sekedar jumlah manusia
secara individu karena mereka terlibat dalam kegiatan bersama.16
c. Pengertian Kesejahteraan Sosial
Kesejahteraan sosial adalah suatu institusi atau bidang kegiatan yang
melibatkan aktivitas terorganisir yang diselenggarakan baik oleh
lembaga-lembaga pemerintah maupun swasta yang bertujuan untuk
mencegah, mengatasi atau memberikan kontribusi terhadap pemecahan
15
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangna Bahasa, Departement Pendidikan
Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), Cet 1, h. 794 16
Definisi Sosial Menurut Para Ahli, 2014,
(http://carapedia.com/pengertian_definisi_sosial_menurut_para_ahli_info516.html)
21
masalah sosial, dan peningkatan kualitas hidup individu, kelompok dan
masyarakat. Sedangkan menurut rumusan UU RI No 6 Tahun 1974
tentang ketentuan-ketentuan pokok kesejahteraan sosial pasal 1 ayat 2,
adalah: “Kesejahteraan sosial adalah suatu tata kehidupan dan
penghidupan sosial material maupun spiritual yang diliputi oleh rasa
keselamatan, kesusilaan dan ketenteraman lahir dan batin, yang
memungkinkan bagi setiap warga negara untuk mengadakan usaha
pemenuhan kebutuan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial yang
sebaik-baiknya bagi diri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung
tinggi hak-hak asasi serta kewajiban manusia sesuai dengan Pancasila”.17
Walter Friedlander mengemukakan rumusan kesejahteraan sosial
sebagai berikut:
“social welfare is the organized system of social servicesxand
institutions, design to aid individuals and group to attain satisfying
standards of life and health”
(kesejahteraan sosial merupakan sistem yang terorganisir dari
institusi dan pelayanan sosial yang dirancang untuk membantu individu
ataupun kelompok agar dapat mencapai standar hidup dan kesehatan
yang lebih memuaskan).18
Menurut UU No. 11 tahun 2009 pasal 1: “Kesejahteraan Sosial
adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial
warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri,
sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.”19
17
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat; Kajian Strategis Pembangunan
Kesejahteraan Sosial Dan Pekerjaan Sosial (Bandung: PT. Refika Aditama, 2005), h. 1-2 18
Adi, Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial; Pengantar pada Pengertian dan
Beberapa Pokok Bahasan (Jakarta: FISIP UI Press, 2005), Cet 2, h.16 19
http://www.depkes.go.id/downloads/UU_No._11_Th_2009_ttg_Kesejahteraan_Sosial.pdf
22
Pengertian Kesejahteraan Sosial menurut beberapa Ahli:20
1) Menurut Segal dan Brzuzy: Kesejahteraan sosial adalah kondisi
sejahtera dari suatu masyarakat. Kesejahteraan sosial meliputi
kesehatan, keadaan ekonomi, kebahagian dan kualitas hidup
rakyat.
2) Menurut Midgley: Suatu keadaan sejahtera secara sosial
tersusun dari tiga unsur sebagai berikut. Pertama, setinggi apa
masalah-masalah sosial dikendalikan. Kedua, seluas apa
kebutuhan-kebutuhan dipenuhi dan terakhir, setinggi apa
kesempatan-kesempatan untuk maju tersedia. Tiga unsur ini
berlaku bagi individu-individu, keluarga-keluarga, komunitas-
komunitas dan bahkan seluruh masyarakat.
3) Menurut Perserikstan Bangsa-Bangsa: Suatu kegiatan yang
terorganisasi dengan tujuan membantu penyesuaian timbal balik
antar individu-individu dengan lingkungn sosial mereka. Tujuan
ini dicapai secara seksama melalui teknik-teknik dan metode-
metode dengan maksud agar supaya memungkinkan individu-
individu, kelompok-kelompok maupun komunitas-komunitas
memenuhi kebutuhan- kebutuhan dan memecahkan masalah-
masalah penyesuaian diri mereka terhadap perubahan pola-pola
masyarakat, serta melalui tindakan kerja sama untuk
memperbaiki kondisi-kondisi ekonomi dan sosial.
Definisi-definisi di atas mengandung pengertian bahwa
kesejahteraan sosial mencakup berbagai usaha yang dikembangkan untuk
meningkatkan taraf hidup manusia manusia, baik itu di bidang fisik,
mental, emosional, sosial, ekonomi dan spiritual. Selain itu kesejahteran
sosial dianalogikan sebagai kesehatan jiwa yang dapat dilihat dari empat
sudut pandang yaitu sebagai keadaan, ilmu , kegiatan, dan gerakan.
Sangatlah mungkin untuk mendefinisikan kesejahteraan sosial
dengan istilah-istilah konseptual dan definisi-definisi yang telah banyak
dirumuskan pada masa lalu. Kesejahteraan sosial diciptakan atas
kompromi tiga elemen. Pertama, sejauh mana masalah-masalah sosial ini
diatur. Kedua, sejauh mana kebutuhan-kebutuhan dipenuhi dan ketiga,
sejauh mana kesempatan untuk meningkatkan taraf hidup dapat
disediakan. Ketiga elemen ini selanjutnya dapat bekerja pada level sosial
yang berbeda dan harus diaplikasikan ketika sebuah masyarakat secara
20
Mohammad Suud, 3 Orientasi Kesejahteraan Sosial. (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2006),
h. 5-8
23
menyeluruh ingin menikmati apa yang dimaksud dengan kesejahteraan
sosial.21
Semua manusia, keluarga, komunitas dan masyarakat memiliki
kebutuhan sosial yang harus dipenuhi agar manusia dapat mencapai
kesejahteraan sosial. Kebutuhan-kebutuhan itu merujuk kepada
kebutuhan biologis dasar untuk kelangsungan hidup seperti nutrisi, air
yang dapat diminum, tempat berteduh dan keamanan. Komunitas dan
masyarakat yang dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan mengalami apa
yang dimaksud dengan kesejahteraan bersama.
Akhirnya kesejahteraan sosial terjadi pada komunitas yang dapat
menciptakan kesempatan sosial bagi penduduknya untuk meningkatkan
dan merealisasikan potensi-potensi yang ada. Masyarakat yang tidak
mendapatkan kesempatan kerja, memperoleh pendidikan, dan
kesempatan bagi rakyat untuk merealisasikan potensi mereka seringkali
memiliki angka-angka kriminalitas dan kekerasan yang tinggi karena
banyak orang mencari jalan keluar lain dengan cara ilegal agar dapat
memperbaiki kedudukan sosial mereka.
Kesejahteraan sosial ekonomi merupakan suatu kondisi dan tata
kehidupan sosial ekonomi yang sejahtera, yaitu yang memungkinkan
setiap orang, kelompok atau masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
jasmani dan rohani yang dikenal sebagai dasar manusia dengan sebaik-
baiknya.
Secara singkat kesejahteraan sosial mengandung dua pengertian,
pertama adalah segala aturan atau tatanan untuk memudahkan seseorang
atau kelompok dalam memenuhi kebutuhan hidup jasmani, rohani, dan
sosial, sedangkan yang kedua adalah kondisi atau keadaan yang dapat
mempermudah seseorang, kelompok, atau masyarakat memenuhi
kebutuhan hidupnya meliputi pangan, sandang, papan, pendidikan,
kesehatan, sosial, dan lain sebagainya. Jadi untuk menilai kesejahteraan
21
James Midgley, Pembangunan Sosial: Perspektif Pembangunan dalam Kesejahteraan Sosial,
Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam (Ditperta Islam) Depag RI, 2005, h. 21
24
sosial seseorang atau masyarakat dapat dilihat pada tatanan yang berlaku
dalam masyarakat serta kondisi masyarakat tersebut. Untuk mewujudkan
kesejahteraan sosial yang berkeadilan sosial yang tertuang dalam UUD
1945, Pasal 27 ayat 2 yang berbunyi: ”Tiap-tiap warga negara berhak
atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”, maka
mengatasi pengangguran merupakan prioritas utama dalam pembangunan
nasional, sehingga kesejahteraan sosial ekonomi dapat terwujud.
Oleh karena itu dengan berdirinya industri kecil di lingkungan
masyarakat diharapkan dapat membantu perekonomian masyarakat
khususnya para pekerja yang tinggal di lingkungan sekitar agar dapat
mewujudkan kehidupan yang lebih baik dan sejahtera lahir dan batin.
1) Ruang Lingkup Kesejahteraan
Dalam pandangan sistem, kesejahteraan dapat diposisikan
sebagai hasil dari sebuah proses pengelolaan input (sumber daya)
yang tersedia, dimana kesejahteraan sebagai output pada suatu titik
dapat menjadi sumber daya untuk diproses menghasilkan tingkat
kesejahteraan keluarga pada tahap berikutnya. kesejahteraan
keluarga pada hakikatnya mempunyai dua dimensi yaitu dimensi
material dan dimensi spriritual.
Kesejahteraan keluarga juga dapat dibedakan menjadi
kesejahteraan ekonomi yang diukur dari pemenuhan input keluarga
(misalnya diukur dari pendapatan, upah, asset, pengeluaran keluarga)
dan kesejahteraan material yang diukur dari berbagai bentuk barang
dan jasa yang diakses oleh keluarga. Pengukuran kesejahteraan
material ini dapat dilakukan dengan mengukur tingkat pendapatan.
Menurut Santamarina terdapat enam kategori kesejahteraan yaitu: 1)
fisik, 2) psikologis, 3) tingkat kemandirian, 4) sosial, 5) lingkungan,
6) spiritual
d. Pengertian Ekonomi
Secara umum ekonomi adalah sebuah bidang kajian tentang
pengurusan sumber daya material individu, masyarakat, dan negara untuk
meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Karena ekonomi merupakan
ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya yang bervariasi dan berkembang dengan sumber daya yang ada
melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi dan distribusi.
25
Berikut adalah pengertian ekonomi menurut para ahli:22
1) Adam Smith: ekonomi ialah penyelidikan tentang keadaan dan
sebab adanya kekayaan negara.
2) Abraham Maslow: ekonomi adalah salah satu bidang pengkajian
yang mencoba menyelesaikan masalah keperluan asas
kehidupan manusia melalui penggemblengan segala sumber
ekonomi yang ada dengan berasaskan prinsip serta teori tertentu
dalam suatu sistem ekonomi yang dianggap efektif dan efisien.
3) Hermawan Kertajaya: ekonomi adalah platform dimana sektor
industri melekat di atasnya.
e. Pengertian Keluarga
Adapun keluarga adalah suatu satuan kekerabatan yang juga
merupakan satuan tempat yang ditandai oleh adannya kerja sama
ekonomi dan mempunyai fungsi untuk berkehidupan, bersosialisasi atau
mendidik anak dan menolong serta melindungi yang lemah khususnya
merawat orang tua mereka yang telah lanjut usia.
Dalam bentuk yang paling sederhana, keluarga terdiri dari seorang
laki-laki dan perempuan ditambah dengan anak-anak mereka yang
tinggal dalam satu rumah yang sama. Bentuk keluarga yang demikian
dalam antropologi dinamakan sebagai keluarga inti.
Keluarga inti dapat berubah menjadi keluarga luas oleh adanya
tambahan anggota dari sejumlah orang lain, baik kerabat maupun yang
bukan secara bersamaan hidup dalam satu rumah dan menjadi anggota
dalam keluarga inti.23
Keluarga pada dasarnya merupakan suatu kelompok yang terbentuk
dari suatu hubungan seks yang tetap, untuk menyelenggarakan hal-hal
yang berkenaan dengan keorangtuaan dan pemeliharaan anak. Adapun
ciri-ciri dari sebuah keluarga di dalam masyarakat adalah sebagai berikut:
1) Unit terkecil dari masyarakat.
2) Terdiri atas 2 orang atau lebih.
22
Citra Wulani, pengertian ekonomi secara umum, 2014, (www.citrawulani.wordpress.com) 23
Pengertian Ekonomi Keluarga, 2014,
(http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/2178148-pengertian-ekonomi-keluarga/ )
26
3) Adanya ikatan perkawinan atau pertalian darah.
4) Hidup dalam satu rumah tangga.
5) Di bawah asuhan seseorang kepala rumah tangga.
6) Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga.
7) Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing.
8) Diciptakan untuk mempertahankan suatu kebudayaan.
Fungsi keluarga merupakan wahana untuk memelihara kelangsungan
hidup bagi setiap anggota, agar mampu melaksanakan peran fungsinya
berdasarkan kesetaraan. Keluarga berfungsi sebagai pengatur seksual,
reproduksi, sosialisasi, afeksi, penetuan status, perlindungan, serta
ekonomi. Jika salah satu fungsi tidak dijalankan dengan baik, maka
keluarga rentan mendapatkan masalah, sehingga keluarga tidak sejahtera.
Apabila keluarga tidak mampu memenuhi kebutuhan ekonomi karena
tidak punya pekerjaan dan penghasilan, maka keluarga tidak dapat
menjalankan fungsinya dengan baik, seperti tidak mampu memenuhi
kebutuhan pangan, sandang, papan, perlindungan, pendidikan,
kesehatan,dan sosial.24
f. Keluarga Sejahtera
Keluarga sejahtera dalah keluarga yang dibentuk berdasarkan atas
perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan
materiil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki
hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antar anggota dan antar
keluarga dengan masyarakat dan lingkungan (Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 52 tahun 2009).
24
Lilik siswanta, “Kontribusi Home Industry dalam Meningkatkan Kesejahteraan Sosial Ekonomi
Keluarga (Studi Kasus di Desa Wukirsari, Imogiri)”, vol. 2, 2008, h. 2
27
Tingkat kesejahteraan keluarga dikelompokkan menjadi 5 (lima)
tahapan, yaitu:
1) Tahapan Keluarga Pra Sejahtera (KPS)
Yaitu keluarga yang tidak memenuhi salah satu dari 6 (enam)
indikator Keluarga Sejahtera I (KS I) atau indikator ”kebutuhan
dasar keluarga” (basic needs).
2) Tahapan Keluarga Sejahtera I (KSI)
Yaitu keluarga mampu memenuhi 6 (enam) indikator tahapan
KS I, tetapi tidak memenuhi salah satu dari 8 (delapan) indikator
Keluarga Sejahtera II atau indikator ”kebutuhan psikologis”
(psychological needs) keluarga.
3) Tahapan Keluarga Sejahtera II
Yaitu keluarga yang mampu memenuhi 6 (enam) indikator
tahapan KS I dan 8 (delapan) indikator KS II, tetapi tidak memenuhi
salah satu dari 5 (lima) indikator Keluarga Sejahtera III (KS III),
atau indikator ”kebutuhan pengembangan” (develomental needs) dari
keluarga.
4) Tahapan Keluarga Sejahtera III
Yaitu keluarga yang mampu memenuhi 6 (enam) indikator
tahapan KS I, 8 (delapan) indikator KS II, dan 5 (lima) indikator KS
III, tetapi tidak memenuhi salah satu dari 2 (dua) indikator Keluarga
Sejahtera III Plus (KS III Plus) atau indikator ”aktualisasi diri” (self
esteem) keluarga.
28
5) Tahapan Keluarga Sejahtera III Plus
Yaitu keluarga yang mampu memenuhi keseluruhan dari 6
(enam) indikator tahapan KS I, 8 (delapan) indikator KS II, 5 (lima)
indikator KS III, serta 2 (dua) indikator tahapan KS III Plus.
g. Indikator Tahapan Keluarga Sejahtera.
