oleh - anti-corruption clearing house · 6 perdagangan, hotel dan restoran 12,29 12,61 14,76 16,76...

28
Oleh : DR. TGH. M. ZAINUL MAJDI GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT Disampaikan pada Acara : Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan Usaha Pertambangan di Provinsi Nusa Tenggara Barat Dalam Rangka Koordinasi - Supervisi Kementerian ESDM RI Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI Kupang, 4 Juni 2015

Upload: doduong

Post on 10-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Oleh : DR. TGH. M. ZAINUL MAJDI

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

Disampaikan pada Acara :

Monitoring dan Evaluasi

Pengelolaan Usaha Pertambangan di Provinsi Nusa Tenggara Barat

Dalam Rangka Koordinasi - Supervisi

Kementerian ESDM RI – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI

Kupang, 4 Juni 2015

I. KEBIJAKAN DAERAH

II. KONTRIBUSI USAHA PERTAMBANGAN

III. PENATAAN IZIN PERTAMBANGAN

IV. PERMASALAHAN DAN TINDAK LANJUT

V. PENUTUP

SISTEMATIKAPEMERINTAH PROVINSI NTB

I. KEBIJAKAN DAERAH

1. KEBIJAKAN NON SPASIALPerda Provinsi NTB Nomor 2 Tahun 2014 tentang RPJMDProvinsi NTB 2013-2018

2. KEBIJAKAN SPASIAL- Perda Provinsi NTB Nomor 3 Tahun 2010 tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah Provinsi NTB 2009- 2029“Rencana pengembangan kawasan budidaya antara lainmengatur Kawasan Peruntukan Pertambangan”

- Perda Provinsi NTB Nomor 4 Tahun 2012 tentangPengelolaan Pertambangan Mineral dan Batubara

A. Kebijakan Non Spasial dan SpasialPEMERINTAH PROVINSI NTB

LECI (LOMBOK as ECO-CITY ISLAND) Pendekatan pengembangan adalah pendekatan

pulau. Minimal 30% dari luas wilayah merupakan Kawasan

Lindung atau Ruang Terbuka Hijau. Membatasi eksploitasi pertambangan. Multi infrastruktur berbasis pulau. Keunggulan kompetitif sektor pariwisata dan agro. Substitusi pemanfaatan sumberdaya alam antar

wilayah.

SuEZ (SUMBAWA ECO-ZONE) Pendekatan pengembangan adalah pendekatan

Kawasan/Zona. Minimal 30% dari luas wilayah merupakan Kawasan

Lindung atau Ruang Terbuka Hijau. Multi infrastruktur berbasis kawasan. Keunggulan kompetitif sektor pariwisata dan agro. Substitusi pemanfaatan sumberdaya alam antar

kawasan.

B. Pendekatan Kebijakan Spasial Berbasis Sektor UnggulanPEMERINTAH PROVINSI NTB

a. Telah diusulkan rencana WP sebagai tindaklanjut dari PP Nomor 22

Tahun 2010 dan PP Nomor 23 Tahun 2010.

b. Luas WP 891.590 Ha (44,24% dari total luas daratan NTB).

c. WP di dalam kawasan hutan 479.311,13 Ha (53,75%).

d. WP di luar kawasan hutan 412.278,87 Ha (46,25%).

e. Luas WP akan berkurang seiring dengan perubahan status

pengusahaan dari tahapan eksplorasi ke operasi produksi.

1. Usulan Wilayah Pertambangan (WP) Provinsi NTB :

2. Telah ditetapkan Wilayah Pertambangan NTB dan NTT melalui Keputusan

Menteri ESDM RI Nomor: 1329 K/30/MEM/2014 tanggal 28 Februari 2014

tentang Wilayah Pertambangan Kepulauan Nusa Tenggara.

C. Perencanaan Wilayah Pertambangan (WP)PEMERINTAH PROVINSI NTB

Peta Usulan Wilayah Pertambangan (WP) Provinsi NTB

Surat Gubernur NTB Nomor : 600/274/Distamben/2010 Tanggal 3 MEI 2010 Luas WP 891.590 Ha (44,24% dari total luas daratan NTB)

PEMERINTAH PROVINSI NTB

PEMERINTAH PROVINSI NTB

Wilayah Pertambangan Kepulauan Nusa Tenggara

II. KONTRIBUSI USAHA PERTAMBANGAN

1. Kontribusi sektor pertambangan dan penggalian tahun 2013 sebesar

16,54%, mengalami penurunan sejak Tahun 2011. Kontribusi tersebut

merupakan kumulatif dari penerimaan pajak (negara dan daerah) dan

penerimaan bukan pajak.

2. Selain pajak batuan dan mineral bukan logam, kabupaten/kota juga

memungut retribusi atas penerbitan IUP.

3. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) meliputi iuran tetap

(Landrent) dan iuran produksi (Royalty), yang kemudian dibagi

kembali sebagai Dana Bagi Hasil (DBH) sektor pertambangan.

4. CSR dan program Comdev setiap tahun di wilayah sekitar tambang.

5. Kontrak kerja mitra bisnis pemegang IUP dengan pengusaha lokal.

PEMERINTAH PROVINSI NTB

Keterangan :

- Piutang diatas termasuk kewajiban pemegang IUP yang telah habis masa berlakunya

- Disebutkan perhitungan sementara, karena belum dilakukan rekonsiliasi dengan data perhitungan oleh Ditjen Minerba

PEMERINTAH PROVINSI NTB

No. Kabupaten/Kota JumlahIUPPiutang Negara

(Rp.)Keterangan

1. Bima (Kabupaten) 19 7.708.931.703 Habis masa berlaku: 7 IUP

2. Bima (Kota) - -

3. Dompu 14 2.155.038.672 Habis masa berlaku: 10 IUP

4. Sumbawa 17 4.805.052.286 Habis masa berlaku: 3 IUP

5. Sumbawa Barat 9 4.078.287.482 Habis masa berlaku: 8 IUP

6. Lombok Timur 1 199.008.544

7. Lombok Tengah - -

8. Lombok Barat 14 282.190.503 Habis masa berlaku: 7 IUP

9 Lombok Utara - -

10. Mataram (Kota) - -

JUMLAH 74 19.228.509.190 Habis masa berlaku: 35 IUP

Piutang Negara Dari Iuran Tetap Pemegang IUP Mineral Logam

(Perhitungan sementara per-30 Juni 2014 tidak termasuk denda)

PEMERINTAH PROVINSI NTB

No. Kabupaten/KotaVolume Batuan

(m3)

Pajak Batuan

(Rp.)Keterangan

1. Bima (Kabupaten) - - Belum ada data

2. Bima (Kota) - - sda

3. Dompu - - sda

4. Sumbawa 432.050,56 2.004.826.621,- -

5. Sumbawa Barat - - Belum ada data

6. Lombok Timur 3.752.078,00 1.760.529.918,- -

7. Lombok Tengah 10.175.142,00 1.113.049.610,- -

8. Lombok Barat - - Belum ada data

9 Lombok Utara - - sda

10. Mataram (Kota) - - sda

JUMLAH 14.359.270,56 4.878.406.149,- -

Realisasi Pajak Batuan dan Mineral Bukan Logam

Kabupaten/Kota Se-Provinsi Nusa Tenggara Barat

Tahun 2014

No. Lapangan Usaha 2009 2010 2011 2012* 2013 **)2014 **)

Tw II

1 Pertanian 20,71 20,23 23,26 25,69 26,71 25,79

2 Pertambangan & Penggalian 36,01 36,40 26,48 18,63 16,54 13,67

3 Industri Pengolahan 3,39 3,30 3,60 3,91 3,84 3,77

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 0,41 0,41 0,47 0,51 0,52 0,61