1) Enam Indikator tahapan Keluarga Sejahtera I (KS I) atau
indikator ”kebutuhan dasar keluarga” (basic needs), dari 21
indikator keluarga sejahtera yaitu:
a) Pada umumnya anggota keluarga makan dua kali sehari
atau lebih. Pengertian makan adalah makan menurut
pengertian dan kebiasaan masyarakat setempat, seperti
makan nasi bagi mereka yang biasa makan nasi sebagai
makanan pokoknya (staple food), atau seperti makan sagu
bagi mereka yang biasa makan sagu dan sebagainya.
b) Anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk di
rumah, bekerja/sekolah dan bepergian. Pengertian pakaian
yang berbeda adalah pemilikan pakaian yang tidak hanya
satu pasang, sehingga tidak terpaksa harus memakai
pakaian yang sama dalam kegiatan hidup yang berbeda
beda. Misalnya pakaian untuk di rumah (untuk tidur atau
beristirahat di rumah) lain dengan pakaian untuk ke sekolah
atau untuk bekerja (ke sawah, ke kantor, berjualan dan
sebagainya) dan lain pula dengan pakaian untuk bepergian
(seperti menghadiri undangan perkawinan, piknik, ke rumah
ibadah dan sebagainya).
c) Rumah yang ditempati keluarga mempunyai atap, lantai dan
dinding yang baik. Pengertian rumah yang ditempati
keluarga ini adalah keadaan rumah tinggal keluarga
mempunyai atap, lantai dan dinding dalam kondisi yang
29
layak ditempati, baik dari segi perlindungan maupun dari
segi kesehatan.
d) Bila ada anggota keluarga sakit dibawa ke sarana kesehatan.
Pengertian sarana kesehatan adalah sarana kesehatan
modern, seperti Rumah Sakit, Puskesmas, Puskesmas
Pembantu, Balai Pengobatan, Apotek, Posyandu, Poli
Klinik, Bidan Desa dan sebagainya, yang memberikan obat
obatan yang diproduksi secara modern dan telah mendapat
izin peredaran dari instansi yang berwenang (Departemen
Kesehatan/Badan POM).
e) Bila pasangan usia subur ingin ber KB pergi ke sarana
pelayanan kontrasepsi. Pengertian Sarana Pelayanan
Kontrasepsi adalah sarana atau tempat pelayanan KB,
seperti Rumah Sakit, Puskesmas, Puskesmas Pembantu,
Balai Pengobatan, Apotek, Posyandu, Poliklinik, Dokter
Swasta, Bidan Desa dan sebagainya, yang memberikan
pelayanan KB dengan alat kontrasepsi modern, seperti IUD,
MOW, MOP, Kondom, Implan, Suntikan dan Pil, kepada
pasangan usia subur yang membutuhkan. (Hanya untuk
keluarga yang berstatus Pasangan Usia Subur).
f) Semua anak umur 7-15 tahun dalam keluarga bersekolah.
Pengertian Semua anak umur 7-15 tahun adalah semua anak
7-15 tahun dari keluarga (jika keluarga mempunyai anak 7-
15 tahun), yang harus mengikuti wajib belajar 9 tahun.
Bersekolah diartikan anak usia 7-15 tahun di keluarga itu
terdaftar dan aktif bersekolah setingkat SD/sederajat SD
atau setingkat SLTP/sederajat SLTP.
2) Delapan indikator Keluarga Sejahtera II (KS II) atau indikator
”kebutuhan psikologis” (psychological needs) keluarga, dari 21
indikator keluarga sejahtera yaitu:
30
a) Pada umumnya anggota keluarga melaksanakan ibadah
sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
Ibadah tersebut dapat dilakukan sendiri-sendiri atau
bersama sama oleh keluarga di rumah, atau di tempat
tempat yang sesuai dengan ditentukan menurut ajaran
masing masing agama/kepercayaan.
b) Paling kurang sekali seminggu seluruh anggota keluarga
makan daging atau ikan atau telur. Pengertian makan
daging/ikan/telur adalah memakan daging atau ikan atau
telur, sebagai lauk pada waktu makan untuk melengkapi
keperluan gizi protein. Indikator ini tidak berlaku untuk
keluarga vegetarian.
c) Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu
stel pakaian baru dalam setahun. Memperoleh pakaian layak
pakai (baru/bekas) yang merupakan tambahan yang telah
dimiliki baik dari membeli atau dari pemberian pihak lain,
yaitu jenis pakaian yang lazim dipakai sehari hari oleh
masyarakat setempat.
d) Luas lantai rumah paling kurang 8 m2 untuk setiap
penghuni rumah. Keseluruhan luas lantai rumah, baik
tingkat atas, maupun tingkat bawah, termasuk bagian dapur,
kamar mandi, paviliun, garasi dan gudang yang apabila
dibagi dengan jumlah penghuni rumah diperoleh luas ruang
tidak kurang dari 8 m2.
e) Tiga bulan terakhir keluarga dalam keadaan sehat sehingga
dapat melaksanakan tugas/fungsi masing-masing. Kondisi
kesehatan seseorang dalam keluarga yang berada dalam
batas batas normal, sehingga yang bersangkutan tidak harus
dirawat di rumah sakit, atau tidak terpaksa harus tinggal di
rumah, atau tidak terpaksa absen bekerja/ke sekolah selama
jangka waktu lebih dari 4 hari. Dengan demikian anggota
31
keluarga tersebut dapat melaksanakan tugas dan fungsinya
sesuai dengan kedudukan masing masing di dalam keluarga.
f) Ada seorang atau lebih anggota keluarga yang bekerja
untuk memperoleh penghasilan. Memperoleh penghasilan
adalah keluarga yang paling kurang salah seorang
anggotanya yang sudah dewasa memperoleh penghasilan
berupa uang atau barang dari sumber penghasilan yang
dipandang layak oleh masyarakat, yang dapat memenuhi
kebutuhan minimal sehari hari secara terus menerus.
g) Seluruh anggota keluarga umur 10 - 60 tahun bisa baca
tulisan latin. Keluarga dapat membaca tulisan huruf latin
dan sekaligus memahami arti dari kalimat kalimat dalam
tulisan tersebut. Indikator ini tidak berlaku bagi keluarga
yang tidak mempunyai anggota keluarga berumur 10-60
tahun.
h) Pasangan usia subur dengan anak dua atau lebih
menggunakan alat/obat kontrasepsi. Keluarga yang masih
berstatus Pasangan Usia Subur dengan jumlah anak dua
atau lebih ikut KB dengan menggunakan salah satu alat
kontrasepsi modern, seperti IUD, Pil, Suntikan, Implan,
Kondom, MOP dan MOW.
3) Lima indikator Keluarga Sejahtera III (KS III) atau indikator
”kebutuhan pengembangan” (develomental needs), dari 21
indikator keluarga sejahtera yaitu:
a) Keluarga berupaya meningkatkan pengetahuan agama.
Misalnya mendengarkan pengajian, mendatangkan guru
mengaji atau guru agama bagi anak anak, sekolah madrasah
bagi anak anak yang beragama Islam atau sekolah minggu
bagi anak anak yang beragama Kristen.
b) Sebagian penghasilan keluarga ditabung dalam bentuk uang
atau barang. Sebagian penghasilan keluarga yang disisihkan
32
untuk ditabung baik berupa uang maupun berupa barang
(misalnya dibelikan hewan ternak, sawah, tanah, barang
perhiasan, rumah sewaan dan sebagainya). Tabungan
berupa barang, apabila diuangkan minimal senilai Rp.
500.000,-
c) Kebiasaan keluarga makan bersama paling kurang
seminggu sekali dimanfaatkan untuk berkomunikasi.
Kebiasaan seluruh anggota keluarga untuk makan bersama
sama, sehingga waktu sebelum atau sesudah makan dapat
digunakan untuk komunikasi membahas persoalan yang
dihadapi dalam satu minggu atau untuk berkomunikasi dan
bermusyawarah antar seluruh anggota keluarga.
d) Keluarga ikut dalam kegiatan masyarakat di lingkungan
tempat tinggal. Keikutsertaan seluruh atau sebagian dari
anggota keluarga dalam kegiatan masyarakat di sekitarnya
yang bersifat sosial kemasyarakatan, seperti gotong royong,
ronda malam, rapat RT, arisan, pengajian, kegiatan PKK,
kegiatan kesenian, olah raga dan sebagainya.
e) Keluarga memperoleh informasi dari surat kabar/majalah/
radio/tv/internet. Tersedianya kesempatan bagi anggota
keluarga untuk memperoleh akses informasi baik secara
lokal, nasional, regional, maupun internasional, melalui
media cetak (seperti surat kabar, majalah, bulletin) atau
media elektronik (seperti radio, televisi, internet). Media
massa tersebut tidak perlu hanya yang dimiliki atau dibeli
sendiri oleh keluarga yang bersangkutan, tetapi dapat juga
yang dipinjamkan atau dimiliki oleh orang/keluarga lain,
ataupun yang menjadi milik umum/milik bersama.
4) Dua indikator Kelarga Sejahtera III Plus (KS III Plus) atau
indikator ”aktualisasi diri” (self esteem) dari 21 indikator
keluarga, yaitu:
33
a) Keluarga secara teratur dengan suka rela memberikan
sumbangan materiil untuk kegiatan sosial. Keluarga yang
memiliki rasa sosial yang besar dengan memberikan
sumbangan materiil secara teratur (waktu tertentu) dan
sukarela, baik dalam bentuk uang maupun barang, bagi
kepentingan masyarakat (seperti untuk anak yatim piatu,
rumah ibadah, yayasan pendidikan, rumah jompo, untuk
membiayai kegiatan kegiatan di tingkat RT/RW/Dusun,
Desa dan sebagainya) dalam hal ini tidak termasuk
sumbangan wajib.
b) Ada anggota keluarga yang aktif sebagai pengurus
perkumpulan sosial/yayasan/ institusi masyarakat. Keluarga
yang memiliki rasa sosial yang besar dengan memberikan
bantuan tenaga, pikiran dan moral secara terus menerus
untuk kepentingan sosial kemasyarakatan dengan menjadi
pengurus pada berbagai organisasi/kepanitiaan (seperti
pengurus pada yayasan, organisasi adat, kesenian, olah raga,
keagamaan, kepemudaan, institusi masyarakat, pengurus
RT/RW, LKMD/LMD dan sebagainya).25
h. Pengertian Ekonomi Keluarga
Ekonomi sebagai pemenuhan kebutuhan dalam keluarga karena
keluarga merupakan unit terkecil di lingkungan masyarakat yang dapat
menjalankan fungsi dalam memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga agar
tercapainya kesejahteraan dalam keluarga. Fungsi ekonomi memegang
peranan penting dalam sebuah keluarga karena merupakan faktor
mendasar untuk menunjang kebutuhan fisik keluarga.26
25
http://aplikasi.bkkbn.go.id/mdk/BatasanMDK.aspx 26
Anita Rahman, Akses dan Kontrol Perempuan Terhadap Ekonomi Keluarga: dalam Ruh Islam
dalam Budaya Bangsa. (Jakarta: Kanisius, 1996), h. 212
34
3. Lingkungan Masyarakat
a. Pengertian Lingkungan Masyarakat
Lingkungan merupakan kombinasi anatar kondisi fisik yang
mencakup keadaan sumber daya alam seperti air, tanah, energi surya,
mineral serta flora dan fauna. Serta meliputi ciptaan manusia seperti
keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut, dengan
kata lain masyarakat juga memiliki pengertian yang penulis uraikan.
Masyarakat dalam istilah bahasa Inggris adalah society yang berasal
dari kata Latin socius yang berarti (kawan). Istilah masyarakat berasal
dari kata bahasa Arab syaraka yang berarti (ikut serta dan berpartisipasi).
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, dalam
istilah ilmiah adalah saling berinteraksi. Suatu kesatuan manusia dapat
mempunyai prasarana melalui warga-warganya dapat saling
berinteraksi.27
Di dalam lingkungan masyarakat pada dasarnya mencakup
sekelompok orang yang berinteraksi antar sesamanya, saling tergantung
dan terikat oleh nilai dan norma yang dipatuhi bersama, masyarakat dapat
merupakan suatu kesatuan bangsa ataupun kesatuan kelompok
kekerabatan disuatu desa dalam suatu marga. Masyarakat dalam arti luas
pada umumnya lebih abstrak apabila dibandingkan dengan masyarakat
dalam arti sempit.
Masyarakat sebagai kesatuan hidup memiliki ciri utama antara lain:
a) Ada interaksi antar warga-warganya.
b) Pola tingkah laku warganya diatur oleh adat istiadat, norma-
norma hukum dan aturan-aturan yang khas.
c) Ada rasa identitas kuat yang mengikuti pada warganya.
27
Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2009), h.115
35
B. Hasil Penelitian yang Relevan
1. Skripsi Mohamad Khoirul Anam tentang Analisis Kontribusi Peran
Industri Kecil Terhadap Perekonoman Lokal (Studi Kasus Industri Tikar
dan Tampar Mendong Kabupaten Malang di Desa Blayu Kecamatan
Wajak), Prodi S1 Ekonomi dan Studi Pembangunan, Jurusan Ekonomi
Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Malang pada tahun
2012
2. Jurnal oleh Lilik Siswanta yang berjudul Kontribusi Home Industry
dalam Meningkatkan Kesejahteraan Sosial Ekonomi Keluarga (Studi
Kasus di Desa Wukirsari, Imogiri), AKMENIKA UPY, Volume 2, 2008
3. Jurnal oleh Sunit Agus Tri Cahyo yang berjudul Kontribusi Kerajinan
Besek terhadap Ekonomi Keluarga Miskin
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan kajian teoritis diatas, maka kerangka konseptual atau kerangka
pikir yang dijadikan sebagai dasar dalam penelitian ini adalah keberadaan industri
kecil tahu yang berada di lingkungan masyarakat.
Dengan adanya industri kecil di lingkungan masyarakat maka industri
tersebut memiliki potensi-potensi. Potensi-potensi tersebut mencakup jumlah dan
penyebarannya industri, tenaga kerja yang diserap oleh industri, bahan baku lokal
yang digunakan untuk proses produksi, industri yang berada disetiap sektor
ekonomi dan ketahanan industri terhadap krisis yang terjadi.
Tak hanya itu keberadaan industri di lingkungan masyarakat juga memiliki
dampak baik dan dampak buruk. Kebaikan dan keburukan dapat dirasakan oleh
pemilik industri, pekerja industri, masyarakat disekitar lokasi industri serta
lingkungan.
Dampak-dampak tersebut dapat menjadi faktor kelangsungan industri kecil
tahu. Dengan adanya dampak buruk, akan menjadi faktor kemunduran industri
tahu dan dengan adanya dampak baik akan memperkokoh industri hingga dapat
bertahan lama. Kelangsungan industri tersebut dapat menciptakan kesejahteraan
sosial terutama bagi pemilik dan pekerja industri.
36
a) Kerangka berpikir:
Gambar 2.1. Kerangka Berpikir
Keberadaan industri
Potensi industri
Jumlah dan
penyebarannya
Tenaga kerja
Bahan baku lokal
Ada disetiap
sektor ekonomi
Tahan terhadap
krisis
Dampak buruk
Dampak baik
bagi
pekerja
Bagi
pemilik
Bagi lingkungan
masyarakat
Kelangsungan industri
kecil tahu
Kesejahteraan sosial
ekonomi keluarga
37
BAB III
METODE PENELITIAN YANG DIGUNAKAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat Penelitian : berlokasi di Jalan Talas I, Gang Enin Endon RT 001
RW 010 Kelurahan Pondok Cabe Ilir Kecamatan
Pamulang.