5 Bangunan 6,49 6,45 7,45 8,26 8,27 8,40

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 12,29 12,61 14,76 16,76 17,17 18,94

7 Pengangkutan dan Komunikasi 6,88 6,59 7,30 7,69 7,74 8,05

8Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan4,27 4,35 5,04 5,80 5,97 6,18

9 Jasa-jasa 9,55 9,66 11,64 12,74 13,24 14,59

P D R B 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Distribusi (%) PDRB Provinsi NTB Atas Dasar Harga (ADH) Berlaku Menurut Lapangan Usaha 2009-2014(Termasuk Sub Sektor Pertambangan Non Migas)

Keterangan: *) Angka sementara, **) Angka sangat sementara, data sd. Triwulan II Tahun 2014Sumber : Berita Resmi Statistik No. 56/08/52/Th.VIII, 5 Agustus-2014, BPS Provinsi NTB

PEMERINTAH PROVINSI NTB

PDRB Provinsi NTB 2009-2014

III. PENATAAN IZIN PERTAMBANGAN

1. Lima Sasaran dan Tindak Lanjut

NO. SASARAN TINDAK LANJUT

1. Penataan IUP Telah dilaksanakan pertemuan Tahap I (21-22 Januari dan 13 Februari 2015),

tidak seluruh SKPD yang menangani bidang ESDM/Perizinan Terpadu/

Pendapatan lingkup Kab/Kota hadir.

2. Pelaksanaan Kewajiban Keuangan

pemegang IUP

Hasil evaluasi, baik melalui pertemuan Tahap I maupun pertemuan dengan

pemegang IUP pada tanggal 6 April 2015 dan 25 Mei 2015, masih terdapat

tunggakan PNBP dari IUP mineral logam.

3. Pelaksanaan Pengawasan Produksi Pemegang IUP Operasi Produksi mineral logam di Provinsi NTB tidak aktif

melaksanakan produksi sejak triwulan IV 2014 hingga saat ini, sehingga tidak ada

pengawasan intensif oleh SKPD terkait lingkup Pemkab/Pemkot.

4. Pelaksanaan Kewajiban

Pengolahan/Pemurnian di dalam

negeri

Pemegang IUP Operasi Produksi mineral logam sudah mengetahui kewajiban ini,

namun karena tidak ada kegiatan maka kegiatan pelaksanaan kewajiban

pengolahan/pemurnian tidak ada.

5. Pelaksanaan pengawasan penjualan

dan pengangkutan/ pengapalan

hasil tambang minerba

Pemegang IUP Operasi Produksi mineral logam di Provinsi NTB tidak aktif sejak

triwulan IV 2014 hingga saat ini, sehingga tidak ada pengawasan pengangkutan

dan penjualan/pengapalan yang dilakukan SKPD terkait lingkup Pemkab/Pemkot.

A. Sasaran dan Rencana AksiPEMERINTAH PROVINSI NTB

2. Enam Rencana Aksi dan Tindak Lanjut

NO. RENCANA AKSI TINDAK LANJUT

1. Ditemukan IUP Status CnC di

Kementerian ESDM tetapi tidak tercatat

di Pemda.

Telah dilaksanakan Evaluasi pada pertemuan Tahap I dan Tahap II, tidak

ditemukan IUP status CnC yang tidak tercatat di Pemda.

2. Ditemukan IUP yang diterbitkan Pemda

tidak tercatat di KESDM

direkomendasikan untuk CnC ke Provinsi.

IUP yang diterbitkan Pemkab tahun 2013 tidak tercatat oleh KESDM dan

tidak dilakukan evaluasi CnC karena IUP tersebut telah dicabut.

3. Ditemukan IUP yang sudah berakhir masa

berlakunya tapi belum dicabut.

Pemprov telah menyampaikan hal ini kepada Dinas terkait lingkup

Pemkab/Pemkot, belum seluruhnya diselesaikan oleh pemkab/pemkot dan

telah diberikan peringatan tertulis.

4. Terdapat IUP yang berada di kawasan

hutan lindung dan konservasi.

Belum dilaksanakan oleh kab/kota, namun telah diinformasikan melalui

pertemuan Tahap I maupun Tahap II

5. Ditemukan IUP dengan alamat tidak

jelas/tidak valid.

Pemprov telah menindaklanjuti melalui pertemuan tanggal 6 April 2015 dan

25 Mei 2015, namun pemegang IUP yang hadir belum menyampaikan

pemberitahuan secara tertulis.

6. Ditemukan IUP yang sudah dicabut tetapi

tidak termasuk dalam IUP yang terdaftar

di KESDM.

2 (dua) IUP Mineral bukan logam yang sudah dicabut Bupati, dan tidak

termasuk dalam IUP yang terdaftar di KESDM, karena IUP tersebut diterbitkan

tahun 2013 sedangkan IUP yang terdaftar pada KESDM untuk IUP tahun

2010-2011.

PEMERINTAH PROVINSI NTB

1. Berita acara serah terima dari Dirjen Minerba kepada Kepala

Distamben Provinsi NTB tanggal 14 April 2014, terdaftar 159 IUP dan

55 IPR tanpa disertai penyerahan dokumen pendukung hasil evaluasi

dan verifikasi oleh Dirjen Minerba.

2. Jumlah IUP berstatus CnC sebanyak 33 IUP (data 15 April 2014).

3. Sebanyak 126 IUP dan 55 IPR kategori Non CnC berdasarkan

rekapitulasi Ditjen Minerba yang diserahkan penyelesaiannya

merupakan data tahun 2011 dan tahun 2012.

4. Sebanyak 126 IUP sebagaimana tersebut angka 3, mencakup IUP

komoditas mineral logam, mineral bukan logam dan IUP batuan.

5. Sebanyak 55 IPR dengan komoditas mineral logam Emas.

B. Kondisi Awal Status CnC (Pra-Koordinasi & Supervisi)PEMERINTAH PROVINSI NTB

a. Seluruh IUP dan IPR diterbitkan oleh Bupati/Walikota, belum ada IUP dan IPRyang diterbitkan Gubernur NTB;

b. Jumlah IUP dan IPR : (yang masih berlaku)

a. Mineral Logam : 58 IUP dan 68 IPRb. Mineral bukan logam : 5 IUPc. Batuan : 62 IUP

c. Total luas Wilayah IUP mineral logam : 415.600,25 HektarWilayah IUP mineral bukan logam : 25.076,83 HektarWilayah IUP Batuan : 870,36 HektarIPR : 674,00 Hektar

1. Sebelum Korsup 3 Desember 2014 di Bali

C. Hasil Evaluasi Administrasi PerizinanPEMERINTAH PROVINSI NTB

NO PROVINSI/KAB/KOTA

IUP

IPRIUP dan

IPRLOGAMBUKAN

LOGAM BATUAN JUMLAH

1 NUSA TENGGARA BARAT 0 0 0 0 0 0

2 KAB. LOMBOK BARAT 14 2 15 31 65 96

3 KAB. LOMBOK TENGAH 0 2 7 9 0 9

4 KAB. LOMBOK TIMUR 1 0 11 12 0 12

5 KAB. SUMBAWA 16 1 4 21 0 21

6 KAB. DOMPU 11 0 6 17 1 18

7 KAB. BIMA 10 0 11 21 0 21

8 KAB. SUMBAWA BARAT 6 0 3 9 2 11

9 KAB. LOMBOK UTARA 0 0 0 0 0 0

10 KOTA MATARAM 0 0 0 0 0 0

11 KOTA BIMA 0 0 5 5 0 5

TOTAL 58 5 62 125 68 193

PEMERINTAH PROVINSI NTB

Rekapitulasi Izin Usaha Pertambangan (IUP) &

Izin Pertambangan Rakyat (IPR)

(Status 30 Juni 2014)