Waktu Penelitian : Agustus 2014 – Oktober 2014
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode ialah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang
mempunyai langkah-langkah sistematis. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka
metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang
menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat unutk
mencapai tujuan.28
Dalam penelitian ini metode yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian
kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif bertujuan membuat deskripsi
atau lukisan mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat suatu populasi atau daerah
tertentu secara sistematik, faktual dan teliti. Variabel-variabel yang diteliti terbatas
atau tertentu saja, tetapi dilakukan secara meluas pada suatu populasi di daerah
tersebut. Pada penelitian ini sasaran yang hendak dicapai adalah mendeskripsikan,
memahami, memaknai pengaruh industri kecil dalam peningkatan kesejahteraan
sosial ekonomi keluarga.
28
Husaini Usman, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), cet. 2, h. 41
38
C. Populasi dan Sampling
1. Populasi
Dalam penelitian kualitatif populasi biasa disebut dengan situasi sosial.
Situasi sosial dalam penelitian kualitatif dapat dalam bentuk orang, tempat
dan aktivitas. Populasi pada penelitian ini adalah para pekerja industri kecil
tahu Poncol yang berlokasi di Jalan Talas I RT 001 RW 010 Kelurahan
Pondok Cabe Ilir yang berjumlah 12 orang. Terdapat 3 orang yang bertugas
merendam, menggiling, menguapi dan menyaring adalah Ruri (42 tahun),
Rikus (50 tahun), dan Yono (47 tahun). Terdapat 7 orang yang bertugas
mencetak tahu adalah Parni (40 tahun), Lismiyati (45 tahun), Ramini (60
tahun), Sumi (54 tahun), Adah (38 tahun), Miti (43 tahun), dan Irah (50
tahun). Terdapat 2 orang yang bertugas mengatur perebusan adalah Parsomi
(75 tahun), dan Naim (68 tahun).
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Pengambilan sampel dipilih dan diambil dengan sengaja
berdasarkan pertimbangan tertentu (sifat-sifat, karakteristik, ciri, kriteria)
dengan menggunakan purposive sampling. Sampel yang diambil adalah para
pekerja tahu yang memiliki tugas berbeda dalam industri kecil tahu Poncol,
minimal 20 tahun bekerja dan pemilik industri. Sampel tersebut adalah Ruri
(42 tahun), Rikus (50 tahun), Lismiyati (45 tahun), Ramini (60 tahun), Sumi
(54 tahun), Adah (38 tahun), Parsomi (75 tahun), dan Naim (68 tahun).
D. Teknik pengumpulan data
Untuk menjawab permasalahan penelitian, maka penulis akan mengumpulkan
data yang terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer adalah sumber
data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Sedangkan data
sekunder, yaitu data-data yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data, misalnya lewat dokumen. Data ini meliputi laporan-laporan
kependudukan Kelurahan Pondok Cabe Ilir, laporan-laporan penelitian, dan buku-
buku yang relevan dengan pokok bahasan.
39
Adapun untuk mengolah dan menganalisis data yang diperlukan digunakan
teknik pengumpulan data sebagai berikut :
1. Observasi, peneliti menggunakan observasi partisipatif, yang berarti
peneliti ikut mengambil bagian dalam kehidupan orang-orang yang akan
diobservasi yaitu pekerja industri kecil tahu Poncol. Dalam hal ini peneliti
juga harus membina hubungan yang baik (good rapport) kepada para
responden yang dijadikan objek penelitian.
2. Wawancara, merupakan pembantu utama dalam teknik observasi yang
bertujuan untuk mengumpulkan keterangan tentang kehidupan manusia
dalam suatu masyarakat. Teknik wawancara dilakukan dengan menggunakan
seperangkat pedoman wawancara agar dapat merumuskan pertanyaan dengan
sempurna sehingga apa yang ditanyakan tidak menyimpang dari pokok-pokok
yang menjadi inti wawancara. Wawancara dilakukan kepada pekerja yang
dianggap dapat memberikan jawaban yang sesuai dengan data yang
diinginkan. Berikut adalah kisi-kisi wawancaranya:
a. Butir-butir test observasi
1) Pemilik industri kecil tahu.
2) Pekerja industri kecil tahu.
3) Tempat pembuatan tahu.
4) Jam kerja industri kecil tahu.
5) Kebersihan sarana dan prasarana.
6) Lingkungan dan masyarakat di sekitar industri kecil tahu.
b. Butir-butir test wawancara
1) Pemilik industri kecil tahu.
a) Latar belakang berdirinya industri kecil tahu
b) Tahun berdiri
c) Lokasi
d) Jumlah pekerja
e) Jumlah produksi
f) Keadaan sarana dan prasarana
g) Keadaan pekerja
40
h) Masalah industri kecil tahu, faktor penghambat, faktor
pendukung dan pemecahan masalah
2) Pekerja industri kecil tahu.
a) Identitas pribadi (nama, usia, agama, pendidikan, status
pernikahan)
b) Lama bekerja di industri kecil tahu
c) Upah
d) Jam kerja
e) Kondisi pekerja
f) Pemenuhan kebutuhan makan
g) Pemenuhan kebutuhan pakaian
h) Status kepemilikan rumah
i) Pendidikan terakhir anak
j) Pertolongan pertama jika ada anggota keluarga yang sakit
k) Hubungan anggota keluarga dan masyarakat
l) Pemenuhan kebutuhan agama
m) Upaya dalam hidup bermasyarakat
n) Tabungan
o) Kepemilikan kendaraan bermotor
3) Masyarakat sekitar.
1) Keberadaan industri kecil tahu
2) Manfaat dan kerugian keberadaan industri kecil tahu
3. Dokumen, studi dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya dari
seseorang. Dokumen gambar merupakan pelengkap dari penggunaan metode
observasi dan wawancara dalam penelitian ini. Hasil dari obervasi atau
wawancara, akan lebih dipercaya kalau didukung oleh gambar berupa foto-
foto yang diambil oleh peneliti dengan responden pada saat observasi maupun
saat wawancara berlangsung.
41
E. Teknik Analisis Data
Dalam proses analisis data, ada beberapa langkah pokok yang harus
dilakukan yaitu:
1. Tahap persiapan
a. Mengecek nama dan kelengkapan identitas dan kelengkapan
identitas pengisi.
b. Memeriksa dan mengecek kelengkapan data, artinya memeriksa
isiinstrument pengumpulan data (termasuk pula kelengkapan
lembaran instrumen barangkali ada yang terlepas atau sobek).
c. Mengecek macam-macam isian data29
.
2. Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan
membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan
memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan30
.
Data yang diperoleh merupakan data terkait kontribusi industri tahu
dalam peningkatan kesejahteraan sosial ekonomi keluarga, kemudian
disederhanakan dan disajikan dengan memilih data yang relevan, kemudian
menitik beratkan pada data yang paling relevan, selanjutnya mengarahkan
data pada pemecahan masalah dan memilih data yang dapat menjawab
permasalahan penelitian. Reduksi data berlangsung terus menerus selama
proses penelitian berlangsung dan berlanjut terus sesudah penelitian
lapangan, sampai laporan akhir lengkap tersusun.
3. Penyajian Data
29Moh. Kasiram, Metodologi Penelitian,(Malang: UIN Malang Press, 2008) h.13
30 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,(
Bandung: Alfabeta, 2012)h.338
42
Dalam penelitian kualitatif penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk
tabel, grafik, pie chard, pictogram, dan sejenisnya. Melalui penyajian data
tersebut maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan sehingga
akan semakin mudah dipahami31
.
4. Penarikan kesimpulan dan verifikasi
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan
berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada
tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang
dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka
kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel32
.
Kesimpulan penelitian dilakukan dengan melihat hasil reduksi data dan
tetap mengacu pada perumusan masalah serta tujuan yang hendak dicapai.
Data yang telah tersusun tersebut dihubungkan dan dibandingkan antara satu
dengan yang lainya sehingga muda ditarik kesimpulan sebagai jawaban dari
setiap permasalahan yang ada.
F. Pemeriksaan Keabsahan Data
Teknik keabsahan data merupakan teknik yang digunakan untuk memeriksa
dan membandingkan keabsahan data. Berikut langkah-langkah untuk menguji
keabsahan dari hasil analisis penelitian ini:33
1. Credibility
Credibility atau Kredibilitas dimaksudkan untuk merangkum bahasan
menyangkut kualitas penelitian kualitatif. Kredibilitas terletak pada
keberhasilanya dalam mengeksplorasi masalah atau mendeskripsikan setting,
proses, kelompok sosial atau pola interaksi yang kompleks. Uji kredibilitas
antara lain dilakukan dengan:
31
Ibid. h.341 32
Ibid. h. 345 33
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,(
Bandung: Alfabeta, 2012) h.368-378
43
a. Perpanjangan pengamatan
Peneliti melakukan kembali pengamatan dan mewawancarai kembali
narasumber yang pernah ditemui. Dengan perpanjangan pengamatan ini
berarti hubungan peneliti dengan narasumber akan semakin akrab
sehingga tidak ada jarak lagi dan semakin terbuka, dan tak ada informasi
lagi yang ditutup-tutupi.
b. Peningkatan ketekunan dalam penelitian
Berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan
berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan
peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis.
c. Triangulasi
Diartikan sebagai pengecekan dari berbagai sumber dengan berbagai
cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber,
triangulasi teknik pengumpulan data, dan triangulasi waktu
1) Triangulasi sumber
Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan mengecek
data yang diperoleh melalui berbagai sumber
2) Triangulasi teknik
Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang
berbeda.
3) Triangulasi waktu
Dalam menguji kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara
melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi, atau teknik
lain dalam waktu atau situasi yang berbeda.
4) Menggunakan bahan referensi
Yang dimaksud dengan bahan referensi disini adalah adanya
pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh
peneliti.
5) Analisis kasus negatif
44
Peneliti mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan
dengan data yang telah ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang
berbeda atau bertentangan dengan data yang ditemukan, maka
peneliti mungkin akan merubah temuannya. Hal ini sangat
bergantung seberapa besar kasus negative yang muncul tersebut.
6) Member check
Adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada
pemberi data.
2. Transferability atau transferbiliti (keteralihan) pada dasarnya merupakan
validitas eksternal pada penelitian kualitatif. Validitas eksternal menunjukan
derajat ketepatan atau dapat diterapkannya hasil penelitian ke populasi
dimana sampel tersebut diambil. Nilai ransfer ini berkaitan dengan dengan
pertanyaan hingga mana hasil penelitian dapat diterapkan atau digunakan
dalam situasi lain. Oleh karena itu supaya orang lain dapat memahami hasil
penelitian sehingga ada kemungkinan untuk menerapkan hasil penelitian
tersebut, maka peneliti dalam membuat laporannya harus memberikan uraian
yang jelas, rinci, jelas, sistematis dan dapat dipercaya.
3. Dependability
Dalam penelitian kualitatif dependability disebut reliabilitas. Suatu
penelitain dikatakan reliable adalah apabila orang lain dapat mengulangi atau
mereplikasi proses penelitian tersebut. Dalam penelitian kualitatif, uji
dependabilitas dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan
proses penelitian.
4. Konfirmabillity
Dalam penelitian kualitatif uji konfirmabillity mirip dengan uji
dependability, sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan.
Menguji konfirmabillity berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan
proses yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar
konfirmabillity. dalam penelitian jangan sampai proses tidak ada tetapi
hasilnya ada.
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Pada penelitian ini akan dipaparkan fokus dari penelitian ini yaitu
kesejahteraan pekerja industri tahu Poncol. Dimana penelitian ini menggunakan
metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif.
Pada penelitian kualitatif peneliti dituntut dapat menggali data berdasarkan
apa yang diucapkan, dirasakan dan dilakukan oleh sumber data, bukan
sebagaimana yang dipikirkan oleh peneliti tetapi berdasarkan sebagaimana adanya
yang terjadi di lapangan, yang dialami, dirasakan dan dipikirkan sumber data.
Dengan melakukan penelitian dengan pendekatan deskriptif maka peneliti
harus dapat menjelaskan, menggambarkan dan mendeskripsikan data yang telah
diperoleh oleh peneliti melalui observasi, dan wawancara yang mendalam
dilakukan dengan para informan.
1. Kondisi Daerah Penelitian
a. Letak Geografis
Secara administratif luas wilayah Kelurahan Pondok Cabe Ilir adalah
425 hektar. Kelurahan Pondok Cabe Ilir memiliki batas wilayah sebagai
berikut:
1) Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Pisangan Ciputat
Timur
2) Sebelah timur berbatasan dengan Kali Pesanggrahan Cinere
Depok
3) Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Pondok Cabe
Udik
4) Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Cipayung Ciputat
46
b. Kependudukan
Jumlah penduduk pada awal tahun 2013 sebanyak 33.665 jiwa yang
terdiri dari 16.998 laki-laki dan 16.667 perempuan. Jumlah kepala rumah
tanggga sebanyak 7.764 dan rata-rata 6 orang per kepala rumah tangga.
Kelurahan Pondok Cabe memiliki 12 RW dan 54 RT.
Dari 1.273 penduduk pekerja, terdapat 450 PNS, 213 TNI/polri, 70
pensiunan TNI/polri/PNS, 55 pedagang, 75 angkutan/supir, 150 orang
bekerja sebagai buruh industri, 245 buruh bangunan, 5 orang sebagai
pengrajin, petani penggarap/buruh tani sebanyak 8, dan 2 sebagai petani
pemilik.
Menurut tingkat pendidikan terdapat 1.684 jiwa yang belum sekolah,
120 jiwa tidak tamat SD, 753 jiwa tamat SD/sederajat, 775 jiwa tamat
SLTP/sederajat, 1.520 jiwa tamat SLTA/sederajat, 1.120 tamat
akademi/sederajat, dan 520 jiwa tamat perguruan tinggi/sederajat.
Berdasarkan agama sebanyak 98,1% beragama Islam, sebanyak
1,5% beragama Khatolik, sebanyak 1% beragama Protestan, 0,3%
beragama Hindu dan sebanyak 0,3% beragama Budha.
Jumlah keluarga berdasarkan tingkat kesejahteraan pada tahun 2011
sebanyak 841 termasuk keluuarga pra sejahtera, sebanyak 6.461 keluarga
sejahatera I, sebanyak 10.461 keluarga sejahtera II, sebanyak 8.961
keluarga sejahtera III, sebanyak 3.961 keluarga sejahtera III plus.
Prenstase bangunan rumah berdasarkan kualitas pada tahun 2013
sebanyak 40 % rumah permanen dan 30 % bukan permanen.
c. Agama dan Sistem Kepercayaan
Penduduk yang beragama Islam sebanyak 98,1 %, beragama Katolik
sebanyak 1,5 %, beragama Protestan sebanyak 1 %, beragama Hindu 0,3
%, beragama Budha sebanyak 0,3 %. Karena mayoritas penduduk
Kelurahan Pondok Cabe Ilir beragama Islam, maka terdapat 10 mesjid
dan 26 mushalla. Namun tidak ada tempat peribadatan agama lain di
Kelurahan Pondok Cabe Ilir.