1. Seluruh IUP dan IPR diterbitkan oleh Bupati/Walikota, belum ada IUP dan IPRyang diterbitkan Gubernur NTB.

2. Jumlah IUP dan IPR yang masih berlaku:

a. Mineral Logam : 39 IUP dan 72 IPRb. Mineral bukan logam : 1 IUPc. Batuan : 138 IUP

3. Total luas Wilayah IUP mineral logam : 324.108,35 HektarWilayah IUP mineral bukan logam : 4.118,00 HektarWilayah IUP Batuan : 2.499,01 HektarIPR : 1.385,24 Hektar

2. Korsup Tahap I (Januari - Maret 2015)

PEMERINTAH PROVINSI NTB

NO PROVINSI/KAB/KOTA

IUP

IPRIUP dan

IPRLOGAMBUKAN

LOGAM BATUAN JUMLAH

1 NUSA TENGGARA BARAT 0 0 0 0 0 0

2 KAB. LOMBOK BARAT 8 1 38 47 65 112

3 KAB. LOMBOK TENGAH 0 0 9 9 0 9

4 KAB. LOMBOK TIMUR 1 0 53 54 0 54

5 KAB. SUMBAWA 15 0 7 22 0 22

6 KAB. DOMPU 4 0 9 13 4 17

7 KAB. BIMA 10 0 10 20 0 20

8 KAB. SUMBAWA BARAT 1 0 7 8 3 11

9 KAB. LOMBOK UTARA 0 0 0 0 0 0

10 KOTA MATARAM 0 0 0 0 0 0

11 KOTA BIMA 0 0 5 5 0 5

TOTAL 39 1 138 178 72 250

PEMERINTAH PROVINSI NTB

Rekapitulasi Izin Usaha Pertambangan (IUP) &

Izin Pertambangan Rakyat (IPR)

(Status 13 Februari 2015)

C. Korsup Tahap II (April - Juni 2015)

1. Seluruh IUP dan IPR diterbitkan oleh Bupati/Walikota, belum ada IUP dan IPRyang diterbitkan Gubernur NTB.

2. Jumlah IUP dan IPR yang masih berlaku:

a. Mineral Logam : 39 IUP dan 72 IPRb. Mineral bukan logam : 1 IUPc. Batuan : 138 IUP

3. Total luas Wilayah IUP mineral logam : 324.108,35 haWilayah IUP mineral bukan logam : 4.118,00 haWilayah IUP Batuan : 2.499,01 haIPR : 1.385,24 ha

PEMERINTAH PROVINSI NTB

NO PROVINSI/KAB/KOTA

IUP

IPRIUP dan

IPRLOGAMBUKAN

LOGAM BATUAN JUMLAH

1 NUSA TENGGARA BARAT 0 0 0 0 0 0

2 KAB. LOMBOK BARAT 8 1 38 47 65 112

3 KAB. LOMBOK TENGAH 0 0 9 9 0 9

4 KAB. LOMBOK TIMUR 1 0 53 54 0 54

5 KAB. SUMBAWA 15 0 7 22 0 22

6 KAB. DOMPU 4 0 9 13 4 17

7 KAB. BIMA 10 0 10 20 0 20

8 KAB. SUMBAWA BARAT 1 0 7 8 3 11

9 KAB. LOMBOK UTARA 0 0 0 0 0 0

10 KOTA MATARAM 0 0 0 0 0 0

11 KOTA BIMA 0 0 5 5 0 5

TOTAL 39 1 138 178 72 250

PEMERINTAH PROVINSI NTB

Rekapitulasi Izin Usaha Pertambangan (IUP) &

Izin Pertambangan Rakyat (IPR)

(Status 13 Mei 2015)

IV. PERMASALAHAN DAN TINDAK LANJUT

Pada Korsup Tahap I terdapat permasalahan sebagai berikut :

1. Pemerintah Kabupaten/Kota hingga saat ini belum dapat memberikan data lengkap terkait

bukti:

a. Pelaksanaan kewajiban pemegang IUP/IPR mineral logam terhadap keuangan Negara,

baik berupa iuran tetap (landrent dan / atau iuran produksi (royalti).

b. Pelaksanaan kewajiban pemegang IUP mineral bukan logam dan batuan terhadap

keuangan daerah yaitu pajak mineral bukan logam dan batuan.

2. Terdapat pemegang IUP mineral logam tahapan eksplorasi yang telah habis masa

berlakunya, namun tidak diperoleh kejelasan mengenai keputusan Bupati/Walikota tentang

pengakhiran IUP atau peningkatan status ke tahap IUP operasi produksi.

3. Masih terdapat kekeliruan prosedur pemberian IUP/IPR diantaranya pemberian IUP operasi

produksi yang luasnya melampaui luas IUP eksplorasi dan pemberian IPR tanpa didahului

keputusan penetapan WPR.

4. Terdapat pemegang IUP mineral logam yang sama sekali belum membayar kewajiban

keuangan PNBP termasuk tunggakannya, namun beberapa perusahaan pemegang IUP

tersebut telah dinyatakan Clear and Clean (CnC) oleh Ditjen Mineral dan Batubara.

5. Terdapat Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) yang telah ditetapkan oleh Bupati namun

tidak tercantum dalam peta Wilayah Pertambangan yang ditetapkan oleh Menteri ESDM

dengan keputusan Nomor: 1329.K/30/MEM/2014 tanggal 28 Februari 20I4 tentang Wilayah

Pertambangan Nusa Tenggara

A. PermasalahanPEMERINTAH PROVINSI NTB

1. Pemerintah Provinsi NTB telah melaksanakan pertemuan pada tanggal 25 Mei 2015

dengan mengundang seluruh pemegang IUP mineral logam untuk mengklarifikasi

secara langsung terkait pemenuhan kewajiban keuangan kepada Negara.

2. Pemerintah Provinsi NTB telah melaksanakan pertemuan pada tanggal 13 Mei 2015

dengan mengundang SKPD lingkup pemerintah kabupaten/kota yang menangani

bidang pertambangan dan pendapatan daerah untuk mengklarifikasi secara langsung

terkait produksi pertambangan dan pemenuhan kewajiban pajak daerah.

3. Pemerintah Provinsi NTB telah bersurat kepada Direktur Jenderal Mineral dan

Batubara melalui surat Nomor : 560/147.b/Distamben tanggal 25 Mei 2015 meminta

agar mengevaluasi kembali pemegang IUP yang telah berstatus CnC namun belum

melaksanakan pemenuhan kewajiban keuangan kepada Negara.

4. Pemerintah Provinsi NTB telah bersurat kepada Bupati Sumbawa Barat Nomor :

560/147/Distamben tanggal 25 Mei 2015 dan Bupati Dompu melalui surat Nomor :

560/147.a/Distamben tanggal 25 Mei 2015 terkait dengan penerbitan Izin

Pertambangan Rakyat (IPR) dan penetapan Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR).

Pada Korsup Tahap II dilakukan tindak lanjut penyelesaian permasalahan pada Korsup

tahap I sebagai berikut :

B. Tindak LanjutPEMERINTAH PROVINSI NTB

V. PENUTUP

PEMERINTAH PROVINSI NTB

1. Melanjutkan Korsup Tahap III dengan fokus kegiatan pada realisasi

kewajiban keuangan pemegang IUP, baik kepada Negara maupun Daerah.

2. Membentuk Tim Koordinasi dan Supervisi lintas sektor termasuk instansi

vertikal tingkat Provinsi.

3. Mengupayakan percepatan proses serah terima kelengkapan dokumen IUP

dari Kabupaten/Kota kepada Provinsi, sesuai ketentuan Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

Dalam rangka meningkatkan keberhasilan pelaksanaan koordinasi dan supervisi

(Korsup) Pengelolaan Usaha Pertambangan Mineral Batubara, Pemerintah

Provinsi NTB akan :