47
d. Profil industri tahu
Pendiri : H. Darun dan Hj. Karsih
Pemilik : H. Manan dan istrinya Hj. Rohaya
Pekerja : 12 orang
1) Bertugas merendam, menggiling, menguapi dan menyaring
adalah Ruri (42 tahun), Rikus (50 tahun), dan Yono (47 tahun)
2) Bertugas mencetak tahu adalah Parni (40 tahun), Lismiyati (45
tahun), Ramini (60 tahun), Sumi (54 tahun), Adah (38 tahun),
dan Miti (43 tahun)
3) Bertugas mengatur perebusan adalah Parsomi (75 tahun), dan
Naim (68 tahun)
Walaupun rata-rata usia pekerja adalah 51 tahun dan usia-usia
tersebut bukanlah usia yang produktif, namun keadaan fisik pekerja
masih kuat dan sehat. Tidak sedang menderita penyakit yang
mengakibatkan kesehatan terganggu. Sehingga walaupun usia tak lagi
muda, namun tetap semangat bekerja.
Kedelai yang di produksi tiap hari kurang lebih 2,5 kwintal.
Sehingga dalam satu kali produksi bisa menghabiskan modal Rp
1.000.000 – Rp 2.000.000. Apabila harga kedelai di pasaran naik, maka
produksi pun berkurang dan ukuran tahu pun di kecilkan. Ukuran tahu
standar 5 cm x 5 cm dengan ketebalan kurang lebih 2 cm. Dalam satu
hari 12 orang pekerja mampu membuat 60 papan tahu, setiap papan
berisis kurang lebih 100 tahu. Harga tahu Rp 500 per buah. Omzet
perhari kurang lebih Rp 3.500.000.
48
2. Kesejahteraan Pekerja Industri Kecil Tahu
Tabel 4.1 Penghasilan pekerja per hari
No Jenis Pekerjaan Penghasilan F Persen (%)
1 Menggiling,
menguapi, menyaring
tahu, mengatur
perebusan (tenaga
kasar)
Rp 50.000,00 4 50,0
2 Mencetak tahu
(terampil)
Rp 60.000,00 4 50,0
Jumlah 8 100
Sumber: data primer hasil wawancara 2014
Tabel 4.1 diatas menggambarkan penghasilan pekerja dari tenaga kasar
atau buruh yang belum terampil rata-rata setiap hari sebanyak Rp 50.000,00
dan terdapat 4 orang (50,0%) untuk tenaga kerja yang sudah terampil,
penghasilan sehari rata-rata Rp 60.000,00, jumlah tenaga kerja terampil ada 4
orang (50,0%). Melihat penghasilan pekerja yang cukup baik, dan untuk
memenuhi kebutuhan hidup akan pangan, sandang, papan, kesehatan,
pendidikan, dan sosial memerlukan biaya, maka dapat dimaknai bahwa
keberhasilan pekerja tersebut dapat memperbaiki kesejahteraan sosial
ekonomi keluarga pekerja.
Untuk mengetahui kondisi kesejahteraan sosial ekonomi keluarga pekerja
industri tahu, akan digambarkan dengan tingkat pemenuhan kebutuhan
hidupnya meliputi pangan, sandang, papan, pendidikan, kesehatan, dan
sosialnya. Selanjutnya akan diuraikan tentang pemenuhan kebutuhan pangan
dari keluarga pekerja industri tahu pada Tabel 4.2 dibawah ini.
Tabel 4.2 Tingkat pemenuhan kebutuhan pangan pengrajin
No Tingkat pemenuhan kebutuhan
pangan
F Persen (%)
1 Makan bersama minimal seminggu
satu kali untuk berkomunikasi antar
anggota keluarga
0 0
2 Makan dengan daging/ ikan/ telur
sekali seminggu (tidak berlaku untuk
8 100
49
vegetarian)
3 Makan 2 kali sehari atau lebih, jenis
makanan pokok sesuai domisili
0 0
Jumlah 8 100
Sumber: data primer hasil wawancara 2014
Tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa tingkat pemenuhan kebutuhan
pangan dari keluarga pekerja industri tahu 100,0 % sudah memenuhi
kebutuhan pangan yang baik, mereka sudah mampu menyediakan makan
sehari 3 kali dengan makanan yang bergizi, baik menggunakan lauk dari
protein hewani seperti daging ayam, telur, kambing, sapi, maupun protein
nabati seperti tempe dan sayuran. Hal tersebut dimungkinkan karena keluarga
mempunyai penghasilan yang tinggi dari hasil pekerjaan. Namun semua
pekerja jarang sekali makan bersama anggota keluarga lain. Ada beberapa
faktor diantaranya adalah rumah yang tidak terlalu luas untuk memiliki meja
makan dan kesibukan anggota keluarga menjadi penyebabnya. Jadi, kondisi
pemenuhan kebutuhan pangan yang baik dari keluarga pekerja menunjukkan
bahwa tingkat kesejahteraan keluarganya juga baik.
Selanjutnya akan diuraikan tentang tingkat pemenuhan kebutuhan
sandang dari keluarga pengrajin pada Tabel 4.3 dibawah ini.
Tabel 4.3 Tingkat pemenuhan kebutuhan sandang
No Tingkat pemenuhan kebutuhan sandang f Persen
(%)
1 Memperoleh pakaian baru minimal 1 stel dalam setahun 8 100,0
2 Pakaian berbeda sesuai dengan kebutuhan dan kegiatan 0 0
Jumlah 8 100
Sumber: data primer hasil wawncara 2014
Berdasarkan data pada Tabel 4.3 di atas, dapat dimaknai bahwa pekerja
dapat memenuhi kebutuhan sandang dengan sangat baik, mereka sudah
mampu berpakaian sesuai dengan kebutuhannya, seperti pakaian untuk
bekerja, pakaian harian, pakaian ibadah, dan pakaian untuk menghadiri acara
formal. Mereka juga memperhatikan unsur kerapian dengan menyeterika
50
pakaian serta memberi pengharum pakaian, sehingga penampilannya sudah
baik. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan pekerja sudah baik
dan termasuk keluarga yang terpandang di masyarakat. Momen hari raya
lebaran menjadi momen yang tepat untuk mendapatkan atau membeli pakaian
baru setiap tahunnya. Selanjutnya akan dikemukakan kondisi rumah tempat
tinggal keluarga pengrajin seperti pada Tabel 4.4, sebagai berikut:
Tabel 4.4 Tingkat pemenuhan kebutuhan papan
No Kondisi papan pengrajin f Persen
(%)
1 Luas lantai 8 meter2 untuk setiap penghuni rumah 3 37,5
2 Mempunyai atap, dinding dan lantai yang baik sesuai
dengan perlindungan dan kesehatan
5 62,5
Jumlah 8 100
Sumber: data primer hasil wawancara 2014
Tabel 4.4 menggambarkan bahwa mayoritas keluarga pengrajin sebanyak
5 keluarga atau 62,5% sudah memiliki rumah tempat tinggal yang baik, yaitu
sudah permanen dan memenuhi unsur kebersihan dan kesehatan, seperti
jendela, pintu, ventilasi udara yang cukup banyak, serta MCK (Mandi, Cuci,
Kamar kecil) yang baik. Disamping sudah memenuhi unsur kesehatan, juga
sudah memenuhi unsur keindahan serta pengecatan dinding rumah yang
indah. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan keluarga
pengrajin sudah baik, karena untuk membangun dan memelihara rumah
tempat tinggal yang baik, bersih, sehat, dan indah memerlukan biaya yang
banyak, sehingga perlu dukungan ekonomi atau penghasilan yang banyak
pula. Sebanyak 3 keluarga atau 37,5% sudah memenuhi standar rumah yang
baik yaitu luas lantai 8 meter2 untuk setiap penghuni rumah. Jadi kondisi
rumah yang memenuhi unsur kebersihan, kesehatan, dan keindahan
menunjukkan bahwa kesejahteraan keluarga pengrajin termasuk kategori
baik.
Salah satu indikator kesejahteraan sosial yang dapat mengukur miskin
dan tidak miskinnya suatu rumah tangga dapat dilihat dari kepemilikan,
51
kualitas dan bahan baku rumah. Gambaran umum kondisi kehidupan pekerja
industri tahu dapat dilihat dari fakta-fakta fisik rumah berupa kualitas rumah,
kepemilikan rumah dan perabot rumah tangga. Gambaran upaya menjaga
kesehatan pekerja industri tahu pada tabel 4.5
Tabel 4.5 Upaya menjaga kesehatan anggota keluarga
No Upaya mengatasi kesehatan F Persen
(%)
1 3 bulan terakhir dalam keadaan sehat dan tidak
kehilangan fungsinya
6 75,0
2 Jika ada yang sakit dibawa ke sarana kesehatan 2 25,0
Jumlah 8 100
Sumber: data primer hasil wawancara 2014
Berdasarkan data pada Tabel 4.5 di atas, dapat diketahui bahwa sebanyak
6 orang atau 75,0%, dalam 3 bulan terakhir dalam keadaan sehat, tidak sakit,
tidak dirawat di rumah sakit atau menjalankan terapi khusus. Sebanyak 2
orang atau 25,5% pekerja apabila sakit maka akan dibawa ke saran kesehatan
untuk oenyembuhan. Hal ini menunjukkan bahwa keluarga pekerja industri
tahu sudah memperhatikan masalah kesehatan dan berpikir secara rasional
dalam mengatasi penyakit. Kondisi tersebut juga menunjukkan tingkat
kesejateraan keluarga pengrajin yang baik pula. Karena pada saat ini biaya ke
Puskesmas tidak mahal dan dapat terjangkau oleh semua kalangan. Jadi,
upaya yang ditempuh oleh keluarga pengrajin dalam menjaga kesehatannya
menunjukkan tingkat kesejahteraan keluarga.
Tabel 4.6 Keluarga berencana
No Program KB (Keluarga Berencana) F Persen
(%)
1 Pasangan usia subur telah menggunakan KB 2 25,0
2 Pasangan usia subur menggunakan KB melalui sarana
kesehatan
0 0
3 Tidak mengikuti program KB karena usia sudah tidak
muda lagi
6 75,0
Jumlah 8 100,0
Sumber: data primer hasil wawancara 2014
52
Berdasarkan data pada Tabel 4.6 sebanyak 2 orang pekerja atau 25,0%
termasuk pasangan usia subur. Mereka mengetahui program KB dan
menggunakan KB. Penggunaan KB agar dapat mengatur jarak kelahiran atau
menunda untuk memili anak. Karena mayoritas pekerja sudah berusia lanjut,
maka 6 pekerja atau 75,0% tidak menggunakan KB. Namun mereka
mengetahui fungsi dari mengikuti KB. Selanjutnya untuk mengetahui
pengetahuan dan pendidikan pekerja dapat dilihat dari Tabel 4.7 berikut:
Tabel 4.7 Pengetahuan dan pendidikan
No Tingkat F Persen
(%)
1 Anggota keluarga yang berusia 10-60 tahun mampu
membaca tulisan latin dan memahami
8 100,0
2 Anak usia 7-15 tahun sedang bersekolah 0 0
Jumlah 8 100,0
Sumber: data primer hasil wawancara 2014
Menurut data pada Tabel 4.7 semua pekerja yang memiliki anggota
keluarga yang berusia dari 10 tahun sampai dengan 60 tahun mampu
membaca tulisan latin dan mampu mengerti makna dari tulisan tersebut. Lalu
apabila pekerja memiliki anggota keluarga yang berusia 7 tahun sampai
dengan 15 tahun mereka sedang bersekolah atau menempuh pendidikan.
Semua anak pekerja sedang bersekolah dan ada yang telah tamat sekolah.
Pendidikan anak pekerja jauh lebih baik daripada pendidikan orang tua
mereka yang hanya sebatas tamat sekolah dasar atau sederajat. Artinya,
kesadaran pekerja akan arti pendidikan sudah tumbuh dan diaplikasikan
kepada anak-anak mereka. Pendidikan yang tinggi merupakan salah satu tolak
ukur atau ciri-ciri keluarga sejahtera. Selanjutnya untuk mengetahui
hubungan pekerja dengan Tuhan maka dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut:
Tabel 4.8 Tingkat kebutuhan rohani
No Tingkat kebutuhan rohani F Persen
(%)
1 Berupaya meningkatkan pengetahuan agama. Mengikuti 8 100,0
53
pengajian, sekolah madrasah bagi agama islam dan
sekolah minggu
2 Anggota keluarga melaksanakan ibadah sesuai dengan
kepercayaan agama masing-masing
0 0
Jumlah 8 100
Sumber: data primer hasil wawancara 2014
Lokasi yang berdekatan dengan Mushola menjadikan pekerja menjadi
warga yang religius dengan mengikuti kegiatan keagamaan yang ada di
Mushola tersebut. Kegiatan berupa pengajian harian atau mingguan. Karena
dari 8 sample yang diambil beragama islam semua oleh sebab itu semua
pekerja atau 100% selalu mengikuti kegiatan keagamaan yang biasa
dilaksanakan pada malam hari. Jadwal pengajian untuk para wanita pada
Kamis malam atau yang biasa disebut pengajian malam Jumat. Dan jadwal
pengajian untuk para pria biasa dilakukan pada Minggu malam atau yang
biasa disebut pengajian malam Senin. Selanjutnya untuk mengetahui anggota
keluarga pekerja yang telah berusia di atas 15 tahun telah memiliki
penghasilan tetap atau belum, data dijelaskan pada Tabel 4.9 berikut:
Tabel 4.9 Anggota keluarga yang memiliki penghasilan
No Anggota keluarga yang memiliki penghasilan F Persen
(%)
1 Paling kurang 1 orang anggota keluarga di atas 15 tahun
berpenghasilan tetap
8 100,0
2 Memiliki anggota keluarga di atas 15 tahun namun belum
berpenghasilan tetap
0 0
Jumlah 8 100,0
Sumber: data primer hasil wawancara 2014
Menurut data pada Tabel 4.9 semua pekerja yang memiliki anggota
keluarga di atas 15 tahun telah memiliki penghasilan tetap. Anak pekerja
yang telat tamat sekolah minimal SLTA sederajat, mereka telah memiliki
pekerjaan. Walaupun pekerjaan yang mereka tekuni bukan lah pekerjaan yang
memiliki penghasilan besar, namun daripada mereka menjadi pengangguran
mereka lebih memilih bekerja dan berusaha untuk membantu perekonomian
keluarga dan meringankan beban orang tua. Selanjutnya untuk mengetahui
54
upaya pekerja dalam hidup bermasyarakat dapat dilihat pada Tabel 4.10
berikut:
Tabel 4.10 Upaya dalam hidup bermasyarakat
No Upaya dalam hidup bermasyarakat F Persen
(%)
1 Secara teratur, sukarela memberikan sumbangan di
masyarakat
6 75,0
2 Keluarga mengikuti kegiatan masyarakat 2 25,0
Jumlah 8 100
Sumber: data primer hasil wawancara 2014
Beraneka ragam kegiatan di masyarakat diantaranya seperti posyandu
dan siskamling. Lalu sebanyak 2 orang warga atau 25,0% yang mengikuti
kegiatan yang ada di masyarakat tetapi belum mampu memberikan
sumbangan dalam bentuk keuangan atau materi. Lalu sebanyak 6 orang atau
75,0 % yang mengikuti kegiatan dan mampu memberikan sumbangan baik
tenaga, pikiran ataupun materi. memberikan sumbangan berkelanjutan,
misalnya sumbangan untuk perbaikan masjid, sumbangan untuk kegiatan
yang bersifat sosial lainnya karena telah berhasil memenuhi kebutuhan dasar,
sosial, psikologis maupun pengembangnya. Namun tidak ada pekerja yang
menjadi pengurus kegiatan tersebut. Selanjutnya untuk mengetahui upaya
pekerja dalam memperoleh informasi dapat dilihat pada Tabel 4.11 berikut:
Tabel 4.11 Upaya pekerja dalam memperoleh informasi
No Upaya pekerja memperoleh informasi F Persen
(%)
1 Memperoleh informasi dari surat kabar/majalah/
radio/tv/internet
8 100,0
2 Tidak memperoleh informasi dari media manapun 0 0
Jumlah 8 100,0
Sumber: data primer hasil wawancara 2014
Menurut data pada Tabel 4.11 semua pekerja atau 100,0% pekerja
memperoleh informasi melalui surat kabar atau majalah atau radio atau
televisi atau internet. Media yang paling sering digunakan pekerja untuk
55
memperoleh informasi adalah televisi. Karena semua pekerja telah memiliki
televisi di rumah masing-masing. Untuk media seperti surat kabar atau
majalah, pekerja tidak berlangganan media tersebut. Untuk media radio,
perlahan mulai ditinggalkan dan untuk media internet para pekerja tidak
paham atau mengerti cara menggunakan internet karena usia mereka yang
tidak muda lagi dan tidak memahami penggunaan gadget.
3. Faktor penghambat dan pendukung kelangsungan industri kecil
tahu
Pada dasarnya ada beraneka ragam faktor penghambat dan pendukung
yang mempengaruhi kelangsungan industri kecil tahu. Hasil wawancara
dengan pemilik industri tahu fakor penghambat diantaranya berupa
keterbatasan modal usaha, ketersediaan bahan baku, rendahnya kualitas SDM,
teknik pembuatan dan pengelolaan sampai distribusi dan pemasaran produk.
Sebaliknya faktor pendukung diantarnya adalah sudah dikenalnya produk
tahu di masyarakat luas.34
a. Masalah bahan baku.
Masalah yang utama adalah bahan baku. Produksi tahu
membutuhkan bahan baku utama kacang kedelai. Harga kacang kedelai
sering tidak stabil. Kacang kedelai lokal tidak dapat memenuhi produksi
dalam negeri. Sehingga pemerintah harus melakukan import dari
Amerika. Dan apabila dollar tidak stabil maka harga kedelai di pasaran
pun ikut tidak stabil. Hal tersebut menjadi faktor penghambat proses
produksi. Sehingga produk tahu harus diperkecil agar dapat terus
melakukan proses produksi.
b. Masalah modal
Modal merupakan komponen penting. Tanpa memiliki modal maka
proses produksi tidak dapat berjalan karena tidak dapat membeli bahan
baku, membayar gaji pegawai, membayar listrik dan lain-lain. Dari dulu
hingga kini modal berasal dari dana pribadi. Pemilik tidak melakukan
34
Wawancara dengan H. Manan, tanggal 14 Oktober 2014
56
pinjaman atau kredit usaha dari pihak manapun. Sehingga apabila ada
kebutuhan mendadak dan membutuhkan uang banyak maka dapat
menghambat proses produksi. Biasanya gaji pegawai tertunda untuk
dibayarkan.
c. Masalah teknik pembuatan
Sarana dan prasarana yang ada di industri kecil tahu Poncol masih
sangat tradisional. Misalnya seperti proses pemasakan atau perebusan
masih menggunakan bahan bakar yang berasal dari kayu. Selain
menghemat biaya produksi, dengan menggunakan kayu maka proses
perebusan menjadi lebih cepat. Kayu tersebut biasa didapatkan dari
puing-puing bangunan tidak terpakai. Walaupun menggunakan kayu
sebagai bahan bakar menyebabkan bangunan pabrik menjadi hitam.
Namun kayu menjadi bahan bakar paling cocok karena harga minyak
tanah yang cukup tinggi di pasaran.35
Selain itu air yang menjadi komponen penting dalam kegiatan
produksi juga berasal dari sumur. Untuk menggunakan air pekerja perlu
menimba terlebih dahulu. Alasan penggunaan air sumur adalah agar tidak
menggunakan listrik. Sehingga mengurangi modal dan juga antisipasi
apabila listrik sedang mati agar proses produksi bisa berjalan setiap hari
dari pagi hingga sore.36
Teknik pembuatan dan alat-alat produksi masih sangat tradisional.
Karena itu terlihat kumuh dan tidak higienis terutama drum perebusan
tahu, alat pencetak tahu dan lain-lain.
d. Masalah tenaga kerja dan produksi
Proses produksi sangat mengandalkan tenaga kerja manusia. Apabila
ada pekerja yang kurang sehat maka akan menganggu proses produksi
pembuatan tahu. Seperti dalam pencetakan tahu, dibutuhkan kecepatan,
keuletan dan ketepatan. Dalam proses pencetakan tahu, bubur kedelai
harus dalam keadaan panas dan masih berbentuk cair. Para pekerja yang
35
Wawancara dengan H. Manan, tanggal 14 Oktober 2014 36
Hasil Observasi tanggal 3 Oktober 2014
57
bertugas mencetak tahu tangannya telah kebal terhadap panas dari bubur
kedelai. Mereka juga harus cepat dalam proses pencetakan karena bubur
tahu yang sudang dingin tidak bisa dicetak.
Dalam proses perebusan, pekerja harus memiliki tangan yang kuat.
Karena pekerja harus mengaduk dan membuang buih-buih hasil
perebusan. Badan pekerja menjadi panas karena harus berada lama di
depan alat pembakaran. Pekerja yang mencuci kedelai harus berkali-kali
mengangkat air dari sumur menggunkan katrol.37
e. Masalah pengelolaan tahu
Pengelolaan tahu dikelola langsung oleh pemilik dan para pekerja
yang bekerja di industri kecil tahu Poncol. Pendidikan pekerja yang
rendah tidak mempengaruhi kegiatan produksi pembuatan tahu. Namun
perlunya penyuluhan dari pihak terkait yang berhubungan dengan proses
pengelolaan agar pengelolaan dapat berjalan dengan baik dan efisien.38
f. Masalah pendistribusian dan pemasaran produk
Sebagian besar proses pendistribusian masih melalui perantara.
Misalnya melalui tukang sayur atau pedagang pengecer. Namun banyak
juga masyarakat di sekitar lokasi industri yang membeli langsung ke
pabrik. Apabila tahu poncol dikemas dengan baik dan diberi merek
dagang, maka produk tahu kuning poncol ini akan lebih meluas dan dapat
masuk ke dalam supermarket dan meningkatkan harga jual tahu itu
sendiri. Sepertinya industri kecil tahu kuning Poncol ini telah puas
dengan apa yang ada sekarang. Industri kecil tahu kuning Poncol ini tak
pernah sepi pembeli.39
37
Hasil Observasi tanggal 3 Oktober 2014 38
Wawancara dengan H. Manan, tanggal 14 Oktober 2014 39
Wawancara dengan H. Manan, tanggal 14 Oktober 2014
58
B. Pembahasan
Hasil penelitian diatas merupakan proses penelitian lapangan yang telah
dilakukan peneliti selama kurun waktu Agustus-Oktober 2014 dengan pemenuhan
persyaratan administrasi penelitian dan pengurusan surat izin penelitian. Dan
penelitian ini mengunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif
tentang, seberapa besar kontribusi industri kecil tahu dalam peningkatan
kesejahteraan sosial ekonomi keluarga. Dan berikut pembahasan yang akan
diinterprestasikan sesuai instrumen penelitian dan hasil penelitian lapangan.
1. Kesejahteraan sosial ekonomi pekerja
Keberadaan industri kecil di lingkungan masyarakat memiliki manfaat-
manfaat seperti menyerap tenaga kerja di lingkungan masyarakat,
menghasilkan produk yang dibutuhkan dan mengembangkan kreativitas.
Salah satu manfaat keberadaan industri yakni menyerap tenaga kerja maka
secara tidak langsung industri memberikan kesempatan seseorang untuk
meningkatkan taraf hidup.
Kesejahteraan sosial diciptakan atas kompromi tiga elemen. Pertama,
sejauh mana masalah-masalah sosial ini diatur. Kedua, sejauh mana
kebutuhan-kebutuhan dipenuhi. Ketiga, sejauh mana kesempatan
meningkatkan taraf hidup dapat disediakan.40
Selaras dengan teori di atas dan indikator kesejahteraan sosial pekerja
menurut BKKBN para pekerja industri telah melawati fase Keluarga
Sejahtera II (KS II) karena setiap pekerja telah memenuhi kebutuhan dasar
atau basic needs dan psychological needs dan beberapa pekerja telah
memenuhi indikator Keluarga Sejahtera III (KS III) seperti telah
melaksanakan ibadah sesuai dengan agama anggota keluarga masing-masing
dan berusaha meningkatkan kebutuhan peningkatan agama. Makan minimal 2
kali sehari dengan daging/ ikan/ telur minimal sekali seminggu. Telah
memiliki pakaian berbeda untuk setiap kegiatan atau aktivitas berbeda dan
40
James Midgley, Pembangunan Sosial: Perspektif Pembangunan dalam Kesejahteraan Sosial,
Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam Depag RI, 2005, h.21
59
membeli atau memiliki pakaian baru minimal 1 stel setiap tahunnya.
Memiliki rumah dengan atap, dinding dan lantai yang baik sesuai dengan
perlindungan dan kesehatan, dalam indikator kesehatan apabila ada pekerja
yang sakit maka dirujuk ke sarana kesehatan terdekat, para pekerja pun dalam
3 bulan terakhir dalam keadaan sehat dan tidak kehilangan fungsinya
sehingga dapat melaksanakan kegiatan sehari-hari. Lalu ada pekerja pasangan
usia subur telah menggunakan KB. Semua pekerja yang memiliki anggota
keluarga yang berusia 10 tahun sampai 60 tahun mampu membaca tulisan
latin dan memahami tulisan tersebut. Paling kurang 1 orang anggota keluarga
pekerja di atas usia 15 tahun berpenghasilan tetap karena telah memiliki
pekerjaan tetap. Pekerja juga mengikuti kegiatan masyarakat di lingkungan
masyarakat serta secara teratur dan sukarela memberikan sumbangan di
masyarakat apabila sedang ada kegiatan seperti pembangunan masjid dan
bersih-bersih lingkungan. Para pekerja memperoleh informasi dari media
televisi saja karena keterbatasan pengetahuan tentang media internet
2. Faktor penghambat dan pendukung kelangsungan industri
Pada dasarnya ada beraneka ragam faktor penghambat dan pendukung
yang mempengaruhi kelangsungan industri kecil tahu. Menurut wawancara
pemilik industri kecil tahu masalah-masalah yang dihadapi industri tahu
diantaranya berupa keterbatasan modal usaha, ketersediaan bahan baku,
rendahnya kualitas SDM, teknik pembuatan dan pengelolaan sampai
distribusi dan pemasaran produk. Sebaliknya faktor pendukung diantarnya
adalah sudah dikenalnya produk tahu di masyarakat luas.
a. Masalah modal
Prospek faktor pendukung, diantaranya adanya keinginan untuk
menambahkan modal agar dapat memproduksi tahu lebih banyak
lagi dan untuk keberlangsungan proses produksi.
Saran pemecahan masalah, diantaranya perlunya kredit usaha mikro
sesuai dengan kebutuhan industri kecil tahu misalnya pinjaman
bergulir atau simpan pinjam.
60
b. Masalah bahan baku
Prospek faktor pendukung, diantaranya pengendalian harga kacang
kedelai lokal maupun import oleh pemerintah melalui Kementerian
Pertanian RI khususnya di Badan Ketahanan Pangan.
Saran pemecahan masalah, diantaranya Memberdayakan lahan
kosong atau lahan tidak punya nilai guna dan petani di Indonesia
untuk menanam kacang kedelai yang berkualitas baik agar Indonesia
tidak perlu melakukan import kacang kedelai.
c. Masalah teknik pembuatan
Prospek faktor pendukung, diantaranya sarana prasarana yang lebih
modern yang akan menunjukkan kecepatan dan teknik dalam
memproduksi tahu serta beraneka ragam jenis tahu yang ada di
pasaran tetapi juga susu kedelai yang mulai diminati banyak orang.
Saran pemecahan masalah, diantaranya penggunaan mesin-mesin
modern akan memudahkan dan mempercepat proses pruduksi. Selain
itu penggunaan mesin modern juga bisa menjaga kualitas kebersihan
dan kuantitas produksi.
d. Masalah tenaga kerja dan produksi
Prospek faktor pendukung, diantaranya keberadaan mesin-mesin
atau alat modern dapat meminimalisir hambatan proses produksi
apabila ada tenaga kerja yang kurang sehat.
Saran pemecahan masalah, diantaranya pembinaan dan pelatihan
pengembangan SDM, perencanaan dan pengelolaan usaha serta
manajemen waktu industri tahu secara profesional.
e. Masalah pengelolaan tahu
Prospek faktor pendukung, diantaranya pembinaan dari pemerintah
atau instansi terkait.
Saran pemecahan masalah, diantaranya kegiatan dikelola bersama
dan diawasi oleh instansi terkait dan melakukan kerjasama dengan
forum kemitraan sesama industri kecil tahu.
f. Masalah pendistribusian dan pemasaran produk
61
Prospek faktor pendukung, diantaranya penyediaan stand khusus di
pasar umum atau bazar keliling untuk pemasaran hasil produksi tahu.
Saran pemecahan masalah, diantaranya meningkatkan produktifitas
dan kualitas serta belajar memasarkan produk tidak hanya dalam
bentuk tahu kuning biasa tetapi juga meningkatkan kreativitas
menjadi produk olahan.
62
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui bagaimana kontribusi industri
kecil tahu Poncol dalam peningkatan kesejahteraan sosial ekonomi keluarga.
Berdasarkan data yang terkumpul dan setelah dilakukan analisis, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Keberadaan industri tahu sejak puluhan tahun memberikan peningkatan
kesejahteraan para pekerja. Kesejahteraan dalam arti terpenuhinya
kebutuhan material, spiritual, dan sosial agar dapat hidup layak dan
mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi
sosialnya. Kebutuhan hidup yang meliputi rohani, pangan, sandang,
papan, pendidikan, kesehatan, sosial dan lain sebagainya. Jadi untuk
menilai kesejahteraan sosial seseorang atau masyarakat dapat dilihat pada
tatanan yang berlaku dalam masyarakat serta kondisi masyarakat. Para
pekerja industri kecil tahu berada dalam fase Keluarga Sejahtera III (KS
III) yang artinya telah terpenuhi basic needs atau kebutuhan dasar,
pyshological needs atau kebutuhan psikologis dan development needs
atau kebutuhan pengembangan diri.
2. Bertahannya industri tahu dari berbagai masalah yang menimpa
merupakan suatu keberhasilan. Adanya masalah membuat industri ini
mencari berbagai solusi untuk menyelasaikan masalah yang menimpa
dan membuat industri kecil tahu tetap bertahan hingga sekarang. Namun
keterbatasan pengetahuan pemilik dan pekerja serta kurangnya peran
aktif dari pihak-pihak terkait guna perluasan dan kelangsungan industri
kecil tahu Poncol agar dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak,
memberdayakan masyarakat sekitar, dan memperluas pendistribusian
produk olahan kedelai ini.
63
B. Saran
Adapun saran yang dapat penulis ajukan kepada pihak terkait yaitu pemilik,
pekerja, pemerintah dan masyarakat:
1. Kepada pemilik industri kecil tahu, agar memperhatikan lingkungan
sekitar bangunan industri tahu. Mengikuti pelatihan bagaimana cara
mengolah limbah tahu. Agar limbah tahu tidak langsung dibuang yang
dapat menyebabkan bau tidak sedap dan banyak lalat.
2. Mengadakan pembinaan dan pelatihan pengembangan SDM,
perencanaan dan mengelola usaha serta manajemen waktu. Agar industri
kecil tahu dapat berkembang lebih baik lagi.
3. Pemerintah atau instansi terkait harus mendukung keberadaan industri
misalnya dengan bantuan kredit usaha tanpa agungan sesuai dengan
kebutuhan agar proses produksi dapat berjalan lancar. Serta pemerintah
pusat menjaga stabilitas kacang kedelai dan harga kacang kedelai di
pasaran.
4. Masyarakat lebih pro aktif terhadap industri kecil tahu apabila ada
pelanggaran yang dilakukan industri kecil tahu yang merugikan
masyarakat disekitar lokasi industri.
64
DAFTAR PUSTAKA
Adi. Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial; Pengantar pada
Pengertian dan Beberapa Pokok Bahasan. Jakarta: FISIP UI Press. Cet. 2,
2005.
Adi, Rukminto, Isbandi. Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu Kesejahteraan
Sosial: Dasar –dasar Pemikiran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1994.
Arsyad, Lincoln. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: STIE YKPN, 2004.
Bintarto. Desa Kota dan Permasalahannya. Jakarta: Ghalia, 1997.
Bungin, M. Burhan. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2007.
Daulay, Hotmatua dan Mulyanto. Membangun SDM Dan Kapabilitas Teknologi
Umat. Jakarta: ISTECS. Cet. 1, 2001.
Faisal, Sanafiah. Format-Format Penelitian Sosial Dasar dan Aplikasinya.
Jakarta: CV Rajawali Pers, 1989.
Husaini, Usman. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009.
Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama. Cet. 1, 2008.
Kasiram, Moh. Metodologi Penelitian. Malang: UIN Malang Press, 2008.
Koentjaraningrat. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT Gramedia,
1983.
Koentjaraningrat. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2009.
Midgley, James. Pembangunan Sosial: Perspektif Pembangunan dalam
Kesejahteraan Sosial. Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam (Ditperta
Islam) Depag RI, 2005.
Moleong, J. Lexy. Metode peneltian kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2000.
Mudrajad, Kuncoro. Ekonomika Industri Indonesia. Yogyakarta: Andi, 2007.
65
Rahman, Anita. Akses dan Kontrol Perempuan terhadap Ekonomi Keluarga:
dalam Ruh Islam dalam Budaya Bangsa. Jakarta: Kanisius, 1996.
Rahman, Anita. Republik Indonesia Geografi Regional. Jakarta: Depdikbud, 1985
Salim, Emil. Kiat Cerdas Wirausaha Aneka Olahan Kedelai. Jakarta: Lily
Publisher, 2011.
Siswanta, Lilik. Kontribusi Home Industry dalam Meningkatkan Kesejahteraan
Sosial Ekonomi Keluarga (Studi Kasus di Desa Wukirsari, Imogiri), vol. 2,
2008.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Bandung: Alfabeta. Cet. 1, 2012.
Suharto, Edi. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis
Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial. Bandung: PT.
Refika Aditama, 2005.
Sunarti, Euis. Indikator Keluarga Sejahtera: Sejarah Pengembangan, Evaluasi,
dan Berkelanjutannya. Naskah Akademik, 2006.
Suud, Mohammad. 3 Orientasi Kesejahteraan Sosial. Jakarta: Prestasi Pustaka
Publisher, 2006.
Syarodhi Sukmadinata, Nana. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2007.
Tambunan, Tulus. Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia: Isu-Isu
Penting. Jakarta: LP3ES. Cet. 1, 2012.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangna Bahasa, Departement
Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka. Cet. 1, 1998.
Ulum, Misbah, Zulkifli Lessy, dkk. Model-Model Kesejahteraan Sosial Islam:
Perspektif Normatif Filosofis dan Praktis. Yogyakarta: PT LKIS Pelangi
Aksara, 2007.
Undang-Undang RI Nomor 6 Tahun 1974 Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok
Kesejahteraan Sosial
66
Winarno, Sigit, Sujana Ismaya. Kamus Besar Ekonomi. Bandung: Pustaka
Grafika, 2007.
http://www.depkes.go.id/downloads/UU_No._11_Th_2009_ttg_Kesejahteraan_So
sial.pdf
http://www.garutkab.go.id/pub/static_menu/detail/sosbud_kesejateraan_sosial_ke
sejahteraan_masyarakat
http://m//tempo.co/read/news/2014/01/31/090549777/Pengrajin-Tahu-Kualitas-
Kedelai-Lokal-Bagus-Tapi
http://www.sjdih.depkeu.go.id/fulltext/1995/9TAHUN~1995UU.htm
Meryana, Ester. Tiga Hal yang Buat UMKM Tahan Krisis, 2014.
(http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/03/28/11093274/Tiga.Hal.ya
ng.Buat.UMKM.Tahan.Krisis)
Muhammad, Djibril. Mensos: Kesejahteraan Sosial Perlu Menjadi Perhatian
Bersama, 2014.
(http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/03/26/mk9yne-
kemensos-kekurangan-pekerja-sosial)
Pedoman Observasi
Identifikasi dan pahami variabel penelitian, adapun beberapa variabel penelitian
yang akan diteliti adalah : 1). Kontribusi Industri Kecil Tahu, 2). Kesejahteraan
Sosial Ekonomi, 3). Lingkungan Masyarakat
Dalam observasi, semua indera peneliti harus menjadi alat peneliti yang peka dan
terintegrasi secara massif. Rasakan, amati, dan dengarkan lah secara mendalam.
Beberapa variabel dan sub variabel yang akan diamati, yaitu :
1. Kontribusi industri kecil tahu
Amatilah secara mendalam kontribusi industri kecil tahu!
a. Amati lokasi industri kecil tahu (sarana dan prasarana)
b. Mencari tahu profil industri tahu
2. Kesejahteraan sosial ekonomi
Amatilah kegiatan pekerja!
a. Identifikasi keadaan pekerja industri kecil tahu
b. Mencari tahu kondisi para pekerja
c. Amati kegiatan pekerja industri tahu
3. Lingkungan masyarakat
Amatilah lingkungan masyarakat!
a. Amati lingkungan masyarakat disekitar industri kecil tahu
b. Sebutkan keuntungan dan kerugian masyarakat akibat adanya industri
kecil tahu
PEDOMAN WAWANCARA
Assamualaikum Wr. Wb.
Selamat pagi/siang/sore. Saya Ninna Aristyaningsih, mahasiswa
pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang tengah melakukan penelitian skripsi tentang “Kontribusi Industri
Kecil Tahu Dalam Peningkatan Kesejahteraan Sosial Ekonomi Keluarga Di
Lingkungan Masyarakat RT 001 RW 010 Kelurahan Pondok Cabe Ilir.”
Untuk keperluan tersebut, dengan segala hormat saya meminta kesedian
Bapak/Ibu sebagai pemangku kepentingan di wilayah Pondok Cabe Ilir ini untuk
saya wawancarai.
Data Responden
Nama responden terpilih :
Umur :
Jenis Kelamin :
Tempat :
Wawancara
A. Kontribusi Industri Kecil Tahu
1. Berapa lama anda bekerja di industri kecil tahu?
2. Berapa upah perhari?
3. Berapa jam bekerja dalam sehari?
4. Bagaimana keadaan anda selama bekerja di industri kecil tahu?
B. Kesejahteraan Sosial Ekonomi Keluarga
1. Pemenuhan kebutuhan pangan
a. Makan bersama minimal seminggu satu kali untuk berkomunikasi
antar anggota keluarga
b. Makan dengan daging/ ikan/ telur sekali seminggu (tidak berlaku
untuk vegetarian)
c. Makan 2 kali sehari atau lebih, jenis makanan pokok sesuai
domisili
2. Pemenuhan kebutuhan sandang
a. Memperoleh pakaian baru minimal 1 stel dalam setahun
b. Pakaian berbeda sesuai dengan kebutuhan dan kegiatan
3. Pemenuhan kebutuhan papan
a. Luas lantai 8 meter2 untuk setiap penghuni rumah
b. Mempunyai atap, dinding dan lantai yang baik sesuai dengan
perlindungan dan kesehatan
4. Upaya menjaga kesehatan anggota keluarga
a. 3 bulan terakhir dalam keadaan sehat dan tidak kehilangan
fungsinya
b. Jika ada yang sakit dibawa ke sarana kesehatan
5. Keluarga berencana
a. Pasangan usia subur telah menggunakan KB
b. Pasangan usia subur menggunakan KB melalui sarana kesehatan
c. Tidak mengikuti program KB karena usia sudah tidak muda lagi
6. Pengetahuan dan pendidikan
a. Anggota keluarga yang berusia 10-60 tahun mampu membaca
tulisan latin dan memahami
b. Anak usia 7-15 tahun sedang bersekolah
7. Tingkat kebutuhan rohani
a. Berupaya meningkatkan pengetahuan agama. Mengikuti
pengajian, sekolah madrasah bagi agama islam dan sekolah
minggu
b. Anggota keluarga melaksanakan ibadah sesuai dengan
kepercayaan agama masing-masing
8. Anggota keluarga yang memiliki penghasilan
a. Paling kurang 1 orang anggota keluarga di atas 15 tahun
berpenghasilan tetap
b. Memiliki anggota keluarga di atas 15 tahun namun belum
berpenghasilan tetap
9. Upaya dalam hidup bermasyarakat
a. Secara teratur, sukarela memberikan sumbangan di masyarakat
b. Keluarga mengikuti kegiatan masyarakat
10. Upaya pekerja dalam memperoleh informasi
a. Memperoleh informasi dari surat kabar/majalah/ radio/tv/internet
b. Tidak memperoleh informasi dari media manapun
Demikianlah wawancara yang saya lakukan ini. Terima kasih atas
kesediaannya Bapak/Ibu dalam memberikan informasi, dan atas waktu serta
kerjasamanya. Kurang lebihnya saya mohon maaf.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Hasil Observasi
Identifikasi dan pahami variabel penelitian, adapun beberapa variabel penelitian
yang akan diteliti adalah : 1). Kontribusi Industri Kecil Tahu, 2). Kesejahteraan
Sosial Ekonomi, 3). Lingkungan Masyarakat
Dalam observasi, semua indera peneliti harus menjadi alat peneliti yang peka dan
terintegrasi secara massif. Rasakan, amati, dan dengarkan lah secara mendalam.
Beberapa variabel dan sub variabel yang akan diamati, yaitu :
4. Kontribusi industri kecil tahu
Amatilah secara mendalam kontribusi industri kecil tahu!
c. Amati lokasi industri kecil tahu (sarana dan prasarana)
Lokasi berada di Jalan Talas I RT 001 RW 010 Kelurahan Pondok
Cabe Ilir. Lokasi industri berada tidak jauh dari jalan utama.
Kondisi lokasi industri tahu adalah pemukiman padat penduduk.
Sarana dan prasarana produksi tahu pun sangat tradisional jauh dari
modern. Industri kecil tahu ini masih menggunakan sumur menggunakan
katrol dan penerangan seadanya. Bangunan yang berwarna hitam karena
proses pembakaran menambah kesan kumuh. Serta lantai yang masih
berupa tanah sehingga terkesan becek. Di tanah tersebut dibuat jalan untuk
air mengalir ke selokan. Dan hal tersebut membuat bangunan industri kecil
tahu menjadi agak berbau tidak sedap dan banyak lalat.
d. Mencari tahu profil dan sejarah industri tahu
Pendiri : H. Darun dan Hj. Karsih
Pemilik : H. Manan dan istrinya Hj. Rohaya
Pekerja : 12 orang
1) Bertugas merendam, menggiling, menguapi dan menyaring
adalah Ruri (42 tahun), Rikus (50 tahun), dan Yono (47 tahun)
2) Bertugas mencetak tahu adalah Parni (40 tahun), Lismiyati (45
tahun), Ramini (60 tahun), Sumi (54 tahun), Adah (38 tahun),
dan Miti (43 tahun)
3) Bertugas mengatur perebusan adalah Parsomi (75 tahun), dan
Naim (68 tahun)
Walaupun rata-rata usia pekerja adalah 51 tahun dan usia-usia
tersebut bukanlah usia yang produktif, namun keadaan fisik pekerja
masih kuat dan sehat. Tidak sedang menderita penyakit yang
mengakibatkan kesehatan terganggu. Sehingga walaupun usia tak lagi
muda, namun tetap semangat bekerja.
Kedelai yang di produksi tiap hari kurang lebih 2,5 kwintal.
Sehingga dalam satu kali produksi bisa menghabiskan modal Rp
1.000.000 – Rp 2.000.000. Apabila harga kedelai di pasaran naik, maka
produksi pun berkurang dan ukuran tahu pun di kecilkan. Ukuran tahu
standar 5 cm x 5 cm dengan ketebalan kurang lebih 2 cm. Dalam satu
hari 12 orang pekerja mampu membuat 60 papan tahu, setiap papan
berisis kurang lebih 100 tahu. Harga tahu Rp 500 per buah. Omzet
perhari kurang lebih Rp 3.500.000.
5. Kesejahteraan sosial ekonomi
Amatilah kegiatan pekerja!
d. Identifikasi keadaan pekerja industri kecil tahu
Keadaan para pekerja sangat sederhana. Pakaian yang mereka gunakan
pun bukan pakaian dalam kategori rapi. Usia para pekerja pun tidak lagi
muda. Namun kondisi kesehatan mereka cukup baik. Tidak ada yang
menderita penyakit kronis.
Rumah pekerja berada tidak jauh dari industri kecil tahu. Rumah yang
mereka tinggali pun sederhana namun sudah bangunan permanen.
e. Mencari tahu kondisi para pekerja
(wawancara mendalam kepada setiap pekerja sesuai dengan indikator
kesejahteraan keluarga menurut BKKBN)
f. Amati kegiatan pekerja industri tahu
Terdapat 3 pekerja yang bertugas merendam, menggiling, menguapi
dan menyaring kedelai yaitu Ruri, Rikus dan Yono. Merendam
dilakukan hari sebelumnya. Terdapat 7 pekerja yaitu Parni, Lismiyati,
Ramini, Sumi, Adah, Miti dan Irah yang bertugas mencetak tahu.
Adonan tahu yang akan dicetak sangat panas. Namun para pekerja
yang terdiri dari para ibu ini sudah terbiasa dengan panas tersebut dan
dapat melakukan pencetakan dengan cepat. Terdapat 2 pekerja yaitu
Parsomi dan Naim yang bertugas mengatur perebusan. Terdapat dua
tahap perebusan, perebusan yang pertama dilakukan setelah tahu di
cetak. Setelah itu perebusan kedua, tahu direbus dengan bumbu yang
terdiri dari kunyit dan garam.
6. Lingkungan masyarakat
Amatilah lingkungan masyarakat!
c. Amati lingkungan masyarakat disekitar industri kecil tahu
Lingkungan masyarakat di RT 001 RW 010 sangat rukun dan
kekeluargaan. Karena rumah mereka yang saling berdekatan dan tidak
memiliki pagar yang akan membatasi gerak mereka untuk
bersosialisasi.
d. Sebutkan keuntungan dan kerugian masyarakat akibat adanya industri
kecil tahu
Keuntungannya mereka mudah mendapatkan tahu yang masih fresh
atau baru di produksi. Masyarakat pun bisa menjual kembali tahu
kuning yang di produksi industri tahu dengan berjualan tahu goreng
keliling atau dalam bentuk yang belum di goreng.
PEDOMAN WAWANCARA
1. Sejarah berdiri industri tahu.
a. Tahun berdiri
Sekitar tahun 1970-an
b. Lokasi
Di jalan Talas I Gang Masnan Endon RT 001 RW 010. Ini
merupakan lokasi awal industri tahu berdiri. Karena permintaan
tahu semakin banyak dan tempat kurang memadai untuk
melakukan produksi yang lebih, maka lokasi di pindah ke jalan
Talas I Gang Enin Endon. Lokasi baru tidak jauh letaknya dari
lokasi yang lama. Hanya berbeda gang saja.
c. Pemilik
Pemilik industri kecil ini awalnya adalah H. Darun. Oleh karena itu
dahulu orang mengenal tahu kuning dengan nama tahu kuning H.
Darun. Karena usia yang tak lagi muda akhirnya usaha tahu kuning
ini diserahkan kepada anak H. Darun yaitu H. Manan.
2. Jumlah produksi tahu perhari.
Kedelai yang digunakan untuk produksi tahu setiap harinya kurang lebih
adalah 2,5 kwintal. Sehingga dalam satu kali produksi menggunakan modal
Rp 1.000.000-Rp 2.000.000. karena tidak stabilnya harga kedelai, para
penjual tahu biasanya mengubah ukuran tahu apabila harga kedelai sedang
naik di pasaran. Dalam satu hari 12 orang pekerja mampu membuat 60 buah
papan tahu atau lebih. Setiap papan kurang lebih berisi 100 tahu. Harga tahu
perbuah adalah Rp 500. Omzet perhari kurang lebih Rp 3.500.000
3. Keadaan sarana dan prasana industri tahu.
Sarana prasarana dalam industri tahu masih jauh dari kata modern. Air
yang mereka gunakan untuk merendam dan mencuci kedelai, untuk merebus
kedelai diambil langsung dari sumur menggunakan katrol. Air sumur tersebut
sangat bersih. Karena apabila air tidak bersih maka proses pembuatan tahu
akan mengalami kegagalan.
Dalam proses mencetak tahu digunakan alat untuk mencetak yang
berbentuk kotak dan kain. Kain tersebut dicuci ketika proses pencetakan
adonan tahu telah selesai semua.
Alat untuk perebusan tahu menggunakan drum bekas yang telah
dibersihkan. Untuk pembakarannya menggunakan kayu bakar. Dengan
menggunakan kayu bakar proses perebusan lebih cepat karena api nya besar.
Dahulu menggunakan minyak tanah agar tidak polusi. Namun minyak tanah
mulai langka dan mahal di pasaran sehingga kayu bakar menjadi bahan bakar
alternatif. Kayu bakar di dapat dari ranting-ranting pohon atau kayu puing
bangunan yang telah tidak terpakai.
4. Faktor pendukung dan penghambat kelangsungan industri tahu.
a. Modal
b. Bahan baku
c. Teknik pembuatan
d. Tenaga kerja dan produksi
e. Pengelolaan
f. Pendistribusian dan pemasaran
No Masalah Faktor
Penghambat
Prospek Faktor
Pendukung
Saran Pemecahan
Masalah
1 Modal Investasi atau
modal usaha kecil
dan berasal dari
modal sendiri.
Adanya keinginan
untuk
menambahkan
modal agar dapat
memproduksi tahu
lebih banyak lagi
dan untuk
keberlangsungan
proses produksi
Perlunya kredit usaha
mikro sesuai dengan
kebutuhan industri kecil
tahu misalnya pinjaman
bergulir atau simpan
pinjam.
2 Bahan baku Kualitas kacang
kedelai lokal yang
kurang baik dan
tidak stabilnya
harga serta
pasokan kacang
kedelai import
menjadi salah
satu faktor
penghambat
proses produksi
tahu.
Pengendalian harga
kacang kedelai
lokal maupun
import oleh
pemerintah melalui
Kementerian
Pertanian RI
khususnya di
Badan Ketahanan
Pangan.
Memberdayakan lahan
kosong atau lahan tidak
punya nilai guna dan
petani di Indonesia untuk
menanam kacang kedelai
yang berkualitas baik
agar Indonesia tidak
perlu melakukan import
kacang kedelai.
3 Teknik
pembuatan
Masih dikelola
secara tradisional
dengan
menggunakan
sarana dan
prasarana yang
tradisional juga
jauh dari mesin-
mesin modern.
Dan terbatas
Sarana prasarana
yang lebih modern
yang akan
menunjukkan
kecepatan dan
teknik dalam
memproduksi tahu
serta beraneka
ragam jenis tahu
yang ada di pasaran
Penggunaan mesin-mesin
modern akan
memudahkan dan
mempercepat proses
pruduksi. Selain itu
penggunaan mesin
modern juga bisa
menjaga kualitas
kebersihan dan kuantitas
produksi.
hanya pembuatan
tahu kuning saja.
tetapi juga susu
kedelai yang mulai
diminati banyak
orang.
4 Tenaga kerja
dan produksi
Proses produksi
sangat
mengandalkan
tenaga manusia
sehingga apabila
ada pekerja yang
kurang sehat
maka akan
menghambat
proses produksi.
Keberadaan mesin-
mesin atau alat
modern dapat
meminimalisir
hambatan proses
produksi apabila
ada tenaga kerja
yang kurang sehat.
Pembinaan dan pelatihan
pengembangan SDM,
perencanaan dan
pengelolaan usaha serta
manajemen waktu
industri tahu secara
profesional.
5 Pengelolaan
tahu
Dikelola dan
dikerjakan sendiri
oleh para pekerja.
Pembinaan dari
pemerintah atau
instansi terkait.
Kegiatan dikelola
bersama dan diawasi oleh
instansi terkait dan
melakukan kerjasama
dengan forum kemitraan
sesama industri kecil
tahu.
6 Pendistribusi
an dan
pemasaran
produk
Sebagaian besar
pendistribusian
hasil produksi
masih melalui
perantara.
Misalnya
perantara tukang
sayur atau ke
pedagang
pengecer.
Penyediaan stand
khusus di pasar
umum atau bazar
keliling untuk
pemasaran hasil
produksi tahu.
Meningkatkan
produktifitas dan kualitas
serta belajar memasarkan
produk tidak hanya
dalam bentuk tahu
kuning biasa tetapi juga
meningkatkan kreativitas
menjadi produk olahan.
Hasil Wawancara
Pekerja Industri Kecil Tahu Poncol
A. Profile Responden dan Keterangan Waktu
Nama : Ruri (1)
Usia : 42 tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Merendam, menggiling, menguapi dan menyaring kedelai
B. Hasil Wawancara
Kontribusi Industri Kecil Tahu
A. Berapa lama anda bekerja di industri kecil tahu?
20 tahun
B. Berapa upah perhari?
Rp 50.000,00
C. Berapa jam bekerja dalam sehari?
12 jam
D. Bagaimana keadaan anda selama bekerja di industri kecil tahu?
Baik-baik, sehat terus
Kesejahteraan Sosial Ekonomi Keluarga
A. Pemenuhan kebutuhan pangan
1. Makan bersama minimal seminggu satu kali untuk berkomunikasi antar
anggota keluarga
2. Makan dengan daging/ ikan/ telur sekali seminggu (tidak berlaku untuk
vegetarian)
3. Makan 2 kali sehari atau lebih, jenis makanan pokok sesuai domisili
B. Pemenuhan kebutuhan sandang
1. Memperoleh pakaian baru minimal 1 stel dalam setahun
2. Pakaian berbeda sesuai dengan kebutuhan dan kegiatan
C. Pemenuhan kebutuhan papan
1. Luas lantai 8 meter2 untuk setiap penghuni rumah
2. Mempunyai atap, dinding dan lantai yang baik sesuai dengan
perlindungan dan kesehatan
D. Upaya menjaga kesehatan anggota keluarga
1. 3 bulan terakhir dalam keadaan sehat dan tidak kehilangan fungsinya
2. Jika ada yang sakit dibawa ke sarana kesehatan
E. Keluarga berencana
1. Pasangan usia subur telah menggunakan KB
2. Pasangan usia subur menggunakan KB melalui sarana kesehatan
3. Tidak mengikuti program KB karena usia sudah tidak muda lagi
F. Pengetahuan dan pendidikan
1. Anggota keluarga yang berusia 10-60 tahun mampu membaca tulisan
latin dan memahami
2. Anak usia 7-15 tahun sedang bersekolah
G. Tingkat kebutuhan rohani
1. Berupaya meningkatkan pengetahuan agama. Mengikuti pengajian,
sekolah madrasah bagi agama islam dan sekolah minggu
2. Anggota keluarga melaksanakan ibadah sesuai dengan kepercayaan
agama masing-masing
H. Anggota keluarga yang memiliki penghasilan
1. Paling kurang 1 orang anggota keluarga di atas 15 tahun berpenghasilan
tetap
2. Memiliki anggota keluarga di atas 15 tahun namun belum
berpenghasilan tetap
I. Upaya dalam hidup bermasyarakat
1. Secara teratur, sukarela memberikan sumbangan di masyarakat
2. Keluarga mengikuti kegiatan masyarakat
J. Upaya pekerja dalam memperoleh informasi
1. Memperoleh informasi dari surat kabar/majalah/ radio/tv/internet
2. Tidak memperoleh informasi dari media manapun
Hasil Wawancara
Pekerja Industri Kecil Tahu Poncol
A. Profile Responden dan Keterangan Waktu
Nama : Adah (2)
Usia : 38 tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : mencetak tahu
B. Hasil Wawancara
Kontribusi Industri Kecil Tahu
A. Berapa lama anda bekerja di industri kecil tahu?
20 tahun
B. Berapa upah perhari?
Rp 60.000,00
C. Berapa jam bekerja dalam sehari?
12 jam
D. Bagaimana keadaan anda selama bekerja di industri kecil tahu?
Baik ya kayak begini
Kesejahteraan Sosial Ekonomi Keluarga
A. Pemenuhan kebutuhan pangan
1. Makan bersama minimal seminggu satu kali untuk berkomunikasi antar
anggota keluarga
2. Makan dengan daging/ ikan/ telur sekali seminggu (tidak berlaku untuk
vegetarian)
3. Makan 2 kali sehari atau lebih, jenis makanan pokok sesuai domisili
B. Pemenuhan kebutuhan sandang
1. Memperoleh pakaian baru minimal 1 stel dalam setahun
2. Pakaian berbeda sesuai dengan kebutuhan dan kegiatan
C. Pemenuhan kebutuhan papan
1. Luas lantai 8 meter2 untuk setiap penghuni rumah
2. Mempunyai atap, dinding dan lantai yang baik sesuai dengan
perlindungan dan kesehatan
D. Upaya menjaga kesehatan anggota keluarga
1. 3 bulan terakhir dalam keadaan sehat dan tidak kehilangan fungsinya
2. Jika ada yang sakit dibawa ke sarana kesehatan
E. Keluarga berencana
1. Pasangan usia subur telah menggunakan KB
2. Pasangan usia subur menggunakan KB melalui sarana kesehatan
3. Tidak mengikuti program KB karena usia sudah tidak muda lagi
F. Pengetahuan dan pendidikan
1. Anggota keluarga yang berusia 10-60 tahun mampu membaca tulisan
latin dan memahami
2. Anak usia 7-15 tahun sedang bersekolah
G. Tingkat kebutuhan rohani
1. Berupaya meningkatkan pengetahuan agama. Mengikuti pengajian,
sekolah madrasah bagi agama islam dan sekolah minggu
2. Anggota keluarga melaksanakan ibadah sesuai dengan kepercayaan
agama masing-masing
H. Anggota keluarga yang memiliki penghasilan
1. Paling kurang 1 orang anggota keluarga di atas 15 tahun berpenghasilan
tetap
2. Memiliki anggota keluarga di atas 15 tahun namun belum
berpenghasilan tetap
I. Upaya dalam hidup bermasyarakat
1. Secara teratur, sukarela memberikan sumbangan di masyarakat
2. Keluarga mengikuti kegiatan masyarakat
J. Upaya pekerja dalam memperoleh informasi
1. Memperoleh informasi dari surat kabar/majalah/ radio/tv/internet
2. Tidak memperoleh informasi dari media manapun
Hasil Wawancara
Pekerja Industri Kecil Tahu Poncol
A. Profile Responden dan Keterangan Waktu
Nama : Rikus (3)
Usia : 50 tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Merendam, menggiling, menguapi dan menyaring
Tempat : di industri kecil tahu Poncol
A. Hasil Wawancara
Kontribusi Industri Kecil Tahu
A. Berapa lama anda bekerja di industri kecil tahu?
30 tahun
B. Berapa upah perhari?
Rp 50.000,00
C. Berapa jam bekerja dalam sehari?
12 jam
D. Bagaimana keadaan anda selama bekerja di industri kecil tahu?
Sehat aja nih
Kesejahteraan Sosial Ekonomi Keluarga
A. Pemenuhan kebutuhan pangan
1. Makan bersama minimal seminggu satu kali untuk berkomunikasi antar
anggota keluarga
2. Makan dengan daging/ ikan/ telur sekali seminggu (tidak berlaku untuk
vegetarian)
3. Makan 2 kali sehari atau lebih, jenis makanan pokok sesuai domisili
B. Pemenuhan kebutuhan sandang
1. Memperoleh pakaian baru minimal 1 stel dalam setahun
2. Pakaian berbeda sesuai dengan kebutuhan dan kegiatan
C. Pemenuhan kebutuhan papan
1. Luas lantai 8 meter2 untuk setiap penghuni rumah
2. Mempunyai atap, dinding dan lantai yang baik sesuai dengan
perlindungan dan kesehatan
D. Upaya menjaga kesehatan anggota keluarga
1. 3 bulan terakhir dalam keadaan sehat dan tidak kehilangan fungsinya
2. Jika ada yang sakit dibawa ke sarana kesehatan
E. Keluarga berencana
1. Pasangan usia subur telah menggunakan KB
2. Pasangan usia subur menggunakan KB melalui sarana kesehatan
3. Tidak mengikuti program KB karena usia sudah tidak muda lagi
F. Pengetahuan dan pendidikan
1. Anggota keluarga yang berusia 10-60 tahun mampu membaca tulisan
latin dan memahami
2. Anak usia 7-15 tahun sedang bersekolah
G. Tingkat kebutuhan rohani
1. Berupaya meningkatkan pengetahuan agama. Mengikuti pengajian,
sekolah madrasah bagi agama islam dan sekolah minggu
2. Anggota keluarga melaksanakan ibadah sesuai dengan kepercayaan
agama masing-masing
H. Anggota keluarga yang memiliki penghasilan
1. Paling kurang 1 orang anggota keluarga di atas 15 tahun berpenghasilan
tetap
2. Memiliki anggota keluarga di atas 15 tahun namun belum
berpenghasilan tetap
I. Upaya dalam hidup bermasyarakat
1. Secara teratur, sukarela memberikan sumbangan di masyarakat
2. Keluarga mengikuti kegiatan masyarakat
J. Upaya pekerja dalam memperoleh informasi
1. Memperoleh informasi dari surat kabar/majalah/ radio/tv/internet
2. Tidak memperoleh informasi dari media manapun
Hasil Wawancara
Pekerja Industri Kecil Tahu Poncol
A. Profile Responden dan Keterangan Waktu
Nama : Lismiyati (4)
Usia : 45 tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Mencetak tahu
Hasil Wawancara
Kontribusi Industri Kecil Tahu
A. Berapa lama anda bekerja di industri kecil tahu?
25 tahun.
B. Berapa upah perhari?
Rp 60.000,00.
C. Berapa jam bekerja dalam sehari?
12 jam.
D. Bagaimana keadaan anda selama bekerja di industri kecil tahu?
Baik aja.
Kesejahteraan Sosial Ekonomi Keluarga
A. Pemenuhan kebutuhan pangan
1. Makan bersama minimal seminggu satu kali untuk berkomunikasi antar
anggota keluarga
2. Makan dengan daging/ ikan/ telur sekali seminggu (tidak berlaku untuk
vegetarian)
3. Makan 2 kali sehari atau lebih, jenis makanan pokok sesuai domisili
B. Pemenuhan kebutuhan sandang
1. Memperoleh pakaian baru minimal 1 stel dalam setahun
2. Pakaian berbeda sesuai dengan kebutuhan dan kegiatan
C. Pemenuhan kebutuhan papan
1. Luas lantai 8 meter2 untuk setiap penghuni rumah
2. Mempunyai atap, dinding dan lantai yang baik sesuai dengan
perlindungan dan kesehatan
D. Upaya menjaga kesehatan anggota keluarga
1. 3 bulan terakhir dalam keadaan sehat dan tidak kehilangan fungsinya
2. Jika ada yang sakit dibawa ke sarana kesehatan
E. Keluarga berencana
1. Pasangan usia subur telah menggunakan KB
2. Pasangan usia subur menggunakan KB melalui sarana kesehatan
3. Tidak mengikuti program KB karena usia sudah tidak muda lagi
F. Pengetahuan dan pendidikan
1. Anggota keluarga yang berusia 10-60 tahun mampu membaca tulisan
latin dan memahami
2. Anak usia 7-15 tahun sedang bersekolah
G. Tingkat kebutuhan rohani
1. Berupaya meningkatkan pengetahuan agama. Mengikuti pengajian,
sekolah madrasah bagi agama islam dan sekolah minggu
2. Anggota keluarga melaksanakan ibadah sesuai dengan kepercayaan
agama masing-masing
H. Anggota keluarga yang memiliki penghasilan
1. Paling kurang 1 orang anggota keluarga di atas 15 tahun berpenghasilan
tetap
2. Memiliki anggota keluarga di atas 15 tahun namun belum
berpenghasilan tetap
I. Upaya dalam hidup bermasyarakat
1. Secara teratur, sukarela memberikan sumbangan di masyarakat
2. Keluarga mengikuti kegiatan masyarakat
J. Upaya pekerja dalam memperoleh informasi
1. Memperoleh informasi dari surat kabar/majalah/ radio/tv/internet
2. Tidak memperoleh informasi dari media manapun
Hasil Wawancara
Pekerja Industri Kecil Tahu Poncol
A. Profile Responden dan Keterangan Waktu
Nama : Ramini (5)
Usia : 60 tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Mencetak tahu
A. Hasil Wawancara
Kontribusi Industri Kecil Tahu
A. Berapa lama anda bekerja di industri kecil tahu?
35 tahun.
B. Berapa upah perhari?
Rp 60.000,00.
C. Berapa jam bekerja dalam sehari?
12 jam.
D. Bagaimana keadaan anda selama bekerja di industri kecil tahu?
Baik-baik.
Kesejahteraan Sosial Ekonomi Keluarga
A. Pemenuhan kebutuhan pangan
1. Makan bersama minimal seminggu satu kali untuk berkomunikasi antar
anggota keluarga
2. Makan dengan daging/ ikan/ telur sekali seminggu (tidak berlaku untuk
vegetarian)
3. Makan 2 kali sehari atau lebih, jenis makanan pokok sesuai domisili
B. Pemenuhan kebutuhan sandang
1. Memperoleh pakaian baru minimal 1 stel dalam setahun
2. Pakaian berbeda sesuai dengan kebutuhan dan kegiatan
C. Pemenuhan kebutuhan papan
1. Luas lantai 8 meter2 untuk setiap penghuni rumah
2. Mempunyai atap, dinding dan lantai yang baik sesuai dengan
perlindungan dan kesehatan
D. Upaya menjaga kesehatan anggota keluarga
1. 3 bulan terakhir dalam keadaan sehat dan tidak kehilangan fungsinya
2. Jika ada yang sakit dibawa ke sarana kesehatan
E. Keluarga berencana
1. Pasangan usia subur telah menggunakan KB
2. Pasangan usia subur menggunakan KB melalui sarana kesehatan
3. Tidak mengikuti program KB karena usia sudah tidak muda lagi
F. Pengetahuan dan pendidikan
1. Anggota keluarga yang berusia 10-60 tahun mampu membaca tulisan
latin dan memahami
2. Anak usia 7-15 tahun sedang bersekolah
G. Tingkat kebutuhan rohani
1. Berupaya meningkatkan pengetahuan agama. Mengikuti pengajian,
sekolah madrasah bagi agama islam dan sekolah minggu
2. Anggota keluarga melaksanakan ibadah sesuai dengan kepercayaan
agama masing-masing
H. Anggota keluarga yang memiliki penghasilan
1. Paling kurang 1 orang anggota keluarga di atas 15 tahun berpenghasilan
tetap
2. Memiliki anggota keluarga di atas 15 tahun namun belum
berpenghasilan tetap
I. Upaya dalam hidup bermasyarakat
1. Secara teratur, sukarela memberikan sumbangan di masyarakat
2. Keluarga mengikuti kegiatan masyarakat
J. Upaya pekerja dalam memperoleh informasi
1. Memperoleh informasi dari surat kabar/majalah/ radio/tv/internet
2. Tidak memperoleh informasi dari media manapun
Hasil Wawancara
Pekerja Industri Kecil Tahu Poncol
A. Profile Responden dan Keterangan Waktu
Nama : Parsomi (6)
Usia : 75 tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Mencetak tahu
A. Hasil Wawancara
Kontribusi Industri Kecil Tahu
A. Berapa lama anda bekerja di industri kecil tahu?
35 tahun dari awal pabrik tahu dibikin.
B. Berapa upah perhari?
Rp 50.000,00.
C. Berapa jam bekerja dalam sehari?
12 jam.
D. Bagaimana keadaan anda selama bekerja di industri kecil tahu?
Kadang capek, kalo capek ya duduk-duduk.
Kesejahteraan Sosial Ekonomi Keluarga
A. Pemenuhan kebutuhan pangan
1. Makan bersama minimal seminggu satu kali untuk berkomunikasi antar
anggota keluarga
2. Makan dengan daging/ ikan/ telur sekali seminggu (tidak berlaku untuk
vegetarian)
3. Makan 2 kali sehari atau lebih, jenis makanan pokok sesuai domisili
B. Pemenuhan kebutuhan sandang
1. Memperoleh pakaian baru minimal 1 stel dalam setahun
2. Pakaian berbeda sesuai dengan kebutuhan dan kegiatan
C. Pemenuhan kebutuhan papan
1. Luas lantai 8 meter2 untuk setiap penghuni rumah
2. Mempunyai atap, dinding dan lantai yang baik sesuai dengan
perlindungan dan kesehatan
D. Upaya menjaga kesehatan anggota keluarga
1. 3 bulan terakhir dalam keadaan sehat dan tidak kehilangan fungsinya
2. Jika ada yang sakit dibawa ke sarana kesehatan
E. Keluarga berencana
1. Pasangan usia subur telah menggunakan KB
2. Pasangan usia subur menggunakan KB melalui sarana kesehatan
3. Tidak mengikuti program KB karena usia sudah tidak muda lagi
F. Pengetahuan dan pendidikan
1. Anggota keluarga yang berusia 10-60 tahun mampu membaca tulisan
latin dan memahami
2. Anak usia 7-15 tahun sedang bersekolah
G. Tingkat kebutuhan rohani
1. Berupaya meningkatkan pengetahuan agama. Mengikuti pengajian,
sekolah madrasah bagi agama islam dan sekolah minggu
2. Anggota keluarga melaksanakan ibadah sesuai dengan kepercayaan
agama masing-masing
H. Anggota keluarga yang memiliki penghasilan
1. Paling kurang 1 orang anggota keluarga di atas 15 tahun berpenghasilan
tetap
2. Memiliki anggota keluarga di atas 15 tahun namun belum
berpenghasilan tetap
I. Upaya dalam hidup bermasyarakat
1. Secara teratur, sukarela memberikan sumbangan di masyarakat
2. Keluarga mengikuti kegiatan masyarakat
J. Upaya pekerja dalam memperoleh informasi
1. Memperoleh informasi dari surat kabar/majalah/ radio/tv/internet
2. Tidak memperoleh informasi dari media manapun
Hasil Wawancara
Pekerja Industri Kecil Tahu Poncol
A. Profile Responden dan Keterangan Waktu
Nama : Sumi (7)
Usia : 54 tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Mencetak tahu
A. Hasil Wawancara
Kontribusi Industri Kecil Tahu
A. Berapa lama anda bekerja di industri kecil tahu?
35 tahun.
B. Berapa upah perhari?
Rp 60.000,00.
C. Berapa jam bekerja dalam sehari?
12 jam.
D. Bagaimana keadaan anda selama bekerja di industri kecil tahu?
Baik.
Kesejahteraan Sosial Ekonomi Keluarga
A. Pemenuhan kebutuhan pangan
1. Makan bersama minimal seminggu satu kali untuk berkomunikasi antar
anggota keluarga
2. Makan dengan daging/ ikan/ telur sekali seminggu (tidak berlaku untuk
vegetarian)
3. Makan 2 kali sehari atau lebih, jenis makanan pokok sesuai domisili
B. Pemenuhan kebutuhan sandang
1. Memperoleh pakaian baru minimal 1 stel dalam setahun
2. Pakaian berbeda sesuai dengan kebutuhan dan kegiatan
C. Pemenuhan kebutuhan papan
1. Luas lantai 8 meter2 untuk setiap penghuni rumah
2. Mempunyai atap, dinding dan lantai yang baik sesuai dengan
perlindungan dan kesehatan
D. Upaya menjaga kesehatan anggota keluarga
1. 3 bulan terakhir dalam keadaan sehat dan tidak kehilangan fungsinya
2. Jika ada yang sakit dibawa ke sarana kesehatan
E. Keluarga berencana
1. Pasangan usia subur telah menggunakan KB
2. Pasangan usia subur menggunakan KB melalui sarana kesehatan
3. Tidak mengikuti program KB karena usia sudah tidak muda lagi
F. Pengetahuan dan pendidikan
1. Anggota keluarga yang berusia 10-60 tahun mampu membaca tulisan
latin dan memahami
2. Anak usia 7-15 tahun sedang bersekolah
G. Tingkat kebutuhan rohani
1. Berupaya meningkatkan pengetahuan agama. Mengikuti pengajian,
sekolah madrasah bagi agama islam dan sekolah minggu
2. Anggota keluarga melaksanakan ibadah sesuai dengan kepercayaan
agama masing-masing
H. Anggota keluarga yang memiliki penghasilan
1. Paling kurang 1 orang anggota keluarga di atas 15 tahun berpenghasilan
tetap
2. Memiliki anggota keluarga di atas 15 tahun namun belum
berpenghasilan tetap
I. Upaya dalam hidup bermasyarakat
1. Secara teratur, sukarela memberikan sumbangan di masyarakat
2. Keluarga mengikuti kegiatan masyarakat
J. Upaya pekerja dalam memperoleh informasi
1. Memperoleh informasi dari surat kabar/majalah/ radio/tv/internet
2. Tidak memperoleh informasi dari media manapun
Hasil Wawancara
Pekerja Industri Kecil Tahu Poncol
A. Profile Responden dan Keterangan Waktu
Nama : Naim (8)
Usia : 68 tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Mengatur perebusan
A. Hasil Wawancara
Kontribusi Industri Kecil Tahu
A. Berapa lama anda bekerja di industri kecil tahu?
35 tahun.
B. Berapa upah perhari?
Rp 50.000,00.
C. Berapa jam bekerja dalam sehari?
12 jam.
D. Bagaimana keadaan anda selama bekerja di industri kecil tahu?
Sehat walafiat, kuat terus.
Kesejahteraan Sosial Ekonomi Keluarga
A. Pemenuhan kebutuhan pangan
1. Makan bersama minimal seminggu satu kali untuk berkomunikasi antar
anggota keluarga
2. Makan dengan daging/ ikan/ telur sekali seminggu (tidak berlaku untuk
vegetarian)
3. Makan 2 kali sehari atau lebih, jenis makanan pokok sesuai domisili
B. Pemenuhan kebutuhan sandang
1. Memperoleh pakaian baru minimal 1 stel dalam setahun
2. Pakaian berbeda sesuai dengan kebutuhan dan kegiatan
C. Pemenuhan kebutuhan papan
1. Luas lantai 8 meter2 untuk setiap penghuni rumah
2. Mempunyai atap, dinding dan lantai yang baik sesuai dengan
perlindungan dan kesehatan
D. Upaya menjaga kesehatan anggota keluarga
1. 3 bulan terakhir dalam keadaan sehat dan tidak kehilangan fungsinya
2. Jika ada yang sakit dibawa ke sarana kesehatan
E. Keluarga berencana
1. Pasangan usia subur telah menggunakan KB
2. Pasangan usia subur menggunakan KB melalui sarana kesehatan
3. Tidak mengikuti program KB karena usia sudah tidak muda lagi
F. Pengetahuan dan pendidikan
1. Anggota keluarga yang berusia 10-60 tahun mampu membaca tulisan
latin dan memahami
2. Anak usia 7-15 tahun sedang bersekolah
G. Tingkat kebutuhan rohani
1. Berupaya meningkatkan pengetahuan agama. Mengikuti pengajian,
sekolah madrasah bagi agama islam dan sekolah minggu
2. Anggota keluarga melaksanakan ibadah sesuai dengan kepercayaan
agama masing-masing
H. Anggota keluarga yang memiliki penghasilan
1. Paling kurang 1 orang anggota keluarga di atas 15 tahun berpenghasilan
tetap
2. Memiliki anggota keluarga di atas 15 tahun namun belum
berpenghasilan tetap
I. Upaya dalam hidup bermasyarakat
1. Secara teratur, sukarela memberikan sumbangan di masyarakat
2. Keluarga mengikuti kegiatan masyarakat
J. Upaya pekerja dalam memperoleh informasi
1. Memperoleh informasi dari surat kabar/majalah/ radio/tv/internet
2. Tidak memperoleh informasi dari media manapun